HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA...

25
HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI Oleh: MAHRITA RINA MULYATI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007

Transcript of HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA...

Page 1: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA

DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

MAHRITA

RINA MULYATI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

2

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA

DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

PADA REMAJA

Telah Disetujui Pada Tanggal

______________________

Dosen Pembimbing

(Rina Mulyati, S.Psi., M.Si)

Page 3: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

3

HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DENGAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) PADA

REMAJA

Mahrita

Rina Mulyati

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pola asuh demokratis orang tua dengan kemampuan pemecahan masalah (problem solving) pada remaja. Asumsi yang dibangun dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara pola asuh demokratis orang tua dengan kemampuan pemecahan masalah (problem solving) pada remaja. Semakin demokratis pola asuh orang tua, maka semakin baik pula kemampuan remaja dalam menyelesaikan masalah.

Subjek dalam penelitian ini adalah remaja berusia antara 15-18 tahun, baik perempuan maupun laki-laki. Pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan dua alat ukur yang diberikan kepada responden, yaitu: tugas kasus pemecahan masalah dan skala sikap pola asuh demokratis. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis korelasi Non Parametric Spearman dengan modul SPSS versi 11.5 for windows karena metode analisis ini mengkorelasikan dua variabel, yaitu pola asuh demokratis dan kemampuan pemecahan masalah yang datanya adalah interval. Analisis ini digunakan untuk menguji korelasi antara pola asuh demokratis yang diterapkan oleh orang tua dengan kemampuan pemecahan masalah pada anak remaja nya. Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar 0.238 dengan p = 0.026 (p<0.05) pada uji satu ekor (1-tail). Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang signifikan antara pola asuh demokratis dan problem solving. Artinya, semakin tinggi tingkat pola asuh orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis, maka semakin baik pula tingkat kemampuan pemecahan masalah (problem solving) pada remaja. Dengan demikian, hipotesis diterima. Kata kunci: pola asuh demokratis, problem solving.

Page 4: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

4

Latar Belakang Masalah

Setiap manusia pasti pernah mendapatkan masalah dalam

kehidupannya, tanpa peduli strata usia, termasuk remaja. Masalah remaja

terkadang muncul karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak atau belum

terpenuhi.

Penelitian yang dilakukan oleh Pintner dan Levy (1970) terhadap anak-

anak sekolah lanjutan di kota New York berusaha memetakan masalah-masalah

yang kerap dialami oleh remaja. Pertama, adalah masalah penyesuaian diri;

kedua, masalah pendidikan/gagal dalam sekolah; ketiga, masalah keamanan;

keempat, masalah ekonomi; dan kelima, masalah seks. Apa yang telah

dikemukakan oleh Pintner dan Levy (1970) mengenai masalah-masalah yang

sering dihadapi oleh remaja tersebut, sejatinya tidak jauh berbeda dengan

persoalan atau masalah yang dihadapi oleh remaja di Indonesia.

Silang pendapat mengenai suatu masalah, bertengkar dengan orang tua,

adalah sebagian dari wujud nyata adanya masalah dalam proses penyesuaian diri

pada remaja dengan keluarganya. Akibatnya remaja menjadi tidak betah tinggal

di rumah, dan merasa tidak aman berada di rumah. Perasaan aman dan nyaman

justru mereka dapatkan bila mereka bersama dengan teman sebaya yang

sepaham, sependapat dan sejalan dengan pikiran dan keinginan mereka.

Seiring bertambahnya waktu dan permasalahan yang kian kompleks,

idealnya membuat remaja menjadi semakin matang untuk membuat pola-pola

penyelesaian dari masalah yang dihadapinya. Namun, dalam banyak kasus yang

terjadi tak jarang justru membuat remaja makin tidak terlatih untuk

memecahkan masalah. Permasalahan yang mereka hadapi tidak sedikit yang

Page 5: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

5

diselesaikan dengan cara-cara yang hanya melalui pembenaran mereka sendiri.

Belum lagi remaja yang memiliki tipikal suka melimpahkan masalah yang

dihadapinya kepada orang lain atau orang yang lebih dewasa, seperti orang tua

sebagai pembantu dalam menyelesaikan dan mengatasi masalahnya

(Sasmitawati, 2005). Kondisi ini jelas tidak cukup kondusif untuk menumbuh-

kembangkan kemandirian mereka dalam hal menyelesaikan masalah.

Namun kemampuan pemecahan masalah tidak secara otomatis melekat

pada remaja, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan

masalah tersebut. Menurut Rakhmat (1996), faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah yaitu, faktor situasional dan

faktor personal. Faktor situasional antara lain berupa stimulus yang menimbulkan

masalah, sifat-sifat masalah, tingkat kesulitan masalah, dan tingkat kepentingan

masalah. Faktor personal yaitu faktor biologis berupa keadaan biologis yang

terlalu lelah, atau terlalu lapar, sehingga dalam keadaan demikian kemampuan

berpikir individu akan mengalami penurunan. Di samping kedua faktor tersebut,

ada faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kemampuan memecahkan

masalah, yaitu faktor sosio-psikologis. Faktor sosio-psikologis antara lain meliputi

motivasi, kepercayaan dan sikap yang salah, kebiasaan, kecenderungan untuk

mempertahankan pola berpikir tertentu atau melihat masalah dari satu sudut

pandang, dan emosi.

Baumrind (Hetherington dan Parken, 1986) mengatakan bahwa keluarga

merupakan lingkungan yang pertama kali dikenal anak. Keluarga, terutama

orang tua yang memberikan dasar bagi seorang anak untuk dapat mengenal dan

berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Orang tua mempunyai tujuan yang besar

Page 6: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

6

agar anak dapat menghadapi tantangan zaman yang berat dari hari ke hari. Oleh

karena itu, orang tua yang memberikan pengasuhan yang tepat dan sesuai bagi

perkembangan anak mampu membantu anak dalam menghadapi sekaligus

pemecahan permasalahannya. Salah satu bentuk pola asuh yang dapat

memberikan kesempatan kepada anak untuk berkomunikasi secara timbal balik,

sehingga anak dapat berkonsultasi tentang masalahnya dengan orang tuanya

adalah dengan metode pola asuh demokratis.

Metode pola asuh demokratis bertujuan untuk membantu anak agar

mengerti perilaku positif yang diharapkan, memperhatikan keinginan anak,

sepanjang keinginan anak tersebut sesuai dengan nilai-nilai standar yang ada.

Jika ada keinginan sang anak yang kurang disetujui maka akan ada komunikasi

timbal balik antara orang tua dan anak.

Berdasarkan uraian di atas, penulis membuat sebuah rumusan

masalah,yaitu: “Apakah ada hubungan antara pola asuh demokratis oleh orang

tua dengan kemampuan pemecahan masalah secara benar pada remaja ?”

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh

demokratis dengan kemampuan pemecahan masalah (problem solving) pada

remaja.

Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan

masukan dalam pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan pola asuh

Page 7: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

7

dan problem solving. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberi masukan dalam bidang Psikologi Pendidikan dan Psikologi

Perkembangan.

Kemampuan Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Problem solving atau kemampuan pemecahan masalah adalah

pemecahan yang mengenai sasaran dengan dampak negatif yang sekecil

mungkin, baik bagi individu yang bersangkutan maupun dengan objek individu

lain. Sebaliknya individu yang tidak pemecahan masalah dengan efektif adalah

individu yang mengalami simptom depresi lebih banyak (Heppner dan Anderson,

Nezu dikutip dalam Nezu dan Ronan, 1988).

Sebagian ahli berpendapat bahwa pemecahan masalah adalah

kemampuan individu untuk menghubungkan antara konsep atau pengetahuan

yang dimiliki dengan kenyataan yang ada (Chauchan, 1978; Simon & Larkin

seperti dikutip Utami, 1992).

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil suatu pengertian dalam

penelitian ini bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah proses di mana

individu mencoba menentukan suatu solusi masalah secara efektif dengan

melibatkan strategi kognitif.

Pola Asuh Demokratis

Pola asuh demokratis adalah suatu model pengasuhan dengan

menggunakan penjelasan, diskusi, penalaran untuk membantu anak mengerti

mengapa perilaku tertentu diharapkan. Pola asuh ini memperhatikan keinginan

Page 8: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

8

anak, sepanjang keinginan tersebut sesuai dengan nilai-nilai standar yang ada.

Jika ada keinginan dan perilaku anak yang kurang disetujui, maka akan ada

komunikasi timbal balik antara orang tua dan anak (Hurlock, 1993).

Steinberg & Belksy (1991) menyebut pola asuh demokratis sebagai pola

asuh autoritatif yang memberikan kebebasan dan kontrol seimbang. Ada

hubungan timbal balik antara orang tua dan anak serta terdapat kehangatan

orang tua di dalamnya. Baumrind (Santrock,2003) menyebutkan bahwa

pengasuhan autoritatif merupakan pengasuhan dengan komunikasi timbal balik

antara anak dan orang tua yang berlangsung bebas dan orang tua bersikap

hangat, membesarkan hati dan mendorong untuk bebas tetapi tetap

memberikan batasan dan mengendalikan tindakan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, maka dalam penelitian

ini yang dimaksud pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memberikan

kebebasan kepada anak dengan batasan dan pengendalian perilaku sesuai nilai-

nilai standar yang ada, serta terdapat komunikasi timbal balik yang hangat

antara orang tua dengan anak, sehingga orang tua bisa memberikan perhatian

ataupun pengertian kepada anak tentang perilaku tertentu yang diharapkan.

Prinsip dan Ciri-Ciri Pola Asuh Demokratis

Baumrind (Fuhrmann, 1987) menyebutkan beberapa prinsip yang berlaku

dalam pola asuh demokratis, yaitu:

1. kebebasan dan kontrol dipandang sebagai sesuatu yang saling mengisi

bukan saling bertentangan,

2. hubungan yang saling menguntungkan antara orang tua dan anak,

Page 9: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

9

3. kontrol diimbangi dengan dukungan dan semangat, dan

4. tujuan yang ingin diraih adalah kemandirian, sikap tanggung jawab

terhadap diri dan lingkungan masyarakat.

Ciri-ciri pola asuh demokratis menurut Baldwin dan Shoben (Coopersmith,

1967) adalah sebagai berikut :

1. dorongan untuk melakukan verbalisasi, yaitu dorongan dan arahan untuk

melakukan percakapan dari orang tua terhadap anak,

2. mengendalikan pengaruh luar, yaitu ketika orang tua bereaksi terhadap

apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dilakukan remaja. Hal ini

ditandai dengan aturan-aturan yang tidak terlalu mengekang,

3. kesederajatan antara orang tua dan anak, orang tua tidak seperti atasan

dan bawahan, dan

4. persahabatan yang saling berbagi, hal ini ditandai dengan ketertarikan

orang tua terhadap minat, kebutuhan dan hasrat anak. Orang tua

memperlihatkan kasih sayang, kehangatan, restu dan childcentredness.

Dalam penelitian ini aspek-aspek dari pola asuh demokratis yang

dijadikan pedoman dalam penyusunan Skala Pola Asuh Demokratis, adalah:

1. Memberikan kebebasan yang terkontrol

Yaitu memberikan kebebasan kepada anak, tetapi tetap mengendalikan anak

dengan aturan yang tidak mengekang.

2. Memberikan dorongan secara verbal

Yaitu memberikan arahan percakapan dari orang tua terhadap anak, berupa

diskusi, tukar pendapat, memperlihatkan pandangan-pandangan dan

menjawab pertanyaan-pertanyaan anak secara benar dan konstruktif.

Page 10: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

10

3. Empathising/Empati (menempatkan diri dalam situasi anak)

Orang tua dapat menempatkan diri dalam situasi anak, baik dalam perasaan,

pikiran dan tindakan anak sehingga anak tidak merasa canggung.

4. Memperhatikan anak dengan kasih sayang penuh kehangatan

Yaitu persahabatan yang saling berbagi berbagai suka dan duka, orang tua

yang tertarik dengan minat, cita-cita, kebutuhan dan hasrat anak.

Remaja

Hurlock (1988) menyebutkan bahwa masa remaja atau adolescence

berarti tumbuh menjadi dewasa dan berlangsung kira-kira pada usia 13 sampai

18 tahun. Buhler (Kartono, 1995), menyatakan bahwa masa remaja adalah masa

peralihan dengan anak-anak dewasa yang berkisar antara 14 sampai 19 tahun.

Pada tahap tersebut terjadi sintesa antara sikap ke dalam batin dan sikap kepada

dunia obyektif. Kartono (1995) menyatakan bahwa masa remaja merupakan

penghubung dari masa kanak-kanak ke dewasa.

Dapat disimpulkan bahwa masa remaja yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa, dengan rentang

usia antara 13 sampai 19 tahun, dan secara khusus pada anak usia 14-16 tahun

yang mencakup perubahan biologis, kognitif, sosial dan emosional.

Karakteristik Perkembangan Remaja

Ada enam karakteristik perkembangan remaja, yaitu: perkembangan

kognitif, perkembangan fisik (psikoseksual), perkembangan emosi,

perkembangan sosial, perkembangan identitas, dan perkembangan moral.

Page 11: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

11

Hubungan Antara Pola Asuh Demokratis dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Remaja

Masalah remaja merupakan masalah-masalah yang dihadapi dan

dirasakan remaja karena adanya kebutuhan dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungan. Sumber permasalahan remaja dapat berasal dari keluarga,

lingkungan, pergaulan, lingkungan sekolah atau berasal dari diri remaja sendiri

(Kurniawan, 2000). Masalah-masalah yang ada tentu saja menuntut kemampuan

remaja untuk menyelesaikannya.

Brits (2000) menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah suatu

keterampilan yang dapat dipelajari dan harus dilatih. Teori komprehensif dari

Huesmen & Eron (1984) mengenai kognisi manusia yang berhubungan dengan

pemecahan masalah menjelaskan bahwa perilaku sosial akan sangat dipengaruhi

atau dikontrol oleh program-program yang dibentuk sejak awal perkembangan.

Program ini digambarkan sebagai cognitive script (naskah kognitif) yang

disimpan dalam ingatan seseorang dan digunakan sebagai petunjuk untuk

berperilaku dan pemecahan masalah interpersonal. Naskah ini akan memberi

informasi peristiwa apa yang terjadi pada lingkungan, bagaimana seharusnya

seseorang merespon peristiwa tersebut, dan apa akibat yang mungkin terjadi

sebagai akibat dari perilaku tersebut.

Baumrind (Santrock, 2003) menjelaskan bahwa lingkungan yang sangat

berperan dalam kehidupan seorang remaja adalah keluarga, perhatian, serta

pembelajaran yang didapatnya dari keluarga mempengaruhi kemampuan

pemecahan masalah yang dihadapi. Semakin tinggi tingkat kemampuan kognitif

yang dimiliki seorang anak, maka semakin kreatif anak tersebut dalam

Page 12: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

12

kemampuan pemecahan masalahnya. Keluarga merupakan lingkungan yang

pertama kali dikenal anak (Hetherington & Parke, 1986). Keluarga, terutama

orang tua memberikan dasar bagi seorang anak untuk dapat mengenal dan

berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Salah satu faktor dari orang tua yang paling berpengaruh terhadap

perkembangan anak adalah cara pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua

dalam kehidupan sehari-hari. Pola asuh tertentu akan memberikan akibat

tertentu pula pada perkembangan kepribadian anak. Pola asuh demokratis yang

lebih menekankan cara pendekatan demokratis (Hurlock, 1978), cenderung lebih

banyak berpengaruh positif pada anak/remaja. Pola asuh demokratis adalah

pengaturan dalam keluarga, ada komunikasi secara terbuka, sehingga remaja

menjadi lebih mudah memahami dan aktivitasnya dapat terkontrol secara positif.

Pola asuh demokratis memiliki karakteristik utama dengan

mengutamakan pendekatan berdasarkan pada nilai-nilai demokratis, yaitu

kebebasan berpendapat serta hubungan yang bersifat terbuka dan saling

menghargai. Pendapat remaja tidak dinilai secara negatif tetapi diakui dan

dihargai sebagai saran atau masukan yang bersifat positif. Remaja dapat secara

terbuka berbagi tentang berbagai macam hal, kesempatan yang luas untuk

berdiskusi dan berdialog.

Semua hal di atas sangat dibutuhkan oleh remaja untuk proses

perkembangannya, sehingga remaja merasa lebih diakui, mandiri dan dapat

menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang dialami. Hal yang tidak

kalah pentingnya adalah bahwa kemampuan remaja dalam menghadapi masalah

menjadi lebih baik dan rasional.

Page 13: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

13

Hipotesis

Ada hubungan yang positif antara pola asuh demokratis dengan

kemampuan pemecahan masalah remaja. Semakin demokratis pola asuh orang

tua, maka semakin baik pula kemampuan remaja dalam pemecahan masalah.

Metode Penelitian

Identifikasi Variabel-variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Tergantung/ Dependen : Kemampuan Pemecahan Masalah

b. Variabel Bebas/ Independen : Pola Asuh Demokratis

Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kemampuan pemecahan masalah adalah teknik yang dipakai oleh

individu dalam menemukan dan menentukan suatu solusi secara efektif melalui

langkah-langkah pemecahan masalah, sesuai dengan langkah-langkah

penyelesaian masalah menurut Albert, Goldfried dan Davidson (dalam Setiadi,

2002), yaitu: a. orientasi umum atau penemuan masalah; b. batasan masalah; c.

menghasilkan alternatif; d. pengambilan keputusan; dan e. verifikasi. Variabel ini

akan di ungkap dengan menggunakan skala problem solving. Semakin tinggi nilai

skor yang diperoleh subyek maka semakin lengkap langkah-langkah yang

diselesaikan dalam proses pemecahan masalah, dan berarti semakin baik pula

pemecahan masalahnya.

Page 14: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

14

2. Pola asuh demokratis adalah cara orang tua dalam memberikan

kebebasan kepada anak dengan batasan dan pengendalian perilaku sesuai nilai-

nilai standar yang ada, serta terdapat komunikasi timbal balik yang hangat

antara orang tua dengan anak, sehingga orang tua bisa memberikan perhatian

ataupun pengertian kepada anak tentang perilaku tertentu yang diharapkan. Pola

asuh demokratis orang tua akan diungkap dengan menggunakan Skala Sikap

Kedemokratisan Orang Tua.

Subjek Penelitian

Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah remaja berusia antara

15-18 tahun, baik perempuan maupun laki-laki.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan dua

alat ukur yang diberikan kepada responden, yaitu: tugas kemampuan pemecahan

masalah dan skala sikap pola asuh demokratis.

Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan analisis statistik dengan teknik korelasi

Non Parametric Spearman, menggunakan bantuan modul SPSS versi 11.5 for

windows.

Page 15: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

15

Hasil Penelitian

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Tabel 1: Deskripsi subjek penelitian

Kelas Siswa Siswi Jumlah Prosentase Ruang

I 112 115 227 32.4 % 6 kls II : IPA IPS

? 33 ? 53

? 38 ? 86

? 071 ? 139

29 % 6 kls

III : IPA IPS

? 23 ? 62

? 29 ? 86

? 052 ? 148

30 % 6 kls

2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Deskripsi data penelitian secara umum dapat diperhatikan pada tabel

yang tertera di bawah ini:

Tabel 2:Deskripsi Data Penelitian

Hipotetik Empirik Min Maks Rerata SD Min Maks Rerata SD Problem Solving 8 48 28 6.7 13 34 25.87 4.188 Pola Asuh 38 228 133 31.7 85 214 170.91 23.987 Demokratis

Kategorisasi subjek berdasarkan skor problem solving terbagi dalam lima

kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

Kategorisasi sedang berarti tingkat problem solving subjek berada pada level

yang tidak bertendesi ke arah tinggi ataupun rendah.

Variabel

Page 16: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

16

Tabel 3: Kategorisasi Subjek Skor Problem Solving

Kategori Skor Jumlah Prosentase Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Berdasarkan hasil penelitian tampak bahwa sebagian besar (68.6 %)

subjek memiliki tingkat problem solving berada pada kategori sedang. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar subjek mempunyai kemampuan pemecahan

masalah berkategori sedang, yang berarti subjek berada pada level yang tidak

bertendensi ke arah tinggi ataupun rendah.

Kategorisasi subjek berdasarkan skor pola asuh demokratis juga dapat

terbagi dalam lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan

sangat rendah. Subjek yang mempunyai skor pada kategori sedang adalah

subjek yang mempunyai orang tua yang berkecenderungan memiliki pola asuh

demokratis yang tidak bertendesi ke arah tinggi ataupun rendah.

Tabel 4: Kategorisasi Subjek Skor Pola Asuh Demokratis

Kategori Skor Jumlah Prosentase Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Berdasarkan hasil penelitian tampak bahwa sebagian besar subjek (64,2

%) memiliki tingkat pola asuh demokratis pada kategori tinggi. Hal ini

X = 40.06 32.02 = X < 40.06 23.98 = X < 32.02 15.94 = X < 23.98

X < 15.94

0 4

46 16 1

0 % 5.9 %

68.6 % 23.9 % 1.5 %

X = 190.06 152.02 = X < 190.06 113.98 = X < 152.02 75.94 = X < 113.98

X < 75.94

13 43 9 2 0

19.4 % 64.2 % 13.4 % 2.9 % 0 %

Page 17: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

17

menunjukkan bahwa sebagian besar subjek mempunyai orang tua yang memiliki

pola asuh demokratis yang tinggi.

3. Hasil Uji Asumsi

Sebelum dapat melakukan uji hipotesa, ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi yaitu terpenuhinya asumsi-asumsi parametrik. Oleh karena itu,

dilakukan uji normalitas dan uji linearitas terhadap sebaran data penelitian agar

kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya.

a. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas terhadap kedua skala menunjukkan sebaran yang

normal dengan koefisien KS-Z = 0.901 dengan p = 0.392 (p> 0.05) untuk skala

pola asuh demokratis, sedangkan skala problem solving mempunyai koefisien KS-

Z = 1.307 dengan p = 0.066 (p> 0.05). Hasil uji normalitas ini menunjukkan

bahwa skala pola asuh demokratis dengan skala problem solving memiliki

sebaran normal.

b. Uji Linearitas

Hasil uji linearitas menunjukkan koefisien F sebesar 4.309 dengan p =

0.049 (p< 0.05). Hal ini berarti hubungan antara variabel pola asuh demokratis

dan problem solving memenuhi asumsi linearitas.

Page 18: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

18

4. Hasil Uji Hipotesis

Data penelitian yang telah memenuhi asumsi linearitas dan normalitas

kemudian dianalisa dengan teknik korelasi Non Parametric Spearman. Hasil

analisa menunjukkan koefisien korelasi (r) sebesar 0.238 dengan p = 0.026

(p<0.05) pada uji satu ekor. Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif

yang signifikan antara pola asuh demokratis dan problem solving. Artinya,

semakin tinggi tingkat pola asuh orang tua yang menerapkan pola asuh

demokratis, maka semakin baik pula tingkat kemampuan pemecahan masalah

(Problem Solving) pada remaja. Dengan demikian, hipotesis yang

mengungkapkan ada hubungan positif antara pola asuh demokratis dan problem

solving pada remaja diterima.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa problem solving pada remaja akan

semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pola asuh demokratis yang

didapatkannya, dan sebaliknya semakin rendah pola asuh yang diterapkan orang

tua maka problem solving remaja juga semakin rendah.

Santrock (2003) mengemukakan bahwa pola asuh akan banyak

mempengaruhi sikap dan perilaku remaja, karena pola asuh merupakan

hubungan yang dijalin antara orang tua dengan anak. Pola asuh terwujud dalam

cara-cara mengasuh, membimbing dan mendidik anak yang bertujuan agar anak

dapat menjalani perkembangan dengan baik.

Page 19: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

19

Willis (1994) juga berpendapat bahwa orang tua harus memberikan

kesempatan kepada setiap anaknya untuk menyatakan pendapat, keluhan,

menyampaikan kegelisahannya dan oleh orang tua ditanggapi secara wajar, dan

dibimbing seperlunya. Orang tua memahami akan hakekat perkembangan anak

dalam mencapai kedewasaan fisik, mental, emosional, dan sosial anak. Terutama

pada masa remaja, sikap demokratis orang tua sangat dibutuhkan karena remaja

sudah mulai merasakan bahwa dirinya sanggup berpikir dan berbuat seperti

orang dewasa, dan orang tua tidak boleh memperlakukan remaja seperti anak-

anak, tetapi apabila ada masalah lebih baik dimusyawarahkan, di-diskusikan, dan

bila perlu adu argumentasi secara bijak. Melalui pola asuh demokratis semacam

ini, remaja menjadi terlatih dan terdidik untuk menyelesaikan masalah, terutama

dalam masalah pribadinya.

Sudahkah pola asuh demokratis diberikan kepada para remaja? Dengan

kedewasaan orang tua terhadap anak, kasih sayang dan penuh pengertian,

kesabaran yang tinggi, sikap yang tidak mudah putus asa dalam mendampingi

perkembangan anak, berdiskusi, membangun pola komunikasi yang timbal balik,

pada gilirannya akan menciptakan iklim kedekatan antara anak dan orang tua.

Menghargai dan menganggap mereka ada dalam mekanisme hubungan keluarga,

dan juga membantu anak untuk mengenali perubahan yang terjadi pada dirinya,

baik secara fisik maupun psikis, sehingga dapat memberikan mereka wawasan

ataupun pandangan mengenai permasalahan yang sering dihadapi oleh anak

remaja.

Pola asuh demokratis memiliki karakteristik utama yaitu mengutamakan

pendekatan berdasarkan nilai-nilai demokratis, kebebasan berpendapat serta

Page 20: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

20

hubungan yang bersifat terbuka, dan saling menghargai. Pendapat remaja tidak

dinilai secara negatif, tetapi diakui dan dihargai sebagai saran atau masukan

yang bersifat positif. Remaja dapat secara terbuka berbagi tentang berbagai

macam hal, serta memiliki kesempatan yang luas untuk berdiskusi dan berdialog

dengan keluarga dan orang tua. Pola asuh demokratis yang lebih menekankan

pendekatan demokratis (Hurlock, 1978), cenderung lebih banyak berpengaruh

positif pada anak/remaja. Pola asuh demokratis adalah pengaturan dalam

keluarga, ada komunikasi secara terbuka, sehingga remaja menjadi lebih mudah

memahami dan aktivitasnya dapat terkontrol secara positif.

Hasil analisis juga membuktikan bahwa pola asuh orang tua memberikan

kontribusi bagi peningkatan kemampuan remaja dalam memecahkan masalah

sebesar 4,1%. Sementara 95,9% selebihnya disumbang oleh variabel lain.

Temuan yang tidak terlalu besar ini akhirnya penulis jadikan sebagai masukan

bagi peneliti selanjutnya untuk mencoba menilik variabel-variabel lain, yang

sekiranya mampu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi peningkatan

kemampuan pemecahan masalah pada remaja

Menurut Heppner dan Anderson, Nezu (Nezu dan Ronan, 1988),

problem solving atau pemecahan masalah adalah pemecahan yang mengenai

sasaran dengan dampak negatif yang sekecil mungkin, baik bagi individu yang

bersangkutan maupun dengan objek individu lain.

Baumrind (Santrock, 2003) menjelaskan bahwa lingkungan yang sangat

berperan dalam kehidupan seorang remaja adalah keluarga, dalam hal ini orang

tua. Perhatian, serta pembelajaran yang didapatnya dari keluarga dapat

mempengaruhi pola penyelesaian dari masalah yang dihadapi. Semakin tinggi

Page 21: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

21

tingkat kemampuan kognitif yang dimiliki seorang anak, maka semakin kreatif

anak tersebut dalam penyelesaian masalahnya. Salah satu faktor dari orang tua

yang paling berpengaruh terhadap perkembangan anak adalah cara pengasuhan

yang diterapkan oleh orang tua dalam kehidupan sehari-hari. Pola asuh tertentu

akan memberikan akibat tertentu pula pada perkembangan kepribadian anak.

Berdasarkan berbagai macam pendapat yang telah dipaparkan di atas,

penulis menyimpulkan bahwa ada hubungan yang erat atau signifikan antara

pola asuh demokratis dengan problem solving. Hal ini sesuai dengan pendapat

Willis (1994) yang menyatakan bahwa orang tua berhak memberikan

kesempatan kepada setiap anaknya untuk menyatakan pendapat, keluhan,

menyampaikan kegelisahannya dan oleh orang tua ditanggapi secara wajar, dan

dibimbing seperlunya.

Kesimpulan

Berdasarkan rangkaian penelitian yang telah dilakukan dapat di ambil

kesimpulan sebagai berikut :

a. Hasil analisa statistik membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara pola asuh demokratis orang tua dengan kemampuan remaja dalam

pemecahan masalah, di mana semakin tinggi pola asuh demokratis yang

diterapkan oleh orang tua pada remaja, maka semakin tinggi pula efektivitas

remaja dalam memecahkan masalah. Sebaliknya, semakin rendah pola asuh

demokratis yang diterapkan orang tua pada remaja, maka semakin rendah

pula efektivitas remaja dalam memecahkan masalah.

Page 22: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

22

b. Secara keseluruhan responden yang terlibat dalam penelitian ini memiliki

orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis yang kuat.

c. Secara keseluruhan kemampuan problem solving pada responden berada

pada taraf yang sedang.

d. Sumbangan Efektif (SE) yang diberikan oleh variabel pola asuh demokratis

orang tua adalah sebesar (R Square) 0.041 atau 4,1% peningkatan

kemampuan pemecahan masalah pada remaja disumbang oleh pola asuh

orang tua. Sementara sebesar 95,9% lebihnya disumbang oleh variabel lain.

Saran

Mencermati hasil penelitian yang telah dilakukan, serta dengan

memperhatikan berbagai kendala yang penulis hadapi di lapangan, ada beberapa

saran yang dapat penulis utarakan pada sub-bab ini, antara lain:

a. Bagi Orang Tua

Terus mengembangkan pengetahuan serta pengalaman dalam hal pemberian

treatment atau perlakuan terhadap remaja. Karena setiap manusia terlahir

dengan zamannya sendiri, maka kondisi demikian mengharuskan orang tua

untuk terus up to date dalam pengetahuan yang terkait dengan upaya

pemberian perlakuan yang tepat bagi remaja.

Page 23: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

23

b. Bagi Pihak Sekolah

Secara berkala membangun komunikasi yang dialogis dengan pihak orang

tua, dalam rangka memberikan formulasi yang paling tepat dalam

memperlakukan si remaja. Hal ini dianggap penting agar di kemudian hari

tidak ada aksi saling tuding antara pihak sekolah dengan orang tua, ketika si

remaja mengalami hambatan baik yang terkait dengan studinya, maupun

perilakunya selama berada dalam lingkup pengawasan sekolah.

c. Bagi Remaja

Merunut pada hasil analisis yang membuktikan bahwa kemampuan problem

solving subyek bertaraf sedang, maka disarankan bagi remaja untuk secara

aktif mengasah dan mengembangkan kemampuan mereka dalam mengatasi

setiap masalah yang ada. Hal itu bisa dilakukan dengan cara banyak belajar

dari pengalaman-pengalaman baik diri sendiri maupun orang lain. Di samping

itu, banyak membaca referensi-referensi yang memuat tentang kiat-kiat

mengatasi masalah juga bisa dilakukan oleh remaja, ketimbang

menghabiskan banyak waktunya untuk sesuatu hal yang tidak bermanfaat.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Mencoba membuat atau mengadaptasi skala problem solving yang memiliki

aspek-aspek yang lebih mumpuni untuk mengungkap kemampuan problem

solving remaja.

Page 24: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

24

Daftar Pustaka

Brits. 2000. Problem Solving In Early Childhood Classrooms. Eric digest. Clearing House on Elementary and Early Childhood Education University Of Illinois. Urbana_champaign. Diambil dari: Http://www.ericps.ed.uiuc.edu/eece/index Html

Chauhan, S. S. 1978. Advanced Educational Psychology. New Delhi: Vikas Publishing House PVT, Ltd. Coopersmith. 1967. The Antecedent of Self Esteem. California. University of California Fuhrmann, B. S. 1987. Adolescence Adolescents. New York: Mc Graw Hill Book

Inc. Hetherington, E. M. & Parker, R. D. 1986. Child Psychology. Tokyo: Mc Graw Hill

Book Company. Hurlock, E. 1988. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hurlock, E. 1993. Perkembangan Anak (Jilid 2). Jakarta: Penerbit Erlangga. Kartono, K. 1995. Psikologi Anak. Bandung: Penerbit Mandar Maju.

Kurniawan, R. 2000. Hubungan Kedemokratisan Pada Pola Asuh Ibu dengan Strategi Menghadapi Masalah Pada Remaja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Nezu, A. M., & Ronan, G. F. 1988. Social Problem Solving as a Moderator of

Stress. Related Depressive Symptoms: a Prospective Analysis. Journal of Counseling Psychology.

Pintner & Levy. 1970. Journal Psychology. edition 58. New York: Mc. Graw-Hill

Companies. Rakhmat, J. 1996. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sasmitawati, T. A. 2005. Kemampuan Problem Solving Anak Ditinjau dari

Adversity Quotients dan Intelligence Quotients. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia

Santrock, J. W. 2003. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup.

(Terjemahan). Jakarta. Penerbit Erlangga.

Page 25: HUBUNGAN POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada ... pemecahan

25

Setiadi, E. M. 2002. Hubungan Kapital Sosial dan Pemecahan Masalah (Problem Solving). Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.

Steinberg, L. D., & Belsky, J. 1991. Infancy Childhood and Adolescence. New

York. McGraw Hill Book Company. Willis, R. 1994. Masalah Remaja. Bandung. Rineka Caraka.