Hukum Diplomatik Konsuler - Kasus Kolombia dan Amerika Serikat
HUBUNGAN DAN ORGANISASI...
-
Upload
truongthuy -
Category
Documents
-
view
260 -
download
0
Transcript of HUBUNGAN DAN ORGANISASI...
1 Rochimudin, S.Pd. http://pkndisma.blogspot.com
PERWAKILAN DIPLOMATIK
Standar Kompetensi : Menganalisis hubungan internasional
Kompetensi Dasar : Menganalisis fungsi perwakilan diplomatik
Indikator:
Pertemuan 1:
o Mendeskripsikan pengertian perwakilan diplomatik dan perwakilan konsuler
o Mengidentifikasikan perbedaan perwakilan diplomatik dengan perwakilan konsuler
Pertemuan 2:
o Menguraikan tingkatan perwakilan diplomatik dan perwakilan konsuler
o Menganalisis fungsi perwakilan diplomatik
Tujuan Pembelajaran :
Dengan diskusi siswa diharapkan dapat:
Pertemuan 1:
o Mendeskripsikan pengertian perwakilan diplomatik dan perwakilan konsuler
o Mengidentifikasikan perbedaan perwakilan diplomatik dengan perwakilan konsuler
Pertemuan 2:
o Menguraikan tingkatan perwakilan diplomatik dan perwakilan konsuler
o Menganalisis fungsi perwakilan diplomatik
Petunjuk Belajar Modul:
1. Dengan modul ini diharapkan siswa dapat belajar secara mandiri konsep perwakilan
diplomatik tanpa atau dengan bimbingan guru.
2. Modul ini dikembangkan dari konsep yang mudah ke yang sulit, dari konsep nyata ke
konsep yang abstrak dan dari konsep yang sederhana ke konsep yang rumit.
3. Belajarlah secara berkelompok dengan anggota kelompok maksimal 6 orang.
4. Baca baik-baik Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Tujuan
Pembelajaran.
Cinta Indonesia
AKU BANGGA INDONESIA TANAH AIRKU
HUBUNGAN DAN ORGANISASI INTERNASIONAL
Kelas / Semester : XI / 2
2 Rochimudin, S.Pd. http://pkndisma.blogspot.com
Prasyarat Sebelum Belajar:
Sebelum mempelajari pengertian budaya politik, peserta didik diharapkan mampu
menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sebagai apersepsi:
1. Jelaskan pengertian perwakilan diplomatik dan perwakilan konsuler?
2. Sebutkan 2 perbedaan perwakilan diplomatik dengan perwakilan konsuler!
3. Sebutkan dan jelaskan 3 tingkatan perwakilan diplomatik dan perwakilan konsuler!
4. Bagaimanakah fungsi perwakilan diplomatik?
Materi Pembelajaran:
Pengertian Politik Luar negeri
Menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik
Indonesia (1984-1988), politik luar negeri diartikan sebagai “suatu kebijaksanaan yang
diambil oleh pemerintah dalam rangka hubungannya dengan dunia internasional dalam
usaha untuk mencapai tujuan nasional”. Dalam dokumen Rencana Strategi Pelaksanaan
Politik Luar Negeri Republik Indonesia (1984-1989) yang telah ditetapkan oleh Menteri
Luar Negeri RI tanggal 19 Mei 1983, dijelaskan bahwa sifat Politik Luar Negeri adalah: (1)
Bebas Aktif ; (2) Anti kolonialisme ; (3) Mengabdi kepada Kepentingan Nasional ; dan, (4)
Demokratis. Bebas Artinya kita bebas menentukan sikap dan pandangan kita terhadap
masalah-masalah internasional dan terlepas dari ikatan kekuatan-kekuatan raksasa dunia
secara ideologis bertentangan (Timur dengan komunisnya dan Barat dengan liberalnya).
Sedangkan Aktif Artinya kita dalam politik luar negeri senantiasa aktif memperjuangkan
terbinanya perdamaian dunia. Aktif memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan, aktif
memperjuangkan ketertiban dunia, dan aktif ikut serta menciptakan keadilan sosial dunia.
Landasan hukum pelaksanaan politik luar negeri Indonesia 1) Pancasila
2) Pembukaan UUD 1945 alinea I dan IV .
3) Pasal 11 ayat 1 UUD 1945 : “ Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain
4) Pasal 13 UUD 1945 menyebutkan bahwa:
a. Presiden mengangkat duta dan konsul.
b. Dalam hal mengangkat duta; Presiden memperhatikan pertimbangan DPR.
c. Presiden menerima penempatan duta negara lain dngn memperhatikan
pertimbangan DPR.
5) Undang-undang No. 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri
6) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional
7) Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 2003 tentang Organisasi Perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri;
Tujuan politik luar negeri Tujuan politik luar negeri setiap negara adalah mengabdi kepada tujuan nasional
negara itu sendiri. Tujuan nasional bangsa Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD
1945 Alinea keempat yang menyatakan ”… melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian
abadi dan keadilan sosial …” Menurut Drs. Moh. Hatta, tujuan politik luar negeri
Indonesia, antara lain sebagai berikut:
a. mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara;
b. memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbesar
kemakmuran rakyat;
c. meningkatkan perdamaian internasional;
d. meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa.
3 Rochimudin, S.Pd. http://pkndisma.blogspot.com
Politik luar negeri Indonesia oleh pemerintah dirumuskan dalam kebijakan luar negeri yang
diarahkan untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional. Kebijakan luar negeri oleh
pemerintah dilaksanakan dengan kegiatan diplomasi yang dilaksakan oleh para diplomat.
Dalam menjalankan tugasnya para diplomat dikoordinasikan oleh Departemen Luar Negeri
yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri. Tugas diplomat adalah menjembatani
kepentingan nasional negaranya dengan dunia internasional.
Pedoman perjuangan politik luar negeri
Dalam No. XII/MPRS/1966 tentang PENEGASAN KEMBALI LANDASAN
KEBIJAKSANAAN POLITIK LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA disebutkan
bahwa : Pedoman perjuangan Politik Luar Negeri didasarkan atas :
1. Dasa-sila Bandung yang mencerminkan solidaritas Negara-negara Afrika dan Asia,
perjuangan melawan imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasinya serta mengandung sifat non intervensi;
2. Prinsip bahwa masalah Asia hendaknya dipecahkan oleh bangsa Asia sendiri secara
Asia, dan kerjasama regional;
3. Pemulihan kembali kepercayaan Negara-negara/Bangsa-bangsa lain terhadap maksud
dan tujuan Revolusi Indonesia dengan cara memperbanyak kawan daripada lawan,
menjauhkan kontradiksi dengan mencari keserasian sesuai dengan falsafah Pancasila;
4. Pelaksanaan dilakukan dengan keluwesan dalam pendekatan dan penanggapan, sehingga
pengarahannya harus untuk kepentingan Nasional terutama peng-ambeg-parama-artaan
kepentingan ekonomi Rakyat.
Prinsip-prinsip pokok politik luar negeri indonesia
Prinsip-prinsip pokok yang menjadi dasar politik luar negeri Indonesia :
1) Negara kita menjalani politik damai.
2) Negara kita bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling menghargai dengan tidak
mencampuri soal susunan dan coroak pemerintahan negeri masing-masing.
3) Negara kita memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan organisasi internsional
untuk menjamin perdamaian yg kekal.
4) Negara kita berusaha mempermudah jalannya pertukaran pembayaran internasional.
5) Negara kita membantu pelaksanaan keadilan sosial internasional dengan berpedoman
pada Piagam PBB.
6) Negara kita dalam lingkungan PBB berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan
bangsa-bangsa yang masih dijajah, sebab tanpa kemerdekaan, persaudaraan dan
perdamaian internasional itu tidak akan tercapai.
Pelaksanaan politik luar negeri
Politik Luar Negeri di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004 – 2009,
dalam visi dan misi beliau diantaranya dengan melakukan usaha memantapkan politik luar
negeri. Yaitu dengan cara meningkatkan kerjasama internasional dan meningkatkan
kualitas diplomasi Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional. Prestasi
Indonesia sejak 1 Januari 2007 menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB,
dimana Republik Indonesia dipilih oleh 158 negara anggota PBB. Tugas Republik
Indonesia di Dewan Keamanan PBB adalah :
1) Ketua Komite Sanksi Rwanda
2) Ketua komite kerja untuk pasukan penjaga perdamaian
3) Ketua Komite penjatuhan sanksi untuk Sierra Leone
4) Wakil Ketua Komite penyelesaian konfik Sudan
5) Wakil Ketua Komite penyelesaian konflik Kongo
4 Rochimudin, S.Pd. http://pkndisma.blogspot.com
6) Wakil Kertua Komite penyelesaian konflik Guinea Bissau
Baru-baru ini Indonesia berani mengambil sikap sebagai satu-satunya negara anggota tidak
tetap DK PBB yang bersikap abstain ketika semua negara lainnya memberikan dukungan
untuk memberi sanksi pada Iran. Contoh pelaksanaan politik luar negeri Indonesia :
NO.
JENIS
Keterangan/Uraian
Manfaat yang diperoleh
1 Bilateral Persetujuan RI dan RRC mengenai Dwi Kewarganegaraan, telah disahkan dengan keluarnya Undang-Undang No. 2 Tahun 1958.
Ada kejelasan dalam penga-turan kewarganegaraan keturunan Cina yang sudah berumur 18 tahun, apakah mau menjadi WNI atau kembali menjadi warga negara Cina dengan sukarela.
Perjanjian RI – Malaysia tentang Penetapan Garis Landas Kontinen kedua nega-ra (di selat Malaka dan Laut Cina Selatan) ditandatangani pada tanggal 27 Oktober 1969 dan mulai berlaku tanggal 7 November 1969.
Ada kejelasan (terhindar dari konflik) dalam pemanfaatan laut baik sebagai sarana transportasi air maupun untuk kepentingan penangkapan ikan, eksplorasi kekayaan laut, mineral dan tambang.
2 Regional Pembentukan ASEAN yang diprakarsai oleh pemimpin Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand melalui Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967.
Mempercepat proses pertum-buhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan budaya. Demikian juga, jika terjadi konflik hal ini dapat dengan mudah dilesaikan melalui jalan damai.
Persetujuan dibentuknya kawasan perdagangan bebas ASEAN yaitu AFTA (ASEAN Free Trade Area), yang ditandatangani pada tahun 1995 oleh negara-negara Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.
Dapat meningkatkan investasi langsung ke negara-negara ASEAN, dan khususnya nega-ra Indonesia.
Meningkatkan daya saing dan penghapusan bea ekspor – impor bagi negara-negara yang berada di kawasan ASEAN (termasuk negara Indonesia).
3 Multilateral Masuknya negara RI menjadi anggota PBB (pertama kali pada tanggal 28 Sep 1950), kemudian keluar pada tanggal 7 Januari 1965 dan masuk kembali pada tanggal 28 September 1966.
Mempercepat proses penyele-saian konflik Indonesia – Belanda (penjajah), sehingga mau mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.
Pembentukan Gerakan Negara-negara Non Blok me-lalui KTT yang pertama pada tahun 1961 di Beograd (Yugoslavia) dan dipelopori oleh negara Indonesia, Yugos-lavia, Mesir, India dan Ghana.
Sebagai wadah dalam upaya menumbuhkan sikap solideri-tas negara-negara di kawasan Asia – Afrika dalam memper-juangkan kemerdekaannya sekaligus melawan kolonia-lisme, rasialisme dan zionisme.
Pengesahan Konvensi Inter-nasional tentang Penghapusan segala bentuk diskriminasi rasial 1965, dengan dikeluar-kannya Undang-Undang No. 29 Tahun 1999.
Masyarakat Indonesia akan lebih memahami bahwa seba-gai bagian masyarakat internasional harus menghor-mati, menghargai, dan menjunjung tinggi prinsip dan tujuan Piagam PBB serta HAM.
5 Rochimudin, S.Pd. http://pkndisma.blogspot.com
Kerjasama Internasional
• Pengertian
Hubungan kerjasama yang dilakukan oleh 2 atau lebih negara merdeka dan
berdaulat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
• Tujuan-tujuan itu antara lain :
– Untuk mencukupi kebutuhan masyarakat masing-masing negara
– Untuk mencegah/menghindari konflik yang mungkin terjadi
– Untuk memperoleh pengakuan sebagai negara merdeka
– Untuk mempererat hubungan antar negara di berbagai bidang
– dll
Macam-macam perjanjian internasional
1. Kerjasama Bilateral
- Perjanjian yang dilakukan oleh hanya 2 negara saja, bersifat treaty contract
- mis : Indonesia – Cina
2. Kerjasama Regional
- Perjanjian yang dilakukan oleh beberapa negara yang terdapat dalam 1 kawasan,
bersifat law making treaty terbatas dan treaty contract
- mis : ASEAN, Uni Eropa
3. Kerjasama Multinasional
Gedung PBB di New York
- Perjanjian yang dilakukan oleh negara-negara tanpa dibatasi oleh suatu region tertentu,
bersifat internasional, bersifat law making treaty
- mis : PBB, FIFA
• Dari sekian banyak perjanjian internasional, yang terpenting hanya 3 yaitu : Traktat,
Konvensi, Pakta.
• Kapan perjanjian internasional dapat mulai berlaku?
– Sesuai yang disebut dalam naskah perjanjian itu
– Apabila di dalam naskah tidak tercantum mulai saat berlakunya, maka
didasarkan kepada kesepakatan di antara mereka
• Ketaatan terhadap perjanjian
– Perjanjian harus dipatuhi (pacta sunt servanda)
6 Rochimudin, S.Pd. http://pkndisma.blogspot.com
– Kesadaran hukum nasional, pelaksanaan Perjanjian internasional dianggap
sebagai bagian dari pelaksanaan hukum nasional
• Penerapan perjanjian
– Daya berlaku surut (retroactivity), artinya aturan perjanjian berlaku juga
terhadap permasalahan yang terjadi sebelum perjanjian itu dibuat
– Wilayah penerapan (teritorial scope),ditentukan dalam perjanjian
– Perjanjian penyusul (successive treaty), dibuat perjanjian baru karena yang
lama tidak sesuai lagi dengan perjanjian.
PERWAKILAN NEGERA RI DI LUAR NEGERI
1. Kementerian luar negeri
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dan 32 Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor 9
Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia, dan Pasal 7 Undang-Undang (UU) RI Nomor 39
Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, Kementerian Luar Negeri mengelenggarakan
fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang
politik dan hubungan luar negeri;
2. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya;
3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;
4. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;
5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan pertimbangan di bidang tugas dan
fungsinya kepada Presiden.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, Kementerian Luar Negeri mempunyai
kewenangan:
1. Penetapan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;
2. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
3. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga
profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya;
4. Pengaturan penerapan perjanjian atau persetujuan internasional yang disahkan atas nama
negara;
5. Penetapan kebijakan sistem informasi nasional di bidangnya;
6. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yaitu: (a) pengaturan dan pelaksanaan hubungan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan
penerangan luar negeri serta (b) pengaturan dan pelaksanaan protokol dan konsuler.
Presiden selaku kepala pemerintahan maupun sebagai kepala negara membentuk
Departemen Luar Negeri melalui Keppres No. 44 Tahun 1974 untuk melaksanakan
hubungan internasional. Departemen Luar Negeri sebagai bagian dari pemerintahan negara
dipimpin oleh seorang menteri dan bertanggung jawab kepada presiden. Tugas pokok
Departemen Luar Negeri adalah menyelenggarakan sebagian tugas umum pemerintah dan
pembangunan di bidang politik dan hubungan dengan luar negeri. Susunan organisasi
departemen luar negeri adalah sebagai berikut.
a. Pimpinan : Menteri Luar Negeri
b. Pembantu : Sekretaris Jenderal
c. Pengawasan : Inspektoral Jenderal
7 Rochimudin, S.Pd. http://pkndisma.blogspot.com
d. Pelaksana : 1. Direktorat Jenderal Politik
2. Direktorat Jenderal Hubungan Ekonomi Luar Negeri
3. Direktorat Jenderal Hubungan Sosial Budaya dan Penerangan Luar Negeri
4. Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Usaha Luar Negeri
6. Sekeretariat Nasional ASEAN
7. Pusat-pusat, seperti pusat pendidikan dan latihan pegawai.
Peranan Departemen Luar Negeri sebagai sarana dalam hubungan internasional, berkaitan dengan
upaya dalam mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan
UUD 1945, yaitu alinea IV yang berbunyi: “… ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial…”.
2. Perwakilan Diplomatik
Pengertian
Presiden RI memberikan pengarahan kepada para diplomat RI tahun 2012
di Kementerian Luar Negeri Jakarta Kamis (23/2)
Perwakilan Diplomatik adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam membina
hubungan politik dengan negara lain. Tugas ini dilakukan oleh perangkat diplomatik yang meliputi
duta besar, duta, kuasa usaha dan atase-atase. Istilah diplomatik (diplomacy), dalam hubungan
internasional ”berarti sarana yang sah (legal), terbuka dan terang-terangan yang digunakan oleh
sesuatu negara dalam melaksanakan politik luar negerinya”. Untuk menjalin hubungan diantara
negara-negara itu, biasanya negara tersebut saling menempatkan perwakilannya (Keduataan atau
Konsuler).
Hubungan diplomatik sering dilakukan secara terbuka artinya hubungan antar
bangsa yang rakyatnya diberi informasi tentang isi perjanjian antar negara-negara peserta.
Namun hubungan diplomatik juga dapat dilakukan secara tertutup artinya hubungan antar
negara-negara peserta saja. Tujuan hubungan diplomasi adalah untuk mengusahakan agar
pihak-pihak yang mengadakan hubungan dengan suatu negara mendapatkan manfaat yang
sebesar-besarnya untuk kedua belah pihak. Penempatan perwakilan di negara lain dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu Perwakilan diplomatik dan Perwakilan konsuler.
Penempatan perwakilan di negara lain memperhatikan beberapa faktor yaitu:
1. Penting tidaknya kedudukan negara pengutus dan negara penerima
2. Erat tidaknya hubungan antar negara yang mengadakan hubungan
3. Besar kecilnya kepentingan negara yang mengadakan hubungan
8 Rochimudin, S.Pd. http://pkndisma.blogspot.com
Hubungan diplomatik yang dilakukan oleh suatu negara tidak boleh merugikan
negara lain dan mengganggu keamanan internasional, maka perlu ada pengawasan dengan
cara :
1. Mewajibkan semua anggota PBB untuk menyampaikan persetujuan yang telah dicapai
kepada secretariat PBB
2. Menteri luar negeri dari berbagai negara dapat bertemu pada sidang umum PBB setiap
tahunnya
3. Setiap persetujuan yang dicapai, sebelum diresmikan harus disampaikan kepada
parlemen masing-masing.
Tingkatan-tingkatan Perwakilan Diplomatik menurut konvensi Wina tahun 1815
yaitu:
1. Duta besar berkuasa penuh (Ambassador), yaitu perwakilan tingkat tinggi dan
mempunyai kekuasaan penuh serta luar biasa. Biasanya ditempatkan pada negara yang
banyak menjalin hubungan timbal balik dan diakrediter oleh kepala negara. Duta besar
(perwakilan dari Roma) sering disebut Nuntius.
2. Duta (Gerzant), yaitu perwakilan di bawah duta besar yang dalam menyelesaikan segala
persoalan harus berkonsultasi dengan pemerintahnya (kekuasaannya terbatas). Duta
(perwakilan dari Roma) disebut Inter Nuntius.
3. Menteri Residen, yaitu perwakilan yang hanya mengurusi urusan negara, tidak mewakili
pibadi kepala Negara. Menteri Residen tidak berhak mengadakan pertemuan dengan
kepala Negara penerima.
4. Kuasa Usaha, yaitu perwakilan diplomatik tingkat rendah yang diakreditor oleh menteri
luar negeri. Biasanya melaksanakan kepala perwakilan jika pejabat tersebut tidak ada di
tempat.
5. Atase, yaitu pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh. Atase terdiri dari atase
pertahanan (bidang militer) dan atase teknis (bidang perdagangan, perindustrian,
kebudayaan dan pendidikan).
Fungsi yang dimiliki perwakilan diplomatik berdasarkan kongres Wina 1961 yaitu:
1. Representasi, yaitu mewakili negara pengirim di dlm negara penerima
2. Proteksi, yaitu melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara
penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional
3. Negosiasi, yaitu mengadakan persetujuan dgn pemerintah negara penerima
4. Observasi, yaitu memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara
penerima, sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara
pengirim.
5. Relasi, yaitu memelihara hubungan persahabatan kedua negara
Kekebalan dan Keistimewaan Perwakilan Diplomatik
Asas kekebalan dan keistimewaan diplomatik, disebut (”exteritoriallity” atau
”extra teritoriallity”). Para diplomatik hampir dalam segala hal harus diperlakukan
sebagaimana mereka berada di luar wilayah negara penerima. Para diplomat beserta
stafnya, tidak tunduk pada kekuasaan peradilan pidana dan sipil dari negara penerima.
Menurut Konvensi Wina 1961, Perwakilan diplomatik diberikan Kekebalan dan
keistimewaan, dgn maksud :
9 Rochimudin, S.Pd. http://pkndisma.blogspot.com
1. Menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatik sebagai wakil negara.
2. Menjamin pelaksana fungsi perwaki-lan diplomatik secara efisien.
Hak kekebalan perwakilan diplomatik meliputi:
1. Kekebalan terhadap pribadi pejabat diplomatik (hak imunitas)
2. Kekebalan terhadap kantor perwakilan dan rumah kediaman (daerah ekstrateritorial).
Bila ada penjahat atau pencari suaka masuk ke dalam kedutaan maka dapat diserahkan
atas permintaan pemerintah kaena para diplomat tidak memiliki hak asylum, yaitu hak
untuk memberi kesempatan kpd suatu negara dalam memberikan perlindungan kepada
warga negara asing yang melarikan diri.
3. Korespondensi diplomatik, yaitu kekebalan terhadap surat-menyurat, arsip, dokumen
termasuk kantor dplomatik dan sebagainya (kebal dari pemeriksaan isinya).
Pemberian keistimewaan kepada perwakilan diplomatik, atas dasar ”timbal – balik”
sebagaimana diatur di dalam Konvensi Wina 1961 dan 1963, yaitu mecakup :
1. Pembebasan dari kewajiban membayar pajak, antara lain pajak penghasilan, kekayaan,
rumah tangga, kendaraan bermotor, radio, bumi dan bangunan, televisi dan sebagainya.
2. Pembebasan dari kewajiban pabean, antara lain bea masuk, bea keluar, bea cukai,
terhadap barang-barang keperluan dinas, misi perwakilan, barang keperluan sendiri,
keperluan rumah tangga dan sebagainya.
Tugas Pokok Perwakilan Diplomatik
1. Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala negara
dengan pemerintah asing.
2. Mengadakan perundingan ttg masalah yang dihadapi kedua negara dan berusaha
untuk menyelesaikannya.
3. Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain.
4. Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil, pemberian
paspor, dsb.
Tujuan diadakannya Perwakilan Diplomatik:
1. Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima, sehingga jika terjadi
sesuatu urusan, perwakilan tersebut dapat mengambil langkah-langkah untuk
menyelesaikannya.
2. Melindungi warga negara sendiri yang bertempat tinggal di negara penerima.
3. Menerima pengaduan-pengaduan untuk diteruskan kepada pemerintah negara
penerima.
Dalam praktik internasional ada dua jenis perwakilan diplomatik :
1. Kedutaan Besar, yang ditugaskan tetap pada suatu negara tertentu untuk saling
memberikan hubungan rutin antar negara tersebut.
2. Perutusan Tetap, yang ditempatkan pada suatu organisasi internasional (PBB).
Berakhirnya fungsi Misi Perwakilan Diplomatik : 1. Sudah habis masa jabatan 2. Ia ditarik
oleh pemerintah negaranya 3. Karena tidak disenangi (di persona non grata ) 4. Negara
penerima perang dengan negara pengirim.
3.Perwakilan Konsuler
Perwakilan Konsuler adalah lembaga kenegaraan di luar negeri yang bertugas dalam
membina hubungan non politik dengan negara lain. Ada konsuler yang bersifat tetap dan
10 Rochimudin, S.Pd. http://pkndisma.blogspot.com
ada konsuler kehormatan. Tugas pokok konsul kehormatan adalah menghubungkan
perdagangan ke dua negara. Pejabat ini tidak mendapat gaji, melainkan mendapat
honoraruium atas jasa-jasanya itu.
Fungsi perwakilan konsuler :
1) Melaksanakan usaha peningkatan hubungan dengan negara penerima di bidang
perekonomian, perdagangan, perhubungan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
2) Melindungi kepentingan nasional negara dan warga negara yang berada dalam wilayah
kerjanya.
3) Melaksanakan pengamatan, penilaian, dan pelaporan.
4) Menyelenggarakan bimbingan dan pengawasan terhadap warga negara di wilayah
kerjanya.
5) Menyelenggarakan urusan pengamanan, penerangan, konsuler, protokol, komunikasi
dan persandian.
6) Melaksanakan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan urusan
rumah tangga perwakilan Konsuler.
Perwakilan konsuler yaitu perwakilan suatu negara di negara lain dalam bidang non
politik. Dalam arti nonpolitis, hubungan satu negara dengan negara lain diwakili oleh Korps
Konsuler yang terbagi dalam kepangkatan sebagai berikut:
1. Konsul Jenderal, membawahi beberapa konsul yang ditempatkan di ibu kota negara.
2. Konsul dan Wakil Konsul, konsul yaitu mengepalai suatu kekonsulan yang kadang-
kadang diperbantukan kepada konsul jenderal. Kantornya bernama Konsulat. Wakil
konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul jenderal yang kadang diserahi
pimpinan kantor konsuler. Kantornya bernama Vice Konsulat.
3. Agen Konsul, dengan tugas untuk mengurus hal-hal yang bersifat terbatas dan
berhubungan dengan kekonsulan.
Tugas perwakilan konsuler adalah mengurusi kepentingan negara dan warga negara
di negara lain menyangkut:
1. Bidang Ekonomi, yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan menggalakkan
ekspor komoditas nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi pelayanan, pelaksanaan
perjanjian perdagangan dan lain-lain.
2. Bidang Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, seperti; tukar-menukar pelajar, mahasiswa,
dan lain-lain. Bidang-bidang lain seperti :
§ Memberikan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga pengirim dan visa atau
dokumen kepada orang yang ingin mengunjungi negara pengirim;
§ Bertindak sebagai notaris dan pencatat sipil serta menyelenggarakan fungsi
administratif lainnya;
§ Bertindak sebagai subjek hukum dalam praktek dan prosedur pengadilan atau badan
lain di negara penerima.
Persamaan dan Perbedaan Perwakilan Diplomatik dan Konsuler
Persamaan antara perwakilan diplomatik dan konsuler adalah bahwa kedua-duanya
merupakan utusan dari suatu negara tertentu. Sedangkan perbedaannya yaitu:
11 Rochimudin, S.Pd. http://pkndisma.blogspot.com
Kronologi / skema penempatan perwakilan di Negara lain
1. Kedua belah pihak saling tukar informasi ten-tang akan dibukanya perwakilan oleh
Deparlu masing-masing Negara.
2. Mendapat persetujuan (demende, agregation) dari negara yang menerima.
3. Diplomat yg akan di-tempatkan, menerima surat kepercayaan (lettre de credance) yang
ditanda tangani kepala negara pengirim.
4. Surat kepecayaan diserahkan kepada kepala negara penerima (lettre de rapple) dalam
suatu upacara dimana seorang diplomatik berpidato.
Mulai berlaku dan berakhirnya Perwakilan di negara lain
Hal Diplomatik Konsuler
Mulai berlakunya Saat menyerahkan surat
kepercayaan (Konvensi Wina
1961)
Pemberitahuan yang layak
kepada Negara penerima
(Konvensi Wina 1963)
Berakhirnya 1. Sudah habis masa jabatan
2. Ditarik (recalled) oleh
pemerintah negaranya.
3. Tidak disenangi Negara
penerima (dipersona non
Grata)
4. Negara penerima dan pengirim
perang (pasal 43 Konvensi
Wina 1961)
1.Fungsi seorang pejabat
konsuler telah berakhir
2.Penarikan dari Negara
pengirim
3.Pemberitahuan bahwa ia bukan
lagi sebagai anggota staf
konsuler
(pasal 23,24,25 konvernsi Wina
1963)
4. Perwakilan organisasi internasional
Pejabat perwakilan organisasi internasional adalah pejabat yang diangkat atau ditunjuk
langsung oleh induk organisasi internasional yang bersangkutan untuk menjalankan tugas
atau jabatan pada kantor perwakilan organisasi internasional tersebut di Indonesia.
Jawablah pertanyaan ini dengan benar dan jelas.
1. Apa yang dimaksud dengan perwakilan diplomatik?
2. Sebutkan tingkatan perwakilan diplomatik!
3. Sebutkan 3 tingkatan perwakilan konsuler!
12 Rochimudin, S.Pd. http://pkndisma.blogspot.com
4. Bagaimanakah fungsi perwakilan diplomatik?
Kunci Jawaban:
1. Perwakilan diplomatik adalah pewakilan suatu negara di negara lain dalam politik.
2. Tingkatan dalam perwakilan diplomatik:
a. Duta besar berkuasa penuh (ambasador)
b. Duta (gerzant)
c. Menteri Residen
d. Kuasa usaha
3. Tiga tingkatan perwakilan konsuler yaitu:
1. Konsul Jenderal, membawahi beberapa konsul yang ditempatkan di ibu kota negara.
2. Konsul dan Wakil Konsul, konsul yaitu mengepalai suatu kekonsulan yang kadang-
kadang diperbantukan kepada konsul jenderal. Kantornya bernama Konsulat. Wakil
konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul jenderal yang kadang diserahi
pimpinan kantor konsuler. Kantornya bernama Vice Konsulat.
3. Agen Konsul, dengan tugas untuk mengurus hal-hal yang bersifat terbatas dan
berhubungan dengan kekonsulan.
4. Fungsi perwakilan diplomatik yaitu:
1. Representasi, yaitu mewakili negara pengirim di dlm negara penerima
2. Proteksi, yaitu melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di
negara penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional
3. Negosiasi, yaitu mengadakan persetujuan dgn pemerintah negara penerima
4. Observasi, yaitu memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara
penerima, sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara
pengirim.
5. Relasi, yaitu memelihara hubungan persahabatan kedua negara
Referensi
a. Tim Penulis. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI. Semarang: Pemkot
Semarang.
b. Chotip, dkk. 2007. Kewarganegaraan 2 Menuju Masyarakat Madani. Jakarta:
Yudhistira.
c. Sujiyanto dan Muhlisin. 2007. Praktik Belajar Kewarganegaraan untuk SMA Kelas
XI. Jakarta: Ganeca Exact.
d. Tim Penyusun. 2012. LKS Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI. Semarang:
MGMP.
e. http://catatanpkn.wordpress.com/2011/07/03/hubungan-internasiona (26 Desember
2012)
f. Hadi Abdul Aziz Kammis, SH. 2010/2011. Modul Hubungan Internasional. MAN
KALABAHI
g. http://kewarganegaraan2.wordpress.com/2008/03/26/hubungan-dan-kerjasama-
internasional