HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED SUPERVISOR ...Sisca, Vonny, dan Willy yang selalu memotivasi untuk segera...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED SUPERVISOR ...Sisca, Vonny, dan Willy yang selalu memotivasi untuk segera...
HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED SUPERVISOR SUPPORT
DENGAN WORK FAMILY CONFLICT PADA IBU BEKERJA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Yosia Evangelista Emanuella Sugiarto
NIM: 149114062
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
I can do all things through Christ who strengthens me – Philippians 4:13
Slow down, calm down, don’t worry, don’t hurry, trust the process – Alexandra
Stoddard
Cast all your anxiety on Him because He cares for you -1 Peter 5:7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan berkat, menyertai, menuntun dan
memberikan ketenangan selama mengerjakan skripsi ini.
Keluargaku, Alm. Papa, Mama dan Adik tercinta yang selalu memberikan semangat dan
mendukung sepanjang perjalanan hidupku.
Semua pihak yang terlibat dan turut membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED SUPERVISOR SUPPORT DENGAN
WORK FAMILY CONFLICT PADA IBU BEKERJA
Yosia Evangelista Emanuella Sugiarto
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Perceived Supervisor
Support dengan Work Family Conflict pada ibu bekerja. Hipotesis dalam penelitian ini
adalah terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara Perceived Supervisor
Support dengan Work Family Conflict pada ibu bekerja. Subjek dalam penelitian ini
adalah 153 ibu bekerja. Data diperoleh menggunakan skala Supervisor Support yang
dikembangkan oleh Thomas dan Daniel (1995) dan skala Work Family Conflict yang
dikembangkan oleh Carlson, Michele, dan Larry (2000) dengan menggunakan
penskalaan Likert. Reliabilitas skala dalam penelitian ini menggunakan reliabilitas
konsistensi internal yang dilihat melalui Alpha Cronbach. Reliabilitas skala Perceived
Supervisor Support adalah sebesar 0,850 dan reliabilitas skala Work Family Conflict
adalah sebesar 0,861. Kedua skala ini telah diterjemahkan menggunakan metode back-
translation dan divalidasi menggunakan professional judgement. Analisis data dalam
penelitian ini menggunakan metode korelasi Spearman Rho. Hasil penelitian ini
menunjukkan terdapat hubungan yang negatif (r = -0,163) dan signifikan (p =
0,022<0,05) antara Perceived Supervisor Support dengan Work Family Conflict pada ibu
bekerja. Hal ini berarti semakin tinggi Perceived Supervisor Support maka semakin
rendah Work Family Conflict dan sebaliknya.
Kata kunci: Perceived Supervisor Support, Work Family Conflict
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE CORRELATION OF PERCEIVED SUPERVISOR SUPPORT ON WORK
FAMILY CONFLICT ON WORKING MOTHERS
Yosia Evangelista Emanuella Sugiarto
ABSTRACT
This study aimed to determine the relationship between Perceived Supervisor Support
and Work Family Conflict on working mothers. The hypothesis of this study was a
negative and significant relationship between Perceived Supervisor Support and Work
Family Conflict on working mothers. Subjects in this study were 153 working mothers.
Data was obtained using the Supervisor Support scale developed by Thomas and Daniel
(1995) and the Work Family Conflict scale developed by Carlson, Michele, and Larry
(2000) using Likert scaling. Scale reliability in this study used internal consistency
reliability that seen through Cronbach's Alpha. The reliability of the Perceived
Supervisor Support scale was 0.850 and the reliability of the Work Family Conflict scale
was 0.861. Both of these scales had been translated using the back-translation method
and validated using professional judgment. Data analysis was done using Spearman Rho
correlation method. The results of this study indicate that there was a negative correlation
(r = -0.163) and significant correlation (p = 0.022 <0.05) between Perceived Supervisor
Support and Work Family Conflict on working mothers. This means that the higher
Perceived Supervisor Support, the lower Work Family Conflict.
Key words: Perceived Supervisor Support, Work Family Conflict
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
bimbingan, dan penyertaan-Nya, saya diberikan kemampuan dan kekuatan untuk
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Keberhasilan saya dalam menyelesaikan skripsi
ini tidak terlepas dari dukungan, motivasi, bantuan, doa, dan arahan serta bimbingan dari
banyak pihak untuk saya selama proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, saya ingin
mengucapkan rasa terima kasih saya kepada:
1. Ibu Dr. Yohana Titik Kristiani, M. Psi., Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Monica Eviandaru M., M.Apps. Psych., Ph.D. selaku Kepala Program Studi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Romo Dr. A. Priyono Marwan, S.J. dan Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si.
selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulisan mata
kuliah dan pengisian KRS di setiap semester.
4. Bapak T.M. Raditya Hernawa, M.Psi., Psi. selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan saran,
semangat, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Robertus Landung Eko P. M.Psi. dan Bapak Paulus Eddy Suhartanto yang
telah membantu memberikan penilaian validitas isi terhadap skala skripsi ini.
6. Segenap Dosen Psikologi yang telah mendidik, memberikan banyak ilmu
pengetahuan dan pengalamannya selama masa studi di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Segenap karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang dengan
ramah membantu dan melayani segala urusan perkuliahan.
8. Keluarga, (alm) Papa Yohanes Sugiarto, Mama Memey Herny, dan Adik Gabriel
Evangelion, terima kasih untuk cinta, doa, dukungan, perhatian, kasih sayang,
kesabaran, kepercayaan dan kekuatan yang selalu diberikan pada saya dalam
keadaan apapun, sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga dari Papa dan Mama, terima kasih atas doa dan dukungan serta
motivasinya untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga atas
bantuannya dalam menyebarkan skala.
10. Untuk Ananda Wijaya, Pebhe Xarisma, dan Anggelone Yudha terima kasih
karena sudah mau membantu proses back-translation skala penelitian.
11. Sahabatku, Falconika Mega, Agatha Ega, dan Archangella Hilaria yang selalu
memberikan semangat untuk bersama-sama berjuang demi mendapatkan gelar
sarjana. Terima kasih selalu ada saat susah maupun senang.
12. Sahabat seperjuangan, Elisabeth Novia dan Grace Nathania yang selalu berjuang
bersama selama masa perkuliahan. Terima kasih atas dukungan, perhatian, canda
tawa, kenangan, cerita, dan pengalaman yang sudah diberikan sampai saat ini.
13. Keluarga Pascal, Bella, Diana, Dova, Eric, Errie, Eva, Johan, Kenni, Krisna, Meli,
Sisca, Vonny, dan Willy yang selalu memotivasi untuk segera lulus. Terima kasih
atas canda dan tawanya yang selalu menghibur dan memberikan kekuatan.
14. Teman-teman mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma,
terutama kelas B 2014: Novi, Grace, Bela, Nesha, Deva, Lona, Hanny, Restu,
Rika, Clara, Linda, Nuri, Enda, Vero, Fany, Asty, Keket, Intan, Eta, Ruth, Theo,
Vero, Vera, Chesa, Fina, Adit, Dito, Kevin, Calvin, Daniel, Galih, Efan, Edi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
Sandro, Ivan, dan Valen. Terima kasih telah menjadi keluarga yang hangat selama
kuliah.
15. Teman-teman bimbingan skripsi: Amadea, Ruth, Tara, Resty, Ridho, Catherin,
Anggi, Arif, dan Dimi. Tetap semangat dan percayalah semua akan indah pada
waktunya.
16. Seluruh responden dalam penelitian ini dan yang membantu dalam menyebarkan
skala. Terima kasih sudah mau meluangkan waktu untuk mengisi dan
menyebarkan skala.
17. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat
banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penulis bertanggung jawab
penuh terhadap skipsi ini dan mengharapkan adanya kritik serta saran yang membangun
dari berbagai pihak. Terima kasih.
Yogyakarta, 21 November 2018
Penulis,
Yosia Evangelista Emanuella Sugiarto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………….………………………….i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………….……………………ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….……………….iii
HALAMAN MOTTO………………… ……………………………….……………….iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………….……………….......v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………….vi
ABSTRAK ………………………………………………………….………………….vii
ABSTRACT……………………………………………………….……………………viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH………….……………ix
KATA PEGANTAR………………………………………………………….………….x
DAFTAR ISI…………………………………………………….…………………….xiii
DAFTAR SKEMA………………………………………………….…………………xvi
DAFTAR TABEL……………………………………………….……………………xvii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………….……………………xix
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….……………..…xx
BAB I. PENDAHULUAN…………………….…………………………………………1
A. LATAR BELAKANG……………………….…………………………………..1
B. RUMUSAN MASALAH …………………….………….……...……………....8
C. TUJUAN PENELITIAN …………………………….………………..……..…..8
D. MANFAAT PENELITIAN …………………………….………………………..8
1. Manfaat Teoritis ………………………………….…………………..……...8
2. Manfaat Praktis..…………………………………….…………………….....9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II. LANDASAN TEORI…………………………………….……………………10
A. WORK FAMILY CONFLICT ……………………………………………….…..10
1. Definisi Work Family Conflict…………………………………………..…15
2. Dimensi dan Pengukuran Work Family Conflict…………….……….……12
3. Faktor Work Family Conflict……………………….……………………...13
4. Dampak Work Family Conflict……………………….……………………14
B. PERCEIVED SUPERVISOR SUPPORT ……………..………………….……..15
1. Definisi Perceived Supervisor Support ……...…..…………………….…..15
2. Komponen dan Pengukuran Perceived Supervisor Support………….........16
3. Dampak Perceived Supervisor Support...………………………….…...….17
C. IBU BEKERJA…………………………………………………………………18
D. DINAMIKA VARIABEL PERCEIVED SUPERVISOR SUPPORT DAN WORK
FAMILY CONFLICT ……………..………………………………………..…..20
E. HIPOTESIS PENELITIAN……………………………………………….……24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………….…..…25
A. JENIS PENELITIAN …………………………………………………….….....25
B. VARIABEL PENELITIAN …………………………………………….…..….25
C. DEFINISI OPERASIONAL…………………………………………...……….26
1. Perceived Supervisor Support…………………………………….…..…….26
2. Work Family Conflict………………………………….………….……..….27
D. SUBJEK PENELITIAN ……………………………………………….…..…...27
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA …………………….…..….29
1. Metode Pengambilan Data………………………………………….……....29
2. Alat Pengumpulan Data …………………………………………….…..…..29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
a. Skala Perceived Supervisor Support ………………………...…...…….29
b. Skala Work Family Conflict…………………………...……….……….30
F. VALIDITAS, KESAHIHAN, DAN RELIABILITAS ALAT UKUR…………33
1. Validitas Alat Ukur……………………………………………...……….…33
2. Daya Diskriminasi Item ……………………………………..………….…..34
3. Reliabilitas Alat Ukur ………………………………………...……….……35
G. METODE ANALISIS DATA…………………………………………………..36
1. Uji Asumsi…………………………………………………….………..…..36
a. Uji Normalitas……………………….……………………….………....36
b. Uji Linearitas ……………………………………………….………..…37
2. Uji Hipotesis…………………………………………………….……….....37
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMAHASAN..……………………..………...38
A. PELAKSANAAN PENELITIAN…………………………..…………..………38
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN …………………………………...……..38
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN………………………………………….....40
D. HASIL ANALISIS DATA……………………………………………….…......43
1. Uji Asumsi………………………………………………………….…..…..43
a. Uji Normalitas ………………………………………………….……....43
b. Uji Linearitas ………………………………………………….……..…45
2. Uji Hipotesis……………………………………………………….……….46
E. HASIL ANALISIS TAMBAHAN …………………………………….…….…48
1. Komparasi Berdasarkan Kelompok Usia Ibu Bekerja ……………….……..48
2. Komparasi Berdasarkan Kelompok Ibu Bekerja Dengan Usia Anak Paling
Kecil………………………………………..…………………….…………51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
F. PEMBAHASAN…………………………………….………………..………...53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….…..…..60
A. KESIMPULAN …………………………………………………….……….….60
B. KETERBATASAN PENELITIAN …………………………………….…..…..60
C. SARAN…..……………………………………………………………..………61
1. Bagi Ibu Bekerja …………..…………………..…………………….……...61
2. Bagi Instansi …………………………………………….………….………61
3. Bagi Peneliti Selanjutnya…………………………………….………..……62
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….……….....64
LAMPIRAN ………………………………………………………….……………..….72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR SKEMA
Skema 1. Hubungan Perceived Supervisor Support dengan Work Family Conflict pada
Ibu Bekerja…….………………………………..…….……………………..23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Item Skala Perceived Supervisor Support……………….……...….30
Tabel 2. Distribusi Item Skala Work Family Conflict………………………………….31
Tabel 3. Korelasi Item Total Skala Perceived Supervisor Support dan Work Family
Conflict …..………….…………………………….………………………….34
Tabel 4. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia………..………………..…………..38
Tabel 5. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Lama Bekerja…………………..…..…...39
Tabel 6. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jumlah Anak…….……..………….…....39
Tabel 7. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia Anak Subjek Paling Kecil…..….…40
Tabel 8. Deskripsi Data Penelitian………………………………………...…..…….…41
Tabel 9. Hasil Uji-t Perceived Supervisor Support……………….…………............…41
Tabel 10. Hasil Uji-t Work Family Conflict……………………………………………42
Tabel 11. Kategorisasi Variabel Perceived Supervisor Support………..………….…...42
Tabel 12. Kategorisasi Variabel Work Family Conflict………………………………...43
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas…………………………………………………….…...44
Tabel 14. Hasil Uji Linearitas…………………………………………………………..46
Tabel 15. Kriteria Koefisien Korelasi…………………………………………....……..47
Tabel 16. Hasil Uji Hipotesis…………………………………………………....……..47
Tabel 17. Hasil Uji Normalitas Kelompok Usia Karyawan……………………………49
Tabel 18. Hasil Uji Homogenitas Kelompok Usia Karyawan ………………….…..….49
Tabel 19. Hasil Uji Beda Kelompok Usia Karyawan...………………………….……..50
Tabel 20. Hasil Uji Normalitas Kelompok Karyawan dengan Usia Anak Paling
Kecil…………………………………………………………..…………..…51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel 21. Hasil Uji Homogenitas Kelompok Karyawan dengan Usia Anak Paling
Kecil…………………………………………………………..…………..…52
Tabel 22. Hasil Uji Beda Kelompok Karyawan dengan Usia Anak Paling
Kecil………………………………………………………………………....53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kurva Perceived Supervisor Support …………………………..….…..….44
Gambar 2. Kurva Work Family Conflict …………………………………………...….45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Transkrip Email Permohonan Ijin………….………………………..…..71
Lampiran 2. Skala Asli Supervisor Support Dan Work Family Conflict……….……..78
Lampiran 3. Proses Back-Translation Skala Supervisor Support Dan Work Family
Conflict .……………………………......…………………..………….…80
Lampiran 4. Skala Penelitian …………….……………………………………..……..87
Lampiran 5. Skala Googleform ………………………….……………………….……95
Lampiran 6. Reliabilitas Skala ……………….……………………………….……...105
Lampiran 7. Hasil Uji Asumsi………………….……………….……………………108
Lampiran 8. Hasil Uji Hipotesis………………………….…….…………………….112
Lampiran 9. Hasil Analisis Tambahan………………………….……………………114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga dan pekerjaan merupakan dua titik fokus yang paling penting dalam
kehidupan manusia dewasa (Frone, Russell, & Cooper, 1992). Perkembangan jaman
membuat peran dalam kehidupan rumah tangga mulai mengalami pergeseran dari
traditional marriage menjadi egalitarian marriage. Traditional marriage melibatkan
pembagian tugas yang tegas antara suami dan istri, dimana suami sebagai kepala
keluarga yang mencari nafkah dan istri bertugas untuk melayani suami dan mengurus
anak. Sedangkan, egalitarian marriage melibatkan hubungan yang setara antara
suami dan istri dalam hal pembagian kekuasaan dan otoritas (Berk, 2012).
Seiring dengan adanya perubahan peran dalam keluarga, bentuk keluarga juga
mengalami pergeseran. Pada awalnya kebanyakan keluarga merupakan single career
family, yaitu pernikahan dengan suami yang mencari nafkah. Bentuk tersebut
kemudian berubah menjadi dual career family, yaitu pernikahan dengan suami dan
istri sama-sama mencari nafkah. Pergeseran tersebut ditunjukkan dengan semakin
banyak wanita yang bekerja dan jumlah wanita karir yang semakin meningkat (Berk,
2012).
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia menunjukkan semakin
banyak jumlah wanita yang bekerja. BPS membandingkan jumlah Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) wanita dan pria pada Februari 2018 dan
Februari 2017. Data menunjukkan bahwa TPAK wanita mengalami kenaikan
sebesar 0,40% poin dari 55,04% menjadi 55,44%. Sedangkan, TPAK pria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
mengalami penurunan sebesar 0,04% poin dari 83,05% menjadi 83,01% (Badan
Pusat Statistik Indonesia, 2018). Data tersebut menunjukkan jumlah wanita yang
bekerja meningkat dari tahun 2017 ke tahun 2018.
Lebih spesifik, data dari Current Population Survey (CPS) menunjukkan
semakin banyak jumlah ibu yang bekerja di Amerika Serikat. Pada tahun 2015,
sebanyak 69,9% angkatan kerja merupakan ibu yang memiliki anak berusia kurang
dari 18 tahun. Data tersebut mewakili lebih dari sepertiga (34,2%) dari jumlah wanita
yang bekerja di Amerika Serikat. CPS juga menunjukkan sebanyak 62% ibu yang
bekerja di Amerika Serikat berasal dari Asia (Women’s Bureau U.S. Departement of
Labor, 2016).
Ibu yang bekerja dapat merasakan adanya beban lebih atas peran (role
overload) atau konflik antara tanggung jawab keluarga dan pekerjaan (Berk, 2012).
Selain adanya tuntutan karir dalam pekerjaan, ibu juga bertanggung jawab atas tugas
rumah tangga dan pengasuhan anak. Hal tersebut memunculkan dua keinginan, yaitu
keinginan untuk maju dalam pekerjaan dan keinginan untuk menghabiskan waktu
lebih banyak dengan keluarga, teman, serta kerabat (Berk, 2012). Jika dibandingkan
dengan pria, wanita lebih banyak mengalami stres saat berusaha untuk memenuhi
tanggung jawab keluarga dan pekerjaan secara bersamaan (Cinamon & Rich, 2002
dalam Berk, 2012).
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, yaitu karyawan wanita
yang memegang jabatan sebagai kepala bidang operasional dan layanan nasabah di
sebuah perusahaan, diketahui beberapa fakta mengenai konflik pekerjaan dan
keluarga pada ibu bekerja. Pertama, beberapa karyawan yang mendapatkan
kesempatan untuk naik jabatan harus pindah keluar kota sehingga hanya bisa bertemu
dengan keluarganya seminggu sekali bahkan sebulan sekali karena tinggal terpisah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dengan keluarganya. Hal tersebut membuat karyawan cenderung memilih untuk tidak
naik jabatan karena tidak ingin tinggal terpisah dengan keluarganya. Narasumber
menjelaskan hal tersebut cukup menyulitkan perusahaan karena terkadang sulit
menemukan orang yang tepat untuk menggantikan karyawan yang tidak ingin naik
jabatan tersebut. Kedua, beberapa karyawan harus mengikuti training yang bersifat
wajib sehingga karyawan harus meninggalkan anak mereka. Hal ini membuat
karyawan cenderung menghindar untuk mengikuti training dengan cara mengulur
waktu (Wawancara Pribadi, 17 November 2017).
Narasumber juga mengatakan terdapat karyawan yang tidak bisa menghadiri
acara sekolah anaknya karena tidak bisa ijin atau cuti. Hal ini membuat beberapa
karyawan memutuskan untuk datang terlambat, pergi saat jam kerja, bahkan sampai
tidak masuk kerja. Narasumber menjelaskan perilaku tersebut sering membuat
pekerjaan menjadi terbengkalai sehingga pekerjaan tidak dapat selesai tepat waktu.
Selain itu, ada pula karyawan yang membawa pekerjaan ke rumah sehingga waktu
untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga, bermain dan mengurus anak semakin
berkurang. Narasumber menjelaskan, fakta-fakta tersebut merupakan salah satu
alasan karyawan wanita, terutama yang sudah memiliki anak memilih untuk
meninggalkan perusahaan atau resign. Hasil wawancara tersebut menunjukkan
adanya konflik antara pekerjaan dan keluarga pada ibu bekerja (Wawancara Pribadi,
17 November 2017).
Konflik antara pekerjaan dan keluarga pada karyawan disebut dengan work
family conflict. Netemeyer, Boles, dan McMurrian (1996) membagi work family
conflict menjadi dua, yaitu work family conflict (WFC) dan family work conflict
(FWC). Work family conflict merupakan bentuk konflik antar peran (inter-role
conflict) dimana tuntutan umum, waktu khusus, dan ketegangan yang dihasilkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pekerjaan mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan tanggung jawab
yang berkaitan dengan keluarga. Sedangkan, family work conflict merupakan bentuk
konflik antar peran (inter-role conflict) dimana tuntutan umum, waktu khusus, dan
ketegangan yang dihasilkan oleh keluarga mengganggu tanggung jawab yang
berkaitan dengan pekerjaan.
Amstad, Laurenz, Ursula, Achim, dan Norbert (2011) melakukan penelitian
mengenai work family conflict (WFC) dan family work conflict (FWC) di negara
Barat. Hasil penelitian menunjukkan baik WFC dan FWC dapat memberikan dampak
negatif bagi pekerjaan, keluarga dan individu. Dalam hal pekerjaan, WFC dan FWC
berdampak pada kepuasan kerja, komitmen kerja, turn over, burn out, keinginan
untuk tidak masuk kerja, performansi kerja, tekanan pekerjaan, dan organizational
citizenship behavior. Sedangkan dalam hal keluarga, WFC dan FWC berdampak pada
kepuasan pernikahan dan kepuasan keluarga. Selain itu, WFC dan FWC juga
berdampak pada individu yaitu kepuasan hidup, masalah kesehatan, masalah
psikologis, depresi, stres, dan gangguan somatik.
Amstad et al. (2011) menambahkan jika dibandingkan dengan FWC, WFC
lebih berhubungan dengan pekerjaan. Amstad et al. menjelaskan jika karyawan
menganggap pekerjaan membuat waktu dengan keluarga menjadi berkurang, maka
karyawan akan merasa marah dan kesal terhadap perusahaan atau atasan karena tugas
yang diberikan kepada mereka terlalu banyak. Pemikiran tersebut dapat
memunculkan perilaku negatif terhadap pekerjaan, misalnya keinginan untuk keluar
dari perusahaan. Sejalan dengan penelitian tersebut, Haar (2004) menjelaskan bahwa
karyawan yang mengalami WFC dan FWC dapat memiliki keinginan untuk turnover.
Semakin tinggi WFC dan FWC maka semakin tinggi keinginan turnover. Haar
menambahkan bahwa WFC lebih mendorong karyawan untuk meninggalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pekerjaan mereka. Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti menganggap bahwa
variabel work family conflict lebih penting untuk diteliti karena lebih berhubungan
dengan pekerjaan jika dibandingkan dengan family work conflict.
Penelitian oleh Amstad et al. (2011) dilakukan di negara Barat yang memiliki
budaya individualis. Budaya individualis cenderung memandang individu sebagai
unit dasar analisis sehingga cenderung bersikap independen. Dalam budaya
individualis, pekerjaan dan keluarga diasumsikan sebagai bidang yang berbeda,
terpisah, dan independen (Triandis, McCusker, & Hui, 1990 dalam Nurhidayati,
2014). Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut
di Indonesia yang memiliki budaya kolektif. Budaya kolektif cenderung melihat
kelompok sebagai unit dasar analisis sehingga mempertahankan hubungan
merupakan nilai yang paling penting. Individu lebih menekankan pada kerja sama dan
harmoni daripada persaingan interpersonal dalam kelompok (Triandis, McCusker, &
Hui, 1990 dalam Nurhidayati, 2014). Dalam budaya kolektif, domain pekerjaan dan
keluarga cenderung digabungkan, saling bergantung, dan tumpang tindih. Bekerja
dianggap sebagai cara untuk mendukung dan menunjukkan dedikasi terhadap
kesejahteraan keluarga. Kesuksesan dalam pekerjaan diasumsikan sebagai
kesuksesan kolektif oleh keluarga (Hassan, 2010; Spector, 2004; Thein, 2010; Yang,
2000, dalam Nurhidayati, 2014). Perbedaan ini menunjukkan work family conflict
cenderung lebih dapat muncul dalam budaya kolektif (Nurhidayanti, 2014).
Akkas, Hossain, dan Rhaman (2015) menjelaskan bahwa work family conflict
muncul karena beberapa faktor. Faktor tersebut adalah adanya permintaan keluarga,
waktu bekerja yang lama, komitmen terhadap keluarga, jadwal bekerja, tuntutan
pekerjaan yang tinggi, persepsi individu, pengaruh gender, anggota keluarga yang
tidak mendukung, keinginan untuk memiliki waktu luang, dan masalah pribadi. Di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sisi lain, Bellavia dan Frone (2005) menjelaskan terdapat tiga faktor yang dapat
mempengaruhi work family conflict, yaitu: individu (general intra individual
predictors), peran keluarga (family role predictors), dan peran pekerjaan (work role
predictors). Faktor individu berasal dari kepribadian dan ciri demografis seseorang
seperti jenis kelamin, status keluarga, dan usia anak. Sedangkan, peran keluarga
terdiri dari pembagian waktu untuk pekerjaan dikeluarga dan stressor dari keluarga.
Peran pekerjaan adalah pembagian waktu, stressor dari pekerjaan, karakteristik
pekerjaan, karakteristik tempat kerja, jumlah tugas yang harus dikerjakan, dan
dukungan sosial dari atasan dan rekan kerja.
Ketika seorang individu mengalami suatu masalah, individu cenderung tidak
mampu untuk mengatasi masalahnya sendiri. Pada saat itulah, individu membutuhkan
dukungan dari orang lain untuk membantu memecahkan masalahnya (Baron & Byrne,
2005). Sarason (dalam Baron & Byrne, 2005) menyatakan bahwa dukungan sosial
adalah kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diberikan oleh orang lain.
Dukungan sosial juga mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau
bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu (Sarafino, 2011).
Argyle (dalam Yahya, 2005) menyebutkan tiga sumber utama dukungan
sosial yaitu dukungan keluarga (terutama pasangan), dukungan rekan kerja, dan
dukungan supervisor. Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan, dan
penerimaan keluarga terhadap anggota keluargannya, berupa dukungan
informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional
(Friedman, 2010). Dukungan rekan kerja berupa perilaku dari rekan kerja yang saling
membantu dalam menyelesaikan tugas mereka dengan berbagi pengetahuan dan
keahlian serta memberikan dorongan dan dukungan (Zhou & George, 2001).
Sedangkan, dukungan supervisor merupakan bentuk dukungan organisasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
bersifat informal (Hammer, Kossek, Anger, Bodner, & Zimmerman, 2011).
Dukungan supervisor dapat membantu karyawan dalam menyeimbangkan peran
antara pekerjaan dan keluarga (Hammer, Kossek, Yragui, Bodner, & Hanson, 2009).
Dari berbagai sumber dukungan sosial, supervisor support merupakan bentuk
dukungan sosial terbaik untuk kehidupan kerja karyawan (Yahya, 2005). Dalam
lingkungan kerja, supervisor lebih sering berinteraksi dengan karyawannya dan
memiliki wewenang formal untuk menentukan beban kerja serta mempengaruhi
perilaku karyawan (Allen dalam Pan & Yeh, 2012). Schmelz (dalam Yahya, 2005)
menemukan bahwa dukungan yang berasal dari supervisor dapat meringankan stres,
mengurangi intensitas withdrawal behavior, dan meningkatkan produktivitas
karyawan. Berkaitan dengan pemecahan masalah di tempat kerja, dukungan dari
supervisor juga lebih baik daripada dukungan dari rekan kerja dan anggota keluarga.
Jika supervisor membantu bawahan mereka agar dapat melakukan pekerjaan dengan
lancar dan mendukung mereka dalam menyeimbangkan peran keluarga dengan baik,
maka karyawan dapat meminimalisir terjadinya work family conflict sehingga dapat
membawa hasil yang baik bagi organisasi. Selain itu, peran supervisor dalam budaya
kolektif juga dianggap penting karena tidak hanya memberikan dukungan secara
profesional tetapi juga dukungan pribadi (Hassan, 2010; Spector, 2004; Thein, 2010;
Yang, 2000, dalam Nurhidayati, 2014).
Persepsi terhadap dukungan lebih penting dibandingkan dengan penilaian
obyektif karena persepsi mempengaruhi penilaian kognitif terhadap situasi (Glazer,
2006). Perceived supervisor support (PSS) merupakan sejauh mana karyawan
membentuk kesan terhadap atasan mereka bahwa atasan mereka menghargai
kontribusi, mendukung, dan peduli dengan kesejahteraan mereka (Eisenberger,
Stinglhamber, Vandenberghe, Sucharski, & Rhoades, 2002). Karyawan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
diperlakukan secara baik oleh organisasi cenderung menunjukkan sikap yang baik
juga terhadap organisasi (Meyer & Allen, 1991). Levinson (1965) menambahkan,
karena supervisor merupakan agen dari organisasi, maka karyawan yang memiliki
PSS positif cenderung menunjukkan sikap yang positif terhadap organisasi.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti ingin mengetahui apakah perceived
supervisor support dan work family conflict memiliki hubungan langsung. Peneliti
juga belum menemukan penelitian antara perceived supervisor support dan work
family conflict di Indonesia. Hal tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara perceived supervisor support dan work family
conflict pada ibu bekerja.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian adalah “apakah terdapat hubungan antara
perceived supervisor support dan work family conflict pada ibu bekerja?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara
perceived supervisor support dan work family conflict pada ibu bekerja.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan informasi
pada bidang Psikologi Industri, khususnya mengenai perceived supervisor
support dan work family conflict pada ibu bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Subjek
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan pemahaman
mengenai perceived supervisor support dan work family conflict pada ibu
bekerja.
b. Bagi Instansi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam membuat atau memperbaharui peraturan atau kebijakan di instansi
terkait, khususnya yang berkaitan dengan perceived supervisor support dan
work family conflict.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. WORK FAMILY CONFLICT
1. Definisi Work Family Conflict
Konsep work family conflict didasarkan pada teori peran yang
dikemukakan oleh Kahn, Wolfe, Quinn, Snoek, dan Rosenthal (1964) dalam
Greenhaus dan Beutell, 1985. Kahn et al. meneliti orang-orang yang mengalami
konflik antara peran pekerjaan dan peran kehidupan lainnya. Kahn et al.
mengemukakan bahwa work family conflict terjadi ketika tuntutan dari pekerjaan
dan keluarga saling bertentangan satu sama lain. Greenhaus dan Beutell (1985)
kemudian mengembangkan definisi work family conflict menjadi suatu bentuk
konflik antar peran (inter-role conflict) dimana tuntutan dari pekerjaan dan
keluarga saling bertentangan sehingga partisipasi dalam satu peran (pekerjaan
atau keluarga) lebih sulit karena partisipasi dalam peran lainnya (keluarga atau
pekerjaan).
Lebih lanjut, Frone et al. (1992) mengkonseptualisasikan work family
conflict sebagai konstruksi dua arah yaitu work interfering with family (W F
conflict) dan family interfering with work (F W conflict). Bellavia dan Frone
(2005) menjelaskan istilah tersebut mempunyai arti yang sama. Work interfering
with family (WIF) berarti work-to-family conflict (WFC), sedangkan family
interfering with work (FIW) berarti family-to-work conflict (FWC). Netemeyer et
al. (1996) mendefinisikan work family conflict merupakan bentuk konflik antar
peran (inter-role conflict) dimana tuntutan umum, waktu khusus, dan ketegangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
yang dihasilkan oleh pekerjaan mengganggu kemampuan seseorang untuk
melakukan tanggung jawab yang berkaitan dengan keluarga. Tuntutan umum
sebuah peran mengacu pada tanggung jawab, kebutuhan, harapan, tugas, dan
komitmen yang terkait dengan peran tertentu. Greenhaus, Parasuraman, Granrose,
Rabinowitz, dan Beutell (dalam Aboobaker, Edward, & Pramatha, 2017)
menambahkan work family conflict merupakan konflik yang terjadi ketika
pengalaman di tempat kerja mengganggu kehidupan keluarga, seperti jam kerja
yang kaku, beban kerja berlebih, stres kerja, konflik interpersonal di tempat kerja,
perjalanan kerja, transisi karir, supervisor atau organisasi yang tidak
mengakomodasi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa work family conflict
adalah suatu bentuk konflik antar peran (inter-role conflict) yang terjadi ketika
seseorang berusaha untuk menyeimbangkan peran antara pekerjaan dan kelurga
yang disebabkan oleh berbagai tuntutan pekerjaan sehingga mengganggu peran
dan tanggung jawab dalam keluarga. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
definisi dari Netemeyer et al. (1996) yang mendefinisikan work family conflict
sebagai bentuk konflik antar peran (inter-role conflict) dimana tuntutan umum,
waktu khusus, dan ketegangan yang dihasilkan oleh pekerjaan mengganggu
kemampuan seseorang untuk melakukan tanggung jawab yang berkaitan dengan
keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Dimensi dan Pengukuran Work Family Conflict
Menurut Greenhaus dan Beutell (1985), work family conflict terdiri dari
tiga dimensi, yaitu (1) Time-Based Conflict, (2) Strain-Based Conflict, dan (3)
Behavior-Based Conflict. Time-based conflict merupakan konflik yang terjadi
ketika waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi satu tuntutan dapat mengurangi
waktu untuk memenuhi tuntutan yang lain. Konflik ini biasanya terjadi pada
karyawan dengan jam kerja panjang, banyak bepergian, sering bekerja lembur,
dan tidak memiliki jadwal yang fleksibel. Strain-based conflict merupakan
konflik yang terjadi ketika tekanan dari salah satu peran mempengaruhi kinerja
peran lain sehingga sulit untuk memenuhi tuntutan dari peran lain. Konflik ini
biasanya terjadi pada karyawan yang mengalami konflik atau ambiguitas peran
kerja, yang menghadapi banyak tekanan fisik, emosional atau tuntutan kerja
mental. Sedangkan, behavior-based conflict adalah konflik yang terjadi ketika
pola perilaku tertentu efektif untuk satu peran tetapi tidak sesuai dengan peran
yang lain. Konflik ini biasa terjadi pada orang yang sulit beradaptasi pada saat ia
memasuki peran baru.
Carlson, Michele, dan Larry (2000) mengukur work family conflict dengan
menggunakan respon dari para karyawan yang bekerja menggunakan tiga dimensi
konflik yang sudah dijelaskan pada paragraf diatas, yaitu time based conflict,
strain based conflict dan behavior based conflict. Skala Carlson et al. memiliki
18 item yang terdiri dari dari 3 item time-based work interference with family, 3
item time-based family interference with work, 3 item strain-based work
interference with family, 3 item strain-based family interference with work, 3 item
behavior work interference with family, dan 3 item behavior family interference
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
with work. Reliabilitas dari skala ini dilihat dari masing-masing dimensi dengan
time-based WFC sebesar 0,87; time-based FWC 0,79; strain based WFC 0,85;
strain-based FWC 0,87; behavior-based WFC 0,78; dan behavior based FWC
0,85. Sedangkan, validitas skala ini sebesar 0,24 sampai 0,83.
Bruck, Allen, dan Spector (2002) menggunakan skala milik Carlson et al.
(2000) dalam penelitian mereka mengenai “The Relation between Work–Family
Conflict and Job Satisfaction: A Finer-Grained Analysis”. Dalam penelitian
tersebut, skala milik Carlson et al. memiliki reliabilitas yang tergolong baik yaitu
0,79 sampai 0,89. Godek (2012) juga menggunakan skala milik Carlson et al.
dalam penelitiannya mengenai “Work-Family Conflict and the Perception of
Departmental and Institutional Work-Family Policies in Collegiate Athletic
Trainers”. Dalam penelitiannya, skala milik Carlson et al. memiliki reliabilitas
yang tergolong baik yaitu 0,869.
3. Faktor yang Mempengaruhi Work Family Conflict
Greenhaus dan Beutell (1985) menjelaskan terdapat dua faktor yang
mempengaruhi work family conflict, yaitu work related sources of conflict dan
family related sources of conflict. Work related sources of conflict adalah konflik
yang disebabkan oleh pekerjaan, seperti banyaknya jam kerja dalam seminggu,
jumlah dan frekuensi lembur, jadwal kerja yang tidak fleksibel, dukungan atasan,
dukungan rekan kerja, tuntutan pekerjaan, dan perubahan lingkungan kerja.
Sedangkan, family related sources of conflict merupakan konflik yang disebabkan
oleh pekerjaan, seperti pernikahan, jumlah anak, usia anak, tanggung jawab dalam
mengasuh anak, jumlah keluarga yang banyak, dan dukungan pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Byron (2005) menambahkan, work family conflict dipengaruhi oleh tiga
factor yaitu work domain, non-work domain, dan individual and demographic
domain. Work domain merupakan konflik yang disebabkan oleh faktor pekerjaan
dan tempat kerja, seperti keterlibatan dalam pekerjaan, lama bekerja, dukungan
pekerjaan, fleksibilitas jadwal kerja dan stres kerja. Non-work domain adalah
konflik yang disebabkan oleh faktor keluarga dan faktor lain di luar faktor
pekerjaan, seperti keterlibatan dalam keluarga, dukungan keluarga, stres keluarga,
konflik keluarga, jumlah anak, usia anak, pekerjaan rumah tangga, dan status
pernikahan. Sedangkan, individual and demographic domain merupakan konflik
yang disebabkan oleh kepribadian, tingkah laku dan individual differences, seperti
seks, usia, pendapatan, dan cara coping.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi work family conflict adalah work domain, family/non-work
domain, dan individual and demographic domain.
4. Dampak Work Family Conflict
Work family conflict yang tinggi dapat berdampak pada individual well-
being, attitudinal, dan behavior (Mihelic & Tekavcic, 2014). Individual well-
being terdiri dari disfungsional kesehatan fisik (hipertensi, obesitas, kolesterol
tinggi, dan gangguan tidur) dan psikologis individu (perilaku depresif, kelelahan
emosi, gangguan mood, gangguan kecemasan, dan burnout). Mihelic dan
Tekavcic menambahkan, work family conflict juga dapat berdampak pada
attitudinal sehingga merugikan organisasi. Hal ini dapat terjadi karena work
family conflict memunculkan perubahan sikap individu terkait dengan pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dan organisasi serta hubungan dengan anggota keluarga. Work family conflict
yang tinggi dapat menurunkan tingkat kepuasan kerja, kualitas kerja, dan
komitmen organisasi. Work family conflict juga dapat menyebabkan perubahan
sikap yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, seperti kepuasan hidup rendah,
family distress, kepuasan terhadap keluarga rendah, dan kepuasan pernikahan
rendah.
Menurut Mihelic dan Tekavcic, work family conflict juga berdampak pada
behavior individu. Ketidakmampuan dalam menyeimbangkan tuntutan pekerjaan
dan keluarga dapat mempengaruhi pola perilaku individu di tingkat organisasi.
Work family conflict yang tinggi dapat menyebabkan rendahnya performansi
kerja, tingginya turn over, dan tingginya tingkat absensi.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa work family
conflict dapat memberikan dampak terhadap individual well-being, attitudinal,
dan behavioral.
B. PERCEIVED SUPERVISOR SUPPORT
1. Definisi Perceived Supervisor Support
Menurut Eisenberger et al. (2002), perceived supervisor support (PSS)
merupakan sejauh mana karyawan membentuk kesan terhadap atasan mereka
bahwa atasan mereka menghargai kontribusi, mendukung, dan peduli dengan
kesejahteraan mereka. Maertz, Griffeth, Campbell, dan Allen (2007) menjelaskan
bahwa PSS terjadi ketika karyawan mengembangkan pandangan umum tentang
sejauh mana atasan mereka peduli pada kesejahteraan dan mempengaruhi
kontribusi mereka terhadap organisasi secara signifikan. PSS terdiri dari interaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
antara atasan dengan karyawannya yang dianggap positif (Cole, Bruch, & Vogel,
2006). Burns (2016) menambahkan bahwa PSS melibatkan pengembangan
persepsi tentang bagaimana atasan mereka peduli terhadap mereka dan
menghargai kontribusi mereka. PSS secara khusus berfokus pada bagaimana
atasan memberikan dukungan kepada karyawan sebagai agen organisasi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perceived supervisor
support (PSS) merupakan pandangan karyawan mengenai sejauh mana atasan
mereka menghargai kontribusi, mendukung, dan peduli dengan kesejahteraan
mereka.
2. Komponen dan Pengukuran Perceived Supervisor Support
Shinn, Wong, Simko, dan Ortiz-Torres (1989) membuat skala social
support yang mengukur pengalaman responden sebagai orangtua yang bekerja
selama dua bulan terakhir. Skala tersebut terdiri dari empat sumber dukungan
sosial yaitu, dukungan supervisor, dukungan rekan kerja, dukungan pasangan, dan
dukungan teman atau kerabat. Masing-masing sumber dukungan tersebut
memiliki enam sampai tujuh item yang diukur dengan memberikan lima pilihan
jawaban. Empat item merupakan bentuk dukungan lisan (dukungan emsional) dan
dua atau tiga item menilai usaha yang lebih nyata (dukungan instrumental). Skala
tersebut memiliki reliabilitas sebesar 0,83 sampai 0,84.
Skala social support milik Shinn et al. (1989) kemudian digunakan dan
dikembangkan oleh Thomas dan Ganster (1995). Thomas dan Ganster (1995)
menggunakan skala milik Shinn et al. dalam penelitiannya mengenai “Impact of
Family-Supportive Work Variables on Work-Family Conflict and Strain: A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Control Perspective”. Pada penelitian tersebut, Thomas dan Ganster hanya
menggunakan item-item yang mengukur supervisor support. Thomas dan Ganster
kemudian menambahkan dua item baru pada tujuh item skala milik Shinn et al.
Bentuk akhir skala yang dikembangkan oleh Thomas dan Ganster berjumlah
sembilan item yang terbagi dalam dua komponen supervisor support, yaitu
dukungan instrumental sebanyak empat item dan dukungan emosional sebanyak
lima item. Dukungan instrumental mengacu pada memberikan bantuan secara
langsung dan nasihat untuk membantu seorang karyawan memenuhi tanggung
jawab keluarganya. Sedangkan, dukungan emosional mengacu pada memberikan
pemahaman, mau mendengarkan, kepekaan, dan perhatian pada karyawan (Frone,
Yardley, & Markle, 1997 dalam Yildirim & Zeynep, 2008). Skala Thomas dan
Ganster dibuat untuk mengetahui seberapa sering dalam dua bulan terakhir
supervisor terlibat dalam perilaku suportif terhadap bawahannya, sehingga skala
ditujukan untuk karyawan yang memiliki supervisor. Nilai reliabilitas skala ini
adalah 0,83.
3. Dampak Perceived Supervisor Support
Perceived supervisor support memiliki hubungan yang positif dengan
kinerja pekerjaan. Adanya peningkatan persepsi dukungan atasan pada karyawan
dapat membuat tingkat kinerja karyawan menjadi lebih tinggi. Ketika atasan
mendukung bawahannya, maka mereka cenderung meningkatkan tingkat kinerja
pekerjaan mereka secara keseluruhan (DeConinck & Johnson, 2009).
Babin dan Boles (1996) menemukan bahwa perceived supervisor support
memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kepuasan kerja. Jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
seorang karyawan menganggap bahwa atasan mereka menunjukkan kepedulian
terhadap pekerjaan dan memberikan dukungan sosial emosional kepada mereka,
maka karyawan cenderung merasa puas dengan pekerjaan mereka.
Dalam hal perilaku, perceived supervisor support dapat menyebabkan
munculnya intensi turn over. Karyawan yang memiliki tingkat perceived
supervisor support rendah cenderung memiliki intensi turn over yang lebih tinggi.
Ketika karyawan merasa tidak didukung oleh atasan mereka, karyawan cenderung
memiliki keinginan untuk keluar dari pekerjaan mereka (Tuzun & Kalemci dalam
Burns, 2016).
C. IBU BEKERJA
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ibu diartikan sebagai wanita yang
sudah melahirkan seseorang, sebutan untuk wanita yang sudah bersuami, dan
panggilan takzim kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum. Ibu
bekerja merupakan ibu yang melakukan suatu kegiatan di luar rumah dengan tujuan
untuk mencari nafkah (Santrock, 2007). Seorang ibu yang bekerja dapat dikatakan
sebagai seorang wanita dengan kemampuan untuk menggabungkan karier dengan
tanggung jawab tambahan membesarkan anak (Poduval, 2009). Ibu bekerja memiliki
peran sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya. Selain itu, ibu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya (Gunarsa, 2000).
Menurut Williams (1987 dalam Lemme, 1995), wanita termotivasi untuk
bekerja karena tiga alasan. Pertama, kebutuhan ekonomi; semakin meningkatnya
harga kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan lain yang mendesak membuat wanita
merasa kesulitan untuk mengatur keuangan keluarga sehingga wanita memutuskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
untuk bekerja. Penghasilan suami yang tidak mencukupi juga seringkali menjadi
alasan bagi wanita untuk bekerja (Hoffman & Nye, 1984). Kedua, adanya aspek-
aspek tertentu dari peran dalam keluarga yang memotivasi mereka untuk mencari
alternatif kegiatan dari sekedar berada di rumah, seperti kebosanan terutama saat anak
mulai memasuki usia sekolah. Ketiga, untuk memenuhi kebutuhan psikologis, seperti
status dan kontak sosial, realisasi potensi, serta hasrat untuk berguna bagi masyarakat.
Selain itu, adanya motivasi dari kepribadian seperti kebutuhan untuk berprestasi dan
dihargai karena status yang lebih tinggi (Hoffman & Nye, 1984).
Ibu yang bekerja memiliki rasa otonomi dan kemandirian yang lebih besar
dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Ketika seorang ibu bekerja, maka ibu
memiliki persepsi yang meningkat tentang status, kekuasaan, dan self-efficacy (Gove
& Geerken, 1997). Akan tetapi, ibu yang bekerja mengalami stres dan ketegangan
yang lebih besar dibandingkan dengan ibu rumah tangga (Rout, Cooper, & Kerslake,
1997). Menggabungkan peran pekerjaan dan keluarga menyebabkan munculnya
beban lebih atas peran (role overload). Ketika wanita memiliki komitmen utama pada
peran keluarga, maka wanita akan mengalami ketegangan dan konflik ketika peran
pekerjaan muncul (Barnett & Baruch, 1985). Stres dalam mengelola berbagai peran
lebih besar ketika tanggung jawab pekerjaan dan peran keluarga sama-sama berat
(Rout et al., 1997).
Menurut Gove dan Geerken (1997), kesehatan mental pada ibu bekerja juga
dipengaruhi oleh usia anak dan jumlah anak dalam keluarga. Ibu yang memiliki dan
banyak anak dan anak belum masuk sekolah memiliki kesehatan mental yang relatif
buruk. Selain itu, Krause dan Markides (1985) menambahkan bahwa bantuan
terhadap pekerjaan rumah menjadi faktor penting bagi ibu bekerja. Ibu bekerja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
menerima sedikit atau tidak sama sekali bantuan pekerjaan rumah tangga dari
suaminya, memiliki tingkat gejala depresi yang jauh lebih tinggi daripada ibu bekerja
yang menerima bantuan signifikan dari suaminya.
D. DINAMIKA VARIABEL PERCEIVED SUPERVISOR SUPPORT DAN WORK
FAMILY CONFLICT
Dukungan sosial dapat diberikan oleh siapa saja, terutama orang-orang yang
merupakan jaringan sosial dari individu (Sarafino, 2008). Dalam dunia kerja,
dukungan sosial dapat berasal dari dukungan organisasi (Rhoades & Eisenberger,
2002). Persepsi karyawan yang baik terhadap dukungan organisasi dapat membuat
karyawan merasa memiliki kewajiban untuk memelihara kesejahteraan organisasi.
Organisasi dapat memperkuat keyakinan karyawan dengan memenuhi kebutuhan
sosioemosional karyawan, mengakui dan menghargai kinerja karyawan (Rhoades &
Eisenberger, 2002).
Selain karyawan membentuk persepsi global tentang penilaian oleh organisasi
terhadap mereka, karyawan juga mengembangkan pandangan umum tentang sejauh
mana supervisor menilai kontribusi mereka dan peduli terhadap kesejahteraan
mereka, yang disebut dengan perceived supervisor support (Kottke & Sharafinski
dalam Rhoades & Eisenberger, 2002). Supervisor bertindak sebagai agen organisasi,
yang memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan dan mengevaluasi kinerja
bawahan, sehingga karyawan memandang orientasi supervisor terhadap mereka
sebagai sesuatu yang menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap mereka.
Penilaian tersebut digunakan oleh karyawan sebagai indikasi adanya dukungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
organisasi (Eisenberger Huntington, Hutchison, & Sowa, 1986; Levinson, 1965
dalam Rhoades & Eisenberger, 2002).
Ketika karyawan memiliki perceived supervisor support yang baik terhadap
supervisor mereka, maka karyawan cenderung dapat menyeimbangkan peran
pekerjaan dan keluarga (Pan & Yeh, 2012). Akan tetapi, ketika karyawan merasa
supervisor kurang mendukung mereka, maka mereka cenderung tidak mampu
menyeimbangkan peran pekerjaan dan keluarga dengan baik (Yildirim & Zeynep,
2008). Ketidakmampuan tersebut mengarah pada munculnya work family conflict.
Work family conflict muncul ketika karyawan menyeimbangkan peran antara
pekerjaan dan keluarga. Konflik ini muncul karena adanya dua keinginan yang
berbeda, yaitu keinginan untuk maju dalam pekerjaan dan keinginan untuk
menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarga, teman serta kerabat (Berk,
2012).
Dengan adanya dukungan supervisor maka karyawan dapat mengurangi work-
family conflict (Karatepe & Uludag, 2008). Supervisor yang mendukung adalah orang
yang berempati pada karyawannya dengan keinginan agar karyawannya dapat
menjaga keseimbangan antara tanggung jawab pekerjaan dan keluarga (Thomas &
Ganster, 1995). Ketika karyawan mengungkapkan masalah pekerjaan dan keluarga
mereka kepada supervisor, maka supervisor cenderung akan memberikan dukungan
instrumental dan emosional kepada karyawan agar karyawan dapat mencapai
keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga (Pan & Yeh, 2012). Hal tersebut
membuat karyawan dapat menegosiasikan solusi penyelesaian masalah dengan
supervisor. Karyawan juga akan menganggap supervisor sebagai pihak yang
mendukung mereka dalam mengelola tuntutan pekerjaan dan keluarga (Thompson,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Brough, & Schmidt, 2006). Dukungan dari supervisor juga dapat berupa mengatur
jadwal kerja karyawan sehingga lebih fleksibel, mentolelir ketika karyawan
melakukan panggilan pribadi untuk keluarganya, dan memberikan nasihat serta
semangat pada karyawan saat pengasuh anak berhenti bekerja (Thomas & Ganster,
1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Skema 1. Hubungan Perceived Supervisor Support dengan Work Family Conflict
pada Ibu Bekerja
Perceived Supervisor Support
Tinggi
Karyawan merasa mendapatkan dukungan
instrumental dan emosional dari supervisor
Karyawan merasa didukung oleh supervisor
Karyawan dapat menyeimbangkan tanggung jawab
pekerjaan dan keluarga:
1. Karyawan dapat mengatur waktu antara
peran pekerjaan dan keluarga
2. Karyawan dapat mengatasi tekanan dari pekerjaan dan keluarga
3. Karyawan dapat menyesuaikan perilaku untuk memenuhi peran pekerjaan dan keluarga
Work family conflict rendah
Rendah
Karyawan merasa tidak mendapatkan dukungan
instrumental dan emosional dari supervisor
Karyawan merasa tidak didukung oleh
supervisor
Karyawan tidak dapat menyeimbangkan tanggung jawab
pekerjaan dan keluarga:
1. Karyawan kesulitan mengatur waktu antara
peran pekerjaan dan keluarga
2. Karyawan mengalami tekanan dari pekerjaan
dan keluarga
3. Karyawan kesulitan menyesuaikan perilaku dalam memenuhi peran pekerjaan dan keluarga
Work family conflict tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
E. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara
perceived supervisor support dengan work family conflict pada ibu bekerja. Artinya,
semakin tinggi perceived supervisor support yang diterima oleh ibu bekerja, maka
semakin rendah work family conflict yang dialami oleh ibu bekerja. Sebaliknya,
semakin rendah perceived supervisor support yang diterima oleh ibu bekerja, maka
semakin tinggi work family conflict yang dialami oleh ibu bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian mengenai hubungan antara perceived supervisor support dan work
family conflict ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian
kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau
sampel tertentu dan menggunakan teknik pengumpulan data berupa instrumen
penelitian dengan data penelitian yang berbentuk angka-angka serta analisis data yang
menggunakan statistik untuk menguji hipotesis yang ada (Sugiyono, 2013).
Metode penelitian kuantitatif ini mengunakan desain survei. Tujuan dari
desain survei adalah untuk membuat sebuah penjelasan numerik mengenai pendapat,
sikap, atau tingkah laku populasi dengan cara meneliti sampel dari populasi tersebut
(Supratiknya, 2015).
Desain survei yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang mempertanyakan
tentang ada atau tidaknya hubungan satu variabel dengan variabel lainnya. Hubungan
ini bersifat resiprokal atau hubungan timbal balik (Taniredja & Hidayanti, 2011).
B. VARIABEL PENELITIAN
Variabel dependen : work family conflict
Variabel independen : perceived supervisor support
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Perceived Supervisor Support
Perceived Supervisor support adalah pandangan mengenai sejauh mana
atasan mereka menghargai kontribusi, mendukung, dan peduli dengan
kesejahteraan mereka. Perceived supervisor support pada ibu bekerja dapat
diukur menggunakan dua komponen yaitu: dukungan instrumental dan dukungan
emosional.
Perceived supervisor support diukur menggunakan skala supervisor
support yang diadaptasi dari skala milik Thomas dan Ganster (1995) berdasarkan
dua komponen yang disebutkan di atas. Peneliti memilih skala tersebut karena
skala milik Thomas dan Ganster dibuat untuk mengetahui seberapa sering dalam
dua bulan terakhir supervisor terlibat dalam perilaku suportif terhadap
bawahannya dan ditujukan untuk karyawan yang memiliki supervisor.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti menganggap skala milik Thomas dan
Ganster dapat melihat tingkat perceived supervisor support pada ibu bekerja.
Tinggi rendahnya skor total pada skala menunjukkan tingkat perceived supervisor
support pada ibu bekerja. Semakin tinggi skor total pada Skala Supervisor
Support, maka semakin tinggi tingkat perceived supervisor support pada ibu
bekerja. Sebaliknya, semakin rendah skor total pada Skala Supervisor Support,
maka semakin rendah tingkat perceived supervisor support ibu bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Work Family Conflict
Work family conflict adalah konflik yang terjadi ketika seorang ibu
menjalankan perannya sebagai karyawan dan sebagai bagian dari keluarga (ibu
dan istri). Work family conflict pada ibu bekerja ini dapat diukur menggunakan
tiga dimensi yaitu: time based conflict, strain based conflict dan behavior based
conflict.
Work family conflict ini diukur dengan menggunakan skala work family
conflict yang diadaptasi dari skala milik Carlson et al. (2000) berdasarkan tiga
dimensi yang disebutkan di atas. Tinggi rendahnya skor total pada skala
menunjukkan tingkat work family conflict pada ibu bekerja. Semakin tinggi skor
total pada Skala Work Family Conflict, maka semakin tinggi tingkat work family
conflict pada ibu bekerja. Sebaliknya, semakin rendah skor total pada Skala Work
Family Conflict, maka semakin rendah tingkat work family conflict pada ibu
bekerja.
D. SUBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah ibu bekerja atau karyawan wanita yang
sudah menikah dan memiliki anak. Kriteria tersebut dibuat berdasarkan ketentuan dari
variabel work family conflict dan supervisor support. Greenhaus dan Beutell (1985)
menemukan bahwa orang-orang yang menikah lebih banyak mengalami work family
conflict yang lebih besar dibandingkan dengan yang tidak menikah. Greenhaus dan
Beutell juga menambahkan bahwa karyawan wanita lebih cenderung mengalami work
family conflict atau kesulitan dalam menyeimbangkan pekerjaan serta tanggung jawab
keluarga. Menurut Lundberg dan Frankenhaeuser (1999), karyawan wanita yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
sudah menjadi orang tua cenderung lebih sering mengalami kelebihan beban kerja
dan stres kerja daripada karyawan laki-laki yang sudah menjadi orang tua. Intensitas
terjadinya work family conflict lebih besar terjadi pada wanita daripada laki-laki
karena keterlibatan dan komitmen waktu atas tanggung jawabnya terhadap tugas
rumah tangga, termasuk mengurus suami dan anak yang berpotensi memunculkan
konflik (Apperson, Schmidt, Moore, & Grunberg, 2002). Di sisi lain, Nagurney,
Reich, dan Newsorn (2004) menemukan bahwa pria memiliki keinginan yang kuat
untuk mandiri sehingga cenderung menanggapi dukungan sosial secara negatif. Bagi
pria, menerima dukungan sosial dari atasan dan rekan kerja mungkin bertentangan
dengan nilai-nilai yang dimiliki. Konrad, Ritchie, Lieb, dan Corrigall (dalam Thomas
& Kelly, 2008) menjelaskan bahwa wanita mungkin memiliki preferensi yang lebih
kuat untuk hubungan sosial jaringan di tempat kerja.
Sampel dipilih menggunakan metode non-probability sampling. Non-
probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan
kesempatan yang sama bagi populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2014).
Pengambilan sampel dilakukan di beberapa perusahaan di Yogyakarta.
Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara purposive sampling.
Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014). Pertimbangan tertentu yang digunakan
dalam penelitian ini adalah karyawan wanita yang sudah menikah dan memiliki anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
E. METODE DAN ALAT PENGUMPULAN DATA
1. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
survei dengan menggunakan skala penelitian. Metode survei yang dilakukan
dalam penelitian ini dengan menyebarkan skala penelitian berupa hard copy dan
online dengan google form terhadap ibu bekerja di beberapa perusahaan. Skala
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala supervisor support dari Thomas
dan Ganster (1995) dan skala work family conflict dari Carlson et al. (2000).
2. Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
skala. Skala merupakan alat pengambilan data yang terdiri dari instrumen berupa
pernyataan atau pernyataan dari atribut yang diukur dalam penelitian (Azwar,
2009). Skala yang digunakan tersusun dari dua buah skala yaitu skala perceived
supervisor support dan skala work family conflict.
a. Skala Perceived Supervisor Support
Skala perceived supervisor support diadaptasi dari skala Supervisor
Support milik Thomas dan Ganster (1995) yang terdiri dari dua komponen,
yaitu dukungan instrumental dan dukungan emosional. Model skala yang
digunakan adalah skala likert. Dalam skala ini, subjek diminta untuk
menjawab pernyataan-pernyataan secara kontinum dengan memilih salah satu
dari beberapa pilihan yang tersedia (Supratiknya, 2014). Subjek diminta untuk
memilih salah satu jawaban dari empat pilihan jawaban yang tersedia. Pilihan
jawaban yang diberikan adalah Tidak Pernah (TP), Jarang (J), Sering (S), dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Sangat Sering (SS). Pada pernyataan yang bersifat favorable, maka pemberian
skor secara berturut-turut adalah 1, 2, 3, dan 4. Sedangkan, pada pernyataan
yang bersifat unfavorable, pemberian skor secara berturut-turut adalah 4, 3, 2,
dan 1 (Supratiknya, 2014). Pilihan tengah atau respons netral tidak disediakan
untuk menghindari munculnya central tendency. Apabila pilihan tengah atau
respons netral disediakan, maka subjek cenderung akan memilihnya sehingga
data mengenai perbedaan antara subjek menjadi kurang informatif (Azwar,
2009).
Berikut merupakan tabel distribusi item skala perceived supervisor
support:
Tabel 1.
Distribusi item Skala Perceived Supervisor Support
Komponen Nomor Item
Jumlah Favorable Unfavorable
Dukungan Instrumental
Dukungan Emosional
4, 5, 9
1, 2, 6, 7
3
8
4
5
Total Item 9
b. Skala Work Family Conflict
Skala work family conflict disusun berdasarkan skala milik Carlson et al.
(2000) yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu time based conflict, strain based
conflict dan behavior based conflict. Model skala yang digunakan adalah skala
likert. Dalam skala ini, subjek diminta untuk menjawab pernyataan-
pernyataan secara kontinum dengan memilih salah satu dari beberapa pilihan
yang tersedia (Supratiknya, 2014). Subjek diminta untuk memilih salah satu
jawaban dari empat pilihan jawaban yang tersedia. Pilihan jawaban yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
diberikan adalah Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S),
dan Sangat Setuju (SS). Pada pernyataan yang bersifat favorable, maka
pemberian skor secara berturut-turut adalah 1, 2, 3, dan 4. Sedangkan, pada
pernyataan yang bersifat unfavorable, pemberian skor secara berturut-turut
adalah 4, 3, 2, dan 1 (Supratiknya, 2014). Pilihan tengah atau respons netral
tidak disediakan untuk menghindari munculnya central tendency. Apabila
pilihan tengah atau respons netral disediakan, maka subjek cenderung akan
memilihnya sehingga data mengenai perbedaan antara subjek menjadi kurang
informatif (Azwar, 2009).
Berikut merupakan tabel distribusi item dan pemberian skor skala work
family conflict:
Tabel 2.
Distribusi item Skala Work Family Conflict
Dimensi Nomor Item
Jumlah Favorable Unfavorable
Time Based Conflict
Strain Based Conflict
Behavior Based Conflict
1, 4, 8
6, 7, 9
2, 3, 5
-
3
3
3
Total Item 9
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa skala Perceived
Supervisor Support dan skala Work Family Conflict merupakan skala yang
dikembangkan di luar negeri, sehingga membutuhkan proses adaptasi ke
dalam Bahasa Indonesia. Metode adaptasi ini disebut dengan back-
translation. Back-translation merupakan teknik penerjemahan dengan cara
menerjemahkan protokol dalam sebuah bahasa ke dalam bahasa lain,
kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa semula oleh orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Apabila versi back-translation sama dengan versi asli, maka terdapat
kesetaraan. Akan tetapi bila ada ketidaksamaan, maka prosedur tersebut perlu
diulang sampai mendapatkan versi back-translation yang sama persis dengan
aslinya (Matsumoto, 2008).
Pada penelitian ini, peneliti meminta bantuan salah satu penerjemah yang
telah lulus tes IELTS (International English Language Testing System) dan
sedang menempuh pendidikan di luar negeri untuk menerjemahkan skala
Perceived Supervisor Support dan Work Family Conflict versi asli yang
menggunakan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia. Setelah skala
Perceived Supervisor Support dan Work Family Conflict diterjemahkan
dalam Bahasa Indonesia, peneliti kemudian meminta bantuan kepada
penerjemah lain yang merupakan alumni dari jurusan Sastra Inggris
Universitas Sanata Dharma untuk menerjemahkan kembali skala Perceived
Supervisor Support dan Work Family Conflict dalam Bahasa Indonesia ke
dalam Bahasa Inggris.
Skala hasil back-translation kemudian dibandingkan oleh penerjemah
lain yaitu orang Indonesia yang sudah tinggal di luar negeri selama empat
tahun. Penerjemah menyatakan hasil back-translation skala Perceived
Supervisor Support dan Work Family Conflict mempunyai makna yang sama
dengan versi aslinya. Akan tetapi, ada beberapa item hasil back-translation
yang kurang sesuai, sehingga penerjemah memperbaiki beberapa kata yang
kurang sesuai tersebut. Berdasarkan hasil metode back-translation,
didapatkan skala Perceived Supervisor Support dan Work Family Conflict
versi Bahasa Indonesia yang akan digunakan pada penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
F. VALIDITAS, KESAHIHAN, DAN RELIABILITAS ALAT UKUR
1. Validitas Alat Ukur
Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2018). Uji
validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu tes dapat mengukur
atribut yang akan diukur (Supratiknya, 2014).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan evidensi terkait isi tes atau yang
juga dikenal dengan validitas isi. Evidensi terkait isi melihat kesesuaian antara isi
tes dengan konstruk yang diukurnya. Penentuan mengenai kesesuaian isi tes
dengan konstruk dapat diperoleh melalui analisis logis. Analisis logis dilakukan
untuk melihat seberapa memadainya sebuah tes mewakili ranah isi serta seberapa
relevan ranah isi tersebut sesuai dengan interpretasi skor tes yang dimaksudkan.
Isi tes mengacu pada tema-tema, pilihan kata, format atau bentuk item, tugas, serta
pertanyaan yang digunakan dalam tes. Evidensi terkait isi dapat berupa penilaian
pakar atau ahli terhadap kesesuaian antara bagian-bagian tes dan konstruk yang
diukur (Supratiknya, 2014).
Validasi isi item dalam penelitian ini menggunakan analisis dari expert
judgement yang berkompeten dibidangnya. Peneliti memilih untuk melakukan
evidensi terkait isi dengan berkonsultasi pada dosen pembimbing skripsi dan
beberapa dosen Psikologi lainnya sejumlah tiga orang sebagai pakar atau ahli
yang menilai. Evidensi terkait isi dilakukan dengan para ahli memberikan
penilaian terkait taraf relevansi masing-masing item (Supratiknya, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2. Daya Diskriminasi Item
Daya diskriminasi item dalam penelitian ini dilihat melalui koefisien
korelasi item total (rix). Korelasi item total digunakan untuk memilih item yang
mengukur hal yang sama dengan apa yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan
(Azwar, 2018). Item yang memiliki koefisien korelasi minimal 0,30 (rix ≥ 0,30)
dianggap memiliki daya beda yang memuaskan. Sedangkan, item yang memiliki
nilai koefisien korelasi kurang dari 0,30 (rix ≤ 0,30) dapat diinterpretasikan
sebagai item yang memiliki daya beda rendah. Batasan ini merupakan suatu
konvensi, sehingga peneliti diperbolehkan menentukan batas minimal daya
diskriminasi itemnya dengan mempertimbangkan isi dan tujuan pengukuran skala
yang sedang disusun (Azwar, 2009).
Berikut kisaran koefisien item total (rix) pada skala perceived supervisor
support dan skala work family conflict:
Tabel 3.
Korelasi Item Total Skala Perceived Supervisor Support dan Work Family
Conflict
Variabel Range
Perceived Supervisor Support
Work Family Conflict
0,306 - 0,755
0,386 - 0,741
Koefisien item total pada skala perceived supervisor support bergerak dari
nilai rix sebesar 0,306 sampai 0,755. Sedangkan, koefisien korelasi item total pada
skala work family conflict bergerak dari nilai rix sebesar 0,386 sampai 0,741. Hasil
tersebut menunjukkan kedua skala penelitian yang digunakan dapat dinyatakan
variabel dan semua item tergolong baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3. Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas adalah derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan
(Sugiyono, 2014). Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi hasil
pengukuran jika prosedur pengetesannya dilakukan secara berulang terhadap
suatu populasi individu atau kelompok (Supratiknya, 2014). Dalam mengukur
reliabilitas, peneliti menggunakan reliabilitas konsistensi internal dengan metode
kovarians item. Reliabilitas konsistensi internal merupakan reliabilitas yang
didasarkan pada hasil satu kali pengadministrasian tes. Reliabilitas konsistensi
internal bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antar bagian-bagian dalam suatu
tes (Supratiknya, 2014).
Konsistensi internal skala Perceived Supervisor Support dan skala Work
Family Conflict dalam penelitian ini dilihat menggunakan Alpha Cronbach
dengan bantuan program IBM SPSS versi 25. Besarnya reliabilitas konsistensi
internal (rxx) bergerak dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin mendekati angka 1,00
maka semakin tinggi reliabilitas yang dimiliki, begitu pula sebaliknya. Guildford
(dalam Supratiknya, 2014) menambahkan bahwa koefisien minimum yang
dianggap memuaskan untuk reliabilitas tes adalah 0,70. Akan tetapi, jika terdapat
koefisien yang tidak setinggi itu, maka masih dapat dianggap cukup berarti
apabila skor skala yang bersangkutan digunakan bersama dengan hasil ukur tes
lain dalam suatu perangkat pengukuran (Azwar, 2009). Dalam penelitian ini,
reliabilitas skala Perceived Supervisor Support dan skala Work Family Conflict
akan dianalisis dengan menggunakan IBM SPSS versi 25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
a. Skala Perceived Supervisor Support
Pada variabel ini, peneliti mengadaptasi skala yang dikembangkan oleh
Thomas dan Ganster (1995). Skala perceived supervisor support memiliki
skor reliabilitas sebesar 0,850 yang dilihat dari koefisien Alpha Cronbach. Hal
tersebut menunjukkan bahwa item dari skala perceived supervisor support
memiliki reliabilitas yang baik.
b. Skala Work Family Conflict
Pada variabel ini, peneliti mengadaptasi skala yang dikembangkan oleh
Carlson et al. (2000). Skala work family conflict memiliki skor reliabilitas
sebesar 0,861 yang dilihat dari koefisien Alpha Cronbach. Hal tersebut
menunjukkan bahwa item dari skala work family conflict memiliki reliabilitas
yang baik.
G. METODE ANALISIS DATA
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data dari
variabel tergantung dan variabel bebas memiliki distribusi yang normal atau
berasal dari populasi normal. Uji normalitas dilakukan dengan metode One
Sample Kolmogorov Smirnov Test yang dibantu dengan program IBM SPSS
versi 25. Jika hasilnya menunjukkan bahwa taraf signifikansi lebih besar dari
0,05 (p>0,05) maka data yang diperoleh terdistribusi normal. Akan tetapi, jika
hasilnya menunjukkan bahwa taraf signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05),
maka data yang diperoleh tidak terdistribusi normal (Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel yang
akan dianalisis berdasarkan sebuah garis lurus (linear). Uji linearitas
dilakukan dengan metode Test of Linearity yang dibantu dengan program IBM
SPSS versi 25. Jika hasilnya menunjukkan bahwa p ≤ 0,05, maka data
memiliki hubungan yang linear. Akan tetapi, jika hasilnya menunjukkan
bahwa p ≥ 0,05, maka data yang diperoleh tidak berhubungan secara linear
(Santoso, 2010).
2. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, hipotesis akan dianalisis dengan menggunakan
korelasi Product Moment Pearson yang dibantu dengan program IBM SPSS versi
25. Metode korelasi Product Moment Pearson digunakan karena data yang
dihasilkan oleh skala diasumsikan merupakan data interval, yaitu data yang
memiliki informasi tentang kesamaan jarak antar bilangan dan memiliki satuan
interval yang sama (Supratiknya, 2014). Syarat untuk menggunakan metode
korelasi Product Moment Pearson adalah data terdistribusi normal dan hubungan
antar variabel memiliki hubungan yang linear. Akan tetapi, apabila syarat tersebut
tidak dapat terpenuhi maka uji hipotesis akan menggunakan metode korelasi
Spearman Rho yang dibantu dengan program IBM SPSS versi 25. Metode
Spearman Rho merupakan metode yang menghitung korelasi antara skor item
total dan skor total tes khususnya pada jenis multi-point item, yaitu jenis item yang
memiliki kisaran skor 1-4 atau lebih (Kline, 1986; Crocker & Algina, 2008 dalam
Supratiknya, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2018 sampai dengan 25
Agustus 2018. Peneliti melakukan pengambilan data melalui penyebaran kuisioner
secara langsung di beberapa perusahaan di daerah Yogyakarta. Selain itu, peneliti
juga melakukan pengambilan data secara online menggunakan Google Forms yang
disebarkan melalui tautan https://goo.gl/forms/rajPSduQPFx3wwrQ2 ke beberapa
media sosial seperti LINE dan WhatsApp. Melalui proses tersebut, didapatkan 160
respon. Dari jumlah tersebut, 153 respon digunakan dan diolah sebagai data
penelitian. Tujuh respon gugur karena tidak memenuhi kriteria penelitian, yaitu ibu
bekerja (wanita, karyawan, dan mempunyai anak).
B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 153 ibu bekerja. Berikut merupakan
deskripsi subjek dalam penelitian ini:
Tabel 4.
Deskripsi Usia Subjek*
Usia Jumlah Presentase
Dewasa awal (18 tahun-40 tahun)
Dewasa madya (41 tahun-60 tahun)
88
65
58%
42%
Total 153 100%
*berdasarkan kategori Hurlock (2002)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Berdasarkan usia, dapat diketahui sebanyak 88 subjek berusia 18 sampai 40
tahun dan sebanyak 65 subjek berusia 41 sampai 60 tahun. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa subjek cenderung berada pada kategori dewasa awal dengan
rentang usia 18 sampai 40 tahun.
Tabel 5.
Deskripsi Lama Bekerja Subjek
Lama Bekerja Jumlah Presentase
1-8 tahun
9-16 tahun
17-24 tahun
25-32 tahun
58
36
34
25
38%
24%
22%
16%
Total 153 100%
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa subjek penelitian ini didominasi
dengan subjek yang sudah bekerja selama 1-8 tahun, yaitu sebanyak 58 subjek.
Sementara itu, sebanyak 36 subjek sudah bekerja selama 9-16 tahun diikuti dengan
34 subjek yang sudah bekerja selama 17-24 tahun dan 25 subjek yang sudah bekerja
selama 25-32 tahun.
Tabel 6.
Deskripsi Jumlah Anak Subjek
Jumlah Anak Jumlah Presentase
1
2
3
66
70
17
43%
46%
11%
Total 153 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa subjek dalam penelitian ini
cenderung memiliki dua orang anak. Sebanyak 70 subjek dalam penelitian ini
mempunyai dua orang anak dan 66 subjek memiliki satu orang anak. Sementara itu,
terdapat 17 subjek yang memiliki tiga orang anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 7.
Deskripsi Usia Anak Subjek Paling Kecil*
Usia Anak Jumlah Presentase
Bayi (< 2 tahun)
Anak-anak awal (2-5 tahun)
Anak-anak akhir (6-11 tahun)
Remaja awal (12-14 tahun)
Remaja pertengahan (15-17 tahun)
Remaja akhir (18-21 tahun)
23
56
27
16
17
14
14%
38%
18%
10%
11%
9%
Total 153 100%
*berdasarkan kategori Hurlock (2002)
Dari tabel di atas, diketahui bahwa sebanyak 56 subjek dalam penelitian ini
memiliki anak berusia antara 2 sampai 5 tahun, diikuti dengan 27 subjek memiliki
anak berusia antara 6 sampai 11 tahun dan 23 subjek memiliki anak berusia kurang
dari 2 tahun. Hasil tersebut menunjukkan subjek cenderung memiliki anak berusia 2
sampai 6 tahun yang termasuk dalam kategori anak-anak awal.
C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN
Peneliti melakukan analisis deskripsi terhadap data yang diperoleh untuk
mengetahui tinggi rendahnya Perceived Supervisor Support dan Work Family
Conflict yang dimiliki oleh subjek. Hasil deskripsi data penelitian didapatkan dengan
cara membandingkan mean teoritis dan mean empiris serta melihat hasil uji-t pada
masing-masing variabel yang dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 8.
Deskripsi Data Penelitian
Variabel
Skor Teoritis Skor Empiris
SD Mean
Skor
Min
Skor
Max Mean
Skor
Min
Skor
Max
Perceived
Supervisor Support
Work Family
Conflict
22,5
22,5
9
9
36
36
24,65
19,82
15
11
35
30
4,184
4,204
Berdasarkan pengukuran secara deskriptif pada Tabel 8, variabel perceived
supervisor support memiliki mean teoritis sebesar 22,5 dan mean empiris sebesar
24,65 dengan standar deviasi sebesar 4,184. Hasil ini menunjukkan bahwa mean
empiris lebih tinggi dari mean teoritis, sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek
dalam penelitian ini memiliki perceived supervisor support yang cenderung tinggi.
Sedangkan, variabel work family conflict memiliki mean teoritis sebesar 22,5 dan
mean empiris sebesar 19,82 dengan standar deviasi sebesar 4,204. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa mean empiris lebih rendah dari mean teoritis, sehingga dapat
disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki work family conflict yang
cenderung rendah.
Tabel 9.
Hasil Uji-t Perceived Supervisor Support
Test Value = 22,5
t Df
Sig
(2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval Of The
Difference
Lower Upper
Perceived
Supervisor
Support
6.367 152 .000 2.154 1.49 2.82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Hasil uji One-Sample T-Test pada Tabel 9 menunjukkan bahawa variabel
perceived supervisor support memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritis
dan mean empiris, yaitu mean perceived supervisor support berbeda secara nyata
dengan mean populasi.
Tabel 10.
Hasil Uji-t Work Family Conflict
Pengukuran One Sample T-Test untuk variabel work family conflict pada
Tabel 10 memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritis dan mean empiris, yaitu mean
work family conflict berbeda secara nyata dengan mean populasi.
Tabel 11.
Kategorisasi Variabel Perceived Supervisor Support
Kategori Frekuensi Presentase
Rendah
Sedang
Tinggi
X < 17,5
17,5 ≤ X < 27,5
27,5 ≤ X
10
107
36
6,5%
69,9%
23,5%
Berdasarkan hasil kategorisasi variabel perceived supervisor support pada
tabel di atas, diketahui bahwa sebagian besar subjek, yaitu sebanyak 107 ibu bekerja
berada dalam kategori sedang dengan presentase sebesar 69,9%. Sementara itu,
sebanyak 36 ibu bekerja berada dalam kategori tinggi dengan presentase sebesar
Test Value = 22,5
t Df
Sig
(2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval Of The
Difference
Lower Upper
Work Family
Conflict -7.893 152 .000 -2.683 -3.35 -2.01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
23,5% dan 10 ibu bekerja berada dalam kategori rendah dengan presentase sebesar
6,5%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perceived supervisor support pada
ibu bekerja dalam penelitian ini tergolong dalam kategori sedang.
Tabel 12.
Kategorisasi Variabel Work Family Conflict
Kategori Frekuensi Presentase
Rendah
Sedang
Tinggi
X < 17,5
17,5 ≤ X < 27,5
27,5 ≤ X
39
108
6
25,5%
70,6%
3,9%
Berdasarkan hasil kategorisasi variabel work family conflict pada tabel di atas,
diketahui bahwa sebagian besar subjek, yaitu sebanyak 108 ibu bekerja berada dalam
kategori sedang dengan presentase sebesar 70,6%. Sementara itu, sebanyak 39 ibu
bekerja berada dalam kategori rendah dengan presentase sebesar 25,5% dan 6 ibu
bekerja dalam kategori tinggi dengan presentase sebesar 3,9%. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa work family conflict pada ibu bekerja dalam penelitian ini
tergolong dalam kategori sedang.
D. HASIL ANALISIS DATA
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data penelitian berasal
dari populasi yang memiliki sebaran normal atau tidak. Data akan dinyatakan
normal apabila memenuhi syarat p>0.05 (Santoso, 2010). Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan metode One Sample Kolmogorov Smirnov
Test dengan bantuan program IBM SPSS versi 25 yang hasilnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 13.
Hasil Uji Normalitas
Variabel Kolmogorov Smirnov Signifikansi
Perceived Supervisor Support
Work Family Conflict
0,116
0,095
0,000
0,002
Berdasarkan hasil uji normalitas, variabel perceived supervisor support
memiliki nilai sebesar 0,000 (p=0,000 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
variabel supervisor support memiliki persebaran data yang tidak normal.
Sedangkan, variabel work family conflict memperoleh nilai sebesar 0,002
(p=0,002 < 0,05). Hal ini menunjukkan sebaran data variabel work family
conflict adalah tidak terdistribusi normal.
Gambar 1.
Kurva Perceived Supervisor Support
Kurva di atas menggambarkan persebaran data pada variabel perceived
supervisor support. Pada kurva tersebut terlihat bahwa persebaran data tidak
normal karena banyaknya data yang berada di skor 26.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Gambar 2.
Kurva Work Family Conflict
Kurva di atas menggambarkan persebaran data pada variabel work
family conflict. Pada kurva tersebut terlihat bahwa persebaran data tidak
normal karena banyaknya data yang berada di skor 19.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas
dan tergantung mengikuti garis linear. Data dikatakan linear apabila kedua
variabel mengikuti garis lurus. Peningkatan maupun penurunan kuantitas pada
satu variabel akan diikuti secara linear pada peningkatan maupun penurunan
pada variabel lainnya. Data akan dinyatakan linear apabila memenuhi syarat
p<0,05 (Santoso, 2010). Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan
metode Test for Linearity dengan bantuan program IBM SPSS versi 25 yang
hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 14.
Hasil Uji Linearitas
F Sig.
WorkFamilyConflict *
PerceivedSupervisorSupport
Between
Groups
(Combined) 1.186 .276
Linearity 5.096 .026
Deviation
from
Linearity
.980 .488
Berdasarkan hasil uji linearitas dapat diketahui bahwa variabel
perceived supervisor support dan work family conflict memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,026. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel
perceived supervisor support dan work family conflict memiliki hubungan
yang linear karena memenuhi syarat p<0,05.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi untuk
mengetahui hubungan antara variabel perceived supervisor support dengan work
family conflict. Pengolahan data untuk uji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan metode tes non parametrik, yaitu teknik Spearman Rho dengan uji
one-tailed (taraf signifikansi 0,05) menggunakan program IBM SPSS versi 25.
Teknik Spearman Rho digunakan dalam penelitian ini karena berdasarkan uji
asumsi yang telah dilakukan diketahui bahwa hubungan antara variabel perceived
supervisor support dengan work family conflict bersifat linear dan memiliki
persebaran data yang bersifat tidak normal. Adapun kriteria koefisien korelasi
pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 15.
Kriteria Koefisien Korelasi (Sugiyono, 2013)
Koefisien Korelasi Kategori
0,000-0,199
0,200-0,399
0,400-0,599
0,600-0,799
0,800-1,000
Sangat Lemah
Lemah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Berikut hasil uji hipotesis antara variabel perceived supervisor support
dengan work family conflict:
Tabel 16.
Hasil Uji Hipotesis
Work Family
Conflict
Perceived
Supervisor
Support
Spearman’s
Rho
Work
Family
Conflict
Correlation
Coefficient 1.000 -.163*
Sig. (1-tailed) . .022
N 153 153
Perceived
Supervisor
Support
Correlation
Coefficient -.163* 1.000
Sig. (1-tailed) .022 .
N 153 153
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Berdasarkan hasil uji korelasi pada Tabel 16, dapat diketahui bahwa
terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara variabel perceived
supervisor support dengan work family conflict. Hasil tersebut dapat dilihat dari
nilai korelasi sebesar -0,163 dengan taraf signifikansi (p) sebesar 0,022 (p<0,05).
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang sangat lemah
antara variabel perceived supervisor support dengan work family conflict.
Hubungan tersebut memiliki makna bahwa semakin tinggi perceived supervisor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
support pada ibu bekerja, maka semakin rendah work family conflict yang dialami
oleh ibu bekerja. Sebaliknya, semakin rendah perceived supervisor support pada
ibu bekerja, maka semakin tinggi work family conflict yang dialami oleh ibu
bekerja.
E. HASIL ANALISIS TAMBAHAN
Analisis tambahan dilakukan untuk melihat perbedaan tingkat work family
conflict antara: 1) ibu bekerja kelompok usia dewasa awal (18-40 tahun) dan dewasa
madya (41-60 tahun) serta 2) ibu bekerja dengan usia anak paling kecil antara
kelompok usia <6 tahun dan >6 tahun. Uji asumsi diperoleh dengan melakukan uji
normalitas menggunakan Lilliefors Significance Correction pada Kolmogorov-
Smirnov. Uji beda komparasional dilakukan dengan menggunakan Independent
Sample T-Test atau One Way ANOVA jika data memiliki distribusi normal, sedangkan
Mann-Whitney U Test digunakan jika data memiliki distribusi yang tidak normal. Uji
asumsi dan uji beda komparasional dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS
versi 25.
1. Komparasi berdasarkan Kelompok Usia Karyawan
a. Uji Normalitas
Berikut hasil uji normalitas ibu bekerja kelompok usia dewasa awal
(18-40 tahun) dan dewasa madya (41-60 tahun) menggunakan Lilliefors
Significance Correction pada Kolmogorov-Smirnov:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 17.
Hasil Uji Normalitas Kelompok Usia Ibu Bekerja
Kategori Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Dewasa Awal
(18-40 tahun)
Dewasa Madya
(41-60 tahun)
.167
.089
65
65
.000
.200*
.956
.987
65
65
.022
.704
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, diketahui bahwa data work
family conflict ibu bekerja kelompok usia dewasa awal yaitu 18-40 tahun
(p=0,000 < 0,005) memiliki distribusi yang tidak normal. Sedangkan, data
work family conflict ibu bekerja kelompok usia dewasa madya yaitu 41-60
tahun (p=0,200 > 0,05) memiliki distribusi yang normal.
b. Uji Homogenitas
Hasil uji homogenitas diperoleh menggunakan Levene’s Test dengan
bantuan IBM SPSS Statistic versi 25 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 18.
Hasil Uji Homogenitas Kelompok Usia Ibu Bekerja
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Usia Subjek .244 1 151 .622
Berdasarkan hasil homogenitas, diketahui bahwa data penelitian work
family conflict pada ibu bekerja kelompok usia dewasa awal dan dewasa
madya (p = 0,622) memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa data penelitian pada skala work family conflict berasal
dari populasi-populasi yang mempunyai varian yang sama; atau varian dari
dua kelompok adalah sama, dalam arti varian populasi work family conflict
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pada ibu bekerja kelompok usia dewasa awal (18-40 tahun) sama dengan
varian populasi work family conflict pada ibu bekerja kelompok usia dewasa
madya (41-60 tahun).
Berdasarkan hasil tersebut, pengolahan data work family conflict dapat
dilanjutkan pada uji beda komparasional dengan teknik non parametrik, yaitu
Mann-Whitney U Test.
c. Uji Beda Komparasi
Hasil uji beda komparasi ibu bekerja pada kelompok usia dewasa awal
(18-40 tahun) dan dewasa madya (41-60 tahun) menggunakan uji non
parametrik Mann-Whitney U Test dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 19.
Hasil Uji Beda Kelompok Usia Ibu Bekerja
Kategori N Mean Rank
Dewasa Awal (18-40 Tahun)
Dewasa Madya (41-60 Tahun)
88
65
79.78
73.24
Total 153
Usia
Karyawan
Mann-
Whitney U
Wilcoxon
W Z
Asymp. Sig.
(2-tailed)
2615.500 4760.500 -.906 .365
Berdasarkan hasil uji beda komparasi dengan Mann-Whitney U Test,
diketahui bahwa tidak ada perbedaan tingkat work family conflict yang
signifikan antara ibu bekerja kelompok usia dewasa awal yaitu 18-40 tahun
dengan usia dewasa madya yaitu 41-60 tahun (p=0,365 > 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2. Komparasi berdasarkan Kelompok Ibu Bekerja dengan Usia Anak Paling
Kecil
a. Uji Normalitas
Berikut hasil uji normalitas pada ibu bekerja dengan kelompok usia
anak paling kecil <6 tahun dan >6 tahun menggunakan Lilliefors Significance
Correction pada Kolmogorov-Smirnov:
Tabel 20.
Hasil Uji Normalitas Kelompok Ibu Bekerja dengan Usia Anak Paling Kecil
Kategori Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
<6 tahun
>6 tahun
.111
.088
79
74
.018
.200*
.976
.983
79
74
.134
.420
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, diketahui bahwa data work
family conflict pada ibu bekerja dengan kelompok usia anak paling kecil <6
tahun (p=0,018 > 0,05) memiliki distribusi yang tidak normal. Sedangkan,
data work family conflict pada ibu bekerja dengan kelompok usia anak paling
kecil >6 tahun (p=0,200 > 0,05) memiliki distribusi yang normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b. Uji Homogenitas
Hasil uji homogenitas diperoleh menggunakan Levene’s Test dengan
bantuan IBM SPSS Statistic versi 25 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 21.
Hasil Uji Homogenitas Kelompok Ibu Bekerja dengan Usia Anak Paling
Kecil
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Usia Anak
Paling Kecil 1.153 1 151 .285
Berdasarkan hasil homogenitas, diketahui bahwa data penelitian work
family conflict pada ibu bekerja dengan kelompok usia anak paling kecil (p =
0,285) memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa data penelitian pada skala work family conflict berasal dari populasi-
populasi yang mempunyai varian yang sama; atau varian dari dua kelompok
adalah sama, dalam arti varian populasi work family conflict pada ibu bekerja
dengan kelompok usia anak paling kecil <6 tahun sama dengan varian
populasi work family conflict pada ibu bekerja dengan kelompok usia anak
paling kecil >6 tahun.
Berdasarkan hasil tersebut, pengolahan data work family conflict dapat
dilanjutkan pada uji beda komparasional dengan teknik non parametrik, yaitu
Mann-Whitney U Test.
c. Uji Beda Komparasi
Hasil uji beda komparasi pada ibu bekerja dengan kelompok usia anak
paling kecil <6 tahun dan >6 tahun menggunakan uji non parametrik Mann-
Whitney U Test dapat dilihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 22.
Hasil Uji Beda Kelompok Ibu Bekerja dengan Usia Anak Paling Kecil
Kategori N Mean Rank
<6tahun
>6tahun
79
74
82.92
70.68
Total 153
Usia Anak
Karyawan
Mann-
Whitney U Wilcoxon W Z
Asymp. Sig.
(2-tailed)
2455.500 5230.500 -1.714 .087
Berdasarkan hasil uji beda komparasi dengan Mann-Whitney U Test,
diketahui bahwa tidak ada perbedaan tingkat work family conflict yang
signifikan antara ibu bekerja dengan kelompok usia anak paling kecil <6 tahun
dan >6 tahun (p=0,087 > 0,05).
F. PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara
perceived supervisor support dan work family conflict pada ibu bekerja. Uji hipotesis
dilakukan dengan menggunakan metode tes non parametrik, yaitu teknik Spearman
Rho dengan taraf signifikansi (p) 0,05 dengan bantuan program IBM SPSS versi 25.
Hasil uji hipotesis antara perceived supervisor support dan work family conflict
memiliki koefisien korelasi (r) sebesar -0,163 yang termasuk dalam kategori sangat
lemah dengan taraf signifikansi (p) 0,022. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
korelasi negatif antara perceived supervisor support dengan work family conflict
secara langsung. Sehingga, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi perceived
supervisor support, maka semakin rendah work family conflict yang dialami oleh ibu
bekerja. Sebaliknya, semakin rendah perceived supervisor support, maka semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
tinggi work family conflict yang dialami oleh ibu bekerja. Dengan demikian, hipotesis
penelitian ini diterima.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang sangat lemah
antara perceived supervisor support dengan work family conflict. Hal ini dapat
disebabkan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhi work family conflict, seperti
jam kerja, jadwal kerja, dan tuntutan pekerjaan yang tinggi. Tuntutan pekerjaan terdiri
dari jam lembur, tekanan pekerjaan, pekerjaan yang berlebihan, tuntutan untuk
bekerja cepat, dan adanya gangguan pekerjaan. Selain itu, work family conflict juga
dipengaruhi oleh adanya komitemen terhadap keluarga, keluarga yang tidak
mendukung, dan tuntutan keluarga. Tuntutan keluarga terdiri dari usia anak paling
kecil, keluarga besar, dan pasangan yang memiliki jabatan tinggi. Faktor lainnya
adalah persepsi individu, dan masalah pribadi (Akkas et al., 2015).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan secara langsung antara
perceived supervisor support dan work family conflict. Penelitian ini
mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Thomas dan Ganster (1995) bahwa
dukungan yang berasal dari supervisor dapat mengurangi work family conflict secara
langsung. Sejalan dengan penelitian tersebut, Anderson, Coffey, dan Byerly (2002)
menemukan bahwa work family conflict dipengaruhi oleh persepsi karyawan terhadap
dukungan dari supervisor. Bagi karyawan, dukungan supervisor merupakan kunci
agar karyawan dapat mengelola pekerjaan dan keluarga dengan baik. Karyawan perlu
mengetahui bahwa supervisor mendukung mereka dalam upaya menyeimbangkan
tanggung jawab pekerjaan dan keluarga. Karyawan juga harus percaya ketika mereka
memanfaatkan aturan waktu kerja alternatif, karir mereka tidak akan terancam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Anderson et al. (2002) menyatakan jika dukungan supervisor dapat membantu
karyawan untuk meningkatkan fungsinya dalam pekerjaan dan menemukan semangat
dalam bekerja. Supervisor yang memberikan dukungan untuk karyawannya dapat
meningkatkan semangat kerja karyawannya dengan cara memberikan perhatian
mengenai keluarga, meningkatkan citra diri karyawannya dengan memberikan
masukan, dan mengurangi stress dengan menunjukkan rasa pengertian terhadap
kehidupan keluarga karyawannya (Halbesleben, 2006). Adanya dukungan dari
supervisor baik secara emosional maupun praktikal sangat penting dalam membantu
karyawan bertahan pada situasi kerja yang penuh dengan tekanan. Dukungan dari
atasan langsung juga dapat berperan untuk mengurangi terjadinya konsekuensi
negatif atas pekerjaan (Muhammad & Hamdy, 2005).
Perceived supervisor support yang tinggi dapat meningkatkan kinerja,
kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Ketika karyawan menganggap diri mereka
didukung oleh atasan mereka, maka mereka cenderung memiliki kinerja yang lebih
tinggi, kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang baik (Gagnon & Michael,
2004). Maertz et al (2007) menambahkan, perceived supervisor support
mempengaruhi intensitas turn over pada karyawan. Perceived supervisor support
menjadi salah satu faktor penting dalam memprediksi keinginan turn over pada
karyawan. Semakin sedikit dukungan dari atasan, maka semakin besar kemungkinan
karyawan akan meninggalkan organisasi.
Berdasarkan hasil uji beda mean One-Sample T-Test dan kategorisasi
diketahui bahwa ibu bekerja yang sudah memiliki anak cenderung memiliki perceived
supervisor support yang tergolong sedang. Jika dilihat dari nilai mean nya, nilai mean
empiris secara signifikan (p=0,000) lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
teoritisnya. Nilai mean teoritis yang dimiliki oleh variabel perceived supervisor
support adalah 22,5 dan mean empirisnya 24,65. Hal tersebut menunjukkan bahwa
subjek dalam penelitian ini yaitu ibu bekerja yang sudah memiliki anak memiliki
perceived supervisor support yang cukup baik. Taylor (dalam Nurhidayanti, 2014)
menemukan bahwa nilai-nilai budaya dapat mempengaruhi interaksi seseorang ketika
menggunakan dukungan sosial untuk membantu mereka mengatasi kondisi stres.
Indonesia memiliki budaya kolektivis sehingga orang-orang cenderung mengurangi
tingkat stres dengan cara mencari dukungan langsung dari dukungan sosial. Mereka
cenderung menggunakan dukungan instrumental atau emosional dibandingkan
dengan orang-orang dari budaya individualistis.
Hasil uji beda mean One-Sample T-Test dan kategorisasi menunjukkan bahwa
ibu bekerja yang sudah memiliki anak cenderung mengalami work family conflict
yang tergolong sedang. Jika dilihat dari mean nya, nilai mean empiris secara
signifikan (p=0,000) lebih rendah dibandingkan dengan nilai mean teoritisnya. Nilai
mean empiris yang dimiliki oleh variabel work family conflict adalah 19,82 dan mean
teoritisnya 22,5. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini yaitu
ibu bekerja yang sudah memiliki anak cukup mengalami work family conflict. Ibu
bekerja mengalami konflik ketika menjalankan perannya sebagai karyawan dan
sebagai orang tua atau istri. Konflik tersebut terjadi ketika karyawan kesulitan
membagi waktu dalam menjalankan perannya sebagai orang tua dan karyawan.
Konflik juga dapat terjadi ketika adanya tekanan dari peran sebagai karyawan
sehingga kesulitan untuk memenuhi tuntutan peran sebagai orang tua atau sebaliknya.
Selain itu, saat perilaku yang efektif untuk peran orang tua tidak sesuai dengan peran
sebagai karyawan atau sebaliknya, juga dapat memunculkan work family conflict
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
(Greenhaus & Beutell, 1985). Di Indonesia yang memiliki budaya kolektivis,
cenderung menggabungkan domain pekerjaan dan keluarga. Bekerja dianggap
sebagai cara untuk mendukung dan menunjukkan dedikasi terhadap kesejahteraan
keluarga. Kesuksesan dalam pekerjaan diasumsikan sebagai kesuksesan kolektif oleh
keluarga (Hassan, 2010; Spector, 2004; Thein, 2010; Yang, 2000, dalam Nurhidayati,
2014). Oleh karena itu, karyawan cenderung mengalami work family conflict.
Work family conflict yang tinggi dapat menyebabkan munculnya
disfungsional kesehatan fisik dan psikologis individu (Mihelic & Tekavcic, 2014).
Frone et al. (1992) menambahkan bahwa work family conflict dapat membuat
karyawan melakukan turn over. Ketika individu mengalami konflik dan belum
terselesaikan, mereka mungkin merasa bahwa satu-satunya solusi untuk
menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan menemukan pekerjaan lain dan
meninggalkan organisasi. Hal tersebut akan memungkinkan mereka dalam
menyeimbangkan pekerjaan dan kebutuhan keluarga (Anderson et al., 2002).
Tingginya tingkat work family conflict dapat dipengaruhi oleh individual and
demographic domain, yaitu usia (Byron, 2005). Hasil analisis tambahan
menunjukkan tidak terdapat perbedaan tingkat work family conflict pada ibu bekerja
dengan kelompok usia dewasa awal (18-40 tahun) dan dewasa madya (41-60 tahun).
Akan tetapi, jika dilihat dari nilai mean rank, ibu bekerja pada kelompok usia dewasa
awal (18-40 tahun) memiliki nilai mean rank yang sedikit lebih tinggi daripada ibu
bekerja pada kelompok usia dewasa madya (41-60 tahun). Ibu bekerja pada kelompok
usia dewasa awal (18-40 tahun) memiliki nilai mean rank sebesar 79,78 sedangkan
ibu bekerja pada kelompok usia dewasa madya (41-60 tahun) memiliki nilai mean
rank sebesar 73,24. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat work family conflict
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
pada ibu bekerja dengan kelompok usia dewasa awal (18-40 tahun) sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok usia dewasa madya (41-60 tahun). Hasil tersebut
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Huffman, Culbertson, Henning, dan
Goh (2013) yang menemukan bahwa karyawan yang berada dalam tahap
pembentukan karir pada usia 25-49 tahun, mengalami tingkat work family confict
yang paling tinggi dibandingkan dengan karyawan dari kelompok usia lain. Pada
tahap ini, karyawan mulai mengambil lebih banyak tanggung jawab baik dalam
pekerjaan maupun keluarga. Hal tersebut membuat tanggung jawab yang dimiliki
karyawan terkait pekerjaan dan kehidupan keluarga cenderung meningkat. Karyawan
cenderung bekerja lebih keras untuk membuktikan diri sebagai seorang pekerja. Di
sisi lain, karyawan juga mulai membangun sebuah keluarga sehingga memiliki
tanggung jawab lebih seperti memiliki anak kecil di rumah. Adanya faktor dari tempat
kerja seperti pekerjaan yang berlebihan dan tuntutan dari luar pekerjaan seperti usia
anak termuda dalam keluarga serta keterbatasan sumber daya pribadi yang dimiliki
mampu meningkatkan work family conflict pada karyawan. Hurlock (2002)
menambahkan pada usia dewasa awal (18-40 tahun), wanita cenderung melakukan
penyesuaian diri terhadap pekerjaan. Banyak wanita tidak menyukai melakukan peran
ganda yaitu peran dalam pekerjaan dan rumah tangga. Wanita cenderung merasa
bersalah ketika harus menolak tugas rumah tangga karena pekerjaan dan merasa
kelelahan sepulang dari bekerja. Hal tersebut membuat karyawan wanita merasa tidak
puas dengan kehidupan rumah tangganya sehingga mereka cenderung mengalami
work family conflict.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Work family conflict juga dapat dipengaruhi oleh family related source of
conflict, yaitu usia anak (Greenhaus & Beutell, 1985). Berdasarkan hasil analisis
tambahan, tidak terdapat perbedaan tingkat work family conflict pada ibu bekerja
dengan usia anak paling kecil kurang dari 6 tahun dan lebih dari 6 tahun. Akan tetapi,
jika dilihat dari nilai mean rank, ibu bekerja dengan usia anak paling kecil kurang dari
6 tahun memiliki nilai mean rank yang lebih tinggi daripada ibu bekerja dengan usia
anak paling kecil lebih dari 6 tahun. Ibu bekerja dengan usia anak paling kecil kurang
dari 6 tahun memiliki nilai mean rank sebesar 82,92 sedangkan ibu bekerja dengan
usia anak paling kecil lebih dari 6 tahun memiliki nilai mean rank sebesar 70,68. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa tingkat work family conflict pada ibu bekerja dengan
usia anak paling kecil kurang dari 6 tahun lebih tinggi daripada ibu bekerja dengan
usia anak paling kecil lebih dari 6 tahun. Staines dan O’Connor (dalam Narayan,
2013) menyatakan bahwa orang tua dengan usia anak dibawah 6 tahun memiliki
tingkat work family conflict tertinggi yang diikuti oleh orang tua dengan usia anak
sekolah. Sejalan dengan penelitian tersebut, Kinnunen dan Mauno (1998)
menambahkan bahwa karyawan wanita yang sudah memiliki anak yang belum
bersekolah lebih rentan mengalami work family conflict. Semakin muda usia anak
maka semakin besar perasaan orang tua akan resiko dan kesulitan, terutama bagi
mereka yang memiliki penghasilan rendah dan waktu bekerja yang lama (Berk, 2012).
Pada awal masa kanak-kanak yaitu usia 2-6 tahun, anak memiliki hubungan yang
sangat erat dengan keluarganya. Anak lebih banyak melakukan kontak dengan
anggota keluarganya daripada orang lain. Pada tahap ini, anak sangat bergantung pada
orang tua terutama dalam hal perasaan aman dan kebahagiaan (Hurlock, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode tes non parametrik,
yaitu teknik Spearman Rho dengan taraf signifikansi (p) 0,05 dengan program IBM
SPSS versi 25. Hasil uji hipotesis antara perceived supervisor support dan work
family conflict memiliki koefisien korelasi (r) sebesar -0,163 yang termasuk dalam
kategori sangat lemah dengan taraf signifikansi (p) 0,022. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa terdapat korelasi negatif antara perceived supervisor support dengan work
family conflict secara langsung. Sehingga, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi
perceived supervisor support, maka semakin rendah work family conflict yang
dialami oleh ibu bekerja. Sebaliknya, semakin rendah perceived supervisor support,
maka semakin tinggi work family conflict yang dialami oleh ibu bekerja.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini memiliki profesi yang beragam
dan berasal dari beberapa kota yang berbeda, yaitu ibu bekerja atau karyawan wanita
yang sudah menikah dan memiliki anak yang berasal dari berbagai jenis perusahaan,
jabatan, dan pekerjaan. Hal tersebut membuat hasil penelitian ini tidak dapat
digeneralisasikan secara khusus atau spesifik pada profesi tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
C. SARAN
1. Bagi Ibu Bekerja
Untuk mengurangi tingkat work family conflict, ibu bekerja diharapkan
dapat menggunakan kombinasi strategi coping yang berfokus pada masalah
(problem based coping) dan berfokus pada emosi (emotion based coping).
Problem based coping dapat dilakukan dengan mengambil tindakan untuk
memodifikasi, menghindari atau memperkecil sumber konflik, seperti
memperkerjakan pembantu rumah tangga atau meminta bantuan dari anggota
keluarga lain untuk menjaga anak saat sedang bekerja, membuat skala prioritas,
produktif dan efisien dalam bekerja, mengatur jadwal kerja agar dapat
menjalankan peran di keluarga, dan bijak dalam menggunakan peraturan
perusahaan. Sedangkan, emotion based coping merupakan strategi yang
dilakukan secara pribadi dengan mencoba menghilangkan perasaan tidak nyaman
akibat konflik. Emotion based coping dapat dilakukan dengan melakukan hobi
atau kegiatan yang dapat menyenangkan diri, melibatkan orang lain dengan
mencari dukungan sosial dari teman maupun keluarga, dan mengkomunikasikan
kondisi yang dialami dengan pihak keluarga maupun pihak organisasi (rekan kerja
dan supervisor).
2. Bagi Instansi
Penelitian ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki perceived
supervisor support dan work family conflict yang tergolong sedang, maka
disarankan agar perusahaan dapat meningkatkan perceived supervisor support
dan mengurangi tingkat work family conflict pada ibu bekerja. Perusahaan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
menerapkan kebijakan dan kegiatan yang ramah bagi keluarga, seperti
mengadakan kegiatan refreshing khusus untuk karyawan maupun bersama
keluarga. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan karyawan merasa memiliki
quality time bersama keluarga. Perusahaan juga dapat menerapkan kebijakan
pengaturan waktu yang fleksibel. Misalnya, apabila dalam satu hari karyawan
meminta ijin untuk mengurus anak atau urusan rumah tangga selama 1 jam, maka
pada hari berikutnya karyawan harus mengganti waktu 1 jam yang hilang dengan
menambah 1 jam kerja. Kebijakan pengaturan waktu yang fleksibel juga dapat
dilakukan dengan cara supervisor bersedia mengubah jadwal (jam kerja, jam
lembur, libur, cuti) dengan bawahannya agar bawahannya dapat mendapatkan
kesempatan yang sama. Misalnya, supervisor dan bawahannya dapat mengatur
waktu cuti secara bergantian. Melalui kebijakan ini, karyawan diharapkan dapat
menyeimbangkan tanggung jawab pekerjaan dan keluarga dengan lebih baik
sehingga dapat mengurangi tingkat karyawan wanita yang sering ijin untuk cuti
maupun datang terlambat karena adanya urusan keluarga. Agar peraturan tersebut
dapat berjalan dengan baik, supervisor dapat mendukung dengan memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk menggunakan kebijakan tersebut. Dengan
begitu, karyawan akan merasa supervisor mendukung dan membantu dalam
menyeimbangkan peran pekerjaan dan keluarga.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Dalam penelitian ini, data tidak terdistribusi normal. Penelitian
selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak jumlah subjek agar sebaran data
semakin merata dan menghasilkan data yang dapat mewakili populasi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat melakukan kontrol terhadap
variabel-variabel yang dapat mempengaruhi hubungan antara perceived
supervisor support dan work family conflict dengan melakukan penelitian pada
konteks subjek yang lebih spesifik. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat
memperbanyak kriteria subjek dengan menambahkan batasan usia subjek dan usia
anak subjek sehingga memiliki data work family conflict yang tergolong tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
DAFTAR PUSTAKA
Akkas, M. I. Hossain, & S. Rhaman. (2015). Causes and consequences of work – family
conflict (WFC) among the female employees in Bangladesh: An empirical study.
Journal of Business and Economics, 6(12).
Amstad, F. T., Laurenz L. M., Ursula F., Achim E., & Norbert K. S. (2011). A meta-
analysis of work family conflict and various outcomes with a special emphasis
cross-domain versus matching-domain relations. Journal of Occupational Health
Psychology, 16(2), 151–169.
Anderson, S. E., Coffey, B. S., & Byerly, R.T. (2002). Formal Organizational Initiatives
and Informal Workplace Practices: Links to Work–Family Conflict and Job-
Related Outcomes. Journal of Management, 28(6), 787–810.
Aboobaker, N., Edward, M., & Pramatha. (2017).Work – family conflict, family – work
conflict and intention to leave the organization: Evidences across five industry
sectors in India. Global Business Review, 18(2), 524–536.
Apperson, M., Schmidt, H., Moore, S., & Grunberg, L. (2002). Women managers and the
experience of work family conflict. American Journal of Undergraduate
Research, 1(3), 9-16.
Azwar, Saifuddin. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. (2018). Reliabilitas dan Validitas Edisi IV. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Babin, B. J., & Boles, J. S. (1996). The effects of perceived co-worker involvement and
supervisor support on service provider role stress, performance and job
satisfaction. Journal of Retailing, 72(1), 57-75.
Badan Pusat Statistik. (2018). Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2018.
(Publikasi No. 42/05/Th. XXI, 07 Mei 2018). Jakarta, Indonesia
Barnett, R. C., & Baruch, G. K. (1985). Women's involvement in multiple roles and
psychological distress. Journal of Personality and Social Psychology, 49(1), 135-
145.
Baron, R. A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial jilid 2 Edisi Kesepuluh (alih Bahasa:
Ratna Djuwita, dkk). Jakarta: Erlangga.
Bellavia, G., & Frone, M. (2005). Work - family conflict. In J. Barling, E. K. Kelloway,
& M. Frone (Eds.), Handbook of Work Stress, (pp. 113 - 147). Sage Publications:
Thousand Oaks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Berk. (2012). Developmen Through The Lifespan 5th Edition (alih Bahasa: Daryatno).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bruck, C. S., Allen, T. D., & Spector, P. E. (2002). The relation between Wor – Family
conflict and job satisfaction: A finer-grained analysis. Journal of Vocational
Behavior, 60(3), 336-353.
Burns, K. L. (2016). Perceived Organizational Support and Perceived Supervisor Support
as Antecedents of Work Engagement. Thesis. Degree Master of Science of San
José State University.
Byron, K. (2005). A meta - analytic review of work - family conflict and its antecedents.
Journal of Vocational Behavior, 67, 169-198.
Carlson, D. S., Kacmar, M. K., & Williams, L. J. (2000). Construction and validation of
a multidimensional measure of work–family conflict. Journal of Vocational
Behavior, 56, 249–276.
Cole, M. S., Bruch, H., & Vogel, B. (2006). Emotion as mediators of the relations between
perceived supervisor support and psychological hardiness on employee cynicism.
Journal of Organizational Behavior, 27, 463-484.
DeConinck, J. B., & Johnson, J. T. (2009). The effects of perceived supervisor support,
perceived organizational support, and organizational justice on turnover among
salespeople. Journal of Personal Selling & Sales Management, 29, 333-350.
Eisenberger, R., Stinglhamber, F., Vandenberghe, C., Sucharski, I. L., & Rhoades, L.
(2002). Perceived supervisor support: Contributions to perceived organizational
support and employee retention. Journal of Applied Psychology, 87, 565-573.
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga: Riset, Teori, dan Praktek. Edisi
ke-5. Jakarta: EGC.
Frone M. R., Russell M., & Cooper M. L. (1992). Antecedents and outcomes of work–
family conflict: Testing a model of the work–family interface. Journal of Applied
Psychology, 77(1), 65–75.
Gagnon, M. A., & Michael, J. H. (2004). Outcomes of perceived supervisor support for
wood production employees. Forest Products Journal, 54(12), 172-177.
Glazer, S. (2006). Social support across cultures. International Journal of Intercultural
Relations, 30, 605–622.
Godek, M. M. (2012). Work - Family Conflict and the Perception of Departmental and
Institutional Work-Family Policies in Collegiate Athletic Trainers. Thesis. Degree
of Doctor of Philosophy of Ohio University.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Gove, W. R., & Geerken, M. R. (1977). The effect of children and employment on the
mental health of married men and women. Social Forces, 56(1), 66–76.
Greenhaus J. H., & Beutell N .J. (1985). Source of conflict between work and family
roles. Academy of Management Review, 10(1), 76–88.
Gunarsa, Singgih D. (2000). Psikologi untuk keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.
Haar, J. M. (2004). Work – family conflict and turnover intention: Exploring the
moderation effects of perceived work–family support. New Zealand Journal of
Psychology, 33, 35–39.
Halbesleben, J. R. B. (2006). Sources of social support and burnout: A meta analytic test
of the conservation of resources model. Journal of Applied Psychology, 91(5),
1134–1145.
Hammer, L. B., Kossek, E. E., Yragui, N. L., Bodner, T. E., & Hanson, G. C. (2009).
Development and validation of a multidimensional measure of family supportive
supervisor behaviors (FSSB). Journal of Management, 35(4), 837-856.
Hammer, L. B., Kossek, E. E., Anger, W. K., Bodner, T., & Zimmerman, K. L. (2011).
Clarifying work-family intervention processes: The roles of work-family conflict
and family-supportive supervisor behaviors. Journal of Applied Psychology,
96(1), 134-150.
Hoffman, L. W., & Nye, F. I. (1984). Working mothers. San Fransisco: Jossey-Bass
Publishers.
Huffman, A., Culbertson, S. S., Henning, J. B., & Goh, A. (2013). Work-family conflict
across the lifespan. Journal of Managerial Psychology, 28(7/8), 761-780.
Hurlock, E. B. (2002). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Karatepe, O. & Uludang, O. (2008). Supervisor support, work family conflict, and
satisfaction outcomes: An empirical study in the hotel industry. Journal of Human
Resources in Hospitality & Tourism, 7(2).
Kinnunen, U. & Mauno, S. (1998). Antecedents and outcomes of work family conflict
among employed women and men in Finland. Human Relations. 51(2), 157-178.
Kossek, E. E., Pichler, S., Bodner, T., & Hammer, L.B. (2011). Workplace social support
and work-family conflict: A meta-analysis clarifying the influence of general and
work-family-specific supervisor and organizational support. Personnel
Psychology, 64, 289-313.
Krause, N., & Markides, K. S. (1985). Employment and psychological well-being in
Mexican American women. Journal of Health and Social Behavior, 26(1), 15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lemme, B. H. (1995). Development in Adulthood. Boston: Allyn & Bacon.
Levinson, H. (1965). Reciprocation: The relationship between man and organization.
Administrative Science Quarterly, 9, 370–390.
Lundberg, U. & Frankenhaeuser, M. (1999). Stress and workload of men and women in
high-ranking positions, Journal of Occupational Health Psychology, 4(2),
142–51.
Maertz, C. P., Jr., Griffeth, R. W., Campbell, N. S., & Allen, D. G. (2007). The effects of
perceived organizational support and perceived supervisor support on employee
turnover. Journal of Organizational Behavior, 28, 1059–1075.
Matsumoto, David. (2008). Pengantar Psikologi Lintas Budaya. (alih Bahasa: Anindito
Aditomo). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Meyer, J. P., & Allen, N. J. (1991). A three - component conceptualization of
organizational commitment. Human Resource Management Review, 1, 61–98.
Mihelic, K. K. & Tekavcic, M. (2014). Work - family conflict: A review of antecedents
and outcomes. International Journal of Management & Informational Systems,
18(1), 15-26.
Muhammad, A. & Hamdy, H. L. (2005). Burnout, supervisory support, and work
outcomes: A study from an Arabic cultural perspective. International Journal of
Commerce and Management, 15, 230-242.
Nagurney, A. J., Reich, J. W., & Newsom, J. T. (2004). Gender moderates the effects of
independence and dependence desires during the social support process.
Psychology and Aging, 19, 215-218.
Narayanan, S. L. (2013). Work - family conflict: An exploratory study of the dependents
child’s age on working mothers. Review of Integrative Business and Economics
Research, 2(1).
Netemeyer R.G., Boles J.S., & McMurrian R. (1996). Development and validation of
work–family conflict and family–work conflict scales. Journal of Applied
Psychology, 81, 400–410.
Nurhidayati. (2014). Work – family conflict and social support : a s tudy of women
academics in Java Indonesia. Thesis. Degree of Doctor of Philosophy of Curtin
University.
Pan, S., & Yeh, Y. (2012). Impact of value congruence on work - family conflicts: The
mediating role of work-related support. Journal of Social Psychology, 152, 270-
287.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Rout, U. R., Cooper, C. L., & Kerslake, H. (1997). Working and non ‐ working
mothers: a comparative study. Women in Management Review, 12, 264-275.
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Santrock, John W. (2007). Psikologi Perkembangan. Ed. 11 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Sarafino, E.P. and Smith, T.W. (2011). Health Psychology: Biopsychososial Interactions
7th Edition. United States of America.
Shinn, M., Wong, N. W., Simko, P. A., & Ortiz -Torres, B. (1989). Promoting the well-
being of working parents: Coping, social support, and flexible job schedules.
American Journal of Community Psychology, 77, 31-55.
Stinglhamber, F., & Christian, V. (2003). Organizations and supervisors as source of
support and targets of commitment: A longitudinal study. Journal of
Organizational Behavior, 24, 251-270.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kombinasi(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata
Dharma.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kuantatif & Kualitatif dalam Psikologi.
Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Taniredja, T., & Mustafidah, H. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar).
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Thomas, L .T., & Ganster, D .C. (1995). Impact of family - supportive work variables on
work-family conflict and strain: A control perspective. Journal of Applied
Psychology, 80(1), 6-15.
Thomas, W. H. Ng., & Kelly, L S. (2008). Toward a further understanding of the
relationships between perceptions of support and work attitudes: A meta-analysis.
Group & Organization Management, 33(3), 243-268.
Thompson, B. M., Brough, P. A., & Schmidt, H. (2006). Supervisor and subordinate
work-family values: Does similarity make a difference? International Journal of
Stress Management, 13, 45–63.
Women’s Bureau U. S. Departement of Labor. (2016). Working mothers issue brief
(Publikasi). Washington, DC: Author.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Yahya, M. (2005). The factors affecting work – family conflict among employees in
Yemeni government organizations. Thesis. Master of Business Administration.
Yildirim, D. & Zeynep, A. (2008). Nurses’ work demands and work–family conflict: A
questionnaire survey. International Journal of Nursing Studies. 45(9),1366-1378.
Zhou, J. & George, J. M. (2001). When job dissatisfaction leads to creativity:
Encouraging the expression of voice. Academy of Management Journal, 44(4),
683-96.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
LAMPIRAN 1.
TRANSKRIP EMAIL PERMOHONAN IJIN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
TRANSKRIP EMAIL PERMOHONAN IJIN
A. Permohonan Ijin Adaptasi Skala Work Family Conflict
1. Yosia Evangelista <[email protected]>
Kepada: [email protected]
5 Mar 2018, jam 12.30
Subjek: ask permission to use scale
Dear Professor Dawn S. Carlson,
My name is Yosia, i'm an undergraduate student at Psychology Departement
of Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia. I'm currently working
on my thesis about work family conflict. Based on your research with K.
Michele Kacmar and Larry J. Williams in 2000, i found that your scale
already divided work family conflict into two directions (work interference
with family and family interference with work) with three forms (time, strain,
and behavior), and i'm interested to use your scale as my measurement. May
i use your scale and adapt it to Indonesian language? I will use the scale only
for my research study and will not sell or use it with any compensated or
curriculum development activities. I will also include the copyright statement
on my thesis.
If these are acceptable, please indicate so by replying to me through this
email: [email protected]
Thank you for your attention and your kindness, i'm really looking foward
for your answer.
Sincerely,
Yosia Evangelista Emanuella Sugiarto
Psychology Departement of Sanata Dharma University
Yogyakarta, Indonesia.
2. Carlson, Dawn <[email protected]>
Kepada: Yosia Evangelista
6 Mar 2018 jam 22.13
Subjek: RE: ask permission to use scale
You have permission to use my scale and adapt to your language for the
purpose of your research study. Best of luck with your thesis.
Dr. Carlson
Dawn S. Carlson, Ph. D.
Professor of Management
Baylor University
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
3. Yosia Evangelista <[email protected]>
Kepada: [email protected]
13 Mar 2018 jam 21.49
Subjek: RE: ask permission to use scale
Thank you for your prompt reply and thank you for giving me permission to
use your scale. May i ask some questions about your scale? For my thesis i
will only use the three dimensions of work family conflict (time WIF, strain
WIF, and behavior WIF). Can i calculate the three dimensions of work family
conflict together and become a total score of work family conflict? Because
i found in your research that the six dimensions of work family conflict were
calculated separately.
Besides that, i found about the scale in the appendix B section there are more
than 10 items about time-based work interference with family. May i ask
which 10 items are correct about work family conflict? These are the items
that i copied from your research journal in the appendix B section.
Time-based work interference with family (10 items)
Existing Items
3. My work me from my family activities more than I would like.
4. On the job I have so much work to do that it takes away from my personal
interests.
9. The demands of my job make it difficult for me to maintain the kind of
relationship with my spouse and children that I would like.
10. My work takes up time that I’d like to spend with family/friends.
12. My work often interferes with my family responsibilities.
18. I often bring work home to do on the evenings and weekends.
22. The time I must devote to my job keeps me from participating equally in
household responsibilities and activities.
New Items
1. I feel I don’t have enough time to fulfill my responsibilities at home due to
time I have to spend on my career.
2. I feel guilty for spending too much time at work and not enough time with
my family.
3. I have to miss family activities due to the amount of time I must spend on
work responsibilities.
Time-based work interference with family (10 items)
2. Due to my family responsibilities, sometime others in the organization
have to pick up the slack (i.e., stay late, travel).
3. The stress from my family life interferes with my work life.
4. I feel rushed at work so that I can go home to my family.
5. Because I am often stressed from family responsibilities, I have a hart time
concentrating on my work.
6. Tension and anxiety from my nonwork life often extend into my job.
7. Due to all the pressures at home, sometimes it is hard for me to do my job
well.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
That's all my questions,
Thank you for your attention and your kindness, i'm really looking foward
for your answer.
Sincerely,
Yosia Evangelista Emanuella Sugiarto
Psychology Departement of Sanata Dharma University
Yogyakarta, Indonesia.
4. Carlson, Dawn <[email protected]>
Kepada: Yosia Evangelista
14 Mar 2018 jam 02.50
Subjek: RE: ask permission to use scale
Yosia,
The final set of items are found in TABLE 2 (page 260) and have three items
for each of three dimension for wfc and fwc. While they are separated out
here by dimension I rarely use them that way. I almost always simply use
them by direction so that the wfc (all 9 items and three dimension) are used
together by averaging them. Same with the 9 items for the family to work
direction.
Please DO NOT use the items from Appendix B but the ones in TABLE 2.
Dr. Carlson
Dawn S. Carlson, Ph. D.
Professor of Management
H. R. Gibson Chair of Organizational Development
Hankamer School of Business
Baylor University
One Bear Place 98013
Waco, TX 76798-8013
phone: 254-710-6201
fax: 254-710-1093
e-mail: [email protected]
5. Yosia Evangelista <[email protected]>
Kepada: [email protected]
21 Mar 2018 jam 13.58
Subjek: RE: ask permission to use scale
Dear Professor Dawn S. Carlson,
Thank you so much for your concern and explanation
Sincerely,
Yosia Evangelista Emanuella Sugiarto
Psychology Departement of Sanata Dharma University
Yogyakarta, Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
6. Yosia Evangelista <[email protected]>
Kepada: [email protected]
10 Jul 2018 jam 20.57
Subjek: RE: ask permission to use scale
Dear Professor Dawn S. Carlson,
It’s me again, Yosia. I'm an undergraduate student at Psychology Department
of Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia. Four months ago, I
asked your permission to use and adapt your work family conflict scale for
my research study and you gave me permission. I have finished the try out
and I want to ask about some things.
First, I want to ask how to calculate the reliability of work family conflict
scale in the right way? Should I calculating by each dimension or with a total
score? Because i found in your research (internal consistency page 263) that
the six dimensions of work family conflict were calculated separately. I have
already calculated in two ways, and I found the calculation results of
reliability with each dimension is smaller than the calculation result of
reliability with the total score. This is the result: WFC (total score) = 0.818
and WFC (dimensions): time-based = 0.622; strain-based = 0.788, and
behavior-based = 0.537. May I calculate it with the total score?
Second, what should I do if there is an item that have total item correlation
(rit) value below 0.30? Should I use it or eliminate it? I have already
calculated using SPSS and when I calculated by each dimension, I found that
one item from time-based WFC has total item correlation (rit) value = 0.28
and one item from behavior-based WFC has total item correlation (rit) value
= 0.169. But, there's no problem if I calculated with the total score.
That's all my questions,
Thank you for your attention and your kindness, I really looking forward for
your answer.
Sincerely,
Yosia Evangelista Emanuella Sugiarto
Psychology Departement of Sanata Dharma University
Yogyakarta, Indonesia.
7. Carlson, Dawn <[email protected]>
Kepada: Yosia Evangelista
18 Jul 2018 jam 01.19
Subjek: RE: ask permission to use scale
I generally do not calculate the overall (18 items) but by direction WFC (9
items) and FWC (9 items). From time to time I use the different sub
dimension but in reality that is rare because I don’t usually want that kind of
detail. So try it using the different directions (not dimensions). The scale has
been widely used in this way.
Dr. Carlson
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
8. Yosia Evangelista <[email protected]>
Kepada: [email protected]
18 Jul 2018 jam 22.24
Subjek: RE: ask permission to use scale
Thank you for the reply and all your assistance, i really appreciate your help.
Sincerely,
Yosia Evangelista Emanuella Sugiarto
Psychology Departement of Sanata Dharma University
Yogyakarta, Indonesia
B. Permohonan Ijin Adaptasi Skala Supervisor Support
1. Yosia Evangelista <[email protected]>
Kepada: [email protected]
5 Mar 2018 jam 13.43
Subjek: ask permission to use scale
Dear Professor Daniel C. Ganster,
My name is Yosia, i'm an undergraduate student at Psychology Departement
of Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia. I'm currently working
on my thesis about supervisor support. Based on your research with Linda
Thiede Thomas in 1995, i found that you developed social support scale from
Shinn (1989) into supervisor support scale, and i'm interested to use your
scale as my measurement. May i use your scale and adapt it to Indonesian
language?
I will use the scale only for my research study and will not sell or use it with
any compensated or curriculum development activities. I will also include the
copyright statement on my thesis.
If these are acceptable, please indicate so by replying to me through this
email:
Thank you for your attention and your kindness, i'm really looking foward
for your answer.
Sincerely,
Yosia Evangelista Emanuella Sugiarto
Psychology Departement of Sanata Dharma University
Yogyakarta, Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Ganster,Dan<[email protected]>
Kepada: Yosia Evangelista
10 Mar 2018 jam 23.30
Subjek: RE: ask permission to use scale
You have my permission.
Sent from my iPhone
3. Yosia Evangelista <[email protected]>
Kepada: [email protected]
13 Mar 2018 jam 21.50
Subjek: RE: ask permission to use scale
Thank you for your prompt reply and thank you for giving me permission to
use your scale.
Sincerely,
Yosia Evangelista Emanuella Sugiarto
Psychology Departement of Sanata Dharma University
Yogyakarta, Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN 2.
SKALA ASLI SUPERVISOR SUPPORT DAN WORK FAMILY CONFLICT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
A. Skala Asli Supervisor Support dari Thomas dan Daniel (1995)
Switched schedules ( hours, overtime hours, vacation ) to accommodate my family
responsibilities.
Listened to my problems.
Was critical of my efforts to combine work and family.
Juggled tasks or duties to accommodate my family responsibilities.
Shared ideas or advice.
Held my family responsibilities against me.
Helped me to figure out how to solve a problem.
Was understanding or sympathetic.
Showed resentment of my needs as a working parent.
B. Skala Asli Work Family Conflict dari Carlson, Michele, dan Larry (2000)
Time-based work interference with family
My work keeps me from my family activities more than I would like.
The time I must devote to my job keeps me from participating equally in household
responsibilities and activities.
I have to miss family activities due to the amount of time I must spend on work
responsibilities.
Strain-based work interference with family
When I get home from work I am often too frazzled to participate in family
activities/responsibilities.
I am often so emotionally drained when I get home from work that it prevents me
from contributing to my family.
Due to all the pressures at work, sometimes when I come home I am too stressed
to do the things I enjoy.
Behavior-based work interference with family
The problem-solving behaviors I use in my job are not effective in resolving
problems at home.
Behavior that is effective and necessary for me at work would be
counterproductive a home.
The behaviors I perform that make me effective at work do not help me to be a
better parent and spouse.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAMPIRAN 3.
PROSES BACK-TRANSLATION SKALA SUPERVISOR SUPPORT DAN WORK
FAMILY CONFLICT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN 4.
SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LAMPIRAN 5.
SKALA GOOGLEFORM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 6.
RELIABILITAS SKALA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
RELIABILITAS SKALA
A. Reliabilitas Skala Supervisor Support
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.850 9
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Item1 22.39 17.999 .687 .826
Item2 22.84 17.291 .628 .828
Item3 21.69 19.097 .306 .860
Item4 22.42 17.186 .665 .824
Item5 22.33 16.891 .623 .828
Item6 22.49 15.981 .731 .815
Item7 22.31 16.400 .755 .814
Item8 21.51 19.405 .328 .855
Item9 22.99 17.712 .457 .847
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
B. Reliabilitas Skala Work Family Conflict
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.861 9
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
Item1 17.25 18.616 .477 .857
Item2 17.09 19.659 .386 .864
Item3 16.97 19.332 .406 .863
Item4 17.15 17.523 .649 .840
Item5 17.64 19.385 .508 .853
Item6 17.15 16.856 .739 .830
Item7 17.30 17.546 .741 .832
Item8 17.37 17.207 .713 .833
Item9 17.18 17.634 .682 .837
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
LAMPIRAN 7.
HASIL UJI ASUMSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
HASIL UJI ASUMSI
A. HASIL UJI NORMALITAS
1. Hasil Uji Normalitas Skala Supervisor Support
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
SupervisorSupport 153 100.0% 0 0.0% 153 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
SupervisorSupport Mean 24.65 .338
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 23.99
Upper Bound 25.32
5% Trimmed Mean 24.71
Median 25.00
Variance 17.504
Std. Deviation 4.184
Minimum 15
Maximum 35
Range 20
Interquartile Range 5
Skewness -.274 .196
Kurtosis -.110 .390
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SupervisorSupport .116 153 .000 .979 153 .020
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
2. Hasil Uji Normalitas Skala Work Family Conflict
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
WorkFamilyConflict 153 100.0% 0 0.0% 153 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
WorkFamilyConflict Mean 19.82 .340
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound 19.15
Upper Bound 20.49
5% Trimmed Mean 19.77
Median 19.00
Variance 17.677
Std. Deviation 4.204
Minimum 11
Maximum 30
Range 19
Interquartile Range 5
Skewness .206 .196
Kurtosis -.250 .390
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
WorkFamilyConflict .095 153 .002 .980 153 .028
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
B. HASIL UJI LINEARITAS
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
WorkFamily
Conflict *
SupervisorS
upport
Between
Groups
(Combined) 409.288 20 20.464 1.186 .276
Linearity 87.936 1 87.936 5.096 .026
Deviation from
Linearity
321.352 19 16.913 .980 .488
Within Groups 2277.588 132 17.254
Total 2686.876 152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
LAMPIRAN 8.
HASIL UJI HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
HASIL UJI HIPOTESIS
Correlations
WorkFamilyConflict SupervisorSupport
Spearman's
rho
WorkFamilyConflict Correlation
Coefficient
1.000 -.163*
Sig. (1-tailed) . .022
N 153 153
SupervisorSupport Correlation
Coefficient
-.163* 1.000
Sig. (1-tailed) .022 .
N 153 153
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
LAMPIRAN 9.
HASIL ANALISIS TAMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
HASIL ANALISIS TAMBAHAN
A. Komparasi Berdasarkan Kelompok Usia Karyawan
1. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
dewasa_awal .167 65 .000 .956 65 .022
dewasa_madya .089 65 .200* .987 65 .704
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
2. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Hasil_Usia_Subjek Based on Mean .244 1 151 .622
Based on Median .239 1 151 .626
Based on Median and
with adjusted df
.239 1 148.279 .626
Based on trimmed
mean
.231 1 151 .631
3. Uji Beda
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Hasil_Usia_Subjek 1 88 79.78 7020.50
2 65 73.24 4760.50
Total 153
Test Statisticsa
Hasil_Usia_Subjek
Mann-Whitney U 2615.500
Wilcoxon W 4760.500
Z -.906
Asymp. Sig. (2-tailed) .365
a. Grouping Variable: Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
B. Komparasi Berdasarkan Kelompok Karyawan dengan Usia Anak Paling Kecil
1. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kurang6 .111 79 .018 .976 79 .134
lebih6 .088 74 .200* .983 74 .420
a. Lilliefors Significance Correction
2. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Hasil_Usia_Anak Based on Mean 1.153 1 151 .285
Based on Median .976 1 151 .325
Based on Median and
with adjusted df
.976 1 148.894 .325
Based on trimmed
mean
1.178 1 151 .280
3. Uji Beda
Ranks Kelompok_Anak N Mean Rank Sum of Ranks
Hasil_Usia_Anak 1 79 82.92 6550.50
2 74 70.68 5230.50
Total 153
Test Statisticsa
Hasil_Usia_Anak
Mann-Whitney U 2455.500
Wilcoxon W 5230.500
Z -1.714
Asymp. Sig. (2-tailed) .087
a. Grouping Variable: Kelompok_Anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI