HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari...

40

Transcript of HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari...

Page 1: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat
Page 2: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

HUBUNGAN INDUSTRIALPENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

YANG EFEKTIF DAN EFISIEN

Dr. Anwar Budiman, SH,SE,MM,MH

(Doktor Ilmu Hukum)

• Dosen Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Krisnadwipayana

• Praktisi Hukum (Lawyer / Advocate)

• Praktisi Human Resources (General Manager)

Mobile phone: 08129270980

ANWAR BUDIMAN & PARTNERSADVOCATE & LEGAL CONSULTANT

Page 3: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang

terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang

dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha,

pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-

nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

------HUBUNGAN INDUSTRIAL------

Page 4: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja/buruh

dan serikat pekerja/serikat buruhnya mempunyai fungsi

menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya,

menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi,

menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan

keterampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan

perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota

beserta keluarganya

HUBUNGAN INDUSTRIAL

Page 5: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

adalah mewujudkan Hubungan Industrial yang harmonis, Dinamis,

kondusif dan berkeadilan di perusahaan.

Ada tiga unsur yang mendukung tercapainya tujuan hubungan

industrial, yaitu :

a. Hak dan kewajiban terjamin dan dilaksanakan

b. Apabila timbul perselisihan dapat diselesaikan secara

internal/bipartit

c. Mogok kerja oleh pekerja serta penutupan perusahaan (lock out)

oleh pengusaha, tidak perlu digunakan untuk memaksakan

kehendak masing‐masing, karena perselisihan yang terjadi telah

dapat diselesaikan dengan baik

Tujuan Hubungan Industrial

Page 6: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

PemerintahPengusaha

Pekerja

Menciptakan iklim yg

Mengarah kepada

Peningkatan produksi

Dan produktivitasMengatur dan mengelola

Kegiatan produksi

Melakukan pekerjaan

1) Mitra Dalam Proses Produksi Barang Dan Jasa

Pengusaha, Pekerja & Pemerintah

MITRA KERJA

Page 7: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

2). Mitra dalam keuntungan

Pekerja, pengusaha dan pemerintah dapat memperoleh manfaat

dari keuntungan perusahaan secara proporsional

3). Mitra dalam tangung jawab

Pekerja, pengusaha dan pemerintah harus bertanggungjawab

dalam kemajuan dan kelangsungan usaha

MITRA KERJA

Page 8: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

PemerintahPengusaha

Pekerja

Pengayom, Pembimbing

Pelindung, Penengah

Serta Pendamai• Memanusiakan Manusia

• Memperlakukan Pekerja Sebagai Mitra

• Merasa ikut memiliki

• Ikut memelihara dan meningkatkan produktivitas

• Ikut menjaga ketertiban usaha

SIKAP MENTAL

Saling mengembangkan komunikasi,

musyawarah & mufakat

Page 9: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

I. SARANA HUBUNGAN INDUSTRIAL

Serikat pekerja/serikat buruh;

Organisasi pengusaha;

Lembaga Kerja Sama Bipartit;

Lembaga Kerja Sama Tripartit;

Peraturan Perusahaan;

Perjanjian Kerja Bersama;

Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan;

Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

a

b

c

d

e

f

g

h

Page 10: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

➢ Serikat Pekerja/Serikat Buruh

Serikat Pekerja/Serikat Buruh adalah : organisasi yang dibentuk dari,

oleh, dan untuk pekerja/buruh baik di perusahaan maupun di luar

perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan

bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi

hak dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan

kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya

Pasal 104 UU No.13 Th 2003 : Setiap pekerja/buruh berhak

membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh.

Page 11: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Pembentukan Serikat Pekerja

• Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota

serikat pekerja/serikat buruh.

• Serikat pekerja/serikat buruh dibentuk oleh sekurang-kurangnya

10 (sepuluh) orang pekerja/buruh

(Pasal 5 UU No.21 Tahun 2000)

Perlindungan

Siapapun dilarang menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh

untuk membentuk atau tidak membentuk, menjadi pengurus atau

tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota

dan/atau menjalankan atau tidak menjalankan kegiatan serikat

pekerja/serikat buruh

(Pasal 28 UU No.21 Tahun 2000)

➢ Serikat Pekerja

Page 12: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

➢ KEANGGOTAAN

Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat

pekerja/serikat buruh harus terbuka untuk menerima anggota tanpa

membedakan aliran politik, agama, suku bangsa, dan jenis kelamin.

(Pasal 12 UU No.21-2000)

➢ Ketentuan (Pasal 14 No.21-2000)

1. Seorang pekerja/buruh tidak boleh menjadi anggota lebih dari satu

serikat pekerja/serikat buruh di satu perusahaan.

2. Dalam hal seorang pekerja/buruh dalam satu perusahaan ternyata

tercatat pada lebih dari satu serikat pekerja/serikat buruh, yang

bersangkutan harus menyatakan secara tertulis satu serikat

pekerja/serikat buruh yang dipilihnya.

Page 13: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

➢ Fungsi Serikat Pekerja (Pasal 4 UU No.21-2000 ):

a. sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan

penyelesaian perselisihan industrial;

b. sebagai wakil pekerja/buruh dalam lembaga kerja sama di bidang

ketenagakerjaan sesuai dengan tingkatannya;

c. sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis,

dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

d. sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan

kepentingan anggotanya;

e. sebagai perencana, pelaksana, dan penanggung jawab pemogokan

pekerja/buruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

Page 14: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Hak Serikat Pekerja - Pasal 25 UU No.21 Tahun 2000

Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat

pekerja/serikat buruh yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan

berhak:

a. membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha;

b. mewakili pekerja/buruh dalam menyelesaikan perselisihan

industrial;

c. mewakili pekerja/buruh dalam lembaga ketenagakerjaan;

d. membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan

dengan usaha peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh;

e. melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan yang tidak

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

➢ Serikat Pekerja

Page 15: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Sharing

Information

(by Monthly Meeting)

Collaboration(involve in any activities

to develop company)

Negotiation(Welfare)

Company Labor Union

Sales Result

Production Result

Other information

Company & Labor Union Communications

Page 16: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

➢ Organisasi Pengusaha

Organisasi Pengusaha adalah : wadah persatuan dan kesatuan

bagi pengusaha Indonesia yang didirikan secara sah atas

dasar kesamaan tujuan, aspirasi, strata kepengurusan, atau

ciri-ciri alamiah tertentu. (Pasal 1 Huruf e UU Nomor 1 Tahun

1987 Tentang Kamar Dagang Dan Industri).

➢ Setiap pengusaha berhak membentuk dan menjadi anggota

organisasi pengusaha.

(Pasal 105 UU No.13 Th 2003)

Page 17: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Lembaga kerja sama bipartit adalah forum komunikasi

dan konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

hubungan industrial di satu perusahaan yang anggotanya

terdiri dari pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh

yang sudah tercatat instansi yang bertanggung jawab di

bidang ketenagakerjaan atau unsur pekerja/buruh.

➢ Lembaga Kerja Sama Bipartit

Page 18: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

➢ Lembaga Kerja Sama Bipartit

Pasal 106 UU No.13 Th 2003

1. Setiap perusahaan yang mempekerjakan 50 (lima puluh) orang

pekerja/buruh atau lebih wajib membentuk lembaga kerja sama

bipartit.

2. Lembaga kerja sama bipartit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berfungsi sebagai forum komunikasi, dan konsultasi mengenai hal

ketenagakerjaan di perusahaan.

3. Susunan keanggotaan lembaga kerja sama bipartit sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) terdiri dari unsur pengusaha dan unsur

pekerja/buruh yang ditunjuk oleh pekerja/buruh secara demokratis

untuk mewakili kepentingan pekerja/buruh di perusahaan yang

bersangkutan.

4. Ketentuan mengenai tata cara pembentukan dan susunan keanggotaan

lembaga kerja sama bipartit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (3) diatur dengan Keputusan Menteri.

Page 19: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

➢ Lembaga Kerja Sama Tripartit

Lembaga kerja sama tripartit adalah forum

komunikasi, konsultasi dan musyawarah tentang

masalah ketenagakerjaan yang anggotanya

terdiri dari unsur organisasi pengusaha, serikat

pekerja/serikat buruh, dan pemerintah.

Page 20: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

➢ Lembaga Kerja Sama Tripartit

Pasal 107 UU No.13 Th 2003

1. Lembaga kerja sama tripartit memberikan pertimbangan, saran, dan

pendapat kepada pemerintah dan pihak terkait dalam penyusunan

kebijakan dan pemecahan masalah ketenagakerjaan.

2. Lembaga Kerja sama Tripartit sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

terdiri dari:

a.Lembaga Kerja sama Tripartit Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota;

dan

b.Lembaga Kerja sama Tripartit Sektoral Nasional, Provinsi, dan

Kabupaten/Kota.

3. Keanggotaan Lembaga Kerja sama Tripartit terdiri dari unsur pemerintah,

organisasi pengusaha, dan serikat pekerja/serikat buruh.

4. Tata kerja dan susunan organisasi Lembaga Kerja sama Tripartit

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

Page 21: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

➢ Peraturan perusahaan

adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh

pengusaha yang memuat syarat -syarat kerja dan

tata tertib perusahaan.

PENGUSAHA

Peraturan Perusahaan

Mengikat Semua Karyawan dan/

atau Pengusaha

Pasal 2 ayat 1 PERMEN No.28 Thun 2014 : Pengusaha yang

mempekerjakan pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10

(sepuluh) orang wajib membuat PP.

Pasal 4 ayat 1 PERMEN No.28 Thun 2014 : PP dibuat dan

disusun oleh pengusaha dengan memperhatikan saran dan

pertimbangan dari wakil pekerja/buruh di perusahaan yang

bersangkutan

Pasal 4 ayat 2 PERMEN No.28 Thun 2014 : Wakil

pekerja/buruh dapat tidak memberikan saran dan

pertimbangan terhadap PP yang diajukan oleh pengusaha

Pasal 4 ayat 6 PERMEN No.28 Thun 2014 : Saran dan

pertimbangan Wakil pekerja/buruh tidak dapat

diperselisihkan

Page 22: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

➢ Perjanjian Kerja Bersama

adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara

serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat

pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang

bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan

pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan

pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan

kewajiban kedua belah pihak.

PengusahaSerikat

Pekerja

Mengikat Semua Karyawan, Serikat

Pekerja, dan/atau Pengusaha

Perjanjian Kerja

Bersama

Page 23: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Dalam hal di perusahaan terdapat 1 (satu) serikat pekerja/serikat buruh, tetapi tidak memiliki

jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di

perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat mewakili pekerja/buruh dalam

perundingan pembuatan PKB dengan pengusaha apabila serikat pekerja/serikat buruh yang

bersangkutan telah mendapat dukungan lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh

pekerja/buruh di perusahaan melalui pemungutan suara. → Pasal 18 ayat 1 PERMEN No.28 Tahun

2014

❖ Dalam hal di perusahaan terdapat lebih dari 1 (satu) serikat pekerja/serikat buruh, maka

serikat pekerja/serikat buruh yang berhak mewakili pekerja/buruh dalam melakukan

perundingan dengan pengusaha adalah maksimal 3 (tiga) serikat pekerja/serikat buruh

yang masing-masing anggotanya minimal 10% (sepuluh perseratus) dari jumlah seluruh

pekerja/buruh di perusahaan → Pasal 19 ayat 1 PERMEN No.28 Tahun 2014

➢ Jumlah 3 (tiga) serikat pekerja/serikat buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan sesuai peringkat berdasarkan

jumlah anggota yang terbanyak→ Pasal 19 ayat 2 PERMEN No.28 Tahun 2014

Syarat membuat Perjanjian Kerja Bersama

Page 24: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

❖ Pasal 21 PERMEN No.28 Tahun 2014 → Perundingan pembuatan PKB dimulai dengan

menyepakati tata tertib perundingan yang sekurang-kurangnya memuat:

a. tujuan pembuatan tata tertib;

b. susunan tim perunding;

c. lamanya masa perundingan;

d. materi perundingan;

e. tempat perundingan;

f. tata cara perundingan;

g. cara penyelesaian apabila terjadi kebuntuan perundingan;

h. sahnya perundingan; dan

i. biaya perundingan.

❖ Dalam hal perundingan pembuatan PKB tidak selesai dalam waktu yang disepakati dalam tata

tertib, maka kedua belah pihak dapat menjadwal kembali perundingan dengan waktu paling

lama 30 (tiga puluh) hari setelah perundingan gagal → Pasal 25 ayat 1 PERMEN No.28 Tahun 2014

Tata Cara Perundingan PKB

Lamanya perundingan PKB ditetapkan berdasarkan

kesepakatan para pihak.→ Pasal 14 ayat 4 PERMEN No.28

Tahun 2014

Page 25: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

➢ Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan

• UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

• UU No.21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja

• UU No.2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

• Kepmenaker No KEP.102/MEN/VI/2004 Tahunn 2004 Tentang Waktu Kerja

Lembur Dan Upah Kerja Lembur

• Kepmenaker No.KEP100/MEN/VI/100/2004 Tentang Ketentuan

Pelakasanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

• Kepmenaker No.KEP.51/MEN/IV/2004 Tentang Istirahat Pada Perusahaan

Tertentu

• PERMEN No.7 Thun 2013 Tentang Upah Minimum

• PERMEN No.28 Tahun 2014 Tentang Tatacara Pembuatan dan Pengesahan

PP/PKB

• Peraturan Pemerintah No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan

• Dan Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan lainnya

Page 26: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

➢ Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial

Suatu lembaga yang bertugas untuk menyelesaikan perselisihan

hubungan Industrial.

Lembaga ini dibentuk oleh Pemerintah dengan maksud untuk

mendapatkan penyelesaian perselisihan hubungan industrial

dengan adil berdasarkan Pancasila dan UUD1945

Lembaga ini antara lain:

Mediator, Konsiliator, Arbitrase dan Pengadilan Hubungan

Industrial

Page 28: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Definisi

Perselisihan Hubungan Industrial (HI) adalah perbedaanpendapat yang mengakibatkan pertentangan antaraPengusaha atau gabungan Pengusaha denganPekerja/Buruh atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh karenaadanya

1. perselisihan mengenai hak,

2. perselisihan kepentingan,

3. perselisihan pemutusan hubungan kerja dan

4. perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh

dalam satu perusahaan.

Page 29: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Jenis Perselisihan HI

2. Perselisihan Kepentingan

yaitu perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena

tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai perbuatan

dan/atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan

dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau

perjanjian kerja bersama.

1. Perselisihan Hak

yaitu perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya

hak, akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau penafsiran

terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,

perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian

kerja bersama

Page 30: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Jenis Perselisihan HI

3. Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

yaitu perselisihan yang timbul karena tidak adanya

kesesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan

kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak

4. Perselisihan Antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh Dalam Satu

Perusahaan

yaitu perselisihan antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh dengan

Serikat Pekerja/Serikat Buruh lain hanya dalam satu

perusahaan, karena tidak adanya persesuaian paham mengenai

keanggotaan, pelaksanaan hak dan kewajiban

keserikatpekerjaan

Page 31: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Model Penyelesaian Perselisihan HI

2. Konsiliasi

yaitu penyelesaian perselisihan kepentingan, perselisihan

pemutusan hubungan kerja atau perselisihan antar Serikat

Pekerja/Serikat Buruh hanya dalam satu perusahaan melalui

musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih Konsiliator

yang netral.

1. Mediasi

yaitu penyelesaian perselisihan hak, perselisihan kepentingan,

perselisihan pemutusan hubungan kerja dan perselisihan antar

Serikat Pekerja/Serikat Buruh hanya dalam satu perusahaan

melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih

Mediator yang netral.

Page 32: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Model Penyelesaian Perselisihan HI

4. Pengadilan Hubungan Industrial

yaitu pengadilan khusus yang dibentuk di lingkungan

pengadilan negeri yang berwenang memeriksa, mengadili dan

memberi putusan terhadap perselisihan hubungan industrial.

3. Arbitrase

yaitu penyelesaian suatu perselisihan kepentingan dan

perselisihan antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh hanya dalam

satu perusahaan, di luar Pengadilan Hubungan Industrial melalui

kesepakatan tertulis dari para pihak yang berselisih untuk

menyerahkan penyelesaian perselisihan kepada arbiter yang

putusannya mengikat para pihak dan bersifat final.

Page 33: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Perselisihan

Hub. Industrial

Perselisihan Hak

Perselisihan Kepentingan

Perselisihan PHK

Perselisihan Antar

Serikat Pekerja/Serikat Buruh

Dlm Satu Perusahaan

1. Mediasi Hubungan Industrial

2. Pengadilan Hubungan Industrial

3. MA (Kasasi)

1. Mediasi Hubungan Industrial

2. Konsiliasi Hubungan Industrial

3. Arbitrase Hubungan Industrial

4. Pengadilan Hubungan Industrial

1. Mediasi Hubungan Industrial

2. Konsiliasi Hubungan Industrial

3. Pengadilan Hubungan Industrial

4. MA (Kasasi)

1. Mediasi Hubungan Industrial

2. Konsiliasi Hubungan Industrial

3. Arbitrase Hubungan Industrial

4. Pengadilan Hubungan Industrial

1. Di tingkat pertama mengenai perselisihan hak & Pemutusan Hubungan

Kerja;

2. Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan dan

Perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan

TUGAS & WEWENANG PHI

Page 34: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

PUTUSAN

PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada

Pengadilan Negeri mengenai perselisihan hak dan

perselisihan pemutusan hubungan kerja mempunyai

kekuatan hukum tetap apabila tidak diajukan

permohonan kasasi kepada Mahkamah Agung dalam

waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari

kerja

Page 35: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Pemutusan Hubungan Kerja

Jenis-Jenis Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

1. PHK oleh Pengusaha/Majikan

Pasal 93(3d) = Sakit

Berkepanjangan

Pasal 158 = Kesalahan Berat

Pasal 160(3) = Tidak Dapat

Bekerja karena proses Pidana

Pasal 161(1) = Pelanggaran

terhadap PKB/PP

Pasal 163 = Perubahan Status

Perusahaan

Pasal 164 = Perusahaan Tutup

Pasal 165 = Perusahaan Pailit

Pasal 168 = Pekerja Mangkir 5

Hari berturu-turut

2. PHK Oleh Pekerja

Pasal 162 = Pekerja Mengundurkan diri

Pasal 169 = Pengusaha Wanprestasi /

melakukan perbuatan melawan hukum

Pasal 172 = Pekerja Sakit

Berkepanjangan

3. PHK Demi Hukum

Pasal 166 = Pekerja Meninggal

Pasal 167 = Pekerja Pensiun

Page 36: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Pemutusan Hubungan Kerja

Karena

Kesalahan Berat

➢ Pasal 158 UU 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa Perusahaan dapat melakukan

PHK kepada pekerja yang melakukan Kesalahan Berat. Namun pasal tersebut telah

dilakukan uji materi oleh MK dengan Nomor 012/PUU-I/2003 yang mana

putusannya adalah menyatakan bahwa :…………Pasal 158 ayat 1………….

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tersebut tidak

mempunyai kekuatan hukum mengikat

➢ Selain itu juga Kementerian Tenagakerja mengeluarkan surat edaran No.

SE.13/MEN/SJ-HK/I/2005 tanggal 7 Januari 2005, sebagai pengejawantahan dari

putusan MK tersebut yang intinya bahwa PHK karena kesalahan berat dapat

dilakukan apabila sudah ada putusan hakim pidana yang berkekuatan tetap. Namun

dalam hal terdapat “alasan Mendesak” maka PHK dapat dilakukan dengan

menempuh upaya penyelesaian melalui lembaga PPHI

Page 37: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

KAIDAH HUKUM

1. Hukum Heteronom → hukum yang mengikat seluruh warga

negara untuk tunduk kepada ketentuan hukum negara

2. Hukum Otonom → hukum yang mengikat para pihak yang

membuatnya

UU 13 Th 2003 adalah merupakan hukum heteronom yang

mengikat seluruh warga negara untuk tunduk dan patuh

kepada aturan tersebut.

Pasal 158 dari UU ini telah di lakukan uji materi oleh MK

dengan putusannya bahwa pasal tersebut tidak mempunyai

kekuatan hukum mengikat. Artinya negara tidak lagi mengikat

warga negaranya untuk tunduk terhadap pasal 158 tsb.

Page 38: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Dengan cara menggunakan kaidah hukum otonom

Yaitu dengan mencantumkan eks pasal 158 kedalam PP atau PKB

Dasar hukum :

KUHPer

Pasal 1320 : Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat;

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3. suatu hal tertentu;

4. suatu sebab yang halal.

Pasal 1338

Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi

mereka yang membuatnya. Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain

dengan sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh

undang undang dinyatakan cukup untuk itu. Suatu perjanjian harus dilaksanakan

dengan itikad baik.

❖ Hal-hal yang dapat membenarkan PHK karena

kesalahan berat dengan mengesampingkan Putusan MK

Nomor 012/PUU-I/2003 dan SE.13/MEN/SJ-HK/I/2005

Page 39: HUBUNGAN INDUSTRIAL - asphri.com · jumlah anggota lebih dari 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah seluruh pekerja/buruh di perusahaan, maka serikat pekerja/serikat buruh dapat

Alur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Berdasarkan UU No.2 Tahun 2004 Tentang PPHI

Exekusi

Disnaker mengeluarkan

surat anjuran

Kedua belah pihak

setuju

Jika kedua atau salah satu

pihak tdk memilih solusi

Yes No

Yes No

Daftarkan Ke PHI

Exekusi

Buat Perjanjian

Bersama

Arbitrase

Tingkat 1

- Perselisihan Hak

- PHK

MA

Exekusi

Penyelesaian Didalam PengadilanPenyelesaian Diluar Pengadilan

Created By Anwar BudimanPerselisihan

Konsiliasi

Mediasi

Disnaker menawarkan

a l ternative solus i

Lapor Disnaker

Bipartit

Putusan Final

Tidak setuju

PHI- Per' Kepentingan

Tingkat 1 & terakhir

- Per' antar SP