HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP ...11. Dinar, Maya, Iva, Valens, Gebby, Olan, Epek, Ana,...

179
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP ELECTRONIC-WORD- OF-MOUTH (E-WOM) DAN NIAT MEMBELI ONLINE PRODUK BUSANA PADA GENERASI MILENIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Psikologi Disusun Oleh: Servasia Petra Rosari Yusandani NIM: 159114048 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP ...11. Dinar, Maya, Iva, Valens, Gebby, Olan, Epek, Ana,...

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP ELECTRONIC-WORD-

OF-MOUTH (E-WOM) DAN NIAT MEMBELI ONLINE PRODUK

BUSANA PADA GENERASI MILENIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh:

Servasia Petra Rosari Yusandani

NIM: 159114048

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

HALAMAN MOTTO

“Promise me you'll never stop dreaming.”

― Melina Marchetta, Looking for Alibrandi

“You're an interesting species. An interesting mix. You're capable of such

beautiful dreams, and such horrible nightmares. You feel so lost, so cut off, so

alone, only you're not. See, in all our searching, the only thing we've found that

makes the emptiness bearable, is each other.”

― Carl Sagan, Contact

“How foolish to believe we are more powerful than the sea or the sky.”

― Ruta Sepetys, Salt to the Sea

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Maha Pengasih yang tidak pernah meninggalkan umat-Nya seorang diri.

Ibu Theresia Ani Kristiani, Momo Yustinus Soepardomo, Adik Gabriel Allba

Shemi Yuma –terimakasih atas dukungan yang telah diberikan; atas semangat dan

doa yang tak berkesudahan.

Dr.Minta Istono, M.Si, selaku dosen pembimbing. Terimakasih banyak telah

mengarahkan dan memberi dukungan sehingga penelitian saya dapat selesai dengan

baik.

Teman-teman yang saya kasihi –terimakasih atas tangan yang selalu menopang dan

telinga yang selalu mendengar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Mei 2019

Penulis,

Servasia Petra Rosari Yusandani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP ELECTRONIC-WORD-

OF-MOUTH (E-WOM) DAN NIAT MEMBELI ONLINE PRODUK

BUSANA PADA GENERASI MILENIAL

Servasia Petra Rosari Yusandani

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap

electronic-word-of-mouth (e-WOM) dan niat membeli online produk busana pada

generasi milenial. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah adanya hubungan yang

positif dan signifikan antara variabel persepsi terhadap e-WOM dengan niat

membeli online produk busana pada generasi milenial. Subjek dalam penelitian ini

adalah 684 orang kelahiran tahun 1980-2000 yang pernah mengakses atau membeli

produk busana secara online dan membaca ulasan atau review online mengenai

produk busana. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner

penelitian yang terdiri dari skala persepsi terhadap e-WOM (21 item, α = 0,885)

dan skala niat membeli online produk busana (4 item, α = 0,92). Hasil uji asumsi

menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat normalitas namun memenuhi

syarat linearitas. Oleh karena itu analisis data dilakukan dengan menggunakan

Spearman’s rho. Hasil uji analisis menunjukkan bahwa variabel persepsi terhadap

e-WOM berkorelasi positif dengan niat membeli online produk busana. Kedua

variabel tersebut memiliki nilai koefisien korelasi r = 0,227 dan nilai signifikansi p

= 0,000. Secara lebih spesifik, setiap dimensi dalam variabel persepsi terhadap e-

WOM berkorelasi positif dengan niat membeli online produk busana. Dimensi

kredibilitas e-WOM memiliki nilai koefisien korelasi r = 0,221 dan nilai

signifikansi p = 0,000, dimensi kualitas e-WOM memiliki nilai koefisien korelasi r

= 0,239 dan nilai signifikansi p = 0,000, dan dimensi kuantitas e-WOM memiliki

nilai koefisien korelasi r = 0,123 dan nilai signifikansi p = 0,000. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin positif persepsi terhadap e-WOM maka semakin

tinggi pula niat membeli online produk busana yang dimiliki generasi milenial.

Kata kunci: generasi milenial, persepsi terhadap e-WOM, niat membeli online

produk busana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

CORRELATION BETWEEN THE PERCEPTION OF ELECTRONIC-

WORD-OF-MOUTH (E-WOM) AND THE INTENTION TO BUY ONLINE

FASHION PRODUCTS AMONG MILLENNIAL GENERATION

Servasia Petra Rosari Yusandani

ABSTRACT

This study aims to determine the correlation between perceptions of electronic-

word-of-mouth (e-WOM) with the intention of buying online fashion products

among the millennial generation. The hypothesis of the proposed research is the

positive and significant correlation between the variables of perceptions of e-WOM

with the intention of buying online fashion products among the millennial

generation. The subjects in this study were 684 people born in 1980-2000 who has

no prior access or purchase of fashion products online and read the reviews or

reviews online about fashion products. The data was collected by distributing a

questionnaire study that contains scaled perceptions of e-WOM (21 items, α =

0.885) and purchase intention scale of online fashion products (4 items, α = 0.92).

The test results showed the assumption that the data are not eligible for normality

but were qualified for linearity. The data analysis was performed using Spearman's

rho method. Test results analysis shows that the variable perceptions of e-WOM

positively correlated with the intention of buying online fashion products. Both of

these variables have a correlation coefficient of r = 0.227 and the value of

significance p = 0.000. Each dimension in the variable perceptions of e-WOM

positively correlated with the intention of buying online fashion products.

Dimensions credibility of e-WOM has a correlation coefficient of r = 0.221 and the

value of significance (p = 0.000), the dimensions of the quality of e-WOM has a

correlation coefficient of r = 0.239 and the value of significance (p = 0.000), and

the dimensions of the quantity of e-WOM has a value the correlation coefficient r

= 0.123 and the value of significance (p = 0.000).

Keywords: millennial generation, perceptions of e-WOM, the intention of buying

online fashion products

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Servasia Petra Rosari Yusandani

NIM : 159114048

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP ELECTRONIC-WORD-

OF-MOUTH (E-WOM) DAN NIAT MEMBELI ONLINE PRODUK

BUSANA PADA GENERASI MILENIAL

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma hak untuk menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain,

serta mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 26 Mei 2019

Yang Menyatakan,

(Servasia Petra Rosari Yusandani)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih,

karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Sarjana

Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari

bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan serta dorongan

pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis. Oleh karena itu, ucapan

terimakasih penulis sampaikan sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma.

2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum Ph.D selaku Kepala Program Studi

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr.Minta Istono, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan serta dukungan sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih banyak untuk setiap

saran dan masukkan yang Bapak berikan selama proses penyusunan skripsi ini

berlangsung.

4. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si dan Bapak T.M Raditya Hernawa,

M.Psi., Psi selaku dosen penguji. Terimakasih atas saran dan masukkan yang

diberikan sehingga skripsi ini dapat menjadi semakin baik.

5. Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko M.Psi selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah banyak membantu, membimbing, serta memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

arahan selama saya menjadi mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma.

6. Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S. S.Psi., M.A dan Bapak Agung Santoso Ph.D,

terimakasih banyak telah meluangkan waktunya di tengah kesibukkan yang ada

untuk memberikan saran serta berdiskusi mengenai skripsi yang saya tulis.

7. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan ilmu pengetahuan selama saya berkuliah di sini. Semoga saya

dapat mengamalkan apa yang telah saya pelajari dalam kehidupan

bermasyarakat.

8. Seluruh staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma: Ibu Nanik, Mas

Gandung, dan Mas Sidiq. Untuk Mas Muji selaku Staff Labratorium Psikologi,

terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan sehingga saya dapat belajar

banyak selama menjadi asisten laboratorium.

9. Kedua orangtua saya di rumah, Ibu Theresia Ani Kristiani dan Momo Yustinus

Soepardomo, serta adik Gabriel Allba Shemi Yuma. Terimakasih atas doa dan

dukungannya yang tak berkesudahan.

10. Regina, Evelin, Desy, Lia, Axcella, Awit, Ika, Flora. I’m not good with words

tapi terimakasih telah menjadi teman-teman yang selalu membantu saya dalam

senang dan susah<3

11. Dinar, Maya, Iva, Valens, Gebby, Olan, Epek, Ana, teman-teman kelas A dan

psikologi angkatan 2015, terimakasih atas waktu yang telah kita bagi bersama.

Sukses selalu untuk kita semua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

12. Teman-teman asisten laboratorium psikologi: Natal, Anggit, Inez, Sesa,

Sherly, Mira. Terimakasih atas pengalaman berharganya selama bertugas

bersama.

13. Teman-teman bimbingan Pak Minta, terimakasih atas bantuan dan

kebersamaannya selama ini. Semangat terus untuk kita semua.

14. Teman-teman Konkuk Winter Program 2018: Angel, Kak Pande, Yudea,

Dhana, Kak Risa, Tata, Langit, Marfel, Maudy, Ibu Novela, Mas Tessa, Ibu

Dixta dan staff BKHI. Terimakasih atas pengalaman paling menyenangkan

yang boleh saya rasakan.

15. Divisi PSDM BEMF Psikologi 2015/2016: Kak Gita, Kak Linda, Regina,

terimakasih atas kesempatan dan pengalaman yang boleh saya rasakan selama

belajar berorganisasi untuk pertama kali.

16. PF 2017 dan Humas Psychotion 2018: terimakasih atas kepercayaan yang telah

diberikan dan pengalaman yang boleh saya rasakan selama bergabung dalam

kepanitian ini.

17. Teman-teman yang membantu saya dalam skripsi ini: Valentina Valentin,

Maya, Rani, Joshua; Mas Joseph; Kak Yosua; Gista, Nandya, Levina, Laras,

Ghia. Terimakasih atas bantuan yang telah diberikan. Untuk Regina,

terimakasih sekali lagi. God bless you all.

18. Teman-teman yang telah membantu saya dalam menyebarkan kuesioner serta

teman-teman responden yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi

kuesioner penelitian ini. Terimakasih, tanpa kalian skripsi ini tidak dapat

terselesaikan dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

19. Semua orang yang telah terlibat dalam proses pembuatan skripsi ini,

terimakasih banyak atas semua bantuan yang telah diberikan kepada saya.

Semoga Tuhan membalas semua kebaikan yang kalian berikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna dan masih terdapat

banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis menerima segala

bentuk kritik, masukkan, dan saran yang membangun untuk ke depannya. Besar

harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membaca. Atas

perhatian dan kerjasamanya penulis ucapkan terimakasih banyak.

Yogyakarta, 26 Mei 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................ ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................. x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix

DAFTAR SKEMA ............................................................................................... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxii

BAB I ....................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 13

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 13

1. Manfaat Teoritis .................................................................................... 13

2. Manfaat Praktis ...................................................................................... 14

BAB II .................................................................................................................... 15

A. Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM) ........................... 15

1. Perkembangan e-WOM ......................................................................... 15

a. Sejarah e-WOM ................................................................................ 15

b. Definisi e-WOM ............................................................................... 18

c. Elemen e-WOM ................................................................................ 18

d. Perbedaan WOM dan e-WOM ......................................................... 20

f. Definisi Persepsi terhadap e-WOM .................................................. 21

2. Dimensi Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM) ....... 24

3. Dampak Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM) ....... 24

B. Niat Membeli Online .................................................................................. 26

1. Definisi Niat Membeli Online ............................................................... 26

2. Elemen Niat Membeli Online ................................................................ 30

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Niat Membeli Online ...................... 31

C. Karakteristik Perilaku Membeli Generasi Milenial ................................... 42

D. Pembelian Produk Busana Online oleh Generasi Milenial ........................ 45

E. Dinamika Hubungan Antar Variabel Penelitian ......................................... 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

F. Model Penelitian ........................................................................................ 50

G. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 50

BAB III .................................................................................................................. 52

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 52

B. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional .......................................... 52

1. Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM) ...................... 53

2. Niat Membeli Online Produk Busana .................................................... 54

C. Subjek Penelitian ........................................................................................ 55

D. Sampling Penelitian .................................................................................... 55

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ......................................................... 56

1. Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM) ...................... 56

2. Niat Membeli Online Produk Busana .................................................... 58

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .......................................................... 60

1. Validitas ................................................................................................. 60

2. Seleksi Item ........................................................................................... 61

3. Reliabilitas ............................................................................................. 64

G. Metode Analisis Data ................................................................................. 66

1. Uji Deskriptif ......................................................................................... 66

2. Uji Asumsi ............................................................................................. 66

2. Uji Hipotesis .......................................................................................... 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

BAB IV .................................................................................................................. 69

A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 69

B. Deskripsi Subjek Penelitian ....................................................................... 70

C. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................... 73

D. Hasil Penelitian .......................................................................................... 78

1. Uji Asumsi ............................................................................................. 78

a. Uji Normalitas ................................................................................... 78

b. Uji Linearitas .................................................................................... 79

2. Uji Hipotesis .......................................................................................... 80

3. Uji Tambahan ........................................................................................ 84

a. Uji Normalitas ................................................................................... 84

b. Uji Homogenitas ............................................................................... 85

a. Uji Beda Mean .................................................................................. 86

E. Pembahasan ................................................................................................ 88

BAB V .................................................................................................................... 97

A. Kesimpulan ................................................................................................. 97

B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 98

C. Saran ........................................................................................................... 99

1. Bagi Subjek Penelitian........................................................................... 99

2. Bagi Produsen ........................................................................................ 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

3. Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................................. 100

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Item Skala Persepsi terhadap e-WOM..................................... 64

Tabel 2 Distribusi Item Skala Niat Membeli Online Produk Busana ................... 64

Tabel 3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Cronbach ......................... 65

Tabel 4 Deskripsi Tahun Kelahiran Subjek........................................................... 70

Tabel 5 Deskripsi Tahun Kelahiran Subjek........................................................... 70

Tabel 6 Deskripsi Jumlah Pendapatan atau Uang Saku Subjek ............................ 71

Tabel 7 Deskripsi Pengalaman Mengakses atau Membeli Produk Busana Secara

Online ..................................................................................................................... 72

Tabel 8 Frekuensi Membeli Produk Busana Secara Online .................................. 72

Tabel 9 Perbandingan Data Teoritis dan Data Empiris Variabel Penelitian ......... 74

Tabel 10 Hasil Uji One Sample t-test Variabel Penelitian .................................... 75

Tabel 11 Norma Kategori Skor ............................................................................. 76

Tabel 12 Kategori Skor Persepsi terhadap e-WOM .............................................. 76

Tabel 13 Kategori Skor Niat Membeli Online Produk Busana ............................. 77

Tabel 14 Uji Normalitas dengan Komolgorov-Smirnov ........................................ 78

Tabel 15 Hasil Uji Linearitas Persepsi terhadap e-WOM dengan Niat Membeli

Online Produk Busana ........................................................................................... 79

Tabel 16 Uji Hipotesis dengan Spearman’s rho ................................................... 80

Tabel 17 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi ...................................................... 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xx

Tabel 18 Uji Korelasi Dimensi Persepsi terhadap e-WOM ................................. 82

Tabel 19 Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 85

Tabel 20 Hasil Uji Homogenitas ........................................................................... 85

Tabel 21 Hasil Uji Beda Mean dengan Mann-Whitney ......................................... 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xxi

DAFTAR SKEMA

Skema 1 Theory of Planned Behavior ................................................................... 32

Skema 2 Hubungan antara Persepsi terhadap e-WOM dengan Niat Membeli

Online Produk Busana pada Generasi Milenial ..................................................... 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil IVI S/R .................................................................................. 108

Lampiran 2 Format Respon Skala Niat Membeli Online Produk Busana ......... 115

Lampiran 3 Skala Uji Coba Penelitian ............................................................... 117

Lampiran 4 Reliabilitas Skala ............................................................................ 130

Lampiran 5 Skala Penelitian .............................................................................. 134

Lampiran 6 Hasil Uji Beda Mean One Sample t-test ......................................... 146

Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 149

Lampiran 8 Hasil Uji Linearitas ......................................................................... 151

Lampiran 9 Hasil Uji Hipotesis dengan Spearman’s rho .................................. 153

Lampiran 10 Hasil Uji Analisis Tambahan ........................................................ 156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, penggunaan internet semakin berkembang seiring dengan

adanya globalisasi. Banyak masyarakat yang memanfaatkan penggunaan

internet dalam kehidupannya sehari-hari. Di Indonesia sendiri, tingkat

penggunaan internet mengalami peningkatan setiap tahunnya (Sutanto &

Aprianingsih, 2016). Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet di

Indonesia pada tahun 2016 adalah sebanyak 132,7 juta jiwa. Angka tersebut

kemudian meningkat pada tahun 2017 menjadi sebanyak 143,26 juta jiwa

(Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia [APJII], 2017). Dari total

pengguna internet tersebut, terdapat berbagai bentuk perilaku penggunaan

internet, salah satunya adalah penggunaan internet di bidang ekonomi. Data

dari APJII (2017) menunjukkan bahwa sebanyak 45,14% pengguna internet

melakukan pencarian harga; 41,04% membantu pekerjaan; 37,82% mencari

informasi membeli; 32,19% melakukan pembelian online; 26,19% melakukan

pencarian kerja; 17,04% melakukan transaksi perbankan; dan 16,83%

melakukan penjualan online.

Berdasarkan data yang dipaparkan APJII, salah satu bentuk

penggunaan internet di bidang ekonomi adalah melakukan pembelian online.

Survei yang dilakukan oleh We Are Social (2017) menyatakan bahwa jumlah

pembeli online melalui situs-situs e-commerce di Indonesia mencapai 24,7 juta

orang. Kelompok terbesar pengguna internet untuk e-commerce adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

kelompok usia 26-35 tahun, yaitu 32% (Badan Pusat Statistik [BPS], 2016).

Electronic commerce atau e-commerce merupakan penggunaan teknologi

komunikasi dan informasi untuk mencapai tujuan bisnis yang keseluruhan

prosesnya merupakan bagian dari proses bisnis dan dilakukan secara elektronik

(Wigand, 1997). Survei yang dilakukan oleh Google Indonesia (dalam

www.databoks.katadata.co.id, 2016) menyatakan bahwa produk yang paling

sering dibeli secara online adalah produk fashion sebanyak 78%, gadget 46%,

alat elektronik 43%, buku dan majalah 39%, serta bahan makanan 24%. Selain

itu, data dari Bank Indonesia (dalam www.thejakartapost.com, 2018)

menunjukkan bahwa nilai transaksi e-commerce di Indonesia adalah Rp 75

milyar pada tahun 2016. Dengan asumsi bahwa pertumbuhan e-commerce

mencapai 17% setiap tahunnya, maka transaksi e-commerce diprediksi akan

mengalami peningkatan hingga Rp 102 milyar pada tahun 2018.

Di sisi lain, laporan Fraud Management Insight yang dilakukan oleh

Experian dan IDC (dalam www.kumparan.com, 2017) menyatakan bahwa

masyarakat Indonesia kurang percaya terhadap organisasi penyedia layanan

digital. Survei tersebut dilakukan kepada 3.200 konsumen dan lebih dari 80

organisasi jasa keuangan, telekomunikasi, dan sektor ritel, termasuk e-

commerce. Hasil survei tersebut menyatakan bahwa Indonesia memiliki

tingkat kepercayaan paling rendah dari total 10 negara yang disurvei, yaitu

Australia, China, Hongkong, India, Indonesia, Jepang, Selandia, Singapura,

Thailand, dan Vietnam. Selain itu, Experian dan IDC (dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

www.mediaindonesia.com, 2017) menyatakan bahwa indeks kepercayaan

digital masyarakat Indonesia adalah 1,8 dari total nilai 10.

Berdasarkan data pembelian online dan tingkat kepercayaan digital

masyarakat Indonesia, jumlah pembelian dan transaksi online diprediksi akan

terus mengalami peningkatan meskipun indeks kepercayaan digital masyarakat

masih rendah. Hal tersebut bertentangan dengan adanya teori yang

mengungkapkan bahwa kepercayaan memengaruhi pembelian online oleh

konsumen. Menurut Castelfranchi dan Tan (dalam Hsieh & Liao, 2011)

konsumen tidak akan melakukan transaksi atau pembelian di internet kecuali

mereka memiliki persepsi kepercayaan yang tinggi. Salo dan Karjaluoto (2007)

menyatakan bahwa kepercayaan akan mengurangi kekhawatiran konsumen

terhadap resiko pembelian serta mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam

aktivitas online. Kesenjangan antara keadaan di masyarakat dengan teori yang

dikemukakan oleh Salo dan Karjaluoto (2007) kemudian menimbulkan

pertanyaan yang menarik untuk diteliti. Mengapa masyarakat tetap mau

melakukan pembelian online meskipun tingkat kepercayaan terhadap

organisasi penyedia layanan digital rendah?

Berdasarkan pertanyaan tersebut, peneliti menduga bahwa pembelian

online tidak hanya dipengaruhi oleh kepercayaan konsumen terhadap penyedia

layanan digital. Peneliti menduga adanya penyebab lain yang memengaruhi

perilaku membeli online oleh konsumen. Morwitz (2014) menyatakan bahwa

perilaku membeli diawali dengan adanya niat membeli. Ajzen (1991) dalam

The Theory of Planned Behavior menyatakan bahwa niat merupakan faktor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

yang menentukan seseorang dalam menampilkan perilaku tertentu. Terdapat

tiga determinan yang menentukan munculnya niat, yaitu sikap terhadap

perilaku, norma subjektif, dan persepsi terhadap kontrol perilaku (Ajzen,

1991). Sikap terhadap perilaku merupakan penilaian individu secara positif

maupun negatif mengenai perilaku tertentu. Norma subjektif merupakan

persepsi individu terhadap ada atau tidaknya tekanan sosial untuk melakukan

atau tidak melakukan perilaku tertentu. Sedangkan persepsi terhadap kontrol

perilaku merupakan persepsi individu terhadap ada atau tidaknya faktor-faktor

yang memfasilitasi atau menghambat perilaku tertentu ditampilkan.

Interaksi dari ketiga determinan tersebut menentukan apakah sebuah

perilaku spesifik akan dilakukan atau tidak. Ajzen (1991) menyatakan bahwa

apabila seseorang memiliki niat terhadap perilaku tertentu, maka semakin besar

kemungkinannya untuk menunjukkan perilaku tersebut. Sementara Warshaw

dan Davis (1984) menyatakan bahwa niat menunjukkan tingkat kemungkinan

seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku spesifik di masa

mendatang. Berkaitan dengan perilaku konsumen, niat membeli merupakan

bagian dari proses pengambilan keputusan setelah konsumen melakukan

pencarian informasi mengenai produk atau jasa. Niat membeli juga

menunjukkan kemungkinan konsumen untuk membeli atau tidak membeli

produk atau jasa tertentu (Madahi & Sukati, 2012; Sam & Tahir, 2006; Sutanto

& Aprianingsih, 2016). Sedangkan niat membeli online merupakan prediktor

yang secara kuat menunjukkan kemungkinan konsumen untuk membeli atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

tidak membeli produk atau jasa tertentu secara online (Guo & Barnes, 2011;

Indiani, Rahyuda, & Yasa, 2015).

Niat membeli online sebagai prediktor perilaku membeli dibuktikan

dengan adanya beberapa penelitian yang menunjukkan hal tersebut (Guo &

Barnes, 2011; Hsieh & Liao, 2011; Indiani et al., 2015). Penelitian yang

dilakukan oleh Indiani et al. (2015) menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara niat membeli online dengan perilaku membeli yang

dipengaruhi oleh adanya persepsi resiko dan kepercayaan konsumen. Selain

itu, penelitian yang dilakukan oleh Hsieh dan Liao (2011) menyatakan bahwa

niat membeli online memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku

membeli yang dipengaruhi sikap dan kepercayaan konsumen terhadap produk.

Penelitian yang dilakukan oleh Guo dan Barnes (2011) menunjukkan bahwa

niat membeli online dibentuk oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik, serta

merupakan prediktor yang signifikan terhadap perilaku membeli.

Niat membeli dengan perilaku membeli memiliki peranan penting bagi

produsen. Penelitian yang dilakukan oleh Sewall (1978) menyatakan bahwa

niat membeli dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan segmen pasar.

Hal tersebut dikarenakan niat membeli merupakan prediktor yang lebih akurat

dalam memprediksikan perilaku aktual seseorang dibandingkan prediktor

lainnya. Selain itu, niat membeli merupakan variabel yang dapat digunakan

untuk memahami perilaku dan proses pembuatan keputusan oleh konsumen

(Darley, Blankson, & Luethge, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Saleem,

Ghafar, Ibrahim, Yousuf, dan Ahmed (2015) menyatakan bahwa niat membeli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

merupakan evaluasi konsumen dari berbagai alternatif pilihan produk. Dengan

memahami hal tersebut, niat membeli dapat digunakan untuk melihat tingkat

kepuasan konsumen dari produk yang telah digunakan. Berdasarkan beberapa

penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa penelitian

mengenai niat membeli merupakan penelitian yang layak dan menarik untuk

dilakukan.

Niat membeli seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Schiffman

dan Wisenblit (2015) menyatakan bahwa terdapat kelompok sosiokultural yang

memengaruhi proses pembuatan keputusan oleh konsumen, yaitu kelompok

referensi, keluarga, kelas sosial, serta budaya dan sub-budaya. Kelompok

sosiokultural merupakan sumber informasi yang dapat memengaruhi opini,

nilai, serta perilaku konsumen, termasuk niat membeli yang dimilikinya.

Berkaitan dengan niat membeli online, beberapa penelitian menyatakan bahwa

demografis psikologis (Akhter, 2003), kepercayaan online (Yoon, 2002), dan

pengaruh sosial (Chin, Wafa, & Ooi, 2009) merupakan faktor-faktor yang

dapat memengaruhi niat membeli seseorang di internet.

Penelitian yang dilakukan oleh Akhter (2003) menyatakan bahwa

demografis psikologis seperti gender, umur, pendidikan, serta pendapatan akan

memengaruhi niat membeli online seseorang. Penelitian tersebut menyatakan

bahwa laki-laki, individu berusia muda, dan individu yang memiliki

pendidikan serta pendapatan tinggi memiliki niat yang lebih tinggi untuk

melakukan pembelian di internet. Selain demografis psikologis, kepercayaan

merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi niat membeli online.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Yoon (2002) mengungkapkan bahwa kepercayaan terhadap website memiliki

korelasi yang signifikan dengan kepuasan dan niat membeli online konsumen.

Kepercayaan konsumen dapat dibangun dengan adanya kejelasan mengenai

ketentuan pengembalian uang dan menjamin transaksi online yang minim

resiko.

Sedangkan pengaruh sosial merupakan salah satu faktor yang dapat

mengubah serta memengaruhi keputusan membeli sseseorang. Penelitian yang

dilakukan oleh Chin et al. (2009) menyatakan bahwa pengaruh sosial memiliki

hubungan yang positif dengan niat membeli online seseorang. Pengaruh sosial

merupakan interaksi antara individu dengan kelompok lain yang dapat

mengubah perilaku, pikiran, perasaan, dan sikap yang dimilikinya (Rana,

Osman, & Othman, 2015). Kelompok pertemanan, anggota keluarga, dan

media merupakan kelompok sosial yang menyediakan berbagai informasi

personal sehingga dapat mengubah serta memengaruhi keputusan membeli

seseorang (Chin et al., 2009).

Berkaitan dengan pengaruh sosial, salah satu bentuk komunikasi yang

dapat memengaruhi perilaku seseorang adalah word-of-mouth (Schiffman &

Wisenblit, 2015). Word-of-mouth merupakan bentuk komunikasi informal

dimana konsumen menyampaikan informasi positif maupun negatif mengenai

produk atau jasa yang telah mereka gunakan kepada konsumen lain

(Hidayanto, Ovirza, Anggia, Budi, & Phusavat, 2017; Schiffman & Wisenblit,

2015). Seiring dengan meluasnya penggunaan internet, bentuk komunikasi

word-of-mouth berkembang menjadi electronic-word-of-mouth atau biasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

disebut e-WOM (Jalilvand & Samiei, 2011). e-WOM merupakan bentuk

komunikasi dimana konsumen menyampaikan pernyataan positif maupun

negatif mengenai produk atau jasa tertentu kepada konsumen lain. Akan tetapi,

komunikasi tersebut disampaikan melalui internet (Hennig-Thurau 2004;

Hidayanto et al., 2017; Jalilvand & Samiei, 2011). Erdogmus dan Cicek (dalam

Hidayanto et al., 2017) menyatakan bahwa proses pertukaran informasi

tersebut dapat dilakukan melaui media sosial, blog, forum diskusi online,

ulasan online, dan situs chatting.

Cheung dan Thadani (2010) menyatakan bahwa terdapat beberapa

karakteristik yang membedakan bentuk komunikasi e-WOM dengan WOM.

Komunikasi e-WOM merupakan proses pertukaran informasi yang

multidireksional, penyebarannya terjadi secara cepat, serta dalam skala yang

luas. Selain itu, bentuk komunikasi e-WOM bersifat persisten dan mudah

diakses dibandingkan komunikasi WOM. Orang yang memiliki akses internet

dapat dengan mudah mencari informasi yang tersimpan di internet. Hal tersebut

menyebabkan bentuk komunikasi e-WOM lebih mudah diukur dibandingkan

WOM. Karakteristik lain yang membedakan kedua bentuk komunikasi tersebut

adalah kemungkinan penerima pesan untuk menentukan kredibilitas dan

kualitas pesan. Lebih mudah untuk menentukan kredibilitas dan kualitas pesan

pada komunikasi WOM dibandingkan e-WOM.

Penelitian yang dilakukan Bataineh (2015) menyatakan bahwa perilaku

konsumen dapat dipengaruhi oleh komunikasi e-WOM, terutama bagaimana

konsumen mempersepsikan e-WOM yang diterimanya. Persepsi terhadap e-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

WOM terdiri dari tiga dimensi, yaitu kredibilitas e-WOM, kualitas e-WOM,

dan kuantitas e-WOM (Bataineh, 2015; Doh & Hwang, 2009). Kredibilitas e-

WOM merupakan tingkat kepercayaan konsumen terhadap sumber informasi

yang diterima (Bataineh, 2015). Putri dan Wandebori (2016) menyatakan

bahwa sumber e-WOM merupakan orang yang membuat konten dari pesan

atau informasi yang disampaikan. Konsumen akan menggunakan informasi

yang berasal dari sumber kredibel dan dapat dipercaya. Selain itu, kualitas e-

WOM merupakan dimensi yang memiliki peranan penting dalam proses

pembentukan persepsi oleh konsumen (Putri & Wandebori, 2016). Kualitas e-

WOM dapat memengaruhi perilaku konsumen apabila informasi yang

diterimanya merupakan informasi yang membantu, jelas, dan mudah dipahami

(Bataineh, 2015). Sedangkan dimensi kuantitas e-WOM menunjukkan

popularitas dan tingkat ketertarikan konsumen terhadap sebuah produk

(Bataineh, 2015). Konsumen cenderung menyukai produk yang sedang

populer. Penelitian yang dilakukan oleh Sutanto dan Aprianingsih (2016)

menyatakan bahwa niat membeli akan bertambah seiring dengan

bertambahnya jumlah ulasan yang diterima oleh konsumen. Secara

keseluruhan, persepsi terhadap e-WOM merupakan proses pemberian makna

oleh konsumen terhadap dimensi kredibilitas, kualitas, dan kuantitas e-WOM.

Banyak konsumen yang melakukan pencarian di internet untuk

mengetahui informasi mengenai produk atau jasa. Survei yang dilakukan oleh

Ipsos menyatakan bahwa 69% pengguna internet di Indonesia melakukan

pencarian web untuk mencari produk yang ingin dibeli (Wiku, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Berkaitan dengan pertanyaan penelitian yang telah diajukan sebelumnya, dapat

diketahui bahwa kepercayaan konsumen terhadap penyedia layanan digital

termasuk dalam kategori rendah. Akan tetapi, Bright Local dalam laporan

Local Consumer Review Survey menyatakan bahwa 84% orang mempercayai

ulasan dari konsumen lain (Debora, 2016). Selain itu, hasil survei Statista juga

menyatakan bahwa terdapat peningkatan kepercayaan pembeli pada ulasan

online sebesar 10%. Menurut trustklik.com, sebanyak 74% pembeli di

Indonesia mempercayai ulasan konsumen lain meskipun disampaikan oleh

konsumen yang tidak dikenal (Debora, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa

meskipun tingkat kepercayaan konsumen terhadap penyedia layanan digital

rendah, namun konsumen mempercayai e-WOM yang diterimanya. Sehingga,

dapat diketahui bahwa e-WOM memiliki peranan penting yang dapat

memengaruhi perilaku konsumen (Bataineh, 2015).

Salah satu kelompok konsumen yang melakukan pencarian di internet

mengenai produk atau jasa adalah kelompok generasi milenial. Survei yang

dilakukan oleh Snapcart pada Januari 2018 menyatakan bahwa 50% pelaku

belanja online berasal dari generasi milenial (Cahya, 2018). Menurut Moreno,

Lafuente, Carreón, dan Moreno (2017) generasi milenial, atau disebut juga

Generasi Y, merupakan kelompok kelahiran tahun 1980 sampai 2000. Generasi

milenial dikenal sebagai generasi yang memiliki karakteristik berbeda dengan

generasi sebelumnya, yaitu Matures, Baby Boomers, dan Generasi X (Lyons,

Duxbury, & Higgins, 2007). Hal tersebut dikarenakan generasi milenial

tumbuh dalam era teknologi digital yang semakin berkembang seiring dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

globalisasi (Lyons et al., 2007; Moreno et al., 2017). Omar (dalam Moreno et

al., 2017) menyatakan bahwa generasi milenial terbiasa menggunakan berbagai

bentuk komunikasi dan sosial media, seperti televisi, telepon genggam,

komputer, tablet, laptop, lagu, dan video games. Menurut Tapscott (dalam

Lyons et al., 2007), generasi milenial merupakan generasi yang terbiasa dengan

adanya perubahan yang terus menerus, bersifat inovatif, dan independen.

Berkaitan dengan perilaku membeli, generasi milenial juga memiliki

karakteristik yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Moreno et al., (2017)

menyatakan bahwa generasi milenial merupakan salah satu kelompok penting

dalam pertumbuhan e-commerce. Hal tersebut dikarenakan generasi milenial

terbiasa dengan penggunaan teknologi dan internet, termasuk dalam pembelian

online. Salah satu produk yang paling banyak dibeli oleh generasi milenial

adalah produk busana. Produk busana merupakan salah satu search goods.

Search goods merupakan produk yang kualitasnya dapat dengan mudah

diketahui sebelum melakukan pembelian (Chiang & Dholakia, 2003). Laporan

The Boston Counseling Group Perspectives (BCG) dalam Millenial Passion:

Food, Fashion, and Friends (2012) menunjukkan bahwa milenial laki-laki dan

perempuan memiliki pengetahuan yang memadai mengenai produk busana.

Sebanyak 47% milenial wanita di Amerika berbelanja busana lebih dari dua

kali dalam sebulan. Selain itu, sebanyak 38% milenial laki-laki di Amerika

melakukan pembelian produk busana lebih banyak dibandingkan laki-laki non-

milenial. Di Indonesia sendiri, survei yang dilakukan oleh Ipsos menyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

bahwa 43% generasi milenial berbelanja online sebulan sekali, dengan produk

yang paling banyak disukai adalah busana (Cahya, 2018).

Karakteristik lain yang membedakan generasi milenial berkaitan

dengan perilaku membeli adalah media yang digunakan. Smith (2011)

menyatakan bahwa generasi milenial lebih menyukai media interaktif

dibandingkan media konvensional. Website yang interaktif dengan grafik yang

menarik mampu membuat kelompok milenial mengunjungi website tersebut

secara berulang-ulang. Selain itu, generasi milenial juga merupakan kelompok

konsumen yang sensitif terhadap e-WOM. Penelitian yang dilakukan oleh

Smith (2011) menyatakan bahwa generasi milenial cenderung mencari

informasi mengenai produk atau jasa yang akan digunakan melalui ulasan di

internet, terutama dari kelompok sebayanya. Penelitian tersebut menyatakan

bahwa generasi milenial menggunakan ulasan di internet untuk menentukan

kebermanfaatan suatu produk atau jasa.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penelitian bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap e-WOM dengan niat

membeli online produk busana pada generasi milenial. Meskipun penelitian

mengenai e-WOM dengan niat membeli telah dilakukan sebelumnya

(Bataineh, 2015), namun penelitian mengenai e-WOM dengan niat membeli

online terhadap produk busana dan pada generasi milenial tergolong baru untuk

dilakukan. Generasi milenial sebagai kelompok pembeli online terbanyak di

Indonesia memiliki ketertarikan dengan produk busana dan karakteristik yang

tidak asing dengan penggunaan internet. Banyak diantara kelompok generasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

milenial yang melakukan pencarian informasi di internet sebelum membeli

produk atau jasa tertentu. Informasi tersebut dapat memengaruhi niat membeli

yang dimiliki oleh generasi milenial, terlebih jika informasi yang diterimanya

berasal dari kelompok usia sebaya (Smith, 2011). Dengan demikian, penelitian

diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian mengenai niat membeli

online yang diprediksi mengalami peningkatan meskipun kepercayaan indeks

digital masyarakat Indonesia masih rendah. Hal tersebut diduga karena

persepsi konsumen terhadap e-WOM, terutama pada generasi milenial, akan

memiliki hubungan dengan niat membeli online seseorang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan dan latar belakang yang telah dipaparkan,

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara

persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana pada

generasi milenial?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi

terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana pada generasi

milenial.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

pengembangan ilmu Psikologi Konsumen, terutama mengenai niat membeli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

online produk busana pada generasi milenial. Selain itu, hasil penelitian

diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai e-WOM yang sedang

berkembang di Indonesia dan perilaku konsumen yang dipengaruhi adanya

persepsi terhadap e-WOM.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana evaluasi bagi

generasi milenial dan memberikan pemahaman mengenai persepsi terhadap

e-WOM. Bagi produsen produk busana, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan pengetahuan mengenai hubungan e-WOM dengan niat

membeli online produk busana yang dimiliki oleh generasi milenial.

Penelitian diharapkan dapat membantu produsen dalam memanfaatkan e-

WOM untuk memengaruhi niat membeli online kelompok generasi

milenial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM)

1. Perkembangan e-WOM

a. Sejarah e-WOM

Memahami perkembangan e-WOM tidak lepas kaitannya dengan

komunikasi. Dalam konteks pemasaran, komunikasi memiliki peran penting

dalam menyampaikan informasi kepada konsumen (Shiffman & Wisenblit,

2015). Komunikasi merupakan proses pemindahan atau penyampaian

informasi dari pengirim pesan (sender) kepada penerima pesan (receiver)

melalui media tertentu. Terdapat dua bentuk komunikasi, yaitu komunikasi

impersonal dan komunikasi interpersonal.

Komunikasi impersonal adalah proses penyampaian informasi

melalui pihak pemasaran, hubungan masyarakat (humas), juru bicara, dan

bersifat satu arah kepada kelompok audience yang ingin dipengaruhi

perilaku atau pemikirannya. Sedangkan komunikasi interpersonal

merupakan proses penyampaian informasi yang dapat terjadi secara formal

maupun informal. Penyampaian informasi secara formal dapat melalui sales

atau juru bicara yang bertugas di toko, sedangkan penyampaian informasi

secara informal dapat melalui kelompok pertemanan atau keluarga.

Berbeda dengan bentuk komunikasi impersonal, pada komunikasi

interpersonal proses pembicaraan bersifat dua arah. Artinya, pengirim pesan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

dapat langsung menerima umpan balik (feedback), baik secara verbal

maupun nonverbal.

Berkaitan dengan bentuk komunikasi interpersonal, penelitian

menunjukkan bahwa bentuk komunikasi tersebut dapat memengaruhi

individu dalam menentukan keputusan (Cheung & Thadani, 2010). Oleh

karena itu, komunikasi interpersonal banyak memperoleh perhatian dalam

penelitian psikologi sosial. Salah satu sumber informasi dalam komunikasi

interpersonal adalah kelompok referensi. Schiffman dan Wisenblit (2015)

menyatakan bahwa kelompok referensi merupakan sumber informasi yang

dapat memengaruhi opini, nilai, serta perilaku seseorang. Informasi dari

kelompok referensi akan semakin berpengaruh apabila informasi tersebut

berasal dari sumber yang kredibilitasnya dapat dipercaya. Banyak pemasar

yang menggunakan endorser untuk mengiklankan produk atau jasa yang

mereka tawarkan, misalnya bekerjasama dengan selebritas atau model

ternama.

Selain bekerjasama dengan menggunakan endorser, sumber

informasi lain yang dapat memengaruhi konsumen adalah keluarga atau

kelompok pertemanan. Dalam lingkungan kelurarga, orangtua memiliki

peran dalam memengaruhi perilaku konsumen anak. Dalam lingkungan

pertemanan, proses pertukaran informasi yang terjadi dapat berasal dari

pengalaman setelah menggunakan produk atau jasa tertentu. Dengan

demikian, dapat diketahui bahwa kelompok referensi memengaruhi perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

konsumen karena memberikan pemahaman mengenai gaya hidup,

kepercayaan, dan pemahaman terhadap produk atau jasa tertentu.

Proses pertukaran informasi yang terjadi dalam kelompok referensi

dikenal dengan istilah word-of-mouth atau WOM. Istilah WOM pertama

kali digunakan oleh Whyte pada 1954 dalam literaturnya mengenai

komunikasi WOM dalam konteks pemasaran dan perilaku konsumen

(Demirbaş, 2017). Setelah itu, banyak dilakukan penelitian untuk lebih

memahami istilah WOM dalam konteks pemasaran. Salah satunya adalah

penelitian yang dilakukan oleh Katz dan Lazarfeld pada tahun 1955 yang

menyatakan bahwa komunikasi WOM merupakan proses pertukaran

informasi yang dapat memengaruhi perilaku konsumen untuk membeli

produk atau jasa tertentu. Schiffman dan Wisenblit (2015) menyatakan

bahwa WOM merupakan informasi positif maupun negatif yang

disampaikan oleh konsumen mengenai bisnis, produk, jasa, atau event

tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa komunikasi WOM

adalah proses pertukaran informasi yang terjadi di antara konsumen, bersifat

positif maupun negatif, dan berpengaruh terhadap keputusan membeli

produk atau jasa tertentu.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan internet, banyak

konsumen yang menggunakan internet untuk membagikan dan mengetahui

informasi mengenai pengalaman mereka dalam menggunakan produk atau

jasa tertentu (Demirbaş, 2017). Penggunaan internet dalam menyampaikan

informasi mengenai produk atau jasa tertentu memunculkan berbagai istilah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

seperti “internet w-o-m, word-of-modem, atau word-of-mouse”.

Penggunaaan istilah electronic-word-of-mouth atau e-WOM digunakan

dalam format tertulis oleh Hennig-Thurau et al. pada tahun 2004 dan

selanjutnya berkembang dalam penelitian-penelitian lainnya.

b. Definisi e-WOM

Hennig-Thurau et al. (2004) menyatakan bahwa e-WOM adalah

semua pernyataan positif maupun negatif yang dibuat oleh pelanggan

sebelumnya, pelanggan potensial, atau pelanggan aktual mengenai produk

atau perusahaan, dan pernyataan tersebut tersedia untuk orang banyak atau

institusi melalui internet. Selain itu, Jalilvand dan Samiei (2011) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa e-WOM merupakan proses pertukaran

informasi yang terjadi diantara konsumen mengenai produk tertentu.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa e-WOM merupakan hasil evaluasi

positif maupun negatif mengenai produk atau jasa yang disampaikan oleh

konsumen kepada konsumen lain melalui internet. Erdogmus dan Cicek

(dalam Hidayanto et al., 2017) menyatakan bahwa proses pertukaran

informasi tersebut dapat dilakukan melaui media sosial, blog, forum diskusi

online, ulasan online, dan situs chatting.

c. Elemen e-WOM

Cheung dan Thadani (2010) menyatakan bahwa bentuk komunikasi

e-WOM melibatkan komunikator, stimulus, penerima pesan, dan respon.

Penjelasan untuk keempat hal tersebut adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

i. Komunikator

Komunikator merujuk pada individu yang menyampaikan informasi

dalam komunikasi. Dalam konteks e-WOM, informasi yang diterima

tidak hanya berasal dari kelompok sosial tertentu, seperti teman atau

keluarga. Pertukaran informasi yang berkaitan dengan produk atau jasa

tertentu dapat dilakukan oleh kelompok yang tidak dikenal. Hal tersebut

menyebabkan adanya perhatian terhadap kredibilitas dalam bentuk

komunikasi e-WOM dari sumber informasi yang diterima.

ii. Stimulus

Stimulus merujuk pada pesan yang disampaikan oleh komunikator.

Terdapat konstruk yang memengaruhi stimulus dalam komunikasi e-

WOM, yaitu valensi, volume, serta rating dari komunikasi tersebut.

Valensi meliputi isi pesan, yaitu negatif, positif, atau netral. Sedangkan

volume merujuk pada kuantitas dari informasi yang disampaikan

iii. Penerima Pesan

Penerima pesan merujuk pada individu yang merespon komunikasi.

Dampak aktual dari informasi yang diterima dapat berbeda bagi setiap

orang. Dalam konteks e-WOM, karakteristik individu dapat berpengaruh

pada proses pemahaman informasi yang diterima. Menurut Doh dan

Wang (2009), salah satu karakteristik konsumen yang memengaruhi

proses penerimaan pesan adalah involvement dan pengetahuan yang

dimiliki sebelumnya. Karakteristik lainnya yang berpengaruh terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

proses penerimaan pesan adalah gender, sikap skeptis konsumen, dan

kognitif konsumen.

iv. Respon

Respon atau tanggapan adalah hasil dari proses berkomunikasi.

Dalam konteks e-WOM, respon komunikasi yang dihasilkan terkait

dengan keadaan psikologis penerima pesan, seperti niat membeli, sikap,

pengadopsian informasi yang diterima, dan kepercayaan.

d. Perbedaan WOM dan e-WOM

Setelah mengetahui bentuk komunikasi dari e-WOM, maka perlu

diketahui karakteristik dari komunikasi e-WOM yang membedakan dengan

komunikasi WOM. Perbedaan antara komunikasi e-WOM dengan WOM

terdapat pada proses penyebaran informasi, kredibilitas, keamanan, dan

aksesbilitas (Cheung & Thadani, 2010; Huete-Alcocer, 2017). Berdasarkan

proses penyebaran informasi, komunikasi e-WOM terjadi secara cepat dan

dalam skala yang luas. Hal tersebut berbeda dengan proses penyebaran

informasi melalui WOM yang pada umumnya terjadi secara lambat dan

hanya pada kelompok kecil. Berdasarkan kredibilitas, karakteristik yang

membedakan komunikasi e-WOM dengan WOM adalah kemampuan

penerima pesan untuk menentukan kredibilitas dari pengirim pesan. Pada

bentuk komunikasi WOM, informasi berasal dari pengirim pesan yang

diketahui oleh penerima pesan sehingga kredibilitas dari sumber informasi

dapat ditentukan. Sedangkan, pada komunikasi e-WOM biasanya pengirim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

pesan tidak diketahui oleh penerima pesan sehingga membuat penerima

pesan kesulitan dalam menentukan kredibilitas sumber informasi.

Berdasarkan keamanan, bentuk komunikasi e-WOM tidak bersifat

pribadi, dan dapat diakses oleh banyak orang karena bentuknya tertulis.

Sedangkan, pada komunikasi WOM, sifat pembicaraan biasanya lebih

pribadi karena terjadi secara langsung. Selain itu, berdasarkan aksesbilitas,

bentuk komunikasi e-WOM lebih mudah untuk diakses dibandingkan

bentuk komunikasi WOM. Hal tersebut dikarenakan bentuk komunikasi e-

WOM pada umumnya bersifat tetap dan dapat diakses melalui internet.

Informasi yang telah tersimpan di internet dapat diakses dalam jangka waktu

yang tidak terbatas. Bentuk komunikasi e-WOM juga lebih terukur daripada

bentuk komunikasi WOM. Hal tersebut dapat diobservasi dari format

presentasi, kuantitas, dan persistensi dari informasi yang ditampilkan e-

WOM.

e. Definisi Persepsi terhadap e-WOM

Berkaitan dengan persepsi, Hawkins, Mothersbaugh, dan Mookerjee

dalam bukunya yang berjudul Consumer Behavior (2010) menyatakan

bahwa persepsi merupakan proses seleksi, organisasi, dan intepretasi

terhadap sensasi yang diterima. Schiffman dan Wisenblit (2015)

menyatakan bahwa persepsi merupakan proses pemberian makna yang utuh

dan berarti terhadap stimulus tertentu. Proses pemberian makna tersebut

merupakan pemahaman yang subjektif dan bukan berdasarkan realitias

objektif. Pengalaman, nilai-nilai, serta kebutuhan yang dimiliki oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

individu merupakan hal-hal yang dapat memengaruhi persepsinya. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan proses pemberian

makna terhadap stimulus yang diterima oleh seseorang dengan

menggunakan pemikiran yang terorganisir dan berdasarkan pengalaman

atau nilai-nilai yang dimilikinya.

Berdasarkan definisi mengenai e-WOM dan persepsi yang

sebelumnya telah dipaparkan, maka dapat diketahui bahwa persepsi

terhadap e-WOM merupakan proses pemberian makna oleh konsumen

terhadap pernyataan negatif maupun positif yang dibuat oleh konsumen

sebelumnya mengenai produk atau jasa tertentu yang tersedia di internet.

2. Dimensi Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM)

Persepsi terhadap e-WOM merupakan salah satu hal penting dalam

konteks pemasaran. Persepsi terhadap e-WOM adalah bagaimana penerima

pesan mempersepsikan informasi yang disampikan oleh pengirim pesan

melalui internet atau situs jejaring sosial (Jalilvand & Samiei, 2011). Setelah

memahami definisi dari komunikasi e-WOM yang telah dipaparkan

sebelumnya, dapat diketahui bahwa terdapat karakteristik yang menentukan

komunikasi e-WOM. Selain itu, komunikasi e-WOM juga ditentukan oleh

dimensi-dimensi yang dimilikinya. Terdapat tiga dimensi yang menentukan

persepsi terhadap e-WOM (Bataineh, 2015; Sutanto & Aprianingsih, 2016;

Putri & Wandebori, 2016), yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

a. Kredibilitas e-WOM

Kredibilitas e-WOM merupakan penilaian konsumen terhadap

sumber informasi yang diterima. Sumber informasi merupakan orang

yang membuat konten dari pesan yang disampaikan. Persepsi kredibilitas

e-WOM merupakan persepsi kredibilitas terhadap sumber yang

menyampaikan informasi, bukan konten dari pesan yang disampaikan.

Kredibilitas e-WOM harus kompeten dan dapat dipercaya oleh pembaca

karena merupakan aspek yang penting dalam proses penerimaan

informasi. Konsumen akan menggunakan ulasan atau komentar

mengenai produk atau jasa apabila informasi tersebut berasal dari sumber

yang kredibel dan dapat dipercaya. Sebaliknya konsumen akan

mengabaikan informasi yang diterima apabila informasi tersebut berasal

dari sumber yang tidak kredibel dan tidak dapat dipercaya.

b. Kualitas e-WOM

Kualitas e-WOM merujuk pada kualitas, tingkat kejelasan, serta

objektivitas dari isi pesan yang disampaikan. Kualitas e-WOM

berpengaruh pada pilihan serta keputusan membeli konsumen. Informasi

dari konten pesan yang disampaikan mengindikasikan tingkat persuasif

atau seberapa meyakinkan informasi yang disampaikan. Informasi yang

berorientasi pada objek, jelas, transparan, dan membantu merupakan

informasi yang dapat diandalkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

c. Kuantitas e-WOM

Kuantitas e-WOM merupakan salah satu aspek yang digunakan

konsumen untuk mempertimbangkan keputusannya dalam membeli

produk atau jasa. Kuantitas e-WOM merujuk pada jumlah ulasan

mengenai produk atau jasa yang tersedia secara online. Popularitas dan

tingkat ketertarikan konsumen terhadap produk atau jasa tertentu dapat

dilihat dari jumlah ulasan yang tersedia. Konsumen cenderung menyukai

produk yang populer (Putri & Wandebori, 2016). Kuantitas e-WOM

dapat memperkuat keyakinan konsumen untuk membeli produk atau jasa

dan mengurangi kekhawatiran mengenai resiko atau kesalahan.

3. Dampak Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM)

Dapat diketahui bahwa e-WOM memiliki peranan penting dalam

konteks pemasaran. Penelitian yang dilakukan oleh Demirbaş (2017)

menyatakan bahwa e-WOM dapat memengaruhi perilaku dan keputusan

membeli oleh konsumen. Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa e-

WOM memiliki dampak bagi konsumen, yaitu:

a. Sikap Konsumen

Cheung dan Thadani (2010) menyatakan bahwa terdapat beberapa

respon terkait bentuk komunikasi e-WOM. Salah satu dampak dari

adanya bentuk komunikasi e-WOM adalah sikap konsumen terhadap

objek, produk, atau jasa yang ditawarkan oleh pemasar. Penelitian yang

dilakukan oleh Doh dan Hwang (2009) menunjukkan bahwa e-WOM

memengaruhi sikap konsumen terhadap website dan produk yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

ditawarkan. Penelitian tersebut menyatakan bahwa jumlah e-WOM

positif dan negatif memengaruhi sikap konsumen terhadap produk.

Konsumen cenderung memiliki sikap positif terhadap produk apabila

produk tersebut memiliki jumlah e-WOM positif lebih banyak

dibandingkan e-WOM negatif. Akan tetapi, adanya beberapa e-WOM

negatif tidak terlalu memengaruhi sikap konsumen terhadap produk. Hal

tersebut dikarenakan konsumen cenderung mencurigai website atau

produk yang tidak memiliki pesan e-WOM negatif sama sekali. Oleh

karena itu, dapat diketahui bahwa jumlah e-WOM positif atau negatif

akan memengaruhi sikap konsumen terhadap produk atau jasa yang

ditawarkan.

b. Kesetiaan Konsumen

Persepsi terhadap e-WOM berdampak pada kesetiaan konsumen

(Cheung & Thadani, 2010). Kesetiaan konsumen merujuk pada

kemungkinan dan keinginan konsumen untuk menetap pada bisnis, toko,

merk, atau produk tertentu ketika konsumen berusaha untuk memenuhi

kebutuhannya. Penelitian yang dilakukan oleh Gauri, Bhatnagar, dan Rao

(2008) menunjukkan bahwa e-WOM positif memiliki dampak paling

besar terhadap niat konsumen untuk melakukan pembelian ulang

terhadap produk atau jasa tertentu. Penelitian tersebut juga menunjukkan

bahwa yang paling memengaruhi niat konsumen untuk melakukan

pembelian ulang bukanlah jumlah total ulasan produk atau jasa tertentu,

melainkan jumlah ulasan positif yang tersedia. Oleh karena itu, dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

diketahui bahwa untuk meningkatkan kesetiaan konsumen terhadap

produk, merk, atau jasa tertentu dapat dilakukan dengan menyediakan

ulasan positif dari konsumen yang telah menggunakan produk, merk,

atau jasa tersebut.

c. Niat Membeli

Persepsi terhadap e-WOM berpengaruh pada perilaku konsumen,

salah satunya memengaruhi niat membeli seseorang. Penelitian yang

dilakukan oleh Bataineh (2015) menyatakan bahwa kredibilitas, kualitas,

dan kuantitas e-WOM memengaruhi niat membeli seseorang. Penelitian

tersebut menyatakan bahwa persepsi terhadap e-WOM dengan niat

membeli dimediasi dengan adanya citra perusahaan. Selain itu, penelitian

yang dilakukan oleh Jalilvand dan Samiei (2011) menyatakan bahwa

komunikasi e-WOM berpengaruh terhadap niat membeli seseorang.

Dalam penelitiannya, Jalilvand dan Samiei (2011) menyatakan bahwa

komunikasi e-WOM berpengaruh terhadap citra brand kemudian

memengaruhi niat membeli yang dimiliki konsumen. Selain itu,

penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa komunikasi e-WOM

memiliki pengaruh langsung yang kuat terhadap niat membeli.

B. Niat Membeli Online

1. Definisi Niat Membeli Online

Untuk memahami definisi niat membeli online, perlu dipahami

bahwa niat membeli online merupakan salah satu tahap dalam proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian.

Dalam literatur yang diungkapkan oleh Darley et al. (2010), terdapat faktor-

faktor yang perlu diketahui untuk memahami perilaku membeli online oleh

konsumen. Faktor-faktor tersebut adalah tahapan proses pengambilan

keputusan, faktor kognitif, afektif, dan konatif yang memengaruhi evaluasi

dari pilihan alternatif yang ada, serta faktor eksternal atau lingkungan yang

memengaruhi tahapan proses pengambilan keputusan.

Darley et al. (2010) menyatakan bahwa terdapat lima tahapan proses

pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Kelima tahapan

tersebut terdiri dari pengenalan masalah (problem recognition), pencarian

(search), evaluasi dari alternatif pembelian yang ada (alternative evaluation

purchase), pilihan (choice), dan hasil (outcomes). Pada tahapan evaluasi

alternatif, terdapat faktor kognitif, afektif, dan konatif yang memengaruhi

proses pengambilan keputusan oleh konsumen (Schiffman & Wisenblit,

2015). Faktor kognitif terdiri dari pengetahuan dan persepsi mengenai sikap

terhadap objek. Pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman secara

langsung maupun sumber informasi lainnya. Faktor afektif terdiri dari

emosi dan perasaan mengenai sikap terhadap objek. Hal tersebut diperoleh

dari hasil evaluasi terhadap objek perilaku, misalnya baik atau buruk. Faktor

konatif merupakan kemungkinan individu untuk menunjukkan perilaku

spesifik tertentu berkaitan dengan sikap yang dimilikinya terhadap perilaku

tersebut. Faktor konatif dalam konteks pemasaran menunjukkan

kemungkinan individu untuk melakukan pembelian, atau niat membeli yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

dimilikinya. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa niat membeli

merupakan faktor penting dalam dunia pemasaran dan berpengaruh

terhadap proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen.

Morwitz (2014) dalam literaturnya mengungkapkan bahwa

penelitian mengenai niat membeli konsumen berawal dari adanya beberapa

teori psikologi sosial. Niat dinyatakan sebagai prediktor paling baik untuk

menentukan apakah seseorang akan menunjukkan perilaku tertentu atau

tidak. Salah satunya adalah penelitian teori sosial kognitif yang dilakukan

oleh Bandura pada 1977. Selanjutnya, penelitian mengenai niat seseorang

dilakukan oleh Ajzen dan Fishbein (1975) dalam The Theory of Reasoned

Action. Setelah itu, Ajzen (1980) kembali melakukan penelitian mengenai

niat seseorang dalam The Theory of Planned Behavior. Dalam penelitiannya

tersebut, Ajzen menyatakan bahwa niat merupakan indikasi yang

menunjukkan usaha seseorang dalam menampilkan perilaku tertentu. Niat

seseorang ditentukan oleh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, serta

persepsi kontrol perilaku. Semakin kuat niat seseorang terhadap perilaku

tertentu, maka semakin besar kemungkinan perilaku tersebut dilakukan.

Berkaitan dengan pemasaran, penggunaan niat membeli sebagai

prediktor dari perilaku membeli aktual telah digunakan oleh pemerintah

Amerika Serikat pada tahun 1940-an. Beberapa penelitian yang dilakukan

tahun 1960 sampai 1970 berusaha menunjukkan hubungan antara niat

membeli konsumen dengan perilaku membeli aktual. Sebagian besar dari

hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

positif antara niat membeli dengan perilaku membeli aktual. Secara spesifik,

penelitian mengenai niat membeli konsumen dalam konteks pemasaran

dilakukan oleh Ryan dan Bonfield (1975) dengan mengaplikasikan model

teori Fishbein. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa niat membeli

memiliki korelasi positif dengan perilaku membeli aktual konsumen.

Berdasarkan pemaparan yang telah disebutkan, niat membeli dapat

didefinisikan sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan oleh

konsumen dan menunjukkan tingkat kemungkinan konsumen untuk

membeli atau tidak membeli produk atau jasa tertentu. Menurut Madahi dan

Sukati (2012), niat membeli muncul setelah individu menentukan

kebutuhan dan memiliki persepsi terhadap produk atau jasa yang dapat

memenuhi kebutuhannya. Individu akan melakukan evaluasi dan

menentukan kelayakan dari produk atau jasa tersebut. Sutanto dan

Aprianingsih (2016) menyatakan bahwa niat membeli muncul sebagai hasil

dari pencarian dan proses evaluasi terhadap informasi produk yang diterima

konsumen.

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan internet, terdapat

beberapa penelitian yang dilakukan untuk memahami perilaku membeli

konsumen (Darley et al., 2010; Meskaran, Ismail, dan Shanmugam 2013).

Perkembangan teknologi dan internet akan memengaruhi perilaku membeli

konsumen melalui internet, termasuk niat membeli yang dimilikinya. Niat

membeli online dapat didefinisikan sebagai tingkat kemungkinan konsumen

untuk melakukan atau tidak melakukan pembelian melalui internet (Khalifa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

& Limayem, 2003; Meskaran et al., 2013). Penelitian yang dilakukan oleh

Khalifa dan Limayem (2003) menyatakan bahwa niat membeli online dan

fasilitas yang mendukung dapat memengaruhi perilaku membeli online

seseorang secara signifikan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa niat

membeli online merupakan prediktor yang menunjukkan kemungkinan

seseorang untuk melakukan pembelian online aktual. Semakin tinggi niat

membeli online yang dimiliki oleh seseorang, maka semakin besar

kemungkinan yang dimilikinya untuk melakukan pembelian online.

2. Elemen Niat Membeli Online

Penelitian mengenai niat membeli online telah banyak dilakukan

(Chin et al., 2009; Chu & Zhang, 2016; Meskaran et al., 2013). Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Meskaran et al. (2013), The Theory of

Planned Behavior milik Ajzen (1985) dijadikan sebagai dasar dalam

mendefinisikan niat membeli. Ajzen (2002) dalam Constructing a TpB

Questionnaire menunjukkan beberapa contoh item niat membeli yang

terdiri dari niat, keinginan, atau perencanaan. Selain itu, terdapat empat

elemen yang harus disertakan untuk mengetahui niat membeli seseorang.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ajzen dan Fishbein (1977),

empat elemen yang menunjukkan perilaku membeli terdiri dari tindakan

(action), target (target), konteks (context), dan waktu (time). Keempat

elemen tersebut dikenal dengan istilah ATCT. Elemen tindakan merujuk

pada perilaku tertentu yang ditampilkan oleh individu di masa depan.

Elemen target melibatkan karakteristik dan informasi yang menjadi target

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

atau tujuan untuk memengaruhi perilaku individu. Elemen konteks merujuk

pada lingkungan atau situasi yang membentuk perilaku tertentu. Sedangkan

elemen waktu merujuk pada waktu dilakukannya perilaku tertentu.

Dalam konteks perilaku membeli, maka elemen tindakan merujuk

pada perilaku membeli yang akan dilakukan oleh individu di masa depan.

Ajzen (2008) mengatakan bahwa perilaku membeli mengarah pada tindakan

tertentu, misalnya melakukan pembelian. Pada elemen target merujuk pada

infomasi yang dapat memengaruhi perilaku membeli individu, misalnya

produk atau brand produk. Pada elemen konteks merujuk pada konteks atau

situasi perilaku membeli tersebut dilakukan, misalnya melalui pembelian

online. Sedangkan pada elemen waktu merujuk pada waktu perilaku

membeli dilakukan oleh individu

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Niat Membeli Online

Setelah memahami definisi dari niat membeli online, maka penting

untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi niat membeli

online seseorang. Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi niat

membeli online seseorang, maka perilaku pengambilan keputusan oleh

konsumen dapat semakin dipahami. Terdapat faktor-faktor yang

memengaruhi niat seseorang secara umum. Ajzen (1991) dalam The Theory

of Planned Behavior menyatakan bahwa terdapat tiga determinan yang

memengaruhi niat seseorang dalam menunjukkan perilaku tertentu. Ketiga

determinan yang memengaruhi niat seseorang adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Skema 1.

Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991)

a. Sikap terhadap Perilaku (Attitude Toward The Behavior)

Sikap terhadap perilaku merupakan hasil evaluasi atau penilaian

terhadap perilaku tertentu. Sikap terhadap perilaku dipengaruhi oleh

kepercayaan atau keyakinan yang dimiliki oleh individu terhadap objek

perilaku yang ditampilkan (behavioral belief). Kepercayaan tersebut

diperoleh dari hasil evaluasi individu mengenai perilaku tertentu. Hasil

evaluasi atau penilaian dapat berupa sikap positif atau negatif terhadap

perilaku tersebut. Individu cenderung menampilkan perilaku yang

positif atau diinginkan. Sebaliknya, individu cenderung untuk tidak

menampilkan perilaku yang negatif atau tidak diinginkan.

b. Norma Subjektif (Subjective Norm)

Norma subjektif merupakan persepsi individu terhadap tekanan

sosial untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu.

Norma subjektif dipengaruhi oleh keyakinan normatif (normatif belief)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

dan keinginan untuk mengikuti (motivation to comply). Keyakinan

normatif adalah keyakinan terhadap individu atau kelompok referensi

untuk menyetujui atau tidak menyetujui dalam menampilkan perilaku

tertentu. Kelompok referensi terdiri dari teman, orangtua, pasangan,

saudara, dan anggota keluarga lainnya. Keyakinan normatif diperkuat

dengan adanya keinginan individu untuk mengikuti. Keinginan untuk

mengikuti merupakan tingkat individu untuk mematuhi kelompok

referensi dalam menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu.

Dengan demikian, individu cenderung memiliki tekanan sosial dalam

menampilkan perilaku tertentu apabila memiliki keyakinan dan

keinginan untuk mengikuti kelompok referensi. Sebaliknya, individu

cenderung tidak memiliki tekanan sosial dalam menampilkan perilaku

tertentu apabila tidak memiliki keyakinan dan keinginan untuk

mengikuti kelompok referensi.

c. Persepsi Kontrol Perilaku (Perceived Behavioral Control)

Persepsi kontrol perilaku merupakan persepsi individu terhadap

tingkat kemudahan atau kesulitan dalam menampilkan perilaku tertentu.

Persepsi kontrol perilaku diperoleh dari pengalaman langsung maupun

informasi yang berasal dari pengalaman orang lain dalam usaha untuk

menampilkan perilaku tertentu. Informasi tersebut dapat diperoleh dari

rekan kerja atau teman. Persepsi kontrol perilaku dipengaruhi oleh

keyakinan kontrol (control belief) dan persepsi kekuatan (perceived

power). Keyakinan kontrol adalah keyakinan individu untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

menampilkan perilaku tertentu. Sedangkan persepsi kekuatan

merupakan persepsi individu terhadap faktor-faktor yang dapat

memfasilitasi atau menghambat dalam menampilkan perilaku tertentu.

Dengan demikian, individu akan mempersepsikan dirinya mudah

menampilkan perilaku tertentu apabila banyak faktor yang mendukung

dan sedikit faktor yang mengambat dalam menampilkan perilaku

tersebut. Sebaliknya, individu akan mempersepsikan dirinya sulit

menampilkan perilaku tertentu apabila banyak faktor yang menghambat

dan sedikit faktor yang mendukung dalam menampilkan perilaku

tersebut.

Setelah memahami faktor-faktor yang memengaruhi niat seseorang,

maka perlu diketahui bahwa terdapat faktor-faktor yang memengaruhi niat

membeli seseorang. Berkaitan dengan niat membeli, Schiffman dan

Wisenblit (2015) menyatakan bahwa terdapat kelompok sosiokultural yang

memengaruhi perilaku membeli seseorang. Kelompok sosiokultural yang

memengaruhi perilaku membeli seseorang terdiri dari:

a. Kelompok Referensi

Kelompok referensi merupakan sumber informasi yang dapat

memengaruhi opini, nilai, serta perilaku seseorang. Kelompok referensi

memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumen karena memberikan

pemahaman baru mengenai gaya hidup, kepercayaan, dan pemahaman

mengenai produk atau jasa tertentu. Terdapat dua macam pengaruh dari

kelompok referensi, yaitu pengaruh normatif dan pengaruh komparatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Pengaruh normatif merupakan pembelajaran dan pengadopsian norma,

nilai, serta perilaku yang dimiliki oleh kelompok tertentu. Pada

umumnya, pengaruh normatif berasal dari kelompok asal seseorang,

seperti keluarga, kelompok pertemanan, dan komunitas tertentu.

Sedangkan pengaruh komparatif merupakan pengaruh ketika seseorang

membandingkan dirinya dengan orang lain yang dikagumi. Ketika

seseorang mengagumi orang lain, maka seseorang akan cenderung

mengimitasi nilai dan perilaku yang dimiliki orang tersebut.

b. Keluarga

Keluarga merupakan salah satu kelompok sosial yang dapat

memengaruhi perilaku konsumen, termasuk dalam membeli produk atau

jasa. Dalam keluarga terjadi proses sosialiasi yang memberikan

pemahaman mengenai perilaku yang dapat diterima dalam lingkungan

sosial, seperti prinsip moral, cara berpakaian, etika, dan tata cara

berbicara seseorang. Proses sosialiasi tersebut juga relevan dengan

proses pembelajaran mengenai perilaku konsumen yang dilakukan di

dalam keluarga. Istilah tersebut dikenal dengan sosialisasi konsumen.

Sosialisasi konsumen merujuk pada proses pembelajaran oleh anak

mengenai keterampilan, pengetahuan, perilaku, dan pengalaman yang

dibutuhkan sebagai konsumen. Niat membeli seorang anak dapat

diperoleh ketika mengobservasi perilaku konsumsi yang dilakukan oleh

orangtua atau anggota keluarga yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

c. Kelas Sosial

Kelas sosial merupakan pembagian anggota masyarakat ke

dalam kelas-kelas hirarki tertentu. Kelas sosial yang dimiliki

masyarakat berkaitan dengan status sosial yang dimilikinya. Status

sosial merupakan tingkatan atau peran yang dimiliki oleh seseorang

dalam kelas sosial tertentu dan berkaitan dengan pendapatan,

pendidikan, serta pekerjaan yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat

pendapatan, pendidikan dan pekerjaan yang dimiliki oleh anggota

masyarakat, maka semakin tinggi status sosial yang dimilikinya.

Individu yang berada dalam kelas sosial tertentu biasanya memiliki

nilai, sikap dan perilaku yang sama dibandingkan kelas sosial lainnya.

Berkaitan dengan niat membeli, orang yang berasal dari kelas sosial

yang sama biasanya memiliki pola konsumsi yang tidak jauh berbeda.

Hal tersebut dikarenakan seseorang yang berasal dari kelas sosial

tertentu akan membagikan nilai, sikap, dan prioritas yang sama dengan

anggota kelas sosial tersebut.

d. Budaya dan Sub-budaya

Budaya merupakan salah satu pengaruh sosiokultural terkait

dengan perilaku membeli konsumen. Kebudayaan membagikan nilai,

norma, pemahaman, dan persepsi pada anggota kelompok budaya

tersebut. Kebudayaan berpengaruh pada perilaku konsumen dan berbeda

dengan anggota kelompok budaya lainnya. Sedangkan sub-budaya

merujuk pada etnisitas, keagamaan, lokasi geografis, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

kewarganegaraan individu. Sub-budaya berpengaruh pada perilaku

konsumen, termasuk niat membeli, karena memengaruhi persepsi

terhadap nilai, kepercayaan, dan peraturan yang dianut. Oleh karena itu,

anggota sub-budaya memiliki kebutuhan yang berbeda dengan anggota

sub-budaya lainnya.

Berdasarkan faktor-faktor yang telah dipaparkan, dapat diketahui

bahwa niat membeli seseorang dipengaruhi oleh adanya kelompok

sosiokultural seperti kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, budaya, dan

sub-budaya. Akan tetapi, seiring dengan kemajuan teknologi dan internet,

banyak masyarakat yang beralih dari melakukan pembelian di toko

konvensional menjadi online. Terdapat beberapa penelitan yang berusaha

untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi niat membeli online

seseorang. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Demografis Psikologis

Penelitian yang dilakukan oleh Akhter (2003) menyatakan

bahwa demografis psikologis memengaruhi niat membeli seseorang di

internet. Demografis psikologis tersebut adalah gender, usia,

pendidikan, dan pendapatan. Berkaitan dengan gender, Akhter (2003)

dalam penelitiannya menyebutkan bahwa laki-laki memiliki niat

membeli yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Hal tersebut

dikarenakan laki-laki memiliki perilaku pengambilan resiko yang lebih

tinggi dibandingkan wanita. Selain itu, berkaitan dengan usia, dapat

diketahui bahwa individu berusia muda memiliki niat membeli yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

lebih tinggi dibandingkan individu berusia tua. Individu berusia muda

dianggap lebih nyaman dalam mengoperasikan komputer dan

menggunakan jasa online (Yang & Lester, 2004). Penelitian yang

dilakukan Madahi & Sukati (2012) menyatakan bahwa konsumen usia

muda lebih terbuka pada pengalaman dan kurang memedulikan harga

dibandingkan kelompok konsumen usia tua.

Niat membeli online juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

dan pendapatan seseorang. Individu dengan tingkat pendidikan tinggi

memiliki kemungkinan untuk melakukan pembelian di internet

dibandingkan individu dengan tingkat pendidikan rendah. Penelitian

yang dilakukan oleh Akhter (2003) menyatakan bahwa individu dengan

tingkat pendidikan tinggi akan mengetahui fungsi internet untuk

melakukan pembelian online dibandingkan individu dengan tingkat

pendidikan rendah. Selain itu, individu dengan tingkat pendapatan

tinggi memiliki kemungkinan untuk melakukan pembelian di internet

dibandingkan individu dengan tingkat pendapatan rendah. Individu

dengan tingkat pendapat tinggi memiliki kemungkinan untuk

melakukan pembelian di internet karena memiliki persepsi yang berbeda

mengenai waktu. Individu dengan pendapatan tinggi memilih untuk

melakukan pembelian di internet karena dianggap lebih menghemat

waktu (Akhter, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

b. Kepercayaan Online

Penelitian yang dilakukan oleh Yoon (2002) menunjukkan

bahwa kepuasan memiliki korelasi yang signifikan terhadap

kepercayaan konsumen. Kepuasan merupakan faktor yang dapat

mengarah pada kepercayaan konsumen. Selain itu, hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa kepuasan dan kepercayaan memiliki korelasi yang

signifikan dengan niat membeli online konsumen. Dapat diketahui

bahwa semakin tinggi kepuasan dan kepercayaan konsumen, maka

semakin tinggi niat membeli online yang dimilikinya (Chu & Zhang,

2016). Oleh karena itu, membangun kepercayaan konsumen merupakan

hal yang penting untuk dilakukan agar konsumen mau melakukan

pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

Selain itu, kepercayaan dapat mengurangi persepsi resiko dan

meningkatkan persepsi kegunaan, kemudahan dalam penggunaan, serta

niat untuk melakukan transaksi oleh konsumen (Salo & Karjaluoto,

2007). Meskaran et al. (2013) menyatakan bahwa persepsi resiko

merupakan faktor yang juga dapat memengaruhi niat membeli online

konsumen. Persepsi resiko merupakan jumlah resiko yang dipersepsikan

oleh konsumen dalam proses membuat keputusan untuk membeli. Oleh

karena itu, penting untuk membangun kepercayaan agar persepsi resiko

konsumen berkurang. Yoon (2002) menyatakan bahwa membangun

kepercayaan konsumen terhadap suatu website dapat dilakukan dengan

memperjelas ketentuan pengembalian uang, menjamin transaksi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

bebas resiko, penggunaan teknologi terbaru pada website, dan

meningkatkan transmisi kata dan gambar pada website tersebut.

c. Tipe Produk

Penelitian yang dilakukan oleh Chiang dan Dholakia (2003)

menyatakan bahwa terdapat dua tipe produk yang dapat memengaruhi

niat membeli online konsumen, yaitu search goods dan experience

goods. Berdasarkan pengertiannya, search goods merupakan produk

yang informasinya dapat diketahui sebelum melakukan pembelian.

Informasi mengenai kualitas search goods dapat dengan mudah

diketahui oleh seseorang. Goods (dalam Nelson, 1970)

mengklasifikasikan search goods terdiri dari perhiasan, produk pakaian,

instrumen musik, radio, dan kendaraan.

Sedangkan, experience goods merupakan produk yang

keseluruhan informasinya hanya dapat diketahui setelah memiliki

pengalaman langsung menggunakan produk tersebut. Informasi

kualitas mengenai experience goods hanya dapat diketahui setelah

memiliki pengalaman personal dalam membeli atau menggunakan

produk tersebut. Peralatan olahraga, kamera, furniture, dan kendaraan

merupakan kategori experience goods (Goods dalam Nelson, 1970).

Penelitian yang dilakukan oleh Chiang dan Dholakia (2003)

menunjukkan bahwa niat membeli online terhadap search goods lebih

tinggi dibandingkan niat membeli online terhadap experience goods.

Hal tersebut dikarenakan informasi mengenai search goods lebih mudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

ditemukan, terutama di internet, dibandingkan informasi mengenai

experience goods.

d. Pengaruh Sosial

Khalifa dan Limayem (2003) menyatakan bahwa terdapat

beberapa faktor yang memengaruhi niat membeli online konsumen. Niat

membeli konsumen dapat dipengaruhi oleh kelompok sosial. Penelitian

yang dilakukan oleh Khalifa dan Limayem (2013) menunjukkan bahwa

kelompok sosial seperti keluarga, media, dan teman, memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap niat membeli online konsumen. Keluarga dan

media merupakan kelompok sosial yang paling berpengaruh terhadap

niat membeli online konsumen dibandingkan teman. Penelitian tersebut

juga menunjukkan bahwa media merupakan kelompok sosial yang

paling memengaruhi keinginan konsumen untuk melakukan pembelian

online.

Schiffman dan Wisenblit (2015) menyatakan bahwa pengaruh

sosial dapat mengubah perilaku seseorang. Salah satu bentuk

komunikasi yang dapat mengubah perilaku seseorang yaitu komunikasi

word-of-mouth. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi,

bentuk tradisional word-of-mouth berkembang menjadi electronic-

word-of-mouth atau e-WOM (Jalilvand & Samiei, 2011). e-WOM

merupakan bentuk komunikasi yang menyediakan informasi,

pengetahuan, dan pemahaman baru terutama mengenai produk atau jasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

melalui internet. Dengan adanya e-WOM, proses pertukaran informasi

mengenai pengalaman terhadap produk atau jasa dapat dilakukan.

C. Karakteristik Perilaku Membeli Generasi Milenial

Mannheim (dalam Lyons, Duxbury, & Higgins, 2007) menyatakan

bahwa kelompok individu yang bertempat di lokasi sosial dan historis yang

sama memiliki perbedaan dengan kelompok individu yang lebih tua. Dalam

penelitaannya, Lyons et al. (2007) mendefinisikan generasi menjadi empat

kelompok utama, yaitu Matures, Baby Boomers, Generasi X, dan Milenial.

Berdasarkan tahun kelahirannya, Matures adalah kelompok generasi yang lahir

sebelum 1945, Baby Boomers adalah kelompok tahun kelahiran 1945-1964,

Generasi X adalah kelompok tahun kelahiran 1965-1979, dan Generasi

Milenial adalah kelompok yang lahir setelah tahun 1980.

Secara lebih spesifik, Lee dan Kotler (dalam Moreno et al., 2017)

menyatakan bahwa generasi milenial adalah kelompok kelahiran tahun 1980-

2000. Generasi milenial dikenal sebagai kelompok yang tumbuh seiring

dengan kemajuan teknologi dan internet. Selain itu, generasi milenial memiliki

karakteristik yang inovatif, independen, serta terbiasa dengan perubahan yang

cepat dan terus menerus. Lyons et al. (2007) menyatakan bahwa generasi

milenial memiliki perbedaan dengan kelompok generasi sebelumnya, seperti

memiliki nilai self-enhancement (peningkatan diri) yang lebih tinggi dan nilai

self-transedence yang lebih rendah dibandingkan kelompok generasi

sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Menurut Moreno et al. (2017), generasi milenial memiliki karakteristik

perilaku membeli yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Perbedaan

tersebut dapat dilihat dari peran generasi milenial dalam pertumbuhan digital

marketing, proses pengambilan keputusan, dan tingkat penggunaan pendapatan

yang diperolehnya. Pertama, dapat diketahui bahwa generasi milenial memiliki

peran penting dan terlibat aktif dalam pertumbuhan digital marketing. Berbeda

dengan generasi sebelumnya, generasi milenial tumbuh dengan akses teknologi

dan internet. Teknologi dan internet memudahkan generasi milenial untuk

berpartisipasi dalam digital marketing, seperti melakukan pencarian informasi

mengenai produk atau jasa yang diinginkan. Informasi tersebut dapat dengan

mudah ditemukan dalam situs jejaring sosial, dimana generasi milenial sering

terlibat di dalamnya. Hal tersebut dapat diakibatkan karena generasi milenial

lebih terbuka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidupnya.

Meskipun tidak berbeda secara signifikan, penelitian yang dilakukan oleh

Lyons et al. (2007) menyatakan bahwa generasi milenial memiliki skor

keterbukaan terhadap perubahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan

Matures dan Baby Boomers.

Kedua, generasi milenial membuat keputusan untuk melakukan

pembelian dengan lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya (Moreno et

al., 2017). Hal tersebut dilakukan selama generasi milenial memperoleh

informasi mengenai produk atau jasa yang akan dibeli. Generasi milenial

menggunakan perangkat elektronik untuk mencari informasi dan

membandingkan harga antar produk yang akan dibeli. Karakteristik perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

membeli generasi milenial juga dipengaruhi oleh e-WOM, terutama dalam

melakukan pencarian informasi sebelum membeli produk atau jasa. Penelitian

yang dilakukan oleh Smith (2011) menyatakan bahwa generasi milenial

cenderung mencari informasi mengenai produk atau jasa yang akan digunakan

melalui ulasan di internet, terutama dari kelompok sebayanya. Selain itu,

generasi milenial merupakan kelompok konsumen yang mudah tertarik dengan

adanya e-coupon dan diskon. Generasi milenial tertarik menggunakan berbagai

media dalam konteks pemasaran, seperti blog, email, koneksi seluler, dan

aplikasi lainnya.

Ketiga, generasi milenial cenderung lebih cepat menghabiskan

penghasilan mereka dibandingkan kelompok generasi sebelumnya (Moreno et

al., 2017). Hal tersebut dikarenakan generasi milenial memiliki keinginan

untuk menyeimbangkan antara kehidupan pekerjaan dengan kehidupan

pribadi. Generasi milenial cenderung menghabiskan penghasilan yang

diperolehnya pada pengalaman. Hal-hal yang memengaruhi perilaku membeli

generasi milenial antara lain aspek komersial, ekonomi, sosial, biologi, dan

psikologi (Moreno et al,. 2017). Aspek komersial meliputi periklanan, promosi,

dan harga produk. Aspek ekonomi meliputi pendapatan yang dimiliki. Aspek

sosial meliputi kelompok, kelas sosial, dan keluarga. Aspek biologi meliputi

jenis kelamin, dan aspek psikologi meliputi perilaku, persepsi, motivasi,

perasaan, nilai, serta gaya hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

D. Pembelian Produk Busana Online oleh Generasi Milenial

Berkaitan dengan niat membeli online yang dimiliki oleh generasi

milenial, salah satu produk yang paling sering dibeli adalah produk busana.

Laporan BCG Perspectives dalam Millenial Passion: Food, Fashion, and

Friends (www.bcg.com 2012) menyatakan bahwa milenial laki-laki dan

perempuan memiliki pengetahuan yang memadai mengenai produk busana.

Sebanyak 47% milenial wanita di Amerika berbelanja busana lebih dari dua

kali dalam sebulan. Selain itu, sebanyak 38% milenial laki-laki di Amerika

melakukan pembelian produk busana lebih banyak dibandingkan laki-laki non-

milenial. Di Indonesia sendiri, survei yang dilakukan oleh Ipsos pada Agustus

2018 menyatakan bahwa 43% generasi milenial berbelanja online sebulan

sekali, dengan produk yang paling banyak disukai adalah busana (Cahya,

2018).

Penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak dan Musyifah (2016)

menyatakan bahwa generasi milenial cenderung melakukan pembelian produk

busana secara online dikarenakan kesadaran mereka akan kualitas dan brand

produk, kesenangan untuk mencari hal baru, hedonist, serta memiliki

kesadaran akan fashion. Selain itu, karakteristik khusus yang dimiliki generasi

milenial juga memengaruhi perilaku berbelanja online yang mereka miliki,

seperti percaya diri, independent, berorientasi pada tujuan, serta memiliki

kemampuan untuk memilih dan beradaptasi dengan aspek teknologi, termasuk

dalam berbelanja. Gaya hidup generasi milenial yang erat kaitannya dengan

penggunaan internet, selalu update, menggunakan banyak akun sosial media,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

dan memiliki sikap yang baik dalam menggunakan internet, juga merupakan

salah satu faktor yang memengaruhi generasi milenial dalam melakukan

pembelian secara online.

Menurut Poespo (dalam Larasati & Yulistiana, 2016) busana berasal

dari bahasa Sansekerta, yaitu “bhusana”. Dalam bahasa Indonesia, busana

dapat diartikan sebagai pakaian. Busana dalam arti umum adalah bahan tekstil

atau bahan lainnya yang sudah dijahit atau tidak dijahit yang dipakai atau

disampirkan untuk penutup tubuh seseorang. Menurut Prihatini (2017), istilah

busana mencakup pakaian, perlengkapan, bahan rias, dan keperluan lain yang

dipakai manusia dari ujung kepala sampai ujung kaki. Jains dan Mamdi (dalam

Prihatini, 2017) menyatakan bahwa pakaian merupakan segala sesuatu yang

dipakai mulai dari kepala sampai ujung kaki, yaitu semua benda yang melekat

di badan (baju, sarung, kain panjang), semua yang melengkapi dan berguna

bagi si pemakai atau disebut millineries (selendang, topi, sarungtangan, kaos

kaki), dan semua yang menambah keindahan bagi si pemakai (kalung, bros,

gelang, cincin). Berkaitan dengan pembelian online, produk busana yang dapat

dipesan melalui internet antara lain kaos, kemeja, blouse, jas, dress, cardigan,

jaket, rok, mantel, vest, coat, hoodie, kulot, celana bermuda, jeans, dan lainnya.

Menurut Sukabul (dalam Prihatini, 2017), busana dapat memenuhi tiga

macam kebutuhan, yaitu kebutuhan kesusilaan dan kebudayaan, kebutuhan

kesehatan, serta kebutuhan keindahan. Kebutuhan kesusilaan dan kebudayaan,

artinya busana merupakan salah satu kebutuhan utama yang dapat menjunjung

tinggi kesusilan dan kebudayaan suatu negara. Kebutuhan kesehatan, artinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

busana dapat digunakan untuk melindungi badan dari udara dingin, panas,

angin, dan menyesuaikan iklim yang ada. Sedangkan kebutuhan keindahan,

artinya busana dapat digunakan untuk membuat seseorang terlihat indah dan

membuat proposi badan menjadi lebih ideal.

E. Dinamika Hubungan Antar Variabel Penelitian

Menurut Moreno et al. (2017), salah satu karakteristik yang

membedakan generasi milenial dengan generasi sebelumnya adalah perilaku

membeli yang mereka miliki. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya kemudahan

akses teknologi dan internet pada generasi milenial. Dibandingkan generasi

sebelumnya, generasi milenial lebih menyukai penggunaan media baru dalam

konteks pemasaran, misalnya blog, email, dan aplikasi lainnya (Smith, 2011).

Website yang interaktif dengan tampilan yang menarik mampu membuat

generasi milenial mengunjungi website tersebut secara berulang-ulang. Apabila

generasi milenial tertarik dengan website tersebut, maka generasi milenial akan

melakukan komunikasi untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya dengan

melakukan pembelian produk atau jasa secara online. Survei yang dilakukan

oleh Snapcart pada Januari 2018 menyatakan bahwa 50% pelaku belanja online

berasal dari generasi milenial. Selain itu, survei yang dilakukan oleh Ipsos pada

Agustus 2018 menyatakan bahwa 43% generasi milenial berbelanja online

sebulan sekali, dengan produk yang paling banyak disukai adalah busana

(Cahya, 2018).

Berkaitan dengan perilaku membeli generasi milenial, niat membeli

merupakan salah satu prediktor yang dapat menunjukkan kemungkinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

seseorang untuk membeli atau tidak membeli produk atau jasa tertentu (Madahi

& Sukati, 2012; Sam & Tahir, 2006; Sutanto & Aprianingsih, 2016). Karena

adanya pengaruh teknologi dan internet, generasi milenial lebih memilih untuk

melakukan pembelian secara online dibandingkan berbelanja di toko

konvensional. Oleh karena itu, niat membeli online merupakan salah satu faktor

penting dalam memahami perilaku membeli generasi milenial. Niat membeli

online merupakan prediktor yang secara kuat menununjukkan kemungkinan

seseorang untuk membeli atau tidak membeli produk atau jasa tertentu secara

online (Indiani et al., 2015).

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan niat

membeli online seseorang (Chin, et al., 2009; Akhter, 2003; Yoon, 2002).

Penelitian yang dilakukan oleh Chin et al. (2009) menyatakan bahwa pengaruh

sosial merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi niat membeli

online. Salah satu pengaruh sosial dapat berasal dari kelompok referensi.

Kelompok referensi merupakan kelompok yang dapat memengaruhi nilai,

perilaku, serta opini seseorang. Salah satu kelompok referensi yang dapat

memengaruhi niat membeli online seseorang adalah keluarga dan kelompok

pertemanan. Kelompok referensi dapat melakukan proses pertukaran informasi

mengenai pengalamannya dalam menggunakan produk atau jasa kepada

konsumen lain, baik bersifat positif maupun negatif.

Proses pertukaran informasi mengenai produk atau jasa dari konsumen

kepada konsumen lain, baik bersifat positif maupun negatif, sering disebut

dengan istilah word-of-mouth atau WOM. Seiring dengan berkembangnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

teknologi dan internet, bentuk komunikasi WOM berubah menjadi electronic-

word-of-mouth atau e-WOM. Artinya, proses pertukaran informasi mengenai

produk atau jasa tersebut terjadi melalui internet. Generasi milenial sebagai

generasi yang akrab dengan penggunaan teknologi dan internet merupakan

salah satu kelompok konsumen yang sensitif dengan e-WOM. Penelitian yang

dilakukan oleh Smith (2011) menyatakan bahwa generasi milenial sering

melihat ulasan mengenai produk atau jasa yang akan dibeli melalui internet,

terutama ulasan yang berasal dari kelompok sebayanya. Dengan demikian,

dapat diketahui bahwa e-WOM berpengaruh terhadap perilaku membeli

generasi milenial.

Berdasarkan dinamika yang telah dipaparkan di atas, penelitian

bermaksud untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap e-WOM

dengan niat membeli online produk busana pada generasi milenial.

Karakteristik generasi milenial erat kaitannya dengan produk busana dan

merupakan tipe produk yang paling sering dibeli oleh generasi milenial. Selain

itu, persepsi terhadap e-WOM merupakan salah satu faktor paling kuat yang

dapat memengaruhi niat membeli online. Karakteristik generasi milenial yang

dekat dengan penggunaan teknologi dan internet dirasa sesuai dengan

karakteristik e-WOM. Hal tersebut menyebabkan adanya dugaan bahwa niat

membeli online pada generasi milenial dipengaruhi oleh e-WOM dibandingkan

faktor lainnya. Hal tersebut juga didukung dengan adanya beberapa penelitian

mengenai e-WOM dengan niat membeli online seseorang (Bataineh, 2015;

Jalilvand et al., 2011). Dengan demikian, penelitian berusaha untuk mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

hubungan antara persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk

busana pada generasi milenial. Penelitian diharapkan dapat menjawab

pertanyaan penelitian bahwa salah satu faktor yang memengaruhi niat membeli

online pada kelompok konsumen generasi milenial adalah e-WOM.

F. Model Penelitian

Skema 2.

Hubungan antara Persepsi terhadap e-WOM dengan Niat Membeli Online

Produk Busana pada Generasi Milenial

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian mengenai keterkaitan

variabel persepsi terhadap e-WOM (electronic-word-of-mouth) dengan niat

Komunikasi

e-WOM

Informasi berasal dari sumber yang kredibel dan dapat dipercaya

Informasi yang disampaikan jelas, mudah dipahami, dan membantu

Informasi yang diterima berjumlah banyak

Persepsi terhadap e-WOM positif

Niat membeli online untuk produk busana tinggi

Informasi berasal dari sumber yang tidak kredibel, tidak dapat

dipercaya

Informasi yang disampaikan tidak jelas, sulit dipahami, tidak

membantu

Informasi yang diterima sedikit

Persepsi terhadap e-WOM negatif

Niat membeli online untuk produk busana rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

membeli online produk busana pada generasi milenial, maka diajukan hipotesis

penelitian sebagai berikut. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana

pada generasi milenial. Apabila persepsi terhadap e-WOM positif, maka niat

membeli online produk busana pada generasi milenial tinggi. Sebaliknya,

apabila persepsi terhadap e-WOM negatif, maka niat membeli online produk

busana pada generasi milenial rendah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

desain penelitian survei. Menurut Supratiknya (2015) penelitian kuantitatif

bertujuan untuk menguji teori dengan memeriksa atau meneliti hubungan antar

variabel-variabel secara objektif. Variabel tersebut diukur dengan

menggunakan instrumen penelitian, sehingga diperoleh data berupa angka

yang kemudian dianalisis dengan prosedur statistik (Creswell, 2012). Selain

itu, dalam penelitian ini akan menggunakan desain penelitian survei. Desain

survei merupakan salah satu strategi dalam penelitian kuantitatif untuk

menghasilkan sebuah deskripsi numerik mengenai pendapat, sikap, atau

tingkah laku sebuah populasi. Hal tersebut dilakukan dengan cara meneliti

salah satu atau lebih sampel dari populasi tersebut (Supratiknya, 2015). Dalam

penelitian ini, hasil yang diperoleh pada sampel akan digunakan untuk

mengetahui persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk

busana pada generasi milenial.

B. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

Menurut Creswell (2012), variabel merupakan karakteristik atau atribut

seorang individu atau organisasi yang dapat diukur atau diobservasi. Variabel

dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) dan

variabel tergantung (dependent variable). Supratiknya (2015) menyatakan

bahwa variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi dampak atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

hasil tertentu terhadap sebagian atau keseluruhan variasi di dalam variabel

tergantung. Dalam penelitian ini, variabel bebas yang digunakan adalah

persepsi terhadap e-WOM. Supratiknya (2015) menyatakan bahwa variabel

tergantung merupakan variabel yang diasumsikan sebagai hasil atau akibat

pengaruh dari variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel tergantung yang

digunakan adalah niat membeli online produk busana.

Setelah mengetahui kedudukan dari masing-masing variabel, maka

dilakukan definisi operasional terhadap kedua variabel tersebut. Hal tersebut

dilakukan dengan operasionalisasi, yaitu mendefinisikan variabel atau konsep

abstrak dengan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mengukur variabel

atau konsep abstrak tersebut (Supratiknya, 2015). Definisi operasional dari

kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi terhadap e-

WOM. Persepsi terhadap e-WOM merupakan proses pemberian makna

terhadap setiap pernyataan positif maupun negatif yang disampaikan oleh

konsumen mengenai produk atau jasa yang telah digunakan sebelumnya.

Pernyataan tersebut dapat diakses oleh konsumen lain dan disampaikan

melalui internet (Bataineh, 2015; Hennig-Thurau, Gwinner, Walsh, &

Gremler, 2004). Persepsi terhadap e-WOM dapat ditinjau dari keseluruhan

tiga dimensi yang dimilikinya, yaitu dimensi kredibilitas e-WOM, kualitas

e-WOM, dan kuantitas e-WOM. Hal ini disebabkan karena persepsi

terhadap e-WOM merupakan unidimensional. Kredibilitas e-WOM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

merupakan penilaian konsumen terhadap sumber informasi, bukan konten

dari pesan yang disampaikan. Kualitas e-WOM merupakan penilaian

konsumen terhadap tingkat kejelasan, objektivitas, serta transparansi dari

informasi yang disampaikan. Sedangkan, kuantitas e-WOM merupakan

jumlah ulasan atau review online mengenai produk atau jasa yang

mengindikasikan tingkat popularitas produk atau jasa tersebut.

Persepsi terhadap e-WOM merupakan proses pemberian makna

terhadap setiap pernyataan positif maupun negatif mengenai produk atau

jasa tertentu berdasarkan ketiga dimensi tersebut secara keseluruhan.

Variabel persepsi terhadap e-WOM diukur dengan menggunakan skala

persepsi terhadap e-WOM yang disusun berdasarkan ketiga dimensi

tersebut. Semakin tinggi skor pada skala persepsi terhadap e-WOM, maka

semakin positif persepsi yang dimiliki terhadap e-WOM. Sebaliknya,

semakin rendah skor pada skala persepsi terhadap e-WOM, maka semakin

negatif persepsi yang dimiliki terhadap e-WOM.

2. Niat Membeli Online Produk Busana

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah niat membeli online

produk busana. Niat membeli online merupakan prediktor yang dapat

menunjukkan tingkat kemungkinan konsumen untuk melakukan pembelian

produk atau jasa tertentu melalui internet. Terdapat empat elemen yang

menunjukkan perilaku membeli, yaitu tindakan (action), target (target),

konteks (context), dan waktu (time). Variabel niat membeli online produk

busana akan diukur dengan menggunakan skala niat membeli online produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

busana yang disusun berdasarkan elemen-elemen tersebut. Skala niat

membeli online produk busana yang disusun mengacu pada The Theory of

Planned Behavior oleh Ajzen (1991). Hasil pengukuran akan menunjukkan

bahwa semakin tinggi skor pada niat membeli online produk busana, maka

semakin tinggi niat membeli online produk busana yang dimiliki.

Sebaliknya, semakin rendah skor pada niat membeli online produk busana,

maka semakin rendah niat membeli online produk busana yang dimiliki.

C. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini akan mengetahui niat membeli online produk

busana pada generasi milenial. Oleh karena itu subjek dalam penelitian ini

adalah laki-laki atau perempuan usia 19-39 tahun atau kelompok kelahiran

tahun 1980-2000 (Moreno et al., 2017). Selain itu, subjek penelitian pernah

mengakses atau membeli produk busana secara online dan membaca ulasan

atau review online mengenai produk busana.

D. Sampling Penelitian

Sampling merupakan proses penentuan sampel yang akan digunakan

dalam penelitian. Penelitian ini akan menggunakan convience sampling.

Supratiknya (2015) menyatakan bahwa convience sampling merupakan proses

penentuan sampel yang dipilih berdasarkan kemudahan atau ketersediaan

untuk mengaksesnya. Selain itu, apabila besar populasi lebih dari 5000 orang,

maka sebaiknya sampel yang digunakan adalah 400 orang. Penelitian akan

dilakukan dengan menyebarkan kuesioner cetak secara langsung dan melalui

google form (online). Kuesioner cetak dibagikan kepada kelompok generasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

milenial yang berdomisili di Yogyakarta dan sekitarnya. Sedangkan, link

kuesioner google form dibagikan melalui media sosial dan aplikasi chatting.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menyebarkan kuesioner kepada subjek penelitian. Menurut Henerson, Morris,

dan Fitz-Gibbon (dalam Supratiknya, 2015), kuesioner merupakan instrumen

atau alat pengumpul data yang bertujuan menyajikan informasi atau pertanyaan

tertentu kepada subjek, sehingga subjek dapat memberikan jawaban secara

tertulis dengan membubuhkan tanda cek, melingkari jawaban, atau menuliskan

jawaban sendiri berupa kata, kalimat, atau rangkaian kalimat tertentu.

Kuesioner tersebut merupakan kuesioner berskala (scaled questionnaire) yang

mengungkapkan atribut psikologis seperti sifat, kebutuhan, aneka jenis

konsepsi pribadi seperti sikap, keyakinan, dan cara penyesuaian diri

(Supratiknya, 2015). Skala atau pengukuran menghasilkan bilangan yang

mencerminkan karakteristik objek yang diukur. Dalam penelitian ini, skala

yang akan digunakan adalah skala persepsi terhadap e-WOM dan niat membeli

online produk busana.

1. Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM)

Skala persepsi terhadap e-WOM merupakan skala yang disusun oleh

peneliti dengan mengacu pada penelitian yang sebelumnya telah dilakukan

(Arora & Sharma, 2018; Bataineh, 2015; Putri & Wandebori, 2016; Sutanto

& Aprianingsih, 2016). Hal ini dilakukan agar skala yang disusun sesuai

dengan konteks penelitian. Berdasarkan jenisnya, skala yang digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

untuk mengukur persepsi terhadap e-WOM adalah skala Likert. Skala Likert

merupakan salah satu jenis skala yang digunakan dalam penelitian

kuantitatif, dimana subjek diminta untuk menyatakan kesetujuan atau

ketidaksetujuan terhadap pernyataan-pernyataan yang diberikan

(Supratiknya; 2014).

Dalam skala persepsi terhadap e-WOM, pernyataan yang diberikan

merupakan pernyataan-pernyataan favorable. Pada pernyataan favorable,

kesetujuan subjek terhadap pernyataan yang diberikan menunjukkan sikap

positif terhadap objek tersebut (Supratiknya; 2014). Pemberian pernyataan

favorable mengacu pada penelitian yang sebelumnya telah dilakukan (Arora

& Sharma, 2018; Bataineh, 2015). Seluruh pernyataan dalam penelitian

tersebut adalah pernyataan favorable, antara lain, “The online reviews are

clear” dan “I trust in the online reviews on the website regarding high

involvement product.” (Arora & Sharma; 2018). Hasil analisis Alpha

Cronbach dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa dimensi kualitas

e-WOM, kuantitas e-WOM, dan kredibilitas e-WOM memiliki nilai

reliabilitas sebesar 0,825; 0,889; dan 0,769. Selain itu, hasil analisis faktor

eksploratori menunjukkan bahwa masing-masing item memiliki nilai

validitas di atas 0,70. Oleh karena itu, seluruh item dalam penelitian ini akan

menggunakan pernyataan favorable.

Item-item disusun berdasarkan dimensi yang terdapat pada e-WOM,

yaitu kredibilitas e-WOM, kualitas e-WOM, dan kuantitas e-WOM (Arora

& Sharma, 2018; Bataineh, 2015; Putri & Wandebori, 2016; Sutanto &

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Aprianingsih, 2016). Jumlah masing-masing item pada setiap dimensi

adalah 7 item, dengan total sebanyak 21 item.

Terdapat tujuh kategori jawaban pada skala persepsi terhadap e-WOM,

yaitu “Sangat Tidak Setuju” (STS), “Tidak Setuju” (S), “Agak Tidak

Setuju” (ATS), “Netral” (N), “Agak Setuju” (AS), “Setuju” (S), dan “Sangat

Setuju” (SS). Budiaji (2013) menyatakan bahwa penggunakan skala Likert

7-poin memiliki validitas, reliabilitas, kekuatan diskriminasi, dan stabilitas

yang baik. Selain itu, Preston dan Colman (dalam Budiaji, 2013)

menyatakan bahwa jumlah titik kurang dari 5 memiliki kriteria reliabilitas,

validitas, daya diskriminasi, dan stabilitas yang kurang baik.

Kriteria pemberian skor untuk item-item pada skala persepsi terhadap

e-WOM adalah STS = 1, TS = 2, ATS = 3, N=4, AS = 5, S = 6, dan SS = 7.

Semakin tinggi skor total yang diperoleh maka semakin positif persepsi

yang dimiliki subjek terhadap e-WOM. Sebaliknya, semakin rendah skor

total yang diperoleh maka semakin negatif persepsi yang dimiliki subjek

terhadap e-WOM.

2. Niat Membeli Online Produk Busana

Skala niat membeli online produk busana merupakan skala yang

disusun sendiri oleh peneliti. Skala yang digunakan merupakan skala

diferensial semantik yang termasuk dalam pengukuran multi-item.

Pengukuran multi-item digunakan untuk mengetahui evaluasi subjek

terhadap objek sikap. Pada skala diferensial semantik, subjek memberikan

penilaian secara langsung terhadap objek pengukuran dengan format

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

kontinum. Kedua ujung kontinum tersebut dibatasi oleh dua kata sifat

bipolar, misalnya “lemah-kuat” dan “lamban-kuat” (Supratiknya, 2014).

Skala diferensial semantik merupakan skala yang dibuat oleh Osgoods pada

1952 dan dapat digunakan untuk memberikan penilaian pada faktor

evaluasi, potensi atau kekuatan sebuah objek, aktivitas, serta familiaritas

atau kejelasan (Rosenberg & Navarro, 2018; Supratiknya, 2014).

Skala niat membeli online produk busana mengacu pada The Theory of

Planned Behavior oleh Ajzen (1991). Hal tersebut diperkuat dengan adanya

penelitian yang sebelumnya telah dilakukan dan mengacu pada teori yang

sama (Meskaran et al., 2013). Item-item dalam skala niat membeli online

produk busana disusun dan dibuat sendiri oleh peneliti agar menyesuaikan

konteks penelitian yang dilakukan. Jumlah item dalam skala niat membeli

online adalah 4 item. Ajzen dalam Constructing a TpB Questionnaire

(2002) memberikan contoh item untuk menunjukkan niat membeli dengan

melibatkan adanya niat, keinginan, dan perencanaan

Keempat item pada skala niat membeli online melibatkan empat elemen

niat membeli, yaitu tindakan (action), target (target), konteks (context), dan

waktu (time). Menurut Azjen (2002), format respon pada skala niat membeli

online merupakan garis kontinum dengan skala 7 jenjang. Al-Hindawe

(1996) menyatakan bahwa penggunaan skala 7 jenjang merupakan yang

paling baik dibandingkan 5 atau 6 jenjang. Hal tersebut dikarenakan skala 7

jenjang memberikan gradasi dan penjenjangan yang cukup baik bagi

penelitian. Azwar (2006) menyatakan bahwa skala diferensial semantik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

lebih baik memiliki item yang sedikit dengan daya beda tinggi dibandingkan

skala dengan banyak item namun memiliki daya beda rendah. Skor skala

berkisar antara 1 sampai 7. Skor 1 adalah skor tertinggi yang menunjukkan

bahwa subjek tidak berniat untuk melakukan pembelian online produk

busana. Sebaliknya, skor 7 adalah skor tertinggi yang menunjukkan bahwa

subjek berniat untuk melakukan pembelian online produk busana.

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas

Menurut Supratiknya (2014), validitas merupakan kualitas esensial

yang menunjukkan sejauh mana suatu tes sungguh-sungguh mengukur

atribut psikologis yang hendak diukur. Oleh karena itu, alat ukur yang

digunakan dalam penelitian haruslah valid, dalam arti dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2018). Dengan

menggunakan alat ukur yang valid, maka diharapkan data penelitian juga

akan valid (Sugiyono, 2018). Hasil penelitian yang valid artinya bila

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Dalam penelitian yang dilakukan, jenis validitas akan digunakan

adalah validitas isi. Menurut Supratiknya (2016), validitas isi merupakan

taraf sejauh mana sampel item secara bersama-sama merupakan definisi

operasional yang memadai dari konstruk yang diukur. Validitas isi dipilih

karena memberikan informasi mengenai masing-masing item (item

diagnostic information) yang dapat dipakai sebagai dasar dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

memperbaiki dan menggugurkan item, serta memberikan informasi tentang

validitas isi keseluruhan tes atau skala (scale validity information)

(Supratiknya, 2016). Validitas isi dilakukan dengan meminta pendapat para

ahli (expert judgement) terkait kesesuaian antara skala psikologis dan item-

item di dalamnya dalam hal relevansinya dengan konstruk yang akan diukur

(Supratiknya, 2016). Expert judgement dalam penelitian ini adalah dosen

pembimbing skripsi, dosen pengampu mata kuliah konsumen, dan dosen

pengampu mata kuliah pengukuran psikologi.

Validitas isi dilakukan dengan meminta expert judgement untuk

memberikan penilaian pada item tes, yaitu 1 = tidak relevan, 2 = kurang

relevan, 3 = agak relevan, dan 4 = sangat relevan. Untuk item dengan nilai

3 dan 4 merupakan item yang relevan, sedangkan item dengan nilai 1 dan 2

merupakan item yang perlu digugurkan atau diganti dengan item baru.

Setelah memperoleh penilaian dari expert judgement, validitas isi dilakukan

dengan menghitung IVI-S/R, yaitu rerata proporsi item yang mendapatkan

penilaian 3 atau 4 oleh semua penilai ahli (Supratiknya, 2016). Nilai IVI-

S/R minimum adalah sebesar 0,90. Hasil IVI-S/R pada skala persepsi

terhadap e-WOM dan skala niat membeli online produk busana adalah

sebesar 1 atau merupakan skala psikologi yang memiliki validitas isi sangat

baik.

2. Seleksi Item

Setelah melakukan validitas isi, langkah selanjutnya dalam

menyusun skala pengukuran psikologi adalah dengan melakukan seleksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

item. Seleksi item dilakukan dengan melakukan try-out terhadap skala yang

telah diuji validitas isinya. Seleksi item bertujuan untuk memilih item-item

yang dapat membentuk skala yang homogen dan memiliki daya

diskriminasi tinggi, sehingga secara signifikan dapat membedakan subjek

yang memiliki atribut yang diukur dalam kadar rendah atau tinggi

(Supratiknya, 2014). Daya diskriminasi item dalam penelitian ditentukan

dengan melihat korelasi antara skor item dan skor total tes atau korelasi

item-total (rit) (Supratiknya, 2014). Korelasi skor item dan skor total tes

dilihat dengan menggunakan corrected item-total correlation coeffisien

(Azwar, 2018). Corrected item-total correlation coeffisien digunakan untuk

melakukan koreksi terhadap efek spurious overlap. Efek spurious overlap

dapat terjadi pada jumlah item yang sedikit. Semakin sedikit item yang ada

dalam tes akan semakin besar akibat overlap yang terjadi terhadap koefisien

korelasi item-total. Menurut Azwar (2008), bila jumlah item dalam tes

kurang dari 30 buah, maka efek spurious lap menjadi substansial dan perlu

diperhitungkan. Corrected item-total correlation coeffisien digunakan

karena jumlah keseluruhan item adalah sebanyak 25 buah.

Koefisien dalam korelasi item-total adalah 0-1 dengan angka positif

maupun negatif. Menurut Azwar (2006), semakin tinggi korelasi skor item

dengan skor total, maka semakin baik daya diskriminasi item tersebut.

Sebaliknya, skor item yang memiliki korelasi negatif atau positif namun

rendah memiliki daya diskriminasi yang kurang baik sehingga dapat

disingkirkan. Sebagai kriteria pemilihan item, semua item yang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

batasan koefisien ≥ 0,30 dinyatakan memenuhi syarat psikometrik sebagai

bagian dari tes karena dianggap memiliki daya pembeda yang baik.

Tryout dilakukan pada 5 – 9 April 2019 terhadap 108 subjek penelitian

yang merupakan generasi milenial. Sebanyak 6 hasil tryout dinyatakan

gugur karena tidak memenuhi kriteria, yaitu pernah mengakses atau

membeli produk busana secara online. Hasil akhir menunjukkan sebanyak

106 respon dapat digunakan dalam penelitian. Tryout dihitung dengan

menggunakan IBM SPSS Statistic 23 dan diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Skala Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM)

Hasil tryout skala persepsi terhadap e-WOM yang berjumlah 21 item

menunjukkan bahwa sebanyak 21 item memiliki nilai koefisien korelasi

0,288 – 0,616. Item-item dengan nilai koefisien korelasi ≥ 0,30

dinyatakan lolos uji seleksi karena memiliki daya pembeda yang

dianggap memuaskan (Azwar, 2006). Sedangkan, item dengan nilai

koefisien korelasi ≤ 0,30 dianggap memiliki daya pembeda yang rendah

sehingga perlu diperbaiki dan disusun ulang (Azwar, 2006). Sehingga,

dilakukan perbaikan pada item nomor 10 dengan nilai koefisien korelasi

0,288. Berdasarkan seleksi item yang telah dilakukan, maka diperoleh

hasil akhir sebanyak 21 item.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Tabel 1.

Distribusi Item Skala Persepsi terhadap e-WOM

Aspek Distribusi Item Total %

Kredibilitas e-WOM 1, 6, 7, 10*, 14, 15, 21 7 33,33%

Kualitas e-WOM 3, 4, 5, 11, 12, 18, 19 7 33,33%

Kuantitas e-WOM 2, 8, 9, 13, 16, 17, 20 7 33,33%

Total 21 100%

Keterangan: * = Item yang diperbaiki dan disusun ulang

b. Skala Niat Membeli Online Produk Busana

Hasil tryout skala niat membeli online produk busana yang

berjumlah 4 item menunjukkan bahwa item-item tersebut memiliki nilai

koefisien korelasi 0,689 – 0,854. Keempat item tersebut memiliki nilai

koefisien korelasi ≥ 0,30 sehingga dinyatakan lolos uji seleksi karena

memiliki daya pembeda yang memuaskan.

Tabel 2.

Distribusi Item Skala Niat Membeli Online Produk Busana

Elemen Indikator Item

Tindakan (Action)

Tindakan yang dilakukan adalah

melakukan pembelian 1, 2, 3, 4

Target (Target)

Target yang dipilih adalah produk

busana 1, 2, 3, 4

Konteks (Context)

Konteks yang dilakukan adalah

melakukan pembelian online 1, 2, 3, 4

Waktu (Time)

Waktu yang menunjukkan perilaku

adalah waktu yang akan datang

(masa depan) 1, 2, 3, 4

Total Item 4

3. Reliabilitas

Menurut Supratiknya (2014), reliabilitas merupakan konsistensi

hasil pengukuran jika prosedur pengetesannya dilakukan secara berulang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

kali terhadap suatu populasi individu atau kelompok. Dalam penelitian ini,

reliabilitas alat ukur akan diuji dengan menggunakan Alpha Cronbach.

Menurut Crocker dan Algina (dalam Supratiknya, 2014), Alpha Cronbach

dilakukan untuk mengetahui konsistensi internal item-item yang diskor

dikotomis maupun dengan skala yang lebih luas, termasuk pada inventori

kepribadian. Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam rentang angka 0-1.

Berdasarkan reliabilitasnya, alat ukur dinyatakan memiliki tingkat

reliabilitas yang tinggi jika koefisien reliabilitasnya semakin mendekati 1.

Sebaliknya, alat ukur dinyatakan memiliki tingkat reliabilitas yang rendah

jika koefiesien reliabilitasnya mendekati angka 0 (Supratiknya, 2015).

Tabel kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.

Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Cronbach (Budi, 2006)

Koefisien Reliabilitas Kriteria

0,00 – 0,20 Kurang Reliabel

> 0,20 – 0,40 Agak Reliabel

> 0,40 – 0,60 Cukup Reliabel

> 0,60 – 0,80 Reliabel

> 0,80 – 1,00 Sangat Reliabel

Setelah itu dilakukan perhitungan reliabilitas Alpha Cronbach

dengan menggunakan SPSS pada skala persepsi terhadap e-WOM. Hasil

perhitungan nilai reliabilitas pada skala persepsi terhadap e-WOM adalah

sebesar 0,885. Sedangkan, skala niat membeli online produk busana

memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,902. Hasil perhitungan reliabilitas Alpha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Cronbach menunjukkan bahwa skala persepsi terhadap e-WOM dan niat

membeli online produk busana termasuk dalam kategori sangat reliabel.

G. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan

menggunakan alat bantu olah statistika IBM SPSS versi 23.00. Metode analisis

yang akan digunakan yaitu uji deskriptif, uji asumsi, dan uji hipotesis. Pada uji

asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas yang akan menentukan uji

hipotesis pada tahap selanjutnya.

1. Uji Deskriptif

Pada penelitian ini akan dilakukan uji deskriptif untuk mengetahui

deskripsi atau gambaran dari data mengenai persepsi terhadap e-WOM dan

niat membeli online produk busana yang telah terkumpul. Deskripsi data

yang diuji dengan statistik parametris merupakan dugaan terhadap nilai

dalam satu sampel dibandingkan dengan standar (Sugiyono, 2018). Uji

deskriptif dapat dilakukan dengan menggunakan One Sample t-test.

2. Uji Asumsi

Menurut Sugiyono (2018), terdapat teknik analisis inferensial yang

digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk

populasi. Pada teknik analisis inferensial terdapat beberapa uji asumsi yang

harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menentukan teknik analisis yang

akan digunakan pada uji hipotesis. Dalam penelitian ini, uji asumsi akan

menggunakan uji normalitas dan uji linearitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal atau tidak (Sugiyono, 2018). Taraf

signifikansi untuk uji normalitas adalah sebesar 0,05 (Suparno, 2011).

Data dikatakan terdistibusi normal apabila taraf signifikansinya berada

di atas 0,05 (p > 0,05). Sebaliknya, data dikatakan tidak terdistribusi

normal apabila taraf signifikansinya berada di bawah 0,05 (p < 0,05).

b. Uji Linearitas

Dalam penelitian ini akan dilakukan uji linearitas untuk melihat

hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung yang

digunakan. Hubungan antar variabel dikatakan linear apabila perubahan

nilai pada variabel bebas diikuti perubahan nilai pada variabel

tergantung. Linearitas dapat bersifat positif atau negatif (Suparno,

2011). Bersifat positif apabila nilai pada variabel bebas naik (bertambah

besar), maka nilai pada variabel tergantung juga naik (bertambah

besar). Sedangkan bersifat negatif (inverse relationship), apabila nilai

pada variabel bebas bertambah besar, maka nilai pada variabel

tergantung justru bertambah kecil (Suparno, 2011). Sebaliknya, tidak

linear artinya kedua variabel tidak memiliki hubungan sama sekali.

Perubahan nilai pada variabel bebas tidak diikuti perubahan nilai pada

variabel lainnya (variabel tergantung) (Asra & Sutomo, 2014). Taraf

signifikansi untuk uji linearitas adalah sebesar 0,05 (Suparno, 2011).

Apabila deviation from linearity memiliki nilai signifikansi di atas 0,05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

(p > 0,05), maka data dikatakan linear. Sebaliknya, apabila deviation

from linearity memiliki nilai di bawah 0,05 (p < 0,05), maka data

dikatakan tidak linear (Budi, 2006).

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menentukan dugaan terhadap ada atau

tidaknya hubungan secara signifikan antara dua variabel atau lebih

(Sugiyono, 2018). Uji hipotesis dilakukan berdasarkan uji asumsi yang telah

dilakukan sebelumnya. Apabila uji asumsi terpenuhi, maka akan dilakukan

uji hipotesis dengan menggunakan analisis parametris. Uji hipotesis akan

dilakukan dengan menggunakan analisis Korelasi Pearson Product

Moment, yaitu uji korelatif untuk data dengan distribusi normal. Sebaliknya,

apabila uji asumsi tidak terpenuhi, maka akan dilakukan uji hipotesis

dengan menggunakan analisis non-parametris. Uji hipotesis akan dilakukan

dengan menggunakan analisis Korelasi Spearman’s rho, yaitu uji korelatif

untuk data yang tidak terdistribusi normal. Uji hipotesis diterima apabila

nilai probabilitas (p) < 0,05. Sedangkan, uji hipotesis ditolak apabila nilai

probabilitas (p) > 0,05 (Santoso, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 April 2019 sampai dengan 30

April 2019. Penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan skala persepsi

terhadap e-WOM dan niat membeli online produk busana pada kelompok tahun

kelahiran 1980-2000. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara

memberikan skala dalam bentuk cetak kepada kelompok generasi milenial di

daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Selain itu, pelaksanaan penelitian juga

dilakukan dengan cara online melalui google form. Skala tersebut kemudian

disebarkan melalui berbagai media sosial dan aplikasi pesan seperti Instagram,

Twitter, Line, dan WhatsApp.

Diperoleh 30 respon dari skala yang disebarkan secara langsung dan 721

respon dari skala yang disebarkan melalui google form. Respon tersebut

kemudian dipilih kembali sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Terdapat beberapa respon yang tidak sesuai dengan kriteria penelitian,

diantaranya tidak sesuai dengan rentang tahun yang telah ditentukan, tidak

pernah melakukan pembelian atau mengakses produk busana secara online,

serta tidak pernah membaca ulasan/review online mengenai produk busana.

Hasil akhir menunjukkan bahwa terdapat 684 respon yang dapat digunakan

sebagai data untuk penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelompok generasi

milenial yang merupakan kelompok tahun kelahiran 1980–2000, pernah

membeli atau mengakses produk busana secara online, dan pernah membaca

ulasan/review online mengenai produk busana. Berdasarkan 684 respon yang

diperoleh, deskripsi subjek penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 4.

Deskripsi Tahun Kelahiran Subjek

Tahun Kelahiran Jumlah Presentasi

1980 – 1984 7 1,02%

1985 – 1989 39 5,70%

1990 – 1994 165 24,12%

1995 – 2000 473 69,16%

Total 684 100%

Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa sebagian besar subjek

merupakan kelahiran tahun 1995-2000, yaitu sebanyak 473 orang atau 69,16%.

Sedangkan jumlah subjek yang paling sedikit merupakan kelahiran tahun 1980-

1984, yaitu sebanyak 7 orang atau 1,02%. Jumlah subjek yang merupakan

kelahiran tahun 1985-1989 adalah sebanyak 39 orang atau 24,12% dan subjek

yang merupakan kelahiran tahun 1990-1994 adalah sebanyak 165 atau 24,12%.

Tabel 5.

Deskripsi Jenis Kelamin Subjek

Jenis Kelamin Jumlah Presentase

Laki-Laki 82 11,99%

Perempuan 602 88,01%

Total 684 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar subjek

berjenis kelamin perempuan, yaitu 602 orang atau 88,01%. Sedangkan subjek

berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 82 orang atau 11,99%.

Tabel 6.

Deskripsi Jumlah Pendapatan atau Uang Saku Subjek

Pendapatan/Uang Saku Jumlah Presentase

< Rp. 1.000.000 125 18,27%

Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 258 37,72%

Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 95 13,89%

Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000 51 7,46%

> Rp. 4.000.000 155 22,66%

Total 684 100%

Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa sebagian besar subjek

penelitian memiliki pendapatan atau uang saku Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000,

yaitu sebanyak 258 orang atau 37,72%. Sedangkan jumlah subjek yang paling

sedikit memiliki pendapatan atau uang saku sebesar Rp. 3.000.000 – Rp.

4.000.000, yaitu sebanyak 51 orang atau 7,46%. Selain itu, jumlah subjek yang

memiliki pendapatan atau uang saku < Rp.1.000.000 adalah sebanyak 125

orang atau 18,27%, pendapatan atau uang saku Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000

adalah sebanyak 95 orang atau 13,89%, dan pendapatan atau uang saku > Rp.

4.000.000 adalah sebanyak 155 orang atau sebanyak 22,66%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Tabel 7.

Deskripsi Pengalaman Mengakses atau Membeli Produk Busana Secara

Online

Pengalaman Membeli Produk Busana Secara Online Jumlah Presentase

Pernah mengakses dan belum melakukan pembelian

produk busana secara online 36 5,26%

Pernah mengakses dan melakukan pembelian produk

busana secara online 648 94,74%

Total 684 100%

Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui bahwa dari total 684 subjek

penelitian, sebagian besar subjek pernah mengakses dan melakukan pembelian

produk busana secara online, yaitu sebanyak 648 orang atau 94,74%.

Sementara sisanya, yaitu 36 orang atau 5,26% pernah mengakes namun belum

melakukan pembelian produk busana secara online.

Tabel 8.

Frekuensi Membeli Produk Busana Secara Online

Frekuensi Membeli Produk

Busana Secara Online Jumlah Presentase

1 – 3 kali 189 29,17%

4 – 6 kali 146 22,53%

7 – 9 kali 60 9,26%

> 10 kali 253 39,04%

Total 648 100%

Berdasarkan tabel 8, sebagian besar subjek penelitian pernah

melakukan pembelian produk busana secara online lebih dari 10 kali, yaitu

sebanyak 253 orang atau 39,04%. Sedangkan, jumlah subjek penelitian paling

sedikit pernah melakukan pembelian produk busana secara online sebanyak 7

– 9 kali, yaitu 60 orang atau 9,26%. Jumlah subjek penelitian yang pernah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

membeli produk busana secara online sebanyak 1 – 3 kali adalah 189 orang

atau 29,17% dan sebanyak 4 – 6 kali adalah 146 orang atau 22,53%.

C. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat persepsi

terhadap e-WOM serta tinggi atau rendahnya niat membeli produk busana

secara online oleh generasi milenial. Deskripsi data penelitian dilakukan dengan

uji signifikansi terhadap mean empiris dan mean teoritis data penelitian (Azwar,

1993). Mean teoritis dihitung secara manual dengan mengacu pada skor

terendah, skor tertinggi, serta jumlah item pada masing-masing skala. Mean

teoritis merupakan mean populasi yang menunjukkan tinggi atau rendahnya

variabel penelitian yang diukur (Azwar, 1993). Rumus untuk menghitung mean

teoritis adalah sebagai berikut:

Mean teoritis = (skor terendah × jumlah item)+(skor tertinggi × jumlah item)

2

Berdasarkan rumusan tersebut, hasil perhitungan mean teoritis pada

variabel persepsi terhadap e-WOM adalah sebagai berikut:

Mean teoritis = (1 × 21)+(7 × 21)

2 =

21+147

2 =

168

2 = 84

Jarak sebaran = nilai maksimum – nilai minimum = 126

Standar deviasi = 126

6 = 21

Sedangkan hasil perhitungan mean teoritis pada variabel niat membeli

online produk busana adalah sebagai berikut:

Mean teoritis = (1 × 4)+(7 × 4)

2 =

(4+28)

2 =

32

2 = 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Jarak sebaran = 28–4 = 24

Standar deviasi = 24

6 = 4

Setelah menghitung mean teoritis, deskripsi data penelitian dilakukan

dengan menghitung mean empiris. Mean empiris dapat diketahui dengan

menggunakan perhitungan SPSS, yaitu One Sample t-test. Skor mean empiris

kemudian dibandingkan dengan skor mean teoritis. Skor mean empiris yang

secara signifikan lebih tinggi dibandingkan mean teoritis merupakan indikator

tingginya variabel penelitian yang diukur. Sebaliknya, skor mean empiris yang

secara signifikan lebih rendah dibandingkan mean teoritis merupakan indikator

rendahnya variabel penelitian yang diukur.

Tabel 9.

Perbandingan Data Teoritis dan Data Empiris Variabel Penelitian

Variabel N

Data Teoritis Data Empiris

SD P Min Max Mean Min Max Mean

Persepsi

terhadap e-

WOM 684 21 147 84 40 146 112,56 21 0,000

Niat

membeli

online

produk

busana 684 4 28 16 4 28 18,69 4 0,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 10.

Hasil Uji One Sample t-test Variabel Penelitian

Uji One Sample t-test

Test

Value t Df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Persepsi

terhadap e-

WOM 684 54,450 683 0,000 28,561 27,53 29,59

Niat membeli

online

produk

busana 16 11.217 683 .000 2.693 2.22 3.16

Pada variabel persepsi terhadap e-WOM, mean teoritis yang diperoleh

adalah sebesar 84. Sedangkan mean empiris yang diperoleh adalah sebesar

112,56 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan antara mean teoritis dengan mean empiris

pada variabel persepsi terhadap e-WOM. Mean empiris yang lebih tinggi

dibandingkan mean teoritis menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini

memiliki persepsi terhadap e-WOM yang cenderung positif.

Selain itu, dapat diketahui bahwa mean teoritis niat membeli online

produk busana adalah sebesar 16. Perhitungan mean empiris niat membeli

online produk busana adalah sebesar 18,69 dengan nilai signifikansi 0,000.

Hasil uji signifikansi mean teoritis dan mean empiris menunjukkan adanya

perbedaan yang signifikan pada niat membeli online produk busana. Mean

empiris yang lebih tinggi dibandingkan mean teoritis menunjukkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

subjek penelitian memiliki niat membeli online produk busana yang cukup

tinggi.

Selain melakukan uji signifikansi terhadap mean empiris dan mean

teoritis, deskripsi data penelitian dilakukan dengan menerapkan kriteria

kategorisasi untuk mengelompokkan keadaan subjek penelitian (Azwar, 1993).

Kriteria kategorisasi dapat ditentukan dengan menggunakan mean teoritis (μ)

dan standar deviasi (σ) kemudian membaginya menjadi tiga bagian, yaitu

tinggi, rendah, serta sedang (Azwar, 2006). Rumus untuk menentukan kriteria

kategorisasi adalah sebagai berikut:

Tabel 11.

Norma Kategori Skor

Skor Kategori

(μ + 1 σ) ≤ X Tinggi

(μ - 1 σ) ≤ X < (μ + 1 σ) Sedang

X < (μ - 1 σ) Rendah

Berdasarkan rumusan tersebut, kategori skor pada variabel persepsi

terhadap e-WOM adalah sebagai berikut:

Tabel 12.

Kategori Skor Persepsi terhadap e-WOM

Skor Kategori Jumlah Subjek Presentase

105 ≤ X Tinggi 519 75,88%

63 ≤ X < 105 Sedang 163 23,83%

X < 63 Rendah 2 0,29%

Total 684 100,00%

Pada variabel persepsi terhadap e-WOM, tingginya skor total yang

diperoleh menunjukkan bahwa subjek memiliki persepsi yang positif terhadap

e-WOM. Sebaliknya, rendahnya skor total yang diperoleh menunjukkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

subjek memiliki persepsi yang negatif terhadap e-WOM. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki persepsi terhadap e-

WOM yang positif, yaitu sebanyak 519 orang atau 75,88%. Sedangkan subjek

penelitian paling sedikit memiliki persepsi terhadap e-WOM yang negatif,

yaitu sebanyak 2 orang atau 0,29%. Subjek penelitian dengan persepsi terhadap

e-WOM yang sedang adalah sebanyak 163 orang atau 23,83%.

Selain itu, perhitungan kategori skor pada variabel niat membeli online

produk busana adalah sebagai berikut:

Tabel 13.

Kategori Skor Niat Membeli Online Produk Busana

Skor Kategori Jumlah Subjek Presentase

20 ≤ X Tinggi 345 50,44%

12 ≤ X < 20 Sedang 245 35,82%

X < 12 Rendah 94 13,74%

Total 684 100,00%

Hasil kategori skor menunjukkan bahwa subjek penelitian paling

banyak memiliki niat membeli online produk busana yang tinggi, yaitu

sebanyak 345 orang atau 50,44%. Sedangkan subjek penelitian paling sedikit

memiliki niat membeli online produk busana yang rendah, yaitu sebanyak 94

orang atau sebanyak 13,74%. Jumlah subjek penelitian dengan niat membeli

online produk busana yang rendah adalah sebanyak 245 orang atau 35,82%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

D. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian

terdistribusi secara normal atau tidak. Data dikatakan terdistribusi

secara normal apabila memiliki nilai probabilitas atau p > 0,05 (Budi,

2006). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS, yaitu

Komolgorov-Smirnov. Uji normalitas dengan Komolgorov-Smirnov

dikarenakan jumlah sampel dalam penelitian tergolong besar, yaitu

lebih dari 200. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:

Tabel 14.

Uji Normalitas dengan Komolgorov-Smirnov

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Persepsi_eWOM .078 684 .000 .970 684 .000

Niat_Beli .087 684 .000 .961 684 .000

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Komolgorov-

Smirnov, dapat diketahui bahwa data persepsi terhadap e-WOM

memiliki nilai signifikansi p = 0,000. Oleh karena nilai p < 0,05, maka

data persepsi terhadap e-WOM tidak terdistribusi secara normal dan

tidak memenuhi persyaratan uji normalitas. Selain itu, uji normalitas

pada data niat membeli online produk busana memiliki nilai

signifikansi p = 0,000. Nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa data niat

membeli online produk busana tidak terdistribusi secara normal.

Karena data pada persepsi terhadap e-WOM dan niat membeli online

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

produk busana tidak memenuhi persyaratan uji normalitas, maka uji

hipotesis akan dilakukan dengan teknik non-parametrik, yaitu

Spearman’s rho.

b. Uji Linearitas

Uji asumsi lain yang perlu dilakukan adalah uji linearitas. Uji

linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah adanya hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat yang membentuk garis linear.

Dengan kata lain, uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah

setiap kenaikan atau penurunan pada skor variabel bebas diikuti oleh

kenaikan atau penurunan pada skor variabel terikat. Sebuah data

dikatakan memenuhi uji linearitas apabila deviation from linearity

memiliki nilai signifikansi p > 0,05. Sedangkan, data dikatakan tidak

memenuhi uji linearitas apabila deviation from linearity memiliki nilai

signifikansi p < 0,05. Hasil perhitungan uji linearitas dengan

menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:

Tabel 15.

Hasil Uji Linearitas Persepsi terhadap e-WOM dengan Niat Membeli Online

Produk Busana

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Niat_Beli

*

Persepsi_

eWOM

Between

Groups

(Combined) 3470.520 73 47.541 1.236 .099

Linearity 1234.470 1 1234.470 32.100 .000

Deviation

from

Linearity 2236.050 72 31.056 .808 .871

Within Groups 23459.006 610 38.457

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Deviation from linearity pada variabel persepsi terhadap e-WOM dengan

niat membeli online produk busana memiliki nilai signifikansi p > 0,05,

yaitu 0,871. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa variabel persepsi

terhadap e-WOM dan niat membeli online produk busana memiliki

hubungan yang linear atau memenuhi persyaratan uji linearitas.

2. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji asumsi yang telah dilakukan, dapat diketahui

bahwa data penelitian tidak memenuhi syarat normalitas namun memenuhi

syarat linearitas pada variabel persepsi terhadap e-WOM dengan niat

membeli online produk busana. Oleh karena itu, uji hipotesis akan

menggunakan statistika non-parametrik dengan teknik korelasi Spearman’s

rho. Hasil uji hipotesis terhadap variabel persepsi terhadap e-WOM dengan

niat membeli online produk busana adalah sebagai berikut:

Tabel 16.

Uji Hipotesis dengan Spearman’s rho

Correlations

Persepsi_Ewom Niat_Beli

Spearman's

rho

Persepsi_eWOM

Correlation

Coefficient 1.000 .227**

Sig. (1-

tailed) . .000

N 684 684

Niat_Beli

Correlation

Coefficient .227** 1.000

Sig. (1-

tailed) .000 .

N 684 684

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Hasil uji korelasi dapat bernilai positif atau negatif, dimana tanda

positif atau negatif tersebut menunjukkan arah hubungan, bukan kekuatan

(Budi, 2006). Selain itu, kekuatan hubungan antara dua variabel dapat

diketahui dengan melihat koefisien korelasi berdasarkan nilai r hasil analisis

korelasi. Jarak koefisien korelasi dinilai dari 0 sampai ± 1. Semakin

mendekati angka 1 menunjukan bahwa korelasi antara kedua variabel yang

diukur adalah kuat. Sebaliknya, semakin mendekati angka 0 menunjukkan

bahwa korelasi antara kedua variabel yang diukur adalah lemah. Secara

lebih spesifik, interpretasi terhadap hasil koefisien korelasi adalah sebagai

berikut (Budi, 2006):

Tabel 17.

Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi

Nilai r Interpretasi

0,001 – 0,200 Korelasi sangat lemah

0,201 – 0,400 Korelasi lemah

0,401 – 0,600 Korelasi cukup kuat

0,601 – 0,800 Korelasi kuat

0,801 – 1,000 Korelasi sangat kuat

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel persepsi terhadap

e-WOM dengan niat membeli online produk busana memiliki nilai koefisien

korelasi (r) sebesar 0,227. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah p < 0,05

yaitu 0,000. Hal tersebut menunjukkan adanya korelasi yang positif dan

signifikan antara persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online

produk busana. Selain itu, berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi,

dapat diketahui bahwa persepsi terhadap e-WOM memiliki korelasi lemah

dengan niat membeli online produk busana. Sehingga, dapat disimpulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

bahwa meskipun persepsi terhadap e-WOM memiliki korelasi yang

signifikan dengan niat membeli online produk busana, hubungan antar

kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori lemah.

Setelah dilakukan uji korelasi pada variabel persepsi terhadap e-WOM

dengan niat membeli online produk busana, dilakukan uji korelasi pada

masing-masing dimensi variabel persepsi terhadap e-WOM dengan niat

membeli online produk busana. Hasil uji korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 18.

Uji Korelasi Dimensi Persepsi terhadap e-WOM

Correlations

Kredibilitas Kualitas Kuantitas NiatBeli

Spearman's

rho

Kredibilitas

Correlation

Coefficient 1.000 .608** .479** .221**

Sig. (1-

tailed) . .000 .000 .000

N 684 684 684 684

Kualitas

Correlation

Coefficient .608** 1.000 .519** .239**

Sig. (1-

tailed) .000 . .000 .000

N 684 684 684 684

Kuantitas

Correlation

Coefficient .479** .519** 1.000 .123**

Sig. (1-

tailed) .000 .000 . .001

N 684 684 684 684

Niat Beli

Correlation

Coefficient .221** .239** .123** 1.000

Sig. (1-

tailed) .000 .000 .001 .

N 684 684 684 684

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Uji korelasi dilakukan pada masing-masing dimensi variabel

persepsi terhadap e-WOM, yaitu kredibilitas, kualitas, dan kuantitas.

Pertama, dimensi kredibilitas e-WOM dengan niat membeli online produk

busana memiliki nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,221 dengan nilai

signifikansi 0,000. Selanjutnya, dimensi kualitas e-WOM dengan niat

membeli online produk busana menunjukkan nilai koefisien korelasi (r)

sebesar 0,239 dengan nilai signifikansi 0,000. Selain itu, dimensi persepsi

terhadap kuantitas e-WOM dengan niat membeli online produk busana

memiliki nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,123 dan nilai signifikansi

sebesar 0,000.

Hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa terdapat nilai

signifikansi p < 0,005 pada setiap dimensi persepsi terhadap e-WOM

dengan niat membeli online produk busana. Hal tersebut menunjukkan

bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan antara setiap dimensi persepsi

terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana. Selain itu,

berdasarkan tabel interpretasi nilai koefisien korelasi, dapat diketahui

bahwa dimensi kredibilitas dan kualitas e-WOM memiliki korelasi lemah

dengan niat membeli online produk busana. Sedangkan, dimensi kuantitas

e-WOM memiliki korelasi sangat lemah dengan niat membeli online produk

busana.

Secara keseluruhan, hasil uji korelasi menunjukkan bahwa hipotesis

penelitian diterima. Artinya semakin positif persepsi terhadap e-WOM,

maka akan semakin tinggi niat membeli online produk busana yang dimiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

oleh generasi milenial. Sebaliknya, semakin negatif persepsi terhadap e-

WOM, maka akan semakin rendah niat membeli online produk busana yang

dimiliki oleh generasi milenial. Koefisien korelasi pada variabel persepsi

terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana termasuk

dalam kategori lemah. Selain itu, masing-masing dimensi variabel persepsi

terhadap e-WOM memiliki hubungan dengan niat membeli online produk

busana. Koefisien korelasi pada masing-masing dimensi variabel persepsi

terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana termasuk

dalam kategori lemah dan sangat lemah.

3. Uji Tambahan

Setelah uji hipotesis, dilakukan uji tambahan untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan niat membeli online produk busana pada dua

kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok subjek penelitian berusia 19–

25 tahun dan kelompok subjek penelitian berusia > 25 tahun. Hal tersebut

dikarenakan rentang usia kelompok generasi milenial cukup besar, yaitu 20

tahun. Pada generasi milenial, usia termuda adalah 19 tahun dan usia tertua

adalah 39 tahun. Pengelompokkan usia tersebut dikarenakan usia 19–25

tahun merupakan kelompok usia emerging adulthood.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji

Komolgorov-Smirnov dikarenakan jumlah sampel penelitian tergolong

cukup besar, yaitu lebih dari 200 orang. Hasil uji normalitas untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

kelompok subjek penelitian 19–25 tahun dan > 25 tahun adalah sebagai

berikut:

Tabel 19.

Hasil Uji Normalitas

Tahun

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Niat_Beli 19-25 .100 518 .000 .966 518 .000

>25 .114 166 .000 .939 166 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Hasil uji normalitas pada kelompok subjek usia 19-25 tahun

memiliki nilai signifikansi p = 0,000. Sedangkan, hasil uji normalitas

pada kelompok subjek usia > 25 tahun memiliki nilai signifikansi p =

0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok subjek

penelitian memiliki nilai signifikansi p < 0,05. Dengan kata lain, kedua

kelompok subjek memiliki data yang tidak terdistribusi secara normal

atau tidak memenuhi syarat normalitas.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas diperlukan untuk melakukan pengujian beda

mean pada kelompok yang saling independen (Budi, 2006). Uji

homogenitas subjek penelitian pada kelompok umur 19–25 tahun

dengan > 25 tahun adalah sebagai berikut:

Tabel 20.

Hasil Uji Homogenitas

Niat_Beli

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.192 1 682 .661

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Pada uji homogenitas, sebuah data dikatakan homogen apabila

memiliki nilai signifikansi p > 0,05. Sebaliknya, data dikatakan tidak

homogen apabila memiliki nilai signifikansi p < 0,05. Data yang

homogen artinya data berasal dari populasi-populasi yang memiliki

varian yang sama. (Budi, 2006).

Berdasarkan tabel 20, dapat diketahui bahwa data niat membeli

online produk busana pada kelompok umur 19–25 tahun dengan > 25

tahun memiliki nilai signifikansi p = 0,661 atau p > 0,05. Hal tersebut

menunjukkan bahwa data niat membeli online produk busana

berdasarkan kelompok umur memiliki varian yang homogen atau

berasal dari populasi dengan varian yang sama. Dengan kata lain, data

niat membeli online produk busana memenuhi syarat uji homogenitas.

c. Uji Beda Mean

Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas yang telah

dilakukan sebelumnya, dapat diketahui bahwa data niat membeli online

produk busana pada kelompok umur 19-25 tahun dengan >25 tahun

tidak terdistribusi secara normal namun memiliki varian yang sama.

Oleh karena itu, uji beda mean akan dilakukan dengan menggunakan

pengujian statistik non-parametrik Two Independent Sample T-Test,

yaitu Mann-Whitney. Berdasarkan uji beda mean, diperoleh hasil

sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Tabel 21.

Hasil Uji Beda Mean dengan Mann-Whitney

Ranks

Tahun N Mean Rank Sum of Ranks

Niat_Beli

19-25 518 327.59 169691.00

>25 166 389.03 64579.00

Total 684

Test Statisticsa

Niat_Beli

Mann-Whitney U 35270.000

Wilcoxon W 169691.000

Z -3.493

Asymp. Sig. (2-

tailed) .000

a. Grouping Variable: Tahun

Pada uji beda mean, sebuah data dikatakan memiliki perbedaan

yang signifikan antara dua kelompok yang diuji apabila memiliki nilai

signifikansi p < 0,05. Sebaliknya, data dikatakan tidak memiliki

perbedaan yang signifikan antara dua kelompok yang diuji apabila

memiliki nilai signifikansi p > 0,05 (Suparno, 2011).

Berdasarkan tabel 21, dapat diketahui bahwa hasil uji beda mean

dengan Mann-Whitney memiliki nilai signifikansi sebesar p = 0,000 atau

p < 0,05, Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mean

yang signifikan antara niat membeli online produk busana pada

kelompok subjek usia 19-25 tahun dengan > 25 tahun. Kelompok subjek

usia 19-25 tahun memiliki mean sebesar 327,59, sedangkan klompok

subjek usia >25 tahun memiliki mean sebesar 389,03. Dengan demikian

dapat diketahui bahwa kelompok subjek usia >25 tahun memiliki mean

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

yang lebih besar dibandingkan kelompok subjek usia 19-25 tahun.

Dengan kata lain, kelompok subjek usia > 25 tahun memiliki niat

membeli online produk busana yang secara signifikan lebih tinggi

dibandingkan kelompok subjek usia 19-25 tahun.

E. Pembahasan

Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan

antara persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana

pada generasi milenial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi terhadap

e-WOM dengan niat membeli online produk busana memiliki nilai koefisien

korelasi (r) = 0,227 dan nilai signifikansi p = 0,000. Nilai koefisien korelasi

menunjukkan arah hubungan dari variabel-variabel yang diteliti. Sedangkan,

nilai signifikansi p < 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana.

Sejalan dengan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan, Bataineh (2015)

menyatakan bahwa persepsi terhadap e-WOM membantu konsumen dalam

menentukan keputusan, termasuk niat membeli yang dimilikinya. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa semakin positif persepsi terhadap e-WOM

maka akan semakin tinggi niat membeli online produk busana yang dimiliki

oleh generasi milenial. Sebaliknya, semakin negatif persepsi terhadap e-WOM

maka akan semakin rendah niat membeli online produk busana yang dimiliki

oleh generasi milenial. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

sebelumnya telah dilakukan oleh Bataineh (2015) serta Jalilvand dan Samiei

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

(2011). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketika konsumen memiliki

persepsi yang positif terhadap e-WOM, maka niat membeli online yang

dimilikinya juga tinggi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa generasi milenial memiliki

persepsi terhadap e-WOM yang cenderung positif. Hal ini dapat disebabkan

oleh adanya karakteristik generasi milenial yang berbeda dengan generasi

sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak dan Musyifah (2016)

menyatakan bahwa generasi milenial merupakan generasi yang erat kaitannya

dengan penggunaan internet. Oleh karena itu, mereka cenderung

memanfaatkan penggunaan teknologi dan internet dalam kehidupan sehari-

hari. Adanya akses informasi melalui internet membantu generasi milenial

dalam menentukan keputusan secara lebih cepat (Moreno, Lafuente, Carreón,

& Moreno, 2017). Generasi milenial menggunakan ulasan atau review online

sebagai sumber informasi sebelum melakukan pembelian. Ulasan atau review

online dianggap sebagai sumber informasi yang kredibel dan dapat dipercaya

karena berasal dari kelompok konsumen yang sebelumnya telah membeli atau

menggunakan produk tersebut. Hal ini menyebabkan generasi milenial

cenderung menggunakan e-WOM dalam menentukan keputusan pembelian,

terutama apabila e-WOM tersebut berasal dari kelompok konsumen dengan

usia sebaya (Smith, 2011).

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa generasi milenial

memiliki niat membeli online produk busana yang tinggi. Penelitian yang

dilakukan oleh Simanjuntak dan Musyifah (2016) menyatakan bahwa 9 dari 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

konsumen generasi milenial paling sering melakukan pembelian online pada

produk fashion. Salah satu hal yang dapat memengaruhi generasi milenial

dalam melakukan pembelian online produk busana adalah adanya kesadaran

akan fashion (fashion consciousness), kesadaran akan merk (brand

consciousness), hedonist, serta keinginan untuk mencari hal baru (Simanjuntak

& Musyifah, 2016). Generasi milenial cenderung memilih produk atau brand

yang akan menunjukkan identitas mereka (Moreno, Lafuente, Carreón, &

Moreno, 2017). Selain itu, niat membeli online produk busana yang tinggi

dapat disebabkan karena adanya karakteristik generasi milenial yang

merupakan pengguna internet aktif, mengetahui infomasi terbaru, serta

memiliki sikap yang positif terhadap internet (Simanjuntak & Musyifah, 2016).

Secara keseluruhan, hubungan antara persepsi terhadap e-WOM

dengan niat membeli online produk busana pada generasi milenial dapat

dijelaskan sebagai berikut. Pertama, karakteristik generasi milenial yang

memanfaatkan penggunaan teknologi dan internet dalam melakukan

pembelian. Generasi milenial melakukan pembelian di internet karena dirasa

lebih efisien, nyaman, serta dapat diakses kapan saja (Simanjuntak &

Musyifah, 2016). Generasi milenial menyukai website yang didukung dengan

grafik dan penampilan menarik. Selain itu, generasi milenial cenderung

melakukan pencarian informasi melalui internet sebelum melakukan

pembelian. Penelitian yang dilakukan oleh Smith (2011) menyatakan bahwa

generasi milenial menyukai informasi yang bersifat personal. Adanya

hubungan dan informasi yang bersifat personal dapat meningkatkan kesetiaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

konsumen terhadap produsen. e-WOM sebagai ulasan dari konsumen yang

telah membeli atau menggunakan produk tertentu merupakan salah satu

sumber informasi yang bersifat personal. Generasi milenial menyukai e-WOM

karena dibuat berdasarkan pengalaman konsumen sehingga dirasa lebih

reliabel. Menurut Smith (2011), generasi milenial menyukai penggunaan e-

WOM yang berasal dari teman sebayanya. Hal ini disebabkan karena generasi

milenial merasa bahwa teman sebayanya memiliki karakteristik yang sama

dengan dirinya. Oleh karena itu, dalam membeli atau menentukan keputusan,

generasi milenial cenderung menyukai informasi yang tersedia di internet dan

berasal dari teman sebayanya.

Karakteristik e-WOM dapat dilihat berdasarkan tiga dimensi, yaitu

kredibilitas, kualitas, dan kuantitas. Ketika konsumen mempersepsikan e-

WOM berasal dari sumber yang dapat dipercaya, menyediakan informasi yang

akurat, mudah dipahami, jelas, serta tersedia dalam jumlah yang memadai atau

cukup banyak, maka konsumen cenderung memiliki persepsi yang positif

terhadap e-WOM (Bataineh, 2015). Persepsi positif terhadap e-WOM

membantu generasi milenial dalam menentukan keputusan yang rasional, yaitu

niat membeli online yang dimilikinya. Oleh karena itu, persepsi positif

terhadap e-WOM memengaruhi niat membeli yang dimiliki generasi milenial.

Dalam penelitian ini, semakin positif persepsi yang dimiliki generasi milenial

terhadap e-WOM, maka akan semakin tinggi niat membeli online produk

busana yang dimilikinya. Hasil penelitian ini sekaligus menjawab pertanyaan

penelitian mengenai niat membeli online masyarakat yang terus meningkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

meskipun tingkat kepercayaan digital masyarakat tergolong lemah. Hal

tersebut dapat dikarenakan adanya persepsi positif terhadap e-WOM yang

mendorong niat masyarakat dalam membeli online.

Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan

antara persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana

pada generasi milenial, jenis hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk

dalam kategori lemah (r = 0,227). Lemahnya hubungan atara kedua variabel

penelitian dapat disebabkan karena produk busana termasuk dalam jenis search

goods.

Chiang dan Dholakia (2003) menyatakan bahwa terdapat dua tipe

produk yang memengaruhi niat membeli konsumen, yaitu search goods dan

experience goods. Search goods merupakan produk yang informasinya dapat

diketahui sebelum melakukan pembelian. Sebaliknya, experience goods

merupakan produk yang keseluruhan informasinya hanya dapat diketahui

setelah memiliki pengalaman langsung menggunakan produk tersebut. Nelson

(1970) menyatakan bahwa rekomendasi, ulasan, atau saran dari orang lain akan

lebih berguna dan berpengaruh untuk experience goods. Hal ini dikarenakan

konsumen kesulitan dalam menentukan kualitas dari experience goods,

sehingga ulasan atau rekomendasi dari orang lain akan lebih membantu.

Leahy (2005) menyatakan bahwa produk busana merupakan salah satu

search goods. Dalam penelitian ini, produk busana sebagai search goods

diduga memiliki peranan dalam lemahnya hubungan antara persepsi terhadap

e-WOM dengan niat membeli online produk busana pada generasi milenial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Hal ini disebabkan karena generasi milenial dapat dengan mudah mengetahui

informasi mengenai kualitas produk busana. Sehingga, ulasan atau review

online mengenai produk busana tidak terlalu membantu atau berpengaruh

dalam usaha generasi milenial untuk menentukan kualitas produk. Akan tetapi,

persepsi terhadap e-WOM tetap memiliki hubungan dengan niat membeli

online dikarenakan karakteristik generasi milenial yang memanfaatkan

kemudahan teknologi dan internet untuk melakukan pencarian informasi

sebelum memutuskan untuk membeli produk tertentu.

Secara lebih spesifik, persepsi terhadap e-WOM terdiri dari dimensi

kredibilitas, kualitas, dan kuantitas (Arora & Sharma, 2018; Bataineh, 2015).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kredibilitas, kualitas, dan

kuantitas masing-masing memiliki nilai koefisien korelasi (r) = 0,021; 0,239;

dan 0,123 dengan nilai signifikansi p = 0,000; 0,000; dan 0,001. Dapat

diketahui bahwa dimensi kualitas memiliki nilai koefiien korelasi (r) yang

paling tinggi dibandingkan dengan dua dimensi persepsi terhadap e-WOM

lainnya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan

(Bataineh, 2015; Putri & Wandebori, 2016; Sutanto & Aprianingsih, 2016).

Tingkat kualitas e-WOM membantu konsumen dalam memahami konten atau

isi pesan yang disampaikan. Ketika pesan yang disampaikan jelas dan dapat

dipahami, maka konsumen akan semakin yakin dalam menentukan pilihannya.

Kualitas e-WOM menjadi penting karena dapat membantu konsumen dalam

mengurangi resiko ketika memilih produk tertentu (Sutanto & Aprianingsih,

2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Selanjutnya, dimensi kredibilitas memiliki nilai koefisien korelasi (r)

yang lebih tinggi dibandingkan dengan dimensi kuantitas. Sejalan dengan

penelitian telah yang dilakukan, konsumen akan mempercayai pesan yang

disampaikan oleh konsumen atau orang lain yang memiliki tingkat kredibilitas

tinggi (Sutanto & Aprianingsih, 2016). Ketika pesan yang disampaikan berasal

dari konsumen yang ahli dibidangnya atau memiliki pengalaman dalam

menggunakan produk atau jasa tertentu, hal tersebut dapat meningkatkan rasa

percaya konsumen (Putri & Wandebori, 2016). Selain itu, ketika konsumen

mempersepsikan pesan e-WOM berasal dari konsumen yang menyediakan

informasi jujur dan akurat, hal tersebut dapat meningkatkan motivasi

konsumen dalam menentukan pilihannya (Cheung & Thadani, 2010).

Dimensi kuantitas memiliki nilai koefisien korelasi (r) yang paling

rendah dibandingkan dengan dimensi persepsi terhadap e-WOM lainnya. Hal

ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang sebelumnya telah dilakukan (Putri

& Wandebori, 2016; Sutanto & Aprianingsih, 2016). Kuantitas e-WOM

mampu menunjukkan tingkat kepopuleran dan minat konsumen terhadap

produk atau jasa tertentu. Menurut Putri dan Wandebori (2016), konsumen

lebih menyukai produk yang populer dan memiliki banyak peminat. Hal ini

juga diungkapkan oleh penelitian yang dilakukan Sutanto dan Aprianingsih

(2016) bahwa masyarakat Indonesia cenderung menyukai produk atau jasa

yang sedang populer. Oleh karena itu, banyak konsumen yang semakin yakin

dalam menentukan pilihan ketika jumlah ulasan atau review online mengenai

produk tertentu tersedia dalam jumlah yang cukup banyak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Dalam penelitian ini, niat membeli online produk busana dilihat

berdasarkan indikator target (target), perilaku (action), konteks (context), dan

waktu (time) (Ajzen, 2008). Dengan menggunakan indikator tersebut,

penelitian diharapkan dapat mengukur apakah sebuah perilaku akan dilakukan

atau tidak. Hal tersebut dikarenakan niat merupakan salah satu faktor prediktor

yang digunakan untuk melihat apakah sebuah perilaku dilakukan atau tidak.

Semakin kuat niat yang dimiliki oleh seseorang, semakin besar kemungkinan

seseorang untuk menunjukkan perilaku tersebut (Ajzen, 1991). Artinya, niat

membeli online produk busana oleh generasi milenial diharapkan dapat

digunakan untuk mengetahui apakah tindakan membeli online produk busana

akan dilakukan atau tidak.

Selain uji hipotesis, dalam penelitian ini juga dilakukan uji tambahan

berupa uji beda mean. Uji beda mean dilakukan karena rentang usia generasi

milenial cukup besar, yaitu 20 tahun. Perbedaan rentang usia tersebut diduga

memengaruhi niat membeli online produk busana karena berada pada tahap

perkembangan yang berbeda. Uji beda mean dilakukan untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan niat membeli online produk busana antara

kelompok usia 19-25 tahun dan kelompok usia > 25 tahun. Uji beda mean

dilakukan dengan menggunakan Mann-Whitney. Hasil uji beda mean

menunjukkan bahwa niat membeli online produk busana kelompok usia 19-25

tahun adalah 327,59 dan kelompok usia > 25 tahun adalah 389,03 dengan nilai

signifikansi p = 0,000. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan mean yang

signifikan antara dua kelompok usia yang diuji. Kelompok usia > 25 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

memiliki niat membeli online produk busana yang lebih tinggi dibandingkan

kelompok usia 19–25 tahun.

Hasil uji beda mean tersebut dapat disebabkan karena kelompok usia

19-25 tahun merupakan kelompok yang termasuk dalam emerging adulthood

(Arnett, 2000). Emerging adulthood merupakan masa transisi dari remaja

menuju dewasa. Pada masa ini, seseorang akan mengalami banyak

ketidakstabilan dan berusaha untuk mengeksplorasi dirinya dalam banyak hal,

seperti pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan keluarga dan relasi sosial,

serta identitas diri. Emerging adulthood merupakan proses perubahan diri

seseorang menuju tahap dewasa. Hal tersebut dilakukan dengan memperbaiki

kualitas karakter yang dimiliki, mampu bertanggung jawab, serta mampu

membuat keputusan yang mandiri.

Terdapat perbedaan karakteristik demografis antara kelompok usia

emerging adulthood dengan kelompok usia dewasa (Arnett, 2000). Tahap

perkembangan emerging adulthood merupakan tahap perkembangan yang

dipenuhi dengan ketidakstabilan. Kelompok emerging adulthood biasanya

ditandai dengan adanya transisi dari menyelesaikan pendidikan dan mencari

pekerjaan, serta belum memiliki tempat tinggal dan pemasukan yang tetap.

Ketidakstabilan inilah yang diduga memengaruhi niat membeli online yang

dimiliki oleh kelompok emerging adulthood. Oleh karena itu, meskipun

generasi milenial merupakan kelompok yang tertarik dengan produk busana,

perbedaan kestabilan finansial diantara kedua kelompok dapat memengaruhi

niat untuk melakukan pembelian produk busana secara online.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi persepsi

terhadap e-WOM dan niat membeli online produk busana adalah sebesar (r) =

0,227 dengan nilai signifikansi p = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa

hipotesis diterima, yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana pada

generasi milenial. Semakin positif persepsi terhadap e-WOM, maka semakin

tinggi pula niat membeli online produk busana yang dimiliki generasi milenial.

Sebaliknya, semakin negatif persepsi terhadap e-WOM yang dimiliki generasi

milenial, maka semakin rendah pula niat membeli online produk busana. Hal

ini sesuai dengan karakteristik generasi milenial yang cenderung

memanfaatkan teknologi dan informasi untuk menentukan keputusan. Generasi

milenial akan menggunakan e-WOM untuk memperoleh informasi yang

diperlukan sebelum membeli produk atau jasa tertentu, terutama apabila

informasi tersebut berasal dari kelompok sebaya.

Selain itu, hubungan antara persepsi terhadap e-WOM dengan niat

membeli online produk busana pada generasi milenial termasuk dalam kategori

lemah. Secara lebih spesifik, hubungan antara dimensi kredibilitas dan kualitas

e-WOM dengan niat membeli online termasuk dalam kategori lemah. Dimensi

kredibilitas e-WOM memiliki nilai signifikansi p = 0,221 dan dimensi kualitas

e-WOM memiliki nilai signifikansi p = 0,239. Sementara, hubungan antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

dimensi kuantitas e-WOM dengan niat membeli online produk busana

termasuk dalam kategori sangat lemah p = 0,123. Lemahnya hubungan antara

persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana dapat

dikarenakan tipe produk busana sebagai search goods.

Hasil uji tambahan menunjukkan adanya perbedaan mean antara niat

membeli online produk busana pada kelompok umur 19-25 tahun dan > 25

tahun. Kelompok umur 19-25 tahun memiliki mean niat membeli online

produk busana yang lebih rendah dibandingkan kelompok umur 25 tahun, yaitu

327,59. Sedangkan kelompok umur 25 tahun memiliki mean niat membeli

online produk busana sebesar 389,05. Perbedaan mean tersebut dapat

dikarenakan kelompok umur 19-25 tahun masih termasuk dalam tahap

perkembangan emerging adulthood. Tahap ini merupakan proses menuju

kedewasaan dan biasanya dipenuhi ketidakstabilan. Salah satu faktor

demografis, yaitu pendapatan yang dimiliki oleh kelompok emerging

adulthood, lebih rendah dibandingkan kelompok usia dewasa. Oleh karena itu,

pendapatan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan perbedaan

mean pada niat membeli online produk busana.

B. Keterbatasan Penelitian

Salah satu keterbatasan dalam penelitian ini adalah sedikitnya sampel

yang digunakan sebagai data penelitian, yaitu 684. Hal tersebut dirasa kurang

merepresentasikan jumlah populasi dalam penelitian ini, yaitu generasi

milenial di Indonesia. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang tidak disertakan

atau dianalisis dalam penelitian ini, seperti jenis kelamin, pendidikan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

pekerjaan, dan pendapatan. Padahal faktor-faktor tersebut diduga dapat

memengaruhi niat membeli online produk busana seseorang, sehingga

seharusnya dapat disertakan dan dianalisis lebih lanjut.

C. Saran

1. Bagi Subjek Penelitian

Dapat diketahui bahwa persepsi terhadap e-WOM memiliki

hubungan dengan niat membeli online produk busana. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa persepsi terhadap e-WOM dan niat membeli online

produk busana pada generasi milenial yang menjadi subjek penelitian

termasuk dalam kategori tinggi. Oleh karena itu, penting bagi generasi

milenial sebagai konsumen untuk memeriksa dan menyeleksi informasi

yang diterimanya. Hal ini akan membantu konsumen dalam menentukan

keputusan sebelum melakukan pembelian produk busana tertentu.

2. Bagi Produsen

Produsen diharapkan dapat memperhatikan informasi mengenai

produk atau jasa yang tersedia di internet karena hal tersebut memiliki

hubungan dengan niat membeli online produk busana. Ketika produsen

dapat memfasilitasi informasi mengenai produk atau jasa yang dijualnya

dengan baik, maka konsumen dapat lebih mudah dalam mengakses

informasi tersebut. Dengan kata lain, produsen dapat menggunakan e-WOM

sebagai faktor untuk memengaruhi niat membeli online produk busana yang

dimiliki generasi milenial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi terhadap e-WOM

memiliki hubungan dengan niat membeli online produk busana pada

generasi milenial, namun termasuk dalam kategori lemah. Hal ini berbeda

dari penelitian yang sebelumnya telah dilakukan, dimana persepsi terhadap

e-WOM memiliki pengaruh kuat terhadap niat membeli online. Oleh karena

itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis lebih lanjut

mengenai faktor-faktor yang diduga memiliki peranan penting dalam

hubungan antar kedua variabel tersebut. Misalnya faktor jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan yang diduga dapat memengaruhi

niat membeli online seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and

Human Decision Processes, 50, 179-211.

Ajzen, I. (2002). Constructing a TpB questionnaire: conceptual and methodological

considerations. TpB Questionnaire, 1-14.

Ajzen, I. (2008). Handbook of Consumer Psychology. New York: Lawrence

Erlbaum Associates.

Ajzen, I., & Fishbein, M. (1969). The predictional of behavioral intentions in a

choice situation. Journal of Experimental Social Psychology, 5, 400-416.

Ajzen, I., & Fishbein, M. (1977). Attitude-behavior relations: a theoretical analysis:

and review of empirical research. Psychological Bulletin, 84(5), 888-918.

Akhter, S. H. (2003). Digital divide and purchase intention: why demographic

psychology matters. Journal of Economic Psychology, 24, 321-327.

doi:10.1016/S0167-4870(02)00171-X

Al-Hindawe, J. (1996). Consideration when constructing a semantic differential

scale. LaTrobe University Working Paper in Linguistic, 9(3), 41-58.

Anonim. (2016, November 16). Fashion, produk terlaris dalam belanja online.

Diambil pada 12 September 2018 dari

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/16/fashion-produk-

terlaris-dalam-belanja-online

Anonim. (2017, November 8). Tingkat kepercayaan masyarakat RI pada transaksi

online masih rendah. Kumparan News. Diambil pada 13 September 2018

dari https://kumparan.com/@kumparannews/tingkat-kepercayaan-

masyarakat-ri-pada-transaksi-online-masih-rendah

Anonim. (2017, November 13). Kepercayaan masyarakat masih rendah. Media

Indonesia. Diambil pada 20 September 2018 dari

https://mediaindonesia.com/read/detail/131797-kepercayaan-masyarakat-

masih-rendah

Anonim. (2018, Februari 14). E-commerce contributes 0,75 percent to GDP. The

Jakarta Post. Diambil pada 12 September 2018 dari

https://www.thejakartapost.com/news/2018/02/14/e-commerce-

contributes-0-75-percent-to-gdp.html

Arnett, J. J. (2000, May). Emerging Adulthood: A Theory of Development From

the Late Teens Through the Twenties. American Psychologist, 55(5), 469-

480.

Arora, L., & Sharma, B. K. (2018). Influence of review quality, review quantity,

and review credibility on purchase intention in context of high involvement

products. European Journal of Applied Business Management, 4(4), 25-40.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Asra, A., & Sutomo, S. (2014). Pengantar Statistika II: Panduan Pengajar dan

Mahasiswa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2018, Februari 19). Infografis

penetrasi dan perilaku pengguna internet Indonesia. Diambil 12 September,

2018, dari

https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/Laporan%20Survei%20APJII

_2017_v1.3.ppd

Azwar, S. (1993). Kelompok Subjek Ini Memiliki Harga Diri yang Rendah; Kok,

Tahu? Buletin Psikologi(2), 13-17.

Azwar, S. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2018). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Anggota

IKAPI).

Badan Pusat Statistik. (2016). Diambil pada 19 September, 2018, dari

https://statistik.kominfo.go.id/site/data?idtree=424&iddoc=1321

Bataineh, A. Q. (2015). The impact of perceived e-WOM on purchase intention:

the mediating role of corporate image. International Journal of Marketing

Studies, 7(1), 126-137. doi:10.5539/ijms.v7n1p126

Budi, T. P. (2006). SPSS 13.0 Terapan; Riset Parametrik. Yogyakarta: Penerbit

ANDI.

Budiaji, W. (2013). Skala pengukuran dan jumlah respon skala likert. Jurnal Ilmu

Pertanian dan Perikanan, 2(2), 127-133.

Cahya, Kahfi Dirga. (2018, November 26). Bagaimana generasi milenial

berbelanja? Kompas. Diambil pada 1 Oktober 2018 dari

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/11/26/135620420/bagaimana-

generasi-milenial-berbelanja-online

Cheung, C. M., & Thadani, D. R. (2010). The effectiveness of electronic word-of-

mouth communication: a literature analysis. 23rd Bled eConference eTrust:

Implications for the Individual, Enterprises and Society, 329-345.

Chiang, K.-P., & Dholakia, R. R. (2003). Factors driving consumer intention to

shop online: an empirical investigation. Journal of Consumer Psychology,

13(1&2), 177-183.

Chin, A. J., Wafa, S. A., & Ooi, A.-Y. (2009). The effect of internet trust and social

influence towards willingness to purchase online in Labuan, Malaysia.

International Business Research, 2(2), 72-81.

Chu, F., & Zhang, X. (2016). Satisfaction, trust and online purchase intention: a

study of consumer perceptions. International Conference on Logistics,

Informatics and Service Sciences (LISS), 1-4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Creswell, J. W. (2012). Pendekatan Kualititatif, Kuantitatif, dan Mixed.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darley, W. K., Blankson, C., & Luethge, D. J. (2010). Toward an integrated

framework for online consumer behavior and decision making process: a

review. Psychology & Marketing, 27(2), 94-116. doi:10.1002/mar

Debora, Yantina. (2016, Desember 5). Berapa besar pengaruh ulasan pembeli saat

berbelanja online? Tirto.id. Diambil pada 19 September 2018 dari

https://tirto.id/berapa-besar-pengaruh-ulasan-pembeli-saat-berbelanja-

online-b7Gm

Demirbaş, E. (2017). An overview on traditional and electronic word of mouth

communication (WOM). Article History, 2(1), 16-26.

Doh, S.-J., & Hwang, J.-S. (2009). How consumers evaluate eWOM (electronic

word-of-mouth) messages. CyberPsychology & Behavior, 12(2), 193-197.

doi:10.1089/cpb.2008.0109

Gauri, D. K., Bhatnagar, A., & Rao, R. (2008). Role of word of mouth in online

store loyalty. Communication of The ACM, 51(3), 89-91.

doi:10.1145/1325555.1325572

Girard, T., Silverblatt, R., & Korgaonkar, P. (2002). Influence of Product Class on

Preference for Shopping on the Internet. Journal of Computer-Mediated

Communication, 8(1).

Guo, Y., & Barnes, S. (2011). Purchase behavior in virtual worlds: an empirical

investigation in second life. Information & Management, 48, 303–312.

doi:10.1016/j.im.2011.07.004

Hawkins, Del. I, Mothersbaugh, David L., & Mookerjee, Amit. (2012, Februari 24).

Consumer perception. Dalam Consumer behavior (bab. 7). Diambil dari

https://www.researchgate.net/publication/328676646_Consumer_Percepti

on pada 12 Februari 2019.

Hennig-Thurau, T., Gwinner, K. P., Walsh, G., & Gremler, D. D. (2004). Electronic

word-of-mouth via consumer-opinion platforms: what motivates consumers

to articulate themselves on the internet? Journal of Interactive Marketing,

18(1), 38-52. doi:10.1002/dir.10073

Hidayanto, A. N., Ovirza, M., Anggia, P., Budi, N. F., & Phusavat, K. (2017). The

roles of electronic word of mouth and information searching in the

promotion of a new e-commerce strategy: a case of online group buying in

Indonesia. Journal of Theoretical and Applied Electronic Commerce

Research, 12(3), 69-86.

Hsieh, J.-Y., & Liao, P.-W. (2011). Antecedents and moderators of online shopping

behavior in undergraduate students. Social Behavior and Personality, 39(9),

1271-1280. doi:10.2224/sbp.2011.39.9.1271

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Huete-Alcocer, N. (2017). A literature review of word of mouth and electronic word

of mouth: implications for consumer behavior. Frontiers in Psychology,

8(1), 1-4.

Indiani, N. L., Rahyuda, I. K., & Yasa, N. N. (2015). Perceived risk and trust as

major determinants of actual purchase, transcending the influence of

intention. ASEAN Marketing Journal, 2(1), 1-13.

Jalilvand, M. R., & Samiei, N. (2011). The effect of electronic word of mouth on

brand image and purchase intention. Marketing Intelligence and Planning,

30(4), 460-476. doi:10.1108/02634501211231946

Khalifa, M., & Limayem, M. (2003). Drivers of internet shopping. Communications

of the ACM, 46(12), 233-239.

Larasati, R. S., & Yulistiana. (2016). Busana raka raki Jawa Timur. e-Journal, 5(3),

77-82.

Leahy, A. S. (2005). Search and experience goods: evidence from the 1960’s and

70s. The Journal of Apllied Business Reasearch, 21(1), 45-52.

Lyons, S. T., Duxbury, L., & Higgins, C. (2007). An empirical assessment of

generational differences in basic human values. Psychological Reports, 101,

339-352. doi:10.2466/PR0.101.2.339-352

Madahi, A., & Sukati, I. (2012). The effect of external factors on purchase intention

amongst young generation in malaysia. Internasional Business Research,

5(8), 153-158. doi:10.5539/ibr.v5n8p153

Meskaran, F., Ismail, Z., & Shanmugam, B. (2013). Online purchase intention:

effects of trust and security perception. Australian Journal of Basic and

Applied Sciences,, 7(6), 307-315.

Moreno, F. M., Lafuente, J. G., Carreón, F. Á., & Moreno, S. M. (2017). The

characterization of the millennials and their buying behavior. International

Journal of Marketing Studies, 9(5), 135-144. doi:10.5539/ijms.v9n5p135

Morwitz, V. (2014). Consumers' purchase intentions and their behavior.

Foundation and Trends in Marketing, 7(3), 181-230.

doi:10.1561/1700000036

Nelson, Phillip. (1970). Information and consumer behavior. Journal of Political

Economy, 78(2), 311-329.

Prihatini, T. (2017). Menyiasati kekurangan tubuh dengan memilih busana yang

benar dan sesuai. Jurnal Socia Akademika, 3(1), 47-55.

Putri, L., & Wandebori, H. (2016). Factor influencing cosmetics purchase intention

in indonesia based on online review. International Conference on Ethics of

Business, Economics, and Social Science (ICEBESS), 255-263.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Rana, S. M., Osman, A., & Othman, Y. H. (2015). Factors Affecting Purchase

Intention of Customer to Shop at Hypermarkets. Mediterranean of Social

Science, 6(3), 429-434.

Rosenberg, B. D., & Navarro, M. A. (2018). Semantic Differential Scaling. In B.

D. Rosenberg, & M. A. Navarro, The SAGE Encyclopedia of Educational

Research, Measurement, and Evaluation (pp. 2-7). Thousand Oaks: SAGE

Publications, Inc.

Saleem, A., Ghafar, A., Ibrahim, M., Yousuf, M., & Ahmed, N. (2015). Product

perceived quality and purchase intention with consumer satisfaction. Global

Journal of Management and Business Reasearch: E-Marketing, 15(1), 21-

27.

Salo, J., & Karjaluoto, H. (2007). A conceptual model of trust in the online

environment. Online Information Review, 31(5), 604-621.

doi:10.1108/14684520710832324

Sam, M. F., & Tahir, M. N. (2006). Website quality and consumer online purchase

intention of air ticket. International Journal of Basic & Applied Science

IJBAS , 20-25.

Santoso, S. (2010). Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Schiffman, L. G., & Wisenblit, J. (2015). Consumer Behavior. United States:

Pearson Education.

Sewall, M. A. (1978). Market segmentation based on consumer ratings of proposed

product design. Journal of Marketing Research, 15(4), 557-564.

Simanjuntak, M., & Musyifah, I. (2016). Online Shopping Behavior on Generation

Y in Indonesia. Global Business & Finance Review, 21(1), 33-45.

Smith, K. T. (2011). Digital marketing strategies that millennials find

appealing,motivating, or just annoying. Journal of Strategic Marketing,

19(6), 489–499. doi:10.1080/0965254X.2011.581383

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed

Methods). Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suparno, P. (2011). Pengantar Statistika Untuk Pendidikan dan Psikologi.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi Validitas Isi dalam Asesmen Psikologis.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Sutanto, M. A., & Aprianingsih, A. (2016). The effect of online consumer review

toward purchase intention: a study in premium cosmetic in indonesia.

International Conference on Ethics of Business, Economics, and Social

Science, 218-230.

The Boston Consulting Group, Inc. (2012). Millenial passions: food, fashion, and

friends. Diambil pada 1 Oktober 2018 dari

https://www.bcg.com/documents/file121010.pdf

VandenBoss, G. R. (2013). Publication manual of the American Psychological

Association. United States: American Psychological Association.

Warshaw, P., & Davis, F. (1984). Disentangling behavioral intention and

behavioral expectation. Journal of Experimental Social Psychology, 21,

213-228.

Wigand, R. T. (1997). Electronic commerce: definition, theory, and context. The

Information Society: An International Journal, 13(1), 1-16.

doi:10.1080/019722497129241

We Are Social. (2017). Digital in 2017: global overview. Diambil pada 12

September, 2018, dari https://wearesocial.com/special-reports/digital-in-

2017-global-overview

Wiku, Baskoro. (2012, April 12). Hasil survei IPSOS dan peluang bagi pelaku jual

beli online. Daily Social. Diambil pada 22 September 2018 dari

https://dailysocial.id/post/hasil-survei-ipsos-dan-peluang-bagi-pelaku-jual-

beli-online

Yang, B., & Lester, D. (2004). Attitudes toward buying online. CyberPsychology

& Behavior, 7(1), 85-91.

Yoon, S.-J. (2002). The atecedents and consequences of trust in online-purchase

decisions. Journal of Interactive Marketing, 16(2), 47-63.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Lampiran 1

Hasil IVI S/R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

A. PERSEPSI TERHADAP E-WOM

No. Item

Expert Judgement

Total

Item

Relevan

IVI-

I

Dr.Minta

Istono

S.Psi.,

M.Si.

P.

Henrietta

P. D. A.

D. S.

S.Psi.,

M.A.

Agung

Santoso

Ph.D.

1. Saya mempercayai

orang yang menulis

ulasan/review online

mengenai produk

busana.

4 4 4 3 1

2. Saya merasa bahwa

konsumen yang

menulis ulasan/review

online mengenai

produk busana

merupakan orang

yang berpengalaman

dalam membeli

produk tersebut.

4 4 4 3 1

3. Saya merasa bahwa

konsumen yang

menulis ulasan/review

online mengenai

produk busana

memberikan informasi

yang jujur.

4 4 4 3 1

4. Menurut saya,

konsumen yang

menulis ulasan/review

online mengenai

produk busana

memberikan informasi

sesuai dengan

pengalamannya dalam

membeli produk

tersebut.

3 4 4 3 1

5. Ulasan/review online

mengenai produk

busana yang saya baca

berasal dari sumber

3 4 4 3 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

yang dapat dipastikan

kebenarannya.

6. Menurut saya,

konsumen yang

menulis ulasan/review

online mengenai

produk busana

merupakan orang

yang memahami

informasi mengenai

produk tersebut.

4 4 4 3 1

7. Saya tidak

mencurigai orang

yang menulis

ulasan/review online

mengenai produk

busana.

3 3 3 3 1

8. Saya merasa terbantu

dengan adanya

ulasan/review online

mengenai produk

busana.

4 4 4 3 1

9. Saya mendapatkan

informasi yang saya

butuhkan dari

ulasan/review online

mengenai produk

busana.

4 4 3 3 1

10. Saya dapat memahami

isi ulasan/review

online mengenai

produk busana.

4 4 4 3 1

11. Saya mendapatkan

gambaran mengenai

produk busana dari

ulasan/review online

yang tersedia.

4 4 4 3 1

12. Saya mengetahui

kondisi dan kualitas

produk busana dari

ulasan/review online

yang tersedia.

4 4 4 3 1

13. Saya merasa bahwa

ulasan/review online

mengenai produk

4 4 4 3 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

busana memberikan

informasi yang jelas.

14. Saya tidak kesulitan

dalam memahami

ulasan/review online

mengenai produk

busana.

3 4 4 3 1

15. Menurut saya,

banyaknya

ulasan/review online

mengenai produk

busana menunjukkan

bahwa produk tersebut

populer

4 4 4 3 1

16. Menurut saya,

banyaknya

ulasan/review online

mengenai produk

busana menunjukkan

tingkat ketertarikan

orang-orang terhadap

produk tersebut

4 4 4 3 1

17. Saya merasa

sedikitnya

ulasan/review online

mengenai produk

busana menunjukkan

bahwa produk tersebut

kurang diminati

3 4 4 3 1

18. Saya dapat

mengetahui kualitas

produk busana dengan

melihat banyaknya

ulasan/review online

yang tersedia.

3 4 4 3 1

19. Saya meragukan

kualitas produk

busana apabila tidak

banyak ulasan/review

online mengenai

produk tersebut

3 4 4 3 1

20. Saya dapat

mengetahui

popularitas produk

busana dengan

3 4 4 3 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

melihat banyaknya

ulasan/review online

yang tersedia.

21. Saya merasa

banyaknya

ulasan/review online

mengenai produk

busana menunjukkan

bahwa produk tersebut

memiliki banyak

peminat.

4 4 4 3 1

IVI-S/R 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

B. NIAT MEMBELI ONLINE PRODUK BUSANA

No. Item

Expert Judgement

Total

Item

Relevan

IVI-

I

Dr.Minta

Istono

S.Psi.,

M.Si.

P.

Henrietta

P. D. A.

D. S.

S.Psi.,

M.A.

Agung

Santoso

Ph.D.

1.

Saya tidak berniat

untuk membeli produk

busana secara online

dalam waktu dekat –

Saya berniat untuk

membeli produk

busana secara online

dalam waktu dekat

4 4 4 3 1

2.

Saya tidak berniat

untuk segera membeli

produk busana secara

online – Saya berniat

untuk segera membeli

produk busana secara

online

4 4 4 3 1

3.

Saya tidak ingin

membeli produk

busana secara online

dalam waktu dekat –

Saya ingin membeli

produk busana secara

4 4 4 3 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

online dalam waktu

dekat

4.

Saya tidak memiliki

rencana untuk

membeli produk

busana secara online

pada waktu

mendatang – Saya

memiliki rencana

untuk membeli produk

busana secara online

pada waktu

mendatang

4 4 4 3 1

IVI-S/R 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Lampiran 2

Format Respon Skala Niat

Membeli Online Produk

Busana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

1.

Saya tidak

berniat untuk

membeli

produk

busana

secara online

daalam

waktu dekat

1 2 3 4 5 6 7

Saya berniat

untuk

membeli

produk

busana secara

online dalam

waktu dekat

2.

Saya tidak

berniat untuk

segera

membeli

produk

busana

secara online

1 2 3 4 5 6 7

Saya berniat

untuk segera

membeli

produk

busana secara

online

3.

Saya tidak

ingin

membeli

produk

busana

secara online

dalam waktu

dekat

1 2 3 4 5 6 7

Saya ingin

membeli

produk

busana secara

online dalam

waktu dekat

4.

Saya tidak

memiliki

rencana

untuk

membeli

produk

busana

secara online

pada waktu

mendatang

1 2 3 4 5 6 7

Saya

memiliki

rencana untuk

membeli

produk

busana secara

online pada

waktu

mendatang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Lampiran 3

Skala Uji Coba Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

SKALA

PENGUKURAN PSIKOLOGI

Disusun oleh:

Servasia Petra Rosari Yusandani

159114048

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Yogyakarta, April 2019

Perkenalkan, saya Servasia Petra Rosari Yusandani, mahasiswa Psikologi

Universitas Sanata Dharma yang saat ini sedang menyelesaikan penyusunan tugas

akhir. Berkaitan dengan hal tersebut, saya meminta kesediaan saudara/i untuk

mengisi kuesioner yang telah saya susun. Kuesioner ini terdiri dari lima bagian yang

terdiri dari identitas dan data diri, skala penelitian bagian I, skala penelitian

bagian II, skala penelitian bagian III, serta skala penelitian bagian IV.

Tanggapan yang diberikan akan dijamin kerahasiannya sehingga saudara/i dimohon

untuk memberikan jawaban yang sesungguhnya. Besar harapan saya agar saudara/i

berkenan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Atas waktu dan kesediannya

saya ucapkan terimakasih banyak.

Hormat saya,

Servasia Petra Rosari Yusandani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala dengan

sukarela tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak tertentu. Semua jawaban

yang saya berikan adalah jawaban jujur, murni yang saya alami dan rasakan, serta

bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan

bahwa jawaban yang saya berikan dapat digunakan sebagai data dalam penelitian

ilmiah ini.

…………………., ………………. 2019

Menyetujui,

(……………………….)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

IDENTITAS DAN DATA DIRI

Inisial: ………………………………

Tahun kelahiran: ………………………………

Jenis kelamin: Laki-laki/Perempuan

Pendapatan/uang saku per-bulan:

< Rp. 1.000.000

Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000

Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000

Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000

> Rp. 4.000.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

BAGIAN I

Petunjuk pengisian:

Pada bagian ini, Anda diminta untuk memberikan jawaban yang sejujur-

jujurnya. Berilah tanda centang (✓) pada salah satu pilihan jawaban yang paling

sesuai dengan diri Anda.

1. Apakah Anda pernah mengakses dan/atau membeli produk busana secara

online?

Tidak pernah mengakses dan tidak membeli

Pernah mengakses dan tidak membeli

Pernah mengakses dan membeli

2. Jika pernah mengakses dan membeli, berapa kali Anda membeli produk

busana secara online?

1 – 3 kali

4 – 6 kali

7 – 9 kali

> 10 kali

3. Apakah Anda pernah membaca ulasan/review online mengenai produk

busana?

Tidak pernah

Pernah

4. Jika pernah membaca ulasan/review online, apa media yang sering Anda

gunakan untuk membaca ulasan/review online mengenai produk busana?

Situs e-commerce (misal BukaLapak, Lazada, Tokopedia, Shopee,

dll)

Media Sosial (misal Instagram, Twitter, Facebook, dll)

Blog

Lainnya, yaitu ………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

BAGIAN II

Petunjuk pengisian:

1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama

2. Tentukan pilihan jawaban yang sungguh-sungguh menggambarkan diri

Anda dengan memberikan tanda centang (✓) pada pilihan jawaban yang

terdiri dari:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

ATS : Agak Tidak Setuju

N : Netral

AS : Agak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

3. Setiap pernyataan hanya dapat memilih satu jawaban. Pada bagian ini, tidak

ada jawaban yang salah, semua jawaban adalah benar. Hasil dari skala tidak

memengaruhi nilai atau apapun yang terkait dengan diri Anda. Kerahasiaan

data dijamin oleh peneliti.

4. Contoh pengerjaan:

No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS

1. Saya suka

membaca buku ✓

5. Jika terjadi kesalahan dalam pengerjaan dan ingin mengganti jawaban,

maka silahkan memberi tanda (=) pada pilihan jawaban yang salah,

kemudian memberi tanda centang (✓) pada pilihan jawaban yang benar

No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS

1. Saya suka

membaca buku ✓

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

SKALA BAGIAN II

No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS

1.

Saya merasa bahwa

konsumen yang menulis

ulasan/review online

mengenai produk busana

merupakan orang yang

berpengalaman dalam

membeli produk

tersebut.

2.

Saya dapat mengetahui

kualitas produk busana

dengan melihat

banyaknya

ulasan/review online

yang tersedia.

3.

Saya mengetahui

kondisi dan kualitas

produk busana dari

ulasan/review online

yang tersedia.

4.

Saya merasa bahwa

ulasan/review online

mengenai produk busana

memberikan informasi

yang jelas.

5.

Saya mendapatkan

informasi yang saya

butuhkan dari

ulasan/review online

mengenai produk

busana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS

6.

Saya merasa bahwa

konsumen yang menulis

ulasan/review online

mengenai produk busana

memberikan informasi

yang jujur.

7.

Menurut saya,

konsumen yang menulis

ulasan/review online

mengenai produk busana

memberikan informasi

sesuai dengan

pengalamannya dalam

membeli produk

tersebut.

8.

Saya dapat mengetahui

popularitas produk

busana dengan melihat

banyaknya

ulasan/review online

yang tersedia.

9.

Menurut saya,

banyaknya

ulasan/review online

mengenai produk busana

menunjukkan bahwa

produk tersebut populer.

10.

Saya tidak mencurigai

orang yang menulis

ulasan/review online

mengenai produk

busana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS

11. Saya merasa terbantu

dengan adanya

ulasan/review online

mengenai produk

busana.

12. Saya dapat memahami

isi ulasan/review online

mengenai produk

busana.

13. Saya merasa sedikitnya

ulasan/review online

mengenai produk busana

menunjukkan bahwa

produk tersebut kurang

diminati.

14.

Saya mempercayai

orang yang menulis

ulasan/review online

mengenai produk

busana.

15.

Ulasan/review online

mengenai produk busana

yang saya baca berasal

dari konsumen yang

dapat dipastikan

kebenarannya.

16.

Saya meragukan kualitas

produk busana apabila

tidak banyak

ulasan/review online

mengenai produk

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS

17.

Menurut saya,

banyaknya

ulasan/review online

mengenai produk busana

menunjukkan tingkat

ketertarikan orang-orang

terhadap produk

tersebut.

18.

Saya tidak kesulitan

dalam memahami

ulasan/review online

mengenai produk

busana.

19.

Saya mendapatkan

gambaran mengenai

produk busana dari

ulasan/review online

yang tersedia.

20.

Saya merasa banyaknya

ulasan/review online

mengenai produk busana

menunjukkan bahwa

produk tersebut

memiliki banyak

peminat

21.

Menurut saya,

konsumen yang menulis

ulasan/review online

mengenai produk busana

merupakan orang yang

memahami informasi

mengenai produk

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

BAGIAN III

Petunjuk pengisian:

1. Skala terdiri dari 4 pernyataan mengenai perilaku Anda dalam berbelanja

online. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.

2. Pada bagian ini, Anda diminta untuk mengungkapkan diri Anda sesuai

dengan pernyataan yang tertera. Semakin mendekati angka 1 menunjukkan

bahwa diri Anda tidak sesuai dengan pernyataan. Sebaliknya, semakin

mendekati angka 7 menunjukkan bahwa diri Anda sesuai dengan

pernyataan.

3. Silahkan memilih dengan melingkari jawaban yang paling sesuai dengan

diri Anda.

Contoh pengerjaan:

Sangat tidak

suka

membaca

1 2 3 4 5 6 7

Saya suka

membaca

4. Jika terjadi kesalahan dalam pengerjaan dan ingin mengganti jawaban,

maka silahkan memberi tanda (=) pada pilihan jawaban yang salah,

kemudian melingkari pilihan jawaban yang benar

5. Contoh pengerjaan:

Sangat tidak

suka

membaca

1 2 3 4 5 6 7

Saya suka

membaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

SKALA BAGIAN III

1.

Saya tidak

berniat untuk

membeli produk

busana secara

online dalam

waktu dekat.

1 2 3 4 5 6 7

Saya berniat

untuk membeli

produk busana

secara online

dalam waktu

dekat.

2.

Saya tidak

berniat untuk

segera membeli

produk busana

secara online.

1 2 3 4 5 6 7

Saya berniat

untuk segera

membeli

produk busana

secara online.

3.

Saya tidak ingin

membeli produk

busana secara

online dalam

waktu dekat.

1 2 3 4 5 6 7

Saya ingin

membeli

produk busana

secara online

dalam waktu

dekat.

4.

Saya tidak

memiliki

rencana untuk

membeli produk

busana secara

online pada

waktu

mendatang.

1 2 3 4 5 6 7

Saya memiliki

rencana untuk

membeli

produk busana

secara online

pada waktu

mendatang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

LAMPIRAN 4

Reliabilitas Skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

C. PERSEPSI TERHADAP E-WOM

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 102 100.0

Excludeda 0 .0

Total 102 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.885 21

Item Statistics

Mean

Std.

Deviation N

ewom_1 4.83 1.203 102

ewom_2 5.46 1.105 102

ewom_3 5.39 1.100 102

ewom_4 4.74 1.160 102

ewom_5 5.27 1.036 102

ewom_6 4.55 1.264 102

ewom_7 5.39 .987 102

ewom_8 5.53 1.002 102

ewom_9 5.16 1.167 102

ewom_10 3.83 1.358 102

ewom_11 5.63 .911 102

ewom_12 5.45 .897 102

ewom_13 4.54 1.325 102

ewom_14 4.26 1.107 102

ewom_15 4.16 1.340 102

ewom_16 4.91 1.195 102

ewom_17 5.39 1.091 102

ewom_18 5.22 1.105 102

ewom_19 5.68 .834 102

ewom_20 5.31 1.152 102

ewom_21 4.80 1.063 102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

ewom_1 100.68 155.785 .388 .883

ewom_2 100.05 152.958 .538 .879

ewom_3 100.12 154.441 .484 .880

ewom_4 100.77 153.087 .504 .880

ewom_5 100.24 152.083 .616 .877

ewom_6 100.96 149.662 .570 .878

ewom_7 100.12 156.639 .456 .881

ewom_8 99.98 155.940 .477 .881

ewom_9 100.35 152.587 .518 .879

ewom_10 101.68 157.231 .288 .888

ewom_11 99.88 154.144 .615 .877

ewom_12 100.06 158.531 .423 .882

ewom_13 100.97 157.039 .304 .887

ewom_14 101.25 151.316 .600 .877

ewom_15 101.35 149.934 .523 .879

ewom_16 100.60 158.104 .311 .886

ewom_17 100.12 152.719 .555 .878

ewom_18 100.29 152.328 .562 .878

ewom_19 99.83 156.576 .556 .879

ewom_20 100.20 151.387 .571 .878

ewom_21 100.71 152.824 .568 .878

Scale Statistics

Mean Variance

Std.

Deviation

N of

Items

105.51 168.886 12.996 21

D. NIAT MEMBELI ONLINE PRODUK BUSANA

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 102 100.0

Excludeda 0 .0

Total 102 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.902 4

Item Statistics

Mean

Std.

Deviation N

nb_1 3.55 1.602 102

nb_2 3.41 1.685 102

nb_3 3.34 1.738 102

nb_4 4.14 1.819 102

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

nb_1 10.89 21.820 .793 .870

nb_2 11.03 21.078 .797 .867

nb_3 11.10 19.970 .854 .846

nb_4 10.30 21.362 .689 .908

Scale Statistics

Mean Variance

Std.

Deviation

N of

Items

14.44 36.249 6.021 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

LAMPIRAN 5

Skala Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

SKALA

PENGUKURAN PSIKOLOGI

Disusun oleh:

Servasia Petra Rosari Yusandani

159114048

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

Yogyakarta, April 2019

Perkenalkan, saya Servasia Petra Rosari Yusandani, mahasiswa Psikologi

Universitas Sanata Dharma yang saat ini sedang menyelesaikan penyusunan tugas

akhir. Berkaitan dengan hal tersebut, saya meminta kesediaan saudara/i untuk

mengisi kuesioner yang telah saya susun. Kuesioner ini terdiri dari lima bagian yang

terdiri dari identitas dan data diri, skala penelitian bagian I, skala penelitian

bagian II, skala penelitian bagian III, serta skala penelitian bagian IV.

Tanggapan yang diberikan akan dijamin kerahasiannya sehingga saudara/i dimohon

untuk memberikan jawaban yang sesungguhnya. Besar harapan saya agar saudara/i

berkenan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Atas waktu dan kesediannya

saya ucapkan terimakasih banyak.

Hormat saya,

Servasia Petra Rosari Yusandani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala dengan

sukarela tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak tertentu. Semua jawaban

yang saya berikan adalah jawaban jujur, murni yang saya alami dan rasakan, serta

bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan

bahwa jawaban yang saya berikan dapat digunakan sebagai data dalam penelitian

ilmiah ini.

…………………., ………………. 2019

Menyetujui,

(……………………….)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

IDENTITAS DAN DATA DIRI

Inisial: ………………………………

Tahun kelahiran: ………………………………

Jenis kelamin: Laki-laki/Perempuan

Pendapatan/uang saku per-bulan:

< Rp. 1.000.000

Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000

Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000

Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000

> Rp. 4.000.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

BAGIAN I

Petunjuk pengisian:

Pada bagian ini, Anda diminta untuk memberikan jawaban yang sejujur-

jujurnya. Berilah tanda centang (✓) pada salah satu pilihan jawaban yang paling

sesuai dengan diri Anda.

1. Apakah Anda pernah mengakses dan/atau membeli produk busana secara

online?

Tidak pernah mengakses dan tidak membeli

Pernah mengakses dan tidak membeli

Pernah mengakses dan membeli

2. Jika pernah mengakses dan membeli, berapa kali Anda membeli produk

busana secara online?

1 – 3 kali

4 – 6 kali

7 – 9 kali

> 10 kali

3. Apakah Anda pernah membaca ulasan/review online mengenai produk

busana?

Tidak pernah

Pernah

4. Jika pernah membaca ulasan/review online, apa media yang sering Anda

gunakan untuk membaca ulasan/review online mengenai produk busana?

Situs e-commerce (misal BukaLapak, Lazada, Tokopedia, Shopee,

dll)

Media Sosial (misal Instagram, Twitter, Facebook, dll)

Blog

Lainnya, yaitu ………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

BAGIAN II

Petunjuk pengisian:

6. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama

7. Tentukan pilihan jawaban yang sungguh-sungguh menggambarkan diri

Anda dengan memberikan tanda centang (✓) pada pilihan jawaban yang

terdiri dari:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

ATS : Agak Tidak Setuju

N : Netral

AS : Agak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

8. Setiap pernyataan hanya dapat memilih satu jawaban. Pada bagian ini, tidak

ada jawaban yang salah, semua jawaban adalah benar. Hasil dari skala tidak

memengaruhi nilai atau apapun yang terkait dengan diri Anda. Kerahasiaan

data dijamin oleh peneliti.

9. Contoh pengerjaan:

No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS

1. Saya suka

membaca buku ✓

10. Jika terjadi kesalahan dalam pengerjaan dan ingin mengganti jawaban,

maka silahkan memberi tanda (=) pada pilihan jawaban yang salah,

kemudian memberi tanda centang (✓) pada pilihan jawaban yang benar

No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS

1. Saya suka

membaca buku ✓

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

SKALA BAGIAN II

No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS

1.

Saya merasa bahwa

konsumen yang menulis

ulasan/review online

mengenai produk busana

merupakan orang yang

berpengalaman dalam

membeli produk

tersebut.

2.

Saya dapat mengetahui

kualitas produk busana

dengan melihat

banyaknya

ulasan/review online

yang tersedia.

3.

Saya mengetahui

kondisi dan kualitas

produk busana dari

ulasan/review online

yang tersedia.

4.

Saya merasa bahwa

ulasan/review online

mengenai produk busana

memberikan informasi

yang jelas.

5.

Saya mendapatkan

informasi yang saya

butuhkan dari

ulasan/review online

mengenai produk

busana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS

6.

Saya merasa bahwa

konsumen yang menulis

ulasan/review online

mengenai produk busana

memberikan informasi

yang jujur.

7.

Menurut saya,

konsumen yang menulis

ulasan/review online

mengenai produk busana

memberikan informasi

sesuai dengan

pengalamannya dalam

membeli produk

tersebut.

8.

Saya dapat mengetahui

popularitas produk

busana dengan melihat

banyaknya

ulasan/review online

yang tersedia.

9.

Menurut saya,

banyaknya

ulasan/review online

mengenai produk busana

menunjukkan bahwa

produk tersebut populer.

10.

Saya tidak

memedulikan siapa

konsumen yang menulis

ulasan/review online

produk busana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS

11. Saya merasa terbantu

dengan adanya

ulasan/review online

mengenai produk

busana.

12. Saya dapat memahami

isi ulasan/review online

mengenai produk

busana.

13. Saya merasa sedikitnya

ulasan/review online

mengenai produk busana

menunjukkan bahwa

produk tersebut kurang

diminati.

14.

Saya mempercayai

orang yang menulis

ulasan/review online

mengenai produk

busana.

15.

Ulasan/review online

mengenai produk busana

yang saya baca berasal

dari konsumen yang

dapat dipastikan

kebenarannya.

16.

Saya meragukan kualitas

produk busana apabila

tidak banyak

ulasan/review online

mengenai produk

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS

17.

Menurut saya,

banyaknya

ulasan/review online

mengenai produk busana

menunjukkan tingkat

ketertarikan orang-orang

terhadap produk

tersebut.

18.

Saya tidak kesulitan

dalam memahami

ulasan/review online

mengenai produk

busana.

19.

Saya mendapatkan

gambaran mengenai

produk busana dari

ulasan/review online

yang tersedia.

20.

Saya merasa banyaknya

ulasan/review online

mengenai produk busana

menunjukkan bahwa

produk tersebut

memiliki banyak

peminat

21.

Menurut saya,

konsumen yang menulis

ulasan/review online

mengenai produk busana

merupakan orang yang

memahami informasi

mengenai produk

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

BAGIAN III

Petunjuk pengisian:

1. Skala terdiri dari 4 pernyataan mengenai perilaku Anda dalam berbelanja

online. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.

2. Pada bagian ini, Anda diminta untuk mengungkapkan diri Anda sesuai

dengan pernyataan yang tertera. Semakin mendekati angka 1 menunjukkan

bahwa diri Anda tidak sesuai dengan pernyataan. Sebaliknya, semakin

mendekati angka 7 menunjukkan bahwa diri Anda sesuai dengan

pernyataan.

3. Silahkan memilih dengan melingkari jawaban yang paling sesuai dengan

diri Anda.

Contoh pengerjaan:

Sangat tidak

suka

membaca

1 2 3 4 5 6 7

Saya suka

membaca

4. Jika terjadi kesalahan dalam pengerjaan dan ingin mengganti jawaban,

maka silahkan memberi tanda (=) pada pilihan jawaban yang salah,

kemudian melingkari pilihan jawaban yang benar

5. Contoh pengerjaan:

Sangat tidak

suka

membaca

1 2 3 4 5 6 7

Saya suka

membaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

SKALA BAGIAN III

1.

Saya tidak

berniat untuk

membeli produk

busana secara

online dalam

waktu dekat.

1 2 3 4 5 6 7

Saya berniat

untuk membeli

produk busana

secara online

dalam waktu

dekat.

2.

Saya tidak

berniat untuk

segera membeli

produk busana

secara online.

1 2 3 4 5 6 7

Saya berniat

untuk segera

membeli

produk busana

secara online.

3.

Saya tidak ingin

membeli produk

busana secara

online dalam

waktu dekat.

1 2 3 4 5 6 7

Saya ingin

membeli

produk busana

secara online

dalam waktu

dekat.

4.

Saya tidak

memiliki

rencana untuk

membeli produk

busana secara

online pada

waktu

mendatang.

1 2 3 4 5 6 7

Saya memiliki

rencana untuk

membeli

produk busana

secara online

pada waktu

mendatang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

LAMPIRAN 6

Hasil Uji Beda Mean One

Sample t-test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

A. Hasil Uji Beda Mean Persepsi terhadap e-WOM

One-Sample Statistics

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

Persepsi_eWOM 684 112.56 13.719 .525

One-Sample Test

Test Value = 84

t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Persepsi_eWOM 54.450 683 .000 28.561 27.53 29.59

B. Hasil Uji Beda Mean Niat Membeli Online Produk Busana

One-Sample Statistics

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

Niat_Beli 684 18.69 6.279 .240

One-Sample Test

Test Value = 16

t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Niat_Beli 11.217 683 .000 2.693 2.22 3.16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

LAMPIRAN 7

Hasil Uji Normalitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

A. Hasil Uji Normalitas Persepsi terhadap e-WOM dengan Niat Membeli

Online Produk Busana

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Persepsi_eWOM .078 684 .000 .970 684 .000

Niat_Beli .087 684 .000 .961 684 .000

a. Lilliefors Significance Correction

B. Histogram Persepsi terhadap e-WOM

C. Histogram Niat Membeli Online Produk Busana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

LAMPIRAN 8

Hasil Uji Linearitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

Hasil Uji Linearitas Persepsi terhadap e-WOM dengan Niat Membeli Online

Produk Busana

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Niat_Beli *

Persepsi_eWO

M

Betwee

n

Groups

(Combined

) 3470.520 73 47.541 1.236

.09

9

Linearity 1234.470 1

1234.47

0

32.10

0

.00

0

Deviation

from

Linearity

2236.050 72 31.056 .808 .87

1

Within Groups 23459.00

6

61

0 38.457

Total 26929.52

6

68

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

LAMPIRAN 9

Hasil Uji Hipotesis dengan

Spearman’s rho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

A. Hasil Uji Korelasi Persepsi terhadap e-WOM dengan Niat Membeli

Online Produk Busana

Correlations

Persepsi_eWOM Niat_Beli

Spearman's

rho

Persepsi_eWOM Correlation

Coefficient 1.000 .227**

Sig. (1-

tailed) . .000

N 684 684

Niat_Beli Correlation

Coefficient .227** 1.000

Sig. (1-

tailed) .000 .

N 684 684

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

B. Hasil Uji Korelasi Dimensi Persepsi terhadap e-WOM dengan Niat

Membeli Online Produk Busana

Correlations

total_Kredi

bilitas

total_Ku

alitas

total_Kua

ntitas

total_Nia

tBeli

Spearm

an's

rho

total_Kredi

bilitas

Correla

tion

Coeffic

ient

1.000 .608** .479** .221**

Sig. (1-

tailed) . .000 .000 .000

N 684 684 684 684

total_Kuali

tas

Correla

tion

Coeffic

ient

.608** 1.000 .519** .239**

Sig. (1-

tailed) .000 . .000 .000

N 684 684 684 684

total_Kuant

itas

Correla

tion

Coeffic

ient

.479** .519** 1.000 .123**

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

Sig. (1-

tailed) .000 .000 . .001

N 684 684 684 684

total_NiatB

eli

Correla

tion

Coeffic

ient

.221** .239** .123** 1.000

Sig. (1-

tailed) .000 .000 .001 .

N 684 684 684 684

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

LAMPIRAN 10

Hasil Uji Analisis

Tambahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

A. Hasil Uji Normalitas Niat Membeli Online Produk Busana berdasarkan

Kelompok Umur

Tests of Normality

Tahun

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Niat_Beli 19-25 .100 518 .000 .966 518 .000

>25 .114 166 .000 .939 166 .000

a. Lilliefors Significance Correction

B. Hasil Uji Homogenitas Niat Membeli Online Produk Busana berdasarkan

Kelompok Umur

Test of Homogeneity of Variances

Niat_Beli

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.192 1 682 .661

C. Hasil Uji Beda Mean Niat Membeli Online Produk Busana berdasarkan

Kelompok Umur dengan Mann-Whitney Test

Ranks

Tahun N

Mean

Rank

Sum of

Ranks

Niat_Beli 19-25 518 327.59 169691.00

>25 166

389.03 64579.00

Total 684

Test Statisticsa

Niat_Beli

Mann-Whitney U 35270.000

Wilcoxon W 169691.000

Z -3.493

Asymp. Sig. (2-

tailed) .000

a. Grouping Variable: Tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI