HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

20
“HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL” OLEH: NAMA : MUH. ARIFIN NIM : 09.16.4.0122 PRODI : EKONOMI B SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PALOPO TAHUN 2010/2011 KATA PENGANTAR

Transcript of HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

Page 1: HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

“HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL”

OLEH:

NAMA : MUH. ARIFIN

NIM : 09.16.4.0122

PRODI : EKONOMI B

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

PALOPO

TAHUN 2010/2011

KATA PENGANTAR

Page 2: HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, saya dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Hukum Islam Vs Hukum Hukum nasional” tepat pada

waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “ILMU HUKUM”.semoga makalah ini

dapat berguna untuk mahasiswa pada umumnya.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen Pembina saya atas bimbingan dan

pengarahannya selama penyusunan makalah ini serta pihak-pihak yang telah membantu dan

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya

sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk

memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi.

PALOPO, 17 Januari 2011

Penulis

i

DAFTAR ISI

Page 3: HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….ii

PENDAHULUAN………………………………………………………….……1

BAB 1: PEMBAHASAN…………………………………………………………2

A. HUKUM ISLAM……………………………………………….…….…..2

1. Sejarah Hukum Islam…………………………….……………………3

2. Tujuan Hukum Islam…………………………………………….…….4

B. HUKUM NASIONAL….………………………………………………..5

a. Sistem Hukum Nasoinal………………………………………………5

b. Sistem Peradilan Nasional…………………………………….………9

c. Peranan Lembaga-Lembaga Peradilan………………….………...…..9

BAB 2. PENUTUP…………………………………………………………...…...20

A. Kesimpulan……………………………………………………….………..20

B. Saran….……………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA…………………..……………………………………………………………………………………...14

ii

PENDAHULUAN

Page 4: HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

Hukum islam adalah hukum yang bersifat universal karena merupakan bagian dari hukum islam, karena sifatnya universla maka hukum islam iu berlaku bagi orang islam dimanapun is berada apapun rasionalitasnya.

Hukum nasional adalah hukum yang berlaku bagi bangsa tertentu disuau negara tertentu. Dalam kasus di indonesia hukum nasional itu berarti hukum yang dibangun bangsa indonesia setelah bangsa indonesia merdeka dan berlaku bagi warga negara indonesia dan kolonial dahulu.

Hukum nasional indonesia yatu kumpulan norma-norma hukum masyarakat yang berasal dari unsur-unsur hukum islam, adat dan hukum barat.

Kedudukan hukum islam dalam pembangunan hukum nasional Baru jelas tempatnya yaitu pada saat pidato pengarahan Menteri Kehakiman “Ali Said” pada acara pembukaan simposium Pembaharuan hukum perdata nasional tanggal 21 Desember 1981, yang menyatakan bahwa disaping hukum adat dan hukum eks-barat hukum islam yang merupakan salah satu komponen tat hukum indonesia menjadi salah satu sumber bahan baku bagi pembentukan nasional. Kata tersebut dijelaskan secara rinci 8 tahun kemudian oleh menteri Kehakiman “Ismail Saleh” tetapi harus diperhatikan terlebih dahulu. Langkah-langkah kebijaksanaan pembangunan hukum nasional :

Dimensi pemeliharaan

Tujuan untuk memelihara tatanan yang ada walaupun sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadan. Untuk mencegah kekosongan hukum dan merupakan konsekuensi dari pasal II aturan peralihan UUD 1945.

Dimensi pembaharuan

Usaha untuk lebih meningkatkan dan menyempurnakan pembangunan nasional dengan kebijaksanaan pembentukan peraturan perundang-undangan yang baru, penyempurnaan perautran perundang-undangan yang ada.

Dimensi penciptaan

Diciptakan untuk suau perangkat undang-undang yang baru yang sebelumnya belum ada. Contoh : UU Nomor 4 tahun 1982 diperbaharui UU Nomor 23 1997 tentang lingkungan hidup

Pasal 29 diaplikasikan dalam hukum positif

1

BAB I

Page 5: HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

PEMBAHASAN

A. HUKUM ISLAM

Yaitu hukum yang diberlakukan bagi warga negara indonesia yang beragama Islam yang tercantum dalam hukum positif yaitu UU Nomor 1 tahun 1974,  UU Nomor 7 tahun 1989 tentang peradilan agama, UU Nomor 1991.

Menurut Aulasi Aulawi yaitu hukum yang diyakini memliki keterkaitan dengan sumber dan ajaran Islam yaitu amali.

Dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 sistem hukum yang diberlakukan adalah hukum adat, barat dan hukum Islam.

Kafa : bulat (tidak dapat dikurangi atau ditambah)

Keberadaan hukum Islam landasan konsititusionalnya yaitu UUD 1945 Pembukaan alinea pasal 29.

Hukum islam sebagai hukum nasional diperuntukan bagi warga negara Indonesia yang beragama islam yaitu menyangkut hukum keluarga, waris, perkawinan, dan harta perkawin (keempatnya merupakan bidang sensitif karena menyangkut budaya dan keyakinan masyarakat).

Pembukaan alinea ke 3 dihubungkan dengan teori Thomas Aquino tentang negara terbentuk atas ketuhanan, teori tersebut terdiri dari :

Legs aeterna (yaitu 10 perintah Tuhan) Legs divina (zabur, taurat , inzil) Legs positif (hukum buatan manusia)

Dengan demikian hukum positif merupakan tetesan dari aeterna, positif , divina dan naturalis.

Dengan demikian UUD 1945 merupakan tetesan dari Al Quran.

Kedudukan Hukum Islam dalam ketatanegaraan Indonesia berkaitan dengan sejarah Hukum Islam.

2

1. Sejarah Hukum Islam

Page 6: HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

Periode I

Penerimaan hukum islam sepenuhnya dikenal dengan “Receptio in Complexiu” pencetusnya Winter, Salomon Geyzer dan Cornelius van den Berg.

Menurut teori tesebut memperlakukan penuh hukum Islam bagi orang Islam dengan dasar bahwa mereka telah memeluk agama islam. Pada masa ini berhasil dibuat suatu kumpulan peraturan hukum perkawinan yang dikenal dengan “compendium preizer” (dibuat oleh D.W Preizer) yang berisi tentang hukum waris perkawinan.

Dalam pasal 75 dinyatakan bahwa pemerintah Belanda memerintahkan kepada pengadilan untuk mempergunakan undang-undang agama, lembaga-lembaga, dan kebiasaan mereka.

Periode II

Penerimaan hukum islam oleh hukum adat atau teori Resepsi tokoh-tokohnya Van Hollenhoven, Terhar, Snouck Hurgronye (teori setan). Teori ini intinya bahwa hukum islam dipandang sebagai sumber hukum apabila telah diterima atau direvisir oleh hukum adat. Dasar hukumnya dalam Staatblaad 1929 Nomor 212.

Dalam pasal 134 ayat 2 dinyatakan bahwa dalam hal terjadi perkara perdata antar sesama islam akan diselesaikan oleh hakim agama islam apabila hukum adat mereka menghendaki dan sejauh itu tidak ditentukan lagi dengan ordonansi.

Sumber hukum islam

1. Al-Qur’an

Kitab suci dari kaum muslimin yang diwahyukan oleh Allah SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan perantaran malaikat Jibril.

2. Hadis / sunnah nabi

Cara hidup dari Nabi Muhammad SAW. Atau cerita-cerita (hadis) mengenai nabi Muhammad SAW.

3. Ijma

Kesepakatan dari ulama besar tentang suatu hal dalam cara bekerja (berorganisasi)

34. Qiyas

Page 7: HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

Analogi dalam mencari sebanyak mungkin persamaan antara dua kejadian. Cara ini dapat dijelmakan melalui lmu hukum berdasarkan deduksi dengan menciptakan atau menarik suatu garis hukum baru dari garis hukum lama dengan maksud memberlakukan yang baru itu kepada suatu keadaan karna persamaan yang ada didalamnya.

2. Tujuan Hukum Islam.

Tujuan Hukum Islam dapat dilihat dari 2 (dua) segi, yaitu :

1. Segi pembuat Hukum Islam (Allah dan Rasul)

Tujuannya :

Untuk memenuhi kebutuhan manusia yang bersifat primer, skunder dan tersier. Untuk ditati dan dilaksanakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.

1. Segi Manusia

Sebagai subyek  : Tercapainya keridhoan Allah dalam kehidupan manusia di dunia dan di akhirat.

Kepentingan Primer, meliputi :

Pemeliharaan AgamaHal tersebut merupakan tujuan utama dalam hukum Islam sebab agama merupakan pedoman hidup manusia yang memiliki komponen akidah, sariah dan akhlak maka hukum Islam wajib melindungi agama yang dianut seseorang dan menjamin kemerdekan seseorang untuk beribadah menurut keyakinan agamanya.

Pemeliharaan JiwaHukum islam wajib memlihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya dan hukum islam melarang pembunuhan (surat 17 ayat 33)

Pemeliharaan AkalDengan mempergunakan akalnya menusia dapat berpikir tentang Allah, alam semesta dan dirinya sehingga manusia dapat mengembangkan IPTEK, oleh sebab itu hukum islam melarang meminum minuman yang memabukan atau Khamar (Q.S : 5 ayat 90) dan menghukum setiap perbuatan yang merusak akal manusia.

4

Pemeliharaan Keturunan

Page 8: HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

Agar kemurnian darah dapat dijaga dan kelangsungan keturunan dapat diteruskan maka pemeliharaan keturunan wajib dilaksanakan dan hal tersebut tercermin dalam hubungan darah menjadi syarat untuk dapat saling mewarisi (Q.S : 4 ayat 11)

Pemeliharaan HartaHarta merupakan pemberian Tuhan kepada manusia dengan tujuan agar dapat mempertahankan hidup dan kelangsungan hidupnya, oleh karena itu hukum islam melindungi manusia untuk.

Mempertahankan hartaMelindungi kepentingan harta seseorang masyarakat dan negara dari penipuan (QS 4:29), penggelapan (QS.4:58), perampaan (QS.5:33), pencurian (QS.5:38), peralihan harat seseorang setelah meninggal dunia (waris), peralihan harta sebelum meninggal dunia (wakaf atau hibah), kejahatan-kejahatan harta orang lain baik perdata maupun pidana.

B. HUKUM NASIONAL

1. Sistem Hukum Nasional

Ketentuan yang menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara hukum termuat dalam UUD 1945 Pasal 1 ayat(3) dan Pasal 27ayat (1).

1. Pengertian Hukum

a. Prof. E. M MeyersHukum adalah aturan yang mengadung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa Negara dalam melakukan tugasnya.

b. Menrut Drs. E. Utrres, S.H. Hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib masyarakat, oleh karena itu harus ditaati oleh masyarakat

c. Menurut C. T. Simorangkir Hukum adalah peraturan – peraturan yang bersifat memeaksa yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan – badan resmi yang berwajib dan pelanggaran terhadap pereturan tadi berakibat diambilnya tindakan dengan hukum tertentu. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hokum adalah “ sekumpulan peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan yang bersifat memaksa dan mengikat dengan disertai sangsi bagi pelanggarnya.

5

Page 9: HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

2. Ciri – Ciri Negara Hukum a. Adanya hak asasi manusia b. Adanya trias politika c. Pemerintahan berdasarkan peraturan – peraturan.

3. Asas Hukum 1. Asas lex spesialis derogate generalis

2. Asas lex superior gerogat legi inferior 3. Asas lex posteriore derogate lex priori

3. Penggolongan Hukum

a. Berdasarkan Bentuknya :1. Hukum Tertulis2. Hukum Tidak Tertulis

b. Berdasarkan Wilayah Berlaku :1. Hukum Lokal2. Hukum Nasional3. Hukum Internasional

c. Berdasarkan Fungsinya :1. Hukum Marerial2. Hukum Formal

d. Berdasarkan Waktu Berlakunya :1. hukum Positif atau hukum yang berlaku sekarang2. hukum yang berlaku pada masa yang akan datang3. hukum antar waktu ( hukum trasitor )

e.Berdasarkan Isi Masalah :1. Hukum Privat ( hukum sipil )2. hukum Publik ( hukum Negara )

f. Berdasarkan Sumbernya :1. Undang – undang 2. Kebiasaan3. Traktat4. Yurisprudensi.

6

Page 10: HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

6. Tata Urutan Perundang – undangan Negara Republik Indonesia Tata Urutan Perundang – undangan Negara republic Indonesia diatur dalam ketetapan MPR No.III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang – Undangan yang meliputi :a. UUD 45b. Tap. MPR RIc. Undang – undangd. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – undange. Peraturan Pemerintahf. Keputusan Presideng. Peraturan Daerah

7. Pengertian Sistim Hukum NasionalSistim hukum nasional adalah keseluruhan unsur – unsur hukum nasional yang saling berkait guna mencapai tatanan sosial yang berkeadilan. Adapun sistim hukum meliputi dua bagian yaitu :

a. Stuktur Kelembagan HukumSistim berserta mekanisme kelembagaan yang menopang Pembentukan dan Penyelenggaraan hukum di Indonesia.Sistim Kelembagan Hukum meliputi :1. Lembaga – lembaga peradilan2. Apatatur penyelenggaraan Hukum3. Mekanisme penyelenggaraan hukum4. Pengawasan pelaksanaan hokum

b. Materi Hukum yaitu Kaidah – kaidah yang dsituangkan dan dibakukan dalam persatuan hukum baik yang tertulis ataupun yang tidak tertulis.

c. Budaya Hukum yaitu:Pembahasan mengenai budaya hukum meniti beratkan pada pembahasan mengenai kesadaran hukum masyarakat.

7

Page 11: HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

2. Sistem Peradilan Nasional

Sistim Peradilan Nasioanl diartikan sebagai suatu keseluruhan kompenen Peradilan Nasioanal yang meliputi pihak – pihak dalam proses peradilan, Hirerki Peradilan, maupun aspek – aspek yang bersifat procedural dan saling berkaitan sedemkian rupa, sehingga terwujut kwadilan hukum.

Untuk mewujutkan tujuanya, seluruh komponen dalam system peradilan harus berfungsi dengan baik , adapun komponen tersebut meliputi :1. Materi Hukum Marterial dan Formal ( Hukum Acara )Hukum material adalah hukum yang berisi tentang perintah dan larangan,. Sedangkan hukum formal adalah hukum yang berisi tentang tata cara melaksanakan mempertahankan hukum material.

2. Prosedur Peradilan ( Komponen yang bersifat Prosedural )Yaitu bagaimana proses pengajuan perkara mulai dari penyelidikan – penyelidikan penuntutan sampai pada pemeriksaan di siding pengadilan. Prosedur pengadilan yang berlaku meliputi :

a. Penyelidikan b. Penyidikanc. Penuntutand. Mengadili

Secara umum peranan lembaga peradilan adalah menerima, memaksa, dan sekaligus memutuskan suatu perkara di sidang pengadilan dalam rangka untuk menegakkan hukum dan keadilan.

3. Budaya Hukum Komponen yang sangat penting dan menentukan tegaknya keadilan adalah kesadaran hukum

4. Hierarki Kelembagaan PeradilanSusunan lembaga perradilan yang secara hierarki memiliki fungsi dan kewenangan peradilan masing – masing.

8

3. Peranan Lembaga-Lembaga Peradilan

Page 12: HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

Lembaga – lembaga kekuasaan kehakiman yang berada di Indonesia

1. Mahkamah Agung ( MA )

MA adalah lembaga Pengadilan Negara Tertinggi dari semua lingkungan pengadilan yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintah atau pengaruh – pengauruh lain.Susunam MA terdiri dari Pimpinan, Hakikm Anggota ( hakim agung) panitera dan seorang sekretaris.

MA berwenang memeriksa dan memutuskan :- Permohonan kasasi.- Sengketa tenyang kewenangan mengadili. - Permohonan peninjauan kembali putusan

2. Mahkamah Konstitusi ( MK )MK adalah salah satu badan negara yang melakukan kekuassan kehakiman yang merdeka, untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan kedilan. Kedudukan MK adalah di Ibu Kota Negara Republik Indonesia.Wewenang MK menurut UU No. 24 Tahun 2003 adalah :1. Menguji Undang – Undang terhadap undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.2. Memutus sengketa kewenagan lembaga negara yang kewenanganya diberikan oleh Undang – Undang Dasar Republik Indonsia Tahun 1945 3. Memutus pembubaran partai politik4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum5. Memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan / Wakil Prtesiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum.Prinsip dari kewenangan Makamah Konstitusi adalah cheks and balances yang menempatkan semua lembaga dalam kedudukan setara.

9

3.Komisi Yudisial ( KY ) Tujuan dari pembentukan komisi Yudiasial adalah dalam rangka mewujudkan lembaga peradilan

Page 13: HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

dan lembaga penegak hukum dan lainya yang mandiri, bebeas dari pengaruh penguasa ataupun pihak lain, KY berkedudukan di Ibu Kota Negara RI.Wewenang Komisi Yudisial adalah :1. Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR2. Menegakkan dan keluhuran martabat serta menjaga perilaku hakim diseluruh lingkungan peradilan.KY mempunyai tugas melekukan pengawasan terhadap perilaku hakim. Tugas pengawasan tersebut meliputi :a. Menerima laporan masyarakat mengenai perilaku hakimb. Meminta laporan secara berkala kepada badan peradilan tentang perilaku hakim.c. Memeriksa pelanggaran perilaku hakim yang diduga melangggar kode etik perilaku hakim.d. Memanggil dan meminta keterangan dari hakim yang diduga melanggar kode etik perilaku hakim.e. Membuat laporan hasil pemeriksaan yang berupa rekomendasi yang akan disampaikan kepada MA dan / MK yang terdasar disampaikan kepada presiden dan DPR.

4. Peradilan UmumPeradilan umum adalah salah satu pelaku penguasaan bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. Adapun kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan sebagai berikut :a. Pengadilan NegeriPengadilan negeri kedudukanya di kota madya atau di ibu kota kabupaten, adapun susunan Pengadilan Negeri terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Jurusita,. Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang memeriksa, memutuskan, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingakat pertama.b. Pengadilan TinggiMerupakan pengadilan tinggi banding yang berkedudukan di ibu kota provinsi, dan daerah yang hukumnya meliputi wilayah provinsi. Susunan Pengadilan Tinggi meliputi Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris, Adapun tugas dan wewenang Pengadilan Tinggi adalah :1. Mengadili perkara pidana dan perdata di tingkat banding.2. Mengadili di tingkat pertama terahkir mengenai sengketa kewenangan mengadili antar pengadilan negeri di wilayah hukumnya.3. Menjaga jalanya pengadilan di tingkat Pengadilan Negeri agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.4. Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi pemerintah bil;a diminta.5. Tugas atau kewenangan berdasarkan undang – undang.Ketua Pengadilan juga bertugas mengadakan pengawasan pelaksanaan tugas dan tingkah laku hakm, panitera, sekretaris dan jurusita di daerah hukumya.

10

5.Peradilan Agama

Page 14: HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

Yang dimaksud Peradilan Agama adalah pengadilan agama Islam. Pengadilan Agama terdapat di setiap ibu kota Kabupaten. Pengadilan TInggi Agama berkedudukan di setiap ibu kota Propinsi. Susunan Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim, Hakim Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita. Sedangkan susunan PENGADILAN Tinggi Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris. Tugas dan wewenang Pengadilan Agama adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:- Perkawinan- Kewarisan,wasiat dan hibah yang di lakukan berdasarkan hokum Islam- Wakaf dan sodakah

Tugas dan wewenang Pengadilan Tinggi Agama adalah- Mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama.- Mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antar Pengadilan Agama di daerah hukumnya.- Pengadilan Tinggi Agama dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasehat tentang hukum Islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila diminta.

6. Peradilan MiliterDalam peradilan militer pengadilan adalah badan yang melaksanakan kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan militer. Peradilan militer merupakan pelaksana kekuasaan kehakiman di lingkungan Angkata Bersenjata untuk menegakkan hukum dan keadilan dengan memperhatikan kepentinga penyelenggara pertahanan keamanan Negara.

7. Peradilan Tata Usaha NegaraPeradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan terhadap sengketa tata usaha Negara. Sengketa tata usaha negara adalah sengketa yang timbul dalam tata usaha negara antara orang /badan hukum perdata dengan badan / pejabat tata usaha negara baik di pusat maupun daerah. Dan yang dimaksud dengan tata usaha Negara adalah administrasi Negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baik di pusat maupun daerah.Pengadilan tata usaha Negara merupakan pengadilan tingkat pertama dan pengadilan tinggi tata usaha negara merupakan pengadilan tingkat banding

11

BAB II

Page 15: HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

PENUTUP

A.Kesimpulan

Hukum adalah sekumpulan peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan yang bersifat memaksa dan mengikat dengan disertai sanksi bagi pelanggarnya yang bertujuan untuk mengatur ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat. Untuk mencapai ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat dibutuhkan sikap masyarakat yang sadar hukum. Selain masyarakat pemerintahpun juga harus sadar hokum. Maka tercapailah ketentraman dan ketertiban itu. Untuk mengantisipasi berbagai pelanggaran hokum yang terjadi maka di Indonesia telah ada berbagai macam Pengadilan. Dari yang mengadili masyarakat sampai dengan pemerintah dan para pejabat

B.Saran

13

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: HUKUM ISLAM VS HUKUM NASIONAL

Septina Damayanti, SPd. dan Siti Nurjanah, SPd. Kreatif, Jawa Tengah :Viva Pakarindo

Abdulkarim Aim, Pendidikan Kewarganegaraan untuk kelas X SMA, Bandung : Grafindo Media Pratama, 2006.

http://www.sanancity.co.cc/2010/06/tug

as-pkn-sistem-hukum-dan-peradilan.html

14