Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

112
PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif terhadap Orang Tua Siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta As-Sa’idiyah Cipanas Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2010-2011) SKRIPSI Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S-1) Program Studi Pendidikan Agama Islam oleh IIS ISTIANAH NIM : 0701.0029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH NURUL HIKMAH CIANJUR 2011 M – 1432 H

description

Skripsi Ilmu Pendidikan, khususnya bimbingan orang tua siswa terhadap peningkatan motivasi belajar siswa

Transcript of Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Page 1: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif terhadap Orang Tua Siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta As-Sa’idiyah Cipanas Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2010-2011)

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S-1) Program Studi Pendidikan Agama Islam

oleh IIS ISTIANAH

NIM : 0701.0029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH NURUL HIKMAH

CIANJUR 2011 M – 1432 H

Page 2: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

ii

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif terhadap Orang Tua Siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta As-Sa’idiyah Cipanas Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2010-2011)

oleh IIS ISTIANAH

NIM : 0701.0029

Disetujui oleh

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Mengetahui

Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Nurul

Hikmah Cianjur,

Ketua Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam,

Page 3: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

iii

PENGESAHAN

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif terhadap Orang Tua Siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta

As-Sa’idiyah Cipanas Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2010-2011)

Cianjur, Juli 2011

Sidang Munaqosah

Ketua,

Pembimbing II,

Penguji I,

Penguji II,

Page 4: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

iv

MOTTO

Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman tentang Al-Quraan dan As-Sunnah) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugerahi al-hikmah itu, dia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran. (QS Al-Baqarah : 269)

Persembahan sederhana untuk Ayahanda dan Ibunda

yang tanpa lelah mendorong, mencintai, dan memberikan dukungan bagi kehidupanku menuju Ridla Allah

Page 5: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

v

ABSTRAK

IIS ISTIANAH, NIM: 0701.0029: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa (Studi Deskriptif terhadap Orang Tua Siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta As-Sa’idiyah Cipanas Kabupaten Cianjur Tahun Pelajaran 2010-2011).

Pnelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan cara orang tua siswa dalam melakukan bimbingan kepada putra-putrinya yang duduk di MIS As-sa’idiyah Cipanas Kabupaten Cianjur, (2) mendeskripsikan motivasi belajar para siswa MIS As-sa’idiyah Cipanas Kabupaten Cianjur sehari-hari, dan (3) menguji pengaruh pembinaan orang tua terhadap motivasi belajar siswa MIS As-sa’idiyah Cipanas Kabupaten Cianjur sehari-hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survey terhadap 20 sampel orang tua siswa kelas awal MIS As-Sa’idiyah Cipanas, Kabupaten Cianjur tahun pelajaran 2010-2011. Data diperoleh terutama dengan menggunakan angket tertutup dengan menggunakan skala Likert.

Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut.

(1) Pada umumnya para orang tua siswa telah melakukan bimbingan dan pembinaan terhadap putra-putrinya yang duduk di MIS As-Sa’idiyah Cipanas secara maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat tanggapan responden sebesar 74,33 % yang menunjukkan bahwa tingkat pembinaan dan bimbingan orang tua siswa dalam belajar anaknya berada pada kategori cukup baik.

(2) Motivasi belajar siswa MIS As-Sa’idiyah berada pada kategori cukup baik yang ditunjukkan dengan rata-rata persentase sebesar 74,29 % dari empat dimensi yang diamati. Pada konteks ini, berdasarkan pengamatan orang tua masing-masing, para siswa telah menunjukkan semangat dalam belajar, menunjukkan sikap keingintahuan, menunjukkan keterbukaan dalam menerima pengetahuan, serta menunjukkan perkembangan prestasi belajar yang relatif cukup baik.

(3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan pembinaan orang tua siswa terhadap motivasi belajar siswa MIS As-Sa’idiyah Cipanas Kabupaten Cianjur tahun pelajaran 2010-2011. Hal ini dibuktikan dengan tingkat signifikansi koefisien r berada pada parameter 0,659 yang berarti berada pada tingkat tinggi atau kuat. Di samping itu, hasil uji signifikansi menunjukkan nilai thitung sebesar 4,133 yang ternyata lebih besar daripada ttabel = 2,086 pada taraf signifikansi 5 % dan membuktikan bahwa Pembinaan Orang Tua Siswa (Y) berpengaruh secara signifikan terhadap Motivasi Belajar Siswa.

Page 6: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadlirat Allah SWT yang

telah melimpahkan nikmat iman dan nikmat Islam serta limpahan ilmu yang tak

terhingga atas kekuasaan-Nya. Shalawat dan salah semoga senantiasa dilimpahkan

kepada junjunan alam, Nabiyullah Muhammad SAW.

Alhamdulillah, atas rahmat, karunia, dan bimbingan-Nya penulis dapat

menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan

Agama Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Nurul Hikmah Cianjur.

Kesulitan dan hambatan tentu saja banyak ditemui selama persiapan,

proses penelitian, hingga penyusunan skripsi ini, baik dari segi teknis

pengumpulan data, pengolahan data, maupun teknis penulisan. Atas bantuan

berbagai pihak, Alhamdulillah kesulitan-kesulitan itu dapat teratasi sehingga

karya tulis ini akhirnya dapat terwujudkan. Oleh sebab itu, sangat patut pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak .............., Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Nurul

Hikmah Cianjur, yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan kepada

saya untuk dapat melakukan penelitian ini;

2. Bapak .............., selaku Pembimbing I yang telah demikian banyak

memberikan bimbingan, pengarahan, serta kesempatan kepada penulis

untuk melakukan rangkaian penelitian ini

3. Bapak ............, selaku Pembimbing II yang telah memberikan berbagai

bimbingan dan petunjuk berharga sejak persiapan penelitian hingga

terwujudnya skripsi ini;

Page 7: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

vii

4. Bapak ............., Kepala MIS As-Sa’idiyah Cianjur, beserta staf pengajar,

yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan kepada penulis selama

melaksanakan penelitian;

5. Bapak serta Ibu Dosen serta staf Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Cianjur;

6. anak-anak, suami serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan

yang demikian besar sehingga penulis dapat tiba pada akhir pendidikan di

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Nurul Hikmah Cianjur ini; serta

7. berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga kebaikan-kebaikan Ibu dan Bapak yang diberikan kepada penulis sejak

tahap-tahap persiapan hingga penyelesaian skripsi ini memperoleh imbalan pahala

dari Allah ‘Azza wa-zalla. Amin.

Skripsi ini hanyalah merupakan setetes air di tengah samudera keilmuan

yang mahaluas, sehingga bukan mustahil jika di dalamnya terdapat banyak

kekurangan dan kelemahan. Oleh sebab itu, saran dan kritik sangat penulis

harapkan demi perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.

Cianjur, Juli 2011

Penulis,

IIS ISTIANAH

NIM : 0701.0029

Page 8: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

viii

DAFTAR ISI

halaman

Pengesahan / Persetujuan .........................................................................

Motto ........................................................................................................

Abstrak ...................................................................................................

Kata Pengantar ........................................................................................

Daftar Isi .................................................................................................

Daftar Tabel .............................................................................................

Daftar Gambar .........................................................................................

Daftar Lampiran ......................................................................................

iii

iv

v

vi

viii

x

xi

xii

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................

B. Rumusan Masalah .............................................................

C. Tujuan Penelitian ..............................................................

D. Manfaat Penelitian ............................................................

E. Kerangka Pemikiran ..........................................................

F. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................

G. Prosedur Penelitian ............................................................

H. Kajian Kepustakaan ...........................................................

1

1

5

6

6

7

11

13

20

Bab II BIMBINGAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR .

A. Belajar dalam Pandangan Islam ........................................

B. Prinsip Dasar Bimbingan Belajar ......................................

C. Peran Orang Tua dalam Pembinaan Anak ........................

D. Prinsip Dasar Motivasi .....................................................

1. Pengertioan Motivasi ...................................................

2. Dinamika Proses Perilaku Manusia .............................

3. Jenis-jenis Motivasi .....................................................

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ...............

23

23

27

32

39

39

42

44

47

Page 9: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

ix

Bab III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………...

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data……………………….

1. Cara Pembimbingan Orang Tua terhadap Anaknya ….

2. Motivasi Belajar Siswa ………………………………

3. Pengaruh Bimbingan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa ………………………………………...

B. Pembahasan Hasil Analisis ...............................................

1. Cara Pembimbingan Orang Tua terhadap Anaknya ….

2. Motivasi Belajar Siswa ………………………………

3. Pengaruh Bimbingan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa ………………………………………...

52

52

52

55

57

63

63

69

71

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................

A. Kesimpulan ......................................................................

B. Saran-saran ......................................................................

74

74

76

Daftar Pustaka ......................................................................................... 79

Lampiran-lampiran .................................................................................. 81

Page 10: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

x

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1.1 Populasi Penelitian ................................................................. 12

Tabel 1.2 Standar Kategori Sugiyono ..................................................... 19

Tabel 3.1 Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel X .................... 53

Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel Y .................... 55

Tabel 3.3 Data Hasil Pengujian Chi-Kuadrat pada Variabel X dan Y .... 64

Tabel 3.4 Penghitungan Koefisien Korelasi r-Product Moment Spearman …………………………………………………… 61

Tabel 3.5 Hasil Uji t Pengaruh Pembinaan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa MIS As-Sa’idiyah Cipanas Kabupaten Cianjur ………………………………………….. 62

Page 11: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xi

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Lingkaran Motivasi ........................................................... 43

Page 12: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xii

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

1. Kisi-kisi Angket Penelitian ..................................................... 81

2. Instrumen Penelitian ................................................................ 84

3. Data Empirik Hasil Penelitian ................................................. 87

4. Tabel Pengolahan Data Deskriptif Hasil Penelitian ............... 91

5. Surat Keputusan Ketua STIT Nurul Hikmah Cianjur ............ 97

6. Surat Izin Melaksanakan Penelitian ........................................ 98

7. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................. 99

8. Daftar Riwayat Hidup ............................................................. 100

Page 13: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xiii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak adalah harapan bagi orang tuanya. Dia merupakan hasil dari

buah kasih sayang yang diikat dalam suatu perkawinan antara suami istri

dalam satu keluarga. Segala yang terbaik pantaslah diberikan kepada anak,

termasuk dalam pemenuhan sandang, pangan, tempat tinggal, pendidikan dan

sebagainya. Satu hal yang terpenting adalah masalah adalah pendidikan yang

merupakan sebuah kewajiban bagi orang tua untuk memberikan hak anak

untuk mendapatkannya.

Orang tua memiliki tugas utama dalam pendidikan anak, yaitu menjadi

peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat

dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari

anggota keluarga yang lainnya, ketika seorang anak masih berusia 0-2 tahun.

Pada masa ini anak sangta bergantung kepada orang lain, dia tidak dapat

hiidup tanpa bimbingan orang-orang sekitarnya dan lingkungan pertama yang

dialami oleh anak adalah asuhan ibu dan ayah. Dan yang terpenting lagi

pendidikan dimulai sejak dini, karena perkembangan jiwa anak mulai tumbuh

sejak ia kecil, sesuai dengan fitrahnya.

Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Jika suasana keluarga itu baik dan menyenangkan, maka

anak akan tumbuh dengan baik pula. Jika tidak, tentu akan terhambatlah

Page 14: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xiv

pertumbuhan anak tersebut. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang

paling berpengaruh dibandingkan yang lain. Seorang ibu sangat besar

pengaruhnya dalam membimbing anak seiring dengan pertumbuhannya. Para

ibu hendaknya memperhatikan berbagai permasalahan mengenai anak.

Pendidikan merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan dalam

kehidupan manusia. Pendidikan berlangsung terus menerus ada sepanjang

kehidupan manusia, akan senantiasa beriringan dengan perkembangan zaman,

oleh karenanya masalah pendidikan tidak akan selesai. Pendidikan memegang

peranan penting dalam kehidupan manusia. Muhibbin Syah (2000:1)

menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh-

kembangkan potensi sumber daya aktivitas operasional kependidikan oleh

tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar.

A. Tafsir (1992:6) mengemukakan bahwa pendidikan mengandung arti

usaha sadar meningkatkan diri dalam segala aspeknya, definisi ini mencakup

kependidikan yang melibatkan guru maupun yang tidak melibatkan guru

(pendidik) mencakup pendidikann formal dan non formal.

Hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan pendidikan anak,

antara lain adalah struktur masyarakat, lingkungan keluarga dan sebagainya.

Selain dalam lembaga pendidikan formal (sekolah). Pendidikan anak juga

dilaksanakan di rumah, yaitu dalam lingkungan keluarga. Di dalam keluarga

yang menjadi panutan pertama dan utama adalah orang tua, terutama dalam

hal pendidikan bimbingan dan dorongan orang tua sangat diperlukan dalam

belajar anak di rumah, karena hal ini sangat erat kaitannya dengan sikap

Page 15: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xv

belajar anak di sekolah sebagai siswa. Untuk itu di samping bantuan dan

bimbingan secara materiil yang memberi bimbingan dan dorongan secara

rohani, atau yang bersifat batiniyah bagi anaknya, baik berupa kasih sayang,

nasehat-nasehat, ataupun bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas anak di

rumah. Dalam diri seseorang terdapat suatu kekuatan yang menjadi daya

penggerak hatinya yang disebut motivasi. Proses pendidikan adalah

membangkitkan dorongan untuk melakukan aktivitas pendidikan (Tim Dosen

FIP IKIP Malang 1998; 117). Yang mendorong seseorang untuk melakukan

suatu itu biasanya tidak ditentukan oleh motivasi tunggal, karena pada diri

seseorang terdapat bermacam-macam motivasi yang menjadi pendorongnya

untuk melakukan sesuatu, begitu pula dalam belajar, seseorang tidak bias

hanya mengandalkan suatu motivasi saja, yaitu motivasi yang ada dalam

dirinya (motivasi intrinsik), tetapi ia juga membutuhkan dorongan yang dating

dari luar anak itu (motivasi ekstrinsik) salah satunya adalah dari orang tua

untuk meningkatkan semangat belajar anak yaitu dengan memberikan

bimbingannya dan dorongan yang bersifat kerohanian pada anaknya adalah

belajar di rumah.

Pentingnya bimbingan dan perhatian orang tua terhadap pendidikan

anak dalam rangka meningkatkan motivasi belajar anak, bisa diaplikasikan

lewat pemberian kasih sayang, dan perhatian yang besar terhadap kegiatan

belajar anak di rumah, juga pada hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan

anak di sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan membantu dan mengarahkan

anak dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya, sesuai dengan tingkat

Page 16: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xvi

kemampuan orang tua. Dengan demikian, belajar anak di rumah akan menjadi

terbimbing dan terarah, hal ini akan mempengaruhi sikap belajar nya di

sekolah, serta dapat mempengaruhi tingkat semangat dan motivasi belajar

siswa di sekolah. Anak lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah jika

dibandingkan dengan keberadaannya di sekolah, oleh karena itulah selain

dididik di sekolah ia juga membutuhkan pengawasan yang baik di rumah,

tentu saja dari orang tua, dan sikap anak di sekolah, akan mencerminkan sikap

bimbingan dan pengawasan orang tua di rumah, karena di dalam pendidikan

orang tua dan pihak sekolah harus bekerja sama demi tercapainya pendidikan

yang diinginkan.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian di MIS As-sa’idiyah Cipanas-Cianjur, dengan tujuan

untuk mengetahui bagaimana perhatian serta bimbingan dan pengawasan

orang tua murid MIS As-sa’idiyah Cipanas-Cianjur terhadap pendidikan anak-

anak mereka baik di rumah maupun di sekolah, dan pengaruh apa sajakah

yang akan timbul dari bimbingan tersebut terhadap semangat belajar anak di

sekolah. Dengan ini, maka penulis menuangkannya dalam sebuah karya tulis

ilmiah berupa skripsi yang berjudul: “PENGARUH BIMBINGAN ORANG

TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MIS AS-SA’IDIYAH

CIPANAS KABUPATEN CIANJUR”. Dalam memilih judul di atas, penulis

memiliki beberapa alasan sebagai berikut.

1. Adanya tanggung jawab orang tua terhadap anaknya terutama dalam hal

pendidikan sehingga orang tua perlu memberikan bimbingan yang baik.

Page 17: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xvii

2. Seorang siswa dalam belajarnya membutuhkan motivasi untuk

mendapatkan hasil yang baik, untuk itu motivasi belajar siswa perlu

ditingkatkan.

3. Setiap siswa harus berhasil dalam belajarnya, begitu pula dengan siswa

MIS As-sa’idiyah Cipanas-Cianjur, untuk tu perlu motivasi belajar yang

ditimbulkan oleh bimbingan orang tua.

B. Rumusan Masalah

Semua jenis penelitian apa pun akan dimulai dengan cara merumuskan

masalahnya. Suyatna (2000:7) mengemukakan bahwa ”mengidentifikasikan

masalah itu merupakan bagian yang paling sulit dalam proses penelitian. Yang

harus dirumuskan bukan sekedar ruang lingkupnya saja, melainkan juga

penjabaran masalahnya itu ke dalam bentuk khusus yang spesifik.”

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini disusun dalam bentuk

pertanyaan di bawah ini.

1. Bagaimanakah cara orang tua siswa melakukan bimbingan kepada putra-

putrinya yang duduk di MIS As-sa’idiyah Cipanas Kabupaten Cianjur?

2. Bagaimanakah motivasi belajar para siswa MIS As-sa’idiyah Cipanas

kabupaten Cianjur sehari-hari?

3. Apakah pembinaan orang tua di rumah berpengaruh terhadap motivasi

belajar siswa MIS As-sa’idiyah Cipanas Kabupaten Cianjur sehari-hari?

Page 18: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xviii

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Mendeskripsikan cara orang tua siswa dalam melakukan bimbingan

kepada putra-putrinya yang duduk di MIS As-sa’idiyah Cipanas

Kabupaten Cianjur.

2. Mendeskripsikan motivasi belajar para siswa MIS As-sa’idiyah Cipanas

Kabupaten Cianjur sehari-hari.

3. Menguji pengaruh pembinaan orang tua terhadap motivasi belajar siswa

MIS As-sa’idiyah Cipanas Kabupaten Cianjur sehari-hari.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam pengembangan pembimbingan dan penanam-

an pendidikan agama Islam pada siswa melalui lingkungan keluarga,

khususnya orang tua siswa.

2. Manfaat Praktis

Sekecil apapun makna penelitian ini, penulis berharap memiliki

makna yang bermanfaat bagi orang tua siswa, guru, maupun lembaga

pendidikan yang terkait, terutama bagi penulis sendiri. Proses dan hasil

penelitian ini diharapkan dapat menggugah kesadaran orang tua siswa

akan pentingnya pembinaan pendidikan agama Islam, khususnya

Page 19: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xix

penanaman nilai-nilai akidah serta pelaksanaan kewajiban-kewajiban

pokok selaku Muslim sebagai bekal hidup mereka kelak di kemudian hari.

Lebih sederhana lagi, diharapkan siswa termotivasi untuk lebih

mengembangkan pemahaman nilai-nilai keagamaan sebagai pokok

kewajiban yang penting.

Bagi guru, penelitian ini diharapkan akan menjadi salah satu

alternatif dalam pengembangan model dan metode pembinaan nilai-nilai

pendidikan agama Islam. Guru yang bijaksana adalah guru yang mampu

menerapkan metode teknik yang tepat dalam situasi pembelajaran yang

tepat. Sesederhana apapun model pembinaan siswa yang dipaparkan dalam

penelitian ini akan menjadi pilihan yang tepat jika diterapkan dalam situasi

yang tepat pula.

Selanjutnya, bagi lembaga pendidikan terkait, diharapkan keber-

hasilan penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi

perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya perkembangan dunia pen-

didikan dan pengajaran. Lebih jauh lagi, penulis berharap pula jika hasil

penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi siapa pun yang ber-

minat melakukan penelitian serupa di masa mendatang.

E. Kerangka Pemikiran

Minat dan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam pada jenjang satuan pendidikan dasar (SD dan MI) sering dikategorikan

rendah. Kenyataan ini dipicu oleh anggapan bahwa pembelajaran Pendidikan

Page 20: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xx

Agama Islam telah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari yang harus

dijalani oleh siswa. Masing-masing siswa secara sadar atau tidak memiliki

anggapan bahwa materi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam telah

diperoleh dalam aktivitas dan rutinitas beribadah sehari-hari di lingkungan

keluarga dan masyarakat, sehingga minat untuk mempelajari Pendidikan Agama

Islam di sekolah menjadi berkurang.

Minat belajar merupakan aspek mendasar dalam diri seorang anak untuk

mencapai tahap-tahap kompetensi. Dalam teori-teori pembelajaran disebutkan

bahwa minat merupakan faktor pertama yang harus ada dalam diri seorang siswa

untuk menghadapi kegiatan pembelajaran. Minat inilah yang seharusnya

menumbuhkan respon ketika ke dalam diri seseorang datang stimulus atau

rangsangan untuk berbuat sesuatu. Tanpa adanya minat, sebaik apa pun stimulus

atau rangsangan dalam belajar tidak akan dapat menumbuhkan respon yang

memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar

yang berlangsung di sekolah. Pada konteks ini harus terjadi interaksi antara guru

dan siswa, siswa dan siswa, serta siswa dan lingkungan sekitarnya. Banyak terjadi

kegiatan belajar mengajar terasa sangat menjemukan dan melelahkan, baik bagi

guru maupun siswa. Kondisi ini sesungguhnya diakibatkan oleh kesalahan guru

dalam memilih pendekatan serta model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi

siswa. Oleh karena itu, penetapan strategi pembelajaran yang tepat dan baik akan

menumbuhkan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Pada

Page 21: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxi

konteks ini, minat dan motivasi siswa dalam belajar akan tumbuh secara optimal

dan wajar tanpa harus diberi tekanan oleh guru.

Kegiatan pembelajaran yang kondusif, menyenangkan, dan kontekstual

sesungguhnya merupakan landasan pendidikan yang dikembangkan dalam Islam.

Islam mengajari kita untuk bersikap lemah lembut sesuai dengan kondisi yang

terdapat pada konteks. Bahkan Allah SWT menjelaskan hal ini dalam surah Ali-

Imran ayat 159 berikut ini.

”Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu bersikap lemah lembut

terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah

mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka,

mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka

dalam urusan (keduniaan) itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan

tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS Ali Imran:159. Bachtiar

Surin, Adz-Dzikra: Terjemah dan Tafsir Al-Quran, 1986).

Sifat lemah lembut adalah karakter yang diberikan Allah kepada manusia

untuk dapat bergaul dengan sesama manusia lainnya. Hal ini berlaku pula dalam

dunia pendidikan, yakni pada proses belajar mengajar, pada saat terjadinya

interaksi antara guru dan siswa serta siswa dan siswa.

Firman Allah SWT pula dalam surah An-Nahl ayat 125:

Page 22: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxii

”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran

yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik …” (QS An-

Nahl:125, Bachtiar Surin, Adz-Dzikra: Terjemah dan Tafsir Al-Quran, 1986)

Selanjutnya, untuk menghindari terjadi kekeliruan dan kesalah-

pahaman dalam menginterpretasikan setiap istilah yang digunakan pada

penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah sebagai definisi

operasional sebagai berikut.

1. Pengaruh yang dimaksud di sini adalah daya yang ada atau yang timbul

dari suatu yang ikut membantu watak, kepercayaan atau perbuatan

seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988: 664). Maksud dari

pengertian tersebut adalah pengaruh dari bimbingan orang tua terhadap

motivasi belajar siswa di MI Assa’idiyyah.

2. Bimbingan orang tua yang dimaksud adalah segala usaha yang dilakukan

orang tua, dalam memberikan bantuan dan arahan yang bersifat kerohanian

(non-materi) secara terus-menerus dalam rangka menumbuhkan motivasi

belajar pada diri anak. Menurut Stoops adalah bantuan yang terus menerus

dalam membantu individu untuk mencapai kemampuan secara optimal

dalam mengarahkan yang sebesar-besarnya bagi diri maupun masyarakat

(Jumhur dan Muh. Surya, 1975: 25).

3. Motivasi Belajar Siswa, yaitu segala sesuatu yang menjadi pendorong atau

penggerak seseorang siswa untuk belajar. Menurut Alisuf Sabri motivasi

Page 23: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxiii

adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang

menuntut/mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan (Alisuf

Sabri, 1996: 129).

Dari definisi operasional di atas, maka maksud dari judul penelitian ini

dapat dirumuskan pengertiannya secara tertulis sebagai berikut: Suatu

penelitian yang membahas tentang bagaimanakah pengaruh bimbingan orang

tua terhadap motivasi belajar siswa yang berada di MIS Assa’idiyyah Cipanas-

Cianjur Tahun ajaran 2010/2011.

F. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi menurut Subana (2000:24) adalah ”semua nilai baik

melalui perhitungan kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik

tertentu mengenai objek yang lengkap dan jelas.” Ditinjau dari banyaknya

anggota populasi, maka populasi terdiri dari populasi terbatas (terhingga)

dan populasi tak terbatas (tak terhingga), dan dilihat dari sifatnya populasi

dapat bersifat homogen dan heterogen. Menurut Sugiyono (2003:24)

populasi adalah ”wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”

Populasi penelitian ini adalah orang tua siswa kelas I, II, dan kelas

III MIS Assa’idiyyah Cipanas Kabupaten Cianjur tahun ajar 2010 – 2011

sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Page 24: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxiv

Tabel 1.1

Populasi Penelitian

Jumlah Siswa Kelas

Laki-laki Perempuan Jumlah

I 5 7 12

II 8 6 14

III 7 7 14

JUMLAH 20 20 40

Populasi sebagaimana tergambar pada tabel di atas adalah orang tua

siswa kelas I, II, dan III MIS Assa’idiyyah Cipanas Kabupaten Cianjur

tahun ajar 2010 – 2011 yang seluruhnya berjumlah 40 orang.

Pengambilan data populasi tersebut di atas didasarkan kepada teori-

teori yang dikemukakan oleh Subana (2000:12) berikut ini.

a. ”Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1988).”

b. ”Populasi adalah kumpulan dari indivisu dengan kualitas serta ciri-ciri

yang ditetapkan (Nazir, 1983).”

c. ”Populasi adalah sekumpulan objek yang lengkap dan jelas (Vincent,

1989).”

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi

adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia,

benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai dumber

data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.

Page 25: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxv

2. Sampel Penelitian

Sampel yang diambil pada penelitian ini didasarkan kepada

pendapat Arikunto (1988:94) yang menyatakan bahwa ”apabila subjeknya

kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya. Selanjutnya jika jumlah

subjeknya lebih besar, dapat diambil antara 10 % - 15 % atau 20 % - 25

%.”

Berdasarkan pendapat di atas, untuk mendapatkan sampel yang

representatif dan berukuran sesuai dengan kebutuhan, maka dalam

pelaksanaan penelitian ini diambil 50 % dari jumlah siswa 40 orang. Jadi

jumlah sampelnya adalah 20 orang tua siswa. Untuk memudahkan

perlakuan, sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik random

sampling pada orang tua siswa kelas I, II dan III yang masing-masing

berjumlah 7 orang. Penentuan kelas ini sebagai sampel dilakukan karena

diasumsikan seluruh populasi homogen.

G. Prosedur Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya memandu peneliti tentang langkah-

langkah penelitian yang akan dilakukan, dengan alat apa dan prosedur

yang bagaimana penelitian tersebut dikembangkan. Sejalan dengan

perumusan masalah, serta tujuan penelitian yang dirumuskan dalam

penelitian ini, maka metode yang akan digunakan adalah metode deskritif,

hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad

Page 26: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxvi

(1982:131), yakni ”suatu cara untuk menyimpulkan masalah aktual dengan

jalan menyimpulkan, menyusun, dan mengklasifikasi data.”

Metode deskritif adalah suatu metode penelitian atas kelompok

manusia, objek, set kondisi, sistem pemikiran, ataupun peristiwa sekarang.

Penelitian deskritif memberikan deskripsi, gambaran, atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan

fenomena yang diselidiki.

Menurut Kline, dalam Sugiyono (2004:7), penelitian survey

dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak

mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan memiliki akurasi yang

tinggi. Penelitian survey menitikberatkan pada penelitian yang rasional

yakni mempelajari hubungan antarvariabel sehingga baik secara langsung

atau tidak langsung hipotesis penelitian bisa senantiasa dipertanyakan.

Tujuan survei dapat merupakan pengembangan data sederhana

bersifat menerangkan atau menjelasakan, yakni mempelajari tentang

fenomena sosial dengan cara meneliti hubungan variabel penelitian. Survei

juga dapat menjadi alat bantu penyelidikan untuk memperoleh fakta-fakta

dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara

faktual, baik tentang intuisi sosial, ekonomi atau politik dari suatu

kelompok atau suatu daerah yang bisa digunakan untuk mendapatkan

pembenaran. Di samping itu, metode deskripsi survei juga dapat

digunakan untuk penyelidikan untuk menguji hipotesis.

Page 27: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxvii

Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini mengembangkan

bentuk penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2004:11-12), penelitian

asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini juga bertujuan untuk

membangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,

meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.

Dalam penelitian ini diharapkan dapat diketahui berapa besar

hubungan antara variabel yang satu dan variabel yang lain, baik secara

sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah yang diteliti dan

perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang bersangkutan. Pengujian

hipotesis di sini, sekali-kali bukanlah bertujuan membuktikan benar atau

tidaknya hipotesis itu, tetapi bermaksud menguji dapat diterima atau

tidaknya hipotesis itu (Suyatna, 2000:8).

Sejalan dengan hal yang dikemukakan oleh Suyatna di atas,

Surakhmad (1980:39) mengemukakan bahwa hipotesis adalah perumusan

jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang dimaksudkan

sebagai tuntunan sementara dalam penelitian untuk mencari jawaban yang

sebenarnya.

Berdasarkan kedua teori yang dikemukakan di atas, hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Page 28: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxviii

HO : β = 0; Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan pembinaan

orang tua terhadap motivasi belajar siswa MIS As-sa’idiyah Cipanas

Kabupaten Cianjur tahun ajar 2010 – 2011.

HA : β ≠ 0; Terdapat pengaruh positif dan signifikan pembinaan orang tua

terhadap motivasi belajar siswa MIS As-sa’idiyah Cipanas

Kabupaten Cianjur tahun ajar 2010 – 2011.

3. Teknik Penelitian

Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan efektif dan efisien,

digunakan sejumlah teknik penelitian. Dalam upaya memperoleh data

yang diperlukan dalam penelitian ini, digunakan beberapa teknik seperti

berikut.

a. Teknik Angket. Sebagai instrumen utama dalam penelitian ini

digunakan angket yang dikembangkan dalam bentuk skala Likert.

Alasan penggunaan skala Likert ini untuk mengukur sikap, pendapat

dan profesi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

b. Kajian Kepustakaan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh

pemahaman teoretis tentang pembinaan dan pembimbingan siswa

dalam belajar oleh orangtua, serta hal-hal yang berkaitan dengan peran

orang tua dalam membina dan membimbing anaknya dalam

mengembangkan belajar di rumah.

Untuk memperoleh data tentang pembinaan orang tua di rumah dan

motivasi belajar siswa, para orang tua siswa sebagai sampel penelitian

Page 29: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxix

diberi sejumlah pertanyaan positif atau negatif. Setiap pertanyaan

merupakan penjabaran dan satu indikator variabel yang mendapatkan skor

penelitian. Setiap pertanyaan diikuti oleh lima alternatif jawaban, yaitu

Selalu (SL), Sering (S), Kadang-kadang (KK), Jarang (JR) dan Tidak

Pernah (TP). Adapun skor yang diperoleh responden adalah sebagai

berikut.

a. Untuk jawaban Selalu (SL) diberi skor 5

b. Untuk jawaban Sering (S) diberi skor 4

c. Untuk jawaban Kadang-kadang(KK) diberi skor 3

d. Untuk jawaban Jarang (J) diberi skor 2

e. Untuk jawaban Tidak pernah (TP) diberi skor 1

4. Teknik Pengolahan Data Hasil Penelitian

Ada dua teknik pengolahan data yang digunakan untuk

menafsirkan hasil penelitian, yakni analisis deskriptif dan analisis korelasi.

Analisis deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan variabel X dan Y

secara mandiri dengan melihat persentase tanggapan responden pada

setiap item pertanyaan yang diajukan. Penafsiran atas rata-rata hasil

tanggapan responden pada setiap dimensi dilakukan dengan menggunakan

skala sebagai berikut.

Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi

20 40 60 80 100

Page 30: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxx

Analisis statistik data diarahkan pada pengujian hipotesis yang

diawali dengan deskripsi data penelitian dari ketiga variabel dalam bentuk

distribusi frekuensi dan histogramnya serta menentukan persamaan

regresinya. Pengujian data penelitian meliputi langkah-langkah sebagai

berikut.

a. Pengujian normalitas distribusi data yang dilakukan dengan teknik

pengujian Chi-kuadrat atau tes Kolmogorov-Smirnov.

b. Pengujian homogenitas data dengan pengujian F.

c. Pengujian hubungan atau pengaruh kedua variabel pembinaan orang

tua dan motivasi belajar siswa dengan menggunakan pengujian regresi

linier sederhana dengan mencari koefisien kofelasi sederhana atau

korelasi r Product Moment Rank-Spearman yang menunjukkan kuat

lemahnya pengaruh variabel-variabel penelitian. Koefisien korelasi

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

rxy = ( )( )

( ) ( )[ ] ( ) ( )[ ]2222 YYn XXn

X - XYn

∑∑∑∑∑ ∑∑

−−

Y

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi

n : jumlah responden

X : Jumlah skor setiap item

Y : Jumlah skor total seluruh item

(∑X)2 : Kuadrat jumlah skor item X

Page 31: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxxi

∑X2 : Jumlah kuadrat skor item X

(∑Y)2 : Kuadrat jumlah skor item Y

(∑X)2 : Jumlah kuadrat skor item Y

Kuat-lemahnya pengaruh antarvariabel dikategorikan merujuk kepada

standar kategori Sugiyono (2001:149) sebagai berikut.

Tabel 1.2 Standar Kategori Sugiyono

Parameter Kategori

0,000 – 0,199 Sangat rendah/lemah

0,200 – 0,399 Rendah/lemah

0,400 – 0,599 Sedang/cukup kuat

0,600 – 0,799 Tinggi/kuat

0,800 – 1,000 Sangat tinggi/kuat

d. Menguji hipotesis dengan menggunakan hipotesis statistik

sebagaimana dikemukakan di atas, yakni:

HO : β = 0; Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan pembinaan

orang tua terhadap motivasi belajar siswa MIS As-sa’idiyah

Cipanas Kabupaten Cianjur tahun ajar 2010 – 2011.

HA : β ≠ 0; Terdapat pengaruh positif dan signifikan pembinaan orang

tua terhadap motivasi belajar siswa MIS As-sa’idiyah Cipanas

Kabupaten Cianjur tahun ajar 2010 – 2011.

Untuk menguji hipotesis ini digunakan uji t yang digunakan untuk

menguji signifikansi koefisien regresi β dan sekaligus menguji

Page 32: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxxii

signifikansi koefsien korelasi r. Rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut.

thitung = βSE

β atau thitung = r 2r - 12 -n

β = koefisien regresi

SEβ = standard error dari koefisien regresi

r = koefisien korelasi

n = ukuran sampel

Jika thitung > ttabel atau thitung < -ttabel (pada taraf signifikansi α = 5% tipe

uji 2 sisi dan derajat kebebasan db = n-k-1), maka diputuskan HO

ditolak dan hipotesis penelitian (HA) diterima.

Untuk mempercepat proses perhitungan dalam analisis ini digunakan

aplikasi komputer melalui paket program Microsoft Excel 2007 dan

aplikasi SPSS 11.0 for Windows.

H. Kajian Kepustakaan

Kajian pustaka merupakan uraian singkat tentang hasil-hasil penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya tentang masalah sejenis sehingga diketahui

secara jelas. Posisi dan kontribusi peneliti, selain itu juga berupa bukti yang

telah diterbitkan. Tinjauan pustaka ini berfungsi untuk menggali teori-teori

yang telah dikembangkan dalam bidang ilmu yang berkepentingan mencari

metode-metode serta teknik penelitian yang telah digunakan oleh peneliti-

peneliti terdahulu, serta menghindarkan terjadi duplikasi yang tidak diizinkan.

Page 33: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxxiii

Adapun tentang masalah sejenis, di antaranya, sebagaimana yang dilakukan

oleh beberapa peneliti berikut.

Husnul Inayati (UIN Sunan Gunung Djati 2008) dalam skripsinya

dengan judul Pengaruh Bimbingan Orang Tua dan Motivasi Belajar Terhadap

Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas II SLTP Negeri 1 Cipanas Tahun

Ajaran 2006/2007 menemukan bahwa: 1). Tinggi rendahnya prestasi belajar

ekonomi siswa ditentukan oleh tinggi rendahnya bimbingan orang tua dan

motivasi belajar siswa; 2). Motivasi belajar memiliki pengaruh lebih besar

(Dominan) terhadap prestasi belajar ekonomi dibandingkan bimbingan orang

tua.

Deden Heri Mulyana (UNINUS Bandung 2009) dalam skripsinya

dengan judul motivasi belajar, intensitas belajar pengaruhnya terhadap

prestasi belajar PPKn kepada siswa kelas II MTsN Ciherang, menemukan

bahwa motivasi berpengaruh terhadap prestasi belajar PPKn, adapun yang

mempengaruhi prestasi belajar PPKn siswa adalah lingkungan pergaulan,

tingkat intelektual anak, bimbingan orang tua dan sebagainya.

Elis Handayani (UIN Bandung 2008) dalam skripsinya dengan judul

bimbingan, orang tua, kedisiplinan, motivasi belajar, prestasi belajar PPKn,

siswa kelas II MA Sukamiskin Bandung. Menemukan bahwa intensitas

bimbingan orang tua, kedisiplinan dan motivasi belajar ternyata memberikan

pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar PPKn. Maka perlu

diupayakan untuk meningkatkan intensitas bimbingan orang tua dan

kedisiplinan serta motivasi belajar siswa.

Page 34: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxxiv

Noor Cholis (UIN Bandung 2007) dalam skripsinya dengan judul

motivasi belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Cipanas-Cianjur Tahun

ajaran 2007/2008, menemukan bahwa motivasi belajar siswa banyak

dipengaruhi oleh faktor:

1. Dibentuknya uang SPP

2. Adanya harapan dan cita-cita dalam diri siswa

3. Adanya sistem dan fasilitas asrama

4. Adanya kesadaran diri dari siswa

5. Adanya kepercayaan diri

6. Dibebaskannya uang makan

Penelitian-penelitian tersebut di atas dibatasi pada materi-materi

pelajaran tertentu seperti ekonomi dan PPKn serta motivasi-motivasi yang

membahas tentang bimbingan orang tua yang berpengaruh terhadap prestasi

siswa. Untuk itu penulis ingin membahas dan meneliti motivasi belajar siswa

yang ditimbulkan dari bimbingan orangtua, dengan demikian motivasi belajar

yang ditimbulkan oleh orang tua yang berada di MIS As-sa’idiyah Cipanas-

Cianjur belum ada yang meneliti sebelumnya, sehingga penelitian ini

mengandung unsure kebaruan, yang mengangkat pengaruh bimbingan orang

tua terhadap motivasi belajar siswa di MIS As-sa’idiyah Ciapanas-Cianjur,

sebagai tema penelitian.

Page 35: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxxv

BAB II

BIMBINGAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR

A. Belajar dalam Pandangan Islam

Islam memberikan motivasi kepada masyarakat bahwa belajar itu

merupakan kewajiban yang penting. Kewajiban ini berdampak pada kegiatan

belajar yang harus dilakukan baik dalam dan terhadap lingkungan

kehidupannya. Sebagai ilustrasi, agama Islam memberikan dorongan kuat

kepada pemeluknya agar senantiasa belajar. Syarat utama yang perlu dimiliki

oleh setoap individu untuk melakukan kegiatan belajar adalah membaca. Oleh

sebab itu, wahyu pertama yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya, untuk

disampaikan kepada seluruh manusia, adalah perintah untuk membaca dalam

Al-Quran, Surah AL-‘Alaq, ayat 1.

”Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menjadikan”

(Bachtiar Surin,1986:2693)

Kewajiban ummat untuk belajar ini dipertegas oleh Rasulullah SAW

dalam sabdanya ”Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi umat Islam,

baik laki-laki maupun perempuan” (Tholabul ‘ilmi faridlatun ‘ala kulli

muslimin wal-muslimat), serta ”Tuntutlah ilmu sejak dalam buaian hingga

ke liang lahat” (Uthlubul ‘ilma minal mahdi ilal ahdi). Kedua sabda

Page 36: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxxvi

Rasulullah SAW tersebut sangatlah tegas dipahami bahwa kewajiban yang

harus dilakukan oleh setiap muslim selama hidupnya adalah belajar. Dengan

demikian, kegiatan belajar memiliki motivasi ibadah yaitu untuk melakukan

kewajiban yang telah ditteapkan Allah SWT dan Rasul-Nya.

Menurut Islam, belajar adalah kunci utama untuk mencapai kemajuan

dan kebahagiaan. Belajar dalam pengertian ini adalah proses pencarian dan

penguasaan ilmu untuk diterapkan dalam kehidupan. Sabda Rasulullah SAW

yang menjelaskan ”Barangsiapa ingin memperoleh kebahagiaan di dunia,

maka ia harus menguasai ilmu. Barang siapa yang ingin meraih kebahaigiaan

di akhirat, maka ia harus menguasai ilmu, dan barang siapa yang ingin

mendapatkan kebahagiaan keduanya, maka ia harus menguasai ilmu.”

Keutamaan ilmu ini memegang peranan penting dalam ajaran Islam

sehingga Allah berkali-kali menegaskan kedudukannya dalam Al-Quran,

Surah Al-Mujadalah:11 berikut.

”Allah meninggikan derajat orang yang berilmu di antara kamu

dan orang-orang yang berilmu pengetahuan.” (Bachtiar Surin,

1986:2375).

Hal yang sama juga dapat dilihat pada Surah Al-Fathiir:28 berikut ini.

Page 37: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxxvii

”Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata, dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warna dan jenisnya. Sesungguhnya orang yang bertakwa kepada Allah dari hamba-hambanya itu adalah orang-orang yang berilmu pengetahuan. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Bachtiar Surin,19861849)

Orang yang berpengatahuan yang tidak mau mengajarkan ilmu yang

dikuasainya itu mendapatkan ancaman yang berat dari Allah SWT.

sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW:

”Barang siapa yang ditanya tentang ilmu kemudian menyimpan

ilmunya (tidak mau mengajarkannya), maka Allah akan mengekang dia (orang

yang berilmu itu) dengan api neraka pada hari kiamat.”

Bagi semua muslim ada kewajiban untuk mencari ilmu kepada siapa

saja yang dianggap lebih tinggi ilmunya atau lebih menguasai sesuatu dari

pada dirinya. Hal ini ditegaskan beberapa kali dalam Al-Quran, dan di

antaranya dalam surah An-Nahl ayat 43 berikut.

”Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang-orang yang berilmupengetahuan jika kamu tidak mengetahuinya” (Bachtiar Surin,1986:1099).

Page 38: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxxviii

Dalam surah Al-Ankabuut ayat 43, Allah bahkan mensyaratkan ilmu

pengetahuan sebagai dasar untuk memahami segala sesuatu fenomena yang

terjadi di muka bumi ini.

”Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia,

dan tiada yang dapat memahaminya kecuali orang yang berilmu”

(Bachtiar Surin, 1986:1688).

Berdasarkan ayat-ayat Al-Quran serta sabda Rasulullah di atas dapat

disimpulkan bahwa memang sejak semula Islam meletakkan dasar-dasar

adanya kewajiban belajar dan mengajar. Tinggallah kita sebagai ummat

Islam dapat memikirkan bagaimana masyarakat dapat menerima pendidikan

secara layak serta memudahkan mereka dalam memperoleh ilmu

pengetahuan sebagai bekal bagi kelangsungan hidupnya di muka bumi ini.

Pada firman-firman Allah SWT dan sabda Rasulullah SAW selalu

ditekankan bahwa keimanan dan ketakwaan merupakan landasan utama bagi

manusia dalam mencari dan menyampaikan ilmu pengetahuannya. Mencari

dan menyampaikan ilmu pengetahuan yang didasari keimanan dan

ketakwaan akan membawa manusia ke arah kesejukan, kedamaian, dan

kerendahan hati. Orang yang melandasi dirinya dengan keimanan dan

ketakwaan dalam mencari ilmu dan menyebarkan ilmu, tidak akan didapati

kesombongan dan sifat riya dalam dirinya.

Page 39: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xxxix

Dalam hubungan ini, Imam Ghazali berpendapat bahwa ”spesifikasi

ilmu pengetahuan seseorang tidaklah mengotori ilmu yang dimiliki oleh

orang lain dalam diri atau jiwa murid-muridnya. Para pendidik harus

memiliki adab yang baik karena murid akan selalu melihat gurunya sebagai

contoh yang harus diteladani. Perilaku guru akan selalu diikuti oleh

muridnya, begitu pula sebaliknya.”

B. Prinsip Dasar Bimbingan Belajar

Lembaga pendidikan, khususnya sekolah-sekolah, merupakan tumpuan

harapan orang tua, siswa, dan warga masyarakat guna memperoleh

pengetahuan, keterampilan, sikap dan sifat-sifat kepribadian utama sebagai

sarana pengembangan karier, peningkatan status sosial, dan bekal hidup

lainnya di dunia kini dan di akhirat kelak. Sebagai lembaga formal, sekolah

mencoba mengkombinasikan aspirasi dan pandangan-pandangan masyarakat

tersebut ke dalam tujuan-tujuan pembelajaran serta standar kompetensi

tertentu secara operasional. Akhirnya, semua aspirasi itu terletak di bahu dan

tangan guru karena merekalah yang diberi tugas, wewenang dan tanggung

jawab pelaksanaan operasional pendidikan dan pengajaran.

Meskipun para guru telah berusaha melancarkan segala kompetensinya

dalam mengelola pembelajaran dan pendidikan, tatkala sampai pada suatu

saat harus melaksanakan evaluasi berdasarkan data dan informasi hasil

pengukuran proses dan produk belajar, maka para guru dihadapkan kepada

beberapa kenyataan tertentu. Kenyataan ini oleh Hamid Sayuti (2000:123-

124) diuraikan sebagai berikut.

Page 40: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xl

1. Menilai keberhasilan anak didik dengan menggunakan criterion referenced evaluastion (CRE) yang menilai tujuan-tujuan (dalam wujud perubahan tingah laku dan pribadi) yang diharapkan seperti yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Pada kenyataan ini guru akan menemukan kelompok-kelompok siswa yang benar-benar menguasai pembelajaran (siswa unggul), yang cukup menguasai (siswa papak), dan yang kurang menguasai pembelajaran (siswa asor).

2. Berdasarkan kapasitas (tingkat kecerdasan dan bakat) siswa sendiri untuk belajar dalam mata pelajaran tertentu (dengan asumsi kondisi belajar telah disesuaikan dengan perbedaan-perbedaan individual) sehingga ditemukan kualifikasi siswa memiliki prestasi tinggi (overachievers) sehingga siswa tersebut disebut sebagai siswa sukses, siswa yang sesuai dengan perkiraan berdasarkan hasil tes kemampuan belajarnya, dan siswa yang tidak memiliki prestasi berdasarkan hasil tes kemampuan belajar (under achievers) sehingga disebut siswa gagal.

3. Berdasarkan waktu yang ditetapkan (time allowed) untuk menyelesaikan suatu program belajar dengan asumsi bahan dan kondisi belajar diperkirakan sesuai dengan ketentuan waktu tersebut, maka akan ditemukan kualifikasi siswa yang mampu belajar cepat (rapid learner), siswa yang belajar sedang saja (siswa normal), dan siswa yang lambat belajar.

4. Dengan menggunakan norm referenced (PAN) di mana prestasi seorang siswa dibandingkan prestasi siswa lainnya (baik teman sekelomponya di tempat yang sama maupun di tempat lain) sehingga ditemukan kategori siswa yang prestasi belajarnya selalu berada di atas nilai rata-rata prestasi kelompoknya (higher group), siswa yang prestasinya selalu berada di sekitar niai rata-rata (mean) dari kelompoknya (average), dan siswa yang prestasinya selalu berada di bawah nilai rata-rata prestasi kelompoknya (lower group).

(Hamid Sayuti, 2000:123-124)

Menurut Hamid Sayuti (2000:127)”

”sistem pendidikan di Indonesia sebenarnya masih bersifat tradisional meskipun para guru telah mengetahui adanya kualifikasi siswa seperti yang digambarkan di atas karena pada umumnya mereka dikejar oleh suatu pandangan yang mengharuskan bahan pelajaran diselesaikan pada waktu yang telah ditetapkan, maka para guru tidak sempat menghiraukan para siswa yang termasuk kategori-kategori tertentu (cepat – lambat, higher – lower, under

Page 41: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xli

achievers, unqualified dan sebagainya) yang sebenarnya memerlukan perhatian khusus dalam proses kegiatan belajar mengajar sehari-hari.”

Isjoni (2003) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan yang

definitif atas kondisi dan hasil belajar siswa, secara administratif baru

diambil pada saat-saat menjelang akhir tahun pelajaran, di mana ditetapkan

hal-hal sebagai berikut.

a) siapa saja siswa yang dapat dinyatakan naik tingkat/kelas atau lulus (completers);

b) siapa saja siswa yang dinyatakan harus mengulang program pelajaran tingkat/kelas yang sama (repeaters); bahkan

c) siapa saja siswa yang dinyatakan harus dikeluarkan dari sekolah (to be pushed out, dropped outs).

Dari berbagai sumber informasi dapat diketahui bahwa jumlah atau

persentase yang tergolong harus mengulang atau putus sekolah itu ternyata

cukup tinggi. Meskipun tidak seluruhnya putusan bersumber pada kelemahan

segi akademis (hal lain juga disebabkan oleh faktor sosio-ekonomis dan

antropologis), jumlah mortalitas (putusan) dan pengulang itu cukup banyak

membawa konsekuensi sebagai berikut.

(1) Bagi pengulang, ekses-ekses sosiopsikologis pada umumnya karena hal-

hal sebagai berikut.

(a) Kurangnya motivasi untuk belajar (lack of motivation).

(b) Sikap belajar yang kurang positif (negative attitude).

(c) Perasaan kecewa atau putus asa (frustated, negative feeling).

(d) Perasaan rendah diri dan percaya diri (low of self esteem, lack of

self confident).

Page 42: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xlii

(e) Perilaku yang salah suai (maladjusment, maladaptove behavior).

(2) Bagi para putusan (dropped outs) ekses-ekses tersebut mungkin dapat

bersifat lebih jauh dan lebih luas lagi yang dapat menjangkau sendiri

kehidupan masyarakat yang bersangkutan, misalnya dengan indikator

sperti berikut ini.

(a) Ada juga yang terpaksa menyibukkan diri dengan berbagai

kegiatan yang sebenarnya sia-sia atau kurang produktif.

(b) Ada juga yang melakukan perbuatan-perbuatan tertentu yang dapat

dipandang menyimpang atau melanggar kaidah-kaidah sosial,

norma agama atau perundang-undangan yang berlaku (juvenile

deliquencies).

Sudah barang tentu, terdapatnya kualifikasi hasil belajar yang tertentu

(unqualified, underachievers, slow learner, lower group students) dengan

segala ekses yang dibawa oleh penanganannya secara tradisional seperti

digambarkan di atas merupakan suatu hal yang sesungguhnya tidak

diharapkan terjadi dan mungkin dapat menge-cewakan orang tua, siswa

sendiri, maupun para guru dan pejabat sekolah yang bersangkutan.

Persoalannya sekarang adalah:

1. Apakah kelemahan-kelemahan pada hasil dan proses pendidikan dengan

segala eksesnya itu dapat diminimalkan?

2. Apakah produktivitas belajar mengajar dapat dioptimalkan? (Apakah

siswa yang telah menguasai suatu paket program atau lebih cepat

Page 43: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xliii

menyelesaikan programnya dapat lebih diperkaya (enrichment) atau

dipromosikan kepada peket program lebih lanjut tanpa terikat dan

terhambat oleh keharusan menunggu rekannya yang lambat; siswa yang

termasuk kualifikasi sedang dapat ditingkatkan penguasaannya; siswa

yang lambat akhirnya mempunyai kesempatan pula mencapai taraf

penguasaan yang setaraf dengan rekannya meskipun dengan jangka

waktu yang lebih lama dari rekannya).

3. Usaha-usaha manakah yang tidak secara langsung termasuk tugas-tugas

yang dapat diketegorikan ke dalam pengajaran tetapi dapat dilakukan

oleh guru dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan seperti

digambarkan tersebut di atas?

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut sesungguhnya terletak

pada layanan bimbingan belajar (guidance service) yang sebenarnya pada

konteks pendidikan kita belum dapat dilaksanakan secara optimal sesuai

dengan fungsinya. Layanan bimbingan ini dipercaya dapat meminimalkan

kesalahan dan ketidakber-hasilan pendidikan sehingga jumlah siswa yang

tertinggal dan putus dapat dikurangi secara sistematis.

Layanan bimbingan belajar secara formal sudah barang tentu diberikan

di dalam lingkungan sekolah. Akan tetapi, bimbingan belajar yang

sesungguhnya terdapat pada lingkungan rumah di mana orang tua berperan

sebagai fasilitator dan motivator bagi anaknya dalam mencapai tujuan

pendidikan.

Page 44: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xliv

C. Peran Orang Tua dalam Pembinaan Anak

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, khususnya pada pasal 7 ayat (2), mengemukakan bahwa ”Orang tua

dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar ke-

pada anaknya.” Ayat tersebut mengungkapkan bahwa orang tua berkewajiban

memberikan pendidikan dasar kepada anaknya yang masih berada dalam usia

wajib belajar. Usia wajib belajar yang dimaksud tersebut adalah anak yang

berusia mulai tujuh tahun sampai dengan lima belas tahun.

Harapan terbesar orang tua adalah ingin memiliki anak yang soleh,

sopan, pandai bergaul, pintar dan sukses, tetapi harapan besar ini jangan

sampai menjadi tinggal harapan saja. Bagaimana orang tua untuk mewujudkan

harapan tersebut, itulah yang paling penting.

Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia

sangatlah penting dan fundamental, keluarga pada hakekatnya merupakan

wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak-anak yang

masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya. Perkembangan

anak pada umumnya meliputi keadaan fisik, emosional sosial dan intelektual.

Bila kesemuanya berjalan secara baik maka dapat dikatakan bahwa anak

tersebut dalam keadaan sehat jiwanya. Dalam perkembangan jiwa terdapat

periode-periode kritis yang berarti bahwa bila periode-periode ini tidak dapat

dilalui dengan baik, maka akan timbul gejala-gejala yang menunjukan

misalnya keterlambatan, ketegangan, kesulitan penyesuaian diri dan kepribadi-

an yang terganggu. Lebih jauh lagi bahkan tugas sebagai makhluk sosial untuk

Page 45: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xlv

mengadakan hubungan antar manusia yang memuaskan baik untuk diri sendiri

maupun untuk orang di lingkungannya akan gagal sama sekali.

Peran orang tua dalam hal pendidikan anak sudah seharusnya berada

pada urutan pertama, para orang tualah yang paling mengerti benar akan sifat-

sifat baik dan buruk anak-anaknya, apa saja yang mereka sukai dan apa saja

yang mereka tidak sukai. Para orang tua adalah yang pertama kali tahu bagai-

mana perubahan dan perkembangan karakter dan kepribadian anak-anaknya,

hal-hal apa saja yang membuat anaknya malu dan hal-hal apa saja yang

membuat anaknya takut. Para orang tualah yang nantinya akan menjadikan

anak-anak mereka seorang yang memiliki kepribadian baik ataukah buruk.

Peran orang tua dalam pendidikan adalah membangun fondasi akidah

dan akhlak pada diri anak sehingga anak memiliki dasar yang kuat dalam

mengikuti pembelajaran lainnya di sekolah maupun di lingkungannya. Hal-hal

yang disampaikan oleh Lukman Al-Hakim dalam surah Luqman diawali

dengan penanaman akidah pada diri anak.

Artinya: ”Dan ingatlah ketika Luqman mengajari anaknya, “Hai anakku!

Janganlah engkau mempersekutukan Allah! Sebab musyrik itu

adalah dosa yang amat besar.” (Bachtiar Surin,1986:1735)

Konsep akidah yang ditanamkan Lukman kepada anaknya ini

diperkokoh oleh sebuah hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Sumawaih,

Page 46: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xlvi

Ibunu ‘Adi, ‘Uqaili, Kharaithi, Khatib, Ibnu ‘Asakir dan Rafi’i dari Anas r.a

berikut ini.

Artinya: ”Ini adalah agama yang telah Kuridlai untuk diri-Ku sendiri, dan tidak dapat dimanfaatkan kecuali dalam perbuatan murah hati dan akhlak yang baik. Karena itu, jadikanlah mulia dengan kedua sifat itu selama kalian menganutnya.” (Al-Fasyani, 1999:157)

Allah SWT telah memilih agama Islam untuk dirinya sebagai agama

yang diridlai-Nya. Oleh karena itu, Allah tidak akan menerima hamba-Nya

selain dalam agama Islam. Hal ini ditegaskan pula dalam Al-Quran surah Ali

Imran ayat 85 berikut ini.

”Maka, barangsiapa yang berusaha memeluk agama selain agama

Islam, tidaklah akan diterima agamanya, dan kelak di akhirat dia

termasuk orang-orang yang merugi” (Bachtiar Surin,1986:241)

Setelah akidah kokoh pada diri anak, maka dimulailah penanaman

nilai-nilai akhlak dan ibadah berikutnya. Hal ini difirmankan Allah dalam

surah Lukman ayat 16-19 sebagai berikut.

Page 47: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xlvii

Artinya:

(Luqman berkata): ”Hai anakku, sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan baik maupun buruk sekalipun seberat biji sawi yang tersembunyi dalam batu karang, atau di mana pun juga baik di langit maupun di bumi ini, kelak akan diperhitungkan juga oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Halus dan Maha Mengetahui.

”Anakku! Kerjakanlah shalat, anjurkanlah perbuatan yang baik, cegahlah perbuatan keji dan bersabarlah terhadap kemalangan yang menimpamu. Sesungguhnya semua itu termasuk hal-hal yang menjadi inisari hidup, mengandung manfaat adiguna di dunia dan di akhirat.”

”Dan janganlah kamu membuang muka dengan sombong terhadap orang yang sedang berbicara denganmu, dan janganlah berjalan di muka bumi dengan angkuh. Allah sungguh-sungguh tidak senang terhadap semua orang sombong lagi angkuh.”

”Selanjutnya, sederhana sajalah dalam berjalan, dan lemah lembutlah dalam ucapan! Sesungguhnya suara yang paling buruk ialah suara keledai.” (Bachtiar Surin, 1986:1736-1738).

Permasalahan akhlak ini sangat digarisbawahi dan ditekankan oleh

Rasulullah SAW. Dalam beberapa sabdanya, Rasulullah mengemukakan

sebagai berikut.

Page 48: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xlviii

”Aku diutus terutama untuk menyempurnakan akhlak.” (Al-Hasyimi,

2007:178)

”Yang paling banyak dimasukkan ke dalam surga adalah orang-orang

yang takwa dan berakhlak baik.” (Al-Hasyimi, 2007:181)

”Yang paling sempurna kemimanan seorang mu’min adalah yang

paling baik akhlaknya.” (Al-Hasyimi, 2007:181)

”Dengan akhlak yang baik, seorang hamba Allah pasti akan mencapai

derajat orang yang shaum diikuti shalat malam.” (Al-Hasyimi,

2007:182)

Akhlak yang baik (husnul khuluq) sebagaimana dikemukakan pada

keempat sabda Rasulullah SAW di atas seluruhnya mengacu kepada sikap dan

sifat baik, ramah, bermuka manis, selalu menanggapi, mendengarkan ucapan

orang lain dengan baik, dan selalu menjadi teladan bagi lingkungannya.

Page 49: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xlix

Sebagian ahlul-'Ilmi menyatakan bahwa husnul khuluq berarti: (1)

menahan marah karena Allah, (2) menampakkan muka manis dan ramah

tamah kecuali kepada orang yang mungkar dan jahat, (3) memaafkan orang

yang sesat tanpa sengaja kecuali apabila mau mendidiknya, (4) menegak-

kan Batas-Batas ketentuan Allah, (5) menghindarkan gangguan terhadap

kaum Muslimin dan kaum kafir yang ada dalam perlindungan pemerintah

Islam, kecuali usaha untuk merubah kemungkaran dan menyelamatkan orang

yang teraniaya tanpa melebihi batas (Ali Usman, H.A.A Dahlan, H.M.D

Dahlan, 1988:358).

Selanjutnya, pembinaan yang lebih sungguh-sungguh selayaknya

diberikan kepada anak-anak yang sedang mengalami masa peralihan atau

masa transisi dari dunia anak-anak ke masa remaja. Anak-anak pada masa

peralihan ini lebih banyak membutuhkan perhatian dan kasih sayang, maka

para orang tua tidak dapat menyerahkan kepercayaan seluruhnya kepada guru

di sekolah, artinya orang tua harus banyak berkomunikasi dengan gurunya di

sekolah begitu juga sebaliknya. Hal penting dalam pendidikan adalah men-

didik jiwa anak. Jiwa anak pada masa remaja transisi yang masih rapuh dan

labil, kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua dapat mengakibatkan

pengaruh lebih buruk lagi bagi jiwa anak. Banyaknya tindakan kriminal yang

dilakukan generasi muda saat ini tidak terlepas dari kelengahan bahkan

ketidakpedulian para orang tua dalam mendidik anak-anaknya.

Orang tua dan sekolah merupakan dua unsur yang saling berkaitan dan

memiliki keterkaitan yang kuat satu sama lain. Terlepas dari beragamnya

Page 50: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

l

asumsi masyarakat, ungkapan “buah tak akan pernah jatuh jauh dari

pohonnya” adalah sebuah gambaran bahwa betapa kuatnya pengaruh orang tua

terhadap perkembangan anaknya. Supaya orang tua dan sekolah tidak salah

dalam mendidik anak, oleh karena itu harus terjalin kerjasama yang baik di

antara kedua belah pihak.

Orang tua mendidik anaknya di rumah, dan di sekolah untuk mendidik

anak diserahkan kepada pihak sekolah atau guru, agar berjalan dengan baik

kerja sama diantara orang tua dan sekolah maka harus ada dalam suatu rel

yang sama supaya bisa seiring seirama dalam memperlakukan anak, baik di

rumah ataupun di sekolah, sesuai dengan kesepahaman yang telah disepakati

oleh kedua belah pihak dalam memperlakukan anak. Kalau saja dalam

mendidik anak berdasarkan kemauan salah satu pihak saja misalnya pihak

keluarga saja taupun pihak sekolah saja yang mendidik anak, hal ini

berdasarkan beberapa pengalaman tidak akan berjalan dengan baik atau

dengan kata lain usaha yang dilakukan oleh orang tua atau sekolah akan

mentah lagi karena ada dua rel yang harus dilalui oleh anak dan akibatnya si

anak menjadi pusing mana yang harus diturut, bahkan lebih jauhnya lagi

dikhawatirkan akan membentuk anak berkarakter ganda.

Memang pada kenyataannya tidak mudah untuk melaksanakan

kesepahaman tersebut, tetapi kalau kita berlandaskan karena rasa cinta kita

kepada anak tentunya apapun akan kita lakukan, karena rasa cinta dapat

mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening,

sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan

Page 51: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

li

kemarahan menjadi rahmat. Kalau hal ini sudah dimiliki oleh kedua belah

pihak, hal ini merupakan modal besar dalam mendidik anak.

Setiap kejadian yang terjadi, baik di rumah ataupun di sekolah

hendaklah dicatat dengan baik oleh kedua belah pihak sehingga ketika ada hal

yang janggal pada anak, hal ini bisa dijadikan bahan untuk mengevaluasi

sejauhmana perubahan-perubahan yang dialami oleh anak, baik sifat yang

jeleknya ataupun sifat yang bagusnya, sehingga didalam penentuan langkah

berikutnya bisa berkaca dari catatn-catatan yang telah dibuat oleh kedua belah

pihak.

Setiap ada sesuatu hal yang dirasakan janggal pada diri anak baik di

rumah ataupun di sekolah, baik orang tua ataupun guru, harus sesegera

mungkin ditangani dengan cara saling menginformasikan di antara orang tua

dan guru, mungkin lebih lanjut mendiskusikannya supaya bisa lebih cepat

tertangani masalah yang dihadapai oleh anak dan tidak berlarut-larut. Oleh

karena itu, sebagaimana yang telah dikemukakan di atas bahwa orang tua dan

sekolah merupakan satu kesatuan yang utuh di dalam mendidik anak, agar apa

yang dicita-citakan oleh orang tua atau sekolah dapat tercapai, maka harus ada

konsistensi dari kedua belah pihak dalam melaksanakan program-program

yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

D. Prinsip Dasar Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata dasar motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organ-

Page 52: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lii

isme itu bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung.

Motif pada seseorang dapat diinterpretasikan dari tingkah lakunya. Sayuti

(2000:85), yang mengutip teori motivasi dari Maslow, mengemukakan

bahwa motif itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Motif atau kebutuhan organisme yang meliputi kebutuhan-kebutuhan untuk makan, minum, bernafas, seksual, beruat, dan beristirahat.

b. Motif darurat yang mencakup dorongan untuk menyelamatkan diri, membalas, berusaha, dan memburu atau mencari sesuatu.

c. Motif objektif yang meliputi kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, untuk melakukan manipulasi, untuk pengembangan minat dan hasrat.

Motif organisme adalah kebutuhan biologis manusia, sebagai

makh-luk hidup. Motif darurat timbul karena adanya tantangan dari luar.

Motif ini, terbentuk karena dorongan untuk menghadapi dunia luar, baik

sosial maupun non-sosial secara efektif. Di sini minat, hasrat dan

keinginan disebut sebagai suatu kebutuhan objektif.

Penggolongan lain, yang didasarkan atas terbentuknya motif-motif,

terdapat dua golongan sebagaimana yang dikemukakan oleh Sayuti

(2000:89), yaitu: “motif bawaan dan motif yang dipelajari. Motif bawaan

telah ada sejak dilahirkan, dan tidak perlu dipelajari, misalnya makan,

minum, dan seksual. Motif yang kedua adalah motif yang timbul karena

dipelajari seperti motif belajar, motif untuk bekerja, motif mencari

kedudukan atau jabatan.”

Page 53: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

liii

Berdasarkan jabarannya, Makmun (1996:97) membedakan dua

macam motif yaitu, motif intrinsik dan motif ekstrinsik. “Motif intrinsik,

timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah

ada di dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan

kebutuhannya. Sedang motif ekstrinsik, timbul, karena adanya rangsangan

dari luar individu. Misalnya, dalam bidang pendidikan terdapat minat yang

positif terhadap kegiatan pendidikan yang dilaksanakan, bukan karena hal

itu dipaksakan oleh orang lain melainkan dirinya sendiri menaruh minat

terhadap kegiatan pendidikan karena melihat akan memberikan manfaat

kepadanya.”

Motif intrinsik lebih kuat daripada motif ekstrinsik. Maka

pendidikan harus berusaha menimbulkan motif intrinsik dengan

menumbuhkan dan mengembangkan minat mereka terhadap bidang-

bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang

hendak dicapai dalam bentuk tujuan instruksional akan menimbulkan

motif keberhasilan mencapai sasaran.

Berdasarkan uraian di atas dapatlah disusun kesimpulan bahwa

motivasi adalah dorongan atau kekuatan yang timbul dalam diri seseorang

untuk melakukan suatu tindakan yang didasari oleh kebutuh-an yang ada

pada dirinya. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan organis, dorongan

yang bersifat darurat, atau dorongan objektif berupa keinginan dalam

mengembangkan minat, hasrat, dan bakat.

Page 54: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

liv

2. Dinamika Proses Perilaku Manusia

Dipandang dari segi motifnya, Makmun (1996:29) mengemuka-

kan bahwa perilaku manusia itu selalu mengandung tiga aspek yang

kedudukannya bertahap dan berurutan. Ketiga aspek tersebut adalah

sebagai berikut.

a. motivating states, yakni timbulnya kekuatan dan terjadinya kesiapsediaan sebagai akibat terasanya kebutuhan jaringan atau sekresi, hormonal dalam diri organisme atau karena terangsang oleh stimulasi tertentu;

b. motivated behavior, yakni bergeraknya organisme ke arah tujuan tertentu sesuai dengan sifat kebutuhan yang hendak dipenuhi dan dipuaskannya, misalnya jika lapar mencari makanan dan memakannya. Dengan demikian, pada tahap ini setiap perilaku pada hakikatnya bersifat instrumental (sadar atau tidak sadar);

c. satisfied conditions; dengan berhasilnya dicapai tujuan yang dapat memenuhi kebutuhan yang terasa, maka keseimbangan dalam diri organisme pulih kembali, yakni dengan terpeliharanya homeostatis. Kondidi demikian dihayati sebagai rasa nikmat dan puas atau lega. Akan tetapi, di dalam kenyataannya tidak selamanya kondisi pada tahap ketiga itu demikian, bahkan mungkin sebaliknya, yakni terjadinya ketegangan yang memuncak kalau insentifnya (goals) tidak tercapai, sehingga individu merasa kecewa.

(Abin Syamsuddin Makmun, 1996:29)

Terjadinya metabolisme dan penggunaan atau pelepasan kalori,

perangsangan kembali, dan sebagainya, menyebabkan kepuasan itu hanya

bersifat sementara (temporal). Oleh karena itu, gerakan atau dinamika

proses perilaku itu sebenarnya berlangsung secara siklus seperti yang

tergambar pada gambar berikut ini.

Page 55: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lv

Gambar 2.1

Lingkaran Motivasi

(Abin Syamsuddin Makmun;1996:30)

Meskipun motivasi itu merupakan suatu kekuatan, namun tidak

merupakan suatu substansi yang dapat diamati. Menurut Makmun

(1996:30), ”yang dapat dilakukan orang dalam mengukur motivasi seorang

individu ialah dengan mengidentifikasi indikator-indikatornya dalam

konteks tertentu.” Indikator tersebut dapat disusun sebagai berikut.

a. durasi kegiatan, yakni berapa lama kemampuan penggunaan waktu

bagi individu tersebut dalam melakukan kegiatan;

b. frekuensi kegiatan, yakni seberapa sering kegiatan individu dilakukan

dalam periode tertentu;

c. presistensi atau ketetapan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan yang

telah ditetapkan;

Motif

Perilaku Instrumental

Insentif atau Goals

Rasa puas lega / Kecewa

Lingkaran Motivasi

Page 56: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lvi

d. ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan

dan kesulitan untuk mencapai tujuan;

e. devosi (pengabdian) dan pengorbanan baik dalam bentuk uangm

tenaga, pikiran, bahkan keselamatan jiwanya dalam mencapai tujuan;

f. tingkatan aspirasi yang diberikan dalam kegiatan, yang meliputi

maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target yang hendak dicapai

melalui kegiatan yang dilakukan;

g. tingkatan kualifikasi prestasi atau produk yang dicapai dari kegiatan

yang dilakukan (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau

tidak); serta

h. arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan; misalnya suka atau tidak

suka, positif atau negatif.

Hal yang harus diperhitungkan bahwa faktor-faktor yang terlibat

dalam suatu kegiatan bukanlah hanya motvasi belaka, melainkan juga

tercakup di dalamnya indikator-indikator tersebut di atas. Dalam konteks

motivasi pembinaan siswa yang diberikan oleh orang tuanya, maka hal-hal

tersebut di atas berlaku pula.

3. Jenis-jenis Motivasi

Makmun (1996:28-29) mengemukakan bahwa ”motivasi adalah

suatu kekuatan (tenaga, daya) atau suatu keadaan yang kompleks dan

kesiapsediaan dalam diri individu (organisme) untuk bergerak ke arah

tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari.” Makmun (1996:29)

Page 57: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lvii

juga mengemukakan bahwa ”motivasi timbul dan tumbuh berkembang

dengan jalan (1) datang dari dalam diri individu itu sendiri (intrisik), dan

(2) datang dari lingkungan sekitarnya (ekstrinsik).” Dengan demikian,

terdapat dua jenis motivasi berdasarkan teori tersebut, yakni motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Pendapat lain dikemukakan oleh Morgan dan Woodworth dalam

Makmun (1996:30) bahwa berdasarkan sumber dan proses perkembangan-

nya, motivasi dibedakan dalam dua kelompok besar. Pengelompokan ini

didasarkan kepada kebutuhan analisis psikologis sebagai berikut.

(1) Motif primer (primary motive) atau disebut juga sebagai motif dasar (basic motive) yang mengacu kepada motif-motif yang tidak dipelajari (unlearned motive) yang sering dinamakan sebagai dorongan (drive). Ke dalam motif ini dibedakan dua golongan sebagai berikut.

(a) Dorongan fisiologis (physiological drive) yang bersumber pada kebutuhan organis (organic need) yang mencakup antara lain rasa lapar, haus, pernafasan, seks, kegiatan, dan istirahat. Untuk menjamin kelangsungan hidup organis diperlukan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut sehingga dicapai keadaan fisik tertentu (physiological state or condition) yang seimbang (homeostatis).

(b) Dorongan umum (general drive) dan motif darurat (emergency motive) yang termasuk di dalamnya adalah kasih sayang, takut, kekaguman, dan rasa ingin tahu. Kemudian dalam hubungannya dengan rangsangan dari luar muncul pula dorongan untuk melarikan diri, menyerang, berusaha, dan mengejar dalam rangka mempertahankan dan menyelamatkan dirinya.

(2) Motif sekunder (secondary motive) menunjukkan kepada motif yang berkembang dalam diri individu karena pengalaman, dan dipelajari (conditioning and reinforcement). Ke dalam kelompok ini digolongkan motif-motif :

(a) takut yang dipelajari (learned fears);

Page 58: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lviii

(b) motif-motif sosial (ingin diterima, dihargai, konformitas, afiliasi, persetujuan, status, merasa aman, dan sebagainya);

(c) motif-motif objektif dan interest (eksplorasi, manipulasi, minat);

(d) maksud (purpose) dan aspirasi; serta

(e) motif berprestasi (achievement motive).

(Makmun, 1996:30)

Berdasarkan teori-teori di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

motivasi dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan berdasarkan

kepentingannya.

a. Berdasarkan latar belakang tumbuhnya, motivasi dikelompok-kan

menjadi dua macam yakni motivasi intrinsik (yang datang dari

dalam diri manusia), dan motivasi ekstrinsik (yang datang dari luar

diri manusia).

b. Berdasarkan kebutuhannya dalam perkembangan manusia,

motivasi dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yakni

motif primer dan motif sekunder.

c. Berdasarkan cara diperolehnya, motivasi terdiri atas motif yang

tidak dipelajari dan motif-motif yang dipelajari.

Berdasarkan kesimpulan di atas, akan timbul pula peristilahan-

peristilahan motivasi yang disesuaikan dengan kebutuhan ilmu penge-

tahuan, sehingga kita mengenal istilah motivasi belajar, motivasi bekerja,

motivasi berkeluarga, motivasi berprestasi, motivasi baik, motivasi buruk,

motivasi positif, motivasi negatif, serta sejumlah motivasi lainnya.

Page 59: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lix

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Sebagaimana dikemukakan di atas, motivasi tumbuh karena dua

aspek yang muncul dari dalam diri manusia, yakni dorongan pencapaian

kepuasan serta kebutuhan manusia akan sesuatu. Atas dasar ini pula

kemudian muncul teori-teori motivasi yang titik tolaknya berbeda satu

sama lain. Ada teori motivasi yang bertitik tolak pada dorongan dan

pencapaian kepuasan. Namun ada pula yang titik tolaknya pada azas

kebutuhan, yang saat ini banyak. dianut orang kebanyakan.

Motivasi dapat muncul dari dalam diri manusia maupun dari luar

diri manusia yang kemudian dikenal sebagai motif intrinsik dan ekstrinsik.

Oleh karena itu, tumbuh dan berkembangnya motivasi dapat dipengaruhi

oleh faktor-faktor yang tumbuh di luar diri manusia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhnya motivasi dipenga-

ruhi oleh kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam dirinya. Maslow, dalam

Sayuti (2000:123) mengemukakan bahwa “kebutuhan manusia secara

hirarkis semuanya laten dalam diri manusia, yaitu (1) kebutuhan fisiologis,

seperti: sandang pangan (2) kebutuhan akan rasa aman seperti terbebas

dari bahaya (3) kebutuhan akan kasih sayang seperti perhatian dan cinta

(4) kebutuhan untuk dihargai dan dihormati seperti kekuasaan (5)

kebutuhan aktualisasi diri seperti pengakuan diri.”

Teori Maslow di atas jika diterapkan dalam konteks pembinaan

anak di lingkungan rumah tangga dapat dilakukan dengan cara memenuhi

Page 60: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lx

kebutuhan anak agar dapat mencapai hasil belajar yang maksimal dan

sebaik mungkin. Sebagai contoh dari penerapan teori Maslow ini dalam

pembinaan anak dapat dilihat dari konteks berikut ini.

(1) Sikap bijaksana orang tua dalam membimbing anak memahami

berbagai fenomena sosial di sekita lingkungannya dengan

memberikan pemahaman secara bertahap, lemah lembut, dan penuh

pengertian.

(2) Keberadaan anak dalam belajar seperti tumbuhnya rasa aman pada

saat belajar, kesiapan dalam belajar, terbebas dari rasa cemas,

terbebas dari rasa tertekan, dan sebagainya.

(3) Memperhatikan lingkungan belajar, misalnya tempat belajar

menyenangkan, bebas bising atau polusi. tanpa gangguan dalam

belajar.

Kita menyadari bahwa pembinaan pendidikan agama Islam di

lingkungan keluarga bukanlah semata-mata masalah kognitif belaka,

melainkan juga di dalamnya harus muncul aspek-aspek afektif dan

psikomotorik. Aspek afektif akan mengarahkan anak kepada keteguhan

sikap, apalagi jika berkaitan dengan penanaman akidah dan akhlak. Aspek

psikomotorik terdapat pada tata cara ibadah, khususnya pelaksanaan tata

cara shalat yang baik dan benar.

Page 61: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxi

Selanjutnya, Sayuti juga mengutip pendapat McClelland

(2000:132) bahwa ada sejumlah faktor yang dapat memotivasi seseorang

melakukan tindakan. Faktor-faktor itu adalah sebagai berikut.

a. Kebutuhan berprestasi (need for achievement) kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat bekerja seseorang. Karena kebutuhan akan prestasi akan mendorong seseorang mengembangkan kreativitas dan menerangkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang maksimal. Orang akan antusias untuk berprestasi tinggi, asalkan kemungkinan untuk hal itu diberikan kesempatan. Seseorang menyadari bahwa dengan mencapai prestasi kerja yang tinggi akan dapat mempercleh pendapatan yang besar. Dengan pendapatan yang besar akirnya ia dapat memiliki serta memenuhi kebutuhannya.

b. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation) kebutuhan akan afiliasi ini menjadi daya penggerak yang akan memotivasi semangat kerja seseorang. Karena itu kebutuhan akan afiliasi ini akan merangsang gairah kerja seseorang. Karena kebutuhan afiliasi akan merangsang gairah kerja seseorang, sebab setiap orang menginginkan:

1) Kebutuhan akan perasaan diterima orang lain di lingkungan dia akan bekerja.

2) Kebutuhan akan perasaan dihormati,karena setiap orang merasa dirinya penting.

3) Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal

4) Kebutuhan akan perasaan ikut serta.

c. kebutuhan akan kekuasaan (need for power). Kebutuhan akan kekuasaan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Kebutuhan akan kekuasaan ini akan merangsang dan memotivasi gairah kerja seseorang serta menggerakkan semua kemampuan atau kedudukan yang tinggi.

McCleland dalam Sayuti, 2000:132)

Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhnya motivasi di atas

ternyata sangat erat kaitannya dengan ego manusia yang hanya berlaku

Page 62: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxii

pada lingkungan duniawi belaka. Kita tidak melihat adanya alasan

tumbuhnya motivasi dari sistem religi Islam yang bersifat spiritual.

Seorang Muslim yang sadar akan tanggung jawab atas nilai-nilai

pendidikan atas keluarganya akan selalu berusaha menanamkan nilai-nilai

yang sama terhadap anaknya. Sikap ini ada dalam diri setiap Muslim yang

menginginkan anaknya hidup dalam ridlo Allah SWT sehingga akan

terjamin keselamatannya di dunia maupun di akhirat. Nilai-nilai spiritual

Islam harus tumbuh dan berkembang dalam diri anak-anak seluas-luasnya

dan sedalam-dalamnya. Nilai-nilai tersebut harus diimplementasikan

dalam ritual ibadah setiap waktu serta sikap perilaku pergaulan dalam

keluarga, masyarakat, dan berbangsa.

Berdasarkan uraian di atas, motivasi orang tua siswa dalam

menanamkan pendidikan agama Islam pada lingkungan keluarga sangat

erat kaitannya dengan sikap tanggung jawab mereka atas pembentukan

pribadi Muslim yang paripurna dalam keimanan dan ketaqwaannya. Setiap

orang tua Muslim tidak menginginkan anak-anaknya terjerumus ke dalam

situasi yang buruk, yang bertentangan dengan ajaran-ajaran Islam. Oleh

sebab itu, faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua dalam memberikan

pendidikan agama Islam kepada anak-anaknya di antaranya meliputi hal-

hal sebagai berikut.

a. Nilai-nilai keimanan dan ketakwaan orang tua atas sistem religi Islam

yang mengacu kepada Al-Quran dan Al-Hadits.

Page 63: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxiii

b. Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya yang

harus ditanggung di hadapan Allah SWT kelak.

c. Rasa takut orang tua terhadap perubahan akidah yang terjadi pada

anak-anaknya.

d. Keinginan untuk menjadikan anak-anaknya sebagai anak yang shalih

dan shalihah.

Page 64: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxiv

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan angket sebagai alat utama pengumpulan

data yang diberikan kepada sampel orang tua siswa kelas I, II dan III MIS As-

Sa’idiyah Cipanas, Kabupaten Cianjur sebanyak 20 orang. Sesuai dengan

tujuan yang ditetapkan pada Bab I, ada 3 (tiga) permasalahan yang dikaji pada

penelitian ini, yakni (1) mendeskripsikan cara orang tua siswa melakukan

pembinaan terhadap putra-putrinya, (2) mendeskripsikan motivasi belajar

siswa, dan (3) menguji pengaruh pembinaan orang tua siswa terhadap motivasi

belajar siswa MIS As-Sa’idiyah Cipanas, Kabupaten Cianjur tahun pelajaran

2010-2011.

1. Cara Pembimbingan Orang Tua Siswa terhadap Anaknya

Pada variabel pembinaan orang tua siswa terhadap anaknya ini

terdapat 12 (dua belas) item pertanyaan yang diajukan kepada responden

yang terbagi dalam 4 dimensi yang terdiri atas (1) mendidik secara komu-

nikatif, (2) menjadi fasilitator dalam belajar anak, (3) menjadi motivator

dalam belajar anak, dan (4) menjadi konsultan dalam belajar anak. Berikut

ini adalah rekapitulasi tanggapan responden atas pernyataan yang

dituangkan dalam bentuk tabel pada setiap dimensi. Data hasil perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 skripsi ini.

Page 65: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxv

Tabel 3.1

Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel X Skor Jawaban

5 4 3 2 1 No Dimensi f % f % f % f % f %

Σ Skor

%

1 Mendidik secara komunikatif 22

55 %

9

18 %

6 9 %

3 3 %

0 0 170 85 %

2 Menjadi fasilitator dalam belajar anak 14

23,3

3 %

19

25,3

3 %

16

16 %

8

5,33

%

3 1 %

213 71 %

3 Menjadi motivator dalam belajar anak 27

27 %

30

24 %

31

18,6

%

9

3,6

%

3

0,6

%

369 73,8 %

4 Menjadi konsultan dalam belajar anak

4

10 %

16

32 %

12

18 %

7 7 %

1

0,5

%

135 67,5 %

Jumlah 887 297,3

Kategori rata-rata 221,75 74,33 %

Data pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa pada umumnya

orang tua siswa mendidik anak-anaknya secara komunikatif dan tidak me-

maksakan kehendaknya. Sebagian besar orang tua siswa memberikan

pernyataan selalu dan sering pada setiap pertanyaan yang diajukan dengan

frekuensi 22 respon selalu (55%) dan 9 respon sering (18%). Hal ini juga

ditunjukkan dengan rata-rata persentase tindakan pembinaan komunikatif

orang tua siswa sebanyak 85 % yang termasuk kategori baik.

Sebagai fasilitator dalam belajar anak, sebagian besar orang tua

siswa mampu memberikan perannya dengan cukup baik. Sebagian besar

orang tua siswa memberikan respon selalu dan sering. Angka rata-rata

persentase sebanyak 71 % berada pada kategori cukup baik dan menunjuk-

Page 66: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxvi

kan bahwa sebagian besar orang tua siswa mampu memenuhi kebutuhan-

kebutuhan siswa dalam belajar.

Selanjutnya, ternyata sebagian besar orang tua siswa mampu

berperan sebagai motivator dalam proses belajar anak-anaknya. Sebagian

besar orang tua siswa memberikan pernyataan selalu (27 respon atau

sebesar 27 %) dan pernyataan sering (30 respon atau sebesar 24 %).

Persentase rata-rata tanggapan responden sebesar 73,8 % menunjukkan

peran orang tua siswa dalam menjadi motivator berada pada kategori

cukup baik.

Pada peran konsultan bagi anak-anaknya, para orang tua siswa

yang memberikan pernyataan selalu sebanyak 4 respon (10 %) dan

pernyataan sering sebanyak 16 respon (32 %). Akan tetapi, angka rata-rata

persentase pada peran konsultan ini berada pada 67,5 % yang masih

berada pada kategori cukup baik.

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa pada

umumnya orang tua telah memberikan pembinaan yang maksimal

terhadap putra-putrinya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Pada

konteks pembinaan anak ini, para orang tua telah mampu menempatkan

dirinya sebagai komunikator yang baik bagi anak-anaknya, sebagai

motivator, fasilitator dan konsultan yang cukup baik dalam perkembangan

pembinaan anak-anaknya. Angka persentase rata-rata dari keempat

dimensi yang sebesar 74,33 % menunjukkan bahwa tingkat pembinaan

orang tua siswa dalam belajar anaknya berada pada kategori cukup baik.

Page 67: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxvii

2. Motivasi Belajar Siswa

Pada variabel motivasi belajar siswa terdapat empat dimensi yang

dikaji, yakni (1) siswa menunjukkan semangat dalam belajar, (2) siswa

menunjukkan keingintahuan, (3) siswa menunjukkan keterbukaan dalam

belajar, dan (4) siswa menunjukkan peningkatan prestasi belajar. Keempat

dimensi tersebut dikembangkan ke dalam 13 pertanyaan yang diajukan

kepada responden yang seluruhnya orang tua siswa sebanyak 20 orang.

Berikut ini adalah rekapitulasi tanggapan responden atas

pernyataan yang dituangkan dalam bentuk tabel pada setiap dimensi. Data

hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 skripsi ini.

Tabel 3.2

Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel Y Skor Jawaban

5 4 3 2 1 No Dimensi f % f % f % f % f %

Σ Skor

%

1 Menunjukkan semangat dalam belajar

53

44,1

7 %

37

24,6

7 %

19

9,5

%

9 3 %

2

0,33

%

490 81,67 %

2 Menunjukkan keingintahuan 20

33,3

3 %

18

24 %

14

14 %

6 4 %

2

0,67

%

228 76 %

3 Menunjukkan keterbukaan dalam belajar

13

32,5

%

14

28 %

7

10,5

%

6 6 %

0 0 154 77 %

4 Menunjukkan peningkatan prestasi belajar

7

17,5

%

11

22 %

7

10,5

%

10

10 %

5

2,5

%

125 62,5 %

Jumlah 997 297,17

Kategori rata-rata 249,25 74,29 %

Page 68: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxviii

Berdasarkan pengamatan dan pandangan responden, mayoritas

siswa menunjukkan semangat dalam menghadapi hari-hari belajarnya.

Mayoritas orang tua siswa sebagai responden memberikan pernyataan

selalu sebanyak 53 respon (44,17%) dan sering sebanyak 37 respon

(24,67%). Pada dimensi ini, terdapat 6 pertanyaan yang mengacu kepada

sikap kegembiraan anak dalam belajar, rasa senang yang ditunjukkan pada

saat belajar, dan menunjukkan perhatian pada saat belajar. Kemudian

tingkat persentase pada dimensi ini ternyata mencapai 81,67 % yang

berada pada kategori baik.

Berdasarkan pengamatan orang tua siswa, sebagian besar anak me-

nunjukkan rasa keingintahuannya pada saat belajar. Sebanyak 20 respon

(33,33 %) menyatakan selalu dan sebanyak 18 respon (24 %) menyatakan

sering yang diperoleh dari 3 pertanyaan yang diajukan. Selanjutnya,

jumlah persentase yang diperoleh pada dimensi ini sebesar 76 % me-

nunjukkan bahwa tingkat keingintahuan anak-anak berdasarkan pandangan

orang tuanya berada pada taraf yang cukup baik.

Pada dimnesi keterbukaan dalam menerima pembelajaran, para res-

ponden memberikan pengamatannya yang terangkum dalam 2 pertanyaan

bahwa sebanyak 13 respon (32,5 %) menyatakan selalu dan sebanyak 14

respon (28 %) menyatakan sering. Tingkat keterbukaan anak-anak dalam

menerima pembelajaran secara keseluruhan adalah sebesar 77 % yang

berarti berada pada kategori yang cukup baik.

Page 69: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxix

Pada dimensi peningkatan prestasi belajar terdapat 2 item per-

tanyaan yang diajukan dan sebanyak 7 respon (17,5 %) menyatakan selalu

dan sebanyak 11 respon (22 %) menyatakan sering. Secara keseluruhan

pada dimensi ini diperoleh persentase sebesar 62,5 % pernyataan bahwa

prestasi siswa mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa

perkembangan prestasi belajar siswa berada pada kategori cukup baik.

Berdasarkan data dan hasil analisis di atas dapat disimpulkan

bahwa motivasi belajar siswa MIS As-Sa’idiyah berada pada kategori

cukup baik yang ditunjukkan dengan rata-rata persentase sebesar 74,29 %

dari empat dimensi yang diamati. Pada konteks ini, berdasarkan peng-

amatan orang tua masing-masing, para siswa telah menunjukkan semangat

dalam belajar, menunjukkan sikap keingintahuan, menunjukkan keter-

bukaan dalam menerima pengetahuan, serta menunjukkan perkembangan

prestasi belajar yang relatif cukup baik.

3. Pengaruh Bimbingan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa

Untuk menguji pengaruh pembinaan orang tua siswa terhadap

motivasi belajar siswa MIS As-Sa’idiyah Cipanas, dilakukan analisis

statistik regresi linier sederhana dengan dua variabel. Variabel pembinaan

orang tua (X) siswa adalah variabel independen (bebas) dan variabel

motivasi belajar siswa (Y) adalah variabel dependen (terikat).

Langkah-langkah pengujian statistik dilakukan dengan mengguna-

kan aplikasi Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS 11.0 for Windows

Page 70: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxx

untuk memper-mudah pengolahan. Prosedur yang dilakukan adalah

sebagai berikut.

a. Menguji Normalitas Distribusi Kedua Data Variabel X dan Y

Pengujian normalitas distribusi data dilakukan sebagai persyaratan

pengujian statistik. Cara pengujian yang dilakukan adalah dengan me-

lakukan uji χ2 (Chi Kuadrat). Hasil pengolahan data dengan

menggunakan SPSS 11.0 for Windows diketahui hasilnya sebagaimana

terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Data Hasil Pengujian Chi-Kuadrat pada Variabel X dan Y

Test Statistics Pembinaan

Orang Tua Siswa Motivasi Belajar

Siswa

Chi-Square 4,000 6,400

df 9 10

Asymp. Sig. ,911 ,781 a 10 cells (100,0%) have expected frequencies less than

5. The minimum expected cell frequency is 2,0. b 11 cells (100,0%) have expected frequencies less than

5. The minimum expected cell frequency is 1,8.

Dalam pengujian dengan menggunakan SPSS 11.0 for Windows

pada taraf signifikansi 1% diperoleh harga χ2hitung untuk variabel X

adalah 4,000 dan untuk variabel Y adalah 6,400. Sebuah data

dikatakan dapat berdistribusi normal jika harga χ2hitung < χ2

tabel (Chi-

kuadrat hitung lebih kecil daripada Chi-kuadrat tabel). Untuk dapat

membandingkan harga Chi-kuadrat tersebut, diperlukan harga Chi

Page 71: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxi

kuadrat tabel yang diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai

berikut.

χ2tabel = χ2

(1 - α) (k - 3)

Nilai k diperoleh dari perhitungan

k = 1 + 3,33 log n

= 1 + 3,33 log 20

= 1 + (3,33 x 1,301)

= 1 + 4,552

= 5,552 dan dibulatkan menjadi 6

Sehingga χ2tabel = χ2

(1 - α) (k - 3)

= χ2(1 – 0.01) (6 - 3)

= χ2(0,99) (3)

Jadi, pada dk 3 dan taraf signifikansi 5% ternyata harga χ2tabel

adalah 7,815. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa kedua data

hasil pembelajaran siklus I dan siklus II berdistribusi normal karena

harga χ2hitung < χ2

tabel.

b. Menguji Homogenitas Kedua Data Variabel X dan Y

Untuk menentukan ada atau tidak adanya perbedaan antara kedua

data, terlebih dahulu harus dilakukan pengujian homogenitas kedua

varians dengan menggunakan rumus berikut ini.

Di mana: k = panjang kelas n = jumlah sampel

Page 72: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxii

F = lVarianKeci

arVariansBes = 19,30723628,026436

)394,4()294,5(

2

2

= = 1,4516 ≈ 1,452

Varians besar (V1) adalah (SD1)2 yakni (5,294)2

Varians kevil (V2) adalah (SD)2 yakni (4,394)2

Dari perhitungan di atas dapat diketahui Fhitung = 1,452

Derajat kebebasan ditentukan dengan rumus:

db1 = n1 – 1 >> db1 = 20 – 1 = 19

db2 = n2 – 1 >> db2 = 20 – 1 = 19

Untuk menentukan nilai Ftabel dari daftar pada taraf signifikansi 5 %

adalah F0,01(19/19).

F0,05(16/19) = 2,21

F0,05(20/19) = 2,15

0,06

Berdasarkan perhitungan di atas ternyata Fhitung < F0,01(19/19),

yakni 1,452 < 2,18 yang mengandung makna pada taraf signifikansi 5

% kedua varians homogen sehingga analisis dapat dilanjutkan dengan

uji t.

c. Menghitung Koefisien Korelasi r

Penghitungan koefsien korelasi r Product-Moment dari rho-

Spearman dimaksudkan untuk mengukur kuat atau lemahnya hubung-

an antarvariabel yang digunakan dalam penelitian. Hasil pengujian

koefisien korelasi 2 sisi dengan menggunakan aplikasi SPSS 11.0 for

Windows terlihat pada tabel di bawah ini.

F0,01(32/32) = 2,21 - ½(0,06) = 2,18

Page 73: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxiii

Tabel 3.4

Penghitungan Koefisien Korelasi r-Product Moment Spearman Correlations

Pembinaan Orang Tua

Siswa

Motivasi Belajar Siswa

Correlation Coefficient

1,000 0,565

Sig. (2-tailed) 0,0 0,659

Pembinaan Orang Tua

Siswa

N 20 20

Correlation Coefficient

0,565 1,000

Sig. (2-tailed) 0,659 0,0

Spearman's rho

Motivasi Belajar Siswa

N 20 20

Hasil pengujian yang terdapat pada tabel di atas menunjukkan

bahwa koefisien korelasi yang dihasilkan adalah sebesar 0,565.

Berdasarkan tabel standar korelasi dari Sugiyono, nilai tersebut berada

pada tingkat sedang atau cukup kuat. Sedangkan signifikansi koefisien

r berada pada parameter 0,659 yang berarti berada pada tingkat tinggi

atau kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara

pembinaan orang tuas siswa dan motivasi belajar siswa MIS As-

Sa’idiyah Cipanas berada pada tingkat cukup kuat.

d. Menguji Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis statistik yang diajukan dilakukan dengan

menggunakan uji t yang digunakan untuk menguji signifikansi

koefisien regresi β dan sekaligus menguji signifikansi koefsien korelasi

r. Hipotesis yang diajukan pada pengujian ini adalah sebagai berikut.

Page 74: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxiv

HO : β = 0; Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan pembinaan

orang tua terhadap motivasi belajar siswa MIS As-sa’idiyah

Cipanas Kabupaten Cianjur tahun ajar 2010 – 2011.

HA : β ≠ 0; Terdapat pengaruh positif dan signifikan pembinaan orang

tua terhadap motivasi belajar siswa MIS As-sa’idiyah Cipanas

Kabupaten Cianjur tahun ajar 2010 – 2011.

Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan

aplikasi SPSS 11.0 for Windows diperoleh output sebagai berikut.

Tabel 3.5

Hasil Uji t Pengaruh Pembinaan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa MIS As-Sa’idiyah Cipanas Kabupaten Cianjur

Pengaruh β t p-value Keputusan

Pembinaan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa

0,565 4,133* 0,001 Signifikan, HO ditolak

Keterangan: ttabel = t0,05(20) = 2,086 (nilai ttabel pada α = 5 % dengan tipe uji 2 sisi dan db = n-2 = 18). β = koefisien regresi, * = signifikan.

Dari hasil uji signifikansi diperoleh nilai thitung sebesar 4,133.

Nilai thitung ini ternyata lebih besar daripada ttabel = 2,086 (nilai ttabel

pada taraf signifikansi 5 % dengan tipe uji 2-sisi dan derajat bebas n-2

= 20-2 = 18) yang menunjukkan bahwa Pembinaan Orang Tua Siswa

(Y) berpengaruh secara signifikan terhadap Motivasi Belajar Siswa

pada taraf kesalahan 5 %. Dengan demikian, HO ditolak dan hipotesis

penelitian (HA) diterima. Tingkat sigifikansi Pembinaan Orang Tua

Page 75: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxv

Siswa (X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y) dapat dilihat pula dari

nilai probabilitas kesalahan statistik atau p-value (sig.) yang jauh lebih

kecil daripada tingkat signifikansi α = 0,05. Pada tabel di atas, nilai p-

value yang dihasilkan adalah 0,001.

Berdasarkan hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh positif dan signifikan pembinaan orang tua siswa

terhadap motivasi belajar siswa MIS As-Sa’idiyah Cipanas Kabupaten

Cianjur tahun pelajaran 2010-2011.

B. Pembahasan

1. Cara Pembimbingan Orang Tua Siswa terhadap Anaknya

Orang tua merupakan lingkungan pertama dan utama dalam proses

pembinaan seorang anak. Fondasi pertama pembangunan mental anak

berada pada lingkungan keluarganya, terutama melalui keteladanan yang

diberikan oleh kedua orang tuanya. Oleh karena itu, penciptaan lingkungan

belajar yang baik sangatlah diperlukan dalam lingkungan keluarga.

Penciptaan lingkungan belajar yang dimaksud pada pembahasan

ini adalah lingkungan belajar yang memiliki basis atau dasar keislaman.

Lingkungan belajar yang bernuansa Islami ini dapat dibentuk di antaranya

melalui cara-cara sebagai berikut.

a. Berupaya melakukan kegiatan-kegiatan ibadah secara disiplin (seperti

shalat tepat pada waktunya).

Page 76: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxvi

b. Menjalin komunikasi yang baik dengan anak dengan berupaya

mengikuti pola pikir mereka dengan cara menyelami kehidupan

pergaulan yang dilakukannya.

c. Melakukan diksusi dengan anak tentang berbagai aspek, khususnya

yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah.

d. Selalu menanyakan peristiwa-peristiwa penting yang dialami anak

selama di sekolah atau di lingkungan pergaulannya.

e. Memasang hiasan-hiasan dinding yang bernuansa Islami serta

merangsang imajinasi anak. Misalnya menempelkan lukisan kaligrafi,

gambar-gambar yang menampilkan teknologi modern, serta hal-hal

yang serupa dengan itu.

Dukungan yang tidak kalah pentingnya adalah penciptaan suasana

yang kondusif bagi perkembangan proses pembelajaran dan

pengembangan kepribadian serta budi pekerti siswa harus tumbuh di

lingkungan keluarga. Pendidikan budi pekerti bukan sekedar ceramah

panjang lebar tentang perilaku baik dan buruk seseorang pada forum-

forum tertentu serta pembelajaran di kelas, melainkan melalui tindakan

nyata keteladanan orang tua serta anggota keluarga lainnya. Dengan kata

lain, pendidikan tata krama dan budi pekerti yang baik seharusnya

dilakukan dalam pola in action pada kehidupan sehari-hari seluruh anggota

keluarga di rumah.

Page 77: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxvii

Lingkungan edukatif yang baik selalu dibangun di bawah rambu-

rambu sopan santun dan nilai-nilai akhlak mulia. Sopan santun pergaulan

yang tumbuh dan berkembang di masyarakat sesungguhnya merupakan

konvensi sosial yang tumbuh dari kesadaran moral manusia sesuai dengan

konteksnya. Untuk mengetahui apakah suatu norma bersifat konvensi

dapat diperhati-kan bagaimana reaksi kita terhadap orang asing yang

melanggar norma tersebut. Jika orang asing makan dengan sumpit atau

dengan tangan saja, padahal menurut kita harus menggunakan sendok,

tentu ia tetap tidak akan kita anggap sebagai orang jelek. Demikian pula

halnya jika ada orang makan dengan menggunakan pisau dan garpu, itu

bukanlah masalah moral melainkan masalah sopan santun belaka. Lain

halnya dengan orang Sunda berpakaian seperti orang Papua dan berada di

Jakarta, atau pada acara resepsi ada orang yang memakai pakaian untuk

berenang, maka tindakan serupa itu sudah melanggar norma sosial dan

dianggap tidak sopan (Von Magnis, 1984:20).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa adat sopan santun

atau tata krama adalah sejumlah kesepakatan (konvensi) yang tumbuh

berkembang dan digunakan oleh suatu lingkungan untuk menjaga

keharmonisan hubungan komunikasi dan pergaulan masyarakatnya.

Akan tetapi, sebagai masyarakat beragama manusia dituntun oleh

sejumlah ketentuan yang mengatur tata hubungan pergaulan di dalamnya.

Agama Islam (melalui tuntunan Al-Quran dan Al-Hadits) telah mengatur

dengan sempurna tata hubungan manusia degnan manusia lain dalam

Page 78: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxviii

masyarakatnya, hubungan anak dengan orang tuanya, serta hubungan

siswa dengan gurunya. Tata hubungan tersebut ternyata berlaku secara

universal yang harus bersumber dari kesadaran moralitas dan religi

seseorang. Salah satu ayat dalam Al-Quran (Al-Hajj: 24) menyebutkan

salah satu perilaku sopan santun yang diajarkan kepada manusia, yakni

berbuat baik dan berperilaku santun sebagai berikut ini.

Artinya: Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang

baik dan ditunjuki (pula) kepada jalan (Allah) yang terpuji (QS Al-

Hajj:24).

Ayat 22 dari Surat Al-Hajj di atas menunjukkan bahwa ada

petunjuk Allah untuk berbicara dengan baik dan tindakan-tindakan terpuji

dalam tata pergaulan manusia agar manusia memperoleh kebaikan. Atas

dasar itulah, tata hubungan pergaulan yang berkembang di rumah pun

harus diatur dan dikembangkan sebagai pedoman dan petunjuk bagi

seluruh anggota keluarga, khususnya anak-anak, dalam menciptakan iklim

kehidupan sosial yang baik dan kondusif.

Dikaitkan dengan hasil penelitian yang telah dianalisis di atas,

proses pembinaan orang tua siswa dilakukan pula terhadap dimensi-

dimensi pembelajaran secara nyata di dalam lingkungan keluarga.

Komunikasi yang baik dan penuh kasih sayang akan dapat membentuk

Page 79: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxix

mentalitas anak yang juga penuh kasih sayang, motivasi yang diberikan

orang tua dalam berbagai aspek kegiatan anak akan dapat pula

menumbuhkan sikap optimis dalam diri anak, fasilitas yang diberikan oleh

orang tua (dalam batas-batas wajar) akan memberikan pula dampak

kekuatan bahwa manusia tidak dapat bergerak sendiri tanpa bantuan

sesuatu, dan konsultasi yang diberikan oleh orang tua akan membentuk

pribadi anak selalu mempertimbangkan sesuatu dari sisi baik dan

buruknya.

Layanan bimbingan belajar bagi anak di lingkungan keluarga pada

dasarnya adalah proses pemberian bantuan belajar kepada anak dalam

memahami konteks pembelajaran tertentu. Peran utama dalam

memberikan layanan bimbingan belajar bagi anak ini sudah barang tentu

adalah orang tua, yakni ayah dan atau ibunya. Keterlibatan anggota

keluarga lain dalam proses layanan bimbingan belajar memang pada saat

tertentu diperlukan, tetapi hal itu terjadi apabila berkaitan dengan

permasalahan teknis pembelajaran.

Apa peran utama orang tua dalam melakukan layanan bimbingan

belajar bagi anaknya? Banyak orang tua yang sementara ini berpendapat

bahwa membantu anak belajar di rumah haruslah pintar dan memahami

seluruh pelajaran yang sedang dituntut oleh anaknya di sekolah.

Pendapat ini tidak seluruhnya benar. Orang tua bukanlah guru di

sekolah. Peran utama orang tua adalah menjadi fasilitator dan motivator

bagi anaknya agar mau belajar dengan baik dan sistematis di rumah.

Page 80: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxx

Rangsangan dan dorongan yang diberikan oleh orang tua sangat berarti

bagi perkembangan kemampuan anak. Rangsangan dan dorongan orang

tua ini diharapkan akan dapat memberdayakan anak dalam mengakami

proses belajar secara mandiri di rumah.

Sebagai orang tua, tentu harus mampu memfasilitasi proses belajar

anak di rumah. Peran orang tua sebagai fasilitator di sini mengandung

makna dua arah, yakni memberikan kemudahan sarana pembelajaran bagi

anak selama belajar di rumah serta menyediakan waktu sebagai konsultan

jika anak menemukan kesulitan. Pengadaan sarana pembelajaran yang

ideal sudah barang tentu sangat relatif. Hal seperti ini sangat bergantung

kepada kondisi keuangan keluarga. Jika keluarga tersebut memiliki

penghasilan yang baik, sudah tentu seharusnya mampu memberikan

layanan bimbingan belajar bagi anaknya dengan menyediakan sejumlah

sarana yang diperlukan. Jika kondisi keuangan keluarga tidak

memungkinkan, setidaknya keluarga mampu memberi-kan waktu luang

kepada anaknya untuk melaksanakan kewajibannya belajar di rumah

selama waktu tertentu.

Layanan bimbingan belajar yang seharusnya mampu diberikan oleh

orang tua adalah ruang konsultasi bagi anaknya ketika menemukan

kesulitan. Akan tetapi, perlu dipahami oleh orang tua bahwa membantu

kesulitan siswa di sini bukan membantu menjawab soal-soal pelajaran

yang tidak dapat diselesaikan oleh anak, melainkan memberikan jalan atau

alternatif pemecahan masalah yang selanjutnya harus diputuskan sendiri

Page 81: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxxi

oleh anak. Orang tua yang membantu mengerjakan pekerjaan rumah

anaknya pada mata pelajaran tertentu bukanlah cara membantu anak keluar

dari kesulitan, tetapi justru akan menjerumuskan anak kepada sikap

ketergantungan kepada orang lain dan tidak memiliki kemampuan

memecahkan masalah sendiri. Kebiasaan orang tua me-ngerjakan

kesulitan-kesulitan yang dihadapi anaknya akan menyebab-kan anak tidak

memiliki kecakapan bertahan hidup (life skill) di samping akan

menumbuhkan sikap manja dalam dirinya.

2. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar idealnya tumbuh secara sadar dalam diri siswa

setelah dirinya memperoleh sejumlah pengalaman. Akan tetapi, motivasi

secara sadar sangat besar dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di mana

seorang anak berada. Pengaruh-pengaruh tersebut dapat muncul melalui

lingkungan keluarga, lingkungan sosial masyarakat sekitar, serta

lingkungan sekolah

Orang tua dan lingkungan keluarga memberikan pengaruh yang

sangat besar bagi pembentukan kepribadian anak. Di dalamnya akan

tumbuh pula perhatian, persepsi, dan minat siswa terhadap sesuatu.

Sebagai makhluk sosial, seorang anak akan dipengaruhi pula oleh

lingkungan masyarakat yang ada di sekitarnya. Tata pergaulan masyarakat

secara sadar akan membentuk perilaku anak. Pada konteks ini pula minat

dan motivasi anak terhadap sesuatu (termasuk belajar) akan terbentuk.

Page 82: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxxii

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peranan

yang sangat besar dalam menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa.

Hampir seluruh tugas pembelajaran siswa berada pada pengelolaan

sekolah. Oleh karena itu, sekolah harus mampu menempatkan diri sebagai

lingkungan yang membentuk pribadi siswa, minat siswa, persepsi,

motivasi, hingga kompetensi siswa secara utuh.

Sebagai hasil interaksi antara anak dan faktor-faktor orang tua,

lingkung-an sosial, dan sekolah di atas, baik secara teripsah maupun secara

bersamaan, timbullah faktor-faktor yang dapat mendorong minat belajar

siswa.

a. Dunia dengan sifatnya yang mengajak (Kurt Singer dalam Slameto,

1995:78). Konteks ini dapat dipahami sebagai bentuk fenomena yang

berkembang di sekitar siswa dalam bentuk sajian-sajian menarik,

tontonan, permainan, dan sebagainya.

b. Anak mengetahui tujuan belajar, karena dengan mengetahui tujuan bel-

ajar seorang anak akan mempelajari sesuatu yang dipandangnya

berguna untuk dipelajari. Hal ini sejalan dengan pendapat Rivling

dalam Slameto (1988:26) yang mengemukakan bahwa ”sesungguhnya

untuk menumbuhkan minat belajar atau keinginan untuk berusaha

memperoleh sesuatu pengalaman baru adalah tujuan. Tujuan ini sangat

penting dan tidak boleh diabaikan oleh orang tua maupun guru.”

Page 83: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxxiii

c. Pribadi dan motivasi guru sangat memegang peranan penting dalam

pembentukan minat siswa. Guru yang memberikan perhatian lebih atas

pelajaran tertentu serta disukai oleh sisiwa akan dapat membangkitkan

minat siswa untuk belajar, apalagi jika guru tersebut mampu

memberikan motivasi belajar yang baik kepada anak didiknya.

d. Keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kesempatan

yang dimiliki siswa akan menentukan berkembangnya minat belajar

siswa. Pada tempat-tempat inilah siswa memperoleh pengalaman-

pengalamannya secara langsung sebagai modal dasar pengembangan

minat belajar.

3. Pengaruh Pembinaan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa

Hasil analisis korelasi product moment diperoleh koefisien korelasi

sebesar 0,565 dengan p < 0,05. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh

pembinaan orang tua terhadap motivasi belajar siswa. Artinya motivasi

belajar siswa dipengaruhi sebanyak 56,5 % oleh pembinaan orang tua

siswa di lingkungan keluarga. Koefisien korelasi yang diperoleh ini

sesungguhnya berada pada taraf yang sedang dan tidak cukup tinggi

meskipun nilai p berada pada 0,001. Hal ini diduga karena faktor jumlah

sampel yang relatif sedikit (20 orang atau 50 % dari populasi) dengan

ruang lingkup terbatas meskipun jumlah populasi yang digunakan adalah

40 orang.

Page 84: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxxiv

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non

intelektual yang berperan dalam menimbulkan gairah belajar serta

perasaan senang dan bersemangat untuk belajar (Soemanto, 1984). Hasil

penelitian telah dapat membuktikan pendapat tersebut meskipun dalam

taraf yang tidak terlalu signifikan. Pembinaan yang diberikan oleh orang

tua telah mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa MIS As-Sa’idiyah

Cipanas Kabupaten Cianjur.

Setiap penelitian pasti terdapat kekurangan, begitu juga dalam

penelitian ini memiliki kelemahan antara lain:

a. Jumlah subjek yang relatif sedikit, terbatas pada 20 orang tua siswa

kelas I, II, dan III sebanyak 64 siswa MIS As-Sa’idiyah Cipanas

Kabupaten Cianjur.

b. Penelitian hanya mengungkap dua variabel, sehingga perlu ditambah

variabel lain.

c. Generalisasi dari hasil penelitian ini terbatas pada populasi di mana

penelitian dilakukan, yakni terbatas pada sebagian siswa kelas I, II dan

III MIS As-Sa’idiyah Cipanas Kabupaten Cianjur.

d. Ada kemungkinan munculnya sikap subjektif orang tua siswa dalam

menilai anaknya sendiri sehingga orang tua lebih banyak memilih

pernyataan bernilai 5 daripada mengungkapkan realitas yang ada.

e. Siswa kelas I, II dan III merupakan siswa kelas awal yang sesungguh-

nya masih mengalami proses perubahan mentalitas sehingga hasil

Page 85: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxxv

penelitian ini tidak dapat dijadikan ukuran bagi perkembangan

mentalitas siswa di masa mendatang. Di sisi lain, motivasi belajar tidak

semata-mata ditentukan oleh peran pembinaan orang tua siswa, karena

masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat memberikan pengaruh

seperti lingkungan sekolah, sikap dan perilaku siswa di dalam kelas,

cara mengajar guru, ketersediaan buku, persepsi pola asuh orang tua,

serta faktor-faktor lainnya.

Bagi peneliti selanjutnya penerapan ruang lingkup yang luas

dengan menambah atau menggunakan variabel lain yang belum disertakan

dalam penelitian ini ataupun dengan memperbaiki kelemahan dan

keterbatasan penelitian ini. Hal ini dapat dilakukan dengan:

a. Memperbanyak ruang lingkup penelitian atau sampel yang digunakan

dalam penelitian.

b. Memperbaiki alat ukur penelitian agar lebih bevariasi dalam

mengungkap aspek-aspek yang terkait dengan variabel penelitian.

Page 86: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxxvi

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh

pembinaan orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas awal pada

Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) As-Sa’idiyah Cipanas Kabupaten Cianjur

tahun pelajaran 2010-2011. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan

untuk (1) mendeskripsikan cara orang tua siswa dalam melakukan pembinaan

kepada putra-putrinya yang duduk di MIS As-sa’idiyah Cipanas Kabupaten

Cianjur, (2) mendeskripsikan motivasi belajar para siswa MIS As-sa’idiyah

Cipanas Kabupaten Cianjur sehari-hari, dan (3) menguji pengaruh pembinaan

orang tua terhadap motivasi belajar siswa MIS As-sa’idiyah Cipanas

Kabupaten Cianjur sehari-hari.

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan serta analisis atas data

tersebut, diperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut.

1. Pada umumnya orang tua telah memberikan pembinaan yang maksimal

terhadap putra-putrinya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Pada

konteks pembinaan anak ini, para orang tua telah mampu menempatkan

dirinya sebagai komunikator yang baik bagi anak-anaknya, sebagai

motivator, fasilitator dan konsultan yang cukup baik dalam perkembangan

pembinaan anak-anaknya. Angka persentase rata-rata dari keempat

Page 87: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxxvii

dimensi yang sebesar 74,33 % menunjukkan bahwa tingkat pembinaan dan

bimbingan orang tua siswa dalam belajar anaknya berada pada kategori

cukup baik.

2. Motivasi belajar siswa MIS As-Sa’idiyah berada pada kategori cukup baik

yang ditunjukkan dengan rata-rata persentase sebesar 74,29 % dari empat

dimensi yang diamati. Pada konteks ini, berdasarkan pengamatan orang

tua masing-masing, para siswa telah menunjukkan semangat dalam

belajar, menunjukkan sikap keingintahuan, menunjukkan keterbukaan

dalam menerima pengetahuan, serta menunjukkan perkembangan prestasi

belajar yang relatif cukup baik.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pembinaan orang tua siswa

terhadap motivasi belajar siswa MIS As-Sa’idiyah Cipanas Kabupaten

Cianjur tahun pelajaran 2010-2011. Kesimpulan ini didukung oleh data

koefisien korelasi yang dihasilkan adalah sebesar 0,565. Berdasarkan tabel

standar korelasi dari Sugiyono, nilai tersebut berada pada tingkat sedang

atau cukup kuat. Sedangkan signifikansi koefisien r berada pada parameter

0,659 yang berarti berada pada tingkat tinggi atau kuat. Di samping itu,

hasil uji signifikansi menunjukkan nilai thitung sebesar 4,133 yang ternyata

lebih besar daripada ttabel = 2,086 pada taraf signifikansi 5 % dan

membuktikan bahwa Pembinaan Orang Tua Siswa (Y) berpengaruh secara

signifikan terhadap Motivasi Belajar Siswa. Dengan demikian, HO ditolak

dan hipotesis penelitian (HA) diterima. Tingkat sigifikansi Pembinaan

Orang Tua Siswa (X) terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y) dapat dilihat

Page 88: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxxviii

pula dari nilai probabilitas kesalahan statistik atau p-value (sig.) sebesar

0,001 yang jauh lebih kecil daripada tingkat signifikansi α = 0,05.

B. Saran-saran

Saran-saran dan rekomendasi yang dapat disampaikan pada

kesempatan ini adalah sebagai berikut.

1. Kebutuhan anak terhadap pendidikan akan sangat berbeda dari kebutuhan

orang tua, demikian pula pandangan orang tua dan anak akan memiliki

perbedaan pula. Secara teoritis, upaya pembimbingan belajar anak di

lingkungan rumah harus memiliki perbedaan suasana yang sangat terasa

bagi anak jika dibandingkan dengan di sekolah. Perbedaan ini harus

diciptakan agar suasana belajar di rumah lebih menyenangkan dan

bermakna. Perbedaan tersebut terletak pada sarana pembelajaran yang

relatif lebih baik dibandingkan dengan yang terdapat di sekolah, buku-

buku sumber yang lebih beragam, serta suasana keakraban antara orang

tua siswa dan anak lebih terasa sehingga mampu mencairkan suasana kaku

yang biasa tercipta di dalam kelas. Pada konteks ini, selayaknyalah orang

tua siswa memberikan perhatian penuh terhadap proses bimbingan belajar

anaknya di rumah. Jika orang tua tidak merasa mampu memberikan

kelengkapan sarana belajar yang memadai dan baik, kebutuhan utama

yang diperlukan oleh anak adalah perhatian orang tua yang sungguh-

sungguh sehingga proses belajar di rumah menjadi lebih menyenangkan.

Page 89: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

lxxxix

2. Cara belajar yang baik tentu saja dengan menggunakan cara atau langkah-

langkah sistematis. Orang tua siswa sebagai sosok yang paling ber-

tanggung jawab terhadap proses pendidikan anaknya hendaknya memiliki

pemahaman yang cukup tentang metode pembimbingan belajar. Selain

dapat mempermudah proses bimbingan belajar di rumah, penguasaan

metode pembelajaran juga akan mendidik anak secara tidak langsung

untuk berpikir dan bertindak secara sistematis pula.

3. Pembelajaran ideal memerlukan media pembelajaran yang relatif memadai

dan mencukupi. Pada mata pelajaran tertentu seperti Fisika, Biologi,

Geografi, dan mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan

psikomotor diperlukan media pembelajaran yang dapat digunakan siswa.

Orang tua siswa akan lebih baik jika dapat mengadakan beberapa

perlengkapan pribadi anaknya yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Di sisi lain, pihak sekolah pun hendaknya dapat pula memprioritaskan

pengadaan kelengkapan sarana pembelajaran ini pada RAPBS secara

bertahap dan konsisten sehingga pada saatnya sekolah akan mampu

memiliki sarana yang lengkap dan memudahkan proses belajar mengajar.

4. Meskipun orang tua siswa memiliki tugas yang berat dalam membimbing

dan mendidik anaknya, pihak sekolah secara proporsional hendaknya

dapat pula mengembangkan sistem pendidikan secara ideal sesuai dengan

standar pendidikan nasional yang ditetapkan berdasarkan Peraturan

pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Pemberian pekerjaan rumah yang

selalu bertumpuk kepada anak bukanlah cara yang bijaksana dalam

Page 90: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xc

memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Prinsip-prinsip belajar

tuntas (mastery learning) seharusnya menjadi dasar pijakan bagi

pengembangan pembelajaran di sekolah sehingga setiap kompetensi dasar

yang dirumuskan akan tercapai dalam waktu yang disediakan oleh

sekolah. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa untuk dilaksanakan di

rumah seharusnya merupakan tugas-tugas pengayaan dan pendalaman,

bukan menyelesaikan pelajaran tidak tuntas yang diberikan di kelas.

5. Bagi peneliti yang merasa tertarik pada konteks pembimbingan belajar

anak yang dilakukan oleh orang tua siswa, diharapkan akan dapat

melakukan pengembangan dan perbaikan melalui pencarian variabel-

variabel yang lebih determinan dan strategis.

Page 91: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xci

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1987) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Jakarta Jaya.

Badan Nasional Standar Pendidikan. (2005). Standar Isi. Jakarta: BNSP.

Bambang Indriyanto. (2004). Sumber Daya Pendidikan: Reaktualisasi Pasal 1 (Ayat 10) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Pustekom Balitbang Depdiknas.

Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1984). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Imam Ghazali. (1983). Ihya ‘Ulumuddin. alih bahasa Nurhichmah dan R.H.A. Suminto. Jakarta: Penerbit Tintamas.

Imam Nawawi (1964). Riadush Shalihin alih bahasa oleh Salim Bahreisi. Bandung: Al-Ma’arif.

Makmun, Abin Syamsuddin. (1996). Psikologi Kependidikan: Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV Remaja Rosda Karya.

Sapani, Suardi. Drs. M.Pd. et. Al. (1997). Teori Pembelajaran. Jakarta: Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Seno, Winarno Hami. (1984). Profesionalisme Guru dan Upaya Peningkatan Martabatnya. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Depdiknas.

Slameto. (1995). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Subana. M. dkk. (2000). Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana. (1996). Teknik Analisis Data Kualitatif. Bandung: Penerbit Tarsito.

Sugiono. (2001). Statistik Non Parametrik untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sugiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Surakhmad. (1980). Pengantar Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Page 92: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xcii

Umaedi. (2002). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Buku 4: Pedoman Tatakrama dan Tata Tertib Kehidupan Sosial Sekolah bagi SLTP. Jakarta: Direktorat PLP. Depdiknas.

Von Magnis, Franz. (1984). Etika Umum. Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral. Jakarta: Yayasan Kanisius.

Yulaelawati, Ella. (2003). Taksonomi Pemilihan Kurikulum. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Page 93: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

xciii

Page 94: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Lampiran 1

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MIS AS-SA’IDIYAH CIPANAS KABUPATEN CIANJUR (Studi Deskriptif Terhadap Orang Tua Siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta As-Sa’idiyah Cipanas, Kabupaten Cianjur) Oleh : IIS ISTIANAH NIM : 0701. 0029

No Variabel Penelitian Dimensi Indikator Item Angket Parameter

Berbicara dengan lemah lembut

1. Berbicara kepada anak dengan cara yang lemah lembut baik dalam pergaulan sehari-hari maupun pada saat membimbing belajar

Mendidik secara komunikatif

Memberi pengertian, bukan perintah

2. Menjelaskan tentang sesuatu agar anak mengerti dan bukan memberi perintah untuk patuh.

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah

3. Menyediakan sarana belajar utama dengan lengkap (buku tulis, alat-alat tulis, tas sekolah)

Menyediakan sarana pembelajaran yang diperlukan

4. Menyediakan sarana penunjang belajar di rumah (meja belajar khusus, tempat belajar khusus, penerangan yang cukup, dan sejenisnya)

1. Pembinaan orang tua (X)

Menjadi fasilitator dalam belajar anak

Menyediakan sumber-sumber belajar yang diperlukan

5. Menyediakan sumber-sumber belajar secara lengkap sesuai kebutuhan anak (buku teks, LKS, dan sejenisnya)

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah

Page 95: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

ii

No Variabel Penelitian Dimensi Indikator Item Angket Parameter

6. Mengatur jadwal belajar bagi anak secara bersama-sama.

7. Melaksanakan jadwal yang disusun secara konsisten.

Mendorong anak untuk selalu belajar secara teratur

8. Membimbing dan mendampingi anak dalam belajar di rumah.

9. Memberikan penghargaan tertentu jika anak berhasil dalam belajar.

Menjadi motivator dalam belajar anak

Mendorong anak untuk belajar dengan pemberian penghargaan tertentu 10. Memberikan dorongan dan semangat jika anak

kurang berhasil dalam belajar.

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah

11. Memberikan alternatif pemecahan masalah kepada anak jika anak sedang mengalami kesulitan.

Menjadi konsultan dalam belajar anak

Memberi saran untuk mengatasi kesulitan anak dan tidak bergantung kepada orang lain 12. Mendampingi anak dalam mengerjakan tugas-

tugas sekolah seperti dalam menyelesaikan pekerjaan rumah dan sejenisnya.

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah

1. Anak gembira setiap kali belajar di rumah. Menunjukkan kegembiraan dalam belajar 2. Anak gembira setiap berangkat ke sekolah

2. Motivasi belajar (Y)

Menunjukkan semangat dalam belajar

Menunjukkan rasa senang dalam belajar

3. Anak senang belajar. 4. Anak senang membaca hal-hal baru.

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah

Page 96: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

iii

No Variabel Penelitian Dimensi Indikator Item Angket Parameter

5. Anak memperhatikan setiap pembelajaran. Menunjukkan perhatian dalam belajar 6. Anak bersungguh-sungguh setiap kali

mengerjakan tugas-tugas sekolah

7. Anak sering bertanya setiap menemukan hal-hal yang baru.

8. Anak tidak pernah berhenti bertanya jika menemukan jawaban yang kurang memuaskannya.

Menunjukkan keingintahuan

Sering bertanya

9. Anak berusaha menemukan hal-hal yang baru dari buku, televisi, atau media lainnya yang berhubungan dengan fenomena alam di sekitarnya.

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah

10. Anak siap setiap menerima pembelajaran baru. Menunjukkan keterbukaan dalam belajar

Menerima setiap pembelajaran baru 11. Anak mau menerima saran masukan dan

perbaikan dari orang tua.

12. Anak memperoleh prestasi yang baik di sekolah.

Menunjukkan peningkatan prestasi belajar

Menunjukkan perkembangan prestasi belajar di sekolah. 13. Anak aktif mengikuti kegiatan-kegiatan

sekolah.

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak Pernah

Page 97: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

ANGKET

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MIS AS-SA’IDIYAH CIPANAS

KABUPATEN CIANJUR

1. PETUNJUK PENGISIAN

a. Sangat diharapkan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjawab seluruh pertanyaan

pada kuesioner ini dengan jujur dan sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya.

b. Bapak/Ibu/Saudara dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom pilihan

jawaban sesuai dengan pertanyaan/pernyataan yang dikemukakan.

c. Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan tidak berpengaruh apa pun

terhadap Bapak/Ibu/Saudara.

d. Bapak/Ibu/Saudara dapat memilih salah satu alternatif jawaban sebagai

berikut.

SL jika jawaban atas pertanyaan adalah SELALU

S jika jawaban atas pertanyaan adalah SERING

K jika jawaban atas pertanyaan adalah KADANG-KADANG

J jika jawaban atas pertanyaan adalah JARANG

TP jika jawaban atas pertanyaan adalah TIDAK PERNAH

2. KARAKTERISTIK RESPONDEN

a. Umur : ...................... tahun

b. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan *)

Page 98: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

ii

Bapak/Ibu dapat memberikan silang (X) pada kolom alternatif jawaban sesuai dengan pilihan.

Variabel : Pembinaan Orang Tua Siswa

Alternatif Jawaban Pertanyaan

SL S K J TP

1. Apakah Bapak/Ibu berbicara kepada anak dengan cara yang lemah lembut baik dalam pergaulan sehari-hari maupun pada saat membimbing belajar?

2. Apakah Bapak/Ibu menjelaskan tentang sesuatu agar anak mengerti dan bukan memberi perintah untuk patuh?

3. Apakah Bapak/Ibu menyediakan sarana belajar utama dengan lengkap (buku tulis, alat-alat tulis, tas sekolah)?

4. Apakah Bapak/Ibu menyediakan sarana penunjang belajar di rumah (meja belajar khusus, tempat belajar khusus, penerangan yang cukup, dan sejenisnya)?

5. Apakah Bapak/Ibu menyediakan sumber-sumber belajar secara lengkap sesuai kebutuhan anak (buku teks, LKS, dan sejenisnya)?

6. Apakah Bapak/Ibu mengatur jadwal belajar di rumah bagi anak secara bersama-sama?

7. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan jadwal yang disusun secara konsisten (secara tetap dan terus-menerus sesuai dengan jadwal)?

8. Apakah Bapak/Ibu membimbing dan mendampingi anak dalam belajar di rumah?

9. Apakah Bapak/Ibu memberikan penghargaan tertentu jika anak berhasil dalam belajar?

10. Apakah Bapak/Ibu memberikan dorongan dan semangat jika anak kurang berhasil dalam belajar?

11. Apakah Bapak/Ibu memberikan alternatif pemecahan masalah kepada anak jika anak sedang mengalami kesulitan?

Page 99: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

iii

Alternatif Jawaban Pertanyaan

SL S K J TP

12. Apakah Bapak/Ibu mendampingi anak dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah seperti dalam menyelesaikan pekerjaan rumah dan sejenisnya?

Variabel: Motivasi belajar siswa

Alternatif Jawaban Pertanyaan

SL S K J TP

1. Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap gembira setiap kali belajar di rumah?

2. Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap gembira setiap berangkat ke sekolah?

3. Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap senang belajar?

4. Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap senang membaca hal-hal baru?

5. Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap memperhatikan setiap pembelajaran?

6. Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap bersungguh-sungguh setiap kali mengerjakan tugas-tugas sekolah?

7. Apakah putra/putri Bapak/Ibu sering bertanya setiap menemukan hal-hal yang baru?

8. Apakah putra/putri Bapak/Ibu tidak pernah berhenti bertanya jika menemukan jawaban yang kurang memuaskannya?

9. Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap berusaha menemukan hal-hal yang baru dari buku, televisi, atau media lainnya yang berhubungan dengan fenomena alam di sekitarnya?

Page 100: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

iv

Alternatif Jawaban Pertanyaan

SL S K J TP

10. Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap siap setiap menerima pembelajaran baru?

11. Apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap mau menerima saran masukan dan perbaikan dari orang tua?

12. Apakah putra/putri memperoleh prestasi yang baik di sekolah?

13. Apakah putra/putri Bapak/Ibu aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah.

Page 101: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

v

Page 102: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

87

Lampiran 3

DATA EMPIRIK HASIL PENELITIAN

Variabel : Pembinaan Orang Tua Siswa (X)

PEMBINAAN ORANG TUA (X) Komunikatif Fasilitator Motivator Konsultan No. Subjek

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah Ganjil Genap

1 5 5 4 5 4 3 4 5 4 3 4 5 51 25 26

2 5 4 3 4 3 5 3 3 5 4 4 4 47 23 24

3 5 5 4 3 3 5 5 3 5 4 4 3 49 26 23

4 4 3 5 5 5 4 4 4 3 3 5 3 48 26 22

5 5 5 4 4 2 3 4 3 4 3 3 5 45 22 23

6 5 5 4 4 3 3 4 3 2 4 3 2 42 21 21

7 4 4 3 5 3 5 1 3 2 5 1 3 39 14 25

8 3 5 4 2 4 5 2 4 3 5 2 3 42 18 24

9 5 4 3 3 5 5 3 3 5 4 4 3 47 25 22

10 4 5 4 5 1 4 3 4 4 4 2 3 43 18 25

11 2 3 3 2 2 3 5 2 3 5 2 2 34 17 17

12 5 3 4 4 3 4 5 4 4 5 4 2 47 25 22

13 4 5 5 2 2 1 2 3 2 3 2 3 34 17 17

14 3 2 4 3 5 5 3 4 2 2 3 3 39 20 19

15 5 5 4 5 2 4 3 4 5 5 3 4 49 22 27

16 5 2 5 4 1 3 5 3 3 4 4 4 43 23 20

17 5 5 3 1 2 3 5 4 3 4 4 4 43 22 21

Page 103: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

88

PEMBINAAN ORANG TUA (X) Komunikatif Fasilitator Motivator Konsultan No. Subjek

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah Ganjil Genap

18 4 5 4 4 3 5 1 4 4 5 4 4 47 20 27

19 5 3 3 5 5 5 2 4 3 4 4 5 48 22 26

20 5 4 4 3 5 5 3 5 5 3 4 4 50 26 24

Jumlah 88 82 77 73 63 80 67 72 71 79 66 69 887 432 455

Rata-rata 4,4 4,1 3,85 3,65 3,15 4 3,35 3,6 3,55 3,95 3,3 3,45 44,35 21,6 22,75

Tertinggi 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 51 26 27

Terendah 2 2 3 1 1 1 1 2 2 2 1 2 34 14 17

Median 5 4,5 4 4 3 4 3 4 3,5 4 4 3 46 22 23

Modus 5 5 4 5 3 5 3 4 3 4 4 3 47 22 24

Frekuensi 5 12 10 3 6 5 9 5 2 5 6 1 3 67

Frekuensi 4 5 4 11 6 2 4 4 9 5 8 10 6 74

Frekuensi 3 2 4 6 4 6 6 6 8 6 5 4 8 65

Frekuensi 2 1 2 0 3 5 0 3 1 4 1 4 3 27

Frekuensi 1 0 0 0 1 2 1 2 0 0 0 1 0 7

Simpangan Baku 0,883 1,071 0,671 1,226 1,348 1,124 1,309 0,754 1,099 0,887 1,031 0,945 4,934 3,470 2,971

Page 104: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

89

DATA EMPIRIK HASIL PENELITIAN

Variabel : Motivasi Belajar Siswa (Y)

MOTIVASI BELAJAR SISWA (Y) Semangat Belajar Keingintahuan Keterbukaan Prestasi No. Subjek

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jumlah Ganjil Genap

1 5 5 5 5 4 5 3 5 4 4 3 5 4 57 28 29

2 5 5 5 4 4 4 3 4 5 4 3 5 4 55 29 26

3 5 4 4 5 5 5 4 5 3 5 4 4 3 56 28 28

4 4 4 5 5 3 5 4 4 5 3 5 4 4 55 30 25

5 3 5 4 5 4 5 3 5 5 4 5 3 3 54 27 27

6 4 5 4 3 5 5 5 3 4 2 4 2 2 48 28 20

7 2 3 5 2 3 2 4 4 1 3 2 4 3 38 20 18

8 5 5 4 5 5 4 2 5 3 5 3 5 2 53 24 29

9 5 4 4 5 5 5 3 4 5 4 5 4 2 55 29 26

10 3 5 5 5 4 4 5 2 4 5 4 5 2 53 27 26

11 5 4 3 5 1 5 4 5 4 5 4 2 1 48 22 26

12 4 3 2 4 2 5 4 5 5 4 5 3 2 48 24 24

13 4 5 4 2 3 3 4 3 2 4 5 5 3 47 25 22

14 5 5 5 3 5 4 5 5 3 5 5 4 2 56 30 26

15 4 3 3 3 4 5 2 5 5 2 4 5 1 46 23 23

16 3 4 2 3 5 5 3 4 4 3 2 4 2 44 21 23

17 2 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 4 1 42 19 23

Page 105: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

90

MOTIVASI BELAJAR SISWA (Y) Semangat Belajar Keingintahuan Keterbukaan Prestasi No. Subjek

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jumlah Ganjil Genap

18 4 5 1 5 5 4 4 5 2 5 2 4 2 48 20 28

19 3 4 2 5 4 5 1 4 5 4 4 5 1 47 20 27

20 5 5 3 4 5 3 3 5 3 5 2 3 1 47 22 25

Jumlah 80 87 74 82 80 87 68 85 75 80 74 80 45 997 496 501

Rata-rata 4 4,35 3,7 4,1 4 4,35 3,4 4,25 3,75 4 3,7 4 2,25 49,85 24,8 25,05

Tertinggi 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 57 30 29

Terendah 2 3 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 38 19 18

Median 4 4,5 4 4,5 4 5 3,5 4,5 4 4 4 4 2 48 24,5 26

Modus 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 2 48 28 26

Frekuensi 5 8 10 6 10 8 11 3 10 7 7 6 7 0 93

Frekuensi 4 6 7 7 4 7 6 7 6 5 8 6 8 3 80

Frekuensi 3 4 3 3 4 3 2 6 3 5 3 4 3 4 47

Frekuensi 2 2 0 3 2 1 1 3 1 2 2 4 2 8 31

Frekuensi 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 5 9

Simpangan Baku 1,026 0,745 1,218 1,071 1,124 0,875 1,095 0,91 1,209 0,973 1,129 0,973 1,02 5,2942 3,7501 2,8924

Page 106: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

91

Page 107: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

91

Lampiran 4 Tabel Pengolahan Data Deskriptif Hasil Penelitian

1. Variabel X : Pembinaan Orang Tua Siswa

Skor Jawaban 5 4 3 2 1 No Pertanyaan

f % f % f % f % f %

Σ Skor

Dimensi : Mendidik Anak secara Komunikatif

1

Apakah Bapak/Ibu berbicara kepada anak dengan cara yang lemah lembut baik dalam pergaulan sehari-hari maupun pada saat membimbing belajar?

12

60 %

5

20 %

2 6 %

1 2 %

0 0 88

2

Apakah Bapak/Ibu menjelaskan tentang sesuatu agar anak mengerti dan bukan memberi perintah untuk patuh?

10

50 %

4

16 %

4

12 %

2 8 %

0 0 82

Dimensi : Mendidik Anak secara Komunikatif 22

55 %

9

18 %

6 9 %

3 3 %

0 0 170

Jumlah 170

Skor Ideal 5 x 2 x 20 200

Kategori Persentase 85 %

Dimensi: Menjadi fasilitator dalam belajar anak

3

Apakah Bapak/Ibu menyediakan sarana belajar utama dengan lengkap (buku tulis, alat-alat tulis, tas sekolah)?

3

15 %

11

44 %

6

18 %

0 0 0 0 77

4

Apakah Bapak/Ibu menyediakan sarana penunjang belajar di rumah (meja belajar khusus, tempat belajar khusus, penerangan yang cukup, dan sejenisnya)?

6

30 %

6

24 %

4

12 %

3 6 %

1 1 %

73

Page 108: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

92

Skor Jawaban 5 4 3 2 1 No Pertanyaan

f % f % f % f % f %

Σ Skor

5

Apakah Bapak/Ibu menyediakan sumber-sumber belajar secara lengkap sesuai kebutuhan anak (buku teks, LKS, dan sejenisnya)?

5

25 %

2 8 %

6

18 %

5

10 %

2 2 %

63

Dimensi: Menjadi fasilitator dalam belajar anak 14

23,3

3 %

19

25,3

3 %

16

16 %

8

5,33

%

3 1 %

213

Jumlah 213

Skor Ideal 5 x 3 x 20 300

Kategori Persentase 71 %

Dimensi: Menjadi motivator dalam belajar anak

6 Apakah Bapak/Ibu mengatur jadwal belajar di rumah bagi anak secara bersama-sama?

9

45 %

4

16 %

6

18 %

0 0 %

1 1 %

80

7

Apakah Bapak/Ibu melaksanakan jadwal yang disusun secara konsisten (secara tetap dan terus-menerus sesuai dengan jadwal)?

5

25 %

4

16 %

6

18 %

3 6 %

2 2 %

67

8

Apakah Bapak/Ibu membimbing dan mendampingi anak dalam belajar di rumah?

2

10 %

9

36 %

8

24 %

1 2 %

0 0 %

72

9

Apakah Bapak/Ibu memberikan penghargaan tertentu jika anak berhasil dalam belajar?

5

25 %

5

40 %

6

18 %

4 8 %

0 0 71

10

Apakah Bapak/Ibu memberikan dorongan dan semangat jika anak kurang berhasil dalam belajar?

6

30 %

8

32 %

5

15 %

1 2 %

0 0 79

Dimensi: Menjadi motivator dalam belajar anak 27

27 %

30

24 %

31

18,6

%

9

3,6

%

3

0,6

%

369

Jumlah 369

Page 109: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

93

Skor Jawaban 5 4 3 2 1 No Pertanyaan

f % f % f % f % f %

Σ Skor

Skor Ideal 5 x 5 x 20 500

Kategori Persentase 73,8 %

Dimensi : Menjadi konsultan dalam belajar anak

11

Apakah Bapak/Ibu memberikan alternatif pemecahan masalah kepada anak jika anak sedang mengalami kesulitan?

1 5 %

10

40 %

4

12 %

4 8 %

1 1 %

66

12

Apakah Bapak/Ibu mendampingi anak dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah seperti dalam menyelesaikan pekerjaan rumah dan sejenisnya?

3

15 %

6

24 %

8

24 %

3 6 %

0 0 69

Dimensi: Menjadi konsultan dalam belajar anak 4

10 %

16

32 %

12

18 %

7 7 %

1

0,5

%

135

Jumlah 135

Skor Ideal 5 x 2 x 20 200

Kategori Persentase 67,5 %

Page 110: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

94

2. Variabel Y: Motivasi Belajar Siswa

Skor Jawaban 5 4 3 2 1 No Pertanyaan

f % f % f % f % f %Σ Skor

Dimensi : Menunjukkan semangat dalam belajar

1

Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap gembira setiap kali belajar di rumah?

8

40 %

6

24 %

4

12 %

2 0 0 80

2

Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap gembira setiap berangkat ke sekolah?

10

50 %

7

28 %

3 9 %

0 0 0 87

3

Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap senang belajar?

6

30 %

7

28 %

3 9 %

3 6 %

1 1 %

74

4

Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap senang membaca hal-hal baru?

10

50 %

4

16 %

4

12 %

2 4 %

0 0 82

5

Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap memperhatikan setiap pembelajaran?

8

40 %

7

28 %

3 9 %

1 2 %

1 1 %

80

6

Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap bersungguh-sungguh setiap kali mengerjakan tugas-tugas sekolah?

11

55 %

6

24 %

2 6 %

1 2 %

0 0 87

Dimensi : Menunjukkan semangat dalam belajar 53

44,1

7 %

37

24,6

7 %

19

9,5

%

9 3 %

2

0,33

%

490

Jumlah 490

Skor Ideal 5 x 6 x 20 600

Kategori Persentase 81,67 %

Page 111: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

95

Skor Jawaban 5 4 3 2 1 No Pertanyaan

f % f % f % f % f %Σ Skor

Dimensi: Menunjukkan keingintahuan

7

Apakah putra/putri Bapak/Ibu sering bertanya setiap menemukan hal-hal yang baru?

3

15 %

7

28 %

6

18 %

3 6 %

1 1 %

68

8

Apakah putra/putri Bapak/Ibu tidak pernah berhenti bertanya jika menemukan jawaban yang kurang memuaskannya?

10

50 %

6

24 %

3 9 %

1 2 %

0 0 85

9

Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap berusaha menemukan hal-hal yang baru dari buku, televisi, atau media lainnya yang berhubungan dengan fenomena alam di sekitarnya?

7

35 %

5

20 %

5

15 %

2 4 %

1 1 %

75

Dimensi : Menunjukkan keingintahuan 20

33,3

3 %

18

24 %

14

14 %

6 4 %

2

0,67

%

228

Jumlah 228

Skor Ideal 5 x 3 x 20 300

Kategori Persentase 76 %

Dimensi: Menunjukkan keterbukaan dalam belajar

10

Menurut pengamatan Bapak/Ibu, apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap siap setiap menerima pembelajaran baru?

7

35 %

8

32 %

3 9 %

2 4 %

0 0 80

11

Apakah putra/putri Bapak/Ibu menunjukkan sikap mau menerima saran masukan dan perbaikan dari orang tua?

6

30 %

6

24 %

4

12 %

4 8 %

0 0 74

Dimensi : Menunjukkan keterbukaan dalam belajar 13

32,5

%

14

28 %

7

10,5

%

6 6 %

0 0 154

Jumlah 154

Page 112: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa

96

Skor Jawaban 5 4 3 2 1 No Pertanyaan

f % f % f % f % f %Σ Skor

Skor Ideal 5 x 2 x 20 200

Kategori Persentase 77 %

Dimensi: Menunjukkan peningkatan prestasi belajar

12

Apakah putra/putri memperoleh prestasi yang baik di sekolah?

7

35 %

8

24 %

3 9 %

2 4 %

0 0 80

13

Apakah putra/putri Bapak/Ibu aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah.

0 0 %

3

12 %

4

12 %

8

16 %

5 5 %

45

Dimensi : Menunjukkan peningkatan prestasi belajar 7

17,5

%

11

22 %

7

10,5

%

10

10 %

5

2,5

%

125

Jumlah 125

Skor Ideal 5 x 2 x 20 200

Kategori Persentase 62,5 %