Hukum Asuransi

28
ANALISIS KASUS ASURANSI Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu nilai tugas Mata Kuliah Hukum Asuransi Disusun Oleh : 1. Athifah Ulya (2008200040) 2. Kartika Budianti Lestari (2008200220) 3. Muhammad Faisal Abdi (2008200055) 4. Nindi Saskia (2008200019) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

description

Hukum Asuransi Fakultas Hukum Unpar 2012

Transcript of Hukum Asuransi

ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu nilai tugas

Mata Kuliah Hukum Asuransi

Disusun Oleh :

1. Athifah Ulya (2008200040)2. Kartika Budianti Lestari (2008200220)3. Muhammad Faisal Abdi (2008200055)4. Nindi Saskia (2008200019)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

2010

K A T A P E N G A N T A R

Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Hukum Asuransi. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu

dalam penyusunan makalah ini. Mudah – mudahan makalah ini dapat

bermanfaat bagi seluruh pihak. Mohon maaf apabila makalah ini masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun kami harapkan.

Terima kasih.

Bandung, Februari 2010

Penyusun

D A F T A R I S I

2ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

Kata pengantar………………………………………………………………… Hal. 2

Daftar Isi………………………………………………………………… Hal. 3

Data Perkara………………………………………………………………… Hal. 4

Kasus Posisi………………………………………………………………… Hal. 5 - 8

Pertimbangan Hukum Hakim………………………………………………………………… Hal. 9 - 14

Keputusan Hakim………………………………………………………………… Hal. 15

Analisis………………………………………………………………… Hal. 16 – 24

Kesimpulan………………………………………………………………… Hal. 25

Lampiran

D A T A P E R K A R A3

ANALISIS KASUS ASURANSIIrwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

Putusan Mahkamah Agung Nomor 954K/PDT/2006 Tahun 2006

Irwan Harunsyah vs. PT Asuransi Aegis Indonesia

Para Pihak :Irwan Harunsyah ; PT Asuransi Aegis Indonesia

Nomor : 954K/PDT/2006

Tahun : 2006

Tanggal Musyawarah : 07-09-2006

Tanggal Dibacakan : 07-09-2006

Amar : Tolak

Jenis Lembaga Peradilan : Mahkamah Agung

Jenis Perkara : Perdata

Tingkat Proses : Kasasi

Hakim Ketua : Atja Sondjaja, SH.

Hakim Anggota : H. Muhammad Taufik, SH. ; I Made Tara, SH.

Panitera : Chrisno Rampalodji, SH., MH.

K A S U S P O S I S I

PT. Asuransi Aegis Indonesia adalah perusahaan yang secara resmi

sebagai badan usaha yang berbadan hukum dan telah memenuhi prosedur

administratif dalam pembentukan sebagai badan usaha yang bergerak di

4ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

bidang industri asuransi dan telah memperoleh pengesahan oleh Mentri

Keuangan. PT. Asuransi Aegis Indonesia berkedudukan di Plaza GRI 12th

Floor, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2 No. Jakarta 12050.

PT. Asuransi Aegis Indonesia telah menerbitkan polis atas nama

tertangung PT. Salaki Summa Sejahtera untuk 1 unit Kapal Motor bernama

KM. Salaki I dengan No. Polis JKMR201200, periode asuransi dari tanggal 27

Mei 2002 sampai dengan 27 Mei 2003 dengan nilai pertanggungan sebesar

Rp. 400.000.000,- ( empat ratus juta rupiah ).

Kemudian terjadi peristiwa dimana pada masa asuransi berjalan KM

Salaki I terbakar di Marina Lippo Carita Labuan, Banten pada tanggal 7 Juni

2002. Peristiwa ini disebabkan oleh percikan api dari ledakan KM. Yopie yang

langsung menyambar KM. Salaki I sehingga mengakibatkan KM. Salaki ikut

terbakar dalam kebakaran tersebut.

Berdasarkan pemeriksaan daripada Polres Pandeglang Sektor Labuan pada

tanggal 4 September 2002, kebakaran tersebut terjadi akibat kelalaian

pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan / pegawai Irwan Harunsyah yang

bernama Zaenal. Berdasarkan pemerikasaan PT. Asuka Bahari Nusantara

Surveyor Independent untuk kapal motor, kebakaran tersebut

mengakibatkankerusakan pada KM. Salaki yaitu pada bagian :

a. Rangka kapal ( speedboat hull fiber glass ),

b. Tiga unit mesin tempat ( outboard engines ),

5ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

c. Kerusakan total pada ruang kemudi kapal, beserta peralatan lainnya

( steering and remote handling of the steering room and other equiepment ).

Dengan terbakarnya KM. Salaki I yang disebabkan oleh ledakan dari KM.

Yopie, PT. Asuransi Aegis Indonesia telah membayar klaim kepada nasabah

/ tertanggung yaitu tertangung PT. Salaki Summa Sejahtera sebesar Rp.

368.000.000,- ( tiga ratus enam puluh juta rupiah ) nasabah / si tertanggung

PT. Asuransi Aegis Indonesia yaitu PT. Salaki Summa Sejahtera telah

menandatangani “claim discharge” berdasarkan pasal 284 KUHD.

Dan dengan telah dibayarkannya klaim tersebut, maka hak untuk

menuntut ganti rugi atas kejadian tersebut beralih secara hukum kepada PT.

Asuransi Aegis Indonesia dan PT. Asuransi Aegis Indonesia merasa berhak

melakukan penagihan kepada pihak lain yaitu Irwan Harunsyah yang telah

mengakibatkan klaim tersebut terjadi yaitu sebesar jumlah klaim yang telah

dibayarkan kepada nasabah / tertanggung PT. Asuransi Aegis Indonesia ,

yaitu sebesar Rp. 369.00.000,- ( tiga ratus enam puluh juta rupiah ).

Namun Irwan Harunsyah tidak mau mengganti kerugian yang

disebabkan oleh kebakaran KM. Yopie oleh kelalaian pegawainya yang

bernama Zaenal tersebut. Yang menyebabkan KM. Salaki I ikut terbakar,

karena Irwan Harunsyah menganggap bahwa kebakaran tersebut adalah

akibat kejadian di luar kekuasaan dirinya ( Force Majeur ).

PT. Asuransi Aegis Indonesia telah meminta kepada karena Irwan

Harunsyah untuk segera mengganti pembayaran klaim yang telah

6ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

dibayarkan kepada nasabahnya sehubungan dengan meledaknya KM. Yopie

yang mengakibatkan KM. Salaki I milik nasabahnya ikut terbakar dengan

mengirimkan 4 ( kali ) surat teguran dan telah ditanggapi oleh Irwan

Harunsyah dengan membalas 3 ( tiga ) surat kepada PT. Asuransi Aegis

Indonesia yang berisi pada prinsipnya menyatakan tidak ada kewajiban bagi

Irwan Harunsyah untuk memenuhi tuntutan penggantian klaim yang

diajukan oleh PT. Asuransi Aegis Indonesia akibat kelalaian pegawainya.

Irwan Harunsyah sengaja menghindar dari peggantian kembali

pembayaran klaim tersebut dengan maksud agar tidak melakukan apa yang

menjadi kewajibannya terhadap PT. Asuransi Aegis Indonesia yaitu

mengganti klaim sebagaimana mestinya, sehingga dengan demikian terbukti

bahwa Irwan Harunsyahtelah melakukan “Perbuatan Melawan Hukum” yang

tercantum dalam pasal 1367 KUHPerdata.

Sehinga akibat tindakan Irwan Harunsyah tersebut, PT. Asuransi Aegis

Indonesia sangat dirugikan secara materiil sebesar Rp. 368.000.000,- ( tiga

ratus enam puluh juta rupiah ) dan immateriil sebesar Rp. 500.000.000,-

( lima ratus juta rupiah ).

7ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

P E R T I M B A N G A N H U K U M H A K I M

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon

Kasasi/Tergugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :

I. Tentang Kelalaian Judex Facti :

1. Bahwa judex facti dalam memeriksa dan mengadili perkara aquo tidak

memberikan pertimbangan hukum yang tepat dan jelas tentang berita acara

persidangan tambahan yang dibuat Pengadilan Negeri Jakarta Timur tanggal

2 Maret 2004, sebagai tindak lanjut dari Putusan Sela PT DKI Jakarta tanggal

2 Nopember 2004 yang memerintahkan Majelis Hakim PN Jakarta Timur

untuk melakukan pemeriksaan tambahan dengan membuka persidangan

dan memanggil pihak-pihak dan mendengar saksi-saksi yang diajukan oleh

Pemohon kasasi ;

2. Bahwa berdasarkan pertimbangan hakim tingkat pertama sebelum

adanya perintah untuk melakukan pemeriksaan tambahan atas saksisaksi

yang diajukan oleh Pemohon kasasi disebutkan bahwa kebakaran kapal KM.

Yoppi adalah akibat ulah saudara Zaenal (pegawai/karyawan Pemohon

8ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

Kasasi) berdasarkan berita acara pemeriksaan Polres Pandeglang Sektor

Labuan tanggal 4 September 2002 yang termuat dalam putusan dimaksud ;

3. Bahwa sebaliknya dengan mengutip berita acara persidangan tambahan

oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur tanggal 2 Maret 2005

telah didengar keterangan saksi-saksi dibawah sumpah masingmasing:

Handoko, Rabudin, Jasmin bin Durahim, keterangan saksi-saksi tersebut

seperti dalam memori kasasi hal. 6 ;

4. Bahwa jika judex facti dalam pertimbangannya di hal. 5, bahwa alasan

dan pertimbangan hukum yang terurai dalam putusan PN Jakarta Timur

sudah tepat dan benar sesuai dengan hukumnya oleh karenanya segala

alasan-alasan dan pertimbangan hukum dari Majelis tingkat pertama dapat

disetujui dan diambil alih sebagai alasan dan pertimbangan judex facti dalam

memutus perkara ini ;

5. Bahwa jika dengan demikian maka kedudukan berita acara pemeriksaan

tambahan Majelis Hakim PN Jakarta Timur tanggal 2 Maret 2005 yang belum

sempat dipertimbangkan secara tepat oleh Majelis Hakim tingkat pertama

maupun oleh Hakim tingkat pertama yang membuat berita acara

persidangan tambahan ;

6. Bahwa ternyata dari fakta-fakta dalam putusan judex facti hanya

membaca dan memperhatikan berita acara persidangan tambahan tersebut

tanpa pertimbangan hukum yang jelas dan tepat, karena dijumpai 2 (dua)

fakta yang berbeda yakni: “putusan hakim tingkat pertama menyatakan

Zaenal adalah pegawai Pemohon kasasi

9ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

berdasarkan laporan Polisi Pandeglang sedangkan berita acara persidangan

tambahan disebutkan bahwa Zaenal adalah bukan pegawai/karyawan

Pemohon kasasi tetapi adalah orang lain” ;

7. Bahwa dengan tidak memberikan pertimbangan hukum yang tepat dan

jelas tentang berita acara persidangan tambahan yang telah menghadirkan

3 (tiga) saksi-saksi yang menyatakan Zaenal adalah bukan

pegawai/lkaryawan Pemohon kasasi. Judex facti telah lalai memenuhi syarat-

syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundangundangan yang

mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan ;

8. Bahwa adalah kewajiban hukum yang diberikan kepada judex facti untuk

membuat pertimbangan hukum yang tepat dan jelas tentang berita acara

persidangan tambahan yang telah menghadirkan 3 (tiga) saksi kunci dan

tidak cukup dan tidak beralasan sekedar judex facti menyatakan dalam

pertimbangannya telah membaca dan memperhatikan berita acara tersebut

dan menyatakan tidak diketemukan hal-hal yang baru ;

9. Bahwa kelalaian itu menyebabkan judex facti hanya memperhatikan

berita acara laporan Kepolisian Pandeglang sepihak dan mengenyampingkan

dan mengabaikan saksi-saksi lainnya yang termuat dalam berita acara

tambahan dan sudah memberikan keterangan di bawah sumpah menurut

agama masing-masing (anas testis mull us testis) vide putusan Mahkamah

Agung RI No. 991K/Pid/2001 tanggal 13 Nopember 2001 ;

10ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut mohon Majelis Mahkamah Agung

membatalkan putusan yang dimohonkan kasasi, karena putusan tersebut

tidak tepat dan tidak berdasarkan hukum (onvoldoende gemotiveerd) ;

II. Bahwa Putusan Judex Facti bertentangan dengan hukum :

1. Bahwa sebagai resultant pertimbangan yang lalai mempertimbangkan

berita acara tambahan karena pertimbangannya tidak bernuansa hanya

membaca dan memperhatikan putusan terdahulu maka penerapan hukum

terhadap kasus tersebut bertentangan dengan hukum yakni bertentangan

dengan kewajiban hakim untuk meneliti dan mempertimbangkan masalah

yang timbul dalam persidangan secara tepat danbenar ;

2. Bahwa dilain pihak berdasarkan posita gugatan Penggugat didasarkan

pada pasal 1367 KUHPerdata di mana Zaenal dijadikan selaku pegawai

Tergugat berdasarkan laporan Polisi Pandeglang dan karena itu Tergugat

dihukum sebagai yang bertanggungjawab terhadap perbuatan bawahannya

dan gugatan dikabulkan ;

3. Bahwa sebaliknya dari hasil pemeriksaan tambahan yang dibuat

Pengadilan Negeri Jakarta Timur atas 3 (tiga) saksi yang disumpah

menerangkan Zaenal bukan Pegawai Tergugat sehingga karena itu

terbakarnya kapal KM. Salaki I tidak dapat dipertanggungjawabkan pada

Tergugat ;

4. Bahwa karena itu judex facti telah melanggar kode etik hakim dan

melanggar hukum acara (azas audi et alteram partem) para pihak harus

diberikan penilaian hak yang sama dalam proses pengadilan sehingga

11ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

terkesan hakim imparsialitas hakim melakukan tindakan improfesional

conduct formil dan materil ;

5. Bahwa berdasarkan ajaran yang dianut dalam victimologi, Pemohon

Kasasi adalah korban dari perbuatan orang lain yang tidak

bertanggungjawab (maling) karena naik ke atas kapal KM Yoppi pagipagi

yang tidak diketahui apa maksudnya ;

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung

berpendapat :

Mengenai alasan ke I dan ke II :

Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena Pengadilan

Tinggi berwenang mengambil alih pertimbangan Pengadilan Negeri sebagai

pertimbangannya sendiri, jika pertimbangan Pengadilan Negeri telah

dianggap tepat dan benar; serta alasan-alasan tersebut juga tidak dapat

dibenarkan, karena judex facti tidak salah menerapkan hukum lagi pula

alasan alasan tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat

penghargaan tentang suatu kenyataan hal mana tidak dapat

dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena

pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak

dilaksanakan atau ada kesalahan penerapan hukum, adanya pelangggaran

hukum yang berlaku, adanya kelalaian dalam memenuhi syarat-syarat yang

diwajibkan oleh peraturan perundangundangan, yang mengancam kelalaian

itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan atau bila Pengadilan tidak

berwenang atau melampaui batas wewenangnya, seperti dimaksud dalam

12ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

pasal 30 Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah dirubah

dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, lagi pula

ternyata bahwa putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan

dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang

diajukan oleh Pemohon Kasasi: IRWAN HARUNSYAH tersebut harus ditolak ;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon

Kasasi ditolak, maka Pemohon Kasasi dihukum membayar biaya perkara

dalam tingkat kasasi ini.

P U T U S A N H A K I M

Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 tahun 2004

danUndang-Undang No. 14 tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah

dengan Undang-Undang No 5 tahun 2004 dan peraturan perundang-

undangan lain yang bersangkutan ;

13ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

M E N G A D I L I :

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: IRWAN HARUNSYAH

tersebut ;

Menghukum Pemohon Kasasi/Tergugat untuk membayar biaya perkara

dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) ;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung

pada hari: Kamis tanggal 7 September 2006 oleh Atja Sondjaja, SH.

Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua

Majelis, H. Muhammad Taufik, SH. dan I Made Tara, SH. Hakim-Hakim Agung

sebagai Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada

hari itu juga oleh Ketua Majelis tersebut beserta Hakim-Hakim Anggota

tersebut dan dibantu oleh Chrisno Rampalodji, SH.MH. Panitera Pengganti

dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak.

A N A L I S I S

Dalam Kasus asuransi antara Irwan Harunsyah dengan PT. Aegis Indonesia,

kami menemukan beberapa identifikasi masalah dalam yurisprudensi

tersebut, yang kami rumuskan dalam beberapa pertanyaan hukum di bawah

ini, yaitu :

14ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

1. Tergugat tidak mau membayar ganti rugi sesuai dengan tuntutan

penggugat dikarenakan tergugat menganggap hal tersebut adalah

force majeur, lalu apakah kejadian terbakarnya kapal motor KM. Salaki

I merupakan force majeur?

2. Mengapa tergugat mengajukan eksepsi, bahwa gugatan dinyatakan

kurang pihak dan error in persona, dan mengapa eksepsi tersebut

ditolak?

3. Apakah Irwan Harunsyah bertanggung jawab atas kelalaian Zaenal

yang belum pasti kebenarannya bahwa Zaenal adalah pegawai Irwan?

4. Mengapa keterangan saksi diabaikan oleh hakim, dan apakah BAP

dapat dikesampingkan oleh keterangan saksi?

ANALISIS IDENTIFIKASI MASALAH

1. Kejadian terbakarnya Kapal KM. Salaki I bukan merupakan force

majeur, karena dilihat dari pengertian force majeure, suatu event

force majeure harus didasarkan pada suatu perjanjian. Sedangkan

antara Irwan Harunsyah dengan PT. Aegis Indonesia tidak pernah

dibuat suatu perjanjian.

“ Force Majeure adalah clausula yang memberikan dasar pemaaf

pada salah satu pihak dalam suatu perjanjian, untuk menanggung

sesuatu hal yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, yang

mengakibatkan pihak tersebut tidak dapat menunaikan kewajibannya

berdasarkan kontrak yang telah diperjanjikan. Hal yang tidak dapat

15ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

diperkirakan tersebut tentu lah juga menciptakan situasi di mana tidak

dapat diambil langkah apa pun untuk mengeliminir atau

menghindarinya.

Selain itu, dilihat dari putusan tersebut, yang tetap memutuskan

bahwa tergugat bersalah, berarti si tergugat tidak bisa membuktikan

berdasarkan kenyataan keadaan force majeur / karena diluar

kemampuan tersebut, baik secara formal maupun material. Bahwa

untuk membuktikan suatu keadaan adalah force majeur harus ada

bukti yang konkret tentang keadaan force majeur tersebut.

2. – Error in Persona adalah kekeliruan mengenai orang yang menjadi

tujuan dari suatu gugatan

- Kurang pihak adalah kurangnya pihak-pihak dalam suatu gugatan

sehingga idak memenuhi syarat formal gugatan.

Tergugat mengajukan kedua eksepsi di atas karena tergugat

merasa bahwa seharusnya yang ditujukan dalam gugatan adalah

Zaenal yang melakukan kelalaian sehingga menyebabkan terjadinya

kebakaran. Selain itu, tergugat merasa bukan hanya dirinya yang

dapat digugat atas perbuatan yang dilakukan oleh Zaenal.

Namun, eksepsi tergugat ditolak karena berdasarkan dari

pertimbangan hukum MA yang selanjutnya disimpulkan, bahwa di

dalam gugatan perkara tentang Perbuatan Melawan Hukum yang

menimbulkan kerugian bagi orang lain, obyek gugatan bukanlah

tentang jumlah para pihak dalam perkara, akan tetapi adalah tentang

16ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

adanya hubungan hukum / kausalitas dari orang yang merasa

dirugikan dengan orang yang dirasa merugikan sebagaimana yang

dimaksud di dalam ketentuan pasal 1365 dan pasal 1367 KUHPerdata.

3. Untuk menjawab identifikasi masalah yang ketiga, kami memiliki dua

asumsi. Kami memiliki dua asumsi, karena dalam perkara di atas

terdapat dua keterangan yang berbeda.

Dari Berita Acara Pemeriksaan yang dibuat oleh Polisi,

disebutkan bahwa Zaenal adalah Pegawai dari Irwan

Dari keterangan 3 orang saksi, yaitu Handoko, Rabudin, Jasmin

bin Durahim didapatkan keterangan bahwa Zaenal bukan

merupakan pegawai dari Irwan

Asumsi 1 : Bahwa apabila benar terbukti berdasarkan bukti

yang konkret maka bahwa zaenal adalah pegawai dari Irwan, maka

berdasarkan ketentuan pasal 1367 KUHPerd , Irwan bertanggung

jawab atas kelalaian dari Zaenal sebagai pegawai / bawahannya.

Bunyi Pasal 1367 Ayat 3 :

“Majikan dan pemberi perintah harus bertanggung jawab atas kerugian

yang ditimbulkan oleh bawahannya dalam melaksanakan tugasnya.”

Asumsi 2 : bahwa apabila tidak terbukti Zaenal Adalah pekerja /

pegawai Irwan, maka yang bertanggung jawab atas perbuatan yang

mendatangkan kerugian tersebut adalah Zaenal secara pribadi dan PT.

Aegis Indonesia tidak dapat meminta ganti kerugian dari perbuatan

Zaenal kepada Irwan.

17ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

4. Dalam perkara di atas, terdapat keterangan dari saksi yang

menyatakan bahwa Zaenal bukan merupakan pegawai/bawahan dari

Irwan. Kesaksian tersebut diabaikan oleh hakim. Dalam kesaksian,

terdapat dua macam kesaksian, yaitu D Auditu dan Testimonium D

Auditu. Kesaksian “d auditu” adalah saksi yang telah melihat sendiri

kejadian tersebut, namun kesaksian yang diberikan oleh para saksi

masing – masing yaitu Handoko, Rabudin, Jasmin bin Durahim tersebut

bisa saja merupakan saksi “testimonium d auditu”, sebagai contoh:

dalam memberikan kesaksiannya saksi sellalu mengatakan “ Katanya

sih begitu” atau “dengar – dengar sih gitu”.

Lalu Hakim dalam perkara ini lebih memperhatikan BAP yang

dibuat oleh Polisi, yang menyatakan bahwa Zaenal merupakan

pegawai/bawahan Irwan. Namun sebenarnya, dalam perkara ini

Keterangan Saksi dapat saja mengesampingkan BAP. bahwa

keterangan para saksi masing – masing yaitu Handoko, Rabudin,

Jasmin bin Durahim bisa saja mengesampingkan apabila BAP itu tidak

benar sedangkan saksi – saksi tersebut yang telah disumpah tersebut

adalah benar . Bahwa para saksi yang memberikan keterangan yang

telah disumpah di bawah persidangan patut dipercaya tentang

kebenaran keterangannya / kesaksiannya, sedangkan dalam membuat

BAP itu tidak disumpah meskpun BAP dibuat oleh pejabat / petugas

yang telah disumpah untuk menjalankan tugasnya dengan baik karena

bisa saja keliru, sehingga itulah gunanya adanya saksi.

18ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

KOMENTAR :

Bahwa menurut kelompok kami, hakim telah salah / keliru dalam

memutuskan perkara tersebut baik di tingkat pertama, banding

maupun kasasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor :

Bahwa memang pada dasarnya perbuatan zaenal yang telah lalai

sehingga menyebabkan kebakaran tersebut jelas bukanlah suatu

force majeur namun dikualifikasikan sebagai kelalaian yang

mendatangkan kerugian akibat kelalaian tersebut. Sehingga,

perbuatan yang Zaenal lakukan dapat dikategorikan sebagai

Perbuatan Melawan Hukum, karena antara PT. Aegis Indonesia

dengan Irwan serta Zaenal tidak pernah terdapat suatu perjanjian.

Bahwa dikarenakan adanya perbedaan dan pertentangan antara

Berita Acara Pemeriksaan dengan keterangan saksi. Seperti yang

tertuang dalam berita acara laporan kepolisian yang menyatakan

bahwa Zaenal adalah pegawai dari Irwan sedangkam di dalam

berita acara persidangan tambahan bahwa ketiga saksi menyatakan

bahwa zaenal bukan pegawai / karyawan Irwan, namun hakim

agung tersebut menimbang bahwa atas kelalaian yang

menyebabkan terdapatnya 2 fakta yang berbeda tersebut hakim

agung hanya memperhatikan berita acara laporan kepolisian

pandeglang sepihak dan mengesampingkan dan mengabaikan saksi

19ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

– saksi lainya yang termuat dalam berita acara tambahan dan

sudah memberikan keterangan sumpah menurut agama masing –

masing ( anas testis mull us testis ). Padahal seharusnya hakim

harus mempertimbangkan keterangan ketiga saksi dan jika

memang ternyata bahwa pernyataan daripada para saksi tersbut

benar dan dapat dibuktikan secara konkret maka seharusnya bahwa

keterangan para saksi masing – masing yaitu Handoko, Rabudin,

Jasmin bin Durahim bisa saja mengesampingkan apabila BAP itu

tidak benar sedangkan saksi – saksi tersebut yang telah disumpah

tersebut adalah benar . Bahwa para saksi yang memberikan

keterangan yang telah disumpah di bawah persidangan patut

dipercaya tentang kebenaran keterangannya / kesaksiannya,

sedangkan dalam membuat BAP itu tidak disumpah meskpun BAP

dibuat oleh pejabat / petugas yang telah disumpah untuk

menjalankan tugasnya dengan baik karena bisa saja keliru,

sehingga itulah gunanya adanya saksi.

Berdasarkan dari pertimbangan hukum MA yang selanjutnya

disimpulkan, bahwa di dalam gugatan perkara tentang Perbuatan

Melawan Hukum yang menimbulkan kerugian bagi orang lain, obyek

gugatan bukanlah tentang jumlah para pihak dalam perkara, akan

tetapi adalah tentang adanya hubungan hukum / kausalitas dari

orang yang merasa dirugikan dengan orang yang dirasa merugikan

sebagaimana yang dimaksud di dalam ketentuan pasal 1365 dan

20ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

pasal 1367 KUHPerdata.

Namun berdasarkan dari keterangan para saksi dalam berita acara

tambahan, memperkuat eksepsi dari tergugat bahwa memang

gugatan yang diajukan tergugat adalah error in persona, karena jika

ternyata tidak terbukti bahwa Zaenal Adalah karyawan / pegawai

Irwan, maka yang bertanggung jawab atas perbuatan yang

mendatangkan kerugian tersebut adalah Zaenal secara pribadi dan

tidak dapat melimpahkan datanganya kerugian dari perbuatan

Zaenal kepada Irwan sehingga ketentuan di dalam pasal 1367

KUHPerdata dikesampingkn / tidak berlaku.

SARAN :

Menurut kelompok kami, seharusnya Irwan tidak dinyatakan

bersalah dan mengganti seluruh kerugian baik materil maupun materil

yang diakibatkan dari kelalaian Zaenal. Oleh sebab itu, sangatlah tidak

tepat saat hakim khilaf dalam memutuskan perkara yang menyatakan

bahwa irwan bersalah dan melakukan perbuatan melawan hukum,

karena berdasarkan prosesi acara persidangan tidak ada bukti yang

meyakinkan bahwa irwan telah melakukan perbuatan melawan hukum

yang mengakibatkan datangnya kerugian akibat perbuatan melawan

hukum tersebut. Justru sebaliknya semua bukti tertuju kepada Zaenal

sehingga yang seharusnya bertanggung jawab adalah zaenal secra

21ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia

pribadi. Sehingga harusnya putusannya adalah bahwa tidak terbukti

irwan telah melakukan perbuatan melawan hukum.

Selain itu, menurut kelompok kami, seharusnya dalam

memutuskan suatu perkara Hakim harus memperhatikan semua aspek

yang memberikan bukti secara kongkret, dan tidak mengabaikan satu

aspek. Sehingga, hakim dapat memberikan keputusan yang objektif

dan seadil mungkin, demi tercapainya kepastian hukum.

K E S I M PU L A N

L A M P I R A N

22ANALISIS KASUS ASURANSI

Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia