HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN...
i
HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP N
2 SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
MUNJIATUN
NIM: 111-11-192
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
ii
iii
HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP N
2 SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
MUNJIATUN
NIM: 111-11-192
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
iv
v
vi
vii
viii
MOTO
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki
dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.” (Q.S. An-Nisaa’:1)
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Orang tuaku Bapak Rohmat, dan Ibu Ngatirah yang sudah banyak
pengorbanannya tanpa letih maupun pamrih dalam merawat dan
mendidikku, semoga selalu dalam limpahan kasih sayang Allah Swt. dunia
dan akhirat.
2. Adikku Arif Rahman dan Khoirul Huda yang selalu memberi semangat,
semoga selalu diberi kesehatan dan dimudahkan dalam menggapai cita-
citanya, thank’s for all.
3. Kakakku mas Mahmudi yang selalu memberikan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini, semoga selalu diberi kesehatan dan
mendapatkan istri yang sholehah.
4. Keponakan-keponakanku Riski, Putri, dan si kecil Rehan yang selalu
memberi keceriaan, semoga selalu diberi kesehatan.
5. Sahabatku Lely, Khusnul, dan si Coy serta teman-teman PAI angkatan
2011.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa
tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-
sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak
mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Skripsi yang berjudul “Hubungan antara Keharmonisan Keluarga
dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas IX di SMP N 2 Suruh, Kec. Suruh,
Kab. Semarang Tahun Ajaran 2016” ini disusun untuk melengkapi syarat-
syarat mencapai gelar Sarjana (S1) Pendidikan Agama Islam pada Fakultas
Tarbiyah dam Ilmu Keguruan (FTIK) di IAIN Salatiga, meskipun bentuknya
masih sederhana serta banyak kekurangan.
Ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya dari hati sanubari yang paling
dalam penulis sampaikan kepada Yth:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd.,selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M. Ag., selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.
xi
4. Ibu Hj. Maslikhah, S. Ag., M. Si., selaku pembimbing yang telah
mengarahkan dan memberi petunjuk serta meluangkan waktu dan perhatian
dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian akademik IAIN
Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.
6. Ibu Umi Mazro’ah, S. pd., selaku Kepala Sekolah di SMP N 2 Suruh, guru-
guru, dan siswa-siswi SMP N 2 Suruh yang telah membantu penulis dalam
penelitian skripsi.
7. Teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan
selama menempuh studi, khususnya dalam proses penyusunan proses skripsi
ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki baik dalam isi maupun metodologi. Untuk itu
penulis selalu mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak guna perbaikan naskah di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini
bermanfaat untuk penulis sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Salatiga, 13 September 2016
Penulis
xii
ABSTRAK
Munjiatun. 2016. Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga Dengan Motivasi
Belajar Siswa Kelas IX di SMP N 2 Suruh, Kec. Suruh, Kab. Semarang
Tahun 2016. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Hj. Maslikhah, S. Ag., M. Si..
Kata Kunci: Keharmonisan keluarga dan motivasi belajar.
Keharmonisan keluarga mempengarhi motivasi belajar siswa. Idealitas ini
tidak teradi pada kondisi siswa kelas IX di SMP N 2 Suruh terdapat siswa dengan
latar belakang keluarga harmonis tetapi tidak memiliki motivasi belajar yang
tinggi. Begitu juga sebaliknya, keluarga yang kurang harmonis tetapi anak
memiliki motivasi belajar yang tinggi. Penelitian ini merupakan upaya untuk
mengetahui hubungan keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa kelas
IX di SMP N 2 Suruh tahun 2016. Penelitian ini untuk menjawab pertanyaan: (1)
Bagaimanakah variasi keharmonisan keluarga pada orang tua siswa kelas IX. (2)
Bagaimanakah variasi motivasi belajar siswa. (3) Apakah ada hubungan yang
positif dan signifikan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa
kelas IX.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian
ini sejumlah 175 siswa. Sampel dalam penelitian sejumlah 44 siswa. Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data
dengan menggunakan analisis pendahuluan dan analisis uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Variasi keharmonisan keluarga
terdapat 4 kategori yaitu keharmonisan keluarga kategori sangat tinggi sebesar
36,36%, kategori tinggi sebesar 47,73%, kategori sedang sebesar 11,36%, dan
kategori rendah sebesar 4,55%. (2) Variasi motivasi belajar terdapat 4 kategori
yaitu motivasi belajar kategori sangat tinggi sebesar 4,55%, kategori tinggi
sebesar 43,18%, kategori sedang sebesar 31,82 %, dan kategori rendah sebesar
20,45%. (3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara keharmonisan
keluarga dengan motivasi belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan
membandingkan rt dengan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0,297 dengan hasil
yang diperoleh (rh) sebesar 0,302, dengan demikian rh > rt (0,302 > 0,297). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa rh > rt (0,302 > 0,297) berarti korelasi product moment
tersebut signifikan. Hal ini berarti, semakin tinggi keharmonisan dalam keluarga
semakin tinggi pula tingkat motivasi belajar siswa.
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................ i
LEMBAR BERLOGO .................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
ABSTRAK ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 9
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 9
F. Definisi Operasional....................................................................... 10
G. Metode Penelitian........................................................................... 14
H. Analisis Data .................................................................................. 17
I. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................ 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 20
A. Keharmonisan Keluarga ................................................................. 20
B. Motivasi Belajar ............................................................................. 33
C. Hubungan Keharmonisan Keluarga dengan Motivasi Belajar
Siswa .............................................................................................. 58
xiv
BAB III HASIL PENELITIAN ....................................................................... 60
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 60
B. Penyajian Data .............................................................................. 67
BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................. 72
A. Analisis Deskriptif ......................................................................... 72
B. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 83
C. Pembahasan hasil uji Hipotesis ...................................................... 86
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 87
A. Kesimpulan.................................................................................... 87
B. Saran-saran .................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xv
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Identitas sekolah ........................................................................... 61
TABEL 3.2 Alamat sekolah ............................................................................. 61
TABEL 3.3 Dokumen Perijinan sekolah ......................................................... 61
TABEL 3.4 Sarana prasarana belajar mengajar ............................................... 64
TABEL 3.5 Data guru dan karyawan di SMP N 2 Suruh ................................ 65
TABEL 3.6 Jumlah siswa tahun ajaran 2016/2017 .......................................... 67
TABEL 3.7 Data nama Responden .................................................................. 67
TABEL 3.8 Klasifikasi Hasil Angket Keharmonisan Keluarga ...................... 69
TABEL 3.9 Klasifikasi Hasil Angket motivasi belajar .................................... 70
TABEL 4.1Petunjuk penilaian Angket ............................................................ 73
TABEL 4.2 Skor dari angket keharmonisan keluarga ..................................... 73
TABEL 4.3Interval Keharmonisan keluarga ................................................... 74
TABEL 4.4 Skor dan kategori keharmonisan keluarga ................................... 75
TABEL 4.5 Prosentase keharmonisan keluarga............................................... 77
TABEL 4.6 Petunjuk penilaian angket motivasi belajar .................................. 78
TABEL 4.7 Hasil angket motivasi belajar ....................................................... 78
TABEL 4.8 Interval motivasi belajar ............................................................... 80
TABEL 4.9 Skor dan kategori hasil motivasi belajar ...................................... 80
TABEL 4.10 Interval motivasi belajar ............................................................. 82
TABEL 4.11 Prosentase motivasi belajar ........................................................ 83
TABEL 4.12 Tabel kerja untuk Mencari Koefisien antara Keharmonisan
Keluarga dengan Motivasi Belajar Siswa ................................... 84
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Tugas Pembimbing Skripsi
2. Lembar Konsultasi Skripsi
3. Surat Permohonan Izin Penelitian
4. Daftar Nama Responden
5. Angket Penelitian
6. Tabel distribusi r product moment
7. Surat Keterangan Penelitian
8. Daftar Nilai SKK
9. Daftar Riwayat Hidup
10. Dokumentasi Di SMP N 2 Suruh
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga dipandang sebagai lembaga yang dapat memenuhi
kebutuhan insani (manusiawi), terutama bagi pengembangan
kepribadiannya dan pengembangan ras manusia. Melalui perlakuan dan
perawatan yang baik dari orang tua, anak dapat memenuhi kebutuhannya,
baik kebutuhan fisik-biologis, maupun kebutuhan sosio-psikologisnya.
Apabila anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, maka ia
cenderung berkembang menjadi pribadi yang sehat (Yusuf, 2008:27).
Pandangan semacam ini akan mempunyai dampak positif bagi
penghayatan hidup berkeluarga. Seluruh anggota keluarga tidak hanya
dipandang sebagai partner hidup. Namun, keluarga juga diberi amanat dari
Allah Swt yang harus dijaga. Penjagaannya tentu harus sesuai dengan
kaidah yang telah diberikan dari sang pemberi amanat tersebut.
Anak adalah amanah Allah Swt yang dititipkan kepada orang tua.
Sebagai amanah, kehadiran anak ditengah keluarga harus disyukuri. Salah
satu cara mensyukuri anak adalah orang tua mendidiknya dengan baik agar
menjadi genersi yang berkualitas (Mustaqim, 2005: 21). Mendidik anak di
dalam keluarga harus didasari dengan kasih sayang. Kasih sayang orang
tua akan menjadikan anak merasa nyaman bersama keluarga.
xviii
Tujuan pembentukan keluarga adalah meneruskan keturunan atau
regenerasi yang berkualitas sesuai tuntunan agama. Oleh karena itu, anak
sebagai amanah Allah Swt. harus dapat dilindungi dan dididik menjadi
anak yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Pembinaan agama bagi
anak adalah menjadi tanggung jawab mendasar bagi orang tua. Faktor
yang menentukan terbelenggunya proses pendidikan dalam keluarga,
manakala kehidupan dan suasana anggota keluarga senantiasa harmonis
terutama antara ayah dan ibu tidak mengalami konflik.
Salah satu fungsi dan tanggung jawab orang tua yang mendasar
terhadap anak adalah memperhatikan pendidikannya dengan serius.
Memperhatikan pendidikan anak, bukan hanya sebatas memenuhi
pelengkapan belajar anak atau biaya yang dibutuhkan. Melainkan yang
terpenting adalah memberikan bimbingan dan pengarahan serta motivasi
kepada anak, agar anak berprestasi dalam belajar. Oleh karena itu, kedua
orang tua bertanggungjawab dalam memperhatikan pendidikan anak, baik
perlengkapan kebutuhan sekolah atau belajar maupun dalam kegiatan
belajar anak. Perceraian orang tua ini diperkirakan mempengaruhi prestasi
belajar anak, baik dalam bidang studi agama maupun dalam bidang yang
lain. Anak yang orang tuanya bercerai lebih rendah nilainya dibandingkan
nilai anak sebelum orang tuanya bercerai (Jamaludin, 2011:58).
Perhatian terhadap pendidikan anak yang orang tuanya mengalami
perceraian dikhawatirkan kurang dapat memberikan perhatian yang
sesungguhnya terhadap pendidikan anak, apalagi ayah dan anak sudah
xix
tinggal berjauhan dan ayah sudah beristri, maka sedikit banyaknya akan
mengurangi perhatian ayah terhadap pendidikan anak. Orang tua juga turut
bertanggungjawab dalam pembiayaan pendidikan anak. Frekuensi
pertemuan antara anak dan ayah juga tergolong baik, maka hal demikian
akan mendukung prestasi belajar anak. Sabda Rasulullah Saw yang
diriwayatkan Imam Tirmidzi dapat menguatkan pendapat di atas.
سا نو زانو أو يمج كل مى لىد يى لد عل الفطزة فأبىاه يهى دانو أو ينص
()رواه ا لتز مذي
Anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah (kecencerungan
untuk percaya kepada Allah), maka orang tuanyalah yang menjadikan
anak tersebut Yahudi, Nasrani, ataun Majusi, (HR. Imam Tirmidzi)
Pola pendidikan berbasis keteladanan dalam keluarga sangat
menentukan kepribadian anak pada masa depan, semakin banyak
keteladanan yang diberikan oleh keluarga kepada anak, semakin kuat
pengaruh hal-hal positif terhadap pembentukan kepribadiannya
(Mustaqim, 2005:32).
Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan yang
terlepas dari faktor lain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang
melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa
suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari
luar sebagai upaya lain yang tak kalah pentingnya (Djamarah, 2011:152).
Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang itu dalam
xx
pembahasan ini disebut motivasi. Motivasi adalah gejala psikologis dalam
bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tiak sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa juga
dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya (Djamarah, 2011:152).
Keluarga merupakan hal yang lebih penting dalam hidup ini,
karena di sinilah dasar kepribadian anak dibentuk. Menurut transaksi yang
berlaku di dalam keluarga, anak-anak membentuk gagasan-gagasan
(pikiran) tentang kehidupan bagi dirinya sendiri untuk berhubungan
dengan orang lain, suatu cita-cita yang akan membentuk prinsip-prinsip
yang menuntun dalam hidup seorang anak di sepanjang hayat. Jika situasi
kehidupan keluarga dapat mengembangkan iklim yang membuka
kesempatan kepada anak untuk memperoleh perasaan ikut memiliki, maka
sikap tidak mampu menyesuaikan diri dan penyakit jiwa tak akan terjadi
dalam diri anak.
Perlakuan orang tua yang penuh kasih sayang dalam pendidikan
nilai-nilai kehidupan, baik nilai agama maupun nilai sosial budaya. Kasih
sayang orang tua yang diberikan kepada anak merupakan faktor yang
kondusif untuk mempersiapan anak menjadi pribadi dan warga masyarakat
yang sehat dan produktif. Kasih sayang orang tua sangat mempengaruhi
mental dan kepribadian anak.
xxi
Seorang anak akan memiliki kepribadian kurang baik apabila di
dalam keluarga kurang harmonis. Kehidupan keluarga sering terjadi suatu
permasalahan dan orang tua kurang dapat mengendalikan emosionalnya
dan mementingkan keegoisannya masing-masing, sehingga masalah orang
tua akan menjadi besar dan memicu konflik yang berkepanjangan dan
pada akhirnya orang tua becerai. Perceraian tersebut akan membuat
kepribadian anak menjadi terganggu. Pada akhirnya anak akan menjadi
korban dari orang tuannya dan mereka bingung akan ikut dengan siapa.
Kasih sayang dari keluarga juga berkurang sehingga anak tidak bisa
merasakan kehangatan kasih sayang dalam sebuah keluarga. Kondisi
sebaliknya ada keluarga yang harmonis akan berdampak positif bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Lebih khusus lagi bagi pendidikan
anak. Sebuah keluarga yang harmonis akan menciptakan suatu hubungan
yang anggota keluarganya saling menghormati, menghargai, tentunya
orang tua memberikan perhatian terhadap anak. Bukan hanya perhatian
dalam hal kasih sayang tetapi juga memperhatikan pendidikan anak.
Perhatian orang tua akan membuat anak termotivasi dalam aktivitas
belajar.
Aminah (2010:53) memberikan teori antara keharmonisan
keluarga dengan motivasi belajar siswa, bahwa dalam sebuah keluarga
tercipta suatu hubungan yang harmonis maka akan tercipta motivasi yang
tinggi dari seorang anak. Hal ini berlaku sebaliknya apabila dalam
keluarga tersebut tidak tercipta suatu keharmonisan maka motivasi anak
xxii
akan rendah. Hubungan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi
belajar anak memiliki pengaruh yang positif bagi pendidikan anak.
Keharmonisan keluarga yaitu keluarga yang rukun berbahagia,
tertib, disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam
kebajikan, memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling
menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti pada yang lebih tua,
mencintai ilmu pengetahuan dan memanfaatkan waktu luang dengan hal
yang positif dan mampu memenuhi dasar keluarga (Basri, 1996:111).
Motivasi merupakan dorongan individu untuk melakukan sesuatu seperti
yang diinginkan, atau dikehendakinya. Motivasi sebagai gejala psikologi
menjadi amat penting dalam pengembangan dan pembinaan potensi
individu. Potensi motivasi ini menjadi satu kekuatan seseorang untuk
melakukan sesuai dengan yang diinginkan serta tingkat kekuatannya untuk
mencapai keinginannya tersebut (Hasan, 1994:42).
Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Tugas seorang Ayah
adalah memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya, agar
seorang anak menjadi sukses. Apabila keluarga kita menjadi sukses, maka
kebutuhan hidup dalam keluarga akan terpenuhi. Orang tua yang mengerti
akan kebutuhan anak selalu menyiapkan sarana pendidikan dan juga
memberikan motivasi agar anak bersemangat untuk belajar. Tugas orang
tua adalah sebagai guru atau pendidik yang utama dan pertama di dalam
rumah tangga dalam menumbuhkan dan mengembangkan kekuatan mental
xxiii
dan fisik anak. Dengan demikian, keluarga merupakan lembaga
pendidikan yang pertama dan utama.
Hubungan keluarga yang sehat dan bahagia menimbulkan
dorongan berprestasi, sedangkan hubungan yang tidak sehat dan tidak
bahagia menimbulkan ketegangan emosional yang biasanya memberi efek
yang buruk pada kemampuan berkonsentrasi dan kemampuan berprestasi.
Lingkungan keluarga yang harmonis, kondusif, bahagia, menyenangkan
dapat memotivasi anak untuk belajar dan menimbulkan dorongan
berprestasi pada siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan observasi awal bahwa dalam sebuah keluarga yang
harmonis anak tersebut memiliki motivasi belajar yang tinggi, dan
sebaliknya dalam keluarga yang kurang harmonis, anak dalam keluarga
tersebut memiliki motivasi yang rendah. Ada sebuah keluarga yang
memiliki keharmonisan tinggi tetapi anak tersebut memiliki motivasi
belajar yang rendah. Begitu juga sebaliknya, keluarga yang kurang
harmonis tetapi motivasi anak dalam sebuah keluarga tersebut sangat
tinggi.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “HUBUNGAN ANTARA
KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 2 SURUH KECAMATAN
SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016”. Apabila penelitian
ini tidak segera dilakukan dimungkinkan dapat merugikan banyak pihak
xxiv
termasuk bagi siswa sendiri, sebaliknya apabila penelitian ini segera
dilakukan akan memberi manfaat yang besar bagi orang tua dan siswa.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah variasi keharmonisan keluarga pada orang tua siswa
kelas IX di SMP N 2 SURUH Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang
tahun 2016?
2. Bagaimanakah variasi motivasi belajar siswa kelas IX SMP N 2
SURUH Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2016?
3. Apakah ada hubungan positif dan signifikan antara keharmonisan
keluarga dengan motivasi belajar siswa kelas IX SMP N 2 SURUH
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2016?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui tentang:
1. Variasi keharmonisan keluarga orangtua siswa kelas IX SMP N 2
SURUH Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun 2016
2. Variasi motivasi belajar siswa kelas IX SMP N 2 SURUH Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang tahun 2016
3. Hubungan yang positif dan signifikan antara keharmonisan keluarga
dengan motivasi belajar siswa kelas IX SMP N 2 SURUH Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang tahun 2016.
xxv
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu kebenaran sementara yang ditentukan
oleh peneliti, tetapi masih harus dibuktikan atau ditegaskan, atau diuji
kebenarannya (Arikunto, 1998:20). Hipotesis dalam penelitian ini adalah
ada hubungan yang positif dan signifikan antara keharmonisan keluarga
dengan motivasi belajar siswa kelas IX SMP N 2 SURUH Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang tahun 2016.
E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat teoritis atau
manfaat praktis, yaitu :
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
perkembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang berpengaruh
terhadap motivasi belajar siswa.
b. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah khasanah dunia
pustaka tentang keharmonisan keluarga dan motivasi belajar.
c. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan
ilmu bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna menjadikan
penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya
yang belum tercakup dalam penelitian ini.
xxvi
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan masukan kepada orang tua siswa agar dapat
menciptakan kehamonisan keluarga yang dapat menimbulkan dan
meningkatkan motivasi belajar anak.
b. Untuk memberika masukan kepada guru untuk dapat ikut
membangunmemotivasi belajar siswa sehingga akan akan tercapai
prestasi belajar yang optimal.
F. Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independent
(variabel bebas) yaitu keharmonisan keluarga (X).Variabel dependent
(variabel terikat) yaitu motivasi belajar siswa (Y).
Definisi operasional dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Keharmonisan Keluarga
Basri (1996:111) memberikan teori tentang kehamonisan
keluarga, yaitu keluarga yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling
menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan,
memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling
menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti pada yang lebih tua,
mencintai ilmu pengetahuan dan memanfaatkan waktu luang dengan
hal yang positif dan mampu memenuhi dasar keluarga.
Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup dalam tempat
tinggal bersama, dan masing-masing anggota merasakan adanya
pertautan batin, sehingga mempengaruhi, memperhatikan, menyerah
xxvii
diri, melengkapi dan menyempurnakan dan itu terkandung peran dan
fungsi orang tua dalam keluarga (Shahib, 1998:17-18). Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:536) memberikan definisi
bahwa keluarga yaitu ibu dan bapak beserta anak-anaknya seisi rumah.
Berdasarkan uraian di atas penulis mengambil kesimpulan
bahwa keharmonisan keluarga adalah keserasian atau keselarasan
keluarga yang terdiri dari ibu, bapak, beserta anak-anaknya yang
terbentuk dalam ikatan perkawinan dan hidup dalam tempat tinggal
bersama, yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling menghargai,
penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan, memiliki etos kerja
yang baik, bertetangga dengan saling menghormati, taat mengerjakan
ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu pengetahuan dan
memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan masing-
masing anggota keluarga merasakan adanya ikatan batin, sehingga
mempengaruhi, memperhatikan, menyerah diri, melengkapi dan
menyempurnakan serta mampu memenuhi dasar keluarga.
Indikator-indikator variabel keharmonisan keluarga, yaitu:
a. Anggota keluarga tidak terjadi saling berselisih termasuk juga
dengan masyarakat (rukun).
b. Anggota keluarga saling membantu, memiliki waktu yang cukup
untuk keluarga dan masyarakat.
c. Anggota keluarga menaati peraturan yang ada.
xxviii
d. Anggota keluarga memberikan maaf kepada orang lain, saling
tolong menolong orang lain dalam kebaikan tanpa mengharapkan
imbalan;
e. Anggota keluarga taat beribadah, berbakti kepada kedua orang tua;
f. Memanfaatkan waktu luang dan mencintai ilmu pengetahuan;
g. Memberikan perhatian antar anggota keluarga dan saling
menyempurnakan.
2. Motivasi Belajar
Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan
reaksi untuk mencapai suatu tujuan (Djamarah, 2011:148). Motivasi
adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu
guna mencapai suatu tujuan (Djaali, 2012:101).
Purwanto (1989:84) mendefiniskan belajar adalah suatu
perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu
pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian atau suatu pengertian. Djamarah (2011:13) memberikan
teori tentang belajar, bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa
raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
xxix
Motivasi merupakan dorongan individu untuk melakukan
sesuatu seperti yang diinginkan, atau dikehendakinya. Motivasi
sebagai gejala psikologi menjadi amat penting dalam
pengembangan dan pembinaan potensi individu (Hasan, 1994:42).
Potensi motivasi ini menjadi satu kekuatan seseorang untuk
melakukan sesuai dengan yang diinginkan serta tingkat
kekuatannya untuk mencapai keinginannya tersebut. Mc Donald
memberikan memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai
suatu perubahan di dalam diri pribadi seseorang yang ditandai oleh
dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan
(Soemanto, 1990:189).
Berdasarkan dari beberapa teori tersebut, peneliti
mengambil kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah kondisi
psikologis seseorang atau keinginan seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan aktivitas tertentu baik secara sadar maupun tidak
sadar untuk memperoleh perubahan dalam pengetahuan,
keterampilan, daya ingat, daya mengenal, nilai sikap dan tingkah
laku ke arah yang lebih baik karena adanya hasrat atau keinginan
untuk berhasil, dorongan kebutuhan belajar, dan memiliki harapan
untuk cita-citanya, sehingga seseorang berkeinginan untuk
melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat serta
tidak mudah menyerah untuk mencapai tujuan.
xxx
Indikator-indikator dalam variabel motivasi belajar adalah
sebagai berikut :
a. Berusaha dengan sungguh-sungguh;
b. Menunjukkan minat dan kemauan atau keinginan seseorang untuk
memperoleh sesuatu;
c. Memiliki semangat dan tidak mudah melepaskan sesuatu yang
ingin dicapainya.
G. Metode Penelitian
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik dari
benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang
merupakan sumber data dan memiliki sumber karakter tertentu dan
sama (Sukandarrumidi, 2004:47). Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa SMP N 2 SURUH kelas IX yang berjumlah 175
siswa.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifa-sifat
yang sama dari objek yang merupakan sumber data
(Sukandarrumidi, 2004:50).
Arikunto (1989:120) memberikan teori tentang teknik
pengambilan sampel, apabila subyek kurang dari 100, maka sampel
yang digunakan adalah seluruh jumlah populasi yang ada. Akan
xxxi
tetapi, apabila populasiya besar lebih dari 100 orang, maka dapat
diambil 10-15% atau 20-25%. Penelitian ini peneliti mengambil
sampel 25% dari jumlah populasi. Jadi sampel dalam penelitian ini
berjumlah 44 siswa.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penetian ini yaitu dengan
menggunakan metode angket (kuesioner) dan metode dokumentasi.
a. Metode Angket (kuesioner)
Kuesioner disebut pula sebagai angket. Kuesioner adalah
teknik pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar
pertanyaan kepada responden unuk diisi (Sukandarrumidi,
2004:78). Metode ini peneliti gunakan untuk mencari data tentang
keharmonisan keluarga dan motivasi belajar siswa.
Metode angket secara garis besar ada dua cara pengguanaan
sebagai teknik pengumpulan data, yaitu (1) disebarkan yang
kemudian diisi oleh responden dan (2) digunakan sebagai pedoman
wawancara dengan responden. Penyebaran kuesioner dilakukan
dengan cara diantar sendiri oleh peneliti. Metode angket dalam
penelitian ini yaitu peneliti memberikan langsung kepada
responden untuk langsung diisi.
xxxii
Arikunto (2010:268) memberikan teori tentang prosedur
yang harus dilalui sebelum penyusunan kuesioner, yaitu:
a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
b) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran
kuesionare.
c) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yng lebih
spesifik dan tunggal.
d) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus
untuk menentukan teknik analisisnya.
b. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya
barang-barang tertulis. Pelaksanakan dalam metode dokumentasi,
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat dan catatan harian
(Arikunto,1998:149). Metode ini penulis gunakan untuk
memperoleh data-data mengenai Sekolah SMP N SURUH
Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang tahun 2016.
3. Analisis Data
Analisis data dua variable, yaitu: (1) Variabel x, yaitu variabel
keharmonisan keluarga dan (2) Variabel y, yaitu variabel motivasi
belajar anak.
xxxiii
Adapun teknis analisa datanya sebagai berikut:
a. Analisis Pendahuluan
Tahap ini diadakan perhitungan awal dari data yang
diperoleh dari hasil angket tentang keharmonisan keluarga dan
motivasi belajar siswa. Analisis penelitian menurut Arikunto
(2010:134) menggunakan rumus sebagai berikut :
P =
X 100
Keterangan :
P : Prosentase
F : Jumlah Objek
N : Frekuensi
b. Analisa UJi Hipotesis
Untuk mengetahui hubungan antara keharmonisan keluarga
dengan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan rumus
prouct moment. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua
variabel yang terbagi dalam kategori meliputi variabel dependent
atau variabel terikat yaitu keharmonisan keluarga (X) dan variabel
independent atau variabel bebas (Y).
xxxiv
Adapun rumus product moment berdasarkan Sudijono
(2010:206), yaitu:
( )( )
√( ( )
)(
( )
)
Keterangan :
Rxy : koefisien variabel x dan variabel y
X : variabel pengaruh
Y : variabel terpengaruh
XY : perkalian antar varibel x dan variabel y
N : jumlah sampel
: sigma (jumlah)
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penulisan skripsi ini, terdiri dari lima bab yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN memuat tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta sistematika
penulisan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA memuat tentang keharmonisan keluargadan
motivasi belajar. Keharmonisan keluarga meliputi tentang definisi, faktor
yang mempengaruhi keharmonisan keluarga, dan tinjauan tentang definisi
motivasi belajar.
xxxv
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN memuat tentang laporan
hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian. Bagian pertama berisi tentang
gambaran umum lokasi, sbjek/objek pnelitian. Bagian kedua berisi tentang
karakteristik tiap-tiap variabel berupa skor atau nilai yang diperoleh
melalui instrument penelitian.
BAB IV ANALISIS DATA memuat analisis diskriptif dan uji hipotesis.
BAB V PENUTUP memuat tentang kesimpulan dan saran.
xxxvi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Keharmonisan Keluarga
1. Definisi Keharmonisan Keluarga
Keluarga merupakan lambang terkecil dalam masyarakat, yang
dapat menentukan derajat kesejahteraan masyarakat sehingga
kesejahteraan masyarakat sangat tergantung kepada kesejahteraan
keluarga. Demikian pula kesejahteraan perorangan sangat dipengaruhi
oleh kesejahteraan hidup keluarganya. Keluarga terbentuk melalui
sebuah perkawinan yang akan menentukan tingkat kesejahteraan
masyarakat. Keluarga yang harmonis dapat menentukan tingkat
kesejahteraan masyarakat, karena perkawinan sangat dianjurkan oleh
islam bagi yang telah mempunyai kemampuan (Ghazaly, 2006:13).
Keluarga sebagai sekumpulan orang yang hidup dalam tempat
tinggal bersama, dan masing-masing anggota merasakan adanya
pertautan batin, sehingga mempengaruhi, memperhatikan, menyerah
diri, melengkapi dan menyempurnakan dan itu terkandung peran dan
fungsi orang tua dalam keluarga (Shahib, 1998:17-18). bahwa keluarga
yaitu ibu dan bapak beserta anak-anaknya seisi rumah. Berdasarkan
definisi tersebut, keluarga berarti sekumpulan orang yang terdiri dari
ibu, bapak, beserta anak-anaknya yang terbentuk dalam ikatan
perkawinan dan hidup dalam tempat tinggal bersama, dan masing-
masing anggota keluarga merasakan adanya pertautan batin, sehingga
mempengaruhi, memperhatikan, menyerah diri, melengkapi dan
menyempurnakan (KBBI, 2007:536).
Keluarga yang baik menurut Islam sangat menunjang untuk
menuju kepada kesejahteraan, termasuk dalam mencari rezeki.
Seseorang berkeluarga dapat mempunyai anak dan dari anak yang
xxxvii
shaleh diharapkan mendapatkan amal tambahan di samping amal-amal
jariyah yang lain (Ghazaly, 2006:16). Setiap keluarga sudah pasti
menginginkan anak yang shaleh, karena anak shaleh akan melakukan
hal yang baik dan positif dan tentunya akan menjadikan amal
tambahan ketika diakhirat. Ghazaly (2006:18) memberikan teori
bahwa bagi orang yang telah mempunyai kemauan dan kemampuan
untuk kawin dan dikhawatirkan akan tergelincir pada perbuatan zina.
Seandainya orang tersebut tidak kawin maka hukum melakukan
perkawinan bagi orang tersebut adalah wajib. Hal ini didasarkan pada
pemikiran hukum bahwa setiap muslim wajib menjaga diri untuk tidak
berbuat yang terlarang. Penjagaan diri harus dengan melakukan
perkawinan, sedang menjaga diri itu wajib, maka hukum melakukan
perkawinan itu wajib. Orang yang tidak mempunyai keinginan dan
tidak mempunyai kemampuan serta tanggung jawab untuk
melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam rumah tangga, sehingga
apabila melangsungkan perkawinan akan terlantar dirinya dan istrinya,
maka hukum melakukan perkawinan bagi orang tersebut adalah haram.
Perkawinan adalah suatu ikatan kehidupan bersama antara pria
dan wanita yang dihalalkan Allah Swt. untuk mendapatkan
kebahagiaan dan kesejahteraan serta anak keturunan yang shalih dan
shalehah. Begitu juga perkawinan adalah hal yang naluriyah dan
ibadah, sebagai cermin pergaulan manusia dan melaksanakan perintah-
Nya (Basri, 2004:130). Suami istri yang menjadi aktor utama suatu
xxxviii
perkawinan seharusnya memiliki kesadaran akan tanggung jawab dan
kewajiban-kewajibannya dalam menggapai hikmah dan tujuan yang
luhur. Kedua pasangan suami istri bukan saja diletakkan atas dasar
dorongan seksual yang menggebu-gebu dan perasaan cinta yang buta.
Akan tetapi didasari pemikiran dan persiapan yang masak serta
kedewasaan yang sesungguhnya.
Kesadaran yang terpokok untuk membina dan melestarikan
perkawinan, bukan hanya terletak di bahu warga yang sedang berlayar
terutama adalah di puncak kedua pemimpin bahtera kehidupan
tersebut, yakni suami dan istri yang bertanggungjawab akan
kelestariannya. Suami atau istri yang memiliki sifat-sifat kepribadian
yang tidak simpatik dan tetap mengembangkan dalam kehidupan
keluarga mudah menimbulkan kebosanan bagi orang lain. Basri
(2004:76) memberikan teori bahwa faktor kedewasaan yang
mencangkup fisik, mental dan sosial perlu mendapatkan perhatian
seseorang sebelum melangsungkan perkawinan. Sebab, dalam
perkawinan mereka diharapkan berkemampuan dalam menghadapi dan
menyelesaikan persoalan demi persoalan secara baik. Kedewasaan
akan memberikan daya guna dan perwujudannya cukup dalam hal
pertanggungan jawab dan kemasakan akal pikiran. Oleh karena itu,
suami istri yang telah dewasa diharapkan mampu bertindak dan dapat
berhati-hati serta mempertimbangkan manfaat dan mudharat dari suatu
tindakan atau perbuatan yang dilakukannya.
xxxix
Kehidupan berkeluarga yang di dalamnya akan dijumpai
bermacam-macam persoalan ringan atau berat. Semua masalah
memerlukan kedewasaan seseorang dalam menghadapi dan
menyelesaikan persoalan. Selain itu diperlukan keluasan ilmu
pengetahuan, pengalaman, sifat tekun dan tabah serta sabar dalam
menghadapinya. Betapa banyak perkawinan yang telah gagal
disebabkan cara pengambilan keputusan yang mentah dan terkesan
amat tergesa-gesa dan akan mendatangkan penyesalan di kemudian
hari (Basri, 2004:78).
Keluarga akan terhimpun dari beberapa anggotanya yang
terdiri dari pria dan wanita dalam usia yang berbeda-beda. Perbedaan-
perbedaan ini akan menyebabkan adanya perbedaan dalam pemikiran,
keinginan, kebiasaan dan tingkah laku. Kemampuan menghadapi
setiap perbedaan sehingga tidak menggoyahkan taraf kerukunan dan
ketenangan hidup dalam keluarga yang hanya mungkin dilakukan oleh
seseorang yang telah dewasa dalam arti yang sesungguhnya.
Sebuah keluarga tidaklah selalu dalam damai dan tenang
perkembangannya. Tidak jarang badai dan topan kemudian datang
menghampiri, menggoncang, dan menguji taraf ketahanan badan dan
mental para pendirinya. Ada yang tidak tahan dan kuat menghadapi
berbagai gelombang ombak dan badai, hingga keluarga itu berantakan
dan hancur berkeping-keping dalam perceraian yang menyakitkan
(Basri, 2004:135). Hubungan harmonis diperlukan di dalam sebuah
xl
keluarga, baik antara sesama anggota keluarga, maupun antaranggota
keluarga dengan masyarakat. Hubungan yang baik, maka akan terbina
keluarga yang rukun dan damai, sehingga peranan orang tua dalam
pembinaan anak sebagai tunas bangsa akan berhasil dengan baik dan
maksimal. Orang tua yang bijak, hendaknya jangan salah tafsir
terhadap anak-anak yang sudah diserahkan kepada sekolah untuk
dididik, bahwa seluruhnya tanggungjawab sekolah, karena kewajiban
sekolah hanya sebatas membantu keluarga dalam mendidik anak-anak,
tentunya ketika berada di sekolah (Sahrani, 2011:58).
Seseorang membentuk keluarga barangkali sangat mudah,
namun tidak demikian melestarikan dan mengupayakan keutuhannya.
Membentuk keluarga tidak semudah membangun istana, yang hanya
perlu perangkat materi yang bersifat kebendaan. Seseorang
membangun rumah tangga berkualitas sesuia dengan tuntunan agama
yang terdiri dari manusia yang saling berbeda sifat, sikap, dan latar
belakang kehidupannya. Pernikahan yang hanya dilandasi
pertimbangan seksual, kecantikan, kecerdasan, kekayaan, dan
pekerjaan yang mapan seringkali berantakan dan berakhir dengan
masalah yang tidak terselesaikan. Disebabkan pasangan suami istri
yang tidak pandai merawat cinta kasih yang ada, sehingga
keharmnisan keuarga tidak tercapai. Keharmonisan berasal dari kata
harmonis, yang diartikan selaras, serasi (Poerwadarminta, 1983:347).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:390) bahwa
xli
keharmonisan yaitu suatu keadaan yang harmonis, keselarasan, dan
keserasian dalam rumah tangga yang perlu dijaga. Basri (1996:111)
memberikan teori tentang kehamonisan keluarga, yaitu keluarga yang
rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling menghargai, penuh pemaaf,
tolong menolong dalam kebajikan, memiliki etos kerja yang baik,
bertetangga dengan saling menghormati, taat mengerjakan ibadah,
berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu pengetahuan dan
memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan mampu
memenuhi dasar keluarga.
Berdasarkan uraian di atas peniliti mengambil kesimpulan
bahwa keharmonisan keluarga yaitu keserasian atau keselarasan dalam
keluarga yang terdiri dari ibu, bapak, beserta anak-anaknya yang
terbentuk dalam ikatan perkawinan dan hidup dalam tempat tinggal
bersama, yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling menghargai,
penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan, memiliki etos kerja
yang baik, bertetangga dengan saling menghormati, taat mengerjakan
ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu pengetahuan dan
memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan masing-
masing anggota keluarga merasakan adanya ikatan batin, sehingga
mempengaruhi, memperhatikan, menyerah diri, melengkapi dan
menyempurnakan serta mampu memenuhi dasar keluarga.
xlii
2. Syarat Keluarga Harmonis
Daradjat (2011:152) menjelaskan beberapa persyaratan dalam
mencapai keluarga harmonis, adapun syarat tersebut antara lain: Saling
mengerti antara suami dan istri, saling menerima, saling menghargai,
saling mempercayai, saling mencintai.
a. Saling Mengerti antara suami dan istri
Saling mengerti antara suami dan istri yaitu mengerti latar
belakang pribadinya, yaitu mengetahui secara mendalam sebab
akibat kepribadian (baik sifat dan tingkah lakunya) pasangan,
mengerti diri sendiri memahami diri sendiri, masa lalu, kelebihan
dan kekurangan, dan tidak menilai orang berdasarkan diri sendiri.
b. Saling Menerima
Saling menerima yaitu menerima apa adanya pribadinya,
tugas, jabatan dan sebagainya jika perlu diubah janganlah
paksakan, namun doronglah dia agar terdorong merubahnya
sendiri. Karena itu terimalah dia apa adanya karena menerima apa
adanya dapat menghilangkan ketegangan dalam keluarga.
Terimalah hobi dan kesenangannya asalkan tidak bertentangan
dengan norma dan tidak merusak keluarga. Terimalah keluarganya.
c. Saling menghargai
Saling menghargai yaitu penghargaan sesungguhnya
terhadap sikap jiwa terhadap yang lain. Perlu diketahui bahwa
setiap orang perlu dihargai. Maka menghargai keluarga adalah hal
xliii
yang sangat penting dan harus ditunjukkan dengan penuh
keikhlasan dan kesungguhan.
Cara menghargai dalam keluarga dengan menghargai
perkataan dan perasaan anggota keluarga, yaitu menghargai
seseorang yang berbicara dengan sikap yang pantas, menghadapi
setiap komunikasi dengan penuh perhatian positif dan kewajaran,
mendengarkan keluhan. Menghargai bakat dan keinginan
sepanjang tidak bertentangan dengan norma. Menghargai
keluarganya.
d. Saling mempercayai
Saling mempercayai yang dimaksud yaitu rasa percaya
antara suami istri harus dibina dan dilestarikan hingga hal terkecil
terutama yang berhubungan dengan akhlak maupun segala
kehidupan.Diperlukan diskusi tetap dan terbuka agar tidak ada lagi
masalah yang disembunyikan.
e. Saling mencintai
Saling mencintai merupakan tonggak utama dalam
menjalankan kehidupan keluarga.Cinta bukanlah keajaiban yang
kebetulan datang dan hilang. Adapun syarat untuk mempertalikan
dengan cinta adalah lemah lembut dalam bicara, menunjukkan
perhatian pada pasangan, terhadap pribadinya maupun
keluarganya, bijaksana dalam pergaulan, menjauhi sikap egois,
xliv
tidak mudah tersinggung dan tunjukkan rasa cinta hal ini dapat
melalui tindakan, ucapan, terhadap pasangan.
Fadillah (2012:86-89) bahwa untuk mewujudkan keluarga yang
sakinah mawadah atau keluarga yang sejahtera perlu melalui proses
diantaranya yaitu: memilih pasangan yang shaleh atau shalehah, niat
saat menikah, berusaha menjalankan kewajiban, mengenali
kekurangan dan kelebihan, beribadah bersama-sama, dan introspeksi
diri.
a. Memilih pasangan yang shaleh atau shalehah
Memilih pasangan yang shaleh atau shalehah maksudnya
yang taat menjalankan perintah Allah Swt. dan sunah Rasulullah
Saw., serta pilihlah pasangan yang mengutamakan keimanan dan
ketaqwaannya dari pada kecantikan, kekayaan, dan kedudukannya.
b. Niat saat menikah
Niatkan saat menikah untuk beribadah kepada Allah Swt.
dan untuk menghindarihubungan yang dilarang Allah Swt..
c. Berusaha menjalankan kewajiban
Berusaha menjalankan kewajiban maksudnya seorang
suami berusaha menjalankan kewajiban sebagai seorang suami
dengan dorongan iman, cinta, dan ibadah. Seperti memberi nafkah,
memberi keamanan, memberi didikan islami pada anak istrinya,
memberikan sandang pangan, papan yang halal, menjadi pemimpin
keluarga yang mampu mengajak anggota keluarganya menuju
xlv
ridha Allah Swt. Istri juga berusaha menjalankan kewajiban
sebagai istri dengan dorongan ibadah. Seperti melayani suami,
mendidik putra putrinya tentang agama dan ilmu pengetahuan,
mendidik dengan akhlak, dan menjaga kehormatan keluarganya.
d. Mengenali kekurangan dan kelebihan
Saling mengenali kekurangan dan kelebihan maksunya
suami istri saling mengenali kekurangan dan kelebihan
pasangannya, saling menghargai, merasa saling membutuhkan dan
melengkapi, menghormati, mencintai, saling mempercayai, saling
keterbukaan dan membangun komunikasi yang baik antar pasangan
dan anggota keluarga.
e. Beribadah bersama-sama
Beribadah bersama-sama yaitu suami mengajak anak dan
istrinya untuk shalat berjamaah atau beribadah bersama-sama,
seperti bersedekah, membaca Al-qur’an, ziarah kubur.
f. Introspeksi diri
Introspeksi diri yaitu secara berkala ayah mengajak ibu dan
anaknya untuk melakukan introspeksi diri untukmelakukan
perbaikan dimasa yang akan datang. Tujuannya hubungan masing-
masing keluarga menjadi harmonis, terbuka,dan menjaga masing-
masing anggota keluarga.
xlvi
3. Faktor-Faktor Pengaruh Keharmonisan Keluarga
Faktor yang mempengaruhi keharmonisan keluarga di
antaranya: Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga,
mempunyai waktu bersama keluarga, mempunyai komunikasi yang
baik antar anggota keluarga, saling menghargai antar sesama anggota
keluarga, kualitas dan kuantitas konflik yang minim, dan adanya
hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga (Meichiati,
2004:61).
a. Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga
Menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga yaitu
sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan terciptanya
kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting karena
dalam agama terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan.
Beberapa penelitian ditemukan bahwa keluarga yang tidak religius
yang penanaman komitmennya rendah atau tanpa nilai agama sama
sekali cenderung terjadi pertentangan konflik dan percekcokan
dalam keluarga, dengan suasana yang seperti ini, maka anak akan
merasa tidak betah di rumah dan kemungkinan besar anak akan
mencari lingkungan lain yang dapat menerimanya.
b. Mempunyai waktu bersama keluarga
Mempunyai waktu bersama keluarga yaitu keluarga yang
harmonis selalu menyediakan waktu untuk bersama keluarganya,
baik itu hanya sekedar berkumpul, makan bersama, menemani
xlvii
anak bermain dan mendengarkan masalah dan keluhan-keluhan
anak, dalam kebersamaan ini anak akan merasa dirinya dibutuhkan
dan diperhatikan oleh orangtuanya, sehingga anak akan betah
tinggal di rumah.
c. Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga
Mempunyai komunikasi yang baik antar anggota keluarga
yaitu komunikasi merupakan dasar bagi terciptanya keharmonisan
dalam keluarga. Remaja akan merasa aman apabila orangtuanya
tampak rukun, karena kerukunan tersebut akan memberikan rasa
aman dan ketenangan bagi anak, komunikasi yang baik dalam
keluarga juga akan dapat membantu remaja untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapinya di luar rumah, dalam hal ini selain
berperan sebagai orangtua, ibu dan ayah juga harus berperan
sebagai teman, agar anak lebih leluasa dan terbuka dalam
menyampaikan semua permasalahannya.
d. Saling menghargai antar sesama anggota keluarga
Saling menghargai antar sesama anggota keluarga yaitu
keluarga yang memberikan tempat bagi setiap anggota keluarga
menghargai perubahan yang terjadi dan mengajarkan ketrampilan
berinteraksi sedini mungkin pada anak dengan lingkungan yang
lebih luas.
xlviii
e. Kualitas dan kuantitas konflik yang minim
kualitas dan kuantitas konflik yang minim yaitu jika dalam
keluarga sering terjadi perselisihan dan pertengkaran maka suasana
dalam keluarga tidak lagi menyenangkan. Dalam keluarga
harmonis setiap anggota keluarga berusaha menyelesaikan masalah
dengan kepala dingin dan mencari penyelesaian terbaik dari setiap
permasalahan.
f. Adanya hubungan atau ikatan yang erat antar anggota keluarga
Hubungan yang erat antar anggota keluarga juga
menentukan harmonisnya sebuah keluarga, apabila dalam suatu
keluarga tidak memiliki hubungan yang erat maka antar anggota
keluarga tidak ada lagi rasa saling memiliki dan rasa kebersamaan
akan kurang. Hubungan yang erat antar anggota keluarga ini dapat
diwujudkan dengan adanya kebersamaan, komunikasi yang baik
antar anggota keluarga dan saling menghargai.
Keenam aspek tersebut mempunyai hubungan yang erat
kaitannya dengan yang lainnya. Proses kebahagiaan dalam rumah
tangga sangat ditentukan dari berfungis tidaknya keenam aspek di atas,
untuk menciptakan keluarga harmonis peran dan fungsi orang tua
sangat menentukan, keluarga yang tidak bahagia atau tidak harmonis.
Juwariyah (2010:18-19) bahwa faktor yang mempengaruhi
keharmonisan kelarga yaitu: komunikasi interpersonal, tingkat
ekonomi keluarga, dan sikap orang tua.
xlix
a. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal merupakan komunikasi yang
akan menjadikan seseorang mampu mengemukakan pendapat dan
pandangannya, sehingga mudah untuk memahami orang lain.
Sebaliknya tanpa ada komunikasi kemungkinan besar akan
menyebabkan kesalahpahaman yang memicu terjadinya konflik.
b. Tingkat ekonomi keluarga
Tingkat ekonomi keluarga juga menentukan keharmonisan
dalam sebuah keluarga. Semakin tinggi ekonomi keluarga akan
mendukung tingginya stabilitas dan kebahagiaan keluarga, tetapi
bukan berarti rendahnya tingkat ekonomi keluarga merupakan
indikasi tidak bahagianya keluarga. Tingkat ekonomi hanya
berpengaruh terhadap kebahagiaan keluarga apabila berada padap
taraf yang sangat rendah sehingga kebutuhan dasar saja tidak
terpenuhi dan ini yang memicu konflik dalam keluarga.
c. Sikap orang tua
Sikap orang tua akan berpengaruh terhadap hubungan orang
tua dengan anak. Sikap orang tua yang otoriter akan membuat
suasana dalam keluarga menjadi tegang dan merasa tertekan.
Apabila anak tidak diberi kebebasan untuk mengeluarkan
pendapatnya, dan semua keputusan berada ditangan orang tua
sehingga anak tersebut memandang orang tuanya kurang bijaksana.
Orang tua yang baik seharusnya mau mendengarkan pendapat
l
anaknya dan mempertimbangkannya, sehingga anak merasa
memiliki peran dalam keluarga tersebut.
B. Motivasi Belajar
1. Motivasi
a. DefinisiMotivasi
Donald (Damarah 2011:148) mengatakan bahwa,
motivation is a energy change within the person characterized by
affective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi adalah
perubahan energy di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi
dapat diartikan sebagai suatu kekuatan atau tenaga pendorong
untuk melakukan sesuatu hal atau menampilkan sesuatu perilaku
tertentu (Gunarsa, 2008:47). Anoraga (2009:34) bahwa motivasi
dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah
suatu tujuan tertentu. Ensiklopedi Nasional Indonesia (Juz 10:378)
mendefinisikan tentang motivasi, bahwa motivasi adalah suatu
proses mengembangkan dan mengarahkan perilaku individu atau
kelompok, agar individu atau kelompok itu menghasilkan keluaran
yang diharapkan, sesuai dengan sasaran atau tujuan yang
diinginkan oleh organisasi. Maslikhah (2009:115) bahwa arti
motivasi adalah usaha yang disadari oleh guru untuk menimbulkan
motif-motif pada diri peserta didik yang menunjang kegiatan ke
arah tujuan-tujuan belajar. Islamuddin (2012:259) memberikan
teori tentang motivasi, bahwa motivasi adalah suatu perubahan
energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Seseorang
mempunyai tujuan tertentu dari aktivitasnya, maka seseorang
mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala
upaya yang dapat anak lakukan untuk mancapainya.
Motivasi merupakan dorongan individu untuk melakukan
sesuatu seperti yang diinginkan, atau dikehendakinya. Motivasi
sebagai gejala psikologi menjadi amat penting dalam
pengembangan dan pembinaan potensi individu (Hasan, 1994:42).
Potensi motivasi ini menjadi satu kekuatan seseorang untuk
melakukan sesuai dengan yang diinginkan serta tingkat
kekuatannya untuk mencapai keinginannya tersebut. Mc Donald
memberikan memberikan sebuah definisi tentang motivasi sebagai
suatu perubahan di dalam diri pribadi seseorang yang ditandai oleh
dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan
(Soemanto, 1990:189).
li
Berdasarkan dari beberapa teori tersebut, peneliti
mengambil kesimpulan bahwa motivasi adalah usaha sadar dalam
diri seseorang yang berupa dorongan untuk mengembangkan dan
mengarahkan perilaku individu atau kelompok, agar individu atau
kelompok itu menghasilkan keluaran atau suatu perubahan yang
diharapkan, sesuai dengan sasaran atau tujuan yang diinginkan
untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan yang
diinginkannya.
b. Jenis-jenis Motivasi
Membicarakan tentang jenis-jenis motivasi, hanya akan
dibahas dari dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari
dalam diri pribadi seseorang yang disebut motivasi intrinsik.
Motivasi yang berasala dari luar diri seseorang disebut motivasi
ekstrinsik.
1) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu (Djamarah, 2011:149).
Apabila seseorang telah memiliki motivasi intrinsic
dalam dirinya, maka secara sadar akan melakukan suatu
kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik sangat diperlukan,
terutama belajar sendiri. Seseorang yang tidak memiliki
motivasi intrinsik sulit sekali untuk melakukan aktivias belajar
terus menerus (Djamarah, 2011:150).
lii
Seseorang memiliki minat yang untuk mempelajari
suatu mata pelajaran, maka akan mempelajari dalam jangka
waktu tertentu. Seseorang tersebut boleh dikatakan memiliki
motivasi untuk belajar. Motivasi itu muncul karena anak
membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajari. Motivasi
memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang
memunculkan kesadaran seseorang untuk melakukan aktivitas
belajar (Islamuddin, 2012:261).
Anak didik yang memiliki motivasi intrinsik cenderung
akan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang
mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. Dorongan untuk
belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan keharusan
untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi,
motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan
esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial.
2) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yag aktif dan
berfungsi karena adanya perangsang dari luar (Islamuddin,
2012:262). Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak
didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor
situasi belajar.Anak didik karena hendak mencapai tujuan yang
terletak di luar hal yang dipelajarinya.
liii
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak
diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan.Motivasi ekstrinsik
diperlukan agak anak didik termotivasi untuk belajar. Guru
yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai
membangkitkan minat anak didik dalam belajar, dengan
memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya,
yang akan diuraikan pada pembahasan mendatang.
Djamarah (2011:151) memberikan teori bahwa
kesalahan penggunaan bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik akan
merugikan anak didik. Akibatnya, motivasi ekstrinsik bukan
berfungsi sebagai pendorong, tetapi menjadikan anak malas
belajar. Karena itu, guru harus bisa dan pandai mempergunakan
motivasi ekstrinsik ini dengan akurat dan benar dalam rangka
menunjang proses interaksi edukatif di kelas.
Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk akibatnya.
Motivasi ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran
kurang menarik perhatian anak didik atau karena sikap tertentu
pada guru atau orang tua. Baik motivasi ekstrinsik yang positif
maupun motivasi ekstrinsik yang negatif, sama-sama
mempengaruhi sikap dan perilaku anak didik. Diakui, angka,
ijazah, pujian, hadiah berpengaruh positif dengan merangsang
anak didik untuk giat belajar. Sedangkan ejekan, celaan,
liv
hukuman yang menghina, dan sindiran kasar berpengaruh
negatif dengan renggangnya hubungan guru dengan anak didik.
c. Macam Motivasi
Motivasi dibedakan atas tiga macam, yaitu: motivasi takut,
motivasi insentif, sikap (Sukmadinata, 2011:63).
1) Motivasi takut atau fear motivation, individu melakukan
kegiatan karena rasa takut. Seseorang suka membayar pajak
atau mematuhi peratran lalu lintas bukan karena menyadari
sebagai kewajibannya, karena takut mendapat hukuman.
2) Motivasi insentif atau incentive motivation, individu
melakukan suatu perbuatan karena untuk mendapatkan sesuatu
insentif. Bentuk insentif seperti honorium, hadiah,
penghargaan, kenaikan gaji, dan kenaikan jabatan.
3) Sikap atau attitude motivation, motivasi ini muncul dari dalam
diri individu. Sikap merupakan suatu motivasi karena
menunjukkan ketertarikan atau tidak ketertarikan seseorang
terhadap suatu objek. Seseorang yang mempunyai sikap positif
terhadap sesuatu akan menunjukkan motivasi yang besar
terhadap hal tersebut.
d. Fungsi Motivasi
Motivasi pada eksistensinya sangat penting khususnya
dalam pengembangan atau pengaktualisasian diri seorang individu.
lv
Hasan (1994:42) Menurut para ahli ada beberapa fungsi motif
tersebut yakni:
1) Mendorong manusia untuk berbuat dan bertindak
2) Motif itu menentukan arah perbuatan manusia
3) Motif itu menyeleksi perbuatan manusia.
Sukmadinata (2011:63) bahwa motivasi juga berfungsi
mengaktifkan atau meningkatkan kegiatan. Suatu perbuatan atau
kegiatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat lemah akan
dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah dan
kemungkinan besar tidak akan membawa hasil. Sebaliknya apabila
motivasinya besar atau kuat, maka akan dilakukan dengan
sungguh-sungguh, terarah, dan penuh semangat, sehingga
kemungkinan akan berhasil.
2. Belajar
a. Definisi Belajar
James O. whittaker (Djamarah, 2011:12) merumuskan
bahwa belajar sebagai tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman. Howard L. Kingskey (Djamarah,
2011:13) mengatakan bahwa belajar adalah proses di mana tingkah
laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya pendapat yang diungkapkan oleh
Drs. Slameto (Djamarah,2011:13).
Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan
nilai sikap (Hasan,1994:84). Sriyanti (2011:17) mengatakah bahwa
belajar adalah perubahan relative permanen dalam tingkah laku
atau potensi perilaku yang diperoleh dari pengalaman dan
lvi
berhubungan dengan kondisi tubuh pada saat tertentu semacam
penyakit, kelelahan, atau obat-obatan.Belajar merupakan aktivitas
yang sangat penting bagi perkembangan individu.
Beberapa pendapat tentang belajar yang telah diungkapkan
oleh para ahli di atas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
belajar merupakan usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, daya
ingat, daya mengenal, nilai sikap dan tingkah laku ke arah yang
lebih baik. Perubahan tersebut diperoleh melalui pengalaman di
lingkungan, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di
lingkungan masyarakat.
b. Teori-Teori Belajar
Teori-teori tentang belajar diantarannya yaitu:
1) Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya
Teori ini mengemukakan bahwa jiwa manusia
mempunyai daya-daya.Daya-daya adalah kekuatan yang
tersedia. Manusia hanya memanfaatkan semua daya itu dengan
cara melatihnya sehinga ketajamannya dirasakan ketika
dipergunakan untuk sesuatu hal. Daya tersebut misalnya daya
mengenal, daya mengingat, daya berfikir, dan daya fantasi
(Djamarah,2011:18). Untuk mempertajam daya berfikir
seseorang harus melatihya dengan memecahkan permasalahan
dari yang sederhana sampai yang kompleks. Untuk
lvii
meningkatkan daya fantasi seseorang harus membiasakan diri
merenungkan sesuatu.
Menurut peneliti teori ilmu jiwa daya ini apabila ingin
berhasil dalam belajar maka harus dilatih dengan cara
menghafal, mengingat, atau dengan memecahkan masalah-
masalah dari yang sederhana. Usaha tersebut akan membuat
daya-daya yang ada dalam diri invidu menjadi lebih tajam.
2) Teori Tanggapan
Teori ini dikemukakan oleh Herbart, yang menentang
Ilmu Jiwa Daya yang dianggap tidak ilmiah, sebab psikologi
daya tidak dapat menerangkan kehidupan jiwa.Hebart
menghendaki supaya psikologi menerangkan kehidupan jiwa,
untuk itu Hebart mengemukakan teori Tanggapan, yaitu unsur
jiwa yang paling sederhana ialah tanggapan. Menurut Hebart
orang pandai adalah orang yang mempunyai banyak tanggapan
yang tersimpan di dalam otaknya (Hasan,1994:93).
3) Teori Gestalt
Gestalt adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh
Koffka dan Kohler dari jerman.Menurut teori Gestalt, yang
terpenting adalah penyesuaian pertama, yaitu mendapat
respons, atau tanggapan yang tepat. Belajar yang terpenting
bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi
mengerti atau memperoeh pengertian (Djamarah,2011:19).
lviii
4) Teori dari R. Gagne
Djamarah (2011:22) menyatakan bahwa Gagne memberikan
dua definisi tentang masalah belajar, yaitu:
a) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi
dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah
laku
b) Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang
diperoleh dari intruksi.
Teori-teori belajar di atas memiliki penekanan yang
berbeda-beda.Disebabkan karena dilihat dari berbagai sudut
baik dilihat dari psikolgis maupun paedagogis.
c. Unsur-unsur Belajar
Crobach (Sukmadinata, 2011:157-158), mengemukakan
adanya unsur utama dalam belajar, yaitu tujuan, kesiapan, situasi,
interpretasi, respons, konsekuensi, dan reaksi terhadap kegagalan.
1) Tujuan
Tujuan dalam belajar maksudnya bahwa belajar
dimulai karena adanya sesuatu tujuan yang ingin dicapai.
Perbuatan belajar akan efisien apabila terrah kepada tujuan
yang jelas dan berarti bagi individu.
2) Kesiapan
Kesiapan maksudnya yaitu untuk dapat melakukan
perbuatan belajar dengan baik anak atau individu perlu
lix
memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan psikis, kesiapan
yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu, maupun
penguasaan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang
mendasarinya.
3) Situasi
Situasi belajar ini terlibat tempat lingkungan sekitar,
alat dan bahan yang dipelajari, orang-orang yang turut
bersangkutan dalam kegiatan belajar serta kondisi siswa
belajar.
4) Interpretasi
Interpretasi yaitu melihat hubungan diantara
komponen-komponen situasi belajar,melihat makna dari
hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan
kemungkinan pencapaian tujuan. Berdasarkan interpretasi
tersebut mungkin individu sampai kepada kesimpulan dapat
atau tidak dapat mencapai tujuan.
5) Respons
Respons ini mungkin berupa suatu usaha coba-coba
(trial and error), atau usaha yang penuh perhitungan dan
perencanaan atau pun ia menghentikan usahanya untuk
mencapai tujuan tersebut.
lx
6) Konsekuansi
Konsekuensi entah itu keberhasilan ataupun kegagalan.
Apabila siswa berhasil dalam belajarnya ia akan merasa
senang, puas, dan akan lebih meningatkan semangatnya untuk
melakukan usaha-usaha belajar berikutnya.
7) Reaksi terhadap kegagalan
Reksi siswa terhadap kegagalan dalam belajar bisa
bermacam-macam. Kegagalan bisa menurunkan semangat, dan
memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya, tetapi bisa juga
sebaliknya,kegagalan membangkitkan semangat yang berlipat
ganda untuk menebus dan menutupi kegagalan tersebut.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan
menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal.
1) Faktor internal (faktor dari siswa)
Faktor internal yakni kondisi/keadaan jasmani dan
rohani siswa, meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis dan
aspek psikologis.
a) Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan kebugaran organ tubuh
dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.Kondisi organ
tubuh yang lemah, misalkan pusing kepala dapat
lxi
menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif), sehigga materi
yang dipelajari kurang atau tidak berbekas.Cara
mempertahankan jasmani agar tetap bugar, siswa sangat
dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang
bergizi. Selain itu, siswa dianjurkan untuk memilih pola
istirahat dan olahraga ringan scara berkesinambungan
(Islamuddin,2012:182).
b) Aspek Psikologis
Islamuddin (2012:183) juga memberikan teorinya
bahwa aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas
dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa, aspek
psikologis tersebut yaitu tingkat kecerdasan siswa, sikap
siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)
Faktor eksternal yaitu kondisi di lingkungan sekitar
siswa. Faktor eksternal diantaranya yaitu:
a) Faktor keluarga, yaitu cara orang tua mendidik anak,
hubungan antara anggota keluarga, suasana rumah, dan
pengertian orang tua.
b) Faktor sekolah, metode mengajar guru, kurikulum,
hubungan guru dengan siswa.
c) Faktor masyarakat, hubungan siswa dengan masyarakat dan
teman bergaul (Hasan 1994:99).
lxii
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning)
Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pelajaran.
e. Tipe-tipe Belajar
Gagne (Sukmadinata, 2011:160-161) mengemukakan 8 tipe
belajar, yang membentuk suatu hierarki dari yang paling sederhana
sampai dengan yang paling kompleks, yaitu belajar tanda-tanda,
belajar perangsang-jawaban, rantai perbuatan, hubungan verbal,
belajar membedakan, belajar konsep, belajar aturan-aturan, dan
belajar pemecahan masalah.
1) Belajar tanda-tanda atau signal learning
Belajar tanda merupakan tahap belajar yang paling
sederhana, setahap lebih tinggi dari perbuatan refleks. Individu
belajar mengenal dan memberi respons kepada tanda-tanda
seperti: melirik kepada orang lewat, memalingkan mka dari
cahaya yang menyorot, memsatkan pendengaran pada suara
yang dating, dan memusatkan kepada bau makanan.
2) Belajar perangsang-jawaban atau stimulus-respons learning
Belajar perangsang-jawaban ini merupakan upaya untuk
membentuk hubungan antara perangsang dengan jawaban,
misalnya: berhentipada waktu lampu merah, masuk kelas
lxiii
apabila bel masuk berbunyi, dan menjawab pertanyaan yang
diberikan guru.
3) Rantai perbuatan atau chaining
Rantai perbuatan yaitu individu belajar melakukan
suatu rentetan kegiatan yang membentuk satu kesatuan. Mandi
merupakan suatu rantai kegiatan dari mulai memuka baju
sampai mengeringkannya dengan handuk dan berpakaian
kembali. Demikian juga dengan belajar dan mencuci pakaian.
4) Hubungan verbal atau verbal association
Hubungan verbal yang paling sederhana adalah
hubungan antara benda dengan namanya, hubungan antara
subjek dengan sifatnya.Yang lebih tinggi adalah hubungan
antara konsep dengan konsep, konsep dengan perilaku atau
nialai.
5) Belajar membedakan atau discrimination learning
Belajar membedakan yaitu individu belajar melihat
perbedaan dan juga persamaan sesuatu benda dengan yang
lainnya. Atas dasar persamaan dan perbedaan itu individu bisa
mengadakan pengelompokan.
6) Belajar konsep atau concept learning
Belajar konsep ini menyangkut pemahaman dan
penggunaa konsep-konsep, seperti konsep: warna merah atau
putih, sifat jujur atau culas, kodisi seperti aman, dan bahagia.
lxiv
7) Belajar aturan-aturan atau rule learning
Belajar aturan-aturan yaitu individu belajar tentang
aturan yang ada di masyarakat, di sekolah, di rumah atau pun
belajartentang aturan dalam perdagangan, pemerintahan atau
bahkan ilmu pengetahuan.
8) Belajar pemecahan masalah atau problem solving leaning
Belajar pemecahan masalah dalam kegiatan belajar ini
individu dihadapkan kepada masalah-masalah belajar yang
harus dipecahkan, baik masalah yang bersifat praktis dalam
kehidupan maupun teoretis dalam suatu bidang ilmu.
3. Motivasi Belajar
a. Definisi Motivasi Belajar
Djaali (2012: 101) memberikan teori tentang motivasi,
bahwa motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang
terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan
(kebutuhan). Islamuddin (2012: 263) memberikan teori tentang
motivasi, bahwa motivasi merupakan gejala psikologis dalam
bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar
maupun tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan
tujuan tertentu.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai
lxv
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya pendapat yang diungkapkan oleh
Drs. Slameto (Djamarah, 2011: 13). Belajar merupakan usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan, daya ingat, daya mengenal, nilai sikap
dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan tersebut
diperoleh melalui pengalaman di lingkungan, baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat (Uno,
2007:23). Motivasi belajar dapat timbul karena adanya hasrat atau
keinginan untuk berhasil, dorongan kebutuhan belajar, dan
memiliki harapan untun cita-citanya,sehingga seseorang
berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan
semangat.
Dari beberapa teori di atas, penulis mengambil kesimpulan
bahwa motivasi belajar adalah kondisi psikologis seseorang atau
keinginan seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
aktivitas tertentu baik secara sadar maupun tidak sadar untuk
memperoleh perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, daya
ingat, daya mengenal, nilai sikap dan tingkah laku ke arah yang
lebih baik karena adanya hasrat atau keinginan untuk berhasil,
dorongan kebutuhan belajar, dan memiliki harapan untun cita-
citanya, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan
lxvi
aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat serta tidak mudah
menyerah dalam mencapai tujuan.
Seorang guru sangat menyadari pentingnya motivasi di
dalam bimbingan belajar murid. Berbagai macam teknik misalnya
kenaikan tingkat, penghargaan, peranan-peranan kehormatan,
piagam-piagam prestasi, pujian dan celaan telah dipergunakan
untuk mendorong murid-murid agar mau belajar. Ada kalanya,
guru mempergunakan teknik-teknik tersebut secara tidak tepat.
Bukan hanya sekolah-sekolah yang berusaha memberi
motivasi tingkahlaku manusia kearah perubahan tingkahlaku yang
diharapkan. Orang tua atau keluargapun telah berusaha memotivasi
belajar anak-anak mereka. Kesadaran tentang pentingnya motivasi
bagi perubahan tingkahlaku manusia telah dimiliki, baik oleh para
pendidik, para orang tua murid maupun masyarakat (Soemanto,
1990:188). Soemanto (1990:189) juga memberikan teori bahwa
masalah memotivasi siswa dalam belajar, merupakan masalah yang
sangat kompleks. Usaha untuk memotivasi siswa tersebut, tidak
ada aturan-aturan yang sederhana. Penyelidikan tentang motivasi,
kiranya menjadikan guru peka terhadap kompleksitas masalah ini.
Guru hendaknya mengetahui prinsip-prinsip motivasi yang dapat
membantu pelaksanaan tugas mengajarnya, meskipun tidak ada
pedoman khusus yang pasti.
lxvii
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak
akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan
pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh
kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain
belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak
bersentuhan dengan kebutuhannya (Islamuddin, 2012:259).
Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan
keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan.
b. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan
yang terlepas dari faktor lain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan
yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tidak akan pernah
dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang
lebih utama maupun dari luar yang sebagai upaya lain yang tidak
kalah pentingnya (Djamarah, 2011: 152).
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas
belajar seseorang. Tidak ada seorangpun yang belajar tanpa
motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar.
Agar peranan motivasi lebih opimal, maka prinsip-prinsip motivasi
dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi harus diterangkan dalam
aktivitas belajar mengajar (Islamuddin, 2012:263). Beberapa
prinsip motivasi dalam belajar, yaitu: motivasi sebagai dasar
lxviii
penggerak yang mendorong aktivitas belajar, motivasi intrinsik
lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar, motivasi
berupa pujian lebih baik daripada hukuman, motivasi berhubungan
erat dengan kebutuhan dalam belajar, motivasi dapat memupuk
optimisme dalam belajar, motivasi melahirkan prestasi dalam
belajar.
1) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas
belajar
Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong
aktivitas belajar yaitu seseorang melakukan aktivitas belajar
karena ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar
penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar.
Seseorang yang minat untuk belajar belum sampai pada tataran
motivasi belum menunjukkan aktivitas nyata. Minat merupakan
kecenderungan psikologis yang menyenangi suatu objek,
belum sampai melakukan kegiatan. Minat merupakan potensi
psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi.
Bila anak sudah termotivasi untuk belajar, maka anak akan
melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waku tertentu.
Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai dasar penggerak
yang medorong akivitas belajar seseorang.
lxix
2) Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik
dalam belajar
Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi
ekstrinsik dalam belajar yaitu anak didik yang malas belajar
sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru
supaya anak rajin belajar. Efek yang tidak diharapkan dari
pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan
ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar
dirinya. Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental
pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu, motivasi
intrinsik lebih utama dalam belajar.
Anak didik yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik
sangat sedikit terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya
sangat kuat. Anak didik belajar bukan karena ingin
mendapatkan nilai yang tinggi, mengharapkan pujian orang lain
atau mengharapkan hadiah berupa benda, tetapi karena ingin
memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya. Tanpa diberikan janji-
janji yang muluk-muluk pun anak didik rajin belajar sendiri.
3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman
Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman
yaitu meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu
semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik
penghargaan berupa pujian. Setiap orang lebih senang dihargai
lxx
dan tidak suka dihukum dalam bentuk apa pun juga. Memuji
orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja
orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada
seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Pujian
yang diucap harus pada tempat dan kondisi yang tepat.
Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.
Berbeda dengan pujian, hukuman diberikan kepada
anak didik dengan tujuan untuk memberhentikan perilaku
negatif anak didik. Kesalahan diharapkan lebih diperkecil
setelah anak didik diberi sanksi berupa hukuman. Hukuman
yang mendidik adalah hukuman sanksi dalam bentuk
penugasan meringkas mata pelajaran tertentu, menghafal aya-
ayat Al-Qur’an tetentu, dan membersihkan halaman sekolah.
4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam
belajar yaitu guru yang berpengalaman cukup bijak
memanfaatkan kebutuhan anak didik, sehingga dapat
memancing semangat belajar anak didik agar menjadi anak
yang gemar belajar. Anak didik pun menjadi giat belajar untuk
memenuhi kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya
terhadap sesuatu.
lxxi
5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
yakni anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar
selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang
dilakukan.Anak yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang
sia-sia.
6) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar
Motivasi mempengaruhi prestasi belajar bahwa tinggi
rendahnya motivasi selalu dijadikan indikaor baik buruknya
prestasi anak. Anak didik menyenangi mata pelajaran tetentu
dengan senang hati mempelajari mata pelajaran tersebut. Setiap
ada kesempatan selalu mata elajaran yang disenangi itu yang
dibaca. Buku ringkasan yang anak miliki juga rapi dan lengkap.
Ulangan pun dilewati dengan mulus dengan prestasi yang
gemilang.
c. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar
Beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam
rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas, yaitu memberi
angka, hadiah, kompetisi, memberi ulangan, mengetahui hasil,
pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang
diakui (Islamuddin, 2012:264). Bentuk-bentuk motivasi tersebut
apabila diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar maka akan
menjadikan anak didik lebih termotivasi dalam belajar.
lxxii
d. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama-sama
berfungsi sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi
perbuatan. Ketigannya menyatu dalam sikap terimplikasi dalam
perbuatan. Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam yang
melahirkan hasat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang
akan dilakukan. Dorongan atau penggerak maupun penyeleksi
merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam
belajar.
Fungsi motivasi dalam belajar di atas akan diuraikan dalam
pembahasan, diantaranya yaitu motivasi sebagai pendorong
kegiatan, motivasi sebagai penggerak perbuatan, dan motivasi
sebagai pegarah kegiatan (Islamuddin, 2012:264).
1) Motivasi sebagai pendorong kegiatan
Motivasi sebagai pendorong kegiatan yaitu awal
mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena
ada sesuatu yag dicari muncullah minatya untuk belajar.
Sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan
rasa ingin tahunya dari sesuatu yang akan dipelajarinya.
Sesuatu yang belum diketahui akhirnya mendorong anak didik
untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Anak didik
mengambil sikap seiring dengan minat terhadap suatu objek.
lxxiii
Anak mempunyai keyakinan dan pendirian tentang apa
yang seharusnya dilakukan untuk mencari tahu tentang sesuatu.
Sikap itulah yang mendasari dan mendorong kearah sejumlah
perbuatan dalam belajar. Jadi, motivasi yang berfungsi sebagai
pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak
didik ambil dalam rangka belajar.
2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Motivasi sebagai penggerak perbuatan yaitu suatu
dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak
didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang
kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikologis.
3) Motivasi sebagai pegarah kegiatan
Motivasi sebagai pegarah kegiatan yaitu anak didik
yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan
yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.
Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan tujuan belajar
yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah
yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.
Segala sesuatu yang mengganggu pikirannya dan dapat
membuyarkan konsentrasinya diusahakan disingkirkan jauh-
jauh. Itulah peranan motivasi yang dapat mengarahkan
perbuatan anak didik dalam belajar.
lxxiv
e. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Islamuddin (2012:266) memberikan teori tentang cara
menigkatkan motivasi anak didik tanpa harus melakukan
reorganisasi kelas yaitu dengan menggunakan pujian verbal,
menggunakan tes dan nilai secara bijaksana, membangkitkan rasa
ingin tahu, memberikan insentif, merangsang hasrat anak didik,
menggunakan simulasi dan permainan, serta memperkecil
konsekuesi yang tidak menyenangkan terhadap anak didik dalam
keterlibatan dalam belajar.
Upaya meningkatkan motivasi belajar di atas akan lebih
baik apabila dapat diterapkan dalam kegiatan belajar. Apabila
dapat diterapkan dengan baik maka akan meningkatkan motivasi
belajar anak didik.
C. Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Motivasi Belajar
Orang tua mengharapkan anaknya bisa menjadi orang yang cerdas,
baik, menghormati kedua orang tuanya, taat kepada agama, dan pandai
dalam belajar. Banyak cara yang ditempuh orang tua untuk mencapai
keinginannya tersebut ada yang berhasil ada juga yang tidak berhasil.
Seringkali terjadi bahwa orang tua mungkin kehilangan keyakinan atau
kemampuannya sendiri dalam mendidik anak, atau bahkan menganggap
orang lain leih mampu mendidik anak dari pada orang tuanya sendiri,
sehingga anak dipercayakan pada pegasuh.
lxxv
Penelitian ini merupakan peneitian tentang keharmonisan keluarga
dan motivasi belajar. Keluarga diperlukan hubungan yang harmonis, baik
antara sesama anggota keluarga, maupun antar anggota keluarga dengan
masyarakat. Sebagai orang tua yang bijak hendaknya jangan salah tafsir
terhdap anak-anaknya yang sudah diserahkan kepada sekolah, karena
sekolah hanya membantu keluarga dalam mendidik anak-anaknya.
Berhasil atau tidaknya pendidikan anak di sekolah tergantung pada
pendidikan dalam keluarga (Sahrani, 2011: 58).
Peranan orang tua sangat penting/mendasar bagi pandidikan anak
selanjutnya, terutama dalam hal menumbuhkan kegemaran membaca pada
anak. Keluarga memegang peranan penting dalam upaya menumbuhkan
kegemaran membaca pada anak/motivasi untuk membaca. Peran keluarga
sebagai lembaga pendidikan pertama bagi anak.
Salah satu tugas guru dalam proses belajar mengajar adalah
menciptakan lingkungan belajar yang dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa. Bukan hanya sekolah-sekolah yang berusaha memberi motivasi
tingkah laku manusia kearah perubahan tingkahlaku yang diharapkan.
Orang tua atau keluargapun telah berusaha memotivasi belajar anak-anak
mereka. Kesadaran tentang pentingnya motivasi bagi perubahan
tingkahlaku manusia telah dimiliki, baik oleh para pendidik, para orang tua
murid maupun masyarakat (Soemanto, 1990: 188).
Pelaksanaan proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab
seorang anak yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan
lxxvi
mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa
sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala
sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang
tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya
(Islamuddin, 2012:259). Anak yang termotivasi belajar ia akan
menunjukkan antusiasme terhadap aktivitas – aktivitas belajar, serta
memberikan perhatian penuh terhadap yang diinstruksikan oleh guru, serta
memiliki komitmen yang tinggi untuk mencapai tujuan belajar.
lxxvii
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Suruh
1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 2 Suruh
Pada tahun 1991 berdirilah sekolah yang diberi nama Smp N 2
Suruh yang beralamatkan di jl. Salatiga-Dadapayam km. 11, tepatnya
di Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Kepala
sekolah yang bernama Bpk Sunarto, beliau dulu juga menjabat sebagai
kepala sekolah Smp N 1 Suruh. Sebelum bangunan sekolah berdiri
sempurna, kegiatan belajar mengajar siswa smp juga pernah
menempati gedung sekolah SD N Cukilan 1 selama kurang lebih satu
tahun lamanya. Selama menempati gedung SD tersebut kegiatan
belajar mengajar berlangsung pada sore hari. Setelah satu tahun
berlangsung kemudian bangunan sekolah Smp sudah bisa ditempati
untuk kegiatan belajar dan kegiatan belajar dimulai pada pagi hari.
Bangunan sekolah dulu hanya terdiri dari tiga ruang kelas
untuk kegiatan belajar mengajar, Laboratorium IPA, ruang guru, dan
perpustakaan, tetapi sekarang sudah lengkap. Ruang kelas yang dulu
baru tiga kelas sekarang menjadi 15 kelas, sarana prasarana sekolah
sudah lengkap. Jumlah siswa di SMP N 2 Suruh berangsur-angsur
setiap tahun ajaran baru mengalami peningkatan, dan sampai saat ini
tahun ajaran 2016/2017 jumlah seluruh siswa di Smp N 2 Suruh
lxxviii
sebanyak 507 siswa. Jumlah guru dan karyawan di Smp N 2 Suruh
berjumlah 39 orang.
2. Profil SMP Negeri 2 Suruh
a. Identitas Sekolah
Identitas sekolah dapat ditampilkan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Identitas Sekolah
No. Identitas sekolah Keterangan
1. Nama Sekolah SMP Negeri 2 Suruh
2. NSS 201032204093
3. NPSN 20320263
4. Status Sekolah Negeri
5. Waktu Belajar Pagi
Sumber: Dokumen Sekolah
b. Alamat Sekolah
Alamat sekolah dapat ditampilkan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Alamat sekolah
No. Alamat Keterangan
1. Jalan Salatiga-Dadapayam km. 11
2. Desa Cukilan
3. Kecamatan Suruh
4. Kabupaten/Kota Kab. Semarang
5. Propinsi Jawa Tengah
Sumber: Dokumen Sekolah
c. Informasi Dokumen dan Perijinan
Informasi dokumen dan perijinan sekolah dapat
ditampilkan pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Dokumen dan Perijinan
No. Informasi
dokumen
Keterangan
1. Tahun Berdiri 1993
2. No. SK Pendirian
648/000493/1993
3. Tgl. SK Pendirian 4 februari 1993
lxxix
4. Luas Tanah 15.475 m2
5. Luas Bangunan 1.660,8 m2
6. Status Akreditasi Terakreditasi A
Sumber: Dokumen Sekolah
3. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi Sekolah
Visi dari SMP N 2 Suruh yaitu: “Optimal dalam prestasi,
trampil dalam karya dan budaya dilandasi Imtaq”. Visi tersebut
dijabarkan dalam sejumlah misi sekolah.
b. Misi Sekolah
Misi dari SMP N 2 Suruh yaitu:
1) Mewujudkan pembelajaran dan bimbingan yang efektif untuk
mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki siswa;
2) Mewujudkan siswa yang dapat mengenalo potensi dirinya agar
dapat berkomunikasi dengan baik;
3) Mewujudkan perkembangan seni dan budaya bangsa bagi warga
sekolah;
4) Mewujudkan budaya kompetitif bagi siswa dalam upaya
peningkatan keterampilan;
5) Mewujudkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut
bagi warga sekolah;
6) Mewujudkan sikap dan perilaku yang santun, dan memiliki budi
pekerti yang luhur bagi warga sekolah;
7) Mewujudkan lingkungan sekolah yang tertib, bersih dan indah;
8) Mewujudkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.
lxxx
4. Stuktur Organisasi
Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Suruh
Tahun Pelajaran 2016/2017
Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMP N 2 Suruh
5. Data Sarana Prasarana
a. Sarana Pendukung Belajar/Mengajar
Sarana dan prasarana sekolah yang mendukung dalam
kegiatan belajar mengajar banyak membantu dan memperlancar
jalannya pendidikan serta meningkatkan mutu dan kualitas
sekolah.Sarana dan prasarana yang dimaksud dalam konteks ini
adalah segala sesuatu yang tersedia sebagai sarana pelengkap
dalam aktivitas belajar mengajar di SMP N 2 Suruh. Sarana dan
prasarana tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
KEPALA SEKOLAH
UMI MAZRO’AH, S Pd
NIP. 197410011999032004
KOMITE
SEKOLAH
WAKASEK
Drs. BAHRONI, M Pd I,
KTU
Joko Iswono
NIP. 196007091992031004
Urs. Kurikulum
1. Agus Setiawan, S.Pd.Fis
2. Antonius HS, S Pd
Urs. Kesiswaan
1. Rofik Anis, S.Pd
2. Ulyati Ismail L, S Pd
Urs. Sarpras
1. Sukimin, S.Pd
2. Suharto, S Pd
9A
M Hudayah 9B
Suharto
9C
Suparmi
9D
Fitri U
9E
Windi H
lxxxi
Tabel 3.4
Sarana Pendukung Belajar/ Mengajar
No Sarana dan prasarana Jumlah Ket.
1. Ruang Kelas 15 Baik
2. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
3. Ruang Guru 1 Baik
4. Ruang Tata Usaha 1 Baik
5. Ruang Laboratorium IPA 1 Baik
6. Ruang Laboratorium
Komputer 1 Baik
7. Ruang Laboratorium Bahasa 1 Baik
8. Ruang Perpustakaan 1 Baik
9. Ruang UKS 2 Baik
10. Ruang Keterampilan 1 Baik
11. Ruang Lab. Multimedia 1 Baik
12. Ruang Toilet Guru 2 Baik
13. Ruang Toilet kep. Sek. 1 Baik
14. Ruang Toilet Siswa 11 Baik
15. Ruang Laboratorium IPS 1 Baik
16. Ruang BK 1 Baik
17. Aula 1 Baik
18. Ruang OSIS 1 Baik
19. Computer 36 Baik
20. Microskop 25 Baik
21. Televisi 5 Baik
22. Almari 15 Baik
23. Meja guru 40 Baik
24. Meja siswa 275 Baik
25. Kursi guru 40 Baik
26. Kursi siswa 570 Baik
27. Papan tulis 25 Baik
lxxxii
6. Data Jumlah Guru dan Siswa
a. Data Guru
Guru di SMP N 2 Suruh berjumlah 28 orang, 4 orang
pengurus TU, dan 1 0rang penjaga perpustakaan, serta 3 orang
penjaga. Data guru dapat ditampilkan pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
Data Guru dan karyawan
NO. N a m a NIP KET
1. Umi Mazro'ah, S Pd 197410011999032004 Kepala Sekolah
2. Drs. Bahroni, M Pd I 196211101983041003 Guru Tetap
3. Drs. Miftahul Munir 196407071990031010 Guru Tetap
4. M. Salimi, S. Pd 195911041978021001 Guru Tetap
5. Sri Marjoko, S. Pd 196801031991031012 Guru Tetap
6. Agus Setiawan, S Pd 196808311991031007 Guru Tetap
7. Suharto, S. Pd 195812031983021002 Guru Tetap
8. Suparmi, S. Pd 196205161984032007 Guru Tetap
9. Urip Priyosusanto 196209171986111001 Guru Tetap
10. Siti Mutamimah, S. Pd 197008181997022002 Guru Tetap
11. Rofik Anis, S Pd 196907201994121003 Guru Tetap
12. Fitri Umiyati, S. Psi 197112131999032004 Guru Tetap
13. Moh. Suwarsana, S. Pd 196908062002121006 Guru Tetap
14. Miftah Ariyadi DH, S Pd 197310302006041007 Guru Tetap
15. Sukimin, S. Pd 196904112005011010 Guru Tetap
16. Eny Sudarti, S. Pd 197001042005012011 Guru Tetap
17. Windi Hastuti, S. Pd 196409272006042002 Guru Tetap
18. Ant. Hariadi S. S. Pd 197510052006041016
Guru
Perbantukan
19. Ulyati Ismail Liana, S Pd 198702142009022003 Guru Tetap
20. Mul Hidayah, S Pd 196807292006042004 Guru Tetap
21. Nuryati 196604032007012015 Guru
lxxxiii
Perbantukan
22. Retno Wulandari 198303112010012025 Guru Tetap
23. Agus Susanto, S Pd 196708072005011004 Guru Tetap
24. Dra. Budi Nur Aini 196909022007012011 Guru Tetap
25. Imam Suprobo, S Pd 197008092007011009
Guru
Perbantukan
26. Kiptiyah, S. Ag - GTT
27. Tri Kusumaningrum, S Psi - GTT
28. Diah Retnaningtyas Utami, S Pd GTT
29. Joko Iswono 196007091992031004 KTU
30. Juharmi Dwi Palupi 197001302014062001 Staff TU
31. Sugiyarto 197105062014061001 Staff TU
32. Saliyo 198406052014061002 Staff TU
33. Wiwiek Tri Pudyastuti - Perpustakaan
34. Sugimin - Penjaga
35. Supardi - Penjaga
36. Pujiyono Penjaga
37. Suyati
38. Surati
39. Sriyono MS
Sumber: Dokumen Sekolah
b. Data Siswa
Jumlah siswa di SMP N 2 Suruh pada tahun ajaran
2016/2017 berjumlah 507 orang. Adapun rincian dari setiap
kelasnya adalah sebagai berikut. Data jumlah siswa di SMP N
2 Suruh dapat ditampilkan dalam tabel 3.6.
lxxxiv
Tabel 3.6
Data jumlah siswa tahun ajaran 2016/2017
Th. Ajaran
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Jumlah siswa
(Kelas
VII+VIII+IX)
Jml.
Siswa
Jml
Rombel
Jml.
Siswa
Jml.
Rombel
Jml.
Siswa
Jml
Rombel
Jml.
Siswa
Jml
Rombel
2015/2016 167 org 5 rbl 165
org 5 rbl
175
org 5 rbl
507
org 15 rbl
Sumber: Dokumen Sekolah
B. Penyajian Data Hasil Penelitian
1. Responden Penelitian
Arikunto (1989:120) memberikan teori tentang teknik
pengambilan sampel, apabila subyek kurang dari 100, maka sampel
yang digunakan adalah seluruh jumlah populasi yang ada.Akan
tetapi, apabila populasiya besar lebih dari 100 orang, maka dapat
diambil 10-15% atau 20-25%. Jumlah siswa kelas IX di SMP
Negeri 2 Suruh tahun ajaran 2016/2017 berjumlah 175 siswa
sehingga peneliti mengambil sampel sebanyak 25% yang
berjumlah 44 siswa. Data nama responden dapat ditampilkan pada
tabel 3.7.
lxxxv
Tabel 3.7
Data Nama Responden kelas IX di SMP Negeri 2 Suruh
No. Nama Responden Jenis
kelamin
(L/P)
Kelas
1. Alef Al-Rahmadhani L IX A
2. Angga Putradika L IX A
3. Aris Pujiyono L IX A
4. Arum Anisa Dewi P IX A
5. Desi Rahmawati P IX A
6. Dewi Aas R.N. P IX A
7. Dewi Maria Utami P IX A
8. Fadhilah Sofia Ningrum P IX A
9. Ike Erna Safitri P IX A
10. Khafifah Dwi Astuti P IX A
11. Kusnul Widayati P IX A
12. Lestari Asih P IX A
13. Lusi Rahmawati P IX A
14. Megi Putri Lestari P IX A
15. Melinda S. P IX A
16. Naila Alif Salsabila P IX A
17. Niko Kristiawan L IX A
18. Oky Ryan Apredy L IX A
19. Riska Maya Sari P IX A
20. Rosida Bekti P IX A
21. Siti Mukaromah P IX A
22. Tri Alamsyah L IX A
23. Varina Nuryana P IX A
24. Wina Widyaningrum P IX A
25. Ahmad Abdul Kholiq L IX B
26. Aji Darmawan L IX B
27. Anugrah Sauli P. L IX B
28. Asep Al Fandy L IX B
29. Cornelius Agung C. L IX B
30. Devi Kusniawati P IX B
31. Dewi Nurcahyanti P IX B
32. Eko Purnomo L IX B
33. Ery Yanto L IX B
34. Galih D.P. L IX B
35. Irfan Prasetyo L IX B
36. M. Edi Setiawan L IX B
37. Puji Lestari P IX B
38. Riki Fahrur Rofiq L IX B
39. Rohman Al Qho Vhiqie L IX B
lxxxvi
40. Sandra Ayu Deviana D. P IX B
41. Santi Rahmawati P IX B
42. Siti Roqimah P IX B
43. Sri Rahayu Ningsih P IX B
44. Syeh Andriana L IX B
Sumber: Dokumen Sekolah
2. Data mentah hasil penelitian
a. Jawaban angket keharmonisan keluarga
Tabel 3.8
JawabanHasil penelitian pada Angket Keharmonisan
Keluarga
No.
resp.
klasifikasi jumlah
jawaban
Jumlah skor per item
skor A B C D 4 3 2 1
8 3 3 1 32 9 6 1 48
1 7 7 0 4 21 14 0 39
3 8 4 0 12 24 8 0 44
7 3 4 1 28 9 8 1 46
8 1 5 1 32 3 10 1 46
3 5 7 0 12 15 14 0 41
5 3 7 0 20 9 14 0 43
5 2 8 0 20 6 16 0 42
4 4 7 0 16 12 14 0 42
7 3 4 1 28 9 8 1 46
6 2 6 1 24 6 12 1 43
8 2 4 1 32 6 8 1 47
7 2 5 1 28 6 10 1 45
4 5 5 1 16 15 10 1 42
2 8 4 1 8 24 8 1 41
2 5 6 2 8 15 12 2 37
6 2 5 2 24 6 10 2 42
6 2 6 1 24 6 12 1 43
5 3 7 0 20 9 14 0 43
5 4 5 1 20 12 10 1 43
7 2 5 1 28 6 10 1 45
1 3 7 4 4 9 14 4 31
5 3 7 0 20 9 14 0 43
4 5 6 0 16 15 12 0 43
7 1 5 2 28 3 10 2 43
lxxxvii
Sumber: Dokumen Sekolah
b. Jawaban angket motivasi belajar
Tabel 3.9
Jawaban hasil penelitian pada angket motivasi belajar siswa
No.
resp.
klasifikasi jumlah
jawaban
Jumlah skor per
item
skor A B C D 4 3 2 1
3 4 8 0 12 12 16 0 40
3 3 9 0 12 9 18 0 39
6 2 7 0 24 6 14 0 44
4 4 7 0 16 12 14 0 42
4 6 5 0 16 18 10 0 44
7 3 5 0 28 9 10 0 47
4 4 7 0 16 12 14 0 42
3 5 7 0 12 15 14 0 41
4 6 5 0 16 18 10 0 44
4 3 8 0 16 9 16 0 41
6 5 4 0 24 15 8 0 47
3 2 10 0 12 6 20 0 38
2 4 9 0 8 12 18 0 38
8 3 3 1 32 9 6 1 48
6 4 5 0 24 12 10 0 46
7 6 2 0 28 18 4 0 50
2 5 8 0 8 15 16 0 39
7 5 3 0 28 15 6 0 49
8 5 2 0 32 15 4 0 51
5 5 4 1 20 15 8 1 44
2 12 1 0 8 36 2 0 46
0 8 7 0 0 24 14 0 38
0 9 6 0 0 27 12 0 39
4 6 5 0 16 18 10 0 44
5 8 2 0 20 24 4 0 48
7 6 2 0 28 18 4 0 50
9 4 1 1 36 12 2 1 51
0 1 11 3 0 3 22 3 28
6 6 3 0 24 18 6 0 48
7 4 4 0 28 12 8 0 48
3 7 5 0 12 21 10 0 43
4 4 6 1 16 12 12 1 41
lxxxviii
10 3 2 0 40 9 4 0 53
3 2 10 0 12 6 20 0 38
4 5 6 0 16 15 12 0 43
7 2 6 0 28 6 12 0 46
4 2 9 0 16 6 18 0 40
4 6 5 0 16 18 10 0 44
5 4 6 0 20 12 12 0 44
2 3 10 0 8 9 20 0 37
1 2 12 0 4 6 24 0 34
1 5 9 0 4 15 18 0 37
5 5 5 0 20 15 10 0 45
6 5 4 0 24 15 8 0 47
6 5 4 0 24 15 8 0 47
1 13 1 0 4 39 2 0 45
5 5 4 1 20 15 8 1 44
4 7 4 0 16 21 8 0 45
5 7 3 0 20 21 6 0 47
3 10 2 0 12 30 4 0 46
5 8 2 0 20 24 4 0 48
1 11 3 0 4 33 6 0 43
4 9 2 0 16 27 4 0 47
2 8 5 0 8 24 10 0 42
2 9 4 0 8 27 8 0 43
6 8 1 0 24 24 2 0 50
4 5 6 0 16 15 12 0 43
3 7 5 0 12 21 10 0 43
2 5 7 1 8 15 14 1 38
4 8 2 1 16 24 4 1 45
3 6 6 0 12 18 12 0 42
0 4 11 0 0 12 22 0 34
2 5 4 4 8 15 8 4 35
Sumber: Dokumen Sekolah
lxxxix
BAB IV
ANALISIS DATA
Pembahasan pada bab ini yaitu untuk membuktikan ada tidaknya
hubungan antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa kelas
IX di SMP N 2 Suruh, Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten
Semarang, Tahun Ajaran 2016. Peneliti akan menganalisis kedua variabel
dengan menggunakan rumus korelasi product moment.
Peneliti menggunakan tiga tahap dalam menganalisishasil penelitian
yang telah dilakukan, yaitu: 1) Analisis keharmonisan keluarga dan 2)
Analisis motivasi belajar siswa, dan 3) Analisis dengan product moment.
A. Analisis Deskriptif
Dalam analisis deskriptif, penelitiakan menyajikan analisis data
dalam rangka untuk mengetahui hubungan antara keharmonisan keluarga
dengan motivasi belajar siswa di SMP N 2 Suruh Desa Cukilan
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016.
1. Analisis Data keharmonisan keluarga
Pengambilan data mengenai hubungan antara keharmonisan
keluarga dengan motivasi belajar siswa diperoleh dari penyebaran
angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan. Masing-masing
pertanyaan tersedia 4 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai
berikut:
xc
Tabel 4.1
Petunjuk Penilaian angket
Jawaban
Pertanyaan positif
Skor Jawaban Pertanyaan
negatif
Skor
Jawaban A 4 Jawaban A 1
Jawaban B 3 Jawaban B 2
Jawaban C 2 Jawaban C 3
Jawaban D 1 Jawaban D 4
Sumber: Dokumen sekolah
Jumlah responden semjuumlah 44 siswa. Berikut adalah daftar
nomer absen siswa beserta skornya.
Tabel 4.2
Skor Responden dari angket keharmonisan keluarga
No. resp. Skor No. resp. Skor
1. 48 23. 43
2. 39 24. 43
3. 44 25. 43
4. 46 26. 48
5. 46 27. 46
6. 41 28. 50
7. 43 29. 39
8. 42 30. 49
9. 42 31. 51
10. 46 32. 44
11. 43 33. 46
12. 47 34. 38
13. 45 35. 39
14. 42 36. 44
15. 41 37. 48
16. 37 38. 50
17. 42 39. 51
18. 43 40. 28
19. 43 41. 48
20. 43 42. 48
21. 45 43. 43
22. 31 44. 41
Sumber: Dokumen Sekolah
xci
Kemudian diintervalkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk angket keharmonisan keluarga dengan jumlah 15 item soal
diketahui nilai tertinggi 51 dan nilai terendah 28 maka berdasarkan rumus
intervalnya adalah sebagai berikut (Irianto, 2004:12):
( )
Ket:
i = interval ideal
xt = nilai tertinggi ideal
xr = nilai terendah ideal
ki = kelas interval
( )
( )
Setelah diketahui lebar interval, dapat ditetapkan klarifikasi
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Interval Keharmonisan dalam keluarga
NO Interval Frekuensi Nominasi Keterangan
1 46-51 16 A Sangat Tinggi
2 40-45 21 B Tinggi
3 34-39 5 C Sedang
4 28-33 2 D Rendah
Jumlah
44
Sumber: Dokumen Sekolah
xcii
Berdasarkan análisis di atas dapat dilihat pada tabel berikut:
NO Interval Nominasi Keterangan
1 46-51 A Sangat Tinggi
2 40-45 B Tinggi
3 34-39 C Sedang
4 28-33 D Rendah
Setelah ditetapkan klarifikasi dalam kategori, maka dapat disimpulkan
masing-masing skor dan nominasinya sebagai berikut:
Tabel 4.4
Skor dan Kategori Keharmonisan Keluarga
No.
resp.
Skor Kategori No.
resp.
Skor Kategori
1. 48 ST 23. 43 T
2. 39 R 24. 43 T
3. 44 T 25. 43 T
4. 46 ST 26. 48 ST
5. 46 ST 27. 46 ST
6. 41 T 28. 50 ST
7. 43 T 29. 39 S
8. 42 T 30. 49 ST
9. 42 T 31. 51 ST
10. 46 ST 32. 44 T
11. 43 T 33. 46 ST
12. 47 ST 34. 38 S
13. 45 T 35. 39 S
14. 42 T 36. 44 T
15. 41 T 37. 48 ST
16. 37 S 38. 50 ST
17. 42 T 39. 51 ST
18. 43 T 40. 28 R
19. 43 T 41. 48 ST
20. 43 T 42. 48 ST
21. 45 T 43. 43 T
22. 31 R 44. 41 T
Sumber: Dokumen Sekolah
Dari data tabel tersebut maka dapat diketahui nilai sangat
tinggi untuk kategori A adalah 16 siswa, kategori B adalah 21
siswa, kategori C adalah 5 siswa, dan kategori D adalah 2 siswa.
xciii
Setelah interval dan kategori didapat, maka ditentukan frekuensi
dan prosentase keharmonisan dalam sebuah keluargaArikunto
(2010:134), yaitu sebagai berikut:
P =
x 100 %
Keterangan:
P = Angket presentase
F = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N = Jumlah siswa atau siswi
100% = Bilangan Konstan
a. Kategori skor sangat tinggi (A) : P =
x 100%
P =
x 100%
P = 36,36%
b. Kategori skor tinggi (B) :P =
x 100%
P =
x 100%
P = 47,73%
c. Kategori skor sedang (C) : P =
x 100%
P =
x 100%
P = 11,36%
d. Kategori skor rendah (D) :P =
x 100%
P =
x 100%
P = 4,55%
xciv
Tabel 4.5
Prosentase Keharmonisan dalam keluarga
Sumber: Dokumen sekolah
Berdasarkan analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa:
a. Kategori antara 46-51 berarti hubungan keharmonisan keluarga
dikatakan sangat tinggi (A) sebanyak 16 siswa atau 36,36%.
b. Kategori antara 40-45 berarti hubungan keharmonisan keluarga
dikatakan tinggi(B) sebanyak 21 siswa atau 47,73%.
c. Kategori antara 34-39 berarti hubungan keharmonisan keluarga
dikatakan sedang(C) sebanyak 5 siswa atau 11,36%.
d. Kategori antara 28-33 berarti hubungan keharmonisan keluarga
dikatakan rendah(D) sebanyak 2 siswa atau 4,55%.
Maka pernyataan diatas menjawab rumusan masalah yang pertama
yaitu “Bagaimanakah variasi keharmonisan keluarga pada orang tua
siswa kelas IX di SMP N 2 SURUH Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang tahun 2016”.
2. Analisis Data Motivasi Belajar Siswa
Pengambilan data mengenai pengaruh motivasi belajar siswa
diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan.
NO Interval Frekuensi persentase Kategori Keterangan
1 46-51 16 36,36 % A Sangat Tinggi
2 40-45 21 47,73 % B Tinggi
3 34-39 5 11,36% C Sedang
4 28-33 2 4,55 % D Rendah
Jumlah
44 100%
xcv
Masing-masing pertanyaan tersedia 4 alternatif jawaban dengan bobot
nilai sebagai berikut:
Tabel 4.6
Petunjuk Penilaian angket
Jawaban
Pertanyaan positif
Skor Jawaban Pertanyaan
negatif
Skor
Jawaban A 4 Jawaban A 1
Jawaban B 3 Jawaban B 2
Jawaban C 2 Jawaban C 3
Jawaban D 1 Jawaban D 4
Sumber: Dokumen Sekolah
Adapun jumlah siswa yang dijadikan objek sebanyak 44 siswa. Berikut
adalah daftar nomer absen siswa beserta jawaban dan skornya.
Tabel 4.7
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa
No. resp. Skor No. resp. Skor
1. 40 23. 37
2. 39 24. 45
3. 44 25. 47
4. 42 26. 47
5. 44 27. 45
6. 47 28. 44
7. 42 29. 45
8. 41 30. 47
9. 44 31. 46
10. 41 32. 48
11. 47 33. 43
12. 38 34. 47
13. 38 35. 42
14. 53 36. 43
15. 38 37. 50
16. 43 38. 43
17. 46 39. 43
18. 40 40. 38
19. 44 41. 45
20. 44 42. 42
21. 37 43. 34
22. 34 44. 35
Sumber: Dokumen Sekolah
xcvi
Kemudian diintervalkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk angket keharmonisan keluarga dengan jumlah 15 item soal
diketahui nilai tertinggi 53 dan nilai terendah 34 maka berdasarkan rumus
intervalnya adalah sebagai berikut:
( )
Ket:
i = interval ideal
xt = nilai tertinggi ideal
xr = nilai terendah ideal
ki = kelas interval
( )
( )
Setelah diketahui lebar interval, dapat ditetapkan klarifikasi
dalam kategori sebagai berikut:
Tabel 4.8
Interval Motivasi Belajar Siswa
No. Interval Frekuensi Kategori Keterangan
49-53 2 A Sangat tinggi
44- 48 19 B Tinggi
39- 43 14 C Sedang
1. 34- 38 9 D Rendah
Jumlah 44
Sumber: Dokumen Sekolah
xcvii
Berdasarkan analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa:
No. Interval Kategori Keterangan
49-53 A Sangat tinggi
44- 48 B Tinggi
39- 43 C Sedang
1. 34- 38 D Rendah
Setelah ditetapkan klarifikasi dalam kategori, maka dapat disimpulkan
masing-masing skor dan nominasinya sebagai berikut:
Tabel 4.9
Skor dan Kategori hasil angket motivasi belajar
No.
resp.
Skor Kategori No.
resp.
Skor Kategori
1. 40 S 23. 37 R
2. 39 S 24. 45 T
3. 44 T 25. 47 T
4. 42 S 26. 47 T
5. 44 T 27. 45 T
6. 47 T 28. 44 T
7. 42 S 29. 45 T
8. 41 S 30. 47 T
9. 44 T 31. 46 T
10. 41 S 32. 48 T
11. 47 T 33. 43 S
12. 38 R 34. 47 T
13. 38 R 35. 42 S
14. 53 ST 36. 43 S
15. 38 R 37. 50 ST
16. 43 S 38. 43 S
17. 46 T 39. 43 S
18. 40 S 40. 38 R
19. 44 T 41. 45 T
20. 44 T 42. 42 S
21. 37 R 43. 35 R
22. 34 R 44. 35 R
Sumber: Dokumen Sekolah
Dari data di atas maka dapat diketahui nilai sangat tinggi
untuk kategori A adalah 2 siswa, kategori B adalah 19 siswa,
kategori C adalah 14 siswa, dan kategori D adalah 9 siswa. Setelah
xcviii
interval dan kategori didapat, maka ditentukan frekuensi dan
prosentase motivasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut:
P =
x 100 %
Keterangan:
P = Angket presentase
F = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N = Jumlah siswa atau siswi
100% = Bilangan Konstan
a. Kategori skor sangat tinggi (A) : P =
x 100 %
P = 2:44 x 100 %
P = 4,55 %
b. Kategori skor tinggi (B) :P =
x 100 %
P = 19:44 x 100 %
P = 43,18 %
c. Kategori skor sedang (C) : P =
x 100 %
P = 14:44 x 100 %
P = 11,36 %
d. Kategori skor kurang (D) :P =
x 100 %
P = 9:44 x 100 %
P = 20,45 %
xcix
Tabel 4.10
Prosentase Motivasi Belajar Siswa
NO Interval Frekuensi persentase Kategori Keterangan
49-53 2 4,55% A Sangat tinggi
44- 48 19 43,18% B Tinggi
39- 43 14 31,82% C Sedang
1. 34- 38 9 20,45% D Rendah
Jumlah
44 100%
Sumber: Dokumen Sekolah
Dari analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa:
a. Kategori antara 49-53 berarti motivasi belajar siswadikatakan
sangat tinggi (A) sebanyak 2 siswa atau 4,55%.
b. Kategori antara 44-48 berarti motivasi belajar siswadikatakan
tinggi (B) sebanyak 19 siswa atau 43,18%.
c. Kategori antara 39-43 berarti motivasi belajar siswadikatakan
sedang (C) sebanyak 14 siswa atau 31,82%.
d. Kategori antara 34-38 berarti motivasi belajar siswa dikatakan
rendah (D) sebanyak 9 siswa atau 20,45%.
Maka pernyataan diatas menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu
“Bagaimana variasi motivasi belajar siswa kelas IX SMP N 2 Suruh,
Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, tahun ajaran 2016”.
B. Hipotesis Penelitian
Analisis ini bertujuan untuk membuktikan diterima tidaknya
hipotesis penelitian yang diajukan. Penelitian ini untuk menguji hubungan
antara keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa kelas IX
SMP N 2 Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, tahun ajaran
c
2016, dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Penelitian ini
menggunakan 2 variabel yaitu keharmonisan keluarga sebagai X dan
motivasi belajar sebagai Y.
Dua variabel tersebut didistribusikan ke dalam koefisien dari perkalian
antara nilai X dan nilai Y untuk memudahkan dalam memasukkan ke
dalam rumus korelasi product moment. Untuk mencari koefisian dari
masing-masing variabel tersebut peneliti mengambil langah sebgai berikut:
Tabel 4.11
Tabel kerja untuk mencari koefisien antara keharmonisan keluarga
dengan motivasi belajar siswa
No. resp. X Y
XY
48 40 2304 1600 1920
39 39 1521 1521 1521
44 44 1936 1936 1936
46 42 2116 1764 1932
46 44 2116 1936 2024
41 47 1681 2209 1927
43 42 1849 1764 1806
42 41 1764 1681 1722
42 44 1764 1936 1848
46 41 2116 1681 1886
43 47 1849 2209 2021
47 38 2209 1444 1786
45 38 2025 1444 1710
42 53 1764 2809 2226
41 38 1681 1444 1558
37 43 1369 1849 1591
42 46 1764 2116 1932
43 40 1849 1600 1720
43 44 1849 1936 1892
43 44 1849 1936 1892
45 37 2025 1369 1665
31 34 961 1156 1054
43 37 1849 1369 1591
43 45 1849 2025 1935
ci
43 47 1849 2209 2021
48 47 2304 2209 2256
46 45 2116 2025 2070
50 44 2500 1936 2200
39 45 1521 2025 1755
49 47 2401 2209 2303
51 46 2601 2116 2346
44 48 1764 2304 2112
46 43 2116 1849 1978
38 47 1444 2209 1786
39 42 1521 1764 1638
44 43 1936 1849 1892
48 50 2304 2500 2400
50 43 2500 1849 2150
51 43 2601 1849 2193
28 38 784 1444 1064
48 45 2304 2025 2160
48 42 2304 1764 2016
43 35 1849 1225 1505
41 35 1681 1225 1435
JUMLAH 1919 1883 84361 81319 82375
Sumber: Dokumen Sekolah
Sehingga diketahui:
Tabel 4.12
Koefisien X dan Y
No. Koefisien Frekuensi
1. X 1919
2. Y 1883
3. X2 84361
4. Y2 81319
5. XY 82375
Sumber: Peneliti
Kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment
sebagai berikut (Sudijono, 2010:206),:
∑
(∑ )(∑ )
√{∑ (∑ )
} {∑ (∑ )
}
cii
( )( )
√{ ( )
} { ( )
}
√{ } {
}
√* +* +
√* +* +
√
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
Setelah peneliti melakukan analisis data yang telah diperoleh
dengan menggunakan rumus korelasi product moment untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan variabel bebas (keharmonisan keluarga) dengan
variabel terikat (motivasi belajar siswa) dengan membandingkan r hitung
yang diperoleh dengan r tabel taraf signifikansi 5%.
1. Berdasarkan analisis statistik diperoleh koefisien korelasi antara
keharmonisan keluarga dengan motivasi belajar siswa (rxy) sebesar
0,302, selanjutnya hasil tersebut dikonsultasikan dengan r tabel
product moment dengan N= 44 dalam taraf signifikansi diperoleh
0,297. Hasil penelitian menunjkkan bahwa rh > rt (0,302>0,297)
ciii
yang berarti Ha ditolak dan Ho diterima. Hal ini membuktikan bahwa
“ada hubungan positif dan signifikan antara keharmonisan keluarga
dengan motivasi belajar siswa di SMP N 2 SURUH Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang tahun 2016”. Hal ini berarti semakin tinggi
tingkat keharmonisan dalam keluarga semakin tinggi pula tingkat
motivasi belajar siswa.
civ
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
2. Variasi keharmonisan keluarga pada siswa kelas IX SMP N 2 Suruh
terdapat 4 kategori yaitu keharmonisan keluarga dalam kategori sangat
tinggi sebanyak 16 siswa, kategori tinggi sebanyak 21 siswa,kategori
sedang sebanyak 5 siswa, dan kategori rendah sebanyak 2 siswa.
Keharmonisan keluarga dalam kategori sangat tinggi mencapai
36,36%, kategori tinggi mencapai 47,73%, kategori sedang mencapai
11,36%, dan kategori rendah mencapai 4,55%, dengan demikian,
keharmonisan keluarga pada siswa kelas IX di SMP N 2 Suruh dalam
kategori tinggi yaitu sebesar 47,73%.
3. Variasi motivasi belajar pada siswa kelas IX SMP N 2 Suruh tahun
ajaran 2016 terdapat 4 kategori yaitu motivasi belajar siswa kelas IX
kategori sangat tinggi sebanyak 2 siswa, kategori tinggi sebanyak 19
siswa, kategori sedang sebanyak 14 siswa, dan kategori rendah
sebanyak 9 siswa. Motivasi belajar siswa kelas IX kategori sangat
tinggi mencapai 4,55%, kategori tinggi mencapai 43,18%, kategori
sedang mencapai 31,83%, dan kategori rendah mencapai 20,45%,
dengan demikian, motivasi belajar siswa kelas IX di SMP N 2 Suruh
dalam kategori tinggi yaitu sebesar 43,18%.
cv
4. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara keharmonisan
keluarga dengan motivasi belajar siswa kelas IX di SMP N 2 Suruh
tahun ajaran 2016. Berdasarkan analisis r hitung yang diperoleh lebih
besar dari r tabel. Adapun koefisien korelasi antara keharmonisan
keluarga dengan motivasi belajar (rxy) adalah sebesar 0,302. Nilai r
hitung kemudian dikonsultasikan dengan r tabel product moment
dengan N=44 dengan taraf signifikan 5% sebesar 0,297. Hal ini
terbukti r hitung lebih besar dari r tabel sehingga hipotesis yang
diajukan “diterima”. semakin tinggi tingkat keharmonisan dalam
keluarga semakin tinggi pula tingkat motivasi belajar siswa. Semakin
tinggi tingkat keharmonisan dalam keluarga semakin tinggi pula
tingkat motivasi belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Guru
Guru sebagai pendidik dan sekaligus motivator bagi siswa di
sekolah hendaknya senantiasa memberikan motivasi kepada siswa
terutama terutama dalam kegiatan proses pendidikan dan pembelajaran
serta memberikan nasehat kepada siswa agar selalu menjaga hubungan
baik dengan orang tua dan juga saudaranya.
cvi
2. Orang Tua
Keharmonisan keluarga menentukan motivasi belajar siswa,
jadi orang tua harus selalu menjaga dan meningkatkan keharmonisan
di dalam keluarga sehingga semua anggota keluarga merasa nyaman
dan anak juga akan termotivasi untuk belajar.
3. Siswa
Siswa hendaknya patuh terhadap kedua orang tua dan harus
lebih meningkatkan motivasi belajarnya, karena dengan motivasi yang
tinggi semoga dapat meraih prestasi yang diinginkan.
cvii
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Basri, Hasan. 2004. Merawat Cinta Kasih. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Daradjat, Zakiyah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumu Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Eyre, Linda. 2010. 3 Langkah Menuju Keluarga Yang Harmonis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Fadillah, Nur. 2012. Metode Anti Perselingkuhan dan Perceraian. Yogyakarta:
Genius Publisher.
Gunarsa, Singgih D. 2008. Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: PT BKK
Gunung Mulia.
Hasan, Chalidjah. 1994. Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan. Surabaya: Al
Ikhlas.
Iriyanto, Agus. 2004. Statistik. Jakarta: Prenada Media.
Islamuddin, Haryu. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Maslikhah. 2009. Ensiklopedia Pendidikan. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Meichiati. 2004. Membangun Keharmonisan Keluarga. Bandung: Alfabeta.
Prenada Media Group. 2003. Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana.
Sahrani, Sohari. 2011. Psikologi Belajar Dalam Pespektif Islam. Bogor: Ghazali
Indonesia
Sardiman, A.M. 1994. Interaksi Dan Motivsi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT
RaraGrafindo Persada.
Soemanto, Wasty. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
cviii
Sukandarrumidi. 2004. Metodolgi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti
Pemula. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan, cet 6.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, Sumadi. 2011. Psikologi Pendidikan, cet. 18. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Winarno. 2010. Statistik. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
cix
LAMPIRAN
cx
cxi
cxii
cxiii
cxiv
Data Nama Responden kelas IX di SMP Negeri 2 Suruh
No. Nama Responden Jenis
kelamin
(L/P)
Kelas
1. Alef Al-Rahmadhani L IX A
2. Angga Putradika L IX A
3. Aris Pujiyono L IX A
4. Arum Anisa Dewi P IX A
5. Desi Rahmawati P IX A
6. Dewi Aas R.N. P IX A
7. Dewi Maria Utami P IX A
8. Fadhilah Sofia Ningrum P IX A
9. Ike Erna Safitri P IX A
10. Khafifah Dwi Astuti P IX A
11. Kusnul Widayati P IX A
12. Lestari Asih P IX A
13. Lusi Rahmawati P IX A
14. Megi Putri Lestari P IX A
15. Melinda S. P IX A
16. Naila Alif Salsabila P IX A
17. Niko Kristiawan L IX A
18. Oky Ryan Apredy L IX A
19. Riska Maya Sari P IX A
20. Rosida Bekti P IX A
21. Siti Mukaromah P IX A
22. Tri Alamsyah L IX A
23. Varina Nuryana P IX A
24. Wina Widyaningrum P IX A
25. Ahmad Abdul Kholiq L IX B
26. Aji Darmawan L IX B
27. Anugrah Sauli P. L IX B
28. Asep Al Fandy L IX B
29. Cornelius Agung C. L IX B
30. Devi Kusniawati P IX B
31. Dewi Nurcahyanti P IX B
32. Eko Purnomo L IX B
33. Ery Yanto L IX B
34. Galih D.P. L IX B
35. Irfan Prasetyo L IX B
36. M. Edi Setiawan L IX B
37. Puji Lestari P IX B
38. Riki Fahrur Rofiq L IX B
39. Rohman Al Qho Vhiqie L IX B
cxv
40. Sandra Ayu Deviana D. P IX B
41. Santi Rahmawati P IX B
42. Siti Roqimah P IX B
43. Sri Rahayu Ningsih P IX B
44. Syeh Andriana L IX B
Sumber: Dokumen sekolah
cxvi
Kisi-kisi instrumen keharmonisan keluarga
Konsep Dasar Komponen Indikator No.
item
Keharmonisan keluarga adalah
keserasian atau keselarasan
keluarga yang terdiri dari ibu,
bapak, beserta anak-anaknya
yang terbentuk dalam ikatan
perkawinan dan hidup dalam
tempat tinggal bersama, yang
rukun berbahagia, tertib,
disiplin, saling menghargai,
penuh pemaaf, tolong
menolong dalam kebajikan,
memiliki etos kerja yang baik,
bertetangga dengan saling
menghormati, taat
mengerjakan ibadah, berbakti
pada yang lebih tua, mencintai
ilmu pengetahuan dan
memanfaatkan waktu luang
dengan hal yang positif dan
masing-masing anggota
keluarga merasakan adanya
ikatan batin, sehingga
mempengaruhi,
memperhatikan, menyerah
diri, melengkapi dan
menyempurnakan serta
mampu memenuhi dasar
keluarga.
Rukun Anggota keluarga
tidak saling berselisih
termasuk juga dengan
masyarakat.
4
Bahagia Anggota keluarga
saling memberikan
hadiah, saling
membantu, memiliki
waktu yang cukup
untuk keluarga dan
masyarakat.
2, 3
dan
9
Tertib Anggota keluarga
menaati peraturan
yang ada.
1
Saling
menghargai
Anggota keluarga
saling mendengarkan
pendapat orang lain,
memberikan hadiah
atas prestasi yang
diperoleh.
5
Pemaaf Anggota keluarga
memberikan maaf
kepada orang lain.
6
Tolong
menolong
dalam
kebajikan
Anggota keluarga
saling tolong
menolong orang lain
dalam kebaikan tanpa
mengharapkan
imbalan.
7
Perhatian
Anggota keluarga
saling memberikan
motivasi untuk
berprestasi.
8
Taat
beribadah
Anggota keluarga
Selalu melaksanakan
kewajiban agama.
11
dan
15
Berbakti
pada kedua
orang tua
Anggota keluarga
patuh terhadap kedua
orang tua.
12
Mencintai
ilmu
Anggota keluarga
menuntut ilmu,
13
cxvii
pengetahua
n
mengembangkan, dan
mengamalkannya.
Memanfaat
kan waktu
luang
Anggota keluarga
menggunakan waktu
dengan hal yang
bermanfaat.
14
Saling
menyempur
nakan
Antar anggota
keluarga saling
membantu untuk
memberikan peluang
memperoleh
kemampuan/prestasi
yang sudah diraih.
10
Kisi-kisi instrument motivasi belajar
Konsep dasar Komponen Indikator No. item
Motivasi belajar adalah
kondisi psikologis
seseorang atau keinginan
seseorang yang
mendorongnya untuk
melakukan aktivitas
tertentu baik secara sadar
maupun tidak sadar untuk
memperoleh perubahan
dalam pengetahuan,
keterampilan, daya ingat,
daya mengenal, nilai sikap
dan tingkah laku ke arah
yang lebih baik karena
adanya hasrat atau
keinginan untuk berhasil,
dorongan kebutuhan
belajar, dan memiliki
harapan untuk cita-citanya,
sehingga seseorang
berkeinginan untuk
melakukan aktivitas belajar
yang lebih giat dan
semangat serta tidak
mudah menyerah untuk
mencapai tujuan.
Tekun Berusaha dengan
sungguh-sungguh
1,2,3,4,5
Menunjukkan
minat
Kemauan atau
keinginan
seseorang untuk
memperoleh
sesuatu
6,7,8,9,1
0
Semangat dan
tidak mudah
menyerah
Memiliki semangat
dan tidak mudah
melepaskan
sesuatu yang ingin
dicapainya.
11,12,13,
14,15
cxviii
ANGKET PENELITIAN
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. NAMA :
2. KELAS:
B. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Isilah identitas Saudara sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan
angket di bawah ini;
2. Beri tanda (X) pada setiap pilihan jawaban yang sesuai dengan
keadaan Saudara;
3. Jawaban Saudara tidak diklasifikasikan pada jawaban benar atau salah;
4. Jawaban Saudara tidak akan mempengaruhi pada nilai mata pelajaran
tertentu yang di sekolah;
5. Angket ini digunakan untuk menyelesaikan salah satu tugas untuk
memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Pendidkan Agama Islam;
6. Atas bantuan dan perhatiannya disampaikan terima kasih.
C. ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA
1. Apakah Saudara menaati tata tertib yang ada di rumah?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
2. Jika Saudara mendapatkan nilai yang bagus, apakah orang tua Saudara
memberikan sebuah bingkisan/hadiah?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
3. Jika ada anggota keluarga yang sedang megalami kesulitan, apakah
Saudara membantunya?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
4. Apakah ada perselisihan antar anggota keluarga Saudara?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
5. Apakah gagasan Saudara dihargai dalam musyawarah keluarga?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
6. Apakah Saudara memaafkan kesalahan orang lain sebelum orang
tersebut meminta maaf?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
cxix
7. Jika ada tetangga yang meminta tolong, apakah Saudara mau
menolongnya dengan tulus?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
8. Apakah orang tua anda memberikan motivasi belajar kepada Saudara?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
9. Apakah orang tua anda meluangkan waktu untuk berlibur bersama
keluarga?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
10. Jika ada salah satu dari anggota keluarga anda yang mengalami
kesulitan dalam belajar, apakah Saudara membantunya supaya bisa
meraih prestasi yang diinginkan?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
11. Apakah Saudara melaksanakan kewajiban shalat lima waktu?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
12. Apakah Saudara patuh kepada kedua orang tua Anda ?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
13. Apakah Saudara belajar di luar jam sekolah untuk memperkaya
pengetahuan?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
14. Apakah Saudara memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang
bermanfaat?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
15. Apakah Saudara mengajarkan shalat lima waktu meskipun dalam
kondisi sulit?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
cxx
D. ANGKET MOTIVASI BELAJAR
1. Apakah Saudara antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di
sekolah?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
2. Jika Saudara sedang belajar ada teman yang mengajak untuk bermain,
apakah Saudara tetap memilih untuk belajar?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
3. Apakah Saudara mempelajari kembali materi yang telah diajarkan di
sekolah di rumah?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
4. Apakah Saudara berusaha mencari jawaban ketika menemukan hal-hal
yang belum dipahami tentang materi yang telah diajarkan?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
5. Jika guru, teman dan keluarga belum bisa memahamkan tentang materi
yang belum Saudara pahami, apakah Saudara tetap berusaha untuk
belajar supaya bisa memahami materi yang telah diajarkan?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
6. Apakah Saudara belajar karena keinginan dari diri sendiri?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
7. Apakah Saudara menuruti perintah orang tua untuk belajar?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
8. Apakah Saudara memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
9. Jika Saudara belum paham, apakah Saudara menanyakan pada guru
yang bersangkutan?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
10. Apakah Saudara membaca kembali materi yang diberikan guru ketika
dirumah?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
11. Apakah Saudara rajin belajar untuk mendapatkan nilai yang
maksimal?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
cxxi
12. Apakah Saudara optimis ketika menghadapi ujian di sekolah?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
13. Apakah Saudara optimis untuk menghadapi ujian ulang atas nilai yang
tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
14. Apakah Saudara bersedia untuk menemukan jawaban soal yang dinilai
sulit bagi Saudara?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
15. Apakah Saudara tidak segan/malu untuk bertanya kepada guru, teman,
saudara, atau orang tua untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang
diberikan oleh guru?
a. Selalu c. kadang-kadang
b. Sering d. tidak pernah
cxxii
Hasil angket keharmonisan keluarga
No.
resp.
No. soal angket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. A C A D C A A A B B A A C B A
2. B B C C C B B C C B A B C C B
3. B C B C C B A A C B A B C B B
4. A C A D C A A A C B A A C C B
5. A C A D C A A A C B A A C C A
6. A C B C C A B B C C A B C C B
7. A C C C C B A A C B A C A C B
8. A C C C C B A C C B A C C A C
9. A C A C C B B C C B A A C C B
10. A C A D C B A A B C A A C B A
11. A C A D C A A A C C B A C B C
12. A D A C C B A A C C A A A B A
13. A D B C C A A A C A A B C C A
14. A C B D C B C A B B A A B C C
15. D B D C C B B C C B B A B B A
16. C D B D C B B C C C A B B A C
17. A D A D C A A C C B A A C C B
18. A D B C C A A A C A A B C C C
19. A C B C C B A C C A A A C C B
20. A C B D C B A A C B A C C B A
21. A A A D C B A C B C A A A C C
22. A D C D D C C C D B B B C C C
23. B B B C C A C A C C A A C C A
24. A A B C C C B A B C B C B C A
25. A D A D C C A A B C C A A C A
26. A A A D C A B A B B C A A C A
27. A B A C B B C A C C A A A C B
28. A A A C C B B B B A B A A A B
29. C C B C C C C C B B A B A B B
30. A C A C B A A A B C B A A B B
31. A B B C C A A A A B B A A A B
32. A C A C C B A B B D B A A C B
33. B B B B B B B B B B B A A C B
34. B C C C C B C B B C B B B C B
35. B B B C B B C C C C B B B C B
36. B C A C C B C A B B C A A B B
37. A B A C B A B B B B A B A B C
38. A A A B B B B B C C B A A A A
39. A A A D C A A A A B B A A B B
40. C D C B C B C D D D C C D D D
41. A C A C B B B B A A C A B B A
cxxiii
42. A A A C C B B A C C B A A B A
43. B B B C C A C C B B B B A C A
44. C D C B C A B C C B A A A C B
Nilai Angket Keharmonisan Keluarga
No.
No. item Jml.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 2 4 1 2 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 48
2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 4 3 2 2 3 39
3 3 2 3 2 3 3 4 4 2 3 4 3 2 3 3 44
4 4 2 4 1 3 4 4 4 2 3 4 4 2 2 3 46
5 4 2 4 1 2 4 4 4 2 3 4 4 2 2 4 46
6 4 2 3 2 2 4 3 3 2 2 4 3 2 2 3 41
7 4 2 2 2 2 3 4 4 2 3 4 2 4 2 3 43
8 4 4 2 2 2 3 4 3 2 3 4 2 2 4 2 43
9 4 2 4 2 2 3 3 2 2 3 4 4 2 2 3 42
10 4 2 4 1 2 3 4 4 3 2 4 4 2 3 4 46
11 4 2 4 1 4 4 4 4 2 2 3 4 2 3 2 45
12 4 1 4 2 2 3 4 4 2 2 4 4 4 3 4 47
13 4 1 3 2 2 4 4 4 2 4 4 3 2 2 4 45
14 4 2 3 1 2 3 2 4 3 3 4 4 3 2 2 42
15 3 1 3 2 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 41
16 2 1 3 1 2 3 3 2 2 2 4 3 3 4 2 37
17 4 1 4 1 2 4 4 2 2 3 4 4 2 2 3 42
18 4 1 3 2 2 4 4 4 2 4 4 3 2 2 2 43
19 3 2 3 2 2 3 4 2 2 4 4 4 2 2 3 42
20 4 2 3 1 2 3 4 4 2 3 4 2 2 3 4 43
21 4 4 4 1 2 3 4 2 3 2 4 4 4 2 2 45
22 4 1 2 1 1 2 2 2 1 3 3 3 2 2 2 31
23 3 3 3 2 2 4 2 4 2 2 4 4 2 2 4 43
24 4 4 3 2 2 2 3 4 3 2 3 2 3 2 4 43
25 4 1 4 1 3 2 4 4 3 2 2 4 4 2 4 44
26 4 4 4 1 2 4 3 4 3 3 2 4 4 2 4 48
27 4 3 4 2 3 3 2 4 2 2 4 4 4 2 3 46
28 4 4 4 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 50
29 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 4 3 3 39
30 4 2 4 2 3 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 49
31 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 51
32 4 2 4 2 2 3 4 3 3 1 3 4 4 2 3 44
33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 46
cxxiv
34 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 38
35 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 39
36 3 2 4 2 2 3 2 4 3 3 2 4 4 3 3 44
37 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 48
38 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 50
39 4 4 4 1 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 51
40 2 1 2 3 2 3 2 1 1 1 2 2 1 1 1 28
41 4 2 4 2 3 3 3 3 4 4 2 4 3 3 4 48
42 4 4 4 2 2 3 3 4 2 2 3 4 4 3 4 48
43 3 3 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 4 2 4 43
44 2 1 2 3 2 4 3 2 2 3 4 4 4 2 3 41
Hasil Angket Motivasi Belajar
No.
resp.
No. soal angket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. C B C B C A A C C C B A C C B
2. B C C C C C C C C B B A A A C
3. C C C A A C C C B C A A A A B
4. B C C C C C A B B C A B A A C
5. A B A C C B B A B B A B C C C
6. A C B A A A C A C B A A C C B
7. A B C C B C C A C A A B B C C
8. B B C C B A C C C B A A B C C
9. A B C B B C A A B C A B C B C
10. B B C B A C A C C C A A C C C
11. A B C B C A A A B C A B B C A
12. B C C C C C B A C C A A C C C
13. C C C B B A C C C C B A C C B
14. A A A B A A B A A A A A B C C
15. B C C C C A C C C C A A C C B
16. C C B B C C A A C A A B B C B
17. C C C C B A C C A C A A B C C
18. C C C C B A C C A C A A B C C
19. A B B C B B A C A C C A C B B
20. A C B C C A C A C B A A B C B
21. B C C C C B C C C B A A C C C
22. C C C B C C C C B C C A C C C
23. C C C C B C B A C C C B B C B
24. B B B A B C C A C A C A B C A
25. A B B B A B A C A C A B C C A
26. B B A B B A A C A C A A C B C
27. B B B B B C B B A B B B B B B
cxxv
28. B D B B A C C A B A C A A C B
29. A B B B B B C A B A C A B C C
30. A B B B A C B B A C A A C B B
31. B B B B A C A C A B B B B B B
32. A B B A B B A B A C B B C B A
33. B B B B B B B B C A B C B C B
34. A B A A A C B B B C B B B B B
35. B B C C B C B B C B A C B A B
36. B C B B C B A B A B B B C C B
37. A B B A B B A A C A B B A B B
38. B C A C B B B C A A A B C C C
39. A B C B B A C B B C B C C B A
40. C C C B B A B B A C B D C C C
41. B B B A A D A B B C A B C B B
42. C C C B B B A B A C B B C A C
43. C B B C C C B C C C B B C C C
44. C D B B D C B D A C A C D B B
Hasil Penilaian Angket Motivasi Belajar
No.
resp.
No.item angket
Jml.
skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 2 3 2 3 2 4 4 2 2 2 3 4 2 2 3 40
2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 4 4 2 39
3 2 2 2 4 4 2 2 2 3 2 4 4 4 4 3 44
4 3 2 2 2 2 2 4 3 3 2 4 3 4 4 2 42
5 4 3 4 2 2 3 3 4 3 3 4 3 2 2 2 44
6 4 2 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 2 2 3 47
7 4 3 2 2 3 2 2 4 2 4 4 3 3 2 2 42
8 3 3 2 2 3 4 2 2 2 3 4 4 3 2 2 41
9 4 3 2 3 3 2 4 4 3 2 4 3 2 3 2 44
10 3 3 2 3 4 2 4 2 2 2 4 4 2 2 2 41
11 4 3 2 3 2 4 4 4 3 2 4 3 3 2 4 47
12 3 2 2 2 2 2 3 4 2 2 4 4 2 2 2 38
13 2 2 2 3 3 4 2 2 2 2 3 4 2 2 3 38
cxxvi
14 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 2 53
15 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 4 4 2 2 3 38
16 2 2 3 3 2 2 4 4 2 4 4 3 3 2 3 43
17 4 3 2 4 2 4 4 4 2 2 4 4 3 2 2 46
18 2 2 2 2 3 4 2 2 4 2 4 4 3 2 2 40
19 4 3 3 2 3 3 4 2 4 2 2 4 2 3 3 44
20 4 2 3 2 2 4 2 4 2 3 4 4 3 2 3 44
21 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 4 4 2 2 2 37
22 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 2 34
23 2 2 2 2 3 2 3 4 2 2 2 3 3 2 3 37
24 3 3 3 4 3 2 2 4 2 4 2 4 3 2 4 45
25 4 3 3 3 4 3 4 2 4 2 4 3 2 2 4 47
26 3 3 4 3 3 4 4 2 4 2 4 4 2 3 2 47
27 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 45
28 3 1 3 3 4 2 2 4 3 4 2 4 4 2 3 44
29 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 2 4 3 2 2 45
30 4 3 3 3 4 2 3 3 4 2 4 4 2 3 3 47
31 3 3 3 3 4 2 4 2 4 3 3 3 3 3 3 46
32 4 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 2 3 4 48
33 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 2 3 43
34 4 3 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 47
35 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 4 2 3 4 3 42
36 3 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 43
37 4 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 4 3 3 50
38 3 2 4 2 3 3 3 2 4 4 4 3 2 2 2 43
39 4 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 3 4 43
40 2 2 2 3 3 4 3 3 4 2 3 1 2 2 2 38
41 3 3 3 4 4 1 4 3 3 2 4 3 2 3 3 45
42 2 2 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 2 42
cxxvii
43 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 34
44 2 1 3 3 1 2 3 1 4 2 4 2 1 3 3 35
cxxviii
cxxix
cxxx
cxxxi
cxxxii
cxxxiii
cxxxiv
cxxxv
cxxxvi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Munjiatun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tgl. Lahir : Kab. Semarang, 4 Juni 1993
Agama : Islam
Alamat : Miridoyong Rt: 15 Rw: 05 Krandon Lor, Kecamatan
Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah 50776.
Email : [email protected]
Jenjang Pendidikan:
1. RA Cukilan 01 Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang
Lulus tahun 2000.
2. Sekolah Dasar Negeri KrandonLor 3, KrandonLor, Kecamatan Suruh,
Kabupaten Semarang, Lulus tahun 2005.
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Suruh, Cukilan, Kecamatan Suruh,
Kabupaten Semarang, Lulus tahun 2008.
4. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten
Semarang, Lulus tahun 2011.
5. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Lulus tahun 2016.
Salatiga, 13 September 2016
Penulis,
MUNJIATUN
NIM: 11111192
cxxxvii
Gambar 3. Dokumentasi saat pengisian angket di kelas IX A
Sumber: Dokumentasi
Gambar 4. Dokumentasi saat pengisian angket di kelas IX B
Sumber: Dokumentasi
cxxxviii
Gambar 1. Papan Nama SMP N 2 Suruh
Sumber: Dokumentasi
Gambar 2. Visi Sekolah
Sumber: Dokumentasi
cxxxix