HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan...

53
i HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan DWIKA SURYANINGDYAH R 0105015 D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan...

Page 1: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

i

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI

DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

DWIKA SURYANINGDYAH

R 0105015

D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

ii

HALAMAN VALIDASI

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI

DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Diuji

Di Hadapan Tim Penguji

Disusun Oleh :

DWIKA SURYANINGDYAH

NIM: R0105015

Pada tanggal :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Hermawan Udiyanto, dr. Sp.OG Mujahidatul Musfiroh, S.Kep, Ns

NIP : 140 350 792 NIP : 132 309 894

Ketua Tim KTI

Mochammad Arief Tq,.dr,MS.,PHK

NIP : 130 817 795

Page 3: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

iii

HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI

DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Disusun Oleh :

DWIKA SURYANINGDYAH

NIM: R0105015

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Pada tanggal : 17 Juli 2009

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Hermawan Udiyanto, dr, SpOG Mujahidatul Musfiroh, S.Kep, Ns

NIP : 140 350 792 NIP : 132 309 894

Penguji Ketua Tim KTI

Soetrisno, dr, SpOG (K) Mochammad Arief Tq,.dr, MS.,PHK

NIP : 140 125 289 NIP:130 817 795

Mengesahkan

Ketua Program Studi D IV Kebidanan FK UNS

H. Tri Budi Wiryanto, dr, Sp.OG (K)

NIP: 140 105 421

Page 4: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

iv

Persembahan

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

Ayah dan ibu, terima kasih untuk lembaran cinta kasih tanpa batas,

untaian kasih sayang sepanjang masa, alunan doa tanpa jeda serta

keridhoan dan kelapangan hati untuk segala kekhilafan

Mashen dan adek yang terus memberiku semangat hingga aku dapat

bertahan sampai sekarang

Teman dalam setiap detikku, mb Lita, Icha, Nanik, Nana, I’ll never forget

what i’ve got, what i’ve seen, what i’ve done with you all my dear friend

Keluarga terbaikku di Solo, Netti, mb Wyn, mb Yuni, Isna, Anna, Nitnot,

Nida terima kasih buat kebersamaan selama ini

Keluarga “Karanganyar Ceria” Dee-dee, Kiki, Endah, Eny, kalian takkan

terlupakan

Teman- teman D IV Kebidanan UNS angkatan ’05 yang terus berjuang

sebagai angkatan pertama

Calon imamku yang kan menuntun jalan hidupku kelak, thanks for being

there for me . . .

Page 5: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

v

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu

telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah sungguh-sungguh urusan lain

dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”

( QS. Al Insyiroh : 6-8 )

”Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang

demikian itu sungguh berat, kecuali bagi yang khusuk”

( QS. Al Baqarah : 45 )

”Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang, melainkan mereka

yang tetap tegar ketika mereka jatuh”

(Kahlil Gibran)

Page 6: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

vi

ABSTRAK

Dwika Suryaningdyah, R 0105015. Hubungan Paritas Dengan Kejadian

Prolapsus Uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering merupakan faktor utama

terjadinya prolapsus uteri. Wanita yang pernah melahirkan terutama yang

mempunyai riwayat melahirkan empat kali atau lebih akan mengalami kelemahan

otot besar panggul sehingga terjadi penurunan organ panggul.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik prolapsus

uteri, sedangkan tujuan khususnya yaitu untuk mengetahui hubungan antara

paritas dengan kejadian prolapsus uteri dan untuk mengetahui bahwa paritas

tinggi merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya prolapsus uteri.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode observasional analitik

dengan pendekatan case control untuk mengetahui hubungan antara paritas

dengan kejadian prolapsus uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Hasil penelitian adalah adanya hubungan yang bermakna antara paritas dengan

kejadian prolapsus uteri. Diperoleh nilai x2 hitung sebesar 6,642 dengan taraf

signifikansi 0,05, derajat kebebasan (dk)=2, dan x2 tabel sebesar 3,841.

Didapatkan bahwa x2 hitung lebih besar dari x

2 tabel dan nilai signifikansi 0,011 <

0,05 ini berarti bahwa Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian prolapsus uteri, dengan

hubungan keeratan yaitu 0,365. Besar nilai odds ratio yang diperoleh adalah lebih

besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya

prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya prolapsus uteri untuk paritas > 3 adalah

5,667. Kesimpulan yang didapat yaitu terdapat hubungan antara paritas dengan

kejadian prolapsus uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada tahun 2008.

Kata kunci : paritas, kejadian prolapsus uteri

Page 7: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan Paritas Dengan Kejadian Prolapsus

Uteri Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta”.

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Saint Terapan. Banyak pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, maka dengan segala

kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dr. AA Subijanto, dr. MS selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret

2. H. Tri Budi W, dr, Sp.OG (K) selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. S. Bambang Widjokongko, Dr, PHK, M. Pd Ked. selaku Sekretaris Program

Studi D-IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Surakarta

4. Mochammad Arief Tq, dr, MS ,PHK selaku ketua tim Karya Tulis Ilmiah

5. Hermawan Udiyanto, dr, SpOG dan Mujahidatul Musfiroh, S.Kep, Ns atas

waktu dan saran selama memberikan bimbingan

6. Soetrisno, dr, SpOG selaku dewan penguji

7. Kepala dan staf bagian Rekam Medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang

telah membantu penelitian penulis

Page 8: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

viii

8. Seluruh dosen, karyawan dan karyawati D IV Kebidanan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret

9. Teman-teman Mahasiswa D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret yang selalu bersama dalam suka maupun duka

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

untuk bantuannya

Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Masukan berupa kritik

dan saran sangat diharapkan guna perbaikan dan penelitian selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

dan menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Surakarta, 09 Juli 2009

Penulis

Dwika Suryaningdyah

Page 9: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN VALIDASI ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3

D. Manfaat ..................................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ....................................................................... 4

1. Paritas ................................................................................ 4

2. Prolapsus Uteri ................................................................. 4

a. Pengertian .................................................................. 4

Page 10: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

x

b. Etiologi ...................................................................... 7

c. Gejala ........................................................................ 7

d. Komplikasi ................................................................ 9

e. Penatalaksanaan ......................................................... 11

3. Hubungan Paritas dengan Prolapsus Uteri ........................ 14

B. Kerangka Konsep ................................................................... 15

C. Hipotesis Penelitian ................................................................ 15

BAB III. METODOLOGI

A. Desain Penelitian .................................................................... 16

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 17

C. Populasi Penelitian ................................................................. 17

D. Sampel dan Teknik Sampling ................................................ 17

E. Definisi Operasional............................................................... 18

F. Pengalokasian Subyek ............................................................ 19

G. Intervensi dan Implementasi .................................................. 20

H. Cara Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 21

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Sampel Penelitian……………………….…….. 23

B. Hubungan Paritas Dengan Kejadian Prolapsus Uteri………... 27

BAB V. PEMBAHASAN……...……………………………………………. 32

BAB VI. PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………… 34

B. Saran………………………………………………………….. 34

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Tiga tingkat prolapsus uteri ......................................................... 5

Gambar 2.2. Sistokel ........................................................................................ 8

Gambar 2.3. Enterokel dan Rektokel ............................................................... 8

Gambar 2.4. Kerangka Konsep Hubungan Paritas dengan Prolapsus UTeri ... 12

Gambar 3.1. Kerangka Penelitian Hubungan Paritas dengan Prolapsus Uteri 14

Gambar 4.1. Diagaram Karakteristik Prolapsus Uteri Berdasarkan Umur ...... 24

Gambar 4.2. Diagram Karakteristik Prolapsus Uteri Berdasarkan Jumlah

Anak ............................................................................................ 26

Gambar4.3. Diagram Karakteristik Prolapsus Uteri Berdasarkan Derajat

Prolapsus Uteri ............................................................................ 27

Page 12: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Tabel Kongintensi 2x2 .................................................................... 18

Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Prolapsus Uteri Berdasarkan Umur .......... 23

Tabel 4.2. Distribusi Karakteristik Prolapsus Uteri Berdasarkan Jumlah Anak 25

Tabel 4.3. Distribusi Karakteristik Prolapsus Uteri Berdasarkan Derajat

Prolapsus Uteri ................................................................................ 26

Tabel 4.4. Distribusi Karakteristik Prolapsus Uteri Derajat I Berdasarkan

Usia dan Jumlah Anak ..................................................................... 27

Tabel 4.5. Distribusi Karakteristik Prolapsus Uteri Derajat II Berdasarkan

Usia dan Jumlah Anak .................................................................... 28

Tabel 4.6. Distribusi Karakteristik Prolapsus Uteri Derajat III Berdasarkan

Usia dan Jumlah Anak ..................................................................... 28

Tabel 4.7. Distribusi Hubungan Paritas Dengan Kejadian Prolapsus Uteri ..... 29

Page 13: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin dan Pengambilan Data Dari Institusi

Lampiran 2. Surat Ijin Pengambilan Data Dari RSUD Dr. Moewardi

Lampiran 3. Lembar Konsultasi Pembimbing Utama

Lampiran 4. Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping

Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 6. Tahapan Kegiatan Pokok Karya Tulis Ilmiah Jalur Reguler Tahun

Ajaran 2008/2009

Lampiran 7. Checklist hasil penelitian

Lampiran 8. Hasil Crosstabs, Uji Chi Square, Uji Hubungan Keeratan dan Odds

Ratio

Page 14: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

xiv

Page 15: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

xv

Crosstabs

Case Processing Summary

42 100.0% 0 .0% 42 100.0%Paritas * Prolapsus Uteri

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

Paritas * Prolapsus Uteri Crosstabulation

9 17 26

13.0 13.0 26.0

34.6% 65.4% 100.0%

42.9% 81.0% 61.9%

21.4% 40.5% 61.9%

12 4 16

8.0 8.0 16.0

75.0% 25.0% 100.0%

57.1% 19.0% 38.1%

28.6% 9.5% 38.1%

21 21 42

21.0 21.0 42.0

50.0% 50.0% 100.0%

100.0% 100.0% 100.0%

50.0% 50.0% 100.0%

Count

Expected Count

% within Paritas

% within Prolapsus Uteri

% of Total

Count

Expected Count

% within Paritas

% within Prolapsus Uteri

% of Total

Count

Expected Count

% within Paritas

% within Prolapsus Uteri

% of Total

Tinggi

Rendah

Paritas

Total

Tdk Terjadi Terjadi

Prolapsus Uteri

Total

Chi-Square Tests

6.462b 1 .011

4.947 1 .026

6.688 1 .010

.025 .012

6.308 1 .012

42

Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio

Fisher's Exact Test

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asy mp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

8.00.

b.

Page 16: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

xvi

Symmetric Measures

.365 .011

.700 .181 2.763 .006

42

Contingency Coef f icientNominal by Nominal

GammaOrdinal by Ordinal

N of Valid Cases

Value

Asy mp.

Std. Errora

Approx. Tb

Approx. Sig.

Not assuming the null hy pothesis.a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.

Logistic Regression

Case Processing Summary

42 100.0

0 .0

42 100.0

0 .0

42 100.0

Unweighted Casesa

Included in Analysis

Missing Cases

Total

Selected Cases

Unselected Cases

Total

N Percent

If weight is in ef f ect, see classif ication table for the total

number of cases.

a.

Dependent Variable Encoding

0

1

Original Value

Tdk Terjadi

Terjadi

Internal Value

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

0 21 .0

0 21 100.0

50.0

Observed

Tdk Terjadi

Terjadi

Prolapsus Uteri

Overall Percentage

Step 0

Tdk Terjadi Terjadi

Prolapsus Uteri Percentage

Correct

Predicted

Constant is included in the model.a.

The cut value is .500b.

Page 17: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

xvii

Variables in the Equation

.000 .309 .000 1 1.000 1.000ConstantStep 0B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

6.688 1 .010

6.688 1 .010

6.688 1 .010

Step

Block

Model

Step 1

Chi-square df Sig.

Model Summary

51.536 .147 .196

Step

1

-2 Log

likelihood

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke

R Square

Classification Tablea

12 9 57.1

4 17 81.0

69.0

Observed

Tdk Terjadi

Terjadi

Prolapsus Uteri

Overall Percentage

Step 1

Tdk Terjadi Terjadi

Prolapsus Uteri Percentage

Correct

Predicted

The cut value is .500a.

Variables in the Equation

1.735 .709 5.979 1 .014 5.667 1.411 22.761

-1.099 .577 3.621 1 .057 .333

PARITAS

Constant

Step

1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

95.0% C.I.f or EXP(B)

Variable(s) entered on step 1: PARITAS.a.

Page 18: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut penelitian yang dilakukan WHO tentang pola formasi

keluarga dan kesehatan, ditemukan kejadian prolapsus uteri lebih tinggi pada

wanita yang mempunyai anak lebih dari tujuh daripada wanita yang

mempunyai satu atau dua anak. Prolapsus uteri lebih berpengaruh pada

perempuan di negara-negara berkembang yang perkawinan dan kelahiran

anaknya dimulai pada usia muda dan saat fertilitasnya masih tinggi. Peneliti

WHO menemukan bahwa laporan kasus prolapsus uteri jumlahnya jauh lebih

rendah daripada kasus-kasus yang dapat dideteksi dalam pemeriksaan medik

(Koblinsky M, 2001).

Penentuan letak uterus normal dan kelainan dalam letak alat genital

bertambah penting artinya, karena diagnosis yang tepat perlu sekali guna

penatalaksanaan yang baik sehingga tidak timbul kembali penyulit

pascaoperasi di kemudian hari (Wiknjosastro, 2005).

Frekuensi prolapsus genitalia di beberapa negara berlainan, seperti

dilaporkan di klinik d’Gynecologie et Obstetrique Geneva insidensinya 5,7%,

dan pada periode yang sama di Hamburg 5,4%, Roma 6,7%. Dilaporkan di

Mesir, India, dan Jepang kejadiannya tinggi, sedangkan pada orang Negro

Amerika dan Indonesia kurang. Frekuensi prolapsus uteri di Indonesia hanya

1,5% dan lebih sering dijumpai pada wanita yang telah melahirkan, wanita tua

Page 19: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

2

dan wanita dengan pekerja berat. Dari 5.372 kasus ginekologik di Rumah

Sakit Dr. Pirngadi di Medan diperoleh 63 kasus prolapsus uteri terbanyak pada

grande multipara dalam masa menopause dan pada wanita petani, dari 63

kasus tersebut 69% berumur diatas 40 tahun. Jarang sekali prolapsus uteri

dapat ditemukan pada seorang nullipara (Winkjosastro, 2005).

Kejadian prolapsus uteri di Rumah Sakit Dr. Moewardi untuk tahun

2007 yaitu sebanyak 18 kasus. Dari 18 kasus tersebut dua pasien tergolong

paritas rendah, sedangkan lainnya adalah pasien dengan paritas tinggi (Data

Sekunder RSDM, 2009).

Gejala yang timbul pada prolapsus uteri bersifat individual dan

berbeda-beda. Gejala yang biasa muncul adalah tekanan kuat pada vagina, low

back pain, serta terdapat pembengkakan pada introitus vagina dan ketika

diperiksa dapat ditemukan sistokel, rektokel atau enterokel (Andra, 2007).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang hubungan antara paritas dengan prolapsus uteri.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

perumusan masalahnya adalah seberapa besar paritas tinggi mempengaruhi

kejadian prolapsus uteri di RSUD Dr Moewardi Surakarta?

Page 20: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

3

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik

prolapsus uteri.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian prolapsus uteri

b. Mengetahui tingkat paritas yang tinggi merupakan salah satu faktor

predisposisi terjadinya prolapsus uteri.

D. Manfaat

1. Manfaat teoritis

a. Peneliti dapat menerapkan ilmu atau konsep penelitian pada mata

kuliah metodologi penelitian dan biostatistik.

b. Memberikan informasi tentang penyebab, gejala, komplikasi dan

penatalaksanaan prolapsus uteri

2. Manfaat aplikatif

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi profesi bidan untuk

lebih mensosialisasikan gerakan Keluarga Berencana pada

masyarakat.

b. Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian

lebih lanjut.

Page 21: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Paritas

Para adalah jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran bayi

atau bayi mampu bertahan hidup. Titik ini dicapai pada usia kehamilan 20

minggu atau berat janin 500 gram (Varney, 2006).

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh seorang

wanita. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan satu kali.

Multipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan dua kali atau

lebih. Grande multipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan

lebih dari lima kali. (Maimunah, 2005).

Paritas rendah adalah jumlah persalinan ≤ tiga kali, sedangkan

paritas tinggi adalah jumlah persalinan > tiga kali (anggrekidea.com).

Prolapsus uteri paling sering ditemukan pada wanita dengan paritas

tinggi sebagai akibat trauma pada otot-otot dan fasia pelvis ketika

persalinan (Baradero, 2007).

2. Prolapsus Uteri

a. Pengertian

Prolaps adalah jatuh atau penurunan bagian. Prolapsus uteri

adalah pergeseran letak uterus ke bawah sehingga serviks berada di

dalam orifisium vagina (tingkat pertama), portio kelihatan di introitus

Page 22: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

5

vagina (tingkat dua) atau seluruh uterus berada di luar orifisium

(tingkat tiga) (Dorland, 1998).

Klasifikasi prolapsus uteri menurut Sjamsuhidajat dan Jong (2004):

1) Prolapsus uteri tingkat I

Yaitu serviks tetap di dalam vagina. Pada sebagian pasien

keadaan ini biasanya tanpa disertai keluhan, pasien akan

memeriksakan keadaannya jika terdapat keluhan dan derajat

prolaps bertambah.

2) Prolapsus uteri tingkat II

Yaitu portio kelihatan di introitus (pintu masuk) vagina.

Keadaan ini disebabkan karena otot-otot yang menopang rahim

menjadi lemah dan biasanya terjadi pada wanita yang menginjak

usia tua dan mempunyai banyak anak. Gejala-gejala sering timbul

setelah menopause ketika otot menjadi lemah, gejala yang

dirasakan pasien adalah punggung bagian bawah terasa nyeri dan

ada perasaan yang mengganjal pada vagina, bahkan pada sebagian

wanita keadaan ini tidak ada keluhan.

3) Prolapsus uteri tingkat III

Disebut juga prosidensia uteri (seluruh rahim keluar dari

vulva), dikarenakan otot dasar panggul sangat lemah dan kendor

sehingga tidak mampu menopang uterus. Keadaan ini juga terjadi

pada wanita dalam masa menopause dikarenakan menurunnya

hormon estrogen. Pada kasus ini prolapsus uteri dapat disertai

Page 23: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

6

sistokel, enterokel atau rektokel. Keadaan ini juga mengganggu

kegiatan sehari-hari penderita karena keluhan yang dirasakan dan

komplikasi yang terjadi.

Gambar (a) adalah keadaan normal uterus yang terdiri dari:

1. Rongga perut 5. Meatus uretre eksternus

2. Fundus uterus 6. Vagina

3. Kandung kemih 7. Anus

4. Simfisis 8. Rektum

Gambar 2.1. Tiga tingkat Prolaps Uterus

(Sjamsuhidajat dan Jong, 2004)

Page 24: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

7

Prolapsus uteri termasuk dalam gangguan sistem reproduksi

dan terbanyak ditemukan pada wanita grademultipara dalam usia

menopause. Dalam bahasa sehari-hari (bukan ilmiah) prolapsus uteri

biasa disebut peranakan turun/ rahim turun.

b. Etiologi

Prolapsus uteri bisa disebabkan oleh tekanan abdominal yang

meninggi karena ascites, tumor, batuk yang kronis atau mengejan,

kelainan kongenital, berkali-kali mengangkat beban yang berat, dasar

panggul yang lemah oleh kerusakan dasar panggul pada partus

(ruptura perinei atau regangan) atau karena umur lanjut (Bagian

Obsgin FK UNPAD, 1999).

Prolapsus uteri terjadi karena adanya kelemahan pada otot

besar panggul sehingga satu atau lebih organ didalam panggul turun.

Kerusakan yang terjadi mulanya tanpa gejala (asimptomatik), tetapi

dengan bertambahnya usia maka kadar hormon estrogen dalam tubuh

akan menurun dan akan menyebabkan penurunan fungsi otot sehingga

keadaan tersebut menjadi bergejala (biasanya terjadi pada usia

menopause) (Andra, 2004).

c. Gejala Prolapsus Uteri

Gejala sangat berbeda-beda dan bersifat individual. Kadangkala

penderita yang satu dengan prolaps yang cukup berat tidak mempunyai

keluhan apapun, sebaliknya penderita lain dengan prolaps ringan

mempunyai banyak keluhan. Dr H Amir Fauzi, SpOG, dari Subdivisi

Page 25: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

8

Uroginekologi dan Rekonstruksi Departemen Obstetri dan Ginekologi

FK Unsri dan RSMH, mengatakan kebanyakan wanita yang pernah

melahirkan terutama yang mempunyai riwayat melahirkan empat kali

atau lebih akan mengalami kelemahan otot besar panggul sehingga

terjadi penurunan organ panggul yang kadang tanpa gejala tergantung

beratnya kelainan tersebut (Wiknjosastro, 2005).

Menurut Winkjosastro (2005) prolapsus uteri dapat

menyebabkan gejala sebagai berikut :

a) Miksi sering dan sedikit-sedikit. Mula-mula pada siang hari,

kemudian bila lebih berat juga pada malam hari.

b) Perasaan seperti kandung kencing tidak dapat dikosongkan

seluruhnya.

c) Stress incontinence, yaitu tidak dapat menahan kencing jika batuk,

mengejan. Kadang-kadang dapat terjadi retensio urine pada

sistokel besar sekali.

d) Pengeluaran serviks uteri dari vulva mengganggu penderita waktu

berjalan dan bekerja. Gesekan portio uteri oleh celana

menimbulkan lecet sampai luka dan dekubitus pada portio uteri.

e) Leukorea karena kongesti pembuluh darah di daerah serviks dan

karena infeksi serta luka pada portio uteri.

Page 26: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

9

Gambar 2.2. Sistokel

2. Prolaps dengan rektokel dapat menjadi gangguan pada defekasi:

a) Obstipasi karena feses berkumpul dalam rongga rektokel

b) Baru dapat defekasi, setelah diadakan tekanan pada rektokel

dari vagina.

Gambar 2.3. Enterokel dan Rektokel

d. Komplikasi Prolapsus Uteri

Komplikasi yang dapat menyertai prolapsus uteri menurut

Winkjosastro, (2005) antara lain:

Page 27: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

10

1) Keratinisasi mukosa vagina dan portio uteri yaitu mukosa vagina

dan serviks uteri menjadi tebal serta berkerut dan berwarna

keputih-putihan.

2) Dekubitus disebabkan karena serviks uteri keluar dari vagina dan

ujungnya bergesekan dengan paha dan pakaian dalam, hal ini dapat

menyebabkan luka dan lambat laun menimbulkan ulkus dekubitus.

3) Hipertrofi serviks uteri dan elangasio kolli. Jika serviks uteri turun

ke dalam vagina sedangkan jaringan penahan dan penyokong

uterus masih kuat, maka karena tarikan kebawah dibagian uterus

yang turun serta pembendungan aliran darah.

4) Gangguan miksi dan stress incontinence disebabkan karena

turunnya uterus sehingga ureter menyempit.

5) Infeksi jalan kencing disebabkan karena adanya retensi air kencing.

6) Kemandulan disebabkan karena serviks uteri turun sampai dekat

pada introitus vagina atau sama sekali keluar dari vagina sehingga

tidak mudah terjadi kehamilan.

7) Kesulitan pada waktu partus. Jika wanita dengan prolapsus uteri

hamil, maka pada waktu persalinan dapat timbul kesulitan dikala

pembukaan, sehingga kemajuan persalinan terhalang

8) Hemoroid terjadi karena feses terkumpul dalam rektokel sehingg

timbul obstipasi.

9) Inkarserasi usus halus. Usus halus yang masuk ke dalam enterokel

dapat terjepit dengan kemungkinan tidak dapat direposisi lagi.

Page 28: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

11

e. Penatalaksanaan Prolapsus Uteri

Faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetukan terapi

prolaps ialah keadaan umum, umur, masih bersuami atau tidak, tingkat

prolaps (Bagian Obsgin FK UNPAD, 1999).

1) Non Operatif

Pengobatan cara ini tidak seberapa memuaskan tetapi cukup

membantu. Cara ini dilakukan pada prolapsus ringan tanpa

keluhan, atau penderita masih ingin mendapat anak lagi, atau

penderita menolak untuk dioperasi, atau kondisinya tidak

mengizinkan untuk dioperasi. Terapi ini dapat dilakukan dengan

cara latihan-latihan otot dasar panggul, stimulasi otot-otot dengan

alat listrik dan pengobatan dengan pessarium (Winkjosastro,

2005).

2) Operatif

a) Histerektomi vagina (Scott, et al., 2002)

(1) Dimulai dengan melakukan insisi serviks pada sambungan

cervicovaginal

(2) Cul-de-sac posterior terbuka

(3) Peritoneum cul-de-sac anterior diinsisi

(4) Dasar ligamentum cardinale dan uterosacralis biasanya

dijepit dengan dua jepitan

(5) Ligamentum cardinale atas dijepit sebelum transeksi

Page 29: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

12

(6) Fundus uterus dikeluarkan dan hubungan diantara struktur

adneksa dan corpus uteri dijepit

(7) Ligamentum dan cuff vagina akan tampak setelah

histerektomi. Cuff posterior disetik jahitan seperti cambuk

(8) Teknik resuspensi cuff vagina dan obliterasi cul-de-sac:

(a) Penjahitan melalui dinding vagina dan ligamentum

yang diekteriorisasi

(b) Jahitan pendek dilakukan pada peritoneum

(c) Penjahitan McCall internal yang dimodifikasi

(d) Jahitan dengan benang dikerutkan tinggi untuk

menutup cul-de-sac.

b) Kolporafi anterior pada sistokel (Rabe, Thomas, 2002)

1) Dinding vagina anterior dibuka, leher kandung kemih

dan diafragma urogenital diperlihatkan

2) Pemisahan antara leher kandung kemih dan uretra dari

dinding vagina

3) Membuat penyokong pada leher kandung kemih dengan

menyisipkan jahitan pada pilar vesika urinaria

4) Penguatan sokongan untuk leher kandung kemih lebih

lanjut dengan menggunakan fascia leverator.

c) Kolporafi posterior pada rektokel (Scott, et al., 2002)

1) Insisi transversal dibuat pada corpus perinealis dan insisi

vertikal diekstensi ke arah apeks vagina

Page 30: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

13

2) Fascia perirectalis dimobilisasi dari mukosa

3) Fascia perirectalis dijahit, mulai di atas daerah rektokel

4) Permukaan dalam mukulus levator ani didekatkan pada

corpus perinealis dan mukosa yang berlebih dieksisi

5) Mukosa dan kulit perineal ditutup.

d) Manchester – Fothergill

Dasarnya ialah memperpendek ligamentum cardinale.

Di samping itu, dasar panggul diperkuat (perineoplastik) dan

karena sering ada elongatio colli dilakukan amputasi dari

portio. Sistokel atau rektokel dapat diperbaiki dengan kolporafi

anterior dan posterior (Bagian Obsgin FK UNPAD, 1999).

e) Transposisi operasi dari Watkins (interposisi operasi dari

Wertheim Schauta).

Prinsipnya ialah menjahit dinding depan uterus pada

depan vagina, setelah corpus uteri dilahirkan dengan membuka

plica vesico uterine. Corpus uteri dengan demikian terletak

antara dinding vagina dan vesica urinaria dalam

hyperanteflexio dan extra peritoneal; uterus yang ingin

meluruskan diri menyembuhkan sistokel. Di samping itu

dilakukan amputasi portio dan perineoplastik. Kalau perlu juga

kolporafi anterior dan poterior. Setelah operasi ini, wanita tidak

boleh hamil lagi maka sebaiknya dilakukan dalam masa

menopause (Bagian Obsgin FK UNPAD, 1999).

Page 31: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

14

f) Kolpocleisis (Nugebauer – Le Fort)

Dinding depan dan dinding belakang vagina dijahit satu

sama lain sehingga uterus tidak dapat keluar. Juga dilakukan

perineoplastik. Coitus tidak mungkin lagi setelah operasi ini

(Bagian Obsgin FK UNPAD, 1999).

3. Hubungan Paritas dengan Prolapsus Uteri

Paritas mempengaruhi kejadian prolapsus uteri. Partus yang

berulang kali dan terjadi terlampau sering merupakan faktor utama

terjadinya prolapsus uteri. Kebanyakan wanita yang pernah melahirkan

terutama yang mempunyai riwayat melahirkan empat kali atau lebih akan

mengalami kelemahan otot besar panggul sehingga terjadi penurunan

organ panggul yang kadang tanpa gejala tergantung beratnya kelainan

tersebut. Prolapsus uteri juga sering terjadi pada usia menopause, karena

akan terjadi penurunan hormon estrogen sehingga otot dasar panggul akan

mengalami atropi dan melemah (Wiknjosastro, 2005).

Pada nullipara prolapsus uteri terjadi karena kelemahan ligamen

endopelvik terutama ligamentum transversal dimana terjadi elangosiokoli

disertai prolapsus uteri tanpa sistokel tetapi ada enterokel. Pada keadaan

ini fasia pelvis kurang baik pertumbuhannya dan kurang keregangannya

(Wiknjosastro, 2005).

Page 32: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

15

B. Kerangka Konsep

Ket:

: diteliti

------------ : tidak diteliti

C. Hipotesis

Ada hubungan antara paritas dengan kejadian prolapsus uteri.

Paritas tinggi

Paritas

Paritas rendah

Otot dasar panggul

mengalami atrofi

dan melemah

(menoupause)

Kelemahan otot

besar panggul

karena terlalu sering

melahirkan

Kelainan bawaan

berupa kelemahan

ligamen endopelvik

terutama ligamentum

transversal (terjadi

elangosiokoli)

Terjadi penurunan

uterus

Prolapsus Uteri Riwayat persalinan

Pekerjaan

Obesitas

Penyakit yang

menyebabkan tekanan

abdominal meninggi

(ascites, tumor uterus,

batuk kronis,

mengejan)

Kelainan kongenital

Page 33: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

dengan pendekatan case control. Case control yaitu suatu penelitian analitik

yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan

pendekatan retrospektif (Notoatmodjo, 2005). Berikut diagram rancangan

penelitian case control untuk hubungan antara paritas dengan kejadian

prolapsus uteri.

Gambar 3.1. Kerangka Penelitian Hubungan Paritas dengan Prolapsus Uteri

Paritas > 3

Prolapsus

Uteri (+)

Paritas ≤ 3

Populasi

Paritas ≤ 3

Paritas > 3

Prolapsus

Uteri (-)

inklusi

eksklusi

Page 34: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

17

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan

Juni 2009 dengan cara pengambilan data dari catatan rekam medik (data

sekunder).

C. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien wanita di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta yang sudah pernah melahirkan terhitung mulai 01 Januari

2008-31 Desember 2008 (data sekunder).

D. Sampel dan Tekhnik Sampling

1. Teknik Sampling

Teknik sampel pada penelitian ini diambil dengan metode fixed-

disease sampling. Fixed-disease sampling merupakan prosedur

pencuplikan berdasarkan status pengambilan subjek, sedang status paparan

subjek bervariasi mengikuti status pengambilan subjek yang sudah fixed.

Pada pengambilan sampel ini, kelompok kasus dan kelompok kontrol

berasal dari satu populasi sumber, sehingga peneliti dapat melakukan

perbandingan yang valid antara kedua kelompok studi. Sampel dalam

penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria restriksi. Sampel dibedakan

menjadi dua kelompok yaitu kelompok kasus (prolapsus uteri +) dan

kelompok kontrol (prolapsus uteri -) (Murti, 2006).

Page 35: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

18

2. Besar sampel

Patokan umum atau ” rule of thumb” menyatakan bahwa penelitian

dengan analisis bivariat membutuhkan ukuran sampel minimal 30 subjek

penelitian. Ukuran tersebut merupakan ukuran sampel setelah peneliti

melakukan restriksi terhadap populasi. Dalam penelitian case control, 30

subjek tersebut dibagi menjadi dua berdasarkan tingkat perlakuan yaitu

kasus dan kontrol (Murti, 2006).

Pada penelitian ini, peneliti mengambil besar sampel 21 untuk

kelompok kasus dikarenakan jumlah kasus yang sedikit. Sedangkan untuk

kelompok kontrol, dengan menggunakan sistem matching maka besar

sampel yang diambil juga 21 sehingga jumlah total sampel yaitu 42

subjek.

Kriteria restriksi penelitian adalah sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi

1) Pernah melahirkan

2) Ibu dengan catatan medik lengkap sesuai data yang dibutuhkan

b. Kriteria eksklusi

1) Usia < 18 tahun

2) Telah dilakukan histerektomi

E. Definisi Operasional

1. Paritas

Adalah jumlah persalinan yang pernah dialami oleh seorang wanita.

Page 36: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

19

Variabel : bebas

Skala : nominal

Kategori : Paritas rendah adalah jumlah persalinan ≤ 3

Paritas tinggi adalah jumlah persalinan > 3

2. Prolapsus Uteri

Adalah data yang didapat dari catatan medik yaitu ibu dengan prolapsus

uteri

Variable : terikat

Skala : nominal

Kategori : Terjadi prolapsus uteri

Tidak terjadi prolapsus uteri

F. Pengalokasian Subjek

1. Kelompok kasus

Kelompok kasus adalah kelompok pasien yang menderita

prolapsus uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada tahun 2008.

2. Kelompok kontrol

Kelompok kontrol adalah kelompok pasien yang bukan penderita

prolapsus uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada tahun 2008.

Page 37: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

20

G. Intervensi dan Implementasi

Merupakan cara dan alat penelitian

1. Instrument yang digunakan :

Data sekunder yang didapatkan dari catatan rekam medik selama

kurun waktu satu tahun dan Checklist yang berisi tentang :

a. Nomor register catatan medik

b. Umur

c. Jumlah anak

d. Paritas yang dikategorikan dalam paritas tinggi dan paritas rendah

e. Derajat prolapsus uteri yang digolongkan menjadi derajat I, II, III

2. Cara Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data

sekunder yaitu dengan melihat catatan medik pasien dalam hal ini ibu yang

pernah melahirkan. Adapun cara pengambilan data dalam penelitian ini

adalah :

a. Peneliti mengajukan ijin pada direktur rumah sakit daerah Dr.

Moewardi Surakarta

b. Setelah mendapat ijin, peneliti mengamati catatan medik pasien untuk

mendapat data yang diperlukan.

c. Dari populasi yang didapatkan selama satu tahun, diambil jumlah

sampel yang diperlukan.

Page 38: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

21

d. Sampel yang memenuhi kriteria retriksi dipilih dan dilakukan

pencatatan data dengan mengisi lembar checklist sesuai dengan data

yang dibutuhkan berdasarkan catatan medik pasien.

H. Cara Pengolahan dan Analisis Data

Analisis adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Notoatmodjo, 2005).

Untuk mengetahui adanya pengaruh variabel bebas dan variabel

tergantung yang keduanya berskala nominal maka digunakan uji korelasi Chi

Square / X2

dan pengolahan data dilakukan menggunakan program SPSS

(Statistical Product and Servcie Solution) (Hidayat, 2007).

Hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kejadian

prolapsus uteri disajikan dalam ukuran hubungan (measure of association)

yang disebut Rasio Odds (OR).

Tabel 3.1 Kontingensi 2x2

Variabel Bebas Variabel Terikat

Jumlah

Paritas

Prolapsus Uteri

Terjadi Tdk terjadi

Paritas tinggi A B A+B

Paritas rendah C D C+D

Jumlah A+C B+D N

Page 39: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

22

OR = bc

ad

Interpretasi OR sebagai berikut :

OR = 1 tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian prolapsus

uteri

OR > 1 paritas merupakan faktor yang menyebabkan prolapsus uteri

OR < 1 paritas bukan merupakan faktor yang menyebabkan prolapsus

uteri

Page 40: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Rekam Medik RSUD Dr. Moewardi

Surakarta pada bulan Juni 2009. Penelitian dilakukan terhadap 42 subyek yang

terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol yang

masing-masing berjumlah 21 subyek. Pada penelitian ini, selain paritas juga

dilihat karakteristik lainnya yaitu umur, jumlah anak dan derajat prolapsus uteri

yang akan dijabarkan satu persatu.

A. Karakteristik Sampel Penelitian

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Prolapsus Uteri Berdasarkan Umur

Umur (tahun) Jumlah Kejadian Persen (%)

31-35 2 9,52

36-40 3 14,29

41-45 1 4,76

46-50 1 4,76

51-55 2 9,52

56-60 3 14,29

61-65 5 23,82

66-70 1 4,76

71-75 2 9,52

76-80 1 4,76

Jumlah 21 100

Page 41: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

24

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 21 subyek penelitian, 2 orang

(9,52%) termasuk dalam golongan umur 31-35 tahun, 3 orang (14,29%) dari

golongan umur 36-40 tahun, 1 orang (4,76%) dari golongan umur 41-45

tahun, 1 orang (4,76%) dari golongan umur 46-50 tahun, 2 orang dari

golongan umur 51-55 tahun, 3 orang (14,29%) dari golongan umur 56-60

tahun, 5 orang (23,81%) dari golongan umur 61-65 tahun, 1 orang (4,76%)

dari golongan umur 66-70 tahun, 2 orang (9,52%) dari golongan umur 71-75

tahun dan 1 orang (4,76%) dari golongan umur 76-80 tahun.

Gambar 4.1 Diagram Karakteristik Prolapsus Uteri Berdasarkan Umur

Page 42: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

25

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Prolapsus Uteri Berdasarkan Jumlah Anak

Jumlah anak Jumlah Kejadian Persen (%)

1 1 4,76

2 2 9,52

3 1 4,76

4 9 42,86

5 4 19,06

6 2 9,52

7 1 4,76

8 1 4,76

Jumlah 21 100

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 21 subyek penelitian, angka

kejadian prolapsus uteri terbanyak pada pasien yang mempunyai 4 anak yaitu

sebanyak 9 orang (42,86%), selanjutnya yaitu 4 orang (19,06%) mempunyai 5

anak, 2 orang (9,52%) mempunyai 2 anak, 2 orang (9,52%) mempunyai 6

anak dan masing-masing seorang (4,76%) mempunyai 1, 3, 7 dan 8 anak.

Page 43: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

26

Gambar 4.2 Diagram Karakteristik Prolapsus Uteri Berdasarkan Jumlah Anak

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Prolapsus Uteri Berdasarkan Derajat

Prolapsus Uteri

Derajat Jumlah Kejadian Persen (%)

I 2 9,52

II 5 23,81

III 14 66,67

Jumlah 21 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 21 subyek penelitian, sebanyak 14

orang (66,67%) yaitu pasien prolapsus uteri derajat III, 5 orang (23,81%) yaitu

pasien dengan prolapsus uteri derajat II, sedangkan 2 orang (9,52%) yaitu

pasien dengan prolapsus uteri derajat I.

Page 44: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

27

Gambar 4.3 Diagram Karakteristik Prolapsus Uteri Berdasarkan Derajat

Prolapsus Uteri

Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Prolapsus Uteri Derajat I Berdasarkan Usia

dan Jumlah Anak

No Umur (tahun) Jumlah anak

1 38 3

2 33 1

Tabel 4.4 Menunjukkan bahwa untuk pasien prolapsus uteri derajat I

yaitu dialami oleh pasien dengan umur 38 tahun dengan 3 orang anak dan

pasien dengan umur 33 tahun dengan 1 orang anak.

Page 45: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

28

Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Prolapsus Uteri Derajat II Berdasarkan Usia

dan Jumlah Anak

No Umur (tahun) Jumlah Anak

1 33 2

2 41 5

3 60 4

4 62 4

5 80 7

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa penderita prolapsus uteri

derajat II yang termuda adalah usia 33 tahun dengan 2 orang anak dan yang

tertua adalah 80 tahun dengan 7 orang anak.

Tabel 4.6 Distribusi Karakteristik Prolapsus Uteri Derajat I Berdasarkan Usia

dan Jumlah Anak

No Umur (tahun) Jumlah Anak

1 40 2

2 40 4

3 47 4

4 55 4

5 55 4

6 56 4

7 57 6

8 60 4

9 60 5

10 62 6

11 65 8

12 70 4

13 71 5

14 75 5

Page 46: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

29

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa umur paling muda

penderita prolapsus uteri derajad III yaitu 40 tahun dengan 4 orang anak dan

umur tertua yaiu 75 tahun dengan 5 orang anak. Jumlah anak terbanyak untuk

prolapsus uteri derajat III yaitu 8 anak.

B. Hubungan Paritas Dengan Kejadian Prolapsus Uteri

Untuk mengetahui tentang diterima atau tidaknya hipotesa yang telah

ditetapkan, yaitu: “ada hubungan antara paritas dengan kejadian prolapsus

uteri”, maka digunakan uji statistik chi square.

Tabel 4.7 Distribusi Hubungan Paritas dengan Kejadian Prolapsus Uteri

Variabel

Bebas

Variabel Terikat

Total

Uji Statistik

Paritas

Kejadian Prolapsus Uteri

Terjadi

Prolapsus

Uteri

Tidak Terjadi

Prolapsus Uteri

X2 hitung = 6,462

df = 1

nilai p = 0,011

Odd ratio = 5,667

Paritas > 3 17 9 26

Paritas ≤ 3 4 12 16

Total 21 21 42

Sebelum dilakukan uji Chi-square, terlebih dahulu ditampilkan

tabulasi silang (cross tab) yang menggambarkan penyebaran data. Tabulasi

silang tersebut berdimensi 2x2 atau disebut tabel kontingensi 2x2.

Page 47: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

30

Pada tabel tersebut terlihat bahwa dari total sampel sebanyak 42, ibu

dengan paritas > 3 sebanyak 26 orang, sedangkan ibu dengan paritas ≤ 3

sebanyak 16 orang. Ibu dengan paritas > 3 yang mengalami prolapsus uteri

adalah sebanyak 17 orang (81%), sedangkan ibu dengan paritas rendah yang

mengalami prolapsus uteri adalah 4 orang (19%).

Hasil analisis Chi-square pada tabel kontingensi 2x2 (terlampir)

dengan derajat kebebasan (df) 1 dan tingkat signifikansi (ά) sebesar 5% (0,05),

didapatkan hasil bahwa nilai Chi-square hitung sebesar 6,462 dan Chi-square

tabel sebesar 3,841.

Berdasarkan hasil analisis data (terlampir) diperoleh bahwa X2 hitung

lebih besar dari X2 tabel (6,462 >3,841 ) dan p-value lebih kecil dari ά (0,011

< 0,05). Dari kedua pernyataan diatas bisa diambil kesimpulan bahwa pada

penelitian ini, Ho ditolak dan Ha diterima, maka kesimpulannya adalah pada

tingkat kepercayaan 95% dan ά 0,05, terdapat hubungan yang signifikan

antara paritas dengan kejadian prolapsus uteri.

Diperoleh hubungan keeratan antara paritas dengan kejadian prolapsus

uteri yaitu sebesar 0,365. Dalam penelitian ini juga dilakukan perhitungan

Odds Ratio untuk mengetahui besar peluang terjadinya prolapsus uteri. Jika

Odds Ratio sama dengan satu (OR=1), menunjukkan bahwa faktor paritas

bukan merupakan resiko terjadinya prolapsus uteri. Jika Odds Ratio lebih

besar dari satu (OR>1) maka paritas merupakan faktor yang menyebabkan

prolapsus uteri. Namun jika Odds Ratio kurang dari satu (OR<1), maka hal ini

Page 48: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

31

menunjukkan bahwa paritas bukan merupakan faktor yang menyebabkan

prolapsus uteri.

Setelah dilakukan perhitungan Odds Ratio, didapatkan nilai OR

sebesar 5,667. Besar nilai OR > 1, ini menunjukkan bahwa paritas merupakan

faktor penyebab terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya prolapsus

uteri untuk paritas > 3 adalah 5,667 kali dibanding dengan paritas ≤ 3.

Page 49: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

32

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control ini

digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara paritas dengan kejadian

prolapsus uteri. Penetapan kriteria inklusi dan eksklusi ditujukan untuk

meningkatkan kualitas penelitian.

Pada tabel 4.1 Distribusi karakteristik prolapsus uteri berdasarkan umur,

dapat dilihat bahwa kejadian prolapsus lebih banyak terjadi pada wanita

menopause (>50 tahun) yaitu sebanyak 14 orang (66,67%) bila dibandingkan

dengan wanita yang berumur <50 tahun yaitu 7 orang (33,33%). Hal ini sesuai

dengan Wiknjosastro (2005) bahwa prolapsus uteri sering terjadi pada wanita

menopause, karena akan terjadi penurunan hormon estrogen sehingga otot dasar

panggul akan mengalami atrofi dan melemah.

Paritas mempengaruhi kejadian prolapsus uteri. Partus yang berulang kali

dan terjadi terlampau sering merupakan faktor utama terjadinya prolapsus uteri.

Kebanyakan wanita yang pernah melahirkan empat kali atau lebih akan

mengalami kelemahan otot besar panggul (Wiknjosastro, 2005). Pada penelitian

ini berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kejadian prolapsus uteri paling

banyak terjadi pada wanita yang mempunyai 4 anak yaitu sebanyak 9 orang

(42,86%).

Pada tabel 4.3 tentang distribusi karakteristik prolapsus uteri berdasarkan

derajat prolapsus uteri menyatakan bahwa pada tahun 2008 di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta terdapat 21 pasien dengan prolapsus uteri dimana 14 orang

Page 50: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

33

(66,67%) adalah pasien prolapsus uteri yang sudah mencapai derajat III, 5 orang

(23,81%) adalah pasien prolapsus uteri derajat II dan 2 orang (9,52%) adalah

pasien prolapsus uteri derajat I. Gejala prolapsus uteri sangat berbeda-beda dan

bersifat individual. Kadangkala penderita yang satu dengan prolaps yang cukup

berat tidak mempunyai keluhan apapun, sebaliknya penderita lain dengan prolaps

ringan mempunyai banyak keluhan (Wiknjosastro, 2005).

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa ibu dengan paritas > 3 lebih

banyak mengalami kejadian prolapsus uteri yaitu sebanyak 17 orang (81%)

dibandingkan ibu dengan paritas ≤ 3 yaitu sebanyak 4 orang (19%). Hal ini sesuai

dengan Baradero (2007) yaitu kejadian prolapsus uteri paling sering ditemukan

pada wanita dengan paritas tinggi (>3) daripada wanita dengan paritas rendah

(≤3). Hal ini diakibatkan oleh trauma pada otot-otot fasia pelvis ketika persalinan.

Hasil pengolahan data dengan uji Chi-Square menunjukkan bahwa nilai X2

hitung sebesar 6,462 dengan taraf signifikan 5%, derajat kebebasan (df)=1, dan X2

tabel sebesar 3,841. Didapatkan bahwa X2 hitung lebih besar dari X

2 tabel dan

nilai signifikansi 0,011 < 0,05, hal ini berarti Ho ditolak dan artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian prolapsus uteri.

Hubungan keeratannya yaitu 0,365.

Page 51: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

34

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian prolpasus uteri di

RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada tahun 2008

2. Angka kejadian prolapsus uteri untuk tahun 2008 yaitu sebanyak 21 kasus

dimana 17 orang (81%) termasuk dalam paritas tinggi (>3) dan 4 orang

lainnya (19%) adalah termasuk dalam paritas rendah (≤3).

3. Besar peluang terjadinya prolapsus uteri pada paritas >3 dalam penelitian

ini yaitu sebesar 5,667 kali bila dibandingkan dengan paritas ≤3.

B. Saran

1. Bagi pasien

a. Mengkonsumsi makanan yang bergizi

b. Melakukan gerakan senam otot panggul (senam kegel) untuk

mempertahankan otot panggul agar tetap dalam keadaan yang kuat.

2. Bagi profesi kebidanan

a. Perlu usaha untuk meningkatkan program KB guna mencegah

meningkatnya ibu dengan multiparitas.

b. Menggunakan 58 langkah Asuhan Persalinan Normal secara benar

Page 52: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

35

3. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan dapat menambah referensi dan informasi tentang

prolapsus uteri untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam

melaksanakan asuhan kebidanan.

Page 53: HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS …/Hubungan... · besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan bahwa paritas merupakan faktor terjadinya prolapsus uteri. Dan peluang terjadinya

36

DAFTAR PUSTAKA

Andra. Menopause. www.google.com. 20 April 2009

Turun Peranakan tak Mengancam Jiwa. www.google.com. 27 April 2009

Anonim. Prolapsus Uteri. http://anggrekidea.blogspot.com. 03 Mei 2009

Bagian Obsgin FK UNPAD. 1999. Ginekologi. Bandung : Elstar Offset.

Baradero, M. 2005. Klien Gangguan Sistem Reproduksi dan Seksualitas. Jakrta:

EGC

Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Tekhnik Analisis Data. Jakarta:

Salemba Medika

Koblinsky M, et all. 2001. Kesehatan Wanita Sebuah Perspektif Global.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Maimunah, S. 2005. Kamus Istilah Kebidanan. Jakarta: EGC

Murti, B. 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University

Press.

Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Rabe, T. 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan. Jakarta: Hipokrates.

Rekam Medik. 2009. Surakarta: RSUD DR. Moewardi

Scott, James R, et all. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan Ginekologi.

Jakarta: Widya Medika

Sjamsuhidajat R, Jong W. 2004. Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC.

Taufiqurrahman, MA. 2008. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu

Kesehatan. Surakarta: UNS Press

Winkjosastro, H. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP.