HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA...

29
HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG OLEH AJENG CAHYA ANJELITA 802013118 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Transcript of HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP

HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG

OLEH

AJENG CAHYA ANJELITA

802013118

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118
Page 3: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

2

Page 4: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda

tangan di bawah ini:

Nama : Ajeng Cahya Anjelita

Nim : 80 2013 118

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana

Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hal

bebas royalty non-eksklusif (non-exclusive royality freeright) atas karya ilmiah saya berjudul:

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS

PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG

Dengan hak bebas royality non-exclusive ini, UKSW berhak menyimpan mengalih

media/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan

mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada Tanggal : 10 Mei 2017

Yang menyatakan,

Ajeng Cahya Anjelita

Mengetahui,

Pembimbing Utama

Krismi D. Ambarwati, M.Psi.

Page 5: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS AKHIR

Yang bertanda tangan ini :

Nama : Ajeng Cahya Anjelita

Nim : 802013118

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul:

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS

PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG

Yang dibimbing oleh:

Krismi D. Ambarwati, M.Psi.

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Didalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan

orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkai kalimat

atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya sendiri tanpa memberikan

pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 10 Mei 2017

Yang memberi pernyataan

Ajeng Cahya Anjelita

Page 6: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS

PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG

Oleh

Ajeng Cahya Anjelita

802013118

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Disetujui Pada Tanggal : 16 Mei 2017

Oleh,

Pembimbing Utama

Krismi D. Ambarwati, M.Psi.

Diketahui oleh, Disahkan oleh,

Kaprogdi Dekan

Dr. Christiana Hari Soetjiningsih, M.S Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 7: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP

HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG

Ajeng Cahya Anjelita

Krismi D. Ambarwati

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 8: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

i

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi terhadap gaya

hidup hedonis pada komunitas X di Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan desain penelitian korelasional yang menghubungkan dua variabel, yaitu

antara variabel dependen (Y) gaya hidup hedonis dengan variabel independen (X) regulasi

emosi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh yaitu

pengambilan sampel dimana peneliti menggunakan semua anggota populasi yang berjumlah

85 orang sebagai sampel penelitian. Variabel gaya hidup hedonis diukur dengan

menggunakan skala gaya hidup hedonis yang dikembangkan oleh Well dan Tigert

(Engel,1993) dan diadaptasi oleh Abidatussyarifah (2015) terdiri dari 26 item pernyataan.

Variabel regulasi emosi diukur dengan menggunakan skala regulasi emosi yang

dikembangkan oleh Thompson (1994) dan diadaptasi oleh Ubaidillah (2014) terdiri dari 23

item pernyataan. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis korelasi Spearman

Product Moment dan diperoleh hasil r = -0,363 (r>0) dengan signifikansi 0,000 (p<0,05).

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara regulasi emosi

dengan gaya hidup hedonis pada komunitas x di Semarang.

Kata kunci: Gaya Hidup Hedonis, Regulasi Emosi, Remaja.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

ii

ABSTRACT

This study aims to determine the relationship between emotional regulation of hedonic

lifestyle in community X in Semarang. This study uses a quantitative approach with

correlational research design that connects two variables, namely between the dependent

variable (Y) hedonic lifestyle with independent variable (X) emotional regulation. The

sampling technique used saturated sampling that is sampling where the researcher use all

members of the population which amounted to 85 people as the research sample. The hedonic

lifestyle variable was measured using the hedonic lifestyle scale developed by Well and

Tigert (Engel, 1993) and adapted by Abidatussyarifah (2015) consisting of 26 statement

items. Emotion regulation variables were measured using the emotional regulatory scale

developed by Thompson (1994) and adapted by Ubaidillah (2014) consisting of 23 statement

items. Data analysis using Spearman Product Moment correlation analysis technique and

obtained r = -0,363 (r> 0) with significance 0,000 (p <0,05). The results showed a

significant negative relationship between emotional regulation of hedonic lifestyle in

community x in Semarang.

Keywords: hedonic lifestyle, emotional regulation, adolescence.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

1

PENDAHULUAN

Gaya hidup merupakan pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan

orang lain, yang berfungsi dalam interaksi dengan cara-cara yang mungkin tidak dapat

dipahami oleh yang tidak hidup dalam masyarakat modern. Pada perkembangannya, gaya

hidup saat ini tidak lagi merupakan persoalan di kalangan tertentu. Sebagaimana diungkapkan

oleh Ibrahim (dalam Musmuadi, 2007) setiap orang dapat mudah meniru gaya hidup yang

disukai, misalnya saja gaya hidup yang ditawarkan melalui iklan akan menjadi lebih beraneka

ragam dan cenderung mengambang bebas yang pada akhirnya akan bersifat netral yang

mudah ditiru dan dipakai sesuka hati oleh setiap orang. Terdapat nilai lain yang turut

mempengaruhi, yakni nilai yang bersifat emosional atau yang dikenal dengan istilah hedonis.

Menurut Wells dan Tiger (dalam Engel dkk, 1993) gaya hidup atau life style adalah pola

hidup, penggunaan uang dan waktu yang dimiliki seseorang. Lebih lanjut Susianto (1993)

menjelaskan bahwa gaya hidup hedonis adalah pola hidup yang mengarahkan aktivitasnya

untuk mencari kesenangan hidup dan aktivitas tersebut berupa mengabiskan waktu di luar

rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli barang yang

kurang diperlukan dan selalu ingin menjadi pusat perhatian.

Gambaran mengenai gaya hidup hedonis memiliki ciri-ciri antara lain: mengerahkan

aktivitas untuk mencapai kenikmatan hidup, sebagian besar perhatiannya ditujukan keluar

rumah, merasa mudah berteman walaupun memilih-milih, menjadi pusat perhatian, saat luang

hanya untuk bermain dan kebanyakan anggota kelompok adalah orang yang berada. Menurut

Susianto (dalam Musmuadi, 2007) gaya hidup hedonis memiliki sifat dan karakteristik

perilaku atau budaya yang menginginkan keseluruhan kehidupan penuh dengan kesenangan-

kesenangan yang bisa dirasakan dan memuaskan keinginan, sehingga tujuan akhir dari

kehidupan ini adalah kesenangan.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

2

Menurut Well dan Tigert (dalam Engel, 1993), aspek-aspek gaya hidup hedonis yaitu

minat, aktivitas dan opini. Minat diartikan sebagai apa yang menarik dari suatu lingkungan

individu tersebut memperhatikannya. Minat dapat muncul terhadap suatu objek, peristiwa,

atau topik yang menekan pada unsur kesenangan hidup yaitu fashion, makanan, benda-benda

mewah, tempat berkumpul, dan selalu ingin menjadi pusat perhatian. Aktivitas yang

dimaksud adalah cara individu menggunakan waktunya yang berwujud tindakan nyata yang

dapat dilihat misalnya lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah, lebih banyak

membeli barang-barang yang kurang diperlukan, pergi ke pusat pembelanjaan dan kafe.

Opini adalah pendapat seseorang yang diberikan dalam merespon situasi ketika muncul

pernyataan-pernyataan atau tentang isu-isu sosial dan produk-produk yang berkaitan dengan

hidup.

Dalam perkembangannya, gaya hidup hedonis cenderung menyerang remaja, dimana

remaja tersebut lebih mementingkan kesenangan dari pada melakukan hal yang lebih positif

(Eramadina, 2013). Remaja berasal dari kata latin adolescence yang berarti tumbuh atau

tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang

mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Hurlock (1999),

membagi masa remaja menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir.

Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari usia 13–16 tahun dan akhir masa remaja

bermula dari usia 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia yang dianggap matang secara hukum.

Peneliti melakukan observasi dan wawancara pada tanggal 15 September 2016 jam 6

sore pada komunitas X di Semarang. Observasi dilakukan untuk mengamati remaja yang

datang dalam komunitas tersebut. Remaja yang tergabung dalam komunitas tersebut

berjumlah 85 orang dan semua remaja tersebut memiliki kendaraan pribadi seperti mobil atau

motor serta ada beberapa dari remaja tersebut mendapat fasilitas antar jemput menggunakan

Page 12: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

3

mobil oleh orang tuanya. Remaja-remaja yang tergabung dalam komunitas X di Semarang

berasal dari berbagai sekolah ternama yang berada di kota Semarang dan remaja yang ada di

dalam komunitas tersebut juga berasal dari keluarga yang tergolong mampu secara ekonomi.

Dari hasil wawancara tersebut rata-rata para remaja mendapatkan uang saku 50-100 ribu

perhari. Para remaja tersebut juga mengatakan sering menghabiskan waktunya di mall

bersama dengan teman-teman serta nongkrong di kafe-kafe ternama di kota tersebut.

Dalam seminggu, remaja tersebut dapat mengunjungi mall atau nongkrong di kafe 3-4

kali dalam seminggu. Mereka mengaku senang untuk sekedar menghabiskan waktunya

nongkrong di kafe walaupun tidak ada kepentingan apapun. Kegiatan tersebut biasanya

dilakukan saat akhir pekan atau selepas pulang sekolah. Beberapa dari remaja tersebut juga

sering menghabiskan waktu luang mereka untuk menonton film di bioskop. Beberapa dari

remaja tersebut juga mengaku suka mengganti gadget mereka jika ada gadget model terbaru

meskipun gadget mereka masih bagus. Para remaja tersebut juga senang berbelanja pakaian,

sepatu atau aksesoris yang memiliki brand ternama dan hal tersebut dilakukan seminggu

sekali lalu biasanya mereka memamerkan kepada teman-temannya di sekolah apa saja yang

mereka telah beli. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti,

terdapat kecenderungan gaya hidup hedonis pada komunitas X di Semarang.

Kondisi-kondisi tersebut bisa terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kotler

(1997) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada dua

faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal

dari luar (eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian,

konsep diri, motif dan persepsi. Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang

dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui

pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat

Page 13: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

4

dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya. Pengalaman dan

pengamatan, pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku,

pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya di masa lalu dan dapat dipelajari,

melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan

dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.

Menurut Kotler (1997), faktor internal lainnya yaitu kepribadian. Kepribadian adalah

konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku

dari setiap individu. Konsep diri yaitu bagaimana individu memandang dirinya akan

mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Motif yaitu perilaku individu muncul karena

adanya motif kebutuhan untuk merasa aman, jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan

prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya

hidup hedonis. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan

menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.

Sedangkan faktor eksternal menurut Kotler (1997) yaitu kelompok referensi, keluarga,

kelas sosial dan kebudayaan. Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan

pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang yang akan

menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu. Keluarga yaitu memegang

peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu. Kelas sosial

adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat,

yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu

memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Kebudayaan yaitu meliputi pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh

individu sebagai anggota masyarakat.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

5

Riset yang telah dilakukan oleh Pontania (2016) membuktikan bahwa adanya faktor

internal yang mempengaruhi siswa SMA Negeri 4 Surakarta yaitu adanya hubungan negatif

yang sangat signifikan antara konsep diri dengan gaya hidup hedonis. Hasil observasi di

sekolah ini menunjukkan bahwa siswa-siswi yang membawa mobil ke sekolah sebanyak 10

murid. Sedangkan hasil wawancara dengan beberapa siswa menunjukkan bahwa terdapat

kecenderungan gaya hidup hedonis pada siswa-siswa tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan

pernyataan siswa yang kerap menghabiskan waktunya di mall bersama teman-teman serta

nongkrong di kafe. Dalam seminggu, siswa tersebut dapat mengunjungi mall atau nongkrong

di kafe sebanyak tiga sampai empat kali.

Riset yang telah dilakukan oleh Rianton (2010) menunjukkan adanya faktor eksternal

yang memengaruhi munculnya gaya hidup hedonis pada mahasiswa Kab. Dhamasraya di

Yogyakarta dengan hasil konformitas kelompok teman sebaya memberikan sumbangan

efektif terhadap gaya hidup hedonis sebesar 23%. Hasil penelitian tersebut menunjukan

bahwa gaya hidup hedonis tidak hanya dipengaruhi oleh konformitas kelompok teman sebaya

saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar konformitas kelompok teman

sebaya yaitu sebesar 77%.

Hurlock (1992) mengatakan bahwa pada masa remaja terjadi peningkatan emosional dan

seringkali individu tersebut belum mampu untuk mengontrol emosinya dengan

baik.Pernyataan dari Hurlock (1992) terkait dengan regulasi emosi dan peneliti menganggap

beberapa remaja masih ada yang belum mampu meregulasi emosinya dengan baik.

Thompson (1994) mendefinisikan regulasi emosi sebagai kemampuan individu untuk

memonitor, mengevaluasi dan memodifikasi reaksi emosional untuk mencapai tujuan.

Regulasi dipandang secara positif, individu yang melakukan regulasi emosi akan lebih

mampu melakukan pengontrolan emosi (Thompson, 1994). Individu yang mampu

Page 15: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

6

mengekspresikan emosi dapat mengubah lingkungan sosial menjadi lebih baik (Thompson,

1994).

Thompson (1994), membagi aspek-aspek regulasi emosi yang terdiri dari tiga macam,

yaitu kemampuan memonitor emosi (emotions monitoring), kemampuan mengevaluasi emosi

(emotions evaluating) dan kemampuan memodifikasi emosi (emotions modification).

Kemampuan memonitor emosi (emotions monitoring) yaitu kemampuan individu untuk

menyadari dan memahami keseluruhan proses yang terjadi di dalam dirinya, perasaannya,

pikirannya dan latar belakang dari tindakannya. Kemampuan mengevaluasi emosi (emotions

evaluating) yaitu kemampuan individu untuk mengelola dan menyeimbangkan emosi-emosi

yang dialaminya. Kemampuan untuk mengelola emosi khususnya emosi negatif seperti

kemarahan, kesedihan, kecewa, dendam dan benci akan membuat individu tidak terbawa dan

terpengaruh secara mendalam yang dapat mengakibatkan individu tidak dapat berfikir secara

rasional. Kemampuan memodifikasi emosi (emotions modification) yaitu kemampuan

individu untuk merubah emosi sedemikian rupa sehingga mampu memotivasi diri terutama

ketika individu berada dalam putus asa, cemas dan marah. Kemampuan ini membuat individu

mampu bertahan dalam masalah yang sedang dihadapinya.

Emosi pada individu terbagi menjadi dua jenis yaitu emosi negatif dan emosi positif

(Lazarus, 1991). Emosi negatif merupakan emosi yang selalu identik dengan perasaan tidak

menyenangkan dan dapat mengakibatkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya.

Biasanya emosi negatif ini berada di luar batas kewajaran, seperti marah-marah yang tidak

terkendali, berkelahi, menangis meraung-raung, tertawa keras dan terbahak-bahak bahkan

timbulnya tindakan kriminal. Umumnya, emosi negatif menimbulkan permasalahan yang

dapat menganggu orang yang mengalaminya, bahkan berdampak pada orang lain dan

masyarakat secara luas. Biasanya, orang yang mengalami emosi negatif cenderung lebih

Page 16: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

7

memperhatikan emosi-emosi yang bernilai negatif, seperti sedih, marah, cemas, tersinggung,

benci, jijik, prasangka, takut, curiga dan lain sebagainya. Emosi semacam itu akan

berdampak buruk bagi yang mengalaminya dan orang lain.

Selain emosi negatif terdapat juga emosi positif. Emosi positif adalah aktifitas kognitif

yang berguna untuk meregulasi stres, kecemasan dan kesedihan (Frederickson, 1998). Emosi

positif mampu menghadirkan perasaan positif terhadap seseorang yang mengalaminya

(Frederickson, 1998).

Individu yang memiliki emosi negatif dalam dirinya memiliki kecenderungan bahwa

individu tersebut belum mampu meregulasi emosinya dengan baik (Thompson, 1994). Emosi

negatif tersebut juga dapat berperan ketika individu tersebut merasakan adanya dorongan

emosi negatif yang dapat dihilangkan dengan melakukan aktivitas seperti berbelanja impulsif

(Verplanken & Herabadi, 2002). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ntuna (2015)

menunjukan bahwa ketika melakukan pembelian impulsif, konsumen merasa ada dorongan

emosional dalam dirinya yang menyebabkan mereka ingin berbelanja secara impulsif. Jika

seseorang memiliki emosi yang positif tentunya dapat mengendalikan diri dari dorongan-

dorongan yang datang secara tiba-tiba untuk membeli atau membeli tanpa terencana (Ntuna,

2015).

Verplanken & Herabadi (2002) pembelian impulsif merupakan kegiatan menghabiskan

uang yang tidak terkontrol kebanyakan pada barang-barang yang tidak diperlukan, pembelian

barang secara tidak terencana serta timbulnya perasaan senang dan puas setelah melakukan

pembelian. Hal ini dikarenakan, konsumen seringkali melakukan pembelian berdasarkan

hasrat, mood, atau emosi yang mereka rasakan saat itu (Verplanken & Herabadi, 2002). Dari

pernyataan tersebut peneliti melihat adanya keterkaitan dengan karakteristik gaya hidup

hedonis yaitu pola hidup yang mengarahkan aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup,

Page 17: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

8

senang membeli barang yang kurang diperlukan dan selalu ingin menjadi pusat perhatian

(Susianto, 1993). Menurut Well dan Tigert (dalam Engel, 1993) salah satu karakteristik dari

gaya hidup hedonis yaitu lebih banyak menghabiskan aktivitas di luar rumah untuk membeli

barang-barang yang kurang diperlukan.Berdasarkan keterkaitan tersebut peneliti melihat

bahwa adanya kecenderungan-kecenderungan yaitu jika individu yang belum mampu

meregulasi emosinya dengan baik akan merasakan adanya dorongan dari emosi negatif

tersebut untuk terjerumus ke dalam gaya hidup hedonis (Verplanken & Herabadi, 2002).

Hurlock (1992) mengatakan bahwa pada masa remaja terjadi peningkatan emosional dan

seringkali individu tersebut belum mampu untuk mengontrol emosinya dengan baik.

Pernyataan dari Hurlock (1992) terkait dengan regulasi emosi dan peneliti menganggap

beberapa remaja masih ada yang belum mampu meregulasi emosinya dengan baik. Hal

terebut juga didukung oleh populasi yang akan dipilih oleh peneliti untuk dijadikan sampel

yaitu komunitas X di Semarang yang sebagian besar adalah anak-anak remaja berusia 15-18.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti memutuskan untuk mengambil variabel regulasi

emosi sebagai bahan penelitian selanjutnya karena peneliti ingin melihat apakah gaya hidup

hedonis pada komunitas X di Semarang dipengaruhi oleh regulasi emosi mereka dan

penelitian tersebut juga belum banyak diteliti oleh para peneliti sebelumnya. Berdasarkan

permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan antara regulasi emosi dengan gaya hidup hedonis pada komunitas X di Semarang.

Hipotesis

Rumusan hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan

yang negatif yang signifikan antara regulasi emosi dengan gaya hidup hedonis pada

komunitas X di Semarang. Semakin tinggi regulasi emosi maka gaya hidup hedonis pada

Page 18: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

9

komunitas X akan semakin menurun, sebaliknya jika regulasi emosi pada komunitas X

rendah maka gaya hidup hedonis pada komunitas X akan meningkat.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu menekan analisisnya pada data-data

numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Melalui metode kuantitatif, akan

ditemukan signifikansi perbedaan antar variabel yang diteliti (Azwar, 2001). Sedangkan jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yang menghubungkan dua

variabel antara variabel dependen (Y) gaya hidup hedonis dengan variabel dependen (X)

regulasi emosi (Sugiyono, 1999).

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan didalam penelitian ini adalah 85 remaja pada komunitas X di

Semarang. Karakteristik subjek yang menjadi sasaran dari penelitian ini adalah remaja yang

berstatus siswa dan siswi SMA pada komunitas X di Semarang, yang memiliki batasan usia

antara 15-18 tahun.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh, yang

merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel

(Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini peneliti mengambil 85 remaja yang terdiri dari 26

remaja berusia 15 tahun, 31 remaja berusia 16 tahun, 15 remaja berusia 17 dan 13 remaja

Page 19: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

10

berusia 18 tahun dari total keseluruhan komunitas X di Semarang dan sampel yang diambil

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu hubungan antara regulasi emosi

dengan gaya hidup hedonis pada komunitas X di Semarang.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala

dengan model Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012). Instrumen

penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua instrumen penelitian, yaitu skala regulasi

emosi dan skala gaya hidup hedonis.

Peneliti melakukan uji coba skala gaya hidup hedonis kepada 35 remaja dari berbagai

gereja yang ada di Semarang. Skala gaya hidup hedonis yang dikembangkan oleh Well dan

Tigert (Engel,1993) yang telah diadopsi oleh penulis. Skala ini terdiri dari 24 item favorable

yang terbagi ke dalam 3 aspek gaya hidup hedonis yaitu aktivitas, minat dan opini. Partisipan

akan diminta untuk menjawab berdasarkan 5 pilihan jawaban yang tersedia, yaitu “Sangat

Sesuai”, “Sesuai”, “Tidak Dapat Menentukan Dengan Pasti “Tidak Sesuai”, dan “Sangat

Tidak Sesuai”. Penyekoran item favorable yaitu jawaban SS mendapatkan nilai 5, S nilainya

4, TP nilainya 3, TS nilainya 2, STS nilainya 1.

Perhitungan seleksi item dilakukan dengan menggunakan teknik statistik Corrected Item-

Total Correlation dengan bantuan program komputer SPSS versi 16.0 for windows. Kriteria

pemilihan item berdasarkan korelasi item total dengan batasan koefisien korelasi yang

dianggap memuaskan dan memberikan kontribusi yang baik adalah sebesar > 0,3 (Azwar,

2012). Pada skala gaya hidup hedonis, diperoleh bahwa dari 24 item yang diuji terdapat item

yang gugur yaitu item nomor 9 menjadi 23 item dengan alpha cronbach sebesar 0.922.

Kemudian peneliti menguji kembali 23 item pada skala gaya hidup hedonis dan diperoleh

Page 20: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

11

bahwa dari 23 item yang diuji tidak ada item yang gugur. Nilai r (corrected item-total

correlation) bergerak dari 0.300-0.835 dengan koefisien alpha cronbach sebesar 0.924 yang

berarti alat ukur ini tergolong reliabel.

Peneliti melakukan uji coba skala regulasi emosi kepada 35 remaja dari berbagai gereja

yang ada di Semarang. Skala untuk regulasi emosi yang dikembangkan oleh Thompson

(1994) telah diadopsi oleh penulis. Skala ini terdiri dari 33 item (21 item favorable dan 12

item unfavorable) yang terbagi ke dalam 3 aspek regulasi emosi yaitu kemampuan

memonitor emosi (emotions monitoring), kemampuan mengevaluasi emosi (emotions

evaluating) dan kemampuan memodifikasi emosi (emotions modification).Partisipan akan

diminta untuk menjawab berdasarkan 5 pilihan jawaban yang tersedia, yaitu “Sangat Sesuai”,

“Sesuai”, “Tidak Dapat Menentukan Dengan Pasti “Tidak Sesuai”, dan “Sangat Tidak

Sesuai”. Penyekoran item favorable yaitu jawaban SS mendapatkan nilai 5, S nilainya 4, TP

nilainya 3, TS nilainya 2, STS nilainya 1. Sedangkan untuk item unfavorable penyekoran

merupakan kebalikan dari penyekoran item-item favorable.

Perhitungan seleksi item dilakukan dengan menggunakan teknik statistik Corrected Item-

Total Correlation dengan bantuan program komputer SPSS versi 16.0 for windows. Kriteria

pemilihan item berdasarkan korelasi item total dengan batasan koefisien korelasi yang

dianggap memuaskan dan memberikan kontribusi yang baik adalah sebesar > 0,3 (Azwar,

2012). Pada skala regulasi emosi, diperoleh bahwa dari 33 item yang diuji terdapat item yang

gugur yaitu item nomor 2, 6, 16, 20, dan 23 menjadi 28 item dengan alpha cronbach sebesar

0.900. Kemudian peneliti menguji kembali 28 item pada skala regulasi emosi dan terdapat

item yang gugur yaitu item nomor 26 dan 28 menjadi 26 item dengan alpha cronbach sebesar

0.911. Kemudian peneliti menguji kembali 26 item pada skala regulasi emosi dan tidak

Page 21: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

12

terdapat item yang gugur. Nilai r (corrected item-total correlation) bergerak dari 0.300-0.703

dengan koefisien alpha cronbach sebesar 0.914 yang berarti alat ukur ini tergolong reliabel.

HASIL PENELITIAN

Analisa Deskriptif

a. Variabel Gaya Hidup Hedonis

Kategorisasi variabel gaya hidup hedonis dibuat berdasarkan nilai tertinggi yaitu 23 x 5 =

115 dan nilai terendah yaitu 23 x 1 = 23. Untuk mengetahui gaya hidup hedonis digunakan

interval dengan ukuran:

Tabel 1.1

Kategorisasi Gaya Hidup Hedonis

No Interval Kategori Means N SD Presentasi

1 96,6 ≥ x ≤ 115 Sangat Tinggi 97,85 62 14,71 73%

2 78,2 ≥ x ≤ 96,6 Tinggi 7 8%

3 59,8 ≥ x ≤ 78,2 Sedang 15 18%

4 41,4 ≥ x ≤ 59,8 Rendah 1 1%

5 23 ≥ x ≤ 41,4 Sangat Rendah 0 0

Jumlah 85 100%

Page 22: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

13

SD=14,71 Min=23 Max=115

Gaya Hidup Hedonis rata-rata subjek berada pada kategori sangat tinggi dengan mean

97,85

b. Variabel Regulasi Emosi

Kategorisasi variabel regulasi emosi dibuat berdasarkan nilai tertinggi yaitu 26 x 5 = 130

dan nilai terendah yaitu 26 x 1 = 26. Untuk mengetahui penggunaan regulasi emosi

digunakan interval dengan ukuran:

Tabel 1.2

Kategorisasi Regulasi Emosi

No Interval Kategori Means N SD Presentasi

1 109,2 ≥ x ≤ 130 Sangat Tinggi 106,02 48 17,77 56%

2 88,4 ≥ x ≤ 109,2 Tinggi 14 17%

3 67,6 ≥ x ≤ 88,4 Sedang 23 27%

4 46,8 ≥ x ≤ 67,6 Rendah 0 0

5 26 ≥ x ≤ 46,8 Sangat Rendah 0 0

Jumlah 85 100%

SD=17,77 Min=26 Max=130

Regulasi Emosi rata-rata subjek berada pada kategori Sangat Tinggi dengan mean 106,02.

Uji Normalitas

Berdasarkan hasil pengujian normalitas, variabel regulasi emosi memiliki nilai K-S-Z

sebesar 1.903 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0.001 (p<0.05). Oleh karena

nilai signifikansi <0.05, maka distribusi variabel regulasi emosi adalah tidak normal.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

14

Sedangkan variabel gaya hidup hedonis memiliki nilai K-S-Z sebesar 1.511 dengan

probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0.021 (p<0.05), sehingga distribusi variabel gaya

hidup hedonis tidak normal. Dengan demikian kedua variabel memiliki distribusi yang tidak

normal.

Uji Linearitas

Hasil uji linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat dan untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linearitas

hubungan tersebut. Didapatkan F Deviation from Linearity = 0.963 dengan sig. = 0.541 (p >

0,05) yang berarti penyimpangan dari linearitas signifikan yang berarti linier.

Uji Korelasi

Correlations

VAR000

01

VAR000

02

Spearman's

rho

VAR000

01

Correlation

Coefficient

1.000 -.363**

Sig. (1-tailed) . .000

N 85 85

VAR000

02

Correlation

Coefficient

-.363**

1.000

Sig. (1-tailed) .000 .

N 85 85

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Page 24: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

15

Hasil perhitungan dari uji korelasi diperoleh koefisien korelasi antara regulasi emosi

dengan gaya hidup hedonis r = (-) 0.363 (r> 0) dengan signifikansi 0.000 (p<0.05) yang

berarti bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara regulasi emosi dengan gaya hidup

hedonis pada komunitas x di Semarang. Artinya semakin tinggi regulasi emosi maka gaya

hidup hedonis pada komunitas x akan menurun, sebaliknya jika regulasi emosi pada

komunitas x rendah maka gaya hidup hedonis pada komunitas x akan meningkat.

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara

regulasi emosi terhadap gaya hidup hedonis pada komunitas x di Semarang. Artinya semakin

tinggi regulasi emosi maka gaya hidup hedonis pada komunitas x akan menurun, sebaliknya

jika regulasi emosi pada komunitas x rendah maka gaya hidup hedonis pada komunitas x

akan meningkat.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Hurlock (1992), yang mengatakan bahwa pada masa

remaja terjadi peningkatan emosional dan seringkali individu tersebut belum mampu untuk

mengontrol emosinya dengan baik. Pernyataan dari Hurlock (1992) terkait dengan regulasi

emosi dan peneliti menganggap beberapa remaja masih ada yang belum mampu meregulasi

emosinya dengan baik sehingga memiliki kecenderungan bahwa remaja tersebut mencari

kesenangan hidup dengan melakukan pembelian barang-barang yang tidak diperlukan serta

pembelian barang secara tidak terencana berdasarkan hasrat, mood, atau emosi yang mereka

rasakan saat itu (Verplanken & Herabadi, 2002).

Sementara itu berdasarkan uji koefisien determinasi dengan rumusan R= r2 x 100%,

yang menunjukkan sumbangan efektif variabel X (regulasi emosi) terhadap variabel Y (gaya

Page 25: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

16

hidup hedonis) berpengaruh sebesar 13,17% sedangkan 86,83% dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang lainnya. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi gaya hidup hedonis tersebut

adalah konsep diri, harga diri, kepribadian, persepsi, jenis kelamin, kelas sosial atau

kebudayaan (Naeli, Lestari dan Supriyono, 2014).

Dari analisis deskriptif, dihasilkan presentase variabel regulasi emosi pada komunitas x

di Semarang tergolong Sangat Tinggi dengan presentase 56%. Artinya bahwa remaja yang

berada pada komunitas X tersebut mampu meregulasi emosinya dengan baik.

Sedangkan hasil presentase untuk variabel gaya hidup hedonis pada komunitas x di

Semarang tergolong Sangat Tinggi dengan presentase 73%. Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan oleh peneliti, hal ini dikarenakan adanya faktor eksternal antara lain rata-rata para

remaja mendapatkan uang saku 50-100 ribu perhari, sering menghabiskanwaktunya di mall

bersama dengan teman-teman serta nongkrong di kafe-kafe ternama di kota tersebut, remaja

yang ada di dalam komunitas tersebut juga berasal dari keluarga yang tergolong mampu

secara ekonomi, memiliki kendaraan pribadi seperti mobil atau motor serta ada beberapa dari

remaja tersebut mendapatkan fasilitas antar jemput menggunakan mobil oleh orang tuanya

yang memiliki kemungkinan untuk mendukung gaya hidup hedonis pada remaja tersebut,

beberapa dari remaja tersebut juga mengaku suka mengganti gadget mereka jika ada gadget

model terbaru meskipun gadget mereka masih bagus, dan para remaja tersebut juga senang

berbelanja pakaian, sepatu atau aksesoris yang memiliki brand ternama dan hal tersebut

dilakukan seminggu sekali lalu biasanya mereka memamerkan kepada teman-temannya di

sekolah apa saja yang mereka telah beli.

Dari uraian diatas dapat ditemukan bahwa bahwa adanya hubungan negatif yang

signifikan antar regulasi emosi dengan gaya hidup hedonis pada komunitas x di Semarang.

Artinya semakin tinggi regulasi emosi maka gaya hidup hedonis pada komunitas x akan

Page 26: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

17

menurun, sebaliknya jika regulasi emosi pada komunitas x rendah maka gaya hidup hedonis

pada komunitas x akan meningkat.

KESIMPULAN

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara

regulasi emosi dengan gaya hidup hedonis pada komunitas x di Semarang. Artinya semakin

tinggi regulasi emosi maka gaya hidup hedonis pada komunitas x akan menurun, sebaliknya

jika regulasi emosi pada komunitas x rendah maka gaya hidup hedonis pada komunitas x

akan meningkat.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

18

SARAN

Setelah peneliti melakukan, mencermati, dan menarik kesimpulan dari penelitian ini,

maka peneliti memiliki saran:

a. Bagi Remaja

Remaja dalam komunitas X tersebut sebaiknya dapat mempertahankan

kemampuannya dalam meregulasi emosinya sehingga melalui regulasi emosi yang

baik dapat mengendalikan serta mengurangi perilaku gaya hidup hedonis pada remaja

dalam komunitas X tersebut.

b. Bagi penelitian selanjutnya kiranya dapat mengembangkan dan meneliti mengenai

faktor-faktor lain yang mempengaruhi gaya hidup hedonis dengan menambahkan

variabel-variabel lain seperti konsep diri, harga diri, kepribadian, persepsi, jenis

kelamin, kelas sosial atau kebudayaan (Naeli, Lestari dan Supriyono, 2014). Selain

itu, penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan dan mencari referensi lain

mengenai teori gaya gidup hedonis dari latar belakang psikologi sosial dan psikologi

klinis.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

19

DAFTAR PUSTAKA

Abidatussyarifah, N. (2015). Hubungan antara kecenderungan kepribadian ihsan dan gaya

hidup hedonis pada mahasiswa universitas islam negeri sunan kalijaga yogyakarta.

Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga.

Ali, M., Asrori, M. (2004). Psikologi remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi (Edisi kedua). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aresa, D. (2012). Pengaruh gaya hidup terhadap repurchase intention (studi pada pengunjung

7 eleven tebet saharjo). Skripsi. Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Ilmu Administrasi Niaga.

Desryani, V. (2015). Hubungan antara harga diri dan gaya hidup hedonisme dengan body

image. Journal of Psychology, 3, 1-8.

Engel, J. F. Balckwel, R. D. & Miniard, P. W. (1993). Perilaku konsumen. Jakarta: Bina Seni

Rupa Aksara.

Eisenberg, N., Fabes, R. A., Guthrie, I. K., & Reiser, M. (2000). Dispositional emotionality

and regulation : their role in predicting quality of social functioning. Journal of

Personality and Social Psychology, 78, 136-157.

Eramadina. (2013). Hedonisme dikalangan mahasiswa. Retrieved from http://eramadina.

com/hedonisme di kalangan mahasiswa/ akses pada tanggal 1/11/2014/4:00 pm.

Eysenck, S.B.G., Eysenck, H.J., Barrett, P. (1985). A revised version of the psychoticism

scale. Journal Personality Individual Differentiation, 6, 21-29. Great Britain:

Pergamon Press.

Frederickson, B. L. (1998). What good are positive emotion?. Reviewe of general psychology

1998, 2, 300-319.

Goleman, D. (2004). Kecerdasan emosi untuk mencapai puncak prestasi. Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Hurlock, E. B. (1992). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E.B. (1974). Personality development. New Delhi:McGraw-Hill.

Hurlock, E.B. (1997). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Kotler, P & Amstrong, G. (1997). Principlis of marketing. Jakarta: Prenhalindo.

Lazarus, S.R. (1991). Emotional and adaptation. New York: Oxford Univercity Press

Masmuadi, A., Aliza, M. (2007). Hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan gaya

hidup hedonis pada remaja. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial

Budaya Universitas Islam Indonesia.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP … · HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN GAYA HIDUP HEDONIS PADA KOMUNITAS X DI SEMARANG . OLEH . AJENG CAHYA ANJELITA . 802013118

20

Naeli, U., Lestari, S., Supriyono, Y. (2014). Hubungan antara konformitas dengan

kecenderungan gaya hidup hedonis pada hijabers community di kota malang. Skripsi.

Malang: Fakultas Psikologi Universitas Brawijaya.

Pontania, A. (2016). Hubungan antara konsep diri dengan gaya hidup hedonis pada siswa sma

negeri 4 surakarta. Jorrnal Sociologie, 1, 6-19.

Rahmalisa, D. (2015). Hubungan antara konformitas terhadap teman sebaya dengan gaya

hidup hedonis pada mahasiswa. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas

Katolik Soegijapranata.

Safitri, P. (2012). Hubungan antara interaksi media dan gaya hidup hedonis pada remaja.

Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam

Indonesia.

Sugiyono. (1999). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Sarwono. (2002). Psikologi remaja. Jakarta: Raja Grafindo.

Sarwono & Wirawan, S. (2000). Psikologi remaja. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Sarwono & Wirawan, S. (2006). Psikologi remaja. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Susianto, H. (1993). Studi gaya hidup sebagai upaya mengenali kebutuhan anak muda. Jurnal

Psikologi dan Masyarakat, 1, 55-76. Jakarta: Grasindo P.T Gramedia.

Thompsom, R. A. (1994). The development of emotionn regulation: biological and

behavioral considerations. North America: Monographs of the Society for Research in

Child Development, 59, 25-52.

Thompson, G. (1994). Emotion regulation: a theme in search of definition. New York: John

Willey sons, Inc.

Ubaidillah. (2014). Hubungan antara regulasi emosi dan pengambilan keputusan dalam

melakukan transaksi di pasar valuta asing pada trader. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas

Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga.

Verplanken, B. Herabadi, A. (2001). Individual differencies in impulse buying tendency:

feeling and no thinking. European Jornal of Personality. Eur. J. Press. 15:S71-S83

2001. Doi: 10.1002/per423.