HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR...

101
HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR KOLESTEROL DI POSYANDU LANSIA DESA SUGIHAN BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan Program Studi S1 Gizi Oleh : SITI KHUSNUL KHOTIMAH 2013.030029 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Transcript of HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR...

Page 1: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN

KADAR KOLESTEROL DI POSYANDU LANSIA DESA

SUGIHAN BOYOLALI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir

Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan

Program Studi S1 Gizi

Oleh :

SITI KHUSNUL KHOTIMAH

2013.030029

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko
Page 3: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko
Page 4: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko
Page 5: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

MOTTO

فى سبيل الل من خر ج فى طلب العلم فهى

„‟Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah „‟

(HR.Turmudzi)

وا كمل المؤ منين إيماناأحسنههم خلقا

„‟Dan orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling

baik akhlaknya‟‟

(HR.Ahmad)

”Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang

yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”

(Al-Mujadilah : 11)

Janganlah membanggakan dan meyombongkan diri apa-apa yang kita peroleh,

turut dan ikutilah ilmu padi makin berisi makin tunduk dan makin bersyukur

kepada yang menciptakan kita Allah SWT.

Page 6: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan sebagai ungkapan rasa terimakasih yang

tak terhingga kepada :

1. Allah SWT, atas rahmat dan izin NYA sehingga saya dapat menyusun

skripsi ini hingga selesai.

2. Rasulullah SAW, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada beliau keluarga besar beserta para sahabat.

3. Kedua orang tua saya, Bapak Ahmad Sumardi dan Ibu Nurul Fadhilah,

sebagai bakti dan rasa terima kasih saya kepada beliau yang telah

memberikan dukungan materi, support, doa dan kasih sayangnya yang

tiada henti.

4. Kedua adik-adik saya Vina Mawaddatul Maula dan Muhammad Amin

Faiz dan seluruh keluarga besar sebagai bakti dan rasa terima kasih saya

kepada beliau yang telah memberikan dukungan, support, doa dan kasih

sayangnya yang tiada henti.

Terima kasih yang sebenar-benarnya untuk kalian semua dan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan pengetahuan dimasa

yang akan datang.

Page 7: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Hubungan Asupan Lemak dan Status Gizi dengan Kadar Kolesterol di

Posyandu Lansia Desa Sugihan Boyolali”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini mengalami banyak

kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, arahan, dorongan serta bimbingan

dari berbagai pihak, maka kesulitan maupun hambatan dapat teratasi. Untuk itu

dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala

bantuan yang telah diberikan dan mohon maaf atas segala kekhilafan kepada:

1. Weni Hastuti, S.Kep., M.Kes., selaku Ketua STIKES PKU Muhammadiyah

Surakarta.

2. Tuti Rahmawati, S.Gz., M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 Gizi STIKES

PKU Muhammadiyah Surakarta dan Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyusunan

skripsi.

3. Dewi Pertiwi DK, S.Gz., M.Gizi., selaku Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan selama proses

penyusunan skripsi.

4. Retno Dewi Noviyanti, S.Gz., M.Si., selaku penguji yang telah memberikan

masukan, arahan, kritik, saran dan perbaikan skripsi.

5. Ibu Amin, selaku Ketua Posyandu Desa Sugihan yang telah membantu dan

mengijinkan melakukan penelitian di Desa Sugihan Andong Boyolali.

6. Sahabat-sahabat saya Riza, Galuh, Inayah, Dewi, Imas, Dinar dan seluruh

teman-teman satu angkatan terikasih atas dukungan, do‟a, semangat dan

kebersamaannya selama ini.

7. Almamaterku tercinta STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta, terima kasih

telah menjadi saksi perjuangan kita selama ini.

8. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi.

Page 8: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Harapan penulis ini, semoga skripsi ini bermanfaat dalam pengembangan

ilmu pengetahuan.

Surakarta, 31 Juli 2017

Penulis

Page 9: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

ABSTRAK

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR

KOLESTEROL DI POSYANDU LANSIA DESA SUGIHAN BOYOLALI

Siti Khusnul Khotimah1, Tuti Rahmawati

2, Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati

3

Latar Belakang : Peningkatan kadar kolesterol darah dapat dipengaruhi oleh tingkat

konsumsi asam lemak total dan tingkat konsumsi zat kolesterol makanan. Asupan

merupakan faktor langsung penyebab terjadinya obesitas. Keadaan ini disebabkan karena

pola konsumsi yang berlebihan, banyak mengandung lemak dan karbohidrat yang tidak

sesuai kebutuhan. Tingginya tingkat konsumsi asam lemak dapat menyebabkan

peningkatan kadar kolesterol.

Tujuan : Mengetahui hubungan asupan lemak dan status gizi dengan kadar kolesterol

pada lansia di Desa Sugihan Boyolali.

Metode Penelitian : Desain penelitian observasional analitik dengan rancangan cross

sectional. Pengambilan sampel penelitian menggunakan simple random sampling.

Sampel berjumlah 59 lansia. Data analisis menggunakan Rank Spearman. Asupan lemak

menggunakan form food recall 2x24 jam.

Hasil : Hasil penelitian dapat diketahui ada hubungan asupan lemak dan status gizi

dengan kadar kolesterol pada lansia (p = 0,000).

Simpulan : Ada hubungan asupan lemak dan status gizi dengan kadar kolesterol di

Posyandu lansia Desa Sugihan Boyolali.

Kata Kunci : Asupan Lemak, Status Gizi, Kadar Kolesterol, Lansia 1 Mahasiswa program S1 Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta 2 Dosen Pembimbing 1 S1 Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta 3 Dosen Pembimbing 2 S1 Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Page 10: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN FAT INTAKE AND NUTRITION STATUS WITH

CHOLESTEROL CONDITIONS AT ELDERLY POSYANDU OF SUGIHAN

VILLAGE BOYOLALI

Siti Khusnul Khotimah1, Tuti Rahmawati

2, Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati

3

Background : The increased of blood cholesterol levels can be affected by the level of

total fatty acid consumption and the level of consumption of dietary cholesterol

substances. Intake is a direct factor causing obesity. This situation is caused by excessive

consumption patterns, containing fats many and carbohydrates that are not as needed.

High levels of fatty acid consumption can lead to an increase in cholesterol levels.

Objective : To know the correlation of fat intake and nutritional status with cholesterol

level in elderly in Sugihan Village Boyolali.

Research Method : The Research use analytic observational design with cross sectional

design. The sample was taken using by simple random sampling. The sample was 59

elderly. Data analysed using by spearman rank.was take. Fat intake was taken using form

food recall 2x24 hours.

Results : From the results of the study can be seen there was a correlation of fat intake

and nutritional status with cholesterol levels in elderly (p = 0.000).

Conclusion : There is relationship between fat intake and nutritional status with

cholesterol level in elderly Posyandu Sugihan Village Boyolali.

Keywords: Fat intake, Nutritional Status, Cholesterol, Elderly 1 Student Bachelor of Nutrition STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

2 First Lecturer Bachelor of Nutrition STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

3 Second Lecturer Bachelor of Nutrition STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

DAFTAR ISI

Page 11: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................ iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... ix

ABSTRACT ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

1. Tujuan Umum ................................................................................ 4

2. Tujuan Khusus ............................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

1. Secara Teoritis ................................................................................ 4

2. Secara Praktis ................................................................................. 5

E. Keaslian Penelitian ............................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7

A. Tinjauan Teori ...................................................................................... 7

1. Lansia ............................................................................................. 7

2. Kolesterol ....................................................................................... 10

3. Status Gizi ...................................................................................... 20

4. Asupan Lemak ............................................................................... 28

B. Kerangka Teori..................................................................................... 32

C. Kerangka Konsep ................................................................................. 32

Page 12: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

D. Hipotesis ............................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 34

A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................. 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 34

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.............................................. 34

D. Variabel Penelitian ............................................................................... 37

E. Definisi Operasional............................................................................. 37

F. Instrumen Penelitian............................................................................. 37

G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ....................................................... 39

H. Teknik Analisa Data ............................................................................. 40

I. Jalannya Penelitian ............................................................................... 42

J. Etika Penelitian .................................................................................... 43

K. Jadwal Penelitian .................................................................................. 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 44

A. Profil Tempat Penelitian ...................................................................... 44

B. Hasil Penelitian .................................................................................... 44

C. Pembahasan .......................................................................................... 49

D. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 55

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 56

A. Simpulan .............................................................................................. 56

B. Saran ..................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Page 13: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Gambar 1. Kerangka Teori ............................................................................... 32

Gambar 2. Kerangka Konsep ........................................................................... 32

DAFTAR TABEL

Page 14: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Tabel 1. Keaslian Penelitian ............................................................................. 5

Tabel 2. Kadar Kolesterol pada Lansia ............................................................ 11

Tabel 3. Klasifikasi Status Gizi Lansia ............................................................ 22

Tabel 4. Angka Kecukupan Gizi ...................................................................... 23

Tabel 5. Definisi Operasional .......................................................................... 37

Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur................................................ 45

Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 45

Tabel 8. Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Lemak ................................ 45

Tabel 9. Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi ....................................... 46

Tabel 10. Distribusi Sampel Berdasarkan Kadar Kolesterol ........................... 46

Tabel 11. Distribusi Kadar Kolesterol Berdasarkan Asupan Lemak ............... 47

Tabel 12. Hasil Korelasi Asupan Lemak dengan Kadar Kolesterol ................ 47

Tabel 13. Distribusi Kadar Kolesterol Berdasarkan Status Gizi ...................... 48

Tabel 14. Hasil Korelasi Status Gizi dengan Kadar Kolesterol ....................... 48

DAFTAR LAMPIRAN

Page 15: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Lembar Penjelasan Sampel

Lampiran 3. Surat Kesediaan Sampel

Lampiran 4. Informed Consent

Lampiran 5. Formulir Pengumpulan Data

Lampiran 6. Formulir Food Recall 24 jam

Lampiran 7. Master Tabel

Lampiran 8. Output SPSS

Lampiran 9. Lembar Konsultasi

Lampiran 10. Surat Izin Penelitian

Lampiran 11. Surat Rekomendasi Penelitian

Lampiran 12. Dokumentasi

Page 16: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia atau lebih dikenal dengan istilah lansia merupakan

suatu kondisi dimana manusia akan kehilangan daya imunitasnya terhadap

infeksi yang berakibat menurunnya fungsi jaringan otot hingga fungsi

organ tubuh seperti jantung, hati, otak, dan ginjal. Salah satu dampak dari

penurunan fungsi organ jantung adalah terjadinya pengendapan zat-zat

yang bersifat aterosklerosis yang dapat menyebabkan perubahan elastisitas

pembuluh darah (Almatsier, 2011).

Persentase penduduk lansia dari hasil Susenas tahun 2012 oleh

Badan Pusat Statistik Republik Indonesia telah mencapai angka diatas 7%,

sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur usia

antara tua atau lansia. Derajat kesehatan penduduk lansia secara umum

cenderung rendah. Tahun 2008 lansia yang mengalami gangguan

kesehatan sebesar 49,50% dan naik menjadi 55,42% di tahun 2011.

Tingginya presentase penduduk lansia yang mengalami keluhan kesehatan

ditemukan hampir di semua Provinsi di Indonesia (Doewes, 2011).

Pola konsumsi makanan yang kurang tepat dapat menyebabkan

berbagai masalah kesehatan, diantaranya adalah tidak terkontrolnya

keseimbangan cairan, kekurangan enzim laktase, kenaikan tekanan darah,

serta timbulnya berbagai penyakit degeneratif adalah terjadinya

peningkatan kadar kolesterol plasma di dalam darah yang dapat

menyebabkan timbulnya plak sehingga menyebabkan adanya penyempitan

pembuluh darah (Notoatmojo, 2007).

Peningkatan kadar kolesterol darah dapat dipengaruhi oleh tingkat

konsumsi asam lemak total dan tingkat konsumsi zat kolesterol makanan

(Almatsier, 2009). Tingginya tingkat konsumsi asam lemak dapat

menyebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL (Low Density

Page 17: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

2

Lipoprotein) yang berfungsi membawa kolesterol untuk keperluan

jaringan metabolik. Jumlah kolesterol dalam darah yang berlebihan akan

diangkut kembali ke hati oleh HDL (High Density Lipoprotein) (Sitorus,

2006). Penelitian Megawati (2010) dalam Adhiyani (2013) di Rumah Sakit

Umum Raden Ajeng Kartini Jepara menunjukkan bahwa asupan lemak

mempunyai hubungan yang signifikan dengan peningkatan kadar

kolesterol pada penderita penyakit jantung koroner.

Faktor risiko yang berhubungan dengan kadar kolesterol total

dibagi dalam faktor yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat

diubah. Faktor yang tidak dapat diubah meliputi usia, jenis kelamin dan

genetik. Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah meliputi diet, status

gizi, dan aktifitas fisik {NHLBI(2012) dalam Adhiyani, 2013}. Banyak

bukti yang menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat kolesterol,

semakin baik dalam menurunkan risiko penyakit. Apalagi jika disertai

perubahan gaya hidup, akan semakin menurunkan risiko terkena serangan

jantung atau stroke (Bull, 2007).

Asupan merupakan faktor langsung penyebab terjadinya obesitas.

Keadaan ini disebabkan karena pola konsumsi yang berlebihan, banyak

mengandung lemak dan karbohidrat yang tidak sesuai kebutuhan. Proses

metabolisme yang menurun pada lanjut usia, apabila tidak diimbangi

dengan peningkatan aktifitas fisik atau penurunan jumlah makanan,

sehingga kalori yang berlebih akan diubah menjadi lemak yang

mengakibatkan kegemukan. Pada lansia terdapat kenaikan lemak tubuh

dan menurunnya jaringan otot dengan bertambahnya usia, sehingga berat

badan secara keseluruhan dapat dipertahankan stabil dari dewasa muda

sampai tua. Tetapi apabila seseorang mempunyai berat badan 20% diatas

normal maka termasuk kegemukan. Orang yang gemuk mempunyai risiko

terserang sakit dan meninggal lebih tinggi karena erat hubungannya

dengan penyakit jantung koroner, hipertensi, sakit ginjal, diabetes militus

dan dislipidemia. Berbagai faktor yang berperan terhadap kejadian gizi

Page 18: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

3

lebih pada lansia karena penurunan laju metabolik dan menurunnya

aktivitas akibat proses penuaan (Setiani, 2012).

Shah et al (2008), melakukan penelitian pada kedua kelompok

masyarakat (obesitas dan non obesitas) di perkotaan Pakistan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kadar kolesterol total tinggi > 200 mg/dl

terdapat pada 37% masyarakat yang obesitas dan 29% masyarakat yang

non obesitas. Hal ini menunjukkan secara signifikan bahwa kadar

kolesterol total tinggi cenderung dialami oleh masyarakat yang obesitas.

Peningkatan kadar kolesterol yang merupakan risiko terhadap

penyakit jantung dan stroke mempunyai perkiraan angka kematian di

dunia sekitar 2,6 juta. Angka kematian tertinggi sekitar 54% terjadi di

wilayah Eropa, kemudian Amerika 48%. Wilayah Afrika dan Asia

Tenggara menunjukkan 22,6% untuk Afrika dan 29,0% untuk Asia

Tenggara (WHO, 2013).

Menurut Mumpuni dan Wulandari (2011) survei di 8 negara Asia

menunjukkan 50% penduduk Asia gagal menurunkan kadar kolesterol

jahat sesuai target yang disarankan dalam pengobatan. Di Indonesia

kegagalan ini mencapai 70% sehingga dapat mengakibatkan terserang

penyakit seperti jantung koroner dan stroke yang menjadi salah satu faktor

terbesar terjadinya kematian di Indonesia.

Survei pendahuluan yang dilakukan di Posyandu lansia di Desa

Sugihan Kecamatan Andong Boyolali diketahui bahwa di posyandu lansia

belum pernah dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol, namun masih ada

beberapa masyarakat yang melakukan pemeriksaan kadar kolesterol di

bidan desa atau pelayanan kesehatan hanya orang-orang tertentu karena

keaktifan lansia untuk datang ke Posyandu masih kurang.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

meneliti “Hubungan Asupan Lemak dan Status Gizi dengan Kadar

Kolesterol di Posyandu LansiaDesa Sugihan Boyolali”.

Page 19: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitian :Apakah ada hubungan asupan lemak dan status

gizi dengan kadar kolesterol di Posyandu Lansia Desa Sugihan Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan asupan lemak dan status gizi dengan

kadar kolesterol di Posyandu Lansia Desa SugihanBoyolali.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan asupan lemak di Posyandu LansiaDesa Sugihan

Boyolali.

b. Mendeskripsikan status gizi di Posyandu Lansia Desa Sugihan

Boyolali.

c. Mendeskripsikan kadar kolesterol di Posyandu Lansia Desa

SugihanBoyolali.

d. Menganalisis hubungan asupan lemak dengan kadar kolesterol di

Posyandu Lansia Desa SugihanBoyolali.

e. Menganalisis hubungan status gizi dengan kadar kolesterol di

Posyandu Lansia Desa SugihanBoyolali.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan bagi pembaca khususnya mahasiswa tentang hubungan

asupan lemak dan status gizi dengan kadar kolesterol di Posyandu

Lansia Desa Sugihan Boyolali.

Page 20: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

5

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya pengaruh asupan

lemak dan status gizi dengan kadar kolesterol pada lansia.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan menfasilitasi peneliti dalam

mengembangkan kemampuan meneliti sekaligus mengaplikasikan

ilmu yang telah didapat.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1. Keaslian Penelitian

NO. Keaslian Penelitian

1 Nama Peneliti / Tahun

Judul

Desain dan Variabel

Hasil

Persamaan

Perbedaan

Kusuma, dkk / 2015

Hubungan Pola Makan Dengan Peningkatan

Kadar Kolesterol Pada Lansia di Jebres

Surakarta

Desain studi Cross Sectional

Variabel Bebas : Pola Makan

Variabel Terikat ; Kadar Kolesterol

Ada hubungan yang signifikan antara pola

makan dengan kadar kolesterol yakni

semakin tinggi makanan berlemak semakin

tinggi pula kadar kolesterol.

Meneliti kadar kolesterol, sampellansia dan

desain studi Cross Sectional.

Meneliti tentang pola makan dan tidak

meneliti status gizi.

2 Nama Peneliti / Tahun

Judul

Desain dan Variabel

Hasil

Persamaan

Perbedaan

Sobari, RN / 2014

Hubungan Asupan Lemak Jenuh dan Tak

Jenuh dengan Kadar Kolesterol HDL pada

Pasien Penyakit Jantung Koroner di RSUD

Dr. Moewardi

Studi observasional dengan rancangan cross

sectional.

Ada hubungan asupan lemak jenuh dan tak

jenuh dengan kadar kolesterol HDL pada

pasien penyakit jantung koroner di RSUD

Dr. Moewardi

Meneliti asupan lemak, kadar kolesterol dan

studi Cross Sectional.

Penelitian ini sampel pasien PJK dan tidak

meneliti status gizi.

Page 21: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

6

No Keaslian Penelitian

3 Nama Peneliti / Tahun

Judul

Desain dan Variabel

Hasil

Persamaan

Perbedaan

Sari YD,dkk / 2014

Asupan Serat Makanan dan Kadar

Kolesterol-LDL Penduduk Berusia 25-65

Tahun di Kelurahan Kebon Kelapa Bogor

Studi observasional dengan rancangan cross

sectional.

Ada hubungan yang signifikan antara asupan

serat makanan dan kadar kolesterol-LDL

penduduk berusia 25-65 tahun di Kelurahan

Kebon Kelapa Bogor

Meneliti asupan lemak, kadar kolesterol dan

desain studi cross sectional.

Penelitian ini sampel usia 25-65, tidak

meneliti status gizi dan meneliti asupan

serat.

4 Nama Peneliti / Tahun

Judul

Desain dan Variabel

Hasil

Persamaan

Perbedaan

Waloya T, dkk / 2013

Hubungan Antara Konsumsi Pangan dan

Aktivitas Fisik dengan Kadar Kolesterol

Darah Pria dan Wanita Dewasa di Bogor

Studi observasional dengan rancangan cross

sectional.

Ada hubungan antara konsumsi pangan dan

aktivitas fisik dengan kadar kolesterol darah

pria dan wanita dewasa di Bogor

Meneliti asupan lemak, kadar kolesterol,

status gizi dan desain penelitian cross

sectional.

Penelitian ini sampel yang digunakan pria

dan wanita dewasa, meneliti konsumsi

pangan dan aktifitas fisik, tidak meneliti

status gizi.

5 Nama Peneliti / Tahun

Judul

Desain dan Variabel

Hasil

Persamaan

Perbedaan

Septianggi FN, dkk / 2013

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan

Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total

pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan

di RSUD Tugurejo Semarang

Desain diskriptif analitik dengan pendekatan

cross sectional

Ada hubungan yang signifikan antara asupan

lemak dan asupan kolesterol dengan kadar

kolesterol total pada penderita jantung

koroner rawat jalan di RSUD Tugurejo

Semarang

Meneliti asupan lemak, asupan kolesterol,

kadar kolesterol, status gizi dan desain

penelitian cross sectional.

Penelitian ini sampel yang digunakan pasien

PJK dan meneliti asupan kolesterol.

Page 22: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Lansia

a. Pengertian Lansia

Pengertian lansia dibedakan menjadi dua macam yaitu

lansia kronologis (usia) dan lansia biologis. Lansia kronologis

mudah diketahui dan dihitung, sedangkan lansia biologis

berpatokan pada keadaan jaringan tubuh. Individu yang berusia

muda tetapi secara biologis dapat tergolong lansia jika dilihat dari

keadaan jaringan tubuhnya (Fatmah, 2010).

Lanjut usia adalah usia kronologis lebih atau sama dengan

65 tahun di Negara maju, tetapi untuk negara sedang berkembang

disepakati bahwa kelompok manusia usia lanjut adalah usia

sesudah melewati atau sama dengan 60 tahun (Oenzil, 2012).

Menurut WHO (World Health Organization)(1989) dalam

Fatmah (2010), lansia dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu

usia pertengahan (usia 45 – 49 tahun), lansia (usia 60 – 74 tahun),

lansia tua (usia 75 – 90 tahun) dan usia sangat tua (usia di atas 90

tahun).

b. Proses Menua

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi

di dalam kehidupan manusia. Proses menua dalah suatu proses

menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi

normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan

memperbaiki kerusakan yang diderita (Padila, 2013).

Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri, mempertahankan

struktur dan fungsi normalnya. Keadaan ini menyebabkan jaringan

Page 23: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

8

tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan

memperbaiki kerusakan yang diderita. Disimpulkan bahwa

manusia secara perlahan mengalami kemunduran struktur dan

fungsi organ pada lansia dapat mempengaruhi kemandirian dan

kesehatan lanjut usia (Nugroho, 2008).

c. Perubahan yang Terjadi pada Lansia

Perubahan yang terjadi pada lansia terdiri dari perubahan

fisik, perubahan mental dan perubahan psikososial. Hal ini dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Perubahan Fisik

Menurut Padila (2013), perubahan kondisi fisik pada

lansia umumnya mulai adanya kondisi fisik yang bersifat

patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga

berkurang, energi menurun, kulit semakin keriput, gigi semakin

banyak yang tanggal, tulang semakin rapuh, dan sebagainya.

Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki

masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal

ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi

fisik, psikologis maupun sosial, yang selanjunya dapat

menyebabkan suatu keadaan ketergantungan pada orang lain.

2) Perubahan Mental

Perubahan mental lansia dapat berupa perubahan sikap

yang semakin egosentrik, mudah curiga, dan bertambah pelit

atau tamak bila memiliki sesuatu. Lansia mengharapkan tetap

diberi peranan dalam masyarakat. Sikap umum yang ditemukan

pada hampir setiap lansia yaitu keinginan untuk berumur

panjang. Jika meninggal pun, mereka ingin meninggal secara

terhormat dan masuk surga. Faktor yang mempengaruhi

perubahan mental yaitu perubahan fisik, kesehatan umum,

tingkat pendidikan, keturunan dan lingkungan (Nugroho,

2008).

Page 24: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

9

3) Perubahan Psikososial

Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya

dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila mengalami

pensiun, seseorang akan mengalami kehilangan teman dan

kehilangan pekerjaan (Nugroho, 2008).

4) Perubahan Kardiovaskular

Menurut Padila (2013) Perubahan kardiovaskular yang

sering terjadi pada lansia yaitu :

a) Hipertensi

Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah

sistolik sama atau lebih tingi dari 140 mmHg dan tekanan

darah diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg, yang terjadi

karena menurunnya elastisitas arteri pada proses menua.

Bila tidak ditangani, hipertensi dapat memicu terjadinya

stroke, kerusakan pembuluh darah, dan gagal jantung.

b) Penyakit Jantung Koroner

Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga

aliran darah menuju jantung terganggu. Gejala umum yang

terjadi adalah nyeri dada, sesak nafas, pingsan, hingga

kebingungan.

c) Distrimia

Distrimia atrial dan ventrikular di Indonesia

meningkat pada lansia karena perubahan struktural dan

fungsional pada penuaan. Masalah dipicu oleh distrimia dan

tidak terkoordinasinya jantung sering dimanifestasikan

sebagai perubahan perilaku, palpitasi, sesak nafas, keletihan

dan jatuh.

d) Penyakit Vaskular Periver

Gejala yang paling sering adalah rasa terbakar,

kram, atau nyeri sangat yang terjadi pada saat aktivitas fisik

dan menghilang pada saat istirahat. Ketika penyakit

Page 25: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

10

semakin berkembang, nyeri tidak lagi dapat hilang dengan

istirahat.

e) Penyakit Katup Jantung

Manifestasi klinis dari penyakit katup jantung

bervariasi dari fase kompensasi sampai pada fase

pascakompensasi. Selama fase kompensasi tubuh

menyesuaikan perubahan pada struktur dan fungsi katup,

menghasilkan sedikit tanda dan gejala yang muncul.

2. Kolesterol

a. Pengertian Kolesterol

Kolesterol adalah lipid amfipatik dan merupakan komponen

struktural esensial pada membran dan lapisan luar lipoprotein

plasma. Senyawa ini disintesis di banyak jaringan dari Asetil KoA

(Botham dan Mayes, 2009). Kolesterol merupakan komponen

esensial membran struktural semua sel dan merupakan komponen

utama sel otak dan saraf. Kolesterol terdapat dalam konsentrasi

tinggi dalam jaringan kelenjar dan di dalam hati di mana kolesterol

disintesis dan disimpan. Kolesterol merupakan bahan antara

pembentukan sejumlah steroid penting, seperti asam empedu, asam

folat, hormon-hormon adrenal korteks, estrogen, androgen, dan

progesteron (Almatsier, 2009).

Sumber kolesterol ada dua, yaitu kolesterol eksogen yang

berasal dari makanan yang kita makan sehari-hari, dan kolesterol

endogen yang dibuat didalam sel tubuh terutama hati. Di dalam

tubuh, kolesterol bersama dengan fosfolipid, terutama digunakan

untuk membentuk membran sel dan membran organ-organ yang

berada di dalam tubuh (Fatmah, 2010). Sekitar separuh kolesterol

tubuh berasal dari proses sintesis (sekitar 700mg/hari) dan sisanya

diperoleh dari makanan. Hati dan usus masing-masing

Page 26: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

11

menghasilkan sekitar 10% dari sintesis total pada manusia (Botham

dan Mayes, 2009).

Tabel 2. Kadar Kolesterol pada Lansia

Kategori Kadar Kolesterol

Normal <200 mg/dl

Batas Tinggi 200-239 mg/dl

Tinggi >240 mg/dl

Sumber : Fatmah, 2010

Dalam tubuh kolesterol ditransportasikan melalui plasma

darah dengan cara berikatan dengan protein. Ikatan ini disebut

dengan lipoprotein, yaitu sebagai berikut (Mumpuni dan

Wulandari, 2011) :

1) Low Density Lipoprotein (LDL)

Jenis kolesterol ini sering disebut sebagai kolesterol

jahat. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling banyak di

dalam darah. Tingginya kadar kolesterol LDL menyebabkan

pengendapan kolesterol dalam arteri. Kolesterol LDL

merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner

(Nurrahmani, 2012).

2) High Density Lipoprotein (HDL)

Kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit

dari pada LDL dan sering disebut kolesterol baik karena dapat

membuang kelebihan kolesterol jahat dipembuluh darah arteri

kembali ke hati, untuk diproses dan dibuang. HDL mencegah

kolesterol mengendap di arteri dan melindungi pembuluh darah

dari proses arterosklerosis (Nurrahmani, 2012).

b. Dampak Kolesterol Tinggi

Kelebihan kolesterol dalam tubuh terutama berkaitan

dengan aterosklerosis, yaitu pengendapan lemak dalam dinding

pembuluh darah sehingga distensibilitas pembuluh darah menurun

(Fatmah, 2010). Menurut penelitian, proses aterosklerosis telah

terjadi sejak anak-anak. Proses ini akan terus berlangsung seiring

Page 27: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

12

dengan pertambahan umur, proses aterosklerosis telah terjadi sejak

anak-anak. Proses ini akan terus berlangsung seiring dengan

pertambahan umur. Proses aterosklerosis menyebabkan pengerasan

dinding pembuluh darah menjadi tidak elastis, memperkecil

diameter pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah, dan

mengakibatkan sumbatan embolus pada pembuluh darah namun

tidak semua plak menempel kuat. Sebagian plak bersifat rapuh dan

mudah lepas dari dinding pembuluh darah yang dapat terjadi kapan

saja dan menimbulkan suatu serangan tiba-tiba, seperti jantung dan

stroke. Berikut berbagai dampak kronik dan akut dari kadar

kolesterol tinggi (Garnadi, 2012).

1) Aterosklerosis pada pembuluh darah otak

Aterosklerosis pada pembuluh darah otak menyebabkan

penyakit serebrovaskular atau penyakit pembuluh darah otak

seperti stroke. Stroke merupakan serangan otak akibat kelainan

pembuluh darah otak yang terjadi secara akut (tiba-tiba).

Serangan stroke berdasarkan penyebabnya terbagi menjadi dua

jenis, yaitu stroke pendarahan dan stroke infark. Stroke infark

berkaitan erat dengan kadar kolesterol darah yang tinggi dan

kedua jenis stroke tersebut berkaitan erat dengan hipertensi.

2) Aterosklerosis pada pembuluh jantung koroner

Aterosklerosis pada pembuluh darah jantung

menyebabkan penyakit kardiovaskular atau penyakit pembuluh

darah jantung, misalnya penyakit jantung koroner. Sumbatan

aliran darah pada pembuluh jantung koroner menyebabkan

ketidakcukupan pembuluh darah dan oxsigen ke jantung. Pada

keadaan inilah penderita jantung koroner mengeluh nyeri pada

dada. Gejala ini sering disebut angina pektoris.

3) Aterosklerosis pada pembuluh darah tungkai

Aterosklerosis pada pembuluh darah tungkai

menyebabkan penyakit arteri perifer. Keadaan ini paling sering

Page 28: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

13

terjadi pada pembuluh darah kaki. Sumbatan pada pembuluh

darah kaki menyebabkan keluhan nyeri, kram, bahkan

menimbulkan komplikasi berupa gangren pada kaki. Pasien

yang mengalami penyakit arteri perifer berisiko mendapatkan

serangan jantung.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol Total

Banyak faktor yang berhubungan dengan kadar kolesterol

total darah. Menurut National Heart Lung and Blood Insitute

(NHLBI) faktor yang mempengaruhi tingginya kadar kolesterol

total dibagi dalam faktor risiko yang dapat diubah dan faktor yang

tidak dapat diubah. Faktor risiko yang dapat diubah adalah Indeks

Massa Tubuh (IMT), aktifitas fisik dan asupan zat gizi. Sedangkan

faktor risiko yang tidak dapat diubah adalah jenis kelamin, umur,

dan genetik {NHLBI(2012) dalam Adhiyani, 2013}. Durstine

(2012) dan Fatmah (2010) lebih merinci asupan makanan yang

berhubungan dengan kadar kolesterol yaitu karbohidrat, lemak,

kolesterol, serat, dan vitamin C.

1) Umur

Pada umur beranjak dewasa dan tua, orang akan semakin

rawan dengan serangan kolesterol tinggi. Pada umur dewasa

dan tua biasanya orang cenderung tidak aktif bergerak seperti

remaja dan anak-anak (Mumpuni dan Wulandari, 2011). Pada

umumnya dengan bertambahnya umur orang dewasa, aktifitas

fisik menurun, massa tubuh tanpa lemak menurun, sedangkan

jaringan lemak bertambah (Soetardjo, 2011).

Perubahan komposisi tubuh akibat menua menyebabkan

penurunan massa tanpa lemak dan massa tulang, sedangkan

massa lemak tubuh meningkat. Perubahan tersebut karena

aktifitas beberapa jenis hormon yang mengatur metabolisme

menurun sesuai dengan umur (seperti insulin, hormon

pertumbuhan, dan androgen) sedangkan yang lain meningkat

Page 29: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

14

(seperti prolaktin). Penurunan beberapa jenis hormon ini

menyebabkan penurunan massa tanpa lemak sedangkan

peningkatan aktifitas hormon lainnya meningkat massa lemak.

Hal tersebut juga disebabkan karena menurunnya aktifitas fisik

dengan bertambahnya umur yang pada akhirnya menyebabkan

menurunnya Angka Metabolisme Basal (AMB) (Soetardjo,

2011).

Tingkat kolesterol serum total meningkat dengan

meningkatnya umur. Pada pria peningkatan ini terhenti sekitar

umur 45 sampai 50 tahun. Pada wanita, peningkatan terus

tajam hingga umur 60 sampai 65 tahun (Suiraoka, 2012).

Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Madupa (2006),

bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kadar

kolesterol total.

2) Jenis Kelamin

Hormon seks pada wanita yaitu esterogen diketahui

dapat menurunkan kolesterol darah dan hormon seks pria yaitu

endogen dapat meningkatkan kadar kolesterol darah (Fatmah,

2010). Maka dari itu, kurangnya hormon esterogen akibat

menopause pada perempuan menyebabkan atopi jaringan,

meningkatnya lemak perut, meningkatnya kolesterol total dan

lebih berisiko mengalami penyakit jantung (Krinke,2002).

Hasil penelitian Murti (2009) menunjukkan terdapat

perbedaan kadar kolesterol total dengan jenis kelamin. Hal ini

selaras dengan hasil penelitian Madupa (2006) yang

menyatakan adanya hubungan bermakna antara jenis kelamin

dengan tingkat kolesterol total. Perempuan mempunyai risiko

kolesterol total tinggi (≥200 mg/dL) 2,19 kali dibandingkan

laki-laki.

Penelitian yang dilakukan Le et al (2006) menunjukkan

laki-laki pada umur 40-59 tahun berisiko 3,26 kali mengalami

Page 30: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

15

hiperkolesterolemia, risiko menurun saat umur ≥ 60 tahun

menjadi 2,05 kali. Sedangkan pada perempuan risiko

hiperkolesterolemia tertinggi pada umur ≥ 60 tahun, yaitu

sebesar 3,19 kali.

3) Genetik

Ada variasi kelainan genetik yang mempengaruhi cara

tubuh memproduksi lipid. Beberapa orang memiliki keturunan

hiperkolesterolemia (familial hipercholesterolemia). Kondisi

genetik ini menyebabkan kadar kolesterol tinggi yang turun

temurun dalam anggota keluarga. Meskipun kolesterol tinggi

tidak menimbulkan gejala, tapi familial hipercholesterolemia

bisa menunjukkan tanda tanda seperti deposit kolesterol yaitu

berupa garis putih pada kulit di sekitar mata. Selain itu, kondisi

ini bisa dideteksi melalui tes kolesterol atau tes genetik

(Nurrahmani, 2012).

4) Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah merupakan salah satu

indikator perhitungan antropometri untuk memantau status gizi

orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan

dan kelebihan berat badan. Rumus perhitungan IMT adalah

berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi berat badan (meter)

(Supariasa, 2002).

Overweight dan obesitas diakibatkan karena

ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang

digunakan. Kelebihan energi akan disimpan tubuh dalam

bentuk lemak. Penimbunan lemak terutama dibagian tengah

tubuh meningkatkan risiko terjadinya resistensi terhadap

insulin, hipertensi, dan hiperkolesterolemia (Soetardjo, 2012).

Ketidakseimbangan ini dipengaruhi oleh pola konsumsi,

aktifitas fisik, konsumsi alkohol, jenis pekerjaan, umur,

Page 31: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

16

lingkungan, sosial ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, budaya

dan faktor genetik (Suiraoka, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Madupa (2006)

menunjukkan adanya hubungan yang bermakana antara IMT

dengan tingkat kolesterol total. Hasil penelitian Yassir et al

(2011) di Karbala, bahwa peningkatan hiperkolesterolemia

selaras dengan peningkatan IMT dan umur. Humayun et al

(2009), penelitiannya tentang IMT pada umur dan jenis

kelamin yang berbeda menunjukkan adanya hubungan linier

kenaikan IMT dengan kejadian dislipidemia baik pada laki-laki

maupun perempuan. Akan tetapi, ada perbedaan setelah umur

60 tahun. Pada perempuan kejadian dislipidemia pada semua

umur meningkat sesuai dengan kategori IMT dan terjadi

peningkatan drastis pada umur diatas 59 tahun. Sedangkan

pada laki-laki terjadi penurunan. Namun, pada umur di bawah

40 tahun, presentase dislipidemia lebih tinggi pada laki-laki

dengan risiko 2,7 kali dibandingkan perempuan.

Namun penelitian Hidayati et al (2006) menunjukkan

tidak ada hubungan antara status gizi dengan kadar kolesterol.

Demikian juga hasil penelitian Nastiti (2009), bahwa tidak ada

hubungan antara status gizi dengan tingkat kadar kolesterol.

Sedangkan, penelitian Le et al (2006) menunjukkan tidak ada

hubungan antara IMT dengan kadar kolesterol total pada laki-

laki, namun pada wanita ada hubungan.

5) Aktifitas Fisik

Aktifitas fisik adalah bentuk apapun dari aktifitas otot

yang menghasilkan kontraksi otot-otot skeletal. Aktifitas fisik

menghasilkan pengeluaran energi yang proporsional dengan

kerja otot dan berhubungan dengan manfaat kesehatan. Dengan

meningkatkan aktifitas fisik yang dilakukan setiap hari, maka

semakin besar pengeluaran energi harian sehingga terjadi

Page 32: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

17

pengurangan berat badan dan lemak. Pengurangan energi dan

lemak juga membantu mengurangi jumlah kolesterol darah

sehingga mengubah tranfor kolesterol di dalam darah

(Dustrine, 2012).

6) Asupan Zat Gizi

a) Karbohidrat

Peningkatan asupan karbohidrat akan meningkatkan

asupan kolesterol, karena hasil pemecahan karbohidrat,

yaitu glukosa mengalami hidrolisis menjadi piruvat yang

selanjutnya mengalami hidrolisis menjadi piruvat yang

selanjutnya mengalami dekarboksilasi fosforilasi menjadi

asetil-KoA untuk menghasilkan energi. Bila asupan

karbohidrat berlebih, maka pembentukan asetil-KoA

meningkat yang dapat menyebabkan peningkatan

pembentukan kolesterol melalui lintasan yang kompleks

(Badriyah, 2013).

Penelitian Hidayati et al (2006) menunjukkan

bahwa asupan karbohidrat berhubungan dengan kejadian

hiperkolesterolemia. Asupan karbohidrat yang tinggi

berisiko 5,43 kali dibandingkan asupan normal.

b) Lemak

Peningkatan asupan lemak juga meningkatkan

asupan kolesterol total, karena lemak makanan yang

sebagian besar dalam bentuk trigliserida, monogliserida,

dan asam lemak bebas. Asam lemak bebas ini selanjutnya

mengalami oksidasi menjadi Asetil-KoA untuk

menghasilkan energi (Badriyah, 2013). Hal tersebut sesuai

dengan yang dikemukakan Waspadji (2003), bahwa lemak

makanan merupakan komponen makanan yang

berpengaruh paling besar terhadap pengaturan metabolisme

kolesterol, sehingga asupan lemak yang berlebihan dapat

Page 33: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

18

meningkatkan kadar kolesterol total. hasil penelitian

Waspadji (2003) menemukan bahwa orang yang

mempunyai asupan lemak tinggi, memiliki risiko

hiperlipidemia 2,85 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

yang mempunyai asupan lemak normal.

Hasil penelitian Situmeang (2011) menyatakan

bahwa ada hubungan bermakna antara konsumsi lemak

dengan tingkat kolesterol total. Hal ini senada dengan hasil

penelitian Hidayati et al (2006) menunjukkan bahwa ada

hubungan asupan lemak dengan kejadian

hiperkolesterolemia. Asupan lemak yang tinggi berisiko

6,48 kali terjadi hiperkolesterolemia.

c) Kolesterol

Kolesterol hanya terdapat di dalam makanan asal

hewan. Sumber utama kolesterol adalah hati, ginjal, telur,

dan kuning telur. Konsumsi kolesterol yang dianjurkan

adalah ≤300 mg perhari (Almatsier, 2009).

Hasil penelitian Murti (2009), bahwa terdapat

hubungan yang sangat bermakna antara asupan kolesterol

makanan dengan kadar kolesterol total. namun hasil

penelitian Nastiti (2009), bahwa tidak ada hubungan antara

asupan kolesterol dengan tingkat kadar kolesterol.

d) Protein

Konsumsi protein secara berlebihan tidak

menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein

biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan

obesitas (Almatsier, 2009). Penelitian Fatimah dan

Kartini(2011) menunjukkan asupan protein berhubungan

dengan kadar kolesterol total darah.

Page 34: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

19

e) Serat

Diet tinggi serat membantu menurunkan kolesterol.

Vegetarian yang mengkonsumsi diet tinggi serat, memiliki

risiko terkena penyakit jantung yang rendah (Fatmah,

2010). Pengaruh serat terhadap metabolisme kolesterol

dikaitkan dengan metabolisme asam empedu. Asam

empedu dan steroid netral disintesis dalam hati dari

kolesterol, disekresi ke dalam empedu dan biasanya

kembali ke hati melalui reabsorpsi dalam usus halus. Serat

makanan diduga menghalangi siklus ini dengan menyerap

asam empedu sehingga perlu diganti dengan pembuatan

asam empedu baru dari kolesterol persendian. Penurunan

kolesterol diduga terjadi melalui proses ini. Namun,

mekanisme lengkap pengaruh serat terhadap kolesterol

darah hingga sekarang belum diketahui dengan pasti

(Almatsier, 2004).

Serat dianggap dapat menurunkan kadar kolesterol

darah dengan mengikat kolesterol dan lemak lainnya pada

saat mengalir melalui usus. Tubuh tidak dapat menyerap

serat, maka ketika kolesterol terikat oleh serat, baik

kolesterol maupun serat tidak dapat diserap. Serat dan

kolesterol terus melewati pencernaan. Serat larut (5-10

gr/hari) dapat membantu menurunkan kadar kolesterol total

dan LDL hingga 25%. The Food and Drug Administration

(FDA), the National Academy of Sciences (NAS), the U.S.

Departemen of Agriculture (USDA), dan the American

Cancer Society (ACS) menyarankan konsumsi 25-35 gr

serat/hari. Sumber serat adalah sayuran dan buah-buahan

(Dustrine, 2012).

Penelitian Bintanah dan Handarsari (2012)

menunjukkan adanya hubungan asupan serat dengan kadar

Page 35: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

20

kolesterol total. semakin rendah asupan serat maka semakin

tinggi kadar kolesterol total. Sedangkan, hasil penelitian

Nastiti (2009), bahwa tidak ada hubungan antara asupan

serat dengan tingkat kadar kolesterol.

f) Vitamin C

Vitamin C merupakan komponen penting dalam

pemecahan kolesterol di dalam tubuh. Kolesterol sulit

dikeluarkan bila vitamin ini berada dalam jumlah sedikit

dalam diet, yang dapat menimbulkan kadar kolesterol darah

yang meningkat. Vitamin C yang berasal dari sayuran dan

buah-buahan juga dapat meningkatkan kolesterol HDL dan

menurunkan kolesterol LDL (Fatmah, 2010).

Penelitian yang dilakukan Muzakar (2010)

menyatakan adanya hubungan antara asupan vitamin C

dengan kadar kolesterol. Asupan vitamin C memberikan

risiko cukup bermakna yaitu 5 kali lebih besar terhadap

tingginya kadar kolesterol total pada orang dengan asupan

di bawah 90% AKG dibandingkan dengan orang yang

mempunyai konsumsi lebih dari 90% AKG.

3. Status Gizi

a. Pengertian Status Gizi

Gizi adalah asupan makanan yang dikaitkan dengan

kebutuhan diet tubuh. Gizi yang baik dan memadai

dikombinasikan dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur

merupakan pencapaian kesehatan yang baik. Gizi buruk dapat

menyebabkan penurunan kekebalan tubuh, peningkatan kerentanan

terhadap penyakit, gangguan perkembangan fisik, mental, dan

mengurangi produktivitas (WHO, 2013). Menurut Cakrawati

&Mustika (2012) status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan

Page 36: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

21

hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam

tubuh dan penggunaannya.

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi

makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi adalah keadaan

tubuh seseorang yang dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan

absorbsi yang diukur dari berat dan tinggi badan dengan

perhitungan Indeks Massa Tubuh (Musti, 2011).

b. Penilaian Status Gizi

Penilaian antropometri adalah serangkaian teknik

pengukuran dimensi kerangka tubuh manusia secara kuantitatif.

Antropometri digunakan sebagai perangkat pengukuran

antropologi yang bersifat cukup obyektif dan terpercaya.

Perubahan komposisi tubuh yang terjadi pada pria dan wanita yang

bervariasi sesuai tahapan penuaan, dapat mempengaruhi

antropometri (Fatmah, 2010).

Antropometri merupakan salah satu metode penilaian status

gizi secara langsung untuk menilai ketidakseimbangan antara

energi dan protein (Supariasa, 2002). Penilaian status gizi lansia

diukur dengan antropometri atau ukuran tubuh, yaitu tinggi badan

(TB) dan berat badan (BB). Akan tetapi, pengukuran tinggi badan

lansia tidak mudah dilakukan mengingat adanya masalah postur

tubuh seperti terjadinya kifosis atau pembengkokan tulang

punggung, sehingga lansia tidak dapat berdiri tegak oleh karena itu

pengukuran tinggi lutut, panjang depa, dan tinggi duduk dapat

digunakan untuk memperkirakan tinggi badan (Fatmah, 2010).

Rumus perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) :

( )

( ) ( )

Sumber : Hartono (2006)

Page 37: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

22

Tabel 3. Klasifikasi Status Gizi untuk Penduduk Asia

Kategori IMT (Kg/m²)

Kurus <18,5

Normal 18,5 – 22,9

Gizi lebih

Obesitas I

Obesitas II

23,0-24,9

25,0 – 29,9

≥30

Sumber : WHO (2000)

c. Kebutuhan Gizi pada Lansia

1) Angka Kecukupan Gizi Lansia (AKG)

Angka kecukupan gizi yang dianjurkan adalah

banyaknya tiap-tiap zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari

makanan sehari-hari untuk mencegah defisiensi zat gizi

(Sudiarti dan Utari, 2007). AKG dipengaruhi oleh usia, jenis

kelamin, berat badan, aktifitas fisik dan keadaan fisiologis

seperti hamil atau menyusui. Angka kecukupan gizi berbeda

dengan angka kebutuhan gizi, angka kebutuhan gizi adalah

banyaknya zat gizi minimal yang dibutuhkan seseorang untuk

mempertahankan status gizi yang adekuat (Fatmah, 2010).

AKG dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, berat

badan, aktivitas fisik, dan keadaan fisiologis seperti hamil atau

menyusui. Persentase kebutuhan zat gizi makro untuk lansia

adalah 20 – 25% protein, 20% lemak, 55 – 60% karbohidrat.

Asupan makan diukur dengan food recall 24 jam yaitu meliputi

asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat yang dikonsumsi

dalam waktu 24 jam terakhir. Hasil estimasi asupan makan

tersebut dibandingkan dengan nilai angka kecukupan gizi

(AKG) rata – rata orang Indonesia yang disesuaikan menurut

kelompok umur (Fatmah, 2010) dan dikelompokkan menjadi

tiga, yaitu kurang ( bila<80% AKG), cukup (80 – 110% AKG),

dan lebih (>110%AKG) (WNPG, 2004).

Page 38: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

23

Tabel 4. Angka Kecukupan Gizi Utama

Zat Gizi

Kelompok Umur (Tahun)

30-49 50-64 65-80 > 80

Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita

Energi (kkal) 2625 2150 2325 1900 1900 1550 1525 1425

Protein (g) 65 57 65 57 62 56 60 55

Lemak (g) 73 60 65 53 53 43 42 40

Karbohidrat (g) 394 323 349 285 309 252 248 232

Sumber : AKG, 2013

d. Anjuran Kecukupan Gizi Bagi Lansia

Proses menua terjadi sejak usia muda dan sangat

individual serta berbeda perkembangannya bagi setiap individu,

namun proses tersebut dapat diperlambat apabila sejak usia muda

telah menjaga status gizi dan kesehatannya. Untuk mencapai

kondisi tersebut diperlukan makanan yang mengandung nilai gizi

cukup dan seimbang serta mengikuti pola hidup sehat. Konsumsi

makanan yang cukup dan seimbang akan bermanfaat bagi lansia

untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit

degeneratif serta kemungkinan kurang gizi. Angka Kecukupan Gizi

(AKG) setiap individu berbeda sesuai kondisi masing-masing yang

pada umumnya dihitung berdasarkan kebutuhan kalori atau energi

sebagai berikut :

1) Kebutuhan energi akan menurun mulai usia 0-9 tahun sekitar

5% dan pada usia 50-65% karena banyak mengandung vitamin,

serat, dan mineral.

2) Sebaiknya lansia mengkonsumsi lemak nabati daripada lemak

hewani, untuk mencegah penumpukan lemak tubuh.

3) Tingkat asupan makanan sumber vitamin A, D, dan E untuk

mencegah penyakit degeneratif, serta vitamin b12, asam folat,

vitamin B1, dan vitamin C untuk mencegah penyakit jantung.

Page 39: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

24

4) Tingkat asupan makanan sumber besi (Fe), zinc (Zn), selenium

(Se), dan Kalsium (Ca) untuk mencegah anemia dan

osteoporosis, serta meningkatkan daya tahan tubuh.

5) Tingkatkan asupan gizi mikro: fosfor (P), kalium (K), natrium

(Na), dan magnesium (Mg) untuk metabolisme dalam tubuh.

6) Perbanyak minum air putih minimal 8 gelas per hari untuk

melancarkan proses metabolisme tubuh, dan mengeluarkan sisa

pembakaran energi dalam tubuh, serta tingkatkan konsumsi

serat agar buang air besar lancar, mencegah penyerapan

kolesterol, dan menghindari penumpukan kolesterol total dalam

tubuh (Fatmah, 2010).

Persentase kebutuhan zat gizi makro untuk lansia adalah

20-25% protein, 20% lemak dan 55-60% karbohidrat. Asam lemak

yang dikonsumsi sebaiknya memiliki kandungan asam lemak tidak

jenuh ganda (polyunsaturated fatty acid) yang tinggi, yaitu asam

lemak omega-3 dan omega-9, seperti yang terdapat pada ikan yang

hidup di dalam laut (Fatmah 2010).

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Lansia

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kecepatan

metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun

sekitar 15-20%. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya massa otot.

Selain itu, aktivitas fisik yang dilakukan oleh lansia umumnya

menurun (Fatmah, 2010). Faktor yang mempengaruhi status gizi

lansia yaitu faktor langsung dan tidak lansung sebagai berikut :

1) Faktor Langsung

a) Asupan makan

Asupan makan pada lansia berbeda dengan asupan

makan orang dewasa dan anak-anak, karena lansia telah

mengalami penurunan sistem pencernaan yang mulai

berkurang, mempengaruhi organ lain dan semakin mudah

terkena berbagai penyakit. Untuk itu perlu memperhatikan

Page 40: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

25

pola makan, kualitas dan kuantitas makanan yang

dibutuhkan oleh lansia (Almatsier, 2001).

b) Penyakit

Apabila seseorang lansia memiliki penyakit

degeneratif, maka asupan gizinya sangat penting untuk

diperhatikan, serta disesuaikan dengan ketersediaan dan

kebutuhan zat gizi dalam lansia, selain itu dianjurkan untuk

menggantikan asupan lemak jenuh dengan MUFA (asam

lemak takjenuh tunggal) dan PUFA (asam lemak tak jenuh

ganda) yang dapat menurunkan LDL dalam tubuh. Sumber

PUFA dibagi menjadi dua macam yaitu omega-6 adalah

inoleat (minyak jagung, kapas, kacang kedelai, wijen,

bunga matahari) dan minyak kacang tanah. Sedangkan

sumber omega-3 adalah linolenat (minyak kacang kedelai,

kecambah, gandum, minyak biji rami), eikosapentaenoat

atau EPA (minyak ikan tertentu) dan dokosaheksaenoat

atau DHA (ASI, minyak ikan tertentu).

2) Faktor tidak langsung

a) Usia

Seiring bertambahnya usia, kebutuhan zat gizi

karbohidrat dan lemak menurun, sedangkan kebutuhan

protein, vitamin, dan mineral meningkat karena ketiganya

berfungsi sebagai anti oksidan untuk melindungi sel-sel

tubuh dari radikal bebas.

a) Jenis Kelamin

Dibandingkan lansia wanita, lansia pria lebih

banyak memerlukan kalori, protein, dan lemak. Ini

disebabkan karena perbedaan tingkat aktivitas fisik. Pria

memerlukan zat gizi lebih banyak dibandingkan dengan

wanita karena postur dan luas permukaan tubuh lebih besar

Page 41: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

26

atau lebih luas dibandingkan wanita. Banyak penelitian

yang melaporkan bahwa wanita mudah mengalami

kelebihan berat badan daripada pria. Sedangkan pria,

jumlah sel lemak lebih sedikit daripada wanita, disamping

itu juga wanita mempunyai basal metabolise rate (BMR)

yang lebih rendah daripada laki-laki (Simanjutak, 2010).

b) Pola Makan

Pola makan antara pria dan wanita berbeda.

Perbedaan ini menyebabkan timbulnya kecenderungan pada

pria untuk mengalami masalah kesehatan dibandingkan

dengan wanita. Berdasarkan riset yang dilakukan Amerika

Serikat, pria lebih menyukai jenis makanan seperti daging

dan produk unggas, sedangkan wanita lebih menyukai

sayuran dan buah-buahan (Simanjutak, 2010).

c) Tingkat Pendidikan

Pendidikan mencerminkan tingkat kecerdasan dan

keterampilan seseorang. Pendidikan yang memadai

mempunyai andil yang besar terhadap kemajuan ekonomi.

Statistik penduduk lansia tahun 2006 menunjukkan kondisi

pendidikan lansia yang rendah ini terlihat pada tingginya

persentase penduduk lansia yang tidak bersekolah sebanyak

35,53% dan yang tamat SD sebanyak 21,27%. Dengan

tingkat pendidikan yang tinggi akan berpengaruh terhadap

pekerjaan dan pendapatan serta pengetahuan untuk

mendapatkan informasi makanan yang mengandung gizi

yang diperlukan dalam tubuh untuk kesehatan (BPS, 2007).

Pengetahuan gizi dan kesehatan merupakan salah satu jenis

pengetahuan yang dapat diperoleh melalui pendidikan.

Pengetahuan gizi dan kesehatan akan berpengaruh terhadap

pola konsumsi pangan.

Page 42: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

27

d) Faktor Lingkungan

Perubahan lingkungan sosial seperti perubahan

kondisi ekonomi karena pensiun dan kehilangan pasangan

hidup dapat membuat lansia merasa terisolasi dari

kehidupan sosial dan mengalami depresi. Akibatnya lansia

kehilangan nafsu makan yang berdampak pada penurunan

status gizi.

e) Kondisi Fisik

Penduduk usia lanjut banyak mengalami penurunan

fisik, sehingga tergolong penduduk yang sudah tidak

produktif. Sebagian besar penduduk lanjut usia termasuk

penduduk yang tidak mempunyai jaminan pendapatan

dihari tuanya. Meskipun penduduk lanjut usia dianggap

tidak produktif, namun banyak penduduk lanjut usia yang

masih bekerja. Penduduk lanjut usia lebih banyak bekerja

disektor pertanian. Tingginya persentase lansia yang

bekerja di bidang pertanian antara lain terkait dengan

tingkat penduduk usia lanjut yang masih rendah

(BPS,2009).

f) Penurunan Aktifitas

Fisik semakin bertambahnya usia seseorang, maka

aktivitas fisik yang dilakukan menurun. Hal ini berkaitan

dengan penurunan kemampuan fisik yang terjadi secara

alamiah. Pada lansia yang aktivitas fisiknya menurun,

asupan energi harus dilakukan untuk mencapai

keseimbangan energi dan mencegah terjadinya obesitas,

karena salah satu faktor yang menentukan berat badan

seseorang adalah keseimbangan antara masukan energi

dengan keluaran energi.

Page 43: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

28

g) Pengobatan

Pengobatan yang sedang dijalani lansia dapat

mempengaruhi kebutuhan lansia akan zat gizi. Beberapa

obat misalnya untuk obat pasien kanker, dapat menurunkan

nafsu makan, bahkan dapat menyebabkan mual, muntah,

dan berbagai rasa tidak enak lainya, keadaan ini dapat

berakibat buruk pada pasien.

4. Asupan Lemak

a. Pengertian Lemak

Lemak meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk

lemak dan minyak yang umum dikenal di dalam makanan,

fosfolipida, sterol, danikatan lain sejenis yang terdapat di dalam

makanan dan tubuh manusia (Almatsier, 2009).

b. Jenis-Jenis lemak

1) Lemak jenuh adalah lemak yang dalam struktur kimianya

mengalami asam lemak jenuh. Konsumsi lemak jenis ini dalam

jumlah berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam

darah. Lemak jenis ini dapat meningkatkan kadar kolesterol dan

trigliserida yang merupakan komponen-komponen lemak di

dalam darah yang berbahaya bagi kesehatan. Bahan makanan

yang banyak mengandung lemak jenuh adalah lemak hewan,

lemak susu, lemak mentega, keju, krim, santan, minyak kelapa,

margarin, kue-kue yang terbuat dari bahan tersebut (Fatmah,

2010).

2) Lemak tak jenuh merupakan lemak yang memiliki ikatan

rangkap yang terdapat di dalam minyak (lemak cair) dan dapat

berada dalam dua bentuk yaitu isomer cis dan trans (Fatmah,

2010). Jenis lemak tak jenuh :

a) Lemak tak jenuh tunggal memiliki sedikit pengaruh

terhadap peningkatan kadar kolesterol darah. Bahan

Page 44: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

29

makanan yangmengandung lemak tak jenuh tunggal adalah

minyak zaitun, minyak biji kapas, minyak biji wijen dan

minyak kelapa sawit.

b) Minyak tak jenuh ganda dapat mengurangi kadar kolesterol

dan trigliserida darah. Lemak tak jenuh ganda ini terdapat

banyak dalam minyak kedelai, minyak zaitun dan minyak

ikan. Dari uraian diatas, diketahui bahwa tidak semua lemak

berbahaya bagi kesehatan, karena asam lemak tak jenuh

melindungi jantung dan pembuluh darah dengan cara

menurunkan kolesterol dan trigliserida darah.

c) Kolesterol merupakan salah satu senyawa kimia golongan

lipid atau lemak yang terdapat dalam makanan dan tubuh

kita. Sumber kolesterol ada dua yaitu kolesterol eksogen

yang berasal dari makanan kita sehari-hari dan kolesterol

endogen yang dibuat dildalam sel tubuh terutama hati.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Asupan Lemak

Asupan makan yang berlebih dapat menyebabkan obesitas,

misalnya karena penumpukan lemak. Kebiasaan konsumsi lemak

jenuh erat kaitannya dengan peningkatan berat badan yang berisiko

terjadinya peningkatan tekanan darah. Kebiasaan sering

mengkonsumsi lemak terutama lemak jenuh 3 kali dalam seminggu

terbukti dapat meningkatkan faktor risiko terjadinya peningkatan

tekanan darah. Konsumsi lemak jenuh yang berlebih, lambat laun

akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Akibatnya

pembuluh darah menjadi tidak elastis. Kondisi ini akan

mengakibatkan tahanan aliran darah dalam pembuluh menjadi

naik. Naiknya tekanan sistolik yang diakibatkan oleh pembuluh

darah yang tidak elastis dan naiknya tekanan diastolik yang

diakibatkan oleh penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan

tekanan darah tinggi (Ariyani, 2010).

Page 45: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

30

Hasil penelitian Sugiharto (2007) menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara asupan lemak dengan tekanan

darah. Hal ini disebabkan karena kebiasaan mengkonsumsi lemak

terutama lemak jenuh terlalu berlebih. Orang dengan kebiasaan

mengkonsumsi lemak jenuh akan berisiko terserang tekanan darah

tinggi sebesar 2,01 kali dibandingkan yang tidak biasa

mengkonsumsi lemak jenuh.

Faktor yang dapat mempengaruhi asupan lemak yaitu

kebiasaan mengkonsumsi gorengan, makanan bersantan dapat

meningkatkan asupan makanan berlemak. Lemak dalam bahan

makanan memiliki cita rasa dan keharuman yang baik (Yuniastuti,

2007). Menurut Atkinson (2005) makanan tinggi lemak memiliki

rasa yang lebih enak dibandingkan makanan yang rendah lemak.

d. Hubungan Asupan Lemak, Status Gizi dengan Kadar

Kolesterol

Masalah gizi merupakan gangguan masalah kesehatan dan

kesejahteraan sesorang, kelompok orang tua atau masyarakat

sebagai bentuk ketidak seimbangan antara asupan dengan

kebutuhan yang mengakibatkan malnutrisi. Faktor yang dapat

mempengaruhi status gizi salah satunya yaitu pola makan dan

asupan makan yang di konsumsi sehari-hari (Cakrawati dan

Mustika, 2013).

Kadar kolesterol darah dipengaruhi konsumsi makanan

sehari-hari yang masuk (diet). Menurut penelitian Adhiyani (2013),

yang gemar mengkonsumsi makanan berlemak memiliki kadar

kolesterol total meningkat sebesar 20,8%. Kadar kolesterol orang

Jepang rata-rata rendah karena konsumsi nasi dan sayur-sayuran

serta ikan sehingga risiko PJK lebih rendah dari Amerika. Orang

amerika rata-rata konsumsi makanan mengandung lemak dan

kolesterol tinggi sehingga kadar kolesterol cenderung meningkat

dan memiliki risiko PJK lebih tinggi.

Page 46: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

31

Hasil penelitian Sari, dkk (2014) didapatkan bahwa rata-

rata asupan lemak responden sebesar 49,3 gram/hari, dimana

asupan lemak memiliki hubungan yang signifikan dengan kadar

kolesterol LDL. Proporsi responden yang berisiko

hiperkolesterolemia lebih banyak ditemukan pada responden

dengan asupan lemak berlebih (80,5%) dibandingkan dengan

responden yang asupan lemaknya tidak berlebih (73,2%), dimana

responden dengan asupan lemak berlebih (≥ 25% total energi)

berisiko 1,5 kali memiliki kadar kolesterol LDL yang tinggi

dibandingkan dengan responden yang mengkonsumsi lemak < 25%

total energi.

Penelitian Septianggi, dkk (2013) pada pasien PJK rawat

jalan di RSUD Tugurejo Semarang menunjukkan bahwa 28

responden (100%) kadar kolesterol tinggi (>200 mg/dl) memiliki

status gizi lebih (overweight) yaitu sebanyak 17 responden (60,7%)

dan asupan lemak rata-rata >25% (asupan lebih) sebanyak 15

respondek (53,6%). Sehingga terdapat hubungan yang signifikan

antara asupan lemak berlebih dengan asupan kolesterol dengan

kadar kolesterol total.

Page 47: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

32

B. Kerangka Teori

Sumber : Fatmah (2010) ; Durstine (2012) dan {NHLBI (2012) dalam

Adhiyani, 2013}.

Gambar 1. Kerangka Teori

C. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep

Faktor risiko yang

tidak dapat diubah :

1. Umur

2. Jenis Kelamin

3. Genetik

Status Gizi

Kadar Kolesterol

Asupan Lemak

Faktor risiko yang

dapat diubah :

1. Asupan Zat Gizi

2. Status Gizi (IMT)

3. Aktifitas Fisik

Kadar Kolesterol

Page 48: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

33

D. Hipotesis

Ha : Ada hubungan asupan lemak dengan kadar kolesterol di Posyandu

Lansia Desa Sugihan Boyolali.

Ha : Ada hubungan status gizi dengan kadar kolesterol di Posyandu

Lansia Desa Sugihan Boyolali.

Page 49: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional

analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara

variabel-variabel, melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan

sebelumnya (Notoatmojo, 2012).

Penelitian ini menggunakan rancangan Cross Sectional, karena

variabel asupan lemak, status gizi dan kadar kolesterol diukur atau

dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan dilakukan pada situasi

yang sama (Saryono dan Anggraini, 2013).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Lansia Desa Sugihan

Boyolali.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2017.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian (Arikunto,

2010). Populasi dalam penelitian ini yaitu 150 orang lansia berusia ≥45

tahun di Desa Sugihan Boyolali.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah lansia berusia

45– 90 tahun di Posyandu Lansia Desa Sugihan Boyolali. Sampel pada

penelitian ini memiliki kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :

Page 50: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

35

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel

(Notoatmojo, 2012). Yang menjadi kriteria inklusi dalam

penelitian ini adalah :

1) Bersedia menjadi sampel penelitian.

2) Berusia45 – 90tahun.

3) Berada di wilayah Posyandu Lansia Desa Sugihan Boyolali.

4) Tidak sedang mengkonsumsi obat kolesterol.

5) Tidak pikun atau dimensia.

6) Tidak mengalami gangguan jiwa.

7) Dapat berkomunikasi dengan baik.

8) Dapat berdiri dengan tegak (tidak bungkuk)

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang

dapat diambil sebagai sampel (Notoatmojo, 2012). Kriteria

eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Menderita penyakit komplikasi (Diabetes Melitus, Ginjal dan

Jantung).

2) Subyek meninggal pada saat penelitian.

c. Besar Sampel

Perhitungan perkiraan jumlah sampel dalam satu populasi

dalam penelitian ini menggunakan rumus Lemeshow (1997),

adalah sebagai berikut :

( ) ( )

( ) ( )

Keterangan :

n =Besar sampel

N = Besar populasi

Page 51: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

36

Z² -α/2 = Nilai Z pada batas atas untuk tingkat kepercayaan

95% = 1,96

P = Proporsi prevalensi (50% = 0.5)

d² = Presisi yang digunakan 10% (0,1)

Perhitungan perkiraan besar sampel sebagai berikut :

( ) ( )

2( ) ( )

( ) ( )

( ) ( ) ( ) ( )

( )

( )

orang

Berdasarkan rumus tersebut, maka besar sampel yang

dibutuhkan sebesar 59 orang, ditambah kemungkinan drop out

sebesar 10% jumlah responden akhir sebesar 65 orang.

d. Teknik Sampling

Pada penelitian ini menggunakan Simple random sampling

yaitu pengambilan sampel dengan memberi kesempatan pada

semua populasi untuk menjadi sampel dengan cara acak/mengundi.

Page 52: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

37

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang bila berubah akan

mengakibatkan perubahan pada variabel lain (Sastroasmoro dan

Ismael, 2010). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah asupan

lemak dan status gizi.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang berubah akibat perubahan

variabel bebas (Sastroasmoro dan Ismael, 2010). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol.

E. Definisi Oprasional

Tabel 5. Definisi Operasional

Variabel Definisi Oprasional Alat Ukur Hasil

Ukur

Skala

Pengukuran

Asupan

Lemak

Jumlah rata-rata asupan

lemak yang berasal dari

konsumsi bahan

makanan dalam satuan

gram yang diperoleh

dari food recall 2x24

jam tidak berturut-turut.

Formulir

food recall

gram Rasio

Status Gizi Keadaan gizi yang

diperoleh dari

perhitungan indeks

massa tubuh (IMT)

berdasarkan WHO

(2000).

Timbangan

injak

digital dan

mikrotoa

kg/m² Rasio

Kadar

Kolesterol

Jumlah kandungan

kolesterol yang berada

dalam darah.

Easy Touch

GCU

mg/dl Rasio

F. Instrumen Penelitian

1. Easy Touch GCU alat ini digunakan sebagai alat untuk mengukur

kadar kolesterol. Cara mengukur kadar kolesterol sebagai berikut :

a. Ambil chip warna kuning masukan ke dalam alat untuk mengecek

alat.

b. Apabila pada layar muncul “OK” artinya alat siap dipakai.

Page 53: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

38

c. Setiap botol strip pada gula darah, asam urat dan kolesterol

terdapat chip test.

d. Gunakan strip kolesterol untuk test kolesterol.

e. Pada layar akan muncul angka/kode sesuai pada botol strip.

f. Setelah itu akan muncul gambar tetes darah dan kedip-kedip.

g. Masukan jarum pada lancet/alat tembak berbentuk pen dan atur

kedalaman jarum sesuai nomor.

h. Gunakan kapas alkohol untuk membersihkan ujung jari.

i. Tembakkan jarum pada ujung jari lalu tekan supaya darah keluar.

j. Darah disentuh pada tepi samping strip dan bukan ditetes diatas

tengah strip alat test darah.

k. Sentuh pada bagian garis yang terdapat panah.

l. Darah akan langsung meresap sampai ujung strip dan bunyi beep.

m. Tunggu sebentar, hasil akan keluar beberapa detik pada layar.

n. Cabut jarumnya dari lancet juga stripnya dan buang.

o. Mencatat hasil/kadar kolesterol yang muncul pada layar.

2. Formulir food recall 24 jam digunakan untuk mencatat asupan lemak

subyek 2x24 jam tidak berturut-turut.

3. Timbangan injak digital dengan ketelitian 0,1 kg untuk menimbang

berat badan subyek. Cara mengukur berat badan sebagai berikut :

a. Memastikan peralatan lengkap dan berfungsi dengan baik.

b. Meletakkan timbangan ditempat yang rata/datar dan keras.

c. Memastikan alat timbangan menunjukkan angka 0.0 sebelum

dilakukan penimbangan.

d. Pada saat menimbang subyek tidak menggunakan alas kaki

sepatu/sandal.

e. Pada saat menimbang badan tegak lurus dan tidak merunduk.

f. Secara otomatis alat timbang akan menunjukkan hasil

penimbangan.

g. Melakukan pencatatan BB sampel.

Page 54: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

39

4. Mikrotoa dengan ketelitian 0,1 cm untuk mengukur tinggi badan

subyek. Cara mengukur tinggi badan sebagai berikut :

a. Memastikan peralatan lengkap dan berfungsi dengan baik.

b. Memasang mikrotoa didinding yang tegak lurus tidak ada lekukan,

tonjolan dan menempel pada dinding.

c. Memasang mikrotoa dengan menggunakan paku.

d. Melakukan pengukuran tinggi badan sampel, badan tegak lurus,

punggung, kepala, dan kaki menempel pada dinding tanpa

menggunakan alas kaki sendal/sepatu.

e. Tarik mikrotoa sampai di atas kepala dan baca angka pada

mikrotoa.

f. Melakukan pencatatan TB sampel.

5. Formulir identitas subyek meliputi : umur, tempat tanggal lahir, dan

jenis kelamin.

6. Informed Consent (formulir pernyataan kesediaan menjadi sampel)

7. Formulir permohonan menjadi sampel.

8. Food Model sebagai alat bantu dalam melakukan food recall 2x24 jam.

G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang didapat langsung dari sampel,

meliputi :

1) Data identitas subyek meliputi nama, umur, jenis kelamin,

alamat, pekerjaan, berat badan, tinggi badan, status gizi, kadar

kolesterol, riwayat penyakit dan obat yang dikonsumsi.

2) Data kadar kolesterol.

3) Data berat badan dan tinggi badan.

4) Data asupan lemak.

Page 55: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

40

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak

langsung melalui pencatatan buku di Posyandu Lansia Desa

Sugihan Boyolali.

2. Cara Pengumpulan Data

Wawancara dilakukan untuk mengetahui keterangan tentang

data-data yang diperlukan oleh peneliti. Wawancara dilakukan untuk

mengetahui asupan lemak dengan menggunakan instrumen formulir

food recall 24 jam.

H. Teknik Analisa Data

1. Pengolahan Data

a. Editing

Editing adalah memeriksa data yang telah dikumpulkan

dari pertanyaan pada subyek. Data-data yang melalui proses

editing adalah data identitas, data pengukuran kadar kolesterol,

asupan lemak dan status gizi.

b. Coding

Coding adalah upaya mengklasifikasikan data dengan

pemberian kode pada data untuk mempermudah proses selanjutnya

yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data

angka atau bilangan. Data yang di coding sebagai berikut :

1) Umur

1= 45-62 tahun

2= 62-81 tahun

2) Jenis Kelamin

1= Perempuan

2= Laki-laki

3) Asupan Lemak

1= Kurang : < 80% AKG

2= Cukup : 80 – 110% AKG

Page 56: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

41

3= Lebih : > 110% AKG

(WNPG, 2004)

4) Status Gizi

1= Kurus : < 18,5 kg/m2

2= Normal : 18,5 – 22,9 kg/m2

3= Gizi lebih : 23,0 – 24,9 kg/m2

4= Obes 1 : 25,0 – 24,9 kg/m2

5= Obes 2 : ≥ 30 kg/m2

(WHO, 2000)

5) Kadar Kolesterol

1= Normal : < 200 mg/dl

2= Batas tinggi : 200 – 239 mg/dl

3= Tinggi : > 240 mg/dl

(Fatmah, 2010)

c. Tabulating

Data yang disajikan dalam bentuk tabel adalah data kadar

koleterol, asupan lemak dan status gizi.

d. Entry Data

Data yang dimasukkan pada proses entry yaitu data kadar

kolesterol, asupan lemak, dan status gizi yang telah melalui proses

coding kedalam program SPSS Versi 17.0. Asupan lemak diolah

menggunakan Nutrysurvey for windows. Data-data yang terkumpul

dianalisa secara univariat dan bivariat dengan program SPSS Versi

17.0.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Dilakukan untuk mendiskripsikan berbagai variabel yaitu

umur, jenis kelamin, asupan lemak, status gizi dan kadar

kolesterol.

Page 57: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

42

b. Analisis Bivariat

Sebelum dilakukan pengujian terhadap data-data penelitian,

terlebih dulu dilakukan uji kenormalan data dengan menggunakan

uji Kolmogorov smirnov. Hasil uji kenormalan data asupan lemak,

status gizi dan kadar kolesterol berdistribusi tidak normal, sehingga

menggunakan uji Rank spearman. Dari hasil uji tersebut

menunjukkan bahwa ada hubungan asupan lemak dan status gizi

dengan kadar kolesterol pada lansia.

I. Jalannya Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun proposal penelitian.

b. Melakukan survei pendahuluan untuk mengetahui jumlah populasi

subyek.

c. Mengajukan surat ijin melakukan penelitian ke Posyandu Lansia

Desa Sugihan Boyolali.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan koordinasi dengan pihak Posyandu Lansia Desa

Sugihan Boyolali.

b. Pengumpulan data dengan wawancara langsung.

c. Pengukuran berat badan dan tinggi badan secara langsung.

d. Food recall 2x24 jam pada hari ke-2 dan hari ke 4 penelitian.

e. Pemeriksaan kadar kolesterol secara langsung.

3. Tahap Akhir

a. Pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 17.0.

b. Hasil penelitian yang telah diolah kemudian dibahas melalui

analisis data.

Page 58: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

43

J. Etika Penelitian

Etika penelitian berguna sebagai pelindung terhadap institusi

tempat penelitian dan peneliti itu sendiri. Penelitian ini dilaksanakan

setelah peneliti memperoleh rekomendasi dari pembimbing dan mendapat

izin dari Ketua STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Selanjutnya,

peneliti mengajukan permohonan ijin kepada Pengurus Posyandu Desa

Sugihan Boyolali untuk mendapatkan persetujuan, kemudian melakukan

negoisasi dengan para responden dan meminta persetujuannya untuk jadi

responden dengan menekankan masalah etika yang dilakukan :

1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi sampel)

Tujuannya agar responden mengetahui maksud dan tujuan

penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika

subyek bersedia menjadi responden maka harus menandatangani

lembar persetujuan menjadi responden. Jika subyek menolak, maka

peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

(Terlampir)

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak

mencantumkan nama responden pada hasil pembahasan penelitian

nantinya.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh

peneliti. Informasi yang diberikan oleh responden serta semua yang

dikumpulkan tanpa nama yang dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

Hal ini tidak dipublikasikan atau diberikan kepada orang lain tanpa

seijin sampel.

K. Jadwal Penelitian

Terlampir

Page 59: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

56

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Tempat Penelitian

Posyandu Lansia Desa Sugihan merupakan Posyandu Lansia yang

terletak di Dusun Sugihan Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali.

Posyandu Lansia Desa Sugihan laksanakan satu bulan sekali setiap tanggal

10 bersamaan dengan posyandu balita. Jumlah lansia di Posyandu Lansia

Desa Sugihan kurang lebih 150 orang yang terdiri dari 3 RT. Kegiatan

posyandu meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan dan pengukuran

tekanan darah (Profil Desa Sugihan, 2016). Posyandu Desa Sugihan

Kecamatan Andong berada di wilayah Kecamatan Andong dengan batas

wilayah :

1. Sebelah Utara : Desa Pakang, Kecamatan Andong Kabupaten

Boyolali.

2. Sebelah Selatan : Desa Beji, Kecamatan Andong Kabupaten

Boyolali.

3. Sebelah Barat : Desa Sumber Agung, Kecamatan Klego

Kabupaten Boyolali.

4. Sebelah Timur : Desa Mojo, Kecamatan Andong Kabupaten

Boyolali.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Sampel

a. Umur

Karakteristik sampel berdasarkan umur digolongkan menjadi

2 yaitu 45-62 tahun dan 63-81 tahun. Distribusi sampel

berdasarkan umur dalam penelitian ini dapat diihat pada tabel 6

sebagai berikut :

Page 60: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

45

Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur

Umur (Tahun) n %

45-62 53 89,8

63-81 6 10,2

Jumlah 59 100

Sumber : Data Primer Diolah 2017

Berdasarkan distribusi sampel menurut umur menunjukkan

bahwa sebagian besar sampel berusia 45-62 tahun, yaitu sebanyak

53 orang (89,8%). Rata-rata umur sampel 61,17 ± 9,94 tahun.

b. Jenis Kelamin

Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian

ini dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut :

Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n %

Perempuan 46 78

Laki-laki 13 22

Jumlah 59 100

Sumber : Data Primer Diolah 2017

Berdasarkan distribusi sampel jenis kelamin sebagian besar

adalah perempuan sebanyak 46 orang (78%). Hasil tersebut

menunjukkan proporsi perempuan lebih banyak mengalami

peningkatan kolesterol dibandingkan laki-laki.

c. Asupan Lemak

Distribusi sampel berdasarkan asupan lemak pada penelitian

ini dapat dilihat pada tabel 8 sebagaiberikut :

Tabel 8. Distribusi Sampel Berdasarkan Asupan Lemak

Kategori Asupan Lemak n %

Kurang 5 8,5

Cukup 18 30,5

Lebih 36 61

Jumlah 59 100

Sumber : Data Primer Diolah 2017

Berdasarkan distribusi asupan lemak sampel menunjukkan

bahwa sebagian besar pada kategori lebih sebanyak 36 orang

Page 61: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

46

(61%). Rata-rata asupan lemak sampel 53,4 ± 11,46 gr, dengan

asupan lemak minimal yaitu 32,79 gr dan maksimal 79,06 gr.

d. Status Gizi

Distribusi sampel berdasarkan status gizi pada penelitian ini

dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut :

Tabel 9. Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi

Kategori Status Gizi n %

Kurus 12 20,3

Normal 27 45,8

Gizi Lebih 4 6,8

Obes 1 13 22

Obes 2 3 5,1

Jumlah 59 100

Sumber : Data Primer Diolah 2017

Berdasarkan tabel distribusi sampel status gizi sebagian besar

pada kategori normal sebanyak 27 orang (45,8%). Rata-rata nilai

IMT 22,01 ± 4,35 kg/m2, dengan nilai minimal IMT yaitu 13,74

kg/m2

dan nilai maksimal 38,30 kg/m2.

e. Kadar Kolesterol

Distribusi sampel berdasarkan kadar kolesterol pada penelitian

ini dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut :

Tabel 10. Distribusi Sampel Berdasarkan Kadar Kolesterol

Kategori Kadar Kolesterol n %

Normal 26 44,1

Batas Tinggi 20 33,9

Tinggi 13 22

Jumlah 59 100

Sumber : Data Primer Diolah 2017

Berdasarkan tabel distribusi sampel kadar kolesterol sebagian

besar pada kategori normal sebanyak 26 (44,1%). Rata-rata kadar

kolesterol lansia 205,8 ± 4,35 mg/dl. Nilai minimal kadar

kolesterol sebesar 123 mg/dl dan maksimal 402 mg/dl.

Page 62: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

47

2. Hubungan Asupan Lemak dengan Kadar Kolesterol

Penelitian ini mengunakan formulir food recall 2x24 jam dan

pemeriksaan kadar kolesterol. Hasil penelitian hubungan asupan lemak

dengan kadar kolesterol lansia dapat dilihat pada tabel 11berikut :

Tabel 11. Distribusi Kadar Kolesterol Berdasarkan Asupan

Lemak

Asupan

Lemak

Kadar Kolesterol Total

Normal Batas Tinggi Tinggi

n % n % n % n %

Kurang 1 20 1 20 3 60 5 100

Cukup 6 33,3 5 27,8 7 38,9 18 100

Lebih 19 52,8 14 38,9 3 8,3 36 100

Jumlah 26 44,1 20 33,9 13 22 59 100

Sumber : Data Primer Diolah 2017

Berdasarkan tabel 11 sampel dengan asupan lemak lebih

sebanyak 36 orang dan sebagian besar diantaranya memiliki kadar

kolesterol normal sebanyak 19 orang (52,8%). Sampel dengan

asupan lemak cukup sebanyak 18 orang dan sebagian besar

diantaranya memiliki kadar kolesterol tinggi sebanyak 7 orang

(38,9%). Sampel yang mempunyai asupan lemak kurang sebanyak

5 orang dan sebagian besar memiliki kadar kolesterol tinggi

sebanyak 3 orang (60%).

Tabel 12. Hasil Korelasi Asupan Lemak dengan Kadar

Kolesterol

Variabel x ± SD rs p*

Asupan Lemak (gr) 53,4 ± 11,46 0,642 0,000

Kadar Kolesterol (mg/dl) 205,81 ± 60,2

*Rank Spearmant

Berdasarkan hasil uji Rank Spearman penelitian ini terdapat

hubungan asupan lemak dengan kadar kolesterol pada lansia

dengan nilai p = 0,000 berarti ada hubungan asupan lemak dengan

kadar kolesterol pada lansia. Nilai Correlation Coefficient 0,642

terdapat korelasi positif artinya semakin tinggi asupan lemak maka

akan semakin tinggi kadar kolesterol. Rata-rata asupan lemak 53,4

± 11,46 gr dan rata-rata kadar kolesterol 205,81 ± 60,2 mg/dl.

Page 63: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

48

3. Hubungan Status Gizi dengan Kadar Kolesterol

Penelitian ini menggunakan pengukuran antropometri tinggi badan,

berat badan dan pemeriksaan kadar kolesterol. Hasil penelitian

hubungan status gizi dengan kadar kolesterol lansia dapat dilihat pada

tabel 13berikut :

Tabel 13. Distribusi Kadar Kolesterol Berdasarkan Status Gizi

Status Gizi

Kadar Kolesterol Total

Normal Batas Tinggi Tinggi

n % n % n % n %

Kurus 12 100 0 0 0 0 12 100

Normal 13 48,1 12 44,4 2 7,4 27 100

Gizi Lebih 1 25 3 75 0 0 4 100 Obes 1 0 0 5 5,1 8 61,5 13 100 Obes 2 0 0 0 38,5 3 100 3 100 Jumlah 26 44,1 20 33,9 13 22 59 100

Sumber : Data Primer Diolah 2017

Berdasarkan tabel 13 menunjukkan bahwa sampel dengan

status gizi normal sebanyak 27 orang dan sebagian besar

diantaranya memiliki kadar kolesterol normal sebanyak 13 orang

(48,1%). Sampel yang mempunyai status gizi lebih sebanyak 4

orang dan sebagian besar diantaranya memiliki kadar kolesterol

batas tinggi 3 orang (75%). Sampel yang mempunyai status gizi

obes 1 sebanyak 13 orang dan sebagian besar diantaranya memiliki

kadar kolesterol tinggi sebanyak 8 orang (61,5%). Sampel yang

mempunyai status gizi obes 2 sebanyak 3 orang (100%) ketiganya

memiliki kadar kolesterol dalam kategori tinggi.

Tabel 14. Hasil Uji Korelasi Status Gizi dengan Kadar

Kolesterol

Variabel x ± SD rs p*

Status Gizi (kg/m2) 22,01 ± 4,35

0,859 0,000 Kadar Kolesterol (mg/dl) 205,81 ± 60,2

*Rank Spearmant

Berdasarkan hasil uji Rank Spearman penelitian ini ada

hubungan status gizi dengan kadar kolesterol pada lansia dengan

nilai p = 0,000. Nilai Correlation Coefficient 0,859 terdapat

korelasi positif artinya semakin tinggi status gizi maka akan

Page 64: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

49

semakin tinggi kadar kolesterol. Rata-rata status gizi 22,01 ± 4,35

kg/m2 dan rata-rata kadar kolesterol 205,81 ± 60,2 mg/dl.

C. Pembahasan

1. Karakteristik Sampel

a. Umur

Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang berada di

Posyandu Desa Sugihan Boyolali yang berjumlah 59 sampel yang

memiliki kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil pengolahan data

diketahui bahwa sebagian besar sampel berumur 45-62 tahun yaitu

sejumlah 53 orang (89,8%). Menurut Suiraoka (2012), tingkat

kolesterol serum total meningkat dengan meningkatnya umur. Pada

pria peningkatan ini terhenti sekitar umur 45-50 tahun. Pada wanita

peningkatan terjadi hingga umur 60-65 tahun.

Umur dewasa memiliki risiko lebih tinggi peningkatan kadar

kolesterol total, karena semakin bertambahnya umur seseorang akan

terjadi perubahan komposisi tubuh yang dapat menyebabkan lemak

tubuh meningkat. Peningkatan lemak tubuh dapat meningkatkan

kadar kolesterol total (Badriyah, 2013).

Menurut Soetardjo (2011) pada umumnya dengan

bertambahnya usia orang dewasa, aktifitas menurun, massa tubuh

tanpa lemak menurun, sedangkan jaringan lemak bertambah

sehingga kolesterol darah tinggi. Perubahan tersebut karena aktifitas

beberapa jenis hormon yang mengatur metabolisme menurun sesuai

dengan umur (seperti insulin, hormon pertumbuhan, dan androgen)

sedangkan yang lain meningkat (seperti prolaktin). Penurunan

beberapa jenis hormon ini menyebabkan penurunan massa lemak.

Hal tersebut juga disebabkan karena menurunnya aktifitas fisik

dengan bertambahnya umur yang dapat menyebabkan menurunnya

Angka Metabolisme Basal (AMB) (Soetardjo, 2011). Menurut

Fatmah (2010) lemak tubuh meningkat sekitar 2%, dari berat badan

Page 65: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

50

per 10 tahun setelah usia 30 tahun, sehingga total lemak tubuh

meningkat 10-15% sepanjang usia.

b. Jenis Kelamin

Sampel dalam penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin

perempuan sebanyak 46 orang (78%).Hasil tersebut menunjukkan

proporsi perempuan lebih banyak mengalami peningkatan kadar

kolesterol dibandingkan laki-laki. Kadar kolesterol perempuan

sebelum menapouse lebih tinggi dibandingkan laki-laki (Djohan,

2004).

Menurut Krinke (2002), perubahan fisiologi orang dewasa

berbeda antara laki-laki dan perempuan, terutama pada perempuan

dipengaruhi oleh hormon esterogen. Berkurangnya hormon estrogen

saat menopause menyebabkan distribusi lemak tubuh meningkat dan

akibatnya kolesterol total meningkat.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Bintanah dan

Muryati (2008) di RSU Kraton Kabupaten Pekalongan didapat

hiperkolesterolemia terjadi sekitar umur 55-64 tahun. Dalam

penelitian ini usia sampel 45-81 tahun, dan sebagian besar berjenis

kelamin perempuan. Sebelum menapause, estrogen berfungsi

meningkatkan anabolisme protein serta pembentukan HDL dan

LDL. Hormon ini juga mengurangi konsentrasi LDL sehingga risiko

aterosklerosis rendah. Sedangkan perempuan menopause terjadi

defisiensi estrogen berakibat kadar kolesterol meningkat sehingga

risiko aterosklerosis bertambah (Silbernagl, 2003).

c. Asupan Lemak

Nilai rata-rata asupan lemak 59 sampel dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa responden yang memiliki asupan lemak

sebagian besar pada kategori lebih sebanyak 36 orang (61%). Rata-

rata asupan lemak sampel 53,4 ± 11,46 gr, dengan asupan lemak

minimal yaitu 32,79 gr dan maksimal yaitu 79,06 gr. Hasil tersebut

Page 66: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

51

dapat disimpulkan bahwa asupan lemak rata-rata lansia melebihi

AKG.

Salah satu faktor penyebab meningkatnya kadar kolesterol

pada lansia yaitu asupan lemak dalam tubuh yang berlebih.Asupan

lemak akan mempengaruhi jaringan adiposa terutama lemak viseral

untuk mengekspresikan respon terhadap berbagai rangsangan salah

satunya adalah peningkatan pengeluaran asam lemak bebas oleh

jaringan adiposa yang dapat merangsang peningkatan sekresi VLDL

di hepar yang selanjutnya akan menghasilkan peningkatan

trigliserida, LDL, dan penurunan HDL (Wang dkk, 2011).

Mekanisme yang dapat mendasari hal tersebut adalah makanan yang

tinggi lemak akan menyebabkan kadar LDL dan kolesterol di

sirkulasi meningkat (Murray dkk, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat 61% sampel

memiliki asupan lemak dalam kategori lebih. Seiring bertambahnya

usia kandungan lemak tubuh semakin meningkat, terutama lemak

tubuh yang berada didaerah jaringan adiposa viseral. Pada jaringan

adiposa ini akan melepaskan asam lemak bebas dengan kadar yang

tinggi kedalam sirkulasi portal, sehingga mengganggu metabolisme

dihati dan merangsang hati untuk memproduksi VLDL, partikel

VLDL ini yang akan diubah menjadi partikel LDL dan

mempengaruhi kadar LDL,HDL dan kadar kolesterol (Lavie, 2009).

d. Status Gizi

IMT merupakan indikator yang dapat menentukan status gizi

pada lansia. Nilai rata-rata status gizi 59 sampel sebagian besar

pada kategori normal sebanyak 27 orang. Rata-rata status gizi

menurut IMT 22,01 ± 4,35 kg/m2. Nilai minimal IMT yaitu 13,74

kg/m2

dan nilai IMT maksimal 38,30 kg/m2.

Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar sampel

memiliki status gizi normal. Kadar kolesterol tinggi tidak selalu

dipengaruhi oleh status gizi yang berlebih ataupun obesitas, akan

Page 67: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

52

tetapi lebih dipengaruhi pada konsumsi makanan yang banyak

mengandung lemak dan kolesterol, seperti mengkonsumsi

gorengan, daging, jeroan dan telur yang dapat meningkatkan kadar

kolesterol dalam darah meningkat (Sofia, 2008). Sesuai dengan

analisis data meskipun tertinggi status gizi dalam kategori normal

namun terdapat hubungan antara status gizi dengan kadar

kolesterol. Terdapat korelasi positif yang berarti semakin

meningkat status gizi seseorang maka semakin tinggi kadar

kolesterol.

e. Kadar Kolesterol

Kolesterol merupakan komponen esensial membran

struktural semua sel dan merupakan komponen utama sel otak dan

saraf. Kolesterol terdapat dalam konsentrasi tinggi dalam jaringan

kelenjar dan di dalam hati di mana kolesterol disintesis dan

disimpan. Kolesterol merupakan bahan antara pembentukan

sejumlah steroid penting, seperti asam empedu, asam folat, hormon-

hormon adrenal korteks, estrogen, androgen, dan progesteron

(Almatsier, 2009).

Hasil penelitian ini didapatkan nilai rata-rata kadar kolesterol

59 sampel yaitu 205,81 gr/dl. Berdasarkan karakteristik kadar

kolesterol sebagian besar pada kategori normal sebanyak 26 orang

(44,1%).

Untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan

kadar kolesterol total dilakukan penelitian tentang variabel-variabel

apa saja yang diduga berhubungan dengan kadar kolesterol total.

Madupa (2006) menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara umur, jenis kelamin, dan status gizi dengan tingkat kolesterol

total. Sesuai dengan Murti (2009) menyatakan bahwa ada hubungan

asupan kolesterol makanan dengan kadar kolesterol total.

Page 68: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

53

2. Hubungan Asupan Lemak dengan Kadar Kolesterol

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan asupan

lemak dengan kadar kolesterol pada lansia dengan nilai p = 0,000.

Nilai Correlation Coefficient 0,642 terdapat korelasi positif artinya

semakin tinggi asupan lemak maka akan semakin tinggi kadar

kolesterol. Rata-rata asupan lemak 53,4 ± 11,46 gr dan rata-rata kadar

kolesterol 205,81 ± 60,2 gr/dl.

Asupan lemak memberikan kalori lebih banyak dari pada

karbohidrat dan protein. Jika asupan seseorang berlebih akan

menyebabkan penimbunan lemak pada jaringan tubuh yang dapat

mempengaruhi kadar kolesterol total darah.Menurut Badriyah (2013),

peningkatan asupan lemak dapat meningkatkan asupan kolesterol total,

karena lemak makanan sebagian besar dalam bentuk trigliserid

mengalami hidrolisis menjadi trigliserida, monogliserida, dan asam

lemak bebas. Asam lemak bebas ini selanjutnya mengalami oksidasi

menjadi Asetil-KoA untuk menghasilkan energi. Hal tersebut sesuai

pendapat Waspadji (2003), bahwa lemak makanan merupakan

komponen makanan yang berpengaruh paling besar terhadap

pengaturan metabolisme kolesterol, sehingga asupan lemak yang

berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol total.

Faktor makanan yang paling berpengaruh terhadap kadar

kolesterol total darah adalah lemak total, lemak jenuh dan energi total.

dengan mengurangi lemak total dalam makanan, jumlah energi total

akan ikut berkurang (Alamtsier, 2004). Menurut Dustrine (2012)

menyatakan bahwa lemak jenuh banyak terdapat pada lemak hewani,

makanan laut, produk olahan susu dan kulit daging unggas. Beberapa

minyak nabati juga mengandung lemak jenuh tinggi seperti minyak

kelapa dan minyak kelapa sawit. Diet yang kaya lemak jenuh dapat

meningkatkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL lebih dari

kolesterol makanan.

Page 69: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

54

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Situmeang (2011)

dan Hidayati et al (2006) bahwa ada hubungan yang bermakna antara

konsumsi lemak dengan tingkat kolesterol total. asupan lemak yang

tinggi berisiko 6,48 kali terjadi hiperkolesterolemia.

3. Hubungan Status Gizi dengan Kadar Kolesterol

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan

status gizi dengan kadar kolesterol pada lansia dengan nilai p = 0,000

yang berarti ada hubungan status gizi dengan kadar kolesterol pada

lansia. Nilai Correlation Coefficient 0,859 terdapat korelasi positif

artinya semakin tinggi status gizi maka akan semakin tinggi kadar

kolesterol. Rata-rata status gizi menurut IMT 22,01 ± 4,35 kg/m2 dan

rata-rata kadar kolesterol 205,81 ± 60,2 gr/d.

IMT merupakan alat ukur untuk menilai status gizi seseorang.

Ketika nilai IMT seseorang diatas ambang batas normal menunjukkan

status gizinya berlebih. Gizi lebih menyimpan kelebihan energi dalam

bentuk lemak tubuh yang berpengaruh terhadap peningkatan kolesterol

darah (Badriyah, 2013).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Madupa

(2006) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara IMT

dengan tingkat kolesterol total.Hasil penelitian Humayun et al (2009),

menyatakan bahwa peningkatan hiperkoleterolemia selaras dengan

peningkatan IMT dengan kejadian dislipidemia baik laki-laki maupun

perempuan, tetapi ada perbedaan setelah umur 60 tahun. Pada

perempuan kejadian dislipidemia pada semua umur meningkat sesuai

dengan kategori IMT dan terjadi peningkatan derastis pada umur diatas

59 tahun.

Page 70: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

55

D. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti belum bisa

mengendalikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kadar

kolesterol seperti asupan zat gizi lain yaitu asupan energi, karbohidrat,

protein, kolesterol, serat, vitamin c, aktifitas fisik dan genetik.

Page 71: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

56

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan asupan lemak dan

status gizi dengan kadar kolesterol pada lansia di Posyandu Desa Sugihan

Andong Boyolali dapat disimpulkan bahwa :

1. Asupan lemak sebagian besar pada kategori lebih sebanyak 36 orang

(61%). Rata-rata asupan lemak 53,4 ± 11,46 gr, dengan asupan lemak

minimal yaitu 32,79 gr dan maksimal 79,06 gr.

2. Status gizi sebagian besar pada kategori normal sebanyak 27 orang

(45,8%). Rata-rata status gizi menurut IMT 22,01 ± 4,35 kg/m2. Nilai

IMT minimal yaitu 13,74 kg/m2

dan nilai maksimal IMT 38,30 kg/m2.

3. Kadar kolesterol sebagian besar pada kategori normal sebanyak 26

orang (44,1%). Rata-rata kadar kolesterol 205,8 ± 4,35. Nilai minimal

kadar kolesterol 123 gr/dl dan maksimal 402 gr/dl.

4. Ada hubungan asupan lemak dengan kadar kolesterol di Posyandu lansia

Desa Sugihan Andong Boyolali (p = 0,000).

5. Ada hubungan status gizi dengan kadar kolesterol di Posyandulansia

Desa Sugihan Andong Boyolali (p = 0,000).

B. SARAN

1. Bagi Kader Posyandu

Perlu dilakukan penyuluhan tentang kesehatan secara rutin bagi

lansia.

2. Bagi Peneliti Lain

Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan menambah variabel lain

yang mempengaruhi kadar kolesterol diantaranya asupan zat gizi

makro ( energi, protein, karbohidrat), asupan serat, asupan kolesterol,

aktifitas fisik dan genetik.

Page 72: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

DAFTAR PUSTAKA

Adhiyani, C. 2013. Hubungan Usia dan Konsumsi Makanan Berlemak dengan

Kolesterol Total pada Lansia di Kelurahan Serengan Surakarta. Jurnal

aaknasional. Program Diploma Akademi Analisis Kesehatan Nasional

Surakarta. Surakarta.

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama.

. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama.

. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama.

. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama.

Angka Kecukupan Gizi (AKG). 2013. Tabel Angka Kecukupan Gizi 2013 Bagi

orang Indonesia.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi

Revisi). Jakarta : Rineka Cipta.

Ariyani, T. 2010. Asupan Lemak sebagai Faktor Risiko Hipertensi Esensial

pada Lansia di Posyandu Ngudi Waras Surakarta. Skripsi. Fakultas

Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Atkinson, R. L. 2005. Etiologis of Obesity. Didalam : The Managemen Eating

Disorders and Obesity, Ed. Dj. Goldstein, editor. Totowa : Humawa

Press, Inc.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2007. Jumlah Lansia di Indonesia. Jakarta.

. 2009. Pertumbuhan dan Perkembangan Jumlah

Lansia di Indonesia. Jakarta.

Badriyah. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kadar Kolesterol

Total pada Anggota Klub Senam Jantung UIN Jakarta. Skripsi.

Program Studi Kesehatan Masyarakat. Universitas Islam Negri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Botham, K.M, dan Mayes, P.A. 2009. Sintesis, Transport, & Ekskresi

Kolesterol. In: Murray R.K, Granner D.K, dan Rodwell, V.W.

Biokimia Harper. Edisi 27. Jakarta: EGC.

Page 73: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Bull, Eleoner. 2007. Kolesterol. Jakarta : Erlangga.

Bintanah, S dan Handarsari, E. 2012. Asupan Serat dengan Kadar Gula Darah,

Kadar Kolesterol Total dan Status Gizi pada Pasien Diabetus Militus

Tipe 2 di Rumah Sakit Roemani Semarang. Jurnal Unimus. Seminar

Hasil-hasil Penelitian-LPPM UNIMUS 2012.

Cakrawati dan Mustika NH, Dewi. 2012. Bahan Pangan, Gizi ,Dan Kesehatan.

Bandung : Alfabeta.

Djohan T. B. A. 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Hipertensi. USU

Djojosoebagio S, Piliang WG. 1998. Nuttrisi Lemak Dalam : Fisiologi Nutrisi.

Edisi Ke 2. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Doewes M. 2011. Indonesia Masuk Kelompok Negara Berstruktur Tua.

Jakarta.

Dustrine, L.J. 2012. Program Olahraga : Kolesterol Tinggi. Yogyakarta : PT

Citra Aji Parama.

Fatimah, S dan Kartini, A. 2011. Senam Aerobik dan Konsumsi Zat Gizi Serta

Pengaruhnya Terhadap Kadar Kolesterol Total Darah Wanita. Jurnal

Gizi Klinik Indonesia. Vol. 8, No. 1.

Fatmah. 2010. Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Garnadi, Yudi. 2012. Hidup Nyaman Dengan Hiperkoesterol. Jakarta:

Agromedia Pustaka.

Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC.

Hidayati, Nurul S, Hammam Hadi, W. Lestariana. 2006. Hubungan Asupan Zat

Gizi dan Indeks Massa Tubuh dengan Hiperlipidemia pada Murid

SLTP yang Obesitas di Yogyakarta. Sari Pediatri, Vol. 8, No. 1, Juni :

25-31.

Humayun A, Shah A.S, Sultana R. 2009. Relationship of Body Mass Indeks

and Dislypidemia in Different Age Groups of Male and Female

Population of Peshaware. J Ayub Med Coll Abbottabad 2009 ; 21(2).

Krinke. 2002. Adult Nutrition in : Nutrition Trought The Life Cycle. Edited By

Brown et al. USA : Wadswort Group Thomson Learning.

Page 74: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Kusuma, I.M, Haffidudin M dan Anis P. 2015. Pola Makan dengan

Peningkatan Kadar Kolesterol pada Lansia di Jebres Surakarta. 2(2).

Jurnal Profesi. STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta.

Lavie, Carl J. 2009. Obesity and Cardiovascular Disease : Risk Factor, Paradox

and Impact of Weight Loss. Journal of The American College of

Cardiology I53 (21) : 1925-1932.

Le L.K, Chen P.C, Lee K.K, J. 2006. Prevalence and Risk Faktors of

Hipercholesterolemia Among Thai Men and Woman Receiving

Health Examination. Southeast Asian J Trop Med Public Health. Vol

37 No. 5.

Lemeshow S, Hosmer D.W, Klar J, Lwanga, S.K. 1997. Besar Sampel dalam

penelitian Kesehatan. Yogyakarta : UGM Press.

Madupa, Asli. 2006. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat

Kolesterol Total Orang Dewasa di Perkotaan Indonesia (Analisis Data

Sekunder Susenas dan SKRT 2004). Skripsi. Fakultas Kesehatan

Masyarakat. Universitas Indonesia.

Mumpuni, Y. dan Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Kolesterol.

Yogyakarta : Andi Publisher.

Murti, D.K. 2009. Faktor Determinan Terhadap Kadar Kolesterol Total pada

Lansia. Tesis. Program Studi Ilmu Gizi. Universitas Diponegoro.

Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. 2009. Biokimia Harper (27

ed). Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Musti, Ratih. 2011. Hubungan Aktifitas Hidup, Penyakit dan Pola Makan

dengan Status Gizi di PSTW Ilomato Kota Gorontalo. Eprints ung.

Universitas Negri Gorontalo.

Muzakar. 2010. Asupan Vitamin B3 (Niasin), C, E, dan Serat Terhadap

Dislipidemia Pada Penyakit Jantung Koroner di Rs. Dr. Mohammad

Hosein Palembang. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 6(3) : 114-22.

Nastiti, Kharismawati. 2009. Hubungan Indeks Massa Tubuh, Asupan

makanan (Lemak, Kolesterol, Serat), Aktifitas Fisik Dengan Kadar

Kolesterol Darah Pada Siswi SMK Negri 2 Semarang Tahun 2009.

Tesis. Universitas Diponegoro.

Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :

Rineka Cipta.

Page 75: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Notoatmojo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta.

Nugroho, Andri. 2008. Hidup Sehat di Usia Senja. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Nurrahmani, Ulfa. 2012. Stop! Kolesterol Tinggi. Yogyakarta: Falimia (Group

Relasi Intimeda).

Oenzil, Fadil. 2012. Gizi Meningkatkan Kualitas Manula. Jakarta: EGC.

Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan gerontik. Yogyakarta: Nusa Mediaka.

Sari YD, Sri P, Krisnawati B. 2014. Asupan Serat Makanan dan Kadar

Kolesterol-LDL Penduduk Berusia 25-65 Tahun di Kelurahan Kebon

Kelapa Bogor. Panel Gizi Makan, Vol. 37 (1) : 51-58. Depok : FKM

UI.

Saryono dan Anggraini, Mekar Dwi. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif

dan Kuantitaif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sastroasmoro, S dan Ismael, S. 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian

Klinis. Ed.3 Cet.2. Jakarta : Sagung Seto (29-56).

Septianggi FN, Tatik M, Hapsari SK. 2013. Hubungan Asupan Lemak dan

Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita

Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang. Jurnal

Gizi. Universitas Muhammadiyah Semarang. Vol. 3. No. 2.

Setiani, Weni D. 2012. Hubungan Antara Riwayat Penyakit, Asupan Protein

dan Faktor-Faktor Lain Dengan Status Gizi Peserta Posyandu Lansia

di Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat Tahun 2011. Skripsi.

FKM UI.

Shah SZA, Devrajani BR, Devrajani T, Bibi I. 2008. Frequency of

Dyslipidemia in Obese versus Nonobese in relation to Body Mass

Index (BMI), Waist Hip Ratio (WHR) and Waist Circumference

(WC). Pak J Pharm Sci. 62 (1) : 27-31.

Silbernagl S, Florian Lang. 2003. Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta. EGC.

Hal : 276

Simanjutak, Elva. 2010. Status Gizi Lanjut Usia di Daerah Pedesaan

Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatra Utara

Tahun 2010. Tesis. Depok : FKM UI.

Page 76: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Sitorus, H. Ronald. 2006. Tiga Jenis Penyakit Pembunuh Utama Manusia.

Bandung : Irama Widya.

Situmeang, N.S.D. 2011. Hubungan Pola Konsumsi Pangan dengan Tingkat

Kolesterol Darah Total pada Pegawai Negri Sipil Dinas Kesehatan

Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2011. Skripsi. FKM USU.

Sobari, R.N. 2014. Hubungan Asupan Asam Lemak Jenuh dan Tak Jenuh

dengan Kolesterol HDL pada Pasien Penyakit Jantung Koroner di

RSUD Dr. Moewardi. Skripsi. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Soetardjo, Susirah. 2011. Gizi Usia Dewasa in: Gizi Seimbang Dalam Daur

Kehidupan. Almatsier et al (Ed). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sofia, Sara. 2008. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Biokimia Darah

pada Karyawan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya. Flontar.ui.Jakarta

: Universitas Indonesia

Sudiarti, T dan Utari, D. 2007. Kecukupan Energi dan Zat Gizi. Jakarta :

Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.

Suiraoka, I.P. 2012. Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Nuha Medika.

Supariasa. 2002. Pengukuran Antropometri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Susenas, BPS RI. 2012. Data lansia di Indonesia.

Waloya T, Rimbawan, Nuri A. 2013. Hubungan Antara Konsumsi Pangan dan

Aktivitas Fisik dengan Kadar Kolesterol Darah Pria dan Wanita

Dewasa di Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan. Vol. 8 (1). No. 19-16.

Wang, C.H., Burniat W., Cole T. J. 2011. The Renin Angiotensin System and

The Metabolic Syndrome. Journal American Medical Association.

Chapel Hill : USA. Hipertension Journal, 3 : 1-13.

Waspadji, Sarwono. 2003. Pengkajian Status Gizi Studi Epidemiologi. Jakarta :

FKUI.

WHO. 2000. CVD Prevention and Control: Missed Opportunities. World

Health Organization.

. 2010. Physical Activity In Guide Community Preventive Services

Website. World Health Organization.

Page 77: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

WHO. 2013. CVD Prevention and Control: Missed Opportunities. World

Health Organization.

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG). 2004. Jakarta : Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia.

Yassir M, Mohammed A, and Eman M. 2011. A study on the Prevalence of

Dyslipidemia Disorder Among Residents of Karbala City. The Iraqi

Postgraduate Medical Journal. Vol.10, No.3.

Yuniastuti, A. 2007. Gizi dan Kesehatan. Semarang : Graha Ilmu.

Page 78: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko
Page 79: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8

1 Pembuatan

proposal

2 Ujian

Proposal

3 Revisi

proposal

4 Pengambilan

data

penelitian

5 Analisa data

6 Penyusunan

laporan hasil

penelitian

7 Ujian hasil

penelitian

8 Revisi hasil

penelitian

dan

pengumpulan

skripsi

Page 80: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SAMPEL LANSIA DI POSYANDU

LANSIA BOYOLALI

Saya, Siti Khusnul Khotimah akan melakukan penelitian yang berjudul

“Hubungan Asupan Lemak dan Status Gizi dengan Kadar Kolesterol di

Posyandu Lansia Desa Sugihan Boyolali”. Penelitian ini bertujuan mengetahui

Asupan lemak, status gizi dan kadar kolesterol pada lansia.

A. Keikut sertaan dalam penelitian

Bapak/Ibu dan keluarga bebas memilih untuk ikut serta dalam penelitian

ini tanpa ada paksaan. Bila Bapak/Ibu dan keluarga sudah memutuskan

untuk ikut serta, Bapak/Ibu juga bebas untuk mengundurkan diri setiap

saat tanpa dikenakan denda atau sanksi apapun.

B. Prosedur penelitian

Apabila Bapak/Ibu dan keluarga bersedia berpartisipasi dalam penelitian

ini, Bapak/Ibu diminta untuk menandatangani lembar persetujuan ini dua

rangkap, satu untuk Bapak/Ibu simpan dan satu untuk peneliti. Prosedur

selanjutnya adalah :

1. Mengukur berat badan dan tinggi badan Bapak/Ibu.

2. Wawancara digunakan untuk menanyakan : nama, usia, dan

menanyakan makanan sehari yang di konsumsi 2x24 jam tidak

berturut-turut.

3. Pemeriksaan kadar kolesterol untuk mengetahui kadar kolesterol

Bapak/Ibu.

C. Kewajiban subyek penelitian

Sebagai subyek penelitian, Bapak/Ibu berkewajiban mengikuti aturan atau

petunjuk penelitian seperti yang tertulis diatas.

Page 81: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

D. Risikodan efek samping

Dalam penelitian ini, tidak terdapat risiko dan efek samping.

E. Manfaat

Keuntungan langsung yang diperoleh adalah mendapatkan hasil

pengukuran kadar kolesterol, status gizi Bapak/Ibu saat itu, dan asupan

lemak sebagai acuan untuk perbaikan.

F. Kerahasiaan

Semua informasi yang berkaitan dengan identitas subyek penelitian akan

dirahasiakan dan hanya akan digunakan dalam penelitian.

G. Pembiayaan

Semua biaya yang berkaitan dengan penelitian akan ditanggung oleh

peneliti.

H. Informasi tambahan

Bapak/Ibu dan keluarga diberikan kesempatan untuk menanyakan semua

hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. Sewaktu-waktu

jika membutuhkan penjelasan lebih lanjut, Bapak/Ibu dan keluarga dapat

menghubungi : Siti Khusnul Khotimah (085792705498)

Page 82: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Lampiran 3

PERMOHONAN MENJADI SAMPEL

Subyek yang saya hormati,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Siti Khusnul Khotimah

NIM : 2013030029

Mahasiswa Program Studi S1 Gizi STIKES PKU

Muhammadiyah Surakarta, melakukan penelitian tentang :

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI

DENGAN KADAR KOLESTEROL DI POSYANDU LANSIA DESA

SUGIHAN BOYOLALI

Oleh karena itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk

menjadi subyek. Jawaban akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian.

Atas bantuan dan kerjasama yang telah diberikan, sayau capkan

terimakasih.

Surakarta, Juli 2016

Peneliti

(Siti Khusnul Khotimah)

Page 83: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Lampiran 4

FORMULIR PERNYATAAN KESEDIAAN SEBAGAI SAMPEL

PENELITIAN

(INFORMED CONCENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

No.Telp/HP :

Umur :

Bersedia berpartisipasi sebagai sampel penelitian yang berjudul

“Hubungan Asupan Lemak dan Status Gizi dengan Kadar Kolesterol

di Posyandu Lansia Desa Sugihan Boyolali” yang dilakukan oleh :

Nama : Siti Khusnul Khotimah

NIM : 2013030029

Program Studi : S1 Gizi

PerguruanTinggi : STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Surakarta, Juli 2016

Subyek

(..................................................)

Page 84: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Lampiran 5

FORMULIR PENGUMPULAN DATA

1. Data Identitas Sampel

No. Identitas :

Nama :

Jenis Kelamin :

Tempat/tanggal lahir :

Umur :

Berat Badan (BB) : Kg

Tinggi Badan (TB) : cm

IMT / Status Gizi : Kg/m² /.........................

Pekerjaan : PNS

Wiraswasta

TNI/ABRI/TENTARA

POLRI

Lain – lain, sebutkan......................

Pemeriksaan kadar kolesterol : mg/dL

Riwayat Penyakit Sekarang : Diabetes militus

Ginjal

Jantung

Hipertensi

Lain – lain, sebutkan....................

Riwayat Penyakit Keluarga : Ada / Tidak

Obat yang di konsumsi :

Page 85: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Lampiran 6

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

No. ID : Recall hari ke :

Nama Sampel :

Nama pewawancara :

Hari/tanggal :

NO WAKTU

MAKAN

NAMA

MAKANAN

BAHAN

MAKANAN URT

BERAT

(gr)

Page 86: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

No.

Respond

en

L/P Usia

(Th)

BB

(Kg)

TB

(Cm)

Asupan

lemak

(gr)

Tingkat

kecukupan

Lemak (%)

Kategori

Tingkat

Kec.Lemak

IMT

(Kg/m2)

Kategori

Status Gizi

Kadar

Kolesterol

(gr/dl)

Kategori

1 P 50 50 159 49.82 103.40 Cukup 19.78 Normal 155 Normal

2 P 72 50 145 66.99 168.27 Lebih 23.78 Obes 1 209 Batas tinggi

3 P 52 61 154 44.77 76.16 Kurang 25.72 Obes 1 243 Tinggi

4 P 70 33 155 38.66 147.16 Lebih 13.74 Kurus 134 Normal

5 L 67 81 158 71.94 100.54 Cukup 32.4 Obes 2 337 Tinggi

6 L 61 72.4 168 56.33 88.08 Cukup 25.85 Obes 1 253 Tinggi

7 L 81 57.6 150.5 52.26 125.29 Lebih 25.04 Obes 1 204 Batas tinggi

8 L 66 45.8 147 63.66 157.37 Lebih 20.82 Normal 200 Batas tinggi

9 P 64 49.4 140 46.64 97.98 Cukup 19.7 Normal 187 Normal

10 P 60 86.1 150 64.04 77.19 Kurang 38.3 Obes 2 402 Tinggi

11 P 75 37.2 156 35.38 119.44 Lebih 15.5 Kurus 158 Normal

12 p 70 51.9 156 45.09 109.12 Cukup 21.6 Normal 217 Batas tinggi

13 P 65 33.1 144 36.09 136.96 Lebih 16.55 Kurus 134 Normal

14 P 67 46.9 142.5 54.81 146.78 Lebih 23.1 Gizi Lebih 176 Normal

15 P 71 49 145 63.76 163.44 Lebih 23.31 Gizi Lebih 207 Batas tinggi

16 P 64 44 146 46.66 110.04 Lebih 20.64 Normal 190 Normal

17 P 69 34 140 44.12 162.98 Lebih 17.35 Kurus 123 Normal

18 P 45 45 144 64.68 131.75 Lebih 21.70 Normal 223 Batas tinggi

19 P 57 47 150 53.18 117.42 Lebih 20.89 Normal 172 Normal

20 L 57 45 148 46.83 99.27 Cukup 20.54 Normal 154 Normal

21 L 55 46 149.5 56.05 116.23 Lebih 20.58 Normal 160 Normal

22 P 53 62 150 62.32 104.31 Cukup 27.56 Obesitas I 302 Tinggi

23 P 67 46 149.5 42.51 116.08 Lebih 20.58 Normal 197 Normal

24 P 55 47 148 52.98 116.97 Lebih 21.46 Normal 159 Normal

25 P 70 50.4 144.5 48.99 122.07 Lebih 24.23 Obes 1 220 Batas tinggi

26 P 70 36.2 137.6 43.81 152.01 Lebih 19.15 Normal 143 Normal

27 P 55 46.8 155 36.80 81.61 Cukup 19.5 Normal 150 Normal

28 P 45 58 156 55.70 88.03 Cukup 23.86 Gizi lebih 213 Batas tinggi

29 P 48 41 155.2 48.74 108.98 Cukup 17.08 Kurus 135 Normal

30 P 77 43.6 155.3 38 109.47 Cukup 18,09 Kurus 145 Normal

Lampiran 7

MASTER TABEL 1

Page 87: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

31 P 62 51.6 141.9 62.20 125.10 Lebih 25.67 Obes 1 251 Tinggi

32 P 77 41.5 157 42.41 128.35 Lebih 16.86 Kurus 164 Normal

33 P 72 51.7 159.2 63.20 153.54 Lebih 20.43 Normal 145 Normal

34 P 65 47.1 143.3 65.21 173.89 Lebih 23.08 Gizi lebih 206 Batas tinggi

35 P 60 40.6 147.5 43.82 112.01 Lebih 18.79 Normal 160 Normal

36 P 78 35.2 143.7 35.84 127.90 Lebih 17.08 Kurus 142 Normal

37 P 72 51.2 141.3 58.38 143.19 Lebih 25.72 Obes 1 334 Tinggi

38 P 65 47.7 151.3 42.65 112.29 Lebih 20.92 Normal 187 Normal

39 P 46 46.9 139.1 40.11 78.40 Kurang 24.30 Normal 200 Batas tinggi

40 P 55 57 153 52.88 96.28 Cukup 24.35 Normal 214 Batas tinggi

41 P 72 36.5 147.1 39.43 135.68 Lebih 16.89 Kurus 165 Normal

42 L 64 42.3 158.2 32.79 73.95 Kurang 16.98 Kurus 132 Normal

43 P 67 40.6 155.1 39.15 121.13 Lebih 16.91 Kurus 159 Normal

44 P 46 68.2 146.3 55.57 74.69 Kurang 31.86 Obes 2 287 Tinggi

45 P 65 42.8 140 45.21 132.65 Lebih 21.83 Normal 216 Batas tinggi

46 P 46 65 153 72.73 102.58 Cukup 27.77 Obes 1 354 Tinggi

47 L 47 70 158 61.24 80.19 Cukup 28.11 Obes 1 253 Tinggi

48 P 50 60 153 56.54 97.80 Cukup 25.64 Obes 1 325 Tinggi

49 P 70 40 140 57.06 179.15 Lebih 20.40 Normal 206 Batas tinggi

50 L 46 60 161 65.54 92.78 Cukup 23.16 Normal 253 Tinggi

51 L 56 53 162 53.48 96.25 Cukup 20.22 Normal 220 Batas tinggi

52 P 60 48 140 79.06 170.94 Lebih 24.48 Obes 1 211 Batas tinggi

53 L 48 57 160 76.95 114.66 Lebih 22.26 Normal 211 Batas tinggi

54 P 50 58 152 68.74 122.99 Lebih 25.10 Obes 1 217 Batas tinggi

55 L 63 50 155 60.81 116.02 Lebih 20.83 Normal 221 Batas tinggi

56 L 53 49 154 56.44 109.86 Cukup 20.67 Normal 203 Batas tinggi

57 P 72 40 150 62.99 197.77 Lebih 17.77 Kurus 142 Normal

58 P 49 47.5 150 69.59 134.31 Lebih 21.11 Normal 245 Tinggi

59 P 55 49.5 152.5 59.04 123.77 Lebih 21.33 Normal 218 Batas tinggi

Page 88: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

No.

Responden

Kebutuhan Asupan Lemak

Individu (gr)

Re-call

hari 1

Re-call

hari 2

1 48,18 56,88 42,77

2 39,81 75,66 58,33

3 58,78 28,55 60,89

4 26,27 32,11 45,21

5 71,55 65,66 78,22

6 63,95 70,55 42,11

7 41,71 68,44 36,09

8 40,45 77,55 49,77

9 47,60 35,08 58,21

10 82,96 68,76 59,33

11 29,62 28,66 42,11

12 41,32 37,31 52,88

13 26,35 25,77 46,41

14 37,34 48,51 61,11

15 39,01 86,91 40,61

16 42,4 49,77 43,43

17 27,07 49,71 38,53

18 49,09 59,43 69,94

19 45,29 47,66 58,70

20 47,17 54,12 39,55

21 48,22 65,34 46,77

22 59,74 58,33 66,32

23 36,62 38,88 46,14

24 45,29 57,75 48,22

25 40,13 60,55 37,43

26 28,82 38,16 49,47

27 45,09 25,16 48,45

28 63,27 53,22 58,19

29 44,72 69,32 28,16

30 34,71 51,21 24,79

31 49,72 67,99 56,42

32 33,04 51,15 33,67

33 41,16 67,99 58,42

34 37,50 54,98 75,45

35 39,12 39,11 48,53

36 28,02 21,89 49,79

37 40,77 68,65 48,11

38 37,98 42,18 43,12

39 51,16 40,67 39,55

40 54,92 69,76 36,00

41 29,06 19,06 59,81

42 44,34 45,72 19,87

43 32,32 21,99 56,32

44 74,4 65,39 45,76

45 34,08 34,22 56,21

46 70,90 96,24 49,23

47 76,36 65,71 56,77

48 57,81 43,21 69,87

49 31,85 46,89 67,23

50 70,64 87,43 43,66

51 55,56 41,54 65,43

52 46,25 67,91 90,22

53 67,11 76,98 76,93

54 55,89 65,89 71,59

55 52,41 65,21 56.41

56 51,37 47,89 64,99

57 31,85 49,11 76,87

58 51,81 67,87 71,32

59 47,7 56,87 61.21

MASTER TABEL 2

Page 89: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Lampiran 8

OUTPUT SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Jenis Kelamin 59 1 2 1.22 .418

Umur (Th) 59 45 81 61.17 9.945

Kat_Umur Responden (Th) 59 1 2 1.10 .305

Berat Badan (Kg) 59 33.0 86.1 49.903 10.9607

Tinggi Badan (Cm) 59 137.6 168.0 150.222 6.8230

Asupan Lemak (gr) 59 32.79 79.06 53.4012 11.46082

Tingkat Kecukupan Lemak

(%)

59 73.95 197.77 120.0427 28.73886

Kategori Kecukupan Lemak 59 1 3 2.53 .653

Indeks Massa Tubuh (Kg/M2) 59 13.74 38.30 22.0156 4.35813

Status Gizi 59 1 5 2.46 1.194

Kadar Kolesterol (gr/dl) 59 123 402 205.81 60.219

Kategori Kadar Kolesterol 59 1 3 1.78 .789

Valid N (listwise) 59

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid P 46 78.0 78.0 78.0

L 13 22.0 22.0 100.0

Total 59 100.0 100.0

Usia Responden (Th)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 45-62 53 89.8 89.8 89.8

63-81 6 10.2 10.2 100.0

Total 59 100.0 100.0

Page 90: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Kategori Kecukupan Lemak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurang 5 8.5 8.5 8.5

Cukup 18 30.5 30.5 39.0

Lebih 36 61.0 61.0 100.0

Total 59 100.0 100.0

Status Gizi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kurus 12 20.3 20.3 20.3

Normal 27 45.8 45.8 66.1

Gizi Lebih 4 6.8 6.8 72.9

Obes 1 13 22.0 22.0 94.9

Obes 2 3 5.1 5.1 100.0

Total 59 100.0 100.0

Kategori Kadar Kolesterol

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Normal 26 44.1 44.1 44.1

Batas Tinggi 20 33.9 33.9 78.0

Tinggi 13 22.0 22.0 100.0

Total 59 100.0 100.0

Page 91: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis Kelamin 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

Usia Responden (Th) 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

Asupan Lemak (gr) 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

Tingkat Kecukupan

Lemak (%)

59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

Kategori Kecukupan

Lemak

59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

Indeks Massa Tubuh

(Kg/M2)

59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

Status Gizi 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

Kadar Kolesterol (gr/dl) 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

Kategori Kadar Kolesterol 59 100.0% 0 .0% 59 100.0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Jenis Kelamin .481 59 .000 .511 59 .000

Usia Responden (Th) .529 59 .000 .347 59 .000

Asupan Lemak (gr) .090 59 .200* .975 59 .266

Tingkat Kecukupan

Lemak (%)

.089 59 .200* .968 59 .117

Kategori Kecukupan

Lemak

.377 59 .000 .694 59 .000

Indeks Massa Tubuh

(Kg/M2)

.110 59 .072 .933 59 .003

Status Gizi .310 59 .000 .841 59 .000

Kadar Kolesterol (gr/dl) .167 59 .000 .901 59 .000

Kategori Kadar Kolesterol .279 59 .000 .779 59 .000

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Page 92: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Status Gizi * Kategori Kadar Kolesterol Crosstabulation

Kategori Kadar Kolesterol

Total

Normal Batas Tinggi Tinggi

Status Gizi Kurus Count 12 0 0 12

% within Status Gizi 100.0% .0% .0% 100.0%

% of Total 20.3% .0% .0% 20.3%

Normal Count 13 12 2 27

% within Status Gizi 48.1% 44.4% 7.4% 100.0%

% of Total 22.0% 20.3% 3.4% 45.8%

Gizi Lebih Count 1 3 0 4

% within Status Gizi 25.0% 75.0% .0% 100.0%

% of Total 1.7% 5.1% .0% 6.8%

Obes 1 Count 0 5 8 13

% within Status Gizi .0% 38.5% 61.5% 100.0%

% of Total .0% 8.5% 13.6% 22.0%

Obes 2 Count 0 0 3 3

% within Status Gizi .0% .0% 100.0% 100.0%

% of Total .0% .0% 5.1% 5.1%

Total Count 26 20 13 59

% within Status Gizi 44.1% 33.9% 22.0% 100.0%

% of Total 44.1% 33.9% 22.0% 100.0%

Page 93: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Kategori Kecukupan Lemak * Kategori Kadar Kolesterol Crosstabulation

Kategori Kadar Kolesterol

Total Normal Batas Tinggi Tinggi

Kategori Kecukupan Lemak Kurang Count 1 1 3 5

% within Kategori Kecukupan

Lemak

20.0% 20.0% 60.0% 100.0%

% of Total 1.7% 1.7% 5.1% 8.5%

Cukup Count 6 5 7 18

% within Kategori Kecukupan

Lemak

33.3% 27.8% 38.9% 100.0%

% of Total 10.2% 8.5% 11.9% 30.5%

Lebih Count 19 14 3 36

% within Kategori Kecukupan

Lemak

52.8% 38.9% 8.3% 100.0%

% of Total 32.2% 23.7% 5.1% 61.0%

Total Count 26 20 13 59

% within Kategori Kecukupan

Lemak

44.1% 33.9% 22.0% 100.0%

% of Total 44.1% 33.9% 22.0% 100.0%

Page 94: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Correlations

Jenis

Kelamin

Usia

Responden

(Th)

Asupan

Lemak (gr)

Tingkat

Kecukupan

Lemak (%)

Kategori

Kecukupan

Lemak

Indeks

Massa

Tubuh

(Kg/M2)

Status

Gizi

Kadar

Kolesterol

(gr/dl)

Kategori

Kadar

Kolesterol

Spearman's

rho

Jenis Kelamin Correlation

Coefficient

1.000 .227 .216 -.295* -.217 .109 .083 .149 .210

Sig. (2-tailed) . .084 .100 .023 .099 .410 .532 .260 .110

N 59 59 59 59 59 59 59 59 59

Usia Responden

(Th)

Correlation

Coefficient

.227 1.000 .300* -.415

** -.443

** .520

** .504

** .491

** .489

**

Sig. (2-tailed) .084 . .021 .001 .000 .000 .000 .000 .000

N 59 59 59 59 59 59 59 59 59

Asupan Lemak (gr) Correlation

Coefficient

.216 .300* 1.000 .161 .056 .641

** .616

** .642

** .651

**

Sig. (2-tailed) .100 .021 . .222 .675 .000 .000 .000 .000

N 59 59 59 59 59 59 59 59 59

Tingkat Kecukupan

Lemak (%)

Correlation

Coefficient

-.295* -.415

** .161 1.000 .863

** -.296

* -.216 -.300

* -.259

*

Page 95: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Sig. (2-tailed) .023 .001 .222 . .000 .023 .101 .021 .048

N 59 59 59 59 59 59 59 59 59

Kategori

Kecukupan Lemak

Correlation

Coefficient

-.217 -.443**

.056 .863**

1.000 -.319* -.244 -.282

* -.351

**

Sig. (2-tailed) .099 .000 .675 .000 . .014 .062 .031 .006

N 59 59 59 59 59 59 59 59 59

Indeks Massa

Tubuh (Kg/M2)

Correlation

Coefficient

.109 .520**

.641**

-.296* -.319

* 1.000 .925

** .859

** .847

**

Sig. (2-tailed) .410 .000 .000 .023 .014 . .000 .000 .000

N 59 59 59 59 59 59 59 59 59

Status Gizi Correlation

Coefficient

.083 .504**

.616**

-.216 -.244 .925**

1.000 .788**

.756**

Sig. (2-tailed) .532 .000 .000 .101 .062 .000 . .000 .000

N 59 59 59 59 59 59 59 59 59

Kadar Kolesterol

(gr/dl)

Correlation

Coefficient

.149 .491**

.642**

-.300* -.282

* .859

** .788

** 1.000 .930

**

Sig. (2-tailed) .260 .000 .000 .021 .031 .000 .000 . .000

N 59 59 59 59 59 59 59 59 59

Page 96: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Kategori Kadar

Kolesterol

Correlation

Coefficient

.210 .489**

.651**

-.259* -.351

** .847

** .756

** .930

** 1.000

Sig. (2-tailed) .110 .000 .000 .048 .006 .000 .000 .000 .

N 59 59 59 59 59 59 59 59 59

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01

Page 97: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Lampiran 9

Page 98: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko
Page 99: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko
Page 100: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko
Page 101: HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN KADAR …repository.itspku.ac.id/224/1/2013030029.pdf · 2020. 1. 16. · pembuluh darah (Notoatmojo, 2007). ... Sedangkan faktor risiko

Lampiran 12

DOKUMENTASI