Hukum Lingkungan Analisa Kasus PT Newmont Minahasa Raya

4
RESUME SENGKETA KASUS HUKUM LINGKUNGAN PT NEWMONT MINAHASA RAYA Oleh : Mira Widyawati 110110110160 Andi Dini Tenri Liu 110110110200 Vega Nidia Atmawijaya 110110110202 Dosen : Dr. Ida Nurlinda, S.H., M.H. Nadia Astriani, S.H., M.Si. FAKULTAS HUKUM

description

Kasus ini bermula dari adanya laporan Asean marine Water Quality Criteria pada tahun 2004, bahwa terdapat arsen dan merkuri di Teluk Buyat. Hal ini diketahui dari kadar asam air minum yang melampaui baku mutu lingkungan dengan ditemukannya penyakit gatal-gatal, kejang-kejang serta benjolan pada tubuh masyarakat Buyat. Selain itu penyakit tersebut juga di temukan pada ikan yang berada di teluk Buyat.

Transcript of Hukum Lingkungan Analisa Kasus PT Newmont Minahasa Raya

Page 1: Hukum Lingkungan Analisa Kasus PT Newmont Minahasa Raya

RESUME SENGKETA KASUS HUKUM LINGKUNGAN

PT NEWMONT MINAHASA RAYA

Oleh :

Mira Widyawati 110110110160

Andi Dini Tenri Liu 110110110200

Vega Nidia Atmawijaya 110110110202

Dosen :

Dr. Ida Nurlinda, S.H., M.H.

Nadia Astriani, S.H., M.Si.

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2013

Page 2: Hukum Lingkungan Analisa Kasus PT Newmont Minahasa Raya

Kasus Sengketa Lingkungan Put.PN Manado No. 284/Pid.B/2005/PN.MDO

PT Newmont Minahasa Raya (PT. NMR)

Kasus ini bermula dari adanya laporan Asean marine Water Quality Criteria pada tahun

2004, bahwa terdapat arsen dan merkuri di Teluk Buyat. Hal ini diketahui dari kadar asam air minum

yang melampaui baku mutu lingkungan dengan ditemukannya penyakit gatal-gatal, kejang-kejang

serta benjolan pada tubuh masyarakat Buyat. Selain itu penyakit tersebut juga di temukan pada ikan

yang berada di teluk Buyat.

Fakta dalam persidangan menurut terdakwa, Kajian-kajian oleh WHO, Kementrian

Lingkungan Hidup, Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO) dari

Australia, dan National Institute for Minamata Disease Jepang, semua membuktikan bahwa Teluk

Buyat tidak tercemar. Selain itu 4 orang dokter independen termasuk dokter-dokter yang berafiliasi

dengan universitas dan pemerintah yang telah memeriksa warga Teluk Buyat bersaksi dibawah

sumpah bahwa mereka tidak menemukan adanya penyakit, sebagai akibat operasi Newmont. Lima

pejabat pemerintah, baik yang masih aktif maupun tidak, bersaksi dibawah sumpah bahwa

Newmont memiliki semua izin operasi yang diperlukan dan tidak melakukan pelanggaran terhadap

satupun izin tersebut. PT. NMR ini juga belum diberi peringatan ataupun sanksi administrasi.

Sedangkan fakta persidangan menurut Jaksa Penuntut Umum, Berdasarkan dokumen RKL

dan RPL milik Newmont, sebelum dibuang ke teluk Buyat, limbah tailing Newmont telah melebihi

baku mutu yang ditetapkan. Dokumen tersebut memperlihatkan setidaknya terdapat 121 kali

kejadian, dimana unsur Arsen, Merkuri, Perak,Besi, Mangan dan Sianida melebihi baku mutu yang

ditetapkan Kepmen LH No 51/MENLH/10/1995 Lampiran C dan baku mutu tailing berdasarkan Surat

Meneg LH/ Kepala Bapedal No B-1456/Bapedal/07/2000. Selain itu, Newmont juga terbukti tidak

memiliki ijin pembuangan tailing ke laut sepanjang tahun 2001 hingga taun 2004. Perintah pihak

otoritas (KMNLH) untuk melakukan kajian ERA (Ecological Risk Assessment) sebagai persyaratan izin

dinilai belum memenuhi standar. Berdasarkan laporan penyelidikan Mabes Polri dan Temuan Tim

Terpadu Penanganan Pencemaran Teluk Buyat, terbukti keragaman jenis makhluk hidup fitoplankton

dan bentos di daerah pembuangan tailing Newmont di Teluk Buyat mengalami gangguan hingga

dikategorikan pencemaran berat. Berdasarkan laporan Pemantauan Pusar-pedal-KLH (2004) dan

Evan Edinger, dkk dari Memorial University, Newfoundland (2004), konsentrasi logam Arsen (As) dan

Antimen (Sb) di depan mulut pipa sangat tinggi.

Page 3: Hukum Lingkungan Analisa Kasus PT Newmont Minahasa Raya

Teluk Buyat tidak tercemar dan Newmont memiliki semua izin operasi serta belum pernah

diberi peringatan ataupun sanksi administrasi. PT NMR menyangkal tailing sebagai sumber

pencemaran dan menuding tambang rakyat di sungai tohok sebagai sumber pencemaran.

Hakim memutus bahwa hasil uji masih dibawah baku mutu, konsentrasi biota air masih

dibawah baku mutu. Hakim memutus Richard B. Ness bebas dari dakwaan pencemaran dan

pengrusakan lingkungan hidup di Teluk Buyat.

Arti pencemaran menurut Undang-undang no 23 Tahun 1997 pencemaran lingkungan hidup

ialah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain kedalam

lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Sedangkan

menurut Undang-undang No. 32 tahun 2009 ialah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,

energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga

melampaui baku mutu lingkungan hidup yang sudah ditetapkan. Undang-undang No. 32 Tahun 2009

menegaskan kembali bahwa terdapat suatu standar baku mutu lingkungan hidup yang tidak boleh

dilampaui. Akan tetapi dalam menangani kasus sengketa lingkungan PT NMR masih menggunakan

Undang-undang No 23 tahun 1997, padahal dapat dilihat perbedaan dari kedua pengertian

pengertian pencemaran lingkungan dimana dalam Undang – Undang No. 32 tahun 2009 baku mutu

lingkungan menjadi salah satu unsure untuk menentukan suatu pencemaran. Sedangkan dalam

Undang – Undang 23 tahun 1997 baku mutu lingkungan bukan merupakan ukuran untuk

menentukan suatu pencemaran, yang menjadi ukurannya hanyalah fungsi lingkungan itu sendiri.

Dalam kasus ini saksi ahli manjadi penting bagi hakim untuk memutus perkara tersebut

dikarenakan hakim membutuhkan pengertian lebih mengenai lingkungan dimana untuk mengetahui

apakah yang terjadi itu pencemaran ringan, sedang atau berat hanyalah ahli yang dapat

menentukannya. Dalam kasus ini pun, hasil penlitian dari lembaga penelitian asinglah yang dipakai

hakim dan menjadi dasar untuk memutus perkara ini, padahal penelitian lembaga asing tersebut

dibiayai oleh PT Newmont sehingga menurut pendapat kami, independensi hasil penelitan lembaga

– lembaga tersebut pun perlu dipertanyakan. Mengenai apakah benar bahwa Arsen dan Merkuri

dapat menimbulkan penyakit? Hal ini pun masih menjadi perdebatan diantara para saksi ahli dalam

penelitian laboratorium. Apabila dibandingkan dengan penelitian laboratorium yang dilakukan oleh

PT Newmont, laboratorium yang dimiliki Indonesia masih tertinggal.