HUBUNGAN INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN...

99
HUBUNGAN INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI MI NUR ASHOLIHAT LENGKONG WETAN SERPONG SKRIPSI Disusun Sebagai Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Stara Satu (S-1) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah oleh : SITI NOVY PEBRYANTI NIM 109018300041 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M

Transcript of HUBUNGAN INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN...

HUBUNGAN INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA

DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI MI NUR ASHOLIHAT

LENGKONG WETAN SERPONG

SKRIPSI

Disusun Sebagai Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Stara Satu

(S-1) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

oleh :

SITI NOVY PEBRYANTI

NIM 109018300041

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Siti Novy Pebryanti

NIM : 109018300041

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Alamat : Kp Tegal RT/RW 015/003 Ds Kedung dalem Kec Mauk

Tangerang

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Intensitas Bimbingan Orang tua

dengan Hasil Belajar Siswa di MI Nur As-Sholihat Lengkong Wetan

Serpong. Adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama pembimbing I : Mu’arif SAM, M.Pd

NIP : 19650717 199403 1 005

Nama pembimbing II : Nuryani, MA

NIP : 19820628 200912 2 003

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, 03 Mei 2014

Yang menyatakan

Siti Novy Pebryanti

i

ABSTRAK

SITI NOVY PEBRIYANTI, NIM 109018300041, Hubungan Intensitas

Bimbingan Orang tua dengan Hasil Belajar Siswa di MI Nur As-Sholihat

Lengkong Wetan Serpong.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas bimbingan

orang tua dengan hasil belajar siswa di MI Nur As-Sholihat Lengkong Wetan

Serpong. Penelitian ini dilakukan di MI Nur As-Sholihat Lengkong Wetan Serpong.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey dengan teknik

korelasional untuk mencari hubungan antara variabel intensitas bimbingan orang tua

dengan variabel hasil belajar siswa. Hasil uji hipotesis dengan korelasi product

moment menunjukkan angka 0.70-0.90 yang berarti bahwa ada hubungan antara

intensitas bimbingan orang tua dengan hasil belajar siswa di MI Nur As-Sholihat

pada kelas IV, V, & VI.

Kata kunci : Intensitas Bimbingan Orang tua dan Hasil belajar.

ABSTRAK

SITI NOVY PEBRIYANTI, NIM 109018300041, Hubungan Intensitas Bimbingan Orang

tua dengan Hasil Belajar Siswa di MI Nur As-Sholihat Lengkong Wetan Serpong.

This study aims to determine the relationship of the intensity of parental guidance with

student learning outcomes in MI Nur As-Sholihat Lengkong Wetan Serpong. This research was

conducted in MI Nur As-Sholihat Lengkong Wetan Serpong. The method used in this study is a

survey method with a correlation technique to find the relationship between the intensity of the

parental variables with the variables of student learning outcomes. The results of the hypothesis

testing showed the product moment correlation 0.70-0.90 which means that there is a

relationship between the intensity of parental guidance with student learning outcomes in MI Nur

As-Sholihatin.

Keywords: Intensity Guidance Parents and learning outcomes.

ii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Shawalat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan alam Nabi

Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan kepada pengikut-Nya yang selalu teguh dan

setia dalam mengikuti dan mengamalkan ajaran-Nya.

Skripsi yang berjudul “Hubungan Intensitas Bimbingan Orang tua dengan Hasil

Belajar siswa di MI Nur As-Sholihat Lengkong Wetan Serpong” ditulis untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan yang baik ini,

izinkanlah penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan KI-PGMI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Muarif SAM, Mpd, dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan

waktu dan kemudahan selama proses bimbingan serta memberikan saran serta

dukungan kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.

4. Nuryani, MA, dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan

kemudahan selama proses bimbingan serta memberikan saran serta dukungan

kepada penulis selama pembuatan skripsi ini.

5. Dosen penguji I Dr, Fauzan, MA yang telah meluangkan waktu dan kemudahan

selama proses bimbingan.

6. Dosen penguji II Dindin Ridwanudin, M.Pd yang telah meluangkan waktu dan

kemudahan selama proses bimbingan

iii

7. Seluruh Dosen dan staf Jurusan KI-PGMI dan FITK UIN Sayrif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan segenap ilmu dan keahlian kepada penulis serta

turut melancarkan usaha pembuatan skripsi ini sebagai syarat menyelesaikan

S1.

8. Kepada kedua orang tuaku tercinta dan tersayang, terima kasih atas segala doa

dan dorongan yang tak mungkin dapat aku nilai kecuali dengan cinta dan maaf

jika selama ini belum bisa menjadi anak yang baik. Semua ini aku

persembahkan untuk kalian.

9. Kepada suamiku tercinta, terima kasih atas doa dan dorongan yang tak mungkin

dapat aku nilai dengan cinta dan maaf jika selama ini belum bisa menjadi istri

yang baik. Semua ini aku persembahkan untuk suamiku dan anakku.

10. Saudara-saudaraku: Ayu, Indri, Ziah, dan Izik, terima kasih kalian telah

menghiburku.

11. Sahabat-sabahatku KI-PGMI angkatan 2009 yang tak bisa disebutkan satu

persatu, yang tak pernah letih menjaga silatuhrahmi , semoga silatihrahmi yang

selama ini erjalin erat tetap terjaga untuk selamanya.

12. Semua pihak yang turut membantu selama perkuliahan dan penyelesaian studi

penulis.

Semoga ALLAH SWT membalas kebaikan seluruh pihak yang terlibat dalam

penyusunan skripsi ini dengan limpahan dan rahmat dan kasih sayang-Nya. Peneliti

menyedari bahwa terdapat cacat dan cela dalam karya ini, untuk itu peneliti mohon

maaf atas segala kekurangan didalamnya dan senantiasa berharap karya ini dapat

memberikan manfaat bagi pembaca.

Jakarta, 03 Mei 2014

Penulis

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENYATAAN PENULIS

LEMBAR PENGESAHAN PENULIS

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK ……………………………………………………...………………… i

KATA PENGANTAR …………………………………………………..……….. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………….……….. iv

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………….………………. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………….………………. 1

B. Identifikasi Masalah ………..……………………………………. 8

C. Pembatasan Masalah ……………………..……………………… 8

D. Perumusan Masalah ……………………………………………. 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………………. 8

F. Kegunaan Penelitian …………………………………………….. 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori …………………………………………………….. 10

1. Hasil Belajar ………………………………………….………… 10

2. Intensitas Bimbingan Orang tua ……………….…………… 19

3. Kerangka Berpikir …………………………….………………. 28

B. Hasil Yang Relevan …………………………………………….. 29

C. Hipotesis Penelitian …………………………………….………. 30

v

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………….….. 31

B. Metode Penelitian ……………………………………………...……… 31

C. Populasi dan Sampel …………………………………………….. 32

D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………….…….. 32

E. Kisi-kisi Instrumen Intensitas Bimbingan Orang tua dalam hasil belajar

siswa ……………………………………………………..……… 33

F. Uji validitas dan Reliabilitas Instrumen …………………………….. 34

G. Teknik Analisis Data ……………………………………...……… 37

H. Hipotesis Penelitian …………………………………...………… 38

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek PEnelitian …………………………………… 39

1. Gambaran MI Nur As-Sholihat ………………..…………… 39

2. Keadaan Guru dan Karyaawan …………………………………….. 39

3. Keadaan Siswa MI Nur As-Sholihat …………………………….. 41

B. Deskripsi Data ……………………………………………………. 41

1. Data Hasil Belajar Siswa ……………..……………………… 41

2. Data Intensitas Bimbingan Orang tua ……………………………. 45

C. Analisis Data …………………………………………………… 48

1. Uji Prasyarat ……………………………………………………. 48

2. Pengujian Hipotesis …………………………….……………… 53

D. Pembahasan ……………………………………..……………… 58

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan …………………………………………………….. 60

B. Saran …………………………………………………………….. 60

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………...……………… 62

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Angket intensitas Bimbingan Orang tua …...……….……………. 64

Lampiran 2: Nilai MID semester II kelas IV, V, & V ....…..……………………. 69

Lampiran 3: Hasil Uji Validitas ….………………………..………………….. 72

Lampiran 4: Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Bimbingan Orang tua …….. 73

Lampiran 5: Perhitungan Untuk Mperoleh Koefisien Korelasi Antara Intensitas

Bimbingan Orang tua Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa………….. 76

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui

proses pembelajaran. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa warga Negara berhak mendapat

pedidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan

dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa

yang di atur dengan Undang-Undang.1 Pendidikan merupakan sarana mutlak yang

dipergunakan untuk mewujudkan masyarakat madani yang mampu menguasai,

mengembangkan, mengendalikan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Pendidikan secera sederhana, dapat merujuk pada Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI). Pendidikan adalah merupakan proses pengubahan sikap dan tat

laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

uapaya pengajaran dan pelatihan. Dari pengertian KBBI terlihat bahwa melalui

pendidikan: satu, orang ,mengalami perubahan sikap dan tata laku; dua, orang

berpsroses menjadi dewasa, menjadi matang dalam sikap dan tata laku; tiga,

proses pendewasaan ini dilakukan melalui upaya pengajaran dan pelatihan.2

Pendidikan merupaka proses, cara, dan perbuatan mendidik.

Pendidikan berasal dari kata “didik” lalu kata ini mendapat awalan me

sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan member latihan. Dalam

memelihara dan memebri latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan

pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. “Pendidikan” dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahnun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006)

h 47 2 Damsar. Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2011) h. 8

2

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan. Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat

diartikan sebagai proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang

memeroleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai

dengan kebutuhan.3

Pendidikan adalah: usaha secara langsung sengaja dari orang dewasa untuk

dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedwasaan yang selalaudi artikan

mampu menimnulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya. Orang

dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang tua atas dasar tugas dan

kedudukannya dalam kewajiban untuk mendidik misalnya guru disekolah, kiai

dalam lingkungan keagamaan, kepala-kepala asrama dan sebagainya. Segala

pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang

hidup. Pendidikan juga merupakan suatu ilmu terapan yaitu terapan dari ilmu atau

disiplin, pendidikan juga merupaka suatu bidang studi, dalam bidang studi

tersebut yaitu teori pendidikan yang dikembangkan.

Pendidikan juga pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai

lembaga pendidikan formal, dan segala pengaruh yang diupayakan sekolah

terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai

kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan

dan tugas-tugas social mereka.4usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,

masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan,

yang berlangsung disekolah untuk mempersiapkan perserta didik agar dapat

memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup di masa yang akan datang.

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik untuk

kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada

segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh

segenap kegiatan pendidikan. Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas

segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan

3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Bandung,: PT remaja Rosdakarya,2010), h.10

3

pendidikan. Adapun tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya

proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.5

Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan, tujuan pendidikan adalah tidak

terbatas pada pengembangan kemampuan, tujuan pendidikan adalah sama dengan

tujuan hidup atau mempersiapkan hidup. Dalam arti sederhana pendidikan dapat

diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan

nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Selanjutnya pendidikan dapat

diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang

lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang

lebih tinggi.

Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

segala lingkungan dan sepanjang hidup.6 Pendidikan juga merupakan suatu ilmu

terapan yaitu terapan dari ilmu atau disiplin, pendidikan juga merupaka suatu

bidang studi, dalam bidang studi tersebut yaitu teori pendidikan yang

dikembangkan.

Adapun unsur-unsur proses pendidikan siswa berstatus sebagai subjek

didik. Menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi

yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya individu yang memiliki potensi

fisik dan psikis, sehingga merupakan insan yang unik, individu yang sedang

berkembang, individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan

manusiawi, individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri. Guru adalah

orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran

peserta didik. Materi pendidikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun

diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. lingkungan keluarga

merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah

anak pertama-tama mendapat didikan dan bimbingan. Tugas utama dari keluarga

bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan. Lingkungan

5 Budhi Rachman. “Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan,” www://calon-

guru.blogspot.com/.html, kamis 17102013 10.52

6 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Raja grafindo persada, 2002), h. 3

4

sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalani keluarga, yang sekaligus juga

merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Di samping itu, kehidupan di

sekolah adalah jembatan bagi anak yang menghubungkan kehidupan dalam

keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak. Lingkungan masyarakat

merupakan lingkungan ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan yang

dialami masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu

setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah.

Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampak lebih luas.

Bimbingan orang tua sangat , peting bagi perkembangan pribadi anak, adanya

motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan

anak. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi

kedudukan orang tua terhadap keturunannya.

Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya

akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan Negara. Memelihara dan

membesarkan anak. Memberi pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan

dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak.7

Pendidikan sering dimaknai sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan

dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik potensi jasmani amaupun

potensi rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan

kebudayaan.8

Menurut Suwarno dalam buku ilmu pendidikan Hj.Zurinal Z berpendapat

pendidikan dikenal dengan istilah educate atau to educate yang berarti

mengeluarkan sesuatu yang berada didalam atau memperbaikimoral dan melatih

intelektual. Menurut john Dewey dalam buku ilmu pendidikan Hj.Zurinal Z

berpendapat pendidikan sebagai rekontruksi atau reorganisasi pengalaman agar

lebih bermakna, sehingga pengalaman tersebut dapat mengarahkan pengalaman

yang didapat berikutnya.

7AdiMiraha. “Lingkungan Pendidikan,”www:kmplnmakalah.blogspot.com/2013/01/.html

rabu 10.52 8 Hj. Zurinal Z, Ilmu Pendidikan pengantar dan dasar-dasar pelaksanaan pendidikan,

(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.1

5

Ilmu pendidikan pendidikan adalah proses pengemganagn potensi,

kemampuan dan kapasitas, kemudian disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan

yang baik, didukung dengan alat (media) yang disusun sedemikian rupa, sehingga

pendidikan dapat digunakan untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam

mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan dengan tuntunan bagi

pertumbuhan anak-anak,. Hal ini berarti dalam pendidikan adalah upaya

menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak agar mereka

menjadi manusia dan anggota masyarakat yang mencapai keselamatan dan

kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Para ahli didik umumnya menyatakan

bahwa pendidikan dalam keluarga/orang tua merupakan pendidikan yang pertama

dan utama.Karena dilembaga inilah anak mendapatkan pendidikan yang pertama

kali.

Fungsi dan peranan orang tua dalam memberikan dorongan dan bimbingan

kepada anaknya yang berupa contoh teladan yang bagus/baik.9 Juga dikatakan

lingkungan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah dalam

keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah

dalam keluarga.

Didalam pasal 1 UU perkawinan nomer 1 tahun 1974. Dinyatakan bahwa

perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan wanita sebagai

suamu istri dengan tujuan membentuk kaluarga yang bahagia dan sejahtera,

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Easa. Anak yang lahir dari perkawinan ini

adalah anak yang sah dan menjadi hak dan tanggung jawab kedua orang tuannya

memelihara dan mendidiknya dengan sebaik-baiknya. Kewajiban orang tua

mendidik anak ini terus berlanjut samapai ia dikawinkan atau dapat berdiri sendiri

dan mandiri., kewajiban dan tanggung jawab orang tua akan kembali apabila

perkawinan antara keduanya putus karena sesuatu hal anak ini kembali menjadi

tanggung jawab orang tua.

9 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, ( Bandung : CV Pustaka Setia, 1998 ), h. 211

6

Dari pernyataan tersebut memberi makna bahwa bimbingan orang tua

terhadap pendidikan anak sangat penting. Karena itu, yang bertanggung jawab

sepenuhnya terhadap pendidikan seorang anak adalah orang tua, di samping

lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. bahwa “persiapan yang

dilakukan orang tua bagi keberhasilan pendidikan anaknya antara lain ditunjukkan

dalam bentuk bimbingan terhadap kegiatan pembelajaran anak di sekolah dan

menekankan arti penting pencapain prestasi oleh sang anak”.10

Bentuk bimbingan

orang tua pada pendidikan anaknya dapat dilakukan dengan bimbingan pada

kegiatan belajar anak, dalam hal ini pengawasan terhadap belajar anak dan

pemberian motivasi.

Dengan demikian terlihat betapa besar tanggung jawab orang tua terhadap

anaknya. Bagi seorang anak, keluarga merupakan tempat pendidikan pertama

bagi seorang anak hidup sebab karakter seorang anak dibentuk oleh lingkungan

keluarganya, pada lingkungan keluarga dimana ia menjadi pribadi atau diri

sendiri. Keluarga juga merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses

belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk diri dalam fungsi sosialnya.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pasal 7 ayat (1) disebutkan bahwa : Orang tua

berperan serta dalam memilih satuan pendidikan anaknya. Ayat (2) disebutkan

bahwa: Orang tua dari anak usia dini wajib belajar berkewajiban memberikan

pendidikan dasar kepada anaknya.11

Hal yang berkaitan dengan pendidikan adalah proses belajar mengajar.

Dimana proses tersebut meliputi tiga aspek lingkungan yang saling berkaitan

yaitu, lingkungan sekolah, lingkungan rumah dan lingkungan masyarakat. Dari

ketiga aspek yang ada, lingkungan rumah merupakan lingkungan yang sangat

berperan penting dalam proses belajar, karena seorang anak akan mendapat

pengajaran pertamanya di dalam keluarga.

10Suwito. “ Bentuk Perhatian-perhatian Orang tua‟” www.psychologymania.com.html

selasa 10.02

11 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen

dan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, (Bandung;

Citra Umbara, 2006) h. 78

7

Pada hakekatnya setiap siswa membutuhkan sebuah bimbingan dari orang

tua, untuk mengembangkan hasil belajarnya. Oleh karena itu, keluarga sangat

berperan penting dalam perkembangan emosional, intelektual, dan social. Dari

keluargalah seorang anak mampu menjadi anak yang berani, dan semangat.

Bimbingan sangat dibutuhkan pada diri anak sebagai dorongannya dalam belajar,

agar menjadi pribadi yang lebih baik dan mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Hasil belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang demi

mendapatkan suatu nilai yang ingin di capai, dan untuk mencapainya harus

bekerja keras dan berusaha.

Dari latar belakang diketahui bahwa, bukan hanya tanggung jawab sekolah

saja tetapi juga merupakan tanggung jawab orang tua maka disinilah pentingnya

bimbingan orang tua atau arahan orang tua dalam hasil belajar siswa.

Ketersediaan realitasnya anak harus mempunyai semangat belajar yang tinggi, dan

kemauan yang keras dan pantang menyerah. Agar proses pendidikan berhasil

maka dibutuhkan lingkungan yang mendukung. Orang tua hendaknya mempunyai

waktu yang cukup untuk berinteraksi dengan anak dan memberikan bimbingan

atau arahan pada proses pendidikan anak. Selain itu, banyak juga orang tua yang

tidak peduli terhadap pendidikan ank-anknya. Mereka hanya berfikir pada

kebutuhan finansial anaknya. Bahkan ada satu kondisi dimana orang tua

membiarkan anaknya berbuat semauya. Orang tua tidak ambil peduli jika si anak

tidak masuk sekolah atau bolos. Masyarakat kurang memahami bahwa

mempunyai peran yang besar dalam proses pendidikan. Sebagai ilustrasi adalah

apabila terjadi ada anak bolos sekolah dan bergerombol di sekitar tempat

tinggalnya, mereka acuh tak acuh dan membiarkan saja hal itu terus terjadi.

Mestinya masyarakat ambil bagian dalam proses pendidikan tersebut dan

menyuruh anak-anak bolos di sekitar tempat tinggalnya untuk kembali ke

sekolahnya.

Oleh karena itu penulis meneliti adakah “HUBUNGAN INTENSITAS

BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI MI

NUR ASHOLIHAT LENGKONG WETAN SERPONG”.

8

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasikan beberapa

masalah penting, diantaranya adalah:

1. Kurangnya pemahaman orang tua terhadap perkembangan anak

2. Kurangnya pemahaman orang tua terhadap pendidikan di sekolah

3. Orang tua kurang memahami tentang cara membimbing anak

4. Kurangnya bimbingan orang tua terhadap kegiatan belajar anak di rumah

maupun disekolah sehingga mnempengaruhi hasil belajarnya.

5. Hasil belajar psikomotoris siswa kelas IV, V, & VI MI Nur As-Sholihat

Lengkong Wetan Serpong

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini masalah yang terperinci dalam identifikasi

masalah akan di batasi oeleh peneliti. Masalah yang akan dikaji oleh peneliti

ini terkait dengan bimbingan orang tua. Karena keterbatasan waktu dan biaya

yang dimiliki oleh penulis, agar tidak menyimpang dari masalah utama, maka

penulis membatasi kajian peneliti kepada: “ Hubungan intensitas bimbingan

orang tua dengan hasil belajar psikomotoris siswa di kelas IV, V & VI MI

Nur As-Sholihat Lengkong Wetan Serpong?

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat hubungan

intensitas bimbingan orang tua dengan hasil belajar psikomotoris siswa di

kelas IV, V & VI MI Nur As-Sholihat Lengkong Wetan Serpong?”.

E. Tujuan dan manfaat penelitian

1. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui hubungan intensitas bimbingan orang tua dengan hasil

belajar siswa di MI Nur Asholihat Lengkong wetan Serpong.

9

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian di harapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut:

a. Bagi orang tua sebagai bahan masukan aka tanggung jawab dalam

memberikan bimbingan yang baik terhadap anak.

b. Bagi guru dan kepala sekolah sebagai bahan masukan yang berguna untuk

kepentingan bimbingan orang tua dan anak didik.

F. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai masukan bagi guru-guru di SDN MI Nur Asholihat terutama

guru agar dapat menarik minat peserta didik dalam belajar.

2. Untuk menambah dan memperluas wawasan

10

BAB II

LANDASAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN

DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil belajar

Hasil brelajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya. Hord Ward Kingsley membagi tiga macam

hasil belajar, yakni:

(a) keterampilan dan kebiasaan,

(b) pengetahuan dan pengertian,

(c) sikap dan cita-cita.

Masing- masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah

ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil

belajar, yakni:

(a) informasi verbal,

(b) keterampilan intelektual,

(c) strategi kognitif,

(d) sikap, dan

(e) keterampilan motoris.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan

kurikuler, maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari

Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni

ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.

a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

11

sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah

dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni:

(a) Gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,

(b) Kemampuan perseptual,

(c) Keharmonisan atau ketepatan,

(d) Gerakan keterampilan kompleks, dan

(e) Gerakan eekspresif dan interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.Diantara

ketiga ranah itu, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru

disekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam

menguasai isi bahan pengajaran.12

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini

berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat

bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di

sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Sebagian orang

bertanggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau

menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi

pelajaran. Orang yang bertanggapan demikian biasanya akan segera merasa

bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan

sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh

guru. Disamping itu pula ada yang memendang belajar adalah sebagai pelatih

belaka seperti yang tampak pada pelatihan membaca dan menulis. 13

12 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Rmaja rosda

karya, 2009), h.22 13 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan ( Bandung,: PT remaja Rosdakarya,2010), h.88

12

Menurut james Wittaker dalam buku fadilla suralaga psikologi pendidikan

dalam perspektif islam mendefiniskan belajar adalah sebagai proses dimana

tingkah laku ditumbuhkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut

Chaplin dalam buku psikologi pendidikan dalam perspektif islam mendefiniskan

merumuskan dua macam belajar, yaitu: pertama, belajar adalah perolehan

perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat dari latihan dan

pengalaman; kedua: belajar adalah proses memperoleh respons-respons karena

adanya latihan khusus.14

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan

hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan

kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan

prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup

menurut hidup dan bekerja menurut apa yang kita pelajari. Belajar itu ukan

sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena

itu belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan menggunakan

berbagai bentuk perbuatan untuk mancapai tujuan.

Menurut Cronbach, dalam buku Psiokologi karangan Abror Abd.

Rachman mendefiniskan “Learning is shawn by a change in behavior as a result

of experience” belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam

mengalami itu si pelajar menggunakan panca inderanya. Menurut Gagne dalam

buku Psiokologi karangan Abror Abd. Rachman mendefiniskan belajar

merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku,

yang keadaanya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan

sesudah melakukan tindakan yang serupa itu.15

Belajar menimbulkan sesuatu

perubahan (dalam arti, tingkah laku, kapasitas) yang relative tetap, perubahan itu

pada pokoknya membedakan antara keadaan sebelum individu berada dalam

situasi belajar dan sesudah melakukan belajar, perubahan itu juga dilakukan lewat

kegiatan atau usaha atau praktek yang disengaja atau diperkuat.

14 Fadilla Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspekstif Islam (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2005). H. 62 15Abror, Abd, Rachman. Psikologi Pendidikan (Yogya: PT Tiara Wacana Yogya, 1993)

h. 66-67

13

Belajar adalah berubah, maksudnya belajar berarti usaha mengubah

tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu

yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu

pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian,

harga diri, minat, watak, penyesuaian diri.16

Belajar itu sebagai rangkaian

kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembanganpribadi manusia

seutuhnya, yang berarti menyangkut unsure cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif,

afektif dan psikomotor.

Belajar atau yang disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang

secara relative berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-

pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting

bagi kelangsungan hidup manusia, belajar membantu manusia menyesuaikan diri

(adaptasi) dengan lingkungan. Dengan adanya proses belajar inilah manusia

bertahan hidup (survived).17

Belajar dimaknai dengan suatu proses bagi sesorang untuk memperoleh

kecakapan, keterampilan, dan sikap.18

Belajar didefinisikan sebagai suatu

perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relative menetap sebagai hasil

dari sebuah pengalaman

b. Teori-teori tentang belajar

Untuk memperjelas pengertian tentang pentingnya belajar, prinsip-prinsip

belajar dan bagaimana proses belajar itu terjadi.

1. Teori Behaviorisme

Rumpun teori ini disebut dengan behaviorisme karena sangat

menekankan pada prilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Beberapa

cirri umum yang Nampak pada rumpun teori belajar behaviorisme, yaitu :

16 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Grafindo

Persada,2012), h. 20 17Zikri Neni Iska, Perkembangan Peserta didik perspektif psikologi (Jakarta : Kizi

Brother‟s, 2011), h.65 18 Hj. Zurinal Z, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan,

(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 117

14

- Mengutamakan unsure-unsur atau bagian kecil

- Bersifat mekanitis

- Menekankan peranan lingkungan

- Mementingkan pembentukkan reaksi dan respon

- Menekankan pentingnya latihan

2. Teori Pengkondisian Operan

Suatu hal yang penting dalam pengkondisian operan berlaku “generalisasi

dan disriminasi” dimana organism menggeneralisasikan apa yang telah

dipelajarinya.

3. Teori belajar sosial

Teori belajar sosial sering disebut juga sebagai teori belajar pengamatan.

Menurut Bandura dalam buku psikologi pendidikan dalam perspektif islam

mendefiniskan bahwa tingkah laku manusia bukan semata-mata reflex otomatis

terhadap stimulus malainkan juga akibat reaksi timbul sebagai hasil interaksi

antara lingkungan dengan skema lingkungan manusi itu sendiri.

4. Teori perubahan

Menurut Al-Ghazali sebagaimana dalam buku psikologi pendidikan dalam

perspektif islam mendefiniskan akhlak megalami perubahan atau dengan kata lain

akhlak dapat diperoleh dan diubah melalui proses belajar.19

c. Jenis-Jenis Belajar

Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan

kebtuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam. Belajar bisa dibedakan

menjadi 8 jenis belajar, yaitu:

1. Belajar abstrak

Jenis belajar ini merupakan kegiatan yang menggunakan cara-cara

berfikir abstrak, yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan

pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Untuk itu mempelajari hal-hal

19 Fadilla Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspekstif Islam (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2005). h. 63-73

15

yang abstrak ini diperlukan prinsip, konsep dangeneralisasai. Yang termasuk

jenis ini mislanya: belajar matematika, kimia, tahuid dan sebagainya.

2. Belajar keterampilan

Jenis belajar yang satu ini menggunakan gerakan-gerakan motorik

yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan neuromuscular dengan

tujuan untuk memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.

Untuk memperoleh hasil yang maksimal, maka belajar keterampilan

membutuhkan latihan-latihan yang intensif dan teratur.

3. Belajar sosial

Pada dasarnya belajar socsal ini belajar untuk memahami masalah-

masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya

untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-

masalah sosial seperti masalah keluarga, masalah dengan teman atau

masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan

4. Belajar pemecahan masalah

Belajar pemecahan masalah merupakan masalah yang menggunakan

metode-metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti.

Tujuannya untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk

memecahkan masalah rasional, lugas dan tuntas.

5. Belajar rasional

Belajar rasioanal adalah belajar mengguanakan kemampuan berfikir

secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya ialah untuk

memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan

konsep-konsep.

6. Belajar kebiasaan

Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan

baru atau kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain

menggunakan perintah, suri tauladan dan pemgalaman khusus, juga

menggunakan hukuman dan ganjaran.

7. Belajar apresiasi

16

Belajar apresisasi adalah mempertimbangkan (judgement) arti penting

atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan

mengembangkan kecakapam ranah rasa (affective skill) yang dalam hal ini

kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya

apresiasi sastra, apresiasi musik dan sebagainya.

8. Belajar pengetahuan

Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan

mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.20

Menurut Gagne dalam buku Fadilla Suralaga, Psikologi Pendidikan dalam

Perspekstif Islam mendefinisikan jenis-jenis belajar dapat dikembangkan menjadi

5 kategori, yaitu:

a. Belajar informasi verbal, yaitu belajar untuk memperoleh pengetahuan

dengan menggunakan bentuk bahasa lisan atau tertulis yang meliputi cap

nama suatu objek, atau menyangkut data atau fakta. Dengan informasi

verbal inilah manusia dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang

lain dan dapat mengatur kehidupannya sehari-hari.

b. Belajar kemahairan intelektual, yang berhubungan dengan lingkungan

sekitar dalam bentuk satu representasi, khususnya konsep dan berbagai

lambing atau simbol. Mulai dari persepsi, pembentukan konsep, menyusun

kaidah, dan menentukan prinsip.

c. Belajar pengaturan kegiatan intelektual ialah belajar bagaimana cara

menangani aktifitas belajar dan berpikir sendiri, misalnya dalam proses

pemecahan masalah yang menuntut pendekatan-pendekatan yang tepat

dengan mengatur arus pikiran diri sendiri.

d. Belajar keterampilan motorik, yang melibatkan kemampuan otot, urat dan

persendian secara langsung. Cirri utamanya adalah kemampuan

automatisme. Contohnya terampil dalam membaca dan menulis, terampil

dalam melakukan gerakan-gerakan tertentu dan sebagainya.

20 Fadilla Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspekstif Islam (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2005). H. 81-83

17

e. Belajar sikap, misalnya sikap disiplin dan bekerja dengan jujur dengan

menanamkan penghayatan dan perasaan melalui pemberitahuan,

penanaman keyakina, dan pembiasaan.21

d. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, dibagi menjadi dua faktor terdiri dari

1. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri

a. Kesehatan adalah sehat fisik dan atau tidak berpenyakitan. Pada tubuh

diri manusia, terciptanya kesatuan system biologis (keutuhan kerja

organ tubuh manusia)

b. Intelegensi adlaah kecerdasan yang dimiliki seseorang baik kecerdasan

intelektual, kecerdasan emosional (social) maupun kecerdasan spiritual

/ agama.

c. Bakat adalah kemamapuan manusia yang dibawah sejak lahir

d. Motivasi adalah dorongan dari dalam untuk berbuat atau melalaukan

sesuatu

e. Cara belajar adalah suatu teknik untuk melakukan perubahan kea rah

lebih baik

2. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri (artinya bahwa

perilaku belajar terjadi karena faktor luar)

Adapaun faktor eksternal dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Keluarga adalah orang tua (ayah dan ibu) kakak dan adik

b. Sekolah adalah temapat anak mendapat ilmu pengetahuan dan

mendapatkan nilai-nilai moral, kebaikan dari guru sebagai pendidik

c. Masyarakat adalah orang-orang diluar keluarga dan sekolah

d. Teman sebaya adalah orang-orang yeng menjadi teman bermain dan

bersenang-senang22

21 Ibid, h 83-84

22 Ibid h. 73

18

e. Hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan belajar

Untuk mencapai keberhasilan belajar ada beberapa hal yang perlu dilakukan,

yaitu:

a. Belajar dengan teratur dan hemat tenaga

Azas keteraturan dalam belajar harus menjadi tindakan siswa setiap

harinya. Hindari sistem belajar kebut semalam pada waktu ujian atau tes,

karena hal tersebut akan menyebabkan tubuh lemas dan kepala pusing

sehingga menyebabkan belajar tidak efektif.

b. Disiplin dan bersemangat

Belajar secara teratur bisa terlaksana jika siswa disiplin menaati rencana

kegiatan yang telah dibuat. Dengan disiplin akan membuat siswa memiliki

kecakapan mengenai cara atau teknik belajar yang baik. Kalau ini sudah

menjadi suatu kebiasaan maka belajar tidak lagi menjadi beban yang berat.

Adapun cara untuk memotivasi diri agar timbul semangat untuk belajar

adalah dengan :

1) Menpunyai tujuan dan target yang akan dicapai

2) Keinginan untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain

3) Tertarik dan cinta kepada yang dihadapi

4) Ingin meniru orang-orang yang maju

5) Adanya rasa persaingan yang positif dengan teman

6) Mempunyai cita-cita dan ada sesuatu yang sangat diharapkan.

c. Adanya pengaturan waktu, kapan untuk tidur, istirahat, belajar, makan,

olahraga, dan lain-lain setiap harinya.

Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal cara belajar juga sangat

besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Adapun cara belajar yang harus

dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Cara mengikuti pelajaran

Datang ke sekolah harus tepat waktu dan tidak terlambat. Dengan datang

awal akan memberikan kesempatan bagi tubuh untuk istirahat sejenak dan

ini akan sangat membantu.

2) Cara membaca buku

19

Setelah piulang dari sekolah, siswa istirahat terlebih dahulu agar tubuh

tidak terlalu diporsil dalam belajar, setelah itu siswa membaca buku

dengan tujuan mengingat kembali poelajaran yang telah diberikan guru

sewaktu disekolah.

Jadi hasil belajar adalah kemampuan yang di miliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya, adapun dari faktor hasil belajar dari siswa, dari

faktor jasmani ialah panca indera berfungsi sebagaimana mestinya mengalami

sakit atau perkembangan tidak sempurna, dan dari faktor psiokologis terdiri

kecerdasan anak dalam belajar, serta bakat kecakapan nyata yang di milikinya di

dalam kelas. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia.

Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu

sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup

manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan

bekerja menurut apa yang kita pelajari. Belajar itu ukan sekedar pengalaman.

Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar

berlangsung secara aktif dan integrative dengan menggunakan berbagai bentuk

perbuatan untuk mancapai tujuan.

2. Intensitas Bimbingan Orang Tua

a. Pengertian Bimbingan Belajar

Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam

membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana. Bantuan

itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas dan hak setiap

individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh tidak mencapuri hak orang

lain. Kemampuan membuat pilihan seperti itu tidak diturunkan tetapi harus

dikembangkan.23

Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali

23H. Prayitno, dkk, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cpta 2004),

Cet, Ke-2 h. 93 1

20

berbagai informasi tentang dirinya sendri, membantu individu untuk mencapai

pemahaman dan pengarahan diri secara maksimal kepada sekolah, keluarga dan

masyarakat. Dari pengertian tersebut, maka menjadi jelas bahwa pengertian

bimbingan di sekolah memiliki arti yang berbeda dengan pengertian bimbingan di

bidang-bidang lain. Walaupun hakikatnya sama yaitu usaha memberikan bantuan.

Di sekolah bimbingan bertujuan membawa individu untuk memahami masalah

yang sedang dihadapinya untuk selanjutnya mampu menentukan tindakan yang

harus dilakukan guna memecahkan masalah yang dihadapinya itu.24

Bimbingan adalah suatu proses teknis yang teratur, bertujuan untuk

menolong individu dalam memilih penyelesaianyang cocok terhadap kesukaran

yang dihadapinya, dan membuat rencana untuk mencapai penyelesaiaan tersebut,

serta memyesuaikan diri terhadap suasana baru yang membawa kepada

penyelesaian. 25

Menurut Bimo Walgito mengenai bimbingan adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu-individu

dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya,

agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan

hidupnya.26

Seperti telah di sebut di atas bahwa, istilah „bimbingan‟ merupakan

terjemahan dari kata „guidance‟. Kata “guidance” yang kata dasarnya “guide”

memiliki beberapa arti

(a) menunjukan jalan (showing the way),

(b) memimpin (leading),

(c) memberikan petunjuk (giving instruction),

24 Elfi Mu‟awanah, dkk, Bimbingan Konseling Islami (Jakarta: Bumi Askara 2012), hlm

48-54 25 Attia Mahmoud Hana, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan (Jakarta: Bulan bintang,

1978), h. 53 26 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyeluhuan Di Sekolah (Jakarta: Bumi Askara 20012),

hlm 52

21

(d) mengatur (regulating),

(e) mengarahkan (governing), dan

(f) memberi nasehat (giving advice).

Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa pertama, bimbingan

merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Artinya kegiatan bimbingan tidak

dilakukan secara kebetulan, incidental, tidak sengaja, asal-asalan, melainkan

kegiatan yang di lakukan secara sengaja, berencana, sistematis, dan terarah pada

tujuan.Kedua, bimbingan merupakan proses membanti individu. Membantu dalam

arti tidak memaksa.Bimbingan tidak memaksakan siswa untuk menuju suatu

tujuan yang di tetapkan oleh pembimbing, melainkan membantu mengarahkan

individu/siswa ke arah tujuan yang sesuai dengan potensi secara optimal. Pilihan

dalam pemecahan masalah di tentukan oleh individu/siswa sendiri , sedangkan

pembimbing hanya membantu mencari alternative solusinya saja.27

Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada

individu yang dilakukan secara keseinambungan supaya individu tersebut dapat

memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat

bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah,

keluarga, dan masyarakat dan kehidupan pada umumnya.28

b. Fungsi bimbingan

Layanan yang diberikan ditinjau dari mkasud memberikan bimbingan

ddibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai berikut :

1. Bimbingan berfungsi preventif (pencegahan)

Usaha bimbingan ditunjukkan kepada siswa atau sekelompok siswa yang

belum bermasalah agar siswa tersebut terhindar dari kesulitan-kesulitan

dalam hidupnya. Bimbingan ini maksudnya untuk mencegah timbulnya

kesulitan pada siswa. Bimbingan preventif ini misalnya : meberikan informasi

27 Tohirin, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2009), h. 15-18 28 Dewa ketut sukardi, Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. (

Jakarta: PT Rineka cipta, 2008) h. 36

22

cara belajar yang efisien kepada siswa, membentuk kelompok dan

menyediakan papan bimbingan untuk menyampaikan informasi-informasi

yang dianggap perlu diketahui siswa. Biasanya bimningan yang bersifat

preventif disampaika dalam bentuk kelompok

2. Bimbingan berfungsi kuratif (penyembuhan/korektif)

Usahabimbingan yang ditunjukkan kepada siswa yang mengalami kesulitan

agar setelah menerima layanan dapat memecahkan sendiri kesulitannya.

Maksudnya mengobati/menyembuhkan masalah yang dihadapi siswa.

3. Bimbingan berfungsi preservative/perseveratif (pemeliharaan/penjagaan)

Usaha bimbingan yang ditunjukkan kepada siswa seudah dapat memecahkan

masalahnya. Bimbingan ini maksudnya untuk menjaga dan memelihara

keadaan yang sudah baik agar tidak terulang kembali.

4. Bimbingan berfungsi developmental (pengambangan)

Usaha bimbingan yang diberikan kepada siswa agar kemampuan yang mereka

miliki dapat ditingkatkan. Bimbingan ini maksdunya mengembangkan

potensi yang ada pada siswa.

5. Bimbingan berfungsi distributive (penyaluran)

Fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk menyalurkan kemampuan

(kecerdasan, bakat) minat, cita-cita, prestasi akademis, hobi dan sebagainya

kearah pendidikan dan pekerjaan yang sesuai.

6. Bimbingan berfungsi adaptif (Pengadaptasian)

Fungsi bimbigan dalam hal membantu staf sekolah (kepala sekolah, guru,

pegawaiadministrasi) untuk menyesuaikan strateginya dengan minat,

kebutuhan serta kondisi siswa. Strategi kepala sekolah misalnya berupa

pengelolaan sekolah, pengaturan jadwal pelajaran, pemilihan pelajaran

keterampilan, pembentukan kelompok olahraga dan sebagainya. Staretegi

guru berupa cara penyajian bahan pelajaran, pemilihan teknik mengajar,

penggunaan media belajar, pengaturan tempat duduk dikelas, perlakuan

kepada siswa dan sebagainya, sedangkan strategi pegawai administrasi berupa

cara member pelayanan kepada siswa. Strategi-strategi yang mereka gunakan

23

terlebih-lebih guru hendaknya betul-betul disesuaikan dengan kebutuhan dan

minat siswa agar siswa merasa aman dan puas di sekolah.

7. Bimbingan berfungsi Adjustif (penyesuaian)

Fungsi bimingan dalam hal membantu siswa agar dapat menyesuaikan diri

secara tapat dalam lingkungannya, terutama dalam lingkungan sekolah,

keluarga dan masyarakat. Fungsi bimbingan ini adlah adanya layanan

orientasi bagi siswa yang baru masuk pada lembaga sekolah, memberikan

informasi mengenai cara bergaul dalam kelompok dan sebagainya.29

c. Jenis-jenis bimbingan

1. Bimbingan pendidikan

Usaha bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk mengatasi kesulitan

dalam bidang pendidikan. Bentuk bidang pendidikan ini misalnya

menyediakan informasi mengenai jurusan, informasi mengenai kelanjutan

studi, menyelenggarakan orientasi kepada siswa baru dan sebagainya.

2. Bimbingan belajar

Usaha bimbingan kepada siswa untuk mengatasi kesulitan dalam belajar.

Bentuk bimbingan dalam belajar misalnya membantuk kelompok belajar,

memberikan informasi tentang cara belajar yang baik, member informasi cara

mengatur jadwal belajar, cara memusatkan perhatian dalam belajar, member

informasi tentang pola belajar, dan sebagainya.

Bimbingan belajar/pendidikan/akademik merupakan bimbingan dalam

menemukan cara belajar yang tepat, memilih program yang sesuai, mengatsi

kesulitan belajar, tuntunan belajar. Dalam hal ini termasuk memberikan

bimbingan untuk mengembangkan kebiasan belajar yang efektif untuk

bekerja di masa mendatang, memahami kekuatan diri (potensi diri/bakat. IQ,

EQ, SQ) menilai kesenjangan antara tujuan yang diharapkan dengan hasil

ujian, dan mengumpulkan berbagai informasi diri untuk pemilihan studi

lanjut.

29 Elfi mu‟awanah, dkk. Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah ( Jakarta: PT bumi

askara, 2009), h. 71-73

24

3. Bimbingan pribadi

Usaha yang di tunjukkan kepada siswa dalam usahanya mengatasi kesulitan

belajar. Bentuk bimbingan ini misalnya memberikan role playing,

psikodrama, informasi cara bergaul, dan sebagainya.

4. Bimbingan sosial

Usaha bimbingan yang bertujuan membantu siswa mengatasi kesulitannya

dalam bidang sosial. Bentuk bimbingan ini misalnya informasi cara

berorganisasi, cara bergaul agar disenangi kelompok, cara-cara mendapatkan

biaya sekolah tanpa harus mengorbankan belajar, dan sebagainya. Bimbingan

sosial merupakan bimbingan dalam menghadapi emosi diri, membina

hubungan kemanusiaan dengan sesame di berbagai lingkungan, dengan

anggota keluarga, pergaulan teman sejenis.

5. Bimbingan pekerjaan

Usaha bimbingan yang membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam

bidang pekerjaan. Bentuk bimbingan ini misalnya memberikan informasi

tentang pekerjaan, karya wisata ke pabrik, ke perusahaan, cara melamar

pekerjaan, cara memilih dan memnetukkan pekerjaan, dan sebagainya.

6. Bimbingan dalam penggunaan waktu luang

Jenis bimbingan ini bertujuan membantu siswa dalam mengisi waktu

luangnya dengan kegiatan-kegiatan yang produktif. Karena biasanya dalam

keadaan „nganggur‟ anak akan berpikir yang tidak baik dan sangat mudah

berpengaruh pada hal-hal yang negative. Karena itu, sebaiknya waktu luang

tersebut di isi dengan kegiatan yang bermanfaat, misalnya dengan berternak,

berdagang, berkemah, dan lain sebagainya.30

d. Bimbingan Belajar Oleh Orang tua

Bimbingan belajar merupakan suatu bantuan yang dapat diberikan oleh

seseorang yang telah terdidik pada orang lain yang mana usianya tidak ditentukan

30Elfi mu‟awanah, dkk. Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah ( Jakarta: PT bumi

askara, 2009), h. 80-96

25

untuk dapat menjalani kegiatan dalam hidupnya dan bias suatu bentuk kegiatan

dalam proses belajar yang dilakukan oleh seseorang yang telah memiliki

kemampuan lebih dalam banyak hal untuk diberikan kepada orang lain yang mana

bertujuan agar orang lain dapat menemukan pengetahuan baru yang belum

dimilikinya serta dapat diterapkan dalam kehidupannya.

Sesungguhnya sejak lahir anak dalam keadaan suci dan telah membawa fitrah

beragama, maka orang tuanyalah yang merupakan sumber untuk mengembang

fitrah beragama bagi kehidupan anak dimasa depan. Sebab cara pergaulan, aqidah

dan tabiat adalah warisan orang tua yang kuat untuk menentukan subur tidaknya

arah pendidikan terhadap anak segala usaha yang dilakukan oleh orang tua dalam

memberikan bantuan kepada anaknya baik secara moril dan materi. Mengatasi

dalam masalah belajar baik sei sekolah maupun di luar sekolah yang meliputi

pemberian perhatian, pemberian semangat, pemberian arahan, pemberian

nasihat dan penyediaan fasilitas.31

Sebelum anak dewasa, orang tua

berkewajiban untuk mendidik anaknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan

keterampilan. Seperti anak diajarkan berbicara, diajarkan berhitung, diajarkan

membaca dan sebagainya. Ketika anak mencapai usia belajar, maka orang tua

harus bertanggung jawab memasukan anaknya ke sekolah dan membiayai

pendidikannya di sekolah. Terhadap hal ini Abu Ahmadi mengemukakan sebagai

berikut: “Keluarga adalah wadah yang sanagat penting di antara indidvidu dan

grup, dan merupakan kelompok social individu yang pertama dimana anak-anak

menjadi anggotanya.

Dan keluarga sudah barang tentu yang pertama menjadi tempat untuk

mengadakan sosialisasi anak-anak. Ibu, Ayah, dan saudara-saudaranya adalah

orang yang pertama dimana anak mengadakan kontak sosial dan pertama pula

mengajarkan hal-hal tertentu kepada anak itu samapi anak memasuki sekolah.32

Agar bimbingan dapat berjalan seauai dengan tujuan yang diinginkan oelh orang

31Enung Fatimah. “Psikologi Tentang BImbingan,”www.anak ciremai.com/.html kamis

17.42

32Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1992). H 103

26

tua maka bimbingan tidak terlepas dari peranan kedua orang tua yaitu peranan ibu

dan peranan ayah dalam membimbing anaknya. Berikut ini penulis menguraikan

peranan-peranan tersebut:

a. Peranan Ibu

Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar

yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu, seorang ibu hendaklah

seorang yang bijaksana dan pandai mendidik anak-anakya. Sebagian orang

mengatakan seorang ibu adalah pendidikan bangsa.

Nyata betapa berat tugas seorang ibu sebagai pendidik dan pengatur rumah

tangga. Baik buruknya pendidikan ibu terhadap anaknya akan berpebgaruh besar

terhadap perkembangan dan watak anaknya di kemudian hari. Seorang ibu yang

selalu khawatir dan selalu menurutkan keinginan anak-anaknya, akan berakibat

kurang baik.mdemikian pula tidak baik seorang ibu berlebih-lebihan mencurahkan

perhatian kepada anaknya. Asalkan pernyataan disertai rasa kasih saying yang

terkandung dalam hati ibunya, anak itu dengan mudah akan tunduk kepada

pimpinanya.

Sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga,

dapat disimpulkan bahwa peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah

sebagai berikut:

Sumber dan pemberi kasih sayang

Pengasuh dan pemelihara

Tempat mencurahkan isi hati

Pengatur kehidupan dalam rumah tangga

Pembimbing kehidupan pribadi

Pendidik dal segi-segi emosional

b. Peranan Ayah

Disamping ibu ayahpun memegang peranan yang penting pula. Anak

memandang ayahnya sebagai sebagai orang yang tertinggi gengsinya atau

prestesinya. Kegiatan seorang ayah terhadap pekerjaannya sehari-hari sungguh

besar pengaruh terhadap anak-anaknya, lebih-lebih anak yang sudak besar.

27

Meskipun demikian, di beberapa keluarga masih dapat kita lihat

kesalahan-kesalahan pendidikan yang diakibatkan tindakan seorang ayah. Karena

sibuknya bekerja mencari nafkah, si ayah tidak ada waktu untuk bergaul

mendekati anak-anaknya. Lebih celaka lagi seorang ayah yang sengaja tidak mau

berurusan dengan pendidikan anaknya. Ia mencari kesenanagan bagi dirinya

sendiri saja. Segala kekrungan dan kesalahan yang terdapat di dalam rumah

tangga mengenai pendidikan anak-anaknya dibebeankan kepada istrinya.

Tanpa dimaksud mendiskriminasikan tugas dan tanggung jawab ayah dan

ibu di dalam keluarga, ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai seorang ayah.

Peranan ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan adalah sebagai

berikut:

Sumber kekuasaan di dalam keluarga,

Penghubung intern keluarga dengan masyrakat atau dunia luar,

Pemberi perasaan aman baagi seluruh amggota keluarga,

Perlindung terhadap ancaman dari luar,

Hakim atau yang mengadili jika ada perselisihan,

Pendidikan dalam segi-segi rasional.

Sebagai kepala keluarga, Ayah merupakan salah satu seumber kekuasaan

bagi anggota keluarganya. Sehingga dalam lingkup keluarga yang sangat

pontensial uantuk memberikan peraturan-peraturan yang terletak pada sang

ayah.33

Jadi bimbingan orang tua adalah segala usaha yang dilakukan oleh orang

tua dalam memberikan bantuan kepada anaknya baik secara moril dan materi.

Mengatasi masalah belajar baik di sekolah ataupun di luar sekolah, yang meliputi,

perhatian, pemberian semangat, pemberian arahan, mengawas, fasilitas, dan

33 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja

Rosada karya. 2009) h.82-83

28

pengawasan.34

Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada di

sampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai ibunya dan biasanya seorang

anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik

dan penuh kasih sayang. Ibu merupakan orang yang mula-mula dikenal anak yang

menjadi temanya dan yang pertama untuk dipercayainya. Kunci pertama dalam

mengarahkan pendidikan dan membentuk mental si anak terletak pada peranan

orang tuanya, sehingga baik buruknya budi pekerti itu tergantung kepada budi

pekerti orang tuanya.

3. Kerangka berpikir

Bimbingan orang tua adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh

orang tua kepada siswa dalam menghadapi kesulitan yang dihadapinya.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan kepada sesorang atau

sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis agar individu atau

sekelompok orang menjadi priibadi yang mandiri. Dengan demikian terlihat

betapa besar tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Bagi seorang anak,

keluarga merupakan persekutuan hidup pada lingkungan keluarga dimana ia

menjadi pribadi atau diri sendiri. Keluarga juga merupakan wadah bagi anak

dalam konteks proses belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk diri

dalam fungsi sosialnya.

Anak sebagai individu di tengah keluarga, selalu berhubungan dengan

orang tuanya ketidak berdayaan anak akan mengimplikasikan pula ketergantungan

kepada orang tuannya sebagai orang dewasa. Keadaan anak yang tidak

berday.Keadaan anak tidak berdaya mengundang tanggung jawab orang tua untuk

melaksanakan kewajibannya, yaitu mendidik.Anak yang berperan sebagai anak

didik membutuhkan bimbingan dan pengarahan dari orang tuanya.Sikap dan

tindakan orang tua memberikan stimulus dan mempengaruhi terhadap

perkembangan belajar anak.

34 Enung Fatimah. “Psikologi Tentang Bimbingan,” www.anak ciremai.com/.html kamis

17.42

29

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Lutfiyah (2009) Masalah pokok dalam penelitian ini adalah adanya hasil

belajar yang baik akibat pengaruh bimbingan orang tua terhadap anaknya

dalam menyongsong cita-cita di masa depan. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui untuk sejauh Mana Pengaruh Bimbingan Orang Tua

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.35

2. Fitri Yulianti (2008) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pengaruh bimbingan orang tua terhadap hasil belajar siswa dan untuk

mengetahui ada tidaknya Hubungan Bimbingan Orang Tua Terhadap

Hasil Belajar Siswa. Penelitian Dilaksanakan Di SMP Negeri 3

Pamulang. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kolerasional.36

3. Rahmawati Tanjung (2009), bertujuan untuk mengetahui bagaimana

bimbingan yang diberikan oleh orang tua siswa-siswa di SMK

muhammadiyah 01 ciputat dan bagaimana hasil belajar siswa-siswi di

SMK muhammadiyah 01 ciputat, dan juga untuk mengetahui hubungan

yang signifikan antara bimbingan orang tua dengan hasil belajar siswa di

SMK muhammadiyah 01 ciputat Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua

Dengan Motivasi Belajar Siswa Di Smk Muhammadiyah 01 Ciputat.37

4. Ratna Umami (2008), skripsi Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua

Pada Masa Puberdengan Prestasi Belajar Siswa (studi penelitia di SMP

Negeri 3 Pamulang), bertujuan untuk mengetahui jawaban bagaimana

hubungan bimbingan orang tua pada masa puber dengan prestasi belajar

35 Lutfiyah, “Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Skripsi

FITK UIN Syarif Hidayatulah, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid, 2009), h. 39. 36 Fitri Yulianti, “Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa”,

Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatulah, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid, 2008), h.30. 37 Rahmayanti Tanjung “Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua Dengan Motivasi

Belajar Siswa Di Smk Muhammadiyah 01 Ciputat.” Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatulah,

(Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid, 2008), h.30

30

siswa dan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sub-variabel

bimbingan orang tua pada masa puber dengan prestasi belajar siswa.38

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah hasil kajian pustaka atau proses rasional daari

penelitian yang telah mempunyai kebenaran secara teoritik. Hipotesis dapat

dianggap sebagai jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan

dalam suatu penelitian dan masih perlu diuji kebenarannya dengan menggunakan

empirik.

Hipotesis dari penelitian hubungan intensitas bimbingan orang tua dengan

hasil belajar siswa di MI Nur Asholihat adalah:

Ho: tidak ada hubungan yang signifikan intensitas bimbingan orang tua

dengan hasil belajar.

H1: ada hubungan yang signifikan antara intensitas bimbingan orang tua

dengan hasil belajar.

38Ratna Umami “Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua Pada Masa Puber Dengan

Prestasi Belajar Siswa Di SMP Negeri 3 Pamulang.” Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatulah,

(Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid, 2008), h.40

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekolah MI Nur As-Sholihat Serpong yang

terletak di Jalan Raya Pon-Pes Alhusaini Kampung Perigi Rt/Rw 02/10 Lengkong

Wetan Serpong 012-70207667 dan waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari

sampai dengan bulan Maret 2014, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :

Tabel 1

Kegiaatan penelitian

No Kegiatan Bulan

1 Konsultasi dengan Kepala MI Nur As-sholihat Januari 2014

2 Penyusunan instrument Januari 2014

3 Penyebaran instrument kepada siswa kelas VI MI

Nur Asholihat

Maret 2014

4 Pengolahan dan analisis data Maret 2014

5 Penyelesaian laporan penelitian Maret 2014

B. Metode penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey dengan

teknik studi korelasional untuk mencari hubungan antara variabel intensitas

bimbingan orang tua dengan variabel hasil belajar siswa.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Intensitas Bimbingan Orang

Tua (variabel x),” dan variabel terkaitnya adalah “Hasil Belajar (variabel y)”.

Seberapa besar tingkat signifikansinya. Secara sistematis variabal yang diteliti

akan di gambarkan sebagai berikut :

rxy

x : Variabel intensitas bimbingan orang tua

y : Variabel hasil belajar

X Y

32

rxy : Koefisien kolerasi antara y dan x39

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.40

Populasi target dalam

penelitian ini seluruh siswa yang berjumlah 228 siswa, dan terjangkau hanya kelas

IV, V, VI MI yang berjumlah 100 siswa MI Nur Asholihat tahun ajaran

2013/2014 karena kelas tersbut penulis anggap siswa sudah bisa membaca dan

mengisi angket.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. sampel diambil dengan teknik sampling sistematis dari populasi

terjangkau. Pengambilan sampel diambil degan cara undian.41

Dan dari kelas

tersebut setiap siswa diberi nomor dari 1-100 yang kemudian diambil hanya

nomor yang genap untuk memilih 50 siswa yang akan dijadikan sampel. Sampel

dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV, V dan VI. Sampel diambil secara

sistematis sampling karena bertujuan mengetahui intensitas bimbingan orang tua

dan sampel dari 50 siswa hanya di ambil 50 % dari jumlah 100 siswa MI Nur

Asholihat.

D. Teknik pengumpulan data

Untuk mengelola data dalam penulisan ini, penulis melakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

39 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2011), cet. Ke-12, h.68 40 Ibid h. 119 41 Sugiono, MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2013) h 61

33

1. Angket, (Kuisioner) bertujuan untuk memperoleh data tentang pengaruh

bimbingan oorang tua terhadap hasil belajar. Angket tentgang pemberian

bimbingan orang tua dan hasil belajar sebanyak 25 item dengan di mana

penulis memberikan pertanyaan yang disertai jumlah arternatif jawaban.

2. Studi dokumen, teknik ini bertujuan untuk memperoleh data hasil belajar

yang di ambil dari hasil nilai MID semester II tahun ajaran 2013/2014

E. Kisi-kisi instrumen intensitas bimbingan orang tua dalam hasil

belajar

1. Definisi konseptual

Bimbingan orang tua adalah segala usaha yang dilakukan oleh orang tua dalam

memberikan bantuan kepada anaknya baik secara moril dan materi. Mengatasi

masalah belajar baik di sekolah ataupun di luar sekolah, yang meliputi, nasihat,

penyediaan fasilitas, perhatian, semangat, pengarahan

Tabel 2

Kisi instrument Intensitas bimbingan orang tua

Variabel Indikator Pernyataan

Butir Jumlah

Bimbingan orang

tua dalam hasil

belajar siswa

- Memberi

nasihat

- Penyediaan

fasilitas

- Memberi

perhatian

- Member

pengarahan

1, 2, 3, 4, 5, 6

7, 8, 9, 10*,

11, 12, 13*,14,

15, 16,17,18

19, 20, 21*, 22

6

4

8

4

34

- Memberi

semangat

23, 24, 25* 3

2. Definisi operasional

Dengan menggunakan skor angket yang di peroleh para siswa setelah menjawab

butir-butir pertanyaan yang mengukur variabel intensitas bimbingan orang tua

yang meliputi beberapa indikator nasehat, penyediaan fasilitas, perhatian,

semangat, pengarahan

Pada intensitas bimbingan orang tua digunakan skla likert, dangan

menggunakan empat jawaban yaitu dan dengan skor sebagai berikut :

Tabel 3

Skala Penilaian Instrumen

No Pilihan Bobot Skor (+)

1 SS : Selalu 4

2 S : Sering 3

3 P : Pernah 2

4 TP : Tidak pernah 1

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui instrument yang digunakan.

Instrument yang valid dan reliable merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan

hasil penelitian yang valid dan reliable, sehingga penguji harus menguji angket

yang akan disebarkan.

Berikut meruapakan penjelasan masing-masing penguji instrument tersebut :

1. Validitas Instrument

Validitas adalah instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur. Dengan demikian kevalidan suatu instrument sangat

35

diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini kesesuaina antara butir-butir

pernyataan instrument dengan indicator instrument.

Untuk mengetahui valid tidaknya butir soal, maka r-hitung dibandingkan

dengan r-tabel pearson Product moment dengan taraf 5% jika r-hitung > r-tabel

maka soal tersbut valid, dan jika r-hitung < r-tabel maka soal tersbut tidak valid.

Untuk mendapatkan data, penulis melakukan penyebaran angket atau

kuesioner kepada siswa kelas IV, V, VI yang terdiri dari 3 kelas sebanyak 25

pertanyaan dengan jumlah responden 50 siswa, setelah itu dilakukan uji validitas.

Instrument yang telah valid diperoleh 21 pertanyaan dari 25 pertanyaan dalam

angket, lalu data tersebut dijumlahkan kemudian hasil penjumlahan dijadikan

acuan perhitungan korelasi.

Tabel 4

Hasil uji validitas

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r table Kriteria

1 0.618 0,284 Valid

2 0.489 0,284 Valid

3 0.391 0,284 Valid

4 0.535 0,284 Valid

5 0.466 0,284 Valid

6 0.333 0,284 Valid

7 0.537 0,284 Valid

8 0.554 0,284 Valid

9 0.489 0,284 Valid

10 0.151 0,284 Tidak Valid

11 0.533 0,284 Valid

12 0.422 0,284 Valid

13 0.065 0,284 Tidak Valid

14 0.618 0,284 Valid

15 0.466 0,284 Valid

36

16 0.537 0,284 Valid

17 0.531 0,284 Valid

18 0.519 0,284 Valid

19 0.490 0,284 Valid

20 0.438 0,284 Valid

21 0.263 0,284 Tidak Valid

22 0.330 0,284 Valid

23 0.317 0,284 Valid

24 0.519 0,284 Valid

25 0.219 0,284 Tidak Valid

Pengujian validitas dari instrument penelitian dilakukan dengan angka

korelasi atau r hitung dari nilai jawaban tiap responden untuk tiap butir

pertanyaan. Kemudian dibandingkan dengan r table. Nilai r table 0.284 didapat

dari jumlah atau 50-2 = 48, tingkat signifikan 5 % maka didapat r table 0.284.

setiap butir pertanyaan dilakukan valid jika angka korelasional yang diperoleh

dari perhitungan lebih besar atau sama dengan dari r tabel.

2. Reliabilitas Instrument

Reliabilitas adalah instrument dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

pengumpul data karena instrument tersbut sudah baik.42

Reliabilitas menunjuk

pada tingkat keterladanan sesuatu artinya dapat dipercaya dan diandalkan. Dalam

penelitian ini uji reliabilitas instrument menggunakan bantuan SPSS 16.0 pada

Analyze-Scale-Reliability Analiyze.

Sedangkan menurut imam Ghazali menyatakan bahwa alat ukur dapat

dikatakan reliable jika nilai reliabilitas > 0,600, adalah standarisasi nilai

reliabilitas.43

42 Sugiono, MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2013) h 61 43 Duwi priyatno, Mandiri belajar analisis data dengan SPSS, (Jakarta: PT. Buku Seru,

2013), h. 30

37

Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat dalam tabel Reliability

Statistic pada kolom Cronbach’s Alpha berikut ini:

Tabel 5

Hasil perhitungan Reliabilitas Instrumen

Cronbach’s Alpha N of item

.648 40

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Dalam proses ini digunakan statistic

yang salah satu fungsi pokoknya adalah menyederhakan data penelitian. Setelah

data terkumpul kemudian data dikelompokkan dan ditabulasikansesuai dengan

variabel masing-masing yaitu:

Variabel x (variabel bebas), yaitu bimbingan orang tua

Variabel y (variabel terikat), yaitu hasil belajar siswa

Untuk mengetahui kegiatan hubungan antara x dan y, digunakan rumus koefisien

sebagai berikut:

Bentuk rumus produck Moment

(∑ ) (∑ )(∑ )

* (∑ (∑ ) )+{ (∑ (∑ ) }44

Keterangan:

= koefisien korelasi antara x dan y

∑ = Jumlah skor x

∑ = Jumlah skor y

∑ = product moment x di kali y

= Jumlah sampel penelitian

∑ = Jumlah kuadrat skor x

∑ = jumlah kuadrat skor y

44 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1990 )

38

Setelah diperoleh nilai koefisien kolerasi selanjutnya menjadi nilai Degre Of

Freedom atau drajat kebeasan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

DF = N-Nr

N = Number Of Cases ( subjek penelitian )

Nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang ada, maka penulis menyertakan

hipotesis sebagai dugaan sementara yang akan mengarah kepada penelitian yang

didasarkan pada informasi yang menyakinkan sebagai berikut :

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan intensitas bimbingan orang tua

dengan hasil belajar.

H1: Ada hubungan yang signifikan antara intensitas bimbingan orang tua

dengan hasil belajar.

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran MI Nur As-sholihat Lengkong Wetan Serpong

Sekolah MI Nur As-sholihat merupakan sebuah lembaga pendidikan

swasta yang bernaung dibawah sebuah yayasan Al-Husainy yang terletak di Kp.

Perigi Lengkong Wetan Serpong Tangerang Selatan-Banten. Sekolah ini berdiri

pada tahun 1991 di atas seluas 1 Hektar yang merupakan wakaf dari keluarga H.

Sano. Pendiri yayasan Tarbiyah Nur As-sholihat yaitu Hj. Syarifah Alawiyah.

Sekolah ini mempunyai tujuan yang didasari oleh kepedulian remaja dan tokoh-

tokoh masyarakat sekitar terhadap pendidikan islam dan juga terhadap masyarakat

ekonomi lemah terutama dalam hal pendidikan putra-putrinya. Hal ini terlihat

pada salah satu tujuan didirikannya MI NUr As-sholihat yakni untuk menolong

masyarakat mengengah ke bawah agar dapat menyekolahkan putra-putrinya.

2. Keadaan Guru dan Karyawan

Guru adalah profesi/pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Oleh

karenanya tingkat pendidikan guru merupakan modal yang sangat penting dalam

melaksanakan tugas mendidik, megajar, dan melatih siswa.

Untuk keadaan guru pada MI Nur As-sholihat memiliki tenaga pengajar

dan tenaga kependidikan yang bervariatif dilihat dari jenis kelamin, jabatan,

maupun pendidikan seperti tabel berikut:

Tabel 6

Tenaga pengajar atau guru dan karyawan MI Nur As-sholihat

No Nama Guru Jenjang Jabatan Bidang studi

1 Drs. Suryadi Yahya S1/ Pendidikan

Bahasa Arab

Kepala

sekolah

Bahasa Arab

2 Faradillah S.Sos S1/ Komunikasi Wakil Bahasa

40

Penyiaran Islam kepsek inggris

3 Suryati S.Pdi S1/ pendidikan

Bahasa

Indonesia

Guru Bahasa

Indonesia

4 Suamah S.pdi S1/ Pendidikan

IPS

Guru IPS

5 Ayatusyifa S.Pdi S1/ Pendidikan

Matematika

Guru Matematika

6 Nana Supriyatna

A.Md

D3/ Manajeman

computer

Guru Komputer

/TIK

7 Ishaq S.Pdi S1/ Pendidikan

Agama Islam

Guru Agama

(Hadits,

akhlak)

8 Wahidin S.Pdi S1 Guru Penjas

9 Heru yanto S.Pdi S1/ Pendidikan

IPA

Guru IPA

10 Sy. Salma. A. Md D3/ Pendidikan

Agama islam

Guru Seni Budaya

11 Sy. Syadiah. S.sos S1/ Komunikasi

penyiaran Islam

Guru PKN

12 Eki Ruhiyat MA Guru Pramuka

13 Sy. Nur MA Karyawan TU

14 Nurahmatussoliha MA Karyawan TU

Sumber data: Dokumen Tata Usaha MI Nur As-sholihat Lengkong Wetan

Serpong

Dari tabel secara umum guru MI Nur As-Sholihat lulusan S1 namun,

masih terdapat sebagaian latar belakang pendidikannya tidak sesuai dengan

41

bidang studi yang diampu apalagi di antara mereka bukan lulusan pendidikan. Hal

ini akan mempengaruhi kemampuan penguasaan materi pelajaran dan strategi

pembelajaran, kecuali jika mereka diberi kesempatan untuk mengikuti diklat-

diklat pembelajaran. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu terus menerus membina

profesionalisme guru dengan berbagai cara ( In Service Training, Studi lanjut dan

lain-lain).

3. Keadaan siswa MI Nur As-sholihat

Keadaan siswa-siswi yang ada di MI Nur As-sholihat Lengkong Wetan

Serpong bervariatif, artinya sekolah tersebut memiliki beberapa kelas yang cukup,

dan siswa-siswinya dari tahun ketahun ada peningkatan.

Tabel 7

Keadaan siswa MI Nur As-sholihat45

B. Deskripsi Data

1. Data hasil belajar siswa

Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai MID yang diperoleh siswa

setelah dilaksanakannya ulangan MID semester II. Adapun nilai yang di peroleh

penulis dari nilai MID semester II dengan data sebagai berikut.

45 Dokumen MI Nur A-sholihat

Kelas I Kelas II Kelas

III

Kelas

IV

Kelas

V

Kelas

VI Jumlah

L P L P L P L P L P L P L P Jml

22 28 23 16 17 22 21 19 8 22 9 21 100 128 228

42

Tabel 8

Nilai MID semester II kelas IV, V, & VI MI Nur As-sholihat

Lengkong Wetan Serpong

Nama Nilai

IV 76

IV 79

IV 78

IV 77

IV 74

IV 73

IV 76

IV 75

IV 80

IV 72

IV 77

IV 72

IV 78

IV 71

IV 68

V 62

43

V 71

V 76

V 74

V 68

V 72

V 67

V 73

V 80

V 68

V 74

V 63

V 76

V 77

V 69

VI 67

VI 64

VI 74

VI 79

VI 75

VI 67

44

VI 66

VI 68

VI 73

VI 67

VI 68

VI 66

VI 67

VI 63

VI 64

VI 69

VI 72

VI 63

VI 67

VI 76

Jumlah 3571

Berdasarkan tabel 6, hasil belajar siswa dapat dikualifikasi. Data mengenai

hasil belajar MID semester II dapat dilihat pada nilai rata-ratanya dengan

menggunakan rumus : ∑

46

Keterangan:

∑ = Jumlah nilai Y

N = Number of cases

46 Anas Sudijiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Presada),

2010, hal. 85

45

= 71,42

2. Data intensitas bimbingan orang tua

Langkah pertama yang penulis lakukan sebelum menganalisis data terlebih

dahulu penulis menentukkan data yang akan di analisis. Data pertama adalah

intensitas bimbingan orang tua siswa yang di isi 50 siswa sebagai responden, dan

data yang ke dua adalah hasil belajar siswa di sekolah. Untuk data pertama penulis

memenentukkan skor responden yang menjawab hasil angket yang terdiri dari 5

option yaitu :

Tabel 9

Penentuan Skor Nilai Hasil Penelitian

Option Alternative jawaban Skor

A Selalu 4

B Sering 3

C Pernah 2

D Tidak pernah 1

Untuk analisis data, penulis menguraikan terlebih dahulu rekapitulasi nilai

hasil pengisian angket tentang intensitas bimbingan orang tua terdiri dari beberapa

tabel yang berhubungan dengan analisis data sebagai berikut :

Tabel 10

Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Bimbingan Orang tua

No Nama A (4) B(3) C (2) D (1) Jumlah angket Jumlah skor

1 IV 10 3 10 3 21 70

46

2 IV 6 10 13 0 21 80

3 IV 15 6 0 1 21 79

4 IV 9 2 17 2 21 78

5 IV 13 4 2 2 21 70

6 IV 15 4 1 0 21 74

7 IV 6 14 5 1 21 77

8 IV 7 10 7 4 21 76

9 IV 12 0 6 10 21 70

10 IV 18 0 1 0 21 74

11 IV 16 3 2 2 21 79

12 IV 10 5 4 2 21 65

13 IV 18 2 1 0 21 80

14 IV 12 5 3 0 21 73

15 IV 11 6 4 0 21 70

16 V 7 8 6 0 21 64

17 V 12 7 1 1 21 72

18 V 17 1 1 0 21 77

19 V 13 7 1 0 21 75

20 V 13 4 2 2 21 70

21 V 15 4 1 1 21 75

47

22 V 11 6 2 0 21 70

23 V 13 7 1 0 21 75

24 V 20 0 0 1 21 81

25 V 11 7 2 1 21 70

26 V 13 7 1 0 21 75

27 V 12 0 8 1 21 65

28 V 17 2 0 1 21 77

29 V 16 4 1 0 21 78

30 V 10 9 1 1 21 70

31 VI 11 6 3 0 21 69

32 VI 10 5 4 2 21 65

33 VI 10 8 3 0 21 70

34 VI 9 5 6 2 21 65

35 VI 15 4 2 0 21 76

36 VI 9 10 1 1 21 69

37 VI 12 4 2 3 21 67

38 VI 11 7 2 1 21 70

39 VI 12 6 0 9 21 75

40 VI 11 5 5 0 21 69

41 VI 12 5 3 1 21 70

48

42 VI 13 0 7 1 21 68

43 VI 10 8 2 2 21 70

44 VI 9 4 8 1 21 65

45 VI 6 9 3 3 21 60

46 VI 10 8 3 0 21 70

47 VI 10 3 5 3 21 62

48 VI 9 7 3 2 21 65

49 VI 8 8 7 0 21 70

50 VI 17 3 0 1 21 78

Untuk mengetahui nilai rata-rata intensitas bimbingan orang tua, maka

penulis menggunakan rumus : ∑

Keterangan :

N = Number of cases

= 71,64

C. Analisis Data

1. Uji Prasyarat

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi

normal atau tidak. Untuk mengetahui nilai berdistribusi normal atau tidak dihitung

dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0.

49

Analisis

1. Hipotesis yang diuji adalah:

Ha : data berasal dari distribusi normal

H0 : data tidak berasal dari distribusi normal

2. Kriteria pengujian yaitu:

Jika signifikansi Kolmogorav-Smirnov atau Shapiro-Wilk > 0,05

maka terima H0

Jika signifikansi Kolmogorav-Smirnov atau Shapiro-Wilk < 0,05

maka tolak H0

Adapun hasil analisis uji normalitas intensitas bimbingan orang tua dan

hasil belajar dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 11

Uji Normalitas Intensitas Bimbingan Orang tua

One-sample Kolmogorav-Smirnov Test

Intensitas bimbingan

orang tua

N 50

Normal parametersa Mean 85.46

Std. deviation 11.132

Most Extreme Differences Absolute .128

Positive .112

negative -128

Kolmogorav-Smirnov Z 906

Asymp. Sig (2-tailed) 384

Test distribution is Normal

Uji normalitas pertama dilakukan terhadap data intensitas bimbingan

orang tua. Hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan SPSS 16.0

dengan uji Analyze- nonparametris test – sample K-S. Diperoleh hasil output di

50

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

atas dapat dilihat bahwa Asymp.Sig (2-tailed)= 0,384, maka sesuai dengan

ketentuan 0,384 > 0,05 atinya nilai tersebut normal.

Gambar 11.1

Plot Normalitas

Normal P-P Plot of Intensitas Bimbingan orang tua

Sesuai dengan gambar grafik di atas ini, titik-titik menyebar di sekitas

baris dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa nilai yang

dihasilkan dari uji normalitas tersebut adalah normal.

Ex

pected

Cu

m P

rob

Observed Cum Prob

51

Tabel 12

Uji Normalitas Hasil belajar

One-sample Kolmogorav-Smirnov Test

Hasil belajar siswa

N 49

Normal parametersa Mean 78.98

Std. deviation 3.455

Most Extreme Differences Absolute .101

Positive .101

negative -.086

Kolmogorav-Smirnov Z .710

Asymp. Sig (2-tailed) .695

Test distribution is Normal

Uji normalitas kedua dilakukan terhadap data hasil belajar siswa. Hasil

perhitungan uji normalitas dengan menggunakan SPSS 16.0 dengan uji Analyze-

nonparamteris test-sample K-S. Diperoleh hasil output di atas dapat dilihat bahwa

Asymp.Sig (2-tailed) = 0,695, maka sesuai dengan ketentuan 0,695 > 0,05 artinya

nialai tersebut normal.

Maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena

perhitungan dari intensitas bimbingan orang tua sebesaar (0,321) dan hasil belajar

sebesar (0,939) berada lebih besar dari taraf signifikansi 5% atau > 0,05.

52

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

Gambar 12.1

Plot Hasil Belajar

Normal P-P Plot of Hasil Belajar

Sesuai dengan gambar grafik di atas ini, titik-titik menyebar di sekitar

baris dan mnegikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa nilai yang

dihasilkan dari uji normalitas tersebut adalah normal.

b. Uji Homogenitas

Setelah data dinayatakan berdistribusi normal. Maka dilanjutkan pada uji

homogenitas. Adapun uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah

sampel berasal dari varians yang sama atau tidak. Dalam uji homogenitas ini

penulis menggunakan bantuan program SPSS 10.0 pada pilihan One Way

ANOVA. Berikut merupakan analisis dan kriteria pengujian hipotesis.

Ex

pected

Cu

m P

rob

Observed Cum Prob

53

1. Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : Varians populasi adalah identik (varians angket dan hasil

belajar adalah sama)

H1 : Varians populasi adalah tidak identik (varians angket dan

hasil belajar adalah tidak sama)

a. Kriteria pengujian yaitu:

Jika signifikansi levene’s Test > 0,05 maka terima H0

Jika signifikansi levene’s Test < 0,05 maka tolak H0

Berikut hasil uji homogenitas angket siswa :

Tabel 13

Uji Homogenitas

Test of Homogenety of Variances

Angket

Levene Statistic df1 df2 Sig

.937 10 37 .482

Berdasarkan tabel perhitungan uji homogenitas dengan SPSS 16.0, diketahui

bahwa levene statistic adalah 0,937 dengan nilai signifikansi 0,482. Oleh karena

probabilitas > 0,05, maka H0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa data

tersebut homogeny.

2. Pengujian Hipotesis

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan

perhitungan koefisien. Untuk menghitung koefisien korelasi antara lain intensitas

bimbingan orang tua dengan hasil belajar siswa digunakan Person Product

Moment yaitu:

54

Table 14

Perhitungan Untuk Mperoleh Koefisien Korelasi Antara Intensitas

Bimbingan Orang tua Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa

Untuk mencari koefisien kolerasi anatara Intensitas Bimbingan Orang tua

(variable X) dengan hasil belajar siswa (variable Y) dilakukan dengan rumus

koefisien kolerasi Product Moment. Adapun langkah-langkah perhitungan dapat

dilihat pada table berikut:

No Skor

X Y XY X2 Y2

1 70 76 5320 4900 5776

2 80 79 6320 6400 6241

3 79 78 6162 6241 6084

4 78 77 6006 6084 5929

5 70 74 5180 4900 5476

6 74 73 5402 5476 5329

7 77 76 5852 5929 5776

8 76 76 5700 5776 5625

9 70 80 5600 4900 6400

10 74 72 5328 5476 5184

11 79 77 6083 6241 5929

12 65 72 4680 4225 5184

13 80 78 6240 6400 6084

14 73 71 5183 5329 5041

15 70 68 4760 4900 4624

55

16 64 62 3968 4096 3844

17 72 71 5112 5184 5041

18 77 76 5852 5929 5776

19 75 74 5550 5625 5476

20 70 68 4760 4900 4624

21 75 72 5400 5625 5184

22 70 67 4690 4900 4489

23 75 73 5475 5625 5329

24 81 80 6480 6561 6400

25 70 68 4760 4900 4624

26 75 74 5550 5625 5476

27 65 63 4095 4225 3669

28 77 76 5852 5929 5776

29 78 77 6006 6084 5992

30 70 69 4830 4900 4761

31 69 67 4623 4761 4489

32 65 64 4160 4225 4096

33 70 74 5180 4900 5476

34 65 79 5135 4225 6241

35 76 75 5700 5776 5625

36 69 67 4623 4761 4489

37 67 66 4422 4489 4356

38 70 68 4760 4900 4624

39 75 73 5475 5625 5329

56

40 69 67 4623 4761 4489

41 70 68 4760 4900 4624

42 68 66 4488 4624 4356

43 70 67 4690 4900 4489

44 65 63 4095 4225 3969

45 60 64 3840 3600 4096

46 70 69 4830 4900 4761

47 62 72 4464 3844 5184

48 65 63 4095 4225 3669

49 70 67 4690 4900 4489

50 78 76 5928 6084 5776

Jumlah 3582 3571 256777 257910 25630

7

N= 50 ∑

∑ ∑

Dari data tersebut, maka dapat dicari nilai koefisien korelasi sebagai berikut:

(∑ ) (∑ )(∑ )

* (∑ (∑ ) )+{ (∑ (∑ ) }

( ) ( )

√* ( ) + * ( ) +

√* + * +

√ = 0,703

57

Dari hasil perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X

dan variabel Y bertanda posotif dengan memperhatikan besarnya rxy yang

diperoleh yaitu 0,703.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau tidak

maka r hasil perhitungan dibandingkan dengan r tabel. Dan sebelum

membandingkannya, telebih dahulu dicari derajat kebesannnya atau df (degrees of

freedom) dengan menggunakan rumus:

Df = N-nr

= 50-2

= 48

Dengan df sebesar 48 jika dikonsultasikan dengan tabel r, masing-masing

untuk r 5% sebesar 0,284 dan untuk r 1% sebesar 0,368. Jika dikihat dari r tabel

tersebut, ternyata rxy sebesar 0,703. Lebih besar dari pada tabel r, baik dari pada

taraf signifikansi 5% maupun 1%. Dengan demikian Hipotesa Alternatif (Ha)

diterima, dan hipotesa Nol (H0) di tolak, artinya : “terdapat kolerasi yang

signifikan antara intensitas bimbingan orang tua siswa dengan hasil belajar siswa

kelas IV, V, & VI MI Nur As-sholihat Lengkong wetan Serpong .”

Selanjutnya untuk mengetahui besar kontribusi (sumbangan) yang

diberikan variabel X dalam menunjang keberhasilan variabel Y, maka harus

diketahui terlebih dahulu suatu koefisien yang disebut dengan koefisien penentuan

(coefficient of Determation) dengan rumus sebagai berikut:

KD = rxy2 x 100%

= (0,703)2 x 100 %

= 0,494209 x 100 %

= 49, 4209 %

= 49,42 %

58

Dari perhitungan hasil KD sebesar 49,42 % maka dapat diketahui

intensitas bimbingan orang tua siswa pada kelas IV, V, & VI MI Nur As-sholihat

Lengkong wetan Serpong dalam memperangaruhi hasil belajar siswa adalah

sebesar 49,42%.

D. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor intensitas bimbingan orang tua

dalam membimbinganak dalam belajar diperoleh rata-rata sebesar 71,64 dan

untuk skor hasil belajar siswa diperoleh rata-rata sebesar 71,42, ini menunjukkan

bahwa skor intensitas bimbinagn orang tua dalam membimbing anak belajar

terhadap peningkatan hasil belajar anak yang rendah akan membentuk hasil yang

kurang baik terhadap hasil belajar anak. Dari hasil penelitian diatas, dapat

disimpulkan bahwa bimbingan yang datang karena adanya rangsangan dari luar

individu (ekstrinsik) sangat diperlukan dalam hal ini orang tua mempunyai

tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak. Mengapa intensitas bimbingan

orang tua perlu diberikan, tak lain karena siswa senantiasa berada dalam keadaan

tetap, bisa terjadi siswa yang mempunyai motivasi ini tdak sampai berada pada

tingkatan yang sangat rendah, perlu ditingkatkan dengan orang tua yang selalu

memberikan bimbingan penuh kepada anak terutama dalam mengontrol

belajarnya. Pada siswa yang tingkat motivasi belajarnya lemah, justru bimbingan

orang tua sangat diperlukan, untuk membangkitkan semangat belajar anak. Begitu

pentingnya fungsi intensitas bimbingan orang tua terhadap kegiatan belajar anak,

oleh karena itu, orang tua sebagai orang yang paling dekat dan bertanggung jawab

terhadap anak-anaknya harus senantiasa dapat membimbing anak dalam belajar

agar dapat mencapai hasil yang memuaskan.

Selanjutnya, dari perhitungan rxy korelasi diperoleh sebesar 0,703 dan

apabila hasil tersebut diinterprestasikan secara sederhana dengan mencocokkan

hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi r product moment, ternyata

besarnya rxy yang diperoleh terletak antara 0,70-0,90 yang berarti “ Antara

variabel X dan variabel Y terdapat korelasi tinggi. Hal ini berarti setiap bimbingan

59

orang tua dalam memperhatikan anak dalam belajar yang besar atau tinggi akan

diikuti pula dengan besarnya peningkatan hasil belajar yang dipeoleh siswa.

Kontribusi dari hasil korelasinya ditunjukkan sebesar 49,42%. Artinya salah satu

faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah bimbingan orang tua dalam

lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga pihak orang tualah yang turut

mempengaruhi kemajuan hasil belajar anak, bahkan mungkin dapat dikatakan

faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan

dirumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar. Seperti kericuhan keluarga,

kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar dan mempengaruhi

berhasil tidaknya belajar. Dengan demikian betapa pentingnya bimbingan yang

diberikan oleh orang tua untuk tercapainya keberhasilan belajar anak, untuk itu

sebagai orang tua haruslah membimbing anaknya dengan baik sehingga apa yang

diinginkan orang tua dapat tercapai, dalam hal ini keberhasilan anak dalam

belajar.

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Terdapat hubungan posotif yang signifikan antara intensitas bimbingan

orang tua dengan hasil belajar siswa dalam belajar. Hal ini ditunjukkan dari hasil

kolerasi antara hubungan intensitas bimbingan orang tua dengan hasil belajar

siswa sebesar 0.703, dan apabila hasil tersebut diinterprestasikan secara sederhana

dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks kolerasi r product

moment, ternyata dari hasil korelsi intensitas bimbingan orang tua dengan hasil

belajar siswa terletak antara 0.70-0.90 yang berarti, antara intensitas bimbingan

orang tua dalam mempengaruhi hasil belajar siswa terdapat kolerasi. Dan

kontribusi dari hasil korelasinya sebesar 49.42%. dari hasil tersebut dapat terlihat

bahwa meningkat atau menurunnya hasil belajar siswa salah satunya ditentukkan

oleh intensitas bimbingan orang tua. Maka semakin tinggi tingkat intensitas

bimbingan orang tua yang diberikan maka semakin baik hasil belajar yang akan

dicapai siswa.

B. Saran

1. Orang tua lebih intensif lagi dengan cara memberikan nasihat,

memberikan perhatian, memberikan pengarahan, memberikan semangat

dan penyediaan fasilitas. Masalah intensitas bimbingan orang tua terhadap

peningkatan hasil belajar siswa perlu di tingkatkan oleh setiap orang tua.

Walaupun intenistas bimbingan orang tua sudah baik namun alangkah

baiknya orang tua lebih meningkatkan lagi bimbingannya terhadap anak

agar menjadi lebih baik sehingga apa yang diharapkan orang tua terhadap

peningkatan hasil belajar anak sesuai dengan apa yang diinginkan. Orang

tua hendaknya tidak hanya memberikan bimbingan saja kepada anak

untuk meningkatkan hasil belajarnya tetapi juga perlu bekerjasama

dengan pihak sekolah agar ada komunikasi yang baik antara orang tua

dengan pihak sekolah. Adanya kerjasama dengan pihak sekolah tidak

61

menutup kemungkinan anak merasa lebih dibimbing dan anak akan

semangat dalam menerima pelajaran yang tentunta hal ini akan dapat

meningkatkan hasil belajarnya.

2. Sebaiknya pihak dari sekolah perlu terus menerus untuk mengingatkan

orang tua siswa untuk membimbing putra-putrinya di rumah. Sekolah

sebagai lembaga pendidikan yang kedua hendaknya juga menjalin

hubungan baik dengan pihak orang tua dalam rangka mengatasi masalah-

masalah yang timbul pada anak, disamping dengan adanya hubungan

yang baik antara orang tua dengan pihak sekolah juga dapat mengetahui

secara tidak langsung seberapa besar bimbingan yang diberikan oleh

orangtua terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

3. Bagi seorang guru keberhasilan yang dicapai oleh siswa dalam pelajaran

secara tidak langsung membuktikakn keberhasilan guru dalam

memberikan pengajaran kepada siswanya, oleh karena itu guru dan pihak

orang tua harus bekerjasama dalam member bimbingan kepada anak

dengan memotivasi anak dalam belajar, sehingga dengan adanya

kerjasama guru dengan pihak orang tua peningkatan hasil belajar siswa

dapat tercapai sesuai dangan harapan yang diinginkan.

62

DAFTAR PUSTAKA

Abd, Rachman, Abror.. Psikologi Pendidikan. Yogya: PT Tiara Wacana, 1993.

Mirahaja,Adi. Lingkungan Pendidikan. www.kmplnmakalah.blogspot.com.html

rabu 10.52

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara,

2009.

Ahmadi, Abu. Sosiologi Pendidikan. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2009.

Rachaman, Budhi. “Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan,” www://calon-

guru.blogspot.com/.html, kamis 17102013 10.52

Damsar. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2011.

Ketut Sukardi, Dewa. Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Di

Sekolah. Jakarta: PT Rineka cipta, 2008.

Lutfiyah. Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa. FITK

UIN Syarif Hidayatulah. Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid, 2009.

Mahmoud Hana, Attia. Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan. Jakarta: Bulan

Bintang, 1978.

Mu‟awanah, Elfi, dkk. Bimbingan Konseling Islami. Jakarta: Bumi Askara, 1978.

Mudyahardjo, Redja. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2002.

Neni Iska, Zikri. Perkembangan Peserta didik perspektif psikologi. Jakarta : Kizi

Brother‟s, 2011.

Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja

Rosada karya, 2009.

Prayitno, H, dkk. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Cet, Ke-2, 2004.

Priyatno, Duwi. Mandiri belajar analisis data dengan SPSS. Jakarta: PT. Buku

Seru, 2013.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja

rosda karya, 2009.

Suralaga, Fadilla dkk. Psikologi Pendidikan dalam Perspekstif Islam . Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2005.

63

Suwito. Bentuk Perhatian-perhatian Orang tua. www.psychologymania.ccom.

Selasa 10.02

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Grafindo

Persada, 2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabetacet. Ke-12, 2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta, 2013.

Sudijiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Presada, 2010.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung,: PT remaja Rosdakarya, 2010.

Tohirin. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Dan Madrasah. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2009.

Tanjung, Rahmayanti. Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua Dengan Motivasi

Belajar Siswa Di Smk Muhammadiyah 01 Ciputat. FITK UIN Syarif

Hidayatulah. Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid, 2008.

Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : CV Pustaka Setia, 1998.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan

dosen dan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2003

tentang Sisdiknas.

Umami, Ratna. Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua Pada Masa Puber

Dengan Prestasi Belajar Siswa Di SMP Negeri 3 Pamulang. FITK UIN

Syarif Hidayatulah. Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid, 2008.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahnun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Walgito, Bimo. Bimbingan dan Penyeluhuan Di Sekolah. Jakarta: Bumi Askara,

2012.

Yulianti, Fitri. Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa.

FITK UIN Syarif Hidayatulah. Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syahid,

2008.

Zurinal Z, Hj. Ilmu Pendidikan pengantar dan dasar-dasar pelaksanaan

pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

64

Lampiran 1

Uji coba penelitian

ANGKET HUBUNGAN INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA

DENGAN HASIL BELAJAR SISWA MI NUR ASHOLIHAT ”.

Nama :

Kelas :

PETUNJUK:

1. Pada angket ini terdapat pernyataan, untuk mengukur sejauh mana

hubungan intensitas bimbingan orang tua denganhasil belajar bahasa

indonesia. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya

dengan pembelajaran dan tentukan kebenarannya kemudian berilah tanda

(ceklis) pada jawaban yang benar dengan pilihanmu

2. Pertimbangkan setiap pernyatakan secara terpisah dan tentukan

kebenarannya.

3. Jawabanmu jangan di pengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.

4. Catat respon anda pada lembar jawaban yang tersedia. Terima kasih.

5. Penggolongan dalam angket rasa percaya diri berdasarkan kriteria dan

kondisi.

KETERANGAN PILIHAN JAWABAN:

Selalu

Sering

Pernah

Tidak pernah

NO Pernyataan SL SR P TP

1 Orang tua saya menasehati agar saya belajar

secara teratur

2 Orang tua saya menasehati agar saya tidak

menunda waktu dalam menyelesaikan tugas/PR

3 Orang tua saya menasehati agar saya tidak

menyalin ataupun mencontek tuga/PR kepada

orang lain

4 Orang tua saya menasehati agar saya

menyelesaikan tugas/PR dengan baik

65

5 Orang tua saya menasehati agar saya berhati-

hati dalam menjawab tugas/PR

6 Orang tua saya menasehati agar saya

mempelajari materi pelajaran yang besok di

ajarkan

7 Orang tua saya menyediakan ruang belajar

yang memadai

8 Orang tua saya memberi biaya untuk mengikuti

les

9 Orang tua saya menyediakan buku alat tulis

yang saya butuhkan dalam pelajaran

10 Orang tua saya membelikan meja belajar untuk

belajar di rumah

11 orang tua saya mengingatkan saya untuk

menyelesaikan tugas/PR

12 Orang tua saya menjaga ketenangan pada saat

saya belajar ataupun menyelesaikan tugas /PR

13 Orang tua saya melarang orang lain untuk tidak

menganggu saya ketika belajar

14 Orang tua saya menanyakan kesulitan yang

saya hadapi dalam belajar

15 Orang tua saya menanyakan nilai hasil yang

saya peroleh dalam tugas /PR

16 Orang tua saya menegur ketika melihat saya

tidak belajar di rumah

17 Orang tua saya menegur saya ketika saya

menonton tv pada waktu belajar di rumah

18 Orang tua saya memperhatikan usaha belajar

yang saya hadapi

19 Orang tua memberi arahan yang saya hadapi

dalam belajar

66

20 Orangtua saya menyuruh saya untuk

mengerjakan yang tugas dari pada bermain

21 Ketika tidak bisa mendampingi orang tua saya

meminta saudara untuk mendampingi saya

belajar di rumah

22 Orang tua saya menyemangati saya agar saya

mencapai hasil nilai yang baik

23 Orang tua saya berjanji akan memberikan

hadiah jika saya lebih giat dalam belajar

24 Orang tua saya tidak mencela saya saat saya

mendapatkan nilai kurang bagus

25 Orang tua membangunkan dari tidur dengan

kasih sayang

Uji peneitian

ANGKET HUBUNGAN INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA

DENGAN HASIL BELAJAR SISWA MI NUR ASHOLIHAT ”.

Nama :

Kelas :

PETUNJUK:

6. Pada angket ini terdapat pernyataan, untuk mengukur sejauh mana

hubungan intensitas bimbingan orang tua denganhasil belajar bahasa

indonesia. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya

dengan pembelajaran dan tentukan kebenarannya kemudian berilah tanda

(ceklis) pada jawaban yang benar dengan pilihanmu

7. Pertimbangkan setiap pernyatakan secara terpisah dan tentukan

kebenarannya.

8. Jawabanmu jangan di pengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.

9. Catat respon anda pada lembar jawaban yang tersedia. Terima kasih.

10. Penggolongan dalam angket rasa percaya diri berdasarkan kriteria dan

kondisi.

KETERANGAN PILIHAN JAWABAN:

Selalu

Sering

67

Pernah

Tidak pernah

NO Pernyataan SL SR P TP

1 Orang tua saya menasehati agar saya belajar

secara teratur

2 Orang tua saya menasehati agar saya tidak

menunda waktu dalam menyelesaikan tugas/PR

3 Orang tua saya menasehati agar saya tidak

menyalin ataupun mencontek tuga/PR kepada

orang lain

4 Orang tua saya menasehati agar saya

menyelesaikan tugas/PR dengan baik

5 Orang tua saya menasehati agar saya berhati-

hati dalam menjawab tugas/PR

6 Orang tua saya menasehati agar saya

mempelajari materi pelajaran yang besok di

ajarkan

7 Orang tua saya menyediakan ruang belajar

yang memadai

8 Orang tua saya memberi biaya untuk mengikuti

les

9 Orang tua saya menyediakan buku alat tulis

yang saya butuhkan dalam pelajaran

10 orang tua saya mengingatkan saya untuk

menyelesaikan tugas/PR

11 Orang tua saya menjaga ketenangan pada saat

saya belajar ataupun menyelesaikan tugas /PR

12 Orang tua saya menanyakan kesulitan yang

saya hadapi dalam belajar

13 Orang tua saya menanyakan nilai hasil yang

68

saya peroleh dalam tugas /PR

14 Orang tua saya menegur ketika melihat saya

tidak belajar di rumah

15 Orang tua saya menegur saya ketika saya

menonton tv pada waktu belajar di rumah

16 Orang tua saya memperhatikan usaha belajar

yang saya hadapi

17 Orang tua memberi arahan yang saya hadapi

dalam belajar

18 Orangtua saya menyuruh saya untuk

mengerjakan yang tugas dari pada bermain

19 Orang tua saya menyemangati saya agar saya

mencapai hasil nilai yang baik

20 Orang tua saya berjanji akan memberikan

hadiah jika saya lebih giat dalam belajar

21 Orang tua saya tidak mencela saya saat saya

mendapatkan nilai kurang bagus

69

Lampiran 2

Nilai MID semester II kelas IV, V, & VI MI Nur As-sholihat Lengkong

Wetan Serpong

Nama Nilai

IV 76

IV 79

IV 78

IV 77

IV 74

IV 73

IV 76

IV 75

IV 80

IV 72

IV 77

IV 72

IV 78

IV 71

IV 68

V 62

V 71

V 76

V 74

V 68

70

V 72

V 67

V 73

V 80

V 68

V 74

V 63

V 76

V 77

V 69

VI 67

VI 64

VI 74

VI 79

VI 75

VI 67

VI 66

VI 68

VI 73

VI 67

VI 68

VI 66

VI 67

VI 63

71

VI 64

VI 69

VI 72

VI 63

VI 67

VI 76

72

Lampiran 3

Hasil uji validitas

Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r table Kriteria

1 0.618 0,284 Valid

2 0.489 0,284 Valid

3 0.391 0,284 Valid

4 0.535 0,284 Valid

5 0.466 0,284 Valid

6 0.333 0,284 Valid

7 0.537 0,284 Valid

8 0.554 0,284 Valid

9 0.489 0,284 Valid

10 0.151 0,284 Tidak Valid

11 0.533 0,284 Valid

12 0.422 0,284 Valid

13 0.065 0,284 Tidak Valid

14 0.618 0,284 Valid

15 0.466 0,284 Valid

16 0.537 0,284 Valid

17 0.531 0,284 Valid

18 0.519 0,284 Valid

19 0.490 0,284 Valid

20 0.438 0,284 Valid

21 0.263 0,284 Tidak Valid

22 0.330 0,284 Valid

23 0.317 0,284 Valid

24 0.519 0,284 Valid

25 0.219 0,284 Tidak Valid

73

Lampiran 4

Distribusi Frekuensi Tentang Intensitas Bimbingan Orang tua

No Nama A

(4)

B(3) C (2) D (1) Jumlah

angket

Jumlah

skor

1 IV 10 3 10 3 21 70

2 IV 6 10 13 0 21 80

3 IV 15 6 0 1 21 79

4 IV 9 2 17 2 21 78

5 IV 13 4 2 2 21 70

6 IV 15 4 1 0 21 74

7 IV 6 14 5 1 21 77

8 IV 7 10 7 4 21 76

9 IV 12 0 6 10 21 70

10 IV 18 0 1 0 21 74

11 IV 16 3 2 2 21 79

12 IV 10 5 4 2 21 65

13 IV 18 2 1 0 21 80

14 IV 12 5 3 0 21 73

15 IV 11 6 4 0 21 70

16 V 7 8 6 0 21 64

17 V 12 7 1 1 21 72

18 V 17 1 1 0 21 77

19 V 13 7 1 0 21 75

20 V 13 4 2 2 21 70

74

21 V 15 4 1 1 21 75

22 V 11 6 2 0 21 70

23 V 13 7 1 0 21 75

24 V 20 0 0 1 21 81

25 V 11 7 2 1 21 70

26 V 13 7 1 0 21 75

27 V 12 0 8 1 21 65

28 V 17 2 0 1 21 77

29 V 16 4 1 0 21 78

30 V 10 9 1 1 21 70

31 VI 11 6 3 0 21 69

32 VI 10 5 4 2 21 65

33 VI 10 8 3 0 21 70

34 VI 9 5 6 2 21 65

35 VI 15 4 2 0 21 76

36 VI 9 10 1 1 21 69

37 VI 12 4 2 3 21 67

38 VI 11 7 2 1 21 70

39 VI 12 6 0 9 21 75

40 VI 11 5 5 0 21 69

41 VI 12 5 3 1 21 70

42 VI 13 0 7 1 21 68

43 VI 10 8 2 2 21 70

44 VI 9 4 8 1 21 65

75

45 VI 6 9 3 3 21 60

46 VI 10 8 3 0 21 70

47 VI 10 3 5 3 21 62

48 VI 9 7 3 2 21 65

49 VI 8 8 7 0 21 70

50 VI 17 3 0 1 21 78

Untuk mengetahui nilai rata-rata intensitas bimbingan orang tua, maka

penulis menggunakan rumus : ∑

Keterangan :

N = Number of cases

= 71,64

76

Lampiran 5

Perhitungan Untuk Memperoleh Koefisien Korelasi Antara Intensitas

Bimbingan Orang tua Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa

Untuk mencari koefisien kolerasi anatara Intensitas Bimbingan Orang tua

(variable X) dengan hasil belajar siswa (variable Y) dilakukan dengan rumus

koefisien kolerasi Product Moment. Adapun langkah-langkah perhitungan dapat

dilihat pada table berikut:

No Skor

X Y XY X2 Y2

1 70 76 5320 4900 5776

2 80 79 6320 6400 6241

3 79 78 6162 6241 6084

4 78 77 6006 6084 5929

5 70 74 5180 4900 5476

6 74 73 5402 5476 5329

7 77 76 5852 5929 5776

8 76 76 5700 5776 5625

9 70 80 5600 4900 6400

10 74 72 5328 5476 5184

11 79 77 6083 6241 5929

12 65 72 4680 4225 5184

13 80 78 6240 6400 6084

14 73 71 5183 5329 5041

15 70 68 4760 4900 4624

77

16 64 62 3968 4096 3844

17 72 71 5112 5184 5041

18 77 76 5852 5929 5776

19 75 74 5550 5625 5476

20 70 68 4760 4900 4624

21 75 72 5400 5625 5184

22 70 67 4690 4900 4489

23 75 73 5475 5625 5329

24 81 80 6480 6561 6400

25 70 68 4760 4900 4624

26 75 74 5550 5625 5476

27 65 63 4095 4225 3669

28 77 76 5852 5929 5776

29 78 77 6006 6084 5992

30 70 69 4830 4900 4761

31 69 67 4623 4761 4489

32 65 64 4160 4225 4096

33 70 74 5180 4900 5476

34 65 79 5135 4225 6241

35 76 75 5700 5776 5625

36 69 67 4623 4761 4489

37 67 66 4422 4489 4356

38 70 68 4760 4900 4624

39 75 73 5475 5625 5329

78

40 69 67 4623 4761 4489

41 70 68 4760 4900 4624

42 68 66 4488 4624 4356

43 70 67 4690 4900 4489

44 65 63 4095 4225 3969

45 60 64 3840 3600 4096

46 70 69 4830 4900 4761

47 62 72 4464 3844 5184

48 65 63 4095 4225 3669

49 70 67 4690 4900 4489

50 78 76 5928 6084 5776

Jumlah 3582 3571 256777 257910 25630

7

N= 50 ∑

∑ ∑

Dari data tersebut, maka dapat dicari nilai koefisien korelasi sebagai berikut:

∑ (∑ ) ( ∑ )

√* ∑ (∑ ) + * ∑ (∑ ) +

( ) ( )

√* ( ) + * ( ) +

√* + * +

√ = 0,703

Nuryani, M.Pd