HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP ...11. Dinar, Maya, Iva, Valens, Gebby, Olan, Epek, Ana,...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP ...11. Dinar, Maya, Iva, Valens, Gebby, Olan, Epek, Ana,...
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP ELECTRONIC-WORD-
OF-MOUTH (E-WOM) DAN NIAT MEMBELI ONLINE PRODUK
BUSANA PADA GENERASI MILENIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Servasia Petra Rosari Yusandani
NIM: 159114048
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Promise me you'll never stop dreaming.”
― Melina Marchetta, Looking for Alibrandi
“You're an interesting species. An interesting mix. You're capable of such
beautiful dreams, and such horrible nightmares. You feel so lost, so cut off, so
alone, only you're not. See, in all our searching, the only thing we've found that
makes the emptiness bearable, is each other.”
― Carl Sagan, Contact
“How foolish to believe we are more powerful than the sea or the sky.”
― Ruta Sepetys, Salt to the Sea
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Maha Pengasih yang tidak pernah meninggalkan umat-Nya seorang diri.
Ibu Theresia Ani Kristiani, Momo Yustinus Soepardomo, Adik Gabriel Allba
Shemi Yuma –terimakasih atas dukungan yang telah diberikan; atas semangat dan
doa yang tak berkesudahan.
Dr.Minta Istono, M.Si, selaku dosen pembimbing. Terimakasih banyak telah
mengarahkan dan memberi dukungan sehingga penelitian saya dapat selesai dengan
baik.
Teman-teman yang saya kasihi –terimakasih atas tangan yang selalu menopang dan
telinga yang selalu mendengar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Mei 2019
Penulis,
Servasia Petra Rosari Yusandani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP ELECTRONIC-WORD-
OF-MOUTH (E-WOM) DAN NIAT MEMBELI ONLINE PRODUK
BUSANA PADA GENERASI MILENIAL
Servasia Petra Rosari Yusandani
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap
electronic-word-of-mouth (e-WOM) dan niat membeli online produk busana pada
generasi milenial. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah adanya hubungan yang
positif dan signifikan antara variabel persepsi terhadap e-WOM dengan niat
membeli online produk busana pada generasi milenial. Subjek dalam penelitian ini
adalah 684 orang kelahiran tahun 1980-2000 yang pernah mengakses atau membeli
produk busana secara online dan membaca ulasan atau review online mengenai
produk busana. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner
penelitian yang terdiri dari skala persepsi terhadap e-WOM (21 item, α = 0,885)
dan skala niat membeli online produk busana (4 item, α = 0,92). Hasil uji asumsi
menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat normalitas namun memenuhi
syarat linearitas. Oleh karena itu analisis data dilakukan dengan menggunakan
Spearman’s rho. Hasil uji analisis menunjukkan bahwa variabel persepsi terhadap
e-WOM berkorelasi positif dengan niat membeli online produk busana. Kedua
variabel tersebut memiliki nilai koefisien korelasi r = 0,227 dan nilai signifikansi p
= 0,000. Secara lebih spesifik, setiap dimensi dalam variabel persepsi terhadap e-
WOM berkorelasi positif dengan niat membeli online produk busana. Dimensi
kredibilitas e-WOM memiliki nilai koefisien korelasi r = 0,221 dan nilai
signifikansi p = 0,000, dimensi kualitas e-WOM memiliki nilai koefisien korelasi r
= 0,239 dan nilai signifikansi p = 0,000, dan dimensi kuantitas e-WOM memiliki
nilai koefisien korelasi r = 0,123 dan nilai signifikansi p = 0,000. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin positif persepsi terhadap e-WOM maka semakin
tinggi pula niat membeli online produk busana yang dimiliki generasi milenial.
Kata kunci: generasi milenial, persepsi terhadap e-WOM, niat membeli online
produk busana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN THE PERCEPTION OF ELECTRONIC-
WORD-OF-MOUTH (E-WOM) AND THE INTENTION TO BUY ONLINE
FASHION PRODUCTS AMONG MILLENNIAL GENERATION
Servasia Petra Rosari Yusandani
ABSTRACT
This study aims to determine the correlation between perceptions of electronic-
word-of-mouth (e-WOM) with the intention of buying online fashion products
among the millennial generation. The hypothesis of the proposed research is the
positive and significant correlation between the variables of perceptions of e-WOM
with the intention of buying online fashion products among the millennial
generation. The subjects in this study were 684 people born in 1980-2000 who has
no prior access or purchase of fashion products online and read the reviews or
reviews online about fashion products. The data was collected by distributing a
questionnaire study that contains scaled perceptions of e-WOM (21 items, α =
0.885) and purchase intention scale of online fashion products (4 items, α = 0.92).
The test results showed the assumption that the data are not eligible for normality
but were qualified for linearity. The data analysis was performed using Spearman's
rho method. Test results analysis shows that the variable perceptions of e-WOM
positively correlated with the intention of buying online fashion products. Both of
these variables have a correlation coefficient of r = 0.227 and the value of
significance p = 0.000. Each dimension in the variable perceptions of e-WOM
positively correlated with the intention of buying online fashion products.
Dimensions credibility of e-WOM has a correlation coefficient of r = 0.221 and the
value of significance (p = 0.000), the dimensions of the quality of e-WOM has a
correlation coefficient of r = 0.239 and the value of significance (p = 0.000), and
the dimensions of the quantity of e-WOM has a value the correlation coefficient r
= 0.123 and the value of significance (p = 0.000).
Keywords: millennial generation, perceptions of e-WOM, the intention of buying
online fashion products
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Servasia Petra Rosari Yusandani
NIM : 159114048
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP ELECTRONIC-WORD-
OF-MOUTH (E-WOM) DAN NIAT MEMBELI ONLINE PRODUK
BUSANA PADA GENERASI MILENIAL
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain,
serta mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 26 Mei 2019
Yang Menyatakan,
(Servasia Petra Rosari Yusandani)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih,
karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari
bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan serta dorongan
pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis. Oleh karena itu, ucapan
terimakasih penulis sampaikan sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma.
2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum Ph.D selaku Kepala Program Studi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr.Minta Istono, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan serta dukungan sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih banyak untuk setiap
saran dan masukkan yang Bapak berikan selama proses penyusunan skripsi ini
berlangsung.
4. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si dan Bapak T.M Raditya Hernawa,
M.Psi., Psi selaku dosen penguji. Terimakasih atas saran dan masukkan yang
diberikan sehingga skripsi ini dapat menjadi semakin baik.
5. Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko M.Psi selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah banyak membantu, membimbing, serta memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
arahan selama saya menjadi mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma.
6. Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S. S.Psi., M.A dan Bapak Agung Santoso Ph.D,
terimakasih banyak telah meluangkan waktunya di tengah kesibukkan yang ada
untuk memberikan saran serta berdiskusi mengenai skripsi yang saya tulis.
7. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmu pengetahuan selama saya berkuliah di sini. Semoga saya
dapat mengamalkan apa yang telah saya pelajari dalam kehidupan
bermasyarakat.
8. Seluruh staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma: Ibu Nanik, Mas
Gandung, dan Mas Sidiq. Untuk Mas Muji selaku Staff Labratorium Psikologi,
terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan sehingga saya dapat belajar
banyak selama menjadi asisten laboratorium.
9. Kedua orangtua saya di rumah, Ibu Theresia Ani Kristiani dan Momo Yustinus
Soepardomo, serta adik Gabriel Allba Shemi Yuma. Terimakasih atas doa dan
dukungannya yang tak berkesudahan.
10. Regina, Evelin, Desy, Lia, Axcella, Awit, Ika, Flora. I’m not good with words
tapi terimakasih telah menjadi teman-teman yang selalu membantu saya dalam
senang dan susah<3
11. Dinar, Maya, Iva, Valens, Gebby, Olan, Epek, Ana, teman-teman kelas A dan
psikologi angkatan 2015, terimakasih atas waktu yang telah kita bagi bersama.
Sukses selalu untuk kita semua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
12. Teman-teman asisten laboratorium psikologi: Natal, Anggit, Inez, Sesa,
Sherly, Mira. Terimakasih atas pengalaman berharganya selama bertugas
bersama.
13. Teman-teman bimbingan Pak Minta, terimakasih atas bantuan dan
kebersamaannya selama ini. Semangat terus untuk kita semua.
14. Teman-teman Konkuk Winter Program 2018: Angel, Kak Pande, Yudea,
Dhana, Kak Risa, Tata, Langit, Marfel, Maudy, Ibu Novela, Mas Tessa, Ibu
Dixta dan staff BKHI. Terimakasih atas pengalaman paling menyenangkan
yang boleh saya rasakan.
15. Divisi PSDM BEMF Psikologi 2015/2016: Kak Gita, Kak Linda, Regina,
terimakasih atas kesempatan dan pengalaman yang boleh saya rasakan selama
belajar berorganisasi untuk pertama kali.
16. PF 2017 dan Humas Psychotion 2018: terimakasih atas kepercayaan yang telah
diberikan dan pengalaman yang boleh saya rasakan selama bergabung dalam
kepanitian ini.
17. Teman-teman yang membantu saya dalam skripsi ini: Valentina Valentin,
Maya, Rani, Joshua; Mas Joseph; Kak Yosua; Gista, Nandya, Levina, Laras,
Ghia. Terimakasih atas bantuan yang telah diberikan. Untuk Regina,
terimakasih sekali lagi. God bless you all.
18. Teman-teman yang telah membantu saya dalam menyebarkan kuesioner serta
teman-teman responden yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi
kuesioner penelitian ini. Terimakasih, tanpa kalian skripsi ini tidak dapat
terselesaikan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
19. Semua orang yang telah terlibat dalam proses pembuatan skripsi ini,
terimakasih banyak atas semua bantuan yang telah diberikan kepada saya.
Semoga Tuhan membalas semua kebaikan yang kalian berikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna dan masih terdapat
banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis menerima segala
bentuk kritik, masukkan, dan saran yang membangun untuk ke depannya. Besar
harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membaca. Atas
perhatian dan kerjasamanya penulis ucapkan terimakasih banyak.
Yogyakarta, 26 Mei 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................ ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix
DAFTAR SKEMA ............................................................................................... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxii
BAB I ....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 13
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 13
1. Manfaat Teoritis .................................................................................... 13
2. Manfaat Praktis ...................................................................................... 14
BAB II .................................................................................................................... 15
A. Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM) ........................... 15
1. Perkembangan e-WOM ......................................................................... 15
a. Sejarah e-WOM ................................................................................ 15
b. Definisi e-WOM ............................................................................... 18
c. Elemen e-WOM ................................................................................ 18
d. Perbedaan WOM dan e-WOM ......................................................... 20
f. Definisi Persepsi terhadap e-WOM .................................................. 21
2. Dimensi Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM) ....... 24
3. Dampak Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM) ....... 24
B. Niat Membeli Online .................................................................................. 26
1. Definisi Niat Membeli Online ............................................................... 26
2. Elemen Niat Membeli Online ................................................................ 30
3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Niat Membeli Online ...................... 31
C. Karakteristik Perilaku Membeli Generasi Milenial ................................... 42
D. Pembelian Produk Busana Online oleh Generasi Milenial ........................ 45
E. Dinamika Hubungan Antar Variabel Penelitian ......................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
F. Model Penelitian ........................................................................................ 50
G. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 50
BAB III .................................................................................................................. 52
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 52
B. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional .......................................... 52
1. Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM) ...................... 53
2. Niat Membeli Online Produk Busana .................................................... 54
C. Subjek Penelitian ........................................................................................ 55
D. Sampling Penelitian .................................................................................... 55
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ......................................................... 56
1. Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM) ...................... 56
2. Niat Membeli Online Produk Busana .................................................... 58
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .......................................................... 60
1. Validitas ................................................................................................. 60
2. Seleksi Item ........................................................................................... 61
3. Reliabilitas ............................................................................................. 64
G. Metode Analisis Data ................................................................................. 66
1. Uji Deskriptif ......................................................................................... 66
2. Uji Asumsi ............................................................................................. 66
2. Uji Hipotesis .......................................................................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
BAB IV .................................................................................................................. 69
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 69
B. Deskripsi Subjek Penelitian ....................................................................... 70
C. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................... 73
D. Hasil Penelitian .......................................................................................... 78
1. Uji Asumsi ............................................................................................. 78
a. Uji Normalitas ................................................................................... 78
b. Uji Linearitas .................................................................................... 79
2. Uji Hipotesis .......................................................................................... 80
3. Uji Tambahan ........................................................................................ 84
a. Uji Normalitas ................................................................................... 84
b. Uji Homogenitas ............................................................................... 85
a. Uji Beda Mean .................................................................................. 86
E. Pembahasan ................................................................................................ 88
BAB V .................................................................................................................... 97
A. Kesimpulan ................................................................................................. 97
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 98
C. Saran ........................................................................................................... 99
1. Bagi Subjek Penelitian........................................................................... 99
2. Bagi Produsen ........................................................................................ 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
3. Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Item Skala Persepsi terhadap e-WOM..................................... 64
Tabel 2 Distribusi Item Skala Niat Membeli Online Produk Busana ................... 64
Tabel 3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Cronbach ......................... 65
Tabel 4 Deskripsi Tahun Kelahiran Subjek........................................................... 70
Tabel 5 Deskripsi Tahun Kelahiran Subjek........................................................... 70
Tabel 6 Deskripsi Jumlah Pendapatan atau Uang Saku Subjek ............................ 71
Tabel 7 Deskripsi Pengalaman Mengakses atau Membeli Produk Busana Secara
Online ..................................................................................................................... 72
Tabel 8 Frekuensi Membeli Produk Busana Secara Online .................................. 72
Tabel 9 Perbandingan Data Teoritis dan Data Empiris Variabel Penelitian ......... 74
Tabel 10 Hasil Uji One Sample t-test Variabel Penelitian .................................... 75
Tabel 11 Norma Kategori Skor ............................................................................. 76
Tabel 12 Kategori Skor Persepsi terhadap e-WOM .............................................. 76
Tabel 13 Kategori Skor Niat Membeli Online Produk Busana ............................. 77
Tabel 14 Uji Normalitas dengan Komolgorov-Smirnov ........................................ 78
Tabel 15 Hasil Uji Linearitas Persepsi terhadap e-WOM dengan Niat Membeli
Online Produk Busana ........................................................................................... 79
Tabel 16 Uji Hipotesis dengan Spearman’s rho ................................................... 80
Tabel 17 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi ...................................................... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Tabel 18 Uji Korelasi Dimensi Persepsi terhadap e-WOM ................................. 82
Tabel 19 Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 85
Tabel 20 Hasil Uji Homogenitas ........................................................................... 85
Tabel 21 Hasil Uji Beda Mean dengan Mann-Whitney ......................................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Theory of Planned Behavior ................................................................... 32
Skema 2 Hubungan antara Persepsi terhadap e-WOM dengan Niat Membeli
Online Produk Busana pada Generasi Milenial ..................................................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil IVI S/R .................................................................................. 108
Lampiran 2 Format Respon Skala Niat Membeli Online Produk Busana ......... 115
Lampiran 3 Skala Uji Coba Penelitian ............................................................... 117
Lampiran 4 Reliabilitas Skala ............................................................................ 130
Lampiran 5 Skala Penelitian .............................................................................. 134
Lampiran 6 Hasil Uji Beda Mean One Sample t-test ......................................... 146
Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 149
Lampiran 8 Hasil Uji Linearitas ......................................................................... 151
Lampiran 9 Hasil Uji Hipotesis dengan Spearman’s rho .................................. 153
Lampiran 10 Hasil Uji Analisis Tambahan ........................................................ 156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, penggunaan internet semakin berkembang seiring dengan
adanya globalisasi. Banyak masyarakat yang memanfaatkan penggunaan
internet dalam kehidupannya sehari-hari. Di Indonesia sendiri, tingkat
penggunaan internet mengalami peningkatan setiap tahunnya (Sutanto &
Aprianingsih, 2016). Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet di
Indonesia pada tahun 2016 adalah sebanyak 132,7 juta jiwa. Angka tersebut
kemudian meningkat pada tahun 2017 menjadi sebanyak 143,26 juta jiwa
(Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia [APJII], 2017). Dari total
pengguna internet tersebut, terdapat berbagai bentuk perilaku penggunaan
internet, salah satunya adalah penggunaan internet di bidang ekonomi. Data
dari APJII (2017) menunjukkan bahwa sebanyak 45,14% pengguna internet
melakukan pencarian harga; 41,04% membantu pekerjaan; 37,82% mencari
informasi membeli; 32,19% melakukan pembelian online; 26,19% melakukan
pencarian kerja; 17,04% melakukan transaksi perbankan; dan 16,83%
melakukan penjualan online.
Berdasarkan data yang dipaparkan APJII, salah satu bentuk
penggunaan internet di bidang ekonomi adalah melakukan pembelian online.
Survei yang dilakukan oleh We Are Social (2017) menyatakan bahwa jumlah
pembeli online melalui situs-situs e-commerce di Indonesia mencapai 24,7 juta
orang. Kelompok terbesar pengguna internet untuk e-commerce adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kelompok usia 26-35 tahun, yaitu 32% (Badan Pusat Statistik [BPS], 2016).
Electronic commerce atau e-commerce merupakan penggunaan teknologi
komunikasi dan informasi untuk mencapai tujuan bisnis yang keseluruhan
prosesnya merupakan bagian dari proses bisnis dan dilakukan secara elektronik
(Wigand, 1997). Survei yang dilakukan oleh Google Indonesia (dalam
www.databoks.katadata.co.id, 2016) menyatakan bahwa produk yang paling
sering dibeli secara online adalah produk fashion sebanyak 78%, gadget 46%,
alat elektronik 43%, buku dan majalah 39%, serta bahan makanan 24%. Selain
itu, data dari Bank Indonesia (dalam www.thejakartapost.com, 2018)
menunjukkan bahwa nilai transaksi e-commerce di Indonesia adalah Rp 75
milyar pada tahun 2016. Dengan asumsi bahwa pertumbuhan e-commerce
mencapai 17% setiap tahunnya, maka transaksi e-commerce diprediksi akan
mengalami peningkatan hingga Rp 102 milyar pada tahun 2018.
Di sisi lain, laporan Fraud Management Insight yang dilakukan oleh
Experian dan IDC (dalam www.kumparan.com, 2017) menyatakan bahwa
masyarakat Indonesia kurang percaya terhadap organisasi penyedia layanan
digital. Survei tersebut dilakukan kepada 3.200 konsumen dan lebih dari 80
organisasi jasa keuangan, telekomunikasi, dan sektor ritel, termasuk e-
commerce. Hasil survei tersebut menyatakan bahwa Indonesia memiliki
tingkat kepercayaan paling rendah dari total 10 negara yang disurvei, yaitu
Australia, China, Hongkong, India, Indonesia, Jepang, Selandia, Singapura,
Thailand, dan Vietnam. Selain itu, Experian dan IDC (dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
www.mediaindonesia.com, 2017) menyatakan bahwa indeks kepercayaan
digital masyarakat Indonesia adalah 1,8 dari total nilai 10.
Berdasarkan data pembelian online dan tingkat kepercayaan digital
masyarakat Indonesia, jumlah pembelian dan transaksi online diprediksi akan
terus mengalami peningkatan meskipun indeks kepercayaan digital masyarakat
masih rendah. Hal tersebut bertentangan dengan adanya teori yang
mengungkapkan bahwa kepercayaan memengaruhi pembelian online oleh
konsumen. Menurut Castelfranchi dan Tan (dalam Hsieh & Liao, 2011)
konsumen tidak akan melakukan transaksi atau pembelian di internet kecuali
mereka memiliki persepsi kepercayaan yang tinggi. Salo dan Karjaluoto (2007)
menyatakan bahwa kepercayaan akan mengurangi kekhawatiran konsumen
terhadap resiko pembelian serta mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam
aktivitas online. Kesenjangan antara keadaan di masyarakat dengan teori yang
dikemukakan oleh Salo dan Karjaluoto (2007) kemudian menimbulkan
pertanyaan yang menarik untuk diteliti. Mengapa masyarakat tetap mau
melakukan pembelian online meskipun tingkat kepercayaan terhadap
organisasi penyedia layanan digital rendah?
Berdasarkan pertanyaan tersebut, peneliti menduga bahwa pembelian
online tidak hanya dipengaruhi oleh kepercayaan konsumen terhadap penyedia
layanan digital. Peneliti menduga adanya penyebab lain yang memengaruhi
perilaku membeli online oleh konsumen. Morwitz (2014) menyatakan bahwa
perilaku membeli diawali dengan adanya niat membeli. Ajzen (1991) dalam
The Theory of Planned Behavior menyatakan bahwa niat merupakan faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang menentukan seseorang dalam menampilkan perilaku tertentu. Terdapat
tiga determinan yang menentukan munculnya niat, yaitu sikap terhadap
perilaku, norma subjektif, dan persepsi terhadap kontrol perilaku (Ajzen,
1991). Sikap terhadap perilaku merupakan penilaian individu secara positif
maupun negatif mengenai perilaku tertentu. Norma subjektif merupakan
persepsi individu terhadap ada atau tidaknya tekanan sosial untuk melakukan
atau tidak melakukan perilaku tertentu. Sedangkan persepsi terhadap kontrol
perilaku merupakan persepsi individu terhadap ada atau tidaknya faktor-faktor
yang memfasilitasi atau menghambat perilaku tertentu ditampilkan.
Interaksi dari ketiga determinan tersebut menentukan apakah sebuah
perilaku spesifik akan dilakukan atau tidak. Ajzen (1991) menyatakan bahwa
apabila seseorang memiliki niat terhadap perilaku tertentu, maka semakin besar
kemungkinannya untuk menunjukkan perilaku tersebut. Sementara Warshaw
dan Davis (1984) menyatakan bahwa niat menunjukkan tingkat kemungkinan
seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku spesifik di masa
mendatang. Berkaitan dengan perilaku konsumen, niat membeli merupakan
bagian dari proses pengambilan keputusan setelah konsumen melakukan
pencarian informasi mengenai produk atau jasa. Niat membeli juga
menunjukkan kemungkinan konsumen untuk membeli atau tidak membeli
produk atau jasa tertentu (Madahi & Sukati, 2012; Sam & Tahir, 2006; Sutanto
& Aprianingsih, 2016). Sedangkan niat membeli online merupakan prediktor
yang secara kuat menunjukkan kemungkinan konsumen untuk membeli atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
tidak membeli produk atau jasa tertentu secara online (Guo & Barnes, 2011;
Indiani, Rahyuda, & Yasa, 2015).
Niat membeli online sebagai prediktor perilaku membeli dibuktikan
dengan adanya beberapa penelitian yang menunjukkan hal tersebut (Guo &
Barnes, 2011; Hsieh & Liao, 2011; Indiani et al., 2015). Penelitian yang
dilakukan oleh Indiani et al. (2015) menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara niat membeli online dengan perilaku membeli yang
dipengaruhi oleh adanya persepsi resiko dan kepercayaan konsumen. Selain
itu, penelitian yang dilakukan oleh Hsieh dan Liao (2011) menyatakan bahwa
niat membeli online memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku
membeli yang dipengaruhi sikap dan kepercayaan konsumen terhadap produk.
Penelitian yang dilakukan oleh Guo dan Barnes (2011) menunjukkan bahwa
niat membeli online dibentuk oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik, serta
merupakan prediktor yang signifikan terhadap perilaku membeli.
Niat membeli dengan perilaku membeli memiliki peranan penting bagi
produsen. Penelitian yang dilakukan oleh Sewall (1978) menyatakan bahwa
niat membeli dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan segmen pasar.
Hal tersebut dikarenakan niat membeli merupakan prediktor yang lebih akurat
dalam memprediksikan perilaku aktual seseorang dibandingkan prediktor
lainnya. Selain itu, niat membeli merupakan variabel yang dapat digunakan
untuk memahami perilaku dan proses pembuatan keputusan oleh konsumen
(Darley, Blankson, & Luethge, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Saleem,
Ghafar, Ibrahim, Yousuf, dan Ahmed (2015) menyatakan bahwa niat membeli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
merupakan evaluasi konsumen dari berbagai alternatif pilihan produk. Dengan
memahami hal tersebut, niat membeli dapat digunakan untuk melihat tingkat
kepuasan konsumen dari produk yang telah digunakan. Berdasarkan beberapa
penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa penelitian
mengenai niat membeli merupakan penelitian yang layak dan menarik untuk
dilakukan.
Niat membeli seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Schiffman
dan Wisenblit (2015) menyatakan bahwa terdapat kelompok sosiokultural yang
memengaruhi proses pembuatan keputusan oleh konsumen, yaitu kelompok
referensi, keluarga, kelas sosial, serta budaya dan sub-budaya. Kelompok
sosiokultural merupakan sumber informasi yang dapat memengaruhi opini,
nilai, serta perilaku konsumen, termasuk niat membeli yang dimilikinya.
Berkaitan dengan niat membeli online, beberapa penelitian menyatakan bahwa
demografis psikologis (Akhter, 2003), kepercayaan online (Yoon, 2002), dan
pengaruh sosial (Chin, Wafa, & Ooi, 2009) merupakan faktor-faktor yang
dapat memengaruhi niat membeli seseorang di internet.
Penelitian yang dilakukan oleh Akhter (2003) menyatakan bahwa
demografis psikologis seperti gender, umur, pendidikan, serta pendapatan akan
memengaruhi niat membeli online seseorang. Penelitian tersebut menyatakan
bahwa laki-laki, individu berusia muda, dan individu yang memiliki
pendidikan serta pendapatan tinggi memiliki niat yang lebih tinggi untuk
melakukan pembelian di internet. Selain demografis psikologis, kepercayaan
merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi niat membeli online.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Yoon (2002) mengungkapkan bahwa kepercayaan terhadap website memiliki
korelasi yang signifikan dengan kepuasan dan niat membeli online konsumen.
Kepercayaan konsumen dapat dibangun dengan adanya kejelasan mengenai
ketentuan pengembalian uang dan menjamin transaksi online yang minim
resiko.
Sedangkan pengaruh sosial merupakan salah satu faktor yang dapat
mengubah serta memengaruhi keputusan membeli sseseorang. Penelitian yang
dilakukan oleh Chin et al. (2009) menyatakan bahwa pengaruh sosial memiliki
hubungan yang positif dengan niat membeli online seseorang. Pengaruh sosial
merupakan interaksi antara individu dengan kelompok lain yang dapat
mengubah perilaku, pikiran, perasaan, dan sikap yang dimilikinya (Rana,
Osman, & Othman, 2015). Kelompok pertemanan, anggota keluarga, dan
media merupakan kelompok sosial yang menyediakan berbagai informasi
personal sehingga dapat mengubah serta memengaruhi keputusan membeli
seseorang (Chin et al., 2009).
Berkaitan dengan pengaruh sosial, salah satu bentuk komunikasi yang
dapat memengaruhi perilaku seseorang adalah word-of-mouth (Schiffman &
Wisenblit, 2015). Word-of-mouth merupakan bentuk komunikasi informal
dimana konsumen menyampaikan informasi positif maupun negatif mengenai
produk atau jasa yang telah mereka gunakan kepada konsumen lain
(Hidayanto, Ovirza, Anggia, Budi, & Phusavat, 2017; Schiffman & Wisenblit,
2015). Seiring dengan meluasnya penggunaan internet, bentuk komunikasi
word-of-mouth berkembang menjadi electronic-word-of-mouth atau biasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
disebut e-WOM (Jalilvand & Samiei, 2011). e-WOM merupakan bentuk
komunikasi dimana konsumen menyampaikan pernyataan positif maupun
negatif mengenai produk atau jasa tertentu kepada konsumen lain. Akan tetapi,
komunikasi tersebut disampaikan melalui internet (Hennig-Thurau 2004;
Hidayanto et al., 2017; Jalilvand & Samiei, 2011). Erdogmus dan Cicek (dalam
Hidayanto et al., 2017) menyatakan bahwa proses pertukaran informasi
tersebut dapat dilakukan melaui media sosial, blog, forum diskusi online,
ulasan online, dan situs chatting.
Cheung dan Thadani (2010) menyatakan bahwa terdapat beberapa
karakteristik yang membedakan bentuk komunikasi e-WOM dengan WOM.
Komunikasi e-WOM merupakan proses pertukaran informasi yang
multidireksional, penyebarannya terjadi secara cepat, serta dalam skala yang
luas. Selain itu, bentuk komunikasi e-WOM bersifat persisten dan mudah
diakses dibandingkan komunikasi WOM. Orang yang memiliki akses internet
dapat dengan mudah mencari informasi yang tersimpan di internet. Hal tersebut
menyebabkan bentuk komunikasi e-WOM lebih mudah diukur dibandingkan
WOM. Karakteristik lain yang membedakan kedua bentuk komunikasi tersebut
adalah kemungkinan penerima pesan untuk menentukan kredibilitas dan
kualitas pesan. Lebih mudah untuk menentukan kredibilitas dan kualitas pesan
pada komunikasi WOM dibandingkan e-WOM.
Penelitian yang dilakukan Bataineh (2015) menyatakan bahwa perilaku
konsumen dapat dipengaruhi oleh komunikasi e-WOM, terutama bagaimana
konsumen mempersepsikan e-WOM yang diterimanya. Persepsi terhadap e-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
WOM terdiri dari tiga dimensi, yaitu kredibilitas e-WOM, kualitas e-WOM,
dan kuantitas e-WOM (Bataineh, 2015; Doh & Hwang, 2009). Kredibilitas e-
WOM merupakan tingkat kepercayaan konsumen terhadap sumber informasi
yang diterima (Bataineh, 2015). Putri dan Wandebori (2016) menyatakan
bahwa sumber e-WOM merupakan orang yang membuat konten dari pesan
atau informasi yang disampaikan. Konsumen akan menggunakan informasi
yang berasal dari sumber kredibel dan dapat dipercaya. Selain itu, kualitas e-
WOM merupakan dimensi yang memiliki peranan penting dalam proses
pembentukan persepsi oleh konsumen (Putri & Wandebori, 2016). Kualitas e-
WOM dapat memengaruhi perilaku konsumen apabila informasi yang
diterimanya merupakan informasi yang membantu, jelas, dan mudah dipahami
(Bataineh, 2015). Sedangkan dimensi kuantitas e-WOM menunjukkan
popularitas dan tingkat ketertarikan konsumen terhadap sebuah produk
(Bataineh, 2015). Konsumen cenderung menyukai produk yang sedang
populer. Penelitian yang dilakukan oleh Sutanto dan Aprianingsih (2016)
menyatakan bahwa niat membeli akan bertambah seiring dengan
bertambahnya jumlah ulasan yang diterima oleh konsumen. Secara
keseluruhan, persepsi terhadap e-WOM merupakan proses pemberian makna
oleh konsumen terhadap dimensi kredibilitas, kualitas, dan kuantitas e-WOM.
Banyak konsumen yang melakukan pencarian di internet untuk
mengetahui informasi mengenai produk atau jasa. Survei yang dilakukan oleh
Ipsos menyatakan bahwa 69% pengguna internet di Indonesia melakukan
pencarian web untuk mencari produk yang ingin dibeli (Wiku, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Berkaitan dengan pertanyaan penelitian yang telah diajukan sebelumnya, dapat
diketahui bahwa kepercayaan konsumen terhadap penyedia layanan digital
termasuk dalam kategori rendah. Akan tetapi, Bright Local dalam laporan
Local Consumer Review Survey menyatakan bahwa 84% orang mempercayai
ulasan dari konsumen lain (Debora, 2016). Selain itu, hasil survei Statista juga
menyatakan bahwa terdapat peningkatan kepercayaan pembeli pada ulasan
online sebesar 10%. Menurut trustklik.com, sebanyak 74% pembeli di
Indonesia mempercayai ulasan konsumen lain meskipun disampaikan oleh
konsumen yang tidak dikenal (Debora, 2016). Hal ini menunjukkan bahwa
meskipun tingkat kepercayaan konsumen terhadap penyedia layanan digital
rendah, namun konsumen mempercayai e-WOM yang diterimanya. Sehingga,
dapat diketahui bahwa e-WOM memiliki peranan penting yang dapat
memengaruhi perilaku konsumen (Bataineh, 2015).
Salah satu kelompok konsumen yang melakukan pencarian di internet
mengenai produk atau jasa adalah kelompok generasi milenial. Survei yang
dilakukan oleh Snapcart pada Januari 2018 menyatakan bahwa 50% pelaku
belanja online berasal dari generasi milenial (Cahya, 2018). Menurut Moreno,
Lafuente, Carreón, dan Moreno (2017) generasi milenial, atau disebut juga
Generasi Y, merupakan kelompok kelahiran tahun 1980 sampai 2000. Generasi
milenial dikenal sebagai generasi yang memiliki karakteristik berbeda dengan
generasi sebelumnya, yaitu Matures, Baby Boomers, dan Generasi X (Lyons,
Duxbury, & Higgins, 2007). Hal tersebut dikarenakan generasi milenial
tumbuh dalam era teknologi digital yang semakin berkembang seiring dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
globalisasi (Lyons et al., 2007; Moreno et al., 2017). Omar (dalam Moreno et
al., 2017) menyatakan bahwa generasi milenial terbiasa menggunakan berbagai
bentuk komunikasi dan sosial media, seperti televisi, telepon genggam,
komputer, tablet, laptop, lagu, dan video games. Menurut Tapscott (dalam
Lyons et al., 2007), generasi milenial merupakan generasi yang terbiasa dengan
adanya perubahan yang terus menerus, bersifat inovatif, dan independen.
Berkaitan dengan perilaku membeli, generasi milenial juga memiliki
karakteristik yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Moreno et al., (2017)
menyatakan bahwa generasi milenial merupakan salah satu kelompok penting
dalam pertumbuhan e-commerce. Hal tersebut dikarenakan generasi milenial
terbiasa dengan penggunaan teknologi dan internet, termasuk dalam pembelian
online. Salah satu produk yang paling banyak dibeli oleh generasi milenial
adalah produk busana. Produk busana merupakan salah satu search goods.
Search goods merupakan produk yang kualitasnya dapat dengan mudah
diketahui sebelum melakukan pembelian (Chiang & Dholakia, 2003). Laporan
The Boston Counseling Group Perspectives (BCG) dalam Millenial Passion:
Food, Fashion, and Friends (2012) menunjukkan bahwa milenial laki-laki dan
perempuan memiliki pengetahuan yang memadai mengenai produk busana.
Sebanyak 47% milenial wanita di Amerika berbelanja busana lebih dari dua
kali dalam sebulan. Selain itu, sebanyak 38% milenial laki-laki di Amerika
melakukan pembelian produk busana lebih banyak dibandingkan laki-laki non-
milenial. Di Indonesia sendiri, survei yang dilakukan oleh Ipsos menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
bahwa 43% generasi milenial berbelanja online sebulan sekali, dengan produk
yang paling banyak disukai adalah busana (Cahya, 2018).
Karakteristik lain yang membedakan generasi milenial berkaitan
dengan perilaku membeli adalah media yang digunakan. Smith (2011)
menyatakan bahwa generasi milenial lebih menyukai media interaktif
dibandingkan media konvensional. Website yang interaktif dengan grafik yang
menarik mampu membuat kelompok milenial mengunjungi website tersebut
secara berulang-ulang. Selain itu, generasi milenial juga merupakan kelompok
konsumen yang sensitif terhadap e-WOM. Penelitian yang dilakukan oleh
Smith (2011) menyatakan bahwa generasi milenial cenderung mencari
informasi mengenai produk atau jasa yang akan digunakan melalui ulasan di
internet, terutama dari kelompok sebayanya. Penelitian tersebut menyatakan
bahwa generasi milenial menggunakan ulasan di internet untuk menentukan
kebermanfaatan suatu produk atau jasa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penelitian bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap e-WOM dengan niat
membeli online produk busana pada generasi milenial. Meskipun penelitian
mengenai e-WOM dengan niat membeli telah dilakukan sebelumnya
(Bataineh, 2015), namun penelitian mengenai e-WOM dengan niat membeli
online terhadap produk busana dan pada generasi milenial tergolong baru untuk
dilakukan. Generasi milenial sebagai kelompok pembeli online terbanyak di
Indonesia memiliki ketertarikan dengan produk busana dan karakteristik yang
tidak asing dengan penggunaan internet. Banyak diantara kelompok generasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
milenial yang melakukan pencarian informasi di internet sebelum membeli
produk atau jasa tertentu. Informasi tersebut dapat memengaruhi niat membeli
yang dimiliki oleh generasi milenial, terlebih jika informasi yang diterimanya
berasal dari kelompok usia sebaya (Smith, 2011). Dengan demikian, penelitian
diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian mengenai niat membeli
online yang diprediksi mengalami peningkatan meskipun kepercayaan indeks
digital masyarakat Indonesia masih rendah. Hal tersebut diduga karena
persepsi konsumen terhadap e-WOM, terutama pada generasi milenial, akan
memiliki hubungan dengan niat membeli online seseorang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan dan latar belakang yang telah dipaparkan,
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara
persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana pada
generasi milenial?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi
terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana pada generasi
milenial.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan ilmu Psikologi Konsumen, terutama mengenai niat membeli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
online produk busana pada generasi milenial. Selain itu, hasil penelitian
diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai e-WOM yang sedang
berkembang di Indonesia dan perilaku konsumen yang dipengaruhi adanya
persepsi terhadap e-WOM.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana evaluasi bagi
generasi milenial dan memberikan pemahaman mengenai persepsi terhadap
e-WOM. Bagi produsen produk busana, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan mengenai hubungan e-WOM dengan niat
membeli online produk busana yang dimiliki oleh generasi milenial.
Penelitian diharapkan dapat membantu produsen dalam memanfaatkan e-
WOM untuk memengaruhi niat membeli online kelompok generasi
milenial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM)
1. Perkembangan e-WOM
a. Sejarah e-WOM
Memahami perkembangan e-WOM tidak lepas kaitannya dengan
komunikasi. Dalam konteks pemasaran, komunikasi memiliki peran penting
dalam menyampaikan informasi kepada konsumen (Shiffman & Wisenblit,
2015). Komunikasi merupakan proses pemindahan atau penyampaian
informasi dari pengirim pesan (sender) kepada penerima pesan (receiver)
melalui media tertentu. Terdapat dua bentuk komunikasi, yaitu komunikasi
impersonal dan komunikasi interpersonal.
Komunikasi impersonal adalah proses penyampaian informasi
melalui pihak pemasaran, hubungan masyarakat (humas), juru bicara, dan
bersifat satu arah kepada kelompok audience yang ingin dipengaruhi
perilaku atau pemikirannya. Sedangkan komunikasi interpersonal
merupakan proses penyampaian informasi yang dapat terjadi secara formal
maupun informal. Penyampaian informasi secara formal dapat melalui sales
atau juru bicara yang bertugas di toko, sedangkan penyampaian informasi
secara informal dapat melalui kelompok pertemanan atau keluarga.
Berbeda dengan bentuk komunikasi impersonal, pada komunikasi
interpersonal proses pembicaraan bersifat dua arah. Artinya, pengirim pesan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dapat langsung menerima umpan balik (feedback), baik secara verbal
maupun nonverbal.
Berkaitan dengan bentuk komunikasi interpersonal, penelitian
menunjukkan bahwa bentuk komunikasi tersebut dapat memengaruhi
individu dalam menentukan keputusan (Cheung & Thadani, 2010). Oleh
karena itu, komunikasi interpersonal banyak memperoleh perhatian dalam
penelitian psikologi sosial. Salah satu sumber informasi dalam komunikasi
interpersonal adalah kelompok referensi. Schiffman dan Wisenblit (2015)
menyatakan bahwa kelompok referensi merupakan sumber informasi yang
dapat memengaruhi opini, nilai, serta perilaku seseorang. Informasi dari
kelompok referensi akan semakin berpengaruh apabila informasi tersebut
berasal dari sumber yang kredibilitasnya dapat dipercaya. Banyak pemasar
yang menggunakan endorser untuk mengiklankan produk atau jasa yang
mereka tawarkan, misalnya bekerjasama dengan selebritas atau model
ternama.
Selain bekerjasama dengan menggunakan endorser, sumber
informasi lain yang dapat memengaruhi konsumen adalah keluarga atau
kelompok pertemanan. Dalam lingkungan kelurarga, orangtua memiliki
peran dalam memengaruhi perilaku konsumen anak. Dalam lingkungan
pertemanan, proses pertukaran informasi yang terjadi dapat berasal dari
pengalaman setelah menggunakan produk atau jasa tertentu. Dengan
demikian, dapat diketahui bahwa kelompok referensi memengaruhi perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
konsumen karena memberikan pemahaman mengenai gaya hidup,
kepercayaan, dan pemahaman terhadap produk atau jasa tertentu.
Proses pertukaran informasi yang terjadi dalam kelompok referensi
dikenal dengan istilah word-of-mouth atau WOM. Istilah WOM pertama
kali digunakan oleh Whyte pada 1954 dalam literaturnya mengenai
komunikasi WOM dalam konteks pemasaran dan perilaku konsumen
(Demirbaş, 2017). Setelah itu, banyak dilakukan penelitian untuk lebih
memahami istilah WOM dalam konteks pemasaran. Salah satunya adalah
penelitian yang dilakukan oleh Katz dan Lazarfeld pada tahun 1955 yang
menyatakan bahwa komunikasi WOM merupakan proses pertukaran
informasi yang dapat memengaruhi perilaku konsumen untuk membeli
produk atau jasa tertentu. Schiffman dan Wisenblit (2015) menyatakan
bahwa WOM merupakan informasi positif maupun negatif yang
disampaikan oleh konsumen mengenai bisnis, produk, jasa, atau event
tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa komunikasi WOM
adalah proses pertukaran informasi yang terjadi di antara konsumen, bersifat
positif maupun negatif, dan berpengaruh terhadap keputusan membeli
produk atau jasa tertentu.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan internet, banyak
konsumen yang menggunakan internet untuk membagikan dan mengetahui
informasi mengenai pengalaman mereka dalam menggunakan produk atau
jasa tertentu (Demirbaş, 2017). Penggunaan internet dalam menyampaikan
informasi mengenai produk atau jasa tertentu memunculkan berbagai istilah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
seperti “internet w-o-m, word-of-modem, atau word-of-mouse”.
Penggunaaan istilah electronic-word-of-mouth atau e-WOM digunakan
dalam format tertulis oleh Hennig-Thurau et al. pada tahun 2004 dan
selanjutnya berkembang dalam penelitian-penelitian lainnya.
b. Definisi e-WOM
Hennig-Thurau et al. (2004) menyatakan bahwa e-WOM adalah
semua pernyataan positif maupun negatif yang dibuat oleh pelanggan
sebelumnya, pelanggan potensial, atau pelanggan aktual mengenai produk
atau perusahaan, dan pernyataan tersebut tersedia untuk orang banyak atau
institusi melalui internet. Selain itu, Jalilvand dan Samiei (2011) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa e-WOM merupakan proses pertukaran
informasi yang terjadi diantara konsumen mengenai produk tertentu.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa e-WOM merupakan hasil evaluasi
positif maupun negatif mengenai produk atau jasa yang disampaikan oleh
konsumen kepada konsumen lain melalui internet. Erdogmus dan Cicek
(dalam Hidayanto et al., 2017) menyatakan bahwa proses pertukaran
informasi tersebut dapat dilakukan melaui media sosial, blog, forum diskusi
online, ulasan online, dan situs chatting.
c. Elemen e-WOM
Cheung dan Thadani (2010) menyatakan bahwa bentuk komunikasi
e-WOM melibatkan komunikator, stimulus, penerima pesan, dan respon.
Penjelasan untuk keempat hal tersebut adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
i. Komunikator
Komunikator merujuk pada individu yang menyampaikan informasi
dalam komunikasi. Dalam konteks e-WOM, informasi yang diterima
tidak hanya berasal dari kelompok sosial tertentu, seperti teman atau
keluarga. Pertukaran informasi yang berkaitan dengan produk atau jasa
tertentu dapat dilakukan oleh kelompok yang tidak dikenal. Hal tersebut
menyebabkan adanya perhatian terhadap kredibilitas dalam bentuk
komunikasi e-WOM dari sumber informasi yang diterima.
ii. Stimulus
Stimulus merujuk pada pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Terdapat konstruk yang memengaruhi stimulus dalam komunikasi e-
WOM, yaitu valensi, volume, serta rating dari komunikasi tersebut.
Valensi meliputi isi pesan, yaitu negatif, positif, atau netral. Sedangkan
volume merujuk pada kuantitas dari informasi yang disampaikan
iii. Penerima Pesan
Penerima pesan merujuk pada individu yang merespon komunikasi.
Dampak aktual dari informasi yang diterima dapat berbeda bagi setiap
orang. Dalam konteks e-WOM, karakteristik individu dapat berpengaruh
pada proses pemahaman informasi yang diterima. Menurut Doh dan
Wang (2009), salah satu karakteristik konsumen yang memengaruhi
proses penerimaan pesan adalah involvement dan pengetahuan yang
dimiliki sebelumnya. Karakteristik lainnya yang berpengaruh terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
proses penerimaan pesan adalah gender, sikap skeptis konsumen, dan
kognitif konsumen.
iv. Respon
Respon atau tanggapan adalah hasil dari proses berkomunikasi.
Dalam konteks e-WOM, respon komunikasi yang dihasilkan terkait
dengan keadaan psikologis penerima pesan, seperti niat membeli, sikap,
pengadopsian informasi yang diterima, dan kepercayaan.
d. Perbedaan WOM dan e-WOM
Setelah mengetahui bentuk komunikasi dari e-WOM, maka perlu
diketahui karakteristik dari komunikasi e-WOM yang membedakan dengan
komunikasi WOM. Perbedaan antara komunikasi e-WOM dengan WOM
terdapat pada proses penyebaran informasi, kredibilitas, keamanan, dan
aksesbilitas (Cheung & Thadani, 2010; Huete-Alcocer, 2017). Berdasarkan
proses penyebaran informasi, komunikasi e-WOM terjadi secara cepat dan
dalam skala yang luas. Hal tersebut berbeda dengan proses penyebaran
informasi melalui WOM yang pada umumnya terjadi secara lambat dan
hanya pada kelompok kecil. Berdasarkan kredibilitas, karakteristik yang
membedakan komunikasi e-WOM dengan WOM adalah kemampuan
penerima pesan untuk menentukan kredibilitas dari pengirim pesan. Pada
bentuk komunikasi WOM, informasi berasal dari pengirim pesan yang
diketahui oleh penerima pesan sehingga kredibilitas dari sumber informasi
dapat ditentukan. Sedangkan, pada komunikasi e-WOM biasanya pengirim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pesan tidak diketahui oleh penerima pesan sehingga membuat penerima
pesan kesulitan dalam menentukan kredibilitas sumber informasi.
Berdasarkan keamanan, bentuk komunikasi e-WOM tidak bersifat
pribadi, dan dapat diakses oleh banyak orang karena bentuknya tertulis.
Sedangkan, pada komunikasi WOM, sifat pembicaraan biasanya lebih
pribadi karena terjadi secara langsung. Selain itu, berdasarkan aksesbilitas,
bentuk komunikasi e-WOM lebih mudah untuk diakses dibandingkan
bentuk komunikasi WOM. Hal tersebut dikarenakan bentuk komunikasi e-
WOM pada umumnya bersifat tetap dan dapat diakses melalui internet.
Informasi yang telah tersimpan di internet dapat diakses dalam jangka waktu
yang tidak terbatas. Bentuk komunikasi e-WOM juga lebih terukur daripada
bentuk komunikasi WOM. Hal tersebut dapat diobservasi dari format
presentasi, kuantitas, dan persistensi dari informasi yang ditampilkan e-
WOM.
e. Definisi Persepsi terhadap e-WOM
Berkaitan dengan persepsi, Hawkins, Mothersbaugh, dan Mookerjee
dalam bukunya yang berjudul Consumer Behavior (2010) menyatakan
bahwa persepsi merupakan proses seleksi, organisasi, dan intepretasi
terhadap sensasi yang diterima. Schiffman dan Wisenblit (2015)
menyatakan bahwa persepsi merupakan proses pemberian makna yang utuh
dan berarti terhadap stimulus tertentu. Proses pemberian makna tersebut
merupakan pemahaman yang subjektif dan bukan berdasarkan realitias
objektif. Pengalaman, nilai-nilai, serta kebutuhan yang dimiliki oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
individu merupakan hal-hal yang dapat memengaruhi persepsinya. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan proses pemberian
makna terhadap stimulus yang diterima oleh seseorang dengan
menggunakan pemikiran yang terorganisir dan berdasarkan pengalaman
atau nilai-nilai yang dimilikinya.
Berdasarkan definisi mengenai e-WOM dan persepsi yang
sebelumnya telah dipaparkan, maka dapat diketahui bahwa persepsi
terhadap e-WOM merupakan proses pemberian makna oleh konsumen
terhadap pernyataan negatif maupun positif yang dibuat oleh konsumen
sebelumnya mengenai produk atau jasa tertentu yang tersedia di internet.
2. Dimensi Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM)
Persepsi terhadap e-WOM merupakan salah satu hal penting dalam
konteks pemasaran. Persepsi terhadap e-WOM adalah bagaimana penerima
pesan mempersepsikan informasi yang disampikan oleh pengirim pesan
melalui internet atau situs jejaring sosial (Jalilvand & Samiei, 2011). Setelah
memahami definisi dari komunikasi e-WOM yang telah dipaparkan
sebelumnya, dapat diketahui bahwa terdapat karakteristik yang menentukan
komunikasi e-WOM. Selain itu, komunikasi e-WOM juga ditentukan oleh
dimensi-dimensi yang dimilikinya. Terdapat tiga dimensi yang menentukan
persepsi terhadap e-WOM (Bataineh, 2015; Sutanto & Aprianingsih, 2016;
Putri & Wandebori, 2016), yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
a. Kredibilitas e-WOM
Kredibilitas e-WOM merupakan penilaian konsumen terhadap
sumber informasi yang diterima. Sumber informasi merupakan orang
yang membuat konten dari pesan yang disampaikan. Persepsi kredibilitas
e-WOM merupakan persepsi kredibilitas terhadap sumber yang
menyampaikan informasi, bukan konten dari pesan yang disampaikan.
Kredibilitas e-WOM harus kompeten dan dapat dipercaya oleh pembaca
karena merupakan aspek yang penting dalam proses penerimaan
informasi. Konsumen akan menggunakan ulasan atau komentar
mengenai produk atau jasa apabila informasi tersebut berasal dari sumber
yang kredibel dan dapat dipercaya. Sebaliknya konsumen akan
mengabaikan informasi yang diterima apabila informasi tersebut berasal
dari sumber yang tidak kredibel dan tidak dapat dipercaya.
b. Kualitas e-WOM
Kualitas e-WOM merujuk pada kualitas, tingkat kejelasan, serta
objektivitas dari isi pesan yang disampaikan. Kualitas e-WOM
berpengaruh pada pilihan serta keputusan membeli konsumen. Informasi
dari konten pesan yang disampaikan mengindikasikan tingkat persuasif
atau seberapa meyakinkan informasi yang disampaikan. Informasi yang
berorientasi pada objek, jelas, transparan, dan membantu merupakan
informasi yang dapat diandalkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
c. Kuantitas e-WOM
Kuantitas e-WOM merupakan salah satu aspek yang digunakan
konsumen untuk mempertimbangkan keputusannya dalam membeli
produk atau jasa. Kuantitas e-WOM merujuk pada jumlah ulasan
mengenai produk atau jasa yang tersedia secara online. Popularitas dan
tingkat ketertarikan konsumen terhadap produk atau jasa tertentu dapat
dilihat dari jumlah ulasan yang tersedia. Konsumen cenderung menyukai
produk yang populer (Putri & Wandebori, 2016). Kuantitas e-WOM
dapat memperkuat keyakinan konsumen untuk membeli produk atau jasa
dan mengurangi kekhawatiran mengenai resiko atau kesalahan.
3. Dampak Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM)
Dapat diketahui bahwa e-WOM memiliki peranan penting dalam
konteks pemasaran. Penelitian yang dilakukan oleh Demirbaş (2017)
menyatakan bahwa e-WOM dapat memengaruhi perilaku dan keputusan
membeli oleh konsumen. Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa e-
WOM memiliki dampak bagi konsumen, yaitu:
a. Sikap Konsumen
Cheung dan Thadani (2010) menyatakan bahwa terdapat beberapa
respon terkait bentuk komunikasi e-WOM. Salah satu dampak dari
adanya bentuk komunikasi e-WOM adalah sikap konsumen terhadap
objek, produk, atau jasa yang ditawarkan oleh pemasar. Penelitian yang
dilakukan oleh Doh dan Hwang (2009) menunjukkan bahwa e-WOM
memengaruhi sikap konsumen terhadap website dan produk yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
ditawarkan. Penelitian tersebut menyatakan bahwa jumlah e-WOM
positif dan negatif memengaruhi sikap konsumen terhadap produk.
Konsumen cenderung memiliki sikap positif terhadap produk apabila
produk tersebut memiliki jumlah e-WOM positif lebih banyak
dibandingkan e-WOM negatif. Akan tetapi, adanya beberapa e-WOM
negatif tidak terlalu memengaruhi sikap konsumen terhadap produk. Hal
tersebut dikarenakan konsumen cenderung mencurigai website atau
produk yang tidak memiliki pesan e-WOM negatif sama sekali. Oleh
karena itu, dapat diketahui bahwa jumlah e-WOM positif atau negatif
akan memengaruhi sikap konsumen terhadap produk atau jasa yang
ditawarkan.
b. Kesetiaan Konsumen
Persepsi terhadap e-WOM berdampak pada kesetiaan konsumen
(Cheung & Thadani, 2010). Kesetiaan konsumen merujuk pada
kemungkinan dan keinginan konsumen untuk menetap pada bisnis, toko,
merk, atau produk tertentu ketika konsumen berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya. Penelitian yang dilakukan oleh Gauri, Bhatnagar, dan Rao
(2008) menunjukkan bahwa e-WOM positif memiliki dampak paling
besar terhadap niat konsumen untuk melakukan pembelian ulang
terhadap produk atau jasa tertentu. Penelitian tersebut juga menunjukkan
bahwa yang paling memengaruhi niat konsumen untuk melakukan
pembelian ulang bukanlah jumlah total ulasan produk atau jasa tertentu,
melainkan jumlah ulasan positif yang tersedia. Oleh karena itu, dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
diketahui bahwa untuk meningkatkan kesetiaan konsumen terhadap
produk, merk, atau jasa tertentu dapat dilakukan dengan menyediakan
ulasan positif dari konsumen yang telah menggunakan produk, merk,
atau jasa tersebut.
c. Niat Membeli
Persepsi terhadap e-WOM berpengaruh pada perilaku konsumen,
salah satunya memengaruhi niat membeli seseorang. Penelitian yang
dilakukan oleh Bataineh (2015) menyatakan bahwa kredibilitas, kualitas,
dan kuantitas e-WOM memengaruhi niat membeli seseorang. Penelitian
tersebut menyatakan bahwa persepsi terhadap e-WOM dengan niat
membeli dimediasi dengan adanya citra perusahaan. Selain itu, penelitian
yang dilakukan oleh Jalilvand dan Samiei (2011) menyatakan bahwa
komunikasi e-WOM berpengaruh terhadap niat membeli seseorang.
Dalam penelitiannya, Jalilvand dan Samiei (2011) menyatakan bahwa
komunikasi e-WOM berpengaruh terhadap citra brand kemudian
memengaruhi niat membeli yang dimiliki konsumen. Selain itu,
penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa komunikasi e-WOM
memiliki pengaruh langsung yang kuat terhadap niat membeli.
B. Niat Membeli Online
1. Definisi Niat Membeli Online
Untuk memahami definisi niat membeli online, perlu dipahami
bahwa niat membeli online merupakan salah satu tahap dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian.
Dalam literatur yang diungkapkan oleh Darley et al. (2010), terdapat faktor-
faktor yang perlu diketahui untuk memahami perilaku membeli online oleh
konsumen. Faktor-faktor tersebut adalah tahapan proses pengambilan
keputusan, faktor kognitif, afektif, dan konatif yang memengaruhi evaluasi
dari pilihan alternatif yang ada, serta faktor eksternal atau lingkungan yang
memengaruhi tahapan proses pengambilan keputusan.
Darley et al. (2010) menyatakan bahwa terdapat lima tahapan proses
pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Kelima tahapan
tersebut terdiri dari pengenalan masalah (problem recognition), pencarian
(search), evaluasi dari alternatif pembelian yang ada (alternative evaluation
purchase), pilihan (choice), dan hasil (outcomes). Pada tahapan evaluasi
alternatif, terdapat faktor kognitif, afektif, dan konatif yang memengaruhi
proses pengambilan keputusan oleh konsumen (Schiffman & Wisenblit,
2015). Faktor kognitif terdiri dari pengetahuan dan persepsi mengenai sikap
terhadap objek. Pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman secara
langsung maupun sumber informasi lainnya. Faktor afektif terdiri dari
emosi dan perasaan mengenai sikap terhadap objek. Hal tersebut diperoleh
dari hasil evaluasi terhadap objek perilaku, misalnya baik atau buruk. Faktor
konatif merupakan kemungkinan individu untuk menunjukkan perilaku
spesifik tertentu berkaitan dengan sikap yang dimilikinya terhadap perilaku
tersebut. Faktor konatif dalam konteks pemasaran menunjukkan
kemungkinan individu untuk melakukan pembelian, atau niat membeli yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dimilikinya. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa niat membeli
merupakan faktor penting dalam dunia pemasaran dan berpengaruh
terhadap proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen.
Morwitz (2014) dalam literaturnya mengungkapkan bahwa
penelitian mengenai niat membeli konsumen berawal dari adanya beberapa
teori psikologi sosial. Niat dinyatakan sebagai prediktor paling baik untuk
menentukan apakah seseorang akan menunjukkan perilaku tertentu atau
tidak. Salah satunya adalah penelitian teori sosial kognitif yang dilakukan
oleh Bandura pada 1977. Selanjutnya, penelitian mengenai niat seseorang
dilakukan oleh Ajzen dan Fishbein (1975) dalam The Theory of Reasoned
Action. Setelah itu, Ajzen (1980) kembali melakukan penelitian mengenai
niat seseorang dalam The Theory of Planned Behavior. Dalam penelitiannya
tersebut, Ajzen menyatakan bahwa niat merupakan indikasi yang
menunjukkan usaha seseorang dalam menampilkan perilaku tertentu. Niat
seseorang ditentukan oleh sikap terhadap perilaku, norma subjektif, serta
persepsi kontrol perilaku. Semakin kuat niat seseorang terhadap perilaku
tertentu, maka semakin besar kemungkinan perilaku tersebut dilakukan.
Berkaitan dengan pemasaran, penggunaan niat membeli sebagai
prediktor dari perilaku membeli aktual telah digunakan oleh pemerintah
Amerika Serikat pada tahun 1940-an. Beberapa penelitian yang dilakukan
tahun 1960 sampai 1970 berusaha menunjukkan hubungan antara niat
membeli konsumen dengan perilaku membeli aktual. Sebagian besar dari
hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
positif antara niat membeli dengan perilaku membeli aktual. Secara spesifik,
penelitian mengenai niat membeli konsumen dalam konteks pemasaran
dilakukan oleh Ryan dan Bonfield (1975) dengan mengaplikasikan model
teori Fishbein. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa niat membeli
memiliki korelasi positif dengan perilaku membeli aktual konsumen.
Berdasarkan pemaparan yang telah disebutkan, niat membeli dapat
didefinisikan sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan oleh
konsumen dan menunjukkan tingkat kemungkinan konsumen untuk
membeli atau tidak membeli produk atau jasa tertentu. Menurut Madahi dan
Sukati (2012), niat membeli muncul setelah individu menentukan
kebutuhan dan memiliki persepsi terhadap produk atau jasa yang dapat
memenuhi kebutuhannya. Individu akan melakukan evaluasi dan
menentukan kelayakan dari produk atau jasa tersebut. Sutanto dan
Aprianingsih (2016) menyatakan bahwa niat membeli muncul sebagai hasil
dari pencarian dan proses evaluasi terhadap informasi produk yang diterima
konsumen.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan internet, terdapat
beberapa penelitian yang dilakukan untuk memahami perilaku membeli
konsumen (Darley et al., 2010; Meskaran, Ismail, dan Shanmugam 2013).
Perkembangan teknologi dan internet akan memengaruhi perilaku membeli
konsumen melalui internet, termasuk niat membeli yang dimilikinya. Niat
membeli online dapat didefinisikan sebagai tingkat kemungkinan konsumen
untuk melakukan atau tidak melakukan pembelian melalui internet (Khalifa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
& Limayem, 2003; Meskaran et al., 2013). Penelitian yang dilakukan oleh
Khalifa dan Limayem (2003) menyatakan bahwa niat membeli online dan
fasilitas yang mendukung dapat memengaruhi perilaku membeli online
seseorang secara signifikan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa niat
membeli online merupakan prediktor yang menunjukkan kemungkinan
seseorang untuk melakukan pembelian online aktual. Semakin tinggi niat
membeli online yang dimiliki oleh seseorang, maka semakin besar
kemungkinan yang dimilikinya untuk melakukan pembelian online.
2. Elemen Niat Membeli Online
Penelitian mengenai niat membeli online telah banyak dilakukan
(Chin et al., 2009; Chu & Zhang, 2016; Meskaran et al., 2013). Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Meskaran et al. (2013), The Theory of
Planned Behavior milik Ajzen (1985) dijadikan sebagai dasar dalam
mendefinisikan niat membeli. Ajzen (2002) dalam Constructing a TpB
Questionnaire menunjukkan beberapa contoh item niat membeli yang
terdiri dari niat, keinginan, atau perencanaan. Selain itu, terdapat empat
elemen yang harus disertakan untuk mengetahui niat membeli seseorang.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ajzen dan Fishbein (1977),
empat elemen yang menunjukkan perilaku membeli terdiri dari tindakan
(action), target (target), konteks (context), dan waktu (time). Keempat
elemen tersebut dikenal dengan istilah ATCT. Elemen tindakan merujuk
pada perilaku tertentu yang ditampilkan oleh individu di masa depan.
Elemen target melibatkan karakteristik dan informasi yang menjadi target
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
atau tujuan untuk memengaruhi perilaku individu. Elemen konteks merujuk
pada lingkungan atau situasi yang membentuk perilaku tertentu. Sedangkan
elemen waktu merujuk pada waktu dilakukannya perilaku tertentu.
Dalam konteks perilaku membeli, maka elemen tindakan merujuk
pada perilaku membeli yang akan dilakukan oleh individu di masa depan.
Ajzen (2008) mengatakan bahwa perilaku membeli mengarah pada tindakan
tertentu, misalnya melakukan pembelian. Pada elemen target merujuk pada
infomasi yang dapat memengaruhi perilaku membeli individu, misalnya
produk atau brand produk. Pada elemen konteks merujuk pada konteks atau
situasi perilaku membeli tersebut dilakukan, misalnya melalui pembelian
online. Sedangkan pada elemen waktu merujuk pada waktu perilaku
membeli dilakukan oleh individu
3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Niat Membeli Online
Setelah memahami definisi dari niat membeli online, maka penting
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memengaruhi niat membeli
online seseorang. Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi niat
membeli online seseorang, maka perilaku pengambilan keputusan oleh
konsumen dapat semakin dipahami. Terdapat faktor-faktor yang
memengaruhi niat seseorang secara umum. Ajzen (1991) dalam The Theory
of Planned Behavior menyatakan bahwa terdapat tiga determinan yang
memengaruhi niat seseorang dalam menunjukkan perilaku tertentu. Ketiga
determinan yang memengaruhi niat seseorang adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Skema 1.
Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991)
a. Sikap terhadap Perilaku (Attitude Toward The Behavior)
Sikap terhadap perilaku merupakan hasil evaluasi atau penilaian
terhadap perilaku tertentu. Sikap terhadap perilaku dipengaruhi oleh
kepercayaan atau keyakinan yang dimiliki oleh individu terhadap objek
perilaku yang ditampilkan (behavioral belief). Kepercayaan tersebut
diperoleh dari hasil evaluasi individu mengenai perilaku tertentu. Hasil
evaluasi atau penilaian dapat berupa sikap positif atau negatif terhadap
perilaku tersebut. Individu cenderung menampilkan perilaku yang
positif atau diinginkan. Sebaliknya, individu cenderung untuk tidak
menampilkan perilaku yang negatif atau tidak diinginkan.
b. Norma Subjektif (Subjective Norm)
Norma subjektif merupakan persepsi individu terhadap tekanan
sosial untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu.
Norma subjektif dipengaruhi oleh keyakinan normatif (normatif belief)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dan keinginan untuk mengikuti (motivation to comply). Keyakinan
normatif adalah keyakinan terhadap individu atau kelompok referensi
untuk menyetujui atau tidak menyetujui dalam menampilkan perilaku
tertentu. Kelompok referensi terdiri dari teman, orangtua, pasangan,
saudara, dan anggota keluarga lainnya. Keyakinan normatif diperkuat
dengan adanya keinginan individu untuk mengikuti. Keinginan untuk
mengikuti merupakan tingkat individu untuk mematuhi kelompok
referensi dalam menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu.
Dengan demikian, individu cenderung memiliki tekanan sosial dalam
menampilkan perilaku tertentu apabila memiliki keyakinan dan
keinginan untuk mengikuti kelompok referensi. Sebaliknya, individu
cenderung tidak memiliki tekanan sosial dalam menampilkan perilaku
tertentu apabila tidak memiliki keyakinan dan keinginan untuk
mengikuti kelompok referensi.
c. Persepsi Kontrol Perilaku (Perceived Behavioral Control)
Persepsi kontrol perilaku merupakan persepsi individu terhadap
tingkat kemudahan atau kesulitan dalam menampilkan perilaku tertentu.
Persepsi kontrol perilaku diperoleh dari pengalaman langsung maupun
informasi yang berasal dari pengalaman orang lain dalam usaha untuk
menampilkan perilaku tertentu. Informasi tersebut dapat diperoleh dari
rekan kerja atau teman. Persepsi kontrol perilaku dipengaruhi oleh
keyakinan kontrol (control belief) dan persepsi kekuatan (perceived
power). Keyakinan kontrol adalah keyakinan individu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
menampilkan perilaku tertentu. Sedangkan persepsi kekuatan
merupakan persepsi individu terhadap faktor-faktor yang dapat
memfasilitasi atau menghambat dalam menampilkan perilaku tertentu.
Dengan demikian, individu akan mempersepsikan dirinya mudah
menampilkan perilaku tertentu apabila banyak faktor yang mendukung
dan sedikit faktor yang mengambat dalam menampilkan perilaku
tersebut. Sebaliknya, individu akan mempersepsikan dirinya sulit
menampilkan perilaku tertentu apabila banyak faktor yang menghambat
dan sedikit faktor yang mendukung dalam menampilkan perilaku
tersebut.
Setelah memahami faktor-faktor yang memengaruhi niat seseorang,
maka perlu diketahui bahwa terdapat faktor-faktor yang memengaruhi niat
membeli seseorang. Berkaitan dengan niat membeli, Schiffman dan
Wisenblit (2015) menyatakan bahwa terdapat kelompok sosiokultural yang
memengaruhi perilaku membeli seseorang. Kelompok sosiokultural yang
memengaruhi perilaku membeli seseorang terdiri dari:
a. Kelompok Referensi
Kelompok referensi merupakan sumber informasi yang dapat
memengaruhi opini, nilai, serta perilaku seseorang. Kelompok referensi
memiliki pengaruh terhadap perilaku konsumen karena memberikan
pemahaman baru mengenai gaya hidup, kepercayaan, dan pemahaman
mengenai produk atau jasa tertentu. Terdapat dua macam pengaruh dari
kelompok referensi, yaitu pengaruh normatif dan pengaruh komparatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Pengaruh normatif merupakan pembelajaran dan pengadopsian norma,
nilai, serta perilaku yang dimiliki oleh kelompok tertentu. Pada
umumnya, pengaruh normatif berasal dari kelompok asal seseorang,
seperti keluarga, kelompok pertemanan, dan komunitas tertentu.
Sedangkan pengaruh komparatif merupakan pengaruh ketika seseorang
membandingkan dirinya dengan orang lain yang dikagumi. Ketika
seseorang mengagumi orang lain, maka seseorang akan cenderung
mengimitasi nilai dan perilaku yang dimiliki orang tersebut.
b. Keluarga
Keluarga merupakan salah satu kelompok sosial yang dapat
memengaruhi perilaku konsumen, termasuk dalam membeli produk atau
jasa. Dalam keluarga terjadi proses sosialiasi yang memberikan
pemahaman mengenai perilaku yang dapat diterima dalam lingkungan
sosial, seperti prinsip moral, cara berpakaian, etika, dan tata cara
berbicara seseorang. Proses sosialiasi tersebut juga relevan dengan
proses pembelajaran mengenai perilaku konsumen yang dilakukan di
dalam keluarga. Istilah tersebut dikenal dengan sosialisasi konsumen.
Sosialisasi konsumen merujuk pada proses pembelajaran oleh anak
mengenai keterampilan, pengetahuan, perilaku, dan pengalaman yang
dibutuhkan sebagai konsumen. Niat membeli seorang anak dapat
diperoleh ketika mengobservasi perilaku konsumsi yang dilakukan oleh
orangtua atau anggota keluarga yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
c. Kelas Sosial
Kelas sosial merupakan pembagian anggota masyarakat ke
dalam kelas-kelas hirarki tertentu. Kelas sosial yang dimiliki
masyarakat berkaitan dengan status sosial yang dimilikinya. Status
sosial merupakan tingkatan atau peran yang dimiliki oleh seseorang
dalam kelas sosial tertentu dan berkaitan dengan pendapatan,
pendidikan, serta pekerjaan yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat
pendapatan, pendidikan dan pekerjaan yang dimiliki oleh anggota
masyarakat, maka semakin tinggi status sosial yang dimilikinya.
Individu yang berada dalam kelas sosial tertentu biasanya memiliki
nilai, sikap dan perilaku yang sama dibandingkan kelas sosial lainnya.
Berkaitan dengan niat membeli, orang yang berasal dari kelas sosial
yang sama biasanya memiliki pola konsumsi yang tidak jauh berbeda.
Hal tersebut dikarenakan seseorang yang berasal dari kelas sosial
tertentu akan membagikan nilai, sikap, dan prioritas yang sama dengan
anggota kelas sosial tersebut.
d. Budaya dan Sub-budaya
Budaya merupakan salah satu pengaruh sosiokultural terkait
dengan perilaku membeli konsumen. Kebudayaan membagikan nilai,
norma, pemahaman, dan persepsi pada anggota kelompok budaya
tersebut. Kebudayaan berpengaruh pada perilaku konsumen dan berbeda
dengan anggota kelompok budaya lainnya. Sedangkan sub-budaya
merujuk pada etnisitas, keagamaan, lokasi geografis, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kewarganegaraan individu. Sub-budaya berpengaruh pada perilaku
konsumen, termasuk niat membeli, karena memengaruhi persepsi
terhadap nilai, kepercayaan, dan peraturan yang dianut. Oleh karena itu,
anggota sub-budaya memiliki kebutuhan yang berbeda dengan anggota
sub-budaya lainnya.
Berdasarkan faktor-faktor yang telah dipaparkan, dapat diketahui
bahwa niat membeli seseorang dipengaruhi oleh adanya kelompok
sosiokultural seperti kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, budaya, dan
sub-budaya. Akan tetapi, seiring dengan kemajuan teknologi dan internet,
banyak masyarakat yang beralih dari melakukan pembelian di toko
konvensional menjadi online. Terdapat beberapa penelitan yang berusaha
untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi niat membeli online
seseorang. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Demografis Psikologis
Penelitian yang dilakukan oleh Akhter (2003) menyatakan
bahwa demografis psikologis memengaruhi niat membeli seseorang di
internet. Demografis psikologis tersebut adalah gender, usia,
pendidikan, dan pendapatan. Berkaitan dengan gender, Akhter (2003)
dalam penelitiannya menyebutkan bahwa laki-laki memiliki niat
membeli yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Hal tersebut
dikarenakan laki-laki memiliki perilaku pengambilan resiko yang lebih
tinggi dibandingkan wanita. Selain itu, berkaitan dengan usia, dapat
diketahui bahwa individu berusia muda memiliki niat membeli yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
lebih tinggi dibandingkan individu berusia tua. Individu berusia muda
dianggap lebih nyaman dalam mengoperasikan komputer dan
menggunakan jasa online (Yang & Lester, 2004). Penelitian yang
dilakukan Madahi & Sukati (2012) menyatakan bahwa konsumen usia
muda lebih terbuka pada pengalaman dan kurang memedulikan harga
dibandingkan kelompok konsumen usia tua.
Niat membeli online juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
dan pendapatan seseorang. Individu dengan tingkat pendidikan tinggi
memiliki kemungkinan untuk melakukan pembelian di internet
dibandingkan individu dengan tingkat pendidikan rendah. Penelitian
yang dilakukan oleh Akhter (2003) menyatakan bahwa individu dengan
tingkat pendidikan tinggi akan mengetahui fungsi internet untuk
melakukan pembelian online dibandingkan individu dengan tingkat
pendidikan rendah. Selain itu, individu dengan tingkat pendapatan
tinggi memiliki kemungkinan untuk melakukan pembelian di internet
dibandingkan individu dengan tingkat pendapatan rendah. Individu
dengan tingkat pendapat tinggi memiliki kemungkinan untuk
melakukan pembelian di internet karena memiliki persepsi yang berbeda
mengenai waktu. Individu dengan pendapatan tinggi memilih untuk
melakukan pembelian di internet karena dianggap lebih menghemat
waktu (Akhter, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
b. Kepercayaan Online
Penelitian yang dilakukan oleh Yoon (2002) menunjukkan
bahwa kepuasan memiliki korelasi yang signifikan terhadap
kepercayaan konsumen. Kepuasan merupakan faktor yang dapat
mengarah pada kepercayaan konsumen. Selain itu, hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa kepuasan dan kepercayaan memiliki korelasi yang
signifikan dengan niat membeli online konsumen. Dapat diketahui
bahwa semakin tinggi kepuasan dan kepercayaan konsumen, maka
semakin tinggi niat membeli online yang dimilikinya (Chu & Zhang,
2016). Oleh karena itu, membangun kepercayaan konsumen merupakan
hal yang penting untuk dilakukan agar konsumen mau melakukan
pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu, kepercayaan dapat mengurangi persepsi resiko dan
meningkatkan persepsi kegunaan, kemudahan dalam penggunaan, serta
niat untuk melakukan transaksi oleh konsumen (Salo & Karjaluoto,
2007). Meskaran et al. (2013) menyatakan bahwa persepsi resiko
merupakan faktor yang juga dapat memengaruhi niat membeli online
konsumen. Persepsi resiko merupakan jumlah resiko yang dipersepsikan
oleh konsumen dalam proses membuat keputusan untuk membeli. Oleh
karena itu, penting untuk membangun kepercayaan agar persepsi resiko
konsumen berkurang. Yoon (2002) menyatakan bahwa membangun
kepercayaan konsumen terhadap suatu website dapat dilakukan dengan
memperjelas ketentuan pengembalian uang, menjamin transaksi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
bebas resiko, penggunaan teknologi terbaru pada website, dan
meningkatkan transmisi kata dan gambar pada website tersebut.
c. Tipe Produk
Penelitian yang dilakukan oleh Chiang dan Dholakia (2003)
menyatakan bahwa terdapat dua tipe produk yang dapat memengaruhi
niat membeli online konsumen, yaitu search goods dan experience
goods. Berdasarkan pengertiannya, search goods merupakan produk
yang informasinya dapat diketahui sebelum melakukan pembelian.
Informasi mengenai kualitas search goods dapat dengan mudah
diketahui oleh seseorang. Goods (dalam Nelson, 1970)
mengklasifikasikan search goods terdiri dari perhiasan, produk pakaian,
instrumen musik, radio, dan kendaraan.
Sedangkan, experience goods merupakan produk yang
keseluruhan informasinya hanya dapat diketahui setelah memiliki
pengalaman langsung menggunakan produk tersebut. Informasi
kualitas mengenai experience goods hanya dapat diketahui setelah
memiliki pengalaman personal dalam membeli atau menggunakan
produk tersebut. Peralatan olahraga, kamera, furniture, dan kendaraan
merupakan kategori experience goods (Goods dalam Nelson, 1970).
Penelitian yang dilakukan oleh Chiang dan Dholakia (2003)
menunjukkan bahwa niat membeli online terhadap search goods lebih
tinggi dibandingkan niat membeli online terhadap experience goods.
Hal tersebut dikarenakan informasi mengenai search goods lebih mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
ditemukan, terutama di internet, dibandingkan informasi mengenai
experience goods.
d. Pengaruh Sosial
Khalifa dan Limayem (2003) menyatakan bahwa terdapat
beberapa faktor yang memengaruhi niat membeli online konsumen. Niat
membeli konsumen dapat dipengaruhi oleh kelompok sosial. Penelitian
yang dilakukan oleh Khalifa dan Limayem (2013) menunjukkan bahwa
kelompok sosial seperti keluarga, media, dan teman, memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap niat membeli online konsumen. Keluarga dan
media merupakan kelompok sosial yang paling berpengaruh terhadap
niat membeli online konsumen dibandingkan teman. Penelitian tersebut
juga menunjukkan bahwa media merupakan kelompok sosial yang
paling memengaruhi keinginan konsumen untuk melakukan pembelian
online.
Schiffman dan Wisenblit (2015) menyatakan bahwa pengaruh
sosial dapat mengubah perilaku seseorang. Salah satu bentuk
komunikasi yang dapat mengubah perilaku seseorang yaitu komunikasi
word-of-mouth. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi,
bentuk tradisional word-of-mouth berkembang menjadi electronic-
word-of-mouth atau e-WOM (Jalilvand & Samiei, 2011). e-WOM
merupakan bentuk komunikasi yang menyediakan informasi,
pengetahuan, dan pemahaman baru terutama mengenai produk atau jasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
melalui internet. Dengan adanya e-WOM, proses pertukaran informasi
mengenai pengalaman terhadap produk atau jasa dapat dilakukan.
C. Karakteristik Perilaku Membeli Generasi Milenial
Mannheim (dalam Lyons, Duxbury, & Higgins, 2007) menyatakan
bahwa kelompok individu yang bertempat di lokasi sosial dan historis yang
sama memiliki perbedaan dengan kelompok individu yang lebih tua. Dalam
penelitaannya, Lyons et al. (2007) mendefinisikan generasi menjadi empat
kelompok utama, yaitu Matures, Baby Boomers, Generasi X, dan Milenial.
Berdasarkan tahun kelahirannya, Matures adalah kelompok generasi yang lahir
sebelum 1945, Baby Boomers adalah kelompok tahun kelahiran 1945-1964,
Generasi X adalah kelompok tahun kelahiran 1965-1979, dan Generasi
Milenial adalah kelompok yang lahir setelah tahun 1980.
Secara lebih spesifik, Lee dan Kotler (dalam Moreno et al., 2017)
menyatakan bahwa generasi milenial adalah kelompok kelahiran tahun 1980-
2000. Generasi milenial dikenal sebagai kelompok yang tumbuh seiring
dengan kemajuan teknologi dan internet. Selain itu, generasi milenial memiliki
karakteristik yang inovatif, independen, serta terbiasa dengan perubahan yang
cepat dan terus menerus. Lyons et al. (2007) menyatakan bahwa generasi
milenial memiliki perbedaan dengan kelompok generasi sebelumnya, seperti
memiliki nilai self-enhancement (peningkatan diri) yang lebih tinggi dan nilai
self-transedence yang lebih rendah dibandingkan kelompok generasi
sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Menurut Moreno et al. (2017), generasi milenial memiliki karakteristik
perilaku membeli yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Perbedaan
tersebut dapat dilihat dari peran generasi milenial dalam pertumbuhan digital
marketing, proses pengambilan keputusan, dan tingkat penggunaan pendapatan
yang diperolehnya. Pertama, dapat diketahui bahwa generasi milenial memiliki
peran penting dan terlibat aktif dalam pertumbuhan digital marketing. Berbeda
dengan generasi sebelumnya, generasi milenial tumbuh dengan akses teknologi
dan internet. Teknologi dan internet memudahkan generasi milenial untuk
berpartisipasi dalam digital marketing, seperti melakukan pencarian informasi
mengenai produk atau jasa yang diinginkan. Informasi tersebut dapat dengan
mudah ditemukan dalam situs jejaring sosial, dimana generasi milenial sering
terlibat di dalamnya. Hal tersebut dapat diakibatkan karena generasi milenial
lebih terbuka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidupnya.
Meskipun tidak berbeda secara signifikan, penelitian yang dilakukan oleh
Lyons et al. (2007) menyatakan bahwa generasi milenial memiliki skor
keterbukaan terhadap perubahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
Matures dan Baby Boomers.
Kedua, generasi milenial membuat keputusan untuk melakukan
pembelian dengan lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya (Moreno et
al., 2017). Hal tersebut dilakukan selama generasi milenial memperoleh
informasi mengenai produk atau jasa yang akan dibeli. Generasi milenial
menggunakan perangkat elektronik untuk mencari informasi dan
membandingkan harga antar produk yang akan dibeli. Karakteristik perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
membeli generasi milenial juga dipengaruhi oleh e-WOM, terutama dalam
melakukan pencarian informasi sebelum membeli produk atau jasa. Penelitian
yang dilakukan oleh Smith (2011) menyatakan bahwa generasi milenial
cenderung mencari informasi mengenai produk atau jasa yang akan digunakan
melalui ulasan di internet, terutama dari kelompok sebayanya. Selain itu,
generasi milenial merupakan kelompok konsumen yang mudah tertarik dengan
adanya e-coupon dan diskon. Generasi milenial tertarik menggunakan berbagai
media dalam konteks pemasaran, seperti blog, email, koneksi seluler, dan
aplikasi lainnya.
Ketiga, generasi milenial cenderung lebih cepat menghabiskan
penghasilan mereka dibandingkan kelompok generasi sebelumnya (Moreno et
al., 2017). Hal tersebut dikarenakan generasi milenial memiliki keinginan
untuk menyeimbangkan antara kehidupan pekerjaan dengan kehidupan
pribadi. Generasi milenial cenderung menghabiskan penghasilan yang
diperolehnya pada pengalaman. Hal-hal yang memengaruhi perilaku membeli
generasi milenial antara lain aspek komersial, ekonomi, sosial, biologi, dan
psikologi (Moreno et al,. 2017). Aspek komersial meliputi periklanan, promosi,
dan harga produk. Aspek ekonomi meliputi pendapatan yang dimiliki. Aspek
sosial meliputi kelompok, kelas sosial, dan keluarga. Aspek biologi meliputi
jenis kelamin, dan aspek psikologi meliputi perilaku, persepsi, motivasi,
perasaan, nilai, serta gaya hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
D. Pembelian Produk Busana Online oleh Generasi Milenial
Berkaitan dengan niat membeli online yang dimiliki oleh generasi
milenial, salah satu produk yang paling sering dibeli adalah produk busana.
Laporan BCG Perspectives dalam Millenial Passion: Food, Fashion, and
Friends (www.bcg.com 2012) menyatakan bahwa milenial laki-laki dan
perempuan memiliki pengetahuan yang memadai mengenai produk busana.
Sebanyak 47% milenial wanita di Amerika berbelanja busana lebih dari dua
kali dalam sebulan. Selain itu, sebanyak 38% milenial laki-laki di Amerika
melakukan pembelian produk busana lebih banyak dibandingkan laki-laki non-
milenial. Di Indonesia sendiri, survei yang dilakukan oleh Ipsos pada Agustus
2018 menyatakan bahwa 43% generasi milenial berbelanja online sebulan
sekali, dengan produk yang paling banyak disukai adalah busana (Cahya,
2018).
Penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak dan Musyifah (2016)
menyatakan bahwa generasi milenial cenderung melakukan pembelian produk
busana secara online dikarenakan kesadaran mereka akan kualitas dan brand
produk, kesenangan untuk mencari hal baru, hedonist, serta memiliki
kesadaran akan fashion. Selain itu, karakteristik khusus yang dimiliki generasi
milenial juga memengaruhi perilaku berbelanja online yang mereka miliki,
seperti percaya diri, independent, berorientasi pada tujuan, serta memiliki
kemampuan untuk memilih dan beradaptasi dengan aspek teknologi, termasuk
dalam berbelanja. Gaya hidup generasi milenial yang erat kaitannya dengan
penggunaan internet, selalu update, menggunakan banyak akun sosial media,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dan memiliki sikap yang baik dalam menggunakan internet, juga merupakan
salah satu faktor yang memengaruhi generasi milenial dalam melakukan
pembelian secara online.
Menurut Poespo (dalam Larasati & Yulistiana, 2016) busana berasal
dari bahasa Sansekerta, yaitu “bhusana”. Dalam bahasa Indonesia, busana
dapat diartikan sebagai pakaian. Busana dalam arti umum adalah bahan tekstil
atau bahan lainnya yang sudah dijahit atau tidak dijahit yang dipakai atau
disampirkan untuk penutup tubuh seseorang. Menurut Prihatini (2017), istilah
busana mencakup pakaian, perlengkapan, bahan rias, dan keperluan lain yang
dipakai manusia dari ujung kepala sampai ujung kaki. Jains dan Mamdi (dalam
Prihatini, 2017) menyatakan bahwa pakaian merupakan segala sesuatu yang
dipakai mulai dari kepala sampai ujung kaki, yaitu semua benda yang melekat
di badan (baju, sarung, kain panjang), semua yang melengkapi dan berguna
bagi si pemakai atau disebut millineries (selendang, topi, sarungtangan, kaos
kaki), dan semua yang menambah keindahan bagi si pemakai (kalung, bros,
gelang, cincin). Berkaitan dengan pembelian online, produk busana yang dapat
dipesan melalui internet antara lain kaos, kemeja, blouse, jas, dress, cardigan,
jaket, rok, mantel, vest, coat, hoodie, kulot, celana bermuda, jeans, dan lainnya.
Menurut Sukabul (dalam Prihatini, 2017), busana dapat memenuhi tiga
macam kebutuhan, yaitu kebutuhan kesusilaan dan kebudayaan, kebutuhan
kesehatan, serta kebutuhan keindahan. Kebutuhan kesusilaan dan kebudayaan,
artinya busana merupakan salah satu kebutuhan utama yang dapat menjunjung
tinggi kesusilan dan kebudayaan suatu negara. Kebutuhan kesehatan, artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
busana dapat digunakan untuk melindungi badan dari udara dingin, panas,
angin, dan menyesuaikan iklim yang ada. Sedangkan kebutuhan keindahan,
artinya busana dapat digunakan untuk membuat seseorang terlihat indah dan
membuat proposi badan menjadi lebih ideal.
E. Dinamika Hubungan Antar Variabel Penelitian
Menurut Moreno et al. (2017), salah satu karakteristik yang
membedakan generasi milenial dengan generasi sebelumnya adalah perilaku
membeli yang mereka miliki. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya kemudahan
akses teknologi dan internet pada generasi milenial. Dibandingkan generasi
sebelumnya, generasi milenial lebih menyukai penggunaan media baru dalam
konteks pemasaran, misalnya blog, email, dan aplikasi lainnya (Smith, 2011).
Website yang interaktif dengan tampilan yang menarik mampu membuat
generasi milenial mengunjungi website tersebut secara berulang-ulang. Apabila
generasi milenial tertarik dengan website tersebut, maka generasi milenial akan
melakukan komunikasi untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya dengan
melakukan pembelian produk atau jasa secara online. Survei yang dilakukan
oleh Snapcart pada Januari 2018 menyatakan bahwa 50% pelaku belanja online
berasal dari generasi milenial. Selain itu, survei yang dilakukan oleh Ipsos pada
Agustus 2018 menyatakan bahwa 43% generasi milenial berbelanja online
sebulan sekali, dengan produk yang paling banyak disukai adalah busana
(Cahya, 2018).
Berkaitan dengan perilaku membeli generasi milenial, niat membeli
merupakan salah satu prediktor yang dapat menunjukkan kemungkinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
seseorang untuk membeli atau tidak membeli produk atau jasa tertentu (Madahi
& Sukati, 2012; Sam & Tahir, 2006; Sutanto & Aprianingsih, 2016). Karena
adanya pengaruh teknologi dan internet, generasi milenial lebih memilih untuk
melakukan pembelian secara online dibandingkan berbelanja di toko
konvensional. Oleh karena itu, niat membeli online merupakan salah satu faktor
penting dalam memahami perilaku membeli generasi milenial. Niat membeli
online merupakan prediktor yang secara kuat menununjukkan kemungkinan
seseorang untuk membeli atau tidak membeli produk atau jasa tertentu secara
online (Indiani et al., 2015).
Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan niat
membeli online seseorang (Chin, et al., 2009; Akhter, 2003; Yoon, 2002).
Penelitian yang dilakukan oleh Chin et al. (2009) menyatakan bahwa pengaruh
sosial merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi niat membeli
online. Salah satu pengaruh sosial dapat berasal dari kelompok referensi.
Kelompok referensi merupakan kelompok yang dapat memengaruhi nilai,
perilaku, serta opini seseorang. Salah satu kelompok referensi yang dapat
memengaruhi niat membeli online seseorang adalah keluarga dan kelompok
pertemanan. Kelompok referensi dapat melakukan proses pertukaran informasi
mengenai pengalamannya dalam menggunakan produk atau jasa kepada
konsumen lain, baik bersifat positif maupun negatif.
Proses pertukaran informasi mengenai produk atau jasa dari konsumen
kepada konsumen lain, baik bersifat positif maupun negatif, sering disebut
dengan istilah word-of-mouth atau WOM. Seiring dengan berkembangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
teknologi dan internet, bentuk komunikasi WOM berubah menjadi electronic-
word-of-mouth atau e-WOM. Artinya, proses pertukaran informasi mengenai
produk atau jasa tersebut terjadi melalui internet. Generasi milenial sebagai
generasi yang akrab dengan penggunaan teknologi dan internet merupakan
salah satu kelompok konsumen yang sensitif dengan e-WOM. Penelitian yang
dilakukan oleh Smith (2011) menyatakan bahwa generasi milenial sering
melihat ulasan mengenai produk atau jasa yang akan dibeli melalui internet,
terutama ulasan yang berasal dari kelompok sebayanya. Dengan demikian,
dapat diketahui bahwa e-WOM berpengaruh terhadap perilaku membeli
generasi milenial.
Berdasarkan dinamika yang telah dipaparkan di atas, penelitian
bermaksud untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap e-WOM
dengan niat membeli online produk busana pada generasi milenial.
Karakteristik generasi milenial erat kaitannya dengan produk busana dan
merupakan tipe produk yang paling sering dibeli oleh generasi milenial. Selain
itu, persepsi terhadap e-WOM merupakan salah satu faktor paling kuat yang
dapat memengaruhi niat membeli online. Karakteristik generasi milenial yang
dekat dengan penggunaan teknologi dan internet dirasa sesuai dengan
karakteristik e-WOM. Hal tersebut menyebabkan adanya dugaan bahwa niat
membeli online pada generasi milenial dipengaruhi oleh e-WOM dibandingkan
faktor lainnya. Hal tersebut juga didukung dengan adanya beberapa penelitian
mengenai e-WOM dengan niat membeli online seseorang (Bataineh, 2015;
Jalilvand et al., 2011). Dengan demikian, penelitian berusaha untuk mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
hubungan antara persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk
busana pada generasi milenial. Penelitian diharapkan dapat menjawab
pertanyaan penelitian bahwa salah satu faktor yang memengaruhi niat membeli
online pada kelompok konsumen generasi milenial adalah e-WOM.
F. Model Penelitian
Skema 2.
Hubungan antara Persepsi terhadap e-WOM dengan Niat Membeli Online
Produk Busana pada Generasi Milenial
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian mengenai keterkaitan
variabel persepsi terhadap e-WOM (electronic-word-of-mouth) dengan niat
Komunikasi
e-WOM
Informasi berasal dari sumber yang kredibel dan dapat dipercaya
Informasi yang disampaikan jelas, mudah dipahami, dan membantu
Informasi yang diterima berjumlah banyak
Persepsi terhadap e-WOM positif
Niat membeli online untuk produk busana tinggi
Informasi berasal dari sumber yang tidak kredibel, tidak dapat
dipercaya
Informasi yang disampaikan tidak jelas, sulit dipahami, tidak
membantu
Informasi yang diterima sedikit
Persepsi terhadap e-WOM negatif
Niat membeli online untuk produk busana rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
membeli online produk busana pada generasi milenial, maka diajukan hipotesis
penelitian sebagai berikut. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana
pada generasi milenial. Apabila persepsi terhadap e-WOM positif, maka niat
membeli online produk busana pada generasi milenial tinggi. Sebaliknya,
apabila persepsi terhadap e-WOM negatif, maka niat membeli online produk
busana pada generasi milenial rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
desain penelitian survei. Menurut Supratiknya (2015) penelitian kuantitatif
bertujuan untuk menguji teori dengan memeriksa atau meneliti hubungan antar
variabel-variabel secara objektif. Variabel tersebut diukur dengan
menggunakan instrumen penelitian, sehingga diperoleh data berupa angka
yang kemudian dianalisis dengan prosedur statistik (Creswell, 2012). Selain
itu, dalam penelitian ini akan menggunakan desain penelitian survei. Desain
survei merupakan salah satu strategi dalam penelitian kuantitatif untuk
menghasilkan sebuah deskripsi numerik mengenai pendapat, sikap, atau
tingkah laku sebuah populasi. Hal tersebut dilakukan dengan cara meneliti
salah satu atau lebih sampel dari populasi tersebut (Supratiknya, 2015). Dalam
penelitian ini, hasil yang diperoleh pada sampel akan digunakan untuk
mengetahui persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk
busana pada generasi milenial.
B. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
Menurut Creswell (2012), variabel merupakan karakteristik atau atribut
seorang individu atau organisasi yang dapat diukur atau diobservasi. Variabel
dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) dan
variabel tergantung (dependent variable). Supratiknya (2015) menyatakan
bahwa variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi dampak atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
hasil tertentu terhadap sebagian atau keseluruhan variasi di dalam variabel
tergantung. Dalam penelitian ini, variabel bebas yang digunakan adalah
persepsi terhadap e-WOM. Supratiknya (2015) menyatakan bahwa variabel
tergantung merupakan variabel yang diasumsikan sebagai hasil atau akibat
pengaruh dari variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel tergantung yang
digunakan adalah niat membeli online produk busana.
Setelah mengetahui kedudukan dari masing-masing variabel, maka
dilakukan definisi operasional terhadap kedua variabel tersebut. Hal tersebut
dilakukan dengan operasionalisasi, yaitu mendefinisikan variabel atau konsep
abstrak dengan langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mengukur variabel
atau konsep abstrak tersebut (Supratiknya, 2015). Definisi operasional dari
kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi terhadap e-
WOM. Persepsi terhadap e-WOM merupakan proses pemberian makna
terhadap setiap pernyataan positif maupun negatif yang disampaikan oleh
konsumen mengenai produk atau jasa yang telah digunakan sebelumnya.
Pernyataan tersebut dapat diakses oleh konsumen lain dan disampaikan
melalui internet (Bataineh, 2015; Hennig-Thurau, Gwinner, Walsh, &
Gremler, 2004). Persepsi terhadap e-WOM dapat ditinjau dari keseluruhan
tiga dimensi yang dimilikinya, yaitu dimensi kredibilitas e-WOM, kualitas
e-WOM, dan kuantitas e-WOM. Hal ini disebabkan karena persepsi
terhadap e-WOM merupakan unidimensional. Kredibilitas e-WOM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
merupakan penilaian konsumen terhadap sumber informasi, bukan konten
dari pesan yang disampaikan. Kualitas e-WOM merupakan penilaian
konsumen terhadap tingkat kejelasan, objektivitas, serta transparansi dari
informasi yang disampaikan. Sedangkan, kuantitas e-WOM merupakan
jumlah ulasan atau review online mengenai produk atau jasa yang
mengindikasikan tingkat popularitas produk atau jasa tersebut.
Persepsi terhadap e-WOM merupakan proses pemberian makna
terhadap setiap pernyataan positif maupun negatif mengenai produk atau
jasa tertentu berdasarkan ketiga dimensi tersebut secara keseluruhan.
Variabel persepsi terhadap e-WOM diukur dengan menggunakan skala
persepsi terhadap e-WOM yang disusun berdasarkan ketiga dimensi
tersebut. Semakin tinggi skor pada skala persepsi terhadap e-WOM, maka
semakin positif persepsi yang dimiliki terhadap e-WOM. Sebaliknya,
semakin rendah skor pada skala persepsi terhadap e-WOM, maka semakin
negatif persepsi yang dimiliki terhadap e-WOM.
2. Niat Membeli Online Produk Busana
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah niat membeli online
produk busana. Niat membeli online merupakan prediktor yang dapat
menunjukkan tingkat kemungkinan konsumen untuk melakukan pembelian
produk atau jasa tertentu melalui internet. Terdapat empat elemen yang
menunjukkan perilaku membeli, yaitu tindakan (action), target (target),
konteks (context), dan waktu (time). Variabel niat membeli online produk
busana akan diukur dengan menggunakan skala niat membeli online produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
busana yang disusun berdasarkan elemen-elemen tersebut. Skala niat
membeli online produk busana yang disusun mengacu pada The Theory of
Planned Behavior oleh Ajzen (1991). Hasil pengukuran akan menunjukkan
bahwa semakin tinggi skor pada niat membeli online produk busana, maka
semakin tinggi niat membeli online produk busana yang dimiliki.
Sebaliknya, semakin rendah skor pada niat membeli online produk busana,
maka semakin rendah niat membeli online produk busana yang dimiliki.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini akan mengetahui niat membeli online produk
busana pada generasi milenial. Oleh karena itu subjek dalam penelitian ini
adalah laki-laki atau perempuan usia 19-39 tahun atau kelompok kelahiran
tahun 1980-2000 (Moreno et al., 2017). Selain itu, subjek penelitian pernah
mengakses atau membeli produk busana secara online dan membaca ulasan
atau review online mengenai produk busana.
D. Sampling Penelitian
Sampling merupakan proses penentuan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian. Penelitian ini akan menggunakan convience sampling.
Supratiknya (2015) menyatakan bahwa convience sampling merupakan proses
penentuan sampel yang dipilih berdasarkan kemudahan atau ketersediaan
untuk mengaksesnya. Selain itu, apabila besar populasi lebih dari 5000 orang,
maka sebaiknya sampel yang digunakan adalah 400 orang. Penelitian akan
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner cetak secara langsung dan melalui
google form (online). Kuesioner cetak dibagikan kepada kelompok generasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
milenial yang berdomisili di Yogyakarta dan sekitarnya. Sedangkan, link
kuesioner google form dibagikan melalui media sosial dan aplikasi chatting.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menyebarkan kuesioner kepada subjek penelitian. Menurut Henerson, Morris,
dan Fitz-Gibbon (dalam Supratiknya, 2015), kuesioner merupakan instrumen
atau alat pengumpul data yang bertujuan menyajikan informasi atau pertanyaan
tertentu kepada subjek, sehingga subjek dapat memberikan jawaban secara
tertulis dengan membubuhkan tanda cek, melingkari jawaban, atau menuliskan
jawaban sendiri berupa kata, kalimat, atau rangkaian kalimat tertentu.
Kuesioner tersebut merupakan kuesioner berskala (scaled questionnaire) yang
mengungkapkan atribut psikologis seperti sifat, kebutuhan, aneka jenis
konsepsi pribadi seperti sikap, keyakinan, dan cara penyesuaian diri
(Supratiknya, 2015). Skala atau pengukuran menghasilkan bilangan yang
mencerminkan karakteristik objek yang diukur. Dalam penelitian ini, skala
yang akan digunakan adalah skala persepsi terhadap e-WOM dan niat membeli
online produk busana.
1. Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM)
Skala persepsi terhadap e-WOM merupakan skala yang disusun oleh
peneliti dengan mengacu pada penelitian yang sebelumnya telah dilakukan
(Arora & Sharma, 2018; Bataineh, 2015; Putri & Wandebori, 2016; Sutanto
& Aprianingsih, 2016). Hal ini dilakukan agar skala yang disusun sesuai
dengan konteks penelitian. Berdasarkan jenisnya, skala yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
untuk mengukur persepsi terhadap e-WOM adalah skala Likert. Skala Likert
merupakan salah satu jenis skala yang digunakan dalam penelitian
kuantitatif, dimana subjek diminta untuk menyatakan kesetujuan atau
ketidaksetujuan terhadap pernyataan-pernyataan yang diberikan
(Supratiknya; 2014).
Dalam skala persepsi terhadap e-WOM, pernyataan yang diberikan
merupakan pernyataan-pernyataan favorable. Pada pernyataan favorable,
kesetujuan subjek terhadap pernyataan yang diberikan menunjukkan sikap
positif terhadap objek tersebut (Supratiknya; 2014). Pemberian pernyataan
favorable mengacu pada penelitian yang sebelumnya telah dilakukan (Arora
& Sharma, 2018; Bataineh, 2015). Seluruh pernyataan dalam penelitian
tersebut adalah pernyataan favorable, antara lain, “The online reviews are
clear” dan “I trust in the online reviews on the website regarding high
involvement product.” (Arora & Sharma; 2018). Hasil analisis Alpha
Cronbach dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa dimensi kualitas
e-WOM, kuantitas e-WOM, dan kredibilitas e-WOM memiliki nilai
reliabilitas sebesar 0,825; 0,889; dan 0,769. Selain itu, hasil analisis faktor
eksploratori menunjukkan bahwa masing-masing item memiliki nilai
validitas di atas 0,70. Oleh karena itu, seluruh item dalam penelitian ini akan
menggunakan pernyataan favorable.
Item-item disusun berdasarkan dimensi yang terdapat pada e-WOM,
yaitu kredibilitas e-WOM, kualitas e-WOM, dan kuantitas e-WOM (Arora
& Sharma, 2018; Bataineh, 2015; Putri & Wandebori, 2016; Sutanto &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Aprianingsih, 2016). Jumlah masing-masing item pada setiap dimensi
adalah 7 item, dengan total sebanyak 21 item.
Terdapat tujuh kategori jawaban pada skala persepsi terhadap e-WOM,
yaitu “Sangat Tidak Setuju” (STS), “Tidak Setuju” (S), “Agak Tidak
Setuju” (ATS), “Netral” (N), “Agak Setuju” (AS), “Setuju” (S), dan “Sangat
Setuju” (SS). Budiaji (2013) menyatakan bahwa penggunakan skala Likert
7-poin memiliki validitas, reliabilitas, kekuatan diskriminasi, dan stabilitas
yang baik. Selain itu, Preston dan Colman (dalam Budiaji, 2013)
menyatakan bahwa jumlah titik kurang dari 5 memiliki kriteria reliabilitas,
validitas, daya diskriminasi, dan stabilitas yang kurang baik.
Kriteria pemberian skor untuk item-item pada skala persepsi terhadap
e-WOM adalah STS = 1, TS = 2, ATS = 3, N=4, AS = 5, S = 6, dan SS = 7.
Semakin tinggi skor total yang diperoleh maka semakin positif persepsi
yang dimiliki subjek terhadap e-WOM. Sebaliknya, semakin rendah skor
total yang diperoleh maka semakin negatif persepsi yang dimiliki subjek
terhadap e-WOM.
2. Niat Membeli Online Produk Busana
Skala niat membeli online produk busana merupakan skala yang
disusun sendiri oleh peneliti. Skala yang digunakan merupakan skala
diferensial semantik yang termasuk dalam pengukuran multi-item.
Pengukuran multi-item digunakan untuk mengetahui evaluasi subjek
terhadap objek sikap. Pada skala diferensial semantik, subjek memberikan
penilaian secara langsung terhadap objek pengukuran dengan format
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
kontinum. Kedua ujung kontinum tersebut dibatasi oleh dua kata sifat
bipolar, misalnya “lemah-kuat” dan “lamban-kuat” (Supratiknya, 2014).
Skala diferensial semantik merupakan skala yang dibuat oleh Osgoods pada
1952 dan dapat digunakan untuk memberikan penilaian pada faktor
evaluasi, potensi atau kekuatan sebuah objek, aktivitas, serta familiaritas
atau kejelasan (Rosenberg & Navarro, 2018; Supratiknya, 2014).
Skala niat membeli online produk busana mengacu pada The Theory of
Planned Behavior oleh Ajzen (1991). Hal tersebut diperkuat dengan adanya
penelitian yang sebelumnya telah dilakukan dan mengacu pada teori yang
sama (Meskaran et al., 2013). Item-item dalam skala niat membeli online
produk busana disusun dan dibuat sendiri oleh peneliti agar menyesuaikan
konteks penelitian yang dilakukan. Jumlah item dalam skala niat membeli
online adalah 4 item. Ajzen dalam Constructing a TpB Questionnaire
(2002) memberikan contoh item untuk menunjukkan niat membeli dengan
melibatkan adanya niat, keinginan, dan perencanaan
Keempat item pada skala niat membeli online melibatkan empat elemen
niat membeli, yaitu tindakan (action), target (target), konteks (context), dan
waktu (time). Menurut Azjen (2002), format respon pada skala niat membeli
online merupakan garis kontinum dengan skala 7 jenjang. Al-Hindawe
(1996) menyatakan bahwa penggunaan skala 7 jenjang merupakan yang
paling baik dibandingkan 5 atau 6 jenjang. Hal tersebut dikarenakan skala 7
jenjang memberikan gradasi dan penjenjangan yang cukup baik bagi
penelitian. Azwar (2006) menyatakan bahwa skala diferensial semantik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
lebih baik memiliki item yang sedikit dengan daya beda tinggi dibandingkan
skala dengan banyak item namun memiliki daya beda rendah. Skor skala
berkisar antara 1 sampai 7. Skor 1 adalah skor tertinggi yang menunjukkan
bahwa subjek tidak berniat untuk melakukan pembelian online produk
busana. Sebaliknya, skor 7 adalah skor tertinggi yang menunjukkan bahwa
subjek berniat untuk melakukan pembelian online produk busana.
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Validitas
Menurut Supratiknya (2014), validitas merupakan kualitas esensial
yang menunjukkan sejauh mana suatu tes sungguh-sungguh mengukur
atribut psikologis yang hendak diukur. Oleh karena itu, alat ukur yang
digunakan dalam penelitian haruslah valid, dalam arti dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2018). Dengan
menggunakan alat ukur yang valid, maka diharapkan data penelitian juga
akan valid (Sugiyono, 2018). Hasil penelitian yang valid artinya bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Dalam penelitian yang dilakukan, jenis validitas akan digunakan
adalah validitas isi. Menurut Supratiknya (2016), validitas isi merupakan
taraf sejauh mana sampel item secara bersama-sama merupakan definisi
operasional yang memadai dari konstruk yang diukur. Validitas isi dipilih
karena memberikan informasi mengenai masing-masing item (item
diagnostic information) yang dapat dipakai sebagai dasar dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
memperbaiki dan menggugurkan item, serta memberikan informasi tentang
validitas isi keseluruhan tes atau skala (scale validity information)
(Supratiknya, 2016). Validitas isi dilakukan dengan meminta pendapat para
ahli (expert judgement) terkait kesesuaian antara skala psikologis dan item-
item di dalamnya dalam hal relevansinya dengan konstruk yang akan diukur
(Supratiknya, 2016). Expert judgement dalam penelitian ini adalah dosen
pembimbing skripsi, dosen pengampu mata kuliah konsumen, dan dosen
pengampu mata kuliah pengukuran psikologi.
Validitas isi dilakukan dengan meminta expert judgement untuk
memberikan penilaian pada item tes, yaitu 1 = tidak relevan, 2 = kurang
relevan, 3 = agak relevan, dan 4 = sangat relevan. Untuk item dengan nilai
3 dan 4 merupakan item yang relevan, sedangkan item dengan nilai 1 dan 2
merupakan item yang perlu digugurkan atau diganti dengan item baru.
Setelah memperoleh penilaian dari expert judgement, validitas isi dilakukan
dengan menghitung IVI-S/R, yaitu rerata proporsi item yang mendapatkan
penilaian 3 atau 4 oleh semua penilai ahli (Supratiknya, 2016). Nilai IVI-
S/R minimum adalah sebesar 0,90. Hasil IVI-S/R pada skala persepsi
terhadap e-WOM dan skala niat membeli online produk busana adalah
sebesar 1 atau merupakan skala psikologi yang memiliki validitas isi sangat
baik.
2. Seleksi Item
Setelah melakukan validitas isi, langkah selanjutnya dalam
menyusun skala pengukuran psikologi adalah dengan melakukan seleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
item. Seleksi item dilakukan dengan melakukan try-out terhadap skala yang
telah diuji validitas isinya. Seleksi item bertujuan untuk memilih item-item
yang dapat membentuk skala yang homogen dan memiliki daya
diskriminasi tinggi, sehingga secara signifikan dapat membedakan subjek
yang memiliki atribut yang diukur dalam kadar rendah atau tinggi
(Supratiknya, 2014). Daya diskriminasi item dalam penelitian ditentukan
dengan melihat korelasi antara skor item dan skor total tes atau korelasi
item-total (rit) (Supratiknya, 2014). Korelasi skor item dan skor total tes
dilihat dengan menggunakan corrected item-total correlation coeffisien
(Azwar, 2018). Corrected item-total correlation coeffisien digunakan untuk
melakukan koreksi terhadap efek spurious overlap. Efek spurious overlap
dapat terjadi pada jumlah item yang sedikit. Semakin sedikit item yang ada
dalam tes akan semakin besar akibat overlap yang terjadi terhadap koefisien
korelasi item-total. Menurut Azwar (2008), bila jumlah item dalam tes
kurang dari 30 buah, maka efek spurious lap menjadi substansial dan perlu
diperhitungkan. Corrected item-total correlation coeffisien digunakan
karena jumlah keseluruhan item adalah sebanyak 25 buah.
Koefisien dalam korelasi item-total adalah 0-1 dengan angka positif
maupun negatif. Menurut Azwar (2006), semakin tinggi korelasi skor item
dengan skor total, maka semakin baik daya diskriminasi item tersebut.
Sebaliknya, skor item yang memiliki korelasi negatif atau positif namun
rendah memiliki daya diskriminasi yang kurang baik sehingga dapat
disingkirkan. Sebagai kriteria pemilihan item, semua item yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
batasan koefisien ≥ 0,30 dinyatakan memenuhi syarat psikometrik sebagai
bagian dari tes karena dianggap memiliki daya pembeda yang baik.
Tryout dilakukan pada 5 – 9 April 2019 terhadap 108 subjek penelitian
yang merupakan generasi milenial. Sebanyak 6 hasil tryout dinyatakan
gugur karena tidak memenuhi kriteria, yaitu pernah mengakses atau
membeli produk busana secara online. Hasil akhir menunjukkan sebanyak
106 respon dapat digunakan dalam penelitian. Tryout dihitung dengan
menggunakan IBM SPSS Statistic 23 dan diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Skala Persepsi terhadap Electronic-Word-of-Mouth (e-WOM)
Hasil tryout skala persepsi terhadap e-WOM yang berjumlah 21 item
menunjukkan bahwa sebanyak 21 item memiliki nilai koefisien korelasi
0,288 – 0,616. Item-item dengan nilai koefisien korelasi ≥ 0,30
dinyatakan lolos uji seleksi karena memiliki daya pembeda yang
dianggap memuaskan (Azwar, 2006). Sedangkan, item dengan nilai
koefisien korelasi ≤ 0,30 dianggap memiliki daya pembeda yang rendah
sehingga perlu diperbaiki dan disusun ulang (Azwar, 2006). Sehingga,
dilakukan perbaikan pada item nomor 10 dengan nilai koefisien korelasi
0,288. Berdasarkan seleksi item yang telah dilakukan, maka diperoleh
hasil akhir sebanyak 21 item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 1.
Distribusi Item Skala Persepsi terhadap e-WOM
Aspek Distribusi Item Total %
Kredibilitas e-WOM 1, 6, 7, 10*, 14, 15, 21 7 33,33%
Kualitas e-WOM 3, 4, 5, 11, 12, 18, 19 7 33,33%
Kuantitas e-WOM 2, 8, 9, 13, 16, 17, 20 7 33,33%
Total 21 100%
Keterangan: * = Item yang diperbaiki dan disusun ulang
b. Skala Niat Membeli Online Produk Busana
Hasil tryout skala niat membeli online produk busana yang
berjumlah 4 item menunjukkan bahwa item-item tersebut memiliki nilai
koefisien korelasi 0,689 – 0,854. Keempat item tersebut memiliki nilai
koefisien korelasi ≥ 0,30 sehingga dinyatakan lolos uji seleksi karena
memiliki daya pembeda yang memuaskan.
Tabel 2.
Distribusi Item Skala Niat Membeli Online Produk Busana
Elemen Indikator Item
Tindakan (Action)
Tindakan yang dilakukan adalah
melakukan pembelian 1, 2, 3, 4
Target (Target)
Target yang dipilih adalah produk
busana 1, 2, 3, 4
Konteks (Context)
Konteks yang dilakukan adalah
melakukan pembelian online 1, 2, 3, 4
Waktu (Time)
Waktu yang menunjukkan perilaku
adalah waktu yang akan datang
(masa depan) 1, 2, 3, 4
Total Item 4
3. Reliabilitas
Menurut Supratiknya (2014), reliabilitas merupakan konsistensi
hasil pengukuran jika prosedur pengetesannya dilakukan secara berulang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
kali terhadap suatu populasi individu atau kelompok. Dalam penelitian ini,
reliabilitas alat ukur akan diuji dengan menggunakan Alpha Cronbach.
Menurut Crocker dan Algina (dalam Supratiknya, 2014), Alpha Cronbach
dilakukan untuk mengetahui konsistensi internal item-item yang diskor
dikotomis maupun dengan skala yang lebih luas, termasuk pada inventori
kepribadian. Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam rentang angka 0-1.
Berdasarkan reliabilitasnya, alat ukur dinyatakan memiliki tingkat
reliabilitas yang tinggi jika koefisien reliabilitasnya semakin mendekati 1.
Sebaliknya, alat ukur dinyatakan memiliki tingkat reliabilitas yang rendah
jika koefiesien reliabilitasnya mendekati angka 0 (Supratiknya, 2015).
Tabel kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.
Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Cronbach (Budi, 2006)
Koefisien Reliabilitas Kriteria
0,00 – 0,20 Kurang Reliabel
> 0,20 – 0,40 Agak Reliabel
> 0,40 – 0,60 Cukup Reliabel
> 0,60 – 0,80 Reliabel
> 0,80 – 1,00 Sangat Reliabel
Setelah itu dilakukan perhitungan reliabilitas Alpha Cronbach
dengan menggunakan SPSS pada skala persepsi terhadap e-WOM. Hasil
perhitungan nilai reliabilitas pada skala persepsi terhadap e-WOM adalah
sebesar 0,885. Sedangkan, skala niat membeli online produk busana
memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,902. Hasil perhitungan reliabilitas Alpha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Cronbach menunjukkan bahwa skala persepsi terhadap e-WOM dan niat
membeli online produk busana termasuk dalam kategori sangat reliabel.
G. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan
menggunakan alat bantu olah statistika IBM SPSS versi 23.00. Metode analisis
yang akan digunakan yaitu uji deskriptif, uji asumsi, dan uji hipotesis. Pada uji
asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas yang akan menentukan uji
hipotesis pada tahap selanjutnya.
1. Uji Deskriptif
Pada penelitian ini akan dilakukan uji deskriptif untuk mengetahui
deskripsi atau gambaran dari data mengenai persepsi terhadap e-WOM dan
niat membeli online produk busana yang telah terkumpul. Deskripsi data
yang diuji dengan statistik parametris merupakan dugaan terhadap nilai
dalam satu sampel dibandingkan dengan standar (Sugiyono, 2018). Uji
deskriptif dapat dilakukan dengan menggunakan One Sample t-test.
2. Uji Asumsi
Menurut Sugiyono (2018), terdapat teknik analisis inferensial yang
digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk
populasi. Pada teknik analisis inferensial terdapat beberapa uji asumsi yang
harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menentukan teknik analisis yang
akan digunakan pada uji hipotesis. Dalam penelitian ini, uji asumsi akan
menggunakan uji normalitas dan uji linearitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak (Sugiyono, 2018). Taraf
signifikansi untuk uji normalitas adalah sebesar 0,05 (Suparno, 2011).
Data dikatakan terdistibusi normal apabila taraf signifikansinya berada
di atas 0,05 (p > 0,05). Sebaliknya, data dikatakan tidak terdistribusi
normal apabila taraf signifikansinya berada di bawah 0,05 (p < 0,05).
b. Uji Linearitas
Dalam penelitian ini akan dilakukan uji linearitas untuk melihat
hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung yang
digunakan. Hubungan antar variabel dikatakan linear apabila perubahan
nilai pada variabel bebas diikuti perubahan nilai pada variabel
tergantung. Linearitas dapat bersifat positif atau negatif (Suparno,
2011). Bersifat positif apabila nilai pada variabel bebas naik (bertambah
besar), maka nilai pada variabel tergantung juga naik (bertambah
besar). Sedangkan bersifat negatif (inverse relationship), apabila nilai
pada variabel bebas bertambah besar, maka nilai pada variabel
tergantung justru bertambah kecil (Suparno, 2011). Sebaliknya, tidak
linear artinya kedua variabel tidak memiliki hubungan sama sekali.
Perubahan nilai pada variabel bebas tidak diikuti perubahan nilai pada
variabel lainnya (variabel tergantung) (Asra & Sutomo, 2014). Taraf
signifikansi untuk uji linearitas adalah sebesar 0,05 (Suparno, 2011).
Apabila deviation from linearity memiliki nilai signifikansi di atas 0,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
(p > 0,05), maka data dikatakan linear. Sebaliknya, apabila deviation
from linearity memiliki nilai di bawah 0,05 (p < 0,05), maka data
dikatakan tidak linear (Budi, 2006).
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menentukan dugaan terhadap ada atau
tidaknya hubungan secara signifikan antara dua variabel atau lebih
(Sugiyono, 2018). Uji hipotesis dilakukan berdasarkan uji asumsi yang telah
dilakukan sebelumnya. Apabila uji asumsi terpenuhi, maka akan dilakukan
uji hipotesis dengan menggunakan analisis parametris. Uji hipotesis akan
dilakukan dengan menggunakan analisis Korelasi Pearson Product
Moment, yaitu uji korelatif untuk data dengan distribusi normal. Sebaliknya,
apabila uji asumsi tidak terpenuhi, maka akan dilakukan uji hipotesis
dengan menggunakan analisis non-parametris. Uji hipotesis akan dilakukan
dengan menggunakan analisis Korelasi Spearman’s rho, yaitu uji korelatif
untuk data yang tidak terdistribusi normal. Uji hipotesis diterima apabila
nilai probabilitas (p) < 0,05. Sedangkan, uji hipotesis ditolak apabila nilai
probabilitas (p) > 0,05 (Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 April 2019 sampai dengan 30
April 2019. Penelitian dilakukan dengan cara menyebarkan skala persepsi
terhadap e-WOM dan niat membeli online produk busana pada kelompok tahun
kelahiran 1980-2000. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara
memberikan skala dalam bentuk cetak kepada kelompok generasi milenial di
daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Selain itu, pelaksanaan penelitian juga
dilakukan dengan cara online melalui google form. Skala tersebut kemudian
disebarkan melalui berbagai media sosial dan aplikasi pesan seperti Instagram,
Twitter, Line, dan WhatsApp.
Diperoleh 30 respon dari skala yang disebarkan secara langsung dan 721
respon dari skala yang disebarkan melalui google form. Respon tersebut
kemudian dipilih kembali sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Terdapat beberapa respon yang tidak sesuai dengan kriteria penelitian,
diantaranya tidak sesuai dengan rentang tahun yang telah ditentukan, tidak
pernah melakukan pembelian atau mengakses produk busana secara online,
serta tidak pernah membaca ulasan/review online mengenai produk busana.
Hasil akhir menunjukkan bahwa terdapat 684 respon yang dapat digunakan
sebagai data untuk penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelompok generasi
milenial yang merupakan kelompok tahun kelahiran 1980–2000, pernah
membeli atau mengakses produk busana secara online, dan pernah membaca
ulasan/review online mengenai produk busana. Berdasarkan 684 respon yang
diperoleh, deskripsi subjek penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 4.
Deskripsi Tahun Kelahiran Subjek
Tahun Kelahiran Jumlah Presentasi
1980 – 1984 7 1,02%
1985 – 1989 39 5,70%
1990 – 1994 165 24,12%
1995 – 2000 473 69,16%
Total 684 100%
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa sebagian besar subjek
merupakan kelahiran tahun 1995-2000, yaitu sebanyak 473 orang atau 69,16%.
Sedangkan jumlah subjek yang paling sedikit merupakan kelahiran tahun 1980-
1984, yaitu sebanyak 7 orang atau 1,02%. Jumlah subjek yang merupakan
kelahiran tahun 1985-1989 adalah sebanyak 39 orang atau 24,12% dan subjek
yang merupakan kelahiran tahun 1990-1994 adalah sebanyak 165 atau 24,12%.
Tabel 5.
Deskripsi Jenis Kelamin Subjek
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki-Laki 82 11,99%
Perempuan 602 88,01%
Total 684 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar subjek
berjenis kelamin perempuan, yaitu 602 orang atau 88,01%. Sedangkan subjek
berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 82 orang atau 11,99%.
Tabel 6.
Deskripsi Jumlah Pendapatan atau Uang Saku Subjek
Pendapatan/Uang Saku Jumlah Presentase
< Rp. 1.000.000 125 18,27%
Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 258 37,72%
Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 95 13,89%
Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000 51 7,46%
> Rp. 4.000.000 155 22,66%
Total 684 100%
Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa sebagian besar subjek
penelitian memiliki pendapatan atau uang saku Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000,
yaitu sebanyak 258 orang atau 37,72%. Sedangkan jumlah subjek yang paling
sedikit memiliki pendapatan atau uang saku sebesar Rp. 3.000.000 – Rp.
4.000.000, yaitu sebanyak 51 orang atau 7,46%. Selain itu, jumlah subjek yang
memiliki pendapatan atau uang saku < Rp.1.000.000 adalah sebanyak 125
orang atau 18,27%, pendapatan atau uang saku Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000
adalah sebanyak 95 orang atau 13,89%, dan pendapatan atau uang saku > Rp.
4.000.000 adalah sebanyak 155 orang atau sebanyak 22,66%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 7.
Deskripsi Pengalaman Mengakses atau Membeli Produk Busana Secara
Online
Pengalaman Membeli Produk Busana Secara Online Jumlah Presentase
Pernah mengakses dan belum melakukan pembelian
produk busana secara online 36 5,26%
Pernah mengakses dan melakukan pembelian produk
busana secara online 648 94,74%
Total 684 100%
Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui bahwa dari total 684 subjek
penelitian, sebagian besar subjek pernah mengakses dan melakukan pembelian
produk busana secara online, yaitu sebanyak 648 orang atau 94,74%.
Sementara sisanya, yaitu 36 orang atau 5,26% pernah mengakes namun belum
melakukan pembelian produk busana secara online.
Tabel 8.
Frekuensi Membeli Produk Busana Secara Online
Frekuensi Membeli Produk
Busana Secara Online Jumlah Presentase
1 – 3 kali 189 29,17%
4 – 6 kali 146 22,53%
7 – 9 kali 60 9,26%
> 10 kali 253 39,04%
Total 648 100%
Berdasarkan tabel 8, sebagian besar subjek penelitian pernah
melakukan pembelian produk busana secara online lebih dari 10 kali, yaitu
sebanyak 253 orang atau 39,04%. Sedangkan, jumlah subjek penelitian paling
sedikit pernah melakukan pembelian produk busana secara online sebanyak 7
– 9 kali, yaitu 60 orang atau 9,26%. Jumlah subjek penelitian yang pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
membeli produk busana secara online sebanyak 1 – 3 kali adalah 189 orang
atau 29,17% dan sebanyak 4 – 6 kali adalah 146 orang atau 22,53%.
C. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat persepsi
terhadap e-WOM serta tinggi atau rendahnya niat membeli produk busana
secara online oleh generasi milenial. Deskripsi data penelitian dilakukan dengan
uji signifikansi terhadap mean empiris dan mean teoritis data penelitian (Azwar,
1993). Mean teoritis dihitung secara manual dengan mengacu pada skor
terendah, skor tertinggi, serta jumlah item pada masing-masing skala. Mean
teoritis merupakan mean populasi yang menunjukkan tinggi atau rendahnya
variabel penelitian yang diukur (Azwar, 1993). Rumus untuk menghitung mean
teoritis adalah sebagai berikut:
Mean teoritis = (skor terendah × jumlah item)+(skor tertinggi × jumlah item)
2
Berdasarkan rumusan tersebut, hasil perhitungan mean teoritis pada
variabel persepsi terhadap e-WOM adalah sebagai berikut:
Mean teoritis = (1 × 21)+(7 × 21)
2 =
21+147
2 =
168
2 = 84
Jarak sebaran = nilai maksimum – nilai minimum = 126
Standar deviasi = 126
6 = 21
Sedangkan hasil perhitungan mean teoritis pada variabel niat membeli
online produk busana adalah sebagai berikut:
Mean teoritis = (1 × 4)+(7 × 4)
2 =
(4+28)
2 =
32
2 = 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Jarak sebaran = 28–4 = 24
Standar deviasi = 24
6 = 4
Setelah menghitung mean teoritis, deskripsi data penelitian dilakukan
dengan menghitung mean empiris. Mean empiris dapat diketahui dengan
menggunakan perhitungan SPSS, yaitu One Sample t-test. Skor mean empiris
kemudian dibandingkan dengan skor mean teoritis. Skor mean empiris yang
secara signifikan lebih tinggi dibandingkan mean teoritis merupakan indikator
tingginya variabel penelitian yang diukur. Sebaliknya, skor mean empiris yang
secara signifikan lebih rendah dibandingkan mean teoritis merupakan indikator
rendahnya variabel penelitian yang diukur.
Tabel 9.
Perbandingan Data Teoritis dan Data Empiris Variabel Penelitian
Variabel N
Data Teoritis Data Empiris
SD P Min Max Mean Min Max Mean
Persepsi
terhadap e-
WOM 684 21 147 84 40 146 112,56 21 0,000
Niat
membeli
online
produk
busana 684 4 28 16 4 28 18,69 4 0,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 10.
Hasil Uji One Sample t-test Variabel Penelitian
Uji One Sample t-test
Test
Value t Df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Persepsi
terhadap e-
WOM 684 54,450 683 0,000 28,561 27,53 29,59
Niat membeli
online
produk
busana 16 11.217 683 .000 2.693 2.22 3.16
Pada variabel persepsi terhadap e-WOM, mean teoritis yang diperoleh
adalah sebesar 84. Sedangkan mean empiris yang diperoleh adalah sebesar
112,56 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan antara mean teoritis dengan mean empiris
pada variabel persepsi terhadap e-WOM. Mean empiris yang lebih tinggi
dibandingkan mean teoritis menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini
memiliki persepsi terhadap e-WOM yang cenderung positif.
Selain itu, dapat diketahui bahwa mean teoritis niat membeli online
produk busana adalah sebesar 16. Perhitungan mean empiris niat membeli
online produk busana adalah sebesar 18,69 dengan nilai signifikansi 0,000.
Hasil uji signifikansi mean teoritis dan mean empiris menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan pada niat membeli online produk busana. Mean
empiris yang lebih tinggi dibandingkan mean teoritis menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
subjek penelitian memiliki niat membeli online produk busana yang cukup
tinggi.
Selain melakukan uji signifikansi terhadap mean empiris dan mean
teoritis, deskripsi data penelitian dilakukan dengan menerapkan kriteria
kategorisasi untuk mengelompokkan keadaan subjek penelitian (Azwar, 1993).
Kriteria kategorisasi dapat ditentukan dengan menggunakan mean teoritis (μ)
dan standar deviasi (σ) kemudian membaginya menjadi tiga bagian, yaitu
tinggi, rendah, serta sedang (Azwar, 2006). Rumus untuk menentukan kriteria
kategorisasi adalah sebagai berikut:
Tabel 11.
Norma Kategori Skor
Skor Kategori
(μ + 1 σ) ≤ X Tinggi
(μ - 1 σ) ≤ X < (μ + 1 σ) Sedang
X < (μ - 1 σ) Rendah
Berdasarkan rumusan tersebut, kategori skor pada variabel persepsi
terhadap e-WOM adalah sebagai berikut:
Tabel 12.
Kategori Skor Persepsi terhadap e-WOM
Skor Kategori Jumlah Subjek Presentase
105 ≤ X Tinggi 519 75,88%
63 ≤ X < 105 Sedang 163 23,83%
X < 63 Rendah 2 0,29%
Total 684 100,00%
Pada variabel persepsi terhadap e-WOM, tingginya skor total yang
diperoleh menunjukkan bahwa subjek memiliki persepsi yang positif terhadap
e-WOM. Sebaliknya, rendahnya skor total yang diperoleh menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
subjek memiliki persepsi yang negatif terhadap e-WOM. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki persepsi terhadap e-
WOM yang positif, yaitu sebanyak 519 orang atau 75,88%. Sedangkan subjek
penelitian paling sedikit memiliki persepsi terhadap e-WOM yang negatif,
yaitu sebanyak 2 orang atau 0,29%. Subjek penelitian dengan persepsi terhadap
e-WOM yang sedang adalah sebanyak 163 orang atau 23,83%.
Selain itu, perhitungan kategori skor pada variabel niat membeli online
produk busana adalah sebagai berikut:
Tabel 13.
Kategori Skor Niat Membeli Online Produk Busana
Skor Kategori Jumlah Subjek Presentase
20 ≤ X Tinggi 345 50,44%
12 ≤ X < 20 Sedang 245 35,82%
X < 12 Rendah 94 13,74%
Total 684 100,00%
Hasil kategori skor menunjukkan bahwa subjek penelitian paling
banyak memiliki niat membeli online produk busana yang tinggi, yaitu
sebanyak 345 orang atau 50,44%. Sedangkan subjek penelitian paling sedikit
memiliki niat membeli online produk busana yang rendah, yaitu sebanyak 94
orang atau sebanyak 13,74%. Jumlah subjek penelitian dengan niat membeli
online produk busana yang rendah adalah sebanyak 245 orang atau 35,82%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian
terdistribusi secara normal atau tidak. Data dikatakan terdistribusi
secara normal apabila memiliki nilai probabilitas atau p > 0,05 (Budi,
2006). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS, yaitu
Komolgorov-Smirnov. Uji normalitas dengan Komolgorov-Smirnov
dikarenakan jumlah sampel dalam penelitian tergolong besar, yaitu
lebih dari 200. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:
Tabel 14.
Uji Normalitas dengan Komolgorov-Smirnov
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Persepsi_eWOM .078 684 .000 .970 684 .000
Niat_Beli .087 684 .000 .961 684 .000
Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Komolgorov-
Smirnov, dapat diketahui bahwa data persepsi terhadap e-WOM
memiliki nilai signifikansi p = 0,000. Oleh karena nilai p < 0,05, maka
data persepsi terhadap e-WOM tidak terdistribusi secara normal dan
tidak memenuhi persyaratan uji normalitas. Selain itu, uji normalitas
pada data niat membeli online produk busana memiliki nilai
signifikansi p = 0,000. Nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa data niat
membeli online produk busana tidak terdistribusi secara normal.
Karena data pada persepsi terhadap e-WOM dan niat membeli online
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
produk busana tidak memenuhi persyaratan uji normalitas, maka uji
hipotesis akan dilakukan dengan teknik non-parametrik, yaitu
Spearman’s rho.
b. Uji Linearitas
Uji asumsi lain yang perlu dilakukan adalah uji linearitas. Uji
linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah adanya hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat yang membentuk garis linear.
Dengan kata lain, uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah
setiap kenaikan atau penurunan pada skor variabel bebas diikuti oleh
kenaikan atau penurunan pada skor variabel terikat. Sebuah data
dikatakan memenuhi uji linearitas apabila deviation from linearity
memiliki nilai signifikansi p > 0,05. Sedangkan, data dikatakan tidak
memenuhi uji linearitas apabila deviation from linearity memiliki nilai
signifikansi p < 0,05. Hasil perhitungan uji linearitas dengan
menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:
Tabel 15.
Hasil Uji Linearitas Persepsi terhadap e-WOM dengan Niat Membeli Online
Produk Busana
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Niat_Beli
*
Persepsi_
eWOM
Between
Groups
(Combined) 3470.520 73 47.541 1.236 .099
Linearity 1234.470 1 1234.470 32.100 .000
Deviation
from
Linearity 2236.050 72 31.056 .808 .871
Within Groups 23459.006 610 38.457
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Deviation from linearity pada variabel persepsi terhadap e-WOM dengan
niat membeli online produk busana memiliki nilai signifikansi p > 0,05,
yaitu 0,871. Oleh karena itu dapat diketahui bahwa variabel persepsi
terhadap e-WOM dan niat membeli online produk busana memiliki
hubungan yang linear atau memenuhi persyaratan uji linearitas.
2. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji asumsi yang telah dilakukan, dapat diketahui
bahwa data penelitian tidak memenuhi syarat normalitas namun memenuhi
syarat linearitas pada variabel persepsi terhadap e-WOM dengan niat
membeli online produk busana. Oleh karena itu, uji hipotesis akan
menggunakan statistika non-parametrik dengan teknik korelasi Spearman’s
rho. Hasil uji hipotesis terhadap variabel persepsi terhadap e-WOM dengan
niat membeli online produk busana adalah sebagai berikut:
Tabel 16.
Uji Hipotesis dengan Spearman’s rho
Correlations
Persepsi_Ewom Niat_Beli
Spearman's
rho
Persepsi_eWOM
Correlation
Coefficient 1.000 .227**
Sig. (1-
tailed) . .000
N 684 684
Niat_Beli
Correlation
Coefficient .227** 1.000
Sig. (1-
tailed) .000 .
N 684 684
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Hasil uji korelasi dapat bernilai positif atau negatif, dimana tanda
positif atau negatif tersebut menunjukkan arah hubungan, bukan kekuatan
(Budi, 2006). Selain itu, kekuatan hubungan antara dua variabel dapat
diketahui dengan melihat koefisien korelasi berdasarkan nilai r hasil analisis
korelasi. Jarak koefisien korelasi dinilai dari 0 sampai ± 1. Semakin
mendekati angka 1 menunjukan bahwa korelasi antara kedua variabel yang
diukur adalah kuat. Sebaliknya, semakin mendekati angka 0 menunjukkan
bahwa korelasi antara kedua variabel yang diukur adalah lemah. Secara
lebih spesifik, interpretasi terhadap hasil koefisien korelasi adalah sebagai
berikut (Budi, 2006):
Tabel 17.
Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi
Nilai r Interpretasi
0,001 – 0,200 Korelasi sangat lemah
0,201 – 0,400 Korelasi lemah
0,401 – 0,600 Korelasi cukup kuat
0,601 – 0,800 Korelasi kuat
0,801 – 1,000 Korelasi sangat kuat
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel persepsi terhadap
e-WOM dengan niat membeli online produk busana memiliki nilai koefisien
korelasi (r) sebesar 0,227. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah p < 0,05
yaitu 0,000. Hal tersebut menunjukkan adanya korelasi yang positif dan
signifikan antara persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online
produk busana. Selain itu, berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi,
dapat diketahui bahwa persepsi terhadap e-WOM memiliki korelasi lemah
dengan niat membeli online produk busana. Sehingga, dapat disimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
bahwa meskipun persepsi terhadap e-WOM memiliki korelasi yang
signifikan dengan niat membeli online produk busana, hubungan antar
kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori lemah.
Setelah dilakukan uji korelasi pada variabel persepsi terhadap e-WOM
dengan niat membeli online produk busana, dilakukan uji korelasi pada
masing-masing dimensi variabel persepsi terhadap e-WOM dengan niat
membeli online produk busana. Hasil uji korelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 18.
Uji Korelasi Dimensi Persepsi terhadap e-WOM
Correlations
Kredibilitas Kualitas Kuantitas NiatBeli
Spearman's
rho
Kredibilitas
Correlation
Coefficient 1.000 .608** .479** .221**
Sig. (1-
tailed) . .000 .000 .000
N 684 684 684 684
Kualitas
Correlation
Coefficient .608** 1.000 .519** .239**
Sig. (1-
tailed) .000 . .000 .000
N 684 684 684 684
Kuantitas
Correlation
Coefficient .479** .519** 1.000 .123**
Sig. (1-
tailed) .000 .000 . .001
N 684 684 684 684
Niat Beli
Correlation
Coefficient .221** .239** .123** 1.000
Sig. (1-
tailed) .000 .000 .001 .
N 684 684 684 684
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Uji korelasi dilakukan pada masing-masing dimensi variabel
persepsi terhadap e-WOM, yaitu kredibilitas, kualitas, dan kuantitas.
Pertama, dimensi kredibilitas e-WOM dengan niat membeli online produk
busana memiliki nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,221 dengan nilai
signifikansi 0,000. Selanjutnya, dimensi kualitas e-WOM dengan niat
membeli online produk busana menunjukkan nilai koefisien korelasi (r)
sebesar 0,239 dengan nilai signifikansi 0,000. Selain itu, dimensi persepsi
terhadap kuantitas e-WOM dengan niat membeli online produk busana
memiliki nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,123 dan nilai signifikansi
sebesar 0,000.
Hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa terdapat nilai
signifikansi p < 0,005 pada setiap dimensi persepsi terhadap e-WOM
dengan niat membeli online produk busana. Hal tersebut menunjukkan
bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan antara setiap dimensi persepsi
terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana. Selain itu,
berdasarkan tabel interpretasi nilai koefisien korelasi, dapat diketahui
bahwa dimensi kredibilitas dan kualitas e-WOM memiliki korelasi lemah
dengan niat membeli online produk busana. Sedangkan, dimensi kuantitas
e-WOM memiliki korelasi sangat lemah dengan niat membeli online produk
busana.
Secara keseluruhan, hasil uji korelasi menunjukkan bahwa hipotesis
penelitian diterima. Artinya semakin positif persepsi terhadap e-WOM,
maka akan semakin tinggi niat membeli online produk busana yang dimiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
oleh generasi milenial. Sebaliknya, semakin negatif persepsi terhadap e-
WOM, maka akan semakin rendah niat membeli online produk busana yang
dimiliki oleh generasi milenial. Koefisien korelasi pada variabel persepsi
terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana termasuk
dalam kategori lemah. Selain itu, masing-masing dimensi variabel persepsi
terhadap e-WOM memiliki hubungan dengan niat membeli online produk
busana. Koefisien korelasi pada masing-masing dimensi variabel persepsi
terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana termasuk
dalam kategori lemah dan sangat lemah.
3. Uji Tambahan
Setelah uji hipotesis, dilakukan uji tambahan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan niat membeli online produk busana pada dua
kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok subjek penelitian berusia 19–
25 tahun dan kelompok subjek penelitian berusia > 25 tahun. Hal tersebut
dikarenakan rentang usia kelompok generasi milenial cukup besar, yaitu 20
tahun. Pada generasi milenial, usia termuda adalah 19 tahun dan usia tertua
adalah 39 tahun. Pengelompokkan usia tersebut dikarenakan usia 19–25
tahun merupakan kelompok usia emerging adulthood.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji
Komolgorov-Smirnov dikarenakan jumlah sampel penelitian tergolong
cukup besar, yaitu lebih dari 200 orang. Hasil uji normalitas untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
kelompok subjek penelitian 19–25 tahun dan > 25 tahun adalah sebagai
berikut:
Tabel 19.
Hasil Uji Normalitas
Tahun
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Niat_Beli 19-25 .100 518 .000 .966 518 .000
>25 .114 166 .000 .939 166 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Hasil uji normalitas pada kelompok subjek usia 19-25 tahun
memiliki nilai signifikansi p = 0,000. Sedangkan, hasil uji normalitas
pada kelompok subjek usia > 25 tahun memiliki nilai signifikansi p =
0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok subjek
penelitian memiliki nilai signifikansi p < 0,05. Dengan kata lain, kedua
kelompok subjek memiliki data yang tidak terdistribusi secara normal
atau tidak memenuhi syarat normalitas.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas diperlukan untuk melakukan pengujian beda
mean pada kelompok yang saling independen (Budi, 2006). Uji
homogenitas subjek penelitian pada kelompok umur 19–25 tahun
dengan > 25 tahun adalah sebagai berikut:
Tabel 20.
Hasil Uji Homogenitas
Niat_Beli
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.192 1 682 .661
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Pada uji homogenitas, sebuah data dikatakan homogen apabila
memiliki nilai signifikansi p > 0,05. Sebaliknya, data dikatakan tidak
homogen apabila memiliki nilai signifikansi p < 0,05. Data yang
homogen artinya data berasal dari populasi-populasi yang memiliki
varian yang sama. (Budi, 2006).
Berdasarkan tabel 20, dapat diketahui bahwa data niat membeli
online produk busana pada kelompok umur 19–25 tahun dengan > 25
tahun memiliki nilai signifikansi p = 0,661 atau p > 0,05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa data niat membeli online produk busana
berdasarkan kelompok umur memiliki varian yang homogen atau
berasal dari populasi dengan varian yang sama. Dengan kata lain, data
niat membeli online produk busana memenuhi syarat uji homogenitas.
c. Uji Beda Mean
Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas yang telah
dilakukan sebelumnya, dapat diketahui bahwa data niat membeli online
produk busana pada kelompok umur 19-25 tahun dengan >25 tahun
tidak terdistribusi secara normal namun memiliki varian yang sama.
Oleh karena itu, uji beda mean akan dilakukan dengan menggunakan
pengujian statistik non-parametrik Two Independent Sample T-Test,
yaitu Mann-Whitney. Berdasarkan uji beda mean, diperoleh hasil
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tabel 21.
Hasil Uji Beda Mean dengan Mann-Whitney
Ranks
Tahun N Mean Rank Sum of Ranks
Niat_Beli
19-25 518 327.59 169691.00
>25 166 389.03 64579.00
Total 684
Test Statisticsa
Niat_Beli
Mann-Whitney U 35270.000
Wilcoxon W 169691.000
Z -3.493
Asymp. Sig. (2-
tailed) .000
a. Grouping Variable: Tahun
Pada uji beda mean, sebuah data dikatakan memiliki perbedaan
yang signifikan antara dua kelompok yang diuji apabila memiliki nilai
signifikansi p < 0,05. Sebaliknya, data dikatakan tidak memiliki
perbedaan yang signifikan antara dua kelompok yang diuji apabila
memiliki nilai signifikansi p > 0,05 (Suparno, 2011).
Berdasarkan tabel 21, dapat diketahui bahwa hasil uji beda mean
dengan Mann-Whitney memiliki nilai signifikansi sebesar p = 0,000 atau
p < 0,05, Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mean
yang signifikan antara niat membeli online produk busana pada
kelompok subjek usia 19-25 tahun dengan > 25 tahun. Kelompok subjek
usia 19-25 tahun memiliki mean sebesar 327,59, sedangkan klompok
subjek usia >25 tahun memiliki mean sebesar 389,03. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa kelompok subjek usia >25 tahun memiliki mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
yang lebih besar dibandingkan kelompok subjek usia 19-25 tahun.
Dengan kata lain, kelompok subjek usia > 25 tahun memiliki niat
membeli online produk busana yang secara signifikan lebih tinggi
dibandingkan kelompok subjek usia 19-25 tahun.
E. Pembahasan
Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
antara persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana
pada generasi milenial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi terhadap
e-WOM dengan niat membeli online produk busana memiliki nilai koefisien
korelasi (r) = 0,227 dan nilai signifikansi p = 0,000. Nilai koefisien korelasi
menunjukkan arah hubungan dari variabel-variabel yang diteliti. Sedangkan,
nilai signifikansi p < 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana.
Sejalan dengan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan, Bataineh (2015)
menyatakan bahwa persepsi terhadap e-WOM membantu konsumen dalam
menentukan keputusan, termasuk niat membeli yang dimilikinya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa semakin positif persepsi terhadap e-WOM
maka akan semakin tinggi niat membeli online produk busana yang dimiliki
oleh generasi milenial. Sebaliknya, semakin negatif persepsi terhadap e-WOM
maka akan semakin rendah niat membeli online produk busana yang dimiliki
oleh generasi milenial. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
sebelumnya telah dilakukan oleh Bataineh (2015) serta Jalilvand dan Samiei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
(2011). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketika konsumen memiliki
persepsi yang positif terhadap e-WOM, maka niat membeli online yang
dimilikinya juga tinggi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa generasi milenial memiliki
persepsi terhadap e-WOM yang cenderung positif. Hal ini dapat disebabkan
oleh adanya karakteristik generasi milenial yang berbeda dengan generasi
sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak dan Musyifah (2016)
menyatakan bahwa generasi milenial merupakan generasi yang erat kaitannya
dengan penggunaan internet. Oleh karena itu, mereka cenderung
memanfaatkan penggunaan teknologi dan internet dalam kehidupan sehari-
hari. Adanya akses informasi melalui internet membantu generasi milenial
dalam menentukan keputusan secara lebih cepat (Moreno, Lafuente, Carreón,
& Moreno, 2017). Generasi milenial menggunakan ulasan atau review online
sebagai sumber informasi sebelum melakukan pembelian. Ulasan atau review
online dianggap sebagai sumber informasi yang kredibel dan dapat dipercaya
karena berasal dari kelompok konsumen yang sebelumnya telah membeli atau
menggunakan produk tersebut. Hal ini menyebabkan generasi milenial
cenderung menggunakan e-WOM dalam menentukan keputusan pembelian,
terutama apabila e-WOM tersebut berasal dari kelompok konsumen dengan
usia sebaya (Smith, 2011).
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa generasi milenial
memiliki niat membeli online produk busana yang tinggi. Penelitian yang
dilakukan oleh Simanjuntak dan Musyifah (2016) menyatakan bahwa 9 dari 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
konsumen generasi milenial paling sering melakukan pembelian online pada
produk fashion. Salah satu hal yang dapat memengaruhi generasi milenial
dalam melakukan pembelian online produk busana adalah adanya kesadaran
akan fashion (fashion consciousness), kesadaran akan merk (brand
consciousness), hedonist, serta keinginan untuk mencari hal baru (Simanjuntak
& Musyifah, 2016). Generasi milenial cenderung memilih produk atau brand
yang akan menunjukkan identitas mereka (Moreno, Lafuente, Carreón, &
Moreno, 2017). Selain itu, niat membeli online produk busana yang tinggi
dapat disebabkan karena adanya karakteristik generasi milenial yang
merupakan pengguna internet aktif, mengetahui infomasi terbaru, serta
memiliki sikap yang positif terhadap internet (Simanjuntak & Musyifah, 2016).
Secara keseluruhan, hubungan antara persepsi terhadap e-WOM
dengan niat membeli online produk busana pada generasi milenial dapat
dijelaskan sebagai berikut. Pertama, karakteristik generasi milenial yang
memanfaatkan penggunaan teknologi dan internet dalam melakukan
pembelian. Generasi milenial melakukan pembelian di internet karena dirasa
lebih efisien, nyaman, serta dapat diakses kapan saja (Simanjuntak &
Musyifah, 2016). Generasi milenial menyukai website yang didukung dengan
grafik dan penampilan menarik. Selain itu, generasi milenial cenderung
melakukan pencarian informasi melalui internet sebelum melakukan
pembelian. Penelitian yang dilakukan oleh Smith (2011) menyatakan bahwa
generasi milenial menyukai informasi yang bersifat personal. Adanya
hubungan dan informasi yang bersifat personal dapat meningkatkan kesetiaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
konsumen terhadap produsen. e-WOM sebagai ulasan dari konsumen yang
telah membeli atau menggunakan produk tertentu merupakan salah satu
sumber informasi yang bersifat personal. Generasi milenial menyukai e-WOM
karena dibuat berdasarkan pengalaman konsumen sehingga dirasa lebih
reliabel. Menurut Smith (2011), generasi milenial menyukai penggunaan e-
WOM yang berasal dari teman sebayanya. Hal ini disebabkan karena generasi
milenial merasa bahwa teman sebayanya memiliki karakteristik yang sama
dengan dirinya. Oleh karena itu, dalam membeli atau menentukan keputusan,
generasi milenial cenderung menyukai informasi yang tersedia di internet dan
berasal dari teman sebayanya.
Karakteristik e-WOM dapat dilihat berdasarkan tiga dimensi, yaitu
kredibilitas, kualitas, dan kuantitas. Ketika konsumen mempersepsikan e-
WOM berasal dari sumber yang dapat dipercaya, menyediakan informasi yang
akurat, mudah dipahami, jelas, serta tersedia dalam jumlah yang memadai atau
cukup banyak, maka konsumen cenderung memiliki persepsi yang positif
terhadap e-WOM (Bataineh, 2015). Persepsi positif terhadap e-WOM
membantu generasi milenial dalam menentukan keputusan yang rasional, yaitu
niat membeli online yang dimilikinya. Oleh karena itu, persepsi positif
terhadap e-WOM memengaruhi niat membeli yang dimiliki generasi milenial.
Dalam penelitian ini, semakin positif persepsi yang dimiliki generasi milenial
terhadap e-WOM, maka akan semakin tinggi niat membeli online produk
busana yang dimilikinya. Hasil penelitian ini sekaligus menjawab pertanyaan
penelitian mengenai niat membeli online masyarakat yang terus meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
meskipun tingkat kepercayaan digital masyarakat tergolong lemah. Hal
tersebut dapat dikarenakan adanya persepsi positif terhadap e-WOM yang
mendorong niat masyarakat dalam membeli online.
Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana
pada generasi milenial, jenis hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk
dalam kategori lemah (r = 0,227). Lemahnya hubungan atara kedua variabel
penelitian dapat disebabkan karena produk busana termasuk dalam jenis search
goods.
Chiang dan Dholakia (2003) menyatakan bahwa terdapat dua tipe
produk yang memengaruhi niat membeli konsumen, yaitu search goods dan
experience goods. Search goods merupakan produk yang informasinya dapat
diketahui sebelum melakukan pembelian. Sebaliknya, experience goods
merupakan produk yang keseluruhan informasinya hanya dapat diketahui
setelah memiliki pengalaman langsung menggunakan produk tersebut. Nelson
(1970) menyatakan bahwa rekomendasi, ulasan, atau saran dari orang lain akan
lebih berguna dan berpengaruh untuk experience goods. Hal ini dikarenakan
konsumen kesulitan dalam menentukan kualitas dari experience goods,
sehingga ulasan atau rekomendasi dari orang lain akan lebih membantu.
Leahy (2005) menyatakan bahwa produk busana merupakan salah satu
search goods. Dalam penelitian ini, produk busana sebagai search goods
diduga memiliki peranan dalam lemahnya hubungan antara persepsi terhadap
e-WOM dengan niat membeli online produk busana pada generasi milenial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Hal ini disebabkan karena generasi milenial dapat dengan mudah mengetahui
informasi mengenai kualitas produk busana. Sehingga, ulasan atau review
online mengenai produk busana tidak terlalu membantu atau berpengaruh
dalam usaha generasi milenial untuk menentukan kualitas produk. Akan tetapi,
persepsi terhadap e-WOM tetap memiliki hubungan dengan niat membeli
online dikarenakan karakteristik generasi milenial yang memanfaatkan
kemudahan teknologi dan internet untuk melakukan pencarian informasi
sebelum memutuskan untuk membeli produk tertentu.
Secara lebih spesifik, persepsi terhadap e-WOM terdiri dari dimensi
kredibilitas, kualitas, dan kuantitas (Arora & Sharma, 2018; Bataineh, 2015).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi kredibilitas, kualitas, dan
kuantitas masing-masing memiliki nilai koefisien korelasi (r) = 0,021; 0,239;
dan 0,123 dengan nilai signifikansi p = 0,000; 0,000; dan 0,001. Dapat
diketahui bahwa dimensi kualitas memiliki nilai koefiien korelasi (r) yang
paling tinggi dibandingkan dengan dua dimensi persepsi terhadap e-WOM
lainnya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang sebelumnya telah dilakukan
(Bataineh, 2015; Putri & Wandebori, 2016; Sutanto & Aprianingsih, 2016).
Tingkat kualitas e-WOM membantu konsumen dalam memahami konten atau
isi pesan yang disampaikan. Ketika pesan yang disampaikan jelas dan dapat
dipahami, maka konsumen akan semakin yakin dalam menentukan pilihannya.
Kualitas e-WOM menjadi penting karena dapat membantu konsumen dalam
mengurangi resiko ketika memilih produk tertentu (Sutanto & Aprianingsih,
2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Selanjutnya, dimensi kredibilitas memiliki nilai koefisien korelasi (r)
yang lebih tinggi dibandingkan dengan dimensi kuantitas. Sejalan dengan
penelitian telah yang dilakukan, konsumen akan mempercayai pesan yang
disampaikan oleh konsumen atau orang lain yang memiliki tingkat kredibilitas
tinggi (Sutanto & Aprianingsih, 2016). Ketika pesan yang disampaikan berasal
dari konsumen yang ahli dibidangnya atau memiliki pengalaman dalam
menggunakan produk atau jasa tertentu, hal tersebut dapat meningkatkan rasa
percaya konsumen (Putri & Wandebori, 2016). Selain itu, ketika konsumen
mempersepsikan pesan e-WOM berasal dari konsumen yang menyediakan
informasi jujur dan akurat, hal tersebut dapat meningkatkan motivasi
konsumen dalam menentukan pilihannya (Cheung & Thadani, 2010).
Dimensi kuantitas memiliki nilai koefisien korelasi (r) yang paling
rendah dibandingkan dengan dimensi persepsi terhadap e-WOM lainnya. Hal
ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang sebelumnya telah dilakukan (Putri
& Wandebori, 2016; Sutanto & Aprianingsih, 2016). Kuantitas e-WOM
mampu menunjukkan tingkat kepopuleran dan minat konsumen terhadap
produk atau jasa tertentu. Menurut Putri dan Wandebori (2016), konsumen
lebih menyukai produk yang populer dan memiliki banyak peminat. Hal ini
juga diungkapkan oleh penelitian yang dilakukan Sutanto dan Aprianingsih
(2016) bahwa masyarakat Indonesia cenderung menyukai produk atau jasa
yang sedang populer. Oleh karena itu, banyak konsumen yang semakin yakin
dalam menentukan pilihan ketika jumlah ulasan atau review online mengenai
produk tertentu tersedia dalam jumlah yang cukup banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Dalam penelitian ini, niat membeli online produk busana dilihat
berdasarkan indikator target (target), perilaku (action), konteks (context), dan
waktu (time) (Ajzen, 2008). Dengan menggunakan indikator tersebut,
penelitian diharapkan dapat mengukur apakah sebuah perilaku akan dilakukan
atau tidak. Hal tersebut dikarenakan niat merupakan salah satu faktor prediktor
yang digunakan untuk melihat apakah sebuah perilaku dilakukan atau tidak.
Semakin kuat niat yang dimiliki oleh seseorang, semakin besar kemungkinan
seseorang untuk menunjukkan perilaku tersebut (Ajzen, 1991). Artinya, niat
membeli online produk busana oleh generasi milenial diharapkan dapat
digunakan untuk mengetahui apakah tindakan membeli online produk busana
akan dilakukan atau tidak.
Selain uji hipotesis, dalam penelitian ini juga dilakukan uji tambahan
berupa uji beda mean. Uji beda mean dilakukan karena rentang usia generasi
milenial cukup besar, yaitu 20 tahun. Perbedaan rentang usia tersebut diduga
memengaruhi niat membeli online produk busana karena berada pada tahap
perkembangan yang berbeda. Uji beda mean dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan niat membeli online produk busana antara
kelompok usia 19-25 tahun dan kelompok usia > 25 tahun. Uji beda mean
dilakukan dengan menggunakan Mann-Whitney. Hasil uji beda mean
menunjukkan bahwa niat membeli online produk busana kelompok usia 19-25
tahun adalah 327,59 dan kelompok usia > 25 tahun adalah 389,03 dengan nilai
signifikansi p = 0,000. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan mean yang
signifikan antara dua kelompok usia yang diuji. Kelompok usia > 25 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
memiliki niat membeli online produk busana yang lebih tinggi dibandingkan
kelompok usia 19–25 tahun.
Hasil uji beda mean tersebut dapat disebabkan karena kelompok usia
19-25 tahun merupakan kelompok yang termasuk dalam emerging adulthood
(Arnett, 2000). Emerging adulthood merupakan masa transisi dari remaja
menuju dewasa. Pada masa ini, seseorang akan mengalami banyak
ketidakstabilan dan berusaha untuk mengeksplorasi dirinya dalam banyak hal,
seperti pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan keluarga dan relasi sosial,
serta identitas diri. Emerging adulthood merupakan proses perubahan diri
seseorang menuju tahap dewasa. Hal tersebut dilakukan dengan memperbaiki
kualitas karakter yang dimiliki, mampu bertanggung jawab, serta mampu
membuat keputusan yang mandiri.
Terdapat perbedaan karakteristik demografis antara kelompok usia
emerging adulthood dengan kelompok usia dewasa (Arnett, 2000). Tahap
perkembangan emerging adulthood merupakan tahap perkembangan yang
dipenuhi dengan ketidakstabilan. Kelompok emerging adulthood biasanya
ditandai dengan adanya transisi dari menyelesaikan pendidikan dan mencari
pekerjaan, serta belum memiliki tempat tinggal dan pemasukan yang tetap.
Ketidakstabilan inilah yang diduga memengaruhi niat membeli online yang
dimiliki oleh kelompok emerging adulthood. Oleh karena itu, meskipun
generasi milenial merupakan kelompok yang tertarik dengan produk busana,
perbedaan kestabilan finansial diantara kedua kelompok dapat memengaruhi
niat untuk melakukan pembelian produk busana secara online.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi persepsi
terhadap e-WOM dan niat membeli online produk busana adalah sebesar (r) =
0,227 dengan nilai signifikansi p = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
hipotesis diterima, yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana pada
generasi milenial. Semakin positif persepsi terhadap e-WOM, maka semakin
tinggi pula niat membeli online produk busana yang dimiliki generasi milenial.
Sebaliknya, semakin negatif persepsi terhadap e-WOM yang dimiliki generasi
milenial, maka semakin rendah pula niat membeli online produk busana. Hal
ini sesuai dengan karakteristik generasi milenial yang cenderung
memanfaatkan teknologi dan informasi untuk menentukan keputusan. Generasi
milenial akan menggunakan e-WOM untuk memperoleh informasi yang
diperlukan sebelum membeli produk atau jasa tertentu, terutama apabila
informasi tersebut berasal dari kelompok sebaya.
Selain itu, hubungan antara persepsi terhadap e-WOM dengan niat
membeli online produk busana pada generasi milenial termasuk dalam kategori
lemah. Secara lebih spesifik, hubungan antara dimensi kredibilitas dan kualitas
e-WOM dengan niat membeli online termasuk dalam kategori lemah. Dimensi
kredibilitas e-WOM memiliki nilai signifikansi p = 0,221 dan dimensi kualitas
e-WOM memiliki nilai signifikansi p = 0,239. Sementara, hubungan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
dimensi kuantitas e-WOM dengan niat membeli online produk busana
termasuk dalam kategori sangat lemah p = 0,123. Lemahnya hubungan antara
persepsi terhadap e-WOM dengan niat membeli online produk busana dapat
dikarenakan tipe produk busana sebagai search goods.
Hasil uji tambahan menunjukkan adanya perbedaan mean antara niat
membeli online produk busana pada kelompok umur 19-25 tahun dan > 25
tahun. Kelompok umur 19-25 tahun memiliki mean niat membeli online
produk busana yang lebih rendah dibandingkan kelompok umur 25 tahun, yaitu
327,59. Sedangkan kelompok umur 25 tahun memiliki mean niat membeli
online produk busana sebesar 389,05. Perbedaan mean tersebut dapat
dikarenakan kelompok umur 19-25 tahun masih termasuk dalam tahap
perkembangan emerging adulthood. Tahap ini merupakan proses menuju
kedewasaan dan biasanya dipenuhi ketidakstabilan. Salah satu faktor
demografis, yaitu pendapatan yang dimiliki oleh kelompok emerging
adulthood, lebih rendah dibandingkan kelompok usia dewasa. Oleh karena itu,
pendapatan merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan perbedaan
mean pada niat membeli online produk busana.
B. Keterbatasan Penelitian
Salah satu keterbatasan dalam penelitian ini adalah sedikitnya sampel
yang digunakan sebagai data penelitian, yaitu 684. Hal tersebut dirasa kurang
merepresentasikan jumlah populasi dalam penelitian ini, yaitu generasi
milenial di Indonesia. Selain itu, terdapat beberapa faktor yang tidak disertakan
atau dianalisis dalam penelitian ini, seperti jenis kelamin, pendidikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
pekerjaan, dan pendapatan. Padahal faktor-faktor tersebut diduga dapat
memengaruhi niat membeli online produk busana seseorang, sehingga
seharusnya dapat disertakan dan dianalisis lebih lanjut.
C. Saran
1. Bagi Subjek Penelitian
Dapat diketahui bahwa persepsi terhadap e-WOM memiliki
hubungan dengan niat membeli online produk busana. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa persepsi terhadap e-WOM dan niat membeli online
produk busana pada generasi milenial yang menjadi subjek penelitian
termasuk dalam kategori tinggi. Oleh karena itu, penting bagi generasi
milenial sebagai konsumen untuk memeriksa dan menyeleksi informasi
yang diterimanya. Hal ini akan membantu konsumen dalam menentukan
keputusan sebelum melakukan pembelian produk busana tertentu.
2. Bagi Produsen
Produsen diharapkan dapat memperhatikan informasi mengenai
produk atau jasa yang tersedia di internet karena hal tersebut memiliki
hubungan dengan niat membeli online produk busana. Ketika produsen
dapat memfasilitasi informasi mengenai produk atau jasa yang dijualnya
dengan baik, maka konsumen dapat lebih mudah dalam mengakses
informasi tersebut. Dengan kata lain, produsen dapat menggunakan e-WOM
sebagai faktor untuk memengaruhi niat membeli online produk busana yang
dimiliki generasi milenial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi terhadap e-WOM
memiliki hubungan dengan niat membeli online produk busana pada
generasi milenial, namun termasuk dalam kategori lemah. Hal ini berbeda
dari penelitian yang sebelumnya telah dilakukan, dimana persepsi terhadap
e-WOM memiliki pengaruh kuat terhadap niat membeli online. Oleh karena
itu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis lebih lanjut
mengenai faktor-faktor yang diduga memiliki peranan penting dalam
hubungan antar kedua variabel tersebut. Misalnya faktor jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan yang diduga dapat memengaruhi
niat membeli online seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior and
Human Decision Processes, 50, 179-211.
Ajzen, I. (2002). Constructing a TpB questionnaire: conceptual and methodological
considerations. TpB Questionnaire, 1-14.
Ajzen, I. (2008). Handbook of Consumer Psychology. New York: Lawrence
Erlbaum Associates.
Ajzen, I., & Fishbein, M. (1969). The predictional of behavioral intentions in a
choice situation. Journal of Experimental Social Psychology, 5, 400-416.
Ajzen, I., & Fishbein, M. (1977). Attitude-behavior relations: a theoretical analysis:
and review of empirical research. Psychological Bulletin, 84(5), 888-918.
Akhter, S. H. (2003). Digital divide and purchase intention: why demographic
psychology matters. Journal of Economic Psychology, 24, 321-327.
doi:10.1016/S0167-4870(02)00171-X
Al-Hindawe, J. (1996). Consideration when constructing a semantic differential
scale. LaTrobe University Working Paper in Linguistic, 9(3), 41-58.
Anonim. (2016, November 16). Fashion, produk terlaris dalam belanja online.
Diambil pada 12 September 2018 dari
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/16/fashion-produk-
terlaris-dalam-belanja-online
Anonim. (2017, November 8). Tingkat kepercayaan masyarakat RI pada transaksi
online masih rendah. Kumparan News. Diambil pada 13 September 2018
dari https://kumparan.com/@kumparannews/tingkat-kepercayaan-
masyarakat-ri-pada-transaksi-online-masih-rendah
Anonim. (2017, November 13). Kepercayaan masyarakat masih rendah. Media
Indonesia. Diambil pada 20 September 2018 dari
https://mediaindonesia.com/read/detail/131797-kepercayaan-masyarakat-
masih-rendah
Anonim. (2018, Februari 14). E-commerce contributes 0,75 percent to GDP. The
Jakarta Post. Diambil pada 12 September 2018 dari
https://www.thejakartapost.com/news/2018/02/14/e-commerce-
contributes-0-75-percent-to-gdp.html
Arnett, J. J. (2000, May). Emerging Adulthood: A Theory of Development From
the Late Teens Through the Twenties. American Psychologist, 55(5), 469-
480.
Arora, L., & Sharma, B. K. (2018). Influence of review quality, review quantity,
and review credibility on purchase intention in context of high involvement
products. European Journal of Applied Business Management, 4(4), 25-40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Asra, A., & Sutomo, S. (2014). Pengantar Statistika II: Panduan Pengajar dan
Mahasiswa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2018, Februari 19). Infografis
penetrasi dan perilaku pengguna internet Indonesia. Diambil 12 September,
2018, dari
https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/Laporan%20Survei%20APJII
_2017_v1.3.ppd
Azwar, S. (1993). Kelompok Subjek Ini Memiliki Harga Diri yang Rendah; Kok,
Tahu? Buletin Psikologi(2), 13-17.
Azwar, S. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2018). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Anggota
IKAPI).
Badan Pusat Statistik. (2016). Diambil pada 19 September, 2018, dari
https://statistik.kominfo.go.id/site/data?idtree=424&iddoc=1321
Bataineh, A. Q. (2015). The impact of perceived e-WOM on purchase intention:
the mediating role of corporate image. International Journal of Marketing
Studies, 7(1), 126-137. doi:10.5539/ijms.v7n1p126
Budi, T. P. (2006). SPSS 13.0 Terapan; Riset Parametrik. Yogyakarta: Penerbit
ANDI.
Budiaji, W. (2013). Skala pengukuran dan jumlah respon skala likert. Jurnal Ilmu
Pertanian dan Perikanan, 2(2), 127-133.
Cahya, Kahfi Dirga. (2018, November 26). Bagaimana generasi milenial
berbelanja? Kompas. Diambil pada 1 Oktober 2018 dari
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/11/26/135620420/bagaimana-
generasi-milenial-berbelanja-online
Cheung, C. M., & Thadani, D. R. (2010). The effectiveness of electronic word-of-
mouth communication: a literature analysis. 23rd Bled eConference eTrust:
Implications for the Individual, Enterprises and Society, 329-345.
Chiang, K.-P., & Dholakia, R. R. (2003). Factors driving consumer intention to
shop online: an empirical investigation. Journal of Consumer Psychology,
13(1&2), 177-183.
Chin, A. J., Wafa, S. A., & Ooi, A.-Y. (2009). The effect of internet trust and social
influence towards willingness to purchase online in Labuan, Malaysia.
International Business Research, 2(2), 72-81.
Chu, F., & Zhang, X. (2016). Satisfaction, trust and online purchase intention: a
study of consumer perceptions. International Conference on Logistics,
Informatics and Service Sciences (LISS), 1-4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Creswell, J. W. (2012). Pendekatan Kualititatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Darley, W. K., Blankson, C., & Luethge, D. J. (2010). Toward an integrated
framework for online consumer behavior and decision making process: a
review. Psychology & Marketing, 27(2), 94-116. doi:10.1002/mar
Debora, Yantina. (2016, Desember 5). Berapa besar pengaruh ulasan pembeli saat
berbelanja online? Tirto.id. Diambil pada 19 September 2018 dari
https://tirto.id/berapa-besar-pengaruh-ulasan-pembeli-saat-berbelanja-
online-b7Gm
Demirbaş, E. (2017). An overview on traditional and electronic word of mouth
communication (WOM). Article History, 2(1), 16-26.
Doh, S.-J., & Hwang, J.-S. (2009). How consumers evaluate eWOM (electronic
word-of-mouth) messages. CyberPsychology & Behavior, 12(2), 193-197.
doi:10.1089/cpb.2008.0109
Gauri, D. K., Bhatnagar, A., & Rao, R. (2008). Role of word of mouth in online
store loyalty. Communication of The ACM, 51(3), 89-91.
doi:10.1145/1325555.1325572
Girard, T., Silverblatt, R., & Korgaonkar, P. (2002). Influence of Product Class on
Preference for Shopping on the Internet. Journal of Computer-Mediated
Communication, 8(1).
Guo, Y., & Barnes, S. (2011). Purchase behavior in virtual worlds: an empirical
investigation in second life. Information & Management, 48, 303–312.
doi:10.1016/j.im.2011.07.004
Hawkins, Del. I, Mothersbaugh, David L., & Mookerjee, Amit. (2012, Februari 24).
Consumer perception. Dalam Consumer behavior (bab. 7). Diambil dari
https://www.researchgate.net/publication/328676646_Consumer_Percepti
on pada 12 Februari 2019.
Hennig-Thurau, T., Gwinner, K. P., Walsh, G., & Gremler, D. D. (2004). Electronic
word-of-mouth via consumer-opinion platforms: what motivates consumers
to articulate themselves on the internet? Journal of Interactive Marketing,
18(1), 38-52. doi:10.1002/dir.10073
Hidayanto, A. N., Ovirza, M., Anggia, P., Budi, N. F., & Phusavat, K. (2017). The
roles of electronic word of mouth and information searching in the
promotion of a new e-commerce strategy: a case of online group buying in
Indonesia. Journal of Theoretical and Applied Electronic Commerce
Research, 12(3), 69-86.
Hsieh, J.-Y., & Liao, P.-W. (2011). Antecedents and moderators of online shopping
behavior in undergraduate students. Social Behavior and Personality, 39(9),
1271-1280. doi:10.2224/sbp.2011.39.9.1271
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Huete-Alcocer, N. (2017). A literature review of word of mouth and electronic word
of mouth: implications for consumer behavior. Frontiers in Psychology,
8(1), 1-4.
Indiani, N. L., Rahyuda, I. K., & Yasa, N. N. (2015). Perceived risk and trust as
major determinants of actual purchase, transcending the influence of
intention. ASEAN Marketing Journal, 2(1), 1-13.
Jalilvand, M. R., & Samiei, N. (2011). The effect of electronic word of mouth on
brand image and purchase intention. Marketing Intelligence and Planning,
30(4), 460-476. doi:10.1108/02634501211231946
Khalifa, M., & Limayem, M. (2003). Drivers of internet shopping. Communications
of the ACM, 46(12), 233-239.
Larasati, R. S., & Yulistiana. (2016). Busana raka raki Jawa Timur. e-Journal, 5(3),
77-82.
Leahy, A. S. (2005). Search and experience goods: evidence from the 1960’s and
70s. The Journal of Apllied Business Reasearch, 21(1), 45-52.
Lyons, S. T., Duxbury, L., & Higgins, C. (2007). An empirical assessment of
generational differences in basic human values. Psychological Reports, 101,
339-352. doi:10.2466/PR0.101.2.339-352
Madahi, A., & Sukati, I. (2012). The effect of external factors on purchase intention
amongst young generation in malaysia. Internasional Business Research,
5(8), 153-158. doi:10.5539/ibr.v5n8p153
Meskaran, F., Ismail, Z., & Shanmugam, B. (2013). Online purchase intention:
effects of trust and security perception. Australian Journal of Basic and
Applied Sciences,, 7(6), 307-315.
Moreno, F. M., Lafuente, J. G., Carreón, F. Á., & Moreno, S. M. (2017). The
characterization of the millennials and their buying behavior. International
Journal of Marketing Studies, 9(5), 135-144. doi:10.5539/ijms.v9n5p135
Morwitz, V. (2014). Consumers' purchase intentions and their behavior.
Foundation and Trends in Marketing, 7(3), 181-230.
doi:10.1561/1700000036
Nelson, Phillip. (1970). Information and consumer behavior. Journal of Political
Economy, 78(2), 311-329.
Prihatini, T. (2017). Menyiasati kekurangan tubuh dengan memilih busana yang
benar dan sesuai. Jurnal Socia Akademika, 3(1), 47-55.
Putri, L., & Wandebori, H. (2016). Factor influencing cosmetics purchase intention
in indonesia based on online review. International Conference on Ethics of
Business, Economics, and Social Science (ICEBESS), 255-263.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Rana, S. M., Osman, A., & Othman, Y. H. (2015). Factors Affecting Purchase
Intention of Customer to Shop at Hypermarkets. Mediterranean of Social
Science, 6(3), 429-434.
Rosenberg, B. D., & Navarro, M. A. (2018). Semantic Differential Scaling. In B.
D. Rosenberg, & M. A. Navarro, The SAGE Encyclopedia of Educational
Research, Measurement, and Evaluation (pp. 2-7). Thousand Oaks: SAGE
Publications, Inc.
Saleem, A., Ghafar, A., Ibrahim, M., Yousuf, M., & Ahmed, N. (2015). Product
perceived quality and purchase intention with consumer satisfaction. Global
Journal of Management and Business Reasearch: E-Marketing, 15(1), 21-
27.
Salo, J., & Karjaluoto, H. (2007). A conceptual model of trust in the online
environment. Online Information Review, 31(5), 604-621.
doi:10.1108/14684520710832324
Sam, M. F., & Tahir, M. N. (2006). Website quality and consumer online purchase
intention of air ticket. International Journal of Basic & Applied Science
IJBAS , 20-25.
Santoso, S. (2010). Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Schiffman, L. G., & Wisenblit, J. (2015). Consumer Behavior. United States:
Pearson Education.
Sewall, M. A. (1978). Market segmentation based on consumer ratings of proposed
product design. Journal of Marketing Research, 15(4), 557-564.
Simanjuntak, M., & Musyifah, I. (2016). Online Shopping Behavior on Generation
Y in Indonesia. Global Business & Finance Review, 21(1), 33-45.
Smith, K. T. (2011). Digital marketing strategies that millennials find
appealing,motivating, or just annoying. Journal of Strategic Marketing,
19(6), 489–499. doi:10.1080/0965254X.2011.581383
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Penerbit Alfabeta.
Suparno, P. (2011). Pengantar Statistika Untuk Pendidikan dan Psikologi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi Validitas Isi dalam Asesmen Psikologis.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Sutanto, M. A., & Aprianingsih, A. (2016). The effect of online consumer review
toward purchase intention: a study in premium cosmetic in indonesia.
International Conference on Ethics of Business, Economics, and Social
Science, 218-230.
The Boston Consulting Group, Inc. (2012). Millenial passions: food, fashion, and
friends. Diambil pada 1 Oktober 2018 dari
https://www.bcg.com/documents/file121010.pdf
VandenBoss, G. R. (2013). Publication manual of the American Psychological
Association. United States: American Psychological Association.
Warshaw, P., & Davis, F. (1984). Disentangling behavioral intention and
behavioral expectation. Journal of Experimental Social Psychology, 21,
213-228.
Wigand, R. T. (1997). Electronic commerce: definition, theory, and context. The
Information Society: An International Journal, 13(1), 1-16.
doi:10.1080/019722497129241
We Are Social. (2017). Digital in 2017: global overview. Diambil pada 12
September, 2018, dari https://wearesocial.com/special-reports/digital-in-
2017-global-overview
Wiku, Baskoro. (2012, April 12). Hasil survei IPSOS dan peluang bagi pelaku jual
beli online. Daily Social. Diambil pada 22 September 2018 dari
https://dailysocial.id/post/hasil-survei-ipsos-dan-peluang-bagi-pelaku-jual-
beli-online
Yang, B., & Lester, D. (2004). Attitudes toward buying online. CyberPsychology
& Behavior, 7(1), 85-91.
Yoon, S.-J. (2002). The atecedents and consequences of trust in online-purchase
decisions. Journal of Interactive Marketing, 16(2), 47-63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
A. PERSEPSI TERHADAP E-WOM
No. Item
Expert Judgement
Total
Item
Relevan
IVI-
I
Dr.Minta
Istono
S.Psi.,
M.Si.
P.
Henrietta
P. D. A.
D. S.
S.Psi.,
M.A.
Agung
Santoso
Ph.D.
1. Saya mempercayai
orang yang menulis
ulasan/review online
mengenai produk
busana.
4 4 4 3 1
2. Saya merasa bahwa
konsumen yang
menulis ulasan/review
online mengenai
produk busana
merupakan orang
yang berpengalaman
dalam membeli
produk tersebut.
4 4 4 3 1
3. Saya merasa bahwa
konsumen yang
menulis ulasan/review
online mengenai
produk busana
memberikan informasi
yang jujur.
4 4 4 3 1
4. Menurut saya,
konsumen yang
menulis ulasan/review
online mengenai
produk busana
memberikan informasi
sesuai dengan
pengalamannya dalam
membeli produk
tersebut.
3 4 4 3 1
5. Ulasan/review online
mengenai produk
busana yang saya baca
berasal dari sumber
3 4 4 3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
yang dapat dipastikan
kebenarannya.
6. Menurut saya,
konsumen yang
menulis ulasan/review
online mengenai
produk busana
merupakan orang
yang memahami
informasi mengenai
produk tersebut.
4 4 4 3 1
7. Saya tidak
mencurigai orang
yang menulis
ulasan/review online
mengenai produk
busana.
3 3 3 3 1
8. Saya merasa terbantu
dengan adanya
ulasan/review online
mengenai produk
busana.
4 4 4 3 1
9. Saya mendapatkan
informasi yang saya
butuhkan dari
ulasan/review online
mengenai produk
busana.
4 4 3 3 1
10. Saya dapat memahami
isi ulasan/review
online mengenai
produk busana.
4 4 4 3 1
11. Saya mendapatkan
gambaran mengenai
produk busana dari
ulasan/review online
yang tersedia.
4 4 4 3 1
12. Saya mengetahui
kondisi dan kualitas
produk busana dari
ulasan/review online
yang tersedia.
4 4 4 3 1
13. Saya merasa bahwa
ulasan/review online
mengenai produk
4 4 4 3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
busana memberikan
informasi yang jelas.
14. Saya tidak kesulitan
dalam memahami
ulasan/review online
mengenai produk
busana.
3 4 4 3 1
15. Menurut saya,
banyaknya
ulasan/review online
mengenai produk
busana menunjukkan
bahwa produk tersebut
populer
4 4 4 3 1
16. Menurut saya,
banyaknya
ulasan/review online
mengenai produk
busana menunjukkan
tingkat ketertarikan
orang-orang terhadap
produk tersebut
4 4 4 3 1
17. Saya merasa
sedikitnya
ulasan/review online
mengenai produk
busana menunjukkan
bahwa produk tersebut
kurang diminati
3 4 4 3 1
18. Saya dapat
mengetahui kualitas
produk busana dengan
melihat banyaknya
ulasan/review online
yang tersedia.
3 4 4 3 1
19. Saya meragukan
kualitas produk
busana apabila tidak
banyak ulasan/review
online mengenai
produk tersebut
3 4 4 3 1
20. Saya dapat
mengetahui
popularitas produk
busana dengan
3 4 4 3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
melihat banyaknya
ulasan/review online
yang tersedia.
21. Saya merasa
banyaknya
ulasan/review online
mengenai produk
busana menunjukkan
bahwa produk tersebut
memiliki banyak
peminat.
4 4 4 3 1
IVI-S/R 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
B. NIAT MEMBELI ONLINE PRODUK BUSANA
No. Item
Expert Judgement
Total
Item
Relevan
IVI-
I
Dr.Minta
Istono
S.Psi.,
M.Si.
P.
Henrietta
P. D. A.
D. S.
S.Psi.,
M.A.
Agung
Santoso
Ph.D.
1.
Saya tidak berniat
untuk membeli produk
busana secara online
dalam waktu dekat –
Saya berniat untuk
membeli produk
busana secara online
dalam waktu dekat
4 4 4 3 1
2.
Saya tidak berniat
untuk segera membeli
produk busana secara
online – Saya berniat
untuk segera membeli
produk busana secara
online
4 4 4 3 1
3.
Saya tidak ingin
membeli produk
busana secara online
dalam waktu dekat –
Saya ingin membeli
produk busana secara
4 4 4 3 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
online dalam waktu
dekat
4.
Saya tidak memiliki
rencana untuk
membeli produk
busana secara online
pada waktu
mendatang – Saya
memiliki rencana
untuk membeli produk
busana secara online
pada waktu
mendatang
4 4 4 3 1
IVI-S/R 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 2
Format Respon Skala Niat
Membeli Online Produk
Busana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
1.
Saya tidak
berniat untuk
membeli
produk
busana
secara online
daalam
waktu dekat
1 2 3 4 5 6 7
Saya berniat
untuk
membeli
produk
busana secara
online dalam
waktu dekat
2.
Saya tidak
berniat untuk
segera
membeli
produk
busana
secara online
1 2 3 4 5 6 7
Saya berniat
untuk segera
membeli
produk
busana secara
online
3.
Saya tidak
ingin
membeli
produk
busana
secara online
dalam waktu
dekat
1 2 3 4 5 6 7
Saya ingin
membeli
produk
busana secara
online dalam
waktu dekat
4.
Saya tidak
memiliki
rencana
untuk
membeli
produk
busana
secara online
pada waktu
mendatang
1 2 3 4 5 6 7
Saya
memiliki
rencana untuk
membeli
produk
busana secara
online pada
waktu
mendatang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
SKALA
PENGUKURAN PSIKOLOGI
Disusun oleh:
Servasia Petra Rosari Yusandani
159114048
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Yogyakarta, April 2019
Perkenalkan, saya Servasia Petra Rosari Yusandani, mahasiswa Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang saat ini sedang menyelesaikan penyusunan tugas
akhir. Berkaitan dengan hal tersebut, saya meminta kesediaan saudara/i untuk
mengisi kuesioner yang telah saya susun. Kuesioner ini terdiri dari lima bagian yang
terdiri dari identitas dan data diri, skala penelitian bagian I, skala penelitian
bagian II, skala penelitian bagian III, serta skala penelitian bagian IV.
Tanggapan yang diberikan akan dijamin kerahasiannya sehingga saudara/i dimohon
untuk memberikan jawaban yang sesungguhnya. Besar harapan saya agar saudara/i
berkenan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Atas waktu dan kesediannya
saya ucapkan terimakasih banyak.
Hormat saya,
Servasia Petra Rosari Yusandani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala dengan
sukarela tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak tertentu. Semua jawaban
yang saya berikan adalah jawaban jujur, murni yang saya alami dan rasakan, serta
bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan
bahwa jawaban yang saya berikan dapat digunakan sebagai data dalam penelitian
ilmiah ini.
…………………., ………………. 2019
Menyetujui,
(……………………….)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
IDENTITAS DAN DATA DIRI
Inisial: ………………………………
Tahun kelahiran: ………………………………
Jenis kelamin: Laki-laki/Perempuan
Pendapatan/uang saku per-bulan:
< Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000
Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000
Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000
> Rp. 4.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
BAGIAN I
Petunjuk pengisian:
Pada bagian ini, Anda diminta untuk memberikan jawaban yang sejujur-
jujurnya. Berilah tanda centang (✓) pada salah satu pilihan jawaban yang paling
sesuai dengan diri Anda.
1. Apakah Anda pernah mengakses dan/atau membeli produk busana secara
online?
Tidak pernah mengakses dan tidak membeli
Pernah mengakses dan tidak membeli
Pernah mengakses dan membeli
2. Jika pernah mengakses dan membeli, berapa kali Anda membeli produk
busana secara online?
1 – 3 kali
4 – 6 kali
7 – 9 kali
> 10 kali
3. Apakah Anda pernah membaca ulasan/review online mengenai produk
busana?
Tidak pernah
Pernah
4. Jika pernah membaca ulasan/review online, apa media yang sering Anda
gunakan untuk membaca ulasan/review online mengenai produk busana?
Situs e-commerce (misal BukaLapak, Lazada, Tokopedia, Shopee,
dll)
Media Sosial (misal Instagram, Twitter, Facebook, dll)
Blog
Lainnya, yaitu ………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
BAGIAN II
Petunjuk pengisian:
1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama
2. Tentukan pilihan jawaban yang sungguh-sungguh menggambarkan diri
Anda dengan memberikan tanda centang (✓) pada pilihan jawaban yang
terdiri dari:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
ATS : Agak Tidak Setuju
N : Netral
AS : Agak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
3. Setiap pernyataan hanya dapat memilih satu jawaban. Pada bagian ini, tidak
ada jawaban yang salah, semua jawaban adalah benar. Hasil dari skala tidak
memengaruhi nilai atau apapun yang terkait dengan diri Anda. Kerahasiaan
data dijamin oleh peneliti.
4. Contoh pengerjaan:
No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS
1. Saya suka
membaca buku ✓
5. Jika terjadi kesalahan dalam pengerjaan dan ingin mengganti jawaban,
maka silahkan memberi tanda (=) pada pilihan jawaban yang salah,
kemudian memberi tanda centang (✓) pada pilihan jawaban yang benar
No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS
1. Saya suka
membaca buku ✓
✓
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
SKALA BAGIAN II
No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS
1.
Saya merasa bahwa
konsumen yang menulis
ulasan/review online
mengenai produk busana
merupakan orang yang
berpengalaman dalam
membeli produk
tersebut.
2.
Saya dapat mengetahui
kualitas produk busana
dengan melihat
banyaknya
ulasan/review online
yang tersedia.
3.
Saya mengetahui
kondisi dan kualitas
produk busana dari
ulasan/review online
yang tersedia.
4.
Saya merasa bahwa
ulasan/review online
mengenai produk busana
memberikan informasi
yang jelas.
5.
Saya mendapatkan
informasi yang saya
butuhkan dari
ulasan/review online
mengenai produk
busana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS
6.
Saya merasa bahwa
konsumen yang menulis
ulasan/review online
mengenai produk busana
memberikan informasi
yang jujur.
7.
Menurut saya,
konsumen yang menulis
ulasan/review online
mengenai produk busana
memberikan informasi
sesuai dengan
pengalamannya dalam
membeli produk
tersebut.
8.
Saya dapat mengetahui
popularitas produk
busana dengan melihat
banyaknya
ulasan/review online
yang tersedia.
9.
Menurut saya,
banyaknya
ulasan/review online
mengenai produk busana
menunjukkan bahwa
produk tersebut populer.
10.
Saya tidak mencurigai
orang yang menulis
ulasan/review online
mengenai produk
busana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS
11. Saya merasa terbantu
dengan adanya
ulasan/review online
mengenai produk
busana.
12. Saya dapat memahami
isi ulasan/review online
mengenai produk
busana.
13. Saya merasa sedikitnya
ulasan/review online
mengenai produk busana
menunjukkan bahwa
produk tersebut kurang
diminati.
14.
Saya mempercayai
orang yang menulis
ulasan/review online
mengenai produk
busana.
15.
Ulasan/review online
mengenai produk busana
yang saya baca berasal
dari konsumen yang
dapat dipastikan
kebenarannya.
16.
Saya meragukan kualitas
produk busana apabila
tidak banyak
ulasan/review online
mengenai produk
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS
17.
Menurut saya,
banyaknya
ulasan/review online
mengenai produk busana
menunjukkan tingkat
ketertarikan orang-orang
terhadap produk
tersebut.
18.
Saya tidak kesulitan
dalam memahami
ulasan/review online
mengenai produk
busana.
19.
Saya mendapatkan
gambaran mengenai
produk busana dari
ulasan/review online
yang tersedia.
20.
Saya merasa banyaknya
ulasan/review online
mengenai produk busana
menunjukkan bahwa
produk tersebut
memiliki banyak
peminat
21.
Menurut saya,
konsumen yang menulis
ulasan/review online
mengenai produk busana
merupakan orang yang
memahami informasi
mengenai produk
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
BAGIAN III
Petunjuk pengisian:
1. Skala terdiri dari 4 pernyataan mengenai perilaku Anda dalam berbelanja
online. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.
2. Pada bagian ini, Anda diminta untuk mengungkapkan diri Anda sesuai
dengan pernyataan yang tertera. Semakin mendekati angka 1 menunjukkan
bahwa diri Anda tidak sesuai dengan pernyataan. Sebaliknya, semakin
mendekati angka 7 menunjukkan bahwa diri Anda sesuai dengan
pernyataan.
3. Silahkan memilih dengan melingkari jawaban yang paling sesuai dengan
diri Anda.
Contoh pengerjaan:
Sangat tidak
suka
membaca
1 2 3 4 5 6 7
Saya suka
membaca
4. Jika terjadi kesalahan dalam pengerjaan dan ingin mengganti jawaban,
maka silahkan memberi tanda (=) pada pilihan jawaban yang salah,
kemudian melingkari pilihan jawaban yang benar
5. Contoh pengerjaan:
Sangat tidak
suka
membaca
1 2 3 4 5 6 7
Saya suka
membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
SKALA BAGIAN III
1.
Saya tidak
berniat untuk
membeli produk
busana secara
online dalam
waktu dekat.
1 2 3 4 5 6 7
Saya berniat
untuk membeli
produk busana
secara online
dalam waktu
dekat.
2.
Saya tidak
berniat untuk
segera membeli
produk busana
secara online.
1 2 3 4 5 6 7
Saya berniat
untuk segera
membeli
produk busana
secara online.
3.
Saya tidak ingin
membeli produk
busana secara
online dalam
waktu dekat.
1 2 3 4 5 6 7
Saya ingin
membeli
produk busana
secara online
dalam waktu
dekat.
4.
Saya tidak
memiliki
rencana untuk
membeli produk
busana secara
online pada
waktu
mendatang.
1 2 3 4 5 6 7
Saya memiliki
rencana untuk
membeli
produk busana
secara online
pada waktu
mendatang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
C. PERSEPSI TERHADAP E-WOM
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 102 100.0
Excludeda 0 .0
Total 102 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.885 21
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
ewom_1 4.83 1.203 102
ewom_2 5.46 1.105 102
ewom_3 5.39 1.100 102
ewom_4 4.74 1.160 102
ewom_5 5.27 1.036 102
ewom_6 4.55 1.264 102
ewom_7 5.39 .987 102
ewom_8 5.53 1.002 102
ewom_9 5.16 1.167 102
ewom_10 3.83 1.358 102
ewom_11 5.63 .911 102
ewom_12 5.45 .897 102
ewom_13 4.54 1.325 102
ewom_14 4.26 1.107 102
ewom_15 4.16 1.340 102
ewom_16 4.91 1.195 102
ewom_17 5.39 1.091 102
ewom_18 5.22 1.105 102
ewom_19 5.68 .834 102
ewom_20 5.31 1.152 102
ewom_21 4.80 1.063 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ewom_1 100.68 155.785 .388 .883
ewom_2 100.05 152.958 .538 .879
ewom_3 100.12 154.441 .484 .880
ewom_4 100.77 153.087 .504 .880
ewom_5 100.24 152.083 .616 .877
ewom_6 100.96 149.662 .570 .878
ewom_7 100.12 156.639 .456 .881
ewom_8 99.98 155.940 .477 .881
ewom_9 100.35 152.587 .518 .879
ewom_10 101.68 157.231 .288 .888
ewom_11 99.88 154.144 .615 .877
ewom_12 100.06 158.531 .423 .882
ewom_13 100.97 157.039 .304 .887
ewom_14 101.25 151.316 .600 .877
ewom_15 101.35 149.934 .523 .879
ewom_16 100.60 158.104 .311 .886
ewom_17 100.12 152.719 .555 .878
ewom_18 100.29 152.328 .562 .878
ewom_19 99.83 156.576 .556 .879
ewom_20 100.20 151.387 .571 .878
ewom_21 100.71 152.824 .568 .878
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation
N of
Items
105.51 168.886 12.996 21
D. NIAT MEMBELI ONLINE PRODUK BUSANA
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 102 100.0
Excludeda 0 .0
Total 102 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.902 4
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
nb_1 3.55 1.602 102
nb_2 3.41 1.685 102
nb_3 3.34 1.738 102
nb_4 4.14 1.819 102
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
nb_1 10.89 21.820 .793 .870
nb_2 11.03 21.078 .797 .867
nb_3 11.10 19.970 .854 .846
nb_4 10.30 21.362 .689 .908
Scale Statistics
Mean Variance
Std.
Deviation
N of
Items
14.44 36.249 6.021 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
SKALA
PENGUKURAN PSIKOLOGI
Disusun oleh:
Servasia Petra Rosari Yusandani
159114048
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Yogyakarta, April 2019
Perkenalkan, saya Servasia Petra Rosari Yusandani, mahasiswa Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang saat ini sedang menyelesaikan penyusunan tugas
akhir. Berkaitan dengan hal tersebut, saya meminta kesediaan saudara/i untuk
mengisi kuesioner yang telah saya susun. Kuesioner ini terdiri dari lima bagian yang
terdiri dari identitas dan data diri, skala penelitian bagian I, skala penelitian
bagian II, skala penelitian bagian III, serta skala penelitian bagian IV.
Tanggapan yang diberikan akan dijamin kerahasiannya sehingga saudara/i dimohon
untuk memberikan jawaban yang sesungguhnya. Besar harapan saya agar saudara/i
berkenan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Atas waktu dan kesediannya
saya ucapkan terimakasih banyak.
Hormat saya,
Servasia Petra Rosari Yusandani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala dengan
sukarela tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak tertentu. Semua jawaban
yang saya berikan adalah jawaban jujur, murni yang saya alami dan rasakan, serta
bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan
bahwa jawaban yang saya berikan dapat digunakan sebagai data dalam penelitian
ilmiah ini.
…………………., ………………. 2019
Menyetujui,
(……………………….)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
IDENTITAS DAN DATA DIRI
Inisial: ………………………………
Tahun kelahiran: ………………………………
Jenis kelamin: Laki-laki/Perempuan
Pendapatan/uang saku per-bulan:
< Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000
Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000
Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000
> Rp. 4.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
BAGIAN I
Petunjuk pengisian:
Pada bagian ini, Anda diminta untuk memberikan jawaban yang sejujur-
jujurnya. Berilah tanda centang (✓) pada salah satu pilihan jawaban yang paling
sesuai dengan diri Anda.
1. Apakah Anda pernah mengakses dan/atau membeli produk busana secara
online?
Tidak pernah mengakses dan tidak membeli
Pernah mengakses dan tidak membeli
Pernah mengakses dan membeli
2. Jika pernah mengakses dan membeli, berapa kali Anda membeli produk
busana secara online?
1 – 3 kali
4 – 6 kali
7 – 9 kali
> 10 kali
3. Apakah Anda pernah membaca ulasan/review online mengenai produk
busana?
Tidak pernah
Pernah
4. Jika pernah membaca ulasan/review online, apa media yang sering Anda
gunakan untuk membaca ulasan/review online mengenai produk busana?
Situs e-commerce (misal BukaLapak, Lazada, Tokopedia, Shopee,
dll)
Media Sosial (misal Instagram, Twitter, Facebook, dll)
Blog
Lainnya, yaitu ………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
BAGIAN II
Petunjuk pengisian:
6. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama
7. Tentukan pilihan jawaban yang sungguh-sungguh menggambarkan diri
Anda dengan memberikan tanda centang (✓) pada pilihan jawaban yang
terdiri dari:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
ATS : Agak Tidak Setuju
N : Netral
AS : Agak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
8. Setiap pernyataan hanya dapat memilih satu jawaban. Pada bagian ini, tidak
ada jawaban yang salah, semua jawaban adalah benar. Hasil dari skala tidak
memengaruhi nilai atau apapun yang terkait dengan diri Anda. Kerahasiaan
data dijamin oleh peneliti.
9. Contoh pengerjaan:
No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS
1. Saya suka
membaca buku ✓
10. Jika terjadi kesalahan dalam pengerjaan dan ingin mengganti jawaban,
maka silahkan memberi tanda (=) pada pilihan jawaban yang salah,
kemudian memberi tanda centang (✓) pada pilihan jawaban yang benar
No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS
1. Saya suka
membaca buku ✓
✓
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
SKALA BAGIAN II
No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS
1.
Saya merasa bahwa
konsumen yang menulis
ulasan/review online
mengenai produk busana
merupakan orang yang
berpengalaman dalam
membeli produk
tersebut.
2.
Saya dapat mengetahui
kualitas produk busana
dengan melihat
banyaknya
ulasan/review online
yang tersedia.
3.
Saya mengetahui
kondisi dan kualitas
produk busana dari
ulasan/review online
yang tersedia.
4.
Saya merasa bahwa
ulasan/review online
mengenai produk busana
memberikan informasi
yang jelas.
5.
Saya mendapatkan
informasi yang saya
butuhkan dari
ulasan/review online
mengenai produk
busana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS
6.
Saya merasa bahwa
konsumen yang menulis
ulasan/review online
mengenai produk busana
memberikan informasi
yang jujur.
7.
Menurut saya,
konsumen yang menulis
ulasan/review online
mengenai produk busana
memberikan informasi
sesuai dengan
pengalamannya dalam
membeli produk
tersebut.
8.
Saya dapat mengetahui
popularitas produk
busana dengan melihat
banyaknya
ulasan/review online
yang tersedia.
9.
Menurut saya,
banyaknya
ulasan/review online
mengenai produk busana
menunjukkan bahwa
produk tersebut populer.
10.
Saya tidak
memedulikan siapa
konsumen yang menulis
ulasan/review online
produk busana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS
11. Saya merasa terbantu
dengan adanya
ulasan/review online
mengenai produk
busana.
12. Saya dapat memahami
isi ulasan/review online
mengenai produk
busana.
13. Saya merasa sedikitnya
ulasan/review online
mengenai produk busana
menunjukkan bahwa
produk tersebut kurang
diminati.
14.
Saya mempercayai
orang yang menulis
ulasan/review online
mengenai produk
busana.
15.
Ulasan/review online
mengenai produk busana
yang saya baca berasal
dari konsumen yang
dapat dipastikan
kebenarannya.
16.
Saya meragukan kualitas
produk busana apabila
tidak banyak
ulasan/review online
mengenai produk
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
No. Pernyataan STS TS ATS N AS S SS
17.
Menurut saya,
banyaknya
ulasan/review online
mengenai produk busana
menunjukkan tingkat
ketertarikan orang-orang
terhadap produk
tersebut.
18.
Saya tidak kesulitan
dalam memahami
ulasan/review online
mengenai produk
busana.
19.
Saya mendapatkan
gambaran mengenai
produk busana dari
ulasan/review online
yang tersedia.
20.
Saya merasa banyaknya
ulasan/review online
mengenai produk busana
menunjukkan bahwa
produk tersebut
memiliki banyak
peminat
21.
Menurut saya,
konsumen yang menulis
ulasan/review online
mengenai produk busana
merupakan orang yang
memahami informasi
mengenai produk
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
BAGIAN III
Petunjuk pengisian:
1. Skala terdiri dari 4 pernyataan mengenai perilaku Anda dalam berbelanja
online. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama.
2. Pada bagian ini, Anda diminta untuk mengungkapkan diri Anda sesuai
dengan pernyataan yang tertera. Semakin mendekati angka 1 menunjukkan
bahwa diri Anda tidak sesuai dengan pernyataan. Sebaliknya, semakin
mendekati angka 7 menunjukkan bahwa diri Anda sesuai dengan
pernyataan.
3. Silahkan memilih dengan melingkari jawaban yang paling sesuai dengan
diri Anda.
Contoh pengerjaan:
Sangat tidak
suka
membaca
1 2 3 4 5 6 7
Saya suka
membaca
4. Jika terjadi kesalahan dalam pengerjaan dan ingin mengganti jawaban,
maka silahkan memberi tanda (=) pada pilihan jawaban yang salah,
kemudian melingkari pilihan jawaban yang benar
5. Contoh pengerjaan:
Sangat tidak
suka
membaca
1 2 3 4 5 6 7
Saya suka
membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
SKALA BAGIAN III
1.
Saya tidak
berniat untuk
membeli produk
busana secara
online dalam
waktu dekat.
1 2 3 4 5 6 7
Saya berniat
untuk membeli
produk busana
secara online
dalam waktu
dekat.
2.
Saya tidak
berniat untuk
segera membeli
produk busana
secara online.
1 2 3 4 5 6 7
Saya berniat
untuk segera
membeli
produk busana
secara online.
3.
Saya tidak ingin
membeli produk
busana secara
online dalam
waktu dekat.
1 2 3 4 5 6 7
Saya ingin
membeli
produk busana
secara online
dalam waktu
dekat.
4.
Saya tidak
memiliki
rencana untuk
membeli produk
busana secara
online pada
waktu
mendatang.
1 2 3 4 5 6 7
Saya memiliki
rencana untuk
membeli
produk busana
secara online
pada waktu
mendatang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
A. Hasil Uji Beda Mean Persepsi terhadap e-WOM
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
Persepsi_eWOM 684 112.56 13.719 .525
One-Sample Test
Test Value = 84
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Persepsi_eWOM 54.450 683 .000 28.561 27.53 29.59
B. Hasil Uji Beda Mean Niat Membeli Online Produk Busana
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
Niat_Beli 684 18.69 6.279 .240
One-Sample Test
Test Value = 16
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Niat_Beli 11.217 683 .000 2.693 2.22 3.16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
A. Hasil Uji Normalitas Persepsi terhadap e-WOM dengan Niat Membeli
Online Produk Busana
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Persepsi_eWOM .078 684 .000 .970 684 .000
Niat_Beli .087 684 .000 .961 684 .000
a. Lilliefors Significance Correction
B. Histogram Persepsi terhadap e-WOM
C. Histogram Niat Membeli Online Produk Busana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Hasil Uji Linearitas Persepsi terhadap e-WOM dengan Niat Membeli Online
Produk Busana
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Niat_Beli *
Persepsi_eWO
M
Betwee
n
Groups
(Combined
) 3470.520 73 47.541 1.236
.09
9
Linearity 1234.470 1
1234.47
0
32.10
0
.00
0
Deviation
from
Linearity
2236.050 72 31.056 .808 .87
1
Within Groups 23459.00
6
61
0 38.457
Total 26929.52
6
68
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
A. Hasil Uji Korelasi Persepsi terhadap e-WOM dengan Niat Membeli
Online Produk Busana
Correlations
Persepsi_eWOM Niat_Beli
Spearman's
rho
Persepsi_eWOM Correlation
Coefficient 1.000 .227**
Sig. (1-
tailed) . .000
N 684 684
Niat_Beli Correlation
Coefficient .227** 1.000
Sig. (1-
tailed) .000 .
N 684 684
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
B. Hasil Uji Korelasi Dimensi Persepsi terhadap e-WOM dengan Niat
Membeli Online Produk Busana
Correlations
total_Kredi
bilitas
total_Ku
alitas
total_Kua
ntitas
total_Nia
tBeli
Spearm
an's
rho
total_Kredi
bilitas
Correla
tion
Coeffic
ient
1.000 .608** .479** .221**
Sig. (1-
tailed) . .000 .000 .000
N 684 684 684 684
total_Kuali
tas
Correla
tion
Coeffic
ient
.608** 1.000 .519** .239**
Sig. (1-
tailed) .000 . .000 .000
N 684 684 684 684
total_Kuant
itas
Correla
tion
Coeffic
ient
.479** .519** 1.000 .123**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Sig. (1-
tailed) .000 .000 . .001
N 684 684 684 684
total_NiatB
eli
Correla
tion
Coeffic
ient
.221** .239** .123** 1.000
Sig. (1-
tailed) .000 .000 .001 .
N 684 684 684 684
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
A. Hasil Uji Normalitas Niat Membeli Online Produk Busana berdasarkan
Kelompok Umur
Tests of Normality
Tahun
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Niat_Beli 19-25 .100 518 .000 .966 518 .000
>25 .114 166 .000 .939 166 .000
a. Lilliefors Significance Correction
B. Hasil Uji Homogenitas Niat Membeli Online Produk Busana berdasarkan
Kelompok Umur
Test of Homogeneity of Variances
Niat_Beli
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.192 1 682 .661
C. Hasil Uji Beda Mean Niat Membeli Online Produk Busana berdasarkan
Kelompok Umur dengan Mann-Whitney Test
Ranks
Tahun N
Mean
Rank
Sum of
Ranks
Niat_Beli 19-25 518 327.59 169691.00
>25 166
389.03 64579.00
Total 684
Test Statisticsa
Niat_Beli
Mann-Whitney U 35270.000
Wilcoxon W 169691.000
Z -3.493
Asymp. Sig. (2-
tailed) .000
a. Grouping Variable: Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI