HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN...

153
HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN EKSISTENSIAL PADA REMAJA DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG TAHUN 2007 (Analisis Azas Bimbingan Konseling Islam) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) ERI DWIARTI 1102016 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG 2007

Transcript of HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN...

Page 1: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN

KECEMASAN EKSISTENSIAL PADA REMAJA

DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA

SEMARANG TAHUN 2007

(Analisis Azas Bimbingan Konseling Islam)

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

ERI DWIARTI

1102016

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG

2007

Page 2: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 5 (lima) bendel

Hal : Persetujuan Naskah Skripsi

Kepada Yth. Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang di Semarang

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaiman mestinya,

maka kami menyatakan bahwa skripsi saudari :

Nama : Eri Dwiarti

NIM : 1102016

Fak/Jurusan : Dakwah/ BPI

Judul : Hubungan Kesadaran-Diri dengan Kecemasan Eksistensial pada

Remaja di Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang Tahun 2007

(Analisis Asaz BKI).

Dengan ini telah saya setujui dan mohon segera diujikan. Demikian, atas

perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 04 November 2007

Pembimbing,

Bidang Subtansi Materi Bidang Metodologi dan Tata Tulis

Drs.H. Djasadi, M.Pd Abdul Sattar, M.Ag

NIP. 150 057 618 NIP. 150 290 160

Page 3: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

PENGESAHAN

SKRIPSI

HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN

EKSISTENSIAL PADA REMAJA DI KEC. SEMARANG UTARA KOTA

SEMARANG TAHUN 2007

(Analisis Azas Bimbingan Konseling Islam)

Disusun oleh :

Eri Dwiarti

1102016

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal 06 Desember 2007

dan dinyatakan telah lulus memenuhi sarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Dewan Penguji Anggota Penguji

Penguji I

Drs. Ali Murtadho, M.Pd Komarudin, M.Ag

NIP. 150274618 NIP. 150299489

Sekretaris Dewan Penguji Pembimbing I Penguji II

Drs.H. Djasadi, M.Pd Drs.H.Abdul Ghofier Romas

NIP. 150057618 NIP. 150070388

Page 4: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial
Page 5: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

MOTTO

ين بم اتقبعم ى لهتم حا بقوم ريغال ي ر الله إن اللهأم من هفظونحلفه يخ منه ويدن ي

يغيروا ما بأنفسهم وإذا أراد الله بقوم سوءا فال مرد له وما لهم من دونه من وال

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka & dibelakangnya, mereka menjaganya atas

perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu

kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada mereka

sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan tersebut sesuatu

kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya: dan sekali-kali tidak

ada pelindung bagi mereka selain Dia" (Qs. Ar-Ra,ad : 11)..

Kehebatan dan kepintaran bukanlah sekedar kecerdasan dan

kekuasaan, bukan pula keturunan pelanjut generasi atau

kesaktian menggulung dunia, melainkan memberi makna setiap

jengkal bumi walaupun hanya sebesar pasir dalam tebaran

pantai dan “Gurun Sahara”.

PERNYATAAN

Page 6: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, penulis menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 04 November 2007

Eri Dwiarti

NIM : 1102016

Page 7: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT, yang Maha Pengasih,

Penyayang dan pemurah karena hanya dengan rahmat dan pertolongan-Nya, penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : Hubungan Kesadaran-Diri dengan

Kecemasan Eksistensial pada Remaja di Kecamatan Semarang Utara Kota

Semarang Tahun 2007 (Analisis Azas Bimbingan Konseling Islam).

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan baginda nabi

besar Muhammad saw beserta keluarga dan sahabat-nya yang kita nantikan

syafa’atnya kelak di yaumul qiyamah.

Penulis menyadari, tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Melalui kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. H.M Zain Yusuf, MM selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang dan sekaligus sebagai dosen wali yang telah

memberikan pengarahan, motivasi serta bimbinga kepada penulis.

2. Drs. H. Djasadi, M.Pd selaku Pembimbing I dan bapak Abdul Sattar, M.Ag

selaku Pembimbing II, yang telah meluangkan waktu, tenaga, fikiran serta

pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan

baik.

3. Bapak Baidi Bukhori, S.Ag, M.Si selaku Kajur BPI dan bapak Drs.

Komarudin, M.Ag selaku Sekjur BPI Fakulats Dakwah IAIN Walisongo

Semarang.

4. Segenap bapak/ ibu dosen, serta karyawan dan karyawati Fakultas Dakwah

IAIN Walisongo Semarang.

5. Bapak dan ibu yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada

penulis untuk menuntut lmu di Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.

6. Bapak Camat Semarang Utara beserta stafnya yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini.

Page 8: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

7. juga tidak lupa kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya

penyusunan tugas ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal dan kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan

yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan. Akhirnya penulis hanya bisa berdoa semoga

skripsi ini dapat membawa manfaat sekaligus menambah wawasan pengetahuan

kita, terutama dalam pengembangan Bimbingan Konseling Islam.

Semarang, 04 November 2007

Penulis

Eri Dwiarti

Page 9: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

ABSTRAKSI

Kajian pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan dan menggambarkan hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial pada remaja di kecamatan Semarang Utara Kota Semarang. Penelitian ini juga ingin mengetahui metodologi pemahaman Asaz Bimbingan Konseling Islam dalam upaya implementasi kerangka materi kesadaran-diri dan kecemasan eksistensial dengan pemikiran reflektif yang terlepas dari keterpakuan terhadap rumusan yang ada, sehingga nilai-nilai kemanusiaan lebih applicable dalam pelayanan BKI.

Dua dimensi utama dalam penelitian ini adalah kesadaran-diri dan kecemasan eksistensial. Kesadaran-diri di fokuskan pada empat tahapan, yaitu tahap ketidaktahuan, tahap berontak, tahap kesadaran normal akan diri dan tahap kesadaran diri yang kreatif. Sedangkan mengenai kecemasan eksistensial penulis lebih memfokuskan pada pemahaman makna, dapat dipahami bahwa hakekat kecemasan eksistensial bukanlah kecemasan yang destruktif melainkan mengarah pada kecemasan yang konstruktif, serta kerangka materi tersebut dikaitkan dengan konsep “taubat”. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial pada remaja, khususnya di kecamatan Semarang Utara Kota Semarang. Sementara itu dalam kerangka diskriptifnya terdapat upaya implementasi kerangka materi tentang kesadaran-diri dan kecemasan eksistensial terhadap metodologi pemahaman azas BKI. Subyek dalam penelitian ini adalah remaja akhir yang mempunyai kriteria usia 18-21 tahun dan beragama Islam, yang berjumlah 105 orang, yang terdiri dari 60 orang laki-laki dan 45 orang perempuan dari 1.050 populasi secara random sample melalui teknik purposive sampling dalam menentukan daerah kunci yang hendak diteliti. Data diperoleh dari angket yang disebarkan kepada responden, berupa angket tertutup yang berbentuk rating scale. Juga diperoleh melalui wawancara yang diwakili oleh 6 remaja, yaitu 1 perempuan dan 5 laki-laki. Variabel kesadaran-diri dijabarkan 29 item dan variabel kecemasan eksistensial dijabarkan dalam 27 item yang terdiri dari favorable dan unfavorable. Dengan validitas koefisien item yang bergerak antara -0.11 sampai 0.793 untuk skala kesadaran-diri dan -0.028 sampai 0.666 untuk skala kecemasan eksistensial. Penelitian ini mempergunakan analisis data korelasi product moment seri person. Sedangkan dalam menganalisis metodologi pemahaman azas BKI dalam upaya implementasi kerangka materi mengenai kesadaran-diri dan kecemasan eksistensial, digunakan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah (1) terdapat hubungan yang signifikan antara

kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial dengan angka korelasi yang

menunjukkan signifikansi sebesar 0.685 pada taraf signifikan 1% (0.195) dan taraf

signifikan 5% (0.256). (2) ada upaya penting dalam implementasi kerangka materi

kesadaran-diri dan kecemasan eksistensial dalam metodologi pemahaman azas BKI.

Page 10: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING ..................................................................................... ii

PENGESAHAN ................................................................................................. iii

MOTTO ............................................................................................................. iv

PERSEMBAHAN .............................................................................................. v

PERNYATAAN ................................................................................................. vi

ABSTRAKSI ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2. Perumusan masalah...................................................................... 9

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 10

1.4. Telaah Pustaka ............................................................................. 11

1.5. Sistematika Penelitian .................................................................. 14

BAB II TINJAUAN TENTANG KESADARAN-DIRI, KECEMASAN

EKSISTENSIAL PADA REMAJA DAN BIMBINGAN

KONSELING ISLAM

2.1. Kesadaran-Diri ............................................................................. 17

2.1.1. Pengertian Kesadaran-Diri ............................................... 17

2.1.2. Tahapan-Tahapan Kesadaran-Diri ................................... 21

2.1.3. Langkah-Langkah Mempertinggi Kesadaran-Diri ........... 22

2.1.4. Manfaat Mempertinggi Kesadaran-Diri........................... 24

2.2. Kecemasan Eksistensial ............................................................... 27

Page 11: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

2.2.1. Pengertian Kecemasan Eksistensial ................................. 27

2.2.2. Struktur atau Esensi Pengalaman Manusia ...................... 32

2.2.3. Asumsi Tentang Manusia (analisis eksistensial).............. 33

2.2.4. Ancaman Membangkitkan Kecemasan Eksistensial........ 36

2.3. Bimbingan dan Konseling............................................................ 38

2.3.1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam.................... 38

2.3.2. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling........................... 41

2.3.3. Hakekat Manusia Perspektif BKI..................................... 42

2.3.4. Azaz Bimbingan Konseling Islam ................................... 45

2.4. Hubungan Kesadaran-Diri dengan Kecemasan Eksistensial ....... 52

2.5. Hipotesis....................................................................................... 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Dan Metodologi Penelitian ................................................. 58

3.2. Definisi Konseptual dan Operasional........................................... 59

3.3. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 65

3.4. Populasi dan Sampel ................................................................... 66

3.5. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 68

3.6. Teknik Analisis Data.................................................................... 70

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG UTARA

4.1. Situasi Umum Kecamatan Semarang Utara................................. 75

4.1.1. Keadaan Geografi ............................................................ 75

4.1.2. Kondisi Masyarakat Islam ............................................... 77

4.1.3. Tingkat Pendidikan dan Sarana Peribadatan.................... 78

4.1.4. Sosial Ekonomi ................................................................ 80

4.2. Keadaan Umum Masyarakat Perkotaan ....................................... 81

4.2.1. Kelurahan Bandarharjo .................................................... 81

4.2.2. Kelurahan Tanjung Mas................................................... 82

4.2.3. Kelurahan Purwosari........................................................ 84

4.3. Kondisi Umum Remaja di Kec. Semarang Utara ........................ 85

Page 12: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

4.3.1. Kesadaran-Diri pada Remaja................................................ 85

4.3.2. Kecemasan Eksistensial........................................................ 86

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 89

5.1.1. Alat Ukur Data...................................................................... 89

5.1.2. Pengelompokan Data............................................................ 90

5.2. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 103

5.2.1. Analisis Pendahuluan ........................................................... 103

5.2.2. Analisis Uji Hipotesis........................................................... 108

5.2.3. Pembahasan .......................................................................... 112

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan .................................................................................. 132

6.2. Saran-saran................................................................................... 133

6.3. Penutup......................................................................................... 135

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BIODATA

Page 13: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

PEDOMAN WAWANCARA

I. UNTUK POLSEK SEMARANG UTARA

1. Seberapa besarkah perbandingan statistika kenakalan/ kriminalitas remaja di

kecamatan Semarang seluruhnya tahun 2006?

2. Berapa macamkah kenakalan/ kriminalitas yang dilakukan remaja di

kecamatan Semarang Utara? Dan apa saja bentuknya?

3. Kelurahan manakah yang paling tinggi tingkat kenakalan/ kriminalitasnya

diantara sembilan kelurahan yang lain di kecamatan Semarang Utara? (tiga

kelurahan)

4. Dari tahun 2006- Maret 2007, ada berapa kasuskah tindak kriminalitas remaja

yang terjadi diantara tiga kelurahan tersebut?

II. UNTUK REMAJA DI KECAMATAN SEMARANG UTARA

1. Bentuk kenakalan/ kriminalitas yang pernah dilakukan?

2. Faktor apa saja yang mendorong melakukan kenakalan/ tindak kriminalitas?

3. Apakah ada perasaan takut ataupun rasa bersalah, ketika sebelum dan sesudah

melakukan kenakalan/ kriminalitas?

4. Apakah kenakalan/ kriminalitas tersebut masih dilakukan sampai sekarang

atau tidak?

5. Apabila sudah tidak melakukan kenakalan ataupun kriminalitas, motivasi apa

dalam rangka untuk meninggalkan perbuatan tersebut?

III. UNTUK TOKOH AGAMAWAN

1. Bagaimanakah umumnya perilaku remaja di kecamatan Semarang Utara

sekarang ini, apabila di lihat dari kaca mata agama?

2. Bagaimana kesadaran diri remaja di kecamatan Semarang Utara khususnya

dalam hal beragama?

3. Kira-kira berapa prosentasekah remaja yang mempunyai kesadaran diri

didalam menerapkan ajaran islam pada kehidupan sehari-hari?

Page 14: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Spesifikasi Kesadaran-Diri 64

Tabel II Spesifikasi Kecemasan Eksistensial 66

Tabel III Jumlah Penduduk di Kec. Semarang Utara Menurut Agama 71

Tabel IV Sarana Peribadatan di Kec. Semarang Utara 72

Tabel V Data Penduduk Menurut Tingkat Usia di Kec. Semarang Utara 72

Tabel VI Data Tingkat Pedidikan di Kec. Semarang Utara 73

Tabel VII Sarana Pendidikan Umum di Kec. Semarang Utara 74

Tabel VIII Sarana Pendidikan agama Islam di di Kec. Semarang Utara 74

Tabel IX Mata pencahariaan Penduduk di Kec. Semarang Utara 75

Tabel X Jumlah penduduk Menurut Agama yang Dipeluk (Bandarharjo) 76

Tabel XI Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dipeluk (Tanjung Mas)77

Tabel XII Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dipeluk (Purwosari) 79

Tabel XIII Diskripsi Subyek Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin 84

Tabel XIV Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 85

Tabel XV Nilai Angket Skala Kesadaran-Diri Remaja 86

Tabel XVI Nilai Angket Skala Kecemasan Eksistensial Remaja 92

Tabel XVII Tabel Kerja Koefisien Skala Kesadaran-Diri dan

Kecemasan Eksistensial 92

Tabel XVIII Taraf Signifikan Hasil Koefisien Korelasi 104

Tabel XIX Perhitungan Hasil Uji Hipotesis 105

Page 15: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Eri Dwiarti

Tempat/ Tanggal Lahir : Semarang, 02 Oktober 1981

Alamat : Jl. Rorojonggrang Selatan I Rt 09 Rw VI

Kel. Manyaran Kec. Semarang Barat

Agama : Islam

Pendidikan Formal :

1. SDN Panjangan 02 Semarang lulus tahun 1993

2. SMP Muhammadiyah 04 Semarang lulus tahun 1996

3. SMK Muhammadiyah 01 Semarang lulus tahun 1999

4. IAIN Walisongo lulus tahun 2008

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Semarang, 04 November 2007

Eri Dwiarti

Page 16: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia diciptakan Allah SWT sebagai khalifah yakni sebagai pengganti-

Nya dalam hal memanage alam dan ekosistem ilahiyah yang rahmatan lil’alamin,

menaburkan potensi keselarasan, kemanfaatan, musyawarah, kasih sayang ke

seluruh penjuru alam, baik di bumi maupun di langit, di dunia maupun di akhirat,

di alam lahir (musyahadah) maupun alam batin (ghaib) serta memiliki

kemerdekaan (freedom) untuk mengembangkan diri.

Allah SWT melengkapi manusia dengan sifat khauf dan sifat rajaa'. Sifat

khauf adalah sifat yang diberikan Allah berupa rasa cemas, was-was, takut dan

khawatir dan pesimis. Sedangkan rajaa’ adalah sifat berupa sikap penuh harapan,

keyakinan, optimisme dan kekuatan. Kondisi ini merupakan eksistensial manusia

yang tidak dapat dihindari, dan keduanya merupakan kekuatan yang ada pada diri

manusia tetapi tidak harus berbenturan, melainkan harus sinergis dan harmonis,

berkembang kearah kesatuan (Yusuf, dkk, 2005 : 137).

Manusia itu unik, dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan

hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan.

Menjadi manusia juga berarti menghadapi kesendirian, manusia lahir ke dunia ini

dalam keadaan sendirian dan mati dalam keadaan sendirian pula. Sungguhpun

pada hakekatnya sendirian, manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan

Page 17: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

2

dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah

makhluk yang rasional (Corey, 1988:55). Manusia juga memiliki kesanggupan

untuk menyadari dirinya sendiri yang unik dan nyata yang memungkinkan

manusia mampu berfikir dan memutuskan.

Menyadari dirinya sendiri merupakan syarat utama dari pertumbuhan diri,

dan tujuannya untuk memperbesar kesanggupan menghadapi kecemasan-

kecemasan secara konstruktif.

Menurut May yang dikutip oleh Koesworo dalam bukunya "psikologi

Eksistensial" (1998:23) kecemasan merupakan masalah yang mendasar. Pada

taraf individual, kecemasan dialami sebagai ancaman "inti" dari individu karena

individu tidak lagi mengetahui peran apa yang harus dimainkan dan asas apa yang

harus diikutinya untuk tindakan-tindakan yang akan diambilnya. Kecemasan itu

menyakitkan individu karena menyerang dan akan mengancam menghancurkan

diri. Oleh karena itu untuk memperoleh inner strength (kekuatan dalam) yang

diperlukan individu agar dirinya mampu mengatasi kecemasan-kecemasan adalah

dengan mempertinggi kesadaran dirinya.

Sedangkan masa remaja adalah masa bergejolaknya bemacam-macam

perasaan yang kadang-kadang bertentangan antara satu dengan yang lainnya.

Termasuk masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak

menuju dewasa. Masa yang penuh kegoncangan jiwa, masa peralihan pada kanak-

kanak yang penuh ketergantungan dengan masa dewasa yang matang dan berdiri

sendiri (Darajdat, 1979:86). Maka remaja perlu meningkatkan kesadaran dirinya

Page 18: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

3

sehingga mampu melihat kesalahannya untuk kemudian membuat dan mengambil

tindakan yang bertanggung jawab, sehingga adanya pengendalian atas hidupnya

dan tahu bagaimana harus mengambil keputusan di dalam hidup.

Uraian tersebut merupakan wacana kemanusiaan yang mengarah pada

kesadaran masyarakat untuk menjadi da'i bagi dirinya sendiri. Salah satunya

remaja yang menjadi objek penelitian ini. Selain itu esensi dakwah bukan terletak

pada usaha merubah masyarakat, namun lebih berorientasi untuk mampu merubah

diri dengan kesadaran dan pemahamannya terhadap masalah yang mereka hadapi

(Pimay, 2005: 46). Konsep tersebut sejalan dengan pernyataan wahyu: “Allah

tidak akan merubah keadaan sebuah masyarakat sampai mereka sendiri

merubahnya", sebagaimana firman Allah Qs. Ar-Ra’ad:11

له معقبات من بين يديه ومن خلفه يحفظونه من أمر الله إن الله ال يغير ما بقوم حتى

روءا فال مم سبقو الله ادإذا أرو فسهما بأنوا مريغاليونه من ون دم ما لهمو له د

Artinya : "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka & dibelakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan tersebut sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya: dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia" .

Tugas perkembangan yang penting dihadapi remaja adalah bebas dari

ketergantungan emosional seperti masa kanak-kanak mereka. Pada masa kanak-

kanak, anak sangat bergantung emosinya pada orang tua atau orang dewasa lain.

Dalam masa remaja, individu dituntut tidak lagi mengalami perasaan bergantung

Page 19: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

4

semacam itu. Pentingnya kebebasan emosi bagi remaja ini, didasarkan pada

kenyataan bahwa remaja yang selalu bergantung secara emosional, akan

menemui berbagai kesukaran dalam masa dewasa. Dalam masa remaja, individu

yang demikian itu tidak dapat menentukan rencana sendiri terhadap langkah atau

pilihan yang ditempuhnya. Hal demikian ini tentu saja akan menimbulkan

kesukaran-kesukaran dalam masa dewasa dan mengakibatkan kecemasan, bila

tidak dihadapi secara konstruktif akan mengarah pada kompensasi-kompensasi

dalam bentuk pelarian diri kepada obat bius, seks, judi (Mapiare, 1982: 104).

Permasalahan yang dihadapi oleh remaja bermacam-macam bentuknya,

sehingga menimbulkan ketegangan yang mengarah pada kecemasan. Menurut

Kartono (1992:121) kecemasan bisa timbul karena perasaan takut kehilangan,

perasaan bersalah (berdosa). Remaja merasa cemas kalau-kalau dia akan diadili,

diejek, dikutuk, ditertawakan, disisihkan, dan lain-lain. Perasaan tersebut berakar

dari kesadaran diri sehingga mengarah pada kekhawatiran untuk menghadapi

ancaman, mengatasi bahaya-bahaya yang mungkin menghadang. Menurut

Goleman (2002:93) kekhawatiran tersebut memunculkan sesuatu yang positif,

Fungsi kekhawatiran – apabila berhasil – adalah untuk melatih mengenali bahaya

dan menyajikan pemecahan untuk dihadapinya. Akan tetapi permasalahan yang

muncul dalam kekhawatiran ataupun rasa bersalah kadang tidak sesukses itu.

Malah justru sebaliknya menghancurkan eksistensi diri dan mengarah pada

kecemasan neurotis (berperilaku menyimpang) bukan mengarah pada kecemasan

yang konstruktif (eksistensial). Dalam pandangannya Corey (1988:64) kecemasan

Page 20: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

5

neurotis erat kaitannya dengan kebiasaan menggunakan mekanisme pembelaan

diri dan pelarian diri, sehingga orang selalu menjadi bingung gelisah, merasa

terancam, tersudut dan seterusnya. Fenomena inilah yang terjadi juga pada remaja

di Kec. Semarang Utara Kota semarang yang notabenenya tinggi tingkat

kriminalitasnya yang mengarah pada perilaku menyimpang.

Sedangkan sifat dasar manusia adalah baik dan ingin kembali kepada

kebenaran sejati. Oleh karena itu remaja memerlukan bimbingan dalam upaya

memperbesar kesanggupan menghadapi kecemasan-kecemasan secara konstruktif

dan mampu menentukan rencana sendiri (mandiri), sebab salah satu azas

bimbingan adalah azas kemandirian agar individu tidak tergantung pada orang

lain dan dapat mandiri (Ancok 2001:161). Azas kemandirian merupakan tujuan

akhir bimbingan dan konseling pada setiap individu ; oleh karena itu pelayanan

bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk mengembangkan klien agar

mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi setiap kesulitan atau

permasalahan yang dihadapinya .

Bimbingan menurut Prayitno dan Erman Amti adalah proses pemberian

bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa

orang, baik kanak-kanak, remaja maupun dewasa, agar orang yang dibimbing

dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan

memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan

berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno, 1999 : 99).

Page 21: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

6

Ajaran Islam datang kepermukaan bumi juga memiliki tujuan yang sangat

prinsip atau mendasar, yaitu membimbing, mengarahkan, menganjurkan kepada

manusia menuju kepada jalan yang benar yaitu “Jalan Allah”. melalui jalan itulah

manusia akan dapat hidup selamat dan bahagia di dunia hingga di akherat.

Firman Allah SWT dalam Qs.. An-Nahl : 125

كبإن ر نسأح م بالتي هيادلهجة ونسعظة الحوالمة وبالحكم كببيل رإلى س عاد

دينتهبالم لمأع وهبيله ون سل عن ضبم لمأع وه

Artinya : “Serulah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan

bantahlah mereka dengan cara yang baik.”

Sedangkan pengertian bimbingan Islam adalah proses pemberian bantuan

terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk

Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat

(Faqih, 2001:4).

Secara garis besar, tujuan Bimbingan Konseling Islam yaitu “membantu

individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akherat. Individu yang dimasudkan disini adalah

orang yang dibimbing atau diberi konseling baik orang perorangan maupun

kelompok. “Mewujudkan diri sebagai manusia seutuhnya” berarti mewujudkan

diri sesuai dengan hakekat sebagai manusia untuk menjadi manusia yang selaras

perkembangan unsur dirinya dan pelaksana fungsi atau kedudukannya sebagai

makhluk Allah (makhluk religius), makhluk individu, makhluk sosial dan sebagai

Page 22: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

7

makhluk berbudaya. Bimbingan Konseling Islam berlangsung pada citra manusia.

Maksud Citra manusia yaitu manusia yang sebenar-benarnya manusia; manusia

dengan aku dan kediriannya yang matang, tangguh dan dinamis; dengan

kemampuan sosialnya yang luas dan bersemangat, tetapi menyejukkan; dengan

kesusilaannya yang tinggi; serta dengan keimanan dan ketakwaannya kepada

Tuhan Yang Maha Esa yang mendalam (Hasanah, 2004:62). Islam memandang

seseorang individu merupakan suatu maujud (eksistensi) tersendiri. Individu

mempunyai hak, mempunyai perbedaan individu dari yang lainnya, dan

mempunyai kemerdekaan pribadi sebagai konsekuensi dari haknya dan

kemampuan fundamental potensial rohaniahnya. Maka dalam pelayanan

bimbingan konseling Islam salah satunya memuat azas kemaujudan individu

(eksistensi diri).

Sebagai makhluk individu, yang memiliki kekhasan masing-masing,

memiliki potensi dan eksistensinya sendiri. Dengan keunikan yang dimilikinya,

menjadikan setiap individu itu berbeda dengan yang lainnya, sehingga manusia

dituntut untuk memikirkan keadaan dirinya. (Kibtiyah, 2005: 52). Oleh sebab itu

wacana kemanusiaan sangat diperlukan untuk mengetahui akan misteri eksistensi,

dengan mengetahui eksistensi manusia otomatis mengarah pada pemahaman diri.

Pemahaman diri sangat menunjang dalam layanan Bimbingan Konseling Islam

(BKI), karena yang dihadapi adalah klien sebagai manusia yang bereksistensi.

Sebab masing-masing individu memiliki karakteristik pribadi yang unik. Dalam

arti terdapat perbedaan individual diantara mereka, seperti menyangkut aspek

Page 23: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

8

kecerdasan, emosi, sosiabilitas, sikap, kebiasaan, dan kemampuan penyesuaian

diri. Setiap individu memiliki kebutuhan dan senantiasa mengalami berbagai

perubahan baik dalam sikap maupun tingkah lakunya.

Sesuai dengan visi konseling terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang

membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian

dukungan dan pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal,

mandiri, dan bahagia (Murtadho, 2006:02).

Untuk itu diperlukan pemahaman secara filosofis tentang berbagai hal

yang bersangkut paut dalam pelayanan bimbingan konseling Islam, diantaranya

dalam memahami keberadaan individu (klien). Pemikiran dan pemahaman

filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan konseling

Islam, dan khususnya bagi konselor yaitu membantu memahami situasi konseling

dan dalam mengambil keputusan yang tepat. Disamping itu pemikiran dan

pemahaman filosofis juga memungkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri

lebih mantap, lebih fasilitatif, serta lebih efektif dalam penerapan upaya pemberi

bantuan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik meneliti remaja di

Kec. Semarang Utara Kota Semarang, karena daerah ini termasuk kategori tinggi

tingkat kriminalitasnya di bandingkan dengan Kec. Semarang yang lain. Dalam

data prosentase statistika perbandingan (POLSEK, 2006) dapat diketahui bahwa

prosentase ; Kec. Semarang Utara 25,63%, Kec. Semarang Timur 23,58%, Kec.

Semarang Barat 21,61%, Kec. Semarang Selatan 15,56%, Kec. Semarang Tengah

Page 24: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

9

13,62%. Diukur dari 10.727 remaja yang melakukan kenakalan dan kriminalitas

di seluruh kecamatan Semarang, dengan jumlah keseluruhan remajanya 42.774

orang. Apabila merujuk data kriminalitas remaja pada tahun 2006 – maret 2007 di

Polsek Kec. Semarang Utara kota Semarang, di antara tindak kriminalitasnya

adalah ; pencurian, penggelapan, pengancaman/ penganiayaan, pembunuhan,

percobaan pembunuhan, penipuan, perbuatan tidak menyenangkan, pengroyokan,

penjambretan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menelitinya dalam skripsi

dengan judul Hubungan Kesadaran-diri dengan Kecemasan Eksistensial pada

Remaja di Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang Tahun 2007 (Analisis

Azas Bimbingan Konseling Islam).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan judul dan latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1.2.1 Adakah hubungan antara kesadaran diri dengan kecemasan eksistensial

pada remaja di Kec. Semarang Utara Kota Semarang tahun 2007 ?

1.2.2 Bagaimanakah bila ditinjau dalam prespektif Bimbingan Konseling

Islam, khususnya analisis azas BKI ?

Page 25: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa:

1.3.1.1 Ada tidaknya hubungan antara kesadaran diri dengan kecemasan

eksistensial pada remaja di Kec. Semarang Utara Kota Semarang

tahun 2007.

1.3.1.2 Juga ditinjau dalam prespektif Bimbingan Konseling Islam,

khususnya analisis azas BKI.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah keilmuan

BKI dan secara khusus Ilmu Dakwah dalam memberikan pemahaman

terhadap diri pribadi kaitannya untuk bersikap dan berperilaku

menurut kadar nilai moral dan pola islam .

1.3.2.2 Manfaat praktis

1) Sebagai pedoman dan arahan bagi remaja khususnya di Kec.

Semarang Utara, serta pada masyarakat luas pada umumnya dalam

menyadari akan keberadaan mereka untuk mengambil sikap positif

dalam kehidupan masyarakat juga dalam hal menghadapi

kecemasan-kecemasan secara konstruktif.

Page 26: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

11

2) Sebagai acuan alternatif bagi konselor dalam memahami dan

mengaplikasikan azas-azas konseling dalam pelayanan bimbingan,

berdasarkan kondisi dan kebutuhan klien.

1.4 Telaah Pustaka

Penelitian yang secara khusus membahas hubungan kesadaran-diri

dengan kecemasan eksistensial pada remaja di kecamatan Semarang Utara Kota

Semarang Tahun 2007 (Analisis Azas Bimbingan Konseling Islam) belum

ditemukan. Meski demikian terdapat kajian ataupun hasil penelitian terdahulu

yang terkait dan ada relevansinya dengan penelitian ini, adapun hasil-hasil

penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

Penelitian yang dilakukan oleh Mariyatul Kibtyah, di PUSLIT IAIN

Walisongo Semarang tahun 2005 yang berjudul Enam Dimensi Dasar Positif

Teori Eksistensial Humanistik dan Kemungkinan Penerapannya dalam Konseling

Islam membahas mengenai teori eksistensial Humanistik tentang enam dimensi

dasar positif, dan tinjauan Islam tentang enam dimensi dasar tersebut serta

kemungkinan penerapan enam dimensi dasar tersebut ke dalam konseling Islam.

Fokus penelitiannya adalah library reserch dengan menggunakan pendekatan

content analysis atau analisis isi yang positivistik kualitatif dan metode induktif.

Sedangkan hasil temuannya adalah kemungkinan penerapan dan relevansi enam

dimensi dasar positif dari teori eksistensial humanistik dalam konseling Islam.

Bahwa pada dasarnya di dalam ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan

Page 27: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

12

Hadist sudah memuat keseluruhan isi dari enam dimensi dasar positif tersebut,

namun enam dimensi dasar tersebut hanya sebagian kecil dari ajaran Islam. Sebab

secara khusus tidak menjelaskan akan adanya akhirat, pahala dan dosa, surga dan

neraka, keimanan, ketakwaan, apa lagi penagukuan akan keberadaan Tuhan,

orientasinya masih bersifat keduniaan semata.

Penelitian yang dilakukan oleh Zaenal Abidin, Fakultas Psikologi Sosial

UGM tahun 2002 dalam bukunya yang berjudul Analisis Eksistensial untuk

Psikologi dan Psikiatri membahas mengenai metodologi pemahaman beberapa

artikel yang terdapat dalam dua buah buku klasik berjudul Existence (1961) yang

dipelopori oleh Rollo May dan Existential-Phenomenological Alternatives for

Psychology (1978) oleh Vale, Rollo.S dan Mark King. Menurutnya tidak mudah

memahami buku-buku analisis eksistensial yang ditulis dalam bahasa asing,

karena selain kendala bahasa terdapat juga kendala substansi (isi) serta banyak

konsep atau istilah yang di ungkap dalam bahasa yang tidak lazim sehingga

mengalami kesulitan untuk memahami isi dan artinya. Pembahasanya memuat

tentang esensi dan latar belakang munculnya analisis eksistensial serta

kemungkinan diperlukannya analisis eksistensial dalam terapi untuk masa kini

ataupun masa datang. Fokus penelitiannya adalah library reserch dengan

menggunakan pendekatan deskriptif analysis. Hasil temuannya adalah analisis

eksistensial bisa dijadikan pendekatan alternatif untuk masa kini maupun masa

depan dalam memahami dan menangani individu (pasien). Namun tidak berarti

menolak pendekatan-pendekatan lain seperti behaviorisme dan psikoanalisis, juga

Page 28: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

13

ada kesamaan yang signifikan antara eksistensialisme (filsafat yang mendasari

analisis eksistensial) dengan filsafat timur, sehingga bisa dikatakan cocok dengan

kondisi masyarakat Indonesia. Maka pemahaman intersubyektif atas individu dan

pendekatan yang bersifat intim dengan klien, sangat membantu pemahaman dan

terapi dalam masyarakat yang bersifat kolektivistik seperti Indonesia. Sebab

dibalik itu semua setiap orang pasti ingin dihargai, diakui, dipahami dan

diperlakukan sebagai manusia.

Diantara penelitian yang lain dilakukan oleh Ina Sastrowardoyo, Fakultas

Sastra Jurusan Filsafat UI Jakarta tahun 1991 dalam bukunya yang berjudul Teori

Kepribadian Rollo May yaitu membahas mengenai teori kepribadiannya Rollo

May yang fokusnya pada eksistensi manusia sepenuhnya, dengan segala

perubahan dalam emosi. Juga polarisasi yang terjadi dalam aliran eksistensialisme

dalam psikologi yang menjadi penopang besar untuk pihak yang mengandalkan

peran religiositas. Fokus penelitiannya adalah library reserch dengan

menggunakan pendekatan content analysis atau analisis isi yang positivistik

kualitatif . Hasil temuannya bahwa individu dengan kesadaran penuh akan dirinya

serta lingkungannya dapat mencapai kebebasan batin dan dapat hidup sesuai

dengan integritasnya serta dapat membuat keputusan penting dengan bebas

menurut tanggung jawabnya sendiri. Manusia senantiasa merupakan satu

kesatuan dengan zamannya, tetapi karena manusia adalah satu-satunya makhluk

yang dapat mentransendensikan waktu, maka tidak perlu terbelenggu dengan

keadaan zamannya. Nilai-nilai batiniah dapat mengatasi segala zaman.

Page 29: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

14

Menurutnya pemikiran Rollo May menandakan satu punck baru dalam dunia

psikologi, filsafat dan religi. Sebab pemikirannya menunjuk jalan untuk

mengintregrasikan nilai-nilai lama yang selama ini diabaikan, ke dalam

kehidupan masyarakat modern yang sedang dilanda krisis nilai-nilai.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam rangka menguraikan perumusan masalah diatas, maka peneliti

berusaha menyusun kerangka penelitian secara sistematis, agar pembahasan lebih

terarah dan bisa dipahami, sehingga tercapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Sebelum memasuki bab pertama dan bab berikutnya yang merupakan satu pokok

pikiran yang utuh, maka penulisan skripsi ini diawali dengan bagian muka, yang

memuat Halaman Judul, Nota Pembimbing Pengesahan, Motto, Persembahan,

Pernyataan, Abstraksi, Kata Pengantar dan Daftar Isi.

Bab Pertama adalah Pendahuluan. Bab ini berisi tentang Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka,

Sistematika Penulisan.

Bab Kedua adalah Kerangka Dasar Pemikiran Teoritik yang menjelaskan

tentang Kesadaran Diri, Kecemasan Eksistensial, Definisi Teoritik, Hubungan

Kesadaran Diri dengan Kecemasan Eksistensial dan Bimbingan Konseling Islam.

Bab kedua ini dibagi menjadi tiga sub bab. Sub bab pertama menjelaskan

Landasan Teori yang terdiri dari empat sub anak sub bab yaitu: Pengertian

Kesadaran Diri, Tahapan-Tahapan Kesadaran Diri, Langkah-Langkah

Page 30: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

15

Mempertinggi Kesadaran Diri, Manfaat Mempertinggi Kesadaran Diri. Sub anak

bab kedua menjelaskan tentang Definisi Kecemasan Eksistensial yang meliputi

sub anak sub bab, yaitu pengertian kecemasan eksistensial, Struktur atau Esensi

Pengalaman Manusia, Asumsi Tentang Manusia (yang terdapat dalam analisis

eksistensial, behaviorisme, psikoanalisis), Ancaman yang Membangkitkan

Kecemasan Eksistensial. Sub anak bab ketiga berisi Definisi Teoritik Bimbingan

Konseling Islam, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling Islam, Hakekat Manusia

Prespektif Bimbingan Konseling Islam, Tujuan dan Azas Bimbingan Konseling

Islam. Sub bab ketiga menjelaskan tentang Definisi Teoritik Hubungan

Kesadaran Diri dengan Kecemasan Eksistensial. Sub bab keempat menjelaskan

tentang Hipotesis Penelitian.

Bab Ketiga berisi tentang Metodologi Penelitian. Bab ketiga ini dibagi

menjadi enam sub bab. Sub bab pertama berisi tentang Jenis dan Metodologi

Penelitian. Sub bab kedua berisi tentang Definisi Konseptual dan Operasional

Variabel. Sub bab ketiga berisi tentang Sumber dan Jenis Data. Sub bab keempat

berisi tentang Populasi dan Sampel. Sub bab kelima berisi tentang Pengumpulan

Data. Sub bab keenam Teknik Analisis Data.

Bab Keempat memuat tentang Gambaran Garis Besar mengenai daerah

penelitian/obyek penelitian yang meliputi Kondisi Geografis, Kondisi Masyarakat

Islam, Pendidikan, Sosial Ekonomi dan Kondisi Umum Remaja di Kecamatan

Semarang Utara.

Page 31: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

16

Bab Kelima berisi tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Bab

kelima ini dibagi menjadi tiga sub bab, pertama yakni: Hasil Penelitian yang

berisi deskripsi dan penelitian, sub bab kedua berisi tentang Pengujian Hipotesis

dan sub bab ketiga berisi Pembahasan Hasil Penelitian.

Bab Keenam adalah penutup. Bab ini memuat Kesimpulan, yang

merupakan hasil dari penelitian Hubungan Kesadaran-Diri dengan Kecemasan

Eksistensial Remaja di Kecamatan Semarang Utara, serta ditinjau dari Bimbingan

Konseling Islam. Kedua adalah Saran-Saran serta diikuti dengan uraian kata

Penutup. Setalah penutup dibagian akhir dicantumkan Daftar Pustaka, Lampiran-

Lampiran dan Biodata.

Page 32: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

17

BAB II

TINJAUAN TENTANG KESADARAN – DIRI, KECEMASAN

EKSISTENSIAL DAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM

2.1 Kesadaran – Diri

2.1.1 Pengertian Kesadaran Diri

Para ahli mempunyai pendapat yang beragam tentang kesadaran diri.

Diantaranya menurut Mayer seorang ahli psikologi dari University of new

Hampshire yang menjadi koformulator teori kecerdasan, berpendapat bahwa

kesadaran-diri berarti waspada baik terhadap suasana hati maupun pikiran

kita tentang suasana hati (Goleman, 2000:64).

Sementara itu, Steven dan Howard (2003:39) mendefinisikan

kesadaran diri sebagai kemampuan untuk mengenali perasaan dan mengapa

kita merasakannya seperti itu dan pengaruh perilaku kita terhadap orang

lain. Kemampuan tersebut diantaranya; kemampuan menyampaikan secara

jelas pikiran dan perasaan kita, membela diri dan mempertahankan pendapat

(sikap asertif), kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri dan

berdiri dengan kaki sendiri (kemandirian), kemampuan untuk mengenali

kekuatan dan kelemahan kita dan menyenangi diri sendiri meskipun kita

memiliki kelemahan (penghargaan diri), serta kemampuan mewujudkan

potensi yang kita miliki dan merasa senang (puas) dengan potensi yang kita

raih di tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi (aktualisasi).

Page 33: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

18

Goleman (2000:63) menjelaskan kesadaran diri yaitu perhatian terus

menerus terhadap keadaan batin seseorang. Dalam keadaan refleksi diri ini,

pikiran mengamati dan menggali pengalaman, termasuk emosi.

May (1953) seorang psikiater yang mempelopori pendekatan

eksistensial yang dikutip oleh Koesworo menjelaskan bahwa kesadaran-diri

adalah sebagai kapasitas yang memungkinkan manusia mampu mengamati

dirinya sendiri maupun membedakan dirinya dari dunia (orang lain), serta

kapasitas yang memungkinkan manusia mampu menempatkan diri di dalam

waktu (masa kini, masa lampau, dan masa depan) (Koeswara, 1987:31).

Binswanger dan Boss menggambarkan kesadaran-diri adalah salah

satu ciri yang unik dan mendasar pada manusia, yang membedakan manusia

dari makhluk lainnya. Pendek kata dalam pandangan mereka, kesadaran-diri

adalah kapasitas yang memungkinkan manusia bisa hidup sebagai pribadi

yang utuh dan penuh. Mereka akan menolak istilah kepribadian apabila

istilah tersebut menunjuk kepada sekumpulan trait atau sifat-sifat yang tetap

pada diri manusia. Mereka mengembangkan konsep ada-dalam-dunia

yaitu; dunia fisikal atau dunia biologis (Umlet), dunia manusia atau dunia

sosial (Mitwelt), dunia diri sendiri termasuk kebutuhan manusia (Eigenwelt).

Mereka percaya bahwa kepribadian setiap individu adalah unik dan dapat

dibedakan dari caranya mengada di dalam atau berelasi dengan ketiga taraf

dunia itu. Yang dimaksud “dunia” menurut pandangan Husserl,

sebenarnya bukan dunia sebagaimana dipahami atau diinterpretasikan oleh

Page 34: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

19

teori-teori ilmiah. Dunia yang secara langsung dan tanpa perantara, dialami

oleh setiap individu didalam kehidupan sehari-hari. Tidak lain adalah gejala

atau fenomena murni. Inilah dunia yang dihidupi, dihayati, atau dialami oleh

manusia.

Sedangkan gagasan tentang perkembangan keberadaan dengan

bertumpu pada konsep pemenjadian (becoming) dan konsep yang mereka

kembangkan sendiri, yakni konsep ada-di-luar-dunia, berikut kebebasan

dan tanggung jawab. Konsep pemenjadian menerangkan bahwa keberadaan

adalah dinamis dan selalu berproses menjadi sesuatu yang lain dari

sebelumnya. Artinya bahwa manusia terdapat kesanggupan untuk

mentransendensikan dirinya di dalam dunia (pengalaman) baru yang di

tujukan kepada realisasi kemungkinan-kemungkinan (potentialities) dari

keberadaannya (Koeswara, 1987:31).

Dalam pandangan Frankl kebebasan berkeinginan adalah ciri yang

unik dari keberadaan dan pengalam manusia. Manusia tidak hanya sanggup

mengambil sikap terhadap dunia, tetapi juga sanggup dan bebas mengambil

sikap terhadap dirinya sendiri, menerima atau menolak dirinya. Dengan

mengambil sikap atau mengambil jarak terhadap dirinya sendiri, manusia

bisa keluar dari ruangan biologis dan psikologisnya, dan masuk ke dalam

ruang noologis (dimensi spiritual) . Suatu dimensi atau ruang tempat

manusia hadir sebagai fenomena yang berbeda dari makhluk lainnya.

Dengan memasuki ruang noologis atau dimensi spiritual, manusia

Page 35: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

20

meninggikan martabatnya sebagai manusia, sebagai makhluk yang hidupnya

tidak semata-mata dikuasai oleh ketentuan-ketentuan biologis dan

psikologisnya. Di dalam ruang noologis inilah terletak kebebasan

berkeinginan dari manusia (Koeswara, 1987:38).

Menurut Chaplin (2002:450) kesadaran-diri adalah kesadaran

mengenai proses-proses mental sendiri atau mengenai eksistensi sebagai

individu yang unik.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran-

diri (self conciousness) adalah salah satu ciri yang unik dan mendasar pada

manusia, di mana manusia tersebut mempunyai kesadaran meng-ada-

dalam-dunia (umwelt, mitwelt, eigenwelt). Juga kesadaran meng-ada-di-

luar-dunia (becoming = pemenjadian) yaitu kebebasan yang tidak dapat

dipisahkan dari tanggung jawab.

Umwelt dapat di pahami sebagai “dunia sekitar” (dunia natural),

kalau dunia biologis disamakan dengan lingkungan (environment) yaitu

berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan biologis; dorongan-dorongan,

naluri-naluri. Bisa diartikan dunia hukum alam dan perputaran ilmiah, dunia

tidur dan terjaga, lahir dan mati. Mitwelt artinya perhubungan manusia

dengan manusia lain, pada manusia berlangsung komunikasi yang

melibatkan makna, makna orang lain sebagian ditentukan oleh perhubungan

dengan sesamanya, esensi dari perhubungan adalah bahwa perjumpaan

(encounter) kedua pribadi diubah. Perhubungan selalu melibatkan kesadaran

Page 36: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

21

timbal-balik, dan ini selalu terjadi dalam suatu perjumpaan. Sedangkan

eigenwelt artinya kesadaran diri, yang berhubungan dengan diri sendiri dan

cara khas hadir dalam diri manusia. Sebagai dasar dan diatas dasar itu kita

melihat dunia nyata dalam prespektif yang sebenarnya.

2.1.2 Tahapan-Tahapan Kesadaran diri

Kesadaran diri yang dimiliki remaja dapat mempengaruhi

perkembangan diri sendiri dan bahkan perkembangan sesamanya. Sebab

manusia tampil diluar diri dan berefleksi atas keberadaannya. Oleh sebab itu

kesadaran diri sangat fundamental bagi pertumbuhan remaja. Menurut

Sastrowardoyo (1991:83-84) untuk mencapai kesadaran diri yang kreatif

seseorang harus melalui empat tahapan yaitu :

2.1.2.1 Tahap ketidaktahuan

Tahap ini terjadi pada seorang bayi yang belum memiliki kesadaran

diri, atau disebut juga dengan tahap kepolosan.

2.1.2.2 Tahap berontak

Tahap ini identik memperlihatkan permusuhan dan pemberontakan

untuk memperoleh kebebasan dalam usaha membangun “inner

strength”. Pemberontakan ini adalah wajar sebagai masa transisi

yang perlu dialami dalam pertumbuhan, menghentikan ikatan-ikatan

lama untuk masuk ke situasi yang baru dengan keterikatan yang baru

pula.

Page 37: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

22

2.1.2.3 Tahap kesadaran normal akan diri

Dalam tahap ini seseorang dapat melihat kesalahan-kesalahannya

untuk kemudian membuat dan mengambil tindakan yang

bertanggung jawab. Belajar dari pengalaman-pengalaman sadar akan

diri disini dimaksudkan satu kepercayaan yang positif terhadap

kemampuan diri. Kesadaran diri ini memperluas pengendalian

manusia atas hidupnya dan tahu bagaimana harus mengambil

keputusan dalam hidupnya.

2.1.2.4 Tahap kesadaran diri yang kreatif.

Dalam tahapan ini seseorang mencapai kesadaran diri yang kreatif

mampu melihat kebenaran secara objektif tanpa disimpangkan oleh

perasaan-perasaan dan keinginan-keinginan subjektifnya. Tahapan

ini bisa diperoleh antara lain melalui aktivitas religius, ilmiah atau

dari kegiatan-kegiatan lain diluar kegiatan-kegiatan yang rutin.

Melalui tahapan ini seseorang mampu melihat hidupnya dari

perspektif yang lebih luas, bisa memperoleh inspirasi-inspirasi dan

membuat peta mental yang menunjuki langkah dan tindakan yang

akan diambilnya.

2.1.3 Langkah-Langkah Mempertinggi Kesadaran-Diri

Kesadaran diri tidak terbentuk secara otomatis, melainkan karena

adanya usaha individu. Tahapan kesadaran diri individu, ditentukan oleh

Page 38: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

23

beberapa besar atau sejauh mana individu tersebut berusaha mempertinggi

kesadaran dirinya.

Ada beberapa langkah yang perlu diambil oleh remaja dalam rangka

meningkatkan atau mempertinggi kesadaran dirinya. Langkah-langkah

tersebut dimulai dari :

2.1.3.1 Menemukan kembali perasaan-perasaannya

Agar dapat mencapai tingkatan tersebut, banyak orang harus kembali

lagi pada permulaan untuk menemukan kembali apa itu perasaan.

Perasaan adalah pernyataan hati nurani yang dihayati secara suka

maupun tidak senang. Sebab sering seseorang tidak tahu-menahu

tentang apa yang dirasakannya sendiri, yang diucapkan tentang

perasaan mereka hanya ungkapan samar. “baik-baik saja”, “tidak

enak badan”, mereka tidak mengalami perasaan secara langsung,

hanya ide-ide yang samar mereka kemukakan sebagai apa yang

dirasa penting.

2.1.3.2 Mengenal keinginan-keinginan sendiri

Sadar akan perasaan kita membawa kita ke langkah berikutnya yaitu

mengetahui dengan jelas apa yang diinginkannya. Seseorang yang

tidak mengenali keinginan-keinginan sendiri adalah mereka yang

hanya memikirkan keinginan-keinginan yang rutin atau mereka yang

berkeinginan menurut orang lain. Mengetahui keinginan kita tidak

berarti bahwa kita harus memaksakan dan mengutarakan keinginan

Page 39: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

24

kita kapan dan dimana saja. Keputusan dan pertimbangan yang

matang adalah sisi utama dari kesadaran diri. Mengenal keinginan

sendiri maksudnya, mengenal keinginan secara spontan, yaitu

membuat interaksi yang tepat dan melihat gambaran situasi

menyeluruh : tahu menetapkan dirinya dan menjadikan dirinya

bagian yang integral dalam hubungan dengan dunia sekitarnya.

2.1.3.3 Menentukan kembali relasi diri dengan aspek-aspek ketaksadaran.

Individu-individu masyarakat modern bersikap pasif terhadap aspek-

aspek ketaksadaran, bahkan cenderung menyisihkannya dan lebih

mengutamakan aspek-aspek kesadaran yang dipandang identik

dengan rasionalitas. Maka untuk mencapai kesadaran diri, seseorang

perlu menemukan kembali relasi diri dengan aspek-aspek

ketaksadaran melalui aspek-aspek ketaksadaran individu tidak hanya

akan menemukan kembali perasaan-perasaannya, tetapi juga

menemukan kembali sumber pemecahan bagi masalah-masalah yang

dihadapi (Koeswara, 1987: 33 – 36).

2.1.4 Manfaat Mempertinggi Kesadaran Diri

Melalui kesadaran, seseorang bisa menjadi sadar atas tanggung

jawabnya untuk memilih. “Manusia adalah makhluq yang bisa menyadari

dan oleh karenanya, bertanggung jawab atas keberadaannya”. Seperti

ungkapan Kierkegard yang dikutip oleh Billington dalam bukunya “Living

Philosopy An Introduction To Moral Thought”, Bahwa:

Page 40: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

25

“Man’s existence as a free – whiled personality, not the slave of a mechanistic universe, but capable of determining his own future, and consequently his “essence” by the decisions he made” (Billing ton, 1993: 152).

Maksudnya, eksistensi manusia merupakan pribadi yang bebas

berkehendak dan mampu menentukan masa depannya sendiri, serta mampu

mengarahkan perkembangannya. Tidak lagi membicarakan yang konkrit

tetapi sudah menembus inti yang paling dalam dari manusia. Perpindahan

pemikiran logis manusia ke bentuk religius ini hanya di jembatani lawan

iman religius.

Menurut Kiergaard (Dagun, 1990:51) eksistensi dapat dibedakan

menjadi tiga yaitu; Eksistensi estetis menyangkut kesenian, keindahan. Di

dalam eksistensi ini manusia mempunyai minat besar terhadap hal-hal di

luar dirinya (bergelut terhadap hal-hal yang dapat mendatangkan

kenikmatan pengalaman emosi dan nafsu). Eksistensi etis untuk

keseimbangan hidup, manusia tidak hanya condong hal-hal yang konkrit

saja tetapi lebih dari itu bahkan lebih penting yakni memperhatikan situasi

batinnya. Eksistensi religius yaitu tidak lagi membicarakan yang konkrit

tetapi sudah menembus inti yang paling dalam dari manusia. Perpindahan

pemikiran logis manusia ke bentuk religius ini hanya di jembatani lewat

iman religius.

Pada hakekatnya, semakin tinggi kesadaran seseorang, maka

sebagaimana dinyatakan oleh kiergaard, “semakin utuh diri seseorang”.

Page 41: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

26

Dengan kesadaran diri, seseorang bisa menjadi sadar atas tanggung

jawabnya untuk memilih (Corey, 1988:64). Menurut Rogers (Budiraharjo,

2001:139) ada lima sifat khas dari seseorang yang berpribadi penuh yaitu;

pertama keterbukaan pada pengalaman yang berarti bahwa seseorang tidak

bersifat kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel terhadap

pengalaman. Kedua kehidupan eksistensial adalah kondisi orang yang tidak

mudah berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman-pengalaman

melainkan dapat menyesuaikan diri karena kepribadiannya terus-menerus

terbuka pada pengalaman baru. Ketiga Kepercayaan terhadap organisme

orang sendiri yang berarti bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar.

Keempat Perasaan bebas, artinya semakin seseorang sehat secara psikologis

semakin mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak (dimungkinkan

terjadinya pilihan). Kelima kreatifitas yaitu kemampuan untuk mencipta

yang berarti bahwa seseorang yang kreatif bertindak bebas dan menciptakan

ide-ide dan rencana hidup yang konstruktif, serta dapat mewujudkan

kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara yang memuaskan.

Dengan demikian, kesadaran diri membukakan kita pada inti

keberadaan manusia diantaranya:

1. Kita adalah makhluq yang terbatas dan kita tidak selamanya mampu

mengaktualkan potensi.

2. Kita memiliki potensi mengambil atau tidak mengambil tindakan.

Page 42: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

27

3. Kita memiliki suatu ukuran pilihan tentang tindakan yang akan diambil

oleh karena itu kita menciptakan sebagian dari nasib kita sendiri.

4. Kita pada dasarnya sendirian, tetapi memiliki kebutuhan untuk

berhubungan dengan orang lain, kita menyadari bahwa kita terpisah,

tetapi juga terkait dengan orang lain.

5. Dengan meningkatkan kesadaran atas keharusan memilih, maka kita

mengalami peningkatan tanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi

tindakan memilih.

6. Kecemasan timbul dari penerimaan ketidakpastian masa depan.

7. Kita mampu mengenal kondisi-kondisi kesepian, rasa berdosa dan isolasi

(Corey, 1988: 65).

2.2 Kecemasan Eksistensial

2.2.1 Pengertian Kecemasan Eksistensial

Corey (1988:77) Kecemasan eksistensial (kecemasan konstruktif)

yaitu fungsi dari penerimaan kita atas kesendirian dan, meskipun kita bisa

menemukan hubungan yang bermakna dengan orang lain, kita pada

dasarnya tetap sendirian. Kecemasan eksistensial juga muncul dari perasaan

bersalah yang dialami apabila kita gagal mengaktualkan potensi-potensi

kita.

Menurut May kecemasan adalah perasaan akan bahaya yang tidak

tampak dan tidak jelas, yang membuat manusia kehilangan kesadaran dan

Page 43: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

28

akan realitas sehingga tidak mengetahui apa yang harus di lakukan. Dasar

kecemasan adalah kita tidak tahu dengan jelas peranan apa yang harus kita

pegang sebagai prinsip. Kecemasan merupakan reaksi alamiah terhadap

bahaya yang menyangkut eksistensi manusia atau serangan terhadap salah

satu nilai yang dirasakannya sebagai identitas eksistensinya. Eksistensi

manusia tergantung dari pilihan-pilihan yang dibuatnya dan bahwa untuk

sampai pada satu pilihan manusia mengalami kecemasan dan konflik batin

yang dalam (Sastrowardoyo, 1991:60-87).

Sartre berpendapat bahwa kecemasan berhubungan dengan

kebebasan. Kebebasan membuat manusia cemas. Sebab dihadapkan pada

berbagai kemungkinan, dan manusia tidak tahu kemungkinan tersebut akan

baik bagi manusia atau justru menghancurkan eksistensinya

(Dagun,1990:106)

Kurt Goldstain mendevinisikan kecemasan bukanlah suatu kita

“punyai” melainkan yang membuat kita “ada” (Abidin, 2002:123).

Menurut Heidegger, manusia tidak akan pernah lepas dari

cengkraman kecemasan. Kecemasan adalah kondisi mencekam dimana

manusia berhadapan dengan “ ketiadaan” ( Dagun,1990:85 ).

Sedangkan Zainal Abidin (2002:123-124) dalam bukunya “Analisis

Eksistensial” mendevinisikan kecemasan sebagai karakteristik ontologis

manusia yang akar atau dasarnya ada pada eksistensi manusia dan

pengalaman mengenai ancaman dari ketiadaan. Kecemasan bisa diartikan

Page 44: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

29

keadaan subyektif individu yang menjadi sadar bahwa eksistensinya bisa

hancur, bahwa ia bisa kehilangan diri dan dunianya, bahwa ia bisa menjadi

“tidak-ada” atau “bukan apa-apa”. Kecemasan juga melibatkan

pertentangan batin, adanya potensi kemungkinan teraktualisasi dan mengisi

eksistensinya atau malah menghancurkan eksistensinya. Jadi kecemasan

adalah kondisi individu, ketika dihadapkan pada persoalan untuk

kemungkinan barunya. Ketika individu menolak potensi-potensi itu, atau

gagal untuk mengisi atau mewujudkannya, maka kondisinya berada pada

kondisi rasa bersalah (guilt). Dengan demikian rasa bersalah merupakan

karakteristik ontologis dari kecemasan eksistensial.

Pandangan Boss (Abidin,2002:128) rasa bersalah ontologis, yakni

rasa bersalah akibat menghilangkan potensi-potensi kita sendiri, yang

berhubungan dengan model dunia eigenwelt (diri sendiri), rasa bersalah

yang berhubungan dengan mitwelt (orang lain) dan rasa bersalah karena

pemisahan dari umwelt (alam) secara keseluruhan.

Rasa bersalah ontologis mempunyai ciri yang pertama, siapapun

tanpa terkecuali berperan serta di dalam rasa bersalah itu. Kedua, rasa

bersalah ontologis tidak muncul dari larangan-larangan budaya, atau dari

perintah-perintah adat istiadat; melainkan berakar dalam fakta kesadaran-

diri (muncul dari fakta bahwa saya melihat dari saya sendiri sebagai orang

yang memilih, namun gagal dalam membuat pilihan itu).

Page 45: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

30

Rasa bersalah ontologis atau kecemasan eksistensial tersebut tidak

bisa disamakan dengan kecemasan abnormal dan neurotik. Menurut

Mappiare (2006:221) kecemasan abnormal selalu diliputi banyak konflik-

konflik batin, miskin jiwanya serta tidak stabil. Tidak ada perhatian

terhadap lingkungannya, terpisah hidupnya dari masyarakat, hidupnya

selalu gelisah, jasmaninya selalu sakit-sakitan. Berbeda lagi dengan

kecemasan neorotik yaitu kecemasan yang bercirikan kekacauan neural.

Pensyarafan kemudian menimbulkan kecemasan seseorang dan diikuti

tingkah laku yang tidak produktif digunakannya untuk menutup-nutupi

masalah (Mappiare, 2006:221).

Sedangkan menurut Corey (1988:17) kecemasan neorotik adalah

ketakutan terhadap tidak terkendalinya naluri-naluri yang menyebabkan

seseorang melakukan suatu tindakan yang bisa mendatangkn hukuman bagi

dirinya. Rasa bersalah ontologis (kecemasan eksistensial) menimbulkan

pembentukan gejala (sympton formation) tetapi mempunyai akibat

konstruktif pada kepribadian. Terlebih lagi, dapat dan harus membawa pada

kerendahan hati, pada kepekaan dalam hubungan dengan orang lain, dan

pada kreatifitas dalam menggunakan potensi-potensi kita sendiri (Abidin,

2002:128-129).

Kecemasan eksistensial muncul disebabkan adanya ancaman yang

melekat pada eksistensi manusia. Sedangkan eksistensi manusia dapat

dipahami sebagai; suatu proses dinamis dalam arti bahwa eksistensi tidak

Page 46: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

31

bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur dan mengalami perkembangan

atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan individu dalam

mengaktualisasikan potensi-potensinya. Istilah eksistensi analog dengan

“kata kerja”. Kedua, pemberian makna hal ini sesuai dengan hakekat

kesadaran manusia itu sendiri sebagai intensionalitas, yang selalu mengarah

keluar dirinya (transendensi). Ketiga, ada-dalam dunia (Mitwelt, eigenwelt,

umwelt). Keempat dapat diartikan sebagai milik pribadi maksudnya tidak

ada dua individu yang identik. Eksistensi adalah milik pribadi, yang

keberadaannya tidak tergantikan oleh siapapun. Kehadiran orang lain bisa

mengurangi perasaan sakit atau sedih “saya”, tetapi mereka tidak bisa

menggantikan posisi “saya”. Kelima, eksistensi mendahului esensi artinya

nasib seseorang maupun struktur hidup manusia dan juga konsepsi tentang

manusia adalah dipilih dan ditentukan oleh manusia. Keenam, otentik dan

tidak-otentik artinya eksistensi manusia sebagian besar adalah tidak-otentik.

Manusia lupa akan dirinya, dikuasai oleh kekuatan massa atau oleh pesona

benda, mengabaikan hati nurani dan mudah terpengaruh. Padahal manusia

bisa memilih dan bertindak secara otentik: sadar diri, bertindak atas

kekuatan sendiri, bersedia mendengarkan hati nurani sendiri. Eksistensi

manusia sebetulnya bisa menjadi eksistensi yang otentik (Abidin, 2002:10-

11).

Amin Syukur (2003:216) berpendapat bahwa rasa cemas memiliki

arti yang berbeda dengan rasa takut. Cemas (huzn) lebih menitik beratkan

Page 47: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

32

kebelakang atau hal-hal yang telah lewat, yakni menyesali kejadian yang

lewat (jawa: gelo). Sedangkan takut (khauf) lebih menitik beratkan ke masa

depan, seperti takut terjadinya musibah kelaparan, takut mati dengan

meninggalkan anak yang masih kecil, dsb.

Jadi kecemasan eksistensial dapat disimpulkan kecemasan yang

konstruktif disebabkan adanya perasaan bersalah (ontologis) ketika menolak

potensi-potensi kita sendiri yang berhubungan dengan dunia (eigenwelt,

mitwelt, umwelt) atau gagal untuk mengisi atau mewujudkannya, dengan

kata lain menyesali kejadian yang telah lewat.

2.2.2 Struktur atau esensi Pengalaman Manusia

Struktur atau esensi pengalaman manusia menggantikan

perhubungan sebab-akibat gejala. Gejala sebagai sesuatu yang hadir pada

kita. Menampakkan dirinya dengan cara yang berbeda-beda, tergantung

bagaimana kita melihatnya. Gejala yang dipersepsikan analog dengan

kristal mineral yang tampak mempunyai banyak ukuran dan bentuk

berbeda, tergantung dari intensitas, sisi dan warna cahaya yang menyinari

permukaannya hanya setelah melihat pantulan-pantulan yang berbeda-

berbeda tersebut dan penampakannya yang beragam pada peristiwa yang

berulang-ulang, maka struktur kristal tetap, yang tidak berubah menjadi bisa

dikenali (Abidin, 2002:76).

Hal yang sama tampak dari gejala psikologi seperti “ rasa cemas “

(being anxious). Cemas adalah pengalaman yang mempunyai makna buat

Page 48: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

33

kita namun, munculnya rasa cemas tidak persis sama setiap saat. Tapi

bentuk perasaan cemas bisa dirasakan jelas pada beragam kasus yang

berbeda. Keumuman (commonality) diantara berbagai kasus tersebut tidak

lain adalah “apa” dari kecemasan yakni; merupakan struktur dari gejala-

gejala cemas khusus. Struktur dari sebuah gejala adalah keumuman

(commonality) dari banyak penampakan yang beragam dari gejala itu.

Struktur dibuat hadir oleh kita sebagai makna (Abidin, 2002:76-77).

Makna pemantulan, perlu dipahami karena bersangkutan dengan

pikiran atau perasaan (makna yang ada dibalik pengamalan hidup).

Mungkin beberapa remaja mempunyai pengalaman yang sama, tetapi

maknanya terhadap sesuatu itu berbeda bagi dirinya masing-masing

(Kumpulan makalah bimbingan konseling, 2003:6).

2.2.3 Asumsi tentang manusia yang terdapat dalam pandangan analisis

eksistensial.

Penulis sengaja menggambarkan beberapa pandangan mengenai

asumsi manusia menurut beberapa pendekatan, diantaranya behaviorisme

dan psikoanalisis. Tujuannya untuk mempermudah dalam memahami secara

jelas bagaimana kaum eksistensialis memposisikan kedudukan manusia.

Asumsi Tentang Manusia

Hakekat Manusia

Pusat kendali/ dorongan

Tabiat manusia

Posisi manusia dalam dunia

Page 49: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

34

perilaku

Behaviorisme Organisme/materi Eksternal (stimulus)

Netral (tabula rasa)

Tidak bebas (deterministik)

Psikoanalisis Organisme Eksternal (Id) Jahat

(naluri jahat)

Tidak bebas (deterministik)

Analisis Eksistensial

Tubuh yang berkesadaran

Internal (Intensionalitas)

Baik (suara hati)

Bebas (indeterministik)

Gambar 1

Gambar di atas menjelaskan bahwa :

2.2.3.1 Hakekat manusia :

1) Menurut Behaviorisme maupun psikoanalisis adalah materi atau

organisme. Hakekat manusia, dengan perkataan, adalah tubuh

biologisnya beda (sesuai dengan landasan filsafatnya yakni

vitalisme dan materialisme).

2) Menurut analisis eksistensial, hakekat manusia adalah kesadaran

dengan segala aktivitasnya yang selalu terarah ke luar dirinya

(intensionalitas). Peran penting kesadaran dengan menunjukkan

bahwa peran tubuh pun dimediasi oleh kesadaran, sehingga kita

menyebut tubuh bukan sebagai tubuh organisme melainkan

tubuh-subjek atau tubuh berkesadaran.

2.2.3.2 Pusat kendali atau dorongan perilaku

1) Menurut behaviorisme maupun psikoanalisis adalah materi atau

organisme, maka kendali atau dorongan perilaku manusia

Page 50: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

35

bersifat eksternal. (dimana pun respon merupakan fungsi dari

stimulus).

2) Analisis eksistensial meyakini bahwa pusat kendali atau sumber

perilaku adalah internal, yakni dari kesadaran yang bersifat

intensional. Tindakan manusia, pemaknaan manusia atas

lingkungannya, berasal dari kesadaran manusia ; karakter

kesadaran manusia yang bersifat intensional, menjadikan

manusia sebagai inisiator bagi tindakan-tindakannya sendiri.

2.2.3.3 Tabiat manusia

1) Menurut behaviorisme mendasarkan diri pada filsafat Jhon

Locke (1632-1764), yang berasumsi bahwa jiwa-jiwa manusia

adalah seperti “kertas kosong”. Oleh sebab itu, baik buruknya

perilaku manusia terutama disebabkan oleh faktor

lingkungannya (eksternal) tempat ia hidup.

2) Menurut psikoanalisis berasumsi bahwa tabiat manusia adalah

buruk atau jahat, karena di dorong oleh naluri-naluri hewani

(misal naluri seksual, agresif, dan seterusnya). Kalaulah perilaku

manusia itu baik, karena ada faktor lain seperti superego atau

norma atau hokum yang bersifat memaksa.

3) Analisis eksistensial menegaskan bahwa tabiat manusia pada

dasarnya adalah baik, sebagaimana tampak misalnya dari

perasaan bersalah. Perasaan tersebut tanda bahwa ia pada

Page 51: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

36

dasarnya adalah baik, memiliki kepekaan baik pada orang lain

dan lingkungan sekitarnya maupun pada hati nuraninya sendiri.

2.2.3.4 Posisi manusia pada dunianya

1) Menurut psikoanalisis maupun behaviorisme, tidak ada

kebebasan pada manusia. Perilaku manusia tidak ditentukan oleh

kehendak bebas manusia, melainkan faktor-faktor eksternal,

yakni stimulus eksternal (lingkungan) atau dorongan yang tidak

disadari (id). Manusia sebagai variabel dependent, lingkungan

dan id sebagai variabel independent.

2) Menurut analisis eksistensinya manusia pada dasarnya adalah

kesadaran dan kesadaran adalah intensionalitas, maka ia adalah

bebas. Perilaku manusia ditentukan oleh manusia itu sendiri dan

menuntut pertanggungjawaban dari si pelaku itu sendiri (Abidin,

2002 : 23-24).

2.2.4 Ancaman yang Membangkitkan Kecemasan Eksistensial

Ancaman-ancaman ini melekat pada kondisi kemanusiaan kita.

Menurut Frankl ancaman-ancaman yang membangkitkan kecemasan

eksistensial diantaranya:

2.2.4.1 Kematian, yang berarti bahwa kita semua adalah makhluk yang

tidak abadi. Kematian sewaktu-waktu akan datang menjemput

kita. Kematian merupakan peristiwa yang membayang-bayangi

eksistensi. Eksistensi manusia terancam berakhir oleh

Page 52: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

37

kematian. Menurut Koestenbaum (1968) disadari atau tidak ,

manusia mempunyai kesadaran akan kematian. Namun respon

terhadap kematian bisa mengambil banyak bentuk.

Diantaranya: menyibukkan diri dalam kerja, memperkaya

kehidupan, ambisi mendapatkan kekuasaan, menghentikan

eksistensi sendiri (bunuh diri), ikhlas dan patuh menerima

keterbatasan (orang beragama), percaya kekuatan mistis.

2.2.4.2 Takdir, maksudnya memandang takdir sebagai suatu

kesengsaraan atau malapetaka yang tidak dapat diramalkan

atau dikendalikan.

2.2.4.3 Pilihan, maksudnya keharusan untuk membuat pilihan

sehingga mengundang kecemasan eksistensial. Setidaknya

melalui tiga cara:

1) Menjatuhkan suatu pilihan, tanpa informasi cukup

2) Ketika mengambil keputusan, seseorang condong untuk

mencari bimbingan dari sumber transendental yang lebih

tinggi. Namun sebaliknya, mereka menganggap bahwa

“sesuatu yang lebih tinggi” itu tidak ada dan tidak

memberikan bimbingannya.

3) Menjatuhkan satu pilihan berarti mengabaikan pilihan

lainnya. Mengatakan “ya” pada satu pilihan yang belum

tentu terwujud, berarti melepaskan kesempatan lain yang

Page 53: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

38

belum tentu terwujud, berarti melepaskan kesempatan lain

yang jumlahnya tak terhingga. Sebagian orang tidak berani

menyia-nyiakan peluang itu, sehingga mereka tak kunjung

menjatuhkan pilihan. Mereka “terperosok” dalam hidup,

tak melakukan apapun untuk memperbaiki hidupnya.

(Abidin, 2002:165)

2.3 Bimbingan dan Konseling Islam

2.3.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam

2.3.1.1 Bimbingan Islam

Secara etimologi kata bimbingan merupakan terjemahan

dari kata bahasa inggris yaitu “guidance” yang berasal dari kata

kerja to guidance yang berarti menunjukkan pengertian

bimbingan adalah menunjukkan, memberi jalan atau menuntun

orang lain ke arah tujuan dengan lebih bermanfaat bagi hidupnya

di masa kini dan masa datang (Arifin, 1994:1).

Sedangkan bimbingan secara terminologi seperti yang

dikemukakan beberapa tokoh di bawah ini, diantaranya, Sunaryo

Kartodinata (1998:3) yang dikutip oleh Yusuf, dkk

mendefinisikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian

bimbingan kepada individu yang dilakukan secara

berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami

Page 54: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

39

dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat

bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan

lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada

umumnya (yusuf, dkk, 2005:6).

Walgito (1995:4) mengatakan bahwa bimbingan adalah

bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu-

individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di

dalam kehidupannya agar individu atau sekumpulan individu-

individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

Prayitno, dkk, (1999:34) mendefinisikan bimbingan

sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang

yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang, baik anak-anak

remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat

mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan

memanfaatkan kekuatan individu, sarana yang ada dan dapat

dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud bimbingan adalah proses

pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada

seseorang atau beberapa orang (anak-anak, remaja dan dewasa)

agar mampu mengembangkan potensi (bakat, minat, kemampuan

yang dimiliki, mengenali dirinya sendiri, mengatasi persoalan-

Page 55: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

40

persoalan). Sehingga mereka dapat menentukan sendiri jalan

hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung kepada

orang lain. Setelah diuraikan beberapa pengertian bimbingan,

maka perlu diketahui pula pengertian bimbingan Islam.

Menurut Faqih (2001:4) bimbingan islam yaitu proses

pemberian bantuan terhadap individu atau kelompok agar mampu

hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga

dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

2.3.1.2 Konseling Islam

Konseling berasal dari bahasa inggris “counseling”

dikaitkan dengan kata “counsel” yang artinya nasehat (to obtain

counsel)” anjuran (to give counsel), pembicaraan (to take

counsel). Dengan demikian konseling diartikan sebagai

pemberian nasehat, pemberian anjuran dan pembicaraan dengan

bertukar pikiran (Adz-Dzaki, 2004:179).

Sebagaimana pengertian bimbingan, maka di dalam

pengertian konseling secara umum dan islam juga dapat

dikemukakan sebagai berikut:

ASCA (American School Counselor Association) dalam

bukunya Yusuf, dkk (2005: 8) mengemukakan bahwa konseling

adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan

sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor

Page 56: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

41

kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan

ketrampilan untuk membantu kliennya mengatasi masalah-

masalahnya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa

konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan

oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami

masalah agar individu dapat mengatasi permasalahan yang

dihadapinya.

Setelah mengetahui pengertian konseling dari sudut

pandang umum maka perlu dikemukakan pengertian konseling

islam. Sebagaimana dirumuskan oleh Faqih (2001: 62) bahwa

konseling islam adalah proses pemberian bantuan kepada individu

agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluq Allah

yang seharusnya dalam kehidupan keagamaannya senantiasa

selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

2.3.2 Dasar-Dasar Bimbingan Konseling Islam

Al-Qur'an dan sunnah rasul adalah landasan ideal dan konseptual

bimbingan konseling islam. Dari kedua dasar tersebut gagasan tujuan dan

konsep-konsep bimbingan konseling islam bersumber. Segala usaha atau

perbuatan yang dilakukan manusia selalu membutuhkan adanya dasar

sebagai pijakan untuk melangkah pada suatu tujuan, yakni agar orang

Page 57: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

42

tersebut berjalan baik dan terarah. Begitu juga dalam melaksanakan

bimbingan islam didasarkan pada petunjuk al-Qur'an dan hadist, baik yang

mengenai ajaran memerintah atau memberi isyarat agar memberi

bimbingan dan petunjuk.

2.3.2.1 Dasar Bimbingan Islam

Dasar yang memberi isyarat pada manusia untuk memberi

petunjuk atau bimbingan kepada orang lain dapat dilihat dalam

surat al-Baqarah : 2 :

قنيتى للمدفيه ه بيال ر ابالكت ذلك

Artinya : “Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”.

2.3.2.2 Dasar Konseling Islam

Dasar yang memberi isyarat kepada manusia untuk memberi

nasehat (konseling) kepada orang lain, firman Allah QS: al-Ashr:

الذين آمنوا إال} ٢{إلنسان لفي خسر إن ا} ١{والعصر

}٣{وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر

Artinya : “Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran”.

Page 58: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

43

2.3.3 Hakekat Manusia Perspektif Bimbingan Konseling Islam

Menurut sifat hakiki manusia adalah makhluk beragama (homo

religius), yaitu makhluk yang mempunyai fitroh untuk memahami dan

menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama, serta

sekaligus menjadikan kebenaran agama itu sebagai rujukan (referensi)

sikap dan perilakunya. Dapat juga dikatakan bahwa manusia adalah

makhluk yang memiliki motif beragama, rasa keberagamaan,

kemampuan untuk memahami serta mengamalkan nilai-nilai agama.

Kefitrohan inilah yang membedakan manusia dari hewan dan juga

yang mengangkat harkat dan martabatnya atau kemuliaannya disisi

Tuhan (Yusuf dkk, 2005:135).

Manusia adalah ciptaan Tuhan dan paling tinggi derajatnya.

Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah atau pemimpin di bumi,

atau bahkan kiranya diseluruh semesta ciptaan Tuhan. Hakekat

“paling indah” artinya rasa senang dan bahagia. Dengan demikian,

predikat paling indah untuk manusia dapat diartikan bahwa tiada

sesuatupun ciptaan Tuhan yang menyamai keberadaan manusia yang

mampu mendatangkan kesenangan dan kebahagiaan dimanapun dan

pada saat apapun, baik dalam dirinya sendiri, maupun bagi makhluk

lain. Sedangkan predikat “paling tinggi” mengisyaratkan bahwa tidak

ada makhluk lain yang dapat mengatasi dan mengalahkan manusia.

Manusialah yang justru diberi kemungkinan untuk mengatasi ataupun

Page 59: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

44

menguasai makhluk-makhluk lain sesuai dengan hakekat penciptaan

manusia itu (Prayetno dkk,1999:9-10).

Menurut Adz-Dzaky (2004:13-14) manusia adalah salah satu

makhluk Allah yang paling sempurna, baik dari aspek jasmaniah

lebih-lebih rohaniahnya dan mempunyai sifat dasar fitroh yang

terpencar dari alam rohaninya, yaitu gemar bersahabat, ramah, lemah

lembut dan sopan santun serta taat kepada Allah. Mempunyai sifat

indah dan cantik dapat menimbulkan rasa senang, bahagia, dan

gembira bagi siapa saja yang melihatnya.

Hakekat manusia menurut Al-Qur’an dan Hadits adalah netral-

pasif yaitu pada masa balita karena potensi yang dimiliki individu,

dalam hal ini anak belum berfungsi secara optimal, belum mandiri dan

masih bergantung dengan orang tua. Sehingga orang tuanyalah yang

bertanggungjawab atas perbuatan tingkah laku anaknya dan netral-

aktif sekaligus yaitu setelah usia akhil baligh. Karena pada masa ini,

potensi yang dimiliki individu sudah berfungsi secara optimal, sudah

bisa menentukan baik buruk, halal haram, sudah bisa mandiri,

sehingga individu itu sendirilah yang bertanggung jawab atas

perbuatan dan tingkah lakunya. Hanya dibedakan dengan rentang

waktu, karena faktor usia balita dan dewasa. Secara fitroh pula

manusia beragama tauhid dan penerima kebenaran, juga diberi

kebebasan untuk menentukan jalan ketakwaan atau kefasikan, sudah

Page 60: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

45

terikat oleh perjanjian untuk mengetahui Allah sebagai tuhannya,

dibekali dengan potensi akal. Pendengaran, penglihatan dan hati serta

petunjuk Illahiyah. Sehingga manusia bisa melaksanakan tugas-tugas

keagamaan yang diberikan Allah kepada dirinya, sebagai kholifah.

Sekaligus sebagai Abdullah, yaitu penyembah Allah (Maraghi dalam

Kibtyah, 2005:64-65).

Dari hakekat manusia tersebut, dapat kita lihat bahwa manusia

sebagai makhluk sempurna, secara jasmani dan rohani, serta

mempunyai sifat dasar fitroh yang terpancar dari alam rohaninya.

Diberi kebebasan untuk menentukan jalannya dan telah dibekali

potensi akal, penglihatan, hati serta petunjuk Illahiyah. Mengingat

berbagai potensi seperti itu, maka diperlukan suatu upaya untuk

meningkatkan kesadaran-diri remaja agar menjadi manusia seutuhnya

agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.

2.3.4 Azas Bimbingan Konseling Islam

Bimbingan konseling islam sifatnya hanya merupakan bantuan

saja, sedangkan tanggung jawab dan penyelesaian masalah terletak

pada diri individu (klien) yang bersangkutan. Secara garis besar,

tujuan BKI dapat dirumuskan untuk membantu individu mewujudkan

dirinya sendiri sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat.

Page 61: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

46

Secara khusus menurut Yusuf, dkk, (2005:72) konseling Islam

bertujuan agar individu memiliki kesadaran akan hakekat dirinya

sebagai makhluk atau hamba Allah, memiliki kesadaran fungsi

hidupnya di dunia sebagai khalifah, memahami dan menerima keadaan

dirinya sendiri secara sehat, memiliki kebiasaan yang sehat dan

komitmen diri untuk mengamalkan ajaran agama dengan sebaik-

baiknya memahami masalah dan menghadapinya secara wajar, baik

yang bersifat hablumminallah ataupun hablumminannas baik yang

tabah atau sabar, memahami faktor-faktor yang menyebabkan

timbulnya masalah atau stres, mampu mengontrol emosi dan berusaha

meredamnya dengan instrospeksi diri, mampu mengubah persepsi atau

minat, mampu mengambil hikmah dari musibah (masalah) yang

dialami.

Pelayanan Bimbingan Konseling merupakan pekerjaan

profesional. Sehingga memiliki kaidah-kaidah yang menjamin efisien

dan efektifitas di dalam proses pelayanan. Kaidah-kaidah tersebut

adalah azas-azas Bimbingan Konseling, yaitu suatu ketentuan yang

harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan BK. Diantaranya,

yaitu: Azas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian,

kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan,

keahlian, ahli tangan, dan tutwuri handayani (Prayitno, 1999 : 115-

120).

Page 62: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

47

Pelayanan Bimbingan Konseling Islam berlandaskan terutama

pada Al-Qur’an dan Hadist atau Sunnah Nabi, ditambah dengan

berbagai landasan filosofis dan landasan keimanan. Berdasarkan

landasan-landasan tersebut dijabarkan azas-azas atau prinsip-prinsip

pelaksanaan dalam Konseling Islam, menurut faqih (2001 : 22-35)

meliputi lima belas azas. Azas yang dimaksudkan adalah :

2.3.4.1 Azas Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Bimbingan Konseling Islam tujuan akhirnya adalah

membantu klien, mencapai kebahagiaan hidup yang senantiasa

didambakan oleh setiap muslim. Kebahagiaan hidup duniawi,

bagi seorang muslim, hanya merupakan kebahagiaan yang

sifatnya sementara, kebahagiaan akhiratlah yang menjadi

tujuan utama, sebab kebahagiaan akhirat merupakan

kebahagiaan abadi yang amat banyak.

2.3.4.2 Azas Fitrah

Bimbingan dan Konseling Islam merupakan bantuan

kepada klien, mengenal, memahami dan menghayati

fitrahnya.sehingga segala gerak tingkah laku tindakannya

sejalan dengan fitahnya tersebut. Manusia menurut Islam,

dilahirkan dalam atau dengan membawa fitrah, yaitu berbagai

kemampuan potensial bawaan dan kecenderungan sebagai

Page 63: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

48

muslim atau beragama Islam. Fitrah kerap kali diartikan

sebagai bakat, kemampuan, atau potensi.

2.3.4.3 Azas “Lillahi ta’ala”

Bimbingan dan Konseling Islam diselenggarakan semata-

mata karena Allah. Konsekuensi dari azas ini berarti

pembimbing melakukan tugasnya dengan penuh keikhlasan,

tanpa pamrih, sementara yang di bimbing menerima atau

meminta bimbingan dengan ikhlas dan rela.

2.3.4.4 Azas Bimbingan Seumur Hidup

Manusia hidup betapapun tidak akan ada yang sempurna

dan selalu bahagia. Dalam kehidupannya mungkin saja

manusia akan menjumpai berbagai kesulitan dan kesusahan.

Oleh karena itulah maka bimbingan dan konseling Islam di

perlukan selama hayat masih di kandung badan.

2.3.4.5 Azas Kesatuan Jasmaniah-Rohaniah

Faqih mengatakan bahwa manusia dalam hidupnya di

dunia merupakan satu kesatuan jasmaniah – rohaniah.

Bimbingan Konseling Islam memperlakukan kliennya sebagai

makhluk jasmaniah-rohaniah, tidak memandang sebagai

makhluk biologis semata atau makhluk rohaniah semata.

2.3.4.6 Azas Keseimbangan Rohaniah

Page 64: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

49

Rohaniah manusia memiliki unsur daya kemampuan

berpikir, merasakan atau menghayati dan kehendak atau hawa

nafsu, serta juga akal. Kemampuan ini merupakan sisi lain

kemampuan fundamental potensial untuk : mengetahui

(=”mendengar”), memperhatikan atau menganalisis (=

“melihat”, dengan bantuan atau dukungan pikiran) dan

mengamati (=”hati” atau af ‘ idah, dengan dukungan qalbu dan

akal).

2.3.4.7 Azas Kemaujudan Individu (Eksistensi Diri)

Bimbingan Konseling Islam memandang seseorang

individu merupakan suatu maujud (eksistensi tersendiri).

Individu mempunyai hak, mempunyai perbedaan individu dari

lainnya, dan mempunyai kemerdekaan pribadi sebagai

konsekuensi dari haknya dan kemampuan fundamental

potensial rohaniahnya.

2.3.4.8 Azas Sosialitas Manusia

Manusia merupakan makhluk sosial. Pergaulan, cinta

kasih, rasa aman, penghargaan terhadap diri sendiri dan orang

lain, rasa memiliki dan dimiliki, semuanya merupakan aspek-

aspek yang diperhatikan di dalam bimbingan konseling Islam,

karena merupakan ciri hakiki manusia.

Page 65: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

50

2.3.4.9 Azas Kekhalifahan Manusia

Faqih berpendapat manusia menurut Islam diberi

kedudukan yang tinggi sekaligus tanggung jawab yang besar,

yaitu sebagai pengelola alam semesta (“khalifatullah fil‘ard“ ).

Dengan kata lain, manusia dipandang sebagai makhluk

berbudaya yang mengelola alam sekitar sebaik-baiknya.

Sebagai khalifah, manusia harus memelihara keseimbangan

ekosistem, sebab problem-problem kehidupan kerap kali

muncul dari ketidakseimbangan ekosistem tersebut yang

diperbuat oleh manusia itu sendiri.

2.3.4.10 Azas Keselarasan dan Keadilan

Islam menghendaki keharmonisan, keselarasan,

keseimbangan, keserasian dalam segala segi. Manusia berlaku

“adil” terhadap hak dirinya sendiri, hak orang lain, “hak” alam

semesta

2.3.4.11 Azas Pembinaan Akhlaqul-Karimah

Manusia, menurut pandangan Islam, memiliki sifat-sifat

yang baik (mulia), sekaligus mempunyai sifat-sifat lemah.

Sifat-sifat yang baik inilah yang di kembangkan oleh

bimbingan konseling Islam, yaitu membantu klien memelihara,

mengembangkan, menyempurnakan sifat-sifat baik tersebut.

2.3.4.12 Azas Kasih Sayang

Page 66: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

51

Setiap manusia memerlukan cinta kasih dan rasa sayang

dari orang lain. Dengan kasih sayanglah bimbingan konseling

Islam akan berhasil. Menurut penulis sikap cinta kasih

merupakan unsur dasar yang sesuai dengan eksistensi manusia.

2.3.4.13 Azas Saling Menghargai dan Menghormati

Dalam bimbingan dan konseling Islam kedudukan

pembimbing atau konselor dengan yang dibimbing atau klien

pada dasarnya sama atau sederajat. Perbedaan terletak pada

fungsinya saja.

2.3.4.14 Azas Musyawarah

Konselor dan klien terjadi dialog yang baik, satu sama

lain tidak saling mendiktekan, tidak ada perasaan tertekan dan

keinginan tertekan.

2.3.4.15 Azas Keahlian

Bimbingan Konseling Islam dilakukan oleh orang-orang

yang memang memiliki kemampuan keahlian di bidang

tersebut, baik keahlian dalam metodologi dan teknik-teknik

bimbingan dan konseling, maupun dalam bidang yang menjadi

permasalahan (objek garapan/materi) bimbingan dan

konseling.

Page 67: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

52

2.4 Hubungan Kesadaran-Diri dengan Kecemasan Eksistensial

Hakekat manusia adalah sebagai makhluk yang sempurna, secara

jasmani dan rohani, serta mempunyai sifat dasar fitrah yang terpancar dari

alam rohaninya. Diberi kebebasan untuk menentukan jalannya dan telah

dibekali akal, penglihatan hati serta dapat dipahami sebagai manusia yang

berkesadaran dengan segala aktivitasnya yang selalu terarah keluar dirinya.

Sehingga pemaknaan manusia atas lingkungannya, berasal dari kesadaran

manusia; karakter kesadaran manusia yang bersifat intensional, menjadikan

manusia sebagai inisiator bagi tindakan-tindakannya sendiri. Menurut Abidin

(2002:26) dapat digambarkan seperti :

(R) ------------------ (S) atau,

Subyek (manusia) ------------------ Obyek (dunia)

Maksudnya bahwa subyek mempengaruhi obyek dan kemudian obyek mempengaruhi subyek.

Gambar. 2

Namun manusia diciptakan tidak hanya hidup secara horisontal

seluruhnya dan vertikal seluruhnya. Pertemuan kedua tingkatan ini menjadi dasar

ketegangan pada manusia yaitu ketika manusia menyadari potensi-potensinya,

sehingga muncul kesempatan untuk berkreasi sesuatu yang baru. Perasaan

ditantang tetapi juga rasa bersalah inilah, guna mencapai penyesuaian yang

konstruktif dari semua dorongan yang ada dalam dirinya. Apabila dasar

ketegangan tersebut disadari dengan baik, maka individu akan mengalami

Page 68: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

53

kecemasan eksistensial yang hakekatnya dalam rangka mencari alternatif-

alternatif pemecahan masalah yang konstruktif dalam rangka untuk menjaga

eksistensinya sebagai manusia.

Adapun hubungan kesadaran diri dengan kecemasan eksistensial bila

digambarkan sebagai berikut :

Page 69: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

54

1.

2.

3.

5.

4. 6 5.

7

8

Manusia (mempunyai potensi)

Menyadari Keberadaannya (kesadaran-diri)

Kecemasan Eksistensial

Mampu Mengisi Eksistensinya

Usaha Aktif

Gambar 3

Dihadapkan Problem/ Masalah

Ketegangan Eksistensial

Trial and Eror (coba dan salah)

Kecemasan

Putus Asa (masa bodoh)

Frustasi Eksistensial

Kecemasan Neorotik Kecemasan Abnormal

Page 70: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

55

Keterangan gambar 3 diatas yaitu sebagai berikut:

1. Potensi akal, penglihatan, hati serta petunjuk Illahiyah dan diberi

kebebasan dan tanggung jawab.

2. Menyadari keberadaan disini artinya menyadari akan ancaman-

ancaman pada eksistensinya, serta menyadari sebagai makhluk

individu, sosial, religius, berbudaya.

3. Ketegangan eksistensial merupakan usaha menemukan pemecahan

masalah (problem solving). Ketegangan eksistensial pada hakekatnya

adalah sumber pertumbuhan dirinya, yang akan memberikan kekuatan

bagi manusia.

4. Disinilah timbul pertentangan batin , bahwa mereka bukan hanya

sebagai makhluk yang hidup secara horisontal seluruhnya , juga bukan

sebagai makhluk yang hidup secara vertikal seluruhnya. Ketika

individu mempunyai potensi atau kemungkinan, tetapi hanya beberapa

potensi atau kemungkinan yang sanggup diaktualisasikan. Sebab bila

gagal untuk mengisi/mewujudkannya, maka kondisinya berada pada

rasa bersalah. Pertentangan ini mengarah pada perasaan di tantang

(satu emosi yang positif dan konstruktif). Jadi dapat dipahami

“kecemasan eksistensial” adalah kecemasan yang baik.

5. Usaha aktif. Maksudnya usaha untuk mencapai penyesuaian

konstruktif dari semua dorongan yang ada dalam dirinya . Kesadaran

Page 71: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

56

diri juga berperan penting, dalam usaha aktif dari individu sendiri

untuk merealisasikan potensi. Maka kreatifitas individu makin jelas.

6. Kecemasan yang tidak diperkuat dengan kesadaran-diri, akan

membawa kearah kecemasan yang destruktif contohnya; kecemasan

neorotik dan abnormal

7. Putus asa (masa bodoh) yaitu perasaan yang tidak berdaya yang

mendalam.

8. Frustasi eksistensial menuju ke arah kompensasi-kompensasi berupa

“pelarian diri”. Maksudnya menolak eksistensinya sebagai manusia

yaitu menolak atau lari dari suatu tanggung jawab yang di bebaninya.

Melihat acuan gambar 3 diatas dapat dipahami bahwa kesadaran diri

mempunyai hubungan positif dengan kecemasan eksistensial, manakala

seorang individu ada usaha aktif untuk mempertinggi kesadaran dirinya.

Sebab eksistensi manusia adalah kesadaran dan dinamis (becoming). Dalam

pemenjadian (becoming) manusia selalu dihadapkan dengan kecemasan.

Apabila individu ada usaha aktif (kesadaran-diri) untuk mencapai

penyesuaian yang konstruktif atau kecemasan eksistensia, maka akan

terhindar dari keterputusasaan maupun frustasi eksistensial.

2.5 Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto, Hipotesis adalah kebenaran sementara yang

ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau dites atau di uji

Page 72: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

57

kebenarannya dan hipotesis merupakan suatu dimana penelitian kita arah

pandangkan ke sana sehingga ada yang menuntut kegiatan kita (Arikunto, 2002:

64).

Dengan bertitik tolak dari pokok masalah dan uraian tersebut, penulis

merumuskan hipotesa sebagai berikut: bahwa kesadaran diri pada remaja di Kec.

Semarang Utara Kota Semarang ada hubungan yang positif dengan kecemasan

eksistensial, apabila ada usaha untuk mempertinggi kesadaran dirinya. Sedangkan

dalam kerangka analisis deskriptifnya mengarah pada implementasi kerangka

materi dalam metodologi pemahaman azas Bimbingan Konseling Islam.

Pemahaman konselor mengenai azas BKI mempunyai peranan penting dalam

pelayanan bimbingan, yaitu agar nilai-nilai kemanusiaan lebih applicable.

Page 73: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

53

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Metodologi Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Hal ini dikarenakan

data yang diperoleh nantinya berupa angka-angka. Dari angka yang diperoleh

akan dianalisis lebih lanjut. Dalam analisis data akan lebih baik disertai tabel,

grafik, bagan, gambar atau tampilan yang lain. Selain data yang berupa angka,

dalam penelitian kuantitatif juga ada data yang berupa informasi kualitatif

(Arikunto, 2002: 10-11).

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu kesadaran diri sebagai

variabel independent dan kecemasan eksistensial sebagai variabel dependent.

Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian, penelitian

mempergunakan angket yang disusun berdasarkan variabel yang akan diukur.

Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah remaja di Kecamatan

Semarang Utara Kota Semarang.

Kec. Semarang Utara Kota Semarang terdiri dari 9 kelurahan, yaitu:

Dadapsari, Kuningan, Bandar harjo, Tanjung Mas, Panggung Kidul, Panggung

Lor Plombokan, Bulu Lor, dan Purwosari. Total semua remaja di Kec.

Semarang Utara Kota Semarang sebanyak 9.627 remaja. Namun penulis hanya

mengambil tiga kelurahan dalam penelitian ini, yaitu Bandarharjo, Tanjung

Mas, Purwosari. Dalam pengambilan tiga kelurahan tersebut menggunakan

Page 74: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

54

teknik purposive sampling didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang

mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat populasi dan

diambil dua-tiga daerah kunci (Key groups) (Hadi, 2001:82). Sedangkan tiga

kelurahan tersebut termasuk urutan / kategori tinggi tingkat patologisnya pada

remaja dibandingkan 6 kelurahan lain di Kecamatan Semarang Utara Kota

Semarang. Dalam setahun (2006) kriminalitas maupun kenakalan remaja terjadi

di Kelurahan Bandarharjo 30 kali kasus, Kelurahan Tanjungmas 27 kali kasus

dan Kelurahan Purwosari 22 kali kasus diantara kasus-kasus tersebut adalah

pencurian, penggelapan, pengancaman/ penganiayaan, pembunuhan, percobaan

pembunuhan, penipuan, perbuatan tidak menyenangkan, pengroyokan,

penjambretan, miras, judi, narkoba (Wawancara dengan Ibu Tutik, 27 mei

2007).

3.2 Definisi Konseptual dan Operasional

Dalam penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu: Variabel

Kesadaran-diri dan Variabel kecemasan eksistensial, maka akan dijelaskan

masing-masing definisi konseptual dan operasional dari variabel yang akan

diteliti, yaitu;

3.2.1 Definisi Konseptual

a. Kesadaran-diri (self-consciousness)

Kesadaran-diri adalah kesadaran akan diri sendiri terhadap

hubungan sosial dimana keadaan tersebut dapat menimbulkan

Page 75: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

55

akibat-akibat yang mempersulit dan mempermalukan diri sendiri

(Soedarsono, 1993: 32).

Kesadaran-diri menurut Chaplin (2002:450) adalah kesadaran

mengenai proses-proses mental sendiri atau mengenai eksistensi

sebagai individu yang unik.

Jadi Kesadaran-diri adalah berkesadaran mengenai proses-

proses mental sendiri mengenai eksistensi sebagai individu yang

unik atau mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat dan

menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan sendiri.

Sedangkan kesadaran-diri memiliki dua indikator :

1) Kesadaran meng-ada-dalam-dunia

a) Meng-ada-dalam-alam (fisikal dan biologis)

- Memandang alam fisikal atau biologis secara positif atau

negatif.

b) Meng-ada-bersama-orang lain (sosial)

- Cenderung lari atau menghindar diri dari pergaulan

dengan orang lain atau

- Kecenderungan untuk mengantisipasi apa yang dipikirkan

oleh orang lain mengenai dirinya (antisipasi semacam ini

memotivasi individu untuk mengarahkan tingkah lakunya

kearah yang disukai oleh orang lain dalam upaya

memperoleh dampak yang menyenangkan orang lain).

Page 76: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

56

c) Meng-ada-bagi-diri sendiri

- Merefleksi, mengevaluasi, menilai, menghakimi diri

sendiri.

2) Kesadaran meng-ada-di-luar-dunia (becoming) (kebebasan yang

tidak dapat dipisahkan dari tanggung jawab sendiri)

a) Memilih yang akan direalisasikan.

b) Menentukan yang akan direalisasikan:

- Menentukan arah dari perkembangannya

- Menentukan bentuk kehidupan sendiri.

- Menentukan akan menjadi apa dan bagaimana

c) Memutuskan dan merealisasikan.

b. Kecemasan eksistensial

Kecemasan eksistensial berasal dari dua kata, yaitu kecemasan

dan eksistensial. Kecemasan berasal dari kata dasar cemas yang

berarti kekhawatiran yang kurang jelas atau tidak berdasar, merasa

sangat gelisah (takut, khawatir) (Soedarsono, 1993:32). Eksistensial

yaitu merujuk pada 1). Pengalaman langsung atas realita dan

berbagai dimensi dari saat sekarang. 2). Kesadaran bahwa dia ada,

dan bahwa ia adalah makhluk yang bertindak, memilih secara

bertanggung jawab. 3). Pengalaman ketertiban yang sangat intim

dalam kehidupan, pemenuhan dan kesulitan-kesulitannya (Rakhmat,

1995:107).

Page 77: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

57

Sedangkan menurut Chaplin (2002:177) kecemasan eksistensial

(exsistensial anxiety) yaitu kecemasan yang muncul dari keadaan

menghadapi satu pilihan, termasuk hal-hal yang tidak diketahui.

Jadi kecemasan eksistensial (exsistensial anxiety) adalah

kecemasan yang muncul dan melekat pada kondisi kemanusiaan kita

yang disebabkan keadaan menghadapi satu pilihan, termasuk hal-hal

yang tidak diketahui. Kecemasan eksistensial memiliki dua indikator

sebagai berikut:

1) Perasaan bersalah dalam konteks meng-ada-dalam-dunia, yang

terdiri dari:

a) Perasaan bersalah dalam konteks Meng-ada-dalam alam

(umwelt), yang ditandai dengan:

- Perasaan bersalah karena gagal dalam menyesuaikan diri

terhadap lingkungan sekitar.

- Perasaan bersalah karena gagal dalam mengendalikan

kebutuhan-kebutuhan biologis (dorongan-dorongan,

naluri).

b) Perasaan bersalah dalam konteks Meng-ada-bersama orang

lain (mitwelt), yang ditandai dengan:

- Perasaan bersalah karena gagal untuk menjalin relasi

terhadap orang lain (bermakna).

Page 78: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

58

- Perasaan bersalah karena gagal dalam berkomunikasi

dengan orang lain (bermakna).

- Perasaan bersalah karena lari dari pergaulan dengan

orang lain (bermakna).

c) Perasaan bersalah dalam konteks Meng-ada-bagi-diri sendiri

(eigenwelt), yang ditandai dengan:

- Perasaan bersalah karena dosa yang di perbuat.

- Perasaan bersalah karena gagal mempertahankan harga

diri.

- Perasaan bersalah karena gagal mempertahankan

kepercayaan pada dirinya sendiri.

- Perasaan bersalah karena gagal dalam memperbaiki diri

sendiri.

2) Perasaan bersalah dalam konteks meng-ada-diluar-dunia, yang

terdiri dari:

a) Gagal dalam menentukan pilihan.

b) Gagal dalam mengarahkan perkembangan sendiri.

c) Gagal dalam menentukan kehidupan sendiri.

d) Gagal untuk mewujudkan dan merealisasikannya.

3.2.2 Defenisi Operasional

a. Kesadaran-diri pada remaja di kecamatan Semarang Utara

mempunyai indikator :

Page 79: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

59

1) Menyadari sebagai makhluk sosial, budaya, individu dan

beragama.

2) Menyadari akan tanggung jawabnya sebagai manusia.

3) Menyadari akan niat jelek (maksiat) yang dilakukan.

4) Menyadari perbuatan maksiatnya, tidak membawanya menjadi

manusia yang dihargai dan dihormati.

5) Menyadari bahwa sebetulnya kenakalan yang dilakukan karena

pilihannya/ keputusannya sendiri.

b. Kecemasan eksistensial pada remaja di kecamatan Semarang Utara

memiliki indikator sebagai berikut :

1) Mempunyai perasaan khawatir/ takut kepada Allah untuk

berbuat maksiat.

2) Menyesali perbuatannya dalam melakukan kenakalan/

kriminalitas.

3) Tidak mengulangi perbuatan kenakalan/ kriminalnya.

4) Mempunyai niat dan tekad untuk bertobat.

3.3 Jenis dan Sumber data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden

maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk-bentuk

statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian di maksud

(Subagyo, 1991:87).

Page 80: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

60

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

mengenai kesadaran diri terhadap kecemasan eksistensial pada remaja di

Kecamatan Semarang Utara. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini

adalah subyek dari mana data diperoleh, yang terdiri dari dua sumber, yaitu:

3.3.1 Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data

pertama di lokasi penelitian obyek penelitian (Subagyo, 1991:87). Dalam

hal ini penulis menggunakan angket yang disebarkan pada responden

yaitu remaja di Kec. Semarang Utara Kota Semarang.

3.3.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau dari

sumber data yang kita butuhkan (Subagyo, 1991:180) yaitu buku-buku

yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, serta data wawancara

berasal dari beberapa remaja, Polsek, agamawan.

3.4 Populasi Dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitan, sedangkan sampel

adalah sebagian wakil yang diteliti (Arikunto, 2002:66). Dalam hal ini,

populasi yang dimaksud adalah remaja yang mempunyai rentang usia

antara 18-21 tahun, beragama Islam, kategori tinggi tingkat

kriminalitasnya di Kecamatan Semarang Utara. Adapun yang memiliki

Page 81: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

61

kriteria tersebut terdapat di Kelurahan Bandarharjo, Tanjung Mas,

Purwosari dengan jumlah sebanyak 1.050 orang.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 2002:109). Apabila berdasarkan acuan dasar perhitungan

sampel dari Suharsimi Arikunto bila jumlah populasi lebih dari 100 maka

perhitungannya dapat diambil; 10% - 25%. Jadi yang menjadi sampel

dalam penelitian ini adalah 105 responden remaja yang ada di tiga

Kelurahan; Bandarharjo, Purwosari dan Tanjung Mas, dimana penulis

hanya mengambil 10% dari 1.050 jumlah populasi yang ada .

Dalam pengambilan sampel penelitian menggunakan random

sampling, yaitu: pengambilan secara random atau tanpa memandang

orangnya, artinya individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau

bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk menjadi anggota

sampel (Hadi, 1993:16). Dalam penelitan ini diambil sampel dari tiga

kelurahan yang diperoleh dengan cara undian. Yang diperoleh di

kelurahan Bandarharjo terdiri dari 20 RW, Kelurahan Tanjung Mas terdiri

dari 16 RW dan Kelurahan Purwosari terdiri dari 6 RW. Dari tiap-tiap

kelurahan kemudian diambil 5 RW dan tiap-tiap RW diambil 7 orang

sebagai sampel hingga terdapat sampel akhir sebanyak 105 orang.

Caranya, Penulis membuat daftar nama yang berisi semua obyek yang ada

dalam populasi, pada tiap-tiap subyek diberi kode-kode yang berwujud

Page 82: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

62

angka. Kode-kode tersebut ditulis dalam satu lembar kecil, kemudian

kertas tersebut digulung. Dimasukkan gulungan-gulungan kertas itu

kedalam kotak, lalu kocok agar bercampur. Peneliti menutup mata dengan

kain atau sapu tangan, kemudian mengambil kertas bernomor itu satu-

persatu sampai diperoleh jumlah yang diinginkan.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam rangka pengumpulan data, penulis menggunakan pendekatan:

field research (riset lapangan) yaitu kajian atau penelitian lapangan yang

dilakukan penelitian di Kecamatan Semarang Utara, dalam hal ini penulis

menggunakan metode-metode sebagai berikut:

3.5.1 Metode Angket

Metode angket atau quesioner adalah serangkaian pertanyaan-

pertanyaan yang telah tersusun secara kronologis dari yang umum

mengarah kepada yang khusus untuk diberikan kepada responden atau

informan (Subagyo, 1991:23).

3.5.2 Metode Interview

Metode ini disebut juga dengan metode wawancara, artinya

metode pengumpulan data yang tata caranya dilakukan dengan tanya

jawab sepihak dengan cara sistematis dan berdasarkan tujuan penelitian

(Hadi, 1991:193)

Page 83: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

63

Wawancara dilakukan dengan pihak Polsek Semarang Utara

yang ditujukan untuk mengetahui gambaran umum jumlah kenakalan

remajanya, wawancara juga dilakukan kepada beberapa remaja (yang

pernah melakukan kriminalitas/ kenakalan) dalam rangka mengetahui

seberapa jauh kecemasan eksistensialnya, wawancara tehadap tokoh

masyarakat atau pemuka agama untuk mengetahui gambaran umum

tentang kesadaran-diri remajanya serta hal-hal lain yang mendukung

pemerolehan data.

Peneliti terlebih dahulu membuat jumlah daftar pertanyaan yang

disusun berdasarkan hipotesis yang telah diajukan, yaitu menyangkut

kesadaran-diri dan kecemasan eksistensial. Sedangkan dalam

pelaksanaan wawancara peneliti tidak hanya terpaku pada daftar yang

telah disusun, sebab nanti dimungkinkan ada tambahan pertanyaan

kepada subyek.

3.5.3 Metode Observasi

Metode observasi adalah metode pengumpulan data melalui

pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-

fenomena yang hendak diselidiki (Hadi, 1991: 136).

Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang mudah

diamati secara langsung yaitu situasi umum di Kecamatan Semarang

Utara dan kecemasan eksistensial remaja.

Page 84: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

64

Dalam hal ini, peneliti menyebar angket berisi 63 pertanyaan

berbentuk quesioner tertutup seputar kesadaran-diri dan hubungan

dengan kecemasan eksistensial pada remaja di Kecamatan Semarang

Utara Kota Semarang. Metode ini digunakan untuk memperoleh data

kesadaran-diri dan kecemasan eksistensial pada remaja di Kecamatan

Semarang Utara Kota Semarang tahun 2007.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam hal ini penulis mempergunakan tiga tahap analisis data, yaitu

analisis pendahuluan untuk memberikan skor pada masing-masing item, analisis

lanjut untuk menguji hipotesis dari data yang telah diperoleh dan analisis akhir

adalah upaya implementasi kerangka materi penelitian terhadap metodologi

pemahaman azas bimbingan konseling Islam.

3.6.1 Analisis Pendahuluan

Dalam pengujian angket, penulis menguji kepada 25 orang

responden. Dari angket yang disebarkan ternyata angket kembali semua.

Adapun aitem sebaran angket dapat dilihat dari tabel berikut :

TABEL I SPESIFIKASI KESADARAN DIRI

No Aspek No. Item Favorable

No. Item Unfavorable

Jumlah Item

1. Kesadaran dalam meng-ada-dalam-dunia

1,2,5,10,11,12,15,16,18

3,4,6,7,8,9, 13,14,17

18

2. Kesadaran dalam 16,17,18,19,2 23,27,28,29, 15

Page 85: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

65

meng-ada-diluar-dunia 0,23,24,25,26,27,28,29,30

30

Jumlah 19 14 33 Pengukuran skala ini mengikuti skala linkert atau disebut juga

teknik pengukuran methode of summated rating, karena nilai peringkat

setiap jawaban atau tanggapan yang diujikan sehingga mendapat nilai

total. Skala ini terdiri atas sejumlah pertanyaan yang semuanya

menunjukkan sikap terhadap sesuatu objek tertentu atau menampilkan

cirri tertentu yang akan diukur. Skala yang mempergunakan empat

alternatif jawaban. Sangat Setuju (a), Setuju (b), Tidak Setuju (c), dan

Sangat Tidak Setuju (d). Skor jawaban mempunyai nilai antara 1 sampai

dengan 4.

Nilai yang diberikan pada masing-masing alternatif jawaban

adalah sebagai berikut : untuk aitem favorable yaitu aitem yang

mendukung kondisi psikologis responden, dimana memiliki

kecenderungan nilai yang bergerak positif dari besar ke kecil.

Jawabannya Sangat Setuju” (a) memperoleh nilai 4, “Setuju” (b)

memperoleh nilai 3, “Tidak Setuju” (c) memperoleh niai 2, “Sangat

Tidak Setuju” (d) memperoleh nilai 1.

Sedangkan untuk jawaban aitem unfavorable yaitu aitem yang

tidak mendukung kondisi psikologis responden, dimana aitem ini

mempunyai kecenderungan negatif terhadap jawaban, artinya bergerak

dari nilai kecil ke nilai yang besar. “Sangat Setuju” (a) memperoleh

Page 86: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

66

nilai 1, “Setuju” (b) memperoleh nilai 2, “Tidak Setuju” (c) memperoleh

nilai 3, “Sangat Tidak Setuju” (d) memperoleh nilai 4.

Sementara itu untuk sebaran angket kecemasan eksistensial

mempergunakan 30 aitem yang dijabarkan dari tiga indikator yang dapat

dilihat dalam tabel berikut ini :

TABEL II

SPESIFIKASI KECEMASAN EKSISTENSIAL

No Aspek No. Item Favorable

No. Item Unfavorable

Jumlah Item

1. Perasaan bersalah dalam konteks meng-ada-dalam-dunia

11,14,15 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,12,13,16

16

2. Perasaan bersalah dalam konteks meng-ada-diluar-dunia

17,18,19,20,21,24,25,26,27,28,29

22,23,30 14

Jumlah 14 16 30

Pengukuran skala ini mengikuti skala linkert dengan

mempergunakan empat alternatif jawaban. Sangat Setuju (a), Setuju (b),

Tidak Setuju (c), dan Sangat Tidak Setuju (d). Skor jawaban mempunyai

nilai antara 1 sampai dengan 4.

Nilai yang diberikan pada masing-masing alternatif jawaban adlah

sebagai berikut : untuk aitem favorablejawaban Sangat Setuju” (a)

memperoleh nilai 4, “Setuju” (b) memperoleh nilai 3, “Tidak Setuju” (c)

memperoleh niai 2, “Sangat Tidak Setuju” (d) memperoleh nilai 1.

Page 87: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

67

Sedangkan untuk jawaban aitem unfavorable “Sangat Setuju” (a)

memperoleh nilai 1, “Setuju” (b) memperoleh nilai 2, “Tidak Setuju” (c)

memperoleh nilai 3, “Sangat Tidak Setuju” (d) memperoleh nilai 4.

3.6.2 Analisis Uji Hipotesis

Setelah ditentukan kriteria nilai dari masing-masing aitem,

langkah selanjutnya adalah perhitungan nilai dari data yang diperoleh

dengan mempergunakan teknik korelasi product moment seri person

(Dajan, 1984:301) dengan rumus :

rxy = ∑ ∑ ∑− ))(( YXXYN

{ }{ }∑∑∑∑ −− 2222 )()( YYNXXN Keterangan :

rxy = Indeks angka korelasi product moment antara X dan Y

X = Nilai variabel X (kesadaran diri)

Y = Nilai variabel Y (kecemasan eksistensial)

XY = Perkalian antara X dan Y

X 2 = Kuadrat nilai X

Y 2 = Kuadrat nilai Y

∑XY = Jumlah perkalian antara X dan Y

N = Jumlah Responden

Page 88: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

68

Dalam analisis lanjut ini sekaligus untuk membuat interprestasi

lebih lanjut dengan membandingkan harga r tabel dengan r yang akan

diteliti dengan kemungkinan :

a. Jika r tabel (lavel 1 % atau 5 %) lebih rinci dari r hasil maka nilai

menunjukkan signifikan .

b. Jika r tabel (lavel 1 % atau 5 %) lebih besar dari r maka nilai

menunjukkan non signifikan.

3.6.3 Analisis Akhir

Selanjutnya dari hasil olahan data, akan dianalisis lebih lanjut

dengan mempergunakan metode deskriptif analisis. Metode ini

merupakan prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan

menggambarkan keadaan obyek yang sebenarnya dan sesuai dengan

fakta yang nampak, melainkan data yang telah terkumpul diolah dan

ditafsirkan (Nawawi, dkk,1996:73).

Artinya hasil korelasi Product Moment akan dianalisis kedalam

kerangka Bimbingan Konseling Islam yang fokusnya pada implementasi

kerangka materi penelitian kedalam metodologi pemahaman azas BKI,

hal ini dimaksudkan untuk mengkaji lebih dalam muatan makna yang

terkandung pada azas BKI.

Page 89: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

69

BAB IV

GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG UTARA

4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Utara

4.1.1 Keadaan Geografis

Secara geografis, kecamatan Semarang Utara meliputi areal

tanah seluas 1.135,275 ha yang terdiri dari 72,300 ha tanah kering,

34,480 ha dan tanah keperluan fasilitas umum. Adapun perinciannya

adalah sebagai berikut :

1. Tanah Sawah : 0 ha

2. Tanah Kering : 72,300 ha

a. Pekarangan/ Bangunan/ Emplasement : 58,970 ha

b. Tegal/ Kebun : 8,900 ha

c. Ladang/ Tanah Huma : 4,440 ha

d. Ladang Penggembalaan/ Pangonal : 0 ha

3. Tanah Basah : 0 ha

4. Tanah Hutan : 0 ha

5. Tanah Perkebunan : 0 ha

6. Tanah Keperluan Fasilitas Umum : 34,480 ha

a. Lapangan Olah Raga : 5,550 ha

b. Taman Rekreasi : 18,600 ha

c. Jalur Hijau : 8,700 ha

d. Kuburan : 1,660 ha

Page 90: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

70

7. Lain-Lain (tanah tandus, tanah pasir) : 0 ha

(Data Statistik Isian Monografi Kecamatan Semarang Utara 2006)

Daerah seluas ini, terdiri dari sembilan kelurahan yaitu :

Kelurahan Dadapsari, Kuningan bandarharjo, Tanjung Mas,

Panggung Kidul, Panggung Lor dan Purwosari.

Adapun wilayah kecamatan Semarang Utara merupakan

dataran rendah, dengan ketinggian 0 sampai 1 m diatas permukaan

laut dengan suhu maksimum 32 0 C dan suhu minimum 24 0 C.

Sedangkan curah hujan mencapai 76 mm/th dengan jumlah hari

terbanyak 90 hari.

Kecemasan Semarang Utara memiliki batas geografis sebagai

berikut (peta terlampir) :

Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa

Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Semarang Timur

Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Semarang Tengah

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Semarang Barat.

(Data Statistik Isian Monografi Kecamatan Semarang Utara

2006).

Berdasarkan data statistika (isian monografi 2006) jumlah

penduduk di kecamatan Semarang Utara berjumlah 124.987 orang,

yang terdiri dari jenis laki-laki 60.575 orang dan jumlah perempuan

64.412. Sehingga terdapat 28.558 jumlah kepala keluarga yang ada.

Page 91: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

71

4.1.2 Kondisi masyarakat Islam di Kecamatan Semarang Utara

Untuk mendapatkan gambaran tentang masyarakat Islam di

kecamatan Semarang Utara, ditinjau dari segi keagamaannya relatif

baik, hal ini berdasarkan dari jumlah masyarakat Islam di wilayah

tersebut merupakan jumlah mayoritas. Dilihat dari jumlah pemeluk

agama yang ada di kecamatan Semarang Utara secara umum, dapat

dilihat tabel sebagai berikut :

TABEL III Jumlah Penduduk di Kecamatan Semarang Utara

Menurut Agamanya No Agama Jumlah Persen

(%) 1. Islam 101.038 orang 80,84 2. Katholik 11.199 orang 8,96 3. Protestan 9.997 orang 7,99 4. Hindu 384 orang 0,31 5. Budha 2.333 orang 1,87

6. Penganut Aliran Kepercayaan kepada Tuhan YME 36 orang 0,03

Jumlah 124.987 orang 100 Sumber data : Data Statistik Isian Monografi Kecamatan Semarang Utara 2006

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari semua penduduk

yang tercatat sebagai pemeluk agama Islam adalah paling banyak

(mayoritas), yaitu Islam 80,84 %, Katholik 8,96 %, Protestan 7,99 %,

Hindu 0,31 %, Budha 1,87 %, Aliran lain 0,03 %. Berkaitan dengan

hal tersebut, tentunya dapat mendukung perkembangan umat

beragama, di kecamatan Semarang Utara telah tersedia saran

prasarana tempat peribadatan yang dapat disajikan dalam tabel.

Page 92: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

72

TABEL IV Sarana Peribadatan di Kecamatan Semarang Utara

No Tempat Ibadah Jumlah 1. Masjid 47 Buah 2. Surau / Musholla 96 Buah 3. Gereja 28 Buah 4. Kuil / Pura 5 Buah

Jumlah 176 Buah Sumber data : Data Statistik Isian Monografi

Kecamatan Semarang Utara 2006.

Dengan melihat tabel di atas, maka dapat di lihat bahwa umat

Islam memiliki prasarana peribadatan yang terbesar yaitu 47 buah

Masjid dan 96 Musholla. Sedangkan umat Kristen dan Katholik

memiliki 28 buah tempat peribadatan, Hindu dan Budha memiliki 5

buah tempat peribadatan.

4.1.3 Pendidikan

Sebelum menyajikan data tentang pendidikan masyarakat

Semarang Utara, lebih dulu akan disajikan data penduduk menurut

tingkat usia, sebagai berikut :

TABEL V Data Penduduk Menurut Tingkat Usia

Di Kecamatan Semarang Utara No Tingkat Usia Jumlah 1. 0 – 4 Tahun 13.329 2. 5 – 9 Tahun 13.383 3. 10 – 14 Tahun 13.295 4. 15 –19 Tahun 10.447 5. 20 – 24 Tahun 9.628 6. 25 – 29 Tahun 9.448 7. 30 – 34 Tahun 9.172 8. 35 – 39 Tahun 9.448 9. 40 – 44 Tahun 9.460 10. 45 – 49 Tahun 8.473 11. 50 – 54 Tahun 8.275 12. 55 – 59 Tahun 7.571 13. 60 – 64 Tahun 3.599 14. 65 Keatas 1.459

Jumlah 108.407

Page 93: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

73

Dari data diatas dapat kita lihat bahwa penduduk yang

memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan adalah 46.753

orang. Berarti hampir mencapai 43,13 % dari seluruh jumlah

penduduk yang ada.

a. Tingakat pendidikan

TABEL VI Penduduk Di Kecamatan Semarang Utara

Di Lihat Dari Tingkat Pendidikannya

No Tingkat Pendidikan Jumlah 1. Belum Sekolah 2.299 2. SD/ Sederajat 5.516 3. SLTP/ Sederajat 1.542 4. SMU/ Sederajat 2.698 5. Akademi/ Sederajat 0 6. Perguruan Tinggi (Tidak Tertera)

Jumlah 12.055 Sumber data : Data Statistik Isian Monografi

Kecamatan Semarang Utara 2006.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa prosentase

pendidikan di kecamatan Semarang Utara mencapai 25,78 %. Hasil

ini mencerminkan bahwa kesadaran masyarakat Semarang Utara

dalam upaya pendidikan putra-putrinya menunjukkan tingkat yang

cukup baik.

b. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan ini terbagi menjadi dua, yaitu

pendidikan

umum dan sarana pendidikan agama. Adapun sarana pendidikan

umum dilihat pada tabel sebagai berikut :

Page 94: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

74

TABEL VII Sarana Pendidikan Umum Di Kecamatan Semarang Utara.

No Sarana Pendidikan Jumlah 1. TK 40 Buah 2. SD Negeri 18 Buah 3. SD Swasta 9 Buah 4. SLB 1 Buah 5. SMP Negeri 1 Buah 6. SMP Swasta 3 Buah 7. SMA Negeri 1 Buah 8. SMA Swasta 1 Buah

Jumlah 74 Buah Sumber data : Data Statistik Isian Monografi

Kecamatan Semarang Utara 2006.

Sedangkan sarana pendidikan agama di daerah Kecamatan

Semarang Utara dapat di lihat sebagai berikut :

TABEL VIII Sarana Pendidikan Agama Islam Di Kecamatan Semarang

Utara

No Sarana Pendidikan Jumlah 1. MI 3 Buah 2. SD Islam 7 Buah 3. SMP Islam 3 Buah

Jumlah 13 Buah Sumber data : Data Statistik Isian Monografi

Kecamatan Semarang Utara 2006.

Dari data pendidikan di Kecamatan semarang Utara di atas,

maka diketahui pendidikan agamanya sangat cukup.

4.1.4 Sosial Ekonomi

Sosial Ekonomi diartikan sebagai kekuatan atau kemampuan

manusia (masyarakat) dalam memenuhi tuntutan kebutuhan hidupnya.

Di dalam kehidupan manusia akan selalu berupaya untuk dapat

Page 95: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

75

memenuhi kebutuhan sesuai dengan kemampuannya (Hasanah, 2004

:87). Oleh karena itu akan disajikan data menurut pencahariannya :

TABEL IX Mata Pencahariaan Penduduk Di Kecamatan Semarang Utara

Kota Semarang

No Mata Pencahariaan Jumlah 1. Nelayan 1.871 2. Pengusaha Sedang/ Besar 2.072 3. Pengrajin Industri 18.824 4. Buruh Industri 8.579 5. Buruh Bangunan 1.879 6. Pedagang 4.475 7. Pengankutan 1.136 8. PNS 3.891 9 ABRI 317 10 Pensiunan 2.284 11 Peternak 11 - Peternak Kambing 2 - Peternak Ayam 1

Jumlah 45.342 Sumber data : Data Statistik Isian Monografi

Kecamatan Semarang Utara 2006.

4.2 Keadaan Umum Masyarakat Perkotaan

Adapun sampel yang mewakili masyarakat di Kecamatan Semarang

Utara, penulis mengambil lokasi di tiga Kelurahan, antara lain :

4.2.1 Kelurahan Bandarharjo

a. Letak Geografis

Luas Kelurahan Bandarharjo 256 ha dan batasan wilayahnya :

1) Sebelah Utara : Banjir Kanal

2) Sebelah Selatan : Kelurahan Dadapsari

3) Sebelah Barat : Kelurahan Kuningan

4) Sebelah Timur : Kelurahan Tanjung Mas

Page 96: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

76

b. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data Statistik Kelurahan Bandarharjo pada Bulan

Desember 2006, jumlah penduduk di Kelurahan Bandarharjo

berjumlah 4.349 orang.

Dari jumlah tersebut, dapat dikelompokkan dalam dua jenis

yaitu:

1) Jenis laki-laki 3.244 orang

2) Jenis perempuan 1.105 orang

c. Jumlah Penduduk Menurut Agama

Penduduk Kelurahan Bandarharjo yang berjumlah 4.349

jiwa tersebut, yang beragama Islam sebanyak 2.144 Jiwa dengan

penjelasan tabel sebagai berikut :

TABEL X Jumlah Penduduk Menurut Agama Yang Dipeluk

No Jenis Agama Jumlah 1. Islam 2.144 orang 2. Katholik 1.287 orang 3. Protestan 918 orang

Sumber data : Data Statistik Isian Monografi Kelurahan Bandarharjo 2006. Adapun Sarana Ibadah Umat Islam yang tersedia yaitu 5

Masjid dan 28 Musholla.

4.2.2 Kelurahan Tanjung Mas

a. Letak Geografis

Luas Kelurahan Tanjung Mas 323,782 Ha dan batasan

wilayahnya:

Page 97: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

77

1) Sebelah Utara : Perumahan PJAK

2) Sebelah Selatan : Stasiun Tawang

3) Sebelah Barat : Kelurahan Bandarharjo

4) Sebelah Timur : Gereja Blenduk

b. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data Statistik Kelurahan Tanjung Mas pada

Bulan

Desember 2006, jumlah penduduk di Kelurahan Tanjung Mas

berjumlah 29.606 orang.

Dari jumlah tersebut, dapat dikelompokkan dalam dua jenis

yaitu :

1) Jenis laki-laki 13.856 orang

2) Jenis perempuan 15.750 orang

c. Jumlah Penduduk Menurut Agama

Penduduk Kelurahan Tanjung Mas yang berjumlah 29.606

jiwa tersebut, yang beragama Islam sebanyak 27.293 Jiwa dengan

penjelasan tabel sebagai berikut :

TABEL XI Jumlah Penduduk Menurut Agama Yang Dipeluk

No Jenis Agama Jumlah 1. Islam 27.293 orang 2. Protestan 783 orang 3. Katholik 986 orang 4. Hindu 240 orang 5. Budha 304 orang

Sumber data : Data Isian Statistika Monografi Kelurahan Tanjung Mas Desember 2006

Page 98: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

78

Adapun Sarana Ibadah Umat Islam yang tersedia yaitu 9

Masjid dan 18 Musholla.

4.2.3 Kelurahan Purwosari

a. Letak Geografis

Luas Kelurahan Purwosari 48,051 Ha dan batasan

wilayahnya :

1) Sebelah Utara : Kelurahan Kuningan

2) Sebelah Selatan : Kelurahan plombokan

3) Sebelah Barat : Kelurahan Panggung Kidul

4) Sebelah Timur : Kelurahan Dadapsari

b. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data Statistik Kelurahan Purwosari pada Bulan

Desember 2006, jumlah penduduk di Kelurahan Tanjung Mas

berjumlah 8.948 orang.

Dari jumlah tersebut, dapat dikelompokkan dalam dua jenis

yaitu :

1) Jenis laki-laki 4.282 orang

2) Jenis perempuan 4.665 orang

c. Jumlah Penduduk Menurut Agama

Penduduk Kelurahan Purwosari yang berjumlah 8.948 jiwa

tersebut, yang beragama Islam sebanyak 8.380 Jiwa dengan

penjelasan tabel sebagai berikut :

Page 99: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

79

TABEL XII Jumlah Penduduk Menurut Agama Yang Dipeluk

No Jenis Agama Jumlah 1. Islam 8380 orang 2. Protestan 261 orang 3. Katholik 264 orang 4. Hindu 3 orang 5. Budha 41 orang

Sumber data : Data Statistik Isian monografi Kelurahan Purwosari 2006.

Adapun Sarana Ibadah Umat Islam yang tersedia yaitu 5

Masjid dan 7 Musholla.

4.3 Kondisi Umum Remaja di Kecamatan Semarang Utara

4.3.1 Kesadaran-Diri Remaja di Kecamatan Semarang Utara (Bandarharjo,

Tanjung Mas, Purwosari)

Pada umumnya, remaja di kecamatan Semarang Utara cukup

rendah dalam memiliki kesadaran-diri yang positif. Hal ini terlihat

dari indeks sebaran angket yang diperoleh, rata-ratanya mencapai

39,05 % saja. Juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan Bp.

Nanang salah satu pengurus lembaga keagamaan di kecamatan

Semarang Utara, khususnya kesadaran-diri yang dimiliki oleh remaja

dalam hubungannya dengan Tuhan (secara vertikal) sangatlah kurang.

Apabila diprosentasekan hanya sekitar 10% saja remaja yang

mempunyai kesadaran-diri yang baik (wawancara, 02 September

2007).

Page 100: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

80

Dengan kurangnya kesadaran-diri yang di miliki oleh remaja

di kecamatan Semarang Utara, lebih memungkinkan mereka

melakukan berbagai tindak penyimpangan nilai dan moral ajaran

agama serta aturan yang berlaku di masyarakat.

4.3.2 Kecemasan Eksistensial pada remaja di kecamatan Semarang Utara

(Bandarharjo, Tanjung Mas, Purwosari)

Umumnya remaja di kecamatan Semarang Utara Kota

Semarang cukup rendah dalam mengahadapi kecemasan-kecemasan

secara konstruktif (kecemasan eksistensial). Hal ini terlihat dari

indeks sebaran angket yang diperoleh, rata-ratanya hanya mencapai

27,62 %. Serta data di Polsek Semarang Utara mengenai tingkat

kriminalitasnya yang tinggi, membuktikan bahwa rasa penyesalan

(kecemasan eksistensial) untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi

adalah cukup rendah. Sebab menurut ibu Tutik (Wawancara, 27 Mei

2007) remaja yang masuk dalam daftar kriminlitas kepolisian apabila

remaja sudah melakukan pelanggaran hukum beberapa kali sehingga

dikenai pasal-pasal kriminalitas, namun bila dilakukan pertama kali

hanya sekedar di beri peringatan saja.

Dapat diketahui pula dari hasil wawancara enam orang remaja

hanya seorang yang mampu menghadapi kecemasan secara

konstruktif (kecemasan eksistensial). Seperti yang diungkapkan oleh

Eni (18 th) saat mencuri tidak terpikir akan dosa, namun keadaan

ekonomilah yang menuntut untuk berbuat itu semua. Ketakutan yang

Page 101: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

81

timbul seandainya tertangkap basah. Penyesalan kadang muncul

untuk tidak mengulangi lagi, tapi bila keadaan menuntut untuk

melakukannya lagi, maka lupa akan penyesalannya.

Berbeda lagi dengan Anto (20 th) walaupun sama-sama dalam

kasus pencurian, menurutnya masih ada rasa takut dosa dan rasa takut

kalau tertangkap basah. Namun apa daya tekanan dari keluarga

pamannya yang lebih dominan menguasai rasa takutnya. Bila tidak

mau melakukan perbuatan tersebut akan disiksa dan diusir. Setelah

proses waktu yang cukup lama dan lepas dari keluarga pamannya,

maka dapat meninggalkan jauh-jauh perbuatan tersebut sebagai salah

satu bentuk penyesalannya.

Lebih lanjut dijelaskan pula oleh Andi (19 th), Hepi (21 th)

dan Rino (20 th) mereka pernah ikut aksi pengroyokan. Perbuatan

tersebut dilakukan karena merasa harga dirinya direndahkan. Diantara

dari mereka pernah menjadi tahanan luar, harus absen setip hari

karena pada saat itu statusnya masih sekolah. Menurut mereka

adakalanya penyesalan hadir pada dirinya , namun hanya sebatas

menyesal kalau dimarahi oleh orang tua, ditangkap anggota yang

berwenang, mendapat stigma jelek dari masyarakat/ sekolahan.

Sedangkan menurut mereka aksi pengroyokan adalah wajar

dikalangan anak muda.

Lain lagi dengan Opy (21 th) yang sudah lama ditinggal

ayahnya meninggal, mempunyai hobi minum alkohol, narkoba dan

Page 102: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

82

sering melakukan hal-hal yang tidak baik menurut agama.

Munurutnya jalan itulah sebagai sebuah solusi yang membawa kearah

kebebasan dan terlepas dari beban hidup. Tetapi setelah berjalannya

waktu perbuatannya membawa kearah rasa rendah diri (minder)

ketika berhubungan dengan orang lain maupun dihadapan Tuhan

(merasa hina) serta kebebasan dan keterlepasan dari beban hidup yang

diidamkan tidak tercapai, malah justru sebaliknya muncul masalah-

masalah baru. Sehingga muncullah penyesalan untuk meninggalkan

perbuatan tersebut, maka hoby yang sebelumnya negatif

disalurkannya kearah yang positif yaitu aktif didalam mengikuti

kajian-kajian keagamaan juga kegiatan kemasyarakatan lainnya

(wawancara, 04 September 2007).

Page 103: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

89

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.Deskriptif Data Penelitian

5.1.1. Alat Ukur Data

Sebelum tes disebarkan kepada responden, terlebih dahulu diajukan

uji coba, dengan tujuan untuk diketahui validitas dan reliabilitas angket

tersebut. Sedangkan jumlah angket seluruhnya berjumlah 105.

Uji coba dilakukan kepada 25 orang responden. Dari angket yang

disebarkan ternyata angket kembali semua. Adapun langkah-langkah yang

dipakai untuk menentukan baik buruknya soal tersebut adalah dengan cara

mengetahui validitas butir dan reliabilitas instrumen. Validitas atau

kesahihan digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur

mampu melakukan fungsi, sedangkan tujuan utama pengujian reliabilitas

adalah untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran

suatu instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau

responden.

Setelah dilakukan uji validitas dan reabilitas angket tentang

kesadaran diri dan kecemasan eksistensial dapat disimpulkan :

5.1.1.1 Angket tentang kesadaran diri setelah diadakan uji SPSS, maka

ada 4 data yang tidak valid yaitu item no 1, 4, 5, 11. Sedangkan

selebihnya adalah valid. Jadi angket tentang kesadaran diri ada 4

Page 104: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

90

item yang tidak valid, yang valid adalah 29 item. Dengan demikian

29 item angket tentang kesadaran diri dinyatakan reliable karena

alpha lebih besar dari r hasil. Angket kesadaran diri yang valid dan

reliable maupun yang tidak valid dan tidak reliabel adalah

terlampir.

5.1.1.2 Angket tentang kecemasan eksistensial setelah diadakan uji SPSS,

maka ada 3 item yang tidak valid, yaitu item no 3, 21, 27.

Sedangkan selebihnya adalah valid. Jadi angket tentang kecemasan

eksistensial ada 3 item yang tidak valid, yang valid adalah 27 item.

Dengan demikian 27 item angket tentang kecemasan eksistensial

dinyatakan reliable karena alpha lebih besar dari r hasil. Angket

kecemasan exsistensial yang valid dan reliabel maupun yang tidak

valid dan tidak reliabel terlampir.

5.1.2 Pengelompokan Data

Dari data yang diperoleh, dapat dideskripsikan dengan

pengelompokan data sebagai berikut :

TABEL XIII Deskripsi Subyek Berdasarkan Usia Dan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin No Usia Laki-laki Perempuan 1. 18 13 10 2. 19 11 11 3. 20 20 13 4. 21 16 11

Jumlah 60 45

Page 105: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

91

5.1.2.1 Menurut Usia. Seluruh subyek penelitian berjumlah 105 orang.

Subyek dikategorikan dalam empat kelompok, yaitu usia 18 tahun,

19 tahun, 20 tahun, 21 tahun.

5.1.2.2 Menurut Jenis Kelamin. Subyek yang berjumlah 105 orang terdiri

dari 60 laki-laki dan 45 perempuan, yang diklasifikasikan dalam

empat kelompok, yaitu untuk usia 18 tahun, subyek laki-laki

berjumlah 13 orang dan perempuan berjumlah 10 orang. Usia 19

tahun, terdiri dari 7 laki-laki dan 11 perempuan. Usia 20 tahun

terdiri dari 10 laki-laki dan 13 perempuan, sedangkan yang

mempunyai usia 21 tahun terdiri dari 16 orang laki-laki dan 11

orang perempuan.

TABEL XIV Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Variabel Skor Minimal Skor Maksimal

Aitem Subyek Aitem Subyek Kasadaran Diri 252 74 357 95 Kecemasan Eksistensial 231 67 350 90

Catatan :

252 merupakan skor minimal dari aitem no 25

231 merupakan skor minimal dari aitem no 9

257 merupakan skor maksimal dari aitem no. 7

350 merupakan skor maksimal dari aitem no 13 dan 25

74 merupakan skor minimal yang diperoleh responden no 75

67 merupakan skor minimal yang diperoleh responden no 15

Page 106: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

92

95 merupakan skor maksimal yang diperoleh responden no 2

90 merupakan skor maksimal yang diperoleh responden no 1

Dari data yang diperoleh, didapatkan data tentang perolehan skor

masing-masing aitem variabel. Variabel kesadaran diri mempunyai skor

minimal 252, yang diperoleh dari aitem soal nomor 25, sedangkan skor

minimal responden dalam variabel ini adalah 74 poin, yang diperoleh

responden nomor 75. Sementara itu untuk skala kecemasan eksistensial

skor minimal aitem 231 dari aitem nomor 9, sedangkan skor minimal yang

diperoleh responden berjumlah 67 poin, yang diperoleh responden nomor

15.

Skor maksimal dari variabel kesadaran diri menunjukkan angka 357

dari jumlah total aitem soal nomor 7. Untuk skala kecemasan eksistensial

menunjukkan skor maksimal sebesar 350 dari jumlah total aitem soal

nomor 13 dan 25. Skor maksimal yang diperoleh responden skala

kesadaran diri menunjukkan angka 95, diperoleh responden dengan nomor

2, sedangkan skor maksimal yang diperoleh responden skala kecemasan

eksistensial menunjukkan angka 90 diperoleh responden dengan nomor 1.

TABEL XV Nilai Angket Skala Kesadaran Diri Remaja

Di Kecamatan Semarang Utara Jawaban Nilai No.

Rsp Butir soal SS S TS STS 4 3 2 1 Jumlah

Favorable 5 7 3 1 20 21 6 1 1. Unfavorable 2 2 5 4 2 4 15 16 85

2. Favorable 5 9 2 0 20 27 4 0 95

Page 107: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

93

Unfavorable 0 0 8 5 0 0 24 20 Favorable 2 11 1 2 8 33 2 2 3. Unfavorable 0 3 6 4 0 6 18 16 85

Favorable 4 12 0 0 16 36 0 0 4. Unfavorable 0 3 4 6 0 6 12 24 94

Favorable 4 9 3 0 16 27 6 0 5. Unfavorable 1 1 8 3 1 2 16 12 88

Favorable 3 9 4 0 12 27 8 0 6. Unfavorable 0 0 6 7 0 0 18 28 93

Favorable 4 8 4 0 16 24 8 0 7. Unfavorable 2 1 6 4 2 2 18 16 86

Favorable 1 12 2 1 1 26 4 1 8. Unfavorable 0 4 7 1 0 8 21 4 81

Favorable 1 9 6 0 4 27 12 0 9. Unfavorable 0 2 7 4 0 4 21 16 84

Favorable 1 12 3 0 1 26 6 0 10. Unfavorable 0 3 12 4 0 6 36 16 86

Favorable 3 11 2 0 12 33 4 0 11. Unfavorable 0 2 9 2 0 4 27 8 88

Favorable 2 10 4 0 8 30 8 0 12. Unfavorable 1 3 9 1 1 6 27 4 83

Favorable 1 9 6 0 4 27 12 0 13. Unfavorable 1 3 8 1 1 6 24 4 78

Favorable 0 10 6 0 0 30 12 0 14. Unfavorable 0 5 8 0 0 10 24 0 76

Favorable 4 7 5 0 16 21 10 0 15. Unfavorable 2 5 5 1 2 10 15 4 78

Favorable 3 7 5 1 12 21 10 1 16. Unfavorable 2 0 4 7 2 0 12 28 86

Favorable 3 11 1 0 12 33 2 0 17. Unfavorable 0 1 7 4 0 2 21 16 94

Favorable 2 11 1 2 8 33 2 2 18. Unfavorable 0 3 6 4 0 6 18 16 85

Favorable 4 12 0 0 16 36 0 0 19. Unfavorable 0 2 4 7 0 4 12 28 96

Favorable 3 10 3 0 12 30 6 0 20. Unfavorable 1 1 7 4 1 2 21 16 88

Favorable 4 8 4 0 16 24 8 0 21. Unfavorable 0 0 7 6 0 0 21 24 93

Favorable 4 8 4 0 16 24 8 0 22. Unfavorable 2 1 7 3 2 2 21 12 85

Page 108: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

94

Favorable 2 12 1 1 8 36 2 1 23. Unfavorable 0 4 8 1 2 8 24 4 83

Favorable 1 9 6 0 4 27 12 0 24. Unfavorable 0 3 6 4 0 6 18 16 83

Favorable 2 11 3 0 8 33 6 0 25. Unfavorable 0 2 9 2 0 4 0 8 86

Favorable 3 10 3 0 12 30 6 0 26. Unfavorable 0 2 9 2 0 4 28 8 87

Favorable 3 11 2 0 12 33 6 0 27. Unfavorable 0 4 5 1 0 8 15 4 85

Favorable 0 10 6 0 0 30 12 0 28. Unfavorable 0 3 8 1 0 6 24 4 77

Favorable 2 8 5 0 8 24 10 0 29. Unfavorable 0 4 8 1 0 8 24 4 80

Favorable 3 8 5 0 12 24 10 0 30. Unfavorable 2 5 4 2 2 10 12 8 78

Favorable 2 8 5 1 8 24 10 1 31. Unfavorable 2 0 5 6 2 0 15 24 84

Favorable 4 10 2 0 16 30 4 0 32. Unfavorable 0 0 8 5 0 0 24 20 94

Favorable 1 12 1 2 4 24 2 2 33. Unfavorable 0 3 6 4 0 6 12 16 84

Favorable 4 12 0 0 16 30 0 0 34. Unfavorable 0 3 5 5 0 6 15 20 93

Favorable 3 10 3 0 12 30 6 0 35. Unfavorable 0 1 8 3 0 2 24 12 87

Favorable 3 9 4 0 12 27 8 0 36. Unfavorable 0 0 7 6 0 0 21 24 92

Favorable 4 9 3 0 16 27 6 0 37. Unfavorable 2 2 6 3 2 4 18 12 85

Favorable 1 12 2 1 4 36 6 1 38. Unfavorable 0 4 7 1 0 8 21 4 81

Favorable 3 8 6 0 12 24 12 0 39. Unfavorable 0 2 6 4 0 4 18 16 86

Favorable 2 12 3 0 8 36 6 0 40. Unfavorable 0 4 5 3 0 8 15 12 85

Favorable 2 12 3 0 8 36 6 0 41. Unfavorable 0 2 8 2 0 4 24 8 86

Favorable 2 12 3 0 8 36 6 0 42. Unfavorable 0 3 7 2 0 6 21 8 85

43. Favorable 0 11 6 0 0 33 12 0 78

Page 109: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

95

Unfavorable 1 3 6 2 1 6 18 8 Favorable 0 12 5 0 0 36 10 0 44. Unfavorable 0 4 8 0 0 8 24 0 78

Favorable 4 9 4 0 16 27 8 0 45. Unfavorable 2 6 3 0 2 12 15 0 77

Favorable 4 7 5 1 16 21 10 1 46. Unfavorable 2 1 4 4 2 2 12 16 84

Favorable 4 11 2 0 16 33 6 0 47. Unfavorable 0 1 7 4 0 2 21 16 92

Favorable 3 11 2 2 12 33 6 2 48. Unfavorable 0 3 6 3 0 6 18 12 85

Favorable 4 12 0 0 16 36 0 0 49. Unfavorable 0 3 5 5 0 6 15 20 93

Favorable 2 10 3 0 8 30 6 0 50. Unfavorable 0 1 8 3 0 2 16 12 87

Favorable 3 9 5 0 12 27 10 0 51. Unfavorable 0 1 6 5 0 2 18 20 89

Favorable 6 7 4 0 24 21 8 0 52. Unfavorable 2 2 6 2 2 4 18 8 85

Favorable 2 12 2 1 8 30 4 1 53. Unfavorable 0 5 3 2 2 10 9 8 82

Favorable 3 8 6 0 12 16 12 0 54. Unfavorable 0 3 6 3 0 9 12 3 84

Favorable 2 12 3 0 2 24 9 0 55. Unfavorable 0 3 4 4 0 6 12 16 87

Favorable 4 10 3 0 16 30 6 0 56. Unfavorable 0 3 7 2 0 6 21 8 87

Favorable 2 12 3 0 8 36 6 0 57. Unfavorable 0 3 8 1 0 6 24 4 84

Favorable 1 10 6 0 4 30 12 0 58. Unfavorable 1 3 6 2 1 6 18 8 79

Favorable 0 11 6 0 0 22 12 0 59. Unfavorable 0 5 6 1 0 10 12 4 77

Favorable 3 9 5 0 12 27 10 0 60. Unfavorable 2 6 4 0 2 12 12 0 75

Favorable 4 7 5 1 16 21 10 1 61. Unfavorable 2 0 5 5 2 0 15 20 85

Favorable 4 10 2 0 16 30 4 0 62. Unfavorable 0 0 8 5 0 0 24 20 94

Favorable 3 11 1 2 12 33 2 2 63. Unfavorable 0 4 5 3 0 8 15 12 84

Page 110: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

96

Favorable 4 12 0 0 16 36 0 0 64. Unfavorable 0 3 5 5 0 6 15 20 93

Favorable 5 10 2 0 20 30 4 0 65. Unfavorable 1 2 7 2 1 4 21 8 88

Favorable 3 10 4 0 12 30 8 0 66. Unfavorable 0 0 6 6 0 0 18 24 92

Favorable 3 8 6 0 12 27 12 0 67. Unfavorable 0 3 6 3 0 6 18 12 84

Favorable 1 12 2 1 4 36 4 1 68. Unfavorable 0 4 7 1 0 8 21 4 81

Favorable 3 11 2 2 12 33 4 2 69. Unfavorable 0 3 6 3 0 6 18 12 85

Favorable 3 10 3 0 12 30 6 0 70. Unfavorable 0 1 8 3 0 2 24 12 87

Favorable 3 11 2 0 12 33 6 0 71. Unfavorable 0 2 9 2 0 4 27 8 88

Favorable 2 12 3 0 8 36 6 0 72. Unfavorable 0 3 8 1 0 6 24 4 84

Favorable 0 12 5 0 0 36 10 0 73. Unfavorable 0 4 8 0 0 8 24 0 78

Favorable 0 11 6 0 0 33 12 0 74. Unfavorable 1 3 6 2 1 6 18 8 78

Favorable 3 9 5 0 12 27 10 0 75. Unfavorable 2 7 2 0 2 14 6 0 74

Favorable 4 7 5 1 16 21 10 1 76. Unfavorable 2 0 5 5 2 0 15 20 85

Favorable 4 10 2 0 16 30 6 0 77. Unfavorable 0 0 8 5 0 0 24 20 94

Favorable 3 8 6 0 12 24 12 0 78. Unfavorable 0 3 6 3 0 6 18 12 84

Favorable 4 13 1 0 16 39 2 0 79. Unfavorable 0 2 5 4 0 4 15 20 92

Favorable 2 10 3 0 8 30 6 0 80. Unfavorable 0 1 8 3 0 2 24 12 87

Favorable 4 8 4 0 16 24 8 0 81. Unfavorable 0 0 7 6 0 0 21 24 93

Favorable 2 12 1 1 8 36 22 1 82. Unfavorable 0 4 8 1 0 8 24 4 83

Favorable 1 12 2 1 4 36 6 1 83. Unfavorable 0 4 7 1 0 8 21 4 81

84. Favorable 3 11 2 2 12 33 4 2 85

Page 111: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

97

Unfavorable 0 3 6 3 0 6 18 12 Favorable 3 10 3 0 12 30 6 0 85. Unfavorable 0 1 8 3 0 2 24 12 87

Favorable 3 9 5 0 12 27 10 0 86. Unfavorable 0 1 6 5 0 2 18 20 89

Favorable 3 11 1 2 12 33 2 2 87. Unfavorable 0 4 5 3 0 8 15 12 84

Favorable 1 9 6 0 4 27 18 0 88. Unfavorable 1 3 8 1 1 6 24 4 78

Favorable 0 11 6 0 0 33 12 0 89. Unfavorable 2 6 4 0 2 12 12 0 77

Favorable 3 9 5 0 12 27 10 0 90. Unfavorable 2 6 4 0 2 12 12 0 75

Favorable 4 7 5 1 16 21 10 1 91. Unfavorable 2 0 5 5 2 0 15 20 85

Favorable 3 11 1 0 12 33 2 0 92. Unfavorable 0 1 7 4 0 2 21 16 94

Favorable 3 11 2 2 12 33 4 16 93. Unfavorable 0 3 6 3 0 6 18 2 85

Favorable 4 12 0 0 16 36 0 0 94. Unfavorable 0 3 5 5 0 6 15 20 93

Favorable 2 10 3 0 8 30 6 0 95. Unfavorable 0 1 8 3 0 2 24 12 87

Favorable 3 10 4 0 12 30 8 0 96. Unfavorable 0 0 6 6 0 0 18 24 92

Favorable 2 12 1 1 8 36 2 1 97. Unfavorable 0 4 8 1 0 8 24 4 85

Favorable 1 12 2 1 4 36 4 1 98. Unfavorable 0 4 7 1 0 8 21 4 81

Favorable 2 11 1 2 8 33 2 2 99. Unfavorable 0 3 6 4 0 6 18 16 85

Favorable 4 9 3 0 61 27 6 0 100 Unfavorable 1 1 8 3 1 2 24 12 88

Favorable 3 9 5 0 12 27 10 0 101 Unfavorable 0 1 6 5 0 2 18 20 89

Favorable 3 11 1 2 12 33 2 2 102 Unfavorable 0 4 5 3 0 8 15 12 84

Favorable 1 9 6 0 4 27 12 0 103 Unfavorable 1 3 8 1 1 6 24 4 78

Favorable 0 11 6 0 0 33 12 0 104 Unfavorable 2 6 4 0 2 12 12 0 77

Page 112: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

98

Favorable 3 9 5 0 12 27 10 0 105 Unfavorable 2 6 4 0 2 12 12 0 75

TABEL XVI Nilai Angket Skala Kecemasan Eksistensial Remaja

Di Kecamatan Semarang Utara

Jawaban Nilai No. Rsp Butir soal SS S TS STS 4 3 2 1 JML

Favorable 0 2 2 0 0 4 6 0 1. Unfavorable 13 8 1 0 52 24 4 0 90

Favorable 0 0 3 1 0 0 9 4 2. Unfavorable 7 15 1 0 28 45 2 0 88

Favorable 1 1 0 1 1 2 0 4 3. Unfavorable 5 14 3 0 20 42 6 0 84

Favorable 0 2 0 2 0 4 0 8 4. Unfavorable 12 7 3 1 48 21 6 1 88

Favorable 0 1 3 0 0 2 9 0 5. Unfavorable 5 14 4 0 20 42 8 0 81

Favorable 0 1 2 1 0 2 6 4 6. Unfavorable 6 9 7 1 24 27 14 1 81

Favorable 5 13 5 0 20 39 10 0 7. Unfavorable 0 3 1 0 0 6 3 1 75

Favorable 0 0 3 1 0 0 9 4 8. Unfavorable 4 12 7 0 16 36 14 0 79

Favorable 0 0 3 1 0 0 9 4 9. Unfavorable 9 9 5 0 36 27 10 0 86

Favorable 0 2 2 0 0 4 6 0 10. Unfavorable 3 16 4 0 12 48 8 0 78

Favorable 1 14 8 0 4 42 16 0 11. Unfavorable 0 3 1 0 0 6 3 0 71

Favorable 3 14 5 1 12 42 10 1 12. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 78

Favorable 2 10 11 0 8 30 22 0 13. Unfavorable 0 1 2 1 0 2 6 4 72

Favorable 4 6 13 0 16 18 26 0 14. Unfavorable 0 2 0 2 0 4 0 8 72

Favorable 1 10 11 1 4 30 22 1 15. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 67

Favorable 12 8 3 0 48 24 6 0 16. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 88

17. Favorable 7 15 1 0 28 35 2 0 88

Page 113: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

99

Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 Favorable 5 14 3 0 20 42 6 0 18. Unfavorable 1 0 1 2 1 0 3 8 83

Favorable 12 7 3 1 48 21 9 1 19. Unfavorable 0 2 0 2 0 4 0 8 88

Favorable 5 15 4 0 20 45 8 0 20. Unfavorable 0 1 3 0 0 2 9 0 81

Favorable 6 13 4 0 24 39 8 0 21. Unfavorable 0 1 2 1 0 2 6 4 83

Favorable 7 7 7 1 28 21 14 1 22. Unfavorable 0 3 1 1 0 6 3 0 76

Favorable 4 11 8 0 16 33 16 0 23. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 78

Favorable 8 10 5 0 32 30 10 0 24. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 85

Favorable 3 15 5 0 12 45 10 0 25. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 77

Favorable 1 15 6 0 4 45 12 0 26. Unfavorable 0 3 1 0 0 6 3 0 72

Favorable 3 15 3 1 12 45 6 1 27. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 79

Favorable 2 11 9 0 8 33 18 0 28. Unfavorable 0 1 2 1 0 2 6 4 73

Favorable 4 5 13 0 16 15 26 0 29. Unfavorable 0 2 0 2 0 4 0 8 72

Favorable 1 10 11 0 4 30 22 0 30. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 67

Favorable 12 8 3 0 48 24 6 0 31. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 88

Favorable 7 15 1 0 28 45 2 0 32. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 88

Favorable 6 14 3 0 24 42 6 0 33. Unfavorable 1 0 1 2 1 0 3 8 84

Favorable 12 7 3 1 48 21 6 1 34. Unfavorable 0 2 0 2 0 4 0 8 88

Favorable 5 15 4 0 20 45 8 0 35. Unfavorable 0 1 3 0 0 2 9 0 81

Favorable 6 13 5 0 24 39 10 0 36. Unfavorable 0 1 2 1 0 2 6 4 81

Favorable 7 8 7 1 21 24 14 1 37. Unfavorable 0 3 1 0 0 6 3 0 76

Page 114: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

100

Favorable 4 11 8 0 16 33 16 0 38. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 78

Favorable 7 11 5 0 28 33 15 0 39. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 84

Favorable 3 15 5 0 20 45 10 0 40. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 77

Favorable 1 15 7 0 4 45 21 0 41. Unfavorable 0 3 1 0 0 6 3 0 72

Favorable 3 14 5 1 12 42 10 1 42. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 78

Favorable 2 11 9 0 8 33 18 0 43. Unfavorable 0 1 2 1 0 2 6 4 73

Favorable 4 5 13 0 16 15 26 0 44. Unfavorable 0 2 0 2 0 4 0 8 72

Favorable 2 10 10 1 8 30 20 1 45. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 69

Favorable 12 9 2 0 48 37 4 0 46. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 89

Favorable 1 15 1 0 28 45 2 0 47. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 88

Favorable 6 14 3 0 24 42 6 0 48. Unfavorable 1 0 1 2 1 0 3 8 84

Favorable 12 7 3 1 48 21 6 1 49. Unfavorable 0 2 0 2 0 4 0 8 88

Favorable 5 15 4 0 20 45 8 0 50. Unfavorable 0 1 3 0 0 2 9 0 81

Favorable 6 13 5 0 24 39 10 0 51. Unfavorable 0 1 2 1 0 2 6 4 88

Favorable 7 8 7 1 28 24 14 1 52. Unfavorable 0 3 1 0 0 6 3 0 76

Favorable 4 11 8 0 16 33 16 0 53. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 78

Favorable 8 10 5 0 32 30 10 0 54. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 85

Favorable 3 15 5 0 12 45 10 0 55. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 77

Favorable 1 15 7 0 4 45 14 0 56. Unfavorable 0 3 1 0 0 6 3 0 72

Favorable 3 14 5 1 12 42 10 1 57. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 78

58. Favorable 2 11 9 0 8 33 18 0 73

Page 115: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

101

Unfavorable 0 1 2 1 0 2 6 4 Favorable 4 5 13 0 16 15 26 0 59. Unfavorable 0 2 0 2 0 4 0 8 77

Favorable 1 10 11 1 4 30 22 1 60. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 67

Favorable 12 9 2 0 48 27 4 0 61. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 89

Favorable 7 15 1 0 28 45 2 0 62. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 88

Favorable 6 14 3 0 21 42 6 0 63. Unfavorable 1 0 1 2 0 0 0 8 84

Favorable 12 7 3 1 48 21 6 1 64. Unfavorable 0 2 0 2 0 4 0 8 88

Favorable 5 15 4 0 20 45 8 0 65. Unfavorable 0 1 3 0 0 2 9 0 81

Favorable 6 13 5 0 24 39 10 0 66. Unfavorable 0 1 2 1 0 2 6 4 81

Favorable 7 8 7 1 28 24 14 1 67. Unfavorable 0 3 1 0 0 6 3 0 76

Favorable 4 11 8 0 16 33 16 0 68. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 78

Favorable 8 10 5 0 32 30 10 0 69. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 85

Favorable 3 15 5 0 12 45 10 0 70. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 9 0 77

Favorable 1 15 7 0 4 45 6 0 71. Unfavorable 0 3 1 0 0 6 21 0 72

Favorable 3 14 5 1 12 42 3 0 72. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 10 4 78

Favorable 2 11 9 0 8 33 9 0 73. Unfavorable 0 1 2 1 0 2 18 4 73

Favorable 4 5 13 0 16 15 6 0 74. Unfavorable 0 2 0 2 0 4 26 8 72

Favorable 1 10 11 1 4 30 0 1 75. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 22 0 67

Favorable 12 9 2 0 48 27 6 0 76. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 89

Favorable 7 15 1 0 28 45 2 0 77. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 88

Favorable 6 14 3 0 24 42 6 0 78. Unfavorable 1 0 1 2 1 0 3 8 84

Page 116: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

102

Favorable 12 7 3 1 48 21 6 1 79. Unfavorable 0 2 0 2 0 4 0 8 88

Favorable 5 15 4 0 15 45 8 0 80. Unfavorable 0 1 3 0 0 2 9 0 81

Favorable 6 13 5 0 24 39 10 0 81. Unfavorable 0 1 2 1 0 2 6 4 81

Favorable 7 8 7 1 28 24 14 1 82. Unfavorable 0 3 1 0 0 6 3 0 76

Favorable 4 11 5 0 14 33 16 0 83. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 78

Favorable 8 10 8 0 32 30 10 0 84. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 85

Favorable 3 15 5 0 12 45 10 0 85. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 77

Favorable 1 15 7 0 4 45 14 0 86. Unfavorable 0 3 1 0 0 6 3 0 72

Favorable 3 14 5 1 12 42 10 1 87. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 78

Favorable 2 11 9 0 8 33 18 0 88. Unfavorable 0 1 2 1 0 2 6 4 73

Favorable 4 5 13 0 16 15 26 0 89. Unfavorable 0 2 0 2 0 4 0 8 72

Favorable 1 10 11 1 4 30 22 1 90. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 67

Favorable 12 9 2 0 48 27 4 0 91. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 89

Favorable 7 15 1 1 28 45 2 0 92. Unfavorable 0 0 3 0 0 0 9 4 88

Favorable 6 14 3 0 24 42 6 0 93. Unfavorable 1 0 1 2 1 0 3 8 84

Favorable 12 7 3 1 48 21 6 1 94. Unfavorable 0 2 0 2 0 4 0 8 88

Favorable 5 15 4 0 20 45 8 0 95. Unfavorable 0 1 3 0 0 2 6 0 81

Favorable 6 13 5 0 24 39 10 0 96. Unfavorable 0 1 2 1 0 2 6 4 81

Favorable 7 8 7 1 28 24 14 1 97. Unfavorable 0 3 1 0 0 6 3 0 76

Favorable 4 12 7 0 16 36 14 0 98. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 79

99. Favorable 8 10 5 0 32 30 10 0 85

Page 117: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

103

Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 Favorable 3 15 5 0 12 45 10 0 100. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 77

Favorable 1 15 7 0 4 45 14 0 101. Unfavorable 0 3 1 0 0 6 3 0 72

Favorable 2 15 4 1 8 45 8 1 102. Unfavorable 0 0 3 1 0 0 9 4 77

Favorable 3 10 11 0 12 30 22 0 103. Unfavorable 0 1 2 1 0 2 6 4 72

Favorable 4 5 13 0 16 15 26 0 104. Unfavorable 0 2 0 2 0 4 0 8 73

Favorable 1 10 11 1 4 30 22 1 105. Unfavorable 0 2 2 0 0 4 6 0 67

5.2.Pengujian Hipotesis

5.2.1. Analisis Pendahuluan

Dalam analisis ini langkah-langkah yang ditempuh adalah

memasukkan data-data hasil angket yang diperoleh ke dalam tabel kerja

yang melibatkan data-data tersebut.

TABEL XVII Tabel Kerja Koefisien Skala Kesadaran Diri

Dan Kecemasan Eksistensial NO

RESP X Y X 2 Y 2 XY

1 85 90 7225 8100 7650 2 95 88 9025 7744 8360 3 85 84 7225 7056 7140 4 94 88 8836 7744 8272 5 88 81 7744 6561 7128 6 93 81 8649 6561 7533 7 86 75 7396 5625 6450 8 81 79 6561 6241 6399 9 84 86 7056 7396 7224 10 86 78 7396 6084 6708 11 88 71 7744 5041 6248

Page 118: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

104

NO RESP X Y X 2 Y 2 XY

12 83 78 6889 6084 6474 13 78 72 6084 5184 5616 14 76 72 5776 5184 5472 15 78 67 6084 4489 5226 16 86 88 7396 7744 7568 17 94 88 8836 7744 8272 18 85 83 7225 6889 7055 19 96 88 9216 7744 8448 20 88 81 7744 6561 7128 21 93 83 8649 6889 7719 22 85 76 7225 5776 6460 23 83 78 6889 6084 6474 24 83 85 6889 7225 7055 25 86 77 7396 5929 6622 26 87 72 7569 5184 6264 27 85 79 7225 6241 6715 28 77 73 5929 5329 5621 29 80 72 6400 5184 5760 30 78 67 6084 4489 5226 31 84 88 7056 7744 7392 32 94 88 8836 7744 8272 33 84 84 7056 7056 7056 34 93 88 8649 7744 8184 35 87 81 7569 6561 7047 36 92 81 8464 6561 7452 37 85 76 7225 5776 6460 38 81 78 6561 6084 6318 39 86 84 7396 7056 7224 40 85 77 7225 5929 6545 41 86 72 7396 5184 6192 42 85 78 7225 6084 6630 43 78 73 6084 5329 5694 44 78 72 6084 5184 5616 45 77 69 5929 4761 5313 46 84 89 7056 7921 7476 47 92 88 8464 7744 8096 48 85 84 7225 7056 7140 49 93 88 8649 7744 8184 50 87 81 7569 6561 7047

Page 119: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

105

NO RESP X Y X 2 Y 2 XY

51 89 81 7921 6561 7209 52 85 76 7225 5776 6460 53 82 78 6724 6084 6396 54 84 85 7056 7225 7140 55 87 77 7569 5929 6699 56 87 72 7569 5184 6264 57 84 78 7056 6084 6552 58 79 73 6241 5329 5767 59 77 72 5929 5184 5544 60 75 67 5625 4489 5025 61 85 89 7225 7921 7565 62 94 88 8836 7744 8272 63 84 84 7056 7056 7056 64 93 88 8649 7744 8184 65 88 81 7744 6561 7128 66 92 81 8464 6561 7452 67 84 76 7056 5776 6384 68 81 78 6561 6084 6318 69 85 85 7225 7225 7225 70 87 77 7569 5929 6699 71 88 72 7744 5184 6336 72 84 78 7056 6084 6552 73 78 73 6084 5329 5694 74 78 72 6084 5184 5616 75 74 67 5476 4489 4958 76 85 89 7225 7921 7565 77 94 88 8836 7744 8272 78 84 84 7056 7056 7056 79 92 88 8464 7744 8096 80 87 81 7569 6561 7047 81 93 81 8649 6561 7533 82 83 76 6889 5776 6308 83 81 78 6561 6084 6318 84 85 85 7225 7225 7225 85 87 77 7569 5929 6699 86 89 72 7921 5184 6408 87 84 78 7056 6084 6552 88 78 73 6084 5329 5694 89 77 72 5929 5184 5544

Page 120: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

106

NO RESP X Y X 2 Y 2 XY

90 75 67 5625 4489 5025 91 85 89 7225 7921 7565 92 94 88 8836 7744 8272 93 85 84 7225 7056 7140 94 93 88 8649 7744 8184 95 87 81 7569 6561 7047 96 92 81 8464 6561 7452 97 85 76 7225 5776 6460 98 81 79 6561 6241 6399 99 85 85 7225 7225 7225 100 88 77 7744 5929 6776 101 89 72 7921 5184 6408 102 84 77 7056 5929 6468 103 78 72 6084 5184 5616 104 77 73 5929 5329 5621 105 75 67 5625 4489 5025

Jumlah 8938 8325 763820 664389 711120

Dari perhitungan data di atas ada beberapa hal yang perlu diketahui

dan digaris bawahi, yaitu sebagai berikut :

N = 105

∑ X = 8938

∑Y = 8325

∑ 2X = 763820

∑ 2Y = 664389

∑ XY = 711120

Untuk mencari rata-rata (mean) variabel kesadaran diri dan sikap

religius digunakan rumus sebagai berikut :

Page 121: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

107

5.2.1.1 Kesadaran diri

X = N

X∑

= 1058938

= 85,12

Kemudian untuk mengetetahui besarnya prosentase

menggunakan rumus :

P = ____frekuensi___ X 100 Jumlah responden P = ___41__ X 100 105 P = 39,05 %

Jadi kesadaran diri remaja di kecamatan Semarang Utara

mempunyai rata-rata 85,12 atau 39,05 %

5.2.1.2 Kecemasan Eksistensial

X = N

Y∑

= 1058325

= 79.29

Kemudian untuk mengetahui besarnya prosentase menggunakan

rumus :

P = ____frekuensi___ X 100 Jumlah responden

Page 122: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

108

P = ___29__ X 100 105 P = 27,62 %

Menunjukkan bahwa kecemasan eksistensial remaja di kecamatan

Semarang Utara mempunyai rata-rata 79,29 bila diprosentasekan

sebesar 27,62 %.

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa rata-rata variabel

kesadaran diri 85,12 (sebesar 39,05 %), sedangkan rata-rata variabel

kecemasan eksistensial adalah 79.29 ( sebesar 27,62 %).

5.2.2. Analisis Uji Hipotesis

Dalam uji hipotesis, peneliti mempergunakan rumus korelasi

produck moment dengan rumus sebagai berikut :

rxy = { }{ }∑∑∑∑

∑ ∑ ∑−−

−2222 )()(

))((

YYNXXN

YXXYN

Keterangan :

rxy = Indeks angka korelasi product moment antara X dan Y

X = Nilai variabel X (kesadaran diri)

Y = Nilai variabel Y (kecemasan eksistensial)

XY = Perkalian antara X dan Y

Page 123: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

109

X 2 = Kuadrat nilai X

Y 2 = Kuadrat nilai Y

∑XY = Jumlah perkalian antara X dan Y

N = Jumlah Responden

Selanjutnya rumus tersebut diaplikasikan ke dalam data yang ada

pada tabel kerja yang telah diketahui bahwa :

N = 105

∑ X = 8938

∑Y = 8325

∑ 2X = 763820

∑ 2Y = 664389

∑ XY = 711120

rxy = { }{ }∑∑∑∑

∑ ∑ ∑−−

−2222 )()(

))((

YYNXXN

YXXYN

rxy = })8325(664389150}{)8938(763820105{

)8325)(8938(71112010522 −−

xxx

rxy = }6930562569760845}{7988784480201100{

7440885074667600−−

rxy = 455220313256

258750x

Page 124: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

110

rxy = 101026003963,14

258750x

rxy = 6765.377624

258750

rxy = 0.685204162 dan dibulatkan menjadi 0.685

Dari uji koefisien di atas dapat diketahui bahwa rxy (hitung) adalah

0.685. Kemudian dikonsultasikan dengan tr (tabel) pada taraf

signifikansi 1% dan 5%. Jika rxy > tr baik pada taraf signifikansi 5%

dan 1%, maka signifikan dan diterima. Untuk mengetahui lebih lanjut

dapat dilihat dalam tabel berikut :

TABEL XVIII Taraf Signifikan Hasil Koefisien Korelasi ( rxy )

rt N rxy 5 % 1% Kesimpulan

105 0.685 0.195 0.253 Signifikan

Setelah diadakan uji hipotesis melalui koefisien korelasi ( rxy )

sebagaimana di atas, maka hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan

tr (r tabel) diketahui bahwa rxy hitung > tr . Dari sini dapat

disimpulkan bahwa rxy adalah signifikan pada taraf signifikan 5% dan

Page 125: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

111

1%. Sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Untuk mengetahui

perhitungan rxy dapat dilihat dalam tabel berikut:

TABEL XIX

Perhitungan Hasil Uji Hipotesis

Tabel Uji hipotesis Hitung 5 % 1% Kesimpulan Kesimpulan rxy 0.685 0.195 0.256 Signifikan Diterima

Hipotesis yang akan diujikan kebenarannya dalam penelitian ini

seperti dinyatakan pada bab II adalah “ada hubungan yang signifikan

antara kesadaran diri dengan kecemasan eksistensial”. Dalam rangka

menguji hipotesis tersebut, maka dinyatakan hipotesis nihil sebagai

berikut: “tidak ada hubungan yang signifikan antara kesadaran diri dengan

kecemasan eksistensial pada remaja”.

Kesadaran diri remaja di kecamatan Semarang Utara rata-rata

variabel kesadaran dirinya hanya sebesar 85.12 dalam prosentase 39.05 %.

Sedangkan variabel kecemasan eksistensial adalah 79.29 dalam prosentase

27.62 %. berdasarkan hasil perhitungan seperti pada lampiran di peroleh

rhitung = 0.685 > rtabel = 0.195 untuk taraf signifikansi 5%, sedangkan

untuk taraf signifikansi 1% adalah 0.256. karena rhitung > rtabel , maka

dapat disimpulkan bahwa korelasi tersebut signifikan. Berdasarkan

perhitungan ini, maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “tidak ada

Page 126: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

112

hubungan yang signifikan antara kesadaran diri dengan kecemasan

eksistensial” ditolak, dan hipotesis yang berbunyi “ada hubungan antara

kesadaran diri dengan kecemasan eksistensial” diterima.

5.2.3. Pembahasan

5.2.3.1 Analisis Hubungan Kesadaran-Diri dengan Kecemasan

Eksistensial

1) Konsep Kesadaran-Diri dan Kecemasan Eksistensial

Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan

yang positif antara kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

pada remaja di Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang.

Semakin rendah kesadaran diri remaja, semakin rendah pula

kecemasan eksistensialnya. Berdasarkan hasil analisis kesadaran-

diri remaja di Kecamatan Semarang Utara diperoleh dengan mean

85.12 atau rata-ratanya hanya mencapai 39.05%, sedangkan hasil

analisis tentang kecemasan eksistensial remajanya diperoleh mean

79.29 atau rata-ratanya hanya mencapai 27.62% saja. Selain itu

hasil analisis statistika korelasi product moment kesadaran-diri

dengan kecemasan eksistensial pada remaja di kecamatan

Semarang Utara di dapatkan rxy = 0.685.

Remaja yang gagal dalam mempertinggi kesadaran dirinya

dan perasaan bersalahnya memicu timbulnya perasaan tidak

Page 127: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

113

berdaya yang “mendalam” serta keputusasaan. Akibatnya mereka

lebih dikendalikan oleh keadaan yang ada di hadapannya, dari

pada berusaha untuk mengendalikan suatu keadaan yang

dihadapinya. Sehingga tidak mustahil ketika dihadapkan dengan

keadaan yang tidak mendukung (contoh: masalah ekonomi,

lingkungan keluarga), dapat menggiring mereka untuk berbuat

kenakalan atau kriminalitas.

Selain itu kegagalan dalam menemukan makna hidup

(frustasi eksistensial) bisa mengarahkan individu-individu kepada

kompensasi-kompensasi dalam bentuk pelarian diri kepada alkohol

atau obat bius, seks, judi. Perasaan bersalah yang rendah

disebabkan gagalnya dalam mengembangkan kemungkinan yang

dimiliki eksistensinya.

Namun berbeda lagi ketika individu (contoh: kasusnya Opy/

21 th) yang memiliki kesadaran diri yang kreatif akan mampu

melihat kebenaran secara objektif tanpa disimpangkan oleh

perasaan-perasaan dan keinginan subyektifnya. Sehingga mampu

melihat hidupnya dari prespektif yang lebih luas, bisa memperoleh

inspirasi-inspirasi dan membuat peta mental yang menunjuki

langkah dan tindakan yang akan diambilnya. Sehingga ada

dorongan untuk selalu berbuat kebaikan serta mempunyai rasa

Page 128: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

114

menyesal serta meninggalkan jauh-jauh atas perbuatan yang

tercela.

Kesadaran diri yang kreatif bisa dicapai oleh setiap individu.

Kesadaran diri tujuannya untuk memfungsikan diri sesuai dengan

fitrahnya. Menurut Kibtyah (2005:52) manusia diciptakan Allah di

dunia memiliki fungsi, sebagai makhluk Allah, yang secara kodrati

merupakan makhluk religius (Abdullah), sebagai makhluk individu

yang memiliki kekhasan masing-masing, memiliki potensi dan

eksistensi sendiri. Sebagai makhluk sosial yang memerlukan

bantuan dan selalu berhubungan dengan orang lain, juga sebagai

makhluk berbudaya, yaitu hidup di dalam dan mengelola alam

dunia dengan akal dan pikirannya untuk menciptakan kebudayaan.

Maka dapat dipahami ketika individu menyadari

keberadaannya sebagai manusia yang diciptakan tidak hanya hidup

secara horisontal seluruhnya, juga tidak hidup secara vertikal

seluruhnya. Pertemuan kedua tingkatan ini menjadi dasar

ketegangan pada manusia, maka tidak mengherankan apabila

manusia tidak dapat menjadi kesatuan yang sempurna. Sehingga

rasa bersalah (penyesalan) bukanlah sesuatu yang disembunyikan

sebagai sikap yang memalukan. Perasaan tersebut merupakan

suatu bukti akan kemampuan-kemampuan manusia yang begitu

luas, serta bukti akan besarnya nasib yang dihadapkan ke depan.

Page 129: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

115

Rasa bersalah ontologis (kecemasan eksistensial) merupakan

sesuatu keadaan tegang, yang memotivasi untuk berbuat sesuatu.

Kecemasan eksistensial menjadi perangsang bagi pertumbuhan,

dalam arti kita akan mengalami kecemasan ketika meningkatnya

kesadaran diri atas kebebasan dan atas konsekuensi-konsekuensi

dari penerimaan ataupun penolakan kebebasan kita. Sebenarnya,

ketika kita membuat putusan yang melibatkan rekonstruksi hidup.

Kecemasanlah yang selalu menyertai dalam pembuatan putusan itu

(tanda mengalami perubahan pribadi). Tanda tersebut konstruktif,

sebab dapat memberi tahu bahwa tidak semua hal berjalan baik.

Apabila kita dapat menangkap pesan-pesan yang terkandung dalam

kecemasan, maka akan berani mengambil langkah-langkah yang

diperlukan guna mengubah arah hidup kita (kecemasan merupakan

produk sampingan perubahan).

Melalui kesadaran diri individu bisa bebas dalam mengambil

sikap dan respon atau tingkah laku apa yang akan diambilnya.

Individu yang bebas menurut Mansyur (1983:43) adalah merdeka

dan terbebas dari belenggu-belenggu yang mengikat. Kesadaran

diri berkembang pada diri individu sejalan dengan usaha individu

untuk melepaskan diri dari keterikatan-keterikatan, dan

memperoleh otonomi diri. Sedangkan peningkatan kesadaran diri

adalah memperbesar kesanggupan individu untuk menumbuhkan

Page 130: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

116

diri disamping memperbesar kesanggupan, menghadapi

kecemasan-kecemasan secara konstruktif. Menurut Musa Asy’ari

(2002:vi) pemahaman terhadap diri tidak hanya sebatas pada apa

yang terlihat tetapi, lebih jauh lagi ada pada dataran makna yang

terkandung. Whitehead (1996:150) berpendapat pula bahwa

kreatifitas (untuk memperkembangkan) justru lebih penting dari

sekedar melanggengkan apa yang sudah ada.

Konsep kesadaran diri terdapat dalam firman Allah SWT

pada Qs. Al-Baqarah:44

أتأمرون الناس بالبر وتنسون أنفسكم وأنتم تتلون الكتاب أفال تعقلون

Artinya : “Mengapa kamu menyeru orang lain berbuat kebaikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu

senantiasa membaca kitab, apakah kamu tidak berakal (berfikir)”.

Sebagaimana diungkapkan Faqih (2001), individu yang

mampu mengetahui, memahami, mengerti dan mengenal dirinya

sendiri akan dengan mudah mengembangkan potensi yang

dimilikinya sebagai makhluk beragama, sosial, individu dan

berbudaya, sehingga akan lebih mudah mencegah timbulnya

berbagai masalah, selanjutnya akan membuat individu tersebut

bertawakal atau berserah diri kepada Allah.

Page 131: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

117

Kesadaran diri yang kreatif pada individu dan mampu

menghadapi kecemasan secara konstruktif, akan mengantarkan

kepada pencapaian kemampuan dalam mewujudkan kebahagiaan

hidup didunia dan akhirat.

2) Konsep Taubat

Pembahasan mengenai konsep hubungan kesadaran-diri dan

kecemasan eksistensial tidak bisa lepas dari pembahasan mengenai

konsep tobat. Menurut Muthahhari (1995:253) kebebasan manusia

merupakan suatu kesempurnaan, tapi kesempurnaan yang

merupakan perantara bukanlah tujuan. Sarana kebebasan

memungkinkan manusia untuk sampai pada kesempurnaan

tertinggi atau jatuh dalam jurang kerusakan yang terdalam, artinya

manusia berpotensi untuk ingkar atau taat, bisa naik keatas dan

bisa turun kebawah. Ada juga nilai lain dalam Islam, yang

merupakan bentuk penyesalan (rasa bersalah) manusia dari

keingkaran yang ia lakukan yakni “taubat”. Dengan tobat inilah

akan terealisasi satu ism dari asma Allah, yaitu sifat Maha

Pengampun.

Taubat menurut bahasa adalah kembali, sedang menurut

agama (syara’) berarti kembali meninggalkan hal-hal yang dicela

oleh agama serta menjalankan perkara yang di puji oleh agama

(Fatah, 1995:138).

Page 132: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

118

Taubat dalam pandangannya Amin Syukur (2001:27)

merupakan amalan yang menekankan kesadaran (penuh kesadaran)

untuk kembali kepada sesuatu yang positif yang merupakan fitrah

dari ruh (spirit). Dalam tahapan ini seseorang tidak cukup kembali

dari kejelekan menuju kebaikan, tapi dituntut kembali dari yang

baik menuju yang lebih baik (inti dari inabah) dan dari yang lebih

baik menuju terbaik (inti aubah).

Maka dapat dipahami taubat merupakan rasa penyesalan

yang mengakibatkan azam atau niat (intensionalitas). Rasa

menyesal tersebut diakibatkan oleh kesadaran bahwa maksiat itu

bisa menjadi penghalang antara seseorang dengan kekasih-Nya

(Tuhan). Oleh sebab itu baik kesadaran maupun rasa menyesal dan

azam harus terus menerus dan sempurna. Sebab menurut Ibnu al-

Arabi (Muhammad, 2002: 49) kesempurnaan manusia (insan

kamil) sangat ditentukan oleh kesadaran manusia akan eksistensi

dirinya sebagai satu kesatuan dengan eksistensi Tuhan. Sehingga

dapat dipahami kesadaran diri ini, lebih dititik beratkan kepada

peranannya menimbulkan taubat.

Penyesalan merupakan hasrat untuk memperbaiki diri.

Bentuk penyesalan dengan masa lampau adalah memperbaiki apa

yang telah lewat, sedang yang berhubungan dengan dengan masa

sekarang atau masa yang akan datang adalah wajib menjauhi setiap

Page 133: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

119

larangan dan melaksanakan setiap perintah-Nya yaitu kekalnya

ketaatan dan kekalnya meninggalkan maksiat sampai mati.

Menurut Ghazali taubat hukumnya wajib (Ghazali, 1982:14).

Oleh karena itu setiap orang Islam harus bertaubat. Jangan tidak

bertaubat lantaran merasa dirinya tidak mempunyai dosa. Karena

betapapun sucinya seseorang, pasti dia pernah menjalankan dosa

baik disengaja maupun tidak. Apalagi sebagai manusia, sedangkan

Rasulullah saw yang sudah pasti sucinya beliaupun bertaubat

minta ampun kepada Allah SWT. Rasulullah saw bersabda :

يايها الناس توبوا الى اهللا وا ستغفروه فأ نى اتوب فىاليوم مأة مرة

)رواه مسلم (

Artinya : “Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampun kepada-Nya. Maka sesungguhnya aku bertaubat (membaca istighfar) dalam sehari seratus kali” (HR. Muslim).

Bahkan sejarah manusia-manusia individu maupun sosial,

harus dilihat sebagai rentetan “proses kelahiran terus menerus”

yang bukan lagi bersifat fisikal saja, tetapi telah menyentuh aspek

psikis, sosiologis, religius dan yang justru terpenting pada aspek

spiritual. Kelahiran tersebut berlangsung menuju proses

“kesadaran-diri” (self-conciousness) yang semakin matang, yang

pada akhirnya mengandaikan pada identitas dan moralitas dalam

Page 134: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

120

pencapaian sebagai manusia yang sempurna (Rachman, 2002:156).

Dapat dianalisa bahwa “kelahiran kembali “ terkandung pada

makna taubat.

Dalam melakukan taubat perlunya menyatukan khauf dan

rajaa’ serta menerapkan keduanya secara bersamaan dalam satu

kondisi dan situasi. Jika posisi rajaa’ merupakan pendorong

semangat melakukan amal, maka khauf mempunyai posisi yang

mendorong untuk mempunyai semangat tinggi dalam

menghindarkan diri dari perbuatan maksiat dan dosa (Hilal,

2002:78).

Di dalam Islam membina perilaku seseorang berdasarkan

spiritulitas ajaran Islam adalah dalam membentuk perilaku

seseorang yang secara otomatis menjadikan agama sebagai

pedoman dan pengendalian tingkah laku, sikap dan gerak-gerik

dalam kehidupannya. Apabila ajaran Islam telah masuk ke dalam

diri seseorang dan menjadi bagian dari perilaku ataupun mental

seseorang, maka dengan sendirinya akan menjauhi segala larangan

Tuhan dan mengerjakan segala perintah-Nya. Bukan karena

pandangan dari luar, tetapi karena hatinya merasa lega dalam

mematuhi segala perintah Allah yang selanjutnya akan terlihat

bahwa nilai-nilai ajaran agama akan nampak tercermin dalam

perkataan, perbuatan dan sikap mentalnya. Dalam ungkapan diatas

Page 135: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

121

berarti titik tekan yang ada pada diri seorang individu adalah

dirinya (self). Sebab manusia secara potensial tahu apa yang

diperbuatnya dan tahu akibat positif dan negatif dari perbuatannya

serta manusia sebagai makhluk mukallaf yang tahu akan tanggung

jawabnya (Murtadho, 2002:89-90).

5.2.3.2 Analisis Azas Bimbingan Konseling Islam Terhadap Hasil

Temuan

Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat sebagai

konsekuensi modernisasi, industrialisasi, kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi mempunyai dampak pada kehidupan

masyarakat. Tidak hanya membawa keuntungan bagi dimensi

kehidupan manusia, melainkan juga menimbulkan berbagai

dampak negatif yang dapat mempengaruhi seluruh aspek

kehidupan.

Nilai di dalam kehidupan global dan abad informasi ini

menjadi persoalan-persoalan yang kritis, manakala ekspektasi

kehidupan manusia yang semakin kuat dihadapkan pada ragam

pilihan yang semakin terbuka dan penuh dengan ketidakpastian.

Disini terjadi kompleksitas, suatu paradoks yang menimbulkan

kebingungan, kecemasan dan frustasi, tetapi sekaligus sebagai

wahana belajar sepanjang hayat bagi manusia untuk menampilkan

Page 136: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

122

eksistensi dirinya dan mengembangkan potensi yang ada pada

dirinya (Hasanah, 2004: 121).

Sejalan dengan laju globalisasi masalah remaja merupakan

salah satu persoalan yang selalu mendapat perhatian baik orang

tua, pemerintah, maupun pakar yang menaruh perhatian terhadap

pembinaan dan pendidikan para remaja. Sebab masa remaja sedang

mengalami masa krisis dan kegoncangan batin. Meskipun masa

krisis dan guncangan batin yang sedang dialami remaja tersebut

bersifat sementara, namun sifat sementara justru mempunyai kesan

yang amat dalam pada dirinya.

Sehubungan dengan masalah tersebut, maka diperlukan suatu

upaya yang dapat mengarahkan remaja kepada perkembangan

hidup yang serasi dan harmonis. Salah satu upaya tersebut berupa

layanan atau bimbingan, agar remaja memiliki standar-standar,

pikir, sikap-perasaan dan perilaku yang dapat menuntun dan

mewarnai berbagai aspek kehidupannya dalam masa dewasa dan

masa selanjutnya. Dengan kata lain, remaja memerlukan perangkat

nilai dan falsafah hidup. Jika remaja tidak memiliki falsafah hidup

(terutama yang diterapkan dalam perbuatan) maka mereka tidak

memiliki “kemudi” atau kendali dalam hidupnya, yang dapat

membuatnya tidak memiliki kepastian diri. Remaja yang demikian

itu akan mudah bingung, terombang-ombang oleh situasi hidup

Page 137: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

123

yang demikian cepat berubah, yang kemudian menjadikannya

manusia yang tidak berbahagia.

Upaya bimbingan yang dimaksudkan adalah bimbingan

konseling Islam, merupakan salah satu metode dakwah alternatif

yang mengkombinasikan teori-teori bimbingan dan konseling

dengan teori psikologis. Tujuannya membantu individu

mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya sehingga

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat (faqih, 2001 :

35). Sesuai dengan pendapat Totok Jumantoro (2001) tujuan

kegiatan dakwah tidak lain adalah untuk menumbuhkan

pengertian, kesadaran, penghayatan, dan pengalaman ajaran agama

yang dibawakan oleh aparat dakwah atau penerusnya. Sehingga

tugas pendekatan psikologis dalam dakwah adalah memberi

landasan dan pedoman kepada metodologi dakwah, karena

metodologi baru dapat efektif dalam penerapannya bilamana

didasarkan atas kebutuhan manusia sebagaimana ditunjukkan

kemungkinan pemuasnya oleh psikologi.

Pelayanan bimbingan konseling Islam adalah pekerjaan

profesional sehingga harus mempunyai landasan-landasan yang

menjamin efisien dan efektifitas proses dan lain-lainnya. Landasan

tersebut didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist atau Sunnah Nabi

ditambah dengan berbagai landasan filosofis dan landasan

Page 138: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

124

keimanan. Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan

konseling Islam landasan tersebut dikenal dengan azas-azas

bimbingan konseling Islam.

Apabila azas-azas itu diikuti dan terselenggara dengan baik

dapat diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian

tujuan yang diharapkan, sebaliknya apabila azas-azas itu diabaikan

atau dilanggar sangat dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana

justru berlawanan dengan tujuan bimbingan konseling Islam.

Bahkan akan dapat merugikan orang-orang yang terlibat di dalam

pelayanan, serta profesi bimbingan konseling Islam itu sendiri.

Disinilah betapa pentingnya kedudukan Azas BKI dalam

menentukan keberhasilan pada proses pelayanan (professionalitas).

Maka perlu adanya kajian-kajian reflektif, tanpa terpaku

terhadap rumusan-rumusan yang sudah ada. Dalam upaya

optimalisasai metodologi pemahaman azas BKI, sebagai salah satu

kontribusi positif terhadap keilmuan BKI.

Ada beberapa azas BKI yang perlu mendapat perhatian

khusus, terkait dengan fakta atau data yang diperoleh mengenai

kesadaran-diri dan kecemasan eksistensial pada remaja di

kecamatan Semarang Utara, dalam upaya ke arah pengembangan

dan penjelas terhadap metodologi pemahaman azas BKI.

Page 139: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

125

Diantara hasil wawancara terhadap enam remaja di

kecamatan Semarang Utara yang telah melakukan kriminalitas

diperoleh fakta bahwa mereka, sebetulnya masih mempunyai rasa

takut, khawatir maupun perasaan menyesal (taubat). Perasaan

takut dan penyesalan dapat dianalisa adanya indikasi terpenuhinya

beberapa azas BKI yaitu azas fitrah dan azas kebahagiaan dunia

akhirat.

Fitrah merupakan kesadaran primordial yang dimiliki setiap

individu, dalam arti remaja akan bisa memilih dan bertindak secara

otentik sadar diri, bertindak atas ketentuan sendiri, bersedia

mendengarkan suara hati nurani. Sebab mendengarkan suara hati

nurani akan menggiring akal pikiran, jiwa, qolbu, inderawi dan

jasmani kepada kefitrahan yang cenderung berbuat ketaatan.

Dorongan fitrah inilah yang akan memimpin dan membimbing

remaja dalam melakukan seluruh aktivitas hidup dan

kehidupannya. Sehingga remaja tidak lupa akan dirinya, tidak

dikuasai oleh kekuatan masa (kelompok), pesona benda,

mengabaikan hati nurani dan mudah berubah. Disinilah remaja

bisa menjadi eksistensi yang otentik.

Apabila remaja telah melakukan sesuatu hal yang bertolak

belakang dengan keadaan fitrahnya akan timbul perasaan cemas,

takut dan khawatir. Jika remaja menyadari perasaan-perasaan

Page 140: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

126

tersebut dengan konstruktif, maka akan timbul kecemasan

eksistensial yaitu kearah rasa penyesalan (taubat).

Dalam rasa penyesalan (taubat) inilah remaja akan

mampu menumbuhkan dan menempatkan perasaan takut

(khauf) dan harapan (rajaa’) hanya kepada Allah SWT didalam

dirinya. Sebab perasaan takut (khauf) adalah sebuah kesadaran

bahwa Allah yang menguasai wujud manusia yang paling

dalam. Sedangkan harapan (rajaa’) adalah keterikatan hati

dengan sesuatu yang diinginkan terjadi masa yang akan datang,

yaitu ingin mendapatkan kebahagiaan di akhirat nantinya.

Artinya remaja menyadari bahwa keabadian hidup akan selalu

dikaitkan dengan janji Allah SWT akan balasan di akhirat

sehingga mendorong untuk selalu berbuat baik dan menjalani

hidup dengan optimis. Sehingga remaja akan terhindar dari

hidup yang hedonistis, serta tidak memuja kenikmatan duniawi

mumpung masih hidup, karena masa muda sebagai the golden

years of life (masa keemasan bagi kehidupan seseorang).

Namun sebaliknya jika perasaan takut dan berharap

selain kepada Allah, justru akan mendominasi timbulnya

“keraguan” dalam diri individu. Tidak jarang yang didapatkan

hanyalah jalan kesesatan dalam jurang kenistaan (berbuat

kriminal) karena tidak menempatkan khauf dan rajaa’ sesuai

Page 141: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

127

kondisi dan tempatnya. Jadi dapat dipahami individu atau

remaja yang khauf dan rajaa’ adalah mereka yang berpikiran

luas dan dalam jangka panjang kedepan bukan sosok yang

berpikiran sempit dan untuk kepuasan sesaat.

Data lainnya yang ditemukan pada remaja di kecamatan

Semarang Utara yaitu adanya hobi minum alkohol dan

narkoba (Opy/ 21 th), adanya indikasi penyimpangan terhadap

keseimbangan rohaniah dan jasmaniah akibatnya terjadi

kebingungan terhadap keberadaannya sendiri. Remaja yang

melakukan hobi tersebut hanya memenuhi kepuasan sesaat

saja, namun sebetulnya kekosongan jiwalah yang mereka

dapatkan, mereka gagal mempertahankan kelangsungan hidup

(eksistensinya) secara bertanggung jawab.

Sebab dengan minum alkohol/ narkoba remaja akan

masuk ke dimensi fly (melayang) yang destruktif. Sedikit demi

sedikit akan merusak organ tubuh (jasmani), efek yang lebih

parah lagi akan terganggunya kontrol pengendalian atas diri.

Disinilah terjadi kegagalan hakekatnya sebagai manusia yang

berkesadaran dengan segala aktivitas yang selalu terarah

keluar dirinya (intensionalitas).

Oleh sebab itu azas kesatuan jasmaniah-rohaniah

mempunyai keterkaitan erat dalam kerangka memahami kasus

Page 142: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

128

tersebut. Maksudnya remaja, bukan hanya makhluk biologis

atau makhluk rohaniah, tetapi pada hakekatnya remaja sebagai

manusia kesadaran dengan segala aktivitasnya yang selalu

terarah keluar dirinya (Intensionalitas). Peran penting

kesadaran dengan menunjukkan bahwa peran tubuhpun

dimediasi oleh kesadaran, sehingga kita menyebut tubuh bukan

sebagai tubuh organisme, melainkan tubuh-subjek atau tubuh

kesadaran, juga tubuh yang di hayati, tubuh yang bermakna

dan memberi makna dunia.

Melalui keseimbangan rohaniahlah remaja menjadi lebih

berpegang kepada kekuatan-kekuatan batin dan pribadi sendiri,

menghindari tindakan memainkan peran orang yang tak

berdaya (menyalahkan orang lain) dan menerima kekuatan

yang dimilikinya untuk mengubah kehidupannya sendiri.

Seperti yang termaktub dalam azas BKI dibidang

keseimbangan rohaniah.

Akibatnya remaja akan menyadari perannya sebagai

khalifah (terpenuhinya azas kekhalifahan), akan selalu

berjuang dan bertanggung jawab akan hidupnya sehingga

hidupnya menjadi bermakna, serta terhindar dari kekosongan.

Sebab kekosongan jiwa merupakan hasil produk dari; tidak lagi

ada yang dikagumi, dirindukan, atau diperjuangkan.

Page 143: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

129

Remaja (Opy) yang sering melakukan hal-hal yang tidak

baik menurut agama membuatnya merasa rendah diri (minder)

ketika berhubungan dengan orang lain maupun dihadapan

Tuhan (merasa hina), juga kebebasan dan keterlepasan dari

beban hidup yang diidamkan tidak tercapai. Justru sebaliknya

muncul masalah-masalah baru. Sehingga mereka (kasusnya

Anto juga) memutuskan untuk meninggalkan jauh-jauh

perbuatan yang tidak baik tersebut. Fakta tersebut sebagai

bukti adanya usaha aktif dalam memahami kondisinya sebagai

manusia yang mempunyai kesanggupan untuk menyadari

dirinya sendiri, kebebasan memilih untuk menentukan

nasibnya sendiri. Serta kebebasan dan tanggung jawab maupun

kecemasan sebagai suatu unsur dasar pencarian makna yang

unik di dalam dunia yang tidak bermakna.

Remaja yang memiliki kesadaran serta kebebasan dalam

membuat pilihan–pilihan yang fundamental akan membentuk

kehidupannya. Karena itulah tanpa landasan eksistensial, yaitu

kesadaran, akal-budi dan imajinasi. Dalam dorongan hati

nurani manusia dihadapkan pada kenyataan eksistensinya.

Usaha ke arah itu, akan dilakukan manusia dengan uji: coba

dan salah (trial and eror), sublimasi-identifikasi dsb. Letak

eksistensi manusia ada dalam penerimaan, penghargaan dan

Page 144: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

130

dicintai orang lain. Dari fakta tersebut terkait azas BKI di

bidang kemaujudan individu (eksistensi diri) mengarah ke-

pemenjadian (becoming) pada remaja yang selalu dihadapkan

dengan kecemasan.

Berdasarkan data yang lainnya, dapat dianalisa juga

bahwa remaja di kecamatan Semarang Utara Kota Semarang

disamping mempunyai sifat-sifat lemah sebagai manusia

seperti; mencuri, pengroyokan, minum minuman keras dan

narkoba. Namun juga sekaligus memiliki sifat-sifat yang baik

(mulia) contohnya; mempunyai rasa khawatir, takut, menyesal

(kecemasan eksistensial) dan adanya harapan untuk selalu

berbuat baik. Sifat-sifat yang baik inilah sesuai dengan azas

pembinaan akhlaqul-karimah dalam BKI yaitu perlu dipelihara,

dikembangkan dan disempurnakan agar remaja tetap menjadi

manusia ber-eksistensi yang mengantarkanya menjadi insane

kamil (manusia seutuhnya).

Atas dasar fakta dan paparan tersebut diperlukan adanya

upaya implementasi kerangka materi kesadaran-diri dan

kecemasan eksistensial terhadap metodologi pemahaman azas

BKI dengan pemikiran reflektif, yang terlepas dari keterpakuan

terhadap rumusan yang ada. Terutama dalam memahami azas

kefitrahan, kebahagiaan dunia akhirat, kesatuan jasmaniah-

Page 145: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

131

rohaniah, keseimbangan rohaniah, kemaujudan individu

(eksistensi diri), dan pembinaan akhlaqul karimah yaitu; bukan

sekedar pemahaman yang mengambang di permukaan saja,

melainkan lebih mendalam pada inti yang terkandung

didalamnya atas dasar data/ fakta yang diperoleh. Oleh sebab

itu perlu kiranya diadakan kajian yang terarah pada aspek-

aspek hakekat kemanusiaanya, serta mengarah pada persoalan

makna hidup.

Apabila metodologi pemahaman azas bimbingan

konseling Islam dapat dilakukan secara optimal oleh konselor

dalam pelayanan bimbingan, maka konselor lebih dapat

memahami dan mengarahkan klien (khususnya remaja di

kecamatan Semarang Utara) dalam mewujudkan dirinya

sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup

di dunia dan akhirat.

Page 146: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

136

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan kesadaran-diri dengan

kecemasan eksistensial pada remaja di Kec. Semarang Utara Kota Semarang

(analisis azas Bimbingan Konseling Islam) yang telah penulis lakukan, maka

dapat diambil kesimpulan:

6.1.1 Hasil analisis tentang kesadaran diri remaja di Kecamatan Semarang

Utara diperoleh mean yaitu 85.12 dan hasil analisis tentang kecemasan

eksistensial remajanya diperoleh mean yaitu 79.29. Sedangkan hasil

analisis statistika korelasi product moment kesadaran-diri dengan

kecemasan eksistensial pada remaja di kecamatan Semarang Utara di

dapatkan rxy adalah 0.685, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan

dengan tabel baik taraf signifikan 5% maupun 1%. Untuk jumlah

responden 105, dalam taraf 5% = 0,195 dan taraf signifikan 1%=

0,256. Dari hasil analisis data tersebut menunjukkan rxy lebih besar

dibandingkan dengan r tabel baik taraf signifikan. Dengan demikian

dapat diinterpretasikan bahwa ada hubungan antara kesadaran-diri

dengan kecemasan eksistensial pada remaja di Kecamatan Semarang

Utara Kota Semarang.

6.1.2 Untuk melihat penting tidaknya nilai-nilai kemanusiaan yang

applicable bagi pelayanan BKI, pada diri konselor memang

Page 147: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

137

diperlukan adanya upaya implementasi kerangka materi kesadaran-diri

dan kecemasan eksistensial terhadap metodologi pemahaman azas BKI

dengan pemikiran reflektif yang terlepas dari keterpakuan terhadap

rumusan yang ada. Terutama dalam memahami azas BKI, bukan

sekedar pemahaman yang mengambang di permukaan saja, melainkan

lebih mendalam pada inti yang terkandung didalamnya. Oleh sebab itu

perlu kiranya diadakan kajian yang terarah pada aspek-aspek hakekat

kemanusiaanya, serta mengarah pada persoalan makna hidup.

6.2. Saran-Saran

Masa remaja merupakan tahap kehidupan yang sifatnya transisi dan

tidak mantap yakni tahap peralihan dari masa anak-anak menuju masa

dewasa. Sehingga terjadi kegoncangan-kegoncangan sebagai akibat belum

siapnya menerima nilai-nilai baru, dalam rangka mencapai kedewasaan.

Meskipun masa krisis dan goncangan batin yang sedang dialami remaja

bersifat sementara, namun justru mempunyai kesan yang amat dalam pada

dirinya.

Maka ada beberapa saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai

berikut :

6.2.1 Kepada remaja diharapkan mampu mempertinggi kesadaran-dirinya

(kreatif), agar dapat membantu dirinya sendiri (self-helping) dengan

cara mengembangkan ketrampilan berfikir (thinking skills) dan

bertindak (action skills) sehingga dapat mengatasi masalah yang

Page 148: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

138

dialaminya sekarang, dan mampu mencegah terjadinya masalah

dimasa depan. Juga ketrampilan yang terkait dengan kesadaran akan

eksistensi dirinya, pemahaman perasaannya, pemahaman akan

motivasi internalnya, dan kepekaan akan kecemasan dan perasaan

bersalahnya. Sehingga mampu menghadapi kecemasan-kecemasan

secara konstruktif.

6.2.2 Kepada konselor (dalam layanan bimbingan konseling Islam)

diharapkan memahami aspek-aspek kondisi (keberadaan) pribadi klien,

sebagai tuntutan yang mutlak. Sebab masing-masing individu memiliki

karakteristik pribadi yang unik, dalam arti terdapat perbedaan

individual diantara mereka. Seperti menyangkut aspek kecerdasan,

emosi, sosiabilitas, sikap, kebiasaan, dan kemampuan menyesuaikan

diri. Karena pada dasarnya layanan bimbingan konseling Islam

merupakan upaya untuk memfasilitasi perkembangan pribadi klien,

agar menyadari jati dirinya (sebagai khalifah dan abdullah). Sehingga

mereka memiliki pencerahan diri dan mampu memperoleh kehidupan

yang bermakna (kehidupan yang maslahat dan sejahtera), baik bagi

dirinya sendiri maupun orang lain. Oleh sebab itu peranan konselor

sangat berpengaruh juga dalam rangka mempertinggi kesadaran-diri

remaja dalam menghadapi kecemasan secara konstruktif, diantaranya

pada azas “lillahi ta’la”, azas kesatuan jasmaniah-rohaniah, azas

kemaujudan individu (eksistensi), azas keselarasan dan keadilan, azas

Page 149: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

139

kasih sayang, azas saling menghargai dan menghormati, azas

musyawarah dan azas keahlian.

6.3.Penutup

Puji syukur Alhamdulillahirrabbil ‘aalamin dengan limpahan rahmat

serta hidayah dari Allah SWT , maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan dan pembahasan skripsi ini

masih banyak kekurangan, baik dari segi bahasa, penulisan, penyajian,

sistematika, pembahasan maupun analisisnya. Akhirnya dengan memanjatkan

doa, mudah-mudahan skripsi ini membawa manfaat bagi pembaca dan diri

penulis, selain itu juga mampu memberikan khazanah ilmu pengetahuan yang

positif bagi keilmuan BKI.

Page 150: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal. 2002. Analisis Eksistensial untuk Psikologi dan Psikiatri. Bandung : PT Refika Aditama.

Adz-dzaky, Hamdani Bakran. 2004. Konseling Dan Psikoterapi Islam.

Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru. Ancok, Djamaludin. 2001. Psikologi Islami. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Billington, Ray. 1993. Living Philosophy An Introduction to Moral Thought,

Second Edition. London and New York : PJ Press Ltd. Budi, Prawira Triton. 2006. SPSS 13,0 Terapan; Riset Statistik Parametrik.

Yogyakarta : Andi OFFSET. Budiraharjo, Paulus. 2002. Mengenal Teori Kepribadian Mutakhir. Yogyakarta :

kanisius. Chaplin, J.P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada. Corey, Gerald. 1988. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : PT

Eresco. Daradjat, Zakiyah. 1979. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : Bulan Bintang. Dagun, Save M. 1990. Filsafat Eksistensial. Jakarta: Rineka Cipta. Dajan, Anto. 1984. Pengantar Metode Statistika Jilid II. Jakarta : LP3S Depag RI. 2003. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung : Diponegoro. Faqih, Ainur Rahim. 2001. Bimbingan Konseling dalam Islam. Yogyakarta : UII

Press. Fatah, Abdul. 1995. Kehidupan Manusia di Tengah-Tengah Alam Materi. Jakarta

: Rineka Cipta.

Page 151: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

Goleman, Daniel. 1999. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: PT. Gramedia

Goleman, Daniel. 2000. Emotional Intelligence. Jakarta: PT. Gramedia Ghazali, Imam. 1982. Ihja Ulumudin Jilid IV . terj: Nurhichkmah. Jakarta: Tirta

Mas. Hadi, Sutrisno. 1993. Metodologi Research . Yogyakarta : Andi Ofset. Hasanah, Hasyim. 2004. Hubungan Konsep Diri dengan Sikap Religius Remaja

Di Kecamatan Banyumanik (Studi Analisis Fungsi BKI). (Tidak Di . Publikasikan. Skripsi. IAIN).

Hidayat, Komaruddin. 2006. Psikologi Kematian (Mengubah Ketakutan Menjadi

Optimis). Bandung : MMU. Hilal, Ibrahim. Tasawuf. 2002. Tasawuf Antara Agama dan Filsafat. Bandung :

Pustaka Hidayah. Jumantoro, Totok. 2001. Psikologi Dakwah (Dengan Aspek-aspek Kejiwaan yang

Qur’ani). Wonosobo : AMZAH.. Kartono, Kartini. 1992. Patologi II: Kenakalan remaja. Jakarta : CV. Rajawali. Khibtyah, Maryatul. 2005. Enam Dimensi Positif Teori Eksistensial Humanistik

dan Kemungkinan Penerapannya dalam Konseling Islam. Semarang : PUSLIT IAIN Walisongo.

Koeswara, E. 1987. Psikologi Eksistensial Suatu Pengantar. Bandung : PT

Eresco. Mansyur. 1983. Al Mausu’ah Al Fiqhiyyah. Al-Kuwait : Thiba’ah dzatissalasil. Mappiere, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional. Mappiere, Andi. 2006. Kamus Istilah Konseling dan Terapi. Jakarta : Raja

Grafindo Persada. Marcel, Gabriel. 2005. Misteri Eksistensi. Yogyakarta : Kreasi Wacana. Monogarafi, data. 2006. Kecamatan Semarang Utara. Jawa Tengah : Semarang. Murtadho. Ali. 2002. Bimbingan dan Konseling Islam Prespektif Sejarah.

Semarang : Bagian Penerbitan LABDA Fakultas Dakwah IAIN Walisongo.

Page 152: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

Murtadho, Ali. 2006. Standarisasi Profesi Konseling (Kumpulan Makalah Seminar dan Seresehan Nasional). Semarang : Fakultas Dakwah.

Muhammad, Hasyim. 2002. Dialog Antara Tasawuf dan Psikologi. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar. Muthahhari. Murtadho. 1995. Insone Komil. terj: Hamid Ba’abud. Yayasan

Pesantren Islam. Nasution. 1995. Metode Research. Jakarta : Bumi Aksara. Nawawi, Hadari. 1995. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta :

Gajahmada University Press. Musa, Asy’arie. 2002. Dialektika Agama Untuk Pembebasan Spiritual.

Yogyakarta : LESFI. Panuju, Panut dan Umami, Ida. 2005. Psikologi Remaja. Yogyakarta : PT Tiara

Wacana Yogya. Pimai, Awaludin. 2005. Paradigma Dakwah Humanis. Semarang : RaSAIL. Poduska, Bernard. 1990. Empat Teori Kepribadian (Eksistensialis, Behavioris,

Psikoanalitik, Aktualisasi Diri). Jakarta : Tulus Jaya. Poedjawijaya. 1987. Manusia dengan Alamnya (Filsafat Manusia). Jakarta : PT

Bina Aksara. Polsek Semarang Utara. 2006. Data Statistika Perbandingan Kriminalitas

Remaja. Prayitno dan Erman Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta :

Rineka Cipta Rachman, Budi munawar. 2002. Manusia Modern Mendamba Allah: Renungan

Tasawuf Positif, Jakarta : Hikmah.. Rakhmat, Jalaludin. 1998. Kamus Filsafat. Cetakan 1. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya. Ruslan, Sosady. 2003. Metode Penelitian: Public Reletions dan Komunikasi.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sastrowardoyo, Ina. 1991. Teori Kepribadian Rollo May. Jakarta : Balai pustaka. Singaribun, Masri. 1995. Metodologi Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES.

Page 153: HUBUNGAN KESADARAN-DIRI DENGAN KECEMASAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/77/jtptiain-gdl... · pengesahan skripsi hubungan kesadaran-diri dengan kecemasan eksistensial

Soehartono, Irawan. 1998. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Stein, Steven J. 2003. Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional

Meraih Sukses. Bandung : MMU Subagyo, P . Joko. 1991. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Sudarsono, 1993. Kamus Filsafat dan Psikologi. Jakarata : Rineka Cipta. Syukur, Amin. 2001. Tasawuf dan Krisis. Semarang : Pustaka Pelajar. Syukur, Amin. 2003. Tasawuf Kontekstual Solusi Problem Manusia Modern.

Yogyakarta : pustaka Pelajar. Wagito, Bimo. 1995. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta : Andi

Offset. Wawancara dengan Ibu Tutik. Tanggal 27 Mei 2007. Staf POLSEK Kecamatan

Semarang Utara. Wawancara dengan Remaja. Tanggal 02 September 2007. Kecamatan Semarang

Utara. Wawancara dengan Bp Nanang. Tanggal 24 September 2007. Pengurus Lembaga

Keagamaan di Kecamatan Semarang Utara. Yusuf, Syamsu dan A Juntika Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan dan

Konseling. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.