HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ......

111
HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM INDONESIA TBK DENGAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DI KECAMATAN KLAPANUNGGAL KABUPATEN BOGOR TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Transcript of HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ......

Page 1: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

i

HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM

INDONESIA TBK DENGAN TINGKAT PARTISIPASI

MASYARAKAT DI KECAMATAN KLAPANUNGGAL

KABUPATEN BOGOR

TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF

I34120088

DEPARTEMEN

SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

ii

Page 3: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Hubungan

Kesesuaian Program CSR PT Holcim Indonesia Tbk dengan Tingkat Partisipasi

Masyarakat di Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor” adalah benar karya

saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian

akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2016

Tazkiyah Syakira Alkaff

NIM I34120088

Page 4: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

iv

Page 5: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

v

ABSTRAK

TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF. Hubungan Kesesuaian Program CSR PT

Holcim Indonesia Tbk dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat di Kecamatan

Klapanunggal Kabupaten Bogor. Di bawah bimbingan MURDIANTO.

Agar suatu perusahaan dapat terus sustain, keseimbangan perusahaan

dengan pihak lain harus tetap dijaga. Salah satunya melalui hubungan antarpihak

yang baik melalui implementasi program CSR dengan mempertimbangkan

kesesuaian program tersebut dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, dibutuhkan

partisipasi aktif dari stakeholders yaitu masyarakat sebagai sasaran program.

Dengan menerapkan falsafah triple-bottom line diharapkan agar keberadaan PT

Holcim dapat bermanfaat dan dapat dirasakan oleh pemangku kepentingan dari

semua kalangan. Penelitian ini dilakukan guna menganalisis kesesuaian program

dan hubungannya dengan tingkat partisipasi masyarakat, dan bagaimana

kemanfaatan program itu sendiri bagi masyarakat. Pendekatan yang digunakan

pada penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan

kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program CSR PT Holcim

Indonesia Tbk memiliki kesesuaian yang tinggi, begitu pula dengan tingkat

partisipasi masyarakatnya. Selain itu, diketahui pula bahwa program tersebut

memberikan manfaat yang sedang bagi masyarakat, di bidang ekonomi maupun

sosial. Terdapat hubungan di antara kesesuaian lokasi pelaksanaan program

dengan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan, dan hubungan antara

kesesuaian materi program dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan.

Sementara itu, kesesuaian program dengan tingkat partisipasi tahapan lainnya

tidak terdapat hubungan. Pada kemanfaatan sosial program terdapat hubungan

hanya dengan tingkat partisipasi tahap evaluasi saja. Kemudian pada kemanfaatan

ekonomi program, tidak terdapat hubungan antara tingkat partisipasi dengan tahap

apapun.

Kata kunci: Corporate Social Responsibility, kesesuaian program, partisipasi,

kemanfaatan program

ABSTRACT

TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF. The relation of PT Holcim Indonesia Tbk

CSR program’s compatibility with community participation level at Klapanunggal

district. Under guidance of MURDIANTO.

In order to keep the sustainability of a company, the balance between the

company and other’s needs to be maintained. This can be done by many ways, one

of them is by keeping good relation among all parties through the CSR

implementation with a brief consideration between the program’s suitability with

community’s needs. Moreover, an active participation from the stakeholders, in

this case; the community as the program’s target, is an essential matter. By

Page 6: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

vi

implementing triple-bottom line’s philosophy, PT Holcim expected to be

beneficial and perceived by all kind of stakeholder. This study was conducted to

analyze the compatibility of the program and its relationship with the level of

community participation, and how beneficial the program to the society. A

quantitative research approach is used in this study, supported by qualitative

approach. This study results indicate that PT Holcim Indonesia Tbk CSR

program’s compatibility is high, as well as community’s participation level.

Moreover, the program’s provide a moderate benefit towards community, in

economic sector nor social. There’s a relation between program’s location

compatibility with planning stage of participation, and relation between

program’s material compatibility with implementation stage of participation.

Meanwhile, the compatibility of the program with other stage of participation has

no relation at all. In program’s social benefit, there is a relation with only

evaluation stage of participation. Thereafter, the program’s economic benefit has

no relation with any stage of participation.

Keywords: Corporate Social Responsibility, program’s compatibility,

participation, program’s benefit

Page 7: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

vii

HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM

INDONESIA TBK DENGAN TINGKAT PARTISIPASI

MASYARAKAT DI KECAMATAN KLAPANUNGGAL

KABUPATEN BOGOR

TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF

I34120088

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN

SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 8: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

viii

Page 9: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning
Page 10: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

x

Page 11: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

xi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi berjudul “Hubungan Kesesuaian Program CSR PT Holcim

Indonesia Tbk dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat di Kecamatan

Klapanunggal Kabupaten Bogor” ini dengan baik. Skripsi ini ditujukan untuk

memenuhi syarat perolehan gelar sarjana pada Departemen Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Penerapan Corporate Social Responsibility di Indonesia sudah diatur oleh

regulasi melalui UU No. 40 sejak tahun 2007. Meskipun begitu, masih terdapat

simpang siur mengenai bagaimana sebenarnya praktek CSR harusnya dilakukan.

Anggapan bahwa CSR dapat menganggu sistem finansial perusahaan, membuat

implementasi CSR tidak berjalan efektif. Implementasi yang dilakukan oleh

perusahaan harusnya kembali lagi ke esensi dasar tujuan penerapan CSR itu

sendiri, yaitu sebagai bentuk tanggung jawab atas dampak yang dihasilkan

perusahaan terhadap lingkungan maupun sistem sosial sekitarnya.

Skripsi ini membahas mengenai gambaran CSR yang dilaksanakan oleh

PT Holcim Indonesia Tbk, serta bagaimana implementasi program CSR yang

dilakukan perusahaan tersebut. Skripsi ini juga menjelaskan bagaimana

kesesuaian program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia Tbk yang

dilakukan serta hubungannya dengan tingkatan partisipasi masyarakat yang

berujung kepada manfaat yang dihasilkan oleh program itu sendiri.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ir Murdianto, Msi selaku

dosen pembimbing, dosen penguji, teman satu bimbingan Dijako dan Debby,

SKPM 49, Kiciwuhuy (Inez Kania, Riza Ryanda, Almira Devina, Nadya Apriella,

Hana Hilaly, Andi Putri, dan Meliani) serta Syafirah Alhadar, Fina Windayani,

Gita Permatasari, Fajarina Nurin, dan Hamzah Nasution atas saran, masukan, dan

semangat selama proses penulisan hingga penyelesaian skripsi. Semoga skripsi ini

nantinya akan senantiasa bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2016

Tazkiyah Syakira Alkaff

NIM. I34120088

Page 12: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

xii

Page 13: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

xiii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

Latar Belakang 1

Masalah Penelitian 3

Tujuan Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

Kegunaan Penelitian 4

PENDEKATAN TEORITIS ................................................................................ 5

Tinjauan Pustaka 5

Corporate Social Responsibility dan Implementasinya .................................. 5

ISO 26000 sebagai Standar Penerapan CSR .................................................. 7

Kesesuaian Program Corporate Social Responsibility ................................... 8

Kebutuhan Masyarakat dalam Kesesuaian Program ...................................... 9

Partisipasi Masyarakat ................................................................................ 10

Hubungan Kesesuaian Program dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat ...... 13

Manfaat Corporate Social Responsibility .................................................... 14

Hubungan Tingkat Partisipasi Masyarakat dengan Kemanfaatan Program ... 15

Hasil Penelitian Sebelumnya ....................................................................... 16

Kerangka Pemikiran 17

Hipotesis Penelitian 19

PENDEKATAN LAPANG ................................................................................ 21

Metode Penelitian 21

Lokasi dan Waktu Penelitian 21

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 21

Teknik Penentuan Responden dan Informan 22

Teknik Pengolahan dan Analisis Data 23

Definisi Operasional 24

PROFIL LOKASI PENELITIAN....................................................................... 29

PT Holcim Indonesia Tbk 29

Sejarah PT Holcim Indonesia Tbk ............................................................... 29

Visi dan Misi Perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk ................................... 30

Struktur Organisasi ..................................................................................... 30

CSR PT Holcim Indonesia Tbk ................................................................... 30

Program Pemberdayaan Ekonomi 32

Koperasi Wanita Mandiri 33

Profil Desa Kembang Kuning 35

Karakteristik Responden 35

KESESUAIAN PROGRAM, TINGKAT PARTISIPASI, DAN

KEMANFAATAN PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI .................... 37

Tingkat Kesesuaian Program Pemberdayaan Ekonomi 37

Materi Program ........................................................................................... 38

Metode Program ......................................................................................... 38

Media Program ........................................................................................... 39

Waktu Pelaksanaan Program ....................................................................... 40

Lokasi Pelaksanaan Program....................................................................... 41

Page 14: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

xiv

Tingkat Partisipasi pada Program Pemberdayaan Ekonomi 42

Tahap Perencanaan ..................................................................................... 42

Tahap Pelaksanaan ...................................................................................... 43

Tahap Evaluasi ........................................................................................... 43

Tahap Pemanfaatan Hasil ............................................................................ 44

Kemanfaatan Program Pemberdayaan Ekonomi 45

Kemanfaatan Ekonomi ................................................................................ 45

Kemanfaatan Sosial .................................................................................... 46

HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI

DENGAN TINGKAT PARTISIPASI ................................................................ 47

Hubungan Kesesuaian Materi Program dengan Tingkat Partisipasi 47

Hubungan Kesesuaian Metode Program dengan Tingkat Partisipasi 51

Hubungan Kesesuaian Media Program dengan Tingkat Partisipasi 54

Hubungan Kesesuaian Waktu Pelaksanaan Program dengan Tingkat

Partisipasi 58

Hubungan Kesesuaian Lokasi Pelaksanaan Program dengan Tingkat

Partisipasi 61

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI DENGAN KEMANFAATAN

PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI ................................................... 67

Hubungan Tingkat Partisipasi pada Tahap Perencanaan dengan Kemanfaatan

Program 67

Hubungan Tingkat Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan dengan Kemanfaatan

Program 69

Hubungan Tingkat Partisipasi pada Tahap Evaluasi dengan Kemanfaatan

Program 70

Hubungan Tingkat Partisipasi pada Tahap Pemanfaatan Hasil dengan

Kemanfaatan Program 72

SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 75

Simpulan 75

Saran 76

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 77

LAMPIRAN ...................................................................................................... 81

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 93

Page 15: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

xv

DAFTAR TABEL

1 Karakteristik tanggung jawab sosial perusahaan 6

2 Manfaat keterlibatan komunitas perusahaan 15

3 Jenis dan metode pengumpulan data 21

4 Hasil rangkuman penelitian sebelumnya 16

5 Definisi operasional kesesuaian program 24

6 Definisi operasional tingkat partisipasi 25

7 Definisi operasional kemanfaatan ekonomi program 27

8 Definisi operasional kemanfaatan sosial program 27

9 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut usia pada

program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa

Kembang Kuning tahun 2016 36

10 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut usia pada

program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa

Kembang Kuning tahun 2016 36

11 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut kesesuaian

materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 38

12 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut kesesuaian

metode pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 39

13 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut kesesuaian

media program pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 40

14 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut kesesuaian

waktu pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia

di Desa Kembang Kuning tahun 2016 40

15 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut kesesuaian

lokasi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia

di Desa Kembang Kuning tahun 2016 41

16 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut tingkat

partisipasi tahap perencanaan pada program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun

2016 42

17 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut tingkat

partisipasi tahap pelaksanaan pada program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun

2016 43

18 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut tingkat

partisipasi tahap evaluasi pada program pemberdayaan ekonomi

PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 44

19 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut tingkat

partisipasi tahap pemanfaatan hasil pada program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun

2016 44

Page 16: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

xvi

20 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut kemanfaatan

ekonomi program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di

Desa Kembang Kuning tahun 2016 45

21 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut kemanfaatan

sosial program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di

Desa Kembang Kuning tahun 2016 46

22 Hubungan antara kesesuaian materi dengan tingkat partisipasi

tahap perencanaan pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 47

23 Hubungan antara kesesuaian materi program dengan tingkat

partisipasi tahap pelaksanaan pada program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun

2016 49

24 Hubungan antara kesesuaian materi dengan tingkat partisipasi

tahap evaluasi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 49

25 Hubungan antara kesesuaian materi dengan tingkat partisipasi

tahap pemanfaatan hasil pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 51

26 Hubungan antara kesesuaian metode dengan tingkat partisipasi

tahap perencanaan pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 51

27 Hubungan antara kesesuaian metode program dengan tingkat

partisipasi tahap pelaksanaan pada program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun

2016 52

28 Hubungan antara kesesuaian metode dengan tingkat partisipasi

tahap evaluasi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 53

29 Hubungan antara kesesuaian metode dengan tingkat partisipasi

tahap pemanfaatan hasil pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 54

30 Hubungan antara kesesuaian media dengan tingkat partisipasi

tahap perencanaan pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 55

31 Hubungan antara kesesuaian media dengan tingkat partisipasi

tahap pelaksanaan pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 56

32 Hubungan antara kesesuaian media dengan tingkat partisipasi

tahap evaluasi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 57

33 Hubungan antara kesesuaian media program dengan tingkat

partisipasi tahap pemanfaatan hasil pada program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun

2016 58

34 Hubungan antara kesesuaian waktu pelaksanaan dengan tingkat

partisipasi tahap perencanaan pada program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 59

Page 17: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

xvii

35 Hubungan antara kesesuaian waktu pelaksanaan dengan tingkat

partisipasi tahap pelaksanaan pada program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun

2016 59

36 Hubungan antara kesesuaian waktu pelaksanaan dengan tingkat

partisipasi tahap evaluasi pada program pemberdayaan ekonomi

PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 60

37 Hubungan antara kesesuaian waktu pelaksanaan dengan tingkat

partisipasi tahap pemanfaatan hasil pada program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun

2016 61

38 Hubungan antara kesesuaian lokasi pelaksanaan dengan tingkat

partisipasi tahap perencanaan pada program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun

2016 62

39 Hubungan antara kesesuaian lokasi pelaksanaan dengan tingkat

partisipasi tahap pelaksanaan pada program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun

2016 63

40 Hubungan antara kesesuaian lokasi pelaksanaan dengan tingkat

partisipasi tahap evaluasi pada program pemberdayaan ekonomi

PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 64

41 Hubungan antara kesesuaian lokasi pelaksanaan dengan tingkat

partisipasi tahap pemanfaatan hasil pada program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun

2016 64

42 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap perencanaan dengan

kemanfaatan ekonomi pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 67

43 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap perencanaan dengan

kemanfaatan sosial pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 68

44 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap pelaksanaan dengan

kemanfaatan ekonomi pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 69

45 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap pelaksanaan dengan

kemanfaatan sosial pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 70

46 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap evaluasi dengan

kemanfaatan ekonomi pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 71

47 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap evaluasi dengan

kemanfaatan sosial pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

72

48 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap pemanfaatan hasil

dengan kemanfaatan ekonomi pada program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun

2016 73

Page 18: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

xviii

49 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap pemanfaatan hasil

dengan kemanfaatan sosial pada program pemberdayaan ekonomi

PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016 74

DAFTAR GAMBAR

1 Tingkatan partisipasi 13

2 Kerangka pemikiran hubungan kesesuaian program, tingkat partisipasi,

dan kemanfaatan program CSR PT Holcim Indonesia Tbk 18

3 Struktur organisasi PT Holcim Indonesia Tbk 29

4 Struktur organisasi Koperasi Wanita Mandiri 31

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil uji reliabilitas 80

2 Hasil uji statistik hubungan antara kesesuaian program dengan

tingkat partisipasi 80

3 Hasil uji statistik hubungan antara tingkat partisipasi dengan

kemanfaatan program 82

4 Catatan tematik 84

5 Dokumentasi 89

Page 19: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut data BPS (2015), kemajuan industri di Indonesia pada tahun 2015

terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini berimplikasi

pada kerusakan lingkungan oleh aktivitas perusahaan serta kerugian yang

dirasakan oleh masyarakat. Keterpisahan (enclavism) antara masyarakat dengan

perusahaan inilah yang kemudian menyebabkan hubungan antara keduanya

menjadi tidak harmonis dan diwarnai berbagai konflik (Tanudjaja 2006).

Keberadaan perusahaan ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang

menimbulkan eksternalitas dapat merugikan dan berpotensi konflik, sehingga

harus diperbaiki melalui hubungan yang baik dan memiliki timbal balik.

Hubungan tersebut dapat diwujudkan melalui implementasi program

Corporate Social Responsibility (kemudian akan disebut CSR). CSR merupakan

tanggung jawab suatu perusahaan atas operasionalnya, yang bertujuan agar

terwujudkan pembangunan yang berkelanjutan. CSR didefinisikan sebagai

tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku

etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang

mencakup aspek ekonomi sosial dan lingkungan dalam rangka mencapai tujuan

pembangunan berkelanjutan (Wibisono 2007).

Implementasi program CSR di Indonesia didukung oleh adanya regulasi

perundang-undangan UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Hal ini

disebutkan pada Pasal 1 angka 3, yaitu:

“Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen

Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi

berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan

lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri,

komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.”

Berlakunya hukum pada konteks dampak akibat aktivitas perusahaan

berperan penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Adanya regulasi

yang sah diharapkan dapat mengedepankan keadilan sebab hakikat dan inti dari

hukum ialah keadilan (gerechtigeid) dan peranan tersebut akan tercapai hanya jika

substansi hukum berpihak kepada kepentingan masyarakat luas (Suhardin 2007).

Seperti apa yang diharapkan pemerintah melalui penegakan regulasi tersebut,

bahwa perseroan harusnya dapat berperanserta pada pembangunan berkelanjutan

bagi komunitas setempat maka diharapkan aktualisasi CSR berbentuk

pengembangan masyarakat atau Comunity Development (Achda 2006).

Salah satu prinsip dalam ISO 26000 ialah penghormatan pada kepentingan

stakeholder. Masyarakat sebagai salah satu stakeholder yang mengalami

perubahan besar atas hadirnya suatu perusahaan, tidak bisa disepelekan.

Disebutkan dalam Suatama (2011) bahwa penerapan prinsip tersebut diartikan

sebagai suatu bentuk penghormatan dan tanggapan atas kepentingan seluruh

stakeholder. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan

menanggapi kebutuhan stakeholdernya.

Pada kenyataannya, masih banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia

yang belum optimal dalam melakukan praktek CSR. Bila ditinjau dari bagaimana

Page 20: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

2

hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitarnya, Mutmainna dan Sumarti

(2014) menyebutkan bahwa hal tersebut didorong oleh beberapa faktor, yang di

antaranya ialah ketidaksesuaian program dengan kebutuhan masyarakat, dan tidak

dapat meningkatkan partisipasi masyarakat untuk ikut menyukseskan program

tersebut.

Salah satu penyebab kurang optimalnya suatu program CSR ialah karena

belum melakukan identifikasi terhadap apa yang dibutuhkan masyarakat dalam

melakukan program tersebut sehingga tidak terjadinya kesesuaian antara kondisi

masyarakat dengan apa yang perusahaan coba untuk lakukan (Satwari 2015).

Ketidaksesuaian antara kebutuhan masyarakat dengan program CSR

menyebabkan tidak dapat dirasakannya hasil program sebagaimana tujuan

program tersebut dirumuskan.

Palupi (2006) berpendapat bahwa dalam melaksanakan sebuah program

CSR tidak cukup hanya menghadirkan sebuah program sosial tanpa adanya

analisa secara mendalam. Analisa tersebut dilakukan untuk meningkatkan

kesesuaian program tersebut dengan misi dan tujuan perusahaan, yang akan

berakhir baik bagi kedua belah pihak. Menambahkan, hasil penelitian oleh

Supriadinata dan Goestaman (2013) menyatakan bahwa program CSR yang

direncanakan dan diimplementasikan berdasarkan kebutuhan dapat dijadikan

sebagai salah satu penyelesaian masalah sosial yang ada di lingkungan.

Sementara itu, masyarakat kadangkala belum siap untuk berpartisipasi

aktif dalam implementasi program CSR yang dilakukan perusahaan. Masyarakat

masih berpola pikir bahwa implementasi CSR hanyalah berupa sumbangan, dan

hanya ingin mendapatkan bantuan berupa kucuran dana dari perusahaan. Tidak

hanya menyebabkan ketidaksuksesan program CSR, namun juga dapat

menimbulkan konflik sosial yang dapat mengancam pada eksistensi perusahaan

itu sendiri.

Aktualisasi CD dalam implementasi program CSR dapat memberdayakan

masyarakat melalui dua elemen pokok, yakni kemandirian dan partisipasi

stakeholders. Stakeholders yang dimaksud ialah semua pihak baik internal

maupun eksternal yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun

dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan (Hadi

2011). Ndraha (2007) memaparkan apa saja yang menjadi sasaran pembangunan

masyarakat, yaitu sebagai berikut :

1. Peningkatan tarap hidup masyarakat.

2. Partisipasi masyarakat.

3. Kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri dapat

ditumbuhkan melalui intensifikasi partisipasi masyarakat dalam

pembangunan

Implementasi CSR, tentu akan membutuhkan keterlibatan pihak

stakeholders sebagai objek maupun subjek program, terutama masyarakat sebagai

sasaran. Nasdian (2014) menyatakan bahwa dibutuhkan adanya bentuk partisipasi

yang baik sehingga membentuk satu kelembagaan berkelanjutan pada aras

masyarakat, menciptakan sinergitas dan jejaring, serta mengurangi ketergantungan

masyarakat terhadap stakeholders lainnya (kemandirian).

Pada penelitian Nasdian dan Rosyida (2011), didapatkan hasil bahwa

terdapat hubungan di antara tingkat partisipasi dalam implementasi program CSR

terhadap dampak sosial maupun ekonomi masyarakat itu sendiri. Hal tersebut

Page 21: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

3

mempertegas bahwa tingkat partisipasi merupakan hal yang penting dalam

kaitannya dengan kehidupan masyarakat.

PT Holcim Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan semen terbesar di

Indonesia yang memiliki target untuk menjadi pelopor dalam memimpin

perubahan paradigma bisnis semen di Indonesia, dari produsen semen menjadi

penyedia solusi bahan bangunan yang terintegrasi melalui konsep “Membangun

Bersama”. PT Holcim Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang menjalankan

industri semen dan bersinggungan dengan beragam stakeholders terutama

masyarakat sekitar operasional perusahaan. Dengan menerapkan falsafah triple-

bottom line diharapkan agar keberadaan PT Holcim dapat bermanfaat, serta dapat

dirasakan oleh pemangku kepentingan dari semua kalangan.

Pelaksanaan tanggungjawab sosial oleh PT Holcim Indonesia Tbk

berdasarkan atas 5 pilar program, di antaranya ialah pemberdayaan ekonomi yang

didalamnya termasuk melakukan kemitraan dengan kelompok atau lembaga yang

ada di dalam masyarakat dengan melakukan pendanaan serta pemberdayaan.

Dalam menentukan kelompok ataupun lembaga tersebut, dilakukan identifikasi

atas masalah maupun kebutuhan dari kelompok tersebut agar pelaksanaan

program dapat membuahkan hasil.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti ingin

menganalisis bagaimana hubungan kesesuaian program terhadap tingkat

partisipasi peserta pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim?

Masalah Penelitian

Hasil penelitian yang berjudul Efektivitas Program CSR/CD dalam

Pengentasan Kemiskinan oleh Hilarius dan Prayogo (2012) menyatakan bahwa

kesesuaian program menjadi salah satu aspek penting dalam mencerminkan upaya

korporasi dalam mengentaskan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan

masyarakat sekitar. Oleh karena itu, menjadi penting untuk meneliti bagaimana

kesesuaian program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia Tbk?

Tiga penggolongan dari delapan tahapan berpartisipasi oleh Arnstein

(2007) yaitu menjadi non-participation, tokenism, dan yang paling baik ialah

citizen power. Partisipasi aktif dari masyarakat pada seluruh tahap kegiatan

merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan CSR suatu

perusahaan, sehingga perlu untuk diketahui bagaimana tingkat partisipasi

peserta pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim?

Program CSR yang didasarkan atas prinsip-prinsip pelaksanaan CSR tentu

akan memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Dengan begitu, maka

perusahaan tersebut dinilai berhasil dalam melakukan tanggung jawab atas

dampak operasionalnya. Maka dari itu, perlu untuk dikaji lebih lanjut untuk

mengetahui bagaimana kemanfaatan yang dihasilkan program

pemberdayaan ekonomi PT Holcim?

Perusahaan yang bekerja dengan mengedepankan prinsip moral dan etis

akan memberikan manfaat terbesar bagi masyarakat (Rahmi 2011). Namun,

kemanfaatan itu sendiri hanya akah dirasakan jika masyarakat terlibat aktif dalam

susunan kegiatan CSR. Oleh karena itu, perlu untuk dikaji lebih lanjut mengenai

bagaimana hubungan tingkat partisipasi masyarakat dengan kemanfaatan

program pemberdayaan ekonomi PT Holcim?

Page 22: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

4

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan, maka secara

umum penelitian ini dilakukan untuk meneliti hubungan antara tingkat kesesuaian

program dengan tingkat partisipasi masyarakat. Sementara tujuan khusus dari

penelitian ini dirumuskan untuk mengidentifikasi serta menganalisa:

1. Kesesuaian program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia Tbk

2. Tingkat partisipasi peserta program pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia Tbk

3. Kemanfaatan program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia Tbk

4. Hubungan tingkat partisipasi dengan kemanfaatan program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia Tbk

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini terfokus pada penerapan corporate social responsibility

(tanggung jawab sosial) yang dilakukan oleh suatu perusahaan, kemudian

bagaimana kesesuaian pelaksanaannya dengan kebutuhan masyarakat, serta

partisipasi masyarakat sekitar. Perusahaan yang dimaksud ialah PT Holcim

Indonesia Tbk yang seiring dengan dilakukannya aktivitas operasional pabrik,

namun juga tetap menyeimbangkan dampak yang dihasilkan dengan pelaksanaan

praktek corporate social responsibility. Penelitian ini dilakukan di Desa Kembang

Kuning, Klapanunggal, Bogor sebagai mitra desa binaan oleh PT Holcim

Indonesia Tbk Pabrik Narogong dengan responden yaitu anggota Koperasi

Wanira Mandiri Desa Kembang Kuning.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi berbagai

pihak, yaitu:

1. Civitas Akademika, untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai tingkat partisipasi stakeholders dalam

implementasi program CSR suatu perusahaan.

2. Bagi masyarakat, dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana peran

yang dilakukan perusahaan dalam program CSR sebagai bentuk kepedulian

terhadap masyarakat sekitar. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah

pengetahuan serta memberi manfaat bagi masyarakat dalam mengoptimalkan

peran program CSR perusahaan.

3. Bagi perusahaan, sebagai sarana membentuk paradigma baru terhadap apa

dan bagaimana seharusnya bentuk tanggungjawab sosial perusahaan terhadap

masyarakat, serta untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan data untuk

mengevaluasi penerapan program CSR yang telah dilaksanakan.

4. Pemerintah, diharapkan dapat menentukan arah kebijakan dan peraturan

mengenai CSR yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Page 23: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

5

PENDEKATAN TEORITIS

Tinjauan Pustaka

Corporate Social Responsibility dan Implementasinya

Pergerakan industrialisasi yang berkembang begitu pesat diiringi dengan

laju kebutuhan akan sumberdaya, yang cepat atau lambat akan mengganggu

keseimbangan sumberdaya tersebut. Suatu bentuk tanggung jawab perusahaan

atas sumberdaya yang telah diserap serta dampak yang dihasilkan menjadi perlu

untuk dilakukan; yaitu melalui implementasi Corporate Social Responsibility

(CSR). CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan

kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan

para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan

kemitraan (Nuryana 2005). Sementara, Menurut Budimanta (2003) CSR

merupakan komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang

lebih baik bersama, utamanya dengan para pihak yang terkait, masyarakat di

sekelilingnya dan lingkungan sosial dimana perusahaan tersebut berada, yang

dilakukan terpadu dengan kegiatan usahanya secara berkelanjutan.

CSR dalam ISO 26000 adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap

dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada

masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan

dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan

masyarakat, mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan

hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional, serta terintegrasi

dengan organisasi secara menyeluruh. Untuk dapat memahami bagaimana CSR

bekerja, terdapat model Triple Bottom Line (3P) oleh Elkington (2004), yaitu :

Profit, People, Planet. Profit dimaksudkan untuk laba bagi perusahaan, people

untuk kesejahteraan karyawan dan masyarakat, serta planet untuk meningkatkan

kualitas lingkungan.

Regulasi yang melatarbelakangi implementasi CSR di Indonesia ialah UU

No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang dijelaskan di Pasal 1 angka

3 sebagai berikut:

“Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen

perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi

berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan

lingkungan yang bermanfaat baik bagi perseroan sendiri,

komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya”

Terdapat tiga tahapan atau karakteristik yang berbeda dalam menjelaskan

tanggung jawab sosial perusahaan oleh Zaidi (2003), yaitu: (1). Corporate charity,

dorongan amal berdasarkan keagamaan, (2). Corporate philantrophy, dorongan

kemanusiaan yang bersumber dari norma dan etik universal untuk menolong

sesama dan memperjuangkan pemerataan sosial, dan (3). Corporate citizenship,

motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip

keterlibatan sosial. Pengertian secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 24: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

6

Tabel 1 Karakteristik tanggung jawab sosial perusahaan

Tahapan Charity Philantrophy Corporate

Citizenship

Motivasi

Agama, tradisi,

adat

Norma, etika dan

hukum universal,

redistribusi

kekayaan

Pencerahan diri dan

rekonsiliasi dengan

ketertiban sosial

Misi

Mengatasi

masalah sesaat

Mencari dan

mengatasi akar

masalah

Memberikan

kontribusi kepada

masyarakat

Pengelolaan

Jangka pendek,

menyelesaikan

masalah sesaat

Terencana,

terorganisir,

terprogram

Terinternalisasi

dalam kebijakan

perusahaan

Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan (dana

abdi), profesional

Keterlibatan dalam

pendanaan

Penerima

Manfaat

Orang miskin Masyarakat luas Masyarakat luas

dan perusahaan

Kontribusi Hibah sosial Hibah

pembangunan

Hibah dan

keterlibatan sosial

Inspirasi Kewajiban-----------------------------------------------Kepentingan

Bersama

Sumber: Zaidi, 2003.

Perencanaan program menjadi penting karena dapat dijadikan arah untuk

melaksanakan (implementasi) pelaksanaan program (Wibisono 2007). Ia pun

mengemukakan perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam menerapkan

CSR menggunakan tahapan implementasi CSR sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan: Tahap ini terdiri dari tiga langkah utama, yaitu

Awareness Building, CSR Assesment, dan CSR Manual Building. Awareness

Building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran perusahaan

mengenai arti penting CSR dan komitmen manajemen, upaya ini dapat

dilakukan melalui seminar, lokakarya, dan lain-lain. CSR Assesment

merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi

aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah

yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi

penerapan CSR secara efektif. Pada tahap membangun, CSR manual,

dilakukan melalui benchmarking, menggali dari referensi atau meminta

bantuan tenaga ahli independen dari luar perusahaan. Pedoman ini diharapkan

mampu memberikan kejelasan dan keseragaman pola pikir dan pola tindak

seluruh elemen perusahaan guna tercapainya pelaksanaan program yang

terpadu, efektif, dan efisien.

2. Tahap Pelaksanaan: Pada tahap ini terdapat beberapa poin yang harus

diperhatikan seperti pengorganisasian sumber daya, penyusunan untuk

menempatkan orang sesuai dengan jenis tugas, pengarahan, pengawasan,

pelaksanaan, pekerjaan sesuai dengan rencana, serta penilaian untuk

mengetahui tingkat pencapaian tujuan.

Page 25: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

7

3. Tahap Pemantauan dan Evaluasi: Tahap ini perlu dilakukan secara konsisten

dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauhmana efektivitas penerapan CSR

sehingga membantu perusahaan untuk memetakan kembali kondisi dan

situasi serta capaian perusahaan dalam implementasi CSR sehingga dapat

mengupayakan perbaikan-perbaikan yang perlu berdasarkan rekomendasi.

4. Tahap Pelaporan: Pelaporan perlu dilakukan untuk membangun sistem

informasi, baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupun

keperluan keterbukaan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.

ISO 26000 sebagai Standar Penerapan CSR

Program-program Corporate Social Responsibility perlu diorganisir dan

dikelola dengan hati-hati agar suatu perusahaan dapat bertanggung jawab sosial

sesuai dengan pendekatan tanggapan sosial seutuhnya (Hurriyati dan Sofyani

2010). Penerapan CSR harus dilakukan secara matang, dengan pertimbangan atas

aturan-aturan yang berlaku. ISO 26000 merupakan sebuah standar internasional

dalam penerapan corporate social responsibility. ISO 26000 juga bersifat sebagai

pedoman bagi perusahaan dalam menentukan strategi dan program CSR yang

akan dilakukannya. Pedoman tersebut menekankan pada pentingnya hasil dan

perbaikan kinerja praktek CSR. Meskipun hanya berupa panduan atau pedoman,

namun pedoman tersebut tidak bisa dikesampingkan begitu saja, Suatama (2011)

menyatakan bahwa terdapat dua resiko yang akan dihadapi suatu perusahaan jika

mengabaikan ISO 26000. Pertama, investor perusahaan dalam bekerja sama akan

mempertanyakan bagaimana penerapan CSR perusahaan tersebut apakah sesuai

dengan prinsip dan core subject pada ISO 26000. Kedua, dalam proses

operasional perusahaan akan mendapat gangguan yang menghambat

perkembangan perusahaan.

Ada tujuh isu utama dalam ISO 26000 dalam merencanakan CSR, sebagai

berikut:

1. Organizational governance : merupakan tata kelola organisasi yang meliputi

kepatuhan pada hukum, akuntabilitas, transparansi, kode etik, pengenalan

profil, dan minat stakeholder

2. Human rights : merupakan praktek CSR yang menjunjung hak asasi manusia

dimana meliputi hak sipil dan politik, hak sosial, ekonomi, budaya, dan hak

dasar dalam kerja

3. Labour practices : hak pekerja dalam suatu perusahaan yang meliputi

hubungan antar pekerja, kondisi kerja dan perlindungan sosial, kesehatan,

keamanan kerja dan sumber daya manusia.

4. The environment : praktek CSR yang memperhatikan aspek lingkungan yaitu

dengan cara preventtif polusi, konsumsi berkelanjutan, adaptasi dan mitigasi

perubahan iklim, proteksi dan restorasi lingkungan alam.

5. Fair operating practices : aktivitas operasi yang adil dengan cara anti

korupsi, anti suap, pelibatan tanggung jawab poitik, kompetisi yang adil, dan

perhatian pada hak

6. Consumer issues : isu konsumen yang mencakup pemasaran yang adil,

praktik perjanjian, perlindungan dan keamanan konsumen, pengembangan

produk dan jasa yang memberi manfaat sosial dan lingkungan, serta layanan

konsumen

Page 26: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

8

7. Contribution in community and society : merupakan bentuk kontribusi pada

komunitas dan masyarakat yang meliputi pelibatan komunitas, kontribusi pada

pengembangan ekonomi dan kontribusi pada pengembangan sosial.

Dengan disusunnya ISO 26000 sebagai panduan (guideline) atau dijadikan

rujukan utama dalam pembuatan pedoman SR yang berlaku umum, sekaligus

menjawab tantangan kebutuhan masyarakat global termasuk Indonesia (Rahmi

2011). ISO 26000 menjadi jawaban atas masalah ketidakseragaman dalam

penerapan CSR diberbagai negara menimbulkan adanya kecenderungan yang

berbeda dalam proses pelaksanaan CSR itu sendiri di masyarakat.

Adapun pandangan Moratis dan Cochius (2011) menjelaskan prinsip CSR

dalam ISO 26000, sebagai standar penerapan CSR yang berlandaskan beberapa

prinsip, di antaranya:

1. Akuntabilitas; tanggung jawab perusahaan atas efek yang ditimbulkan CSR

pada lingkungan dan masyarakat serta akuntabel atas efek tersebut;

2. Transparansi; pengorganisasi tanggung jawab sosial perusahaan harus

transparan dalam pengambilan keputusan serta aktivitas terkait komunitas dan

lingkungan;

3. Perilaku etis; terkait sikap yang harus dimiliki perusahaan dalam CSR seperti

kesamaan dan integritas;

4. Respek terhadap kebutuhan stakeholders; terkait bagaimana perusahaan

menghargai, mempertimbangkan dan merespon kepentingan setiap

stakeholder yang ada dalam aktivitas CSR;

5. Respek terhadap peraturan hukum; terkait bahwa setiap CSR harus mengikuti

hukum yng berlaku sebagai dasar dari kegiatan CSR;

6. Respek terhadap norma perilaku intenasional; terkait kegiatan CSR yang

dilakukan tidak boleh melanggar norma yang ada di dunia internasional; dan

7. Respek terhadap HAM; terkait kegiatan CSR yang harus menghargai HAM

serta mengakui dan menyadari pentingnya HAM.

Ketujuh prinsip pelaksanaan CSR oleh ISO 26000 yang telah disebutkan di

atas dijadikan sebagai indikator dalam mengukur kesesuaian program CSR PT

Holcim.

Kesesuaian Program Corporate Social Responsibility

Keberhasilan suatu program diharapkan dapat membuahkan outcome yaitu

berupa manfaat bagi peserta yang terlibat. Dalam mengukur keberhasilan suatu

program, Hilarius dan Prayogo (2012) mengemukakan beberapa variabel proses

yang dalam artiannya ialah variabel yang digunakan korporasi dalam

berpartisipasi dalam pembangunan lokal. Variabel tersebut ialah di antaranya: (1)

efectivity (manfaat), (2) relevance (kesesuaian), (3) sustainability (keberlanjutan),

(4) impact (dampak), (5) empowerment (pemberdayaan), dan (6) participation

(partisipasi).

Salah satu variabel yang digunakan dalam mengukur keberhasilan

program yaitu kesesuaian program. Kesesuaian program ialah program terhadap

pemenuhan kebutuhan dan peningkatan akses pelayanan bagi peserta program

berdasarkan kemampuan dan potensi lokal (Hilarius dan Prayogo 2012).

Kesesuaian tersebut dapat dilihat dengan menilai apakah tujuan suatu program

sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh komunitas. Pertimbangan dalam

menentukan tujuan suatu program, harus dikaitkan dengan need, desires, wants,

Page 27: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

9

dan juga interest komunitas (Rahman 2009). Semakin tinggi tingkat kesesuaian

dengan kebutuhan masyarakat, menjadikan sebuah program bermanfaat bagi

masyarakat (Hilarius dan Prayogo 2012).

Korten dan Syahrir (1980) mengemukakan Model Kesesuaian atau yang

biasa disebut sebagai “The Fit Model”. Model tersebut berintikan mengenai

kesesuaian di antara tiga aspek, yaitu pelaksana program, kelompok sasaran

program, dan program itu sendiri. Model ini didasarkan dari suatu proses

pembelajaran yang menyatakan keterkaitan di antara ketiga aspek tersebut.

Pertama, kesesuaian antara pelaksana program dan kelompok sasaran, yaitu

kesesuaian antara syarat uang diputuskan oleh organisasi (perusahaan) untuk

dapat memperoleh output program dengan apa yang dapat dilakukan oleh

kelompok sasaran program. Kedua, kesesuaian antara program dengan pelaksana

program, yaitu kesesuaian antara tugas yang disyaratkan program dengan

kemampuan organisasi pelaksana. Ketiga, kesesuaian program dengan kelompok

sasaran, yaitu kesesuaian antara apa yang ditawarkan oleh program dengan apa

yang dibutuhkan oleh kelompok sasaran program (pemanfaat).

Kesesuaian di antara ketiga aspek tersebut perlu dicapai agar program

berjalan efektif, sesuai tujuan yang direncanakan, dan hasilnya dapat

dimanfaatkan oleh kelompok sasaran. Agar suatu program dapat menghasilkan

output, maka baiknya program tersebut direncakan sesuai dengan kebutuhan

kelompok sasarannya (Akib dan Tarigan 2008).

Pengukuran kesesuaian program pada penelitian diukur melalui penilaian

peserta program mengenai pemenuhan kebutuhan, peningkatan akses pelayanan

dan apakah program didasarkan pada kemampuan dan potensi lokal, yang dengan

mempertimbangan prinsip-prinsip CSR dalam ISO 26000 serta ditinjau melalui

faktor pendukung efektivitas penyuluhan oleh Setiana (2005). Lima faktor

tersebut digunakan sebagai indikator untuk mengukur pencapaian tujuan dan

sasaran agar lebih efektif dan efisien, yang mencakup:

1. Materi; yaitu segala sesuatu yang disampaikan dalam kegiatan, dimana materi

yang baik dalam suatu program adalah yang sesuai dengan kebutuhan

sasaran, menarik, dapat memperbaiki kehidupan, meningkatan pendapatan,

dan dapat memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh sasaran program.

2. Metode; yaitu cara ataupun teknik yang digunakan berdasarkan tujuan khusus

yang ingin dicapai. Metode yang baik dinilai berdasarkan pendekatannya,

teknik komunikasinya, dan indera penerima.

3. Media; yaitu alat bantu yang digunakan apakah sudah sesuai dengan pesan

yang dibutuhkan agar informasi atau pesan yang disampaikan menjadi lebih

jelas, nyata, dan mudah dimengerti oleh sasaran.

4. Waktu pelaksanaan; yaitu kesesuaian waktu pelaksanaan dengan kebutuhan

dan jadwal harian sasaran program, dan

5. Lokasi pelaksanaan; yaitu kesesuaian tempat pelaksanaan program dengan

lokasi sasaran.

Kebutuhan Masyarakat dalam Kesesuaian Program

Salah satu poin dalam ISO 26000 menyebutkan bahwa hak asasi manusia

merupakan salah satu isu utama dalam perencanaan CSR. Dijelaskan dalam buku

Panduan Perencanaan CSR oleh Rachman et al. (2011) bahwa yang termasuk hak

asasi manusia dalam konteks pelaksanaan CSR ialah hak-hak sipil, sosial,

Page 28: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

10

ekonomi, budaya, serta hak dasar dalam kerja. Pemenuhan kebutuhan manusia,

merupakan rantai nilai dalam keterlibatan antara perusahaan atas dampak

kehadirannya terhadap komunitas lokal.

Agar manfaat program dapat terwujudkan maka upaya yang dilakukan

harus (Ndraha 2007) : 1) disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang nyata

(felt needs); 2) dijadikan stimulasi terhadap masyarakat yang berfungsi

mendorong timbulnya jawaban (response) yang dikehendaki; 3) dijadikan

motivasi terhadap masyarakat yang berfungsi membangkitkan tingkahlaku

(behavior) yang dikehendaki secara berkelanjutan. Penentuan kebutuhan

masyarakat menjadi penting dalam perencanaan suatu program, karena memiliki

peran yang besar dalam menentukan keberhasilan program itu sendiri.

Marnelly (2012) juga menyatakan bahwa assessment yang merupakan

identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat sebagai dasar perumusan program

dapat dijadikan sebagai salah satu dari lima poin dalam panduan perumusan

program CSR. Ia juga menambahkan bahwa proses tersebut dapat dilakukan

berdasarkan needs-based (aspirasi masyarakat) atau dapat juga dilakukan

berdasarkan rights-based approach (konvensi internasional atau standar normatif

hak-hak sosial masyarakat).

Secara umum, kebutuhan masyarakat dalam konteks CSR menurut

Hilarius dan Prayogo (2012) bertumpu pada aspek ekonomi, pendidikan,

kesehatan, serta secara sosial kegiatan bermasyarakat. Akses pelayanan terkait

pemenuhan kebutuhan tersebut juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. Definisi

kemiskinan menurut Hilarius dan Prayogo (2012) ialah kondisi dimana kurangnya

tingkat dan akses kesejahteraan, yang mencakup aspek-aspek kebutuhan

(ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial) serta pelayanan publik lainnya. CSR

merupakan bukti keterlibatan perusahaan atas kehadirannya terhadap komunitas

lokal yang tentu saja memberikan dampak tertentu. Suatu program akan efektif

jika perumusannya disesuaikan dengan kebutuhan sasarannya, dan juga jika

didukung dengan adanya peningkatan pelayanan akses akan kebutuhan tersebut.

Partisipasi Masyarakat

Nasdian (2014) mendefinisikan partisipasi sebagai proses aktif, inisiatif

diambil oleh warga komunitas sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka

sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme)

dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif. Nasdian (2014) juga

memaparkan bahwasanya partisipasi dalam pengembangan komunitas harus

menciptakan peranserta yang maksimal dengan tujuan agar semua orang dalam

masyarakat tersebut dapat dilibatkan secara aktif pada proses dan kegiatan

masyarakat.

Partisipasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut Pangestu

(1995), yaitu:

1. Faktor internal, mencakup karakteristik individu yang dapat mempengaruhi

individu tersebut untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Karakteristik

individu mencakup umur, tingkat pendidikan, jumlah beban keluarga, jumlah

pendapatan, pengalaman berkelompok.

2. Faktor eksternal, meliputi hubungan yang terjalin antara pihak pengelola

proyek dengan sasaran yang dapat mempengaruhi partisipasi karena sasaran

akan dengan sukarela terlibat dalam suatu proyek, jika sam butan pihak

Page 29: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

11

pelayanan pengelola positif dan menguntungkan mereka. Selain itu bila

didukung dengan pelayanan pengelola kegiatan yang positif dan tepat

dibutuhkan oleh sasaran, maka sasaran tersebut tidak akan ragu untuk

berpartisipasi dalam proyek.

Partisipasi menurut Cohen dan Uphoff (1977) dibagi ke dalam beberapa

tahapan, yaitu sebagai berikut :

1. Tahap pengambilan keputusan atau perencanaan, yang diwujudkan melalui

keikutsertaan masyarakat dalam rapat-rapat. Tahap pengambilan keputusan

yang dimaksud adalah pada perencanaan suatu kegiatan atau program.

2. Tahap pelaksanaan, yang merupakan tahap terpenting dalam pembangunan,

karena inti dari pembangunan adalah pelaksanaannya. Wujud nyata

partisipasi pada tahap ini digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam

bentuk sumbangan pemikiran, sumbangan materi, serta tindakan sebagai

anggota program.

3. Tahap menikmati hasil, yang dapat dijadikan indikator keberhasilan

partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan program.

Selain itu, dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan,

maka semakin besar manfaat program dirasakan, yang artinya program

tersebut berhasil mengenai sasaran.

4. Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini

merupakan umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan

pelaksanaan program selanjutnya.

Merujuk pada makalah yang berjudul “A Ladder of Citizen Participation”

dalam Journal of The American Planning Association, Arnstein (2007)

mengemukakan delapan tangga atau tingkatan partisipasi yang menunjukan

tingkat keterlibatan masyarakat dalam sebuah program, yaitu:

1. Manipulation (Manipulasi): dengan mengatasnamakan partisipasi,

masyarakat diikutkan sebagai ‘stempel karet’ dalam badan penasihat.

Tujuannya adalah untuk dipakai sebagai formalitas semata dan untuk

dimanfaatkan dukungannya. Tingkat ini bukanlah tingkat partisipasi

masyarakat yang murni, karena telah diselewengkan dan dipakai sebagai alat

publikasi oleh penguasa;

2. Therapy (Terapi): pada tingkat terapi atau pengobatan ini, pemegang

kekuasaan sama dengan ahli kesehatan jiwa. Mereka menganggap

ketidakberdayaan sebagai penyakit mental. Dengan berpura-pura

mengikutsertakan masyarakat dalam suatu perencanaan, mereka sebenarnya

menganggap masyarakat sebagai sekelompok orang yang memerlukan

pengobatan. Meskipun masyarakat dilibatkan dalam berbagai kegiatan namun

pada dasarnya kegiatan tersebut bertujuan untuk menghilangkan lukanya dan

bukannya menemukan penyebab lukanya;

3. Informing (Menginformasikan): dengan memberi informasi kepada

masyarakat akan hak, tanggung jawab, dan pilihan mereka merupakan

langkah awal yang sangat penting dalam pelaksanaan partisipasi masyarakat.

Namun seringkali pemberian informasi dari penguasa kepada masyarakat

tersebut bersifat satu arah. Masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk

memberikan umpan balik dan tidak memiliki kekuatan untuk negosiasi.

Apalagi ketika informasi disampaikan pada akhir perencanaan, masyarakat

hanya memiliki sedikit kesempatan untuk mempengaruhi program.

Page 30: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

12

Komunikasi satu arah ini biasanya dengan menggunakan media

pemberitahuan, pamflet dan poster;

4. Consultation (Konsultasi): meminta pendapat masyarakat merupakan suatu

langkah logis menuju partisipasi penuh. Namun konsultasi ini masih

merupakan partisiasi semu karena tidak ada jaminan bahwa pendapat mereka

akan diperhatikan. Cara yang sering digunakan dalam tingkat ini adalah jajak

pendapat. Jika pemegang kekuasaan membatasi usulan masyarakat, maka

kegiatan tersebut hanyalah partisipasi palsu. Masyarakat pada dasarnya hanya

dianggap sebagai abstraksi statistik, karena partisipasi mereka diukur dari

frekuensi kehadiran dalam pertemuan, seberapa banyak brosur yang dibawa

pulang dan juga seberapa banyak dari kuesioner yang dijawab. Dengan

demikian, pemegang kekuasaan telah memiliki bukti bahwa mereka telah

mengikuti rangkaian pelibatan masyarakat;

5. Placation (Menenangkan): pada tingkat ini masyarakat sudah memiliki

beberapa pegaruh meskipun dalam beberapa hal pengaruh tersebut tidak

memiliki jaminan akan diperhatikan. Masyarakat memang diperbolehkan

untuk memberikan masukan atau mengusulkan rencana akan tetapi pemegang

kekuasaanlah yang berwenang untuk menentukan. Salah satu strateginya

adalah dengan memilih masyarakat miskin yang layak untuk dimasukkan ke

dalam suatu lembaga. Jika mereka tidak bertanggung jawab dan jika

pemegang kekuasaan memiliki mayoritas kursi, maka mereka akan dengan

mudah dikalahkan dan diakali;

6. Partnership (Kemitraan): pada tingkatan ini kekuasaan disalurkan melalui

negosiasi antara pemegang kekuasaan dan masyarakat. Mereka sepakat untuk

sama-sama meikul tanggung jwab dalam perencanaan dan pengambilan

keputusan. Aturan ditentukan melalui mekanisme take and give, sehingga

diharapkan tidak mengalami perubahan secara sepihak. Kemitraan dapat

berjalan efektif bila dalam masyarakat ada kekuasaan yang terorganisir,

pemimpin bertanggung jawab, masyarakat mampu membayar honor yang

cukup bagi pemimpinnya serta adanya sumber dana untuk menyewa teknisi,

pengacara dan organisator masyarakat. Dengan demikian masyarakat benar-

benar memiliki posisi tawar menawar yang tinggi sehingga akan mampu

mempengaruhi suatu perencanaan;

7. Delegated Power (Kekuasaan didelegasikan): negosiasi antara masyarakat

dengan pejabat pemerintah bisa mengakibatkan terjadinya dominasi

kewenangan pada masyarakat terhadap rencana atau program tertentu. Pada

tingkat ini masyarakat menduduki mayoritas kursi, sehingga memiliki

kekuasaan dalam menentukan suatu keputusan. Selain itu masyarakat jga

memegang peranan penting dalam menjamin akuntabilitas program tersebut.

untuk mengatasi perbedaan, pemegang kekuasaan tidak perlu meresponnya

akan tetapi dengan mengadakan proses tawar menawar; dan

8. Citizen Control (Kontrol warga negara): pada tingkat ini masyarakat

menginginkan adanya jaminan bahwa kewenangan untuk mengatur program

atau kelembagaan diberikan kepada merek, bertanggung jawab penuh

terhadap kebijakan dan aspek-aspek manajerial dan bisa mengadakan

negosiasi apabila ada pihak ketiga yang akan mengadakan perubahan.

Dengan demikian, masyarakat dapat berhubungan langsung dengan sumber-

Page 31: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

13

sumber dana untuk memperoleh bantuan atau pinjaman tanpa melewati pihak

ketiga.

Arnstein (2007) menambahkan bahwa terdapat tiga penggolongan dari 8

tingkat di atas, yaitu non-partisipasi yang di dalamnya termasuk manipulasi dan

terapi, kemudian tokenisme yang di dalamnya termasuk informasi dan konsultasi,

dan tiga tingkat terakhir termasuk kekuatan warga negara atau citizen power

(Gambar 1).

Gambar 1. Tingkatan Partisipasi

Penelitian ini mengukur tingkat partisipasi masyarakat dari keterlibatannya

pada setiap tahapan program oleh Cohen dan Uphoff (1977) yang mencakup

pengambilan keputusan, pelaksanaan, evaluasi, dan menikmati hasil. Kemudian,

untuk menilai seberapa besar partisipasi masyarakat pada program diukur melalui

pengkategorian 8 tingkatan partisipasi yang kemudian menjadi 3 kategori oleh

Arnstein (2007) yang mencakup non-participation, tokenism, dan citizen power.

Hubungan Kesesuaian Program dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat

Program pembangunan sudah seharusnya sesuai dengan apa yang

dibutuhkan oleh sasaran program, yang mana ialah masyarakat. Hal itu juga

berlaku pada pelaksanaan tanggung jawab sosial oleh suatu perusahaan yang

bertujuan untuk mewujudkan kepedulian sosial perusahaan dan kontribusi

perusahaan terhadap pengembangan masyarakat yang berkelanjutan (Kumalasari

2012). Untuk mencapai pengembangan masyarakat yang berkelanjutan,

dibutuhkan partisipasi aktif pada setiap tahapan programnya. Namun, terdapat

banyak faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat saat melibatkan dirinya

dalam suatu program.

Salah satu hal yang mendorong partisipasi masyarakat dalam suatu

program ialah kesesuaian program dengan kebutuhan yang dirasakan oleh

masyarakat itu sendiri. Menurut Wijayanti (2011) masyarakat sebaiknya diberikan

porsi lebih banyak lagi untuk menilai apa kebutuhan dasar mereka sehingga

peserta program CSR memiliki sense of belonging terhadap program yang akan

diimplementasikan. Ndraha (2007) menyatakan bahwa dengan dapat

1. Manipulasi

2. Terapi

3. Informasi

4. Konsultasi

5. Pendamaian

6. Kemitraan

7. Pendelegasian Kekuasaan

8. Kontrol Masyarakat

Citizen Power

Tokenism

Non-participation

Page 32: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

14

teridentifikasikannya kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat melalui program

CSR, akan membuat masyarakat tergerak untuk ikut berpartisipasi secara sukarela

dalam suatu kegiatan karena dianggapnya dapat memperbaiki harkat hidup

masyarakat dan dirinya sendiri. Semakin suatu program dinilai dapat membantu

masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya, maka masyarakat akan semakin

terdorong untuk melibatkan dirinya pada setiap tahapan program.

Manfaat Corporate Social Responsibility

Wibisono (2007) menyatakan bahwa kegiatan CSR tidak lagi hanya

sekedar membagi-bagikan hadiah maupun uang secara insidental, melainkan

secara strategis direncanakan agar bisa melahirkan dampak atau outcome bukan

sekedar hasil atau output. Dengan begitu, maka program CSR yang dilakukan

dapat memberikan manfaat jangka panjang baik bagi komunitas maupun

perusahaan itu sendiri.

Manfaat penerapan CSR bagi perusahaan yaitu menurut Wibisono (2007)

ialah:

1. Mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan citra perusahaan;

2. Mendapatkan lisensi sosial dari masyarakat sekitar perusahaan untuk terus

dapat beroperasi;

3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan melalui adanya hubungan yang harmonis

dengan para stakeholders perusahaan;

4. Melebarkan akses terhadap sumberdaya;

5. Membentangkan akses menuju market;

6. Mereduksi biaya, misal dengan upaya mengurangi limbah melalui proses daur

ulang ke dalam siklus produksi;

7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders;

8. Memperbaiki hubungan dengan regulator;

9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan; dan

10. Peluang mendapatkan penghargaan.

Sementara itu, manfaat CSR tidak hanya dirasakan oleh perusahaan saja,

namun juga masyarakat yang menjadi komunitas lokal sebagai sasaran program.

Rogovsky (2000) menunjukkan manfaat program bagi penerima program sebagai

berikut:

a. Mendapatkan keahlian dan keterampilan profesional yang tak dimiliki

organisasi atau tak memiliki dana untuk mengadakannya

b. Mendapatkan keterampilan manajemen yang membawa pendekatan yang

segar dan kreatif dalam memecahkan masalah

c. Memperoleh pengalaman dari organisasi besar sehingga melahirkan

pengelolaan organisasi seperti menjalankan bisnis

Rogovsky (2000) menyusun sebuah tabel tentang manfaat keterlibatan

komunitas-perusahaan seperti dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 33: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

15

Tabel 2 Manfaat keterlibatan komunitas-perusahaan

Komunitas pada Perusahaan Perusahaan pada Komunitas

Reputasi dan citra yang lebih baik

Lisensi untuk beroperasi secara sosial

Bisa memanfaatkan pengetahuan dan tenaga

kerja lokal

Keamanan yang lebih besar

Infrastruktur dan lingkungan sosial-ekonomi

yag lebih baik

Menarik dan menjaga personel yang

kompeten untuk memiliki komitmen yang

tinggi

Menarik tenaga kerja, pemasok, pemberi

jasa, dan mungkin pelanggan lokal yang

bermutu

Laboratorium pembelajaran untuk inovasi

organisasi

Peluang penciptaan

kesempatan kerja,

pengalaman kerja dan

pelatihan pendanaan

Pendanaan investasi

komunitas, pengembangan

infrastruktur

Keahlian komersial

Kompetisi teknis dan

personal individual pekerja

yang terlibat

Representatif bisnis sebagai

jurus promosi bagi prakarsa-

prakarsa komunitas

Agar masyarakat dapat merasakan manfaat yang dihasilkan dari

pelaksanaan program CSR, tentu program tersebut harus mencapai definisi

keberhasilan tertentu. Wibisono (2007) mengemukakan indikator keberhasilan

dari suatu program, sebagai berikut:

1. Indikator ekonomi

a. Tingkat pertambahan kualitas sarana dan prasarana umum

b. Tingkat peningkatan kemandirian masyarakat secara ekonomis

c. Tingkat peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat secara berkelanjutan

2. Indikator sosial

a. Frekuensi terjadinya gejolak atau konflik sosial

b. Tingkat kualitas hubungan sosial antara perusahaan dengan masyarakat

c. Tingkat kepuasan masyarakat

Kedua indikator yang dikemukakan Wibisono (2007) di atas dijadikan

sebagai alat untuk mengukur kemanfaatan program CSR PT Holcim.

Hubungan Tingkat Partisipasi Masyarakat dengan Kemanfaatan Program

Program yang diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas bagi

masyarakat maupun perusahaan, harus dilakukan berbasis pemberdayaan

masyarakat. Segala bentuk program pengembangan masyarakat memerlukan

adanya partisipasi, karena dengan adanya partisipasi maka keberhasilan bagi

perusahaan maupun manfaat bagi masyarakat menjadi mungkin untuk dicapai.

Sama halnya pada program CSR, partisipasi diperlukan dalam rangka mencapai

keberhasilan penyelenggaraan program yang berujung pada manfaat yang

dihasilkan.

Program CSR yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat maka

dapat dinilai berhasil dalam melaksanakan tanggung jawab atas dampak

operasionalnya, begitupun sebaliknya. Manfaat suatu program CSR menurut

Rahmi (2011) merupakan salah satu dari lima elemen keberlanjutan suatu

program. Hal tersebut menunjukkan bahwa aspek manfaat menjadi hal yang

krusial dalam pelaksanaan program CSR

Page 34: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

16

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wijayanti (2011) dapat

disimpulkan bahwa ada kecenderungan jika tingkat partisipasi berbilang tinggi

maka akan tinggi pula tingkat manfaat bagi peserta program. Penelitian oleh

Nasdian dan Rosyida (2011) menunjukkan bahwa tingkat partisipasi anggota

program CSR dalam penyelenggaraan program pemberdayaan ekonomi lokal

berhubungan dengan dampak sosial dan ekonomi masyarakat, sehingga jika

partisipasi peserta dalam penyelenggaraan program tinggi, maka dampak sosial

dan ekonomi juga akan tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa penting untuk

melihat sejauhmana partisipasi masyarakat dalam implementasi program CSR,

serta bagaimana dampak yang dihasilkan setelah masyarakat ikut berpartisipasi di

dalamnya.

Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Triyono (2014) menyatakan bahwa bentuk

pemberdayaan masyarakat oleh PT Holcim salah satunya ialah melalui pemberian

program tertentu. Tidak hanya pemberian program saja, tapi PT Holcim juga

melakukan koordinasi dengan pihak pemerintahan masyarakat terlebih dahulu.

Dengan proses yang demikian, segala macam bentuk kegiatan yang dilakukan

oleh program-program tersebut bersumber dari masyarakat serta memperhatikan

aspek potensi subyek programnya. Hal itu menunjukkan bahwa dalam

pelaksanaan program untuk masyarakat, PT Holcim juga mempertimbangkan

bagaimana kebutuhan serta potensi yang terdapat di masyarakat sasarannya.

Pelaksanaan CSR PT Holcim khususnya pada program Baitul Maal Wa

Tamwil yang dilakukan pada skala kecamatan, sudah memberikan manfaat yang

signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2009) menyatakan bahwa

terdapat manfaat yaitu diantaranya ialah peningkatan akses masyarakat terhadap

program yang ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah kreditur serta

peningkatan dana yang disalurkan. Selain itu, terdapat peningkatan kemampuan

penerima program dalam mengelola keuangan pribadi, keuarga dan usaha.

Mendukung hal tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Asrianti (2010)

menyatakan bahwa terjadi peningkatan yang positif bagi aspek ekonomi

masyarakat. Untuk lebih lengkapnya, dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil rangkuman penelitian sebelumnya

Judul Penelitian Lokasi Penelitian Hasil Penelitian

Rahman (2009):

“Evaluasi

Tanggung Jawab

Sosial PT Holcim

Indonesia Tbk”

Pabrik

Narogong PT

Holcim

Kantor Baitul

Ma’al Wa

Tamwil

Desa Kembang

Kuning, Desa

Klapanunggal,

dan Desa

Nambo

Pengelolaan Baitul Ma’al Wa

Tamwil memenuhi indikator

pemberdayaan untuk memenuhi

kebutuhan ekonomi.

Terdapat bantuan infrasturuktur

oleh CSR PT Holcim

Manfaat Baitul Ma’al Wa Tamwil

yaitu membuka akses bagi

masyarakat serta meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam

mengelola keuangan

Page 35: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

17

Triyono (2014):

“Pemberdayaan

Masyarakat Melalui

Community

Development

Program Posdaya

(Pos Pemberdayaan

Keluarga) PT

Holcim Indonesia

Tbk Pabrik

Cilacap”

Masyarakat

sekitar Pabrik

Cilacap PT

Holcim

Kegiatan Posdaya oleh CSR PT

Holcim bersumber dari masyarakat

serta memperhatikan aspek potensi

subyek Posdaya

Dalam melaksanakan kegiatan

posdaya, CSR PT Holcim menjalin

hubungan dengan komunitas,

pemerintah dan LSM, berpusat pada

Comrel Departement.

Asrianti (2010):

“Analisis Pola

Pelaksanaan

Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan

(Corporate Social

Responsibility/CSR)

dalam Upaya

Pengembangan

Masyarakat”

Desa Kembang

Wangi,

Kecamatan

Klapanunggal

Pabrik

Narogong PT

Holcim

Kantor Baitul

Ma’al Wa

Tamwil

Upaya pengembangan masyarakat

oleh PT Holcim sudah dilakukan,

terlihat dari perbedaan partisipasi

bagi masyarakat yang terkena

dampak dan yang tidak terkena

dampak CSR.

Terdapat peningkatan pada aspek

ekonomi masyarakat

Lapisan bawah masyarakat belum

mengalami peningkatan pada aspek

ekonomi karena faktor budaya

Kerangka Pemikiran

Community involvement (keterlibatan masyarakat) merupakan salah satu

dari 6 pilar prinsip pembangunan berkelanjutan yang diterapkan PT Holcim

(Special Report PT Holcim Indonesia Tbk, 2013) sehingga kesesuaian kebutuhan

masyarakat menjadi aspek penting dalam pelaksanaan programnya. Kerangka

pemikiran pada program ini dilihat berdasarkan kesesuaian program yang dinilai

melalui apakah program CSR sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan

apakah terdapat peningkatan akses pelayanan akan kebutuhan tersebut.

Kesesuaian program dilihat dari metode, materi, media, serta waktu dan lokasi

(Setiana 2005) dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pelaksanaan CSR

dalam ISO 26000. Kesesuaian program pada penelitian ini digolongkan dalam

tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah dengan mengacu pada rentang yang

ditentukan oleh nilai standar deviasi.

Semakin sesuai program dengan kebutuhan masyarakat, maka akan

semakin mendorong masyarakat untuk aktif berpartisipasi. Ndraha (2007)

menyatakan bahwa dengan dapat teridentifikasikannya kebutuhan yang dirasakan

oleh masyarakat melalui program CSR, akan membuat masyarakat tergerak untuk

ikut berpartisipasi secara sukarela dalam suatu kegiatan karena dianggapnya dapat

memperbaiki harkat hidup masyarakat dan dirinya sendiri. Pernyataan tersebut

menegaskan bahwa terdapat hubungan antara kesesuaian program CSR dengan

tingkat partisipasi masyarakat. Partisipasi merupakan kunci keberhasilan suatu

program pemberdayaan. Partisipasi yang dilakukan agar suatu program

pemberdayaan dapat menghasilkan manfaat harus berada pada suatu situasi yang

sinergis di antara pihak-pihak yang berkepentingan seperti masyarakat,

Page 36: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

18

pemerintah, serta perusahaan itu sendiri. Tingkat partisipasi masyarakat pada

penelitian ini diukur dari keterlibatannya pada setiap tahapan program menurut

Cohen dan Uphoff (1977) yang mencakup pengambilan keputusan, pelaksanaan,

evaluasi, dan menikmati hasil. Kemudian, untuk menilai seberapa besar partisipasi

masyarakat pada program diukur melalui pengkategorian 8 tingkatan partisipasi

yang kemudian menjadi tiga kategori oleh Arnstein (2007) yang mencakup non-

participation yaitu kategori rendah, tokenism yaitu kategori sedang, dan citizen

power yaitu kategori tinggi. Keterlibatan masyarakat merupakan hal penting

dalam proses pengembangan program, agar manfaat program dapat dihasilkan.

Aktualisasi dari suatu program pemberdayaan dapat dibuktikan melalui

manfaat yang dihasilkan dari program itu sendiri. Wijayanti (2011) menyatakan

bahwa ada kecenderungan jika tingkat partisipasi yang berbilang tinggi maka akan

tinggi pula tingkat manfaat bagi peserta program. Pernyataan tersebut menegaskan

bahwa terdapat hubungan antara tingkat partisipasi masyarakat dengan

kemanfaatan yang dihasilkan oleh program manfaat dari implementasi program

CSR dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung oleh peserta.

Pengukuran kemanfaatan program dilihat dari manfaat program dalam aspek

ekonomi (Wibisono 2007). Kemanfaatan program digolongkan menjadi tiga

kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah dengan mengacu pada rentang yang

ditentukan oleh nilai standar deviasi.

Pada penelitian ini, difokuskan pada untuk melihat bagaimana sebenarnya

hubungan antara kesesuaian program CSR PT Holcim dengan tingkat partisipasi

masyarakat. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 2 yang dirumuskan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut.

Gambar 2

Kerangka pemikiran hubungan kesesuaian program, tingkat partisipasi, dan

kemanfaatan program CSR PT Holcim Indonesia Tbk

: Berhubungan

Prinsip CSR dalam

ISO 26000

Tingkat kesesuaian program

Materi

Metode

Media

Waktu

Lokasi

Tingkat partisipasi

Perencanaan

Pelaksanaan

Evaluasi

Pemanfaatan hasil

Kemanfaatan program

Ekonomi

Sosial

Page 37: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

19

Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian yang pertama ialah terdapat hubungan nyata

antara kesesuaian program pemberdayaan ekonomi PT Holcim dengan tingkat

partisipasi masyarakat. Secara lebih khususnya ialah sebagai berikut:

Kesesuaian materi, metode, media, waktu pelaksanaan, dan lokasi

pelaksanaan program berhubungan dengan tingkat partisipasi pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pemanfaatan hasil

Hipotesis yang kedua pada penelitian ini ialah terdapat hubungan nyata antara

tingkat partisipasi masyarakat dengan kemanfaatan program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia. Secara lebih khususnya sebagai berikut:

Tingkat partisipasi berhubungan pada tahap perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi dan pemanfaatan hasil berhubungan dengan kemanfaatan

ekonomi program

Tingkat partisipasi berhubungan pada tahap perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi, dan pemanfaatan hasil berhubungan dengan kemanfaatan sosial

program

Page 38: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

20

Page 39: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

21

PENDEKATAN LAPANG

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan

data kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah survei, yaitu

penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpulan data pokok (Singarimbun dan Effendi 2012). Pada

pendekatan kualitatif, metode yang digunakan ialah content analysis atau analisis

isi yang didapat melalui wawancara mendalam kepada informan dibantu dengan

panduan pertanyaan. Teknik wawancara mendalam dilakukan untuk mengetahui

bagaimana karakteristik program CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Unit

analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah individu yaitu anggota

kelompok penerima program.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Kembang Kuning, Kecamatan

Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara

purposive (sengaja) karena beberapa pertimbangan yaitu PT Holcim Indonesia

Tbk merupakan perusahaan yang menjalankan usaha di bidang pemanfaatan

sumber daya alam, sementara Desa Kembang Kuning merupakan salah satu desa

yang termasuk pada Ring 1 pelaksanaan CSR PT Holcim Indonesia Tbk yang

berarti lokasi yang sangat dekat dengan Pabrik Narogong dan memiliki interaksi

di antara masyarakat dan perusahaan sehingga menjadi relevan dalam hal melihat

hubungan kesesuaian program dengan tingkat partisipasi masyarakat.

Kegiatan penelitian ini dalam jangka waktu lima bulan terhitung mulai

bulan Maret 2016 sampai dengan Agustus 2016. Penelitian ini meliputi

penyusunan penyusunan proposal skripsi, kolokium, perbaikan proposal skripsi,

pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data, penulisan draft skripsi, uji

petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi. Pengambilan data lapang

dilakukan terhitung selama 2 bulan, yaitu bulan Maret 2016 hingga April 2016.

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan sumber data yang berasal dari responden dan

juga informan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif

adalah kuesioner. Kuesioner berisi beberapa variabel yaitu karakteristik peserta,

kesesuaian program, tingkat partisipasi, serta kemanfaatan program. Sementara

itu, data kualitatif dari informan diperoleh melalui wawancara mendalam yang

juga digunakan untuk menyempurnakan perolehan informasi dari kuesioner.

Topik wawancara mendalam meliputi bagaimana karakteristik program CSR yang

dilaksanakan oleh PT Holcim Indonesia Tbk di antaranya termasuk bagaimana

kesesuaian program, tingkat partisipasi penerima program, dan manfaat yang

dihasilkan program.

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer didapatkan langsung di lapangan dengan cara survei,

Page 40: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

22

observasi, serta wawancara mendalam yang dilakukan langsung kepada responden

maupun informan melalui panduan pertanyaan wawancara untuk mendapatkan

data mengenai kesesuaian program, tingkat partisipasi, dan kemanfaatan program.

Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen tertulis di kantor desa dan kantor

kecamatan untuk mendapatkan data mengenai penduduk dan monografi desa,

serta data peserta program pemberdayaan ekonomi dari PT Holcim Indonesia

Tbk. Jenis dan metode pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Jenis dan metode pengumpulan data

No. Data yang dibutuhkan Metode

1. Peta dan data monografi

Desa

Data Sekunder: Sumber data dari kantor Desa

Kembang Kuning berupa Profil Desa

2. Warga yang ikut menjadi

peserta program CSR

Data Sekunder: Koperasi Wanita Mandiri

berupa Data Anggota

3. Kesesuaian Program

Data Primer: Sumber data dari wawancara

kepada responden (Warga Desa Kembang

Kuning yang menjadi peserta program CSR)

menggunakan panduan kuesioner melalui

wawancara

4. Tingkat Partisipasi

Masyarakat

Data Primer: Sumber data dari wawancara

kepada responden (Warga Desa Kembang

Kuning yang ikut dalam Program CSR)

menggunakan panduan kuesioner melalui

wawancara

5. Kemanfaatan Program

Data Primer: Sumber data dari wawancara

kepada responden (Warga Desa Kembang

Kuning yang menjadi peserta program CSR)

menggunakan panduan kuesioner melalui

wawancara

Teknik Penentuan Responden dan Informan

Subyek pada penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu responden dan

informan. Responden dalam penelitian ini ialah peserta program pemberdayaan

ekonomi oleh CSR PT Holcim Indonesia yang merupakan anggota Koperasi

Wanita Mandiri di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten

Bogor. Informan merupakan pihak fasilitator CSR PT Holcim Indonesia Tbk,

masyarakat atau stakeholders terkait.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim di Desa Kembang Kuning. Unit analisis yang digunakan

ialah individu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random

sampling atau sampel acak sederhana yaitu sampel diambil sedemikian rupa

sehingga setiap unit responden dalam populasi memiliki kesempatan yang sama

untuk dipilih sebagai sampel (Singarimbun dan Effendi 2012). Pemilihan

responden tersebut ditentukan melalui kerangka sampling dengan menggunakan

software Microsoft Excel 2007, kemudian jika terdapat calon responden yang

Page 41: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

23

menolak diwawancarai, akan digantikan dengan sisa populasi yang ada. Peneliti

hanya mengambil sebanyak 30 responden yang merupakan peserta program

pemberdayaan ekonomi di Desa Kembang Kuning, karena populasi bersifat

homogen dan tidak terlalu tersebar secara geografis.

Pemilihan informan dilakukan secara sengaja (purposive) dan dengan

teknik bola salju (snowball sampling) dengan jumlah yang tidak ditentukan.

Penetapan informan dengan teknik ini memungkinkan perolehan data dari satu

informan ke informan lainnya sehingga jika pertambahan informasi tidak lagi

menghasilkan pengetahuan baru, maka pencarian informasi akan diberhentikan.

Penetapan informan ini dilakukan dengan menentukan orang-orang tertentu yang

mengetahui mengenai tanggung jawab sosial perusahaan, khususnya program

pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia Tbk di lokasi penelitian. Informan

kunci yang dipilih ialah pihak officer community relations PT Holcim Indonesia

Tbk.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner dan

pertanyaan terstruktur sebagai pedoman wawancara mendalam. Data kuesioner

yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu

pertama menanyakan mengenai kesesuaian program yang mencakup materi,

metode, media, waktu pelaksanaan, dan lokasi pelaksanaan program. kemudian

yang kedua ialah tingkat partisipasi pada setiap tahapannya yaitu tahap

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pemanfaatan hasil. Terakhir ialah

kemanfaatan program yang mencakup kemanfaatan ekonomi dan kemanfaatan

sosial program. Setelah seluruh data diperoleh, kemudian diolah menggunakan

software Microsoft Excel 2007 dan software SPSS (Statictical Program for Social

Sciences) for Windows versi 20.0. Tahap pertama yang dilakukan ialah

pengkodean data indikator masing-masing variabel, kemudian dilakukan

perhitungan persentase jawaban responden dalam bentuk tabel frekuensi dan juga

dilakukan uji reliabilitas (Lampiran 1). Software SPSS digunakan untuk mengukur

data kuantitatif dengan uji korelasi Rank Spearman yang digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar dua variabel yang berskala ordinal

dan tidak menentukan prasyarat data terdistribusi normal (Lampiran 2 dan

Lampiran 3).

Hubungan antara kesesuaian program dengan tingkat partisipasi disajikan

menggunakan tabulasi silang. Berikut hipotesis hubungan kedua hubungan

variabel tersebut:

H0 = tidak terdapat hubungan positif antara kesesuaian program dengan

tingkat partisipasi.

H1 = terdapat hubungan positif antara kesesuaian program dengan

tingkat partisipasi.

Data yang diperoleh tentang hubungan kedua variabel tersebut kemudian

digolongkan menjadi tiga kelas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

Hubungan antara tingkat partisipasi dengan kemanfaatan program

memiliki hipotesis sebagai berikut:

Page 42: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

24

H0 = tidak terdapat hubungan positif antara tingkat partisipasi dengan

kemanfaatan program.

H1 = terdapat hubungan positif antara tingkat partisipasi dengan

kemanfaatan program.

Data yang diperoleh tentang hubungan kedua variabel tersebut kemudian

digolongkan menjadi tiga kelas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

Aturan nilai dalam menentukan lemah atau kuatnya hubungan adalah jika

0,00 maka tidak terdapat hubungan, jika 0,01-0,09 berarti terdapat hubungan yang

kurang berarti, jika 0,10-0,29 maka hubungannya lemah, 0,30-0,49 berarti

hubungan yang moderat, jika 0,50-0,69 maka terdapat hubungan yang kuat, jika

0,70-0,89 terdapat hubungan yang kuat, dan jika >0,9 maka hubungan antar

variabel tersebut mendekati sempurna.

Data kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan catatan

tematik (Lampiran 4) digunakan sebagai data pendukung hasil penelitian

kuantitatif. Data kualitatif didapatkan dengan cara mereduksi hasil wawancara

mendalam dengan para responden dan informan.

Definisi Operasional

Definisi Operasional Kesesuaian Program

Kesesuaian program ialah program terhadap pemenuhan kebutuhan dan

peningkatan akses pelayanan bagi peserta program berdasarkan kemampuan dan

potensi lokal (Hilarius dan Prayogo 2012). Kesesuaian program diukur melalui

empat faktor pendukung efektivitas program, yaitu: metode, materi, media, serta

waktu dan lokasi. Dalam Tabel 5 faktor tersebut ditinjau pula dengan prinsip-

prinsip penerapan CSR dalam ISO 26000. Keterangan penilaian berikut dengan

skor:

Rendah: penghitungan skor X ≤

SD

Sedang: penghitungan skor

SD< X <

SD

Tinggi: X ≥

SD

Tabel 5 Definisi Operasional Kesesuaian Program

Variabel Definisi Operasional Skala

Ukur

Materi Keselarasan akan kebutuhan masyarakat dengan

program yang diukur melalui segala sesuatu yang

disampaikan dalam kegiatan program yang

menyangkut ilmu atau teknologi dengan

memperhatikan prinsip penerapan CSR dalam ISO

26000

Ordinal

Metode Keselarasan akan kebutuhan masyarakat dengan

program yang diukur melalui teknik pendekatan

maupun pelaksanaan program dengan memperhatikan

prinsip penerapan CSR dalam ISO 26000

Ordinal

Media Keselarasan akan kebutuhan masyarakat dengan Ordinal

Page 43: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

25

program yang diukur melalui alat bantu yang

digunakan untuk menyampaikan materi selama

program berlangsung dengan memperhatikan prinsip

penerapan CSR dalam ISO 26000

Waktu

Pelaksanaan

Keselarasan akan kebutuhan masyarakat dengan

program yang diukur melalui ketepatan jadwal

pelaksanaan program dengan memperhatikan prinsip

penerapan CSR dalam ISO 26000

Ordinal

Lokasi

Pelaksanaan

Keselarasan akan kebutuhan masyarakat dengan

program yang diukur melalui kemudahan lokasi

pelaksanaan program dengan memperhatikan prinsip

penerapan CSR dalam ISO 26000

Ordinal

Definsi Operasional Tingkat Partisipasi

Partisipasi masyarakat ialah tingkat keterlibatan oleh sasaran dalam suatu

program. Nasdian (2014) mendefinisikan partisipasi sebagai proses aktif, inisiatif

diambil oleh warga komunitas sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka

sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme)

dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif. Tingkat partisipasi

diukur melalui tingkatan partisipasi oleh Arnstein (2007) menjadi 8 tingkatan

dengan 3 kategori yaitu non-partisipasi, tokenism, dan citizen power pada setiap

tahapan program. Lebih jelas dapat pada Tabel 6.

Tabel 6 Definisi Operasional Tingkat Partisipasi

Variabel Definisi Indikator Pengukuran Skala

Ukur

Perencanaan Keikutsertaan responden

dalam mengikuti kegiatan

perencanaan program yang

diukur menggunakan

Delapan tangga partisipasi

(Arnstein, 2007) yaitu,

manipulation, therapy,

informing, consultation,

placation, partnership,

delegated power, dan citizen

control.

a. Rendah: jika

responden

menjawab pada

tingkatan 1 dan 2

b. Sedang: jika

responden

menjawab pada

tingkatan 3 sampai

5

c. Tinggi: jika

responden

menjawab pada

tingkatan 6 sampai

8

Ordinal

Pelaksanaan Keikutsertaan responden

dalam pelaksanaan kegiatan

program yang diukur

menggunakan Delapan

tangga partisipasi (Arnstein,

2007) yaitu, manipulation,

therapy, informing,

consultation, placation,

a. Rendah: jika

responden

menjawab pada

tingkatan 1 dan 2

b. Sedang: jika

responden

menjawab pada

tingkatan 3 sampai

Ordinal

Page 44: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

26

partnership, delegated

power, dan citizen control.

5

c. Tinggi: jika

responden

menjawab pada

tingkatan 6 sampai

8

Evaluasi Keikutsertaan responden

dalam memantau setiap

kegiatan CSR perusahaan

yang diukur menggunakan

Delapan tangga partisipasi

(Arnstein, 2007) yaitu,

manipulation, therapy,

informing, consultation,

placation, partnership,

delegated power, dan citizen

control.

a. Rendah: jika

responden

menjawab pada

tingkatan 1 dan 2

b. Sedang: jika

responden

menjawab pada

tingkatan 3 sampai

5

c. Tinggi: jika

responden

menjawab pada

tingkatan 6 sampai

8

Ordinal

Menikmati

Hasil

Keikutsertaan responden

dalam memanfaatkan setiap

hasil kegiatan CSR

perusahaan yang diukur

menggunakan Delapan

tangga partisipasi (Arnstein,

2007) yaitu, manipulation,

therapy, informing,

consultation, placation,

partnership, delegated

power, dan citizen control.

a. Rendah: jika

responden

menjawab pada

tingkatan 1 dan 2

b. Sedang: jika

responden

menjawab pada

tingkatan 3 sampai

5

c. Tinggi: jika

responden

menjawab pada

tingkatan 6 sampai

8

Ordinal

Definisi Operasional Kemanfaatan Program

Kemanfaatan program ialah seluruh hasil atau keluaran dari

dilaksanakannya suatu program. Keterangan penilaian berikut dengan skor:

Rendah: penghitungan skor X ≤

SD

Sedang: penghitungan skor

SD< X <

SD

Tinggi: X ≥

SD

Secara ekonomi, diukur dari peningkatan kualitas sarana dan prasarana,

kemandirian masyarakat secara ekonomis, dan peningkatan peluang ekonomi

masyarakat. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 45: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

27

Tabel 7 Definisi Operasional Kemanfaatan Ekonomi Program

Indikator Definisi Skala

Ukur

Pertambahan

Kualitas Sarana dan

Prasarana

Perbaikan jumlah, mutu, atau apapun terkait

segala bentuk jenis fasilitas fisik maupun

nonfisik yang mendukung pelaksanaan

kegiatan.

Ordinal

Kemandirian

Ekonomi

Bertambahnya kemampuan masyarakat dalam

mengelola perekonomiannya sendiri melalui

pertambahan pengetahuan dan pengembangan

keterampilan.

Ordinal

Kualitas Hidup Kondisi kehidupan masyarakat setelah

mengikuti program serta pengetahuan dan

keterampilan yang didapatkan dan

keberlanjutannya.

Ordinal

Sementara itu, kemanfaatan program secara sosial diukur dari frekuensi

gejolak sosial, kualitas hubungan masyarakat dan perusahaan, dan kepuasan

masyarakat. Lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Definisi Operasional Kemanfaatan Sosial Program

Variabel Definisi Skala Ukur

Frekuensi Gejolak

Sosial

Kondisi masyarakat dimana terjadinya

perselisihan yang melibatkan lapisan

masyarakat dan disebabkan oleh masalah

tertentu seperti masalah ekonomi, sosial,

dan individual dan mempengaruhi

keamanan di desa.

Ordinal

Kualitas Hubungan

Masyarakat dan

Perusahaan

Tingkat baik atau buruknya interaksi

timbal balik antara masyarakat dengan

perusahaan.

Ordinal

Kepuasan

Masyarakat

Terpenuhinya harapan dan keinginan

masyarakat melalui dilaksanakannya

program CSR oleh perusahaan.

Ordinal

Page 46: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

28

Page 47: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

29

PROFIL LOKASI PENELITIAN

PT Holcim Indonesia Tbk

Sejarah PT Holcim Indonesia Tbk

Saat ini, PT Holcim Indonesia Tbk merupakan produsen semen ketiga

terbesar di Indonesia dengan core business yang terintergrasi dengan penyediaan

10 jenis semen, beton, dan produksi agregat. PT Holcim Indonesia Tbk

mengoperasikan tiga pabrik semen yang terletak di Narogong, Jawa Barat, di

Cilacap, Jawa Tengah, Tuban 1 di Jawa Timur dan fasilitas penggilingan semen di

Ciwandan, Banten dengan total kapasitas gabungan per tahun 11 juta ton semen.

Kami mengoperasikan banyak batching plant beton, dua tambang dan jaringan

logistik lengkap yang mencakup pula gudang dan silo.

Pada awalnya, PT Holcim Indonesia Tbk memiliki nama PT Semen

Cibinong, perusahaan swasta yang didirikan pada tanggal 15 Juni 1971 dan

memiliki produk andalan bernama Semen Kujang. Pada tahun 1973, unit

pertamanya yang berlokasi di Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor

dibangun dan mulai beraktifitas pada tahun 1975.

Seiring perkembangannya, pada 10 Agustus 1977 PT Semen Cibinong

menjadi perusahaan produsen semen yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek

Jakarta yang kemudian pada setahun kemudian juga terdaftar di Bursa Efek

Surabaya. Perluasan perusahaan dilakukan dengan melakukan akuisisi atas

mayoritas saham PT Semen Nusantara Cilacap pada tahun 1993 dan pembelian

100 persen atas saham PT Semen Dwima Agung pada tahun 1995.

Awal mula pergantian nama PT Semen Cibinong menjadi PT Holcim Tbk

Indonesia ialah ketika Grup Holcim resmi menjadi pemegang dan pengawas

saham mayoritas PT Semen Cibinong. Sebesar 77,3 persen saham perusahaan

tersebut dimiliki oleh Group Holcim.

Group Holcim merupakan produsen semen, agregat, beton jadi dan aspal

secara global yang terkemuka beserta jasa layanan pendukunganya. Group Holcim

berdiri pada tahun 1912, yang berhubungan dengan konstruksi sebuah pabrik

semen di Holderbank, Switzerland. Pada awal tahun 1920, Holcim berinvestasi

secara selektif di Eropa dan Negara-negara lain. Saat ini, Group Holcim telah

beroperasi di lebih dari 70 negara di seluruh benua dan mempekerjakan kurang

lebih 90.000 karyawan.

Mayoritas saham Group Holcim atas PT Semen Cibinong membuat

perusahaan tersebut masuk menjadi salah satu bagian dari Group Holcim. Pada 1

Januari 2006 nama PT Holcim Indonesia Tbk resmi menggantikan PT Semen

Cibinong. Komitmen perusahaan atas kualitas produksi dan profesionalisme

terbukti melalui sertifikasi internasional yang diberikan oleh SGS (Societe

Generale de Surveillance) bidang Sistem Mutu atau ISO 9002 serta bidang

Sistem Manajemen Lingkungan atau ISO 14001 untuk Pabrik Narogong dan

Cilacap. Prestasi tersebut merupakan suatu yang membanggakan bagi PT Holcim

Indonesia Tbk karena PT Holcim Indonesia Tbk telah menjadi perusahaan

pertama di Group Holcim Asia Pasifik yang memperoleh sertifikasi berbasis

internasional.

Page 48: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

30

Prestasi membanggakan lain yang dicapai oleh PT Holcim Indonesia Tbk

ialah mendapatkan penghargaan pencapaian terbaik di Hewlett Packard di bidang

teknologi informasi dan juga penghargaan medali emas untuk Kendali Mutu di

Konvensi Mutu Indonesia pada tahun 2000.

Visi dan Misi Perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk

PT Holcim Indonesia Tbk ialah salah satu perusahaan di sektor industri

bahan bangunan dan menyediakan solusi yang mengandalkan produk inovatif,

dengan strategi usaha yang bertumpu pada pembangunan berkelanjutan.

Perusahaan ini memiliki visi dan misi yang dilakukan berdasarkan nilai yang

mereka anut. Nilai-nilai tersebut di antaranya ialah menjalin kekuatan yang

berdasarkan kemitraan, kinerja yang tercermin dari pemenuhan janji, dan

semangat yang terwujud dalam kepedulian

Visi dari perusahaan ini ialah untuk membangun solusi yang berkelanjutan

bagi masa depan masyarakat. Sementara misi dari perusahaan ini ialah perusahaan

ini akan berusaha untuk terus tumbuh menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi

para pemangku kepentingannya melalui penyediaan solusi pembangunan

berkelanjutan bagi masing-masing segmen pelanggan, peduli akan keselamatan

kerja dan kelestarian lingkungan, serta mengembangkan kemampuan karyawan,

melakukan inovasi untuk menjadi yang terbaik dan membentuk jaringan yang

terpadu.

Struktur Organisasi

PT Holcim Indonesia Tbk dipimpin oleh seorang Presiden Direktur yang

membawahi 7 direktur masing-masing bidang, yaitu Direktur Keuangan, Direktur

RMX dan Agregat, Direktur Sumber Daya Manusia, Direktur Independen dan

Sekretaris Perusahaan, Direktur Manufaktur, Direktur Pemasaran, dan Direktur

Rantai Pasok. Selain itu, terdapat bidang CEO perusahaan yang membawahi di

antaranya ialah Pembangunan Berkelanjutan dan CSR (Community Relations)

yang mengurusi bidang hubungannya dengan masyarakat . Struktur organisasi PT

Holcim Indonesia Tbk dapat dilihat pada Gambar 3.

CSR PT Holcim Indonesia Tbk

PT Holcim Indonesia Tbk sebagai perusahaan terkemuka dalam

memproduksi semen, beton, dan agregat berkomitmen untuk melakukan

pembangunan yang berkelanjutan demi menjamin kemampuan generasi yang akan

datang. Bentuk komitmen tersebut ialah melalui peningkatan kinerja lingkungan

hidup secara berkesinambungan dalam memproduksi dan juga membantu

menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat.

Falsafah triple-bottom line; pembangunan berkelanjutan di bidang

ekonomi, lingkungan hidup, dan sosial menjadi prinsip penting yang diterapkan

oleh PT Holcim Indonesia Tbk agar manfaat dari keberadaan perusahaan dapat

dirasakan pemangku kepentingan yang juga termasuk masyarakat. Falsafah

tersebut sudah terinternalisasi dalam kebijakan perusahaan sehingga menjadi

dasar pelaksanaan CSR bagi PT Holcim Indonesia Tbk.

Page 49: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

31

Sumber: Annual Report, 2014.

Gambar 3 Struktur Organisasi PT Holcim Indonesia Tbk

Motivasi perusahaan dalam melakukan kegiatan tanggungjawab sosial

ialah selain sebagai bentuk kompensasi atas eksternalitas yang dihasilkan oleh

aktivitas perusahaan namun juga untuk melakukan ketertiban sosial, yaitu dengan

berupaya mewujudkan perusahaan yang bermanfaat bagi pemangku kepentingan

dari semua kalangan. PT Holcim juga selalu berupaya untuk memberikan

kontribusi kepada masyarakat yaitu dengan melibatkan masyarakat secara

berkesinambungan dalam setiap programnya. Tidak hanya melibatkan

masyarakat saja, tetapi PT Holcim juga memberikan pendanaan dan juga

pemberdayaan bagi masyarakat. Kemudian, dalam menyusun program

Community

Relations

Keamanan

Komunikasi

Hubungan Pemerintahan

Perencanaan Strategi dan Resiko

Bisnis

Pembangunan

Berkelanjutan dan

CSR

Community

Relations

Presiden

Direktur

Dewan

Komisaris

CEO

Direktorat

Keuangan

Direktorat RMX

dan Agregat

Direktorat Sumber

Daya Manusia

Direktorat Independen dan

Sekretaris Perusahaan

Direktorat

Manufaktur

Direktorat Pemasaran

Direktorat Rantai Pasok

Page 50: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

32

pemberdayaan masyarakat, PT Holcim selalu mempertimbangkan masukan warga

di sekitar unit kerjanya, yaitu pihak yang langsung merasakan manfaat program

(Holcim Special Report, 2013).

Selain itu, terdapat juga enam pilar kebijakan CSR perusahaan (Green

Industry Presentation, 2010) yang dianut oleh PT Holcim Indonesia Tbk. Salah

satunya ialah keterlibatan masyarakat, yaitu identifikasi atas kebutuhan

masyarakat yang dilanjutkan dengan memberdayakan masyarakat dengan tujuan

untuk meningkatkan pendidikan, ekonomi, serta sosial dan budaya.

Pelaksanaan CSR oleh PT Holcim Indonesia dilakukan oleh Departemen

Community Relations yang dibawahi CEO Perusahaan. Saat ini, Departemen

Community Relations memfokuskan kegiatannya pada beberapa pilar kegiatan,

yaitu:

1) Infrastruktur: mencakup kegiatan pembuatan jalan, bantuan untuk material

pembuatan drainase, pembangunan kantor desa, gedung sekolah, dan

sarana prasarana umum lainnya. Kegiatan yang termasuk pada program

pilar infrastruktur ialah di antaranya pembeton-an jalan setapak,

pembangunan gedung sekolah dan juga fasilitas lainnya.

2) Pemberdayaan Ekonomi: mencakup pelaksanaan kegiatan dana bergulir

untuk usaha masyarakat yang bertujuan untuk memberdayakan dengan

menyesuaikan potensi yang dimiliki masyarakat setempat.

3) Pendidikan: mencakup pemberian dana beasiswa untuk pendidikan bagi

warga desa mitra perusahaan yang tergolong kurang mampu untuk

melanjutkan pendidikan SD, SMP, maupun SMA.

4) Kesehatan: mencakup pemberian penyuluhan kesehatan, pemberian dana

posyandu, dan penyelenggaraan kegiatan kesehatan skala kecamatan.

5) Sosial: mencakup bantuan sosial, penyuluhan-penyuluhan, pelatihan, dan

pemberian dana santunan. Pilar ini merupakan bukti bahwa PT Holcim

Indonesia Tbk memperhatikan bagaimana kehidupan sosial maysarakat

sekitarnya. Kegiatan yang termasuk didalamnya ialah pemberian bantuan

kepada rumah tangga miskin, pemberian hewan qurban dan sembako.

Prestasi membanggakan yang dicapai oleh PT Holcim Indonesia di

antaranya ialah penghargaan Green Proper Award atas kinerja lingkungan dan

CSR yang baik dari Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2009. Selain

penghargaan, banyak juga bentuk kerjasama yang dilakukan PT Holcim Indonesia

Tbk dengan perusahaan maupun pemerintahan baik nasional maupun

internasional dengan tujuan kehidupan yang lebih baik.

Program Pemberdayaan Ekonomi

Program kemitraan dengan lembaga sekitar masyarakat yang dilakukan

oleh CSR PT Holcim Indonesia Tbk merupakan salah satu program yang

dijalankan oleh Departemen Community Relations pada pilar program

pemberdayaan ekonomi. Program pemberdayaan ekonomi ini memang ditujukan

kepada masyarakat sekitar Pabrik Narogong dalam mengupayakan peningkatan

perekonomiannya.

Program pemberdayaan ekonomi sengaja ditujukan kepada lembaga-

lembaga atau kelompok-kelompok yang ada di masyarakat dengan tujuan agar

manfaat yang didapat kemudian dapat digunakan secara bersama. Kelompok-

Page 51: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

33

kelompok tersebut pada awalnya diidentifikasi terlebih dahulu mengenai potensi

maupun kebutuhannya, kemudian jika memang sesuai dengan kriteria yang

dimiliki oleh PT Holcim Indonesia Tbk maka kemudian dibentuk hubungan

kemitraan di antara pihak perusahaan dengan lembaga atau kelompok tersebut.

Program pemberdayaan ekonomi sudah berlangsung dan memberikan

manfaat bagi masyarakat, di antaranya ialah Kelompok Swadaya Membangun

Bersama (KSMB) yaitu kemitraan antara kelompok-kelompok di masyarakat

dengan perusahaan dan termasuk di dalamnya kemitraan dengan Koperasi Wanita

Mandiri, Posdaya, dan yang paling baru ialah Galeri Sampireun di mana

masyarakat bisa menjual hasil keterampilan maupun hasil usahanya di sebuah

tempat yang telah disediakan oleh CSR PT Holcim Indonesia Tbk.

Koperasi Wanita Mandiri

Koperasi Wanita Mandiri (Kopwama) nmerupakan suatu bentuk koperasi

simpan pinjam yang dilakukan oleh anggota PKK di Kampung Narogong, Desa

Kembang Kuning. Kopwama merupakan suatu lembaga keuangan bukan bank

yang memberikan pelayanan berupa penghimpunan dana oleh masyarakat dan

penyaluran kembali melalui bentuk pinjaman kepada anggota dalam rangka

pengembangan ekonomi mikro.

Anggota PKK di Kampung Narogong sepakat untuk menjalani Kopwama

sejak tahun 2012 yang dibina oleh PT Holcim Indonesia Tbk. Koperasi ini

didirikan pada tanggal 9 Juli 2012 dengan anggota sekitar 60 orang. Kopwama

memiliki jadwal buka yaitu setiap hari senin, rabu dan jumat di kantor yang juga

digunakan sebagai tempat pelaksanaan posyandu, berlokasi tepat di belakang

kantor Kecamatan Klapanunggal. Jumlah anggota yang tercatat saat ini ialah

mencapai 148 orang yang juga merupakan anggota PKK. Saat ini, Kopwama

dipimpin oleh Susilo Setyawati. Pada Gambar 4 disajikan bagan struktur

organisasi Koperasi Wanita Mandiri.

Sumber: Kopwama

Gambar 4 Struktur organisasi Koperasi Wanita Mandiri

Ketua

Pembina:

PT Holcim Pengawas

Wakil Ketua

Sekretaris Bendahara

Anggota

Page 52: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

34

Kegiatan yang dilakukan oleh Kopwama banyak dilakukan sekaligus

dengan acara PKK, di antaranya ialah: pelatihan, arisan, pertunjukkan

keterampilan tiap bulannya, pengajian rutin, serta pelaksanaan posyandu yang

dibina pula oleh PT Holcim Indonesia Tbk.

Teknis pelaksanaan Kopwama ialah pertahunnya diakhiri dengan tutup

buku dan penghitungan Sistem Hasil Usaha (SHU) di bulan Desember, namun

sejak 2015 dirubah menjadi persepuluhbulan, yang diakhiri di bulan Oktober.

Pada saat tutup buku, pengurus melakukan penghitungan untung yang terdiri dari

untung kotor dan untung bersih. Untung kotor masih belum dipotong oleh biaya

sarana dan prasarana seperti alat tulis kantor, biaya listik, biaya air, dan lainnya.

Untung bersih merupakan untung yang keuntungan bersih yang diperoleh

koperasi atas hasil administrasi dan dapat dibagikan ke seluruh anggota. Besarnya

jumlah SHU yang diterima anggota, dihitung berdasarkan keseringan anggota

dalam melakukan penyimpanan dan peminjaman.

Peminjaman hanya boleh dilakukan oleh anggota koperasi saja, sehingga

untuk melakukan simpan pinjam harus melakukan pendaftaran ke kantor untuk

melakukan administrasi dan pembayaran awal sebesar Rp. 100.000,- sebagai

simpanan pokok yang kemudian dilanjutkan dengan simpanan wajib sebesar Rp.

10.000,- perbulannya. Dana tersebut bisa ditarik kembali oleh anggota jika

anggota tersebut berhenti menjadi anggota Kopwama.

Syarat yang diperlukan untuk melakukan peminjaman di Kopwama tidak

menyulitkan, yaitu sudah terdaftar menjadi anggota dan memiliki tabungan

minimal Rp. 500.000,- dan Rp. 100.000,- sebagai deposit. Proses pencairan

tergantung dengan availabilitas dana, namun tidak membutuhkan waktu yang

lama. Pembayaran dilakukan dengan melakukan cicilan 5 kali dalam jangka

waktu sampai tutup buku (Oktober) namun jika ada yang mengalami kesulitan

ekonomi bisa diperbanyak menjadi 10 kali cicilan.

Manajemen yang dilakukan oleh pengurus ialah hanya dengan melakukan

pencatatan pada umumnya, namun untuk memberikan pinjaman pengurus

melakukan analisis terlebih dahulu yaitu dengan melihat sejarah penyimpanannya.

Pada awalnya, anggota Kopwama merupakan bagian dari anggota PKK Kampung

Narogong yang sudah terbentuk sejak tahun 1987. Kegiatan simpan pinjam juga

sudah dilakukan sebagai bagian dari kegiatan rutin bulanan anggota PKK yaitu

UP2K (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga) dengan modal awal hanya

sejumlah 200 ribu rupiah.

Pada tahun 2012, PT Holcim Indonesia Departemen Community Relations

mengajak anggota PKK untuk menjadi mitra binaannya, sehingga dibentuklah

Koperasi Wanita Mandiri yang pada tahun pertamanya mencapai keuntungan

sekitar 16,5 juta rupiah. Proses pembentukan koperasi sepenuhnya dibantu oleh

Holcim, mulai dari registrasi hukum, pelatihan administrasi maupun manajemen

operasionalnya, hingga pendanaan. Pendanaan yang Holcim berikan kepada

Kopwama sebesar 15 juta rupiah ditambah dengan keuntungan awal yang didapat

dari UP2K, Kopwama berjalan dengan lancar dari awal hingga sekarang sudah

mencapai keuntungan sekitar 60 juta rupiah.

Bentuk kerjasama yang diberikan oleh perusahaan ialah berupa dana serta

bermacam pelatihan yang bertujuan untuk mendidik anggota. Pelatihan yang

dilakukan pada awalnya yaitu pengenalan kepada seluruh anggota mengenai

koperasi dan cara kerjanya, kemudian pelatihan manajemen koperasi yang baik

Page 53: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

35

dan benar, serta bermacam pelatihan lain yang bertujuan untuk mengembangkan

usaha mikro masyarakat. Program ini berlangsung sejak sebelum koperasi

didirikan yaitu sekitar tahun 2012 dan berkelanjutan hingga tahun 2014, meskipun

begitu pendanaan bergulir dan pemantauan tetap dilakukan pihak PT Holcim

Indonesia Tbk hingga sekarang.

Profil Desa Kembang Kuning

Desa Kembang Kuning merupakan salah satu desa yang terletak di

wilayah Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Desa

Kembangkuning memiliki luas 546,7 Ha yang terdiri atas tiga wilayah dusun,

yaitu Dusun Narogong, Dusun Kembangkuning, dan Dusun Tegal dengan jumlah

7 RW dan 25 RT.

Desa ini berbatasan dengan beberapa desa lainnya di Kecamatan

Klapanunggal di antaranya yaitu Desa Klapanunggal dan Desa Nambo, dan juga

berbatasan dengan Kecamatan Gunung Putri. Jumlah penduduk Desa Kembang

Kuning sampai dengan bulan November 2015 tercatat 13.446 jiwa dan jumlah

KK sebanyak 3.827. Jumlah penduduk desa tersebut terdiri atas jumlah laki-laki

sebanyak 6.599 jiwa dan jumlah perempuan sebanyak 6.847 jiwa.

Menurut Rogovsky (2000) terdapat beberapa manfaat dari keterlibatan di

antara perusahaan dan masyarakat yaitu di antaranya memberikan keamanan yang

lebih besar, infrastruktur dan lingkungan sosial-ekonomi yang baik, serta dapat

memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Saat ini mayoritas penduduk

memiliki mata pencaharian sebagai pegawai swasta yaitu sejumlah 2.520 jiwa dan

buruh pabrik sejumlah 1.870 jiwa. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa manfaat

tersebut cukup menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Secara umum kondisi sosial politik serta ketentraman dan ketertiban di

wilayah Desa Kembang Kuning cukup kondusif, didukung dengan jumlah Linmas

yang sudah mencapai 50 orang dari tahun 2009 hingga 2015. Aspirasi masyarakat

terkait dunia politik maupun mengenai regulasi dapat tersalurkan dengan baik

kepada pihak pemerintah desa (Profil Desa Kembang Kuning, 2015).

Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Kembang Kuning di antaranya

ialah sarana pemerintahan desa, sarana perhubungan seperti jalanan yang dibeton

yang juga terdapat bantuan dari PT Holcim Indonesia Tbk, sarana pendidikan,

sarana kesehatan, sarana peribadatan, fasilitas perekonomian, serta sarana maupun

prasarana lainnya.

Desa Kembangkuning merupakan salah satu desa yang menjadi mitra PT

Holcim Indonesia Tbk Pabrik Narogong. Desa Kembangkuning berbatasan

langsung dengan lingkungan perusahaan sehingga termasuk pada ring 1 dalam

kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan oleh Departemen

community relations.

Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini ialah anggota Kopwama yang aktif pada

tahun pertama Kopwama didirikan hingga saat ini sehingga mereka terlibat dalam

seluruh kegiatan program pemberdayaan ekonomi yang intens pada tahun 2012

hingga tahun 2014. Responden pada penelitian ini berjumlah 30 orang, dengan

Page 54: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

36

karakteristik yaitu merupakan anggota Ibu-Ibu PKK Kampung Narogong Desa

Kembang Kuning sehingga usia responden termasuk dewasa. Peneliti

mengkategorikan usia berdasarkan usia kronologis selama rentang atau siklus

kehidupan manusia, yaitu usia 18-30 tahun (masa dewasa awal), usia 31-55 tahun

(masa dewasa pertengahan), usia ≥56 tahun (masa dewasa tua). Jumlah dan

persentase anggota berdasarkan usia pada program pemberdayaan ekonomi dapat

dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut usia pada program

pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

tahun 2016

Usia Responden Jumlah (Orang) Persentase (%)

18-30 tahun 0 0,0

31-55 tahun 22 73,3

≥56 tahun 8 26,7

Total 30 100.0

Tabel 9 menunjukkan bahwa sebaran usia anggota Kopwama berada pada

kategori 31-55 tahun, yakni 22 orang dengan persentase 73,3 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa partisipan program termasuk kategori usia masa dewasa

pertengahan. Usia tersebut merupakan usia di mana masa-masa produktif manusia

untuk bekerja. Pekerjaan anggota Kopwama yang menjadi responden pada

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut usia pada program

pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Jenis Pekerjaan

Responden

Jumlah (Orang) Persentase (%)

Guru 3 10,0

Ibu Rumah Tangga 21 70,0

Officer Holcim 1 3,3

Pembantu Rumah

Tangga

1 3,3

Pedagang/Buka Usaha 4 13,3

Total 30 100.0

Pada Tabel 10 diketahui bahwa mayoritas dari anggota Kopwama yang

menjadi responden pada penelitian ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga

dengan jumlah 21 orang atau 70,0 persen. Kemudian selain itu ada juga anggota

yang berprofesi sebagai guru, officer dari PT Holcim Indonesia Tbk, pembantu

rumah tangga (PRT), dan pedagang atau membuka usaha.

Page 55: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

37

KESESUAIAN PROGRAM, TINGKAT PARTISIPASI, DAN

KEMANFAATAN PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI

Bab ini menguraikan tentang bagaimana kesesuaian program

pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia Tbk, serta tingkat partisipasi dan

juga manfaatnya pada Koperasi Wanita Mandiri di Desa Kembang Kuning.

Kesesuaian program ditinjau melalui empat faktor pendukung efektivitas

penyuluhan oleh Setiana (2005). Bab ini juga membahas mengenai tingkat

partisipasi yang dilihat pada tiap tahapan program menurut Cohen dan Uphoff

(1977) yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi,

serta tahap pemanfaatan hasil berdasarkan tipologi tangga partisipasi Arnstein

(2007) yaitu non-participation, degrees of tokenism, dan degrees of citizen

control. Selanjutnya, pada bab ini juga dibahas mengenai kemanfaatan program,

yang ditinjau melalui indikator keberhasilan program pemberdayaan ekonomi

oleh Wibisono (2007).

Tingkat Kesesuaian Program Pemberdayaan Ekonomi

Kesesuaian program pada penelitian ini dilakukan untuk menganalisis

seberapa sesuai program binaan oleh pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia Tbk terhadap kebutuhan dan potensi masyarakat, yaitu anggota

Kopwama. Kesesuaian program merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi

efektivitas program menurut Hilarius dan Prayogo (2012). Kesesuaian program

diukur melalui daftar pertanyaan yang tersusun dalam bentuk kuesioner. Seperti

yang telah disebutkan sebelumnya, variabel ini ditinjau menggunakan 5 indikator

pendukung efektivitas program oleh Setiana (2005) yang di antaranya ialah

materi, metode, media, serta waktu dan lokasi program. Hasil penelitian oleh

Mutmainna (2014) menyatakan bahwa kesesuaian program pada program

pemberdayaan ekonomi lokal tergolong tinggi karena program tersebut telah tepat

sasaran dan sesuai dengan apa yang penerima program butuhkan. Selain itu,

kesesuaian program yang tinggi dalam penelitian Mutmainna (2014) juga

dikarenakan program yang mudah untuk dilaksanakan di kehidupan nyata.

Mayoritas anggota Kopwama merasa bahwa program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia Tbk berkesesuaian yang tinggi, dengan alasan

mereka merasa lebih aman jika melakukan simpan pinjam pada Koperasi Wanita

Mandiri yang dibina oleh PT Holcim. Selain merasa aman, anggota lain juga

merasa bahwa untuk melakukan simpan pinjam di Kopwama tidak memerlukan

syarat yang menyulitkan sehingga mudah jika para anggota ingin melakukan

pinjaman untuk modal usaha. Meskipun begitu, terdapat juga masyarakat yang

merasa tidak ada perubahan signifikan dengan dibentuknya koperasi, dengan

alasan bahwa mereka tidak terlalu mengembangkan hasil pinjaman menjadi usaha

melainkan hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Page 56: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

38

Materi Program

Materi program yang dimaksudkan ialah segala sesuatu yang disampaikan

dalam seluruh rangkaian kegiatan program. Menurut Setiana (2005) materi yang

baik dalam suatu program adalah yang sesuai dengan kebutuhan sasaran, menarik,

dapat memperbaiki kehidupan, meningkatan pendapatan, dan dapat memecahkan

masalah yang sedang dihadapi oleh sasaran program. Materi pada program

pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia mencakup materi-materi pokok

mengenai manajemen operasional koperasi dan juga materi penunjang lainnya

seperti keterampilan ataupun materi terkait usaha mikro. Jumlah dan persentase

anggota menurut kesesuaian materi program pada program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut kesesuaian materi

pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Materi Program Jumlah (Orang) Persentase (%)

Rendah 8 26,7

Sedang 4 13,3

Tinggi 18 60,0

Total 30 100,0

Tabel 11 menunjukkan persebaran anggota Kopwama menurut kesesuaian

materi program pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia. Data

tersebut menunjukkan bahwa kesesuaian materi program termasuk tinggi dalam

program pemberdayaan ekonomi, yaitu sejumlah 60 persen. Penilaian yang tinggi

tersebut ialah karena terdapat anggota yang merasa bahwa materi yang diberikan

saat kegiatan program sudah sesuai dengan kebutuhan maupun potensi yang

dimiliki anggota Kopwama. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh salah satu

anggota Kopwama sebagai berikut:

“..materi yang disampaikan itu berkaitan dengan koperasi, kan kita kan

orang awam yah jadi kita tau disitu bahwa koperasi bisa jalan kalo ada

legalitas, dan butuh anggota-anggotanya juga...” (S, 45 tahun)

Anggota merasa bahwa informasi yang disampaikan pada kegiatan dalam

program pemberdayaan ekonomi sesuai dengan tujuan dari Kopwama itu sendiri,

dan merasa bahwa informasi-informasi yang disampaikan dapat berguna baik

secara kelompok maupun individu.

Metode Program

Metode program merupakan cara ataupun teknik yang digunakan

berdasarkan tujuan khusus yang ingin dicapai dari program itu sendiri. Menurut

Setiana (2005) terdapat banyak metode dalam suatu program, di antaranya yaitu

berdasarkan pendekatan sasaran program, teknik komunikasinya, serta indera

partisipan program. Jumlah dan persentase anggota menurut kesesuaian metode

program pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia dapat dilihat

pada Tabel 12.

Page 57: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

39

Tabel 12 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut kesesuaian metode

pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Metode Program Jumlah (Orang) Persentase (%)

Rendah 9 30,0

Sedang 4 13,3

Tinggi 17 56,7

Total 30 100,0

Tabel 12 menunjukkan persebaran anggota Kopwama menurut kesesuaian

metode program pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia.

Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa kesesuaian metode pada program ini

termasuk tinggi. Sejumlah 56,7 persen anggota memberikan penilaian yang tinggi

terhadap kesesuaian metode pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia Tbk. Menurut Setiana (2005) metode dalam suatu program baiknya

disesuaikan dengan kebutuhan sasaran program itu sendiri, yaitu dengan cara

mengkombinasikan berbagai metode agar memberi manfaat yang lebih baik

dalam pencapaian tujuannya. Anggota merasa bahwa pendekatan, teknik

komunikasi, maupun metode lain yang digunakan oleh pihak PT Holcim

Indonesia Tbk pada program ini sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh

masyarakat. Selain itu, metode yang digunakan oleh pihak perusahaan cukup

persuasif sehingga anggota Kopwama bersedia untuk terus terlibat dalam

rangkaian kegiatan program. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh salah satu

anggota Kopwama sebagai berikut:

“..caranya Holcim itu bagus, mengajak masyarakat untuk berorganisasi,

awalnya kan kita hanya berbentuk PKK terus tiba-tiba digandeng sama

Holcim ya kita senang, berterima kasih malah. Terus dengan caranya

begitu kita jadi lebih inisiatif sendiri, buka buka internet buat tau tentang

koperasi untuk buka usaha...” (S, 45 tahun)

Media Program

Media yang digunakan dalam suatu program ialah seluruh alat bantu yang

berfungsi sebagai perantara yang menghubungkan antara penyampai program

dengan sasaran program. Media program digunakan agar informasi atau pesan

yang disampaikan menjadi lebih jelas, nyata, dan mudah dimengerti peserta

program. Pada program pemberdayaan ekonomi, media yang digunakan ialah

berupa gambar yang diproyeksikan, yaitu slide presentation. Jumlah dan

persentase anggota menurut kesesuaian media pada program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 menunjukkan persebaran anggota Kopwama menurut kesesuaian

media program pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia.

Media yang digunakan dalam program yang baik menurut Setiana (2005) ialah

alat bantu yang digunakan harus cocok dengan pesan atau informasi yang akan

disampaikan.

Page 58: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

40

Tabel 13 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut kesesuaian media

program pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Media Program Jumlah (Orang) Persentase (%)

Rendah 10 33,3

Sedang 7 23,3

Tinggi 13 43,3

Total 30 100,0

Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa terdapat 43,3 persen anggota

memberikan penilaian tinggi terhadap kesesuaian media program karena dianggap

cukup menarik perhatian anggota sehingga anggota lebih memperhatikan apa

yang disampaikan saat kegiatan berlangsung. Selain hal tersebut, dengan sajian

materi dalam bentuk slide presentation media yang digunakan pada program ini

cukup memudahkan materi untuk dipahami sehingga sesuai dengan kebutuhan

maupun kemampuan anggota. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh salah satu

anggota Kopwama sebagai berikut:

“..pake proyektor trus pake ada slidenya gitu ya jadi merhatiin sih terus

kan emang jadi lebih ngerti, tapi sayangnya kita ga dapet kertasnya gitu

sih ya, kan diganti slidenya cepet...” (I, 44 tahun)

Waktu Pelaksanaan Program

Waktu pelaksanaan program merupakan jadwal yang digunakan saat

melakukan kegiatan dalam program. Setiana (2005) menyatakan bahwa pada

umumnya masyarakat sudah memiliki jadwal atau waktu rutinan yang dilakukan

pada umumnya pagi hingga sore dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Pemilihan waktu pelaksanaan program baiknya disesuaikan dengan jadwal serta

kebutuhan masyarakat, agar tujuan program dapat dicapai. Jumlah dan persentase

anggota menurut kesesuaian waktu pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi

PT Holcim Indonesia dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut kesesuaian waktu

pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa

Kembang Kuning tahun 2016

Waktu Pelaksanaan

Program Jumlah (Orang) Persentase (%)

Rendah 7 23,3

Sedang 6 20,0

Tinggi 17 56,7

Total 30 100,0

Tabel 14 menunjukkan persebaran anggota Kopwama menurut kesesuaian

waktu pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia.

Berdasarkan data tersebut terdapat sebanyak 56,7 persen memberikan penilaian

yang tinggi terhadap kesesuaian waktu pelaksanaan program. Anggota merasa

bahwa pelaksanaan kegiatan program pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia Tbk dilaksanakanan pada waktu yang sesuai, karena anggota memilih

waktu tersebut atas kesepakatan bersama, sehingga tidak merugikan pihak

Page 59: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

41

manapun karena keputusan sepenuhnya berada pada pilihan anggota dan pengurus

Kopwama. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh salah satu anggota Kopwama

sebagai berikut:

“...kumpul gitu mah kita sendiri yang nentuin, jadi maunya hari apa

minggu ke berapa tinggal pilih, trus kalo udah ada tanggalnya mah

tinggal masing-masing ketua kelompoknya kasih tau ke anak buahnya...

(A, 42 tahun)

Lokasi Pelaksanaan Program

Setiana (2005) berpendapat bahwa ada masyarakat yang tidak tinggal

sepenuhnya menetap di desa, sehingga pemilihan tempat pelaksanaan program

seharusnya disesuaikan pula dengan jadwal dan lokasi yang mendukung. Jumlah

dan persentase anggota Kopwama menurut kesesuaian lokasi pelaksanaan

program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia dapat dilihat pada Tabel

15.

Tabel 15 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut kesesuaian lokasi

pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa

Kembang Kuning tahun 2016

Lokasi Pelaksanaan

Program Jumlah (Orang) Persentase (%)

Rendah 13 43,3

Sedang 4 13,3

Tinggi 13 43,3

Total 30 100,0

Tabel 15 menunjukkan persebaran anggota Kopwama menurut kesesuaian

lokasi pelaksanaan program pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia. Berdasarkan data tersebut terdapat sebanyak 43,3 persen memberikan

penilaian yang tinggi terhadap kesesuaian lokasi pelaksanaan program. Anggota

merasa bahwa lokasi pelaksanaan dalam program pemberdayaan ekonomi

dilakukan di tempat yang sesuai dengan kebutuhan, yaitu berada di lokasi yang

dekat dengan perumahan masyarakat seperti yang disebutkan oleh salah satu

anggota sebagai berikut: “...lokasi mah deket neng kan cuma di Club House, deket

tinggal nyebrang...” (I, 44 tahun). Namun berdasarkan data tersebut pula,

sejumlah 43,3 persen anggota memberikan penilaian rendah atas lokasi

pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi. Hal tersebut ialah karena meskipun

lokasi yang ditentukan tergolong dekat dan tidak menyusahkan, namun tempat

yang dipilih untuk menjadi lokasi pelaksanaan pogram terlalu besar sehingga

situasi saat program berlangsung menjadi kurang kondusif. Hal ini sebagaimana

disampaikan oleh salah satu anggota Kopwama sebagai berikut: “...di mana tuh

Club House yah, kegedean neng jadi jauh proyektornya tapi kalo di kantor

koperasi mah kan juga kekecilan yah...” (A, 42 tahun).

Page 60: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

42

Tingkat Partisipasi pada Program Pemberdayaan Ekonomi

Tingkat partisipasi pada penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh

mana keterlibatan anggota Kopwama pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia Tbk. Tingkat partisipasi pada penelitian ini secara garis besar

merujuk pada tahapan partisipasi oleh Cohen dan Uphoff (1977) yakni tahap

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pemanfaatan hasil. Kemudian, pada

setiap tahapan tersebut dilakukan penggolongan tingkatan partisipasi yang

merujuk pada Arnstein (2007) yaitu non-participation, tokenism, dan citizen

power. Penggolongan tersebut diukur melalui daftar pertanyaan yang tersusun ke

dalam kuesioner.

Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan pada pelaksanaan program CSR ialah merupakan

tahap pengambilan keputusan pada saat merencanakan kegiatan maupun agenda

yang akan dilakukan pada saat program berjalan. Termasuk didalamnya ialah

penggalian ide, perumusan pilihan, melakukan evaluasi dari tiap pilihan yang ada,

dan pengambilan keputusan atas pilihan tersebut, serta perumusan strategi untuk

melaksanakan pilihan yang telah ditetapkan (Cohen dan Uphoff 1977). Jumlah

dan persentase anggota menurut partisipasinya dalam tahap pelaksanaan program

pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia Tbk dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut tingkat partisipasi

tahap perencanaan pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tahap Perencanaan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Non Partisipasi 6 20,0

Tokenisme 4 13,3

Citizen Power 20 66,7

Total 30 100,0

Tabel 16 menunjukkan persebaran anggota Kopwama menurut tingkat

partisipasi masyarakat tahap perencanaan pada program pemberdayaan ekonomi

PT Holcim Indonesia Tbk. Data tersebut menunjukkan bahwa partisipasi

masyarakat pada tahap ini tergolong tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan

adanya anggota yang berada pada tingkat partisipasi citizen power yaitu sejumlah

66,7 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa anggota terlibat secara penuh dan

aktif dalam tahap perencanaan yaitu dengan menghadiri kegiatan program,

menyuarakan pendapat, memberikan saran maupun kritik dan melibatkan dirinya

pada saat pengambilan keputusan. Contohnya ialah ketika diadakan rapat bersama

antara anggota Kopwama dengan pihak pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia Tbk yang membahas perubahan UP2K dari PKK Kampung Narogong

menjadi koperasi anggota dapat menyuarakan pendapat dengan bebas. Hal ini

sebagaimana disampaikan oleh salah satu anggota Kopwama sebagai berikut:

“...mau ngasih saran, kritik atau apa mah bebas sih menyuarakan pendapatnya

ga ada dibatesin atau kayak gak didengar atau apa...” (SS, 56 tahun).

Page 61: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

43

Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan bagian yang penting dalam suatu program

yang di dalamnya diperlukan keterlibatan dalam bentuk sumbangan materi,

sumbangan pemikiran, ataupun tindakan sebagai anggota program (Cohen dan

Uphoff 1977). Pelaksanaan pada program mitra binaan koperasi oleh

pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia Tbk ialah termasuk pemantauan

kegiatan koperasi tiap bulannya, serta pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada

anggota Koperasi. Jumlah dan persentase anggota menurut partisipasinya pada

tahap pelaksanaan program dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut tingkat partisipasi

tahap pelaksanaan pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tahap Pelaksanaan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Non Partisipasi 5 16,7

Tokenisme 2 6,7

Citizen Power 23 76,7

Total 30 100,0

Tabel 17 menunjukkan persebaran anggota Kopwama menurut tingkat

partisipasi masyarakat tahap pelaksanaan pada program pemberdayaan ekonomi

PT Holcim Indonesia Tbk. Partisipasi pada tahap pelaksanaan dapat digolongkan

tinggi, dibuktikan dengan sejumlah 76,7 persen anggota berada pada tingkat

partisipasi citizen power. Hal tersebut menunjukkan bahwa anggota terlibat secara

penuh dan aktif dalam tahap perencanaan yaitu dengan menghadiri kegiatan

program, menyuarakan pendapat, memberikan saran maupun kritik dan

melibatkan dirinya pada saat pengambilan keputusan. Anggota merasa terlibat

pada setiap kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, di antaranya ialah

kegiatan rutin bulanan oleh Kopwama dan juga berbagai pelatihan keterampilan

dari PT Holcim. Meskipun begitu, terdapat juga anggota yang tidak mengikuti

kegiatan karena ada halangan atau merasa selalu ikut namun tidak terlalu

melibatkan diri didalam kegiatan tersebut. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh

salah satu anggota Kopwama yaitu sebagai berikut: “...kalo ada pendapat, saran,

dan lainnya itu pasti dipertimbangin sih sama anggota, bareng-bareng

ditentuin...” (S, 45 tahun).

Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan tahap dimana masyarakat atau anggota

program dapat memberikan umpan balik atas pelaksanaan program yang telah

dilaksanakan sebagai masukan bagi pelaksanaan program ke depannya. Pada

program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia Tbk, tahap evaluasi

dilakukan setiap tahunnya, sesuai dengan jadwal tutup pembukuan Kopwama

yang dilakukan di akhir tahun. Tahap evaluasi dilakukan dengan melakukan

pelaporan penggunaan dana oleh Kopwama terhadap pihak PT Holcim, yang

kemudian sambil dilakukan diskusi untuk membahas pembagian SHU (sistem

hasil usaha) dan kegiatan penutup tahunan. Jumlah dan persentase anggota

menurut partisipasinya pada tahap evaluasi dapat dilihat pada Tabel 18.

Page 62: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

44

Tabel 18 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut tingkat partisipasi

tahap evaluasi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tahap Evaluasi Jumlah (Orang) Persentase (%)

Non Partisipasi 15 50,0

Tokenisme 1 3,3

Citizen Power 14 46,7

Total 30 100,0

Pada Tabel 18 diketahui bagaimana persebaran anggota Kopwama

menurut tingkat partisipasi masyarakat tahap evaluasi pada program

pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia Tbk. Berdasarkan data tersebut,

didapatkan bahwa 50,0 persen dari anggota berada pada tingkat partisipasi non

partisipasi. Separuh dari total anggota berada pada tingkat partisipasi non

partisipasi, karena meskipun terdapat anggota yang menghadiri kegiatan

program, namun mereka tidak merasa harus terlibat pada tahap evaluasi dan

cenderung melimpahkan keputusan kepada pengurus Kopwama dan pihak

perusahaan. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh salah satu anggota Kopwama

sebagai berikut:

“...kalo pas kumpul laporan ke Holcim saya pernah denger sih, tapi saya

gaikutan itumah, kalo buat nentuin sesuatu mah lebih ke pengurus aja kali

yah saya mah sebagai anggota ngikut aja, kan pasti pengurus mah

mutusin yang terbaik buat koperasi...” (A, 42 tahun)

Tahap Pemanfaatan Hasil

Tahap pemanfaatan hasil dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan

suatu program dalam pencapaiannya terhadap sasaran program. Agar hasil yang

diharapkan dari suatu program dapat dirasakan, tentunya membutuhkan partisipasi

pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi. Hasil dari program ini

ialah berbentuk SHU (sistem hasil usaha) yang merupakan keuntungan yang

didapat masing-masing anggota atas keaktifannya dalam melakukan simpan

pinjam di koperasi. Kemudian, setiap akhir tahun atau setelah tutup pembukuan

dilakukan kegiatan pengajian sekaligus pembukaan buku selanjutnya yang

sekaligus dilakukan untuk berdiskusi mengenai rencana bagi koperasi tahun

selanjutnya. Jumlah dan persentase anggota menurut partisipasinya dalam tahap

pemanfaatan hasil dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut tingkat partisipasi

tahap pemanfaatan hasil pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tahap Pemanfaatan

Hasil

Jumlah (Orang) Persentase (%)

Non Partisipasi 0 0,0

Tokenisme 1 3,3

Citizen Power 29 96,7

Total 30 100,0

Page 63: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

45

Tabel 19 menunjukkan persebaran anggota Kopwama menurut tingkat

partisipasi masyarakat tahap pemanfaatan hasil pada program pemberdayaan

ekonomi PT Holcim Indonesia Tbk. Dapat disimpulkan bahwa partisipasi pada

tahap pemanfaatan hasil berada pada level tertinggi yaitu citizen power. hal

tersebut dibuktikan dengan sejumlah 96,7 persen anggota berada pada level

tersebut, karena manfaat dari program dirasa memuaskan dan mudah untuk

didapatkan. Anggota merasa pada tahap tersebut tidak ada yang ditutup-tutupi

ditandai dengan pembagian SHU yang transparan, sehingga anggota melibatkan

dirinya secara sukarela. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh salah satu anggota

Kopwama yaitu I, 44 tahun sebagai berikut: “...kalo hasil kita pasti dapet ga ada

ditahan-tahan, informasi jelas ga ditutup-tutupin...”

Kemanfaatan Program Pemberdayaan Ekonomi

Suatu program dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu yang

tentunya akan memberikan manfaat bagi perusahaan maupun masyarakat.

Kemanfaatan program pada penelitian ini dilakukan untuk menganalisis seberapa

besar manfaat yang dirasakan bagi masyarakat sebagai subyek program.

kemanfaatan program pada penelitian ini merujuk pada Wibisono (2007) yang

mengemukakan indikator keberhasilan dari suatu program. Indikator keberhasilan

tersebut di ukur dari aspek ekonomi dan juga aspek sosial masyarakat.

Kemanfaatan program diukur melalui daftar pertanyaan yang disusun dalam

sebuah kuesioner.

Kemanfaatan Ekonomi

Kemanfaatan ekonomi program merupakan manfaat yang dirasakan oleh

masyarakat dalam kehidupan ekonominya. Manfaat ekonomi program dinilai

melalui perbaikan kualitas sarana maupun sarana yang masyarakat miliki,

kemandirian ekonomi masyarakat, serta bagaimana kualitas hidupnya. Jumlah dan

persentase anggota menurut kemanfaatan ekonomi yang dirasa oleh masyarakat

dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut kemanfaatan

ekonomi program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di

Desa Kembang Kuning tahun 2016

Kemanfaatan

Ekonomi

Jumlah (Orang) Persentase (%)

Rendah 8 26,7

Sedang 11 36,7

Tinggi 11 36,7

Total 30 100,0

Tabel 20 menunjukkan persebaran anggota Kopwama menurut

kemanfaatan ekonomi program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia

Tbk. Berdasarkan Tabel tersebut anggota yang memberikan penilaian rendah

maupun tinggi berada pada jumlah yang sama yaitu sebesar 36,7 persen. Hal

tersebut dikarenakan ada sebagian anggota yang membuka bisnis ekonomi dari

Page 64: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

46

dana pinjaman koperasi, sehingga merasa ada pertambahan pendapatan. Hal ini

sebagaimana disampaikan oleh salah satu anggota Kopwama sebagai berikut:

“...saya jadi lebih mandiri ya keuangannya, saya kan bisnis katering gitu

yah sama kalo pas lebaran suka bikin kue saya jualin, nah itu modalnya

kan dari koperasi tinggal pinjam...” (E, 34 tahun)

Meskipun begitu, terdapat anggota yang hanya menggunakan dana

pinjaman dari koperasi hanya untuk biaya kehidupan sehari-hari. Hal ini

menandakan bahwa dari program pemberdayaan ekonomi memiliki manfaat

ekonomi yang berbeda-beda pada masing-masing individu anggota. Hal ini

sebagaimana disampaikan oleh salah satu anggota Kopwama sebagai berikut:

“...saya belum merasakan adanya kesempatan ekonomi yang lebih besar

sih, soalnya saya emang gak jualan atau usaha warung, tapi saya jadi

lebih mandiri sih kan bisa pinjam dan menabung...”(I, 44 tahun)

Kemanfaatan Sosial

Kemanfaatan sosial program merupakan manfaat yang dirasakan oleh

masyarakat dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya. Manfaat sosial

proram dinilai melalui penilaian atas frekuensi gejolak sosial, kualitas

hubungannya dengan perusahaan, serta kepuasan yang masyarakat rasa selama

program dilaksanakan. Jumlah dan persentase anggota menurut kemanfaatan

sosial yang dirasakan oleh masyarakat dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21 Jumlah dan persentase anggota Kopwama menurut kemanfaatan sosial

program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Kemanfaatan Sosial Jumlah (Orang) Persentase (%)

Rendah 8 26,7

Sedang 15 50,0

Tinggi 7 23,3

Total 30 100,0

Tabel 21 menunjukkan persebaran anggota Kopwama menurut

kemanfaatan sosial program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia Tbk.

Data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas anggota memberikan penilaian yang

sedang atas kemanfaatan sosial yang dirasakan dari program yaitu sejumlah 50,0

persen. Hal tersebut ialah karena anggota merasa puas atas pelaksanaan program

pemberdayaan ekonomi pada Kopwama, namun tidak merasakan adanya

perbaikan kondisi kehidupan secara ekonomi maupun sosial. Hal ini sebagaimana

disampaikan oleh salah satu anggota Kopwama sebagai berikut: “...kalo

permasalahan ekonomi di antara anggota mah gak berkurang ya, tapi manfaat

mah tetep ada kerasa...” (SS, 56 tahun).

Page 65: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

47

HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI

DENGAN TINGKAT PARTISIPASI

Hasil analisis tiap variabel yaitu kesesuaian program, tingkat partisipasi

serta kemanfaatan program telah dibahas pada bab sebelumnya. Pada bab ini,

dibahas hubungan dua variabel pada penelitian ini, yaitu hubungan di antara

kesesuaian program dengan tingkat partisipasi pada setiap tahapannya.

Kesesuaian program merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi efektivitas

program menurut Hilarius dan Prayogo (2012). Kesesuaian program kemudian

ditinjau menggunakan 5 indikator pendukung efektivitas program oleh Setiana

(2005) yaitu materi, metode, media, serta waktu dan lokasi pelaksanaan program.

Tingkat partisipasi dalam penelitian secara garis besar merujuk pada tahapan

partisipasi oleh Cohen dan Uphoff (1977) yakni tahap perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi, dan pemanfaatan hasil yang kemudian dibagi menjadi tiga penggolongan

menurut Arnstein (2007) yaitu non-participation, tokenism, dan citizen power.

Berikut dibahas hubungan 5 indikator kesesuaian program dengan masing-masing

tahapan partisipasi.

Hubungan Kesesuaian Materi Program dengan Tingkat Partisipasi

Materi program merupakan segala sesuatu informasi yang disampaikan

saat berlangsungnya program. Tingkat partisipasi ialah keterlibatan anggota dalam

setiap tahapan program yang di antaranya ialah tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pemanfaatan hasil.

Hubungan Kesesuaian Materi Program dengan Tingkat Partisipasi pada

Tahap Perencanaan

Hubungan antara kesesuaian materi program dengan tingkat partisipasi

pada tahap perencanaan dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung

dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi

silang secara lengkap disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22 Hubungan antara kesesuaian materi dengan tingkat partisipasi tahap

perencanaan pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Materi Program

Tingkat Partisipasi pada Tahap Perencanaan

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 0 0,0 2 50,0 6 30,0

Sedang 1 16,7 0 0,0 3 15,0

Tinggi 5 83,3 2 50,0 11 55,0

Total 6 100,0 4 100,0 20 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,324 dan koefisien korelasi -0,186.

Page 66: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

48

Tabel 22 menunjukkan bahwa mayoritas anggota yang tingkat

partisipasinya pada tahap perencanaannya tinggi, memberikan penilaian yang

tinggi atas kesesuaian materi program dengan jumlah persentase sebesar 55

persen. Kemudian bagi anggota Kopwama yang berada pada tingkat partisipasi

yang rendah atau non partisipasi, juga memberikan penilaian yang tinggi atas

kesesuaian materi program dengan jumlah persentase sebesar 83,3 persen. Tidak

terdapat kecenderungan yang menyatakan hubungan kedua variabel ini, karena

bagaimanapun tingkat partisipasinya, mayoritas anggota berada memberikan

penilaian atas kesesuaian materi yang tinggi.

Partisipasi yang tinggi didasari oleh adanya kemauan serta nilai solidaritas

yang dimiliki anggota Kopwama karena sebelumnya memang sudah termasuk

sebagai anggota PKK. Anggota merasa bahwa materi yang diberikan oleh

program sudah sesuai dengan kondisi koperasi dan mudah dilakukan di kehidupan

nyata, namun ada juga yang sebaliknya. Kemudian, terdapat juga anggota yang

telah berpartisipasi penuh namun merasa materi yang diberikan memiliki

kekurangan, yaitu anggota tidak diberikan materi secara fisik sehingga agak

menyulitkan anggota dalam mengingat isi materi dalam waktu yang lama.

Ketidakcenderungan tersebut didukung oleh uji korelasi yang dilakukan

untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian materi program dengan tingkat

partisipasi pada tahap perencanaan. Hasil uji korelasi tersebut menunjukkan

bahwa diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,186 pada selang kepercayaan atau α

sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,324 yang lebih

besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, kesesuaian

materi program dengan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan tidak memiliki

hubungan.

Hubungan Kesesuaian Materi Program dengan Tingkat Partisipasi pada

Tahap Pelaksanaan

Hubungan antara kesesuaian materi program dengan tingkat partisipasi

pada tahap pelaksanaan dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung

dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi

silang secara lengkap disajikan pada Tabel 23.

Tabel 23 Hubungan antara kesesuaian materi program dengan tingkat partisipasi

tahap pelaksanaan pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Materi Program

Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 3 60,0 1 50,0 4 17,4

Sedang 1 20,0 0 0,0 3 13,0

Tinggi 1 20,0 1 50,0 16 69,6

Total 5 100,0 2 100,0 23 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,030 dan koefisien korelasi 0,396*. *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 67: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

49

Pada Tabel 23 didapatkan bahwa kesesuaian materi program yang rendah

dinilai oleh anggota yang berada pada tingkat partisipasi tahap pelaksanaan yang

rendah, dengan jumlah persentase sebesar 60 persen. Berbeda dengan penilaian

tinggi atas kesesuaian materi program yang mengerucut pada tingkat partisipasi

citizen power, yaitu dengan jumlah persentase 69,6 persen. Hal itu dikarenakan

bagi anggota yang berpartisipasi penuh atau citizen power dalam tahap

pelaksanaan tentu akan mendapatkan materi secara keseluruhan dan utuh

dibandingkan dengan anggota yang berada pada tingkat partisipasi non partisipasi.

Terdapat kecenderungan yaitu semakin tinggi penilaian atas kesesuaian

materi program, semakin tinggi pula tingkat partisipasinya. Kecenderungan

tersebut didukung oleh uji korelasi yang menyatakan koefisien korelasi kedua

variabel tersebut ialah sebesar 0,396 pada selang kepercayaan atau α sebesar 0,05.

Diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,030 yang lebih kecil dari pada nilai α,

sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, kesesuaian materi program dengan

tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan memiliki hubungan yang positif.

Hubungan pada dua variabel tersebut merupakan hubungan positif yang tergolong

moderat.

Hubungan Kesesuaian Materi Program dengan Tingkat Partisipasi pada

Tahap Evaluasi

Hubungan antara kesesuaian materi program dengan tingkat partisipasi

pada tahap evaluasi dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung dengan

hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi silang secara

lengkap disajikan pada Tabel 24.

Tabel 24 Hubungan antara kesesuaian materi dengan tingkat partisipasi tahap

evaluasi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Materi Program

Partisipasi pada Tahap Evaluasi

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 5 33,3 0 0,0 3 21,4

Sedang 2 13,3 0 0,0 2 14,3

Tinggi 8 53,3 1 100,0 9 64,3

Total 15 100,0 1 100,0 14 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,506 dan koefisien korelasi 0,126.

Tabel 24 menunjukkan bahwa anggota yang berada pada tingkat

partisipasi tahap evaluasi manapun memberikan penilaian yang tinggi atas

kesesuaian materi program. Terdapat anggota yang tidak aktif berpartisipasi pada

tahap ini, namun mereka merasa bahwa materi yang diberikan dalam program

cukup sesuai dengan tujuan Kopwama itu sendiri.

Meskipun begitu, tedapat 33,3 persen anggota yang berada pada tingkat

partisipasi tahap evaluasi memberikan penilaian rendah atas kesesuaian materi

program. Hal itu dikarenakan anggota yang kurang berpartisipasi tidak

mendapatkan materi secara keseluruhan sehingga merasa bahwa materi yang

Page 68: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

50

diberikan kurang atau belum sesuai. Selain itu, pada tahap ini anggota cenderung

untuk tidak mau terlibat dengan alasan bahwa saat evaluasi merupakan urusan

pihak pengurus dan perusahaan saja. Jika dilihat dari Tabel 24 ada kecenderungan

bahwa semakin tinggi kesesuaian materi maka akan semakin tinggi partisipasinya

pada tahap evaluasi, tetapi menurut uji korelasi yang dilakukan hasilnya

bertentangan.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian materi

program dengan tingkat partisipasi pada tahap evaluasi. Hasil uji korelasi tersebut

menunjukkan bahwa diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,126 pada selang

kepercayaan atau α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung

sebesar 0,506 yang lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1

ditolak. Artinya, kesesuaian materi program dengan tingkat partisipasi pada tahap

evaluasi tidak memiliki hubungan.

Hubungan Kesesuaian Materi Program dengan Tingkat Partisipasi pada

Tahap Pemanfaatan Hasil

Hubungan antara kesesuaian materi program dengan tingkat partisipasi

pada tahap pemanfaatan hasil dianalisis menggunakan tabulasi silang dan

didukung dengan hasij uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan

tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25 Hubungan antara kesesuaian materi dengan tingkat partisipasi tahap

pemanfaatan hasil pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Materi Program

Partisipasi pada Tahap Pemanfaatan Hasil

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 0 0,0 1 100,0 7 24,1

Sedang 0 0,0 0 0,0 4 13,3

Tinggi 0 0,0 0 0,0 18 60,0

Total 0 0,0 1 100,0 29 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,149 dan koefisien korelasi 0,270.

Tabel 25 menunjukkan bahwa anggota yang memberikan penilaian atas

kesesuaian materi rendah, sedang, maupun tinggi berada pada tingkat partisipasi

citizen power. Partisipasi anggota pada tahap pemanfaatan hasil tinggi karena

memang anggota merasa perlu untuk mengambil SHU (Sistem Hasil Usaha) atas

hasil aktifitas simpan pinjamnya dikoperasi sekaligus kumpul untuk diskusi

perencanaan kegiatan Kopwama selanjutnya. Materi yang diberikan program

dirasa sudah sesuai dengan kebutuhan anggota dan selaras dengan tujuan

koperasi. Kemudian pada penilaian kesesuaian materi rendah terdapat anggota

yang berada pada tahap tokenism, hal itu karena ada anggota yang merasa

pembagian SHU kurang jelas ia dapatkan. Dengan begitu, tidak ada

kecenderungan jika semakin tinggi kesesuaian materi maka semakin tinggi pula

partisipasinya karena berdasarkan data Tabel 25 tidak ada kecenderungan

tersebut.

Page 69: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

51

Hal tersebut juga didukung oleh uji korelasi yang dilakukan untuk

mengidentifikasi hubungan kesesuaian materi program dengan tingkat partisipasi

pada tahap pemanfaatan hasil. Hasil uji korelasi tersebut menunjukkan bahwa

diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,270 pada selang kepercayaan atau α sebesar

0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,149 yang lebih besar

dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, kesesuaian materi

program dengan tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil tidak memiliki

hubungan.

Hubungan Kesesuaian Metode Program dengan Tingkat Partisipasi

Metode suatu program merupakan cara, teknik, ataupun pendekatan yang

dilakukan fasilitator program kepada sasaran program. Tingkat partisipasi ialah

keterlibatan anggota dalam setiap tahapan program yang di antaranya ialah tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pemanfaatan hasil.

Berikut adalah hubungan antara kesesuaian metode program

pemberdayaan ekonomi dengan tingkat partisipasi pada setiap tahapannya.

Hubungan Kesesuaian Metode Program dengan Tingkat Partisipasi pada

Tahap Perencanaan

Hubungan antara kesesuaian metode program dengan tingkat partisipasi

pada tahap perencanaan dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung

dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi

silang secara lengkap disajikan pada Tabel 26.

Tabel 26 Hubungan antara kesesuaian metode dengan tingkat partisipasi tahap

perencanaan pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Metode Program

Partisipasi pada Tahap Perencanaan

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 3 50,0 2 50,0 4 20,0

Sedang 1 16,7 0 0,0 3 15,0

Tinggi 2 33,3 2 50,0 13 65,0

Total 6 100,0 4 100,0 20 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,123 dan koefisien korelasi 0,288.

Tabel 26 menunjukkan bahwa mayoritas anggota Kopwama yang

memberikan penilaian tinggi atas kesesuaian metode program juga berada pada

tingkat partisipasi pada tahap perencanaan yang tinggi pula dengan jumlah

persentase sebesar 65 persen. Hal tersebut dikarenakan ada sebagian anggota

Kopwama yang sudah merasa metode yang dilakukan oleh pihak perusahaan

dalam program pemberdayaan ekonomi sudah sesuai dan mendorong anggota

untuk tetap terlibat dalam program. Kemudian terdapat anggota yang memberikan

penilaian kesesuaian metode program rendah dan berada pada tingkat partisipasi

yang rendah pula dengan jumlah persentase 50 persen, hal ini dikarenakan mereka

Page 70: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

52

masih merasa metode oleh pihak perusahaan belum sepenuhnya sesuai, terutama

pada hal intensitas pihak perusahaan dalam menjalin hubungan dengan Kopwama.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian

metode program dengan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan. Dari uji

tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,288 pada selang kepercayaan atau

α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,123 yang

lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya,

kesesuaian metode program dengan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan tidak memiliki hubungan.

Hubungan Kesesuaian Metode Program dengan Tingkat Partisipasi pada

Tahap Pelaksanaan

Hubungan antara kesesuaian metode program dengan tingkat partisipasi

pada tahap pelaksanaan dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung

dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi

silang secara lengkap disajikan pada Tabel 27.

Tabel 27 Hubungan antara kesesuaian metode program dengan tingkat partisipasi

tahap pelaksanaan pada program pemberdayaan ekonomi pt holcim indonesia di desa kembang kuning tahun 2016

Metode Program

Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 3 60,0 1 50,0 5 21,7

Sedang 1 20,0 0 0,0 3 13,0

Tinggi 1 20,0 1 50,0 15 65,2

Total 5 100,0 2 100,0 23 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,059 dan koefisien korelasi 0,349.

Tabel 27 menunjukkan pada kesesuaian metode yang tinggi berada pada

tingkat partisipasi tahap pelaksanaan yang tinggi pula, dengan jumlah persentase

sebesar 65,2 persen. Metode program pada tahap pelaksanaan di antaranya

termasuk pada kontrol atas pihak perusahaan pada setiap kegiatan Kopwama,

sehingga semakin berpartisipasi anggota maka akan semakin cenderung

memberikan penilaian tinggi atas kesesuaian metode program. Meskipun begitu,

terdapat anggota yang memberikan penilaian rendah atas kesesuaian metode

program dengan tingkat partisipasi non partisipasi yaitu sebesar 60 persen,

sehingga memberikan kecenderungan bahwa semakin tinggi penilaian atas

kesesuaian metode program maka akan semakin tinggi tingkat partisipasinya.

Namun, kecenderungan tersebut bertentangan dengan hasil uji korelasi yang

dilakukan.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian

metode program dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan. Dari uji

tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,349 pada selang kepercayaan atau

α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,059 yang

lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya,

Page 71: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

53

kesesuaian metode program dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan

tidak memiliki hubungan.

Hubungan Kesesuaian Metode Program dengan Tingkat Partisipasi pada

Tahap Evaluasi

Hubungan antara kesesuaian metode program dengan tingkat partisipasi

pada tahap evaluasi dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung dengan

hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi silang secara

lengkap disajikan pada Tabel 28.

Tabel 28 Hubungan antara kesesuaian metode dengan tingkat partisipasi tahap

evaluasi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di

Desa Kembang Kuning tahun 2016

Metode Program

Partisipasi pada Tahap Evaluasi

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 7 46,7 0 0,0 2 14,3

Sedang 1 6,7 0 0,0 3 21,4

Tinggi 7 46,7 1 100,0 9 64,3

Total 15 100,0 1 100,0 14 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,175 dan koefisien korelasi 0,255.

Tabel 28 menunjukkan bahwa anggota yang berada pada tingkat

partisipasi tahap evaluasi non partisipasi, memberikan penilaian yang sama

besarnya atas kesesuaian metode program rendah maupun sedang dengan

persentase masing-masng 46,7 persen. Hal itu dikarenakan selain karena terdapat

anggota yang tidak mau melibatkan diri saat tahap evaluasi karena merasa

evaluasi hanya untuk pengurus saja, intensitas perusahaan dinilai semakin

memudar. Kemudian, penilaian yang tinggi atas kesesuaian metode program

mayoritas berada pada anggota yang tingkat partisipasinya tinggi atau citizen

power dengan jumlah persentase 64,3 persen. Meskipun pemantauan oleh pihak

perusahaan memudar, banyak anggota yang merasa bahwa apa yang dilakukan

pihak perusahaan selama ini sudah sesuai dengan kebutuhan koperasi dan

mendorong anggota agar tetap mau berpartisipasi. Dengan begitu, berdasarkan

data Tabel 28 dapat dilihat terdapat kecenderungan yaitu semakin tinggi

kesesuaian metode program maka semakin tinggi tingkat partisipasinya. Namun,

hal tersebut bertentangan dengan uji korelasi yang telah dilakukan.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian

metode program dengan tingkat partisipasi pada tahap evaluasi. Dari uji tersebut,

diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,255 pada selang kepercayaan atau α sebesar

0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,175 yang lebih besar

dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, kesesuaian

metode program dengan tingkat partisipasi pada tahap evaluasi tidak memiliki

hubungan.

Page 72: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

54

Hubungan Kesesuaian Metode Program dengan Tingkat Partisipasi pada

Tahap Pemanfaatan Hasil

Hubungan antara kesesuaian metode program dengan tingkat partisipasi

pada tahap pemanfaatan hasil dianalisis menggunakan tabulasi silang dan

didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan

tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 29.

Tabel 29 Hubungan antara kesesuaian metode dengan tingkat partisipasi tahap

pemanfaatan hasil pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Metode Program

Partisipasi pada Tahap Pemanfaatan Hasil

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 0 0,0 1 100,0 8 27,6

Sedang 0 0,0 0 0,0 4 13,8

Tinggi 0 0,0 0 0,0 17 58,6

Total 0 0,0 1 100,0 29 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,176 dan koefisien korelasi 0,254.

Tabel 29 menunjukkan bahwa kesesuaian metode rendah, sedang, maupun

tinggi sama-sama berada pada tingkat partisipasi citizen power. Partisipasi pada

tahap pemanfaatan hasil memang tergolong tinggi, yaitu dengan adanya kesadaran

masing-masing anggota atas manfaat yang didapat dari program serta kumpul

untuk diskusi perencanaan aktifitas koperasi selanjutnya. Bagi kesesuaian metode

rendah terdapat anggota yang berada pada tingkat partisipasi tokenism pada tahap

pemanfaatan hasil. Hal ini dikarenakan kesesuaian metode yang rendah ternyata

tidak terlalu mendorong anggota agar tetap berpartisipasi, sehingga pada tahap

pemanfaatan hasil pun anggota tidak melibatkan diri sepenuhnya. Dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat kecenderungan hubungan atas kedua variabel

tersebut.

Hal tersebut juga didukung oleh uji korelasi yang dilakukan untuk

mengidentifikasi hubungan kesesuaian metode program dengan tingkat partisipasi

pada tahap pemanfaatan hasil. Dari uji tersebut, diperoleh koefisien korelasi

sebesar 0,254 pada selang kepercayaan atau α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh

nilai signifikan hitung sebesar 0,176 yang lebih besar dari pada nilai α, sehingga

H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, kesesuaian metode program dengan tingkat

partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil tidak memiliki hubungan.

Hubungan Kesesuaian Media Program dengan Tingkat Partisipasi

Media suatu program ialah seluruh alat bantu yang berfungsi sebagai

perantara yang menghubungkan antara penyampai program dengan sasaran

program. Tingkat partisipasi ialah keterlibatan anggota dalam setiap tahapan

program yang di antaranya ialah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap

evaluasi dan tahap pemanfaatan hasil.

Page 73: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

55

Berikut adalah hubungan antara kesesuaian media program pemberdayaan

ekonomi dengan tingkat partisipasi pada setiap tahapannya.

Hubungan Kesesuaian Media Program dengan Tingkat Partisipasi pada

Tahap Perencanaan

Hubungan antara kesesuaian media program dengan tingkat partisipasi

pada tahap perencanaan dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung

dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi

silang secara lengkap disajikan pada Tabel 30.

Tabel 30 Hubungan antara kesesuaian media dengan tingkat partisipasi tahap

perencanaan pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Media Program

Partisipasi pada Tahap Perencanaan

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 1 16,7 2 50,0 7 35,0

Sedang 3 50,0 1 25,0 3 15,0

Tinggi 2 33,3 1 25,0 10 50,0

Total 6 100,0 4 100,0 20 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,733 dan koefisien korelasi 0,065.

Tabel 30 menunjukkan bahwa pada mayoritas anggota non partisipasi

pada tahap perencanaan memberikan penilaian sedang atas kesesuaian media

program dengan jumlah persentase sebesar 50 persen. Kemudian pada anggota

yang tingkat partisipasinya tokenism memberikan penilaian kesesuaian media

yang rendah dengan jumlah persentase sebesar 50 persen. Hal itu dikarenakan

media yang digunakan dalam suatu program (dalam program pemberdayaan

ekonomi ialah proyektor) dirasa memiliki kekurangan maupun kelebihan yang

bisa langsung dirasakan oleh partisipan program, yaitu media proyektor dinilai

cukup menarik perhatian namun dinilai juga menyusahkan bagi anggota yang

sudah lanjut usia karena ukuran tulisan yang kecil.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian media

program dengan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan. Dari uji tersebut,

diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,065 pada selang kepercayaan atau α sebesar

0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,733 yang lebih besar

dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, kesesuaian media

program dengan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan tidak memiliki

hubungan.

Hubungan Kesesuaian Media Program dengan Tingkat Partisipasi pada

Tahap Pelaksanaan

Hubungan antara kesesuaian media program dengan tingkat partisipasi

pada tahap pelaksanaan dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung

dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi

silang secara lengkap disajikan pada Tabel 31.

Page 74: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

56

Tabel 31 Hubungan antara kesesuaian media dengan tingkat partisipasi tahap

pelaksanaan pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Media Program

Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 2 40,0 0 0,0 8 34,8

Sedang 2 40,0 1 50,0 4 17,4

Tinggi 1 20,0 1 50,0 11 47,8

Total 5 100,0 2 100,0 23 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,624 dan koefisien korelasi 0,093.

Tabel 31 menunjukkan bahwa pada anggota yang non partisipasi pada

tahap pelaksanaan memberikan penilaian yang sama besar pada kesesuaian media

program rendah maupun sedang, yaitu dengan jumlah persentase masing-masing

sebesar 40 persen. Kesesuaian media memang dirasa memiliki kelebihan dan

kekurangan, di antaranya ialah mudah dipahami namun saat kegiatan berlangsung

pementasan slide presentation berganti secara cepat sehingga agak menyusahkan

anggota. Berikut salah satu pernyataan anggota Kopwama:

“..pake proyektor trus pake ada slidenya gitu ya jadi merhatiin sih terus

kan emang jadi lebih ngerti, tapi sayangnya kita ga dapet kertasnya gitu

sih ya, kan diganti slidenya cepet...” (I, 44 tahun)

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian media

program dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan. Dari uji tersebut,

diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,093 pada selang kepercayaan atau α sebesar

0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,624 yang lebih besar

dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, kesesuaian media

program dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan tidak memiliki

hubungan.

Hubungan Kesesuaian Media Program dengan Tingkat Partisipasi pada

Tahap Evaluasi

Hubungan antara kesesuaian media program dengan tingkat partisipasi

pada tahap evaluasi dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung dengan

hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi silang secara

lengkap disajikan pada Tabel 32.

Tabel 32 menunjukkan bahwa anggota yang non partisipasi pada tahap

evaluasi cenderung tersebar dalam menilai kesesuaian media program, dapat

diketahui dari jumlah persentase yang masing-masing 33,3 persen pada setiap

kategori penilaian kesesuaian media program. Kesesuaian media pada program

pemberdayaan ekonomi menurut anggota Kopwama memang tidak terlalu

mengerucut pada satu kategori saja, karena pada kenyataannya media yang

digunakan memang memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri sehingga

tidak terlalu memiliki pengaruh bagi anggota yang terlibat secara penuh maupun

sebaliknya.

Page 75: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

57

Tabel 32 Hubungan antara kesesuaian media dengan tingkat partisipasi tahap

evaluasi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Media Program

Partisipasi pada Tahap Evaluasi

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 5 33,3 0 0,0 5 35,7

Sedang 5 33,3 0 0,0 2 14,3

Tinggi 5 33,3 1 100,0 7 50,0

Total 15 100,0 1 100,0 14 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,631 dan koefisien korelasi 0,091.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian media

program dengan tingkat partisipasi pada tahap evaluasi. Dari uji tersebut,

diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,091 pada selang kepercayaan atau α sebesar

0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,631 yang lebih besar

dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, kesesuaian media

program dengan tingkat partisipasi pada tahap evaluasi tidak memiliki hubungan.

Hubungan Kesesuaian Media Program dengan Tingkat Partisipasi pada

Tahap Pemanfaatan Hasil

Hubungan antara kesesuaian media program dengan tingkat partisipasi

pada tahap pemanfaatan hasil dianalisis menggunakan tabulasi silang dan

didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan

tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 33.

Tabel 33 Hubungan antara kesesuaian media program dengan tingkat partisipasi

tahap pemanfaatan hasil pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Media Program

Partisipasi pada Tahap Pemanfaatan Hasil

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 0 0,0 1 100,0 9 31,0

Sedang 0 0,0 0 0,0 7 24,1

Tinggi 0 0,0 0 0,0 13 44,8

Total 0 0,0 1 100,0 29 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,221 dan koefisien korelasi 0,230.

Tabel 33 menunjukkan bahwa kesesuaian media program tidak memiliki

kecenderungan tertentu, karena mayoritas anggota pada tahap pemanfaatan hasil

berada pada satu tingkatan partisipasi saja, yaitu citizen power. Meskipun begitu ,

terdapat anggota yang menilai kesesuaian media rendah berada pada tingkat

partisipasi tokenism yaitu dikarenakan media program kurang membuka akses

bagi anggota untuk melibatkan diri sepenuhnya.

Page 76: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

58

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian

metode program dengan tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil. Dari uji

tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,230 pada selang kepercayaan atau

α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,221 yang

lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya,

kesesuaian media program dengan tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil tidak memiliki hubungan.

Hubungan Kesesuaian Waktu Pelaksanaan Program dengan Tingkat

Partisipasi

Waktu pelaksanaan program ialah jadwal yang digunakan saat melakukan

kegiatan dalam program. Tingkat partisipasi ialah keterlibatan anggota dalam

setiap tahapan program yang di antaranya ialah tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pemanfaatan hasil.

Berikut adalah hubungan antara kesesuaian waktu pelaksanaan program

pemberdayaan ekonomi dengan tingkat partisipasi pada setiap tahapannya.

Hubungan Kesesuaian Waktu Pelaksanaan Program dengan Tingkat

Partisipasi pada Tahap Perencanaan

Hubungan antara kesesuaian waktu pelaksanaan program dengan tingkat

partisipasi pada tahap perencanaan dianalisis menggunakan tabulasi silang dan

didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan

tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 34.

Tabel 34 Hubungan antara kesesuaian waktu pelaksanaan dengan tingkat

partisipasi tahap perencanaan pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Waktu

Pelaksanaan

Program

Partisipasi pada Tahap Perencanaan

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 3 50,0 1 25,0 3 15,0

Sedang 0 0,0 2 50,0 4 20,0

Tinggi 3 50,0 1 25,0 13 65,0

Total 6 100,0 4 100,0 20 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,165 dan koefisien korelasi 0,260.

Tabel 34 menunjukkan bahwa pada anggota yang tingkat partisipasinya

non partisipasi maupun tokenism, memberikan penilaian atas kesesuaian waktu

pelaksanaan program yang sama besarnya pada kesesuaian tinggi maupun rendah.

Penilaian yang rendah atas kesesuaian waktu pelaksanaan dikarenakan bagi

anggota yang tidak berpartisipasi ialah karena anggota berhalangan hadir atau

kurang sesuai dengan jadwal hariannya, sementara itu bagi anggota yang

berpartisipasi waktu pelaksanaan dinilai memakan waktu yang terlalu lama

sehingga memberatkan dirinya sebagai anggota. Namun, terdapat 65 persen

anggota yang memberikan penilaian kesesuaian waktu pelaksanaan yang tinggi

Page 77: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

59

berada pada tingkat partisipasi citizen power, karena meskipun butuh waktu yang

lama, namun dirasa tetap menghasilkan manfaat tersendiri.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian waktu

pelaksanaan program dengan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan. Dari uji

tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,260 pada selang kepercayaan atau

α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,165 yang

lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya,

kesesuaian waktu pelaksanaan program dengan tingkat partisipasi pada tahap

perencanaan tidak memiliki hubungan.

Hubungan Kesesuaian Waktu Pelaksanaan Program dengan Tingkat

Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan

Hubungan antara kesesuaian waktu pelaksanaan program dengan tingkat

partisipasi pada tahap pelaksanaan dianalisis menggunakan tabulasi silang dan

didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan

tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 35.

Tabel 35 Hubungan antara kesesuaian waktu pelaksanaan dengan tingkat

partisipasi tahap pelaksanaan pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Waktu

Pelaksanaan

Program

Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 2 40,0 1 50,0 4 17,4

Sedang 1 20,0 0 0,0 5 21,7

Tinggi 2 40,0 1 50,0 14 60,9

Total 5 100,0 2 100,0 23 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,279 dan koefisien korelasi 0,204.

Tabel 35 menunjukkan bahwa penilaian kesesuaian waktu pelaksanaan

yang tinggi berada pada tingkat partisipasi yang tinggi pula, yaitu citizen power

dengan jumlah persentase 60,9 persen. Anggota merasa bahwa pemilihan waktu

pelaksanaan memang didasarkan atas kesepakatan bersama dan pada hari libur

sehingga tidak menganggu jadwal harian anggota. Berikut salah satu pendapat

anggota Kopwama:

“...kumpul gitu mah kita sendiri yang nentuin, jadi maunya hari apa

minggu keberapa tinggal pilih, trus kalo udah ada tanggalnya mah tinggal

masing-masing ketua kelompoknya kasih tau ke anak buahnya... (A, 42

tahun)

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian waktu

pelaksanaan program dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan. Dari uji

tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,204 pada selang kepercayaan atau

α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,279 yang

lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya,

kesesuaian waktu pelaksanaan program dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan tidak memiliki hubungan.

Page 78: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

60

Hubungan Kesesuaian Waktu Pelaksanaan Program dengan Tingkat

Partisipasi pada Tahap Evaluasi

Hubungan antara kesesuaian waktu pelaksanaan program dengan tingkat

partisipasi pada tahap evaluasi dianalisis menggunakan tabulasi silang dan

didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan

tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 36.

Tabel 36 Hubungan antara kesesuaian waktu pelaksanaan dengan tingkat

partisipasi tahap evaluasi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Waktu

Pelaksanaan

Program

Partisipasi pada Tahap Evaluasi

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 5 33,3 0 0,0 2 14,3

Sedang 3 20,0 0 0,0 3 21,4

Tinggi 7 46,7 1 100,0 9 64,3

Total 15 100,0 1 100,0 14 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,267 dan koefisien korelasi 0,209.

Tabel 36 menunjukkan bahwa bagaimanapun tingkat partisipasinya pada

tahap evaluasi, anggota cenderung memberikan penilaian yang tinggi atas

kesesuaian waktu pelaksanaan program. Hal tersebut dapat dilihat dari 46,7 persen

anggota non partisipasi dan 64,3 persen anggota citizen power yang sama-sama

memberikan penilaian tinggi atas kesesuaian waktu pelaksanaan program. Namun,

memang anggota cenderung untuk tidak melibatkan diri sendiri pada saat

evaluasi, padahal saat evaluasi merupakan saat yang tepat untuk menyuarakan

pendapat, pada hal ini ialah waktu pelaksanaan yang dinilai terlalu menyita waktu

dalam sehari. Meskipun waktu pelaksanaan dinilai menyita waktu, pemilihannya

atas persetujuan seluruh anggota sehingga dianggap menghormati waktu pribadi

anggota.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian waktu

pelaksanaan program dengan tingkat partisipasi pada tahap evaluasi. Dari uji

tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,209 pada selang kepercayaan atau

α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,267 yang

lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya,

kesesuaian waktu pelaksanaan program dengan tingkat partisipasi pada tahap

evaluasi tidak memiliki hubungan.

Hubungan Kesesuaian Waktu Pelaksanaan Program dengan Tingkat

Partisipasi pada Tahap Pemanfaatan Hasil

Hubungan antara kesesuaian waktu pelaksanaan program dengan tingkat

partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil dianalisis menggunakan tabulasi silang

dan didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan

tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 37.

Page 79: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

61

Tabel 37 Hubungan antara kesesuaian waktu pelaksanaan dengan tingkat

partisipasi tahap pemanfaatan hasil pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Waktu

Pelaksanaan

Program

Partisipasi pada Tahap Pemanfaatan Hasil

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 0 0,0 1 100,0 6 20,7

Sedang 0 0,0 0 0,0 6 20,7

Tinggi 0 0,0 0 0,0 17 58,6

Total 0 0,0 1 100,0 29 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,140 dan koefisien korelasi 0,276.

Tabel 37 menunjukkan bahwa kesesuaian waktu pelaksanaan pada tahap

pemanfaatan hasil berada pada tingkat partisipasi paling tinggi yaitu citizen

power. Sejumlah 58,6 persen anggota yang memberikan penilaian tinggi atas

kesesuaian waktu pelaksanaan program berada pada tingkat partisipasi citizen

power. Pada tahap pemanfaatan hasil memang anggota melibatkan dirinya secara

sukarela karena manfaat program pemberdayaan ekonomi dapat dirasakan

sepenuhnya oleh anggota. Namun, pada kesesuaian waktu pelaksanaan rendah,

terdapat anggota yang berada pada tingkat partisipasi tokenisme. Hal itu

dikarenakan anggota merasa waktu yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan

program terlalu lama, namun merasa manfaat yang diperoleh oleh program belum

jelas sehingga lebih merasa bahwa posisinya sebagai anggota tidak dapat

memberikan pengaruh yang besar pada saat pengambilan keputusan. Hal itu

diperkuat dengan pernyataan anggota, yaitu:

“...ya kadang sih suka kelamaan, dari pagi sampe hampir sore, kan

kasihan suami dan anak ditinggal neng... ga ngerti sih kalo yang

pembagian SHU itu gimana sistemnya, saya mah taunya dapet segini jumlahnya yaudah terima aja...” (K, 48 tahun)

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian waktu

pelaksanaan program dengan tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil.

Dari uji tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,276 pada selang

kepercayaan atau α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung

sebesar 0,140 yang lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1

ditolak. Artinya, kesesuaian waktu pelaksanaan program dengan tingkat

partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil tidak memiliki hubungan.

Hubungan Kesesuaian Lokasi Pelaksanaan Program dengan Tingkat

Partisipasi

Lokasi program merupakan tempat dan situasi pelaksanaan program.

Tingkat partisipasi ialah keterlibatan anggota dalam setiap tahapan program yang

di antaranya ialah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap

pemanfaatan hasil.

Berikut adalah hubungan antara kesesuaian lokasi pelaksanaan program

pemberdayaan ekonomi dengan tingkat partisipasi pada setiap tahapannya.

Page 80: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

62

Hubungan Kesesuaian Lokasi Pelaksanaan Program dengan Tingkat

Partisipasi pada Tahap Perencanaan

Hubungan antara kesesuaian lokasi pelaksanaan program dengan tingkat

partisipasi pada tahap perencanaan dianalisis menggunakan tabulasi silang dan

didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan

tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 38.

Tabel 38 Hubungan antara kesesuaian lokasi pelaksanaan dengan tingkat

partisipasi tahap perencanaan pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Lokasi

Pelaksanaan

Program

Partisipasi pada Tahap Perencanaan

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 4 66,7 3 75,0 6 30,0

Sedang 1 16,7 1 25,0 2 10,0

Tinggi 1 16,7 0 0,0 12 60,0

Total 6 100,0 4 100,0 20 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,017 dan koefisien korelasi 0,432*.

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Pada tabel 38 didapatkan 66,7 persen anggota dengan tingkat partisipasi

non partisipasi dan 75,0 persen anggota dengan tingkat partisipasi tokenism

memberikan penilaian yang rendah atas kesesuaian lokasi pelaksanaan program.

Hal itu dikarenakan anggota menilai bahwa tempat yang digunakan sebagai lokasi

pelaksanaan program memang sangat dekat dan mudah dijangkau, namun situasi

yang diberikan oleh tempat tersebut kurang mendukung, seperti sempit atau malah

terlalu luas yang membuat pelaksanaan program kurang kondusif. Namun dapat

diketahui pula bahwa terdapat 60 persen anggota yang memberikan penilaian

tinggi atas kesesuaian lokasi pelaksanaan program berada pada tingkat partisipasi

citizen power. Dengan begitu, terdapat kecenderungan atas semakin tinggi

penilaian kesesuaian lokasi pelaksanaan program, maka tingkat partisipasi tahap perencanaan juga cenderung berada pada tingkat yang paling tinggi pula.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian lokasi

pelaksanaan program dengan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan. Dari uji

tersebut, diperoleh koefisien korelasi kedua variabel sebesar 0,432 pada selang

kepercayaan atau α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung

sebesar 0,017 yang lebih kecil dari pada nilai α, sehingga H0 ditolak dan H1

diterima. Artinya, kesesuaian lokasi pelaksanaan program dengan tingkat

partisipasi pada tahap perencanaan memiliki hubungan yang positif. Hubungan

pada dua variabel tersebut merupakan hubungan positif yang tergolong moderat.

Hubungan Kesesuaian Lokasi Pelaksanaan Program dengan Tingkat

Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan

Hubungan antara kesesuaian lokasi pelaksanaan program dengan tingkat

partisipasi pada tahap pelaksanaan dianalisis menggunakan tabulasi silang dan

Page 81: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

63

didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan

tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 39.

Tabel 39 Hubungan antara kesesuaian lokasi pelaksanaan dengan tingkat

partisipasi tahap pelaksanaan pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Lokasi

Pelaksanaan

Program

Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 3 60,0 1 50,0 9 39,1

Sedang 1 20,0 1 50,0 2 8,7

Tinggi 1 20,0 0 0,0 12 52,2

Total 5 100,0 2 100,0 23 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,184 dan koefisien korelasi 0,249.

Tabel 39 menunjukkan bahwa terdapat 60 persen anggota dengan tingkat

partisipasi non partisipasi memberikan penilaian atas kesesuaian lokasi

pelaksanaan program yang rendah. Kemudian, penilaian yang tinggi atas

kesesuaian lokasi pelaksanaan program mayoritas berada pada tingkat partisipasi

yang tinggi pula yaitu citizen power dengan persentase sebesar 52,2 persen. Hal

tersebut dikarenakan pada tahap pelaksanaan, anggota yang berpartisipasi penuh

tentu saja ikut andil dalam penentuan lokasi tiap pertemuannya, sehingga dapat

menyesuaikan dengan keinginan ataupu kebutuhannya. Tabel 39 menunjukkan

adanya kecenderungan bahwa semakin tinggi kesesuaiannya maka semakin tinggi

tingkat partisipasinya. Namun, hal tersebut bertentangan dengan uji korelasi yang

dilakukan.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian lokasi

pelaksanaan program dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan. Dari uji

tersebut, diperoleh koefisien korelasi kedua variabel tersebut ialah sebesar 0,249

pada selang kepercayaan atau α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan

hitung sebesar 0,184 yang lebih kecil dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan

H1 ditolak. Artinya, kesesuaian lokasi pelaksanaan program dengan tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan tidak memiliki hubungan.

Hubungan Kesesuaian Lokasi Pelaksanaan Program dengan Tingkat

Partisipasi pada Tahap Evaluasi

Hubungan antara kesesuaian lokasi pelaksanaan program dengan tingkat

partisipasi pada tahap evaluasi dianalisis menggunakan tabulasi silang dan

didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan

tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 40.

Tabel 40 menunjukkan bahwa terdapat 53,3 persen anggota dengan tingkat

partisipasi non partisipasi memberikan penilaian yang rendah atas kesesuaian

lokasi pelaksanaan program. Lokasi yang dipilih oleh anggota memang dianggap

belum terlalu sesuai, berikut salah satu pendapat anggota: “...dimana tuh Club

House yah, kegedean neng jadi jauh proyektornya tapi kalo dikantor koperasi

mah kan juga kekecilan yah...” (A, 42 tahun).

Page 82: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

64

Tabel 40 Hubungan antara kesesuaian lokasi pelaksanaan dengan tingkat

partisipasi tahap evaluasi pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Lokasi

Pelaksanaan

Program

Partisipasi pada Tahap Evaluasi

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 8 53,3 0 0,0 5 35,7

Sedang 1 6,7 1 100,0 2 14,3

Tinggi 6 40,0 0 0,0 7 50,0

Total 15 100,0 1 100,0 14 100,0

Dengan nilai signifikansi 0,442 dan koefisien korelasi 0,146.

Tabel 40 juga menunjukkan bahwa terdapat 50 persen anggota citizen

power yang memberikan penilaian tinggi atas kesesuaian lokasi pelaksanaan

program. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan bahwa

semakin tinggi kesesuaian maka semakin tinggi tingkat partisipasi. Namun hal

tersebut bertentangan dengan uji korelasi yang dilakukan.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian lokasi

pelaksanaan program dengan tingkat partisipasi pada tahap evaluasi. Dari uji

tersebut, diperoleh koefisien korelasi kedua variabel tersebut ialah sebesar 0,146

pada selang kepercayaan atau α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan

hitung sebesar 0,442 yang lebih kecil dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan

H1 ditolak. Artinya, kesesuaian lokasi pelaksanaan program dengan tingkat

partisipasi pada tahap evaluasi tidak memiliki hubungan.

Hubungan Kesesuaian Lokasi Pelaksanaan Program dengan Tingkat

Partisipasi pada Tahap Pemanfaatan Hasil

Hubungan antara kesesuaian lokasi pelaksanaan program dengan tingkat

partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil dianalisis menggunakan tabulasi silang

dan didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan

tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 41.

Tabel 41 Hubungan antara kesesuaian lokasi pelaksanaan dengan tingkat

partisipasi tahap pemanfaatan hasil pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Lokasi

Pelaksanaan

Program

Partisipasi pada Tahap Pemanfaatan Hasil

Non Partisipasi Tokenisme Citizen Power

n % n % n %

Rendah 0 0,0 1 100,0 12 41,1

Sedang 0 0,0 0 0,0 4 13,8

Tinggi 0 0,0 0 0,0 13 44,8

Total 0 0,0 1 100,0 29 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,291 dan koefisien korelasi 0,199.

Page 83: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

65

Tabel 41 menunjukkan bahwa kesesuaian lokasi pelaksanaan program

berada pada tingkat partisipasi paling tinggi yaitu citizen power dengan masing-

masing persentase sebesar rendah 41,1 persen, sedang 13,8 persen, dan tinggi 44,8

persen. Hal tersebut tidak menandakan adanya kecenderungan hubungan antara

kedua variabel tersebut. Pada tahap pemanfaatan hasil, anggota memang

melibatkan diri sepenuhnya, dengan alasan bahwa pada tahap inilah manfaat

paling besar dapat dirasakan. Hal tersebut seperti pendapat salah satu anggota

Kopwama: “kalo pas akhir-akhir mah kita ada pembagian SHU neng, dapet uang

makanya ikut aja kumpul ngambil uang sekalian rapat dan pengajian..” (A, 42

tahun).

Uji korelasi yang dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan kesesuaian

lokasi pelaksanaan program dengan tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan

hasil. Dari uji tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,199 pada selang

kepercayaan atau α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung

sebesar 0,291 yang lebih kecil dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1

ditolak. Artinya, kesesuaian lokasi pelaksanaan program dengan tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil tidak memiliki hubungan.

Page 84: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

66

Page 85: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

67

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI DENGAN KEMANFAATAN

PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI

Hasil analisis tiap variabel yang di antaranya meliputi kesesuaian program,

tingkat partisipasi serta kemanfaatan program telah dibahas pada bab-bab

sebelumnya. Pada bab ini, akan dibahas hubungan dua variabel pada penelitian

ini, yaitu hubungan di antara tingkat partisipasi pada tiap tahapannya dengan

kemanfaatan program.

Hubungan Tingkat Partisipasi pada Tahap Perencanaan dengan

Kemanfaatan Program

Kemanfaatan program pada penelitian ini terdiri atas dua indikator, yaitu

kemanfaatan ekonomi dan kemanfaatan sosial. Tingkat partisipasi ialah

keterlibatan anggota dalam setiap tahapan program yang di antaranya ialah tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pemanfaatan hasil.

Berikut adalah hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan

dengan kemanfaatan program pemberdayaan ekonomi.

Kemanfaatan Ekonomi Program

Hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap perencanaan dengan

kemanfaatan ekonomi program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan

didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan

tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 42.

Tabel 42 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap perencanaan dengan

kemanfaatan ekonomi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tingkat Partisipasi

pada Tahap

Perencanaan

Kemanfaatan Ekonomi Program

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Non-Partisipasi 1 12,5 2 18,2 3 27,3

Tokenism 3 37,5 0 0,0 1 9,1

Citizen Power 4 50,0 9 81,8 7 63,6

Total 8 100,0 11 100,0 11 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,916 dan koefisien korelasi 0,020.

Berdasarkan Tabel 42, didapatkan bahwa tidak terdapat kecenderungan

apapun, karena dapat dilihat bahwa penilaian atas kemanfaatan ekonomi program

rendah, sedang, maupun tinggi mayoritas pada anggota yang tingkat partisipasi

tahap perencanaannya tinggi, yaitu citizen power. Kemudian berdasarkan data

lapang, anggota memberikan pernyataan bahwa program pemberdayaan ekonomi

tidak memberikan manfaat apapun dalam hal peningkatan kualitas sarana dan

prasarana, dilihat dari belum adanya peningkatan kualitas sarana atau prasana

yang signifikan bagi Kopwama.

Page 86: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

68

“...disini mah ga dikasih bantuan sarana apa-apa sih neng, paling ya

buku-buku, alat tulis kantor, laci, sama ada komputer lama tapi ya gitu

kurang bermanfaat aja sih apalagi secara ekonomi, tapi ya lumayan

berguna ya...” (SS, 56 tahun)

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat partisipasi

pada tahap perencanaan dengan kemanfaatan ekonomi program. Dari uji tersebut,

diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,020 pada selang kepercayaan atau α sebesar

0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,916 yang lebih besar

dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, kesesuaian media

program dengan tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil tidak memiliki

hubungan.

Kemanfaatan Sosial Program

Hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap perencanaan dengan

kemanfaatan sosial program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung

dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi

silang secara lengkap disajikan pada Tabel 43.

Tabel 43 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap perencanaan dengan

kemanfaatan sosial pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim

Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tingkat Partisipasi

pada Tahap

Perencanaan

Kemanfaatan Sosial Program

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Non-Partisipasi 2 25,0 2 13,3 2 28,6

Tokenism 1 12,5 3 20,0 0 0,0

Citizen Power 5 62,5 10 66,7 5 71,4

Total 8 100,0 15 100,0 7 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,807 dan koefisien korelasi 0,046.

Tabel 43 menunjukkan bahwa terdapat 66,7 persen anggota yang tingkat

partisipasinya citizen power memberikan penilaian yang sedang atas kemanfaatan

sosial program Hal tersebut dikarenakan anggota menyatakan bahwa frekuensi

gejolak sosial tidak mengalami perubahan, karena meskipun program

pemberdayaan ekonomi ini dinilai memberikan cukup manfaat, namun ternyata

belum cukup memberikan manfaat yang berarti. Seperti apa yang disampaikan

oleh salah satu anggota Kopwama: “...kalo permasalahan ekonomi di antara

anggota mah gak berkurang ya, tapi manfaat mah tetep ada kerasa...” (SS, 56

tahun)

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat partisipasi

pada tahap perencanaan dengan kemanfaatan sosial program. Dari uji tersebut,

diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,046 pada selang kepercayaan atau α sebesar

0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,807 yang lebih besar

dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, tingkat partisipasi

pada tahap perencanaan dengan kemanfaatan sosial program tidak memiliki

hubungan.

Page 87: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

69

Hubungan Tingkat Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan dengan

Kemanfaatan Program

Kemanfaatan program pada penelitian ini terdiri atas dua indikator, yaitu

kemanfaatan ekonomi dan kemanfaatan sosial. Tingkat partisipasi ialah

keterlibatan anggota dalam setiap tahapan program yang di antaranya ialah tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pemanfaatan hasil.

Berikut adalah hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan

dengan kemanfaatan program pemberdayaan ekonomi.

Kemanfaatan Ekonomi Program

Hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan dengan

kemanfaatan ekonomi program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan

didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan

tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 44.

Tabel 44 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap pelaksanaan dengan

kemanfaatan ekonomi pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tingkat Partisipasi

pada Tahap

Pelaksanaan

Kemanfaatan Ekonomi Program

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Non-Partisipasi 1 12,5 2 18,2 2 18,2

Tokenism 2 25,0 0 0,0 0 0,0

Citizen Power 5 62,5 9 81,8 9 81,8

Total 8 100,0 11 100,0 11 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,510 dan koefisien korelasi 0,125.

Tabel 44 menunjukkan pada tingkat partisipasi tokenisme seluruhnya

memberikan penilaian atas kemanfaatan ekonomi program rendah. Namun,

berdasarkan Tabel 43 juga dapat diketahui bahwa anggota yang berada pada

tingkat partisipasi non partisipasi dan citizen power tersebar pada penilaian atas

kemanfaatan ekonomi program yang sedang dan juga tinggi. Pada tingkat

partisipasi non partisipasi memiliki persentase masing-masing sebesar 18,2

persen. Sementara itu, pada tingkat partisipasi citizen power memiliki persentase

masing-masing sebesar 81,8 persen. Kemandirian ekonomi yang dirasa oleh

anggota memiliki perbedaan pada setiap individunya, bagi anggota yang

membuka usaha dengan modal dari hasil pinjaman Kopwama maka akan merasa

lebih mandiri dalam keuangannya, begitupun sebaliknya.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat partisipasi pada

tahap pelaksanaan dengan kemanfaatan ekonomi. Dari uji tersebut, diperoleh

koefisien korelasi sebesar 0,125 pada selang kepercayaan atau α sebesar 0,05.

Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,510 yang lebih besar dari

pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, tingkat partisipasi

pada tahap pelaksanaan dengan kemanfaatan ekonomi tidak memiliki hubungan.

Page 88: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

70

Kemanfaatan Sosial Program

Hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap pelaksanaan dengan

kemanfaatan sosial program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung

dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi

silang secara lengkap disajikan pada Tabel 45.

Tabel 45 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap pelaksanaan dengan

kemanfaatan sosial pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tingkat Partisipasi

pada Tahap

Pelaksanaan

Kemanfaatan Sosial Program

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Non-Partisipasi 1 12,5 3 20,0 1 14,3

Tokenism 1 12,5 1 6,7 0 0,0

Citizen Power 6 75,0 11 73,3 6 85,7

Total 8 100,0 15 100,0 7 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,733 dan koefisien korelasi 0,065.

Tabel 45 menunjukkan bahwa terdapat 75 persen anggota dengan tingkat

partisipasi tahap pelaksanaan yang tinggi namun memberikan penilaian yang

rendah atas kemanfaatan sosial program. Kualitas hubungan antara anggota tidak

dapat dilihat pada tahap pelaksanaan, dikarenakan masih banyak anggota yang

belum terlalu mengenal commrel officer yang bertugas khususnya pada program

ini. Kalaupun anggota merasa mengenal officer, hubungan yang terjalin pun

belum terlalu dekat sehingga anggota masih cenderung segan untuk

menyampaikan pendapat maupun kritik atas dilaksanakannya program.

“...kalo mau nyampein keluhan apa saran gitu ya neng paling ke pengurus

aja dulu, ke ketua paling enggak...” (A, 42 tahun)

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat partisipasi

pada tahap pelaksanaan dengan kemanfaatan sosial program. Dari uji tersebut,

diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,065 pada selang kepercayaan atau α sebesar

0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,733 yang lebih besar

dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, tingkat partisipasi

pada tahap pelaksanaan dengan kemanfaatan sosial program tidak memiliki

hubungan.

Hubungan Tingkat Partisipasi pada Tahap Evaluasi dengan Kemanfaatan

Program

Kemanfaatan program pada penelitian ini terdiri atas dua indikator, yaitu

kemanfaatan ekonomi dan kemanfaatan sosial. Tingkat partisipasi ialah

keterlibatan anggota dalam setiap tahapan program yang di antaranya ialah tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pemanfaatan hasil.

Berikut adalah hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap evaluasi

dengan kemanfaatan program pemberdayaan ekonomi.

Page 89: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

71

Kemanfaatan Ekonomi Program

Hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap evaluasi dengan

kemanfaatan ekonomi program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan

didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan

tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 46.

Tabel 46 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap evaluasi dengan kemanfaatan

ekonomi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia

di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tingkat Partisipasi

pada Tahap

Evaluasi

Kemanfaatan Ekonomi Program

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Non-Partisipasi 3 37,5 8 72,7 4 36,4

Tokenism 1 12,5 0 0,0 0 0,0

Citizen Power 4 50,0 3 27,3 7 63,6

Total 8 100,0 11 100,0 11 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,589 dan koefisien korelasi 0,103.

Pada Tabel 46 dapat diketahui bahwa anggota yang berada pada tingkat

partisipasi tokenisme memberikan penilaian rendah atas kemanfaatan ekonomi

program pada tahap evaluasi program. Pada tahap evaluasi, anggota Kopwama

cenderung untuk melimpahkan kuasa atas keputusan kepada pengurus koperasi

dan pihak perusahaan saja, namun anggota yang berada pada tokenisme yang

merasa bahwa keputusan antara anggota, pengurus dan perusahaan setara

memberikan penilaian yang justru rendah. Berbeda dengan anggota yang berada

pada tingkat partisipasi citizen power sebesar 63,6 persen memberikan penilaian

yang tinggi pula. Hal tersebut tidak menunjukkan adanya hubungan di antara

tingkat partisipasi pada tahap evaluasi dengan kemanfaatan ekonomi program

pemberdayaan ekonomi.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat partisipasi pada

tahap evaluasi dengan kemanfaatan ekonomi program. Dari uji tersebut, diperoleh

koefisien korelasi sebesar 0,103 pada selang kepercayaan atau α sebesar 0,05.

Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,589 yang lebih besar dari

pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, tingkat partisipasi

pada tahap evaluasi dengan kemanfaatan ekonomi program tidak memiliki

hubungan.

Kemanfaatan Sosial Program

Hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap evaluasi dengan

kemanfaatan sosial program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung

dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi

silang secara lengkap disajikan pada Tabel 47.

Page 90: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

72

Tabel 47 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap evaluasi dengan kemanfaatan

sosial pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tingkat Partisipasi

pada Tahap

Evaluasi

Kemanfaatan Sosial Program

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Non-Partisipasi 6 75,0 8 53,3 1 14,3

Tokenism 0 0,0 1 6,7 0 0,0

Citizen Power 2 25,0 6 40,0 6 85,7

Total 8 100,0 15 100,0 7 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,018 dan koefisien korelasi 0,429*.

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Tabel 47 menunjukkan bahwa anggota yang berada pada tingkat

partisipasi citizen power merasakan kemanfaatan sosial yang cukup tinggi, dapat

dilihat dari jumlah persentase sejumlah 85,7 persen. Kemudian pada anggota yang

berada pada tingkat partisipasi non partisipasi memberikan penilaian atas

kemanfaatan sosial yang rendah dengan jumlah persentase 75,0 persen. Hal

tersebut sesuai dengan uji korelasi yang dillakukan untuk mengidentifikasi

hubungan kedua variabel tersebut.

Koefisien korelasi kedua variabel tersebut ialah sebesar 0,429 pada selang

kepercayaan atau α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung

sebesar 0,018 yang lebih kecil dari pada nilai α, sehingga H0 ditolak dan H1

diterima. Artinya, tingkat partisipasi pada tahap evaluasi dengan kemanfaatan

sosial program memiliki hubungan yang positif. Hubungan pada dua variabel

tersebut merupakan hubungan positif yang tergolong moderat. Kemanfaatan sosial

pada tahap evaluasi memiliki hubungan yang cukup moderat, karena anggota

merasa pada saat evaluasi dengan jarak waktu sejak perencanaan sampai

pelaksanaan selesai, secara perlahan perbedaan pendapat di antara anggota cukup

berkurang. Hal tersebut didukung oleh pernyataan sebagai berikut:

“...ya pas akhir-akhirnya sih lagi pas tutup buku dan laporan ke Holcim

baru deh agak berkurang itu ibu-ibu yang agak gak setuju sama koperasi,

apalagi kan waktu itu abis tutup buku mau ada penutupan sekalian jalan-

jalan pada seneng...” (I,44 tahun)

Hubungan Tingkat Partisipasi pada Tahap Pemanfaatan Hasil dengan

Kemanfaatan Program

Kemanfaatan program pada penelitian ini terdiri atas dua indikator, yaitu

kemanfaatan ekonomi dan kemanfaatan sosial. Tingkat partisipasi ialah

keterlibatan anggota dalam setiap tahapan program yang di antaranya ialah tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pemanfaatan hasil.

Berikut adalah hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan

hasil dengan kemanfaatan program pemberdayaan ekonomi.

Page 91: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

73

Kemanfaatan Ekonomi Program

Hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil dengan

kemanfaatan ekonomi program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan

didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan

tabulasi silang secara lengkap disajikan pada Tabel 48.

Tabel 48 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap pemanfaatan hasil dengan

kemanfaatan ekonomi pada program pemberdayaan ekonomi PT

Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tingkat Partisipasi

pada Tahap

Pemanfaatan Hasil

Kemanfaatan Ekonomi Program

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Non-Partisipasi 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Tokenism 0 0,0 1 9,1 0 0,0

Citizen Power 8 100,0 10 90,9 11 100,0

Total 8 100,0 11 100,0 11 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,857 dan koefisien korelasi 0,034.

Tabel 48 menunjukkan bahwa anggota yang berada pada tingkat

partisipasi citizen power memberikan penilaian yang cenderung tinggi atas

kemanfaatan ekonomi program. Berdasarkan penuturan beberapa anggota, mereka

merasakan adanya kesempatan ekonomi yang lebih besar dengan adanya program

pemberdayaan ekonomi pada Kopwama yang menyediakan fasilitas untuk simpan

pinjam uang bagi anggota. Meskipun begitu, terdapat 90,9 persen anggota yang

memberikan penilaian sedang atas kemanfaatan ekonomi program. Hal itu

dikarenakan terdapat perbedaan dalam pengelolaan uang hasil pinjaman pada

masing-masing anggota sehingga manfaat yang dirasa dapat berbeda-beda. Seperti

apa yang disampaikan oleh salah satu anggota:

“...saya belum merasakan adanya kesempatan ekonomi yang lebih besar

sih, soalnya saya emang gak jualan atau usaha warung, tapi saya jadi

lebih mandiri sih kan bisa pinjam dan menabung...”(I, 44 tahun)

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat partisipasi

pada tahap pemanfaatan hasil dengan kemanfaatan ekonomi program. Dari uji

tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,034 pada selang kepercayaan atau

α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,857 yang

lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya,

tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil dengan kemanfaatan ekonomi

program tidak memiliki hubungan.

Kemanfaatan Sosial Program

Hubungan antara tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil dengan

kemanfaatan sosial program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung

dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi

silang secara lengkap disajikan pada Tabel 49.

Page 92: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

74

Tabel 49 Hubungan antara tingkat partisipasi tahap pemanfaatan hasil dengan

kemanfaatan sosial pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning tahun 2016

Tingkat Partisipasi

pada Tahap

Pemanfaatan Hasil

Kemanfaatan Sosial Program

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Non-Partisipasi 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Tokenism 0 0,0 1 6,7 0 0,0

Citizen Power 8 100,0 14 93,3 7 100,0

Total 8 100,0 15 100,0 7 100,0

Ket: nilai signifikansi 0,951 dan koefisien korelasi -0,012.

Tabel 49 menunjukkan bahwa anggota yang berada pada tingkat

partisipasi citizen power memberikan penilaian atas kemanfaatan sosial program

yang sedang dengan jumlah persentase sebesar 93,3 persen. Berdasarkan hasil

wawancara, terdapat perbedaan pendapat masing-masing anggota dalam hal

kepuasan atas program, cukup banyak anggota yang merasa puas atas kesesuaian

program atas kebutuhan serta manfaat yang didapat, namun masih belum puas

atas pelaksanaan program. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan

antara kedua variabel tersebut yang kemudian didukung oleh hasil uji korelasi

yang dilakukan.

Uji korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat partisipasi

pada tahap pemanfaatan hasil dengan kemanfaatan sosial program. Dari uji

tersebut, diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,012 pada selang kepercayaan atau

α sebesar 0,05. Selain itu diperoleh nilai signifikan hitung sebesar 0,951 yang

lebih besar dari pada nilai α, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya,

kesesuaian tingkat partisipasi pada tahap pemanfaatan hasil dengan kemanfaatan

sosial program tidak memiliki hubungan.

Page 93: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

75

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Program pemberdayaan ekonomi yang dilakukan kepada Kopwama sudah

sesuai dengan kebutuhan anggota. Materi yang disajikan dalam program sudah

membantu anggota untuk memahami bagaimana sistem kerja koperasi

sesungguhnya. PT Holcim juga melakukan pendekatan yang persuasif, sehingga

anggota mau melibatkan dirinya dalam program. Waktu pelaksanaannya pun

dianggap tidak mengganggu jadwal sehari-hari. Namun, media yang digunakan

selama program berlangsung dianggap agak menyusahkan sebagian anggota dan

lokasi pelaksanaan dianggap kurang kondusif.

Pada perencanaan, pelaksanaan, serta pemanfaatan hasil pada program

pemberdayaan ekonomi, anggota sudah terlibat. Hal tersebut dibuktikan dengan

tingkat partisipasi yang tergolong tinggi yaitu citizen power. Namun pada tahap

evaluasi, anggota cenderung untuk melimpahkan kuasa atas keputusan kepada

pengurus koperasi dan pihak perusahaan saja, sehingga anggota tidak melibatkan

dirinya pada tahap tersebut. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingkat partisipasi

yang tergolong rendah yaitu non partisipasi.

Manfaat yang di rasakan oleh anggota dilihat dari dua aspek, yaitu

ekonomi dan sosial. Meskipun manfaat ekonomi dirasakan secara langsung oleh

anggota yang aktif melakukan simpan pinjam, namun selama 4 tahun Kopwama

telah didirikan belum terdapat perkembangan yang signifikan, khususnya

dibidang kewirausahaan. Kemudian, kemanfaatan sosial program dinilai tidak

terlalu memberikan perubahan atas permasalahan sosial yang terjadi di antara

anggota.

Berdasarkan hasil tabel tabulasi silang yang didukung dengan uji korelasi

Rank Spearman, terdapat hubungan yang positif dan moderat antara kesesuaian

program dengan tingkat partisipasi pada tahap perencanaan serta pelaksanaan.

Pada tahap perencanaan hanya berhubungan dengan lokasi pelaksanaan. Pada

tahap tersebut, pihak perusahaan melakukan pendekatan serta sosialisasi dengan

anggota dengan cara mengikuti kegiatan rutinan PKK sehingga lokasi yang

digunakan merupakan pilihan anggota sepenuhnya. Kemudian jika ada pergantian

lokasi, pihak perusahaan akan menyediakan pilihan tempat. dan anggota

menentukan atas kesepakatan bersama. Tahap pelaksanaan memiliki hubungan

dengan kesesuaian materi program, karena dinilai sudah sesuai dengan apa yang

dibutuhkan dan sesuai dengan kemampuan anggota untuk dilakukan di kehidupan

nyata.

Sementara itu, pada variabel tingkat partisipasi dengan kemanfaatan

program juga terdapat hubungan tetapi hanya pada tahap evaluasi dan berupa

hubungan yang moderat. Hubungan tingkat partisipasi pada tahap evaluasi hanya

berhubungan dengan kemanfaatan sosial program. Hal ini dikarenakan pada tahap

evaluasi anggota sudah mulai menyimpulkan bagaimana pelaksanaan program

dan apa manfaat yang dirasakan, dan juga merasa bahwa perbedaan pendapat di

antara anggota dirasa berkurang.

Page 94: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

76

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa hal yang

dapat dijadikan masukan atau saran di antaranya:

1. Materi pada tahap pelaksanaan program memiliki hubungan yang moderat

di antara keduanya, sehingga peningkatan penyajian materi pada kegiatan-

kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan diperlukan agar dapat

efektifitas program dapat tercapai.

2. Pada tahap perencanaan, pemilihan lokasi yang digunakan berpengaruh

pada bagaimana masyarakat menilai kesesuaian program dan menentukan

bagaimana partisipasinya sendiri, sehingga peningkatan kenyamanan

peserta program perlu diperhatikan.

3. Pengetahuan masyarakat mengenai perusahaan pelu ditingkatkan, agar

masyarakat merasa lebih terbuka dalam menyampaikan pendapat dan mau

berpartisipasi aktif pada setiap tahapan program.

4. Meningkatkan alat-alat yang dapat membantu perekonomian masyarakat

dan lembaga seperti Koperasi Wanita Mandiri agar manfaat program dapat

dicapai sepenuhnya.

Page 95: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

77

DAFTAR PUSTAKA

Achda TB. 2006. Konteks Sosiologis Perkembangan Corporate Social

Responsibility (CSR) dan Implementasinya di Indonesia. Seminar Nasional:

A Promise of Gold Rating: Sustainable CSR. Jakarta.

Akib H, Tarigan A. 2008. Artikulasi Konsep Implementasi Kebijakan: Perspektif,

Model dan Kriteria Pengukurannya. Jurnal Baca. 1(8):1-19. [Internet]

[Dikutip 14 Februari 2016]. Tersedia pada: https://www.scribd.com/doc

/50865843/artikulasi-konsep-implementasi-kebijakan-jurnal-baca-agustus-2

0081

Arnstein SR. 2007. A Ladder of Citizen Participation. [Internet] [Dikutip 13

Maret 2016]. Tersedia pada: http://lithgow-schmidt.dk/sherryarnstein/ladder

-of-citizen-participation_en.pdf.

Asrianti US. 2010. Analisis Pola Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(Corporate Social Responsibility/CSR) dalam Upaya Pengembangan

Masyarakat. [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekologi Manusia, Institut

Pertanian Bogor.

Budimanta A. 2003. Prinsip-prinsip community development dalam akses peran

serta masyarakat. Jakarta: Sinar Harapan dan Indonesia Center for

Sustainable Development.

[BPS] Badan Pusat Statistika. 2015. Pertumbuhan Indeks Produksi Bulanan

Industri Besar dan Sedang, 2010-2015. [Internet] [Diunduh pada 17 Maret

2016]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1062

Cohen JM, Uphoff NT. 1977. Rural Development: Concept and Measures for

Project Design, Implementation, and Evaluation. New York (US): Cornel

University.

Elkington J. 2004. Enter the triple bottom line. The triple bottom line: Does it all

add up, 11(12), p.1-16.

Hadi N. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[Holcim] PT Holcim Indonesia Tbk. 2013. Holcim CSR: Special Report 2013.

Hilarius Y, Prayogo D. 2012. Efektivitas Program CSR/CD dalam Pengentasan

Kemiskinan Studi Peran Perusahaan Geotermal di Jawa Barat. Jurnal

Sosiologi. 1(17):1-22. [Internet] [Dikutip 10 Februari 2016]. Tersedia pada:

http://labsosio.org/data/documents/vol_17_no_1_januari_2012.pdf

Hurriyati R, Sofyani S. 2010. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap

Corporate Image PT Bank Negara Indonesia. Strategic. Jurnal Pendidikan

Manajemen Bisnis. 9(18):63-75. [Internet] [Dikutip 4 Maret 2016]. Tersedia

pada: http://ejournal.upi.edu/index.php/strategic/article/download /1080/767

Korten D, Syahrir. 1980. Pembangunan Berdimensi Kerakyatan, Yayasan Obor

Indonesia, Jakarta

Kumalasari I. 2012. Efektivitas CSR Job Pertamina-Petrochina East Java dan

Mobile Cepu Limited di Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Politik Indonesia.

1(1):17-25. [Internet] [Dikutip 17 Maret 2016]. Tersedia pada:

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/abstrak_5249142_tpjua.pdf

Marnelly TR. 2012. Corporate Social Responsibility (CSR) : Tinjauan Teori dan

Praktek di Indonesia. Jurnal Aplikasi Bisnis. 2(2):49–59. [Internet]

[Diunduh pada 27 September 2015]. Tersedia pada: http://ejournal.unri.ac.

id

Page 96: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

78

Moratis L, Cochius T. 2011. ISO 26000: The Business Guide to The New

Standard on Social Responsibility. Greenleaf Publishing Limited. UK.

Mutmainna, Sumarti T. 2014. Hubungan Tingkat Penerapan Prinsip

Pengembangan Masyarakat dengan Keberhasilan Program CSR di PT

Pertamina. Jurnal Sosiologi Pedesaan. 2(3):171-181. [Internet] [Dikutip 21

September 2015]. Tersedia pada: http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality

/article/view/9424

Ndraha T. 2007. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan. Penerbit Yayasan

Karya Dharma. Jakarta.

Nasdian FT. 2014. Pengembangan masyarakat. Bogor (ID): Yayasan Pustaka

Obor Indonesia.

Nasdian FT, Rosyida I. 2011. Partisipasi Masyarakat dan Stakeholders dalam

Penyelenggaraan Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan

Dampaknya terhadap Komunitas Perdesaan. Jurnal Transdisiplin Sosiologi,

Komunikasi, dan Ekologi Manusia. 5(1):51-70. [Internet] [Dikutip 21

September 2015]. Tersedia pada: https://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCc

QFjABahUKEwjz7YOrktjIAhXXB44KHX6QBuc&url=http%3A%2F%2Fj

ournal.ipb.ac.id%2Findex.php%2Fsodality%2Farticle%2Fview%2F5832&u

sg=AFQjCNFbzjU-eyhU9-2RWLzY6gxwMmWs9g&sig2=SVm

Nuryana M. 2005. Corporate Social Responsibility dan Kontribusi bagi

Pembangunan Berkelanjutan. Diklat Pekerjaan Sosial Industri, Balai Besar

Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS). Bandung (ID):

Lembang.

Palupi DH. 2006. Branded CSR. Majalah Mix, 10/III edisi 30 Oktober – 15

November 2006; p.24.

Pangestu MHT. 1995. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Kegiatan

Perhutanan Sosial (Studi Kasus: KPH Cianjur, Jawa Barat). [Tesis]. Bogor

(ID): Pascasarjana IPB.

Rachman N, Efendi A, Wicaksana E, 2011. Panduan Lengkap Perencanaan CSR.

Rahman A. 2009. Evaluasi Tanggung Jawab Sosial PT Holcim Indonesia Tbk.

[Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Rahman R. 2009. Corporate Social Responsibility: Antara Teori dan Kenyataan.

Yogyakarta (ID): Media Pressindo.

Rahmi E. 2011. Standarisasi Lingkungan (ISO 26000) Sebagai Harmonisasi

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dan Instrumen Hukum di Indonesia.

INOVATIF, Jurnal Ilmu Hukum. 4(5):132-145. [Internet] [Dikutip 6 Maret

2016]. Tersedia pada: http://www.unja.ac.id/online-journal/onlinejournal/in

dex.php/jimih/article/view/541

Rogovsky N. 2000. Corporate community involvement programmes: Partnerships

for jobs and development. International Institute for Labour Studies.

Rosyida I. 2011. Partisipasi Masyarakat dan Stakeholders dalam Penyelenggaraan

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Dampaknya terhadap

Komunitas Perdesaan. [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekologi Manusia,

Institut Pertanian Bogor.

Satwari A. 2015. Studi Tentang Pelaksanaan Corporate Social Responsibility

(CSR) PT Sinergi dalam Pembangunan Masyarakat di Desa Susuk

Kecamatan Sandaran Kabupaten Kutai Timur. eJournal Ilmu Administrasi

Page 97: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

79

Negara. 3(4):1-14. [Internet] [Dikutip 4 Maret 2016]. Tersedia pada: http://

ejournal.an.fisip-unmul.ac.id/site/?p=1588

Setiana L. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Sofian E dan

Tukiran, editor. Bogor (ID): Penerbit Ghalia Indonesia.

Singarimbun M, Effendi S. 2012. Metode Penelitian Survai. Jakarta (ID): LP3ES.

Suatama J. 2011. Penerapan Sistem Manajemen dalam Corporate Social

Responsibility dan ISO 26000. Jurnal STIE Semarang. 3(3):42-54 .

[Internet] [Dikutip 6 Maret 2016]. Tersedia pada: http://jurnal.stiesemarang.

ac.id/index.php /JSS/article/view/11

Suhardin Y. 2007. Peranan Hukum dalam Mewujudkan Kesejahteraan

Masyarakat. Jurnal Hukum Pro Justitia. 25(3):272-282. [Internet] [Dikutip

31 Januari 2016]. Tersedia pada: http://journal.unpar.ac.id/index.php/projust

itia/article/view/1126

Supriadinata W, Goestaman I. 2013. Analisis Efektivitas Corporate Social

Responsibility (CSR) dalam Menyelesaikan Masalah Sosial Lingkungan

Perusahaan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 2(1):1-13.

[Internet] [Dikutip 4 Maret 2016]. Tersedia pada: http://journal.ubaya.ac.id/i

ndex.php/jimus/article/view/280

Tanudjaja BB. 2006. Perkembangan Corporate Social Responsibility Di

Indonesia. NIRMANA. 8(2):92-98. [Internet] [Dikutip 25 November 2015].

Tersedia pada: http://nirmana.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/17049/

17013

Triyono A. 2014. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Community Development

Program Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) PT Holcim Indonesia Tbk

Pabrik Cilacap. 6(2):111-121. [Internet] [Dikutip 2 Februari 2016]. Tersedia

pada: https://www.google.co.id/search?q=Pemberdayaan+Masyarakat+

Melalui+community+Development+Program+Posdaya+(Pos+Pemberdayaa

n+Keluarga)+PT+Holcim+Indonesia+Tbk+Pabrik+Cilacap&oq=Pemberday

aan+Masyarakat+Melalui+Community+Development+Program+Posdaya+(

Pos+Pemberdayaan+Keluarga)+PT+Holcim+Indonesia+Tbk+Pabrik+Cilaca

p&aqs=chrome..69i57.2957j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8#

[UU] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang

Perseroan Terbatas.

Wibisono Y. 2007. Membedah Konsep & Aplikasi CSR (Corporate Social

Responsibility). Gresik (ID): Fascho Publishing.

Wijayanti NA. 2011. Tingkat Partisipasi Peserta Program CSR Desa Telaga dan

Kemanfaatan Program (Kasus Di Karawang International Industrial City).

[Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Zaidi Z. 2003. Sumbangan Sosial Perusahaan. Jakarta (ID): EMK.

Page 98: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

80

Page 99: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

81

LAMPIRAN

Page 100: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

82

Lampiran 1. Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,799 65

Lampiran 2. Hasil Uji Statistik Hubungan antara Kesesuaian Program dengan

Tingkat Partisipasi

Correlations

Kesesuaia

nProgram

TP_Pere

ncanaan

TP_Pela

ksanaan

TP_E

valuas

i

TP_Pemanf

aatanHasil

Spear

man's

rho

Kesesuaian

Program

Corre

lation

Coeff

icient

1,000 ,243 ,520**

,248 ,264

Sig.

(2-

tailed

)

. ,196 ,003 ,186 ,159

N 30 30 30 30 30

TP_Perenc

anaan

Corre

lation

Coeff

icient

,243 1,000 ,370* -,015 -,129

Sig.

(2-

tailed

)

,196 . ,044 ,937 ,498

N 30 30 30 30 30

TP_Pelaksa

naan

Corre

lation

Coeff

icient

,520**

,370* 1,000 ,301 -,102

Sig.

(2-

tailed

)

,003 ,044 . ,106 ,593

Page 101: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

83

N 30 30 30 30 30

TP_Evalua

si

Corre

lation

Coeff

icient

,248 -,015 ,301 1,000 ,183

Sig.

(2-

tailed

)

,186 ,937 ,106 . ,333

N 30 30 30 30 30

TP_Pemanf

aatanHasil

Corre

lation

Coeff

icient

,264 -,129 -,102 ,183 1,000

Sig.

(2-

tailed

)

,159 ,498 ,593 ,333 .

N 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 102: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

84

Lampiran 3. Hasil Uji Statisik Hubungan antara Tingkat Partisipasi dengan

Kemanfaatan Program

Correlations

T

Kt

ot

TP_Peren

canaan

TP_Pelak

sanaan

TP_Ev

aluasi

TP_Pemanfa

atanHasil

Spear

man's

rho

TKtot

Correl

ation

Coeffi

cient

1,0

00 ,154 ,191 ,366

* ,023

Sig.

(2-

tailed)

. ,418 ,311 ,047 ,905

N 30 30 30 30 30

TP_Perencan

aan

Correl

ation

Coeffi

cient

,15

4 1,000 ,370

* -,015 -,129

Sig.

(2-

tailed)

,41

8 . ,044 ,937 ,498

N 30 30 30 30 30

TP_Pelaksan

aan

Correl

ation

Coeffi

cient

,19

1 ,370

* 1,000 ,301 -,102

Sig.

(2-

tailed)

,31

1 ,044 . ,106 ,593

N 30 30 30 30 30

TP_Evaluasi

Correl

ation

Coeffi

cient

,36

6*

-,015 ,301 1,000 ,183

Sig.

(2-

tailed)

,04

7 ,937 ,106 . ,333

N 30 30 30 30 30

Page 103: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

85

TP_Pemanfa

atanHasil

Correl

ation

Coeffi

cient

,02

3 -,129 -,102 ,183 1,000

Sig.

(2-

tailed)

,90

5 ,498 ,593 ,333 .

N 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 104: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

86

Lampiran 4. Catatan Tematik

Corporate Social Responsibility PT Holcim Indonesia Tbk

Praktek CSR PT Holcim Indonesia Tbk di Pabrik Narogong dilaksanakan

oleh Departemen Community Relations (Commrel) di beberapa desa binaannya.

Salah satunya ialah Desa Kembang Kuning sebagai salah satu desa yang terdekat

dengan area pabrik. Program-program yang dilaksanakan oleh Commrel di

antaranya terkait pendidikan, kesehatan, infrastruktur, bantuan sosial, dan

pemberdayaan ekonomi. Program pemberdayaan ekonomi didasarkan atas ide

untuk “membangun bersama masyarakat” yang digunakan sebagai solusi

permasalahan masyarakat khususnya bidang ekonomi. Program pemberdayaan

ekonomi merupakan salah satu hubungan kemitraan antara PT Holcim dengan

masyarakat, khususnya lembaga atau kelompok yang ada didalam masyarakat.

Program pemberdayaan ekonomi memang dikhususkan bagi lembaga atau

kelompok yang terdapat di masyarakat, dan sekiranya dapat diberdayakan

bersama-sama dengan perusahaan. Identifikasi lembaga atau kelompok dilakukan

sebelumnya untuk mengetahui apakah lembaga atau kelompok tersebut telah

memenuhi kriteria yang dimiliki perusahaan, dan juga untuk mencari tahu

permasalahan, kebutuhan serta potensi yang dimiliki lembaga atau kelompok

tersebut.

Kesesuaian Program Pemberdayaan Ekonomi

Kesesuaian program ialah bagaimana program yang ditujukan kepada

masyarakat dapat menyesuaikan dengan kebutuhan serta potensi masyarakat.

Salah satu anggota berpendapat bahwa :

“..kan banyak ya neng koperasi abal-abal yang ditawarin ke masyarakat

sini tapi malah jadinya utang gede, nah kalau yang dibina Holcim ini

enak, hukumnya jelas, lokasinya dekat jadi ya sesuai dan saya butuhin...”

(I, 44 tahun)

Kesesuaian program pada program pemberdayaan ekonomi tergolong cukup

tinggi pada masing-masing indikatornya, yang di antaranya ialah materi, metode,

media, waktu pelaksanaan, dan lokasi pelaksanaan.

Pendekatan yang dilakukan kepada masyarakat oleh perusahaan

merupakan salah satu aspek penting yang menentukan keberhasilan suatu

program. Jika pendekatan yang dilakukan perusahaan sudah baik, tentu

masyarakat akan memberikan respon positif kepada pelaksanaan program, salah

satunya ialah dengan kemauan masyarakat untuk berpartisipasi. Pada program

pemberdayaan ekonomi, kesesuaian metodenya sudah tergolong tinggi. Hal

tersebut didukung oleh pernyataan salah satu anggota, yaitu:

“..caranya Holcim itu bagus, mengajak masyarakat untuk berorganisasi,

awalnya kan kita hanya berbentuk PKK terus tiba-tiba digandeng sama

Holcim ya kita senang, berterima kasih malah. Terus dengan caranya

begitu kita jadi lebih inisiatif sendiri, buka buka internet buat tau tentang

koperasi untuk buka usaha...” (S, 45 tahun)

mayoritas anggota merasa bahwa metode yang digunakan dalam program tersebut

sudah cukup persuasif.

Page 105: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

87

Materi program yang dimaksudkan ialah segala sesuatu yang disampaikan

dalam seluruh rangkaian kegiatan program. Program pemberdayaan ekonomi

tidak hanya membantu lembaga dalam masyarakatnya dalam bentuk bantuan dana

saja, namun juga dalam bidang pengembangan masyarakat. pengembangan

masyarakat dilakukan dengan diadakannya pelatihan-pelatihn tertentu, seperti

pelatihan keterampilan, kerajinan tangan, bercocok tanam, dan edukasi lainnya.

Pelatihan tersebut tentunya menyajikan berbagai materi yang terkait. Berhubung

dengan sasaran pelatihan yaitu masyarakat, materi program harus disesuaikan

dengan bagaimana kemampuan masyarakat, agar materi tersebut dapat berguna.

Kesesuaian materi program pemberdayaan ekonomi dengan anggota Kopwama

tergolong cukup tinggi, seperti pendapat salah satu anggota, yaitu:

“..materi yang disampaikan itu berkaitan dengan koperasi, kan kita kan

orang awam yah jadi kita tau disitu bahwa koperasi bisa jalan kalo ada

legalitas, dan butuh anggota-anggotanya juga...” (S, 45 tahun)

materi yang disajikan dalam beberapa pelatihan ataupun saat diskusi bersama

pihak perusahaan dan PKK (saat belum menjadi koperasi) sudah tergolong tinggi,

yaitu karena materi sudah sejalan dengan tujuan koperasi. Meskipun begitu,

materi yang disajikan masih terdapat kekurangan yang di antaranya yaitu tidak

terdapatnya hasil cetak materi sehingga anggota tidak dapat menyimpan materi

tersebut untuk kemudian hari.

Penyajian materi tersebut tentunya menggunakan media sebagai

pengantar. Media yang digunakan dalam suatu program ialah seluruh alat bantu

yang berfungsi sebagai perantara yang menghubungkan antara penyampai

program dengan sasaran program. Pada program pembinaan koperasi, media yang

digunakan ialah berupa gambar yang diproyeksikan, yaitu slide presentation.

Kesesuaian media yang digunakan dalam program pemberdayan ekonomi

memiliki kekurangan dan juga kelebihan, seperti yang disampaikan oleh salah

satu anggota, sebagai berikut :

“..pake proyektor trus pake ada slidenya gitu ya jadi merhatiin sih terus

kan emang jadi lebih ngerti, tapi sayangnya kita ga dapet kertasnya gitu

sih ya, kan diganti slidenya cepet...” (I, 44 tahun)

menurut beberapa anggota yang diwawancarai, media yang digunakan sebenarnya

sudah cukup baik dan mampu menarik perhatian anggota saat kegiatan dilakukan,

namun juga menyusahkan bagi sebagian anggota, khususnya anggota yang duduk

agak jauh dari layar dan juga para lansia.

Pelaksanaan pelatihan maupun kegiatan dalam program pemberdayaan

ekonomi sudah cukup tinggi kesesuaiannya. Kesesuaian waktu pelaksanaan pada

program ini tergolong tinggi, dengan alasan bahwa dalam menentukan waktu

untuk berkumpul selalu didiskusikan dan dipilih atas kesepakatan bersama

anggota dan pengurus, sehingga tidak ada anggota yang merasa disulitkan. Hal

tersebut didukung oleh pendapat salah satu anggota, sebagai berikut :

“...kumpul gitu mah kita sendiri yang nentuin, jadi maunya hari apa

minggu keberapa tinggal pilih, trus kalo udah ada tanggalnya mah tinggal

masing-masing ketua kelompoknya kasih tau ke anak buahnya... (A, 42

tahun)

sementara itu, lokasi pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi memiliki

kekurangan dan juga kelebihan. Mayoritas anggota merasa bahwa pemilihan

lokasi tidak menyulitkan anggota, karena lokasi yang dipilih dekat dengan lokasi

Page 106: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

88

rumah anggota. Namun, pemilihan tempat dinilai kurang mendukung, seperti

lokasi yang terlalu kecil atau malah kebesaran. Hal tersebut didukung oleh

pendapa anggota, yaitu sebagai berikut :

“...lokasi mah deket neng kan cuma di Club House, deket tinggal

nyebrang...” (I, 44 tahun)

“...dimana tuh Club House yah, kegedean neng jadi jauh proyektornya

tapi kalo dikantor koperasi mah kan juga kekecilan yah...” (A, 42 tahun)

Tingkat Partisipasi pada Program Pemberdayaan Ekonomi

Program pemberdayaan ekonomi yang dilaksanakan oleh departemen

Commrel dilaksanakan dalam beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi, dan kemudian pemanfaatan hasil. Tahap perencanaan pada program ini

ialah termasuk identifikasi kelompok dan kegiatan sosialisasi. Kemudian pada

tahap pelaksanaan termasuk didalamnya ialah proses legalisir koperasi, negosiasi

dana bantuan, dan pelaksanaan simpan pinjam dalam koperasi selama 12 bulan.

Selanjutnya, pada tahap evaluasi mencakup setelah 12 bulan simpan pinjam

dilakukan maka akan ada proses tutup buku dan pelaporan penggunaan dana

bantuan setelah simpan pinjam dilaksanakan. Hasil evaluasi akan dijadikan

sebagai acuan dalam pelaksanaan tahun berikutnya, sehingga apabila angsuran

pendanaan simpan pinjam berjalan lancar akan menjadi hal yang baik pula pada

pencairan dana tahun berikutnya. Terakhir ialah pemanfaatan hasil yaitu

pembagian SHU (Sistem Hasil Usaha) bagi masing-masing anggota dan

melakukan pengajian bersama yang biasanya diselenggarakan ditempat tertentu.

Perencanaan program meliputi identifikasi kelompok dan kegiatan

sosialisasi. Identifikasi kelompok dilakukan dengan mencari apa-apa saja

kelompok yang terdapat di masing-masing desa binaan PT Holcim Indonesia Tbk.

Di desa Kembang Kuning dusun Narogong tepatnya terdapat PKK yang sudah

berdiri sejak 1987 dan saat itu sedang melaksanakan kegiatan UP2K yaitu

kegiatan simpan pinjam oleh anggota PKK (yang kemudian menjadi Kopwama).

Dengan begitu, pihak perusahaan melakukan identifikasi atas kelompok tersebut

terutama kriteria, masalah, potensi, dan kebutuhan kelompok. Jika sesuai dengan

kriteria yang dimiliki oleh perusahaan maka dibentuklah sebuah hubungan

kemitraan di antara perusahaan dan kelompok tersebut. Hubungan kemitraan

tersebut diawali dengan kegiatan sosialisasi yang direspon positif oleh anggota.

Pada tahap perencanaan, partisipasi anggota Kopwama tergolong tinggi, sesuai

dengan bagaimana pernyataan salah satu anggota :

“...mau ngasih saran, kritik atau apa mah bebas sih menyuarakan

pendapatnya ga ada dibatesin atau kayak gak didengar atau apa...” (SS,

56 tahun)

pada tahap ini juga masyarakat merasa bahwa pengambilan keputusan diberikan

seutuhnya kepada pengurus dan anggota. Jika ada beberapa anggota yang

berpartisipasi rendah ialah karena mereka merasa tidak sempat datang jika ada

perkumpulan namun berpartisipasi pada tahap lainnya.

Pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi pada Kopwama pada tahun

pertama melibatkan tidak hanya pihak community relations, anggota Kopwama,

pemerintahan desa, tetapi juga pihak notaris untuk melakukan legalisir lembaga.

Namun begitu, dalam pelaksanaan aspirasi anggota Kopwama juga menjadi

Page 107: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

89

dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Seperti yang dipaparkan

oleh salah satu anggota Kopwama:

“...kalo ada pendapat, saran ,dan lainnya itu pasti dipertimbangin sih

sama anggota, bareng-bareng ditentuin...” (S, 45 tahun)

Partisipasi anggota pada tahap pelaksanaan tergolong tinggi, yaitu karena adanya

aktivitas simpan pinjam dan juga kegiatan bulanan (yang biasanya dibarengi

dengan pengajian PKK). Anggota juga merasa bahwa pada tahap ini perusahaan

tidak membatasi bagaimana anggota melakukan aktivitasnya, namun tetap

terdapat pemantauan oleh perusahaan. Ada juga anggota yang merasa bahwa

meskipun keputusan dilimpahkan kepada pengurus dan anggota, sebenarnya

perusahaan juga memiliki andil dalam keputusan tersebut.

Pada tahap evaluasi program, yang lebih terlibat hanyalah pihak pengurus

Kopwama dan pihak perusahaan. Diskusi ataupun pertemuan terkait pelaporan

dana bantuan oleh PT Holcim Indonesia Tbk diberitahukan sebelumnya kepada

anggota, namun tidak sedikit anggota yang lebih memilih untuk melimpahkan

keputusan kepada dua pihak tersebut dengan alasan bahwa mereka tidak mengerti

dan mempercayakan kepada pengurus Kopwama atas keputusan yang mungkin

akan diambil. Dipaparkan oleh salah satu anggota Kopwama, sebagai berikut:

“...kalo pas kumpul laporan ke Holcim saya pernah denger sih, tapi saya

gaikutan itumah, kalo buat nentuin sesuatu mah lebih ke pengurus aja kali

yah saya mah sebagai anggota ngikut aja, kan pasti pengurus mah

mutusin yang terbaik buat koperasi...” (A, 42 tahun)

mayoritas dari anggota berpendapat bahwa pengambilan keputusan pada tahap

evaluasi diserahkan kepada pengurus dan pihak perusahaan, dengan alasan bahwa

mereka mempercayakan masa depan koperasi dan merasa bahwa pengurus dan

perusahaan lebih tau yang terbaik bagi koperasi. Meskipun begitu, terdapat juga

anggota yang merasa tetap harus ikut saat tahap evaluasi, dengan tujuan sebisa

mungkin menyampaikan saran maupun kritik atas kekurangan-kekurangan yang

dirasakan selama 12 bulan pertama koperasi dijalankan.

Pemanfaatan hasil mungkin menjadi tahapan yang paling melibatkan

seluruh anggota, dengan adanya pembagian SHU (sistem hasil usaha) yang

jumlahnya dihitung berdasarkan keseringan anggota dalam melakukan

penyimpanan dan peminjaman. Pembagian SHU dilakukan di akhir tahun pada

kegiatan tutup buku. Seperti yang disampaikan oleh salah satu anggota :

“...kalo hasil kita pasti dapet ga ada ditahan-tahan, informasi jelas ga

ditutup-tutupin...” (I, 44 tahun)

hampir semua anggota merasakan hasil SHU meskipun ada beberapa yang tetap

kurang puas. Beberapa anggota yang kurang puas tersebut dikarenakan mereka

merasa jumlah SHU yang didapat sedikit, meskipun SHU merupakan hasil hitung

berdasarkan keseringan anggota dalam melakukan simpan pinjam.

Keaktifan anggota dalam berpartisipasi dalam setiap tahapan program

pemberdayaan ekonomi di Kopwama kembali lagi pada karakteristik individu

anggota tersebut, karena perlakuan yang diberikan dalam program ini ialah sama

pada setiap anggota, tidak terdapat perbedaan pendekatan maupun pemberian

materi program.

Page 108: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

90

Kemanfaatan Program Pemberdayaan Ekonomi

Program pemberdayaan ekonomi tentunya bertujuan agar memberikan manfaat

yang dapat berguna bagi anggota Kopwama. Kemanfaatan dari program yang

dirasakan oleh masyarakat dapat digolongkan menjadi dua yaitu dari bidang

ekonomi dan dari bidang sosial. Kemanfaatan ekonomi merupakan manfaat yang

dirasakan oleh masyarakat dalam kehidupan ekonominya. Anggota Kopwama

sebagai sasaran program cukup merasakan adanya manfaat ekonomi dari

dilaksanakannya program, di antaranya ialah kesempatan ekonomi yang dinilai

lebih besar, yaitu karena anggota bisa melakukan aktivitas simpan pinjam

sehingga bagi anggota yang membutuhkan modal untuk melakukan usaha bisa

melakukan pinjaman dari koperasi tersebut. Hal tersebut didukung pernyataan

salah satu anggota :

“...saya jadi lebih mandiri ya keuangannya, saya kan bisnis katering gitu

yah sama kalo pas lebaran suka bikin kue saya jualin, nah itu modalnya

kan dari koperasi tinggal pinjam...” (E, 34 tahun)

namun tidak semua anggota yang melakukan pinjaman menggunakan uang

tersebut untuk dijadikan modal. Banyak anggota yang menggunakannya sebagai

pemenuh kebutuhan sehari-hari saja. Meskipun begitu, anggota tetap merasa ada

manfaat yang dirasa, yaitu anggota merasa lebih mandiri dalm mengelola

keuangannya karena saat anggota harus membayar iuran pinjamannya, anggota

diperkenankan untuk sekalian menabung, sehingga memberikan kesempatan bagi

anggota untuk menabung dan menggunakan uangnya dimasa depan. Hal tersebut

didukung oleh pernyataan salah satu anggota, yaitu :

“...saya belum merasakan adanya kesempatan ekonomi yang lebih besar

sih, soalnya saya emang gak jualan atau usaha warung, tapi saya jadi

lebih mandiri sih kan bisa pinjam dan menabung...”(I, 44 tahun)

Pada bidang kemanfaatan sosial, manfaat dari program tersebut cukup

dirasakan oleh anggota. Kemanfaatan sosial program merupakan manfaat yang

dirasakan oleh masyarakat dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya.

Mayoritas anggota merasakan bahwa meskipun ada manfaat sosial yang

dirasakan, namun tetap saja tidak dapat membantu menyelesaikan permasalahan

yang dirasakan di antara anggota sebagai masyarakat. Salah satu anggota

memberikan pernyataan sebagai berikut :

“...kalo permasalahan ekonomi di antara anggota mah gak berkurang ya,

tapi manfaat mah tetep ada kerasa...” (SS, 56 tahun)

permasalahan ekonomi dan sosial di antara anggota dinilai tidak mengalami

perubahan sebelum maupun sesudah program pemberdayaan ekonomi

dilaksanakan. Namun, masyarakat merasakan adanya perubahan hubungan antara

masyarakat dengan perusahaan, yaitu mereka menjadi kenal lebih baik dengan

perusahaan dan pihak-pihak yang mengurusi program. Kemudian mayoritas

anggota merasa puas atas pelaksanaan program, terutama atas kesesuaianya

dengan kebutuhan dan pelayanan yang dilakukan perusahaan.

Page 109: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

91

Lampiran 5. Dokumentasi

Proses wawancara dengan responden

Kantor Koperasi Wanita Mandiri

Dokumentasi Kegiatan Program Pemberdayaan Ekonomi PT Holcim Indonesia

Tbk

Page 110: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

92

Dokumentasi kegiatan rutin bulanan anggota Kopwama

Page 111: HUBUNGAN KESESUAIAN PROGRAM CSR PT HOLCIM … · TAZKIYAH SYAKIRA ALKAFF I34120088 DEPARTEMEN ... materi pada program pemberdayaan ekonomi PT Holcim Indonesia di Desa Kembang Kuning

93

RIWAYAT HIDUP

Tazkiyah Syakira Al Kaff lahir pada tanggal 20 Desember 1994. Penulis

merupakan anak terakhir dari empat bersaudara dari pasangan Mohammad Razi

Alkaff dan Amnah Baraqbah. Penulis berdomisili di Cirendeu, Ciputat Timur,

Tangerang Selatan sebelum melanjutkan pendidikan di Bogor. Pendidikan yang

ditempuh penulis adalah MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri) 7 Jakarta Barat pada

tahun 2000-2006, SMPN 75 SSN Jakarta Barat pada tahun 2007-2009, dan

SMAN 112 Jakarta Barat pada tahun 2010-2012. Kemudian pada tahun 2012

penulis melanjutkan pendidikan formal ke perguruan tinggi Departemen Sains

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat di Institut Pertanian Bogor, melalui

jalur undangan. Selain perkuliahan, penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi,

yaitu tergabung sebagai anggota divisi Public Relation HIMASIERA tahun 2013-

2014. Selain organisasi kemahasiswaan, penulis juga aktif mengikuti kegiatan

organisasi mahasiswa daerah Jakarta Community sebagai anggota.