HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT KEBISINGAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: SULISTIYO RINI X7406095 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

Page 1: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT KEBISINGAN

LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X

SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI

TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh:

SULISTIYO RINI

X7406095

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT KEBISINGAN

LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X

SMA BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI

TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh:

SULISTIYO RINI

X7406095

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjan Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang

Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sutaryadi, M.Pd Anton Subarno, S.Pd, M.Pd

NIP. 19540526 198103 1 004 NIP. 1974 1223 2007 01 1 002

Page 4: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi:

Nama terang Tanda tangan

Ketua : Dra. C. Dyah SI, M.Pd ……………..

Sekertaris : Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd ………………

Anggota : Drs. Sutaryadi, M.Pd ...……………

Anggota II : Anton Subarno, S.Pd, M.Pd ………………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd

196600727 198702 1 001

Page 5: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Sulistiyo Rini. HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT

KEBISINGAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI

BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA

BHINNEKA KARYA 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi.

Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Januari 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) apakah ada pengaruh

yang signifikan antara kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi

siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali. (2) apakah ada pengaruh yang

signifikan antara tingkat kebisingan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar

ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali. (3) apakah ada

pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan belajar secara bersama-sama dengan

tingkat kebisingan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa

kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan

metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas X SMA Bhinneka

Karya 2 Boyolali tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 296 siswa. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional

random sampling dengan jumlah sampel sebesar 10% yang diambil dari populasi

tiap kelas yaitu berjumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data yaitu

menggunakan metode angket yang didukung metode dokumentasi. Analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier ganda.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh

positif yang signifikan antara kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar

ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali dengan nilai rhitung

sebesar 0,424 > sebesar rtabel 0,349. (2) ada pengaruh positif yang signifikan antara

tingkat kebisingan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa

kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali dengan nilai rhitung sebesar 0,411 >

sebesar rtabel 0,349 (3) ada pengaruh positif yang signifikan antara antara

kedisiplinan belajar secara bersama-sama dengan tingkat kebisingan lingkungan

Page 6: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2

Boyolali dengan nilai F hitung sebesar 5,274 > Ftabel sebesar 3,295.

Sumbangan Relatif (SR) kedisiplinan belajar (X 1 ) terhadap prestasi

belajar ekonomi (Y) sebesar 52,18% dan Sumbangan Relatif (SR) tingkat

kebisingan lingkungan sekolah (X2) terhadap prestasi belajar ekonomi (Y)

sebesar 47,82%. Sedangkan Sumbangan Efektif (SE) kedisiplinan belajar (X 1 )

terhadap prestasi belajar ekonomi (Y) 13,92% dan Sumbangan Efektif (SE)

tingkat kebisingan lingkungan sekolah (X2 ) terhadap Y sebesar 12,75%.

Page 7: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Belajar dan Disiplin adalah nafasku.

(Rochmathidayat)

Jika kamu tidak mengajari dirimu sendiri untuk mencari setiap kesempatan melakukan

kebaikan, maka setidaknya jangan sampai melepaskan kesempatan itu jika kamu melihatnya.

(Penulis)

Page 8: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan untuk:

Ayah dan Ibu tercinta

Adikku Retno tersayang

Dendy Setyogi tersayang

Teman-teman PAP angkatan 2006 dan

Almamater

Page 9: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah serta karuniaNya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak mengalami

hambatan, namun atas bantuan dari beberapa pihak akhirnya peneliti dapat

menyelesaikannya. Untuk itu, atas segala bantuannya peneliti mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk menyusun skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan

ijin untuk menyusun skripsi ini.

3. Ketua Program dan Sekretaris Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian

Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberikan ijin

kepada peneliti untuk menyusun skripsi.

4. Bapak Drs. Sutaryadi, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Anton Subarno, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peneliti.

6. Seluruh tenaga pengajar Program Pendidikan Ekonomi BKK PAP Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah berkenan memberikan bekal ilmu.

7. Kepala Tata Usaha Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas

Sebelas Maret dan Staff, yang telah membantu dan melayani dengan baik

segala hal yang berkaitan dengan administrasi.

8. Ibu Purwtriyanti, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali

yang telah memberikan ijin penelitian guna terselesainya penulisan skripsi ini.

9. Segenap pegawai SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali yang telah membantu

pelaksanaan penelitian sampai terselesainya penulisan skripsi ini.

Page 10: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

10. Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas segala ketulusan kasih sayang,

pengorbanan dan do'a yang tak pernah putus.

11. Adikku Retno, terima kasih atas dukungannya.

12. Dendy Setyogi tersayang, terima kasih atas kesabaran dan setia mendampingi

aku dalam suka maupun duka.

13. Sahabat-sahabatku ndanda, rani, ika, vivin, dian, naning, terima kasih atas

dukungannya.

14. Rekan-rekan PAP’06 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu dan semua

pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu Peneliti mengharapkan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Surakarta, Maret 2011

Peneliti

Page 11: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

a. DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN. ................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR. ........................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4

D. Perumusan Masalah ...................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 7

1. Tinjauan tentang Kedisiplinan Belajar .................................... 8

2. Tinjauan tentang Tingkat Kebisingan Lingkungan Sekolah ... 15

3. Tinjauan tentang Prestasi Belajar ............................................ 18

B. Jurnal Penelitian Yang Relevan .................................................... 26

C. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 28

D. Perumusan Hipotesis ..................................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 31

B. Metode Penelitian.......................................................................... 32

Page 12: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

C. Penetapan Populasi dan Sampel .................................................... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38

1. Teknik Angket ........................................................................ 39

2. Teknik Dokumentasi ............................................................... 46

E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 53

A. Deskripsi Data ............................................................................... 53

B. Uji Persyaratan Analisis................................................... ............. 55

C. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................... 59

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN ...................................... 62

A. Kesimpulan ................................................................................... 62

B. Implikasi ........................................................................................ 62

C. Saran .............................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. ..... 66

LAMPIRAN…………………………………………………………………. ..... 69

Page 13: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir……………………………………… 29

Gambar 2. Skema Perumusan Hipotesis…………………………………… 30

Gambar 3. Tabel. Populasi dan Sampel......................................................... 36

Page 14: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan masalah penting bagi kehidupan manusia, terlebih

bagi masyarakat Indonesia untuk mencapai kemajuannya. Pendidikan pada

dasarnya diberikan untuk membantu manusia ke arah pertumbuhan dan

perkembangan. Di dalam pasal 31 batang tubuh UUD 1945 ditegaskan bahwa

setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pengajaran yang di upayakan

oleh pemerintah baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Hal ini di

sebabkan karena pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan.

Melalui pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya

manusia yang sesuai dengan kebutuhan suatu bangsa.

Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan

menekankan pembentukan sumber daya pembangunan yang memiliki etos kerja

tinggi, produktif, profesional dan mampu menguasai serta memanfaatkan ilmu

pengetahuan teknologi. Dengan pendidikan akan merangsang kreaktifitas

seseorang agar sanggup menghadapi tantangan-tantangan alam, masyarakat,

kehidupan serta teknologi. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari prestasi

belajar yang dicapai siswa, terampil dan keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-

tugas yang diberikan guru dan sebagainya.

Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa menunjukkan tingkat

keberhasilan belajar yang dapat di pengaruhi dari faktor dalam dan luar diri

siswa.Ngalim Purwanto (2002:102) berpendapat bahwa “Faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar dapat di bedakan menjadi dua yaitu faktor

individual dan faktor yang ada di luar individu. Faktor individual meliputi faktor

kecerdasan latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan faktor di luar individu

meliputi faktor keluarga, guru, alat-alat yang di gunakan dalam belajar mengajar,

motivasi sosial serta lingkungan”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat didefinisikan bahwa disiplin

merupakan salah satu faktor pribadi yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.

Page 15: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Kediplinan belajar sangat penting bagi siswa untuk mencapai prestasi belajar yang

baik. Kedisiplinan belajar dapat mendorong siswa untuk belajar secara terarah

serta dapat mendorong siswa untuk melakukaan hal yang positif.

Disiplin belajar pada diri siswa tumbuh dengan adanya bantuan dari

pendidik, baik dari orang tua maupun dari guru. Orang tua sangat berperan

penting dalam pembinaan disiplin belajar siswa dirumah. Apabila orang tua gagal

dalam menangani perilaku anak-anaknya berarti mereka juga gagal dalam

membesarkan anak-anaknya tersebut. Selain orang tua, disini guru juga berperan

sangat besar dalam membina kedisiplinan anak dalam belajar di sekolah. Akan

tetapi masih banyak pendidik yang kurang memperhatikan masalah disiplin

belajar siswa sehingga masih banyak terjadi pelanggaran. Disiplin belajar

sangatlah penting bagi siswa dalam upaya untuk mencapai prestasi belajar yang

baik. Siswa yang memiliki disiplin belajar yang tinggi biasanya memiliki prestasi

belajar yang tinggi juga.

Dalam proses pembelajaran masih banyak di temui siswa yang memiliki

disiplin belajar yang rendah sehingga tidak semua siswa dapat berprestasi dengan

baik. Disiplin dapat mendorong siswa belajar terarah tentang hal-hal yang positif

melalui hal-hal sesuai dengan ketentuan dan peraturan sekolah serta menjahui hal-

hal yang negatif. Keberhasilan dan kelancaran dalam proses belajar mengajar di

sekolah di pengaruhi oleh faktor lingkungan sekolah dalam penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran. Lingkungan sekolah yang tenang akan sangat membantu

dalam melancarkan kegiatan belajar mengajar.

Menurut Sumadi Suryabrata (2001:233) “keberhasilan dan kelancaran

proses belajar mengajar di sekolah di pengaruhi berbagai faktor antara lain situasi

lingkungan sekolah yang baik dan harmonis dalam penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran, sehingga tujuan pendidikan akan tercapai”. Selain itu siswa juga

dituntut untuk mampu berinteraksi dengan lingkungan baik lingkungan fisik

maupun lingkungan sosial.

Lingkungan sosial yang erat berkaitan dengan aktivitas kegiatan belajar

siswa adalah hubungan timbak balik diantara masyarakat seperti hiruk pikuk

lalulintas, keramaian pasar dan sebagainya. Lingkungan sosial di luar sekolah

Page 16: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan probem tersendiri bagi kehidupan

anak.

Saiful Bahri Djamarah (2002:145) menyatakan bahwa“ pembangunan

gedung sekolah tak jauh dari hiruk pemerintah menimbulkan kegadauan suasana

kelas dan hal tersebut menyebabkan anak didik tidak dapat berkosentrasi dengan

baik dalam belajarnya”.

Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul “HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT

KEBISINGAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA BHINNEKA

KARYA 2 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,

tentunya setiap sekolahan memiliki permasalahan tersendiri. Permasalahan

muncul karena adanya ketidak seimbangan antara berharapan dengan kenyataan.

Karena itu, terdapat berbagai macam permasalahan yang muncul dalam sekolah.

Beberapa permasalahan yang muncul tersebut dapat diidentifikasikan sebagai

berikut:

1. Kurangnya ketegasan dalam pelaksanaan kedisiplinan dapat menyebabkan

siswa tidak sungguh-sungguh dalam belajar sehingga prestasi belajar

menurun.

2. Suasana lingkungan sosial sekolah yang kurang nyaman mengakibatkan

turunnya semangat belajar siswa dan kesulitan mencapai prestasi belajar

yang tinggi.

3. Suasana lingkungan sosial sekolah yang tidak kondisif dapat menyebabkan

siswa tidak dapat belajar dengan baik.

4. Kurang baiknya lingkungan fisik di sekolah akan menyulitkan siswa dalam

menerima mata pelajaran yang disampaikan guru sehingga mengakibatkan

prestasi belajar yang cenderung rendah.

Page 17: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

5. Rendahnya kedisiplinan siswa dalam belajar dapat menjadikan penyebabkan

prestasi belajar menurun.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah

diuraikan oleh penulis diatas, maka masalah tersebut dibatasi pada kedisiplinan

belajar, tingkat kebisingan lingkungan sekolah dan prestasi belajar mata pelajaran

ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun ajaran

2009/2010. Adapun penjelasan istilah dalam penjelasan masalah tersebut sebagai

berikut:

1. Kedisiplinan yang dimaksudkan disini adalah dalam hal penggunaan waktu

belajar yang teratur sehingga menghasikan pestasi belajar yang maksimal,

tetapi tidak semua siswa yang dapat menggunakan waktu belaja secara

teratur.

2. Tingkat kebisingan lingkungan sekolah adalah tingkat intensitas rendahnya

bunyi yang berada diluar batas ambang pendengaran teling amanusia normal

yang berada di lingkungan sekolah.

3. Prestasi belajar ekonomi yang dimaksud adalah hasil yang di peroleh dari

mata pelajaran ekonomi yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai dalam

rapot.

D. Perumusan Masalah

Sebelum diuraikan permasalahan penelitian ini, maka terlebih dahulu

akan dijelaskan mengenai pengertian dari masalah itu sendiri. Menurut Lexy J.

Moleong (2006: 92), yang mengutip pendapat Guba (1978: 44) mengemukakan

bahwa “ Masalah adalah keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor

atau lebih yang menghasilkan situasi yang menimbulkan tanda tanya dan dengan

sendirinya memerlukan upaya untuk mencari sesuatu jawabannya

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

Page 18: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar dengan

prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka

Karya 2 Boyolali?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan lingkungan

sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X

SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar dan

tingkat kebisingan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap

prestasi belajar mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Bhinneka Karya 2

Boyolali?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang telah

dirumuskan secara tegas dalam rumusan masalah tersebut. Berikut ini merupakan

tujuan penelitian yang berdasarkan pada penelitian masalah diatas:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara

kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa

kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara tingkat

kebisingan di lingkungan sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran

ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara

kedisiplinan belajar dan tingkat kebisingan di lingkungan sekolah secara

bersama-sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran siswa kelas X SMA

Bhinneka Karya 2 Boyolali.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka hasil

penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat:

Page 19: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

serta pandangan dalam bidang pendidikan.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Siswa

Sebagai sumbangan untuk siswa yang menghendaki kemajuan

tentang kedisiplinan belajar dan mengetahui kondisi lingkungan sekolah

dan peningkatan prestasi belajar.

b. Bagi Guru

1) Sebagai masukan bagi para guru di SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali

tentang pembinaan kedisiplin belajar siswa.

2) Untuk mengetahui kondisi lingkungan sekolah dalam rangka mencari

strategi belajar mengajar yang baik.

c. Bagi Sekolah

1) Dapat memberikan masukan kepada X SMA Bhinneka Karya 2

Boyolali tentang pentingnya kedisiplinan belajar.

2) Untuk mengetahui kondisi lingkungan sekolah dalam rangka mencari

strategi belajar mengajar yang baik.

d. Bagi Peneliti

1) Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan

dan untuk melatih mengembangkan kemampuan dalam menyusun

karya ilmiah.

2) Untuk menambah bahan referensi dan bahan masukan penelitian

berikutnya.

Page 20: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kedisiplinan Belajar

a. Pengertian Kedisiplinan Belajar

Disiplin merupakan perilaku yang tertib dan baik untuk melatih anak

agar memiliki kebiasaan-kebiasaan yang teratur sesuai dengan tuntutan norma-

norma sekitarnya(bertanggung jawab). Dalam disiplin diharapkan timbulnya

kesadaran dari diri sendiri dan bukan lagi merupakan aturan yang datang dari

luar yang memberikan keterbatasan tertentu.

Menurut Tulus Tu”u (2004:32) mengartikan “disiplin adalah sebagai

upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam

mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib

berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya”.

Menurut Suharsimi Arikunto (2000:114) menyatakan “Disiplin adalah

kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena

didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya”. Menurut

pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa kedisiplinan berkaitan erat dengan

pengendalian diri seseorang dalam melakukan tindakan secara sadar melalui

pembentukan diri dan watak.

Menurut Slameto (2003:2) “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan

oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalamannya untuk memperoleh perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Menutut Bimo walgito (2004:167) “Belajar merupakan suatu proses

yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku (change ini behavior or

performance)”.

Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud kedisiplinan belajar adalah

suatu kondisi belajar yang tercipta dan terbentuk sebagai pola tingkah laku

Page 21: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

belajar yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang ditaati oleh semua

pihak secara sadar sehingga tercipta ketertiban dan keteraturan dalam belajar.

b. Pembentukan Kedisiplinan Belajar

Tumbuhnya sikap disiplin dimuali sejak dini. Disiplin pada diri

seseorang dapat tumbuh dengan bantuan pendidik, kebiasaan yang ditanamkan

oleh keluarga sejak dini dan lingkungan sekitar sangatlah membantu

kedisiplinan seseorang. Kedisiplinan dapat dimulai dari latihan-latihan

sederhana yang paling kecil misalnya kebiasaan bangun pagi, kebiasaan

berangkat sekolah pagi dan kebiasaan-kebiasaan lain yang merupakan bagian

integral dari sikap kedisiplinan. Pembentukan kedisiplinan yang dibawa dari

lingkungan keluarga sangat berpengaruh besar bagi pembentukan sikap

kedisiplinan di lingkungan sekolah dan masyarakat.

Perubahan lingkungan siswa yang semula berawal dari lingkungan kecil

yaitu keluarga setelah mereka memasuki jenjang pendidikan berubah dengan

lingkungan baru yaitu lingkungan sekolah yang akan membentuk berbagai

kedisiplinan yang harus dipatuhi. Menurut Soegeng Prijodarminto (2000: 24)

unsur-unsur pokok pembentukan disiplin sebagai berikut:

1) Sikap mental (mental attituse), yang merupakan sikap taat dan tertib

sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran, dan

pengendalian watak.

2) Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, criteria,

dan standar yang sedemikian rupa sehingga pemahaman tersebut

menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran, bahwa

ketaatan akan teratur norma, criteria dan standar tadi merupakna syarat

mutlak untuk mencapai keberhasialan.

3) Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati untuk

menaati segala hal secara cermat dan tertib.

Menurut Tulus Tu`u (2004: 48) Ada 4 faktor dominan yang

mempengaruhi dan membentuk disiplin, yaitu:

Page 22: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

1. Kesadaran diri.

Merupakan pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting

sebagai kebaikan dan keberhasilan diri, selain itu kesadaran diri menjadi

motif yang sangat berpengaruh bagi terwujudnya disiplin.

2. Pengikutan dan ketaatan.

Sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan yang

mengatur perilaku individu. Hal ini sebagai kelanjutan dari adanya

kesadaran diri yang dihasilkan oleh kemampuan dan kemauan diri yang

kuat. Tekanan dari luar dirinya sebagai upaya mendorong, menekan dan

memaksa agar disiplin diterapkan dalam diri seseorang sehingga

peraturan-peraturan dapat diikuti dan dipraktikkan.

3. Alat pendidikan.

Sebagai sarana untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan

membentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan.

4. Hukuman.

Sebagai upaya untuk menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan

yang salah sehingga orang kembali pada perilaku yang sesuai dengan

harapan .

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa

faktor yang mempengaruhi disiplin belajar yaitu sikap mental, pemahaman

sistem aturan perilaku, kesadaran pemahaman diri, ketaatan langkah

penerapan, alat pendidikan sebagai sarana untuk mempengaruhi, serta

hukuman untuk menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah.

c. Prinsip Menegakkan Kedisiplinan dalam Belajar

Disiplin perlu ditegakkan agar tidak terjadi pelanggaran. Bila

pelanggaran ini terjadi akan berakibat terganggunya usaha pencapaian tujuan

pengajaran. Usaha yang biasa dilakukan oleh sekolah, untuk menciptakan

disiplin bagi siswa dengan menetapkan berbagai peraturan yang disebut tata

tertib. Berbagai macam peraturan yang harus dijalankan oleh siswa termuat

didalamnya, termasuk berbagai sanksi yang akan dijatuhkan apabila siswa

melanggar peraturan tata tertib tersebut.

Page 23: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Meskipun sudah ada tata tertib yang disertai berbagai macam sanksi

dan hukuman, belum tentu siswa mau menaati peraturan tersebut. Sulistriyo

(2000: 64) mengemukakan sebab-sebab pelanggaran disiplin biasanya

bersumber pada: “ 1). Lingkungan sekolah 2). Yang bersifat umum”.

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Lingkungan Sekolah

Pelanggaran disiplin yang disebabkan oleh lingkungan sekolah antara

lain:

a) Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekolah, kepemimpinan yang

otoriter akan mengakibatkan siswa menjadi apatis atau agresif.

b) Pengurangan hak-hak siswa, siswa kurang mendapatkan bimbingan

mengenai perencanaan masa depannya.

c) Kurangnya perhatian terhadap kelompok minoritas.

d) Siswa kurang dilibatkan dan diikut sertakandalam berbagai

kegiatan tanggung jawab terhadap sekolah.

e) Kurangnya perhatian terhadap latar belakang kehidupan keluarga

siswa.

f) Kurangnya kerja sama antara sekolah dengan orang tua siswa.

2) Yang Bersifat Umum

Pelanggaran yang dilakukan oleh seorang siswa disebabkan oleh

masalah yang bersifat umum antara lain adalah:

a) Kebosanan dalam kelas, jika siswa merasa bosan berada dalam

kelas biasanya ia akan membuat ulah yang dapat melanggar

disiplin. Misanya: berbicara seenaknya.

b) Perasaan kecewa dan tertekan akibat tuntutan tata tertib yang kaku.

c) Tidak terpenuhinya kebutuhan akan perhatian, aktualisasi diri.

Pelanggaran kedisiplinan belajar yang sering kali dilakukan oleh

siswa, menurut pendapat Crow and Crow (2001: 330) yang disadur oleh

Siti Meichati antara lain : “Tingkah laku pelanggaran disiplin yang biasa

terjadi ialah terlambat, melalaikan tugas, membolos, berisik dalam kelas,

Page 24: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

membantah perintah, rebut, ceroboh dalam bertindak, marah, merusak

benda-benda, bergulat, bersikap tidak susila”.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat di simpulkan bahwa

penyebab pelanggaran kedisiplinan belajar yaitu bersumber dari

lingkungan sekolah dan yang bersifat umum .

d. Cara Pembinaan Disiplin Belajar

Disiplin belajar merupakan kepatuhan dan ketaatan untuk belajar yang

muncul karena kesadaran diri. Disiplin terjadi dan terbentuk sebagai hasil dan

dampak proses pembinaan yang cukup panjang yang dilakukan sejak dari

keluarga dan berlanjut dalam pendidikan di sekolah. Keluarga dan sekolah

menjadi tempat penting bagi pengembangan disiplin seseorang.

Sedangakan yang terkait dengan masalah pembinaan disiplin belajar,

meliputi pembinaan disiplin belajar di sekolah dan pembinaan disiplin belajar

di rumah yang akan dituturkan seperti dibawah ini:

1) Pembinaan disiplin belajar di sekolah

Pembinaan disiplin belajar dapat dilakukan dengan pelaksanaan

peraturan sekolah yang ketat dan konsisten di mana dapat memberikan

pengaruh positif bagi terbentuknya perilaku yang baik bagi para siswa.

Pelaksanaan peraturan sekolah memberi dorongan, motivasi dan kebiasaan

untuk hidup tertib dan teratur. Disiplin masuk sekolah dapat membentuk

perilaku siswa menjadi lebih teratur, rajin dan tertib dalam belajar

disekolah karena siswa terdorong untuk masuk sekolah.

Dalam proses pembelajaran, guru mempunyai tanggung jawab

untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu

proses perkembangan anak. Guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu

pengetahuan akan tetapi, ia bertanggung jawab akan keseluruhan

perkembangan kepribadian siswa.

Disiplin kelas juga sangat penting diciptakan oleh guru yang

mengajar. Kelas yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran adalah kelas

yang tenang dan tertib. Siswa yang ada di kelas diharapkan agar menjaga

dan menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang akan mengganggu

Page 25: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

ketenangan kelas. Adapun teknik pembinaan disiplin kelas menurut

Soedomo Hadi (2005 : 59)

a) Teknik pengendalian dari dalam (Inner Control)

Bahwa kepekaan akan disiplin harus tumbuh dan berkembang

dari dalam siswa sendiri (self discipline). Dengan kesadaran akan

norma-norma, peraturan-peraturan, tata tertib ditetapkan, ia dapat

mengendalikan dirinya (self control).

b) Teknik pengendalian dari luar (External Control)

Bahwa pengendalian itu berasal dari luar diri siswa dan dalam

hal ini dapat berupa bimbingan (guidance) dan penyuluhan

(conseling). Kadang penyuluhan ini dapat berupa pengawasan tetapi

berupa hukuman.

c) Teknik pengendalian kerjasama (Cooperative Control)

Disiplin kelas yang baik mengandung pola kesadaran

kerjasama guru dengan siswa secara harmonis, respektif (terhormat),

efektif dan produktif. Oleh karena itu dalam pembinaan atau

pembinaan disiplin kelas harus ada kerjasama guru dengan siswa

(cooperative control).

Menurut Kiney dalam Ametembun yang dikutip Soedomo Hadi

(2005 : 60) kerjasama guru dengan siswa dalam rangka menegakkan

disiplin kelas ini perwujudannya adalah:

a. Mengadakan perencanaan secara kooperatif dengan siswa-siswa.

b. Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa-siswa.

c. Membina organisasi dan prosedur kelas secara demokratis.

d. Memberi kesempatan untuk berdiri sendiri, berfikir sendiri, terutama

dalam mengemukakan dan menerima pendapat dari orang lain.

e. Memberikan kesempatan berpartisipasi secara luas sesuai dengan taraf

kesanggupan siswa.

f. Menciptakan kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan sikap-

sikap yang diinginkan: social, psychologis, biologis.

Page 26: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Dari uraian di atas, pembinaan kedisiplinan belajar dalam

penelitian ini dilakukan melalui: disiplin menjalankan peraturan sekolah,

disiplin dalam menjalankan perintah guru, disiplin dalam mengerjakan

tugas, disiplin dalam waktu belajar.

2) Pembinaan disiplin belajar di rumah.

Pelajaran di sekolah kadang-kadang di rasakan kurang. Oleh

karena itu perlu ditambah lagi dengan belajar dirumah. Dalam hal ini

peranan orang tua sangat penting dalam pembinaan disiplin belajar siswa

di rumah. Menurut Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa

(2002:140) menyatakan “ Pembinaan disiplin diri pada anak dapat

dipupuk dengan memberikan tata tertib yang mengatur hidup si anak “.

Sedangkan Reni Akbar dan Hawadi (2001:135) menyatakan “ Pembinaan

disiplin dimulai dari aturan-aturan sederhana yang harus ditegakkan oleh

anak”.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

pembinaan disiplin belajar di rumah dapat dilakukan dengan menerapkan

tata tertib dalam belajar kepada anak sejak dini yang dilakukan dengan

memberikan aturan-aturan yang mudah di mengerti oleh anak sehingga

anak mampu menerapkan dalam kehidupannya .

e. Indikator Kedisiplin Belajar

Melakukan kegiatan belajar setiap hari secara teratur atau disiplin

dalam belajar setiap hari harus tertanam dalam diri siswa untuk memperoleh

hasil yang maksimal dalam belajar. Lebih lanjut lagi Slamento (2003: 67)

mengatakan “ Agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin dalam

belajar”. Keberhasilan siswa sangat ditentukan oleh kedisiplinan dalam

belajar. Adapun kedisiplinan belajar siswa meliputi 5 jenis yaitu:

1) Kedisiplinan dalam masuk kelas

Keaktifan, kepatuhan dan ketaatan masuk sekolah sangat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang aktif mengikuti pelajaran

dan rajin masuk sekolah adalah siswa yang butuh akan pengetahuan dan

wawasan yang luas. Didalam dirinya terdorong oleh semangat yang tinggi

Page 27: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

untuk maju. Pembentukan sikap disiplin menuntut adanya ketepatan

waktu, keaktifan dan ketaatan masuk sekolah.

2) Disiplin mengikuti pelajaran di sekolah

Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlu seorang

siswa mempunyai jadwal dan melaksanakan dengan tertur dan disiplin.

Setiap akan mengikuti pelajaran, siswa harus siap dengan buku dan focus

terhadap pelajaran yang sedang berlangsung.

3) Disiplin mengerjakan tugas dari guru

Setiap mendapatkan tugas dari guru, seorang siswa yang

berkemauan keras dan berdisiplin tinggi akan mengerjakan tugas tersebut

dengan senang hati apabila guru yang memberikan tugas tersebut memiliki

perhatian terhadap semua siswa. Bersikap terbuka kepada siswa dan ramah

menjadi kunci seorang guru agar mendapat perhatian dari siswa. Sikap

inilah yang mnjadi salah satu pendorong disiplin siswa dalam belajar.

4) Disiplin menaati tata tertib sekolah

Peraturan yang dibuat sekolahan hendaknya dipatuhi dan

dijalankan oleh semua siswa. Siswa yang disiplinnya tinggi tidak merasa

kesulitan untuk menjalankan peraturan sekolah tersebut. Peraturan yang

dibuat bersifat tegas dan siapa yang melanggarnya akan mendapatkan

sanksi dan hukuman sesuai dengan pelanggaran yang telah diperbuat oleh

siswa. Jadi disiplin siswa dalam menjalankan tata tertib di sekolah adalah

perilaku yang tunduk, taat dan mau melaksanakan peraturan yang telah

ditentukan.

5) Keteraturan dalam belajar

Belajar terjadi secara kontinyu antinya belajar itu tidak akan pernag

selesai sebelum ajal menjemput. Belajar yang baik dilakukan secara terus

menerus dan teratur. Apabila seorang siswa sudah teratur dalam belajar

maka dia biasa menggunakan waktu sebaik mungkin. Siswa belajar untuk

mendapatkan pengetahuan yang sempurna, tetapi untuk memperolehnya

pengetahuan tersebut harus melalui tahap-tahap belajar dan usaha untuk

belajar teratur.

Page 28: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Dari indikator di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar lebih

menegakkan pada siswa menggunakan waktu belajar sehingga berpengaruh

terhadap peningkatan prestasi belajar.

2. Tingkat Kebisingan Lingkungan Sekolah

a. Pengertian Tingkat Kebisingan Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan suatu organisasi yang terdiri dari sejumlah orang

dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Orang yang bekerjasama

dilingkungan sekolah adalah guru termasuk kepala sekolah, karyawan dan

siswa. Ketiga unsur tersebut harus saling mendukung dan berinteraksi satu

sama lain untuk mewujudkan tujuan sekolah.

Untuk mencapai tujuan sekolah tidak sekedar dipengaruhi oleh

kemampuan kepala sekolah dalam mengarahkan dan mendayagunakan sumber

daya menusia sebagai pelaksana kerja, tetapi juga di pengaruhi oleh guru,

karyawan dan siswa. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah harus mampu

mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan para siswa, agar

dapat memacu prestasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Agar proses pembelajaran dapat terlaksanan dengan baik, maka perlu di

perhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah faktor

kebisingan lingkungan sekolah. Untuk mengetahui secara mendalam tingkat

kebisingan lengkungan sekolah, maka berikut dikemukakan beberapa pendapat

tentang pengertian tingkat kebisingan.

Menurut Oman Sukmana (2003:78) “ Tingkat kebisingan adalah

intensitas bunyi yang dapat mengganggu dan merusak pendengan manusia,

atau secara sederhana kebisingan didefinisikan sebagai suara atau bunyi yang

tidak di inginkan (tidak dikehendaki) yang sifatnya subjektif da situasion”.

Menurut Imam Soeharto (2001:387) “Tingkat kebisingan adalah

intensitas san suara yang tidak di inginkan”. Hal ini karena kebisingan dengan

intensitas dan lama waktu tertentu dapat mengurangi kenyamanan dan

menggangu ketenangan serta mengacau kosentrasi bahkan juga merusak daya

pendengaran seseorang.

Page 29: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Lingkungan sekolah yang nyaman akan dapat membantu kegiatan

pembelajara siswa dengan baik. Menurut Muhibbin Syah (2003:138) yang

mengemukakan bahwa : “ Lingkungan sekolah adalah seluruh aspek gejala

fisik dan phisikis yang berada di sekolah yang mempengaruhi individu”.

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kebisingan

lingkungan sekolah adalah tinggi rendahnya atau intensitas bunyi ramai yang

berada di lingkung sekolah. Tingkat kebisingan dilingkungan sekolah secara

langsung maupun tak langsung dapat mengganggu dan menurunkan semangat

siswa dalam belajar maupun mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya

dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang telah ditentukan sebelumnya

terutama pencapaian prestasi belajar siswa.

b. Macam-macam Kebisingan Lingkungan Sekolah

Menurut Wardhana (2001 : 25) membagi kebisingan atas tiga macam

berdasarkan asal sumber bunyinya yaitu:

a. Kebisingan infulsif, yaitu kebisingan yang datangnya tidak secara terus

menerus akan tetapi sepotong potong.

b. Kebisingan kontinyu, yaitu kebisingan secara terus menerus dalam waktu

yang cukup lama.

c. Kebisingan semi kontnyu (intermittent), yaitu kebisingan kontinyu yang

hanya sekejap, kemudian hilang dan kemudian datang lagi.

Menurut Suma’mur P. K (2001 : 58) macam-macam kebisingan yang

sering ditemukan adalah sebagai berikut:

1. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas (steady

state, wide band noise),misalnya mesin-mesin, kipas angin, dll.

2. Kebisingan yang kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state,

narrow band noise), misalnya gergaji sirkuler, katup gas, dll.

3. Kebisingan terputus-putus (intermittent), misalnya lalu lintas, suara kapal

terbang di lapangan udara.

4. Kebisingan impulsif (impact of impulsive noise), seperti pukulan tukul,

tembakan bedil atau meriam, ledakan.

Page 30: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

5. Kebisingan impulsive

berulang, misalnya mesin tempa di perusahaan

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa macam

kebisingan sekolah yang sering terjadi meliputi kebisingan infulsif, kebisingan

kontinyu, kebisingan semi kontinyu.

Lingkungan sekolah dapat di kelompokkan menjadi dua yaitu

lingkungan non fisik dan lingkungan fisik. Menurut pendapat Nana Syaodin

Sukmadinata (2003:164) yaitu:

1. Lingkungan non fisik merupakan lingkungan yang berhubungan dengan

interaksi sosial diantara anggota sekolah dan adanya berbagai macam

pelayanan yang ada.

2. Lingkungan fisik merupakan lingkungan yang berhubungan dengan kondisi

fisik lingkungan sekitar, sarana dan prasaranan, sumber-sumber belajar,

media belajar dan sebagainya.

Menurut Eli, Neil, and Paul, 2008/(Blog pada WordPress.com. Theme:

2813), yang diakses pada 26 Oktober 2010. Lingkungan sekolah itu meliputi:

1) Fisik seperti bangunan, alat, sarana, dan gurunya kemudian 2) Non fisik

yaitu kurikulum, norma, dan pembiasaan nilai-nilai kehidupan yang terlaksana

di sekolah itu.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kebisingan yang terjadi

di lingkungan sekolah biasa ditimbulkan lingkungan non fisik maupun dari

lingkungan fisik. Tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari lingkungan fisik

misanya letak sekolah berdekatan dengan pasar, jalan raya, adanya suara

mesin-mesin kantor dan sebagainya. Untuk menyikapi ruang kelas yang dekat

dengan suara-suara bising yang timbul hendaknya diberikan alat peredam suara

pada kelas-kelas yang tergantung dengan keadaan tersebut. Sedangkan tingkat

kebisingan yang timbul dari lingkungan non fisik misanya adanya suara gaduh

yang dilakukan oleh para siswa sendiri dalam kegiatan pembelajaran. Pihak

sekolah ataupun guru dalam menghadapi keadaan yang demikian adalah

dengan mengisi waktu luang karena adanya jam-jam yang kosong.

Page 31: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Tingkat kebisingan lingkungan sekolah merupakan suatu keadaan yang

terjadi akibat dari interaksi sosial yang terjadi antara anggota sekolah dalam

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Menurut Bonner yang di kutip Ary H.

Gunawan (2003: 31) bahwa: “Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara

dua orang atau lebih, sehingga kelakuan individu yang satu mempengaruhi,

mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain dan sebaliknya”. Hal

tersebut dikarenakan di dalam interaksi tersebut terjadi adanya komunikasi

melalui pembicaraan yang dilakukan oleh beberapa siswa maupun dengan guru

baik dalam kegiatan pembelajaran ataupun tidak, sehingga hal tersebut dapat

menimbulkan suara gaduh dan kebisingan yang mengganggu siswa lain yang

sedang belajar.

Faktor lingkungan mempengaruhi pelaksanaan suatu kegiatan dalam hal

ini kegiatan pembelajaran adalah suasana, lingkungan, perlengkapan dan

fasilitas. Hal ini berarti suasana di sekolah sebagai lingkungan kerja non fisik

merupakan faktor penentu terlaksananya kegiatan pembelajaran. Tanpa adanya

suasana lingkungan sosial yang nyaman dan harmonis di antara pelaku-

pelakunya, maka kegiatan pembelajaran di sekolah cenderung akan mengalami

kegagalan dalam mencapai tujuanya.

Dari butir-butir yang terkandung dalam alenia di atas dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan tingkat kebisingan lingkungan sekolah adalah

tinggi rendahnya atau intensitas bunyi ramai yang berada di lingkungan

sekolah. Dengan indikator:

1. Tingkat kebisingan yang terjadi di luar lingkungan sekolah, baik fisik

maupun non fisik

2. Tingkat kebisingan yang terjadi di dalam lingkungan sekolah, baik fisik

maupun non fisik.

3. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi

a. Pengertian Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi

Prestasi belajar merupakan suatu hasil usaha maksimal yang telah

dicapai seseorang dalam mencapai tujuanya. Menurut Zainal Arifin (2000:2)”

Page 32: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Kata “prestasi” berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam

bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Sedangkan

Sutratinah Tirtonegoro (2001:43) “Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran

serta penilaian usaha belajar.” Sementara itu menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2002:87) “Prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.”

Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya

aktivitas belajar yang telah dilakukan. Winkel (2001:2) mengatakan bahwa

“Prestasi Belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan

seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot

yang dicapainya.”Prestasi belajar menurut Saiful Bahri Djamarah (2001:23)

mengemukakan bahwa “prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan

belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun

kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang udah dicapai setiap anak pada

periode tertentu”. Sedangkan Sutratinah Tirtonegoro (2001:43) menyatakan

bahwa “prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang

dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang sudah

mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode

tertentu”.

Dari uraian diatas, yang dimaksud prestasi belajar adalah penilaian

tingkat hasil belajar atas penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dicapai oleh siswa setelah melakukan proses belajar dalam upaya mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan biasanya diadakan dalam

bentuk angka, simbol, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil

yang sudah dicapai pada periode.

Menurut Soelistijo (2002: 12) menyatakan bahwa Ilmu Ekonomi yaitu

ilmu yang mempelajari bagaimana orang dan masyarakat menentukan pilihan

mengenai penggunaan sumber daya yang langka dan mempunyai kemungkinan

penggunaan alternatif untuk menghasilkan berbagai barang dan jasa serta

mendistribusikannya untuk konsumsi berbagai-bagai orang dan kelompok

Page 33: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

orang yang terdapat dalam masyarakat, baik kini maupun masa datang dan

dengan menggunakan uang ataupun tidak.

Menurut Gilarno (2001: 53), Ekonomi yaitu ilmu pengetahuan yang

mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya pemenuhan kebutuhan

yang langka

Jadi prestasi belajar ekonomi adalah hasil usaha dari individu didalam

mempelajari ekonomi setelah dilakukannya evaluasi menurut kemampuannya

masing-masing yang diperoleh melalui proses belajar di sekolah dan hasil

tersebut berupa nilai yang tertuang di dalam raport.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Merson U. Sangalang yang dikutip oleh Tulus Tu’u (2004:54)

menyebutkan bahwa adanya beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa adalah “ kecerdasan bakat, minat dan perhatian, motifasi,

kesehatan, cara belajar, lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, sekolah

dan sarana pendukung belajar.” Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai

berikut:

1) Faktor Kecerdasan

Biasanya kecerdasan hanya dianggap sebagai kemampuan rasional

matematis. Rumusan di atas menunjukkan kecerdasan menyangkut

kemampuan yang luas, tidak hanya kemampuan rasional memahami,

mengerti, memecahkan masalah, tetapi termasuk kemampuan mengatur

perilaku berhadapan dengan lingkungan yang berubah dan kemampuan

belajar dari pengalamannya. Tinggi rendahnya kemampuan mengatur

perilaku seorang siswa dapat menentukan keberhasilannya mencapai

prestasi belajar, termasuk prestasi-prestasi lain sesuai macam-macam yang

menonjol yang ada pada diri siswa.

2) Faktor Bakat

Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang

dibawanya sejak lahir. Bakat yang dimiliki siswa tersebut apabila biberi

kesempatan dikembangkan dalam pembelajaran, akan dapat mencapai

Page 34: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

prestasi yang tinggi. Jadi sebainya siswa ketika memilih bidang

pendidikannya hendaknya memperhatikan aspek bakat yang ada padanya.

3) Faktor minat dan perhatian

Minat dalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian

adalah melihat dan mendengarkan dengan baik dan teliti terhadap sesuatu.

Minat dan perhatian biasanya berkaitan erat,. Apabila sesorang siswa

menaruh minat pada suatu pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk

memperhatikannya dengan baik. Minat dan perhatian yang tinggi pada

suatu mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar

siswa. Oleh karena itu, siswa harus menaruh minat dan memperhatikan

yang tinggi dalam proses pembelajaran.

4) Faktor Motif

Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu.

Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan

seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jika siswa mempunyai

motif yang baik dan kuat maka siswa tersebut akan memperbesar usaha

dan kegiatannya mencapai prestasi yang tingggi.

5) Faktor cara belajar

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar

siswa. Cara belajar yang efesien memungkinkan mencapai prestasi lebih

tinggi dibandingkan dengan cara belajar dengan cara belajar yang tidak

efesien. Yang dimaksudkan efesien disini adalah siswa mampu

berkosentrasi sebelum dan pada saat belajar, siswa mau mempelajari

kembali bahan yang telah diterima, membaca dengan teliti dan baik bahan

yang sedang dipelajari dan berusaha menguasainya dengan baik, siswa

mau mencoba menyelesaikan dan melatih mengerjakan soal.

6) Faktor Lingkungan Keluarga

Sebagian waktu seorang siswa berada dirumah. Oleh kiarena itu,

keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi

pengaruh kepada siswa. Sebagi orang tua seharusnya mampu memberikan

Page 35: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dorongan, semangat, membimbing, dan memberi teladan yang baik bagi

anaknya.

7) Faktor Sekolah

Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi

pengaruh pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, sekolah merupakan

lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan

organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral, mental,

spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.

Menurut pendapat dari Abu Ahmadi dan Supriyanto (2001:130), faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:

1) Faktor intern antara lain:

a) Faktor Jasmaniah (fisiolagis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.

Yang diperoleh dalam faktor ini adalah misalnya penglihatan, pendengaran, sruktur

tubuh dan sebagainya.

b) Faktor psikologis yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri dari:

1. Faktor intelektif yang meliputi:

i. Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

ii. Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

2. Faktor non-intelektual, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,

kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, & penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

2) Faktor eksternal, adalah antara lain:

a) Faktor sosial yang terdiri dari:

1. Lingkungan keluarga

2. Lingkungan sekolah

3. Lingkungan masyarakat

4. Lingkungan kelompok

b) Faktor budaya seperti adat/istiadat, ilmu pengetahuan, dan kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim.

d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa keberhasilan siswa dalam mencapai

prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor itu terdiri dari

tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai bakat, adanya minat dan

Page 36: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

perhatian yang tingggi dalam pembelajaran, strategi pembelajarn yang variatif

yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang memberi dorongan anak

untuk maju serta lingkungan sekolah yang tidak bising, tertib, teratur, disiplin,

yang kondusif bagi kegtiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran.

c. Alat Evaluasi Prestasi Belajar

Muhibbin Syah (2003:141) “Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat

keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah

program”. Sedangkan menurut Tardik, yang dinyatakan oleh Muhibbin Syah

(2003:141) menyebutkan “ Evaluasi berarti proses penilaian untuk

menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria

yang telah ditetapakan”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

evaluasi adalah kegiatan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program

belajar-mengajar atau untuk menetukan taraf keberhasilan sebuah program

pengajaran. Muhibbin Syah (2005:143) menyebutkan berbagai macam

evaluasi yaitu:

1) Pre Test dan Post Test

Kegiatan Pre test dilakukan oleh guru secara rutin sebelum dimulai

penyajian materi pelajaran. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi

pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Post test ialah

kegiatan yang dilakukan guru setiap akhir penyajian materi, tujuannya

untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.

2) Evaluasi Prasyarat

Penilaian ini meliputi sejumlah bahan yang telah diajarkan dalam

waktu tertentu. Tujuannya untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas

materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.

3) Evaluasi Diagnosi

Evaluasi yang telah dilakukan setelah selesai penyajian sebuah

satuan pelajaran dengan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang

belum dikuasai siswa.

Page 37: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

4) Evaluasi formatif

Evaluasi ini dilakukan pada akhir penyajian Satuan Pelajaran atau

modul. Tujuannya untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Hasil

diagnosis kesulitan belajar siswa tersebut digunakan sebagai bahan

pertimbangan rekayasa pengajaran remedial (perbaikan).

5) Evaluasi Sumatif

Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun

ajaran. Hasinya dijadikan bahan resmi mengenai kinerja akademik siswa

dan bahan penentu naik atau tidanya siswa ke kelas yang lebih tinggi.

Menurut Kiranawati, 2008/(www.google.com), yang diakses pada 26

Oktober 2010 menyebutkan bahwa ada berbagai macam tes yaitu:

a) Tes Kecepatan (Speed Test)

Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes (testi) dalam hal

kecepatan berpikir atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas

(logik) maupun hafalan dan pemahaman dalam mata pelajaan yang telah

dipelajarinya.

b) Tes Kemampuan (Power Test)

Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam

mengungkapkan kemampuannya (dalam bidang tertentu) dengan tidak

dibatasi secara ketat oleh waktu yang disediakan. Kemampuan yang

dievaluasi bisa berupa kognitif maupun psikomotorik. Soal-soal biasanya

relatif sukar menyangkut berbagai konsep dan pemecahan masalah dan

menuntut peserta tes untuk mencurahkan segala kemampuannya baik

analisis, sintesis dan evaluasi.

c) Tes Hasil Belajar (Achievement Test)

Tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi hal yang telah diperoleh

dalam suatu kegiatan. Tes Hasil Belajar (THB), baik itu tes harian

(formatif) maupun tes akhir semester (sumatif) bertujuan untuk

mengevaluasi hasil belajar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam

suatu kurun waktu tertentu. Makalah ini akan lebih banyak memberikan

penekanan pada tes hasil belajar ini.

Page 38: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

d) Tes Kemajuan Belajar ( Gains/Achievement Test)

Tes kemajuan belajar disebut juga dengan tes perolehan adalah tes

untuk mengetahui kondisi awal testi sebelum pembelajaran dan kondisi

akhir testi setelah pembelajaran. Untuk mengetahui kondisi awal testi

digunakan pre-tes dan kondisi akhir testi digunakan post-tes.

e) Tes Diagnostik (Diagnostic Test)

Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk mendiagnosis

atau mengidentifikasi kesukaran-kesukaran dalam belajar, mendeteksi

faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesukaran belajar, dan

menetapkan cara mengatasi kesukaran atau kesulitan belajar tersebut.

f) Tes Formatif

Tes formatif adalah penggunaan tes hasil belajar untuk

mengetahui sejauh mana kemajuan belajar yang telah dicapai oleh siswa

dalam suatu program pembelajaran tertentu.

g) Tes Sumatif

Istilah sumatif berasal dari kata “sum” yang berarti jumlah.

Dengan demikian tes sumatif berarti tes yang ditujukan untuk mengetahui

penguasaan siswa dalam sekumpulan materi pelajaran (pokok bahasan)

yang telah dipelajari.

Dari uraian di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa

macam-macam alat evaluasi meliputi tes kemampuan, tes hasil belajar, tes

diagnostik, tes formatif, serta tes sumatif.

Pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Bhinneka Karya 2

Boyolali, uaraian materi mata pelajaran tersebut meliputi: Masalah Ekonomi,

Konsep-konsep Ekonomi, Permintaan, Penawaran, dan Harga Keseimbangan,

Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Ekonomi, Penapatan Nasional, Konsumsi

dan Investasi, Uang dan Perbankan. Pada semester gasal dan genap, tes harian

dilakukan setiap selesai bab baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi

penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan

diajarkan. Selanjunya tes tengah semester ( tes mid semester) di lakukan pada

pertengahan semester yang tujuannya untuk mengetahui seberapa kemampuan

Page 39: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

siswa untuk mempersiapkan tes pada akhir semester gasal dan semester genap.

Kemudian tes akhir semester diulakukan pada tiap akhir semester yang

bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran dalam suatu kurun waktu tertentu.

Di SMA Bhinnneka Karya 2 Boyolali, prestasi belajar mata pelajaran

Ekonomi ditunjukkan dengan nilai rapor akhir semester, yang diperoleh dengan

menggunakan rumus:

NA= 5

23 QP

Keterangan:

NA : Nilai Akhir / Nilai Rapor

P : 30% NT + 70% NP

Q : Nilai Semester

(Pedoman Penilaian Kurikulum SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali)

B. Jurnal Penelitian Yang Relevan

1) Judul: Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Belajar Dan Variasi Mengajar

Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1

Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006. Peneliti: Amin Johari. Tahun 2006.

Tujuan penelitian : a) Untuk mengetahui tingkat disiplin belajar pada siswa

kelas X SMA PGRI Kebumen. b) Untuk mengetahui tingkat lingkungan

belajar pada siswa kelas X SMA PGRI Kebumen. c) Untuk mengetahui

variasi mengajar guru pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA PGRI

Kebumen. d) Untuk mengetahui prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas X

SMA PGRI Kebumen. e) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh disiplin

belajar, lingkungan belajar dan variasi mengajar guru pada siswa kelas X

SMA PGRI Kebumen. Hasil penelitian: a) Tingkat disiplin belajar siswa kelas

X SMA PGRI 1 Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006 termasuk dalam kategori

baik (59,8%) b) Lingkungan belajar siswa kelas X SMA PGRI 1 Kebumen

Tahun Ajaran 2005/2006 termasuk dalam kategori baik (59,82%) c) Variasi

mengajar guru pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA PGRI 1 Kebumen

Tahun Ajaran 2005/2006 termasuk dalam kategori cukup (50%) d) Ada

Page 40: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

pengaruh antara disiplinan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran

ekonomi siswa kelas X SMA PGRI 1 Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006

sebesar 34,4% e) Ada pengaruh antara lingkungan belajar terhadap prestasi

belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA PGRI 1 Kebumen Tahun

Ajaran 2005/2006 sebesar 25,80% f) Ada pengaruh antara variasai mengajar

guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA

PGRI 1 Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006 sebesar 24,90% g) Ada pengaruh

antara disiplinan belajar, lingkungan belajar dan variasi mengajar guru

terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA PGRI 1

Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006 sebesar 45,4%.

(http://blog.unila.ac.id/radengunawans/files/2010/07/Jurnal-2005-2006.pdf)

2) Judul: Pengaruh Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pendidikan Agama Islam Siswa SMA Negeri 5 Malang. Peneliti: Ainur

Rosida. Tahun 2009. Tujuan penelitian: a) Untuk mengetahui gaya belajar

siswa pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMA Negeri 5 Malang b)

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa pendidikan Agama Islam siswa kelas

X SMA Negeri 5 Malang c) Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar siswa

terhadap prestasi belajar siswa pendidikan Agama Islam siswa kelas X SMA

Negeri 5 Malang. Hasil penelitian ini adalah a) Gaya Belajar Siswa

Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Malang yang paling

dominan digunakan oleh siswa kelas X adalah gaya belajar visual dengan

frekuensi 50 presentase 52,6%. b) Prestasi Belajar Siswa Pendidikan Agama

Islam Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Malang yaitu 2 (2,1 %) memiliki

prestasi sangat tinggi. c) Pengaruh Gaya Belajar Siswa terhadap Prestasi

Belajar Siswa Pendidikan Agama Islam Siswa kelas X SMA Negeri 5 Malang

menunjukkan bahwa gaya belajar siswa yang baik adalah visual dengan

frekuensi 50 siswa atau 52,6 % menjawab memiliki gaya belajar visual

dengan baik.

(http://www.daneprairie.com.)

Page 41: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kesimpulan diatas tentang prestasi belajar dan pengertian

kedisiplinan belajar serta pengertian tingkat kebisingan lingkungan sekolah maka

penulis menyimpulkan secara teoritis sebagai berikut:

Seorang siswa yang memiliki kedisiplinan belajar yang tinggi pasti ia

akan mampu menata dirinya untuk terbiasa hidup teratur serta tertip dalam

menaati peraturan yang berlaku disekolah. Dengan adanya kedisiplinan belajar

siswa yang tinggi maka akan sangat berpengaruh sekali terhadap meningkatnya

prestasi belajar siswa disekolah. Dari uarian tersebut dapat disimpulkan bahwa

seorang siswa yang memiliki kedisiplinan belajar yang tinggi maka akan sangat

berpengaruhi terhadap hubungan yang positif terhadap prestasi belajar siswa.

Lingkungan sekolah yang baik juga memungkinkan dapat menunjang

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan begitu pula sebaliknya lingkungan

sekolah yang buruk cenderung dapat menghambat pelaksanaan kegiatan

pembelajaran. Lingkungan sosial sekolah yang menyenangkan akan

meningkatkan kegiatan anggota-anggotanya dalam penyelenggaraan pembelajaran

di sekolah dan sebaliknya lingkungan sekolah yang buruk akan member pengaruh

yang tidak baik terhadap semangat kerja anggota-anggotanya dalam menjalankan

aktivitas. Kebisingan lingkungan sekolah dapat timbul baikdari lingkungan fisik

maupun lingkungannnon fisik di sekolah. Dimana faktor lingkungan fisik maupn

lingkungan non fisik dipandang turut menentukan tingkat prestasi belajar siswa.

Disiplin belajar yang baik pada diri siswa dan didukung dengan suasana

lingkungan sekolah yang baik dan harmonis maka akan mendorong dan

mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Sebalinya apabila disiplin

belajar yang tingggi maka kegiatan pembelajaran tidak berjalan dengan optimal

daan hal ini akan mengakibatkan menurunnya prestasi belajar.

Untuk memperjelas kerangka pemikiran di atas, maka dapat digambarkan

dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Page 42: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Gb. 1 : Skema Kerangka Berfikir

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, samapai terbukti melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang dikemukakan dari diatas,

maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Adanya hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi

belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2

Boyolali Tahun ajaran 2009/2010.

2. Adanya hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan kingkuangan

sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA

Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun ajaran 2009/2010.

3. Adanya hubungan yang signifikan antara kedisiplinan belajar dan tingkat

kebisingan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap prestasi belajar

mata pelajaran kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun ajaran

2009/2010.

Untuk lebih jelasnya uraian diatas dapat digambarkan dalam gambar

dibawah ini:

Prestasi

Belajar Mata

Pelajaran

Ekonomi

Disiplin belajar

Disiplin masuk sekolah

Disiplin mengikuti pelajaran di sekolah

Disiplin mengerjakan tugas dari guru

Disiplin menaati tata tertib

Keteraturan dalam belajar

Tingkat kebisingan lingkungan sekolah

Tingkat kebisingan yang terjadi di luar

lingkungan sekolah, baik fisik maupun

non fisik

Tingkat kebisingan yang terjadi di dalam

lingkungan sekolah, baik fisik maupun

non fisik.

Page 43: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

ry 1

Ry 1,2

ry 2

Bagan II : Skema Perumusan Hipotesis

Kedisiplinan belajar

(X1)

(99999

Tingkat kebisingan

lingkungan sekolah

(X2)

Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Ekonomi

(Y)

Page 44: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB III

METODOLOGI

Dalam penelitian untuk mendapatkan kebenaran diperlukan tata cara

atau prosedur tertentu. Sebelum penelitian ini dilaksanakan perlu ditentukan

terlebih dahulu metodologi penelitian yang digunakan. Ketepatan dalam

menentukan metodologi dengan jenis data yang akan mengantar penelitian ke arah

tujuan yang diinginkan.

Menurut Noeng Muhajir (2000: 3), “metodologi penelitian membahas

konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya dalam karya ilmiah

dilanjutkan dengan metode yang digunakan”.

Sedangkan menurut H.B Sutopo (2002: 5) mengemukakan “Metodologi

penelitian adalah sekedar alat teknis, sehingga bisa digunakan dengan memilih

mana yang di pandang baik dan berusaha menggabungkannya, yang bila

dipikirkan secar para paradigmatik tentu saja tidak dapat dipertanggung

jawabkan”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian

adalah suatu pengetahuan yang membahas dan mempelajari tentang metode-

metode atau cara-cara yang tepat dan dan harus ditempuh dalam melaksanakan

penelitian untuk tujuan penelitian.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Bhinneka

Karya 2 Boyolali, yang beralamatkan di Jln.Perintis Kemerdekaan, Boyolali.

Adapun alasan pemilihan tempat penelitian tersebut adalah:

a) Tersedianya data dan adanya keterbukaan dari pihak sekolah, sehingga

memudahkan di dalam pengumpulan data yang diperlukan

b) Lokasi sekolah mudah dijangkau, sehinggga memudahkan transportasi dan

menghemat waktu, biaya, pikiran maupun tenaga yang di butuhkan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan setelah usulan penelitian ini disetujui.

Page 45: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Penelitian dilaksanakan selama delapan bulan yaitu mulai bulan Juli 2010 sampai

dengan bulan Februari 2011, dengan langkah-langkah sebagai berikit: a)

Persiapan b) Uji instrument c) Pengumpulan data d) Pengolahan dan analisis

data e) Penulisan dan pelaporan. Berikut ini bagan waktu penelitian:

No Kegiatan Bulan ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Persiapan

2. Uji instrument

3. Pengumpulan data

4. Pengolahan dan analisis

5. Penulisan dan pelaporan

B. Metode Penelitian

Menurut Mohammad Ali (2001:21),” Metode Penelitian sebagai suatu

cara untuk memperoleh pengetahuan atau memecahkan suatu permasalahan yang

dihadapi”. Menurut Iqbal Hasan (2003: 21) “metode penelitian adalah tata cara

bagaimana suatu penelitian dilakukan”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa ilmu tersebut mencari cara-cara untuk mengungkapkan dan memecahkan

suatu masalah.

Ada berbagai metode yang dapat digunakan dalam suatu penelitian

menurut Winarno Surakhmad (2004:132-161) ada tiga macam metode penelitian,

yaitu:

1. Metode Penyelidikan Historis

Metode penelidikan historik adalah penyelidikan yang mengaplikasikan

metode pemecahan yang ilmiah perspektif historis sesuatu masalah. Metode

historis, merupakan sebuah proses yang meliputi pengumpulan dan penafsiran

gejala, peristiwa ataupun gagasan yang timbul di masa lampau, untuk

menemukan generalisasi yang berguna dalam usaha untuk memahami

kenyataan-kenyataan sejarah, masalah yang dapat berguna untuk memahami

situasi sekarang dan meramalkan perkembangan yang akan datang. Metode

historis berlangsung menurut pola sebagai berikut: a. Pengumpulan data, b.

Page 46: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Penelitian data, c. Penafsiran data(sedikitnya penyusunan data) dan d.

Penyimpulan.

2. Metode Penyelidikan deskriptif

Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa

sekarang. Metode penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang

mencakup berbagai teknik deskriptif. Diantaranya adalah penyelidikan yang

menuturkan , menganaisa dan mengklasifikasi, penyelidikan dengan tehnik

interviu, angket, observasi, test, studi kasus, studi komperatif, studi waktu dan

gerak, analisa kuantitatif, studi koperatif atau operasional. Pelaksanaan metode

deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data dan

penyusunan data tetapi meliputi analisan dan interprestasi tentang arti data.

3. Metode Penyelidikan Eksperiment

Penyelidikan eksperiment tertuju pada kegiatan percobaan untuk melihat

sesuatu hasil. Hasil itu akan menegaskan bagaimanakah kedudukan

perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki. Tujuan

Eksperiment bukanlah pada pengumplan data melainkan pada penemuan

faktor-faktor penyebab dan faktor-faktor akibat, karena itu maka di dalam

eksperiment orang bertemu dengan dinamika dalam interaksi variable-

variabel.

Menurut Hadari Nawawi (2000 : 66-88) mengelompokkan menjadi

empat yaitu:

1. Metode filosofis

Metode filososif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

secara rasional melalui perenungan atau pemikiran terarah, mendalam dan

mendasar tentang hakikat sesuatu yang ada yang mungkin tidak ada, baik

dengan menggunakan pola pikir aliran filsafat tertentu maupun dalam bentuk

analisis sistematik berdasarkan pola pikir induktif, deduktif, fenomenologi dan

lain-lain dengan memperhatikan hukum-hukum berfikir (logika).

2. Metode deskriptif

Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah dengan

menggali data, mengkelompokkannya secara sistematis, kemudian

Page 47: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

menggambarkan data tersebut secara sistematis dan akurat, mengenai faktor-

faktor, hubungan secara fenomena.

3. Metode Historis

Metode historis adalah prosedur pemecahan masalah dengan

menggunakan data masalalu atau peninggalan-peninggalan, baik untuk

memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu

terlepas dari masa sekarang maupun untuk memahami kejadian atau keadaan

masa sekarang dalam hubunganya dengan kejadian atau keadaan masa lalu,

selanjutnya kerap kali hasilnya juga dapat dipergunakan untuk meramalkan

kejadian di masa yang akan datang.

4. Metode Eksperiment

Metode Eksperiment adalah prosedur penelitian yang digunakan untuk

mengungkapkan sebab akibat dua variable atau lebih, dengan mempengaruhi

variable yang lain.

Berdasarkan pengertian-pengertian metode penelitian tersebut, maka

dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam penelitian ini peneliti menggunakan

metode deskriptif korelasional. Metode ini digunakan untuk memecahkan dan

menjawab permasalahan yang ada sekarang dan untuk menguji hubungan antara

variabel-variabel yang ditunjukkan oleh besarnya nilai koefisien korelasi.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian merupakan sempel khusus mengenai penduduk, yaitu

jumlah tertentu dari manusia yang diselidiki secara nyata. Sudjana (2002:6)

mengatakan bahwa populasi adalah: “Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil

menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai

karakteristik tertentu dari semua angggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang

inggin dipelajari sifat-sifatnya”. Menurut Sutrisno Hadi (2001:102), Populasi

adalah sejumlah individu yang mempunyai satu sifat yang sama.

Dari pengertian di tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

jumlah seluruh nilai yang ada, nilai tersebut sebagai hasil dari menghitung atau

Page 48: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

mengukur, baik secara kuantitatif maupun kualitatif tentang karakteristik atau

sifat-sifat yang sama dari semua anggota suatu kumpulan tertentu. Sesuai dengan

penelitian ini maka populasinya adalah seluruh siswa kelas X SMA Bhinneka

Karya 2 Boyolali tahun ajaran 2009-2010, berjumlah 296 siswa.

2. Sampel Penelitian

Pengertian sampel menutut Suharsimi Arikunto (2002:109). “Sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Menurut Sudjan (2002:6) “

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi”. Berdasarkan kedua

pendapat itu dapat diambil kesimpulan bahwa sempel adalah sebagian dari

populasi yang dianggap dapat mewakili populasi untuk dijadikansubyek dalam

peneitian. Berdasarkan pengertian tersebut maka dalam penelitian ini yang

menjadi sempel adalah sebagian dari siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2

Boyolali Tahun ajaran 2009-2010.

Dasar pengambilan sampel menurut Suharsimi Arikunto (2002:109)

sebagai berikut: “ Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari

100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian nyaadalah penelitian populasi.

Selanjudnya jika jumlahnya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau

lebih tertantung setidaknya-tidaknya dari:

1. Kemampuan penelitian dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

2. Sempit luasnya pengamatan dari subyek.

3. Besar kecinya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel lebih besar

hasilnya akan lebih baik.”

Dalam penelitian ini tiap masing kelas peneliti mengambil sampel 10%

dari populasi yang berjumlah 296 siswa yaitu sebesar 4 siswa. Untuk lebih

jelasnya perincian populasi dan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel berikut:

Page 49: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Tabel. 3. Populasi dan Sampel

Kelas Populasi Persentase

Sampel

Sampel

X-1

X-2

X-3

X-4

X-5

X-6

X-7

X-8

37 siswa

37 siswa

37 siswa

37 siswa

37 siswa

37 siswa

37 siswa

37 siswa

10%

3,7 siswa di bulatkan 4 siswa

3,7 siswa di bulatkan 4 siswa

3,7 siswa di bulatkan 4 siswa

3,7 siswa di bulatkan 4 siswa

3,7 siswa di bulatkan 4 siswa

3,7 siswa di bulatkan 4 siswa

3,7 siswa di bulatkan 4 siswa

3,7 siswa di bulatkan 4 siswa

Jumlah

Total

296 10% 32 siswa

3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam pengambilan sampel diperlukan teknik-teknik yang dapat

digunakan untuk mendapatkan sampel yang benar-benat akurat. Teknik tersebut

adalah teknik sampling. Menurut Burhan Bungin (2005:105) “Sampling adalah

teknik dalam penarikan atau pengambilan sampel penelitian, bagaimana kita

merencanakan tata cara pengambilan sampel agar menjadi sampel yang

representif”. Iqbal Hasan (2003: 84) mengemukakan bahwa “metode sampling

adalah cara pengumpulan data yang mengambil sebagian elemen populasi atau

karakteristik yang ada pada populasi”.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

metode sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan cara mengambil sebagian

dari populasi yang ada.

Pada dasarnya ada dua macam teknik pengambilan sampel yaitu teknik

random sampling dan teknik non random sampling. Sutrisno Hadi dalam Cholid

Narbuko dan Abu Achmadi (2002 : 110-117) mengemukakan bahwa “Cara-cara

pengambilan sampel penelitian dapat dilakukan sebagai berikut”:

Page 50: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

a. Secara random sampling

Pada teknik random sampling setiap individu dalam populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Sesuai

dengan pendapat Sutrisno Hadi menyatakan bahwa : “Teknik random

sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang mana semua individu dalam

populasi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama diberi kesempatan

yang sama untuk menjadi angggota sampel”.

Selanjutnya cara yang digunakan untuk teknik random sampling dapat

dilakukan dengan:

1. Cara undian

Cara undian dilakukan dengan mengadakan undian atau lotere.

2. Cara ordinal

Cara ordinal dilakukan dengan menyusun subyek atau membuat

daftar secara urut dari atas kebawah yang dapat disesuaikan berdasarkan

alpabet, tanggal lahir atau tempat tinggalnya, kemudian sampel dapat

dapat diambil menurut urutan ganjil genap atau bilangan kelipatan.

3. Cara randomisasi dari tabel bilangan random

Cara randomisasi diambil dari tabel bilangan random dilakukan

dengan menyusun subyek seperti tabel. Sampel dapat diambil

menjatuhkan ujung pensil diatas tabel tersebut.

b. Secara non random sampling

Pada teknik sampling ini tidak semua individu dalam populasi diberi

peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Selanjutnya cara yang

digunakan untuk teknik non random sampling dapat dilakukan dengan:

1. Sampel proporsi atau Proportional random sampling, yaitu pengambilan

subyek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau

sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau

wialah.

2. Sampel bersrata atau Stratified sampling teknik ini biasanya digunakan

apabila populasi terdiri dari susunan kelompok-kelompok yang bertingkat-

tingkat.

Page 51: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3. Sampel bertujuan atau Purposive sampling teknik ini berdasarkan pada

ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut

erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah

diketahui sebelumnya.

4. Sampel kuota atau Quota sampling teknik ini menghendaki pengambilan

sampel dengan mendasarkan diri pada quotum.

5. Sampling kembar atau Double sampling yaitu pengambilan sampel yang

mengusahakan adanya sampel kembar.

6. Sampel berdasarkan wilayah atau Area probability sampling teknik ini

menghendaki cara pengambilan sampel yang mendasarkan pada

pembagian area (daerah-daerah) yang ada pada populasi.

7. Sampel kelompok atau Cluster sampling teknik ini menghendaki adanya

kelompok-kelompok dalam pengambilan sampel berdasarkan atas

kelompok-kelompok yang ada pada populasi.

Menutut Chorid Narkubo dan Abu Achmadi (2002: 110):

Pada dasarnya, ada dua macam teknik sampling, yaitu teknik random

sampling dan non random sampling(…..). Lebih lanjut lagi dikatakan

bahwa teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel

dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau

bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih untuk

menjadi angora sampel (…..). Dalam praktek, prosedur random

sampling meliputi; cara undian , cara ordinal ,cara randomisasi dalam

table bilangan random.

Berdasarkan pendapat diatas pengambilan sampel penelitian dilakukan

dengan teknik Proportional Random Sampling atau sampel porposional, yaitu

pengambilan subyek dari setiap stara atau setiap wilayah ditentukan seimbang

atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing stara atau

wilayah. Sedangkan pengambilan random dengan cara undian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang valid dan reliable diperlukan teknik

pengumpulan data. Sesuai dengan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka

peneliti menggunakan pengumpulan data dengan menggunakan angket dan

Page 52: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dokumentasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Teknik Angket

Menurut Suhasimi Arikunto (2002:128), berpendapat “Kuesioner

adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden baik itu tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui.” Sedangkan Iqbal Hasan (2003: 82) menjelaskan “angket adalah

daftar pertanyaan yang diserahkan kepada responden”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik

pengumpulan data dengan angket adalah penyelidikan mengenai suatu

masalah dengan jalan mengedarkan pertanyaan kepada responden untuk

mendapatkan informasi, keterangan, tanggapan, atau hal yang diketahui secara

tertulis. Jadi kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada

responden dan jawabanya diberikan secara tertulis.

Kuesioner disini dibeda-bedakan atas beberapa jenis tergantung pada

sudut pandang.

a) Dipandang dari cara menjawabnya:

1) Kuesioner terbuka adalah daftar pertanyaanh tertulis diberikan kepada

responden, dimana responden diberikan kesempatan untuk

menjawabnya sesuai dengan kalimatnya sendiri.

2) Kuesioner tertutup yaitu daftar pertanyaan tertulis yang sudah

disediakan jawabannya, dimana responden tinggal memilih jawaban

yang paling sesuai dengan dirinya.

b) Dipandang dari jawaban yang diberikan:

1) Kuesioner langsung adalah daftar pertanyaan tertulis yang melibatkan

responden secara langsung untuk dimintakan pendapat atau

menceritakan keadaan dirinya.

2) Kuisioner tidak langsung adalah daftar pertanyaan tertulis untuk

mendapatkan informasi dari pihak lain diluar pribadi responden.

Page 53: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

c) Dipandang dari bentuknya

1) Kuesioner pilihan ganda yaitu kuesioner yang sama dengan kuesioner

tertutup, dimana responden diminta untuk memilih salah satu jawaban

dari sekian kemungkinan jawaban yang tersedia.

2) Kuesioner isian yaitu kuesioner yang sama dengan kuesioner terbuka,

dimana responden diberi kebebasan untuk menjawab sesuai dengan

kalimatnya sendiri.

3) Check-list adalah suatu daftar pertanyaan dimana responden memilih

dengan memebubuhkan tanda check pada kolom yang sesuai.

4) Rating scale yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom

yang menunjukkan tingkat-tingkatnya.

Dalam penelitian ini angket yang digunakan oleh peneliti adalah

angket langsung tertutup dengan bentuk racing scale angker yang berupa

daftar pertanyaan yang disediakan untuk responden agar mereka menjawab

tentang dirinya sendiri yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden

tinggal memilih satu jawaban pada kolom-kolom yang menunjukan tingkat

mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju.

Adapun alasan peneliti menggunakan teknik angket sebagai alat

pengumpulan data adalah:

1. Dalam waktu singkat angket dapat disebar luaskan pada responden

sehingga menghemat biaya, tenaga, dan waktu.

2. Angket member kemudahan dalam proses penggolongan data karena

adanya keseragaman dan memberikan pertanyaan dan jawaban tersebut

sudah dirumuskan peneliti.

3. Unsur subyektivitas dapat diperkecil kemungkinannya.

4. Responden mempunyai kebebasan untuk member jawaban.

Dari macam-macam angket tersebut, maka dalam penelitian ini

untuk mendapatkan data yang sesuai dengan variabel tingkat kebisingan

lingkungan sekolah dan kedisiplinan belajar digunakan jenis angket

tertutup, langsung dengan bentuk rating scale.

Page 54: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Dalam penggunaannya, teknik angket mempunyai keuntungan dan

kelemahan, seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:

152) sebagai berikut:

Keuntungan angket atau kuisioner adalah:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b. Dapat membagikan secara serentak kepada banyak responden.

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepannya masing-masing

dan menurut waktu senggang responden.

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-

malu menjawab.

e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi

pertanyaan yang benar-benar sama.

Sedangkan kelemahan angket atau kuisioner adalah:

a. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada

pertanyaan yang terlewati tidak terjawab, padahal sukar diulangi

diberikan kembali padanya.

b. Sering sukar dicari validitasnya.

c. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja

memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.

d. Walaupun pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-

kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.

Angket sebagai alat ukur variabel penelitian harus disusun dengan

baik agar dapat mengukur variabel secara tepat. Langkah-langkah yang

dipergunakan penulis dalam menyusun angket menurut Sanapiah Faisal

(2003: 30) adalah sebagai berikut:

1. Menyusun matriks spesifikasi data

2. Menyusun angket

3. Try out (uji coba) angket

4. Revisi angket

5. Memperbanyak angket

Page 55: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Untuk lebih jelasnya, akan penulis jabarkan sebagai berikut:

1. Menyusun matriks spesifikasi data

Matriks spesifikasi data berguna untuk melihat atau

memperjelas terlebih dahulu permasalahan yang akan dituangkan

dalam angket. Dalam matriks ini terdapat penjabaran aspek-aspek

yang diukur yang berisi tentang konsep dasar, variabel, indikator,

nomor soal, dan jumlah soal yang sesuai dan mengarah pada rumusan

masalah maupun tujuan penelitian.

2. Menyusun angket

Setelah membuat matriks spesifikasi data, maka langkah

selanjutnya adalah menyusun angket yang meliputi tahap-tahap

sebagai berikut:

a. Menyusun bentuk pertanyaan

Dalam penelitian ini bentuk pertanyaan yang digunakan adalah

bentuk rating scale (skala likert) karena dalam penelitian ini

bermaksud untuk mengetahui dan mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau kelompok.

Dalam penyusunan angket ini Skala Likert dimodifikasi

dengan skor jenjang 4 kemungkinan. Untuk kategori ragu-ragu

ditiadakan. Hal ini dilakukan untuk mencegah responden netral atau

tidak memilih. Sebab jika disediakan kategori jawaban tersebut maka

akan menghilangkan banyak data sehingga mengurangi banyaknya

informasi yang dapat dijaring dari responden. Hal ini sesuai dengan

pendapat dari Suharsimi Arikunto (2006: 241) yang mengemukakan

bahwa:

Jika berpendapat bahwa ada kelemahan lima alternatif, karena

responden cenderung memilih alternative yang ada di tengah (karena

dirasa aman dan paling gampang kerena hamper tidak berpikir) dan

alas an itu memang ada benarnya. Maka memang disarankan alternatif

pilihannya hanya empat saja. Alternatif “sangat setuju” dan ”setuju”

ada di sisi atau kubu awal (atau akhir) sedangkan dua pilihan lain

Page 56: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

yaitu ”tidak setuju” dan ”sangat tidak setuju” di sisi atau kubu akhir

(atau awal). Dengan hal ini dapat kita pahami karena “sangat setuju”

dan ”setuju” sebetulnya pada posisi “setuju”, tetapi dengan gradasi

yang menyangatkan. Demikian juga dengan pilihan “sangat tidak

setuju”, yang pada dasarnya adalah juga sangat tidak setuju.

Sedangkan pendapat senada untuk menghilangkan kategori

ragu-ragu ini dikemukakan oleh S. Nasution (2003: 63) bahwa:

Peneliti yang mencegah adanya kelompok netral atau tidak

menunjukkan pendirian tertentu, dapat memaksa responden memilih

salah satu posisi. Pihak yang setuju atau tidak setuju. Mungkin untuk

itu memberikan alternatif dalam jumlah genap misalnya “setuju-tidak

setuju” atau ”sangat setuju-setuju-tidak setuju-sangat tidak setuju.”

Selain berdasarkan pendapat di atas, maka pernyataan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pernyataan positif dan negatif.

Untuk pernyataan positif skor berjalan dari sangat setuju dengan nilai

4 menuju ke sangat tidak setuju dengan nilai 1, maka dalam penelitian

ini ketiga variabel menggunakan alternatif jawaban sebagai berikut:

1. Sangat setuju : Nilai skala 4

2. Setuju : Nilai skala 3

3. Tidak setuju : Nilai skala 2

4. Sangat tidak setuju : Nilai skala 1

Kemudian untuk pernyataan negatif skor berjalan dari sangat

setuju dengan nilai 1 menuju ke sangat tidak setuju dengan nilai 4,

perhitungan penilaiannya sebagai berikut:

1. Sangat setuju : Nilai skala 1

2. Setuju : Nilai skala 2

3. Tidak setuju : Nilai skala 3

4. Sangat tidak setuju : Nilai skala 4

Page 57: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

b. Membuat item pertanyaan.

c. Membuat petunjuk pengisian angket atau pedoman pengisian

angket. Pedoman ini berisi petunjuk di dalam pengisian angket bagi

responden.

d. Membuat surat pengantar.

Surat pengantar ini berisi suatu permohonan dalam mengisi

angket, pengisian angket maksud dan ucapan terima kasih kepada

responden dan untuk mengetahui sejauh mana responden mengalami

kesulitan di dalam menjawab pertanyaan tersebut.

1. Try out (uji coba) angket

Uji coba angket dilakukan secara langsung pada siswa kelas X

SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali yang tidak termasuk dalam sampel

penelitian. Untuk menguji instrument ini digunakan uji validitas dan

reliabilitas.

a. Validitas angket

Uji validitas digunakan untuk menguji apakah butir-butir yang

diujicobakan dapat mengukur keadaaan yang sebenarnya. Suharsimi

Arikunto (2006: 144) mengemukakan “Validitas adalah suatu ukuran

yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrument.” Dari pengertian di atas validitas menunjukkan bahwa

suatu alat ukur dikatakan valid (tepat) bila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti

secara tepat untuk mengatahui validitas angket. Oleh karena itu untuk

mengukur tingkat validitas ini digunakan rumus uji validitas yaitu

korelasi product mement, dengan rumus:

=

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = Jumlah sampel

X = Skor rata-rata X

Page 58: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Y = Skor rata-rata Y

∑XY = Jumlah perkalian X dan Y

∑X2 = Jumlah kuadrat X

∑Y2 = Jumlah kuadrat Y

Hasil dari xyr dikonsultasikan dengan tabel harga kritis

product moment. Apabila hasil yang diperoleh hitungr > tabelr dengan

taraf signifikan 5% maka angket tersebut valid.

(Suharsimi Arikunto, 2006: 157)

b. Reliabilitas angket

S. Nasution (2003: 77) mengemukakan bahwa “Reliabilitas

adalah bila alat ukur itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu

yang berlainan, senantiasa menunjukkan hasil yang sama.” Sedangkan

Suharsimi Arikunto (2006: 156) “Reliabilitas menunjukkan pada satu

pengetian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk

digunakan seperti alat pengumpul data karena instrument tersebut

sudah baik.”

Dari kedua pengertian di atas, maka suatu alat ukur dikatakan

reliabel, jika dapat memberikan hasil yang relatif tetap apabila alat

ukur tersebut dikarenakan pada subjek yang sama tetapi tempatnya

berbeda atau pada waktu yang berbeda tetapi tempatnya sama. Untuk

menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

rumus alpha. Langkah-langkah dalam menggunakan rumus alpha

adalah sebagai berikut:

1) Mencari varian tiap-tiap item.

2) Mencari jumlah varian butir soal

3) Mencari varian total.

4) Memasukkan ke dalam rumus alpha yaitu:

r11 =

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen yang dicari.

Page 59: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

k = Banyaknya butir pertanyaan.

= Jumlah varian butir

= Varian butir

Hasil 11r dikonsultasikan dengan tabel product moment.

Apabila hasil yang diperoleh hitungr > tabelr dengan taraf signifikan

5% maka angket tersebut reliabel.

(Suharsimi Arikunto, 2006: 180)

5) Konsultasikan hasil perhitungan dengan tabel r product moment.

2. Revisi angket

Setalah melakukan try out maka hasil try out tersebut

dijadikan dasar untuk revisi angket yang dilakukan dengan cara

menghilangkan item-item yang tidak valid.

3. Memperbanyak angket

Jika angket telah sesuai dengan persyaratan, maka angket

diperbanyak sesuai dengan kebutuhan responden.

b. Teknik Dokumentasi

Menurut suharsimi Arikunto (2006:206) “Metode dokumentasi adalah

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, notulan rapat, legger, agenda dan sebagainya”.

Menurut Moleong (2001:16) menjelaskan bahwa “Dokumen ialah setiap

bahan tertulis maupun film”. Dalam teknik pengumpulan data yang berupa

dokumentasi ini akan diperoleh sumber data yang berupa nilai raport prestasi

belajar mata pelajaran ekonomi semester genap dari kelas X SMA Bhinneka

Karya 2 Boyolali.

Adapun alasan peneliti menggunakan teknik dokumentasi sebagai alat

mengumpulkan data sebagai berikut:

a) Dokumentasi lebih dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

b) Sumber dokumentasi adalah data yang lengkap.

c) Lebih efesien dan hemat waktu.

d) Dapat dilihat kembali apabila diperlukan.

Page 60: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Untuk

menganalisis data yang terkumpul menggunakan teknik analisis statistik. Hal ini

sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (2001:221) yang menyatakan bahwa “Yang

dapat dipertanggungjawabkan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan yang benar

dan untuk mengambil keputusan yang baik”.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis regresi linier ganda.. Adapun penggunaan teknik analisis regresi linier

ganda harus memenuhi syarat popolasi harus berdistribusi normal, uji linier

regresi harus menunjukkan kelinierannya, dan tidak terdapat hubungan yang

berarti diantara variabel-variabel bebas. Selanjutnya langkah-langkah uji

persyaratan analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menyusun tabulasi data

Yaitu data yang telah diperoleh kemudian disusun kedalam tabel – tabel

untuk memudahkan dalam penghitungan.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel, tidak

lain sebenarnya adalah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya

sebaran data yang akan dianalisis (Suharsimi Arikunto, 2005: 301). Apabila

data distribusi normal, berarti data tersebut dapat dipakai untuk penelitian ini

sebagai salah satu syarat analisis regresi linear yang nantinya digunakan untuk

menguji hipotesis. Langkah yang dilakukan dalam uji ini adalah dengan

menggunakan One sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf

signifikan 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikasi lebih

besar dari 0,05 (Duwi Priyatno, 2008:28).

3. Uji Linearitas dan Keberartian

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1) JK (G) =

Page 61: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2) JK (TC) = JK (S) – JK (E), dimana:

JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a)

JK (T) =

JK (a) =

JK (a/b) = b

b =

3) dkTC = k − 2

4) dk(G) = n − k

5) RJK (TC) =

6) RJK (G) =

7) Fhit =

(Sudjana, 2002: 332)

Keterangan:

JK (G) = menyatakan Jumlah Kuadrat Galat

JK (TC) = menyatakan Jumlah Kuadrat Tuna Cocok

df =derajat kebebasan (setiap variabel mempunyai derajat berbeda-

beda), untuk TC: k – 2 sedangkan untuk G: n – 2

RJK (TC) = menyatakan rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok

RJK (G) = menyatakan rata-rata Jumlah Kuadrat Galat

Jika Fhitung < Ftabel maka model linier yang diambil cocok, tetapi bila

Fhitung>Ftabel maka model linier yang diambil tidak cocok.

4. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear

Page 62: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi

dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada pembahasan

ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai Variance

Inflation pada model regresi. Menurut Santoso dalam Duwi Priyatno (2008:

39) pada umumnya Jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut

mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

5. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah bertujuan mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara

residual pada pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Model

regresi yang baik apabila tidak terjadi autokorelasi. Uji Durbin-Watson (DW

test) dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya auto korelasi. Hal ini

dapat diketahui dengan melihat nilai dari uji DW yang di konsultasikan

dengan tabel DW.

H0 = tidak ada autokorelasi (r=0)

Ha = ada autokorelasi (r≠0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :

1) Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-

du), maka koefisien auto korelasi sama dengan nol berarti tidak ada

autokorelasi.

2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl),

maka koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi

positif.

3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (4 –dl), maka koefisien autokorelasi

lebih kecil dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

Bila DW teletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) maka hasilnya

tidak dapat disimpulkan.

6. Pengujian Hipotesis

a). Pengujian Hipotesis pertama dan kedua

Untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Pada

pembahasan ini dilakukan dengan uji r.

Page 63: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Pengujian X terhadap Y

1) Menentukan Hipotesis

0H : Artinya tidak terdapat pengaruh X terhadap Y

aH : Artinya terdapat pengaruh X terhadap Y

2) Menentukan level significance ( ) = 0,05

3) Keputusan

0H Diterima jika probabilitas > 0,05

0H Ditolak jika probabilitas < 0,05

Nilai probabilitas diambil dari nilai signifikansi pada kolom

coefficient di model regresi.

b) Pengujian hipotesis ketiga

Untuk menguji hipotesis ketiga digunakan teknik analisis korelasi dan

regresi ganda dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menentukan koefisien korelasi ganda

Koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan y dihitung dengan rumus:

RY12 =

2

2211 xayxa

Dimana Ry(12) = koefisien antara kriterium, prestasi belajar siswa

(Y) dengan keterampilan mengajar guru (X1) dan

kedisiplinan belajar siswa (X2)

a1 = Koefisien prediktor (X1)

a2 = Koefisien prediktor (X2)

X1 Y = Jumlah produk antara X1 dan Y

X2Y = Jumlah produk antara X2 dan Y

Y2

= Jumlah kuadrat kriterium y

(Sutrisno Hadi, 2002: 385)

2) Uji Keberartian korelasi ganda dengan uji F untuk menetukan

signifikan atau tidaknya korelasi.

Page 64: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

F = 11

/2

2

knR

kR

Keterangan :

F = Menyatakan harga F garis regresi.

n = Menyatakan ukuran sampel.

k = Menyatakan banyaknya variabel bebas.

R = Menyatakan koefisien korelasi antara kriterium dengan

prediktor- prediktornya.

(Sudjana, 2002: 108)

7. Menghitung persamaan regresi linier multipel, dengan rumus :

(Sudjana, 2002: 348)

22110ˆ aaa

Koefisien-koefisien a0, a1, dan a2 dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

a0 = Y – a1X1 – a2X2

a1 =

a2 =

(Sudjana, 2002: 349)

8. Menghitung besarnya sumbangan relatif ( SR ) dan sumbangan Efektif ( SE )

a. Sumbangan relatif dalam persen atau SR% tiap prediktor, adalah :

Prediktor X1:SR% = %100Re

11

gJK

yxa

Prediktor X2 :SR% = %100Re

22

gJK

yxa

Sumbangan relatif (SR) diperlukan untuk mengetahui berapa besar

sumbangan masing-masing prediktor X terhadap kriterium Y.

b. Sumbangan efektif dalam persen atau SE% tiap prediktor, adalah:

Page 65: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

SE % X1 = SR % X1 x R2

SE % X2 = SR % X2 x R2

Dimana R2 =

2

2211

y

yxayxa

Sumbangan efektif (SE) diperlukan untuk mengetahui berapa besar

sumbangan murni yang diberikan masing-masing prediktor.

(Sutrisno Hadi, 2001: 46)

Page 66: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Kedisiplinan Belajar

dan Tingkat Kebisingan Lingkungan Sekolah dengan Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun Ajaran

2009/2010” terdapat tiga variabel, dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kedisiplinan Belajar, sebagai variabel bebas pertama (X1)

2. Tingkat Kebisingan Lingkungan Sekolah, sebagai variabel bebas kedua (X2)

3. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi, sebagai variabel terikat (Y)

Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu

dilakukan try out kepada 10 orang responden diluar sampel. Try out tersebut

digunakan untuk mengetahui item-item yang tidak memenuhi syarat validitas dan

reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat 5

item soal yang tidak valid, yaitu: 4 item dari variabel kedisiplinan belajar pada

nomor 3, 11, 15, dan 25 sedangkan 1 item pada variabel tingkat kebisingan

lingkungan sekolah yaitu nomor 32. Kelima item tersebut tidak digunakan karena

sudah diwakili oleh item lain.

Setelah diadakan pengumpulan data melalui angket dan melalui proses

tabulasi data kedisiplinan belajar sebagai variabel X1 dan tingkat kebisingan

lingkungan sekolah sebagai variabel X2 serta prestasi belajar ekonomi sebagai

variabel Y, maka peneliti mengemukakan deskripsi data sebagai berikut:

1. Data variabel Kedisiplinan Belajar (X1)

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap data variabel

kedisiplinan belajar diketahui bahwa jumlah responden adalah 32 orang dan dapat

diperoleh nilai terendah 56 dan tertinggi 78. Rata-rata hitung sebesar 67,00

standar deviasi sebesar 5,37 median sebesar 67 dan modus sebesar 67.

Jika nilai dihitung dalam presentase maka nilai tertinggi yang mungkin

dari variabel kedisiplinan belajar adalah jumlah item x alternatif jawaban yaitu

Page 67: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

20 x 4 = 80, dengan responden 32 siswa maka dapat diketahui bahwa nilai

tertinggi merupakan nilai kriterium yaitu 80 x 32= 2560 . Jumlah nilai variabel

berdasarkan data yang telah terkumpul adalah ∑X1 = 2144. Dengan diperolehnya

nilai kriterium dan jumlah nilai variabel kedisiplinan belajar maka persentase dari

variabel kedisiplinan belajar adalah 2144 : 2560 = 0,8375 atau sebesar 83,75%.

Ini artinya pelaksaan kedisiplinan belajar belum maksimal, sehinggga perlu

ditingkatkan lagi. Data mengenai variabel kedisiplinan belajar ini dapat dilihat

pada lampiran 9.

2. Data variabel Tingkat Kebisingan Lingkungan Sekolah (X2)

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap data variabel

tingkat kebisingan lingkungan sekolah diketahui bahwa jumlah responden adalah

32 orang dan dapat diperoleh nilai terendah 23 dan tertinggi 39. Rata-rata hitung

sebesar 30,19 standar deviasi sebesar 3,614 median sebesar 30 dan modus sebesar

26.

Dari data variabel tingkat kebisingan lingkungan sekolah jika nilai

dihitung dalam presentase maka nilai tertinggi yang mungkin dari variabel tingkat

kebisingan lingkungan sekolah adalah jumlah item x alternatif jawaban yaitu 10 x

4 = 40, dengan responden 32 siswa maka dapat diketahui bahwa nilai tertinggi

merupakan nilai kriterium yaitu 40 x 32= 1280. Jumlah nilai variabel berdasarkan

data yang telah terkumpul adalah ∑X2 = 966. Dengan diperolehnya nilai kriterium

dan jumlah nilai variabel tingkat kebisingan lingkungan sekolah maka persentase

dari variabel tingkat kebisingan lingkungan sekolah adalah 966 : 1280 = 0,7547

atau sebesar 75,47%. Ini artinya pelaksaan tingkat kebisingan lingkungan sekolah

belum maksimal, sehinggga perlu ditingkatkan lagi. Data mengenai variabel

tingkat kebisingan lingkungan sekolah ini dapat dilihat pada lampiran 10.

3. Data variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi (Y)

Prestasi belajar adalah variabel terikat (Y). Data yang terkumpul melalui

teknik dokumentasi yaitu hasil ujian akhir semesster diketahui bahwa prestasi

belajar mata pelajaran ekonomi siswa SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun

ajaran 2009/2010 menunjukkan masih rendah hal ini dapat di lihat dari nilai

tertinggi 9, nilai terendah 5 dan nilai rata-rata 68,69. Jika nilai variabel prestasi

Page 68: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

belajar di hitung dalam presentase dengan di ketahui nilai tertinggi yang mungkin

di capai adalah 10 dan jumlah responden sebanyak 32 siswa, maka di peroleh nilai

tertinggi variabel prestasi belajar adalah 32 x 10 = 320. Jumlah nilai variabel

prestasi belajar berdasarkan data yang terkumpul adalah ∑Y = 219,8. Dengan

demikian tingkat prestasi belajar siswa mata pelajaran ekonomi siswa kelas x

SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali Tahun ajaran 2009/2010 adalah 219,8 : 320 =

0,6869 atau sebesar 68,69%. Ini artinya pelaksaan prestasi belajar ekonomi belum

maksimal, sehinggga perlu ditingkatkan lagi agar tujuan yang telah ditetapkan

juga tercapai. Data mengenai variabel prestasi belajar mata pelajaran ekonomi ini

dapat dilihat pada lampiran 11.

B. Uji Persyaratan Analisis

Sebelum data di analisis, ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi untuk

dapat diteruskan dalam pengujian hipotesis. Uji persyaratan dalam analisis ini

adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Hasil uji kolmogorov smirnov untuk variabel kedisiplinan belajar (X1)

sebesar 0,643 dengan signifikasi sebesar 0,803, karena lebih besar dari 0,05 maka

disimpulkan bahwa data variabel kedisiplinan belajar ( X1) berdistribusi normal.

Hasil uji kolmogorov smirnov untuk variabel tingkat kebisingan

lingkungan sekolah (X2) sebesar 0,734 dengan signifikasi sebesar 0,654, karena

lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel tingkat kebisingan

lingkungan sekolah (X2) berdistribusi normal.

Hasil uji kolmogorov smirnov untuk variabel prestasi belajar ekonomi (Y)

sebesar 0,672 dengan signifikasi sebesar 0757, karena lebih besar dari 0,05 maka

disimpulkan bahwa data variabel prestasi belajar mata pelajaran ekonomi ( Y)

berdistribusi normal. (Lampiran 15)

2. Uji Linearitas

Hasil uji F hitung untuk Lack of Fit Test sebesar 0,366 dengan signifikansi

sebesar 0,967. Karena signifikasi hitung > 0,05, maka disimpulkan bahwa

hubungan kedisiplinan belajar ( X1) dengan Y linier.

Page 69: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Hasil uji F hitung untuk Lack of Fit Test sebesar 0,673 dengan signifikansi

sebesar 0,737. Karena signifikasi hitung > 0,05, maka disimpulkan bahwa

hubungan tingkat kebisingan lingkungan sekolah ( X2 ) dengan Y linier.

(Lampiran 16)

3. Uji Multikolinearitas

Berdasarkan pengolahan data, diketahui koefisien VIF kedisiplinan belajar

dan tingkat kebisingan lingkungan sekolah untuk adalah 1,106. karena harga VIF

< 5, maka tidak terdapat multikolinearitas atau tidak ada hubungan antar variabel

bebas. (Lampiran 17)

4. Uji Autokeralasi

Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai Durbin-Watson sebesar 1,976 ,

nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan mengunakan derajat

kepercayaan 5%, jumlah sampel 32 dan jumlah variabel bebas 2, maka ditabel

Durbin Watson akan didapatkan nilai dl = 1,31 dan du = 1,57 maka dapat

dikatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi karena nilai Durbin-Watson diantara du

(1,57) dan 4 – du (2,43). (Lampiran 17)

5. Analisis Regresi Linear Ganda

Persamaan regresi diperoleh dari hasil penghitungan data yang ada pada

tabel coefficient. Pada tabel coefficient tersebut diperoleh persamaan regresi,Ŷ=

3,450 + 0,597X1 + 0,837X2.

Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata prestasi belajar

ekonomi akan meningkat atau menurun yaitu sebesar 0,579 untuk seriap

peningkatan atau penurunan satu unit kedisiplinan belajar (X1)dan akan meningkat

atau menurun yaitu sebesar 0,837 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu

unit tingkat kebisingan lingkungan sekolah (X2).

Berdasarkan hasil penghitungan pada model summary diperoleh angka R

Square adalah sebesar 0,267. Hal ini berarti 26,7% prestasi belajar ekonomi dapat

dijelaskan oleh kedua variabel tersebut. Sedangkan sisanya (100 % - 26,7% =

Page 70: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

73,3%) selebihnya sebesar 73,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

termasuk dalam penelitian ini. (Lampiran 18)

a. Pengujian Hipotesis I

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji r, diperoleh nilai

rhitung variabel kedisiplinan belajar (X1) sebesar 0,424 dengan taraf signifikansi

0,05 dan rtabel sebesar 0,349. Karena nilai rhitung > rtabel (0,424 > 0,349) maka Ho

ditolak, artinya secara Correlation Pearson ada pengaruh positif yang signifikan

antara kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi.

(Lampiran 19)

b. Pengujian Hipotesis II

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji r, diperoleh nilai

rhitung variabel tingkat kebisingan lingkungan sekolah (X2) sebesar 0,411 dengan

taraf signifikansi 0,05 dan rtabel sebesar 0,349. Karena nilai rhitung > rtabel (0,411 >

0,349) maka Ho ditolak, artinya secara Correlation Pearson ada pengaruh positif

yang signifikan antara tingkat kebisingan lingkungan sekolah terhadap prestasi

belajar mata pelajaran ekonomi. (Lampiran 19)

c. Pengujian Hipotesis III

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji F, diperoleh nilai

F hitung sebesar 5,274 dengan taraf signifikansi 0,05 dan Ftabel sebesar 3,328.

Karena nilai Fhitung > Ftabel (5,274 > 3,328) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh

yang signifikan antara kedisiplinan belajar dan tingkat kebisingan lingkungan

sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi.

Adapun hasil perhitungan dari Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan

efektif (SE) didapatkan hasil perhitungan SR kedisiplinan belajar (X 1 ) terhadap

prestasi belajar ekonomi (Y) sebesar 52,18% dan SR tingkat kebisingan

lingkungan sekolah (X 2 ) terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi (Y)

sebesar 47,82%. Sedangkan SE X 1 terhadap Y = 13,92% dan SE X 2 terhadap Y=

12,75%. (Lampiran 20)

Page 71: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

6. Penafsiran Pengujian Hipotesis

Setelah analisis data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah

melakukan penafsiran pengujian hipotesis untuk semua variabel, yaitu korelasi

X1, X

2, dan Y. Berdasarkan persamaan garis regresi linier ganda, diperoleh

Ŷ= 3,450 + 0,597X1 + 0,837X2. Arah perubahan nilai Y akan bertambah atau

berkurang tergantung pada koefisien X 1 dan X2 yang positif. Apabila dilihat dari

persamaan regresi tersebut, maka jika kedisiplinan belajar ( X 1 ) dan tingkat

kebisingan lingkungan sekolah ( X2) mengalami peningkatan akan

mempengaruhi prestasi belajar mata pelajaran ekonomi (Y), karena dari

persamaan regresi tersebut menunjukkan arah yang positif. Perubahan yang terjadi

pada nilai Y searah dengan perubahan variabel X 1 dan X2

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji r untuk menguji

hipotesis antara prediktor terhadap kriterium diproleh nilai rhitung X 1 = 0,424 dan

rtabel = 0,349. Karena rhitung > rtabel maka hipotesis I diterima. Ini berarti bahwa

kedisiplinan belajar mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi

belajar mata pelajaran ekonomi.

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji r untuk menguji

hipotesis antara prediktor terhadap kriterium diproleh nilai rhitung X 2 =0,411 dan

rtabel = 0,349. Karena rhitung > rtabel maka hipotesis II diterima. Ini berarti bahwa

tingkat kebisingan lingkungan sekolah mempunyai pengaruh positif yang

signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi.

Untuk hipotesis secara simultan antara prediktor terhadap kriterium

menggunakan uji F. Berdasarkan perhitungan diperoleh Fhitung =5,274 dan Ftabel

=3,328. karena Fhitung > Ftabel maka hipotesis III diterima. Ini berarti bahwa

kedisiplinan belajar dan tingkat kebisingan lingkungan sekolah secara bersama-

sama mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar

ekonomi.

Page 72: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

7. Simpulan Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis data dan penafsiran pengujian hipotesis di atas

dapat disimpulkan bahwa:

a. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji r, diperoleh nilai rhitung

variabel kedisiplinan belajar (X1) sebesar 0,424 dan rtabel sebesar 0,349 dengan

taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai rhitung > rtabel.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif

yang signifikan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar mata

pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali” diterima.

b. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji r, diperoleh nilai rhitung

variabel tingkat kebisingan lingkungan sekolah (X2) sebesar 0,411 dan rtabel

sebesar 0,349 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa

nilai rhitung > rtabel. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada

pengaruh positif yang signifikan antara tingkat kebisingan lingkungan sekolah

dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka

Karya 2 Boyolali” diterima.

c. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji F, diperoleh nilai Fhitung

sebesar 5,274 dan Ftabel sebesar 3,328 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga

dapat dikatakan bahwa nilai Fhitung > Ftabel. Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara kedisiplinan

belajar dan tingkat kebisingan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar

mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali”

diterima

C. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan pada hasil analisis data di atas, maka peneliti

mengemukakan pembahasan sebagai berikut:

1. Kedisiplinan belajar

Tingkat pencapaian kedisiplinan belajar siswa SMA Bhinneka Karya 2

Boyolali sebesar 52,18%. Angka ini diperoleh dengan membandingkan hasil

Page 73: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

angket yang telah disebarkan kepada responden dengan skor tertinggi kriterium

setiap variabel. Berdasarkan persentase tersebut dapat diketahui bahwa

kedisiplinan belajar siswa SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali masih perlu

ditingkatkan agar lebih optimal, karena belum terpenuhinya sebagian aspek yang

mendukung kedisiplinan belajar.

Berdasarkan data yang terkumpul item yang terendah nilainya adalah

item nomor 19 dengan nilai 93, tentang setiap ada jam kosong maka saya lebih

baik berdiskusi tentang materi pelajaran dengan teman. Pada saat jam kosong

siswa belum dapat memanfaatkan waktu untuk berdiskusi tentang materi pelajaran

secara maksimal..

Nilai rendah kedua adalah item nomor 10 dengan nilai 94 tentang

sebelum guru menerangkan materi pelajaran maka saya mempelajari terlebih

dahulu materi-materi yang akan disampaikan. Sikap seperti ini perlu ditingkatkan

agar setiap guru menerangkan siswa sudah mempunyai gambaran tentang materi

pelajaran tersebut sehingga apabila siswa terdapat kesulitan maka dapat langsung

bertanya kepada guru.

2. Tingkat kebisingan lingkungan sekolah

Untuk variabel tingkat kebisingan lingkungan sekolah SMA Bhinneka

Karya 2 Boyolali tingkat pencapaiannya sebesar 47,82%. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa tingkat kebisingan lingkungan sekolah masih perlu

ditingkatkan karena masih ada beberapa aspek yang kurang mendukung.

Berdasarkan data yang terkumpul ada beberapa item yang rendah

nilainya antara lain item nomor 33 dengan nilai 84, tentang saya tidak pernah

terganggu dengan suara ramai dikelas lain. Nilai rendah kedua adalah item nomor

34 dengan niali 85, tentang saya tidak pernah terganggu dengan suara ramai di

kelas saya. Dari kedua item rendah tersebut memiliki keterkaitan yakni siswa

sama-sama tidak merasa terganggu dengan suara ramai di kelasnya maupun di

kelas lain.

Page 74: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

3. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi

Tingkat pencapaian prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas

X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali sebesar 68,6%. Berdasarkan data yang

terkumpul dengan nilai terendah 50 menunjukkan bahwa prestasi belajar yang

dicapai siswa belum tercapai dengan maksimal sehingga prestasi belajar belum

maksimal sesuai dengan yang diharapkan.

Dari penelitian ini, dapat diketahui bahwa kedisiplinan belajar dan

tingkat kebisingan lingkungan sekolah secara bersama-sama berpengaruh terhadap

prestasi belajar mata pelajaran ekonomi. Dengan adanya kedisiplinan belajar yang

baik dan tingkat kebisingan lingkungan sekolah yang baik maka prestasi belajar

mata pelajaran ekonomi akan mudah dicapai.

Namun hal ini bukan berarti hanya kedisiplinan belajar dan tingkat

kebisingan lingkungan sekolah saja yang mempengaruhi prestasi belajar mata

pelajaran ekonomi, melainkan masih banyak faktor yang lain sebesar 73,33%

yang tidak tercakup dalam penelitian ini. Faktor lain yang mempengaruhi prestasi

belajar selain kedisiplinan belajar dan tingkat kebisingan lingkungan sekolah

antara lain : peranan orang tua, fasilitas belajar, media pembelajaran dan masih

ada kemungkinan lagi yang belum diketahui.

Page 75: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti telah lakukan pada SMA

Bhinneka Karya 2 Boyolali, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan uji r, kedisiplinan belajar (X1) mendapatkan hasil rhitung sebesar

0,424 dan rtabel sebesar 0,349 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat

dikatakan bahwa nilai rhitung > rtabel. Dengan demikian hipotesis I yang

menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara kedisiplinan

belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA

Bhinneka Karya 2 Boyolali ” terbukti kebenarannya.

2. Berdasarkan uji r, tingkat kebisingan lingkungan sekolah (X2) mendapatkan

hasil rhitung 0,411 dan rtabel sebesar 0,349 dengan taraf signifikansi 0,05

sehingga dapat dikatakan bahwa nilai rhitung > rtabel. Dengan demikian hipotesis

II yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara

tingkat kebisingan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran

ekonomi siswa kelas X SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali ” terbukti

kebenarannya.

3. Dari uji keberartian regresi linier ganda antara kedisiplinan belajar (X 1 ) dan

tingkat kebisingan lingkungan sekolah (X 2 ) terhadap prestasi belajar ekonomi

(Y) diperoleh Fhitung adalah 5,274 dan Ftabel sebesar 3,295 dengan taraf

signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai Fhitung > Ftabel. Dengan

demikian hipotesis III yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang

signifikan antara kedisiplinan belajar dan tingkat kebisingan lingkungan

sekolah dengan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA

Bhinneka Karya 2 Boyolali ” terbukti kebenarannya.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka bisa dikaji implikasi dari

penyelenggaraan penelitian ini di SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali. Berikut ini

adalah implikasi dan hasil penelitian yang sudah dilakukan:

Page 76: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

1. Berdasarkan pada analisis data maka hasil penelitian tersebut dapat dijadikan

sebagai suatu referensi untuk satuan pendidikan bahwa kedisiplin belajar dan

tingkat kebisingan lingkungan sekolah itu mempengaruhi prestasi belajar

siswa, sehingga satuan pendidikan mempunyai pertimbangan dalam membuat

kebijakan-kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa sesuai

dengan harapan yang akan dicapai serta tujuan yang telah ditetapkan. Bagi

guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk lebih

meningkatkan prestasi belajar.

2. Bagi para peneliti yang melakukan penelitian mengenai kedisiplin belajar,

tingkat kebisingan lingkungan sekolah, dan prestasi belajar maka hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu dasar yang dapat digunakan sebagai

penunjang dalam suatu penelitian karena masih banyak faktor lain yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

C. Saran

Berdasarkan pembahasan hasil analisis data dan kesimpulan yang telah

dikemukakan di atas, sebagai upaya sumbangan pikiran bagi kemajuan SMA

Bhinneka Karya 2 Boyolali, maka peneliti mengemukakan saran-saran sebagai

berikut:

1. Kepada Siswa

a. Pada item positif kedisiplinan belajar yang memperoleh nilai rendah

dengan score 93, tentang setiap ada jam kosong maka saya lebih baik

berdiskusi tentang materi pelajaran dengan teman. Alangkah baiknya jika

pada saat jam kosong semua siswa belajar di dalam kelas agar tidak

mengganggu kelas lain yang sedang melaksanakan proses pembelajaran.

b. Pada item positif kedisiplinan belajar yang memperoleh nilai rendah

dengan score 94 tentang sebelum guru menerangkan materi pelajaran

maka saya mempelajari terlebih dahulu materi-materi yang akan

disampaikan. Alangkah baiknya jika siswa mempelajari terlebih dahulu

materi-materi yang akan disampaikan guru sehingga siswa dapat lebih

mudah untuk memahaminya.

Page 77: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

c. Pada item positif tingkat kebisingan lingkungan sekolah yang memperoleh

nilai rendah dengan score 84 yaitu tentang saya tidak pernah terganggu

dengan suara ramai dikelas saya. Nilai rendah kedua dengan score 85 yaitu

tentang saya tidak pernah terganggu dengan suara ramai dikelas lain.

Dengan nilai yang rendah tersebut, siswa masih merasa tertanggu dengan

suara ramai di kelas maupun di kelas lain sehingga perlu perhatian yang

lebih dari siswa untuk mengatur sikapnya di dalam kelas.

2. Kepada Guru

a. Pada item positif kedisiplinan belajar yang memperoleh nilai rendah

dengan score 93, tentang setiap ada jam kosong maka saya lebih baik

berdiskusi tentang materi pelajaran dengan teman. Hendaknya guru

memberikan tugas lewat guru piket agar pada jam kosong siswa masih

tetap dapat belajar di kelas.

b. Pada item positif kedisiplinan belajar yang memperoleh nilai rendah

dengan score 94 tentang sebelum guru menerangkan materi pelajaran

maka saya mempelajari terlebih dahulu materi-materi yang akan

disampaikan. Hendaknya sebelum guru memberikan materi pelajaran yang

akan di ajarkan berikutnya, guru memberikan tugas di rumah terlebih

dahulu tentang materi yang akan di ajarkan.

c. Pada item positif tingkat kebisingan lingkungan sekolah yang memperoleh

nilai rendah dengan score 84 yaitu tentang saya tidak pernah terganggu

dengan suara ramai dikelas saya. Dan nilai rendah kedua dengan score 85

yaitu tentang saya tidak pernah terganggu dengan suara ramai dikelas lain.

Hendaknya guru selalu memantau keadaan kelas agar suasana kelas dapat

lebih tenang dan kondusif sehingga siswa tidak merasa terganggu dengan

suasana bising di dalam maupun di luar kelas. Apabila siswa masih ramai

hendaknya guru memberikan hukuman agar suasana kondusif dan siswa

dapat belajar dengan baik, sehingga prestasi belajar siswa dapar

meningkat.

Page 78: HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR DAN TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

3. Bagi Kepala Sekolah

a. Hendaknya kepala sekolah mengefektifkan jam pelajaran yang kosong

agar siswa berada di dalam kelas dan mau belajar dengan cara diisi oleh

guru BP, misalnya dengan cara memberi tugas diskusi kelompok di kelas.

b. Dengan adanya tingkat kebisingan di lingkungan sekolah, diharapkan

pihak sekolah dapat mengurangi kebisingan yang terjadi dilingkungan

sekolah dengan menutup rapat dinding bagian timur dan selatan yang

merupan sumber kebisingan yang disebabkan oleh lalulalang kendaraan

yang melintas dan suara ramai bengkel motor.