Hukum Menikah Lintas Agama (Print)

download Hukum Menikah Lintas Agama (Print)

If you can't read please download the document

Transcript of Hukum Menikah Lintas Agama (Print)

1

PERNIKAHAN CAMPURAN(Beda Agama )Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Tafsir Ahkam, semester IV Dosen pengampu: Bapak Mohammad Baidlowi.

Oleh: Ali Farhan (07530007)

JURUSAN TAFSIR HADITS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2009BAB I PENDAHULUAN Pernikahan adalah satu ikatan yang sangat dalam dan kuat menghubungkan antara dua anak manusia. Ikatan ini meliputi saling memenuhi hak dan kewajiban antara kedua insan itu.

Karenanya, harus ada kesatuan dan pertemuan antara dua hati di dalam satu simbol yang tidak akan mudah lepas terurai. Untuk menyatukan hati, maka terlebih dahulu harus ada penyesuai terhadap keadaan jiwa dan arah yang akan dituju dalam mengarungi kehidupan perkawinan. Akidah agama adalah sesuatu yang sangat dalam dan universal dalam memenuhi kebutuhan manusia secara hakiki, mempengaruhi dan mengarahkan perasaannya, membentuk tabiat emosi dan menentukan jalan kehidupan baginya. Sekalipun demikian banyak orang yang telah tertipu oleh keyakinan semu atau keterbatasan pemahaman tentang akidah, sehingga mereka beranggapan bahwa akidah hanyalah perasaan selintas yang mungkin bisa ditukar dengan falsafah pemikiran atau teoriteori social. Anggapan seperti itu menunjukkan minimnya pengetahuan dan hakikat jiwa manusia dan unsure-unsur yang essensial . dampak negatif dari hal tersebut adalah perkawinan campuran yang terjadi di kalangan masyarakat. Salah satu fenomena hukum yang menarik untuk dikaji bersama di masa modern dan kontemporer ini adalah persoalan pengaturan hukum keluarga di negara-negara muslim, yang mana hal ini terjadi kontroversi yang cukup fenomenal atas sah atau tidaknya pernikahan beda agama dilihat dari sudut pandang hukum yang di keluarkan oleh berbagai kalangan ulama. Dalam makalah ini penulis mencoba mencermati salah satu bentuk kontroversi dalam menafsirkan sah atau tidaknya pernikahan beda agama dilihat dari pendapat dari berbagai kalangan ulama. Selamat membaca

BAB II PEMBAHASAN Definisi perkawinan beda agama Perkawinan campuran berasal dari kata campur yang berarti beraduk dan berbaur

3

menjadi satu (bercampur baur). Bercampur itu mengandung arti, berkumpulnya sesuatu yang tidak sama atau seragam antara lain dalam bidang agama atau keagamaan. Jadi perkawinan campuran itu adalah perkawinan antara seorang laki-laki dan perempuan yang berlainan agama.1 Menurut Abu al-Ala al-Maududi bahwa perkawinan antara orang yang berlainan agama ialah perkawinan antara laki-laki muslim dengan perempuan yang bukan muslimah, baik memiliki kitab suci maupun tidak.2 Menyangkut masalah ini penulis membedakan kedalam tiga kategori, yang sistematika di rumuskan sebagai berikut: 1. Perkawinan antara lak-laki muslim dengan perempuan non ahl al-Kitab 2. Perkawinan antara laki-laki muslim dengan perempuan ahl al-Kitab 3. Perkawinan antara perempuan muslimah dengan laki-laki ahl al-Kitab. Pembahasan ketiga bentuk perkawinan tersebut merupakan keharusan dalam kondisi kekinian untuk memberi pemahaman secara optimal bagi masyarakat sehingga mereka tidak terjebak pada perbuatan yang menyebabkan mereka terlibat dalam kesesatan. Hukum Islam melarang perkawinan antara laki-laki muslim dengan perempuan musyrik. Perlarangan tersebut mengacu pada ayat:

(#qs3Zs? Mx. wur J9$# 4Lym `Bs4 ptBV{ur poYBs B `iB 7px.B qs9ur N3Gt6yfr& 3 wur (#qs3Z? yz t.J9$# 4Lym (#qZBs 4 7ys9ur `BsB yz `iB 78B qs9ur N3t6yfr& 3 y7s9'r& tbqt n