HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP …

14
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA TINGKAT III YANG SEDANG MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH DI AKADEMI FISIOTERAPI RS DUSTIRA CIMAHI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: SOFI SAIFUL MU’MIN J120 191 174 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2021

Transcript of HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP …

Page 1: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP …

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP

KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA TINGKAT III YANG

SEDANG MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH DI AKADEMI

FISIOTERAPI RS DUSTIRA – CIMAHI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

SOFI SAIFUL MU’MIN

J120 191 174

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021

Page 2: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP …

i

Page 3: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP …

ii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP …

iii

Page 5: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP …

1

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP

KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA TINGKAT III YANG SEDANG

MENYUSUN KARYA TULIS ILMIAH DI AKADEMI FISIOTERAPI RS

DUSTIRA – CIMAHI

Abstrak

Mahasiswa rawan mengalami masalah psikologis. Stresor psikologis

menyebabkan perubahan dalam kehidupan mahasiswa sehingga terpaksa

beradaptasi atau menanggulangi stresor yang timbul. Menyusun Karya Tulis oleh

mahasiswa semester akhir menjadi salah satu faktor pencetus masalah psikologis

salah satunya yaitu kecemasan. Cemas yang berkepanjangan dan terjadi secara

terus-menerus dapat menyebabkan stres yang mengganggu aktivitas sehari-hari

salah satunya pada kualitas tidurnya. Tujuan umum dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dan kualitas tidur pada

mahasiswa tingkat III yang menyusun Karya Tulis Ilmiah di Akfis RS Dustira

Cimahi. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan

pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 66 responden. Teknik

sampling ditentukan dengan metode purposive sampling. Metode pengumpulan

data menggunakan Pittburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk aspek kualitas

tidur dan skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) untuk tingkat kecemasan.

Metode analisa data menggunakan uji rank spearman. Karakteristik responden,

mayoritas berusia 17-22 tahun sebanyak 87,8% dengan jenis kelamin laki-laki

sebanyak 65,2%. Deskripsi Responden tingkat kecemasan mayoritas tidak

memiliki kecemasan sebanyak 60,6% dan memiliki gangguan tidur sedang 56,1%.

Hasil uji rank spearman diperoleh hasil p=0,001 maka Ha diterima. Terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan terhadap kualitas tidur pada

mahasiswa tingkat III yang sedang menyusun karya tulis ilmiah di Akademi

Fisioterapi RS Dustira – Cimahi

Kata Kunci: Tingkat Kecemasan, Kualitas Hidup

Abstract

Students are prone to psychological problems. Psychological stressors cause

changes in students' lives so they are forced to adapt or cope with the stressors

that arise. Compiling essays by final semester students is one of the triggering

factors for psychological problems, one of which is anxiety. Anxiety that is

prolonged and occurs continuously can cause stress that interferes with daily

activities, one of which is the quality of sleep. The general purpose of this study

was to determine the relationship between anxiety levels and sleep quality in

third-level students who compose scientific papers at Akfis RS Dustira Cimahi.

This study used a descriptive correlational design with a cross sectional approach.

The research sample was 55 respondents. The sampling technique was determined

by purposive sampling method. The data collection method used the Pittburgh

Sleep Quality Index (PSQI) for aspects of sleep quality and the HARS (Hamilton

Anxiety Rating Scale) for anxiety levels. Method of data analysis using Spearman

rank test. Characteristics of respondents, the majority aged 17-22 years as much

Page 6: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP …

2

as 87.8% with male sex as much as 65.2%. Description Respondents with anxiety

level majority do not have anxiety as much as 60.6% and have moderate sleep

disorders 56.1%. Spearman rank test results obtained p = 0.001 then Ha is

accepted. There is a significant relationship between anxiety levels and sleep

quality in third-level students who are compiling scientific papers at the

Physiotherapy Academy of RS Dustira – Cimahi.

Keywords: Anxiety Level, Quality of Life

1. PENDAHULUAN

Tidur merupakan bagian dari proses mempertahankan fungsi fisiologis normal.

Tidur juga merupakan waktu yang diperlukan untuk memperbaiki dan

menyiapkan energi yang akan dipergunakan setelah periode istirahat. Penggunaan

energi secara penuh perlu diganti dengan istirahat pada waktu malam hari yang

bertujuan untuk mengurangi penggunaan energi. Kualitas tidur sendiri adalah

kemampuan individu untuk tetap tidur dan bangun dengan jumlah tidur Rapid Eye

Movement (REM) dan Non Rapid EyeMovement (NREM) yang cukup. Kualitas

tidur sangat penting, karena gangguan tidur yang berlangsung dalam jangka waktu

yang panjang bisa menurunkan kesehatan umum dan fungsional sehingga

mempengaruhi kualitas hidup (Hariyati, 2017).

Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa kesadaran yang penuh ketenangan

tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang- ulang dan masing-

masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda. Tidur

merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi individu

terhadap lingkungan menur un atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali

dengan indra atau rangsangan yang cukup (Hariyati, 2017).

Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi

dituntut untuk dapat menyelesaikan studinya dalam jangka waktu yang telah

ditentukan. Baik itu tuntutan dari keluarga yang ingin segera melihat putra-

putrinya memperoleh gelar yang dapat mereka banggakan, tuntutan dari pihak

akademik, dorongan dari teman, dari satuan, dosen, maupun keinginan dari diri

sendiri. Tuntutan, dorongan maupun keinginan dari pihak ini akan mempengaruhi

motivasi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhirnya.

Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan dan memperingatkan

Page 7: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP …

3

adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil

tindakan untuk mengatasi ancaman. Rasa cemas merupakan reaksi alami tubuh

terhadap stres, yang sebenarnya bermanfaat untuk membuat kita menjadi lebih

berhati-hati dan waspada. Namun, rasa cemas bisa menjadi tidak sehat jika

muncul secara berlebihan, sulit dikontrol, atau sampai mengganggu aktivitas

sehari-hari. Kondisi ini disebut sebagai gangguan kecemasan. Gangguan

kecemasan merupakan salah satu gangguan mental yang serius. Kondisi ini dapat

disebabkan oleh adanya masalah pada fungsi otak yang mengatur rasa takut dan

emosi (Erawan et al., 2013).

Mahasiswa rawan mengalami masalah psikologis. Stresor psikologis

menyebabkan perubahan dalam kehidupan mahasiswa sehingga terpaksa

beradaptasi atau menanggulangi stresor yang timbul. Menyusun Karya Tulis oleh

mahasiswa semester akhir menjadi salah satu faktor pencetus masalah psikologis

salah satunya yaitu kecemasan. Kecemasan mempengaruhi hasil belajar

mahasiswa, karena cenderung menghasilkan kebingungan dan distorsi persepsi.

Cemas yang berkepanjangan dan terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan

stres yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Jika tidak teratasi dapat

menimbulkan masalah psikologis yang lebih serius seperti depresi.

Kecemasan, stres dan depresi mahasiswa semakin bertambah dengan

adanya pandemi COVID-19 dengan metode pembelajaran daring (Hasanah et al.,

2020). Dalam wabah ini, sangat wajar jika orang merasa khawatir terhadap

kondisi pandemik ini karna takut jatuh sakit dan meninggal, tidak mau datang ke

fasilitas layanan kesehatan karena takut tertular saat dirawat, takut kehilangan

mata pencaharian, karna tidak dapat bekerja selama isolasi, dan dikeluarkan dari

pekerjaan, takut diasingkan masyarakat/dikarantina, bosan, kesepian serta depresi

selagi diisolasi (Inter-Agency Standing Committee, 2020).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ‘’ Hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas

tidur pada mahasiswa tingkat III yang menyusun Karya Tulis Ilmiah di Akfis RS

Dustira Cimahi ‘’

Page 8: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP …

4

2. METODE

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan

cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Akfis RS Dustira- Cimahi. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa DIII Akfis RS Dustira-Cimahi

tingkat III (tingkat akhir). Penelitian dilakukan pada bulan Februari-April 2021.

Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan metode

purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 66 responden. penelitian ini

ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode

pengumpulan data menggunakan kuesioner PSQI untuk kualitas tidur dan

kuesioner HARS untuk mengetahui tingkat kecemasan responden. Metode analisa

data menggunakan uji rank spearman.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Responden

Tabel 1. Karakteristik Respoden

Karakteristik Frekuensi Persentase

Umur

17-25 tahun (Remaja Akhir) 58 87,8

26-35 tahun (Dewasa Awal) 5 7,5

36-45 tahun (Dewasa Akhir) 3 4,5

Mean 22,5 tahun

Minimum 20 tahun

Maksimum 40 tahun

Jenis Kelamin

Laki-laki 23 34,8

Perempuan 43 65,2

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa karakteristik responden, berdasarkan umur

mayoritas berumur 17-25 tahun (remaja akhir) sebanyak 58 (87,8%) orang dengan

rata-rata ressponden berumur 22,5 tahun dengan umur termuda 20 tahun dan umur

tertua 40 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas berjenis kelamin

perempuan sebanyak 43 (65,2%) orang.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP …

5

3.2 Deskripsi Frekuensi Responden

Tabel 2. Deskripsi Frekuensi Responden

Deskripsi Frekuensi Frekuensi Persentase

Kecemasan

Tidak Ada Kecemasan 40 60.6

Kecemasan Ringan 7 10.6

Kecemasan Sedang 13 19.7

Kecemasan Berat 5 7.6

Kecemasan Sangat Berat 1 1.5

Kualitas Tidur

Tidak Ada Gangguan Tidur 15 22.7

Gangguan Tidur Ringan 11 16.7

Gangguan Tidur Sedang 37 56.1

Gangguan Tidur Buruk 3 4.5

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa deskripsi frekuensi responden, berdasarkan

tingkat kecemasan, sebanyak 40 (60,6%) orang tidak ada kecemasan, sebanyak 7

(10,6%) orang mengalami kecemasan ringan, sebanyak 13 (19,7%) orang

mengalami kecemasan sedang, sebanyak 5 (7,6%) orang mengalami kecemasan

berat dan sebanyak 1 (1,5%) orang mengalami kecemasan sangat berat.

Berdasarkan kualitas tidur, sebanyak 15 (22,7%) orang tidak mengalami

gangguan tidur, sebanyak 11 (16,7%) orang mengalami gangguan tidur ringan,

sebanyak 37 (56,1%) orang mengalami gangguan tidur sedang dan sebanyak 3

(4,5%) orang mengalami gangguan tidur buruk.

3.3 Uji Normalitas

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas

Variabel p-value Keterangan

Tingkat Kecemasan 0,000 Tidak normal

Kualitas Tidur 0,000 Tidak Normal

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa hasil pengujian normalitas dengan

menggunakan uji Kolmogorov-smirnov didapatkan bahwa nilai p- value variabel

tingkat kecemasn dan kualitas tidur < 0,05, sehingga disimpulkan bahwa data

yang digunaka dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP …

6

3.4 Analisa Bivariat

Tabel 4. Hasil Uji Rank Spearman Ρ p-value Keterangan

Tingkat Kecemasan-Kualitas Tidur 0,389 0,001 Ha diterima

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa hasil uji rank spearman didapatkan nilai ρ =

0,389 dengan p-value 0,001 maka Ha diterima

3.5 Pembahasan

3.5.1 Karakteristik Responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia antara 17-25

tahun atau termasuk kedalam kategori remaja akhir sebanyak 58 (87,8%) dengan

rata-rata usia responden adalah 22,5 tahun. Salah satu factor yang mempengaruhi

kualitas tidur seseorang adalah usia. Kualitas tidur akan berkurang dengan

bertambahnya usia. Orang yang mempunyai usia lebih tua akan cenderung

mengalami gangguan tidur akibat mengalami kecemasan (Setyawan, 2017).

Menurut Walfare (2017), mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun tugas

akhir akan mengalami gangguan tidur karena stress. Hal ini disebabkan

mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir beranggapan bahwa tugas akhir ini

merupakan penentu lulus atau tidaknya mahasiswa tersebut serta penentu nilai

akademik yang memicu timbulnya rasa cemas pada mahasiswa sehingga

mahasiswa mangalami ganngua pada tidur yang berakibat pada kualitas tidur

mahasiswa menjadi buruk (Sulana et al, 2020).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis

kelamin perempuan sebanyak 43 (65,2%). Menurut Gangka et al (2013) bahwa

perempuan mempunyai sifat lebih responsive terhadap keadaan serta perempuan

akan lebih mengutamakan perasaan dan dirinya sehinggaperempuan akan

cenderung lebih sensitive dan lebih mudah cemas dibandingkan dengan laki-laki.

Laki-laki lebih menggunakan akalnya dibandingkan dengan perasaannya karena

secara biologis seorang laki-laki dilengkapi dengan kardiovaskuler yang baik,

resonden neuroenkrin yang baik untuk merespon stress (Sutjiato & Tucunan,

2015). Menurut hasil penelitian Kountul (2018) perempuan lebih mudah

mengalami kecemasan dibandingkan dengan laki-laki karena perempuan lebih

Page 11: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP …

7

suka menggunakan perasaan dalam meghadapi suatu masalah. Perempuan dan

lakil-laki mempunyai perbedaan dalam menghadapi suatu masalah.

3.5.2 Hubungan antara tingkat kecemasan terhadap kualitas tidur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki

kualitas tidur sedang sebanyak 56,1% dan mayoritas responden tidak memiliki

kecemasan sebesar 60,6%. Hasil uji rank spearman menunjukkan nilai nilai ρ =

0,389 dengan p-value 0,001 maka Ha diterima sehingga terdapat pengaruh antara

tingkat kecemasan terhadap kualitas tidur pada mahasiswa tingkat III yang

sedang menyusun karya tulis ilmiah. Potter dan Perri tahun 2010 mengatakan

bahwa individu yang memiliki kualitas tidur yang buruk disebabkan oleh

peningkatan stimulus yang diterima oleh RAS sehingga hormon katekolamin

disekresi membuat individu terjaga atau terbangun. Sebaliknya, apa bila terjadi

penurunan stimulus RAS maka akan terjadi sekresi pada hormon serotonin yang

menyebabkan invidu dapat tertidur.

Eka Noor Hidayati dan Djoko Priono tahun 2019 menyatakan bahwa

seseorang yang mengalami kecemasan yang tinggi akan meningkatkan kadar

hormon norepinefrin dimana akan mempengaruhi sistem saraf pusat yang

mengatur tidur seseorang sehingga akan menyebabkan waktu tidur seseorang akan

terganggu. Kualitas tidur seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor stress, depresi

dan ansietas (kecemasan) tentang masalah pribadi. Stresor yang timbul dalam

proses penyusunan KTI dapat menyebabkan pelepasan efinefrin dari adrenal

malalui mekanisme seperti ancaman yang dipresepsikan oleh panca indera dan

diteruskan ke korteks serebri dan kemudian ke sistem limbic dan RAS (Reticular

Activating System) lalu ke hipotalamus dan hipofisis. Kemudian kelenjar adrenal

mensekresikan katekolamin dan menstimulasi saraf otonom. Hiperaktivitas sistem

saraf otonom akan mempengaruhi berbagai sistem organ. Neurotransmiter utama

yang berhubungan lansgung dengan kecemasan yaitu norefinefrin, serotonin dan

GABA(Gamma-aminobutirat) merupakan neurotransmitter inhibisi yang bekerja

dengan menghambat sinyal otak tertentu dapat mempengaruhi rasa cemas dan

stress

Rasa cemas merupakan reaksi alami dalam tubuh yang dapat menimbulkan

Page 12: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP …

8

stress. Rasa cemas menjadi tidak baik apabila muncul secara berlebihan yang dapa

t mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan membuat seseorang menjadi sulit

untuk tidur yang dapat mengganggu kualitas tidur seseorang (Erawan et al, 2013).

Mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun tugas akhir merupaka salah satu

factor mahasiswa mengalami kecemasan yang dapat enyebabkan stress dan

mengganggu aktivitas sehari-hari (Hasanah et al, 2020). Stress merupakan

penyebab dari gangguan tidur. Seseroang yang terlalu keras dalam berfikir akan

mengakibatkan mereka sulit mengatur emosi yang berdampak pada gangguan

tidurnya yang mengakibatkan kualitas tidur menjadi buruk (Mayoral, 2016).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dwilestari (2019) bahwa

tingkat kecemasan mempengaruhi kualitas tidur. Penelitian lain oleh Muflih

(2019) bahwa tingkat kecemasan mempengaruhi kualitas tidur.

sehingga terdapat pengaruh antara tingkat kecemasan terhadap kualitas tidur

pada mahasiswa tingkat III yang sedang menyusun karya tulis ilmiah.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan tentang hubungan antara tingkat

kecemasan terhadap kualitas tidur pada mahasiswa tingkat III yang sedang

menyusun karya tulis ilmiah didapatkan kesimpulan bahwa “terdapat hubungan

yang signifikan antara tingkat kecemasan terhadap kualitas tidur pada mahasiswa

tingkat III yang sedang menyusun karya tulis ilmiah di Akademi Fisioterapi RS

Dustira – Cimahi”.

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia

(Lansia). Konselor, 5(2), 93. https://doi.org/10.24036/02016526480-0-00

Dwilestari, W. (2019). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur

Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Angkatan 2016. SKripsi. FK Universitas Kristen Indonesia.

Eka Noor Hidayati, Djoko Priyono, R. A. (2019). The Correlation of Anxiety and

the Sleep Quality of Thesis-Writing Nursing Students in Pontianak.

Google Scholar, 6–7.

Page 13: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP …

9

Fitria, L., & Ifdil, I. (2020). Kecemasan remaja pada masa pandemi Covid -19.

Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 6(1), 1.

https://doi.org/10.29210/120202592

Fitria, L., & Ifdil, I. (2020). Kecemasan remaja pada masa pandemi Covid -19.

Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 6(1), 1.

https://doi.org/10.29210/120202592

Hasanah, U., Ludiana, Immawati, & PH, L. (2020). Gambaran Psikologis

Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran Selama Pandemi Covid-19.

Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(3), 299–306.

https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/5941

Hasanah, U., Ludiana, Immawati, & PH, L. (2020). Gambaran Psikologis

Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran Selama Pandemi Covid-19.

Jurnal Keperawatan Jiwa, 8(3), 299–306.

https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/5941

Inter-Agency Standing Committee. (2020). Catatan Tentang Aspek Kesehatan

Jiwa dan Psikososial Wabah Covid-19 Versi 1.0. Who, Feb, 1–20.

Kemenkes, R. (2020). Aktivitas Fisik di Masa Pandemi COVID-19 Bagi Orang

dengan Faktor Risiko PTM. 16 November 2020.

www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/page/2/aktivitas-

fisik- di-masa-pandemi-covid-19-bagi-orang-dengan-faktor-risiko-ptm

Kountul, Y.P.D., Kolibu, F.K dan Korompis, G.E.C. (2018). Hubungan jenis

kelamin dan pengaruh teman sebaya dengan tingkat stress mahasiswa

fakultas kesehatan masyarakat universitas sam ratulangi manado. Jurnal

Kesmas Vol 7 No. 5.

Muflih. (2019). Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pasien Pre

Operasi Di Rumah Sakit Umum Sundari Medan. Indonesian Trust Health

Journal Vol 1 No. 2. DOI: https://doi.org/10.37104/ithj.v1i2.19

Rothan, H. A., & Byrareddy, S. N. (2020). The epidemiology and pathogenesis of

coronavirus disease (COVID-19) outbreak. Journal of Autoimmunity,

109(February), 102433. https://doi.org/10.1016/j.jaut.2020.102433

Setyawan, A. B. (2017). Hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur

pasien pre operasi di ruang angsoka rumah sakit abdul wahab sjahranie

samarinda. Jurnal Ilmiah Sehat Bebaya 1 (2), 110-116.

Sulana, I. O.P., Sekeon, S.A.S dan Mantjoro, E.M. (2020). Hubungan tingkat

stress dengan kualitas tidur mahasiswa tingkat akhir fakultas kesehatan

masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Jurnal Kesmas Vol. 9 No. 7.

Sumartiningtyas, H. K. N. (2020). Setelah Kena Covid-19, Apa Saja Dampak

Virus Corona pada Tubuh. 30 September 2020.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN TERHADAP …

10

Sutjiato, M., & Tucunan, G. D. K. A. A. T. (2015). Hubungan Faktor Internal dan

Eksternal dengan Tingkat Stress pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sam Ratulangi Manado Internal and External Factors

Correlated with Stress Levels Medical Students University of Sam

Ratulangi, 30–42.