HUBUNGAN_PENGETAHUAN_GIZI_DENGAN_SIKAP_ANAK_SEKOLAH_DASAR_DALAM_....pdf
-
Upload
detria-hellyc -
Category
Documents
-
view
92 -
download
1
description
Transcript of HUBUNGAN_PENGETAHUAN_GIZI_DENGAN_SIKAP_ANAK_SEKOLAH_DASAR_DALAM_....pdf
1
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN SIKAP ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN
DI MADRASAH IBTIDAIYAH TANJUNGANOM, KECAMATAN BATURETNO, KABUPATEN WONOGIRI
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Diploma III ( Tiga ) Kesehatan Bidang Gizi
Diajukan Oleh :
PRATIWI YULIANINGSIH J 300060034
Disusun Oleh:
PRATIWI YULIANINGSIH J300060034
PROGRAM STUDI DIII GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009
2
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Karya tulis ilmiah berjudul “HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN SIKAP
ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN DI MI
TANJUNGANOM, KECAMATAN BATURETNO, KABUPATEN WONOGIRI” ini telah
mendapat persetujuan.
Surakarta, Mei 2009
Pembimbing I Pembimbing II Dyah Widowati, SKM Pramudya Kurnia, STP, MAgr
Program Diploma III Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta Ketua Program Studi Gizi
Dwi Sarbini, SST. M. Kes ii
3
PERNYATAAN PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah berjudul “HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN SIKAP
ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN DI MI
TANJUNGANOM, KECAMATAN BATURETNO, KABUPATEN WONOGIRI” ini telah
mendapat persetujuan.
Surakarta, Juli 2009
Tim Penguji:
1. Penguji I Pramudya Kurnia, STP, MAgr ( )
2. Penguji II Eni Purwani, MSi ( )
3. Penguji III Muwakhidah, SKM, M.Kes ( )
Mengesahkan
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Dekan,
Arif Widodo, A. Kep, M. Kes
iii
4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Seungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai
(dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain) dan
kepadaTuhan-Mulah hendaknya kamu berharap (QS. Al- Insyiroh:6-8).
Do’a adalah nyanyian hati yang selalu dapat membuka jalan terang kepada singgasana Tuhan
meskipun terhimpit tangisan seribu Jiwa (Penulis).
Syukurilah apa yang kita punya (Penulis)
Kejujuran adalah kunci dari segala-galanya yang akan membawa kita ke jalan yang terang
(Penulis).
Jalanilah hidup ini apa adanya dan berusahalah mendapatkan apa yang kamu inginkan.
(Penulis)
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah Kepada Alloh SWT atas segala karunia dan hidayahNya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Sederhana ini penulis
persembahakan kepada :
Kedua orang tuaku tercinta, sebagai ungkapan terima kasih atas do’a, motivasi, nasehat,
kasih sayang dan semua yang telah dikorbankan untukku.
Untuk adiku (Dik Rika, Dik Dina, dan Dik Dimas), Terima kasih atas dukungan dan
do’anya dan semoga kalian sukses.amin.
Untuk mas iwan sebagai ungkapan terima kasih atas do’anya, motivasi, nasehat, kasih
sayang dan semua yang dikorbankan untukku, dan semoga komitmen kita tercapai. Amien.
Untuk temanku (vinna, canggih, eny, wahyu, putri, dan tina) semoga persahabatan kita tetap
abadi, dan terima kasih atas semuannya.
Temanku satu kelas gizi D3 terimakasih atas dukungan, dan Do’anya.
Untuk kelompokku dicangkol (Sarie, mbah peyok, mama mey, dan tina) thanks atas
kerjasamanya semoga kita semua sukses. Amiin. Dan untuk Ibu Hadi di cangkol, terima
kasih atas bantuan, dukungan, dan doanya.
Untuk temanku dikos safira atun, yus, ita, Dita, mbak dian, luky terima kasih atas bantuan
dan doanya.
iv
5
KATA PENGANTAR
Assalamu’ Alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Alloh SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta dengan usaha yang sungguh-sungguh
akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sebagai syarat untuk
mencapai gelar Ahli Madya Gizi.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus
kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini:
1. Bapak Arif Widodo, A. Kep, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Ibu Dwi Sarbini, SST. M. Kes, selaku Ketua Program Gizi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
3. Ibu Dyah Widowati, SKM, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, nasehat, waktu, dan berbagai arahan kepada penulis selama
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. Bapak Pramudya Kurnia, STP, MAgr, selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, nasehat, waktu, dan berbagai arahan kepada
penulis selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.
5. Ibu Eni Purwani, MSi dan Ibu Muwakhidah, SKM, M.Kes, selaku penguji
yang telah memberikan masukan, saran dan kritik untuk perbaikan karya
tulis ilmiah ini.
6. Bapak Ibu Dosen Program Studi DIII Gizi di Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu dan semoga bermanfaat di
dunia dan diakhirat.
7. Semua Staf Karyawan atas pelayanan yang baik di Universitas
Muhammadiyah Surakarta ini.
8. Responden terima kasih atas bantuan yang diberikan dan atas kerja
samanya.
v
6
9. Semua pihak yang telah membantu selama penelitian dan selama
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Akhirnya untuk semua pihak yang membantu, penulis tidak dapat membalas
segala amal kebaikan dan pengorbanannya, semoga Alloh membalas segala amal
kebaikanNya.amin
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis
berharap semoga karya tulis ilmiah ini bagi semua pihak yang memerlukan dan
bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juli 2009
` Penulis
PRATIWI YULIANINGSIH
vi
7
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… i
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………… iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………… iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………………… v
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….. vii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………….. ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………. x
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………….. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………..……………………………………………………. 1
B. Perumusan Masalah………………………………………………………… 3
C. Tujuan Penelitian…...………………………………………………………. 3
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis……………………………………………………………. 6
B. Kerangka Teori…………………………………………………………….. 20
C. Kerangka Konsep………..…………………………………………………. 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ……………………………………………………………. 22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian………..…………………………………….. 22
C. Populasi dan Sampel…………………………………………………….…. 23
D. Definisi Operasional………………………………………………….……. 23
vii
8
E. Jenis Variabel………………………………………………………………. 24
F. Jenis Data, Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data……………. 24
G. Pengolahan Data dan Analisa Data……………………………………….... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah .......................................................................... 27
B. Karakteristik Umum Responden .. ............................................................... . 27
C. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Sikap Anak dalam Memilih Makanan Jajanan ............................................................................ 30
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………… 33
B. Saran……………………………………………………………………….. 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
9
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Distribusi Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin …………………………… . 28
Tabel 2. Distribusi Siswa Berdasarkan Pengetahuan Gizi………………………….. 28
Tabel 3. Distribusi Siswa Berdasarkan Sikap Anak Dalam Memilih Makanan Jajanan …....................................................................... 29
Tabel 4. Distribusi Siswa Berdasarkan Pengetahuan Gizi Dan Sikap Anak Dalam Memilih Makanan Jajanan………………………………………… 30
ix
10
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Teori………………………………………………………. 20
Gambar 2. Kerangka Konsep……………………………………………………. 21
x
11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Pengetahuan Gizi Anak sekolah……………………….... 1
Lampiran 2. Kuesioner Tentang Sikap Anak Sekolah Dalam Memilih
Makanan Jajanan …………………………………………………….. 2
Lampiran 3. Master Tabel………………………………………………………… 3
Lampiran 4. Hasil Olahan Data…………………………………………………… 4
xi
12
ABSTRAK
PROGRAM STUDY DIPLOMA III GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH, JULI 2009
PRATIW YULIANINGSIH HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DENGAN SIKAP ANAK SEKOLAH DASAR DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN DI MI TANJUNGANOM, KECAMATAN BATURETNO, KABUPATEN WONOGIRI 5 Bab, 33 Halaman, 2 Gambar, 10 Tabel, 13 Lampiran
Pengetahuan gizi adalah kepandaian dalam memilih makananan jajanan yang sehat. Pengetahuan gizi anak sangat mempengaruhi sikap anak dalam memilih makanan jajanan. Pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara internal maupun secara eksternal. Untuk pengetahuan secara internal yaitu pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri berdasarkan pengalaman hidup, sedangkan secara eksternal yaitu pengetahuan yang berasal dari orang lain sehingga pengetahuan anak tentang gizi bertambah.Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno. Tujuan khusus penelitian ini adalah : menilai pengetahuan gizi anak, mendeskripsikan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan, menganalisis pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri.
Jenis Penelitian observasional. Populasi adalah anak Sekolah Dasar kelas lima dan kelas enam. Sampel berjumlah 60 anak yang merupakan total populasi. Analisis data dengan menggunakan kuesioner dan data diolah menggunakan SPSS versi 14 dengan uji statistik metode Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan gizi baik 42 anak (70 %), dan pengetahuan gizi tidak baik sebesar 18 anak (30 %). Sikap anak dalam memilih makanan jajanan yang tepat 50 anak (83,33%), dan sikap dalam memilih makanan jajanan tidak tepat 10 anak (16,67 %). Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak dalam memilih makanan jajanan (p = 0,059), Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan tidak berarti sikap yang diambil tepat.
Diharapkan adanya kantin sekolah, pihak sekolah diharapkan materi gizi melalui pendidikan jasmani disekolah, dan bagi guru dapat menghimbau dan menetapkan peraturan mengenai makanan jajanan yang sehat pada anak didiknya.
Kata kunci : pengetahuan gizi, sikap anak dalam memilih makanan jajanan. Daftar Pustaka : 2003- 2007
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak adalah
generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas
anak-anak saat ini. Upaya peningkatan sumber daya manusia harus dilakukan
sejak dini, sistematis dan berkesinambungan. Tumbuh kembangnya anak usia
sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan
kuantitas yang baik serta benar. Dalam masa tubuh kembang tersebut
pemberian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak dapat selalu
dilaksanakan dengan benar dan menyimpang. Penyimpangan ini
mengakibatkan gangguan pada organ-organ dan sistem tubuh anak.
Foodborne diseases atau penyakit bawaan makanan merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang utama di banyak negara. Penyakit ini dianggap
bukan termasuk penyakit yang serius untuk jangka pendek, sehingga sering
kali kurang diperhatikan oleh orang tua, masyarakat atau instansi yang terkait
dengan masalah ini (Anonim, 2007).
Menurut Sampurno (2005), masalah keracunan makanan sudah
menjadi langganan di Indonesia. Hampir setiap tahun kasus keracunan selalu
ada. Dari seluruh kasus keracunan selalu ada, semua bersumber pada
pengolahan makanan yang tidak higienis.
Makanan jajanan anak sekolah yang diproduksi secara tradisional
dalam bentuk indusri rumah tangga diragukan keamanannya. Meskipun
jajanan yang diproduksi industri makanan tersebut berteknologi tinggi, belum
tentu terjamin keamanannya. Oleh karena itu, keamanan makanan jajan
merupakan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu
mendapatkan perhatian serius, konsisten dan disikapi bersama (Iswaranti dkk,
2007)
Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Semarang
mendapati 90% jajanan yang ada di beberapa sekolah tidak layak dikonsumsi.
1 1
2
Makanan jajanan selain mengandung bahan pengawet buatan, terdapat bahan
pewarna buatan yang bisa membahayakan tubuh manusia (Anonim, 2007).
Iswaranti (2007) mengemukakan, makanan yang aman adalah
makanan yang bebas dari pencemaran mikrobiologi dan tidak melebihi
ambang batas zat kimia. Bila terjadi hal seperti itu, maka dapat menimbulkan
gangguan kesehatan.
Tersedianya pangan dalam keluarga belum menjamin kebutuhan gizi
seseorang sudah terpenuhi. Kecukupan gizi seseorang sepenuhnya tergantung
pada apa yang dimakan. Status gizi anak dapat memberikan informasi penting
tentang keadaan gizi anak pada saat sekarang atau masih lampau (Roedjito,
2005).
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan gizi adalah
kebiasaan makan. Anak usia sekolah mempunyai kebiasaan jajan. Kebiasaan
jajan cenderung menjadi bagian dari budaya dari keluarga. Makanan jajanan
yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan gizi akan mengancam kesehatan
anak. Nafsu makan anak berkurang dan jika berlangsung lama akan
berpengaruh pada status gizi (Susanto, 2003).
Pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan
makanan jajanan. Pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara internal
maupun eksternal. Untuk pengetahuan secara internal yaitu pengetahuan yang
berasal dari dirinya sendiri berdasarkan pengalaman hidup sedangkan secara
eksternal yaitu pengetahuan yang berasal dari orang lain sehingga
pengetahuan anak tentang gizi bertambah (Solihin, 2005).
Sikap pemilihan makanan jajanan merupakan hasil perubahan pada
anak SD dan mengalami perubahan terus-menerus menyesuaikan diri dengan
kondisi lingkungan dan tingkat budaya tersebut salah satu faktor yang
mempengaruhi sikap pemilihan makanan jajanan adalah sikap dalam
pemilihan makanan (Solihin, 2005).
Salah satu sikap penting dan mendasar sebagai sebab timbulnya
masalah gizi kurang adalah adanya sikap pemilihan makanan jajanan individu
yang tidak sesuai dengan kaidah gizi, oleh karena itu upaya penyadaran akan
3
gizi pada anak SD perlu ditingkatkan sehingga anak SD mengetahui makanan
jajanan yang baik dan bergizi (Susanto,2003).
Dari segi gizi sebelumnya makana jajanan belum tentu jelek, karena
ternyata makanan jajanan kaki lima menyumbang asupan energi bagi anak
sekolah sebanyak 36%, protein 29%, dan zat besi 52%, tetapi keamanan
jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi masih
dipertanyakan (Anonim, 2007).
Hasil survai data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Wonogiri 2007 jumlah anak sekolah dasar di Kabupaten Wonogiri sebanyak
41.226 anak sekolah dasar yang berstatus gizi baik sebesar 88.91% sedang
yang berstatus gizi kurang sebesar 6.395% dan yang berstatus gizi buruk
sebesar 0,365%. Di kecamatan Baturetno sendiri jumlah anak sekolah dasar
sebanyak 2,387 balita, yang berstatus gizi baik sebesar 90,2%, yang berstatus
gizi kurang sebesar 12,755%, yang berstatus gizi buruk sebesar 0,125%, dan
yang berstatus gizi lebih adalah 0,255%. Berdasarkan hal tersebut diatas
peneliti ingin meneliti hubungan pengetahuan gizi dengan sikap anak sekolah
dalam memilih makanan jajanan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah ini adalah Apakah
ada hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam
memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan
Baturetno, Kabupaten Wonogiri.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah
Dasar dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah
Tanjunganom, Kecamatan Baturetno.
4
2. Tujuan Khusus
a. Menilai pengetahuan gizi anak Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah
Tanjunganom, Kecamatan Baturetno.
b. Mendeskripsikan sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan
jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno.
c. Menganalisis pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar dalam
memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom,
Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sekolah
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para guru dalam
menghimbau dan menetapkan peraturan mengenai makanan jajanan
yang sehat bagi para anak didiknya dalam rangka mengantisipasi
munculnya masalah gizi khususnya kejadian infeksi atau angka
kesakitan pada anak sekolah, karena pada dasarnya, penindak lanjutan
masalah keamanan jajanan anak sekolah tidak lepas dari partisipasi
pihak sekolah.
b. Memberikan pengertian tentang gizi pada anak didiknya serta
memberikan deskripsi atau gambaran sikap dalam pemilihan makanan
yang baik dan faktor yang mempengaruhinya yang dimasukkan
melalui pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan disekolah.
2. Bagi Siswa
Memberikan pengertian pada siswa bahwa pengetahuan gizi dan sikap
dalam memilih makanan jajanan yang sehat dan bergizi, agar siswa dapat
mengantisipasi dirinya sendiri untuk memilih makanan jajanan yang aman
dan sehat, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi dan
kesehatannya selalu terjaga.
5
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, dan menambah
wawasan tentang hubungan pengetahuan gizi dengan sikap anak terhadap
pemilihan makanan jajanan yang baik.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Makanan Jajanan
a. Pengertian
Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima atau dalam
bahasa Inggris disebut street food menurut FAO didefinisikan sebagai
makanan dan minuman yang dipersiapkan dan atau dijual oleh
pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum
lain yang langsung dimakan tanpa pengolahan atau persiapan lebih
lanjut (Iswaranti dkk, 2007).
b. Kandungan Zat Gizi dan Zat kimia Makanan Jajanan
1) Kandungan Zat Gizi
Dari segi gizi sebenarnya makanan jajanan belum tentu
jelek, karena ternyata makanan jajanan kaki lima menyumbang
asupan energi bagi anak sekolah sebanyak 36%, protein 29% dan
zat besi 52%, tetapi keamanan jajanan tersebut baik dari segi
mikrobiologis maupun kimiawi masih dipertanyakan (Anonim,
2007).
Makanan jajanan umumnya mengandung zat tepung, gula,
garam, lemak dan kolesterol, hal ini menyebabkan risiko tinggi
terjadinya hipertensi, Diabetes Militus ataupun penyakit lain yang
berhubungan dengan penyakit jantung (Didinkaem, 2006).
2) Kandungan Zat Kimia
Boraks, zat pengawet, dan pewarna berbahya, merupakan
bahan aditif (tambahan) makanan. Sementara bahan aditif terutama
yang terbuat dari bahan kimia harus dibatasi penggunaannya. Jika
tidak dikendalikan, dalam jangka panjang, bahan-bahan aditif
tersebut bisa menjadi bersifat karsinogenik (memicu timbulnya
kanker) (Baliwati dkk, 2004).
6
7
Sedikitnya 19.465 jenis makanan yang dijadikan sampel
pengujian dalam penelitian BPOM tahun 2006, ditemukan 5,6%
sampel tidak layak diedarkan. Sebanyak 185 item mengandung
pewarna berbahaya, 94 item mengandung boraks, 74 item
mengandung formalin, dan 52 item mengandung benzoate atau
pengawet dalam kadar berlebih. Badan POM kemudian
menariknya dari peredaran untuk dimusnahkan. Disamping itu,
Badan POM juga memeriksa sebanyak 36 dari 267 industri yang
terdaftar produknya, belum memenuhi persyaratan. Dari 927 unit
industri rumah tangga berizin SP (Sertifikat Penyuluhan) yang
diperiksa, ternyata ditemukan sebanyak 542 unit sarana belum
memenuhi persyaratan (Anonim, 2007).
3) Bahan Tambahan Makanan
Bahan tambahan makanan adalah bahan-bahan yang
ditambahkan kedalam makanan selama produksi, pengolahan,
pengemasan, atau penyimpanan untuk tujuan tertentu.
Seperti telah diketahui bahwa bahan makanan tambahan
digunakan di industri-industri makanan untuk meningkatkan mutu
pangan olahan, dan pengunaan bahan tambahan makanan tersebut
hanya diperbolehkan jika ditujukan untuk keperluan berikut:
a) Mempertahankan nilai gizi makanan
b) Konsumsi golongan tertentu yang memerlukan makanan diit
c) Mempertahankan mutu atau kestabilan makanan untuk
memperbaiki sifat-sifat organoleptiknya hingga tidak
menyimpang dari sifat ilmiahnya, dan dapat membantu
mengurangi makanan yang dibuang
d) Keperluan pembuatan, pengolahan, penyediaan, perlakuan,
pewadahan, pembungkusan, pemindahan, atau pengangkutan
(Winarno, 2002).
8
Contoh- contoh Bahan Tambahan Makanan (BMT) No Bahan Tambahan
Makanan Jenis Makanan
Jajanan Fungsi
1. 2. 3. 4.
Boraks Formalin Rhodomin B, Methanil yellow Aspartam, Siklamat, Sakarin, monosodium Glutamat (MSG)
Bakso Tahu goreng, mi kuning Es sirup, es kucir, es cendol Makanan ringan (chiki, mi kering berbumbu, dan lain- lain)
Pengempal Pengawet Pewarna Pemanis Perasa
(Sumber: Media Indonesia, 2004)
Bahan-bahan ini dapat terakumulasi pada tubuh manusia dan
bersifat karsinogenik yang dalam jangka panjang menyebabkan
penyakit-penyakit seperti antara lain kanker dan tumor pada organ
tubuh manusia. Belakangan juga terungkap tentang reaksi
penyimpangan makanan makanan tertentu yang ternyata dapat
mempengaruhi fungsi otak termasuk gangguan perilaku pada anak
sekolah. Gangguan perilaku tersebut meliputi gangguan tidur,
gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan bicara,
hiperaktif hingga memperhebat gejala pada penderita autis
(Anonim, 2007).
Pengaruh jangka pendek penggunaan BTP ini menimbulkan
gejala-gejala yang sangat umum seperti pusing, mual, muntah,
diare atau kesulitan buang air besar (Anonim, 2007).
Menurut PERSAGI seperti yang dikutip oleh (Irwanti, 1999)
makanan jajanan yang sehat dan bergizi memenuhi syarat zat gizi
sebagai berikut :
a) Harus mempunyai kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai
usia, jenis iklim, pekerjaan.
b) Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang,
bahan makanan setempat dan selera terhadap makanan.
9
c) Bentuk dan porsi disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan
keadaan fungsi tubuh.
d) Memperhatikan kebersihan makanan dan lingkungan.
Adanya kemajuan ilmu teknologi, berbagai macam produk jadi
secara mudah dapat ditemukan di pasar swalayan sampai warung-
warung yang berupa bumbu-bumbu dan penyedap yang diproses
menjadi produk instant lainnya.
Hasil industri pangan ini di satu sisi mencerminkan kemajuan
bidang ini, namun disisi lain juga menimbulkan masalah tersendiri.
Dari hasil Evaluasi Pengawasan Mutu Deperindag Tahun 1992 /
1993 menunjukkan bahwa dari 5 jenis bahan pangan yaitu garam
beriodium, makanan ringan (ekstrudat), mie instant, kopi bubuk
dan saus cabe banyak diantaranya yang tidak memenuhi
standarisasi (Saidi, 2003).
Kebiasaan jajan pada anak sudah menjadi kebiasaan yang
umum dan dapat ditemui di berbagai tingkat sosial ekonomi
masyarakat. Bagi anak yang tidak terbiasa makan pagi, makanan
jajanan berfungsi sebagai makanan yang pertama kali masuk ke
saluran pencernaan, sehingga sebagian orang jajanan menjadi
penting artinya.
2. Jenis Makanan Jajanan
a. Makanan jajanan manis disebut juga kue dibagi menjadi dua yaitu:
1) Kue basah jenisnya antara lain: bubur sungsum, kolak, nagasari,
bolu kukus, kue lapis, kelepon, ubi rebus, dan lain-lain.
2) Kue kering jenisnya antara lain: aneka gorengan seperti pisang
goreng, ubi goreng, mendoan, bakwan, tahu isi, sukun goreng dan
lain-lain. Aneka kue panggang seperti: cake, kue seprit, bolu dan
kue-kue yang dipanggang dalam cetakan seperti pukis, carabikang,
apem, dan kue Lumpur.
10
b. Makanan jajanan Asin
1) Kue basah, misalnya: lemper arem-arem, lumpia, risoles, kroket,
sosis solo, makaroni schotel dan lain-lain. Kue basah asin biasanya
disajikan dengan tambahan cabe rawit.
2) Kue kering, misalnya: kue batang keju, kastangels, sus kering, bola
asin dan lain-lain.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan jajanan
a. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan Gizi adalah kepandaian memilih makanan yang
merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam memilih
makanan jajanan yang sehat. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil
pengetahuan dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan
”What”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya.
Pengetahuan secara perorangan maupun bersama ternyata langsung
dalam dua bentuk dasar yang sulit ditentukan mana kiranya yang
paling “asli” atau mana yang paling berharga dan yang paling
manusiawi. Bentuk satu adalah mengetahui saja dan untuk menikmati
pengetahuan itu demi memuaskan hati manusia (Notoatmojo, 2003).
Pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan
makanan jajanan. Pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara
internal maupun eksternal. Untuk pengetahuan secara internal yaitu
pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri berdasarkan pengalaman
hidup sedangkan secara eksternal yaitu pengetahuan yang berasal dari
orang lain sehingga pengetahuan anak tentang gizi bertambah (Solihin,
2005).
11
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Solihin, 2005)
bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu,
faktor internal dan faktor eksternal yaitu:
1) Faktor internal meliputi:
a) Kesehatan
Status kesehatan sangat mempengaruhi status gizi
seseorang. Infeksi dan demam dapat menyebabkan merosotnya
nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan
mencernakan makanan. Parasit dalam usus, seperti cacing
gelang dan cacing pita bersaing dalam tubuh dalam
memperoleh makan dan dengan demikian menghalangi zat gizi
ke dalam arus darah. Keadaan gizi yang demikian membantu
terjadinya kurang gizi. Sehat berarti keadaan fisik, mental dan
sosial anak berfungsi secara optimal dan seimbang,
keseimbangan ini akan terganggu jika seseorang anak berada
dalam keadaan yang tidak optimal baik fisik, mental maupun
sosial.
b) Intelegensi
Intelegensi sangat besar sekali pengaruh terhadap
pengetahuan anak yang mempunyai intelegensi yang lebih
tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai
intelegensi rendah.
c) Perhatian
Keaktifan jika yang tinggi yang semata-mata setuju pada
suatu obyek. Jika perhatian anak kurang terhadap suatu materi,
maka pemahaman terhadap materi tersebut akan berkurang dan
menurun.
d) Minat
Kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang berbagai kegiatan yang diminati anak, diperhatikan
12
terus-menerus disertai rasa senang berbeda dengan perhatian
yang sifatnya sementara.
e) Bakat
Kemampuan untuk belajar, kemampuan itu akan terealisasi
menjadi kecakapan nyata sesudah belajar/ berlatih.
2) Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
meliputi:
a) Keluarga
Keluarga sangat menentukan dalam pendidikan anak karena
keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama dan pertama.
Secara tradisional, ayah mempunyai prioritas utama atas
jumlah dan jenis makanan tertentu dalam keluarga, dan justru
golongan yang rawan terhadap masalah gizi mempunyai
prioritas paling akhir yaitu wanita dan anak-anak. Jika
kebiasaan budaya pembagian kebiasaan budaya pembagian
pangan yang tidak merata dalam unit keluarga terus diterapkan,
maka akan menyebabkan bencana baik bagi kesehatan maupun
kehidupan.
b) Metode pembelajaran
Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui
didalam mengajar, untuk menghindari pelaksanaan cara belajar
yang salah perlu suatu pembinaan. Dengan metode belajar yang
tepat dan efektif, akan efektif pula hasil belajar anak.
c) Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga
mempengaruhi belajar anak. Pengaruh ini terjadi karena
keberadaannya dalam masyarakat adalah berhubungan dengan
media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan
masyarakat.
13
b. Sikap dalam memilih makanan jajanan
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap seorang anak adalah
komponen penting dalam perilaku dalam memilih makanan jajanan,
dan kesehatannya, kemudian diasumsikan bahwa adanya hubungan
langsung antara sikap dan perilaku anak. Sikap positif anak terhadap
kesehatan kemungkinan tidak otomotis berdampak pada perilaku anak
menjadi positif, tetapi sikap yang negatif terhadap kesehatan hampir
pasti berdampak negatif pada perilakunya (Notoadmodjo, 2003).
Sikap pemilihan makanan jajanan merupakan hasil perubahan
pada anak SD dan mengalami perubahan terus-menerus menyesuaikan
diri dengan kondisi lingkungan dan tingkat budaya tersebut salah satu
faktor yang mempengaruhi sikap pemilihan makanan jajanan adalah
sikap dalam pemilihan makanan (Notoadmodjo, 2003).
1) Komponen-komponen sikap
Menurut Azwar (2004) struktur sikap terdiri atas tiga
komponen yang saling menunjang yaitu:
a) Komponen kognitif
Kepercayaan anak mengenai apa yang berlaku apa yang benar
bagi objek sikap.
b) Komponen afektif
Menyangkut masalah emosianal subyektif anak terhadap suatu
obyek sikap.
c) Komponen perilaku
Kecenderungan perilaku yang ada didalam diri anak berkaitan
dengan objek yang dihadapinya.
14
Menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2003) sikap terdiri
dari berbagai tingkat yaitu:
(1) Menerima
Anak mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(obyek).
(2) Merespon
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi
dari sikap.
(3) Menghargai
Mengajak teman untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan mendiskusikan dengan teman lain terhadap suatu
masalah adalah indikasi sikap tingkat tiga.
(4) Bertanggung jawab
Bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling
tinggi.
c. Pembentukan sikap
Menurut Azwar (2004) faktor yang mempengaruhi pembentukan
sikap yaitu:
1) Pengalaman pribadi
Jika berbagai pangan yang berbeda tersedia dalam jumlah yang
cukup, biasanya orang memiliki pangan yang telah dikenal dan
yang disukai. Hal tersebut disebabkan oleh : (1) Banyaknya
informasi yang dimiliki seseorang tentang kebutuhan tubuh akan
gizi selama beberapa masa dalam perjalanan hidupnya, (2)
kemampuan seseorang untuk menerapkan pengetahuan gizi ke
dalam memilih makanan jajanan dan pengembangan cara
pemanfaatan pangan yang sesuai. Pengalaman pribadi adalah apa
yang telah ada yang sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan anak dalam memilih makanan jajanan.
15
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Di antara orang yang biasanya dianggap penting oleh individu
adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman
sebaya, teman dekat, guru. Pada umumnya anak cenderung untuk
memiliki sikap searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
3) Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan masyarakat mempunyai kekuatan yang
berpengaruh dalam memilih makanan jajanan yang akan
dikonsumsi. Aspek sosial Budaya pangan adalah fungsi pangan
dalam masyarakat yang berkembang sesuai dengan keadaan
lingkungan, agama, adat, kebiasaan, dan pendidikan masyarakat
tersebut (Baliwati, 2004).
Suhardjo (2003), mengungkapkan bahwa sikap dalam memilih
makanan jajanan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a) Kebudayaan mempengaruhi orang dalam memilih makanan
jajanan yaitu mencangkup jenis pangan apa yang harus
diproduksi, bagaimana diolah, disalurkan, dan disajikannya.
Pengembangan kebiasaan makan, kebiasaan makan,
mempelajari cara yang berhubungan dengan konsumsi pangan
dan menerima atau menolak bentuk atau jenis pangan tertentu,
dimulai dari permulaan hidup akan menjadi bagian perilaku
yang berakar diantara penduduk.
b) Segi psikologi
Sikap anak terhadap makanan banyak makanan banyak
dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dan respons yang
diperlihatkan oleh orang lain terhadap makanan sejak masa
kanak-kanak. Pengalaman tersebut dapat mempengaruhi sikap
suka atau tidak suka individu terhadap makanan.
Kebudayaan di mana anak hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap anak. Kebudayaan
16
telah menanamkan jenis pengaruh sikap anak terhadap
pemilihan makanannya.
4) Media massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti
televisi mempunyai pengaruh besar pada anak dalam memilih
makanan.
5) Lembaga pendidikan
Lembaga pendidikan sebagai suatu system mempunyai pengaruh
dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar
pengertian dan konsep pada anak.
6) Pengaruh faktor emosional
Sebagai bentuk merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosional yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi
atau penggalihan bentuk mekanisme pengetahuan EQ.
d. Penilaian sikap
Untuk menilai sikap seseorang dapat menggunakan skala atau
kuesioner. Skala penilaian sikap dapat mengandung serangkaian
pernyataan tentang permasalahan tertentu. Responden yang akan
mengisi diharapkan menentukan sikap setuju atau tidak setuju terhadap
pernyataan tertentu. Skala pengukuran sikap oleh Likert dibuat dengan
pilihan jawaban sangat setuju terhadap suatu pernyataan dan sangat
tidak setuju (Niven, 2003).
e. Kebiasaan Makan jajan siswa disekolah
Hampir semua (93,8%) siswa mengkonsumsi jajanan setiap
harinya. Terdapat kurang lebih 130 jenis makanan jajanan anak
sekolah dasar, baik berupa nasi, aneka makanan ringan/snack, permen
dan minuman. Dari sekian jenis tersebut hanya sebagian (46,9%) yang
mencantumkan komposisi bahan dan hanya sebagian kecil (<10%)
yang mencantumkan zat gizinya (Hidayati dkk, 2007)
Kebiasaan siswa mengkonsumsi makanan jajanan disekolah
biasanya kurang mendapat perhatian dari orang tuanya, hal ini
17
dibuktikan dari berbagai jenis jajanan yang dipilih oleh siswa yang
kurang beragam kandungan gizinya, seperti es sirup, es lilin, sate
gandum, basgor, aneka chiki,rambak, makaroni, cakue, jelly, permen,
cilok, dan lain-lain. Selain kurang beragam kandungan gizinya, banyak
pula yang tidak memiliki izin dari departemen kesehatan. Hal yang
sangat menghawatirkan adalah kandungan pewarna dan pemanis
sistesis serta pengawet yang berbahaya yang dilarang penggunaannya
untuk makanan atau minuman (Hidayati dkk, 2007).
Menurut Moehji (2003), kebiasaan jajan memiliki kelemahan-
kelemahan antara lain sebagai berikut:
1) Jajanan tersebut biasanya banyak mengandung hidrat arang.
Walaupun ada zat-zat makanan lain, tentu jumlahnya sedikit.
2) Dengan terlalu sering jajan, maka anak akan kenyang. Akibatnya
anak tidak mau makan nasi, atau jika mau, jumlah yang
dihabiskan hanya sedikit sekali.
3) Kebersihan dari jajanan itu sangat diragukan.
4) jika sering kali keinginan anak untuk jajan tidak dipenuhi, maka
anak akan menangis dan akan menolak untuk makan
5) Dari segi pendidikan, kebiasaan jajan ini tidak dapat dianggap
baik, lebih-lebih jika anak hanya diberikan uang dan membeli
sendiri makanan itu.
4. Anak Sekolah
Dalam bidang ilmu gizi dan kesehatan, yang disebut anak sekolah
kelas V dan VI adalah anak yang berusia usia antara 10-12 tahun adalah
usia anak disekolah dasar. Pada permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk
sekolah, dengan demikian anak- anak mulai masuk kedalam dunia baru,
dimana mulai banyak berhubungan denagan orang- orang diluar
keluarganya dan berkenalan pula dengan suasana dan lingkungan baru
dalam hidupnya. Hal ini dapat mempengaruhi kebiasaan makan mereka.
18
Pengalaman-pengalaman baru, kegembiraan di sekolah menyebabkan
anak-anak sering menyimpang dari kebiasaan waktu makan yang sudah
diberikan kepada mereka (Moehji, 2003).
Pada anak masuk sekolah, mereka mulai masuk kedalam dunia baru,
di mana dia mulai banyak berhubungan dengan orang-orang diluar
keluarganya dan berkenalan pula dengan suasana dan lingkungan baru
dalam kehidupannya. Hal ini tentu saja banyak mempengaruhi kebiasaan
makan mereka. Pengalaman-pengalaman baru, kegembiraan-kegembiraan
di sekolah, menyebabkan anak-anak menyimpang dari kebiasaan waktu
makan yang sudah diberikan kepada mereka (Moehji, 2003). Adapun
faktor yang memperburuk keadaan gizi anak-anak sekolah adalah:
a) Anak-anak pada usia ini pada umumnya selalu dapat memilih dan
menentukan makanan apa yang dia sukai dan mana yang tidak. Sering
kali anak-anak ini memilih makanan yang salah, lebih- lebih jika orang
tuanya tidak memberikan petunjuk apa-apa kepadanya.
b) Kebiasaan jajan, dalam usia ini anak-anak senang sekali jajan.
Mungkin sudah menjadi kebiasaan di rumahnya, tetapi mungkin akibat
pengaruh dari kawannya. Kadang-kadang anak-anak ini menolak untuk
makan pagi di rumah dan sebagai gantinya, mereka cenderung
meminta uang untuk jajan. Jajan yang mereka beli sudah jelas bahan-
bahan atau makanan-makanan yang kurang nilai gizinya.
c) Sering setiba di rumah karena terlalu lelah bermain di sekolah, anak-
anak tidak mau makan lagi.
Salah satu jalan yang dapat ditempuh guna memperbaiki keadaan
anak-anak sekolah pada umumnya adalah sedapat mungkin, sebelum
mereka berangkat ke sekolah diusahakan agar diberi makan terlebih
dahulu. Kebiasaan demikian seharusnya sudah dimulai sejak anak ini
mulai masuk sekolah (Moehji, 2003).
19
Sifat-sifat anak usia sekolah adalah:
a) Pertumbuhan agak lambat, digantikan dengan pertumbuhan otot dan
tulang menuju usia dewasa.
b) Pertumbuhan anak wanita lebih cepat dari pada anak laki-laki.
c) Rata- rata pertumbuhan BB 1,8-3,1 kg/ tahun.
d) Lebih individualistis, membentuk kehidupan social di luar keluarga.
e) Aktif, kurang menggantungkan diri pada orang tua, lebih percaya pada
lingkungan diluar rumah.
f) Fisik lebih aktif, sibuk atau tergesa-gesa.
Anak usia sekolah biasanya memiliki aktifitas bermain yang
menguras banyak tenaga, dengan demikian terjadi ketidakseimbangan
antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Akibatnya tubuh
anak menjadi kurus untuk mengatasinya kita harus mengawasi waktu
bermain anak sehingga anak memiliki waktu istirahat yang cukup. Pada
anak sekolah, pemberian makanan diutamakan untuk pembentukan dan
pemeliharaan jaringan baru serta memenuhi kebutuhan karena adanya
aktifitas yang meningkat (Lisdiana, 2003).
Untuk meningkatkan nafsu makan anak dapat pula dengan
memberinya obat penambah nafsu makan sesuai dosis yang dianjurkan.
Kurangnya nafsu makan dapat disebabkan banyak jajan. Apabila jajan
yang dipilih anak ternyata kurang mengandung nilai gizi dan
kebersihannya kurang terjaga, tentunya akan menimbulkan dampak yang
merugikan kesehatan (Lisdiana, 2003).
20
B. KerangkaTeori
Gambar 1
Kerangka teori tentang hubungan pengetahuan gizi dan sikap anak SD dalam
memilih makakanan jajanan.
Ekonomi Sosial Budaya
Ketersediaan Makanan Jajanan yang Ada
Pengetahuan Gizi
Sikap Anak Sekolah Dalam Memilih Makanan Jajanan
Pengetahuan anak SD
Intake Zat Gizi
21
C. Kerangka Konsep
Gambar 2
Kerangka konsep tentang hubungan pengetahuan gizi dan sikap anak SD dalam memilih makanan jajanan
Pengetahuan Gizi
Sikap Anak Sekolah Dasar dalam memilih
makanan jajanan
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis explanatory research dengan pendekatan
cross sectional atau penelitian penjelasan karena menjelaskan hubungan antar
variabel yaitu variabel bebas pengetahuan gizi. Variabel terikat yaitu sikap
anak dalam memilih makanan jajanan dan berdasarkan jenis penelitian
termasuk penelitian observasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara pengetahuan gizi dan sikap anak sekolah dalam memilih makanan
jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno,
Kabupaten Wonogiri.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom,
Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. Alasan pemilihan lokasi di
Madrasah Ibtidaiyah adalah sebagai berikut:
a. Anak yang bersekolah di sana berasal dari daerah yang jauh dari
sekolah, sehingga anak tidak sempat sarapan dari rumah dan hanya
jajan di sekolah.
b. Sekolah tersebut tidak mempunyai warung sekolah atau kantin, yang
ada hanya penjual jajanan di luar pagar dan penjual keliling.
2. Waktu Penelitian
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 19 Juni 2009 sampai dengan
tanggal 21 Juni 2009.
24
23
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi berjumlah 60 orang, yang diambil dari anak SD kelas V dan VI
yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan
Baturetno, Kabupaten Wonogiri.
2. Sampel
Pada penelitian ini sampel berjumlah 60 orang yang merupakan total
populasi.
D. Definisi Operasional
No Definisi Skala Literatur 1 Makanan jajanan yang dijual oleh
pedagang kaki lima atau dalam bahasa Inggris disebut street food menurut FAO didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut.
Iswarawanti dkk, 2007
2 Pengetahuan Gizi adalah menggali apa yang anak tahu tentang apa yang dia ajukan misalnya tentang zat gizi dan menu seimbang. Misalnya menjawab pertanyaan tentang telur merupakan sumber protein nabati. Pengetahuan gizi dikategorikan menjadi 2 yaitu: Baik jika jawaban benar : ≥ 70% total skor. Tidak baik jika jawaban benar kurang dari 70% total skor.
Skala:Nominal Notoatmojo, 2003
3 Sikap dalam memilih makanan jajanan adalah reaksi atau respon anak yang masih tertutup terhadap suatu obyek atau tingkah laku anak dalam memenuhi akan makan, yang meliputi frekuensi dan jenis makanan jajanan yang dikonsumsinya.
Skala:Nominal
Notoatmojo, 2003
24
Sikap dalam memilih makanan jajanan dikategorikan menjadi 2 yaitu: Tepat jika jawaban benar : ≥ 70% dari total skor. Tidak tepat jika jawaban benar kurang dari 70% dari total skor.
4 Anak sekolah kelas V dan VI adalah anak yang berusia antara 10-12 tahun adalah usia anak di sekolah dasar.
Moehji, 2003
E. Jenis Variabel
1. Variabel bebas : Pengetahuan gizi
2. Variabel terikat : Sikap anak Sekolah Dasar dalam memilih makanan
jajanan
F. Jenis Data, Instumen Penelitian dan Cara pengumpulan Data
1. Jenis data dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu data primer dan data
sekunder.
a. Data primer
1) Identitas sampel, yaitu nama, jenis kelamin dan umur.
2) Data mengenai pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar
dalam memilih makanan jajanan yamg diperoleh dengan
koesioner.
3) Data jumlah penjual di dalam dan di luar sekolah.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan pihak lain, yaitu untuk
mendukung data-data primer. Data sekunder meliputi :
1) Data monografi sekolah.
2) Data demografi.
2. Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan menggunakan metode, yaitu :
a. Wawancara melalui kuesioner pengetahuan gizi dan sikap dalam
memilih makanan jajanan di sekolah.
25
b. Pengamatan langsung terhadap anak Sekolah Dasar dalam memilih
makanan jajanan.
G. Pengolahan Data dan Analisas Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan yang dilakukan terhadap data primer adalah :
a. Identitas Responden
Identitas responden diperoleh dari kuesioner tentang identitas yang
meliputi : nama, umur, jenis kelamin.
b. Pengetahuan Gizi dan Sikap Dalam Memilih Makanan Jajanan
Sikap pemilihan makanan jajanan didapatkan dari hasil wawancara
melalui kuesioner tentang sikap pemilihan makanan jajanan yang
meliputi : jenis makanan, frekuensi jajan, alasan jajan dan uang saku.
Kemudian dilakukan pengolahan terhadap data-data diatas, yaitu :
a) Editing
Yaitu melakukan pengecekan kelengkapan data meliputi data
identitas responden.
b) Coding
Yaitu memberikan kode pada variabel pengetahuan gizi dan
sikap anak dalam memilih makanan jajanan kemudian
diklasifikasikan menurut jenisnya untuk mempermudah
penggolongan.
c) Entry Data
Memasukkan data pemilihan makanan jajanan, hubungan
pengetahuan gizi dan sikap anak Sekolah Dasar ke komputer.
d) Tabulating
Yaitu mengelompokkan data sesuai variabel yang diteliti dengan
melakukan penyajian table dan grafik yang meliputi data
pemilihan makanan jajanan, pengetahuan gizi dan sikap anak
Sekolah Dasar.
26
2. Analisis Data
Analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Chi Square
Test. Analisis data dilakukan dengan menggunakan proses SPSS versi 14.
Interpretasi :
a) Bila P < 0,05 Ho ditolak berarti ada hubungan pengetahuan gizi
dan sikap anak Sekolah Dasar terhadap pemilihan makanan
jajanan.
b) Bila P ≥ 0,05 Ho diterima berarti tidak ada hubungan pengetahuan
gizi dan sikap anak Sekolah Dasar terhadap pemilihan makanan
jajanan.
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah
Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom merupakan salah satu sekolah
yang terletak di wilayah pedesaan, tepatnya di Kelurahan Tanjunganom,
Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri.
Madrasah Ibtidaiyah beramatkan di Tanjunganom RT 04/RW 09
Kelurahan/Kecamatan wonogiri. Berdiri sejak tahun 1959. Fasilitas yang
disediakan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom antara lain : ruangan
kelas, 1 ruang guru, ruang Kepala Sekolah, ruang UKS, 1 kamar mandi
siswa, dan satu kamar mandi guru. Meskipun ruang UKS sudah
tersedia, namun kegiatannya tidak aktif. Jumlah guru yang ada di
Sekolah Dasar MI Tanjunganom adalah 10 orang, yang terdiri dari :
Kepala Sekolah, 6 orang guru kelas, 1 orang guru olah raga, 2 orang
guru bantu, dan 1 orang penjaga, sehingga jumlah karyawan adalah 11
orang. Sedangkan jumlah seluruh siswa pada tahun 2009 adalah 170
orang, yang terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan. Kegiatan
Sekolah yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom meliputi
pramuka, dan olah raga. Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom tidak
mempunyai kantin sekolah, tetapi di luar sekolah tersebut ditemukan
pedagang-pedagang yang menjual makanan jajanan.
B. Karakteristik Umum Responden
1. Jenis Kelamin
Populasi dan sampel pada penelitian ini berjumlah 60 orang
yang diambil dari dua kelas, kelas V dan VI yang terdapat 29 anak
laki-laki (48,33 %) dan 31 anak perempuan (51,67 %).
27
28
Tabel 1
Distribusi Siswa Berdasarkan Jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (N) Prosentase (%) Laki- laki 29 48,33 Perempuan 31 51,67 Jumlah 60 100,00
2. Pengetahuan Gizi Anak Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom
Hasil dari data yang diambil didapatkan pengetahuan gizi
dengan nilai tertinggi menjawab benar 24 dari 25 pertanyaan dan
nilai terendah menjawab benar 9 dari 25 pertanyaan. Pengetahuan
gizi dikategorikan menjadi dua yaitu : Baik jika jawaban benar ≥ 70
% dari total skor dan tidak baik jika jawaban benar kurang dari 70 %
dari total skor. Distribusi responden menurut pengetahuan gizi dapat
dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Distribusi Siswa Berdasarkan Pengetahuan Gizi
Pengetahuan Gizi Jumlah (N) Prosentase (%) Baik 42 70 Tidak Baik 18 30 Jumlah 60 100
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa distribusi responden
menurut pengetahuan gizi baik sebanyak 42 anak (70%),
sedangkan responden yang pengetahuan gizinya tidak baik sebesar
18 anak (30%). Dari hasil survai keadaan ekonomi orang tua siswa
rata-rata menengah kebawah, dan pengetahuan siswa yang sudah
baik dipengaruhi oleh media massa, misalnya televisi, majalah,
poster, dan penyuluhan tentang gizi.
29
3. Sikap Anak Dalam Memilih Makanan Jajanan
Hasil dari data yang diambil didapatkan sikap anak dalam
memilih makanan jajanan dengan nilai tertinggi menjawab benar 10
dari 10 pertanyaan dan nilai terendah menjawab benar 4 dari 10
pertanyaan. Sikap dalam memilih makanan jajanan dikategorikan
menjadi dua yaitu : tepat jika jawaban benar ≥ 70 % dari total skor
dan tidak tepat jika jawaban benar kurang dari 70 % dari total skor.
Berdasarkan data yang diambil dari pertanyaan sikap anak dalam
memilih makanan jajanan sebagian besar menjawab tepat pada soal
nomor lima, dan kebanyakan menjawab salah pada pertanyaan
nomor dua karena pada pertanyaan nomor dua siswa belum paham,
sehingga siswa perlu adanya teori tentang bagaimana dalam memilih
atau membedakan bungkus makanan yang baik, (soal no dua dan
lima terdapat pada lampiran).
Berdasarkan hasil pengamatan sikap siswa pada saat
istirahat ada yang langsung membeli makanan jajan, ada juga yang
duduk-duduk terlebih dahulu, dan ada juga siswa yang sebelum jajan
mempertimbangkan dahulu apa yang akan dibeli. Tetapi karena tidak
ada kantin sekolah dan yang ada hanyalah pedagang diluar pagar
sekolah maka siswa tidak ada pilihan lain untuk membeli makanan
jajanan yang dijual oleh pedagang yang diluar pagar sekolah.
Distribusi responden menurut sikap anak dalam memilih makanan
jajanan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3
Distribusi Siswa Berdasarkan Sikap Anak Dalam Memilih
Makanan Jajanan
Sikap Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan
Jajanan
Jumlah (N) Prosentase (%)
Tepat 50 83,33 Tidak Tepat 10 16,67 Jumlah 60 100
30
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa distribusi menurut sikap
anak dalam memilih makanan jajanan yang tepat sebanyak 50 anak
(83,33 %), sedangkan sikap anak dalam memilih makanan jajanan
yang tidak tepat adalah sebesar 10 anak (16,67 %).
Sikap dalam memilih makanan jajanan dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu Kebudayaan mempengaruhi orang dalam
memilih makanan jajanan yaitu mencangkup jenis pangan apa yang
harus diproduksi, bagaimana diolah, disalurkan, dan disajikannya.
Pengembangan kebiasaan makan, kebiasaan makan, mempelajari
cara yang berhubungan dengan konsumsi pangan dan menerima atau
menolak bentuk atau jenis pangan tertentu, dimulai dari permulaan
hidup akan menjadi bagian perilaku yang berakar diantara penduduk,
media massa sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media
massa seperti televisi mempunyai pengaruh besar pada anak dalam
memilih makanan, orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru pada
umumnya anak memiliki sikap searah dengan sikap orang yang
dianggap penting (Suhardjo, 2003).
31
C. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Sikap Anak Dalam Memilih
Makanan Jajanan
Hubungan Pengetahuan gizi dengan sikap anak Sekolah Dasar
dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4
Disribusi Siswa Berdasarkan Pengetahuan Gizi Dan Sikap Anak Dalam
Memilih Makanan Jajanan
Pengetahuan Gizi
Sikap Anak Dalam Memilih Makanan Jajanan
Jumlah
Tepat % Tidak tepat
% N %
Baik 38 63,3 4 6,7 42 100 Tidak Baik 12 20,0 6 10,0 18 100
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahuai bahwa dengan pengetahuan
gizi baik, pada anak dalam memilih makanan jajanan tepat sebanyak 38
anak (63,3 %) dan sikap anak dalam memilih makanan jajanan tidak
tepat sebanyak 4 anak (6,7 %). Sedangkan Pengetahuan gizi anak tidak
baik, sikap anak dalam memilih makanan jajanan tepat sebanyak 12 anak
(20,0%), dan sikap dalam memilih makanan jajanan tidak tepat sebanyak
6 anak (10,0 %).
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa anak yang mempunyai
pengetahuan gizi baik dan sikap memilih makanan jajanan tepat
sebanyak tiga kali yang dibandingkan pengetahuan gizi baik tidak tepat.
Hasil dari uji korelasi Chi Square Test tentang hubungan
pengetahuan gizi dan sikap anak sekolah dalam memilih makanan
jajanan diperoleh nilai p sebesar 0,059. Dengan demikian nilai p 0,059
lebih dari 0,05, maka Ho diterima sehingga tidak ada hubungan antara
pengetahuan gizi dan sikap anak sekolah dalam memilih makanan
jajanan. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara
pengetahuan gizi dan sikap anak sekolah dalam memilih makanan
jajanan karena dilihat dari data sosial ekonomi orang tua menengah
kebawah sehingga uang saku yang diberikan pada anak sedikit sehingga
32
hanya bisa dibelikan makanan jajanan yang murah, adanya pengaruh dari
media massa misalnya iklan di televisi, terutama dikarenakan
kebudayaan yang mempengaruhi orang dalam memilih makanan jajanan
yaitu mencangkup jenis apa yang harus diproduksi dan jenis makanan
apa yang harus dikonsumsi, dan pengaruh dari teman sebaya, misalnya
kalau anak tidak mau membeli makanan yang sama nanti tidak dianggap
sebagai teman.
Penyebab lain tidak adanya hubungan antara pengetahuan gizi
dengan sikap anak dalam memilih makanan jajanan adalah dikarenakan
di sekolah tersebut tidak mempunyai kantin dan yang ada hanyalah
pedagang yang di luar pagar yang menjual makanan yang tidak sehat,
maka anak tidak mempunyai pilihan lain untuk membeli makanan yang
bersih dan sehat selain makanan yang ada disekolah. Selain itu dari
pihak sekolah sendiri juga tidak ada pengawasan ketika anak-anak
membeli makanan jajanan.
Dari hasil data yang diperoleh jumlah pedagang yang menjual
makanan di sekolah tersebut berjumlah sekitar enam penjual makanan
jajanan. Makanan jajanan yang dijual di sekolah tersebut berbagai
macam makanan jajanan yang kurang sehat seperti: es lilin, es yang
warnanya mencolok seperti es sirup, es yang memakai pemanis buatan,
dan cilok atau somay yang dimakan memakai saos biasa atau saos yang
harganya murah.
Hal ini tidak sesuai dengan teori Solihin (2005) yang menyatakan
bahwa pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan
makanan jajanan, dimana pengetahuan gizi anak sekolah merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi sikap anak sekolah dalam memilih
makanan jajanan. Pengetahuan gizi anak sekolah adalah kepandaian
anak dalam memilih makanan jajanan yang baik. Pengetahuan ini sangat
bermanfaat dalam sikap dan perilaku anak dalam memilih makanan
jajanan yang akan dikonsumsinya.
33
Dengan pengetahuan gizi yang rendah maka akan sulit dalam
penerimaan informasi bidang gizi bila dibanding dengan pengetahuan
gizi yang baik.
Pengetahuan gizi adalah kepandaian anak dalam memilih makanan
jajanan dan kepandaian memilih makanan jajanan yang akan
dikonsumsi. Pengetahuan ilmu-ilmu tentang gizi secara umum sangat
berpengaruh dalam sikap dan perilaku anak dalam memilih makanan
jajanan. Tingkat pengetahuan gizi anak yang rendah akan sulit dalam
penerimaan informasi dalam bidang gizi bila dibandingkan dengan
tingkat pengetahuan gizi anak yang baik (Sayogya, 2003).
34
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Anak yang mempunyai pengetahuan gizi baik adalah 42 anak
(70 %) dan yang berpengetahuan gizi tidak baik adalah 18 anak
(30%).
2. Anak yang mempunyai sikap yang tepat dalam memilih makanan
jajanan adalah 50 anak (83,3%), sikap yang tidak tepat dalam
memilih adalah 10 anak (16,7%).
3. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi dan sikap
anak dalam memilih makanan jajanan di Madrasah Ibtidaiyah
Tanjunganom, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri.
B. SARAN
1. Bagi Sekolah
a. Perlu adanya kantin sekolah dimana untuk menyediakan
makanan yang bergizi.
b. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para guru
dalam menghimbau dan menetapkan peraturan mengenai
makanan jajanan yang sehat bagi para anak didiknya dalam
rangka mengantisipasi munculnya masalah gizi khususnya
kejadian infeksi atau angka kesakitan pada anak sekolah,
karena pada dasarnya, penindak lanjutan masalah keamanan
jajanan anak sekolah tidak lepas dari partisipasi pihak sekolah.
c. Memberikan pengertian tentang gizi pada anak didiknya serta
memberikan deskripsi atau gambaran sikap dalam pemilihan
makanan yang baik dan faktor yang mempengaruhinya yang
dimasukkan melalui pembelajaran pendidikan jasmani dan
kesehatan di sekolah.
34
35
2. Bagi Siswa
Memberikan pengertian pada siswa bahwa pengetahuan gizi dan sikap
dalam memilih makanan jajanan yang sehat dan bergizi, agar siswa dapat
mengantisipasi dirinya sendiri untuk memilih makanan jajanan yang aman
dan sehat, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi dan
kesehatannya selalu terjaga.
3. Bagi Dinas Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan atau informasi untuk
perencanaan program guna meningkatkan pengetahuan gizi anak SD.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, dan menambah
wawasan tentang hubungan pengetahuan gizi dan sikap anak SD terhadap
pemilihan makanan jajanan yang baik.
36
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. http://www.eepis-its. Perilaku Makan Anak Sekolah. Azwar. S. 2004.Teori Sikap Manusia & Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar. Baliwati Y. F. Khomsan A., Dwiriani C. M. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi.
Penebar Swadaya. Jakarta. Dindinkem. 2006. Resiko Kesehatan Anak terhadap Makanan Jajanan.
http://www.halalguide.info/content/view/584/70/. Hidayati, L., Dasuki, S., Prasetyaningrum, J., Hanwar, D. 2007. Pengembangan
Model Suplementasi Fe dan Zn dalam bentuk permen pada Anak Sekolah Dasar yang Anemia. Hasil Penelitian yang tidak dipublikasikan. UMS. Surakarta.
Irawati .A. 2000. Faktor Determinan Status Gizi dan Anemia Murid SD di Desa
IDT Penerima PMT_AS di Indonesia. http://digilib ekologi litbang.depkes.go.id.
Iswaranti., Widjajarta M., Februhartanty J. 2007. Jajanan di Indonesia berkualitas
Buruk. http://www.republika.co.id. Lisdiana. 2003. Waspada Terhadap Kelebihan dan Kekurangan Gizi. Bandar
Lampung. Moehji S. 2003. Ilmu Gizi. PT Bhatara karya Aksara. Jakarta. Notoadmojo, S. 2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta,
Jakarta. Roedjito. 2005. Gastroenterology Problem Makan Pada Anak. Pediatric Nutricion. Saidi. 2003. http: // www.yahoo. com_pangan dan gizi. Sampurno. Judul Artikel “Zat Kimia Masih Ditemukan Dalam Makanan”. Media
Indonesia edisi 8 Desember. Sajogya, 2004. http:// www.geogle.com_ Pangan dan Gizi. Solihin P. 2005. Ilmu Gizi Pada Anak. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta. Suharjo. 2003. Berbagai Cara pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta. Susanto, 2003. Gizi dan Kesehatan. Bayu media, Malang. Winarno F G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta. Widowati, D. 2002. Diklat Gizi Kuliner. Solo.
37
LAMPIRAN
38
KUISIONER
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN SIKAP ANAK SD TERHADAP PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN DI MI
TANJUNGANOM,KECAMATAN BATURETNO, KABUPATEN WONOGIRI
No. Responden :
Nama responden :
Alamat :
Tanggal wawancara :
PROGRAM STUDI DIII GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
39
KUISIONER PENGETAHUAN ANAK SD TENTANG GIZI
PERTANYAAN TENTANG PENGETAHUAN ANAK SD TENTANG GIZI
Berilah tanda (v) pada kolom jawaban yang tersedia ! No Pertanyaan Benar Salah 1 Telur merupakan bahan makanan sumber protein nabati 2 Saos merupakan bahan makanan yang tidak sehat 3 Buah dan sayuran merupakan bahan makanan sumber vitamin
dan mineral
4 Makanan yang tertutup lebih baik untuk dikonsumsi 5 Menu seimbang terdiri dari Nasi, lauk hewani, lauk nabati,
sayuran dan buah
6 Nasi merupakan sumber bahan makanan sumber karbohidrat 7 Kalau mau jajan sebaiknya memilih di tempat yang bersih 8 Wortel banyak mengandung vitamin A 9 Kekurangan yodium dapat menyebabkan buta senja
(kekurangan vitamin A)
10 Ciki atau makanan jajanan yang tidak mengandung zat besi 11 Daging, hati adalah bahan makanan sumber karbohidrat 12 Kurang vitamin B menyebabkan penyakit beri- beri 13 Kalau mau makan sebaiknya cuci tangan terlebih dahulu 14 Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan sariawan 15 Larutan gula garam diberikan pada anak yang diare 16 Sayuran adalah bahan makanan sumber vitamin 17 Makanan bergizi adalah empat sehat lima sempurna 18 Makanan yang mengandung pewarna buatan dan pengawet
dapat membahayakan kesehatan
19 Kurang darah disebut juga anemia 20 Dalam memasak sebaiknya tidak menggunakan garam
beryodium
21 Tempe dan tahu adalah bahan makanan yang mengandung protein
22 Minuman yang menggunakan sakarin atau pemanis buatan baik untuk kesehatan
23 Susu baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi 24 Fungsi sarapan pagi untuk meningkatkan konsentrasi pada saat
belajar
25 Wortel baik untuk kesehatan mata
40
No.IDENTITAS :
A. DATA IDENTITAS RESPONDEN:
Nama :
Kelas :
Umur :
Tanggal lahir :
Jenis kelamin :
B. DATA SIKAP ANAK SD TERHADAP PEMILIHAN MAKANAN
JAJANAN
1. Apakah menurut adik makanan yang menggunakan pemanis itu baik?
a. Setuju
b. Tidak setuju
2. Apakah menurut adik makanan yang dijual oleh pedagang keliling di
luar pagar sekolah itu makanan yang sehat.
a. Setuju
b. Tidak setuju
3. Apakah menurut adik makanan yang tidak dibungkus (terbuka) itu
lebih baik dari pada makanan yang dibungkus (tertutup).
a. Setuju
b. Tidak setuju
4. Apakah menuruk adik makanan yang berwarna itu baik?
a. Setuju
b. Tidak setuju
5. Apakah menurut adik minuman yang memakai pewarna itu baik?
a. Setuju
b. Tidak setuju
6. Apakah menurut adik makanan yang dimakan memakai saos itu baik
untuk kesehatan?
a. Setuju
41
b. Tidak setuju
7. Apakah menurut adik sarapan di rumah itu lebih baik dari pada jajan di
sekolah?
a. Setuju
b. Tidak setuju
8. Apakah menurut adik uang saku lebih baik ditabung dari pada
digunakan untuk jajan?
a. Setuju
b. Tidak setuju
9. Apakah menurut adik membawa bekal makanan dari rumah itu lebih
baik dari pada jajan?
a. Setuju
b. Tidak setuju
10. Apakah menurut adik jajan makanan sembarangan itu kesehatannya
bisa terjaga?
a. Setuju
b. Tidak setuju
42
No Nama Siswa Jenis kelamin Pengetahuan Gizi
Sikap Anak SD dalam memilih
makanan jajanan 1 NB laki-laki baik tepat 2 TW Perempuan baik tepat 3 TY laki-laki baik tepat 4 RAF laki-laki baik tepat 5 FR laki-laki baik tepat 6 DNH Perempuan baik tepat 7 R laki-laki baik tepat 8 ALW laki-laki baik tepat 9 BW laki-laki baik tepat 10 SW Perempuan baik tepat 11 DY Perempuan baik tepat 12 H laki-laki Tidak baik Tidak tepat 13 I laki-laki Tidak baik tepat 14 FSK laki-laki baik tepat 15 EW Perempuan Tidak baik tepat 16 OT Perempuan baik tepat 17 KS laki-laki Tidak baik tepat 18 N Perempuan Tidak baik tepat 19 DS laki-laki Tidak baik tepat 20 I laki-laki Tidak baik tepat 21 R Perempuan Tidak baik Tidak tepat 22 AS Perempuan baik tepat 23 DS Perempuan baik tepat 24 TN Perempuan baik tepat 25 MAS laki-laki baik tepat 26 EY Perempuan baik tepat 27 DS Perempuan baik tepat 28 FR laki-laki baik tepat 29 YR laki-laki baik tepat 30 SAW Perempuan baik tepat 31 NAAY Perempuan baik tepat32 OAA Perempuan baik tepat 33 RSA laki-laki baik tepat 34 I laki-laki Tidak baik tepat 35 ABY laki-laki baik tepat 36 ER5 laki-laki baik tepat 37 D Perempuan Tidak baik tepat 38 VM Perempuan baik tepat 39 SB laki-laki Tidak baik Tidak tepat 40 R laki-laki baik tepat
43
41 NS Perempuan baik tepat 42 RCW Perempuan baik tepat 43 SW Perempuan baik tepat 44 IF laki-laki baik tepat 45 DYBM laki-laki Tidak baik tepat 46 RRS laki-laki baik tepat 47 ESU Perempuan baik tepat 48 AR Perempuan baik tepat 49 R Perempuan baik Tidak tepat 50 RY Perempuan baik Tidak tepat 51 DE laki-laki baik Tidak tepat 52 PN Perempuan baik Tidak tepat 53 EH laki-laki Tidak baik Tidak tepat 54 S Perempuan Tidak baik tepat 55 DL Perempuan Tidak baik tepat 56 NF Perempuan Tidak baik Tidak tepat 57 EK laki-laki Tidak baik tepat 58 NP laki-laki baik tepat 59 SB Perempuan Tidak baik Tidak tepat 60 SLP Perempuan baik tepat
44
MUHAMMADIYAH BAGIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
MI TANJUNGANOM
ALAMAT: TANJUNGANOM, SARADAN, BATURETNO, WONOGIRI
SURAT KETERANGAN No. 006/ MI. T. 28/ 62/ 2009
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rukiyanto, AMa.
NIP : 195111201979031004
Jabatan : Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom
Menerangkan bahwa:
Nama : Pratiwi Yulianingsih
NIM : J 300060034
Status : Mahasiswa Gizi DIII Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Benar-benar telah melahsanakan penelitian di Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah
Tanjunganom, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan seperlunya.
Wonogiri, 9 September 2009
Kepala Sekolah
RUKIYANTO, AMa.
NIP: 195111201979031004
45
Crosstabs (Dataset1) C:\Program Files\SPSSEval\olah data kti.sav
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent
pengetahuan gizi * sikap anak SD
60 100,0 % 0 ,0 % 60 100,0 %
pengetahuan gizi * sikap anak SD Crosstabulation
Sikap anak SD
Total Tepat Tidak tepat
Pengetahuan gizi
Baik Count % of total
38 63,3%
4 6,7%
42 70,0%
Tidak baik
Count % of total
12 20,0%
6 10,0%
18 30,0%
Total
Count % of total
50 83,3%
10 16,7%
60 100,0%
Chi Square Tests
Value df Asymp.
Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi Square Continuity Correction Likelihood Ratio Fisher′s Exact Test N of valid Cases
5,143ь3,5714,735
60
111
,023 ,059 ,030
,052 ,033
a. Computed only for a 2 × 2 table b. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 3,00.
46
Frequecies (Dataset1) C:\Program Files\SPSSEval\olah data kti.sav Statistics Pengetahuan gizi N Valid 60 Missing 0
Pengetahuan gizi Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Baik Tidak baik Total
421860
70,030,0
100,0
70,030,0
100,0
70,0100,0
Frequencies (Dataset1) C:\Program Files\SPSSEval\olah data kti.sav Statistics Sikap anak SD
N valid missing
600
Sikap anak SD
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Tepat Tidak tepat Total
501060
83,316,7
100,0
83,316,7
100,0
83,3100,0
47
Frequencies (Dataset1) C:\Program Files\SPSSEval\olah data kti.sav Statistics Jenis Kelamin N Valid Missing
60 0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent Valid Laki-laki Perempuan Total
293160
48,351,7
100,0
48,351,7
100,0
48,3100,0