HUBUNGAN TERPAAN PEMBERITAAN AKSI TERORIS PADA...
Transcript of HUBUNGAN TERPAAN PEMBERITAAN AKSI TERORIS PADA...
HUBUNGAN TERPAAN PEMBERITAAN AKSI TERORIS
PADA MEDIA ONLINE DETIK.COM TERHADAP PERSEPSI
MASYARAKAT KELAPA DUA DEPOK TENTANG CITRA
ISLAM
(Studi Kasus Berita Kerusuhan di MAKO Brimob
Kelapa Dua, Depok)
Skripsi
Disusun oleh:
Dewi Kusuma Ningrum
NIM. 11140510000011
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
ABSTRAK
Dewi Kusuma Ningrum, NIM: 11140510000011, Hubungan
Terpaan Pemberitaan Aksi Teroris pada Media Online
Detik.com Terhadap Persepsi Masyarakat Kelapa Dua Depok
Tentang Citra Islam
Salah satu pemberitaan yang ramai pada pertengahan tahun
2018 yaitu kasus kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob dan
disusul beberapa aksi teroris di berbagai daerah seperti adanya bom
di beberapa gereja di Surabaya. Salah satu media yang gencar
memberitakannya yaitu Detik.com. Aksi kerusuhan terjadi karena
salah satu napi teroris tidak terima polisi melakukan body checking
dan makanan yang dibawa oleh istri napi teroris tersebut disita.
Selain itu, terdapat juga pemberitaan mengenai dua penyusup
wanita bercadar yang hendak melukai oknum polisi sehingga citra
Islam menurun dengan adanya kasus kerusuhan tersebut.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah uses and
effect yang dikemukakan oleh Sven Windahl. Teori ini berasumsi
bahwa efek yang ditimbulkan dari persepsi khalayak ditentukan
oleh seberapa sering khalayak mengonsumsi media.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
eksplanatif dengan metode survei dan kuesioner sebagai instrumen
pengumpulan data. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
purposive sampling menggunakan rumus Slovin kemudian diolah
menggunakan teknik analisis korelasi Pearson Product Moment.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara terpaan pemberitaan aksi teroris pada
media online Detik.com terhadap citra Islam di masyarakat Kelapa
Dua. Hal tersebut terbukti dari hasil uji koefisien korelasi
Pearson’s dengan nilai signifikansi sebesar 0,006 > 0,05.
Kemudian diketahui tingkat keeratan hubungan tersebut sebesar
0,271 dan mendapatkan hasil R Square sebesar 0,073 yang artinya
besar hubungan pemberitaan aksi teroris terhadap citra Islam di
masyarakat Kelapa Dua yaitu 7,3%.
Kata Kunci: Aksi Teroris, Detik.com, Citra Islam, Uses and Effect.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT. yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan
judul “Hubungan Terpaan Pemberitaan Aksi Teroris Pada Media
Online Detik.com Terhadap Citra Islam di Masyarakat Kelapa
Dua, Depok.”
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos). Dalam penyusunan
skripsi ini, penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun
berkat adanya dorongan semangat dan do’a dari berbagai pihak,
akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Dalam kesempatan
ini penulis ingin berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidikom) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Suparto M. Ed, Ph. D selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (Fidikom) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, dan Dr. Hj. Roudhonah M. Ag Selaku Wakil
Dekan II Bidang Administrasi Umum Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidikom) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan Dr. Suhaimi, M. Si selaku
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan
Kerjasama Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (Fidikom) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Kholis Ridho, M. Si selaku Ketua Jurusan Jurnalistik
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(Fidikom) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Dra.
Hj. Musfirah Nurlaily, MA selaku Sekretaris Jurusan
Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (Fidikom) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Ir. Noor Bekti Negoro, S.E, M.Si selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah sabar dalam
membimbing dan mengarahkan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini.
5. Rubiyanah, M.A selaku Dosen Penasehat Akademik
yang telah membantu mengarahkan penulis dalam
proses penelitian ini.
6. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (Fidikom) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis
selama perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan selalu
bermanfaat bagi penulis.
7. Kedua orangtua tercinta Agus Mawardi dan Marida
atas segala doa, nasihat, kasih sayang dan motivasi
yang dilimpahkan kepada penulis. Tidak lupa kepada
kedua kakak tersayang Heru Mawardi dan Agung
Indriawan yang selalu memberikan nasihat kepada
penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
8. Teman-teman Jurnalistik angkatan 2014 khususnya
Jurnalistik B yang telah mewarnai hidup penulis pada
masa awal kuliah hingga penulis menyelesaikan
penelitian ini. Nurul, Puan, Amel, Uci, Indah, Yuan,
dan Ria yang selalu membantu dan menghibur ketika
penulis merasa putus asa.
9. LSO SKETSA yang telah memberikan pengalaman
berharga dalam menari bagi penulis dan juga telah
mengajarkan kekompakkan dan solidaritasnya kepada
penulis. Semoga LSO SKETSA semakin berkembang
setiap tahunnya dan bisa membawa nama baik Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidikom) Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam prestasi tari Saman.
10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian skripsi ini, terima kasih.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ................................................ 1
A. Latar Belakang................................................ 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ...................... 7
1. Batasan Masalah ....................................... 7
2. Rumusan Masalah .................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................ 7
D. Manfaat Penelitian .......................................... 8
E. Tinjaun Pustaka .............................................. 8
F. Sistematika Penulisan ..................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI ........................................... 13
A. Media Massa ................................................... 13
1. Definisi Media Massa ............................... 13
2. Jenis-jenis Media Massa ........................... 14
3. Definisi Media Online .............................. 15
4. Fungsi Media Massa ................................. 17
B. Teori Efek Media ............................................ 18
C. Teori Uses and Effect ..................................... 24
D. Terpaan ........................................................... 27
E. Berita .............................................................. 30
1. Definisi Berita .......................................... 30
2. Nilai-nilai Berita ....................................... 31
F. Persepsi ........................................................... 34
G. Citra ................................................................ 39
H. Citra Islam ...................................................... 41
I. Hipotesis Penelitian ........................................ 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................... 49
A. Populasi dan Sampel....................................... 49
B. Tempat dan Waktu Penlitian .......................... 52
C. Sumber Data ................................................... 52
D. Instrument Penelitian ...................................... 53
1. Definisi Operasional ................................. 53
2. Uji Instrumen ............................................ 57
E. Teknik Pengumpulan Data ............................. 59
F. Teknik Pengolahan Data................................. 59
G. Teknik Ananalisis Data .................................. 61
1. Uji Normalitas kolmogorov-Smirnov....... 64
2. Uji Homogenitas ....................................... 64
3. Uji Koefisien Korelasi .............................. 65
4. Uji Koefisien Determinasi ........................ 66
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................... 67
A. Karakterisitik Responden Hasil Penelitian ..... 67
B. Terpaan Media ................................................ 69
C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ................ 71
1. Hasil Uji Validitas .................................... 71
2. Hasil Uji Reliabilitas ................................ 77
D. Analisis Data Penelitian ................................. 78
1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ...... 78
2. Uji Homogenitas ....................................... 79
3. Uji Koefisien Korelasi .............................. 80
E. Interpretasi Hasil ............................................ 82
BAB V PENUTUP ............................................................ 85
A. Kesimpulan .................................................... 85
B. Saran ............................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 87
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data jumlah penduduk .......................................... 51
Tabel 2 Operasional Variabel ............................................. 56
Tabel 3 Codeting Status ...................................................... 61
Tabel 4 Skala Likert ............................................................ 62
Tabel 5 Blue Print Dimensi Terpaan Media terhadap Citra
Islam (Sebelum Uji Validitas) ............................... 62
Tabel 6 Blue print Dimensi Terpaan Media terhadap Citra
Islam (Sesudah Uji Valditas) ................................. 63
Tabel 7 Interpretasi Koefisien Korelasi .............................. 66
Tabel 8 Jumlah Responden Berdasarkan RW .................... 67
Tabel 9 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .... 68
Tabel 10 Frekuensi Responden Membaca Berita ................. 69
Tabel 11 Durasi Responden Membaca Berita ....................... 70
Tabel 12 Hasil Uji Validitas Variabel Terpaan Media ......... 71
Tabel 13 Hasil Uji Validitas Variabel Citra Islam................ 74
Tabel 14 Uji Reliabilitas Variabel Terpaan Media ............... 77
Tabel 15 Uji Reliabilitas Variabel Citra Islam ..................... 78
Tabel 16 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ................... 79
Tabel 17 Uji Homogenitas .................................................... 80
Tabel 18 Uji Koefisien Korelasi Pearson’s ........................... 80
Table 19 Interpretasi Koefisien Korelasi ............................... 81
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aksi-aksi teror yang marak pada 2018 ini membuat
keprihatinan banyak pihak, baik masyarakat nasional
maupun internasional. Aksi-aksi teror menyebabkan
hilangnya rasa aman di tengah-tengah masyarakat, selain itu
juga menurunkan wibawa kepolisian sebagai badan yang
seharusnya mengayomi, memberikan perlindungan dan rasa
aman.
Teroris internasional tidak dapat mencapai tujuan yang
tidak realistis melalui cara-cara yang biasa, sehingga
berupaya mengirim pesan ideologis atau agama melalui aksi-
aksi teror yang ditujukan terhadap masyarakat umum.
Dengan cara memilih target khusus, biasanya berupa simbol
atau wakil negara sasaran, teroris berupaya memberi
pengaruh besar terhadap musuh melalui aksi-aksi kekerasan,
meskipun dengan sumber daya terbatas. 1
Indonesia merupakan salah satu negara yang dianggap
memiliki ancaman besar, terutama dengan maraknya aksi
teror bom di sejumlah tempat, di antaranya, yang terbesar
dari segi jumlah korban dan pemberitaan internasional adalah
bom Bali I dan II, bom di lobi Hotel Marriot 1, di depan
1 Sukawarsini Djelantik, Terorisme: Tinjauan Psiko-politis, Peran
Media, Kemiskinan, dan Keamanan Nasional. (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2010) h.19.
2
Kedutaan Filipina, di depan Kedutaan Australia, di Pasar
Tentena, Poso, dan yang terakhir adalah bom yang meledak
di kawasan Mega Kuningan, tepatnya di Hotel JW Marriot
dan Ritz Carlton pada 17 Juli 2009.2
Pemberitaan yang ditonjolkan di media akan menjadi
perhatian publik, karena penonjolan suatu berita adalah tolok
ukur dimana berita tersebut dianggap penting atau tidak.
McCombs dan Shaw menyatakan bahwa apa yang dipikirkan
oleh media, itulah yang dipikirkan oleh publik. Media merasa
sebagai wakil dari publik untuk menyampaikan informasi
yang ingin diketahui oleh publik.3
Kasus aksi teroris disiarkan hampir di seluruh media,
seperti televisi, koran, radio dan media online salah satunya
Detik.com. Seperti yang dilansir oleh TeknoPlug.com pada
Rabu, 4 Juli 2018 berjudul “7 Aplikasi Berita Ter-update,
Terlengkap, Terbaik, dan Terpercaya Buat Ponsel”, dan
Yatekno.com dengan judul “6 Aplikasi Android Portal Berita
Online Indonesia Terbaik”, dari kedua situs tersebut
Detik.com menempati posisi nomor satu sebagai aplikasi
berita ter-update yang cukup populer.
Pada tahun 2018, kembali terjadi aksi terorisme yang
memakan korban. Salah satu media online yang merubrik
berita mengenai aksi teroris yang terjadi adalah Detik.com.
Media online Detik.com merupakan sebuah portal web yang
berisi berita dan artikel terpopuler di Indonesia dalam hal
2 Sukawarsini Djelantik, Terorisme: Tinjauan Psiko-politis, Peran
Media, Kemiskinan, dan Keamanan Nasional, 2010) h.1. 3 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Erlangga, 2002)
h.78.
3
berita-berita baru (breaking news). Detik.com menampilkan
berita kerusuhan Mako Brimob sebanyak 457 berita sejak 9
Mei 2018 hingga 13 September 2018. Sehingga kasus teroris
menjadi salah satu fokus pemberitaan di Detik.com.
Okezone.com edisi Kamis 13 Mei 2010 memuat berita
berjudul “Wanita Bercadar Datangi Mako Brimob”, dan
Tribunnews.com edisi Minggu 13 Mei 2018 memuat berita
berjudul “Bawa Gunting ke Mako Brimob, Wanita Bercadar
Diamankan Polisi”. Pada berita itu, diberitakan dua wanita
bercadar menyusup ke Mako Brimob untuk membunuh
oknum polisi. Selain itu, M.suara.com edisi Senin 14 Mei
2018 juga membuat berita berjudul “Marak Teroris, Polisi
Waspadai Perempuan-perempuan Pemakai Cadar”.
Liputan6.com edisi Kamis 10 Mei 2018 “36 Jam
Kelam di Mako Brimob Kelapa Dua”. Dalam pemberitaan
tersebut sebanyak 156 narapidana teroris menyandera
sembilan anggota polri. Selain korban meninggal dunia,
empat lainnya mengalami luka dan masih dirawat di rumah
sakit. Berita lain pada Detik.com edisi Sabtu 12 Mei 2018
“Polisi Tangkap 2 Perempuan Bercadar yang Berencana
Tusuk Polisi di Mako Brimob”.
Melalui pemberitaan aksi teroris di Mako Brimob,
masyarakat memiliki persepsi masing-masing, ada yang pro
ada pula yang kontra. Pemberitaan aksi teroris tersebut
menurunkan citra Islam yang menjadi agama mayoritas di
Indonesia. Sebagian masyarakat yang pro menganggap tidak
semua umat Islam itu teroris. Sedangkan masyarakat yang
4
kontra menganggap bahwa umat Islam tidak bisa menjamin
kedamaian di masyarakat sehingga tidak sedikit masyarakat
yang mencurigai bahwa pelaku teroris adalah umat Islam.
Mako Brimob adalah kesatuan operasi khusus yang
bersifat paramiliter milik kepolisian negara Republik
Indonesia. Korps Brimob juga dikenal sebagai salah satu unit
tertua yang ada di dalam organisasi Polri. Beberapa tugas
utamanya adalah penanganan terrorisme domestik,
penanganan kerusuhan, penegakan hukum berisiko tinggi,
pencarian dan penyelamatan (SAR), penyelamatan sandera,
dan penjinakan bom (EOD). Brimob juga bersifat sebagai
komponen besar di dalam Polri yang dilatih untuk
melaksanakan tugas-tugas anti-separatis dan anti-
pemberontakan.4
Pemberitaan pada media massa di era sekarang ini
berperan untuk mendorong masyarakat mempercayai suatu
isu dimana dalam kasus tersebut membuat bermacam-macam
perspektif atau pandangan khalayak tentang pemberitaan
tersebut. Seperti pemberitaan tentang maraknya aksi teroris
yang mengakibatkan banyak kerugian dan nilai-nilai negatif
yang melihat bahwa teroris adalah orang-orang Islam.
Efek dari media massa ini juga dapat menimbulkan
perubahan status sosial masyarakat seperti masyarakat
menjadi lebih serba praktis dan konsumtif. Soekanto
menyatakan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi di
4 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Korps_Brigade_Mobil di akses pada
14 Juni 2018 pukul 20.39 WIB
5
masyarakat di dunia ini merupakan gejala yang normal, yang
pengaruhnya menjalar cepat ke bagian-bagian dunia lainnya
berkat munculnya komunikasi yang semakin modern.5
Seiring dengan majunya era globalisasi, membuat
proses komunikasi berkembang pesat. Hal inilah yang
memunculkan sarana-sarana lain sebagai alat untuk
berkomunikasi. Media massa sebagai alat untuk
menyebarkan informasi kepada khalayak luas pun mulai
bermunculan.
Jika dilihat dari fungsi media massa sendiri memiliki
empat fungsi. Pertama, menyebarluaskan informasi bagi
khalayak. Kedua, memberikan edukasi bagi khalayak.
Ketiga, sebagai media entertainment bagi khalayak.
Keempat, sebagai alat kontrol sosial dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.6
Peneliti tertarik mengambil Detik.com karena
Detik.com merupakan salah satu media online yang cukup
populer nomor satu berita teraktual. Peneliti juga mengambil
populasi penelitian yaitu masyarakat Kelapa Dua dan
merupakan masyarakat yang dekat dengan lokasi terjadinya
kerusuhan di Mako Brimob. Maka dari itu peneliti ingin
mengetahui apakah terdapat hubungan yang mengakibatkan
berbagai macam persepsi tentang citra Islam setelah terpapar
pemberitaan terkait aksi teroris di media online Detik.com.
5 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 83.
6 HM Zaenudin, The Journalis, (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media,
2011) h. 9-10.
6
Berdasarkan fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia)
nomor 3 Tahun 2004 tentang terorisme menetapkan bahwa
hukum melakukan teror adalah haram, baik dilakukan oleh
perorangan, kelompok, maupun negara dan hukum
melakukan jihad adalah wajib. Pada surat Al-Maidah : 32
Allah SWT berfirman:
“Barang siapa membunuh seseorang, bukan karena
orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat
kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
semua manusia.”
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang
dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Terpaan Pemberitaan
Aksi Teroris Pada Media Online Detik.com Terhadap
Persepsi Masyarakat Kelapa Dua Tentang Citra Islam.
(Studi Kasus Pemberitaan Kerusuhan di Mako Brimob,
Kelapa Dua, Depok).”
7
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
berdasarkan judul dan latar belakang masalah di
atas, maka peneliti membatasi masalah penelitian ini pada
berita mengenai aksi teroris dalam kerusuhan di Mako
Brimob, Kelapa Dua, Depok pada media online Detik.com
dan peneliti membatasi subjek penelitian pada masyarakat
Kelapa Dua, Depok.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, adapun
rumusan masalah yang akan menjadi objek penelitian ini
yaitu:
Apakah terdapat hubungan antara pemberitaan aksi teroris
di Detik.com terhadap persepsi masyarakat Kelapa Dua
tentang citra Islam?
C. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada permasalahan sebagaimana
peneliti rumuskan di atas, maka tujuan dari dilakukannya
penelitian ini adalah:
Guna mengetahui hubungan permberitaan aksi teroris pada
Detik.com terhadap persepsi masyarakat Kelapa Dua tentang
citra Islam.
8
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Akademis
Manfaat penelitian ini bagi praktisi agar dapat
menjadi rujukan terhadap penelitian lain yang juga
membahas isu pemberitaan kekerasan, juga agar bisa
memanfaatkan kelompok-kelompok yang
mengatasnamakan agama Islam dengan baik dan benar
bagi seluruh mahasiswa khususnya Jurusan Komunikasi di
Universitas Islam Negeri Jakarta.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu sebagai
rujukan dan tambahan referensi mengenai ilmu jurnalistik
dan teori-teori komunikasi, khususnya teori uses and
effect.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam proses penyusunan penelitian ini, peneliti
meninjau beberapa skripsi yang berguna sebagai bahan
referensi mengenai hubungan terpaan pemberitaan di suatu
media.
Penelitian karya Syahidah Azzahra, Mahasiswi
Konsentrasi Jurnalistik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang lulus tahun 2018 dengan judul “Hubungan Terpaan
Pemberitaan Sidang Ahok di Detik.com Terhadap
Persepsi Masyarakat Kelurahan Pulau Panggang
Tentang Citra Ahok”. Penelitian ini membahas tentang
9
persepsi yang ditimbulkan dari efek pemberitaan di media
online Detik.com khususnya dalam pemberitaan sidang Ahok
yang berhubungan dengan citra kepemimpinan Ahok,
dimana dalam kasus tersebut Ahok masih menjabat sebagai
gubernur DKI Jakarta 2017. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif eksplanatif dengan menggunakan
teknik analisis Kendall Tau, menunjukan hasil yang
signifikan bahwa terdapat pengaruh dari terpaan pemberitaan
sidang Ahok di Detik.com terhadap persepsi masyarakat
Kelurahan Pulau Panggang tentang citra Ahok.
Penelitian selanjutnya karya Wulan Purnamawati,
Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang lulus tahun 2016 dengan
judul “Hubungan Antara Terpaan Berita Pemblokiran
Situs Islam di Televisi Dengan Persepsi Mahasiswa UIN
Jakarta Tentang Citra Kementerian Komunikasi dan
Informatika”. Penelitian ini membahas mengenai persepsi
yang yang ditimbulkan dari efek pemberitaan media di
Televisi khususnya dalam pemberitaan pemblokiran situs
Islam yang berhubungan dengan citra Kementerian
Komunikasi dan Informatika dimana kebijakan
Kemenkominfo ini mendapat perhatian publik setelah
memblokir situs Islam yang dianggap bernuansa radikal,
khususnya bagi masyarakat muslim yang menimbulkan
persepsi tentang tugas dan tanggung jawab Kemenkominfo.
Penelitian ini menggunakan teori uses and effect yang
berasumsi bahwa salah satu efek dari penggunaan media
10
adalah merubah persepsi khalayak terhadap citra
Kemenkominfo. Penelitian ini menggunakan peendekatan
kuantitatif eksplanatif dengan menggunakan teknik analisis
korelasi Pearson Product Moment, menunjukan hasil yang
tidak signifikan bahwa tidak terdapat hubungan antara
terpaan berita pemblokiran Situs Islam di televisi terhadap
citra Kementerian Komunikasi dan Informatika pada
mahasiswa UIN Jakarta dan mendapatkan hubungan yang
sangat lemah dan tidak signifikan.
Penelitian lain karya Bara Dwi Cahyadi, Mahasiswa
Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
yang lulus tahun 2015 dengan judul “Persepsi Audiens
Terhadap Citra Negatif Islam Dalam Film Taken 2”.
Penelitian ini menggunakan metode persepsi audien, dimana
penonton diposisikan sebagai khalayak aktif dalam
menafsirkan isi pesan media. Dalam penelitian ini, peneliti
hanya melibatkan empat responden yang diwawancarai
secara mendalam dan terpisah kemudian menyimpulkan
bahwa semua responden berada di posisi oppositional,
mereka menolak semua adegan kekerasan yang dilakukan
oleh umat Islam dalam film tersebut karena tidak sesuai
dengan pengalaman yang mereka alami saat berinteraksi
dengan umat Islam di sekitar mereka.
Berdasarkan penelitian terdahulu, peneliti tertarik
untuk meneliti kasus yang terkait dengan hubungan
pemberitaan yang memengaruhi citra. Sehingga pemberitaan
mengenai aksi teroris menjadi perbedaan penelitian ini
11
dengan penelitian terdahulu. Peneliti menggunakan
pendekatan kuantitatif dan pengumpulan data dengan cara
menyebarkan kuesioner dengan subjek penelitian yaitu
masyarakat Kelapa Dua, Depok. Sedangkan objek
penelitiannya yaitu media online Detik.com.
F. Sistematika Penulisan
Guna memudahkan penyusunan skripsi ini maka
diperlukan sistematika penulisan. Sistematika penulisan
bertujuan untuk memudahkan pemahaman terkait penelitian
ini. Maka dari itu, peneliti membagi ke dalam lima bab.
BAB I Pendahuluan. Pada bab ini terdiri dari
latar belakang masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, serta
sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori. Pada bab II ini
membahas mengenai landasan teori yang
digunakan yaitu teori Uses and Effect yang
dikemukakan oleh Sven Windahl (1979)
yang merupakan pecahan dari teori Uses
and Gratification yang dikemukakan oleh
Elihu Katz, Jay G. Blumer dan Michael
Gurevitch., definisi berita, media massa,
jenis-jenis media massa, fungsi media
massa, efek media massa, definisi persepsi,
dan citra Islam.
12
BAB III Metodologi Penelitian. Pada bab III ini
menjelaskan populasi dan sampel, tempat
dan waktu penelitian, sumber data,
instrument penelitian, teknik pengumpulan
data, dan teknik pengolahan data.
BAB IV Temuan dan Analisis Data. Pada bab IV
ini menjelaskan tentang hasil temuan
penelitian dan hasil analisis data.
BAB V Penutup. Pada bab ini merupakan bagian
penutup, peneliti mencoba menarik
kesimpulan dari temuan dan analisis
penelitian yang didapatkan serta
memberikan saran sebagai masukan bagi
peneliti.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Media Massa
1. Definisi Media Massa
Media massa merupakan media yang diperuntukan
untuk massa. Dalam ilmu jurnalistik, media massa
menyiarkan berita atau informasi disebut juga dengan
istilah pers. Media massa berarti wahana komunikasi
massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengelola,
dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan,
suara, gambar, serta data dan grafik maupun dalam
bentuk lainnya melalui media cetak, media elektronik,
dan segala jenis yang tersedia. 7
Secara psikologis massa merupakan orang-orang
yang memiliki perhatian yang sama terhadap sesuatu hal
yang sama. Pengertian massa sering juga disebut dengan
istilah publik, khalayak, atau masyarakat umum.
Sehingga saat seseorang menulis di media massa pun
berlaku ketentuan-ketentuan atau rambu-rambu yang
bersifat umum.
Dennis McQuail berpendapat bahwa media massa
memiliki sifat atau karakteristik yang mampu
menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas, bersifat
7 Tjahjono Widarmanto, Pengantar Jurnalistik, (Yogyakarta: Araska,
2017) h. 9-10.
14
publik dan mampu memberikan popularitas kepada siapa
saja yang muncul di media massa.8
Salah satunya media massa online (media
internet). Media online semakin tumbuh tinggi dan
menarik banyak perhatian. Saat ini mayoritas masyarakat
Indonesia mulai menggemari media online. Media ini
mulai diperhitungkan banyak orang untuk mencari
informasi dan berita.9
2. Jenis – Jenis Media Massa
Cangara membagi jenis-jenis media massa
berdasarkan bentuknya menjadi tiga, yaitu:
a. Media Cetak
Media cetak merupakan jenis media massa yang
dibuat dengan percetakan yang kemudian
menghasilkan tulisan sebagai bentuk informasi yang
diberikan. Media cetak terbilang media massa yang
sudah lama dikenal dunia, dimana kemunculannya
sudah ada sejak tahun 1920-an. Diantaranya, surat
kabar, koran, buku, majalah, tabloid, dan lain
sebagainya.
8 Morissan, Andy Corry Wardhani, Farid Hamid, Teori Komunikasi
Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010),
h.2. 9 Syarifudin Yunus, Jurnalistik Terapan, (Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia, 2010), h. 26-32.
15
b. Media Elektronik
Media elektronik merupakan media massa yang
menggunakan teknologi elektronik sehingga
memungkinkan untuk didengar suaranya dan dilihat
gambarnya oleh khalayak. Media elektronik yang
muncul pertama adalah radio, dimana media ini
menyampaikan informasi melalui audio atau
suaranya.
c. Media Cyber
Media Cyber juga dikenal dengan media
internet atau online media. media massa ini terbilang
media yang cukup baru, dimana kemunculannya baru
ramai dikenal masyarakat sekitar abad 21. Media
cyber ini memungkinkan khalayak untuk mengakses
informasi tanpa batas waktu dan teritorial daerah,
sehingga informasi tersebar dengan jauh lebih luas
dibanding dua media sebelumnya.
3. Definisi Media Online
Media online merupakan salah satu jenis media
massa yang tergolong pesat perkembangannya. Media
online merupakan media yang tersaji secara online yang
menggunakan perangkat internet. Sekalipun internet
tidak sepenuhnya dimanfaatkan sebagai media massa,
tetapi keberadaan media online sudah diperhitungkan
oleh banyak orang sebagai opsi dalam memperoleh
16
informasi dan berita. Berikut keutamaan dari media
online, diantaranya:10
a. Up to date
Media online dapat melakukan reaktualisasi
suatu informasi atau berita dari waktu ke waktu dan
dimana saja, tidak selalu menggunakan bantuan dari
komputer, tetapi menggunakan fasilitas teknologi
pada telepon genggam (handphone). Hal terbaru ini
terjadi karena media online memiliki proses
penyajian informasi dan berita yang lebih mudah
dan sederhana.
b. Real Time
Media online dapat langsung menyajikan
informasi dan berita saat peristiwa dan berita
langsung (live). Sebagian besar wartawan media
online dapat mengirimkan informasi langsung ke
meja redaksi dari lokasi peristiwa dengan fasilitas
internet seperti E-mail dan lainnya.
c. Praktis
Media online dianggap praktis karena
kemudahannya untuk mendapatkan berita dan
informasinya. Bisa digunakan dimana saja serta
didukung oleh fasilitas teknologi internet seperti
handphone dan komputer dengan terhubung
jaringan internet.
10
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011) h.46.
17
4. Fungsi Media Massa
Secara umum, fungsi media massa adalah sebagai
berikut:
a. Menginformasikan (to inform). Artinya, media
massa merupakan sarana untuk menginformasikan
peristiwa-peristiwa atau hal-hal penting yang perlu
diketahui khalayak.
b. Mendidik (to educate). Artikel di media massa dapat
mengalihkan ilmu pengetahuan sehingga
mendorong perkembangan intelektual, membentuk
watak sekaligus meningkatkan keterampilan serta
kemampuan yang dibutuhkan para pembacanya.
c. Menghibur (to entertaint). Selain sebagai informasi
dan ilmu pengetahuan, media massa juga merupakan
tempat yang dapat memberikan hiburan kepada
pembacanya atau khalayaknya. Tulisan yang
bersifat menghibur biasanya dalam bentuk karangan
khas (feature) dan fiksi seperti novel, cerpen, dan
puisi.
d. Memengaruhi (to influence), maksudnya bahwa
media massa dapat memengaruhi pembacanya. Baik
pengaruh yang bersifat pengetahuan (cognitive),
perasaan (afektive), maupun perilaku (conative).
e. Memberikan respon sosial (to social responbility).
Artinya, bahwa dengan adanya media massa baik
penulis dan pembaca dapat menanggapi suatu
18
peristiwa atau fenomena dan keadaan sosial yang
terjadi.
f. Penghubung (to linkage). Media massa juga
berfungsi untuk menghubungkan unsur-unsur yang
ada dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan
secara perseorangan baik secara langsung maupun
tak langsung.11
B. Teori Efek Media
Berkembangnya media massa saat ini sangat penting
untuk memberikan informasi dari fenomena yang terjadi di
seluruh belahan dunia. Selain memberi informasi, media
memiliki efek untuk khalayaknya. Efek diartikan sebagai
semua perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah
menerima suatu pesan komunikasi dari suatu sumber.
Perubahan tersebut meliputi perubahan pengetahuan, sikap
dan perilaku nyata.12
Dalam penelitian, teori menjadi bagian penting dan
tidak bisa dipisahkan karena teori menjadi landasan
pemikiran dalam setiap penelitian. DeFleur, mencetuskan
teori yang disebut “cultural norms”.13
Teori ini berpendapat
bahwa media tidak hanya memiliki efek langsung terhadap
individu, tetapi juga memengaruhi kultur, pengetahuan
kolektif, dan norma serta nilai-nilai dari suatu masyarakat.
11
Tjahjono Widarmanto, Pengantar Jurnalistik, h.11-12. 12
Daryanto, Teori Komunikasi, (Malang: Gunung Samudra, 2014) h.62. 13
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2006), h.149
19
Media massa telah menghadirkan seperangkat citra (image),
gagasan, dan evaluasi dimana audience dapat memilih dan
menjadikan acuan bagi perilakunya.14
Menurut Bernard Berelson, faktor-faktor yang
memengaruhi efek komunikasi yaitu berupa jenis saluran
komunikasi, persoalannya, orang yang menjadi sasaran serta
kondisi ketika komunikasi berlangsung. Sedangkan menurut
Wilbur Schramm, menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi efek komunikasi adalah pesan, situasi,
kepribadian audiens serta kelompok, ketika audiens menjadi
anggotanya. Efek dari komunikasi dilihat dari pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dan
mendapat umpan balik dari komunikan kepada
komunikator.15
Secara teoritis, efek komunikasi dapat dibicarakan
dalam berbagai perspektif sebagai berikut:16
a. Efek dalam arti yang luas atau secara lebih khusus.
b. Efek jangka panjang dan efek jangka pendek.
c. Efek yang diinginkan dan yang sebaliknya.
d. Efek langsung dan efek tidak langsung.
e. Efek di bidang pengetahuan, sikap dan perilaku.
Menurut Donald F. Robert karena terlalu fokus
terhadap pesan, maka efek haruslah berkaitan dengan pesan
14
Sasa Djuarsa Sendjaya, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2005), cet. Ke 3, h.524 15
Daryanto. Teori Komunikasi. h.63. 16
Daryanto. Teori Komunikasi. h.62-63.
20
yang disampaikan media massa tersebut. Efek media juga
diartikan sebagai dampak dari kehadiran sosial yang dimiliki
oleh media sehingga menyebabkan perubahan, pengetahuan,
sikap dan tingkah laku manusia yang diakibatkan oleh terpaan
media atau media exposure.17
Efek media massa memiliki tiga dimensi, yaitu:
kognitif, afektif dan konatif. Efek kognitif meliputi
peningkatan kesadaran. Efek afektif berhubungan dengan
suatu perasaan dan emosi. Sedangkan efek konatif
berhubungan dengan perilaku dan keinginan untuk melakukan
sesuatu menurut cara tertentu.18
a. Efek Kognitif (Cognitive Effect)
Adalah akibat yang timbul pada diri komunikan
yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif
ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat
membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang
bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif.
Melalui media massa, kita memperoleh informasi
mengenai benda, orang atau tempat yang belum pernah
kita kunjungi secara langsung.19
b. Efek Afektif (Afektive Effect)
Efek ini tahapnya lebih tinggi dari efek kognitif.
Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar
memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu
17
Dennis McQuail, Teori Komunikasi, h.87. 18
Amri Jhi. Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di
Negara-Negara Dunia Ketiga. (Jakarta:PT Gramedia). 1988. 19
Siti Karlinah. Komunikasi Massa. (Jakarta: Penerbitan UT, 1999)
h.78
21
mengenai sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui
informasi yang diterimanya, khalayak diharapkan dapat
merasakannya. 20
Efek Afektif berhubungan dengan perasaan
khalayak yang diharapkan dapat turut merasakan perasaan
seperti iba, terharu, sedih, gembira, marah dan
sebagainya. Faktor-faktor yang memengaruhi rangsangan
emosional pesan media antara lain, suasana emosional
(mood), skema kognitif, suasana terpaan, perdisposisi
individual dan faktor identifikasi khalayak dengan tokoh
dalam media massa.21
1) Suasana Emosional
Suasana emosional dapat dikatakan bahwa
respon khalayak pada suatu tayangan film, sandiwara
televisi, atau surat kabar akan dipengaruhi oleh
suasana emosional khalayak. Menonton sinetron di
televisi atau membaca novel akan dipengaruhi oleh
suasana emosional. Adegan-adegan lucu akan
menyebabkan tertawa terbahak-bahak bila
menontonnya dalam keadangan senang.
2) Predisposisi Individual
Predisposisi individual mengacu pada
karakteristik khas dari individu sendiri. Orang yang
melankolis cenderung menanggapi tragedi lebih
emosional daripada orang yang periang. Orang yang
20
Siti Karlinah. Komunikasi Massa. h.8-9. 21
Onong Ucjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2003) h. 319.
22
periang akan senang bila melihat adegan-adegan lucu
daripada orang yang melankolis.
3) Identifikasi
Faktor identifikasi menunjukkan sejauh mana
orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan
dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton,
pembaca, dan pendengar menempatkan dirinya dalam
posisi tokoh tersebut.
c. Efek Konatif (Conative Effect)
Efek ini merupakan akibat yang timbul pada diri
khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan
menyebabkan orang menjadi beringas. Radio, televisi atau
film di berbagai negara telah digunakan sebagai media
pendidikan.22
Efek tersebut timbul karena adanya
efektivitas komunikasi yang dapat ditinjau dari dua aspek
yaitu isi komunikasi dan pesan yang disampaikan.
Menurut Dennis McQuail, ada empat bagian besar
dari efek media massa, yaitu:
a) Efek media massa merupakan efek yang
direncanakan sebagai sebuah efek yang diharapkan
terjadi, baik oleh media massa sendiri ataupun orang
yang menggunakan media massa untuk kepentingan
berbagai penyebaran informasi.
22
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007) h. 240.
23
b) Efek media massa yang tidak direncanakan sebagai
efek yang benar-benar diluar kendali media, diluar
kemampuan media ataupun orang lain yang
menggunakan media untuk penyebaran informasi
melalui media untuk mengontrol terjadinya efek
media massa. Artinya, efek media massa terjadi
dalam kondisi tidak dapat diperkirakan dan tidak
dapat dikontrol.
c) Efek media massa terjadi dalam jangka pendek
namun secara cepat, instan dan keras memengaruhi
masyarakat.
d) Efek media massa berlangsung dalam jangka
panjang, sehingga memengaruhi sikap-sikap adopsi
inovasi, kontrol sosial sampai dengan perubahan
kelembagaan dan persoalan-persoalan perubahan
budaya.
Tidak dapat dikatakan media tidak memiliki efek
atau pengaruh, lebih kepada pernyataan tidak ada
hubungan langsung antara stimulus media dengan respons
khalayak. Media ditunjukkan untuk bekerja pada struktur
hubungan sosial yang telah ada sebelumnya dan kondisi
sosial budaya tertentu. Faktor ini memiliki keutamaan
dalam membentuk opini, sikap, dan perilaku dalam
penelitian dan juga membentuk pilihan media, perhatian,
dan respon khalayak.23
23
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2011) h. 213.
24
Teori di atas menjelaskan tentang efek dari
sudut pandang media itu sendiri, yaitu pengaruh
media terhadap audience baik secara individu maupun
masyarakat. Kedua adalah efek yang dihasilkan,
memandang dari perspektif yang berbeda dalam
hubungan antara media massa, audience, dan efek.24
Teori yang termasuk dalam kategori ini adalah uses
and gratifications dan uses and effect. Fokus
penelitian ini adalah pada teori uses and effect.
C. Teori Uses and Effect
Teori uses and effect pertama kali dikemukakan oleh
Sven Windahl, teori ini merupakan sintesis antara
pendekatan uses and gratification dan teori tradisional
mengenai efek. Konsep dari “uses” merupakan bagian sangat
penting. Karena pengetahuan yang mengenai penggunaan
media yang menyebabkan jalan bagi pemahaman dan
perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa.25
Pada teori uses and gratification, penggunaan media
pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu.
Sedangkan uses and effects kebutuhan hanyalah salah satu
dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan
media atau menekankan bagaimana penggunaan media
menghasilkan banyak efek terhadap suatu individu.
Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media,
dan tingkat akses terhadap media akan membawa individu
24
Sasa Djuarsa Sendjaya, Teori Komunikasi, h. 37 25
Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. h. 208.
25
mengambil keputusan untuk menggunakan media atau tidak
menggunakan media.
Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti
dan di artikan sebagai exposure yang semata mata
menunjukan pada tindakan mempersepsi. Dalam arti lain,
maksud tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih
kompleks dimana isi terkait harapan-harapan tertentu untuk
dapat terpenuhi.26
Menurut DeFleur dan Rokeach ketergantungan audiens
terhadap media mencakup tiga pihak yaitu: media, audiens
dan sistem sosial yang melingkupi. Penelitian telah
menunjukkan bahwa ketergantungan pada media adalah hasil
dari dua faktor utama: pertama, motif audiens untuk
mendapatkan kepuasan dan ketersediaan alternatif
pandangan. Kedua perubahan sosial dan konflik yang terjadi
di masyarakat. Masing-masing faktor ini mungkin
dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan sosial atau karakter
psikologi.
A. Rubin dan Windahl menjelaskan proses dari unsur-
unsur tertentu dalam sistem media yaitu sistem itu sendiri,
struktur masyarakat, perbedaan individu yang mengakibatkan
motif pribadi menyebabkan orang menggunakan dan
bergantung pada media. semakin banyak ketergantungan
26
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2013), cet ke-6, h.291.
26
pada media, semakin banyak kemungkinan bahwa media
memiliki efek pada audiens.27
Hasil dari proses komunikasi massa yang berkaitan
dengan penggunaan media akan membawa pada bagian
terpenting dari teori uses and effects, hubungan antara
pengguna dan hasil, dengan tetap memperhatikan isi media
yang memiliki beberapa bentuk yang berbeda, diantaranya:28
1. Karakteristik isi media menentukan sebagian besar dari
hasil. Dalam hal ini, penggunaan media hanya dianggap
sebagai faktor perantara, dan hasil dari proses tersebut
dinamakan efek.
2. Penggunaan media terhadap karakteristik isi media dapat
mencegah atau mengurangi aktivitas lainnya, seperti
konsekuensi psikologis yang mengakibatkan
ketergantungan pada media tertentu.
3. Penggunaan media dapat melakukan dua proses secara
serempak dan akan menerima efek dan konsekuensi.
Efek dari suatu media akan timbul kepada individu-
individu dan akan menunjukkan perilaku mereka dalam
menerima pesan-pesan dari media massa. Efek dari media
massa tersebut akan membentuk dan mengubah citra persepsi
seseorang atau gambaran tentang realitas yang tidak selalu
sesuai dengan realitas, serta akan timbul adanya perubahan
yang dirasakan oleh individu dan berhubungan langsung
27
Jennings dan Susan Thompson, Fundamentals of Media Effects (New
York, McGraw-Hill, 2002) h. 130. 28
Sasa Djuarsa Sendjaya. Teori Komunikasih.216.
27
dengan emosi, perasaan, disenangi atau dibenci oleh
khalayak.
Dalam penelitian ini, khalayak dianggap telah
mendapatkan informasi yang cukup mengenai aksi teroris
setelah membaca berita di media online Detik.com, sehingga
penelitian ini bukan lagi menanyakan soal kepuasan akan
informasi tentang aksi teroris melainkan persepsi yang
muncul setelah mendapatkan informasi tersebut.
Kesimpulannya, dapat dikatakan bahwa membaca dan
memahami isi dari berita merupakan proses aktif yang
didalamnya melibatkan banyak faktor. Keterlibatan faktor-
faktor itu bertujuan untuk memperoleh pemahaman baik dan
benar. Sama halnya dengan membaca berita aksi teroris di
Detik.com maka seseorang akan banyak memperoleh
informasi dan semakin tinggi pula pengetahuan tentang kasus
tersebut.
D. Terpaan
Khalayak dengan intensitas penggunaan media
tertentu dapat terkena terpaan media yang menghasilkan efek
untuk khalayak. Terpaan yaitu penggunaan media oleh
khalayak dengan intensitas tertentu yang dapat
mempengaruhi persepsi khalayak melalui isi pesan di media.
Terpaan media (Media Exposure) menurut Rosengren, dapat
diuraikan menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam
berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan
28
berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan
isi media yang dikonsumsi atau dengan media keseluruhan.29
Terpaan media juga menyangkut seberapa banyak
media berhasil menjangkau khalayak, berapa banyak orang
membaca koran, mendengarkan radio, ataupun menonton
televisi. Terpaan media dapat membawa perubahan dalam
perilaku publik yang menyangkut pengetahuan, perilaku atau
kebiasaan seseorang. Menurut Ardianto dan Erdinaya,
terpaan dapat diartikan sebagai kegiatan mendengar, melihat,
membaca pesan-pesan media ataupun mempunyai
pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang
dapat terjadi pada individu atau kelompok.
Terpaan media berusaha mencari data khalayak
tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi
penggunaan maupun durasi penggunaan. Pengukuran
frekuensi program harian (berapa kali dalam seminggu).
Sedangkan pengukuran durasi penggunaan media
menghitung berapa lama khalayak bergabung dengan suatu
media (berapa jam dalam sehari), atau berapa lama (menit)
khalayak mengikuti suatu program.30
Sedangkan atensi atau
perhatian menurut Kenneth E. Anderson seperti dikutip
Jalaludin Rakhmat adalah proses mental ketika stimuli atau
rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada
saat stimuli lainnya melemahkan. Artinya, khalayak memiliki
29
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung,
Rosdakarya, 2005) h.66 30
Ardianto, Elvinaro, Lukita Komala, Siti Karlina, Komunikasi Massa
Suatu Pengantar, (Bandung: Simbioasa Rekatama Media, 2014) h. 168.
29
perhatian atau ketertarikan terhadap suatu pemberitaan yang
disampaikan oleh media.31
Dari teori yang dipakai dengan permasalahan yang
diteliti, teori uses and effect memaparkan mengenai dampak
dari media massa terhadap khalayak. Dampak tersebut dapat
membentuk karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik
tersebut terdiri dari kebutuhan atau kepentingan khalayak
yang dapat menimbulkan harapan dan tanggapan terhadap
media. Khalayak akan mempunyai keputusan sendiri untuk
menggunakan isi media, sehingga dari penggunaan media
akan menghasilkan terkenanya efek yang disebabkan oleh
media. Sedangkan indikator jenis media sudah ditentukan
sebelumnya oleh peneliti, yaitu media online Detik.com.
Hubungan teori uses and effect dengan terpaan
pemberitaan aksi teroris pada Detik.com terhadap citra Islam
di masyarakat Kelapa Dua menjadi tujuan utama penelitian
ini. Banyaknya pemberitaan mengenai tindakan keji yang
dilakukan oleh teroris belakangan ini mengakibatkan
timbulnya banyak persepsi yang berbeda-beda tentang
ideologi keagamaan, khususnya dari segi kemanusiaan
(humanisme).
31
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005) h.52
30
E. Berita
1. Definisi Berita
Berita merupakan informasi baru atau informasi
yang sedang terjadi saat ini dan dapat disajikan dalam
bentuk media cetak, internet, siaran langsung, atau face
to face. Berita juga merupakan laporan tercepat
mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan
atau penting bagi sebagian besar khalayak melalui media
massa. Berita mempunyai unsur penting yaitu 5W 1H
terdiri dari what, who, when, where, why dan how.32
Doug Newsom dan James A. Wollert (1985)
dalam Media Writing: News for the Mass Media
mengemukakan, berita adalah apa saja yang ingin dan
perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh
masyarakat. Dengan melaporkan berita, media massa
memberikan informasi kepada masyarakat mengenai apa
yang mereka butuhkan.33
Charles Dana dalam buku “Broadcasting
Journalism Techniques of Radio and TV News”
mengemukakan, “when a dog bites a man, that is not
news, but when a man bites a dog, that is news”.
Artinya, ketika anjing menggigit manusia itu bukanlah
berita, tetapi ketika manusia menggigit anjing, itu baru
32
Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006), h.82. 33
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis berita dan
Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2006) h. 64.
31
berita. Dalam pengertian ini Charles berpendapat batasan
berita secara filosofis, bahwa segala sesuatu yang di luar
kebiasaan atau sesuatu yang unik adalah definisi dari
berita.34
Jika diteliti secara bahasa dan diartikan perkata
“news” merupakan istilah dalam bahasa Inggris yang
berasal dari kata “new” yang berarti baru, kata baru
tersebut di sini bukan mengartikan segala sesuatu yang
baru, melainkan bahan informasi yang baru yang
berguna bagi semua publik dalam bentuk berita (news).35
2. Nilai-nilai Berita
Berita memiliki standar nilai, yang dimaksud
standar nilai berita yaitu acuan yang dapat digunakan
para jurnalis, reporter dan editor dalam memutuskan
berita tersebut agar layak dipublikasikan.36
Acuan
tersebut diantaranya adalah:
a. Aktual (Timeliness)
Berita aktual adalah berita yang sedang atau baru
saja terjadi. Ada dua bagian berita aktual, yaitu
objektif dan subjektif. Aktual secara objektif
berhubungan dengan peristiwa yang benar-benar baru
saja terjadi. Sementara aktual secara subjektif
berhubungan dengan waktu pembaca membaca.
34
Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, h.83. 35
Kustandi Suhandang, Pengantar Jurnalistik, (Bandung: Penerbit
Nuansa, 2004), h.102-103. 36
Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2007) h.24.
32
b. Keluarbiasaan (Unusualness)
Berita merupakan peristiwa yang langka atau di
luar kelaziman yang berkaitan dengan berita yang
peristiwa-peristiwanya tidak biasanya atau di luar
nalar.
c. Akibat (Impact)
Berita merupakan peristiwa yang diberitakan
mempunyai pengaruh yang besar bagi masyarakat
luas.
d. Kedekatan (Proximity)
Berita merupakan peristiwa yang dekat bagi
pembaca. Sifat dari kedekatan ini bisa geografis
maupun emosional.
e. Konflik (Conflict)
Berita merupakan peristiwa yang menyajikan dua
pihak yang saling beradu kekuatan baik fisik maupun
tidak dan menimbulkan efek dramatis di khalayak
luas.
f. Orang yang penting (Public Figure)
Berita merupakan tentang orang-orang penting
yang menjadi publik figur, sehingga apa yang terjadi
pada dirinya menarik perhatian publik untuk
mengetahuinya.
33
g. Kejutan (Surprising)
Berita merupakan kejutan, yang datang secara
tiba-tiba di luar dugaan, saat sebelumnya hampir tidak
mungkin terjadi.
h. Ketertarikan (Human Interest)
Berita merupakan peristiwa yang memberi
sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang
menyangkut orang biasa dalam situasi luar biasa.
i. Seks (Sex)
Berita merupakan seks dan seks merupakan
berita. Informasi seputar seks yang berhubungan
dengan perempuan. Berita ini biasanya berkaitan
dengan sebuah skandal hubungan.
j. Tenar (Prominence)
Berita merupakan peristiwa yang menyangkut
orang atau lembaga institusi atau tempat yang amat
dikenal oleh masyarakat luas.
k. Waktu (Timeliness)
Berita merupakan peristiwa yang menyangkut
hal-hal yang baru terjadi, atau baru dikemukakan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa berita adalah laporan tentang fakta
peristiwa atau pendapat yang aktual, menarik, berguna
dan dipublikasikan melalui media massa: surat kabar,
radio, televisi dan cyber.
34
F. Persepsi
Proses psikologis diasosialisasikan dengan interpretasi
dan pemberian makna terhadap orang atau objek tertentu
dinamakan sebagai persepsi. Cohen mengemukakan bahwa
persepsi di definisikan sebagai interpretasi terhadap berbagai
sensasi sebagai representasi dari objek-objek eksternal, jadi
persepsi adalah pengetahuan tentang apa yang dapat
ditangkap oleh panca indra kita.37
Definisi ini melibatkan
sejumlah karakteristik yang mendasari upaya kita untuk
memahami proses antarpribadi.
Persepsi tidak lebih dari pengetahuan mengenai apa
yang tampak sebagai realitas bagi diri kita. Jadi, sebaiknya
kita tidak kelewat yakin dengan pengetahuan yang kita
peroleh melalui persepsi. Ironisnya pengetahuan yang
biasanya paling kita yakini adalah pengetahuan yang
diperoleh melalui persepsi kita. Realitas yang kita
persepsikan sering kali adalah yang paling jelas, pribadi,
penting dan terpercaya bagi kita. Ini merupakan suatu alas an
mengapa komunikasi antar pribadi dan hubungan antara
manusia sangat sulit “dipahami meskipun sangat mudah
diketahui”.
Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia popular
persepsi adalah suatu pengertian yang merupakan tanggapan
dari suatu objek yang dilihat atau didengar dari suatu proses
pengamatan.38
Dapat diartikan bahwa persepsi menurut
bahasa adalah suatu proses pemberian tanggapan yang
dilakukan dengan menggunakan panca indera setiap individu
37
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori & Praktek, ( Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009), h. 149. 38
Bambang Mardijanto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Popular,
(Surabaya: Bintang Timur, 1996), h.481
35
terhadap objek yang ditangkapnya, dan proses ini merupakan
bagian dari pengamatan terhadap nilai-nilai suatu objek
dengan menggunakan panca inderanya. Dalam proses
pengamatan ini, individu harus sadar dan mengetahui
terhadap objek yang muncul.
David Krech bahkan menyimpulkan bajwa persepsi
ialah suatu proses dari pengetahuan yang dapat menghasilkan
suatu gambaran unik yang nyata ataupun tidak nyata.39
Hal
ini dapat dijelaskan bahwa persepsi terbentuk dengan adanya
proses pengetahuan atau kognitif seseorang yang kompleks
atau berbeda-beda dari setiap orang dan selanjutnya
ditafsirkan untuk dapat menghasilkan gambaran yang unik
mengenai suatu kenyataan atau fakta sosial. Tetapi gambaran
tersebut dapat berbeda dari kenyataannya.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa,
atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.40
Sebagai
inti dari komunikasi, persepsi memengaruhi komunikasi.
Individu memperoleh stimuli-stimuli dari lingkungan sekitar.
Dari beberapa stimuli tersebut, individu menentukan untuk
memilih dan berfokus pada stimuli tertentu kemudia
melakukan persepsi atas stimuli tersebut dan mengabaikan
yang lain. Sebagai inti dari komunikasi maka, persepsi
memengaruhi komunikasi. Pengetahuan kita tentang orang
atau objek lain ditentukan oleh kesan yang kita bentuk dari
mereka.41
39
Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, Konsep Dasar, dan Aplikasinya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 142 40
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 51 41
Sears, David O Jonathan L Freedman & L. Anne Peplau, Psikologi
Sosial Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 1985), h.52-53
36
Persepsi terjadi di dalam benak individu yang
mempersepsi, bukan di dalam objek dan selalu merupakan
pengetahuan tentang penampakan. Maka, apa yang mudah
bagi kita, boleh jadi tidak mudah bagi orang lain, atau apa
yang jelas bagi orang lain mungkin terasa membingungkan
bagi kita. Dalam konteks inilah kita perlu memahami
intrapribadi dari komunikasi antarpribadi dengan melihat
lebih jelas sifat-sifat persepsi:42
1. Persepsi adalah pengalaman. Untuk mengartikan makna
dari seseorang, objek atau peristiwa, kita harus memiliki
dasar/basis untuk melakukan interpretasi. Dasar ini
biasanya kita temukan pada pengalaman masa lalu kita
dengan orang, objek atau peristiwa tersebut. Tanpa
landasan pengalaman sebagai pembandingan tidak
mungkin untuk mempresentasikan suatu makna, sebab
ini akan membawa kita kepada suatu kebingungan.
2. Persepsi adalah selektif. Ketika mempersepsikan hanya
bagian-bagian tertentu dari suatu objek atau orang.
Dengan kata lain, kita melakukan seleksi hanya pada
karakteristik tertentu dari objek-objek persepsi kita dan
mengabaikan yang lain. Dalam hal ini biasanya kita
mempersepsikan apa yang kita “inginkan” atas dasar
sikap, nilai, dan keyakinan yang ada dalam diri kita dan
mengabaikan karakteristik yang telah relevan atau
berlawanan dengan nilai dan keyakinan tersebut.
42
Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori & Praktek, ( Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009), h. 150.
37
3. Persepsi adalah penyimpulan. Proses psikologis dari
persepsi mencakup penarikan kesimpulan melalui suatu
proses induksi secara logis. Interpretasi yang dihasilkan
melalui persepsi pada dasarnya adalah penyimpulan atas
informasi yang tidak lengkap. Dengan kata lain,
mempersepsikan makna adalah melompat kepada suatu
kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarkan atas data
yang dapat diangkap oleh panca indra. Sifat ini saling
mengisi dengan sifat kedua. Pada sifat kedua persepsi
hanya selektif, karena keterbatasan kapasitas otak, maka
kita hanya dapat mempersepsi sebagian karakteristik dari
objek. Melalui penyimpulan ini kita berusaha untuk
mendapatkan gambar yang lebih lengkap mengenai objek
yang kita persepsikan atas dasar sebagian karakteristik
dari objek tersebut.
4. Persepsi tidak akurat. Setiap persepsi yang kita lakukan,
akan mengandung kesalahan dalam kadar tertentu. Hal
ini antara lain disebabkan oleh pengaruh pengalaman
masa lalu, selektifitas, dan penyimpulan. Biasanya
ketidak akuratan ini terjadi karena penyimpulan yang
terlalu mudah, atau menyamaratakan. Adakalanya
persepsi tidak akurat karena orang menganggap sama,
sesuatu yang sebenarnya hanya mirip. Dan semakin tidak
akurat persepsinya.
38
5. Persepsi adalah evaluatif. Persepsi tidak akan pernah
objektif, karena kita melakukan interpretasi berdasarkan
pengalaman dan merefleksikan sikap, nilai dan
keyakinan pribadi yang digunakan untuk memberi makna
pada objek persepsi. Karena persepsi merupakan proses
kognitif psikologis yang ada dalam diri kita, maka
bersifat subjektif.
Persepsi yang dijelaskan diatas ialah proses-proses
yang terjadi pada diri individu dalam menerima informasi
mengenai suatu fenomena sosial atau suatu kenyataan.
Individu dapat menyeleksi atau memilih informasi seperti
apa yang berguna untuknya, selanjutnya individu akan
mengorganisasikan atau upaya menghubungkan informasi
yang diterimanya dengan pengetahuan yang ada pada
dirinya, dan selanjutnya individu akan mulai memberikan
penafsirannya terhadap informasi yang diterimanya itu.
Dalam hal ini berkaitan dengan informasi atau
pemberitaan aksi teroris, dimana khalayak yang membaca
berita tersebut akan dapat menafsirkan apa yang menjadi
fokus perhatiannya. Khalayak dapat memberikan sebuah
tanggapan atas tindakan keji yang dilakukan napi teroris.
39
G. Citra
Citra didefinisikan sebagai proses akumulasi dari
amanah kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-
individu tersebut yang akan mengalami proses cepat atau
lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih
luas.43
Sedangkan menurut Jalaludin Rakhmat dalam
bukunya yang berjudul Psikologi Komunikasi, citra
adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai
dengan realitas karena citra adalah dunia menurut persepsi
kita.44
Citra terbentuk berdasarkan informasi yang
diterima. Media massa bekerja untuk menyampaikan
informasi untuk khalayak dimana informasi tersebut
membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra.45
Dalam bukunya yang berjudul Public Relations
Technique, Frank Jefkins menyatakan pengertian citra
secara umum, menurutnya citra ialah kesan seseorang atau
individu yang dihasilkan dari pengetahuan dan
pengalamannya mengenai sesuatu yang muncul dan
Jefkins menambahkan bahwa citra merupakan suatu kesan
yang dapat diperoleh dari pengetahuan dan pengertian
seseorang mengenai suatu fakta atau kenyataan.46
Citra merupakan hasil evaluasi dalam diri
seseorang berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap
43
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h.74. 44
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Cet. Ke-14, h. 223. 45
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h.224 46
Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public
Relations, Cet.Ke-4, h. 114
40
gambaran yang telah diolah, diorganisasikan, dan
disimpan dalam benak seseorang. Citra dapat diukur
melalui pendapat, kesan, atau respon seseorang dengan
tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam
pikiran setiap individu mengenai suatu objek, bagaimana
mereka memahaminya dan apa yang mereka sukai atau
yang tidak disukai dari objek tersebut. Setiap orang bisa
melihat citra suatu objek berbeda-beda, tergantung pada
persepsi yang ada pada dirinya mengenai objek tersebut.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
citra adalah suatu kesan setiap orang yang merupakan
hasil pengetahuan dan pengalaman yang dialaminya
terhadap suatu institusi perusahaan atau sosok, agama,
bahkan peristiwa.
Citra terbentuk berdasarkan informasi yang kita
terima. Dengan bantuan media massa yang berperan
sebagai penyebar informasi. Untuk khalayak informasi
dapat menentukan, membentuk, atau mendefinisikan
sebuah citra. Menurut McLuhan, media massa merupakan
perpanjangan alat indera kita. Dengan media massa kita
memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat
yang tidak kita alami secara langsung. Realitas yang
ditampilkan media adalah realitas yang sudah diseleksi,
yaitu realitas tangan kedua.
41
H. Citra Islam
Berbicara tentang “Citra Islam” akan menggiring
pembaca memasuki pembahasan tentang “nilai”, yang
nantinya akan mengaitkannya dengan penilaian baik atau
buruk, indah atau kotor, benar atau salah, dan seterusnya.
Penilaian tersebut terjadi karena masalah citra, yang
dalam bahasa kamusnya berarti rupa atau gambar, tidak
dapat dihentikan masalahnya terbatas pada pokok artinya
sendiri, tetapi dibutuhkan kaitannya dengan nilai yang
akan menempel padanya. Seperti: citranya bagus atau
citranya jadi menurun, dan lain sebagainya.47
Secara substansial, Islam tidak mengajarkan
perilaku keras. Wa ma arsalnaka illa rahmatan lil alamin,
sangat tegas dinyatakan dalam Al-Qur‟an. Akan tetapi,
berbagai faktor, kekerasan telah menjadi perilaku umat
beragama, termasuk Islam, sehingga muncullah labelling
Islam radikal, Islam revivalis, Islam fundamental, Islam
salafi, dan berbagai label lainnya.48
47
Muhammad Tholhah Hasan, Islam Dalam Perspektif Sosio Kultural,
(Jakarta: Lantabora Press 2005) h.93. 48
Edi Susanto, M.Fil.I, Dimensi Studi Islam Kontemporer, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016) h. 144.
42
Dalam perspektif Islam sebagai Rahmatan lil
alamin harus memperhatikan dua dimensinya: pertama,
Dimensi tekstual, artinya doktrin-doktrin yang diberikan
Islam kepada umatnya, melalui ayat Al-Qur‟an atau
Sunnatur Rasul, juga petunjuk-petunjuk para sahabat nabi
dan ulama melalui karya-karya ilmiah mereka. Kedua,
Dimensi Kontekstual, artinya yang menyangkut kondisi
dan situasi umat serta fenomena-fenomena sosial yang
dipengaruhi oleh tuntutan waktu dan tempat, sehingga
menampilkan suatu citra tertentu terhadap Islam.
Doktrin Islam yang bentuknya sejati selalu
mengaitkan keimanan kepada keesaan Allah dengan
prinsip kesatuan umat manusia. Al-Qur‟an menegaskan :
“Manusia adalah umat yang tunggal.” Tetapi dalam
pengalaman sejarah, selalu saja ada kecenderungan
sebagian umat manusia untuk menghancurkan perumahan
kemanusiannya. Kecenderungan semacam ini tampaknya
sudah inheren dalam struktur kejadian manusia itu.
Budaya baku-hantam adalah fenomena yang tak
terpisahkan dari historisitas umat manusia.49
Islam mengajarkan bahwa manusia adalah
makhluk yang paling mulia, satu-satunya makhluk yang
berpotensi menjadi khalifah. Sebaik-baik manusia adalah
yang paling berguna bagi sesamanya. Kewajiban berbuat
baik kepada sesamanya. Kewajiban berbuat baik kepada
49
A. Syafii Maarif, Agama, Kemanusiaan, dan Budaya Toleransi,
(Maluku Utara: UMMU-Press, 2004), h.38
43
sesama manusia menempati urutan paling tinggi setelah
kewajiban beriman kepada Allah, bahkan keimanan
kepada Allah tidak bernilai sebelum direfleksikan dalam
bentuk amal saleh terhadap sesama manusia.50
Di antara makhluk ciptaan-Nya, manusialah
makhluk paling sempurna dan karena itu, makhluk lain
patut memberikan penghormatan kepadanya sebagai tanda
pengabdian kepada Sang Pencipta. Manusia merupakan
makhluk bermartabat dan harus dihormati tanpa
membedakan ras, suku bangsa, warna kulit, agama, jenis
kelamin dan berbagai ikatan primordial lainnya. Salah
satu bentuk penghormatan kepada manusia adalah
menjaga kelangsungan hidupnya, fisiknya tidak boleh
disakiti untuk alasan apa pun. Semua manusia tanpa
pandang bulu harus mendapatkan perlindungan dari
perlakuan diskriminasi, eksploitasi, dan kekerasan tanpa
perbedaan.
Syariat Islam yang bersumber dari Tuhan di
dalamnya mengandung perlindungan terhadap
kehormatan, darah dan harta seorang muslim. Dengan
demikian, maka diharamkan pembunuhan, mencuri,
berzina atau tuduhan tanpa bukti. Lalu diterapkan
hukuman berat bagi siapa yang melakukan perkara-
perkara haram tersebut. Juga telah ditetapkan hukuman
50
Edi Susanto, M.Fil.I. Dimensi Studi Islam Kontemporer. h. 151.
44
berat bagi siapa yang menimbulkan ketakutan di tengah
masyarakat.51
Sejak semula, salah satu prinsip dalam Islam
adalah menjunjung tinggi martabat manusia, dan
menempatkannya dalam status supremasi diantara
makhluk Tuhan lainnya. Dalam fiqih Islam ditetapkan,
bahwa masing-masing individu memiliki hak-hak dan
kewajiban-kewajiban yang dilindungi. Hak-hak individu
itu bebas dilakukan selama tidak menimbulkan kerugian
atau mengganggu hak-hak orang atau masyarakat lainnya
Humanisme merupakan salah satu pandangan
filosofis, yang menekankan pentingnya nilai manusiawi.
Humanisme pada dasarnya mensuperioritaskan manusia,
terutama peran akal dan kemauannya, dan pada perjalanan
sejarahnya telah melahirkan liberalisme, pragmatisme,
sekularisme, sosialisme, dan lain-lain yang masing-
masing mempunyai ukuran dan persepsi yang berbeda-
beda.52
.
Kemanusiaan dalam Islam mencakup makna,
adanya pengakuan terhadap eksistensinya sebagai
makhluk Tuhan yang dimuliakan, adanya penghormatan
terhadap martabatnya, adanya pengakuan terhadap
51
https://islamqa.info/id/answers/117724/definisi-teroris-dan-
hakikatnya-menurut-islam-dan-barat diakses pada 6 Desember 2018 pukul
00.17. 52
Muhammad Tholhah Hasan, Islam Dalam Perspektif Sosio Kultural,
(Jakarta: Lantabora Press, 2005), h.175
45
potensi-potensinya, adanya pengakuan dan penghormatan
terhadap hak-hak asasi yang dimilikinya
Dasar umum dari prinsip ini adalah bahwa
manusia tetap dalam kemerdekaan individunya selama
tidak bertubrukan dengan kemaslahatan umum, dan
peraturan hukum tidak mencampuri urusannya, selama
tidak terjadi benturan tersebut.53
Fungsi agama dalam konteks individual dan sosial
adalah untuk memberikan perasaan aman dan sejahtera
kepada pemeluk agama tersebut. Fungsi agama juga untuk
menciptakan situasi harmonis dan saling menghormati
antara anggota masyarakat beragama, guna
menghilangkan praduga-praduga atau untuk
mengendalikan konflik yang mungkin timbul dan
meletakannya pada perspektif yang tepat.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
citra Islam yang dimaksud adalah Islam sebagai
Rahmatan Lil „alamin yang membawakan Islam dengan
penuh keramahan, kedamaian dan kebijaksanaan, mudah
diterima oleh masyarakat dengan sukarela tanpa
perlawanan dan kekerasan. Islam sangat menjunjung
tinggi sifat kemanusiaan, dengan memuliakan manusia
setelah yang pertama memuliakan Tuhan. Islam yang
saling menghormati sesama manusia tanpa memandang
suku, ras, agama, jabatan dan lain-lain. Tidak ada alasan
53
Muhammad Tholhah Hasan, Islam Dalam Perspektif Sosio Kultural, ,
h.177
46
untuk melakukan kekerasan terhadap manusia, dan Islam
sangat melarang manusia yang melakukan tindakan keji
seperti pembunuhan.
Bentuk dan jenjang nilai yang berkembang dalam
Islam sebagai Rahmatan lil‟alamin adalah sebagai
berikut:54
1. Kebenaran
yang dilandasi dengan filsafat yakni dengan menuntut
ilmu pengetahuan untuk memahami.
2. Kebajikan
perilaku atau kualitas yang memenuhi kebaikan moral
sebagai pondasi prinsip dan moral kebaikan.
3. Kedamaian
dalam Islam perdamaian merupakan kunci pokok
menjalin hubungan antar umat manusia.
4. Kasih sayang dan tanpa kekerasan,
kasih sayang dalam Islam bisa berbentuk tolong
menolong, menjaga silaturahmi, meringankan beban
dan kesulitan orang lain, mengajak orang lain ke jalan
Allah, menjaga kedamaian.
I. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan asumsi atau dugaan
yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan suatu
54
Art-ong Jumsai Na Ayudhya, Model Pembelajaran Nilai-Nilai
Kemanusiaan Terpadu: Pendekatan yang Efektif untuk Mengembangkan Nilai-
Nilai Kemanusiaan atau Budi Pekerti Pada Peserta Didik, ( Jakarta: Yayasan
Pendidikan Sathya Sai Indonesia, 2008)
47
jawaban sementara atas penelitian sementara..55
Dikatakan
sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasari oleh data-data yang
empiris yang diperoleh dari pengumpulan data.
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu
variabel independen (X), dan variabel dependen (Y).
Variabel bebas (X), merupakan variabel yang menjadi sebab
munculnya variabel terikat (Y). pada penelitian ini variabel
bebasnya adalah terpaan berita aksi teroris di media online
Detik.com.
Variabel terikat (Y) merupakan variabel yang menjadi
akibat dari adanya variabel bebas (X). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah persepsi masyarakat Kelapa Dua tentang
citra Islam. Dalam penelitian ini, variabel (Y) terdiri dari
faktor timbul yaitu, faktor dari dalam. Faktor tersebut
meliputi timbulnya persepsi atau harapan terhadap audiens
terhadap isi dari suatu media.
Gambar 1. Variabel Penelitian
55
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian
Kuantitatif: Teori dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006)
h. 76.
Terpaan Pemberitaan
Aksi Teroris
(Variabel X)
Persepsi masyarakat
Kelapa Dua Tentang
Citra Islam
(Variabel Y)
48
Untuk menguji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang
perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan
harus disertai pula dengan hipotesis alternatif (Ha).56
Hipotesis dapat dirumuskan pernyataan sebagai berikut:
Ho Tidak terdapat hubungan antara pemberitaan aksi
teroris pada media online Detik.com terhadap
persepsi masyarakat Kelapa Dua tentang citra
Islam.
Ha Terdapat hubungan antara pemberitaan aksi
teroris pada media online Detik.com terhadap
persepsi masyarakat Kelapa Dua tentang citra
Islam.
56
Singgih Sentosa, SPSS: Mengelola Data Statistik Secara Profesional,
(Jakarta: PPM, 2002) h.22-23.
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian merupakan sekelompok subjek
yang hendak dikenai generalisasi dari hasil penelitian.
Sebagai populasi kelompok subjek ini harus memiliki
karakteristik yang sama untuk membedakannya dari
kelompok subjek lainnya. Karakteristik yang dimaksud tidak
terbatas hanya lokasi, tetapi bisa terdiri dari karakteristik
individunya. 57
Dilihat dari komplektivitas objek populasi, maka
populasi dapat dibedakan menjadi populasi homogen dan
populasi heterogen.58
a. Populasi homogen adalah keseluruhan individu yang
menjadi anggota populasi dan memiliki sifat-sifat yang
relatif satu sama lainnya. Artinya, tidak ada perbedaan
hasil tes dari jumlah tes populasi yang berbeda.
b. Populasi heterogen adalah keseluruhan individu anggota
populasi relatif memiliki sifat-sifat individual, dimana
sifat tersebut membedakan individu anggota populasi
yang satu dengan lainnya.
57
Masri Mansoer dan Elin Driana, Statistik Sosial (Jakarta: Ushul
Press, 2009) h.23. 58
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Komunikasi,
Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya). h.110.
50
Populasi dalam penelitian ini yaitu masyarakat Kelapa
Dua, Depok. Peneliti memilih warga Kelapa Dua, Depok
karena daerah tersebut dekat dengan terjadinya kasus
mengenai aksi keji teroris di Mako Brimob sehingga
responden diharapkan dapat memahami isi berita di
Detik.com.
Sedangkan sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar,
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada
pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu.59
Teknik sampling yang digunakan adalah
nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel
yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.60
Dari teknik sampling tersebut, peneliti menggunakan
purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan karakteristik yang sudah ditentukan sehingga
diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang maksimal.
59
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2014) h. 81. 60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, h.84.
51
Tabel 1. Data Jumlah Penduduk di Kelapa Dua, Depok
No. RW Jumlah Presentase
1. 009 2.870 22,1%
2. 010 5.024 38,7%
3. 011 5.088 39,2%
Total 12.982 100%
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus
Slovin yaitu sebagai berikut:61
n =
Keterangan:
n = Jumlah Sampel yang dicari
N = Jumlah Populasi
e = Nilai Presisi (10%)
Kelapa Dua, Depok terdiri dari 19 RW. Pada penelitian
ini, peneliti hanya mengambil tiga RW saja yaitu, 09, 10, dan
11. Jumlah seluruh penduduk di Kelapa Dua yaitu 12.982
orang. Berdasarkan rumus di atas, jumlah sampel yang
diperoleh untuk penelitian ini dengan nilai presisi yang
ditetapkan sebesar 10% adalah sebagai berikut:
n =
61
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2006) h. 164.
52
Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel
yang dibulatkan adalah menjadi 100 orang.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelapa Dua, Depok
khususnya di RW 09, 10, dan 11 yang terletak dekat dengan
Mako Brimob Kelapa Dua. Penelitian dimulai pada bulan
Mei sampai September 2018.
C. Sumber Data
Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam
penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik-teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh dari pengumpulan
langsung di lapangan (tidak melalui perantara), berupa
opini subjek (orang) secara individual atau kelompok,
hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau
kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang
digunakan berupa angket atau kuesioner. Angket atau
kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan yang
disusun secara teratur, kemudian dikirim untuk diisi oleh
responden. Setelah diisi, angket atau kuesioner
dikembalikan kepada peneliti.62
Daftar pertanyaan dapat
bersifat terbuka, yaitu jika jawaban tidak ditentukan
sebelumnya oleh peneliti dan dapat bersifat tertutup, yaitu
62
Bungin Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. h.123.
53
preferensi jawaban telah ditentukan sebelumnya oleh
peneliti.63
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang
diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder
didapatkan dari dokumen-dokumen yang mendukung
untuk penelitian ini seperti wawancara, buku, jurnal,
catatan, dan data dari situs internet.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur gejala alam maupun sosial yang diamati.
Secara spesifik semua gejala ini disebut variabel. Jumlah
instrument penelitian tergantung pada jumlah variabel
penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti.64
Instrumen
pada penelitian ini yaitu untuk mengukur hubungan
pemberitaan aksi teroris pada Detik,com dengan persepsi
masyarakat tentang citra Islam.
1. Definisi Operasional
Definisi Operasional merupakan sebuah konsep
sebagai petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya
mengukur suatu variabel.65
Penelitian ini terdiri dari dua
63
Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. (Jakarta: Kencana, 2011) h.139. 64
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Methods). (Bandung:Alfabeta, 2014) h. 148. 65
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metodologi Penelitian
Survey, (Jakarta: LP3ES, 1995) h. 46.
54
variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
variabel bebas dalam penelitian ini adalah terpaan
pemberitaan aksi teroris pada media online Detik.com
sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah
persepsi masyarakat Kelapa Dua, Depok tentang citra
Islam.
a. Variabel Terpaan Media (Variabel X)
1. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini peneliti menguji satu
variabel independen yaitu terpaan pemberitaan aksi
teroris di Detik.com. Terpaan media (media
exposure) menurut Rosengren, dapat diuraikan
menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam
berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi,
dan berbagai hubungan antara individu konsumen
media dengan isi media yang dikonsumsi atau
dengan media keseluruhan.
2. Indikator Operasional
Adapun indikator operasional dari terpaan
media di atas adalah:
a. Frekuensi, yaitu pengukuran intensitas
penggunaan media dalam jangka waktu tertentu.
b. Durasi, yaitu penggunaan media dilihat dari
perhitungan berapa lama khalayak bergabung
dengan suatu media.
c. Atensi, yaitu pengukuran dari kesadaran
khalayak terhadap suatu berita.
55
b. Variabel Citra Islam (Variabel Y)
1. Definisi Operasional
Mengenai “Citra Islam” akan menggiring kita
pada pembahasan tentang “nilai”, yang nantinya
akan berkaitan dengan penilaian baik atau buruk,
indah atau kotor, benar atau salah. Seperti, citranya
bagus atau citranya menurun.66
Dalam penelitian ini,
citra Islam yang dimaksud adalah Islam yang
menjunjung tinggi sifat kemanusiaan dimana sesama
manusia harus saling menghormati, dan tidak
mengajarkan kekerasan terhadap seluruh makhluk
hidup termasuk manusia.
2. Indikator Operasional
Dalam sistematika filsafat, persoalan citra
dengan segala kaitannya dengan nilai itu, masuk
dalam bidang Axiologi (teori tentang nilai dan
penilaian). Bentuk dan jenjang nilai yang
berkembang dalam kehidupan masyarakat salah
satunya adalah nilai humanis (kemanusiaan).
Adapun indikator operasional citra Islam
sebagai Rahmatan lil‟ alamin adalah sebagai
berikut:67
66
Muhammad Tholhah Hasan, Islam Dalam Perspektif Sosio Kultural,
h.93 67
Art-ong Jumsai Na Ayudhya, Model Pembelajaran Nilai-Nilai
Kemanusiaan Terpadu: Pendekatan yang Efektif untuk Mengembangkan Nilai-
Nilai Kemanusiaan atau Budi Pekerti Pada Peserta Didik, ( Jakarta: Yayasan
Pendidikan Sathya Sai Indonesia, 2008)
56
a. Kebenaran
yang dilandasi dengan filsafat yakni dengan
menuntut ilmu pengetahuan untuk memahami.
b. Kebajikan
perilaku atau kualitas yang memenuhi kebaikan
moral sebagai pondasi prinsip dan moral
kebaikan.
c. Kedamaian
dalam Islam perdamaian merupakan kunci pokok
menjalin hubungan antar umat manusia.
d. Kasih sayang dan tanpa kekerasan
kasih sayang dalam Islam bisa berbentuk tolong
menolong, menjaga silaturahmi, meringankan
beban dan kesulitan orang lain, mengajak orang
lain ke jalan Allah, menjaga kedamaian.
Tabel 2. Operasional Variabel
Variabel Definisi
Operasional
Indikator
Terpaan
Media
(Variabel X)
Terpaan yaitu
penggunaan
media oleh
khalayak dengan
intensitas
tertentu yang
dapat
mempengaruhi
persepsi
khalayak
melalui isi pesan
1. Frekuensi
2. Durasi
3. Atensi
57
di media.
Citra Islam
(Variabel Y)
Citra Islam yaitu
persepsi
seseorang
tentang Islam
sebagai
Rahmatan lil
„alamin yang
menjunjung
tinggi rasa
kemanusiaan.
1. Kebenaran
2. Kebajikan
3. Kedamaian
4. Kasih sayang dan
tanpa kekerasan
2. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauhmana ketepatan suatu alat ukur
dalam mengukur suatu data. Uji validitas merupakan
akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun
dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Alat ukur
harus memiliki akurasi yang baik terutama apabila
alat ukur tersebut digunakan sehingga validitas akan
meningkatkan kebenaran data yang akan diteliti.68
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah
atau valid tidaknya kuesioner. Pertanyaan atau
pernyataan dikatakan valid bila mempunyai r hitung
yang lebih besar dari r tabel yaitu 0,361. Pengujian
validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk
degree of freedom (df) = n – 2, dimana n yang
dimaksud adalah jumlah sampel. Penelitian ini
menggunakan sampel untuk validitas sejumlah (n) =
68
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Kencana, 2009) h.97-98
58
30, maka besar dk = 30 – 2 = 28. Dengan α = 0,05
maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,361.
b. Uji Reliabilitas
Apabila sutau alat pengukuran telah dinyatakan
valid, maka tahap selanjutnya adalah menguji
reliabilitas alat tersebut. Uji reliabilitas merupakan
pengujian yang menunjukan sejauh mana alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen
dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data
dalam waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini,
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan
data. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
meskipun diuji berkali-kali.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
program SPSS. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan metode uji reliabilitas Cronbach Alpha
yang digunakan untuk menghitung realibilitas suatu
tes yang tidak mempunyai pilihan „benar‟ atau „salah‟
maupun „ya‟ atau „tidak‟, melainkan digunakan untuk
menghitung realibilitas suatu tes yang mengukur
sikap atau perilaku.69
Jika hasil dari Cronbach Alpha < 0,60 maka
data tersebut memiliki reliabilitas kurang baik,
69
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Perhitungan Manual
dan APSS, (Jakarta: Kencana, 2013) h. 56.
59
sedangkan Cronbach Alpha > 0,70 dapat diterima,
dan jika Cronbach Alpha > 0,80 adalah baik.70
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi beberapa
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Selain itu, kuesioner juga cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat
diberikan kepada responden secara langsung atau
dikirim melalui pos atau internet.71
F. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data adalah suatu proses dalam
memperoleh data ringkasan dengan menggunakan cara-cara
atau rumusan tertentu. Pengolahan data meliputi:
1. Editing
Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa
data yang telah berhasil dikumpulkan dari lapangan,
karena ada kemungkinan data yang telah masuk tidak
memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan. Dalam
melakukan proses editing data, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam proses editing, antara lain:
70
Duwi Prayitno, 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17,
(Yogyakarta: CV, Andi Offset, 2009) h.172. 71
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
(Bandung: Alfabeta, 2014) h. 142.
60
a. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel berupa pengecekan kategori
sampel, jenis sampel yang digunakan dan penentuan
jumlah sampel.
b. Kejelasan data
Pada tahap ini yaitu mengecek apakah data yang
telah masuk dapat dibaca dengan jelas, jika terdapat
tulisan tangan atau singkatan yang kurang jelas perlu
dilakukan verifikasi kepada pengumpul data.
c. Kelengkapan isian
Pada tahap ini dilakukan pengecekan apakah isi
kuesioner responden ada yang kosong atau tidak, bila
kosong ada dua kemungkinan pertama memang tidak
ada jawaban atau kemungkinan kedua responden
menolak menjawab.
d. Keserasian jawaban
Tahap ini dilakukan pengecekan keserasian
jawaban responden, ini dilakukan menghindari
terjadinya jawaban responden yang bertentangan.
2. Codeting (pengkodean)
Codeting adalah kegiatan pemberian kode tertentu
pada tiap-tiap data yang termasuk kategori sama. Kode
adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka atau
huruf untuk membedakan antara data atau identitas data
yang akan dianalisis.
61
Berikut ini contoh codeting.
Tabel 3. Codeting Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Kode
Laki-laki 01
Perempuan 02
3. Tabulasi
Tabulasi adalah proses penempatan data ke dalam
bentuk tabel yang telah diberi kode sesuai dengan
kebutuhan analisis. Tabel-tabel yang dibuat harus
diringkas guna memudahkan dalam proses analisis data.
G. Teknik analisis data
Teknik analisis data merupakan proses penyederhanaan
suatu data untuk digambarkan atau ditafsirkan. Dalam
penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah
statistik inferensial yaitu teknik statistik yang digunakan
untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan
untuk populasi.72
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif untuk mengukur hubungan dari
pemberitaan aksi teroris dengan citra Islam. Dalam
mengukur data yang akan diambil dari responden, peneliti
menggunakan skala pengukuran likert.
72
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.
h.148.
62
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.
Dalam skala pengukuran ini, setiap pertanyaan atau
pernyataan dihubungkan dengan jawaban yang mendukung
ukuran sikap yang kemudian diisi oleh responden.
Pertanyaan atau pernyataan penelitian tersebut disesuaikan
berdasarkan variabel penelitian yang dijabarkan menjadi
indikator dari masing-masing variabel.73
Seperti tabel
berikut:
Tabel 4. Skala Likert
Kategori Favorable Unfavorable
SangatSetuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
KurangSetuju (KS) 2 3
Tidak Setuju (TS) 1 4
Tabel 5. Blue Print Dimensi Terpaan Media Terhadap
Persepsi Masyarakat Kelapa Dua Tentang Citra Islam
(Sebelum Uji Validitas)
No. Dimensi Item Jumlah
Fav Unfav
1. Frekuensi 1,2 2
73
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.
h.93.
63
2. Durasi 3,4 2
3. Atensi 5,6,7,8,9,11,
12,13,14
10 10
4. Citra
Islam
1,3,4,6,7,9,1
0,11,12,13,
14,17,19,20,
21,23,24
2,5,15,16,
18, 22.
24
Total 30 7 37
Tabel 6. Blue Print Dimensi Terpaan Media Terhadap
Persepsi Masyarakat Kelapa Dua Tentang Citra Islam
(Sesudah Uji Validitas)
No.
Dimensi
Item
Jumlah Fav Unfav
1. Frekuensi 1,2 2
2. Durasi 3,4 2
3. Atensi 5,6,7,8,9,10,
12,14
8
4. Citra
Islam
1,2,3,4,5,6,7,
8,9,12,13,14,
15
13
Total 25 0 25
64
1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui
apakah data yang diambil berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak.74
Dasar pengambilan
keputusan dalam uji normalitas data adalah:
a. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05
maka data tersebut berdistribusi normal.
b. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05
maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui
varian dari beberapa populasi sama atau tidak. Asumsi
yang mendasari dalam Analisis Of Varian (ANOVA)
adalah bahwa varian dari beberapa populasi adalah
sama. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji
homogenitas adalah:
a. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka
dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih
kelompok populasi data adalah sama.
b. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka
dikatakan bahwa varian dua atau lebih kelompok
populasi data adalah tidak sama.75
74
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi,
dan Kasya Ilmiah, h. 132. 75
Sahid Raharjo, Cara Melakukan Uji Homogenitas dengan SPSS,
diakses pada 15 September 2018 dari
http://spssindo.blogspot.com/2014/02/uji_homogenitas_dengan_SPSS.html
65
3. Uji Koefisien Korelasi
Untuk menganalisis hubungan terpaan
pemberitaan dengan persepsi masyarakat tentang citra
Islam ini menggunakan bantuan analisis statistik
korelasi Pearson Product Moment. Uji koefisien
korelasi ini ditujukan untuk melihat hubungan antara
variabel bebas (terpaan media) dengan variabel terikat
(citra Islam). Simbol korelasi product moment ditulis
dengan huruf “r”.76
Adapun hipotesis yang diujikan adalah sebagai
berikut:
Ho: Tidak terdapat hubungan antara terpaan
pemberitaan aksi teroris terhadap persepsi
masyarakat Kelapa Dua tentang citra Islam.
Ha: Terdapat hubungan antara terpaan pemberitaan
aksi teroris terhadap persepsi masyarakat
Kelapa Dua tentang citra Islam.
Hasil uji hipotesis tersebut dilihat dari hasil
analisis Pearson Product Moment menggunakan SPSS
20. Jika nilai sig > 0,05 (nilai signifikansi lebih besar
dari 0,05) maka Ho diterima. Jika nilai sig < 0,50
(nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05) maka Ho
ditolak.
76
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 173
66
Untuk melihat tingkat keeratan hubungan
variabel dapat dilihat berdasarkan tabel interpretasi
koefisien korelasi di bawah ini:77
Tabel 7. Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
4. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel
independen menjelaskan variabel dependen. Dalam
output SPSS, koefisien determinasi terletak pada
model summary dan tertulis R square.
Nilai R square diketahui baik jika di atas 0,5
karena r square berkisar antara 0-1. Pada umumnya
sampel dengan data deret waktu memilih R square
maupun adjust R square dikatakan cukup tinggi
dengan nilai di atas 0,5.78
77
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, h.229. 78
Singgih Sentosan, SPSS: Mengelola Data Statistik Secara
Profesional, h.5-51.
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, karakteristik responden dapat
diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan RW yaitu, RW 09.
RW 10, dan RW 11, jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan,
tingkat pendidikan. Seperti tabel berikut:
Tabel 8. Jumlah Responden Berdasarkan RW
No. RW Jumlah Responden Persentase
1. RW 09 18 18%
2. RW 10 48 48%
3. RW 11 34 34%
Total 100 100%
Tabel 8 menunjukkan bahwa dalam penelitian ini
jumlah total responden adalah 100 orang. Responden RW 09
sebanyak 18 orang, RW 10 sebanyak 48 orang, dan 34 orang
responden dari RW 11. Responden terbanyak berada pada
RW 10 dan yang paling sedikit berada pada RW 09. Data
tersebut menyatakan bahwa pada RW 10 terletak paling
dekat dengan MAKO Brimob Kelapa Dua, Depok sehingga
peneliti lebih tertarik untuk menyebar kuesioner di RW 10
guna mempermudah peneliti untuk mendapatkan data yang
maksimal.
68
Tabel 9. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. RW Jenis Kelamin Jumlah
Responden
1. RW
09
L 8 18
P 10
2. RW
10
L 26 48
P 22
3. RW
11
L 15 34
P 19
Total 100
Dari tabel 9 diketahui Kelapa Dua terdiri dari 19 RW,
tetapi hanya tiga RW yang dekat dengan MAKO Brimob
yaitu RW 09, RW 10, dan RW 11. Berdasarkan tabel tersebut
responden lebih banyak mengisi kuesioner penelitian di RW
10 yaitu sebanyak 48 responden terdiri atas laki-laki 26
orang dan perempuan 22 orang. Responden sebanyak 34
orang yang berada di RW 11 terdiri atas laki-laki 15 orang
dan perempuan 19 orang. Dan responden dari RW 9
sebanyak 18 responden terdiri atas 8 orang laki-laki dan 10
orang perempuan. Data tersebut membuktikan bahwa
responden terbanyak berada di RW 10 karena lokasi tersebut
berada paling dekat dengan lokasi terjadinya kerusuhan di
MAKO Brimob Kelapa Dua dibanding RW 09 dan 11.
69
B. Terpaan Media
Pada penelitian ini, terpaan media yaitu data khalayak
dilihat dari penggunaan media baik jenis media, frekuensi
penggunaan maupun durasi penggunaan. Pengukuran
frekuensi program harian (berapa kali dalam seminggu).
Sedangkan pengukuran variabel durasi penggunaan media
menghitung berapa khalayak bergabung dengan suatu media
(berapa jam dalam sehari), atau berapa lama (menit)
khalayak mengikuti suatu program.79
Tabel 10. Frekuensi Membaca Berita Aksi Teroris di
Detik.com
No. Frekuensi Membaca Berita
Kerusuhan MAKO Brimob
di Detik.com
Frekuensi
1. 1-2 kali 39
2. 3-4 kali 40
3. 5-6 kali 11
4. >6 kali 10
Total 100
Tabel 10 menunjukan bahwa dari 100 responden, 39
responden membaca berita kerusuhan MAKO Brimob di
Detik.com sebanyak 1-2 kali, 40 responden membaca 3-4
79
Ardianto, Elvinaro, Lukita Komala, Siti Karlina, Komunikasi Massa
Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014) h. 168.
70
kali pemberitaan kerusuhan MAKO Brimob di Detik.com, 11
responden membaca 5-6 kali pemberitaan kerusuhan MAKO
Brimob di Detik.com dan 10 responden membaca >6 kali
pemberitaan kerusuhan MAKO Brimob di Detik.com. Data
tersebut menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat
Kelapa Dua kurang mengikuti perkembangan pemberitaan
kerusuhan MAKO Brimob di Detik.com.
Tabel 11. Durasi Responden Membaca Berita di
Detik.com
No. Durasi Membaca Berita
Kerusuhan MAKO
Brimob di Detik.com
Jumlah
Responden
1. <5 menit 50
2. 6-10 menit 39
3. 11-15 menit 6
4. >15 menit 5
Total 100
Data tabel 11 menunjukan berapa rata-rata waktu yang
dihabiskan responden untuk membaca berita di Detikcom
dalam sehari. 50 responden hanya membaca <5 menit, 39
responden membaca berita di Detik.com selama 6-10 menit,
6 responden membaca berita di Detik.com selama 11-15
menit, dan 5 responden membaca berita di Detik.com selama
>15 menit. Hal ini menyatakan bahwa masyarakat Kelapa
Dua tidak terlalu tertarik membaca berita di Detik.com
71
ditunjukan dengan waktu rata-rata membaca terbanyak yaitu
<5 menit dalam sehari.
C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Hasil Uji Validitas
Berdasarkan data instrument uji coba variabel
terpaan media terdapat 14 butir pertanyaan, 12 di
antaranya dinyatakan valid dan sisanya 2 pertanyaan
dinyatakan tidak valid. Sedangkan untuk uji instrument
variabel citra Islam terdapat 15 pertanyaan, 13
pertanyaan dinyatakan valid dan sisanya 2 pertanyaan
dinyatakan tidak valid.
Tabel 12. Hasil Uji Validitas Variabel Terpaan Media
No. Pertanyaan T hitung T tabel
Valid/
Tidak
Valid
1. Seberapa sering Anda
membaca berita di
Detik.com dalam
seminggu?
a. 1-2 kali
b. 3-4 kali
c. 5-6 kali
d. >6 kali
0,668 0,361 Valid
2. Seberapa sering Anda
membaca berita mengenai
aksi teroris di Detik.com
pada kasus kerusuhan di
MAKO Brimob, Kelapa
Dua, Depok?
a. 1-2 kali
b. 3-4kali
c. 5-6 kali
d. >6 kali
0,558 0,361 Valid
72
No.
Pertanyaan
T hitung
T tabel
Valid/
Tidak
Valid
3. Berapa lama rata-rata
waktu yang dihabiskan
untuk membaca berita di
Detik.com?
a. <5 menit
b. 6-10 menit
c. 11-15 menit
d. >15 menit
0,419 0,361 Valid
4. Berapa lama rata-rata
waktu yang dihabiskan
untuk membaca berita
mengenai aksi teroris
dalam kerusuhan di
MAKO Brimob, Kelapa
Dua, Depok?
a. <5menit
b. 6-10 menit
c. 11-15menit
d. >15 menit
0,465 0,361 Valid
5. Untuk mempermudah
mencari informasi Saya
men-download aplikasi
media online Detik.com di
handphone Saya
0,385 0,361 Valid
6. Saya selalu update berita
mengenai aksi teroris
dalam kerusuhan di
MAKO Brimob
0,376 0,361 Valid
7. Berita aksi teroris selalu
diperbaruhi oleh Detik.com
0,462 0,361 Valid
8. Kejinya tindakan teroris
membuat Saya tertarik
untuk mendiskusikan
dengan teman
0,375 0,361 Valid
73
No.
Pertanyaan
T hitung
T tabel
Valid/
Tidak
Valid
9. Saya selalu membaca
berita di media online
Detik.com setiap kali ada
notifikasi masuk di
Handphone Saya
0,409 0,361 Valid
10. Saya mengetahui alasan
teroris melakukan tindakan
keji di MAKO Brimob
adalah dendam dengan
oknum polisi karena soal
makanan
0,493 0,361 Valid
11. Detik.com menulis berita
teroris berisikan informasi
yang dibutuhkan oleh
masyarakat
-0,028 0,361 Tidak
Valid
12. Saya menantikan berita
aksi teroris di Headline
Detik.com
0,436 0,361 Valid
13. Berita yang disampaikan
oleh Detik.com mengenai
aksi teroris mengandung
informasi yang jelas
0,059 0,361 Tidak
Valid
14. Hukuman mati mengenai
tindakan keji teroris pantas
diberikan kepada pelaku
teror
0,422 0,361 Valid
74
Tabel 13. Hasil Uji Validitas Variabel Citra Islam
No. Pertanyaan T hitung T tabel
Valid/
Tidak
Valid
1. Islam tidak
mengajarkan umatnya
untuk menjadi teroris
0,432 0,361 Valid
2. Islam menganjurkan
manusia harus
memiliki sifat
toleransi
0,470 0,361 Valid
3. Narapidana teroris di
Mako Brimob
merupakan umat
Islam yang memiliki
sifat anti toleransi
0,434 0,361 Valid
4. Dalam Islam, manusia
dilarang melakukan
tindakan kekerasan
0,377 0,361 Valid
5. Islam mengajarkan
manusia untuk
menciptakan
kedamaian kepada
seluruh umat
0,482 0,361 Valid
6. Citra Islam menjadi
buruk di mata
masyarakat akibat
aksi keji narapidana
teroris di Mako
Brimob
0,380 0,361 Valid
7. Menurut Saya, Islam
membolehkan
umatnya
memperjuangkan
keyakinannya dengan
membunuh atau
melakukan kekerasan
pada pihak yang
dianggap keliru
0,541 0,361 Valid
75
8. Menurut Saya, Islam
bukan agama yang
membiarkan umatnya
melakukan teror atau
kekerasan untuk
kepentingan agama
0,415 0,361 Valid
9. Seorang muslim harus
memiliki rasa kasih
sayang terhadap
manusia tanpa
memandang suku, ras,
dan agama
0,435 0,361 Valid
10. Penyanderaan
terhadap manusia
dengan kekerasan
hingga menyebabkan
kematian merupakan
Islam yang tidak
mencerminkan adanya
rasa kasih sayang
0,076 0,361 Tidak
Valid
11. Pemberitaan media
sering kali
mengaitkan aksi
teroris dengan Islam,
karena Islam
membolehkan
umatnya melakukan
kekerasan atas nama
keyakinan
0,029 0,361 Tidak
Valid
12. Upaya umat Islam
untuk meningkatkan
kedamaian belum
dirasakan oleh
masyarakat
0,417 0,361 Valid
13. Pemberitaan aksi
teroris di media
memang
menggambarkan
ajaran Islam yang
sesungguhnya
0,447 0,361 Valid
76
14. Semenjak banyak
berita mengenai aksi
teroris membuka
pikiran Saya bahwa
Islam jauh dari rasa
damai
0,397 0,361 Tidak
valid
15. Beberapa pelaku
pengeboman yang
menunjukan identitas
orang yang
menggunakan jenggot
dan gamis, serta hijab
dan cadar
merepresentasikan
umat Islam yang
memilih jalan
kekerasan untuk
memperjuangkan
keyakinan
0,514 0,361 Valid
Pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan tidak
valid dilihat dari df (degree of freedom). Dalam
penelitian ini, sampel yang diteliti 30 responden.
Df = N - nr
= 30 - 2
= 28
Dari persamaan tersebut, pernyataan dinyatakan
valid dan tidak valid dilihat dari perbandingan t hitung
dengan t tabel yaitu 0,361 (dari daftar t tabel). Jika t
hitung sama besar atau lebih besar dari t tabel, butir
pertanyaan dapat dinyatakan valid, sedangkan jika t
hitung lebih kecil dari t tabel artinya butir pertanyaan itu
tidak valid. Akan tetapi jika ada indikator yang tidak
77
terwakilkan dapat dipertahankan jika t hitungnya tidak
jauh dari nilai t tabel dan dapat diperbaiki.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten.80
kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu.81
Tabel 14. Uji Reliabilitas Variabel Terpaan
Media (X)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.610 14
Sumber: Hasil Output Data Melalui Aplikasi SPSS 20
Tabel 14 menunjukan pada variabel terpaan
media (X) terdapat hasil Alpha Cronbach yaitu 0,610.
Maka dalam hal ini pada variabel terpaan media (X)
dapat dikatakan reliabilitasnya moderat, karena
Cronbach Alpha nya lebih dari > 0,60.
80
Sofyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif; Dilengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2013) h. 55. 81
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011),
cet.ke-5, h.47.
78
Tabel 15. Uji Reliabilitas Variabel Citra Islam (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.618 15
Sumber: Hasil Output Data Melalui Aplikasi SPSS 20
Tabel 15 pada variabel Citra Islam (Y) terdapat
hasil Cronbach Alpha yaitu 0,618. Maka dalam hal ini
pada variabel (Y) dapat dikatakan reliabelnya moderat,
karena Cronbach Alpha nya > 0,60.
D. Analisis Data Penelitian
1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
data yang diambil berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak.82
a. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka
data tersebut berdistribusi normal.
b. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka
data tersebut tidak berdistribusi normal.
82
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Kasya Ilmiah, h. 132.
79
Tabel 16. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal
Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 4.10473167
Most Extreme
Differences
Absolute .087
Positive .087
Negative -.076
Kolmogorov-Smirnov Z .867
Asymp. Sig. (2-tailed) .440
Sumber: Hasil Output Data Melalui Aplikasi SPSS 20
Berdasarkan tabel 16 uji normalitas Kolmogorov-
Smirnov dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari uji
normalitas adalah sebesar 0,440. Nilai tersebut lebih
besar dari alpha 0,05 maka dapat dikatakan data
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas adalah pengujian mengenai sama
tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih.
Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka
distribusi data homogen. Sebaliknya, jika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data
tidak homogen.
80
Tabel 17. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.817 15 80 .056
Hasil dari tabel 17 menunjukan bahwa nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,056
artinya distribusi data homogen.
3. Uji Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi adalah uji yang ditujukan
untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel
bebas (terpaan media) dengan variabel terikat (citra
Islam).
Hasil uji hipotesis tersebut dilihat dari hasil
analisis Pearson‟s Correlation menggunakan SPSS 20.
Jika nilai sig > 0,05 (nilai signifikansi lebih besar dari
0,05) maka Ho diterima. Jika nilai sig < 0,05 (nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05) maka Ho ditolak.
Tabel 18. Uji Koefisien Korelasi Pearson
Correlations
Terpaan Media Citra Islam
Terpaan Media
Pearson Correlation 1 .271**
Sig. (2-tailed) .006
N 100 100
Citra Islam
Pearson Correlation .271** 1
Sig. (2-tailed) .006
N 100 100
81
Pada tabel 18 dilihat dari hasil analisis Pearson‟s
Correlation menggunakan SPSS 20. Jika nilai sig > 0,05
(nilai signifikansi lebih besar dari 0,05) maka Ho
diterima. Jika nilai sig < 0,50 (nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05) maka Ho ditolak.
Dari hasil olah data tersebut, dapat dilihat bahwa
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,006 yang
berarti Ho ditolak atau terdapat hubungan antara variabel
bebas (Terpaan Media) terhadap variabel terikat (Citra
Islam). Besar hubungan pada hasil uji korelasi tersebut
sebesar 0,271 yang berarti hubungan terpaan
pemberitaan aksi teroris pada media online Detik.com
terhadap citra Islam di masyarakat Kelapa Dua, Depok
tergolong rendah seperti yang terlihat pada tabel.
Tabel 19. Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,20
0,21 – 0,40
0,41 – 0,60
0,61 – 0,80
0,81 – 1,00
Tidak ada korelasi
Rendah
Sedang
Kuat
Sempurna
82
4. Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson‟s
didapatkan nilai R sebesar 0,271. Kemudian
didapatkan nilai R Square yaitu sebesar 0,073 artinya
hubungan antara variabel terpaan media terhadap
variabel citra Islam sebesar 7,3%.
E. Interpretasi Hasil
Hasil analisis melalui uji koefisien korelasi
menunjukkan bahwa tampak adanya hubungan antara
terpaan pemberitaan aksi teroris pada media online
Detik.com terhadap citra Islam di masyarakat Kelapa Dua,
Depok dengan nilai signifikansi sebesar 0,006. Sehingga
peneliti menyimpulkan dukungan terhadap teori uses and
effect, bahwa semakin sering khalayak terkena terpaan
pemberitaan dari suatu media maka efek yang diterima
akan semakin besar.
Temuan penelitian menunjukan data penggunaan
media massa di masyarakat Kelapa Dua tergolong cukup
rendah. Hal demikian terjadi karena sampel tidak hanya
memeroleh dari satu jenis media saja tetapi dari berbagai
jenis media lainnya yang juga memberitakan topik yang
sama. Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti satu
media yang kemungkinan besar tidak semua orang
membaca media tersebut secara berkelanjutan.
Hubungan pada level ini juga dapat disimpulkan
karena adanya faktor lain yang memengaruhi persepsi
83
citra Islam selain dari terpaan pemberitaan aksi teroris di
Detik.com. Peneliti mengasumsikan faktor lainnya adalah
mayoritas responden menganut agama Islam sehingga
tidak merubah citra Islam bagi responden karena
menyangkut dengan keyakinan. Kemudian responden
menganggap bahwa dalam aksi teror yang buruk bukanlah
agamanya, melainkan pelakunya.
Hasil perhitungan menunjukan frekuensi
responden membaca berita aksi teroris di Detik.com
tergolong rendah, durasi responden membaca berita aksi
teroris di Detik.com juga tergolong rendah, dan atensi
responden dalam pemberitaan aksi teroris di Detik.com
tergolong rendah. Hasil tersebut dapat membuktikan
bahwa responden mendapat terpaan yang sangat rendah,
namun telah memiliki persepsi tentang citra Islam. Hal
demikian juga dapat menunjukan bahwa terpaan
pemberitaan memiliki peran dalam memperkuat dan
melemahkan sebuah persepsi. Maka dalam penelitian ini
adanya terpaan pemberitaan dapat memperkuat atau
melemahkan persepsi responden untuk memberikan
penilaian terhadap citra Islam.
Hubungan dengan teori uses and effect, terbukti
hubungan antara penggunaan media dan efek yang
didapat oleh khalayak. Efek media yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah efek kognitif terkait
persepsi, sementara menurut Lorin W. Anderson dan
David R. Krathwohl, kognitif memiliki tahapan yaitu
84
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, evaluasi dan
kreativitas.83
hal ini menunjukan bahwa untuk menguji
efek yang ditimbulkan media tidak dapat diukur dengan
penggunaan media saja, tetapi ada faktor penentu lainnya
untuk membuat efek dapat diketahui secara optimal.
Salah satu kendala dalam penelitian ini adalah
karakteristik khalayak yang heterogen. Menyangkut
masalah keyakinan juga menjadi penyebab rendahnya
variabel terpaan dalam penelitian ini. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terpaan khalayak berada pada
tingkatan tinggi guna mencari kepuasan. Selama terpaan
pada tingkat yang rendah yaitu hanya untuk mengisi
waktu luang. Pada penelitian ini, sampel dapat dikatakan
khalayak aktif, artinya khalayak bukan hanya dalam
memilih media dan berita apa yang sesuai dengan dirinya,
tetapi aktif dalam memahami isi media.
Citra Islam yang ditampilkan media berhubungan
dengan peran media massa dalam politik. Media massa
saat ini menjadi salah satu alat untuk menyampaikan
pendapat. Para pelaku teroris tersebut cenderung untuk
menunjukan pembelaan terhadap keyakinan yang
dianutnya yaitu agama Islam namun disalahartikan
dengan pemahaman-pemahaman yang keliru.
83
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan: Bagian 2 Ilmu Pendidikan Praktis (Bandung: PT Imperal Utama,
2007) h. 166.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan survei dan analisis data
tentang hubungan terpaan pemberitaan aksi teroris di
Detik.com terhadap persepsi masyarakat Kelapa Dua tentang
citra Islam, didapatkan kesimpulan berikut:
Dari hasil uji korelasi Pearson Product Moment dapat
disimpulkan bahwa:
a. terdapat hubungan antara terpaan pemberitaan aksi
teroris di Detik.com terhadap citra Islam di masyarakat
Kelapa Dua dengan nilai signifikansi sebesar 0,006.
0,006 > 0,05 artinya terdapat hubungan antara
pemberitaan aksi teroris pada media online Detik.com
terhadap persepsi masyarakat Kelapa Dua tentang citra
Islam.
b. Sementara tingkat keeratan hubungan antara terpaan
pemberitaan aksi teroris di Detik.com terhadap citra Islam
di masyarakat Kelapa Dua didapatkan hasil sebesar 0,271
menunjukkan bahwa hubungan antara terpaan
pemberitaan aksi teroris pada media online Detik.com
terhadap persepsi masyarakat Kelapa Dua tentang citra
Islam berada pada golongan rendah. Besar hubungan
terpaan pemberitaan aksi teroris pada media online
Detik.com terhadap persepsi masyarakat Kelapa Dua
tentang citra Islam berdasarkan uji koefisien determinasi
86
yaitu sebesar 0,073. Artinya pemberitaan aksi teroris
pada media online Detik.com memengaruhi citra Islam di
masyarakat Kelapa Dua sebesar 7,3%. Sisanya 92,7%
dipengaruhi oleh faktor lain.
Pada penelitian ini terpaan yang dialami khalayak
cukup rendah, oleh sebab itu hubungan terpaan media
terhadap persepsi yang dihasilkan tergolong rendah. Hal
demikian didukung dengan asumsi teori uses and effect
bahwa semakin tinggi terpaan, semakin tinggi juga efek
yang ditimbulkan.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan
diatas, saran-saran yang dapat diberikan dalam skripsi ini
yaitu:
1. Saran Akademis
Penelitian mengenai teori uses and effect di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta perlu diperluas lagi melihat
banyaknya isu di media saat ini yang semakin
berkembang. Pembahasan terkait dimensi uses and effect
ini juga menarik untuk diangkat seperti berbagai efek
yang timbul akibat mengonsumsi isi media.
2. Saran Praktis
Khalayak harus lebih cerdas dalam menerima informasi
dari media, tidak hanya mengonsumsi begitu saja berita-
berita yang disajikan oleh media, dengan banyak
membaca dapat membuka pikiran dan dapat memahami
kualitas berita yang dihasilkan oleh media.
87
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2014.
Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2006
Basya, M. Hilaly, Amerika Perangi Teroris Bukan Islam, Jakarta: Center For
Moderate Moeslem, 2004.
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya),
Daryanto, Teori Komunikasi, Malang: Gunung Samudra, 2014.
Djelantik, Sukawarsini, Terorisme: Tinjauan Psiko-politis, Peran Media,
Kemiskinan, dan Keamanan Nasional, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2010.
Hasan, Muhammad Tholhah, Islam Dalam Perspektif Sosio Kultural,
Jakarta: Lantabora Press, 2005.
Hendripriyono, A.M, TERORISME: Fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam.
HM Zaenudin, The Journalis, (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2011) h.
9-10.
Jennings dan Susan Thompson, Fundamentals of Media Effects, New York:
McGraw-Hill, 2002.
Jhi, Amri, Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-
Negara Dunia Ketiga, Jakarta: PT Gramedia, 1988.
Karlinah, Siti, Komunikasi Massa, Jakarta: Penerbitan UT, 1999.
Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana,
2006.
Kustandi Suhandang, Pengantar Jurnalistik, (Bandung: Penerbit Nuansa,
2004
Mansore, Masri dan Elin Driana, Statistik Sosial, Jakarta: Ushul Press, 2009.
88
Mbai, Ansyaad, Dinamika Baru Jejaring Teror di Indonesia, As Production
Indonesia, 2014.
McQuail, Dennis, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Erlangga, 2002.
Morissan, Andy Corry Wardhani, Farid Hamid, Teori Komunikasi Massa:
Media, Budaya, dan Masyarakat, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.
Noor, Juliansyah, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah, Jakarta: Kencana, 2011.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian
Kuantitatif: Teori dan Aplikasinya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006.
Prayitno, Duwi, 5 Jam Belajar Olahan Data dengan SPSS 17, Yogyakarta:
CV, Andi Offset, 2009.
Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Rosdakarya,
2005.
Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi Edisi Revisi, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007.
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi, Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2008.
Sendjaya, Sasa Djuarsa, Teori Komunikasi, Jakarta: UT, 2002.
Sentosa, Singgih, SPSS: Mengelola Data Statistik Secara Profesional,
Jakarta: PPM, 2002.
Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi, Metodologi Penelitian Survey,
Jakarta: LP3ES, 1995.
Siregar Sofyan, Metode Penelitian Kuantitatif Perhitungan Manual dan
APSS, Jakarta: Kencana, 2013.
Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations,
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2014) h. 81
89
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods), Bandunh: Alfabeta, 2014.
Sulistyo, Hermawan, Beyond Terrorism, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
2002.
Sumadiria, AS Haris, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature
Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2006.
Suryawati, Indah, Jurnalistik Suatu Pengantar, Bogor: Ghalia Indonesia,
2007.
Susanto, Edi, Dimensi Studi Islam Kontemporer, Jakarta: Prenadamedia
Group, 2016.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan:
Bagian 2 Ilmu Pendidikan Praktis, Bandung: PT Imperial Utama,
2007.
Widarmanto, Tjahjono, Pengantar Jurnalistik, Yogyakarta: Araska, 2017.
Yunus, Syarifudin, Jurnalistik Terapan, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Korps_Brigade_Mobil di akses pada 14 Juni
2018 pukul 20.39 WIB.
lifestyle.kompas.com/read/2015/12/05/160000423/Semua.Berpeluang.Jadi.T
eroris diakses pada 8 April 2018 pukul 14.27 WIB.
Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
19, Semarang: Banda Penerbit, Universitas Diponegoro, 2011.
KUESIONER PENELITIAN
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan ini saya Dewi Kusuma Ningrum, mahasiswa Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bermaksud untuk
melakukan penelitian dalam rangka tugas akhir karya ilmiah (skripsi) yang
berjudul “Hubungan Terpaan Pemberitaan Aksi Teroris pada Media
Online Detik.com Terhadap Persepsi Masyarakat Kelapa Dua Depok
Tentang Citra Islam.”
Saya meminta kesediaan Saudara/i untuk menjadi responden penelitian
dengan mengisi daftar pertanyaan di bawah ini secara jujur apa adanya.
Peneliti menjamin kerahasiaan identitas responden.
Atas bantuan dan ketersediaannya Saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Dewi Kusuma Ningrum
Petunjuk Umum
1. Pada kuesioner terdapat dua variabel, yaitu terpaan media dan citra
Islam. Masing-masing variabel terdiri dari sejumlah pernyataan.
Bacalah pernyataan tersebut dengan teliti.
2. Beri tanda ceklis (√) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda
yang sesungguhnya.
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
3. Selama jawaban adalah benar, selama jawaban tersebut sesuai dengan
pendapat, pikiran atau perasaan Anda.
4. Periksa kembali jawaban sebelum kuesioner ini dikembalikan. Jangan
sampai ada jawaban yang terlewatkan.
A. Data Responden (Pilih jawaban sesuai identitas)
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki b. Perempuan
3. Usia :
a. 17-20 tahun c. 25-29 tahun
b. 21-24 tahun d. ≥ 30 tahun
4. Agama :
a. Islam c. Buddha
b. Kristen (Katolik/Protestan) d. Hindu
B. Variabel X (Terpaan Media)
Frekuensi
1. Seberapa sering Anda membaca berita di Detik.com dalam
seminggu?
a. 1-2 kali b. 3-4 kali c. 5-6 kali d. >6 kali
2. Seberapa sering Anda membaca berita mengenai aksi teroris di
Detik.com pada kasus kerusuhan di MAKO Brimob, Kelapa Dua,
Depok?
a. 1-2 kali b. 3-4 kali c.5-6 kali d. >6 kali
Durasi
3. Berapa lama rata-rata waktu yang dihabiskan untuk membaca
berita di Detik.com?
a. <5 menit b. 6-10 menit c. 11-15 menit d. >15
menit
4. Berapa lama rata-rata waktu yang dihabiskan untuk membaca
berita mengenai aksi teroris dalam kerusuhan di MAKO Brimob,
Kelapa Dua, Depok?
a. <5 menit b. 6-10 menit c. 11-15 menit d. >15
menit
Atensi
No. Pernyataan SS S TS STS
5. Untuk mempermudah mencari informasi
Saya men-download aplikasi media
online Detik.com di handphone Saya
6. Saya selalu update berita mengenai aksi
teroris dalam kerusuhan di MAKO
Brimob
7. Berita aksi teroris selalu diperbaruhi oleh
Detik.com
8. Kejinya tindakan teroris membuat Saya
tertarik untuk mendiskusikan dengan
teman
9. Saya selalu membaca berita di media
online Detik.com setiap kali ada
notifikasi masuk di Handphone Saya
10. Detik.com menulis berita teroris
berisikan informasi yang dibutuhkan
oleh masyarakat
11. Saya menantikan berita aksi teroris di
Headline Detik.com
12. Hukuman mati mengenai tindakan keji
teroris pantas diberikan kepada pelaku
teror
C. Variabel (Y) Citra Islam
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk
menjadi teroris
2. Islam menganjurkan manusia harus
memiliki sifat toleransi
3. Narapidana teroris di Mako Brimob
merupakan umat Islam yang memiliki
sifat anti toleransi
4. Dalam Islam, manusia dilarang
melakukan tindakan kekerasan
5. Islam mengajarkan manusia untuk
menciptakan kedamaian kepada seluruh
umat
6. Citra Islam menjadi buruk di mata
masyarakat akibat aksi keji narapidana
teroris di Mako Brimob
7. Menurut Saya, Islam membolehkan
umatnya memperjuangkan keyakinannya
dengan membunuh atau melakukan
kekerasan pada pihak yang dianggap
keliru
8. Menurut Saya, Islam bukan agama yang
membiarkan umatnya melakukan teror
atau kekerasan untuk kepentingan agama
9. Seorang muslim harus memiliki rasa
kasih sayang terhadap manusia tanpa
memandang suku, ras, dan agama
10. Penyanderaan terhadap manusia dengan
kekerasan hingga menyebabkan
kematian merupakan Islam yang tidak
mencerminkan adanya rasa kasih sayang
11. Pemberitaan media sering kali
mengaitkan aksi teroris dengan Islam,
karena Islam membolehkan umatnya
melakukan kekerasan atas nama
keyakinan
12. Upaya umat Islam untuk meningkatkan
kedamaian belum dirasakan oleh
masyarakat
13. Pemberitaan aksi teroris di media
memang menggambarkan ajaran Islam
yang sesungguhnya
14. Semenjak banyak berita mengenai aksi
teroris membuka pikiran Saya bahwa
Islam jauh dari rasa damai
15. Beberapa pelaku pengeboman yang
menunjukan identitas orang yang
menggunakan jenggot dan gamis, serta
hijab dan cadar merepresentasikan umat
Islam yang memilih jalan kekerasan
untuk memperjuangkan keyakinan
TERPAAN MEDIA
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 JUMLAH
R1 4 3 4 4 3 3 4 2 2 4 3 4 4 3 47
R2 1 1 4 3 3 2 3 1 3 3 2 3 3 3 35
R3 3 3 4 4 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 43
R4 4 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 4 2 38
R5 4 4 4 3 4 1 3 2 4 4 3 4 4 2 46
R6 4 4 4 3 2 3 4 2 3 3 2 4 4 3 45
R7 3 1 4 4 3 2 4 1 3 4 3 4 3 3 42
R8 4 3 4 4 2 2 3 2 3 3 2 3 4 3 42
R9 4 4 4 4 2 3 4 2 3 3 2 2 4 2 43
R10 3 2 4 4 3 2 4 2 3 3 2 3 3 4 42
R11 4 3 4 4 2 2 3 2 2 3 2 3 4 4 42
R12 3 2 2 2 3 1 3 1 4 4 3 4 4 3 39
R13 3 1 4 4 2 2 3 2 2 3 2 3 4 4 39
R14 4 3 4 3 4 1 4 1 2 3 2 3 4 3 41
R15 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 2 3 4 4 45
R16 3 3 4 4 2 2 3 1 2 3 1 3 4 2 37
R17 3 3 4 3 2 2 3 1 2 3 2 4 4 2 38
R18 3 3 4 4 3 2 3 2 2 3 2 4 3 3 41
R19 4 4 4 4 2 3 3 1 2 3 2 4 4 3 43
R20 4 4 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 4 3 41
R21 3 4 3 4 2 3 3 1 2 3 2 3 4 2 39
R22 4 3 3 3 2 2 4 2 3 3 2 3 4 2 40
R23 2 1 3 1 3 2 3 2 2 3 3 3 4 2 34
R24 4 4 4 3 3 1 3 1 4 4 3 3 4 2 43
R25 2 2 3 3 3 2 3 1 2 4 4 3 4 1 37
R26 2 2 3 3 2 1 3 1 2 3 4 3 4 2 35
R27 4 4 4 4 3 1 3 1 4 4 3 4 4 4 47
R28 4 4 4 4 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 42
R29 4 4 4 4 1 3 3 1 2 3 2 3 4 2 40
R30 3 1 3 4 2 1 4 2 3 3 3 3 4 3 39
R31 2 2 4 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 2 38
R32 4 4 4 4 3 1 3 1 2 3 2 3 4 2 40
R33 4 3 3 3 2 2 3 1 2 4 3 4 4 3 41
R34 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 45
R35 1 1 1 1 4 1 3 2 3 4 4 4 4 1 34
R36 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 43
R37 1 1 2 3 1 2 3 2 3 4 3 4 4 2 35
R38 3 2 3 3 3 1 4 2 3 3 2 3 4 3 39
R39 4 4 4 4 2 2 3 3 2 3 2 3 4 3 43
R40 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3 39
R41 1 2 2 2 3 2 3 1 2 3 3 4 4 2 34
R42 3 1 4 4 2 2 3 1 2 3 2 3 4 3 37
R43 3 4 3 4 2 2 3 1 4 4 3 3 3 4 43
R44 4 3 4 4 2 2 3 1 2 3 2 3 4 2 39
R45 4 4 3 4 4 1 4 2 4 4 3 4 4 4 49
R46 4 4 3 3 3 2 4 1 3 4 3 4 4 2 44
R47 2 3 3 4 3 2 3 1 2 3 2 3 4 4 39
R48 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 42
R49 3 3 3 3 4 1 4 1 4 4 3 3 4 3 43
R50 3 3 3 4 1 3 3 1 1 3 3 3 4 3 38
R51 3 1 3 3 3 1 3 1 3 4 4 4 4 3 40
R52 4 4 3 3 3 1 4 1 4 4 4 4 4 2 45
R53 4 4 4 4 3 2 3 1 3 4 3 4 4 1 44
R54 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 39
R55 4 3 4 4 2 1 4 1 3 3 4 4 4 2 43
R56 1 1 3 3 3 1 4 1 4 4 4 4 4 1 38
R57 4 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 43
R58 3 3 4 4 3 1 4 1 4 4 4 4 4 2 45
R59 4 4 4 4 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 41
R60 2 3 4 4 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 41
R61 2 2 2 2 2 1 4 1 4 3 3 3 4 2 35
R62 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 4 4 3 38
R63 3 3 2 4 3 1 4 1 3 3 3 3 4 3 40
R64 3 3 3 3 3 1 4 2 3 3 3 3 4 2 40
R65 4 4 4 4 2 3 2 1 2 3 2 3 4 3 41
R66 4 3 3 4 2 2 3 1 2 3 3 3 3 2 38
R67 3 3 4 4 2 3 2 1 2 3 2 3 4 2 38
R68 3 2 2 3 3 2 3 1 3 3 4 3 4 4 40
R69 4 4 4 3 2 2 4 1 2 4 3 4 4 2 43
R70 1 1 2 1 2 2 3 1 4 4 4 4 3 1 33
R71 3 3 4 4 2 2 3 1 2 3 2 3 4 2 38
R72 3 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 38
R73 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 2 43
R74 2 1 2 1 4 1 4 1 2 4 3 4 4 1 34
R75 3 3 4 4 2 2 4 1 2 4 3 4 4 2 42
R76 3 3 3 3 1 2 3 2 3 4 3 4 4 1 39
R77 3 1 4 3 3 1 4 1 3 4 4 4 4 3 42
R78 3 3 4 4 2 1 3 2 2 3 2 3 4 2 38
R79 1 2 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 4 1 35
R80 3 3 4 4 2 1 2 2 2 3 2 3 4 2 37
R81 4 4 4 4 2 3 3 1 2 3 2 3 4 2 41
R82 1 2 3 3 1 1 3 1 3 3 3 3 4 2 33
R83 4 3 4 4 2 1 2 1 2 3 2 3 4 2 37
R84 3 4 4 4 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 41
R85 3 3 4 4 2 1 3 1 1 3 2 3 3 2 35
R86 3 3 4 4 2 1 2 1 1 1 2 3 3 2 32
R87 4 4 4 4 2 1 2 1 2 3 2 2 3 2 36
R88 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 3 2 4 2 25
R89 4 4 4 3 1 1 3 2 4 4 3 3 4 2 42
R90 4 4 4 4 2 1 3 1 2 3 2 1 4 2 37
R91 3 2 3 3 1 1 2 1 3 3 3 1 4 2 32
R92 1 1 3 3 2 1 2 1 2 4 4 4 4 3 35
R93 3 1 4 4 2 1 3 1 1 3 3 3 4 1 34
R94 3 1 4 4 2 2 4 1 4 4 4 4 4 2 43
R95 3 1 3 2 2 1 2 1 2 4 3 3 4 3 34
R96 3 3 3 3 1 1 2 1 2 2 3 1 4 1 30
R97 2 2 3 3 1 1 3 1 2 3 3 1 4 2 31
R98 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 1 45
R99 2 1 3 3 1 1 2 1 1 3 4 3 4 2 31
R100 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3 3 4 4 49
Rhitung 0.668 0.558 0.419 0.465 0.385 0.376 0.462 0.375 0.409 0.493 -0.028 0.436 0.059 0.422
Rtabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid tidak validValid tidak validValid
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14
CITRA ISLAM
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 JUMLAH
R1 4 4 2 1 1 3 2 4 1 1 4 2 1 4 3 37
R2 3 3 2 2 1 3 2 3 1 1 4 2 2 3 3 35
R3 4 4 1 2 1 2 3 4 1 1 4 1 3 4 2 37
R4 4 4 1 1 1 4 2 4 1 1 4 1 2 4 2 36
R5 4 4 2 1 1 4 3 4 1 3 4 1 2 4 2 40
R6 4 4 1 1 1 4 3 4 1 1 4 1 2 3 2 36
R7 4 4 1 2 1 3 3 4 1 1 4 1 3 4 3 39
R8 4 4 2 2 1 2 2 4 2 1 4 1 2 3 2 36
R9 4 4 1 1 1 4 4 4 1 1 4 1 4 3 3 40
R10 4 3 2 2 1 3 4 3 2 2 4 1 2 4 3 40
R11 4 4 1 1 1 4 2 4 2 1 4 1 2 4 2 37
R12 4 4 2 1 1 3 3 4 1 1 3 1 2 4 2 36
R13 4 4 2 1 3 3 3 4 1 2 4 1 2 4 1 39
R14 4 4 2 1 1 3 3 4 1 2 4 1 3 4 2 39
R15 4 4 2 1 1 4 3 4 1 1 4 1 3 4 3 40
R16 4 4 2 1 1 3 3 4 1 1 4 1 3 4 3 39
R17 4 3 1 2 3 3 3 4 1 1 4 3 4 4 3 43
R18 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 36
R19 3 4 2 1 1 3 2 4 1 2 4 1 2 4 2 36
R20 4 4 2 2 2 3 3 3 1 2 4 1 2 4 2 39
R21 4 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 1 3 4 2 37
R22 4 4 1 1 1 4 3 4 1 1 4 1 3 4 3 39
R23 3 3 2 1 2 3 2 3 1 2 4 1 2 4 2 35
R24 4 4 1 2 1 4 2 4 1 1 4 1 2 4 3 38
R25 4 4 2 1 1 4 3 4 1 1 4 1 2 4 3 39
R26 3 3 1 2 1 3 3 4 1 1 4 2 3 4 1 36
R27 4 4 2 1 1 3 3 4 1 1 3 1 3 3 3 37
R28 4 4 1 2 1 4 3 4 1 1 3 2 2 4 3 39
R29 4 4 2 1 1 4 3 3 2 2 4 1 3 4 2 40
R30 4 3 2 1 1 3 2 3 1 2 3 1 2 4 1 33
R31 4 4 2 2 1 2 2 4 1 1 4 1 2 4 1 35
R32 4 4 1 2 1 4 2 4 1 2 4 1 2 4 2 38
R33 1 4 1 1 1 4 1 4 1 1 4 1 2 4 2 32
R34 2 4 1 1 1 3 1 4 1 1 4 1 2 4 1 31
R35 1 4 1 1 1 4 1 4 1 1 4 1 2 4 2 32
R36 1 4 2 1 1 4 2 4 1 1 4 1 2 4 2 34
R37 1 4 1 1 1 4 2 4 1 2 4 2 2 3 2 34
R38 1 4 1 1 1 3 3 3 2 2 4 1 3 4 2 35
R39 1 4 1 1 2 4 2 4 1 1 4 1 1 4 2 33
R40 2 3 1 1 1 3 3 4 2 1 4 1 3 4 2 35
R41 3 3 1 1 2 3 2 4 2 2 3 1 1 4 1 33
R42 3 4 2 2 1 2 2 4 1 2 4 2 2 4 3 38
R43 2 4 2 1 2 3 4 4 2 1 4 2 2 4 2 39
R44 4 4 1 1 1 4 2 4 1 1 4 1 1 4 3 36
R45 2 3 2 1 2 3 2 4 2 2 4 2 2 4 2 37
R46 4 3 2 1 1 3 2 4 1 1 4 1 1 4 1 33
R47 1 4 2 1 1 3 2 3 2 2 4 1 1 4 2 33
R48 2 4 2 1 1 3 2 4 1 2 3 2 2 3 2 34
R49 4 4 1 2 1 3 3 4 1 1 4 1 2 4 1 36
R50 2 4 2 1 1 3 1 4 1 1 3 1 1 4 2 31
R51 4 3 1 1 2 3 2 4 1 1 4 1 2 4 1 34
R52 3 4 1 2 1 3 3 4 1 1 4 1 2 4 3 37
R53 4 4 1 1 1 4 4 4 1 1 4 1 4 3 3 40
R54 1 4 1 1 1 3 1 4 1 1 4 1 1 4 1 29
R55 4 4 2 2 2 3 3 4 1 1 4 1 2 4 1 38
R56 4 4 1 2 1 3 3 4 1 1 4 1 2 4 1 36
R57 4 4 2 2 2 3 3 4 1 1 4 1 2 4 1 38
R58 3 3 1 1 1 3 3 4 1 1 4 1 2 4 1 33
R59 4 4 1 1 1 4 1 4 1 1 3 1 1 4 4 35
R60 4 3 1 1 1 4 2 4 1 1 3 1 2 4 4 36
R61 1 4 1 1 1 4 1 4 1 1 4 2 2 4 2 33
R62 2 3 1 2 1 3 2 4 1 2 4 1 1 4 2 33
R63 1 4 1 1 1 4 2 4 2 2 3 1 1 4 2 33
R64 1 4 1 1 1 3 2 4 2 1 4 1 2 4 2 33
R65 4 4 1 1 1 4 2 4 1 1 3 2 2 4 4 38
R66 2 4 2 2 1 3 2 4 2 2 3 1 1 4 2 35
R67 4 3 2 2 1 2 3 4 1 1 4 1 2 4 1 35
R68 1 3 1 1 2 3 1 3 1 1 4 1 2 4 2 30
R69 4 3 1 1 1 3 2 3 1 1 4 1 2 3 3 33
R70 1 4 1 1 2 4 1 3 2 1 4 2 1 4 1 32
R71 4 4 1 1 1 4 2 4 1 1 3 2 2 4 4 38
R72 1 4 2 1 2 4 1 4 1 1 4 1 1 3 1 31
R73 4 3 2 2 1 3 3 4 1 1 4 1 2 4 1 36
R74 4 3 2 1 1 4 3 4 1 1 4 1 2 4 1 36
R75 4 4 1 1 1 4 2 4 1 1 4 1 2 4 1 35
R76 4 4 2 2 1 2 3 4 1 1 4 1 2 4 1 36
R77 4 3 1 2 1 3 3 4 1 1 4 1 2 4 3 37
R78 4 4 1 1 1 4 2 4 1 1 4 1 2 3 4 37
R79 4 4 1 1 1 4 3 4 1 1 4 1 3 4 4 40
R80 4 4 1 2 2 3 2 4 1 1 3 1 2 4 4 38
R81 3 3 2 2 2 4 2 4 2 1 3 1 2 4 4 39
R82 4 3 4 1 2 4 2 4 4 1 4 1 2 4 4 44
R83 4 4 1 1 1 3 2 4 1 1 3 4 2 4 4 39
R84 4 4 2 1 3 4 3 4 4 1 4 4 3 4 3 48
R85 4 3 2 2 3 3 2 4 3 1 4 4 2 4 4 45
R86 4 4 2 1 2 3 3 3 2 1 4 2 2 4 3 40
R87 4 3 1 1 1 3 2 2 4 1 3 1 2 3 3 34
R88 4 4 2 2 2 4 2 4 4 1 4 4 2 4 2 45
R89 4 4 2 2 3 4 2 4 4 1 4 1 2 4 2 43
R90 4 4 2 2 2 2 2 4 2 3 4 1 2 4 2 40
R91 4 4 2 2 4 4 3 4 3 1 4 1 2 4 2 44
R92 4 4 2 2 2 4 4 4 2 1 4 1 4 4 1 43
R93 3 1 1 1 1 2 2 1 2 1 4 1 2 3 1 26
R94 4 2 1 1 1 2 2 1 1 1 4 1 2 3 1 27
R95 4 2 1 1 1 2 1 4 1 1 4 1 2 3 1 29
R96 4 2 1 1 1 3 2 1 1 1 4 1 2 3 1 28
R97 4 2 1 1 1 1 3 4 1 1 4 1 2 3 1 30
R98 4 2 1 1 1 2 2 4 1 1 4 1 2 4 1 31
R99 4 2 1 1 1 2 1 4 1 1 4 1 2 3 1 29
R100 4 2 1 1 1 3 2 2 1 1 4 1 2 2 1 28
Rhitung 0.432 0.47 0.434 0.377 0.482 0.38 0.541 0.415 0.435 0.076 0.029 0.417 0.447 0.397 0.514
Rtabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid tidak validtidak validValid Valid Valid Valid
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15