Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan dengan nutrisi yang baik. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup, kemampuan untuk berpatisipasi dalam aktivitas harian akan menurun. Tidur juga dibutuhkan untuk mempebaharui fungsi fisik dan fungsi mental seseorang setiap pagi, dan tidur memiliki fungsi utama untuk istirahat dan memperbaiki level energi dalam tubuh. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, setiap manusia membutuhkan tidur, namun juga ada gangguan dalam pemenuhan tidur tersebut. Terdapat beberapa jenis

description

Sebuah Karya Tulis untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.

Transcript of Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

Page 1: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan

dengan nutrisi yang baik. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda

untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah

istirahat dan tidur yang cukup, kemampuan untuk berpatisipasi dalam

aktivitas harian akan menurun. Tidur juga dibutuhkan untuk mempebaharui

fungsi fisik dan fungsi mental seseorang setiap pagi, dan tidur memiliki

fungsi utama untuk istirahat dan memperbaiki level energi dalam tubuh.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, setiap manusia membutuhkan tidur,

namun juga ada gangguan dalam pemenuhan tidur tersebut. Terdapat

beberapa jenis gangguan terhadap pemenuhan kebutuhan tidur, salah satunya

adalah insomnia. Gangguan insomnia tersebut dapat menyebabkan pola tidur

yang tidak sehat, sehingga dapat menyebabkan kerja organ tubuh tidak

maksimal. Salah satu organ tubuh yang dapat terganggu system kerjanya

adalah jantung.

Melihat betapa pentingnya kualitas tidur terhadap kesehatan tubuh, penulis

akan mengangkat topik mengenai penyakit insomnia dan hubungannya

dengan sistem organ jantung manusia.

Page 2: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

1.2 Tujuan Penulisan

A. Tujuan umum:

Agar pembaca mengetahui tentang sistem kerja jantung dan

hubungannya dengan penyakit insomnia.

B. Tujuan khusus:

Disusun untuk memenuhi nilai tugas karya ilmiah bahasa Indonesia

di SMA Islam Al-Azhar 1.

1.3 Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, penulis membataskan

penelitian hanya dilakukan di RS Mitra Kemayoran, Jakarta Pusat.

1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan metode studi

pustaka. Penulis mempelajari beberapa sumber refrensi yang sesuai dengan

permasalahan dalam karya tulis ini.

Penulis juga menggunakan metode pengumpulan data kualitatif, yakni

melakukan wawancara dengan narasumber.

1.5 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah

yaitu:

1. Bagaimana sistem kerja organ jantung?

Page 3: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

2. Bagaimana ciri-ciri dari penyakit insomnia?

3. Bagaimana hubungan system kerja jantung dan penyakit insomnia?

1.6 Hipotesis

Penyakit insomnia merupakan penyakit yang dapat mengganggu pola tidur

penderitanya. Pola tidur yang tidak sehat dapat mempengaruhi sistem kerja

organ tubuh, termasuk organ jantung. Sistem kerja organ jantung menjadi

tidak maksimal, akibatnya berbagai penyakit lain dapat menyerang organ

jantung.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I HASIL PENELITIAN TENTANG SISTEM KERJA

ORGAN JANTUNG DAN HUBUNGANNYA DENGAN

PENYAKIT INSOMNIA

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penelitian

1.3 Batasan Masalah

1.4 Metode Penulisan

1.5 Rumusan Masalah

1.6 Hipotesis

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Organ Jantung

2.2 Pengertian Penyakit Insomnia

Page 4: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

BAB III SISTEM KERJA ORGAN JANTUNG DAN

HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT INSOMNIA

3.1 Fungsi Organ Jantung

3.1.1 Komponen Sistem Kardiovaskuler

3.1.2 Sistem Kerja Jantung

3.2 Macam-Macam Penyakit Insomnia

3.2.1 Jenis-jenis Insomnia Secara Umum

3.2.2 Jenis-jenis Insomnia Menurut Jangka Waktu Tertentu

BAB IV HASIL PENELITIAN TENTANG SISTEM KERJA

ORGAN JANTUNG DAN HUBUNGANNYA DENGAN

PENYAKIT INSOMNIA

4.1 Hasil

BAB V KORELASI ANTARA SISTEM KERJA JANTUNG DAN

HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT INSOMNIA

5.1 Grafik Korelasi

5.2 Analisis Grafik

BAB VI PENUTUPAN

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 5: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Organ Jantung

Jantung merupakan salah satu organ manusia yang paling vital diantara

organ tubuh lainnya. Dengan kata lain, apabila fungsi jantung mengalami

gangguan maka besar pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh manusia.

Bahkan ketika jantung tersebut sudah tidak bekerja lagi, manusia tersebut

dapat kehilangan nyawanya.

Jantung (bahasa Latin, Cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot

yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang

berulang. Terdapat istilah lain yaitu kardiak, yang berasal dari kata yunani

cardia, yang berarti berhubungan dengan jantung. Jantung adalah organ

utama manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah1.

Ukuran jantung manusia kira-kira panjang 12 cm, lebar 8 – 9 cm, dantebal

6 cm. Berat jantung sekitar 7 – 15 onsatau 200 – 425 gram dan sedikit lebih

besar dari kumpalan tangan. Posisi jantung terletak di antara paru-paru dan

berada sedikit kekiri dari tengah dada, bertumpu pada diafragma.

1 id.wikipedia.org/wiki/Jantung

Page 6: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

2.2 Pengertian Penyakit Insomnia

Insomnia, berasal dari bahasa latin “In” dan “Somnus” yang berarti tidak

tidur.2 Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur

baik kualitas maupun kuantitas (Potter, 2005).. Insomnia juga digunakan

untuk menggambarkan kondisi bangun tidak merasa segar atau dikembalikan.

Penyakit Insomnia dapat berupa akut, yaitu yang berlangsung satu sampai

beberapa malam, atau kronis, yaitu yang berlangsung berbulan-bulan bahkan

sampai bertahun-tahun. Berikut pengertian insomnia menurut ahli.

2 http://id.wikipedia.org/wiki/Insomnia

Page 7: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

BAB III

SISTEM KERJA ORGAN JANTUNG DAN HUBUNGANNYA

DENGAN PENYAKIT INSOMNIA

5.1 Fungsi Organ Jantung

3.1.1 Komponen Sistem Kardiovaskuler

Organ jantung dibantu dengan pembuluh daarah dan darah memiliki

sistem kerja yang tergabung dalam sistem kardiovaskuler atau disebut

juga sistem peredaran darah. Sistem ini berfungsi sebagai alat

transportasi berbagai zat yang ada di dalam tubuh.

3.1.1.1 Organ Jantung

Jantung, yang merupakan salah satu organ dari sistem

peredaran darah, mempunyai fungsi utama yaitu memompa darah

ke seluruh tubuh dan menampung kembali setelah dibersihkan

organ paru-paru.3 Jantung terletak pada rongga tengah

(mediastinum) dari rongga dada (toraks) yang berada di antara

kedua paru. Letak jantung dalam rongga dada agak sebelah kiri,

dan strukturnya berbelok ke bawah dan sedikit ke kiri. Struktur

jantung akan dijelaskan secara rinci dengan membaginya menjadi

beberapa bagian, yaitu:

a. Lapisan luar (Perikardium)

3 http://penyakitjantung.net/fungsi-dan-cara-kerja-jantung/

Page 8: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

Perikardium merupakan satu struktur kantung yang

melapisi seluruh bagian jantung kecuali atrium kiri.

Perikardium terdiri dari jaringan ikat padat fibrosa (fibrous

pericardium) yang merupakan jaringan tidak elastik, keras,

dan merupakan jaringan tebal tidak beraturan pada lapisan

luarnya, dan membran tipis ganda (serous pericardium)

yang teridiri dari dua bagian, yaitu:

1. Perikaridum Parietalis

Lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan

menyatu dengan jaringan ikat fibrosa.

2. Perikardium Viseralis

Lapisan permukaan dari jantung itu sendiri yang

disebut juga epikardium.

Diantara kedua lapisan tersebut, terdapat cairan

perikardium, yang dihasilkan oleh sel perikardium, sebagai

pelumas yang berfungsi mencegah atau mengurangi

gesekan antara membran saat jantung berkontraksi atau

sedang memompa.

b. Dinding Jantung

Dinding jantung teridiri dari tiga lapisan jaringan, yaitu:

1. Epikardium (luar)

Terdiri dari jaringan ikat tertutup oleh epitel,

yaitu jaringan membran yang meliputi organ

Page 9: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

internal dan permukaan internal lain dari tubuh.

Fungsi epikardium luar adalah sebagai lapisan

pelindung terluar, yang mencakup kapiler darah,

kapiler getah bening dan serabut saraf.

2. Miokardium (tengah)

Lapisan yang merupakan bagian utama dari

dinding jantung, terdiri dari jaringan otot jantung.

Jaringan ini bertanggung jawab untuk kontraksi

jantung, yang memfasilitas imemompa darah dan

bersifat involunter. Di sini, serat otot dipisahkan

dengan jaringan ikat.

3. Endokardium (dalam)

Lapisan yang dibentuk dari jaringan epitel dan

ikat yang mengandung banyak serat elastic dan

kolagen, yang merupakan protein utama jaringan

ikat. Lapisan ini melapisi jaringan penghubung yang

memberikan suatu batas yang licin bagi ruang-ruang

jantung dan menutupi katup-katup jantung.

c. Ruang Jantung

Ruang jantung terdir dari empat ruang, yaitu dua ruang

berdinding tipis disebut atrium (serambi), dan dua ruang

berdinding tebal disebut ventrikel (bilik). Diantara ruang

tersebut dipisahkan oleh sekat. Sekat yang memisahkan

Page 10: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

antara kedua atrium disebut septum atrium, sedangkan yang

memisahkan ventrikel disebut septum ventrikel.

d. Katup Jantung

Katup jantung adalah jaringan khusus yang tugasnya

mengatur aliran darah dari satu bagian ke bagian lainnya

dalam satu arah dan mencegah arus balik. Pada dasarnya

katup jantung diklasifikan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Katup Atrioventrikuler

Katup yang menghubungkan antara atrium dan

ventrikel.Di antara atrium kanan dan ventrikel

kanan terdapat tiga buah katup yang disebut katup

trikuspidalis, sedangkan di antara atrium kiri dan

ventrikel kiri terdapat dua buah katup yang disebut

katup bikuspidalis atau katup mitral.

2. Katup Seminular

Adanya katup semilunar memungkinkan

darah mengalir dari masing-masing ventrikel ke

arteri pulmonalis atau aorta selama sistol ventrikel,

dan mencegah aliran balik ke ventrikel sewaktu

diastol ventrikel. Katup seminular terbagi menjadi

dua, yang masing-masing terdiri dari tiga daun

katup. Pertama adalah katup pulmonal, katup

tersebut terletak antara arteri pulmonalis dan

Page 11: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

ventrikel kanan. Kedua adalah katup aorta, katup

tersebut terletak antara ventrikel kiri dan aorta.

3.1.1.2 Pembuluh Darah

Selain jantung, yang merupakan organ utama, pembuluh

darah merupakan bagian dari sistem peredaran darah yang

mengangkut dari dari dan ke seluruh tubuh.

a. Arteri (Pembuluh Nadi)

Arteri merupakan pembuluh darah yang

mengalirkan darah dari jantung ke jaringan, Dinding arteri

tebal, kuat,, dan elastis. Arteri terletak di bagian dalam

tubuh. Terdapat beberapa jenis arteri, yaitu:

1. Aorta

Arteri yang keluar dari ventrikel kiri dan

mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh

tubuh.

2. Arterio

Pembuluh nadi yang berhubungan dengan

kapiler.

3. Arteri Pulmonalis

Pembuluh nadi yang mengalirkan darah

yang kaya akan karbon dioksida dari ventrikel

kanan ke paru-paru.

Page 12: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

b. Vena

Vena merupakan pembuluh darah yang mengalirkan

darah dari kapiler ke jantung. Dinding vena tipis dan tidak

elastis. Vena terletak di dekat permukaan tubuh. Terdapat

beberapa jenis vena, yaitu:

1. Vena Kava

Vena yang mengalirkan darah yang kaya

akan karbon dioksida dari seluruh tubuh ke jantung

melalui ventrikel kanan.

2. Venula

Vena yang berhubungan dengan kapiler.

3. Vena Pulmonalis

Vena yang mengalirkan darah yang kaya

akan oksigen dari paru-paru menuju atrium kiri.

c. Kapiler

Kapiler merupakan pembuluh darah kecil yang

menghubungkan arteriol dengan venula. Pada kapiler

terjadi pertukaran oksigen dari darah dengan karbon

dioksida dari jaringan. Selain itu, kapiler juga berfungsi

untuk pertukaran cairan, makanan, hormone, dan bahan

lainnnya di antara plasma darah dan cairan jaringan.

Page 13: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

3.1.1.3 Darah

Darah merupakan unit fungsional seluler pada manusia

yang berperan membantu proses fisiologis (Aryulina dkk. 2007).

Dalam sistem peredaran darah berfungsi sebagai medium

pengangkut berbagai zat. Darah terdiri dari dua komponen, berikut

penjelasannya:

a. Plasma Darah

Pada dasarnya, plasma darah merupakan bagian

darah yang cair dan tersusum sebagian besar dari air.

Dalam plasma darah juga terlarut molekul-molekul protein,

ion, antibodi, antigen, serta hormon.

b. Sel-sel Darah

Sel-sel dikelompokkan menjadi tiga kelompok,

yaitu:

1. Eritrosit (Sel Darah Merah)

Eritrosit berbentuk cakram bikonakaf dan

tidak memiliki nukleus. Di dalamnya terkandung

hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen

dari paru-paru, mengangkut karbon dioksida dari

jaringan tubuh, dan menjaga keseimbangan asam

basa. Sel darah merah juga berperan dalam

penentuan golongan darah.

2. Leukosit (Sel Darah Putih)

Page 14: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

Leukosit memiliki nukleus. tidak bewarna,

dan bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk

yang tetap. Leukosit bertanggung jawab terhadap

sistem imun tubuh dan bertugas memusnahkan

benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya

oleh tubuh.

3. Trombosit (Keping Darah)

Trombosit berbentuk bulat kecil dan tidak

memiliki inti. Trombosit berperan dalam proses

pembekuan darah.

3.1.2 Sistem Kerja Jantung

Pada saat berdenyut setiap ruang jantung mengendur dan terisi

darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan

memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua

serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua

bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.

Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbon

dioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena

kava menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah,

ia akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan melalui katup

trikuspidalis.

Page 15: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui katup pulmoner

ke dalam arteri pulmonalis menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir

melalui pembuluh kapiler yang mengelilingi kantung udara di paru-

paru, menyerap oksigen, melepaskan karbon dioksida dan selanjutnya

dialirkan kembali ke jantung.

Darah yang kaya akan oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis

menuju ke atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung,

paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner karena darah

dialirkan ke paru-paru.

Darah dalam atrium kiri akan didorong menuju ventrikel kiri

melalui katup bikuspidalis, yang selanjutnya akan memompa darah

bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta. Darah kaya

oksigen ini disirkulasikan ke seluruh tubuh, kecuali paru-paru.dan

sebagainya.

5.2 Macam-macam Penyakit Insomnia

3.2.1 Jenis-jenis Insomnia Secara Umum

a. Initial Insomnia

Ketidakmampuan untuk memulai tidur.

b. Intermitten Insomnia

Ketidakmampuan untuk mempertahankan tidur sehingga sering

terbangun.

c. Terminal Insomnia

Page 16: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

Bangun pada waktu yang terlalu awal dan tidak dapat tidur

kembali.

3.2.2 Jenis-jenis Insomnia Menurut Jangka Waktu Tertentu

a. Transient Insomnia

Insomnia jenis berlangsung cepat atau hanya terjadi beberapa

malam saja.

b. Insomnia Jangka Pendek

Insomnia berlangsung selama beberapa minggu, kemudian

biasanya akan kembali normal.

c. Insomnia Kronis

Insomnia yang parah karena berlangsung setiap malam selama

sebulan atau lebih.

Page 17: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

BAB IV

HASIL PENELITIAN TENTANG SISTEM KERJA

ORGAN JANTUNG DAN HUBUNGANNYA DENGAN

GANGGUAN TIDUR INSOMNIA

4.1 Hasil Wawancara Penelitian Sistem Kerja Jantung dan HUbungannya dengan

Gangguan Tidur Insomnia di Rumah Sakit MItra Kemayoran

Dalam kedokteran tidur, insomnia sebenarnya merupakan sebuah

keluhan. Insomnia belum dapat dikatakan sebagai suatu penyakit dalam

arti suatu diagnosis tertentu, sehingga dapat dikatakan sebagai gejala dari

penyakit tersebut. Maka bila membicarakan tentang hubungan insomnia

dengan sistem kerja jantung atau kardivaskuler, sebenarnya kekurangan

tidur-nya lah yang menjadi inti masalah kesehatan tubuh. Begitu kurang

tidur, resiko penyakit jantung dapat meningkat. Hal tersebut dapat dilihat

dari hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli, dimana

menyatakan bahwa persentase penderita gagal jantung yang mengalami

insomnia adalah kurang lebih dari 73%.4. Ketika kekurangan tidur, bukan

hanya kekurangan tidur tetapi juga tidur yang tidak sehat, maka akan

mengakibatkan tubuh yang seharusnya rileks menadi seolah-olah

mengalami stres oksidatif. Stres oksidatif ini bukan merupakan stress

pikiran, melainkan stress yang dialami oleh tubuh. Akibatnya sel-sel

inflamasi akan naik yang kemudian mempunyai reaksi berantai yaitu dapat 4 http://journalsleep.org/

Page 18: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

merusak pembuluh darah, denyut jantung yang cenderung lebih cepat,

tekanan darah tinggi, dan masalah kesehatan lainnya. Pada akhirnya

penyakit tertentu dapat menyerang tubuh.

Paradigma kesehatan saat ini menyebutkan bahwa supaya sehat

harus menjaga asupan nutrisi dan rutin berolahraga, tidur tidak terlalu

diperhatikan. Padahal saat ini terdapat suatu konsep yang dikenal dengan

nama Triumvirate of Health. Dalam konsep tersebut dijelaskan tiga

komponen penting kesehatan yang baik. Tiga komponen tersebut adalah

nutrition atau nutrisi asupan makan, sport atau olahraga, dan sleep atau

tidur. Ketiga komponen itu digambarkan sebagai sebuah bentuk segitiga

dengan sleep sebagai pondasi atau alas. Hal itu menandakan bahwa sleep

atau tidur merupakan dasar dari kedua komponen lainnya. Jika tidur tidak

sehat kemudian metabolisme terganggu, maka nutrisi yang sudah dijaga

dengan baik menjadi sia-sia. Performa olahraga juga sangat tergantung

pada kualitas tidur. bila tidur kurang atau tidur terganggu, seperti

mengalami insomnia, maka performa olahraga tidak baik, badan tidak

fit,dan daya tahan tubuh rendah. Bahkan skill motorik halus juga

dipengaruhi oleh tidur, karena pada saat tidur skill yang dilatih saat terjaga

seperti dipoles dan disimpan dalam otak saat tidur. Sehingga bila skill

yang dilatih tersebut tidak diikuti dengan tidur yang baik, tidak terjadi

proses konsolidasi memori dan akan terlupakan.

Terdapat banyak hal yang dapat menjadi faktor penyebab

insomnia. Namun, pada umumnya yang dapat menyebabkan gangguan

Page 19: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

tidur insomnia adalah jam biologis tubuh, cahaya, kafein, dan kebiasaan

tidur yang buruk..

Pertama adalah jam biologis tubuh dan cahaya, kedua hal ini

berhubungan dan dapat dijelaskan melalui hasil penelitian yang dilakukan

oleh psikiatris Thomas Wehr. Dalam penelitian tersebut disimpulkan

bahwa manusia membutuhkan waktu tidur selama ±8 jam. Angka 8 jam

yang didapatkan dari penelitian dimana subyek selama 14 jam sehari

dikondisikan dalam suasana gelap tanpa bantuan cahaya buatan. Hasilnya

memesuki minggu keempat, pola tidur mereka menetap menjadi 4 jam

tidur pada saat 2 jam setelah matahari tenggelam, bangun 1-2 jam pada

tengah malam, lalu tidur 4 jam lagi. Tetapi jumlah total tidur 8 jam sehari

terlanjur tertanam di otak masyarakat. Hal ini sesuai dengan kebudayaan

barat terdahulu dimana pada tengah malam bangun dan kembali

berakitivitas, misalnya makan malam yang disebut supper. Sehingga

dikatakan juga kalau sebenarnya jam ideal untuk tidur adalah dari tengah

malam sampai jam delapan pagi, dan pola tidur seperti itu juga sudah

dibuktikan berdampak baik bagi tubuh. Nyatanya, kini dengan adanya

pencahayaan buatan dan dorongan kehidupan sosial, pola tidur kita sudah

amat jauh dari nenek moyang kita, sedangkan jam biologis tubuh manusia

yang sudah terbentuk sejah beribu tahun lalu akan susah dan

membutuhkan waktu lama untuk berevolusi. Evolusi generasi saat ini

belum bisa mengejar perubahan pola tidur yang terjadi. Apalagi sejak

ditemukan pencahayaan buatan oleh Thomas Alfa Edison, seperti yang

Page 20: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

dijelaskan tadi, menyebabkan pola tidur yang berubah. Sebelum

ditemukan pencahayaan buatan, orang akan berhenti kerja dan tidur

setelah matahari tenggelam. Sedangkan setelah ditemukan, orang akan

terus melanjutkan bekerja bahkan sampai 24 jam. Berhubungan dengan hal

tersebut adalah jam biologis tubuh manusia sangat peka terhadap cahaya,

misalnya hormon melatonin atau hormon tidur. Kadar hormon ini akan

tinggi ketika dalam keadaan malam, atau lebih tepatnya gelap. Jika pada

saat malam masih terdapat cahaya yang berlebih, hormon ini tidak akan

bekerja maksimal dan pada akhirnya tidak bisa tidur. Ketika kita tidak

tidur terus-menerus, tubuh akan mengalami kelelahan karena metabolisme

tubuh tidak bekerja dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan kalau

pencahayaan yang berlebih pada waktu yang tidak tepat dapat

menimbulkan gangguan tidur seperti insomnia.

Untuk mengatasi hal ini maka harus diatur pencahayaan pada saat

tidur. Disarankan lebih baik untuk tidur dengan cahaya yang redup atau

ruang yang gelap dengan hanya bantuan pencahayaan lampu tidur. Selain

itu juga mengatur pola tidur yang baik. Karena jam biologis tubuh kita

adalah tidur pada saat tengah malam, menurut penelitian yang dijelaskan,

maka dapat kita ubah dengan secara perlahan-lahan memajukan jam tidur

sehingga pada akhirnya dapat mencapai jam tidur yang sesuai dengan jam

biologis tubuh kita dan sesuai untuk kegiatan sehari-hari.

Kedua adalah kebiasaan tidur yang buruk. Kebiasaan tidur yang

buruk terdiri dari dua hal yaitu, lingkungan tidur dan perilaku tidur.

Page 21: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

Lingkungan tidur yang tidak nyaman akan membuat kita kesulitan untuk

tidur, sedangkan perilaku tidur yang dimaksud adalah kebiasaan sebelum

tidur. Tidur yang didahului oleh perasaan gelisah dan tidak rileks

menyebabkan susah untuk masuk kea lam tidur. Sehingga kebiasaan buruk

tidur ini umumnya menyebabkan insomnia yang disebut adalah

psychophysiological insomnia. Atau lebih sederhananya dapat disebut learn

insomnia. Artinya tanpa sadar kita mengajari tubuh kita untuk tidak bisa

tidur, yang dilakukan dengan kebiasaan tidur yang buruk.

Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi insomnia adalah cognitive

behavioral therapy for insomnia. Yaitu mengatur perilaku tidur yang sehat.

Salah satu yang termasuk dari cognitive behavioral therapy for insomnia

adalah mengatur lingkungan tidur. Lingkungan tidur dan lingkungan aktivitas

harus dibedakan. Atau jika sulit dilakukan, suasananya saja yang diubah,

misalkan kamar tidur yang tadinya dikondisikan untuk belajar kemudian

menjadi berantakan. Maka harus diubah suasananya dengan merapihkan

kamar sehingga terdapat suasana yang berbeda dan nyaman untuk tidur.

Sebenarnya mengenai perilaku tidur banyak hal yang dapat dilakukan, tetapi

sederhananya saja adalah jangan memaksakan untuk tidur. Artinya orang

insomnia targetnya janganlah untuk tidur, melainkan untuk rileks. Orang

yang mengalami psychophysiological insomnia, rata-rata tegang saat mau

tidur atau tidak bisa rileks. Maka pengobatannya adalah relaksasi sebelum

tidur. Sebelum tidur disarankan merelaksasi tubuh terlebih dahulu. Yaitu

Page 22: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

dengan cara sebelum naik ke tempat tidur membaca buku atau mendengarkan

musik.

Ketiga adalah kafein. Kafein adalah stimulan yang ditemukan secara

alami pada biji kopi, daun teh, biji kakao (coklat), dan kacang kola (cola).

Kafein yang saat ini sering dikonsumsi terdapat dalam berbagai macam

minuman ringan, makanan, dan obat-obatan. Namun minuman yang

mengandung kafein dan dikatakan sebagai stimulan, misalnya minuman

penambah energi, sebenarnya bersifat hipnolitik atau bersifat menghalangi

kantuk. Jadi, otak yang lelah akan tetap lelah sehingga cara satu-satunya

untuk mengatasinya adalah tidur yang juga merupakan vitamin otak yang

paling bermanfaat. Kafein tidak dianjurkan untuk dikonsumsi pada sore hari

apalagi malam hari, karena ia akan bekerja selama 9-15 jam. Jika

mengonsumsi pada saat itu akibatnya tidak akan bisa tidur pada malam hari

atau bahkan terbangun pada tengah malam, yang kemudian mengarah pada

insomnia.

BAB V

Page 23: Hubungan Organ Jantung dan Penyakit Insomia

KORELASI ANTARA SISTEM KERJA JANTUNG DAN

HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT INSOMNIA

5.1 Grafik Korelasi

Penderita Gagal Jantung Normal0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Mengalami InsomniaTidak mengalami Insomnia

5.2 Analisis Grafik

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa presentase orang yang mengalami

insomnia dan menderita penyakit gagal jantung jauh lebih tinggi dibandingkan

orang normal yang mengalami insomnia. Hal ini dikarenakan ketika seseorang

mengalami insomnia maka fungsi sistem kerja jantung atau metabolisme

tubuh pada umumnya dapat mengalami penurunan. Sehingga insomnia dapat

dikatakan menjadi gejala berbagai penyakit terutama penyakit gagal jantung.

Bahkan insomnia dapat menjadi indikasi bahwa seseorang beresiko menderita

penyakit jantung.