CAROTID INTIMA-MEDIA THICKNESS (CIMT) PADA …repository.unair.ac.id/55753/13/PPDS. JP. 10-16 Atm...
Transcript of CAROTID INTIMA-MEDIA THICKNESS (CIMT) PADA …repository.unair.ac.id/55753/13/PPDS. JP. 10-16 Atm...
KORELASI KADAR LIPOPROTEIN(A) PLASMA DENGAN
CAROTID INTIMA-MEDIA THICKNESS (CIMT) PADA PENDERITA
DENGAN RISIKO TINGGI PENYAKIT KARDIOVASKULAR
BERDASARKAN FRAMINGHAM GENERAL CVD RISK SCORE 2008
Karya Akhir untuk Mendapatkan Keterangan Keahlian
di Bidang Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Peneliti :
Susetyo Atmojo
NIM. 011081314
Pembimbing :
Prof. Dr. Budi Susetyo Pikir, dr. Sp.PD, Sp.JP(K) FIHA
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
2016
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
i
KORELASI KADAR LIPOPROTEIN(A) PLASMA DENGAN
CAROTID INTIMA-MEDIA THICKNESS (CIMT) PADA PENDERITA
DENGAN RISIKO TINGGI PENYAKIT KARDIOVASKULAR
BERDASARKAN FRAMINGHAM GENERAL CVD RISK SCORE 2008
KARYA AKHIR
Untuk Memperoleh Keterangan Keahlian (Sp.JP) pada
Program Pendidikan Dokter Spesialis-1
Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Oleh :
Susetyo Atmojo
NIM. 011081314
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS-1
DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
2016
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat
dan anugerah-Nya sehingga karya akhir dengan judul “Korelasi Kadar
Lipoprotein(a) Plasma Dengan Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) Pada
Penderita Dengan Risiko Tinggi Penyakit Kardiovaskular Berdasarkan
Framingham General CVD Risk Score 2008” dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa karya akhir ini tidak dapat terselesaikan
dengan baik tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Kepada
Prof. Dr. Budi Susetyo Pikir, dr. Sp.PD, Sp.JP(K), FIHA selaku pembimbing
karya akhir kami, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala
bimbingan, dukungan dan semangat yang telah diberikan untuk menyelesaikan
penelitian ini. Pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Fasich, Apt selaku Rektor Universitas Airlangga saat penulis
memulai pendidikan dan Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE., Mt., Ak.,CMA
selaku Rektor Universitas Airlangga saat ini, Prof. Dr. Agung Pranoto, dr.,
Sp.PD-FINASIM KEMD selaku Dekan FK Unair saat penulis memulai
pendidikan dan Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U selaku Dekan FK Unair saat ini,
H. Dodo Anondo, dr., MPH selaku direktur RSUD Dr. Soetomo saat penulis
memulai pendidikan dan dr. Harsono selaku Plt. Direktur RSUD Dr. Soetomo
saat ini, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan untuk menempuh
PPDS-1 Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
vi
2. Muhammad Aminuddin, dr., Sp.JP(K), FIHA, FAsCC selaku Ketua
Departemen Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair, atas
kesempatan untuk menempuh pendidikan, bimbingan serta bantuannya
selama pendidikan.
3. Andrianto, dr., Sp.JP (K), FIHA selaku Ketua Program Studi Ilmu Penyakit
Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair saat ini atas kesempatan menempuh
pendidikan, dan bimbingan serta bantuaanya selama pendidikan.
4. Agus Subagjo, dr., Sp.JP(K), FIHA, FAsCC selaku Ketua Program Studi
Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair saat penulis memulai
pendidikan atas kesempatan menempuh pendidikan, dan bimbingan serta
bantuannya selama pendidikan.
5. Prof. Dr. Djoko Soemantri, dr., Sp.JP(K), FIHA, FAsCC dan Dr. J. Nugroho
Eko Putranto, dr., Sp.JP(K), FIHA selaku koordinator penelitian pada
program studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair atas
segala bimbingan dan bantuannya selama pendidikan.
6. Prof. Dr. Budi Susetyo Juwono (Alm), dr., Sp.JP (K), FIHA dan Jatno
Karjono (alm), dr., Sp.JP (K), FIHA atas bimbingan, bantuan dan keteladanan
yang diberikan selama masa hidup beliau selama pendidikan.
7. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah FK Unair : Prof. R. Mohammad Yogiarto, dr., Sp.JP(K), Prof. Dr.
Rochmad Romdoni, dr., Sp.JP(K), Jeffrey D. Adipranoto, dr., Sp.JP(K), R.P.
Soeharsohadi, dr., Sp.JP(K), Iswanto Pratanu, dr., Sp.JP(K), Dyah Priyatini,
dr., Sp.JP(K), Esti Hindariati, dr., Sp.JP(K), Budi Baktijasa, dr., Sp.JP(K), I
Gde Rurus Suryawan, dr., Sp.JP(K), Bambang Herwanto, dr., Sp.JP(K),
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
vii
Achmad Lefi, dr., Sp.JP(K), Yudi Her Oktaviono, dr., Sp.JP(K), Moh.
Budiarto, dr., Sp.JP, M. Yusuf, dr., Sp.JP, Meity Ardiana, dr., Sp.JP, Rerdin
Julario, dr., Sp.JP, Rosi Amrilla F, dr., Sp.JP, dan Nia Dyah Rahmianti, dr.,
Sp.JP atas segala bimbingan, bantuan dan semangat yang diberikan selama
pendidikan.
8. Kepala Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam, Paru, Radiologi, Rehabilitasi
Medik, dan Ilmu Kesehatan Anak beserta staf pengajar atas kesempatan
belajar serta bimbingannya selama pendidikan.
9. Kepala Ruangan Rawat Inap, Poliklinik Jantung, ICCU, IDIK, IRD dan
Ekokardiografi beserta seluruh staf paramedis RSUD Dr. Soetomo Surabaya
dan karyawan bagian Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair
atas segala bimbingan, kerjasama, motivasi dan bantuannya selama
pendidikan.
10. Seluruh Pasien yang telah dirawat maupun responden penelitian atas
ketulusan dan kerjasamanya, sekaligus menjadi guru bagi penulis selama
pendidikan.
11. Rekan – rekan seangkatan : Agung Hadi Susanto, dr., Sp.JP, Aldhi Pradana
H, dr., Sp.JP, Ahmad Faizal Amir, dr., Isnaini, dr., Mia Puspitasari, dr., dan
Luh Oliva Saraswati S, dr., atas kerjasama, dukungan, motivasi dan semangat
selama pendidikan.
12. Rekan – rekan seperjuangan dalam ujian tulis nasional (CBT Maret 2016):
Irma Kartikasari, dr., Rina Mawarti, dr., Amelia Arindanie, dr., Ahmad Faizal
Amir, dr., Luh Oliva Saraswati S, dr., Feranti Meuthia, dr., atas segala
bantuan, dukungan dan kerjasamanya.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
viii
13. Rekan – rekan PPDS – 1 Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK
Unair atas segala kerjasama, bantuan, semangat selama pendidikan.
14. Kedua orang tua penulis, bapak Poniman Sumarijadi dan ibu Theresia
Darmiasih; serta mertua penulis, bapak Slamet Muhardjo dan ibu Endang
Astuti, ketiga saudara saya, Bagus Sarwo Edhy, ST., Pujo Laksono, SE., Leni
Kusumawardani yang tidak henti-hentinya mendoakan dan memberikan
dorongan semangat serta moril selama menempuh pendidikan.
15. Istri penulis, Savitri Rahayu, dr., atas segala pengertian, dukungan, kesabaran,
pengorbanan, serta doa yang tidak henti – hentinya diberikan selama
menempuh pendidikan.
16. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu – persatu, yang turut membantu
dan mendukung penulis selama menjalani pendidikan.
Penulis menyadari bahwa karya akhir ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu diharapkan sumbang saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan
di masa mendatang. Saya berharap karya akhir ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Tidak lupa penulis
memohon maaf yang sebesar – besarnya kepada semua pihak atas segala
kekurangan dan kesalahan yang dilakukan selama menjalani pendidikan. Semoga
Allah SWT selalu membimbing dan meridhoi kita semua.
Surabaya, 28 Juli 2016
Penulis,
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
ix
ABSTRAK
KORELASI KADAR LIPOPROTEIN(A) PLASMA DENGAN
CAROTID INTIMA-MEDIA THICKNESS (CIMT) PADA PENDERITA
DENGAN RISIKO TINGGI PENYAKIT KARDIOVASKULAR
BERDASARKAN FRAMINGHAM GENERAL CVD RISK SCORE 2008
Susetyo Atmojo, Budi Susetyo Pikir
Latar Belakang: Penyakit kardiovaskular aterosklerotik saat ini merupakan penyebab kematian tertinggi di berbagai negara di dunia. Peningkatan kadar Lipoprotein(a) (Lp(a)) plasma merupakan salah satu faktor risiko yang dikaitkan dengan proses aterosklerosis yang mendasari berbagai manifestasi klinis penyakit kardiovaskular. Namun, penelitian klinis tambahan perlu dilakukan untuk membuktikan hal ini. Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) diketahui merupakan salah satu pemeriksaan untuk menilai derajat dan progresivitas proses aterosklerosis. Tujuan: Membuktikan adanya korelasi antara kadar Lp(a) plasma dengan CIMT pada penderita dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular berdasarkan Framingham General CVD risk score 2008. Metode: Jenis dan desain penelitian ini menggunakan metode correlational dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Ada 30 subyek yang berpartisipasi dalam penelitian ini dimana masing – masing subyek penelitian akan menjalani pemeriksaan CIMT dan juga pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan Lp(a) plasma. Korelasi antara kadar Lp(a) plasma dan nilai CIMT dievaluasi menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil: Rerata kadar Lp(a) plasma pada subyek penelitian ini adalah 24.6667 mg/dL. Terdapat korelasi positif yang kuat dan bermakna antara kadar Lp(a) plasma dan CIMT rata-rata (CIMT mean) pada penderita dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular berdasarkan Framingham General CVD risk score 2008 (r = 0.618 dan p < 0.0001). Terdapat juga korelasi positif yang kuat dan bermakna antara kadar Lp(a) plasma dan CIMT tertinggi (CIMT max) pada penderita dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular berdasarkan Framingham General
CVD risk score 2008 (r = 0.698 dan p < 0.0001). Kesimpulan: Didapatkan korelasi positif yang kuat dan bermakna antara kadar Lp(a) plasma dan CIMT rata-rata (CIMT mean) serta CIMT tertinggi (CIMT max) pada penderita dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular berdasarkan Framingham General CVD risk score 2008. Kata Kunci: aterosklerosis, lipoprotein(a), Carotid Intima-Media Thickness,
Framingham General CVD risk score 2008
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
x
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN PLASMA LIPOPROTEIN(A) LEVEL
AND CAROTID INTIMA-MEDIA THICKNESS (CIMT) IN PATIENT
WITH HIGH RISK OF CARDIOVASCULAR DISEASE ACCORDING TO
FRAMINGHAM GENERAL CVD RISK SCORE 2008
Susetyo Atmojo, Budi Susetyo Pikir
Background : Atherosclerotic Cardiovascular Disease (ASCVD) is the leading cause of mortality in the worldwide. Elevated plasma levels of lipoprotein(a) (Lp(a)) are considerd to be an atherosclerotic risk factor, although additional studies are necessary to provide confirmation. The Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) is known as a surrogate index of atherosclerosis. Objective : To prove a correlation between plasma Lp(a) level and CIMT in patient with high risk of cardiovascular disease according to Framingham General CVD risk score 2008. Methods : This is a correlational study with purposive sampling technique. Thirty subjects participate in this reseach and each subject underwent a CIMT examination and their blood sample were collected for Lp(a) measurement. This study is analyzed with Spearman Correlation Test. Results : The mean of plasma Lp(a) level in this study was 24.6667 mg/dL. There is a positive, strong and significant correlation between plasma Lp(a) level and CIMT mean in patient with high risk of cardiovascular disease according to Framingham General CVD risk score 2008 (r = 0.618 dan p < 0.0001). There is also a positive, strong and significant correlation between plasma Lp(a) level and CIMT max in patient with high risk of cardiovascular disease according to Framingham General CVD risk score 2008 (r = 0.698 dan p < 0.0001). Conclusions : There was a positive, strong and significant correlation between plasma Lp(a) level and CIMT in patient with high risk of cardiovascular disease according to Framingham General CVD risk score 2008. Keywords : atherosclerosis, lipoprotein(a), Carotid Intima-Media Thickness,
Framingham General CVD risk score 2008
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
xi
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................ i LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii PERNYATAAN.................................................................................................. iii PERSETUJUAN……......................................................................................... iv KATA PENGANTAR........................................................................................ v ABSTRAK.......................................................................................................... ix ABSTRACT.......................................................................................................... x DAFTAR ISI....................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xiii DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xv DAFTAR SINGKATAN................................................................................... xvi BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 6 1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian....................................................................... 7
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Penyakit Kardiovaskular............................................................... 9 2.2 Patologi Plak Aterosklerosis......................................................... 10 2.3 Lipoprotein(a)………………….................................................. 13 2.4 Peran Lipoprotein(a) pada Patogenesis Aterosklerosis............... 17 2.5 Carotid Intima-Media Thickness (CIMT)................................... 21
2.5.1 Peran Pemeriksaan CIMT untuk Menilai Aterosklerosis 21 2.5.2 Metode Pemeriksaan CIMT dan Interpretasi Data.......... 24
2.6 Penilaian Risiko Penyakit Kardiovaskular.................................. 25 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual.................................................................. 30 3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual……………………………… 31 3.3 Hipotesis Penelitian..................................................................... 33
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis dan Desain Penelitian........................................................ 34 4.2 Ruang Lingkup Penelitian.......................................................... 34 4.3 Populasi Penelitian..................................................................... 34 4.4 Sampel Penelitian
4.4.1 Cara Pengambilan Sampel............................................ 35 4.4.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
4.4.2.1 Kriteria Inklusi................................................ 35 4.4.2.2 Kriteria Eksklusi............................................. 35
4.4.3 Perhitungan Estimasi Minimal Besar Sampel............... 36 4.5 Variabel Penelitian.................................................................... 36
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
xii
4.6 Instrumen Penelitian.................................................................. 37 4.6.1 Tabel Framingham General CVD risk score 2008........... 37 4.6.2 Kadar Lipoprotein(a) Plasma…….…………….............. 37 4.6.3 Jarum dan Tabung SST 5 cc……..…………….............. 37 4.6.4 Carotid Ultrasonography untuk Menilai Carotid Intima-
Media Thickness……..………………………..……....... 37 4.6.5 Kuesioner Klinis……………….……..……………......... 38 4.6.6 Kuesioner Demografis……………….……..……….........38 4.7 Definisi Operasional.................................................................. 38 4.8 Alur Penelitian........................................................................... 40 4.9 Prosedur Penelitian.................................................................... 40 4.10 Pengolahan dan Analisis Data
4.10.1 Pengolahan Data............................................................ 41 4.10.2 Analisis Data................................................................. 42
4.11 Ethical Clearance...................................................................... 42 BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1 Karakteristik Dasar Subyek Penelitian......................................... 43 5.2 Hasil Pemeriksaan Kadar Lipoprotein(a) Plasma........................ 46 5.3 Hasil Pemeriksaan Carotid Intima-Media Thickness (CIMT)..... 47 5.4 Analisis Bivariate Karakteristik Subyek Penelitian Terhadap
Kadar Lipoprotein(a) Plasma………........................................ 47 5.5 Hasil Analisis Korelasi Kadar Lipoprotein(a) Plasma Dengan
Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) Pada Penderita Dengan Risiko Tinggi Penyakit Kardiovaskular Berdasarkan Framingham
General CVD Risk Score 2008................................................... 49 BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Dasar Subjek Penelitian..........................................54 6.2 Analisis Bivariate Karakteristik Subyek Penelitian Terhadap
Kadar Lipoprotein(a) Plasma……….. ..................................... 55 6.3 Nilai Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) Berdasarkan
Karakteristik Subyek Penelitian ............................................... 57 6.4 Korelasi Kadar Lipoprotein(a) Plasma Dengan Nilai Carotid
Intima-Media Thickness (CIMT) Pada Penderita Dengan Risiko Tinggi Penyakit Kardiovaskular Berdasarkan Framingham General CVD Risk Score 2008 ........................... 58
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan............................................................................... 62 7.2 Saran.......................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………63 LAMPIRAN………………………………………………..…………………….70
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
xiii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Skema Patologi Evolusi Plak Aterosklerosis…...................... 13
Gambar 2.2 Struktur Lipoprotein(a)…………………............................... 14
Gambar 2.3 Mekanisme Aterogenesis Lipoprotein(a)……………………....19
Gambar 2.4 Mekanisme Patogenesis Trombosis oleh Lipoprotein(a)……...21
Gambar 2.5 Gambaran Double line dan Cara Pengukuran CIMT.............. 25
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian…………............................. 30
Gambar 4.1 Alur Penelitian……………………………............................. 40
Gambar 5.5.1 Hubungan antara Kadar Lipoprotein(a) Plasma dengan Nilai
Carotid Intima-Media Thickness Rata-rata (CIMT mean)…... 51
Gambar 5.5.2 Hubungan antara Kadar Lipoprotein(a) Plasma dengan Nilai
Carotid Intima-Media Thickness Tertinggi (CIMT max)…….52
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
xiv
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 5.1 Karakteristik Data Dasar Subyek Penelitian............................. 45
Tabel 5.2 Nilai Minimum dan Maksimum, Rerata, Simpang Baku Kadar
Lipoprotein(a) Plasma…………………................................... 46
Tabel 5.3.1 Nilai Minimum dan Maksimum, Rerata, Simpang Baku Carotid
Intima-Media Thickness Rata-rata (CIMT mean)..................... 47
Tabel 5.3.2 Nilai Minimum dan Maksimum, Rerata, Simpang Baku
Carotid Intima-Media Thickness Tertinggi (CIMT max)……… 44
Tabel 5.4 Analisis Bivariate Karakteristik Subyek Penelitian terhadap
Kadar Lipoprotein(a) Plasma...................................................... 48
Tabel 5.5 Analisis Korelasi Kadar Lipoprotein(a) Plasma dengan Nilai
Carotid Intima-Media Thickness Rata-rata (CIMT mean) dan
Tertinggi (CIMT max).............................................................. 50
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Tabel Framingham General Cardiovascular Disease risk score
2008………………………………………....….......................... 70
Lampiran 2 Lembar Information for Consent…............................................. 71
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Ikut Serta dalam Penelitian…………......... 76
Lampiran 4 Lembar Pengumpulan Data Subyek
Penelitian....................................................................................... 77
Lampiran 5 Hasil Analisis Statitika SPSS Window Version 20.0…………….80
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
xvi
DAFTAR SINGKATAN
ACS Acute Coronary Syndrome
AHA American Heart Association
Apo(a) Apolipoprotein(a)
ARIC Atherosclerotic Risk in the Community
ASE American Society of Echocardiography
CACS Coronary Artery Calcium Score
CIMT Carotid Intima-Media Thickness
CRP C-Reactive Protein
CVD Cardiovascular Disease
EAS European Atherosclerosis Society
EDHF Endothelium-Derived Hyperpolarizing Factor
FHS Framingham Heart Study
HDL High Density Lipoprotein
hs-CRP high sensitivity C-Reactive Protein
ICAM-1 Intercellular Cell Adhesion Molecule-1
IL-8 Interleukin-8
IMT Indeks Massa Tubuh
LDL Low Density Lipoprotein
Lp(a) Lipoprotein(a)
MCP-1 Monocyte Chemotactic Protein-1
M-CSF Macrophage Colony-Stimulating Factor
NCEP National Cholesterol Education Program
NHLBI National Heart, Lung, and Blood Institute
NO Nitric Oxide
PAD Peripheral Artery Disease
PAI-1 Plasminogen Activator Inhibitor-1
PJK Penyakit Jantung Koroner
PROCAM Prospective Cardiovascular Munster
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
xvii
RISKESDAS Riset Kesehatan Dasar
SCORE Systematic Coronary Risk Evaluation
SHAPE Screening for Heart Attack Prevention and Education
SKA Sindroma Koroner Akut
TIA Transient Ischemic Attack
t-PA tissue-Plasminogen Activator
VCAM-1 Vascular Cell Adhesion Molecule-1
VLDL Very Low Density Lipoprotein
WHO World Health Organization
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan
utama dunia baik di negara maju maupun negara berkembang. Hal ini didasarkan
atas data yang menyebutkan kelompok penyakit kardiovaskular merupakan
penyebab kematian tertinggi di berbagai negara di dunia dan diperkirakan
prevalensinya akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang. Data World
Health Organization (WHO) saat ini menunjukkan penyakit kardiovaskular
menjadi penyebab lebih dari 17 juta kematian atau sekitar 30 persen dari total
angka kematian di seluruh dunia setiap tahunnya, dimana 80 persen diantaranya
terjadi di negara berkembang, dan diperkirakan akan bertambah menjadi 23,6 juta
kematian pada tahun 2030 (Mendis, et al., 2011; Dariush, et al., 2015).
Penyakit kardiovaskular terdiri dari spektrum penyakit yang luas, namun
secara umum disebabkan oleh patofisiologi awal yang sama yakni didasari adanya
proses aterosklerosis yang mendahului sebelum bermanifestasi sebagai penyakit
kardiovaskular. Penyakit ini meliputi sekelompok penyakit yaitu Penyakit Jantung
Koroner (PJK), penyakit serebrovaskular termasuk stroke dan Transient Ischemic
Attack (TIA), penyakit pada aorta dan arteri perifer/Peripheral Artery Disease
(PAD), serta gagal jantung. PJK merupakan manifestasi penyakit kardiovaskular
yang paling sering ditemukan dengan angka mortalitas dan morbiditas tertinggi
diantara kelompok penyakit kardiovaskular (Frostegard J., 2013).
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
2
Penyakit kardiovaskular berkaitan erat dengan berbagai faktor risiko
aterosklerosis. Faktor-faktor risiko penting yang termasuk dalam berbagai model
stratifikasi risiko penyakit kardiovaskular yaitu usia, jenis kelamin, hipertensi,
dislipidemia, merokok, diabetes mellitus, dan riwayat keluarga dengan PJK
prematur. Pada populasi penderita PJK, beberapa studi menyatakan keberadaan
faktor-faktor risiko tersebut ditemukan pada 85 persen populasi. Selain berbagai
faktor risiko tradisional tersebut, terdapat beberapa faktor risiko baru yang mulai
teridentifikasi diantaranya sindroma metabolik, lipoprotein(a), high sensitivity C-
Reactive Protein (hs-CRP), fibrinogen, homosistein, dan tissue-Plasminogen
Activator (t-PA). Walaupun satu faktor risiko saja dapat mencetuskan kejadian
kardiovaskular, tetapi kombinasi beberapa faktor risiko akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya kejadian kardiovaskular pada individu. Oleh karena itu,
identifikasi semua faktor risiko yang ada, khususnya faktor risiko baru diluar
faktor-faktor risiko tradisional yang telah lama diketahui serta tatalaksana
berbagai faktor risiko aterosklerosis yang terdapat pada seorang individu harus
dilakukan seoptimal mungkin untuk mencegah manifestasi penyakit
kardiovaskular (Yusuf, et al., 2004; Wang, et al., 2006).
Peningkatan angka mortalitas dan morbiditas oleh karena penyakit
kardiovaskular dari tahun ke tahun menarik perhatian para ahli untuk terus-
menerus melakukan strategi preventif terhadap kejadian kardiovaskular.
Stratifikasi risiko kardiovaskular dengan penilaian risiko adalah langkah penting
untuk mencapai tujuan ini. Salah satu model stratifikasi risiko penyakit
kardiovaskular adalah berdasarkan Framingham Heart Study (FHS). Pada tahun
2008, FHS mengembangkan profil risiko penyakit kardiovaskular baru yang
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
3
disebut Framingham General Cardiovascular Disease (CVD) risk score 2008.
Algoritma FHS yang baru ini dikembangkan berdasarkan jumlah kejadian
kardiovaskular yang lebih besar, menyertakan faktor risiko kadar kolesterol High
Density Lipoprotein (HDL), serta dapat digunakan untuk mengestimasi risiko
absolut penyakit kardiovaskular. Pada stratifikasi risiko ini, individu
dikelompokkan menjadi beberapa kategori berdasarkan pada estimasi risiko
terjadinya suatu kejadian penyakit kardiovaskular dalam 10 tahun kedepan.
Caranya dihitung poin dari setiap faktor risiko yang ada dan dijumlahkan,
kemudian dilihat pada tabel dan dinilai besarnya risiko kejadian penyakit
kardiovaskular dalam 10 tahun kedepan. Bila risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular dalam 10 tahun kedepan < 10 % disebut risiko rendah, antara 10 %
- 19 % risiko sedang, sedangkan ≥ 20 % risiko tinggi (D’Agostino, et al., 2008).
Lipoprotein(a) (Lp(a)) merupakan salah satu fraksi lipoprotein yang
disintesis di hati dan terdiri atas molekul apolipoprotein B yang berikatan kovalen
dengan apolipoprotein(a) (apo(a)). Peningkatan kadar Lp(a) plasma diketahui
berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular karena aktivasi
proses aterosklerosis dan trombosis oleh Lp(a). Keterkaitan Lp(a) dengan proses
aterosklerosis diduga disebabkan oleh proses oksidasi Lp(a) dan infiltrasi Lp(a)
yang teroksidasi kedalam tunika intima pembuluh darah akibat adanya disfungsi
endotel serta fagositosis Lp(a) oleh makrofag sebagaimana proses yang terjadi
pada Low Density Lipoprotein (LDL), sedangkan peningkatan kejadian trombosis
terkait Lp(a) dikarenakan adanya homologi parsial antara struktur apo(a) dari
Lp(a) dengan plasminogen yang akan menurunkan aktivitas sistem fibrinolisis
darah (Rivai & Warnick, 2006).
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
4
Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) merupakan pemeriksaan non-
invasif yang aman, cepat, dan murah dalam menilai derajat aterosklerosis.
Pemeriksaan ini memberikan hasil pengukuran yang akurat terhadap penilaian
awal adanya suatu proses aterosklerosis, bahkan sebelum terjadinya aterosklerosis
sistemik yang signifikan yang pada akhirnya akan bermanifestasi sebagai penyakit
kardiovaskular. Suatu data prospektif menunjukkan bahwa CIMT berhubungan
dengan risiko kejadian kardiovaskular bahkan pada pasien yang asimptomatis.
Guideline Screening for Heart Attack Prevention and Education (SHAPE)
memasukkan dua jenis pemeriksaan non-invasif untuk menilai aterosklerosis
subklinis yaitu dengan pengukuran CIMT menggunakan ultrasonografi B-Mode
pada arteri karotis dan penghitungan skor kalsium arteri koroner/Coronary Artery
Calcium Score (CACS) dengan menggunakan modalitas Computed Tomography
(Morteza, et al., 2006; Joshi, et al., 2012).
Pada penelitian patologi, Lp(a) ditemukan pada pewarnaan plak
aterosklerosis baik pada manusia maupun hewan coba. Penelitian oleh Shindo dkk
tahun 2001 melaporkan adanya konsentrasi apo(a) yang lebih tinggi pada area
pewarnaan dari spesimen aterektomi penderita dengan unstable angina
dibandingkan dengan stable angina, dimana apo(a) ini merupakan salah satu
komponen penyusun dari Lp(a) (Shindo, et al., 2001). Berbagai penelitian klinis
mendukung konsep Lp(a) sebagai salah satu faktor risiko baru aterosklerosis.
Penelitian oleh Bennet dkk tahun 2010 menunjukkan bahwa kadar Lp(a) yang
tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko PJK (Bennet, et al., 2010). Bahkan
pada penelitian Vidosava dkk tahun 2011 diketahui bahwa kadar Lp(a) plasma
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
5
dapat digunakan sebagai marker untuk diagnosis unstable angina (Vidosava, et
al., 2011).
Sebuah studi oleh Kotani dkk baru-baru ini menyimpulkan peningkatan
kadar oksidasi Lp(a) berkorelasi positif dengan peningkatan nilai CIMT (Kotani,
et al., 2011). Meskipun sebagian besar penelitian mendukung konsep Lp(a)
sebagai salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular dan berhubungan dengan
peningkatan nilai CIMT, namun terdapat penelitian yang melaporkan tidak adanya
hubungan antara peningkatan kadar Lp(a) plasma dengan peningkatan nilai
CIMT. Penelitian oleh Wang dkk tahun 2014 menyimpulkan tidak adanya
hubungan antara peningkatan kadar Lp(a) plasma dengan nilai CIMT. Beberapa
referensi menunjukkan bahwa kadar Lp(a) sangat dipengaruhi oleh faktor genetik
dikarenakan adanya polimorfisme dari apo(a) yang dipengaruhi oleh perbedaan
etnis. Data epidemiologis menunjukkan bahwa terdapat variasi kadar Lp(a) yang
cukup besar pada tujuh populasi etnis yang berbeda, sehingga hasil penelitian
yang dilakukan di suatu negara belum tentu dapat diaplikasikan di negara lain
yang kelompok etnisnya berbeda (Wang, et al., 2009).
Berdasarkan latar belakang diatas, kami ingin meneliti tentang korelasi
antara kadar Lp(a) plasma dengan derajat aterosklerosis yang dinilai melalui
Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) pada penderita dengan risiko tinggi
penyakit kardiovaskular berdasarkan Framingham General CVD risk score 2008
di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
6
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat korelasi antara kadar lipoprotein(a) plasma dengan
Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) pada penderita dengan risiko tinggi
penyakit kardiovaskular berdasarkan Framingham General Cardiovascular
Disease risk score 2008 ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui adanya korelasi antara kadar lipoprotein(a) plasma dengan
Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) pada penderita dengan risiko tinggi
penyakit kardiovaskular berdasarkan Framingham General Cardiovascular
Disease risk score 2008.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui korelasi antara kadar lipoprotein(a) plasma dengan
Carotid Intima-Media Thickness Rata-rata (CIMT mean) pada
penderita dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular berdasarkan
Framingham General Cardiovascular Disease risk score 2008.
2. Mengetahui korelasi antara kadar lipoprotein(a) plasma dengan
Carotid Intima-Media Thickness Tertinggi (CIMT max) pada
penderita dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular berdasarkan
Framingham General Cardiovascular Disease risk score 2008.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
7
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Menambah dasar pengetahuan dan pemahaman tentang hubungan
kadar lipoprotein(a) plasma dengan Carotid Intima-Media Thickness
(CIMT) pada penderita dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular
berdasarkan Framingham General Cardiovascular Disease risk score
2008.
2. Menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai penilaian derajat
aterosklerosis pembuluh darah karotis melalui Carotid Intima-Media
Thickness (CIMT) pada penderita dengan risiko tinggi penyakit
kardiovaskular berdasarkan Framingham General Cardiovascular
Disease risk score 2008.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Mengetahui kadar lipoprotein(a) plasma pada penderita dengan risiko
tinggi penyakit kardiovaskular berdasarkan Framingham General
Cardiovascular Disease risk score 2008 sehingga dapat dilakukan
tatalaksana yang optimal pada penderita.
2. Meningkatkan pengetahuan mengenai manfaat pemeriksaan Carotid
Intima-Media Thickness (CIMT) untuk menilai derajat aterosklerosis
pembuluh darah karotis dalam praktek klinis sehari-hari.
3. Mengetahui derajat aterosklerosis pembuluh darah karotis penderita
dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular berdasarkan Framingham
General Cardiovascular Disease risk score 2008 yang dinilai melalui
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
8
Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) sehingga tatalaksana
penderita dapat lebih optimal.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
9
BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Penyakit Kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan
utama dunia baik di negara maju maupun negara berkembang. Hal ini didasarkan
atas data yang menyebutkan kelompok penyakit kardiovaskular merupakan
penyebab kematian tertinggi di berbagai negara di dunia dan diperkirakan
prevalensinya akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang. Data World
Health Organization (WHO) saat ini menunjukkan penyakit kardiovaskular
menjadi penyebab lebih dari 17 juta kematian atau sekitar 30 persen dari total
angka kematian di seluruh dunia setiap tahunnya, dimana 80 persen diantaranya
terjadi di negara berkembang, dan diperkirakan akan bertambah menjadi 23,6 juta
kematian pada tahun 2030 (Mendis, et al., 2011; Dariush, et al., 2015).
Data di Indonesia menurut laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
tahun 2007 yang diterbitkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada
tahun 2008 di Jakarta menyebutkan prevalensi penyakit jantung di Indonesia
sebesar 7,2 persen, dan menurut proporsi angka kematian di perkotaan pada
kelompok umur 45 – 54 tahun penyakit jantung menduduki urutan ketiga yaitu
sebesar 8,7 persen. Data profil kesehatan Indonesia tahun 2009 yang dikeluarkan
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga menunjukkan bahwa
penyakit sistem pembuluh darah menempati urutan tertinggi yaitu sebesar 11,06
persen dari seluruh penyebab kematian di rumah sakit pada tahun 2008. Laporan
RISKESDAS terbaru tahun 2013 menunjukkan PJK berada pada posisi ketujuh
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
10
tertinggi PTM (Penyakit Tidak Menular) di Indonesia. Prevalensi PJK
berdasarkan diagnosis dokter Indonesia sebesar 0,5 persen, sedangkan
berdasarkan gejala (tanpa diagnosis dokter) sebesar 1,5 persen. WHO
memperkirakan kematian akibat PJK di Indonesia mencapai 17,5 persen dari
seluruh total kematian tiap tahunnya di Indonesia (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 2013).
Penyakit kardiovaskular terdiri dari spektrum penyakit yang luas, namun
secara umum disebabkan oleh patofisiologi awal yang sama yakni didasari adanya
proses aterosklerosis yang mendahului. Penyakit ini meliputi sekelompok
penyakit yaitu PJK, penyakit serebrovaskular termasuk stroke dan TIA, penyakit
pada aorta dan arteri perifer/PAD, serta gagal jantung. PJK merupakan
manifestasi penyakit kardiovaskular yang paling sering ditemukan dengan angka
mortalitas dan morbiditas tertinggi diantara kelompok penyakit kardiovaskular
(Frostegard J., 2013).
2.2 Patologi Plak Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu proses inflamasi difus dan progresif pada
pembuluh darah arteri ukuran sedang dan besar, ditandai dengan adanya deposisi
lemak, massa kolagen, terjadinya proliferasi sel otot polos pembuluh darah, serta
infiltrasi sel radang pada dinding pembuluh darah yang mengakibatkan penebalan,
kekakuan, berkurangnya elastisitas, dan penyempitan pada pembuluh darah
tersebut. Proses aterosklerosis telah terjadi bahkan sejak fase awal kehidupan dan
berlangsung terus dengan periode laten yang panjang sebelum bermanifestasi
sebagai penyakit kardiovaskular spesifik. Banyak hipotesis dikemukakan dalam
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
11
upaya menjelaskan proses aterosklerosis. Hipotesis akumulasi lipid merupakan
hipotesis yang berkembang terlebih dahulu dimana proses aterogenesis
disebabkan oleh tingginya akumulasi lipid pada dinding arteri. Pada hipotesis ini
diketahui kadar plasma kolesterol terutama LDL adalah penyebab utama proses
aterosklerosis. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, hipotesis ini
akhirnya disempurnakan. Akhir-akhir ini teori respon jejas pada endotel
merupakan hipotesis yang paling banyak diterima terkait patogenesis
aterosklerosis. Jejas pada endotel akan memicu proses inflamasi yang akan
mengakibatkan teraktivasinya respon fibroproliferatif pada dinding pembuluh
darah yang terkena. Beberapa penyebab terjadinya jejas endotel diantaranya
kondisi stress oksidatif, LDL kolesterol teroksidasi, agen infeksi, toksin termasuk
diantaranya produk sampingan dari merokok, hiperglikemia, resistensi insulin,
peningkatan katekolamin, Lp(a) teroksidasi, dan hiperhomosisteinemia. Oleh
karena itu, saat ini dipercayai bahwa patogenesis aterosklerosis adalah
konsekuensi multifaktorial yang berawal dari terjadinya lesi endotel hingga
terbentuknya plak aterosklerosis (Ross R., 2007; Libby P., 2008).
Pembuluh darah arteri terdiri dari 3 lapisan yaitu tunika intima, tunika
media, dan tunika adventitia. Tunika intima merupakan lapisan paling dalam yang
terdiri dari satu lapis sel endotel pembuluh darah yang membatasi lumen
pembuluh darah dan berinteraksi dengan komponen darah. Tunika media
merupakan lapisan paling tebal yang terletak di tengah dan terdiri dari sel otot
polos pembuluh darah serta matriks ekstraseluler sehingga berperan sebagai
komponen elastis dan kontraktil. Tunika adventitia merupakan lapisan terluar
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
12
yang terdiri dari komponen saraf, limfatik, dan vasa vasorum yang memberi
nutrisi pada sel-sel pada dinding pembuluh darah (Mallika, et al., 2007).
Sel endotel yang terdapat pada tunika intima memiliki peran vasodilator,
anti trombotik, dan anti inflamasi. Peran vasodilator endotel disebabkan oleh
karena sel endotel mensintesis faktor-faktor vasodilator yakni nitric oxide,
prostasiklin, dan Endothelium-Derived Hyperpolarizing Factor (EDHF).
Manifestasi awal dari proses aterosklerosis adalah terjadinya jejas yang
menyebabkan disfungsi endotel. Jejas endotel ini secara umum disebabkan oleh
keadaan stress oksidatif. Kondisi disfungsi endotel akan memicu masuknya
lipoprotein sirkulasi seperti LDL atau Lp(a) kedalam sub-endotel melewati
endotel yang mengalami disfungsi. Stress oksidatif dan LDL yang teroksidasi
akan merangsang pengeluaran sitokin. Sitokin akan meningkatkan ekspresi
molekul adhesi terutama Vascular Cell Adhesion Molecule-1 (VCAM-1) dan
molekul kemoatraktan Monocyte Chemotactic Protein-1 (MCP-1) yang
mengarahkan migrasi monosit kedalam tunika intima. Monosit kemudian berubah
menjadi makrofag dan mengekspresikan reseptor scavenger dengan rangsangan
Macrophage Colony-Stimulating Factor (M-CSF). Makrofag kemudian
memfagositosis lipoprotein yang sudah termodifikasi seperti LDL teroksidasi dan
berubah menjadi sel busa (foam cell) dan membentuk fatty streak. Sel busa (foam
cell) juga akan merangsang pengeluaran sitokin, molekul efektor anion
superoxide dan matrix metalloproteinase yang menyebabkan sel-sel otot polos
pembuluh darah bermigrasi dari tunika media menuju tunika intima. Sel-sel otot
polos di tunika intima akan membelah diri dan bergabung dengan matriks
ekstraseluler dan menyebabkan akumulasi matriks serta progresivitas plak
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
13
aterosklerosis dan akan membentuk fibrous plak. Pada lipid core dari plak
aterosklerosis sendiri akan terjadi peristiwa apoptosis dan fibrosis serta kalsifikasi
yang terus-menerus dimana ketidakseimbangan dari proses-proses ini akan
memicu terjadinya ruptur plak aterosklerosis yang menimbulkan manifestasi
klinis seperti Sindroma Koroner Akut (SKA)/Acute Coronary Syndrome (ACS)
(Gambar 2.1) (Stary, et al., 1995; Libby, 2008).
Gambar 2.1 Skema patologi evolusi plak aterosklerosis. (Diadaptasi dari Zipes D,
Libby P, et al. Braunwald’s Heart Disease 9th ed. Philadelphia, Elsevier
Saunders; 2007: 915)
2.3 Lipoprotein(a)
Kare Berg, seorang ilmuwan genetika, pada tahun 1963 merupakan
peneliti yang pertama kali menemukan keberadaan suatu lipoprotein spesifik di
dalam darah manusia dan dinamai sebagai lipoprotein(a). Saat itu diketahui bahwa
keberadaan Lp(a) ditentukan secara genetik melalui pola autosomal dominan.
Meskipun Lp(a) telah ditemukan hampir 50 tahun yang lalu, hubungan dengan
faktor risiko kardiovaskular baru diketahui sejak tahun 1980-an. Lp(a) merupakan
salah satu fraksi lipoprotein yang disintesis di hati dan tersusun dari molekul
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
14
apolipoprotein B yang berikatan secara kovalen melalui ikatan disulfida dengan
apolipoprotein(a) (Gambar 2.2). Lp(a) mengandung satu molekul apolipoprotein
B dan dua molekul apo(a). Lp(a) merupakan suatu partikel lipoprotein kompleks
dengan sifat yang unik karena secara struktural menyerupai LDL dan juga
plasminogen. Struktur apolipoprotein B dari Lp(a) memiliki kemiripan dengan
molekul LDL dalam hal komposisi inti lemak (lipid core)-nya yaitu terdiri dari
kolesterol bebas, ester kolesterol, fosfolipid, dan trigliserida, sedangkan struktur
apo(a) dari Lp(a) merupakan suatu glikoprotein berukuran besar (236 - 255 A)
dengan densitas tinggi (1,05 - 1,08 g/L) yang komposisinya mirip dengan struktur
plasminogen yang merupakan suatu pro-enzim sistem fibrinolisis. Bila
plasminogen teraktifasi, maka plasminogen akan berubah menjadi plasmin yang
merupakan enzim yang aktif memecah fibrin dalam proses fibrinolysis (Gries, et
al., 1987; Chawla, et al., 2001).
Gambar 2.2 Struktur Lipoprotein(a)
Lp(a) yang terdapat di dalam sirkulasi darah disintesis di hati sebagai suatu
lipoprotein tersendiri, dan bukan merupakan hasil katabolisme dari Very Low
Density Lipoprotein (VLDL), LDL, maupun kilomikron. Hati merupakan tempat
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
15
sintesis Lp(a) yang utama. Setelah disintesis, Lp(a) akan disekresikan ke dalam
sirkulasi. Perbedaan kadar Lp(a) plasma ditentukan oleh kecepatan produksinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sintesis, pengaturan, katabolisme, dan ekskresi
dari Lp(a) sampai sekarang masih belum diketahui sepenuhnya. Namun dari
penelitian observasional yang telah dilakukan diketahui bahwa ginjal memegang
peranan penting dalam ekskresi Lp(a), sehingga penderita gangguan fungsi ginjal
yang berat dapat mengalami peningkatan kadar Lp(a) plasma (Jenner, et al.,
2005).
Kadar Lp(a) dalam plasma dapat bervariasi antar individu dan khususnya
antar kelompok etnis karena ditentukan secara genetik yaitu diturunkan melalui
pola autosomal dominan. Kadar Lp(a) plasma hampir seluruhnya dikontrol oleh
gen apo(a) yang terletak pada kromosom 6q2.2 - q2.7. Hal ini yang membuat
molekul apo(a) dari Lp(a) memiliki derajat variasi rantai polipeptida yang tinggi
yang membuat struktur dari Lp(a) dapat sangat heterogen karena sebagian besar
ditentukan oleh variasi ukuran komponen apo(a)-nya. Kadar Lp(a) plasma sangat
bervariasi diantara kelompok-kelompok etnis dimana perbedaan ini disebabkan
perbedaan pada ukuran dan jumlah isoform dari apo(a). Pada populasi kulit putih,
distribusi kadar Lp(a) condong kearah kadar yang rendah dengan nilai rerata 14
mg/dL, sedangkan pada populasi kulit hitam nilai Lp(a) plasma dapat mencapai
tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan populasi kulit putih. Karena kadar
Lp(a) tergantung ras/etnis maka sebenarnya diperlukan penentuan nilai rujukan
normal maupun batas nilai berisiko (cut-off point) secara tersendiri untuk masing-
masing kelompok etnis yang berbeda. Kadar Lp(a) plasma umumnya rendah pada
tahun pertama kelahiran dan akan meningkat secara bertahap serta menjadi stabil
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
16
dan konstan hingga akhir kehidupan setelah usia 2 tahun, dimana kadarnya telah
mencapai kadar yang ditemukan pada usia dewasa. Menurut studi Prospective
Cardiovascular Munster (PROCAM), kadar Lp(a) pada pria dan wanita tidak
berbeda secara bermakna. Secara laboratoris umum, kadar Lp(a) plasma
digolongkan atas: 1) normal, bila < 20 mg/dL, 2) borderline, bila 20 - 30 mg/dL,
dan 3) tinggi, bila > 30 mg/dL. Walaupun kadar Lp(a) hampir seluruhnya
ditentukan secara genetik, beberapa faktor telah diketahui dapat mempengaruhi
kadar Lp(a). Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kadar Lp(a) plasma adalah
diet yang kaya asam lemak jenuh dan trans-fatty acid, paska olah raga berat,
pemberian hormon pertumbuhan (growth hormone), adanya kondisi inflamasi
kronik atau berat, dan gagal ginjal (Marcovina & Koschinsky, 1997; Kostner &
Kostner, 2005; Clarke, et al., 2009; Li, et al., 2011).
Beberapa penelitian terdahulu telah menunjukan bahwa kadar Lp(a)
plasma berhubungan dengan proses aterosklerosis dan trombosis di dalam
pembuluh darah. Kemiripan struktur Lp(a) dengan struktur kolesterol LDL dan
plasminogen diduga yang mendasari hal ini. Dalam kaitannya dengan
aterosklerosis, Lp(a) walaupun memiliki struktur yang mirip dengan kolesterol
LDL, namun Lp(a) tidak berikatan secara baik dengan reseptor LDL. Lp(a) yang
mengalami oksidasi akan masuk melewati endotel pembuluh darah yang
mengalami disfungsi jika terdapat jejas endotel pembuluh darah akibat stress
oksidatif dan kondisi hiperkolesterolemia yang selanjutnya akan difagositosis oleh
makrofag. Makrofag ini kemudian berubah menjadi sel busa (foam cell) di sub-
endotel pembuluh darah yang merupakan cikal bakal terbentuknya plak
aterosklerosis. Penemuan awal Mc Lean dkk pada tahun 1987 menunjukan bahwa
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
17
struktur Lp(a) sangat homolog dengan struktur plasminogen memperkuat dugaan
bahwa Lp(a) merupakan suatu faktor yang terkait dengan kejadian trombogenik.
Dikarenakan Lp(a) berperan dalam proses aterosklerosis dan trombosis, maka
Lp(a) berperan sebagai salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular,
khususnya PJK dan stroke iskemik. Beberapa penelitian yang telah dilakukan baik
berupa penelitian case control maupun penelitian prospektif menunjukan bahwa
kadar Lp(a) yang tinggi memiliki korelasi dengan kejadian PJK dan stroke
iskemik/trombotik (Klein, et al., 2008; Genser, et al., 2011).
2.4 Peran Lipoprotein(a) pada Patogenesis Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan hasil interaksi yang kompleks, meliputi proses
patologis seperti disfungsi endotel, perekrutan monosit, inflamasi, proliferasi sel
otot polos, akumulasi dan oksidasi lipid, nekrosis, kalsifikasi dan trombosis.
Koyaknya plak aterosklerosis yang diikuti adanya ketidakseimbangan antara
faktor trombogenik dan mekanisme proteksi dapat menyebabkan terjadinya
trombosis. Terjadinya trombosis akan memberikan manifestasi klinis seperti SKA.
Peran Lp(a) pada penyakit kardiovaskular didasarkan atas peran Lp(a) dalam
proses aterosklerosis (aterogenesis) dan patogenesis Lp(a) pada proses trombosis
(Simionescu & Sima, 2012).
Peran Lp(a) dalam proses aterosklerosis terutama disebabkan kemiripan
struktur Lp(a) yang menyerupai LDL, sehingga menyebabkan Lp(a) juga bersifat
aterogenik karena dapat menimbulkan retensi di dinding arteri setelah mengalami
oksidasi. Lp(a) menyebabkan aterosklerosis melalui beberapa mekanisme yaitu:
1.) penghambatan sintesis Nitric Oxide (NO) oleh sel endotel pembuluh darah.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
18
Lp(a) menginduksi penurunan ekspresi dari inducible Nitric Oxide Synthase
(iNOS) yang berperan dalam sintesis NO. NO mempunyai sifat anti aterogenik
dengan menghambat proliferasi limfosit T dan sel otot polos, adhesi neutrophil,
aktifitas trombosit, serta menurunkan permeabilitas endotel pembuluh darah; 2.)
peningkatan ekspresi molekul adhesi, adhesi leukosit dan aktivasi migrasi leukosit
ke tunika media. Lp(a) teroksidasi yang berada di lapisan sub-endotel pembuluh
darah berperan penting dalam perekrutan monosit yang telah berdiferensiasi
menjadi makrofag. Hal ini merupakan hasil dari sekresi molekul adhesi dari
endotel yang dirangsang oleh Lp(a) teroksidasi. Selanjutnya sel endotel dan sel
otot polos akan mensekresi faktor kemotaktik seperti Monocyte Chemoattractant
Protein-1 (MCP-1), faktor diferensiasi monosit Macrophage Colony-Stimulating
Factor (M-CSF), peningkatan molekul adhesi interselular yaitu Intercellular
Adhesion Molecule-1 (ICAM-1) dan Vascular Cell Adhesion Molecules-1
(VCAM-1). Makrofag selain memfagositosis Lp(a) teroksidasi juga akan
mensekresikan bermacam-macam faktor seperti faktor pertumbuhan (growth
factor), faktor kemotaktik (chemotactic factor), sitokin, dan pro-oksidan yang
bertanggung jawab pada berlanjutnya proses aterosklerosis; 3.) menginduksi
makrofag untuk memproduksi interleukin-8 (IL-8). Sitokin IL-8 merupakan
sitokin proinflamasi dalam plak ateromatous dan dapat meningkatkan aktivitas
kemotaktik terhadap netrofil, limfosit T, sel otot polos, serta monosit. Makrofag
menghasilkan suatu enzim proteolitik (metalloproteinase) yang dapat
menyebabkan terjadinya rupture plak ateromatous; 4.) aktivasi pembentukan sel
busa (foam cell). Mekanisme retensi Lp(a) di dinding arteri yang dapat
menyebabkan proses aterosklerosis diduga karena interaksinya dengan
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
19
proteoglikan dari dinding arteri. Proteoglikan ini, terutama proteoglikan
kondroitin sulfat, dapat berinteraksi dengan lipoprotein yang mengandung
apolipoprotein B, terutama LDL dan Lp(a), tetapi tidak dengan HDL. Interaksi ini
menyebabkan Lp(a) terperangkap, kemudian termodifikasi dan difagositosis oleh
makrofag dan menyebabkan terbentuknya sel busa (foam cell). Biarpun beberapa
proses seperti fagositosis dan agregasi dapat menyebabkan pengambilan Lp(a)
oleh makrofag, namun faktor kunci dalam proses ini adalah oksidasi Lp(a) oleh
kondisi stress oksidatif; 5.) mengaktifkan proliferasi sel otot polos pada tunika
media pembuluh darah (gambar 2.3) (Deb & Caplice, 2004).
Gambar 2.3 Mekanisme Aterogenesis Lipoprotein(a)
Penelitian di Utah, Amerika Serikat, mendukung hal ini dimana
peningkatan kadar Lp(a) plasma dan peningkatan rasio kolesterol total/HDL akan
meningkatkan risiko terjadinya PJK secara bermakna. Oleh karena itu, European
Atherosclerosis Society (EAS) Consensus Panel tahun 2010 merekomendasikan
screening terhadap adanya kondisi hiperlipoproteinemia(a) plasma pada individu
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
20
dengan risiko tinggi (high risk) terhadap kejadian kardiovaskular, individu yang
mengalami kejadian kardiovaskular pada usia yang relatif muda, individu dengan
riwayat keluarga PJK prematur, individu dengan familial hypercholesterolemia,
serta individu yang mengalami atau masih mengalami kejadian kardiovaskular
walau telah dilakukan terapi farmakologis yang adekuat dengan hasil kolesterol
LDL plasma yang normal atau sesuai target (Antonicelli, et al., 2001; Tsimikas, et
al., 2003; Nordestgaard, et al., 2010).
Dalam hal patogenesis trombosis, struktur lipoprotein(a) yang homolog
dengan plasminogen akan menurunkan aktivitas proses fibrinolisis dengan cara
menghambat perubahan plasminogen menjadi plasmin melalui mekanisme
kompetisi dengan plasminogen untuk berikatan dengan reseptor plasminogen di
permukaan sel endotel dan makrofag sehingga mempermudah terjadinya
trombosis. Disamping itu, Lp(a) juga merangsang sel endotel untuk menghasilkan
Plasminogen Activator Inhibitor-1 (PAI-1) yang dapat menghambat proses
fibrinolysis. Peran trombogenik Lp(a) selain karena kemiripan struktur apo(a)
dengan plasminogen, juga karena Lp(a) berperan menstimulasi pertumbuhan sel-
sel otot polos dinding pembuluh darah, peningkatan molekul adhesi interselular
yaitu Intercellular Adhesion Molecule-1 (ICAM-1) dan Vascular Cell Adhesion
Molecules-1 (VCAM-1), dan inhibisi aktivasi plasminogen oleh tissue-
Plasminogen Activator (t-PA) (gambar 2.4) (Marcovina & Konchinsky, 1998;
Deb & Caplice, 2004; Erqou, et al., 2009; Genser, et al., 2011).
Berdasarkan data penelitian, Lp(a) berperan sebagai salah satu faktor
risiko terjadinya stroke iskemik walaupun belum sekuat hubungannya dengan
kejadian PJK. Pada tahun 1997, penelitian oleh Hopkins dkk berhasil
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
21
membuktikan bahwa kadar Lp(a) yang tinggi dapat meningkatkan risiko stroke
trombotik, aterosklerosis karotis, dan penyakit vaskular perifer (von Eckardstein,
et al., 2001).
Gambar 2.4 Mekanisme Patogenesis Trombosis oleh Lipoprotein(a)
2.5 Carotid Intima-Media Thickness (CIMT)
2.5.1 Peran Pemeriksaan CIMT untuk Menilai Aterosklerosis
Proses lanjut dari aterosklerosis pada pembuluh darah arteri akan
menyebabkan penyempitan atau bahkan oklusi total pada pembuluh darah
tersebut. Metode penilaian aterosklerosis dibagi menjadi dua jenis pemeriksaan
yaitu metode invasif dan non-invasif. Angiografi merupakan metode invasif dan
standar baku emas untuk mengetahui adanya penyempitan atau oklusi pada
pembuluh darah arteri spesifik. Namun, pemeriksaan ini terkadang sulit untuk
diterapkan sebagai cara skrining proses aterosklerosis pada populasi umum karena
sifat pemeriksaannya yang invasif dan membutuhkan biaya yang mahal. Cara lain
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
22
untuk menilai adanya aterosklerosis pada pembuluh darah arteri yakni dengan
menggunakan pendekatan non-invasif. Penilaian aterosklerosis dengan metode
non-invasiv antara lain dengan cara menilai disfungsi endotel, ketebalan dinding
arteri, kekakuan arteri serta parameter aliran darah. Penilaian tersebut antara lain
dengan Carotid intima media thickness (CIMT), Flow mediated dilatation (FMD),
pulse wave velocity (PWV), ankle brachial index (ABI). Guideline Screening for
Heart Attack Prevention and Education (SHAPE) memasukkan dua jenis
pemeriksaan non-invasif yang dapat digunakan untuk menilai aterosklerosis yaitu
dengan pengukuran Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) menggunakan
ultrasonografi B-Mode pada arteri karotis dan penghitungan skor kalsium arteri
koroner/Coronary Artery Calcium Score (CACS) dengan menggunakan modalitas
Computed Tomography (Morteza, et al., 2006; Holewijn & Heijer, 2010).
Pemeriksaan skor kalsium koroner merupakan penilaian keberadaan dan
luas kalsium koroner yang menyatakan adanya kalsifikasi pada pembuluh darah
koroner. Kalsifikasi koroner didefinisikan sebagai lesi tebal yang mengandung
fokus kalsium pada arteri koroner > 130 Hounsfield Units (HU) dengan area ≥ 3
piksel. Kalsifikasi vaskular memang telah lama diketahui berhubungan dengan
aterosklerosis. Dari konferensi Bethesda dinyatakan bahwa pemeriksaan kalsium
koroner dengan Computed Tomography merupakan metode yang akurat dalam
mendeteksi aterosklerosis secara dini pada saat ini. Namun, kekurangan dari
pemeriksaan skor kalsium koroner yaitu memerlukan ketersediaan alat canggih
dengan biaya yang mahal serta adanya pajanan radiasi dalam pemeriksaannya
(Foster & Isserow, 2005; Sharma, 2010).
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
23
Pemeriksaan CIMT merupakan metode non-invasif yang telah diakui
cukup baik dalam menilai proses aterosklerosis pada arteri karotis dengan
menggunakan ultrasonografi B-Mode resolusi tinggi. Pemeriksaan ini dapat
digunakan sebagai penanda perubahan struktur dinding arteri karotis. Peningkatan
nilai CIMT menunjukkan progresifitas proses aterosklerosis. Pemeriksaan CIMT
merupakan pemeriksaan yang relatif aman tanpa pajanan radiasi, cepat, mudah
dikerjakan, dan lebih murah dibandingkan skor kalsium koroner dalam menilai
aterosklerosis. Pemeriksaan ini dapat menilai aterosklerosis subklinis sebelum
terjadinya aterosklerosis yang signifikan serta dapat mengidentifikasi keberadaan
plak aterosklerosis. Pemeriksaan CIMT dapat melihat efek kumulatif dari
berbagai faktor risiko aterosklerosis yang terdapat pada individu dan merupakan
prediktor independen terhadap risiko kejadian kardiovaskular di waktu yang akan
datang. Data prospektif dari beberapa studi mendukung peningkatan nilai CIMT
berhubungan dengan peningkatan risiko kardiovaskular baik pada penderita yang
simptomatis maupun pada individu yang asimptomatis (Devine, et al., 2006;
Lester, et al., 2009; Cobble & Bale, 2010; Perk, et al., 2012).
Pemeriksaan ultrasonografi arteri karotis mengikuti suatu protokol
skrining dari penelitian epidemiologi besar yang melaporkan nilai CIMT dalam
persentil berdasarkan usia, jenis kelamin, dan ras seperti penelitian
Atherosclerotic Risk in the Community (ARIC) atau penelitian lainnya. Terdapat
perbedaan definisi nilai CIMT abnormal pada beberapa studi. Beberapa studi
menggunakan nilai CIMT abnormal yaitu lebih persentil 75. Sementara ada studi
yang lain yang menggunakan definisi nilai CIMT abnormal yaitu > 1 SD dari nilai
rata-rata atau IMT pada quartil atas atau IMT pada tertil atas atau nilai IMT ≥ 0.9
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
24
mm atau ≥ 1 mm. American Society of Ekokardiografi (ASE) merekomendasikan
nilai abnormal CIMT yaitu lebih besar dari persentil 75 untuk usia, jenis kelamin
dan etnis. Interpretasi nilai CIMT dengan faktor risiko kardiovaskular berdasarkan
konsensus ASE 2008 yaitu: 1) high risk dan indikasi untuk peningkatan risiko
penyakit kardiovaskular jika CIMT ≥ 75th persentil, 2) average risk dan indikasi
untuk tidak ada perubahan risiko penyakit kardiovaskular jika CIMT 25th sampai
75th persentil, 3) lower risk jika CIMT ≤ 25th persentil. Sampai saat ini tidak ada
konsensus yang menetapkan nilai cut-off peningkatan CIMT yang berkorelasi
dengan kejadian kardiovaskular sehingga ada dua pendekatan yang digunakan
yakni: 1) pendekatan konservatif, dimana CIMT > 0.9 mm ditetapkan sebagai
indikator peningkatan risiko penyakit kardiovaskular aterosklerotik, 2) pendekatan
berdasarkan nilai rujukan, yaitu menggunakan nilai rujukan berdasarkan usia dan
jenis kelamin serta menetapkan persentil 75th sebagai nilai berisiko (cut-off point)
(Howard, et al., 1993; Chambless, et al., 1997; Stein, et al., 2008; Rodrigues,
2014).
2.5.2 Metode Pemeriksaan CIMT dan Interpretasi Data
Pemeriksaan CIMT menggunakan peralatan standar yaitu ultrasonografi
B-Mode dengan transduser ultrasonografi linear > 7 MHz, dengan kedalaman
fokus kira-kira 30 - 40 mm, frame rate > 15 Hz. Pengukuran CIMT lebih dipilih
pada dinding jauh (far wall) dari arteri karotis komunis. Nilai dari dinding dekat
(near wall) bergantung pada pengaturan gain dan kurang dipercaya. Lokasi yang
dipilih untuk pengukuran CIMT yaitu distal 1 cm dari tiap arteri karotis komunis
meliputi gambaran longitudinal dari 3 bidang gambar yaitu angel of incidence
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
25
yang optimal serta dua sudut yang saling melengkapi (anterior, lateral, dan
posterior). Gambaran longitudinal yang benar secara simultan menunjukkan dua
garis sejajar/double line pada dinding dekat dan jauh dari arteri karotis komunis
(double line sign). Garis yang pertama menunjukkan permukaan lumen – intima,
sedangkan garis kedua menunjukkan permukaan tunika media – adventitia.
Pengukuran CIMT dikerjakan dengan melakukan tracing kedua garis ini pada
dinding jauh menggunakan teknik leading edge to leading edge, dengan segmen
arteri karotis komunis yang diukur adalah sepanjang 1 cm (Gambar 2.5) (Stein, et
al., 2008; Touboul, et al., 2012; Rodrigues, 2014).
Gambar 2.5 Gambaran Double line dan cara pengukuran CIMT (Diadaptasi dari
Stein, et al., 2008)
2.6 Penilaian Risiko Penyakit Kardivaskular
Penyakit kardiovaskular hampir selalu berhubungan dengan satu atau lebih
karakteristik sifat atau atribut pada individu (seperti usia, jenis kelamin, dan
riwayat individu), kebiasaan maupun paparan pada individu yang secara statistika
berhubungan dengan peningkatan probabilitas terjadinya suatu penyakit
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
26
kardiovaskular yang disebut faktor risiko penyakit kardiovaskular. American
Heart Association (AHA) memaparkan beberapa faktor risiko mayor yang
diketahui berhubungan dengan penyakit kardiovaskular yaitu hipertensi, diabetes
melitus, peningkatan kolesterol total dan LDL, merokok, serta usia lanjut. Selain
faktor-faktor risiko mayor tersebut terdapat beberapa faktor risiko lain yang
diketahui berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular yakni
obesitas, sindroma metabolik, inaktivitas fisik, riwayat keluarga dengan PJK
prematur, peningkatan trigliserida, small-LDL, homosistein, lipoprotein(a),
fibrinogen, dan C-Reactive Protein (CRP). Beberapa faktor risiko tersebut
khususnya faktor-faktor risiko yang dipengaruhi gaya hidup merupakan kondisi
yang dapat dimodifikasi untuk menurunkan risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular di kemudian hari yaitu merokok, inaktivitas fisik, dan obesitas.
Selain itu, hipertensi, diabetes melitus, dan dislipidemia termasuk kelompok
faktor-faktor risiko yang dapat dikoreksi dengan modifikasi gaya hidup serta
terapi farmakologis yang adekuat. Sedangkan usia lanjut, jenis kelamin laki-laki,
dan riwayat keluarga dengan PJK prematur termasuk faktor-faktor risiko yang
tidak dapat dimodifikasi (Greenland, et al., 2010).
Aterosklerosis yang menjadi dasar utama penyakit kardiovaskular
merupakan suatu proses inflamasi kronis progresif dengan masa laten yang
panjang sebelum bermanifestasi sebagai penyakit kardiovaskular. Keberadaan
berbagai faktor risiko aterosklerosis merupakan hal yang memperberat dan
mempercepat proses inflamasi yang mendasari proses aterosklerosis untuk
bermanifestasi sebagai penyakit kardiovaskular, sehingga identifikasi dan
modifikasi dini berbagai faktor risiko aterosklerosis yang terdapat pada individu
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
27
merupakan kunci utama pencegahan penyakit kardiovaskular (Yusuf, et al., 2004;
Greenland, et al., 2010).
Penilaian tingkat risiko penyakit kardiovaskular pada individu yang
berdasar pada keberadaan faktor-faktor risiko kardiovaskular dalam berbagai
model stratifikasi risiko telah banyak berkembang. Framingham Heart Study
merupakan studi penting dalam bidang kardiologi preventif yang menghasilkan
konsep dalam penilaian risiko serta prediksi penyakit jantung koroner pada
individu asimtomaktik. Cara perhitungan dibuat agar memudahkan penggunanya
dengan model kalkulator faktor risiko dan menghasilkan nilai atau skor tertentu
dan angka persentasi prediksi kejadian penyakit kardiovaskular dalam 10 tahun
yang dikenal dengan Framingham Risk Score (Greenland, et al., 2010).
Beberapa model stratifikasi risiko yang sering digunakan adalah
Framingham risk score (FRS) dari Amerika Serikat dan Systematic Coronary Risk
Evaluation (SCORE) dari Eropa. Selain itu, skor-skor risiko lain seperti
Prospective Cardiovascular Munster (PROCAM) score, WHO score, Reynolds
score, yang menggunakan beragam faktor risiko kardiovaskular tradisional juga
dapat dipakai untuk penilaian risiko pada semua individu dewasa yang
asimptomatis tanpa riwayat PJK. Skor-skor ini berguna untuk melakukan
penilaian faktor risiko kedalam suatu perkiraan kuantitatif sehingga dapat
digunakan untuk tujuan pencegahan penyakit kardiovaskular (Uthoff, et al.,
2010).
Model skor Framingham dianggap akurat untuk populasi tertentu antara
lain populasi Amerika, Australia, atau New Zealand. Namun dianggap kurang
cocok untuk populasi Eropa dan Asia. Oleh karena itu maka beberapa negara
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
28
mencoba mengkalibrasi skor-skor tersebut sehingga dapat diterapkan di
negaranya. Sharmini dkk dalam studinya menyebutkan skor prediksi FRS dan
SCORE dapat mengidentifikasi risiko kardiovaskular tinggi pada populasi orang
Malaysia (Eichler, et al., 2007; Selvarajah, et al., 2014).
Pada awalnya FHS hanya memprediksi kejadian PJK. Untuk memperbaiki
penilaian risiko penyakit kardiovaskular pada FHS awal yang hanya memprediksi
kejadian PJK, pada tahun 2008 FHS mengembangkan profil risiko penyakit
kardiovaskular yang baru dengan melibatkan 8491 peserta dari ketiga studi kohort
FHS. Algoritma FHS yang baru ini dikembangkan berdasarkan jumlah kejadian
kardiovaskular yang lebih besar, menyertakan faktor risiko kadar kolesterol HDL,
dan dapat digunakan untuk mengestimasi risiko absolut penyakit kardiovaskular.
Algoritma ini dapat digunakan para dokter khususnya dokter layanan primer
untuk menilai risiko seseorang mengalami kejadian penyakit kardiovaskular (PJK,
stroke, penyakit aorta dan arteri perifer, atau gagal jantung) dengan baik.
Penilaian multivariabel ini dapat digunakan untuk memperkirakan risiko absolut
penyakit kardiovaskular serta untuk menentukan tatalaksana faktor risiko.
Penilaian risiko global kardiovaskular dengan cara Framingham ini telah
digunakan secara luas baik pada laki-laki maupun perempuan dengan sejumlah
kelompok etnis, bahkan bisa dianggap sebagai standar baku untuk penilaian risiko
kardiovaskular. Guideline dari American College of Cardiology
Foundation/American Heart Association (ACCF/AHA) 2010 memberikan kelas
rekomendasi IB bagi penggunaan Framingham Risk Score untuk penilaian risiko
kardiovaskular pada individu dengan faktor risiko aterosklerosis yang
asimptomatis. Pada stratifikasi risiko ini, individu dikelompokkan menjadi
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
29
beberapa kategori berdasarkan pada estimasi risiko terjadinya suatu kejadian
penyakit kardiovaskular dalam 10 tahun kedepan. Beberapa variabel risiko
tersebut berdasarkan Framingham General CVD risk score 2008 yaitu jenis
kelamin, umur, kolesterol total, kolesterol HDL, tekanan darah sistolik, terapi
terhadap hipertensi, status merokok, status diabetes. Framingham General CVD
risk score 2008 ini membagi individu dalam tiga kelompok risiko yaitu risiko
rendah (< 10%), risiko sedang (10% - 19%), dan risiko tinggi (≥ 20 %) (Kannel
WB, 1988; Greenland P, 2010; BCGuidelines, 2014).
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
30
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Keterangan :
Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian
: Variabel tidak diteliti
: Variabel yang diteliti
Kadar Lipoprotein(a) plasma pada pasien dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular
Aterosklerosis
Nilai Carotid Intima-Media Thickness
(CIMT)
Proses oksidasi Lp(a)
sekresi MCP-1, M-CSF, ICAM-1, VCAM-1, penghambatan sintesis NO, pembentukan foam
cell, peningkatan proliferasi sel otot polos pada tunika media
Arterial wall thickness
Stress oksidatif dan disfungsi endotel
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
31
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual
Kadar Lipoprotein(a) plasma hampir seluruhnya ditentukan secara genetik
melalui pola autosomal dominan. Terdapat beberapa faktor yang terbukti dapat
meningkatkan kadar lipoprotein(a) plasma selain faktor genetik yaitu diet tinggi
asam lemak jenuh, paska olah raga berat, pemberian hormon pertumbuhan,
adanya kondisi inflamasi, dan gagal ginjal. Peran Lp(a) dalam proses
aterosklerosis terutama disebabkan kemiripan struktur Lp(a) yang menyerupai
LDL, sehingga menyebabkan Lp(a) juga bersifat aterogenik karena dapat
menimbulkan retensi di dinding arteri setelah mengalami oksidasi. Lp(a)
menyebabkan aterosklerosis melalui beberapa mekanisme yaitu: 1.)
penghambatan sintesis Nitric Oxide (NO) oleh sel endotel pembuluh darah. Lp(a)
menginduksi penurunan ekspresi dari inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS)
yang berperan dalam sintesis NO. NO mempunyai sifat anti aterogenik dengan
menghambat proliferasi limfosit T dan sel otot polos, adhesi neutrophil, aktifitas
trombosit, serta menurunkan permeabilitas endotel pembuluh darah; 2.)
peningkatan ekspresi molekul adhesi, adhesi leukosit dan aktivasi migrasi leukosit
ke tunika media. Lp(a) teroksidasi yang berada di lapisan sub-endotel pembuluh
darah berperan penting dalam perekrutan monosit yang telah berdiferensiasi
menjadi makrofag. Hal ini merupakan hasil dari sekresi molekul adhesi dari
endotel yang dirangsang oleh Lp(a) teroksidasi. Selanjutnya sel endotel dan sel
otot polos akan mensekresi faktor kemotaktik seperti Monocyte Chemoattractant
Protein-1 (MCP-1), faktor diferensiasi monosit Macrophage Colony-Stimulating
Factor (M-CSF), peningkatan molekul adhesi interselular yaitu Intercellular
Adhesion Molecule-1 (ICAM-1) dan Vascular Cell Adhesion Molecules-1
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
32
(VCAM-1). Makrofag selain memfagositosis Lp(a) teroksidasi juga akan
mensekresikan bermacam-macam faktor seperti faktor pertumbuhan (growth
factor), faktor kemotaktik (chemotactic factor), sitokin, dan pro-oksidan yang
bertanggung jawab pada berlanjutnya proses aterosklerosis; 3.) menginduksi
makrofag untuk memproduksi interleukin-8 (IL-8). Sitokin IL-8 merupakan
sitokin proinflamasi dalam plak ateromatous dan dapat meningkatkan aktivitas
kemotaktik terhadap netrofil, limfosit T, sel otot polos, serta monosit. Makrofag
menghasilkan suatu enzim proteolitik (metalloproteinase) yang dapat
menyebabkan terjadinya rupture plak ateromatous; 4.) aktivasi pembentukan sel
busa (foam cell). Mekanisme retensi Lp(a) di dinding arteri yang dapat
menyebabkan proses aterosklerosis diduga karena interaksinya dengan
proteoglikan dari dinding arteri. Proteoglikan ini, terutama proteoglikan
kondroitin sulfat, dapat berinteraksi dengan lipoprotein yang mengandung
apolipoprotein B, terutama LDL dan Lp(a), tetapi tidak dengan HDL. Interaksi ini
menyebabkan Lp(a) terperangkap, kemudian termodifikasi dan difagositosis oleh
makrofag dan menyebabkan terbentuknya sel busa (foam cell). Biarpun beberapa
proses seperti fagositosis dan agregasi dapat menyebabkan pengambilan Lp(a)
oleh makrofag, namun faktor kunci dalam proses ini adalah oksidasi Lp(a) oleh
kondisi stress oksidatif; 5.) mengaktifkan proliferasi sel otot polos pada tunika
media pembuluh darah. Proses aterosklerosis akan menyebabkan peningkatan
ketebalan dinding arteri. Hal ini salah satunya dapat dinilai dengan mendeteksi
peningkatan ketebalan dinding arteri karotis dengan penilaian Carotid Intima-
Media Thickness (CIMT).
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
33
3.3 Hipotesis Penelitian
Terdapat korelasi antara kadar lipoprotein(a) plasma dengan Carotid
Intima-Media Thickness (CIMT) pada penderita dengan risiko tinggi penyakit
kardiovaskular berdasarkan Framingham General Cardiovascular Disease risk
score 2008.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
34
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang berupa
langkah-langkah teknis dan operasional pada penelitian yang akan dilaksanakan.
Metode penelitian tersebut berupa rancangan atau desain, ruang lingkup, populasi,
sampel, variabel, pengumpulan data, alur penelitian, definisi operasional,
manajemen dan analisis data.
4.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan
menggunakan pendekatan penelitian metode korelasional.
4.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup keilmuan : Bidang Ilmu Penyakit Jantung
Ruang lingkup tempat : Poli Jantung dan Bagian Echocardiografi RSUD
Dr. Soetomo Surabaya
Ruang lingkup waktu : Bulan Februari 2016 – Mei 2016
4.3 Populasi Penelitian
Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah penderita dengan risiko
tinggi penyakit kardiovaskular berdasarkan Framingham General CVD risk score
2008 dan berobat jalan di poliklinik jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode
Februari 2016 - Mei 2016.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
35
4.4 Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah semua penderita dengan risiko tinggi
penyakit kardiovaskular berdasarkan Framingham General CVD risk score 2008
dan berobat jalan di poliklinik jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode
Februari 2016 - Mei 2016 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta
bersedia mengikuti penelitian.
4.4.1 Cara Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan purposive sampling yaitu setiap penderita yang memenuhi kriteria
penelitian dimasukkan dalam subyek penelitian sampai memenuhi jumlah besar
sampel yang ditentukan.
4.4.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
4.4.2.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah subyek baik laki – laki maupun
perempuan yang berusia 30 tahun atau lebih, memiliki risiko tinggi mengalami
penyakit kardiovaskular dalam 10 tahun kedepan (Framingham General CVD risk
score 2008 ≥ 20% 10 year risk), EKG normal, serta bersedia ikut dalam penelitian
dengan menandatangani informed consent.
4.4.2.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah penderita dengan riwayat
penyakit kardiovaskular aterosklerotik (PJK, stroke/TIA, penyakit arteri
perifer/PAD, aneurisma aorta atau thorakalis), pernah menjalani PCI/CABG,
menderita gagal jantung/kardiomiopati iskemik, penderita dengan
penyakit/kondisi inflamasi kronik atau berat (rheumatoid artritis, Systemic Lupus
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
36
Erythematosus, Human Immunodeficiency Virus, sepsis), sedang menjalani terapi
hormon pertumbuhan (growth hormone), serta menderita gagal ginjal akan
dikeluarkan dari penelitian.
4.4.3 Perhitungan Estimasi Minimal Besar Sampel
Perhitungan estimasi minimal besar sampel dalam penelitian ini
menggunakan rumus besar sampel sebagai berikut :
Dimana ditetapkan nilai :
n = Besar sampel yang diinginkan
Zα = 1,96 (Kesalahan tipe 1 ditetapkan sebesar 5 %)
Zβ = 0.842 (power of the test = 80 % confident)
r = Koefisien korelasi antara Lp(a) plasma dengan
CIMT diperkirakan sebesar 0,5
Berdasarkan perhitungan tersebut, besar sampel minimal yang akan
digunakan pada penelitian ini adalah 30 orang.
4.5 Variabel Penelitian
Variabel Bebas : Kadar lipoprotein(a) plasma
Variabel Terikat/Tergantung : Carotid Intima-Media Thickness (CIMT)
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
37
4.6 Instrumen Penelitian
4.6.1 Tabel Framingham General Cardiovascular Disease risk score 2008
Penilaian risiko kardiovaskular pada penderita menggunakan tabel
Framingham General CVD risk score 2008, dengan variabel usia, jenis kelamin,
kolesterol total, HDL-kolesterol, tekanan darah sistolik (diobati atau tidak),
merokok, dan diabetes. Skor ≥ 20 % (risiko tinggi/high risk) masuk dalam kriteria
inklusi (D’Agostino, et al., 2008).
4.6.2 Kadar Lipoprotein(a) Plasma
Peneliti menunjuk laboratorium klinik Prodia untuk melakukan
pengambilan serta pengelolaan sampel darah untuk mengukur kadar Lp(a) plasma
pada subyek penelitian dengan metode latex immunoassay menggunakan The
Roche Cobas c 501 analyzer for clinical chemistry.
4.6.3 Jarum dan Tabung SST 5 cc
Jarum dan tabung SST 5 cc untuk sampel darah vena. Setelah terkumpul,
sampel darah dikirimkan menggunakan dryice ke Prodia Surabaya untuk
diperiksa.
4.6.4 Carotid Ultrasonography untuk Menilai Carotid Intima-Media
Thickness
Pemeriksaan CIMT dilakukan di bagian echocardiografi RSUD Dr.
Soetomo Surabaya menggunakan mesin echocardiografi Vivid E-5 GE Medical
Systems, Norway, dengan probe 9L dan analisis program EchoPac version 110.xx,
GE Medical Systems 2010.
Pemeriksaan CIMT dilakukan dengan memposisikan penderita berbaring
terlentang dan kepala menoleh kearah yang berlawanan dengan sisi yang
diperiksa. Pengukuran CIMT dilakukan di distal 1 cm dari dinding jauh (far wall)
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
38
arteri karotis komunis kanan dan kiri pada 3 bidang yang berbeda (anterior,
lateral, dan posterior) dengan menggunakan program border detection.
Pengukuran nilai CIMT dilakukan pada kedua sisi kanan dan kiri pada 3 bidang
tersebut (total 6 pengukuran) (Gepner, et al., 2006; Devine, et al., 2006; Stein, et
al., 2008; Lester, et al., 2009; Touboul et al., 2012).
4.6.5 Kuesioner Klinis
Kuesioner klinis adalah kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti guna
mencatat data klinis pasien berupa riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit
dan pengobatan sebelumnya, riwayat keluarga/sosial, status internistik, status
neurologis, hasil pemeriksaan penunjang, serta pengobatan yang diberikan.
4.6.6 Kuesioner Demografis
Kuesioner demografis adalah kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti
guna mendapatkan data dasar pasien berupa nama, alamat, usia, jenis kelamin,
suku bangsa/ras, tinggi badan/berat badan, tingkat pendidikan, pekerjaan, status
pernikahan.
4.7 Definisi Operasional
Kadar Lipoprotein(a) plasma adalah kadar Lp(a) dalam plasma darah
pasien yang diukur dengan metode latex immunoassay di laboratorium
klinik Prodia Suarabaya.
Alat Ukur : The Roche Cobas c 501 analyzer for clinical chemistry
Hasil Ukur : mg/dL
Skala Data : Rasio
Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) adalah hasil pengukuran
ketebalan tunika intima - media arteri karotis komunis yang tampak
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
39
sebagai double line sign pada dinding arteri karotis komunis secara
longitudinal untuk menilai derajat aterosklerosis, teknik pengambilan dan
interpretasi sesuai panduan dari the American Society of
Echocardiography (ASE) Guidelines References. Pengukuran CIMT
dilakukan di distal 1 cm dari dinding jauh (far wall) arteri karotis komunis
kanan dan kiri pada 3 bidang yang berbeda (anterior, lateral, dan posterior)
dengan menggunakan program border detection. Pengukuran nilai CIMT
dilakukan pada kedua sisi kanan dan kiri pada 3 bidang tersebut (total 6
pengukuran). CIMT mean dihitung sebagai rerata aritmetik dari semua
pengukuran. CIMT max dihitung sebagai hasil pengukuran maksimal yang
didapatkan dari semua pengukuran.
Alat Ukur : Mesin echocardiografi Vivid E-5 GE Medical Systems,
Norway, dengan probe 9L.
Hasil Ukur : mm
Skala Data : Rasio
Framingham General Cardiovascular Disease risk score 2008 adalah skor
penilaian risiko kardiovaskular menggunakan variabel usia, jenis kelamin,
HDL-kolesterol, kolesterol total, tekanan darah sistolik (diterapi atau
tidak), merokok, diabetes untuk perkiraan risiko terjadinya penyakit
kardiovaskular dalam 10 tahun kedepan.
Alat Ukur : Tabel Framingham General CVD risk score 2008
Hasil Ukur : %
Skala Data : Rasio
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
40
4.8 Alur Penelitian
Gambar 4.1 Alur Penelitian
4.9 Prosedur Penelitian
Setiap penderita dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular berdasarkan
Framingham General CVD risk score 2008 yang masuk kriteria inklusi
yang datang berobat ke poli jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Penderita dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular berdasarkan
Framingham General CVD risk score 2008 yang datang berobat
ke poliklinik jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Penunjang (EKG, Laboratorium rutin) dan penilaian Framingham General CVD risk
score 2008
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Information for consent and Informed consent
Pemeriksaan CIMT
Pengolahan dan Analisis Data
Wawancara serta pengisian kuesioner demografis dan klinis serta
pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan kadar
Lipoprotein(a) plasma
Penyajian Hasil Penelitian
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
41
dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan EKG 12 sandapan,
pemeriksaan laboratorium rutin dan penilaian Framingham General CVD
risk score 2008 untuk menyingkirkan kriteria eksklusi.
Setelah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi penelitian, pasien
ataupun keluarga pasien mengisi surat persetujuan keikutsertaan dalam
penelitian (informed consent).
Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan telah menyetujui untuk terlibat
dalam penelitian ini akan diwawancara untuk mendapatkan data
demografis dan data klinis.
Pasien tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan kadar Lp(a) plasma
dengan mengambil darah vena sebanyak 5 cc. Lp(a) plasma kemudian
diukur dengan metode latex immunoassay menggunakan The Roche Cobas
c 501 analyzer for clinical chemistry di laboratorium klinik Prodia
Surabaya.
Pasien tersebut selanjutnya dilakukan pemeriksaan CIMT dengan
menggunakan mesin echocardiografi Vivid E-5 GE Medical Systems,
Norway, dengan probe 9L di bagian echocardiografi RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
4.10 Pengolahan dan Analisis Data
4.10.1 Pengolahan Data
Data dikumpulkan dan dikelola dengan statistika deskriptif, kemudian
disajikan dalam bentuk paparan, tabel dan diagram.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
42
4.10.2 Analisis Data
Korelasi antara kadar Lp(a) plasma dengan CIMT ditentukan dengan
menggunakan uji korelasi Pearson product moment untuk sebaran data
berdistribusi normal atau menggunakan uji korelasi Spearman rank untuk sebaran
data berdistribusi tidak normal. Hasil dikatakan signifikan jika nilai
signifikansinya p < 0.05.
4.11 Ethical Clearance
Persetujuan dari komisi etik RSUD Dr. Soetomo Surabaya diajukan
sebelum pelaksanaan penelitian. Pernyataan persetujuan keikutsertaan pasien
dinyatakan dalam bentuk penandatanganan lembar informed consent oleh pasien
atau keluarga. Pasien maupun keluarga pasien tidak akan dibebani biaya yang
terkait dengan penelitian ini. Data identitas dari hasil pemeriksaan pasien akan
dirahasiakan dari pihak yang tidak berkepentingan.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
43
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan pendekatan metode
korelasional. Subyek penelitian adalah penderita dengan risiko tinggi penyakit
kardiovaskular berdasarkan Framingham General CVD risk score 2008 yang
berobat jalan di poliklinik jantung RSUD Dr. Soetomo Surabaya antara bulan
Februari 2016 – Mei 2016 yang didapatkan dengan menggunakan metode
purposive sampling terhadap penderita yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Subyek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
dilakukan wawancara anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium (termasuk
pemeriksaan kadar Lp(a) plasma) dan pemeriksaan penunjang lain, serta
pemeriksaan CIMT. Pada akhir penelitian didapatkan sebanyak 30 subyek
penelitian yang diikutsertakan dalam analisis statistika.
5.1. Karakteristik Dasar Subyek Penelitian
Berdasarkan data dari 30 subyek penelitian didapatkan karakteristik dasar
subyek penelitian yang meliputi jumlah serta prosentase atau rerata dan simpang
baku dari jenis kelamin, usia, Indeks Massa Tubuh (IMT), keberadaan faktor
risiko kardiovaskular yang dimiliki yaitu hipertensi, diabetes, dislipidemia,
merokok, serta kadar Lp(a) plasma seperti yang ditunjukkan pada tabel 5.1.
Komposisi 30 subyek penelitian ini terdiri dari 14 subyek laki-laki (46,7
%) dan 16 subyek perempuan (53,3 %). Usia termuda subyek penelitian adalah 47
tahun dan usia tertua 70 tahun, dengan rerata usia subyek penelitian adalah
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
44
61,1667 ± 6,68030 tahun. Kelompok usia terbanyak adalah kelompok usia antara
61 – 70 tahun yaitu sebanyak 16 subyek atau sebesar 53,3 %.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan rerata tekanan darah sistolik
150 ± 15,536 mmHg dan rerata tekanan darah diastolik 84,67 ± 5,713 mmHg.
Rerata denyut jantung subyek penelitian yaitu 74,20 ± 6,520 kali/menit.
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium didapatkan rerata serum kreatinin 0,8930
± 0,16951mg/dL, rerata gula darah puasa 113,5667 ± 37,87246 mg/dL, rerata
kolesterol total 204,6 ± 42,10709 mg/dL, dan rerata HDL-kolesterol 45,4667 ±
5,38025 mg/dL.
Faktor risiko kardiovaskular yang paling banyak didapatkan pada subyek
penelitian adalah hipertensi sebanyak 29 subyek (96,7 %) diikuti dislipidemia
yang diderita 21 subyek (70 %) dan merokok sebanyak 6 subyek (20 %),
sedangkan faktor risiko yang paling jarang didapatkan adalah diabetes sebanyak 5
subyek (16,7 %). Sebanyak 56,7 % subyek penelitian yakni 17 subyek memiliki
berat badan yang tidak ideal (IMT ≥ 25 kg/m2), dimana obesitas (IMT ≥ 30
kg/m2) dialami sebanyak 10 % dari subyek penelitian ini dengan rerata IMT
25,2817 kg/m2.
Sebagian besar subyek penelitian yakni sebanyak 18 subyek (60 %)
mempunyai kadar Lp(a) plasma sesuai yang dianjurkan (< 20 mg/dL) dengan
rerata kadar Lp(a) plasma dari seluruh subyek penelitian sebesar 24,6667 mg/dL.
Penilaian risiko kardiovaskular pada penelitian ini menggunakan tabel
Framingham General CVD risk score 2008 dengan variabel usia, jenis kelamin,
kolesterol total, HDL-kolesterol, tekanan darah sistolik (diobati atau tidak),
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
45
merokok, dan diabetes. Skor ≥ 20 % (risiko tinggi/high risk) masuk dalam kriteria
inklusi pada penelitian ini.
Tabel 5.1 Karakteristik Data Dasar Subyek Penelitian
Variabel n (%) atau Rerata ± Simpang
Baku
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Usia (tahun)
41 - 50
51 - 60
61 - 70
Tinggi Badan (m)
Berat Badan (kg)
Indeks Massa Tubuh (kg/m2)
< 18,5
18,5 – 24,9
25 – 29,9
≥ 30
Tekanan Darah Sistolik (mmHg)
Tekanan Darah Diastolik (mmHg)
Denyut Jantung (kali/menit)
Faktor Risiko Kardiovaskular
Hipertensi
Ya
Tidak
Diabetes
Ya
Tidak
Dislipidemia
14 (46,7)
16 (53,3)
61,1667 ± 6.68030
3 (10)
11 (36,7)
16 (53,3)
1,566 ± 0,6457
62,2333 ± 12,28311
25,2817 ± 4,38919
1 (3,3)
12 (40)
14 (46,7)
3 (10)
150 ± 15,536
84,67 ± 5,713
74,20 ± 6,520
29 (96,7)
1 (3,3)
5 (16,7)
25 (83,3)
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
46
Ya
Tidak
Merokok
Ya
Tidak
Serum Kreatinin (mg/dL)
Gula Darah Puasa (mg/dL)
Kolesterol Total (mg/dL)
HDL-Kolesterol
Kadar Lipoprotein(a) Plasma (mg/dL)
< 20 mg/dL
≥ 20 mg/dL
21 (70)
9 (30)
6 (20)
24 (80)
0,8930 ± 0,16951
113,5667 ± 37,87246
204,6 ± 42,10709
45,4667 ± 5,38025
24,6667 ± 24,4656
18 (60)
12 (40)
Data numerik ditampilkan dalam rerata ± simpang baku sedangkan data ordinal
dalam prosentase
5.2. Hasil Pemeriksaan Kadar Lipoprotein(a) Plasma
Pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa kadar Lp(a) plasma terendah pada
subyek penelitian ini adalah 3 mg/dL dan nilai tertinggi adalah 87 mg/dL serta
didapatkan rerata kadar Lp(a) plasma sebesar 24,6667 mg/dL, dimana sebagian
besar subyek penelitian yakni sebanyak 18 subyek (60 %) mempunyai kadar
Lp(a) plasma sesuai yang dianjurkan (< 20 mg/dL).
Tabel 5.2 Nilai Minimum dan Maksimum, Rerata, Simpang Baku Kadar
Lipoprotein(a) Plasma (mg/dL)
Minimum Maksimum Rerata Simpang Baku
Kadar Lp(a) Plasma
3 87 24,6667 24,46156
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
47
5.3. Hasil Pemeriksaan Carotid Intima-Media Thickness (CIMT)
Pada penelitian ini pengukuran nilai CIMT dibagi menjadi dua parameter
yakni CIMT rata-rata (CIMT mean) dan CIMT tertinggi (CIMT max). Pada tabel
5.3.1 menunjukkan bahwa nilai CIMT rata-rata (CIMT mean) terendah pada
penelitian ini adalah 0,52 mm dan nilai tertinggi adalah 0,99 mm serta didapatkan
rerata nilai CIMT rata-rata (CIMT mean) sebesar 0,7576 mm.
Tabel 5.3.1 Nilai Minimum dan Maksimum, Rerata, Simpang Baku CIMT Rata-
rata (CIMT mean)
Minimum Maksimum Rerata Simpang Baku
CIMT mean 0,52 0,99 0,7576 0,12598
Sedangkan pada tabel 5.3.2 menunjukkan bahwa nilai CIMT tertinggi
(CIMT max) terendah pada penelitian ini adalah 0,68 mm dan nilai tertinggi
adalah 1,28 mm serta didapatkan rerata nilai CIMT tertinggi (CIMT max) sebesar
0,9548 mm.
Tabel 5.3.2 Nilai Minimum dan Maksimum, Rerata, Simpang Baku CIMT
Tertinggi (CIMT max)
Minimum Maksimum Rerata Simpang Baku
CIMT max 0,68 1,28 0,9548 0,15849
5.4. Analisis Bivariate Karakteristik Subyek Penelitian Terhadap Kadar
Lipoprotein(a) Plasma
Analisis bivariate karakteristik subyek penelitian terhadap kadar Lp(a)
plasma dipaparkan pada tabel 5.4 berikut ini :
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
48
Tabel 5.4 Analisis Bivariate Karakteristik Subyek Penelitian Terhadap Kadar
Lipoprotein(a) Plasma
Karakteristik/Variabel Nilai p
Jenis Kelamin
Usia
Tinggi Badan
Berat Badan
Indeks Massa Tubuh (IMT)
Faktor Risiko Kardiovaskular
Hipertensi
Diabetes
Dislipidemia
Merokok
Serum Kreatinin
Gula Darah Puasa (GDP)
0,655
0,069
0,785
0,234
0,188
0,693
0,311
0,004
0,250
0,845
0,442
Dianalisis dengan Pearson atau Spearman Penelitian ini menunjukkan karakteristik demografi usia subyek penelitian
tidak berbeda bermakna terhadap kadar Lp(a) plasma (p = 0,069), dapat diartikan
bahwa faktor usia tidak mempengaruhi kadar Lp(a) plasma. Jumlah laki-laki
dengan kadar Lp(a) ≥ 20 mg/dL sebanyak 6 orang dan perempuan sebanyak 6
orang. Jumlah ini meskipun lebih sedikit dari jumlah subyek penelitian dengan
Lp(a) < 20 mg/dL yaitu sebanyak 18 subyek (60 %) tetapi tidak bermakna secara
statistika (p = 0,655). Karakteristik demografi tinggi badan dan berat badan tidak
berbeda bermakna terhadap kadar Lp(a) plasma dengan nilai p masing-masing
sebesar 0,785 dan 0,234. IMT subyek penelitian juga tidak berbeda secara
statistika (p = 0,188) terhadap kadar Lp(a) plasma.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
49
Ditinjau dari karakteristik keberadaan faktor risiko kardiovaskular, kadar
Lp(a) plasma pada subyek penelitian yang memiliki faktor risiko kardiovaskular
diabetes mellitus dan tidak memiliki faktor risiko diabetes mellitus pada penelitian
ini tidak ada perbedaan bermakna (p = 0,311). Demikian halnya dengan faktor
risiko hipertensi, kadar Lp(a) plasma pada subyek penelitian dengan hipertensi
dan tidak hipertensi pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan bermakna (p =
0,693). Pada faktor risiko merokok, kadar Lp(a) plasma pada subyek penelitian
yang merokok dan tidak merokok pada penelitian ini tidak menunjukkan adanya
perbedaan yang bermakna secara statistika (p = 0,250). Perbedaan bermakna
ditunjukkan pada komorbid adanya faktor risiko dislipidemia dengan p = 0,004
dimana subyek penelitian dengan kadar Lp(a) ≥ 20 mg/dL memiliki riwayat
dislipidemia yang lebih banyak.
5.5. Hasil Analisis Korelasi Kadar Lipoprotein(a) Plasma Dengan Carotid
Intima-Media Thickness (CIMT) Pada Penderita Dengan Risiko
Tinggi Penyakit Kardiovaskular Berdasarkan Framingham General
CVD Risk Score 2008
Sebelum melakukan uji hubungan antara 2 variabel dilakukan pengujian
normalitas distribusi data variabel kadar Lp(a) plasma dan variabel nilai CIMT
baik itu CIMT rata-rata (CIMT mean) maupun CIMT tertinggi (CIMT max)
dengan uji normalitas one-sample Kolmogorov-Smirnov test menunjukkan bahwa
data variabel kadar Lp(a) plasma dan variabel nilai CIMT baik itu CIMT rata-rata
(CIMT mean) maupun CIMT tertinggi (CIMT max) masing-masing memiliki p =
1,222, p = 0,571, dan p = 0.464 yang berarti memiliki distribusi yang normal
karena p ≥ 0,05. Oleh karena kedua kelompok data variabel berdistribusi normal
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
50
sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan uji statistika parametrik yaitu uji
korelasi Pearson.
Hasil uji korelasi Pearson yang ditunjukkan pada tabel 5.5 menunjukkan
adanya korelasi yang signifikan antara kadar Lp(a) plasma dengan nilai CIMT
rata-rata (CIMT mean) dengan tingkat signifikansi korelasi berada pada nilai α =
0,05 dengan nilai r = 0,618 dengan nilai p < 0,0001. Nilai r positif menunjukkan
bahwa korelasi bersifat searah yang menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar
Lp(a) plasma maka semakin tinggi nilai CIMT rata-rata (CIMT mean). Nilai r
pada penelitian ini 0,600 ≤ r < 0,74 menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
bersifat kuat. Nilai p < 0,01 menunjukkan bahwa korelasi positif tadi bernilai
signifikan bukan hanya karena faktor peluang. Gambar 5.5.1 menunjukkan scatter
plot kadar Lp(a) plasma dan nilai CIMT mean.
Tabel 5.5 Analisis Korelasi Kadar Lp(a) Plasma dengan Nilai CIMT Rata-rata
(CIMT mean) dan Tertinggi (CIMT max)
Correlations
1 ,764** ,618**
,000 ,000
30 30 30
,764** 1 ,698**
,000 ,000
30 30 30
,618** ,698** 1
,000 ,000
30 30 30
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
CIMT mean
CIMT max
Lp(a)
CIMT mean CIMT max Lp(a)
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
51
Gambar 5.5.1 Hubungan antara Kadar Lp(a) Plasma dengan Nilai CIMT Rata-
rata (CIMT mean)
Hasil uji korelasi Pearson yang ditunjukkan pada tabel 5.5 juga
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara kadar Lp(a) plasma dengan
nilai CIMT tertinggi (CIMT max) dengan tingkat signifikansi korelasi berada
pada nilai α = 0,05 dengan nilai r = 0,698 dengan nilai p < 0,0001. Nilai r positif
menunjukkan bahwa korelasi bersifat searah yang menunjukkan bahwa semakin
tinggi kadar Lp(a) plasma maka semakin tinggi nilai CIMT tertinggi (CIMT max).
Nilai r pada penelitian ini 0,600 ≤ r < 0,74 menunjukkan bahwa terdapat korelasi
yang besifat kuat. Nilai p < 0,01 menunjukkan bahwa korelasi positif tadi bernilai
signifikan bukan hanya karena faktor peluang. Gambar 5.5.2 menunjukkan scatter
plot kadar Lp(a) plasma dan nilai CIMT max.
r = 0,618 p < 0,0001
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
52
Gambar 5.5.2 Hubungan Antara Kadar Lp(a) Plasma dengan Nilai CIMT
Tertinggi (CIMT max)
r = 0,698 p < 0,0001
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
53
BAB 6
PEMBAHASAN
Penelitian epidemiologi yang telah berjalan lebih dari 50 tahun telah
berhasil mengidentifikasi sejumlah faktor risiko yang berhubungan dengan proses
aterosklerosis yang mendasari berbagai penyakit kardiovaskular. Faktor risiko
yang pertama kali diperkenalkan pada FHS hingga kini masih menjadi “baku
emas” dalam stratifikasi risiko PJK yang menjadi manifestasi klinis terbanyak dari
penyakit kardiovaskular. Meski demikian, beberapa penelitian menunjukkan
pentingnya identifikasi faktor-faktor risiko baru penyakit kardiovaskular
dikarenakan pada sebagian populasi penderita dengan penyakit kardiovaskular
tidak didapatkan keterlibatan faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular
tradisional yang jelas, sehingga diperlukan pengetahuan tentang faktor risiko lain
yang lebih bersifat individual. Beberapa faktor risiko baru diketahui berhubungan
dengan proses aterosklerosis yang menjadi dasar penyakit kardiovaskular. Lp(a)
plasma merupakan salah satu faktor risiko baru proses aterosklerosis yang bersifat
individual dan dapat dinilai pada kelompok populasi berisiko tinggi mengalami
penyakit kardiovaskular (Tsimikas, et al., 2003; Nordestgaard, et al., 2010).
Pemeriksaan CIMT merupakan metode non-invasif yang telah diakui
cukup baik dalam menilai proses aterosklerosis pada arteri karotis dengan
menggunakan ultrasonografi B-Mode resolusi tinggi. Pemeriksaan ini dapat
digunakan sebagai penanda perubahan struktur dinding arteri karotis yang
disebabkan oleh proses aterosklerosis. Peningkatan nilai CIMT menunjukkan
progresifitas proses aterosklerosis (Cobble & Bale, 2010; Perk, et al., 2012).
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
54
Aterosklerosis adalah proses progresif yang diawali oleh terjadinya
disfungsi endotel. Bukti yang berkembang menunjukkan bahwa disfungsi endotel
berlanjut pada peningkatan ketebalan dan kekakuan dinding pembuluh darah yang
akan mempengaruhi perkembangan dari lesi aterosklerosis. Penelitian ini
merupakan studi observasional analitik, cross sectional dan pendekatan metode
korelasional, yang menghubungkan kadar Lp(a) plasma sebagai salah satu faktor
risiko baru aterosklerosis dengan nilai CIMT sebagai parameter penambahan
ketebalan dinding pembuluh darah pada lesi aterosklerosis pada penderita dengan
risiko tinggi penyakit kardiovaskular berdasarkan Framingham General CVD risk
score 2008 (Ross R., 2007; Libby P., 2008).
6.1 Karakteristik Dasar Subyek Penelitian
Sudah diterima secara luas bahwa usia, jenis kelamin, hipertensi, merokok,
dislipidemia, dan diabetes adalah faktor risiko utama proses aterosklerosis yang
menjadi dasar terjadinya berbagai penyakit kardiovaskular. Faktor risiko
kardiovaskular sering tidak berdiri sendiri dan bersifat multifaktorial yang saling
berinteraksi memperberat proses aterosklerosis. Berbagai penelitian menyatakan
bahwa diabetes mellitus merupakan faktor risiko mayor penyakit kardiovaskular
yang dapat berdiri sendiri tanpa harus disertai dengan faktor risiko lainnya. Data
menunjukkan perempuan dengan diabetes mellitus akan mengalami peningkatan
risiko penyakit kardiovaskular sebanyak 5x lipat, sedangkan pada laki – laki,
diabetes mellitus akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 3x
lipat. Penyakit kardiovaskular sangat berhubungan dengan gaya hidup, terutama
penggunaan tembakau, kebiasaan diet yang tidak sehat, serta inaktivitas fisik yang
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
55
dapat menyebabkan dislipidemia, diabetes mellitus, dan hipertensi. WHO telah
menyatakan bahwa lebih dari tiga perempat dari semua kematian kardiovaskular
dapat dicegah dengan perubahan yang memadai dalam gaya hidup (Mallika, et al.,
2007; Libby, 2008).
Subyek pada penelitian ini memiliki risiko tinggi penyakit kardiovaskular
yang dinilai dengan menggunakan salah satu skor risiko global yakni
Framingham General CVD risk score 2008. Adapun variabel faktor risiko yang
digunakan dalam FRS ini adalah usia, jenis kelamin, kolesterol total, HDL-
kolesterol, tekanan darah sistolik (diterapi atau tidak), diabetes, dan merokok.
Faktor risiko aterosklerosis yang dapat dimodifikasi yang paling banyak
didapatkan pada subyek penelitian ini adalah hipertensi, diikuti dengan
dislipidemia, merokok, dan diabetes. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
yang ada pada Framingham General CVD risk score 2008 ini yaitu jenis kelamin
serta usia.
6.2 Analisis Bivariate Karakteristik Subyek Penelitian Terhadap Kadar
Lipoprotein(a) Plasma
Kadar Lp(a) plasma bervariasi dan berbeda antar populasi. Populasi kulit
hitam memiliki kadar Lp(a) yang lebih tinggi daripada kulit putih dan populasi
Asia. Apo(a) polimorfisme merupakan faktor utama yang sangat mempengaruhi
kadar Lp(a) plasma. Kadar Lp(a) sangat dipengaruhi oleh sintesis apo(a) yang
secara dominan dipengaruhi oleh faktor genetik. Berbagai penelitian menetapkan
cut-off yang berbeda-beda untuk nilai normal Lp(a), tetapi umumnya dikatakan
nilai cut-off untuk Lp(a) yang berkorelasi dengan proses aterosklerosis jika
bernilai ≥ 20 mg/dL. Pada penelitian ini cut-off untuk Lp(a) mengacu pada
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
56
penelitian Jurgens dkk dan Sholehvar dkk dimana kadar Lp(a) yang menunjukkan
hubungan dengan penyakit kardiovaskular adalah ≥ 20 mg/dL (Jurgens et al.,
1995; Sholehvar et al., 2012).
Dari data penelitian ini didapatkan karakteristik demografi berupa usia
subyek dengan kadar Lp(a) ≥ 20 mg/dL dan < 20 mg/dL tidak berbeda bermakna
terhadap kadar Lp(a) plasma (p = 0,069), dapat diartikan bahwa faktor usia tidak
mempengaruhi kadar Lp(a) plasma. Jumlah laki-laki dengan kadar Lp(a) ≥ 20
mg/dL sebanyak 6 orang dan perempuan sebanyak 6 orang. Jumlah ini meskipun
lebih sedikit dari jumlah subyek dengan Lp(a) < 20 mg/dL yakni sebanyak 18
subyek, tetapi tidak bermakna secara statistika (p = 0,655). Hal ini sejalan dengan
penelitian Holmes dkk dimana kadar Lp(a) plasma tidak dipengaruhi oleh usia
dan jenis kelamin. Hal ini sedikit bertentangan dengan hasil penelitian
Nordestgaard dkk yang melaporkan bahwa kadar Lp(a) pada perempuan lebih
tinggi 12 persen dibandingkan laki-laki. Namun, sebagian besar referensi
menyatakan konsentrasi Lp(a) pada populasi umum tidak ada perbedaan antara
laki-laki dan perempuan (Holmes et al., 2005; Nordestgaard et al., 2010).
Karakteristik demografi tinggi badan dan berat badan juga menunjukkan
tidak adanya perbedaan bermakna terhadap kadar Lp(a) plasma dengan nilai p
masing-masing sebesar 0,785 dan 0,234. IMT juga tidak berbeda secara statistika
(p = 0,188) terhadap kadar Lp(a) plasma subyek penelitian. Kadar Lp(a) plasma
pada subyek penelitian yang memiliki faktor risiko kardiovaskular diabetes
mellitus dan tidak memiliki faktor risiko diabetes mellitus pada penelitian ini
tidak ada perbedaan bermakna (p = 0,311). Demikian halnya dengan faktor risiko
hipertensi, kadar Lp(a) plasma pada subyek penelitian dengan adanya faktor risiko
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
57
hipertensi dan tidak hipertensi pada penelitian ini tidak terdapat perbedaan
bermakna secara statistika (p = 0,693). Pada faktor risiko merokok, kadar Lp(a)
plasma pada subyek penelitian yang merokok dan tidak merokok pada penelitian
ini tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna secara statistika (p =
0,250). Perbedaan bermakna ditunjukkan pada komorbid adanya faktor risiko
dislipidemia dengan p = 0,004, dimana subyek penelitian dengan kadar Lp(a) ≥ 20
mg/dL memiliki riwayat dislipidemia yang lebih banyak. Beberapa penelitian
menyebutkan hal ini terutama dipengaruhi oleh kadar LDL-kolesterol yang
memiliki kemiripan struktur dengan Lp(a) plasma. Penelitian oleh Labuer dkk
menunjukkan profil lipid yang memiliki hubungan dengan konsentrasi Lp(a)
plasma adalah LDL-kolesterol (p = 0,018). Secara keseluruhan, hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian Nordestgaard dkk serta Berglund dan Ramakrishnan
dimana Lp(a) merupakan faktor risiko independen proses aterosklerosis dan
penyakit kardiovaskular yang sedikit sekali dipengaruhi faktor risiko tradisional
penyakit kardiovaskular yang lain. Risiko relatif Lp(a) tidak berubah bermakna
setelah dilakukan adjustment terhadap beberapa faktor risiko penyakit
kardiovaskular yang lain (Labuer et al., 1992; Nordestgaard et al., 2010; Berglund
& Ramakrishnan, 2011).
6.3 Nilai Carotid-Intima Media Thickness (CIMT) Berdasarkan
Karakteristik Subyek Penelitian
Aterosklerosis merupakan proses patologis yang dapat mengenai seluruh
pembuluh darah arteri di dalam tubuh. Penelitian post mortem oleh Pasterkamp
dkk melaporkan bahwa terdapat peningkatan derajat aterosklerosis antara arteri
karotis komunis dengan arteri koroner sebesar lima kali lipat, peningkatan sebesar
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
58
tiga kali antara arteri karotis komunis dengan arteri femoral, dan peningkatan
sebesar satu setengah kali antara arteri femoralis dengan arteri koroner. Pada
penelitian ini pengukuran nilai CIMT dibagi menjadi dua parameter yakni CIMT
rata-rata (CIMT mean) dan CIMT tertinggi (CIMT max). Nilai CIMT rata-rata
(CIMT mean) terendah pada penelitian ini adalah 0,52 mm dan nilai tertinggi
adalah 0,99 mm serta didapatkan rerata nilai CIMT rata-rata (CIMT mean)
sebesar 0,7576 mm. Pada pengukuran nilai CIMT tertinggi (CIMT max)
didapatkan nilai terendah pada penelitian ini adalah 0,68 mm dan nilai tertinggi
adalah 1,28 mm serta didapatkan rerata nilai CIMT tertinggi (CIMT max) sebesar
0,9548 mm. Peningkatan nilai CIMT menunjukkan progresifitas proses
aterosklerosis. Penelitian yang dilakukan oleh Bots dkk menunjukkan adanya
hubungan antara CIMT dan aterosklerosis koroner yang lebih mencerminkan
variabilitas progresifitas aterosklerosis. Sampai saat ini belum ada konsensus
mengenai pendekatan pengukuran CIMT terbaik untuk mengevaluasi
aterosklerosis pada pembuluh darah (Tanimoto et al., 2006; Bots et al., 2007).
6.4 Korelasi Kadar Lipoprotein(a) Plasma Dengan Nilai Carotid Intima-
Media Thickness (CIMT) Pada Penderita Dengan Risiko Tinggi
Penyakit Kardiovaskular Berdasarkan Framingham General CVD
Risk Score 2008
Hasil analisis korelasi pada penelitian ini menunjukkan adanya korelasi
yang positif, kuat dan bermakna antara kadar Lp(a) plasma dengan derajat
aterosklerosis yang dinilai dengan CIMT, baik itu CIMT rata-rata (CIMT mean)
maupun CIMT tertinggi (CIMT max) (p < 0,0001, r = 0,618 untuk CIMT mean; p
< 0,0001, r = 0,698 untuk CIMT max) pada penderita dengan risiko tinggi
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
59
penyakit kardiovaskular berdasarkan Framingham General CVD risk score 2008.
Hal ini menunjukkan bahwa kadar Lp(a) plasma dan derajat aterosklerosis yang
ditentukan dengan nilai CIMT memiliki hubungan yang simetris dan sejalan
sehingga makin tinggi kadar Lp(a) plasma, makin tinggi pula derajat
aterosklerosis pada pembuluh darah karotis. Analasis korelasi menggunakan uji
Pearson karena baik kadar Lp(a) plasma maupun nilai CIMT terdistribusi normal
(uji Kolmogorov-smirnov p > 0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Kotani dkk dimana kadar Lp(a) plasma juga menunjukkan korelasi dengan nilai
CIMT pada individu/subyek asimptomatis penyakit kardiovaskular yang berusia
40 – 86 tahun meskipun kekuatan korelasinya lemah (r = 0,011, β = 0,041, P <
0,05). Pada penelitian Kotani dkk, Lp(a) juga merupakan faktor independen
terhadap aterosklerosis pembuluh darah karotis (Kotani et al., 2011).
EAS merekomendasikan Lp(a) diperiksa sekali seumur hidup pada individu
dengan risiko tinggi menderita penyakit kardiovaskular terutama penyakit jantung
koroner yaitu individu dengan riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner
dini, riwayat keluarga dengan kadar Lp(a) plasma tinggi, riwayat keluarga dengan
familial hiperkolesterolemia, atau individu dengan kejadian infark miokard
berulang meskipun dengan terapi statin yang adekuat. Terapi yang
direkomendasikan untuk menurunkan kadar Lp(a) plasma adalah dengan
pemberian niacin. Pemeriksaan kadar Lp(a) plasma tidak dianjurkan untuk
dievaluasi ulang kecuali untuk tujuan evaluasi pengobatan pada penderita yang
direncanakan untuk pemberian terapi penurunan Lp(a) dengan niacin atau asam
nikotinat. Sebuah meta-analisis telah membuktikan terapi dengan niacin dapat
menurunkan kadar Lp(a) plasma, meskipun target terapi utama untuk penderita
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
60
dislipidemia adalah penurunan LDL-kolesterol dan kolesterol total. Pada individu
dengan kadar Lp(a) diatas kadar yang dianjurkan tetapi tidak memiliki riwayat
PJK atau diabetes mellitus dianjurkan terapi dengan statin karena dapat
menurunkan risiko absolut penyakit kardiovaskular baik fatal maupun yang tidak
fatal. Akan tetapi pada kelompok individu dengan risiko tinggi untuk menderita
PJK seperti yang telah disebutkan diatas tetap memerlukan terapi dengan niacin.
Niacin dikatakan dapat menurunkan kadar Lp(a) sampai dengan 30 % – 40 %
tergantung pada dosis yang diberikan (1 – 3 gram/hari). Selain itu, niacin juga
dapat menurunkan kadar LDL-kolesterol, kolesterol total, dan trigliserida, serta
dapat meningkatkan kadar HDL-kolesterol. Terapi lain yang dapat dilakukan
untuk menurunkan kadar Lp(a) plasma adalah dengan LDL apharesis yang
diindikasikan pada penderita PJK usia muda atau menengah dengan kadar Lp(a)
yang tinggi (Antonicelli, et al., 2001; Tsimikas, et al., 2003; Nordestgaard, et al.,
2010).
Hasil akhir penelitian ini didapatkan hasil yang sesuai dengan hipotesis
penelitian yaitu terdapat korelasi positif, kuat dan bermakna kadar Lp(a) plasma
dengan CIMT pada penderita dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular
berdasarkan Framingham General CVD risk score 2008. Penelitian ini semakin
mendukung peran Lp(a) pada proses aterosklerosis yang menjadi dasar berbagai
menifestasi klinis penyakit kardiovaskular. Dan untuk semakin menguatkannya
dibutuhkan evaluasi dan penelitian lebih lanjut dengan metode penelitian yang
lebih baik dan jumlah sampel yang lebih besar.
Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain dalam pemeriksaan
ultrasonografi penilaian CIMT hanya menggunakan satu pengamat dan tidak
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
61
dilakukan uji variabilitas intra-pengamat, penelitian ini memiliki ruang lingkup
yang kecil dan belum dilakukan secara multicenter dengan ruang lingkup yang
lebih luas, serta penelitian ini tidak membatasi pemakaian terapi penyakit dasar
pada subyek penelitian yang berupa terapi dislipidemia, anti-diabetes, dan anti-
hipertensi yang mungkin berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan CIMT pada
subyek penelitian.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
62
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Terdapat korelasi positif, kuat dan bermakna antara kadar lipoprotein(a)
plasma dengan Carotid Intima-Media Thickness (CIMT), baik itu CIMT rata-rata
(CIMT mean) maupun CIMT tertinggi (CIMT max) pada penderita dengan risiko
tinggi penyakit kardiovaskular berdasarkan Framingham General Cardiovascular
Disease risk score 2008.
7.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang korelasi peningkatan kadar
lipoprotein(a) plasma dengan peningkatan Carotid Intima-Media
Thickness dengan ruang lingkup penelitian yang lebih besar dan
metodologi yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang dapat
digeneralisasi.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan perbandingan tentang korelasi
lipoprotein(a) dengan Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) pada
penderita dengan risiko rendah, sedang, dan tinggi penyakit kardiovaskular
sehingga bisa lebih diketahui peran lipoprotein(a) sebagai faktor risiko
independen pada proses aterosklerosis.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
63
DAFTAR PUSTAKA
Antonicelli R, Testa R, Bonfigli AR, Sirolla C, Pieri C, Marra M, Marcovina
SM. 2001. Relationship between lipoprotein(a) levels, oxidative stress,
and blood pressure levels in patients with essential hypertension. Clin
Exp Med, vol.1, pp. 145-150.
BC Guideline. 2014. Cardiovascular Disease – Primary Prevention. Ministry of
Health. PP :1-8
Bennet, A., Di Angelantonio, E., Erqo, S., et al. 2008. Lipoprotein(a) Levels
and Risk of Future Coronary Heart Disease Large-Scale Prospective
Data. Arch Intern Med, vol. 168(8), pp. 596-1098.
Berglund, L., Ramakrishnan, R. 2011. Lipoprotein(a) an elusive cardiovascular
Risk Factor in Atherioschlerosis Thrombosis Vascular Biomol; 24:
2219-2226.
Bots, L.M., Baldassarre, D., Simon, A., de Groot, E., O’Leary, D.H., et al.
2007. Carotid intima–media thickness and coronary atherosclerosis:
weak or strong relations?. European Heart Journal, vol. 28, pp. 398-
406.
Chambless, L.E., Heiss, G., Folsom, A.R., et al. 1997. Association of coronary
heart disease incidence with carotid arterial wall thickness and major
risk factors: the Atheroslerotic Risk in Communities (ARIC) study. Am
J Epidemiol, vol. 146(6), pp.483 – 94.
Chawla A, Repa JJ, Evans RM, Mangelsdorf DJ. 2001. Nuclear receptors and
lipid physiology: opening the X-files. Science, vol. 294, pp. 1866-1870.
Clarke R, Peden JF, Hopewell JC, Kyriakou T, Goel A, Heath SC, Parish S,
Barlera S, Franzosi MG, Rust S, Bennett D, Silveira A, Malarstig A,
Green FR, Lathrop M, Gigante B, Leander K, de Faire U, Seedorf U,
Hamsten A, Collins R, Watkins H, Farrall M. 2009. Genetic variants
associated with Lp(a) lipoprotein level and coronary disease. N Engl J
Med, vol. 361, pp. 2518-2528.
Cobble, M.& Bale, B. 2010. Carotid intima media thickness: knowledge and
application to everyday practice. PGM, vol. 122, pp. 7 – 15.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
64
D’Agostino, R.B., Vasan, R.S., Pencina, M.J., et al. 2008. General
cardiovascular risk profile for use in primary care. The Framingham
Heart Study. Circulation, vol. 117, pp. 743-735.
Dariush Mozaffarian, Emelia J. Benjamin, Alan S. Go, Donna K. Arnett et al.
2015. Heart Disease and Stroke Statistics-2015 Update A Report From
the American Heart Association. Circulation, vol. 131:e29-e322.
Deb A, Caplice N.M. 2004. Lipoprotein(a): new insights into mechanisms of
atherogenesis and thrombosis. Clin Cardiol, vol. 27, pp. 258-264.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil Kesehatan Indonesia
2013. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Devine, P.J., Carlson, D.W.& Taylor, A.J. 2006. Advances in nonnuclear
imaging technologies. Clinical value of carotid intime media thickness
testing. J. Nucl Cardiol, vol. 13(5), pp. 710 – 18.
Eichler, K., Puhan, M.A.,Steurer, J., Bachmann, L.M. 2007. Prediction of first
coronary events with the Framingham score; A systematic review. Am
Heart J., vol. 153(5). doi:10.1016/j.ahj.2007.02.027.
Erqou S, Kaptoge S, Perry PL, Di Angelantonio E, Thompson A, White IR,
Marcovina SM, Collins R, Thompson SG, Danesh J. 2009. Emerging
Risk Factors Collaboration. Lipoprotein(a) concentration and the risk of
coronary heart disease, stroke, and nonvascular mortality. JAMA, vol.
302, pp. 412-423.
Foster, B., Isserow, G. 2005. Coronary Artery Calcification and Subclinical
Atherosclerosis : What’s The Score. BC Medical Journal, vol. 47, pp.
181-186.
Genser B, Dias KC, Siekmeier R, Stojakovic T, Grammer T, März W. 2011.
Lipoprotein (a) and risk of cardiovascular disease—a systematic review
and meta-analysis of prospective studies. Clin Lab, vol. 57, pp. 143-
156.
Greenland, P., et al. 2010. ACCF.AHA Guideline for Assessment of
Cardiovascular Risk. Circulation, vol. 122, pp. 2748-2764.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
65
Gries A, Nimpf J, Nimpf M, Wurm H, Kostner GM. 1987. Free and apoB-
associated Lpa-specific protein in human serum. Clin Chim Acta, vol.
164, pp. 93-100.
Holewijn, S. & Heijer. 2010. Non invasive measurement of atherosclerosis
(NIMA): current evidence and future perspective. The Journal of
Medicine, vol. 68(12), pp. 388 – 97.
Holmes, D.T., Schick, B.A., Humphrees, K.H., Frohlich, J. 2005.
Lipoprotein(a) is an Independent Risk Factor for Cardiovascular
Disease in Heterozygous Familial Hypercholesterolemia in Clinical
Chemistry 51:11;2067-2073.
Howard, G., Sharrett, A.R., Heiss, G., Evans, G.W., Chambless, L.E., Riley,
W.A.& Burke, G.L. 1993. Carotid artery intimal media thickness
distribution in general populations as evaluated by B mode ultrasound.
Stroke, vol. 24(9), pp. 1297 – 1304.
Jenner JL, Seman LJ, Millar JS, Lamon-Fava S, Welty FK, Dolnikowski GG,
Marcovina SM, Lichtenstein AH, Barrett PH, de Luca C, Schaefer EJ.
2005. The metabolism of apolipoproteins (a) and B-100 within plasma
lipoprotein (a) in human beings. Metabolism, vol. 54, pp. 361-369.
Johan Frostegard. 2013. Immunity, atherosclerosis and cardiovascular disease.
BMC Medicine, vol. 11, p. 117.
Joshi, F.R., Lindsay, A.C., Obaid, D.R., Falk, E., Rudd, J.H.F. 2012. Non
invasive imaging of atherosclerosis. Cardiovascular Imaging, vol. 13,
pp. 205-218.
Jurgens,G., Koltringer, P. 1995. Lipoprotein(a) in ischemic cerebrovascular
disease: New Approach to Assesment of Risk for Stroke. Neurology,
37:513-15.
Kannel WB. 1988. Contributions of the Framingham Study to the conquest of
coronary artery disease. The American Journal of Cardiology, vol. 62,
pp. 1109-1112.
Klein JH, Hegele RA, Hackam DG, Koschinsky ML, Huff MW, Spence D.
2008. Lipoprotein(a) is associated differentially with carotid stenosis,
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
66
occlusion, and total plaque area. Arterioscler Thromb Vasc Biol, vol.
28, pp. 1851-1856.
Kostner KM, Kostner GM. 2005. Therapy of hyper-Lp(a). Handbook of
Experimental Pharmacology, In: v. Eckhardstein A, ed. Springer, vol.
170, pp. 519-536.
Kotani, K., Yamada, S., Taniguchi, N., et al. 2011. The relationship between
oxidized lipoprotein(a) and carotid atherosclerosis in asymptomatic
subjects: A comparison with native lipoprotein(a). Lipids in Health and
Disease. BioMed Central, vol. 10, p. 174.
Labeur, C., Bacquer, D., Backer, G., V incke, J., Rosseneu, M. 1992. Plasma
Lipoprotein(a) Values and Severity of Coronary Artery Disease in a
large population of patients undergoing coronary angiography in Clin
Chem; 38: 2261-2266.
Lester, L.J., Eleid, M.F., Khandheria, B.K. & Hurst, R.T. 2009. Carotid intima
media thickness and coronary artery calcium score as indications of
subclinical atherosclerosis. Mayo Clin Proc, vol. 84(3), pp. 229 – 33.
Libby P. 2008. Atherosclerosis initiation. In: Braunwald's Heart Disease: A
Textbook of Cardiovascular Medicine, 8th ed., Mc-Graw Hill, p. 67.
Li Y, Luke MM, Shiffman D, Devlin JJ. 2011. Genetic variants in the
apolipoprotein(a) gene and coronary heart disease. Circ Cardiovasc
Genet, vol. 4, pp. 565-573.
Mendis, S., Puska, P., Norrving, B. (Eds) 2011. Global Atlas on
Cardiovascular Disease Prevention and Control. World Health
Organization, Geneva.
Mallika V, Goswami B, Rajappa M. 2007. Atherosclerosis Pathophysiology
and the Role of Novel Risk Factors: A Clinicobiochemical Perspective.
ANGIOLOGY, vol. 58. P. 513.
Marcovina, S.M., Koschinsky, M.L. 1998. Lipoprotein(a) as ARisk Factor for
Coronary Artery Disease. Am J Cardiol, vol. 82(12A), pp. 57-66.
Morteza, N.M., Falk, E., Hecth, H.S., et al. 2006. From vulnerable plaque to
vulnerable patient – part III: executive summary of the screening for
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
67
heart attack prevention and education (SHAPE) task force report. Am J
Cardiol, vol. 98(2A), pp. 2-15.
Nordestgaard, B.G., Chapman, M.J., Ray, K., et al. 2010. Lipoprotein(a) as a
cardiovascular risk factor: current status. European heart Journal, vol.
31, pp. 2844-2853.
Perk, J., De Backer, G., Gohlke, H., Graham, I., Reiner, Z., Verschuren,
WMM., et al. 2012. European guidelines on ca.rdiovascular disease
prevention in clinical practice (version 2012). Eur Heart J, vol.33, pp.
1635-1701.
Rivai, N., Warnick, G.R. 2006. Lipids, lipoprotein, apolipoprotein and other
cardiovascular risk factors. Clinical Chemistry and Molecular
Diagnostic. Elsevier Saunders, p. 915-917.
Rodrigues, M. 2014. Clinical impact of intima media thickness measurement.
International Journal of Clinical Neurosciences and Mental Health,
vol. 1, suppl.1, pp. 1 – 5.
Ross R. 2007. Pathogenesis of Atherosclerosis. In : Heart Disease, A Textbook
of Cardiovascular Medicine, Eds. Braunwald E, Zipes PD, Libby P,
W.B. Saunders Company, Sixth edition. Philadelphia, pp. 915-933.
Selvarajah, S., Kaur, G., Haniff, J, et al. 2014. Comparison of the Framingham
Risk Score, SCORE and WHO/ISH cardiovascular risk prediction
models in an Asian population. Int J Cardiol., vol. 176(1):211-218.
doi:10.1016/j.ijcard.2014.07.066.
Sharma RK, et al. 2010. Cardiac Risk Stratification : Role of The Coronary
Calcium Score. Vascular Health and Risk Management 6 : 603-611
Shindo, J., Ishibashi, T., Kijima, M., et al. 2001. Increased plasminogen
activator inhibitor-1 and apolipoprotein (a) in coronary atherectomy
specimens in acute coronary syndromes. Coron Artery Dis, vol. 12, pp.
573-579.
Sholehvar, M., Sanei, H., Satei, Y. 2012. The Relation between Lipoprotein(a)
Levels and Findings of Coronary Artery Angiography. ARYA
Atherosclerosis Journal, vol. 7, pp. 70-73.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
68
Simionescu M, Sima AV. 2012. Morphology of Atherosclerotic Lesions.
Springer : 19-37.
Stary HC, Chandler AB, Dinsmore RE, et al. 1995. A definition of advanced
types of atherosclerotic lesions and a histological classification of
atherosclerosis. Circulation, vol. 92, pp. 1355-1374.
Stein, J.H., Korcarz, C.E., Hurst, R.T., Lonn, E., Kendall, C.B., Mohler, E.R.,
et al. 2008. Use of carotid ultrasound to identify subclinical vascular
disease and evaluate cardiovascular disease risk: a consensus statement
from the American society of echocardiography carotid intima media
thickness task force endorsed by the society for vascular medicine.
Journal of The American Society of Echocardiography, vol. 21(2), pp.
93 – 111.
Tanimoto, A., Sasaguri, Y., Ohtsu, H. 2006. Histamine Network in
Atherosclerosis. Trends Cardiovasc Med, vol. 16, pp. 280-284.
Touboul, P.J., Hennerici, M.G., Meairs, S., Adams, H., Amarenco, P.,
Bornstein, N., et al. 2012. Mannheim carotid intima media thickness
and plaque consensus (2004-2006-2011): an update on behalf of the
advisory board of the 3rd and 4th watching the risk symposium 13th
and 15th European stroke conferences, Mannheim, Germany, 2004, and
Brussels, Belgium, 2006. Cerebrovasc Dis, vol. 34(4), pp. 290 – 96.
Tsimikas S, Bergmark C, Beyer RW, Patel R, Pattison J, Miller E, Juliano J,
Witztum JL. 2003. Temporal increases in plasma markers of oxidized
low-density lipoprotein strongly reflect the presence of acute coronary
syndromes. J Am Coll Cardiol, vol. 41, pp. 360-370.
Uthoff H, Staub D, Socrates T. 2010. PROCAM-, FRAMINGHAM-, SCORE-
and SMART-risk score for predicting cardiovascular morbidity and
mortality in patients with overt atherosclerosis. Vasa, vol. 39, pp. 325–
33.
Stary HC, Chandler AB, Guyton JR (1994). A definition of initial, fatty streak,
and intermediate lesions of atherosclerosis. A report from the
Committee on Vascular Lesions of the Council on Atherosclerosis,
American Heart Association. Circulation, 82, 2462-2478
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
69
Vidosava, B., Djordjevic, Vladan,C., et al. 2011. Lipoprotein(a) is The Best
Single Marker in Assessing Unstable Angina Pectoris. Cardiology
research and practice, vol. 10, pp.175-369.
von Eckardstein A, Schulte H, Cullen P, Assmann G. 2001. Lipoprotein(a)
further increases the risk of coronary events in men with high global
cardiovascular risk. J Am Coll Cardiol, vol. 37, pp. 434-439.
Wang, J. Chun ni Zhang, Yang Meng, Ai Zhong Han, Jian-bin Gong, Ke Li.
2009. Elevated concentrations of oxidized Lipoprotein(a) associated
with the presence and severity of acute coronary syndromes. Clinica
Chimica Acta, vol. 408, pp. 79-82.
Wang, T.J., Gona, P., Larson M.G., et al. 2006. Multiple biomarkers for the
prediction of first major cardiovascular events and death. The New
England Journal of Medicine, vol. 355, pp. 2631-2639.
Yusuf, S., Hawken, S., Ounpuu, S., et al. 2004. Effect of potentially modifiable
risk factors associated with myocardial infarction in 52 countries (the
INTERHEART study): case-control study. Lancet, vol. 364, pp. 937-
953.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
LAMPIRAN 1
Lampiran 1. Tabel Framingham General Cardiovascular Disease risk score 2008
(D’Agostino, et al., 2008).
70
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
71
Lampiran 2
PENJELASAN UNTUK MENDAPATKAN PERSETUJUAN
SUBYEK PENELITIAN DEWASA (INFORMATION FOR CONSENT)
Kami mengundang Anda untuk ikut serta dalam penelitian yang berjudul:
Korelasi Kadar Lipoprotein(a) Plasma dengan Carotid Intima-Media Thickness
(CIMT) pada Penderita dengan Risiko Tinggi Penyakit Kardiovaskular
berdasarkan Framingham General Cardiovascular Disease risk score 2008.
Sebelum anda memutuskan untuk ikut serta atau tidak, penting bagi anda untuk
mengerti mengapa penelitian ini dilakukan, dan bagaimana penelitian dapat
mempengaruhi anda. Mohon luangkan waktu anda untuk membaca informasi
berikut dengan teliti dan diskusikan dengan keluarga dan kerabat anda. Setelah
semua pertanyaan anda terjawab dan dokter peneliti telah menjelaskan kepada
anda dengan memuaskan dan anda memutuskan untuk ikut serta, anda akan
diminta untuk menandatangani formulir persetujuan (informed consent).
Keikutsertaan anda dalam penelitian ini sepenuhnya bersifat sukarela. Jika anda
memutuskan untuk tidak ikut serta, hal itu tidak akan mempengaruhi pemeriksaan
dan pengobatan standar yang anda terima di masa yang akan datang.
Tujuan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya korelasi antara kadar
lipoprotein(a) plasma dengan Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) pada
penderita dengan risiko tinggi penyakit kardiovaskular berdasarkan Framingham
General Cardiovaskular Disease risk score 2008.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
72
Manfaat Penelitian.
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
mengenai peran lipoprotein(a) pada proses aterosklerosis. Apabila kadar
lipoprotein(a) plasma terbukti berkorelasi dengan Carotid Intima-Media
Thickness (CIMT), maka pemeriksaan kadar lipoprotein(a) plasma ini dapat
digunakan sebagai tambahan faktor risiko baru dalam penilaian risiko penyakit
kardiovaskular yang berdasar pada proses aterosklerosis yang mendasari.
Manfaat bagi anda yang berkenan ikut serta dalam penelitian ini, anda
berkesempatan untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan dari dokter peneliti
yang merupakan peserta pendidikan dokter spesialis di bidang Ilmu Penyakit
Jantung dan Pembuluh Darah. Anda dapat mengetahui hasil pemeriksaan kadar
lipoprotein(a) plasma dan nilai Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) secara
cuma-cuma dengan cara menghubungi dokter peneliti.
Mengapa Anda dilibatkan dalam penelitian ini?
Anda dilibatkan dalam penelitian ini oleh karena anda adalah penderita/individu
dengan risiko tinggi mengalami kejadian/penyakit kardiovaskular dalam 10 tahun
mendatang. Stratifikasi risiko kardiovaskular merupakan salah satu strategi untuk
menilai kemungkinan terjadinya kejadian kardiovaskular di masa datang yang
disebabkan karena proses aterosklerosis. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa
lipoprotein(a) berperan dalam proses aterosklerosis. Penelitian ini akan mencoba
membuktikan korelasi antara lipoprotein(a) dengan Carotid Intima-Media
Thickness (CIMT) sebagai metode pemeriksaan aterosklerosis subklinis.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
73
Apa yang akan Anda alami jika anda ikut serta dalam penelitian ini?
Jika anda setuju untuk ikut serta dalam penelitian ini, yaitu dengan
menandatangani formulir persetujuan setelah penjelasan ini, anda akan diperiksa
oleh dokter peneliti dan perawat terlatih yang membantu dokter peneliti.
Selanjutnya dokter peneliti dibantu perawat terlatih akan melakukan pemeriksaan
fisik, pemeriksaan elektrokardiografi dan pemeriksaan laboratorium penunjang
rutin. Tindakan tersebut terbukti aman dan tidak menimbulkan rasa sakit.
Selain itu, peneliti akan dibantu oleh perawat terlatih yang akan mengambil
contoh darah anda yang diambil melalui pembuluh darah di bagian lengan untuk
pemeriksaan laboratorium penunjang rutin dan pemeriksaan lipoprotein(a)
plasma. Tindakan tersebut aman walaupun menimbulkan sedikit rasa sakit, dan
pada beberapa orang dapat mengakibatkan memar. Untuk mengurangi rasa sakit
maka pengambilan contoh darah akan dilakukan oleh perawat terlatih yang sudah
berpengalaman.
Saat pemeriksaan lipoprotein(a), subyek penelitian diminta untuk berpuasa
setidaknya selama 10 jam sebelum pengambilan sampel darah.
Hak-hak Anda sebagai subyek peserta penelitian.
Anda tidak harus setuju untuk mengikuti penelitian ini. Keikutsertaan Anda
adalah sukarela. Jika Anda memutuskan untuk ikut serta dalam penelitian ini,
maka Anda akan menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter peneliti secara
gratis. Seluruh biaya pemeriksaan sampel darah, elektrokardiografi dan
pemeriksaan Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) akan ditanggung
sepenuhnya oleh peneliti.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
74
Semua informasi dan data pribadi Anda yang dikumpulkan atas penelitian ini
akan tetap dirahasiakan oleh peneliti. Dokter peneliti hanya akan menggunakan
kode-kode tertentu sebagai pengganti identitas pribadi anda. Kode tersebut hanya
akan diketahui oleh peneliti. Jika di masa mendatang informasi yang diperoleh
dari penelitian ini akan dipublikasikan untuk kepentingan ilmiah, maka tidak akan
dicantumkan identitas pribadi Anda, namun hanya menggunakan nomor kode
pengganti saja. Bahan hasil sampling darah, hasil elektrokardiografi dan hasil
pemeriksaan Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) akan disimpan dan
dilindungi dengan baik. Begitu pula data-data tertulis penderita.
Jika anda memutuskan untuk ikut serta, tetapi selanjutnya Anda memutuskan
untuk membatalkan keikutsertaan Anda, mohon menghubungi:
dr. Susetyo Atmojo, melalui telepon 085645018040
Apa saja risiko yang mungkin Anda alami jika ikut serta dalam penelitian
ini?
Tidak ada risiko saat dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi karena bersifat
non invasif. Pemeriksaan Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) dengan
ultrasonografi B-Mode arteri karotis juga termasuk tindakan non invasif tanpa
risiko. Akan tetapi, ada risiko nyeri, perdarahan, dan memar saat Anda dilakukan
sampling (pengambilan) darah vena. Karena itu, kami menyiapkan tenaga perawat
terlatih dan berpengalaman saat dilakukan pengambilan darah.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
75
PERNYATAAN SUBYEK PENELITIAN
Saya telah diberi penjelasan tentang penelitian Korelasi Kadar Lipoprotein(a)
Plasma dengan Carotid Intima-Media Thickness (CIMT) pada Penderita
dengan Risiko Tinggi Penyakit Kardiovaskular berdasarkan Framingham
General Cardiovascular Disease risk score 2008 dan telah membaca (dibacakan)
informasi ini dan mengerti tujuan dari penelitian tersebut. Saya telah memahami
manfaat dan kemungkinan risiko dari keikutsertaan saya. Saya juga telah
mendapatkan kesempatan untuk bertanya dan seluruh pertanyaan saya telah
dijawab dengan cara yang saya mengerti.
Tanda tangan subyek
penelitian/wali:
Tanda tangan peneliti/pemberi
informasi:
( Nama jelas )
( Nama jelas )
Tertanggal……………………………
…..............
Tertanggal……………………………
…..............
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
76
Lampiran 3
PERSETUJUAN IKUT SERTA DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Saya menyatakan setuju dan mengijinkan dokter peneliti untuk mengumpulkan
dan memproses informasi mengenai diri saya, termasuk informasi mengenai
kesehatan saya. Saya menyetujui informasi mengenai saya dan kesehatan saya
digunakan untuk penelitian medis di masa yang akan datang, yang terkait dengan
penelitian tentang Korelasi Kadar Lipoprotein(a) Plasma dengan Carotid
Intima-Media Thickness (CIMT) pada Penderita dengan Risiko Tinggi
Penyakit Kardiovaskular berdasarkan Framingham General Cardiovascular
Disease risk score 2008 ini.
Saya mengerti bahwa keikutsertaan saya ini adalah sukarela dan saya bebas untuk
berhenti setiap saat, tanpa memberikan alasan apapun, tanpa mempengaruhi hak
saya untuk mendapatkan perawatan medis atau hak hukum saya. Jika saya
berhenti dari penelitian ini, saya menyetujui penggunaan informasi saya yang
telah dikumpulkan sampai pada saat saya berhenti.
Tanda tangan subyek penelitian/wali:
( Nama jelas )
Tertanggal………………………………..............
Tanda tangan saksi 1: Tanda tangan saksi 2
( Nama jelas )
( Nama jelas )
Tertanggal………………….............. Tertangga…………………..............
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
77
Lampiran 4
LEMBAR PENGUMPULAN DATA SUBJEK PENELITIAN IDENTITAS Kode Subjek Penelitian : ___________________________________________ Nomor Rekam Medis : ___________________________________________ Nama/Inisial Subjek Penelitian :___________________________________________ Alamat :___________________________________________ Telepon :___________________________________________ Pendidikan Terakhir : 1. Tidak tamat SD 2. SD 3. SLTP 4. SLTA 5. Sarjana
6. Lain-lain, sebutkan: _________________________ Pekerjaan : ___________________________________________ Status Pernikahan :____________________________________________ Tanggal Kunjungan Poliklinik : ____________________________________________ Tanggal Pemeriksaan Lp(a) : ____________________________________________ Tanggal Pemeriksaan CIMT : ____________________________________________ KARAKTERISTIK DASAR SUBJEK PENELITIAN
Usia : tahun
Jenis Kelamin : 1. Laki-Laki 2. Perempuan
Tinggi Badan : cm
Berat Badan : kg
Indeks Massa Tubuh (IMT) : kg/m2
Riwayat PJK : 1. Ya 2. Tidak
Riwayat Sirosis Hepatis : 1. Ya 2. Tidak
Riwayat DM : 1. Ya 2. Tidak
Riwayat Hipertensi : 1. Ya 2. Tidak
Riwayat Dyslipidemia : 1. Ya 2. Tidak
Riwayat merokok atau perokok aktif : 1. Ya 2. Tidak
Riwayat PAD : 1. Ya 2. Tidak
Riwayat CKD : 1. Ya 2. Tidak
Riwayat CVA : 1. Ya 2. Tidak
Riwayat penyakit autoimun : 1. Ya, sebutkan:
2. Tidak
Riwayat keganasan : 1. Ya, sebutkan:
2. Tidak
Riwayat pemakaian heparin 1. Ya 2. Tidak
Riwayat penggunaan kortikosteroid jangka panjang (> 2minggu) atau jangka pendek 1 minggu sebelum pengambilan sampel darah
: 1. Ya, sebutkan: 2. Tidak
Terapi kardiovaskular lain (dapat pilih lebih dari 1, dan sebutkan nama obat serta dosis)
: 1. ACE-I: 2. ARB: 3. CCB: 4. Beta bloker: 5. Diuretik: 6. Aldosteron antagonis:
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
78
7. Alfa bloker: 8. Lain-lain: 9. N/A
Terapi untuk DM Jenis : Dosis :
Terapi dislipidemia Jenis : Dosis :
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda Vital Sebelum pemeriksaan
Setelah pemeriksaan
Tekanan Darah : / mmHg / mmHg
Nadi : x/m x/m
Frekuensi Napas : x/m x/m
Pemeriksaan Thoraks
Ictus cordis :
S1 :
S2 :
Murmur : 1. Ya 2. Tidak
Bila Ya sebutkan:
Gallop : 1. Ya 2. Tidak
Vesikuler paru : 1. Normal 2. Tidak normal
Rhonkhi : 1. Ada 2. Tidak ada
Wheezing : 1. Ada 2. Tidak ada
Pemeriksaan fisik lain yang signifikan (Bila tdk ada kelainan signifikan, lingkari N/A)
Kepala/Leher : N/A
Thoraks : N/A
Abdomen : N/A
Ekstremitas : N/A
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG :
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
79
Mendukung diagnosis PJK? 1. Ya 2. Tidak
Rontgen thoraks : 1. Ada 2. Tidak ada
Bila ada sebutkan:
Data Laboratorium
Hb : g/dl
Leukosit : x103/μL
Platelet : x103/μL
BUN : mg/dL
SK : mg/dL
SGOT : ml/menit
SGPT : U/L
GDA : U/L
GDP : U/L
GD2JPP : ng/ml
Total cholesterol (TC) : mg/dL
LDL : mg/dL
HDL : mg/dL
Trigliserida : mg/dL
Surabaya, .................................2016
Dokter Peneliti,
dr. Susetyo Atmojo
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
80
Lampiran 5
Hasil Analisis Statistika SPSS Window Version 20.0
Sex
14 46,7 46,7 46,7
16 53,3 53,3 100,0
30 100,0 100,0
L
P
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
Usia
3 10,0 10,0 10,0
11 36,7 36,7 46,7
16 53,3 53,3 100,0
30 100,0 100,0
41-50
51-60
61-70
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
IMT
1 3,3 3,3 3,3
12 40,0 40,0 43,3
14 46,7 46,7 90,0
3 10,0 10,0 100,0
30 100,0 100,0
<18,5
18,5 - 24,9
25 - 29,9
>=30
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulat iv e
Percent
Descriptive Statistics
30 47,00 70,00 61,1667 6,68030
30 17,58 37,04 25,2817 4,38919
30
Umur
BMI
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Dev iation
DM
5 16,7 16,7 16,7
25 83,3 83,3 100,0
30 100,0 100,0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
81
HT
29 96,7 96,7 96,7
1 3,3 3,3 100,0
30 100,0 100,0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
Dislipidemia
21 70,0 70,0 70,0
9 30,0 30,0 100,0
30 100,0 100,0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
Merokok
6 20,0 20,0 20,0
24 80,0 80,0 100,0
30 100,0 100,0
Ya
Tidak
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulativ e
Percent
Descriptive Statistics
30 120,00 180,00 150,0000 15,53639
30 70,00 90,00 84,6667 5,71346
30 60,00 85,00 74,2000 6,52000
30
Sistolik
Diastolik
Nadi
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Dev iat ion
Descriptive Statistics
30 ,60 1,16 ,8930 ,16951
30 81,00 198,00 113,5667 37,87246
30 133,00 302,00 204,6000 42,10709
30 34,00 60,00 45,4667 5,38025
30
Serum_Kreatinin
GDP
Kolesterol_total
HDL_C
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Dev iat ion
Descriptive Statistics
30 ,52 ,99 ,7576 ,12598
30 ,68 1,28 ,9548 ,15849
30 3,00 87,00 24,6667 24,46156
30 15,00 23,00 18,6333 2,18905
30
CIMT mean
CIMT max
Lp(a)
FRS
Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Dev iat ion
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
82
NPar Tests
Correlations
Correlations
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
30 30 30 30
,7576 ,9548 24,6667 61,1667
,12598 ,15849 24,46156 6,68030
,104 ,085 ,223 ,106
,104 ,070 ,223 ,093
-,077 -,085 -,188 -,106
,571 ,464 1,222 ,582
,900 ,983 ,101 ,888
N
Mean
Std. Dev iat ion
Normal Parameters a,b
Absolute
Positive
Negat iv e
Most Extreme
Dif f erences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asy mp. Sig. (2-tailed)
CIMT mean CIMT max Lp(a) Umur
Test distribution is Normal.a.
Calculated f rom data.b.
Correlations
1 ,764** ,618**
,000 ,000
30 30 30
,764** 1 ,698**
,000 ,000
30 30 30
,618** ,698** 1
,000 ,000
30 30 30
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
CIMT mean
CIMT max
Lp(a)
CIMT mean CIMT max Lp(a)
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
83
Correlations
1 ,764** ,618** ,422* -,100
,000 ,000 ,020 ,599
30 30 30 30 30
,764** 1 ,698** ,452* -,297
,000 ,000 ,012 ,111
30 30 30 30 30
,618** ,698** 1 ,337 -,247
,000 ,000 ,069 ,188
30 30 30 30 30
,422* ,452* ,337 1 -,483**
,020 ,012 ,069 ,007
30 30 30 30 30
-,100 -,297 -,247 -,483** 1
,599 ,111 ,188 ,007
30 30 30 30 30
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
CIMT mean
CIMT max
Lp(a)
Umur
BMI
CIMT mean CIMT max Lp(a) Umur BMI
Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).*.
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
84
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO
ADLN_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KARYA AKHIR KORELASI KADAR LIPOPROTEIN... dr. SUSETYO ATMOJO