Hubungan ilmu, agama dn filsafat

15
HUBUNGAN ILMU, FILSAFAT DAN AGAMA A. Pengantar Ilmu pengetahuan merupakan implementasi dari pengetahuan yang didasarkan atas rasio dan kaidah-kaidah yang ada. Dengan ilmu pengetahuan kita dapat mengetahui sesuatu dengan lebih jelas lagi. Bahkan dengan ilmu pengetahuan manusia memenuhi kodratnya yaitu menjadi khalifah di bumi. Karena dengan ilmu pengetahuanlah, manusia dapat memanfaatkan semua fasilitas yang ada di bumi ini dengan sabaik-baiknya, tanpa mengadakan perusakan. Sedangkan filsafat merupakan ilmu atau kajian yang membahas mengenai hakekat dari segala sesuatu, asal mula sesuatu tersebut. Pada dasarnya filsafat merupakan dasar atau induk dari segala ilmu. Sebuah ilmu yang akan dihasilkan biasanya dibicarakan terlebih dahulu dalam dunia atau kajian filsafat. Filsafat mencoba membuat jawaban atas segala sesuatu secara mendasar. Pada dasarnya filsafat adalah ilmu berpikir yang memenuhi syarat- syarat tertentu. Sedangkan agama merupakan wahyu atau ajaran Tuhan. Agama mencoba menjawab persoalan yang tidak dapat dipecahkan dengan akal pikiran manusia. Ketika filsafat dan ilmu pengetahuan tidak bisa menjawab sebuah masalah, maka agamalah yang kemudian menjawabnya.

description

 

Transcript of Hubungan ilmu, agama dn filsafat

Page 1: Hubungan ilmu, agama dn filsafat

HUBUNGAN ILMU, FILSAFAT DAN AGAMA

 

A.      Pengantar

Ilmu pengetahuan merupakan implementasi dari pengetahuan yang didasarkan atas rasio dan

kaidah-kaidah yang ada. Dengan ilmu pengetahuan kita dapat mengetahui sesuatu dengan lebih

jelas lagi. Bahkan dengan ilmu pengetahuan manusia memenuhi kodratnya yaitu menjadi

khalifah di bumi. Karena dengan ilmu pengetahuanlah, manusia dapat memanfaatkan semua

fasilitas yang ada di bumi ini dengan sabaik-baiknya, tanpa mengadakan perusakan.

Sedangkan filsafat merupakan ilmu atau kajian yang membahas mengenai hakekat dari segala

sesuatu, asal mula sesuatu tersebut. Pada dasarnya filsafat merupakan dasar atau induk dari

segala ilmu. Sebuah ilmu yang akan dihasilkan biasanya dibicarakan terlebih dahulu dalam dunia

atau kajian filsafat. Filsafat mencoba membuat jawaban atas segala sesuatu secara mendasar.

Pada dasarnya filsafat adalah ilmu berpikir yang memenuhi syarat-syarat tertentu.

Sedangkan agama merupakan wahyu atau ajaran Tuhan. Agama mencoba menjawab persoalan

yang tidak dapat dipecahkan dengan akal pikiran manusia. Ketika filsafat dan ilmu pengetahuan

tidak bisa menjawab sebuah masalah, maka agamalah yang kemudian menjawabnya.

Ketiga hal tesebut mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Hubungan

yang terjadi antara ketiganya dapat berupa hubungan searah maupun dua arah. Hubungan yang

terjadi antara ketiga aspek tersebut bukanlah hubungan yang dapat dinilai atau dilihat hanya

dalam sekali memandang saja maupun sekali belajar saja. Akan tetapi hubungan antara ketiganya

ini dapat dilihat dengan jelas sekali. Bahkan dapat dikatakan hubungan antara ketiganya tersebut

merupakan hubungan yang sangat penting dan perlu dikaji lebih mendalam secara filosofis, dan

perlu ditinjau dari segi pandangan islam.

Maka dari itu kami di sini mencoba untuk membahas hubungan dari ketiga hal tesebut dengan

mengacu pada referensi yang ada dan dengan pengetahuan yang kami miliki baik melalui

penafsiran terhadap ayat maupun yang lainnya.

Page 2: Hubungan ilmu, agama dn filsafat

B.     Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan metodis, pendekatan

yang digunakan adalah empiris-terikat dimensi ruang dan waktu serta berdasarkan kemampuan

panca indra manusia, rasional dan umum.

Ilmu pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah selesai dipikirkan. Ia merupakan suatu hal yang

tidak mutlak. Kebenaran yang dihasilkan ilmu pengetahuan bersifat relatif (nisbi), positif dan

terbatas. Hal ini disebabkan ilmu pengetahuan tidak mempunyai alat lain dalam menguak rahasia

alam kecuali indra dan kecerdasan (otak).

Tiap cabang ilmu menghadapi soal-soal yang tidak dapat dipecahkan oleh cabang ilmu itu

sendiri. Ia membutuhkan campur tangan ilmu-ilmu yang lain. Misalnya pembahasan fiqih tidak

bisa terlepas dari pembahasan sosiologi, psikologi, statistik dan lain-lain. Ilmu pengetahuan

adalah teka-teki yang apabila suatu persoalan telah diselesaikan, maka timbullah soal-soal lain

dari penyelesaian tersebut. Ilmu pengetahuan tidak mampu menjawab pertanyaan mengenai inti

atau hakekat sesuatu secara mendalam. Ia tidak mampu megobati kerinduan dan kehausan

manusia terhadap cinta mutlak dan abadi. Sebagian pertanyaan-pertanyaan yang tidak mampu

dijawab oleh ilmu pengetahuan itu akan dijawab oleh filsafat sebagai ilmu universal.

Menurut pandangan islam ilmu pengetahuan berasal dari Allah Yang Maha Tahu. Ia menurunkan

ayatnya yang berupa ayat kauniyah dan qauliyah(qur’aniyah). Setelah manusia mengetahui

mengenai dua ayat tadi yaitu ayat kauniyah dan ayat qur’aniyah, maka manusia

menginterpretasikannya, selanjutnya lahirlah ilmu pengetahuan, perintah agar manusia

menginterpretasikan ayat-ayat tersebut terdapat dalam surah al alaq ayat 1-5. dan juga tafsir

surah ali imran ayat 190-191. hasil dari interpretasi tersebut berupa ilmu pengetahuan.

Hasil dari interpretasi alam atau ayat kauniyah melahirkan ilmu botani, geologi, biologi, fisika,

astronomi, kimia, geografi, antropologi, sedangkan ayat kauniyah yang berupa manusia

melahirkan ilmu psikologi, sosiologi politik.

Page 3: Hubungan ilmu, agama dn filsafat

Hasil interpretasi dari ayat quraniyah dalam alqur’an dan hadist menghasilkan ilmu seperti ilmu

fiqih, tasawuf, tafsir, ulumul hadist, tauhid, ushul fiqh. Demikianlah ilmu pengetahuan menurut

pandangan islam dan ilmu ini akan berhungan dengan filsafat dan juga agama.

C.    Filsafat

Filsafat ini akan mengajari manusia untuk menjadi manusia yang sebenarnya, yaitu manusia

yang mengikuti kebenaran, mempunyai ketenangan pikiran, kepuasan, kemantapan hati,

kesadaran akan arti dan tujuan hidup, gairah rohani dan keinsafan, kemudian

mengaplikasikannya dalam bentuk topangan atas dunia baru, menuntun kepadanya, mengabdi

kepada cinta mulia kemanusiaan, berjiwa dan bersemangat universal dan sebagainya.

Pada dasarnya filsafat merupakan cara berpikir yang sistematis, koheren, sinoptik, konsepsional,

rasional dan mengarah pada pandangan dunia. Filsafat merupakan berpikir tentang hakekat dari

segala sesuatu. Baik dari segi ontologinya, epistemologinya, dan aksiologinya.

Adapun alat yang dipergunakan filsafat adalah akal yang merupakan satu bagian dari rohani

manusia. Keseluruhan rohani-perasaan, akal, intuisi, pikiran dan naluri atau seluruh kedirian

manusia tentunya lebih ampuh dan manjur daripada sebagian dari padanya. Sedangkan

keseluruhan rohani itu sendiri merupakan bagian dari manusia. Manusia merupakan makhluk

yang tidak se mpurna. Sebuah intuisi yang tidak sempurna tidak dapat mencapai kebenaran yang

sempurna, kecuali apabila mendapat uluran tangan dari Yang Maha Sempurna. Dengan demikian

bisa dikatakan bahwa kebenaran ilmu pengetahuan dapat bersifat positif dan relatif karena

bersandar pada kemampuan manusia semata, kebenaran filsafat juga kebenaran relatif, alternatif

dan spekulatif, karena ia bersandar pada kemampuan akal juga. Tak ada satupun jawaban filsafat

yang mutlak sempurna.

Jika suatu masalah tidak terjawab dengan ilmu pengetahuan dan filsafatpun terdiam atau

memberikan jawaban dugaan, spekulasi, terkaan, sangkaan, dan perkiraan, maka manusia berada

dalam kebingungan. Sebagian mereka mengambil jawaban dari instansi yang dipercayai lebih

tinggi daripada ilmu pengetahuan dan filsafat dan lebih menentramkan jiwa yaitu agama. Orang

yang berpikir bebas tentang ketuhanan mengambil beberapa jalan, yaitu: anti Theis (mengakui

Tuhan tapi ingkar), Atheisme (tidak mengakui adanya Tuhan), non theis(tidak ambil pusing

Page 4: Hubungan ilmu, agama dn filsafat

tentang ada dan tidaknya Tuhan) dan Theis ( mengakui adanya Tuhan tapi belum tentu

beragama).

Dalam filsafat juga dibicarakan yaitu hakekat Tuhan atau pencipta, dalam kajiannya pencipta

dapat dicari dengan menggunakan akal semata tanpa bantuan wahyu. Bahkan ibn Tufail

mengatakan penemuan Tuhan dengan akal dan dengan wahyu tersebut hasilnya sama saja. Hal

ini mengindikasikan bahwa wahyu fungsinya memperkuat penemuan akal.

D.    Agama

Sesuatu yang berkaitan dengan agama menjadi persoalan yang sarat emosi, subyektivitas,

kecenderungan dan kadang sifat tidak mengenal tawar menawar. Realitas ini dikatakan konsepsi

tentang agama menyangkut kepentingan agama tersebut, keyakinan dan perasaan.

Agama berasal dari bahasa sanskerta yaitu a dan gam yaitu tidak pergi, sedangkan dalam bahasa

arab yaitu din dan dalam bahasa latin yaitu relegere yang berarti undang-undang.

Agama adalah sesuatu yang berasal dari Tuhan, berupa ajaran tentang ketentuan, kepercayaan,

kepasrahan dan pengamalan, yang diberikan kepada makhluk yang berakal demi keselamatan

dan kesejahteraanya di dunia dan akherat. Agama merupakan kebenaran mutlak karena

bersumber dari Tuhan.

Manusia yang memiliki potensi akal, berkesanggupan untuk mengerti dan memahami

sedikit tentang realitas kosmis kemudian mengolah dan merubah sebatas kemampuan,

serta menjelajahi dunia rohaniah. Pemahaman dan penyelidikan akal terbatas pada dunia

yang tampak dan hasilnya tidak sanggup memberikan kepastian. Karena itu manusia

harus berhenti dari aktifitas akalnya, ketika akal telah sampai pada batas kulminasinya

dan berpindah pada keimanan ketika berbicara tentang Tuhan, akherat dan sesuatu yang

berada diluar kemampuan akal. Akal memberikan kebebasan kepada manusia untuk

percaya dan tidak percaya tentang wujud Tuhan. Tapi agama dan perasaan mewajibkan

untuk percaya bahwa Tuhan itu ada. Tuhan tidak dapat digapai oleh rasio manusia.

Meskipun manusia berpikir tentang Tuhan dengan filsafat, tapi pada akhirnya harus

Page 5: Hubungan ilmu, agama dn filsafat

mengakui adanya Tuhan dengan firmanNya. Jadi bisa dikatakan bahwa agama memiliki

kebenaran yang mutlak.

Tuhan menciptakan manusia dengan keterbatasan akalnya, bukan berarti Tuhan mencelakakan,

membingungkan atau menyengsarakan manusia, tapi justru dengan adanya keterbatasan itu akan

menunjukkan adanya Yang Maha Sempurna. Tuhan memberikan jalan kebebasan terhadap

kebingungan dan problematika manusia yang tidak bisa terselesaikan.

Allah berkenan menurunkan wahyuNya kepada umat manusia sebagai petunjuk, cahaya, dan

rahmat, agar mereka menemukan kebenaran yang hakiki dan asasi yang tidak dapat dicapai

sekedar dengan akalnya. Juga agar manusia mendapat jawaban yang pasti atas persoalan-

persoalan yang tidak dapat dipecahkan oleh ilmu pengetahuan dan filsafat.

Berulangkali allah berfirman bahwa Dialah Yang Maha Benar dan sumber segala kebenaran. Al

Qur’an yang merupakan firmanNya adalah kitab kebenaran, diturunkan sebagai petunjuk, rahmat

dan cahaya bagi semesta alam. Disamping itu Allah juga menegaskan bahwa islam adalah agama

yang benar. Dengan ajaran islam yang tertuang dalam al Qur’an, Allah memutuskan berbagai

problema asasi yang tidak dapat dipecahkan dengan akal manusia.

Di dalam firman Allah, dituliskan: Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-

kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.

Dan juga terdapat dalam surah al Kahfi: 29

 Dan Katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin

(beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir”.

Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya

mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum

dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling

buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

E.     Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan dengan Filsafat

Page 6: Hubungan ilmu, agama dn filsafat

Pada dasarnya filsafat merupakan induk dari segala ilmu dan dapat dikatakan bahwa semua ilmu

pengetahuan pada mulanya berasal dari kajian filsafat. Filsafat merupakan sistem berpikir yang

menyeluruh, maka dari itu sebelum menjadi disiplin ilmu yang mandiri semua ilmu pengetahuan

berasal dari kajian filsafat. Namun setelah ilmu tersebut berkembang dengan pesatnya dan

mempunyai metode dan pendekatan tersendiri dalam mencari bukti kebenarannya, maka ilmu

tersebut berpisah atau memisahkan diri dari filsafat.

Garapan filsafat berbeda dengan garapan ilmu pengetahuan. Antara keduanya saling

membutuhkan. Dalam kenyataan setiap ilmu vak memerlukan falsafahnya, seperti dalam

ilmu pendidikan ada falsafah pendidikan, dalam ilmu hukum terdapat falsafah hukum dan

dalam ilmu politik terdpat falsafah politik. Filsafat sebagai penggambaran pikiran secara

radikal sanggup menembus apa-apa dibalik fakta, sehingga dapat memberikan kepuasan

pada manusia. Sebab dengan demikian manusia disamping mengetahui apa yang tersurat

juga mengetahui apa yang tersirat dengan daya pikirnya.

Dengan demikian menjadi lengkaplah kebutuhan manusia untuk memahami keberadaan

ini dari sisi tersurat dengan jangkauan indranya dan dai sisi tersirat dengan jangkauan

pikiran filosofisnya.

F.     Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan dengan Agama

Ilmu pengetahuan merupakan hasil pengolahan akal (berfikir) dan perasaan manusia tentang

sesuatu yang diketahui melalui pengalaman, informasi dan perasaan.

Ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri diantaranya :

obyek ilmu pengetahuan adalah empiris, yaitu fakta-fakta empiris yang dapat dialami langsung

oleh manusia dengan menggunakan panca indranya.

1. Ilmu pengetahuan mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu mempunyai sistematika,

hasil yang diperoleh bersifat rasional, obyektif rasional, universal dan kumulatif.

2. Ilmu dihasilkan dari pengamatan, pengalaman, studi dan pemikiran, baik melalui

pendekatan deduktif maupun induktif atau keduanya.

Page 7: Hubungan ilmu, agama dn filsafat

3. Sumber dari segala ilmu adalah Tuhan, karena dia yang menciptakan.

4. Fungsi ilmu adalah untuk keselamatan, kebahagiaan, pengamanan manusia dari segala

sesuatu yang menyulitkan.

Ilmu pengetahuan dapat dibuat sehingga sebagai standar kualitas tertinggi dalam

pandangan islam diantaranya:

1. Ilmu pengetahuan adalah alat untuk mencari kebenaran. Dengan kekuatan intelegensi

yang dibimbing oleh hati nurani, manusia dapat menemukan kebenaran dalam hidupnya

sekalipun hasilnya relatif.

2. Ilmu pengetahuan sebagai prasyarat amal saleh.

3. ilmu pengetahuan adalah alat untuk mengelola sumber-sumber alam untuk mencapai

ridha Allah.

4. ilmu pengetahuan sebagai penghubung daya pikir. Ilmu pengetahuan dapat dilihat dari

dua visi, yaitu sebagai produk berpikir dan sebagai kegiatan dan pengembangan daya

pikir.

5. ilmu pengetahuan sebagai hasil pengembangan daya pikir. Manusia adalah makhluk yang

berpikir dari lahir sampai masuk liang lahat. Berpikir pada dasarnya adalah sebuah proses

yang membuahkan ilmu pengetahuan. Penggunaan daya pikir selalu dianjurkan oleh

Allah untuk menghasilkan ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan dikembangkan dalam rangka melaksanakan amanah Allah dalam

mengendalikan alam dan isinya, sehingga dengan bertambahnya ilmu pengetahuan

seseorang bertambah pula petunjuk Tuhan atau Allah. Jadi semakin tinggi ilmu

pengetahuan seseorang semakin ia mengetahui kedudukannya yang dhif di hadapan

Allah.karena itulah ilmu pengetahuan mempunyai nilai yang pragmatis apabila ilmu

tersebut dapat mempertebal keimanan dan ketaqwaan seseorang dan menumbuhkan daya

kreatifitas dan produktifitas sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi.

Dalam ajaran islam, ilmu haruslah yang rasional, sesuai dengan akal dan dapat dijangkau dengan

kekuatan akal pikiran manusia. Walaupun demikian masih ada ilmu yang belum dapat dicapai

oleh pikiran. Bentuk ilmu ini menunggu perkembangan atau modifikasi ilmu-ilmu sebelumnya.

Page 8: Hubungan ilmu, agama dn filsafat

Implementasinya, epistimologi senantiasa mendorong dinamika berpikir secara kritis, sehingga

perkembangan ilmu pengetahuan lebih cepat dicapai bila ilmuwan memperkuat penguasaanya.

Ilmu pengetahuan itu sendiri terbagi menjadi 2 kelompok.

1. Ilmu fardhu (wajib) untuk diketahui oleh semua orang muslim yaitu ilmu agama, ilmu

yang bersumber dari kitab suci.

2. Ilmu yang merupakan fardhu adalah ilmu yang dimanfaatkan untuk memudahkan urusan

hidup duniawi, misalnya kita berhubungan dengan alam seperti ilmu biologi, geologi, dll,

yang berhubungan dengan manusia seperti kedokteran, psikologi, dll yang berhubungan

dengan kehidupan sosial manusia seperti politik, hukum dll.

Ilmu pengetahuan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan islam, karena

perkembangan masyarakat islam serta tuntutannya dalam membangun seutuhnya sangat

ditentukan oleh kualitas dan kuantitas ilmu pengetahuan yang dicerna melalui pendidikan.

Pada dasarnya semua ilmu tersebut berhubungan dengan agama. Agama mengatur penggunaan

ilmu tersebut agar digunakan untuk kemaslahatan umat. Dan ilmu pengetahuan dikatakan

bermanfaat jika dengan ilmu tersebut dapat bertambah keimanan dan ketaqwaan seseorang

kepada Allah.

G.    Hubungan Antara Filsafat dengan Agama

Hubungan antara filsafat dengan agama sudah dicuplik sedikit di depan. Jadi pada intinya antara

filsafat dengan agama tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu mencari hakekat segala

sesuatu dan mencari jawaban yang tidak bisa dipecahkan dengan ilmu pengetahuan. Contohnya

pencarian terhadap Tuhan atau dalam islam disebut dengan Allah. Hal itu juga dibahas dalam

filsafat.

Kalau agama mencarinya dengan metode menafsirkan wahyu yang turun, sedangkan filsafat

dengan berpikir secara mendalam tentang apa yang ada disekitar kita. Dalam filsafatnya ibn

Tufail dijelaskan dalam cerita Hayy bin Yaqan bahwa antara filsafat dengan agama terjadi

kesinambungan penemuan yaitu sama-sama menemukan Tuhan yang satu.

Page 9: Hubungan ilmu, agama dn filsafat

Persamaannya adalah sama-sama mengkaji tentang ayat Tuhan. Kalau agama mengkaji atau

melalui ayat qauliyah sedangkan filsafat melalui ayat kauniyah, yaitu dengan berpikir tentang

alam yang ada disekitar kita. Kalau kita lihat hubungan antara keduanya ini menjadi hubungan

searah yaitu sama-sama menuju kepada pencarian Tuhan dan sama-sama menemukan kebenaran

tentang adanya Tuhan hanya saja jalannya berbeda.

H.    Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan, Filsafat dan Agama

Allah berfirman:

Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembah- nya dan kembali kepada

Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-

Ku,

 Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. mereka Itulah

orang-orang yang Telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai

akal.

Dan Rasulullah pernah bersabda:

Hikmah itu adalah barang hak milik orang yang beriman, dimanapun mereka temukan hikmah

itu, mereka paling berhak untuk memilikinya.”

Dari ayat dan hadits di atas, dapat ditimba pemahaman bahwa disamping ada kebenaran mutlak

yang terdapat dalam agama dan terejawantahkan dalam wujud al Qur’an, juga diakui adanya

kebenaran yang sesuai dengan kebenaran mutlak, yaitu kebenaran yang bertentangan dengan al

Qur’an. Kebenaran tersebut merupakan hasil usaha manusia dengan akalnya. Akal adalah

pemberian Allah yang Maha Benar, dan Allah menciptakannya tidaklah dengan kesia-siaan.

Karena itu akal bukanlah untuk disia-siakan tetapi untuk dimanfaatkan. Jadi bisa dikatakan selain

ada kebenaran mutlak yang langsung datang dari Allah, diakui pula keberadaan kebenaran relatif

sebagai hasil budaya manusia, baik berupa kebenaran spekulatif (filsafat) maupun kebenaran

positif (ilmu Pengetahuan). Manusia hanya dapat hidup dengan wajar dan benar manakala ia mau

Page 10: Hubungan ilmu, agama dn filsafat

mengikuti kebenaran mutlak sekaligus mengakui eksistensi dan fungsi kebenaran-kebenaran lain

yang sesuai dengan kebenaran mutlak agama tersebut.

Wilayah agama, wilayah ilmu pengetahuan, dan wilayah filsafat memang berbeda. Agama

mengenai soal kepercayaan dan ilmu mengenai soal pengetahuan. Pelita agama ada di hati pelita

ilmu ada di otak. Meski areanya berbeda sebagaimana dijelaskan di atas, ketiganya saling berkait

dan berhubungan timbal balik. Agama menetapkan tujuan, tapi ia tidak dapat mencapainya tanpa

bantuan ilmu pengetahuan dan filsafat. Ilmu yang kuat dapat memperkuat keyakinan keagamaan.

Agama senantiasa memotifasi pengembangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan akan

membahayakan umat manusia jika tidak dikekang dengan agama. Dari sini dapat diambil

konklusi bahwa ilmu tanpa agama buta dan agama tanpa ilmu lumpuh.