Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat copy

35
HUKUM HUKUM PERSAINGAN USAHA PERSAINGAN USAHA

Transcript of Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat copy

Page 1: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

HUKUM HUKUM PERSAINGAN USAHA PERSAINGAN USAHA

Page 2: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Mengapa persaingan itu Mengapa persaingan itu penting ?penting ?

Persaingan memaksa perusahaan Persaingan memaksa perusahaan untuk menekan biaya menjadi lebih untuk menekan biaya menjadi lebih rendahrendah

Persaingan memaksa perusahaan Persaingan memaksa perusahaan untuk selalu menciptakan produk dan untuk selalu menciptakan produk dan berinovasiberinovasi

Persaingan memaksa terciptanya Persaingan memaksa terciptanya pelayanan yang lebih baikpelayanan yang lebih baik

Menguntungkan konsumenMenguntungkan konsumen

Page 3: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Mengapa Hukum Persaingan Mengapa Hukum Persaingan Usaha PentingUsaha Penting

Persaingan perlu adanya aturan main, Persaingan perlu adanya aturan main, karena terkadang tidak selamanya karena terkadang tidak selamanya mekanisme pasar dapat bekerja dengan mekanisme pasar dapat bekerja dengan baik (adanya informasi yang asimetris dan baik (adanya informasi yang asimetris dan monopoli)monopoli)

Dalam Pasar, biasanya ada usaha-usaha dari Dalam Pasar, biasanya ada usaha-usaha dari pelaku usaha untuk menghindari atau pelaku usaha untuk menghindari atau menghilangkan terjadinya persaingan menghilangkan terjadinya persaingan diantara merekadiantara mereka

Berkurangnya atau hilangnya persaingan Berkurangnya atau hilangnya persaingan memungkinkan pelaku usaha memperoleh memungkinkan pelaku usaha memperoleh laba yang jauh lebih besarlaba yang jauh lebih besar

Page 4: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Tujuan Utama Hukum Tujuan Utama Hukum Persaingan UsahaPersaingan Usaha

Agar persaingan antar pelaku usaha tetap Agar persaingan antar pelaku usaha tetap hiduphidup

Agar persaingan yang dilakukan antar Agar persaingan yang dilakukan antar pelaku usaha dilakukan secara sehatpelaku usaha dilakukan secara sehat

Mencegah penyalahgunaan kekuatan Mencegah penyalahgunaan kekuatan ekonomiekonomi

Melindungi kebebasan konsumen dan Melindungi kebebasan konsumen dan produsen dalam berusahaprodusen dalam berusaha

Efisiensi ekonomiEfisiensi ekonomi Meningkatkan kesejahteraan konsumenMeningkatkan kesejahteraan konsumen

Page 5: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Tujuan Tambahan dari Hukum Tujuan Tambahan dari Hukum Persaingan UsahaPersaingan Usaha

Melindungi usaha kecilMelindungi usaha kecil Menciptakan keadilan dan kejujuran Menciptakan keadilan dan kejujuran

dalam berusahadalam berusaha Mengendalikan inflasiMengendalikan inflasi

Page 6: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Pengaturan Hukum Persaingan Pengaturan Hukum Persaingan Usaha Sebelum UU No.5 Tahun Usaha Sebelum UU No.5 Tahun

19991999 Sangat minim atau tidak komprehensif Sangat minim atau tidak komprehensif

(tersebar dalam beberapa pasal aturan (tersebar dalam beberapa pasal aturan perundang-undangan) dan tidak memadai perundang-undangan) dan tidak memadai serta tidak pernah diterapkan, seperti :serta tidak pernah diterapkan, seperti :

1.1. UU No.5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, UU No.5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, terdapat dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat terdapat dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (3) dan Pasal 9 ayat (2)(3) dan Pasal 9 ayat (2)

2.2. KUH Pidana, Pasal 382 bisKUH Pidana, Pasal 382 bis3.3. KUH Perdata, Pasal 1365 KUH PerdataKUH Perdata, Pasal 1365 KUH Perdata4.4. UU No.1 Tahun 1995, Pasal 104 ayat (1)UU No.1 Tahun 1995, Pasal 104 ayat (1)5.5. UU No. 9 Tahun 1995 Tentang Usaha KecilUU No. 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil

Page 7: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Amerika Serikat perundang-undangan Amerika Serikat perundang-undangan tentang anti monopoli ini telah tentang anti monopoli ini telah dimulai sejak tahun 1890. Berbagai dimulai sejak tahun 1890. Berbagai perundang-undangan yang mengatur perundang-undangan yang mengatur monopolisasi dan praktek persaingan monopolisasi dan praktek persaingan usaha tidak sehat disebut “usaha tidak sehat disebut “Antitrust Antitrust LawLaw”. Undang-undang tersebut terdiri ”. Undang-undang tersebut terdiri dari 4 (empat) undang-undang utama, dari 4 (empat) undang-undang utama, yaitu :yaitu :

1.1. Sherman ActSherman Act2.2. Clayton ActClayton Act3.3. Robinson-Patman ActRobinson-Patman Act4.4. Federal Trade Commission ActFederal Trade Commission Act

Page 8: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Asas hukum persaingan usaha Asas hukum persaingan usaha adalah :adalah :

“ “ Pelaku usaha di Indonesia dalam Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan demokrasi ekonomi berdasarkan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan dengan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan keseimbangan antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum.(Pasal 2 UU No.5 Tahun 1999)umum.(Pasal 2 UU No.5 Tahun 1999)

Page 9: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Tujuan hukum larangan praktek monopoli dan Tujuan hukum larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat( Pasal 3 UU No.5 persaingan usaha tidak sehat( Pasal 3 UU No.5 tahun 1999) adalah :tahun 1999) adalah :

1.1. Menjaga Menjaga kepentingan umumkepentingan umum dan meningkatkan dan meningkatkan efisiensi ekonomiefisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu nasional sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

2.2. Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat pengaturan persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya sehingga menjamin adanya kepastian kepastian kesempatan berusaha yang samakesempatan berusaha yang sama bagi pelaku bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah dan pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah dan pelaku usaha kecilusaha kecil

3.3. Mencegah Mencegah praktek monopolipraktek monopoli dan atau persaingan dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usahausaha

4.4. Terciptanya Terciptanya efektivitasefektivitas dan dan efisiensi efisiensi dalam dalam kegiatan usaha kegiatan usaha

Page 10: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

IstilahIstilah Kata “monopoli” berasal dari kata Yunani yang berarti Kata “monopoli” berasal dari kata Yunani yang berarti

“penjual tunggal”, disamping itu istilah monopoli di USA “penjual tunggal”, disamping itu istilah monopoli di USA sering digunakan kata “antitrust” untuk pengertian yang sering digunakan kata “antitrust” untuk pengertian yang sepadan dengan istilah “anti monopoli” atau istilah sepadan dengan istilah “anti monopoli” atau istilah “dominasi” yang dipakai masyarakat Eropa yang artinya “dominasi” yang dipakai masyarakat Eropa yang artinya sepadan dengan arti istilah “monopoli. Disamping itu sepadan dengan arti istilah “monopoli. Disamping itu terdapat lagi istilah yang artinya mirip yaitu “kekuatan terdapat lagi istilah yang artinya mirip yaitu “kekuatan pasar”. Dalam praktek keempat istilah tersebut, yaitu pasar”. Dalam praktek keempat istilah tersebut, yaitu istilah”monopoli”,”antitrust”, “kekuatan pasar”, istilah”monopoli”,”antitrust”, “kekuatan pasar”, “dominasi” saling dipertukarkan pemakaiannya. “dominasi” saling dipertukarkan pemakaiannya. Keempat istilah tersebut dipergunakan untuk Keempat istilah tersebut dipergunakan untuk menunjukkan suatu keadaan di mana seseorang menunjukkan suatu keadaan di mana seseorang menguasai pasar, dimana dipasar tersebut tidak tersedia menguasai pasar, dimana dipasar tersebut tidak tersedia lagi produk subsitusi atau produk subsitusi yang lagi produk subsitusi atau produk subsitusi yang potensial, dan terdapatnya kemampuan pelaku pasar potensial, dan terdapatnya kemampuan pelaku pasar tersebut untuk menerapkan harga produk tersebut yang tersebut untuk menerapkan harga produk tersebut yang lebih tinggi, tanpa mengikuti hukum persaingan pasar lebih tinggi, tanpa mengikuti hukum persaingan pasar atau hukum tentang permintaan dan penawaran pasar. atau hukum tentang permintaan dan penawaran pasar.

Page 11: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Ketentuan UmumKetentuan Umum Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan

atau pemasaran barang dan atau atas jasa tertentu atau pemasaran barang dan atau atas jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha.(Pasal 1 angka 1 UU No. 5 Tahun 1999)usaha.(Pasal 1 angka 1 UU No. 5 Tahun 1999)

Sedangkan yang dimaksud praktek monopoli adalah Sedangkan yang dimaksud praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau produksi dan atau pemasaran atas barang dan atau jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum.(Pasal 1 angka 2 UU No.5 tahun 1999)umum.(Pasal 1 angka 2 UU No.5 tahun 1999)

Pemusatan ekonomi adalah penguasaan yang nyata Pemusatan ekonomi adalah penguasaan yang nyata atas suatu pasar bersangkutan oleh satu atau lebih atas suatu pasar bersangkutan oleh satu atau lebih pelaku usaha sehingga dapat menentukan harga pelaku usaha sehingga dapat menentukan harga barang dan atau jasa ( Pasal 1 angka 3 UU No.5 barang dan atau jasa ( Pasal 1 angka 3 UU No.5 tahun 1999 )tahun 1999 )

Page 12: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Persaingan usaha tidak sehat adalah Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.(Pasal 1 angka 6 UU No.5 Tahun 1999)usaha.(Pasal 1 angka 6 UU No.5 Tahun 1999)

Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara RI, baik kegiatan dalam wilayah hukum negara RI, baik sendiri maupun bersama-sama melalui sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.(Pasal kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.(Pasal 1 angka 5 UU No.5 Tahun 19991 angka 5 UU No.5 Tahun 1999

Page 13: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Posisi dominan adalah keadaan di mana Posisi dominan adalah keadaan di mana pelaku usaha tidak mempunyai pesaing pelaku usaha tidak mempunyai pesaing yang berati di pasar bersangkutan dalam yang berati di pasar bersangkutan dalam kaitannya dengan pangsa pasar yang kaitannya dengan pangsa pasar yang dikuasai, atau pelaku usaha mempunyai dikuasai, atau pelaku usaha mempunyai posisi yang tertinggi diantara pesaingnya di posisi yang tertinggi diantara pesaingnya di pasar bersangkutan dalam kaitan dengan pasar bersangkutan dalam kaitan dengan kemampuan keuangan, kemampuan akses kemampuan keuangan, kemampuan akses pada pasokan atau penjualan, serta pada pasokan atau penjualan, serta kemampuan untuk menyesuaikan pasokan kemampuan untuk menyesuaikan pasokan atau permintaan barang atau jasa tertentu.atau permintaan barang atau jasa tertentu.(Pasal 1 anka 4 UU No. 5 Tahun 1999)(Pasal 1 anka 4 UU No. 5 Tahun 1999)

Page 14: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Pasar bersangkutan (relevan market) adalah Pasar bersangkutan (relevan market) adalah pasar yang berkaitan dengan jangkauan atau pasar yang berkaitan dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas barang dan jasa yang sama atau sejenis atau atas barang dan jasa yang sama atau sejenis atau subsitusi dari barang dan/atau jasa tersebut.subsitusi dari barang dan/atau jasa tersebut.( Pasal 1 angka 10 UU No. 5 Tahun 1999)( Pasal 1 angka 10 UU No. 5 Tahun 1999)

Struktur pasar adalah keadaan pasar yang Struktur pasar adalah keadaan pasar yang memberikan petunjuk tentang aspek-aspek yang memberikan petunjuk tentang aspek-aspek yang memiliki pengaruh penting terhadap perilaku memiliki pengaruh penting terhadap perilaku pelaku usaha dan kinerja pasar, antara lain pelaku usaha dan kinerja pasar, antara lain jumlah penjual dan pembeli, hambatan masuk jumlah penjual dan pembeli, hambatan masuk dan keluar pasar, keragaman produk, sistem dan keluar pasar, keragaman produk, sistem distribusi, dan penguasaan pasar.(Pasal 1 angka distribusi, dan penguasaan pasar.(Pasal 1 angka 11 UU No.5 Tahun 1999)11 UU No.5 Tahun 1999)

Page 15: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

RUANG LINGKUP HUKUM ANTI RUANG LINGKUP HUKUM ANTI MONOPOLIMONOPOLI

UU No.5 tahun 1999 tentang larangan UU No.5 tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat mempunyai ruang lingkup tidak sehat mempunyai ruang lingkup ketentuan sbb :ketentuan sbb :

1.1. Perjanjian yang dilarangPerjanjian yang dilarang

2.2. Kegiatan yang dilarangKegiatan yang dilarang

3.3. Penyalahgunaan posisi dominanPenyalahgunaan posisi dominan

4.4. Komisi Pengawas Persaingan Usaha Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)(KPPU)

5.5. Sanksi-sanksiSanksi-sanksi

6.6. Perkecualian-perkecualianPerkecualian-perkecualian

Page 16: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Perjanjian yang dilarang terdiri dariPerjanjian yang dilarang terdiri dari : :1.1. Oligopoli (pasal 4)Oligopoli (pasal 4)2.2. Penetapan harga/ price fixing (pasal 5), Penetapan harga/ price fixing (pasal 5),

diskriminasi harga (pasal 6), predatory pricing diskriminasi harga (pasal 6), predatory pricing (pasal 7), Resale price maintenance (pasal 8)(pasal 7), Resale price maintenance (pasal 8)

3.3. Pembagian wilayah (pasal 9)Pembagian wilayah (pasal 9)4.4. Pemboikotan (pasal 10)Pemboikotan (pasal 10)5.5. Kartel (pasal 11)Kartel (pasal 11)6.6. Trust (pasal 12)Trust (pasal 12)7.7. Oligopsoni (pasal 13)Oligopsoni (pasal 13)8.8. Integrasi vertikal (pasal 14)Integrasi vertikal (pasal 14)9.9. Perjanjian tertutup (pasal 15)Perjanjian tertutup (pasal 15)10.10.Perjanjian dengan pihak luar negeri (pasal 16)Perjanjian dengan pihak luar negeri (pasal 16)

Page 17: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Kegiatan yang dilarang terdiri atasKegiatan yang dilarang terdiri atas : :

1.1. Monopoli (pasal 17)Monopoli (pasal 17)

2.2. Monopsoni (pasal 18)Monopsoni (pasal 18)

3.3. Penguasaan pasar (pasal 19), Penguasaan pasar (pasal 19), predatory pricing (pasal 20), predatory pricing (pasal 20), penetapan biaya (pasal 21)penetapan biaya (pasal 21)

4.4. Persekongkolan (pasal 22),perolehan Persekongkolan (pasal 22),perolehan rahasia perusahaan (pasal 23), rahasia perusahaan (pasal 23), penghambatan produksi dan penghambatan produksi dan pemasaran pesaing (pasal 24)pemasaran pesaing (pasal 24)

Page 18: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Penyalahgunaan posisi dominan Penyalahgunaan posisi dominan terdiri atasterdiri atas : :

1.1. Penyalahgunaan posisi dominan Penyalahgunaan posisi dominan (pasal 25)(pasal 25)

2.2. Jabatan rangkap (pasal 26)Jabatan rangkap (pasal 26)

3.3. Kosentrasi kepemilikan saham (pasal Kosentrasi kepemilikan saham (pasal 27)27)

4.4. Pengabungan, peleburan dan Pengabungan, peleburan dan pengambilalihan (merger, konsolidasi pengambilalihan (merger, konsolidasi dan akuisisi) pasal 28.dan akuisisi) pasal 28.

Page 19: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Pengecualian (pasal 50)Pengecualian (pasal 50) Undang-undang ini memuat berbagai pengecualian Undang-undang ini memuat berbagai pengecualian

yang menyangkut berbagai aktivitas seperti perbuatan yang menyangkut berbagai aktivitas seperti perbuatan dan atau perjanjian yang dikecualikan :dan atau perjanjian yang dikecualikan :

1.1. Perbuatan dan atau perjanjian yang bertujuan Perbuatan dan atau perjanjian yang bertujuan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlakuberlaku

2.2. Perjanjian yang berkaitan dengan hak atas kekayaan Perjanjian yang berkaitan dengan hak atas kekayaan intelektual seperti lisensi, paten, merek dagang, hak intelektual seperti lisensi, paten, merek dagang, hak cipta, desain produk industri, rangkaian elektronik cipta, desain produk industri, rangkaian elektronik terpadu, dan rahasia dagang, serta perjanjian yang terpadu, dan rahasia dagang, serta perjanjian yang berkaitan dengan waralaba.berkaitan dengan waralaba.

3.3. Perjanjian penetapan standar teknis produk barang dan Perjanjian penetapan standar teknis produk barang dan atau jasa yang tidak mengekang dan atau menghalangi atau jasa yang tidak mengekang dan atau menghalangi persaingan.persaingan.

4.4. Perjanjian dalam rangka keagenan yang isinya tidak Perjanjian dalam rangka keagenan yang isinya tidak memuat ketentuan untuk memasok kembali barang dan memuat ketentuan untuk memasok kembali barang dan atau jasa dengan harga lebih rendah dari pada harga atau jasa dengan harga lebih rendah dari pada harga yang telah diperjanjikanyang telah diperjanjikan

Page 20: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

5. 5. Perjanjian kerjasama penelitian untuk Perjanjian kerjasama penelitian untuk peningkatan dan perbaikan standar peningkatan dan perbaikan standar hidup masyarakat luashidup masyarakat luas

6. Perjanjian internasional yang telah 6. Perjanjian internasional yang telah diratifikasi oleh pemerintah RIdiratifikasi oleh pemerintah RI

7. Perjanjian dan atau perbuatan yang 7. Perjanjian dan atau perbuatan yang bertujuan untuk ekspor dan tidak bertujuan untuk ekspor dan tidak mengganggu kebutuhan dan atau mengganggu kebutuhan dan atau pemasokan pasar dalam negeripemasokan pasar dalam negeri

8. Pelaku usaha yang tergolong usaha 8. Pelaku usaha yang tergolong usaha kecilkecil

9. Kegiatan usaha koperasi yang secara 9. Kegiatan usaha koperasi yang secara khusus bertujuan melayani anggotanya.khusus bertujuan melayani anggotanya.

Page 21: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Monopoli dan atau pemusatan kegiatan Monopoli dan atau pemusatan kegiatan yang berkaitan dengan produksi dan yang berkaitan dengan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa atau pemasaran barang dan atau jasa yang menguasai hajat hidup orang yang menguasai hajat hidup orang banyak serta cabang-cabang produksi banyak serta cabang-cabang produksi yang penting bagi negara diatur dengan yang penting bagi negara diatur dengan undang-undang dan diselenggarakan undang-undang dan diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara dan/ oleh Badan Usaha Milik Negara dan/ atau badan/ lembaga yang dibentuk atau atau badan/ lembaga yang dibentuk atau ditunjuk oleh pemerintah (Pasal 51 UU ditunjuk oleh pemerintah (Pasal 51 UU No.5 Tahun 1999)No.5 Tahun 1999)

Page 22: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Dalam teori ilmu hukum Dalam teori ilmu hukum larangan dalam praktek larangan dalam praktek monopoli dan persaingan usaha monopoli dan persaingan usaha tidak sehat pada garis besarnya tidak sehat pada garis besarnya memakai salah satu atau memakai salah satu atau keduanya dari dua teori :keduanya dari dua teori :

1.1. Teori Per Se (per se illegal)Teori Per Se (per se illegal)

2.2. Teori Rule of reasonTeori Rule of reason

Page 23: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Per se illegal adalah suatu pendekatan yang menyatakan Per se illegal adalah suatu pendekatan yang menyatakan setiap perjanjian usaha atau kegiatan usaha tertentu setiap perjanjian usaha atau kegiatan usaha tertentu sebagai ilegal, tanpa perlu pembuktian lebih lanjut atas sebagai ilegal, tanpa perlu pembuktian lebih lanjut atas dampak yang ditimbulkan dari perjanjian atau kegiatan dampak yang ditimbulkan dari perjanjian atau kegiatan usaha tersebut. usaha tersebut.

Penerapan pendekatan per se illegal biasanya digunakan Penerapan pendekatan per se illegal biasanya digunakan dalam pasal-pasal yang menyatakan istilah “dilarang”, tanpa dalam pasal-pasal yang menyatakan istilah “dilarang”, tanpa anak kalimat…yang dapat mengakibatkan, seperti perjanjian anak kalimat…yang dapat mengakibatkan, seperti perjanjian penetapan harga (pasal 5)penetapan harga (pasal 5)

Rule of reason adalah suatu pendekatan untuk Rule of reason adalah suatu pendekatan untuk mengevaluasi akibat perjanjian atau kegiatan usaha mengevaluasi akibat perjanjian atau kegiatan usaha tertentu, guna menentukan apakah perjanjian atau kegiatan tertentu, guna menentukan apakah perjanjian atau kegiatan tersebut bersifat menghambat atau mendukung persaingan.tersebut bersifat menghambat atau mendukung persaingan.

penerapan pendekatan rule of reason ini dapat dilihat dari penerapan pendekatan rule of reason ini dapat dilihat dari ketentuan pasal-pasalnya, yakni pencantuman kata-kata ketentuan pasal-pasalnya, yakni pencantuman kata-kata “yang dapat mengakibatkan” dan/ atau “patut dapat “yang dapat mengakibatkan” dan/ atau “patut dapat diduga”. Kata-kata tersebut perlu penelitian lebih diduga”. Kata-kata tersebut perlu penelitian lebih mendalam, apakah suatu tindakan dapat menimbulkan mendalam, apakah suatu tindakan dapat menimbulkan praktik monopoli yang bersifat menghambat persaingan, praktik monopoli yang bersifat menghambat persaingan, misal monopoli (pasal 17), kartel (pasal 11)misal monopoli (pasal 17), kartel (pasal 11)

Page 24: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Komisi Pengawas Persaingan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)Usaha (KPPU)

Pelaksanaan UU No.5 tahun 1999 tentang larangan Pelaksanaan UU No.5 tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat , praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat , diawasi oleh suatu komisi yang dibentuk untuk itu dan diawasi oleh suatu komisi yang dibentuk untuk itu dan diberi nama Komisi Pengawas Persaingan Usahadiberi nama Komisi Pengawas Persaingan Usaha

Komisi ini dibentuk dan merupakan suatu lembaga Komisi ini dibentuk dan merupakan suatu lembaga independen yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan independen yang terlepas dari pengaruh dan kekuasaan pemerintah dan pihak lain dan bertanggungjawab kepada pemerintah dan pihak lain dan bertanggungjawab kepada presiden (pasal 30 ayat (1),(2) dan (3)presiden (pasal 30 ayat (1),(2) dan (3)

Komisi ini terdiri atas seorang Ketua merangkap Komisi ini terdiri atas seorang Ketua merangkap anggota, seorang Wakil ketua merangkap anggota dan anggota, seorang Wakil ketua merangkap anggota dan sekurang-kurangnya 7 orang anggota. Sebagai lembaga sekurang-kurangnya 7 orang anggota. Sebagai lembaga yang independen, anggota komisi diangkat oleh presiden yang independen, anggota komisi diangkat oleh presiden atas persetujuan DPR untuk masa jabatan 5 (lima) tahun atas persetujuan DPR untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan. Pengangkatan anggota komisi dilakukan dengan jabatan. Pengangkatan anggota komisi dilakukan dengan penyaringan berdasarkan persyaratan-persyaratan yang penyaringan berdasarkan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam pasal 32. dan keanggotaan komisi ditentukan dalam pasal 32. dan keanggotaan komisi berhenti karena hal-hal yang ditentukan dalam pasal 33.berhenti karena hal-hal yang ditentukan dalam pasal 33.

Page 25: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Komisi Pengawas Persaingan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)Usaha (KPPU)

Tugas KPPU (pasal 35) Tugas KPPU (pasal 35) 1.1. Melakukan penilaian terhadap perjanjian-perjanjian Melakukan penilaian terhadap perjanjian-perjanjian

yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam pasal 4 sampai dengan sebagaimana diatur dalam pasal 4 sampai dengan pasal 16pasal 16

2.2. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam pasal 17 sampai dengan pasal 24diatur dalam pasal 17 sampai dengan pasal 24

3.3. Melakukan penilaian terhadap ada atau tidaknya Melakukan penilaian terhadap ada atau tidaknya penyalahgunaan posisi dominan yang dapat penyalahgunaan posisi dominan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam pasal 25 sampai dengan pasal 28diatur dalam pasal 25 sampai dengan pasal 28

4.4. Mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Mengambil tindakan sesuai dengan wewenang komisi sebagaimana diatur dalam pasal 36komisi sebagaimana diatur dalam pasal 36

Page 26: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

5.Memberikan saran dan 5.Memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan pertimbangan terhadap kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pemerintah yang berkaitan dengan praktek monopoli dan atau praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.persaingan usaha tidak sehat.

6.Menyusun pedoman dan atau 6.Menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan publikasi yang berkaitan dengan dengan UU inidengan UU ini

7.Memberikan laporan secara berkala 7.Memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada atas hasil kerja Komisi kepada presiden dan DPRpresiden dan DPR

Page 27: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Wewenang KPPU meliputi :Wewenang KPPU meliputi :1.1. Menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha Menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha

tentang dugaan terjadinya praktek monopoli dan atau tentang dugaan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehatpersaingan usaha tidak sehat

2.2. Melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha Melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehatsehat

3.3. Melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap Melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan praktek monopoli dan atau persaingan usaha kasus dugaan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku tidak sehat yang dilaporkan oleh masyarakat atau oleh pelaku usaha atau yang ditemukan oleh Komisi sebagai hasil usaha atau yang ditemukan oleh Komisi sebagai hasil penelitiannya.penelitiannya.

4.4. Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan Menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang ada atau tidaknya praktek monopoli dan atau tentang ada atau tidaknya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehatpersaingan usaha tidak sehat

5.5. Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan Memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaranpelanggaran terhadap ketentuan undang-undang initerhadap ketentuan undang-undang ini

6.6. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran terhadap orang yang dianggap mengetahui pelanggaran terhadap ketentuan UU iniketentuan UU ini

Page 28: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

7. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku 7. Meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau setiap orang sebagaimana usaha, saksi, saksi ahli, atau setiap orang sebagaimana dimaksud angka 5 dan angka 6, yang tidak bersedia dimaksud angka 5 dan angka 6, yang tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi.memenuhi panggilan Komisi.

8. Meminta keterangan dari instansi pemerintah dalam 8. Meminta keterangan dari instansi pemerintah dalam kaitannya dengan penyelidikan dan atau pemeriksaan kaitannya dengan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan UU ini.terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan UU ini.

9. Mendapatkan, meneliti dan atau menilai surat dokumen , 9. Mendapatkan, meneliti dan atau menilai surat dokumen , dan atau alat bukti lain guna penyelidikan dan atau dan atau alat bukti lain guna penyelidikan dan atau pemeriksaanpemeriksaan

10. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya 10. Memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku usaha lain atau masyarakat.kerugian di pihak pelaku usaha lain atau masyarakat.

11.Memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha 11.Memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diduga melakukan praktek monopoli dan atau yang diduga melakukan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehatpersaingan usaha tidak sehat

12.Menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif 12.Menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yang melanggar ketentuankepada pelaku usaha yang melanggar ketentuan UU ini. UU ini.

Page 29: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Penegakan HukumPenegakan Hukum Penegakan hukum dimulai dengan bagaimana cara Penegakan hukum dimulai dengan bagaimana cara

penanganan perkara jika terjadi pelanggaran atas undang-penanganan perkara jika terjadi pelanggaran atas undang-undang No.5 tahun 1999. Semua ketentuan yang mengatur undang No.5 tahun 1999. Semua ketentuan yang mengatur penegakaan hukum ditempatkan dalam BAB VII dan VIII mulai penegakaan hukum ditempatkan dalam BAB VII dan VIII mulai dari pasal 38 sampai pasal 49. Bab VII mengatur mulai dari dari pasal 38 sampai pasal 49. Bab VII mengatur mulai dari pelaporan pelanggaran UU N0.5 tahun 1999 secara tertulis pelaporan pelanggaran UU N0.5 tahun 1999 secara tertulis kepada Komisi sampai pada penjatuhan putusan. Bab VIII kepada Komisi sampai pada penjatuhan putusan. Bab VIII diatur mengenai sanksi administratif dan sanksi pidana pokok diatur mengenai sanksi administratif dan sanksi pidana pokok dan tambahan dan tambahan

Pelaporan pelanggaran menurut pasal 38 dapat dilakukan oleh Pelaporan pelanggaran menurut pasal 38 dapat dilakukan oleh ::

1.1. Setiap orang yang mengetahui atau menduga adanya Setiap orang yang mengetahui atau menduga adanya pelanggaranpelanggaran

2.2. Pihak yang dirugikan sebagai akibat pelanggaranPihak yang dirugikan sebagai akibat pelanggaran3.3. Komisi tanpa laporan dapat mengadakan pemeriksaan pelaku Komisi tanpa laporan dapat mengadakan pemeriksaan pelaku

usaha kalau ada dugaan pelanggaran undang-undang ini.usaha kalau ada dugaan pelanggaran undang-undang ini.

Page 30: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Pemeriksaan yang dilakukan Komisi (pasal 39) Pemeriksaan yang dilakukan Komisi (pasal 39) dalam 2(dua) tahap yaitu :dalam 2(dua) tahap yaitu :

1.1. Pemeriksaan pendahuluanPemeriksaan pendahuluan2.2. Pemeriksaan lanjutanPemeriksaan lanjutan Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah

menerima laporan, Komisi wajib menetapkan menerima laporan, Komisi wajib menetapkan perlu tidaknya pemeriksaan lanjutan. Komisi perlu tidaknya pemeriksaan lanjutan. Komisi wajib menyelesaikan pemeriksaan lanjutan wajib menyelesaikan pemeriksaan lanjutan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak dilakukan pemeriksaan lanjutan. Jangka waktu dilakukan pemeriksaan lanjutan. Jangka waktu pemeriksaan lanjutan ini dapat diperpanjang pemeriksaan lanjutan ini dapat diperpanjang paling lama 30 (tiga puluh) hari. Dalam akhir paling lama 30 (tiga puluh) hari. Dalam akhir pemeriksaan lanjutan dengan atau tidak pemeriksaan lanjutan dengan atau tidak perpanjangan Komisi wajib mengambil perpanjangan Komisi wajib mengambil keputusan selambat-lambatnya 30 (tiga pulu) keputusan selambat-lambatnya 30 (tiga pulu) hari terhitung sejak selesainya pemeriksaan hari terhitung sejak selesainya pemeriksaan lanjutan.lanjutan.

Page 31: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Sikap pelaku usaha setelah putusan komisi : Sikap pelaku usaha setelah putusan komisi : 1.1. Wajib melaksanakan putusan, dalam jangka waktu Wajib melaksanakan putusan, dalam jangka waktu

30 (tiga puluh) hari sejak pelaku usaha menerima 30 (tiga puluh) hari sejak pelaku usaha menerima pemberitahuan putusan komisi.pemberitahuan putusan komisi.

2.2. Menyampaikan laporan pelaksanaan putusanMenyampaikan laporan pelaksanaan putusan3.3. Mengajukan keberatan kepada Pengadilan negeri, Mengajukan keberatan kepada Pengadilan negeri,

selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah menerima pemberitahuan putusanmenerima pemberitahuan putusan

Apabila sikap yang disebut dalam butir 1 dan 2 Apabila sikap yang disebut dalam butir 1 dan 2 tidak dijalankan, maka komisi meyerahkan putusan tidak dijalankan, maka komisi meyerahkan putusan itu kepada penyidik untuk melakukan penyidikan itu kepada penyidik untuk melakukan penyidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Terhadap Penolakan oleh Pengadilan negeri Terhadap Penolakan oleh Pengadilan negeri terhadap keberatan yang diajukan pengusaha, terhadap keberatan yang diajukan pengusaha, dapat diajukan uapaya hukum kasasi ke MA dapat diajukan uapaya hukum kasasi ke MA

Page 32: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Sanksi :Sanksi :

1.1. Tindakan AdministratifTindakan Administratif

2.2. Pidana pokokPidana pokok

3.3. Pidana tambahanPidana tambahan

KPPU hanya berwenang KPPU hanya berwenang menjatuhkan sanksi berupa menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif terhadap tindakan administratif terhadap pelaku usaha yang melanggar UU ini pelaku usaha yang melanggar UU ini

Page 33: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Menurut Pasal 47 ayat (2), tindakan administratif Menurut Pasal 47 ayat (2), tindakan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa :sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat berupa :

1.1. Penetapan pembatalan perjanjian sebagaimana dimaksud Penetapan pembatalan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, sampai dengan pasal 13, pasal 15, pasal16dalam pasal 4, sampai dengan pasal 13, pasal 15, pasal16

2.2. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi vertikal sebagaimana dimaksud dalam pasal 14integrasi vertikal sebagaimana dimaksud dalam pasal 14

3.3. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan yang terbukti menimbulkan praktek monopoli kegiatan yang terbukti menimbulkan praktek monopoli dan atau menyebabkan persaingan usaha tidak sehat dan dan atau menyebabkan persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan masyarakat.atau merugikan masyarakat.

4.4. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan penyalahgunaan posisi dominanpenyalahgunaan posisi dominan

5.5. Penetapan pembatalan atas penggabungan atau Penetapan pembatalan atas penggabungan atau peleburan badan usaha dan pengambilalihan saham peleburan badan usaha dan pengambilalihan saham sebagaimana dimaksud dalam pasal 28.sebagaimana dimaksud dalam pasal 28.

6.6. Penetapan pembayaranPenetapan pembayaran ganti rugi ganti rugi7.7. Pengenaan denda serendah-rendahnya 1 (satu) miliar Pengenaan denda serendah-rendahnya 1 (satu) miliar

rupiah dan setinggi-tingginya 25(dua puluh lima) miliar rupiah dan setinggi-tingginya 25(dua puluh lima) miliar rupiah.rupiah.

Page 34: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Pidana PokokPidana Pokok Pelanggaran atas beberapa ketentuan ditindak dengan Pelanggaran atas beberapa ketentuan ditindak dengan

menjatuhkan (1) pidana denda (2) pidana kurungan pengantimenjatuhkan (1) pidana denda (2) pidana kurungan penganti Ada 3(tiga) kelompok pelanggaran yang berkaitan dengan Ada 3(tiga) kelompok pelanggaran yang berkaitan dengan

kedua sanksi tersebut yaitu :kedua sanksi tersebut yaitu :1.1. Pelanggaran atas pasal 4, pasal 9 sampai pasal 14, pasal 16 Pelanggaran atas pasal 4, pasal 9 sampai pasal 14, pasal 16

sampai dengan pasal 19, pasal 25, pasal 27 dan pasal 28 UU sampai dengan pasal 19, pasal 25, pasal 27 dan pasal 28 UU ini diancam dengan pidana denda serendah-rendahnya 25 ini diancam dengan pidana denda serendah-rendahnya 25 (dua puluh lima) miliar rupiah setinggi tingginya 100 (dua puluh lima) miliar rupiah setinggi tingginya 100 (seratus) miliar rupiah, atau pidana kurungan pengganti (seratus) miliar rupiah, atau pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 6 (enam) bulan.denda selama-lamanya 6 (enam) bulan.

2.2. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 5 sampai dengan Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 5 sampai dengan pasal 8, pasal 15, pasal 20 sampai dengan pasal 24, dan pasal 8, pasal 15, pasal 20 sampai dengan pasal 24, dan pasal 26 UU ini diancam pidana denda serendah-rendahnya 5 pasal 26 UU ini diancam pidana denda serendah-rendahnya 5 (lima) miliar dan setinggi tingginya 25 (dua puluh lima) miliar (lima) miliar dan setinggi tingginya 25 (dua puluh lima) miliar atau pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 5 atau pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 5 (lima) bulan.(lima) bulan.

3.3. Pelanggaran atas pasal 41 UU ini diancam pidana denda Pelanggaran atas pasal 41 UU ini diancam pidana denda serendah-rendahnya 1 (satu) miliar rupiah dan setinggi serendah-rendahnya 1 (satu) miliar rupiah dan setinggi tingginya 5 (lima) miliar rupiah atau pidana kurungan tingginya 5 (lima) miliar rupiah atau pidana kurungan pengganti denda selama-lamanya 3 (tiga) bulan.pengganti denda selama-lamanya 3 (tiga) bulan.

Page 35: Hukum anti monopoli dan persaingan usaha tidak sehat   copy

Pidana Tambahan Pidana Tambahan Bentuk pidana tambahan adalah :Bentuk pidana tambahan adalah :1.1. Pencabutan izin usaha, atauPencabutan izin usaha, atau2.2. Larangan kepada pelaku usaha yang Larangan kepada pelaku usaha yang

telah terbukti melakukan pelanggaran telah terbukti melakukan pelanggaran terhadap UU ini untuk menduduki terhadap UU ini untuk menduduki jabatan direksi atau komisaris sekurang-jabatan direksi atau komisaris sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan selama-kurangnya 2 (dua) tahun dan selama-lamanya 5 (lima) tahun, ataulamanya 5 (lima) tahun, atau

3.3. Penghentian kegiatan atau tindakan Penghentian kegiatan atau tindakan tertentu yang menyebabkan kerugian tertentu yang menyebabkan kerugian pada pihak lain.pada pihak lain.