Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

28
HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SINJAI UTARA Islamuddin Syam, Subaer, Aslim Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kreativitas dan hasil belajar fisika serta hubungan keduanya pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara Kabupaten Sinjai Tahun Ajaran 2010-2011. Variabel yang diperhatikan dalam penelitian ini yaitu kreativitas belajar fisika dan hasil belajar fisika. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara dengan jumlah siswa 182. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil minimal 25 % dari tiap kelas sehingga jumlah sampel terpilih sebanyak 48 responden. Hipotesis penelitian adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kreativitas dengan hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara tahun ajaran 2010-2011. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kreativitas dalam fisika yang memenuhi kriteria valid dengan reabilitas soal 0,607 sebanyak 30 butir dan tes hasil belajar fisika dalam ranah kognitif yang memenuhi kriteria valid dengan reabilitas soal 0,850 sebanyak 25 butir. Hasil analisis deskriptif mengungkapkan bahwa kreativitas belajar fisika siswa secara umum berada pada kategori sedang dengan persentase 68,75% dan hasil belajar fisika siswa juga secara umum berada pada kategori sedang dengan persentase 72,92%. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kreativitas dengan hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara tahun ajaran 2010-2011 dimana kreativitas berpengaruh 45,68% terhadap hasil belajar fisika sedangkan 54,32% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak ikut diselidiki dalam penelitian ini. Kata kunci : Penelitian ex-post facto, Kreativitas Belajar Fisika, Hasil Belajar fisika. . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh tanggung jawab membimbing anak didik ke kedewasaan, dengan tujuan pendidikan mengantarkan anak didiknya agar menjadi makhluk yang secara individu bertanggung jawab pada dirinya, keluarga, masyarakat, terutama tanggung jawab bagi dunia pendidikan dengan memiliki pengetahuan, kterampilan serta JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 1

description

 

Transcript of Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

Page 1: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR FISIKASISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SINJAI UTARA

Islamuddin Syam, Subaer, AslimJurusan Fisika Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kreativitas dan hasil belajar fisika serta hubungan keduanya pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara Kabupaten Sinjai Tahun Ajaran 2010-2011. Variabel yang diperhatikan dalam penelitian ini yaitu kreativitas belajar fisika dan hasil belajar fisika. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara dengan jumlah siswa 182. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil minimal 25 % dari tiap kelas sehingga jumlah sampel terpilih sebanyak 48 responden. Hipotesis penelitian adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kreativitas dengan hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara tahun ajaran 2010-2011. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kreativitas dalam fisika yang memenuhi kriteria valid dengan reabilitas soal 0,607 sebanyak 30 butir dan tes hasil belajar fisika dalam ranah kognitif yang memenuhi kriteria valid dengan reabilitas soal 0,850 sebanyak 25 butir. Hasil analisis deskriptif mengungkapkan bahwa kreativitas belajar fisika siswa secara umum berada pada kategori sedang dengan persentase 68,75% dan hasil belajar fisika siswa juga secara umum berada pada kategori sedang dengan persentase 72,92%. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kreativitas dengan hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara tahun ajaran 2010-2011 dimana kreativitas berpengaruh 45,68% terhadap hasil belajar fisika sedangkan 54,32% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak ikut diselidiki dalam penelitian ini.

Kata kunci : Penelitian ex-post facto, Kreativitas Belajar Fisika, Hasil Belajar fisika.

. I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik)

untuk dengan penuh tanggung jawab

membimbing anak didik ke kedewasaan, dengan

tujuan pendidikan mengantarkan anak didiknya

agar menjadi makhluk yang secara individu

bertanggung jawab pada dirinya, keluarga,

masyarakat, terutama tanggung jawab bagi dunia

pendidikan dengan memiliki pengetahuan,

kterampilan serta kemampuan untuk berkreatif

sehingga menjadi manusia yang berkualitas.

Berbicara masalah berkualitas dalam bidang

pendidikan sangat erat kaitannya dengan

pengembangan kreativitas anak didik yang pada

dasarnya dimiliki setiap individu, dikarenakan

anak didik adalah sebagai subyek yang akan

menentukan kualitas pendidikan sehingga

potensi-potensi yang dimilikinya harus ia

kembangkan seperti pada potensi kreativitas.

Dalam memupuk kreativitas anak didik, dunia

pendidikan perlu mempersiapkan dan melatih

anak didiknya agar mampu berfikir kreatif dalam

proses belajar serta memiliki kompetensi

profesional dalam bidang keterampilan yang

digelutinya. Misalnya pendidik dapat memberikan

pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran,

perasaan dan perilaku anak didik, dapat

menempatkan diri dalam situasi anak didik dan

melihat dari sudut pandang anak didik, serta

memberi kepercayaan padanya bahwa pada

dasarnya ia mampu. Maka dalam suasana ini

anak didik merasa aman dan luas untuk

mengungkapkan kreativitasnya.

Kreativitas sebagai salah satu aspek yang

berperan dalam prestasi belajar anak disekolah

perlu dikembangkan. Hal ini dimaksudkan guna

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 1

Page 2: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

meningkatkan potensi anak secara utuh dan bagi

kemajuan ilmu pengetahuan. Siswa yang

kreativitasnya tinggi memiliki prestasi sekolah

yang tidak berbeda dengan kelompok siswa yang

inteligensinya relatif lebih tinggi.

Mengingat pentingnya peran kreativitas bagi

anak didik, kreativitas diharapkan dapat

berkembang secara maksimal artinya bahwa

perkembangan kreativitas tidak hanya bergantung

pada pembawaan yang khusus tetapi juga pada

mekanisme mental anak didik. “Kreativitas dalam

hal ini merupakan proses berfikir dimana siswa

berusaha untuk menemukan hubungan-hubungan

baru, mendapatkan jawaban, metode atau cara

dalam memecahkan suatu masalah”.

Namun dunia pendidikan saat ini dalam upaya

menunjukkan keberhasilan belajar hanya

memfokuskan pada cara berfikir anak didiknya

terhadap mata pelajaran yang diperoleh atau

kecerdasan tinggi yang dimiliki oleh anak didiknya

dengan menjadikan yang terbaik tanpa adanya

kreativitas. Kondisi yang demikian tentunya akan

meminimalkan kemampuan kreativitas.

Untuk kreativitas dalam realitasnya sangat

dibutuhkan, sehingga kreativitas perlu

dikembangkan melalui program-program dalam

bidang ekstrakurikuler maupun kterampilan

kepada mereka sehingga mempunyai aspek yang

bermanfaat terhadap keefektifan persekolahan

formal. Ini semua akan menunjang proses belajar

secara efektif dan efisien.

Seringkali upaya kreatif yang dilakukan dalam

dunia pendidikan sering ditanggapai dengan kritik

dan umpan balik yang negatif, bukan dukungan

dan dorongan. misalnya dalam proses belajar,

anak didik lebih sering menghafal dari pada

mengekspresikan, bertanya atau bereksperimen.

Akhirnya banyak anak didik tidak

mengembangkan daya kreatif mereka karena

tidak pernah diberi arah memanfaatkan

keterampilan kreatif alami ataupun cara

mengembangkan berbagai teknik.

Sampai saat ini, dunia pendidikan masih

memandang sebelah mata terhadap kontribusi

kreativitas terhadap keberhasilan belajar anak

didiknya. Di dunia pendidikan kurikulum yang

dikembangkan hanya difokuskan pada

pengembangan kecerdasan saja.

Kreativitas memungkinkan seseorang untuk

mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan

tetapi diperlukan latihan, pengetahuan,

pengalaman, dan dorongan atau motivasi,

sedangkan kreativitas kaitannya dalam proses

belajar mengajar di dalam kelas akan tampak

pada perbedaan-perbedaan dari individu dalam

belajar serta dalam diri anak didik.

Dengan demikian kreativitas memainkan

peran yang sedemikian penting dalam kehidupan

manusia terutama bagi diri individu sendiri. Maka

dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa

pengembangan kreativitas siswa sangat

mendorong keberhasilan belajar siswa. Dengan

mengacu pada pemikiran sekilas tersebut, dari

sinilah penulis tertarik untuk meneliti sekaligus

mengetahui sejauh mana hubungan antara

kreativitas dengan hasil belajar fisika siswa kelas

VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka

rumusan masalah yang diselidiki dalam penelitian

ini adalah:

1. Bagaimanakah tingkat kreativitas belajar

fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai

Utara tahun ajaran 2010-2011?

2. Seberapa besarkah hasil belajar fisika siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara tahun

ajaran 2010-2011?

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 2

Page 3: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

3. Apakah ada hubungan yang signifikan

antara kreativitas dengan hasil belajar fisika

siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara

tahun ajaran 2010-2011?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat kreativitas belajar

fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai

Utara tahun ajaran 2010-2011?

2. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara tahun

ajaran 2010-2011?

3. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan

antara kreativitas dengan hasil belajar fisika

siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara

tahun ajaran 2010-2011?

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat

sebagai berikut:

1. Sebagai bahan acuan ilmiah bagi guru fisika

untuk memikirkan alternatif yang dapat

meningkatkan kreativitas belajar fisika pada

siswa.

2. Diharapkan dapat menjadi bahan bacaan

kepustakaan dan referensi bagi penelitian

selanjutnya untuk jenis penelitian yang

relevan.

3. Sebagai latihan bagi penulis dalam menyusun

suatu karya ilmiah yang baik.

II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kreativitas Belajar Fisika

Kreativitas merupakan sebuah konsep yang

majemuk dan multi-dimensional, sehingga sulit

didefinisikan secara operasional. Secara

etimologis, arti kreativitas adalah memunculkan

sesuatu yang baru tanpa ada contoh sebelumnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

kreativitas berarti daya cipta atau kemampuan

mencipta (W.J.S Poerwadarminta, 1994: 526).

Dalam hal ini kreativitas lebih diartikan pada

kemampuan membuat gabungan atau kombinasi-

kombinasi baru dari unsur-unsur yang telah ada

sebelumnya, sekalipun dalam bentuk sederhana.

Harris (Dwi Saputro, 2006: 24) kreativitas

adalah suatu kemampuan, yaitu kemampuan

untuk membayangkan atau menciptakan sesuatu

yang baru, kemampuan untuk membangun ide-ide

baru dengan mengkombinasikan, merubah,

menerapkan ulang ide-ide yang sudah ada; suatu

sikap, yaitu kemampuan menerima perubahan

dan pembaruan, kemauan untuk bermain dengan

ide dan kemungkinan untuk fleksibilitas

pandangan, kebiasaan menikmati sesuatu dengan

baik, ketika mencari cara untuk mengimprovisasi

ide tersebut; suatu proses, yaitu orang kreatif

bekerja keras dan terus menerus, sedikit demi

sedikit membuat perubahan dan perbaikan

terhadap pekerjaannya.

Menurut Lumsdaine dalam Tim Dosen LPTK

(2008: 5) kreativitas adalah kemampuan individu

untuk mempergunakan imaginasi dan berbagai

kemungkinan yang diperoleh dari interaksi dengan

idea tau gagasan, orang lain dan lingkungan

untuk membuat koneksi dan hasil yang baru serta

bermakna.

Sedangkan David Campbell dalam A.M.

Mangunhardjana (1986: 11) menyatakan bahwa

kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan

hasil yang sifatnya:

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 3

Page 4: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

1. Baru (novel): inovatif, belum ada

sebelumnya, segar, menarik, aneh,

mengejutkan.

2. Berguna (useful): lebih enak , lebih praktis,

mempermudah, memperlancar, mendorong,

mengembangkan, memdidik, memecahkan

masalah, mengurangi hambatan, mengatasi

kesulitan, mendatangkan hasil lebih baik/

banyak.

3. Dapat dimengerti (understandable): hasil

yang sama dapat dimengerti dan dapat

dibuat di lain waktu.

Utami Munandar dalam Reni Akbar (2001: 4),

dalam uraiannya tentang pengertian kreativitas

menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan, yaitu

yang berkaitan dengan kemampuan untuk

mengkombinasi, memecahkan/menjawab

masalah dan cerminan kemampuan operasional

anak kreatif.

Ketiga tekanan kemampuan tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk membuat kombinasi baru

bedasarkan data, informasi atau unsur-unsur

yang ada.

2. Kemampuan berdasarkan data atau informasi

yang tersedia, menemukan banyak

kemungkinan jawaban terhadap suatu

masalah, dimana penekanannya pada

kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman

jawaban.

3. Kemampuan yang secara operasional

mencerminkan kelancaran, keluwesan dan

orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan

untuk mengelaborasi (mengembangkan

/memperkaya /memerinci) suatu gagasan.

Seperti yang telah diuraikan di atas maka

manifestasi kreativitas belajar fisika merupakan

kemampuan mempergunakan imajinasi dan

berbagai kemungkinan untuk membuat gabungan

atau kombinasi-kombinasi baru dari materi-materi

fisika yang telah ada sebelumnya, agar lebih

menarik, praktis dan mudah dimengerti untuk

mengatasi kesulitan dalam memecahkan masalah

fisika.

a. Ciri-ciri kreativitas

Salah satu aspek kreativitas adalah

kepribadian (personality) orang-orang kreatif.

Aspek ini penting dipahami sebagai dasar dalam

memberikan perlakuan yang sesuai kepada

seseorang untuk mengembangkan kreativitasnya.

Upaya mengembangkan iklim yang kondusif bagi

perkembangan kreativitas, hanya mungkin terjadi

apabila dipahami lebih dahulu sifat-sifat

kemampuan kreatif dan iklim lingkungan yang

mengelilingi.

Piers dalam Mohammad Ali (2004: 52)

mengemukakan bahwa karakteristik kreativitas

adalah sebagai berikut: (1) memiliki dorongan

(drive) yang tinggi, (2) memiliki keterlibatan yang

tinggi, (3) memiliki rasa ingin tahu yang besar, (4)

cenderung tidak puas terhadap kemampuan, (5)

penuh percaya diri, (6) memiliki ketekunan yang

tinggi, (7) memiliki kemandirian yang tinggi, (8)

bebas dalam mengambil keputusan, (9) menerima

diri sendiri, (10) senang humor, dan (11) memiliki

intuisi yang tinggi.

Guilford (Supriadi, 1997: 7) menyatakan

bahwa ciri-ciri kreativitas dapat dibedakan ke

dalam ciri kognitif dan ciri non kognitif, yaitu :

a. Ciri kemampuan berpikir kreatif ada lima,

yaitu:

1. Keterampilan berpikir lancar (fluency),

yaitu mencetuskan banyak gagasan,

jawaban, penyelesaian masalah dan

pertanyaan, memberikan banyak cara

atau saran untuk melakukan berbagai hal

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 4

Page 5: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

serta selalu memikirkan lebih dari satu

jawaban.

2. Keterampilan berpikir luwes (flexibility),

yaitu menghasilkan gagasan, jawaban

atau pertanyaan yang bervariasi, dapat

melihat suatu masalah dari sudut

pandang yang berbeda-beda, mencari

banyak alternatif atau arah yang berbeda-

beda, serta mampu mengubah cara

pendekatan atau cara pemikiran.

3. Keterampilan berpikir orisinal (originality),

yaitu mampu melahirkan ungkapan yang

baru dan unik, memikirkan cara yang

tidak lazim untuk mengungkapkan diri

serta mampu membuat kombinasi-

kombinasi yang tidak lazim dari bagian-

bagian atau unsur-unsur.

4. Keterampilan merinci atau penguraian

(elaboration), yaitu mampu memperkaya

dan mengembangkan suatu gagasan atau

produk, dan menambahkan atau merinci

secra detail dari suatu obyek, gagasan

atau situasi sehingga lebih menarik.

5. Keterampilan perumusan kembali

(redefinition), yaitu menentukan apakah

suatu pertanyaan benar, suatu rencana

sehat, atau suatu tindakan bijaksana,

mampu mengambil keputusan terhadap

situasi yang terbuka, serta tidak hanya

mencetuskan gagasan tetapi juga

melakukan.

b. Ciri-ciri menyangkut sikap dan perasaan

seseorang atau afektif, antara lain adalah:

1. Rasa ingin tahu, meliputi suatu dorongan

untuk mengetahui lebih banyak,

mengajukan benyak pertanyaan, selalu

memperhatikan orang lain, obyek dan

situasi serta peka dalam pengamatan dan

ingin mengetahui dan meneliti.

2. Bersifat imaginatif, meliputi kemampuan

untuk memperagakan atau

membayangkan hal-hal yang tidak atau

belum pernah terjadi, dan menggunakn

khayalan tetapi mengetahui perbedaan

antara khayalan dan kenyataan.

3. Merasa tergantung oleh kemajemukan,

meliputi dorongan untuk mengatasi yang

sulit, merasa tertantang oleh situasi-

situasi yang rumit serta lebih tertarik pada

tugas-tugas yang sulit.

4. Sikap berani mengambil resiko, meliputi

keberanian memberikan jawaban belum

tentu benar, tidak takut gagal, atau

mendapat kritik serta tidak menjadi ragu-

ragu karena ketidak jelasan hal-hal yang

tidak konvensional, atau yang kurang

terstruktur.

5. Sikap menghargai, meliputi tindakan

dapat menghargai bimbingan dan makna

dalam hidup, serta menghargai

kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang

sedang berkembang.

Kedua ciri tersebut sama-sama penting,

karena ditunjang oleh kepribadian yang sesuai,

kreativitas seseorang tidak dapat berkembang

secara wajar. Misalnya, siswa yang memiliki

kemampuan berpikir asli, luwes dan lancar, tetapi

ia pemalas dan mudah menyerah, maka

kemampuan tersebut tidak akan berkembang.

Orang kreatif memiliki kepekaan terhadap

lingkungan, sehingga menjadikan dirinya kaya

akan inisiatif dan Nampak seperti tidak kehabisan

akal dalam memecahakan suatu masalah. Karena

itu orang kreatif lebih berorientasi ke masa kini

dan masa depan.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kreativitas

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 5

Page 6: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

Faktor yang mempengaruhi kreativitas dibagi

kedalam dua kelompok, yaitu kelompok yang

mendukung dan yang menghambat kreativitas.

Clark dalam Mohammad Ali (2004: 54)

mengemukakan beberapa faktor yang dapat

mendukung perkembangan kreativitas, yaitu:

1. Situasi yang menghadirkan

ketidaklengkapan serta keterbukaan.

2. Situasi yang memungkinkan dan

mendorong timbulnya banyak pertanyaan.

3. Situasi yang dapat mendorong dalam

rangka menghasilkan sesuatu.

4. Situasi yang mendorong tanggung jawab

dan kemandirian.

5. Perhatian dari orang tua terhadap minat

anaknya, stimulasi dari lingkungan

sekolah dan hasil diri.

Sedangkan faktor-faktor yang menghambat

berkembangnya kreativitas adalah sebagai

berikut:

Adanya kebutuhan akan keberhasilan,

ketidakberanian dalam menanggung resiko, atau

upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui.

1. Konformitas terhadap terhadap teman-

teman kelompoknya dan tekanan sosial.

2. Kurang berani dalam melakukan

eksplorasi, menggunakan imajinasi dan

penyelidikan.

3. Stereotip peran seks dan jenis kelamin.

4. Diferensiasi antara bkerja dan bermain.

5. Otoritarianisme

6. Tidak menghargai terhadap fantasi dan

khayalan. (Mohammad Ali, 2004: 55).

Menurut Buchari Alma (2008: 73) untuk

mendorong kretivitas seseorang, maka harus

dibiasakan:

1. Selalu bertanya, apakah ada cara lain

yang lebih baik.

2. Pertanyaan dan kaji lebih jauh kebiasaan

yang ada, sifat rutin,dan tradisi.

3. Harus berfikir reflektif, merenung, berfikir

lebih dalam

4. Mencoba melihat sesuatu dari perspektif

lain

5. Berfikir barangkali ada lebih dari satu

jawaban yang benar.

6. Lebih relaks guna mencari pemecahan

masalah yang inovatif

2. Hasil Belajar Fisika

Istilah hasil belajar berasal dari dua kata yaitu

hasil dan belajar. Dalam kamus bahasa

Indonesia kata hasil berarti sesuatu yang menjadi

akibat dari usaha. Sedangkan kata belajar

mempunyai banyak pengertian, diantaranya

menurut Slameto dalam Haling (2007:1)

menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses

yang dilakukan oleh seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah suatu akibat yang diperoleh

dari suatu usaha yang telah dilakukan/dialami

oleh seseorang (peserta didik) yang dituangkan

dalam bentuk kecakapan, kecerdasan,

keterampilan dan tingkah laku.

Suatu proses belajar harus bersifat praktis

dan langsung. Artinya, bila seseorang ingin

mempelajari sesuatu, maka dia sendirilah yang

harus melakukannya, tanpa melalui perantara

orang lain. Jadi pada dasarnya peristiwa belajar,

serta hasil yang diperoleh banyak ditentukan oleh

individu yang bersangkutan. Meskipun demikian

kerena individu itu tidak pernah lepas

hubungannya dengan lingkungannya, faktor

lingkungan seperti tempat belajar, teman belajar

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 6

Page 7: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

dan suasana sekitar dapat berpengaruh terhadap

proses dan hasil belajar. Menurut Ali, dkk(1990:

12), ada tiga unsur utama dalam belajar , yaitu

1) Hasil untuk belajar, 2)Tujuan yang hendak

dicapai, 3) Situasi yang mempengaruhi.

Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah

terjadinya perubahan tingkah laku pada orang

tersebut Tingkah laku manusia menurut Oemar

Hamalik (2004:30) terdiri dari beberapa aspek.

Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan

pada aspek-aspek tersebut. Aspek itu adalah: (1)

pengetahuan, (2) pengertian, (3) kebiasaan, (4)

keterampilan, (5) apresiasi, (6) emosional, (7)

hubungan social, (8) jasmani, (9) etis atau budi

pekerti, dan (10) sikap.

Menurut Gagne dalam Ratna Wilis Dahar

(1988:135) membagi lima kategori hasil belajar,

yakni (1) keterampilan intelektual, (2) strategi

kognitif, (3) informasi verbal, (4) sikap-sikap, dan

(5) keterampilan motorik.

Setiap kegiatan yang berlangsung pada

akhirnya kita ingin mengetahui hasil akhirnya ,

demikian pula dengan pembelajaran , untuk

mengetahui hasil kegiatan pembelajaran harus

dilakukan pengukuran dan penilaian. Pengukuran

adalah suatu usaha untuk mengetahui sesuatu

seperti apa adanya, sedangkan penilaian adalah

usaha yang bertujuan untuk menegetahui

keberhasilan belajar dalam penugasan

kompetensi. Dengan demikian pengukuran hasil

belajar adalah suatu ussaha untuk mengetahui

kondisi status kompetensi dengan mengunakan

alat ukur kelas seperti tes tertulis atau penilaian

tertentu (Haling, 2007).

Dengan diadakannya penilaian, maka siswa

dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil

mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru

atau seberapa besar pemahaman siswa terhadap

suatu materi pelajaran tersebut. Hasil penilaian

yang diperoleh oleh guru akan dapat mengetahuin

siswa – siswa mana yang sudah berhak

melanjutkan pelajaran keerena sudah menguasai

materi, maupun mengetahui siswa –siswa mana

yang belum berhasil menguasai materi. Hal ini

tentu saja dapat diketahui dengan melihat hasil

belajar siswa. Hasil belajar siswa tersebut dapat

diketahui dengan memberikan tes yang dibuat

khusus oleh peneliti setelah proses pembelajaran

berlangsung.

Dengan hasil belajar yang diperoleh guru

akan mengetahui apakah metode atau strategi

yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika

sebagian besar siswa memperoleh angka jelek

pada penilaian yang diadakan, mungkin hal ini

disebabkan oleh metode atau strategi yang

kurang tepat. Apabila demikian halnya, maka guru

harus mawas diri dan mencoba mencari metode

atau strategi lain dalam mengajar atau

membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang

berupa dampak pengajaran. Peran siswa adalah

bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar,

dan menggunakan hasil belajar yang digolongkan

sebagai dampak pengiring.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil

Belajar

Hasil belajar yang dicapai seorang individu

merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor

yang mempengaruhinya baik dari dalam diri

(faktor internal) maupun dari luar diri (faktor

eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar penting

sekali artinya dalam rangka membantu murid

dalam mencapai hasil belajar yang sebaik-

baiknya.

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 7

Page 8: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

Menurut W. S. Winkel dalam

(http://belajarpsikologi.com) faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu:

1. Faktor-faktor Internal adalah faktor-faktor

yang berasal dari individu anak itu sendiri

yang meliputi : (a) Faktor Jasmaniah

(fisiologis) antara lain penglihatan,

pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya

(b) Faktor Psikologis yaitu intelektul (taraf

intelegensi, kemampuan belajar, dan cara

belajar), non intelektual (motifasi

belajar,kreativitas belajar, sikap, perasaan,

minat, kondisi psikis, dan kondisi akibat

keadaan sosiokultur) dan faktor kondisi fisik.

2. Faktor-faktor Eksternal, yang termasuk faktor

eksternal antara lain, (a) faktor pengaturan

belajar disekolah ( kurikulum, disiplin

sekolah, guru, fasilitas belajar, dan

pengelompokan siswa ), (b) faktor sosial

disekolah ( sistem sosial, status sosial siswa,

dan interaksi guru dan siswa ), (c) faktor

situasional ( keadaan politi ekonomi,

keadaan waktu dan tempat atau iklim).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa pada dasarnya faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa dapat

dibedakan menjadi dua golongan, yaitu faktor

yang berasal dari dalam diri individu dan faktor

yang berasal dari luar diri individu. Kedua faktor

ini akan saling mendukung dan saling berinteraksi

sehingga membuahkan sebuah hasil belajar.

B. Kerangka Pikir

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

fisika dapat berasal dari luar maupun dari dalam

diri siswa, faktor dari luar (eksternal) diri siswa

meliputi faktor pengaturan belajar disekolah,

faktor sosial disekolah, faktor situasional,

sedangkan faktor dari dalam diri (internal) siswa

meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

Kreativitas merupakan faktor psikologis yang

bersifat non-intelektual, mempunyai peranan

penting dan unik sebagai jiwa perkembangan atau

perubahan dan kemajuan belajar fisika siswa.

Dalam suasana belajar yang kompetitif tanpa

kreativitas maka seorang siswa akan tertinggal

dari siswa-siswa lain yang mampu

mengembangkan kreativitasnya.

Kegiatan belajar pembelajaran di sekolah

berorientasi kepada pencapaian hasil belajar

akademik yang tinggi oleh semua siswa.

Kelompok siswa yang kreativitanya tinggi memiliki

prestasi yang relatif tinggi pula.

Kreativitas yang mencerminkan kelancaran,

keluwesan dan originalitas dalam berfikir serta

kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan

dapat membantu siswa dalam proses belajar

fisika.

Kelancaran berhubungan dengan

kemampuan siswa dalam menghasilkan banyak

gagasan pemecahan masalah dalam waktu

singkat. Keluwesan berhubungan dengan

kemampuan melihat masalah dari berbagai sudut

tinjauan. Originalitas berhubungan dengan usulan

atau cara yang unik yang dihasilkan sehingga

menjadi lebih menarik. Elaborasi berhubungan

dengan kemampuan mengembangkan suatu

gagasan secara rinci. Apabila aspek ini dapat

dikembangkan oleh siswa maka otomatis akan

membantu siswa dalam mengaktualisasikan diri

dan mewujudkan potensinya dalam belajar fisika

sehingga memungkinkan siswa untuk menperoleh

hasil belajar yang baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

kreativitas berhubungan positif dengan prestasi

belajar fisika.

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 8

Page 9: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian ex-post facto

yang bersifat korelasional, untuk menemukan

suatu hebungan antara kreativitas belajar fisika

dengan hasil belajar fisika dengan desain sebagai

berikut:

(Sugiyono, 2007:154)

B. Variabel Penelitian

Variabel yang diperhatikan dalam penelitian ini

ada dua yaitu:

1. Kreativitas belajar fisika yang disimbolkan

dengan (X).

2. Hasil belajar fisika yang disimbolkan dengan

(Y).

C. Definisi Operasional Variabel

a. Kreativitas Belajar Fisika

Kreativitas siswa dalam belajar fisika adalah skor

yang dicapai siswa melalui tes kreativitas yang

meliputi aspek : kemampuan berpikir lancar,

keterampilan berpikir luwes, keterampilan merinci,

keterampilan menilai, memiliki rasa ingin tahu,

bersikap imajinatif, dan bersifat menghargai.

b. Hasil belajar fisika

Hasil belajar fisika yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah hasil berupa skor yang

diperoleh siswa pada ranah kognitif yang di

peroleh melalui tes hasil belajar yg diberikan

setelah melalui proses belajar dalam jangka waktu

tertentu.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

VIII SMP Negeri 1 Kecamatan Sinjai Utara tahun

ajaran 2010-2011 yang terdiri dari 6 kelas dengan

jumlah siswa 182 orang yang dijelaskan melalui

tabel berikut ini:

Tabel 3.1. Daftar Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kecamatan Sinjai Utara Tahun Ajaran 2010-2011 yang Merupakan Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah

1. VIII A 302. VIII B 313. VIII C 304. VIII D 305. VIII E 316. VIII F 30

Jumlah Total 182

b. Sampel

Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Sinjai Utara dengan mengambil minimal

25% dari tiap kelas, sehingga jumlah sampel pada

penelitian ini sebanyak 48 orang.

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian digunakan dua

instrumen yaitu:

1. Tes Kreativitas Belajar Fisika

Data tentang kreativitas siswa dalam belajar fisika

diperoleh melalui lembar tes kreativitas siswa

yang disusun oleh Rahmini Hustin. Jenis tes yang

diberikan adalah pilihan ganda dengan empat

alternatif pilihan jawaban, dimana salah satu dari

keempat pilihan tersebut merupakan kunci

jawaban, sedangkan pilihan jawaban yang lain

merupakan jawaban yang salah atau pengecoh

yang terdiri dari 30 item soal. Cara penilaian

adalah siswa yang menjawab benar skor 1 dan

siswa yang menjawab salah skor 0.

Tes ini telah diujicobakan dan digunakan kembali

oleh Asyiriani Ishak di SMP Negeri 2

Mappakasunggu Kabupaten Takalar dengan

reliabilitas 0,607.

2. Hasil belajar fisika

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 9

YX

Page 10: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

Untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar

fisika dalam penelitian ini digunakan instrumen

berbentuk tes objektif (pilihan ganda) dengan 4

alternatif jawaban untuk masing-masing item tes,

satu diantaranya adalah jawaban yang benar dan

yang lainnya pengecoh. Instrumen ini diujicoba

sebelum digunakan dalam penelitian untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas tes tersebut.

F. Teknik Analisis Data

Untuk mengolah data hasil penelitian dilakukan

dengan menggunakan dua macam analisis

statistik yaitu analisis statistik deskriptif dan

analisis statistik inferensial.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik desktiptif digunakan untuk

memberikan gambaran umum data yang

diperoleh. Analisis statistik deskriptif yang

digunakan meliputi rata-rata, rentang, standar

deviasi dan kategori dengan rumus sebagai

berikut:

Rumus Rata-rata:

(Arif Tiro, 2008:120)

Keterangan:

n = Jumlah Sampel

Rumus standar deviasi:

(Arif Tiro, 2008:171)

Keterangan:

Rumus Rentang

R = skor terbesar – skor terkecil

Kategori

Untuk menentukan kategori kreativitas

belajar fisika dengan hasil belajar fisika

dilakukan dengan mengambil acuan dari skor

rata-rata dan standar deviasi, sehingga dapat

ditentukan klasifikasi kategori:

1. Kategori tinggi = di atas (rata-rata + 1

standar deviasi)

2. Kategori sedang = antara (rata-rata + 1

standar deviasi) dengan (Rata-rata – 1

standar deviasi)

3. Kategori rendah = dibawah (rata-rata – 1

standar deviasi)

(Arikunto, 2003: 264)

2. Analisis Statistik Inferensial

Sebelum pengujian hipotesis penelitian,

terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis.

1. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas

dan uji linieritas.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas distribusi frekuensi

dilakukan untuk mengetahui normal atau

tidaknya distribusi data yang menjadi syarat

untuk menentukan jenis statistik apa yang

dipakai dalam analisis lebih lanjut. Uji

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 10

Page 11: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

normalitas data dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara uji chi-kuadrat dengan rumus:

(Riduwan, 2007: 124)

Keterangan:

= frekuensi yang diharapkan

= frekuensi dari hasil penelitian

Untuk menguji normalitas, kita

membandingkan dengan

untuk dan derajat kebebasan (dk) = n-

1, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika artinya distribusi data

tidak normal, Jika artinya

data berdistribusi normal

b) Uji Linieritas dan Signifikansi

Untuk mengetahui kelinieran dari dua data

yang dikolerasikan, diperlukan uji linieritas melalui

langkah-langkah sebagai berikut:

Menentukan nilai a dan b dari persamaan:

Ŷ = a + bX

Jika terlebih dahulu dihitung koefisien b, maka

koefisien a dapat pula ditentukan dengan rumus:

(Sudjana, 2005:315)

Keterangan:

a = Konstanta

b = Koefisien arah regresi linier

Tabel 3.3. Daftar Ringkasan analisis variansi variabel X dan Y untuk uji linieritas persamaan Ŷ = a + bX

Sumber variansiderajat

kebebasan(dk)

Jumlah Kuadrat(JK)

Rata-rata Jumlah Kuadrat

(RJK)Fhitung

Total n

Regresi (a)Regresi (b/a)

Residu

11

n - 2

Tuna Cocok

Kekeliruan

k - 2

n - kR

Persamaan-persamaan yang tercantum

dalam daftar di atas diperoleh melalui rumus-

rumus berikut:

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 11

Page 12: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

=

yang akan dipakai menguji tuna cocok

regresi linier. Dalam hal ini hipotesis model regresi

linier jika Fh < F (1-α)(k-2,n-k).

Untuk uji signifikansi digunakan rumus:

Dimana kriteria pengujian:

Terima hipotesis signifikansi jika Fh F

(1-α)(1,n-2).

(Riduwan, 2007:128)

2. Uji Hipotesis Penelitian

Untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi

antara kedua macam variabel digunakan analisis

koefisien korelasi product moment sebagai

berikut:

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

X = Kreativitas belajar fisika

Y = Hasil belajar fisika

n = Jumlah sampel

Hipotesis statistik:

Ho : β1 = 0 (tidak ada hubungan)

H1 : β1 ≠ 0 (ada hubungan)

Kriteria pengujian:

Tolak Ho jika rhitung rtabel dan

Terima Ho jika rhitung rtabel

Untuk mengetahui signifikansi korelasi digunakan

uji t dengan rumus:

Keterangan :

t = Nilai t hitung

n = Jumlah sampel

r = Koefisien korelasi

Kriteria pengujian:

Terima Ho jika - ttabel < thitung < ttabel

Dengan dk = n – 2, dalam hal lainnya Ho

ditolak

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 12

Page 13: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

(Sudjana, 2005:380)

Koefisien determinasi merupakan angka yang

menunjukan berapa persen variansi nilai variabel

terikat (Y) dapat dijelaskan oleh varibel bebas (X).

Koefisien determinasi dinyatakan dengan r2 yang

dinyatakan dalam persen (r2 x 100%).

(Riduwan, 2007:139)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk

mendeskripsikan karakteristik distribusi skor dari

masing-masing variabel yang diperlukan dan

jawaban dari rumusan masalah penelitian.

Statistik tersebut terdiri atas jumlah sampel, rata-

rata, skor minimum, skor maksimum, rentang,

standar deviasi dan kategori.

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan

dengan menggunakan teknik statistik inferensial,

yakni analisis regresi sederhana dan korelasi

product moment. Seluruh perhitungan analisis

data tersebut dilakukan dengan bantuan

perangkat komputer dengan menggunakan

program excel. Print out hasil analisis data

tersebut dilampirkan pada lampiran D.

A. Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

a. Variabel Kreativitas Belajar fisika

Dari hasil analisis deskriptif sebagaimana

tercantum pada lampiran D (halaman 78), maka

rangkuman statistik skor kreativitas belajar fisika

siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara Tahun

Ajaran 2010-2011 dapat disajikan pada Tabel 4.1

berikut:

Tabel 4.1. Statistik Kreativitas Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara Tahun Ajaran 2010-2011

Skor rata-rata kreativitas belajar fisika

responden penelitian adalah 15,79 dari skor ideal

yang mungkin dicapai 30 dengan standar deviasi

3,58. Ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan

siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara Tahun

Ajaran 2010-2011 yang dijadikan sampel

penelitian memiliki kreativitas sebesar 52,64%

dari kreativitas tertinggi yang mungkin dimiliki.

Selanjutnya kategori kreativitas belajar fisika

dibedakan atas kategori rendah, sedang, tinggi

diuraikan dalam Tabel 4.2, maka hasilnya dapat

dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 4.2. Frekuensi dan Persentase Kreativitas Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara Tahun Ajaran 2010-2011

No

Skor FrekuensiPersenta

se (%)Kategor

i1 < 12 7 14,58 Rendah2 12 - 19 33 68,75 Sedang3 > 19 8 16,67 Tinggi

Jumlah 48 100

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat

dikemukakan kategori tingkat kreativitas belajar

fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara

Tahun Ajaran 2010-2011 yang dijadikan sampel

penelitian yang terdiri dari 48 responden terdapat

7 orang (14,58%) memiliki kreativitas kategori

rendah, 33 orang (68,75%) memiliki kreativitas

dalam kategori sedang, dan 8 orang (16,67%)

orang memiliki kreativitas kategori tinggi. Dengan

demikian rata-rata skor kreativitas belajar fisika

responden berada pada kategori sedang.

Grafik 4.1 Frekuensi Kreativitas Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara Tahun Ajaran 2010-2011

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 13

No. Statistik Skor

1 Jumlah sampel 482 Rata-rata 15,793 Skor minimum 104 Skor maksimum 225 Rentang 126 Varians 12,817 Standar deviasi 3,58

Page 14: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

b. Variabel Hasil Belajar Fisika

Dari hasil analisis deskriptif sebagaimana

tercantum pada lampiran D (halaman 78), maka

rangkuman statistik hasil belajar fisika siswa kelas

VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara Tahun Ajaran

2010-2011 dapat disajikan pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.3.Statistik Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara Tahun Ajaran 2010-2011

No. Statistik Skor1 Jumlah sampel 482 Rata-rata 15,563 Skor minimum 74 Skor maksimum 235 Rentang 166 Varians 15,78

7 Standar deviasi 3,97

Skor rata-rata hasil belajar fisika responden

penelitian adalah 15,56 dari skor ideal yang

mungkin dicapai 25 dengan standar deviasi 3,97.

Ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara Tahun Ajaran

2010-2011 yang dijadikan sampel penelitian

memiliki hasil belajar sebesar 62,25% dari hasil

belajar tertinggi yang mungkin dimiliki.

Selanjutnya kategori hasil belajar fisika

dibedakan atas kategori rendah, sedang, tinggi

diuraikan dalam Tabel 4.4, maka hasilnya dapat

dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 4.4. Frekuensi dan Persentase Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara Tahun Ajaran 2010-2011

No

Skor Frekuensi Persentase (%)

Kategori

1 < 12 9 18,75 Rendah2 12 - 20 35 72,92 Sedang3 > 20 4 8,33 Tinggi

Jumlah 48 100

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat

dikemukakan kategori hasil belajar fisika siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara Tahun Ajaran

2010-2011 yang dijadikan sampel penelitian yang

terdiri dari 48 responden terdapat 7 orang

(18,75%) memiliki hasil belajar kategori rendah,

33 orang (72,92%) memiliki hasil belajar dalam

kategori sedang, dan 8 orang (8,33%) orang

memiliki hasil belajar kategori tinggi. Dengan

demikian rata-rata skor hasil belajar fisika

responden berada pada kategori sedang.

Grafik 4.2 Frekuensi Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara Tahun Ajaran 2010-2011

2. Analisis Statistik Inferensial

a. Pengujian Persyaratan Analisis

1) Uji Normalitas

Data yang perlu diuji normalitas distribusi

frekuensi dalam penelitian ini ada dua kelompok,

yaitu kelompok data (X) untuk variabel kreativitas

belajar fisika dan kelompok data (Y) untuk

variabel hasil belajar fisika siswa. Penghitungan

uji normalitas distribusi ini menggunakan rumus

Chi-kuadrat selengkapnya diuraikan pada

lampiran F.

a) Pengujian normalitas data Kreativitas belajar

fisika siswa.

Hasil pengujian normalitas dengan

menggunakan rumus Chi-kuadrat diperoleh nilai

= 6,1328 dan = dengan

k = 7 pada taraf signifikan α =0,05. Terlihat bahwa

< menunjukkan data kreativitas

belajar fisika siswa berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. (Pengujian selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran F1 halaman 85).

b) Pengujian normalitas data hasil belajar fisika

siswa.

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 14

Page 15: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

Hasil pengujian normalitas dengan

menggunakan rumus Chi-kuadrat diperoleh nilai

= 5,288 dan = dengan

k = 6 pada taraf signifikan α =0,05. Terlihat bahwa

< menunjukkan data kreativitas

belajar fisika siswa berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. (Pengujian selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran F2 halaman 88 ).

2) Uji Linieritas dan Signifikansi

Uji linieritas ditentukan dengan menentukan

nilai a dan b pada persamaan regresi: Ŷ = a + b X,

dari perhitungan persamaan regresi seperti yang

diuraikan pada lampiran G (halaman 91) diperoleh

persamaan:

Ŷ = 3,712+ X

Nilai konstanta 3,712 menunjukkan besarnya

nilai variabel hasil belajar jika variabel kreativitas

adalah 0. Sedangkan nilai 0,750 menunjukkan

besarnya perubahan variabel hasil belajar jika

variabel kreativitas berubah sebesar satu satuan.

Dari hasil perhitungan data pada lampiran G

diperoleh nilai untuk hubungan antara

kreativitas dengan hasil belajar fisika siswa kelas

VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara sebesar 1,996;

sedangkan Ftabel untuk α = 0,05 dengan dk

pembilang 11 dan dk penyebut 35 diperoleh Ftabel

sebesar 2,07. Berdasarkan hasil tersebut maka

nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel sehingga data

kreativitas terhadap hasil belajar fisika siswa kelas

VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara mempunyai model

linier.

Dari hasil perhitungan uji signifikansi pada

lampiran G diperoleh nilai Fhitung sebesar

sedangkan Ftabel untuk α = 0,05 untuk dk = 46

yaitu 4,05. Dari hasil tersebut memberikan

konsekuensi bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara kreativitas dengan hasil belajar

fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara

.3) Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji linieritas

serta uji keberartian regresi, maka dapat diketahui

bahwa semua data berdistribusi normal dan

hubungan antar variabel bersifat linier.

Selanjutnya digunakan uji koefisien product

moment untuk menguji hipotesis.

Dari hasil uji koefisien korelasi product

moment pada lampiran H (halaman 97) di peroleh

nilai r yaitu 0,676 selanjutnya nilai rhitung ini

dibandingkan dengan nilai rtabel, dengan n = 48

dan α = 0,05 maka diperoleh nilai rtabel sebesar

0,284. Jadi nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel

sehingga memberikan konsekuensi untuk

menolak Ho (tidak ada hubungan) dan menerima

H1 (ada hubungan). Nilai r ini juga menunjukan

adanya korelasi yang kuat antara kreativitas

dengan hasil belajar fisika, dengan derajat

hubungan 67,6%.

Dari hasil uji signifikansi korelasi dengan

menggunakan uji t diperoleh nilai thitung sebesar

sedangkan ttabel untuk dk = 46 diperoleh

sebesar (hasil interpolasi). Dengan

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 15

Page 16: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

demikian nilai thitung tidak terletak pada interval -

< thitung < . Dari hasil tersebut

memberikan konsekuensi bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara kreativitas

dengan hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Sinjai Utara Tahun Ajaran 2010-2011.

Adapun koefisien determinasi untuk

mengetahui besar kecilnya sumbangan kreativitas

terhadap hasil belajar fisika siswa sebesar

45,68%.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian yang telah

diuraikan di atas, maka terbukti bahwa kreativitas

dalam belajar fisika mempunyai hubungan yang

signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa.

Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut.

Secara umum tingkat kreativitas responden

berada dalam kategori sedang dengan persentase

52,64% dari kreativitas tertinggi yang mungkin

dimiliki. Hal ini merupakan suatu hal yang cukup

baik mengingat kreativitas merupakan sebagai

salah satu aspek dari fungsi kognitif yang

berperan dalam prestasi siswa di sekolah, seperti

yang diungkapkan oleh J.P. Guilford dalam

Desmita (2005:176) yang dalam hal ini dapat

dilihat dari hasil belajar siswa yang dicapai.

Dengan tingkat kreativitas ini berarti secara umum

siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara

mampu menegembangkan dan memanfaatkan

potensi yang dimilikinya secara kompleks untuk

menyelesaikan berbagai permasalahan dan

tantangan yang dihadapi dalam belajar fisika atau

dengan kata lain secara umum siswa sudah

mempunyai kemampuan berfikir kreatif.

Sebagai produk dari berfikir kreatif, kreativitas

menurut Lumsdaine dalam Tim Dosen LPTK

(2008:5) adalah mempergunakan imaginasi dan

berbagai kemungkinan yang diperoleh dari

interaksi dengan ide atau gagasan, orang lain dan

lingkungan untuk membuat koneksi dan hasil

yang baru serta bermakna. Artinya

mengembangkan pemikiran alternatif atau

kemungkinan dengan berbagai cara sehingga

mampu melihat sesuatu dari berbagai sudut

pandang.

Menurut Robert J Sternberg dalam

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com), seorang

siswa dikatakan memiliki kreativitas di kelas

manakala mereka senatiasa menunjukkan: (1)

merasa penasaran dan memiliki rasa ingin tahu,

mempertanyakan dan menantang serta tidak

terpaku pada kaidah-kaidah yang ada; (2)

memiliki kemampuan berfikir lateral dan mampu

membuat hubungan-hubungan diluar hubungan

yang lazim; (3) memimpikan tentang sesuatu,

dapat membayangkan, melihat berbagai

kemungkinan, bertanya “ apa jika seandanya”

(what if?), dan melihat sesuatu dari sudut

pandang yang berbeda; (4) mengeksplorasi

berbagai pemikiran dan pilihan, memainkan

ideanya, mencobakan alternatif-alternatif dengan

melalui pendekatan yang segar, memelihara

pemikiran yang terbuka dan memodifikasi

pemikirannya untuk memperoleh hasil yang

kreatif; dan (5) merefleksi secara kritis atas setiap

gagasan, tindakan dan hasil-hasil, meninjau ulang

kemajuan yang telah dicapai, mengundang dan

memanfaatkan umpan balik, mengkritik secara

konstruktif dan dapat melakukan pengamatan

secara cerdik.

Kreativitas mengekspresikan kualitas solusi

penyelesaian masalah. Kunci kreativitas adalah

kemampuan menilai permasalahan dari berbagai

sudut pandang sehingga menjadi solusi yang

lebih baik.

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 16

Page 17: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

Tingkat kreativitas siswa yang berada dalam

kategori sedang juga tidak lepas dari peran guru

sebagai pengajar yang bias membantu atau

mendorong munculnya kreativitas siswa. Sesuai

dengan hasil pengamatan, ada beberapa kegiatan

yang dilakukan guru yang dapat mendorong

munculnya kreativitas siswa seperti: guru tidak

terlalu mudah menyalahkan siswa ketika mereka

membuat kesalahan, memberikan komentar-

komentar positif berupa penghargaan dan pujian

bagi siwanya yang bertindak benar dan

berprestasi serta menciptakan situasi yang

bersahabat.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan

oleh Supriadi dalam Ali (2004:58) bahwa sejumlah

bantuan yang dapat digunakan untuk

membimbing perkembangan kreativitas anak,

yaitu: (1) menciptakan rasa aman kepada anak;

(2) mengakui dan menghargai gagasan-gagasan

anak; (3) membantu anak memahami

divergensinya dalam berfikir dan bersikap, dan

bukan malah menghukumnya; (4) menjadi

pendorong bagi anak untuk mengomunikasikan

dan mewujudkan gagasan-gagasannya; (5)

menciptakan rasa aman dan nyaman didalam

kelas tampa ada tekanan dan ketegangan.

Apabila falsafah diatas dikembangkan dengan

baik oleh guru niscaya kreativitas siswa akan

berkembang dengan baik.

Hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Sinjai Utara yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini secara umum juga berada

dalam kategori sedang dengan persentase

62,252% dari hasil belajar tertinggi yang mungkin

dimiliki. Hasil belajar ini merupakan realisasi dari

kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas

atau pengetahuan yang dimiliki siswa setelah

proses belajar berlangsung.

Penguasaan hasil belajar fisika siswa dapat

dilihat dari penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran yang telah ditempuh atau dipelajarinya.

Dan diukur dengan tes hasil belajar dalam ranah

kognitif. Tingkat penguasaan materi atau hasil

belajar ini dilambangkan dengan angka-angka.

Kategori sedang ini menunjukan bahwa

secara umum siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Sinjai Utara sudah memiliki keterampilan dalam

ranah kognitif pada tingkat pengetahuan,

pemahaman dan penerapan.

Kreativitas merupakan faktor psikologis yang

bersifat non-intelektual, mempunyai peranan

penting dalam kemajuan belajar siswa. Dalam

suasana belajar yang kompetitif tanpa kreativitas

maka seorang siswa akan tertinggal dari siswa

siswa lain yang mampu mengembangkan

kreativitasnya. Hasil penelitian dari dua pakar

psikolog dari universitas Chicago, Getzelz dan

Jackson, mengemukakan bahwa kelompok siswa

yang kreativitasnya tinggi memiliki prestasi

sekolah yang tidak berbeda dengan kelompok

siswa yang intelegensinya relatif lebih tinggi.

Penelitian Utami Munandar terhadap siswa SD

dan SMP, juga menunjukan bahwa kreativitas

sama absahnya seperti inteligensi sebagai

prediktor dari prestasi sekolah. Jika efek dari

intelegensi dieliminasi, hubungan antara

kreativitas dan prestasi sekolah tetap substansial

(Desmita, 2005: 177).

Kegiatan belajar pembelajaran di sekolah

berorientasi kepada pencapaian hasil belajar yang

tinggi oleh semua siswa. Kreativitas siswa

memperoleh peluang untuk berkembang di dalam

iklim belajar pembelajaran yang kondusif maka

tentu saja hasil belajar yang tinggi dapat dicapai.

Karena kreativitas mendorong aktualisasi potensi

yang dimiliki siswa. Kreativitas menentukan hasil

belajar siswa dengan demikian jelas bahwa antara

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 17

Page 18: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

kreativitas dengan hasil belajar mempunyai

hubungan yang positif.

Berdasarkan analisis data diperoleh kofisien

korelasi sebesar 0,676, hal menunjukan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara

kreativitas belajar dengan hasil belajar fisika siswa

kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai Utara Tahun ajaran

2010-2011 dengan derajad hubungan sebesar

67,6 %.

Dimana kreativitas berpengaruh 45,68%

terhadap hasil belajar fisika sedangkan 54,32%

lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang

tidak ikut diselidiki dalam penelitian ini seperti:

penguasaan materi, tingkat intelegensi, motivasi

siswa, target kurikulum maupun sarana dan

prasarana yang ada di sekolah.

V. PENUTUP

A. Simpulan

1. Kreativitas belajar fisika siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Sinjai Utara Tahun Ajaran 2010-2011

secara umum berada pada kategori sedang.

2. Hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Sinjai Utara Tahun Ajaran 2010-2011

secara umum berada pada kategori sedang.

3. Kreativitas belajar fisika memiliki hubungan

positif yang signifikan terhadap hasil belajar

fisika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sinjai

Utara Tahun Ajaran 2010-2011 dimana

kreativitas berpengaruh 45,68 % terhadap

hasil belajar fisika.

B. Saran

1. Disarankan kepada guru mata pelajaran fisika

khususnya guru kelas VIII SMP Negeri 1

Sinjai Utara dalam mengajar dapat

menerapkan strategi maupun metode yang

tepat atau menerapkan beberapa falsafah

mengajar yang dapat mendorong kreativitas

belajar fisika.

2. Disarankan kepada peneliti lain untuk

melanjutkan penelitian ini dan memperluas

fokus kajian penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Reni, dkk. 2001. Kreativitas. Jakarta: PT. GRASINDO (Gramedia Widiasarana Indonesia)

Ali, Mohammad. Mohammad Asrori. 2004. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ali, dkk. 1990. Bimbingan Belajar.Bandung: Sinar Baru

Alma, Buchari. 2008. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Anonim. 2010. Pengertian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. (online). (http://belajarpsikologi.com. Diakses tanggal: 10 Oktober 2010)

Arikunto Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta: Jakarta

Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori-Teori Belajar. Bandung: PT. Erlangga.

Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Haling. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Mangunhardjana A. M. 1986. Membangun Kreativitas. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Poerwadarminta W.J.S. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai

Pustaka.

Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian. Alfabeta: Bandung

Saputro, Dwi. 2006. Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 18

Page 19: Hubungan antara Kreativitas dengan hasil belajar fisika

Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD), Skripsi. FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Erlangga: Jakarta

Sudrajat, Akhmad. 2008. Kreativitas di Sekolah (online). (http://akhmadsudrajat.wordpress.com. Diakses tanggal: 07 Maret 2011)

Supriadi, Dedi. 1997.Kreativitas, Kebudayaan, dan Pengembangan Iptek. Bandung :

Depdikbud – PT Alfabeta.

Tim Dosen LPTK. 2008. Kreativitas. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan

Tiro, Muhammad Arif. 2008. Dasar-dasar Statistika. Makassar: Andira Publisher

JSPF Vol. 31, Mei 2011 | 19