Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual...

27
PENDAHULUAN Perilaku seks bebas menjadi suatu permasalahan yang terus berlangsung yang tidak pernah tuntas dibahas dari masa ke masa. Era globalisasi sekarang ini memungkinkan terjadinya berbagai fenomena perilaku seksual khususnya dikalangan remaja. Berkembangnya teknologi dan beberapa sumber mengungkap fenomena- fenomena kepada khayalak ramai melalui pemberitaan media cetak, media eletronik maupun lewat media online serta faktor penyebab perilaku seks bebas berkembang di Indonesia. Penelitian dibeberapa daerah pada tahun 2005 yang dilakukan oleh PKBI (Paguyuban Keluarga Berencana Indonesia) pusat menunjukkan, dari keseluruhan remaja di Indonesia sekitar 62 juta orang terdapat 15% dari remaja tersebut telah melakukan aktivitas seksual yang melampaui batas bahkan berhubungan seks tanpa menikah terlebih dulu. Aktivitas seksual yang diungkap dalam penelitian ini dimulai dari berciuman bibir, meraba dada hingga petting (menempelkan alat kelamin). Informasi-informasi yang dapat diakses dengan mudah menjadi salah satu sarana pendukung menjamurnya pergaulan perilaku seks bebas yang ikut mendorong terjadinya perubahan tata nilai dimasyarakat dan remaja. Pergaulan bebas ini banyak terjadi kepada para remaja dimana kebanyakan dari remaja menganggap bahwa perilaku seks bebas sudah menjadi trend dilingkungannya, (Yulianto, 2010). Dari beberapa hasil penelitian, ditemukan remaja usia 14-19 tahun sudah melakukan hubungan seksual aktif yaitu sekitar 43% remaja wanita dan 67% remaja laki-laki, sedangkan proporsi remaja perempuan yang melakukan hubungan seksual diusia 17 tahun berkisar antara 72% di Mali hingga 47% di Amerika Serikat dan 45% di Tanzania, menurut Singh pada (dalam Santrock, 2012), sedangkan menurut Eaton (2008) pada usia 20 tahun pemuda AS telah melakukan hubungan seksual. Penelitian

Transcript of Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual...

Page 1: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

PENDAHULUAN

Perilaku seks bebas menjadi suatu permasalahan yang terus berlangsung yang

tidak pernah tuntas dibahas dari masa ke masa. Era globalisasi sekarang ini

memungkinkan terjadinya berbagai fenomena perilaku seksual khususnya dikalangan

remaja. Berkembangnya teknologi dan beberapa sumber mengungkap fenomena-

fenomena kepada khayalak ramai melalui pemberitaan media cetak, media eletronik

maupun lewat media online serta faktor penyebab perilaku seks bebas berkembang di

Indonesia. Penelitian dibeberapa daerah pada tahun 2005 yang dilakukan oleh PKBI

(Paguyuban Keluarga Berencana Indonesia) pusat menunjukkan, dari keseluruhan

remaja di Indonesia sekitar 62 juta orang terdapat 15% dari remaja tersebut telah

melakukan aktivitas seksual yang melampaui batas bahkan berhubungan seks tanpa

menikah terlebih dulu. Aktivitas seksual yang diungkap dalam penelitian ini dimulai

dari berciuman bibir, meraba dada hingga petting (menempelkan alat kelamin).

Informasi-informasi yang dapat diakses dengan mudah menjadi salah satu sarana

pendukung menjamurnya pergaulan perilaku seks bebas yang ikut mendorong terjadinya

perubahan tata nilai dimasyarakat dan remaja. Pergaulan bebas ini banyak terjadi

kepada para remaja dimana kebanyakan dari remaja menganggap bahwa perilaku seks

bebas sudah menjadi trend dilingkungannya, (Yulianto, 2010).

Dari beberapa hasil penelitian, ditemukan remaja usia 14-19 tahun sudah

melakukan hubungan seksual aktif yaitu sekitar 43% remaja wanita dan 67% remaja

laki-laki, sedangkan proporsi remaja perempuan yang melakukan hubungan seksual

diusia 17 tahun berkisar antara 72% di Mali hingga 47% di Amerika Serikat dan 45% di

Tanzania, menurut Singh pada (dalam Santrock, 2012), sedangkan menurut Eaton

(2008) pada usia 20 tahun pemuda AS telah melakukan hubungan seksual. Penelitian

Page 2: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

terbaru mengindikasikan bahwa 35% siswa menengah atas AS aktif secara seksual

(dalam Santrock, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Yulianto (2010) di Jakarta

menunjukkan penurunan batas usia hubungan seks pertama dikalangan remaja yaitu

sekitar usia 18 tahun dan usia termuda 13 tahun sementara hubungan seks pertama pada

usia 16 tahun, sebanyak 56,8% pada remaja pria dan 33,3% pada remaja putri di

Manado.

Data lain menunjukkan bahwa penelitian Annisa Foundation pada tahun 2006

yang melibatkan siswa SMP dan SMU Cianjur (Jabar), terungkap 42,3% pelajar telah

melakukan hubungan seks yang pertama dibangku sekolah. Fenomena lainnya diungkap

oleh Yulianto (2010), juga memaparkan suatu fenomena seksual dikalangan remaja

yang tidak disangka-sangka, mengungkapkan bahwa Komnas Perlindungan Anak

Indonesia belakangan ini mengeluarkan data 62,7% remaja SMP di Indonesia sudah

tidak lagi perawan. Hal tersebut dimungkinkan terjadi akibat besarnya rasa

keingintahuan remaja SMP terhadap seks. KPAI memperkirakan dengan semakin

banyaknya peredaran video mesum seperti sekarang, angka tersebut berpotensi semakin

meningkat. Hasil lain dari survei tersebut juga mengungkapkan bahwa 93,7% siswa

SMP dan SMA pernah melakukan ciuman, 21,2% remaja SMP mengaku pernah aborsi,

dan 97% remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno. Penelitian lainnya

menurut Sahabat Remaja (dalam Susanto, 2012) ditemukan seratus orang hamil dari dua

ratus remaja putri pelaku seks pranikah (50% dari jumlah sampel) dan sembilan puluh

dari seratus remaja hamil itu melakukan aborsi (90%).

Penelitian lainnya menurut Soetjiningsih (2008) juga mendapatkan bahwa

perilaku seksual pranikah dikalangan remaja sudah berlangsung dari usia sekitar 15-18

tahun, dimana mayoritas remaja melakukan hubungan seksual pertama dibangku SMA.

Page 3: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

Bentuk-bentuk perilaku ini umumnya bertahap dimulai dari tingkat yang kurang intim

sampai dengan hubungan seksual. Beberapa tahap-tahap perilaku seksual remaja adalah

berpegangan tangan, memeluk atau dipeluk dibahu, memeluk atau dipeluk dipinggang,

ciuman bibir, ciuman bibir sambil berpelukan, meraba atau diraba didaerah erogen

(payudara, alat kelamin) dalam keadaan berpakaian, mencium atau dicium didaerah

erogen dalam keadaan berpakaian, saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan

berpakaian, meraba atau diraba didaerah erogen tanpa pakaian, mencium atau dicium

didaerah erogen tanpa pakaian, saling menempelkan alat kelamin tanpa pakaian,

hubungan seksual.

Hasil penelitian yang didapatkan dari penelitian Survei Kesehatan Reproduksi

Remaja Indonesia (SKRRI) pada 2007 lalu menemukan perilaku seks bebas bukanlah

sesuatu yang aneh dalam kehidupan remaja Indonesia dimana jumlahnya sangat besar

mencapai 26%. Selain itu survei yang dilakukan BKKBN pada akhir 2008 menyatakan

63% remaja dibeberapa kota besar di Indonesia melakukan seks pranikah. Perilaku

seksual pranikah yang terjadi karena kurangnya kemampuan individu dalam mengambil

keputusan secara matang mengakibatkan perasaan yang dirasakan sebagai pelampiasan

dari gairah saja tanpa diikuti oleh perilaku bertanggung jawab. Rasa ingin tahu yang

sangat kuat, keinginan bereksplorasi dan memenuhi dorongan seksual tampil dalam

bentuk perilaku coba-coba berhubungan seks yang akhirnya justru membuat ketagihan,

(Feriyani & Fitri, 2011). Perilaku seksual pranikah tidak hanya bertentangan dengan

nilai masyarakat (karena melanggar norma agama dan masyarakat) tetapi juga

menimbulkan masalah lain yaitu munculnya rasa bersalah, terjadinya kehamilan

yang tidak dikehendaki, aborsi, pembunuhan bayi yang baru dilahirkan, perceraian usia

muda, penularan penyakit seksual, mewabahnya virus HIV/AIDS dan prostitusi (Tim

Page 4: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

PKBI, 1999). Selain dampak fisik dan sosial, Faturochman (dalam Mulyana &

Purnamasari, 2010) menjelaskan bahwa remaja yang melakukan hubungan seks

pranikah mengalami penurunan aspirasi yang dapat menyebabkan menurunnya

motivasi untuk belajar sehingga tidak mengherankan bahwa banyak diantara mereka

kemudian mengalami penurunan prestasi akademik. Keadaan seperti inilah yang

menuntut kita untuk lebih bijak dalam menyikapi pergaulan bebas dikalangan

masyarakat khususnya remaja dan bagaimana remaja bersikap serta menyadari dirinya

sendiri atas tindakan-tindakan yang sesuai untuk dilakukan dan tidak ataupun untuk

menahan dirinya terhadap gairah seks yang mulai dirasakan didalam hubungan

berpacaran.

Memasuki usia remaja, dorongan seksual seorang anak yang memasuki

masa remaja akan meningkat. Hal ini disebabkan karena remaja sedang

mengalami perubahan dalam hal seksual, yaitu matangnya kelenjar hipofisis yang

merangsang pengeluaran hormon kelamin (Monks, Knoers, & Haditono, 1999).

Hormon inilah yang menyebabkan tingginya libido atau dorongan seksual pada

remaja. Menurut Santrock (2012) perubahan hormonal dimasa remaja dapat meningkat

secara dramatis, meskipun demikian efek hormonal itu sendiri tidak dapat menjelaskan

perkembangan remaja. Stres, pola makan, aktivitas seksual, ketegangan dan depresi

dapat mengaktifkan atau menekan sejumlah aspek dari sistem hormonal. Akibatnya,

remaja mulai sensitif dengan hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas sehingga dengan

sedikit stimulus seksual (misalnya melihat hal-hal romantis atau mendengar cerita

berbau seksual) remaja sudah terangsang (Faturochman, 1992). Kondisi seperti ini yang

membuka peluang bagi remaja untuk berperilaku seperti orang dewasa (misalnya

Page 5: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

berciuman, berpelukan hingga melakukan hubungan seksual). Perilaku tersebut

dinamakan dengan perilaku seksual, (dalam Mulyana & Purnamasari, 2010).

Remaja dalam memasuki masa peralihan tanpa pengetahuan yang memadai

mengenai perilaku seks bebas dapat menjerumuskan mereka kedalam kehidupan seks

yang tidak sehat. Perilaku seks bebas cenderung mengarah kepada perilaku seksual

pranikah. Salah satunya yang terjadi di provinsi Bali, bahwa terdapat 29% anak muda

berusia 20-24 tahun telah aktif seksual. Sementara itu hasil penelitian di Bali yang

dilakukan oleh Soetjipto dan Faturochman (1998), menunjukkan bahwa persentase laki-

laki dan perempuan di desa dan kota yang telah melakukan hubungan seks sebelum

menikah masing-masing adalah 23,6% dan 33,5% (dalam Taufik & Anganthi, 2005).

Melakukan hubungan seks sebelum menikah (seks pranikah) merupakan salah satu

bentuk perilaku seksual yang dapat muncul sehubungan dengan adanya dorongan

seksual dan kebutuhan dalam diri remaja. Dorongan seksual tersebut akan memengaruhi

sikap dan perilaku remaja. Apabila pasangan dalam pacaran itu sama-sama memiliki

dorongan kearah perilaku seks, maka kemungkinan terjadinya hubungan seks sebelum

nikah akan mudah terjadi. Dorongan seks belum tentu bisa terealisir tanpa ada

kesempatan untuk mewujudkannya (Faturochman, 1992).

Provinsi Bali memiliki ciri khas yang berbeda dengan daerah lain di lndonesia.

Salah satu ciri tersebut adalah keterbukaannya. Sebagai daerah tujuan wisata, Bali

memang harus terbuka. Akibat dari keterbukaan tersebut, maka berbagai pengaruh dari

luar berperan terhadap perkembangan masyarakat disana. Perubahan masyarakat Bali

mengalami percepatan yang cukup tinggi. Ada dua bentuk perubahan yang amat jelas.

Pertama, perubahan struktur dari struktur masyarakat agraris ke struktur masyarakat

industri, yaitu industri pariwisata dan industri kerajinan. Kedua, perubahan orientasi dari

Page 6: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

orientasi lokal dan nasional ke orientasi global. Keterbukaan masyarakat Bali menjadi

semakin intensif dengan ikut teradopsinya berbagai budaya baru. Perubahan budaya

agraris ke budaya iptek tidak selalu membawa hasil yang memuaskan. Seperti yang

terjadi di Bali sekarang ini, berbagai masalah timbul sebagai akibat dari perubahan

budaya tersebut. Sebagian dari masyarakat Bali telah berubah dari masyarakat tradisonal

menjadi masyarakat modern. Perubahan masyarakat ini ditandai dengan pula oleh

perubahan bentuk solidaritas mekanik ke solidaritas organik, artinya sifat-sifat

kebersamaan cenderung memudar dan mulai muncul sifat individualis. Ciri perubahan

ini adalah merosotnya peran sosial agama dan adat dalam mempengaruhi aspek

kehidupan yang lainnya, menurut Laksmiwati (2003).

Sehubungan dengan adanya interaksi budaya Bali dengan berbagai budaya lain,

dan masukknya informasi melalui berbagai media komunikasi, ada beberapa faktor yang

memengaruhi perilaku reproduksi di Bali, seperti pengetahuan, pranata sosial dan

simbolik. Pengetahuan, tidak banyak informasi yang didapat memberikan kontribusi

positif bagi remaja. Keadaan pengetahuan seperti ini menjadi faktor penting yang

menyebabkan mereka semakin permisif melakukan hubungan seks pranikah. Masalah

yang paling ditakuti oleh remaja yang melakukan hubungan seks pranikah adalah

apabila sampai terjadi kehamilan yang tidak dikehendaki (KTD). Di sisi lain, melalui

sumber informasi yang sama juga dapat mencegah remaja untuk melakukan hubungan

seks pranikah. Terjadi atau tidak terjadi perilaku seks pranikah sangat tergantung pada

wawasan mereka tentang perilaku tersebut. Remaja mampu mempunyai wawasan dan

berkepribadian yang mantap, yang sangat dipengaruhi oleh pola asuh atau cara

pendidikan yang diterapkan dalam keluarga. Anak yang dididik dengan cara yang baik

akan melahirkan remaja dengan moral yang baik pula, (Laksmiwati, 2003).

Page 7: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

Pranata sosial dalam masyarakat mempunyai arti yang sangat penting bagi

kelangsungan hidup masyarakat yang bersangkutan, pranata menunjuk pada sistem

norma yang ada. Pranata sosial sebagai wadah nilai dan norma yang dianut masyarakat

dengan satu tujuan untuk mewujudkan ketertiban dan keteraturan sosial sehingga

tercapai keseimbangan sosial dan mengarahkan masyarakat untuk melakukan kegiatan

yang sesuai dengan aturan atau norma dalam pranata sosial, (Kuyoto, 2004). Menurut

Soekanto (dalam Kuyoto, 2004), pranata sosial adalah himpunan norma dari segala

tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat,

sedangkan Koentjaraningrat (dalam Setiadi & Kolip, 2011), pranata sosial adalah sistem

tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi

kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

Di dalam masyarakat Bali, peraturan yang sudah dibuat harus ditaati sesuai dengan

hukum adat yang berlaku, akan tetapi perubahan masyarakat mengakibatkan peraturan-

peraturan yang sudah terbentuk tidak lagi dipenuhi. Salah satunya adalah perilaku

seksual pranikah, hal ini merupakan suatu pelanggaran yang bisa mengakibatkan

ketegangan dalam masyarakat Bali dan bila hal itu terjadi akan dilaporkan kepada

krama banjar dan akan dilakukan upacara parayascita gumi (upacara pembersihan untuk

dirinya sendiri dan juga untuk desa). Akan tetapi, sekarang ini perilaku tersebut tidak

lagi mendapatkan sanksi adat, sehingga masyarakat menilai bahwa perilaku tersebut

menjadi hal yang wajar dan juga krama adat menganggap perilaku tersebut merupakan

urusan pribadi. Salah satu unsur penting dalam proses transformasi sosial adalah

pergantian atau perubahan. Proses transformasi sosial dalam suatu masyarakat tidak

hanya dapat dilihat dari segi materi, tetapi juga dari segi perilaku. Adanya anggapan

bahwa hubungan seks pranikah adalah sesuatu yang biasa, menunjukkan masyarakat

Page 8: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

telah semakin permisif terhadap hubungan seks pranikah. Kalau masyarakat semakin

permisif terhadap perilaku seks pranikah, sementara keterlibatan lembaga adat semakin

melemah, maka kemungkinan masyarakat juga akan permisif terhadap aborsi, sebagai

salah satu alternatif pemecahan masalah bawaan yang disebabkan oleh perilaku seks

pranikah. Angka yang menunjukkan remaja yang melakukan aborsi di Bali relatif tinggi,

Tjitarsa (dalam Laksmiwati, 2003). Dalam hal ini Bali dan juga masyarakatnya sudah

banyak mengalami perubahan, dimana pembangunan Bali yang semakin cepat dengan

industri pariwisatanya sehingga banyak bermunculan tempat-tempat hiburan yang bisa

menjadi salah satu faktor perilaku seks bebas, (Laksmiwati, 2003).

Menurut Wijaningsih (2004), perubahan inilah yang terus terjadi sebagai bentuk dari

adaptasi terhadap perkembangan jaman yang dipengaruhi oleh penemuan-penemuan

baru serta penyebaran kebudayaan ataupun perluasan dari “cultural base” (kemajuan

dalam transport dan media). Perubahan sosial adalah sebuah perubahan yang terjadi

pada masyarakat baik menyangkut perubahan yang lambat (evolusioner) maupun

perubahan yang bersifat cepat (revolusioner). Pendapat lain menurut Soemardjan (dalam

Setiadi & Kolip, 2011) perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-

lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem

sosialnya, termasuk didalamnya nilai, sikap dan pola peri kelakuan diantara kelompok

dalam masyarakat, sedangkan menurut Garth dan Mills (dalam Setiadi & Kolip, 2011)

perubahan sosial adalah apapun yang terjadi (kemunculan, perkembangan dan

kemunduran) dalam kurun waktu tertentu terhadap peran, lembaga atau tatanan yang

meliputi struktur sosial.

Perubahan yang terjadi dimasyarakat, baik itu ke arah yang lebih baik atau buruk

akan berdampak kepada perubahan perilaku seseorang, cara berpikir, sifat serta nilai-

Page 9: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

nilai dari kehidupan masyarakat. Salah satu hal yang dapat mengubah perilaku

seseorang adalah lingkungan sosial budayanya. Masyarakat khususnya remaja akan

mengikuti perubahan yang terjadi seperti hubungan interpersonal, (Yusuf, 2002).

Seperti dalam hal berpacaran di kalangan remaja yang semakin permisif dengan

perilaku seks bebas. Perilaku demikian merupakan salah satu cara remaja untuk

menampilkan dirinya di kelompoknya. Hal ini tidak terlepas dari pencarian identitas

baru sebagai seorang remaja. Tahap ini, seseorang berusaha untuk menentukan apa yang

unik dari diri mereka, menemukan siapa dirinya, kekuatan mereka dan peran yang

sesuai dengan hidup mereka. Pembentukan konsep diri tidak terlepas dari kehidupan

remaja. Konsep diri individu ditanamkan pada saat-saat dini kehidupan anak dan

menjadi dasar yang memengaruhi tingkah lakunya dikemudian hari, (Agustiani, 2009).

Penelitian tentang perilaku seksual remaja telah difokuskan pada perilaku

pengambilan risiko seksual dalam upaya untuk mengurangi kehamilan yang tidak

diinginkan dan penyakit menular seksual penyakit. Dalam hal ini, penjelasan hubungan

konsep diri terhadap perilaku seksual dijelaskan dengan konsep diri seksual. Konsep diri

seksual dianggap sebagai multidimensi yang mengacu kepada penilaian individu,

persepsi dan perasaan tentang dirinya sendiri sebagai makhluk seksual. Konsep diri

seksual dianggap penting sebagai perkembangan tugas remaja. Konsep diri menurut

Breakwell (dalam Rostosky, Dekhtyar, Cupp & Anderman, 2008) menentukan

hubungan antara perilaku seksual, pengalaman seksual dan kepuasan seksual. Breakwell

dan Millward (dalam Rostosky, et.al 2008) menemukan remaja usia 16-19 tahun,

didalam perilaku seksualnya lebih sering menggunakan kondom sebagai pengalaman

didalam hubungan seksual. Hal ini juga terkait dengan self-efficacy. Penelitian menurut

Page 10: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

O’Sullivan, mengungkapkan (dalam Hucker, Mussap & Mccabe, 2010) remaja dengan

self-efficacy tinggi lebih sering menggunakan kondom.

Adanya sikap permisif terhadap seks dan rendahnya self-efficacy untuk menolak

seks menjadi awal perilaku seksual dikalangan remaja, serta pengaruh kelompok dan

teman sebaya, kurangnya kontrol dan peran orangtua sehingga aktivitas seksual menjadi

lebih bebas, (Purnima, Zimmerman, Noar, & Dumenci, 2013). Self-efficacy, keyakinan

inidividu tentang kemampuan untuk melakukan perilaku dalam situasi tertentu ikut serta

berperan dalam tindakan seorang remaja dalam berperilaku, dengan asumsi bahwa

kepercayaan seorang remaja dalam kemampuannya untuk mengelola hubungan seksual

yang berisiko dan menolak seks yang tidak diinginkan. Setiap remaja, bagaimanapun,

harus diberdayakan untuk melawan situasi seksual yang tidak diinginkan yang

berpotensi mengalami seksual berisiko (Rostosky, et.al 2008)

Jadi peranan konsep diri terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja,

dikarenakan konsep diri merupakan Internal Frame Of Reference, yaitu merupakan

acuan bagi tingkah laku dan cara penyesuaian bagi remaja. Remaja yang memiliki

konsep diri positif akan menghasilkan perilaku yang positif terhadap dirinya.

Sebaliknya remaja yang memiliki konsep diri negatif cenderung menunjukkan perilaku

yang negatif pula, (Wahyuningsih, 2008).

Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis ingin mengetahui bagaimana hubungan

antara konsep diri dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di Kuta-Bali, dengan

tujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara konsep diri dengan perilaku

seksual pranikah pada remaja di Kuta-Bali.

Page 11: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

Perilaku Seksual Pranikah

Perilaku seksual menurut Soetjiningsih (2008), perilaku seksual pranikah remaja

adalah segala tingkah laku seksual yang didorong oleh hasrat seksual dengan lawan

jenisnya, yang dilakukan oleh remaja sebelum mereka menikah.

Tahapan Perilaku Seksual Pranikah

Soetjiningsih (2008), tahapan perilaku seksual pranikah remaja yaitu:

1. Berpegangan tangan

2. Memeluk/dipeluk dibahu

3. Memeluk/dipeluk dipinggang

4. Ciuman bibir

5. Ciuman bibir sambil pelukan

6. Meraba/diraba daerah erogen (payudara, alat kelamin) dalam keadaan

berpakaian

7. Mencium/dicium daerah erogen dalam keadaan berpakaian

8. Saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan berpakaian

9. Meraba/diraba daerah erogen dalam keadaan tanpa berpakaian

10. Mencium/dicium didaerah erogen dalam kedaan tanpa berpakaian

11. Saling menempelkan alat kelamin dalam keadaan tanpa berpakaian

12. Hubungan seksual

Faktor-Faktor Perilaku Seksual Pranikah

Faktor perilaku seksual pranikah pada remaja, (Purnima, et.al, 2013) yaitu,

struktur sosial, lingkungan/budaya, kepribadian, psikososial, kontekstual/situasional.

Page 12: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

Konsep Diri

Konsep diri menurut Fitts (dalam Agustiani, 2009) mengemukakan bahwa

konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri

seseorang merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan

lingkungan.

Dimensi-Dimensi Konsep Diri

Fitts (dalam Agustiani, 2009) membagi konsep diri dalam dua dimensi pokok,

yaitu dimensi internal dan dimensi eksternal. Dimensi internal meliputi, diri identitas

(identity self), diri pelaku (behavioral self) dan diri penerimaan (judging self). Dimensi

eksternal yaitu, diri fisik (physical self), diri etik-moral (moral-ethical self), diri pribadi

(personal self), diri keluarga (family self), dan diri sosial (social self).

Hubungan Konsep Diri dengan Perilaku Seksual Pranikah

Perkembangan dimasa remaja diwarnai oleh interaksi antara faktor-faktor genetik,

biologis, lingkungan dan sosial. Remaja dihadapkan pada perubahan biologis,

pengalaman-pengalaman baru serta tugas perkembangan baru. Pada masa ini remaja

mengalami masa pacaran maupun eksplorasi seksual dan kemungkinan melakukan

hubungan seksual. Remaja yang hidup dijaman sekarang dihadapkan pada berbagai

pilihan gaya hidup yang ditawarkan melalui media dan kini banyak remaja yang tergoda

untuk menggunakan obat terlarang dan melakukan aktivitas seksual di usia yang sangat

dini, (Santrock, 2012).

Perbedaan etnik, budaya, gender, sosial-ekonomi, usia dan gaya hidup

memengaruhi perilaku remaja. Mulai adanya potret remaja yang melegalkan sikap

Page 13: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

permisif terhadap aktivitas seksual, (Santrock, 2012). Sikap permisif terhadap perilaku

seksual lebih ditunjukkan oleh remaja pria, akan tetapi apabila pasangan dalam

berpacaran sama-sama memiliki dorongan ke arah perilaku seks, maka kemungkinan

terjadinya hubungan seks sebelum menikah akan mudah terjadi, (Faturochman, 1992).

Sikap permisif terhadap seks dan rendahnya self-efficacy untuk menolak seks menjadi

awal perilaku seksual dikalangan remaja, serta pengaruh kelompok dan teman sebaya,

kurangnya kontrol dan peran orangtua sehingga aktivitas seksual menjadi lebih bebas,

(Purnima, et.al, 2013).

Wahyuningsih (2008), remaja perlu memiliki konsep diri yang baik agar

dapat mengendalikan dan menekan atau mengontrol seminim mungkin sikap dan

perilaku seksual pra-nikah setiap remaja akan memiliki konsep diri dan kontrol

diri sehingga apabila remaja tersebut memiliki konsep diri baik maka remaja

tersebut akan memiliki kontrol diri terhadap perilaku seksual pra-nikah dengan baik

atau tinggi, begitu sebaliknya apabila remaja memiliki konsep diri kurang, maka

remaja tersebut akan memiliki sikap kontrol diri berperilaku seksual pra-nikah

yang rendah dan dapat menghasilkan tingkah laku yang tidak sesuai. Karena

perubahan-perubahan yang terjadi memengaruhi remaja pada hampir semua area

kehidupan, konsep diri juga berada dalam keadaan terus berubah pada periode ini. Nilai-

nilai dan sikap-sikap yang merupakan bagian dari konsep diri pada akhir masa remaja

cenderung menetap dan relatif merupakan pengatur tingkah laku yang bersifat

permanen, (Agustiani, 2009).

Page 14: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian yang akan diuji adalah “ada hubungan negatif antara

konsep diri dengan perilaku seksual pranikah pada remaja di Kuta-Bali”.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini adalah desain korelasional antara konsep

diri dengan perilaku seksual pranikah.

Partisipan

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive

sampling, berdasarkan karakteristik tertentu, yaitu remaja berusia 15-20 tahun yang

belum menikah, bertempat tinggal di Provinsi Bali, Kuta-Kab.Badung, dan remaja

dengan predikat clubbers. Sampel berjumlah 48 subjek. Pengambilan sampel dilakukan

di Kuta-Bali.

Instrumen

Penelitian ini menggunakan dua alat ukur berupa skala konsep diri dan skala

perilaku seksual pranikah. Skala konsep diri mengacu pada dimensi konsep diri menurut

Fitts (dalam Agustiani, 2009). Skala konsep diri disusun oleh Jamaludin, Ahmad,

Yusof dan Abdullah (dalam European Journal of Social Science, 2009), jumlah item

pada skala konsep diri berjumlah 90 item dan sudah dimodifikasi, seperti, “saya tidak

terlalu tinggi tetapi tidak terlalu pendek, saya kurang baik dalam bermain maupun dalam

berolahraga saya”. Skala konsep diri diukur dengan menggunakan skala likert dengan dua

Page 15: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

pernyataan mendukung dan tidak mendukung atau favorable dan unfavorable.

Favorable mempunyai skor dari 4-1, sedangkan skor untuk unfavorable dari 1-4.Sangat

Sesuai (SS) 4, Sesuai (S) 3, Tidak Sesuai (TS) 2 dan Sangat Tidak Sesuai (STS) 1,

sebaliknya pernyataan yang tidak mendukung (unfavorable) mempunyai skor Sangat

Sesuai (SS) 1, Sesuai (S) 2, Tidak Sesuai (TS) 3 dan Sangat Tidak Sesuai (STS) 4.

Setelah pengujian, jumlah item yang baik pada skala konsep diri berjumlah 52 item, uji

reliabilitas skala konsep diri sebesar 0,936 dengan analisis daya diskriminasi mencapai

sama atau lebih besar dari 0,30.

Skala perilaku seksual pranikah mengacu kepada tahapan-tahapan perilaku

seksual pranikah yang disusun oleh Soetjiningsih (2008) sebanyak 12 item, seperti

“berpegangan tangan, memeluk/dipeluk dibahu”. Perilaku seksual pranikah diukur dengan

menggunakan skala Guttman, dengan dua pilihan jawaban, iya dengan skor 1 dan tidak

dengan skor 0. Uji reliabilitas skala perilaku seksual pranikah sebesar 0,938 dengan

analisis daya diskriminasi mencapai sama atau lebih besar dari 0,30.

Prosedur Pengambilan Data

Penelitian dipersiapkan dengan angket atau kuesioner yang sudah disahkan oleh

kedua pembimbing untuk pengambilan data, surat izin penelitian dari fakultas yang

sudah ditanda tangani oleh pembimbing dan kaprogdi pada tanggal 30 Mei 2014. Pada

hari Senin, 9 Juni 2014 dilakukan penelitian dengan menyebarkan angket atau kuesioner

tersebut kepada para subjek dengan mendatangi para subjek di tempat yang berbeda.

Tempat pertama peneliti bertemu subjek sebanyak 10 orang disalah satu cafe di Kuta,

Kuta Bex didepan pantai Kuta, peneliti memberikan penjelasan mengenai penelitiannya

dan pengisiian angket oleh para subjek. Ditempat kedua peneliti bertemu subjek di

Page 16: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

Grage and Bar sebanyak 13 orang dan sebanyak 3 angket diisi dan langsung

dikembalikan kepada peneliti. Pada hari Rabu, 11 Juni 2014 peneliti bertemu subjek

disalah satu tempat dugem Sky Garden dan mendapat subjek sebanyak 16 orang dan

saat itu juga angket diisi dan dikembalikan lagi kepada peneliti, terakhir pada hari

Jumat, 13 Juni 2014 ditempat dugem M Bar Go sebanyak 21 orang. Total angket yang

kembali sebanyak 48 angket. Dalam pemilihan subjek, peneliti menggunakan teknik

purposive sampling. Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian diolah dengan

menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.0 for windows.

Teknik Analisis Data

Untuk menguji hubungan antara dua variabel, maka penelitian ini menggunakan

teknik korelasi Spearman, karena uji asumsi untuk normalitas pada skala perilaku

seksual pranikah diperoleh nilai signifikasi sebesar p = 0,000 (p<0,05), yang berarti

distribusi data tidak normal.

HASIL PENELITIAN

Uji Asumsi

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogrov-Smirnov pada

program SPSS 17.0. Data dikatakan normal, apabila data memiliki nilai signifikasi

(p>0,05). Berdasarkan uji normalitas nilai signifikasi untuk skala konsep diri sebesar, p

= 0,995 (p>0,05), yang berarti distribusi data normal, sedangkan uji normalitas skala

perilaku seksual pranikah diperoleh nilai signifikasi sebesar, p = 0,000 (p<0,05), yang

berarti distribusi data tidak normal. Uji linearitas, data dikatakan linear apabila memiliki

taraf signifikasi (p>0,05). Untuk uji linearitas dalam penelitian ini akan dibantu dengan

Page 17: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

program SPSS 17.0 menggunakan Test for Linearity. Berdasarkan hasil pengujian

linearitas diperoleh F beda sebesar 2,022 dengan signifikasi sebesar 0,075 (p>0,05). Jadi

data antara skala konsep diri dengan skala perilaku seksual pranikah adalah linier.

Hasil Analisis Deskriptif

Konsep Diri

No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%) Mean SD

1 Sangat Tinggi 169 < x ≤ 208 18 37,5%

163,06

14,38 2 Tinggi 130 < x ≤ 169 30 62,5%

3 Rendah 91 < x ≤ 130 0 0%

4 Sangat Rendah 52 < x ≤ 91 0 0%

Berdasarkan data diatas, dari 48 subjek diperoleh hasil dengan kategori sangat

tinggi (37,5%), tinggi (62,5%), rendah dan sangat rendah (0%), dengan mean sebesar

163,06 dengan standar deviasi 14,38. Maka dari hasil tabel diatas, dapat disimpulkan

bahwa konsep diri pada remaja di Kuta-Bali tergolong tinggi.

Perilaku Seksual Pranikah

No Kategori Interval Frekuensi Persentase (%) Mean SD

1 Sangat Tinggi 9 < x ≤ 12 23 48% 7,75 4,39

2 Tinggi 6 < x ≤ 9 2 4%

3 Rendah 3 < x ≤ 6 13 27%

4 Sangat Rendah 0 < x ≤ 3 10 21%

Page 18: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

Berdasarkan data diatas, dari 48 subjek diperoleh hasil dengan kategori sangat

tinggi (48%), tinggi (4%), rendah (27%) dan sangat rendah (21%), dengan mean sebesar

7,75 dan standar deviasi sebesar 4,39. Dari data diatas menunjukkan bahwa secara

umum tingkat perilaku seksual pranikah pada remaja di Kuta-Bali sangat beragam, akan

tetapi masih tergolong sangat tinggi mencapai 48%.

Hasil Uji Korelasi

Hasil uji korelasi dihitung menggunakan Spearman dengan bantuan SPSS 17.0.

Correlations

KonsepDiri

PerilakuSeksual

Pranikah

Spearman's rho KonsepDiri Correlation Coefficient 1.000 -.202

Sig. (1-tailed) . .084

N 48 48

PerilakuSeksualPranikah Correlation Coefficient -.202 1.000

Sig. (1-tailed) .084 .

N 48 48

Dari hasil tabel diatas diperoleh korelasi r -0,202 dengan signifikasi 0,084

(p>0,05). Hasil tersebut menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep

diri dengan perilaku seksual pranikah terhadap remaja di Kuta-Bali. Dari hasil korelasi

parsial antara dimensi konsep diri dengan perilaku seksual pranikah maka dimensi fisik

memberikan kontribusi sebesar 7,56%, dimensi moral-etik memberikan kontribusi

sebesar 1,58%, dimensi pribadi memberikan kontribusi sebesar 4,20%, dimensi

keluarga memberikan kontribusi sebesar 40,96% dan dimensi sosial memberikan

Page 19: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

kontribusi sebesar 90,25%. Dari hasil tersebut dimensi sosial memberikan kontribusi

paling besar pada penelitian ini.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data hasil uji korelasi antara skala konsep

diri dengan skala perilaku seksual pranikah sebesar r -0,202 dengan signifikasi 0,084

(p>0,05), menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan diantara kedua variabel.

Terdapat korelasi negatif antara konsep diri dengan perilaku seksual pranikah. Sehingga

semakin rendah konsep diri maka kecenderungan seks pranikah semakin tinggi. Artinya,

hasil penelitian tidak sesuai dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Burns, (1993),

bahwa konsep diri disusun dari unsur-unsur seperti persepsi dari karakteristik dan

kemampuan seseorang, hal-hal yang dipersepsikan dan konsep-konsep tentang diri yang

ada hubungannya dengan orang lain, lingkungan, kualitas nilai yang dipersepsikan,

dihubungankan dengan pengalaman, obyek-obyek, tujuan-tujuan dan ide-ide yang

dipersepsikan sebagai nilai positif atau nilai negatif.

Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya. Artinya,

banyak kondisi dalam kehidupan remaja yang turut membentuk pola kepribadian

melalui pengaruhnya pada konsep diri, seperti perubahan fisik dan psikologis pada masa

remaja, Hurlock (dalam Munawaroh, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa konsep diri

tidak menurunkan tingkat kecenderungan seks pranikah, ada faktor lain yang

memengaruhi selain konsep diri. Pengetahuan yang kurang mengenai seksualitas

cenderung melakukan hubungan seksual pranikah karena tidak tahu akan dampak yang

dialami, Munawaroh (2012), selain itu tingkat relijiusitas yang rendah dan tingkat

Page 20: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

kepercayaan diri yang rendah memungkinkan untuk melakukan hubungan seksual

pranikah.

Menurut Brooks dan Emmert (dalam Rakhmat, 2007), remaja yang mempunyai

konsep diri tinggi, cenderung akan mempunyai konsep diri yang positif yang ditandai

dengan kemampuan mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima

pujian tanpa rasa malu, menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,

keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat dan mampu

memperbaiki diri karena sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak

disenangi dan berusaha merubah, akan tetapi dari hasil penelitian ini tinggi rendahnya

konsep diri seseorang tidak terlalu memengaruhi sikap seseorang terhadap perilaku

seksual pranikah. Artinya seorang remaja dengan konsep diri yang tinggi

memungkinkan untuk berperilaku demikian, sebaliknya seseorang dengan konsep diri

rendah mempunyai kemungkinan untuk tidak berperilaku seperti itu.

Hal ini bisa saja terjadi dikarenakan perubahan pada masyarakat Bali.

Keterbukaan masyarakat Bali menjadi intensif dengan ikut teradopsinya berbagai

budaya baru, Geriya (dalam Laksmiwati, 2003). Hal ini menjadikan sebagian dari

masyarakat Bali tradisional menjadi masyarakat modern, perkembangan ini salah

satunya memengaruhi perkembangan reproduksi atau perilaku seksual remaja dalam

suatu masyarakat, yang merubah tatanan nilai yang disebabkan antara lain dengan

kemajuan teknologi dan sikap yang cukup menonjol adalah sikap permisif dari para

remaja. Berhubung penelitian dilakukan di Kuta dimana Kuta merupakan daerah yang

diminati oleh kaum remaja di Bali dengan tempat hiburan (diskotik, karaoke, pub, bar

dan cafe) yang banyak serta pertokoan yang memanjakan para remaja sebagai tempat

“nongkrong”, bagi remaja yang telah biasa melakukan hubungan seks terdapat

Page 21: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

bungalow sebagai sarana untuk mempermudah para remaja berhubungan seks. Remaja

adalah salah satu konsumen yang menikmati bisnis seks ini, serta cara cepat untuk

mendapatkan penghasilan (uang).

Hal ini menunjukkan bahwa perilaku seksual pranikah terhadap para remaja

sudah semakin permisif, secara tidak langsung hal ini memengaruhi konsep diri para

remaja di Bali, bahwa tidak selamanya remaja dengan konsep diri tinggi memiliki pola

pikir atau perilaku yang sesuai, dan juga sebaliknya karena pengaruh di dalam

kehidupan masyarakat Bali lebih kuat dan selalu berkembang. Terjadi atau tidak terjadi

perilaku seks pranikah sangat tergantung pada wawasan mereka tentang perilaku

tersebut. Remaja mampu mempunyai wawasan dan kepribadian yang mantap sangat

dipengaruhi oleh pola asuh atau cara pendidikan yang diterapkan dalam keluarga. Anak

yang dididik dengan cara yang baik akan melahirkan remaja dengan moral yang baik

pula, (dalam Laksmiwati, 2003).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan perilaku seksual

pranikah pada remaja di Kuta-Bali.

2. Konsep diri pada remaja di Kuta-Bali tergolong tinggi (62,5%) dengan mean

sebesar 163,06.

3. Tingkat perilaku seksual pranikah pada remaja di Kuta-Bali tergolong sangat

tinggi (48%) dengan mean sebesar 7,75.

4. Dari hasil korelasi parsial antara dimensi konsep diri dengan perilaku seksual

pranikah maka dimensi fisik memberikan kontribusi sebesar 7,56%, dimensi

Page 22: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

moral-etik memberikan kontribusi sebesar 1,58%, dimensi pribadi memberikan

kontribusi sebesar 4,20%, dimensi keluarga memberikan kontribusi sebesar

40,96% dan dimensi sosial memberikan kontribusi sebesar 90,25%. Dari hasil

tersebut dimensi sosial memberikan kontribusi paling besar pada penelitian ini.

SARAN

1. Keluarga

Keluarga wajib memberikan pendidikan seks dini dan mengontrol kepada para

anak-anaknya dengan cara dan kebutuhan yang disesuaikan dengan umur anak

sehingga anak tidak buta pada saat ia sudah mulai mengenal dan merasakan

gairah/nafsu seks, karena pendidikan pertama yang didapat oleh seorang anak

adalah dari keluarganya sendiri dan juga tidak terlalu mentabukan hal-hal yang

berkaitan dengan seks itu sendiri.

2. Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan merupakan tempat dimana seseorang mulai mengenal atau

mengetahui berbagai hal, dari mereka belajar dikelas, membaca buku, mulai

belajar berinteraksi dengan sesamanya. Lembaga pendidikan juga wajib

memberikan pelajaran mengenai pendidikan seks yang baik dan sehat yang

sesuai dengan umur dan kebutuhan mereka, tidak mentabukan masalah seks

dengan berlebihan karena seks merupakan kebutuhan biologis seseorang,

sehingga pendidikan/pengetahuan seks penting untuk diberikan, karena

kebanyakan lembaga pendidikan terkhusus sekolah tidak mau untuk membahas

masalah ini, menganggap tidak pantas untuk diberikan, padahal dengan adanya

pendidikan seks diusia dini diharapkan para remaja nantinya sudah bisa lebih

Page 23: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

memahami mengenai pendidikan seks itu sendiri. Karena dilingkungan lembaga

pendidikan juga yang menjadi latar belakang mereka nantinya.

3. Media (cetak, elektronik, massa)

Diharapkan peran media menjadi salah satu penyambung informasi yang baik

dan akurat didalam menyampaikan atau menulis informasi kepada masyarakat.

Karena peran media baik cetak, elektronik maupun massa dapat dengan mudah

diperoleh, dilihat, dibaca dan diakses oleh berbagai kalangan, tidak terkecuali

hal-hal mengenai seks (situs video porno, gambar-gambar porno, majalah

dewasa, cyber sex) berbagai hal dapat kita lihat dan menirukannya. Untuk itu

media juga harus menghentikan segala informasi yang bersifat tidak baik, saling

membantu untuk memberikan informasi yang jelas, baik dan akurat terkhusus

hal-hal yang berkaitan dengan masalah seks.

4. Lingkungan sosial/masyarakat

Peran masyarakat harus dapat saling menjaga dan membantu para remaja

didalam tumbuh kembangnya. Lingkungan masyarakat yang terjalin dengan baik

juga membantu para remaja untuk membentuk diri mereka dengan baik, mental,

pola pikir, sikap dan perilaku akan terlihat juga darimana ia tinggal,

bersosialisasi, sebaliknya jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung, maka

tidak akan terbentuk remaja-remaja dengan kualitas yang baik.

5. Peneliti selanjutnya diharapkan bisa lebih menggali lebih luas dan meneruskan

dengan penelitian yang lebih baik dan bisa memanfaatkan hasil penelitian

sebelumnya dengan maksimal dan bisa mengembangkan alat ukur yang lebih

akurat yang berkaitan dengan konsep diri dan perilaku seksual.

Page 24: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. (2009). Psikologi perkembangan pendekatan ekologi kaitannya dengan

konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja. Bandung: Refika Aditama.

Anukasanti, Y. (2010). Hubungan antara konsep diri dengan perilaku pelecehan seksual

pelajar SMU Virgo Fidelis Bawen. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana.

Arikunto, S. (1998). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka

Cipta.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2011). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, A.R. & Byrne, D. (2003). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga.

Bhakti, K.A. (2010). Hubungan antara tingkat religiusitas dengan perilaku seks bebas

pada remaja tengah di lokalisasi Bawen. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga:

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana.

Burns, R.B. (1993). Konsep diri teori, pengukuran, perkembangan dan perilaku.

Jakarta: Arcan.

Chaplin, J.P. (2009). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Darmasih, R. (2009). Faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja di

Surakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah.

Faturochman. (1992). Sikap dan perilaku seksual remaja di Bali. Jurnal Psikologi, 1, 1-

12.

Febriana, F. (2009). Perbedaan konsep diri remaja awal ditinjau dari status sosial

ekonomi keluarga. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Satya Wacana.

Feist, J & Feist, G.J. (2010). Teori kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.

Feriyani, B & Fitri, A.R. (2014). Perilaku seksual pranikah ditinjau dari intensitas cinta

dan sikap terhadap pornografi pada dewasa awal. Jurnal Psikologi, 2, 119-152.

Gunarsa, S.D & Gunarsa, J.S.D. (1983). Psikologi perkembangan anak dan remaja.

Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Page 25: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

Gunarsa, S.D & Gunarsa, J.S.D. (1980). Psikologi remaja. Jakarta Pusat: BPK Gunung

Mulia.

Helm, H.W., Mcbride, D.C., Knox, D., & Zusman, M. (2009). The influence of a

conservative religion on premarital sexual behavior of University student. North

American Journal of Psychology, 11, 231-245.

Hucker, A., Mussap, A.J., & Mccabe, M.M. (2010). Self-concept clarity and women’s

sexual well-being. The Canadian Journal of Human Sexuality, 19, 67-77.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Jamaludin, Ahmad, Yusof, R., & Abdullah, S.K. (2009). The reliability and validity of

Tennessee self concept scale (tscs) instrument on residents of drug rehabilitation

centre. European Journal of Social Science, 10, 349-363.

Khirade, S. K. (2012). A study of self concepts of the adolescents. Indian Streams

Research Journal, 2, 1-6.

Kuyoto S. (2004). Sosiologi SMA Kelas 2. Jakarta: PT Grasindo.

Laksmiwati, I.A.A. (2003). Transformasi sosial dan perilaku reproduksi remaja. Jurnal

Studi Jender Srikandi, 3 (1).

Mappiare, A. Psikologi remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (1999). Psikologi perkembangan

pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Mulyana, H.R.D & Purnamasari, S.E. (2010). Hubungan antara harga diri dengan sikap

terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja dari keluarga broken home. Jurnal

Psycho Idea, 8, 41-53.

Munawaroh, F. (2012). Konsep diri, intensitas komunikasi orang tua-anak, dan

kecenderungan perilaku seks pranikah. Jurnal Psikologi Indonesia, 1, 105-113.

Nadia, A. (2010). The relationship between self-concept and satisfaction with life

among adolescents. The International Journal of Interdisciplinary Social Sciences,

5, 81-92.

Olapegba, P.O., Idemudia, E.S., & Onuoha, U.C. (2013). Gender differences in

responsible sexual behavior of-in school adolescents. Gender and Behavior, 11,

5316-5322.

Purnima, M., Zimmerman, R.S., Noar, S.M., & Dumenci, L. (2013). A test of an

adapted multiple domain model in predicting sexual behaviors among unmarried

young adults in India. Journal of Sex Research, 50, 116-127.

Page 26: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

Rakhmat, J. (2007). Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Riduwan. (2007). Skala pengukuran variabel-variabel penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rotosky, S.S., Dekhtyar, O., Cupp, P.K., & Anderman, E.M. (2008). Sexual self-

concept and sexual self-efficacy in adolescents: a possible clue to promoting sexual

health? Journal of Sex Research, 45, 277-286.

Santrock, J.W. (2012). Perkembangan masa hidup. Jakarta: Erlangga.

-----------------. (2007). Perkembangan anak jilid dua. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, W.S. (2000). Psikologi remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

------------------. (2006). Psikologi remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada..

------------------. (2009). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

------------------. (2011). Psikologi remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Setiadi, E.M & Kolip, U. (2011). Pengantar sosiologi pemahaman fakta dan gejala

permasalahan sosial: teori,aplikasi, dan pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Soejoeti, S.Z. (2001). Perilaku seks di kalangan remaja dan permasalahannya. Artikel

Media Litbang Kesehatan, 11, 30-35.

Soetjiningsih, C.H. (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah

pada remaja. Disertasi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Sugiyono. (2011). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Susanto, A.S. (1977). Pengantar sosiologi dan perubahan sosial. Bandung: Binacipta.

Susanto. (2012). Hubungan antara sikap terhadap media pornografi dengan perilaku

seksual pranikah pada remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas

Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.

Susilowati, M.D. (2008). Hubungan antara sikap terhadap masalah kesehatan reproduksi

dengan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa di Yogyakarta. Skripsi (tidak

diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.

Taufik & Anganthi, N. R. N. (2005). Seksualitas remaja: perbedaan seksualitas antara

remaja yang tidak melakukan hubungan seksual dan remaja yang melakukan

hubungan seksual. Jurnal Penelitian Humaniora, 6, 115-129.

Page 27: Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Seksual ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8940/2/T1_802009016_Full... · Stres, pola makan, ... dilihat dari segi materi, ...

Wahyuningsih, R. (2008). Hubungan antara konsep diri dan kontrol diri dengan perilaku

seksual pranikah pada siswa kelas xi SMA Negri 1 Malang. Skripsi (tidak

diterbitkan). Malang: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri.

Wijaningsih, D. (2004). Perubahan sosial dan hukum. Jurnal Hukum, 14 (1).

Yulianto. (2010). Gambaran sikap siswa SMP terhadap perilaku seksual pranikah

(penelitian dilakukan di SMP 159 Jakarta). Jurnal Psikologi, 8, 46-58.

Yusuf, H.S. (2002). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: Remaja

Rosdakarya.