Hubungan MPC dan MPS.docx

6
Skedul konsumsi Tabel yang menggambarkan hubungan di antara konsumsi rumah tangga dan pendapatan dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat pendapatannya yang berubah-ubah. Misalnya, seperti dapat dilihat dalam tabel 4.1, pada waktu pendapatan seseorang adalah Rp.500 ribu konsumsinya adalah Rp.500 ribu, pada waktu pendapatanya Rp.900 ribu konsumsinya Rp. 800 ribu, tabel 4.1 secara terperincih menunjukan hubungan di antara tingkat pendapatan disposebel dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga. 1. Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan. Pada waktu pendapatan disposebel adalah (Y d = 0 ), pengeluaran konsumsi adalah Rp.125 ribu. Ini berarti rumah tangga harus menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran konsumsinya.

description

makro ekonomi

Transcript of Hubungan MPC dan MPS.docx

Page 1: Hubungan MPC dan MPS.docx

Skedul konsumsi

Tabel yang menggambarkan hubungan di antara konsumsi rumah tangga dan

pendapatan dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya

menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat pendapatannya yang

berubah-ubah. Misalnya, seperti dapat dilihat dalam tabel 4.1, pada waktu pendapatan

seseorang adalah Rp.500 ribu konsumsinya adalah Rp.500 ribu, pada waktu pendapatanya

Rp.900 ribu konsumsinya Rp. 800 ribu, tabel 4.1 secara terperincih menunjukan

hubungan di antara tingkat pendapatan disposebel dengan pengeluaran konsumsi dan

tabungan rumah tangga.

1. Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan. Pada waktu

pendapatan disposebel adalah (Yd = 0 ), pengeluaran konsumsi adalah Rp.125 ribu. Ini berarti

rumah tangga harus menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai

pengeluaran konsumsinya.

2.     Kenaikan pendapatan menaikan pengeluaran konsumsi. Biasanya pertambahan

pendapatan adalah lebih tinggi dari pada pertambahan konsumsi.

3.     Pada pendapatan yang tinggi rumahtangga menabung. Disebabkan pertambah

pendapatan selalu lebih besar dari pertumbuhan konsumsi maka pada akhirnya rumah tangga

tidak “mengorek tabungan” lagi. ia akan mampu menabung sebagian dari pendapatanya.

Fungsi Konsumsi APC dan MPC

Page 2: Hubungan MPC dan MPS.docx

Seperti telah disebutkan di atas, kadang-kadang kita dihadapkan kepada

persoalan mengenai bagaimana caranya kita dapat menemukan persamaan garis suatu

fungsi konsumsi. Kalau kita mengetahui besarnya konsumsi pada dua tingkat

pendapatan nasional yang berbeda, maka selama fungsi konsumsi mempunyai bentuk

persamaan garis lurus dengan menggunakan formula di bawah ini kita akan dapat

menemukan persamaan fungsinya. Adapun formula tersebut ialah :

C = (APCn – MPC) Yn + MPC .Y

Dimana APCn menunjukkan besarnya average propensity to consume pada

tingkat pendapatan nasional sebesar “n”. Yang dimaksud dengan average propensity

to consume ialah perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat

pendapatan nasional dengan besarnya tingkat pendapatan nasional itu sendiri. Jadi

average propensity to consume pada pendapatan n sama dengan besarnya konsumsi

pada pendapatan sebesar n dibagi dengan tingkat pendapatan nasional sebesar n.

Kalau dinyatakan dalam bentuk persamaan yang berlaku umum:

APC = Cn/Yn

Marginal propensity to save dan average propensity to save

Kalau fungsi konsumsi mengenal marginal propensity to consume dan average

propensity to consume, fungsi tabungan juga mengenal marginal propensity to save dan

average propensity to save. Yang dimaksud dengan marginal propensity to save adalah

perbandingan antara bertambahnya tabungan dengan bertambahnya pendapatan nasional

yang mengakibatkan bertambahnya tabungan tersebut. Oleh karena itu perumusannya

ialah:

MPS = ∆S / ∆Y

Untuk fungsi tabungan berbentuk garis lurus besarnya marginal propensity to save

pada semua tingkat pendapatan nasional adalah sama.

Yang dimaksud dengan average propensity to consume adalah perbandingan antara

besarnya besarnya tabungan pada suatu tingkat pendapatan nasional dengan besarnya

pendapatan nasional bersangkutan.

Jadi formulanya:

Page 3: Hubungan MPC dan MPS.docx

APSn = Sn / Yn

Perlu diperhatikan bahwa untuk fungsi konsumsi berbentuk garis lurus fungsi

tabungannya pun akan berbentuk garis lurus juga. Untuk fungsi tabungan garis lurus ini,

besarnya average propensity to save berbeda-beda tergantung pada tinggi-rendahnya

pendapatan nasional. Semakin tinggi tingkat pendapatan nasional, semakin besar pula

average propensity to save-nya. Pada tingkat-tingkat pendapatan nasional break-even,

angka average propensity to save mempunyai tanda negatif. Sebaliknya, pada tingkat-

tingkat pendapatan nasional break-even, average propensity to save angkanya akan selalu

positif. Sedangkan pada tingkat pendapatan break-even, angka average propensity to save-

nya akan sama dengan nol, oleh karena, seperti di atas telah kita terangkan, yang dimaksud

dengan tingkat pendapatan break-even ialah tingkat pendapatan nasional dimana seluruh

pendapatan digunakan untuk konsumsi, yang berarti bahwa pada tingkat pendapatan

break-even besarnya tabungan sama dengan nol.

C. HUBUNGAN ANTARA MPC DENGAN MPS, APC DENGAN APS

Hubungan antara marginal propensity to consume dengan marginal propensity to

save dapat kita nyatakan sebagai berikut.

MPC + MPS = 1

Atau dengan cara lain:

MPC = 1 – MPS

MPS = 1 – MPC

Pembuktian dari perumusan tersebut adalah sebagai berikut:

Y = C + S

Maka:

∆Y = ∆C + ∆S

Kalau ruas kanan dan ruas kiri masing-masing dibagi dengan ∆Y, maka hasilnya:

Page 4: Hubungan MPC dan MPS.docx

ΔYΔY

=ΔC + ΔSΔY

1 = ΔCΔY

+ ΔSΔY

1 = MPC + MPS

Hubungan antara average propensity to consume dengan average propensity to

save adalah mirip dengan hubungan antara marginal propensity to consume dengan

marginal propensity to save, yaitu:

APCn = APSn + 1

atau

APCn = 1 – APSn

APSn = 1 – APCn

pembuktiannya adalah:

Y = C + S

ini berarti: Yn = Cn + Sn

Kalau ruas kanan dan ruas kiri masing-masing dibagi dengan Yn, maka hasilnya:

YnYn

=Cn + SnYn

1 = CnYn

+ SnYn

1 = APCn + APSn

Ref.

http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/TEORIEKONOMI/document/BAB_VIII.doc?

cidReq=TEORIEKONOMI

Page 5: Hubungan MPC dan MPS.docx