HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA...

64
HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI DENGUE DI BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh MEGA RUSDIYANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2020

Transcript of HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA...

Page 1: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI DENGUE DI

BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

MEGA RUSDIYANTI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020

Page 2: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI DENGUE DI

BANDAR LAMPUNG

Oleh

MEGA RUSDIYANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020

Page 3: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

ABSTRACT

THE RELATIONS OF CONTAINER INDEX ON THE EVENT DENGUE

INFECTION IN BANDAR LAMPUNG

By

Mega Rusdiyanti

Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an urban-based disease but has begun to

spread to rural areas. This disease is a major problem throughout the world and is still one of

the main public health problems in Indonesia. Based on WHO it was reported that 2.5-3

million people are at risk of this disease. In 2018 there were 65,602 dengue cases with 467

deaths. The increase and spread of dengue cases can be caused by climate change, humidity,

occupancy density and population distribution, population mobility, mosquito density and

other epidemiological factors

Methods: Subjects used in this study based on consecutive sampling, obtained 36 subject of

group cases dengue infection and 36 subject of control groups. Researchers made

observations to the subject's home and saw the density of mosquito larvae in places where

there were standing water. The container index results are obtained from the number of water

reservoirs contained by larvae divided by the total number of water reservoirs inspected and

expressed in percent to see the larvae density in the density figure table.

Results: The results of the analysis with the chi square test between the container index and

the incidence of dengue infection in Bandar Lampung obtained p value 0.002

Conclusion: There is a significant relationship between the container index and the incidence

of dengue infection in Bandar Lampung

Keywords: container index, dengue infection, density figure.

Page 4: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

ABSTRAK

HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI DENGUE DI

BANDAR LAMPUNG

Oleh

Mega Rusdiyanti

Latar Belakang : Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang

berbasis perkotaan dan sudah meluas ke pedesaan. Penyakit ini termasuk permasalahan

pokok di seluruh dunia dan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di

Indonesia. Berdasarkan WHO dilaporkan bahwa 2,5-3 juta manusia berisiko terhadap

penyakit ini. Pada tahun 2018 tercatat sebanyak 65.602 kasus kejadian DBD dengan jumlah

kematian sebanyak 467 orang. Peningkatan dan penyebaran kasus DBD dapat disebabkan

oleh Perubahan iklim, kelembaban udara, kepadatan hunian dan distribusi penduduk,

mobilitas penduduk , kepadatan nyamuk serta faktor epidemiologi lainnya

Metode : Subjek yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan consecutive sampling,

didapatkan sebanyak 36 subjek pada kelompok kasus penderita infeksi dengue dan 36 subjek

pada kelompok kontrol. Peneliti melakukan observasi ke rumah subjek dan melihat kepadatan

jentik nyamuk di tempat-tempat yang terdapat genangan air. Hasil container index didapatkan

dari jumlah tempat penampungan air yang terdapat jentik dibagi dengan jumlah seluruh

tempat penampungan air yang diperiksa dan dinyatakan dalam persen untuk dilihat kepadatan

jentik nya di tabel density figure.

Hasil : Hasil analisis dengan uji chi square antara container index terhadap kejadian infeksi

dengue di Bandar Lampung didapatkan hasil p value 0.002

Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara container index terhadap kejadian infeksi

dengue di Bandar Lampung

Kata kunci : container index, density figure, infeksi dengue.

Page 5: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai
Page 6: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai
Page 7: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai
Page 8: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung karang, Bandar Lampung pada tanggal 21 November

1998, sebagai anak kedua dari Bapak H. Ahmad Ramadhan dan Ibu Hj. Kurnia Tina.

Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SDN 22 Palu pada tahun 2009, Sekolah

Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMPN 01 Palu pada tahun 2012, dan

Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Taruna Nusantara Magelang

pada tahun 2016.

Pada Tahun 2016, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung melalui jalur Seleksi ujian Mandiri (UM). Selama menjadi

mahasiswa, penulis mengikuti organisasi PMPATD Pakis Rescue Team dan menjadi

anggota di divisi keuangan.

Page 9: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

“ Percaya Allah selalu punya rencana kehidupan terindah untuk hambanya”

Dipersembahkan untuk Mama, Bapak, Bang Lutfi , Fadil, Aisyah dan diri sendiri.

Page 10: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan segala kasih, karunia, dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN CONTAINER INDEX

TERHADAP KEJADIAN INFEKSI DENGUE DI BANDAR LAMPUNG”.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat masukan,

bantuan, dorongan, saran, bimbingan dan kritik dari berbagai pihak. Maka dengan

segenap kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebesarbesarnya kepada:

1. Prof. Dr. Karomani, M.Si. selaku Rektor Universitas Lampung ;

2. Dr. Dyah Wulan SRW, SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung ;

3. Dr. dr. Ety Apriliana, S.Ked., M.Biomed selaku pembimbing pertama yang

selalu bersedia untuk meluangkan waktunya, memberikan nasihat,

bimbingan, saran, dan kritik yang bermanfaat dalam proses penyelesaian

skripsi ini;

Page 11: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

4. Dra. Asnah Tarigan, Apt., M.kes. Kes selaku pembimbing kedua atas

kesediaannya untuk meluangkan waktu, memberikan nasihat, bimbingan,

saran, dan kritik yang bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini;

5. Dr. dr. Jhons Fatriyadi Suwandi, S.Ked., M. Kes, selaku pembahas atas

kesediannya untuk senantiasa memberikan kritik, saran, dan masukan yang

membangun dimana sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan

menyempurnakan penulisan skripsi ini;

6. dr. Novita Carolia, S.Ked., M.Sc, selaku pembimbing akademik atas

bimbingan dan nasihatnya selama ini;

7. Seluruh staf dosen dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung atas ilmu, waktu, dan bimbingan yang telah diberikan dalam

proses perkuliahan;

8. Terimakasih untuk Bapak H. Ahmad Ramadhan dan Mama Hj. Kurnia Tina

atas segala doa, dukungan, perhatian, pengorbanan dan kasih sayang yang

telah diberikan selama ini. Atas kepercayaannya kepada saya selama ini

walaupun saya sering mengecewakan dan sering ingin menyerah. Dan

terima kasih untuk abang lutfi, fadil, dan aisyah yang selalu mensupport

dan saling mendoakan.

9. Terimakasih kepada sahabat cup tempat duduk kuliah : Retno arienta,

arsyka hunjri, jihan nur pratiwi, dan khoirunnisa untuk doa, bantuan,

dukungan dan hiburannya dikala sedih maupun senang

Page 12: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

10. Terimakasih kepada ester krisdayanti dan maharani amanulloh atas segala

doa, kesabaran, kebaikan hatinya yang selalu ada di saat saya senang dan

susah

11. Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk anniza agustina dan Olivia

putri, teman pembimbing 1 skripsi yang setia menemani dan tak henti-

henti nya memberikan semangat dalam perjalanan selama skripsi ini,

yang menemani dari awal perjuangan sampai berakhir. Dari mengurus

surat ke kesbangpol, Dinkes, puskesmas maupun Rumah sakit sampai

pengumpulan dan pengolahan data.

12. Terimakasih kepada teman lainnya : imraatul husniah, Samuel gunawan,

dan revina rifda yang selalu saya susahkan dan selalu mendengarkan

cerita-cerita perkuliahan saya

13. Terimakasih kepada teman-teman tutorial dan csl semester 1-7 yang saling

support dalam pembelajaran selama perkuliahan ini

14. Terimakasih kepada GUPEK FAMILY : papi alka fachrizal, mami dian

octa, oppa hadriyan akbar, koko ian ivantirta, uni via jasinda, teteh icha

putri winata, sisi retno arienta dan dedek maharani, serta dedek nadila

ayuni

15. Terimakasih kepada teman-teman TR16EMINUS atas kebersamaanya

selama ini.

Page 13: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan

manfaat dan pengetahuan baru kepada setiap orang yang membacanya.

Terima kasih.

Bandar Lampung, 20 desember 2019

Penulis

Page 14: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

1

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

DAFTAR TABEL................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 5

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 5

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 10

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10

1.4. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................................ 11

1.4.1.Bagi Masyarakat ................................................................................... 11

1.4.2 Bagi Instansi Terkait ............................................................................. 11

1.4.3 Bagi Peneliti .......................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 12

2.1 Infeksi Dengue............................................................................................. 12

2.1.1 Definisi Infeksi Dengue ........................................................................ 12

2.1.2 Etiologi.................................................................................................. 13

2.1.3 Nyamuk Aedes sp.................................................................................. 13

2.1.4 Patogenesis dan Patofisiologi ............................................................... 20

2.1.5 Penularan Penyakit Infeksi Dengue ...................................................... 20

2.1.6 Gejala Klinis dan Penegakan diagnosis ................................................ 22

2.1.7 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Dengue ................................. 25

2.1.8 Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Infeksi Dengue ................ 28

2.2 Keberadaan dan Kepadatan Jentik Aedes sp ............................................... 32

2.3 Kerangka Teori ............................................................................................ 36

2.4 Kerangka Konsep ........................................................................................ 37

2.5 Hipotesis ...................................................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 38

3.1 Rancangan penelitian................................................................................... 38

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 38

i

Page 15: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

2

3.3 Subjek Penelitian ......................................................................................... 38

3.3.1 Populasi ................................................................................................. 38

3.3.2 Subjek penelitian................................................................................... 39

3.4 Kriteria Inklusi Subjek Penelitian ............................................................... 40

3.5 Kriteria Eksklusi Subjek Penelitian ............................................................. 41

3.6 Pengumpulan Data....................................................................................... 41

3.7 Identifikasi Variabel .................................................................................... 41

3.7.1 Variabel Bebas ...................................................................................... 41

3.7.2 Variabel Terikat .................................................................................... 41

3.8 Definisi Operasional .................................................................................... 42

3.9 Prosedur penelitian dan pengumpulan data ................................................. 42

3.9.1 Persiapan penelitian .................................................................................. 42

3.9.2 Prosedur Pengumpulan Data ................................................................. 43

3.9.3 Pengumpulan Data Kepadatan Jentik Nyamuk Aedes sp ..................... 43

3.10 Alur Penelitian ........................................................................................... 45

3.11 Analisis Data ............................................................................................. 46

3.12 Etika Penelitian ...................................................................................... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 47

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 47

4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian ............................................................ 47

4.1.2 Analisis Univariat ................................................................................. 48

4.1.3 Analisis Bivariat ................................................................................... 49

4.2 Pembahasan ................................................................................................. 50

4.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian ............................................................ 50

4.2.2 Distribusi Container Index dalam Density Figure ................................ 52

4.2.3 Hubungan CI terhadap kejadian infeksi dengue di Bandar Lampung .. 56

4.3 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 58

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 58

5.2 Saran ....................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..60

ii

Page 16: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

3

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Larva Index………………………………………………………………34

2. Definis operasional……………………………………………………....41

3. Karakteristik Subjek Kelompok Kasus Berdasarkan Pendidikan..............46

4. Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Pekerjaan............................47

5. Distribusi Subjek Penelitian Berdasarkan Nilai Container Index..............47

6. Hasil Analisis Bivariat Container Index Terhadap Kejadian DBD......................48

iii

Page 17: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

4

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori…………………………………………………………35

2. Kerangka Konsep ……………………………………………………...36

3. Alur penelitian………………………………………………………….44

iv

Page 18: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang berbasis

perkotaan dan sudah meluas ke pedesaan. Penyakit ini termasuk permasalahan

pokok di seluruh dunia dan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat

yang utama di Indonesia. Berdasarkan WHO dilaporkan bahwa 2,5-3 juta

manusia berisiko terhadap penyakit ini. Penyakit Demam Berdarah Dengue

(DBD) dapat mencapai rata-rata kematian sebesar 5% dari semua kasus.

Dengan meningkatnya mobilitas penduduk serta kepadatannya, terutama pada

daerah tropis dan sub-tropis, jumlah penderita dan luas daerah penyebaran

penyakit DBD semakin meningkat (Kemenkes RI, 2010)

Tercatat pada tahun 1970 terdapat 9 negara yang menjadi endemi dengue.

Kemudian penyakit ini berkembang dan sekarang sudah mencapai 100 negara

di wilayah WHO Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan

Pasifik Barat. Insiden infeksi dengue semakin meningkat dalam beberapa

tahun terakhir di berbagai negara di dunia. Terdapat beberapa wilayah yang

paling terkena dampaknya yaitu Amerika, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat.

Berdasarkan jumlah laporan kasus di seluruh Amerika, Asia Tenggara, dan

Page 19: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

6

Pasifik Barat sudah mencapai lebih dari 1,2 juta di tahun 2008 dan lebih dari

3,2 juta pada tahun 2015. Dilaporkan bahwa jumlah kasus demam berdarah

terus bertambah (WHO, 2017).

Kasus kejadian Demam Berdarah Dengue telah menjadi masalah kesehatan

masyarakat di Indonesia. Pada tahun 2018 tercatat sebanyak 65.602 kasus

kejadian DBD dengan jumlah kematian sebanyak 467 orang. Peningkatan dan

penyebaran kasus DBD dapat disebabkan oleh Perubahan iklim, kelembaban

udara, kepadatan hunian dan distribusi penduduk, mobilitas penduduk ,

kepadatan nyamuk serta faktor epidemiologi lainnya (Kemenkes RI, 2019)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat di Indonesia pada umumnya dan Provinsi Lampung

pada khususnya, dimana kasusnya cenderung meningkat dan semakin luas

penyebarannya serta berpotensi menimbulkan KLB. Angka Kesakitan (IR)

selama tahun 2010 – 2018 cenderung berfluktuasi. Angka kesakitan DBD di

Provinsi Lampung tahun 2018 sebesar 34,31 per 100.000 penduduk.

(Kemenkes RI, 2019). Kota Bandar Lampung merupakan salah satu wilayah

yang mempunyai prevalensi DBD yang tinggi. Jumlah penderita penyakit

Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Kota Bandar Lampung pada tahun

2018 mencapai 914 kasus (Dinkes, 2018).

Faktor lingkungan merupakan salah satu penyebab kasus DBD yang selalu

tinggi. Penyakit DBD dapat menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dan

Page 20: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

7

bahkan menyebabkan kematian. Kondisi lingkungan baik fisik, biologis,

maupun sosial dapat berperan sebagai faktor lingkungan dalam menyebabkan

kejadian DBD karena mempengaruhi transmisi virus dan vektor dengue

(WHO, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Sibe, et., al. (2010) di

Kabupaten Wajo didapatkan hasil bahwa faktor lingkungan merupakan salah

satu faktor risiko kejadian DBD, lingkungan pemukiman mempunyai peranan

yang sangat besar dalam penyebaran penyakit menular. Apabila kondisi

perumahan yang tidak memenuhi syarat rumah sehat dan dilihat dari kondisi

kesehatan lingkungan, akan berdampak pada masyarakat itu sendiri. Dapat

dilihat bahwa dampak yang terjadi adalah penyakit berbasis lingkungan yang

dapat menular. Diketahui bahwa kondisi lingkungan fisik merupakan faktor

dominan risiko kejadian DBD.

Keberadaan Tempat Penampungan Air (TPA) yang berada didalam maupun

diluar rumah merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat menjadi

risiko penyakit DBD karena berpotensi menjadi breeding place atau tempat

perindukan vektor nyamuk yang terdapat pada hasil penelitian yang dilakukan

Pham, et., al. (2011). Dikatakan bahwa tempat penampungan air yang

berjentik memiliki hubungan dengan kejadian DBD.

Lingkungan pekarangan yang tidak bersih, seperti bak mandi yang jarang

dikuras, pot bunga, genangan air di berbagai tempat, ban bekas, batok kelapa,

potongan bambu, drum, kaleng-kaleng bekas serta botol-botol yang dapat

menampung air dalam jangka waktu yang lama merupakan faktor lingkungan

Page 21: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

8

yang berperan terhadap timbulnya penyakit DBD. Kebiasaan menyimpan air

serta mobilitas masyarakat yang semakin meningkat merupakan lingkungan

non fisik yang berperan dalam penyebaran penyakit ini (Depkes, 2004).

Penyakit menular yang berbasis lingkungan artinya lingkungan sangat

berperan dalam terjadinya penularan penyakit tersebut. Demam berdarah

dengue merupakan salah satunya. Terdapat beberapa faktor lingkungan seperti

faktor lingkungan fisik yaitu suhu, kelembaban, dan keberadaan tempat

perindukan yang berpengaruh terhadap perkembangbiakan Aedes aegypti .

Serta beberapa faktor lain yang secara tidak langsung akan mempengaruhi

populasi vektor yang dapat menimbulkan terjadinya endemi DBD di suatu

wilayah adalah lingkungan biologi, perilaku, dan peran serta masyarakat

dalam Program Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (Cecep,

2011).

Tiga faktor utama yang berperan dalam penularan infeksi virus dengue, yaitu

manusia, patogen (virus), dan nyamuk vektor sebagai perantara. Virus dengue

dapat ditularkan melalui dua mekanisme yaitu transmisi horizontal dan

transmisi vertikal (transovarial). Transmisi horizontal adalah penularan

melalui gigitan nyamuk Aedes sp dengan cara nyamuk menggigit/menghisap

darah penderita DBD kemudian mengigit orang sehat. Virus ditularkan

bersama dengan air liur nyamuk masuk ketubuh orang sehat sehingga orang

tersebut menderita demam berdarah. Transmisi vertikal (transovarial) adalah

penularan virus tanpa melalui gigitan nyamuk vektor, penularan ini

Page 22: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

9

diturunkan dari induk nyamuk infektif melalui telur kepada nyamuk generasi

berikutnya. Trasmisi transovarial Virus dengue terjadi melalui tiga mekanisme

yaitu : 1) nyamuk betina infektif menggigit dan menghisap darah inang

bertujuan untuk mematangkan telur dan memungkinkan virus untuk

memperbanyak diri (mereplikasi) dalam tubuh nyamuk, telur terinfeksi

sehingga menyebabkan larvanya infektif. 2) nyamuk betina tidak infektif

kawin dengan nyamuk jantan infektif sehingga menyebabkan infeksi nyamuk

betina, 3) jaringan ovarial nyamuk betina terinfeksi virus sehingga dapat

ditularkan secara genetik (Dewi, 2010)

Indikator Angka Bebas Jentik (ABJ) merupakan salah satu indeks dalam

pengontrolan vektor DBD. Kepadatan populasi nyamuk Aedes sp. dapat

diketahui melalui survei telur, survei jentik atau survei nyamuk tersebut.

Metode survei jentik adalah cara yang umum digunakan dalam program DBD.

Dikarenakan metode ini mudah dilakukan dan jentik nyamuk merupakan

stadium yang berlangsung lebih lama jika dibandingkan dengan stadium telur

dan pupa. Selain indikator ABJ terdapat beberapa metode lainnya untuk

mengukur kepadatan jentik nyamuk tersebut yaitu berupa House Index (HI),

Container index (CI), dan Breteau Index (BI). Untuk melihat perbandingan

HI, CI dan BI dapat digambarkan melalui Density Figure (DF) yang telah

ditetapkan oleh WHO, hasil dari kepadatan nyamuk tersebut dapat menjadi

acuan dalam pengembangan pengendalian DBD di suatu wilayah (Kemenkes

RI, 2011).

Page 23: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

10

Container index (CI) merupakan presentase kontainer yang terdapat jentik,

dapat dihitung dengan cara membagi antara kontainer yang terdapat jentik

dengan jumlah seluruh kontainer yang diperiksa. Penelitian Suyasa (2007) di

wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan menunjukkan ada hubungan

antara keberadaan kontainer dengan keberadaan vektor nyamuk Demam

Berdarah Dengue dengan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,235.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti bermaksud untuk mengetahui hubungan

antara container index terhadap kejadian infeksi dengue di wilayah Bandar

Lampung.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

Adakah hubungan container index terhadap kejadian infeksi dengue di

wilayah Bandar Lampung?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan container index dengan kejadian infeksi

dengue di wilayah Bandar Lampung.

Page 24: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

11

1.4. Manfaat Hasil Penelitian

1.4.1.Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya hubungan

container index terhadap kejadian infeksi dengue di wilayah Bandar

Lampung.

1.4.2 Bagi Instansi Terkait

Sebagai bahan informasi mengenai hubungan container index terhadap

kejadian infeksi dengue di wilayah Bandar Lampung.

1.4.3 Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan dan perkembangan dalam ilmu kesehatan

lingkungan.

Page 25: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Infeksi Dengue

2.1.1 Definisi Infeksi Dengue

Infeksi Dengue pada umumnya menyerang pada musim hujan, tetapi musim

panas juga dapat menyebabkan kejadian infeksi dengue, penyakit ini

merupakan suatu penyakit akut yang disebabkan oleh infeksi virus yang

dibawa oleh nyamuk Ae.aegypti serta Aedes albopictus betina (Suharmiati,

2007). Ketika nyamuk Aedes aegypti menggigit orang dengan demam

berdarah, maka virus dengue masuk ke tubuh nyamuk bersama darah yang

diisapnya. Jika virus sudah berada didalam tubuh nyamuk, virus ini

berkembang biak dan menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk, sebagian

besar berada di kelenjar liur. Penyakit ini sering menimbulkan wabah dan

dapat menyerang semua orang serta dapat mengakibatkan kematian,

terutama pada anak. Selanjutnya ketika nyamuk menggigit orang lain, virus

dengue bersamaan dengan air liur akan dilepaskan dan pada saat inilah virus

dengue ditularkan ke orang lain. Virus ini akan berkembang biak dalam

sistim retikuloendotelial di dalam tubuh manusia. APC (AntigenPresenting

Cells) adalah target utama virus dengue yang pada umumnya berupa

Page 26: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

13

monosit atau makrofag jaringan seperti sel Kupffer dari hepar dapat juga

terkena. Virus bersirkulasi dalam darah perifer di dalam sel

monosit/makrofag, sel limfosit B dan sel limfosit T. Viremia akan timbul

pada saat menjelang gejala klinik, pada umumnya hingga 5-7 hari setelahnya

(Soegijanto, 2006).

2.1.2 Etiologi

Penyebab Infeksi dengue adalah virus dengue yang dikenal dengan 4

serotipe (Dengue-1, Dengue-2, Dengue-3, Dengue-4), termasuk dalam group

B Arthropod Borne Virus (Arbovirus). Hasil penelitian di Indonesia

diketahui bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat dan

merupakan serotipe yang paling luas distribusinya, setelah itu di posisi

selanjutnya adalah Dengue-2, Dengue-1 dan terakhir adalah Dengue-4. Ke-

empat serotipe virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.

Masa inkubasi DBD pada umumnya berkisar antara 4-7 hari (Ditjen P2 &

PL, 2005).

2.1.3 Nyamuk Aedes sp

2.1.3.1 Klasifikasi Nyamuk Aedes aegypti .

Kedudukan nyamuk Aedes aegypti dalam klasifikasi hewan menurut

(Djakaria, 2008) adalah:

Filum : Arthropoda

Kelas : Insekta

Ordo : Diptera

Page 27: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

14

Sub Ordo : Nematocera

Infra Ordo : Culicomorpha

Seperfamili : Culicoidea

Famili : Culicidae

Sub famili : Culicinae

Genus : Aedes

Spesies : Aedes aegypti

2.1.3.2 Ciri-Ciri Nyamuk Aedes sp Dewasa

a. Aedes aegypti

Menurut Widoyono (2008), Aedes aegypti memiliki ciri-ciri yaitu :

1. Nyamuk Aedes aegypti mempunyai Sayap dan badan yang belang-

belang atau bergaris putih.

2. Nyamuk Aedes sp biasanya berkembang biak di air jernih yang tidak

beralaskan tanah seperti bak mandi, WC, tempayan, drum, dan

barang-barang yang menampung air seperti kaleng, ban bekas, pot

tanaman air, tempat minum burung, dan lain-lain.

3. Mempunyai Jarak terbang ± 100m.

4. Nyamuk betina akan menggigit beberapa orang karena sebelum

nyamuk tersebut kenyang, nyamuk sudah berpindah tempat (bersifat

multiple biters).

5. Nyamuk ini akan bertahan dalam suhu panas dan kelembaban yang

tinggi.

Page 28: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

15

b. Aedes albopictus

Menurut Anies (2006), Aedes albopictus memiliki ciri-ciri yaitu :

1. Nyamuk ini memiliki corak garis berbentuk lurus di bagian punggung.

2. Tempat penampungan air yang berada di luar rumah lebih sering

menjadi tempat perkembangbiakkan nyamuk tersebut.

Nyamuk Aedes sp yang menjadi vektor penyakit DBD adalah nyamuk

yang terinfeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit dan viremia

(terdapat virus dalam darahnya ) (Widoyono, 2008).

Virus membutuhkan selama 8-10 hari untuk berkembang dalam tubuh

nyamuk terutama dalam kelenjar air liurnya. Nyamuk infektif adalah

nyamuk yang telah menginkubasi virus tersebut, jika nyamuk menggigit

orang lain maka virus dengue akan dipindahkan bersama air liurnya.

Dalam tubuh manusia, virus ini akan berkembang selama 4-7 hari untuk

memperbanyak diri dan orang tersebut akan mengalami sakit demam

berdarah dengue. (Anies, 2006).

2.1.3.2 Morfologi nyamuk Aedes sp

a. Stadium telur Aedes aegypti .

Nyamuk Aedes aegypti betina dapat bertelur sebanyak 100 butir dalam

satu waktu. Telur nyamuk Aedes aegypti membutuhkan waktu 1-2 hari

Page 29: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

16

untuk menetas menjadi larva. Telur Aedes aegypti berbentuk oval dan

berwarna coklat kehitaman. Telur nyamuk tersebut dapat bertahan

dalam waktu yang lama di tempat yang kering tanpa air. Berdasarkan

hal tersebut walaupun kondisi iklim yang tidak memungkinkan, spesies

ini dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan jika telur

tergenang air maka telur dapat menetas. Terdapat beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi daya tetas telur yaitu suhu, pH air perindukkan,

cahaya, serta kelembaban dan fertilitas telur (Depkes RI, 2007).

b. Stadium Larva Aedes aegypti .

Larva nyamuk Aedes aegypti terbagi menjadi 4 tingkatan. larva instar I

memiliki panjang 1-2 mm, tubuh dan siphon nyamuk tersebut masih

transparan. Membutuhkan waktu selama 1 hari untuk tumbuh menjadi

larva instar II. Larva intar II memiliki panjang 2,5 – 3,9 mm, warna

siphon agak kecoklatan dan akan tumbuh menjadi larva instar III

selama 1-2 hari. Larva instar III mempunyai ukuran panjang 4-5 mm,

warna siphon sudah berwarna coklat, untuk tumbuh menjadi larva instar

IV membutuhkan waktu selama 2 hari. Larva instar IV berukuran 5-7

mm dan sudah terdapat sepasang mata dan sepasang antena, dari larva

untuk tumbuh menjadi pupa diperlukan waktu 2-3 hari. Sehingga rata-

rata pertumbuhan larva hingga pupa berkisar 5-8 hari. Posisi istirahat

pada larva ini adalah membentuk sudut 450 terhadap bidang permukaan

air . Larva nyamuk Aedes aegypti sangat membutuhkan air dan

mengambil makanan melalui mulut dan kulit tubuhnya sebagai sumber

Page 30: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

17

nutrisi untuk berkembang biak. Dalam pertumbuhan dan perkembang

biakan larva dapat pengaruhi oleh faktor-faktor yaitu temperatur,tempat

perindukan,keadaan air dan kandungan zat makanan yang terdapat pada

tempat perindukan. (Depkes RI, 2007).

Ciri-ciri larva Aedes aegypti antara lain :

1. Dapat berenang bebas di air dan tidak melekat pada akar tanaman air

2. Mempunyai siphon yang ukurannya besar namun pendek

3.Dapat membentuk sudut dengan permukaan air ketika sedang istirahat

4. Sering ditemukan pada genangan air, contohnya pada drum dan bak

mandi.

c. Pupa nyamuk Aedes aegypti .

Pada stadium pupa sangat membutuhkan oksigen dan mengambil

oksigen melalui corong pernapasan, pada stadium ini tidak melakukan

aktivitas makan apapun dan akan tumbuh menjadi nyamuk setelah 1-2

hari. Nyamuk dewasa jantan atau betina akan terbang meninggalkan air

(Wisnutanaya,2013).

Ciri ciri pupa Aedes aegypti :

1. Mempunyai tabung pernapasan yang berbentuk segitiga

2. Jumlah dari seluruh tabung pernapasan berbentuk segitiga

3. Bentuk pupa sepeti tanda koma

Page 31: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

18

4. Mempunyai ukuran lebih besar dan lebih ramping daripada ukuran

larva Aedes aegypti

5. Sering berada di permukaan air dan mempunyai gerakan yang lambat

6. Stadium pupa Aedes aegypti berlangsung selama 2 hari.

d. Stadium Nyamuk Aedes aegypti .

Tubuh nyamuk dewasa mempunyai 3 bagian, yatu kepala (caput),

dada (thorax) dan perut (abdomen). Badan nyamuk tersebut

berwarna hitam dan terdapat bercak serta garis-garis putih tampak

sangat jelas pada bagian kaki dari nyamuk Aedes aegypti. Ukuran

tubuh nyamuk dewasa yaitu panjang 5 mm. Pada bagian kepala

terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antena dan sepasang

palpi, antena berfungsi sebagai organ peraba dan pembau. Nyamuk

Aedes aegypti tersebut mempunyai ukuran lebih kecil jika

dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain. Nyamuk Aedes ketika

hinggap di suatu tempat, tubuh nyamuk akan membentuk sudut yang

sejajar dengan tempat yang dihinggapinya, terdapat perbedaan untuk

membedakan jenis kelamin nyamuk Aedes aegypti dapat diamati dari

antena.

Nyamuk Aedes aegypti betina mempunyai bulu yang tidak lebat yang

dinamakan dengan pilose,sedangkan Aedes aegypti jantan

mempunyai bulu pada antena yang lebat yang dinamakan dengan

plumose. Nyamuk Aedes aegypti pada bagian mulutnya mempunyai

Page 32: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

19

probosis yang panjang untuk menembus kulit dan menghisap darah,

nyamuk betina menghisap darah manusia yang bertujuan sebagai

sumber protein untuk mematangkan telur setelah dibuahi oleh

nyamuk jantan. Sedangkan pada nyamuk jantan, probosisnya

fungsinya sebagai pengisap sari bunga atau tumbuhan yang

mengandung gula (Hoedojo R dan Zulhasril, 2008).

2.1.3.3 Lingkaran Hidup Nyamuk Ae. aegypti

Nyamuk Aedes aegypti betina setelah bertelur akan meletakkan telurnya di

dinding tempat penampungan air, tempat yang lembab dan basah seperti

batok kelapa, kelambu, dan kaleng-kaleng bekas yang digenangi air,

kemudian telur akan menetas menjadi larva dalam jangka waktu 1-2 hari,

dan dalam waktu 6-8 hari larva akan berubah menjadi pupa. Stadium pupa

berlangsung selama 2 hari. Setelah keluar dari pupa, nyamuk tersebut akan

beristirahat pada kulit pupa untuk sementara waktu. Pada saat itu sayap

meregang menjadi kaku dan kuat, maka dari itu nyamuk mampu untuk

terbang dan menghisap darah. Setelah keluar dari pupa, nyamuk betina

yang telah dewasa telah siap untuk kawin dan berkembangbiak serta

menghisap darah manusia (Cecep, 2011).

Pupa jantan biasanya menetas lebih dulu daripada pupa betina. Nyamuk

jantan tidak akan pergi jauh dari tempat perindukan karena menunggu

nyamuk betina menetas dan siap berkopulasi. Setelah terjadi kopulasi,

nyamuk betina akan menghisap darah yang diperlukannya untuk

Page 33: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

20

pembentukan dan pematangan telur. Kurun waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan perkembangbiakkan telur, diawali dari nyamuk menghisap

darah hingga telur dikeluarkan, berkisar 3- 4 hari. Jumlah dari seluruh

waktu tersebut disebut dengan 1 siklus gonotropik (gonotropic cycle).

Jumlah telur yang dikeluarkan nyamuk Aedes betina kurang lebih 100-150

butir (Cecep, 2011).

2.1.4 Patogenesis dan Patofisiologi

Terdapat dua perubahan patofisiologi DBD yang penting untuk diketahui

sedangkan untuk patogenesis DBD belum sepenuhnya dipahami

(Misnadiarly, 2009), patofisiologi nya yaitu:

1. Terjadi peningkatan permeabilitas kapiler/ pembuluh darah yang

mengakibatkan bocornya plasma ke dalam rongga pleura dan rongga

peritoneal. Kebocoran plasma terjadi dalam waktu 24- 48 jam.

2. Hemostasis abnormal yang disebabkan oleh vaskulopati trombositipenia

dan koagulapati, sehingga mendahului terjadinya manifestasi perdarahan.

2.1.5 Penularan Penyakit Infeksi Dengue

Pada saat nyamuk Aedes sp menggigit penderita Infeksi dengue, di dalam

tubuh penderita tersebut mengandung virus dengue. maka virus tersebut

akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk Aedes, setelah itu virus

akan memperbanyak diri dalam tubuh nyamuk, virus akan menyebar di

berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk dalam kelenjar liur. Dalam kurun

Page 34: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

21

waktu 3-10 hari setelah menghisap darah penderita tersebut, nyamuk dapat

menularkan pada orang dewasa atau anak- anak lainnya (Suharmiati, 2007 ).

Pada saat nyamuk menggigit (menusuk) orang lain, disinilah penularan

penyakit dapat terjadi, dengan meggunakan alat tusuk nyamuk (proboscis)

nyamuk akan mencari kapiler darah. Ketika kapiler darah sudah ditemukan,

maka akan dikeluarkan air liur, air liur yang mengandung zat anti

pembekuan darah (anti koagulan) akan membuat darah yang akan dihisap

tidak membeku dan mempermudah untuk dihisap melalui saluran proboscis.

Melalui air liurnya, virus dipindahkan pada orang lain (Suharmiati, 2007).

Tempat-tempat yang berpotensi terjadinya penularan infeksi dengue adalah

(Depkes RI,1992)

a. Wilayah yang banyak terjadi kejadian DBD (endemi dengue)

b. Tempat-tempat umum seperti: sekolah, kampus, pasar, RS, puskesmas,

dan sarana umum lainnya yang merupakan tempat berkumpulnya orang-

orang yang datang dari berbagai daerah baik desa maupun kota,

karenacukup besar kemungkinan akan terjadi pertukaran beberapa tipe

virus dengue.

c. Pemukiman baru yang berada di pinggir kota, pada umumnya lokasi ini

merupakan penduduk yang berasal dari berbagai daerah. Dengan

demikian diantara penduduk tersebut,memungkinkan terdapat penderita

atau karier yang membawa serta tipe virus dengue yang berlainan dari

asal daerah masing-masing.

Page 35: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

22

2.1.6 Gejala Klinis dan Penegakan diagnosis

Diagnosis Demam Dengue dapat ditegakkan jika memenuhi kriteria gejala

klinis tersebut, yaitu :

1. Demam tinggi mendadak

2. Ditambah gejala penyerta 2 atau lebih yaitu : nyeri kepala, nyeri retro

orbita, nyeri otot dan tulang, ruam kulit, dapat disertai manifestasi

perdarahan, leukopenia, igm/igg positif

3. Tidak ditemukan tanda kebocoran plasma (hemokonsentrasi, efusi pleura,

asites, hipoproteinemia).

Berdasarkan WHO (2011) Diagnosis Klinis DBD ditegakkan jika memenuhi

2 kriteria klinis ditambah dengan 2 kriteria laboratorium. Penggunaan

kriteria ini dimaksudkan untuk mengurangi diagnosis yang berlebihan (over

diagnosis).

Kriteria Klinis:

a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus

menerus selama 2-7 hari (38-40°C).

b. Terdapat manifestasi perdarahan dengan bentuk: sekurang-kurangnya uji

Tourniquet (Rumple Leede) positif, Petekie (bintik merah pada kulit),

Purpura (pendarahan pada mata), Epistaksis (pendarahan hidung),

perdarahan nesia gusi, Hematemesis (muntah darah), Melena (BAB

darah), dan Hematuri (adanya darah dalam urin).

Page 36: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

23

c. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit

akibat pecahnya pembuluh darah.

d. Pembesaran hati (hepatomegali).

e. Renjatan (syok), tekanan nadi menurun, hipotensi, kaki dan tangan dingin,

kulit lembab, dan pasien tampak gelisah.

Menurut Sudjana (2010), gambaran klinis penderita dengue terdiri atas 3

fase yaitu :

a. Fase Febris

Demam tinggi mendadak 2 – 7 hari, dapat disertai dengan muka

kemerahan, eritema kulit, nyeri seluruh tubuh, mialgia, artralgia

dan sakit kepala. Dapat ditemukan nyeri tenggorok, injeksi farings

dan konjungtiva, anoreksia, mual dan muntah. Pada fase ini dapat

pula ditemukan tanda perdarahan seperti ptekie, perdarahan

mukosa, walaupun jarang dapat pula terjadi perdarahan

pervaginam dan perdarahan gastrointestinal.

b. Fase Kritis

Fase ini terjadi pada hari 3 – 7 sakit dan ditandai dengan

penurunan suhu tubuh disertai kenaikan permeabilitas kapiler dan

Page 37: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

24

timbulnya kebocoran plasma yang biasanya berlangsung selama 24

– 48 jam. Kebocoran plasma biasanya didahului oleh lekopeni

progresif disertai penurunan hitung trombosit. Pada fase ini dapat

terjadi syok.

c. Fase Pemulihan

Setelah penderita melewati fase kritis maka terjadi pengembalian

cairan dari ekstravaskuler ke intravaskuler secara perlahan pada 48

– 72 jam setelahnya. Keadaan umum penderita semakin membaik,

nafsu makan telah pulih kembali, hemodinamik stabil dan diuresis

membaik.

Kriteria Laboratoris :

a. Trombositopenia (jumlah trombosit ≤100.000µl)

b. Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit ≥20%

DBD termasuk salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah

dan kejadian luar biasa (KLB), sesuai dengan Undang-Undang No. 4 Tahun

1984 tentang Wabah Penyakit Menular serta Peraturan Menteri Kesehatan

No. 560 tahun 1989, setiap penderita termasuk tersangka DBD harus segera

dilaporkan selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam oleh unit pelayanan

kesehatan (rumah sakit, puskesmas, poliklinik, balai pengobatan, dokter

praktek swasta, dan lain-lain) (Ditjen P2 & PL, 2005).

Page 38: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

25

Pembagian Derajat menurut (Soegijanto, 2006):

a. Derajat I : Demam dengan uji torniquet positif.

b. Derajat II : Demam dan perdarahan spontan, pada umumnya dikulit atau

perdarahan lain.

c. Derajat III : Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai

hepatomegali dan ditemukan gejala-gejala kegagalan sirkulasi meliputi

nadi yang cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (<20mmHg)/

hipotensi disertai ekstremitas dingin, dan anak gelisah.

d. Derajat IV : demam, perdarahan spontan disertai atau tidak disertai

hepatomegali dan ditemukan gejala-gejala renjatan hebat (nadi tak teraba

dan tekanan darah tak terukur).

2.1.7 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Dengue

Menurut Depkes RI (2010), pencegahan penyakit demam berdarah dengue

dapat dibagi menjadi tingkatan yaitu :

1. Pencegahan Primer

Upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat atau

mencegah orang yang sehat menjadi sakit adalah pencegahan tingkat

pertama. Pengendalian vektor adalah satu-satunya upaya yang

diandalkan dalam mencegah demam berdarah dengue sebelum

ditemukannya vaksin terhadap virus demam berdarah dengue, terdapat

4 cara pengendalian vektor yaitu:

a. Pengendalian Cara Kimiawi

Page 39: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

26

Bahan-bahan insektisida dapat diaplikasikan dalam bentuk

penyemprotan (spray) terhadap rumah penduduk. Insektisida yang

dapat digunakan adalah dari golongan organoklorin, organopospor,

karbamat, dan pyrethoid. Pada pengendalian kimiawi digunakan

insektisida yang ditujukan pada nyamuk dewasa atau larva.

Insektisida yang dapat digunakan terhadap larva Aedes aegypty

yaitu dari golongan organopospor (Temephos) dalam bentuk sand

granules yang larut dalam air di tempat perindukan nyamuk atau

sering disebut dengan abatisasi.

b. Pengendalian Hayati atau Biologik

Pengendalian hayati dapat berperan sebagai patogen, parasit, dan

pemangsa. Pengendalian ini dilakukan dengan menggunakan

kelompok hidup, baik dari golongan mikroorganisme hewan

invertebrata atau vertebrata. Pemangsa yang cocok untuk larva

nyamuk adalah beberapa jenis ikan kepala timah

(Panchaxpanchax) dan ikan gabus (Gambusia afffinis). Sedangkan

parasit yang cocok untuk larva nyamuk adalah beberapa etnis

golongan cacing nematoda seperti Romanomarmis inyegari dan

Romanomarmis culiforax.

c. Pengendalian Radiasi

Pemakaian bahan radioaktif dengan dosis tertentu sehingga

nyamuk jantan menjadi mandul adalah cara pengendalian radiasi.

Setelah nyamuk jantan telah diradiasi akan dilepaskan ke alam

bebas. Walaupun nanti nyamuk jantan akan berkopulasi dengan

Page 40: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

27

nyamuk betina, nyamuk betina tidak akan dapat menghasilkan telur

yang fertil.

d. Pengendalian Lingkungan

Untuk mencegah nyamuk kontak dengan manusia dengan cara

memasang kawat kasa pada pintu, lubang jendela, dan ventilasi di

seluruh bagian rumah adalah cara pengendalian lingkungan yang

dapat digunakan. Hindari menggantung pakaian di kamar mandi, di

kamar tidur, atau di tempat yang tidak terjangkau sinar matahari.

Dengan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M

Plus yaitu: Menguras bak mandi, bak penampungan air, tempat

minum hewan peliharaan. Menutup rapat tempat penampungan air,

Hal ini dimaksudkan agar nyamuk dewasa tidak bisa masuk ke

tempat tersebut untuk meletakkan telurnya. Mengubur barang

bekas yang sudah tidak terpakai, yang kesemuanya dapat

menampung air hujan sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk

Aedes aegypti adalah pencegahan yang paling tepat dan efektif dan

aman untuk jangka panjang.

2. Pencegahan Sekunder

Dilakukannya upaya diagnosa dan dapat melakukan tindakan yang

berupaya untuk menghentikan proses penyakit pada tingkat permulaan

sehingga tidak akan menjadi lebih parah adalah cara pencegahan

sekunder, dengan cara melakukan diagnosa sedini mungkin dan

Page 41: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

28

memberikan pengobatan yang tepat bagi penderita demam berdarah

dengue. Pencegahan sekunder diantaranya adalah :

a. Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) yang menemukan

penderita/tersangka penderita demam berdarah dengue segera

melaporkan ke puskesmas dan dinas kesehatan dalam waktu jam.

b. Melakukan penyelidikan epidemiologi yang dilakukan oleh

petugas puskesmas untuk mencari penderita demam tanpa sebab

yang jelas, pemeriksaan jentik, dan untuk mengetahui adanya

kemungkinan terjadinya penularan lebih lanjut sehingga perlu

dilakukan fogging fokus dengan radius 100 meter dari rumah

penderita, dapat disertai penyuluhan kepada masyarakat sekitar.

2.1.8 Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Infeksi Dengue

Infeksi dengue dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut :

1. Faktor Penyebab (Agent)

Virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk betina adalah

agent dalam penyebaran infeksi dengue. Terdapat empat tipe virus yang

dapat menularkan DBD yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4. Untuk

Virus dengue 1 dan 2 dapat menyebabkan penyakit sedangkan virus

dengue 3 dan 4 cenderung menjadi asimtomatik (tanpa gejala). Virus

dengue tipe 1 dan 3 merupakan virus yang banyak berkembang di

Indonesia. Ketika seseorang pernah terinfeksi dengan satu serotype virus

Page 42: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

29

pada umumnya akan kebal terhadap serotype yang sama seumur

hidupnya. Akan tetapi tidak kebal terhadap serotype yang lain, dan

memungkinkan menjadi sensitif terhadap serangan DBD. Nyamuk akan

tetap dapat menularkan virus ke tubuh manusia-manusia lain yang

digigitnya (Yuniarti, 2009)

2. Faktor penjamu (host)

Kelompok yang dapat terserang penyakit adalah penjamu (host). Sebagai

faktor yang menentukan penyebaran penyakit, peranan yang paling

penting adalah Imunitas masyarakat. (Sutrisna, 2010)

Terdapat faktor sosiodemografi yang dapat mempengaruhi panjamu

(host) mudah terserang penyakit infeksi dengue diantaranya :

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang menyebabkan tindak lanjut yang lambat

dan bahkan terjadi kesalahan karena pengetahuan sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang. Pada dasarnya perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih baik. Ketika penderita sulit

membedakan gejala dan tanda-tanda antara penyakit DBD dengan

penyakit demam pada umumnya, Penyakit ini dapat berakibat fatal.

Sehingga perlu adanya penyuluhan untuk masyarakat khususnya

mengenai penyakit DBD lebih dini dan diharapkan masyarakat dapat

manindak lanjuti kasus DBD ini lebih dini sehingga prevalensi

penderita dapat ditekan (Hastuti, 2008)

Page 43: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

30

b. Perilaku Masyarakat

Salah satu kebiasaan masyarakat adalah kurangnya dalam

memperhatikan kebersihan lingkungan, khususnya dalam rangka

pembersihan sarang nyamuk. Karena hal ini dapat menimbulkan

terjadinya transmisi penularan penyakit DBD. Ketika masyarakat

sulit mendapatkan air bersih, kebiasaan ini akan menjadi lebih buruk.

Dikarenakan mereka akan memilih untuk menyimpan air bersih

dalam tendon atau bak air. Apabila Tempat Penampungan Air (TPA)

tidak sering dibersihkan akan menjadi tempat yang potensial untuk

perkembangbiakan nyamuk. Adapun Kebiasaan lainnya adalah

mengumpulkan barang barang bekas dan tidak melaksanan 3M

PLUS (Kemenkes RI, 2011)

c. Sikap manusia

Sikap manusia yang mau melakukan pemberantasan sarang nyamuk

(PSN) berupa gerakan 3M plus yang diikuti oleh tindakan dan

praktek yang nyata. PSN merupakan aktivitas utama upaya

pencegahan DBD yang melibatkan peran serta masyarakat. 3M yaitu

Menguras-Menutup-Mengubur. Gerakan 3M dikembangkan menjadi

3M Plus dengan tambahan penggunaan larvasida, memelihara ikan,

dan mencegah gigitan nyamuk (Widiyanto, 2007).

3. Faktor Lingkungan

Page 44: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

31

Nyamuk Aedes sp pada umumnya hidup di lingkungan perumahan yang

berdesak-desakan, pekarangan yang tidak bersih dan menyukai tempat

yang cenderung lembab dan gelap. Faktor lingkungan yang dimaksud

adalah lingkungan yang mendatangkan terjadinya kontak dengan agent.

Sehingga banyak ditemukan di gantungan-gantungan baju. Wadah-

wadah yang berisi genangan air yang bersih dan tidak bersentuhan

dengan tanah adalah tempat nyamuk ini bertelur. Tempat tersebut seperti

bak mandi, vas/pot bunga, ember dan lain-lain. Biasanya pada saat

musim hujan, banyak air yang tertampung di wadah/kontainer yang

kemudian menjadi tempat nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak

(breeding place). Curah hujan juga berpengaruh pada kelembaban udara

yang tinggi. Karena kelembaban udara yang terlalu tinggi dapat

mengakibatkan keadaan rumah menjadi basah dan lembab yang

memungkinkan berkembangbiaknya penyakit (Hastuti, 2008).

Kepadatan penduduk dan mobilisasi penduduk dapat mempengaruhi

jumlah kejadian DBD dan berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa

atau wabah penyakit. Hal ini dikarenakan jumlah individu yang banyak

pada suatu wilayah akan membuat penduduk tersebut tinggal berdesak-

desakan sehingga lebih mudah untuk penyebaran penyakit ini dan

mempercepat transmisi virus dengue dari vektor. Semakin padat

penduduk maka akan menyebabkan kepadatan hunian. Kepadatan

penghuni adalah perbandingan jumlah penghuni dengan luas rumah.

Page 45: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

32

Berdasarkan standar kesehatan sebaiknya luas rumah adalah 10 m2 per

penghuni (Ita M, 2013)

2.2 Keberadaan dan Kepadatan Jentik Aedes sp

a. Kepadatan populasi vektor

Kepadatan nyamuk dewasa merupakan ukuran yang paling tepat untuk

memprediksi potensi penularan arbovirus (Sanchez et., al. 2006), tetapi hal

ini sangat sulit dilakukan. Untuk hal itu , kepadatan populasi vektor diukur

dengan beberapa indeks tradisional yang dihitung berdasarkan keberadaan

jentik/larva Aedes di lingkungan rumah. Indeks-indeks tersebut adalah

House Index (HI), Container index (CI), dan Breteu Index (BI). HI adalah

persentase rumah yang terpapar larva atau pupa. CI adalah persentase

kontainer yang terpapar larva aktif, sedangkan BI adalah jumlah container

yang positif jentik dibagi jumlah rumah yang diperiksa. Bentuk rumus

ketiga indeks adalah (WHO, 2005 & Baskoro dan Nalim., 2007).

Rumah terpapar jentik

HI = X 100%

Rumah diperiksa

Kontainer terpapar jentik

CI = X 100%

Kontainer diperiksa

Kontainer terpapar jentik

BI = X100%

Rumah diperiksa

Page 46: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

33

Suatu daerah dikategorikan berisiko tinggi terhadap penularan penyakit

DBD jika hasil dari container index ≥5% dan house index ≥10% , dan

dikatakan berpotensi tinggi terhadap penyebaran penyakit DBD apabila

angka Breteau indeks lebih dari 50 %.

Menurut Widiyanto (2007), dapat diketahui bahwa keberadaan jentik

mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan kejadian

DBD (p=0,037). Menurut Brunkard, Joan Marie et., al. (2004), faktor

risiko yang diperkirakan menyebabkan infeksi dengue adalah adanya

habitat larva dan nyamuk Aedes aegypti. Menurut penelitian yang di

lakukan oleh Wati (2009) keberadaan jentik nyamuk yang hidup sangat

memungkinkan terjadinya demam berdarah dengue. Jentik nyamuk yang

hidup di berbagai tempat seperti bak air, atau hinggap di lubang pohon,

lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang, potongan

bambu (Depkes RI, 1992).

Virus dengue mempunyai masa inkubasi yaitu antara 3-7 hari, virus akan

terdapat di dalam tubuh manusia (Sutaryo, 2005). Maka dari itu apabila

keberadaan jentik nyamuk dibiarkan saja , nantinya akan mengakibatkan

kejadian demam berdarah dengue terus meningkat. Hasil penelitian

Sumekar (2007) mendapatkan hasil yaitu jentik Aedes di Kelurahan Raja

Basa mempunyai hubungan dengan kejadian DBD. Menurut penelitian

Sitorus (2005) ada kemungkinan risiko terkena DBD pada lingkungan

Page 47: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

34

rumah yang ada jentiknya dengan lingkungan rumah yang tidak ada

jentiknya dengan nilai Matched Odds Ratio (mOR) nya yaitu 5,8.

Penelitian Suyasa (2007) menunjukkan ada hubungan antara keberadaan

kontainer dengan keberadaan vektor nyamuk DBD dengan nilai koefisien

kontingensi sebesar 0,235. WHO menetapkan pengukuran density figure

untuk mengendalikan kepadatan Aedes aegypti. Terdapat kategori untuk

mengetahui kepadatan jentik tersebut, yaitu :

Tabel 1. Larva Index

Density

figure (DF)

House Index

(HI)

Container

index (CI)

Breteau Index

(BI)

1 1 – 3 1 – 2 1 – 4

2 4 – 7 3 – 5 5 – 9

3 8 – 17 6 – 9 10 – 19

4 18 – 28 10 -1 4 20 – 34

5 29 – 37 15 –20 35 -49

6 38 – 49 21 – 27 50 – 74

7 50 -59 28 – 31 75 – 99

8 60-76 32-40 100-199

9 77+ 41+ 200+

Sumber: (Queensland Government, 2011)

Page 48: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

35

Keterangan :

1) DF = 1 = kepadatan rendah

2) DF = 2-5 = kepadatan sedang

3) DF = 6-9 = kepadatan tinggi

Semakin tinggi angka density figure, semakin berisiko dalam penularan

penyakit.

Page 49: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

36

2.3 Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka teori

(Sumber : modifikasi dari Yuniarti, 2009; Sutrisna, 2010; Hastuti,2008;

Kemenkes RI, 2011; Widiyanto, 2007; Dewi, 2010)

Faktor agent

(penyebab) :

virus dengue

yang

ditularkan

melalui gigitan

nyamuk

betina.

Faktor host

(penjamu) :

1.Sikap manusia

2.perilaku

3. Imunitas

4. pengetahuan

Faktor lingkungan rumah

1..Keberadaan Tempat

Penampungan Air

2. Jenis tempat penampungan air

3.Keberadaan Jentik Vektor

4. Kepadatan Penduduk

5. Curah hujan dan kelembaban

udara

Infeksi dengue Penularan virus

dengue

Transmisi horizontal

(Penularan melalui

gigitan nyamuk Aedes sp.

dengan cara nyamuk

menggigit/menghisap

darah penderita DBD

kemudian mengigit orang

sehat)

Transmisi vertikal

(transovarial) adalah

Penularan Virus tanpa melalui

gigitan nyamuk vektor,

penularan ini diturunkan dari

induk nyamuk infektif

melalui telur kepada nyamuk

generasi berikutnya

Page 50: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

37

2.4 Kerangka Konsep

Gambar 2 Kerangka Konsep

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah container index dan variabel terikat

pada penelitian ini adalah kejadian infeksi dengue di Bandar Lampung.

Sehingga peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan container index

terhadap kejadian infeksi dengue di wilayah Bandar Lampung.

2.5 Hipotesis

2.5.1 Hipotesis Null (H0)

Tidak terdapat hubungan container index terhadap kejadian infeksi dengue

di wilayah Bandar Lampung.

2.5.2 Hipotesis Alternatif (Ha)

Terdapat hubungan container index terhadap kejadian infeksi dengue di

wilayah Bandar Lampung.

Container index Kejadian infeksi dengue

Page 51: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

38

.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan

menggunakan desain penelitian cross sectional. yaitu jenis penelitian untuk

mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan efek meliputi variabel

bebas dan variabel terikat yang diukur sekaligus dalam suatu waktu

(Notoatmodjo, 2012) dimana penelitian ini mengetahui hubungan container

index terhadap kejadian infeksi dengue di wilayah Bandar Lampung.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan di wilayah Bandar Lampung. Pengumpulan

data dilaksanakan pada bulan Oktober 2019-November 2019.

3.3 Subjek Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua pasien dengan diagnosis klinis

Infeksi dengue menurut kriteria WHO 2011 yang berdomisili di

Bandarlampung yang tercatat sebagai pasien di Rumah Sakit

Bhayangkara Polda Lampung, RSUD A. Dadi Tjokrodipo Provinsi

Page 52: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

39

Lampung, Puskesmas Rawat Inap Waykandis, Puskesmas Rawat Inap

Permata Sukarame, Puskesmas Rawat Inap Sukabumi, Puskesmas Rawat

Inap Kedaton, Puskesmas Rawat Inap Satelit, Puskesmas Rawat Inap

Kota Karang, Dan Puskesmas Rawat Inap Sukaraja pada bulan Oktober

2019-November 2019 dan orang yang tidak menderita infeksi dengue

yang merupakan tetangga pasien yang berdomisili di Bandar Lampung.

3.3.2 Subjek penelitian

Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh pasien dengan

diagnosis klinis Infeksi dengue menurut kriteria WHO 2011 yang

berdomisili di Bandarlampung. Teknik pengambilan subjek dalam

penelitian ini adalah consecutive sampling. Pada consecutive sampling,

semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan

dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.

Consecutive sampling ini merupakan jenis non-probability sampling yang

paling baik dan merupakan cara termudah. Sebagian besar penelitian klinis

(termasuk uji klinis) menggunakan teknik ini untuk pemilihan subjeknya

(Sastroasmoro, 2007).

Penentuan besar subjek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus

analitik komparatif kategorikal tidak berpasangan menurut Dahlan berikut:

n1=( Z α √2PQ + Zβ √ P1Q1 + P2Q2)2

(P1 - P2 ) 2

Keterangan:

n1 : Besar sampel sebagai kasus

Page 53: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

40

n2 : Besar sampel sebagai kontrol

Z α : 1,96 (Kesalahan tipe 1 ditetapkan sebesar 5%)

Z β : 0,84 (Kesalahan tipe 2 ditetapkan sebesar 20%)

P1 : Proporsi pada beresiko atau kasus

Q1 : 1-P1

P2 : 0,02 (Proporsi pada kelompok tidak terpajan atau kontrol.

Berdasarkan penelitian widya et., al. (2016)

Q2 : 1-P2

P : Proporsi total =

Q : 1-P

P1-P2 : 0,27

n1 = ( Z α √2PQ + Zβ √ P1Q1 + P2Q2)2

(P1 - P2 ) 2

n1 = (1,96√(2x0,15x0,75)+0,84√(0,28x0,72)+(0,02x0,98))2

(0,28 – 0,02)2

n1 = (1,96√(0,225)+0,84√(0,2212))2

(0,26)2

n1 = (0,9297+0,39)2

(0,26)2

n1 = 25,36

n2 = n1 = 25,36

Dari perhitungan rumus di atas maka dibutuhkan minimal subjek

penelitian dalam kelompok kasus dan kelompok kontrol masing-masing

25 subjek.

3.4 Kriteria Inklusi Subjek Penelitian

Kriteria inklusi subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 54: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

41

a. Semua pasien dengan diagnosis klinis Infeksi dengue menurut kriteria

WHO 2011.

b. Tetangga pasien yang sehat tidak menderita infeksi dengue.

3.5 Kriteria Eksklusi Subjek Penelitian

Kriteria eksklusi subjek penelitian adalah

a. Tidak bersedia menjadi subjek penelitian

b. Rumah yang sudah dilakukan fogging

3.6 Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data Primer pada penelitian ini yaitu data kepadatan jentik nyamuk

yang didapatkan melalui observasi langsung rumah pasien dan tetangganya.

Sedangkan data sekunder pada penelitian ini adalah data rekam medis pasien

yang terdiagnosa infeksi dengue dan alamat pasien tersebut, yang tercatat di

RSUD A. Dadi Tjokrodipo Provinsi Lampung, RS Bhayangkara Polda

Lampung dan Puskesmas Rawat Inap di Bandar Lampung

3.7 Identifikasi Variabel

3.7.1 Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah Container index.

3.7.2 Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah kejadian infeksi dengue di

wilayah Bandar Lampung.

Page 55: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

42

3.8 Definisi Operasional

Tabel 2 Definisi Operasional (DO)

Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

Kejadian

infeksi

dengue

Pasien yang

menderita infeksi

dengue berdasarkan

data pada Rekam

medis

Rekam

Medis

Melihat

Rekam

Medis

1.Ya

2. Tidak

Nominal

Container

index (CI)

Persentase

kontainer/wadah

yang positif jentik

dibagi dengan

seluruh jumlah

kontainer yang

diperiksa

Pengamatan

secara

langsung

oleh mata

Observasi

1.Tinggi

Jika Container

index dalam

Density Figure

(DF) >3

2. Rendah

Jika Container

index dalam

Density Figure

(DF) ≤3

Ordinal

3.9 Prosedur penelitian dan pengumpulan data

3.9.1 Persiapan penelitian

1. Persiapan proposal dan penentuan sampel yang akan digunakan dalam

penelitian.

2. Mempersiapkan alat penelitian guna menunjang kelangsungan penelitian

ini.

3. Melakukan informed consent kepada pasien yang bersedia tempat tinggal

nya dijadikan sampel dalam penelitian.

Page 56: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

43

3.9.2 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur dalam pengumpulan data penelitian ini memerlukan beberapa

tahap diantaranya:

Meminta surat pengantar pada FK Unila untuk melakuan penelitian setelah

proposal disetujui oleh pembimbing.

1. Mengajukan surat permohonan izin ke bagian perizinan Rumah Sakit

Bhayangkara Polda Lampung, RSUD A. Dadi Tjokrodipo Provinsi

Lampung dan Puskesmas Rawat Inap di Bandarlampung.

2. Mengajukan surat permohonan izin kepada pasien yang bersedia

berpartisipasi dalam penelitian.

3. Menjelaskan tentang manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan

kerahasiaan informasi yang akan diperoleh dari responden serta

meminta kerja sama pasien untuk bersedia di observasi rumahnya.

4. Melakukan observasi di rumah pasien yang telah bersedia rumahnya di

observasi.

5. Data yang didapat dari observasi diproses dan dianalisis.

3.9.3 Pengumpulan Data Kepadatan Jentik Nyamuk Aedes sp

Pengambilan sampel dilakukan di rumah pasien yang telah bersedia rumah

nya di observasi setelah melakukan informed consent .

Pengambilan sampel dilakukan dengan mencari breeding place nyamuk

Aedes sp untuk melihat ada tidaknya jentik nyamuk yang terdapat di

dalamnya. Tempat-tempat yang dilakukan observasi untuk dilakukan

pengambilan sampel adalah :

Page 57: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

44

1. Semua tempat atau bejana yang dapat menjadi tempat

perkembangbiakan nyamuk Aedes sp dicatat dan diperiksa untuk

mengetahui ada atau tidaknya larva.

2. Tempat Penampungan Air (TPA) yang berukuran besar seperti : bak

mandi, tempayan, drum , dan bak penampungan air lainnya.

3. Tempat-tempat perkembangbiakan yang kecil seperti vas bunga,

Ember, pot tanaman air, kaleng bekas, dan botol yang airnya keruh.

4. Untuk memeriksa larva di tempat yang kurang pencahayaan atau airnya

keruh, dapat menggunakan senter sebagai alat pembantu penerangan.

Hasil kepadatan jentik nyamuk didapatkan dari jumlah tempat

penampungan air yang terdapat jentik dibagi dengan jumlah seluruh tempat

penampungan air yang diperiksa dan dinyatakan dalam persen untuk dilihat

kepadatan jentik nya di tabel density figure.

Kontainer terpapar jentik

CI = X 100%

Kontainer diperiksa

Page 58: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

45

3.10 Alur Penelitian

Gambar 3. Alur Penelitian

Tahap Persiapan

Pembuatan proposal,

perizinan, pengajuan kaji etik

penelitian dan koordinasi

dengan pihak rumah sakit

dan puskesmas rawat inap di

Bandarlampung

Pengisian lembar informed

consent pada sampel yang

memenuhi kriteria inklusi

penelitian

Pengambilan sampel dilakukan

di rumah pasien yang telah

bersedia rumah nya di observasi

Pengambilan sampel dilakukan

dengan mencari breeding place

nyamuk Aedes sp untuk melihat

ada tidaknya jentik nyamuk

yang terdapat di dalamnya.

Memeriksa semua Tempat

Penampungan Air (TPA) yang

berukuran besar dan kecil dan

semua tempat yang dapat menjadi

tempat perkembangbiakan

nyamuk Aedes sp seperti kaleng-

kaleng atau botol bekas.

Tempat yang kurang pencahayaan

atau airnya keruh, dapat

menggunakan senter sebagai alat

pembantu penerangan.

Analisis data menggunakan

program komputer

Tahap Pelaksanaan

Tahap Pengolahan Data

Pencatatan data yang diperoleh

Page 59: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

46

3.11 Analisis Data

Analisis statistika untuk mengolah data hasil penelitian menggunakan

program statistik pada komputer yaitu SPSS dimana akan dilakukan dua

macam analisis data yaitu:

1. Analisis univariat

Analisis ini digunakan pada variabel bebas dan variabel terikat untuk

menentukan distribusi dan frekuensi dari kedua hubungan antar variabel.

2. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Penelitian ini menggunakan uji Chi

Square. Jika tidak memenuhi syarat uji tersebut, maka uji alternatif

yang digunakan adalah uji Fisher Exact. Jika dalam uji statistik

didapatkan nilai p< 0.05 maka terdapat hubungan yang bermakna antara

kedua variabel tersebut dan jika nilai p>0.05 maka tidak terdapat

hubungan bermakna antara kedua variabel tersebut.

3.12 Etika Penelitian

Penelitian ini telah mendapat persetujuan Komite Etik Penelitian Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung No: 3045/UN26.18/PP.05.02.00/2019.

Page 60: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Terdapat hubungan bermakna antara container index terhadap

kejadian infeksi dengue di Bandar Lampung.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran

dari peneliti, diantaranya:

1. Saran untuk Pelayanan Kesehatan

Untuk mengurangi angka kejadian Demam Berdarah dengue

dapat diberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai

pengetahuan umum terkait penyakit ini dan diharapkan

tercapainya masyarakat dengan perilaku yang baik dalam

tindakan memelihara kesehatan lingkungan rumah serta

masyarakat dapat berpartisipasi dalam menurunkan angka

kejadian demam berdarah di wilayahnya.

Page 61: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

59

2. Saran untuk Masyarakat dan Subjek Penelitian

Diharapkan masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan

lingkungan baik di dalam maupun di luar rumah, terutama

pengurasan bak mandi dan tidak mebiarkan adanya tempat

yang berpotensi menjadi genangan air untuk tempat

perindukan vektor nyamuk di sekitar rumah. Masyarakat juga

dapat melakukan kegiatan kerja bakti secara rutin, melakukan

upaya perlindungan diri menggunakan obat anti nyamuk pada

waktu yang tepat, menggunakan kawat kassa pada setiap

ventilasi rumah dan memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan yang ada serta melakukan Pemberantasan Sarang

Nyamuk (PSN) melalui 3M plus (menguras, menutup dan

mengubur)

3. Saran untuk Peneliti Lain

Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenenai

hubungan container index terhadap kejadian demam berdarah

dengue di bandarlampung, tempat yang di obervasi bukan

hanya rumah, mungkin peneliti dapat mengobservasi sekolah

atau tempat kerja sampel penderita DBD.

Page 62: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi UF, et., al. 2010. Jendela [Buletin]. Kemenkes Indonesia. vol 2.

hlm. 1−5.

Aniess. 2006. Manajemen berbasis lingkungan solusi mencegah dan

menanggulangi penyakit menular. Jakarta: PT Elex Media Komputind.

Brunkard, Joan Marie, et., al. 2004. Dengue fever seroprevalence and risk

factors.Texas Mexico Border

Cecep D. 2011. Vektor penyakit tropis. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Depkes RI. 1992. Kumpulan surat keputusan edaran tentang pemberantasan

penyakit demam berdarah dengue. Jakarta: Ditjen PPM dan PL.

Depkes RI. 1992. Petunjuk teknis penggerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk

(PSN) demam berdarah dengue. Jakarta: Direktorat Jendral P2 & PL.

Depkes RI. 2004. Perilaku hidup nyamuk Aedes aegypti sangat penting diketahui

dalam melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk termasuk

pemantauan jentik berkala. Jakarta: Direktorat Jendral P2 & PL.

Depkes RI. 2005. Pencegahan dan pemberantasan demam berdarah dengue di

indonesia, Jakarta: Direktorat Jendral P2 & PL.

Depkes RI. 2005. Program prioritas nasional pemberantasan penyakit menular

jangka Menengah 2005-2009. Jakarta: Jakarta: Direktorat Jendral P2 &

PL.

Depkes RI. 2005. Pencegahan dan pemberantasan Demam berdarah dengue.

Jakarta: Direktorat Jendral P2 & PL.

Depkes RI. 2007. Pencegahan dan pemberantasan demam berdarah dengue di

Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral P2 & PL.

Depkes RI. 2010. Demam berdarah dengue: Buletin jendela epidemiologi, 2.

Jakarta: Ditjen PPM dan PL.

Dinkes Bandarlampung. 2018. Profil kesehatan tahun 2018. Bandarlampung.

Djakaria S, Sungkar. 2008. Pendahuluan entomologi. Parasitologi kedokteran

Edisi Ke-4. Jakarta: FK UI. hlm. 383.

Page 63: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

61

Hastuti. 2008. Demam berdarah dengue. Penyakit dan pencegahanya. Yogyakarta:

Kanisius Indonesia.

Hoedojo R, Sungkar. 2008. Morfologi daur hidup dan perilaku nyamuk.

Parasitologi kedokteran Edisi Ke-4. Jakarta: FK UI hlm.383.

Kemenkes RI, 2011. Modul pengendalian demam berdarah dengue. Jakarta:

Direktorat Jendral P2 & PL.

Kemenkes RI. (2010). Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 374

tahun 2010 tentang pengendalian vektor. Jakarta.

Kemenkes RI. (2019). Profil kesehatan Indonesia tahun 2018. Jakarta.

Misnadiarly. 2009. Demam berdarah dengue (DBD). Jakarta: Pustaka Populer

Obor.

Notoatmodjo S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka

Cipta. hlm. 58-59.

Pham HV, et., al. 2011. Ecological factors assosiated with dengue fever in a

central highland province. Vietnam: BMC Infections Diseases.

Queensland Government. 2011. The queensland dengue management plan 2010

2015. Fortitude Valley: Queensland Health.

Ridha MR, Rahayu N, Rosvita NA, Setyaningtyas DE. 2013. Hubungan kondisi

lingkungan dan kontainer dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes

aegypti di daerah endemis demam berdarah dengue di Kota

Banjarbaru. Jurnal BUSKI. vol. 4. no 3. hlm.133-137.

Sanchez L, et., al. 2006. Aedes aegypti larval indices and risk for dengue.

Epidemics: Emerging Infectious Diseases.

Sastroasmoro S, Ismael, S. 2007. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi

Ke-3. Jakarta: CV Sagung Seto.

Sibe A, Nawi R, Abdullah AZ. 2010. Faktor risiko kejadian demam berdarah

dengue di kecamatan tempe kabupaten wajo 2009. Jurnal MKMI. vol 6

No 4. Hlm. 198-203.

Sitorus. 2005. Strategi pencegahan kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah

dengue (DBD) melalui pendekatan faktor risiko di kota medan. [Tesis].

Medan: USU.

Soegijanto S. 2006. Demam berdarah dengue. Edisi kedua. Surabaya : Airlangga

University Press.

Page 64: HUBUNGAN CONTAINER INDEX TERHADAP KEJADIAN INFEKSI …digilib.unila.ac.id/60877/3/SKRIPSI TANPA PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 24. · Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat mencapai

62

Suharmiati, Handayani L. 2007. Tanaman obat dan ramuan tradisional untuk

mengatasi demam berdarah dengue. Cetakan I. Jakarta: Agro Media

Pustaka. hlm. 22-23.

Sumekar DW. 2007. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keberadaan jentik

nyamuk Aedes sp di kelurahan rajabasa. Seminar hasil penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat. Bandarlampung: Unila.

Sutaryo. 2005. Dengue. Yogyakarta: Medika FK UGM.

Sutrisna, Bambang. 2010. Pengantar metode epidemiologi. Jakarta: Dian Rakyat.

Suyasa et., al. 2007. Hubungan faktor lingkungan dan perilaku masyarakat

dengan keberadaan vektor demam berdarah dengue (DBD) di wilayah

kerja puskesmas 1 Denpasar Selatan. Jurnal Ecothropic. vol 3. hlm. 1-6.

Wati, Widia Eka. 2009. Beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian

demam berdarah dengue (DBD) di Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan.

[Skripsi Sarjana] Semarang: Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.

WHO. 2005. Pencegahan dan pengendalian dengue dan demam berdarah dengue.

Panduan lengkap. Alih Bahasa: Palupi Widyastuti. Editor Bahasa

Indonesia: Salmiyatun. Jakarta: EGC.

WHO. 2011. Comprehensive guidelines for prevention and control of dengue and

dengue haemorrhagic fever. Revised and expanded edition. India: WHO.

hlm. 18-24.

WHO. 2017. Dengue and severe dengue. Tersedia pada:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/ (Diakses: 29

september 2019).

Widiyanto T. 2007. Kajian manajemen lingkungan terhadap demam berdarah

dengue (DBD) di kota Purwokerto Jawa Tengah. [Tesis]. Semarang:

Program Pascasarjana, Undip.

Widoyono. 2008. Penyakit tropis epidemiologi penularan pencegahan dan pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.

Yuniarti. 2009. Hubungan iklim (curah hujan, kelembaban dan suhu udara)

dengan kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Jakarta

Timur tahun 2004-2008. [Skripsi] Jakarta: UI.