HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan...

30
HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DALAM BERPACARAN PADA MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH : GABRIELA GASING ALLO LINGGI 802013166 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Transcript of HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan...

Page 1: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU

KEKERASAN DALAM BERPACARAN PADA MAHASISWA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

OLEH :

GABRIELA GASING ALLO LINGGI

802013166

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari

Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana
Page 3: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana
Page 4: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai citivas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang

bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Gabriela Gasing Allo Linggi

NIM : 802013166

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

UKSW hal bebas royalty non-eksklusif (non-exclusive royality freeright) atas

karya ilmiah saya berjudul:

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU

KEKERASAN DALAM BERPACARAN PADA MAHASISWA

UNIVERSITAS SATYA WACANA

Dengan hak bebas royalty non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan

mengalihmedia/ mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data,

merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Salatiga

Pada Tanggal: 18 Juli 2017

Yang menyatakan,

Gabriela Gasing Allo Linggi

Mengetahui,

Pembimbing

Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS.

Page 5: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Gabriela Gasing Allo Linggi

NIM : 802013166

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU

KEKERASAN DALAM BERPACARAN PADA MAHASISWA

UNIVERSITAS SATYA WACANA

Yang dibimbing oleh :

Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Didalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan

atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam

bentuk rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah

sebagai karya sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber

aslinya.

Salatiga, 18 Juli 2017

Yang memberi pernyataan

Gabriela Gasing Allo Linggi

Page 6: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU

KEKERASAN DALAM BERPACARAN PADA MAHASISWA

UNIVERSITAS SATYA WACANA

Oleh

Gabriela Gasing Allo Linggi

802013166

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Disetujui, pada tanggal

Oleh:

Pembimbing

Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS

Diketahui Oleh, Disahkan oleh,

Kaprogdi Dekan

Dr. Chr. Hari Soetjiningsih, MS. Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA.

Page 7: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU

KEKERASAN DALAM BERPACARAN PADA MAHASISWA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Gabriela Gasing Allo Linggi

Chr. Hari Soetjiningsih

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 8: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

i

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keharmonisan

keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa

Universitas Kristen Satya Wacana. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah

42 mahasiswa dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Penelitian ini

merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan skala keharmonisan keluarga dan conflict tactics scale

(CTS). Analisa data menggunakan Spearman dengan SPSS 16.1 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif signifikan dengan hasil r = -

0,402 dengan signifikansi sebesar 0,004 (p<0,05) yang artinya makin tinggi

keharmonisan keluarga maka makin rendah perilaku kekerasan dalam berpacaran.

Kata Kunci: Perilaku Kekerasan dalam Berpacaran, Keharmonisan

Keluarga, Mahasiswa.

Page 9: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

ii

ABSTRACT

The research was intended to find out correlation between family harmony

with violent behavior in dating at Satywa Wacana Christian University student.

The number of participants in this study were 42 student by using purposive

sampling technique. This research is a quantitative correlation. Measuring

instruments use in the study is family hamony scale and conflict tactics scale

(CTS). Data analysis using SPSS with Spearman 16.1 for windows. The study

results showed a significant negative correlation with the result of r = -402 with a

significance value of 0.004 (p<0.05), which means the higher family harmony and

so the lower violent behavior in dating.

Key words: Dating Violence, Family Harmony, a student.

Page 10: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

1

PENDAHULUAN

Memasuki dewasa awal, hubungan antara dua individu yang berbeda jenis

kelamin itu memasuki tahap yang lebih intim, seiring dengan kematangan

sosioemosional dan tanggung jawab sebagai orang dewasa. Seseorang akan

memilih pasangannya untuk menjalin kedekatan secara emosional maupun

seksual, dan memelihara hubungan tersebut (Lamanna & Riedman, 1985).

Hubungan itu tidak lagi hanya sekedar membuat janji untuk bertemu, tetapi

berkembang menjadi hubungan yang lebih intim dan memiliki komitmen untuk

melanjutkan hubungan sampai ke tahap pernikahan (Hurlock, 1999). Tahap ini

dikenal dengan istilah pacaran.

Salah satu fungsi pacaran untuk mereka dengan usia dewasa awal adalah

pacaran sebagai sarana untuk mencari pasangan hidup. Pacaran juga merupakan

suatu proses belajar antara dua individu sebelum mereka memasuki hubungan

pernikahan dan di dalam berpacaran mereka harus saling menghormati dan

menghargai. Hubungan berpacaran yang dibangun oleh dua orang individu

dikarenakan adanya rasa cinta yang tumbuh. Cinta menurut Rubin (dalam

Dayakisni & Hudaniah, 2003) adalah konsep romantic love memiliki tiga

karakteristik, yaitu adanya kelekatan secara fisik dan emosional, perhatian

(caring), dan hubungan yang intim (intimacy). Sedangkan Kelley (dalam

Dayakisni & Hudaniah, 2003) mengidentifikasi ada empat komponen utama

dalam cinta yaitu: memberi perhatian (caring), perasaan membutuhkan (needing),

menaruh rasa rcaya (trust) dan toleransi terhadap kesalahan partnernya.

Page 11: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

2

Namun, pada kenyataannya tidak semua pasangan melalui masa pacaran

yang menyenangkan itu. Salah satu kasus yang terjadi, yaitu kekerasan dalam

pacaran. Kekerasan dalam pacaran adalah serangan, baik seksual, fisik atau

psikologis, yang dilakukan secara sengaja pada satu pasangan oleh yang lain

dalam hubungan pacaran (Tutty, Bradshaw, Thurston, Barlow, Marshall, Tunstall,

dkk, 2005).

Kekerasan bisa terjadi kapan saja dan tidak pernah memandang status.

Menurut Draucker dkk (dalam Pattiata, 2013) data dari National Longitudinal

Study of Adolancet mencatat bahwa sepertiga dari 7.500 responden melaporkan

bahwa mereka pernah mengalami kekerasan berpacaran dan yang mengalami

kekerasan fisik berjumlah 12%. Sedangkan untuk usia dewasa awal dari 4.134

responden menunjukkan bahwa korban yang mengalami kekerasan fisik atau

kekerasan seksual sebanyak 40%. Sedangkan 8% diantaranya pernah mengalami

kekerasan pada masa remaja, 25% mengalami kekerasan berpacaran pada usia

dewasa awal. Komnas Perempuan mencatat sebanyak 2.734 kasus kekerasan

dalam pacaran (KDP) atau dating violence yang terjadi selama 2016.

Nampak pada fenomena yang dijumpai peneliti pada beberapa teman dan

korban perilaku kekerasan dalam berpacaran yang berkuliah di Universitas

Kristen Satya Wacana, pasangan atau dalam hal ini pelaku kekerasan melakukan

tindakan kekerasan tersebut dalam satu atau dua bentuk kekerasan. Diantaranya

perilaku kekerasan dalam bentuk verbal ( misal memanggil dengan sebutan buruk,

berkata kasar, dan memaki-maki pasangan), kekerasan emosional (misal :

menghina, mengahancurkan barang milik pasangan, mengisolasi pasangan dari

teman-teman, serta memperlakukan pasangan dengan posesif irasional), hingga

Page 12: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

3

kekerasan fisik (misal: memukul, menarik secara paksa, mendorong, atau

melempar sesuatu kepada korban).

Menurut Domestic and Dating Violence: An Information and Resource

Handbook, yang disusun Metropolitan King City Council tahun 1996 (dalam

Murray, 2006) ada beberapa faktor yang memengaruhi kekerasan dalam

berpacaran antara lain: penerimaan teman sebaya, ekspektasi gender, kurang

pengalaman, punya sedikit kontak dengan orang dewasa/orang tua, kurangnya

akses pada sumber-sumber sosial, masalah legal, dan penyalahgunaan substansi.

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku kekerasan dalam

berpacaran di atas, tampak bahwa salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah

faktor hubungan dengan orang tua, dalam hal ini keharmonisan keluarga. Faktor

ini menjadi penting untuk dipertimbangkan dalam penelitian ini karena mengutip

pendapat Lock (dalam Kumaat, 2014) bahwa posisi pertama dalam mendidik

seorang individu terletak pada keluarga.

Keharmonisan keluarga ialah apabila seluruh anggota merasa bahagia dan

ditandai dengan berkurangnya ketegangan, kekecewaan dan puas terhadap seluruh

keadaan dan keberadaan dirinya meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial.

Keluarga harmonis akan tercapai apabila anggota keluarganya menempatkan diri

sesuai dengan perannya masing-masing (Gunarsa, 2004).

Efek yang ditimbulkan jika terjadi ketidak-harmonisan sebuah keluarga

adalah timbulnya pengaruh-pengaruh negatif terhadap perkembangan sosial anak.

Hal ini di dukung dengan temuan Stury (dalam Gerungan, 2002) yang melaporkan

bahwa 63% dari anak nakal dalam suatu lembaga pendidikan adalah anak-anak

yang berasal dari keluarga-keluarga yang tidak harmonis.

Page 13: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

4

Anak akan meniru berbagai nilai dan perilaku anggota keluarga yang ia

lihat sehari-hari sehingga menjadi nilai dan perilaku yang ia anut (hasil dari

imitasi). Menurut Bandura (dalam Feist, 2010) anak-anak melakukan modelling

atau imitasi lebih banyak dari pada orang dewasa. Anak belajar mealalui proses

modelling meliputi menambahi atau mengurangi suatu perilaku yang diobservasi

dan mengeneralisasi dari suatu observasi ke observasi yang lain. Sehubungan

dengan perilaku imitasi anak, jika anak dibesarkan dalam keluarga yang

mentoleransi kekerasan, maka ia mempelajari bahwa kekerasan adalah suatu

perilaku yang bisa diterima dalam membina suatu hubungan atau dalam mencapai

apa yang diinginkannnya, sehingga kemudian ia meniru (imitasi) perilaku

kekerasan tersebut. Sebagaimana biasanya ditemui dalam bentuk keluarga yang

tidak harmonis menurut Rahayu, Zikra & Yusri (2013). Hal ini sama seperti yang

dikatakan Candidate (2013) bahwa anak yang menunjukkan perilaku agresif

merupakan dampak dari permodelan pada perilaku orang tua atau keluarga

dimana anak itu ada.

Dari beberapa penjelasan peneliti diatas peneliti tertarik untuk melihat

hubungan antara keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam

berpacaran, dimana keharmonisan keluarga dapat mempengaruhi perilaku

kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana.

Dibesarkan dalam keluarga yang mentoleransi kekerasan dan kurangnya

hubungan dengan orang tua lebih berpotensi untuk menjadi pelaku kekerasan

dalam berpacaran.

Page 14: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

5

Defenisi kekerasan

Kekerasan adalah serangan terhadap fisik atau mental seseorang (Hadi,

2000), sedangkan menurut Triningyasasih (1998) kekerasan adalah tindakan yang

menimbulkan rasa sakit atau kesengsaraan pada diri korban. Menurut Hayati

(2000) adalah semua bentuk perilaku, baik verbal maupun non verbal, yang

dilakukan seseorang sehingga menyebabkan efek negatif secara fisik, emosional,

dan psikologis terhadap seseorang yang menjadi sasaran.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kekerasan adalah

bentuk dari serangan fisik atau mental seseorang, baik verbal maupun non verbal

yang menyebabkan efek negatif secara fisik, emosional, dan psikologis.

Defenisi Pacaran

Pacaran menurut Hadi (2000) adalah upaya untuk saling mengenal di

antara pria dan wanita yang saling mencintai sebelum keduanya terikat dalam

hubungan perkawinan. Menurut Imran (dalam Mayasari, 2000) pacaran

dimaksudkan sebagai proses mengenal dan memahami lawan jenis (calon

pasangan hidup) dan belajar membina hubungan yang adekuat (berkomunikasi

dan menyelesaikan konflik) sebagai persiapan sebelum menikah, untuk

menghindari terjadinya ketidakcocokan dan permasalahan dalam kehidupan

berumah tangga yang tidak diantisipasi sebelumnya.

Pacaran adalah hubungan cinta antara pria dan wanita yang diikat dengan

suatu komitmen/janji-janji tertentu. Pacaran, sebenarnya adalah fase atau saat yag

dilalui oleh sepasang kekasih untuk saling mengenal lebih dekat. Dalam cinta,

idealnya harus ada perasaan saling memahami, saling memberi semangat dan

saling menjaga (Reputrawati, 2000). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan

Page 15: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

6

bahwa pacaran adalah upaya untuk saling mengenal antara pria dan wanita yang

saling mencintai disertai dengan suatu ikatan janji-janji tertentu sebelum

keduanya dalam hubungan perkawinan.

Defenisi Perilaku Kekerasan dalam Berpacaran

Sikap terhadap kekerasan dalam pacaran adalah suatu evaluasi serta reaksi

afeksi, kognitif dan konatif yang bersifat relatif ajeg dalam merespon segala

bentuk dari serangan fisik atau mental, baik verbal maupun non verbal yang

menyebabkan efek negatif secara fisik, emosional, dan psikologis di dalam

pacaran.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kekerasan dalam Berpacaran

Menurut Domestic and Dating Violence : An Information and Resource

Handbook, yang disusun Metropolitan King City Council tahun 1996 (dalam

Murray, 2000), ada beberapa faktor yang meningkatkan kekerasan dalam

berpacaran : penerimaan sosial, ekspektasi gender, kurang pengalaman, punya

sedikit kontak dengan orang dewasa/orang tua, kurangnya akses pada sumber-

sumber sosial, masalah legal, dan penyalahgunaan substansi.

Aspek-Aspek Perilaku Kekerasan Dalam Berpacaran

Menurut O’Keeffe dkk (dalam, National Resource Center on Domestic

Violence 2005) beberapa peneliti mendefenisikan kekerasan dalam berpacaran

secara psikologis dan emosional dalam bentuk intimidasi, pelecehan verbal, dan

pemantauan keberadaan pasangannya. Demaris dkk (1992) menggunakan definisi

yang lebih ketat yang hanya mencakup tindakan kekerasan fisik seperti

menampar, mendorong, memukul, menendang, dan lain-lain. Menurut Straus dkk

(1996) agresivitas dalam relasi intim terdiri dari lima aspek, yaitu:

Page 16: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

7

a. Negosiasi; didefenisikan sebagai tindakan yang diambil untuk menyelesaikan

sebuah perselisihan melalui jalur diskusi. Aspek negosiasi dapat menunjukkan

perilaku agresi dari individu. Bila individu memiliki skor negosiasi yang tinggi

maka kemungkinan agresivitasnya rendah karena individu tersebut mampu

mengontrol agresinya. Sebaliknya bila individu memiliki negosiasi yang rendah,

maka hal ini menunjukkan individu tersebut kurang mampu menahan emosi

negatifnya sehingga cenderung berperilaku agresi.

b. Agresi psikologis; yaitu tindakan agresi secara verbal dan non verbal. Contohnya,

menghina, menyumpahi pasangan, menghancurkan barang milik pasangan,

melakukan sesuatu dengan sengaja untuk membuat pasangan jengkel.

c. Serangan fisik; dikategorikan menjadi dua yaitu, serangan ringan: melemparkan

sesuatu pada pasangan, mendorong, memutar lengan, menampar, serangan berat:

memukuli pasangan, membanting pasangan ke dinding, menggunakan senjata

tajam pada pasangan.

d. Pemaksaan seksual; didefenisikan sebagai perilaku yang dimaksudkan untuk

memaksa pasangan terlibat dalam aktivitas seksual yang tidak diinginkan.

e. Cedera; merupakan cedera fisik yang dilakukan dengan sengaja oleh pasangan.

Defenisi Keharmonisan Keluarga

Lam, Fielding, Medowell, Johston, Chan, Leuang dan lam (2012)

mengatakan keharmonisan keluarga adalah situasi dimana antar keluarga hidup

bahagia adanya sikap saling peduli, menghormati, saling mendukung dan

kurangnya konflik yang terjadi.

Page 17: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

8

Aspek-Aspek Keharmonisan Keluarga

Lam dkk (2012) mengkategorikan 4 aspek keharmonisan keluarga, empat:

a. Komunikasi

Adanya kesempatan dan keinginan untuk berhubungan atau berkomunikasi antar

anggota keluarga, dan bersikap secara proaktif dalam berkomunikasi satu sama

lain. Adanya kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama-sama. Juga adanya

keinginan untuk saling mengerti atau memahami meskipun terdapat perbedaan

generasi (antar anak dan orang tua), orang tua berusaha mengerti situasi anak

begitu juga sebaliknya yang harus dilakukan oleh seorang anak.

b. Sikap saling menghormati

Sikap saling menghormati dianggap sebagai salah satu faktor paling penting untuk

terwujudnya keluarga yang harmonis. Hal ini tercipta oleh adanya sikap saling

menghormati dengan nilai-nilai atau ketepatan yang disepakati bersama. Mampu

menyelesaikan perselisihan atau konflik yang terjadi sampai situasi tenang atau

kembali seperti semula juga diperlukan dalam terwujudnya keluarga yang

harmonis. Dalam keluarga yang harmonis, antar anggota keluarga juga perlu

bertenggang-rasa satu sama lain. Tidak bersikeras dengan pandangan pribadi serta

mampu menerima pandangan orang lain.

c. Kurangnya konflik

Saat adanya komunikasi yang baik antar anggota keluarga, kurang atau tidak

adanya konflik merupakan salah satu faktor penting untuk mempertahankan

keluarga yang harmonis. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) konflik

adalah percekcokan, perselisihan, pertentangan. Selain itu, menunjukkan sikap

peduli antar anggota keluarga juga merupakan hal yang perlu dilakukan.

Page 18: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

9

d. Waktu keluarga

Salah satu faktor yang sangat penting untuk menciptakan keluarga yang harmonis

adalah adanya waktu untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama

keluarga (pentingnya rasa kebersamaan antar seluruh anggota keluarga).

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan kuantitatif

dengan metode korelasional dengan tujuan untuk melihat hubungan antara

keharmoniasan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada

mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana. Pendekatan kuantitatif

menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang di olah dengan

metode statistika (Azwar, 2010).

Partisipan

Penelitian ini dilakukan di Salatiga. Partisipan dalam penelitian ini

berjumlah 42 mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana dengan teknik

pengambilan sampel Purposive Sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan

berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2006). Adapaun kriterianya

antara lain: 1) mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, 2) berada pada

rentang usia 18 – 25 tahun, dan menjadi pelaku kekerasan dalam satu atau dua

bentuk kekerasan atau lebih. Pengambilan teknik ini didasarkan pada jangkauan

wilayah yang diketahui lokasinya oleh peneliti dan sumber daya yang ada telah

memenuhi syarat pengambilan sampel dari populasi terkecil, yaitu 30 orang

(Azwar, 2004).

Page 19: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

10

Alat Ukur Penelitian

Dalam pengumpulan data penelitian ini, digunakan 2 skala psikologi

mencakup skala keharmonisan keluarga dan skala perilaku kekerasan dalam

berpacaran. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Skala keharmonisan keluarga merupakan skala yang dimodifikasi oleh

penulis berdasarkan pada aspek keharmonisan keluarga menurut Lam dkk. (2012),

yang terdiri dari 4 aspek yaitu: komunikasi, sikap saling menghargai, kurangnya

konflik, dan waktu keluarga yang terdiri dari 20 aitem. Penentuan aitem-aitem

yang memiliki daya diskriminasi menggunakan ketentuan dari Azwar (2010) yang

menyatakan bahwa aitem pada skala pengukuran dapat dikatakan valid apabila ≥

0,30. Daya diskriminasi aitem dari 0,438 – 0,783 dan diperoleh 11 aitem yang

memiliki daya diskriminasi dengan reliabilitas sebesar 0,864.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.864 11

Conflict Tactics Scale (CTS) yang disusun oleh Straus dkk (1996) adalah

skala obyektif yang banyak digunakan terutama pada penelitian berkaitan tentang

konflik dalam hubungan berpacaran dan perkawinan, yang mengukur laporan

kekerasan baik sebagai pelaku maupun korban. Conflict Tactics Scales terdiri dari

78 item, yang memiliki lima sub-skala. Karena dalam penelitian ini penulis hanya

mengukur perilaku kekerasan dalam pacaran dari sisi pelaku, maka penulis hanya

menggunakan 35 item dari 78 item. Penentuan aitem-aitem yang memiliki daya

diskriminasi menggunakan ketentuan dari Azwar (2010) yang menyatakan bahwa

aitem pada skala pengukuran dapat dikatakan valid apabila ≥ 0,30. Daya

Page 20: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

11

diskriminasi aitem dari 0,378 – 0,821 dan diperoleh 23 aitem yang memiliki daya

diskriminasi dengan reliabilitas sebesar 0,929.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.929 23

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data (uji diskriminasi) menggunakan teknik korelasi

Spearman dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0. Reliabilitas

menggunakan Cronbach’s Alpha, seleksi aitem menggunakan Item-total Statistic,

uji normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test, uji linieritas

menggunakan ANOVA, uji korelasi menggunakan Correlations.

HASIL PENELITIAN

Analisis Deskriptif

Tabel 1.1 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

kk 42 20 52 41.00 7.105

kp 42 27 81 42.64 13.709

Valid N (listwise) 42

Berdasarkan hasil deskriptif diperoleh data minimum pada variabel

keharmonisan keluarga sebesar 20 dan data maksimum sebesar 52 dengan mean

41,00 dan standar deviasi 7,105. Untuk variabel kekerasan dalam berpacaran, data

minimum sebesar 27 dan data maksimum sebesar 81 dengan mean 42,6 dan

standar deviasi 13,709. Untuk variabel keharmonisan keluarga memiliki total 11

aitem dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran 23 aitem dengan masing-

Page 21: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

12

masing terdiri dari 5 alternatif jawaban dan skor yang bergerak dari 0-4. Interval

skor untuk setiap kategori ditentukan dengan menggunakan rumus interval dalam

Hadi (2000).

Tabel 1.2 Kategorisasi Skor Keharmonisan Keluarga

No Interval Kategori F Persentase

1. Tinggi 41,4 < x ≤ 55 25 59,5 %

2. Sedang 25,7 < x ≤ 41,1 16 38.1 %

3. Rendah 11 < x ≤ 25,7 1 2,4 %

Total 100%

Berdasarkan hasil di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 25 orang (59,5

%) yang memiliki keharmonisan keluarga tinggi, 16 orang (38.1 %) berada pada

kategori sedang, 1 orang (2,4%) berada pada kategori rendah.

Tabel 1.3 Kategorisasi Skor Kekerasan dalam Berpacaran

No Interval Kategori F Persentase

1. Tinggi 84,4 < x ≤ 115,1 0 0%

2. Sedang 53,7 < x ≤ 84,4 8 19,04%

3. Rendah 23 < x ≤ 53,7 34 81,95 %

Total 100%

Berdasarkan hasil di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 8 orang (19,04%

yang memiliki perilaku kekerasan dalam berpacaran pada kategori sedang dan 34

orang (81,95 %) berada pada kategori rendah.

Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada skala ini menggunakan metode Kolmogorov Smirnov.

Data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikansi (p > 0,05)

yang didapat dari hasil analisa menggunakan program SPSS 16.0. Hasil uji

normalitas adalah sebagai berikut :

Page 22: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

13

Tabel 1.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

keharmonisan kekerasan

N 42 42

Normal Parametersa Mean 41.00 42.64

Std. Deviation 7.105 13.709

Most Extreme

Differences

Absolute .135 .238

Positive .061 .238

Negative -.135 -.127

Kolmogorov-Smirnov Z .872 1.544

Asymp. Sig. (2-tailed) .433 .017

a. Test distribution is Normal.

Hasil perhitungan uji kolmogorov-smirnov Z diperoleh besar nilai K-S-Z

sebesar 0,872 dan 1,544 dengan nilai sign keharmonisan keluarga = 0,433 (p >

0,05) dan nilai sign kekerasan dalam berpacaran = 0,017 (p <0,05). Maka data

dapat dikatakan tidak berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Pengujian linearitas diperlukan untuk mengetahui apakah dua variabel

yang sudah ditetapkan memiliki hubungan yang linear atau tidak secara

signifikan. Kedua variabel dikatakan linier jika memiliki nilai signifikansi

linearity (p<0,05). Pengujian linearitas kedua variabel tertera pada tabel di bawah

ini :

Page 23: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

14

0,05), berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa varibel

keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran bersifat

linier.

Uji Hipotesis

a. Uji Korelasi

Berdasarkan hasil pengujian hubungan antara dua variabel yaitu

keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada

mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana menunjukkan korelasi r = -0,402

dengan signifikansi sebesar 0,004 (p < 0,05)

Tabel 1.5 ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

kekerasan *

keharmonis

an

Between

Groups

(Combined) 6088.426 22 276.747 3.251 .006

Linearity 905.392 1 905.392 10.637 .004

Deviation

from

Linearity 5183.034 21 246.811 2.900 .012

Within Groups 1617.217 19 85.117

Total 7705.643 41

Page 24: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

15

Tabel 1.6 Correlations

keharmonisan kekerasan

Spearman's rho keharmonisan Correlation

Coefficient 1.000 -.402

**

Sig. (1-tailed) . .004

N 42 42

kekerasan Correlation

Coefficient -.402

** 1.000

Sig. (1-tailed) .004 .

N 42 42

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-

tailed).

Hal ini menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara

keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada

mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana. Dari angka korelasi r = -0,402

diperoleh angka koefisien determinan ( sebesar 0,162. Sumbangan efektif yang

dapat diberikan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam

berpacaran sebesar 16,2% sedangkan sisanya 83,8% dipengaruhi oleh faktor lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Hasil Tambahan

Tabel 1.8 Perilaku kekerasan yang paling sering dilakukan :

No Perilaku N

1 Berbicara keras dengan lantang 39

2 Berkata kotor dan kasar 38

3 Meinggalkan pasangan saat terjadi perselisihan 37

4 Membuang sesuatu yang membuat pasangan terluka 22

5 Mencium pacar dengan paksa 27

Page 25: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

16

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis di atas, didapatkan hasil perhitungan korelasi sebesar

r = -0,402 dengan signifikansi sebesar 0,004 (p < 0,05). Dengan demikian hasil

dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara keharmonisan keluarga

dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa Universitas Kristen

Satya Wacana. Semakin tinggi keharmonisan keluarga maka semakin rendah

perilaku kekerasan dalam berpacaran, dan begitu juga sebaliknya semakin rendah

keharmonisan keluarga maka semakin tinggi perilaku kekerasan dalam berpacaran

pada mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa keharmonisan keluarga cukup

memiliki peran dalam mengurangi perilaku kekerasan dalam berpacaran pada

mahasiswa. Hal tersebut sesuai yang diungkapkan Setyawati (2010) yaitu perilaku

kekerasan dalam berpacaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah

keharmonisan keluarga.

Jika terjadi ketidak-harmonisan suatu keluarga akan berdampak pada

timbulnya pengaruh-pengaruh negatif terhadap perkembangan sosial anak. Hal ini

didukung dengan Journal Of Interpersonal Violence, dalam penelitian ini

menyebutkan bahwa menyaksikan kekerasan interparental sebagai seorang anak

memiliki efek yang merugikan dan dapat menyebabkan perilaku kekerasan

sebagai orang yang akan beranjak dewasa. Keterkaitan antara keharmonisan

keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran dapat dijelaskan dari

aspek-aspek keharmonisan keluarga dengan aspek-aspek perilaku kekerasan

dalam berpacaran. Aspek-aspek keharmonisan keluarga seperti komunikasi, sikap

saling menghormati, kurangnya konflik dan sikap saling menghormati memiliki

keterkaikatan dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran. Seperti yang

Page 26: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

17

dijelaskan dalam Domestic and Dating Violence: An Information and Resource

Handbook, yang disusun Metropolitan King City Council tahun 1996 (dalam

Murray, 2006), menyatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan

terjadinya kekerasan dalam berpacaran adalah kondisi keluarga yang kurang

harmonis. Lebih lanjut diungkapkan Thornberry (dalam Benitez& Justicia, 2006)

bahwa 60% remaja yang melakukan kekerasan berasal dari keluarga yang sering

melakukan kekerasan dalam rumah dan menerapkan komunikasi yang tertutup.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dengan adanya keharmonisan

keluarga maka perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa akan

menurun, karena faktor keluarga penting dalam menentukan munculnya perilaku

kekerasan. Anak akan meniru berbagai nilai dan perilaku anggota keluarga yang

ia lihat sehari-hari sehingga menjadi nilai dan perilaku yang dianut (Feist, 2010).

Hal tersebut mencerminkan bahwa keharmonisan keluarga akan ikut menentukan

tingkat perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa.

Bila di dalam keluarga terjalin hubungan yang harmonis antar anggota

keluarga, maka anak akan mampu mengendalikan perilakunya. Dengan adanya

komunikasi yang baik, adanya waktu berkumpul dan menghabiskan waktu

bersama keluarga, dan tidak adanya perselisihan keluarga yang bermuara pada

perilaku kekerasan, akan sangat berdampak terhadap perilaku kekerasan dalam

berpacaran. Kualitas hubungan yang baik dan nyaman antara anak dengan

orangtua, cenderung dapat meminimalisir perilaku agresi anak dalam berinteraksi

sosial (Saad, 2003).

Page 27: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

18

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuaraikan

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Adanya korelasi negatif signifikan dengan hasil r = -0,402 dengan signifikansi

0,004 (p<0,05) yang artinya makin tinggi keharmonisan keluarga maka makin

rendah perilaku kekerasan dalam berpacaran.

2. Sumbangan efektif keharmonisan keluarga terhadap perilaku kekerasan dalam

berpacaran sebesar 16,2%.

3. Berdasarkan hasil deskriptif sebagaian partisipan (56,5%) memiliki keharmonisan

keluarga pada kategori tinggi dan perilaku kekerasan dalam berpacaran (81,95%)

pada kategori rendah.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai dan mengingat banyaknya

keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian, maka penulis mengajukan

beberapa saran bagi:

a. Bagi mahasiswa, sebaiknya tetap menjaga hubungan baik dengan orang tua dan

aggota keluarga yang lainnya. Mahasiswa juga sebaiknya lebih mengetahui apa

saja yang bisa berkorelasi dalam mengambil sikap terhadap kekerasan dalam

berpacaran sehingga bisa mengontrol sikap di lingkungan sosialnya. Selain itu

diharapkan untuk meningkatkan adanya sikap yang mau lebih membuka diri

untuk berkomunikasi dengan orang tua dan anggota keluarga yang lain.

Page 28: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

19

b. Bagi keluarga, khususnya bagi para orang tua sebaiknya menjaga hubungan yang

baik dengan anggota keluarga yang lain. Orang tua juga sebaiknya tidak

memperlihatkan pertengkaran atau konflik rumah tangga dihadapan anak,

sehingga anak tidak mendapatkan contoh yang kurang baik dalam menyelesaikan

sebuah konflik.

c. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya mempertimbangkan variabel-variebel lain

yang mempengaruhi perilaku kekerasan dalam berpacaran. Pada penelitian

selanjutnya, penggunaan sampel bisa diperbanyak jumlahnya, dan dapat

menambahkan metode kualitatif untuk mendapatkan hasil yang lebih mendalam.

Page 29: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

20

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. (2010). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Bauman, K. E.,Foshee, V. A., Linder, G. F., (1999), “Family violence anf the

perpetration of adolescent dating violence: examing social learning and

social control processes”. Journaloh marrige and the family, 6, 331-342.

Benitez, J.L. & Justicia, F. (2006). Bullying : The desciption and analysis of the

phenomenon. Electronic Journal Of Research In Educational Psychology,

9 (4).

Carl, K. J. L., VanDeusen, K. M., (2002), “The relationship between family of

origin violence and dating violence in college men”. Journal of dating

violence, 6, 630-646..

Candidate, F. H. (2013). Risky and protective factors of bullying’s acts.

mediterranean journal of social sciences, 7, 4.

Dayakisni, Tri & Hudaniah. (2003). Psikologi sosial. Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang Press.

DeMaris et al. (2012). Developmental patterns in marital satisfactions : Another

look at covenant marriage. Journal of Marriage & Family, 74 (5)

Feist, J., & Feist, G. (2010). Teori kepribadian. Jakarta: Salemba.

Gerungan, W. A. (2002) Psikologi sosial. Bandung: Refika Aditama.

Gunarsa, S. (2004). Psikologi perkembangan anak, remaja dan keluarga. Jakarta:

Gunung Mulia.

Hadi, M.S dan Aminah, S. (2000). Kekerasan dibalik cinta. Yogyakarta: Rifka

Annisa Women’s Crisis Center.

Hayati, E. N. (2000).Panduan untuk pendamping perempuan korban kekerasan :

konseling berwawasan gender. Yogyakarta : Rifka Annisa Women’s

Crisis Centre.

Hurlock. E. B. (1999). Psikologi perkembangan : Suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Kumaat, Amelia, J, V. (2014). Hubungan antara keharmonisan keluarga dengan

kecenderungan perilaku bullying pada siswa smpn 2 ungaran. Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Tugas Akhir. Tidak

diterbitkan.

Page 30: HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU …€¦ · hubungan keharmonisan keluarga dengan perilaku kekerasan dalam berpacaran pada mahasiswa universitas kristen satya wacana

21

Lam, W. W. T., Fielding, R., McDowell, I., Johnston, J., Chan, S., Leung, G. M.,

& Lam, T. G. (2012). perspectives on family health, happines and

harmony among hong kong chinese people. Journal health education

research, 27(5), 767-779.

Lamanna, M.A. & Riedman. A. (1985). Marriages and Families : making choices

throughtout the life cycle. Second edition. California : Wadsworth

Publishing Company.

Mayasari, F. (2000). Perilaku seksual remaja dalam berpacaran ditinjau dari

harga diri berjenis kelamin. Tesis. Yogyakarta : Fakultas Psikologi

Universitas Gadjah Mada: tidak diterbitkan

Murray, J. (2000). But I Love Him : Protecting your teen daughter from

controlling. abusive dating relationships. New York: HarperCollins

Publishers.

______, Jill. (2006). Mencegah kekerasan dan dominasi pasangan dalam

berpacaran. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Pattiata, P, T. 2013. Konsep diri wanita yang tetap bertahan pada kekerasan dalam

berpacaran. Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Skripsi.

Tidak diterbitkan.

Rahayu, K. S. I., Zikra., Yusri. (2013). Hubungan antara keharmonisan keluarga

dan motivasi belajar siswa. Jurnal ilmiah konseling, 2(01), 56-64.

Saad, H., M. (2003). Perkalihan pelajar: Potret siswa SMA di DKI Jakarta.

Galang Press, Yogyakarta: Andi Offest.

Straus, A. Murray, et al. (1996). The Revised Conflict Tactics Scale. Journal of

family issues, 17(3).

Reputrawati, An. (2000). Janji gombal : kisah nyata kekerasan dalam pacaran.

Yogyakarta : Rifka Annisa Women’s Crisis Centre.

Triningyasasih. (1998). Pengalaman sebuah women’s crisis centre. dalam

nathalie k.kekerasan terhadap perempuan : Program seri lokakarya

kesehatan perempuan. Jakarta : Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia.

Tutty, L., C., Thurston, W.E., Barlow, A., Marshall, P., Tunstall, L., et al. (2005).

School-based violence prevention programs (a resource manual) :

Preventing violence against childern and youth (2005 Revision).