Hukum Asuransi
-
Upload
raden-fadly-raditya -
Category
Documents
-
view
24 -
download
1
description
Transcript of Hukum Asuransi
ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu nilai tugas
Mata Kuliah Hukum Asuransi
Disusun Oleh :
1. Athifah Ulya (2008200040)2. Kartika Budianti Lestari (2008200220)3. Muhammad Faisal Abdi (2008200055)4. Nindi Saskia (2008200019)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
2010
K A T A P E N G A N T A R
Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Hukum Asuransi. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Mudah – mudahan makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pihak. Mohon maaf apabila makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun kami harapkan.
Terima kasih.
Bandung, Februari 2010
Penyusun
D A F T A R I S I
2ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
Kata pengantar………………………………………………………………… Hal. 2
Daftar Isi………………………………………………………………… Hal. 3
Data Perkara………………………………………………………………… Hal. 4
Kasus Posisi………………………………………………………………… Hal. 5 - 8
Pertimbangan Hukum Hakim………………………………………………………………… Hal. 9 - 14
Keputusan Hakim………………………………………………………………… Hal. 15
Analisis………………………………………………………………… Hal. 16 – 24
Kesimpulan………………………………………………………………… Hal. 25
Lampiran
D A T A P E R K A R A3
ANALISIS KASUS ASURANSIIrwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
Putusan Mahkamah Agung Nomor 954K/PDT/2006 Tahun 2006
Irwan Harunsyah vs. PT Asuransi Aegis Indonesia
Para Pihak :Irwan Harunsyah ; PT Asuransi Aegis Indonesia
Nomor : 954K/PDT/2006
Tahun : 2006
Tanggal Musyawarah : 07-09-2006
Tanggal Dibacakan : 07-09-2006
Amar : Tolak
Jenis Lembaga Peradilan : Mahkamah Agung
Jenis Perkara : Perdata
Tingkat Proses : Kasasi
Hakim Ketua : Atja Sondjaja, SH.
Hakim Anggota : H. Muhammad Taufik, SH. ; I Made Tara, SH.
Panitera : Chrisno Rampalodji, SH., MH.
K A S U S P O S I S I
PT. Asuransi Aegis Indonesia adalah perusahaan yang secara resmi
sebagai badan usaha yang berbadan hukum dan telah memenuhi prosedur
administratif dalam pembentukan sebagai badan usaha yang bergerak di
4ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
bidang industri asuransi dan telah memperoleh pengesahan oleh Mentri
Keuangan. PT. Asuransi Aegis Indonesia berkedudukan di Plaza GRI 12th
Floor, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2 No. Jakarta 12050.
PT. Asuransi Aegis Indonesia telah menerbitkan polis atas nama
tertangung PT. Salaki Summa Sejahtera untuk 1 unit Kapal Motor bernama
KM. Salaki I dengan No. Polis JKMR201200, periode asuransi dari tanggal 27
Mei 2002 sampai dengan 27 Mei 2003 dengan nilai pertanggungan sebesar
Rp. 400.000.000,- ( empat ratus juta rupiah ).
Kemudian terjadi peristiwa dimana pada masa asuransi berjalan KM
Salaki I terbakar di Marina Lippo Carita Labuan, Banten pada tanggal 7 Juni
2002. Peristiwa ini disebabkan oleh percikan api dari ledakan KM. Yopie yang
langsung menyambar KM. Salaki I sehingga mengakibatkan KM. Salaki ikut
terbakar dalam kebakaran tersebut.
Berdasarkan pemeriksaan daripada Polres Pandeglang Sektor Labuan pada
tanggal 4 September 2002, kebakaran tersebut terjadi akibat kelalaian
pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan / pegawai Irwan Harunsyah yang
bernama Zaenal. Berdasarkan pemerikasaan PT. Asuka Bahari Nusantara
Surveyor Independent untuk kapal motor, kebakaran tersebut
mengakibatkankerusakan pada KM. Salaki yaitu pada bagian :
a. Rangka kapal ( speedboat hull fiber glass ),
b. Tiga unit mesin tempat ( outboard engines ),
5ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
c. Kerusakan total pada ruang kemudi kapal, beserta peralatan lainnya
( steering and remote handling of the steering room and other equiepment ).
Dengan terbakarnya KM. Salaki I yang disebabkan oleh ledakan dari KM.
Yopie, PT. Asuransi Aegis Indonesia telah membayar klaim kepada nasabah
/ tertanggung yaitu tertangung PT. Salaki Summa Sejahtera sebesar Rp.
368.000.000,- ( tiga ratus enam puluh juta rupiah ) nasabah / si tertanggung
PT. Asuransi Aegis Indonesia yaitu PT. Salaki Summa Sejahtera telah
menandatangani “claim discharge” berdasarkan pasal 284 KUHD.
Dan dengan telah dibayarkannya klaim tersebut, maka hak untuk
menuntut ganti rugi atas kejadian tersebut beralih secara hukum kepada PT.
Asuransi Aegis Indonesia dan PT. Asuransi Aegis Indonesia merasa berhak
melakukan penagihan kepada pihak lain yaitu Irwan Harunsyah yang telah
mengakibatkan klaim tersebut terjadi yaitu sebesar jumlah klaim yang telah
dibayarkan kepada nasabah / tertanggung PT. Asuransi Aegis Indonesia ,
yaitu sebesar Rp. 369.00.000,- ( tiga ratus enam puluh juta rupiah ).
Namun Irwan Harunsyah tidak mau mengganti kerugian yang
disebabkan oleh kebakaran KM. Yopie oleh kelalaian pegawainya yang
bernama Zaenal tersebut. Yang menyebabkan KM. Salaki I ikut terbakar,
karena Irwan Harunsyah menganggap bahwa kebakaran tersebut adalah
akibat kejadian di luar kekuasaan dirinya ( Force Majeur ).
PT. Asuransi Aegis Indonesia telah meminta kepada karena Irwan
Harunsyah untuk segera mengganti pembayaran klaim yang telah
6ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
dibayarkan kepada nasabahnya sehubungan dengan meledaknya KM. Yopie
yang mengakibatkan KM. Salaki I milik nasabahnya ikut terbakar dengan
mengirimkan 4 ( kali ) surat teguran dan telah ditanggapi oleh Irwan
Harunsyah dengan membalas 3 ( tiga ) surat kepada PT. Asuransi Aegis
Indonesia yang berisi pada prinsipnya menyatakan tidak ada kewajiban bagi
Irwan Harunsyah untuk memenuhi tuntutan penggantian klaim yang
diajukan oleh PT. Asuransi Aegis Indonesia akibat kelalaian pegawainya.
Irwan Harunsyah sengaja menghindar dari peggantian kembali
pembayaran klaim tersebut dengan maksud agar tidak melakukan apa yang
menjadi kewajibannya terhadap PT. Asuransi Aegis Indonesia yaitu
mengganti klaim sebagaimana mestinya, sehingga dengan demikian terbukti
bahwa Irwan Harunsyahtelah melakukan “Perbuatan Melawan Hukum” yang
tercantum dalam pasal 1367 KUHPerdata.
Sehinga akibat tindakan Irwan Harunsyah tersebut, PT. Asuransi Aegis
Indonesia sangat dirugikan secara materiil sebesar Rp. 368.000.000,- ( tiga
ratus enam puluh juta rupiah ) dan immateriil sebesar Rp. 500.000.000,-
( lima ratus juta rupiah ).
7ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
P E R T I M B A N G A N H U K U M H A K I M
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi/Tergugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
I. Tentang Kelalaian Judex Facti :
1. Bahwa judex facti dalam memeriksa dan mengadili perkara aquo tidak
memberikan pertimbangan hukum yang tepat dan jelas tentang berita acara
persidangan tambahan yang dibuat Pengadilan Negeri Jakarta Timur tanggal
2 Maret 2004, sebagai tindak lanjut dari Putusan Sela PT DKI Jakarta tanggal
2 Nopember 2004 yang memerintahkan Majelis Hakim PN Jakarta Timur
untuk melakukan pemeriksaan tambahan dengan membuka persidangan
dan memanggil pihak-pihak dan mendengar saksi-saksi yang diajukan oleh
Pemohon kasasi ;
2. Bahwa berdasarkan pertimbangan hakim tingkat pertama sebelum
adanya perintah untuk melakukan pemeriksaan tambahan atas saksisaksi
yang diajukan oleh Pemohon kasasi disebutkan bahwa kebakaran kapal KM.
Yoppi adalah akibat ulah saudara Zaenal (pegawai/karyawan Pemohon
8ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
Kasasi) berdasarkan berita acara pemeriksaan Polres Pandeglang Sektor
Labuan tanggal 4 September 2002 yang termuat dalam putusan dimaksud ;
3. Bahwa sebaliknya dengan mengutip berita acara persidangan tambahan
oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur tanggal 2 Maret 2005
telah didengar keterangan saksi-saksi dibawah sumpah masingmasing:
Handoko, Rabudin, Jasmin bin Durahim, keterangan saksi-saksi tersebut
seperti dalam memori kasasi hal. 6 ;
4. Bahwa jika judex facti dalam pertimbangannya di hal. 5, bahwa alasan
dan pertimbangan hukum yang terurai dalam putusan PN Jakarta Timur
sudah tepat dan benar sesuai dengan hukumnya oleh karenanya segala
alasan-alasan dan pertimbangan hukum dari Majelis tingkat pertama dapat
disetujui dan diambil alih sebagai alasan dan pertimbangan judex facti dalam
memutus perkara ini ;
5. Bahwa jika dengan demikian maka kedudukan berita acara pemeriksaan
tambahan Majelis Hakim PN Jakarta Timur tanggal 2 Maret 2005 yang belum
sempat dipertimbangkan secara tepat oleh Majelis Hakim tingkat pertama
maupun oleh Hakim tingkat pertama yang membuat berita acara
persidangan tambahan ;
6. Bahwa ternyata dari fakta-fakta dalam putusan judex facti hanya
membaca dan memperhatikan berita acara persidangan tambahan tersebut
tanpa pertimbangan hukum yang jelas dan tepat, karena dijumpai 2 (dua)
fakta yang berbeda yakni: “putusan hakim tingkat pertama menyatakan
Zaenal adalah pegawai Pemohon kasasi
9ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
berdasarkan laporan Polisi Pandeglang sedangkan berita acara persidangan
tambahan disebutkan bahwa Zaenal adalah bukan pegawai/karyawan
Pemohon kasasi tetapi adalah orang lain” ;
7. Bahwa dengan tidak memberikan pertimbangan hukum yang tepat dan
jelas tentang berita acara persidangan tambahan yang telah menghadirkan
3 (tiga) saksi-saksi yang menyatakan Zaenal adalah bukan
pegawai/lkaryawan Pemohon kasasi. Judex facti telah lalai memenuhi syarat-
syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundangundangan yang
mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan ;
8. Bahwa adalah kewajiban hukum yang diberikan kepada judex facti untuk
membuat pertimbangan hukum yang tepat dan jelas tentang berita acara
persidangan tambahan yang telah menghadirkan 3 (tiga) saksi kunci dan
tidak cukup dan tidak beralasan sekedar judex facti menyatakan dalam
pertimbangannya telah membaca dan memperhatikan berita acara tersebut
dan menyatakan tidak diketemukan hal-hal yang baru ;
9. Bahwa kelalaian itu menyebabkan judex facti hanya memperhatikan
berita acara laporan Kepolisian Pandeglang sepihak dan mengenyampingkan
dan mengabaikan saksi-saksi lainnya yang termuat dalam berita acara
tambahan dan sudah memberikan keterangan di bawah sumpah menurut
agama masing-masing (anas testis mull us testis) vide putusan Mahkamah
Agung RI No. 991K/Pid/2001 tanggal 13 Nopember 2001 ;
10ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut mohon Majelis Mahkamah Agung
membatalkan putusan yang dimohonkan kasasi, karena putusan tersebut
tidak tepat dan tidak berdasarkan hukum (onvoldoende gemotiveerd) ;
II. Bahwa Putusan Judex Facti bertentangan dengan hukum :
1. Bahwa sebagai resultant pertimbangan yang lalai mempertimbangkan
berita acara tambahan karena pertimbangannya tidak bernuansa hanya
membaca dan memperhatikan putusan terdahulu maka penerapan hukum
terhadap kasus tersebut bertentangan dengan hukum yakni bertentangan
dengan kewajiban hakim untuk meneliti dan mempertimbangkan masalah
yang timbul dalam persidangan secara tepat danbenar ;
2. Bahwa dilain pihak berdasarkan posita gugatan Penggugat didasarkan
pada pasal 1367 KUHPerdata di mana Zaenal dijadikan selaku pegawai
Tergugat berdasarkan laporan Polisi Pandeglang dan karena itu Tergugat
dihukum sebagai yang bertanggungjawab terhadap perbuatan bawahannya
dan gugatan dikabulkan ;
3. Bahwa sebaliknya dari hasil pemeriksaan tambahan yang dibuat
Pengadilan Negeri Jakarta Timur atas 3 (tiga) saksi yang disumpah
menerangkan Zaenal bukan Pegawai Tergugat sehingga karena itu
terbakarnya kapal KM. Salaki I tidak dapat dipertanggungjawabkan pada
Tergugat ;
4. Bahwa karena itu judex facti telah melanggar kode etik hakim dan
melanggar hukum acara (azas audi et alteram partem) para pihak harus
diberikan penilaian hak yang sama dalam proses pengadilan sehingga
11ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
terkesan hakim imparsialitas hakim melakukan tindakan improfesional
conduct formil dan materil ;
5. Bahwa berdasarkan ajaran yang dianut dalam victimologi, Pemohon
Kasasi adalah korban dari perbuatan orang lain yang tidak
bertanggungjawab (maling) karena naik ke atas kapal KM Yoppi pagipagi
yang tidak diketahui apa maksudnya ;
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat :
Mengenai alasan ke I dan ke II :
Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena Pengadilan
Tinggi berwenang mengambil alih pertimbangan Pengadilan Negeri sebagai
pertimbangannya sendiri, jika pertimbangan Pengadilan Negeri telah
dianggap tepat dan benar; serta alasan-alasan tersebut juga tidak dapat
dibenarkan, karena judex facti tidak salah menerapkan hukum lagi pula
alasan alasan tersebut mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat
penghargaan tentang suatu kenyataan hal mana tidak dapat
dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena
pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak
dilaksanakan atau ada kesalahan penerapan hukum, adanya pelangggaran
hukum yang berlaku, adanya kelalaian dalam memenuhi syarat-syarat yang
diwajibkan oleh peraturan perundangundangan, yang mengancam kelalaian
itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan atau bila Pengadilan tidak
berwenang atau melampaui batas wewenangnya, seperti dimaksud dalam
12ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
pasal 30 Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah dirubah
dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, lagi pula
ternyata bahwa putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan
dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi yang
diajukan oleh Pemohon Kasasi: IRWAN HARUNSYAH tersebut harus ditolak ;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon
Kasasi ditolak, maka Pemohon Kasasi dihukum membayar biaya perkara
dalam tingkat kasasi ini.
P U T U S A N H A K I M
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 tahun 2004
danUndang-Undang No. 14 tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah
dengan Undang-Undang No 5 tahun 2004 dan peraturan perundang-
undangan lain yang bersangkutan ;
13ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
M E N G A D I L I :
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: IRWAN HARUNSYAH
tersebut ;
Menghukum Pemohon Kasasi/Tergugat untuk membayar biaya perkara
dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung
pada hari: Kamis tanggal 7 September 2006 oleh Atja Sondjaja, SH.
Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua
Majelis, H. Muhammad Taufik, SH. dan I Made Tara, SH. Hakim-Hakim Agung
sebagai Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada
hari itu juga oleh Ketua Majelis tersebut beserta Hakim-Hakim Anggota
tersebut dan dibantu oleh Chrisno Rampalodji, SH.MH. Panitera Pengganti
dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak.
A N A L I S I S
Dalam Kasus asuransi antara Irwan Harunsyah dengan PT. Aegis Indonesia,
kami menemukan beberapa identifikasi masalah dalam yurisprudensi
tersebut, yang kami rumuskan dalam beberapa pertanyaan hukum di bawah
ini, yaitu :
14ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
1. Tergugat tidak mau membayar ganti rugi sesuai dengan tuntutan
penggugat dikarenakan tergugat menganggap hal tersebut adalah
force majeur, lalu apakah kejadian terbakarnya kapal motor KM. Salaki
I merupakan force majeur?
2. Mengapa tergugat mengajukan eksepsi, bahwa gugatan dinyatakan
kurang pihak dan error in persona, dan mengapa eksepsi tersebut
ditolak?
3. Apakah Irwan Harunsyah bertanggung jawab atas kelalaian Zaenal
yang belum pasti kebenarannya bahwa Zaenal adalah pegawai Irwan?
4. Mengapa keterangan saksi diabaikan oleh hakim, dan apakah BAP
dapat dikesampingkan oleh keterangan saksi?
ANALISIS IDENTIFIKASI MASALAH
1. Kejadian terbakarnya Kapal KM. Salaki I bukan merupakan force
majeur, karena dilihat dari pengertian force majeure, suatu event
force majeure harus didasarkan pada suatu perjanjian. Sedangkan
antara Irwan Harunsyah dengan PT. Aegis Indonesia tidak pernah
dibuat suatu perjanjian.
“ Force Majeure adalah clausula yang memberikan dasar pemaaf
pada salah satu pihak dalam suatu perjanjian, untuk menanggung
sesuatu hal yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, yang
mengakibatkan pihak tersebut tidak dapat menunaikan kewajibannya
berdasarkan kontrak yang telah diperjanjikan. Hal yang tidak dapat
15ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
diperkirakan tersebut tentu lah juga menciptakan situasi di mana tidak
dapat diambil langkah apa pun untuk mengeliminir atau
menghindarinya.
Selain itu, dilihat dari putusan tersebut, yang tetap memutuskan
bahwa tergugat bersalah, berarti si tergugat tidak bisa membuktikan
berdasarkan kenyataan keadaan force majeur / karena diluar
kemampuan tersebut, baik secara formal maupun material. Bahwa
untuk membuktikan suatu keadaan adalah force majeur harus ada
bukti yang konkret tentang keadaan force majeur tersebut.
2. – Error in Persona adalah kekeliruan mengenai orang yang menjadi
tujuan dari suatu gugatan
- Kurang pihak adalah kurangnya pihak-pihak dalam suatu gugatan
sehingga idak memenuhi syarat formal gugatan.
Tergugat mengajukan kedua eksepsi di atas karena tergugat
merasa bahwa seharusnya yang ditujukan dalam gugatan adalah
Zaenal yang melakukan kelalaian sehingga menyebabkan terjadinya
kebakaran. Selain itu, tergugat merasa bukan hanya dirinya yang
dapat digugat atas perbuatan yang dilakukan oleh Zaenal.
Namun, eksepsi tergugat ditolak karena berdasarkan dari
pertimbangan hukum MA yang selanjutnya disimpulkan, bahwa di
dalam gugatan perkara tentang Perbuatan Melawan Hukum yang
menimbulkan kerugian bagi orang lain, obyek gugatan bukanlah
tentang jumlah para pihak dalam perkara, akan tetapi adalah tentang
16ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
adanya hubungan hukum / kausalitas dari orang yang merasa
dirugikan dengan orang yang dirasa merugikan sebagaimana yang
dimaksud di dalam ketentuan pasal 1365 dan pasal 1367 KUHPerdata.
3. Untuk menjawab identifikasi masalah yang ketiga, kami memiliki dua
asumsi. Kami memiliki dua asumsi, karena dalam perkara di atas
terdapat dua keterangan yang berbeda.
Dari Berita Acara Pemeriksaan yang dibuat oleh Polisi,
disebutkan bahwa Zaenal adalah Pegawai dari Irwan
Dari keterangan 3 orang saksi, yaitu Handoko, Rabudin, Jasmin
bin Durahim didapatkan keterangan bahwa Zaenal bukan
merupakan pegawai dari Irwan
Asumsi 1 : Bahwa apabila benar terbukti berdasarkan bukti
yang konkret maka bahwa zaenal adalah pegawai dari Irwan, maka
berdasarkan ketentuan pasal 1367 KUHPerd , Irwan bertanggung
jawab atas kelalaian dari Zaenal sebagai pegawai / bawahannya.
Bunyi Pasal 1367 Ayat 3 :
“Majikan dan pemberi perintah harus bertanggung jawab atas kerugian
yang ditimbulkan oleh bawahannya dalam melaksanakan tugasnya.”
Asumsi 2 : bahwa apabila tidak terbukti Zaenal Adalah pekerja /
pegawai Irwan, maka yang bertanggung jawab atas perbuatan yang
mendatangkan kerugian tersebut adalah Zaenal secara pribadi dan PT.
Aegis Indonesia tidak dapat meminta ganti kerugian dari perbuatan
Zaenal kepada Irwan.
17ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
4. Dalam perkara di atas, terdapat keterangan dari saksi yang
menyatakan bahwa Zaenal bukan merupakan pegawai/bawahan dari
Irwan. Kesaksian tersebut diabaikan oleh hakim. Dalam kesaksian,
terdapat dua macam kesaksian, yaitu D Auditu dan Testimonium D
Auditu. Kesaksian “d auditu” adalah saksi yang telah melihat sendiri
kejadian tersebut, namun kesaksian yang diberikan oleh para saksi
masing – masing yaitu Handoko, Rabudin, Jasmin bin Durahim tersebut
bisa saja merupakan saksi “testimonium d auditu”, sebagai contoh:
dalam memberikan kesaksiannya saksi sellalu mengatakan “ Katanya
sih begitu” atau “dengar – dengar sih gitu”.
Lalu Hakim dalam perkara ini lebih memperhatikan BAP yang
dibuat oleh Polisi, yang menyatakan bahwa Zaenal merupakan
pegawai/bawahan Irwan. Namun sebenarnya, dalam perkara ini
Keterangan Saksi dapat saja mengesampingkan BAP. bahwa
keterangan para saksi masing – masing yaitu Handoko, Rabudin,
Jasmin bin Durahim bisa saja mengesampingkan apabila BAP itu tidak
benar sedangkan saksi – saksi tersebut yang telah disumpah tersebut
adalah benar . Bahwa para saksi yang memberikan keterangan yang
telah disumpah di bawah persidangan patut dipercaya tentang
kebenaran keterangannya / kesaksiannya, sedangkan dalam membuat
BAP itu tidak disumpah meskpun BAP dibuat oleh pejabat / petugas
yang telah disumpah untuk menjalankan tugasnya dengan baik karena
bisa saja keliru, sehingga itulah gunanya adanya saksi.
18ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
KOMENTAR :
Bahwa menurut kelompok kami, hakim telah salah / keliru dalam
memutuskan perkara tersebut baik di tingkat pertama, banding
maupun kasasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor :
Bahwa memang pada dasarnya perbuatan zaenal yang telah lalai
sehingga menyebabkan kebakaran tersebut jelas bukanlah suatu
force majeur namun dikualifikasikan sebagai kelalaian yang
mendatangkan kerugian akibat kelalaian tersebut. Sehingga,
perbuatan yang Zaenal lakukan dapat dikategorikan sebagai
Perbuatan Melawan Hukum, karena antara PT. Aegis Indonesia
dengan Irwan serta Zaenal tidak pernah terdapat suatu perjanjian.
Bahwa dikarenakan adanya perbedaan dan pertentangan antara
Berita Acara Pemeriksaan dengan keterangan saksi. Seperti yang
tertuang dalam berita acara laporan kepolisian yang menyatakan
bahwa Zaenal adalah pegawai dari Irwan sedangkam di dalam
berita acara persidangan tambahan bahwa ketiga saksi menyatakan
bahwa zaenal bukan pegawai / karyawan Irwan, namun hakim
agung tersebut menimbang bahwa atas kelalaian yang
menyebabkan terdapatnya 2 fakta yang berbeda tersebut hakim
agung hanya memperhatikan berita acara laporan kepolisian
pandeglang sepihak dan mengesampingkan dan mengabaikan saksi
19ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
– saksi lainya yang termuat dalam berita acara tambahan dan
sudah memberikan keterangan sumpah menurut agama masing –
masing ( anas testis mull us testis ). Padahal seharusnya hakim
harus mempertimbangkan keterangan ketiga saksi dan jika
memang ternyata bahwa pernyataan daripada para saksi tersbut
benar dan dapat dibuktikan secara konkret maka seharusnya bahwa
keterangan para saksi masing – masing yaitu Handoko, Rabudin,
Jasmin bin Durahim bisa saja mengesampingkan apabila BAP itu
tidak benar sedangkan saksi – saksi tersebut yang telah disumpah
tersebut adalah benar . Bahwa para saksi yang memberikan
keterangan yang telah disumpah di bawah persidangan patut
dipercaya tentang kebenaran keterangannya / kesaksiannya,
sedangkan dalam membuat BAP itu tidak disumpah meskpun BAP
dibuat oleh pejabat / petugas yang telah disumpah untuk
menjalankan tugasnya dengan baik karena bisa saja keliru,
sehingga itulah gunanya adanya saksi.
Berdasarkan dari pertimbangan hukum MA yang selanjutnya
disimpulkan, bahwa di dalam gugatan perkara tentang Perbuatan
Melawan Hukum yang menimbulkan kerugian bagi orang lain, obyek
gugatan bukanlah tentang jumlah para pihak dalam perkara, akan
tetapi adalah tentang adanya hubungan hukum / kausalitas dari
orang yang merasa dirugikan dengan orang yang dirasa merugikan
sebagaimana yang dimaksud di dalam ketentuan pasal 1365 dan
20ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
pasal 1367 KUHPerdata.
Namun berdasarkan dari keterangan para saksi dalam berita acara
tambahan, memperkuat eksepsi dari tergugat bahwa memang
gugatan yang diajukan tergugat adalah error in persona, karena jika
ternyata tidak terbukti bahwa Zaenal Adalah karyawan / pegawai
Irwan, maka yang bertanggung jawab atas perbuatan yang
mendatangkan kerugian tersebut adalah Zaenal secara pribadi dan
tidak dapat melimpahkan datanganya kerugian dari perbuatan
Zaenal kepada Irwan sehingga ketentuan di dalam pasal 1367
KUHPerdata dikesampingkn / tidak berlaku.
SARAN :
Menurut kelompok kami, seharusnya Irwan tidak dinyatakan
bersalah dan mengganti seluruh kerugian baik materil maupun materil
yang diakibatkan dari kelalaian Zaenal. Oleh sebab itu, sangatlah tidak
tepat saat hakim khilaf dalam memutuskan perkara yang menyatakan
bahwa irwan bersalah dan melakukan perbuatan melawan hukum,
karena berdasarkan prosesi acara persidangan tidak ada bukti yang
meyakinkan bahwa irwan telah melakukan perbuatan melawan hukum
yang mengakibatkan datangnya kerugian akibat perbuatan melawan
hukum tersebut. Justru sebaliknya semua bukti tertuju kepada Zaenal
sehingga yang seharusnya bertanggung jawab adalah zaenal secra
21ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia
pribadi. Sehingga harusnya putusannya adalah bahwa tidak terbukti
irwan telah melakukan perbuatan melawan hukum.
Selain itu, menurut kelompok kami, seharusnya dalam
memutuskan suatu perkara Hakim harus memperhatikan semua aspek
yang memberikan bukti secara kongkret, dan tidak mengabaikan satu
aspek. Sehingga, hakim dapat memberikan keputusan yang objektif
dan seadil mungkin, demi tercapainya kepastian hukum.
K E S I M PU L A N
L A M P I R A N
22ANALISIS KASUS ASURANSI
Irwan Harunsyah melawan PT. Asuransi Aegis Indonesia