HUBUNGAN ANTARA PERFEKSIONISME DAN … · DIRI DI PERGURUAN TINGGI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA ......
Transcript of HUBUNGAN ANTARA PERFEKSIONISME DAN … · DIRI DI PERGURUAN TINGGI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA ......
i
HUBUNGAN ANTARA PERFEKSIONISME DAN PENYESUAIAN
DIRI DI PERGURUAN TINGGI PADA MAHASISWA
TAHUN PERTAMA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memeroleh gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Nona Chierelda Tutkey
NIM: 129114169
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA PERFEKSIONISME DAN PENYESUAIAN DIRI
DI PERGURUAN TINGGI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA
Disusun oleh:
Nona Chierelda Tutkey
NIM: 129114169
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing Skripsi,
Dr. Y. Titik Kristiyani, M. Psi. Tanggal:………………...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA PERFEKSIONISME DAN PENYESUAIAN DIRI
DI PERGURUAN TINGGI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Nona Chierelda Tutkey
129114169
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 13 Juni 2017
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Penguji 1 : Dr. Y. Titik Kristiyani, M. Psi. ……………………
Penguji 2 : Dr. A. Priyono Marwan, SJ. ……………………
Penguji 3 : P. Eddy Suhartanto, M.Si. ……………………
Yogyakarta,
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTO
“Kuatkanlah dan
teguhkanlah hatimu, hai
semua yang berharap
kepada Tuhan!”
(Mazmur 31: 24)
“Trust yourself. You
know more than you
do.” -Benjamin Spock
“Serahkanlah segala kekuatiran kepada-Nya
sebab Ia yang memelihara kamu.”
(I Petrus 5:6-7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini aku persembahkan untuk kedua orangtuaku yang terkasih,
Papa Marthin dan Mama Ana. Terimakasih untuk segala pengorbanan
dan kasih sayang yang tidak henti kalian berikan padaku. Tidak lupa untuk
seluruh keluarga besar Tutkey, Van David dan Gaffar untuk support yang
selalu kalian berikan. Tuhan memberkati kalian semua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebegaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Juli 2017
Penulis,
Nona Chierelda Tutkey
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA PERFEKSIONISME DAN PENYESUAIAN DIRI
DI PERGURUAN TINGGI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA
Nona Chierelda Tutkey
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan negatif yang signifikan antara
perfeksionisme dan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama. Subjek penelitian ini adalah
mahasiswa tahun pertama di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 126
responden dan dipilih dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan skala
perfeksionisme dan penyesuaian diri yang dibuat oleh peneliti. Skala perfeksionisme terdiri dari 32
item dengan reliabilitas sebesar 0,719 dan rix terendah 0,307. Skala penyesuaian diri terdiri dari 36
item dengan reliabilitas sebesar 0,860 dan rix sebesar 0,304. Analisis data menggunakan teknik
korelasi product momen Pearson pada SPSS 16 for Windows. Hasil ini analisis data menunjukkan
bahwa hipotesis peneliti diterima, yaitu terdapat hubungan negatif yang signifikan antara
perfeksionisme dan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama (r=-0,236, p= 0,04).
Kata Kunci : perfeksionisme, penyesuaian diri, mahasiswa tahun pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE RELATIONSHIP BETWEEN PERFECTIONISM AND COLLEGE
ADJUSTMENT AMONG FRESHMAN
Nona Chierelda Tutkey
ABSTRACT
This research aimed to examine the relation between perfectionism and college
adjustment among freshman. Respondents in this research were 126 Sanata Dharma University
freshman and selected using purposive sampling technique. Data collection was done by using
self-perfectionism scale and college adjustment scale made by researcher. Reliability of
perfectionism scale with 32 items is 0.719 with the lowest rix is 0.307. Reliability of college
adjustment scale with 36 items is 0.860 with the lowest rix is 0.304. The data analyzed by using
correlation product moment Pearson with SPSS 16 for Windows. The data analysis result showed
hypothesis is accepted, there was negative significant correlation between perfectionism and
college adjustment (r=-0.236,p=0.04).
Keyword: perfectionism, college adjustment, freshman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Nona Chierelda Tutkey
Nomor Mahasiswa : 129114169
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Hubungan antara Perfeksionisme dengan Penyesuaian Diri
di Perguruan Tinggi pada Mahasiswa Tahun Pertama
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 28 Juli 2017
Yang menyatakan,
(Nona Chierelda Tutkey)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena telah
memberikan kasih sayang dan hikmat yang tiada terbatas sehingga penulis telah
berhasil menyelesaikan karya tulis ini sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana Psikologi di Universitas Sanata Dharma. Pada proses
penulisan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak,
oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan berkat, hikmat, kasih
sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta khususnya Fakultas Psikologi
yang sudah mau menerima dan memberikan banyak materi perkuliahan
maupun bekal untuk melanjutkan perjalanan hidup. Semoga apa yang
didapatkan bisa penulis gunakan pada tahap hidup selanjutnya.
3. Bapak T. Priyo Widiyanto, M.Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang selalu memberikan semangat kepada
seluruh mahasiswa Psikologi yang ada untuk terus berjuang.
4. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
5. Suster Th. Galang Dewi Irianty Gallang, FCJ S.Psi., Psi., M.M. selaku
dosen pembimbing akademik yang selalu memperhatikan perkembangan
akademik dan diri saya.
6. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi selaku pembimbing skripsi dan ibunda bagi
semua anak bimbingannya. Terimakasih karena telah membimbing dengan
sangat sabar, dan atas semua nasihat agar diri penulis semakin menjadi
pribadi yang baik.
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
yang telah memberikan ilmu pengetahuan mengenai psikologi dan juga
tidak lupa kepada seluruh staff Fakultas Psikologi sebagai keluarga besar
Psikologi Sanata Dharma yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Papa Marthin dan Mama Ana yang selalu mendoakan, memberikan
motivasi, kasih sayang, pengorbanan, dan semua yang kalian lakukan
untuk penulis. Tuhan selalu memberkati Papa Mama!
9. Para cabe (Putri, Gung Is, Bincik, Mitha, Dira, Anggi, Igan, Itha, Olive),
terimakasih atas persahabatan layaknya saudara yang telah penulis
rasakan, atas kekonyolan dan kebahagiaan yang kalian berikan pada
penulis dari pertama bertemu hingga saat ini. Tidak ada cerita bahagia di
Yogyakarta bagi penulis sebagai anak rantau tanpa kehadiran kalian.
10. Mantan anak kelas D (Wilda, Monic, Nata, Edo, Om Incent, Uak)
terimakasih atas semua perhatian, kasih sayang yang kalian berikan pada
penulis. Jangan pernah melupakan satu sama lain!
11. Teman pejuang S.Psi yang tangguh (Clara, Jeje, Rere, Rio) terimakasih
atas semua pengalaman berharga, dan bantuan yang selalu kalian berikan.
Ini hasil kita guys, kalian the best!
12. Nikolaus Kusumasmara dan Valentinus Krishna, para pawang yang selalu
berhasil memawangi jika penulis sedang panik, marah, galau, alay.
Terimakasih bosku.
13. Mas Bayu Ashariyanto, terimakasih atas perhatian dan semangat yang luar
biasa yang diberikan pada penulis.
14. Seluruh sahabat psikologi angkatan 2012, terimakasih atas kebersamaan
selama beberapa tahun ini. Jangan pernah lupa kita pernah berkembang
bersama, see you on top guys!
15. Semua pihak yang membantu dan mendukung penulisan karya tulis ini dan
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Tuhan selalu memberkati kalian
semua!
Yogyakarta, 15 Mei 2017
Penulis
Nona Chierelda Tutkey
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing .............................................................. ii
Halaman Pengesahan ............................................................................................. iii
Halaman Moto ........................................................................................................ iv
Halaman Persembahan ............................................................................................ v
Halaman Pernyataan Keaslian Karya ..................................................................... vi
Abstrak .................................................................................................................. vii
Abstract ................................................................................................................. vii
Halaman Pesetujuan Publikasi Karya Ilmiah ......................................................... ix
Kata Pengantar ........................................................................................................ x
Daftar Isi................................................................................................................ xii
Daftar Tabel ......................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran .................................................................................................. xvii
Daftar Bagan ...................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumuasan Masalah ........................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 7
1. Manfaat Teoritis .......................................................................................... 7
2. Manfaat Praktis ........................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8
A. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi .............................................................. 8
1. Pengertian Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ...................................... 8
2. Dimensi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi.......................................... 9
3. Faktor-Faktor Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ............................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Perfeksionisme ................................................................................................ 16
1. Pengertian Perfeksionisme ........................................................................ 16
2. Tipe Perfeksionisme .................................................................................. 18
3. Dimensi Perfeksionisme............................................................................ 20
C. Mahasiswa Tahun Pertama ............................................................................. 22
D. Dinamika Hubungan Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri di Perguruan
Tinggi .............................................................................................................. 26
E. Hipotesis Peneitian .......................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 32
A. Jenis Penelitian ................................................................................................ 32
B. Identifikasi Variabel ........................................................................................ 32
C. Definisi Operasional........................................................................................ 32
1. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi ...................................................... 33
2. Perfeksionisme .......................................................................................... 33
D. Responden Penelitian ...................................................................................... 34
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 35
1. Penyusunan Blue print .............................................................................. 35
2. Focus Group Discussion ........................................................................... 37
2.1. Perfeksionisme................................................................................... 38
2.2. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi............................................... 39
3. Penulisan Item ........................................................................................... 41
4. Review dan Revisi Item ............................................................................. 42
5. Pengujian Validitas Isi .............................................................................. 42
5.1. Perfeksionisme................................................................................... 43
5.2. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi............................................... 44
6. Uji Coba Alat Ukur ................................................................................... 45
F. Pemeriksaan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian ............................................... 47
G. Metode Analisis Data ...................................................................................... 50
1. Uji Hipotesis.............................................................................................. 50
2. Uji Asumsi ................................................................................................ 51
2.1 Uji Normalitas .................................................................................... 51
2.2 Uji Linearitas ...................................................................................... 51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 52
A. Hasil Penelitian ............................................................................................... 52
1. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 52
2. Deskripsi Responden Penelitian ................................................................ 52
3. Data Penelitian .......................................................................................... 53
3.1 Mean Teoritik dan Mean Empirik ....................................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.2 Kategorisasi Skala ............................................................................... 54
4. Reliabilitas Data Penelitian ....................................................................... 56
5. Hasil Uji Asumsi ....................................................................................... 57
5.1. Uji Normalitas ................................................................................... 57
5.2. Uji Linearitas ..................................................................................... 58
6. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................... 58
7. Analisis Tambahan .................................................................................... 60
B. Pembahasan ..................................................................................................... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 68
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 68
B. Keterbatasan Penelitian ……….......…………………………………..…… 68
C. Saran ................................................................................................................ 69
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 70
Lampiran ............................................................................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sebaran Item Skala Perfeksionisme Sebelum Uji Coba ...................... 36
Table 2. Sebaran Item Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba .............................. 37
Tabel 3. Skor Kategori Pemilihan Jawaban ........................................................ 42
Tabel 4. Sebaran Item Skala Perfeksionisme ..................................................... 44
Tabel 5. Sebaran Item Skala Penyesuaian Diri ................................................... 45
Tabel 6. Sebaran Item Uji Coba Skala Perfeksionisme Sebelum Uji Coba ....... 46
Tabel 7. Sebaran Item Skala Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba .................... 47
Tabel 8. Reliabilitas Skala Perfeksionisme ........................................................ 48
Tabel 9. Sebaran Item Skala Perfeksionisme Setelah Uji Coba ......................... 49
Tabel 10. Reliabilitas Skala Penyesuaian Diri ...................................................... 50
Tabel 11. Sebaran Item Skala Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba ...................... 50
Tabel 12. Tabel Deskripsi Subjek Penelitian ........................................................ 52
Tabel 13. Analisis Deskriptif Data Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri .......... 54
Tabel 14. Norma Kategorisasi Skor Skala ............................................................ 55
Tabel 15. Kategorisasi Skala Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri ................... 56
Tabel 16. Hasil Reliabilitas Variabel Perfeksionisme .......................................... 56
Tabel 17. Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 57
Tabel 18. Hasil Uji Linearitas ............................................................................... 58
Tabel 19. Hasil Uji Korelasi Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri .................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 20. Kategori Tingkat Korelasi .................................................................... 60
Tabel 21. Uji Korelasi Dimensi Perfeksionisme dengan Penyesuaian Diri di
Perguruan Tinggi .................................................................................. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pertanyaan Variabel Perfeksionisme pada FGD ........................... 78
Lampiran 2. Pertanyaan Variabel Penyesuaian Diri pada FGD ......................... 80
Lampiran 3. Form Penilaian dan Inform Consent Validitas Isi Perfeksionisme 84
Lampiran 4. Form Penilaian dan Inform Consent Validitas Isi Penyesuaian Diri
di Perguruan Tinggi ....................................................................... 98
Lampiran 5. Hasil Perhitungan IVI-I dan IVI-S Variabel Perfeksionisme ...... 110
Lampiran 6. Hasil Perhitungan IVI-I dan IVI-S Variabel Penyesuaian Diri di
Perguruan Tinggi ......................................................................... 116
Lampiran 7. Skala Kehidupan Perkuliahan Uji Coba ...................................... 119
Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Perfeksionisme .......... 120
Lampiran 9. Hasil Uji Reliablilitas dan Validitas Skala Penyesuaian Diri ...... 125
Lampiran 10. Skala Kehidupan Perkuliahan ...................................................... 133
Lampiran 11. Hasil Uji Reliabilitas Skala Kehidupan Perkuliahan ................... 134
Lampiran 12. Uji Normalitas ............................................................................. 135
Lampiran 13. Uji Linearitas ............................................................................... 135
Lampiran 14. Uji Hipotesis ................................................................................ 136
Lampiran 15 Hasil Uji One Sample T-Test Variabel Perfeksionisme .............. 136
Lampiran 16 Hasil Uji One Sample T-Test Variabel Penyesuaian Diri ........... 137
Lampiran 17 Surat Ijin Penelitian ..................................................................... 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR BAGAN
Bagan I .................................................................................................................. 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat memiliki kesadaran tentang pendidikan yang semakin
meningkat setiap tahun. Kesadaran tentang pendidikan tersebut tampak pada
jumlah peserta ujian masuk ke perguruan tinggi. Data Mahasiswa Universitas
Sanata Dharma menunjukkan bahwa jumlah peserta ujian masuk dari tahun
2012 sampai dengan 2015 mengalami peningkatan. Peserta ujian masuk pada
tahun ajaran 2012/2013 berjumlah 7414 orang. Peserta ujian masuk pada
tahun ajaran 2013/2014 berjumlah 8125. Peserta ujian masuk pada tahun
ajaran 2013/2014 berjumlah 8173, sedangkan peserta ujian masuk pada tahun
ajaran 2015/2016 berjumlah 9713 orang.
Individu yang lolos ke perguruan tinggi mengalami transisi atau
perubahan dalam kehidupannya. Individu mengalami transisi yang berbeda
dibandingkan ketika masih duduk dibangku sekolah menengah atas (Peterson,
2000). Transisi di lingkungan perguruan tinggi seperti perubahan tempat
tinggal, lingkungan akademik, dan lingkungan pertemanan yang baru (Pittman
& Richmond, 2010). Hasil wawancara terhadap mahasiswa angkatan 2015 dan
2016 di Universitas Sanata Dharma mengungkapkan bahwa perbedaan masa
sekolah dan di perguruan tinggi menjadi kesulitan tersendiri bagi mereka.
Kesulitan pada mahasiswa angkatan 2015 dan 2016 seperti kesulitan
mendapatkan teman yang cocok, kesulitan menyesuaikan proses belajar, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kesulitan beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggal baru.
Para mahasiswa tahun pertama berusaha melakukan penyesuaian diri
pada masa transisi agar diterima di lingkungan institusi (Peterson, 2000).
Penyesuaian diri di perguruan tinggi adalah respon individu dalam mengelola
dan mengatasi berbagai tuntutan pada masa transisi dari sekolah menengah
atas menuju perguruan tinggi yang meliputi dimensi akademik, sosial,
personal-emosi, dan kelekatan pada institusi (Baker & Siryk, 1984 & 1986).
Penyesuaian diri di perguruan tinggi memiliki empat dimensi yaitu
penyesuaian akademik, penyesuaian sosial, penyesuaian personal-emosi dan
penyesuaian pada institusi (Baker & Siryk dalam Crede & Niechorster, 2012).
Mahasiswa tahun pertama yang mampu menyesuaikan diri dengan baik
mendapatkan hasil akademik yang baik dan mampu menyelesaikan studi tepat
waktu (Credé & Niehorster, 2012). Tidak semua mahasiswa tahun pertama
mampu menyesuaikan diri dengan baik atau di lingkungan perguruan tinggi.
Mahasiswa yang tidak mampu menyesuaikan diri tersebut mengalami drop out
karena tidak dapat menyelesaikan masa studinya tepat waktu. Tidak sedikit
pula dari para mahasiswa yang tidak mampu menyesuaikan diri memutuskan
untuk pindah ke perguruan tinggi lain ditengah masa studinya. Beberapa
mahasiswa juga mengalami burnout. Burnout adalah suatu perasaan putus asa
dan tidak berdaya akibat dari stres akan tuntutan yang ia alami di peguruan
tinggi (Santrock, 2002; Beyer & Goosens, 2003; Peterson, 2000).
Mengingat pentingnya penyesuaian diri yang berkaitan dengan
keberhasilan individu untuk dapat lulus dari perguruan tinggi, maka peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
merasa perlu untuk meneliti lebih jauh mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi dengan penyesuaian diri. Faktor-Faktor yang memengaruhi
penyesuaian diri di perguruan tinggi dikelompokkan menjadi faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal adalah karakteristik demografi (Schneider
& Ward, 2003; Hertel, 2002), core self-evaluation (Aspelmeier, Love, McGill,
Elliot, & Pierce, 2012; Friendlandr, Reid, & Cribbie, 2007; Irfan, & Suprapti,
2014; Mooney, Sharman, & Presto, 1991; Ramos-Sanchez, & Nichols, 2007),
traits (Aspinwall & Taylor, 1992; Credé & Niehorster, 2012; Rice, Vergara, &
Aldea, 2006; Schnuck & Handal, 2011), kecerdasan emosi (Parker,
Summerfeklt, Hogan, & Majeski, 2004), persepsi hubungan dengan orangtua
(Marmarosh & Markin, 2007), dan persepsi dukungan sosial (Friendlander,
Reid, Shupak, Cribbie, 2007).
Faktor eksternal adalah pola asuh (Hickman, Bartholomae, & McKenry,
2000) dan keterpisahan psikologis (Beyers & Goossens, 2003). Schneiders
(1960) mengungkapkan bahwa dasar penting dalam terbentuknya penyesuaian
diri adalah karakteristik kepribadian. Pernyataan dari Schneiders (1960)
mendukung peneliti untuk menguji salah satu faktor dari penyesuaian diri
yaitu traits. Traits adalah salah satu dari faktor internal yang termasuk dalam
karaktersitik kepribadian. Individu lebih mengendalikan faktor internal
dibandingkan faktor eksternal karena faktor eksternal dipengaruhi oleh
lingkungan atau orang di sekitarnya. Faktor traits terdiri dari keramahan,
keterbukaan, ektraversi dan perfeksionisme. Penelitian ini memilih untuk
menguji perfeksionisme dan penyesuaian diri di perguruan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Perfeksionisme adalah perilaku menetapkan dan berjuang memenuhi
standar yang tinggi terhadap diri sendiri, orang lain, serta memenuhi
ekspektasi dari orang lain untuk mencapai kesempurnaan (Frost et al., 1990;
Hewitt & Flett, 1991; Hamachek dalam Sirois & Molnar, 2016; Slaney, Rice,
Mobley, Trippi, & Ashby, 2001). Perfeksionisme lebih berhubungan dengan
keseluruhan dimensi dari penyesuaian diri dibandingkan dengan faktor traits
yang lain. Hasil penelitian lain mendukung pernyataan ini. Penelitian tersebut
antara lain yang dilakukan oleh Pritchard, Wilson dan Yamnitz (2007) yang
menunjukkan bahwa sifat kepribadian memprediksikan penyesuaian diri di
perguruan tinggi.
Perfeksionisme terbagi menjadi perfeksionisme adaptif atau normal dan
perfeksionisme yang maladaptif atau neurotik (Hamachek dalam Sirois &
Molnar, 2016). Perfeksionisme adaptif berkaitan dengan dampak yang positif
pada individu, sedangkan perfeksionisme maladaptif berkaitan dengan
dampak negatif pada diri individu. Individu perfeksionis maladaptif cenderung
menuntut dan memaksakan diri sendiri meskipun menjadi masalah bagi diri
mereka. Individu perfeksionis juga memiliki penilaian diri berdasarkan
seberapa baik standar yang ia tetapkan dapat tercapai (Shafran, Egan & Wade,
2010).
Penelitian ini berfokus pada perfeksionisme maladaptif pada mahasiswa
tahun pertama karena menjadi salah satu faktor penghambat individu dalam
menyesuaikan diri. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitian Hayward dan
Arthur (1998) yang menemukan tendensi perfeksionisme yang mempersulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
penyesuaian diri pada pembelajaran pertama mahasiswa baru di jenjang
perkuliahan.
Penelitian sebelumnya yang mendapatkan hasil beragam juga semakin
mendukung dilakukannya penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Mann
(2004) mendapatkan hasil bahwa dimensi self oriented perfectionism tidak
berhubungan signifikan dengan penyesuaian diri. Sebaliknya, Chang dan Rand
(2000 dalam Miquleon, 2016) mendapatkan hasil bahwa self oriented
perfectionism dapat terlibat dengan penyesuaian diri dan menjadi
perfeksionisme yang adaptif. Penelitian lain oleh Rice, Vergara, dan Aldea
(2006) mendapatkan hasil bahwa dimensi penyesuaian diri akademik, sosial
dan personal-emosi berhubungan signifikan dengan perfeksionisme.
Selanjutnya, penelitian Fillion dan Gaudreau (2010) mendapatkan hasil bahwa
perfeksionisme berhubungan dengan penyesuaian diri akademik pada
mahasiswa.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan
hasil yang beragam, namun beberapa dari penelitian tersebut tidak menguji
keseluruhan dimensi perfeksionisme dan penyesuaian diri. Oleh karena itu
peneliti ingin kembali menguji perfeksionisme dengan penyesuaian diri
khususnya pada mahasiswa tahun pertama dengan melihat perfeksionisme dan
penyesuaian diri dari keseluruhan dimensi yang ada. Responden yang
digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa tahun pertama. Pemilihan
mahasiswa tahun pertama sebagai responden atas dasar pertimbangan bahwa
tahun pertama adalah masa yang penting bagi mahasiswa untuk dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan perguruan tinggi agar menjadi
sukses pada segala bidang dalam kehidupan perkuliahannya.
B. Rumusan Masalah
Pada penjelasan latar belakang, diketahui masalah yang terkait dengan
penyesuaian diri. Masalah tersebut menjadi penghambat mahasiswa tahun
pertama untuk dapat menyesuaikan diri. Penting bagi mahasiswa tahun
pertama untuk menyesuaikan diri agar mampu menyelesaikan masa studi di
perguruan tinggi tepat waktu. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk
mencari solusi dalam mengatasi masalah tersebut dengan mencari faktor-
faktor yang memengaruhi penyesuaian diri di perguruan tinggi.
Pada penelitian ini, ditemukan variabel perfeksionisme sebagai salah
satu faktor yang memengaruhi penyesuaian diri di perguruan tinggi. Faktor
yang memengaruhi penyesuaian diri menunjukkan relasi sebab-akibat. Relasi
sebab-akibat tersebut membuat peneliti menyadari keterbatasan metode dan
memilih untuk menganalisis hubungan antara perfeksionisme dan penyesuaian
diri di perguruan tinggi. Rumusan masalah penelitian adalah “Apakah ada
hubungan antara perfeksionisme dan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun
pertama?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji hubungan antara
perfeksionisme dan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama di
perguruan tinggi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan mengenai ilmu pengetahuan dalam psikologi, terutama pada
psikologi perkembangan mengenai penyesuaian diri dan psikologi
kepribadian mengenai perfeksionisme.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa Tingkat Pertama
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi
bahan pengetahuan untuk dapat melakukan penyesuaian diri.
b. Bagi Instansi Pendidikan
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi dan pengetahuan dengan mempertimbangkan
konsep perfeksionisme untuk membantu membimbing para mahasiswa
tahun pertama dalam menyesuaikan diri di lingkungan perguruan
tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
1. Pengertian Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Definisi mengenai penyesuaian diri diungkapkan oleh beberapa
tokoh salah satunya Schneider (1960). Schneider (1960) mengungkapkan
bahwa penyesuaian diri adalah respon individu atau kepribadian yang
digunakan dalam aktivitas dan perilaku yang sesuai dengan tuntutan yang
ada. Santrock (2005) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai proses
psikologis mengenai adaptasi, koping dan pengelolaan tantangan dalam
kehidupan sehari-hari.
Penyesuaian diri adalah respon individu terhadap perubahan-
perubahan di lingkungan sekitarnya dan membantu individu tersebut
mengatasi tuntuan-tuntutan dalam kehidupan sehari-hari (Eshun, 2006).
Desmita (2009) mengungkapkan bahwa penyesuaian diri melibatkan
respon mental dan perilaku dari individu yang berjuang untuk mengatasi
kebutuhan batin, ketegangan, frustasi dan konflik, serta tingkat keselarasan
antara tuntutan yang ada pada diri individu di dunia objektif di mana ia
hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Baker dan Siryk (1984 & 1986) mengungkapkan bahwa penyesuaian
diri adalah respon individu dalam mengelola dan mengatasi berbagai
tuntutan pada masa transisi dari sekolah menengah atas menuju perguruan
tinggi yang meliputi dimensi akademik, sosial, personal-emosi, dan
kelekatan pada institusi. Penelitian ini menggunakan pengertian
penyesuaian diri di perguruan tinggi menurut Baker dan Siryk (1984 &
1986) karena paling sesuai untuk mengukur penyesuaian diri di perguruan
tinggi.
2. Dimensi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Baker dan Siryk (1986) membagi penyesuaian diri di perguruan
tinggi menjadi empat dimensi sebagai berikut :
2.1. Penyesuaian Diri Akademik
Dimensi penyesuaian diri akademik adalah kemampuan individu
dalam mengelola dan mengatasi berbagai tuntutan akademik di
perguruan tinggi. Dimensi penyesuaian diri akademik terdiri dari
beberapa indikator. Indikator tersebut adalah mampu
mengaplikasikan motivasi akademik, memiliki prestasi akademik
yang baik, dan mampu mengatasi tuntutan akademik.
2.2. Penyesuaian Diri Sosial
Dimensi penyesuaian diri sosial adalah kemampuan individu
dalam mengelola dan mengatasi tuntutan yaitu berasal dari
lingkungan sosial di perguruan tinggi. Dimensi penyesuaian diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sosial terdiri dari beberapa indikator. Indikator tersebut adalah
keterlibatan dalam kegiatan yang ada di perguruan tinggi,
kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain di lingkungan
perguruan tinggi, dan kemampuan mengatasi perubahan lingkungan
sosial.
2.3. Penyesuaian Personal-Emosi
Dimensi penyesuaian personal-emosi adalah respon fisik dan
psikologis individu terhadap tuntutan di lingkungan perguruan
tinggi. Individu yang memiliki kondisi fisik yang baik lebih mampu
menyesuaikan diri dibandingkan dengan individu yang tidak
memiliki kondisi fisik yang baik (Prawira, 2014). Dimensi
penyesuaian personal-emosi terdiri dari beberapa indicator. Indikator
tersebut adalah kemampuan mengontrol emosi dengan baik,
memiliki persepsi yang positif terhadap tuntutan di perguruan tinggi,
dan memiliki kondisi fisik yang baik.
2.4. Kelekatan pada Institusi
Dimensi kelekatan pada institusi terkait dengan perasaan
individu mengenai keberadaannya di institusi perguruan tinggi.
Perasaan individu mengenai keberadaanya tersebut khususnya pada
kualitas hubungan atau ikatan yang terbentuk antara individu dan
institusi. Dimensi kelekatan pada individu terdiri dari beberapa
indikator. Indikator tersebut adalah kepuasan terhadap fakultas atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
program studi, kepuasan terhadap universitas, dan kepuasan terhadap
status individu sebagai mahasiswa.
3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Penyesuaian diri di perguruan tinggi memiliki beberapa faktor yang
memengaruhi. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
3.1. Karakteristik demografi
Karakteristik demografi adalah ciri yang menggambarkan
perbedaan manusia dengan memperhatikan berbagai faktor dan
karakteristik, seperti etnis dan status generasi. Karakteristik
demografi yang menjadi faktor penyesuaian diri salah satunya
adalah etnis. Individu dengan etnis minoritas cenderung kurang
dapat menyesuaikan diri dengan baik (Schneider dan Ward,2003).
Karakteristik demografi yang lain adalah status generasi. Status
generasi adalah karakteristik demografi yang terkait dengan ada
atau tidaknya pengalaman menempuh pendidikan di perguruan
tinggi pada generasi sebelumnya dalam keluarga.
Pengalaman menempuh pendidikan pada generasi sebelumnya
misalnya generasi pertama cenderung mencari teman dan
pengalaman sosial di luar lingkungan perguruan tinggi, sedangkan
pada generasi kedua lebih memiliki pengetahuan mengenai
kehidupan perkuliahan. Generasi kedua juga lebih menerima banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dukungan sosial di lingkungannya dan fokus pada aktivitas
perkuliahan (Hertel, 2002).
3.2. Core self-evaluation
Core self-evaluation atau evaluasi diri inti adalah penilaian
mendasar individu mengenai dirinya. Penilaian mendasar individu
mengenai dirinya meliputi penilaian tentang diri, kompetensi, dan
kemampuan individu (Judge, Bono, & Durham, 1997 dalam Judge,
Erez, Bono, & Locke, 2005). Penilaian tentang diri memengaruhi
cara individu menangani masalah dan memandang lingkungan
pada situasi baru. Tingkat kepercayaan diri dan optimisme juga
menunjukkan penilaian mengenai diri individu. Core self-
evaluation membantu individu agar lebih mudah untuk membentuk
hubungan sosial (Credé & Niehorster, 2012). Core self evaluation
meliputi harga diri, efikasi diri dan locus of control.
Individu yang memiliki harga diri yang baik juga memiliki
strategi efektif untuk menghadapi tuntutan akademik dan sosial di
lingkungan perguruan tinggi (Friedlander, Reid, dan Cribbie,
2007). Efikasi diri menjadi sumber daya yang kuat pada individu
dalam masa transisi ke perguruan tinggi (Lazarus dan Folkman
dalam Schwarzer, 2014). Efikasi diri berdampak pada pemilihan
tindakan, usaha, dan ketahanan menghadapi berbagai situasi,
khususnya pada situasi yang sulit (Feist & Feist, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Locus of control adalah kesadaran individu bahwa dirinya
memiliki kendali atas perilaku dan responnya terhadap lingkungan.
Locus of control khususnya locus of control internal berkaitan
dengan kesuksesan individu untuk menyesuaikan diri pada
keempat dimensi penyesuaian diri di perguruan tinggi (Aspelmeier,
Love, McGill, Elliot, Pierce, 2012).
3.3. Trait
Trait adalah dimensi kepribadian yang mempengaruhi
pikiran, perasaan dan perilaku individu dengan cara tertentu
(Carducci, 1998). Trait meliputi ekstraversi, keramahan,
keterbukaan, dan perfeksionisme. Individu dengan ekstraversi,
keramahan, dan keterbukaan, lebih cepat dan siap dalam menjalin
pertemanan baru serta mengeksplor lingkungan baru. Trait
membantu proses individu dalam menyesuaikan diri di perguruan
tinggi (Credé & Niehorster, 2012).
Individu perfeksionis maladaptif memiliki pandangan kaku
atau tidak fleksibel terhadap diri sendiri dan orang lain. Pandangan
yang kaku terlihat pada cara individu menanggapi masalah.
Individu perfeksionis maladaptif memiliki cara dan solusi tidak
efektif dalam memahami dan mengatasi situasi (Rice, Vergara, &
Aldea, 2006). Standar yang dibuat oleh individu perfeksionis
berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan baik dari segi akademik
maupun sosial. Individu perfeksionisme maladaptif cenderung sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menyesuaikan diri karena standar tinggi dan kaku yang telah ia
tetapkan. Individu perfeksionis maladaptif juga kurang memiliki
solusi efektif dalam mengelola dan menghadapi masalah atau
tuntutan yang ada.
3.4. Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi adalah tipe kecerdasan yang meliputi
kemampuan memproses informasi emosional ke dalam penalaran
dan aktivitas kognitif. Kecerdasan emosi juga meliputi kemampuan
mengelola diri intrapersonal yang berkaitan dengan perasaan untuk
memahami dan memandu perilakunya (VandenBos, 2006).
Kecerdasan emosi pada individu melibatkan keterampilan
mengelola perubahan dengan mengidentifikasi dan mengatasi
masalah secara realistis dan fleksibel. Individu yang memiliki
kecerdasan emosi juga mampu mengelola perubahan dengan cara
yang tenang dan proaktif (Parker, Summerfeklt, Hogan, & Majeski,
2004). Mahasiswa dengan kecerdasan emosi yang mampu
menangani tuntutan atau masalah memiliki tingkat stres yang lebih
rendah dan mampu menyesuaikan diri dengan baik (Adeyemo,
2005).
3.5. Persepsi hubungan dengan orang tua
Persepsi hubungan dengan orang tua adalah penilaian individu
mengenai hubungan mereka dengan orang tua. Persepsi hubungan
dengan orang tua terdiri dari kelekatan, pola asuh, keterpisahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
psikologis. Individu dengan tipe kelekatan tidak aman, khususnya
kelekatan kecemasan menyebabkan individu tersebut mengalami
ketakutan pada penolakan, kurangnya keterampilan sosial, serta
mengakibatkan distress (Marmarosh & Markin, 2007). Tipe
kelekatan tidak aman akan membuat individu tidak mampu
menyesuaikan diri dengan baik.
Pola asuh adalah cara orang tua berinteraksi dengan anak
mereka. Pola asuh terdiri dari dimensi kehangatan emosi (hangat vs
dingin) dan kontrol (kontrol tinggi vs kontrol yang rendah)
(VandenBoss, 2006). Salah satu pola asuh yaitu pola asuh
authoritatif termasuk dalam dimensi kehangatan emosi. Pola asuh
authoritatif juga berkaitan dengan penyesuaian diri akademik. Pola
asuh authoritatif memiliki lingkungan yang hangat, emosional, dan
komunikasi terbuka sehingga membuat individu meraih prestasi
yang lebih besar dan memiliki regulasi diri yang baik (Hickman,
Bartholomae, & McKenry, 2000).
Kelekatan dan pemisahan psikologis juga memengaruhi
penyesuaian diri pada individu di perguruan tinggi. Individu yang
berhasil melakukan pemisahan psikologis mampu menyesuaikan
diri di perguruan tinggi. Keberhasilan individu dalam
menyesuaikan diri tersebut karena mampu mengembangkan
kebebasan dari orang tua sekaligus merasa positif mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
perubahan hubungan dengan orang tuanya (Beyers & Goossens,
2003).
3.6. Persepsi dukungan sosial
Persepsi dukungan sosial adalah informasi yang
mengarahkan individu untuk percaya bahwa dirinya diperhatikan,
dicintai dan dihargai. Individu yang memiliki persepsi dukungan
sosial juga membuat dirinya merasa tertolong oleh anggota dalam
kelompoknya (Cobb 1976, dalam Nurullah, 2012). Persepsi
individu mengenai dukungan lingkungan sosial mampu
mengurangi ketegangan yang dialami dan mempermudah individu
dalam menghadapi transisi di lingkungan yang baru (Friendlander,
Reid, Shupak, Cribbie, 2007).
Berdasarkan faktor-faktor yang telah dijabarkan di atas, peneliti
hendak menguji salah satu faktor dari penyesuaian diri yang termasuk
dalam faktor trait yaitu perfeksionisme.
B. Perfeksionisme
1. Pengertian Perfeksionisme
Teori mengenai perfeksionisme dikemukakan oleh berbagai tokoh.
Frost, Marten, Lahart, dan Rosenblate (1990) mendefinisikan
perfeksionisme sebagai perilaku menetapkan dan berupaya meraih standar
tinggi yang tidak realistis, disertai dengan pemikiran yang terlalu fokus
pada standar dan evaluasi diri yang kaku. Hewitt dan Flett (1991)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mengatakan bahwa perfeksionisme adalah keinginan individu untuk
mencapai kesempurnaan dengan menetapkan standar yang tinggi bagi diri
sendiri, standar bagi orang lain dan memiliki ekspektasi bahwa orang lain
menetapkan standar bagi dirinya.
Slaney, Rice, Mobley, Trippi, dan Ashby (2001) mendefinisikan
perfeksionisme sebagai perilaku individu yang memiliki standar kinerja
yang tinggi menuntut kesempurnaan dalam performansinya. Hamachek
(dalam Sirois & Molnar, 2016) mengatakan bahwa perfeksionisme adalah
perilaku individu yang berupaya meraih standar namun tidak pernah
merasa puas dan cukup baik di mata mereka. Perfeksionisme adalah
fenomena interpersonal dan intersubjektif, termasuk pengalaman dan
ekspektasi dari orang lain (Greespon, 2000). Upaya individu perfeksionis
untuk meraih standar terkadang mengakibatkan masalah, selain itu
individu perfeksionis juga memiliki penilaian diri berdasarkan seberapa
baik standar yang telah ia tetapkan dapat tercapai (Shafran, Egan, Wade,
2010).
Penelitian ini menggunakan pengertian dari Frost et al. (1990),
Hewitt dan Flett (1991), Slaney, Rice, Mobley, Trippi, dan Ashby (2001),
serta Hamachek (dalam Sirois & Molnar, 2016) karena keempat
pengertian tersebut lebih tepat untuk mengukur perfeksionisme. Peneliti
menyimpulkan bahwa perfeksionisme adalah perilaku menetapkan dan
berjuang memenuhi standar yang tinggi terhadap diri sendiri, orang lain,
serta memenuhi ekspektasi dari orang lain untuk mencapai kesempurnaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Tipe Perfeksionisme
Hamachek (dalam Sirois & Molnar, 2016) membedakan
perfeksionisme menjadi dua tipe yaitu perfeksionis normal dan
perfeksionis neurotik. Perfeksionis normal juga sering disebut sebagai
adaptif perfeksionis, sedangkan perfeksionis neurotic sering disebut
sebagai maladaptif perfeksionis. Individu dengan perfeksionis normal atau
perfeksionis adaptif adalah individu yang merasakan kesenangan atas
usaha keras dari pekerjaan mereka (Hamachek dalam Sirois & Molnar,
2016).
Individu perfeksionis adaptif yang mengalami kegagalan menjadikan
kegagalan tersebut sebagai motivasi untuk terus berusaha dan memperbaki
self-esteem (Hamachek dalam Rice, Vergara, Aldea, 2006). Individu
perfeksionis adaptif juga terhindar dari perilaku menyimpang (Rice, Blair,
Castro, Cohen & Hood dalam Rice, Vergara, Aldea, 2006) dan memiliki
pandangan yang luas serta fleksibel terhadap kesalahan dalam pekerjaan
yang mereka lakukan. Individu perfeksionis adaptif mempertahankan
standar yang mereka miliki dan masih merasa puas ketika standar tersebut
tidak terpenuhi (Lo & Abbott, 2013).
Individu perfeksionis maladaptif memandang bahwa mereka harus
melakukan sesuatu lebih baik dari orang lain, namun tidak merasa puas
atas usaha yang mereka lakukan (Hamachek, 1978 dalam Sirois & Molnar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2016). Pandangan individu perfeksionis maladaptif terbentuk dari standar
tinggi melebihi self-critism pada dirinya sehingga individu tersebut tidak
mampu memperhitungkan konsekuensi perilakunya (Hamachek dalam
Rice, Vergara, Aldea, 2006).
Individu perfeksionis maladaptif juga memperhatikan kesalahan
kecil yang mereka lakukan secara berlebihan. Kesalahan kecil yang
dilakukan oleh individu perfeksionis maladaptif membuat mereka
memiliki persepsi bahwa standar yang mereka miliki belum terpenuhi dan
khawatir akan mengecewakan orang lain. Individu dengan perfeksionis
maladaptif juga memandang dirinya tidak pernah melakukan segala
sesuatu dengan baik (Frost, Marten, Lahart, Rosenblate, 1990; Lo &
Abbott, 2013). Berdasarkan uraian mengenai perfeksionis adaptif dan
maladaptif tersebut, individu dengan perfeksionis adaptif memiliki
korelasi positif dengan indikator penyesuaian diri yang baik, sedangkan
individu dengan perfeksionis maladaptif memiliki korelasi negatif dengan
penyesuaian diri. Korelasi negatif dengan penyesuaian diri menunjukkan
bahwa individu memiliki penyesuaian diri yang buruk (Stoeber & Otto,
2006).
Penelitian ini berfokus pada perfeksionisme maladaptif atau neurotik.
Hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya mendapatkan hasil bahwa
perfeksionisme berkaitan dengan kesulitan-kesulitan yang ada pada
penyesuaian diri (Hayward & Arthur, 1998; Hewitt & Flett, 1991). Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
penelitian tersebut mendukung bahwa perfeksionisme maladaptif memiliki
hubungan dengan penyesuaian diri.
3. Dimensi Perfeksionisme
Frost et al. (1990), Hewitt dan Flett (1990,1991), dan Slaney, Rice,
Mobley, Trippi, & Ashby (2001) membagi perfeksionisme menjadi
beberapa dimensi. Dimensi-dimensi tersebut telah banyak digunakan
untuk mengukur perfeksionisme (Sirois & Molnar, 2016). Berdasarkan
ketiga alat ukur dari Frost et al. (1990), Hewitt dan Flett (1990,1991), dan
Slaney, Rice, Mobley, Trippi, & Ashby (2001) maka peneliti mencoba
mengelompokkan perfeksionisme menjadi empat dimensi yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Dimensi-dimensi tersebut adalah sebagai
berikut:
3.1. Standar tinggi personal
Dimensi standar tinggi personal adalah individu yang
menetapkan standar tinggi bagi diri sendiri disertai usaha yang
keras untuk mencapai standar yang telah ditetapkan. Standar tinggi
tersebut berupa standar terkait pencapaian akademik maupun
sosial. Dimensi ini terdiri dari beberapa indikator. Indikator
tersebut adalah menetapkan standar yang tinggi bagi diri sendiri
dan berusaha keras untuk mencapai standar atau target yang telah
ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3.2. Standar Interpersonal
Individu perfeksionis tidak hanya menetapkan standar tinggi
bagi dirinya sendiri, namun ia juga menetapkan standar yang bagi
orang lain. Standar interpersonal adalah individu yang menetapkan
standar tinggi dan tidak realistis serta menilai secara kaku
performansi dari orang lain. Individu perfeksionis memiliki
harapan kesempurnaan dari pekerjaan orang lain. Individu
perfeksionis juga mengevaluasi pekerjaan orang lain secara kaku.
Dimensi ini terdiri dari dua indikator yaitu menetapkan standar
atau target tinggi bagi orang lain dan menilai kinerja atau
performansi orang lain dengan kaku.
3.3. Persepsi mengenai standar dan penilaian dari orang lain
Persepsi standar tinggi dari orang lain adalah persepsi bahwa
orang lain mengharapkan kesempurnaan dan mengevaluasi kinerja
individu secara kritis. Individu perfeksionis memiliki persepsi
bahwa orang lain memiliki harapan yang lebih pada dirinya.
Individu perfeksionis yakin bahwa orang lain menetapkan
standar yang tinggi pada dirinya dan mengharapkan kinerja
sempurna. Individu perfeksionis juga yakin bahwa orang lain akan
memberikan penilaian terhadap dirinya. Keyakinan individu
tersebut berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan. Individu
merasa harus mengerjakan segala sesuatunya dengan sempurna.
Dimensi ini terdiri dari dua indikator yaitu memiliki persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
standar tinggi yang telah ditetapkan oleh orang lain dan persepsi
penilaian yang kaku dari orang lain.
3.4. Respon terhadap kesalahan
Dimensi respon atas kesalahan adalah individu yang memiliki
respon dan persepsi negatif terhadap kesalahan atas kinerjanya.
Individu perfeksionis memperhatikan segala sesuatu yang ia
kerjakan secara berlebihan. Perhatian yang berlebihan pada segala
sesuatu membuat individu memiliki kecenderungan untuk
menghindari kesalahan. Individu perfeksionis berusaha untuk
mengerjakan segala sesuatunya dengan sempurna agar tidak
melakukan kesalahan. Individu perfeksionis merasa bahwa dirinya
gagal ketika melakukan suatu kesalahan. Individu perfeksionis
bahkan menganggap bahwa dirinya selalu gagal dalam pekerjaan.
Dimensi respon atas kesalahan terdiri dari indikator memiliki
ketidakpuasan terhadap usaha yang telah dilakukan dan indikator
persepsi negatif terhadap kesalahan.
C. Mahasiswa Tahun Pertama
Mahasiswa menurut peraturan RI No. 12 tahun 2012 adalah peserta didik
yang terdaftar di perguruan tinggi (http://www.jdih.kemenkeu.go.id diakses
pada tanggal 5 Oktober 2016) Definisi mahasiswa menurut Sarwono (1978)
adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti perkuliahan
di peguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18 sampai dengan 30 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa tahun pertama adalah peserta didik
yang terdaftar secara resmi di perguruan tinggi pada tahun pertama. Keputusan
Dirjen Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 25 tahun 2014 menyebutkan bahwa mahasiswa baru
memerlukan kesiapan psikologis maupun sosial untuk dapat beradaptasi
secara cepat dengan kehidupan kampus pada umumnya dan sistem
pembelajaran pada khususnya.
Penelitian ini berfokus pada mahasiswa dengan usia 18 sampai dengan
21 tahun. Usia ini adalah usia mahasiswa tahun pertama pada umumnya.
Arnett (2014) mengatakan bahwa individu yang termasuk dalam usia 18
sampai dengan 25 tahun termasuk dalam individu pada tahap emerging
adulthood. Tahap perkembangan emerging adulthood adalah tahap individu
pada akhir tahap remaja dan dewasa awal. Tahap perkembangan emerging
adulthood terdiri dari lima karakteristik. Karakteristik tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Identity exploration
Identity exploration adalah karakteristik individu yang mencoba
untuk keluar dari pilihan hidup pada umumnya, terutama dalam cinta dan
pekerjaan. Pada karakteristik ini, individu mencoba untuk membangun
identitas diri mereka dengan cara yang berbeda dari yang biasa orang lain
lakukan. Individu emerging adulthood memiliki level of intimacy yang
termasuk dalam kategori rendah, namun individu belajar bahwa kualitas
kebersamaan dengan orang lain adalah hal yang penting. Individu juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mempelajari cara orang lain saat mengevaluasi diri mereka, belajar
mengenai kemampuan dan ketertarikan mereka terhadap sesuatu.
Individu emerging adulthood juga memiliki pengalaman kegagalan
dan kekecewaan yang menjadi pembelajaran mengenai diri mereka. Pada
Identity exploration, individu menyadari bahwa mereka memiliki
kebebasan selama mereka belum mencapai usia 30 tahun. Kebebasan ini
ditunjukkan oleh individu yang mengeksplor diri mereka dengan cara
berbeda dan memperbanyak pengalaman agar menjadi referensi pada
kehidupan dewasa yang akan mereka jalani.
2. Instability
Instabillity adalah karakteristik individu dalam cinta, pekerjaan dan
tempat tinggal. Pada tahap emerging adulthood, adanya pilihan pada cinta
dan pekerjaan membuat tahap ini tidak stabil. Individu emerging adulhood
memiliki kesadaran bahwa mereka harus memiliki sebuah rencana, namun
rencana tersebut dapat berubah sepanjang kehidupan mereka. Perubahan
rencana dalam kehidupan mereka adalah salah satu konsekuensi dari masa
eksplorasi (Arnet, 2014). Perbaikan rencana kehidupan juga membuat
individu belajar mengenai diri mereka dan mengambil langkah maju pada
masa depan yang mereka inginkan.
3. Self-focus
Self-focus adalah karakteristik individu yang berfokus pada dirinya
sendiri. Pada tahap emerging adulthood, individu beberapa ikatan untuk
memenuhi kewajiban dan komitmen pada orang lain. Self-focus terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pada dalam kehidupan emerging adulthood dalam kegiatan sehari-hari.
Individu emerging adulhood membutuhkan nasihat atau saran dari orang
lain, namun mereka mengambil keputusan yang berasal dari pikiran
mereka sendiri sehingga tidak ada orang lain yang mengerti apa yang
mereka inginkan.
Self-focus adalah tahap yang normal, sehat dan bersifat sementara.
Self-focus membantu individu dalam membangun pemahaman akan tujuan
diri dan memulai untuk membangun fondasi untuk kehidupan dewasa.
Tujuan dari self-focus adalah agar individu belajar menjadi orang yang
mandiri, memiliki pemikiran untuk membangun hubungan jangka panjang
dalam hal percintaan dan pekerjaan.
4. Feeling in-between
Feeling in-between adalah karakteristik individu yang merasa berada
diantara tahap remaja dan dewasa. Alasan bahwa individu emerging
adulthood merasa berada diantara tahap remaja dan dewasa tercermin dari
kriteria individu dewasa. Kriteria individu dewasa tersebut adalah percaya
bahwa mereka mampu menerima tanggung jawab untuk diri sendiri,
membuat keputusan secara mandiri, dan mandiri dalam finansial. Sebagian
dari individu merasa mereka sudah memenuhi kriteria dewasa ketika
berusia 18 sampai dengan 19 tahun, namun sebagian individu lain merasa
memenuhi kriteria dewasa ketika mereka berusia 20 tahun atau lebih.
Pemenuhan kriteria dewasa dalam usia yang berbeda inilah yang membuat
individu merasa berada diantara tahap remaja dan dewasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
5. Possibilities/optimism
Possibilities/optimism adalah individu yang memiliki harapan dan
kesempatan untuk mengubah hidup mereka. Individu emerging adulthood
memiliki tujuan hidup yang mereka putuskan secara pasti, namun mereka
memiliki kesempatan untuk mengubahnya. Setiap individu pasti membawa
pengaruh dari keluarga mereka. Pengaruh tersebut menjadi gambaran dari
keluarga mereka khususnya orangtua. Kesempatan mengubah tujuan hidup
membuat individu tidak hanya menjadi gambaran dari orangtua mereka,
namun membantu mereka dalam membuat keputusan mandiri mengenai
tujuan hidup. Individu juga memiliki pandangan yang luas untuk membuat
keputusan bagi dirinya.
D. Dinamika Hubungan Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri pada
Perguruan Tinggi
Perfeksionisme adalah perilaku menetapkan dan berjuang memenuhi
standar yang tinggi terhadap diri sendiri, orang lain, serta memenuhi
ekspektasi dari orang lain untuk mencapai kesempurnaan (Frost et al., 1990;
Hewitt & Flett, 1991; Hamachek dalam Sirois & Molnar, 2016; Slaney, Rice,
Mobley, Trippi, & Ashby, 2001). Individu dengan standar tinggi personal
menetapkan standar berlebihan bagi dirinya. Individu dengan standar tinggi
personal juga berupaya keras agar standarnya tercapai. Tidak jarang individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dengan standar tinggi personal memberikan punishment bagi dirinya apabila
tidak mampu mencapai standar yang ia tetapkan.
Standar tinggi yang ditetapkan oleh individu berkaitan dengan
performansi akademik. Individu yang memiliki standar tinggi berusaha secara
keras dan memaksa dirinya agar mencapai tujuan. Individu dengan standar
personal tinggi juga kurang mampu mengontrol emosi dan mengatasi tekanan.
Individu yang kurang mampu mengontrol emosi dan tekanan membuat
individu mudah terserang stres. Individu tersebut juga merasa tidak puas
terhadap statusnya sebagai mahasiswa apabila tidak mampu memenuhi
standar.
Individu perfeksionis juga memiliki standar interpersonal. Standar
interpersonal adalah standar tinggi yang dibuat oleh individu terhadap
pekerjaan orang lain. Individu dengan standar interpersonal juga memiliki
harapan agar orang lain mampu bekerja dengan sempurna. Mee, Hazan, Baba,
Talib, dan Zakaria (2015) menyatakan bahwa individu perfeksionis yang
menetapkan standar tinggi bagi orang lain cenderung otoriter dan dominan.
Standar interpersonal yang dimiliki individu berkaitan dengan penyesuaian
sosial di perguruan tinggi. Penyesuaian diri sosial yang terkait dengan standar
interpersonal seperti individu yang kurang terlibat dalam kegiatan di
perguruan tinggi, kurang mampu menjalani hubungan dengan orang lain dan
kurang mampu mengatasi perubahan sosial di lingkungan perguruan tinggi.
Individu perfeksionis memiliki persepsi bahwa orang lain menetapkan
standar bagi dirinya (Shafran, Egan, Wade, 2010). Persepsi tersebut seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
orang lain menuntut individu untuk bekerja dengan sempurna dan menilai
pekerjaan individu. Standar yang ditetapkan oleh orang lain berkaitan dengan
penyesuaian diri akademik dan sosial yang buruk pada individu. Individu
dengan persepsi standar dan penilaian dari orang lain kurang memiliki
motivasi akademik dan performansi yang baik dalam mengerjakan tugas.
Individu tersebut juga kurang terlibat dalam lingkungan sosial diperguruan
tinggi. Individu dengan standar dan penilaian dari orang lain tidak mampu
menjalani hubungan dengan orang lain karena terlalu berfokus pada usaha
untuk mencapai standar yang ditetapkan orang lain pada dirinya.
Individu perfeksionis memiliki respon negatif akan kesalahan. Individu
tersebut memandang bahwa kesalahan adalah sebuah kegagalan dan merasa
inferior atas kesalahan tersebut. Individu perfeksionis juga percaya bahwa
dirinya kehilangan rasa hormat dari orang lain. Respon negatif akan kesalahan
berkaitan dengan motivasi dan performansi akademik. Individu yang memiliki
respon negative akan kesalahan juga kurang mampu mengontrol emosi dan
mengatasi tekanan yang berasal dari dirinya dan tekanan sosial. Terkait
penyesuaian diri sosial, individu yang memiliki respon negatif akan sulit
berhubungan dengan orang lain karena takut tidak diterima oleh orang lain
apabila melakukan kesalahan (Peterson, 2000).
Individu perfeksionis selalu merasa tidak puas atas pekerjaannya.
Individu tersebut merasa ragu-ragu dan merasa pekerjaan yang ia lakukan
belum selesai. Ketidakpuasan pada pekerjaan individu terkait dengan hasil dan
jangka waktu bekerja. Ketidakpuasan pada pekerjaan ini juga terkait dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
performansi akademik, kontrol emosi dan pengelolaan tekanan atau tuntutan
dalam dirinya. Secara ringkas, dinamika hubungan antara perfeksionisme
dengan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama dapat dilihat dari
bagan I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Bagan I
Perfeksionisme
Standar Tinggi
Personal :
• Menetapkan standar
yang tinggi bagi diri
sendiri
• Berusaha keras untuk mencapai standar
atau target yang telah
ditetapkan
Standar interpersonal
:
• Menetapkan standar
yang tinggi bagi
orang lain
• Menilai kinerja atau performansi orang
lain dengan kaku
Persepsi mengenai
standar dan penilaian
dari orang lain :
• Persepsi standar
tinggi yang ditetapkan oleh orang
lain
• Persepsi penilaian
yang kaku dari orang
lain
Respon negatif
terhadap kesalahan :
• Ketidakpuasan
terhadap kinerja atau usaha yang
telah dilakukan
• Persepsi negatif
terhadap kesalahan
Penyesuaian diri
akademik :
• Tidak memiliki
motivasi akademik
• Tidak memiliki
prestasi akademik
yang baik
• Tidak mampu
mengatasi tuntutan
akademik
Penyesuaian diri sosial
:
• Tidak terlibat dalam
kegiatan yang ada di
perguruan tinggi
• Tidak mampu
menjalin hubungan
dengan orang lain di
lingkungan
perguruan tinggi
• Tidak mampu
mengatasi perubahan
lingkungan sosial
Penyesuaian diri
personal-emosi :
• Tidak mampu
mengontrol emosi
dengan baik
• Tidak memiliki
persepsi yang
positid terhadap
tuntutan di
perguruan tinggi
• Tidak memiliki
kondisi fisik yang
baik
Kelekatan pada
institusi :
• Kepuasan terhadap
fakultas atau
program studi
• Kepuasan terhadap Universitas
• Kepuasan terhadap
status mahasiswa
Penyesuaian diri yang buruk di perguruan tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
F. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini yaitu adanya hubungan negatif dan signifikan
antara perfeksionisme dan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa
tahun pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang termasuk dalam
jenis penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan
antara perfeksionisme dan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama di
Universitas Sanata Dharma melalui pengumpulan data pada satu waktu. Jenis
penelitian ini tidak memenuhi syarat untuk melakukan uji pengaruh
perfeksionisme terhadap penyesuaian diri di perguruan tinggi pada mahasiswa
tahun pertama.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel x : Perfeksionisme
2. Variabel y : Penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama
C. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
1. Penyesuaian diri di perguruan tinggi
Penyesuaian diri di perguruan tinggi adalah respon individu dalam
mengelola dan mengatasi berbagai tuntutan pada masa transisi dari sekolah
menengah atas menuju perguruan tinggi yang meliputi dimensi akademik,
sosial, personal-emosi, dan kelekatan pada institusi. Penyesuaian diri pada
mahasiswa diukur dengan skala kehidupan perkuliahan perkuliahan yang
dibuat oleh peneliti berdasarkan empat dimensi yaitu penyesuaian diri
akademik, penyesuaian diri sosial, penyesuaian diri personal-emosi dan
kelekatan pada institusi. Skor penyesuaian diri diperoleh dari skor total
dimensi penyesuaian diri akademik, penyesuaian diri sosial, penyesuaian diri
personal-emosi, dan kelekatan pada institusi.
2. Perfeksionisme
Perfeksionisme adalah perilaku menetapkan dan berjuang memenuhi
standar yang tinggi terhadap diri sendiri, orang lain, serta memenuhi
ekspektasi dari orang lain untuk mencapai kesempurnaan. Perfeksionisme
diukur menggunakan skala perfeksionisme yang dibuat oleh peneliti
berdasarkan empat dimensi yaitu standar tinggi personal, standar
interpersonal, persepsi mengenai standar dan penilaian dari orang lain dan
respon negatif terhadap kesalahan. Skor perfeksionisme dapat diketahui dari
skor total dimensi perfeksionisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
D. Responden Penelitian
Penelitian menggunakan purposive sampling sebagai metode pengambilan
sampel. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria
khusus yang sesuai dengan keperluan penelitian (Morissan, 2014). Beberapa
kriteria bagi responden dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Mahasiswa tahun pertama angkatan 2016.
2. Laki-laki atau perempuan dengan rentang usia 18 sampai dengan 21 tahun.
3. Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat dan belum pernah
melanjutkan kuliah di perguruan tinggi manapun setelah lulus dari Sekolah
Menengah Atas (SMA)/sederajat.
Kriteria responden disusun berdasarkan individu pada tahap emerging
adulthood. Tahap emerging adulthood adalah tahap individu yang berada pada
akhir masa remaja menuju tahap dewasa awal. Individu pada tahap emerging
adulthood mengalami transisi masa perkembangan menuju dewasa awal dan juga
transisi dari sekolah menengah atas menuju perkuliahan. Transisi tersebut
berkaitan dengan penyesuaian diri individu di lingkungan perguruan tinggi.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kriteria responden yang telah dibuat oleh
peneliti bertujuan agar responden yang dipilih dapat sesuai dengan tujuan pada
penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Penyusunan blue print
Peneliti mengumpulkan data dengan cara menyebarkan skala kepada
responden penelitian. Item-item pada skala penelitian perfeksionisme dibuat
oleh peneliti berdasarkan item-item dari yang dibuat oleh Frost et al. (1990),
Hewitt dan Flett (1991), Slaney, Rice, Mobley, Trippi, & Ashby (2001), dan
Stairs, Smith, Zapolski, Combs, & Settles (2012). Item yang disusun oleh
peneliti pada variabel perfeksionisme memiliki total keseluruhan item
sebanyak 64 item. Perfeksionisme memiliki empat dimensi dengan masing-
masing dimensi memiliki dua buah indikator. Pada masing-masing indikator
perdimensi terdapat 8 item yang terdiri dari 4 item favorable dan 4 item
unfavorable.
Peneliti menyusun item-item skala penyesuaian diri berdasarkan teori
dari Baker dan Siryk (1986). Skala penyesuaian diri memiliki total
keseluruhan item sebanyak 72 item. Variabel penyesuaian diri ini terdiri dari 4
dimensi dengan masing-masing dimensi memiliki 3 indikator. Pada masing-
masing indikator terdapat 6 item yang terdiri dari 3 item favorable dan 3 item
unfavorable. Tabel 1 menunjukkan sebaran item skala perfeksionisme sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 1.
Sebaran Item Skala Perfeksionisme Sebelum Uji Coba.
Dimensi Indikator Bobot Total
Standar tinggi personal SD 12,5% 25%
BK 12,5%
Standar interpersonal SO 12,5% 25%
MO 12,5%
Persepsi mengenai standar dan penilaian
dari orang lain
PS 12,5% 25%
PK 12.5%
Respon terhadap kesalahan TK 12,5% 25%
PN 12,5%
Total 100%
Keterangan:
SD : Menetapkan standar atau target yang tinggi bagi diri sendiri
BK : Berusaha keras untuk mencapai standar atau target yang telah
ditetapkan
SO : Menetapkan standar yang tinggi bagi orang lain
MO : Menilai kinerja atau performansi orang lain dengan kaku
PS : Persepsi standar tinggi yang ditetapkan oleh orang lain
PK : Persepsi penilaian yang kaku dari orang lain
TK : Ketidakpuasan terhadap kinerja atau usaha yang telah dilakukan
PN : Persepsi negatif terhadap kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 2 menyajikan sebaran item skala penyesuaian diri sebelum dilakukan
uji coba, sebagai berikut.
Tabel 2.
Sebaran Item Skala Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba.
Dimensi Indikator Bobot Total
Penyesuaian Diri
Akademik
AP 8,33%
25% PA 8,33%
TA 8,33%
Penyesuaian Diri
Sosial
TK 8,33%
25% MH 8,33%
PS 8,33%
Penyesuaian Diri
Personal-Emosi
KE 8,33%
25% PP 8,33%
KF 8,33%
Kelekatan Pada
Institusi
KFP 8,33%
25% KU 8,33%
KM 8,33%
Total 100%
Keterangan:
AP : Mampu mengaplikasikan motivasi akademik
PA : Memiliki pestasi akademik yang baik
TA : Mampu mengatasi tuntutan akademik
TK : Terlibat dalam kegiatan yang ada di perguruan tinggi
MH : Mampu menjalin hubungan dengan orang lain
PS : Mampu mengatasi perubahan social
KE : Mampu mengontrol emosi
PP : Memiliki persepsi positif terhadap tuntutan di perguruan tinggi
KF : Memiliki kondisi fisik yang baik
KFP : Kepuasan terhadap fakultas/prodi
KU : Kepuasan terhadap universitas
KM : Kepuasan terhadap status mahasiswa
2. Focus Group Disscussion (FGD)
Focus Group Disscussion (FGD) adalah tahap yang dilakukan
sebelum penyusunan item. FGD bertujuan untuk mengetahui konteks yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
menjadi bahan peneliti dalam penyusunan skala penelitian sesuai dengan
keadaan calon responden penelitian di lingkungan Universitas Sanata Dharma.
FGD dilaksanakan pada bulan November 2016 dengan total 10 responden
yang merupakan mahasiswa Universitas Sanata Dharma tahun pertama
angkatan 2016. Peserta FGD berasal dari beberapa program studi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pada pelaksanaan FGD, peneliti
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang disusun sesuai dengan dimensi dan
indikator variabel perfeksionisme dan penyesuaian diri. Peran peneliti pada
kegiatan ini adalah mengajukan pertanyaan kepada peserta dan mencatat
jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
2.1 Perfeksionisme
Pertanyaan variabel perfeksionisme yang dibuat oleh peneliti
disesuaikan dengan dimensi dan indikator perfeksionisme. Hasil FGD
variable perfeksionisme adalah perfeksionisme pada mahasiswa tahun
pertama ditandai dengan membuat standar nilai akademik yang harus
dicapai. Beberapa responden mengatakan bahwa standar yang mereka
buat mendorong dirinya menjadi lebih bersemangat. Perfeksionisme juga
ditandai dengan usaha keras dalam mencapai standar. Responden
mengatakan bahwa apabila mereka tidak mampu meraih standar terhadap
diri sendiri, maka responden akan merasa kecewa dan tidak bersemangat
kembali dalam meraih standarnya tersebut. Standar yang tidak tercapai
juga membuat responden merasa gagal. Responden mengatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
mereka membuat standar yang harus dicapai oleh orang lain ketika
bekerja sama dalam kelompok, baik ketika mereka menjadi anggota
kelompok ataupun menjadi ketua dalam kelompok tersebut.
Responden mengatakan bahwa individu perfeksionisme memiliki
persepsi bahwa orang lain menuntut responden untuk dapat mengerjakan
tugas atau pekerjaan. Tuntutan tersebut seperti mengerjakan tugas dalam
waktu yang singkat dan melakukan pekerjaan yang orang lain
perintahkan dengan sempurna. Responden juga memiliki persepsi bahwa
orang lain menuntut responden untuk mendapatkan hasil yang baik dari
usahanya terutama dibidang akademik. Orang lain juga sering
membanding-bandingkan responden dengan teman-temannya. Orang lain
yang menilai pekerjaan responden dengan kaku dan tidak menyesuaikan
dengan kemampuan yang dimiliki responden.
2.2 Penyesuaian diri di perguruan tinggi
Pertanyaan variabel penyesuaian diri yang diajukan oleh peneliti
disesuaikan dengan dimensi dan indikator penyesuaian diri. Hasil FGD
penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama adalah penyesuaian diri
ditandai dari segi akademik yaitu mampu memahami materi perkuliahan
dan rajin mempelajari materi perkuliahan, tidak hanya ketika ada kuis
ataupun ujian. Individu dengan penyesuaian diri akademik yang baik juga
mencari bantuan apabila mengalami kesulitan dalam memahami materi
kuliah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Penyesuaian diri dari segi sosial dapat ditandai dengan memiliki
hubungan yang baik dengan orang lain di lingkungan perguruan tinggi.
Penyesuaian sosial juga ditandai dengan individu yang mampu
menyesuaikan dan menerima orang lain yang berasal dari latar belakang
yang berbeda. Responden mengatakan bahwa tuntutan yang ada di
perguruan tinggi menjadi bahan pembelajaran bagi responden dan
menjadi hal baru yang menantang, namun tuntutan tersebut terkadang
mempengaruhi keadaan fisik responden.
Penyesuaian diri personal emosi pada mahasiswa tahun pertama
ditandai dengan responden yang mampu mengontrol emosi ketika merasa
jenuh dalam menjalani kehidupan perkuliahan. Penyesuaian personal
emosi juga ditandai dengan responden yang tidak mudah panik dan
cemas saat mengerjakan tugas pada batas akhir pengumpulan tugas.
Penyesuaian diri juga dapat dilihat dari kelekatan mahasiswa tahun
pertama dengan institusi yaitu perguruan tinggi.
Pada dimensi kelekatan pada institusi ditunjukkan dengan
responden yang merasa puas dengan pelayanan, fasilitas dan kegiatan
yang disediakan prodi atau fakultas serta universitas. Kelekatan pada
insititusi juga ditandai dengan kepuasan responden sebagai mahasiswa di
perguruan tinggi dan tidak berpikir untuk berhenti ataupun pindah ke
universitas lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3. Penulisan item
Item perfeksionisme memiliki total keseluruhan item sebanyak 32 item.
Perfeksionisme memiliki 4 dimensi dengan masing-masing dimensi memiliki
2 buah indikator. Pada variabel penyesuaian diri memiliki total keseluruhan
item sebanyak 36 item. Variabel penyesuaian diri ini terdiri dari 4 dimensi
dengan masing-masing dimensi memiliki 3 indikator.
Item-item yang telah disusun oleh peneliti tersebut dibuat sebanyak 2
kali jumlah item untuk mengantisipasi terjadinya item mortality atau item
yang gugur setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Skala penelitian ini
menggunakan skala Likert dengan memberikan 4 pilihan jawaban. Pilihan
jawaban tersebut adalah Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju
(S), atau Sangat Setuju (SS).
Kategori penilaian untuk masing-masing item favorable adalah skor 1
untuk Sangat Tidak Setuju (STS), skor 2 untuk Tidak Setuju (TS), skor 3
untuk Setuju (S), dan skor 4 untuk Sangat Setuju (SS). Kategori penilaian
untuk masing-masing item unfavorable yaitu skor 4 untuk Sangat Tidak
Setuju (STS), skor 3 untuk Tidak Setuju (TS), skor 2 untuk Setuju (S), dan
skor 1 untuk Sangat Setuju (SS). Penggunaan 4 pilihan jawaban yang
digunakan oleh peneliti dalam skala bertujuan untuk menghindari jawaban
netral yang kemungkinan diberikan oleh responden. Tabel 3 menyajikan skor
dalam kategori pemilihan jawaban sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 3.
Skor Kategori Pemilihan Jawaban.
Jawaban Pernyataan
Favorable Unfavorable
Sangat Tidak Setuju (STS)
Tidak Setuju (TS)
Setuju (S)
Sangat Setuju (SS)
1
2
3
4
4
3
2
1
4. Review dan revisi item
Pada tahap review dan revisi item, peneliti mencoba menyusun item
sebagai alat ukur berupa skala dengan dibantu oleh dosen pembimbing
skripsi. Peneliti melakukan review dan revisi item agar item yang dibuat
sesuai dengan dimensi dan indikator variabel perfeksionisme dan penyesuaian
diri, sehingga layak menjadi alat ukur.
5. Pengujian validitas isi
Validitas isi adalah pemeriksaan item yang dibuat oleh peneliti oleh
professional judgement dan peer judgement. Proses ini dilakukan dengan
memberikan blueprint item kepada professional judgement yaitu dosen
pembimbing skripsi dan peer judgement yaitu teman sejawat peneliti yang
juga sedang menyelesaikan tugas akhir. Professional judgement dan peer
judgement memberikan nilai pada item untuk melihat kesesuaian dan
kelayakan item tersebut. Setelah item dinilai, maka dilakukan perhitungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
validitas isi item. Hasil perhitungan validitas variable perfeksionisme dan
penyesuaian diri adalah sebagai berikut:
5.1 Perfeksionisme
Skala perfeksionisme terdapat 64 item yang terdiri dari 32 item
favorable dan 32 item unfavorable. Uji validitas pada variabel
perfeksionisme menunjukkan hasil indeks validitas isi item sebesar 0,92.
Selain itu, dari 64 total jumlah item, 8 item memiliki nilai lebih kecil dari
0,78 yang menunjukan bahwa item tersebut tidak relevan. Berdasarkan
hasil tersebut, peneliti memutuskan untuk mengganti dan memperbaiki
beberapa item tersebut agar menjadi relevan dalam uji validitas. Item-tem
yang diganti dan diperbaiki mendapatkan nilai lebih besar dari 0,78 yang
menunjukkan bahwa item tersebut sudah relevan. Hasil indeks validitas
isi skala yang telah diperbaiki menunjukkan bahwa skala tersebut lolos
uji validitas dengan nilai sebesar 0,98. Tabel 4 menyajikan distribusi item
pada skala perfeksionisme sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 4.
Sebaran Item Skala Perfeksionisme.
Dimensi Favorable Unfavorable Total
Standar tinggi
personal 8 12,5% 8 12,5% 16 25%
Standar
interpersonal 8 12,5% 8 12,5% 16 25%
Persepsi
mengenai standar
dan penilaian dari
orang lain
8 12,5% 8 12,5% 16 25%
Respon negatif
terhadap
kesalahan
8 12,5% 8 12,5% 16 25%
Total 100%
5.2 Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Skala penyesuaian diri di perguruan tinggi terdapat 72 item yang
terdiri dari 36 item favorable dan 36 item unfavorable. Uji validitas pada
variabel perfeksionisme menunjukkan hasil indeks validitas isi item
sebesar 0,92. Terdapat 3 item yang memiliki nilai lebih kecil dari 0,78.
Nilai yang diperoleh menunjukan bahwa item tersebut tidak relevan.
Berdasarkan hasil tersebut, peneliti memutuskan untuk mengganti dan
memperbaiki beberapa item tersebut agar lolos dalam uji validitas. Item-
item yang diganti dan diperbaiki menunjukkan bahwa item tersebut
relevan dengan nilai lebih besar dari 0,78. Hasil indeks validitas isi skala
yang diperbaiki menunjukkan bahwa skala tersebut lolos uji validitas
dengan nilai sebesar 0.97 yang. Tabel 5 menyajikan distribusi item pada
skala penyesuaian diri di perguruan tinggi sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 5.
Sebaran Item Skala Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
Dimensi Favorable Unfavorable Total
Penyesuaian diri
akademik
9 12.5% 9 12.5% 18 25%
Penyesuaian diri sosial 9 12.5% 9 12.5% 18 25%
Penyesuaian diri
personal-emosional
9 12.5% 9 12.5% 18 25%
Kelekatan pada
institusi
9 12.5% 9 12.5% 18 25%
Total Item 72 100%
6. Uji coba alat ukur
Uji coba alat ukur dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2016 sampai
dengan tanggal 17 Maret 2017. Tujuan dilakukan uji coba alat ukur adalah
untuk menguji kelayakan skala yang dibuat oleh peneliti sebelum dilakukan
pengambilan data yang sesungguhnya. Skala uji coba terdiri dari 64 item
perfeksionisme dan 72 item penyesuaian diri dengan total keseluruhan item
sebanyak 132 item. Uji coba alat ukur penelitian ini melibatkan 83 mahasiswa
tahun pertama Universitas Sanata Dharma yang terdiri dari beberapa fakultas
dan program studi. Tabel 6 menyajikan sebaran item skala perfeksionisme
sebelum uji coba sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 6.
Sebaran Item Skala Perfeksionisme Sebelum Uji Coba
Dimensi Indikator Sebaran Item
Total Favorable Unfavorable
Standar tinggi
personal
SD 1, 9, 17, 25,
33, 41, 49,57
49, 57 8
BK 2, 10, 18, 26,
34, 42, 50, 58
2, 10, 26 8
Standar
interpersonal
SO 3, 11, 19, 27,
35, 43, 51, 59
51, 59 8
MO 4, 12, 20, 28,
36, 44, 52, 60
4, 20 8
Persepsi
mengenai
standar dan
penilaian dari
orang lain
PS 5, 13, 21, 30,
37, 45, 53, 61
45, 53 8
PK 6, 14, 22, 29,
38, 46, 54, 62
6, 22 8
Respon
terhadap
kesalahan
TK 7, 15, 23, 31,
39, 47, 55, 63
47, 55 8
PN 8, 16, 24, 32,
40, 48, 56, 64
8, 16, 24 8
Total 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 7 menyajikan sebaran item skala penyesuaian diri sebelum uji coba
sebagai berikut.
Tabel 7.
Sebaran Item Skala Penyesuaian Diri Sebelum Uji Coba.
Dimensi Indikator Item
Total Fav Unfav
Penyesuaian Diri
Akademik
AP 1, 16, 39 21, 29, 66 6
PA 2, 26, 71 37, 55, 59 6
TA 20, 38, 67 3, 13, 69 6
Penyesuaian Diri
Sosial
TK 28, 54, 60 4, 18, 44 6
MH 5, 14, 46 23, 33, 65 6
PS 22, 30, 47 6, 42, 72 6
Penyesuaian Diri
Personal-
Emosional
KE 31, 51, 57 7, 27, 41 6
PP 8, 15, 63 24, 34, 49 6
KF 9, 19, 43 52, 58, 70 6
Kelekatan Pada
Institusi
KFP 25, 40, 53 10, 17, 64 6
KU 11, 32, 64 45, 48, 56 6
KM 36, 50, 68 12, 35, 62 6
Total Item 72
F. Pemeriksaan Reliabilias Alat Ukur Penelitian
Pemeriksaan reliabilitas butir item ini dilakukan dengan menggunakan
SPSS 16.0 for Windows. Pada analisis butir item yang layak dijadikan alat ukur
adalah item dengan nilai korelasi item lebih dari 0,3 jika hasil nilai korelasi item
kurang dari 0,3 maka item tersebut dihilangkan atau digugurkan dari alat ukur
tersebut.
1. Perfeksionisme
Pada skala perfeksionisme terdapat item-item dengan nilai korelasi item
yang kurang dari 0,3. Nilai yang diperoleh menunjukkan bahwa item tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
tidak lolos uji coba alat ukur. Item perindikator perfeksionisme dengan nilai
kurang dari 0,3 terdiri dari 4 sampai 6 item, untuk itu peneliti mencoba
memilah kembali dan menyeimbangkan item perindikator skala
perfeksionisme. Setelah dilakukan penyeimbangan item perindikator, total
item yang digunakan sebagai alat ukur berjumlah 32 item dengan nilai
reliabilitas (α) sebesar 0,921. Tabel 8 menyajikan reliabilitas skala
perfeksionisme sebagai berikut.
Tabel 8.
Reliabilitas Skala Perfeksionisme
Variabel Reliabilitas Signifikansi Kesimpulan
Perfeksionisme 0,921 0,7 Reliabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 9 menyajikan sebaran item pada skala perfeksionisme setelah dilakukan
uji coba sebagai berikut.
Tabel 9.
Sebaran Item Skala Perfeksionisme Setelah Uji Coba.
Dimensi Indikator Sebaran Item
Total Favorable Unfavorable
Standar tinggi
personal
SD 9, 25 49, 57 4
BK 58 2, 10, 26 4
Standar
interpersonal
SO 11, 27 51, 59 4
MO 52, 60 4, 20 4
Persepsi
mengenai
standar dan
penilaian dari
orang lain
PS 5, 21
45, 53
4
PK 29, 46 6, 22 4
Respon
terhadap
kesalahan
TK 7, 23 47, 55 4
PN 48 8, 16, 24 4
Total 32
2. Penyesuaian Diri
Pada skala penyesuaian diri terdapat item-item dengan nilai korelasi
item lebih besar dari 0,3 (r < 0,3). Pada masing-masing indikator jumlah item
yang memiliki nilai korelasi item kurang dari 0,3 (r ≤ 0,3) berjumlah 3 sampai
dengan 5 item, untuk itu peneliti mencoba memilah kembali dan
menyeimbangkan item perindikator sehingga diperoleh 3 buah item masing-
masing perindikator untuk dijadikan item pada alat ukur penelitian. Item yang
lolos menjadi alat ukur penelitian berjumlah 36 item dengan nilai reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
(α) sebesar 0,876. Tabel 10 menyajikan reliabilitas skala penyesuaian diri
sebagai berikut.
Tabel 10.
Reliabilitas Skala Penyesuaian Diri
Variabel Reliabilitas Signifikansi Kesimpulan
Penyesuaian diri 0,876 0,7 Reliabel
Tabel 11 menunjukkan sebaran item skala penyesuaian diri sebagai berikut.
Tabel 11.
Sebaran Item Skala Penyesuaian Diri Setelah Uji Coba.
Dimensi Indikator Item
Total Fav Unfav
Penyesuaian Diri
Akademik
AP 1, 6 13 3
PA 36 18, 29 3
TA 9, 19 4 3
Penyesuaian Diri
Sosial
TK 12, 25 21 3
MH 5 16, 34 3
PS 14, 22 2 3
Penyesuaian Diri
Personal-
Emosional
KE 27 11, 20 3
PP 3, 32 10 3
KF 8 28, 35 3
Kelekatan Pada
Institusi
KFP 24 7, 30 3
KU 15, 33 26 3
KM 23 17, 31 3
Total Item 36
G. Metode Analisis Data
1. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis parametrik
yaitu korelasi product-momen Pearson. Analisis menggunakan korelasi
product-momen Pearson dilakukan apabila data yang diuji adalah data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
normal yang dan linear. Data yang tidak lolos uji normalitas dan uji linearitas
diuji dengan menggunakan analisis nonparametrik yaitu korelasi Spearman.
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00 for Windows.
2. Uji Asumsi
2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya
nilai distribusi atau sebaran data pada variabel perfeksionisme dan
penyesuaian diri. Analisis data dilakukan dengan menggunakan one-
sample Kolmogorov-Smirnov Test pada program SPSS 16.00 for
Windows.
2.2 Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui linear (garis lurus) atau
tidaknya hubungan antara variabel perfeksionisme dan penyesuaian diri.
Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.00 for
Windows.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Maret
2016 sampai dengan tanggal 4 April 2016. Pengambilan data dilakukan
sebelum atau sesudah jam kelas berlangsung di ruang kelas Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Responden dalam penelitian ini adalah
mahasiswa tahun pertama angkatan 2016 di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan membagikan skala
kepada responden. Setelah membagikan skala, responden langsung
mengisi dan mengumpulkan skala tersebut kepada peneliti.
2. Deskripsi Responden Penelitian
Total responden dalam penelitian ini berjumlah 126 responden.
Tabel 12 menyajikan deskripsi responden penelitian sebagai berikut.
Tabel 12.
Tabel Deskripsi Responden Penelitian.
Keterangan Jumlah Total
Jenis Kelamin Laki-laki 43 126
Perempuan 83
Usia Subjek 18-19 th 110 126
20-21 th 16
Asal Daerah Pulau Jawa 84 126
Luar Pulau Jawa 42
Tinggal di Yogyakarta
Sejak
Tahun 2016 91 126
Sebelum Tahun 2016 35
Tempat Tinggal Di
Yogyakarta
Kos/Asrama/dll 98 126
Dengan Orang tua 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
a) Data Penelitian
1) Mean Teoritik dan Mean Empirik
Hasil analisis deskriptif data penelitian menunjukkan
gambaran mengenai skor variabel perfeksionisme dan skor variabel
penyesuaian diri. Uji one sample t-test pada variabel perfeksionisme
menunjukkan bahwa mean empirik variabel perfeksionisme
memiliki perbedaan signifikan dengan mean teoritiknya (t hitung=-
5,338; p=0,00). Perfeksionisme memiliki skor mean teoritik sebesar
80, dengan standar deviasi sebesar 16, skor minimum sebesar 32,
dan skor maksimal sebesar 128. Jika mean empirik yang diperoleh
lebih kecil dari mean teoritik (mean empirik ≤ mean teoritik), maka
variabel tersebut memiliki skor yang rendah. Skor mean teoritik
perfeksionisme menunjukkan bahwa mean teoritik lebih besar
daripada mean empirik (mean teoritik ≥ mean empirik). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa perfeksionisme memiliki skor yang
rendah.
Uji one sample t-test variabel penyesuaian diri menunjukkan
hasil bahwa mean empirik penyesuaian diri memiliki perbedaan
signifikan dengan mean teoritiknya (t hitung= 15,694; p=0,00).
Penyesuaian diri memiliki skor mean empirik sebesar 104,52
dengan standar deviasi sebesar 10,38 skor minimum sebesar 73,
dan skor maksimal sebesar 141. Jika mean empirik lebih kecil
daripada mean teoritik (mean empirik ≤ mean teoritik), maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
variabel tersebut memiliki skor yang rendah. Skor mean teoritik
perfeksionisme menunjukkan bahwa mean teoritik lebih besar
daripada mean empirik (mean teoritik ≤ mean empirik), hasil
tersebut menunjukkan bahwa penyesuaian diri memiliki skor yang
tinggi. Tabel 13 menyajikan analisis deskriptif data perfeksionisme
dan penyesuaian diri sebagai berikut.
Tabel 13.
Analisis Deskriptif Data Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri.
Perfeksionisme Penyesuaian Diri
Teoritik Empirik Teoritik Empirik
Skor Xmax 128 96 144 141
Skor Xmin 32 59 36 73
Mean 80 76 90 104
SD 16 7,24 18 10,38
Koefisien One Sample T-Test -5,338 15,694
Signifikansi One Sample T-
Test
0,000 0,000
2) Kategorisasi Skala
Kategorisasi skala bertujuan untuk mengetahui seberapa
rendah skor perfeksionisme dan penyesuaian diri yang diperoleh
oleh responden dalam penelitian ini. Kategorisasi skala mengacu
pada kategorisasi skala oleh Azwar (2014). Penempatan skor
responden ke dalam kelompok berdasarkan nilai mean teoritik (µ)
dan satuan deviasi standar populasi (σ). Tabel 14 menunjukkan
norma kategorisasi skala sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 14.
Norma Kategorisasi Skor Skala.
Skor Kategori
X < (µ - 1,5σ) Sangat Rendah
(µ - 1,5σ) ≤ X < (µ - 0,5σ) Rendah
(µ - 0,5σ) ≤ X < (µ + 0,5σ) Sedang
(µ + 0,5σ) ≤ X < (µ + 1,5σ) Tinggi
(µ + 1,5σ) Sangat Tinggi
Keterangan:
X = Skor Responden
µ = Mean teoritik
σ = Standar deviasi teoritik
Hasil dari kategorisasi skala adalah sebagian besar responden
dengan jumlah 83 responden dan presentase sebesar 66% berada
pada kategori tinggi. Hasil tersebut menunjukkan sebagian besar
responden memiliki skor perfeksionisme yang tinggi. Responden
dengan presentase 23% yang memiliki skor perfeksionisme yang
masuk dalam kategori sedang. Responden dengan presentase
10,31% memiliki skor perfeksionisme yang sangat tinggi, namun
tidak ada responden yang memiliki skor perfeksionisme yang
sangat rendah.
Skala penyesuaian diri menunjukkan sebagian besar
responden yaitu berjumlah 89 responden dengan presentase sebesar
70,64% memiliki skor penyesuaian diri dalam kategori sedang.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berada pada kategori penyesuaian diri yang sedang. Tabel 15
menunjukkan kategorisasi skor perfeksionisme dan penyesuaian
diri sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 15.
Kategorisasi Skala Perfeksionisme dan Penyesuaian Diri.
Skor Jumlah
Responden
Presentase Kategori
PF X < (µ - 1,5σ) - - Sangat Rendah
(µ - 1,5σ) ≤ X < (µ - 0,5σ) 1 0,79% Rendah
(µ - 0,5σ) ≤ X < (µ + 0,5σ) 29 23% Sedang
(µ + 0,5σ) ≤ X < (µ + 1,5σ) 83 66% Tinggi
PD X < (µ - 1,5σ) 13 10,3% Sangat Tinggi
X < (µ - 1,5σ) - - Sangat Rendah
(µ - 1,5σ) ≤ X < (µ - 0,5σ) 29 23,01% Rendah
(µ - 0,5σ) ≤ X < (µ + 0,5σ) 89 70,64% Sedang
(µ + 0,5σ) ≤ X < (µ + 1,5σ) 8 6,35% Tinggi
(µ + 1,5σ) - - Sangat Tinggi
Keterangan:
PF : Perfeksionisme
PD : Penyesuaian Diri
3. Reliabilitas Data Penelitian
Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat kelayakan suatu skala yang
akan dijadikan alat ukur. Nilai reliabilitas ditunjukkan dengan nilai alpha
croncbah (α). Uji reliabilitas ini dilakukan dengan bantuan SPSS 16.00 for
Windows. Hasil uji reliabilitas menunjukkan hasil bahwa perfeksionisme
memiliki nilai alpha croncbah (α) sebesar 0,719 dan penyesuaian diri
memiliki nilai alpha croncbah (α) sebesar 0,860. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa perfeksionisme dan penyesuaian diri dinyatakan
reliabel atau layak untuk dijadikan alat ukur penelitian. Tabel 16
menunjukkan hasil uji reliabilitas sebagai berikut.
Tabel 16.
Hasil Reliabilitas Variabel Perfeksionisme.
Variabel Hasil Uji Reliabilitas (α) Kesimpulan
Perfeksionisme 0,719 Reliabel
Penyesuaian Diri 0,860 Reliabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
4. Hasil Uji Asumsi
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya
nilai distribusi atau sebaran data pada variabel perfeksionisme dan
penyesuaian diri. Uji normalitas ini digunakan dengan one-sample
Kolmogorov-Smirnov Test yang di uji menggunakan SPSS 16.00 for
Windows. Jika nilai signifikansi (p) lebih besar dari pada 0,05 (p > 0,05)
maka sebaran data dikatakan normal. Jika nilai signifikansi (p) lebih
kecil daripada 0,05 (p < 0,05) maka sebaran data tidak normal.
Hasil uji normalitas pada variabel perfeksionisme menunjukkan
nilai sebesar 0,195. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai
signifikansi perfeksionisme lebih besar daripada 0,05 (p > 0,05). Hasil
tersebut juga menunjukkan bahwa skor tersebut sebaran data pada
variabel perfeksionisme adalah normal. Pada variabel penyesuaian diri,
diperoleh skor sebesar 0,071 yang menunjukkan bahwa nilai
signifikansi penyesuaian diri lebih besar daripada 0,05 (p > 0,05) skor
penyesuaian diri. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebaran data pada
variabel penyesuaian diri adalah normal. Tabel 18 menyajikan hasil uji
normalitas perfeksionisme dan penyesuaian diri sebagai berikut.
Tabel 17.
Hasil Uji Normalitas.
Variabel Hasil Uji Normalitas Sig. Kesimpulan
Perfeksionisme 0,195 ≥ 0,05 Normal
Penyesuaian Diri 0,071 ≥ 0,05 Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
b) Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui linear (garis lurus) atau
tidaknya hubungan antara variabel perfeksionisme dan penyesuaian diri.
Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.00 for
Windows. Hubungan antara variabel perfeksionisme dan penyesuaian
diri dikatakan linear atau memiliki garis lurus apabila nilai Linearity
yang diperoleh lebih kecil daripada 0,05 (Linearity < 0,05). Jika nilai
Linearity yang diperoleh lebih besar daripada 0,05 (Linearity > 0,05)
maka hubungan tersebut tidak linear atau memiliki garis yang lurus.
Hasil uji linearitas terhadap hubungan antara variabel
perfeksionisme dan penyesuaian diri menunjukkan nilai Linearity
sebesar 0,002. Nilai tersebut menunjukkan bahwa 0,002 lebih kecil
daripada 0,05 (0,002 < 0,05), maka hubungan antara variabel
perfeksionisme dan penyesuaian diri adalah linear atau memiliki garis
lurus. Tabel 18 menunjukkan hasil uji linearitas sebagai berikut.
Tabel 18.
Hasil Uji Linearitas.
Variabel Hasil Uji
Linearitas
Sig. Kesimpulan
Perfeksionisme dan
Penyesuaian Diri
0,02 ≤ 0,05 Linear
5. Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis peneliti yang
menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara perfeksionisme dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Sanata
Dharma diterima atau tidak. Uji hipotesis menggunakan korelasi product
momen Pearson dengan one-tailed karena hipotesis pada penelitian ini
mengarah pada hubungan negatif. Uji korelasi dilakukan dengan bantuan
SPSS 16.00 for Windows. Hipotesis peneliti diterima apabila nilai
signifikansi (p) lebih kecil daripada 0,05. Jika nilai signifikansi (p) yang
diperoleh lebih besar daripada 0,05 maka hipotesis tidak diterima atau
tidak ada hubungan negatif antara perfeksionisme dan penyesuaian diri.
Hasil uji hipotesis menunjukkan hasil nilai koefisien korelasi (r)
sebesar -0,236 dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,008. Nilai
signifikansi (p) 0,008 lebih kecil daripada 0,05 (p < 0,05) yang
menunjukkan bahwa ada hubungan negatif signifikan antara
perfeksionisme dan penyesuaian diri. Nilai korelasi sebesar -0,236
menunjukkan kekuatan korelasi yang lemah antara perfeksionisme dengan
penyesuaian diri. Nilai koefisien determinasi (r)2 sebesar 0,055 atau
sebesar 5,5% menunjukkan bahwa sumbangan variabel perfeksionisme
pada penyesuaian diri sebesar 5,5% dan 94,5% berasal dari faktor lain.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis peneliti diterima. Tabel 19
menyajikan hasil uji korelasi perfeksionisme dan penyesuaian diri sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 19.
Hasil Uji Korelasi Perfeksionisme diri Penyesuaian Diri.
Variabel
Hasil
Uji
Korelasi
Nilai
Sig.
Koefisien
Korelasi
(r)
Koefisien
Determinasi
(r)2
Kesimpulan
PF dan
PD
0,04
≤
0,05
-0,236 0,055 Berkorelasi
negatif
Keterangan:
PF: Perfeksionisme
PD: Penyesuaian Diri
Intepretasi tingkat kekuatan nilai korelasi pada penelitian ini
berdasarkan kategori tingkat nilai korelasi yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2008). Tabel 20 menyajikan kategori tingkat korelasi sebagai
berikut.
Tabel 20.
Kategori Tingkat Korelasi.
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0, 399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Tinggi
0,80 – 1,000 Sangat Tinggi
6. Analisis Tambahan
Analisis tambahan bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan
antara per dimensi perfeksionisme dengan penyesuaian diri. Analisis
tambahan ini dilakukan dengan menggunakan one sample independent T-
Test dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows.
Analisis pertama adalah uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas
dan uji linearitas. Setelah dilakukan uji asumi, dilakukan uji korelasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
melihat apakah ada hubungan antara perdimensi perfeksionisme dengan
penyesuaian diri.
Hasil uji korelasi dimensi standar tinggi personal dengan
penyesuaian diri menunjukkan nilai p sebesar 0,166 (p ≤ 0,05) dan nilai
koefisien korelasi sebesar 0,087. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan negatif signifikan antara dimensi standar tinggi personal
dengan penyesuaian diri.
Hasil uji korelasi pada dimensi standar tinggi personal dengan
penyesuaian diri menunjukkan nilai p sebesar 0,091 (p ≤ 0,05) dan nilai
koefisien korelasi sebesar -0,120. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan negatif signifikan antara dimensi standar tinggi
interpersonal dengan penyesuaian diri.
Hasil uji korelasi pada dimensi persepsi terhadap standar dan
penyesuaian diri menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,106 (syarat p ≤
0,05) dan nilai koefisien korelasi sebesar -0,112. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang negatif signifikan antara
dimensi persepsi terhadap standar dengan penyesuaian diri.
Uji korelasi pada dimensi terakhir perfeksionisme yaitu dimensi
respon terhadap standar dan penyesuaian diri menunjukkan nilai
signifikansi sebesar 0,000 (p ≤ 0,05) dan nilai koefisien korelasi sebesar -
0,400. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan negatif signifikan
antara dimensi respon terhadap kesalahan dengan penyesuaian diri. Tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
22 menyajikan hasil uji korelasi dimensi perfeksionisme dengan
penyesuaian diri sebagai berikut.
Tabel 22.
Uji Korelasi Dimensi Perfeksionisme dengan Penyesuaian Diri
Dimensi
Perfeksionisme
Variabel
Tergantung
Koefisien
Korelasi
(r)
Korefisien
Determinasi
(r2)
Sign. Interpretasi
Standar Tinggi
Personal
Penyesuaian
Diri
-0,087 0,525 0,166
Tidak
Berkorelasi
Standar
Interpersonal
-0,120 0,529 0,091
Tidak
Berkorelasi
Persepsi
mengenai
Standar
-0,112 0,478 0,106
Tidak
Berkorelasi
Respon terhadap
kesalahan
-0,400 0,390 0,000
Berkorelasi
negatif
B. PEMBAHASAN
Hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis peneliti diterima bahwa ada
hubungan negatif yang signifikan antara perfeksionisme dan penyesuaian diri
pada mahasiswa tahun pertama. Korelasi negatif menunjukkan bahwa semakin
tinggi perfeksionisme maka semakin rendah penyesuaian diri pada mahasiswa
tahun pertama, begitu pula sebaliknya.
Mahasiswa perfeksionis menjadi terfokus untuk mencapai standar
akademik yang ia tentukan bagi dirinya. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Mann (2004) yang menunjukkan hasil bahwa standar tinggi pada
mahasiswa perfeksionis membuat dirinya berfokus pada pencapaiannya tanpa
memperdulikan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Hasil penelitian ini juga
sesuai dengan hasil Focus Group Disscussion. Para mahasiswa tahun pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
mengatakan bahwa mereka berusaha keras dalam mencapai standar yang telah
mereka tentukan sampai memuaskan diri mereka. Usaha mencapai standar
tersebut berkaitan negatif dengan penyesuaian sosial yang mana mahasiswa
kurang berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya.
Individu perfeksionis sulit menerima kemampuan yang berbeda dari
individu lain. Individu perfeksionis juga memiliki persepsi bahwa orang lain
mengharapkan kesempurnaan dirinya. Responden perfeksionis penelitian
merasa harus memenuhi kewajiban dan komitmennya pada orang lain (Arnett,
2014). Kewajiban ini menyebabkan individu tersebut terfokus pada
pemenuhan standar dan ikatan yang diberikan pada dirinya.
Individu perfeksionis berusaha semaksimal mungkin tidak melakukan
kesalahan. Kesalahan individu perfeksionis berkaitan dengan persepsi akan
kegagalan dalam meraih standar yang ingin mereka capai. Kesalahan juga
berkaitan dengan rasa takut akan evaluasi negatif oleh orang lain (Flett,
Hewitt, De Rossa, 1996). Hal tersebut membuat individu perfeksionis
berusaha keras melakukan sesuatu dengan sempurna.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perfeksionisme memiliki
sumbangan kecil pada penyesuaian diri, yaitu sebesar 5,5%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa 94,5% faktor lain memengaruhi penyesuaian diri selain
perfeksionisme. Faktor lain berasal dari evaluasi diri inti yang meliputi harga
diri, efikasi diri, dan locus of control (dalam Schwarzer, 2014).
Faktor lain yang memengaruhi penyesuaian diri juga berasal dari
kecerdasan emosi individu. Individu yang mampu mengelola stres dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
melibatkan kemampuan untuk mengelola situasi yang penuh dengan tekanan
dengan tenang dan proaktif (Parker, Summerfeklt, Hogan, & Majeski, 2004).
Faktor lain yang memiliki sumbangan yang lebih besar terhadap penyesuaian
diri adalah pola asuh dan hubungan dengan orang tua. Hickman, Bartholomae,
dan McKenry (2000) menyatakan bahwa individu dengan pola asuh
authoritatif memiliki hubungan dengan dimensi penyesuaian diri akademik
yang membuat individu mampu menghadapi tuntutan atau tekanan di masa
transisi menuju perguruan tinggi.
Analisis perdimensi perfeksionisme dengan penyesuaian diri
menunjukkan hasil bahwa hanya salah satu yang hipotesis diterima yaitu ada
hubungan negatif yang signifikan antara dimensi respon terhadap kesalahan
dengan penyesuaian diri pada mahasiswa tahun pertama. Semakin rendah
dimensi respon terhadap kesalahan maka semakin tinggi penyesuaian diri,
sebaliknya semakin tinggi dimensi respon terhadap kesalahan maka semakin
rendah penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama.
Analisis tambahan pertama menunjukkan hasil bahwa tidak ada
hubungan signifikan antara dimensi standar tinggi personal dan penyesuaian
diri pada mahasiswa baru, namun hasil analisis deskriptif menunjukkan skor
yang tinggi pada dimensi standar tinggi personal. Hasil ini didukung oleh hasil
kategorisasi skala yang menunjukkan hasil bahwa sebagian besar responden
memiliki skor standar tinggi personal yang masuk dalam kategori sedang.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden memiliki standar tinggi
personal dalam dirinya, namun hal tersebut tidak menjadi perfeksionisme yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
maladaptif justru menjadi perfeksionisme yang adaptif. Hasil analisis pada
dimensi ini didukung oleh penelitan Mann (2004) yang menunjukkan hasil
bahwa Self-Oriented Perfectionism tidak memiliki hubungan dengan
penyesuaian diri, meskipun memiliki standar tinggi personal, individu
cenderung tidak kaku dan tetap fleksibel.
Hasil Focus Group Disscussion (FGD) yang dilakukan peneliti
menunjukkan bahwa sebagian besar respon memiliki standar yang tinggi
dalam bidang akademik. Standar tinggi ternyata tidak lantas membuat
responden menjadi kaku untuk mencapai apa yang sudah ia tetapkan. Hasil ini
terbukti dengan skor penyesuaian diri yang juga tinggi dan menunjukkan
bahwa individu perfeksionis terutama pada dimensi standar tinggi personal
selalu mengarah pada penyesuaian diri yang buruk.
Analisis tambahan kedua menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan
signifikan antara dimensi standar interpersonal dengan penyesuaian diri.
Individu dengan standar tinggi pada orang lain, terbukti mampu menyesuaikan
diri dengan baik di lingkungannya. Hasil penelitian ini juga menunjukkan
bahwa meskipun memiliki standar tinggi pada orang lain, ia tidak selalu
menuntut agar orang lain mampu mencapai standar yang ditetapkannya.
Individu mampu menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki orang lain
dan fleksibel dalam menerima pekerjaan orang lain. Individu juga mampu
menerima keadaan lingkungannya dengan baik meskipun lingkungan tersebut
tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Analisis tambahan ketiga menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan
signifikan antara dimensi standar dan penilaian dari orang lain dengan
penyesuaian diri. Persepsi terhadap standar adalah kecenderungan individu
yang memiliki persepsi bahwa orang lain mengharapkan kesempurnaan dan
mengevaluasi dengan kritis kinerjanya tersebut. Persepsi terhadap standar dan
penilaian dari orang lain dimiliki oleh individu, namun tidak berkaitan dengan
penyesuaian diri. Persepsi yang mereka miliki tidak terbukti benar dan hanya
menjadi persepsi bagi diri mereka sendiri.
Dimensi respon terhadap kesalahan memiliki hubungan negatif dan
signifikan dibandingkan dengan semua dimensi penyesuaian diri. Hubungan
negatif dan signifikan menunjukkan bahwa semakin tinggi skor dimensi
respon terhadap kesalahan tinggi, maka semakin rendah skor perfeksionisme
dan begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dimensi
respon terhadap kesalahan adalah penyumbang terbesar terhadap variabel
penyesuaian diri. Pada mahasiswa tahun pertama, respon terhadap kesalahan
berkaitan dengan penyesuaian diri mereka di lingkungan perguruan tinggi.
Pembahasan sebelumnya menyebutkan bahwa individu perfeksionis
berfokus untuk mencapai standarnya, sehingga membuat dirinya sulit untuk
menerima kesalahan. Individu perfeksionis secara konstan merasa takut
mengalami kegagalan ketika sedang berusaha mencapai sesuatu (Shafran,
Egan, Wade, 2010). Kesalahan dipandang sebagai hal negatif dan menjadi
sebuah kegagalan bagi individu perfeksionis (Stairs, Smith, Zapolski, Combs,
& Settles, 2012). Para mahasiswa yang membuat kesalahan merasa dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
merasa tidak layak untuk kembali mengejar standar yang telah mereka buat
(Hibbard, Davie, 2011). Hal tersebut mengakibatkan individu memandang
sebuah kesalahan bukan sebagai kegagalan karena individu tersebut
menjadikan kegagalan sebagai sebuah motivasi dirinya. Motivasi mendorong
individu untuk kembali meraih standar yang ia tentukan sehingga mampu
menyesuaian diri dengan yang baik (Hewitt & Flett, 1991 dalam Mann, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang negatif
signifikan antara perfeksionisme dan penyesuaian diri. Hasil analisis
menunjukkan bahwa hipotesis peneliti diterima. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang negatif signifikan antara perfeksionisme dan
penyesuaian diri pada mahasiswa angkatan pertama di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Hubungan negatif yang signifikan menunjukkan bahwa
semakin tinggi perfeksionisme maka semakin rendah penyesuaian diri
mahasiswa tahun pertama, begitu pula sebaliknya.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang berkaitan dengan waktu
pengambilan data. Pengambilan data dilakukan ketika mendekati waktu Ujian
Tengah Semester (UTS), bahkan terdapat responden yang sudah memasuki
waktu UTS. Hal tersebut mengakibatkan responden tidak berkonsentrasi dan
terburu-buru dalam mengerjakan alat ukur yang diberikan, sehingga
reliabilitas pada alat ukur penelitian menurun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
68
C. SARAN
1) Bagi Mahasiswa Tahun Pertama
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara
perfeksionis maladaptif dan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada
mahasiswa tahun pertama. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka
mahasiswa tahun pertama disarankan untuk mewaspadai perfeksionisme
maladaptif dalam dirinya. Kewaspadaan membantu para mahasiswa tahun
pertama terhindar dari kemungkinan terburuk drop out.
2) Bagi Dosen
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara
perfeksionis maladaptif dan penyesuaian diri di perguruan tinggi pada
mahasiswa tahun pertama. Berdasarkan hasil penelitian, dosen disarankan
untuk mendampingi para mahasiswa tahun pertama dengan
kecenderungan perfeksionis ke arah perfeksionis yang adaptif agar lebih
berguna dalam proses perkuliahan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
DAFTAR PUSTAKA
Adeyemo, David.A. (2005). The buffering effect of emotional intelligence on the
adjustment of secondary school student in transition. Journal of Research
in Educational Psychology, No. 6-3(2), pp.77-90.
Ananda, N.Y., & Mastuti, E. (2013). Pengaruh perfeksionisme terhadap
prokastinasi akademik pada siswa program akselerasi. Jurnal Psikologi
Pendidikan dan Perkembangan, Volume 2, No.3.
Arnett, J.J. (2014). Emerging Adulthood: The Winding Road fro, the Late Teens
Through the Twenties Second Edition. Oxford: Oxford University Press.
Aspelmeier, J. E., Love, M. M., McGrill, L. A., Elliott, A. N., & Pierce, T. W.
(2012). Self-esteem, locus of control, college adjustment, and gpa among
first and continuiting generation students: a moderator model of
generational status. Research in Higher Educational, 53(7), 755-781.
Azwar, S. (2014). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baker, R, & Siryk, B. (1984). Measuring Adjustment to College. Journal of
Counseling Psychology, Vol. 81, No. 2, 179-189.
Baker, R., & Siryk, B. (1986). Exploratory Intervention with a Scale Measuring
Adjustment to College. Journal of Counseling Psychology. 33(1), 31-38.
Beyers, W., & Goossens, Luc. (2003). Psychological separation and adjustment to
university: moderating effects of gender, age, and perceived parenting
style. Journal of Adolescent Research, 18(4), 363-382.
Carducci, B.J. (1998). The Psychology of Personality: Viewpoints, Research, and
Applications. Pasific Grove: Brooks/Cole Publishing Company.
Craighead, W. (2010). The Corsini Encyclopedia of Psychology Fourth edition,
Volume 3 M-Q. New York: John Wiley & Sons, INC.
Chang, E. (2006). Conceptualization and measurement of adaptive and maladaptive
aspects of performance perfectionism: Relations to personality,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
psychological functioning, and academic achievement. Cog Ther Res, 30:
677-697.
Crede, M., & Niehorster, S. (2012). Adjustment to College as Measured by the
Student Adaptation to College Questionnaire: A Quantitative Review of
its Structure and Relationships with Correlates and Consequences.
Educational Psychology Review, 24: 133-165. State University of New
York-University at Albany.
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Ens, M.W., Cox, B.J., Sareen, F., & Freeman, P. (2001). Adaptive and maladaptive
perfectionism in medical students: a longitudinal investigation. Medical
Education; 35:1034-1042.
Eshun, S. (2006). Relationship between outlook to life and college adjustment: an
analysis of the role of optimism in stress appraisal and overall mental
health among college students. Dalam Landow, M. V. Stress and Mental
Health of College Students, hal. 187-201. New York: Nova Science
Publisher, Inc. Diakses pada tanggal 20 September 2016 dari
https://books.google.co.id/books?isbn=1594548390https://books.google.c
o.id/books?hl=id&lr=&id=T4U0ZKtQkLUC&oi=fnd&pg=PA187&dq=E
shun,+S.+(2006).+Relationship+between+outlook+to+life+and+college+
adjustment:+an+analysis+of+the+role+of+optimism+in+stress+appraisal
+and+overall+mental+health+among+college+students.&ots=OEXp5O7r
wT&sig=3Yz4_P10lThSdW6cgaWb1jvDU3U&redir_esc=y#v=onepage
&q&f=false
Feist, J., & Feist, G. J. (2010). Teori Kepribadian (Theory of Personality). Jakarta:
Salemba Humanika.
Fillion, V.J., & Gaudreau, P. (2010). From Perfectionism to Academic Adjustment:
The Mediating Role. Personality and Individual Differences, 49, 181-186.
Franche, V., Gaudreau, P., & Miranda, D. (2012). The 2 x 2 model of perfectionism:
A comparison across asian canadians and european canadians. Journal of
Counseling Psychology.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Friedlander , L. J., Reid, G. J., Shupak, N., & Cribbie, R. (2007). Social support, self-
esteem, and stress as predictors of adjustment to university among first-
year undergraduates. Journal of College Students Development, 48(3),
259-274.
Flett, G.L., Hewitt, P.L., & De Rossa, T. (1996). Dimensions of Perfectionism,
Psychosocial Adjustment, and Socail Skills. Personal Individual
Differences, 20 (20), pp.143-150.
Frost, R.O., Marten, P., Lahart, C., & Rosenblate, R. (1990). The Dimensions of
Perfectionism. Cognitive Theraphy and Research, Vol.14, No.5, 1990.
Gaudreau, P., & Filion, J.V. (2010). From perfectionism to academic adjustment: The
mediating role of achievement goals. Personality and Individual
Differences, 49:181-186.
Greenspon, T.S. (2000). “Healthy Perfectionism” is an Oxymoron!: Reflections on th
Psychology of Perfectionism Sociology of Science. Journal of Advanced
Academics, 11: 197.
Hayward, L., & Arthur, N. (1998). Perfectionism and Post-Secondary Student.
Canadian Journal of Counseling Vol. 32:3.
Hamilton, T.K., & Schweitzer, R.D. (2000). The cost of being perfect:Perfectionism
and suicide ideation in university students. Australian and New Zealand
Journal of Psychiatry, 34:829-835.
Hertel, J. B. (2002). College student generational status: Similarities, differences, and
factors in college adjustment. The Psychological Record, 52, 3-18.
Hewit, P.L., & Flett, G.L. (1990). Mutlidimensial Perfectionism Scale. Perfectionism
and depression: A multidimensial analysis. Journal of Social Behavior
and Personality, 5, 423-438. Diakses pada tanggal 9 Juni 2016 dari
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:9lKbVuAf8ZQJ:
www.ohsu.edu/xd/education/schools/school-of-medicine/gme-
cme/gme/resident-fellow-wellness-program/upload/Hewitt-Flett-
Perfectionism-Scale.doc+&cd=2&hl=en&ct=clnk&gl=id
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Hewitt, P.L., & Flett, G.L. (1991). Perfectionism in the self and social contexts:
Conceptualization, assessment, and association with psychology. Journal
of Personality and Social Psychology, Vol 60 (3), 456-470.
Hibbard, D.R., Davie, K.L. (2011). Perfectionism and Psychological Adjustment
among College Students: Does Educational Context Matter?. North
American Journal of Psychology, Vol. 13, No.2, 187-200.
Hickman, G. P., Bartholomae, S., & McKenry, M. C. (2000). Influence of Parenting
Styles on the Adjustment and Academic Achievement of Traditional
College Freshman. Journal of College Student Development, 41(1), 41-
54.
Hollender, M.H. (1965). Perfectionism. Comprehensive Psychiatry, Vol.6, No.2.
Hewitt, Paul L., Flett, Gordon L. (1991). Perfectionism in the Self and
Social Contexts: Conceptualization, Assessment, and Association with
Psychopathology. Journal of Personality and Social Psychology, 60 (3),
456-470.
Irfan, M., & Suprapti, V. (2014). Hubungan self-efficacy dengan penyesuaian diri
terhadap perguruan tinggi pada mahasiswa baru Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan,
3(3), 172-178.
Lo, A., & Abbot, M.J. (2013). Review of Theoritical, Empirical, and Clinical Status
of Adaptive and Maladaptive Perfectionism. Journal of Behavior Change,
Vol.30, Issue 2, pp.960116.
Judge, T. A., Erez, A., Bono, J. E., & Locke, E. A. (2005). Core Self-Evaluation and
Job and Life Satisfaction: The Role of Self-Concordance and Goal
Attainment. Journal of Applied Psychology, 90 (2), 257-268.
Mann, M.P. (2004). The Adverse Influence of Narcisstic Injury and Perfectionism on
College Students’ Institutional Attachment. Personality and Individual
Differences 36, 1797-1806.
Marmarosh, C. L., & Markin, R. D. (2007). Group and personal attachments: two is
better than one when predicting college adjustment. Group Dynamics:
Theory, Research, and Practice, 11(3), 153-164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Mee, F.F., Hazan, S.A., Baba, M., Talib, M.A., & Zakaria, N.S. (2015). Relationship
between Perfectionism and Marital Satisfaction among Graduate
Students. International Journal of Education and Research, Vol.3, No.8.
Miquleon, P., Vallerand, R.J., Grouzet, Frederick M.E., & Cardinal, G. (2016).
Perfectionism, Academic Motivation, and Psychological Adjustment: An
Integrative Model. Society for Personality and Social Psychology, Inc.
Vol.31, No.7.
Mooney, S.P., Sherman, M.F., & Presto, C.T. (1991). Academic locus of control,
self-esteem, and perceived distace from home as predictors of college
adjustment. Journal of Counseling & Development, Vol.69.
Morissan. (2014). Metode Penelitian Survey. Jakarta: Kencana.
Nurullah, A.S. (2012). Received and provided social support: A review of current
evidence and future directions. American Journal of Health Studies:27
(3).
Parker, J. D. A., Summerfeldt, L. J., Hogan, M. J., & Majeski, S. A. (2004).
Emotional intelligence and academic success: examining the transition
from high school to university. Personality and Individual Differences,
36, 163-172.
Peterson, J.S. (2000). Preparing for College-Beyond the Getting-In Part. Diakses
pada tanggal 27 Juni 2017 dari
http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.4219/gct-2000-
727?journalCode=gctc
Pittman, L.D., & Richmond, A. (2010). University Belonging, Friendship Quality,
and Psychological Adjustment During the Transition to College. The
Journal of Experimental Education, Northen Illinois University.
Pritchard, M.E., Wilson, G.S., & Yamnitz, B. (2007). What Predicts Adjustment
Among College Students? A Longitudinal Panel Study. Journal of
American College Health, Vol. 56, No. 1.
Prawira, P.A. (2014). Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Yogyakarta:
Penerbit AR-RUZZ Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Ramos-Sánchez, L., & Nichols, L. (2007). Self-efficacy of first-generation and non-
first-generation college students: The relationship with academic
performance and college adjustment. Journal of College Counseling, 10,
6-18.
Rice, K.G., Vergara, D.T., Aldea, M.A. (2006). Cognitive-Affective mediators of
perfectionism and college student adjustment. Personality and Individual
Differences, 40 (2006) 463-473.
Santrock, J. W. (2005). Human Adjustment. Ohio: McGraw-Hill Humanities Social.
Sawrey, J.M., & Telford, C.W. (1967). Psychology of Adjustment, Second Edition.
Boston : Allyn and Bacon, INC.
Sarwono, S. W. (1978). Perbedaan antara Pemimpin dan Aktivis dalam Gerakan
Protes Mahasiswa: Suatu Studi Psikologi Sosial. Thesis. Depok: Pasca
Sarjana Universitas Indonesia.
Schwarzer, R. (2014). Self-Efficacy: Thought Control of Action. New York:
Routledge Taylor & Francis Group.
Schneiders, A. A. (1960). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holth
Rinehart & Winston.
Scheider, M.E., & Ward, D.J. (2003).The Role Etnic Identification and Perceived
Social Support in Latinos’ Adjustment to College. Hispanic Journal of
Behavioral Science, Vol.24 (539).
Sirois, F.M., & Molnar, D.S. (2016). Perfectionism, Health, and Well-Being. New
York: Springer.
Slaney, R.B., Rice, K.G., Mobley, M., Trippi, J., & Ashby, J.S. (2001). The revised
almost perfect scale. Measurement and Evaluation in Counseling and
Development; 34, 3, pg.130.
Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Shafran, R., Egan, S., & Wade, T. (2010). Overcoming Perfectionism A self-help
guide using Cognitive Behavioral Techniques. London: Constable &
Robinson Ltd.
Stairs, A.M., Smith, G.T., Zapolski, T.C.B., Combs, J.L., & Settles, R.E. (2012).
Clarifying the Construct of Perfectionism. Assessment 19 (2) 146-166).
Stober, J. (2014). How Other-Oriented Perfetionism Differs fro, Self-Oriented and
Socially Prescribed Perfectionism. J Psychopathol Behav Assess, 36:29-
338.
Stoeber, J., Otto, K.(2006). Positive Conceptions of Perfectionism Approaches,
Evidence, Challenges. Personality and Social Psychology Review, Vol.
10, No.4. 295-319.
VandenBos, G.R. (2006). APA Dictionary of Psychology, First Edition. Washington,
DC: American Psychology Association.
Wei, M., Russel, D.W., Mallinckrodt, B., Abraham, W., & Todd. (2004).
Maladaptive Perfectionism as a Mediator and Moderator Between Adult
Attachment and Depressive Mood. Journal of Counseling Psychology,
Vol.51, No. 2, 201-202.
Tim Reality. (2008). Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publisher.
Universitas Sanata Dharma. (2016). Statistik Data Mahasiswa. Diakses dari
https://www.usd.ac.id/profile.php?id=1&id_sub=10 pada tanggal 20
September 2016.
(2012). Peraturan Republik Indonesia. Diakses dari
http://www.jdih.kemenkeu.go.id pada tanggal 5 Oktober 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 1.Pertanyaan Variabel Perfeksionisme pada Focus Group
Disscussion (FGD).
Variabel Dimensi Indikator Pertanyaan
Perfeksionisme
Standar tinggi
personal
Menetapkan
standar atau
target yang
tinggi bagi diri
sendiri.
Apakah kalian
mempunyai standar
untuk diri sendiri?
Standar seperti apa
yang kalian buat
untuk diri kalian
sendiri?
Jika diberi rentang 1-
10, berapa standar
yang kamu buat
untuk diri kalian?
Berusaha keras
untuk mencapai
standar atau
target yang
ditetapkan.
Jika diberi rentang 1-
10, seberapa keras
usaha yang kalian
lakukan untuk
mencapai standar
yang telah kalian
tentukan?
Apa alasan kalian
menetapkan standar
dalam rentang yang
telah kalian
sebutkan?
Standar
interpersonal
Menetapkan
standar yang
tinggi bagi
orang lain
Apakah kalian
pernah menetapkan
standar yang tinggi
untuk orang lain?
Standar seperti apa
yang kalian buat
untuk orang lain?
Menilai kinerja
atau performansi
orang lain
dengan kaku.
Jika diberi rentang 1-
10, seberapa kaku
kalian menilai kinerja
orang lain.
Persepsi mengenai
standar dan
penilaian dari orang
lain
Persepsi standar
tinggi yang
ditetapkan oleh
orang lain.
Apakah orang lain
pernah menetapkan
standar yang tinggi
pada kalian?
Jika diberi rentang 1-
10, seberapa tinggi
standar yang
ditetapkan orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
pada kalian?
Kira-kira apa yang
orang lain harapkan
dari standar yang
ditetapkan pada
kalian?
Menilai secara
kaku kinerja
individu
Jika diberi rentang 1-
10, seberapa kaku
orang lain menilai
kinerja kalian?
Respon negatif atas
kesalahan
Memiliki
persepsi negatif
terhadap standar
yang tidak
tercapai.
Dari pengalaman
kalian, apakah kalian
pernah tidak dapat
mencapai standar
yang kalian buat?
Bagaimana kalian
menanggapi standar
yang tidak tercapai
tersebut?
Memiliki
perasaan negatif
terhadap standar
yang tidak
tercapai.
Ceritakan perasaan
kalian ketika tidak
dapat mencapai
standar yang tidak
tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 2.Pertanyaan Variabel Penyesuaian Diri pada Focus Group Disscussion (FGD).
Variabel Dimensi Indikator Pertanyaan
Penyesuaian diri
Penyesuaian diri
akademik
Mampu
mengaplikasikan
motivasi akademik
Menurut kalian, apakah
kalian bisa menyesuaikan
diri di perguruan tinggi?
Apakah kalian pernah
mendengar kata motivasi
belajar?
Jika diberi rentang 1-10,
coba kalian nilai motivasi
belajar yang kalian miliki
dan apa alasannya?
Mampu mengatasi
tuntuan akademik
Berdasarkan pengalaman
kalian, apa saja tuntutan
akademik yang ada di
perguruan tinggi?
Seberapa mampu kalian
mengelola dan mengatasi
tuntutan akademik di
perguruan tinggi?
Memiliki prestasi
akademik yang baik
Sejauh ini, seberapa baik
prestasi akademik yang
kalian miliki?
Penyesuaian diri
sosial
Terlibat dalam
kegiatan yang ada
diperguruan tinggi
Menurut sepengetahuan
kalian, kegiatan apa saja
yang ada di perguruan
tinggi?
Seberapa telibat kalian
dengan kegiatan tersebut?
Mampu menjalin
hubungan dengan
orang lain di
lingkungan perguruan
tinggi
Menurut kalian, apakah
perlu untuk memiliki
relasi yang luas?
Dengan siapa saja kalian
berhubungan/berinteraksi
di perguruan tinggi?
Bagaimana relasi kalian
dengan orang-orang yang
telah kalian sebutkan
tadi?
Bagaimana cara kalian
menjaga relasi?
Mampu mengatasi
perubahan lingkungan
Menurut kalian, apa saja
tuntutan sosial di
perguruan tinggi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Seberapa mampu kalian
mengelola dan mengatasi
tuntutan sosial di
perguruan tinggi?
Apa saja perubahan
lingkungan sosial yang
terjadi dari SMA ke
perguruan tinggi?
Seberapa mampu kalian
mengatasi perubahan
lingkungan tersebut?
Penyesuaian diri
personal-emosi
Mampu mengontrol
emosi dengan baik
Perasaan apa saja yang
kalian rasakan dari
rentang waktu pertama
masuk kuliah sampai saat
ini?
Emosi apa saa yang
muncul ketika
menghadapi tuntutan,
baik tuntutan akademik
dan sosial?
Apakah kalian merasa
sudah bisa mengontrol
emosi atau tuntutan
tersebut?
Memiliki persepsi
yang positif terhadap
tuntutan di perguruan
tinggi
Menurut kalian, apa saja
tuntutan yang ada di
perguruan tinggi?
Apakah kalian menilai
tuntutan tersebut sebagai
hal yang positif atau
negatif?
Memiliki kondisi fisik
yang baik
Apakah tuntuan di
perguruan tinggi
mempengaruhi kondisi
fisik kalian?
Kelekatan pada
institusi
Kepuasan terhadap
fakultas atau program
studi
Jika diberi rentang 1-10,
seberapa puas kalian
denan prodi atau
fakultas?
Kepuasan terhadap
universitas
Jika diberi rentang 1-10,
seberapa puas kalian pada
universitas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Kepuasan terhadap
status mahasiswa
Seberapa puas kalian
dengan status kalan
sebagai mahasiswa?
Apakah kalian masih
berpikir untuk pindah
atau berhenti kuliah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 3. Form Penilaian Validitas Isi Variabel Perfeksionisme
PENILAIAN VALIDITAS ISI
PERFEKSIONISME
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Yogyakarta, 20 Februari 2017
Yang terhormat
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Yang berparisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Saya mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang beridentitas di bawah ini:
Nama : Nona Chierelda Tutkey
NIM : 129114169
Memohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi penilaian validitas isi item “perfeksionisme” dalam
rangka tugas akhir kami. Validitas isi item yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana isi item relevan dengan atribut
psikologis yang diukur (perfeksionisme).Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kesediaan Bapak//Ibu/Saudara/i untuk
mengisi penilaian validitas isi item ini.
Hormat Saya,
Nona Chierelda Tutkey
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIM/NIP :
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia megisi penilaian validitas isi item dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak
tertentu demi membantu terlaksananya penelitian.
Yogyakarta, … Februari 2017
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Penilaian Validitas Isi Item
Alat ukur atau skala ini bertujuan mengukur perfeksionisme yang memiliki 4 dimensi. Definisi konseptual atribut psikologis beserta
komponen-komponen atau dimensi-dimensinya adalah sebagai berikut:
Atribut Psikologis Komponen/Dimensi
Perfeksionisme :
Kecenderungan individu untuk menetapkan standar yang tinggi dan
berusaha untuk memenuhi standar terhadap perilaku dan kinerja dirinya,
terhadap orang lain, serta ekspektasi dari orang lain untuk mencapai
kesempurnaan.
Standar tinggi personal :
Penetapan standar yang tinggi bagi diri disertai usaha yang
keras untuk mencapai standar yang telah ditetapkan.
Indikator :
• Menetapkan standar atau target yang tinggi bagi diri
sendiri
• Berusaha keras untuk mencapai standar atau target
yang ditetapkan
Standar interpersonal :
Kecenderungan untuk menetapkan standar yang tinggi dan
tidak realistis serta mengevaluasi secara kaku performansi
orang lain.
Indikator :
• Menetapkan standar yang tinggi bagi orang lain
• Menilai kinerja atau perfomansi orang lain dengan
kaku
Persepsi mengenai standar dan penilaian dari orang lain :
Kecenderungan individu yang memiliki persepsi bahwa
orang lain mengharapkan kesempurnaan dan mengevaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
secara kaku atas perilaku dan kinerja individu.
Indikator :
• Persepsi standar tinggi yang ditetapkan oleh orang
lain
• Persepsi penilaian yang kaku dari orang lain
Respon terhadap kesalahan :
Respon negatif yang diberikan individu terhadap kesalahan
dalam kinerjanya serta memiliki persepsi negatif terhadap
kesalahan tersebut.
Indikator :
• Ketidakpuasan terhadap kinerja atau usaha yang
telah dilakukan
• Persepsi negatif terhadap kesalahan
Tugas Anda adalah sebagai berikut:
a. Terhadap setiap item berikut ini, berikanlah penilaian anda terkait taraf relevansinya.
b. Taraf relevansi yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana item yang bersangkutan mencerminkan atribut
psikologis atau komponen atribut psikologis yang hendak diukur. Relevansi ini tercermin dari kesesuaian isi item dengan definisi
konseptual tentang atribut psikologis atau komponen atribut psikologis yang diukur.
c. Untuk memberikan penilaian terhadap taraf relevansi item, gunakanlah skala penilaian berikut:
1 = Tidak relevan
2 = Kurang relevan
3 = Relevan
4 = Sangat relevan
d. Nyatakanlah penilaian anda dengan cara memberikan tanda centang (√)
e. Berikanlah saran perbaikan pada kolom yang telah disediakan apabila menurut Anda item-item yang tersedia tidak/kurang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Penilaian Item
Perfeksionisme:
Kecenderungan individu untuk menetapkan standar yang tinggi dan berusaha untuk memenuhi standar terhadap perilaku dan kinerja
dirinya, terhadap orang lain, serta ekspektasi dari orang lain untuk mencapai kesempurnaan.
Saran Perbaikan Item Taraf Relevansi
Item No Indikator Komponen 4 3 2 1
Saya harus mengerjakan segala
sesuatu dengan benar. (F) 1
1. Menetapkan
standar atau target
yang tinggi bagi
diri sendiri
Standar tinggi
personal :
Penetapan standar
yang tinggi bagi
diri sendiri
disertai usaha
yang keras untuk
mencapai standar
yang telah
ditetapkan.
Saya memiliki standar yang tinggi
bagi diri saya sendiri dalam hal
apapun dibandingkan orang lain.
(F) 2
2.
Saya merasa melakukan segala
sesuatu dengan sempurna
merupakan hal yang penting. (F) 3
3.
Saya menganggap standar atau
target adalah sesuatu yang harus
bisa saya capai. (F) 4
4.
Saya memiliki standar atau target
yang hampir sama dengan
kebanyakan orang. (UF) 5
5.
Menetapkan standar atau target
bukan merupakan hal penting bagi
saya. (UF) 6
6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Saya membuat standar atau target
yang sesuai dengan kemampuan
diri saya. (UF) 7
7.
Saya merasa kesulitan untuk
menetapkan standar atau target
bagi diri saya sendiri. (UF) 8
8.
Saya tidak berhenti berusaha untuk
mencapai target yang ditentukan.
(F) 9
9. Berusaha keras
untuk mencapai
standar atau target
yang ditetapkan Saya mengerahkan seluruh
kemampuan saya untuk mencapai
target yang saya tentukan. (F) 10
10.
Saya tidak mudah menyerah
sebelum meraih apa yang telah
saya targetkan. (F) 11
11.
Saya merasa tidak tenang apabila
belum mengerjakan sesuatu hingga
sempurna. (F) 12
12.
Saya berusaha mengerjakan
sesuatu semampu yang saya bisa.
(UF) 13
13.
Saya tidak menuntut diri saya
untuk meraih standar yang saya
buat. (UF) 14
14.
Saya tidak terlalu berharap usaha
yang saya lakukan dapat mencapai
15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
standar yang telah saya tentukan.
(UF) 15
Saya tidak bersungguh-sungguh
berusaha mencapai standar atau
target yang saya tetapkan. (UF) 16
16.
Ketika bekerja dengan orang lain,
saya membuat target tinggi yang
harus orang lain capai. (F) 17
17. Menetapkan
standar yang tinggi
bagi orang lain
Standar
interpersonal :
Kecenderungan
untuk
menetapkan
standar yang
tinggi dan tidak
realistis serta
mengevaluasi
secara kaku
performansi dari
orang lain.
Jika saya bisa melakukan sesuatu
maka orang lain juga harus bisa
melakukannya. (F) 18
18.
Penting bagi saya untuk
menetapkan standar atau target
yang harus dicapai orang lain
ketika bekerjasama dengan saya.
(F) 19
19.
Saya menuntut orang lain untuk
dapat mencapai target atau standar
yang telah saya tentukan. (F) 20
20.
Saya merasa standar yang saya
berikan cukup mudah untuk
dilakukan oleh orang lain. (UF) 21
21.
Saya membuat standar sesuai
dengan kemampuan yang dapat
dicapai oleh orang lain. (UF) 22
22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Saya tidak menuntut orang lain
dapat mencapai standar atau target
yang saya tetapkan. (UF) 23
23.
Bukan hal penting bagi saya untuk
membuat standar yang harus
dicapai oleh orang lain ketika
bekerjasama dengan saya. (UF) 24
24.
Saya tidak dapat membiarkan
orang lain melakukan kesalahan.
(F) 25
25. Menilai kinerja
atau perfomansi
orang lain dengan
kaku
Saya selalu mengharapkan kinerja
terbaik dari orang lain. (F) 26
26.
Saya akan memberikan peringatan
apabila orang lain tidak bekerja
sesuai dengan standar yang saya
tentukan. (F) 27
27.
Saya merasa kesal apabila orang
lain tidak bekerja sesuai dengan
standar yang telah saya tetapkan.
(F) 28
28.
Saya mempertimbangkan hal lain
dalam menilai kinerja seseorang.
(UF) 29
29.
Kegagalan orang lain dalam
mencapai standar bukan
merupakan masalah bagi saya.
(UF) 30
30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Saya dapat memberi toleransi
apabila orang lain tidak dapat
mencapai standar yang saya
tentukan. (UF) 31
31.
Saya yakin kinerja orang lain tidak
bisa disamakan dengan kinerja
yang saya miliki. (UF) 32
32
Saya merasa orang lain
menganggap saya mampu untuk
mencapai standar tinggi yang
mereka tetapkan. (F) 33
33. Persepsi standar
tinggi yang
ditetapkan oleh
orang lain
Persepsi
mengenai standar
dan penilaian dari
orang lain :
Kecenderungan
individu yang
memiliki persepsi
bahwa orang lain
mengharapkan
kesempurnaan
dan mengevaluasi
secara kaku atas
perilaku dan
kinerja individu.
Saya diharapkan untuk
mengerjakan segala sesuatu
dengan sempurna. (F) 34
34.
Orang lain mengharapkan saya
dapat melakukan sesuatu melebihi
target yang mereka tetapkan. (F)
35
35.
Saya merasa bahwa orang lain
pasti akan menentukan target yang
harus saya capai. (F) 36
36.
Saya merasa tidak dituntut untuk
berhasil dalam segala hal yang
saya lakukan. (UF) 37
37.
Saya merasa dibebaskan untuk
melakukan sesuatu sesuai
kehendak yang saya inginkan.
38.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
(UF) 38
Saya merasa orang lain tidak
berhak untuk menentukan standar
yang harus saya capai. (UF) 39
39.
Orang lain tidak menaruh harapan
pada saya untuk menjadi
sempurna. (UF) 40
40.
Saya merasa mendapatkan teguran
dari orang lain apabila tidak dapat
menyelesaikan tugas. (F) 41
41. Persepsi penilaian
yang kaku dari
orang lain
Saya merasa orang lain tidak akan
membiarkan saya melakukan
kesalahan. (F) 42
42.
Saya merasa bahwa orang lain
tidak menerima pekerjaan yang
saya lakukan hingga sesuai dengan
target yang mereka buat. (F) 43
43.
Saya merasa orang lain selalu
memeriksa pekerjaan yang saya
lakukan. (F) 44
44.
Saya merasa orang lain tidak
menuntut saya mengerjakan segala
sesuatu dengan sempurna. (UF) 45
45.
Saya merasa orang lain tidak
memberi komentar atas pekerjaan
yang saya lakukan. (UF) 46
46.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Saya merasa orang lain pasti
menerima pekerjaan yang telah
saya lakukan. (UF) 47
47.
Saya merasa orang lain
memberikan toleransi atas
kesalahan yang saya buat. (UF) 48
48.
Saya merasa tidak puas dengan
usaha yang saya lakukan dalam
mencapai target. (F) 49
49. Ketidakpuasan
terhadap kinerja
atau usaha yang
telah dilakukan
Respon terhadap
kesalahan :
Respon negatif
yang diberikan
individu terhadap
kesalahan dalam
kinerjanya serta
memiliki persepsi
negatif terhadap
kesalahan
tersebut.
Saya merasa usaha yang saya
lakukan untuk mencapai target
tidak lebih baik dari orang lain. (F)
50
50.
Saya merasa usaha yang saya
lakukan tidak pernah cukup untuk
mencapai standar yang saya
tentukan. (F) 51
51.
Saya selalu merasa ada yang
kurang terhadap apapun yang saya
kerjakan. (F) 52
52.
Saya merasa puas dengan usaha
yang saya lakukan untuk mencapai
target. (UF) 53
53.
Saya merasa usaha yang saya
lakukan sudah cukup baik
walaupun tidak mencapai target.
(UF) 54
54.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Saya merasa puas karena telah
mengerjakan tugas saya dengan
baik. (UF) 55
55.
Saya merasa puas karena telah
selesai mengerjakan sesuatu. (UF)
56
56.
Saya merasa kesalahan yang saya
lakukan membuat saya gagal
mencapai target. (F) 57
57. Persepsi negatif
terhadap kesalahan
Saya merasa akan gagal dalam
melakukan hal lain karena
melakukan suatu kesalahan. (F) 58
58.
Saya merasa kesalahan yang saya
lakukan membuat saya tidak
diterima orang lain. (F) 59
59.
Saya merasa tidak yakin dapat
meraih standar yang telah saya
tetapkan karena melakukan
kesalahan. (F) 60
60.
Saya merasa orang lain tetap
menerima saya meskipun saya
melakukan kesalahan. (UF) 61
61.
Kesalahan yang saya alami dapat
menjadi evaluasi bagi saya. (UF)
62
62.
Saya merasa tetap bersemangat
untuk mencapai target yang saya
63.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
tentukan meskipun melakukan
kesalahan. (UF) 63
Saya merasa masih ada hal lain
yang dapat saya lakukan dengan
benar ketika melakukan kesalahan.
(UF) 64
64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 4.Form Penilaian Validitas Isi Variabel Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi
PENILAIAN VALIDITAS ISI
PENYESUAIAN DIRI DI PERGURUAN TINGGI
(COLLEGE ADJUSTMENT)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Yogyakarta, 20 Februari 2017
Yang terhormat
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Yang berparisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Kami mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang beridentitas di bawah ini:
1. Clara Dewi Permatasari (129114026)
2. Jessica Dhoria Arywibowo (129114089)
3. Agustinus Bambang Satria U. (129114091)
4. Aurelia Judith Pratiwi (129114105)
5. Nona Chierelda Tutkey (129114169)
Memohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi penilaian validitas isi item “penyesuaian diri di
perguruan tinggi” dalam rangka tugas akhir kami. Validitas isi item yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana isi
item relevan dengan atribut psikologis yang diukur (penyesuaian diri di perguruan tinggi).
Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kesediaan Bapak//Ibu/Saudara/i untuk mengisi penilaian validitas isi item ini.
Hormat kami,
Kelompok penyesuaian diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PERNYATAAN KESEDIAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
NIM/NIP :
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia megisi penilaian validitas isi item dengan sukarela tanpa paksaan dari pihak
tertentu demi membantu terlaksananya penelitian.
Yogyakarta, … Februari 2017
(……………………………..)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Penilaian Validitas Isi Item
Alat ukur atau skala ini bertujuan mengukur penyesuaian diri mahasiswa yang memiliki 4 dimensi. Definisi konseptual atribut
psikologis beserta komponen-komponen atau dimensi-dimensinya adalah sebagai berikut:
Atribut Psikologis Komponen/Dimensi
Penyesuaian diri di perguruan tinggi
(college adjustment):
Respon individu dalam mengatasi berbagai tuntutan yang
menyertai perubahan dari lingkungan sekolah menengah atas ke
lingkungan perguruan tinggi yang meliputi beberapa dimensi guna
mencapai keselarasan antara individu dan lingkungan perguruan
tinggi.
Penyesuaian diri akademik:
Kemampuan mahasiswa dalam mengatur dan mengatasi
berbagai tuntutan akademik di perguruan tinggi.
Indikator:
● Mampu mengaplikasikan motivasi akademik
● Memiliki prestasi akademik yang baik
● Mampu mengatasi tuntutan akademik
Penyesuaian diri sosial:
Kemampuan mahasiswa dalam mengatur dan mengatasi
berbagai tuntutan sosial/interpersonal diperguruan tinggi.
Indikator:
● Terlibat dalam kegiatan yang ada di perguruan tinggi.
● Mempu menjalin hubungan dengan orang lain di
lingkungan perguruan tinggi
● Mampu mengatsi perubahan lingkungan sosial
Penyesuaian diri personal-emosial :
Berkaitan dengan respon fisik dan psikologis mahasiswa
terhadap tuntutan diperguruan tinggi.
Indikator:
● Mampu mengontrol emosi dengan baik
● Memiliki persepsi yang positif terhadap tuntutan
diperguruan tinggi
● Memiliki kondisi fisik yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Kelekatan pada institusi:
Berkaitan dengan perasaan mahasiswa mengenai keberadaannya
di institusi (perguruan tinggi), terutama pada kualitas hubungan
atau ikatan yang terbentuk antara mahasiswa dan institusi.
Indikator:
● Kepuasan terhadap fakultas atau program studi
● Kepuasan terhadap Universitas
● Kepuasan terhadap status mahasiswa
Tugas Anda adalah sebagai berikut:
a. Terhadap setiap item berikut ini, berikanlah penilaian anda terkait taraf relevansinya.
b. Taraf relevansi yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah taraf sejauh mana item yang bersangkutan mencerminkan atribut
psikologis atau komponen atribut psikologis yang hendak diukur. Relevansi ini tercermin dari kesesuaian isi item dengan definisi
konseptual tentang atribut psikologis atau komponen atribut psikologis yang diukur.
c. Untuk memberikan penilaian terhadap taraf relevansi item, gunakanlah skala penilaian berikut:
1 = Tidak relevan
2 = Kurang relevan
3 = Relevan
4 = Sangat relevan
d. Nyatakanlah penilaian anda dengan cara memberikan tanda centang (√)
e. Berikanlah saran perbaikan pada kolom yang telah disediakan apabila menurut Anda item-item yang tersedia tidak/kurang relevan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Penilaian Item
Penyesuaian diri di perguruan tinggi (college adjustment):
Respon individu dalam mengatasi berbagai tuntutan yang menyertai perubahan dari lingkungan sekolah menengah atas ke lingkungan
perguruan tinggi yang meliputi beberapa dimensi guna mencapai keselarasan antara individu dan lingkungan perguruan tinggi.
Komponen Indikator No Item
Taraf
Relevansi Saran Perbaikan
Item 1 2 3 4
Penyesuaian diri
akademik :
Kemampuan
mahasiswa dalam
mengatur dan
mengatasi berbagai
tuntutan akademik di
perguruan tinggi.
Mampu
mengaplikasikan
motivasi akademik
1 Saya mempelajari materi perkuliahan
secara rutin. (F)
2 Saya belajar hingga dapat memahami
materi yang saya pelajari. (F)
3 Saya berusaha untuk selalu hadir
dalam perkuliahan agar tidak ada
materi yang terlewatkan. (F)
4 Saya mengerjakan tugas ketika
mendekati batas pengumpulan. (U)
5 Saya belajar hanya ketika mendekati
ujian. (U)
6 Saya belajar ketika suasana hati saya
sedang baik. (U)
Memiliki prestasi
akademik yang baik
7 Saya mampu menyelesaikan tugas
dengan baik. (F)
8 Saya memperoleh nilai yang baik
dalam ujian/kuis. (F)
9 Saya mampu menyampaikan materi
presentasi dengan baik. (F)
10 Saya belum mampu memenuhi
standar akademik yang ditentukan
oleh fakultas/universitas. (U)
11 Target yang saya tetapkan dalam hal
akademik selama ini belum tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
(U)
12 Saya kurang mampu memahami mata
kuliah yang saya pelajari. (U)
Mampu mengatasi
tuntutan akademik
13 Saya mencari materi tambahan selain
yang diberikan oleh dosen. (F)
14 Saya mampu membuat prioritas
antara tugas dan kegiatan lain. (F)
15 Saya berusaha mencari bantuan
apabila mengalami kesulitan dalam
memahami materi kuliah. (F)
16 Saya merasa kewalahan dalam
mengerjakan tugas. (U)
17 Saya kesulitan mengikuti jam
perkuliahan yang tidak terstruktur.
(U)
18 Saya belum mengetahui cara belajar
yang efektif di lingkungan perguruan
tinggi. (U)
Penyesuaian diri
sosial :
Kemampuan individu
untuk mengelola dan
mengatasi tuntutan
sosial-interpersonal
terkait dengan
pengalaman di
perguruan tinggi
Terlibat dalam
kegiatan yang ada di
perguruan tinggi
19 Saya mengikuti kegiatan di
universitas/fakultas/prodi (misal:
kepanitiaan, organisasi, seminar, dll).
(F)
20 Saya mencoba mendaftarkan diri
pada kegiatan di
universitas/fakultas/prodi (misal:
kepanitiaan, organisasi, seminar, dll).
(F)
21 Saya aktif mencari tahu mengenai
kegiatan di universitas/fakultas/prodi
(misal: kepanitiaan, organisasi,
seminar, dll). (F)
22 Saya hanya mengikuti kegiatan yang
menarik bagi saya karena kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
yang lain membuat saya tidak
nyaman. (U)
23 Saya kurang terlibat secara aktif pada
kegiatan yang saya ikuti. (U)
24 Saya tidak tergabung dalam kegiatan
apapun di perguruan tinggi. (U)
Mampu menjalin
hubungan dengan
orang lain
25 Saya mampu menerima teman saya
dengan berbagai karakter dan latar
belakangnya. (F)
26 Saya memiliki hubungan yang baik
dengan orang lain di lingkungan
perguruan tinggi. (F)
27 Saya mampu menjaga sikap dan
ucapan saya pada orang lain
dilingkungan perguruan tinggi. (F)
28 Saya lebih memilih untuk
mempererat hubungan dengan orang
tertentu saja di lingkungan perguruan
tinggi. (U)
29 Saya cenderung menghindari orang
yang tidak saya kenal di lingkungan
perguruan tinggi. (U)
30 Saya menunggu orang lain untuk
memulai pembicaraan terlebih
dahulu. (U)
Mampu mengatasi
perubahan sosial
31 Saya bisa mengubah kebiasaan-
kebiasaan lama saya bila kebiasaan
itu tidak sesuai dengan lingkungan
perguruan tinggi. (F)
32 Saya dapat menyesuaikan keinginan
pribadi dengan tuntutan lingkungan
sosial di perguruan tinggi. (F)
33 Saya menjadi lebih mandiri daripada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
saat saya masih di sekolah menengah.
(F)
34 Saya membutuhkan waktu yang lama
untuk berbaur dengan orang baru di
lingkungan perguruan tinggi. (U)
35 Saya lebih memilih menyendiri jika
merasa tidak cocok dengan
lingkungan baru di perguruan tinggi.
(U)
36 Saya merasa lebih nyaman dengan
teman-teman lama saya daripada
teman-teman di lingkungan
perguruan tinggi. (U)
Penyesuaian
personal-emosional:
Berkaitan dengan
respon fisik dan
psikologis individu
terhadap tuntutan di
perguruan tinggi
Mampu mengontrol
emosi dengan baik
37 Saya tetap dapat mengerjakan tugas
dengan tenang walaupun tugas
menumpuk. (F)
38 Saya dapat mengungkapkan perasaan
saya terhadap orang lain dengan cara
yang tepat. (F)
39 Saya berbesar hati saat mendapat
nilai yang jelek. (F)
40 Saya merasa kesal yang berlebihan
apabila teman kelompok saya tidak
dapat bekerja sama. (U)
41 Saya menjadi mudah marah ketika
memiliki banyak beban perkuliahan.
(U)
42 Saya merasa cemas ketika berkumpul
dengan orang yang baru saya kenal di
lingkungan perguruan tinggi. (U)
Memiliki persepsi 43 Tuntutan yang ada di perguruan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
positif terhadap
tuntutan di
perguruan tinggi
tinggi membuat saya menjadi pribadi
yang lebih baik. (F)
44 Saya menganggap bahwa
memperoleh nilai yang baik
merupakan sesuatu yang menantang.
(F)
45 Keterlibatan dalam kegiatan di
perguruan tinggi memberikan
kesempatan bagi saya untuk
mempelajari hal baru. (F)
46 Tugas yang diberikan oleh dosen
menjadi beban bagi saya. (U)
47 Menjalin hubungan dengan orang
baru di lingkungan perguruan tinggi
menjadi beban bagi saya. (U)
48 Kewajiban untuk mengumpulkan
point mengganggu perkuliahan saya.
(U)
Memiliki kondisi
fisik yang baik
49 Saya memiliki waktu tidur yang
cukup. (F)
50 Saya tidak mudah terserang penyakit
selama menjalani aktivitas di
perguruan tinggi. (F)
51 Saya memiliki berat badan yang
stabil meskipun memiliki masalah di
perguruan tinggi. (F)
52 Tubuh saya terasa lelah akibat
rutinitas perkuliahan yang saya jalani.
(U)
53 Masalah yang saya hadapi di
perguruan tinggi mempengaruhi
nafsu makan saya. (U)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
54 Saya sering merasa sakit kepala
karena memikirkan masalah yang ada
di perguruan tinggi. (U)
Kelekatan pada
institusi:
Perasaan individu
mengenai
keberadaanya di
institusi (perguruan
tinggi), terutama pada
kualitas hubungan
atau ikatan yang
terbentuk antara
individu dengan
institusi
Kepuasan terhadap
Fakultas/Prodi
55 Saya merasa puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh sekretariat
prodi/fakultas. (F)
56 Lingkungan fakultas/ prodi yang
nyaman membuat saya semangat
kuliah. (F)
57 Saya merasa puas dengan kegiatan
fakultas/prodi saya (misal: inisiasi,
organisasi, UKF, kepanitiaan, dll).
(F)
58 Metode pembelajaran yang
diterapkan kurang menyenangkan
bagi saya. (U)
59 Saya merasa kurang puas dengan
fasilitas yang disediakan oleh
fakultas/prodi. (U)
60 Saya merasa tidak menikmati dengan
perkuliahan pada prodi yang saya
jalani. (U)
Kepuasan terhadap
Universitas
61 Saya bangga dengan prestasi yang
telah diraih universitas. (F)
62 Saya merasa puas dengan fasilitas
yang ada di universitas ini (misal:
ruang kelas, LCD, perpustakaan, dll).
(F)
63 Saya merasa puas dengan kegiatan
universitas (misal: inisiasi, organisasi,
UKM, kepanitiaan, dll). (F)
64 Saya tidak puas dengan letak antar
kampus Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
yang berjauhan. (U)
65 Saya merasa kurang puas dengan biro
pelayanan universitas (misal: BAA,
AUK, sekretariat WR, dll). (U)
66 Saya merasa kurang puas dengan
kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh
universitas. (U)
Kepuasan terhadap
status mahasiswa
67 Saya tidak berpikir untuk pindah ke
prodi/fakultas/universitas lain. (F)
68 Saya tidak menyesal masuk ke
perguruan tinggi. (F)
69 Saya puas dengan ilmu yang saya
dapat dari perkuliahan yang saya
jalani. (F)
70 Kuliah tidak sesuai dengan harapan
saya sebelumnya. (U)
71 Saya berpikir untuk berhenti kuliah.
(U)
72 Saya berpikir untuk mengambil cuti
kuliah. (U)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 5. Hasil Perhitungan IVI-I dan IVI-S Variabel Variabel Perfeksionisme
Komponen Indikator Item
No.
Tabel Relevansi
Tindakan Penguji
1
Penguji
2
Penguji
3
Penguji
4
Penguji
5
Penguji
6
IVI-
I
Perfeksionisme :
Kecenderungan
individu untuk
menetapkan standar
yang tinggi dan
berusaha untuk
memenuhi standar
terhadap perilaku dan
kinerja dirinya,
terhadap orang lain,
serta ekspektasi dari
orang lain untuk
mencapai
kesempurnaan.
Perfeksionisme
memiliki 4 dimensi,
yaitu:
1. Standar tinggi
personal :
Penetapan standar
yang tinggi bagi
diri disertai usaha
yang keras untuk
mencapai standar
yang telah
ditetapkan.
2. Standar
Standar
tinggi
personal
Indikator :
Menetapkan
standar atau
target yang tinggi bagi diri
sendiri
1 1 1 1 1 1 1 1.00
2 0 1 1 1 1 1 0.83
3 1 1 1 1 1 1 1.00
4 1 1 0 1 1 1 0.83
5 1 1 1 1 1 1 1.00
6 1 1 1 1 1 1 1.00
Diganti
dengan
item:
Menetapkan
standar atau
target bukan
merupakan
hal penting
bagi saya
7 0 1 1 1 1 1 0.83
8 1 1 1 1 1 1 1.00
diganti
dengan
item: Saya
merasa
kesulitan
untuk
menetapkan
standar atau
target bagi
diri saya
sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
interpersonal :
Kecenderungan
untuk menetapkan
standar yang
tinggi dan tidak
realistis serta
mengevaluasi
secara kaku
performansi orang
lain.
3. Persepsi
mengenai
standar dan
penilaian dari
orang lain :
Kecenderungan
individu yang
memiliki persepsi
bahwa orang lain
mengharapkan
kesempurnaan dan
mengevaluasi
secara kaku atas
perilaku dan
kinerja individu.
4. Respon terhadap
kesalahan:
Respon negatif
Berusaha
keras untuk
mencapai
standar atau
target yang
ditetapkan
9 1 1 1 1 1 1 1.00
10 1 1 1 1 1 1 1.00
11 1 1 1 1 1 1 1.00
12 1 1 1 1 1 1 1.00
13 0 1 1 1 1 1 0.83
14 1 1 1 1 1 0 0.83
15 1 1 1 1 1 1 1.00
Diganti
dengan
item: Saya
tidak terlalu
berharap
usaha yang
saya
lakukan
dapat
mencapai
standar
yang telah
saya
tentukan.
16 1 1 1 1 1 1 1.00
diganti
dengan item
baru: Saya
tidak
bersungguh-
sungguh
berusaha
mencapai
standar
yang telah
saya
tetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
yang diberikan
individu terhadap
kesalahan dalam
kinerjanya serta
memiliki persepsi
negatif terhadap
kesalahan tersebut.
Standar
interpersonal
Indikator:
Menetapkan
standar yang
tinggi bagi
orang lain
17 1 1 1 1 1 1 1.00
18 1 1 1 1 1 1 1.00
19 1 1 1 1 1 1 1.00
20 1 1 1 1 1 1 1.00
21 1 1 1 1 1 1 1.00
22 0 1 1 1 1 1 0.83
23 1 1 1 1 1 1 1.00
24 1 1 1 1 1 1 1.00
Menilai
kinerja
atau
perfomansi
orang lain
dengan
kaku
25 1 1 1 1 1 1 1.00
26 1 1 1 1 1 1 1.00
27 1 1 1 1 1 1 1.00
28 1 1 1 1 1 0 0.67
Diganti
dengan
item: Saya
merasa
kesal
apabila
orang lain
tidak
bekerja
sesuai
dengan
standar
yang telah
saya
tetapkan.
29 1 1 1 1 1 1 1.00
30 1 1 1 1 1 1 1.00
31 1 1 1 1 1 1 1.00
32 0 1 1 1 1 1 0.83
Persepsi 33 0 1 1 1 1 1 0.83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
mengenai
standar dan
penilaian
dari orang
lain
Indikator:
Persepsi
standar tinggi
yang
ditetapkan
oleh orang
lain
34 1 1 1 1 1 1 1.00
35 1 1 1 1 1 1 1.00
36 1 0 1 1 1 1 0.83
37 1 1 1 1 1 1 1.00
38 1 1 1 1 1 1 1.00
39 1 1 1 1 1 0 0.83
40 1 1 1 1 1 1 1.00
Persepsi
penilaian
yang kaku
dari orang
lain
41 0 1 1 1 1 1 0.83
42 1 1 1 1 1 1 1.00
43 1 1 1 1 1 1 1.00
44 1 1 1 1 1 0 0.83
45 1 1 1 1 1 1 1.00
46 1 1 1 1 1 1 1.00
47 1 1 1 1 1 0 0.67
Diganti
dengan item
baru: Saya
merasa
orang lain
pasti
menerima
pekerjaan
yang telah
saya
lakukan.
48 1 1 1 1 1 1 1.00
Respon
negatif
49 1 1 1 1 1 1 1.00
50 0 1 1 1 1 1 0.83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
terhadap
kesalahan
Indikator:
Ketidakpuasan
terhadap
kinerja atau
usaha yang
telah
dilakukan.
51 1 1 1 1 1 1 1.00
52 1 1 1 1 1 1 1.00
53 1 1 1 1 1 1 1.00
54 1 1 1 1 1 0 0.83
dipakai
dengan
perbaikan:
Saya
merasa
usaha yang
saya
lakukan
sudah
cukup baik
walaupun
tidak
mencapai
target.
55 1 1 1 1 1 1 1.00
diganti
dengan item
baru: Saya
merasa
senang
karena telah
berusaha
melakukan
sesuatu
56 1 1 1 1 1 1 1.00
Persepsi
negatif
terhadap
kesalahan
57 1 1 1 1 1 1 1.00
58 1 1 1 1 1 1 1.00
59 0 1 1 1 1 1 0.83
60 1 1 1 1 1 1 1.00
61 1 1 1 1 1 1 1.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
62 0 1 1 1 1 1 0.83
63 1 1 1 1 1 1 1.00
64 1 1 1 1 1 1 1.00
IVI-S 0.95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 6. Hasil Perhitungan IVI-I dan IVI-S Variabel Penyesuain Diri di Perguruan Tinggi
Dimensi Indikator Item
No.
Taraf Relevansi Tindakan
P1 P2 P3 P4 P5 P6 IVI-I
Penyesuaian
diri
akademik
Mampu mengaplikasikan
motivasi akademik
1 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
2 1 0 1 1 1 1 0.83 Dipakai
3 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
4 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
5 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
6 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
Memiliki prestasi
akademik yang baik
7 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
8 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
9 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
10 1 1 0 1 0 1 0.67 Dipakai dengan perbaikan
11 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
12 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
Mampu mengatasi
tuntutan akademik
13 1 1 1 1 0 1 0.83 Dipakai
14 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
15 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
16 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
17 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
18 1 1 1 1 1 0 0.83 Dipakai
Penyesuaian
diri sosial
Terlibat dalam kegiatan
yang ada di perguruan
tinggi
19 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
20 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
21 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
22 1 1 1 1 0 1 0.83 Dipakai
23 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
24 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Mampu menjalin
hubungan dengan orang
lain
25 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
26 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
27 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
28 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
29 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
30 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
Mampu mengatasi
perubahan sosial
31 1 1 0 1 1 1 0.83 Dipakai
32 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
33 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
34 1 1 1 1 0 1 0.83 Dipakai
35 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
36 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
Penyesuaian
personal-
emosional
Mampu mengontrol emosi
dengan baik
37 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
38 1 1 1 1 0 1 0.83 Dipakai
39 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
40 1 0 0 1 1 1 0.67 Dipakai dengan perbaikan
41 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
42 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
Memiliki persepsi positif
terhadap tuntutan di
perguruan tinggi
43 1 1 0 1 1 1 0.83 Dipakai
44 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
45 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
46 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
47 1 0 1 1 1 1 0.83 Dipakai
48 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
Memiliki kondisi fisik
yang baik
49 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
50 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
51 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
52 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
53 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
54 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
Kelekatan
pada institusi
Kepuasan terhadap
Fakultas/Prodi
55 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
56 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
57 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
58 1 1 1 1 0 1 0.83 Dipakai
59 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
60 0 1 1 1 0 1 0.67 Dipakai dengan perbaikan
Kepuasan terhadap
Universitas
61 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
62 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
63 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
64 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
65 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
66 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
Kepuasan terhadap status
mahasiswa
67 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
68 1 1 0 1 1 1 0.83 Dipakai
69 1 1 1 1 0 1 0.83 Dipakai
70 1 1 0 1 1 1 0.83 Dipakai
71 0 1 1 1 1 1 0.83 Dipakai
72 1 1 1 1 1 1 1.00 Dipakai
IVI-S 0.97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 7.Skala Kehidupan Perkuliahan Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas danValiditas Skala Uji Coba Perfeksionisme
1) Uji Reliabilitas Pertama Skala Perfeksionisme
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 83 100.0
Excludeda 0 .0
Total 83 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.881 64
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
I1 175.46 237.081 .262 .880
I2 175.46 230.568 .458 .878
I3 175.60 243.096 -.051 .884
I4 174.96 232.035 .518 .877
I5 175.92 228.761 .574 .876
I6 175.61 230.313 .510 .877
I7 174.82 236.004 .359 .879
I8 174.96 232.035 .518 .877
I9 175.92 228.761 .574 .876
I10 175.61 230.313 .510 .877
I11 174.82 236.004 .359 .879
I12 175.77 233.496 .366 .879
I13 175.08 236.151 .328 .880
I14 175.51 247.863 -.268 .887
I15 175.54 239.471 .077 .883
I16 175.45 234.982 .305 .880
I17 175.28 238.252 .136 .882
I18 175.41 243.903 -.087 .885
I19 175.25 239.484 .125 .882
I20 175.13 228.068 .601 .876
I21 175.89 233.147 .404 .878
I22 175.80 229.653 .516 .877
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
I23 175.29 226.818 .651 .875
I24 175.70 229.506 .487 .877
I25 175.05 233.607 .437 .878
I26 175.39 225.459 .601 .875
I27 175.81 227.377 .616 .875
I28 175.46 238.105 .161 .882
I29 175.34 233.568 .350 .879
I30 175.88 240.912 .047 .883
I31 174.84 243.475 -.074 .884
I32 175.60 239.267 .167 .881
I33 176.00 240.415 .063 .883
I34 175.31 242.267 -.013 .884
I35 175.52 239.448 .143 .881
I36 175.28 237.569 .294 .880
I37 175.01 238.305 .283 .880
I38 175.20 239.336 .127 .882
I39 175.46 242.959 -.047 .883
I40 175.84 239.426 .116 .882
I41 175.46 241.861 .006 .883
I42 175.16 237.622 .225 .881
I43 175.30 241.115 .039 .883
I44 175.35 241.279 .029 .883
I45 175.67 233.027 .395 .879
I46 175.18 230.150 .465 .877
I47 175.80 227.262 .607 .875
I48 176.01 234.768 .377 .879
I49 174.70 235.286 .339 .879
I50 175.46 230.983 .471 .877
I51 175.77 233.520 .418 .878
I52 175.95 229.193 .608 .876
I53 174.80 236.165 .346 .879
I54 175.08 238.273 .230 .881
I55 175.24 226.307 .585 .875
I56 176.19 236.231 .238 .881
I57 175.31 233.901 .334 .879
I58 175.13 228.287 .592 .876
I59 175.89 233.391 .393 .879
I60 175.78 229.830 .496 .877
I61 174.80 240.970 .058 .882
I62 175.20 240.165 .076 .883
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
I63 175.30 236.725 .241 .881
I64 175.13 242.409 -.015 .883
2) Uji Setelah Item yang tidak lolos digugurkan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,924 35
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
item2 93,95 172,144 ,499 ,921
item4 93,46 174,056 ,532 ,921
item5 94,41 170,903 ,601 ,920
item6 94,11 172,537 ,522 ,921
item7 93,31 177,730 ,358 ,923
item8 93,46 174,056 ,532 ,921
item9 94,41 170,903 ,601 ,920
item10 94,11 172,537 ,522 ,921
item11 93,31 177,730 ,358 ,923
item12 94,27 175,831 ,350 ,923
item13 93,58 178,027 ,317 ,923
item16 93,94 175,960 ,349 ,923
item20 93,63 170,456 ,621 ,920
item21 94,39 175,337 ,398 ,923
item22 94,29 171,647 ,543 ,921
item23 93,78 169,391 ,670 ,919
item24 94,19 172,597 ,462 ,922
item25 93,54 175,837 ,425 ,922
item26 93,88 168,010 ,625 ,920
item27 94,30 169,847 ,636 ,920
item29 93,83 175,361 ,360 ,923
item45 94,17 175,630 ,368 ,923
Cronbach’s Alpha N of items Intepretasi
0,924 35 Reliabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
item46 93,67 172,564 ,467 ,922
item47 94,29 168,891 ,669 ,919
item48 94,51 177,033 ,353 ,923
item49 93,19 175,865 ,411 ,922
item50 93,95 173,364 ,470 ,922
item51 94,27 175,344 ,431 ,922
item52 94,45 171,299 ,637 ,920
item53 93,29 177,793 ,351 ,923
item55 93,73 168,661 ,614 ,920
item57 93,81 175,670 ,343 ,923
item58 93,63 170,554 ,616 ,920
item59 94,39 175,167 ,408 ,922
item60 94,28 171,788 ,524 ,921
3) Uji Setelah diratakan jumlah item perdimensi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,921 32
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item2 85,65 150,815 ,482 ,919
item4 85,16 151,987 ,552 ,918
item5 86,11 149,049 ,618 ,917
item6 85,81 151,060 ,512 ,918
item7 85,01 155,719 ,359 ,920
item8 85,16 151,987 ,552 ,918
item9 86,11 149,049 ,618 ,917
item10 85,81 151,060 ,512 ,918
item11 85,01 155,719 ,359 ,920
item16 85,64 153,746 ,367 ,920
item20 85,33 148,881 ,623 ,917
Cronbach’s Alpha N of items Intepretasi
0,921 32 Reliabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
item21 86,08 153,468 ,399 ,920
item22 85,99 150,036 ,543 ,918
item23 85,48 148,009 ,666 ,916
item24 85,89 151,098 ,453 ,919
item25 85,24 153,966 ,425 ,920
item26 85,58 146,710 ,621 ,917
item27 86,00 148,512 ,627 ,917
item29 85,53 153,398 ,366 ,920
item45 85,87 153,726 ,370 ,920
item46 85,37 151,066 ,458 ,919
item47 85,99 147,329 ,676 ,916
item48 86,20 155,214 ,344 ,920
item49 84,89 153,903 ,416 ,920
item51 85,96 153,621 ,423 ,920
item52 86,14 149,833 ,630 ,917
item53 84,99 155,768 ,352 ,920
item55 85,43 147,493 ,601 ,917
item57 85,51 153,594 ,353 ,921
item58 85,33 149,051 ,614 ,917
item59 86,08 153,590 ,392 ,920
item60 85,98 150,316 ,516 ,918
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Skala Uji Coba Penyesuaian Diri
1. Uji 1:
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 338 100.0
Excludeda 0 .0
Total 338 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha N of Items
.892 72
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach’s Alpha
if Item Deleted
item_1 199.20 322.483 .380 .890
item_2 198.76 325.922 .321 .891
item_3 199.38 323.684 .295 .891
item_4 199.57 324.477 .235 .892
item_5 198.36 327.637 .167 .892
item_6 199.18 319.636 .370 .890
item_7 199.67 326.443 .155 .893
item_8 198.48 323.218 .414 .890
item_9 198.96 326.239 .157 .893
item_10 199.43 322.787 .291 .891
item_11 198.66 325.739 .197 .892
item_12 198.94 319.946 .375 .890
item_13 198.94 322.165 .330 .891
item_14 198.56 324.253 .408 .891
item_15 198.49 327.776 .164 .892
item_16 198.66 324.563 .324 .891
item_17 198.96 320.972 .364 .890
item_18 199.14 326.914 .143 .893
item_19 199.02 321.353 .393 .890
item_20 199.07 323.042 .330 .891
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
item_21 199.37 322.033 .321 .891
item_22 198.92 324.359 .314 .891
item_23 199.06 324.640 .228 .892
item_24 198.95 317.375 .529 .889
item_25 198.80 323.633 .352 .891
item_26 199.03 325.791 .271 .891
item_27 199.04 320.236 .462 .890
item_28 198.84 321.286 .356 .891
item_29 199.29 320.677 .403 .890
item_30 198.80 324.875 .370 .891
item_31 199.09 323.381 .317 .891
item_32 198.69 322.961 .370 .891
item_33 198.99 321.415 .387 .890
item_34 198.67 324.285 .273 .891
item_35 198.12 321.515 .395 .890
item_36 198.83 324.572 .160 .893
item_37 198.98 318.575 .414 .890
item_38 198.87 322.040 .430 .890
item_39 198.34 324.434 .294 .891
item_40 198.99 326.047 .177 .892
item_41 199.00 321.490 .365 .890
item_42 199.08 323.480 .309 .891
item_43 199.01 327.804 .131 .893
item_44 198.72 320.636 .336 .891
item_45 199.05 321.997 .288 .891
item_46 198.64 322.991 .363 .891
item_47 198.42 323.948 .326 .891
item_48 198.57 319.718 .143 .898
item_49 199.02 319.344 .403 .890
item_50 198.47 321.110 .376 .890
item_51 198.93 325.414 .250 .892
item_52 199.52 325.983 .197 .892
item_53 198.71 322.704 .399 .890
item_54 198.70 323.758 .324 .891
item_55 199.60 326.941 .182 .892
item_56 198.92 323.786 .328 .891
item_57 198.79 320.861 .396 .890
item_58 199.00 321.825 .352 .891
item_59 198.97 322.797 .390 .890
item_60 199.17 324.987 .180 .893
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
item_61 198.70 320.167 .447 .890
item_62 198.37 321.213 .356 .891
item_63 198.46 322.772 .418 .890
item_64 198.76 322.674 .387 .890
item_65 199.09 320.675 .378 .890
item_66 199.56 322.538 .317 .891
item_67 198.47 326.997 .207 .892
item_68 198.80 324.434 .321 .891
item_69 199.39 323.539 .298 .891
item_70 199.18 319.151 .393 .890
item_71 198.71 323.993 .344 .891
item_72 199.12 320.977 .348 .891
Item yang gugur: (24 item)
3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 15, 18, 23, 26, 34, 36, 39, 40, 43, 45, 48, 51, 52, 55, 60, 67, 69
2. Uji 2:
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 338 100.0
Excludeda 0 .0
Total 338 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.896 48
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item_1 134.26 183.966 .375 .894
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
item_2 133.81 186.704 .306 .895
item_6 134.23 182.006 .355 .894
item_8 133.53 184.089 .439 .893
item_12 134.00 182.228 .360 .894
item_13 133.99 183.872 .316 .894
item_14 133.62 185.098 .419 .893
item_16 133.71 185.149 .343 .894
item_17 134.01 182.273 .385 .894
item_19 134.08 182.030 .445 .893
item_20 134.13 184.058 .342 .894
item_21 134.43 183.723 .310 .895
item_22 133.97 185.646 .293 .895
item_24 134.01 180.754 .490 .892
item_25 133.85 184.637 .359 .894
item_27 134.09 182.145 .464 .893
item_28 133.89 182.119 .396 .893
item_29 134.35 182.292 .413 .893
item_30 133.85 185.642 .375 .894
item_31 134.14 184.923 .296 .895
item_32 133.75 184.143 .376 .894
item_33 134.04 183.010 .389 .893
item_35 133.17 183.333 .384 .894
item_37 134.03 181.376 .391 .893
item_38 133.93 183.736 .419 .893
item_41 134.05 183.291 .355 .894
item_42 134.13 184.935 .292 .895
item_44 133.77 181.476 .376 .894
item_46 133.69 184.303 .360 .894
item_47 133.47 184.713 .342 .894
item_49 134.07 181.202 .415 .893
item_50 133.52 182.909 .371 .894
item_53 133.77 183.681 .422 .893
item_54 133.76 183.953 .375 .894
item_56 133.98 184.777 .333 .894
item_57 133.84 182.061 .426 .893
item_58 134.06 182.807 .379 .894
item_59 134.02 184.471 .368 .894
item_61 133.76 182.380 .433 .893
item_62 133.42 182.690 .365 .894
item_63 133.52 183.669 .447 .893
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
item_64 133.82 183.753 .403 .893
item_65 134.14 182.858 .359 .894
item_66 134.62 184.427 .290 .895
item_68 133.85 185.669 .302 .895
item_70 134.23 182.791 .327 .895
item_71 133.76 184.620 .369 .894
item_72 134.17 182.878 .339 .894
Item yang gugur (4 item):
22, 31, 42, 66,
3. Uji 3:
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 338 100.0
Excludeda 0 .0
Total 338 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha N of Items
.892 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item_1 124.03 161.171 .368 .890
item_2 123.59 163.988 .277 .891
item_6 124.01 159.383 .347 .890
item_8 123.31 161.009 .452 .889
item_12 123.77 159.589 .352 .890
item_13 123.77 161.123 .308 .891
item_14 123.39 162.173 .416 .889
item_16 123.49 162.251 .338 .890
item_17 123.79 159.201 .399 .889
item_19 123.85 159.034 .458 .888
item_20 123.90 161.329 .331 .890
item_21 124.20 161.182 .292 .891
item_24 123.78 158.445 .469 .888
item_25 123.63 161.481 .373 .890
item_27 123.87 159.467 .457 .888
item_28 123.67 159.249 .400 .889
item_29 124.12 159.763 .398 .889
item_30 123.62 162.686 .372 .890
item_32 123.52 160.891 .398 .889
item_33 123.81 160.277 .383 .889
item_35 122.94 160.261 .396 .889
item_37 123.80 158.656 .390 .889
item_38 123.70 161.255 .393 .889
item_41 123.83 160.439 .355 .890
item_44 123.55 158.688 .378 .890
item_46 123.47 161.389 .360 .890
item_47 123.25 161.659 .349 .890
item_49 123.85 158.342 .421 .889
item_50 123.30 159.783 .387 .889
item_53 123.54 160.641 .433 .889
item_54 123.53 160.956 .381 .889
item_56 123.75 161.790 .335 .890
item_57 123.62 159.038 .439 .889
item_58 123.83 159.998 .378 .890
item_59 123.80 161.860 .348 .890
item_61 123.53 159.496 .438 .889
item_62 123.20 159.655 .376 .890
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
item_63 123.29 160.647 .458 .889
item_64 123.59 160.569 .423 .889
item_65 123.92 159.999 .360 .890
item_68 123.63 162.798 .293 .891
item_70 124.01 160.323 .309 .891
item_71 123.54 161.662 .371 .890
item_72 123.95 160.205 .330 .890
Item yang gugur (3 item):
2, 21, 68
4. Uji 4
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 338 100.0
Excludeda 0 .0
Total 338 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.889 41
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item_1 115.81 146.844 .357 .887
item_6 115.78 144.985 .345 .887
item_8 115.08 146.527 .451 .886
item_12 115.55 145.145 .352 .887
item_13 115.54 146.635 .307 .888
item_14 115.17 147.676 .412 .886
item_16 115.26 147.868 .326 .887
item_17 115.56 144.627 .407 .886
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
item_19 115.63 144.638 .457 .885
item_20 115.68 146.943 .323 .887
item_24 115.56 144.117 .465 .885
item_25 115.40 146.781 .385 .886
item_27 115.64 145.055 .456 .885
item_28 115.44 144.716 .406 .886
item_29 115.90 145.624 .380 .886
item_30 115.40 148.193 .365 .887
item_32 115.30 146.256 .407 .886
item_33 115.59 145.768 .385 .886
item_35 114.72 145.597 .408 .886
item_37 115.58 144.333 .386 .886
item_38 115.48 146.992 .376 .886
item_41 115.60 145.884 .359 .887
item_44 115.32 144.219 .381 .886
item_46 115.24 146.950 .355 .887
item_47 115.02 147.186 .345 .887
item_49 115.62 143.867 .426 .886
item_50 115.07 145.202 .394 .886
item_53 115.32 146.158 .434 .886
item_54 115.31 146.415 .384 .886
item_56 115.53 147.265 .334 .887
item_57 115.39 144.554 .443 .885
item_58 115.61 145.521 .379 .886
item_59 115.57 147.468 .338 .887
item_61 115.31 145.086 .437 .885
item_62 114.97 145.005 .387 .886
item_63 115.07 146.176 .457 .885
item_64 115.37 146.037 .426 .886
item_65 115.69 145.484 .363 .887
item_70 115.78 145.944 .304 .888
item_71 115.31 147.165 .369 .887
item_72 115.72 145.875 .323 .887
Item yang gugur: (0 item)
Item yang digugurkan untuk menyeimbangkan jumlah item per indikator: 12, 25, 46, 49. 72
5. Uji 5
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.876 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 10. Skala Kehidupan Perkuliahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 11. Hasil Uji Reliabilitas Skala Kehidupan Perkuliahan
Penyesuaian Diri
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.860 36
Perfeksionisme
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.719 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Perfeksionisme .071 126 .195 .992 126 .642
Penyesuaian_Diri .076 126 .071 .984 126 .151
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 13. Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Penyesuaian_Diri * Perfeksionisme Between Groups (Combined) 6105.249 30 203.508 2.618 .000
Linearity 753.418 1 753.418 9.693 .002
Deviation from Linearity 5351.830 29 184.546 2.374 .001
Within Groups 7384.180 95 77.728
Total 13489.429 125
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Penyesuaian_Diri *
Perfeksionisme -.236 .056 .673 .453
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 14. Hasil Uji Hipotesis
Correlations
Perfeksionisme Penyesuaian_Diri
Perfeksionisme Pearson Correlation 1 -.236**
Sig. (1-tailed) .004
N 126 126
Penyesuaian_Diri Pearson Correlation -.236** 1
Sig. (1-tailed) .004
N 126 126
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Lampiran 15. Hasil Uji One Sample T-Test Variabel Perfeksionisme
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Perfeksionis 126 76.56 7.243 .645
One-Sample Test
Test Value = 80
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Perfeksionis -5.338 125 .000 -3.444 -4.72 -2.17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 16. Hasil Uji One Sampe T-Test Variabel Penyesuaian Diri
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
CA 126 104.52 10.388 .925
One-Sample Test
Test Value = 90
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
CA 15.694 125 .000 14.524 12.69 16.36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 17. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI