HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman...

112
H HUBUNG KUALIT MA GAN ANT TAS RUM ANGUNS untuk F UNIVE TARA TIN MAH HUN SARI KEC KOTA k memperole Apriani 3 JURUSA FAKULTA ERSITAS NGKAT P IAN PEN CAMATAN SEMARA SKRIPSI eh gelar Sarj oleh Yunita Purw 3201408069 AN GEOG AS ILMU S NEGERI 2013 PENDIDI DUDUK K N GUNUN ANG jana Pendidi witasari GRAFI SOSIAL I SEMAR IKAN DEN KELURA NGPATI ikan RANG NGAN AHAN

Transcript of HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

 

HHUBUNG

KUALIT

MA

GAN ANT

TAS RUM

ANGUNS

untuk

F

UNIVE

TARA TIN

MAH HUN

SARI KEC

KOTA

k memperole

Apriani

3

JURUSA

FAKULTA

ERSITAS

NGKAT P

IAN PEN

CAMATAN

SEMARA

SKRIPSI

eh gelar Sarj

oleh

Yunita Purw

3201408069

AN GEOG

AS ILMU

S NEGERI

2013

PENDIDI

DUDUK K

N GUNUN

ANG

jana Pendidi

witasari

GRAFI

SOSIAL

I SEMAR

IKAN DEN

KELURA

NGPATI

ikan

RANG

i

NGAN

AHAN

Page 2: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Selasa

tanggal : 22 Januari 2013

Pembimbing I, Drs. Sriyono, M. Si NIP 19631217 1988031 002

Pembimbing II, Drs. Sutardji NIP 19510402 1980121 001

Mengetahui Ketua Jurusan Geografi,

Drs. Apik Budi Santoso, M. Si NIP 19620904 1989011 001

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Rabu

tanggal : 6 Februari 2013

Penguji Utama,

Drs. Saptono Putro, M.Si NIP 19620928 1990031 002

Anggota I, Drs. Sriyono, M. Si NIP 19631217 1988031 002

Anggota II, Drs. Sutardji NIP 19510402 1980121 001

Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Sosial,

Dr. Subagyo, M. Pd NIP 19510808 198003 1 003

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang 16 Januari 2013

Apriani Yunita Purwitasari NIM 3201408069

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

...(itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan (QS.Ash-Shaff:3)

Demi Tuhan, berhentilah sejenak tinggalkan dahulu pekerjaanmu, tengoklah ke sekelilingmu.. (Leo Tolstoy)

Hidup hanya sekali, jadi tidak selayaknya dilalui dengan kesalahan tanpa perbaikan. (Penulis)

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada:

1. Allah SWT. dan Nabi SAW. 2. Ayahku Purwanto, ibuku Yutini, kakakku Asep

Purwo Yudi Utomo, adikku Agus Syarif Mahdi, dan Beyfendy_ku yang setia mendampingiku.

3. Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos KB3 Banaran, Kos Trangkil, Asrama Putri Muhammadiyah.

4. Setiap penghuni rumah yang bangga dengan apa yang mereka miliki.

v

Page 6: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT. atas berkah,

rahmat, dan ridhaNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

dengan judul “Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Kualitas Rumah

Hunian Penduduk Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota

Semarang”.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

banyak memberi motivasi baik secara moral maupun material kepada penulis.

Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang atas kesempatan yang telah diberikan kepada peneliti menempuh

pendidikan sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Subagyo, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang atas segala kemudahan yang telah diberikan dalam ijin melakukan

penelitian.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., selaku Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu

Sosial atas persetujuan kepada peneliti dalam melakukan penelitian.

4. Drs. Sriyono, M.Si., selaku pembimbing I yang dengan sabar memberikan

arahan, bimbingan, masukan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi.

5. Drs. Sutardji, selaku pembimbing II yang dengan sabar memberikan arahan,

bimbingan, masukan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi.

vi

Page 7: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

vii

6. Drs. Saptono Putro, M.Si, selaku penguji utama yang telah bersedia menguji

skripsi peneliti dan memberikan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Drs. Eko Slamet Riyanto, SH, selaku Lurah Mangunsari yang telah

memberikan ijin penelitian.

8. Warga di Kelurahan Mangunsari selaku responden dalam penelitian ini yang

telah memberikan data atau informasi, terima kasih atas kerjasama dan

bantuannya.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan

pembaca pada umumnya. Kritik dan saran, penulis harapkan agar semakin

sempurnanya penelitian ini.

Semarang, 16 Januari 2013

Penyusun

vii

Page 8: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

viii

SARI

Purwitasari, Apriani Yunita. 2013. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Kualitas Rumah Hunian Penduduk Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Skripsi. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Drs. Sriyono, M. Si dan Pembimbing II Drs. Sutardji. 93 halaman, 27 tabel, 10 lampiran, 38 gambar. Kata Kunci: Hubungan, Tingkat Pendidikan, Kualitas Rumah Hunian.

Makna umum pembangunan di Indonesia adalah untuk meningkatkan kualitas manusia dan kehidupan masyarakat. Pada umumnya kualitas kehidupan masyarakat pedesaan di negara kita masih rendah terutama segi pendidikan, kesehatan, dan pemukiman. Perubahan konsep mental manusia tidak dapat berjalan dalam satu hari. Salah satu usaha mempercepat perubahan itu adalah melalui pendidikan. Pendidikan sangat berpengaruh pada perwujudan peningkatan kualitas rumah hunian. Hal tersebut dikarenakan peningkatan pengetahuan tentang standar kesehatan dalam setiap rumah berasal dari pendidikan yang ditempuh seseorang baik dalam pendidikan formal maupun nonformal. Dengan memahami pentingnya kesehatan dalam rumah, setiap warga akan mampu meningkatkan kualitas hidupnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penelitiannya adalah: 1) Mengetahui tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Mangunsari, 2) Mengetahui kualitas rumah hunian penduduk Kelurahan Mangunsari Gunungpati Kota Semarang, 3) Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan kualitas rumah hunian penduduk Kelurahan Mangunsari.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga di Kelurahan Mangunsari yaitu 1208 KK. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate cluster random sampling diperoleh 84 kepala keluarga sebagai responden. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu tingkat pendidikan dan variabel terikatnya yaitu kualitas rumah hunian. Alat pengumpul data yang digunakan adalah dokumentasi dan panduan observasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif persentase dan analisis korelasi product moment dari Pearson.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejumlah 42,9% (36 KK) tingkat pendidikan penduduk masih rendah (belum sekolah sampai tamat SD), 23,8% (20 KK) dengan kriteria cukup tinggi (SMP), 26,2% (22 KK) dengan kriteria tinggi (tamat SMA), dan 7,1% (4 KK) dengan kriteria sangat tinggi (Perguruan Tinggi). Kondisi kualitas rumah hunian penduduk Kelurahan Mangunsari menunjukkan bahwa 19,0% (16 rumah) dengan kriteria sangat baik dengan skor 45,50–56,00; 77,4% (65 rumah) dalam kondisi baik karena memiliki skor antara 35,00-<45,50; 3,6% (3 rumah) dengan kriteria cukup baik dengan skor 24,50–<35,00, dan tidak ada rumah yang masuk kriteria kurang baik. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kualitas rumah hunian penduduk Kelurahan Mangunsari. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan korelasi product moment dari

viii

Page 9: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

ix

Pearson, bahwa rhitung = 0,263. Pada α = 5% dengan N = 84, diperoleh rtabel = 0,213, sehingga rhitung (0,263) > rtabel (0,213).

Simpulan penelitian ini yaitu: 1) Berdasarkan hasil penelitian di Kelurahan Mangunsari, diketahui tingkat pendidikan penduduk termasuk dalam kriteria rendah yaitu sebanyak 36 penduduk (42,9%) hanya menempuh pendidikan formal sampai dengan kelas 6 (SD/sederajatnya) atau tidak sekolah; 2) Berdasarkan hasil penelitian di Kelurahan Mangunsari, sebagian besar rumah penduduk termasuk dalam kriteria baik yaitu sebanyak 65 rumah penduduk (77,4%) berada pada skor 35,00 - <45,50; dan 3) Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan kepala keluarga dengan kualitas rumah hunian penduduk Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, karena rhitung (0,263) > rtabel(0,213). Saran yang diajukan adalah: 1) Warga perlu meningkatkan tingkat pendidikan karena berguna untuk peningkatan kualitas rumah hunian; 2) Warga perlu meningkatkan kualitas rumah huniannya karena dapat mempengaruhi kualitas kesehatannya; dan 3) Warga perlu mengikuti penyuluhan lingkungan sehat untuk mewujudkan lingkungan sehat di Kelurahan Mangunsari.

ix

Page 10: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

x

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii PERNYATAAN ............................................................................................... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v PRAKATA ....................................................................................................... vi SARI ................................................................................................................. viii DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 8 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9 1.4.1. Manfaat Teoritis .................................................................................. 9 1.4.2. Manfaat Praktis ................................................................................... 9 1.5. Penegasan Istilah .................................................................................. 10 1.5.1. Pengertian Hubungan ........................................................................... 10 1.5.2. Tingkat Pendidikan .............................................................................. 10 1.5.3. Kualitas Rumah Hunian ....................................................................... 10 1.5.4. Penduduk .............................................................................................. 11 1.6. Penelitian yang Relevan ....................................................................... 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.7. Tingkat Pendidikan .............................................................................. 14 1.7.1. Pengertian Pendidikan .......................................................................... 14 1.7.2. Dasar, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan ................................................. 14 1.7.3. Jalur Pendidikan ................................................................................... 15 1.7.4. Jenjang Pendidikan ............................................................................... 15 1.8. Kualitas Rumah .................................................................................... 17 1.8.1. Pengertian Rumah ................................................................................ 17 1.8.2. Rumah Sehat ........................................................................................ 18 1.8.3. Syarat Rumah Sehat ............................................................................. 18 1.9. Penduduk Kelurahan Mangunsari ........................................................ 21 1.10. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Kualitas Rumah ........................... 21 1.11. Kerangka Berfikir ................................................................................. 23 1.12. Hipotesis ............................................................................................... 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi Penelitian ............................................................................... 25 3.2. Sampel dan Teknik Sampling ............................................................. 25 3.3. Variabel Penelitian ............................................................................... 26

x

Page 11: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

xi

3.3.1. Variabel Bebas ..................................................................................... 26 3.3.2. Variabel Terikat ................................................................................... 27 3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 28 3.4.1. Metode Dokumentasi ........................................................................... 28 3.4.2. Metode Observasi ................................................................................ 28 3.5. Teknik Analisis Data ........................................................................... 28 3.5.1. Teknik Analisis Deskriptif Persentase ................................................. 29 3.5.2. Teknik Analisis Korelasi Product Moment .......................................... 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ................................................... 34 4.1.1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian .......................................................... 34 4.1.1.1.Letak astronomis .................................................................................. 34 4.1.1.2.Letak administrasi ................................................................................ 34 4.1.1.3.Penggunaan lahan ................................................................................ 36 4.1.1.4.Jumlah rumah penduduk ...................................................................... 38 4.1.1.5.Jumlah pemakai air minum .................................................................. 38 4.1.2. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ......................................................... 39 4.1.2.1.Jumlah penduduk menurut kelompok umur ......................................... 39 4.1.2.2.Jumlah penduduk menurut mata pencaharian ...................................... 39 4.1.2.3.Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan .................................... 41 4.2. Hasil Penelitian .................................................................................... 41 4.2.1. Jenis kelamin responden ...................................................................... 41 4.2.2. Umur responden ................................................................................... 42 4.2.3. Mata pencaharian responden ................................................................ 42 4.2.4. Pendapatan responden .......................................................................... 43 4.2.5. Tingkat pendidikan responden ............................................................. 44 4.2.6. Kualitas rumah hunian responden ........................................................ 45 4.2.7. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kualitas rumah hunian

pada penduduk di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang .................................................................................... 72

4.2.7.1.Uji Normalitas Data ............................................................................. 72 4.2.7.2.Koefisien Korelasi ................................................................................ 73 4.3. Pembahasan .......................................................................................... 74 4.3.1. Tingkat pendidikan .............................................................................. 75 4.3.2. Kualitas rumah hunian ......................................................................... 76 4.3.3. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kualitas rumah hunian

penduduk Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang ..................................................................................... 78

BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan ............................................................................................... 81 5.2. Saran .................................................................................................... 81 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 82 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 84

xi

Page 12: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Sampel penelitian di RW 1 ................................................................ 26 Tabel 3.2 Kriteria tingkat pendidikan ................................................................ 29 Tabel 3.3 Frekuensi variabel tingkat pendidikan ............................................... 30 Tabel 3.4 Kriteria kualitas rumah hunian ........................................................... 31 Tabel 3.5 Frekuensi variabel kualitas rumah hunian .......................................... 32 Tabel 4.1 Penggunaan lahan di Kelurahan Mangunsari .................................... 36 Tabel 4.2 Jumlah rumah penduduk menurut sifat dan bahannya di Kelurahan Mangunsari ............................................ 38 Tabel 4.3 Jumlah pemakai air minum penduduk di Kelurahan Mangunsari...... 38 Tabel 4.4 Penduduk Kelurahan Mangunsari berdasarkan kelompok umur ....... 39 Tabel 4.5 Penduduk Kelurahan Mangunsari berdasarkan mata pencaharian ..... 40 Tabel 4.6 Penduduk Kelurahan Mangunsari berdasarkan tingkat pendidikan ... 41 Tabel 4.7 Jenis kelamin responden di Kelurahan Mangunsari ........................... 42 Tabel 4.8 Umur responden di Kelurahan Mangunsari ....................................... 42 Tabel 4.9 Mata pencaharian responden di Kelurahan Mangunsari .................... 43 Tabel 4.10 Pendapatan responden di Kelurahan Mangunsari .............................. 43 Tabel 4.11 Tingkat pendidikan responden ............................................................ 44 Tabel 4.12 Kualitas rumah hunian penduduk ....................................................... 45 Tabel 4.13 Komponen luas rumah responden ....................................................... 46 Tabel 4.14 Komponen langit-langit rumah responden ......................................... 47 Tabel 4.15 Komponen atap rumah responden ...................................................... 49 Tabel 4.16 Komponen dinding rumah responden ................................................ 50 Tabel 4.17 Komponen lantai rumah responden ................................................... 52 Tabel 4.18 Komponen jendela kamar tidur rumah responden ............................. 55 Tabel 4.19 Komponen ventilasi udara rumah responden ..................................... 57 Tabel 4.20 Komponen lubang asap dapur rumah responden ............................... 58 Tabel 4.21 Komponen pencahayaan alami dan buatan rumah responden ........... 60 Tabel 4.22 Komponen penyediaan air bersih rumah responden .......................... 62 Tabel 4.23 Komponen pembuangan air limbah rumah responden ....................... 63 Tabel 4.24 Komponen pembuangan sampah rumah responden .......................... 66 Tabel 4.25 Komponen penghijauan halaman rumah responden .......................... 69 Tabel 4.26 Komponen jamban rumah responden ................................................. 71 Tabel 4.27 Uji normalitas data kualitas rumah hunian ......................................... 74

xii

Page 13: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka berpikir .......................................................................... 24 Gambar 3.1 Skema hubungan antara tingkat pendidikan dengan kualitas rumah hunian ................................................................................. 33 Gambar 4.1 Peta administrasi Kelurahan Mangunsari ..................................... 35 Gambar 4.2 Peta penggunaan lahan Kelurahan Mangunsari ........................... 37 Gambar 4.3 Tingkat pendidikan penduduk ....................................................... 44 Gambar 4.4 Kualitas rumah hunian penduduk .................................................. 45 Gambar 4.5 Rumah tanpa langit-langit rumah ............................................... . 48 Gambar 4.6 Langit-langit rumah yang kotor ..................................................... 48 Gambar 4.7 Langit-langit rumah yang bersih dan terawat ................................ 49 Gambar 4.8 Atap rumah dari genteng ............................................................... 50 Gambar 4.9 Rumah dengan dinding kayu ......................................................... 51 Gambar 4.10 Rumah dengan dinding anyaman bambu ...................................... 51 Gambar 4.11 Rumah dengan lantai keramik ....................................................... 53 Gambar 4.12 Rumah dengan lantai kamar mandi yang rusak ............................. 53 Gambar 4.13 Dapur tradisional rumah responden ............................................... 54 Gambar 4.14 Rumah responden dengan dinding dan lantai yang rusak ............. 54 Gambar 4.15 Jendela rumah tanpa teralis ........................................................... 56 Gambar 4.16 Bentuk jendela yang juga berfungsi seperti teralis ........................ 56 Gambar 4.17 Ventilasi rumah responden tanpa pelindung dari nyamuk ............ 57 Gambar 4.18 Dapur tanpa lubang asap dapur ..................................................... 59 Gambar 4.19 Dapur dengan pencahayaan dan ventilasi yang memadai ............. 59 Gambar 4.20 Jendela dan ventilasi rumah untuk masuknya cahaya ................... 61 Gambar 4.21 Saluran air yang digunakan warga dari sumur artesis ................... 62 Gambar 4.22 Selokan terbuka yang tidak terawat ............................................... 63 Gambar 4.23 Selokan terbuka yang terawat ........................................................ 64 Gambar 4.24 Pembuangan air kamar mandi di halaman rumah ......................... 65 Gambar 4.25 Pembuangan limbah dapur di halaman rumah .............................. 65 Gambar 4.26 Saluran pembuangan kamar mandi ke halaman rumah ................. 65 Gambar 4.27 Tempat pengumpulan sampah warga ............................................ 66 Gambar 4.28 Pengumpulan sampah di dalam rumah .......................................... 67 Gambar 4.29 Sisa pembakaran sampah di halaman rumah ................................. 67 Gambar 4.30 Halaman rumah yang dimanfaatkan sebagai taman ...................... 68 Gambar 4.31 Rumah dengan teras rumah ........................................................... 69 Gambar 4.32 Halaman rumah untuk beternak ..................................................... 69 Gambar 4.33 Model WC duduk .......................................................................... 70 Gambar 4.34 WC model leher angsa .................................................................. 71 Gambar 4.35 Dinding kamar mandi dan WC yang tidak permanen ................... 71 Gambar 4.36 WC dengan dinding yang rusak .................................................... 72

xiii

Page 14: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Kisi-kisi panduan dokumentasi variabel tingkat pendidikan......... 84 Lampiran 2 Kisi-kisi panduan observasi variabel kualitas rumah hunian ........ 85 Lampiran 3 Pengantar ....................................................................................... 87 Lampiran 4 Lembar dokumentasi dan observasi .............................................. 88 Lampiran 5 Lembar panduan dokumentasi dan observasi ................................ 89 Lampiran 6 Daftar nama responden .................................................................. 91 Lampiran 7 Data penelitian tingkat pendidikan dan kualitas rumah hunian ..... 94 Lampiran 8 Uji normalitas data penelitian kualitas rumah hunian ................... 96 Lampiran 9 Korelasi antara pendidikan dan kualitas rumah ............................. 97

xiv

Page 15: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

1  

  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman, berisi setiap orang berhak hidup sejahtera

lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik

dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan mempunyai peran yang

sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah

satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan

produktif.

Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.

Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perubahan.

Pada zaman purba, manusia bertempat tinggal di gua-gua yang kemudian

berkembang dengan mendirikan rumah atau tempat tinggal di hutan-hutan dan di

bawah pohon. Pada abad modern ini, manusia sudah membangun rumah (tempat

tinggalnya) bertingkat dan dilengkapi dengan peralatan yang serba modern. Sejak

zaman dahulu, manusia juga mencoba membangun rumahnya berdasarkan

kebudayaan penduduk setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan

yang ada di daerah setempat (local material). Setelah manusia memasuki abad

modern ini, meskipun rumah mereka dibangun bukan dengan bahan-bahan dari

daerah setempat tetapi kadang-kadang pembangunannya masih mewarisi

kebudayaan generasi sebelumnya (Notoadmojo 2003).

1

Page 16: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

2

Berdasarkan pemaparan tersebut, rumah menjadi kebutuhan pokok

manusia guna membangun kehidupan keluarga dengan memenuhi kebutuhan

manusia itu sendiri, misalnya untuk tempat berlindung dari cuaca, tempat

pembinaan keluarga, serta sebagai tempat untuk kegiatan keluarga. Oleh karena

itu, rumah yang berkualitas dan sesuai standar kesehatan diharapkan akan

memenuhi hak-hak dasar seseorang untuk tinggal dan menetap di suatu tempat

serta melangsungkan hidupnya dengan sejahtera.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 tentang

Perumahan dan Permukiman pada Bab III Pasal 5 berisi setiap warga negara

mempunyai hak untuk menempati dan/atau menikmati dan/atau memiliki rumah

yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur; dan setiap

warga negara mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk berperan serta

dalam pembangunan perumahan.

Hal yang sama juga dijelaskan dalam Keputusan Menteri Permukiman dan

Prasarana Wilayah nomor: 403/ KPTS/ M/ 2002 tentang Pedoman Teknis

Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs SEHAT) Lampiran IV, yang

menyebutkan hal sebagai berikut. 1) Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan,

jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial

ekonomi. 2) Rumah sehat merupakan rumah sebagai tempat tinggal yang

memenuhi ketetapan dan ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam

rangka melindungi penghuni rumah dari bahaya atau gangguan kesehatan,

sehingga memungkinkan penghuni memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

3

Kesehatan lingkungan merupakan keadaan lingkungan yang optimal

sehingga berpengaruh positif terhadap terbentuknya derajat kesehatan masyarakat

yang optimal pula. Masalah kesehatan lingkungan meliputi penyehatan

lingkungan pemukiman, penyediaan air bersih, pengelolaan limbah dan sampah

serta pengelolaan tempat-tempat umum dan pengolahan makanan.

Lingkungan pemukiman secara khusus adalah rumah yang merupakan

salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Pertumbuhan penduduk yang

tidak diikuti pertambahan luas tanah cenderung menimbulkan masalah kepadatan

populasi dan lingkungan tempat tinggal yang menyebabkan berbagai penyakit

serta masalah kesehatan. Rumah sehat sebagai prasyarat berperilaku sehat

memiliki kriteria yang sulit dapat dipenuhi akibat kepadatan populasi yang tidak

diimbangi ketersediaan lahan perumahan. Syarat rumah sehat yang tidak terpenuhi

dapat menimbulkan masalah kesehatan atau penyakit baik fisik, mental, maupun

sosial yang mempengaruhi produktivitas keluarga dan pada akhirnya mengarah

pada kemiskinan dan masalah sosial.

Rumah memiliki arti penting dalam penjagaannya terhadap kesehatan

anggota keluarga yang menempati rumah tersebut. Banyak kasus kesehatan yang

terjadi karena tidak menerapkan standar rumah sehat, seperti dalam penelitian

oleh Yusup dan Sulistyorini (2005) tentang “Hubungan Sanitasi Rumah Secara

Fisik dengan Kejadian Ispa pada Balita” yang menyimpulkan bahwa a) terdapat

hubungan antara sanitasi fisik rumah dengan kejadian ISPA pada balita dengan

p=0,000; b) sanitasi rumah secara fisik yang memiliki hubungan dengan kejadian

ISPA pada balita meliputi: kepadatan penghuni (p=0,005), ventilasi (p=0,009),

Page 18: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

4

dan penerangan alami (p=0,047); c) sanitasi rumah secara fisik yang tidak

memiliki hubungan dengan kejadian ISPA pada balita meliputi: kelembaban

(p=0,143) dan suhu (p=0,179).

Pramudiyani dan Prameswari (2011) juga menjelaskan dengan judul

“Hubungan antara Sanitasi Rumah dan Perilaku dengan Kejadian Pneumonia

Balita” berisi adanya hubungan antara luas ventilasi kamar, jenis lantai, kepadatan

hunian kamar dengan kejadian pneumonia pada balita. Penelitian ini juga

menunjukkan adanya hubungan antara perilaku membuka jendela setiap pagi dan

siang hari, serta perilaku merokok dengan kejadian Pneumonia pada balita.

Namun, dalam hasil penelitian ini ditunjukkan tidak ada hubungan antara suhu

rumah, kelembaban rumah, kondisi jendela dan penggunaan obat nyamuk dengan

kejadian Pneumonia pada balita.

Oktaviani (2011) dalam penelitian yang berjudul “Hubungan antara

Sanitasi Fisik Rumah dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)

pada Balita di Desa Cepogo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali”

menunjukkan bahwa ada hubungan antara ventilasi rumah (p=0,046),

pencahayaan alami rumah (p=0,001), lantai rumah (p=0,025), dinding rumah

(p=0,00), dan atap rumah (p=0,026) dengan kejadian ISPA, sedangkan

kelembaban rumah (p=0,883) tidak ada hubungan dengan kejadian ISPA.

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah memaparkan kasus-kasus

akibat tidak sesuainya kondisi rumah dengan kesehatan penghuni rumah maka

peneliti tertarik meneliti variabel terikat dalam penelitian ini. Variabel terikat yang

Page 19: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

5

dimaksud yaitu kualitas rumah hunian dengan dasar panduan penilaian rumah

sehat.

Makna umum pembangunan di Indonesia adalah untuk meningkatkan

kualitas manusia dan kehidupan masyarakat. Pada umumnya kualitas kehidupan

masyarakat pedesaan di negara kita masih rendah terutama segi pendidikan,

kesehatan, dan pemukiman. Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan

sekarang ini masih menghadapi masalah-masalah antara lain mengenai

kependudukan, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup. Tugas

pembangunan tersebut hanya akan terlaksana apabila didukung oleh sumber daya

alam dan sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan dan pengembangan

sumber daya manusia itu sendiri ditujukan pada perwujudan manusia

pembangunan yang berbudi luhur, tangguh, cerdas dan terampil, mandiri,

produktif, kreatif, inovatif serta berorientasi ke masa depan untuk menciptakan

kondisi kehidupan yang lebih baik. Ciri kehidupan masyarakat yang baik antara

lain tercermin dari perilaku manusia dan kondisi pemukiman yang sehat.

Rendahnya kualitas kesehatan pemukiman merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan rendahnya derajat kesehatan masyarakat.

Masalah kesehatan hunian merupakan masalah klasik yang senantiasa

muncul terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah ini

merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan, karena kesehatan

lingkungan perumahan yang tidak memenuhi persyaratan akan mengakibatkan

tumbuh suburnya berbagai masalah dan penyakit menular bagi penduduk,

khususnya penghuni rumah masing-masing. Di samping itu, lingkungan dan

Page 20: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

6

tempat tinggal yang tidak sehat akan menyebabkan menurunnya produktivitas

kerja dan daya guna seseorang. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas

pemukiman dapat membantu meningkatkan produktivitas kerja bagi penghuninya,

dan dapat meningkatkan kesehatan serta kualitas hidup masyarakat. Oleh karena

itu, baik pemerintah maupun masyarakat sudah sewajarnya menyadari bahwa

lingkungan pemukiman dan perumahan perlu diperhatikan kualitasnya dan perlu

pula diperhatikan persyaratan kesehatan di samping persyaratan teknisnya.

Masalah lingkungan dan perumahan tidak sehat, sebenarnya ditimbulkan

oleh perbuatan manusia itu sendiri yang tidak mengetahui dan tidak menyadari

pentingnya lingkungan hidup sehat. Masalah lingkungan dan perumahan yang

dihadapi sebenarnya adalah masalah perubahan mental dan perilaku manusia

yang mungkin tanpa disadari telah menjadi manusia perusak alam lingkungannya

sendiri. Mereka harus diubah sikap mentalnya menjadi manusia yang mengetahui

dan menyadari pentingnya lingkungan dan rumah sehat. Upaya peningkatan

kesehatan perumahan hanya mungkin jika didukung oleh semua warganya.

Masyarakat yang sehat memerlukan lingkungan perumahan yang sehat.

Dalam upaya merealisasikan lingkungan rumah sehat di pedesaan perlu adanya

pengertian, pemahaman dan kesadaran dari penduduk itu sendiri, sehingga

apabila nanti sudah menyadari pentingnya rumah sehat, diharapkan ada motivasi

dan upaya dari penghuni untuk memenuhi rumahnya masing-masing.

Perubahan konsep mental manusia tidak dapat berjalan dalam satu hari.

Salah satu usaha mempercepat perubahan itu adalah melalui pendidikan.

Pendidikan sangat berpengaruh pada perwujudan peningkatan kualitas rumah

Page 21: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

7

hunian. Hal tersebut dikarenakan peningkatan pengetahuan tentang standar

kesehatan dalam setiap rumah berasal dari pendidikan yang ditempuh seseorang

baik dalam pendidikan formal maupun nonformal. Pemahaman pentingnya

kesehatan dalam rumah akan membuat setiap warga meningkatkan kualitas

hidupnya.

Berdasarkan data dinamis monografi Kelurahan Mangunsari semester II

Tahun 2011, jumlah penduduk dirinci menurut pendidikan yang ditamatkan yaitu

1) tamat Sekolah Dasar/sederajat sejumlah 1253 orang; 2) tamat SMP/sederajat

sejumlah 644 orang; 3) tamat SMA/sederajat sejumlah 615 orang; 4) tamat

Akademi/sederajat sejumlah 96 orang; dan 5) tamat PT/sederajat sejumlah 103

orang. Data Statis Monografi Kelurahan Mangunsari semester II Tahun 2011 juga

menyebutkan bahwa jumlah rumah penduduk di Kelurahan Mangunsari adalah

1.164 rumah, yaitu: rumah menurut sifat dan bahannya: 1) dinding yang terbuat

dari batu/ gedung permanen sejumlah 791 rumah; 2) dinding yang terbuat dari

sebagian batu/ semi permanen sejumlah 215 rumah; dan 3) dinding yang terbuat

dari kayu/ papan sejumlah 158 rumah.

Penentuan lokasi penelitian mempertimbangan beberapa hal sebagai

berikut. 1) Lokasi penelitian merupakan salah satu Kelurahan di Kecamatan

Gunungpati yang berdasarkan data monografi terdiri dari 3 jenis rumah dengan

sifat dan bahan yang berbeda dengan kondisi pendidikan yang cukup baik. 2)

Lokasi penelitian merupakan daerah dengan luas wilayah 221.154 ha yang

terbagi menjadi 23 RT dan 5 RW dengan jumlah penduduk 4195 jiwa dan 1208

KK, sehingga memudahkan peneliti dalam pengambilan data dalam waktu yang

Page 22: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

8

singkat. 3) Lokasi penelitian lebih mudah diakses oleh peneliti selama proses

penelitian.

Berdasarkan pemaparan permasalahan tersebut, penulis akan melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Kualitas

Rumah Hunian Penduduk Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota

Semarang”.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka permasalahan yang

diajukan adalah sebagai berikut:

1.2.1. Bagaimana tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Mangunsari

Kecamatan Gunungpati Kota Semarang?

1.2.2. Bagaimana kualitas rumah hunian penduduk Kelurahan Mangunsari

Kecamatan Gunungpati Kota Semarang?

1.2.3. Bagaimana hubungan antara tingkat pendidikan dengan kualitas rumah

hunian pada penduduk Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati

Kota Semarang?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang telah

dipaparkan sebelumnya, maka tujuan penelitiannya adalah:

1.3.1. Mengetahui tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Mangunsari

Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

9

1.3.2. Mengetahui kualitas rumah hunian penduduk Kelurahan Mangunsari

Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

1.3.3. Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan kualitas rumah

hunian pada penduduk Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati

Kota Semarang.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis

maupun praktis. Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain:

1.4.1. Manfaat Teoritis

1.4.1.1.Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti

mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan kualitas rumah

hunian.

1.4.1.2.Bagi Mahasiswa

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa

yang ingin mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan

kualitas rumah hunian.

1.4.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah atau pihak

yang berkompeten dalam perancangan kebijakan untuk pembangunan

wilayah setempat.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

10

1.5. PENEGASAN ISLTILAH

Peneliti memberikan batasan penelitian dalam penegasan istilah agar tidak

terjadi suatu kesalahpahaman tentang pengertian hubungan, tingkat pendidikan,

kualitas rumah hunian, dan penduduk seperti berikut ini.

1.5.1. Pengertian Hubungan

Hubungan adalah keadaan saling berkaitan antara jaringan yang terwujud

karena interaksi antar satuan-satuan yang aktif (KBBI 1990:313). Hubungan

dalam ilmu statistik yaitu hubungan kesejajaran antara 2 (dua) variabel atau lebih

(Sudjana 2002:167). Penelitian ini mengkorelasikan atau menghubungkan antara

tingkat pendidikan dengan kualitas rumah hunian di Kelurahan Mangunsari.

1.5.2. Tingkat Pendidikan

Pendidikan nasional dalam satuan pendidikan adalah kelompok layanan

pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan

informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Tingkat pendidikan dalam

penelitian ini akan lebih fokus pada pendidikan formal terakhir Kepala Keluarga

(KK) pada penduduk di Kelurahan Mangunsari.

1.5.3. Kualitas Rumah Hunian

Menurut UU RI Nomor 4 Tahun 1992, rumah adalah struktur fisik terdiri

dari ruangan, halaman, dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal

dan sarana pembinaan keluarga. Hal yang sama juga disebutkan dalam UU No.1

Tahun 2011, rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat

tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan

martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

11

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005

Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 Tentang

Bangunan Gedung, fungsi hunian sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2)

mempunyai fungsi utama sebagai tempat tinggal manusia yang meliputi rumah

tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah tinggal susun, dan rumah tinggal

sementara.

Berdasarkan penjelasan tersebut, istilah rumah dapat mewakili rumah

hunian jika rumah tersebut masih menjadi tempat tinggal penduduk. Standar

dalam menentukan kualitas rumah hunian dijelaskan dalam komponen rumah

sehat oleh DPU Cipta Karya (1994), yaitu: penyediaan ruang yang cukup, langit-

langit, atap rumah, dinding, lantai, jendela, peranginan atau ventilasi udara,

lubang asap dapur, penerangan atau pencahayaan, penyediaan air bersih,

pembuangan air limbah, pembuangan sampah, penghijauan halaman rumah, dan

jamban. Kriteria penilaian rumah sehat pada penelitian ini dapat dilihat pada

lampiran 2 halaman 86.

1.5.4. Penduduk

Menurut Undang-Undang RI No.10 Tahun 1992, penduduk adalah orang

dalam matranya sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga

negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam

batas wilayah negara pada waktu tertentu. Penduduk dalam penelitian ini adalah

sekelompok orang yang tinggal di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati

Kota Semarang.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

12

1.6. PENELITIAN YANG RELEVAN

No. Penulis Tahun Judul Penelitian Kesimpulan

1. Kusumawati dkk

2008 Hubungan antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga tentang Kesehatan Lingkungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

• Pendidikan kepala keluarga sebagian besar yakni 64,1% adalah pendidikan dasar, pengetahuan kesehatan lingkungan sebagian kepala keluarga termasuk kategori sedang yakni sebesar 57,7%, sedangkan responden yang berperilaku sehat sebesar 44,6%.

• Ada hubungan antara pendidikan dan pengetahuan kesehatan lingkungan kepala keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan nilai p masing-masing sebesar 0,001.

2. Hermawan 2005 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan

• Terdapat hubungan yang positif antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan perilaku ibu rumah tangga dalam memelihara kebersihan lingkungan;

• Terdapat hubungan yang positif antara persepsi ibu rumah tangga tentang kebersihan lingkungan dengan perilaku ibu rumah tangga dalam memelihara kebersihan lingkungan;

• 3)Terdapat hubungan yang positif antara tingkat pendidikan dan persepsi ibu rumah tangga tentang kebersihan lingkungan dengan perilaku ibu rumah tangga dalam memelihara kebersihan lingkungan.

3. Amalia 2009 Hubungan antara Pendidikan, Pendapatan

• Pendidikan pedagang hidangan istimewa kampung (HIK) di Kecamatan Pasar Kliwon dan Jebres Kota

Page 27: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

13

dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Pedagang Hidangan Istimewa Kampung (HIK) di Pasar Kliwon dan Jebres Kota Surakarta

Surakarta sebagian besar berpendidikan sekolah dasar yaitu sebanyak 16 orang (40%);

• Pendapatan perhari tertinggi pedagang hidangan istimewa kampung (HIK) yaitu Rp 200.000 dan pendapatan terendah Rp.10.000;

• Pedagang HIK sebagian besar berperilaku kurang sehat sebanyak 30 orang (75%) dan hanya 10 orang (25%) yang berperilaku sehat;

• Ada hubungan antara tingkat pendidikan dan PHBS (p = 0,003) pada pedagang HIK; dan

• 5) Ada hubungan antara tingkat pendapatan dan PHBS (p = 0,049) pada pedagang HIK.

Berdasarkan penelitian yang relevan, dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kulitas rumah hunian.

Dalam penelitian ini penulis beranggapan variabel penelitian penulis memiliki

kesamaan dari beberapa penelitian yang relevan tersebut karena saling

menghubungkan antara variabel satu dengan variabel satunya. Penelitian ini

menghubungkan tingkat pendidikan dengan kualitas rumah hunian penduduk.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. TINGKAT PENDIDIKAN

Tingkat pendidikan dalam penelitian ini terdiri atas pengertian pendidikan;

dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan; jalur pendidikan; serta jenjang pendidikan.

2.1.1. Pengertian Pendidikan

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pendidikan adalah memelihara

dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1, pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, penduduk, dan bangsa.

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-

nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan

perubahan zaman.

2.1.2. Dasar, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, Pendidikan nasional

berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

14

Page 29: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

15

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2.1.3. Jalur Pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk

mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan

tujuan pendidikan. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan

informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.

Menurut pasal 1 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, ketiga jalur

pendidikan tersebut adalah sebagai berikut.

2.1.3.1. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi.

2.1.3.2. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal

yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

2.1.3.3. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

2.1.4. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan

kemampuan yang dikembangkan. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

menyebutkan jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi, dengan penjelasan sebagai berikut.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

16

2.1.4.1. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD)

dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs),

atau bentuk lain yang sederajat.

2.1.4.2. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar, yang terdiri

atas pendidikan menengah dan pendidikan menengah kejuruan.

Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),

Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan

Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

2.1.4.3. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,

magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan

tinggi, yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi dengan sistem

terbuka. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah

tinggi, institut, atau universitas. Perguruan tinggi berkewajiban

menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat.

Pendidikan berperan membantu manusia untuk memahami rahasia dan

cara hidup di balik kehidupan. Pemahaman tersebut menjelaskan bahwa manusia

dididik untuk dapat memahami arti, hakikat, dan tujuan hidup dengan benar

(Mulyasana 2011:12). Tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan

Page 31: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

17

formal yang terbagi dalam tahun belajar yaitu selama ≤ 6 tahun, 7-9 tahun, 10-12

tahun, dan > 12 tahun.

Pendidikan secara umum memberikan manfaat membentuk sikap dan

kesadaran dalam menghadapi suatu masalah. Pada penelitian ini, permasalahan

tentang kesehatan perumahan yang berhubungan dengan kualitas rumah

diharapkan dapat ditingkatkan dengan pendidikan agar kesadaran untuk

mengupayakan rumah sehat dapat segera terwujud.

2.2. KUALITAS RUMAH

Kualitas rumah dalam penelitian ini terdiri atas pengertian rumah; rumah

sehat, dan syarat rumah sehat.

2.2.1. Pengertian Rumah

Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman, dan area

sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga

(UU RI No.4 Tahun 1992). Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau

bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan

jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan

individu.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829/ MENKES/ SK/ VII/ 1999

menjelaskan bahwa rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat

tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Selain itu, Hayward dalam

Kasjono (2011:21-22), mengemukakan beberapa konsep tentang rumah, yaitu 1)

Rumah sebagai pengejawantahan jati diri, rumah sebagai simbol dan pencerminan

tata nilai selera pribadi penghuninya; 2) Rumah sebagai wadah keakraban, rasa

Page 32: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

18

memiliki, rasa kebersamaan, kehangatan, kasih, dan rasa aman; 3) Rumah sebagai

tempat menyendiri dan menyepi, tempat melepaskan diri dari dunia luar, dari

tekanan dan ketegangan, dari dunia rutin; 4) Rumah sebagai akar dan

kesinambungan, rumah merupakan tempat kembali pada akar dan menumbuhkan

rasa kasinambungan dalam untaian proses ke masa depan; 5) Rumah sebagai

wadah kegiatan utama sehari-hari; 6) Rumah sebagai pusat jaringan sosial; 7)

Rumah sebagai struktur fisik.

Berdasarkan pemaparan para ahli tersebut, rumah memiliki arti penting

dalam mendukung kehidupan manusia agar tercapai kehidupan yang baik dalam

setiap pekerjaan atau kegiatannya dan merupakan bentuk ekspresi penghuninya.

Oleh karena itu, perlu diupayakan pembangunannya sesuai standar rumah sehat

untuk mencapai derajat kesehatan dan mendukung tujuan tersebut.

2.2.2. Rumah Sehat

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sehat adalah suatu keadaan

yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial budaya, bukan hanya keadaan

yang bebas dari penyakit dan kelemahan (kecacatan). Berdasarkan dari pengertian

tersebut, rumah sehat diartikan sebagai tempat berlindung atau bernaung dan

tempat untuk beristirahat, sehinggga menumbuhkan kehidupan yang sempurna

baik fisik, rohani, maupun sosial.

2.2.3. Syarat Rumah Sehat

Persyaratan kesehatan rumah tinggal dilihat dari kondisi fisik dan biologik

di dalam rumah yang memenuhi Keputusan Menteri Kesehatan

No.829/MENKES/VII/1999, menyangkut persyaratan bahan bangunan,

Page 33: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

19

komponen dan penataan ruang rumah, pencahayaan, kualitas udara, ventilasi,

binatang penular penyakit, air, sarana penyimpan makanan yang aman, limbah,

dan kepadatan hunian ruang tidur.

Menurut Ditjen Cipta Karya, Syarat Rumah Sehat adalah sebagai berikut.

2.2.3.1.Memenuhi segi kesehatan, artinya bagian-bagian rumah yang

mempengaruhi kesehatan keluarga hendaknya dipersiapkan dengan baik

terutama a) penerangan dan peranginan dalam setiap ruang harus cukup, b)

penyediaan air bersih, c) pengaturan pembuangan air limbah dan sampah

sehingga tidak menimbulkan pencemaran, d) bagian-bagian ruang seperti

lantai dan dinding tidak lembab, e) tidak terpengaruh pencemaran seperti

bau, rembesan air kotor, udara kotor, dan sebagainya.

2.2.3.2.Memenuhi segi kekuatan bangunan, artinya bagian-bagian dari bangunan

rumah mempunyai konstruksi dan bahan bangunan yang dapat dijamin

keamanannya, seperti a) konstruksi bangunan yang cukup kuat, baik untuk

menahan beratnya sendiri maupun pengaruh luar seperti angin, hujan

gempa, dan lain-lain, b) pemakaian bahan bangunan yang bisa dijamin

keawetan dan kemudahan dalam pemeliharaan, dan c) penggunaan bahan

tahan api untuk bagian yang mudah terbakar, dan bahan tahan air untuk

bagian yang selalu basah.

2.2.3.3.Memperhatikan segi kenyamanan, agar keluarga dapat tinggal dengan

nyaman dan dapat melakukan kegiatan dengan mudah, diperlukan a)

penyediaan ruangan yang cukup, b) ukuran ruangan yang sesuai dengan

kegiatan penghuni di dalamnya, c) penataan ruangan yang cukup baik, d)

Page 34: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

20

dekorasi dan warna ruang yang serasi, dan e) penghijauan halaman diatur

sesuai kebutuhan.

2.2.3.4.Memenuhi segi keterjangkauan. Hendaknya ruang diperoleh,

diperlengkapi, dan dipelihara dengan dana yang sesuai dengan

kemampuan pendapatan keluarga.

Notoatmojo dalam Kasjono (2011:22-23) dijelaskan faktor-faktor yang

perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah adalah sebagai berikut.

2.2.3.1.Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan

sosial. Maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat

di mana rumah itu didirikan. Di pegunungan atau di tepi pantai, di

kelurahan atau di kota, di daerah dingin atau di daerah panas, di daerah

pegunungan dekat gunung berapi (daerah gempa) atau di daerah bebas

gempa dan sebagainya. Rumah di daerah pedesaan, sudah barang tentu

disesuaikan kondisi sosial budaya pedesaan, misalnya bahannya,

bentuknya, menghadapnya, dan lain sebagainya. Rumah di daerah gempa

harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh, rumah

di dekat hutan harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap

serangan-serangan binatang buas;

2.2.3.2.Tingkat kemampuan ekonomi penduduk. Hal ini dimaksudkan rumah

dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, sehingga

bahan-bahan pokok pembuatan rumah berasal dari daerah setempat yang

murah misal bambu, kayu atap rumbia dan sebagainya. Perlu dicatat

Page 35: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

21

bahwa mendirikan rumah adalah bukan sekadar berdiri pada saat itu saja,

namun diperlukan pemeliharaan seterusnya.

Berdasarkan penjelasan tentang syarat rumah sehat tersebut, peneliti akan

menilai rumah sehat dengan subvariabel: penyediaan ruang yang cukup, langit-

langit, atap rumah, dinding, lantai, jendela, peranginan atau ventilasi udara,

lubang asap dapur, penerangan atau pencahayaan, penyediaan air bersih,

pembuangan air limbah, pembuangan sampah, penghijauan halaman rumah, dan

jamban. Kriteria penilaian rumah sehat pada penelitian ini dapat dilihat pada

lampiran 2 halaman 86.

2.3. PENDUDUK KELURAHAN MANGUNSARI

Lokasi penelitian ini berada di Kelurahan Mangunsari Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang yang berdasarkan Data Statis Monografi Kelurahan

Semester II Tahun 2011, luas wilayah Kelurahan Mangunsari adalah 221.154 ha

yang terdiri dari 5 Rukun Warga (RW) dan 23 Rukun Tetangga (RT). Kepala

Keluarga (KK) di Kelurahan Mangunsari sebanyak 1.208 KK dengan jumlah

penduduk 4.195 jiwa, jadi rata-rata setiap kepala keluarga memiliki tiga sampai

empat anggota keluarga di rumahnya.

2.4. HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KUALITAS

RUMAH HUNIAN

Pendidikan merupakan faktor penting dalam upaya membangun manusia.

Salah satu tujuan pendidikan ialah mengubah tingkah laku manusia. Tingkah laku

manusia sejalan dengan perubahan pengetahuan dan sikapnya. Mengubah sikap

Page 36: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

22

manusia merupakan pekerjaan yang sulit karena ada keunikan-keunikan di dalam

diri setiap manusia. Tujuan pendidikan dalam pembangunan ialah merubah atau

menghapus kebiasaan-kebiasaan yang menghambat pembangunan dan

memperkuat sikap-sikap yang menunjang pembangunan.

Pembangunan yang menjadi hak setiap warga negara menjadi kewajiban

pemerintah dan masyarakat sendiri untuk menjaga pelaksanaan pemenuhan hak-

hak tersebut yang diwujudkan dalam pelaksanaan pendidikan, baik melalui jalur

formal, nonformal, maupun informal. Pendidikan nasional yang diusung dalam

UU nomor 1 Tahun 2003 adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar

pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap

tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional sendiri berfungsi untuk

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Penjabaran dari pendidikan nasional dalam satuan pendidikan adalah

kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur

formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

Terbentuknya perilaku diawali respon terhadap stimulus pada domain

kognitif berupa pengetahuan terhadap obyek tersebut, selanjutnya menimbulkan

respon batin (afektif) yaitu sikap terhadap obyek tersebut. Respon tindakan

Page 37: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

23

(perilaku) dapat timbul setelah respon pengetahuan dan sikap yang searah

(sinkron) atau langsung tanpa didasari kedua respon di atas. Namun, jenis perilaku

ini cenderung tidak bertahan lama karena terbentuk tanpa pemahaman manfaat

berperilaku tertentu.

Berdasarkan penjelasan dan analisis data sebelumnya dapat disimpulkan

bahwa seseorang dapat menentukan atau melakukan suatu perubahan

(pembangunan) dalam hal kesehatan untuk kesejahteraan maupun peningkatan

kualitas hidupnya dengan syarat memiliki pengetahuan tentang kesehatan

perumahan atau syarat-syarat rumah sehat yang diperoleh dari pendidikan formal.

2.5. KERANGKA BERFIKIR

Penduduk berkualitas adalah penduduk yang sehat sehingga dapat

menjalankan segala aktivitas untuk menunjang kehidupannya dan dapat dilihat

dari lingkungan perumahan yang sehat. Usaha untuk mencapai lingkungan

perumahan yang sehat dilakukan jika penduduk sudah menyadari pentingnya

rumah sehat yang bisa diperoleh atau telah melalui usaha pendidikan secara

bertahap agar terjadi suatu perubahan. Pendidikan membuat seseorang yang pada

awalnya tidak mengerti menjadi mengerti dan dari tidak tahu menjadi tahu.

Peningkatan pengetahuan tentang standar kesehatan dalam setiap rumah dapat

dilalui dengan tahapan dalam proses pendidikan. Standar kesehatan yang

diusahakan dimulai dari upaya peningkatan kualitas rumah hunian atau

pembangunan rumah sehat.

Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka, dan analisis penelitian yang

relevan, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara tingkat pendidikan

Page 38: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

24

dengan kualitas rumah hunian pada penduduk di Kelurahan Mangunsari

Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Berikut ditampilkan gambar yang

menjelaskan kerangka berpikir secara singkat.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.6. HIPOTESIS

Berdasarkan pemaparan latar belakang, kajian pustaka, kerangka berpikir,

dan analisis penelitian yang relevan, maka peneliti mengemukakan hipotesis ada

hubungan positif antara tingkat pendidikan dengan kualitas rumah hunian

pada penduduk di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota

Semarang.

 

 

 

Pendidikan

Rumah Tidak Sehat

Rumah Sehat

Tingkat Pendidikan

Rendah

Tingkat Pendidikan

Tinggi

Penduduk Sehat

Lingkungan Sehat

Page 39: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. POPULASI PENELITIAN

Menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Berdasarkan data monografi Kelurahan Mangunsari tahun 2011,

populasi penelitian ini terdiri atas 1208 Kepala Keluarga (KK) yang berada di

Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Merujuk pada

data dinamis Kelurahan Mangunsari, lokasi tersebut terdiri atas 5 Rukun Warga

(RW) dan 23 Rukun Tetangga (RT) dengan jumlah penduduk 4195 jiwa.

3.2. SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING

Menurut Arikunto (2006:131) sampel adalah sebagian atau wakil dari

populasi yang diteliti. Apabila jumlah populasi besar dan relatif homogen, sampel

dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate cluster random

sampling yang menurut Sugiyono (2010:120-122) teknik ini melalui dua tahap

yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah dan tahap berikutnya menentukan

sampel orang yang ada pada daerah itu secara acak dengan proporsional.

Berdasarkan tingkat pendidikan dan variasi jenis bangunan atau tipe rumah yang

bervariasi dari data monografi Kelurahan Mangunsari semester II tahun 2011,

maka ditentukan sampel daerahnya adalah RW 1. Tahap berikutnya untuk

menentukan sampel orang (responden) secara proporsional dengan mengambil

25% nama kepala keluarga dari masing-masing RT di RW 1 secara acak dan dari

25

Page 40: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

26

337 kepala keluarga di RW 1 diperoleh 84 kepala keluarga sebagai responden.

Perhitungan pengambilan jumlah KK dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Sampel Penelitian di RW 1

No. Nama Lingkungan Jumlah KK Sampel 1 RT 1 71 18 2 RT 2 71 18 3 RT 3 66 16 4 RT 4 52 13 5 RT 5 77 19

Jumlah 337 84 Sumber: Data monografi Kelurahan Mangunsari tahun 2011 semester II

3.3. VARIABEL PENELITIAN

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

penelitian (Arikunto 2002:96). Variabel yang akan diungkapkan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

3.3.1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono 2010:61). Varibel

bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan kepala keluarga. Variabel

tingkat pendidikan diperoleh dari pendidikan formal terakhir kepala keluarga.

Tingkat pendidikan formal dikategorikan dengan pembagian berdasarkan waktu

responden menempuh pendidikan formal, yaitu:

3.3.1.1. tidak sekolah sampai dengan kelas 6 (SD/sederajatnya);

3.3.1.2. kelas 7 sampai dengan kelas 9 (SLTP/sederajatnya);

3.3.1.3. kelas 10 sampai dengan kelas 12 (SLTA/sederajatnya);

Page 41: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

27

3.3.1.4. lebih dari kelas 12 (Akademi/PT/sederajatnya).

3.3.2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

adanya variabel bebas (Sugiyono 2010:61). Varibel terikat dalam penelitian ini

adalah kualitas rumah hunian pada penduduk di Kelurahan Mangunsari

Kecamatan Gunungpati Kota Semarang yang berpedoman pada penilaian rumah

sehat dengan kategori sebagai berikut:

3.3.2.1. penyediaan ruang yang cukup;

3.3.2.2. langit-langit;

3.3.2.3. atap rumah;

3.3.2.4. dinding;

3.3.2.5. lantai;

3.3.2.6. jendela;

3.3.2.7. peranginan atau ventilasi udara;

3.3.2.8. lubang asap dapur;

3.3.2.9. penerangan atau pencahayaan;

3.3.2.10. penyediaan air bersih;

3.3.2.11. pembuangan air limbah;

3.3.2.12. pembuangan sampah;

3.3.2.13. penghijauan halaman rumah; dan

3.3.2.14. jamban.

Kriteria subvariabel tersebut dapat dilihat pada lampiran 2 yang berupa

kisi-kisi panduan observasi variabel kualitas rumah hunian halaman 85.

Page 42: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

28

3.4. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumentasi dan metode observasi yang akan dijelaskan sebagai berikut.

3.4.1. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, report, legger,

legenda, dan sebagainya (Arikunto 2010:274). Metode ini digunakan untuk

memperoleh data jumlah penduduk dan jumlah kepala keluarga dari Data

Monografi Kelurahan Mangunsari Tahun 2011, peta Kelurahan Mangunsari, serta

data tingkat pendidikan penduduk yang diperoleh dari kartu keluarga atau ijazah

kepala keluarga.

3.4.2. Metode Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data di mana peneliti

mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang

diteliti, baik dalam situasi buatan yang secara khusus diadakan (laboratorium)

maupun dalam situasi alamiah atau sebenarnya (lapangan) (Sambas Ali Muhidin

2005:175). Metode observasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang

kualitas rumah hunian kepala keluarga Kelurahan Mangunsari Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang.

3.5. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif

persentase dan teknik analisis korelasi Product Moment yang akan dijelaskan

sebagai berikut.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

29

3.5.1. Teknik Analisis Deskriptif Persentase

Teknik ini digunakan untuk memberikan gambaran kondisi responden atau

penduduk mengenai tingkat pendidikan dan kualitas rumah hunian dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

3.5.1.1.Variabel tingkat pendidikan

3.5.1.1.1. Menentukan skala pengukuran (skoring)

Skor 1 jika belajar ≤ 6 tahun

Skor 2 jika belajar 7 – 9 tahun

Skor 3 jika belajar 10 – 12 tahun

Skor 4 jika belajar > 12 tahun

3.5.1.1.2. Menentukan kriteria

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Pendidikan

No. Skor Kriteria (Tingkat Pendidikan)

1. 4 Sangat tinggi 2. 3 Tinggi 3. 2 Cukup tinggi 4. 1 Rendah

Sumber: Hasil perhitungan

3.5.1.1.3. Membuat tabel frekuensi

Tabel frekuensi dibuat untuk mempermudah dalam menghitung jumlah

frekuensi berdasarkan Skor yang diperoleh responden dalam penelitian. Tabel 3.3

menunjukkan frekuensi tentang tingkat pendidikan penduduk Kelurahan

Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

30

Tabel 3.3 Frekuensi Variabel Tingkat Pendidikan

No. Kriteria (Tingkat Pendidikan) Skor Jumlah

(f) Persentase

( %) 1. Sangat tinggi 4 - - 2. Tinggi 3 - - 3. Cukup tinggi 2 - - 4. Rendah 1 - - ∑f

Sumber: Hasil perhitungan

Persentase dapat diketahui dari rumus sebagai berikut.

Keterangan:

f = jumlah frekuensi masing-masing kriteria

∑f = jumlah seluruh frekuensi (Ali 1987:189)

3.5.1.1.4. Deskripsi

Berdasarkan data yang telah terkumpul dalam bentuk angka dan telah

ditabulasikan kemudian dideskripsikan.

3.5.1.2.Variabel kualitas rumah hunian

3.5.1.2.1. Menentukan skala pengukuran (skoring)

Pertanyaan dari setiap subvariabel diberi empat pilihan jawaban yaitu:

kurang baik (diberi skor 1), baik (diberi skor 2), cukup baik (diberi skor 3), dan

sangat baik (diberi skor 4)

3.5.1.2.2. Menentukan kriteria

3.5.1.2.2.1.Menentukan skor maksimal

Skor maksimal = jumlah item x skor maksimal

= 14 x 4

= 56

Persentase = (f : ∑f) x 100% 

Page 45: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

31

3.5.1.2.2.2.Menentukan skor minimal

Skor minimal = jumlah item x skor minimal

= 14 x 1

= 14

3.5.1.2.2.3.Menentukan rentang skor (range)

Range = skor maksimal – skor minimal

= 56 – 14

= 42

3.5.1.2.2.4.Menentukan interval

Intervalrange

banyak kriteria

424

10,5

3.5.1.2.2.5.Menentukan kriteria

Kriteria kualitas rumah hunian penduduk dalam penelitian ini dibagi

menjadi empat kriteria, yaitu: sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik.

Tabel 3.4 Kriteria Kualitas Rumah Hunian

No. Skor Kualitas Rumah Hunian 1. 45,50 – 56,00 Sangat baik 2. 35,00 – <45,50 Baik 3. 24,50 – <35,00 Cukup baik 4. 14,00 – <24,50 Kurang baik

Sumber: Hasil perhitungan

3.5.1.2.3. Membuat tabel frekuensi

Tabel frekuensi dibuat untuk mempermudah dalam menghitung jumlah

frekuensi berdasarkan Skor yang diperoleh responden dalam penelitian. Tabel 3.5

Page 46: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

32

menunjukkan frekuensi tentang tingkat pendidikan penduduk Kelurahan

Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

Tabel 3.5 Frekuensi Variabel Kualitas Rumah Hunian

No. Kualitas Rumah Hunian Skor Jumlah (f) Persentase (%) 1. Sangat baik 45,50 – 56,00 - - 2. Baik 35,00 – <45,50 - - 3. Cukup baik 24,50 – <35,00 - - 4. Kurang baik 14,00 – <24,50 - - ∑f

Sumber: Hasil perhitungan

Persentase dapat diketahui dari rumus sebagai berikut.

Keterangan:

f = jumlah frekuensi masing-masing kriteria

∑f = jumlah seluruh frekuensi (Ali 1987:189)

3.5.1.2.4. Deskripsi

Berdasarkan data yang telah terkumpul dalam bentuk angka dan telah

ditabulasikan kemudian dideskripsikan.

3.5.2. Teknik Analisis Korelasi Product Moment

Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara

tingkat pendidikan dengan kualitas rumah hunian penduduk Kelurahan

Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Asumsi yang digunakan

dalam penelitian ini bahwa jika tingkat pendidikan tinggi maka kualitas rumah

huniannya juga baik, yang digambarkan dalam skema sebagai berikut.

Persentase = (f : ∑f) x 100% 

Page 47: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

33

Gambar 3.1 Skema Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan

Kualitas Rumah Hunian

Asumsi tersebut kemudian dihitung dengan rumus korelasi Product

Moment sebagai berikut.

∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel

Y = Skor total

X = Skor butir

N = Jumlah subyek (Arikunto 2010: 317)

Hasil perhitungan Product Moment kemudian dikonsultasikan dengan

harga rtabel. Kriteria valid jika rhitung lebih besar dari rtabel (Arikunto, 2003: 146).

 

 

 

 

 

 

 

Variabel X (Tingkat Pendidikan

Masyarakat)

Variabel Y (Kualitas Rumah

Hunian)

Page 48: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

34

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Gambaran umum daerah penelitian ini mengemukakan mengenai kondisi

fisik dan kondisi sosial daerah penelitian.

4.1.1 Kondisi Fisik Daerah Penelitian

4.1.1.1 Letak astronomis

Daerah penelitian adalah Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati

Kota Semarang. Berdasarkan Peta RBI Bakosurtanal lembar 1408-544 Jatingaleh

dan lembar 1408-543 Boja, letak astronomis Kelurahan Mangunsari adalah

110022’16” BT - 110023’20” BT dan 07004’25” LS - 07005’27” LS.

4.1.1.2 Letak administrasi

Letak administrasi Kelurahan Mangunsari yang merupakan bagian dari

Kecamatan Gunungpati Kota Semarang dengan batas-batas wilayah sebagai

berikut:

Sebelah utara : Kelurahan Ngijo

Sebelah timur : Kelurahan Pakintelan

Sebelah selatan : Kelurahan Sumurrejo

Sebelah barat : Kelurahan Plalangan

34

Page 49: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

35

Gambar 4.1. Peta Administrasi Kelurahan Mangunsari

Page 50: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

36

4.1.1.3 Penggunaan lahan

Kelurahan Mangunsari terletak pada ketinggian 307 mdpl dengan suhu

minimum 30C dan suhu maksimum 330C. Banyaknya curah hujan di Kelurahan

Mangunsari adalah 300mm/tahun. Luas wilayah Kelurahan Mangunsari adalah

221.154 ha dengan penggunaan lahan yang berbeda-beda. Penggunaan lahan di

Kelurahan Mangunsari dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1. Penggunaan Lahan di Kelurahan Mangunsari

No. Penggunaan Lahan Jumlah (ha) Persentase (%) 1. Tanah sawah

a. Irigasi teknis b. Irigasi setengah teknis c. Tadah hujan/sawah rendengan

29.000 76.170 17.000

11,86 31,16 6,95

2. Tanah kering a. Pekarangan/bangunan/emplasement b. Tegal/kabun

66.647 32.967

27,26 13,48

3. Tanah keperluan fasilitas umum a. Sarana pendidikan b. Sarana sosial

2.550

20.150

1,04 8,24

Jumlah 244.484 100,00 Sumber: Data Monografi Kelurahan Mangunsari Semester II Tahun 2011.

Kelurahan Mangunsari merupakan wilayah pinggiran Kota Semarang yang

terletak di Kecamatan Gunungpati yang masih memiliki karakteristik pedesaan.

Hal ini ditunjukkan dengan luas areal persawahan yang berupa sawah irigasi

setengah teknis mencapai 76.170 ha (31,16%) dan hanya 2.550 ha (1,04%) yang

digunakan sebagai sarana pendidikan.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

37

Gambar 4.2. Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Mangunsari

Page 52: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

38

4.1.1.4 Jumlah rumah penduduk

Jumlah rumah penduduk di Kelurahan Mangunsari adalah 1164 buah.

Pembagian rumah menurut sifat dan bahannya berdasarkan data monografi

Kelurahan Mangunsari Semester II Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.2

berikut ini.

Tabel 4.2. Jumlah Rumah Penduduk menurut Sifat dan Bahannya di Kelurahan Mangunsari

No. Rumah Menurut Sifat dan Bahannya Jumlah (rumah) Persentase (%) 1. Dinding terbuat dari batu/gedung

permanen 791 67,96

2. Dinding terbuat dari sebagian

batu/gedung/semi permanen 215 18,47

3. Dinding terbuat dari kayu/papan 158 13,57 Jumlah 1.164 100,00

Sumber: Data Monografi Kelurahan Mangunsari Semester II Tahun 2011.

Jumlah rumah penduduk sebanyak 1.164 rumah tidak sebanding dengan

jumlah kepala keluarga di Kelurahan Mangunsari yang berjumlah 1.208 kepala

keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat lebih dari satu kepala keluarga

yang tinggal bersama dalam satu rumah.

4.1.1.5 Jumlah pemakai air minum

Jumlah pemakai air minum penduduk di Kelurahan Mangunsari dapat

dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.3. Jumlah Pemakai Air Minum Penduduk di Kelurahan Mangunsari

No. Sumber Air Minum Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1. PAM 158 8,37 2. Badan Pengelola Air 577 30,56 3. Sumur 1.153 61,07 Jumlah 1.888 100,00

Sumber: Data Monografi Kelurahan Mangunsari Semester II Tahun 2011.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

39

4.1.2 Kondisi Sosial Daerah Penelitian

Berdasarkan Data Statis Monografi Kelurahan Semester II Tahun 2011,

luas wilayah Kelurahan Mangunsari adalah 221.154 ha yang terdiri dari 5 Rukun

Warga (RW) dan 23 Rukun Tetangga (RT). Kondisi sosial daerah penelitian

menjelaskan tentang data mengenai jumlah penduduk, persebaran penduduk, dan

susunan penduduk menurut kelompok umur, mata pencaharian, dan tingkat

pendidikannya.

4.1.2.1 Jumlah penduduk menurut kelompok umur

Jumlah penduduk Kelurahan Mangunsari berdasarkan kelompok umur

dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.4 Penduduk Kelurahan Mangunsari berdasarkan Kelompok Umur

Sumber: Data Monografi Kelurahan Mangunsari Semester II Tahun 2011.

Berdasarkan data monografi Kelurahan Mangunsari semester II tahun

2011, terdapat 1.208 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 4195 jiwa, maka

setiap kepala keluarga memiliki anggota keluarga rata-rata sebanyak 3 jiwa.

4.1.2.2 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian

Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Mangunsari sangat beragam

yaitu sebagai petani, pengusaha sedang/besar, pengrajin/industri kecil, buruh

industri, buruh bangunan, buruh pertambangan, pedagang, pengangkutan,

No Kelompok Umur Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 0 – 5 661 15,76 2 6 – 16 590 14,06 3 17 – 25 693 16,52 4 26 – 55 1.557 37,12 5 55 tahun ke atas 694 16,54

Jumlah 4.195 100,00

Page 54: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

40

Pegawai Negeri Sipil (PNS), ABRI, pensiunan (ABRI/PNS), dan peternak.

Khusus mata pencaharian peternak dapat dibagi menjadi peternak sapi perah ada

18 jiwa dengan jumlah ternak 40 ekor, peternak sapi biasa ada 13 jiwa dengan

jumlah ternak 41 ekor, peternak kerbau ada 18 jiwa dengan jumlah ternak 34 ekor,

peternak kambing ada 36 dengan jumlah ternak 161 ekor, peternak ayam ada 3

dengan jumlah ternak 65.000 ekor, dan peternak itik ada 19 dengan jumlah ternak

1.000 ekor. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencahariannya dapat dilihat pada

tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.5 Penduduk Kelurahan Mangunsari berdasarkan Mata Pencaharian

No Jenis Mata pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 Petani

a. Petani pemilik tanah b. Petani penggarap tanah c. Buruh tani

741 398 378

27,13 14,57 13,84

2 Pengusaha sedang/besar 8 0,29 3 Pengrajin/Industri kecil 8 0,29 4 Buruh Industri 290 10,62 5 Buruh Bangunan 298 10,91 6 Buruh Pertambangan 45 1,65 7 Pedagang 131 4,80 8 Pengangkutan 61 2,23 9 Pegawai Negeri Sipil 133 4,87 10 ABRI 51 1,87 11 Pensiunan (ABRI/PNS) 82 3,00 12 Peternak 107 3,92

Jumlah 2731 100,00 Sumber: Data Dinamis Monografi Kelurahan Mangunsari Tahun 2011

Penduduk Kelurahan Mangunsari dilihat dari jenis mata pencahariannya

sebagian besar merupakan petani pemilik tanah yaitu sejumlah 741 jiwa (27,13%).

Jenis mata pencaharian ini lebih besar dibandingkan dengan jenis mata

Page 55: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

41

pencaharian yang lain terutama yang jumlahnya masih sedikit adalah pengusaha

sedang/besar dan pengrajin/industri kecil masing-masing sejumlah 8 jiwa (0,29%).

4.1.2.3 Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk di Kelurahan Mangunsari cukup beragam.

Berdasarkan tabel 4.4 berikut ini dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan

penduduk paling banyak jumlahnya di Kelurahan Mangunsari adalah tamat

SD/sederajat yaitu 1253 jiwa (46,22%) dan terendah adalah tamat

akademi/sederajat yaitu 96 jiwa (3,54%).

Tabel 4.6 Penduduk Kelurahan Mangunsari berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 Tamat SD/sederajat 1253 46,22 2 Tamat SLTP /sederajat 644 23,76 3 Tamat SLTA /sederajat 615 22,69 4 Tamat akademi /sederajat 96 3,54 5 Tamat Perguruan Tinggi/sederajat 103 3,80

Jumlah 2711 100,00 Sumber: Data Dinamis Monografi Kelurahan Mangunsari Tahun 2011

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini mengemukakan mengenai jenis kelamin responden,

umur responden, pekerjaan responden, pendapatan responden, dan pendidikan

responden.

4.2.1 Jenis kelamin responden

Berdasarkan penelitian, jenis kelamin responden terdiri dari laki-laki 78

responden atau 92,86 % dan perempuan ada 6 responden atau 7,14 %. Data

diperoleh seperti pada tabel 4.10 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6

halaman 91.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

42

Tabel 4.7 Jenis Kelamin Responden di Kelurahan Mangunsari

No. Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1. Laki-laki 78 92,86 2. Perempuan 6 7,14 Jumlah 84 100,00

Sumber: Data hasil analisis penelitian tahun 2012

4.2.2 Umur responden

Berdasarkan penelitian mengenai umur responden, diperoleh data seperti

pada tabel 4.11 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 91.

Tabel 4.8 Umur Responden di Kelurahan Mangunsari No. Kelompok Umur Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1. 25 – 37 20 23,81 2. 38 – 50 44 52,38 3. 51 – 62 16 19,05 4. 63 – 75 3 3,57 5. 76 – 87 1 1,19 Jumlah 84 100,00

Sumber: Data hasil analisis penelitian tahun 2012

Berdasarkan 84 responden, jumlah penduduk yang paling banyak adalah

pada kelompok umur 38 – 50 tahun yaitu 44 responden atau 52,38 %, sedangkan

yang terkecil pada kelompok umur 76 – 87 tahun yaitu 1 responden atau 1,19 %.

4.2.3 Mata pencaharian responden

Pengambilan data tentang mata pencaharian responden diperoleh seperti

pada tabel 4.12 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 91.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mata pencaharian

kepala keluarga di Kelurahan Mangunsari paling banyak sebagai buruh bangunan

yaitu 17 responden atau 20,24 %, sedangkan yang paling sedikit sebagai ABRI

dan pengrajin/industri kecil yaitu masing-masing 2 responden atau 2,38 %.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

43

Tabel 4.9 Mata Pencaharian Responden di Kelurahan Mangunsari

No Pekerjaan Responden Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 Petani

a. Petani penggarap tanah b. Buruh tani

8 6

9,52 7,14

2 Pengrajin/Industri kecil 2 2,38 3 Buruh Industri 15 17,86 4 Buruh Bangunan 17 20,24 5 Pedagang 15 17,86 6 Pengangkutan 5 5,95 7 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 8 9,52 8 ABRI/TNI 2 2,38 9 Pensiunan (ABRI/PNS) 6 7,14

Jumlah 84 100,00 Sumber: Data hasil analisis penelitian tahun 2012

4.2.4 Pendapatan responden

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa pendapatan kepala keluarga

sebagai responden dapat dilihat pada tabel 4.13 dan selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 6 halaman 91.

Tabel 4.10 Pendapatan Responden di Kelurahan Mangunsari

No. Pendapatan Responden (Rupiah) Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 100.000 - <800.000 33 39,29 2 800.000 - <1.500.000 29 34,52 3 1.500.000 - <2.200.000 12 14,29 4 2.200.000 - <2.900.000 1 1,19 5 2.900.000 - <3.600.000 8 9,52 6 3.600.000 - <4.300.000 0 0,00 7 4.300.000 - 5.000.000 1 1,19 Jumlah 84 100,00

Sumber: Data hasil analisis penelitian tahun 2012

Pendapatan yang diperoleh sejiwa kepala keluarga paling banyak pada

kisaran 100.000 - 800.000 yaitu 33 responden atau 39,29 %.

Page 58: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

44

4.2.5 Tingkat pendidikan responden

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pendidikan responden, dapat

diketahui bahwa 42,9% (36 KK) tingkat pendidikan penduduk masih rendah

(belum sekolah sampai tamat SD), 23,8% (20 KK) dengan kriteria cukup tinggi

(SMP), 26,2% (22 KK) dengan kriteria tinggi (tamat SMA), dan 7,1% (4 KK)

dengan kriteria sangat tinggi (Perguruan Tinggi). Data dijabarkan pada tabel 4.6

berikut ini dan data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 91 dan

perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 94.

Tabel 4.11 Tingkat Pendidikan Responden

No. Kriteria Pendidikan Responden Skor Jumlah (jiwa) Persentase (%)1. Rendah (Tidak sekolah – SD) 4 36 42,86 2. Cukup tinggi (SMP/sederajat) 3 20 23,81 3. Tinggi (SMA/ sederajat) 2 22 26,19 4. Sangat tinggi (Perguruan Tinggi) 1 6 7,14 Jumlah 84 100,00

Sumber : Data hasil analisis penelitian tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut, lebih lanjut disajikan dalam bentuk

diagram batang seperti pada gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.3 Tingkat Pendidikan Penduduk

7,14

26,19 23,81

42,86

01020304050

Sangat tinggi

Tinggi Cukup tinggi

Rendah

Frek

uens

i

Persentase

Page 59: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

45

4.2.6 Kualitas rumah hunian responden

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga kriteria kualitas rumah hunian

penduduk di Kelurahan Mangunsari yang menunjukkan bahwa 19,0% (16 rumah)

dengan kriteria sangat baik dengan skor 45,50–56,00; 77,4% (65 rumah) dalam

kondisi baik karena memiliki skor antara 35,00-<45,50; 3,6% (3 rumah) dengan

kriteria cukup baik dengan skor 24,50–<35,00, dan tidak ada rumah yang masuk

kriteria kurang baik. Data kualitas rumah hunian penduduk dapat dilihat pada

tabel 4.7 dan data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 91 dan

perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 94.

Tabel 4.12 Kualitas Rumah Hunian Penduduk

No. Kriteria Skor Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1. Sangat Baik 45,50 – 56,00 16 19,0 2. Baik 35,00 – <45,50 65 77,4 3. Cukup Baik 24,50 – <35,00 3 3,6 4. Kurang Baik 14,00 – <24,50 0 0,0 Jumlah 84 100,0

Sumber : Data hasil analisis penelitian tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.7 tersebut, lebih lanjut disajikan dalam bentuk

diagram batang seperti pada gambar 4.2 berikut.

Gambar 4.4 Kualitas Rumah Hunian Penduduk

19.0

77.4

3.6 0.00.0

20.040.060.080.0

100.0

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik

Frek

uens

i

Persentase

Page 60: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

46

Berdasarkan uraian tersebut, berikut dipaparkan penjelasan variabel

kualitas rumah hunian di Kelurahan Mangunsari dari data lapangan yang

diperoleh dengan wawancara dan observasi yaitu: penyediaan ruang yang cukup,

langit-langit, atap rumah, dinding, lantai, jendela, peranginan atau ventilasi udara,

lubang asap dapur, penerangan atau pencahayaan, penyediaan air bersih,

pembuangan air limbah, pembuangan sampah, penghijauan halaman rumah, dan

jamban.

1) Penyediaan ruang yang cukup

Terdapat empat kondisi luas rumah responden yang dimungkinkan

berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.13 Komponen Luas Rumah Responden

No. Komponen Luas Rumah Kondisi Jumlah Rumah

Persentase (%)

1. Sesuai standar per jiwa (Internasional) seluas 12,0 m2

Sangat Baik 37 44,0

2. Sesuai standar per jiwa (Indonesia) seluas 9,0 m2

Baik 28 33,3

3. Sesuai standar per jiwa (Ambang batas) seluas 7,2 m2

Cukup Baik 14 16,7

4. Kurang dari standar per jiwa (Ambang batas) seluas 7,2 m2

Kurang Baik 5 6,0

Jumlah 84 100,0 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dikemukakan bahwa luas rumah dari 84

rumah yang diteliti, terdapat 37 rumah (44,0%) dengan kondisi sangat baik,

28 rumah (33,3%) dengan kondisi baik, 14 rumah (16,7%) dengan kondisi

cukup baik, dan 5 rumah (6,0%) dengan kondisi kurang baik. Dengan

demikian luas rumah di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah memenuhi

Page 61: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

47

standar internasional dengan ditandai 37 rumah (44,0%) dalam kondisi sangat

baik.

2) Langit-langit

Terdapat empat kondisi langit-langit rumah responden yang

dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.14 Komponen Langit-langit Rumah Responden

No. Komponen Langit-langit Rumah Kondisi Jumlah

Rumah Persentase

(%) 1. Ada, bersih, dan tidak rawan

kecelakaan Sangat Baik 29 34,5

2. Ada, kotor, sulit dibersihkan Baik 7 8,3 3. Ada, kotor, sulit dibersihkan,

dan sudah rusak Cukup Baik 1 1,2

4. Tidak ada Kurang Baik 47 56,0 Jumlah 84 100,0

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.9, dapat dikemukakan bahwa unsur langit-langit

dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 29 rumah (34,5%) dengan kondisi sangat

baik, 7 rumah (8,3%) dengan kondisi baik, 1 rumah (1,2%) dengan kondisi

cukup baik, dan 47 rumah (56,0%) dengan kondisi kurang baik. Dengan

demikian unsur langit-langit rumah di Kelurahan Mangunsari banyak yang

tidak memenuhi standar dengan ditandai 47 rumah (56,0%) dalam kondisi

kurang baik.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

48

Gambar 4.5 Rumah tanpa Langit-Langit Rumah

Langit-langit rumah dalam kondisi sangat baik, baik, dan kurang baik

di Kelurahan Mangunsari dapat dilihat pada gambar 4.5, gambar 4.6, dan

gambar 4.7. Langit-langit rumah kondisi kurang baik dapat diamati pada

gambar 4.5 dimana rumah responden 1 di RT 1 RW 1 tersebut tidak memiliki

langit-langit.

Gambar 4.6 Langit-Langit Rumah yang Kotor

Langit-langit rumah kondisi baik dapat diamati pada gambar 4.6

dimana langit-langit rumah responden 30 di RT 2 RW 1 cukup aman namun

keadaannya kotor. Langit-langit rumah kondisi sangat baik dapat diamati

Page 63: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

49

pada gambar 4.7 dimana langit-langit rumah responden 29 di RT 2 RW 1

dalam keadaan aman dan keadaannya bersih.

Gambar 4.7 Langit-Langit Rumah yang Bersih dan Terawat

3) Atap rumah

Terdapat satu kondisi dari empat kondisi atap rumah responden yang

dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.10.

Tabel 4.15 Komponen Atap Rumah Responden

No. Komponen Atap Rumah Kondisi Jumlah Rumah

Persentase (%)

1. Cor (semen)/Asbes Sangat Baik 0 0,0 2. Genteng Baik 84 100,0 3. Seng Cukup Baik 0 0,0 4. Ijuk Kurang Baik 0 0,0

Jumlah 84 100,0 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dikemukakan bahwa semua atap rumah

responden atau 84 rumah (100,0%) dalam kondisi baik. Hal ini dikarenakan

atap rumah penduduk di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah disusun

dari genteng dengan ditandai 84 rumah (100,0%) dalam kondisi baik.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

50

Gambar 4.8 Atap Rumah dari Genteng

Semua sampel yang diteliti dalam penelitian ini memiliki atap rumah

genteng meskipun ada beberapa yang rusak atau sebagian atap rumahnya

berupa asbes ataupun seng. Kondisi tersebut dapat diamati dalam gambar 4.8

dimana atap rumah responden 30 di RT 2 RW 1 berupa genteng.

4) Dinding

Terdapat tiga kondisi dari empat kondisi dinding rumah responden

yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat

pada tabel 4.11.

Tabel 4.16 Komponen Dinding Rumah Responden

No. Komponen Dinding Rumah Kondisi Jumlah Rumah

Persentase (%)

1. Permanen (tembok/ pasangan batu bata yang diplester) atau papan kedap air

Sangat Baik

68 81,0

2. Semi permanen/ setengah tembok/ pasangan bata atau batu yang diplester/ papan yang tidak kedap air

Baik 3 3,6

3. Terbuat dari kayu/ papan Cukup Baik 13 15,5 4. Tidak permanen (anyaman

bambu/ ilalang) Kurang Baik

0 0,0

Jumlah 84 100,0 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012

Page 65: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

51

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dikemukakan bahwa unsur dinding

rumah dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 68 rumah (81,0%) dengan kondisi

sangat baik, 3 rumah (3,6%) dengan kondisi baik, dan 13 rumah (15,5%)

dengan kondisi cukup baik. Dengan demikian unsur dinding rumah di

Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah memenuhi standar bahan

permanen (tembok/pasangan batu bata yang diplester) atau papan kedap air

dengan ditandai 68 rumah (81,0%) dalam kondisi sangat baik.

Kondisi dinding rumah di lokasi penelitian ada yang masih sederhana

karena dinding rumahnya berbahan kayu seperti gambar 4.9 yang dimiliki

oleh responden 56 di RT 4 RW 1 serta dinding anyaman bambu yang dimiliki

oleh responden 37 di RT 5 RW 1 ditunjukkan pada gambar 4.10.

Gambar 4.9 Rumah dengan Dinding Kayu

Gambar 4.10 Rumah dengan Dinding Anyaman Bambu

Page 66: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

52

5) Lantai

Terdapat empat kondisi lantai rumah responden yang dimungkinkan

berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.17 Komponen Lantai Rumah Responden

No. Komponen Lantai Rumah Kondisi Jumlah Rumah

Persentase (%)

1. Kedap air (diplester/ubin/keramik), papan (rumah panggung). Terawat dan bersih

Sangat Baik 66 78,6

2. Kedap air (diplester/ubin/keramik), papan (rumah panggung). Tidak terawat dan berdebu

Baik 11 13,1

3. Plesteran yang retak dan berdebu

Cukup Baik 6 7,1

4. Tanah Kurang Baik 1 1,2 Jumlah 84 100,0

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dikemukakan bahwa unsur lantai rumah

dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 66 rumah (78,6%) dengan kondisi sangat

baik, 11 rumah (13,1%) dengan kondisi baik, 6 rumah (7,1%) dengan kondisi

cukup baik, dan 1 rumah (1,2%) dengan kondisi kurang baik. Dengan

demikian unsur lantai rumah di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah

memenuhi bahan yang kedap air (diplester/ubin/keramik), papan (rumah

panggung), serta terawat dan bersih dengan ditandai 66 rumah (78,6%) dalam

kondisi sangat baik.

Lantai rumah kondisi sangat baik yang berupa lantai keramik kedap

air contohnya dimiliki oleh responden 1 di RT 1 RW 1. Kondisi tersebut

dapat dilihat pada gambar 4.11. Lantai yang kurang baik meskipun dalam

Page 67: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

53

kriteria baik karena berupa lantai plester namun dalam kondisi yang rusak

seperti gambar 4.12 dimana lantai rumah di kamar mandi yang rusak yang

dimiliki oleh responden 56 di RT 4 RW 1.

Gambar 4.11 Rumah dengan Lantai Keramik

Gambar 4.12 Rumah dengan Lantai Kamar Mandi yang Rusak

Ada beberapa rumah dengan tidak keseluruhan lantai rumahnya

menggunakan lantai yang kedap air, karena ada rumah dengan kondisi

setengah bagian rumahnya yang kedap air dan setengahnya masih berupa

lantai tanah, misalnya bagian dapur pada gambar 4.13 yang dimiliki oleh

responden 56 di RT 4 RW 1.

Page 68: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

54

Gambar 4.13 Dapur Tradisional Rumah Responden

Ada juga kondisi lantai kamar mandi yang seharusnya dengan lantai

dan dinding kedap air, tapi beberapa rumah justru kondisinya kurang baik

karena lantai dan dindingnya rusak, seperti gambar 9.14 dimana kondisi WC

dengan penutup (dinding) yang rusak yang dimiliki oleh responden 2 di RT 1

RW 1.

Gambar 4.14 Rumah Responden dengan Dinding dan Lantai yang Rusak

6) Jendela

Terdapat empat kondisi jendela kamar tidur rumah responden yang

dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.13.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

55

Tabel 4.18 Komponen Jendela Kamar Tidur Rumah Responden

No. Komponen Jendela Kamar Tidur Rumah Kondisi Jumlah

Rumah Persentase

(%) 1. Ada, luas jendela ≥ 10% dari

luas lantai, dilengkapi tralis, dan bisa dibuka setiap saat

Sangat Baik 1 1,2

2. Ada, luas jendela ≥ 10% dari luas lantai dan bisa dibuka setiap saat, tetapi tidak dilengkapi tralis

Baik 76 90,5

3. Ada, luas jendela ≤10% dari luas lantai dan bisa dibuka setiap saat

Cukup Baik 5 6,0

4. Tidak ada jendela Kurang Baik 2 2,4 Jumlah 84 100,0

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.13 dapat dikemukakan unsur jendela kamar tidur

dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 1 rumah (1,2%) dengan kondisi sangat

baik, 76 rumah (90,5%) dengan kondisi baik, 5 rumah (6,0%) dengan kondisi

cukup baik, dan 2 rumah (2,4%) dengan kondisi kurang baik. Dengan

demikian unsur jendela kamar tidur rumah di Kelurahan Mangunsari banyak

yang sudah memenuhi standar ada, luas jendela ≥ 10% dari luas lantai dan

bisa dibuka setiap saat, tetapi tidak dilengkapi tralis dengan ditandai 76

rumah (90,5%) dalam kondisi sangat baik.

Gambar 4.15 Jendela Rumah Tanpa Teralis

Page 70: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

56

Fungsi jendela sebagai tempat pergantian udara atau masuknya cahaya

dapat diamati pada gambar 4.15 dimana jendela yang dapat dibuka setiap saat

tanpa teralis yang dimiliki oleh responden 4 di RT 1 RW 1 dan gambar 4.16

Tipe jendela yang aman tanpa teralis yang dimiliki oleh responden 3 di RT 1

RW 1.

Gambar 4.16 Bentuk Jendela yang juga Berfungsi seperti Teralis

7) Peranginan atau ventilasi udara

Terdapat empat kondisi ventilasi udara rumah responden yang

dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.14 berikut.

Tabel 4.19 Komponen Ventilasi Udara Rumah Responden

No. Komponen Ventilasi Udara Rumah Kondisi Jumlah

Rumah Persentase

(%) 1. Ada, luas ventilasi permanen

≥5% dari luas lantai dan ada pelindung dari nyamuk

Sangat Baik 1 1,2

2. Ada, luas ventilasi permanen ≥ 5% dari luas lantai tapi tidak ada pelindung dari nyamuk

Baik 77 91,7

3. Ada, luas ventilasi permanen <5% dari luas lantai

Cukup Baik 6 7,1

4. Tidak ada ventilasi Kurang Baik 0 0,0 Jumlah 84 100,0

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012

Page 71: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

57

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dikemukakan bahwa ventilasi udara dari

84 rumah yang diteliti, terdapat 1 rumah (1,2%) dengan kondisi sangat baik,

77 rumah (91,7%) dengan kondisi baik, dan 6 rumah (7,1%) dengan kondisi

cukup baik. Dengan demikian unsur ventilasi udara di Kelurahan Mangunsari

banyak yang sudah memenuhi standar ada, luas ventilasi permanen ≥ 5% dari

luas lantai tapi tidak ada pelindung dari nyamuk dengan ditandai 77 rumah

(91,7%) dalam kondisi sangat baik.

Ventilasi udara yang baik harus memiliki pelindung dari nyamuk

untuk mencegah masuknya nyamuk ke dalam rumah, namun hampir sebagian

besar rumah yang menjadi sampel penelitian tidak memiliki pelindung dari

nyamuk untuk ventilasinya seperti pada gambar 4.17 yang dimiliki oleh

responden 26 di RT 2 RW 1.

Gambar 4.17 Ventilasi Rumah Responden Tanpa Pelindung dari Nyamuk

8) Lubang asap dapur

Terdapat empat kondisi lubang asap dapur rumah responden yang

dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat pada

tabel 4.15.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

58

Tabel 4.20 Komponen Lubang Asap Dapur Rumah Responden

No. Komponen Lubang Asap Dapur Kondisi Jumlah Rumah

Persentase (%)

1. Ada, lubang ventilasi dapur ≥5% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan ada peralatan lain yang sejenis dan ada pelindung dari nyamuk

Sangat Baik

3 3,6

2. Ada, lubang ventilasi dapur ≥5% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan ada peralatan lain yang sejenis tetapi tidak ada pelindung dari nyamuk

Baik 73 86,9

3. Ada, lubang ventilasi dapur <5% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan ada peralatan lain yang sejenis

Cukup Baik

6 7,1

4. Tidak ada lubang asap dapur Kurang Baik

2 2,4

Jumlah 84 100,0 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.15 dapat dikemukakan bahwa lubang asap dapur

dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 3 rumah (3,6%) dengan kondisi sangat

baik, 73 rumah (86,9%) dengan kondisi baik, 6 rumah (7,1%) dengan kondisi

cukup baik, dan 2 rumah (2,4%) dengan kondisi kurang baik. Dengan

demikian lubang asap dapur di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah

memenuhi standard ada, lubang ventilasi dapur ≥5% dari luas lantai dapur

(asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan ada peralatan lain yang

sejenis tetapi tidak ada pelindung dari nyamuk dengan ditandai 73 rumah

(86,9 %) dalam kondisi baik.

Page 73: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

59

Gambar 4.18 Dapur tanpa Lubang Asap Dapur

Kondisi dapur juga tidak luput dari perhatian dalam pengaturan

lubang ventilasi maupun pencahayaan merupakan bagian penting dalam

sebuah rumah. Jika hal tersebut tidak diperhatikan, maka akan terlihat seperti

gambar 4.18 dimana dapur tanpa pencahayaan dan ventilasi yang sekaligus

sebagai keluarnya asap dapur belum memadai ditunjukkan oleh rumah

responden 38 di RT 5 RW 1. Rumah yang memperhatikan ventilasi dan

pencahayaan di dapur dapat dilihat pada gambar 4.19 dimana dapur dengan

pencahayaan dan ventilasi yang memadai yang dimiliki oleh responden 1 di

RT 1 RW 1.

Gambar 4.19 Dapur dengan Pencahayaan dan Ventilasi yang Memadai

Page 74: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

60

9) Penerangan atau pencahayaan

Terdapat tiga kondisi dari empat kondisi pencahayaan alami dan

buatan rumah responden yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan.

Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.16.

Tabel 4.21 Komponen Pencahayaan Alami dan Buatan Rumah Responden

No. Komponen Pencahayaan Alami dan Buatan Kondisi Jumlah

Rumah Persentase

(%) 1. Terang dan tidak silau sehingga

dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal (huruf kecil)

Sangat Baik 47 56,0

2. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal (huruf kecil)

Baik 29 34,5

3. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal (huruf kecil), tapi masih dapat membaca huruf besar

Cukup Baik 8 9,5

4. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca

Kurang Baik 0 0,0

Jumlah 84 100,0 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dikemukakan bahwa pencahayaan alami

dan buatan dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 47 rumah (56,0%) dengan

kondisi sangat baik, 29 rumah (34,5%) dengan kondisi baik, dan 8 rumah

(9,5%) dengan kondisi cukup baik. Dengan demikian pencahayaan alami dan

buatan di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah memenuhi standard

terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan untuk membaca dengan

normal (huruf kecil) dengan ditandai 47 rumah (56,0%) dengan kondisi

sangat baik.

Page 75: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

61

Kondisi jendela dan ventilasi rumah yang baik untuk masuknya

cahaya ke dalam rumah dimiliki oleh responden 1 di RT 1 RW 1 seperti yang

terlihat pada gambar 4.20.

Gambar 4.20 Jendela dan Ventilasi Rumah untuk Masuknya Cahaya

10) Penyediaan air bersih

Terdapat dua kondisi dari empat kondisi penyediaan air bersih rumah

responden yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut

dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.22 Komponen Penyediaan Air Bersih Rumah Responden

No. Komponen Penyediaan Air Bersih Kondisi Jumlah

Rumah Persentase

(%) 1. Ada, milik sendiri dan

memenuhi syarat kesehatan Sangat Baik 83 98,8

2. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan

Baik 1 1,2

3. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan

Cukup Baik 0 0,0

4. Tidak ada dan kadang-kadang ada, tapi bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan

Kurang Baik 0 0,0

Jumlah 84 100,0 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012

Page 76: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

62

Berdasarkan tabel 4.17 dapat dikemukakan bahwa penyediaan air

bersih dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 83 rumah (98,8%) dengan kondisi

sangat baik dan 1 rumah (1,2%) dengan kondisi baik. Dengan demikian

penyediaan air bersih di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah

memenuhi standard ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan dengan

ditandai 83 rumah (98,8%) dalam kondisi sangat baik.

Hampir seluruh penduduk Kelurahan Mangunsari menggunakan

sumber air PAM yang berasal dari sumur artesis yang dibuat dari dana warga

tertentu dan penduduk yang ingin memanfaatkan air dari sumur artesis

tersebut hanya cukup membayar seperti sistem menggunakan PAM setiap

bulannya. Pipa atau selang-selang disalurkan dari sumur di dekat masjid yang

berupa sumur artesis ke rumah setiap warga seperti gambar 4.21 dimana

saluran air yang digunakan warga dari sumur artesis yang dimiliki oleh

responden 56 di RT 4 RW 1.

Gambar 4.21 Saluran Air yang Digunakan Warga dari Sumur Artesis

11) Pembuangan air limbah

Terdapat tiga kondisi dari empat kondisi pembuangan air limbah

rumah responden yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal

tersebut dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut.

Page 77: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

63

Tabel 4.23 Komponen Pembuangan Air Limbah Rumah Responden

No. Komponen Pembuangan Air Limbah Kondisi Jumlah

Rumah Persentase

(%) 1. Ada, dialirkan ke selokan

tertutup (saluran kota) untuk diolah lebih lanjut

Sangat Baik 0 0,0

2. Ada, dialirkan ke selokan terbuka

Baik 22 26,2

3. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak sumber air <10m)

Cukup Baik 56 66,7

4. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman rumah

Kurang Baik 6 7,1

Jumlah 84 100,0 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.18 dapat dikemukakan bahwa pembuangan air

limbah dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 22 rumah (26,2%) dengan

kondisi baik, 56 rumah (66,7%) dengan kondisi cukup baik, dan 6 rumah

(7,1%) dengan kondisi kurang baik. Dengan demikian pembuangan air

limbah di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah memenuhi standard ada,

diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak sumber air <10m) dengan

ditandai 56 rumah (66,7%) dalam kondisi cukup baik.

Gambar 4.22 Selokan Terbuka yang Tidak Terawat Saluran pembuangan limbah dari kamar mandi dan dapur di lokasi

penelitian mempunyai banyak bentuk yang ditunjukkan pada gambar 4.22

Page 78: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

64

hingga gambar 4.25. Gambar 4.21 menunjukkan selokan terbuka yang tidak

terawat di RT 01/ RW 01 yang dimiliki oleh responden 27 di RT 1 RW 1.

Gambar 4.23 yang menunjukkan selokan terbuka yang terawat di depan

rumah warga RT 01/ RW 01 yang dimiliki oleh responden 1 di RT 1 RW 1,

sedangkan gambar 4.24 yang menunjukkan pembuangan air kamar mandi dan

cucian di halaman rumah yang dimiliki oleh responden 2 di RT 1 RW 1.

Gambar 4.23 Selokan Terbuka yang Terawat

Gambar 4.24 Pembuangan Air Kamar Mandi di Halaman Rumah

Gambar 4.25 menunjukkan pembuangan air kamar mandi dan cucian

di halaman rumah yang dimiliki oleh responden 4 di RT 1 RW 1 dan gambar

4.26 yang menunjukkan saluran kamar mandi ke halaman rumah yang

dimiliki oleh responden 56 di RT 4 RW 1 menunjukkan rumah yang

sembarangan membuang limbah rumah tangganya karena tidak memiliki

Page 79: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

65

saluran pembuangan yang rapi tapi hanya dibuang ke samping atau halaman

rumah secara tidak teratur atau hanya diresapkan di lubang khusus yang

dibuat oleh pemilik rumah.

Gambar 4.25 Pembuangan Limbah Dapur di Halaman Rumah

Gambar 4.26 Saluran Pembuangan Kamar Mandi ke Halaman Rumah

12) Pembuangan sampah

Terdapat satu kondisi dari empat kondisi pembuangan sampah rumah

responden yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut

dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut.

Berdasarkan tabel 4.19 dapat dikemukakan bahwa pembuangan

sampah di setiap rumah responden, terdapat 84 rumah (100,0%)

menunjukkan kondisi kurang baik. Hal ini disebabkan masih banyak

Page 80: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

66

penduduk belum memenuhi standard dalam membuang sampah karena

kebiasaan warga yang membakar sampah dengan ditandai 84 rumah (100,0%)

dalam kondisi kurang baik.

Tabel 4.24 Komponen Pembuangan Sampah Rumah Responden

No. Komponen Pembuangan Sampah Kondisi Jumlah

Rumah Persentase

(%) 1. Ada, kedap air dan tertutup Sangat Baik 0 0,0 2. Ada, kedap air dan tidak

tertutup Baik 0 0,0

3. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak tertutup

Cukup Baik 0 0,0

4. Tidak ada Kurang Baik 84 100,0 Jumlah 84 100,0

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012

Pengelolaan sampah di lokasi peneltian masih menggunakan cara

tradisional dengan mengumpulkannya pada lubang tersendiri lalu

menguburnya dalan jangka waktu tertentu seperti pada gambar 4.27 yang

menunjukkan tempat pengumpulan sampah warga yang dimiliki oleh

responden 56 di RT 4 RW 1.

Gambar 4.27 Tempat Pengumpulan Sampah Warga

Pembakaran sampah dilakukan warga karena tidak ada petugas

pengambil sampah yang datang ke lokasi tersebut seperti yang ditunjukkan

pada gambar 4.28 yang menunjukkan sisa pembakaran sampah yang banyak

Page 81: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

67

dilakukan penduduk di halaman rumah responden 2 di RT 1 RW. Walaupun

begitu, ada beberapa warga yang mengumpulkan sampah untuk dijual ke

pemulung secara mandiri atau ikut kegiatan masing-masing RT yang

dikumpulkan setiap bulan dan uang penjualannya untuk kas RT seperti pada

gambar 4.29.

Gambar 4.28 Sisa Pembakaran Sampah di Halaman Rumah

Gambar 4.29 Pengumpulan Sampah di Dalam Rumah

13) Penghijauan halaman rumah

Terdapat tiga kondisi dari empat kondisi penghijauan halaman rumah

responden yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut

dapat dilihat pada tabel 4.30 berikut.

Page 82: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

68

Tabel 4.25 Komponen Penghijauan Halaman Rumah Responden

No. Komponen Penghijauan Halaman Kondisi Jumlah

Rumah Persentase

(%) 1. Dirawat dan digunakan sebagai

penyejuk rumah dan pendukung fasilitas bekerja

Sangat Baik 47 56,0

2. Dirawat dan digunakan sebagai penyejuk rumah

Baik 0 0,0

3. Dirawat tapi belum dimanfaatkan

Cukup Baik 23 27,4

4. Tidak dirawat Kurang Baik 14 16,7 Jumlah 84 100,0

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.20 dapat dikemukakan bahwa penghijauan

halaman rumah dari 84 rumah yang diteliti, terdapat 47 rumah (56,0%)

dengan kondisi sangat baik, 23 rumah (27,4%) dengan kondisi cukup baik,

dan 14 rumah (16,7%) dengan kondisi kurang baik. Dengan demikian

penghijauan halaman rumah di Kelurahan Mangunsari banyak yang sudah

memenuhi standar dirawat dan digunakan sebagai penyejuk rumah dan

pendukung fasilitas bekerja dengan ditandai 47 rumah (56,0%) dalam kondisi

sangat baik.

Gambar 4.30 Halaman Rumah yang Dimanfaatkan sebagai Taman

Page 83: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

69

Halaman rumah yang luas maupun sempit dapat dimaksimalkan

fungsinya dengan merawatnya sebaik mungkin. Hal-hal yang perlu dilakukan

adalah dengan menjadikannya sebagai taman rumah seperti gambar 4.30 yang

menunjukkan halaman rumah dimanfaatkan sebagai taman yang dimiliki oleh

responden 26 di RT 1 RW 1.

Gambar 4.31 Rumah dengan Teras Rumah

Rumah tanpa halaman atau pekarangan yang kurang memadai seperti

gambar 4.31 yang menunjukkan rumah tanpa halaman luas, hanya teras di RT

01/ RW 01 yang dimiliki oleh responden 1 di RT 1 RW 1. Warga yang

memanfaatkan halaman rumahnya seperti gambar 4.32 menunjukkan halaman

rumah untuk beternak mencukupi kebutuhan pribadi dan dijual yang dimiliki

oleh responden 6 di RT 1 RW 1.

Gambar 4.32 Halaman Rumah untuk Beternak

Page 84: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

70

14) Jamban

Terdapat tiga kondisi dari empat kondisi jamban rumah responden

yang dimungkinkan berdasarkan data di lapangan. Hal tersebut dapat dilihat

pada tabel 4.21.

Tabel 4.26 Komponen Jamban Rumah Responden

No. Komponen Jamban Kondisi Jumlah Rumah

Persentase (%)

1. Ada, leher angsa, septik tank Sangat Baik 79 94,0 2. Ada, bukan leher angsa, ada

tutup, septik tank Baik 0 0,0

3. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungai/ kolam

Cukup Baik 2 2,4

4. Tidak ada Kurang Baik 3 3,6 Jumlah 84 100,0

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.21 dapat dikemukakan bahwa jamban dari 84

rumah yang diteliti, 79 rumah (94,0%) dengan kondisi sangat baik, 2 rumah

(2,4%) dengan kondisi cukup baik, dan 3 rumah (3,6%) dengan kondisi

kurang baik. Dengan demikian jamban di Kelurahan Mangunsari banyak

yang sudah memenuhi standard ada, leher angsa, dan memiliki septik tank

dengan ditandai 79 rumah (94,0%) dalam kondisi sangat baik.

Gambar 4.33 Model WC Duduk

Page 85: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

71

Warga yang memiliki WC baik dan kurang baik ditunjukkan dalam

pengambilan data penelitian ini. Kondisi kamar mandi dan WC yang baik

ditunjukkan dalam gambar 4.33 yang menunjukkan model WC duduk yang

dimiliki oleh responden 7 di RT 1 RW 1 dan gambar 4.34 yang menunjukkan

WC model leher angsa yang dimiliki oleh responden 1 di RT 1 RW 1.

Gambar 4.34 WC Model Leher Angsa

Kondisi kamar mandi dan WC yang rusak dan kurang dilengkapi

dengan bangunan WC yang terawat dalam gambar 4.35 yang menunjukkan

dinding kamar mandi dan WC yang tidak permanen yang dimiliki oleh

responden 56 di RT 1 RW 1 dan gambar 4.36 yang menunjukkan kondisi WC

dengan penutup (dinding) yang rusak yang dimiliki oleh responden 2 di RT 1

RW 1.

Gambar 4.35 Dinding Kamar Mandi dan WC yang Tidak Permanen

Page 86: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

72

Gambar 4.36 WC dengan Dinding yang Rusak 4.2.7 Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kualitas rumah hunian

penduduk Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

Dalam subbab ini dikemukakan mengenai uji normalitas data dan

koefisien korelasi.

4.2.7.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang

terkumpul memenuhi syarat untuk dianalisis atau tidak. Pada pembahasan ini, uji

hanya dilakukan pada data hasil dokumentasi dan observasi untuk variabel

kualitas rumah hunian penduduk Kelurahan Mangunsari Kecamatan Gunungpati

Kota Semarang menggunakan uji normalitas Chi-kuadrat. Uji normalitas data

dilakukan dengan cara memasukkan data dalam tabulasi, yang kemudian

dikelompokkan berdasarkan jawaban responden. Hasil uji normalitas data dari

variabel kualitas rumah hunian dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut ini dan data

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 96.

Page 87: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

73

Tabel 4.27 Uji Normalitas Data Kualitas Rumah Hunian

Kelas Interval Batas Kelas

Z untuk batas kls.

Peluang untuk Z

Luas Kls. Untuk Z Ei Oi

(Oi-Ei)² Ei

31,0 - 34,0 30,95 -2,75 0,4970 0,0214 1,7991 3 0,8016 34,1 - 37,1 34,05 -1,97 0,4756 0,0918 7,7143 12 2,3809 37,2 - 40,2 37,15 -1,19 0,3837 0,2217 18,6239 13 1,6982 40,3 - 43,3 40,25 -0,42 0,1620 0,3018 25,3512 22 0,4430 43,4 - 46,4 43,35 0,36 0,1398 0,2318 19,4679 25 1,5720 46,5 - 49,5 46,45 1,13 0,3715 0,1285 10,7899 9 0,2969 -0,05 -10,50 0,5000 84 x² = 7,1927

Sumber: Hasil analisis penelitian 2012

Keterangan:

x² : Chi-kuadrat

Oi : Frekuensi yang diperoleh berdasarkan data

Ei : Frekuensi yang diharapkan

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat,

variabel kualitas rumah hunian seperti pada tabel 4.22 diatas diperoleh hasil x²

hitung = 7,1927. Hasil uji normalitas tersebut dikonsultasikan dengan tabel Chi-

kuadrat dengan dk = 6 – 3= 3, dan tarif signifikansi (α) = 5% diperoleh nilai Chi-

kuadrat x² tabel = 7,81. Data berdistribusi normal jika harga Chi-kuadrat hitung

lebih kecil dari nilai Chi--kuadrat tabel. Karena x² hitung < x² tabel atau 7,1927 <

7,81, maka dapat disimpulkan bahwa data variabel kualitas rumah hunian

berdistribusi normal.

4.2.7.2 Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui Hubungan antara Tingkat

Pendidikan dengan Kualitas Rumah Hunian Penduduk Kelurahan Mangunsari

Page 88: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

74

Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Analisis hubungan kedua variabel dapat

dinyatakan dengan hasil perhitungan korelasi product moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑ ∑

84 .7051 166 352184. 410 166 84. 148937 – 3521

0,263

Dari perhitungan korelasi product moment dari Pearson diatas, dapat

dilihat bahwa rhitung = 0,263. Pada α = 5% dengan N = 84, diperoleh rtabel = 0,213.

Karena rhitung (xy) > rtabel, maka h0 ditolak dan ha diterima, yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan kepala keluarga dengan

kualitas rumah hunian pada penduduk di Kelurahan Mangunsari Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang.

Jadi, terdapat hubungan yang positif antara kedua variabel, dalam artian

apabila tingkat pendidikan kepala keluarga tinggi, maka juga diikuti dengan

kualitas rumah hunian yang semakin baik pula, karena kedua variabel tersebut

saling berhubungan. Perhitungan kedua variabel yaitu korelasi antara pendidikan

dan kalitas rumah dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 97.

4.3 Pembahasan

Dalam pembahasan ini dikemukakan mengenai tingkat pendidikan

masyarakat, kualitas rumah hunian, dan hubungan antara tingkat pendidikan

masyarakat dengan kualitas rumah hunian pada penduduk Kelurahan Mangunsari

Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

Page 89: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

75

4.3.1 Tingkat pendidikan

Hasil penelitian tentang hubungan antara tingkat pendidikan dengan

kualitas rumah hunian pada penduduk Kelurahan Mangunsari menunjukkan

bahwa tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Mangunsari dari 84 responden

termasuk kedalam kriteria: sangat tinggi (PT/sederajatnya) yaitu ada 4 penduduk

(7,1%), tinggi (SLTA/sederajatnya) ada 22 penduduk (26,2%), cukup tinggi

(SLTP/sederajatnya) ada 20 penduduk (23,8%), sedangkan kriteria rendah

(SD/sederajatnya) ada 36 penduduk (42,9%).

Tingkat pendidikan sesejiwa berbeda-beda. Secara umum tingkat

pendidikan sesejiwa dapat diperoleh dari pendidikan formal, non formal, maupun

informal. Tingkat pendidikan sesejiwa akan mempengaruhi kualitas kehidupannya,

dalam hal ini termasuk kualitas rumah huniannya. Pendidikan merupakan faktor

penting dalam upaya membangun manusia. Salah satu tujuan pendidikan ialah

mengubah tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia sejalan dengan perubahan

pengetahuan dan sikapnya. Mengubah sikap manusia merupakan pekerjaan yang

sulit karena ada keunikan-keunikan di dalam diri setiap manusia. Pada masyarakat

desa, umumnya melekat sikap dan kebiasaan yang dirasakan menghambat

pembangunan, seperti menyerah pada keadaan (fatalism), patuh pada jiwa-jiwa

yang dituakan (segi negatif paternalistik), segi negatif patuh pada nilai budaya

tradisional dan lain-lain. Oleh karena itu, satu tujuan pendidikan dalam

pembangunan ialah merubah atau menghapus kebiasaan-kebiasaan yang

menghambat pembangunan dan memperkuat sikap-sikap yang menunjang

pembangunan.

Page 90: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

76

Pendidikan berperan membantu manusia untuk memahami rahasia dan

cara hidup dibalik kehidupan. Dengan pemahaman tersebut, manusia dididik

untuk dapat memahami arti, hakikat, dan tujuan hidup dengan benar (Mulyasana

2011:2).

Pendidikan secara umum memberikan manfaat membentuk sikap dan

kesadaran dalam menghadapi suatu masalah. Pada penelitian ini, permasalahan

tentang kesehatan perumahan yang berhubungan dengan kualitas rumah

diharapkan dapat ditingkatkan dengan pendidikan agar kesadaran untuk

mengupayakan rumah sehat dapat segera terwujud.

4.3.2 Kualitas rumah hunian

Syarat rumah sehat dalam penelitian ini yaitu: penyediaan ruang yang

cukup; langit-langit; atap rumah; dinding; lantai; jendela; peranginan atau

ventilasi udara; lubang asap dapur; penerangan atau pencahayaan; penyediaan air

bersih; pembuangan air limbah; pembuangan sampah; penghijauan halaman

rumah; dan jamban. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kualitas rumah

hunian penduduk Kelurahan Mangunsari sebagian besar dalam kondisi baik yaitu

sejumlah 77,4% (65 rumah) karena memiliki skor antara 35,00-<45,50; kemudian

19,0% (16 rumah) dalam kondisi sangat baik dengan skor 45,50–56,00; dan 3,6%

(3 rumah) dalam kondisi cukup baik dengan skor 24,50–<35,00.

Menurut Notoatmodjo (2003), tingkat pendidikan sesejiwa dapat

meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan. Salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan sesejiwa adalah tingkat pendidikan. Pendidikan akan

memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang

Page 91: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

77

meningkat. Menurut Widyastuti (2005), jiwa yang memiliki tingkat pendidikan

lebih tinggi lebih berorientasi pada tindakan preventif, mengetahui lebih banyak

tentang masalah kesehatan, dan memiliki status kesehatan yang lebih baik.

Masalah kesehatan hunian merupakan masalah klasik yang senantiasa

muncul terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah ini

merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan, karena kesehatan

lingkungan perumahan yang tidak memenuhi persyaratan akan mengakibatkan

tumbuh suburnya berbagai masalah dan penyakit menular bagi penduduk,

khususnya penghuni rumah masing-masing. Di samping itu, lingkungan dan

tempat tinggal yang tidak sehat akan menyebabkan menurunnya produktivitas

kerja dan daya guna sesejiwa. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas

pemukiman dapat membantu meningkatkan produktivitas kerja bagi penghuninya,

dan dapat meningkatkan kesehatan serta kualitas hidup masyarakat.

Masyarakat yang sehat memerlukan lingkungan perumahan yang sehat.

Dalam upaya merealisasikan lingkungan rumah sehat di pedesaan perlu adanya

pengertian, pemahaman, dan kesadaran dari penduduk itu sendiri. Apabila

penduduk sudah menyadari pentingnya rumah sehat, diharapkan ada motivasi dan

upaya dari penghuni rumah untuk menerapkan syarat rumah sehat masing-masing.

Dengan memahami pentingnya kesehatan dalam rumah, setiap warga akan

mampu meningkatkan kualitas hidupnya.

Page 92: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

78

4.3.3 Hubungan antara tingkat pendidikan masyarakat dengan kualitas

rumah hunian penduduk Kelurahan Mangunsari Kecamatan

Gunungpati Kota Semarang

Secara umum, tingkat pendidikan sesejiwa akan mempengaruhi kualitas

rumah huniannya, hal ini tidak terkecuali pada penduduk Kelurahan Mangunsari.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara tingkat pendidikan

masyarakat dengan kualitas rumah hunian pada penduduk Kelurahan Mangunsari

karena dari hasil perhitungan korelasi product moment dari Pearson, diperoleh

hasil bahwa rhitung = 0,263. Pada α = 5% dengan N = 84, diperoleh rtabel = 0,213,

sehingga rhitung (xy) > rtabel.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa

sesejiwa dapat menentukan atau melakukan suatu perubahan (pembangunan)

dalam hal kesehatan untuk kesejahteraan maupun peningkatan kualitas hidupnya

dengan syarat memiliki pengetahuan tentang kesehatan perumahan atau syarat-

syarat rumah sehat yang diperoleh dari pendidikan formal.

Peneliti menemukan fakta dari observasi kepala keluarga yang dijadikan

sampel penelitian, terdapat kepala keluarga yang menjadi single parent dalam

menempati rumah mereka. Hal itu dikarenakan suaminya telah meninggal dunia

atau sudah bercerai dengan suami mereka sehingga sejiwa istri menjadi kepala

keluarga dalam mengasuh anak mereka dan mengelola rumah mereka.

Pendidikan yang ditempuh sejiwa kepala keluarga di Kelurahan

Mangunsari cukup bervariasi namun masih sedikit yang masuk dalam pendidikan

tinggi karena faktor biaya. Sebagian besar meninggalkan pendidikan formal di

Page 93: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

79

sekolah dan mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Rata-

rata pekerjaan yang ditekuni sejiwa kepala keluarga adalah menjadi petani atau

buruh tani, pekerja pabrik, perias kecantikan, serta berdagang.

Faktor lain yang dibutuhkan dalam memenuhi standar rumah sehat adalah

dana yang sesuai. Hal itu menjadi kebutuhan awal setelah pengetahuan yang

mereka peroleh dari suatu pendidikan akan informasi tentang rumah sehat. Di

Kelurahan Mangunsari, sudah banyak warga yang berusaha memenuhi

pembangunan rumah sehat agar kehidupan mereka lebih layak meskipun masih

sederhana. Usaha pembangunan yang kurang baik disebabkan oleh kurangnya

dana untuk memenuhi pembangunan fasilitas tersebut misalnya: masih kurang

layaknya WC karena ada kerusakan dinding atau kamar mandi yang dibuat

sederhana; dapur yang berdekatan dengan kamar mandi tanpa sekat yang

permanen; pencahayaan yang masih kurang baik meskipun bangunannya cukup

luas; tempat tidur yang hampir tanpa sekat dengan dapur tradisional; kurang

meratanya pembangunan dinding, lantai, atap, serta jendela, antara bagian depan

rumah yang biasa untuk ruang tamu hingga ke bagian belakang yang digunakan

sebagai dapur. Kondisi yang masih belum lengkap ini memberikan penilaian

bahwa masih ada kekurangan dalam pemenuhan rumah sehat meskipun pada

dasarnya mereka sudah mengusahakannya.

Mengetahui keterbatasan yang dimiliki penduduk Kelurahan Mangunsari

tersebut, salah satu syarat rumah sehat menurut Ditjen Cipta Karya adalah

memenuhi segi keterjangkauan. Hendaknya ruang didapat, diperlengkapi, dan

dipelihara dengan dana yang sesuai dengan kemampuan pendapatan keluarga.

Page 94: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

80

Senada dengan hal itu, Notoatmojo dalam Kasjono (2011:22-23)

menjelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu

rumah yaitu tingkat kemampuan ekonomi penduduk. Hal ini dimaksudkan rumah

dibangun berdasarkan kemampuan keuangan penghuninya, sehingga bahan-bahan

pokok pembuatan rumah berasal dari daerah setempat yang murah misal bambu,

kayu atap rumbia dan sebagainya. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah

bukan sekadar berdiri pada saat itu saja, namun diperlukan pemeliharaan

seterusnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 95: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

81

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

5.1.1. Berdasarkan hasil penelitian di Kelurahan Mangunsari, diketahui tingkat

pendidikan penduduk termasuk dalam kriteria rendah yaitu sebanyak 36

penduduk (42,9%) hanya menempuh pendidikan formal sampai dengan

kelas 6 (SD/sederajatnya) atau tidak sekolah.

5.1.2. Berdasarkan hasil penelitian di Kelurahan Mangunsari, sebagian besar

rumah penduduk termasuk dalam kriteria baik yaitu sebanyak 65 rumah

penduduk (77,4%) berada pada skor 35,00 - <45,50.

5.1.3. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan kepala keluarga

dengan kualitas rumah hunian pada penduduk di Kelurahan Mangunsari

Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, karena rhitung (0,263) > rtabel(0,213).

5.2.Saran

5.2.1. Warga perlu meningkatkan tingkat pendidikan karena berguna untuk

peningkatan kualitas rumah hunian.

5.2.2. Warga perlu meningkatkan kualitas rumah huniannya karena dapat

mempengaruhi kualitas kesehatannya.

5.2.3. Warga perlu mengikuti penyuluhan lingkungan sehat untuk mewujudkan

lingkungan sehat di Kelurahan Mangunsari.

 

 

81

Page 96: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

82

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1987. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Bumi Aksara.

Ali Muhidin, Sambar dan Maman Abdurrahman. 2009. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian (dilengkapi dengan aplikasi program SPSS). Bandung: CV Pustaka Setia.

Amalia, Imandi.2009. Hubungan antara Pendidikan, Pendapatan dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Pedagang Hidangan Istimewa Kampung (HIK) di Pasar Kliwon dan Jebres Kota Surakarta. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

-------------- 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

-------------- 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

-------------- 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Direktorat Perumahan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. 1994. Rumah Sehat dalam Lingkungan Sehat. Departemen Pekerjaan Umum: Kantor Wilayah Jawa Tengah.

Hermawan, Yoni. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Siliwangi.

Kasjono, Heru Subaris. 2011. Penyehatan Pemukiman. Yogyakarta: Gosyen Publising.

Kelurahan Mangunsari. 2011. Data Monografi Kelurahan Mangunsari Tahun 2011 Semester 1 dan 2.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Permukiman. Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah nomor: 403/ KPTS/ M/ 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Rs SEHAT).

82

Page 97: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

83

Kusumawati, Yuli., dkk.2008. Hubungan antara Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga tentang Kesehatan Lingkungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jurnal Penelitian Kesehatan. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.

Mulyasana, Dedy. 2011. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.

Notoatmodjo, S. Pramudiyani, Novita Aris dan Galuh Nita Prameswari. 2011. Hubungan antara Sanitasi Rumah dan Perilaku dengan Kejadian Pneumonia Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat (KEMAS) 6 tahun 2011 halaman 71 – 78.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang nomor 28 Tahun 2002 tentang Pembangunan Gedung, pasal 3 ayat 2.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1992.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. 2005. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: Sinar Grafika.

Undang-Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman. 2011. UU RI No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Penerbit Pustaka Yustisia: Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Vita Ayu Oktaviani. 2011. Hubungan antara Sanitasi Fisik Rumah dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) pada Balita di Desa Cepogo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Skripsi.

W.J.S. Poerwadarminta. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

World Health Organisation (WHO)

Yusup, Nur Achmad dan Lilis Sulistyorini. Hubungan Sanitasi Rumah secara Fisik dengan Kejadian ISPA pada Balita. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.1 No.2 Januari 2005.

Page 98: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

84

Lampiran 1

KISI-KISI PANDUAN DOKUMENTASI VARIABEL TINGKAT PENDIDIKAN

Sub Variabel Indikator Jumlah

Pertanyaan

Pendidikan formal Pendidikan terakhir yang pernah

ditempuh KK.

1

84

Page 99: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

85  

  

Lampiran 2 KISI-KISI PANDUAN OBSERVASI

VARIABEL KUALITAS RUMAH HUNIAN No Sub

Variabel Indikator Jumlah

Pertanyaan Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik 1. Luas rumah Sesuai standar

per jiwa (Internasional) seluas 12,0 m2

Sesuai standar per jiwa (Indonesia) seluas 9,0 m2

Sesuai standar per jiwa (Ambang batas) seluas 7,2 m2

Kurang dari standar per jiwa (Ambang batas) seluas 7,2 m2

1

2. Langit-langit

Ada, bersih, dan tidak rawan kecelakaan

Ada, kotor, sulit dibersihkan.

Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan sudah rusak.

Tidak ada 1

3. Atap rumah Cor (semen)/ Asbes

Genteng Seng Ijuk 1

4. Dinding Permanen (tembok/ pasangan batu bata yang diplester) papan kedap air.

Semi permanen/ setengah tembok/ pasangan bata atau batu yang diplester/ papan yang tidak kedap air.

Terbuat dari kayu/ papan

Tidak permanen (anyaman bambu/ ilalang)

1

5. Lantai Kedap air (diplester/ ubin/ keramik), papan (rumah panggung). Terawat dan bersih.

Kedap air (diplester/ ubin/ keramik), papan (rumah panggung). Tidak terawat dan berdebu.

Plesteran yang retak dan berdebu.

Tanah 1

6. Jendela Ada, luas jendela ≥10% dari luas lantai, dilengkapi tralis, dan bisa dibuka setiap saat.

Ada, luas jendela ≥10% dari luas lantai dan bisa dibuka setiap saat, tetapi tidak dilengkapi tralis.

Ada, luas jendela ≤10% dari luas lantai dan bisa dibuka setiap saat.

Tidak ada jendela.

1

7. Ventilasi udara

Ada, luas ventilasi permanen ≥5% dari luas lantai dan ada pelindung dari nyamuk.

Ada, luas ventilasi permanen ≥5% dari luas lantai tapi tidak ada pelindung dari nyamuk.

Ada, luas ventilasi permanen <5% dari luas lantai.

Tidak ada ventilasi.

1

8. Lubang asap dapur

Ada, lubang ventilasi dapur ≥5% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan ada peralatan lain yang sejenis dan ada

Ada, lubang ventilasi dapur ≥5% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan ada peralatan lain yang sejenis tetapi tidak ada

Ada, lubang ventilasi dapur <5% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan ada peralatan lain yang sejenis.

Tidak ada lubang asap dapur.

1

85

Page 100: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

86

pelindung dari nyamuk.

pelindung dari nyamuk.

9. Pencahayaan alami dan buatan

Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal (huruf kecil).

Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal (huruf kecil).

Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca dengan normal (huruf kecil), tapi masih dapat membaca huruf besar.

Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca.

1

10. Penyediaan air bersih

Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan.

Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan.

Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan.

Tidak ada dan kadang-kadang ada, tapi bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan.

1

11. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk diolah lebih lanjut.

Ada, dialirkan ke selokan terbuka.

Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak sumber air <10m).

Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman rumah.

1

12. Sarana pembuangan sampah (tempat sampah)

Ada, kedap air dan tertutup.

Ada, kedap air dan tidak tertutup.

Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak tertutup.

Tidak ada. 1

13. Penghijauan halaman rumah

Dirawat dan digunakan sebagai penyejuk rumah dan pendukung fasilitas bekerja.

Dirawat dan digunakan sebagai penyejuk rumah

Dirawat tapi belum dimanfaatkan

Tidak dirawat 1

14. Jamban (sarana pembuangan kotoran)

Ada, leher angsa, septik tank.

Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septik tank.

Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungai/ kolam.

Tidak ada. 1

Sumber: Risyanto dalam Tjaturahono. 1991, Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat untuk Puskesmas, dan DPU Cipta Karya.

Page 101: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

87  

Lampiran 3

PENGANTAR

Penelitian dengan judul HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KUALITAS

RUMAH HUNIAN PADA PENDUDUK DI KELURAHAN MANGUNSARI

KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG ini bertujuan untuk mengetahui

kondisi kualitas rumah hunian di Kelurahan Mangunsari dan mendeskripsikan apakah ada

hubungannya dengan tingkat pendidikan dengan pada penduduk.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami ingin mengumpulkan data tentang tingkat pendidikan

penduduk dan kualitas rumah yang dihuni.

Penelitian ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah perpajakan atau PBB, atau

hal yang semacamnya, tetapi hanya untuk kepentingan pendidikan. Hasil penelitian ini sangat

ditentukan oleh data yang Bapak/ Ibu berikan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan

kesediaan Bapak/ Ibu untuk menjawab pertanyaan kami dengan penuh kejujuran dan

kesungguhan dan mempersilahkan kami untuk mengadakan observasi di lingkungan rumah

Bapak/ Ibu.

Atas perhatian dan kesediaan Bapak/ Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Peneliti

Apriani Yunita P.

87

Page 102: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

88  

Lampiran 4

LEMBAR DOKUMENTASI

IDENTITAS RESPONDEN Instruksi bagi pewawancara: isilah untuk pilihan jawaban setiap pertanyaan di bawah ini. Nomor urut responden : .................................................................................................... Nama lengkap responden : .................................................................................................... Jenis kelamin : Laki-laki/ Perempuan* (coret yang tidak perlu) Umur : .......... tahun Alamat : RT ..... RW ..... Dusun ................................................................ Pekerjaan : Petani/ Buruh/ PNS/ Pedagang/lainnya ..................................... Pendapatan : Rp......................................./bulan Jumlah anggota keluarga : .......... orang

TINGKAT PENDIDIKAN Instruksi bagi pewawancara:Lingkarilah untuk pilihan jawaban setiap pertanyaan di bawah ini. 1. Berapa lama Bapak/Ibu menempuh pendidikan formal?

A. > 12 tahun B. 10 – 12 tahun C. 7 – 9 tahun D. < 6 tahun

LEMBAR OBSERVASI

KUALITAS RUMAH HUNIAN Instruksi bagi pewawancara: Berilah tanda centang (√) sesuai dengan hasil pengamatan tentang kondisi rumah yang sesuai dengan paduan kisi-kisi yang ada.

No. Unsur yang diSkor (Bagaimana kondisi yang sebenarnya?)

Kondisi Sangat baik Baik Cukup

baik Kurang

baik 1. Luas rumah 2. Langit-langit 3. Atap rumah 4. Dinding 5. Lantai 6. Jendela kamar tidur 7. Ventilasi udara 8. Lubang asap dapur 9. Pencahayaan alami dan buatan 10. Penyediaan air bersih 11. Pembuangan air limbah 12. Pembuangan sampah 13. Penghijauan halaman rumah 14. Jamban

Menyertakan fotocopy Kartu Keluarga/ mengijinkan pewawancara untuk mengambil gambar Kartu Keluarga yang asli untuk pendataan.

Observer : .......................................

Tanggal observasi : .......................................

88

Page 103: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

89  

Lampiran 5 LEMBAR PANDUAN DOKUMENTASI

IDENTITAS RESPONDEN Instruksi bagi pewawancara: isilah untuk pilihan jawaban setiap pertanyaan di bawah ini. Nomor urut responden : nomor pengisian lembar observasi untuk responden ke berapa. Nama lengkap responden : diisi nama lengkap responden. Jenis kelamin : Laki-laki/ Perempuan* (coret yang tidak perlu) Umur : menyebutkan usia responden berapa tahun. Alamat : RT ..... RW ..... Dusun ................................................................ Pekerjaan umum : Petani/ Buruh/ PNS/ Pedagang/lainnya sebutkan. Jumlah anggota keluarga : .......... orang (yang menempati rumah tersebut)

TINGKAT PENDIDIKAN Instruksi bagi pewawancara:Lingkarilah untuk pilihan jawaban setiap pertanyaan di bawah ini. 1. Berapa lama Bapak/Ibu menempuh pendidikan formal?

A. > 12 tahun B. 10 – 12 tahun C. 7 – 9 tahun D. < 6 tahun

LEMBAR PANDUAN OBSERVASI KUALITAS RUMAH HUNIAN Instruksi bagi pewawancara: Berilah tanda centang (√) sesuai dengan hasil pengamatan tentang kondisi rumah yang sesuai dengan paduan kisi-kisi yang ada. No. Unsur yang

dinilai Kondisi

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik 1. Luas rumah Sesuai standar per

jiwa (Internasional) seluas 12,0 m2.

Sesuai standar per jiwa (Indonesia) seluas 9,0 m2.

Sesuai standar per jiwa (Ambang batas) seluas 7,2 m2.

Kurang dari standar per jiwa (Ambang batas) seluas 7,2 m2.

2. Langit-langit Ada, bersih, dan tidak rawan kecelakaan.

Ada, bersih, sulit dibersihkan.

Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan sudah rusak.

Tidak ada.

3. Atap rumah Cor (semen)/ Asbes Genteng Seng Ijuk 4. Dinding Permanen (tembok/

pasangan batu bata yang diplester) papan kedap air.

Semi permanen/ setengah tembok/ pasangan bata atau batu yang diplester/ papan yang tidak kedap air.

Terbuat dari kayu/ papan.

Tidak permanen (anyaman bambu/ ilalang).

5. Lantai Kedap air (diplester/ ubin/ keramik), papan (rumah panggung). Terawat dan bersih.

Kedap air (diplester/ ubin/ keramik), papan (rumah panggung). Tidak terawat dan berdebu.

Plesteran yang retak dan berdebu.

Tanah

6. Jendela Ada, luas jendela ≥10% dari luas lantai, dilengkapi tralis, dan bisa dibuka setiap saat.

Ada, luas jendela ≥10% dari luas lantai dan bisa dibuka setiap saat, tetapi tidak

Ada, luas jendela ≤10% dari luas lantai dan bisa dibuka setiap saat.

Tidak ada jendela.

Observer : diisi nama lengkap Tanggal observasi : diisi waktu dilakukan

wawancara dengan

89

Page 104: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

90  

dilengkapi tralis. 7. Ventilasi

udara Ada, luas ventilasi permanen ≥5% dari luas lantai dan ada pelindung dari nyamuk.

Ada, luas ventilasi permanen ≥5% dari luas lantai tapi tidak ada pelindung dari nyamuk.

Ada, luas ventilasi permanen <5% dari luas lantai.

Tidak ada ventilasi.

8. Lubang asap dapur

Ada, lubang ventilasi dapur ≥5% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan ada peralatan lain yang sejenis dan ada pelindung dari nyamuk.

Ada, lubang ventilasi dapur ≥5% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan ada peralatan lain yang sejenis tetapi tidak ada pelindung dari nyamuk.

Ada, lubang ventilasi dapur <5% dari luas lantai dapur.

Tidak ada lubang asap dapur.

9. Pencahayaan alami dan buatan

Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal (huruf kecil).

Kurang terang, sehingga memerlukan cahaya tambahan untuk dengan normal (huruf kecil).

Kurang terang, sehingga memerlukan cahaya tambahan untuk membaca huruf besar.

Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca.

10. Penyediaan air bersih

Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan.

Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan.

Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan.

Tidak ada dan kadang-kadang ada, tapi bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan.

11. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk diolah lebih lanjut.

Ada, dialirkan ke selokan terbuka.

Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air (jarak dengan sumber air >10m).

Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman rumah.

12. Sarana pembuangan sampah (tempat sampah)

Ada, kedap air dan tertutup.

Ada, kedap air dan tidak tertutup.

Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak tertutup.

Tidak ada.

13. Penghijauan halaman rumah

Dirawat dan digunakan sebagai penyejuk rumah dan pendukung fasilitas bekerja.

Dirawat dan digunakan sebagai penyejuk rumah

Dirawat tapi belum dimanfaatkan

Tidak dirawat

14. Jamban (sarana pembuangan kotoran)

Tidak ada. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungai/ kolam.

Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septik tank.

Ada, leher angsa, septik tank.

fotocopy Kartu Keluarga atau mengijinkan pewawancara untuk mengambil gambar Kartu Keluarga yang asli untuk pendataan.

Page 105: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

91  

Lampiran 6 DAFTAR NAMA RESPONDEN

Kode Responden Responden RT Jenis

Kelamin Pendidikan Pekerjaan PendapatanJumlah

Anggota Keluarga

R-01 Suparmin 1 L SD Petani penggarap tanah 800.000 4R-02 Sadjuri 1 L SD Petani penggarap tanah 500.000 7 R-03 Langser Iriani 1 P SD ibu rumah tangga (Pensiunan suami) 1.500.000 5 R-04 Wiwin Widyawanto 1 L SMA PNS (Kehutanan) 3.500.000 7 R-05 Subani 1 L S1 Buruh bangunan 600.000 3 R-06 Arif Wirawan 1 L SMP Buruh Industri (PT Casindo) 3.500.000 3 R-07 Fariz Ilham 1 L STM Buruh Industri (PT Sumber) 2.500.000 4 R-08 Suharminto 1 L SD Pensiunan dinas pertanian 3.000.000 3 R-09 Sawuri 1 L SD Petani penggarap tanah 300.000 5 R-10 Arie Mashadi 1 L SMP Buruh bangunan (bengkel) 2.000.000 5 R-11 Wahyudi 1 L SMP Buruh bangunan (bengkel) 850.000 3 R-12 Fajar Feriyanto 1 L Tidak tamat SD Supir 800.000 4 R-13 Soekidjan 1 L SMA Pedagang 800.000 4 R-14 Muntaha 1 L SMP Pedagang 1.000.000 4 R-15 Soemiyarso Heni Suryanto 1 L SD Pensiunan dari srondol 1.500.000 5 R-16 Bejo Hari Joko Utomo 1 L SD PNS (Guru SD) 1.000.000 3 R-17 Badrodin 1 L STM Pengrajin (sablon) 800.000 3 R-18 Karsidi 1 L Tidak sekolah Petani penggarap tanah 300.000 3 R-19 Bejo Mulyono 2 L SMA PNS (BUMN) 2.000.000 2 R-20 Mustofa 2 L SMP Buruh Industri (PT Citra) 700.000 3 R-21 Jupri 2 L SMA PNS (dinas koperasi dan UMKM) 3.000.000 6R-22 Budi Santoso 2 L SMA Supir (material sampangan) 800.000 5R-23 Purnomo 2 L SMP Buruh Industri (Gipson) 400.000 3 R-24 Jarmono 2 L SD Pedagang (soto keliling) 1.500.000 6 R-25 Ahmadi 2 L SMP Buruh bangunan 500.000 3 R-26 Tusrin, SH 2 L SD Pensiunan PNS (lurah) 3.000.000 2 R-27 Amprel Yustian, SE 2 L SMA PNS (di Balai Kota) 3.000.000 4 R-28 Permadi 2 L SD Pedagang 3.000.000 5

91

Page 106: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

92  

R-29 Ponidi 2 L S1 TNI 5.000.000 4 R-30 Zaenal 2 L STM Pedagang 1.500.000 6 R-31 Sumaryanto 2 L SMA Pedagang 800.000 6 R-32 Bambang Pangarso Widodo 2 L SMP Buruh Industri (di Terboyo) 1.000.000 4 R-33 Kasno 2 L SD Pensiunan di Karyadi 1.500.000 2 R-34 Nur Azis 2 L SMP Pengangkutan (kuli angkat) 200.000 3R-35 Suwandi 2 L SMP Buruh Industri (bina amal) 600.000 5 R-36 Sumintar 2 L SD Pensiunan TNI 1.000.000 3 R-37 Musmin 3 L SD Buruh tani 600.000 3 R-38 Totok Joko Satmoko 3 L SMP Buruh Industri (garmen) 750.000 4 R-39 Sukarni 3 P SMA Buruh industri 965.000 4 R-40 Nur Kholis 3 L SMP Pedagang (di Ungaran) 650.000 3 R-41 Ngadiyono 3 L SD Petani penggarap tanah 600.000 3 R-42 Mundakir 3 L SMP Buruh bangunan 965.000 4 R-43 Ahmanto 3 L STM Buruh Industri (SOSRO) 1.500.000 5 R-44 Suwardi 3 L 5 SD Buruh bangunan 600.000 6 R-45 Mulyono 3 L SD Buruh tani 700.000 4 R-46 Sumeri 3 L SMA Buruh bangunan (bengkel) 800.000 5 R-47 Joko Yuli Santoso 3 L SMA PNS 2.000.000 7 R-48 Matisa 3 L 4 SD keluar Buruh tani 300.000 7 R-49 Ruminah 3 P SD Petani penggarap tanah 500.000 2 R-50 Muhammad Nur Fadeli 3 L SD Pedagang (nasi goreng) 1.000.000 4 R-51 Karyono 3 L SMA Buruh bangunan (bengkel) 800.000 4 R-52 Achmad Syaifudin 3 L SMP PNS (di UNNES) 1.200.000 4 R-53 Suroso 4 L Tidak tamat SD Buruh bangunan 150.000 5 R-54 Abdul Rokhim 4 L SMP Buruh bangunan (bengkel) 800.000 4 R-55 Sumarno 4 L SD Pedagang (penjual buah) 1.500.000 4 R-56 Suwardi 4 L SD Buruh industri (PEPSI) 965.000 4 R-57 Surat 4 L SD Petani penggarap tanah 500.000 2 R-58 Subarno 4 L SMA Supir truk pasir 850.000 6 R-59 Suratman 4 L Tidak tamat SD Buruh bangunan 200.000 10 R-60 Suwartono 4 L SMA PNS (di Karyadi) 3.000.000 4 R-61 Nuryani Agustina 4 P SD Buruh industri (kafe) 1.500.000 3R-62 Muhri 4 L SMA Petani penggarap tanah 500.000 8

Page 107: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

93  

R-63 Sugiyono 4 L S1 Buruh bangunan 300.000 4 R-64 Eko Suyami 4 P SD Pedagang 1.000.000 3 R-65 Widarto 4 L SMP Buruh Industri 965.000 4 R-66 Sumadi 5 L SMA Pedagang 800.000 3 R-67 Moh Samsuri 5 L SMP Buruh Industri (PT Citra) 700.000 4 R-68 Suradi 5 L Tidak tamat SD Buruh bangunan 250.000 3R-69 Dasuki 5 L SD Buruh tani 300.000 4 R-70 Solekan 5 L SD Buruh tani 600.000 4 R-71 Harmanto 5 L D3 Buruh bangunan 300.000 6 R-72 Ahmat 5 L S1 Supir angkot 300.000 4 R-73 Kaswadi 5 L D3 Buruh bangunan 700.000 3 R-74 Kustiyah 5 P SD Buruh bangunan 200.000 3 R-75 Solichin 5 L SMK Pedagang 800.000 4 R-76 Supadi 5 L SD TNI (Kodim Semarang) 1.000.000 4 R-77 Kusmiran 5 L SMP Buruh Industri (PT Citra) 700.000 5 R-78 Sasmito 5 L STM Buruh Industri (PT Citra) 700.000 6 R-79 Riswanto 5 L SMP Pedagang 2.000.000 4 R-80 Junaedi 5 L MTs Buruh bangunan 1.000.000 8 R-81 Maryadi 5 L SD Buruh tani 100.000 8 R-82 Achmad Supriyadi 5 L Tidak tamat SD Pedagang 800.000 5 R-83 Pasri 5 L SD Industri kecil (Krupuk) 1.300.000 6 R-84 Joko Kelono Cipto 5 L SD Pedagang (di pasar malam) 800.000 3

Page 108: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

94  

Lampiran 7 DATA PENELITIAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN KUALITAS RUMAH HUNIAN

Nomor Responden

Tingkat Pendidikan

Kualitas Rumah Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 R01 1 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 1 4 43 R02 1 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 1 4 4 40 R03 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 4 4 48 R04 4 2 1 3 4 4 3 3 3 3 4 1 1 1 4 37 R05 2 4 1 3 4 3 3 2 2 2 4 1 1 2 4 36 R06 3 3 1 3 2 3 3 3 3 4 4 2 1 4 4 40 R07 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 1 2 4 47 R08 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 4 4 48 R09 1 3 1 3 4 3 3 3 3 4 4 3 1 4 4 43 R10 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 1 4 43 R11 2 4 1 3 4 4 3 3 3 3 4 2 1 1 4 40 R12 2 4 1 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 2 4 43 R13 1 4 1 3 4 4 3 3 3 2 4 2 1 4 4 42 R14 1 3 1 3 4 4 1 3 3 2 4 2 1 1 4 36 R15 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 4 4 46 R16 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 1 4 45 R17 3 4 1 3 4 4 3 3 3 2 4 2 1 1 4 39 R18 1 2 1 3 4 4 3 3 3 2 4 2 1 1 4 37 R19 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 1 4 43 R20 3 4 1 3 4 4 3 3 2 4 4 3 1 2 4 42 R21 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 4 4 47 R22 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 2 4 43 R23 2 4 1 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 4 4 44 R24 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 1 1 4 4 45 R25 2 4 1 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 2 4 42 R26 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 4 4 47 R27 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 1 4 45 R28 3 3 1 3 2 4 3 3 3 4 3 3 1 4 4 41 R29 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 1 4 4 46 R30 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 1 1 4 4 45 R31 1 2 1 3 4 4 3 3 3 3 4 2 1 4 4 41 R32 3 4 1 3 4 4 3 3 3 3 4 2 1 2 4 41 R33 1 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 1 4 4 46 R34 2 4 1 3 4 4 3 4 3 3 4 2 1 4 4 44 R35 1 4 1 3 2 4 1 2 3 3 4 2 1 2 4 36 R36 1 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 1 4 4 49 R37 1 4 1 3 2 4 3 3 3 4 4 2 1 4 4 42 R38 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 2 4 44 R39 2 3 1 3 2 3 3 3 3 4 4 2 1 4 4 40 R40 1 4 1 3 4 3 3 3 3 3 4 3 1 4 4 43

94

Page 109: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

95  

R41 1 4 1 3 2 3 3 3 3 4 4 2 1 1 4 38 R42 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 2 4 44 R43 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 4 4 47 R44 1 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 1 4 4 44 R45 2 4 1 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 4 4 44 R46 1 3 1 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 2 4 41 R47 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 2 4 44 R48 1 1 1 3 2 2 2 2 2 3 4 2 1 2 4 31 R49 1 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 4 4 46 R50 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 4 4 46 R51 1 4 1 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 4 4 44 R52 3 3 1 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 4 4 43 R53 1 2 1 3 2 3 2 2 1 2 4 2 1 2 4 31 R54 2 3 1 3 4 4 3 3 1 3 4 3 1 2 4 39 R55 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 4 2 1 2 1 35 R56 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 2 1 2 2 43 R57 1 4 4 3 4 4 3 3 2 3 4 2 1 4 4 45 R58 2 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 2 4 43 R59 2 1 1 3 4 1 3 3 3 4 4 2 1 4 4 38 R60 3 3 1 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 4 4 43 R61 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 4 4 46 R62 1 1 1 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 2 4 39 R63 1 4 1 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 4 4 44 R64 1 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 4 4 48 R65 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 1 4 4 46 R66 3 3 1 3 2 2 3 3 3 3 4 2 1 4 1 35 R67 1 4 1 3 2 3 3 3 3 3 4 2 1 4 1 37 R68 1 3 1 3 2 4 2 2 2 2 4 1 1 2 4 33 R69 1 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 2 4 43 R70 1 3 1 3 3 4 2 3 4 3 4 2 1 1 4 38 R71 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 4 4 44 R72 1 3 1 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 4 4 43 R73 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 2 4 44 R74 1 4 1 3 2 3 3 3 3 3 4 2 1 1 4 37 R75 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 1 4 4 47 R76 1 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 4 4 45 R77 1 2 1 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 4 4 42 R78 1 3 1 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 4 4 44 R79 2 1 1 3 4 4 3 3 3 3 4 2 1 4 4 40 R80 1 2 1 3 4 2 3 3 2 2 4 2 1 4 4 37 R81 1 1 1 3 4 4 3 3 3 3 4 2 1 4 4 40 R82 1 2 1 3 2 2 3 3 3 3 4 2 1 2 4 35 R83 3 2 4 3 4 2 2 2 3 3 4 2 1 1 4 37 R84 1 4 1 3 3 2 3 3 3 3 4 3 1 4 2 39 ∑ 166 265 186 252 307 310 244 247 245 291 335 184 84 248 323

Page 110: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

 

Lamp

HipotHo Ha PenguRumu

KriterHo ditPenguNilai mNilai mRentanBanya

K

313437404346

piran 8

tesis : :

ujian Hipotesius yang digunak

ria yang digunterima jika c2 <ujian Hipotesimaksimal minimal ng ak kelas

Kelas Interval

1,0 - 4,1 - 7,2 - 0,3 - 3,4 - 6,5 -

U

K

DA

Data berdistData tidak b

is: kan:

nakan < c2 tabel is

BataKela

34,0 30,937,1 34,040,2 37,143,3 40,246,4 43,349,5 46,4 -0,05

Untuk α = 5%,

Karena c² pada

ATA PENELIT

tribusi normalberdistribusi no

= 49= 31= 18= 6

as as

Z untukbatas kl

5 -2,755 -1,975 -1,195 -0,425 0,365 1,135 -10,50 dengan dk = 6

7,1926daerah penerim

96

UJI NORMATIAN KUALI

ormal

9,0 Pa1,0 R8,0 s

nk ls.

Peluang untuk Z0,49700,47560,38370,16200,13980,3715

0 0,5000

6 - 3 = 3 dipero

66 7,8maan Ho, mak

96

ALITAS ITAS RUMAH

anjang Kelas Rata-rata ( x )

Luas Kls. U

0,0210,0910,2210,3010,2310,128

oleh c² tabel =

1 a data tersebut

H HUNIAN

Untuk Z E

4 1,798 7,717 18,68 25,38 19,45 10,7

7

t berdistribusi n

= 3= 4= 4= 8

Ei Oi (

991 3 143 12 239 13 512 22 679 25 899 9 84

= 7,81

normal

3,0 41,92 4,0084 (Oi-Ei)²

Ei 0,8016 2,3809 1,6982 0,4430 1,5720 0,2969

7,1927

Page 111: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

 

97  

Lampiran 9

KORELASI ANTARA PENDIDIKAN DAN KUALITAS RUMAH

Rumus

Keterangan: X : Tingkat pendidikan Kepala Keluarga Y : Kualitas Rumah Hunian Penduduk

No Kode X Y X2 Y2 XY 1 R-01 1 43 1 1849 43 2 R-02 1 40 1 1600 40 3 R-03 3 48 9 2304 144 4 R-04 4 37 16 1369 148 5 R-05 2 36 4 1296 72 6 R-06 3 40 9 1600 120 7 R-07 3 47 9 2209 141 8 R-08 4 48 16 2304 192 9 R-09 1 43 1 1849 43 10 R-10 2 43 4 1849 86 11 R-11 2 40 4 1600 80 12 R-12 2 43 4 1849 86 13 R-13 1 42 1 1764 42 14 R-14 1 36 1 1296 36 15 R-15 2 46 4 2116 92 16 R-16 4 45 16 2025 180 17 R-17 3 39 9 1521 117 18 R-18 1 37 1 1369 37 19 R-19 3 43 9 1849 129 20 R-20 3 42 9 1764 126 21 R-21 3 47 9 2209 141 22 R-22 2 43 4 1849 86 23 R-23 2 44 4 1936 88 24 R-24 3 45 9 2025 135 25 R-25 2 42 4 1764 84 26 R-26 4 47 16 2209 188 27 R-27 4 45 16 2025 180 28 R-28 3 41 9 1681 123 29 R-29 3 46 9 2116 138 30 R-30 2 45 4 2025 90 31 R-31 1 41 1 1681 41 32 R-32 3 41 9 1681 123 33 R-33 1 46 1 2116 46 34 R-34 2 44 4 1936 88 35 R-35 1 36 1 1296 36 36 R-36 1 49 1 2401 49 37 R-37 1 42 1 1764 42 38 R-38 2 44 4 1936 88 39 R-39 2 40 4 1600 80 40 R-40 1 43 1 1849 43 41 R-41 1 38 1 1444 38 42 R-42 3 44 9 1936 132 43 R-43 3 47 9 2209 141

97

Page 112: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN …lib.unnes.ac.id/19937/1/3201408069.pdf · Teman-teman perjuanganku di IRM/IPM, IMM, Jurusan Geografi angkatan 2008, Hima Geografi, Kos

 

4445464748495051525354555657585960616263646566676869707172737475767778798081828384

rx

 

 

4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4

S

xy =

=

R-44 R-45 R-46 R-47 R-48 R-49 R-50 R-51 R-52 R-53 R-54 R-55 R-56 R-57 R-58 R-59 R-60 R-61 R-62 R-63 R-64 R-65 R-66 R-67 R-68 R-69 R-70 R-71 R-72 R-73 R-74 R-75 R-76 R-77 R-78 R-79 R-80 R-81 R-82 R-83 R-84

0,263

1 2 1 3 1 1 3 1 3 1 2 3 4 1 2 2 3 2 1 1 1 2 3 1 1 1 1 3 1 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1 3 1

166

84

84 410

98

44 144 441 144 931 146 146 944 143 931 139 435 943 145 143 438 443 946 439 144 148 146 435 937 133 143 138 144 943 144 937 147 445 142 144 140 437 140 135 137 939 1

3521 41

7051

166

1 14 11 19 11 91 29 21 19 11 94 19 16 1

1 24 14 19 14 21 11 11 24 29 11 11 11 11 19 11 19 11 14 21 21 11 14 11 11 11 19 11 110 14

166 3521

2 84 14893

936 936 681 936

961 2116 2116

936 849

961 521 225 849

2025 849 444 849

2116 521 936

2304 2116

225 369 089 849 444 936 849 936 369

2209 2025

764 936 600 369 600 225 369 521 8937 7

1

37 352

44 88 41

132 31 46

138 44

129 31 78

105 172 45 86 76

129 92 39 44 48 92

105 37 33 43 38

132 43

132 37 94 45 42 44 80 37 40 35

111 39

7051

21 2