Hubungan Korelasi dan Regresi

27
i STATISTIKA Semester Genap 2014/2015 ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN PERMUKIMAN DI KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN METODE SPSS (Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistika) Disusun Oleh: Kelompok 4 Annisa Dwi Wulandari (24-2014-013) Marissa Latifah Alamsyah (24-2014-016) Fitri Khairani Siregar (24-2014-125) Sabria Nora utri Rosadi (24-2014-097) Nur Hilaliyah (24-2014-134) PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL BANDUNG 2015

Transcript of Hubungan Korelasi dan Regresi

i

STATISTIKA

Semester Genap 2014/2015

ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN PERMUKIMAN DI

KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN METODE SPSS

(Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistika)

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Annisa Dwi Wulandari (24-2014-013)

Marissa Latifah Alamsyah (24-2014-016)

Fitri Khairani Siregar (24-2014-125)

Sabria Nora utri Rosadi (24-2014-097)

Nur Hilaliyah (24-2014-134)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2015

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang

berjudul “Analisis Kemampuan Lahan Permukiman Di Kabupaten Sukoharjo

Dengan Metode SPSS”. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas

mata kuliah statistika. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis mengucapkan

terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan penulis berharap semoga

laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Agustus 2015

Penulis

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 2

1.3. Tujuan dan Sasaran .............................................................................. 2

1.3.1 Tujuan ............................................................................................ 2

1.3.2 Sasaran .......................................................................................... 2

1.4. Ruang Lingkup ...................................................................................... 3

1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah .................................................................. 3

1.4.2. Ruang Lingkup Materi..................................................................... 3

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUKOHARJO

2.1 Letak Geografis ..................................................................................... 4

2.1.1 Batas Administrasi .......................................................................... 4

2.2 Kondisi Fisik .......................................................................................... 6

2.2.1 Jenis Tanah .................................................................................... 6

2.2.2 Kelerengan ..................................................................................... 7

2.2.3 Ketinggian ...................................................................................... 8

2.2.4 Curah Hujan ................................................................................... 9

2.2.5 Hidrogeologi ................................................................................... 9

2.3 Kondisi Kependudukan ........................................................................ 11

2.3.1 Jumlah dan Sebaran Penduduk .................................................... 11

2.3.2 Kepadatan Penduduk ................................................................... 13

2.3.3 Daya Tampung ............................................................................. 14

BAB III ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN PERMUKIMAN

3.1 Langkah-langkah Analisis Regresi-Korelasi 15

3.2 Hasil Analisis Hubungan Korelasi Dan Regresi 17

BAB IV KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penggunaan lahan (land use) dapat diartikan sebagai campur tangan

manusia terhadap lahan, baik secara menetap maupun berkala untuk memenuhi

kebutuhan hidup baik material maupun spiritual (Arsyad, 1989). Dalam memenuhi

kebutuhan hidup, tentu masyarakat akan memanfaatkan sumberdaya lahan untuk

menunjang kegiatan aktivitasnya. Sumberdaya lahan sendiri merupakan sumber

daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga harus dikelola dan

dimanfaatkan secara optimal bagi generasi sekarang dan yang akan datang.

Faktor ketersediaannya yang semakin terbatas, maka penggunaan dan

pemanfaatan lahan tersebut harus sesuai dengan ketentuan. Hal ini dimaksudkan

agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penggunaan lahan. Pengelolaan lahan

yang baik adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan produktivitas suatu

wilayah. Seiring dengan perkembangan jaman, aktivitas manusia semakin

berkembang sehingga kebutuhan akan lahan pun meningkat seperti contoh

peruntukan lahan permukiman, industri, perdagangan dan jasa dan lain-lain.

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu wilayah di Propinsi Jawa

Tengah bagian selatan. Kabupaten ini memiliki potensi dari segi pertanian

berdasarkan penggunaan lahannya. Akan tetapi berdasarkan PDRB sektor

industri di Kabupaten Sukoharjo terus mengalami peningkatan sehingga

berpotensi pada pengembangan sektor pertanian ke sektor industri. Kedudukan

Kabupaten Sukoharjo terletak pada koridor jalur penghubung Solo-Sukoharjo-

Wonogiri-Jalur Jalan Lintas Selatan. Salah satu wilayah perkotaannya yaitu

Kartasura memiliki kedudukan strategis sebagai titik simpul penghubung jalur

perekonomian darat yang menghubungkan kota-kota Jogjakarta-Solo-Semarang

(Joglosemar) menjadikan kabupaten ini memiliki potensi pembangunan.

Suatu pembangunan tentu harus sesuai dengan karakteristik wilayah yang

mempertimbangkan kemampuan lahannya guna menghindari adanya dampak

lingkungan yang tentu mengurangi efektifitas suatu lahan. Adanya analisis

mengenai kemampuan lahan agar suatu perencanaan tidak merusakan

sumberdaya lahan. Variabel yang digunakan dalam menganalisis kemampuan

2

lahan meliputi kelerengan, curah hujan, ketinggian, hidrologi, jumlah penduduk,

daya tamping penduduk dan luas wilayah. Penentuan kemampuan lahan menjadi

dasar dalam menganalisis kesesuaian lahan permukiman. Selain itu, sebagian

besar Kabupaten Sukoharjo imemiliki kelerengan datar. Dari kondisi fisik tersebut

diharapkan penggunaan lahan tentunya dapat lebih optimal. Pengoptimalan

potensi penggunaan lahan harus sesuai dengan ketentuan, sehingga analisis

mengenai kemampuan lahan serta kesesuaian lahan diperlukan agar terbentuk

suatu perwilayahan yang teratur dan sesuai dengan kemampuan lahan untuk

perkembangan suatu wilayah.

1.2. Rumusan Masalah

Kabupaten Sukoharjo memiliki sumber daya akan menemukan beberapa

masalah yang dianggap perlu diperhatikan dalam pembangunannya. Dari

karakteristik fisik lahan, kecamatan ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai

kawasan terbangun. Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sukoharjo terus

meningkat, sehingga berdampak pula pada meningkatnya lahan terbangun

sebagai penunjang kebutuhan masyarakat. Hal tersebut menimbulkan

permasalahan mengenai penyediaan lahan. Penyediaan lahan permukiman

membutuhkan beberapa parameter untuk menentukan yang berpengaruh

1.3. Tujuan dan Sasaran

1.3.1 Tujuan

Tujuan penulisan laporan ini yaitu analisis kemampuan lahan permukiman

di Kabupaten Sukoharjo dengan menggunakan metode SPSS.

1.3.2 Sasaran

Adapun sasaran agar tercapai dan terlaksananya tujuan yang telah

dirumuskan yaitu sebagai berikut:

Mengidentifikasi karakteristik wilayah studi, yang meliputi karakteristik fisik

dasar dan kependudukan;

Menentukan variaber terikat dan variabel bebas yang terdapat dalam

kriteria kemampuan lahan permukiman;

Menganalisis hubungan korelasi dan regresi dari variabel tersebut;

Menarik kesimpulan variabel apa saja yang berpengaruh terhadap

kemampuan lahan permukiman di Kabupaten Sukoharjo.

3

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang terdapat di laporan ini meliputi ruang lingkup wilayah

yang menggambarkan karakteristik wilayah studi dan ruang lingkup materi yang

menjelaskan tentang batasan materi yang digunakan dalam menganalisis.

1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah

Kabupaten Sukoharjo yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi

Jawa Tengah. Secara administrasi Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12

kecamatan yang terdiri dari 167 desa/ kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan

sebesar 46.666 Ha. Secara geografis Kabupaten Sukoharjo terletak pada posisi

Sedangkan batas-batas wilayah Kabupaten Sukoharjo yang secara detail adalah

sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar;

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar;

Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten

Wonogiri;

Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.

1.4.2. Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi yaitu metode SPSS dengan analisis kuantitatif dan

kualitatif. Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai

obyek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk

operasionalisasi variabel masing-masing. Pendekatan ini lebih memberikan

makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna

secara kebahasaan dan kulturalnya. Data yang digunakan berbentuk angka atau

bilangan sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis

menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika.

4

BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUKOHARJO

2.1 Letak Geografis

2.1.1 Batas Administrasi

Kabupaten Sukoharjo merupakan Kabupaten terkecil kedua di Propinsi

Jawa Tengah, secara geografis Kabupaten Sukoharjo terletak diantara bagian

timur 110 570 BT, bagian ujung sebelah barat 110420 BT, bagian ujung utara 70320

LS. Dengan luas wilayah sebesar 46.666 Ha atau 1,43 % luas wilayah Propinsi

Jawa Tengah. Secara administrasi Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12

kecamatan yang terdiri dari 150 desa dan 17 kelurahan dengan ibukota

kabupatennya terletak di Kecamatan Bendosari yang berjarak 12 km dari pusat

kota. Adapun batas-batas adminitrasi antara lain :

Sebelah utara : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar

Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Wonogiri

Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar

Berdasarkan kabupaten dalam angka tahun 2014 luas Kabupaten

Sukoharjo 466,66 Ha. Luas wilayah di Kabupaten Sukoharjo beragam, Kecamatan

yang memiliki luas tertinggi yaitu kecamatan Polokarto yang berbatasan dengan

Kabupaten karanganyar 62,18 km2, disusul dengan Kecamatan Bendosari dan

Kecamatan Nguter. Kemudian luasan wilayah yang terkecil adalah di Kecamatan

Kartasura 19,23 km2 yang merupakan bagian dari utara kabupaten dan berbatasan

dengan Kota Solo.

Sumber: Rencana Tata Ruang Kab.Sukoharjo 2015

Gambar 3.1 Kabupaten Sukoharjo

5

6

Tabel III.1 Luas Wilayah Tiap Kecamatan Di Kabupaten Sukoharjo

Keadaan Tahun 2013

No Kecamatan Luas (km2)

Persentase (%)

1 Weru 41,98 9.00

2 Bulu 43,86 9.40

3 Tawangsari 39,98 8.57

4 Sukoharjo 44,58 9.55

5 Nguter 54,88 11.76

6 Bendosari 52,99 11.36

7 Polokarto 62,18 13.32

8 Mojolaban 35,54 7.62

9 Grogol 30,00 6.43

10 Baki 21,97 4.71

11 Gatak 19,47 4.17

12 Kartasura 19,23 4.12

Jumlah 466,66 100

Sumber: Kabupaten Dalam Angka, 2014

2.2 Kondisi Fisik

Aspek fisik alam merupakan salah satu aspek yang digunakan untuk

mengetahui keadaan fisik suatu wilayah. Kondisi fisik alam tersebut meliputi

kelerengan, ketinggian, curah hujan, jenis tanah, hidrogeologi. Berikut gambaran

kondisi eksisting fisik alam Kabupaten Sukoharjo.

2.2.1 Jenis Tanah

Jenis tanah di Kabupaten Sukoharjo didominasi oleh Asosiasi Aluvial

Kelabu dan Aluvial Coklat Kelabu. Kemudian terdapat jenis tanah grumusol yang

terbentuk dari material berlempung. Adapun warna dari tanah grumusol yaitu

kelabu hitam dan bersifat subur. Sedangkan jenis tanah alluvial terbetuk dari

endapan lumpur yang dibawa langsung melalui sungai-sungai dan bersifat subur.

Namun jenis tanah tersebut apabila terjadi perubahan cuaca dan pergerakan

tanah Kabupaten Sukoharjo berpotensi rawan longsor. Berdasarkan pada peta

jenis dan struktur tanah Kabupaten Sukoharjo dapat terlihat bahwa jenis tanah

yang terdapat pada Kabupaten Sukoharjo merupakan tanah jenis aluvial,

gromosol, latosol, litosol, mediteran dan regosol.

7

Tabel III.2 Jenis Tanah di Kabupaten Sukoharjo

No Jenis Tanah Luasan

(Ha)

1 Latosol Coklat Kemerahan 1.652

2 Mediteran Coklat 1.965

3 Asosiasi Gromosol Coklat Kelabu 9.292

4 Grumosol Kelabu Tua 6.084

5 Litosol 4.035

6 Asosiasi Aluvial Kelabu dan Aluvial Coklat Kelabu

11.162

7 Rigosol Kelabu 9.948

8 Aluvial Kelabu 1.837

9 Asosiasi Litosol dan Mediteran Coklat 691 Sumber: BPN Kab. Sukoharjo

2.2.2 Kelerengan

Secara topografi Kabupaten Sukoharjo dapat dikelompokkan menjadi dua

kelompok yaitu daerah datar meliputi Kecamatan Kartasura, Baki, Gatak, Grogol,

Sukoharjo dan Mojolaban, sedangkan daerah yang miring meliputi Kecamatan

Polokarto, Bendosari, Nguter, Bulu dan Weru. Tempat tertinggi diatas permukaan

air laut adalah Kecamatan Polokarto yaitu 125 m dpl dan yang terendah adalah

Kecamatan Grogol yaitu 89 m dpl.

Adapun kelerengan atau kemiringan lahan yang terdapat di Kabupaten

Sukoharjo terdiri 7 klasifikasi, dengan 3 klasifikasi pada umumnya yaitu;

Kelerengan landai memeiliki kisaran kelerengan (0-8%) yang terdapat Kabupaten

Sukoharjo yang berada di sebagian Kecamatan Weru, Bulu, Tawangsari, Nguter,

Bendosari, Polokarto, Mojolaban, Grogol, dan Kartasura. Kemudian kelerengan

landai (8-15%) terdapat di wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada di sebagian

Kecamatan Grogol, Mojolaban, Polokarto, Nguter, Bendosari, Bulu, Weru, dan

Tawangsari. Sedangkan seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo, yang berada di

sebagian Kecamatan Polokarto, Bulu, Weru, dan Tawangsari memiliki kelerengan

yang beragam karena terdiri dari kelerengan rendah, landai dan curam. Berikut

adalah tabel klasifikasi kelerengan di Kabupaten Sukoharjo.

8

Tabel III.3 Klasifikasi Kelerengan yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo

Sumber: RDTR Kabupaten Sukoharjo 2014 - 2033

2.2.3 Ketinggian

Kemiringan lahan di Kabupaten Sukoharjo yang memiliki kemiringan datar

(0-2%) seluas 36.443 Ha, bergelombang (2-15%) seluas 8.609,25 Ha, curam (15-

40%) seluas 1.088,75 dan sangat curam seluas 525 Ha. Berdasarkan pada data

yang tertera pada tabel tentang Ketinggian Wilayah Per Kecamatan di Kabupaten

Sukoharjo, dapat diketahui bahwa Kecamatan Polokarto dan sekitarnya

merupakan Kecamatan dengan dataran tinggi atau kemiringan terbesar pada

Kabupaten Sukoharjo yaitu sebesar 125 m dpl, sedajgkan wilayah dengan

kelandaian terbesar terdapat pada Kecamatan Grogol dan sekitarnya yaitu

sebesar 89 m dpl. Hal tersebut sesuai pada Peta Kontur Kabupaten Sukoharjo

yang menunjukkan bahwa kecuraman atau kemiringan lahan terbesar terdapat

pada Kecamatan Polokarto, Bulu, Weru, dan Tawangsari.sebesar 15 - 40%.

Berdasarkan lereng Kabupaten Sukoharjo keadaan daerah banyak yang terletak

pada lereng yang kemiringannya 0-2 % sehingga dari kondisi tersebut daerah

rawan longsor akan sangat sedikit dan bahkan bisa dikatakan bebas dari tanah

longsor. Sedangkan yang lebih dari 40 % hanya terdapat di daerah Bulu yaitu di

Desa Sanggang.

No Klasifikasi Kelerengan

Wilayah

1 (0-2%) Meliputi seluruh wilayah Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo

2 (2-5%) Kabupaten Sukoharjo yang berada di sebagian Kecamatan Weru, Bulu, Tawangsari, Nguter, Bendosari, Polokarto, Mojolaban, Grogol, dan Kartasura.

3 (5-15%) Wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada di sebagian Kecamatan Grogol, Mojolaban, Polokarto, Nguter, Bendosari, Bulu, Weru, dan Tawangsari.

4 (15-40%) Seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berada di sebagian Kecamatan Grogol, Polokarto, Nguter, Bendosari, Bulu, Weru, dan Tawangsari.

5 >40% Seluruh wilayah Kabupaten Sukoharjo, yang berada di sebagian Kecamatan Polokarto, Bulu, Weru, dan Tawangsari.

9

Tabel III.4 Ketinggian Wilayah Per Kecamatan di Kabupaten Sukoharjo

Sumber: BPN Kab. Sukoharjo

2.2.4 Curah Hujan

Kabupaten Sukoharjo dipengaruhi iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin

muson dengan 2 musim kemarau pada bulan April-September, sedangkan musim

penghujan antara bulan Oktober-Maret. Dengan curah hujan tahunannya rata-rata

sebesar 2.790 mm suhu udaranya berkisar 230C-340C dengan kelembaban udara

rata-rata berkisar 77%. Curah hujan rata-rata pada Kabupaten Sukoharjo

berdasarkan data yang tersedia tercatat berkisar 1000 – 2500 mm. Kabupaten

Sukoharjo terbagi pada 3 kategori intensitas curah hujan, antara 1000 – 1500 mm,

1500 – 2000 mm dan 2000 – 2500 mm. Wilayah dengan intensitas curah hujan

terbesar di Kabupaten Sukoharjo terdapat pada Kecamatan Kartasura, sedangkan

wilayah dengan intensitas curah hujan sedang terdapat pada Kecamatan Gatak,

Kecamatan Baki, Kecamatan Tawangsari, Kecamatan Weru, Kecamatan

Mojolaban, Kecamatan Polokarto serta sebagian Kecamatan Sukoharjo, wilayah

dengan intensitas curah hujan terendah terdapat pada Kecamatan Grogol,

Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Nguter, Kecamatan Bulu dan sebagian

Kecamatan Bendosari.

2.2.5 Hidrogeologi

Akuifer yang terdapat di Kabupaten Sukoharjo meliputi beberapa jenis yaitu

akuifer dengan produktivitas sedang, akuifer dengan produktivitas sedang

No Kecamatan Ketinggian diatas Permukaan Laut

(mdpl)

1 Weru 200

2 Bulu 107

3 Tawangsari 114

4 Sukoharjo 102

5 Nguter 95

6 Bendosari 104

7 Polokarto 116

8 Mojolaban 125

9 Grogol 104

10 Baki 89

11 Gatak 105

12 Kartasura 118

10

penyebaran luas, akuifer produktivitas sedeang setempat, akuifer dengan

produktivitas tinggi penyebaran luas, akuifer dengan produktivitas penyebaran

luas, dan daerah air tanah langka. Sumber daya air yang ada di Kabupaten

Sukoharjo berupa air permukaan seperti air sungai dan air artetis yang berasal dari

sumur. Sumber daya air di Kabupaten Sukoharjo yang berasal dari PDAM.

Kecamatan ini memiliki daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo dan daerah ini

memiliki sub DAS yang terdiri dari 12 Sub DAS.

Daerah akuifer produksi dengan penyebaran luas. Aquifer dengan

keterusan sedang tinggi pisometri air tanah atau muka air tanah diatas atau

dekat dibawah muka tanah: debit sumur umumnya 5-10 liter/detik. Daerah

ini meliputi kecamtan Mojolaban, Grogol, Baki, Gatak, dan Kartasura.

Umumnya pada daerah ini mempunyai struktur tanah endapan vulkanik

muda yang terdiri dari tufa, lahar, breksi dan lava andesit sampai basal

dengan kelulusan tinggi hingga sedang. Kelulusan tinggi terutama pada

endapan lahar dan aliran lava visikular.

Daerah akuifer dengan produktifitas sedang, penyebaran luas. Aquifer

produktifitas sedang, penyebaran luas. Aquifer dengan keterusan sedang

sampai rendah: muka air tanah beragam dari dekat muka tanah sampai

lebih dalam dari 10 m: debit sumur umumnya kurang dari 5 liter/detik.

Daerah ini meliputi: Kecamatan Sukoharjo, Nguter, Grogol, Baki, Gatak,

dan Kartasura. Pada umumnya daerah ini mempunyai struktur tanah

berupa aluvium endapan dataran, berbutir kasar hingga sedang (kerikil dan

Sumber: Hasil Observasi, 2015

Gambar 3.2 Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Sukoharjo

11

pasir) dengan sisipan lempungan. Kelulusan tingi sampai sedang.

Disamping itu juga terdapat struktur tanah endapan vulkanik muda yang

terdiri dari tufa, lahar, breksi dan lava andesit sampai basal. Kelulusan

tinggi hingga sedang, kelulusan tinggi terutama pada endapan lahar dan

aliran lava vesikular.

Aquifer dengan produktifitas sedang, terdapat setempat-setempat. Aquifer

tidak menerus, tipis dengan keterusan rendah, debit sumur umumnya

kurang dari 5 liter/detik. Daerah ini meliputi: kecamatan Weru, Bulu,

Tawangsari dan Sukoharjo. Pada umumnya di daerah ini mempunyai

struktur tanah berupa aluvium endapan dataran, berbutir kasar hingga

sedang (kerikil dan Pasir) dengan sisipan lempungan. Kelulusan tingi

sampai sedang.

Aquifer dengan produktifitas tinggi, penyebaran luas. Aquifer dengan

keterusan dan kisaran kedalaman muka air tanah sangat beragam, debit

sumur umumnya lebih dari 5 liter/detik. Daerah ini meliputi Kecamatan

Nguter, Bendosari, Polokarto dan Mojolaban. Pada umumnya didaerah ini

mempunyai struktur tanah berupa batuan vulkanik kwarter tua. Kelulusan

rendah sampai sedang, tergantung banyaknya celah-celah. Disamping itu

juga terdapat struktur tanah berupa endapan vulkanik muda, terdiri dari

tufa, lahar, breksi dan lava andesit sampai basal. Kelulusan tinggi terutama

pada endapan lahar dan aliran lava vesikular.

2.3 Kondisi Kependudukan

2.3.1 Jumlah dan Sebaran Penduduk

Kependudukan merupakan uraian tentang penduduk,terutama tentang

kelahiran,kematian,jumlah penduduk,persebaran penduduk,komposisi penduduk

dan distribusi persebaran penduduk. Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo

terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk tertinggi pada

tahun 2013 berada di Kecamatan Grogol sebesar 107.555 jiwa yang kemudian

diikuti oleh Kecamatan Kartasura sebesar 94.700 jiwa. Persebaran penduduk yang

paling rendah berada pada Kecamatan gatak dengan jumlah penduduk sebesar

50.347 jiwa. Perubahan-perubahan persebaran penduduk yang terjadi setiap

tahunnya diliputi oleh berbagai aktifitas kependudukan,seperti migrasi,kelahiran

12

dan kematian,serta urbanisasi. Untuk jumlah dan persebaran penduduk dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel III.5 Jumlah Penduduk Dan Persebarannya Menurut Kecamatan Tahun 2013

Sumber: Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka Tahun 2014

Kelompok umur 30-34 memiliki jumlah penduduk terbesar, kemudian diikuti

oleh masyarakat kelompok umur 10-14 tahun dan diikuti oleh kelompok umur 25-

29 tahun. Hal ini tentu menjadi peluang bagi Kabupaten Sukoharjo karena

penduduk dengan jumlah tersebut masih tergolong kepada usia produktif dapat

dilihat pada piramida penduduk Kabupaten Sukoharjo tahun 2013 sebagai berikut.

Sumber: Bappeda Kabupaten Sukoharjo 2015

Kecamatan Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

Weru 66.833 66.893 67.070 67.262 67.431

Bulu 51.661 51.418 51.463 51.516 51.684

Tawangsari 58.793 58.885 58.962 59.270 59.552

Sukoharjo 84.742 85.166 85.636 86.153 66.794

Nguter 64.435 64.528 64.434 64.681 64.970

Bendosari 67.411 67.734 67.906 68.205 68.586

Polokarto 74.474 74.900 74.951 75.279 75.591

Mojolaban 79.039 79.427 80.053 80.916 81.717

Grogol 103.232 104.055 105.016 106.274 107.555

Baki 52.900 53.055 53.560 54.207 54.766

Gatak 48.537 48.772 49.184 49.726 50.347

Kartasura 91.070 92.145 92.922 93.932 94.700

Jumlah 843.127 846.978 851.157 857.421 863.693

Gambar 3.3 Piramida Penduduk Kabupaten Sukoharjo

13

2.3.2 Kepadatan Penduduk

Kepadatan Penduduk adalah perbandingan antara banyaknya jumlah

penduduk dengan luas wilayahnya. Kepadatan penduduk di Kabupaten Sukoharjo

terus meningkat setiap tahunnya yang disebabkan oleh jumlah penduduk yang

selalu meningkat. Namun kepadatan penduduk tersebut tidak diimbangi dengan

pertambahan luas lahan yang dapat ditempati oleh penduduk. Berdasarkan tabel

kepadatan penduduk rata-rata Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2013 sebesar

1.851 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Kartasura

sebesar 4.925 jiwa/km2. Sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di

Kecamatan Bulu sebesar 1.178 jiwa/km2. Dengan demikian, melalui tabel diatas

dapat diperkirakan kecamatan-kecamatan yang akan menjadi pusat kegiatan yang

mempunyai karakteristik tertentu. Tabel diatas memperlihatkan bahwa,kepadatan

yang tinggi terdapat di Kecamatan yang termasuk Kecamatan Kawasan

Perkotaan,seperti Kartasura, Grogol, Gatak, Baki dan Mojolaban. Hal ini

dikarenakan daerah tersebut terletak pada perbatasan antara Kabupaten/Kota

disekitarnya, seperti Boyolali, Klaten, Karanganyar dan Surakarta. Hal ini sangat

mendukung terhadap pergerakan ataupun mobilitas penduduk,karena kecamatan-

kecamatan tersebut mempunyai jalur akses yang bagus,sehingga walaupun

daerah tersebut kecil,namun dijadikan jalur alternatif bagi masyrakat untuk

melakukan perjalanan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel III.6 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014

Kecamatan Luas (Km2)

Tahun

2009 2010 2011 2012 2013

Weru 41.98 1.592 1.593 1.598 1.602 1.505

Bulu 43.86 1.178 1.172 1.173 1.175 1.178

Tawangsari 39.98 1.471 1.473 1.475 1.482 1.49

Sukoharjo 44.58 1.901 1.91 1.921 1.933 1.947

Nguter 54.88 1.174 1.176 1.174 1.179 1.184

Bendosari 52.99 1.272 1.278 1.281 1.267 1.284

Polokarto 62.18 1.198 1.205 1.205 1.211 1.216

Mojolaban 35.54 2.224 2.235 2.252 2.277 2.299

Grogol 30 3.441 3.469 3.501 3.542 3.585

Baki 21.97 2.408 2.415 2.438 2.467 2.493

Gatak 19.47 2.493 2.505 2.526 2.554 2.586

Kartasura 19.23 4.736 4.792 4.832 4.885 4.925

Jumlah 46.666 1.807 1.815 1.824 1.834 1.851 Sumber: Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka Tahun 2014

14

2.3.3 Daya Tampung

Penduduk Kabupaten Sukoharjo diperkirakan hingga tahun 2033 mencapai

angka 976.886 jiwa. Berdasarkan jumlah penduduk tersebut maka diperlukan

analisa daya tampung lahan untuk mengetahui kemampuan daya tampung

wilayah untuk mewadahi penduduk secara layak.

Tabel III.7 Daya Tampung di Kabupaten Sukoharjo

Sumber: RTRW Kabupaten Sukoharjo

Kecamatan Jumlah

Penduduk Luas Lahan

Daya

Tampung

Weru 70503 445,65 111.413

Bulu 51804 2.101,33 525.333

Tawangsari 63499 1.823,51 455.877

Sukoharjo 97825 4.666,54 1.166.635

Nguter 67716 5.502,16 1.375.540

Bendosari 74776 5.480,89 1.370.223

Polokarto 81435 6.265,16 1.566.291

Mojolaban 96536 3.823,13 955.782

Grogol 132046 3.140,40 785.099

Gatak 65139 109,47 27.366

Baki 60466 1.891,95 945.977

Kartasura 115142 2.106,12 526.531

Total 976886 37.356,32 9.812.067

15

BAB III ANALISIS KEMAMPUAN LAHAN PERMUKIMAN

DI KABUPATEN SUKOHARJO

3.1 Langkah-langkah Analisis Regresi-Korelasi

Langkah langkah untuk mencari mean, median, persentil & quartil pada

SPSS:

- Klik variable view dan masukan judul klasifikasi data

- Pada kolom typesemua variable data numeric kecuali ‘kecamatan’ ubah

menjadi string

- Klik data view lalu masukan data

- Klik analyze, descriptive statistics lalu klik frequencies, dan masukan

semua variable kecuali kecamatan.

16

- Klik statistics kemudian Klik quartiles, mean, median, percentile dan isi

ingin persentil berapa (kami menggunakan persentil 50), Klik add

- Klik continue

- Klik ok maka akan muncul hasilnya seperti pada gambar dibawah

Langkah langkah untuk mencari variable terikat:

- Klik analyze, Klik regression, Klik linear

17

- Masukan variable yang menurut penulis merupakan variable terikat ke

dependent dan variable lainnya masukan ke independent kecuali variable

‘kecamatan’

- Masukan vaiable kecamatan ke case labels, Klik statistics

- Klik estimates dan model fit, Klik continue. Ubah method dari enter

menjadi stepwise, Klik ok

3.2 Hasil Analisis Hubungan Korelasi dan Regresi

Berdasarkan hasil analisis terdapat beberapa tabel yang menjelaskan

hubungan antar variabel. Berikut tabel hasil hubungan regresi dan korelasi

18

19

20

21

22

Berdasarkan tabel korelasi di atas, dapat dilihat bahwa Pearson Correlation

dengan nilai yang paling mendekati 1 adalah variabel yang memiliki kekuatan dan

arah hubungan linier dengan variabel lainnya. Daya Tampung Penduduk di

Kabupaten Sukoharjo memiliki hubungan yang cukup kuat dan berkorelasi dengan

Luas Lahan sebesar .622. Artinya besar korelasi antara variabel tersebut ialah

sebesar 0,622 atau sangat kuat diantara variabel yang lain karena mendekati

angka 1, karena apabila jumlah penduduk yang besar tidak diimbangi dengan

lahan yang luas, maka kepadatan penduduk di daerah tersebut akan menjadi

tinggi. Variabel Daya Tampung Penduduk juga memiliki nilai korelasi yang rendah

terhadap Variabel Ketersediaan Air, namun bukan berarti variabel tersebut tidak

saling berhubungan. Variabel kedua yaitu Jumlah Penduduk. Variabel ini memiliki

hubungan yang kuat dengan Rata-rata curah hujan di Kabupaten ini dan memiliki

hubungan yang lemah dengan variabel Kelerengan. Variabel Jumlah Penduduk

memiliki hubungan yang lemah dengan kelerengan karena banyaknya jumlah

penduduk dan meningkatnya permintaan akan permukiman membuat banyak

pihak tidak memikirkan keselamatan mereka dan memilih bermukim di daerah

dengan kelerengan yang agak curam. Luas Kabupaten Sukoharjo merupakan

variabel ketiga yang diuji dan variabel ini memiliki hubungan yang kuat dengan

variabel Daya Tampung Penduduk. Variabel yang memiliki hubungan kuat ini

menandakan variabel ini berpengaruh terhadap variabel lainnya yan memiliki nilai

pearson correlation yang tinggi. Kelerengan memiliki hubungan yang kuat dengan

variabel luas Kabupaten Sukoharjo. Apabila lahan di Kabupaten Sukoharjo

kebanyakan berupa lereng, akan sulit untuk dijadikan sebagai permukiman karena

tanah yang tidak rata. Variabel kelerengan memiliki hubungan yang lemah dengan

rata-rata curah hujan. Variabel kelima yaitu Ketinggian. Variabel ketinggian

memiliki hubungan yang kuat dengan rata-rata curah hujan di Kabupaten ini

karena makin tinggi daerah tersebut, maka intensitas curah hujan di daerah

tersebut makin tinggi. Variabel keenam yaitu Rata-Rata Curah hujan. Variabel ini

memiliki hubungan yang kuat dengan ketinggian dan memiliki hubungan yang

lemah dengan kelerengan. Variabel terakhir yang diuji adalah variabel

ketersediaan air. Variabel ini tidak memiliki hubungan yang kuat dengan variabel

lainnya dan pearson correlation memiliki nilai min (-).

23

BAB IV KESIMPULAN

Analisis korelasi merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui

dan menguji ada/tidaknya hubungan serta keeratan hubungan antara dua variabel

bebas dan terikat. Jika hubungan dua variabel tidak linier, maka koefesien korelasi

Pearson tersebut tidak mencerminkan kekuatan hubungan dua variabel yang

sedang diteliti meski kedua variabel mempunyai hubungan kuat. Korelasi Pearson

mempunyai jarak antara -1 sampai dengan + 1. Jika koefesien korelasi adalah -1,

maka kedua variabel yang diteliti mempunyai hubungan linier sempurna negatif.

Jika koefesien korelasi adalah +1, maka kedua variabel yang diteliti mempunyai

hubungan linier sempurna positif. Jika koefesien korelasi menunjukkan angka 0,

maka tidak terdapat hubungan antara dua variabel yang dikaji.

Dari hasil analisis korelasi tersebut didapat korelasi antara daya tampung

penduduk dengan ketersediaan luas lahan adalah 0,622 positif yang artinya

mempunyai hubungan linier. Didasarkan pada kriteria yang ada hubungan kedua

variabel signifikan karena angka signifikansi sebesar 0,15 > 0,05 yang artinya

variabel daya tampung penduduk memiliki hubungan yang signifikan dengan

variabel luas lahan dan terjadi hubungan yang kuat antara daya tampung

penduduk dengan ketersediaan luas lahan. Semakin luas lahan yang tersedia

maka semakin besar kemampuan untuk daya tampung penduduk.

24

DAFTAR PUSTAKA

BPS Kabupaten Sukoharjo

Kabupaten Sukoharjo Dalam Angka Tahun 2011-2013

Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2031

Potensi Ungulan Daerah Kabupaten Sukoharjo