HUBUNGAN-TINGKAT-PENDIDIKAN

19
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN, KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA SERTA JUMLAH ANGGOTA KELUARGA TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH TANGGA DI DUSUN POH BENER KECAMATAN WAGIR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah mengenai kepadatan penduduk Karakterstik rumah Syarat kondisi rumah Lingkungan fisik Kesehatan lingkungan Kriteria rumah sehat B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kondisi lingkungan rumah tangga di Dusun Poh Bener Kecamatan Wagir? 2. Bagaimana keterkaitan tingkat pendidikan dengan kesehatan lingkungan rumah tangga di Dusun Poh Bener Kecamatan Wagir? 3. Bagaimana keterkaitan tingkat pendapatan dengan kesehatan lingkungan rumah tangga di Dusun Poh Bener Kecamatan Wagir? 4. Bagaimana keterkaitan sarana dan prasarana dengan kesehatan lingkungan rumah tangga di Dusun Poh Bener Kecamatan Wagir? 5. Bagaimana keterkaitan jumlah anggota keluarga dengan kesehatan lingkungan rumah tangga Dusun Poh Bener Kecamatan Wagir? C. Tujuan D. Manfaat E. Jabaran Variabel

description

hubungan tingkat pendidikan

Transcript of HUBUNGAN-TINGKAT-PENDIDIKAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENDAPATAN, KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA SERTA JUMLAH ANGGOTA KELUARGA TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH TANGGA DI DUSUN POH BENER KECAMATAN WAGIRBAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah mengenai kepadatan penduduk

Karakterstik rumah

Syarat kondisi rumah

Lingkungan fisik

Kesehatan lingkungan

Kriteria rumah sehat

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi lingkungan rumah tangga di Dusun Poh Bener Kecamatan Wagir?

2. Bagaimana keterkaitan tingkat pendidikan dengan kesehatan lingkungan rumah tangga di Dusun Poh Bener Kecamatan Wagir?3. Bagaimana keterkaitan tingkat pendapatan dengan kesehatan lingkungan rumah tangga di Dusun Poh Bener Kecamatan Wagir?

4. Bagaimana keterkaitan sarana dan prasarana dengan kesehatan lingkungan rumah tangga di Dusun Poh Bener Kecamatan Wagir?

5. Bagaimana keterkaitan jumlah anggota keluarga dengan kesehatan lingkungan rumah tangga Dusun Poh Bener Kecamatan Wagir?C. Tujuan D. Manfaat

E. Jabaran Variabel

Variabel Indikator Sumber Teknis

Variabel Terikat

Kesehatan Lingkungan Kesehatan MasyarakatSumber Air Bersih

MCK

Pembuangan Limbah Rumah Tangga

Sampah

Atap

Ventilasi

Kondisi Lantai

Kondisi Dinding

Jendela dan Pintu

Luas dan jarak rumah

F. Definisi Operasional

1. Kesehatan lingkungan rumah adalah tingkat atau nilai kelayakan suatu rumah tinggal yang diukur berdasarkan parameter parameter tertentu

2. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh responden yang dinyatakan dengan tahun lulus

3. Tingkat pendapatan adalah pendapatan yang diterima oleh responden untuk memenuhi kebutuhan yang dinilai dalam bentuk rupiah

4. Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang tinggal di dalam satu rumah

5. Ketersediaan sarana dan prasarana adalah ada tidaknya sarana dan prasarana baik utama maupun pendukung yang digunakan masyarakat seperti tempat pembuangan sampah, mck, sumber air bersih, dsb

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perumahan/Permukiman (sandy)1. Pengertian Perumahan/Permukiman 2. Pengelompokkan Permukiman

B. Rumah (agung)1. Definisi Rumah

2. Rumah Sehat

3. Ketentuan Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal

C. Komponen-komponen Perilaku Kesehatan Rumah Tangga (rangga)1. Sumber Air BersihAir bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Di Indonesia standar untuk air bersih diatur dalam Permenkes RI No. 01/Birhubmas/1/1975 (Chandra, 2009).

Dikatakan air bersih jika memenuhi 3 syarat utama, antara lain :

a. Syarat fisik Air tidak berwarna, tidak berbau, jernih dengan suhu di bawah suhu udara sehingga menimbulkan rasa nyaman.

b. Syarat kimia Air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat kimia, terutama yang berbahaya bagi kesehatan. c. Syarat bakteriologis

Air tidak boleh mengandung suatu mikroorganisme. Misal sebagai petunjuk bahwa air telah dicemari oleh faces manusia adalah adanya E. coli karena bakteri ini selalu terdapat dalam faces manusia baik yang sakit, maupun orang sehat serta relatif lebih sukar dimatikan dengan pemanasan air.Di dalam kehidupan sehari-hari ketersediaan air bersih sangat penting. Maka dari itu ketersediaan air bersih perlu diperhatikan. Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan air bersih adalah : a. Mengambil air dari sumber air yang bersih. b. Mengambil dan menyimpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta menggunakan gayung khusus untuk mengambil air. c. Memelihara atau menjaga sumber air dari pencemaran. Jarak antara sumber air minum dengan sumber pengotoran seperti septictank, tempat pembuangan sampah dan air limbah harus lebih dari 10 meter. d. Mengunakan air yang direbus untuk minum. Air yang digunakan untuk minum harus berasal dari air yang bersih dan harus dimasak terlebih dahulu, karena dalam memasak akan terjadi proses pemanasan yang nantinya akan membunuh kuman atau bakteri-bakteri patogen penyebab penyakit. e. Mencuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih dan sabun. 2. MCKMCK singkatan dari Mandi, Cuci, Kakus adalah salah satu sarana fasilitas umum yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga untuk keperluan mandi, mencuci, dan buang air di lokasi permukiman tertentu yang dinilai berpenduduk cukup padat dan tingkat kemampuan ekonomi rendah (Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D), 2002). a. Kamar Mandi

Meliputi lantai luasnya minimal 1,2 m2 (1,0 m x 1,2 m) dan dibuat tidak licin dengan kemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1 %. Pintu, ukuran: lebar 0,6 - 0,8 m dan tinggi minimal 1,8 m, untuk pengguna kursi roda (defabel) digunakan lebar pintu yang sesuai dengan lebar kursi roda. Bak mandi / bak penampung air untuk mandi dilengkapi gayung. Bilik harus diberi atap dan plafond yang bebas dari material asbes. (Proyek REKOMPAK JRF, 2008)

b. Sarana Tempat Cuci

Luas lantai minimal 2,40 m2 (1,20 m x 2,0 m) dan dibuat tidak licin dengan kemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1 %. Tempat menggilas pakaian dilakukan dengan jongkok atau berdiri, tinggi tempat menggilas pakaian dengan cara berdiri 0,75 m di atas lantai dengan ukuran sekurang-kurangnya 0,60 m x 0,80 m (Proyek REKOMPAK JRF, 2008).

c. Kakus/Jamban

Jamban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja/kotoran manusia bagi keluarga, lazimnya disebut kakus. Penyediaan sarana pembuangan kotoran manusia atau tinja (kakus/jamban) adalah bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting peranannya, khususnya dalam usaha pencegahan penularan penyakit saluran pencernaan. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, maka pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan, terutama dalam mencemari tanah dan sumber air (Soeparman dan Suparmin, 2002).

Untuk blok fasilitas sanitasi toilet dengan sistem komunal/umum, disarankan bahwa 1 toilet digunakan 25-50 orang dengan pembagian bilik terpisah antara lakilaki dan permpuan. Namun untuk daerah dengan kepadatan tinggi (>1000 jiwa/ hektar) jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh 1 blok toilet adalah 200-500 jiwa. Tipe ideal taoilet untuk fasilitas sanitasi sistem komunal adalah toilet tuang siram (jamban leher angsa), dengan jumlah air yang digunakan 15-20 liter/orang/ hari (G.J.W de Kruijff, 1987). Jamban dapat dibedakan atas beberapa macam, yaitu : (Azwar, 1990)

1) Jamban cubluk (pit privy) adalah jamban yang tempat penampungan tinjanya dibangun dibawah tempat pijakan atau dibawah bangunan jamban. Jenis jamban ini, kotoran langsung masuk ke jamban dan tidak terlalu dalam karena akan mengotori air tanah, kedalamannya sekitar 1,5-3 meter (Mashuri, 1994). 2. Jamban empang (overhung Latrine) adalah jamban yang dibangun diatas empang, sungai ataupun rawa. Jamban model ini ada yang kotorannya tersebar begitu saja, yang biasanya dipakai untuk makanan ikan, ayam. 2) Jamban kimia (chemical toilet) adalah model jamban yang dibangun ditempattempat rekreasi, pada transportasi seperti kereta api dan pesawat terbang dan lain-lain. Pada model ini, tinja disenfeksi dengan zat-zat kimia seperti caustic soda dan pembersihnya dipakai kertas tisue (toilet paper). Jamban kimia ada dua macam, yaitu : a) Tipe lemari (commode type) Pada tipe ini terbagi lagi menjadi ruang-ruang kecil, seperti pada lemari. b) Tipe tangki (tank type) Pada tipe ini tidak terdapat pembagian ruangan atau dengan kata lain hanya terdiri dari satu ruang.

3) Jamban leher angsa (angsa trine) adalah jamban leher lubang closet berbentuk lengkungan, dengan demikian air akan terisi gunanya sebagai sumbat sehingga dapat mencegah bau busuk serta masuknya binatang-binatang kecil. Jamban model ini adalah model terbaik yang dianjurkan dalam kesehatan lingkungan (Warsito, 1996).

Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syaratsyarat sebagai berikut : (Depkes RI, 2004)

1) Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari sumber air bersih, 2) Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus,3) Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah sekitarnya,4) Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya,5) Dilengkapi dinding dan atap pelindungm dinding kedap air dan berwarna,6) Cukup penerangan,7) Lantai kedap air,8) Ventilasi cukup baik,9) Tersedia air dan alat pembersih.

Jarak aman antara lubang kakus dengan sumber air minum dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : (Chandra, 2007) 1) Topografi tanah : Topografi tanah dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah dan sudut kemiringan tanah. 2) Faktor hidrologi : yang termasuk dalam faktor hidrologi antara lain Kedalaman air tanah, Arah dan kecepatan aliran tanah, Lapisan tanah yang berbatu dan berpasir. Pada lapisan jenis ini diperlukan jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan jarak yang diperlukan untuk daerah yang lapisan tanahnya terbentuk dari tanah liat. 3) Faktor Meteorologi : di daerah yang curah hujannya tinggi, jarak sumur harus lebih jauh dari kakus. 4) Jenis mikroorganisme : Karakteristik beberapa mikroarganisme ini antra lain dapat disebutkan bahwa bakteri patogen lebih tahan pada tanah basah dan lembab. Cacing dapat bertahan pada tanah yang lembab dan basah selama 5 bulan, sedangkan pada tanah yang kering dapat bertahan selam 1 bulan. 5) Faktor Kebudayaan : Terdapat kebiasaan masyarakat yang membuat sumur tanpa dilengkapi dengan dinding sumur. 6) Frekuensi Pemompaan : Akibat makin banyaknya air sumur yang diambil untuk keperluan orang banyak, laju aliran tanah menjadi lebih cepat untuk mengisi kekosongan (Chandra, 2007).

Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu : 1) Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit,2) Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang aman,3) Bukan tempat berkembangbiakan serangga sebagai vektor penyakit,4) Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan.5) Pemeliharaan Jamban Jamban hendaknya selalu dijaga dan dipelihara dengan baik. Adapun cara pemeliharaan yang baik menurut Depkes RI, 2004 adalah sebagai berikut :

1) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering,2) Di sekeliling jamban tidak ada genangan air,3) Tidak ada sampah berserakan,4) Rumah jamban dalam keadaan baik,5) Lantai selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat, 6) Lalat, tikus dan kecoa tidak ada, 7) Tersedia alat pembersih,8) Bila ada yang rusak segera diperbaiki.9) Selain itu ditambahkan juga pemeliharaan jamban dapat dilakukan dengan :10) Air selalu tersedia dalam bak atau dalam ember,11) Sehabis digunakan, lantai dan lubang jongkok harus disiram bersih agar tidak bau dan mengundang lalat,12) Lantai jamban diusahakan selalu bersih dan tidak licin, sehingga tidak membahayakan pemakai,13) Tidak memasukkan bahan kima dan detergen pada lubang jamban,14) Tidak ada aliran masuk kedalam jamban selain untuk membilas tinja

3. Kondisi LantaiRumah sehat merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah (Depkes RI, 2003). Di dalam ukuran rumah sehat menurut Depkes RI tahun 2003 tersebut dijelaskan bahwa lantai rumah yang sehat tidak terbuat dari tanah langsung.Lantai harus kuat untuk menahan beban diatasnya, tidak licin, stabil waktu dipijak, permukaan lantai mudah dibersihkan. Menurut Sanropie (1989), lantai tanah sebaiknya tidak digunakan lagi, sebab bila musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan gangguan/penyakit terhadap penghuninya. Karena itu perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air seperti disemen, dipasang tegel, keramik. Untuk mencegah masuknya air ke dalam rumah, sebaiknya lantai ditinggikan 20 cm dari permukaan tanah.4. Kondisi DindingDinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat dinding sendiri, beban tekanan angin dan bila sebagai dinding pemikul harus dapat memikul beban diatasnya, dinding harus terpisah dari pondasi oleh lapisan kedap air agar air tanah tidak meresap naik sehingga dinding terhindar dari basah, lembab dan tampak bersih tidak berlumut.5. Ventilasi (rangga)Ventilasi ialah proses penyediaan udara segar ke dalam suatu ruangan dan pengeluaran udara kotor suatu ruangan baik alamiah maupun secara buatan. Ventilasi harus lancar diperlukan untuk menghindari pengaruh buruk yang dapat merugikan kesehatan. Ventilasi yang baik dalam ruangan harus mempunyai syarat-syarat, diantaranya :

a. Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan. Sedangkan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5%. Jumlah keduanya menjadi 10% kali luas lantai ruangan. b. Udara yang masuk harus udara bersih, tidak dicemari oleh asap kendaraan, dari pabrik, sampah, debu dan lainnya. Aliran udara diusahakan Cross Ventilation dengan menempatkan dua lubang jendela berhadapan antara dua dinding ruangan sehingga proses aliran udara lebih lancar.Di dalam Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan juga disebutkan kriteria ventilasi rumah sehat yang baik bahwa Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.

Menurut Sanropie (1989), ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena ventilasi mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama sebagai lubang masuk udara yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari dalam keluar (cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang (cross ventilation) akan terjamin adanya gerak udara yang lancar dalam ruangan. Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar seperti cahaya matahari, sehingga didalam rumah tidak gelap pada waktu pagi, siang hari maupun sore hari. Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi syarat kesehatan, ventilasi mutlak harus ada.

Suatu ruangan yang tidak memiliki sistem ventilasi yang baik akan menimbulkan keadaan yang merugikan kesehatan, antara lain:

a. Kadar oksigen akan berkurang, padahal manusia tidak mungkin dapat hidup tanpa oksigen dalam udara. b. Kadar karbon dioksida yang bersifat racun bagi manusia, akan meningkat. c. Ruangan akan berbau, disebabkan oleh bau tubuh, pakaian, pernafasan, dan mulut. d. Kelembapan udara dalam ruangan akan meningkat disebabkan oleh penguapan cairan oleh kulit dan pernafasan (Azwar,1990).

Berdasarkan Azwar (1990), ada dua cara yang dapat dilakukan agar ruangan mempunyai sistem aliran udara yang baik, yaitu (i) Ventilasi alamiah, yaitu ventilasi yang terjadi secara alamiah dimana udara masuk melalui jendela, pintu, ataupun lubang angin yang sengaja dibuat untuk itu. Proses terjadinya aliran udara ialah karena terdapatnya perbedaan suhu, udara yang panas lebih ringan dari pada udara yang dingin. (ii) Ventilasi buatan, ialah ventilasi berupa alat khusus untuk mengalirkan udara, misalnya penghisap udara (exhaust ventilation) dan air conditionHindarto, Probo. 2007. Inspirasi Rumah Sehat di Perdesaan. Yogyakarta: CV Andi Offset . . Mengenal Lebih Jauh Sistem Ventilasi (Online)

(http://19design.wordpress.com/2011/04/23/mengenal-lebih-jauh-sistem-ventilasi/) diakses pada 3 Maret 2015

. . Dinding Rumah yang Sehat. (Online)

(http://tasikyou.multiply.com/journal/item/9) diakses pada 3 Maret 2015

. . Pengelolaan Rumah Sehat. (Online)

(http://www.p2kp.org/wartaarsipdetil.asp?mid=3049&catid=2&) diakses pada 3 Maret 2015

Tiana, Saras. 2011. Pencahayaan Rumah Sehat dan Hemat. (Online)

(http://sarastiana.com/2011/07/29/pencahayaan-rumah-sehat-dan-hemat/) diakses pada 3 Maret 2015Ditjen PPM dan PLP .2002. Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.Keman, S . 2005. Kesehatan Perumahan dan LingkunganPemukiman. J Kesehatan Lingkungan Vol.2 No.1 : 29-42 .6. Pembuangan Limbah Rumah Tangga (dian)7. Pembuangan Sampah

8. Atap

9. Jendela dan Pintu

10. Luas dan Jarak Rumah

D. Kesehatan Rumah Tangga (dian) E. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Lingkungan (nurhayati)1. Tingkat Pendidikan2. Tingkat Pendapatan3. Ketersediaan Sarana Dan Prasarana4. Beban Tanggungan KeluargaBAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan PenelitianB. Analisis DataNo:

INSTRUMEN PENELITIAN

Petunjuk Pengisian Angket

1. Jawablah pertanyaan ini dengan jelas dan jujur

2. Bila pertanyaan berupa pilihan, berilah tanda silang (x) pada jawaban yang saudara anggap paling sesuai3. Bila pertanyaan berupa essay/uraian, jawablah sesuai keadaan saudara saat ini

A. Data Responden

No urut responden:

Nama responden:

Umur responden:

Jenis kelamin: L/P

Status perkawinan: a. Kawin b. Tidak Kawin c. Janda d. Duda

RT/RW:

Kelurahan:Lama tinggal:

B. Susunan Jumlah Anggota Keluarga dan Tingkat Pendidikan

No Nama J.K. UmurHub. KKStatus Perk.Pend.Pek. Pokok

1

2

3

4

5

6

Keterangan:

(3) JK : jenis kelamin: 1. Laki-laki, 2. Perempuan

(4) Hub. KK: hubungan dengan kepala keluarga : 1. Kepala keluarga, 2.istri, 3. Anak, 4. Saudara, 5. Lain-lain

(5) Status Perk: status perkawinan: 1. Belum kawin (BK), 2. Kawin (K), 3. Janda (J), 4. Duda (D)

(6) Pend. : pendidikan: 0=Tidak Sekolah (TS): 1-6 = SD; 7-9 = SLTP;10-12 = SLTA; 13-16 Perguruan Tinggi.

(7) J. Pek. : jenis pekerjaan: tulis apa adanya

C. Karakter Sosial Ekonomi

8. Jenis pekerjaan pokok dan sampingan anggota rumah tangga

No Nama anggota rumah tanggaPekerjaan PokokPekerjaan Sampingan

1

2

3

4

5

9. berapa penghasilan bapak/ibu/sdr per bulan? Rp............./bulan...............