HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU, KECERDASAN EMOSI, DAN SIKAP SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA BANGUNAN SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 SRAGEN Tesis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan Disusun oleh: Y. HERU STYAKA NIM: S810809231 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN

PROFESIONAL GURU, KECERDASAN EMOSI, DAN SIKAP SISWA

DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA BANGUNAN

SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 SRAGEN

Tesis

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Teknologi Pendidikan

Disusun oleh:

Y. HERU STYAKA NIM: S810809231

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN

PROFESIONAL GURU, KECERDASAN EMOSI, DAN SIKAP SISWA

DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA BANGUNAN

SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 SRAGEN

Disusun oleh:

Y. HERU STYAKA NIM: S810809231

Disetujui oleh:

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama

Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Mulyoto, M. Pd. NIP. 194307121973011001

……………… ……………

Pembimbing II Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd.

NIP. 196101241987021001 ……………… ……………

Mengetahui Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. NIP. 194307121973011001

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN TESIS

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN

PROFESIONAL GURU, KECERDASAN EMOSI, DAN SIKAP SISWA

DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA BANGUNAN

SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 SRAGEN

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd. …………… …………

NIP. 194404041976031001

Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, M. Pd …………… …………

NIP. 196611081990032001

Anggota 1. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd. …………… …………

NIP. 194307121973011001

2. Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd ……………. …………

NIP. 196101241987021001

Mengetahui,

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

Direktur,

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Drs. Suranto, M.Sc, PhD. NIP. 195708201985031004

Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd NIP. 194307121973011001

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

“ Sesungguhnya orang-orang munafik itu di tingkat yang paling bawah dalam neraka, sedang engkau tiada memperoleh penolong untuk mereka itu “. ( Q.S. An-Nisa’ 145 )

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan kepada:

1. Orang Tuaku tercinta

2. Istriku dan anakku tersayang

3. Almamater.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

NAMA : Y. Heru Styaka

NIM : S. 810809231

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul “HUBUNGAN

ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN PROFESIONAL

GURU, KECERDASAN EMOSI, DAN SIKAP SISWA DENGAN HASIL

BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA BANGUNAN SISWA KELAS X

JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN NEGERI 2 SRAGEN” adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal–hal

yang bukan karya saya, dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam

daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang

saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Januari 2011

Yang membuat pernyataan

Y. Heru Styaka

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT kami panjatkan atas rahmat dan hidayahNya,

sehingga peneliti dapat menyusun laporan penelitian dengan judul “HUBUNGAN

ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN PROFESIONAL

GURU, KECERDASAN EMOSI, DAN SIKAP SISWA DENGAN HASIL

BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA BANGUNAN SISWA KELAS X

JURUSAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN NEGERI 2 SRAGEN”.

Penelitian ini merupakan penelitian untuk memperoleh gelar Magister

Pendidikan. Proses penyelesaian laporan penelitian ini, banyak diperoleh bantuan

dari banyak pihak. Karena itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Moch Syamsulhadi, Sp Kj, selaku rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Bapak Prof. Drs. Suranto, M. Sc. Ph.D selaku direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Teknologi

Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

sekaligus sebagai pembimbing I.

4. Ibu Dr. Nunuk Suryani, M. Pd, selaku sekretaris Program Studi Teknologi

Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Bapak Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd, selaku pembimbing II, yang dengan sabar

telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan tesis ini.

6. Seluruh staf pengajar Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ilmu selama ini.

7. Seluruh karyawan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah membantu dan memberikan pelayanan dengan baik selama ini.

8. Tim Penguji Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan pengarahan dan perbaikan tesis ini.

9. Bapak Drs. Subono, selaku Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen

yang telah memberikan kesempatan penulis dan ijin untuk mengadakan

penelitian.

10. Rekan guru dan karyawan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen yang

telah membantu kelancaran dalam penelitian ini.

11. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu demi

kelancaran penyusunan tesis ini.

Peneliti sadar bahwa laporan penelitian ini banyak memiliki kekurangan.

Karena itu, peneliti berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan

saran yang membangun sehingga peneliti dapat melakukan penelitian dengan lebih

sempurna. Mudah-mudahan laporan penelitian ini bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Y. Heru Styaka

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

MOTTO ....................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ............................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS .............................................................. vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

ABSTRAK ....................................................................................................... xv

ABSTRACT ....................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 8

C. Pembatasan Masalah .............................................................. 9

D. Perumusan Masalah ............................................................... 9

E. Tujuan Penelitian .................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 11

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ............................................ 12

A. Kajian Teori ........................................................................... 12

1. Persepsi Siswa pada Kemampuan Profesional Guru ... 12

2. Kecerdasan Emosi........................................................ 21

3. Sikap Siswa .................................................................. 28

4. Hasil Belajar ................................................................ 43

B. Penelitian yang Relevan ......................................................... 49

C. Kerangka Berfikir .................................................................... 51

D. Hipotesis ................................................................................. 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 55

A. Metode Penelitian ................................................................... 55

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 56

1. Tempat Penelitian ....................................................... 56

2. Waktu Penelitian ......................................................... 56

C. Populasi dan Sampel ............................................................... 57

1. Populasi ........................................................................ 57

2. Sampel ......................................................................... 57

3. Teknik Sampling .......................................................... 57

D. Definisi Operasional Variabel ................................................ 58

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 59

1. Angket atau Kuesioner................................................. 59

2. Tes ................................................................................ 61

F. Ujicoba Instrumen.................................................................... 62

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

1. Uji Validitas ................................................................. 62

2. Uji Reliabilitas ............................................................ 64

G. Teknik Analisis Data ............................................................... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 67

A. Deskripsi Data ......................................................................... 67

B. Pengujian Prasyarat Analisis .................................................. 73

C. Pengujian Hipotesis ................................................................. 79

D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 87

E. Keterbatasan Masalah .............................................................. 94

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................. 95

A. Kesimpulan ............................................................................ 95

B. Implikasi ................................................................................. 96

C. Saran ....................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 99

LAMPIRAN ..................................................................................................... 102

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Jadual Kegiatan Penelitian ................................................................. 56

Tabel 2: Pengambilan Sampel Penelitian......................................................... 57

Tabel 3: Skala Penilaian Angket Persepsi Siswa Pada Kemampuan

Profesional Guru dan Kecerdasan Emosi ........................................ 60

Tabel 4: Skala Penilaian Angket Sikap Siswa ................................................. 60

Tabel 5.Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 64

Tabel 6. Hasil Analisis Deskriptif .................................................................... 67

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Persepsi Siswa pada Kemampan Guru .... 68

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Emosi .................................... 69

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Data Sikap Siswa ............................................ 71

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Mata Diklat Statika

Bangunan ........................................................................................... 72

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Data ............................................................... 74

Tabel 12. Hasil Uji Linearitas X1 terhadap Y ................................................ 76

Tabel 13. Hasil Uji Linearitas X2 terhadap Y ................................................ 77

Tabel 14. Hasil Uji Linearitas X3 terhadap Y ................................................ 77

Tabel 15. Hasil Uji Independesi antar Variabel Bebas .................................... 78

Tabel 16. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Sederhana ........................... 80

Tabel 17. Hasil Uji Koefisien Korelasi Ganda dan Koefisien Determinasi .... 82

Tabel 18. Hasil Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda ........................... 82

Tabel 19. Hasil Uji Analisis Persamaan Regresi Ganda .................................. 83

Tabel 20. Hasil Analisis Data Secara Parsial .................................................. 85

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses Persepsi 1 ............................................................................ 13

Gambar 2. Proses Persepsi 2 ............................................................................ 14

Gambar 3. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 53

Gambar 4. Histogram Data Persepsi Siswa pada Kemampuan Guru .............. 68

Gambar 5. Histogram Data Kecerdasan Emosi ............................................... 70

Gambar 6. Histogram Data Sikap Siswa .......................................................... 71

Gambar 7. Histogram Data Hasil Belajar Siswa .............................................. 73

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi dan Angket Variabel Bebas ...................................... 102

Lampiran 2 Kisi-kisi dan Tes Hasil Belajar ................................................. 107

Lampiran 3 Tabulasi Data Hasil Ujicoba, Perhitungan Validitas, dan

Perhitungan Reliabilitas Angket Persepsi Siswa pada

Kemampuan Profesional Guru ................................................. 119

Lampiran 4 Tabulasi Data Hasil Ujicoba, Perhitungan Validitas, dan

Perhitungan Reliabilitas Angket Kecerdasan Emosi ............... 134

Lampiran 5 Tabulasi Data Hasil Ujicoba, Perhitungan Validitas, dan

Perhitungan Reliabilitas Angket Sikap Siswa .......................... 145

Lampiran 6 Tabulasi Data Hasil Ujicoba, Perhitungan Validitas, dan

Perhitungan Reliabilitas Tes Hasil Belajar ............................... 158

Lampiran 7 Tabulasi Data Hasil Penelitian ................................................. 176

Lampiran 8 Data Induk Penelitian ............................................................... 184

Lampiran 9 Hasil Analisis Data ................................................................... 185

Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian .................................................................. 206

Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian ..................................................... 207

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRAK

Y. Heru Styaka. S810809231. 2011. Hubungan antara Persepsi Siswa pada Kemampuan Profesional Guru, Kecerdasan Emosi, dan Sikap Siswa dengan Hasil Belajar Mata Diklat Statika Bangunan Siswa Kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen. Program Pascasarjana, Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah ada hubungan positif

antara persepsi siswa pada kemampuan guru dengan hasil belajar Mata Diklat Statika Bangunan, 2) Apakah ada hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan hasil belajar Mata Diklat Statika Bangunan, 3) Apakah ada hubungan positif antara sikap siswa dengan hasil belajar Mata Diklat Statika Bangunan, 4) Apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa pada kemampuan guru, kecerdasan emosi, dan sikap siswa secara bersama-sama dengan hasil belajar Mata Diklat Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011?

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan jenis penelitian korelasional. Populasi penelitian adalah siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi sebanyak 3 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 100 siswa. Sampel penelitian diambil secara proportional random sampling sebanyak 50 siswa atau sebesar 50%. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner dan tes. Teknik pengukuran angket dengan menggunakan skala likert dengan 5 pilihan. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis regresi ganda dengan uji prasyarat berupa uji normalitas dan uji linieritas. Analisis data selanjutnya dilakukan dengan menggunakan bantuan program statistik SPSS.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : 1) Ada hubungan positif antara persepsi siswa pada kemampuan guru dengan hasil belajar Mata Diklat Statika Bangunan, 2) Ada hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan hasil belajar Mata Diklat Statika Bangunan, 3) Ada hubungan positif antara sikap siswa dengan hasil belajar Mata Diklat Statika Bangunan, 4) Ada hubungan positif antara persepsi siswa pada kemampuan guru, kecerdasan emosi, dan sikap siswa secara bersama-sama dengan hasil belajar Mata Diklat Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010.

Berdasarkan hasil penelitian, maka penelitian ini menyarankan bahwa guru dapat bersikap objektif, mengarahkan siswa dalam mengendalikan emosi, menumbuhkan rasa suka terhadap mata pelajaran. Kepada para peneliti yang akan datang diharapkan dapat melakukan penelitian dengan topik yang sama di tempat yang berbeda untuk lebih memperkuat hasil penelitian ini.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRACT

Y. Heru Styaka. S810809231. 2011. Correlation between Students’ Perceptions to Profesional Teacher Skills, Emotional Intelligence, and the Students’ Attitude with Learning Achievement of Statics Building Subject of the 1st Year of Carpentry Program in SMK Negeri 2 Sragen. Post Graduate Program, Educational Technology Studies Program, Sebelas Maret University of Surakarta.

The problem in this research are: 1) whether there is a positive correlation

between students perceptions to profesional the teachers skills and learning outcomes of statics building subject; 2) whether there is a positive correlationship between emotional intelligence and learning outcomes of statics building subject; 3) whether there is a positive correlationship between students’ attitude and learning outcomes of statics building subject; 4) whether there is a positive correlationship between students’ perception to the teachers skills, emotional intelligence, all students’ attitude and learning outcomes of statics building subject in the 1st Year of Carpentry Program of SMK Negeri 2 Sragen in Academic Year 2010/2011.

The research was conducted at SMK Negeri 2 Sragen. The research method used in this research is survey method with the type of correlational research. The study population was students of the 1st Year Students of Carpentry Program which consist of 3 classes with 100 students. The research sample was taken by proportional random sampling of 50 students or 50%. Data collection was done by using questionnaires and tests. Questionnaire measuring technique used in this study was a Likert scale with 5 options. The data analysis technique was performed by multiple regression analysis with a pre-requisite test that are normality and linearity test. Data analysis is then performed by using SPSS.

The research concluded that: 1) There is a positive correlation between students' perception to profesional the teachers’ skill and learning outcomes of statics building subject, 2) There is a positive correlationship between emotional intelligence and learning outcomes of statics building subject, 3) There is a positive correlationship between student attitudes and learning outcomes of statics building subject, 4) There is a positive correlationship between students’ perception to the teacher skills, emotional intelligence, all students’ attitude and learning outcomes of statics building subject in the 1st Year Students of SMK Negeri 2 Sragen in Academic Year 2009/2010 .

Based on the results of research, this research suggests that the teacher can behave objectively, direct students in controlling their emotions, and develop a sense of love towards the subject. The next researchers are expected to conduct research on the same topic at different places to further strengthen the results of this research.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional Indonesia berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat yang

mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa. Pendidikan nasional juga bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, masyarakat maupun

bangsa dan negara, sebagai wujud perhatian maka pemerintah berusaha

meningkatkan mutu pendidikan sekarang ini. Peningkatan mutu pendidikan

senantiasa disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kemajuan ilmu pengetahuan akan membuat pembangunan bangsa akan menjadi

lebih baik dan mampu bersaing dengan negara lain.

Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1, jalur pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu pendidikan formal,

pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal adalah jalur

pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Sedangkan pendidikan nonformal,

yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

terstruktur dan berjenjang. Jalur pendidikan keluarga dan lingkungan disebut

pendidikan informal. Ketiga jalur pendidikan tersebut merupakan satu kesatuan

dalam pembinaan ataupun pembentukan kepribadian baik di lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 14, pendidikan formal digolongkan menjadi tiga, yaitu pendidikan

dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan

jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan

dasar meliputi Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), serta Sekolah

Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). Pendidikan

menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar yang terdiri atas pendidikan

menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah

umum ada dua, yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah (MA). Pendidikan tinggi merupakan

jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program

pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Setiap lembaga pendidikan mempunyai tujuan institusional yang sesuai

dengan jenis pendidikan. Keberhasilan pencapaian tujuan dari suatu lembaga

pendidikan tersebut dapat diketahui melalui prestasi belajar siswa. Prestasi atau

hasil belajar siswa tersebut dapat diukur dengan tes dan hasilnya diberikan dalam

bentuk laporan hasil belajar yang disebut raport. Prestasi belajar pada masing-

masing siswa akan berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain karena

Page 19: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dalam proses belajar mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas anak

didik terdapat serangkaian kegiatan yang menyeluruh yang menyangkut beberapa

faktor. Oleh karena itu keberhasilan siswa dalam meraih prestasi belajar tidak

terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Usaha peningkatan kualitas pendidikan memang menjadi tanggung jawab

pemerintah. Niat baik pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan

warganya tentunya tidak akan tercapai tanpa didukung oleh para praktisi

pendidikan. Para pengelola sekolah beserta guru sangat memegang peranan

penting dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan. Berbagai kebijakan

tingkat bawah menjadi sangat vital dalam menjamin tercapainya peningkatan

pendidikan. Kebijakan kepala sekolah tentang kegiatan pembelajaran, termasuk

di dalamnya yaitu kebijakan dalam menyediakan buku-buku pelajaran serta

media dan alat pembelajaran dapat dikatakan sebagai kunci utama dalam usaha

meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu, guru juga tidak boleh berdiam diri

dalam ikut serta meningkatkan kualitas pendidikan. Guru juga harus kreatif dan

selalu belajar agar hasil belajar menjadi meningkat. Peningkatan hasil belajar

menjadi salah satu tolok ukur tercapainya peningkatan kualitas pendidikan.

Perhatian ditujukan pada subjek belajar yaitu siswa. Siswa sebagai subjek

belajar juga menjadi salah satu objek yang harus diperhatikan dalam usaha

peningkatan kualitas pendidikan. Perhatian terhadap siswa sebagai subjek belajar

perlu diperhatikan dalam membentuk kecerdasan emosinya serta sikapnya dalam

belajar. Selain itu, juga perlu diperhatikan bahwa siswa juga individu yang

memiliki persepsi yang berbeda-beda. Siswa sebagai subjek belajar akan

Page 20: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

memperoleh rangsangan yang berupa kemampuan guru dalam mengajar.

Sementara itu, kecerdasan emosi seseorang bukan merupakan bawaan dari lahir.

Akan tetapi merupakan hasil dari pengalaman selama hidupnya. Karena itu,

kecerdasan emosi dapat dibentuk, yaitu melalui pendidikan.

Guru sebagai pelaksana pembelajaran akan menjadi objek bagi siswa

dalam memberikan rangsangan kepada siswa agar dapat melakukan kegiatan

belajar dengan baik. Namun, siswa akan memberikan persepsi terhadap

kemampuan guru dalam memberikan pembelajaran dengan persepsi yang berbeda

beda. Adanya persepsi yang berbeda-beda tersebut karena ada faktor yang

mempengaruhinya. Setiap siswa memiliki latar belakang yang berbeda-beda baik

dari segi pengalaman maupun pengetahuan. Meskipun di sekolah dalam kelas

yang sama, namun pengalaman di luar yang dapat dikatakan lebih banyak juga

akan memberikan pengaruh pada persepsi yang dilakukannya. Karena itu,

persepsi tersebut sedikit banyak akan berpengaruh kepada kegiatan belajarnya

yang pada akhirnya juga akan memberikan pengaruh pada hasil belajarnya.

Sementara itu pembentukan kecerdasan emosi yang dilakukan dengan

pendidikan tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah saja. Akan tetapi,

kecerdasan emosi terbentuk karena pendidikan yang dialaminya baik pendidikan

formal maupun informal. Dengan kata lain bahwa kecerdasan emosi terbentuk

karena pengaruh lingkungan dimana seorang siswa berada. Berbekal pengalaman

hidupnya, maka seseorang memiliki kecerdasan emosi yang dapat digunakan

untuk mengendalikan emosi dalam segala situasi.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Kegiatan pembelajaran juga memerlukan kemampuan dalam

mengendalikan emosi. Siswa yang dapat mengedalikan emosinya dalam kegiatan

belajar, maka ia memliki kecerdasan emosi yang cukup untuk melakukan

kegiatan belajar. Berbekal kecerdasan emosinya, maka segala materi yang

diterima akan diresapi dengan baik, sehingga akan dipahami secara lebih

sempurna. Karena itulah maka siswa yang memiliki kecerdasan emosi yang

cukup tinggi, dapat menguasai pelajaran dan akan terlihat pada hasil belajarnya.

Siswa dalam kegiatan belajar memiliki perilaku yang merupakan

cerminan dari sikapnya. Seorang siswa yang memiliki sikap tertentu, akan

memiliki perilaku tertentu juga. Demikian pula terhadap kegiatan belajar, seorang

siswa yang memiliki sikap yang positif terhadap kegiatan belajar, maka perilaku

belajarnya juga cenderung positif. Dengan sikap yang positif tersebut, maka

perilaku belajarnya akan tertata dengan baik sehingga memudahkan dalam

memahami materi pelajaran.

Dalam kegiatan belajar mengajar, kemampuan memahami materi

pelajaran dapat dikatakan sebagai kunci utama untuk mencapai keberhasilan.

Kemampuan tersebut dapat diperoleh bila siswa berusaha meningkatkan

kemampuannya dalam memahami pelajaran dengan cepat. Sebagaimana telah

dikemukakan di atas bahwa usaha meningkatkan hasil belajar siswa dapat

dilakukan dengan berbagai cara dan ada beberapa sasaran yang harus

ditingkatkan. Karena adanya berbagai hal yang harus ditingkatkan tersebut maka

akan dijumpai adanya perbedaan pencapaian prestasi belajar pada siswa. Ada

siswa yang pandai dan bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan ada pula siswa

Page 22: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

yang kurang bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Ada siswa yang nilai-nilai

ulangannya baik dan ada pula siswa yang nilai ulangannya kurang memuaskan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Slameto,

1995: 45). Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa.

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor internal

meliputi banyak faktor antara lain usia, kematangan/pertumbuhan, kesehatan,

minat, motivasi, suasana hati, kelelahan, emosi, kebutuhan, penyesuaian diri,

sifat/karakteristik siswa, tingkat kecerdasan, bakat, kemampuan awal, sikap siswa

dalam mengikuti pelajaran, latihan, kebiasaan belajar, kesiapan, kondisi fisik

secara umum, dan kondisi panca indera. Sedangkan faktor eksternal

dikelompokkan dalam tiga faktor yaitu faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Faktor keluarga dapat berupa cara orang tua mendidik, hubungan antara anggota

keluarga, suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga. Faktor sekolah yang

mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, hubungan guru

dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, media belajar,

waktu belajar mengajar, standar pelajaran, keadaan gedung, dan metode belajar.

Faktor masyarakat juga berpengaruh terhadap proses belajar siswa, pengaruh itu

terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat.

Hal tersebut tentu saja berpengaruh pada proses belajar mereka sehingga

berpengaruh pula pada prestasi belajar. Meskipun demikian minat bukanlah satu-

satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Suasana hati juga dapat

mempengaruhi. Siswa yang sedang bermasalah, suasana hatinya jadi tidak tenang

Page 23: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

sehingga pada saat proses belajar mengajar siswa yang bermasalah akan sulit

berkonsentrasi. Akibatnya prestasi belajar menjadi menurun.

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen sebagai lembaga

pendidikan telah mendidik siswa-siswinya secara maksimal. Namun demikian,

hasil belajar siswa masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari 1 tahun

terakhir, prestasi belajar siswa khususnya kelas X Jurusan Teknik Konstruksi

Kayu, masih ada yang belum memenuhi standar minimal. Dari hasil kenaikan

kelas yang lalu, siswa yang memiliki rata-rata di atas standar kompetensi baru

mencapai kurang lebih 92%. Hal ini berarti bahwa masih ada kurang lebih 8%

siswa yang belum mencapai batas minimal. Karena itu, perlu diketahui faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Usaha memahami dan mengetahui secara pasti tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi ketidakberhasilan siswa dalam belajar, dapat dilakukan dengan

melakukan penelitian. Berdasarkan pendapat tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa, maka sebelum melakukan penelitian, terlebih

dahulu dilakukan observasi untuk mengetahui kemungkinan faktor-faktor yang

mempengaruhi ketidakberhasilan tersebut. Observasi dilakukan untuk lebih

menfokuskan perhatian pada beberapa masalah yang diperkirakan memiliki

pengaruh besar terhadap ketidakberhasilan tersebut.

Sehubungan dengan uraian di atas dan hasil observasi tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan belajar siswa, maka penelitian ini

akan membahas tentang faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

Tidak semua faktor yang termasuk di dalamnya akan diteliti, namun hanya

Page 24: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

meneliti tiga faktor saja yaitu persepsi siswa pada kemampuan guru, kecerdasan

emosi dan sikap siswa. Berdasarkan latar belakang di atas akan dilakukan

penelitian lebih lanjut dengan judul “Hubungan antara persepsi siswa pada

kemampuan profesional guru, kecerdasan emosi, dan sikap siswa dengan hasil

belajar Mata Diklat Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi

Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Persepsi siswa yang salah terhadap kemampuan profesional guru dapat

menurunkan motivasi belajar siswa.

2. Rendahnya motivasi siswa akan menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.

3. Rendahnya motivasi belajar dapat berpengaruh pada hasil belajar yang

rendah.

4. Kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa.

5. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dapat mempengaruhi

semangat belajar siswa.

6. Kecerdasan emosi siswa yang rendah dapat menjadi penyebab rendahnya

hasil belajar siswa.

7. Sikap siswa yang negatif terhadap kegiatan belajar dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

8. Kurangnya penggunaan media pembelajaran dapat menyebabkan siswa

kesulitan untuk memahami materi pelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini membatasi

masalah pada hubungan positif antara persepsi siswa pada kemampuan

profesional guru, kecerdasan emosi, dan sikap siswa dengan hasil belajar Mata

Diklat Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka dirumuskan

masalah yaitu:

1. Apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa pada kemampuan

profesional guru dengan hasil belajar Mata Diklat Statika Bangunan siswa

kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011?

2. Apakah ada hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan hasil belajar

Mata Diklat Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011?

3. Apakah ada hubungan positif antara sikap siswa dengan hasil belajar Mata

Diklat Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011?

Page 26: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

4. Apakah ada hubungan positif antara persepsi siswa pada kemampuan

profesional guru, kecerdasan emosi dan sikap siswa secara bersama-sama

dengan hasil belajar Mata Diklat Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan

Teknik Konstruksi Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun

Pelajaran 2010/2011?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan diadakannya penelitian ini

adalah untuk mengetahui :

1. Hubungan positif antara persepsi siswa pada kemampuan profesional guru

dengan hasil belajar Mata Diklat Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan

Teknik Konstruksi Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun

Pelajaran 2010/2011.

2. Hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan hasil belajar Mata Diklat

Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

3. Hubungan positif antara sikap siswa dengan hasil belajar Mata Diklat Statika

Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

4. Hubungan positif antara persepsi siswa pada kemampuan profesional guru,

kecerdasan emosi dan sikap siswa secara bersama-sama dengan hasil belajar

Mata Diklat Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik teoretis maupun

praktis. Berikut manfaat penelitian ini:

1. Secara Teoritis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang masalah prestasi belajar

siswa berdasarkan faktor internal.

b. Memperkaya wawasan pengembangan ilmu pengetahuan yang

berhubungan dengan dunia pendidikan terutama dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa.

c. Untuk mendukung teori-teori yang sudah ada sehubungan dengan

masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

2. Secara Praktis

a. Sebagai masukan untuk pemecahan masalah yang berkaitan dengan

pencapaian prestasi belajar siswa.

b. Memberikan informasi tambahan kepada peneliti lain yang membahas

mengenai masalah yang sejenis.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Persepsi Siswa pada Kemampuan Profesional Guru

a. Pengertian

Persepsi itu merupakan proses pengorganisasian,

penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau

individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan

aktivitas yang intergrated dalam diri individu (Bimo Walgito, 2009 : 54).

Pendapat lainnya dikemukakan oleh Alex Sobur (2009: 446) bahwa

persepsi dapat didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi,

mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada

rangsangan pancaindra atau data. Berdasarkan kedua pendapat di atas

maka dapat dikemukakan bahwa persepsi adalah proses dalam menerima,

menilai, dan memberikan reaksi pada objek yang diterima oleh

pancaindera.

b. Proses Persepsi

Persepsi sebagai kegiatan dalam diri manusia merupakan suatu

proses yang terjadi sebagaimana gambar 1. Dari gambar 1 dapat dijelaskan

bahwa persepsi yang terjadi pada diri seseorang akan berawal dari adanya

rangsangan. Rangsangan akan menimbulkan persepsi dalam pikiran

seseorang. Lebih lanjut, persepsi akan menimbulkan pengenalan yang

Page 29: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

dilakukan dengan penalaran dan perasaan. Setelah adanya penalaran dan

perasaan, maka akan memunculkan tanggapan.

Sumber : Alex Sobur (2009 : 447)

Gambar 1. Proses Persepsi 1

Lebih lanjut dikemukakan oleh Alex Sobur (2009: 447) bahwa

proses persepsi, di dalamnya terdapat tiga komponen utama yaitu seleksi,

interpretasi, dan tingkah laku. Ketiga komponen tersebut saling berurutan.

Pada komponen pertama yaitu seleksi, terjadi setelah seseorang menerima

rangsangan. Rangsangan berupa objek tertentu yang kemudian akan

diseleksi. Proses seleksi tentunya dipengaruhi oleh pengetahuan dan

pengalamannya. Setelah adanya seleksi, barulah kemudian muncul

interpretasi, yaitu berupa pendapat seseorang terhadap objek yang baru

saja tertangkap oleh pancainderanya. Dari interpretasi tersebut kemudian

muncul persepsi yang selanjutnya akan diterjemahkan dalam bentuk

tingkah laku sebagai sebuah reaksi.

Proses persepsi juga bersifat komplek. Apa yang terjadi di luar

individu dapat saja menjadi terbalik dipersepsikan oleh individu tersebut.

Hal ini karena dalam proses persepsi ada tiga komponen yang ada dalam

proses persepsi. Dinyatakan oleh Alex Sobur (2009: 449) bahwa ketiga

Rangsangan Persepsi Pengenalan Tanggapan

Penalaran

Perasaan

Page 30: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

komponen yang merupakan tahapan persepsi tersebut tidak saling terpisah,

namun bersifat kontinu, bercampur baur, dan bertumpang tindih satu sama

lain”. Ketiganya digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Proses Persepsi 2

Dari gambar di atas jelas bahwa persepsi memiliki tahap-tahap yang terdiri

dari 3 tahap yaitu dari adanya rangsangan dari alat indera yang berkaitan

dengan sifat objek, kemudian rangsangan tersebut diatur sedemikian rupa

dan selanjutnya dievaluasi dan ditafsirkan. Hasil penafsiran tersebutlah

yang kemudian disebut dengan persepsi.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi yang timbul pada diri seseorang karena adanya

rangsangan akan berbeda dengan persepsi yang timbul pada diri orang

lain. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi. Disebutkan oleh Bimo Walgito (2008: 54) bahwa “apa yang ada

dalam diri individu akan mempengaruhi dalam individu mengadakan

proses persepsi, dan hal ini merupakan faktor internal. Selain faktor

internal tersebut, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi dalam proses

persepsi, yaitu faktor stimulus itu sendiri dan faktor lingkungan dimana

persepsi itu berlangsung, dan ini merupakan faktor eksternal”. Dari

Terjadinya stimulasi alat

indra

Stimulasi alat indra diatur

Stimulasi alat indra dievaluasi -

ditafsirkan

Page 31: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pendapat tersebut dapat diketahui bahwa ada dua jenis faktor yang

mempengaruhi persepsi, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Dijelaskan lebih mendalam lagi oleh Alex Sobur bahwa faktor

yang mempengaruhi persepsi berasal dari internal dan eksternal.

Dikemukakan oleh Alex Sobur (2009: 452) bahwa faktor internal yang

mempengaruhi persepsi yaitu: “kebutuhan psikologis, latar belakang,

pengalaman, kepribadian, sikap dan kepercayaan umum, serta penerimaan

diri”.

Kebutuhan psikologis dapat mempengaruhi persepsi seseorang.

Terkadang ada semacam fatamorgana yang mengisi pikiran seseorang

sehingga nampak “kelihatan”, padahal sebenarnya tidak ada. Adanya

kebutuhan psikologis tertentu menjadikan seseorang seperti melihat

sesuatu dan kemudian mempersepsinya.

Latar belakang juga mempengaruhi persepsi seseorang. Orang

yang memiliki latar belakang tertentu, maka ia akan cenderung untuk

mencari teman dari orang yang memiliki latar belakang setara, sejenis,

atau yang hampir sama. Hal ini dikarenakan agar mereka dapat

menyesuaikan dirinya dengan lebih baik. Dan hal ini merupakan salah satu

dari fungsi persepsi.

Pengalaman seseorang akan mengarahkan dirinya dalam

perilakunya. Proses persepsi yang dapat mempengaruhi perilaku akan

mengarahkan seseorang mencari orang-orang yang memiliki pengalaman

yang sama. Dengan menemukan orang yang memiliki pengalaman sama

Page 32: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

secara otomatis akan dapat mengungkapkan pikirannya dan akan diperoleh

respon yang positif.

Kepribadian juga mempengaruhi persepsi seseorang. Kepribadian

seseorang mengarahkan pada perilaku orang tersebut untuk mencari teman

atau kenalan dengan orang yang memiliki kepribadian sejenis. Mereka

akan dapat bergabung dengan orang yang memiliki kepribadian sama atau

hampir sama.

Sikap dan kepercayaan umum juga mengarahkan seseorang untuk

memperhatikan hal-hal yang sekecil apapun dari orang yang menjadi pusat

perhatiannya. Adanya sikap dan kepercayaan umum tersebut, maka orang

akan menilai orang lain secara lebih mendetail. Dengan demikian akan

muncul persepsi tertentu pada orang lain tersebut yang berkedudukan

sebagai objek persepsi.

Penerimaan juga sifat penting yang mempengaruhi persepsi.

Adanya penerimaan diri tersebut, maka seseorang akan mudah menerima

sesuatu kenyataan. Kemudahan menerima kenyataan dapat mempengaruhi

persepsi, namun lebih bersifat ke arah negatif, sehingga mengurangi

kecermatan dalam mempersepsi objek tertentu.

d. Guru

Guru sebagai profesi telah diakui oleh National Education

Association tahun 1948. Guru sebagai jabatan profesi dirumuskan bahwa

jabatan profesi merupakan jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual,

Page 33: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

menekuni suatu batang tubuh ilmu tertentu, didahului dengan persiapan

profesional yang lama, memerlukan pelatihan jabatan yang kontinyu,

menjanjikan karier bagi anggota secara permanen, mengikuti standar baku

mutu tersendiri, lebih mementingkan layanan kepada masyarakat

dibanding dengan mencari keuntungan pribadi, dan memiliki organisasi

profesional yang kuat dan dapat melakukan kontrol teradap anggota yang

melakukan penyimpangan (Syaiful Sagala, 2009: 8). Dari pendapat

tersebut jelas bahwa guru merupakan salah satu profesi yang telah diakui

dunia karena memiliki alasan-alasan yang kuat sebagai sebuah profesi,

terutama dari segi intelektual.

Sebagai profesi dalam bidang pendidikan, guru memiliki beberapa

permasalahan dalam bidang pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh

Anwar dan Sagala (2006: 123) yaitu: 1) profesionalisme profesi keguruan,

otoritas profesional guru, kebebasan akademik, dan tanggung jawab moral

dan pertanggungjawaban jabatan”. Dari segi profesionalisme profesi

keguruan bahwa pada dasarnya pengajaran merupakan bagian profesi

yang memiliki ilmu maupun teoritikal, keterampilan, dan mengharapkan

ideologi profesional tersendiri. Olah karena itu seseorang yang bekerja di

lembaga pendidikan dengan tugas mengajar, jika dilihat dari teori dan

praktek tentang suatu pengetahuan, maka guru juga merupakan sebuah

profesi. Pada otoritas profesional guru, disiplin profesi guru memiliki

hubungan dengan anak didik. Para guru melaksanakan tugas dengan

sebaik-baiknya dan dengan menggunakan metode yang bervariasi dalam

Page 34: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

mendidik siswa. Pendidik yang profesional akan memberikan bantuan

sampai tuntas. Karena itu, guru yang profesional tidak hanya

terkonsentrasi pada materi pelajaran, tetapi mereka juga memperhatikan

situasi-situasi tertentu. Kebebasan akademik adalah suatu kebebasan yang

memberi kebebasan berkreasi dalam suatu forum dalam lingkup

kebenaran. Dalam hal ini, guru memiliki tanggung jawab keilmuan. Guru

bekerja bukan atas tekanan kebutuhan belajar siswa, tetapi atas tuntutan

profesional. Karena itu alasan apapun yang dikemukakan guru karena

meninggalkan tugas mengajar adalah suatu hal yang melanggar etika

profesi, kecuali alasan yang bersifat kemanusiaan. Selain itu, tanggung

jawab moral maupun pertanggungjawaban jabatan merupakan salah satu

hal yang menunjukkan bahwa guru merupakan jabatan profesional. Guru

harus memiliki tanggung jawab secara moral terhadap anak didiknya.

Selain itu guru juga harus mempertanggung jawabkan jabatannya atau

dengan kata lain adalah mempertanggung jawabkan tugas-tugasnya secara

profesional.

Guru sebagai sebuah profesi, maka jabatan guru memerlukan

keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang

orang di luar bidang pendidikan. Meskipun demikian, masih saja ada

guru-guru di sekolah yang bukan berasal dari pendidikan guru. Hal ini

tentunya perlu memperoleh perhatian yang serius jika ingin pendidikan

bertambah maju. Jabatan profesional seorang guru menuntut berbagai

kemampuan sebagaimana dikemukakan oleh Hamzah B. Uno (2008: 16)

Page 35: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

yaitu: 1) Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada

materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media

dan sumber belajar yang bervariasi, 2) Guru harus dapat membangkitkan

minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan

menemukan sendiri pengetahuan, 3) Guru harus dapat membuat urutan

dalam pemberian pelajaran dan penyesuaiannya dengan usia dan tahapan

tugas perkembangan peserta didik, 4) Guru perlu menghubungkan

pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki

peserta didik, agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami

pelajaran yang diterimanya, 5) sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses

pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara

berulang-ulang sehingga tanggapan peserta didik menjadi jelas, 6) guru

wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara

mata pelajaran dan atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari, 7)

guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan

cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung,

mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya, 8)

guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina

hubungan sosial, baik dalam kelas maupun di luar kelas, 9) guru harus

menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar

dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.

Selain kemampuan-kemampuan sebagaimana di atas, guru juga

memiliki kompetensi profesional. Menurut Hamzah B. Uno (2009: 18)

Page 36: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

“kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru ada tiga yaitu

kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional”.

Kompetensi pribadi berkaitan dengan kodrat manusia sebagai makhluk

individu dan sebagai makhluk Tuhan. Sebagai guru, ia wajib memiliki

pengetahuan yang akan disampaikan kepada anak didiknya secara benar

dan penuh tanggung jawab. Karena itu, guru harus memiliki pengetahuan

penunjang tentang kondisi sosiologis, psikologis, dan pedagogis dari para

peserta didik yang dihadapinya. Kompetensi pribadi seorang guru antara

lain yaitu pengetahuan tentang materi pelajaran yang menjadi tanggung

jawabnya, pengetahuan tentang perkembangan peserta didik, dan

kemampuan untuk memperlakukan mereka secara individual.

e. Persepsi siswa pada guru

Berdasarkan pengertian persepsi dan guru di atas, maka dapat

dirumuskan pengertian persepsi siswa pada guru. Persepsi merupakan

proses memberikan tanggapan pada sebuah objek. Salah satu yang dapat

menjadi objek perhatian seseorang adalah guru. Guru dalam hal ini adalah

tenaga profesional yang memberikan pembelajaran kepada siswa. Dalam

proses pembelajaran, guru akan dipersepsi oleh siswa dengan persepsi

yang berbeda-beda pula pada setiap siswa. Dari pengertian persepsi dan

guru, maka persepsi siswa pada guru dapat dinyatakan sebagai proses

persepsi yang dilakukan oleh siswa terhadap guru.

Persepsi siswa pada guru dapat dilakukan sebagaimana proses

persepsi pada umumnya. Bagi siswa, guru merupakan obyek yang

Page 37: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

memberikan rangsangan kepada siswa. Karena memberikan rangsangan,

maka guru akan dipersepsi oleh siswa sedemikian rupa sehingga akan

menimbulkan tingkah laku.

Untuk dapat mengetahui persepsi siswa pada guru, maka dapat

dilihat dari proses persepsi yang meliputi menerima rangsangan,

menyeleksi rangsangan, pengorganisasian, penafsiran, pengecekan, dan

reaksi. Persepsi siswa pada guru yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah persepsi pada kemampuan guru dalam mengajar. Jadi yang menjadi

perhatian utama dalam persepsi ini adalah kemampuan guru dalam

mengajar.

2. Kecerdasan Emosi

a. Pengertian

Istilah “kecerdasan emosi” sebagaimana dikemukakan oleh

Aunurahman (2009: 85) bahwa pertama kali dilontarkan pada tahun 1990

oleh psikolog Peter Salovely dari Harvard University dan Johan Mayer

dari University of New Hampsshie. Istilah tersebut ditujukan untuk

menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting untuk

keberhasilan individu.

Menurut Hamzah B. Uno (2006: 68) mengemukakan bahwa

kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk

memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan

dorongan hati, dan tidak melebih-lebihkan kesenangan; mengatur suasana

hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan

Page 38: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

berpikir, berempati, dan berdoa. Sedangkan menurut Agus Nggermanto

(2008: 98) mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah

kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang

lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola

emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang

lain.

Dari beberapa pendapat di atas dapatlah dikatakan bahwa

kecerdasan emosi menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai

perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan

tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan

pekerjaan sehari-hari. Kecerdasan emosi tidak hanya menyangkut dengan

masalah internal atau individu saja, akan tetapi juga menyangkut dengan

masalah eksternal atau orang lain. Jadi, kecerdasan emosi merupakan

kemampuan mengelola emosi yang terkait dengan dirinya sendiri maupun

dengan orang lain.

b. Ciri-ciri kecerdasan emosi

Kecerdasan emosi dapat terlihat dari perilaku yang dilakukan oleh

individu yang bersangkutan. Dalam menghadapi situasi tertentu,

kecerdasan emosi seseorang akan muncul sehingga kemampuan seseorang

dalam menghadapi masalah tersebutlah yang menunjukkan kecerdasan

emosinya. Mengutip pendapat Goleman, (Aunurrahman (2009: 89)

mengemukakan beberapa ciri kecerdasan emosi yang terdapat pada diri

seseorang berupa:

Page 39: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

1) Kemampuan memotivasi diri sendiri

2) Ketahanan menghadapi frustasi

3) Kemampuan mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan

kesenangan, dan

4) Kemampuan menjaga suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak

melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdo’a.

Kemampuan-kemampuan yang disebutkan tersebut sangat

memberikan pengaruh pada diri seseorang untuk mampu mengatasi

berbagai masalah dalam kehidupannya. Kemampuan dalam menghadapi

masalah tersebut tentunya juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti

pengetahuan, kemampuan berpikir, dan tentunya juga memahami hak-hak

dan kewajiban sendiri serta hak dan kewajiban orang lain yang berkaitan

dengan permasalahan yang terjadi.

Ciri-ciri emosi juga dikemukakan oleh Syamsu Yusuf LN (2001:

116) yang mengemukakan bahwa emosi sebagai suatu peristiwa psikologis

mengandung ciri-ciri sebagai berikut: a. lebih bersifat subjektif daripada

peristiwa psikologis lainnya seperti pengamatan dan berpikir. b. bersifat

fluktuatif (tidak tetap), dan c. banyak bersangkut paut dengan peristiwa

pengenalan panca indera. Dengan adanya ciri-ciri tersebut, maka emosi

yang terjadi pada individu terutama yang berkaitan dengan individu anak

dan orang dewasa berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh

kemampuan berpikir dan pengalaman yang diperoleh selama menjalani

kehidupan di dunia.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c. Emosi dan Kegunaannya

Emosi menurut Syamsu Yusuf LN (2001: 114) mengutip dari

pendapat English and English adalah “A complex feeling state

accompained by characteristic motor and glandular activies”, yaitu suatu

keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakterisik kegiatan

kelenjar dan motoris. Selanjutnya, Alex Sobur (2009: 399) mengutip

pendapat William James mengemukakan bahwa “emosi adalah

kecenderungan untuk memiliki perasaan yang khas bila berhadapan

dengan objek tertentu dalam lingkungannya”. Berdasarkan pendapat

tersebut maka emosi merupakan situasi internal dalam individu ketika

sedang menghadapi suatu objek tertentu yang menjadi perhatiannya.

Selanjutnya, mengenai kegunaan atau fungsi emosi menurut

Goleman dan Hammen dalam Alex Sobur (2009: 400) disebutkan ada

empat fungsi emosi. Pertama emosi adalah pembangkit energi. Kedua,

emosi adalah pembawa emosi kita. Ketiga, emosi bukan saja pembawa

informasi dalam komunikasi intrapersonal, tetapi juga pembawa pesan

dalam komunikasi interpersonal. Keempat, emosi juga merupakan sumber

informasi tentang keberhasilan kita. Dengan mengetahui empat fungsi

emosi tersebut, maka emosi jelas tidak hanya berkaitan dengan diri

sendiri, akan tetapi berkaitan juga dengan situasi eksternal.

d. Komponen Kecerdasan Emosi

Menurut Goleman dalam Agus Nggermanto (2009: 100)

mengemukakan terdapat lima dimensi atau komponen kecerdasan emosi

Page 41: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

(EQ) yaitu: 1. Kesadaran diri, 2. Pengaturan diri, 3 Motivasi, 4. Emphati,

dan 5. Keterampilan sosial. Sedangkan menurut Salovey dalam Hamzah

B Uno (2001: 73-75) disebutkan ada lima wilayah utama sebagai aspek

kecerdasan emosi yang meliputi: mengenali diri, mengelola emosi,

memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan membina

hubungan. Dari kedua pendapat tersebut bahwa kecerdasan emosi terdiri

dari lima komponen atau aspek. Kelima aspek tersebut secara singkat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Mengenali emosi diri

Mengenali emosi diri merupakan kesadaran diri tentang

perasaan atau batinnya sendiri. Mengenali emosi diri sendiri

merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu

perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan

emosi, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai

metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut

Mayer (Goleman, 2002 : 64) kesadaran diri adalah waspada terhadap

suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada

maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai

oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan

emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk

mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.

2) Pengelolaan diri

Page 42: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Mengandung arti bagaimana seseorang mengelola diri dan

perasaan-perasaan yang dialaminya, atau dengan kata lain adalah

mengelola emosi. Mengelola emosi merupakan kemampuan individu

dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau

selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga

agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju

kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan

intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita (Goleman,

2002 : 77-78). Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk

menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau

ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta

kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.

3) Kemampuan untuk memotivasi diri

Kemampuan ini berguna untuk mencapai tujuan jangka

panjang, mengatasi setiap kesulitan yang dialami bahkan untuk

melegakan kegagalan yang terjadi. Prestasi harus dilalui dengan

dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki

ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan

dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu

antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.

4) Empati

Empati ini dibangun dari kesadaran diri dan dengan

memposisikan diri senada, serasa dengan emosi orang lain akan

Page 43: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

membantu anda membaca dan memahami perasaan orang lain tersebut.

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut empati.

Menurut Goleman (2002 :57) kemampuan seseorang untuk mengenali

orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang.

Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap

sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa

yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut

pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih

mampu untuk mendengarkan orang lain.

Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-

orang yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih

mampu menyesuiakan diri secara emosional, lebih populer, lebih

mudah bergaul, dan lebih peka (Goleman, 2002 : 136). Nowicki, ahli

psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak mampu membaca

atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus menerus merasa

frustasi (Goleman, 2002 : 172). Seseorang yang mampu membaca

emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin

mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan

mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut mempunyai

kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.

5) Ketrampilan sosial

Merupakan ketrampilan yang dapat dipelajari seseorang

semenjak kecil mengenai pola-pola berhubungan dengan orang lain.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan

yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar

pribadi (Goleman, 2002 : 59). Keterampilan dalam berkomunikasi

merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan.

Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit

juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.

Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina

hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam

pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang

lain. Orang-orang ini populer dalam lingkungannya dan menjadi

teman yang menyenangkan karena kemampuannya berkomunikasi

(Goleman, 2002 :59). Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai

orang lain dapat dijadikan petunjuk positif bagaimana siswa mampu

membina hubungan dengan orang lain. Sejauhmana kepribadian siswa

berkembang dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang

dilakukannya.

3. Sikap Siswa

a. Pengertian Sikap

Sikap merupakan istilah yang menunjuk pada status mental

seseorang, dalam bahasa inggris disebut atitude. Pengertian tentang sikap

salah satunya dikemukakan oleh Abu Ahmadi (2002: 164) bahwa sikap

Page 45: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

adalah kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap

objek atau situasi secara konsisten. Travers (2004: 344) mendefinisikan

sikap yaitu “an attitude as a relativeley permanent way of feeling thinking

and behaving toward something or samebody”, yaitu sikap sebagai suatu

perasaan yang relatif tetap tentang berpikir dan untuk mendapatkan

sesuatu atau seseorang. Dari kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa

sikap merupakan sesuatu yang konsisten atau permanen dalam diri

seseorang.

Gerungan (2004: 160) menyatakan bahwa “pengertian attitude

dapat diterjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu yang merupakan

sikap pandangan atau perasaan tetapi sikap tersebut disertai dengan

kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan objek itu; jadi attitude

(sikap) dapat diterjemahkan dengan tepat sebagai sikap dan kesediaan

beraksi terhadap sesuatu hal, tidak ada sikap tanpa objek”. Dari pendapat

tersebut menunjukkan bahwa sikap muncul karena adanya objek tertentu.

Sikap terwujud dalam bentuk suatu tindakan karena adanya stimulus dari

objek yang menjadi perhatian seseorang.

Pendapat lainnya dikemukakan oleh Tanwey Gerson (2004: 80)

bahwa “sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat

mempengaruhi perilaku seseorang terhadap suatu objek”. Pengertian ini

juga terkait dengan pengertian di atas bahwa sikap muncul karena adanya

suatu objek yang menjadi pusat perhatiannya. Objek tersebut

mempengaruhi perilaku individu baik yang bersifat positif maupun

Page 46: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

negatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Abu Ahmadi (2002: 164) bahwa

“sikap adalah suatu betuk evaluasi atau reaksi perasaan, sikap seorang

terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak

(favourable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak

(unfavourable) pada objek tersebut”. Demikian pula dikemukakan oleh

Edwards dalam Saifuddin Azwar (2005:5) bahwa sikap sebagai derajat

afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek psikologis”.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan

tanggapan seseorang terhadap suatu objek yang muncul dalam tindakan-

tindakan tertentu dimana tindakan tersebut dapat bersifat positif

(mendukung) ataupun negatif (tidak mendukung).

b. Ciri-ciri Sikap

Ciri-ciri sikap menurut Abu Ahmadi (2002: 178) yaitu: “sikap

dapat dipelajari, memiliki kestabilan, personal-societal significance, berisi

kognisi dan afeksi, dan approach – avoidance directionality”. Sedangkan

menurut Gerungan (2004: 163) menyebutkan ciri-ciri sikap yaitu: “sikap

tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan, tetapi dibentuk atau dipelajari

sepanjang orang itu dalam hubungannya dengan objek, sikap dapat

berubah-ubah, sikap tidak berdiri sendiri, objek sikap dapat berupa satu

hal tertentu tetapi merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut, sikap

mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan”.

Sesuai dengan pendapat-pendapat di atas, sikap seseorang tidak

dibawa sejak lahir. Seorang manusia pada waktu dilahirkan belum

Page 47: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

memiliki sikap tertentu terhadap suatu objek. Karena tidak dibawa sejak

lahir, maka sikap akan terbentuk mengikuti perkembangan individu yang

bersangkutan. Dengan demikian, karena sikap dapat dibentuk, maka sikap

dapat dipelajari dan tentunya juga dapat berubah. Meskipun demikian,

sikap memiliki kecenderungan yang agak tetap. Hal ini sesuai dengan

pendapat Kimbal Young (1957: 77) bahwa: “an attitude is essentially a

form of anticipatory response, a beginning of action which is nor

necessary completed. This readniness to react moreover, implies some

kind of stimulating situation, either specific or general. Also, attitudes

tend to have stability and persistence”. Sikap memiliki kecenderungan

stabil meskipun dapat mengalami perubahan. Sikap dapat dibentuk atau

dipelajari dalam hubungannya dengan objek tertentu. Berhubung dengan

hal tersebut, akan terlihat pentingnya faktor pengalaman dalam rangka

pembentukan sikap.

Sikap seseorang akan selalu berhubungan dengan suatu objek.

Tanpa adanya objek tertentu, maka seseorang tidak akan memiliki sikap.

Karena itulah maka sikap akan terbentuk karena adanya objek tertentu.

Demikian pula sikap dapat dipelajari dengan menggunakan suatu objek

melalui proses persepsi terhadap objek tersebut. Hubungan yang positif

atau negatif antara seseorang dengan objek yang menjadi pusat

perhatiannya akan menentukan atau menimbulkan sikap tertentu pula yaitu

berupa sikap positif atau negatif pada objek tersebut.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Sikap dapat tertuju pada satu objek ataupun beberapa objek. Jika

sikap tertuju pada satu objek, maka seseorang akan memberikan salah satu

alternatif penilaian, yaitu positif atau negatif. Namun ketika seseorang

menghadapi beberapa objek, maka akan muncul berbagai persepsi dari

masing-masing objek. Karena itu juga akan menimbulkan berbagai sikap

terhadap objek-objek tersebut. Adanya berbagai sikap terhadap berbagai

objek, maka seseorang akan dapat memilih atau menentukan objek mana

yang dapat menguntungkan dirinya dan objek yang dapat merugikan. Dari

sinilah, maka seseorang dapat melakukan seleksi terhadap banyak objek

yang sedang dihadapinya.

Sikap yang sudah terbentuk dan telah menjadi nilai dalam

kehidupan seseorang, secara relatif sikap itu akan lama bertahan pada

dirinya. Jika demikian, maka sikap tersebut akan sulit berubah dan

kalaupun dapat berubah akan memakan waktu yang relatif lama pula.

Sebaliknya, sikap yang terbentuk sesaat dan belum mendalam pada diri

seseorang, maka sikap tersebut secara relatif tidak tahan lama dan sikap

tersebut akan mudah untuk diubah.

Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi. Hal ini berarti

bahwa sikap terhadap suatu objek akan selalu diikuti oleh perasaan

tertentu yang dapat menimbulkan rasa senang atau tidak senang terhadap

objek tersebut. Karena itulah maka perasaan tersebut akan menimbulkan

motivasi atau daya dorong tertentu untuk berperilaku tertentu pula

terhadap objek tersebut. Jika suatu objek menimbulkan perasaan senang,

Page 49: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

maka akan muncul motivasi atau dorongan untuk mendekat atau memiliki

objek tersebut. Sebaliknya jika objek tersebut menimbulkan rasa tidak

senang, maka akan dapat memunculkan motivasi atau dorongan untuk

menjauhi objek tersebut.

Berdasarkan ciri-ciri sikap tersebut, maka dapat dikemukakan

bahwa sikap dapat dipelajari. Sesuatu yang dapat dipelajari berarti dapat

digunakan untuk mempengaruhi seseorang. Dengan kata lain dapat

dikatakan bahwa sikap dapat dibentukkan kepada individu. Dalam dunia

pendidikan, sikap dapat dibentukkan kepada peserta didik sehingga dalam

waktu tertentu siswa akan memiliki sikap terhadap sesuatu sebagaimana

yang telah dikondisikan oleh pihak-pihak tertentu (guru).

c. Komponen Sikap

Pengertian-pengertian sikap sebagaimana dikemukakan oleh para

penulis menunjukkan adanya komponen-komponen dalam sikap.

Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi sehingga akan

membentuk sikap pada diri seseorang. Mengenai komponen sikap, Franzoi

(1997) menjelaskan ada tiga komponen sikap, yaitu: “1) Komponen

kognisi yang merupakan representasi dari sesuatu yang dipercayai oleh

individu, 2) komponen afeksi berkaitan dengan aspek emosional, dan 3)

komponen konasi berhubungan dengan aspek kecenderungan untuk

bertindak”.

Pendapat dari para penulis lain antara lain adalah Mann yang

menyebutkan komponen sikap terdiri dari : “1) komponen kognitif, 2)

Page 50: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

komponen afektif, dan 3) komponen perilaku” (dalam Hadi Suyono, 2008:

98). Menurut pendapat tersebut, komponen kognitif berisi tentang

persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki oleh individu

mengenai sesuatu. Komponen afektif merupakan perasaan individu

terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Komponen tersebut

biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap. Selain itu aspek

sikap yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang akan

mengubah sikap individu. Komponen perilaku merupakan tendensi atau

kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan

cara tertentu. Pada komponen perilaku inilah sikap akan dapat dilihat oleh

orang lain yang menunjukkan sejauh mana sikap seseorang terhadap objek

tertentu.

Senada dengan pendapat di atas, Eagly & Chaiken (1993)

mengungkapkan bahwa sikap merupakan predisposisi untuk menentukan

perilaku yang terdiri dari kognitif, afektif, dan konatif yang kemudian tiga

komponen tersebut disebut dengan the tripartite model of atttitudes. Aspek

kognitif merupakan aspek yang dinyatakan dalam seluruh kognisi yang

dimiliki oleh individu mengenai objek sikap yang terdiri dari fakta,

informasi, dan keyakinan tentang objek. Jumlah isi kognisi berasal dari

berbagai objek sikap sehingga mengandung makna yang kompleks.

Afektif merupakan komponen yang berupa perasaan atau emosi terhadap

objek sikap. Komponen afektif merupakan emosi yang lebih sederhana

daripada kognitif. Afektif berhubungan dengan nilai positif atau negatif,

Page 51: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

rasa suka atau tidak suka. Afektif ini merupakan komponen yang

mewarnai kognisi, memilih informasi, mengevaluasi informasi, dan

mendorong untuk melakukan sesuatu.

Bimo Walgito (2003) juga mengungkapkan hal yang sama tentang

komponen-komponen sikap. Beliau juga menyatakan bahwa ada tiga

komponen sikap, yaitu komponen kognisi atau komponen perseptual,

komponen afektif atau komponen emosional, dan komponen konatif atau

komponen perilaku. Komponen kognisi atau komponen perseptual

berkaitan dengan persepsi seseorang. Komponen ini merupakan komponen

yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, dan keyakinan.

Komponen afektif atau komponen emosional adalah komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap.

Perasaan senang berkaitan dengan hal positif, sedang perasaan tidak

senang berkaitan dengan hal negatif. Komponen ini menunjukkan arah

sikap yang positif atau negatif maupun rasa suka atau tidak suka.

Sedangkan komponen konatif atau komponen perilaku, yaitu komponen

yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap.

Komponen ini menunjukkan intensitas sikap yang merupakan indikator

besar atau kecilnya kecenderungan individu untuk bertindak terhadap

objek sikap.

d. Fungsi Sikap

Ada empat fungsi sikap, yaitu a. fungsi pengetahuan, b. fungsi

penyesuaian diri, c. fungsi manfaat, dan d. fungsi pengekspresian nilai.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Dengan fungsi-fungsi tersebut, maka sikap dapat dipergunakan untuk

kepentingan tertentu. Terkait dengan bidang pendidikan, pembentukan

sikap dapat ditujukan kepada siswa agar siswa memiliki sikap-sikap

positif yang diharapkan dalam kegiatan pembelajaran, misalnya

membentuk sikap nasionalisme, membentuk sikap terhadap profesi

tertentu, atau sikap-sikap lain yang positif.

Fungsi sikap yang lain dikemukakan oleh Abu Ahmadi (2002:

197) bahwa fungsi sikap dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu: a. sebagai

alat untuk menyesuaikan diri, b. sebagai pengukur tingkah laku, c. sebagai

alat pengatur pengalaman-pengalaman, dan d. sebagai pernyataan

kepribadian”. Pendapat tersebut senada dengan pendapat sebelumnya,

bahwa sikap dapat berfungsi untuk berbagai hal yang terkait dengan

tingkah laku individu.

Fungsi sikap dari segi instrumental atau penyesuaian atau manfaat

adalah berkaitan dengan sarana-tujuan. Sikap merupakan sarana untuk

mencapai tujuan. Orang yang memandang sampai sejauh mana objek yang

menjadi pusat perhatiannya dapat digunakan sebagai sarana atau alat

dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Jika objek sikap dipersepsikan

oleh seseorang bahwa objek tersebut dapat memberikan keuntungan pada

dirinya, maka orang tersebut akan bersikap positif terhadap objek.

Demikian sebaliknya bila suatu objek dipersepsikan dapat menimbulkan

kerugian pada dirinya, maka orang tersebut akan memiliki sikap negatif.

Karena itulah, maka sikap memiliki fungsi untuk mencapai tujuan. Setiap

Page 53: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

individu akan memiliki tujuan yang berbeda meskipun objek yang sedang

diperhatikan sama, karena masing-masing orang juga memiliki

kepentingan yang berbeda-beda.

Sikap juga dipergunakan oleh individu atau seseorang untuk

mempertahankan egonya. Sikap ini akan berfungsi ketika seseorang

merasa terancam akan eksistensinya atau egonya. Karena adanya perasaan

terancam tersebut, maka sikap akan berperan atau berfungsi untuk

mempertahankan dirinya. Untuk mempertahankan egonya tersebut, maka

seseorang akan mengambil suatu sikap tertentu. Misalnya saja jika

pendapatnya tidak diakui, maka seseorang akan mengambil sikap untuk

keluar dari kelompok tertentu.

Sikap juga berfungsi untuk mengekspresikan nilai. Sikap pada diri

seseorang dapat digunakan untuk mengekspresikan nilai yang ada pada

dirinya. Dengan mengekspresikan dirinya, seseorang akan memperoleh

kepuasan dan menunjukkan siapa dirinya kepada lingkungannya. Dengan

mengambil sikap tertentu, maka seseorang dapat menunjukkan bagaimana

nilai-nilai yang ada dalam dirinya. Demikian juga dari sisi luar, orang lain

akan dapat memberikan penilaian pada seseorang dengan melihat sikap

yang diambilnya.

Sikap juga memiliki fungsi pengetahuan. Seseorang memiliki

motivasi untuk mengerti melalui pengalaman-pengalamannya. Aktivitas

tersebut merupakan aktivitas untuk memperoleh pengetahuan. Unsur-

unsur dari pengalaman yang kurang konsisten dengan pengetahuannya

Page 54: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

akan disusun kembali agar konsisten. Hal ini berarti seseorang memiliki

sikap tertentu yang menunjukkan pengetahuan orang tersebut terhadap

suatu objek.

e. Karakteristik Sikap

Sikap merupakan respon yang bersifat evaluatif. Hasil evaluasi

tersebut dapat bersifat positif ataupun negatif. Hal ini menunjukkan bahwa

dalam sikap terkandung adanya preferensi atau rasa suka- tidak suka

terhadap sesuatu objek sikap. Berkaitan dengan hal tersebut, sikap dapat

dipahami tidak hanya pada seberapa suka atau tidak sukanya perasaan

seseorang, namun sikap dapat dipahami dari dimensi-dimensi yang lain.

Sax dalam Saifudin Azwar (2008: 87) mengemukakan bahwa sikap

memiliki beberapa karakteristik atau dimensi, yaitu arah, intensitas,

keluasan, konsistensi, dan spontanitas. Untuk lebih memahami tentang

karakteristik sikap tersebut, maka akan diuraikan tentang masing-masing

dimensi atau karakteristik sikap.

Sikap memiliki arah, artinya sikap terpilah pada dua arah

kesetujuan, yaitu apakah seseorang setuju atau tidak setuju dengan suatu

objek, apakah seseorang memihak atau tidak memihak pada sesuatu atau

seseorang. Seorang yang memiliki memihak atau setuju dengan suatu

objek atau seseorang, berarti orang tersebut memiliki sikap positif pada

objek atau orang tersebut. demikian pula sebaliknya, jika seorang tidak

setuju dengan suatu objek, berarti ia memiliki sikap negatif atau

menolaknya.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Sikap memiliki intensitas. Karakteristik ini menunjukkan

kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama

walaupun arahnya mungkin tidak berbeda. Dua orang yang memiliki sikap

dalam kategori sama, misalnya sama-sama positif, namun intensitas dari

masing-masing orang tentunya tidak sama persis. Jadi, sikap dua orang

yang sama-sama suka terhadap suatu objek, namun tingkat kesukaannya

tentu berbeda.

Sikap memiliki keluasan, maksudnya bahwa kesetujuan atau

ketidaksetujuan terhadap suatu objek dapat mengenai aspek yang sedikit

dan spesifik atau sebaliknya dapat mencakup banyak aspek. Dua orang

yang memiliki sikap yang sama pada suatu objek, misalnya sama-sama

setuju dengan objek tersebut, kesetujuannya antara satu orang dengan

lainnya berbeda. Satu orang mungkin setuju atas semua aspek yang ada

pada objek tersebut, sedangkan orang lainnya mungkin hanya setuju pada

satu atau beberapa aspek saja.

Sikap memiliki konsistensi. Maksudnya bahwa kesesuaian antara

pernyataan sikap yang dikemukakan dengan responnya terhadap objek

sikap yang dimaksudkan. Konsistensi sikap diperlihatkan oleh kesesuaian

sikap antar waktu. Sikap yang konsisten merupakan sikap yang sudah

teruji dalam waktu yang relatif panjang. Jika seseorang memiliki sikap

yang positif pada suatu objek dalam waktu yang lama, maka sikap tersebut

baru sikap yang konsisten. Sedangkan bila sikap selalu berubah dalam

Page 56: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

waktu yang relatif pendek, maka sikap seseorang tersebut dinamakan

sikap inkonsisten.

Sikap juga merupakan spontanitas. Spontanitas dalam sikap

menyangkut sejauh mana kesiapan individu menyatakan sikapnya secara

spontan. Sikap dikatakan memiliki spontanitas yang tinggi apabila dapat

dinyatakan secara terbuka tanpa harus melakukan pengungkapan atau

desakan terlebih dahulu. Dengan kata lain bahwa tanpa diminta atau

didesak pun, seseorang akan menyatakannya secara spontan.

f. Pengukuran Sikap

Mengukur sikap merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena

menyangkut masalah psikologi. Objek psikologi tidak mudah untuk

diamati karena memang tidak nampak yang dapat diamati secara langsung.

Akan tetapi, mempelajari psikologi dilakukan dengan mengamati

manifestasi dari kehidupan psikis, demikian pula dalam mempelajari

sikap.

Untuk melakukan pengukuran, harus ada alat ukurnya dan ada

objek yang diukur. Namun tidak hanya kedua faktor itu saja, masih

banyak faktor yang perlu diperhatikan ketika melakukan pengukuran.

Apalagi jika mengukur sikap sebagai manifestasi dari kondisi psikologi

seseorang. Menurut Bimo Walgito (2003: 152) mengutip pendapat

Sutrisno Hadi menyatakan bahwa variasi pengukuran dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu: “a) keadaan objek yang diukur, b) situasi

Page 57: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

pengukuran, c) alat ukur yang digunakan, d) penyelenggaraan pengukuran,

dan e) pembacaan atau penilaian hasil pengukuran”.

Pengukuran sikap harus memperhatikan faktor keadaan objek yang

diukur. Pengukuran sudah semestinya dapat mengungkap apa yang ingin

diungkap atau ingin diukur. Hal ini terkait dengan ketepatan alat ukur.

Dalam bidang psikologi, tidak ada alat ukur yang benar-benar sempurna

mengungkap atau mengukur secara murni tentang objek yang diukur.

Karena itulah, maka pengukuran gejala psikologi seperti sikap akan

dipengaruhi oleh keadaan objek yang diukur.

Situasi pengukuran juga akan mempengaruhi hasil pengukuran.

Pengukuran sesuatu dalam situasi yang berbeda dapat menimbulkan hasil

pengukuran yang berbeda pula. Misalnya saja mengukur motivasi belajar

pada anak SD dan SMA akan menghasilkan informasi yang berbeda.

Perbedaan situasi sekelompok objek akan menjadikan hasil pengukuran

juga berbeda. Karena itulah, situasi pengukuran perlu diperhatikan ketika

ingin mengungkap informasi atau mengukur gejala psikologis manusia

seperti sikap.

Alat ukur sangat penting untuk menghasilkan informasi

sebagaimana yang diinginkan. Alat ukur yang tidak seragam akan

menghasilkan informasi yang tidak seragam pula. Dalam bidang psikologi,

alat ukur yang digunakan disesuaikan dengan situasi dan kondisi objek.

Karena itu, alat ukur dibuat sesuai dengan keadaan objek penelitian

Page 58: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dengan berdasarkan pada teori-teori yang ada. Alat ukur yang dibuat juga

diuji terlebih dahulu agar dapat dipercaya sebagai alat ukur yang benar.

Penyelenggaraan pengukuran juga mempengaruhi hasil

pengukuran. Penyelenggaraan yang kurang baik dapat menyebabkan hasil

pengukuran kurang sempurna. Penyelenggaraan pengukuran terkait

dengan pelaku, baik dalam melaksanakan administrasi pengukuran

maupun penguasaan alat ukur. Karena itu, penyelenggara pengukuran

harus seseorang yang sudah menguasai bagaimana cara melakukan

pengukuran dan menggunakan alat ukur dengan benar.

Pembacaan dan atau penilaian hasil pengukuran memerlukan

kemampuan tersendiri, baik kemampuan fisik maupun kemampuan psikis.

Secara fisik, mereka yang membaca atau memberikan penilaian hasil studi

harus dalam kondisi prima. Kelelahan dapat menyebabkan pembacaan

atau penilaian hasil pengukuran menjadi tidak tepat. Demikian pula secara

psikhis, kondisi pengukur harus benar-benar memiliki kemampuan untuk

membaca ataupun menilai hasil pengukuran.

Selain kondisi-kondisi atau faktor-faktor di atas, pengukuran sikap

hendaknya juga mengacu pada lima karakteristik sikap sebagaimana di

atas. Pengukuran sikap dengan mengacu kelima karakteristik tersebut

cukup sulit. Namun demikian, beberapa ahli telah berusaha untuk

mengungkap sikap dalam berbagai cara. Beberapa cara pengukuran sikap

sebagaimana dikemukakan oleh Saifudin Azwar (2008: 90) antara lain

dengan observasi perilaku, penanyaan langsung, pengungkapan langsung,

Page 59: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dengan skala sikap, dan pengukuran terselubung. Dengan adanya

berbagai cara tersebut, maka untuk dapat mengungkap sikap seseorang

dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara yang dikombinasikan

agar dapat diketahui sikap yang sebenarnya.

4. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Banyak pengertian tentang belajar yang dikemukakan oleh para ahli

di bidang pendidikan. Salah satu pendapat dikemukakan oleh Gagne

dalam Syaiful Sagala (2008: 13) bahwa belajar adalah sebagai suatu

proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari

pengalaman. Ngalim Purwanto (2002: 85), mengemukakan bahwa

“Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang terjadi melalui

latihan atau pengalaman dimana perubahan yang terjadi relatif mantap

serta menyangkut aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis”.

Berdasarkan definisi tentang belajar tersebut di atas maka dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku

baik berupa pengetahuan, keterampilan atau sikap karena adanya interaksi

dengan lingkungannya.

b. Ciri-Ciri Belajar

Abu Ahmadi (2002: 121-123) menyebutkan ciri-ciri proses belajar

adalah :

Page 60: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

1) Perubahan yang terjadi secara sadar

2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Ini berarti bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya

perubahan dalam dirinya. Ia akan menyadari bahwa pengetahuan yang ada

dalam dirinya bertambah dan perubahan-perubahan yang terjadi tersebut

timbul karena adanya suatu usaha yang dilakukan oleh individu tersebut.

c. Prinsip-Prinsip Belajar

Dalam proses belajar harus ada prinsip-prinsip belajar yang dipakai.

Syaiful Bachri Djamarah (2002: 20-22) mengemukakan prinsip-prinsip

belajar dapat disusun sebagai berikut:

1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional.

b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang

kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

c) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan

efektif.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

2) Sesuai hakikat belajar

a) Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut

perkembangannya.

b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan

discovery.

c) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian

yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan

pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan

respon yang diharapkan.

3) Sesuai materi/ bahan yang harus dipelajari

a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,

penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap

pengertiannya.

b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai

dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

4) Syarat keberhasilan belajar

a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat

belajar dengan tenang.

b) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/ keterampilan/ sikap itu mendalam pada siswa.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

d. Hasil Belajar

Hasil atau prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie yang

dalam kamus bahasa Indonesia berarti hasil usaha. W.S. Winkel (1991:

39) memberikan pengertian “Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan

yang dapat dicapai dalam suatu proses yang berlangsung dalam interaksi

subjek dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, nilai-nilai yang akan disimpan atau

dilaksanakan menuju kemajuan”.

Singgih D. Gunarso (1992: 57) menyatakan bahwa “Prestasi

belajar adalah suatu hasil maksimum yang dapat dicapai oleh seseorang

setelah melakukan usaha belajar”. Sedangkan Sutrantinah Tirtonegoro

(2001: 43) menyatakan bahwa “Prestasi belajar adalah penilaian hasil

usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun

kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh setiap

anak dalam periode tertentu”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa di

dalam proses belajar yang berupa penguasaan pengetahuan dan

keterampilan terhadap materi tertentu.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang diperoleh siswa menunjukkan berhasil tidaknya

dalam mencapai tujuan instruksional yaitu perubahan tingkah laku dalam

pengetahuan (kognitif), nilai sikap (afektif), dan keterampilan

Page 63: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

(psikomotorik). Prestasi belajar merupakan hasil dari proses kegiatan

belajar yang dipengaruhi oleh banyak faktor.

Suharsimi Arikunto (1990: 21) menjelaskan tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar:

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yaitu yang bersumber dari dalam diri manusia yang belajar yang disebut faktor internal, dan faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar yang disebut sebagai faktor eksternal. Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor biologis dan faktor psikologis. Yang dapat dikategorikan sebagai faktor biologis antara lain usia, kematangan, dan kesehatan, sedangkan yang dapat dikategorikan sebagai faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia yang belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua juga, yaitu faktor manusia (human) dan faktor nonmanusia seperti alam benda, hewan dan lingkungan fisik.

M. Ngalim Purwanto (1990: 102) juga menjelaskan hal-hal yang

dapat mempengaruhi prestasi belajar yaitu: Faktor-faktor itu dapat

dibedakan menjadi dua golongan:

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual

2) Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan/ pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/ keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.

Muhibbin Syah (1995: 139) berpendapat tentang ”faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar, terbagi menjadi tiga, yaitu faktor

Page 64: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar”. Faktor

internal dibagi menjadi dua, yaitu faktor psikologis dan faktor

fisiologis. Faktor fisiologis antara lain kondisi umum jasmani yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya,

kondisi mata dan telinga. Sedangkan yang termasuk faktor psikologis

antara lain intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi. Faktor

eksternal siswa dibagi dua, yaitu lingkugan sosial dan lingkungan

nonsosial. Lingkungan sosial antara lain keluarga, guru dan staf,

masyarakat, serta teman. Sedangkan yang termasuk lingkungan

nonsosial antara lain rumah, sekolah, peralatan, dan alam. Faktor

pendekatan belajar siswa dibagi tiga, yaitu pendekatan tinggi,

pendekatan sedang, dan pendekatan rendah.

Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 162) mengatakan bahwa

”keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersumber

pada dirinya atau di luar dirinya atau lingkungannya”. Faktor-faktor

yang bersumber dari dalam individu menyangkut aspek jasmaniah dan

rohaniah dari individu. Aspek jasmaniah mencakup kondisi fisik dan

kesehatan jasmani dari individu. Kondisi fisik menyangkut

kelengkapan dan kesehatan panca indera. Aspek psikis atau rohaniah

menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan intelektual, sosial,

psikomotor serta kondisi afektif dan konatif dari individu. Faktor-

faktor yang bersumber dari luar diri siswa menyangkut faktor fisik

Page 65: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga,

sekolah, dan masyarakat.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa untuk

belajar adalah: Usia, Kematangan/ pertumbuhan, Kesehatan, Minat,

Motivasi, Suasana hati, Kelelahan, Emosi, Kebutuhan, Penyesuaian

diri, Sifat/ karakteristik siswa, Kecerdasan/ inteligensi, Bakat,

Kemampuan awal, Sikap, Latihan, Kebiasaan belajar, Kesiapan,

Kondisi umum fisik, dan Kondisi panca indera

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh Maria Chong

Abdullah, Habibah Elias, Rahil Mahyuddin & Jegak Uli dengan judul: Emotional

Intelegence and Academic Achievement Among Malaysian Secondary Students.

Dalam penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang linier

antara tingkat kecerdasan emosional siswa dan tingkat dari afeksi mereka

mengarah pada sekolah kejuruan, dan hubungan yang positif linier antara

kecerdasan emosi dan kemampuan akademik. Temuan tersebut juga

mengindikasikan hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan perbedaan

gender.

Penelitian lain dikemukakan oleh H. Durrel Johnson yang berjudul

Gender, Grade, and Relationship Differences in Emotional Closeness within

Adolescent Friendships. Penelitian tersebut berkesimpulan bahwa perbedaan

Page 66: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

tingkat persepsi kedewasaan dari kohesi dan ketertutupan dalam kesamaan dan

ketidaksamaan jenis kelamin. Temuan tersebut didiskusikan dalam istilah

perbedaan pemahaman dalam laporan tentang keintiman dengan sesama jenis

maupun beda jenis.

Kedua penelitian di atas terkait dengan penelitian ini karena adanya

pembahasan mengenai kecerdasan emosi dan juga masalah emosional pada objek

penelitian.

Penelitian lainnya dikemukakan oleh Fauziah Ahmad dan Jamaludin Aziz

(2009) yang berjudul Students’ Perception of the Teachers’ Teaching of

Literature Communicating and Understanding Through the Eyes of the Audience.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat siswa berfikir yang berjanji untuk

meningkatkan pemahaman pengajaran dan hasil dengan menyediakan informasi

mengenai pengajaran seperti yang dialami oleh peserta didik (Wittrock 1986).

Tiga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei kuesioner,

wawancara dan observasi. Para peserta penelitian ini adalah 377 dipilih secara

acak Formulir Satu siswa dari sekolah terpilih dalam WPKL. Data dikumpulkan

melalui analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

siswa mengakui guru mereka memiliki sikap positif terhadap pembelajaran sastra.

Hal ini menunjukkan bahwa guru selalu berusaha untuk menumbuhkan suasana

yang kooperatif daripada kompetitif, dianggap tidak mengancam. Siswa diizinkan

untuk memberikan pandangan dan pendapat mereka, dengan demikian,

menciptakan suasana kelas reseptif untuk menghasilkan masukan belajar

maksimal.

Page 67: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Penelitian tersebut di atas terkait dengan masalah persepsi siswa pada

guru. Dalam hal ini yang membedakan dengan penelitian ini adalah bahwa

penelitian tersebut terkait dengan masalah pembelajaran sastra, sedangkan

penelitian ini terkait dengan pembelajaran Statika Bangunan.

Penelitian lain dilakukan oleh Sevim Ýnal -Ýlke Evin -A. Seda

Saracaloðlu dengan judul The Relation Between Students’ Attitudes Toward

Foreign Language And Foreign Language Achievement. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui hubungan antara sikap siswa terhadap prestasi

bahasa asing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara sikap siswa terhadap prestasi akademik bahasa asing, tetapi

secara statistik tidak ada hubungannya antara gender dan keberhasilan. Dalam

penelitian ini, dapat dikemukakan bahwa siswa perempuan cenderung memiliki

sikap lebih positif dari siswa laki-laki.

Hasil penelitian tersebut senada dengan penelitian ini yang membahas

tentang sikap siswa terhadap hasil belajar. Yang membedakan dengan penelitian

ini adalah mata diklat atau mata pelajaran, yaitu pelajaran bahasa asing pada

jurnal tersebut dan mata diklat Statika Bangunan di penelitian ini.

C. Kerangka Berpikir

Hasil belajar masing-masing siswa berbeda antara satu siswa dengan

siswa yang lain. Hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain

persepsi siswa pada kemampuan profesional guru, kecerdasan emosi dan sikap

siswa. Persepsi merupakan proses yang terjadi pada siswa akibat adanya

Page 68: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

rangsangan yang berupa objek tertentu. Bagi siswa, guru merupakan objek yang

memberikan rangsangan kepada siswa yang akan mengakibatkan adanya tingkah

laku tertentu sesuai dengan persepsi yang ada pada dirinya. Karena itu, persepsi

juga akan memberikan pengaruh kepada tingkah laku siswa dalam melakukan

kegiatan belajar. Pada akhirnya, tingkah laku siswa dalam belajar akan

berpengaruh terhadap hasil belajarnya.

Kecerdasan emosi merupakan kecerdasan dalam menguasai emosinya.

Kecerdasan ini menjadikan siswa dapat mengendalikan emosinya dalam

menghadapi segala sesuatu. Dalam belajar, banyak hal yang dihadapi oleh siswa.

Dengan adanya kecerdasan emosi yang tinggi, maka siswa mampu

mengendalikan emosinya ketika ada permasalahan dalam belajar. Sehingga siswa

dapat mencari jawaban atau cara atau jalan keluar yang terbaik untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Dengan kemampuan inilah, maka hasil belajar

dapat mencapai titik maksimal.

Sikap siswa juga termasuk faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

Sikap merupakan kesiapan dalam merespon suatu objek. Dalam belajar siswa

dirangsang dengan sesuatu yang menarik agar dapat merespon materi pelajaran

yang disampaikan. Sikap siswa dalam belajar dapat berbentuk positif dan juga

negatif. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap kegiatan belajar, tentunya

akan melakukan kegiatan tersebut dengan segenap kemampuannya untuk

memahami apa yang disampaikan oleh guru. Sebaliknya siswa yang bersikap

negatif, akan menolak hal-hal yang disampaikan oleh guru. Kemampuan

merespon inilah yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Respon positif yang

Page 69: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dilakukan oleh siswa menjadikan siswa memperhatikan apa yang disampaikan

guru. Dengan memperhatikan gurunya, maka materinya dapat terserap atau dapat

dipahami oleh siswa. Karena itulah maka siswa akan dapat mengerjakan soal-toal

dalam tes yang menjadikan hasil belajarnya menjadi tinggi.

Untuk lebih jelasnya, faktor dari dalam diri siswa yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dijelaskan dengan gambar di bawah

ini:

Gambar 3. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka dan

kerangka berfikir di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif antara persepsi siswa pada kemampuan profesional

guru dengan hasil belajar Mata Diklat Statika Bangunan siswa kelas X

Kecerdasan Emosi

Sikap siswa

Hasil belajar siswa

Persepsi siswa pada kemampuan guru

Page 70: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Jurusan Teknik Konstruksi Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Ada hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan hasil belajar Mata

Diklat Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

3. Ada hubungan positif antara sikap siswa dengan hasil belajar Mata Diklat

Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

4. Ada hubungan positif antara persepsi siswa pada kemampuan profesional

guru, kecerdasan emosi dan sikap siswa secara bersama-sama dengan hasil

belajar Mata Diklat Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik

Konstruksi Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun

Pelajaran 2010/2011.

Page 71: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Husaini Usman dan Purnomo S. Akbar (2000 : 42) mengemukakan bahwa

“Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang

mempunyai langkah-langkah sistematis”. Sedangkan penelitian menurut

Muhammad Idrus (2007: 15) adalah “cara ilmiah untuk memahami dan

memecahkan masalah secara ilmiah”. Dari pengertian tersebut dapat dinyatakan

bahwa metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk

mengembangkan dan menguji kebenaran satu pengetahuan guna mencapai suatu

tujuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.

Penelitian memiliki beberapa jenis atau kategori. Menurut Sumadi

Suryabrata (2008: 72) kategori penelitian ada sembilan macam, yaitu penelitian

historis, deskriptif, perkembangan, kasus dan penelitian lapangan, korelasional,

kausal komparatif, eksperimental sungguhan, eksperimental semu, dan penelitian

tindakan”. Dari berbagai macam penelitian tersebut, metode yang digunakan

mengikuti jenis kategori penelitian. Sesuai dengan permasalahan penelitian,

maka penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Sumadi

Suryabrata (2008: 82) menyebutkan bahwa penelitian korelasional adalah

“penelitian untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor

berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada

koefisien korelasi”. Sesuai dengan pendapat tersebut, maka penelitian ini

Page 72: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

menggunakan metode korelasional karena bertujuan untuk mendeteksi hubungan

antara persepsi siswa pada guru, kecerdasan emosi, sikap siswa, dan hasil belajar

mata diklat statika bangunan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di SMK Negeri 2 Sragen. SMK

Negeri 2 Sragen terletak di Jalan Dr. Sutomo No 4 Kabupaten Sragen,

Provinsi Jawa Tengah, telepon dan fax : 0271.891316.

Website:www.smkn2sragensch.id email:[email protected]

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dari mulai proposal sampai pembuatan laporan

direncanakan mulai bulan Juni 2010 sampai bulan Februari 2011. Secara

jelas, kegiatan penelitian ini tertuang pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Pengajuan

judul XX

Penyusunan Proposal XXXX XXXX

Seminar proposal XX

Penyusunan Instrumen XXX

Pengambilan Data X XXX

Pengolahan Data X X

Penyusunan Laporan X XX XXXX

Pertanggung jawaban XX

Page 73: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi

Kayu, yang berjumlah 100 siswa, yang tersebar ke dalam 3 kelas. Populasi

terdiri dari 92 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109) “sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”. Dalam penelitian ini mengambil sampel

sebagian siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 2 Sragen. Jumlah sampel ditetapkan sebesar 50% dari

jumlah populasi, sehingga jumlah sampel sebanyak 50 siswa.

3. Teknik Sampling

Sampling atau teknik pengambilan sampel disesuaikan dengan

keadaan populasi. Keadaan populasi penelitian yaitu terbagi dalam tiga kelas.

Karena itu teknik pengambilan sampel yang sesuai adalah dengan teknik

proportional random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara

proporsional sesuai dengan jumlah sub populasi (kelas). Berdasarkan teknik

tersebut, maka pengambilan sampel sebagai berikut:

Tabel 2. Pengambilan Sampel Penelitian

No. Kelas Jumlah siswa Proporsi Jumlah sampel 1. X-1 34 50% 17 2. X-2 34 50% 17 3. X-3 32 50% 16 Jumlah 100 50

Page 74: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

D. Definisi Operasional Variabel

1. Persepsi Siswa pada Kemampuan Profesional Guru

Persepsi siswa pada kemampuan profesional guru adalah proses

kejiwaan pada siswa dalam menerima, menilai, dan memberikan reaksi pada

guru yang diterima oleh pancaindera. Persepsi yang dimaksud berkaitan

dengan guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, mediator dan

fasilitator, pribadi guru, administrator, dan element dari dalam guru itu

sendiri.

2. Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi merupakan kemampuan siswa dalam mengelola

emosinya, terkait dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain.

Kecerdasan emosi ini meliputi kemampuan mengenali emosinya sendiri,

mengelola diri, kemampuan memotivasi diri, rasa empati, dan keterampilan

sosial siswa.

3. Sikap Siswa

Sikap siswa merupakan tanggapan siswa terhadap suatu objek yang

muncul dalam tindakan-tindakan tertentu dimana tindakan tersebut dapat

bersifat positif (mendukung) ataupun negatif (tidak mendukung). Sikap siswa

dapat dilihat dari rasa senang, harapan, kemandirian, mendukung sesuatu, dan

menganggap penting terhadap sesuatu.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran dalam periode tertentu. Hasil belajar dapat

Page 75: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

dilihat dari kemampuannya dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan

guru sebagai alat untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap

materi pelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Angket atau Kuesioner

a. Pengertian Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

diberikan kepada responden untuk memperoleh informasi dari responden

tersebut. Dalam penelitian ini, angket dipergunakan untuk memperoleh

data tentang persepsi siswa pada kemampuan guru, kecerdasan emosi, dan

sikap siswa.

b. Jenis-Jenis Angket

Angket dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung pada

sudut pandangnya. Suharsimi Arikunto (2002: 128-129) menyebutkan

jenis-jenis angket dapat dipandang dari cara menjawab, dari jawaban, dan

dari bentuknya. Dalam penelitian ini menggunakan jenis angket langsung

dengan bentuk pertanyaan tertutup yaitu angket yang pertanyaannya

bertujuan untuk mendapatkan informasi dari diri responden sendiri, yang

setiap pertanyaannya telah tersedia pilihan jawaban. Bentuk angket dalam

penelitian ini menggunakan model skala sikap, yaitu siswa memberi

Page 76: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

persetujuan atas pernyataan dalam angket. Ruang lingkup angket tertuang

dalam kisi-kisi angket yang dapat dilihat pada lampiran.

c. Pengukuran Angket

Dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan untuk angket

adalah dengan skala Likert. Dengan skala likert diharapkan penulis dapat

mengetahui bagaimana tingkat pendapat responden yang sesungguhnya

dan memberi kemungkinan untuk menilai item-item yang diteliti. Angket

dengan Skala likert menyediakan jawaban dari selalu (SL), sering (SR),

kadang-kadang (KK), jarang (J), dan tidak pernah (TP) , dan sangat setuju

(SS), setuju (S), tak bisa memutuskan (N), tidak setuju (TS), dan sangat

tidak setuju (STS)” Masing-masing jawaban dikaitkan dengan angka/

nilai.

Cara penilaian yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 3: Skala Penilaian Angket Persepsi Siswa pada Kemampuan Guru dan Kecerdasan Emosi

Angket Pilihan Jawaban

SL SR KK J TP Positif (+) 5 4 3 2 1 Negatif (-) 1 2 3 4 5

Tabel 4: Skala Penilaian Angket Persepsi tentang Sikap Siswa

Angket Pilihan Jawaban

SS S N TS STS Positif (+) 5 4 3 2 1 Negatif (-) 1 2 3 4 5

Page 77: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

2. Tes

Tes, menurut Djemari Mardapi (2008: 67) merupakan sejumlah

pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau salah. Tes diartikan juga

sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, atau sejumlah

pernyataan yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan mengukur tingkat

kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari orang yang

dikenai tes. Berdasarkam pendapat tersebut maka tes merupakan alat untuk

mengetahui kemampuan seseorang tentang suatu pengetahuan.

Tes biasa dilakukan untuk mengetahui atau menguji siswa di sekolah

untuk mengetahui kemampuannya setelah mengikuti kegiatan belajar

mengajar. Demikian pula dalam berbagai kegiatan lain yang bertujuan untuk

mengetahui kemampuan objek yang dimaksud, maka tes digunakan sebagai

alat tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Djemari Mardapi (2008: 67)

bahwa tes merupakah salah satu cara untuk menaksir besarnya tingkat

kemampuan manusia secara tidak langsung, yaitu melalui respon seseorang

terhadap sejumlah stimulus atau pertanyaan.

Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar

siswa. Objek tes adalah kemampuan siswa yang terwujud dalam hasil belajar

setelah mengikuti kegiatan pembelajaran selama periode tertentu.

Kemampuan siswa yang dimaksud adalah kemampuan bidang Mata Diklat

Statika Bangunan.

Page 78: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

F. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat validitas dan

reliabilitas suatu instrumen penelitian. Instrumen yang valid dan reliabel

merupakan instrumen yang memenuhi syarat untuk mengambil data dari subjek

penelitian sehingga hasilnya dapat dipercaya. Uji coba dilakukan pada siswa di

luar sampel penelitian dengan mengambil responden sebanyak 30 siswa.

1. Uji validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Untuk melakukan uji validitas, digunakan rumus korelasi product

moment:

( )( )( )[ ] ( )[ ]å åå å

å åå--

-=

2222 YYNXXN

YXXYNrXY

Keterangan:

XYr : koefisien korelasi antara variabel X dan Y

å XY : jumlah product dari X dan Y

å 2X : jumlah kuadran dari X

å 2Y : jumlah kuadran dari Y

N : jumlah responden

Hasil uji validitas instrumen persepsi siswa pada kemampuan guru

sebanyak 29 butir pernyataan, diketahui ada 4 butir tidak valid. Hal ini karena

hasil r hitung antar butir pernyataan dengan skor total memiliki nilai kurang

dari tabel atau memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Keempat

Page 79: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

butir tersebut adalah butir nomor 7, 12, 18, dan 21. Keempat butir tersebut

selanjutnya tidak digunakan dalam penelitian.

Hasil uji validitas instrumen kecerdasan emosi sebanyak 22 butir

pernyataan, diketahui ada 3 butir tidak valid. Hal ini karena hasil r hitung

antar butir pernyataan dengan skor total memiliki nilai kurang dari tabel atau

memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Ketiga butir tersebut

adalah butir nomor 2, 6, dan 18. Ketiga butir tersebut selanjutnya tidak

digunakan dalam penelitian.

Hasil uji validitas instrumen sikap sebanyak 22 butir pernyataan,

diketahui ada 3 butir tidak valid. Hal ini karena hasil r hitung antar butir

pernyataan dengan skor total memiliki nilai kurang dari tabel atau memiliki

tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Ketiga butir tersebut adalah butir

nomor 9, 12, dan 22. Ketiga butir tersebut selanjutnya tidak digunakan dalam

penelitian.

Hasil uji validitas instrumen tes hasil belajar sebanyak 30 butir

pertanyaan, diketahui ada 5 butir tidak valid. Hal ini karena hasil r hitung

antar butir pernyataan dengan skor total memiliki nilai kurang dari tabel atau

memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Kelima butir tersebut

adalah butir nomor 8, 10, 14, 22, dan 29. Kelima butir tersebut selanjutnya

tidak digunakan dalam penelitian.

Butir-butir yang tidak valid dan selanjutnya tidak digunakan dalam

penelitian dikarenakan ada butir lain yang sejenis yang digunakan untuk

mengungkap data yang sama.

Page 80: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Rumus untuk uji reliabilitas yaitu rumus

alpha:

÷÷ø

öççè

æ-÷

øö

çèæ

-= å

21

2

11 11 s

s b

kk

r

Keterangan:

11r : reliabilitas instrumen

: banyaknya butir pertanyaan

2å bs : jumlah varians butir

2

1s : varians total

Hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel r11 r tabel 1. Persepsi siswa pada kemampuan guru (X1) 0,857 0,361 2. Kecerdasan Emosi (X2) 0,870 0,361 3. Sikap Siswa (X3) 0,868 0,361 4. Tes Hasil Belajar (Y) 0,589 0,361

Dari hasil perhitungan reliabilitas di atas, keempat variabel memiliki

harga r11 lebih besar dari harga r tabel. Karena itu, disimpulkan bahwa

keempat instrumen penelitian cukup reliabel dan dapat digunakan untuk

mengungkap data dari subjek penelitian.

k

Page 81: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi

ganda. Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Melakukan uji prasyarat

Uji prasyarat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas, uji linieritas, dan uji independensi.

2. Menentukan model regresi

=Y bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 … bkXk (Budiyono, 2009: 276)

3. Menghitung koefisien determinasi dan koefisien korelasi linier ganda

a. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi dihitung dengan rumus sebagai berikut:

R2y.123…k = JKR / JKT

b. Uji signifikansi koefisien korelasi linier ganda

11 2

2

---

=

knR

kR

F (Budiyono, 2009: 289)

4. Menghitung koefisien korelasi parsial dan uji signifikansi

a. Koefisien korelasi parsial

Rumus:

( )( )22 12121

12.212.1

rry

rryryry

--

-=

( )( )22 12121

12.121.2

rry

rryryry

--

-=

Page 82: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

( )( )22 13131

13.131.3

rry

rryryry

--

-= (Budiyono, 2009: 295)

b. Uji signifikansi korefisien korelasi parsial

( )2121

312.1

ry

nryt

-

-=

( )2211

321.2

ry

nryt

-

-=

( )2311

331.3

ry

nryt

-

-= (Budiyono, 2009: 295)

Pelaksanaan uji statistik selanjutnya menggunakan bantuan program komputer

statistik SPSS.

Page 83: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data 91

Deskripsi data dalam penelitian ini digunakan untuk menunjukkan

besaran-besaran dari tendensi sentral yang meliputi mean, median, dan modus.

Selain itu juga skor minimal, skor maksimal, dan standar deviasi. Hasil analisis

deskriptif dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Hasil Analisis Deskriptif

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dipaparkan sebagaimana di bawah ini.

1. Deskripsi Data Persepsi Siswa pada Kemampuan Profesional Guru

Persepsi Siswa pada Kemampuan Profesional Guru dapat diketahui

dengan menggunakan angket. Hasil penyebaran angket persepsi siswa pada

kemampuan guru terhadap 50 siswa kemudian ditabulasikan. Hasil tabulasi

angket persepsi siswa dapat dilihat pada lampiran. Distribusi data hasil angket

Statistics

50 50 50 50

0 0 0 0

78,80 56,20 60,46 19,30

80,50 54,50 61,00 20,00

81 52 61 20

11,025 11,167 10,397 2,644

121,551 124,694 108,090 6,990

57 34 37 13

104 81 85 25

3940 2810 3023 965

Valid

Missing

N

Mean

Median

Mode

Std. Deviation

Variance

Minimum

Maximum

Sum

Persepsi Siswapada KemampuanProfesional Guru

KecerdasanEmosi

SIkapSiswa

HasilBelajar

Page 84: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

tentang persepsi siswa pada kemampuan guru dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Persepsi Siswa Pada Kemampuan Profesional Guru

Kelas Interval Frekuensi Prosentase 99 - 105 2 4,00% 92 - 98 7 14,00% 85 - 91 5 10,00% 78 - 84 13 26,00% 71 - 77 12 24,00% 64 - 70 6 12,00% 57 - 63 5 10,00%

50 100% Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2011

Hasil analisis terhadap persepsi siswa pada kemampuan profesional

guru secara keseluruhan diperoleh nilai terendah 57, nilai tertinggi 104, nilai

rata-rata sebesar 78,8, dan standar deviasi sebesar 11,025. Dari tabel tersebut

di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki persepsi pada

kemampuan profesional guru dengan skor 78-84 atau memiliki skor rata-rata,

yaitu sebesar 26,00%. Dari tabel distribusi di atas, dapat digambarkan dalam

histogram berikut ini:

Gambar 4. Histogram Data Persepsi Siswa pada Kemampuan Profesional Guru

0

2

4

6

8

10

12

14

57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 92-98 99-105

Frek

uens

i

Persepsi Siswa pada Kemampuan Profesional Guru

Page 85: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

2. Deskripsi Data Kecerdasan Emosi

Variabel Kecerdasan Emosi dapat diketahui dengan menggunakan

angket. Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 50 siswa. Hasil penyebaran

angket kemudian ditabulasi yang terlihat pada lampiran. Distribusi data

Kecerdasan Emosi dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Emosi 91

Kelas Interval Frekuensi Prosentase 76 - 82 3 6,00%

69 - 75 4 8,00%

62 - 68 7 14,00%

55 - 61 11 22,00%

48 - 54 15 30,00%

41 - 47 6 12,00%

34 - 40 4 8,00%

50 100,00% Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2011

Hasil analisis deskriptif terhadap Kecerdasan Emosi siswa secara

keseluruhan diperoleh nilai terendah 34, nilai tertinggi 81, nilai rata-rata

sebesar 56,2, dan standar deviasi sebesar 11,167. Dari tabel tersebut di atas

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki kecerdasan emosi di

bawah rata-rata yaitu sebesar 30,00%. Dari tabel distribusi di atas, dapat

digambarkan dalam histogram berikut ini:

Page 86: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Gambar 5. Histogram Data Kecerdasan Emosi

3. Deskripsi Data Sikap Siswa

Variabel sikap siswa dapat diketahui dengan menggunakan kuesioner.

Penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 50 siswa. Hasil penyebaran angket

kemudian ditabulasi yang dapat dilihat pada lampiran. Distribusi data Sikap

Siswa dilihat pada tabel di bawah ini:

0

2

4

6

8

10

12

14

16

34-40 41-47 48-54 55-61 62-68 69-75 76-82

Frek

uens

i

Kecerdasan Emosi

Page 87: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Data Sikap Siswa 91

Kelas Interval Frekuensi Prosentase 79 - 85 2 4,00%

72 - 78 6 12,00%

65 - 71 8 16,00%

58 - 64 15 30,00%

51 - 57 12 24,00%

44 - 50 5 10,00%

37 - 43 2 4,00%

50 100,00% Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2011

Hasil analisis deskriptif terhadap Sikap Siswa siswa secara

keseluruhan diperoleh nilai terendah 37, nilai tertinggi 85, nilai rata-rata

sebesar 60,46, dan standar deviasi sebesar 10,397. Dari tabel tersebut di atas

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki sikap rata-rata yaitu

sebesar 30,00%. Dari tabel distribusi di atas, dapat digambarkan dalam

histogram berikut ini:

Gambar 6. Histogram Data Sikap Siswa

0

2

4

6

8

10

12

14

16

37-43 44-50 51-57 58-64 65-71 72-78 79-85

Frek

uens

i

Sikap Siswa

Page 88: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

4. Deskripsi Data Hasil Belajar Mata Diklat Statika Bangunan

Variabel Hasil Belajar Mata Diklat Statika Bangunan dapat diketahui

dengan menggunakan tes. Tes dilakukan terhadap 50 siswa. Hasil tes

kemudian ditabulasi yang dapat dilihat pada lampiran. Distribusi data hasil

belajar dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Mata Diklat Statika

Bangunan 91

Kelas Interval Frekuensi Prosentase 25 - 26 1 2,00%

23 - 24 5 10,00%

21 - 22 10 20,00%

19 - 20 14 28,00%

17 - 18 12 24,00%

15 - 16 7 14,00%

13 - 14 1 2,00%

50 100,00% Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2011

Hasil analisis terhadap Hasil Belajar Mata Diklat Statika Bangunan

secara keseluruhan diperoleh nilai terendah 13, nilai tertinggi 25., nilai rata-

rata sebesar 19,3, dan standar deviasi sebesar 2,644. Dari tabel tersebut di atas

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki hasil belajar pada tingkat

rata-rata, yaitu sebesar 28,00%. Dari tabel distribusi di atas, dapat

digambarkan dalam histogram berikut ini:

Page 89: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Gambar 7. Histogram Data Hasil Belajar Mata Diklat Statika Bangunan

B. Pengujian Prasyarat Analisis 106

Sebelum dilakukan analisis data untuk membuktikan hipotesis penelitian,

terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Uji prasyarat analisis

dimaksudkan untuk lebih meyakinkan hasil analisis data, sehingga kesimpulan

dari pengujian hipotesis lebih meyakinkan dan dapat digeneralisasi dengan benar.

Uji prasyarat analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas dan

uji linearitas. Adapun uji prasyarat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas 107

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui kenormalan dari

distribusi data yang diperoleh dari penelitian. Jika data yang diperoleh

memiliki distribusi yang normal maka tidak akan mengganggu kesimpulan

dari hasil analisis yang dilakukan. Uji normalitas dilakukan dengan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

13-14 15-16 17-18 19-20 21-22 23-24 25-26

Frek

uens

i

Hasil Belajar Mata Diklat Statika Bangunan

Page 90: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

menggunakan uji Kolmogorov Smirnov Test. Berikut ini hasil uji normalitas

data penelitian, yaitu:

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Data

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap data penelitian seperti

gambar di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Variabel Persepsi Siswa pada Kemampuan Profesional Guru

Hasil uji normalitas data Persepsi Siswa pada Kemampuan

Profesional Guru dengan rumus kolmogorov smirnov tes diperoleh harga

sebesar 0,625 dengan asymp. Sig sebesar 0,830. Berdasarkan hasil

tersebut diketahui bahwa besarnya signifikansi dari hasil uji sebesar 0,830

lebih besar dari batas signifikansi 0,05. Karena itu dapat disimpulkan

bahwa data Persepsi Siswa pada Kemampuan Profesional Guru dalam

penelitian ini memiliki distribusi yang normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

50 50 50 50

78,80 56,20 60,46 19,30

11,025 11,167 10,397 2,644

,088 ,096 ,083 ,124

,088 ,096 ,083 ,089

-,083 -,093 -,062 -,124

,625 ,679 ,590 ,880

,830 ,746 ,877 ,421

N

Mean

Std. Deviation

NormalParameters

a,b

Absolute

Positive

Negative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Persepsi Siswapada

KemampuanProfesional Guru

KecerdasanEmosi

SIkapSiswa

HasilBelajar

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 91: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

b. Variabel Kecerdasan Emosi

Hasil uji normalitas data Kecerdasan Emosi dengan rumus

kolmogorov smirnov tes diperoleh harga sebesar 0,679 dengan asymp. Sig

sebesar 0,746. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa besarnya

signifikansi dari hasil uji sebesar 0,746 lebih besar dari batas signifikansi

0,05. Karena itu dapat disimpulkan bahwa data Kecerdasan Emosi dalam

penelitian ini memiliki distribusi yang normal.

c. Variabel Sikap Siswa

Hasil uji normalitas data Sikap Siswa dengan rumus kolmogorov

smirnov tes diperoleh harga sebesar 0,590 dengan asymp. Sig sebesar

0,877. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa besarnya signifikansi

dari hasil uji sebesar 0, 877 lebih besar dari batas signifikansi 0,05. Karena

itu dapat disimpulkan bahwa data Sikap Siswa dalam penelitian ini

memiliki distribusi yang normal.

d. Variabel Hasil Belajar Mata Diklat Statika Bangunan

Hasil uji normalitas data Hasil Belajar Mata Diklat Statika

Bangunan dengan rumus kolmogorov smirnov tes diperoleh harga sebesar

0,880 dengan asymp. Sig sebesar 0,421. Berdasarkan hasil tersebut

diketahui bahwa besarnya signifikansi dari hasil uji sebesar 0,421 lebih

besar dari batas signifikansi 0,05. Karena itu dapat disimpulkan bahwa

data Hasil Belajar Mata Diklat Statika Bangunan dalam penelitian ini

memiliki distribusi yang normal.

Page 92: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2. Uji Linearitas

Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui bentuk hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat, apakah berbentuk linear atau non

linear. Uji linearitas pada penelitian ini dapat ketahui dengan menggunakan

uji F. Adapun hasil uji linearitas yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Hubungan antara Persepsi Siswa pada Kemampuan Profesional Guru

dengan Hasil Belajar Mata Diklat Statika Bangunan

Hasil perhitungan uji linearitas antara Persepsi Siswa pada Kemampuan

Profesional Guru dengan Hasil Belajar Mata Diklat Statika Bangunan

dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 12. Hasil Uji Linearitas X1 terhadap Y

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan hasil uji liearitas di atas, terlihat bahwa harga F hitung

sebesar 1,651 dan harga signifikansi sebesar 0,110. Harga signifikansi dari

hasil analisis lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol diterima. Karena itu

dapat disimpulkan bahwa Hubungan antara Persepsi Siswa pada

Kemampuan Profesional Guru dengan Hasil Belajar Mata Diklat Statika

Bangunan berbentuk linear.

Lack of Fit Tests

Dependent Variable: Hasil Belajar

166,797 22 7,582 1,651 ,110

119,417 26 4,593

SourceLack of Fit

Pure Error

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Page 93: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

b. Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Hasil Belajar Mata Diklat

Statika Bangunan

Hasil perhitungan uji linearitas antara Kecerdasan Emosi dengan

Hasil Belajar Mata Diklat Statika Bangunan dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 13. Hasil Uji Linearitas X2 terhadap Y

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan hasil uji liearitas di atas, terlihat bahwa harga F hitung

sebesar 0,776 dan harga signifikansi sebesar 0,731. Harga signifikansi dari

hasil analisis lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol diterima. Karena itu

dapat disimpulkan bahwa Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan

Hasil Belajar Mata Diklat Statika Bangunan berbentuk linear.

c. Hubungan antara Sikap Siswa dengan Hasil Belajar Mata Diklat Statika

Bangunan

Hasil perhitungan uji linearitas antara Sikap Siswa dengan Hasil

Belajar Mata Diklat Statika Bangunan dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 14. Hasil Uji Linearitas X3 terhadap Y

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2011

Lack of Fit Tests

Dependent Variable: Hasil Belajar

116,571 24 4,857 ,776 ,731

150,250 24 6,260

SourceLack of Fit

Pure Error

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Lack of Fit Tests

Dependent Variable: Hasil Belajar

169,447 24 7,060 1,616 ,123

104,833 24 4,368

SourceLack of Fit

Pure Error

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Page 94: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Berdasarkan hasil uji liearitas di atas, terlihat bahwa harga F hitung

sebesar 1,616 dan harga signifikansi sebesar 0,123. Harga signifikansi dari

hasil analisis lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol diterima. Karena itu

dapat disimpulkan bahwa Hubungan antara Sikap Siswa dengan Hasil

Belajar Mata Diklat Statika Bangunan berbentuk linear.

3. Uji Independensi

Uji independensi dilakukan untuk menguji apakah terdapat hubungan

antar variabel independen atau tidak. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan rumus product moment. Hasil analisis independensi dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 15. Hasil Uji Independesi antar Variabel Bebas

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2011

Hasil perhitungan dengan rumus tersebut diperoleh harga-harga r

hitung sebagai berikut:

rx1x2 = 0,192 sig = 0,181

rx1x3 = 0,137 sig = 0,343

Correlations

1 ,192 ,137

,181 ,343

50 50 50

,192 1 ,164

,181 ,256

50 50 50

,137 ,164 1

,343 ,256

50 50 50

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Persepsi Siswa padaKemampuanProfesional Guru

Kecerdasan Emosi

SIkap Siswa

Persepsi Siswapada

KemampuanProfesional Guru

KecerdasanEmosi SIkap Siswa

Page 95: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

rx2x3 = 0,164 sig = 0,256

Harga-harga koefisien korelasi (pearson correlation) tersebut kemudian

dibandingkan dengan harga r tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,231.

Karena semua harga r hitung lebih kecil dari r tabel atau 0,192; 0,137; 0,164 <

0,231, maka tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X1 dengan

dan variabel X2, variabel X1 dengan variabel X3, dan variabel X2 dengan

variabel X3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antara variabel X1,

X2, dan X3 tidak ada ketergantungan atau saling independen.

C. Pengujian Hipotesis

1. Menghitung koefisien korelasi product moment

Analisis koefisien korelasi product moment dengan program SPSS

diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 96: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Tabel 16. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Sederhana

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2011

Hasil analisis koefisien korelasi product moment diperoleh nilai-nilai

sebagai berikut:

a. Koefisien korelasi persepsi siswa pada kemampuan profesional guru

dengan hasil belajar mata diklat Statika bangunan diperoleh hasil Pearson

Correlation sebesar 0,405 dengan signifikansi 0,002. Harga koefisien

korelasi kemudian dibandingkan dengan harga rtabel pada taraf signifikansi

5% sebesar 0,231. Dari harga-harga tersebut diketahui bahwa harga rhitung

> rtabel atau 0,405 > 0,231. Karena rhitung > rtabel, maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Dengan demikian disimpulkan terdapat hubungan positif antara

persepsi siswa pada kemampuan profesional guru dengan hasil belajar

mata diklat statika bangunan. Hubungan positif artinya bahwa persepsi

Correlations

1,000 ,405 ,470 ,446

,405 1,000 ,192 ,137

,470 ,192 1,000 ,164

,446 ,137 ,164 1,000

. ,002 ,000 ,001

,002 . ,091 ,172

,000 ,091 . ,128

,001 ,172 ,128 .

50 50 50 50

50 50 50 50

50 50 50 50

50 50 50 50

Hasil Belajar

Persepsi Siswa padaKemampuanProfesional Guru

Kecerdasan Emosi

SIkap Siswa

Hasil Belajar

Persepsi Siswa padaKemampuanProfesional Guru

Kecerdasan Emosi

SIkap Siswa

Hasil Belajar

Persepsi Siswa padaKemampuanProfesional Guru

Kecerdasan Emosi

SIkap Siswa

PearsonCorrelation

Sig.(1-tailed)

N

HasilBelajar

Persepsi Siswapada KemampuanProfesional Guru

KecerdasanEmosi

SIkapSiswa

Page 97: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

siswa pada kemampuan profesional guru dengan hasil belajar siswa

berbentuk linier.

b. Koefisien korelasi Kecerdasan Emosi dengan hasil belajar mata diklat

Statika bangunan diperoleh hasil Pearson Correlation sebesar 0,470

dengan signifikansi 0,000. Harga koefisien korelasi kemudian

dibandingkan dengan harga rtabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,231.

Dari harga-harga tersebut diketahui bahwa harga rhitung > rtabel atau 0,470 >

0,231. Karena rhitung > rtabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan

demikian disimpulkan terdapat hubungan positif antara Kecerdasan Emosi

dengan hasil belajar mata diklat statika bangunan. Hubungan positif

artinya bahwa kecerdasan emosi dengan hasil belajar siswa berbentuk

linier.

c. Koefisien korelasi sikap siswa dengan hasil belajar mata diklat Statika

bangunan diperoleh hasil Pearson Correlation sebesar 0,446 dengan

signifikansi 0,001. Harga koefisien korelasi kemudian dibandingkan

dengan harga rtabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,231. Dari harga-

harga tersebut diketahui bahwa harga rhitung > rtabel atau 0,446 > 0,231.

Karena rhitung > rtabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian

disimpulkan terdapat hubungan positif antara sikap siswa dengan hasil

belajar mata diklat statika bangunan. Hubungan positif artinya bahwa

sikap siswa dengan hasil belajar siswa berbentuk linier.

2. Menghitung koefisien korelasi linier ganda dan koefisien determinasi

Hasil analisis koefisien korelasi ganda ditunjukkan sebagai berikut:

Page 98: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tabel 17. Hasil Uji Koefisien Korelasi Ganda dan Koefisien Determinasi

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan hasil analisis di atas, besarnya koefisien korelasi linier

ganda atau Rhitung yaitu sebesar 0,664 dan besarnya koefisien determinasi

atau R2 yaitu sebesar 0,441. Hasil perhitungan koefisien korelasi ganda

selanjutnya diuji signifikansinya dengan menggunakan uji F hitung. Hasil

uji F yang diperoleh yaitu sebagai berikut:

Tabel 18. Hasil Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Ganda

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2011

Berdasarkan hasil analisis signifikansi koefisien korelasi ganda di

atas, dapat diketahui besarnya F hitung yaitu 12,079 dengan signifikansi

sebesar 0,000. Harga F hitung kemudian dibandingkan dengan harga F

tabel pada df 3 lawan 46 dan taraf signifikansi 5% sebesar 2,81. Karena

harga Fhitung 12,079 > F tabel sebesar 2,81, maka hipotesis nol ditolak dan

Model Summaryb

,664a ,441 ,404 2,041 2,605Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), SIkap Siswa, Persepsi Siswa pada KemampuanProfesional Guru, Kecerdasan Emosi

a.

Dependent Variable: Hasil Belajarb.

ANOVAb

150,919 3 50,306 12,079 ,000a

191,581 46 4,165

342,500 49

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), SIkap Siswa, Persepsi Siswa pada KemampuanProfesional Guru, Kecerdasan Emosi

a.

Dependent Variable: Hasil Belajarb.

Page 99: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

menerima hipotesis alternatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

koefisien korelasi ganda cukup signifikan.

3. Koefisien Determinasi

Harga koefisien determinasi diketahui sebesar 0,441. Dengan melihat

besarnya koefisien determinasi, dapat diketahui besarnya kontribusi persepsi

siswa pada kemampuan guru, kecerdasan emosi, dan sikap siswa dalam

mempengaruhi hasil belajar mata diklat statika bangunan yaitu sebesar

44,1%. Sedangkan kontribusi terhadap hasil belajar sebesar 100%-44,1% =

55,9%, yaitu diberikan oleh faktor-faktor atau variabel lain di luar penelitian

ini.

4. Menentukan Model Regresi

Model regresi merupakan bentuk dari persamaan regresi. Dalam

penelitian ini, model regresi yang dapat dibuat adalah model regresi ganda.

Hasil analisis untuk menentukan model regresi yaitu sebagai berikut:

Tabel 19. Hasil Uji Analisis Persamaan Regresi Ganda

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2011

Coefficientsa

3,727 2,693 1,384 ,173

,069 ,027 ,289 2,557 ,014 ,952 1,051

,085 ,027 ,358 3,150 ,003 ,944 1,060

,089 ,029 ,348 3,097 ,003 ,962 1,040

(Constant)

Persepsi SiswapadaKemampuanProfesional Guru

KecerdasanEmosi

SIkap Siswa

Model1

BStd.Error

Unstandardized Coefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIF

CollinearityStatistics

Dependent Variable: Hasil Belajara.

Page 100: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Model hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas

dirumuskan sebagai berikut:

Y = 3,727 + 0,069 X1 + 0,085 X2 + 0,089 X3

Persamaan regresi di atas dapat diartikan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta sebesar 3,727, diartikan jika X1, X2 dan X3 bernilai 0,

maka Y sebesar 3,727.

b. Nilai koefisien X1 sebesar 0,069, diartikan jika X1 meningkat sebesar 1

satuan, maka Y akan meningkat sebesar 0,069. Sebaliknya jika X1

menurun sebesar 1 satuan, maka Y akan menurun sebesar 0,069 satuan.

c. Nilai koefisien X2 sebesar 0,085, diartikan jika X2 meningkat sebesar 1

satuan, maka Y akan meningkat sebesar 0,085. Sebaliknya jika X2

menurun sebesar 1 satuan, maka Y akan menurun sebesar 0,085 satuan.

d. Nilai koefisien X3 sebesar 0,089, diartikan jika X3 meningkat sebesar 1

satuan, maka Y akan meningkat sebesar 0,089. Sebaliknya jika X3

menurun sebesar 1 satuan, maka Y akan menurun sebesar 0,089 satuan.

5. Uji signifikansi koefisien regresi

Hasil analisis koefisien regresi ditunjukkan oleh hasil analisis sebagai

berikut:

Page 101: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Tabel 20. Hasil Analisis Data Secara Parsial

Sumber : Hasil Analisis Data Primer, 2011

Uji signifikansi koefisien regresi ditunjukkan oleh t hitung dalam

output SPSS. Dari hasil tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Koefisien Regresi Persepsi Siswa pada Kemampuan Profesional Guru

dengan Hasil Belajar Mata Diklat Statika Bangunan

Hasil analisis signifikansi koefisien regresi antara persepsi siswa

pada kemampuan profesional guru dengan hasil belajar mata diklat statika

bangunan dengan thitung diketahui sebesar 2,557 dan signifikansi sebesar

0,014. Karena harga signifikansi 0,014 < 0,05, maka disimpulkan

hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dengan demikian

dinyatakan bahwa besarnya koefisien regresi untuk variabel persepsi siswa

pada kemampuan profesional guru cukup berarti dalam mempengaruhi

hasil belajar mata diklat statika bangunan.

Coefficientsa

3,727 2,693 1,384 ,173

,069 ,027 ,289 2,557 ,014 ,952 1,051

,085 ,027 ,358 3,150 ,003 ,944 1,060

,089 ,029 ,348 3,097 ,003 ,962 1,040

(Constant)

Persepsi SiswapadaKemampuanProfesional Guru

KecerdasanEmosi

SIkap Siswa

Model1

BStd.Error

Unstandardized Coefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIF

CollinearityStatistics

Dependent Variable: Hasil Belajara.

Page 102: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

b. Koefisien regresi Kecerdasan Emosi dengan hasil belajar mata diklat

statika bangunan

Hasil analisis signifikansi koefisien regresi antara Kecerdasan

Emosi dengan hasil belajar mata diklat statika bangunan dengan t hitung

diketahui sebesar 3,150 dan signifikansi sebesar 0,003. Karena harga

signifikansi 0,003 < 0,05, maka disimpulkan hipotesis nol ditolak dan

hipotesis alternatif diterima. Dengan demikian dinyatakan bahwa besarnya

koefisien regresi untuk variabel Kecerdasan Emosi cukup berarti dalam

mempengaruhi hasil belajar mata diklat statika bangunan.

c. Koefisien regresi Sikap Siswa dengan hasil belajar mata diklat statika

bangunan

Hasil analisis signifikansi koefisien regresi antara sikap siswa

dengan hasil belajar mata diklat statika bangunan dengan t hitung

diketahui sebesar 3,097 dan signifikansi sebesar 0,003. Karena harga

signifikansi 0,003 < 0,05, maka disimpulkan hipotesis nol ditolak dan

hipotesis alternatif diterima. Dengan demikian dinyatakan bahwa besarnya

koefisien regresi untuk variabel sikap siswa cukup berarti dalam

mempengaruhi hasil belajar mata diklat statika bangunan.

6. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

a. Sumbangan relatif

Sumbangan relatif X1 terhadap Y sebesar 26,59%

Sumbangan relatif X2 terhadap Y sebesar 38,14%

Sumbangan relatif X3 terhadap Y sebesar 35,27%

Page 103: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Dari ketiga sumbangan relatif tersebut, sumbangan terbesar terhadap hasil

belajar yaitu variabel X2 atau kecerdasan emosi.

b. Sumbangan efektif

Sumbangan efektif X1 terhadap Y sebesar 11,72%

Sumbangan efektif X2 terhadap Y sebesar 16,81%

Sumbangan efektif X3 terhadap Y sebesar 15,54%

Dari ketiga sumbangan efektif tersebut, sumbangan terbesar terhadap hasil

belajar yaitu variabel X2 atau kecerdasan emosi.

D. Pembahasan Hasil Penelitian 108

1. Hubungan Persepsi Siswa pada Kemampuan Profesional Guru dengan Hasil

Belajar Siswa

Hipotesis pertama dalam penelitian ini dinyatakan bahwa : ”Ada

hubungan positif antara persepsi siswa pada kemampuan profesional guru

dengan hasil belajar Mata Diklat Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan

Teknik Konstruksi Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen

Tahun Pelajaran 2010/2011”. Berdasarkan hasil analisis regresi untuk

hubungan Persepsi Siswa pada Kemampuan Profesional Guru dengan Hasil

Belajar Mata Diklat Statika Bangunan diperoleh rhitung sebesar 0,405 > rtabel

sebesar 0,231, maka disimpulkan bahwa hipotesis alternatif diterima dan

hipotesis nol ditolak. Dengan demikian, hipotesis pertama dalam penelitian ini

dapat diterima kebenarannya.

Page 104: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Berdasarkan hasil analisis yang menunjukkan adanya hubungan positif

antara Persepsi Siswa pada Kemampuan Profesional Guru dengan Hasil

Belajar Mata Diklat Statika Bangunan, maka dapat dijelaskan bahwa seorang

individu dalam memandang orang lain akan memberikan pengaruh pada

perilakunya. Seseorang yang mengganggap orang lain merupakan orang yang

mampu memberikan manfaat atau keuntungan, maka ia akan memperhatikan

apa yang dikatakan atau diperintahkan.

Di dalam kegiatan pembelajaran setidaknya ada dua kelompok

individu yang menempati peran masing-masing. Individu tersebut adalah guru

dan individu lainnya adalah siswa. Meskipun ada banyak individu di dalam

kelas, namun hanya ada 2 peran yaitu guru yang berperan sebagai yang

membelajarkan dan siswa yang dibelajarkan. Dalam proses pembelajaran

tersebut ada interaksi antara kedua belah pihak. Interaksi yang terjadi akan

terjalin dengan baik apabila ada interaksi psikologis yaitu berupa persepsi.

Siswa memiliki persepsi tersendiri kepada gurunya. Baik persepsi

negatif maupun positif, keduanya akan memberikan pengaruh pada

perilakunya. Perilaku yang dimaksud dalam kegiatan pembelajaran yaitu

perilaku belajar. Jadi, seorang siswa akan memiliki perilaku belajar yang

dipengaruhi oleh persepsinya terhadap guru meskipun ada faktor lain yang

juga berpengaruh. Hal ini sesuai dengan pendapat Tubbs dan Moss dalam

Alex Sobur (2009: 460) bahwa variabel yang dapat mempengaruhi

kecermatan persepsi salah satunya adalah bahwa ”kita dapat menilai orang

lain dengan lebih baik bila iang tersebut mirip dengan kita”. Dari pendapat

Page 105: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

tersebut dapat diperjelas bahwa persepsi dapat muncul dengan lebih baik

apabila adanya kecocokan antara diri kita dengan orang lain. Bagi siswa,

kecocokan dengan guru berarti dapat mengarahkan persepsi siswa terhadap

gurunya.

Persepsi yang baik kepada guru akan menjadikan siswa merasa

penting dengan guru tersebut. Karena itu ia akan memiliki perilaku belajar

yang baik pula. Dengan perilaku belajar yang baik, maka ia akan dapat

menguasai materi yang disampaikan oleh gurunya dengan baik pula. Karena

itu, siswa tersebut akan memiliki hasil belajar yang tinggi. Adanya perilaku

yang dipengaruhi oleh persepsi tersebut merupakan tahap akhir dari proses

perseptual. Sebagaimana dikemukakan oleh Alex Sobur (2009:464) bahwa

”tahap terakhir proses perseptual ialah bertindak sehubungan dengan apa yang

telah diserap”. Dari pendapat tersebut semakin menunjukkan bahwa setelah

siswa memiliki persepsi terhadap gurunya, maka pada akhirnya siswa akan

melakukan tindakan atau berperilaku tertentu. Secara umum, perilaku akan

muncul berkaitan dengan persepsinya. Jika persepsi siswa positif, maka

kemungkinan besar perilakunya akan bersifat positif. Sebaliknya jika persepsi

siswa negatif, maka kemungkinan besar perilakunya juga akan bersifat

negatif.

2. Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Hasil Belajar Siswa

Hipotesis kedua dalam penelitian ini dinyatakan bahwa : ”Ada

hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan hasil belajar Mata Diklat

Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu Sekolah

Page 106: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”.

Berdasarkan hasil analisis regresi untuk hubungan Kecerdasan Emosi dengan

Hasil Belajar Mata Diklat Statika Bangunan diperoleh rhitung sebesar 0,470 >

dari r tabel sebesar 0,231, maka disimpulkan bahwa hipotesis alternatif

diterima dan hipotesis nol ditolak. Dengan demikian, hipotesis kedua dalam

penelitian ini dapat diterima kebenarannya.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kecerdasan emosi memiliki

hubungan yang signifikan dengan hasil belajar. Kecerdasan emosi merupakan

kemampuan untuk mengendalikan emosi. Kemampuan untuk mengendalikan

emosi merupakan hal yang snagat penting terutama untuk mengendalikan

perilaku. Dengan memiliki kecerdasan emosi, maka seorang siswa dapat

mengndalikan perilakunya dalam belajar. Semakin tinggi tingkat kecerdasan

emosi seorang siswa, maka akan semakin tinggi pula kemampuannya untuik

mengendalikan perilakuknya dalam belajar.

Adanya kecerdasan emosi pada siswa yang mengendalikan

perilakunya dalam belajar, maka siswa akan dapat melakukan kegiatan belajar

sesuai dengan tingkat kecerdasan emosinya. Sebagaimana dikemukakan oleh

Aunurrahman (2009: 89) yang mengutip pendapatn Goleman bahwa

“beberapa ciri kecerdasan emosional yang terdapat pada diri seseorang

berupa:

1) Kemampuan memotivasi diri sendiri 2) Ketahanan menghadapi frustasi 3) Kemampuan mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-

lebihkan kesenangan, dan 4) Kemampuan menjaga suasana hati dan menjaga agar beban stress

tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdo’a.

Page 107: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Dari pendapat tersebut jelas bahwa siswa yang memiliki kecerdasan

emosi tinggi, maka ia akan dapat melakuan kegiatan belajar secara terkendali.

Ia akan dapat mengatur waktu untuk melakukan berbagai aktivitas termasuk

di dalamnya aktivitas belajar. Dengan pengendalian waktu belajar yagn baik,

maka siswa akan dapat mempelajari materi dengan baik pula. Karena itu,

siswa yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi akan dapat mengerjakan

tes dengan baik yang tentunya akan memperoleh hasil belajar yang baik pula.

3. Hubungan Sikap Siswa dengan Hasil Belajar Siswa

Hipotesis kedua dalam penelitian ini dinyatakan bahwa: ”Ada

hubungan positif antara sikap siswa dengan hasil belajar Mata Diklat Statika

Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”. Berdasarkan hasil

analisis regresi untuk hubungan sikap siswa dengan Hasil Belajar Mata Diklat

Statika Bangunan diperoleh rhitung sebesar 0,446 > dari r tabel sebesar 0,231,

maka disimpulkan bahwa hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nol

ditolak. Dengan demikian, hipotesis kedua dalam penelitian ini dapat diterima

kebenarannya.

Sikap siswa dalam penelitian ini juga berpengaruh signifikan terhadap

hasil belajar. Sikap merupakan kesiapan untuk memberikan respon terhadap

objek tertentu. Dalam penelitian ini sikap yang dimaksudkan adalah sikap

terhadap mata diklat Statika bangunan. Mata diklat sebagai sebuah objek

dapat menimbulkan sikap tertentu pada siswa yang sedang mengikuti

pembelajaran pada mata diklat tersebut. Sikap dapat timbul pada seseorang

Page 108: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

baik yang bersifat negatif maupun positif. Demikian juga sikap siswa pada

mata diklat Statika bangunan juga dapat bersifat negatif dan juga dapat

bersifat positif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap siswa berpengaruh

signfikan terhadap hasil belajar. Adanya pengaruh yang signifikan tersebut

menunjukkan bahwa sikap siswa yang semakin positif dapat mempengaruhi

hasil belajar yang semakin tinggi pula. Demikian sebaliknya jika sikap siswa

bersikap negatif, maka akan mempengaruhi terhadap hasil belajar yang

semakin menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat tentang fungsi sikap yang

dikemukakan oleh Abu Ahmadi (2002: 197) bahwa fungsi sikap dapat

dikelompokkan menjadi 4, yaitu: a. sebagai alat untuk menyesuaikan diri, b.

sebagai pengukur tingkah laku, c. sebagai alat pengatur pengalaman-

pengalaman, dan d. sebagai pernyataan kepribadian”. Dari pendapat tersebut

bahwa adanya sikap positif, maka siswa dapat menyesuaikan diri, mengukur

tingkah laku, mengatur pengalaman, maupun menyatakan kepribadiannya

terhadap objek sikap, dalam hal ini adalah mata diklat statika bangunan.

Di lingkungan sekolah, sikap yang diharapkan tumbuh pada siswa

adalah sikap yang positif, terutama sikap terhadap objek-objek yang berkaitan

dengan pembelajaran seperti sikap terhadap mata diklat atau mata pelajaran,

sikap terhadap guru, sikap terhadap fasilitas belajar, ruang kelas, dan lainnya.

Dengan adanya sikap tersebut maka akan mempengaruhi perilaku siswa

dalam belajar. Karena itu, sikap siswa terhadap mata diklat atau mata

Page 109: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

pelajaran tertentu akan mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran

tersebut.

4. Pengujian Hipotesis Keempat

Hipotesis keempat dalam penelitian ini dinyatakan bahwa: ”Ada

hubungan positif antara persepsi siswa pada kemampuan profesional guru,

kecerdasan emosi dan sikap siswa dengan hasil belajar Mata Diklat Statika

Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”. Berdasarkan hasil

analisis regresi untuk hubungan Persepsi Siswa pada Kemampuan Profesional

Guru, Kecerdasan Emosi, dan sikap siswa dengan Hasil Belajar Mata Diklat

Statika Bangunan diperoleh F hitung sebesar 12,079 dengan signifikansi

sebesar 0,000 < 0,05, maka disimpulkan bahwa hipotesis alternatif diterima

dan hipotesis nol ditolak. Dengan demikian, hipotesis keempat dalam

penelitian ini dapat diterima kebenarannya.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa antara persepsi siswa

pada kemampuan profesional guru, kecerdasan emosi, dan sikap siswa secara

bersama-sama memiliki hubungan dengan hasil belajar. Adanya hubungan ini

menunjukkan bahwa ketiga faktor tersebut merupakan faktor yang penting

dalam membentuk keberhasilan siswa dalam belajar. Faktor-faktor tersebut

memang perlu diperhatikan sedemikian rupa sehingga keberadaannya pada

siswa akan dapat menjadikan siswa memiliki hasil belajar yang baik.

Page 110: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

E. Keterbatasan Masalah

Berbagai hambatan muncul seiring dengan dilaksanakan penelitian ini.

Hambatan tersebut menjadikan hasil penelitian kurang sempurna. Karena itulah

maka penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan. Adapun keterbatasan

penelitian ini antara lain :

1. Subjek penelitian

Dari sisi subjek penelitian, maka keterbatasan dalam penelitian ini

a. Faktor kelas yang terbatas, karena jumlah siswa kelas X jurusan Teknik

Konstruksi Kayu 100 siswa dari 3 kelas secara keseluruhan, dan juga satu-

satunya Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Sragen yang masih

ada Jurusan Teknik Konstruksi Kayu.

b. Persepsi siswa pada kemampuan profesional guru yang diukur hanya

terbatas pada kemampuan profesional guru, sehingga siswa hanya bisa

melihat dan mengamati guru pada saat mengajar saja, di luar itu siswa

tidak dapat mengamati kemampuan guru yang sebenarnya.

2. Objek penelitian

Pada objek penelitian ini sebenarnya masih banyak faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar, akan tetapi keterbatasan yang ada pada penelitian

ini sebatas pada persepsi siswa pada kemampuan guru, kecerdasan emosi, dan

sikap siswa.

Page 111: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan 122

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan pengujian hipotesis, maka

penelitian ini memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada hubungan positif antara persepsi siswa pada kemampuan profesional

guru dengan hasil belajar Mata Diklat Statika Bangunan siswa kelas X

Jurusan Teknik Konstruksi Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”. (rhitung sebesar 0,405 > rtabel sebesar

0,231)

2. Ada hubungan positif antara kecerdasan emosi dengan hasil belajar Mata

Diklat Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010”

(rhitung sebesar 0,470 > dari r tabel sebesar 0,231)

3. Ada hubungan positif antara sikap siswa dengan hasil belajar Mata Diklat

Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik Konstruksi Kayu Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011” (rhitung

sebesar 0,446 > dari r tabel sebesar 0,231)

4. Ada hubungan positif antara persepsi siswa pada kemampuan profesional

guru, kecerdasan emosi, dan sikap siswa secara bersama-sama dengan hasil

belajar Mata Diklat Statika Bangunan siswa kelas X Jurusan Teknik

Konstruksi Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Sragen Tahun

Page 112: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Pelajaran 2010/2011”. (F hitung sebesar 12,079 dengan signifikansi sebesar

0,000 < 0,05)

B. Implikasi 122

Berdasarkan kesimpulan penelitian, dapat diimplikasikan dalam bidang

pendidikan bahwa penelitian yang membahas tentang persepsi siswa pada guru,

kecerdasan emosi, dan sikap siswa terhadap hasil belajar ini memiliki banyak

kaitan dengan masalah pembelajaran pada umumnya. Persepsi siswa sangat

diperlukan dalam kegiatan pembelajaran, terutama persepsi siswa terhadap

gurunya. Siswa yang mempersepsikan guru bahwa guru itu baik, memberikan

keuntungan bagi dirinya, maka akan menimbulkan persepsi yang baik. Karena

itu, siswa akan mengikuti apa yang dinyatakan, diperintahkan, atau dianjurkan

oleh guru. Karena itulah maka sangat penting bagi guru untuk menimbulkan

persepsi yang baik bagi dirinya.

Seorang siswa juga memiliki kecerdasan emosi. Pada beberapa waktu

yang lalu, kecerdasan emosi kurang menjadi perhatian para pemerhati

pendidikan. Karena itu, masalah kecerdasan emosi tidak menjadi kajian dalam

masalah pendidikan. Kecerdasan emosi sebagai kemampuan dalam

mengendalikan emosi ternyata mempengaruhi perilaku seorang individu siswa.

Karena itu adanya kecerdasan emosi pada siswa akan dapat mempengaruh

kegiatannya dalam belajar. Dengan adanya kecerdasan emosi yang tinggi, maka

siswa akan dapat mengendalikan perilaku belajarnya dengan baik.

Page 113: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Sikap sebagai kemampuan merespon objek yang menjadi perhatiannya

juga sangat penting bagi siswa. Siswa yang sedang belajar akan merespon objek

yang ada di lingkungannya, termasuk lingkungan belajar. Salah satu yang ada

dalam lingkungan belajar siswa adalah mata diklat atau mata pelajaran. Mata

diklat atau mata pelajaran akan menjadi objek perhatian siswa. Sikap yang timbul

pada siswa terhadap objek yang berupa mata diklat akan mempengaruhi terhadap

perilakunya dalam mempelajari mata diklat tersebut. Karena itu, sikap yang ada

diharapkan muncul dengan sifat positif. Dengan sikap positif pada mata diklat,

maka siswa akan belajar dengan baik dan dapat memperoleh hasil belajar yang

tinggi.

C. Saran 124

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka penelitian ini mengajukan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada Pendidik 124

Kepada pendidik diharapkan dapat menumbuhkan persepsi terhadap

dirinya dengan persepsi yang baik. Untuk itu guru harus berperilaku baik

terhadap siswa dengan menempatkan dirinya sebagai individu yang mampu

memberi keamanan dan kenyamanan dalam belajar. Guru harus bersikap

objektif terhadap siswa sehingga siswa akan memberikan persepsi yang baik

terhadap dirinya. Sikap objektif tersebut dapat dimunculkan dalam

memberikan penilaian terhadap siswa, memberikan hukuman atau reward

secara tepat.

Page 114: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA PADA KEMAMPUAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Guru juga harus mengarahkan siswa untuk mengendalikan emosi

siswa. Karena itu guru harus sabar dalam menghadapi berbagai perilaku siswa

yang sangat beragam. Dengan kesabaran tersebut, maka akan dapat menjadi

contoh bagi siswa dalam mengendalikan emosi.

Guru juga harus dapat menumbuhkan sikap terhadap mata pelajaran

yang diajarnya. Untuk itu, guru harus memberikan pengetahuan kepada siswa

tentang pentingnya materi pelajaran yang disampaikannya dalam kehidupan

sehari-hari. Dengan cara tersebut maka siswa akan memberikan sikap pada

mata pelajaran dengan sikap yang positif.

2. Kepada Peneliti yang akan datang 125

Kepada para peneliti yang akan datang diharapkan dapat melakukan

penelitian dengan topik yang sama di tempat yang berbeda untuk lebih

memperkuat hasil penelitian ini.