HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN...

79
HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN BERSEPEDA PADA PENGENDARA SEPEDA FIXIE DI KOTA MAKASSAR SKRIPSI HARVINA MUKRIM C 131 09 272 PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

Transcript of HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

1

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN

BERSEPEDA PADA PENGENDARA SEPEDA FIXIE

DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

HARVINA MUKRIM

C 131 09 272

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

2

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

3

ABSTRAK

HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki Dengan Bersepeda

Pada Pengendara Sepeda Fixie Di Kota Makassa Tahun 2012. (dibimbing oleh

Djohan Aras Dan Nurhikmawati Hasbiah).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian kram kaki pada

saat bersepeda pada komunitas sepeda fixie yang tersebar di Kota Makassar. Penelitian

ini bertujuan untuk menganalisis secara khusus durasi dan posisi bersepeda.

Penelitian ini adalah bersifat korelasional. Populasi penelitian ini adalah komunitas

sepeda fixie di kota Makassar. Sampel dari penelitian ini adalah 36 orang sesuai

criteria eksklusi dan inklusi.

Data diperoleh dari kuisioner. Penulis menganalisis data dengan menggunakan teknik

statistik deskriptif untuk menunjukkan karakteristik setiap variabel penelitian dan

teknik statistik uji chi-square untuk menguji hipotesis.

Hasil dari uji chi-square didapatkan nilai signifikansi 0,392 untuk posisi bersepeda dan

nilai signifikansi 0,120 untuk posisi bersepeda, yang berarti tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara durasi bersepeda dengan kram kaki. Dan tidak terdapat

hubungan antara posisi bersepeda dengan kram kaki..

Kata kunci : bersepeda, durasi, posisi,kram kaki.

iii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

4

ABSTRACT

HARVINA MUKRIM. Relationship Between Genesis Cycling Leg Cramps With The

Fixie Bike Riders In Makassar 2012. (guided by Aras Djohan And Nurhikmawati

Hasbiah ).

This study aimed to determine the relationship between the incidence of leg cramps

during cycling on fixie bike community spread in Makassar. This study aims to

analyze a particular duration and cycling position.

This study is correlational nature. This study population is fixie bike community in the

city of Makassar. Samples from this study were 36 people according to exclusion and

inclusion criteria.

Data obtained from the questionnaire. The authors analyzed the data using descriptive

statistical techniques to demonstrate the characteristics of each variable research and

statistical techniques chi-square test to test the hypothesis.

The results of the test chi-square significance value 0.392 obtained for the position and

significance value 0.120 bicycle for cycling position, which means there is no

significant relationship between the duration of cycling with leg cramps. And there

was no correlation between the position of cycling with leg cramps ..

Keywords: cycling, duration, position, leg cramps.

iv

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

5

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat allah SWT, karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Serta kita

haturkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW dengan harapan semoga

safaatnya dapat kita terima.

Skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki Dengan

Bersepeda Pada Komunitas Fixie Bike Makassar Tahun 2012” ini Alhamdulillah bisa

penulis selesaikan dengan sebaik-baiknya. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis

banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan baik yang bersifat moril maupun materil

oleh sebab itu penulis mempersembahkan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Ayahanda Drs. H. Mukrim Idrus , M.M dan Ibunda Hj. A.Darwisah , S.Pd ,

M.Si karena berkat doa dan kerja kerasnya- lah penulis dapat mengenyam kuliah

di universitas ini. Tak ada kata yang pantas untuk mengungkapkan rasa terima

kasih dan sayang kepada beliau, serta seluruh keluarga yang telah mendukung dan

mendoakan penulis hingga skripsi ini bisa terselesaikan.

2. Bapak Drs.H.Djohan Aras,S.Ft,Physio,M.Pd,M.Kes., selaku Ketua Program

Studi S1 Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makassar dan selaku pembimbing 1, serta segenap dosen-dosen dan karyawan

yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam proses perkuliahan maupun

dalam penyelesaian skripsi ini.

v

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

6

3. Nurhikmawaty Hasbiah, S.Ft, Physio selaku pembimbing II yang dengan

kesediaan, keikhlasan dan kesabaran meluangkan waktunya memberikan

bimbingan dan arahan selama penyelesaian skripsi ini.

4. Immanuel Maulang, S.Ft, Physio, M.Kes dan Ita Rini, S.Ft, Physio, M.Kes

selaku penguji I dan penguji II yang telah memberikan masukan dan saran dalam

perbaikan skripsi ini.

5. Bapak Asmar,S.Pd selaku dosen mata kuliah Metode Penelitian dan Biostatistika

atas kesabarannya dalam membimbing kami.

6. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan S1 Profesi Fisioterapi Universitas Hasanuddin

angkatan 2009 “Stere09nosis”, yang telah memberikan bantuan moril dan materil

untuk penulis. Serta semua pihak yang telah membantu baik secara langsung

maupun tidak langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Semoga

amal ibadahnya diterima dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda.

7. Rekan-rekan di Unit Kegiatan Mahasiswa khususnya di UKM BOLA VOLI

UNHAS yang telah member dukungan moril dan materil untuk penulis, serta

semua pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

8. Dan tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada KOMUNITAS

SEPEDA FIXIE BIKE di Makassar, atas kesediaannya meluangkan waktunya

demi kepentingan penelitian penulis semoga amal ibadahnya diterima dan

mendapat balasan yang berlipat ganda.

Akhir kata penulis hanyalah manusia biasa yang takluput dari salah dan khilaf.

Sekali lagi penulis ucapkan syukur Ilahi Rabbi semoga ilmu yang di dapatkan

mendatangkan makna dan manfaat dalam kehidupan. Terima kasih.

Makassar, Februari 2013

HARVINAMUKRIM

iv

vi

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

7

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

ABSTRAK ....................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv

DAFTAR ISI............................................................................................. ....... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... ..... x

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ..................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................. 4

C. TUJUAN PENELITIAN .................................................................. 4

D. MANFAAT PENELITIAN ............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN BIOMEKANIK ANGKLE & FOOT ........................... 6

B. TINJAUAN TENTANG KRAM OTOT ......................................... 13

C. TINJAUAN TENTANG NYERI..................................................... 16

D. TINJAUAN TENTANG BERSEPEDA .......................................... 21

E. TINJAUAN TENTANG KRAM KAKI SAAT BERSEPEDA..... . 29

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. KERANGKA KONSEP .................................................................. 31

Vii

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

8

B. HIPOTESIS ..................................................................................... 31

BAB IV METODE PENELITIAN

A. RANCANGAN PENELTIAN ......................................................... 32

.........................................................................................................

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ........................................ 32

C. POPULASI DAN SAMPEL ............................................................ 32

D. ALUR PENELITIAN….. ................................................................ 34

E. DEFINISI OPERASIONAL............................................................ 35

F. INSTRUMEN PENELITIAN .......................................................... 36

G. TEKNIK PENGAMBILAN DATA……………………………… 36

H. RENCANA PENGELOLAHAN DAN ANALISIS DATA ............ 37

I. MASALAH ETIKA ......................................................................... 37

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN...................................................................... 39

B. PEMBAHASAN.............................................................................. 46

BAB VI PENUTUP

A. KESIMPULAN................................................................................ 54

B. SARAN.......................................................................................... .. 54

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... xi

LAMPIRAN

Viii

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

9

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Kram berdasarkan Umur ................................................ 39

Tabel 5.2 Distribusi Kram berdasarkan posisi bersepeda ................................ 40

Tabel 5.3 Distribusi Kram berdasarkan durasi bersepeda ................................ 41

Tabel 5.4 Hasil analisis chi-square pengujian hipotesis ................................... 42

ix

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

10

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar otot-otot kunci dalam bersepeda…………………. 23

x

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

11

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Master tabel

Lampiran 2 : lembar informed concent

Lampiran 3 : Lembar observasi dan VAS (Visual Analogue Scale)

Lampiran 4 : Kuesioner

Lampiran 5 : Surat izin penelitian

Lampiran 6 : Dokumentasi kegiatan

Lampiran 7 : Daftar riwayat hidup penulis

xi

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bersepeda adalah sebuah kegiatan rekreasi atau olahraga, serta merupakan

salah satu alat transportasi darat . Banyak penggemar bersepeda yang melakukan

kegiatan tersebut diberbagai macam medan, misalnya bukit – bukit , medan yang terjal

maupun hanya sekedar berlomba kecepatan saja. Olahraga bersepeda profesional

dinamakan balap sepeda. Orang yang mempergunakan sepeda sebagai alat transportasi

rutin juga dapat disebut komuter. Penggunaan sepeda sebagai alat transportasi rutin

tidak hanya dilakukan oleh pekerja yang bekerja disektor non-formal, tetapi juga

dilakukan oleh pekerja yang bekerja disektor formal. Para pekerja disektor formal yang

menggunakan sepeda sebagai alat transportasi rutin ini sebagian besar bergabung

dalam komunitas pekerja bersepeda atau yang lebih dikenal dengan nama Bike To

Work Indonesia(B2W Indonesia). Selain para pekerja, sepeda juga banyak digunakan

oleh anak sekolah. Selain karna menggunakan sepeda tidak membutuhkan biaya

tambahan, bersepeda juga dapat dilakukan dujalan yang kurang bagus sekalipun.

Bersepeda bagi anak sekolah juga dapat mengurangi bahaya kecelakaan dalam

berkendara.( Nealy,William ;1994).

Di Indonesia sudah banyak komunitas-komunitas sepeda, salah satunya KSI

(Komite Sepeda Indonesia) di Jakarta, yang bahkan telah bekerja sama dengan PMI

untuk penanggulangan bencana.

Salah satu komunitas sepeda di Indonesia juga adalah komunitas sepeda fixie

yang telah banyak kita temui dikalangan anak remaja. Sepeda fixie ini adalah salah satu

jenis sepeda yang sangat popular dimasyarakat. Jumlah peminat dan penggunaan

sepeda fixie ini tidak bisa dibilang sedikit. Bahkan hamper disetiap wilayah dan kota

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

13

besar terdapat komunitas pengguna sepeda fixie ini. Asal mula sepeda jenis ini diberi

nama fixie adalah karena gear bagian belakang sepeda ini fixed/ tidak dinamis atau bias

juga disebut fixed gear.

Banyak skali keunikan dari sepeda fixie ini , diantaranya : bias dikayuh

kebelakang, tidak memiliki rem, bentuk hand lebar /stang yang tegak dan lurus,

hingga ukuran ban yang kecil dan tipis. Sepeda fixie ini selalu memiliki design yang

simple dan minimalis.

Di Kota Makassar juga lambat laun mulai dikenal sebagai kota sepeda

fenomena ini tidak lepas dari banyaknya masyarakat yang akrab bersepeda diberbagai

lintasan jalan-jalan kota. Seiring dengan itu , berbagai komunitas sepeda mulai muncul

satu persatu dalam lima tahun terakhir ini.salah satunya adalah komunitas sepeda fixie

bernama mafia riders ( Makassar Fixed Gear Activity). Komunitas ini mempunyai

anggota sedikitnya 50 orang yang aktif , yang setiap pecan bias dilihat berkumpul di

didepan Bank Indonesia Jalan Jendral Soedirman.

Menurut salah seorang anggotanya, Rian Hidayat, komunitas ini telah ada sejak

29 september tahun 2010. Jika diamati lebih dekat sepeda ini memang tampak berbeda

dengan sepeda yang lain. Perbedaannya terletak pada jenis stangnya, dan veleg yang

berwarna warni. Sepeda ini dirancang tanpa gear yang dinamis , dan hanya

menggunakan kekuatan pedal . Sepeda ini sederhana,tanpa rem. Selain itu stang

(kemudi) juga lebih kecil dibanding dengan sepeda yang lain.

Suatu penelitian diambil 132 peserta, dilakukan 8 hari tur sepeda, disurvei

untuk menggambarkan demografi dan pengalaman bersepeda dari pengendara, dan

juga untuk menentukan frekuensi dan tingkat keparahan luka traumatis yang tidak

mereka alami. Pengendara yang menimbulkan gejala yang signifikan diwawancarai

dan diperiksa. 86% dari peserta yang menjadi responden survey tersebut. Rata-rata usia

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

14

para pengendara adalah 16-27 tahun. Mereka bersepeda rata-rata 95,8 mil per minggu

secara rutin, tetapi mayoritas responden adalah pengendara baru untuk touring jarak

jauh. Kebanyakan pengendara tidak memiliki riwayat penyakit tertentu, namun 5%

memiliki penyakit jantung yang serius dan bersepeda adalah bagian dari

rehabilitasinya. Cedera nontraumatic paling umum adalah rasa sakit pantat (32,8%

dialami oleh pengendara); empat pengendara terjadi ulserasi kulit pantat. Masalah lutut

terjadi pada 20,7% pengendara : syndrome nyeri patella dan keluhan lutut lateralis

adalah masalah keluhan lutut yang paling banyak terjadi. Satu pengendara sepeda

keluar dari touring karena sakit lutut. Nyeri leher dan bahu terdapat 20.4% dari

pengendara. Nyeri selangkangan dan palmaris atau kelemahan palmar terjadi sekitar

10%. Masalah umum lainnya adalah cedera pada kaki dan pergelangan kaki serta

sengatan matahari (barry D. Weiss, MD 1995).

Dari hasil observasi di kemukakan oleh anggota komunitas sepeda Fixie Bike

Indonesia bahwa “Pengendara sepeda yang sering melakukan kegiatan bersepeda dan

dalam jarak yang relative jauh dan waktu yang lama, sering mengeluhkan kram kaki

ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kram tersebut yaitu posisi yang kurang

bagus ketika berkendara, posisi badan yang buruk dan teknik bersepeda dan model

sepeda itu sendiri.

Kram otot merupakan kontraksi otot tertentu yang berlebihan, terjadi secara

mendadak tanpa disadari. Otot yang mengalami kram sulit untuk menjadi rileks

kembali. Bisa dalam hitungan menit bahkan jam untuk meregangkan otot yang kram

itu. Kontraksi dari kram otot sendiri dapat terjadi dalam waktu beberapa detik sampai

beberapa menit. Selain itu, kram otot dapat menimbulkan keluhan nyeri. Kram otot

dapat mengenai otot lurik atau bergaris, otot yang berkontraksi secara kita sadari.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

15

Kram otot dapat juga mengenai otot polos atau otot yang berkontraksi tanpa kita

sadari. Kram otot dapat terjadi pada tangan, kaki, maupun perut. (Basoeki.;2005).

Olahraga bersepeda saat ini meningkat dikalangan masyarakat. Tapi kadang

kaki tiba-tiba merasa kram saat asyik mengayuh sepeda. Bagi pengendara sepeda

mungkin akan mengalami kondisi kaki kram lebih sering karena menggunakan otot

kaki lebih banyak. Gangguan ini umumnya tidak berbahaya, tapi bisa mengganggu

aktivitas. (Gunawan Santoso ;2011).

Saat kaki kram maka akan merasakan nyeri yang tajam dibagian kaki atau betis

yang disebabkan oleh otot yang secara tidak sengaja mengalami kontraksi atau

membentuk simpul. Jika rasa sakit ini sangat parah maka bisa membuat seseorang

berhenti mengayuh. Hingga kini penyebab kaki kram masih belum jelas, tapi ada

beberapa faktor yang membuat seseorang terkena kram. (Gunawan Santoso ;2011).

Berdasarkan data-data diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang lebih lanjut untuk melihat adanya gangguan pada saat bersepeda khususnya

gangguan kram kaki.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

16

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tesebut, maka rumusan masalah adalah

sebagai berikut : “Bagaimana hubungan antara kejadian kram kaki pada pengendara

sepeda fixie di kota Makassar”?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Diketahuinya hubungan antara kegiatan bersepeda dengan kram kaki pada

pengendara sepeda di Makassar.

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya distribusi pengendara sepeda yang mengalami keluhan

kram kaki di Makassar.

b. Diketahuinya hubungan antara durasi bersepeda dengan timbulnya

kram kaki pada pengendara sepeda.

c. Diketahuainya hubungan antara posisi bersepeda dengan timbulnya

kram kaki pada pengendara sepeda.

D. Manfaat penelitian

Apabila hasil yang dicapai dalam penelitian ini positif, maka diharapkan dapat

bermanfaat sebagai berikut :

1. Dapat memberikan informasi yang berguna tentang kram kaki yang timbuil

ketika bersepeda.

2. Menjadi bahan acuan ketika memberikan penanganan untuk penderita kram

kaki, khususnya dibidang fisioterapi olahraga.

3. Menurunkan mordibilitas dan mortalitas terhadap pengendara sepeda.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Biomekanika Ankle & Foot

Regio ankle & kaki memiliki beberapa sendi. Regio ankle dan kaki sangat

penting dalam aktivitas berjalan dan berlari. Kaki sangat berperan dalam menumpuh

berat tubuh saat berdiri dgn pengeluaran energi otot yg minimum. Kaki juga berperan

menjadi lever struktural yg kaku untuk gerakan tubuh ke depan saat berjalan atau

berlari.( Nordin, Margaretta; 2001)

Biomekanika ankle dan kaki terbagi atas :

- Struktur ankle

- Struktur foot/kaki

- Otot-otot kaki

- Hubungan ankle dan kaki

1. Tibiofibular Joint

Secara anatomis, bagian superior dan inferior sendi terpisah dari ankle tetapi

berperan memberikan gerakan asesori untuk menghasilkan gerakan yang lebih luas

pada ankle. Tibiofibular superior joint adalah sendi sinovial plane joint dibentuk oleh

caput fibula & facet pada bagian postero lateral dari tepi condylus tibia. Tibiofibular

inferior joint adalah sindesmosis dengan jaringan fibrous antara tibia & fibula.

interosseous tibiofibular serta ligamen tibiofibular anterior dan posterior. Gerak yang

dihasilkan adalah gerak slide. Pada saat dorsifleksi dan plantarfleksi ankle terjadi

sedikit gerakan asesori dari fibula :

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

18

- Pada saat plantarfleksi ankle, malleolus lateral (fibula) akan berotasi ke medial

dan tertarik kearah inferior serta kedua malleoli saling mendekati. Pada sendi

superior, caput fibula akan slide kearah inferior

- Pada saat dorsifleksi ankle, malleolus lateral akan berotasi ke lateral dan

tertarik kearah superior serta kedua malleoli saling membuka. Pada sendi

superior, caput fibula akan slide kearah superior.

- Pada saat supinasi kaki, caput fibula akan slide ke distal dan posterior (external

rotasi). Pada saat pronasi kaki caput fibula akan slide ke proksimal dan anterior

(internal rotasi).

2. Ankle Joint

Ankle joint termasuk sendi sinovial hinge joint, dibentuk oleh malleolus tibia

dan fibula serta talus membentuk tenon and mortise joint. Diperkuat oleh ligamen

deltoideum dan ligamen collateral lateral. Pada sisi medial ankle joint diperkuat oleh 5

ikatan ligamen yang kuat, 4 ligamen yang menghubungkan malleolus medial tibia

dengan tulang tarsal bagian posterior, calcaneus, talus dan navicular. ( Nordin,

Margaretta; 2001)

Tibiofibular inferior joint ditopang oleh ligamen interosseous tibiofibular serta

ligamen tibiofibular anterior dan posterior. Gerak yang dihasilkan adalah gerak slide.

Pada saat dorsifleksi dan plantarfleksi ankle terjadi sedikit gerakan asesori dari fibula :

- Pada saat plantarfleksi ankle, malleolus lateral (fibula) akan berotasi ke medial

dan tertarik kearah inferior serta kedua malleoli saling mendekati. Pada sendi

superior, caput fibula akan slide kearah inferior

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

19

- Pada saat dorsifleksi ankle, malleolus lateral akan berotasi ke lateral dan

tertarik kearah superior serta kedua malleoli saling membuka. Pada sendi supe-

rior, caput fibula akan slide kearah superior.

- Pada saat supinasi kaki, caput fibula akan slide ke distal dan posterior (external

rotasi). Pada saat pronasi kaki caput fibula akan slide ke proksimal dan anterior

(internal rotasi)

Keempat ligamen tersebut secara kolektif dike-nal sebagai ligamen deltoid,

terdiri atas ligamen calcaneotibial, talotibial anterior, tibionavicular, dan talotibial

posterior. Ligamen kelima dikenal sebagai ligamen spring (ligamen plantar

calcaneonavicular) yang memberikan hubungan horisontal antara os navicular &

proyeksi sustentaculum tali pada bagian medial calcaneus. Pada sisi lateral ankle joint

diperkuat oleh 3 ligamen yang secara kolektif dinamakan ligamen collateral lateral. (

Nordin, Margaretta; 2001)

Ligamen lateral lebih lemah daripada ligamen medial, dan ligamen talofibular

anterior paling lemah diantara semua ligamen ankle. Permukaan yang konkaf adalah

mortise, yang dibentuk oleh malleolus tibia dan fibula dan permukaan yg konveks

adalah talus, yang ber-bentuk kerucut dan melebar kearah anterior dengan apex

mengarah ke medial. Karena bentuk talus tersebut, maka ketika dorsifleksi kaki talus

juga akan abduksi dan sedikit eversi, dan ketika plantarfleksi kaki talus juga akan

adduksi dan sedikit inversi disekitar axis oblique. ( Nordin, Margaretta; 2001).

a. Subtalar Joint

Termasuk sendi isinovial plane joint, dibentuk oleh permukaan inferior talus

dan superior calcaneus. Diperkuat oleh lig. deltoideum, lig. lateral, lig. talocalcanea

interosseus, lig. talocalcanea pos-terior & lateral. Menghasilkan gerak pronasi &

supinasi serta inversi dan eversi secara pasif pada saat closed kinematika, berperan

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

20

mengurangi gaya rotasi dari tungkai & kaki. Permukaan yg konveks adalah calcaneus

yg bergerak terhadap permukaan yang konkaf yaitu talus.

b. Talonavicular Joint

Secara anatomis & fungsional merupakan bagian dari talocalcaneonavicular

joint. Distabilisasi oleh ligamen deltoid, bifurcatum, & ligamen talonavicular dorsal.

Bersama-sama dengan subtalar joint menghasilkan gerak pronasi & supinasi terjadi

gerak asesori navicular yang disertai oleh gerak abduksi/adduksi + inversi/eversi.

c. Transversal Tarsal Joint

Biasa dikenal dengan “Chopart’s Joint”. Secara fungsional, merupakan sendi

gabungan dari 2 sendi sisi medial oleh talonavicular joint dan sisi lateral oleh

calcaneocuboid joint walaupun secara anatomis terpisah. Yang paling besar

menstabilisasi adalah ligamen calcaneocuboid (ligamen plantaris yang panjang &

pendek). Berpartisipasi dalam gerak pronasi supinasi kaki, gerak asesori pasif

(abduksi-adduksi, inversi-eversi).

d. Intertarsal dan Tarsametatarsal Joint

Baik intertarsal maupun tarsometatarsal joint merupakan plane joint (non-axial)

Gerakan yang dihasilkan adalah gerak slide.

e. Intermetatarsal Joint

Sendi-sendi ini mencakup 2 set sendi side-by-side,yaitu antara basis metatarsal I

dan basis metatarsal II dan seterusnya. Sendi-sendi tersebut tergolong nonaxial joint.

Sendi-sendi antara caput metatarsal adalah ba-gian yang penting dari arkus metatarsal.

Gerakan yang terjadi adalah membentuk arkus & mendatarkan arkus ketika kaki

weight bearing.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

21

f. Metatarsophalangeal Joint

Sendi-sendi ini adalah modifikasi condyloid joint. MTP joint ibu jari kaki

berbeda dengan lainnya karena lebih besar dan memiliki 2 tulang sesamoid

diantaranya. ROM ekstensi pada MTP lebih penting daripada fleksi (berbeda dengan

MCP). Ekstensi pada MTP sangat dibutuhkan untuk aktivitas berjalan. Demikian pula,

fungsi ibu jari kaki tidak terpisah dengan jari-jari lainnya, tidak seperti pada ibu jari

tangan.

g. Interphalangeal Joint

Interphalangeal joint pada kaki sama dengan pada tangan, yaitu tergolong hinge

joint. Gerak arthrokinematika MTP joint dan Interphalangeal joint sama dengan pada

jari-jari tangan.

h. Arkus Plantaris

Arkus plantaris terdiri atas : arkus longitudinal medial, lateral dan transversal.

Ketiga arkus tersebut dipertahankan oleh :

- Bentuk tulang dan saling keterkaitan antara tulang satu dengan yang lainnya

- Ligamen dan aponeurosis plantaris merupakan struktur yang paling penting

dalam mempertahankan arkus

- Otot-otot plantaris : otot tibialis posterior, fleksor hallucis longus, fleksor

digitorum longus, dan peroneus longus:

a. Arkus Longitudinal Medial

Membentuk tepi medial kaki yg berjalan dari calcaneus melalui talus, navicular

dan 3 cuneiforme kearah anterior pada 3 metatarsal pertama. Talus berada pada puncak

arkus & seringkali sebagai keystone (bagian sentral dari arkus). Secara normal tdk

pernah menyentuh tanah/lantai.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

22

b. Arkus Longitudinal Lateral

Berjalan dari calcaneus melalui cuboid kearah anterior pada metatarsal IV dan V.

Secara normal selama weight bearing, arkus ini menyentuh tanah/ lantai.

c. Arkus Transversal

Berjalan dari sisi ke sisi melalui 3 cuneiforme ke cuboid. Cuneiforme II

merupakan keystone arkus ini.

3. Otot-Otot Kaki

Otot-otot pada kaki terdiri atas otot-otot ekstrinsik dan otot-otot intrinsik. Otot

ekstrinsik terletak pada bagian anterior, lateral dan posterior tungkai bawah sampai ke

kaki. Otot primemover plantarfleksi ankle adalah otot two joint gastrocnemius dan

one-joint so-leus. Otot-otot lain yang memberikan kontribusi terhadap plantarfleksi

adalah otot tibialis posterior, fleksor hallucis longus, fleksor digitorum longus, serta

otot peroneus longus dan brevis. Otot tibialis posterior merupakan otot supinator dan

invertor yang kuat, yang membantu mengontrol pronasi selama berjalan. Otot fleksor

hallucis longus dan fleksor digito-rum longus berperan sebagai primemover fleksi jari-

jari kaki. Otot-otot ini membantu menopang arkus longitudinal medial. Otot peroneus

longus dan brevis secara utama berperan sebagai evertor kaki. Otot peroneus longus

juga membantu menopang arkus transversal dan longitudinal lateral. Otot primemover

dorsifleksi ankle adalah otot tibialis anterior (juga invertor ankle), ekstensor hallucis

longus, ekstensor digitorum longus (juga ekstensor jari-jari kaki), dan peroneus tertius.

( Nordin, Margaretta; 2001).

Hubungan Fungsional Ankle dan Kaki Secara normal, external torsion nampak

pada tibia sehingga mortise ankle menghadap sekitar 15 kearah luar akibatnya, saat

dorsi fleksi kaki bergerak keatas dan sedikit ke lateral, dan saat plantarfleksi kaki

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

23

bergerak ke bawah dan ke medial. Dorsifleksi merupakan posisi stabil dari talocrural

joint (ankle joint) CPP. Plantarfleksi merupakan loose-packed position. Talocrural

joint lebih peka/mudah injury pada saat berjalan dengan tumit tinggi karena ankle

dalam posisi plantarfleksi yang kurang stabil. Pada closed kinematik, terjadi supinasi

subtalar dan transversal tarsal joint yang disertai dengan pronasi dari kaki depan

(plantarfleksi metatarsal I dan dorsifleksi metatarsal V) hal ini meningkatkan arkus

kaki dan posisi stabil dari sendi-sendi kaki. Selama weight bearing (closed kinematik),

terjadinya pronasi subtalar dan transversal tarsal joint dapat menyebabkan arkus kaki

menurun. terjadi supinasi kaki depan yang disertai dengan dorsifleksi metatarsal I dan

plantarfleksi metatarsal V. Pada weight bearing, gerakan subtalar dan rotasi tibia saling

mempengaruhi. supinasi subtalar joint dihasilkan oleh lateral rotasi tibia, juga

sebaliknya. Ketika weight bearing, penopang utama dari arkus adalah ligamen spring,

ditambah dengan ligamen long plantaris, plantar aponeurosis, dan ligamen short

plantaris. Selama fase push-off, terjadi plantarfleksi dan supinasi kaki serta extensi

MTP joint sehingga meningkatkan ketegangan pada plantar aponeu-rosis yang

membantu meningkatkan arkus kaki. Seseorang yang mengalami deformitas varus dari

calcaneus, terjadi kompensasi saat berdiri berupa postur pronasi calcaneus . Kondisi

pes planus, pronated foot dan flat foot merupakan istilah yang sering dipertukarkan

pada pronated postur dari kaki belakang. Postur tersebut dapat menurunkan arkus

longi-tudinal medial kaki. Pes cavus dan supinated foot menunjukkan peningkatan

arkus kaki. ( Nordin, Margaretta; 2001).

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

24

B. Kajian Tentang Kram Otot

1) Pengertian

Menurut Basoeki (2005) kram otot merupakan kontraksi otot tertentu yang

berlebihan, terjadi secara mendadak tanpa disadari. Otot yang mengalami kram sulit

untuk menjadi rileks kembali. Bisa dalam hitungan menit bahkan jam untuk

meregangkan otot yang kram itu. Kontraksi dari kram otot sendiri dapat terjadi dalam

waktu beberapa detik sampai beberapa menit. Selain itu, kram otot dapat menimbulkan

keluhan nyeri. Kram otot dapat mengenai otot lurik atau bergaris, otot yang

berkontraksi secara kita sadari. Kram otot dapat juga mengenai otot polos atau otot

yang berkontraksi tanpa kita sadari. Kram otot dapat terjadi pada tangan, kaki, maupun

perut.

2) Mekanisme Kram Otot

Ganong (2008) menguraikan bahwa rangsang berulang yang diberikan sebelum

masa relaksasi akan menghasilkan penggiatan tambahan terhadap elemen kontraktil,

dan tampak adanya respon berupa peningkatan kontraksi. Fenomena ini dikenal

sebagai penjumlahan kontraksi. Tegangan yang terbentuk selama penjumlahan

kontraksi jauh lebih besar dibandingkan dengan yang terjadi selama kontraksi kedutan

otot tunggal. Dengan rangsangan berulang yang cepat, penggiatan mekanisme

kontraktil terjadi berulang-ulang sebelum sampai pada masa relaksasi. Masing-masing

respon tersebut bergabung menjadi satu kontraksi yang berkesinambungan yang

dinamakan tetanik atau kontraksi otot yang berlebihan (kram otot).

Menurut Corwin (2000) setiap pulsa kalsium berlangsung sekitar 1/20 detik dan

menghasilkan apa yang disebut sebagai kedutan otot tunggal. Penjumlahan terjadi

apabila kalsium dipertahankan dalam kompartemen intrasel oleh rangsangan saraf

berulang pada otot. Penjumlahan berarti masing-masing kedutan menyebabkan

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

25

penguatan kontraksi. Apabila stimulasi diperpanjang, maka kedutan-kedutan individual

akan menyatu sampai kekuatan kontraksi maksimum. Pada titik ini, terjadi kram otot

sampai dengan tetani yang ditandai oleh kontraksi mulus berkepanjangan.

Menurut Ganong (2008) satu potensial aksi tunggal menyebabkan satu kontraksi

singkat yang kemudian diikuti relaksasi. Kontraksi singkat seperti ini disebut kontraksi

kedutan otot. Potensial aksi dan konstraksi diplot pada skala waktu yang sama.

Kontraksi timbul kira-kira 2 mdet setelah dimulainya depolarisasi membran, sebelum

masa repolarisasi potensial aksi selesai. Lamanya kontraksi kedutan beragam, sesuai

dengan jenis otot yang dirangsang.

3) Penyebab Kram Otot

Menurut Mohamad (2001) kram otot dapat terjadi karena letih, biasanya terjadi

pada malam hari, dapat pula karena dingin, dan dapat pula karena panas. Pada otot

bergaris, kram dapat disebabkan kelelahan, dehidrasi atau kekurangan cairan dan

elektrolit (terutama kekurangan kalium dan natrium), dapat juga akibat trauma pada

tulang dan otot yang bersangkutan, atau kekurangan magnesium. Selanjutnya Basoeki

(2005) menegaskan bahwa beberapa obat juga dapat menyebabkan terjadinya kram

otot, seperti obat pelancar kemih, penurun lemak, kekurangan vitamin B1 (thiamine),

vitamin B5 (pantothenic acid) dan B6 (pyridoxine). Kram otot juga dapat terjadi akibat

sirkulasi darah ke otot yang kurang baik.

4) Hubungan Hemodialisa dengan Kram Otot

Hemodialisa adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh

penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh yang disebut dializer (NKF

2006). Dengan adanya sebagian darah pasien yang keluar dari tubuh dan beredar dalam

sebuah mesin (extracorporeal) bisa menyebabkan sirkulasi darah ke otot kurang baik

sehingga dapat mengakibatkan kram otot.

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

26

Menurut Tisher dan Wilcox (1997) alat dialisa juga dapat dipergunakan untuk

memindahkan sebagian besar volume cairan. Pemindahan ini dilakukan melalui

ultrafiltrasi dimana tekanan hidrostatik menyebabkan aliran yang besar dari air plasma

(dengan perbandingan sedikit larutan) melalui membran. Adanya penarikan cairan

(ultrafiltrasi) selama hemodialisa menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan yang

dapat menyebabkan terjadinya kram otot.

Menurut Price dan Wilson (1995) komposisi cairan dialisat diatur sedemikian

rupa sehingga mendekati komposisi ion darah normal, dan sedikit dimodifikasi agar

dapat memperbaiki gangguan cairan dan elektrolit yang sering menyertai gagal ginjal.

Unsur-unsur yang umum terdiri dari Na+ , K+, Ca++ , Mg++ , Cl- , asetat dan glukosa.

Urea, kreatinin, asam urat dan fosfat dapat berdifusi dengan mudah dari darah ke

dalam dialisat karena unsur-unsur ini tidak terdapat dalam dialisat. Adanya perbedaan

unsur-unsur elektrolit dalam dialisat dengan komposisi elektrolit darah pasien bisa

mengakibatkan kekurangan elektrolit. Adanya kekurangan cairan dan elektrolit bisa

mengakibatkan kram otot.

5) Pencegahan Kram Otot

Biasanya kram otot dapat berhenti dengan meregangkan otot yang mengalami

kram, agar otot itu menjadi rileks kembali (Basoeki, 2005). Sedangkan, kram otot yang

terus menerus dan sering terjadi dapat menyebabkan distonia. Jika terjadi kram otot

selama tindakan hemodialisa segera lakukan pengobatan dengan langsung memulihkan

volume cairan intravaskuler melalui pemberian bolus cairan isotonic saline natrium

clorida (NaCL 0,9 %) (NKF, 2006).

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

27

C. Kajian Tentang Nyeri

1) Pengertian

Menurut The International Association for the study of pain (IASP), nyeri

didefinisikan sebagai pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan

yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial akan menyebabkan

kerusakan jaringan. Persepsi yang disebabkan oleh rangsangan yang potensial dapat

menimbulkan kerusakan jaringan disebut nosisepsion. Nosisepsion merupakan langkah

awal proses nyeri. Reseptor neurologik yang dapat membedakan antara rangsang nyeri

dengan rangsang lain disebut nosiseptor. Nyeri dapat mengakibatkan impairment dan

disabilitas. Impairment adalah abnormalitas atau hilangnya struktur atau fungsi

anatomik, fisiologik, maupun psikologik. Sedangkan disabilitas adalah hasil dari

impairment, yaitu keterbatasan atau gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas

yang normal. (Sudoyo dkk, 2009)

Persepsi yang diakibatkan oleh rangsangan yang potensial dapat menyebabkan

kerusakan jaringan disebut nosisepsi, yang merupakan tahap awal proses timbulnya

nyeri. Reseptor yang dapat membedakan rangsang noksius dan non-noksius disebut

nosiseptor. Pada manusia, nosiseptor merupakan terminal yang tidak tedeferensiasi

serabut a-delta dan serabut c. Serabut a-delta merupakan serabut saraf yang dilapisi

oleh mielin yang tipis dan berperan menerima rangsang mekanik dengan intensitas

menyakitkan, dan disebut juga high-threshold mechanoreceptors. Sedangkan serabut c

merupakan serabut yang tidak dilapisi mielin. (Sudoyo dkk, 2009).

Intensitas rangsang terendah yang menimbulkan persepsi nyeri, disebut ambang

nyeri. Ambang nyeri biasanya bersifat tetap, misalnya rangsang panas lebih dari 500C

akan menyebabkan nyeri. Berbeda dengan ambang nyeri, toleransi nyeri adalah tingkat

nyeri tertinggi yang dapat diterima oleh seseorang. Toleransi nyeri berbeda-beda antara

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

28

satu individu dengan individu lain dan dapat dipengaruhi oleh pengobatan. Dalam

praktek sehari-hari, toleransi nyeri lebih penting dibandingkan dengan ambang nyeri.

(Sudoyo dkk, 2009)

2) Terminologi nyeri

Alodinia adalah nyeri yang dirasakan oleh pasien akibat rangsang non-noksius

yang pada orang normal, tidak menimbulkan nyeri. Nyeri ini biasanya didapatkan

padapasien dengan berbagai nyeri neuropatik, misalnya neuralgia pasca herpetik,

sindrom nyeri regional kronik dan neuropati perifer lainnya. (Sudoyo dkk, 2009)

Hiperpatia adalah nyeri yang berlebihan, yang ditimbulkan oleh rangsang

berulang. Kulit pada area hiperpatia biasanya tidak sensitif terhadap rangsang yang

ringan, tetapi memberikan respons yang berlebihan pada rangsang multipel. Kadang-

kadang, hiperpatia disebut juga disestesi sumasi.

Disestesi adalah parestesi yang nyeri. Keadaan ini dapat ditemukan pada

neuropati perifer alkoholik, atau neuropati diabetik di tungkai. Disestesi akibat

kompresi nervus femoralis lateralis akan dirasakan pada sisi lateral tungkai dan disebut

meralgia parestetika.(Sudoyo dkk, 2009)

Parestesi adalah rasa seperti tertusuk jarum atau titik-titik yang dapat timbul

spontan atau dicetuskan, misalnya ketika saraf tungkai tertekan. Parestesi tidak selalu

disertai nyeri; bila disertai nyeri maka disebut disestesi.

Hipoestesia adalah turunnya sensitifitas terhadap rangsang nyeri. Area

hipoestesia dapat ditimbulkan dengan infiltrasi anestesi lokal.

Analgesia adalah hilangnya sensasi nyeri pada rangsangan nyeri yang normal.

Secara konsep, analgesia merupakan kebalikan dari alodinia.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

29

Anestesia dolorosa, yaitu nyeri yang timbul di daerah yang hipoestesi atau

daerah yang didesensitisasi.

Neuralgia yaitu nyeri yang timbul di sepanjang distribusi suatu persarafan.

Neuralgia yang timbul di saral skiatika atau radiks S1, disebut Skiatika. Neuralgia yang

tersering adalah neuralgia trigeminal.

Nyeri tabetik, yaitu salah satu bentuk nyeri neuropatik yang timbul sebagai

komplikasi dari sifilis. (Sudoyo dkk, 2009)

Nyeri sentral, yaitu nyeri yang diduga berasal dari otak atau medula spinalis,

misalnya pada pasien stroke atau pasca trauma spinal. Nyeri terasa seperti terbakar dan

lokasinya sulit dideskripsikan.

Nyeri pindah (referred pain) adalah nyeri yang dirasakan di tempat lain, bukan

di tempat kerusakan jaringan yang menyebabkan nyeri. Misalnya nyeri pada infark

miokard yang dirasakan di bahu kiri atau nyeri ekibat kolesistis yang dirasakan di bahu

kanan.

Nyeri fantom yaitu nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh yang baru

diamputasi; pasien merusakan seolah-olah bagian yang diamputasi itu masih ada.

Substansi algogenik adalah substansi yang dilepaskan oleh jaringan yang rusak

atau dapat juga diinjeksi subkutaneus dari luar, yang dapat mengaktifkan nosiseptor,

misalnya histamin, serotonin, bradikinin, substansi-P, K+. Prostaglandin, Serotonin,

histamin, K+, H

+ dan prostaglandin terdapat di jaringan; kinin berada di plasma;

substansi-P berada di terminal saraf aferen primer; histamin berada di dalam granul-

granul sel mast, basofil dan trombosit.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

30

Nyeri akut yaitu nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan hilang setelah

penyembuhan.

Nyeri kronik yaitu nyeri yang menetap selama lebih dari 3 bulan walaupun

proses penyembuhan sudah selesai. (Sudoyo dkk, 2009)

3) Klasifikasi nyeri

Nyeri nosiseptif, adalah nyeri yang timbul sebagai akibat perangsangan pada

nosiseptor (serabut a-delta dan serabut c) oleh rangsangan mekanik, termal atau

kemikal.

Nyeri somatik adalah nyeri yang timbul pada organ nonviseral, misal nyeri

pasca bedah, nyeri metastatik, nyeri tulang, nyeri artritik.

Nyeri viseral adalah nyeri yang berasal dari organ viseral, biasanya akibat

distensi organ yang berongga, misalnya usus, kandung empedu, pankreas, jantung.

Nyeri viseral seringkali diikuti referred pain dan sensasi otonom, seperti mual dan

muntah.

Nyeri neuropatik, timbul akibat iritasi atau trauma pada saraf. Nyeri seringkali

persisten, walaupun penyebabnya sudah tidak ada. Biasanya pasien merasakan rasa

seperti terbakar, seperti tersengan listrik atau alodinia dan disestesia.

Nyeri psikogenik, yaitu nyeri yang tidak memenuhi kriteria nyeri somatik dan

nyeri neuropatik, dan memenuhi kriteria untuk depresi atau kelainan psikosomatik.

(Sudoyo dkk, 2009)

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

31

Nyeri somatik

Nyeri nosiseptif

Nyeri viseral

Nyeri Nyeri neuropatik

Nyeri non-nosiseptif

Nyeri psikogenik

4) Mekanisme Nyeri

Proses nyeri mulai stimulasi nociceptor oleh stimulus noxious sampai

terjadinya pengalaman subyektif nyeri adalah suatu seri kejadian elektrik dan kimia

yang bisa dikelompokkan menjadi 4 proses, yaitu: transduksi, transmisi, modulasi dan

persepsi. (Sudoyo dkk, 2009)

Secara singkat mekanisme nyeri dimulai dari stimulasi nociceptor oleh stimulus

noxious pada jaringan, yang kemudian akan mengakibatkan stimulasi nosiseptor di

mana di sini stimulus noxious tersebut akan dirubah menjadi potensial aksi. Proses ini

disebut transduksi atau aktivasi reseptor. Selanjutnya potensial aksi tersebut akan

ditransmisikan menuju neuron susunan saraf pusat yang berhubungan dengan

nyeri.tahap pertama transmisi adalah konduksi impuls dari neuron aferen primer ke

kornu dorsalis medula spinalis, pada kornu dorsalis ini neuron aferen primer bersinap

dengan neuron susunan saraf pusat. Dari sini jaringan neuron tersebut akan naik ke

atas di medeula spinalis menuju batang otak dan talamus. (Sudoyo dkk, 2009)

Selanjutnya terjadi hubungan timbal balik antara talamus dan pusat-pusat yang

lebih tinggi di otak yang mengurusi respons persepsi dan afektif yang berhubungan

dengan nyeri. Tetapi rangsangan nosiseptif tidak selalu menimbulkan persepsi nyeri

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

32

dan sebaliknya persepsi nyeri bisa terjadi tanpa stimulasi nosiseptif. Terdapat proses

modulasi sinyal yang mampu mempengaruhi proses nyeri tersebut, tempat modulasi

sinyal yang paling diketahui adalah pada kornu dorsalis medula spinalis. Proses

terakhir adalah persepsi, di mana pesan nyeri di relai menuju ke otak dan

menghasilkan pengalaman yang tidak menyenangkan. (Sudoyo dkk, 2009)

D. Tinjauan Tentang Bersepeda

Mengayuh Sepeda, baik sepeda stasioner atau sepeda biasa, adalah bagian dari

latihan kardiovaskular yang efektif. Selain „melatih‟ jantung, paru-paru dan sistem

peredaran darah, menyebabkan „pergerakan aktif‟ dari sebagian besar pada banyak otot

tubuh. Bersepeda dengan cara Sprint dinyatakan memiliki pengaruh lebih besar dalam

membangun otot tubuh, dibandingkan dengan bersepeda endurance. Terlepas dari jenis

bersepeda (sprint atau endurance) anda lakukan, otot-otot yang bekerja saat mengayuh

pedal sepeda adalah sama. (Dede Demet barry et al : 2010).

a. Otot-otot yang bertindak

- Otot-otot pinggul

Otot-otot di bagian belakang pinggul, khususnya otot gluteus maximus. Paha

belakang terdiri dari bisep femoris, semimembranosus dan semitendinosus dan terletak

di bagian belakang paha juga berkontribusi terhadap perluasan pinggul sepeda.

Paha belakang juga bekerja untuk menarik pedal ke belakang di bagian bawah

downstroke sementara illiopsoas atau otot fleksor pinggul tarik kaki untuk kembali.

Otot-otot paha bagian dalam dan luar, masing-masing, bekerja untuk menjaga pinggul

selaras dan mencegah lutut dari bergulir dalam atau di luar pedal.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

33

- Otot lutut

Bekerja ketika naik sepeda. Paha depan, rektus femoris terdiri dari, vastus

midialis, vastus lateralis dan vastus intermedius, kontraksi kuat lutut saat mendorong

ke bawah pedal. Paha belakang, yang lintas baik pinggul dan sendi lutut, mengambil

alih dari paha depan untuk menyelesaikan balik kayuhan sepeda.

- Otot-otot Lain

Meskipun bersepeda didominasi menggunakan otot-otot tubuh bagian bawah,

ada beberapa otot tubuh bagian atas yang juga terlibat dalam ketika bersepeda. Otot

punggung bawah–secara kolektif disebut spinae –bekerja bersama dengan abdominus

rektus lateral atau abs, terus tulang belakang. Otot yang luas di atas kembali, latissimus

dorsi, bekerja dengan bisep dan trisep in arms membantu.

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

34

Gambar 2.1 otot-otot kunci dalam bersepeda

b. Posisi Ketika Bersepeda

Posisi tepat di atas sepeda akan meningkatkan keefisiensian dan kemampuan

menghasilkan tenaga saat mengayuh. Posisi yang salah dapat membuat cedera dan

tidak nyaman dan dapat sangat memengaruhi penguasaan sepeda saat menuruni

gunung atau berurusan dengan kemacetan lalu lintas. Beberapa pengukuran

menentukan penyetelan yang sesuai : ukuran rangka, tinggi sadel, sudut lutut, tinggi

batang setang dan jangkauan.

Pengukuran beragam antara satu orang dan orang lainnya dan didasarkan pada

jenis dan ukuran tubuh, jenis kegiatan bersepeda yang kamu ingin lakukan, cedera

dimasa lalu atau saat ini. Penyetelan sepeda dilakukan dalam beberapa langkah, jadi

jangan berharap langsung mendapatkan langsung setelan sempurna saat pertama kali

mencoba. Kadang diperlukan serangkaian peraturan untuk menjadikan sepedamu lebih

nyaman dan efisien serta butuh waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk

mendapatkan posisi yang tepat.(Dede Demet barry et al : 2010)

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

35

Tinggi sadel adalah pengaturan paling penting untuk memperoleh keefisienan

otot saat mengayuh sepeda. Mengatur posisi sadelmu pada ketinggian yang tepat akan

membantu fungsi otot kakimu untuk mencapai kekuatan maksimalnya, dan akan

meminimalkan kekuatan pada pantatmu, yang akan mencegah luka. Jika sadel terlalu

tinggi atau rendah, keefisienanmu akan turun dan tekanan akan salah tempat yaitu

diantara sendi dan pantatmu.

Aturlah tinggi sadelmu sehingga saat kamu duduk sempurna diatas sadel,

dengan tumitmu diatas pedal, kakimu menjulur dengan sempurna.ini memastiakan

lututmu sedikit menekuk saat ujung kakimu berada diatas pedal dengan engkol dalam

posisi tegak kebawah. Saat mengatur ketinggian sadel jangan meninggikan gagang

sadel diatas garis ketinggian maksimal pada gagang sadel.(Dede Demet barry et al :

2010).

Pengaturan jangkauan dan setang menentukan jangkauang yang tepat untuk

setangmu didasarkan pada panjang lenganmu, kelenturan punggung, dan kekuatan

tubuh bagian atas. Ukuran setang ( dari ujung ke ujung ), pengaturan ( sejajar, condong

kearah atas atau kebawah ), dan panjang batang setang mempengaruhi jangkauan.

Jangkauan optimal juga bergantung pada jenis sepeda yang kamu kendarai dan jenis

kegiatan bersepeda yang kamu lakukan. Tidak seperti tinggi sadel, yang selalu tetap

pada berbagai sepeda, pengaturan setang dan jangkauannya terlihat berbeda pada

setian jenis sepeda.

Sebagian besar orang belajar bersepeda saat masih kanak-kanak dan ini tampak

seperti olahraga sederhana bila kamu sudah menguasai keseimbangannya,tetapi nuansa

teknik mengayuh pedal, efisiensi, memilih gir, dan memindah gir dapat meningkatkan

performamu. Selain itu, menaati peraturan dan aturan keselamatan akan membuatmu

semakin nyaman.

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

36

Mudah difahami bahwa semakin sering kamu bersepeda,semakin besar tekanan

yang kamu bebankan pada tubuhmu, bersepeda 5x setiap minggu lebih sulit

dibandingkan bersepeda 3x seminggu jika dua variable beban kerja lainnya dijaga tetap

sama. Frekuensi bersepeda mungkin tidak sepenting durasi atau intensitas.

Semakin lama setiap waktu bersepeda berlangsung, semakin besar pula beban

kerjanya, ketika menyelesaikan intensitas bersepeda denagn intensitas yang sama,

bersepeda selama 2 jam jauh lebih sulit dibandingkan bersepeda selama 1 jam. Sebuah

strategi yang efektif untuk menjaga beban kerja tetap tinggi adalah menjadwalkan

bersepeda jarak jauh dengan intens sehari sebelum hari yang akan disibukkan dengan

tanggung jawab selain tanggung jawab bersepeda.

- Masalah-Masalah Ketika Bersepeda

1. Luka Akibat Sadel

Luka akibat sadel (saddle sore) merupakan masalah yang tidak ingin di

bicarakan oleh para pesepeda. Aggota tubuh yang paling bersentuhan dengan sepeda

adalah bagian selangkangan, dan jika ini terkena luka akibat sadel dan bengkak akibat

kotor maka disebut saddle sore. Rasa sakit ini biasanya berkembang dari gesekan dan

iritasi yang membuat bakteri masuk ke dalam kelnjar keringat dan folikel rambut. Saat

infeksi terjadi aka terasa sakit dan bengkak, terbakar dan perih di bagian yang

bersentuhan dengan saddle. Akhirnya luka akan berkembang dan pecah. (Dede Demet

barry et al : 2010).

2. Lecet

Pesepeda akan mengalami suatu tingkatan lecet selama karier bersepeda. Lecet

meerujuk pada goresan dan luka yang terjadi ketika terjatuh dan tergores jalan.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

37

Masalah kunci dalam mengobati lecet ini adalah pengawasan infeksi. (Dede Demet

barry et al : 2010).

3. Cedera Lebih Pakai (Overuse Injury)

Banyak pesepeda cenderung berlatih secara berlebihan pada suatu waktu. Itulah

sebabnya pesepeda harus menghindari pemaksaan yang melebihi kemampuannya.

Untuk itu di sarankan menjalakan program latihan dengan santai dan secara bertahap

meningkatkan waktu dan intensitas bersepeda. (Dede Demet barry et al : 2010)

4. Masalah Pengaturan Posisi

Jika merasakan sakit di leher, punggung, lengan dan lutut maka pesepeda harus

mengatur ulang pengaturan posisi duduk saat bersepeda. Jika tinggi sadel tidak tepat,

lutut akan merasakan akibatnya. Rasa sakit di lutut lazim di alami para pesepeda dan

kadang dapat di redakan dengan mengatur tinggi dan posisi tempat duduk atau

mengubah system cleat-and-pedal posisi tetap menjadi system cleat-and-pedal posisi

mengambang. Selain itu jika terlalu menunduk ke depan akan merasakan sakit di

punggung, leher dan lengan. Jika mengalami kesulitan menemukan posisi duduk yang

meredakan rasa sakit dan cedera. Bila hendak mengubah posisi bersepeda, pesepeda

harus meningkatkan bersepeda secara perlahan sehingga tubuh dapat menyesuaikan

perubahan tersebut. (Dede Demet barry et al : 2010).

- Mengayuh pedal dan efisiensi

Idealnya,seorang pesepeda harus mengayuh pedalnya dengan kecepatan 90

hingga 100 putaran per menit (RPM). Ini umumnya kisaran paling efisien untuk otot

dan sistem kardiovaskular.Namun Lance Armstrong telah dikenal bersepeda dengan

kecepatan lebih tinggi dari 100 RPM. Ia mencatatkan kemampuannya tersebut sebagai

bagian berharga dari ke 7 kemenangan Tour the francenya karena bersepeda pada RPM

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

38

tinggi membuatnya bisa mempertahankan kekuatan dan lebih cepat pulih dari pada

lawan lawannya.

Para pesepeda pemula cenderung menggunakan gir yang terlalu besar sehingga

menghasilkan RPM yang sangat kecil. Ini memberi tekanan pada otot,tendon,dan sendi

yang bisa menyebabkan cedera.RPM kecil menyebabkan otot cepat lelah, yang tentu

saja ingin kita hindari. (Dede Demet barry et al : 2010)

Saat berlatih dengan beban kerja yang lebih tinggi,seperti menaiki bukit,aturan

yang bagus untuk menentukan RPM yang tepat adalah untuk menyeimbangkan paru-

paru dan kaki. Tujuannya adalah kelelahan paru-paru sesuai dengan kelelahan ototmu.

Saat bersepeda, ukurlah kelelahan diparu-paru dan kakimu. Idealnya, ini akan memberi

kelelahan yang sama setelah rangakaian bersepeda yang menguras tenaga. Jika paru-

parumu lebih lelah, kurangi jumlah putaranmu(RPM). Jika kakimu lebih lelah

,tingkatkan jumlah putaranmu (RPM).

Untuk menghitung RPM-mu, kamu dapat menggunakan komputer sepedamu

atau mengikuti cara kuno untuk menghitung jumlah putaran yang dihasilkan kakimu

dalam satu menit. Pada awalnya kamu akan kesulitan untuk bersepeda dengan

kecepatan 90 hingga 100 RPM. Kamu mungkin merasa seolah-olah memantul-mantul

diatas sadelmu disaat kamu berusaha melakukannya. Latihan akan membuatmu bisa

melakukannya. Kamu akan semakin lincah dan semakin efisien dengan waktu. Jika

kamu kesulitan bersepeda dengan kisaran ini, buat tujuan kecil untuk dirimu sendiri

agar tubuhmu menyesuaikan dengan kisaran yang kamu inginkan tersebut. Mulailah

dengan mencoba kisaran 65 hingga 75 RPM, kemudian setelah kamu bisa (kamu

mungkin harus beberapa kali atau beberapa minggu melakukannya). Ingatlah bahwa

secara alami kamu akan mengalami kesulitan mengayuh pedal dengan RPM tinggi saat

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

39

menanjak dan lebih muda saat menurun, jika rata-ratamu mendekati 80 hingga 90 saat

menanjak dan 100 hingga 120 saat menurun, rata-rata keseluruhan akan bisa kamu

capai. (Dede Demet barry et al : 2010).

Teknik mengayuh pedal yang tepat akan memindahkan tenaga lebih dari

kakimu kesepeda. Kamu harus berfikir tentang mengayuh pedal melingkar dan

mendistribusikan tenaga dengan kesemua putaran kayuhan. Banyak pesepeda pemula

cenderung berusaha keras mengayuh saat mengayuh kebawah. Cara ini tidak efisien,

menyebabkan ada titik titik kosong dalam kayuhan sepeda. Alih-alih demikian, tumit

seharusnya sedikit menurun saat kayuhan kebawah dan sedikit naik saat kayuhan

keatas (lihat pada gambar). Cobalah bersepeda dengan tekanan yang halus dengan

kosisten dalam keseluruhan putaran engkol. Kamu akan takjub dengan energi

tambahan yang kamu dapatkan dengan mengayuh pedal seperti ini. (Dede Demet barry

et al : 2010).

Saat ingin memulai bersepeda ada baiknya untuk meluangkan waktu untuk

melakukan pemanasan pada otot-otot sebelum mencoba usaha yang berat. Tanpa

pemanasan yang tepat, akan mengakibatkan masalah,. Normalnya 10 sampai 15 menit

megayuh pedal dengan santai akan membuat darah mengalir dan memanaskan ototmu,

namun dalam cuaca dingin, memerlukan waktu yang lebih lama. Sebelum atau sesudah

bersepeda dan bahkan ketika tidak bersepeda, peregangan dapat menyegarkan kembali,

melindungi dan meningkatkan performa otot.

Bersepeda menggunakan semua otot utama dikaki, pantat dan punggungmu

melakukan pergangan dengan benar membuat semua otot yang bekerja tidak tegang

dan tentunya akan mencegah timbulnya cedera atau kram otot. (Dede Demet barry et al

: 2010).

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

40

E. Kajian Tentang Kram Kaki Pada Saat Bersepeda

Kram kaki pada saat bersepeda. Olahraga bersepeda saat ini menjadi terkenal

dikalangan masyarakat. Tapi kadang kaki tiba-tiba merasa kram saat asyik mengayuh

sepeda. Bagi pengendara sepeda mungkin akan mengalami kondisi kaki kram lebih

sering karena menggunakan otot kaki lebih banyak. Gangguan ini umumnya tidak

berbahaya, tetapi bisa mengganggu aktivitas. (Gunawan santoso ; 2011).

Saat kaki kram maka akan merasakan nyeri yang tajam dibagian kaki atau betis

yang disebabkan oleh otot yang secara tidak sengaja mengalami kontraksi atau

membentuk simpul. Jika rasa sakit ini sangat parah maka bisa membuat seseorang

berhenti mengayuh. Hingga kini penyebab kaki kram masih belum jelas, tapi ada

beberapa faktor yang membuat seseorang terkena kram. Jika seseorang sudah lama

atau tidak pernah mengayuh sepeda, maka ia bisa mengalami kram kaki karena tubuh

tidak terbiasa mengayuh. (Gunawan santoso ; 2011).

Beberapa faktor lain juga bisa membuat seseorang berisiko mengalami kram

kaki saat bersepeda, seperti dikutip dari Livestrong, (28/2/2011), adalah :

1. Bersepeda saat udara panas karena keringat yang keluar dapat mengurangi

jumlah elektrolit di tubuh.

2. Dehidrasi.

3. Adanya otot yang tegang sebelum seseorang bersepeda.

4. American Academy of Orthopaedic Surgeons menuturkan usia turut

mempengaruhi.

5. Lamanya waktu atau durasi mengayuh tanpa istirahat.

6. Tidak memadainya suplai darah.

Umumnya kram kaki bisa hilang dengan sendirinya, tapi ada hal yang bisa

dilakukan untuk meringankan rasa sakit yang muncul. Sebaiknya berhenti mengayuh

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

41

sejenak dan mencari tempat untuk beristirahat. Setelah itu lakukan peregangan dan

pijat di daerah yang mengalami kram tersebut. Melakukan kompres juga bisa

membantu mengurangi otot yang sakit.

Berdasarkan American Academy of Orthopaedic Surgeons diketahui

melakukan pemanasan dengan jogging ringan selama 5 menit yang diikuti dengan

peregangan otot-otot kaki bisa membantu menghindari kaki kram.

Selain itu mulailah bersepeda secara bertahap, dalam arti jangan langsung

mengayuh sepeda dalam jangka watu atau durasi yang lama. Secara bertahap intensitas

dan durasinya meningkat, hal ini untuk menghindari kelelahan otot. Serta

mengonsumsi vitamin B kompleks. (Gunawan santoso ; 2011).

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

42

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. KERANGKA KONSEP

ket : = Diteliti = Tidak Diteliti

B. Hipotesis

Tidak Ada hubungan antara bersepda terhadap timbulnya kram kaki pada

pengendara sepeda di Makassar.

KRAM KAKI Postur Bersepeda

Durasi Bersepeda

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN

VARIABEL PERANCU VARIABEL KONTROL

Riwayat trauma Kontrol

Metodologi (kriteria ekskusi)

Statistic

- Statistified

- regeresi

Index Massa Tubuh

Bentuk sepeda

Hobby selain bersepda

(berlari,berenang, dll).

berenang,bermain bola)

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

43

` BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional dengan melakukan

pendekatan cross sectional. Penelitian ini akan mencari hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen. Setelah data terkumpul, data akan dimasukkan dan

diolah menggunakan software untuk analisis data dan ditarik kesimpulan mengenai

hubungan keduanya. Metode analisis data menggunakan metode chi-square.

B. Tempat dan waktu penelitian

Tempat : Jln. Ahmad Yani, Taman Indosat Makassar.

Waktu : mulai November – Desember 2012

C. Populasi dan sample

1. Populasi

Populasi Target pada penelitian ini adalah pengendara sepeda fixie yang aktif

bersepeda tiap pekan di Makassar.

2. Sampel

Sample penelitian ini adalah pengendara sepeda di Makassar yang memenuhi

kriteria inklusi dengan pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Besar

sample yang di ambil yaitu 36 orang.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

44

a. Criteria Inklusi

- Pengendara sepeda yang bersedia mengikuti penelitian ini

- Responden berusia 16-28 tahun, berjenis kelamin laki-laki.

- Mempunyai waktu bersepeda 3X seminggu

b. Criteria Eksklusi

- Penderita yang mengalami penyakit tertentu yang tidak diperkenan mengayuh

sepeda mis : penyakit jantung.

- Memiliki aktifitas rutin lainnya misalnya berenang,dan bermain sepak bola.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

45

D. Alur penelitian

MENENTUKAN TOPIK

MENENTUKAN POPULASI

DAN SAMPLE

OBSERVASI POSTURE DAN

DURASI KETIKA BERSEPEDA

BERSEPEDA

PENGUKURAN

VAS PENGISIAN QUISIONER

SETELAH BERSEPEDA

ANALISIS DATA

PENARIKAN KESIMPULAN

HASIL/SKRIPSI

PENELITIAN

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

46

E. Devinisi Operasional

a. Definisi operasional :

Kram kaki adalah nyeri akibat spasme otot di kaki yang timbul karena otot

berkontraksi terlalu keras disekitar kaki yang terjadi setelah bersepeda atau pada saat

bersepeda untuk mengukur rasa kram secara subyektif adalah Visual Analogue Scale

(VAS), yaitu dengan menjelaskan kepada pasien mengenai derajat nyeri yang di wakili

dengan angka 0 (tidak ada nyeri) sampai 10 (nyeri sangat hebat) pada alat VAS.

Dengan criteria tidak nyeri 0-0.9, nyeri sedang 1-4,9, nyeri berat 5-6,9

0 10

Visual Analogue Scale dengan skala 0-10 berupa rentangan makna :

0-0.9 = tidak nyeri

1-2,9 = nyeri ringan dan tidak mengganggu

3-4,9 = nyeri sedang dan sedikit menggnggu

5-6.9 = nyeri berat dan mengganggu

Kriteria nyeri pada pengambilan data :

1. Tidak ada nyeri : nilai VAS 0-0,9

2. Ada nyeri : nilai VAS 1-6,9

b. Durasi bersepeda

Durasi bersepeda adalah lamanya bersepeda dihitung dari mulai awal hingga

akhir. Durasi yang baik yaitu selama 30 menit. Untuk menghitung durasi digunakan

stopwatch.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

47

Kriteria objektif :

1. Tidak baik , yaitu bila persyaratan durasi bersepeda tidak terpenuhi

2. Baik, yaitu bila persyaratan durasi bersepeda terpenuhi

c. Posisi bersepeda

Posisi bersepeda adalah postur yang mana bagi mereka yang nyaman dan

tentunya mereka masing-masing mempunyai posisi yang nyaman bagi diri mereka

masing-masing pada saat bersepeda, posisi yang baik berada pada posisi 70º. Cara

mengukur derajat postur mereka yaitu dengan menggunakan goniometer.

Kriteria objektif

1. Tidak baik, yaitu bila persyaratan posisi tidak terpenuhi

2. Baik, yaitu bila persyaratan posisi terpenuhi

F. Instrument Penelitian

1. Observasi

2. Visual Analogue Scale

3. Quisioner

4. Goniometer

5. Stopwatch

G. Teknik Pengambilan Data

1. Data dalam penelitian ini diambil dengan pemberian quisioner.

2. Visual Analogue Scale : pengendara di berikan instruksi untuk memberi tanda

pada Visual Analogue Scale yang telah disediakan terkait rasa kram pada kaki

yang dirasakannya. Sesuai dengan kriteria objektif.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

48

3. Pengamatan posisi responden : mengamati posture pengendara ketika

bersepeda, dengan menggunakan alat goniometer

4. Pengamatan durasi bersepeda dengan menggunakan stopwatch.

H. Rencana pengolahan dan analisis data

Teknik analisis data yang digunakan ada dua, yaitu :

1. Analisis deskriptif : untuk mendeskripsikan data hasil penelitian secara

tunggal. Analisis deskriptif meliputi tabel distribusi frekuensi dan persentase.

2. Analisis inferensial : penelitian ini menggunakan uji chi-square

3. Analisis data akan dilakukan menggunakan software SPSS 17.0.

I. Masalah Etika

Sebelum penelitian dilaksanakan, dimintakan izin dari Komite Etika Penelitian

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Informed concent didapat dengan

meminta persetujuan subyek penelitian. Subyek penelitian berhak menolak untuk

diikut sertakan, boleh berhenti sewaktu-waktu, dan biaya yang berhubungan dengan

penelitian akan ditanggung oleh peneliti.

Setiap responden akan dijamin 3 hal :

a. Informed consent

Informed consent merupakan surat „kontrak‟ antara peneliti dengan

responden, dan menjadi bukti atas kesediaan seseorang menjadi responden.

b. Anonymous

Anonym berarti kesediaan peneliti untuk merahasiakan nama responden, terkait

dengan faktor-faktor tertentu.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

49

c. Confidentiality

Kerahasiaan pasien harus dijamin oleh peneliti, segala hal yang tidak terkait

dengan penelitian harus dirahasiakan, sesuai kesepakatan antara responden dan

peneliti.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

50

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Komunitas Fixie Bike Makassar mulai bulan

November sampai Desember 2012. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh

anggota Komunitas Fixie Bike Makassar. Dari populasi tersebut ditentukan jumlah

sampel sebanyak 36 orang.

Data yang diambil merupakan data primer dengan pengisian kuesioner,

observasi posisi dan durasi pengendara menggunakan lembar observasi, serta

pengukuran VAS (Visual Analogue cale). Data yang diperoleh kemudian diolah sesuai

dengan tujuan penelitian.

1. Hasil Analisis Deskriptif

Distribusi sampel penelitian berdasarkan umur ,posisi dan durasi bersepeda

yaitu :

Tabel 5.1 Distribusi kram kaki Berdasarkan Umur

Karakteristik

Kram kaki

Total Ada kram Tidak ada

kram

Umur

≤ 20 tahun

21 – 29 tahun

3,24%

3,6%

2,52%

3,6%

5,76%

7,2%

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

51

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa responden yang ber usia ≤ 20 tahun berjumlah

5,76%(16 orang) yang merasakan kram kaki berjumlah 3,245(9 orang) dan yang tidak

merasakan kram kaki berjumlah 2,52%(7 orang) Sedangkan pada usia 21-29 tahun

yang berjumlah 7,2%(20 orang) responden yang merasakan kram kaki berjumlah

3,6%(10 orang) dan yang tidak merasakan kram kaki berjumlah 3,6%(10 orang).

Tabel 5.2 Distribusi Kram Berdasarkan Posisi Bersepeda

Variabel Kram Kaki

Total Ada Tidak ada

Posisi Baik 0,72% 1,8% 2,52%

Posisi Tidak Baik 6,48% 3,96% 10,44%

Sumber : data primer 2012

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa berdasarkan posisi bersepeda, responden yang

bersepeda dengan posisi baik sebanyak 2,52%(7 Orang). sedangkan yang bersepeda

dengan posisi yang tidak baik sebanyak 10,44%(29 Orang).

Berdasarkan data diatas bahwa pengendara sepeda yang bersepeda dengan

posisi yang baik yaitu berjumlah 2,52%(7 orang), yang merasakan kram kaki yaitu

0,72%(2 orang) dan yang tidak merasakan kram kaki sebanyak 1,8%(5 orang)

Sedangkan responden yang bersepeda denganm posisi tidak baik yang berjumlah

10,44%(29 orang) yang merasakan kram kaki sebanyak 6,48%(18 orang) dan yang

tidak merasakan kram kaki sebanyak 3,96%(11 orang).

Tabel 5.3 Distribusi Kram Berdasarkan Durasi Bersepeda

Variabel Kram Kaki

Total Ada Tidak ada

Durasi Baik 6,12% 5,4% 11,52%

Durasi Tidak Baik 1,08% 0,36% 1,44%

Sumber : data primer 2012

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

52

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa berdasarkan durasi bersepeda, responden yang

bersepeda dengan durasi yang baik sebanyak 11,52%(32 orang) sedangkan responden

yang bersepeda dengan durasi yang tidak baik yaitu sebanyak 1,44%(4 orang).

Berdasarkan data diatas menyatakan bahwa responden yang bersepeda dengan

durasi yang baik yaitu sebanyak 11,52%(32 orang) yang merasakan kram kaki

sebanyak 6,12%(17 orang) dan yang tidak merasakan kram kaki sebanyak 5,4%(15

orang) sedangkan bagi responden yang bersepeda dengan durasi yang tidak baik

sebanyak 1,44%(4 orang) yang merasakan kram kaki sebanyak 1,08%(3 orang) dan

yang tidak merasakan kram berjumlah 0,36%(1 orang).

2. Hasil Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui adanya hubungan antara posisi dan durasi bersepeda dengan

timbulnya kram kaki, dilakukan uji chi-square hasilnya ditunjukkan pada tabel :

Tabel 5.4 Hasil pengujian hipotesis

Variabel Uji Chi-square

Posisi Hasil. 120

Durasi Hasil. 392

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

53

B. Pembahasan

Karakteristik sampel

1. Hubungan posisi bersepeda ketika bersepeda dengan timbulnya kram

kaki

Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi responden umumnya dengan

posisi tidak baik berjumlah 28 orang dan responden dengan posisi bersepeda baik

berjumlah 8 orang (15,4%). Pada kategori posisi tidak baik umumnya responden yang

menderita kram sebanyak 16 orang dan tidak kram sebanyak 12 orang. Responden

dengan posisi bersepeda baik, umumnya menderita kram berjumlah 2 orang,

sedangkan responden yang menyatakan tidak ada kram kaki 6 orang. Dari hasil uji chi-

square diperoleh tidak ada hubungan antara posisi bersepeda ketika bersepeda dengan

timbulnya kram pada kaki.

Penelitian yang dilakukan oleh Frederick P Rivara (1997) Paling umum,

pengendara sepeda menderita cedera pada ekstremitas atas (59,6%) dan ekstremitas

bawah (46,9%).

Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Barry D Weiss (1995) untuk

menentukan frekuensi cedera traumatis yang di alami, di dapatkan bahwa dari 132

peserta terdapat kram kaki sekitar 20,4% dari jumlah peserta. Hal ini menunjukkan

bahwa kram kaki merupakan salah satu dari sekian banyak cedera nontraumatic yang

bisa dialami oleh pengendara sepeda. Menurut Bridger (1995), sikap kerja yang salah,

canggung, dan diluar kebiasaan akan menambah resiko cedera pada bagian sistem

musculoskeletal.

Menurut teori, posisi yang tepat di atas sepeda dapat meningkatkan

keefisiensian dan kemampuan menghasilkan tenaga saat mengayuh. Posisi yang salah

dapat membuat cedera dan tidak nyaman dan dapat mempengaruhi penguasaan sepeda

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

54

saat menuruni gunung atau berurusan dengan kemacetan lalu-lintas. Beberapa

pengukuran menentukan penyetelan yang sesuai : ukuran rangka, tinggi sadel, sudut

lutut, tinggi batang setang, dan jangkauan (Barry Et Al, 2010).

Menentukan jangkauan yang tepat dari setang didasarkan pada panjang lengan,

kelenturan punggung, dan kekuatan tubuh bagian atas. Ukuran setang (dari ujung ke

ujung), pengaturan (sejajar, condong ke atas atau ke bawah) dan panjang batang setang

memengaruhi jangkauan. Jangkauan optimal juga bergantung pada jenis sepeda yang

hendak di kendarai dan jenis kegiatan bersepeda yang akan di lakukan (bersepeda di

jalan datar, mendaki gunung, balpan, tur, bersepeda gunung atau uji waktu) tidak

seperti tinggi sadel dan jangkauan nya berbeda pada setiap jenis sepeda. (Dede Demet

barry et al : 2010)

Secara umum yang harus dipertahankan posisi yang membuat bisa berkendara

dengan siku tangan sedikit menekuk setiap waktu untuk menyerap getaran dan

guncangan di jalan, memberi kendali yang lebih baik dan mengurangi rasa pegal pada

kaki, tangan, leher, punggung dan bahu. Mengatur tinggi setang dang jangkauan

sehingga dapat bersepeda dalam posisi condong (Barry Et Al, 2010).

Posisi yang buruk ketika bersepeda menjadi faktor mekanis eksternal terjadinya

kram pada pengendara sepeda (Friction Jr 1994 dan Gerwin RD 1993)

Keluhan pada otot merupakan salah satu indikator untuk mengevaluasi

penerapan ergonomi. Faktor pekerjaan yang mempengaruhi kekuatan otot dan

menimbulkan keluhan otot antara lain posisi kerja yang tidak alamiah (awkward

Posture), pengulangan pekerjaan pada satu jenis otot, tenaga yang berlebihan, posisi

kerja yang statis, terjadi kontak bagian tubuh dengan lingkungan atau pun peralatan

kerja, metode atau cara kerja, jam kerja yang terlalu panjang (Fitrihana dalam

Suma‟mur,1989).

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

55

Dari survei pendahuluan yang dilakukan pekerja mengalami gangguan

kesehatan yang diakibatkan oleh sikap kerja yang tidak ergonomis. Keluhan yang

dialami antara lain: sakit pada pinggang, lelah seluruh badan, kram lutut dan kaki,

keluhan pada lengan dan tangan, dan kram bahu dan punggung (Notoadmojo, 1997)

Sikap kerja tidak alamiah atau postur janggal adalah pergeseran dari gerakan

tubuh atau anggota gerak yang dilakukan oleh pekerja saat melakukan aktifitas dari

postur atau posisi normal secara berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama.

Gerakan dan postur janggal ini adalah suatu faktor resiko untuk terjadinya gangguan,

penyakit dan cedera pada sistem muskuloskeletal.

Pembebanan otot secara statispun (Static Muscular Loading) jika

dipertahankan dalam waktu yang cukup lama akan mengakibatkan RSI (Repetition

Strain Injuries), yaitu nyeri otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang diakibatkan oleh

jenis pekerjaan yang bersifat berulang (repetitive).

2. Hubungan durasi bersepeda dengan timbulnya kram kaki

Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi responden dengan durasi baik

sebanyak 32 orang, sedangkan responden dengan durasi bersepeda tidak baik sebanyak

4 orang. Pada kategori durasi baik responden yang merasakan ada kram berjumlah 16

orang, sedangkan dengan tidak ada kram sebanyak 16 orang. Responden dengan durasi

bersepeda tidak baik, dengan distribusi yang merasakan kram 3 orang sedangkan tidak

kram 1 orang. Dari uji chi-square diperoleh tidak ada hubungan antara durasi

bersepeda dengan timbulnya kram kaki pada responden.

Menurut penelitian oleh Cohen (1993), bersepeda atau pelatihan dalam waktu

yang lama lebih menyebabkan luka pelana atau bisul yang disebabkan oleh gesekan

langsung dan iritasi folikel kulit dan rambut di daerah perineum dan paha bagian dalam

dan pantat.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

56

Aktivitas jasmani (berlari, bersepeda, berenang) yang dilakukan selama 30

menit tiga kali seminggu akan meningkatkan kebugaran kardiovaskuler (kapasitas

kardiovaskuler, kekuatan dan daya tahan aerobik atau kebugaran), selain itu juga dapat

menurunkan tekanan darah anak-anak dan orang dewasa yang mengidap tekanan darah

tinggi ( Hypertension ) (Patrick K.Spear B., Holt K., Sofka D., 2001: 6).

Dari hasil wawancara lapangan dikemukakan oleh anggota komunitas sepeda

Fixie Bike Makassar bahwa “Pengendara sepeda yang sering melakukan kegiatan

bersepeda dan dalam jarak yang relatif jauh dan waktu yang lama, sering mengeluhkan

kram pada kaki ada beberapa faktor yang menimbulkan kram tersebut yaitu posisi

yang kurang bagus ketika berkendara, posture badan yang buruk dan teknik bersepeda

dan model sepeda itu sendiri” (Irwan kahar, ketua FBI makassar).

Kelebihan latihan terjadi ketika pemulihan tidak seiring dengan beban kerja

yang dilakukan. Semakin lama durasi bersepeda, semakin besar pula beban kerjanya

(Barry Et Al, 2010). Sesuai dengan penelitian bahwa umumnya pengendara yang

mempunyai durasi baik yang tidak merasakan kram sebesar 59,2%, dikarenakan tidak

bersepeda melebihi durasi 30-40 menit yang dapat menyebabkan kelebihan beban kerja

pada anggota geraknya.

Adanya perbedaan antara hasil penelitian dan teori disebabkan oleh beberapa

faktor yang kemungkinan mempengaruhi hasil penelitian ini. Pertama umumnya kram

yang dirasakan disebabkan oleh posisi yang salah atau tidak ergonomis yang membuat

adanya mikrotrauma pada kaki seperti yang di ungkapkan dari hasil wawancara

lapangan terhadap ketua Komunitas Fixie Bike Makassar. Selain itu karena responden

tidak konstant bersepeda selama 30-40 menit, tiap beberapa menit responden

beistirahat sehingga ada kesempatan merileksasikan kaki untuk menurunkan terjadinya

kontraksi otot yang berlebihan atau berulang.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

57

3. Hubungan lama menjadi anggota terhadap timbulnya kram kaki

Berdasarkan lamanya menjadi anggota FBI, sampel dengan kategori ≤ 12 bulan

berjumlah 19 orang, yang mengalami kram 11 orang dan tidak ada kram 8 orang.

Sampel dengan kategori 13-18 bulan berjumlah 3 orang, yang mengalami kram 2

orang dan tidak kram 1 orang. Sampel dengan kategori 19-24 bulan berjumlah 14

orang, yang mengalami kram dan tidak kram sama-sama berjumlah 7 orang.

Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa aktivitas yang dilakukan

secara terus menerus dalam jangka waktu bertahun-tahun dapat mengakibatkan

gangguan pada tubuh (tobing, 1996).

Tekanan melalui fisik (beban kerja) pada suatu waktu tertentuk mengakibatkan

berkurangnya kinerja otot, gejala yang ditunjukkan juga berupa pada makin rendahnya

gerakan. Keadaaan ini tidak hanya disebabkan oleh suatu sebab tunggal seperti terlalu

kerasnya beban kerja, namun juga oleh tekanan–tekanan yang tera-kumulasi setiap

harinya pada suatu masa yang panjang. Keadaan seperti ini yang berlarut–larut

mengakibatkan memburuknya kesehatan, yang disebut juga kelelahan klinis atau

kronis (Budiono dkk, 2003).

Latihan dan olahraga dimaksudkan untuk menjadi sehat, tetapi hal ini dapat

menyebabkan cedera ketika terjadi cedera akibat dari teknik olahraga yang tidak baik,

tidak seharusnya atau tidak melakukan peregangan sebelum olaraga. Jika hal ini terus

berlanjut dan tidak memperdulikan rasa sakit yang ditimbulkan bisa menyebabkan

kerusakan lebih lanjut.

4. Hubungan aktivitas lainnya terhadap timbulnya kram kaki

Berdasarkan ada atau tidaknya aktivitas lainnya yang bisa mnjadi faktor

timbulnya kram kaki pada responden, dari hasil pengambilan data diperoleh jumlah

sampel terbanyak adalah pada kategori tidak ada aktivitas lainnya sebanyak 21 orang

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

58

dan ada aktivitas lainnya sebanyak 15 orang. Pada kategori tidak ada aktivitas lainnya

yang mengalami kram kaki berjumlah 11 orang, sedangkan yang tidak mengalami

kram kaki sebanyak 10 orang. Sedangkan pada kategori ada aktivitas lainnya sampel

yang merasakan adanya kram kaki berjumlah 9 orang, sedangkan yang tidak

mengalami kram berjumlah 6 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya aktivitas lain pada kaki juga

bisa menjadi pendorong terjadinya kram kaki pada responden selain akibat dari

bersepeda, menurut teori nyeri yang bersifat myofascial pain syndrome (MPS) dapat

timbul akibat trauma tiba-tiba, mikro trauma, atau kerja otot yang berlebihan.

(Warfield et al. 2002).

5. Hubungan pengetahuan posisi yang baik terhadap timbulnya kram

Berdasarkan tingkat pengetahuan posisi bersepeda yang baik, umumnya

responden mengetahui posisi yang baik yaitu sebanyak 33 orang dan yang tidak

mengetahui posisi yang baik berjumlah 3 orang. Pada kategori mengetahui posisi yang

baik distribusi kram kaki yaitu ada kram sebanyak 18 orang, dan tidak ada kram

sebanyak 15 orang. Pada kategori tidak mengetahui posisi yang baik, responden yang

menyatakan ada kram 2 orang dan yang menyatakan tidak ada kram berjumlah 1

orang.

Terbentuknya perilaku baru pada seseorang dimulai dari seseorang tahu dahulu

terhadap stimulus yang berupa materi atau obyek diluarnya sehingga menimbulkan

pengetahuan baru pada seseorang tersebut. Menurut Notoatmodjo (1993) pengetahuan

merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

obyek tertentu melalui panca indera manusia. Pengetahuan responden mengenai posisi

bersepeda yang baik sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kram yang muncul

khususnya dalam hal ini kram pada kaki. Kurangnya pengetahuan dapat berpengaruh

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

59

pada tindakan yang akan dilakukan, karena menurut Green (1980) yang dikutip dari

Notoatmodjo (1993) bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi

untuk terjadinya perilaku.

Dengan melihat hasil pengambilan data bahwa responden yang mengetahui

posisi baik dan tidak merasakan kram lebih banyak daripada yang merasakan kram

maka sesuai dengan teori menurut Notoatmodjo (1993) pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt

behavior) dan dikatakan pula bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih

langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki kelebihan sekaligus kekurangan yang hendaknya

diperhatikan untuk penelitian selanjutnya :

1. Pada saat penelitian responden datang dengan tidak membawa sepeda yang

digunakan, responden yang tidak membawa sepeda sendiri dilakukan

pengambilan data dengan meminjam sepeda yang serupa, penelitian tidak

adekuat karena peneliti tidak mengintruksikan sebelumnya untuk membawa

sepeda responden masing-masing. Hal ini akan mempengaruhi penilaian posisi

bersepeda.

2. Pada saat dilakukan penelitian, ada beberapa responden tidak kooperatif dalam

pengambilan kuesioner, beberapa responden juga tidak ikut dari pengambilan

data posisi.

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

60

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian mengenai Hubungan Antara Kejadian

Kram Kaki Dengan Bersepeda Pada Pengendara Sepeda Fixie Di Kota Makassar,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian distribusi pengendara sepeda yang

mengalami keluhan kram kaki dari 36 sampel yang menyatakan ada kram kaki

sebanyak 20 orang , sedangkan yang tidak merasakan kram kaki berjumlah 16

orang.

2. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian, didapatkan tidak ada hubungan antara

lamanya durasi bersepeda dengan timbulnya kram kaki pada Komunitas Fixie

Bike Makassar

3. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian, didapatkan adanya hubungan antara

posisi bersepeda yang tidak baik terhadap timbulnya kram kaki pada

Komunitas Fixie Bike Makassar.

B. Saran-Saran

1. Disarankan kepeda pengendara sepeda untuk menyesuaikan posisi bersepeda

dengan posisi yang disarankan untuk mencegah timbulnya non-traumatic

injuries ketika bersepeda.

2. Perlu adanya perbaikan bentuk ergonomis dari sepeda sehingga pengendara

sepeda dapat berkendara dengan baik tanpa perlu takut timbulnya cedera-

cedera traumatic yang menimbulkan kram dan mengganggu aktivitas sehari-

hari.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

61

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan metode penelitian dan instrumen

yang lebih tepat untuk mengontrol faktor perancu dan mengingat bahwa masih

kurangnya data serta penelitian mengenai masalah ini, khusunya di Indonesia.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

62

DAFTAR PUSTAKA

Barry,Dede demet,et al.(2010).Bersepeda Untuk Kebugaran.Penerbit:Pakar

raya.Bandung.

Basoeki. 2005.Diakses di http://weningkusuma.blogspot.com/2012/07/kram-otot.html

pada hari minggu 1 juli 2012.

Budiono, Sugeng, A.M. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : Badan

penerbit UNDIP.

Cohen, C. Gloria. 1993. Cycling Injuries. Diakses dari http://www.bjm.com/archive

pada tanggal 31 Desember 2012.

Corwin, Elizabeth. J. (2000). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Couper. (2006). Evaluating The Effectiveness Of Visual Analogue Scale. Diakses dari

http://www.portal.acm.org pada tanggal 5 agustus 2012.

Ganong, W.F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.EGC : Jakarta

Gerwin, D. Robert. 2001. Classification, Epidemiology, and Natural History of

Myofascial Pain Syndrome. Diakses dari www.painpoints.com pada tanggal 21

oktober 2012.

Mohammad.(2001).Diakses dari http://weningkusuma.blogspot.com/2012/07/kram-

otot.html pada hari minggu 1 juli 2012.

Nealy, William (1994). "Mountain Bike - A Manual of Beginning to Advanced

Technique". Menasa Ridge Press ISBN 0-89732-114-6.

Nordin, Margaretta. (2001). Basic Biomechanic of the Musculoskeletal System 3rd

Edition. New York

Notoatmodjo, Soekidjo. 1997. Prinsip–Prinsip Dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (1993). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Kesehatan. Yogyakarta. Andi Offset.

Patrick K, Spear B, Holt K, Sofka D, eds. 2001. Bright Futures in Practice: Physical

Activity. Arlington, VA: National Center for Education in Maternal and Child

Health.

Price, S.A & Wilson, L.M.. (1995). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit.

Jakarta : EGC.

Rivara, P. Frederick et al. 1997. Epidemiology Of Bicycle Injuries and Risk Factor For

Serious Injury. Diakses dari http://www.bjm.com/archive pada tanggal 31

Desember 2012.

Suma‟mur PK. 1999. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakata: CV Haji Masagung

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

63

Santoso, Gunawan (2011). Kram kaki saat bersepeda. Diakses dari http://b2w-

indonesia.or.id/bacanote/kaki_kram_saat_bersepeda

Tisher, C.C & Wilcox, C.S.(1995). Nefrologi. Jakarta :EG

Weiss, D Barry. (1995). Nontraumatic Injuries In Amateur Long Distance Bicyclist.

Diakses dari http://www.sportsmed.org pada tanggal 6 agustus 2012.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

64

LAMPIRAN

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

65

Hasil Olah Data

Durasi

durasi * kram kaki Crosstabulation

Count

kram kaki

Total tidak ada ya

durasi tidak baik 1 3 4

baik 15 17 32

Total 16 20 36

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .689a 1 .406

Continuity Correctionb .088 1 .767

Likelihood Ratio .726 1 .394

Fisher's Exact Test .613 .392

Linear-by-Linear Association .670 1 .413

N of Valid Casesb 36

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.78.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 66: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

66

Posisi

posisi * kram kaki Crosstabulation

Count

kram kaki

Total tidak ada ya

Posisi tidak baik 11 18 29

baik 5 2 7

Total 16 20 36

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2.563a 1 .109

Continuity Correctionb 1.385 1 .239

Likelihood Ratio 2.589 1 .108

Fisher's Exact Test .204 .120

Linear-by-Linear Association 2.491 1 .114

N of Valid Casesb 36

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.11.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 67: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

67

Umur

umur * kram Crosstabulation

kram

Total tidak kram kram

umur <20 tahun Count 7 9 16

% of Total 19.4% 25% 44.4%

20-29 tahun Count 10 10 20

% of Total 38.5% 38.5% 55.5%

Total Count 17 19 36

% of Total 47.2% 52.7% 100.0%

Lama menjadi anggota

lama menjadi anggot * kram Crosstabulation

kram

Total tidak kram kram

lama menjadi anggot < 12 bulan Count 8 11 19

% of Total 22.2% 30.5% 52.7%

12 - 18 bulan Count 1 2 3

% of Total 2.7% 5.5% 8.3%

19 - 24 bulan Count 6 9 15

% of Total 16.6% 25% 41.6%

Total Count 15 22 36

% of Total 41.6% 61.1% 100.0%

Page 68: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

68

Aktivitas lainnya

aktivitas lainnya * kram Crosstabulation

Kram

Total tidak ada kram Ada kram

Aktivitas lainnya ada Count 6 9 15

% of Total 16.6% 25% 41.6%

tidak ada Count 10 11 21

% of Total 27.7% 30.5% 58.3%

Total Count 16 20 36

% of Total 44.4% 55.5% 100.0%

Pengetahuan posisi yang baik

pengetahuan posisi yang baik * kram Crosstabulation

kram

Total tidak ada kram ada kram

pengetahuan posisi yang

baik

tahu Count 15 1 16

% of Total 41.6% 2.7% 44.4%

tidak tahu Count 1 19 20

% of Total 2.7% 52.7% 55.5%

Total Count 16 20 36

% of Total 44.4% 55.5% 100.0%

Page 69: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

69

Lampiran informed consent

Kesediaan menjadi responden

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Alamat :

Dengan ini, saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk digunakan sebagaimana

mestinya.

Makassar, Oktober

2012

Responden

Page 70: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

70

NO

.

umur Brp lama

menjdi

anggota

Riwayat

trauma

Ada/tdk

ada kram

Hobi

lain

Pengetahu

an posisi

yang baik

Aktivitas

lainnya

Posisi Durasi VAS

1 19 tahun

12

bulan

Tidak ada Tidak Ya Ya Ya Tdk baik Tdk baik 0

2 23 tahun

24

bulan

Tidak ada Ya Ya Tidak Tidak Tdk baik Baik 0

3 20 tahun

24

bulan

Tidak ada Tidak Tidak Ya Ya Baik Baik 0

4 17 tahun

12

bulan

Tidak ada Ya Ya Tidak Ya Tdk baik Baik 0

5 20 tahun

12

bulan

Tidak ada Tidak Ya Ya Ya Tdk baik Baik 0

6 27 tahun

18

bulan

Tidak ada Ya Tidak Tidak Tidak Tdk baik Baik 0

7 21 tahun

12

bulan

Tidak ada Tidak Ya Ya Tidak Tdk baik Baik 0

8 22 tahun

12

bulan

Tidak ada Tidak Ya Ya Tidak Tdk baik Baik 0

9 19 tahun

8

bulan

Tidak ada Tidak Ya Ya Tidak Tdk baik Baik 0

10 23 tahun

24

bulan

Tidak ada Tidak Ya Ya Tidak Tdk baik Baik 0

11 24 tahun

24

bulan

Tidak ada Ya Ya Tidak Ya Tdk baik Tdk baik 0

12 27 tahun

24

bulan

Tidak ada Ya Tidak Tidak Ya Tdk baik Baik 1

13 20 tahun

24

bulan

Tidak ada Tidak Tidak Ya Tidak Baik Baik 0

14 20 tahun

24

bulan

Tidak ada Tidak Tidak Ya Tidak Tdk baik Baik 0

15 18 tahun

24

bulan

Tidak ada Tidak Ya Ya Tidak Tdk baik Baik 0

16 23 tahun

12

bulan

Tidak ada Ya Ya Tidak Ya Tdk baik Baik 0

17 22 tahun

24

bulan

Tidak ada Tidak Ya Ya Ya Tdk baik Baik 0

18 20 tahun

12

bulan

Tidak ada Tidak Ya Ya Ya Tdk baik Baik 0

19 21 tahun

12

bulan

Tidak ada Ya Ya Tidak Tidak Tdk baik Baik 0

20 20 tahun

24

bulan

Tidak ada Ya Ya Tidak Ya Tdk baik Baik 0

21 22 tahun

24

bulan

Tidak ada Ya Ya Tidak Tidak Tdk baik Baik 0

22 26 tahun

12

bulan

Tidak ada Ya Ya Tidak Tidak Tdk baik Tdk baik 0

23 25 tahun

12

bulan

Tidak ada Ya Ya Tidak Tidak Tdk baik Baik 0

24 22 12 Tidak ada Ya Tidak Tidak Tidak Tdk baik Baik 0

Page 71: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

71

tahun bulan

25 24 tahun

9

bulan

Tidak ada Tidak Tidak Ya Tidak Baik Baik 0

26 21 tahun

24

bulan

Tidak ada Ya Ya Tidak Ya Baik Tdk baik 0

27 21

tahun

12

bulan

Tidak ada Ya Tidak Ya Ya Tdk baik Baik 0

28 17

tahun

9

bulan

Tidak ada Ya Ya Tidak Ya Baik Baik 1

29 19

tahun

10

bulan

Tidak ada Tidak Ya Ya Tidak Baik Baik 0

30 22

tahun

24

bulan

Tidak ada Tidak Ya Ya Tidak Baik Baik 0

31 21

tahun

20

bulan

Tidak ada Ya Ya Tidak Tidak Tdk baik Baik 0

32 19

tahun

17

bulan

Tidak ada Ya Ya Tidak Tidak Tdk baik Baik 0

33 22

tahun

10

bulan

Tidak ada Ya Ya Tidak Tidak Tdk baik Baik 0

34 20

tahun

12

bulan

Tidak ada Ya Ya Tidak Tidak Tdk baik Baik 0

35 19

tahun

16

bulan

Tidak ada Tidak Ya Tidak Ya Tdk baik Baik 1

36 23

tahun

6

bulan

Tidak ada Ya Ya Tidak Ya Tdk baik Baik 1

Page 72: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

72

QUESIONER PENELITIAN

Hubungan Antara Aktivitas Bersepeda dengan Kram Kaki

pada Anggota Komunitas Fixie Bike Makassar Tahun 2012

A. Identifikasi Responden

Hari / tanggal :

Nama :

Usia :

Kapan mulai aktif bersepeda :

Merasa kram pada kaki : ya / tidak

Riwayat penyakit paru-paru obstruktif kronik : ada / tidak

Aktivitas rutin lainnya : ada (berenang, sepak bola, futsal, dll (sebutkan . . .)) /

tidak

Petunjuk pengisisan kuesioner : Jawab pertanyaan dengan memilih salah satu

jawaban. Beri tanda (X) pada pilihan yang dianggap paling tepat.

1. Seberapa sering anda melakukan aktivitas bersepeda?

a. 1 – 2 kali seminggu

b. 3 – 5 kali seminggu

2. Berapa lama durasi anda saat melakukan aktivitas bersepeda?

a. Kurang dari 30 menit

b. Minimal 30 menit

Page 73: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

73

3. Seberapa jauh jarak anda ketika melakukan aktivitas bersepeda?

a. Kurang dari 13,5 km

b. Minimal 13,5 km

“TERIMA KASIH”

Page 74: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

74

Page 75: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

75

Dokumentasi

Page 76: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

76

Page 77: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

77

Page 78: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

78

Page 79: HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KRAM KAKI DENGAN …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2019-12-25 · 3 ABSTRAK HARVINA MUKRIM. Hubungan Antara Kejadian Kram Kaki

79

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Harvina Mukrim

Tempat/Tanggal Lahir : Sidrap/ 11 september 1991

Agama : Islam

Alamat : Nusa Tamalanrea Indah Blok.FD.28

Nama Orang Tua

- Ayah : Drs.H.Mukrim Idrus M.M

- Ibu : Hj. A.Darwisa S.Pd, M.Si

Pekerjaan Orang Tua

- Ayah : PNS

- Ibu : PNS

Riwayat Pendidikan :

1. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Lasusua Kolaka Utara

2. Madrasah Tsanawiah Negeri Lasusua Kolaka Utara

3. SMA Negeri 1 Lasusua Kolaka Utara

4. Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin