HUBUNGAN MPLS DALAM MENGURANGI KASUS BULLYING DI SEKOLAH …
Transcript of HUBUNGAN MPLS DALAM MENGURANGI KASUS BULLYING DI SEKOLAH …
KORDINAT Vol. XIX No.1 Tahun 2020 ISSN 1411-6154 | EISSN 2654-8038
131 Kordinat | Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
HUBUNGAN MPLS DALAM MENGURANGI KASUS BULLYING
DI SEKOLAH WILAYAH JAKARTA TIMUR
PROVINSI DKI JAKARTA
Kunaenih1, Nadiah
2
1Pendidikan Agama Islam/Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Jakarta
2 Pendidikan Agama Islam/Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Jakarta
*Email: [email protected] , [email protected]
Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara mengurangi Bullying
melalui MPLS di Sekolah, dan mendapatkan model pelaksanaan program
MPLS yang tepat sasaran dan tepat guna. Judul penelitian ini adalah
hubungan MPLS dalam mengurangi kasus Bullying di sekolah wilayah
Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta. Permasalahan dalam penelitian ini
adalah : 1) Seberapa besar pengaruh MPLS terhadap mengurangi
terjadinya Bullying di sekolah wilayah Jakarta Timur Provinsi DKI
Jakarta ?, 2) Bagaimana mengurangi Bullying melalui program MPLS
untuk sekolah di wilayah Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta? Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian korelasi
atau korelasional. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka
kesimpulan yang dapat diambil adalah : 1) Dari 10 (Sepuluh) sekolah
yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat disampaikan bahwa
terdapat pengaruh antara MPLS terhadap Bullying di sekolah,
pengaruhnya sebesar 43 %. Pengaruh ini dikategorikan cukup
berpengaruh. 2) Cara mengurangi Bullying disekolah melalui program
MPLS untuk sekolah wilayah Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta adalah
dengan mengurangi keterlibatan peserta didik senior dalam pelaksanaan
MPLS di sekolah. Karena keterlibatan peserta didik senior dalam
pelaksanaan MPLS rentan terjadinya kekerasan baik itu Verbal ataupun
Non Verbal.
Kata Kunci : MPLS; Kasus; Bullying
Hubungan MPLS Dalam Mengurangi Kasus…
132 Kordinat | Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Abstract : The purpose of this study was to find out how to reduce bullying through
MPLS in schools, and to obtain a model for implementing the MPLS
program that is right on target and effective. The title of this research is
the relationship between MPLS in reducing cases of bullying in schools in
the East Jakarta area of DKI Jakarta Province. The problems in this
research are: 1) How much influence does MPLS have on reducing the
occurrence of bullying in schools in the East Jakarta area of DKI Jakarta
Province? 2) How to reduce bullying through the MPLS program for
schools in the East Jakarta area of DKI Jakarta Province? The research
method used in this research is correlation or correlational research. Based
on the results of the research conducted, the conclusions that can be
drawn are: 1) Of the 10 (ten) schools sampled in this study, it can be said
that there is an influence between MPLS on bullying in schools, the effect
is 43%. This influence is categorized as quite influential. 2) How to
reduce bullying in schools through the MPLS program for schools in the
East Jakarta area of DKI Jakarta Province is to reduce the involvement of
senior students in implementing MPLS in schools. Because the
involvement of senior students in the implementation of MPLS is prone to
violence, both verbal and non-verbal.
Keywords: MPLS; Case; Bullying
PENDAHULUAN
Perilaku Bullying dari waktu ke waktu terus menghantui anak-anak
Indonesia. Kasus Bullying yang sering dijumpai adalah kasus senioritas atau
adanya intimidasi siswa yang lebih senior terhadap adik kelasnya baik secara fisik
maupun non-fisik
Kasus kekerasan di sekolah beberapa waktu ini menjadi sangat marak
terjadi. Sekolah yang seyogyanya mampu menjadi tempat yang aman dan nyaman
bagi siswanya untuk menuntut ilmu namun kenyataannya masih terdapat sekolah
yang jauh dari gambaran tersebut. Sekolah yang seharusnya mampu menjadi rumah
kedua bagi peserta didik, sehingga tujuan Pendidikan Nasional yaitu
“mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan” dapat tercapai.
Namun kenyataannya sekolah kita saat ini menjadi salah satu tempat yang
kurang nyaman dan aman bagi anak-anak kita. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa
data yang penulis akan coba paparkan dari berbagai sumber. Dikutip dari oke zone
tercatat ada 6 Kasus Kekerasan dan Bullying di Sekolah yang terjadi pada awal
tahun 2019.
Kunaenih1, Nadiah2
133 | Kordinat | Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Berikut lima kasus kekerasan dalam dunia pendidkan Tanah Air yang
dirangkum Okezone, Selasa (12/2/2019):1
1. Peserta Ospek Dipaksa Makan Makanan Encer Pertengahan Januari 2019, dunia maya digegerkan dengan beredarnya
sebuah video yang memperlihatkan beberapa siswa dipaksa mengkonsumsi
makanan encer dalam sebuah ember oleh seniornya.
Diduga para siswa tersebut tengah mengikuti masa orientasi pasukan
pengibar bendera (paskibraka). Video yang beredar di media sosial itu
memperlihatkan para senior memperlakukan mereka seperti binatang.
2. Tewasnya Taruna ATKP Makassar Aldama Putra (19), mahasiswa ATKP Makassar mengembuskan napas
terakhirnya di Rumah Sakit Sayang Rakyat Makassar, pada 5 Februari 2019.
Meninggal dengan luka lebam disekujur tubuh, Aldama diketahui menjadi
korban penganiayaan oleh seniornya. Penganiayaan terjadi pada Minggu 3 Februari
2019, sekira Pukul 21.30 Wita. Aldama dianiaya karena tidak mengenakan helm
saat masuk ke lingkungan kampus yang berada di Jalan Salodong, kecamatan
Bringkanaya, Makassar.
3. Murid Mem-Bully Gurunya di Gresik Video berdurasi 30 detik itu direkam di salah satu sekolah di Kabupaten
Gerisik, Jawa Timur. Dalam video tersebut, seorang siswa sesekali mendorong
bahkan mengarahkan tanganya yang terkepal ke arah sang guru. Ia juga tampak
merokok di hadapan guru tersebut dan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas.
Melihat aksi muridnya itu, guru tersebut tidak membalas dan hanya
menatap siswanya. Sementara, para siswa yang lain asyik merekam dan
menertawakan. Aksi tidak sopan tersebut justru dinilai sebagai hal yang lucu.
Diantara faktor penyebab terjadinya kekerasan di sekolah adalah karena
peserta didik yang tidak siap menghadapi pelajaran yang baru di sekolah yang baru.
Untuk itu pada tahun 2016 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan
menggagas MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) sebagai pengganti
MOS ( Masa Orientasi Sekolah).
MPLS dijadikan sebagai ajang untuk melatih ketahanan mental, disiplin,
dan mempererat tali persaudaraan. MPLS juga sering dipakai sebagai sarana
perkenalan siswa terhadap lingkungan baru di sekolah tersebut. Baik itu perkenalan
dengan sesama siswa baru, senior, guru, hingga karyawan lainnya di sekolah itu.
Tak terkecuali pengenalan berbagai macam kegiatan yang ada dan rutin
dilaksanakan di lingkungan sekolah.
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah berisi tentang tata cara pelaksanaan
kegiatan yang menghilangkan stigma negatif tentang pelaksanaan masa orientasi
1 Okezone, Selasa (12/2/2019):
1
Hubungan MPLS Dalam Mengurangi Kasus…
134 Kordinat | Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
siswa yang terjadi saat ini. Di dalam Permendikbud tersebut, tidak boleh lagi
diadakan kegiatan yang berisi atau menjurus kepada perploncoan atau kegiatan lain
yang merugikan peserta didik baru. Selanjutnya, yang bertanggung jawab atas
terlaksananya kegiatan ini adalah kepala sekolah. Apabila ditemukan pelanggaran-
pelanggaran, maka sanksi yang diberikan mengacu Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 20152 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Tindak Kekerasan pada Satuan Pendidikan dan peraturan perundang-undangan
lainnya. Bahkan, apabila pelanggaran sangatlah berat, kepala sekolah terancam
dicopot dan siswa yang melakukan didrop out dari sekolah.
Berdasarkan pengamatan tentang kondisi kekerasan yang masih ada di
sekolah sampai dengan saat ini. Padahal sudah ada MPLS sebagai salah satu upaya
menghentikan perpeloncoan di sekolah sudah ada sejak tahun 2016 melalui
permendikbud tahun 2016 no 18. Maka, melalui penelitian ini diupayakan dapat
melahirkan sebuah gagasan (model) yang dapat dikontribusikan untuk dunia
pendidikan kita saat ini khususnya di Provinsi DKI Jakarta demi keamanan dan
kenyamanan peserta didik kita belajar di sekolah sehingga tujuan pendidikan dapat
tercapai dengan maksimal.
Menciptakan pendidikan yang sehat, dan menciptakan sekolah sebagai
rumah kedua bagi peserta didik kita menjadi sekolah yang aman dan nyaman.
Menjadi tempat yang dicintai, dan menjadi tempat berlindung. Dengan
menganalisa implementasi program MPLS yang dilakukan, diharapkan
penelitian ini dapat menghadirkan pemahaman yang baru dan tepat guna,
sehingga tujuan dari program MPLS sebagai pengganti MOS dapat tercapai.
Yaitu agar perpeloncoan tidak terjadi lagi di sekolah-sekolah kita.
Peneliti sebelumnya Risdiyanto Prayoga (2016) melakukan penelitian
yang serupa mengenai Penerapan Kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik
(MOPD) Dalam Menyiapkan Peserta Didik Baru di Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Bandar Lampung.3 Dalam penelitian
tersebut menunjukkan bahwa peranan kegiatan masa orientasi peserta didik
(MOPD) dalam menyiapkan peserta didik baru di SMA Negeri 1 Seputih
Banyak terdapat hubungan yang positif, signifikan, dan kategori keeratan
sedang antara peranan kegiatan masa orientasi peserta didik dalam menyiapkan
peserta didik baru, artinya semakin terprogram dan terlaksana dengan baik
kegiatan masa orientasi maka sangat berperan kegiatan tersebut untuk
menyiapkan peserta didik baru dalam hal mental, fisik dan akademik. Perihal
ini perlu diterapkan di setiap sekolah karena peserta didik yang memiliki
kesiapan mental, fisik dan akademik akan lebih mampu membentengi dirinya
dari perbuatan Bullying yang akan menimpa mereka.
2 mengacu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015
2
3 Prayoga (2016) melakukan penelitian yang serupa mengenai Penerapan Kegiatan Masa
Orientasi Peserta Didik (MOPD) Dalam Menyiapkan Peserta Didik Baru di Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Bandar Lampung.3
Kunaenih1, Nadiah2
135 | Kordinat | Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Pada dasarnya, setiap peserta didik dan sekolah adalah objek penelitian
yang harus dibimbing dan diarahkan untuk meninggalkan kebiasaan Bullying .
Memotivasi mereka untuk memiliki semangat belajar yang tinggi dan mampu
memperbaiki dirinya lebih baik lagi. Untuk itu, pelaksanaan penelitian ini
menjadi penting dilakukan sehingga dapat membantu mengarahkan ke arah
yang baik bagi para peserta didik. Penelitian ini dilakukan di sekolah-sekolah
wilayah Jakarta Timur di Provinsi DKI Jakarta berdasarkan latar belakang
yang telah penulis sampaikan.
METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui
hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya
untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi
variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:3284). Adanya hubungan dan tingkat
variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada,
peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Jenis
penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang
disebut dengan korelasi (Mc Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan
Vismaia, 2009:25).5 Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk
menentukan apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua
variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan. Tempat dan Waku Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di sekolah-sekolah di 5 Kecamatan Wilayah
Kota Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan selama 3
Bulan terhitung sejak bulan Mei – Agustus 2019.
Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini yaitu Madrasah Aliyah Swasta (MAS),
Madrasah Aliyah Negeri (MAN), Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS),
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN), Sekolah Menengah Kejuruan Swasta
(SMKS) dan Sekolah menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Wilayah Kota
Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta yang berjumlah 346 Sekolah.
Sampel Penelitian Penelitian pengembangkan ini menggunakan beberapa Teknik
Sampling diantaranya adalah :
1. Purposive Sampling
Purposive Sampling (Sampel Bertujuan) dari 6 Wilayah Kota
administrasi di Provinsi DKI Jakarta, Peneliti menentukan Wilayah Kota
4 Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E. 2008. How to Design and Evaluate research in Education.
4).
5 (Mc Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:25).
5
Hubungan MPLS Dalam Mengurangi Kasus…
136 Kordinat | Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Jakarta Timur menjadi sampel dalam penelitian ini. Karena, secara Geografis
merupakan wilayah dengan jumlah sekolah terbanyak dari 5 wilayah lainnya.
Tabel 1 Jumlah Sekolah di Wilayah Provinsi DKI Jakarta
N
o
Kabupaten
/Kota
SMA/Sederaja
t SMK/Sederajat Tota
l N S Jml N S Jml
1 Kepulauan
Seribu 1 1 2 1 0 1 3
2 Jakarta Pusat
1
4 49 63 14 46 60 123
3 Jakarta Utara
1
9 85 104 8 67 75 179
4 Jakarta Barat
2
3 111 134 9 109 118 252
5 Jakarta
Selatan
3
4 97 131 18 114 132 263
6 Jakarta
Timur
4
8 104 152 13 181 194 346
Sumber : referensi.data.kemdikbud.go.id diakses 28 Juni 2019. 10:40
2. Random Sampling
Random Sampling (Pemilihan Sampel Secara Acak) digunakan untuk
menentukan sekolah yang akan dituju dari 5 kecamatan diwilayah Jakarta
Timur Provinsi DKI Jakarta. Teknik sampling ini juga digunakan untuk
menentukan siswa yang akan menjadi sampel dari sekolah pilihan berdasarkan
teknik di atas. Instrumen Penelitian
Pada penelitian instrument utama adalah pengambil data dan instrumen
uji. Instrumen yang digunakan ada dua macam. Sekala pengukuran pada
instrument tersebut menggunakan Penyataan atau pernyataan tadi kemudian
direspon dalam bentuk skala likert, yang diungkapkan melalui kata-kata
misalnya ; setuju, sangat setuju, tidak pasti, tidak setuju, sangat tidak setuju.
(Sugioyono, 2008).6
6 . Sugioyono, 2008Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
RnD.6
Kunaenih1, Nadiah2
137 | Kordinat | Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen
No Variabel Definisi Operasional Indikator
1 Masa
Pengenalan
Lingkungan
Sekolah
(MPLS)
kegiatan pengenalan
bagi peserta didik
baru yang bersifat
Edukatif. Melepaskan
setiap kegiatan yang
tidak masuk akal dan
menyulitkan peserta
didik, sehingga
menimbulkan
perpeloncoan dan
sebagainya sebagai
rasa senioritas.
1. Mengenali potensi
diri
2. Membantu siswa
baru beradaptasi
dengan
lingkungannya
3. Menumbuhkan
motivasi, semangat,
dan cara belajar
efektif sebagai siswa
baru
4. Mengembangkan
interaksi positif
antar siswa dan
warga sekolah
lainnya
5. Menumbuhkan
perilaku positif
antara lain,
kejujuran,
kemandirian, sikap
saling menghargai,
menghormati
keanekaragaman dan
persatuan,
kedisiplinan, hidup
bersih dan sehat
untuk mewujudkan
siswa yang eiliki
nilai integritas, etos
kerja dan semangat
gorong royong pada
diri siswa
2 Bullying segala perbuatan
yang dilakukan baik
verbal ataupun
Nonverbal yang
menimbulkan
ketidaknyamanan
bahkan sakit hati oleh
1. Perilaku yang
menyebabkan
seseorang merasa
menderita
2. Dilakukan secara
berulang
3. Dilakukan secara
Hubungan MPLS Dalam Mengurangi Kasus…
138 Kordinat | Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
korban atas perbuatan
individu atau
kelompok yang
merasa lebih
berkuasa
verbal
4. Dilakukan secara
fisik
5. Menyakiti secara
psikologis
6. Menilbulkan trauma
7. Korban tidak
berdaya
8. Perilaku menggertak
Teknik Pengambilan Data
Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan
mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes, pedoman
interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan.
Data yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut harus dalam
bentuk angka. Dalam penelitian korelasional, pengukuran variabel dapat
dilakukan dalam waktu yang relatif sama. Instrument yang dibuat akan
diberikan kepada responden yaitu peserta didik yang mengikuti MPLS pada
tahun pelajaran 2018-2019. Teknik Analisis Data
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan
cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil
pengukuran variabel lain.
Sesuai dengan data yang diperoleh, maka penulis akan menganalisis
dengan metode deskriptif kuantitatif. Metode ini menggunakan rumus Dalam
penelitian ini penulis menggunakan pendekatan metode deskriptif korelasional
analitik, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada
tidaknya pengaruh dan apabila ada, berapa besarnya pengaruh serta berarti atau
tidaknya pengaruh itu. Metode ini menggunakan tahapan sebagai berikut :
1. Mencari angka korelasi, dengan rumus:
rxy=
2222
rxy = Angka indeks korelasi”r”product moment
= Number of Case
= Jumlah hasil penelitian antara skor X (Metode Role
Playing) dan skor Y (Hasil Belajar Fiqh) = Jumlah seluruh skor X (Metode Role Playing) = Jumlah seluruh skor Y (Hasil Belajar Fiqh)
(Furchan :2011; 179)
Kunaenih1, Nadiah2
139 | Kordinat | Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
2. Memberikan interpretasi terhadap rxy yaitu:
a) Memberikan interpretasi sederhana dengan cara mencocokan hasil
perhitungan dengan indeks korelasi”r”product moment seperti dibawah
ini :
Tabel 3 Indeks Korelasi Product Moment
Besarnya”r”Product
Moment (rxy) Interpretasi
0,00 – 0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu
lemah atau sangat rendah sehingga korelasi
itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi
antara variabel X dan variabel Y).
0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang lemah atau rendah
0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukup
0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi
0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sangat tinggi
Metode penelitian menjelaskan rancangan kegiatan, ruang lingkup atau
objek, bahan dan alat utama, tempat, sumber data, teknik pengumpulan data,
definisi operasional variabel penelitian, dan teknik analisis [4,5].
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Data
Di sekolah wilayah Jakarta Timur peneliti telan melakukan Observasi
dan menyebarkan instrument penelitian, berikut peneliti sampaikan nama-nama
sekolah dan jumlah sampelnya :
Table 4.1
Jumlah Sampel Peserta Didik dari Beberapa Sekolah
No Nama Sekolah Jumlah Peserta
Didik
1 SMK Nurul Huda 10 Orang
2 SMK Al-Hadiriyah 10 Orang
3 SMK Cawang Jakarta 10 Orang
4 SMA Muhammadiyah 12 10 Orang
5 SMK L’ Pina 10 Orang
6 SMK Budi Murni 1 10 Orang
7 SMK Kemala Bhayangkari 10 Orang
8 SMK Muara Indonesia 10 Orang
Hubungan MPLS Dalam Mengurangi Kasus…
140 Kordinat | Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
9 SMK PGRI 39 10 Orang
10 SMK Nurul Iman 10 Orang
Jumlah 100 Orang
Sekolah-sekolah yang menjadi sekolah sampel adalah sekolah yang
pasti telah melaksanakan MPLS dan responden juga telah mengikuti MPLS
selama 3 hari, yaitu hari Senin s.d Rabu Tanggal 15 s.d 17 Juli 2019
berdasarkan kalender akademik dan surat edaran pelaksanaan PLS (Terlampir).
Selanjutnya setiap peserta didik yang menjadi sampel menjawab
beberapa pernyataan yang ada dalam instrument, yaitu mengenai Pelaksanaan
MPLS di sekolah mereka dan keadaan mereka dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran yang berkaitan dengan Bullying. Dalam memberikan bobot
penilaian peneliti menggunakan pengukuran Skala Likert.
B. Pembahasan
Jumlah responden dari 10 (Sepuluh) sekolah di wilayah Jakarta Timur
dengan jumlah 100 (Seratus) Orang, mereka semua telah mengikuti Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Berdasarkan data yang telah
dikumpulkan dan dianalisis secara cermat dan teliti, kemudian melakukan
pembahasan lebih lanjut terhadap data yang ditemui dari masing-masing
sekolah.
FORMULA
Data Perhitungan Yang Dibutuhkan :
11323
11352
1312511
1321792
Kunaenih1, Nadiah2
141 | Kordinat | Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
128210329
128913316
1299258
128561342
N 100
13,644.6
30,407.7
32,513.2
31,513.2
Hasil Hitung Manual 0.43
Perhitungan Dengan EXCEL CORREL 0.43
Instrument yang diberikan kepada responden telah melalui proses Uji
Validitas (Terampir). Selanjutnya berdasarkan hasil analisis butir instrument
yang dijawab oleh responden. Maka, peneliti mendapatkan hasil penelitian
yaitu sebesar 0,43 yang berarti bahwa korelasinya adalah Cukup (Sedang).
Hubungan MPLS Dalam Mengurangi Kasus…
142 Kordinat | Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Jadi, dapat dipahami bahwa pengaruh MPLS dalam mengurangi Bullying di
sekolah adalah sebesar 43 % sedangkan 57 % sisanya dipengaruhi oleh faktor
lain.
Tujuan MPLS dalam mengurangi Bullying di Sekolah sudah
menunjukan hasilnya terbukti bahwa MPLS memiliki pengaruh yang cukup.
Sehingga, jika pelaksanaan MPLS dapat terus di maksimalkan maka dapat
dipastikan bullying di sekolah dapat terus berkurang.
Selanjutnya peneliti melakukan analisa terhadap butir-butir instrument
yang dijawab oleh responden. Untuk variable X (MPLS), dalam
pelaksanaannya ternyata sudah cukup sesuai dengan yang diharapkan.
Dibuktikan dengan tingginya jumlah hasil akhir pada pernyataan dalam
instrument pada butir 10, 25, 26 dan 30, buyi dari pernyataan dalam instrument
tersebut adalah :
1. Butir instrument No. 6 : kegiatan PLS disekolah ini dilaksanakan secara
Gratis
2. Butir instrument No. 8 : saya mendapat materi tentang bahaya Pornografi
3. Butir instrument No. 9 : saya semakin percaya diri untuk belajar setelah
mengikuti PLS
4. Butir instrument No. 10 : kegiatan PLS kemarin sangat bermanfaat bagi
saya
5. Butir instrument No. 14 : saya tidak mendapat tugas yang mempersulit saya
saat PLS
6. Butir instrument No. 16 : kami sudah mengetahui peraturah sekolah dari
soisalisasi saat PLS
7. Butir instrument No. 29 : Guru-guru saya di sekolah sangat baik
Dari beberapa instrument tersebut di atas. Butir teratas menunjukan
bahwa kegiatan MPLS dilaksanakan secara Gratis. Secara umum dapat dilihat
bahwa peserta didik menikmati masa-masa MPLS dan merasakan manfaat dari
pelaksanaan kegiatan ini. Dan ini sesuai dengan Permendikbud No. 8 Tahun
2016.
Selanjutnya, peneliti melakukan analisis butir instrument untuk variable
Y (Bullying) dalam pelaksanaannya sudah sesuai dengan silabus pelaksanaan
PLS . Dibuktikan dengan tingginya jumlah hasil akhir pada pernyataan Positif
yang ada dalam instrument. Yaitu ada pada butir 12, 17. 20 dan 29, buyi dari
pernyataan dalam instrument tersebut adalah :
1. Butir instrument No. 12 : saya tidak takut bertanya pada guru saat belajar
2. Butir instrument No. 17 : Saya memiliki hubungan baik dengan kakak
kelas saya
3. Butir instrument No. 20 : Saya memiliki motifasi yang sangat baik untuk
belajar
4. Butir instrument No. 29 : Guru-guru saya membuat saya nyaman di sekolah
Kunaenih1, Nadiah2
143 | Kordinat | Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
Dari beberapa instrument tersebut di atas. Butir teratas menunjukan
bahwa peserta didik sudah memiliki rasa percaya diri yang baik untuk
mengikuti ptoses belajar di sekolah.
Sehingga dapat dilihat bahwa korelasi antara MPLS dalam mengurangi
bullying telah nampak secara signifikan. Dalam arti korelasi yang cukup
(Sedang).
1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka kesimpulan yang
dapat diambil adalah :
1. Dari 10 (Sepuluh) sekolah yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat
disampaikan bahwa terdapat pengaruh antara MPLS terhadap Bullying di
sekolah, pengaruhnya sebesar 43 %. Pengaruh ini dikategorikan cukup
berpengaruh.
2. Cara mengurangi Bullying disekolah melalui program MPLS untuk sekolah
wilayah Jakarta Timur Provinsi DKI Jakarta adalah dengan mengurangi
keterlibatan peserta didik senior dalam pelaksanaan MPLS di sekolah.
Karena keterlibatan peserta didik senior dalam pelaksanaan MPLS rentan
terjadinya kekerasan baik itu Verbal ataupun Non Verbal. Saran
Selanjutnya saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan
kesimpulan di atas adalah :
1. Pelaksanaan program PLS semestinya dapat dilaksanakan sesuai dengan
silabus dan ketentuan yang ada dalam Permendikbud No. 18 Tahun 2016.
2. Berdasarkan butir angket pada variable X nomor 12 bahwaq masih ada
keterlibatan kakak kelas yang cukup dominan dalam pelaksanaan PLS.
Maka, peneliti menyarankan agar mengurangi keterlibatan peserta didik
senior.
3. Buat design kegiatan semenarik mungkin sehingga pesetra didik tidak
merasakan bosan dalam mengikuti kegiatan PLS di sekolah.
4. Hasil penelitian ini perlu disampaikan kepada pihak terkait sehingga dapat
disikapi secara baik. Untuk mengurangi dampak Bullying di sekolah.
Melihat bahwa PLS memiliki pengaruh yang cukup dalam mengurangi
kasus Bullying di Sekolah. Maka, Perlu adanya penelitian lanjutan untuk
wilayah-wilayah di luar Provinsi DKI Jakarta sebagai bahan perbandingan,
sehingga selanjutnya kita bisa mendapatkan model design program PLS yang
terbaik.
Hubungan MPLS Dalam Mengurangi Kasus…
144 Kordinat | Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam
REFERENSI
Aprilia Eunike. 2018. Hubungan Bullying dengan kepercayaan Diri Pada
Remaja di SMP Negeri 10 Manado. e-Kp Vol 6 No. 1
Astuti, Ponny. 2006. Meredam Bullying : 3 Cara Effektif Mengatasi
Kekerasan Pada Anak
Baralemba, Adnan. 2018. Indahnya Beraneka. Yogyakarta : Deepublish
Carter, B. & Vicky G. Spencer, 2006, The Fear Factor: Bullying And Students
With Disabilities, International Journal Of Special Education. Vol. 21,
Number 1.
Ela Zein, dkk. 2017. Faktor yang Mempengaruhi Remaja dalam melakukan
Bullying. Jurnal Unpad. Vol 4 No. 2
Fithria, Rahmi Aulia. 2016. Factors Related to The Bullying Behavior. Idea
Nursing Jurnal. Voll VII No. 3
Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E. 2008. How to Design and Evaluate research in
Education. New York: McGraw-Hill.
Masdin. 2013. Fenomena bullying Dalam Pendidikan. Jurnal Al-Ta’dib Vol 6
No. 2
Permendikbud. No 18 Tahun 2016 Tetang Pengenalan Lingkungan Sekolah
Bagi Siswa Baru
Sejiwa. 2008. Bullying : Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan
Sekitar Anak. Jakarta : Grasindo
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan RnD. Bandung: Alfabeta.
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2009. Metodologi Penelitian
Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tim Sejiwa. 2008. Bullying: Panduan Bagi Orang Tua dan Guru Mengatasi
kekerasan di Sekolah dan Lingkungan. Jakarta: Grasindo
http://referensi.data.kemdikbud.go.id
https://www.guru-id.com
https://www.kendikbud.go.id
https://news.detik.com