HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KECUKUPAN AIR SUSU IBU (ASI...
Click here to load reader
Transcript of HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KECUKUPAN AIR SUSU IBU (ASI...
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
1575
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KECUKUPAN AIR SUSU IBU
(ASI)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAJORAN I
Umi Amimah1), Heni Setyowati Esti Rahayu2) Kartika Wijayanti3). 1,2,3) Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang
Abstract Exclusive breastfeeding is the best nutrition for infants during the first six months of life. Many
factors belived can affect the breast milk adequacy that one of that is husband’s support. This
study aims:to find the relationship of husband’s support with breast milk adequacy. This study:
is a cross sectional research which is done in working area of Pusesmas Kajoran 1. The sample
used ware feeding mothers who have baby age 0-24 month consistend of 107 people. The
sampling technique used proportional random sampling. The collecting data technique used
questionere research instrument. This study used Sperman Rank with statistical application
program in its processing for data the analysis technique. The result:of this study showed that
mother got good support were 78,5%, enough husband support were 18,7%, and less support
from her husband were 2,8%. Whereas for breast milk adequacy,have good breast milk
adequacy from mother’s indicator were 92,5%, enough breast milk adequacy were 7,5%, and
no mother got less for breast milk adequacy. For baby indicator’s were 94,4% baby’s have a
good breast milk adequacy, 5,6% have a enough breast milk adequacy, and no baby got less for
breast milk adequacy. The statistical test result showed there a were relationship between the
husband’s support with breast milk adequacy for mother’s indicator’s with a p value of 0,002 or
sig < 0,05, no relationship between the husband’s support with breast milk adequacy for baby’s
indicator’s with a p value 0,845 or Sig > 0,05. The suggestion:for the health workers to give
information and do collaboration with husabnd’s and family’s to give support for feeding
mother.
Keyword :Husband’s Support, Breast milk adequacy
1. PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber
gizi yang sangat ideal dengan komposisi
yang seimbang dan disesuaikan dengan
kebutuhan pertumbuhan bayi (Afifah, 2007).
ASI mengandung nutrisi-nutrisi dasar dan
elemen, dengan jumlah yang sesuai untuk
pertumbuhan bayi (Roesli,2009). Sedangkan
kecukupan ASI adalah keadaan di mana bayi
atau ibu menunjukkan beberapa tanda yang
menunjukkan adanya kepuasan dalam
produksi ataupun konsumsi ASI (Bahiyatun,
2009).
Berdasarkan data yang diperoleh dari
DINKES Kabupaten Magelang (2014),
didapatkan hasil bahwa tingkat kesadaran
pemberian ASI Eksklusif di Provinsi Jawa
Tengah dalam kategori rendah atau hanya
57,06%. Di wilayah Kabupaten Magelang
pada tahun 2013 dan 2014 data yang
diperoleh relatif stabil sebesar 87,82 %,
namun masih ada 3 wilayah prioritas yang
menjadi pantauan khusus petugas kesehatan
dalam hal pemberian ASI meliputi wilayah
Kajoran I dengan prosentase 44,73 %,
Bandongan dengan prosentase 48,12 %,
Ngablak dengan prosentase 49,31 %.
Sedangkan berdasarkan hasil studi
pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas
Kajoran I, pada bulan Februari 2016 dengan
metode wawancara, didapatkan hasil bahwa
dari 10 orang ibu menyusui bayi usia 0-24
bulan terdapat 6 orang ibu yang mengalami
masalah menyusui (diantaranya produksi ASI
sedikit yaitu 1 orang, payudara bengkak yaitu
2 orang, puting susu lecet yaitu 1 orang,
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
1576
produksi ASI sedikit disertai payudara
bengkak dan puting susu lecet sebanyak 1
orang, dan produksi ASI sedikit disertai
puting susu lecet sebanyak 1 orang) dan 4
orang lainnya dapat menyusui dengan lancar.
Sedangkan hasil wawancara dengan 2 orang
tenaga kesehatan dalam hal dukungan suami
di Wilayah Kerja Puskesmas Kajoran I rata-
rata suami hanya memberikan dukungan
dalam bentuk materi kepada istri yang
sedang menyusui dengan prosentase sebesar
6%, sedangkan untuk aspek dukungan suami
yang lain sebesar 2%-3%.
Selain itu, berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh (Arifah, Rahayuning,
Rahfuludin, 2014) di Semarang,
mendapatkan hasil bahwa suami melakukan
berbagai peran setelah persalinan salah
satunya adalah peran mencari informasi
sebesar 16,2 %. Mencari informasi tentang
ASI adalah peran dasar yang harus dilakukan
oleh suami agar tahu tentang menyusui
sehingga dapat mendukung ibu saat
menyusui secara eksklusif. Sebanyak 55%
suami tahu bahwa ASI adalah makanan
terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan, dan
informasi itu sebagian besar berasal dari
nenek moyang atau keluarga (51,2%) dan
professional kesehatan (25%). Tetapi hanya
22,5% suami yang mencoba untuk
menemukan informasi tentang menyusui
untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih
baik tentang hal itu. Sebanyak 23,8% ayah
terlibat dalam pengambilan keputusan dalam
pemberian makanan bagi bayi.
Masalah menyusui pada masa pasca
persalinan salah satunya adalah sindrom
ASI kurang, sehingga bayi merasa tidak
puas setiap setelah menyusu, bayi sering
menangis atau bayi menolak menyusu,
tinja bayi keras, payudara tidak membesar
yang mengakibatkan gagalnya pemberian
ASI pada bayi. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh (Budiati, Setyowati,
Helena, 2010), indikator kecukupan ASI
dapat dibagi menjadi dua yaitu dari segi bayi
dan dari segi ibu. Indikator yang diteliti dari
segi bayi meliputi frekuensi dan karakteristik
BAK dan BAB, frekuensi, warna, jumlah
jam tidur, serta berat badan bayi.
Produksi ASI dikatakan lancar jika
minimal 4-5 dari indikator yang diobservasi
terdapat pada bayi (≥ 4-5).Sedangkan jika
kurang dari 4 (< 4) dikatakan tidak
lancar.Sedangkan indikator dari segi ibu,
produksi ASI dikatakan lancar jika hasil
observasi terhadap responden menunjukkan
minimal 5 indikator dari 10 indikator yang
ada. Indikator itu meliputi payudara tegang
karena ASI, ibu rileks, let down reflek baik,
frekuensi menyusui > 8 kali sehari, ibu
menggunakan kedua payudara bergantian,
posisi perlekatan benar, puting tidak lecet,
ibu menyusui bayi tanpa jadwal, ibu terlihat
memerah payudara karena payudara penuh,
payudara kosong setelah bayi menyusu
sampai kenyang dan tertidur, serta bayi
nampak menghisap kuat dengan irama
perlahan (Budiati, Setyowati, Helena, 2010).
Penurunan cakupan produksi ASI pada
hari-hari pertama setelah melahirkan dapat
disebabkan oleh kurangnya rangsangan
hormon prolaktin dan oksitosin yang
sangat berperan dalam kelancaran
produksi ASI, serta tidak adanya dukungan
dari suami atau orang terdekat ibu. Upaya
pemberian dukungan dari suami kepada ibu
yang menyusui dapat meningkatkan produksi
ASI sehingga kecukupan ASI akan diperoleh.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas
maka rumusan masalah yang digunakan dalam
penelitian ini “apakah ada hubungan
dukungan suami dengan kecukupan
ASI?”.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara
dukungan suami dengan kecukupan ASI.
2. KAJIAN LITERATUR DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS (JIKA
ADA)
Banyak manfaat yang bisa dirasakan dalam
pemberian ASI bagi bayi, yaitu Pertama ASI
sebagai nutrisi, ASI merupakan sumber gizi
yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dengan kualitas dan kuantitas yang
sempurna. Air susu seorang ibu secara khusus
disesuaikan dengan kondisi bayinya. ASI
mengandung beberapa hal yang tidak bisa
didapat dari susu sapi berupa Taurin (yaitu
suatu bentuk zat putih telur yang hanya
terdapat di ASI), Laktosa (merupakan hidrat
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
1577
arang utama dari ASI yang hanya sedikit
sekali terdapat pada susu sapi), asam lemak
ikatan panjang DHA, AA, Omega-3, Omega-6
(yang merupakan asam lemak utama dari ASI)
(Moody, 2005). Sedangkan menurut (Afifah,
2007) ASI juga mengandung lebih dari 200
unsur-unsur pokok antara lain karbohidrat,
vitamin, mineral, faktor pertumbuhan,
hormon, enzim, zat kekebalan dan sel darah
putih. Semua zat ini terdapat secara
proporsional dan seimbang satu dengan yang
lainnya.
Kedua ASI dapat meningkatkan daya
tahan tubuh bayi, bayi yang baru lahir secara
alamiah mendapat immunoglobulin dari
ibunya.Dua belas jenis immunoglobulin
terdapat di dalam ASI. Sedangkan dalam
tubuh bayi teridentifikasi 30 jenis
immunoglobulin, diantaranya 18 jenis
immunoglobulin berasal dari serum darah ibu
dan 12 jenis hanya ditemukan dalam ASI.
Sehingga dalam hal ini ASI sangat berperan
besar dalam membantu meningkatkan daya
tahan tubuh. Ketiga ASI dapat meningkatkan
kecerdasan bayi melalui 3 segi berupa Asuh
menunjukkan kebutuhan bayi untuk
pertumbuhan otaknya. Untuk pertumbuhan
suatu jaringan sangat dibutuhkan nutrisi atau
makanan yang bergizi, Asih menunjukkan
kebutuhan bayi untuk perkembangan emosi
dan spiritualnya yang diwujudkan dengan
pemberian kasih sayang dan perasaan aman,
Asah menunjukkan kebutuhan akan stimulasi
atau rangsangan yang akan merangsang
perkembangan kecerdasan anak secara
optimal (Moody, 2005).
Dukungan suami merupakan salah satu
faktor penting dalam keberhasilan menyusui
(Dagun, 2002).Dukungan suami adalah
dukungan yang diberikan suami terhadap
istri, dimana suami dapat memberikan
bantuan secara psikologis baik berupa
motivasi, perhatian, dan penerimaan (Adhim,
2003).
Salah satu faktor yang berperan dalam
produksi ASI adalah dukungan suami.
Pemberian dukungan suami pada istri
terhadap produksi ASI ini dapat dilakukan
melalui dukungan emosional, dukungan
instrumental, dukungan penghargaan, serta
dukungan informasi. Dukungan emosional
merupakan dukungan yang diwujudkan
dalam bentuk perasaan mencintai, penuh
perhatian, percaya, dan perasaan saling
mengerti.Dukungan instrumental berupa
dukungan yang diwujudkan dalam
pertolongan langsung seperti melakukan
pemijatan pada ibu, merawat bayi.Dukungan
penghargaan adalah dukungan yang berupa
pemberian informasi yang menjelaskan
tentang peran pelaksanaan, bagaimana suami
atau istri dapat menampilkan perannya.Serta
dukungan informasi berupa dukungan dalam
bentuk pemberian informasi yang berguna
dan berhubungan dengan permasalahan yang
dihadapi (House, 2000).
3. METODE PENELITIAN
Penelitian hubungan antara dukungan
suami dengan kecukupan Air Susu Ibu
(ASI) di Puskesmas Kajoran I
menggunakan analisis observatif yang
menguji hubungan antara variabel bebas
dan variabel terikat..Penelitian ini
merupakan penelitian analitik
observasional dengan menggunakan
pendekatan cross sectional dimana
pengukuran variabel kecukupan ASI
sebagai variabel terikat dilakukan bersama
dengan pengukuran variabel bebas
(dukungan suami).
Lokasi penelitian ini di wilayah kerja
Puskesmas Kajoran I. Alasan melakukan
penelitian di lokasi tersebut adalah karena
wilayah Kajoran merupakan salah satu
wilayah yang menjadi prioritas dalam
pantauan pemberian ASI eksklusif.
Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik
proporsional random sampling. Teknik
pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian berupa kuesioner.
Teknik analisa data yang digunakan adalah
Sperman Rank dengan menggunakan
bantuan program aplikasi statistik dalam
pengolahannya.
Analisa multivariat, merupakan salah
satu jenis analisis statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dimana data yang
digunakan berupa banyak variabel bebas
(independen variabel) dan juga banyak
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
1578
variabel terikat (dependen variabel).
Analisa regresi yang digunakan adalah
regresi logistik.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian di wilayah
kerja Puskesmas Kajoran I yang dilakukan
pada tanggal 6 April 2016 sampai dengan 7
Mei 2016. Sebanyak 107 responden telah
berhasil peneliti dapatkan dalam penelitian
ini. Hasil analisis data yang diperoleh dari
data yang terkumpul melalui kuesioner
adalah sebagai berikut:
Table 1 Distribusi frekuensi
responden berdasarkan Dukungan
Suami pada ibu menyusui di wilayah
Puskesmas Kajoran I
No Variabel Frekuensi Prosentase
n = 107 %
1 Dukungan
Suami
a. Baik 84 78,5
b. Cukup 20 18,7
c. Kurang 3 2,8
2 Dukungan
Emosi
a. Baik 89 83, 2
b. Cukup 13 12,1
c. Kurang 5 4,7
3 Dukungan
Instrumental
a. Baik 76 71, 0
b. Cukup 28 26,2
c. Kurang 3 2,8
4 Dukungan
Penghargaan
a. Baik 89 83,2
b. Cukup 11 10,3
c. Kurang 7 6,5
5 Dukungan
Informasi
a. Baik 5 4,7
b. Cukup 37 34,6
c. Kurang 65 60,7
Sumber :data primer yang diolah, 2016
Table di atas menunjukkan bahwa
sebanyak 84 ibu menyusui (78,5%)
mendapatkan dukungan suami dengan baik,
sedangkan 20 ibu menyusui (18,7%)
mendapatkan dukungan suami yang cukup,
dan 3 ibu menyusui (2,8%) mendapatkan
dukungan suami yang kurang.
Tabel 2 Distribusi Karakteristik
responden berdasarkan Kecukupan
ASI pada ibu menyusui di wilayah
Puskesmas Kajoran I
No Variabel
Frekuensi Prosentas
e
n = 107 %
1
Kecukupan
ASIberdasa
rkan
Indikator
Ibu
a. Baik 99 92,5
b. Cukup 8 7,5
c. Kurang - -
2 Kecukupan
ASI
berdasarka
n Indikator
Bayi
a. Baik 101 94,4
b. Cukup 6 5,6
c. Kurang - -
Sumber :data primer yang diolah,2016
Kecukupan air susu ibu (ASI)
dikategorikan menjadi dua, yaitu kecukupan
berdasarkan indikator ibu dan kecukupan dari
indikator bayi yang berupa:
a. Kecukupan ASI berdasarkan indikator ibu
Berdasarkan hasil penelitian
memperlihatkan bahwa 99 ibu menyusui
(92,5%) berada dalam kategori baik
kecukupan ASI nya, dan 8 ibu menyusui
(7,5%) berada dalam kategori cukup
kecukupan ASI nya, dan tidak ada ibu
yang berada dalam kategori kurang dalam
kecukupan ASI nya.
b. Kecukupan ASI berdasarkan indikator bayi
Berdasarkan hasil penelitian
memperlihatkan bahwa 101 bayi (94,4%)
berada dalam kategori baik kecukupan ASI
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
1579
nya, dan 6 bayi (5,6%) berada dalam
kategori cukup kecukupan ASI nya.
Setelah dilakukan analisis terhadap
karakteristik responden baik berdasarkan
dukungan suami dan kecukupan ASI, maka
peneliti melakukan uji normalitas data
untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji
normalitas data menunjukkan bahwa:
Variabel Kolmogorov-Smirnov
statistic df Sig.
Dukungan
Emosi
0,100 107 0,003
Dukungan
Instrumen
0,089 107 0,037
Dukungan
Penghargaan
0,144 107 0,000
Dukungan
Informasi
0,192 107 0,000
Kecukupan 0,225 107 0,000
ASI indikator
ibu
Kecukupan
ASI indikator
bayi
0,207 107 0,000
Sumber :data primer yang diolah,2016
Oleh karena semua variabel memiliki
nilai < 0,05, maka dapat diambil kesimpulan
data memiliki distribusi tidak normal yang
dilanjutkan dengan analisa bivariate
menggunakan Uji Spearmen Rank.
Tabel 3. Hubungan antara Dukungan Suami dengan Kecukupan ASI
Sumber :data primer yang diolah, 2016
Hasil uji analisis Spearmen Rank
menunjukkan nilai p value = 0,002 sehingga
p < 0,05 yang berarti bahwa ada hubungan
antara pemberian dukungan suami dengan
kecukupan ASI berdasarkan indikator ibu.
Dan untuk indikator bayi nilai p value =
0,845 sehingga p > 0,05 yang berarti bahwa
tidak ada hubungan antara pemberian
dukungan suami dengan kecukupan ASI
berdasarkan indikator bayi.
Penilaian kecukupan ASI pada indikator
ibu, aspek yang dinilai adalah payudara ibu
tegang, let down reflek baik (Ibu merasakan
payudara kenceng-kenceng dan ASI terasa
menyemprot dengan lancar), ibu tidak
tampak merasa nyeri saat menyusu, ibu
terlihat memerah payudara karena penuh, ibu
menggunakan kedua payudara secara
bergantian, bayi dapat menyusu pada satu
payudara sampai puas dan tenang, ibu
menyusui bayinya tanpa jadwal (sesuai
kebutuhan bayi), ibu tampak rileks, keadaan
putting payudara dan areola bersih, tidak
lecet, payudara ibu tampak kosong setelah
bayi menyusu sampai kenyang dan tertidur,
ibu dapat memberikan ASI peras
menggunakan cangkir dan sendok. Salah satu
hal yang dapat menyebabkan meningkatnya
kecukupan ASI dari indikator ibu adalah
adanya dukungan suami (Hani, 2014).
Menurut Ariani (2010) saat menyusui
bayi maka akan terjadi dua refleks dalam
tubuh ibu yaitu refleks prolaktin (produksi
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
1580
ASI) dan refleks oksitosin (mengalirnya
ASI), dimana saat terjadi refleks oksitosin
Dinilah suami berperan penting dalam
menciptakan ketenangan, kenyamanan dan
kasih sayang. Kebahagiaan, ketenangan dan
kenyamanan yang dirasakan ibu akan
meningkatkan produksi hormon oksitosin
sehingga ASI mengalir dengan lancar.
Pada indikator bayi ini aspek yang dinilai
adalah frekuensi bayi buang air kecil, dimana
bayi yang cukup ASInya maka selama 24 jam
paling sedikit bayi akan BAK sebanyak 6 kali,
warna urin kuning jernih, jika ASI cukup
setelah menyusu maka bayi tertidur/tenang
selama 2-3 jam (Bobak & Lowdermilk, 2005).
Pada bayi, bentuk dukungan suami dapat
diberikan dengan carasuami ikut
menyendawakan bayi, suami ikut
menggendong bayi saat bayi menangis, dan
suami membantu mengganti popok serta suami
menyarankan ibu untuk memberikan ASI
sesuai kebutuhan bayi.
Pada reponden yang menunjukkan tanda
tidak cukup ASI meski telah mendapatkan
dukungan suami yang cukup, pada bayi usia
lebih dari 6 bulan karena bayi disusui dengan
frekuensi menyusu pada ibu hanya 4-5 kali
dalam sehari sehingga tidak memenuhi
indicator lama menyusu yang normal.
Selanjutnya, kondisi psikologis ibu sangat
berpengaruh dalam keberhasilan menyusui.
Pada ibu primipara dengan usia < 20 tahun,
sebagian besar ibu tidak mempunyai
keyakinan mampu memproduksi ASI yang
cukup sehingga akan menimbulkan stress dan
khawatir, yang dapat menganggu pemberian
ASI pada bayi sehingga akan berpengaruh
pada produksi dan kecukupan ASI
(Prasetyono, 2009). Selain itu, posisi dan
teknik menyusui yang belum baik pada ibu
primipara usia < 20 tahun akan berpengaruh
pada produksi ASI.
Posisi dan teknik menyusui yang baik
dan benar akan dapat menghisap air susu ibu
dengan baik sehingga produksi susu akan
banyak dan dapat memicu menonjolnya
putting susu ibu. Hal inilah yang akan
mempermudah bayi dalam menyusu
(Laksono, 2010). Pada beberapa
Sumber :data primer yang diolah,2016
bayi yang telah berusia > 6 bulan, sebagian
besar telah diberikan makanan pendamping
ASI (MP-ASI) oleh ibu sehingga bayi akan
merasa kenyang dan jarang menyusu. Selain
itu, pada bayi usia > 6 bulan pemberian
makanan pendamping ASI merupakan
sumber energi utama bagi bayi selain ASI
yang apabila terlambat dalam
memberikannya akan dapat menyebabkan
malnutrisi bagi bayi (Suryoprajogo, 2009).
Sedangkan untuk hasil analisis
Multivariatnya adalah:
Tabel 4
Hubungan antara Dukungan Suami dengan Kecukupan ASI dengan pendidikan
suami, pekerjaan suami, dan penghasilan berdasarkan kecukupan ASI indikator ibu
Variabel Koefisien Regresi
(β)
p OR (IK 95%)
Langkah
3
Dukungan
Suami
19,495 1,000 3E+ 008 (0,000)
Pekerjaan
Suami
1,493 0,119 4,450 (0,680-29,132)
Konstanta -21,203 1,000 0,000
Langkah
4
Dukungan
Suami
20,104 1,000 5E+008 (0,000)
Konstanta -21,203 1,000 0,000
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
1581
Tabel 5
Hubungan antara Dukungan Suami dengan Kecukupan ASI dengan pendidikan suami,
pekerjaan suami, dan penghasilan berdasarkan kecukupan ASI indikator bayi
Berdasarkan indikator ibu dukungan
suami menunjukkan p value = 1,000 >
0,05 dan memiliki nilai OR = 5E +008
sedangkan pekerjaan suami p value =
0,119 dengan OR = 4,450 pada indikator
ibu.Sedangkan untuk indikator bayi,
penghasilan menunjukkan p value =
0,528 > 0,05dengan OR = 0,465,
pekerjaan suami menunjukkan p value =
0,998 > 0,05 dengan OR = 0,000.
Akan tetapi berdasarkan indikator
ibu, pekerjaan suami dapat berfungsi
sebagai variabel penganggu dalam
dukungan suami. Dalam penelitian ini
hasilnya menunjukkan bahwa pekerjaan
suami berpotensi 4,450 kali dalam
mempengaruhi dukungan suami.
Sedangkan berdasarkan indikator bayi,
dukungan suami, pendidikan suami,
pekerjaan dan penghasilan suami tidak
berfungsi sebagai variabel penganggu
kecukupan ASI berdasarkan indikator
bayi.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang
hubungan dukungan suami dengan
kecukupan Air Susu Ibu (ASI) di wilayah
kerja Puskesmas Kajoran I, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Karakteristik responden yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Kajoran I
sebagian besar memiliki kategori usia aman
dalam bereproduksi (21-35 tahun) sebanyak
87 (81,3%), dengan sebagian besar ibu
menyusui Bergama Islam sebanyak 107
(100%). Pada pendidikan Istri, sebagian
besar reponden memiliki pendidikan SMP
sebanyak 44 (41,1%). Untuk pekerjaan istri
sebagian besar reponden bekerja dalam
sektor informal sebesar 81 reponden
(75,7%). Sedangkan berdasarkan
penghasilan, sebagian besar reponden
memiliki penghasilan keluarga dibawah
atau sama dengan UMR (≤ UMR) sebesar
89 reponden (83,1%).
2. Karakteristik reponden berdasarkan
dukungan suami, sejumlah 84 ibu menyusui
mendapatkan dukungan suami yang baik
sebesar 78,5%.
3. Karakteristik kecukupan ASI reponden
berdasarkan indikator ibu dan bayi berupa,
dari indikator ibu 99 ibu menyusui (92,5%)
memenuhi kecukupan ASI dalam kategori
baik. Sedangkan kecukupan ASI dari
indikator bayi 101 ibu menyusui (94,4%)
dapat memenuhi ASI pada bayinya dengan
baik.
4. Terdapat hubungan antara variabel
dukungan suami dengan kecukupan Air
Susu Ibu (ASI) berdasarkan indikator ibu
dan tidak terdapat hubungan antara
dukungan suami dengan kecukupan Air
Susu Ibu (ASI) berdasarkan indikator bayi.
5. Hasil analisis multivariate membuktikan
bahwa berdasarkan indikator ibu pekerjaan
suami berpotensi 4,450 kali dalam
mempengaruhi dukungan suami dan
dukungan suami, penidikan suami,
pekerjaan dan penghasilan suami tidak
berfungsi sebagai variabel pengganggu
kecukupan ASI berdasarkan indikator bayi.
THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta
1582
6. REFERENSI
Afifah, D.N. (2007). Faktor yang
Berperan dalam Kegagalan Praktik
Pemberian ASI Eksklusif (Studi
Kualitatif di Kecamatan Tembalang,
Kota Semarang Tahun 2007).
Arifah, I., Rahayuning, D., Rahfuludin,
M.Z,. (2014). Father’s Roles on the
Exclusive Breastfeeding Practice.
Jurnal KESMAS Vol. 8 No.2,
September 2014:83-92. Diakses
tanggal 20 Januari 2016.
Ariani. (2010). Ibu Susui Aku!.
Bandung: Khazanah Intelektual.
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta:
EGC.
Budiati, T. Setyowati., Helena. (2010).
Peningkatan Produksi ASI Ibu Nifas
Seksio Sesarea Melalui Pemberian
Paket “ Sukses ASI”. Jakarta: Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia, Volume 13, No. 2, Juli 2010;
Hal 59-66.
Dagun, S.M. (2002). Psikologi
Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
DINKES. (2014). Resume Profil
Kesehatan Kabupaten Magelang.
Hani, R. M. 2014. Hubungan
Dukungan Suami Terhadap
Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif
pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan. Jakarta: Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
House, J.S., Landis, K. R., &
Umberson, D. (2000). Social
Relationship and Health Science, 241
(4865), 540-545.
Laksono, K. (2010). Dahsyatnya ASI
dan Laktasi. Yogyakarta: Medika Baca.
Moody, J. (2005). Menyusui: Cara
Mudah, Praktis, & Nyaman. Jakarta :
EGC.
Prasetyono. D.S. (2009). Buku Pintar
ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press.
Roesli, U. (2007). Inisiasi Menyusu
Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta:
Pustaka Bunda.
Roesli, U. (2009). Panduan Praktis
Menyusui. Jakarta: Pustaka Bunda.