Hukum dan kontrak

13
BAB II. HUKUM BISNIS DAN KONTRAK

description

 

Transcript of Hukum dan kontrak

Page 1: Hukum dan kontrak

BAB II. HUKUM BISNIS DAN

KONTRAK

Page 2: Hukum dan kontrak

A. Relafansi antara Hukum dan Bisnis1. Definisi hukum menurut beberapa pakar

2. Plato, mengatakan bahwa hukum adalah sistem peraturan-peraturan yang teratur dan tersusun baik yang mengikat masyarakat

3. Van apeldorn mengatakan bahwa hukum adalah suatu gejala sosial tidak ada mayarakat yang tidak mengenal hukum, maka hukum itu menjadi suatu aspek dari kebudayaan seperti agama, kesusilaan, adat istiadat, dan kebiasaan

Page 3: Hukum dan kontrak

JTC.Simongkiir dan wirjo sastra pranata mengatakan bahawa hukum adalah peraturan yang bersifat memaksa yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi dan berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan yaitu dengan hukuman.

Page 4: Hukum dan kontrak

Bisnis berasal dari kata business, artinya adalah perusahaan, urusan, atau usaha. Secara terminologi bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mencari keuntungan

Ilmu Ekonomi menurut M.Manulung adalah suatu ilmu yang mempelajari masyarakat dalam usahanya untuk mencapai kemakmuran, kemakmuran adalah suatu keadaan dimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya baik barang maupun jasa.

Page 5: Hukum dan kontrak

Hukum bisnis adalah suatu perangkat kaidah hukum yang mengatur tentang tata cara pelaksanaan urusan atau kegiatan dagang yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran barang dengan motif untuk mendapatkan keuntungan tertentu.

Page 6: Hukum dan kontrak

B. Kontrak dan Perikatan1. Definisi perjanjian.

KUHPerdt Pasal 1313, menyatakan bahwa persetujuan adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih.

menurut pitlo perikatan adalah suatu hubungan hukum yang bersifat harta kekayaaan antara dua orang atau lebih atas dasar mana pihak yang satu berhak (kreditur) dan pihak lain berkewajiban (debitur) atas sesuatu prestasi.

Lahirnya perikatan berdasarkan Pasal 1233 KUH Perdata berdasarkan persetujuan atau Undang-undang.

Page 7: Hukum dan kontrak

C. Asas-asas perikatan1. Asas Facta sunt servanda Pasal 1338

menjelaskan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi yang membuatnya

2. asas kebebasan berkontrak adalah asas kebebasan seluas-luasnya untuk mengatur dan menentukan isi suatu perjanjian akan tetapi kondisi perjanjian tersebut tidak melanggar ketertiban umum dan kesusilaan

3. asas.konsensualisme (pasal 1320) menganut prinsip dasar suatu perjanjian itu sudah lahir sejak saat tercapainya kata sepakat.

Page 8: Hukum dan kontrak

D. Syarat sah perikatan

Pasal 1320 KUHPerdt terdapat empat syarat :1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri2. Cakap untuk membuat perikatan,

berdasarkan UU No.1 Th. 1974 cakap untuk laki-laki usia 19 tahun, untuk perempuan 16 tahun

3. suatu hal tertentu4. Suatu sebab atau kuasa yang halal

Page 9: Hukum dan kontrak

Akibat hukum

Syarat sah 1 dan 2 di sebut dengan syarat subjektif, akibat hukumnya perjanjian dapat dibatalkan apabila syarat ini tidak terpenuhi

Syarat 3 dan 4 di sebut dengan syarat obejektif, akibat hukumnya apabila tidak terpenuhi perjanjian batal demi hukum

Page 10: Hukum dan kontrak

E. Prestasi dan wanprestasiA. Prestasi adalah pelaksanaan dari perjanjian,

berdasarkan Pasal 1234 kUHPerdata bentuknya terdiri atas:

1. Berbuat sesuatu

2. Tidak berbuat sesuatu (pasal 1240 KUHPdt)

3. Memberikan sesuatu

B. Wanprestasi adalah lalainya salah satu pihak dalam melaksanakan prestasi, bentuknya berupa : (pasal 1328 KUHPdt)

4. Tidak berbuat sesuatu

5. Berbuat sesuatu tetapi terlambat

6. Berbuat sesuatu yang tidak boleh diperbuat

7. Berbuat sesuatu tidak sesuai dengan yang diperjanjikan

Page 11: Hukum dan kontrak

Akibat wanprestasi :

1. Membayar kerugian atau ganti rugi

2. Pembatalan perjanjian

3. Paralihan resiko

4. Membayar biaya perkara

Page 12: Hukum dan kontrak

Ganti rugi

Diatur dalam pasal 1247 KUHPdt, 1248 KUHPdt, Komponennya :

1. biaya : segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata-nyata sudah dikeluarkan oleh satu pihak, contoh perjanjian antara sutradara dengan artis, segala pengeluaran untuk pertunjukan disebut biaya

2. rugi : karugian karena kerusakan barang-barang kepunyaan kreditur yang diakibatkan oleh kelalaian debitur.

3. bunga : kerugian berupa kehilangan keuntungan yang sudah dibayangkan atau dihitung oleh kreditutur

Page 13: Hukum dan kontrak

F. Force moujere

yaitu suatu keadaan dimana para pihak tidak menghendaki keadaan tersebut dan terjadi karena kondisi alam. Hal ini dapat dijadikan alasan bagi debitur untuk dibebaskan dari keajiban membayar ganti rugi. Diatur dalam pasal 1244 KUHPdt, 1245 KUHPdt, dan 1444. Bentuknya : Force maujere objektif dan force maujere subjektif