HUKUM FORMIL DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN
-
Upload
rachardy-andriyanto -
Category
Education
-
view
2.443 -
download
11
description
Transcript of HUKUM FORMIL DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN
TUGAS MATA KULIAH
HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
ANALISA MUATAN HUKUM FORMIL DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN PADA
UNDANG – UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
DIKAITKAN (JUNCTO) DENGANKEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 350/MPP/Kep/12/2001 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN PENYELESAIAN
SENGKETA KONSUMEN
DISUSUN OLEH :
RACHARDY ANDRIYANTO
( 090710101240 )
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS ILMU HUKUM
2013
ANALISA MUATAN HUKUM FORMIL DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN PADA
UNDANG – UNDANG NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
DIKAITKAN (JUNCTO) DENGANKEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 350/MPP/Kep/12/2001 TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN PENYELESAIAN
SENGKETA KONSUMEN
PERATURAN PASAL ANALISISUU NO 8 TAHUN 1999 Pasal 23, Pasal 45 (1) -
Penyelesaian sengketa
Konsumen dapat melakukan gugatan kepada pelaku
usaha apabila pelaku usaha menolak dan atau tidak
memberi tanggapan atau tidak memenuhi ganti rugi
atas tuntutan konsumen melalui Badan Penyelesaian
Sengketa Konsumen atau mengajukan ke badan
peradilan di tempat kedudukan konsumen.
UU NO 8 TAHUN 1999 Pasal 45 (2) –
Penyelesaian Damai
Menjelaskan tentang penyelesaian damai yang mana
dalam penyelesaian sengketa konsumen tidak
menutup kemungkinan penyelesaian damai oleh para
pihak yang bersengketa. Pada setiap tahap
diusahakan untuk menggunakan penyelesaian damai
oleh kedua belah pihak yang bersengketa. Jadi,
pengajuan gugatannya tidak harus atas persetujuan
para pihak, tetapi para pihak dapat bersepakat untuk
memilih perdamaian untuk penyelesaian
sengketanya.
UU NO 8 TAHUN 1999 Pasal 45 (4) –
Pengadilan sebagai
upaya terakhir
Menjelaskan upaya gugatan melalui pengadilan
dilakukan sebagai upaya lanjutan apabila upaya
penyelesaian sengketa diluar pengadilan tidak
berhasil
UU NO 8 TAHUN 1999 Jo
KepMen Perindag
350/MPP/Kep/12/2001
Pasal 46 Jo pasal 15 –
Permohonan dan
pengajuan Gugatan
Tentang siapa – siapa yang dapat menggugat
(konsumen, kuasa dan ahli waris) dan permohonan
gugatan dapat dibuat dalam bentuk tertulis atau tidak
tertulis yang didaftarkan pada sekretariat BPSK yang
kemudian dibubuhi tanggal dan registrasi.
UU NO 8 TAHUN 1999 Jo Pasal 52 (a) Jo Pasal 3 BPSK sebagai badan penyelesaian sengketa
KepMen Perindag
350/MPP/Kep/12/2001
(a) – Penyelesaian
Diluar Pengadilan
konsumen di luar pengadilan dengan cara mediasi,
arbitrase atau konsiliasi
KepMen Perindag
350/MPP/Kep/12/2001
Pasal 4 (1) Penyelesaian sengketa konsumen oleh BPSK
melalui cara konsiliasi atau mediasi atau arbitrase
dilakukan atas dasar pilihan dan persetujuan para
pihak yang bersangkutan. Jadi, yang perlu
persetujuan para pihak adalah apabila penyelesaian
sengketa konsumen di BPSK dilakukan dengan cara
mediasi/konsiliasi/arbitrase.
UU NO 8 TAHUN 1999 Jo
KepMen Perindag
350/MPP/Kep/12/2001
Pasal 54 (1) Jo Pasal 5 –
Majelis BPSK
Dimana adanya pendampingan atau pembentukan
majelis dalam penyelesaian sengketa konsumen
melalui BPSK
KepMen Perindag
350/MPP/Kep/12/2001
Pasal 6, 40 – Putusan
BPSK
Dimana penyelesaian sengketa berupa cara
konsoliasi dan mediasi dilakukan dalam bentuk
kesepakatan yang dibuat dalam perjanjian tertulis
yang ditandatangani oleh para pihak yang
bersengketa dan kemudian dikuatkan bentuk
keputusan BPSK. Sedangkan untuk cara arbitrase
dilakukan sepenuhnya dan diputuskan oleh Majelis
yang bertindak sebagai Arbiter.
Putusan BPSK dapat berupa :
a. perdamaian;
b. gugatan ditolak; atau
c. gugatan dikabulkan.
UU NO 8 TAHUN 1999 Jo
KepMen Perindag
350/MPP/Kep/12/2001
Pasal 54 (3) pasal 56 (2)
Jo pasal 7 (2), pasal 41
(3) - Keberatan
Menyatakan bahwa keputusan BPSK bersifat final
dan mengikat akan tetapi apabila terdapat
keberatan para pihak yang bersengketa dapat
mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri
selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas)
hari kerja, terhitung sejak pemberitahuan putusan
Majelis diterima oleh para pihak yang bersengketa.
Keputusan BPSK yang bersifat Final artinya
dalam badan penyelesaian sengketa konsumen tidak
ada upaya banding dan kasasi (lihat penjelasan pasal
54 ayat [3] UUPK). Putusan BPSK kemudian dapat
dimintakan penetapan eksekusi oleh BPSK kepada
Pengadilan Negeri di tempat konsumen yang
dirugikan (lihat pasal 42 ayat [2] Kepmen Perindag
350/2001).
UU NO 8 TAHUN 1999 Jo
KepMen Perindag
350/MPP/Kep/12/2001
Pasal 56 (4), (5) Jo
Pasal 41 (6) -
Penyidikan
Menyatakan apabila pelaku usaha tidak
melaksanakan putusan maka BPSK mempunyai
kewenangan untuk melimpahkan putusan kepada
penyidik yang oleh penyidik putusan tersebut dapat
dijadikan sebagai bukti permulaan yang cukup.
UU NO 8 TAHUN 1999 Jo
KepMen Perindag
350/MPP/Kep/12/2001
Pasal 57 Jo Pasal 42 –
Penetapan Eksekusi
Yang mana kedudukan putusan BPSK bersifat final
dan mempunyai kekuatan hokum tetap yang dapat
dimintakan penetapan eksekusi kepada pengadilan
negeri ditempat konsumen di rugikan.
UU NO 8 TAHUN 1999 Pasal 58 KONTRA
Pasal 54 (3) – Upaya
Hukum
Terhadap putusan Pengadilan Negeri 14 hari setelah
dikeluarkan putusan dapat mengajukan keberatan
dan putusan atras keberatan wajib dikeluarkan
setelah 21 hari, kasasi dilakukan setelah 14 hari
setelah putusan keberatan di keluarkan dan putusan
kasasi dikeluarkan 30 hari setelah permohonan
pengajuan.
UU NO 8 TAHUN 1999 Jo
KepMen Perindag
350/MPP/Kep/12/2001
Pasal 60. 61, 62 Jo Pasal
14
Tentang sanksi administratif, ganti rugi dan sanksi
pidana.
UU NO 8 TAHUN 1999 Pasal 63 hukuman tambahan terhadap sanksi pidana
dapat berupa:
- perampasan barang tertentu;
- pengumuman keputusan hakim;
- pembayaran ganti rugi;
- perintah penghentian kegiatan tertentu yang
menyebabkan timbulnya kerugian konsumen;
- kewajiban penarikan barang dari peredaran;
- atau pencabutan izin usaha.
KepMen Perindag
350/MPP/Kep/12/2001
Pasal 17 konsumen dapat menggugat pelaku usaha ke BPSK
atau ke badan peradilan. Namun, dalam hal sengketa
itu bukan kewenangan BPSK, Ketua BPSK dapat
menolak permohonan penyelesaian sengketa
konsumen (lihat pasal 17 Kepmen Perindag
350/2001).Dalam hal telah ada perjanjian antara
pelaku usaha dan konsumen mengenai forum
penyelesaian sengketa, maka sudah seharusnya para
pihak tunduk pada klausula tersebut. Ini mengacu
pada pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPer), bahwa perjanjian yang dibuat
secara sah mengikat para pihaknya sebagai undang-
undang. Oleh karena itu, seharusnya penyelesaian
sengketa dilakukan berdasar kesepakatan awal.
UU NO 8 TAHUN 1999 Pasal 52 (g) Pasal 52 huruf g UUPK memang memberikan
kewenangan pada BPSK untuk memanggil pelaku
usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran
terhadap perlindungan konsumen. Akan tetapi,
BPSK tidak diberikan kewenangan untuk
melakukan pemanggilan paksa terhadap pelaku
usaha tersebut. Meski demikian, BPSK bisa
meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan
pelaku usaha yang tidak bersedia memenuhi
panggilan badan penyelesaian sengketa konsumen
(lihat pasal 52 huruf i UUPK). Jadi, BPSK tidak
memiliki kewenangan untuk melakukan
pemanggilan paksa, tetapi BPSK bisa meminta
bantuan pada penyidik untuk menghadirkan pelaku
usaha. Penyidik di sini mengacu pada Pejabat Polisi
Negara Republik Indonesia dan Pejabat Pegawai
Negeri Sipil tertentu di lingkungan instansi
pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung
jawabnya di bidang perlindungan konsumen (lihat
pasal 59 ayat [1] UUPK)
KepMen Perindag
350/MPP/Kep/12/2001
Pasal 36 Dalam hal pelaku usaha tetap tidak memenuhi
panggilan BPSK, maka BPSK dapat mengadili
sengketa konsumen tanpa kehadiran pelaku usaha.
Mengacu pada pasal 36 Kepmen Perindag 350/2001,
yaitu dalam hal pelaku usaha tidak hadir pada hari
persidangan I (pertama), majelis hakim BPSK akan
memberikan kesempatan terakhir kepada pelaku
usaha untuk hadir pada persidangan II (kedua)
dengan membawa alat bukti yang diperlukan. Jika
pada persidangan II (kedua) pelaku usaha tidak
hadir, maka gugatan konsumen dikabulkan oleh
Majelis tanpa kehadiran pelaku usaha. Jadi, dalam
hal pelaku usaha tidak menghadiri persidangan,
maka BPSK dapat mengabulkan gugatan konsumen.