HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID INTIMA-MEDIA …repository.unair.ac.id/55759/13/PPDS. JP. 12-16 Maw...
Transcript of HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID INTIMA-MEDIA …repository.unair.ac.id/55759/13/PPDS. JP. 12-16 Maw...
HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID INTIMA-MEDIA THICKNESS
(CIMT) DAN KEJADIAN KARDIOVASKULAR PADA PENDERITA
DENGAN FAKTOR RISIKO KARDIOVASKULAR SEDANG
Karya Akhir Untuk Mendapatkan Keterangan Keahlian
di Bidang Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Peneliti :
Rina Mawarti, dr
NIM 011081304
Pembimbing :
Dr. J Nugroho Eko P, dr. SpJP(K) FIHA
Prof. Dr. Djoko Soemantri, dr.SpJP(K) FIHA
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
2016
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
i
HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID INTIMA-MEDIA THICKNESS
(CIMT) DAN KEJADIAN KARDIOVASKULAR PADA PENDERITA
DENGAN FAKTOR RISIKO KARDIOVASKULAR SEDANG
KARYA AKHIR
Untuk Memperoleh Keterangan Keahlian (Sp.JP) pada Program Pendidikan
Dokter Spesialis-1 Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya
Peneliti :
Rina Mawarti, dr
NIM 011081304
Pembimbing :
Dr. J Nugroho Eko P, dr. SpJP(K) FIHA
Prof. Dr. Djoko Soemantri, dr.SpJP(K) FIHA
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
2016
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat
dan anugerahNya sehingga karya akhir dengan judul Hubungan Peningkatan
Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) Dan Kejadian Kardiovaskular Pada
Penderita Dengan Faktor Risiko Kardiovaskular Sedang telah terselesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari bahwa karya akhir ini tidak dapat terselesaikan
dengan baik tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Kepada
DR. J. Nugroho Eko Putranto,dr. SpJP(K) FIHA, FAsCC dan Prof. DR. Djoko
Soemantri, dr. SpJP(K) FIHA selaku pembimbing karya akhir kami, pembimbing
metodologi penelitian dan statistik serta sebagai koordinator penelitian, penulis
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan, dukungan dan
semangat yang telah diberikan untuk menyelesaikan penelitian ini. Pada
kesempatan ini penulis juga menghaturkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Fasich, Apt selaku Rektor Universitas Airlangga saat penulis
memulai pendidikan, Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., Mt., Ak.,CMA selaku
Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., M.Sc., Sp.PD, K-
EMD FINASIM selaku Dekan FK Unair saat penulis memulai pendidikan,
Prof. Dr. Soetojo,dr., Sp.U selaku Dekan FK Unair saat ini, H. Slamet Riyadi
Yuwono, dr., DTM & H. MARS selaku direktur RSUD Dr. Soetomo saat
penulis memulai pendidikan, H. Dodo Anondo, dr., MPH selaku direktur
RSUD Dr. Soetomo selama penulis menjalani pendidikan dan H. Harsono, dr.
selaku Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo saat ini, atas kesempatan dan fasilitas
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
vi
yang diberikan untuk menempuh PPDS-1 Ilmu Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah FK Unair.
2. Muhammad Aminuddin,dr., SpJP (K)., FIHA., FAsCC selaku Ketua Program
Studi saat penulis memulai pendidikan dan saat ini selaku Ketua Departemen
Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair, atas kesempatan
untuk menempuh pendidikan, bimbingan serta bantuannya selama
pendidikan.
3. Prof. R. Moh. Yogiarto, dr., SpJP (K)., FIHA., FASCC selaku Ketua
Departemen Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair saat
penulis memulai pendidikan, atas kesempatan menempuh pendidikan, juga
bimbingan serta bantuannya selama pendidikan.
4. Agus Subagjo, dr., Sp.JP(K), FIHA, FASCC selaku Ketua Program Studi
Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair saat penulis memulai
pendidikan atas kesempatan menempuh pendidikan, dan bimbingan serta
bantuannya selama pendidikan.
5. Andrianto, dr., SpJP (K)., FIHA, FASCC selaku Ketua Program Studi Ilmu
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair atas kesempatan menempuh
pendidikan, dan bimbingan serta bantuaanya selama pendidikan.
6. Prof. Dr. Djoko Soemantri, dr., Sp.JP(K), FIHA, FasCC dan Dr. J. Nugroho,
dr., Sp.JP(K), FIHA, FasCC selaku koordinator penelitian pada Program
Studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair atas segala
bimbingan dan bantuannya selama pendidikan.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
vii
7. Dr. J.Nugroho Eko Putranto, dr., SpJP., FIHA., selaku dosen asuh penulis
selama masa PPDS I Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, atas segala
bimbingan dan motivasi selama pendidikan.
8. Prof. Dr. Budi Susetyo Juwono (Alm), dr., SpJP (K)., FIHA dan Jatno
Karjono (alm), dr., SpJP (K)., FIHA atas bimbingan, bantuan dan keteladanan
yang diberikan selama masa hidup beliau selama pendidikan.
9. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah FK Unair : Prof. Dr. Budi S. Pikir, dr., SpJP (K)., Prof. Dr. Rochmad
Romdoni, dr., SpJP (K)., Jeffrey D. Adipranoto, dr., SpJP (K)., RP.
Soeharsohadi, dr., SpJP (K)., Iswanto Pratanu, dr., SpJP (K)., Dyah Priyatini,
dr., SpJP (K)., Esti Hindariati, dr., SpJP (K)., Budi Baktijasa, dr., SpJP (K)., I
Gde Rurus Suryawan, dr., SpJP (K)., Bambang Herwanto, dr., SpJP (K).,
Achmad Lefi, dr., SpJP (K)., Yudi Her Oktaviono, dr., SpJP (K)., Moh.
Budiarto, dr., SpJP., M. Yusuf., dr., SpJP., Meity Ardiana, dr., SpJP., Rerdin
Julario, dr., SpJP., Rosi Amrilla F, dr., SpJP. dan Nia Dyah Rahmianti, dr.,
SpJP. atas segala bimbingan, bantuan dan semangat yang diberikan selama
pendidikan.
10. Kepala Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam, Kepala Bagian/SMF Ilmu
Penyakit Paru, Kepala Bagian/SMF Radiologi, Kepala Bagian/SMF
Rehabilitas Medik, dan Kepala Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak beserta
staf pengajar atas kesempatan belajar serta segala bimbingannya selama
pendidikan.
11. Kepala Ruangan Rawat Inap, Poliklinik Jantung, ICCU, IDIK, IRD dan
Ekokardiografi beserta seluruh staf paramedis RSUD Dr. Soetomo Surabaya
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
viii
dan karyawan bagian Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair
atas segala bimbingan, kerjasama, motivasi dan bantuannya selama
pendidikan.
12. Seluruh pasien yang telah dirawat maupun responden penelitian atas
ketulusan dan kerjasamanya, sekaligus menjadi guru bagi penulis selama
pendidikan.
13. Rekan – rekan seangkatan : Wisnu Sakulat.dr, Sp.JP, Indah S.P.dr, Sp.JP,
Janeline.dr, Sp.JP, Widorini.dr, Sp.JP dan Amelia Arindanie. dr, atas
kerjasama, dukungan, motivasi dan semangat selama pendidikan.
14. Rekan – rekan seperjuangan dalam ujian tulis nasional (CBT Maret 2016):
Irma Kartikasari.dr, Susetyo Admojo.dr, Faizal Amir.dr, Luh Oliva S.dr,
Feranti M.dr, atas segala bantuan, dukungan dan kerjasamanya.
15. Rekan – rekan PPDS-1 stase Ekokardiografi yang turut memberikan
dukungan dalam penyelesaian penelitian ini atas jerih payah, kerjasama dan
dukungan yang diberikan
16. Rekan – rekan PPDS – 1 Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK
Unair atas segala kerjasama, bantuan, semangat selama pendidikan.
17. Suami penulis, Mukhlison Effendi. M.Ag serta kedua buah hati penulis,
Saniya Qonita Mefnanda dan Hibatullah Mutsla Mefnanda atas segala
pengertian, dukungan, kesabaran, pengorbanan, serta doa yang tidak henti –
hentinya diberikan selama menempuh pendidikan.
18. Orang tua penulis, Bapak Sumadi,A.Ma.Pd dan Ibu Murtini, mertua penulis
Bapak Sobikoen,BA dan Ibu Umi Nasikah, serta kakak-adik saya Ririn
Imaningtyas, S.Pd, Ervin Trisanto,S.P dan Novan Agus Wibowo,Amd.Kep.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
ix
dengan penuh kasih sayang dan perhatian mendoakan dan memberikan
dukungan, motivasi, dan bantuannya selama menempuh pendidikan.
19. H. Soeharto selaku Bupati Trenggalek saat penulis memulai pendidikan atas
ijin dan dukungan sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan di bagian
Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair.
20. Agus Hardjono, dr., Sp.PD selaku Plt. direktur RSUD dr Soedomo
Trenggalek, Sardjono Baskoro, dr., MSi selaku direktur RSUD dr Soedomo
Trenggalek, Noto Budiyanto, dr., MM selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Trenggalek dan Joko Susilo, dr., Sp.P selaku Ketua IDI Cabang
Trenggalek saat penulis memulai pendidikan atas ijin, dukungan dan
semangat sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan di bagian Ilmu
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair.
21. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu – persatu, yang turut membantu
dan mendukung penulis selama menjalani pendidikan.
Penulis menyadari bahwa karya akhir ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu diharapkan sumbang saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan
di masa mendatang. Saya berharap karya akhir ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Tidak lupa penulis
memohon maaf yang sebesar – besarnya kepada semua pihak atas segala
kekurangan dan kesalahan yang dilakukan selama menjalani pendidikan.
Surabaya, 27 Juli 2016
Penulis,
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
x
RINGKASAN
Hubungan Peningkatan Carotid Intima-Media Thickness (CIMT)
Dan Kejadian Kardiovaskular
Pada Penderita Dengan Faktor Risiko Kardiovaskular Sedang
Rina Mawarti J Nugroho Eko Putranto
Djoko Soemantri
Aterosklerosis adalah suatu kondisi dimana terjadi penyempitan atau kekakuan arteri karena adanya penumpukan plak berlebihan di sekitar dinding arteri. Aterosklerosis merupakan penyebab utama CVD. Identifikasi aterosklerosis subklinis (Framingham Risk Score 10-20%) akan memberikan manfaat untuk mencegah kejadian CVD di masa mendatang. CIMT adalah pengukuran ketebalan intima-media arteri karotis dengan ultrasonografi B-mode, merupakan teknik pemeriksaan non-invasif, dan bersifat sensitif. Bermanfaat untuk identifikasi dan kuantifikasi CVD subklinis dan untuk mengevaluasi risiko CVD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan CIMT dengan kejadian kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang, yang dilakukan di Poliklinik Jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya selama bulan Februari 2016 – April 2016 pada populasi penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang. Dari 86 subjek yang memiliki hasil pemeriksaan CIMT awal, 8 subjek kami keluarkan karena meninggal, 10 subjek sedang dirawat di Rumah sakit lain, 40 subjek tidak bisa dihubungi sehingga didapatkan 28 subjek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Nilai CIMT pemeriksaan awal diperoleh dari data sekunder catatan medik penderita pada tahun 2010. Nilai CIMT merupakan rerata dari nilai CIMT mean pada 12 area pengukuran. Kejadian kardiovaskular berdasarkan definisi Framingham Heart Study.
Penelitian ini melakukan penilaian CIMT pada 28 subjek rerata jeda waktu penilaian CIMT dilakukan 71,60 ± 1,13 bulan (69 - 73 bulan). Dari penilaian CIMT yang berbeda waktu ini diharapkan dapat menggambarkan peningkatan proses aterosklerosis yang terjadi pada subjek dengan faktor risiko kardiovaskular sedang. Didapatkan rerata peningkatan CIMT mean 0,086 ± 0,1129 mm (-0,110 sampai 0,256 mm) dan rerata peningkatan CIMT max 0,144 ± 0,1126 mm (-0,012 sampai 0,395 mm). Menggunakan uji T berpasangan didapatkan peningkatan bermakna dengan p < 0,0001, Confidence Interval 95%, baik berdasarkan dari CIMT mean maupun CIMT max. Analisis menggunakan regresi logistik didapatkan peningkatan CIMT mean berhubungan terhadap kejadian kardiovaskular (p = 0,016) (p ≤ 0,05) . Analisis faktor risiko peningkatan CIMT yaitu Diabetes Melitus, dislipidemia dan merokok tidak bermakna terhadap kejadian kardiovaskular.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT pemeriksaan ulang pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang. Terdapat hubungan peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang. Penelitian dan bukti – bukti lebih lanjut diperlukan untuk memperkuat hasil penelitian ini.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
xi
ABSTRAK
Hubungan Peningkatan Carotid Intima-Media Thickness (CIMT)
Dan Kejadian Kardiovaskular
Pada Penderita Dengan Faktor Risiko Kardiovaskular Sedang
Rina Mawarti J Nugroho Eko Putranto
Djoko Soemantri
Latar Belakang : Penyakit kardiovaskular klinis (CVD) umumnya terjadi ketika aterosklerosis berlangsung. Pengukuran ketebalan intima-media karotid (CIMT) dengan B-mode ultrasound adalah teknik non-invasif, sensitif untuk mengidentifikasi dan mengukur penyakit vaskular subklinis dan untuk mengevaluasi kejadian kardiovaskular. Mengukur CIMT dan mengidentifikasi plak karotid dapat berguna untuk penilaian penyakit kardiovaskular pada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular sedang (10% -20% risiko 10-tahun terjadi infark miokard atau penyakit jantung koroner, kematian yang akibat penyakit jantung koroner penyakit, kejadian serebrovaskular, penyakit arteri perifer atau gagal jantung). Peningkatan CIMT dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular. Tujuan : untuk menganalisis hubungan antara peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular pada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular sedang. Metode : Penelitian ini menggunakan desain longitudinal kohort retrospektif yang dilakukan di poli klinik rawat jalan RSUD Dr. Soetomo Surabaya dari Februari 2016 sampai April 2016. Dari 86 subjek yang telah dilakukan pemeriksaan CIMT tahun 2010, didapatkan 28 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. CIMT pemeriksaan ulang diukur dengan B-mode ultrasound dengan hasil rerata CIMT mean dan rerata CIMT max menggunakan semi-outomatic. Korelasi uji T berpasangan digunakan untuk menguji peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT pemeriksaan ulang, uji regresi logistik digunakan untuk menguji hubungan antara peningkatan CIMT dengan kejadian kardiovaskular. Hasil : Kami periksa CIMT dalam waktu jeda 71,6 ± 1,13 bulan pada 28 subjek dengan rerata FRS 16,25 ± 1,91%. Hasil menunjukkan peningkatan CIMT maen
0.079 ± 0.104 mm (<0,0001), CIMT max 0137 ± 0,1150 (<0,0001). Terdapat hubungan antara peningkatan CIMT dengan kejadian kardiovaskular (CIMT mean, p = 0,016, CI 95%, OR 0,0001 (0,0001 - 0044); (CIMT max, p = 0,012, OR 0,0001 (0,0001 - 0035). Kesimpulan : Terdapat peningkatan antara CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT pemeriksaan ulang pada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular sedang. Terdapat hubungan antara peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular pada pasien dengan faktor risiko kardiovaskular sedang. Kata kunci : peningkatan CIMT, faktor risiko kardiovaskular moderat, kejadian
kardiovaskular.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
xii
ABSTRACT
Correlation Increasing Carotid Intima-Media Thickness (CIMT)
And Cardiovascular Events
In Patient with Moderate Cardiovascular Risk Factor
Rina Mawarti J Nugroho Eko Putranto
Djoko Soemantri
Background : Clinical cardiovascular disease (CVD) events generally occur when atherosclerosis progresses. Measurement of carotid intima-media thickness (CIMT) with B-mode ultrasound is a noninvasive, sensitive, and reproducible technique for identifying and quantifying subclinical vascular disease and for evaluating CVD event. Measuring CIMT and identifying carotid plaque can be useful for refining CVD risk assessment in patients at intermediate CVD risk (ie, patients with a 10%-20% 10-year risk of myocardial infarction or coronary heart disease death who do not have established coronary heart disease or coronary disease risk equivalent conditions). Increased CIMT is associated with an increased risk of cardiovascular and cerebrovascular diseases. Objective : to analyze the correlation between increasing CIMT and cardio vascular events in patients with moderate cardiovascular risk factor. Methods : This study was an analytic observasional study using longitudinal cohort retrospektif design which conducted at cardiovascular outpatient clinic Dr. Soetomo General Hospital Surabaya from February 2016 until April 2016. This study population include 86 participating in the 2010 enrolled 28 patients included inclusion and exclusion criteria. CIMT re-examined was measured by B-mode ultrasound with result average mean CIMT and average max CIMT use semi-outomatic. Paired T test correlation is used to examine increased between CIMT baseline with CIMT re-examined, regression logistic is used to examine correlation between increased CIMT with CVD. Results: We examined increased CIMT over 71,6 ± 1,13 month among 28 subjects with mean FRS 16,25 ± 1,91 %. The results showed increased CIMT mean 0,079 ± 0,104 mm (<0,0001), CIMT max 0,137 ± 0,1150 (<0,0001). There is associations between increasing CIMT with incident CVD event ( CIMT mean, p = 0,016, CI 95%, OR 0,0001 (0,0001 – 0,044); (CIMT max, p = 0,012, OR 0,0001 (0,0001 – 0,035). Summary: There is increasing between CIMT baseline with CIMT re-examination in patient with moderate cardiovascular risk factor. There is correlation between increasing CIMT and cardiovascular events in patient with moderate cardiovascular risk factor.
Keywords: increased CIMT, moderate cardiovascular risk factor, cardiovascular events.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM
PRASYARAT GELAR............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
PERNYATAAN.....................................................................................................iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN.........................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
RINGKASAN..........................................................................................................x
ABSTRAK..............................................................................................................xi
ABSTRACT...........................................................................................................xii
DAFTAR ISI........................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xvi
DAFTAR TABEL................................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xviii
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................xix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................7
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Aterosklerosis
2.1.1 Definisi dan proses aterosklerosis........................................9
2.1.2 Skrining Pada Aterosklerosis .............................................11
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
xiv
2.2 Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) ..........................12
2.2.1 Definisi................................................................................12
2.2.2 Manfaat pemeriksaan CIMT...............................................13
2.2.3 Metode Pemeriksaan ..........................................................15
2.2.4 Interpretasi Hasil Pengukuran CIMT..................................16
2.2.5 Studi klinis yang terkait dengan pengukuran CIMT...........19
2.2.6 Studi klinis yang terkait dengan peningkatan CIMT..........20
2.2.7 Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan CIMT................23
2.3 Manifestasi klinis proses aterosklerosis.........................................24
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual.....................................................................27
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual…...............................................28
3.3 Hipotesis Penelitian .......................................................................29
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Desain Penelitian............................................................30
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian........................................................30
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian.....................................................30
4.3.1 Populasi Penelitian ...............................................................30
4. 3.2 Sampel Penelitian ................................................................30
4.3.3Cara Pengambilan Sampel.....................................................31
4.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi.................................................31
4.3.5 Perhitungan Estimasi Minimal Besar Sampel.......................32
4.4 Variabel Penelitian.........................................................................32
4.5 Alat dan Bahan Penelitian..............................................................32
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
xv
4.6 Definisi Operasional......................................................................33
4.7 Alur Penelitian...............................................................................35
4.8 Prosedur Penelitian........................................................................36
4.9 Pengolahan dan Analisis Data
4.9.1 Pengolahan Data................................................................36
4.9.2 Analisis Data......................................................................36
4.10 Ethical Clearance............................................................................37
BAB 5 HASIL PENELITIAN...............................................................................38
5.1 Karakteristik subjek penelitian.................................................38
5.2 Penilaian CIMT........................................................................41
5.3 Nilai Kejadian Kardiovaskular.................................................42
5.4Nilai Pemeriksaan CIMT...........................................................43
5.5Analisis Peningkatan CIMT......................................................43
5.6 Analisis bivariate faktor risiko dengan kejadian kardiovaskular
........................................................................................................44
5.7. Hubungan Peningkatan CIMT mean dengan Kejadian
Kardiovaskular...............................................................................44
5.8 Hubungan Peningkatan CIMT max dengan Kejadian
Kardiovaskular...............................................................................45
5.9 Hubungan faktor risiko dengan kejadian kardiovaskular.........45
BAB 6 PEMBAHASAN........................................................................................46
6.1 Penilaian CIMT........................................................................46
6.2 Hubungan Peningkatan CIMT dan Kejadian Kardiovaskular
........................................................................................................47
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................51
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................52
LAMPIRAN...........................................................................................................58
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
xvi
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Posisi pengukuran CIMT...............................................................16
Gambar 2.2 Pengukuran CIMT ("double-line" sign) ........................................19
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian....................................................28
Gambar 4.1 Alur Penelitian…………………………........................................35
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1.1 Karakteristik Demografi Subjek Penelitian..................................39
Tabel 5.1.2 Karakteristik Klinis Subjek Penelitian .........................................40
Tabel 5.1.3 Karakteristik Klinis Subjek Penelitian .........................................41
Tabel 5.2 Nilai CIMT pemeriksaan awal dan CIMT pemeriksaan ulang ….42
Tabel 5.3 Nilai kejadian penyakit Kardiovaskular.........................................42
Tabel 5.4 Nilai peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT
pemeriksaan ulang.................................................................................................43
Tabel 5.5 Analisis peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT
pemeriksaan ulang..................................................................................................44
Tabel 5.6 Analisis bivariate faktor risiko dengan kejadian kardiovaskular.
................................................................................................................................44
Tabel 5.7 Analisis hubungan peningkatan CIMT mean dengan kejadian
kardiovaskular........................................................................................................44
Tabel 5.8 Analisis hubungan peningkatan CIMT max dengan kejadian
kardiovaskular........................................................................................................45
Tabel 5.9 Analisis hubungan faktor risiko dengan kejadian
kardiovaskular…………………............................................................................45
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Lembar Informasi dan Persetujuan Penderita....................................58
Lampiran 2. Pernyataan Persetujuan Mengikuti Penelitian...................................60
Lampiran 3. Lembar Pengumpulan Data Subjek Penelitian..................................61
Lampiran 4. Hasil analisis Statistika SPSS Window Version 20.0.......................65
Lampiran 5. Keterangan Kelaikan Etik..................................................................77
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
xix
DAFTAR SINGKATAN
ABI Indeks Ankle-Brachial
AoIMT Aorta Intima-Media Thickness
ARIC Atherosclerosis Risk in Communities
ASE American Society of Echocardiography
CAC Coronary Artery Calcium
CAD Coronary Artery Disease
CCA Common Carotid Artery
CHS Cardiovascular Heart Study
CI Confiden Interval
CIMT Carotid Intima-Media Thickness
CRP C-Reaktif Protein
CVD Cardiovascular Disease
EBCT Electron Beam Computerized Tomography
ECA External Carotid artery
ESRD End State Renal Disease
FSR Framingham Skor Risiko
HDL High-density lipoprotein
HI Hazard Ratio
ICA Internal Carotid Artery
IMT Indek Masa Tubuh
JUPITER Justification for the Use of Statins in Primary Prevention:
An Intervention Trial Evaluating Rosuvastatin
LDL Low-density lipoprotein
MESA Multi-Ethnic Study of Atherosclerosis
MI Myocardial Infarction
MRI Magnetic Resonance Imaging
PAD Periferal Artery Disease
SMC Smooth Muscle Cells
TIA Transient Ischemic Attack
USG Ultrasonography
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular (Cardiovascular Disease, CVD) masih
merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia, dimana 17,3 juta kematian
per tahun disebabkan CVD, diperkirakan akan meningkat lebih dari 23,6 juta pada
tahun 2030. Pada tahun 2008, kematian kardiovaskular mewakili 30% dari semua
kematian global, yang mana 80% terjadi di negara-negara berkembang. Bila di
negara maju seperti Amerika didapatkan data 2.150 orang meninggal setiap hari,
atau satu orang meninggal setiap 40 detik karena CVD, 85.600.000 hidup dengan
CVD, dengan pengeluaran negara mencapai $ 320.100.000.000. Sedangkan di
negara berkembang seperti Indonesia didapatkan data prevalensi penyakit jantung
koroner tahun 2013 berdasarkan diagnosis dokter sebesar 0,5% atau diperkirakan
sekitar 883.447 orang, dan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1,5% atau
diperkirakan sekitar 2.650.340 orang. Stroke menempati tingkat kedua penyebab
kematian, mencapai 11,13% dari total kematian di seluruh dunia. Pada tahun
2010, prevalensi stroke di seluruh dunia mencapai 33 juta. Dari tahun 2001
sampai 2011, kematian yang disebabkan stroke relatif menurun dari 35,1%
menjadi 21,2%. Namun setiap tahun, 795.000 orang terus mengalami stroke baru
atau berulang (iskemik atau hemoragik). Sekitar 610.000 ini merupakan stroke
serangan pertama dan 185.000 adalah stroke berulang. Pada tahun 2011, stroke
menyebabkan 1 dari 20 kematian di Amerika Serikat, sedangkan di Eropa stroke
diperkirakan meningkat dari 1,1 juta pada tahun 2000 menjadi 1,5 juta per tahun
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
2
pada tahun 2025, yang menyebabkan peningkatan anggaran untuk perawatan
penderita stroke. Prevalensi stroke di Asia juga mengalami peningkatan yang
disebabkan meningkatnya penderita dengan faktor risiko kardiovaskular. Di India
stroke diderita 44-843 / 100.000 penduduk, sedangkan di Bangladesh 500-
2000/100.000 penduduk. Jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia tahun
2013 berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (Nakes) diperkirakan sebanyak
1.236.825 orang (7,0 ‰), sedangkan berdasarkan diagnosis Nakes/gejala
diperkirakan sebanyak 2.137.941 orang (12,1‰). (Dariush et al, 2015,
Kameshwar P et al, 2012, RISKESDAS, 2013).
Aterosklerosis adalah suatu kondisi dimana terjadi penyempitan atau
kekakuan arteri karena adanya penumpukan plak berlebihan di sekitar dinding
arteri. Aterosklerosis merupakan penyebab utama CVD termasuk infark miokard
(Myocardial Infarction, MI), stroke, gagal jantung, dan penyakit arteri perifer.
Aterosklerosis terjadi di lapisan intima arteri berukuran sedang atau besar,
terutama di daerah bifurkasio. Hal ini dipengaruhi oleh adanya perubahan aliran
darah, karena daerah tersebut terkena pergeseran tegangan yang mengakibatkan
kerusakan sel endotel. Sedangkan aterosklerosis yang berkembang di lapisan
adventitia ditandai oleh infiltrasi sel limfosit (Campbell et al, 2012, Gimbrone et
al, 2000, Johan Frostegard, 2013).
Proses aterosklerosis dimulai pada masa kecil dan berlanjutan dalam
beberapa dekade. CVD yang disertai gejala klinis, umumnya terjadi ketika
aterosklerosis berkembang menjadi penyakit disebabkan aliran darah yang
terbatas, menyebabkan iskemia atau ketika terbentuk trombus pada plak akibat
ruptur atau erosion. Meskipun tidak semua individu dengan plak aterosklerosis
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
3
akan terjadi CVD secara klinis, semakin besar derajat aterosklerosis subklinis,
semakin besar risiko kejadian CVD di masa mendatang. Oleh karena itu,
identifikasi aterosklerosis subklinis akan memberikan manfaat untuk mencegah
kejadian CVD di masa mendatang. (Adam et al, 2006).
Perkembangan dalam beberapa tahun terakhir, berbagai usaha preventif
dilakukan guna meningkatkan manajemen faktor risiko CVD. Diantaranya adalah
mengurangi risiko pada populasi sehat, identifikasi awal pada individu risiko
tinggi. Diharapkan dengan usaha preventif ini, dapat menurunkan biaya perawatan
CVD. Alat bantu untuk identifikasi individu risiko tinggi tanpa gejala bisa dengan
menggunakan skor risiko Framingham, skor risiko multifaktor berdasarkan faktor-
faktor risiko tradisional seperti hipertensi, diabetes mellitus, hiperkolesterolemia,
usia dan merokok, dengan menggunakan penanda risiko seperti scoring kalsium
arteri koroner, Indeks Ankle-Brachial (ABI), C-Reaktif Protein (CRP) dan
ultrasonografi (USG) karotis untuk mengukur ketebalan intima-media arteri
karotis (Carotid Intima-Media Thickness, CIMT) (Christine et al, 2012).
CIMT adalah pengukuran ketebalan intima-media arteri karotis dengan
ultrasonografi B-mode, merupakan teknik pemeriksaan non-invasif, dan bersifat
sensitif. Bermanfaat untuk identifikasi dan kuantifikasi CVD subklinis dan untuk
mengevaluasi risiko CVD. CIMT sebagai petanda awal adanya aterosklerosis,
terbukti berhubungan dengan faktor risiko kardiovaskular, CVD, dan
aterosklerosis yang terjadi di arteri perifer dan koroner (Antonio et al, 2001).
Mengukur CIMT dan identifikasi plak karotis dapat berguna untuk
menyeleksi individu dengan risiko kardiovaskular menengah, yaitu penderita
dengan 10% - 20% risiko 10-tahun terjadinya infark miokard atau kematian yang
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
4
disebabkan penyakit jantung koroner. Selain itu CIMT juga dipertimbangkan
untuk penderita riwayat keluarga CVD dini, individu usia lebih muda dari 60
tahun dengan kelainan faktor risiko tunggal dengan abnormalitas berat misalnya
pada dislipidemia genetik, wanita berusia lebih muda dari 60 tahun dengan dua
faktor risiko CVD. CIMT dapat dipertimbangkan jika tingkat agresivitas terapi
tidak pasti, juga dapat memberi informasi tambahan tentang beban penyakit
vaskular subklinis atau risiko CVD masa mendatang (Stein et al, 2008).
Hasil data pengukuran CIMT dan skrining adanya plak bermanfaat untuk
merubah perilaku penderita dan bagi dokter bermanfaat untuk meningkatkan
strategi pencegahan guna mengurangi risiko kardiovaskular. Pengukuran CIMT
mengikuti protokol dari studi epidemiologi besar, studi Atherosclerosis Risk in
Communities (ARIC) yang dilaporkan dengan memakai nilai persentil yang
disesuaikan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan ras / etnis (Stein et al, 2008).
Studi epidemiologi dan uji klinis telah menunjukkan bahwa CIMT dapat
mengidentifikasi terjadinya CVD, perkembangan dan regresi dari aterosklerosis.
Studi otopsi menunjukkan hubungan langsung antara histologis karotis dan
aterosklerosis di koroner. Namun secara klinis pengukuran ini masih jarang
diterapkan. Program skrining kesehatan pembuluh darah di Medison, Amerika
tahun 2006 merupakan contoh keberhasilan penggunaan CIMT dalam klinis.
Program ini dimodifikasi dengan penggunaan usia vaskular untuk prediksi risiko
CVD (Adam, 2006). Sedangkan dari studi Rotterdam didapatkan hasil bahwa
dengan menambahkan CIMT untuk faktor risiko penyakit jantung koroner dan
penyakit serebrovaskular tidak menghasilkan peningkatan nilai prediktif bila
digunakan sebagai alat skrining ( Antonio et al, 2001)
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
5
Pada beberapa studi prospektif yang melibatkan 1.000 individu
asimtomatik diperiksa CIMT dan risiko CVD. Didapatkan hasil bahwa CIMT
bermakna dikaitkan dengan risiko infark miokard, stroke, kematian akibat
penyakit jantung koroner, atau kombinasi keduanya. Sebagian besar dari
penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa CIMT mampu memprediksi
kejadian kardiovaskular di masa mendatang. CIMT dapat merupakan faktor risiko
tradisional independen. Pada studi yang lain juga menunjukkan hasil yang sama,
yang mana adanya plak karotis memberikan prediksi yang lebih besar kejadian
kardiovaskular (Stein et al, 2008).
Hasil pengukuran peningkatan CIMT dapat digunakan sebagai prediksi
kejadian CVD dimasa mendatang pada penderita usia menengah dan dewasa tua
yang tanpa disertai gejala. Dari hasil pemeriksaan selama 2.4 tahun, didapatkan
hasil peningkatan CIMT signifikan terkait dengan faktor risiko tradisional lain
yang mana bermanfaat untuk preventif dan intervensi CVD (Quoc et al, 2011).
Peningkatan CIMT memiliki implikasi klinis untuk manajemen yang tepat dalam
memprediksi faktor risiko pada penderita diabetes tipe 2 (Bosevski M,
Stojanovska, 2015).
Sebuah meta-analisis besar, yang dilakukan oleh Lorenz dan kawan pada
tahun 2012, menggunakan data penderita dari 16 penelitian yang melibatkan
36.984 peserta untuk menguji hubungan antara peningkatan CIMT (yang
diobservasi selama 2 sampai 7 tahun) dan kejadian CVD pertama (infark miokard,
stroke atau kematian vaskular) didapatkan hasil tidak menemukan hubungan yang
signifikan secara statistik antara peningkatan CIMT dan risiko kejadian CVD pada
populasi umum, meskipun didapatkan hubungan signifikan pengukuran CIMT
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
6
tunggal dan penyakit kardiovaskular. Hal ini menimbulkan pertanyaan atas
penggunaan peningkatan CIMT sebagai penanda pengganti CVD dalam praktis
klinis. (Lorenz et al, 2012).
Masih kontroversi pendapat tentang penggunaan CIMT sebagai penanda
risiko CVD dalam praktek klinis. Meskipun ada beberapa bukti bahwa CIMT
dapat memprediksi kejadian kardiovaskular pada individu asimtomatik risiko
tinggi, namun bukti tersebut masih terbatas pada penelitian. Pada tahun 2010,
ACCF / AHA menerbitkan pedoman untuk penilaian risiko kardiovaskular pada
individu asimtomatik. Disebutkan bahwa CIMT dianjurkan diukur untuk
keperluan membantu klasifikasi risiko kardiovaskular pada orang dewasa
asimtomatik berisiko menengah (Christine et al, 2012). Berdasarkan hal tersebut,
sehingga peneliti bermaksud untuk meneliti hubungan peningkatan CIMT dan
kejadian kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular
sedang, sehingga dapat bermanfaat untuk pencegahan awal kejadian
kardiovaskular dalam praktek klinis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT
pemeriksaan ulang pada penderita dengan risiko kardiovaskular sedang ?
2. Apakah terdapat hubungan peningkatan CIMT dan kejadian
kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular
sedang ?
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
7
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menganalisis hubungan peningkatan CIMT dan kejadian
kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisis peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT
pemeriksaan ulang pada penderita dengan faktor risiko
kardiovaskular sedang.
2. Menganalisis hubungan peningkatan CIMT mean dan kejadian
kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular
sedang.
3. Menganalisis hubungan peningkatan CIMT max dan kejadian
kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular
sedang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah dasar pengetahuan dan pemahaman tentang hubungan
peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular pada penderita dengan faktor
risiko kardiovaskular sedang.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Meningkatkan pengetahuan manfaat pemeriksaan CIMT dalam
praktek klinis.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
8
2. Meningkatkan pengetahuan untuk penatalaksanaan yang sesuai
dan tepat pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular
sedang yang didapatkan peningkatan CIMT sehingga dapat
mencegah kejadian kardiovaskular.
3. Meningkatkan pengetahuan untuk edukasi pada penderita dengan
faktor risiko kardiovaskular sedang yang didapatkan peningkatan
CIMT.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aterosklerosis
2.1.1 Definisi dan proses aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan proses inflamasi kronik komplek, bersifat
sistemik pada sistem sirkulasi, berhubungan dengan elastisitas pembuluh darah,
dapat mengenai seluruh pembuluh darah dan mendasari terjadinya serangan
jantung dan stroke (iskemia). Pembuluh darah yang sering terkena yaitu pembuluh
darah besar (arteri aorta, karotis dan iliaka), serta pembuluh darah sedang (arteri
koroner dan poplitea) (Enrico, 2015). Penyebab pasti dari aterosklerosis itu sendiri
belum diketahui. Namun, penelitian menunjukkan bahwa aterosklerosis diawali
adanya jejas pada endotel, yang menyebabkan perubahan pada dinding arteri,
sehingga menimbulkan penebalan dan kekakuan tunika intima dan tunika media
pembuluh darah (Elin et al, 2015).
Istilah Aterosklerosis berasal dari kata Yunani sclerosis yang berarti
pengerasan dan athere yang berarti akumulasi (lipid) (Turunen, 1999).
Aterosklerosis secara morfologi diawali adanya fatty streak yang terdiri dari
akumulasi makrofag berisi droplet lipid atau foam cells di tunika intima dan akan
tampak sebagai kerak berwarna kekuningan. Selanjutnya terbentuk plak fibrous
terdiri dari makrofrag (foam cells) dan matrik ekstraseluler berupa akumulasi sel
otot polos sehingga tunika intima menjadi tebal. Kemudian terbentuk lesi
komplek yang merupakan akumulasi plak terdiri dari lemak, sel inflamasi,
jaringan fibrous, jaringan hematom dan jaringan trombotik (Enrico et al, 2015).
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
10
Berdasarkan gambaran histologis lesi aterosklerosis diklasifikasikan ke
dalam enam jenis. Tipe I berisi aterogenik lipoprotein dan infiltrat mononuklear
leukosit. Tunika intima membuat perubahan adaptif seperti penebalan. Tipe II
memiliki lapisan makrofag atau sel busa dengan SMC (Smooth Muscle Cells)
infiltrasi dari tunika media ke intima. Gross lession tampak sebagai fatty streak
yang unik. Tipe III adalah perantara tipe II dan IV, dengan butiran lipid atau
partikel yang tersebar di MSC. Lesi tipe IV ditandai dengan atherom khas yang
mengandung inti terdiri lipid ekstraseluler besar dan tumbuh menjadi lesi
aterosklerotik. Lesi tipe V merupakan aterom dengan selaput lipid ekstraseluler
besar dan berkembang menjadi jaringan fibrosa. Ada peningkatan kolagen dan
SMC. Jenis lesi V diklasifikasikan menjadi subtype Vb dan Vc. Vb ditandai
dengan lesi terutama kalsifikasi, sedangkan Type Vc berisi lebih banyak jaringan
fibrosa ikat, sedikit lemak dan tidak ada kalsium. Lesi tipe VI plak aterosklerosis
yang ruptur dengan pembentukan fisura atau hematoma di lumen arteri, inti lipid
trombogenik selanjutnya terjadi trombosis karena agregasi platelet. Adanya
keterlibatan katekolamin akan memperburuk aterosklerosis yaitu menimbulkan
jejas dan meningkatkan permeabilitas endothelium vaskular. Sistem renin-
angiotensin (RAS) memainkan peran penting dalam inisiasi dan perkembangan
atherosclerosis, sehingga berkontribusi terjadinya penyakit kardiovaskular.
Angiotensin II, zat utama dalam RAS, merangsang aterosklerosis melalui
berbagai mekanisme seperti disfungsi endotel dan proliferasi sel inflamasi (Bauch
et al, 1987, Belhassen et al, 2002, Enrico et al, 2015, Masataka, Daiju, 2010).
Aterosklerosis pada arteri lebih sering terjadi pada populasi lanjut usia.
Menurut survei epidemiologi yang dilaporkan oleh Weerd dan kawan tahun 2010,
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
11
5% dari perempuan dan 12% pria di atas usia 80 didapatkan stenosis arteri karotis
dengan pengurangan diameter antara 50% dan 70% (asimptomatik sedang), dan
1% hingga 3% didapatkan stenosis berat (pengurangan diameter ≥70%) (M. de
Weerd et al, 2010).
Aterosklerosis di arteri karotid menimbulkan risiko besar penyakit
serebrovaskular. Pada penderita dengan asimptomatik sampai stenosis moderat,
0,35% sampai 1,3% akan menjadi stroke iskemik (Den Hartog, 2013). Sekitar
20% dari stroke iskemik berasal dari plak karotis (Petty et al, 1999).
2.1.2 Skrining Pada Aterosklerosis
Faktor risiko kardiovaskular merupakan keadaan yang terkait dengan
peningkatan risiko CVD. Pada individu yang memiliki faktor risiko tertentu, akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya CVD. Bermacam faktor risiko telah
diidentifikasikan terhadap perkembangan dan peningkatan proses aterosklerosis.
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi meliputi usia, jenis kelamin dan
riwayat penyakit keluarga. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi
meliputi hipertensi, diabetes militus, dislipidemia, kebiasaan merokok, obesitas
dan inaktifitas fisik. Faktor risiko tradisional berperan 50% terhadap
berkembangnya aterosklerosis. Beberapa faktor resiko, yang saat ini digunakan
untuk skrining aterosklerosis, selain faktor risiko tradisional, pemeriksaan LDL
(Low-density lipoprotein), HDL (High-density lipoprotein) dan CRP dapat
digunakan untuk skrining proses aterosklerosis (S Bartels et al, 2012).
Selain itu, skrining untuk aterosklerosis dapat dilakukan dengan metode
pencitraan struktur atau fungsi arteri. Diantara metode pencitraan struktur arteri,
yaitu pengukuran CIMT dan plak dengan ultrasonografi. Sedangkan plak aorta
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
12
dan karotis dapat dinilai dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging), dan skor
kalsium koroner dengan EBCT (Electron Beam Computerized Tomography).
Vasoreaktivitas brakialis diukur dengan ultrasound, reaktivitas mikrovaskular
diukur dengan tonometri ujung jari. Pemeriksaan ini berguna untuk menilai fungsi
perkembangan sterosklerosis di arteri dalam kondisi subklinis (Ronen et al, 2010).
Dengan meningkatnya kejadian CVD pada populasi, diperlukan alat untuk
mengidentifikasi penderita berisiko tinggi dengan manifestasi penyakit subklinis,
sehingga bermanfaat untuk terapi lebih awal dan agresif. Angiografi merupakan
standar baku untuk mengetahui adanya stenosis atau oklusi pada pembuluh darah.
Namun untuk skrining proses aterosklerosis pada populasi umum, pemeriksaan ini
kurang dipilih karena bersifat invasif. Saat ini telah dikembangkan metode
pemeriksaan non invasif dengan menggunakan skor CAC (Coronary Artery
Calcium) dan CIMT (Jenzy, 2013, Seamus, 2012). Pemeriksaan CIMT merupakan
pemeriksaan yang dapat memfisualisasi proses aterosklerosis di pembuluh darah
arteri karotis. Dengan menggunakan ultrasonografi, pemeriksaan ini cukup baik
untuk menilai perubahan struktur dinding arteri. (S Bartels et al, 2012).
2.2 Carotid Intima-Media Thickness (CIMT)
2.2.1 Definisi
Carotid intima-media thickness (CIMT) adalah pemeriksaan patologi
ketebalan dinding arteri, yang merupakan lokasi terjadinya proses aterosklerosis.
Pemeriksaan ini tergolong non invasif, dengan menggunakan alat ultrasonografi
B-mode, yang pertama kali didiskripsikan oleh Pignoli dan kawan pada tahun
1986 (Den Hartog et al, 2013).
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
13
Pemeriksaan ultrasound dengan M-mode memiliki resolusi temporal
superior, dengan pengukuran hanya satu titik ketebalan, bukan segmental . Karena
penebalan dinding karotis yang tidak sama, sehingga nilai tunggal tanpa
mempertimbangkan wilayah yang lebih luas, sulit untuk mendapatkan hasil
pemeriksaan yang akurat yang mewakili perubahan arteri. Sehingga pengukuran
B-mode point-to-point dari beberapa segmen panjang dapat menggambarkan nilai
CIMT dengan presisi tinggi. Dengan pengukuran B-mode, rata-rata segmen yang
diukur 1 cm (Stein et al, 2008).
Konsensus American Society of Echocardiography (ASE) menyatakan
teknik baku untuk penilaian CIMT menggunakan pencitraan ultrasound dengan
transduser yang menghasilkan gelombang suara atau akustik. Ada dua jenis
transduser yang digunakan dalam pencitraan USG, Sector Phased-Array dan
Linear Phased-Array. Transduser Linear Phased-Array (versi A dan versi B)
memiliki keuntungan lebih dibanding Sector Phased-Array karena kualitas
gambar yang dihasilkan lebih bagus. Saat ini, transduser linier phased-array
dengan 7 MHz direkomendasikan untuk pemeriksaan arteri karotid (Ravi et al,
2014).
2.2.2 Manfaat pemeriksaan CIMT
CIMT merupakan pemeriksaan yang bisa cepat dikerjakan, tidak adanya
paparan radiasi, non invasif dengan harga yang terjangkau. Pemeriksaan dapat
dilakukan di unit USG rawat jalan dengan biaya yang lebih hemat dan waktu yang
lebih singkat. Pengukuran dapat dilakukan dengan bantuan perangkat lunak
otomatis sehingga lebih mudah. CIMT menggambarkan adanya stenosis minor
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
14
dan stenosis mayor, sesuai dengan awal dan akhir proses penyakit pembuluh
darah. CIMT dapat digunakan untuk menilai pada individu tanpa CVD dengan
hasil menggunakan protokol persentil yang dapat menggambarkan nilai normal,
tinggi atau rendah ( setelah disesuaikan berdasarkan usia dan jenis kelamin) (Stein
et al, 2004).
CIMT mempunyai nilai prognosis untuk memprediksi kejadian stroke dan
penyakit jantung koroner di waktu mendatang (Lorenz et al, 2007). Pemeriksaan
dilakukan pada individu yang mempunyai faktor risiko menengah, bermanfaat
untuk skrining proses aterosklerosis dini, sehingga dapat menurunkan angka
kejadian kardiovaskular. Dari berbagai studi klinis, pemeriksaan CIMT ini
berjalan paralel dengan faktor risiko tradisional aterosklerosis (Ana et al, 2013).
Hal ini meningkatkan penggunaan CIMT dalam studi patofisiologi dan studi
klinik, menggeser persepsi CIMT dari endpoint sekunder menjadi mewakili risiko
kejadian kardiovaskular (Lorenz et al, 2012) sehingga menunjukkan manfaat
untuk menilai faktor risiko berdasarkan proses patobiologi dinding pembuluh
darah (Lorenz et al 2015).
Penilaian ultrasonografi CIMT memiliki beberapa keuntungan dalam
praktek klinis dibanding pemeriksaan angiografi dalam hal mengamati perubahan
dan pengebangan aterosklerotik vaskular. CIMT dapat digunakan berulang kali
dan tidak ada efek samping pada penderita. CIMT merupakan teknik pemeriksaan
noninvasif, tanpa risiko diseksi, oklusi atau diseksi pada pembuluh darah. Dapat
mendeteksi aterosklerotik pada tahap awal yang tanpa disertai gejala (Hurst et al,
2007). CIMT dapat secara langsung memberi gambaran pembuluh darah,
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
15
memungkinkan untuk pengamatan dinding arteri, tempat sebenarnya terjadinya
aterosklerosis dibanding lumen pembuluh darah (Ravi, 2014).
American Society of Echocardiography (ASE) merekomendasikan kelas
IIa dengan Level of Evident B, penggunakan CIMT untuk penilaian risiko
kardiovaskular pada populasi dewasa asimtomatik risiko menengah, 10 % - 20 %
(10 tahun risiko CVD menurut Framingham Skor Risiko (FRS) ( Donald, 2010,
Tasneem et al, 2014) . Kondisi klinis lain bisa dipertimbangkan yaitu pada
individu riwayat keluarga CVD prematur (laki-laki < 55 tahun, wanita < 65
tahun), individu dengan usia < 60 tahun dengan satu faktor risiko yang disertai
kelainan klinis berat (misalnya, dislipidemia genetik), wanita usia < 60 tahun
dengan dua faktor risiko kardiovaskular. Konsensus Mannheim menyatakan
bahwa tidak perlu melakukan terapi terhadap hasil nilai CIMT atau memantau
nilai CIMT kecuali pada pupolasi tertentu (Diane et al, 2000, S Bartels et al,
2012).
2.2.3 Metode Pemeriksaan
Teknik pemeriksaan CIMT dengan menggunakan ultrasonografi B-mode,
dengan mengukur ketebalan komponen tunika intima dan tunika media pada
dinding arteri korotis, yang ditunjukkan sebagai pola garis dobel. (Estibaliz et al,
2010). Pengukuran dilakukan pada arteri karotis komunis, karena pada segmen ini
mempunyai reprodusibilitas dan kemampuan yang baik dalam memprediksi
kejadian kardiovaskular. Lokalisasi aterosklerosis ditentukan oleh kekuatan
hemodinamik, seperti shear stess dan tekanan, dan faktor lokal dan perbedaan
distribusi hemodinamik yang memicu berkembangnya IMT (Interna-Media
Thickness) di pembuluh darah karotis. (S Bartels et al, 2012).
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
16
Subyek yang akan dinilai dalam posisi terlentang, dengan leher diperpanjang
kondisi tengadah dan kepala berpaling ke sisi samping kontralateral di mana
pengukuran yang diambil, sehingga memungkinkan maksimal akses ke arteri
karotis. Pengukuran ditandai adanya kompleks intima-media yang dapat dilihat
pada kedua dinding dekat dan jauh dari arteri karotis, pada umumnya dilakukan
pada dinding jauh (far wall) lumen arteri karotis komunis. Pengukuran pada
dinding dekat (near wall) kurang mewakili anatomi CIMT. Pengukuran CIMT
direkomendasikan dilakukan pada akhir diastole (Christine et al, 2012).
Gambar 1. Posisi pengukuran CIMT
2.2.4 Interpretasi Hasil Pengukuran CIMT
Pengukuran CIMT di arteri karotis dapat dilakukan di tiga tempat.
Pertama di arteri karotis komunis (Common Carotid Artery, CCA), terletak paling
proksimal, merupakan segmen lurus sepanjang 1 cm dari arteri karotis sebelum
bifurkasi. Kedua, di bulbus karotis, merupakan pelebaran fokal bifurkasi,
memanjang kurang lebih 1 cm. Di bagian distal, bulbus terpisah menjadi arteri
karotis interna (Internal Carotid Artery, ICA), dan arteri karotis eksterna (External
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
17
Carotid artery, ECA). Pengukuran CIMT ketiga dapat dilakukan di bagian
proksimal arteri karotis interna sepanjang 1 cm. Pengukuran CIMT di arteri
karotis komunis sering disukai karena akses mudah dan hasil pengukuran lebih
baik. Dalam praktis, visualisasi dari bifurkasi karotis atau arteri karotis internal
lebih sulit daripada arteri karotis komunis. Howard dan kawan menemukan
korelasi moderat antara pengukuran CIMT diambil dari tempat yang berbeda pada
arteri karotis (Joseph et al, 2011).
Sebuah studi berbasis populasi untuk mengetahui hubungan CIMT di
berbagai tempat. Pemeriksaan di ICA secara signifikan lebih besar dibandingkan
dengan di bifurkasi atau di CCA. Didapatkan korelasi CIMT di CCA dengan
faktor risiko stroke. Sebaliknya, CIMT di bifurkasi, bersama-sama dengan plak
karotis, lebih langsung berhubungan dengan faktor-faktor risiko penyakit jantung
iskemik. Pemeriksaan CIMT di ICA berkorelasi lebih baik dengan faktor risiko
vaskular (Heather et al, 2007).
Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah pengukuran CIMT dilakukan
pada dinding yang bebas plak. Mengukur di daerah bebas plak tidak hanya mudah
tetapi juga meningkatkan akurasi pengukuran. Plak aterosklerosis didefinisikan
sebagai stuktur fokal dinding bagian dalam pembuluh darah dengan ketebalan ≥
0.5 mm (atau ≥ 50%) keseluruhan ketebalan intima-media, atau hasil pengukuran
CIMT yang ≥ 1.5 mm. Plak dapat dibedakan berdasarkan jumlah, ukuran,
iregularitas dan echodensitas (echolucent atau kalsifikasi) (Christine et al, 2012).
Seperti halnya pengukuran fisiologis lainnya, pengukuran CIMT rentan
terhadap variabilitas yang berbeda, termasuk jenis mesin ultrasound yang
digunakan, pengambil gambar dan pembaca pengukuran. Untuk menghindari hal
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
18
tersebut disarankan pengambilan gambar CIMT dilakukan oleh operator tunggal,
pengukuran dengan off line oleh operator yang berbeda. Salonen dan kawan
menemukan perbedaan pengamat mempunyai perbedaan 4%. Untuk mengurangi
variabilitas, ditetapkan protokol standar untuk pengukuran CIMT. Nilai absolute
CIMT tergantung pada lokasi pengukuran (segmen, dinding dekat atau jauh), alat
ultrasound yang digunakan dan sistem pembacaan off line yang digunakan
(tracing uatomatis atau manual). Dengan bantuan perangkat lunak otomatis dapat
memperkecil perbedaan pembacaan. Pada orang dewasa muda yang sehat, jarak
antara permukaan intima sampai perbatasan media-adventisia arteri karotis
komunis antara 0.6 – 0.7 mm (Christine et al, 2012).
Alternatif protokol membaca, berdasarkan nomogram dan hubungan
prediksi risiko dapat menggunakan teknik manual, yang telah disesuaikan usia
dan jenis kelamin. Interpretasi hasil dikatakan terdapat peningkatan CIMT (high
risk) bila hasil pengukuran melebihi nilai population-based 75th persentil, average
risk bila 25th sampai 75th persentil dan lower risk bila kurang dari 25th persentil
(Stein et al, 2008).
Program semiautomatik untuk mendeteksi CIMT digunakan pada gambar
berkualitas tinggi, cenderung meningkatkan reproduktifitas dan memperpendek
waktu membaca. Software yang membantu dengan manual tracing menggunakan
kaliper elektronik juga dapat dijadikan pilihan mengingat sebagian besar data
hasil didasarkan pada studi yang digunakan penelusuran manual. Penilaian
kuantitatif CIMT menggunakan perangkat lunak semiautomatic merupakan teknik
baru dan mudah, terbukti akurat dan efektif. Penelitian di Inggris pada 453
individu tanpa gejala usia 35 sampai 75 tahun, didapatkan hasil penilaian CIMT
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
19
di CCA dan bifurkasi menggunakan software semiautomatik lebih mudah
digunakan (Jinzy et al , 2013, Tiong K et al, 2008 ).
Gambar 2.2. Pengukuran CIMT adalah dengan mengukur ketebalan garis ganda
memanjang secara bersamaan di dinding dekat dan jauh arteri karotis ("double-
line" sign).
2.2.5 Studi Klinis yang terkait dengan pengukuran CIMT
Dalam beberapa dekade terakhir, studi klinis tentang CIMT memberikan
kesimpulan yang mendukung peran pengukuran CIMT dalam memprediksi
kejadian kardiovaskular (semakin tebal nilai CIMT, semakin tinggi kejadian
infark miokard atau stroke). Pada tahun 2002, Belhassen dan kawan melaporkan
nilai CIMT dan ketebalan intima-media aorta (Aorta Intima-Media
Thickness,AoIMT) menunjukkan nilai-nilai CIMT dan AoIMT (CIMT kurang
dari 0,55 dan AoIMT kurang dari 3 mm), keduanya sangat baik untuk prediksi
kejadian CAD (Coronary Artery Disease). CIMT memiliki sensitivitas 100%
untuk mendeteksi CAD (Belhassen, 2002). Beberapa penelitian pada populasi di
Asia (India) pada tahun 2003, Hansa dan kawan melaporkan hubungan CIMT
dengan kejadian CAD dan risiko CVD, dari 101 penderita dengan CAD dan 140
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
20
subjek kontrol tanpa CAD. Dari pemeriksaan CIMT, yang diukur di tiga lokasi
(bifurkasi, CCA, dan ICA) didapatkan hasil signifikan lebih tinggi pada penderita
penyakit koroner dibanding kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa peningkatan nilai rata-rata dan maksimum CIMT signifikan terkait dengan
kejadian CAD dan hubungan independen terhadap faktor risiko kardiovaskular
tradisional (Ravi et al, 2014). Pada tahun 2006, Modi dan kawan dalam studi
prospektif pada penderita dengan penyakit ginjal stadium akhir (End State Renal
Disease, ESRD). Sensitivitas dan spesifik menggunakan CIMT> 0,75 mm untuk
memprediksi CAD dilaporkan sebesar 90,47% dan 73%. Disimpulkan bahwa
CIMT bisa memprediksi CAD pada penderita dengan ESRD dan juga bisa
membantu dalam menghindari pretransplant pada penderita asimtomatik dengan
CIMT <0,75 mm (Modi et al, 2006, O’Leary et al, 1999).
Pada tahun 2008, Agarwal dan kawan melaporkan pemeriksaan CIMT
pada penderita diabetes di India, didapatkan hasil CIMT lebih tinggi pada
penderita diabetes yang terjadi CAD. Disebutkan juga bahwa CIMT cukup akurat
sebagai penanda pengganti subklinis CAD pada penderita diabetes. Pada tahun
2010, Tessitore dan kawan menilai hubungan CIMT dan plak di arkus aorta pada
138 individu tanpa gejala. Didapatkan hasil bahwa CIMT di bifurkasi dikaitkan
dengan faktor risiko aterosklerosis (Seamus et al, 2012, Tessitore et al, 2010).
2.2.6 Studi Klinis yang terkait dengan Peningkatan CIMT
Adanya peningkatan CIMT menggambarkan peningkatan proses
aterosklerosis, sehingga pemeriksaan ini direkomendasikan untuk menilai risiko
kardiovaskular subklinis. Disebutkan bahwa pengukuran CIMT yang dilakukan
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
21
sekali (pada baseline), merupakan prediktor kejadian kardiovaskular dimasa
mendatang pada populasi umum (S Bartels et al, 2012). Beberapa studi berusaha
menilai pemeriksaan peningkatan CIMT bermanfaat lebih baik sebagai prediktor
CVD. Pengukuran ulang CIMT merupakan hal yang wajar untuk mengukur efek
intervensi peningkatan CIMT. Beberapa studi yang menggunakan peningkatan
CIMT dengan menghitung peningkatan rata-rata pertahun. Perubahan CIMT
berdampak terhadap risiko kejadian kardiovaskular dievaluasi secara sistematik.
Biasanya peningkatan CIMT diukur sekurangnya dua kali pemeriksaan ultrasound
dalam satu tahun atau lebih. Namun hubungan peningkatan CIMT dengan
kejadian kardiovaskular belum ditentukan (Lorenz et al, 2015, Van Den et al,
2013).
Pada tinjauan sistematis dan meta-analisis, yang melibatkan delapan studi
observasional berbasis populasi, didapatkan hasil hubungan yang signifikan
CIMT dengan risiko CVD. Berdasarkan data populasi umum, CIMT
menunjukkan risiko sedikit lebih tinggi terjadinya stroke (Hazard Ratio, HR 1,32;
95% Confiden Interval,CI 1,27-1,38) dibandingkan infark miokard (HR 1,26;
95% CI, 1,21-1,30). Meskipun asosiasi CIMT dan peningkatan risiko kejadian
kardiovaskular telah ditetapkan, masih ada bukti yang kurang cukup untuk
menunjukkan apakah penurunan CIMT akan mewakili penurunan CVD (Van
Deer et al, 2004).
Dari studi ARIC , pada tahun 1997, yang melakukan pengukuran CIMT
terhadap 12.375 subyek berusia 45 – 64 tahun yang diikuti selama 5,2 – 7,2 tahun.
Didapatkan hasil bahwa peningkatan CIMT per 0.1 mm secara prospektif
berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner ( IM) dengan
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
22
(HR) sebesar 1.13, setelah disesuaikan berdasarkan usia dan jenis kelamin.
(Chambless et al, 2000). Pada tahun 1998, Howard N dan kawan melaporkan hasil
pengukuran CIMT terhadap 140 individu usia 40 - 59 tahun didapatkan hasil
untuk setiap kenaikan CIMT 0,03 mm per tahun, risiko relatif untuk kematian
adalah 2,2 (95% CI, 1,4-3,6) dan risiko relatif penyakit jantung koroner adalah 3,1
(95% CI, 2,1-4,5) (P <0,001) ( Howard N et al, 1998). Pada tahun 1999,
Cardiovascular Heart Study (CHS) melaporkan hasil pengukuran CIMT terhadap
subyek 4476 usia > 65 tahun yang diikuti selama 6,2 tahun, didapatkan hasil
kejadian infark miokard dengan HR 1.15. (O`leary, 1999). Hasil yang sama juga
dilaporkan dari studi Rotterdam yang melakukan pengukuran CIMT terhadap
6389 subyek usia > 55 tahun dengan pengamatan selama 7 – 10 tahun (HR 1.19
per 0.1 mm peningkatan CIMT) (Van der Meer, 2004). Hubungan antara
peningkatan CIMT dan risiko infark miokard atau mortalitas pada populasi umum
belum pernah dilakukan dalam skala besar (Lorenz et al, 2012).
Dari meta analisis yang dilakukan oleh Lorenz dan kawan, tahun 2012,
yang melibatkan dari 37.197 subyek didapatkan hasil bahwa peningkatan risiko
kejadian infark miokard sebesar 10 – 15% dan risiko stroke 13 – 18% dari setiap
peningkatan pengukuran 0.1 mm. Pada studi Multi-Ethnic Study of
Atherosclerosis (MESA) (Diane, 2000), menunjukkan hubungan yang positif
antara peningkatan CIMT dengan stroke. Faktor risiko tradisional vaskular
menjelaskan 23% terjadinya aterosklerosis di arteri karotis (Lorenz et al, 2012).
Beberapa studi manfaat CIMT sebagai penanda yang baku dilakukan
Espeland dan kawan yang menganalisis pada 7 uji coba terkontrol plasebo statin,
tahun 1994 dan 2002, disimpulkan bahwa peningkatan CIMT diterima sebagai
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
23
penanda pengganti untuk endpoint kardiovaskular pada studi statin. Pada studi
METEOR (The Measuring Effect on Intima-Media Thickness: an Evaluation of
Rosuvastatin), meng evaluasi efek rosuvastatin pada CIMT lebih dari 2 tahun
pada 984 individu asimtomatik berisiko rendah (FRS ≤ 10%) dengan bukti
subklinis aterosklerosis. Rosuvastatin menghasilkan regresi tidak signifikan
terhadap CIMT (-0,0014 mm / tahun), berbeda dengan perkembangan CIMT yang
terlihat pada kelompok plasebo (0,0131 mm / tahun; P <0,001). Pada uji coba
intervensi mengevaluasi Rosuvastatin, pada studi JUPITER (Justification for the
Use of Statins in Primary Prevention: An Intervention Trial Evaluating
Rosuvastatin) di mana manfaat klinis terlihat pada penderita yang mendapat terapi
dengan rosuvastatin. Didapatkan hasil bahwa rosuvastatin bermanfaat untuk
pencegahan primer. Sedangkan pada studi acak double-blind, selama lebih dari
2 tahun yang membandingkan efek simvastatin dipasangkan placebob
dibandingkan dengan simvastatin dan ezetimibe pada penderita dengan familial
hiperkolesterolemia. Dari hasil akhir didapatkan ketebalan CIMT rata-rata 0,0058
mm pada kelompok simvastatin. Sedangkan pada kelompok simvastatin ditambah
ezetime didapatkan hasil akhir ketebalan CIMT rata-rata 0,0111 mm, dengan
perbedaan 0,0053 mm (P = 0,29) (Sharma et al , 2009).
2.2.7 Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan CIMT
Faktor risiko kejadian kardiovaskular seperti hipertensi, diabetes,
hiperkolesterolemia, dan nikotin memainkan peran penting dalam perkembangan
aterosklerosis. Oleh karena itu, pengobatan dan pengendalian faktor-faktor ini
merupakan target utama dalam pencegahan. Faktor risiko lingkungan
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
24
berkontribusi hanya sekitar setengah dari semua kasus penyakit aterosklerosis.
Menemukan faktor risiko novel aterosklerosis adalah penting untuk pencegahan
CVD. Fokus strategi pencegahan terhadap risiko genetika sekarang masih dalam
penelitian. Variasi risiko kardiovaskular gen berhubungan terhadap proses
oksidasi inflamasi endotel lipid (S Bartels et al, 2012).
Pengukuran CIMT untuk menilai ketebalan dinding arteri bermanfaat
untuk kuantifikasi penyakit selama tahap praklinis. Namun, pada mereka yang
tanpa faktor risiko belum diketahui. Dari 138 subyek usia 20-79 tahun, didapatkan
CIMT berkisar antara 0,59-0,95 mm pada pria dan 0,52-0,93 mm pada wanita.
Batas atas untuk ketebalan maksimum bervariasi dari 0,81-1,11 mm pada pria dan
0,66-1,13 mm pada wanita. Parameter utama penentuan CIMT adalah usia, jenis
kelamin, tekanan darah sistolik dan LDL-C. Usia merupakan variabel utama yang
terkait dengan CIMT, penebalan tampak pada usia lebih dari 40 tahun pada pria
dan 50 tahun pada wanita, sedangkan faktor tekanan darah sistolik dan LDL-C
berhubungan tidak kuat (Jarauta, 2010) (Mika et al, 2011).
Dari studi Bolagusa yang dilakukan Johnson dan kawan pada tahun 2007,
didapatkan hasil hubungan CIMT dan indeks masa tubuh. Didapatkan hasil
secara statistik tidak berbeda. Faktor risiko merokok, kadar glukosa puasa
merupakan prediktor signifikan secara statistik terhadap peningkatan CIMT , baik
pada jenis kelamin pria atau wanita. Disimpulkan bahwa faktor risiko tradisional
berperan memprediksi prograsifitas CIMT (Johnson et al , 2007).
2.3 Manifestasi Klinis Proses Aterosklerosis
Sampai saat ini, CVD merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas di negara maju maupun berkembang, yang mana mekanisme
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
25
patofisiologi utama yang mendasari adalah aterosklerosis. Aterosklerosis
merupakan proses yang berlangsung dalam jangka panjang, bersifat sistemik dan
dapat terjadi pada setiap bagian pembuluh darah arteri baik yang besar maupun
yang kecil. Pertumbuhan lesi aterosklerosi abluminal dalam tahap awal penyakit,
selanjutnya akan mengalami peningkatan secara cepat tergantung pada beberapa
faktor. Aterosklerosis dimulai sejak awal kehidupan saat janin, muncul paling
awal di aorta (selama hidup janin), muncul di arteri koroner pada dekade kedua
dan di arteri cerebral pada dekade ketiga. Perkembangan lesi aterosklerosis lebih
sering di daerah percabangan, dengan arteri bagian proksimal dan lekukan yang
kecil cenderung lebih tinggi. Manifestasi klinis yang terjadi tergantung pada arteri
yang terpengaruh, menyebabkan kondisi yang sering disebut sebagai penyakit
kardiovaskular atherosklerosis meliputi 4 area utama yaitu: penyakit jantung
koroner, penyakit serebrovaskular termasuk stroke atau TIA, penyakit arteri
perifer, aorta atherosklerosis dan aneurisma aorta atau thorakalis. Lesi pada
koroner menyebabkan iskemia miokard atau infark, atau kematian akibat miokard
infark. Pembentukan trombus atau ruptur plak tidak stabil menyebabkan sindrom
koroner akut dan angina tidak stabil. Sementara serangan iskemik dan stroke
terjadi di sirkulasi cerebral, sedangkan klaudikasio intermiten terjadi di sirkulasi
perifer. Lesi di sirkulasi splanknikus menyebabkan infark saluran pencernaan,
sementara lesi di arteri ginjal mengakibatkan iskemia karena berkurang perfusi
ginjal dan merusak parenkim ginjal, menyebabkan uremia dan gagal ginjal (Hurst
et al, 2007).
Berbagai usaha dilakukan terus, termasuk diantaranya skrining proses
aterosklerosis untuk meningkatkan strategi terapi, memperbaiki stratifikasi risiko
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
26
dan evaluasi modifikasi faktor risiko. CIMT telah banyak digunakan untuk
mengestimasi kejadian kardiovaskular, seperti infark miokard, stroke dan
kematian akibat penyakit jantung koroner. Dalam studi ARIC, studi observasi
besar selama 4 – 7 tahun pada 12.841 individu tanpa tanda klinis usia 45 – 64
tahun, kejadian CAD pada individu dengan mean CIMT ≥ 1 mm signifikan
dibanding individu CIMT <1 mm, setelah penyesuaian untuk usia dan ras, dengan
HR 5,07 untuk wanita (95% CI, 3,08-8,36) dan 1,85 untuk pria (95% CI, 1,28-
2,69). Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis dari delapan studi berbasis
observasional populasi besar 37.000 penderita, disimpulkan bahwa perbedaan
mutlak CIMT 0,1 mm, risiko IM di masa mendatang meningkat 10 – 15% dan
risiko stroke meningkat sebesar 13% -18% (Kavita et al, 2009).
Saat ini sedang dikembangkan studi meta-regresi multinasional besar,
yang mempelajari peningkatan CIMT dan risiko kardiovaskular, yang mana akan
memberi informasi baru tentang manfaat CIMT dalam praktis klinis (S Bartels et
al, 2012). Penurunan atau regresi CIMT setelah terapi farmakologis konsisten
terkait dengan pengurangan risiko untuk atherosklerosis. CIMT signifikan
terhadap kekuatan prediksi faktor risiko konvensional yang digunakan untuk
menghitung skor risiko Framingham (Roxana et al, 2012).
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti akan mengevaluasi peningkatan
CIMT terhadap kejadian kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko
kardiovaskular sedang-berat, sehingga dapat bermanfaat dalam praktis klinis
untuk pencegahan dini CVD.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
27
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Proses aterosklerosis : penebalan dinding arteri besar dan sedang ( CIMT awal )
CIMT pemeriksaan ulang
Penyakit kardiovaskular
FRS sedang
Kepatuhan berobat
Disfungsi endotel
Peningkatan penebalan dinding arteri
- Angiotensin II - Katekolamin
Penyempitan arteri, aliran darah berkuang
Terbentuk plak, ruptur plak atau pembentukan trombus
Hipertensi
Diabetes Militus
Dislipidemia Usia > 45 tahun Merokok
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
28
Keterangan :
Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual
Proses aterosklerosis terjadi pada setiap individu sejak dalam janin dan
akan bermanifestasi klinis setelah beberapa dekade. Pada individu yang disertai
faktor risiko kardiovaskular yaitu hipertensi, diabetes melitus, obesitas, usia > 45
tahun, akan meningkan proses aterosklerosis, yang mana bersifat komplek dan
sistemik pada dinding arteri besar dan sedang, termasuk di arteri karotis. Pada
dinding arteri karotis (arteri besar) dapat dinilai dengan pengukuran struktural
penebalan di tunika intima-media arteri karotis dengan menggunakan CIMT.
Proses aterosklerosis akan terus berlangsung, mengakibatkan disfungsi
endotel, meningkatkan penebalan pada tunika intima-media arteri dalam jangka
panjang akan menimbulkan perubahan struktural pada dinding arteri besar dan
sedang, terbentuknya plak yang selanjutnya dapat terjadi ruptur plak atau
terbentuk trombus, menyebabkan penyempitan arteri dan aliran darah berkurang
yang akan bermanifestasi klinis penyakit kardiovaskular. Evaluasi peningkatan
penebalan dinding tunika intima media di arteri karotis (arteri besar) dengan
: Variabel bebas
: Variabel tergantung
: Variabel pendahulu
: Variabel penghubung
: Variabel luar
: Variabel prakondisi
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
29
pemeriksaan CIMT diharapkan dapat membantu tata laksana dalam pencegahan
terjadinya CVD.
3.3 Hipotesis Penelitian
- Terdapat peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT
pemeriksaan ulang pada penderita dengan faktor risiko
kardiovaskular sedang.
- Terdapat hubungan peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular
pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
30
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan
menggunakan desain penelitian longitudinal cohort retrospektif untuk mengetahui
hubungan peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular pada penderita dengan
faktor risiko kardiovaskular sedang.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai dengan April
2016. Pengambilan data dilaksanakan di Poliklinik Jantung RSUD Dr. Soetomo
Surabaya dan di bagian Ekokardiografi RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi Penelitian
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah penderita dengan faktor
risiko kardiovaskular sedang yang berobat jalan di poliklinik jantung RSUD dr
Soetomo Surabaya periode Februari 2016 – April 2016.
4.3.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah penderita dengan faktor risiko kardiovaskular
sedang yang berobat jalan di poliklinik jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya
periode Februari 2016 – April 2016 serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
31
4.3.3 Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara consecutive sampling yaitu
penderita yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam subyek penelitian
sampai memenuhi jumlah besar sampel yang ditentukan.
4.3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah :
Jenis kelamin laki-laki atau perempuan
Usia ≥ 40 tahun.
Bersedia berpartisipasi dalam penelitian dan menandatangani lembar informed
consent
Memiliki faktor risiko kardiovaskular sedang ( Framingham Risk Score
10% - 20%)
Memiliki hasil pemeriksaan CIMT awal ( tahun 2010)
Kriteria Eksklusi dari penelitian ini adalah :
Penderita telah mengalami kejadian kardiovaskular sebelum pemeriksaan
CIMT awal.
Penderita telah meninggal dunia setelah dilakukan pemeriksaan CIMT awal.
Penderita pernah dilakukan pemeriksaan CIMT awal (tahun 2010) yang tidak
transportable untuk dilakukan CIMT pemeriksaan ulang.
Penderita dengan penyakit jantung katup.
Penderita dengan penyakit jantung bawaan.
Penderita dengan kardiomiopati.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
32
4.3.5 Perhitungan Estimasi Minimal Besar Sampel.
Perhitungan estimasi minimal besar sampel dalam penelitian ini
menggunakan rumus besar sampel sebagai berikut :
Dimana ditetapkan nilai :
n = Besar sampel yang diinginkan.
Zα = 1,96 (tingkat kemaknaan α ditetapkan sebesar 5 %)
Zβ = 0,842 (power penelitian β ditetapkan sebesar 80 %)
P1 = proporsi kejadian kardiovaskular standar
P2 = proporsi kejadian kardiovaskular dengan peningkatan CIMT
Setelah dilakukan perhitungan besar sampel maka minimal besar sampel
yang dibutuhkan adalah 28 sampel.
4.4 Variabel Penelitian
Variabel Bebas : CIMT awal
Variabel Dependen : CIMT pemeriksaan ulang, kejadian kardiovaskular
Variabel Pendahulu : faktor risiko kardiovaskular
Variabel Perantara : disfungsi endotel
Variabel Luar : kepatuhan berobat
4.5 Alat dan Bahan
Bahan yang diperlukan pada penelitian ini elektroda, jeli echokardiografi,
table Framingham General CVD Risk Score 2008, tabel Nomogram CIMT
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
33
persentil yang telah disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin (ASE Consensus) ,
catatan medik penderita rawat jalan poliklinik RSUD dr Soetomo Surabaya,
lembar persetujuan mengikuti penelitian dan lembar pengumpulan data penderita.
Alat yang diperlukan untuk mengukur CIMT dengan menggunakan mesin
ekokardiografi Vivid E-5, GE Medical Systems, Norway, dengan probe 9L dan
mesin EchoPac version 110.xx, GE Medical Systems, 2010, yang dilakukan di
bagian ekokardiografi RSUD dr Soetomo Surabaya.
4.6 Definisi Operasional
CIMT adalah hasil pengukuran pada arteri karotis yang tampak sebagai
double line sign secara longitudinal pada dinding arteri karotis untuk
menilai adanya aterosklerosis, teknik pengambilan dan interpretasi sesuai
panduan dari the American Society of Echocardiography (ASE) Guidelines
References. Dua belas pengukuran CIMT diambil sepanjang 100 mm di
bagian distal dari masing-masing CCA secara semi-automatik. CIMT mean
dihitung sebagai rerata aritmetik dari semua pengukuran. CIMT max
dihitung sebagai hasil pengukuran maksimal yang didapatkan dari semua
pengukuran.
Alat ukur : mesin ekokardiografi Vivid E-5 GE Medical Systems
Norway, probe 9L.
Satuan : milimeter
Skala data : Rasio
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
34
Peningkatan CIMT adalah peningkatan hasil pengukuran CIMT pada saat
pemeriksaan awal (yang diperoleh dari data sekunder cacatan medik) dan
hasil pengukuran CIMT pemeriksaan ulang.
Alat ukur : hasil pemeriksaan CIMT
Satuan : milimeter
Skala : Rasio
Kejadian kardiovaskular adalah berdasarkan definisi Framingham Heart
Study yaitu terjadinya penyakit jantung koroner (Miokard Infark atau
angina), kejadian cerebrovascular (stroke ischemia, stoke perdarahan atau
Transient Ischemic attack), penyakit arteri perifer atau gagal jantung.
Kejadian kardiovaskular ini terjadi setelah penderita dilakukan pemeriksaan
CIMT awal, yang mana data didapat dari catatan medik dan wawancara
dengan partisipan.
Alat ukur : catatan medik
Satuan : 1 = ya dan 2 = tidak
Skala data : nominal
Skor Framingham 2008 adalah skor penilaian risiko kardiovaskular dengan
variable yang terdiri dari jenis kelamin, usia, kolesterol total, HDL-
kolesterol, tekanan darah sistolik (dengan terapi atau tidak), diabetes,
kebiasaan merokok untuk perkiraan risiko dalam 10 tahun.
Alat ukur : tabel Framingham general CVD risk score 2008
Satuan : persen ( % )
Skala : Rasio
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
35
4.7 Alur Penelitian
Gambar 4.1 Alur Penelitian
Penderita yang datang berobat di poliklinik RSUD dr
Soetomo yang mempunyai catatan medik skor risiko
Framingham sedang dan pemeriksaan CIMT awal
(tahun 2010)
Kriteria inklusi dan eksklusi
Information for consent dan informed consent
Anamnesis, pemeriksaan fisik, wawancara kejadian kardiovaskular dan pengisian data kuesioner
Dilakukan CIMT pemeriksaan ulang
Pengolahan dan analisis data
Penyajian hasil penelitian
Kriteria eksklusi
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
36
4.8 Prosedur Penelitian
Setiap penderita yang masuk kriteria inklusi yang datang berobat ke poli
jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya .
Setelah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi penelitian, penderita
ataupun keluarga penderita mengisi surat persetujuan keikutsertaan dalam
penelitian (informed consent).
Penderita yang memenuhi kriteria dengan faktor risiko kardiovaskular
sedang dan mempunyai hasil pemeriksaan CIMT awal, dilakukan anamnesis
kejadian kardiovaskular , pemeriksaan fisik, elektrokardiografi,
laboratorium rutin untuk mendapatkan data dasar penderita.
Penderita tersebut kemudian dilakukan CIMT pemeriksaan ulang. Hasil dari
pemeriksaan dibandingkan dengan hasil CIMT awal.
4.9 Pengolahan dan Analisis Data
4.9.1 Pengelolaan Data
Data yang terkumpul akan melewati proses coding, entry, clining dan
editing. Analisis diskriptif dilakukan untuk menilai karakteristik subyek dasar
penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tekanan darah sistolik, kolesterol
total, HDL kolesterol, diabetes, merokok. Data yang berskala numerik akan
ditampilkan sebagai rerata ± simpang baku, atau median dan rentang nilai.
Sedangkan data berskala kategori akan ditampilkan sebagai jumlah dan
persentase. Data akan ditampilkan dalam bentuk tabulasi.
4.9.2 Analisis data
Selanjutnya dilakukan analisis inferential untuk menguji hipotesis
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
37
penelitian. Dilakukan uji distribusi untuk menilai sebaran data CIMT. Jika
distribusi normal, maka digunakan uji Paired T test untuk menguji peningkatan
CIMT awal dengan CIMT pemeriksaan ulang pada penderita dengan faktor risiko
kardiovaskular sedang. Untuk menilai hipotesis Peningkatan CIMT dan kejadian
kardiovaskular pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang
digunakan uji regresi logistik. Setelah itu dilakukan analisis faktor risiko
peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular pada penderita dengan faktor
risiko kardiovaskular sedang dengan uji Chi square / Fisher Exact Test. Besaran
risiko akan ditampilkan sebagai risiko prevalensi. Hasil analisis akan ditampilkan
dalam bentuk tabulasi, batas nilai kemaknaan ( α = 0,05 ) dengan power (1<β) =
95%. Seluruh analisis data menggunakan program komputer SPSS 20.0
4.10 Ethical Clearance
Penelitian ini mendapatkan persetujuan dari komite etik RSUD dr Soetomo
Surabaya. Pernyataan penderita bersedia ikut serta dalam penelitian dinyatakan
dalam bentuk penandatanganan lembar informed consent oleh penderita atau
keluarga. Penderita maupun keluarga tidak akan dibebani biaya yang terkait
dengan penelitian ini. Data dan identitas penderita akan dirahasiakan dari pihak
yang tidak berkepentingan.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
38
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan penelitian selama 3 bulan antara bulan Februari 2016 –
April 2016 dengan menggunakan metode consecutive sampling pada pasien yang
kontrol poli klinik rawat jalan RSUD dr Soetomo Surabaya didapatkan jumlah
sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 28 orang.
Dari 86 subjek yang memiliki hasil pemeriksaan CIMT awal pada tahun 2010,
8(9,30%) subjek drop out karena meninggal dunia, 10(11,63%) subjek sedang
dirawat di Rumah Sakit lain dan 40(46,51%) subjek tidak bisa dihubungi karena
berpindah alamat atau tidak ada contact person. Selanjutnya dilakukan penilaian
CIMT pemeriksaan ulang (Februari 2016 – April 2016). Karakteristik dan hasil
analisis penelitian dijelaskan berikut ini.
5.1 Karakteristik Subjek Penelitian
5.1.1 Karakteristik Demografi
Jumlah subjek penelitian ini adalah 28 orang yang didominasi oleh
perempuan sebanyak 18 orang (64,3%) sedangkan subjek laki-laki sebanyak 10
orang (35,7%) dengan rerata umur 67,96 ± 3,74 tahun. Umur subjek termuda 62
tahun dan tertua adalah 76 tahun. Berdasarkan usia adalah rentang usia 65 – 69 tahun
sebanyak 11 orang (39,3%) rentang usia 70-74 tahun sebanyak 10 orang (35,7%),
rentang usia 60 - 64 tahun sebanyak 6 orang (21,4%) dan rentang usia 75 -79 tahun
sebanyak 1 orang (3,6%).
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
39
Tabel 5.1.1 Karakteristik Demografi Subjek Penelitian (n = 28)
Variabel N(%)atau Rerata ± SD
Usia (tahun) 67,96± 3,74 60-64 6 (21,4) 65-69 11 (39,3) 70-74 10 (35,7)
75-79 1 (3,6)
Jenis Kelamin Laki-laki 10 (35,7) Perempuan 18 (64,3)
5.1.2 Karakteristik Klinis
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan rerata tekanan darah sistol 134,96
± 17,58 mmHg dan rerata tekanan darah diastol 76,42 ± 10,61 mmHg. Rerata denyut
jantung subjek yaitu 72,71 ± 10,14 kali/menit.
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium didapatkan rerata serum kreatinin
1,004 ± 0,29 mg/dL, rerata gula darah puasa 103,28 ± 17,44 mg/dL, rerata kolesterol
total 186,10 ± 36,94mg/dL dan rerata HDL-kolesterol 49,75 ± 11,75mg/dL.
Berdasarkan persentasi Framingham Risk Score (FRS) didapatkan rerata
16,25 ± 1,91% dengan rentang nilai 11 % – 20%. Jeda waktu penilaian CIMT rerata
71,60 ± 1,13 bulan dengan rerata 69 - 73 bulan. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel
5.1.2
.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
40
Tabel 5.1.2 Karakteristik Klinis Subjek Penelitian (n = 28)
Variabel N(%)atau Rerata ± SD
Tekanan darah sistol (mmHg) 134 ± 17,58
Tekanan darah diastole (mmHg) 76,42 ± 10,61
Detak jantung (kali/menit) 72,71 ± 10,14
Serum kreatini (mg/dL) 1,004 ± 0,29
Gula Darah Puasa (mg/dL) 103,28 ± 17,44
Kolesterol Total (mg/dL) 186,10 ± 36,94
HDL-kolesterol (mg/dL) 49,75 ± 11,75
Framingham Risk Score (%) 16,25 ± 1,91
Jeda waktu Penilaian CIMT (bulan) 71,60 ± 1,13
Dari 28 subjek penelitian didapatkan rerata IMT subjek penelitian adalah
23,78 ± 4,03 kg/m2 dengan rentang antara 16,89 – 31,24 kg/m2. IMT subjek
penelitian terbanyak adalah antara 18,5 – 24,9 kg/m2 yaitu sebanyak 15 orang
(53,6%). Proporsi subjek dengan IMT 25,0 – 29,9 kg/m2 didapatkan sebanyak 8
orang (28,6%) sedangkan dengan IMT < 18,5 kg/m2 didapatkan sebanyak 3 orang
(10,7%) dan dengan IMT ≥ 30,0 kg/m2 didapatkan sebanyak 2 orang (7,1%).
Seluruh subjek penelitian memiliki faktor risiko hipertensi (semuanya
mendapat terapi anti hipertensi), selanjutnya faktor risiko dislipidemia sebanyak 15
orang (53,57 %) (11 orang mendapat terapi penurun lipid), merokok sebanyak 6
orang (21,4%) dan Diabetes Melitus 6 orang (21,4 %) (6 orang dengan terapi anti
diabetes). Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 5.1.3.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
41
Tabel 5.1.3 Karakteristik Klinis Subjek Penelitian (n = 28)
Variabel N(%) atau Rerata±SD
Indek Masa Tubuh 23,78 ± 4,03 < 18,5 3 (10,7) 18,5 – 24,9 15 (53,6) 25,0 – 29,9 8 (28,6)
≥ 30 2 (7,1)
Faktor risiko Hipertensi 28 (100) Terapi anti hipertensi 28 (100) Diabetes Melitus 6 (21,4) Terapi anti Diabetes melitus 6 (21,4) Dislipidemia 15 (53,57) Terapi anti dislipidemia 11 (39,28) Merokok 6 (21,4)
5.2 Penilaian CIMT
Nilai minimum CIMT mean dari pemeriksaan awal 0,560 mm dan
maksimum 1,100 mm dengan rerata 0,699 ± 0,127 mm. Nilai minimum CIMT max
dari pemeriksan awal 0,624 mm dan maksimum 1,239 mm dengan rerata 0,832 ±
0,153 mm.
Nilai minimum CIMT mean dari pemeriksaan ulang 0,567 mm dan
maksimum 1,237 mm dengan rerata 0,778 ± 0,156 mm. Nilai minimum CIMT max
dari pemeriksan ulang 0,750 mm dan maksimum 1,634 mm dengan rerata 0,969 ±
0,194 mm.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
42
Tabel 5.2 Nilai minimum, maksimum, rerata dan simpang baku dari CIMT
pemeriksaan awal dan CIMT pemeriksaan ulang
Variabel Min Maks Rerata Simpang baku
CIMT mean pemeriksaan awal 0,560 1,100 0,699 0,127
CIMT max pemeriksaan awal 0,624 1,239 0,832 0,153
CIMT mean pemeriksaan ulang 0,567 1,237 0,778 0,156
CIMT max pemeriksaan ulang 0,750 1,634 0,969 0,194
5.3 Nilai kejadian penyakit kardiovaskular
Nilai kejadian penyakit kardiovaskular terbanyak adalah penyakit jantung
koroner sebanyak 5 orang (17,9%), berikutnya gagal jantung sebanyak 3 orang
(10,7%) dan PAD 1 orang (3.6%). Tidak didapatkan kejadian penyakit
kardiovaskular CVA. Hasil dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Nilai kejadian penyakit Kardiovaskular
Variabel N(%)
Penyakit Jantung Koroner 5 (17,9)
Gagal jantung 3 (10,7)
Penyakit Arteri Perifer 1 (3,6)
Kejadian Cerebrovaskular 0 (0)
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
43
5.4 Nilai Peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT pemeriksaan
ulang
Dari pemeriksaan CIMT didapatkan rerata peningkatan CIMT mean 0,079 ±
0,1046 mm dengan rentang nilai -0,110 sampai 0,256 mm dan rerata peningkatan
CIMT max didapatkan nilai 0,137 ± 0,1150 mm dengan rentang nilai -0,054 sampai
0,395 mm. Hasil dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4 Nilai Peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT pemeriksaan
ulang
Variabel Min Maks Rerata Simpang baku
Peningkatan CIMT mean -,0110 0,256 0,079 0,1046
Peningkatan CIMT max -0,054 0,395 0,137 0,1150
5.5 Analisis peningkatan CIMT
Berdasarkan analisis peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT
pemeriksaan ulang dengan menggunakan uji T berpasangan menunjukkan hasil
bermakna dengan (p < 0,0001) baik berdasarkan dari CIMT mean maupun CIMT
max. Hasil dapat dilihat pada table 5.5.
Tabel 5.5 Analisis peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT pemeriksaan
ulang
Variabel p Rerata ± Simpang baku
Pemeriksaan CIMT mean ulang <0,0001 0,079 ±0,1046
Pemeriksaan CIMT mean awal
Pemeriksaan CIMT max ulang <0,0001 0,137 ± 0,1150
Pemeriksaan CIMT max awal
*Dianalisis dengan uji T berpasangan (α = 0,05; df = 27)
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
44
5.6 Analisis bivariate faktor risiko dengan kejadian kardiovaskular
Analisis bivariate faktor risiko yaitu Diabetes Melitus, dislipidemia dan
merokok tidak bermakna terhadap kejadian kardiovaskular (n = 28).
Tabel 5.6 Analisis bivariate faktor risiko dengan kejadian kardiovaskular.
n (%)
Faktor Risiko Kejadian Kardiovaskular p
Ya Tidak
DM ya 2 (28,6) 4 (19,0) 0,595
tidak 5 (71,4) 17 (81,0)
Dislipidemia ya 3 (42,9) 12 (57,1) 0,512
tidak 4 (57,1) 9 (42,9)
Merokok ya 1(14,3) 5 (23,8) 0,595
tidak 6 (85,7) 16 (76,2)
Dianalisis dengan Chi Square atau Fisher Exact
5.7 Hubungan peningkatan CIMT mean dengan kejadian kardiovaskular
Selanjutnya dilakukan analisis terhadap peningkatan CIMT mean dengan
kejadian kardiovaskular. Hasil analisis menggunakan regresi logistik didapatkan
peningkatan CIMT bermakna terhadap kejadian kardiovaskular (p ≤ 0,05) .
Tabel 5.7 Analisis hubungan peningkatan CIMT mean dengan kejadian
kardiovaskular.
Variabel β p Adj OR 95% CI
Lower Upper
Peningkatan CIMT mean -16,741 0,016 0,0001 0,0001 0,044
*Dianalisis dengan Regresi logistik
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
45
5.8 Hubungan peningkatan CIMT max dengan kejadian kardiovaskular
Dari analisis regresi logistik terhadap peningkatan CIMT max dengan
kejadian kardiovaskular didapatkan hasil analisis bahwa peningkatan CIMT max
bermakna terhadap kejadian kardiovaskular (p ≤ 0,05).
Tabel 5.8 Analisis hubungan peningkatan CIMT max dengan kejadian
kardiovaskular.
Variabel β p Adj OR 95% CI
Lower Upper
Peningkatan CIMT max -15,543 0,012 0,0001 0,0001 0,035
*Dianalisis dengan Regresi logistik
5.9 Hubungan faktor risiko dengan kejadian kardiovaskular
Dari analisis regresi logistik terhadap faktor risiko dengan kejadian
kardiovaskular didapatkan hasil analisis bahwa faktor risiko tidak bermakna terhadap
kejadian kardiovaskular (p > 0,05, CI 95%). Hasil dapat dilihat dari tabel 5.9.
Tabel 5.9 Analisis hubungan faktor risiko dengan kejadian kardiovaskular.
Variabel β p Adj OR 95% CI
Lower Upper
Diabetes Melitus 0,531 0,597 1,7 0,237 12,173
Dislipidemia - 0,575 0,514 0,563 0,100 3,168
Merokok -0,629 0,599 0,533 0,051 5,554
Usia -,054 0,657 0,948 0,747 1,202
Jenis Kelamin 1,204 0,183 3,333 0,567 19,593
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
46
BAB 6
PEMBAHASAN
Telah dianalisis 28 subjek pasien dengan faktor risiko kardiovaskular sedang
yang telah menjalani pemeriksaan CIMT 6 tahun yang lalu dan berobat rawat jalan di
poliklinik jantung dan pembuluh darah RSUD dr Soetomo Surabaya selama periode
Februari – April 2016 dan dilakukan CIMT pemeriksaan ulang.
6.1 Penilaian Carotid Intima Media Thickness (CIMT)
Pada penelitian ini kami melakukan penilaian CIMT pada semua subjek
penelitian yang dilakukan pada dua waktu. Rerata jeda waktu penilaian CIMT
dilakukan 71,60 ± 1,13 bulan dengan rentang 69 bulan - 73 bulan. Dari penilaian
CIMT yang berbeda waktu ini diharapkan dapat menggambarkan peningkatan proses
aterosklerosis yang terjadi pada subjek dengan faktor risiko kardiovaskular sedang.
Dari analisis didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan CIMT yang dilakukan pada
CIMT pemeriksaan ulang terhadap CIMT pemeriksaan awal sebesar 0,079 ± 0,1059
mm dari penilaian CIMT mean dan sebesar 0,144 ± 0,1126 mm dari penilaian CIMT
max. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Rosvall dan
kawan yang melakukan penelitian peningkatan CIMT yang dievaluasi selama 16
tahun didapatkan peningkatan CIMT mean di CCA dengan rerata 0,011 mm /tahun
untuk pria dan 0,010 mm /tahun untuk wanita, dan didapatkan peningkatan CIMT
max di bifurkasi dengan rerata 0,036 mm/tahun untuk pria dan 0,030 mm/tahun
untuk wanita. Meta analisis yang dilakukan oleh Lorenz dan kawan tahun 2015
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
47
terhadap 2.278 subjek untuk menilai peningkatan CIMT yang terjadi dalam kurun
waktu rerata 3,59 tahun dengan waktu minimal 2 tahun dan waktu maksimal 7 tahun.
Pada populasi dengan diabetes didapatkan peningkatan CIMT antara -0,09 sampai
0,004 mm/tahun. Sedangkan penelitian yang dilakukan Kristina Hansen dan kawan
pada tahun 2015 pada subjek perokok berat didapatkan peningkatan CIMT 0,004
mm/ tahun (Hansen et al, 2015). Baragetti dan kawan yang meneliti pada populasi
umum CIMT selama 20 tahun dalam evalusi tiap 5 tahun didapatkan peningkatan
CIMT 0,021 mm/tahun ( A Baragetti et al, 2014).
6.2 Hubungan peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular
CIMT adalah pengukuran ketebalan intima media arteri karotis yang
bermanfaat untuk identifikasi dan kuantifikasi penyakit kardiovaskular subklinis dan
untuk mengevaluasi risiko penyakit kardiovaskular. CIMT sebagai petanda adanya
aterosklerosis berhubungan dengan proses aterosklerosis, faktor risiko
kardiovaskular dan penyakit kardiovaskular. Mengukur CIMT dan identifikasi plak
karotis dapat berguna untuk menyeleksi individu dengan risiko kardiovaskular
sedang yaitu penderita dengan risiko 10 tahun terjadinya infark miokard atau
kematian yang disebabkan penyakit jantung koroner sebesar 10% – 20 %. CIMT
diterima secara luas sebagai pencitraan pengganti penanda aterosklerosis. Dengan
alat USG, CIMT tampak sebagai pola garis double pada dinding dekat dan dinding
jauh dari arteri karotis. Menurut penelitian besar, seperti The Atherosclerosis Risk in
Communities (ARIC), The Cardiovascular Health Study (CHS), dan Studi
Rotterdam, yang menyatakan korelasi antara pengukuran CIMT dan risiko kejadian
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
48
kardiovaskular. Dalam sebagian besar penelitian ini, CIMT mampu untuk
memprediksi CVD di masa mendatang (Stein, 2008).
Pada studi prospektif yang melibatkan 1000 individu asimptomatik dilakukan
pemeriksaan CIMT dan risiko penyakit kardiovaskular. Didapatkan hasil bahwa
CIMT bermakna dikaitkan dengan risiko infark miokard, stroke, kematian akibat
penyakit jantung koroner ataupun kombinasi keduanya. Sedangkan pada studi yang
dilakukan oleh A Kablak-Ziembicka and kawan tahun 2004 terhadap 558 individu
didapatkan hasil pada pasien dengan CIMT mean lebih dari 1,15 mm mempunyai
risiko 94% terjadinya penyakit jantung koroner. Namun dari meta analisis yang
dilakukan Lorenz dan kawan tahun 2012, menggunakan data dari 16 penelitian
menguji hubungan peningkatan CIMT (yang diobservasi selama 2 – 7 tahun) pada
36.984 populasi umum dan kejadian penyakit kardiovaskular yang pertama,
didapatkan hasil tidak menemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara
peningkatan CIMT dan risiko penyakit kardiovaskular (A Kablak-Ziembicka et al,
2004, Lorenz et al, 2012, Stein, 2008).
Pada penelitian ini, semua subjek pada penelitian ini memiliki faktor risiko
kardiovaskular sedang yang dinilai dengan menggunakan salah satu skor risiko
global, yaitu Framingham General CVD risk score 2008, dengan rerata FRS 16,25 ±
1,91 % dengan skor minimal 11% dan skor maksimal 20%. Dari 28 subjek penelitian
didapatkan 7 subjek yang mengalami kejadian kardiovaskular yaitu penyakit jantung
koroner sebanyak 3 orang, penyakit jantung koroner dan gagal jantung 2 orang,
gagal jantung sebanyak 1 orang dan PAD 1 orang. Tidak didapatkan kejadian
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
49
kardiovaskular CVA. Setelah dilakukan analisis regresi logistik terhadap rerata
peningkatan CIMT (CIMT maen dan CIMT max) dan kejadian penyakit
kardiovaskular didapatkan hasil peningkatan CIMT berpengaruh terhadap kejadian
penyakit kardiovaskular. Pada subjek yang mengalami kejadian penyakit
kardiovaskular tampak didapatkan peningkatan CIMT yang lebih besar daripada
subjek yang tidak didapatkan kejadian kardiovaskular yaitu peningkatan CIMT mean
rerata 0,174 ± 0,092 mm dan peningkatan CIMT max rerata 0,251 ± 0,093. Yang
mana pada subjek yang tidak didapatkan kejadian kardiovaskular, peningkatan
CIMT mean rerata 0,047 ± 0,089 mm dan peningkatan CIMT max rerata 0,099 ±
0,095.
Hal ini sesuai studi sebelumnya yang dilakukan oleh Polak dan kawan
menyatakan bahwa peningkatan CIMT 0,0264 mm/tahun dikaitkan dengan risiko
terjadinya stoke dua kali lipat. Studi Hodis dan kawan menunjukkan bahwa
peningkatan 0,03 mm/tahun risiko terjadinya infark miokard dan kematian akibat
penyakit jantung koroner meningkat dua sampai tiga kali. Sementara penelitian yang
dilakukan oleh Jinzy Mariam dan kawan pada populasi di India usia 30-65 tahun
yang menjalani angiografi didapatkan hasil CIMT average paling tinggi pada pasien
dengan Triple Vessel Disease (1.00mm) Double Vessel Disease > 0,91mm dan
Single Vessel Disease > 0,82mm.
Aterosklerosis tidak dapat dihindarkan adanya hubungan dengan usia dan
perkembangannya dipengaruhi beberapa faktor seperti hipertensi, dislipidemia,
Diabetes melitus dan merokok. Perubahan pola hidup dan intervensi terapi dapat
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
50
mengurangi proses aterosklerosis. Analisis terhadap faktor risiko (jenis kelamin,
usia, hipertensi, diabetes, dislipidemia dan merokok) terkait peningkatan CIMT
dengan kejadian penyakit kardiovaskular didapatkan hasil tidak adanya hubungan
faktor risiko dengan kejadian penyakit kardiovaskular. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan Lorenz dan kawan pada subjek diabetes yang mana
disimpulkan bahwa meskipun terdapat hubungan antara tingkat CIMT dan risiko
vaskular namun tidak didapatkan hubungan antara perubahan CIMT dan risiko
vaskular pada pasien diabetes. Hasil ini tidak mendukung penggunaan pemeriksaan
peningkatan CIMT sebagai uji pengganti dalam klinis pada orang dengan diabetes.
Penelitian ini memiliki kelemahan antara lain subjek penelitian yang kecil
dan tidak adanya kontrol karena kesulitan menghubungi kembali atau sudah
berpindah alamat, periode evaluasi pada penelitian ini dilakukan rerata 71,6 bulan
lebih singkat dari perhitungan kejadian kardiovaskular pada Framingham Risk Score
yaitu 10 tahun. Monitoring CIMT dilakukan dalam dua waktu dengan jeda yang
cukup lama yaitu 6 tahun. Hal ini juga dapat menurunkan jumlah partisipan, jumlah
subjek yang mengalami kejadian kardiovaskaular dan sulit diketahui adanya
mortalitas. Pengukuran CIMT menggunakan ultrasound sangat dipengaruhi oleh
kemampuan operator dalam mengambil gambar, melakukan pengukuran maupun
menginterpretasikan hasil. Adanya perbedaan alat ultrasonografi yang digunakan dan
perbedaan operator antara pemeriksaan CIMT awal dan CIMT ulang yang dapat
mempengaruhi hasil penilaian.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
51
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1) Terdapat peningkatan CIMT pemeriksaan awal dengan CIMT
pemeriksaan ulang pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular
sedang.
2) Terdapat hubungan peningkatan CIMT dan kejadian kardiovaskular
pada penderita dengan faktor risiko kardiovaskular sedang.
7.2.1 Saran
1) Perlu penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar
dan desain penelitian yang lebih baik (terdapat kontrol) serta waktu
yang lebih lama dengan monitoring pemeriksaan CIMT yang berkala
(setiap dua tahun). Dengan monitoring secara berkala akan
mendapatkan partisipan yang aktif, diketahui adanya kejadian
penyakit kardiovaskular dan adanya mortalitas.
2) Adanya intra-observer pada setiap pemeriksaan CIMT untuk
meningkatkan akurasi hasil pemeriksaan.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
52
DAFTAR PUSTAKA
A. Baragetti, M. Knoflach, I. Cuccovillo, L. Grigore, M. Casula, K. Garlaschelli,
A. Mantovani, G. Wick, S. Kiechl, J. Willeit, B. Bottazzi, A.L. Catapano,
G.D. Norata. Pentraxin 3 (PTX3) plasma levels and carotid intima media
thickness progression in the general population. Nutrition, Metabolism &
Cardiovascular Diseases (2014) 24, 518e523
Adam D. Gepner, Jon G. Keevil, Rachael A. Wyman, Claudia E. Korcarz, Susan
E. Aeschlimann, Kjersten L. Busse, and James H. Stein. Use of Carotid
Intima-Media Thickness and Vascular Age to Modify Cardiovascular
Risk Prediction. J Am Soc Echocardiogr 2006;19:1170-1174
Ana Teresa Timo´ teo, Miguel Mota Carmo, and Rui Cruz Ferreira. Carotid
Intima–Media Thickness and Carotid Plaques Improves Prediction of
Obstructive Angiographic Coronary Artery Disease in Women.
Angiology, 2013, 64(1) 57-63
Antonio Iglesias del Sol, Karel G.M. Moons, Monika Hollander, Albert Hofman,
Peter J. Koudstaal, Diederick E. Grobbee, Monique M.B. Breteler,
Jacqueline C.M. Witteman. Is Carotid Intima-Media Thickness Useful in
Cardiovascular Disease Risk Assessment? The Rotterdam Study. Stroke.
2001;32:1532-1538
Belhassen L, Carville C, Pelle G, Monin JL, Teiger E, Duval-Moulin AM, et al.
Evaluation of carotid artery and aortic intima-media thickness
measurements for exclusion of significant coronary atherosclerosis in
patients scheduled for heart valve surgery. J Am Coll Cardiol
2002;39:1139-44.
Bosevski M, Stojanovska L. Progression of carotid-artery disease in type 2
diabetic patients: a cohort prospective study. Vascular Health and Risk
Management, Volume 2015:11 Pages 549—553
Campbell KA, Lipinski MJ, Doran AC, Skaflen MD, Fuster V, McNamara CA:
Lymphocytes and the adventitial immune response in atherosclerosis.
Circ Res 2012, 110:889–900.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
53
Chambless LE, Folsom AR, Clegg LX, Sharrett AR, Shahar E, Nieto FJ, et al.
Carotid wall thickness is predictive of incident clinical stroke: the
Atherosclerosis Risk in Communities (ARIC) study. Am J Epidemiol
2000;151:478-87.
Christine M Robertson, F Gerry, R Fowkes and J.F. Price. Carotid intima–media
thickness and the prediction of vascular events. Vascular Medicine, 2012
17(4)
Dariush Mozaffarian, Emelia J. Benjamin, Alan S. Go,Donna K. Arnett et al.
Heart Disease and Stroke Statistics—2015 Update A Report From the
American Heart Association. Circulation. 2015;131:e29-e322
De Weerd M, J. P. Greving, B. Hedblad et al., “Prevalence of asymptomatic
carotid artery stenosis in the general population: an individual participant
data meta-analysis,” Stroke, vol. 41, no. 6, pp. 1294–1297, 2010.
Den Hartog A.G, S.Achterberg, F. L.Moll et al., “Asymptomatic carotid artery
stenosis and the risk of ischemic stroke according to subtype in patients
with clinical manifest arterial disease,” Stroke, vol. 44, no. 4, pp. 1002–
1007, 2013
Diane E. Bild, David A. Bluemke, Gregory L. Burke, Robert Detrano, et al.
Multi-Ethnic Study of Atherosclerosis: Objectives and Design. American
Journal of Epidemiology, 2000, Vol. 156, No. 9.
Donald M. Lloyd-Jones. Cardiovascular Risk Prediction Basic Concepts, Current
Status, and Future Directions. Circulation. 2010;121:1768-1777.
Elin B. Brolin, S Agewall, T.B. Brismar, K. Caidahl, P. Tornvall and K.
Cederlund. Neither endothelial function nor carotid artery intima-media
thickness predicts coronary computed tomography angiography plaque
burden in clinically healthy subjects: a crosssectional study. BMC
Cardiovascular Disorders 2015. 15:63.
Enrico Ammirati, F. Moroni, G.D.Norata, M. Magnoni, and P.G Camici. Markers
of Inflammation Associated with Plaque Progression and Instability in
Patients with Carotid Atherosclerosis. Mediators of Inflammation
Volume 2015, Article ID 718329, 15.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
54
Estíbaliz Jarauta,Rocío Mateo-Gallego,Ana Bea, Elena Burillo,Pilar Calmarza,
and Fernando Civeira. Carotid Intima-Media Thickness in Subjects With
No Cardiovascular Risk Factors. Rev Esp Cardiol. 2010;63(1):97-102
Gimbrone MA Jr, Topper JN, Nagel T, Anderson KR, Garcia-Cardena G:
Endothelial dysfunction, hemodynamic forces, and atherogenesis. Ann
NY Acad Sci 2000, 902:230–239. discussion 239–240.
H.J. Bauch, J. Griinwalil P. Vischer, C. Gerlach And W. H. Hauss. A Possible
Role Of Catecholamines In Atherogenesis And Subsequent
Complications Of Atherosclerosis. Exp. Pathol.1987. 31, 193:204
Hansen K, Gerd O, M Persson, P.M. Nilsson, O Melander, G Engstrom, B
Hedblad, M Rosvall. The effect of smoking on carotid intima–media
thickness progression rate and rate of lumen diameter reduction.
European Journal of Internal Medicine. 2015; xxx–xxx
Heather M. Johnson, Pamela S. Douglas, Sathanur R. Srinivasan, M. Gene Bond,
Rong Tang, Shengxu Li, Wei Chen, Gerald S. Berenson, James H. Stein.
Predictors of Carotid Intima-Media Thickness Progression in Young
Adults The Bogalusa Heart Study. Stroke. 2007;38:900-905
Howard N. Hodis, Wendy J. Mack, Laurie LaBree, Robert H. Selzer, Chao-ran
Liu, Ci-hua Liu, and Stanley P. Azen. The Role of Carotid Arterial
Intima-Media Thickness in Predicting Clinical Coronary Events. Annals
of Internal Medicine 1998, 128 (4): 262
Hurst R. Todd, Daniel W. C. Ng, C Kendall and B Khandheria. Clinical Use of
Carotid Intima-Media Thickness: Review of the Literature. J Am Soc
Echocardiogr 2007;20:907-914
Jinzy M George, R Bhat, K. M Pai, Arun S., J Jeganathan. The Carotid Intima
Media Thickness: A Predictor of the Clincal Coronary Events. Journal of
Clinical and Diagnostic Research. 2013 June Vol-7(6): 1082-1085
Johan Frostegård. Immunity, atherosclerosis and cardiovascular Disease. BMC
Medicine 2013, 11:117
Joseph F. Polak, Michael J. Pencina, Karol M. Pencina, Christopher J. O’Donnell,
Philip A. Wolf and Ralph B. D’Agostino. Carotid-Wall Intima–Media
Thickness and Cardiovascular Events. N Engl J Med 2011;365:213-21
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
55
Kameshwar Prasad, Deepti Vibha, Meenakshi. Cerebrovascular disease in South
Asia – Part I: A burning problem. Journal of the Royal Society of
Medicine Cardiovascular Disease.2012;1:20
Kavita Sharma, MD, Michael J. Blaha, MD, MPH, Roger S. Blumenthal, MD,
and Kiran Musunuru. Clinical and Research Applications of Carotid
Intima-Media Thickness. Am J Cardiol. 2009 May 1; 103(9): 1316–1320
Lorenz M W, Hugh S.M, Michiel L. Bots,M Rosvall, M Sitzer. Prediction of
Clinical Cardiovascular Events With Carotid Intima-Media Thickness A
Systematic Review and Meta-Analysis. Circulation. 2007;115:459-467.
Lorenz M W, Jackie F. Price, Christine Robertson,Michiel L. Bots et al. Carotid
Intima Media Thickness Progression and Risk of Vascular Events in
People With Diabetes: Results From the PROG-IMT Collaboration.
http://care.diabetesjournals.org/lookup/suppl/doi:10.2337/dc14-2732/-
/DC1.
Lorenz M W, Polak Joseph F Polak, Maryam Kavousi et al. Carotid intima-media
thickness progression to predict cardiovascular events in the general
population (the PROG-IMT collaborative project): a meta-analysis of
individual participant data. Lancet. 2012 June 2; 379(9831): 2053–2062.
Masataka Sata and Daiju Fukuda. Crucial role of renin-angiotensin system in the
pathogenesis of atherosclerosis. Med. Invest 2010.57 : 12-25.
Mika Enomoto, Hisashi Adachi,Yuji Hirai,Ako Fukami et al. LDL-C/HDL-C
Ratio Predicts Carotid Intima-Media Thickness Progression Better Than
HDL-C or LDL-C Alone. Journal of lipids 2011, Article ID 549137, 6.
Modi N, Kapoor A, Kumar S, Tewari S, Garg N, Sinha N. Utility of carotid
intimal medial thickness as a screening tool for evaluation of coronary
artery disease in pre-transplant end stage renal disease. J Postgrad Med
2006;52:266-70.
O’Leary DH, Polak JF, Kronmal RA, Manolio TA, Burke GL, Wolfson SK Jr.
Carotid-artery intima and media thickness as a risk factor for myocardial
infarction and stroke in older adults: Cardiovascular Health Study
Collaborative Research Group. N Engl J Med 1999;340:14-22.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
56
Petty G. W, R. D. Brown Jr., J. P. Whisnant, J. D. Sicks, W. M. O’Fallon, and D.
O. Wiebers, “Ischemic stroke subtypes: a population-based study of
incidence and risk factors,” Stroke, vol. 30, no. 12, pp. 2513–2516, 1999
Quoc Manh Nguyen, Ahmet Toprak, Ji-Hua Xu, Sathanur R. Srinivasan, Wei
Chen, Gerald S. Berenson. Progression of Segment-Specific Carotid
Artery Intima-Media Thickness in Young Adults (from the Bogalusa
Heart Study). Am J Cardiol. 2011 Jan;107(1):114-9
Ravi R. Kasliwal, Manish Bansal, Devang Desai, Maya Sharma. Carotid intima–
media thickness: Current evidence, practices, and Indian experience.
Indian Journal of Endocrinology and Metabolism, Jan-Feb 2014 / Vol 18
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Tahun 2013
Ronen Rubinshtein, Jeffrey T. Kuvin, Morgan Soffler, Ryan J. Lennon, Shahar
Lavi, Rebecca E. Nelson, Geralyn M. Pumper, Lilach O. Lerman, Amir
Lerman. Assessment of endothelial function by non-invasive peripheral
arterial tonometry predicts late cardiovascular adverse events. European
Heart Journal, 2010, Volume 31, no. 9, pp 1142-1148.
Roxana Onut, Serban Balanescu, Dana Constantinescu, Lucian Calmac, Mugur
Marinescu, Maria Dorobantu. Imaging Atherosclerosis by Carotid
Intima-media Thickness in vivo: How to, Where and in Whom ?. A
Journal of Clinical Medicine, Volume 7 No.2 2012
S Bartels, Angelica Ruiz Franco, Tatjana Rundek. Carotid intima-media thickness
(cIMT) and plaque from risk assessment and clinical use to genetic
discoveries. Perspectives in Medicine (2012) 1, 139—145.
Seamus P. Whelton, Khurram Nasir, Michael J. Blaha, Heidi Gransar, Thomas S.
Metkus, Josef Coresh, Daniel S. Berman, Roger S. Blumenthal. Coronary
Artery Calcium and Primary Prevention Risk Assessment: What Is the
Evidence? An Updated Meta-Analysis on Patient and Physician
Behavior, Circ Cardiovasc Qual Outcomes. 2012;5:601-607
Stein James H, Madison, Wisconsin. Carotid Intima-media Thickness And
Vascular Age: You Are Only as Old as Your Arteries Look. Journal of
the American Society of Echocardiography, 2008, Volume 17 Number 6.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
57
Tasneem Z. Naqvi, Ming-Sum Lee. Carotid Intima-Media Thickness and Plaque
in Cardiovascular Risk Assessment. J A C C : Cardiovascular Imaging
Vol.7, No 10, 2014
Tessitore E, Rundek T, Jin Z, Homma S, Sacco RL, Di Tullio MR. Association
between carotid intima-media thickness and aortic arch plaques. J Am
Soc Echocardiogr 2010;23:772-7.
Tiong K. Lim, Eric Lim, Girish Dwivedi, Jaspal Kooner, and Roxy Senior.
Normal Value of Carotid Intima-Media Thickness–A Surrogate Marker
of Atherosclersosis: Quantitative Assessment by B-Mode Carotid
Ultrasound. Journal of the American Society of Echocardiography, ,
2008, Volume 21 Number 2.
Turunen MP, Hiltunen MO, Yla-Herttuala S. Gene therapy for angiogenesis,
restenosis and related diseases. Exp Gerontol 1999;34:567-74.
Van den Oord SC, Sijbrands EJ, ten Kate GL, van Klaveren D, van Domburg RT,
van der Steen AF, Schinkel AF. Carotid intima-media thickness for
cardiovascular risk assessment: systematic review and meta-analysis.
Atherosclerosis. 2013 May;228(1):1-11
Van der Meer I, Bots ML, Hofman A, del Sol AI, van der Kuip DA, Witteman JC.
Predictive value of noninvasive measures of atherosclerosis for incident
myocardial infarction: the Rotterdam study. Circulation 2004;109:1089-
94.
Vasudha Ahuja, Kamal Masaki, Emma J.M. Barinas-Mitchell, Beatriz L.
Rodriguez et al. Significantly greater progression of intima-media
thickness of the carotid artery in Japanese American men than white
men- the ERA JUMP Study. http://dx.doi.org/10.1016/j.cjca.2015.12.013
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
58
Lampiran 1
Lembar Informasi dan Persetujuan Penderita
(INFORMATION for CONSENT)
Yang terhormat bapak/ibu/saudara/i, saya dr. Rina Mawarti, Peserta Program
Pendidikan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah FK UNAIR – RSUD
Dr. Soetomo Surabaya, mengharapkan partisipasi bapak/ibu/saudara/i sebagai
subjek pada penelitian dengan judul : Hubungan Peningkatan Carotid Intima-
Media Thickness (CIMT) dan Kejadian Kardiovaskular pada Penderita dengan
Faktor Risiko Kardiovaskular Sedang-Berat.
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan CIMT awal dan CIMT
pemeriksaan ulang dengan kejadian kardivaskular pada penderita yang
memiliki faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular atherosklerotik
dengan skor sedang-berat. Penelitian ini diperlukan untuk membantu
menentukan prediksi kejadian kardiovaskular di masa mendatang, sehingga
dapat dilakukan pencegahan lebih awal maupun penatalaksanaan yang lebih
tepat pada bapak/ibu/saudara/i.
2. Bapak/ibu/saudara/i dipilih sebagai subjek penelitian karena memenuhi syarat
untuk ikut serta dalam penelitian ini, dimana memiliki faktor risiko
kardiovaskular tingkat sedang-berat, yang perlu penatalaksanaan / terapi
selanjutnya.
3. Urutan prosedur penelitian :
- Pengambilan data sekunder dari rekam medis penderita.
- Pemeriksaan CIMT menggunakan mesin ultrasonografi
(echocardiografi), dilakukan di ruang echocardiografi RSUD Dr.
Soetomo Surabaya sebanyak satu kali .
4. Manfaat penelitian untuk bapak/ibu/saudara/i yaitu dapat mengetahui
peningkatan CIMT awal (yang dilakukan 5-6 tahun yang lalu) dengan CIMT
pemeriksaan ulang (yang dilakukan sekarang) dan kejadian kardiovaskular
(penyakit jantung koroner, stroke, penyakit arteri perifer, gagal jantung karena
penyakit koroner). Dengan diketahui adanya peningkatan CIMT dapat
digunakan memprediksi kejadian penyakit kardiovaskular dimasa mendatang
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
59
sehingga bapak/ibu/saudara/i dapat dilakukan pencegahan dan penatalaksaan
lebih tepat. Manfaat bagi kami para dokter, yaitu membantu kami menentukan
tindakan yang tepat bagi bapak/ibu/saudara/i, serta menjadi acuan bagi kami
dalam menangani kasus serupa di masa mendatang dengan lebih baik.
5. Kemungkinan efek samping hampir tidak ada karena pemeriksaan ini non
invasif. Bila dari data sekunder (rekam medis) belum lengkap dan perlu
pemeriksaan laboratorium, akan dilakukan pemeriksaan laborat profil lipid
dengan pengambilan darah vena. Tindakan ini bisa terjadi efek samping lebam
ditempat pengambilan sampel. Seandainya terjadi lebam pada tempat
pengambilan darah vena cara penanganannya dengan melakukan kompres
hangat pada daerah lebam atau hubungi perawat/dokter yang bertugas. Apabila
ingin kontak langsung dengan kami, dapat menghubungi nomor telepon kami
yaitu 0821 3131 9670 atau minta tolong pada perawat ruangan untuk
menghubungi kami.
6. Kerahasiaan data bapak/ibu/saudara/i serta hasil penelitian ini dijamin.
7. Biaya pemeriksaan ultrasonografi CIMT tidak dibebankan kepada bapak / ibu /
saudara / i.
8. Bapak/ibu/saudara/i diberi kesempatan bertanya sebelum mengikuti penelitian
ini. Bila ada hal – hal yang masih belum jelas, dapat menghubungi dr. Rina
Mawarti pada nomor telepon diatas.
9. Bapak/ibu/saudara/i dapat mengundurkan diri dari keikutsertaan dalam
penelitian ini setiap saat tanpa mengurangi perawatan medik kepada
bapak/ibu/saudara/i selanjutnya.
10.Apabila bapak/ibu/saudara/i berkenan mengikuti penelitian ini, mohon dapat
menandatangani lembar persetujuan terlampir.
Atas perhatiannya disampaikan banyak terima kasih.
Surabaya, ......................................
Yang Memberi Penjelasan, Yang Menerima Penjelasan,
(.........................................) (..........................................)
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
60
Lampiran 2
Pernyataan Persetujuan Mengikuti Penelitian
(Informed Consent)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
No. Telepon :
telah memperoleh penjelasan tentang tujuan, manfaat, prosedur dan efek
samping dari penelitian berjudul Hubungan Peningkatan Carotid Intima-
Media Thickness (CIMT) dan Kejadian Kardiovaskular pada Penderita
dengan Faktor Risiko Kardiovaskular Sedang-Berat.
Dengan ini saya memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian
terhadap diri saya sendiri/suami/isteri/anak/ayah/ibu/saudara kandung saya
dengan :
Nama :
Umur :
Alamat :
No rekam medis :
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan
tanpa paksaan.
Surabaya, …………………….
Saksi –Saksi, Dokter, Yang Membuat Pernyataan,
Tanda tangan Tanda tangan Tanda tangan
(...............................) (..................................) (...................................)
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
61
Lampiran 3
LEMBAR PENGUMPULAN DATA SUBJEK PENELITIAN IDENTITAS Kode Subjek Penelitian : ___________________________________________ Nomor Rekam Medis : ___________________________________________ Nama/Inisial Subjek Penelitian :___________________________________________ Alamat :___________________________________________ Telepon :___________________________________________ Pendidikan Terakhir : 1. Tidak tamat SD 2. SD 3. SLTP 4. SLTA 5. Sarjana
6. Lain-lain, sebutkan: _________________________ Pekerjaan : ___________________________________________ Status Pernikahan :____________________________________________ Tanggal Kunjungan Poliklinik : ____________________________________________ Tanggal Pemeriksaan CIMT : ____________________________________________ KARAKTERISTIK DASAR SUBJEK PENELITIAN
Usia : tahun
Jenis Kelamin : 1. Laki-Laki 2. Perempuan
Tinggi Badan : cm
Berat Badan : kg
Indeks Massa Tubuh (IMT) : kg/m2
Riwayat PJK : 1. Ya 2. Tidak
Riwayat DM : 1. Ya 2. Tidak
Riwayat Hipertensi : 1. Ya 2. Tidak
Riwayat Dyslipidemia : 1. Ya 2. Tidak
Riwayat merokok atau perokok aktif : 1. Ya 2. Tidak
Riwayat PAD : 1. Ya 2. Tidak
Riwayat CVA : 1. Ya 2. Tidak
Terapi kardiovaskular lain (dapat pilih lebih dari 1, dan sebutkan nama obat serta dosis)
: 1. ACE-I: 2. ARB: 3. CCB: 4. Beta bloker: 5. Diuretik: 6. Aldosteron antagonis: 7. Alfa bloker: 8. Lain-lain:
9. N/A
Terapi untuk DM Jenis /dosis:
Terapi dislipidemia Jenis/dosis :
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
62
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda Vital Pemeriksaan
Tekanan Darah : mmHg
Nadi : x/m
Frekuensi Napas : x/m
Pemeriksaan Thoraks
Ictus cordis :
S1 :
S2 :
Murmur : 1. Ya 2. Tidak
Bila Ya sebutkan:
Gallop : 1. Ya 2. Tidak
Vesikuler paru : 1. Normal 2. Tidak normal
Rhonkhi : 1. Ada 2. Tidak ada
Wheezing : 1. Ada 2. Tidak ada
Pemeriksaan fisik lain yang signifikan (Bila tdk ada kelainan signifikan, lingkari N/A)
Kepala/Leher : N/A
Thoraks : N/A
Abdomen : N/A
Ekstremitas : N/A
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG : Mendukung diagnosis PJK? 1. Ya 2. Tidak
Rontgen thoraks : 1. Ada 2. Tidak ada
Bila ada sebutkan:
Data Laboratorium
SK : mg/dL
GDA : U/L
GDP : U/L
GD2JPP : ng/ml
Total cholesterol (TC) : mg/dL
LDL : mg/dL
HDL : mg/dL
Trigliserida : mg/dL
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
63
Data CIMT
Baseline Re-exam
Right Left Right Left
CCA ant N : mean
: max
: min
CCA ant F : mean
: max
: min
CCA lat N : mean
: max
: min
CCA lat F : mean
: max
: min
CCA post N : mean
: max
: min
CCA post F : mean
: max
: min
IMT Summary mean Max region mean Max region
: average
: max
: min
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
64
Tabel framingham general CVD risk score 2008 (D’Agostino, et al., 2008)
Faktor Risiko Poin
Pria Wanita
Usia (age)
30 – 34 + 0 + 0
35 – 39 + 2 + 2
40 – 44 + 5 + 4
45 – 49 + 6 + 5
50 – 54 + 8 + 7
55 – 59 + 10 + 8
60 – 64 + 11 + 9
HDL – C (mg/dL)
60+ -2 -2
50 – 59 - 1 -1
45 – 49 +0 +0
35 – 44 +1 +1
< 35 +2 +2
Kolesterol Total (mg/dL)
<160 +0 +0
160 – 199 +1 +1
200 – 239 +2 +3
240 – 279 +3 +4
280 + +4 +5
Tekanan darah sistolik tidak diobati diobati tidak diobati diobati
<120 mmHg -2 +0 -3 -1
120 – 129 +0 + 2 +0 +2
130 – 139 +1 +3 +1 +3
140 – 149 +2 +4 +2 +5
150 – 159 +2 +4 +4 +6
160+ +3 +5 +5 +7
Diabetes
Ya +3 +4
Tidak +0 +0
Merokok
Ya +4 +3
Tidak +0 +0
TOTAL POIN :
Surabaya, .................................2016
Dokter Peneliti,
dr. Rina Mawarti
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
65
Lampiran 4
Hasil analisis Statistika SPSS Window Version 20.0
Sex
10 35,7 35,7 35,7
18 64,3 64,3 100,0
28 100,0 100,0
L
P
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
Umur
6 21,4 21,4 21,4
11 39,3 39,3 60,7
10 35,7 35,7 96,4
1 3,6 3,6 100,0
28 100,0 100,0
60-64
65-69
70-74
75-79
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
BMI
3 10,7 10,7 10,7
15 53,6 53,6 64,3
8 28,6 28,6 92,9
2 7,1 7,1 100,0
28 100,0 100,0
< 18,5
18,5 - 24,9
25,0 - 29,9
>=30,0
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
Descriptive Statistics
28 62,00 76,00 67,9643 3,74643
28 16,89 31,24 23,7871 4,03329
28
Umur
BMI
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Dev iation
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
66
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tekanan_Darah_Sistol 28 109.00 170.00 134.9643 17.58678
Tekanan_Darah_Diastol 28 60.00 100.00 76.4286 10.61595
Denyut_Jantung 28 57.00 100.00 72.7143 10.14289
Serum_Kreatini 28 .50 1.60 1.0043 .29820
Gula_Darah_Puasa 28 79.00 146.00 103.2857 17.44803
Kolesterol_Total 28 97.00 253.00 186.1071 36.94374
HDL_Kolesterol 28 33.00 75.00 49.7500 11.75246
FRS 28 11.00 20.00 16.2500 1.91727
Jeda_Waktu_Penilaian_CIMT 28 69.00 73.00 71.6071 1.13331
Valid N (listwise) 28
DM
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
YA 6 21.4 21.4 21.4
TIDAK 22 78.6 78.6 100.0
Total 28 100.0 100.0
Dislipidemia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1 15 53.6 53.6 53.6
2 13 46.4 46.4 100.0
Total 28 100.0 100.0
Hipertensi
28 100,0 100,0 100,0YaValid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
67
Merokok
6 21,4 21,4 21,4
22 78,6 78,6 100,0
28 100,0 100,0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
PJK
5 17,9 17,9 17,9
23 82,1 82,1 100,0
28 100,0 100,0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
CVA
28 100,0 100,0 100,0TidakValid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
PAD
1 3,6 3,6 3,6
27 96,4 96,4 100,0
28 100,0 100,0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
Decomp
3 10,7 10,7 10,7
25 89,3 89,3 100,0
28 100,0 100,0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
Kejadian_Kardiovaskular
21 75,0 75,0 75,0
7 25,0 25,0 100,0
28 100,0 100,0
Tidak
Ya
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
68
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
CIMT_Awal_mean 28 .560 1.100 .69936 .127684
CIMT_Awal_max 28 .624 1.239 .83221 .153316
CIMT_Ulang_mean 28 .567 1.237 .77896 .156559
CIMT_Ulang_max 28 .750 1.634 .96961 .194397
Delta_CIMT_mean 28 -.110 .256 .07961 .104689
Delta_CIMT_max 28 -.054 .395 .13739 .115052
Valid N (listwise) 28
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
CIMT_Ulang_mean
-
CIMT_Awal_mean
.079607 .104689 .019784 .039013 .120201 4.024 27 .000
Pair
2
CIMT_Ulang_max -
CIMT_Awal_max .137393 .115052 .021743 .092780 .182006 6.319 27 .000
Descriptives
21 ,047857 ,0895591 ,0195434 ,007090 ,088624 -,1100 ,2250
7 ,174857 ,0920334 ,0347853 ,089740 ,259974 ,0100 ,2560
28 ,079607 ,1046891 ,0197844 ,039013 ,120201 -,1100 ,2560
21 ,099333 ,0957023 ,0208840 ,055770 ,142897 -,0540 ,2880
7 ,251571 ,0935822 ,0353707 ,165022 ,338120 ,1410 ,3950
28 ,137393 ,1150524 ,0217429 ,092780 ,182006 -,0540 ,3950
Tidak
Ya
Total
Tidak
Ya
Total
Delta_CIMT
Delta_Max_CIMT
N Mean Std. Dev iat ion Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Conf idence Interv al for
Mean
Minimum Maximum
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
69
DM * Kejadian_Kardiovaskular Crosstabulation
Count
Kejadian_Kardiovaskular Total
YA TIDAK
DM YA 2 4 6
TIDAK 5 17 22
Total 7 21 28
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .283a 1 .595
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .270 1 .603 Fisher's Exact Test .622 .478
Linear-by-Linear Association .273 1 .602 N of Valid Cases 28
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Dislipidemia * Kejadian_Kardiovaskular Crosstabulation
Count
Kejadian_Kardiovaskular Total
YA TIDAK
Dislipidemia YA 3 12 15
TIDAK 4 9 13
Total 7 21 28
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
70
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .431a 1 .512
Continuity Correctionb .048 1 .827
Likelihood Ratio .430 1 .512 Fisher's Exact Test .670 .412
Linear-by-Linear Association .415 1 .519 N of Valid Cases 28
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.25.
b. Computed only for a 2x2 table
Merokok * Kejadian_Kardiovaskular Crosstabulation
Count
Kejadian_Kardiovaskular Total
YA TIDAK
Merokok YA 1 5 6
TIDAK 6 16 22
Total 7 21 28
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .283a 1 .595
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .302 1 .583 Fisher's Exact Test 1.000 .522
Linear-by-Linear Association .273 1 .602 N of Valid Cases 28
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.50.
b. Computed only for a 2x2 table
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
71
Classification Tablea
Observed Predicted
Kejadian_Kardiovaskular Percentage
Correct YA TIDAK
Step 1 Kejadian_Kardiovaskular
YA 3 4 42.9
TIDAK 2 19 90.5
Overall Percentage 78.6
a. The cut value is .500
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1
Step 9.334 1 .002
Block 9.334 1 .002
Model 9.334 1 .002
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 22.157a .283 .420
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter
estimates changed by less than .001.
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1a
Delta_CIMT
_mean -16.741 6.949 5.804 1 .016 .000 .000 .044
Constant 3.025 1.098 7.591 1 .006 20.589
a. Variable(s) entered on step 1: Delta_CIMT_mean.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
72
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a
Delta_CIMT
_max -15.543 6.213 6.258 1 .012 .000 .000 .035
Constant 3.827 1.366 7.844 1 .005 45.903
a. Variable(s) entered on step 1: Delta_CIMT_max.
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 7.000a 1 .008
Continuity Correctionb 4.861 1 .027
Likelihood Ratio 9.561 1 .002 Fisher's Exact Test .010 .010
Linear-by-Linear Association 6.750 1 .009 N of Valid Cases 28
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.00.
b. Computed only for a 2x2 table
DM * Kejadian_Kardiovaskular Crosstabulation
Kejadian_Kardiovaskular Total
YA TIDAK
DM
YA
Count 2 4 6
% within DM 33.3% 66.7% 100.0%
% within Kejadian_Kardiovaskular 28.6% 19.0% 21.4%
% of Total 7.1% 14.3% 21.4%
TIDAK
Count 5 17 22
% within DM 22.7% 77.3% 100.0%
% within Kejadian_Kardiovaskular 71.4% 81.0% 78.6%
% of Total 17.9% 60.7% 78.6%
Total
Count 7 21 28
% within DM 25.0% 75.0% 100.0%
% within Kejadian_Kardiovaskular 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 25.0% 75.0% 100.0%
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
73
Dislipidemia * Kejadian_Kardiovaskular Crosstabulation
Kejadian_Kardiovaskular Total
YA TIDAK
Dislipidemia
YA
Count 3 12 15
% within Dislipidemia 20.0% 80.0% 100.0%
% within Kejadian_Kardiovaskular 42.9% 57.1% 53.6%
% of Total 10.7% 42.9% 53.6%
TIDAK
Count 4 9 13
% within Dislipidemia 30.8% 69.2% 100.0%
% within Kejadian_Kardiovaskular 57.1% 42.9% 46.4%
% of Total 14.3% 32.1% 46.4%
Total
Count 7 21 28
% within Dislipidemia 25.0% 75.0% 100.0%
% within Kejadian_Kardiovaskular 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 25.0% 75.0% 100.0%
Merokok * Kejadian_Kardiovaskular Crosstabulation
Kejadian_Kardiovaskular Total
YA TIDAK
Merokok
YA
Count 1 5 6
% within Merokok 16.7% 83.3% 100.0%
% within Kejadian_Kardiovaskular 14.3% 23.8% 21.4%
% of Total 3.6% 17.9% 21.4%
TIDAK
Count 6 16 22
% within Merokok 27.3% 72.7% 100.0%
% within Kejadian_Kardiovaskular 85.7% 76.2% 78.6%
% of Total 21.4% 57.1% 78.6%
Total
Count 7 21 28
% within Merokok 25.0% 75.0% 100.0%
% within Kejadian_Kardiovaskular 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 25.0% 75.0% 100.0%
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
74
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a
DM .202 1.112 .033 1 .856 1.223 .138 10.822
Dislipidemia -.640 .994 .414 1 .520 .528 .075 3.702
Merokok -.789 1.244 .402 1 .526 .454 .040 5.202
Constant 3.131 4.103 .582 1 .445 22.886
a. Variable(s) entered on step 1: DM, Dislipidemia, Merokok.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1
Step .270 1 .603
Block .270 1 .603
Model .270 1 .603
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 31.220a .010 .014
a. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than .001.
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step 1a
DM .531 1.004 .279 1 .597 1.700 .237 12.173
Constant .163 1.805 .008 1 .928 1.176
a. Variable(s) entered on step 1: DM.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
75
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1
Step .430 1 .512
Block .430 1 .512
Model .430 1 .512
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 31.060a .015 .023
a. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than .001.
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B
)
95% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1a
Dislipide
mia -.575 .882 .426 1 .514 .563 .100 3.168
Constant 1.962 1.424 1.898 1 .168 7.111
a. Variable(s) entered on step 1: Dislipidemia.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1
Step .302 1 .583
Block .302 1 .583
Model .302 1 .583
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
76
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 31.189a .011 .016
a. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than .001.
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1a
Merok
ok -.629 1.195 .276 1 .599 .533 .051 5.554
Consta
nt 2.238 2.243 .996 1 .318 9.375
a. Variable(s) entered on step 1: Merokok.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Karya Akhir HUBUNGAN PENINGKATAN CAROTID... dr. RINA MAWARTI