Hubungan MPC dan MPS.docx
-
Upload
dya-putri-afrilia-irianti -
Category
Documents
-
view
530 -
download
0
description
Transcript of Hubungan MPC dan MPS.docx
![Page 1: Hubungan MPC dan MPS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/55cf9860550346d0339744d7/html5/thumbnails/1.jpg)
Skedul konsumsi
Tabel yang menggambarkan hubungan di antara konsumsi rumah tangga dan
pendapatan dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya
menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat pendapatannya yang
berubah-ubah. Misalnya, seperti dapat dilihat dalam tabel 4.1, pada waktu pendapatan
seseorang adalah Rp.500 ribu konsumsinya adalah Rp.500 ribu, pada waktu pendapatanya
Rp.900 ribu konsumsinya Rp. 800 ribu, tabel 4.1 secara terperincih menunjukan
hubungan di antara tingkat pendapatan disposebel dengan pengeluaran konsumsi dan
tabungan rumah tangga.
1. Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan. Pada waktu
pendapatan disposebel adalah (Yd = 0 ), pengeluaran konsumsi adalah Rp.125 ribu. Ini berarti
rumah tangga harus menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai
pengeluaran konsumsinya.
2. Kenaikan pendapatan menaikan pengeluaran konsumsi. Biasanya pertambahan
pendapatan adalah lebih tinggi dari pada pertambahan konsumsi.
3. Pada pendapatan yang tinggi rumahtangga menabung. Disebabkan pertambah
pendapatan selalu lebih besar dari pertumbuhan konsumsi maka pada akhirnya rumah tangga
tidak “mengorek tabungan” lagi. ia akan mampu menabung sebagian dari pendapatanya.
Fungsi Konsumsi APC dan MPC
![Page 2: Hubungan MPC dan MPS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/55cf9860550346d0339744d7/html5/thumbnails/2.jpg)
Seperti telah disebutkan di atas, kadang-kadang kita dihadapkan kepada
persoalan mengenai bagaimana caranya kita dapat menemukan persamaan garis suatu
fungsi konsumsi. Kalau kita mengetahui besarnya konsumsi pada dua tingkat
pendapatan nasional yang berbeda, maka selama fungsi konsumsi mempunyai bentuk
persamaan garis lurus dengan menggunakan formula di bawah ini kita akan dapat
menemukan persamaan fungsinya. Adapun formula tersebut ialah :
C = (APCn – MPC) Yn + MPC .Y
Dimana APCn menunjukkan besarnya average propensity to consume pada
tingkat pendapatan nasional sebesar “n”. Yang dimaksud dengan average propensity
to consume ialah perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat
pendapatan nasional dengan besarnya tingkat pendapatan nasional itu sendiri. Jadi
average propensity to consume pada pendapatan n sama dengan besarnya konsumsi
pada pendapatan sebesar n dibagi dengan tingkat pendapatan nasional sebesar n.
Kalau dinyatakan dalam bentuk persamaan yang berlaku umum:
APC = Cn/Yn
Marginal propensity to save dan average propensity to save
Kalau fungsi konsumsi mengenal marginal propensity to consume dan average
propensity to consume, fungsi tabungan juga mengenal marginal propensity to save dan
average propensity to save. Yang dimaksud dengan marginal propensity to save adalah
perbandingan antara bertambahnya tabungan dengan bertambahnya pendapatan nasional
yang mengakibatkan bertambahnya tabungan tersebut. Oleh karena itu perumusannya
ialah:
MPS = ∆S / ∆Y
Untuk fungsi tabungan berbentuk garis lurus besarnya marginal propensity to save
pada semua tingkat pendapatan nasional adalah sama.
Yang dimaksud dengan average propensity to consume adalah perbandingan antara
besarnya besarnya tabungan pada suatu tingkat pendapatan nasional dengan besarnya
pendapatan nasional bersangkutan.
Jadi formulanya:
![Page 3: Hubungan MPC dan MPS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/55cf9860550346d0339744d7/html5/thumbnails/3.jpg)
APSn = Sn / Yn
Perlu diperhatikan bahwa untuk fungsi konsumsi berbentuk garis lurus fungsi
tabungannya pun akan berbentuk garis lurus juga. Untuk fungsi tabungan garis lurus ini,
besarnya average propensity to save berbeda-beda tergantung pada tinggi-rendahnya
pendapatan nasional. Semakin tinggi tingkat pendapatan nasional, semakin besar pula
average propensity to save-nya. Pada tingkat-tingkat pendapatan nasional break-even,
angka average propensity to save mempunyai tanda negatif. Sebaliknya, pada tingkat-
tingkat pendapatan nasional break-even, average propensity to save angkanya akan selalu
positif. Sedangkan pada tingkat pendapatan break-even, angka average propensity to save-
nya akan sama dengan nol, oleh karena, seperti di atas telah kita terangkan, yang dimaksud
dengan tingkat pendapatan break-even ialah tingkat pendapatan nasional dimana seluruh
pendapatan digunakan untuk konsumsi, yang berarti bahwa pada tingkat pendapatan
break-even besarnya tabungan sama dengan nol.
C. HUBUNGAN ANTARA MPC DENGAN MPS, APC DENGAN APS
Hubungan antara marginal propensity to consume dengan marginal propensity to
save dapat kita nyatakan sebagai berikut.
MPC + MPS = 1
Atau dengan cara lain:
MPC = 1 – MPS
MPS = 1 – MPC
Pembuktian dari perumusan tersebut adalah sebagai berikut:
Y = C + S
Maka:
∆Y = ∆C + ∆S
Kalau ruas kanan dan ruas kiri masing-masing dibagi dengan ∆Y, maka hasilnya:
![Page 4: Hubungan MPC dan MPS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/55cf9860550346d0339744d7/html5/thumbnails/4.jpg)
ΔYΔY
=ΔC + ΔSΔY
1 = ΔCΔY
+ ΔSΔY
1 = MPC + MPS
Hubungan antara average propensity to consume dengan average propensity to
save adalah mirip dengan hubungan antara marginal propensity to consume dengan
marginal propensity to save, yaitu:
APCn = APSn + 1
atau
APCn = 1 – APSn
APSn = 1 – APCn
pembuktiannya adalah:
Y = C + S
ini berarti: Yn = Cn + Sn
Kalau ruas kanan dan ruas kiri masing-masing dibagi dengan Yn, maka hasilnya:
YnYn
=Cn + SnYn
1 = CnYn
+ SnYn
1 = APCn + APSn
Ref.
http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/TEORIEKONOMI/document/BAB_VIII.doc?
cidReq=TEORIEKONOMI
![Page 5: Hubungan MPC dan MPS.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/55cf9860550346d0339744d7/html5/thumbnails/5.jpg)