HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN...

126
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN KEAGAMAAN DENGAN KETENTERAMAN JIWA SANTRI (Studi Kasus Pada Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2012) SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh NAMQOSIM NIM 11108085 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015

Transcript of HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS

MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN

KEAGAMAAN DENGAN KETENTERAMAN

JIWA SANTRI

(Studi Kasus Pada Pondok Pesantren Daarussalaam

Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang

Tahun 2012)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

NAMQOSIM

NIM 11108085

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

Page 2: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT
Page 3: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT
Page 4: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT
Page 5: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT
Page 6: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

MOTTO

ب أ ك أ ب ن ٱك ق ق وق … ب ٱهلل ٢٨ أ أ ب ب ك

“… Hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”.

(Q.S. Ar-Ra’d: 28)

دك أ ب أ هلل ق ا ... عق مب أ ٱكبثك نق ا عأ أى لك ا أ عأ ى أ أ أ ب أ ٱ هلل ك أ

نق ا عأ أى ٱك ا أ عأ أ أ

عب أاوب دب دق ٱك أ أأ ب هلل ٱهلل

٢ ٱهلل

”...dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,

Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.

(Q.S. Al-Maidah: 2)

Page 7: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Orangtua penulis (Ibu Tukiyem dan Bapak Salmon) tercinta yang telah

mengasuh, membimbing dalam langkah hidup penulis, terimakasih atas

segala pengorbanannya baik lahir maupun batin.

2. Istri (Anisful Mahrozah) dan anak penulis (Niken Ihlaula Muta‟abbida)

tercinta, yang selalu setia mendampingi, menghibur, serta menghiasi hari-hari

penulis, terimakasih atas bantuan dan dorongan kalian.

3. Bapak dan ibu mertua (Bapak Asmawi dan Ibu Munjianah), saudara-saudara

(mbak-mbak dan mas-mas) terimakasih atas semangat dan do‟a kalian.

4. Teman-teman seprofesi bapak/ibu guru RA dan SDIP H. Soebandi Bawen

terimakasih atas dorongan kalian.

5. Dosen-dosen Tarbiyah, terima kasih telah mengalirkan ilmu ke dalam hati,

menjadi fasilitator serta mendorong penulis agar bisa berbuat yang terbaik

untuk penulis maupun bangsa. Terima kasih jasa-jasamu takkan penulis

lupakan

6. Keluarga Besar PAI C 2008, kebersamaan kita akan selalu tersimpan dalam

memory dan akan terkenang dalam sejarah hidup penulis.

7. Pembaca yang budiman, Semoga perjuangan kita selalu mendapat ridho Allah

SWT.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan

kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga

tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh

gelar kesarjanaan dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama

islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

4. Bapak Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag, sebagai dosen pembimbing

skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya

serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk

menyelesaikan tugas ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

6. Bapak K.H. Fatchurrahman Thahir selaku pengasuh Pondok Pesantren

Daarussalaam Sempon, yang telah memberikan ijin serta membantu

penulis dalam melakukan penelitian.

7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Teriring do‟a semoga amal dan budi baik yang mereka berikan kepada

penulis menjadi catatan amal kebaikan disisi Allah SWT. Amin.

Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis

khususnya dan para pembaca umumnya.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

Salatiga, 11 September 2014

Penulis

Page 10: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

ABSTRAK

Namqosim.2008. Hubungan antara Intensitas Menjalankan Salat Malam dan

Kegiatan Keagamaan dengan Ketenteraman Jiwa Santri (Studi Kasus

Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten

Semarang Tahun 2012). Skripsi. Jurusan PAI. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan. Institut Agama Islam Negeri. Pembimbing: Prof. Dr. H.

Budihardjo, M.Ag.

Kata kunci: intensitas, salat malam, kegiatan keagamaan, ketenteraman jiwa.

Penelitian ini diadakan guna mengetahui apakah ada hubungan antara

intensitas menjalankan salat malam dan kegiatan keagamaan dengan ketenteraman

jiwa santri Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon. Pertanyaan utama yang

ingin dijawab pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana intensitas menjalankan

salat malam santri Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan

Kabupaten Semarang? (2) Bagaimana kegiatan keagamaan santri Pondok

Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang? (3)

Bagaimana ketenteraman jiwa santri Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon

Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang? (4) Apakah ada hubungan antara

intensitas menjalankan salat malam dan kegiatan keagamaan dengan ketenteraman

jiwa santri Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten

Semarang? Untuk menjawab pertanyaan diatas maka peneliti menggunakan

metodologi penelitian kuantitatif dengan rancangan studi korelasi ganda serta

menggunakan metode angket, dokumentasi dan wawancara untuk pengumpulan

datanya. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan tehnik

analisis statistik deskriptif dengan rumus regresi ganda. Temuan penelitian ini

menunjukkan bahwa: (1) Intensitas menjalankan salat malam santri Pondok

Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang pada

umumnya baik atau tinggi dengan persentase 60%. (2) Kegiatan keagamaan santri

Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang

pada umumnya baik atau tinggi dengan persentase 46,7%. (3) Ketenteraman jiwa

santri Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten

Semarang pada umumnya sedang dengan persentase 46,7%. (4) Pengujian

hipotesis penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara intensitas

menjalankan salat malam dan kegiatan keagamaan dengan ketenteraman jiwa

santri Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten

Semarang. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan statistik dan diuji

keberartiannya menggunakan uji F dan diperoleh Fh sebesar 13,75, taraf 1% Ftabel

= 3,35, taraf 5% = 5,49. Jadi Fhitung > Ftabel, yang berarti persamaan regresi tersebut

signifikan.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING ......................................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................... iii

DEKLARASI ........................................................................................................ iv

MOTTO ................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5

D. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 6

E. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 7

F. Definisi Operasional ............................................................................. 8

G. Metode Penelitian ............................................................................... 10

H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 22

Page 12: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

B. Landasan Teori ................................................................................... 23

1. Intensitas Salat Malam ................................................................ 23

a. Pengertian menurut bahasa .................................................. 23

b. Pengertian menurut istilah ................................................... 25

c. Dasar salat malam ................................................................ 26

d. Batasan salat malam ............................................................. 28

e. Macam-macam salat malam ................................................. 30

f. Adab melaksanakan salat malam ......................................... 32

g. Fadhillah atau hikmah salat malam ....................................... 33

2. Kegiatan Keagamaan Santri ......................................................... 36

a. Pengertian secara bahasa ...................................................... 36

b. Pengertian secara istilah ....................................................... 36

c. Kegiatan keagamaan yang ada pada santri .......................... 37

3. Ketenteraman Jiwa Santri ........................................................... 45

a. Pengertian secara bahasa ...................................................... 45

b. Pengertian secara istilah ....................................................... 45

c. Faktor-faktor pendukung

dan penghambat ketenteraman jiwa ..................................... 48

4. Hubungan antara intensitas menjalankan salat malam

dan kegiatan keagamaan dengan ketenteraman jiwa ................... 54

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek penelitian................................. 58

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon .... 58

Page 13: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

2. Lokasi Pondok Pesantren Daarussalam Sempon ........................ 60

3. Visi, Misi dan Tujuan .................................................................. 60

4. Sistem Pendidikan ....................................................................... 61

5. Keadaan Ustadz atau Guru .......................................................... 62

6. Keadaan Santri ............................................................................ 62

7. Struktur Organisasi ..................................................................... 65

8. Kegiatan Harian Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon ....... 65

9. Program Kegiatan Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon .... 66

10. Sarana dan Prasarana ................................................................... 67

B. Penyajian Data

1. Daftar Nama Responden ............................................................. 68

2. Daftar Hasil Angket .................................................................... 69

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap Variabel) ............................................ 78

1. Intensitas menjalankan salat malam ............................................ 79

2. Kegiatan Keagamaan .................................................................. 81

3. Ketenteraman jiwa santri ............................................................. 82

B. Pengujian Hipotesis dengan Rumus Regresi Ganda .......................... 83

C. Interpretasi Data ................................................................................. 90

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 92

B. Saran ................................................................................................... 94

C. Penutup ............................................................................................... 94

Page 14: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

DAFTAR TABEL

Tabel I Jumlah Pengambilan Sampel ....................................................... 12

Tabel II Daftar Ustadz Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon ........... 62

Tabel III Daftar Santri Putra dan Putri Pondok Pesantren Daarussalaam ... 63

Tabel IV Kegiatan Harian Pondok Pesantren Daarussalaam .................... 65

Tabel V Program Kegiatan Pondok Pesantren Daarussalaam ................. 66

Tabel VI Data Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Daarussalaam ...... 67

Tabel VII Daftar Nama Responden Penelitian ............................................ 68

Tabel VIII Jawaban Angket Intensitas Menjalankan Salat Malam ............... 69

Tabel IX Jawaban Angket Kegiatan Keagamaan Santri ............................ 72

Tabel X Jawaban Angket Ketenteraman Jiwa Santri ................................ 74

Tabel XI Rekapitulasi Intensitas Salat Malam ........................................... 80

Tabel XII Rekapitulasi Kegiatan Keagamaan ............................................. 82

Tabel XIII Rekapitulasi Ketenteraman Jiwa ................................................. 83

Tabel XIV Tabel Kerja Koefisien Hubungan antara Intensitas Salat Malam

dan Kegiatan Keagamaan dengan Ketenteraman Jiwa ............... 84

Page 15: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

LAMPIRAN

Lampiran I Peta Dusun Sempon Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan

Lampiran II Struktur Organisasi Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon

Page 16: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai agama yang rahmatan lil „alamin, sebenarnya telah

memberikan pedoman dasar bagi permasalahan hidup manusia. Diantara

ajaran Islam yang dapat digunakan sebagai terapi terhadap gangguan

kejiwaan untuk mencapai kebahagiaan dan ketenteraman jiwa adalah salat,

sebagaimana Q.S. Thaha: 14

لوة لذكري… ١٤ وأقم ٱلصArtinya: “…. Dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku”. (Depag RI, 1997:

477).

Dalam ayat yang lain dijelaskan bahwa fungsi mengingat Allah

(dzikrullah) adalah untuk menentramkan batin atau jiwa manusia,

sebagaimana Q.S.Ar-ra'd: 28

ا ين ٱل نلنوون أ وذكر ٱٱ ٢٨ ٱلذي وا نووا و ا ين قنلنوون نم وذكر ٱٱ

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan

mengingati Allah-lah hati menjadi tentram”. (Depag RI, 1997:

373).

Salat malam merupakan salah satu bentuk ibadah sunnah sekaligus

sebagai sarana pendekatan secara psikhis. Salat malam sangat dianjurkan

Page 17: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

oleh Allah dalam ayat-Nya yang merupakan suatu ibadah tambahan dan

Allah akan memberikan tempat yang terpuji bagi hamba yang mau

melaksanakannya. Tentang salat malam, dalam Alquran surat Al-Isra‟ ayat

79, disebutkan:

حانودو ك ا ااا ا وعثك رون د وهۦ افلة لك عسى أي ل ف ج ٧٩ واي ٱل

Artinya: “Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu

sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan-

mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”. (Depag RI, 1997:

436).

Pada dasarnya hikmah salat malam tidak jauh berbeda dengan salat-

salat yang lain. Menurut Syafii (2009: 120) hikmah salat malam itu antara

lain:

1. Mendekatkan diri kepada Allah

2. Sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan

3. Sarana untuk berdzikir (mengingat) kepada Allah, pengabdian total dan

tawakkal kepada-Nya

4. Membina kepribadian muslim

5. Menimbulkan jiwa yang tenang

6. Terhindarnya manusia dari perbuatan keji dan mungkar

7. Menjaga kesehatan jasmani

8. Allah akan memberikan tempat yang terpuji bagi hamba yang mau

melaksanakannya.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Untuk memperoleh hikmah-hikmah salat tersebut di atas, seseorang

harus menjalankan salat secara benar, yang dilakukan secara terus menerus

dan sempurna rukun dan syarat, maupun kekhusyu‟an dan menghadirkan hati.

Selain dengan salat malam, perlu juga dengan diimbangi pelaksanaan

kegiatan keagamaan seperti halnya mengikuti pengajian, mengaji kitab,

dzikir, tahlilan atau yasinan secara rutin, bersedekah, membaca Alqur‟an,

tolong menolong sesama manusia. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat

Al-Maidah ayat 2:

ي وٱ نووا ٱٱ دو وى و عاو نووا على ٱلثم وٱلعن و عاو نووا على ٱلور وٱل

ددن ٱلع او ٢ ي ٱٱ

Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah

amat berat siksa-Nya”. (Depag RI, 1997: 156-157).

Bagi santri, salat malam dan kegiatan keagamaan dapat dijadikan

motivator dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelajar, sehingga

dalam belajar para santri dapat menghadapinya dengan pikiran yang terang

dan hati yang tenang. Dengan melaksanakan salat malam para santri akan

selalu dekat dengan Allah, karena salat malam juga merupakan sarana untuk

meningkatkan keimanan dan ketakwaan sekaligus sebagai latihan agar

senantiasa beribadah dan memiliki jiwa yang bersih dan tunduk kapada-Nya.

Dengan kegiatan keagaaman para santri akan lebih memahami agama yang

belum mereka ketahui, serta dapat membentuk rasa persaudaraan dengan

Page 19: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

sesama. Pada waktu melaksanakan ibadah malam dan kegiatan keagamaan

itu, santri bisa mengabdi secara total dan tawakkal kepada Allah, sehingga

diharapkan menjadi sosok yang bepribadi kokoh, jiwanya juga selalu tentram.

Salat malam dan kegiatan keagamaan juga merupakan sarana untuk

meningkatkan keimanan dan ketakwaan sekaligus sebagai latihan agar

senantiasa beribadah dan memiliki jiwa yang bersih dan tunduk kepada Allah

SWT. Salat malam dan kegiatan keagamaan juga merupakan sarana untuk

mengingat (berdzikir) kepada Allah. Pada waktu melaksanakan ibadah malam

santri bisa mengabdi secara total serta tawakkal kepada-Nya dan dalam

melaksanakan kegiatan keagamaan, santri dapat meningkatkan rasa keimanan

kepada Allah SWT. Hikmahnya, akan jadi sosok yang berpribadi kokoh,

jiwanya juga selalu tentram

Mengingat pelaksanaan salat malam dan kegiatan keagamaan

mempunyai arti penting dalam mencapai ketenteraman jiwa, maka dipandang

perlu untuk diadakan penelitian pelaksanaannya, dan hubungannya dengan

ketenteraman jiwa, khususnya terhadap para santri pondok pesantren

Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang.

Karena merasa salat malam dan kegiatan keagamaan sangat penting

untuk dilaksanakan sebagaimana yang terkandung dalam ayat Allah tersebut,

dalam hal ini untuk ketentraman jiwa, khususnya jiwa santri Pondok

Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang,

maka dari itu, peneliti mengetengahkan judul “Hubungan antara Intensitas

Page 20: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Menjalankan Salat Malam dan Kegiatan Keagamaan dengan

Ketenteraman Jiwa Santri Studi Kasus Pada Pondok Pesantren

Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang Tahun

2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan

penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana intensitas menjalankan salat malam santri pada Pondok

Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang

tahun 2012?

2. Bagaimana kegiatan keagamaan santri pada Pondok Pesantren

Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang tahun

2012?

3. Bagaimana ketenteraman jiwa santri pada Pondok Pesantren Daarusalam

Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2012?

4. Apakah ada hubungan antara intensitas menjalankan salat malam dan

kegiatan keagamaan dengan ketenteraman jiwa santri pada Pondok

Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang

tahun 2012?

Page 21: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

C. Tujuan Penelitian

Melihat dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui intensitas menjalankan salat malam santri pada Pondok

Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang

tahun 2012.

2. Untuk mengetahui kegiatan keagamaan santri pada Pondok Pesantren

Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2012.

3. Untuk mengetahui ketenteraman jiwa santri pada Pondok Pesantren

Daarusalam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2012.

4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara intensitas menjalankan

salat malam dan kegiatan keagamaan dengan ketenteraman jiwa santri

pada Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan

Kabupaten Semarang tahun 2012.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari dua kata yaitu, hypo yang artinya di bawah dan

thesa yang artinya kebenaran. Jadi, “hipotesis sebagai suatu jawaban yang

sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui

data yang terkumpul” (Arikunto, 1998: 67-68). Menurut Nazir (1988: 182),

hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang

kebenarannya harus diuji secara empiris.

Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi hipotesis

penelitian ini adalah: “Ada hubungan positif antara intensitas menjalankan

Page 22: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

salat malam dan kegiatan keagamaan dengan ketenteraman jiwa santri studi

kasus pada Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan

Kabupaten Semarang tahun 2012”. Artinya semakin tinggi intensitas

menjalankan salat malam dan kegiatan keagamaan, maka akan semakin tinggi

ketenteraman jiwa santri Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo

Pabelan Kabupaten Semarang.

E. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritik

Pembahasan tentang intensitas menjalankan salat malam dan

kegiatan keagamaan dengan ketenteraman jiwa santri sebagai bahan untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih, serta dapat mengembangkan

penelitian ini menjadi buku atau sebuah referensi yang dapat digunakan

dalam pelaksanaan kegiatan khususnya di pondok pesantren.

2. Kegunaan Praktis

Kegunaan penelitian secara praktis diharapkan dapat memiliki

kegunaan sebagai berikut:

a. Manfaat bagi peneliti dan para santri

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi

lanjutan yang relevan dan bahan kajian ke arah pengembangan,

peningkatan spiritual dan suplemen bagi penulis dan para santri untuk

memperkuat keimanan dan ketakwaan.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

b. Manfaat bagi para pengurus

Melalui penelitian ini, diharapkan para pengurus dapat

mengetahui intensitas menjalankan salat malam, kegiatan keagamaan

santri serta mengetahui ketenteraman jiwa yang dirasakan santrinya,

sehingga dapat mengadakan peningkatan yang berkaitan dengan

masalah tersebut.

F. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami judul penelitian di

atas dan agar jangan salah tafsir dalam memahami masalah ini terlebih

dahulu akan diberikan batasan pengertian yang berfungsi sebagai variabel

penelitian, antara lain:

1. Intensitas Menjalankan Salat Malam

Menurut Poerwadarminta (2006: 14), Intensitas berasal dari kata

intensif yang artinya terus menerus. Sedangkan salat malam adalah salat

sunnah yang dikerjakan pada malam hari seperti salat tahajjud, salat witir,

salat tarawih, salat hajat dan salat istiharah (Syafii, 2009: 120).

Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan intensitas salat malam

adalah kegiatan santri secara terus menerus dalam melaksanakan salat

sunnah yang dilaksanakan pada malam hari, seperti tahajjud.

2. Kegiatan Keagamaan

Menurut Poerwadarminta (2006: 20), kegiatan berarti tindakan atau

aktivitas melakukan segala sesuatu. Keagamaan adalah sifat-sifat yang

terdapat dalam agama (Poerwadarminta, 2006: 19).

Page 24: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Dalam hal ini maksud penulis dengan kegiatan keagamaan adalah

aktivitas para santri dalam melaksanakan segala sesuatu yang bersifat

agama, misal pengajian, tahlilan, bersedekah, tolong menolong, puasa dan

lain sebagainya.

3. Ketenteraman Jiwa

Menurut Depdikbud (1990: 1040), ketentraman bararti keamanan,

ketenangan (hati, pikiran). Jiwa berarti seluruh kehidupan batin manusia

(Depdikbud, 1990: 416). Sedangkan ketenteraman jiwa atau istilah lain

ketenangan jiwa adalah kondisi psikologi matang yang dicapai oleh orang-

orang beriman setelah mereka mencapai tingkat keyakinan yang tinggi

(Bahnasi, 2004: 67-68). Adapun yang penulis maksud dari variabel ini

adalah ketenangan jiwa yang dimiliki oleh santri melalui proses mengingat

Allah sehingga dapat menahan diri dari keresahan hati dan tidak mudah

terhasut oleh hawa nafsu.

Dari penegasan istilah di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan “Hubungan Antara Intensitas Menjalankan Salat Malam

dan Kegiatan Keagamaan dengan Ketenteraman Jiwa Santri Studi Kasus

Pada Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan

Kabupaten Semarang tahun 2012” adalah kemampuan yang timbul pada

jiwa seseorang (santri) yang melaksanakan salat malam (tahajjud, witir,

tarawih, istikharah dan hajat), sehingga dalam jiwa orang tersebut

merasakan adanya keamanan, ketenangan (hati, pikiran) dan terhindar dari

Page 25: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

perasaan keresahan hati, dan tidak mudah terombang-ambing oleh nafsu

syahwat dan berbagai keinginan. Dalam hal ini khususnya adalah jiwa

santri pondok pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan

Kabupaten Semarang.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2011: 8) dalam penelitian

kuantitatif yaitu dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu

dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab

akibat), sehingga peneliti dapat melakukan penelitian dengan

memfokuskan kepada beberapa variabel saja, pola hubungan antara

variabel yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai

paradigma penelitian atau model penelitian. Paradigma penelitian

dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan

hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus

mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab

melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis,

jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang

digunakan.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil paradigma penelitian

atau model penelitian dengan paradigma ganda dengan dua variable

Page 26: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

independen (variabel bebas) yaitu X1 (intensitas menjalankan salat

malam) dan X2 (kegiatan keagamaan) adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya variabel

terikat. Dan satu variable dependen (variabel terikat) yaitu Y

(ketenteraman jiwa santri) merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

b. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah korelasional, maksudnya ada gejala korelasi atau hubungan

yang positif antara variabel yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini,

variabel bebas (X1 yaitu intensitas salat malam dan X2 yaitu kegiatan

keagamaan) ada hubungan dengan variabel terikat (Y yaitu

ketenteraman jiwa), artinya apabila variabel X1 dan X2 meningkat

maka variabel Y akan ikut meningkat.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan difokuskan di Pondok Pesantren Daarussalaam

Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang. Penelitian ini akan

diagendakan memakan waktu 2 (dua) bulan, dimulai tanggal 5 Juni sampai

dengan 5 Agustus 2012 yang terbagi menjadi beberapa teknis, dari proses

pengumpulan data hingga proses penulisan laporan.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-

cirinya akan diduga (Efendi, 1985: 108). Adapun populasi yang

penulis ambil dalam penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren

Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang tahun

2013 yang berjumlah 120.

b. Sampel

Menurut Arikunto (1998: 117&120), sampel adalah sebagian

wakil populasi yang diteliti, untuk sekedar ancer-ancer apabila

subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, jika jumlah

subyeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25%

atau lebih.

Karena populasi santri Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon

Kadirejo Kabupaten Semarang ada 120, dan sesuai dengan pendapat

Arikunto, maka penulis mengambil sampel 25% dari populasi para

santri yaitu sebesar 30 orang.

c. Teknik sampling

Tehnik sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil

sampel (Hadi, 1981: 91). Pada penelitian ini, penulis menggunakan

tehnik stratifield random sampling yaitu pengambilan sampel dari

Page 28: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

siswa kelas Ula (awal) sampai dengan Ulya (tinggi) dengan cara

diundi. Adapun jumlah masing-masing kelas sebagai berikut :

Tabel I

Jumlah Pengambilan Sampel

Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel

Ula A 24 4

Ula B 18 4

Ula C 14 4

Wustho A 13 3

Wustho B 11 3

Wustho C 11 3

Ulya A 11 3

Ulya B 9 3

Ulya C 9 3

Jumlah 120 30

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, maka penulis

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Metode angket

Metode angket atau questioner merupakan sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui (Arikunto, 1998: 140). Teknik ini digunakan untuk mengukur

variabel satu yakni keaktifan salat malam, variabel dua yakni kegiatan

keagamaan, dan variabel tiga yaitu ketentraman jiwa para santri

Page 29: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo pabelan Kabupaten

Semarang tahun 2012.

Berdasarkan dengan hal tersebut, Arikunto (1998: 141)

menyatakan cara menjawabnya metode angket ini terbagi menjadi dua

macam, yaitu:

1) Metode tertutup, artinya pertanyaan yang sudah disediakan

jawabannya.

2) Metode terbuka, artinya responden diberi kesempatan untuk

menjawab dengan kalimatnya sendiri.

Adapun metode yang penulis gunakan adalah metode

tertutup.

b. Metode Interview

Menurut Hadi (1994: 136), metode interview adalah metode

pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan

dengan sistematis dan berdasarkan tujuan pendidikan. Sedangkan

menurut Koentjaraningrat (1986: 129), metode interview adalah

metode penelitian yang dipergunakan seseorang untuk tujuan suatu

tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian

secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap

berhadapan muka dengan orang itu.

Metode ini digunakan sebagai metode bantu dalam

mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, sehingga

data yang dieproleh benar-benar valid.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

c. Metode observasi

Menurut Hadi (1994: 136), metode observasi adalah

pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena

yang diselidiki.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang situasi

umum serta penjajagan di tempat penelitian yaitu Pondok Pesantren

Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten Semarang.

d. Metode dokumentasi

Menurut Arikunto (1998: 236), metode dokumentasi adalah

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,

agenda dan sebagainya.

Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data-

data tentang keadaan guru, struktur organisasi sekolah, serta aspek lain

yang berhubungan dengan administrasi pendidikan.

5. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengkaji 3 variabel, nantinya masing-

masing variabel diuraikan menjadi beberapa indikator yang akan dijadikan

sebagai alat dalam penelitian. Variabel pertama yaitu intensitas salat

malam (X1), variabel kedua yaitu kegiatan keagamaan (X2) dan variabel

ketiga yaitu ketenteraman jiwa santri (Y)

Page 31: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Untuk melengkapi pengertian operasional dari variabel yang

digunakan dalam judul penelitian, diuraikan pula indikator-indikator atau

kisi-kisi instrument dari definisi operasional variabel tersebut, sebagai

berikut:

a. Intensitas salat malam

Untuk mengukur intensitas salat malam, maka dalam hal ini

akan ditentukan indikator-indikator sebagai berikut:

1) Pelaksanaan salat malam

2) Waktu pelaksanaan salat malam

3) Frekuensi pelaksanaan salat malam

4) Motivasi melaksanakan salat malam

5) Kegunaan atau hikmah melaksanakan salat malam

b. Kegiatan keagamaan

Untuk mengukur variabel di atas, maka didasarkan pada

indikator sebagai berikut:

1) Mengikuti kegiatan pengajian

2) Mengaji kitab (sorogan)

3) Tadarus Al-Qur'an

4) Bersedekah

5) Tolong menolong

c. Ketenteraman jiwa

Untuk mengukur variabel ketenteraman jiwa, indikator-indikator yang

diajukan sebagai berikut:

Page 32: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

1) Tidak merasakan keresahan hati

2) Dapat menahan hawa nafsu

3) Memperoleh kepuasan rohaniah, batiniyah dan rasa bersyukur

4) Memiliki dan memperoleh rasa kasih sayang

5) Memiliki kesabaran

6. Analisis data

Dalam skripsi ini penulis menggunakan analisis data, yaitu data

yang terkumpul selama penelitian berjalan, kemudian dianalisis guna

menjawab permasalahan-permasalahan yang telah diajukan sebelumnya.

Adapun cara menganalisa data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

ada tiga tahap, yaitu:

a. Kuantifikasi

Analisa ini digunakan untuk memberikan bobot nilai pada setiap

pertanyaan yang telah dijawab oleh responden dengan kriteria yang

peneliti tetapkan dalam penulisan ini yaitu bagi jawaban yang terpilih,

yang berbobot tinggi akan mendapatkan nilai yang tinggi, dan sebaliknya

bagi jawaban yang berbobot rendah akan mendapatkan nilai yang rendah.

Adapun bobot yang peneliti tetapkan adalah :

- Untuk pilihan A bobot nilai 3

- Untuk pilihan B bobot nilai 2

- Untuk pilihan C bobot nilai 1

b. Menganalisa data yang digunakan untuk membuktikan atau menguji

hipotesis yang berbunyi: Ada hubungan yang positif antara intensitas

Page 33: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

salat malam dan kegiatan keagamaan dengan ketenteraman jiwa santri

Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kabupaten

Semarang tahun 2012.

Untuk menganalisa data tersebut digunakan beberapa langkah

sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui tingkat intensitas menjalankan salat malam dan

kegiatan keagamaan dengan ketenteraman jiwa santri pada Pondok

Pesantren Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan Kab.

Semarang, Sudjana (1994 : 40) memberikan teknik analisis

persentase dengan rumus sebagai berikut:

%100N

FP

Keterangan :

P : Persentase

F : Frekuensi

N : Jumlah total sampel

2) Untuk mengetahui adakah hubungan antara intensitas menjalankan

salat malam dan kegiatan keagamaan dengan ketenteraman jiwa

santri digunakan rumus regresi ganda, karena dalam penelitian ini

penulis menggunakan 3 variabel yang terbagi dalam 2 kategori

meliputi variabel independent atau variabel bebas yaitu variabel

pertama dan variabel kedua yakni intensitas menjalankan salat

malam (X1) dan kegiatan keagamaan (X2). Sementara variabel

Page 34: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

ketiga yakni ketenteraman jiwa santri (Y) merupakan variabel

dependent atau variabel terikat. Adapun rumus regresi ganda,

berdasar penjelasan Hartono (2004: 143) dan Sugiyono (2011: 275)

adalah sebagai berikut:

a) Mencari rumus persamaan regresi dengan cara sebagai berikut:

∑𝑌 = 𝑎𝑛 + 𝑏1∑𝑋1 + 𝑏2∑𝑋2 ….. (1)

∑𝑋1𝑌 = 𝑎∑𝑋1 + 𝑏1∑𝑋12 + 𝑏2∑𝑋1𝑋2...... (2)

∑𝑋2𝑌 = 𝑎∑𝑋2 + 𝑏1∑𝑋1𝑋2 + 𝑏2∑𝑋22….. (3)

b) Menguji persamaan garis regresi dengan menggunakan rumus-

rumus sebagai berikut:

∑𝑋1𝑌 = ∑𝑋1𝑌 −(∑𝑋1)(∑𝑌)

𝑁

∑𝑋2𝑌 = ∑𝑋2𝑌 −(∑𝑋2)(∑𝑌)

𝑁

∑𝑌2 = ∑𝑌2 −(𝑌)2

𝑁

c) Mencari nilai regresi (Rhitung) dengan rumus:

𝑅ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

𝑏1 ∑𝑋1𝑌 + 𝑏2 ∑𝑋2𝑌

∑𝑌2

Dan mencari rumus Fhitung dengan rumus:

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

𝑅2(𝑁 − 𝑚 − 1)

𝑚(1 − 𝑅2)

Keterangan:

Y, X1, X2 : Variabel

a : Konstanta

Page 35: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

b : Koefisien dari X

n : Banyak Responden

R : Regresi

m : Banyak Prediktor

3) Analisis ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya hipotesa

yang telah diajukan berdasarkan analisa hipotesa.

Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi antara X dan Y atau

diperoleh nilai Ha (hipotesis alternative) dikonsultasikan pada

tabel pada taraf 1% dan 5%.

Apabila nilai Ho diperoleh sama atau lebih besar dari nilai Ha

maka hasilnya tidak ada signifikan, dengan demikian hipotesis

dapat ditolak. tetapi apabila nilai Ho lebih kecil dari nilai Ha maka

hasilnya ada signifikan, dengan demikian hipotesis dapat diterima.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan skripsi ini dibatasi melalui

penyusunan sistematika skripsi sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi

operasional, metode penelitian meliputi (pendekatan dan rancangan

penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode

pengumpulan data, instrument penelitian, dan analisis data) dan sistematika

penulisan skripsi.

Page 36: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Bab II Landasan teori meliputi pengertian intensitas salat malam,

kegiatan keagamaan serta ketentetaraman jiwa santri dilanjutkan dengan

bentuk-bentuk intensitas salat malam, kegiatan keagamaan serta ketenteraman

jiwa santri. Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas salat malam, kegiatan

keagamaan serta ketenteraman jiwa santri.

Bab III Laporan hasil penelitian meliputi data keadaan Pondok

Pesantren Sempon dan penyajian data penelitian yang sudah diteliti oleh

peneliti.

Bab IV Analisis data meliputi analisis pertama, analisis kedua dan

analisis ketiga.

Bab V Penutup meliputi kesimpulan dan saran-saran.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

Sebelum mengkaji lebih lanjut, peneliti telah membaca tulisan dalam

bentuk skripsi yang sejenis dengan penelitian ini, yang berjudul hubungan

antara keaktifan berorganisasi intra sekolah dan keaktifan beribadah dengan

ketaatan dalam melaksanakan tata tertib sekolah oleh Anisful Mahrozah tahun

2010. Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa dengan berorganisasi serta aktif

dalam menjalankan ibadah, terbukti membuat seseorang menjadi taat dalam

melaksanakan segala peraturan atau tata tertib yang berlaku, khususnya tata

tertib yang ada di sekolah tersebut.

Skripsi yang sejenis lagi yaitu pengaruh intensitas melaksanakan salat

sunah dan puasa sunah terhadap kesalehan sosial santri pondok pesantren Edi

Mancoro tahun 2012 oleh Ahmad Adnan. Tulisan ini menitik beratkan pada

sikap para santri dalam melaksanakan salat sunah dan puasa sunah terbukti

para santri tersebut memiliki kesalehan sosial di lingkungan dimana mereka

tinggal.

Selanjutnya, penelitian karya Ziyat Ridlo tentang studi korelasi antara

intensitas mengikuti kegiatan keagamaan dengan kepatuhan terhadap tata

tertib bagi siswa SMP N 3 Ambarawa tahun 2011, penelitian ini

menggunakan rumus korelasi product moment untuk mengetahui tingkat

Page 38: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

hubungan antara intensitas mengikuti kegiatan keagamaan dengan kepatuhan

terhadap tata tertib dan hasilnya terbukti baik dan ada hubungan yang positif,

dengan arti semakin baik kegiatan keagamaan yang dilakukan maka akan

semakin baik siswa tersebut dalam melaksanakan tata tertib sekolah.

Merujuk kepada beberapa literatur yang ditemukan, tampaknya belum

ada yang mengkaji hubungan antara intensitas salat malam dan kegiatan

keagamaan dengan ketenteraman jiwa santri secara khusus. Oleh karena itu

penulis akan menguraikan permasalahan tersebut secara komprehensif,

sehingga akan ditemukan maksud dari tujuan ini.

Selain itu, Penelitian ini memiliki perbedaan dengan literatur yang

ditemukan, dari bab pertama hingga bab terakhir. Meskipun sama-sama

penelitian kuantitatif, menggunakan tiga variabel dan analisis data

menggunakan rumus regresi ganda, namun hasil dari analisis data berbeda.

B. Landasan Teori

1. Intensitas Salat Malam

a. Pengertian menurut bahasa

1) Menurut Poerwadarminta (2006: 14), Intensitas berasal dari kata

intensif yang artinya terus menerus.

2) Salat secara bahasa adalah do‟a, yang berasal dari akar kata salla

– yusalli yang artinya mendoakan” (Abdurrahman, 1992: 1).

3) Menurut Zakiah Daradjat (1995: 71), salat secara bahasa dapat

berarti do‟a seperti yang terdapat dalam surat At-Taubah ayat

Page 39: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

103, dapat juga berarti sebagai rahmat dan mohon ampunan

seperti yang terdapat dalam surat Al-Ahzab ayat 43 dan 56.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur‟an surat At-Taubah

ayat 103, sebagai berikut:

ن سايع علمع … م ي صلو ك سكين ل نم وٱٱ ١٠٣ وصل عل

Artinya: “… Dan mendo‟alah untuk mereka. Sesungguhnya do‟a

kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.

Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

(Depag RI, 1997: 298)

Dalam surat Al-Ahzab ayat 43 dan 56

ت لى ٱل نور لنا ي ٱلظن نخرجكنم ا ۥ ل ك نهن م وال كن نصل عل و ٱلذي هن

ؤا ي رحاا ٤٣وكاي وٲلان

.

Artinya: “Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-

Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia

mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya

(yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang

kepada orang-orang yang beriman”. (Depag RI, 1997:

674).

ه ا ٱلذي وا نووا صلنووا عل ن أ و نصلنوي على ٱل ۥ ك هن وال ي ٱٱ

٥٦ وسلانووا سلاا

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya

bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang

beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan

Page 40: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”.(Depag

RI, 1997: 678).

Kedua ayat di atas menjelaskan tentang salat yang berarti rahmat

dan mohon ampunan.

4) Menurut Syafii (2009: 120), salat malam adalah salat sunnah yang

dikerjakan pada malam hari seperti salat tahajjud, salat witir, salat

tarawih, salat hajat dan salat istiharah.

b. Pengertian salat menurut istilah

1) Menurut Zakiah Daradjat (1995: 71), secara istilah salat adalah

satu macam atau bentuk ibadah yang diwujudkan dengan

melakukan perbuatan-perbuatan tertentu disertai dengan ucapan-

ucapan tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu pula.

2) Secara istilah menurut Abdurrahman (2006: 55), “salat adalah

ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan tindakan yang

dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam”.

3) Menurut Nasruddin Razak (2000: 178), salat secara istilah yaitu

sebagai suatu sistem ibadah yang tersusun dari beberapa

perkataan dan laku perbuatan yang dimulai dengan takbir dan

diakhiri dengan salam berdasar syarat-syarat tertentu dan rukun-

rukun tertentu.

4) Adapun pengertian salat yang menggambarkan jiwa atau hakekat

salat adalah menghadap Allah dengan penuh jiwa yang khusyu‟

dihadapan-Nya dan berikhlas bagi-Nya serta hadir hati dalam

berdzikir, berdo‟a dan memuji (As-Shiddieqy, 1983: 64).

Page 41: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Jadi salat merupakan aktifitas yang dimulai dengan takbir dan

diakhiri dengan salam dan didalamnya terdapat rukun tertentu dan

setiap perpindahan rukun terdapat bacaan do‟a.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa intensitas

menjalankan salat malam adalah upaya berulang-ulang atau terus

menerus untuk menghadapkan hati (jiwa) kepada Allah dengan penuh

khusyu‟, ikhlas dalam sebuah bentuk ibadah yang terdiri dari

beberapa perkataan dan perbuatan, diawali dengan takbir diakhiri

salam dengan memenuhi syarat dan rukun tertentu pada malam hari.

c. Dasar Salat Malam

Salat malam atau qiyamullail merupakan salah satu pengamalan

ibadah sunnah yang sangat dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Salat malam juga merupakan sarana bagi hamba-Nya untuk berdo‟a

dan bermunajat kepada Allah. Sebagai suatu ibadah, maka salat

malam dapat dijadikan suatu ibadah tambahan (penyempurnaan) dari

salat fardhu. Adapun dasar salat malam, antara lain:

1) Q.S. Al-Isra, 17: 79

حانودو ك ا ااا ا وعثك رون د وهۦ افلة لك عسى أي ل ف ج ٧٩ واي ٱل

Artinya: “Dan pada sebagian malam hari bersembahyang

tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan

bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat

kamu ke tempat yang terpuji”. (Depag RI., 1997: 436)

2) Q.S. Al-Insaan, 76: 26

ي وي ۥ وسوحهن ل د لهن ل فٲسجن ٢٦ واي ٱل

Page 42: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Artinya: “Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah

kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang

panjang di malam hari”. (Depag RI, 1997: 1005).

3) Q.S. Al-Muzammil, 73: 2

ل قلي ٢ قنم ٱل

Artinya: “Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali

sedikit (daripadanya)”. (Depag RI, 1997: 988)

4) Hadist Rasulullah SAW.

Dari Abdullah bin Amr radhiallahu anhuma dia berkata:

Rasulullah shallallahu„alaihi wasallam bersabda:

ااخب ره ان رسول هم ان عبد اللو بن عمروبن العاص رضى اللو عن الة إل اللو صالة اللو صلى اللو عليو وسلم قال لو أحب الص

يام إل اللو صيام داود وكان ي نام الم واحب الص داود عليو السنصف الليل وي قوم ث لثو وي نام سدسو ويصوم ي وما وي فطر ي وما

Artinya: ”Sesungguhnya salat yang paling dicintai Allah adalah

salat Daud alaihissalam, sedangkan puasa yang paling disukai

Allah adalah juga puasa Daud. Beliau tidur hingga pertengahan

malam, kemudian bangun (untuk shalat lail) selama sepertiga

malam, lalu kembali tidur pada seperenamnya (sisa malam). Dan

beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari.” (HR. Al-Bukhari no.

1131).

Berdasarkan dalil-dalil di atas, maka tampak bahwa Allah dan

Rasul-Nya menganjurkan hamba-hamba-Nya untuk melaksanakan

salat malam.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Pengertian salat malam sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Al-

Isra, 17: 79, Q.S. Al-Insaan, 76: 26, Q.S. Al-Muzammil, 73: 2 dan

Hadist Nabi SAW di atas menyebutkan bahwa salat malam atau

qiyamullail merupakan salat sunnah yang dikerjakan pada malam hari

tatkala orang-orang lain sedang terlelap tidur, sedangkan kata

“tahajjud” merupakan salat sunnah malam yang dikerjakan setelah

bangun dari tidur malam.

d. Batasan Salat Malam

Pada Q.S. Al-Isra, 17: 79 yang telah tersebut di atas menjelaskan

bahwa Nabi Muhammad SAW. diperintahkan untuk bangun dari

tidurnya pada sebagian malam hari untuk bertahajjud. Arti tahajjud

disini berarti melaksanakan salat setelah tertidur pada dua pertiga

malam (Juhaya, 2000: 61).

Alqalami (2001: 86) menjelaskan, salat malam itu dapat

dikerjakan dipermulaan atau dipenghabisan malam, asalkan

dikerjakan sesudah menunaikan salat Isya. Akan tetapi waktu yang

paling utama untuk melakukan salat malam adalah di saat sepertiga

malam terakhir, yaitu setelah bangun dari tidur.

Menghitung tengah malam dan sepertiga malam yang akhir

dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:

1) Menentukan tengah malam, yaitu: tentukan dulu waktu

tenggelamnya matahari dan waktu terbit fajar, hitung jarak waktu

antara keduanya, kemudian hasilnya dibagi dua, hasil pembagian

Page 44: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

tersebut kita tambahkan waktu tenggelamnya matahari. Maka hasil

dari penambahan tersebut adalah waktu pertengahan malam.

Sebagai contoh: waktu tenggelam matahari adalah pukul 18.00

dan waktu terbit fajar esok hari adalah pukul 05.00, maka jarak

antara keduanya setelah kita hitung adalah 11 jam. Waktu 11 jam

ini kita bagi menjadi dua, maka hasilnya 5 ½ atau 5 jam 30 menit.

Kemudian hasil pembagian tersebut kita tambahkan waktu

tenggelamnya matahari, maka 18.00 + 5.30 = 23.30, maka jadilah

waktu pertengahan malam adalah 23.30 (pukul setengah 12

malam).

2) Menentukan sepertiga malam yang akhir, yaitu: tentukan dulu

waktu tenggelamnya matahari dan waktu terbit fajar, hitung jarak

waktu antara keduanya, kemudian hasilnya dibagi tiga, hasil

pembagian tersebut kita tambahkan waktu tenggelamnya matahari.

Maka hasil dari penambahan tersebut adalah waktu sepertiga

malam.

Sebagai contoh: waktu tenggelam matahari adalah pukul 18.00

dan waktu terbit fajar esok hari adalah pukul 05.00, maka jarak

antara keduanya setelah kita hitung adalah 11 jam. Waktu 11 jam

ini kita bagi menjadi tiga, maka hasilnya 3 jam 40 menit.

Kemudian hasil pembagian tersebut kita tambahkan waktu

tenggelamnya matahari, maka 18.00 + 3 jam 40 menit = pukul

21.40, maka jadilah waktu sepertiga malam awal adalah pukul

Page 45: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

21.40. kemudian pukul 21.40 + 3.40 = pukul 01.20, maka jadilah

waktu sepertiga malam kedua. Untuk sepertiga malam terakhir

yaitu pukul 01.20 + 3.40 = pukul 05.00. Waktu ini tidaklah tetap,

akan tetapi berubah-ubah dari satu musim ke musim yang lain

tergantung waktu terbit fajar dan tenggelamnya matahari (Majalah

Qiblati edisi 04 tahun III 01-2008/12-1428:

http://zuhud.wordpress.com/2008/03/25/menghitung-tengah-

malam-dan-sepertiga-malam-yang-akhir: diakses: Rabu:

23/09/2015).

e. Macam-macam Salat Malam

Salat malam atau qiyamullail memberikan tempat tersendiri bagi

hamba-hamba-Nya sebagai suatu ibadah tambahan. Meskipun dalam

Al-Qur‟an hanya disebutkan tentang salat tahajjud sebagai nama lain

dari salat malam, namun ada juga salat sunnah malam lainnya yang

dilaksanakan pada malam hari atau lebih sering dilaksanakan pada

waktu malam hari, diantaranya yaitu:

1) Salat Tahajjud

Secara bahasa arti tahajjud di sini berarti melaksanakan

salat setelah tertidur pada dua pertiga malam (Juhaya, 2000: 61).

Seperti yang telah disebutkan dalam Q.S. Al-Isra 17: 79, terdapat

kata yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW.

diperintahkan untuk bangun dari tidurnya pada sebagian malam

hari untuk bertahajjud.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Sedangkan secara istilah menurut Sulaiman Rasjid (2002:

147), salat tahajjud adalah salat sunah yang dikerjakan pada

waktu malam hari. Waktunya sesudah isya‟ sampai matahari

terbit fajar. Bilangan raka‟at sedikitnya dua raka‟at dan tidak

terbatas terserah keinginan kita.

Menurut Nur Sahid, (2006: 100) salat tahajjud secara istilah

ialah salat yang dilakukan sesudah bangun tidur, walaupun hanya

tidur sebentar. Kalau dikerjakan sebelum tidur namanya bukan

salat tahajjud tapi salat sunah biasa.

Menurut Zakiah Daradjat (1996: 43) menjelaskan, salat

tahajjud adalah salat sunnah yang dikerjakan di tengah malam

buta, disaat semua makhluk yang bernyawa tidur lelap.

Dapat disimpulkan salat tahajjud merupakan salat sunnah

malam yang dilaksanakan setelah bangun dari tidur malam.

Pelaksanaannya bisa pada sepertiga malam yang pertama,

sepertiga malam yang kedua, dan sepertiga malam yang terakhir.

Namun yang lebih utama pelaksanaannya pada sepertiga malam

yang terakhir.

2) Salat Witir

Secara bahasa salat sunah witir adalah salat sunnah yang

rakaatnya bilangan ganjil, bilangan raka‟atnya: 1, 3, 5, 7 ,9 dan

lain-lain.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Secara istilah Nur Sahid (2006: 74) menjelaskan, salat witir

adalah sebagai penutup ketika kita melaksanakan salat malam

yang dilakukan setelah salat isya‟ sampai terbit fajar. Biasanya

salat witir dirangkaikan dengan salat tarawih. Jika salat witir itu

banyak, maka boleh dikerjakan dua raka‟at salam. Jumlah sebelas

raka‟at, adalah sudah cukup, seperti yang biasa dikerjakan oleh

Nabi Muhammad Saw.

Jadi, salat witir adalah salat sunnah yang dikerjakan pada

malam hari sesudah mengerjakan salat Isya. Jumlah rakaatnya

ganjil (satu rakaat, tiga rakaat, lima rakaat, tujuh rakaat, sembilan

rakaat atau sebelas rakaat) paling sedikit satu rakaat. Akan tetapi

lebih utama dikerjakan di akhir malam dan dijadikan sebagai

penutup bagi salat malam.

f. Adab Melaksanakan Salat Malam

Dalam melaksanakan ibadah yang bertujuan untuk menghadap

Allah, ada hal-hal yang jika dilaksanakan termasuk pengamalan

ibadah. Demikian pula dalam melaksanakan salat malam. (Ash-

Shiddieqy, 1983: 521-524) menerangkan tentang adab ketika

melaksanakan salat malam, antara lain:

1) Berniat ketika akan tidur, bahwa dia akan bangun mengerjakan

salat malam.

2) Menyapu muka ketika bangun dari tidur, lalu bersugi dan

mengahadap kelangit, kemudian berdo‟a.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

3) Membuka salat malam dengan dua rakaat iftitah yang ringan,

sesudah itu barulah ia salat seberapa yang ia kehendaki.

4) Membangunkan keluarga dari tidur di malam hari.

5) Menghentikan salat untuk tidur kembali, apabila mata terasa

mengantuk, hingga hilang rasa kantuknya.

6) Janganlah memberatkan diri. Hanya dia bersalat sekedar yang

mudah ia sanggupi, lalu dia kekalkannya, jangan dia

tinggalkannya, terkecuali karena darurat.

g. Fadhilah atau Hikmah Melaksanakan Salat Malam

Salat merupakan sarana hubungan antara hamba dengan

Tuhannya. Salat juga membantu seseorang untuk melepaskan diri dari

keterkaitan (ta‟alluq) dengan dunia. Dalam salat manusia

memasrahkan diri dengan segenap jiwa raga, memalingkan semua

urusan dunia dengan selalu mengagungkan nama Allah. Hubungan

manusia dengan Tuhannya ketika salat menimbulkan perasaan tenang,

damai, dan terasa lepas semua beban yang ada.

Salat sunnah malam yang dikerjakan pada malam hari

menimbulkan ketenangan dan kekhusyu‟an, karena waktu malam

merupakan saat yang tenang dan panjang untuk bermunajat dan

bertaqarrub kepada Allah.

Diterangkan dalam Q.S. Adz-Dzariat ayat 15-17, keutamaan

salat malam, yaitu:

Page 49: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

نوين تت وعن ي ف ج وخذي اا و ى نم رون نم نم كا نووا ١٥ ي ٱلان

حس ي لك انوي ١٦ قول ذ جعن ل اا ي ٱل ١٧ كا نووا قلي ا

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada

dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air. Sambil

menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya

mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang

berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur

diwaktu malam”. (Depag RI, 1997: 858).

.

Ibadah salat malam juga sangat dianjurkan oleh Allah, karena

hal itu akan lebih mantap di dalam hati dan lebih berkesan bacaannya,

sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Muzammil, 73: 6

ا وأقومن قي أ دن و ‍ ل ه ٦ ي ا ة ٱل

Artinya: “Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat

(untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan”.

(Depag RI, 1997: 988).

Menurut Hasan (1996: 30-33) salat (salat malam) juga

memberikan suatu keberuntungan bagi jiwa manusia, karena salat

adalah:

1) Sebagai penenang jiwa orang-orang yang gelisah

2) Salat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar

3) Salat dapat membentuk pribadi muslim yang berakhlak mulia

4) Salat sebagai penangkal dari adzab neraka.

Sedangkan menurut al Qalami (2001: 6) bahwa bagi orang yang

melaksanakan salat malam dengan sempurna, maka Allah akan

Page 50: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

memuliakan dengan sembilan kelebihan, lima kelebihan di dunia dan

empat kelebihan di akhirat.

Kelebihan di dunia antara lain:

1) Allah memelihara dari bahaya-bahaya

2) Wajahnya tampak cerah berkat ibadah yang dilakukannya

3) Orang yang shaleh sangat suka kepdanya

4) Pembicaraannya senantiasa bermanfaat dan berhikmah

5) Allah menjadikan ia sebagai orang yang bijaksana dalam

menghadapi urusan.

Kelebihan diakhirat antara lain:

1) Dibangkitkan dari kubur dengan wajah yang cerah ceria

2) Perhitungan amal keburukannya dibuat ringan dan amal

kebaikannya diberatkan

3) Dapat melintasi titian dengan mudah

4) Menerima catatan amal dengan tangan kanannya.

Menurut Syafii (2009: 120) hikmah salat malam itu antara lain:

1) Mendekatkan diri kepada Allah

2) Sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan

3) Sarana untuk berdzikir (mengingat) kepada Allah, pengabdian

total dan tawakkal kepada-Nya

4) Membina kepribadian muslim

5) Menimbulkan jiwa yang tenang

6) Terhindarnya manusia dari perbuatan keji dan mungkar

Page 51: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

7) Menjaga kesehatan jasmani

8) Allah akan memberikan tempat yang terpuji bagi hamba yang

mau melaksanakannya.

2. Kegiatan Keagamaan Santri

a. Pengertian secara bahasa

Menurut Poerwadarminta (2006: 20), secara bahasa kegiatan

berarti tindakan atau aktifitas melakukan segala sesuatu. Keagamaan

berarti sifat-sifat yang terdapat dalam agama (Poerwadarminta, 2006:

19).

b. Pengertian secara istilah

Menurut Musaini dan Noor (1981: 7), memberikan pengertian

kegiatan secara istilah yaitu reaksi cepat atau lambat seseorang

bertindak, kecerdasan, kerajinan, atau aktifitas.

Kegiatan yang dimaksud disini adalah tindakan atau reaksi yang

dilakukan seseorang dalam menjalankan ajaran islam, menjalankan

perintah-perintah Allah, dan menjauhi segala larangan-Nya.

Menurut Suharso dan Ningsih, (2005: 19), secara istilah aktifitas

keagamaan adalah suatu kegiatan dan rutinitas baik lahiriah maupun

batiniyah yang terwujud dalam bentuk ibadah.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan,

kegiatan keagamaan adalah segala perilaku, aktifitas atau kegiatan

yang dilakukan atas dasar tuntutan agama Islam dan tidak

Page 52: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

bertentangan dengan niat dan tujuan yang baik, yaitu mencari ridho

Allah dan untuk kemaslahatan diri sendiri dan orang lain.

c. Kegiatan keagamaan yang ada pada santri

Kegiatan keagamaan yang dilakukan santri baik di dalam

pondok maupun di rumah, sebagai berikut:

1) Berdzikir

a) Pengertian dzikir secara bahasa

Secara bahasa dzikir berasal dari kata dzakara-yadzkuru,

yang artinya ingat, mengingat Allah dalam keadaan

bagaimanapun (Mir Valiuddin: 1997: 90).

b) Pengertian dzikir secara istilah

(1) Menurut Ibn „Abbas sebagaimana dikutip oleh Mir

Valiuddin (1997: 90), dzikir yaitu mengingat Allah

diperintahkan dalam setiap keadaan-siang dan malam hari,

di darat dan di lautan, selama dalam perjalanan di saat

dalam kelapangan dan kesempitan, di saat sakit dan sehat,

secara laihiriah dan batiniyah.

(2) Razak (1990: 106) mendefinisikan berdzikir yaitu

mengingat atau menyebut Tuhan. Maksudnya mensucikan,

memuji, mengagungkan, mengEsakan Tuhan Yang Maha

Kuasa, Allah SWT. maksud lebih jauh dari berdzikir itu

ialah bukan saja harus dilakukan dengan ucapan-ucapan

lisan tetapi hendaknya diterapkan dalam tingkah laku

Page 53: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

perbuatan manusia, sehingga dzikir itu menjadi alat

komunikasi antara manusia dengan Tuhan agar manusia

selalu berada dalam limpahan rahmat dan ampunan Tuhan.

(3) Berdzikir juga bisa berarti mengingat Allah dalam berbagai

keadaan, bagaimanapun keadaannya ia tetap mengingat

Allah. Ia selalu merasa dilihat dan diawasi segala gerak

geriknya oleh Allah. Sehingga dimanapun berada ia tidak

berani melakukan hal yang dilarang oleh Allah

(http://hajisamsul.wordpress.com.2008/meraih-

ketenteraman-jiwa, diakses: Minggu: 10/02/2013).

Berkaitan dengan perintah berdzikir, dalam Al-Qur‟an

surat Al-Baqarah ayat 152 disebutkan:

وي ووا ل و ك نرن م وٱ كنرن ركن أذكن و ١٥٢ فٲذكنرن

Artinya: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku

ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku,

dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-

Ku.”(Depag RI, 1997: 38).

Dan juga dalam Alqur‟an surat Al-Ahzab ayat 41-42, yaitu

ذكرو كثرو ووا ٱٱ ا ٱلذي وا نووا ٱذكنرن ن أ وون ونكرة وأصي ٤١ ٤٢ وسوحن

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan

menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-

banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi

dan petang”. (Depag RI, 1997: 38).

Page 54: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Jadi Pengertian dzikir bisa berarti mengingat Allah SWT

dengan banyak menyebut nama-Nya, baik secara lisan maupun di

dalam hati.

Dalam Ringkasan Hadist Shahih Al-Bukhari disusun oleh

Imam Az-Zabidi (2002: 1007), diriwayatkan dari Abu Musa al-

Asy'ari Radhiyallahu „anhu dia berkata: Nabi Shallallahu alaihi

wasallam, pernah bersabda:

ت ووالا ون اثلن والح رن كن ذا هن وولذيا كنرن رو ذا اثلن ولذيا

Artinya: “Perumpamaan orang yang berzikir/mengingat Allah

dan orang yang tidak mengingat Allah adalah

sepertiorang hidup dan orang mati”. (H.R. Buchari,

6407).

Dapat disimpulkan, yakni orang yang mengingat Allah adalah

hidup dan orang yang tidak mengingat-Nya adalah mati.

Sesudah mengetahui titik berat yang ditegaskan pada

dzikir, Abu „Ali ad-Daqqaq mengungkapkan, sebagaimana yang

terdapat dalam Mir Valiuddin (1997: 97), yaitu dzikir adalah

piagam persahabatan Allah. Barangsiapa diberi anugerah dzikir,

maka yang demikian itu berarti bahwa ia sudah diberi perintah

sebagai berikut, “Engkau memang benar-benar sahabat Allah”.

2) Do‟a

a) Pengertian secara bahasa

Secara bahasa do‟a berasal dari bahasa arab yang akar

katanya da-„a ( دعا ) yad‟u du‟a-an (يدعو) yang artinya (دعبء)

Page 55: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

permohonan, harapan, do‟a, pujian, dan sebagainya (Kaelany

HD, 2000: 121).

b) Pengertian secara istilah

Menurut Kaelany HD (2000: 121), Secara istilah do‟a

berarti menyeru, memanggil, atau memohon pertolongan

kepada Allah atas segala sesuatu yang diinginkan. Seruan

kepada Allah itu bisa berbentuk ucapan istighfar

(Astaghfirullah), tasbih (Subhanallah), pujian (Alhamdulillah),

dan takbir (Allahu Akbar), atau memohon perlindungan

(A‟udzubillah).

Berdo‟a merupakan aktivitas ibadah, dan bahkan

menurut sabda Nabi Muhammad SAW, do‟a diibaratkan

sebagai otak ibadah (Mughul Ibadah). Seperti halnya otak bagi

manusia yang demikian penting peranannya bagi kehidupan,

demikian pula do‟a dalam ibadah. Bahkan do‟a juga

merupakan tiang agama (imaduddin) dan senjata bagi orang

mukmin (silahul mukmin)

Menurut Abu Bakar Aceh (1996: 245), do‟a yaitu

permohonan kepada Tuhan, yang disebutkan dengan

bermacam-macam nama, sekali dinamakan ibadah.

Jadi do‟a adalah kata-kata yang dihadapkan kepada Allah

untuk memohon pertolongan atas segala sesuatu yang

Page 56: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

diinginkan. Di dalam Islam sangat dipuji memperbanyak do‟a

kepada Allah dalam segala waktu.

3) Tahlilan

a) Pengertian secara bahasa

Secara lughah tahlilan berakar dari kata hallala ( ه ل ه ),

yuhallilu ( يي ه ل ي), tahlilan ( ه ه ل ه ال ) artinya adalah membaca atau

mengucapkan kata-kata yang tertentu, yang berbunyi “La

ilaha illallah” (Abu Bakar Aceh, 1996: 286).

b) Pengertian secara istilah

Secara istilah tahlilan kemudian merujuk pada sebuah

tradisi membaca kalimat dan doa- doa tertentu yang diambil

dari ayat al- Qur‟an, dengan harapan pahalanya dihadiahkan

untuk orang yang meninggal dunia

(http://www.ubudiyyahTentang+Tahlilan+dan+Dalilnya-.phpx,

diakses: Senin, 18/02/2013)

Jadi tahlilan adalah acara ritual (serimonial) memperingati

hari kematian yang biasa dilakukan oleh umumnya masyarakat

Indonesia. Acara tersebut diselenggarakan ketika salah seorang dari

anggota keluarga telah meninggal dunia. Secara bersama-sama

setelah proses penguburan selesai dilakukan, seluruh keluarga,

handai taulan, serta masyarakat sekitar berkumpul di rumah

keluarga mayit hendak menyelenggarakan acara pembacaan

Page 57: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

beberapa ayat Al-Qur‟an, dzikir dan doa‟-do‟a yang ditujukan

untuk mayit. Adapun bacaannya berbunyi (La illaha illallah).

Menurut Abu Bakar Aceh (1996: 286), dengan mengucapkan

kalimat La illaha illalah dengan niat hendak beramal kepada Allah

disebutkan bertahlil yang artinya mengakui bahwa Allah SWT

berkuasa sendiri dan tidak menghendaki kepada pertolongan dari

siapapun, Ia suci dan terkaya. Pada kalimat ini yang terpenting

adalah berputar keimanan dan keislaman seseorang dan oleh karena

itu sangat penting kedudukannya dalam keyakinan kaum muslimin.

4) Salawat

Salawat adalah kumpulan puji-pujian kepada Nabi

Muhammad SAW. Barjanji seringkali digunakan dalam kegiatan-

kegiatan keagamaan seperti aqiqah, maulid Nabi SAW, dan

sebagainya. Fungsinya untuk menumbuhkan kecintaan santri

terhadap suri tauladan Nabi Muhammad SAW.

Salawat berarti membaca salawat dan salam kepada

Rasulullah, yang tersimpan dalam lafadz-lafadz tertentu, karena

bersalawat kepada Nabi SAW termasuk amal ibadat yang diberi

pahala dan ganjaran oleh Tuhan mereka yang mengerjakanya (Abu

Bakar Aceh, 1996: 287).

Sedangkan salam berasal dari kata salima, yang artinya

selamat, dan aslama yang artinya menyerahkan diri kepada Allah

dalam segala keadaan. Jadi salam ialah membaca

Page 58: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

assalamu‟alaikum yang artinya sejahteralah atas engkau atau

selamat sejahtera kepadamu sekalian.

5) Riyadloh

a) Pengertian secara bahasa

Menurut bahasa riyadloh berarti latihan, atau melakukan

bermacam-macam amal sebagai latihan.

b) Pengertian secara istilah

Sedangkan menurut istilah, riyadloh berarti melatih diri

berusaha agar selalu ingat kepada Allah melalui dzikir, baik

dengan dzikir lisan maupun dzikir qalb (hati) sehingga fikiran

kita akan selalu mengingat-Nya. (http://pstal-riyadhoh-dzikir-

riyadhoh-menurut-bahasa.html, diakses: senin, 18/02/2013).

Riyadloh adalah bermacam-macam usaha yang harus

dikerjakan, dan bermacam-macam amal yang harus dilakukan

sebagai latihan, baik yang bertali dengan badan (riyadlatul

badan), baik yang bertali dengan jiwa atau hati (riyadlatul

nafs). Semuanya itu bermacam-macam dan menurut tata cara

yang ditentukan di dalam gerakan-gerakan Sufi, yang

dinamakan tarekat (Abu Bakar Aceh, 1996: 156).

Dapat disimpulkan riyadloh adalah latihan menuju maqom

ihsan dalam beragama. Santri bermuhasabah dan mengevaluasi

amalan mereka selama seminggu. Dengan acara ini, diharapkan

santri dapat lebih dekat secara spiritual dengan Allah SWT.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

6) Kajian Ta‟lim Muta‟allim

Kitab ta‟lim muta‟allim adalah kitab rujukan tentang tata cara

belajar di kalangan santri tradisional. Kitab ini memuat dikursus

tentang wajibnya belajar, adab-adab belajar, dan tata cara belajar

yang baik dan benar. Apa yang dibahas dalam kitab ini tentunya

berguna bagi santri untuk kesuksesan belajar mereka.

7) Sorogan

Salah satu ciri khas yang masih dipertahankan di Pondok

Pesantren Daarussalam Sempon adalah pengkajian kitab kuning

dengan metode sorogan, bandungan dan wetonan. Untuk

meningkatkan ketrampilan santri dalam membaca kitab kuning,

tiap habis magrib mengikuti kegiatan sorogan yang dibimbing oleh

para ustadz muda. Dalam kegiatan sorogan, para santri mengulang

pelajaran kitab kuning yang telah mereka pelajari di pagi hari

(wawancara K.H. Fatchurrahman Thahir, Minggu/06-10-2013:

09.00-10.30).

8) Infaq

Secara lughoh Infaq berasal dari kata bahasa arab yaitu

anfaqo-yunfiqu-infaq yang artinya pemberian amal.

Sedangkan secara istilah infaq berarti memberikan sebagian

hartanya kepada yang berhak menerima dengan dasar hati yang

ikhlas, tidak mengharapkan apapun kecuali ridlo dari Allah.

Page 60: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Bagi umat Islam, infaq tidak ditentukan jumlahnya yang

penting ikhlas dalam memberikannya.

Allah berfirman dalam Al-Qur‟an surat Adz-Dzariyat ayat 19

sebagai berikut :

وم ا ل وٱلاحرن ل م ح قن للس أاو ١٩ وف

Artinya: “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang

miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak

mendapat bagian”. (Depag RI, 1997: 859).

3. Ketenteraman Jiwa

Berasal dari bahasa arab ةكني س berarti ketenangan hati. Secara

bahasa ketenteraman berarti keamanan, ketenangan (hati, pikiran)

(Depdikbud, 1990: 1040). Jiwa berarti seluruh kehidupan batin

manusia (Depdikbud, 1990: 416).

Ketenteraman jiwa atau ketenangan jiwa secara istilah adalah

kondisi psikologi matang yang dicapai oleh orang-orang beriman

setelah mereka mencapai tingkat keyakinan yang tinggi (Bahnasi,

2004: 67-68).

Menurut Muhyidin dan Salahuddin (2006: 138), ketenteraman

jiwa ( adalah proses mengingat Allah (dzikrullah) ( طمئن الق وة

merupakan pintu masuk untuk membuat hati menjadi tenteram dan

damai. Adapun pengertian ketenteraman jiwa yang berarti ketenangan

atau rasa aman dan pengertian jiwa yang berarti daya rohaniah

Page 61: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

sebagaimana dikemukakan di atas. Oleh sebab itu yang dimaksud

ketenteraman jiwa adalah sama dengan kesehatan jiwa, kesejahteraan

jiwa atau kesehatan mental.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa jiwa

merupakan daya rohaniah yang abstrak yang berfungsi sebagai

penggerak manusia. Jiwa menumbuhkan sikap dan sifat yang

mendorong tingkah laku manusia. Demikian dekatnya fungsi jiwa

dengan tingkah laku, sehingga berfungsinya jiwa hanya dapat dilihat

dari tingkah laku yang nampak.

Jadi ketenteraman jiwa santri adalah ketenangan jiwa yang

dimiliki oleh santri melalui proses mengingat Allah sehingga dapat

menahan diri dari segala keragu-raguan dan tidak mudah terhasut oleh

hawa nafsu.

Kesimpulan ini diambil berdasarkan pada analisis bahwa orang-

orang yang jiwanya tenteram karena orang tersebut mengalami

keseimbangan dalam fungsi-fungsi jiwanya. Demikian juga orang

yang sehat mentalnya adalah orang yang mempunyai keharmonisan di

dalam fungsi-fungsi jiwanya.

Sedang orang yang memiliki mental sehat ditandai dengan sifat-

sifat khas antara lain: mempunyai kemampuan-kemampuan untuk

bertindak secara efisien, memiliki tujuan-tujuan hidup yang jelas,

punya konsep-diri yang sehat, ada koordinasi antara segenap potensi

Page 62: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

dengan usaha-usahanya, memiliki regulasi-diri dan integrasi

kepribadian, dan batinnya selalu tenang.

Di pihak lain Organisasi Kesehatan se-Dunia (WHO, 1959)

memberikan kriteria jiwa atau mental yang sehat sebagaimana yang

terdapat dalam Hawari (1997: 12), sebagai berikut:

1) Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan,

meskipun kenyataan itu buruk baginya;

2) Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya;

3) Merasa lebih puas memberi daripada menerima;

4) Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas;

5) Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dan

saling memuaskan;

6) Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran di

kemudian hari;

7) Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyesuaian yang kreatif

dan konstruktif;

8) Mempunyai rasa kasih sayang yang benar.

Dengan demikian, jiwa yang sehat dapat menyesuaikan diri

dengan dirinya dan dengan alam luar sedemikian rupa sehingga dapat

dicapai kebahagiaan dan kemampuan semaksimal mungkin oleh orang

itu dan masyarakat tempat ia berada. Jiwa yang tenteram mempunyai

keseimbangan dan keharmonisan di dalam fungsi-fungsi jiwanya,

Page 63: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

serta dapat menerima realita yang terjadi sehingga memperoleh

kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Jadi orang yang tenteram jiwanya adalah orang yang fungsi-

fungsi jiwanya dapat berjalan secara harmonis dan serasi. Keserasian

dan keharmonisan fungsi-fungsi jiwa adalah sunyinya jiwa tersebut

dari pertentangan batin, sehingga jiwa tersebut dikatakan sebagai jiwa

yang tenteram.

a. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Ketenteraman Jiwa

1) Faktor-faktor Pendukung Ketenteraman Jiwa

Faktor-faktor untuk tercapainya ketenteraman jiwa dapat dilihat

dari dua pendekatan, yaitu pendekatan psikologi dan pendekatan

agama. Dari pendekatan psikologi, ada beberapa faktor yang

mendukung terciptanya ketenteraman jiwa bagi manusia. Menurut

pendapat Abraham H. Maslow, sebagaimana dikutip oleh

Djamaludin Ancok & Nashari (2000: 92-93), “Apabila manusia tidak

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, maka ia akan mengalami

gangguan jiwa”. Kebutuhan- kebutuhan itu antara lain:

a) Kebutuhan fisiologis

Adalah kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap

manusia untuk hidup. Yaitu makan, minum, istirahat dan lain-

lain. Orang tidak akan tertarik mengerjakan sesuatu yang lain

bila masalah ini belum terpecahkan.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

b) Kebutuhan akan rasa aman (safety)

Orang ingin bebas dari rasa takut dan kecemasan.

Manifestasi dari kebutuhan ini antara lain adalah perlunya

tempat tinggal yang permanen, pekerjaan yang permanen.

c) Kebutuhan akan rasa kasih sayang

Perasaan memiliki dan dimilki oleh orang lain atau

kelompok masyarakat adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh

setiap menusia. Hal ini akan terpenuhi bila ada saling perhatian,

kunjung-mengunjungi sesama anggota masyarakat.

d) Kebutuhan akan harga diri

Pada tingkat ini orang ingin dihargai dirinya sebagai

manusia, sebagai warga negara.

e) Kebutuhan akan aktualisasi diri

Ini adalah kebutuhan yang paling tinggi menurut teori

Maslow. Pada tingkatan ini manusia ingin berbuat sesuatu yang

semata-mata karena dia ingin berbuat sesuatu. Dia tidak lagi

menuntut penghargaan orang lain atas apa yang diperbuatnya.

Sesuatu yang ingin dia kejar adalah keindahan, kesempuranaan,

keadilan dan kebermaknaan.

Sedangkan Kartini Kartono & Jenni Andri (1989: 29-30),

menyebutkan bahwa prinsip pokok untuk mendapatkan kesehatan

mental adalah:

Page 65: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

a) Pemenuhan kebutuhan pokok

Setiap individu selalu memilki dorongan-dorongan dan

kebutuhan-kebutuhan pokok yang bersifat organis (fisis dan

psikis) dan yang bersifat sosial. Kebutuhan dan dorongan

menuntut pemuasan. Dalam usaha pencapaiannya timbulah

ketegangan-ketegangan. Ketegangan cenderung menurun jika

kebutuhan terpenuhi; dan cenderung akan naik/makin banyak jika

mengalami frustrasi atau hambatan-hambatan.

b) Kepuasan

Setiap orang menginginkan kepuasan, baik yang bersifat

jasmaniah maupun yang bersifat rohaniah. Dia ingin merasa

kenyang, aman terlindung, ingin puas dalam hubungan seksnya,

ingin mendapat simpati dan diakui harkatnya. Pendeknya,

manusia ingin puas di segala bidang.

c) Posisi dan status sosial

Setiap individu selalu mencari posisi dan status sosial dalam

lingkungannya. Selama posisi dan status sosial itu sesuai dengan

harapan dan kemauan dirinya, maka orang tersebut tidak

mempunyai jiwa yang bimbang.

Dari dua pendapat di atas dapat dipahami bahwa orang yang

merasa sejahtera dan tenteram jiwanya adalah apabila orang tersebut

mampu memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik seperti

Page 66: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

sandang, pangan, papan dan kebutuhan psikhis seperti rasa aman, rasa

ingin tahu, rasa bebas merdeka, mencapai kesuksesan dan

memperoleh keadilan, serta kebutuhan sosial seperti kebutuhan

memperoleh kasih sayang, dihargai atau memperoleh penghargaan.

Sedang dalam pendekatan agama, manusia akan mempunyai

jiwa yang tenteram apabila ia mempunyai iman yang kuat, teguh dan

benar serta selalu mengingat kepada Allah. Seseorang yang

keimanannya telah menguasainya, apapun yang terjadi tidak

mengganggu dan tidak mempengaruhinya. Dan dia merasa yakin

bahwa keimanannya itu akan membawanya kepada ketenteraman dan

kelegaan hatinya (Zakiyah Darajat, 2004: 14).

Hal ini seseuai dengan firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah, 2:

112, yaitu:

هۦ و خوفع وۥن ع د رو ۥ أجرن و انحسين فلهن وهن ۥ ٱ اي أسلم وج هنولى

ح نوي م م و هن ١١٢عل

Artinya: “(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang

menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat

kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya

dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak

(pula) mereka bersedih hati”. (Depag RI, 1997: 30).

2) Faktor-faktor Penghambat Ketenteraman Jiwa

Setiap orang suatu ketika pasti pernah mengalami dan

merasakan bahwa hidupnya tidak tenteram, tidak tenang, selalu

gelisah dan was-was. Faktor penyebab itu bisa karena kebutuhan

Page 67: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

pokok dalam hidupnya tidak terpenuhi atau kebutuhan fisik, psikhis,

dan kebutuhan sosial lainnya.

Adanya nafsu yang tidak dirahmati oleh Allah juga menjadi

menjadi faktor penghambat ketenteraman jiwa. Nafsu inilah yang

menyeret seseorang untuk berbuat jahat dan salah sehingga hatinya

tidak tenteram. Kemudian hati yang tidak tenteram ini melahirkan

perilaku yang menyimpang (http://www.faktor-penghambat-

ketenteraman-jiwa/, diakses: Selasa, 12/02/2013).

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Yusuf, 12: 53, sebagai

berikut:

ي رو اا رحم رو و وٲلسنارةن س لا ي ٱل ئن س واا أنور

حمن ٥٣غ نورن ر

Artinya: “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan),

karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada

kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh

Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang”. (Depag RI, 1997: 357).

Kecerahan nurani lahir karena ada pendekatan kepada Allah,

sedang kegelapan muncul dari kedurhakaan. Orang yang merasa

banyak dosa, biasanya pikirannya selalu dikejar-kejar oleh perasaan

bersalah (Guilty Complex). Perasaan bersalah bisa menimbulkan

Page 68: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

ketegangan-ketegangan batin, sehingga jiwanya menjadi tidak

tenteram.

Rasa berdosa banyak hubungannya dengan pelanggaran

terhadap larangan Allah dan mengabaikannya. Abdul Qadir

mengartikan dosa sebagai perbuatan jahat dan maksiat, yaitu lawan

dari perbuatan baik dan ketaatan (Jaya, 2003: 24).

Dalam pandangan ahli jiwa, ampunan terhadap dosa dan

kesalahan merupakan obat bagi gangguan kejiwaan, karena salah satu

penyebab gangguan kejiwaan adalah merasa bersalah atau berdosa.

Orang akan merasa gelisah dan goncang jiwanya apabila ia merasa

bersalah atau berdosa kepada Tuhan (Zakiah Darajat, 2004: 21).

Rasa bersalah dalam pandangan ilmu kesehatan mental dapat

mengganggu ketenteraman batin dan kebahagiaan hidup manusia.

Sigmund Freud berpendapat sebagaimana yang dikutip oleh Jaya

(2003: 29), bahwa:

“Perbuatan dosa dan salah dapat menghilangkan

keseimbangan kepribadian manusia, yaitu ketidakseimbangan

antara id, ego dan super ego manusia. Dengan berbuat dosa dan

salah, super ego menjadi lemah. Super ego adalah bentuk budi

pekerti yang baik bagi manusia, ia merupakan kritikus yang

tinggi, pengawas hakim, atau bapak bagi akhlak dan mental

manusia. Kalau super ego manusia sudah lemah akibat perbuatan

dosa dan salah, maka ia akan merasa dirinya sebagai terhukum,

menderita, tertekan, gelisah dan terganggu emosinya”

Page 69: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Demikian pula perasaan kecewa seseorang terhadap masa lalu.

Jika hal ini tidak secepatnya dihilangkan, maka bisa mengakibatkan

orang itu mengalami gangguan kejiwaan. Rasa takut kepada masa

depan akan mengakibatkan dan menimbulkan sikap pesimistis,

minder, takut dan sikap-sikap lain yang sejenis yang kesemuanya

dapat menjadikan jiwa tidak tenang dan tidak tenteram. Dengan

demikian, jelas bahwa dari kacamata agama tingkat keimanan akan

membawa kepada ketenangan batin dan ketenteraman jiwa manusia.

4. Hubungan Antara Intensitas Menjalankan Salat Malam dan

Kegiatan Keagamaan dengan Ketenteraman Jiwa

Salat malam merupakan salah satu sarana hubungan antara hamba

dengan Tuhannya. Dalam salat ini seorang hamba dengan bebas memohon

dan mengharap apa yang diinginkannya. Salat, doa-doa dan permohonan

ampun kepada Allah, merupakan cara-cara pelegaan batin yang akan

mengembalikan ketenangan dan ketenteraman jiwa kepada orang

melakukannya. Semakin dekat seseorang kepada Tuhan, dan semakin

banyak melakukan kegiatan keagamaan serta ibadah, maka akan semakin

tenteramlah jiwanya serta semakin mampu dalam menghadapi kekecewaan

dan kesukaran-kesukaran dalam hidup.

Salat sunnah (tahajjud) yang dikerjakan pada malam hari, merupakan

sarana untuk berkomunikasi dengan Allah, karena waktu malam adalah

saat yang panjang untuk berdzikir, bertaqarrub dan memasrahkan diri

dengan segenap jiwa raganya. Tujuan utamanya adalah agar manusia

Page 70: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

selalu dekat dengan Allah dan selalu mengingat-Nya. Penyebutan dan

ingat kepada Allah secara terus-menerus dengan penuh kehidmatan akan

membiasakan hati sanubari senantiasa dekat dan akrab dengan Tuhannya.

Perasaan dekat ini akan mengimbas kepada perasaan tenang dan tenteram.

Bustaman (1996: 158) menjelaskan bila kita ingin mendapatkan

perasaan tenang dan tenteram, maka dekatilah Dia yang Maha Tenang dan

Maha Tenteram agar mengimbas sifat-sifat itu kepada kita, secara

psikologis akibat perbuatan “mengingat Allah” ini dalam alam kesadaran

akan berkembanglah penghayatan akan kehadiran Tuhan yang Maha

Pemurah dan Maha Pengasih, yang senantiasa mengetahui segala tindakan

manusia. Maka ia tidak akan merasa hidup sendirian di dunia ini, karena

ada Dzat yang Maha Mendengar keluh kesahnya yang mungkin tidak

dapat diungkapkan kepada siapapun.

Pada akhirnya ibadah (salat) dan keseriusan dalam melaksanakan

kegiatan keagamaan akan selalu memberikan perasaan yang mendalam

berupa kerendahan hati dan kekhusyu‟an di hadapan Tuhan.

Berdirinya manusia di hadapan Allah dengan khusyu‟ dan tunduk

akan membekalinya dengan suatu tenaga rohani yang menimbulkan dalam

dirinya perasaan yang tenang, jiwa yang damai, dan kalbu yang tenteram.

Dalam salat manusia mengarahkan seluruh jiwa dan raganya kepada Allah,

berpaling dari semua kesibukan duniawi dan tidak memikirkan sesuatu

kecuali Allah dan ayat-ayat Al-Quran yang dibaca di dalamnya. Dengan

aktif menjalankan kegiatan keagamaan, akan terjalin hubungan yang baik

Page 71: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

dengan sesama manusia, sehingga perasaan lebih dekat dengan Allah

SWT. Hal ini dengan sendirinya akan menimbulkan pada diri manusia itu

keadaan yang tenang, dan pikiran yang terbebaskan dari beban hidup.

Sikap khusyu‟ dan tunduk inilah yang merupakan salah satu ciri

utama orang yang sehat jiwanya dan tenteram hidupnya. Sehat jiwanya

tidak hanya dalam arti sehat secara fisik, psikhis dan dapat beradaptasi

secara baik dengan lingkungannya, tetapi juga harus mampu hidup sesuai

dengan tata nilai dan aturan-aturan agama serta mampu memahami dan

mengamalkan dalam hidupnya, yang pada akhirnya tidak akan terkena

konflik-konflik batin, apalagi gangguan jiwa dan penyakit jiwa. Hal ini

tidak terlepas adanya sandaran transendental yaitu hubungan vertikal

dengan Allah, dan yang diperoleh tidak lain adalah ketenteraman dan

ketenangan jiwa yang selalu didambakan oleh manusia.

Mereka yang dapat menjalankan salat dengan khusyu‟, artinya

menghayati serta mengerti apa yang diucapkannya akan banyak

memperoleh manfaat; antara lain ketenangan hati, perasaan aman dan

terlindungi, serta perilaku saleh. Perasaan tenang dan keadaan tenteram

yang ditimbulkan salat dapat mencegah terjadinya stres dan konflik batin

lainnya.

Orang yang senantiasa mengingat Allah dalam salatnya, segala

macam problema hidup dihadapinya dengan optimis, ikhlas, sabar dan

tawakkal. Segala permasalahan yang dihadapi seluruhnya diserahkan

kepada Allah dengan segala harap semoga Allah memberikan pertolongan

Page 72: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

dan perlindungan serta petunjuk-Nya kepada jalan keluar yang diridai-

Nya.

Pada saat orang melaksanakan salat malam dan aktif dalam kegiatan

keagamaan, suasana jiwa menjadi sedikit lebih jernih. Jiwa yang bersih

selalu menginginkan kedekatan kepada penciptanya, untuk mensucikan-

Nya, memuji-Nya, dan memuliakan keagungan-Nya, suatu perbuatan yang

berdampak kepada kebaikan jiwa, pembersihannya, dan penyempurnaan

ketenteramannya.

Dengan demikian, jelaslah bahwa salat malam dan kegiatan

keagamaan merupakan sarana pendekatan kepada Allah untuk

meningkatkan keimanan seseorang, sehingga ia merasa yakin bahwa tiada

yang lebih kuasa selain Allah. Pada akhirnya seseorang akan terhindar dari

konflik-konflik batin, gangguan jiwa, penyakit jiwa, hidup menjadi tenang

dan jiwapun menjadi tenteram, dan dapat menyesuaikan diri dengan diri

sendiri, orang lain dan lingkungan masyarakat.

Page 73: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon

Pondok Pesantren Daarussalaam didirikan oleh K.H.

Fatchurrahman Thahir. Keinginan untuk mendirikan pondok pesantren

ini mulai muncul setelah menikah dengan Hj. Siti Mardhiyah dari Kediri

Jawa Timur pada tahun 1997. Setelah menikah, bapak dari K.H.

Fatchurrahman Thahir yaitu K.H. Fadhil Asy‟ari (pengasuh pondok

pesantren Poncol Popongan Bringin) memberikan tawaran kepada K.H.

Fathcurrahman Thahir untuk menentukan tempat tinggal selanjutnya.

Akhirnya K.H. Fadhil Asy‟ari memberikan pilihan kepada K.H.

Fatchurrahman Thahir apakah akan tinggal di Kediri, tetap tinggal di

Poncol atau mempunyai pilihan sendiri. Ternyata K.H. Fatchurrahman

Thahir mempunyai pilihan sendiri bahwa beliau akan bertempat tinggal

di sekitar Poncol yang berradius 10-15 km.

Tahun 2000 awal K.H. Fatchurrahman Thahir ditawari tanah oleh

seseorang di daerah desa Kadirejo, yang mana daerah ini masih sepi dan

masih berupa hutan. K.H. Fatchurrahman Thahir bersama dengan K.H.

Fadhil Asy‟ari melihat lokasi dan keadaan daerah tersebut, selain itu

K.H. Fatchurrahman Thahir juga meminta pendapat dengan kakaknya

yang bertempat tinggal di Kediri Jawa Timur yaitu K.H. Zainuri Faqih.

Page 74: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Setelah melihat lokasi dan keadaan tanah tersebut, K.H. Fadhil Asy‟ari

dan K.H. Zainuri Faqih merestui K.H. Fatchurrahman Thahir untuk

bertempat tinggal di Desa Kadirejo tepatnya dusun Sempon. Akhirnya

tanah tersebut dibelinya kemudian didirikan sebuah rumah kecil dan

mushola. Mendengar kalau K.H. Fatchurrahman Thahir tinggal di

sempon maka kepala desa Kadirejo yaitu Bapak Nurhadi dan

perangkatnya memberikan tanah sebagai wakaf di sekitar rumah K.H.

Fatchurrahman Thahir. Kemudian pada pertengahan tahun 2000 mushola

tersebut dirubah menjadi masjid dan tempat untuk mengaji khusus

masyarakat Sempon dan sekitar. Meskipun sudah bertempat tinggal

sendiri K.H. Fatchurrahman Thahir masih sering ke Poncol untuk

mengajar. Hal ini dikarenakan beliau mendapat amanat dari kakeknya

yaitu K.H. Hasan Asy‟ari “tidak boleh meninggalkan tanah kelahirannya

yaitu Poncol Popongan Bringin”. Akhirnya K.H. Fadhil Asy‟ari memberi

julukan Sempon yaitu sempalane poncol. dalam bahasa Indonesia

pecahan dari poncol.

Dalam perkembangan dunia pendidikan pesantren ini mulai

berkembang menjadi pondok pesantren kemudian mendirikan lembaga

pendidikan berupa madrasah diniyah (TPA). Yang diikuti santri dari

dalam maupun dari luar desa sempon, ada yang bermuqim dan pulang ke

rumah. Pondok pesantren tersebut diberi nama Daarussalaam Sempon,

dan sudah terdaftar di kementrian agama tetapi belum terakreditasi

Page 75: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

(wawancara K.H. Fatchurrahman Thahir, Minggu/06-10-2013: 09.00-

10.30).

2. Lokasi Pondok Pesantren Daarussalaam

Pondok Pesantren Daarussalaam berada ditengah-tengah desa yang

potensi wilayahnya berupa pertanian. Tepatnya Pondok Pesantren

Daarussalaam terletak di Dusun Sempon Desa Kadirejo Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang.

Adapun peta dusun Sempon desa Kadirejo kecamatan Pabelan

dapat dilihat pada lampiran I.

3. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

Meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengajaran agama

islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT, berwawasan luas, mandiri, dan berakhlak mulia.

b. Misi

1) Menciptakan manusia beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

2) Terbentuknya manusia berilmu agama dan ilmu pengetahuan.

3) Mampu mengamalkan, memperjuangkan ilmu yang telah dimiliki.

4) Terbentuknya manusia berakhlakul karimah.

5) Mengusahakan terciptanya manusia hidup mandiri dan siap pakai.

6) Menjadikan manusia berjiwa dan berpola pikir pesantren.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

c. Tujuan

Tujuan di dirikannya Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon

Kadirejo Pabelan yaitu untuk memberikan pelayanan pendidikan

bagi masyarakat muslim Desa Kadirejo dan sekitarnya serta generasi

muda muslim dari berbagai daerah yang memerlukan.

4. Sistem Pendidikan

a. Sorogan

Para santri membaca kitab atau materi yang diajarkan secara

bergantian dan langsung menghadap ustadz atau guru.

b. Bandungan

Ustadz atau guru membaca dan menjelaskan kitab dan para santri

memberikan makna pada kitabnya masing-masing serta

mendengarkan penjelasannya.

c. Madrasah Diniyah (Madin)

Madrasah ini disebut dengan Madrasah Islamiyah Daarussalaam dan

program kegiatan belajar mengajarnya diselenggarakan setiap hari

mulai pukul 15.00 WIB sampai 17.00 WIB, kecuali hari Jum‟at.

d. Sistem Tutorial

Kyai mengajar para ustadz dan kemudian para ustadz mengajar para

santri.

Page 77: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

5. Keadaan Ustadz atau Guru

Untuk memperlancar proses kegiatan belajar mengajar di pondok

pesantren Daarussalaam, terdapat tenaga pendidik (ustadz) yang

berjumlah keseluruhan 15 orang yaitu bermuqim di pondok dan tidak

bermuqim (non muqim). Daftar selengkapnya kami sajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:

Tabel II

Daftar Ustadz Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon

No. Muqim Non Muqim

1. Ustd. Mu‟aziron Ustd. Jailani

2. Ustd. Muhammad Irfan Ustd. Rofi‟udin

3. Ustd. M. Agus Ismail Ustd. M. Hamdan

4. Ustd. Faruq Abdillah Ustd. M. Rifa‟i

5. Ustd. Zainal Muttaqin Ustd. Ahmad Fauzi

6. Ustd. Khoirul Anam Ustd. Nurrohim Ahmad

7. Ustd. M. Nur Khafidzin Ustd. Mahbub

8. Ustd. Ahmad Sirojudin

6. Keadaan Santri

Jumlah santri Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon tahun 2013

sebanyak 120 santri, yang terdiri dari santri putri berjumlah 50 dan santri

putra berjumlah 70. Total keseluruhannya 120, yang dibagi menjadi

tingkatan Ula, Wustho dan Ulya. Dari ke 120 santri tersebut ada yang

bermuqim di pondok dan ada yang pulang ke rumah masing-masing.

Dengan perinciannya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Page 78: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Tabel III

Daftar Santri Putra dan Putri Pondok Pesantren Daarussalaam

Sempon

Kelas Tingkatan Ula

A B C

No. Nama No. Nama No. Nama

1. Yoga Nahrun 1. M. Tahwin 1. M. Habib A.

2. Fathurrahim 2. Angga Taufiq 2. M. Gilang S.

3. Ian Adi Saputra 3. M. Hanif 3. Aziz Maulan

4. M. Habib M. 4. Gilang Ifan F. 4. Rosi Anggar

5. Wahyu Prasetyo 5. Farhan Hasyim 5. Siti Zubaidah

6. Iqbal Tura H. 6. Reza Mujib A. 6. Hana Nur F.

7. Irma Zulaikha 7. Indah Maulana 7. Nana Sawitri

8. Hanin Fadilah 8. Luqsi Ingke S. 8. Siti Astaria

9. Nadil Amanda 9. Endang S. 9. Sri Budiyati

10. Zakiyatul F. 10. Zidna Sabilla R. 10. Layyinatrul F

11. Eka Eni Zulaika 11. Fara Fauzia 11. Erina Lailani

12. Lutfiana Annisa 12. Afia Assalam 12. Annisa F.

13. Zahwa Latifah 13. Nova Amanda 13. Listyowati

14. Muslihah Fadia 14. Putri Nur h. 14. Hanifah Tri

15. Nia Pop D. 15. Itsna Nafisatul

16. Dewi Anggraini 16. Rika Putri K.

17. Najwa Seiya B. 17. Ulya Darojatun

18. Salsabila Yunita 18. Nihayatun Nahla

19. Jihan Novita

20. Nisrina Ineutia

21. Azizah Arianti

22. Maryana Nur A.

23. Rizka Aulia

24. Tsalisa Mutiara

Page 79: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Kelas Tingkatan Ulya

A B C

No. Nama No. Nama No. Nama

1. Bani Alfaruq 1. Mujib 1. M. Solekhan

2. M. Shohibul J. 2. M. Kholil 2. M. Abdur R.

3. M. Lasin 3. Damanhuri 3. Nur Sa‟id

4. Bagus Setiawan 4. Anang Ma‟ruf 4. Hasanuddin

5. Heri Muhari 5. Ghozali Dzul Q. 5. M. Afifuddin

6. Erlan Susanto 6. Indah Artin N. 6. Misbahul F.

7. Syamsudin 7. Nurul Oktaviani 7. Agus N.

8. Adib Maulana 8. Mia Setyorini 8. M. Fathan

9. Ambarwati 9. Rifatun 9. M. sururi

10. Dwi Susanti

11. Winda Ningsih

Kelas Tingkatan Wustha

A B C

No. Nama No. Nama No. Nama

1. Eko Budi S. 1. Shofyan Nur A. 1. Budi Utama

2. M. Badaruddin 2. M. Nailun Naja 2. Aziz Rojafi

3. Agus Wahid 3. Widi Setiyawan 3. Irfan Rizki Y

4. Ulin Nuha 4. Ivan Wahyu Y. 4. Ahmad K.

5. Syahrul Hidayat 5. M. Safrodin 5. Imam Lestari

6. Bi‟aunillah 6. Miftha Ratna T 6. Sella Mega P

7. Hidayatun N. 7. Vandha Diendra 7. Desta Mellan

8. Citra Amanda P. 8. Malwa Hanum 8. Nizarul W.

9. Ina Eliana 9. Tarissa Febriani 9. Supri Nur Y.

10. Umi Kartika S. 10. Dian Pita A. 10. Siti Rohmah

11. Ira Apri Sri H. 11. Robi‟atul A. 11. Puji Antini

12. Lora Febiyan

13. Laila Lathifah

Page 80: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

7. Struktur Organisasi

Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam melaksanakan

pendidikan diperlukan organisai yang baik. Untuk mencapai tujuan

tersebut masing-masing melaksanakan tugas sesuai bidangnya pada

pengelolaan pondok pesantren. Adapun struktur organisasi Pondok

Pesantren Daarussalaam Sempon dapat dilihat pada lampiran II.

8. Kegiatan Harian Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon

Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon, memiliki kegiatan

rutinitas atau harian yang harus dijalankan oleh para santri, yaitu:

Tabel IV

Kegiatan Harian Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon

No. Waktu Jenis Kegiatan

1. 03.00 - 04.00 Jama‟ah shalat malam (tahajjud)

2. 04.30 – selesai Jama‟ah shalat subuh

3. Ba‟da Jama‟ah – selesai Membaca surat yasin

4. 05.00 – selesai Sorogan kitab

5. 06.00 – 07.00 Piket membersihkan lokasi pondok

6. 07.00 – 12.00 Sekolah umum di luar pondok

7. 12.30 – selesai Jama‟ah shalat dzuhur

8. Ba‟da Jama‟ah – selesai Membaca surat Al-Mulk

9. 13.00 – selesai Ngaji bandungan

10 15.00 – 16.00 Sekolah madrasah/ belajar mengajar

Madin (TPQ) Ula

11. 16.00 – 16.15 Jama‟ah shalat ashar

12. 16.15 – 17.00 Sekolah madrasah/ belajar mengajar

Madin (TPQ) Wustha dan Ulya

13. 18.00 – selesai Jama‟ah shalat maghrib

Page 81: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

14. Ba‟da Jama‟ah – selesai Membaca surat Waqi‟ah

Sorogan al-Qur‟an

15. 19.30 – selesai Jama‟ah shalat Isya‟

16. Ba‟da Jama‟ah – selesai Membaca surat ar-Rahman

17. 20.00 – selesai Ngaji bandungan

9. Program Kegiatan Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon

Selain memiliki kegiatan harian, Pondok Pesantren Daarussalaam

Sempon juga memiliki program kegiatan yang berlangsung selama satu

tahun. Adapun program kegiatan tersebut, sebagai berikut:

Tabel V

Program Kegiatan Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon

No. Program Kegiatan Waktu Peserta

1.

Sekolah Madrasah

Diniyyah/belajar

Madin (TPQ)

Setiap hari mulai

jam 15.00-17.00

Santri pondok dan

madrasah

2. Ziaroh qubur

Kamis wage malam

Jum‟at kliwon

(selapanan)

3. Khitobah Malam Selasa

Santri pondok 4. Dziba‟iyyah/barjanji Malam Jum‟at

5. Tilawatil Qur‟an Malam Minggu

6. Mujahadah Tiap malam

7. Pengajian ahad pagi Setiap hari Minggu Jama‟ah ahad pagi

dan umum 8. Istighosah kubro Khusus Minggu legi

9. Ziarah Auliya‟illah Tiap tahun/tahunan

10. Akhirussanah Tahunan Santri pondok,

santri madrasah,

Page 82: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Jama‟ah ahad pagi,

dan umum

11. Ngaji Kilatan Bulan Ramadhan

Santri pondok,

santri madrasah

dan umum

10. Sarana dan Prasarana

Adapun mengenai sarana dan prasarana yang ada di Pondok Pesantren

Daarussalaam Sempon dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel VI

Data Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Daarussalaam

Sempon

No. Jenis Jumlah

1. Masjid 1

2. Ndalem Kyai 1

3. Kantor 1

4. Kamar Ustadz 2

5. Kamar santri 2

6. Ruang kelas 8

7. Kamar mandi 1

8. Ruang dapur 1

9. Kandang ternak 2

B. Penyajian Data

Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui data

observasi, dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu di sajikan bentuk

data guna memperlancar langkah suatu penelitian.

Page 83: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

1. Daftar nama responden

Tabel VII

Daftar Nama Responden Penelitian

No. Nama L / P Kelas

1. Yoga Nahrun L Ula A

2. Imam Suroso L Ula A

3. Nana Sawitri P Ula A

4. Hana Nurvidiana P Ula A

5. M. Gilang Sutopo L Ula B

6. M. Habib Hasani L Ula B

7. Rosi Anggar S. P Ula B

8. Aziz Maulana L Ula B

9. Siti Zubaidah P Ula C

10. Annisa Fitriani P Ula C

11. Siti Astaria P Ula C

12. Aziz Maulan L Ula C

13. Imam Lestari L Wustha A

14. Sela Mega P Wustha A

15. Desta Mellani P Wustha A

16. Mifta Ratna P Wustha B

17. Safrodin L Wustha B

18. Vandha Diendra P Wustha B

19. Budi Utomo L Wustha C

20. Aziz Rajafi L Wustha C

21. Irfan Rizqiyanto L Wustha C

22. Bani Al Faruq L Ulya A

23. M. Shohibul Jinan L Ulya A

24. Anang Ma‟ruf L Ulya A

25. M. Mujib L Ulya B

26. Kholil L Ulya B

Page 84: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

27 Damanhuri L Ulya B

28. Shofyan L Ulya C

29. Nailun Naja L Ulya C

30. Widi Setiyawan L Ulya C

2. Daftar hasil angket

Data tentang intensitas menjalankan salat malam diperoleh dari

angket yang penulis bagikan. Terdiri dari 10 pertanyaan, yang masing-

masing pertanyaan disediakan 3 alternatif jawaban, dengan bobot nilai

sebagai berikut:

a. Alternatif jawaban A memiliki bobot nilai 3

b. Alternatif jawaban B memiliki bobot nilai 2

c. Alternatif jawaban C memiliki bobot nilai 1

Berikut ini akan penulis sajikan tabel hasil dari penyebaran angket

tentang intensitas menjalankan salat malam sebagai berikut:

Tabel VIII

Jawaban Angket Intensitas Menjalankan Salat Malam Santri

Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon

No.

Responden

Alternatif

Jawaban Item

Total Nilai

Jawaban Item Total

Nilai Nominasi

A B C 3 2 1

1 8 2 0 24 4 0 28 A

2 8 2 0 24 4 0 28 A

3 9 1 0 27 2 0 29 A

4 8 2 0 24 4 0 28 A

5 8 2 0 24 4 0 28 A

Page 85: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

6 9 1 0 27 2 0 29 A

7 7 2 1 21 4 1 26 B

8 6 3 1 18 6 1 25 B

9 8 2 0 24 4 0 28 A

10 10 0 0 30 0 0 30 A

11 9 1 0 27 2 0 29 A

12 9 1 0 27 2 0 29 A

13 9 1 0 27 2 0 29 A

14 5 3 1 15 6 1 22 C

15 6 4 0 18 8 0 26 B

16 6 3 1 18 6 1 25 B

17 7 3 0 21 6 0 27 B

18 9 1 0 27 2 0 29 A

19 9 1 0 27 2 0 29 A

20 8 1 1 24 2 1 27 B

21 7 3 0 21 6 0 27 B

22 7 3 0 21 6 0 27 B

23 5 4 1 15 8 1 24 C

24 6 3 1 18 6 1 25 B

25 7 3 0 21 6 0 27 B

26 9 1 0 27 2 0 29 A

27 9 1 0 27 2 0 29 A

28 8 2 0 24 4 0 28 A

29 8 2 0 24 4 0 28 A

30 9 1 0 27 2 0 29 A

Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari

masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada

Page 86: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori

tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:

𝑖 = 𝑋𝑡 − 𝑋𝑟 + 1

𝐾𝑖

Keterangan :

i : Interval

Xt : Nilai tertinggi

Xr : Nilai terendah

Ki : Kelas interval

𝑖 = 𝑋𝑡 − 𝑋𝑟 + 1

𝐾𝑖

𝑖 = 30 − 22 + 1

3

𝑖 =8 + 1

3

𝑖 =9

3 = 3

Jadi lebar intervalnya adalah 3

Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi

dalam kategori sebagai berikut:

a. Nominasi A adalah nilai 28-30 intensitas tinggi

b. Nominasi B adalah nilai 25-27 intensitas sedang

c. Nominasi C adalah nilai 22-24 intensitas rendah

Dari data tersebut di atas intensitas menjalankan salat malam

dapat dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya:

Page 87: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

a. Intensitas menjalankan salat malam tinggi ada 18 responden

b. Intensitas menjalankan salat malam sedang ada 10 responden

c. Intensitas menjalankan salat malam rendah ada 2 responden

Tabel IX

Jawaban Angket Kegiatan Keagamaan Santri

Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon

No.

responden

Alternatif

Jawaban Item

Total Nilai

Jawaban Item Total

Nilai

Nominasi

A B C 3 2 1

1 5 5 0 15 10 0 25 B

2 4 6 0 12 12 0 24 B

3 4 5 1 12 10 1 23 B

4 6 4 0 18 8 0 26 A

5 7 2 1 21 4 1 26 A

6 7 2 1 21 4 1 26 A

7 7 2 1 21 4 1 26 A

8 5 3 2 15 6 2 23 B

9 5 4 1 15 8 1 24 B

10 5 5 0 15 10 0 25 B

11 4 4 2 12 8 2 22 C

12 5 3 2 15 6 2 23 B

13 5 3 2 15 6 2 23 B

14 6 4 0 18 8 0 26 A

15 6 3 1 18 6 1 25 B

16 5 4 1 15 8 1 25 B

17 6 4 0 18 8 0 26 A

18 8 2 0 24 4 0 28 A

19 8 1 1 24 2 1 27 A

Page 88: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

20 5 5 0 15 10 0 25 B

21 7 3 0 21 6 0 27 A

22 5 5 0 10 10 0 20 C

23 6 4 0 18 8 0 26 A

24 6 4 0 18 8 0 26 A

25 3 6 1 9 12 1 22 C

26 7 3 0 21 6 0 27 A

27 8 2 0 24 4 0 28 A

28 8 2 0 24 4 0 28 A

29 4 6 0 12 12 0 24 B

30 5 5 0 15 10 0 25 B

Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat

dari masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada

kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori

tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:

𝑖 = 𝑋𝑡−𝑋𝑟 + 1

𝑘𝑖

𝑖 = 28−20 + 1

3

𝑖 =8+ 1

3

𝑖 =9

3

𝑖 = 3

Page 89: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Jadi lebar intervalnya adalah 3

Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi

dalam kategori sebagai berikut:

a. Nominasi A adalah nilai 26-28 intensitas tinggi

b. Nominasi B adalah nilai 23-25 intensitas sedang

c. Nominasi C adalah nilai 20-22 intensitas rendah

Dari data tersebut di atas kegiatan keagamaan dapat

dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya:

a. Kegiatan keagamaan tinggi ada 14 responden

b. Kegiatan keagamaan sedang ada 13 responden

c. Kegiatan keagamaan rendah ada 3 responden

Tabel X

Jawaban Angket Ketenteraman Jiwa Santri

Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon

No. Alternatif

Jawaban Item

Total Nilai

Jawaban Item Total

Nilai Nominasi

Responden A B C 3 2 1

1 6 4 0 18 8 0 26 A

2 5 5 0 15 10 0 25 B

3 6 4 0 18 8 0 26 B

4 6 2 0 18 4 0 24 B

5 5 4 0 15 8 0 24 B

6 5 5 1 15 10 1 25 B

7 4 6 1 12 12 1 24 B

Page 90: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

8 4 4 0 12 8 0 22 C

9 4 4 0 12 8 0 22 C

10 2 8 1 6 16 1 22 C

11 8 2 0 24 4 0 28 A

12 4 4 2 12 8 2 22 C

13 3 5 1 9 10 1 21 C

14 5 5 1 15 10 1 25 B

15 4 4 0 12 8 0 22 C

16 5 4 0 15 8 0 24 B

17 8 2 0 24 4 0 28 A

18 8 1 0 24 2 0 27 A

19 4 6 0 12 12 0 24 B

20 7 2 0 21 4 0 26 B

21 6 4 0 18 8 0 26 B

22 4 5 0 12 10 0 23 C

23 4 5 0 12 10 0 23 C

24 6 4 0 18 8 0 26 B

25 8 1 1 24 2 1 27 A

26 7 2 0 21 4 0 26 B

27 7 3 0 21 6 0 27 A

28 8 2 0 24 4 0 28 A

29 6 4 0 18 8 0 26 B

30 9 1 0 27 2 0 27 A

Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat

dari masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada

kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori

tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:

Page 91: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

𝑖 = 𝑋𝑡−𝑋𝑟 + 1

𝑘𝑖

𝑖 = 28−21 + 1

3

𝑖 =7+ 1

3

𝑖 =8

3

𝑖 = 2,66 dibulatkan menjadi 3

Jadi lebar intervalnya adalah 3

Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi

dalam kategori sebagai berikut:

a. Nominasi A adalah nilai 27-29 intensitas tinggi

b. Nominasi B adalah nilai 24-26 intensitas sedang

c. Nominasi C adalah nilai 21-23 intensitas rendah

Dari data tersebut diatas ketenteraman jiwa santri dapat

dikategorikan menjadi 3, sesuai dengan intervalnya:

a. Ketenteraman jiwa tinggi ada 8 responden

b. Ketenteraman jiwa sedang ada 14 responden

c. Ketenteraman jiwa rendah ada 8 responden

Page 92: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Lampiran II

Struktur Organisasi Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon

Pengasuh

1. K.H. Fathurrahman Thohir

2. Ibu Nyai Siti Mardhiyah

Penasehat

1. Ustadz Jaelani

2. Ustadz Mahbub

Ketua

1. Ahmad Sirojudin

2. M. Agus Isma‟il

Sekretaris

1. Faruq Abdillah

2. M. Irfan

Bendahara

1. Mu‟aziron

2. M. Agus Ismail

Pendidikan

1. Khoirul A.

2. Ahmad F.

Keamanan

1. Mahbub

2. M. Rifa‟i

Kegiatan

1. M. Nur

2. Bambang

Kebersihan

1. M. Agus

2. Damanhuri

Humas/TU

1. Rofiudin

2. Faruq A.

Page 93: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

BAB IV

ANALISIS DATA

Analisis data penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara intensitas menjalankan salat malam dan kegiatan keagamaan

dengan ketentraman jiwa santri studi kasus pada Pondok Pesantren Daarussalaam

Sempon Kadirejo Pabelan tahun 2012.

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara intensitas menjalankan salat

malam dan kegiatan keagamaan dengan ketenteraman jiwa santri, maka data yang

diperoleh akan dianalisis statistik dan analisa kuantitatif. Dalam menganalisa data

tersebut penulis menggunakan teknik product moment dan regresi ganda sebagai

berikut :

A. Analisis Deskriptif (Tiap-tiap variabel)

Untuk mendapatkan data tentang intensitas menjalankan salat malam,

kegiatan keagamaan dan ketentraman jiwa santri, penulis menggunakan

angket yang terdiri dari isi pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan

tiga alternative jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut:

a. Alternatif jawaban A, memiliki nilai 3

b. Alternatif jawaban B, memiliki nilai 2

c. Alternatif jawaban C, memiliki nilai 1

Kemudian data hasil penyebaran angket tersebut akan dianalisis

dengan analisis statistika.

Page 94: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Untuk mengetahui persentase sejauh mana intensitas menjalankan

salat malam, kegiatan keagamaan, dan ketentraman jiwa santri,

menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑃 =F

N x 100%

Keterangan :

P : Persentase individu dalam golongan

F : Frekuensi

N : Jumlah subjek secara keseluruhan

1. Intensitas menjalankan salat malam

Berdasarkan data dari hasil penelitian bab III tentang hubungan

antara intensitas menjalankan salat malam dan kegiatan keagamaan

dengan ketenteraman jiwa santri diketahui rekapitulasi adalah sebagai

berikut:

a. Untuk kategori tinggi tentang intensitas menjalankan salat malam

antara skor 28-30 ada 18 responden.

𝑃 =𝐹

𝑁𝑋100%

𝑃 =18

30𝑋100%

𝑃 = 60%

b. Untuk kategori sedang tentang intensitas menjalankan salat malam

antara skor 27-25 ada 10 responden.

Page 95: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

𝑃 =𝐹

𝑁𝑋100%

𝑃 =10

30𝑋100%

𝑃 = 33,33%

c. Untuk kategori rendah tentang intensitas menjalankan salat malam

antara skor 22-24 ada 2 responden.

𝑃 =𝐹

𝑁𝑋100%

𝑃 =2

30𝑋100%

𝑃 = 6,67%

Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi tentang intensitas menjalankan salat malam.

Tabel XI

Rekapitulasi Intensitas menjalankan salat malam

No. Kategori Interval Frekuensi Persentase

1. Tinggi 28-30 18 60%

2. Sedang 25-27 10 33,33%

3. Rendah 22-24 2 6.67%

Jumlah 30 100%

Dari perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa

intensitas menjalankan salat malam yang tinggi sebesar 60%, yang

sedang sebesar 33,33% dan yang rendah sebesar 6,67%. Sehingga

dengan demikian, Intensitas menjalankan salat malam santri

Page 96: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Daarussalaam Sempon tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar

60%.

2. Kegiatan keagamaan

a. Untuk kategori tinggi tentang kegiatan keagamaan antara skor 26-

28 ada 14 responden.

𝑃 =𝐹

𝑁𝑋100%

𝑃 =14

30𝑋100%

𝑃 = 46,7%

b. Untuk kategori sedang tentang kegiatan keagamaan antara skor 23-

25 ada 13 responden.

𝑃 =𝐹

𝑁𝑋100%

𝑃 =13

30𝑋100%

𝑃 = 43,3%

c. Untuk kategori rendah tentang kegiatan keagamaan antara skor 20-

22 ada 3 responden.

𝑃 =𝐹

𝑁𝑋100%

𝑃 =3

30𝑋100%

𝑃 = 10%

Page 97: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Tabel XII

Rekapitulasi Kegiatan Keagamaan

No. Kategori Interval Frekuensi Persentase

1. Tinggi 26-28 14 46,7%

2. Sedang 23-25 13 43,3%

3. Rendah 20-22 3 10%

Jumlah 30 100%

Dari perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa

kegiatan keagamaan yang tinggi sebesar 46,7%, yang sedang sebesar

43,3% dan yang rendah sebesar 10%. Sehingga dengan demikian,

kegiatan keagamaan santri Daarussalaam Sempon tergolong dalam

kategori tinggi yaitu sebesar 46,7%.

3. Ketenteraman jiwa santri

a. Untuk kategori tinggi tentang ketenteraman jiwa santri antara skor

27-29 ada 8 responden.

𝑃 =𝐹

𝑁𝑋100%

𝑃 =8

30𝑋100%

𝑃 = 26,7%

b. Untuk kategori sedang tentang ketenteraman jiwa santri antara skor

24-26 ada 14 responden.

𝑃 =𝐹

𝑁𝑋100%

Page 98: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

𝑃 =14

30𝑋100%

𝑃 = 46,7%

c. Untuk kategori rendah tentang ketenteraman jiwa santri antara

skor 21-23 ada 8 responden.

𝑃 =𝐹

𝑁𝑋100%

𝑃 =8

30𝑋100%

𝑃 = 26,6%

Tabel XIII

Rekapitulasi Ketenteraman Jiwa

No. Kategori Interval Frekuensi Persentase

1. Tinggi 27-29 8 26,7%

2. Sedang 24-26 14 46,7%

3. Rendah 21-23 8 26,6%

Jumlah 30 100%

Dari perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa

ketenteraman jiwa santri yang tinggi sebesar 26,7%, yang sedang

sebesar 46,7% dan yang rendah sebesar 26,6%. Sehingga dengan

demikian ketenteraman jiwa santri Daarussalam Sempon tergolong

dalam kategori sedang yaitu sebesar 46,7%.

B. Pengujian Hipotesis dengan Rumus Regresi Ganda

Analisis uji hipotesis digunakan untuk menganalisis diterima tidaknya

hipotesis yang diajukan dalam skripsi ini, tentang hubungan antara intensitas

Page 99: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

menjalankan salat malam dan kegiatan keagamaan dengan ketenteraman jiwa

santri pondok pesantren Daarussalaam Sempon. Maka dibuktikan dengan

mencari nilai koefisian regresi ganda antara variabel intensitas menjalankan

salat malam (X1) dan kegiatan keagamaan (X2) terhadap ketenteraman jiwa

santri (Y), yang dalam statistik lebih dikenal dengan sebuah uji regresi ganda.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi antara X1 dan X2

terhadap Y ditentukan dengan rumus Fhitung kemudian dibandingkan dengan

Ftabel. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Membuat tabel nilai ketiga variable guna mempermudah perhitungan

statistiknya, yaitu:

Tabel XIV

Tabel Kerja Koofisien Hubungan Antara Intensitas Menjalankan Salat

Malam (X1) Dan Kegiatan Keagamaan (X2) Dengan Ketenteraman Jiwa

Santri (Y)

No. Y X1 X2 X1Y X2Y X1X2 X12

X22

Y2

1 26 28 25 728 650 700 784 625 676

2 25 28 24 700 600 672 784 576 625

3 26 29 23 754 598 667 841 529 676

4 24 28 26 672 624 728 784 676 576

5 24 28 26 672 624 728 784 676 576

6 25 29 26 725 650 754 841 676 625

7 24 26 26 624 624 676 676 676 576

8 22 25 23 550 506 575 625 529 484

9 22 28 24 616 528 672 784 576 484

10 22 30 25 660 550 750 900 625 484

Page 100: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

11 28 29 22 812 616 638 841 484 784

12 22 29 23 638 506 667 841 529 484

13 21 29 23 609 483 667 841 529 441

14 25 22 26 550 650 572 484 676 625

15 22 26 25 572 550 650 676 625 484

16 24 25 25 600 600 625 625 625 576

17 28 27 26 756 728 702 729 676 784

18 27 29 28 783 756 812 841 784 729

19 24 29 27 696 648 783 841 729 576

20 26 27 25 702 650 675 729 625 676

21 26 27 27 702 702 729 729 729 676

22 23 27 20 621 460 540 729 400 529

23 23 24 26 552 598 624 576 676 529

24 26 25 26 650 676 650 625 676 676

25 27 27 22 729 594 594 729 484 729

26 26 29 27 754 702 783 841 729 676

27 27 29 28 783 756 812 841 784 729

28 28 28 28 784 784 784 784 784 784

29 26 28 24 728 624 672 784 576 676

30 27 29 25 783 675 725 841 625 729

Jumlah 746 824 751 20505 18712 20626 22730 18909 18674

2. Mengolah data yang didapat dari tabel dengan menggunakan rumus regresi

ganda.

a. Mencari persamaan regresi

Dari tabel di atas diperoleh:

∑ X1 = 824 ∑ X12 = 22730

∑ X2 = 751 ∑ X22 = 18909

Page 101: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

∑ Y = 746 ∑ Y2 = 18674

∑ X1Y = 20505 ∑ X1X2 = 20626

∑ X2Y = 18712 N = 30

Data di atas kemudian dimasukkan ke dalam persamaan:

∑𝑌 = 𝑎𝑛 + 𝑏1∑𝑋1 + 𝑏2∑𝑋2 .... (1)

∑𝑋1𝑌 = 𝑎∑𝑋1 + 𝑏1∑𝑋12 + 𝑏2∑𝑋1𝑋2...... (2)

∑𝑋2𝑌 = 𝑎∑𝑋2 + 𝑏1∑𝑋1𝑋2 + 𝑏2∑𝑋22….. (3)

746 = 30a + 824b1 + 751b2 …. (1)

20505 = 824a + 22730b1 + 20626b2…… (2)

18712 = 751a + 20626b1 + 18909b2 ….. (3)

Agar nilai a menjadi 0 pada persamaan 1 dan 2, maka persamaan 1

dikalikan 27,47 (diperoleh dari 824 : 30), kemudian persamaan 2 dikalikan

1, maka diperoleh:

20492,62 = 824a + 22635,28b1 + 20629,97b2…. (1)

20505 = 824a + 22730b1 + 20626b2 …. - (2)

-12,38 = -94,72b1 + 3,97 b2….. (4)

Agar nilai menjadi 0 pada persamaan 1 dan 3, maka persamaan 1

dikalikan 25,03 (diperoleh dari 751 : 30), kemudian persamaan 3

dikalikan 1, maka diperoleh:

18672,38 = 751a + 20624,72b1 + 18797,53b2….. (1)

18712 = 751a + 20626b1 + 18909b2 ….. - (3)

-39,62 = -1,28b1 -111,47b2 ….. (5)

Page 102: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Persamaan 4 dikalikan (1,28), persamaan 5 dikalikan dengan (94,72),

hasilnya menjadi:

-15,85 = -121,242b1 + 5,082b2 ….. (4)

-3752,81 = -121,242b1 + 10558,44b2 ….. - (5)

-3736,96 = 10553,36b2

b2 = -3736,96 : 10553,36

b2 = -0,354

Harga b2 dimasukkan dalam satu persamaan, yaitu persamaan kelima,

maka:

-39,62 = -1,28b1 -111,47b2

-39,62 = -1,28b1 -111,47(-0,354)

-39,62 = -1,28b1 + 39,460

1,28b1 = 39,460 + 39,62

b1 = 79,08 : 1,28

b1 = 61,781

Harga b1 dan b2 dimasukkan dalam persamaan (1), maka:

746 = 30a + 824b1 + 751b2

746 = 30a + 824(61,781) + 751(-0,354)

746 = 30a + 50907,54 – 265,854

30a = 746 – 50907,54 + 265,854

30a = -50161,54 + 265,854

30a = - 49895,69

a = - 49895 : 30 jadi nilai a = - 166,19

Page 103: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Akhirnya diperoleh nilai b1 = 61,781 nilai b2 = - 0,354 nilai a = - 166,19.

Nilai-nilai atau angka-angka yang diperoleh tadi dimasukkan ke dalam

rumus persamaan regresi ganda:

Y = a + b1X1 + b2X2

= - 166,19 + 61,781 (30) + (-0,354)(30)

= - 166,19 + 1853,43 – 10,62

= - 166,19 + 1842,81

= 1676,62

b. Menguji keberartian persamaan regresi ganda dengan cara sebagai

berikut:

1) ∑𝑋1𝑌 = ∑𝑋1𝑌 −(∑𝑋1)(∑𝑌)

𝑁

∑𝑋1𝑌 = 20505 − 824 (746)

30

∑𝑋1𝑌 = 20505 −614704

30

∑𝑋1𝑌 = 20505 − 20490,13

∑𝑋1𝑌 = 14,87

2) ∑𝑋2𝑌 = ∑𝑋2𝑌 −(∑𝑋2)(∑𝑌)

𝑁

∑𝑋1𝑌 = 18712 − 751 (746)

30

∑𝑋1𝑌 = 18712 −560246

30

∑𝑋1𝑌 = 18712 − 18674,87

∑𝑋1𝑌 = 1,002

Page 104: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

3) ∑𝑌2 = ∑𝑌2 −(𝑌)2

𝑁

∑𝑌2 = 18674 −(746)2

30

∑𝑌2 = 18674 −556516

30

∑𝑌2 = 18674 − 18550,53

∑𝑌2 = 123,47

c. Nilai Regresi (R hitung) dengan rumus sebagai berikut:

𝑅ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

𝑏1 ∑𝑋1𝑌 + 𝑏2 ∑𝑋2𝑌

∑𝑌2

𝑅ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

61,781 14,87 + −0.354 + (1,002)

123,47

𝑅ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

918,68 − 0,355

123,47

𝑅ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

918,325

123,47

𝑅ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 7,438

Setelah angka R tersebut diperoleh, kemudian R dikuadratkan

sehingga menjadi R2 = 7,438

2 = 55,318

Kemudian menentukan Fhitung untuk menentukan uji signifikansi

koefisien korelasi ganda, dengan cara sebagai berikut:

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

𝑅2(𝑁 − 𝑚 − 1)

𝑚 (1 − 𝑅2)

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

55,318(30 − 2 − 1)

2 (1 − 55,318)

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

55,318(27)

2 (54,318)

Page 105: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =

1493,6

108,636

𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 13,75

Harga ini kemudian selanjutnya dikonsultasikan dengan Ftabel dengan

didasarkan pada dk pembilang = 2 dan dk penyebut (30-2-1) = 27.

Untuk taraf kesalahan 5% ; Ftabel = 3,35 ; untuk taraf 1% ; Ftabel = 5,49.

Karena Fhitung = 13,75 lebih besar dari Ftabel maka koefisien korelasi

yang diuji adalah signifikansi untuk ∝= 5% dan ∝= 1%, sehingga

dapat diberlakukan ke populasi.

C. Interpretasi Data

Dari distribusi F dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 27 dengan

∝ = 0,05 atau taraf signifikansi 5% diperoleh angka Ftabel = 3,35 yang berarti

lebih kecil dari Fhitung (13,75). Begitu pula dilihat dengan ∝ = 0,01 atau taraf

signifikan 1% diperoleh angka Ftabel = 5,49 yang berarti lebih kecil dari Fhitung

(13,75). Dengan demikian yang diterima adalah Ha (Hipotesis Alternatif) dan

Ho (Hipotesis Nihil) ditolak, yang berarti persamaan regresi linier ganda Y

atas X1 dan X2 Signifikan, artinya “ada hubungan yang positif atau kuat

antara intensitas menjalankan salat malam dan kegiatan keagamaan dengan

ketenteraman jiwa santri pada Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon

Kadirejo Pabelan”

Hasil uji dengan statistik F menyatakan bahwa regresi ini sangat

berarti, dan karenanya berarti pula penafsiran-penafsiran yang dibuat

berdasarkan regresi itu. Agar penafsiran-penafsiran tersebut berarti, maka

Page 106: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

langkah selanjutnya adalah memasukkan nilai-nilai X1 dan X2 agar diperoleh

nilai Y, yaitu : Y = - 166,19 + 61,781 X1 + (-0,354)X2

Dari persamaan itu berarti ketenteraman jiwa santri akan naik, bila

intensitas menjalankan salat malam dan kegiatan keagamaan ditingkatkan,

dan akan turun apabila intensitas menjalankan salat malam dan kegiatan

keagamaan menurun. Tetapi koefisien regresi untuk intensitas menjalankan

salat malam X1 = 61,781 lebih besar dari pada koefisien regresi untuk

kegiatan keagamaan X2 = -0,354 (harga mutlak). Jadi bila intensitas

menjalankan salat malam ditingkatkan sehingga mendapat nilai 30, dan juga

kegiatan keagamaan sampai mendapat nilai 30, maka ketenteraman jiwa

santri adalah

Y = a + b1X1 + b2X2

= - 166,19 + 61,781 X1 - 0,354X2

= - 166,19 + 61,781(30) – 0,354(30)

= 1676,62

Diperkirakan ketenteraman jiwa santri = 1676,62

Intensitas menjalankan salat malam untuk menunjukkan ketenteraman

jiwa santri memperoleh skor 61,781, sedangkan kegiatan keagamaan

memperoleh skor 0,354, maka diharapkan mereka sakan mencaapai rata-rata

skor ketenteraman jiwa sebesar 1676,62.

Page 107: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab III dan IV, dapat diambil

kesimpulan sebagai jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya

yakni: untuk mengetahui hubungan yang positif antara intensitas salat malam

(X1), kegiatan keagamaan (X2) aplikasinya dengan ketenteraman jiwa santri

(Y) di Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon, maka setelah diadakan

perhitungan menunjukkan:

1. Variasi intensitas menjalankan salat malam santri pada Pondok Pesantren

Daarussalaam Sempon tahun 2012, yang termasuk dalam kategori tinggi

sebanyak 18 responden dengan persentase 60%. Adapun yang berada

dalam kategori sedang sebanyak 10 responden dengan persentase 33,33%,

yang berada dalam kategori rendah sebanyak 2 responden dengan

persentase 6,67%, hal ini berarti intensitas salat malam mayoritas termasuk

dalam kategori tinggi.

2. Variasi kegiatan keagamaan santri pada Pondok Pesantren Daarussalaam

Sempon tahun 2012, yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 14

responden dengan persentase 46,7%. Adapun yang berada dalam kategori

sedang sebanyak 13 responden dengan persentase 43,3%, yang berada

dalam kategori rendah sebanyak 3 responden dengan persentase 10%, hal

ini berarti kegiatan keagamaan termasuk dalam kategori tinggi.

Page 108: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

3. Variasi ketenteraman jiwa santri pada Pondok Pesantren Daarussalaam

Sempon tahun 2012, yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 8

reponden , dengan persentase 26,7%. Adapun yang berada dalam kategori

sedang sebanyak 14 responden dengan persentase 46,7%, yang berada

dalam kategori rendah sebanyak 8 responden dengan persentase 26,6%,

hal ini berarti ketenteraman jiwa termasuk dalam kategori sedang.

4. Hubungan intensitas menjalankan salat malam dan kegiatan keagamaan

dengan ketenteraman jiwa santri pada Pondok Pesantren Daarussalaam

Sempon Kadirejo Pabelan memiliki hubungan positif, hal ini dilihat dari

hasil perhitungan akhir dari regresi, sehingga didapat dengan taraf

signifikan 5% diperoleh Ftabel = 3,35 yang berarti lebih kecil dari Fhitung =

13,75. Dan dalam taraf signifikan 1% diperoleh angka Ftabel = 5,49 yang

berarti lebih kecil dari Fhitung = 13,75, dengan demikian yang diterima

adalah Ha sedangkan Ho ditolak, sehingga persamaan regresi linier ganda

Y atas X1 dan X2 signifikan, artinya “ada hubungan yang positif antara

intensitas menjalankan salat malam dan kegiatan keagamaan dengan

ketenteraman jiwa santri”. Atau dengan kata lain semakin tinggi

intensitas menjalankan salat malam dan kegiatan keagamaan, maka

semakin tinggi ketenteraman jiwa santri pada Pondok Pesantren

Daarussalaam Sempon Kadirejo Pabelan.

Page 109: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian seperti tersebut di atas, maka

penulis memberikan beberapa saran bagi pengembangan bagi kegiatan yang

ada di Pondok Pesantren Daarussalaam Sempon adalah:

a. Bagi santri, agar meningkatkan intensitas menjalankan salat malam dan

kegiatan keagamaan tidak hanya ketika berada di lingkungan pondok

pesantren saja, melainkan ketika berada di luar lingkungan pondok

pesantren dan menjadikan salat malam dan kegiatan keagamaan sebagai

rutinitas keseharian santri. Dengan begitu akan tercipta ketenteraman

jiwa yang baik.

b. Bagi para ustadz, ustdzah dan pengurus, hendaknya menjadi suri tauladan

dalam melaksanakan salat malam dan kegiatan keagamaan serta

memberikan penjelasan pentingnya manfaat salat malam dan kegiatan

keagamaan yang berpengaruh baik terhadap ketenteraman jiwa santri.

c. Bagi pengasuh, ustadz atau ustadzah dan pengurus tidak ada kata

terlambat bagi kita semua, untuk menanamkan kebiasaan salat malam

dan kegiatan keagamaan kepada santri, walaupun dalam kenyataanya

mengajarkan kebiasaan salat malam dan kegiatan keagamaan yang baik

kepada santri mengalami banyak kendala. Hal ini sudah menjadi

tanggung jawab bersama.

Page 110: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

C. Penutup

Alhamdulillah, penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan segala kenikmatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan

dan kelemahan, maka untuk kesempurnaan skripsi ini penulis menerima

segala masukan kritik dan saran.

Penulis juga menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan dari dosen

pembimbing tentu penulis akan mengalami kesulitan dalam penulisan skripsi

ini. Oleh karena itu, tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih, semoga

amal beliau diterima Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini menjadi sumbangan

pikiran, menambah wawasan, bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca yang budiman pada umumnya serta bagi dunia pendidikan. Amin.

Page 111: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

DAFTAR PUSTAKA

Aceh, Abu Bakar. 1996. Pengantar Ilmu Tarekat (Kajian Historis tentang Mistik).

Solo: Ramadhani.

Adnan, Ahmad. 2012. Pengaruh Intensitas Melaksanakan Salat Sunah dan Puasa

Sunah terhadap Kesalehan Sosial Pondok Pesantren Edi

Mancoro. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga. Jurusan

Tarbiyah STAIN Salatiga.

Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ash-Shiddieqy, Hasbi. 1983. Kuliah Ibadah (Ibadah ditinjau dari segi hokum dan

hikmah). Jakarta: Bulan Bintang.

Az-Zabidi, Imam. 2002. Ringkasan Hadist Shahih Al-Bukhari. Jakarta: Pustaka

Amani

Bahnasi, Muhammad. 2004. Shalat sebagai Terapi Psikologi. Bandung: Mizania.

Bastaman, H.D. http://baitulamin.org/content/view/16/1996.

Daradjat, Zakiah. 1995. Ilmu Fiqih. Yogyakarta: PT. Dana Bakti Wakaf

------------------- 1996. Peranan Agama dalam Kesehatan Mental. Jakarta: Bulan

Bintang.

------------------- 2004. Membina Nilai-Nilai Moral Remaja di Indonesia. Jakarta:

Bulan Bintang.

Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Effendi, Sofian. 1982. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3S.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research II. Yogyakarta: Yayasan Penerbit

Fakultas Psikologi UGM.

----------------- 1994. Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset.

Hartono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Page 112: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

Imam Abi Abdullah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Ibn Mughiroh Bin

Barduzibatil Buchori Al-Ja‟fi. t.t. Shohih Buchori. Semarang:

Toha Putra Semarang.

Jaya, Yahya. 2003. Peranan Taubat dan Maaf dalam Kesehatan Mental. Jakarta:

Ruhama.

Kartono, Kartini & Jenny Andari. 1989. Hygien Mental dan kesehatan Mental

dalam Islam. Bandung: Mandar Maju.

Koentjaraningrat. 1986. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia

Mahrozah, Anisful. 2010. Hubungan antara Keaktifan Berorganisasi Intra

Sekolah dan Keaktifan Beribadah dengan Ketaatan dalam

Melaksanakan Tata Tertib Sekolah Siswa MAN 1 Salatiga.

Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN

Salatiga.

Muhyiddin, Asep & Asep Salahuddin. 2006. Salat Bukan Sakadar Ritual.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Moh. Nazir. 1988. Metode Penelitian (Cet. ke 7). Bogor: Ghalia Indonesia.

Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.

Jakarta: Balai Pustaka.

Rasjid, H. Sulaiman. 2002. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Ridlo, Ziyat. 2011. Studi Korelasi antara Intensitas Mengikuti Kegiatan

Keagamaan dengan Kepatuhan terhadap Tata Tertib bagi

Siswa SMP N 3 Ambarawa. Skripsi tidak diterbitkan.

Salatiga: Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

Sugiyono. 2011. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Valiuddin, Mir. 1997. Zikir & Kontemplasi dalam Tasawuf. Bandung: Pustaka

Hidayah.

Wawancara K.H. Fatchurrahman Thahir. Pengasuh Pondok Pesantren

Daarussalaam Sempon.

http://hajisamsul.wordpress.com.2008/meraih-ketenteraman jiwa.

http://pstal-riyadhoh-dzikir-riyadhohmenurutbahasa,html.

Page 113: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

http://zuhud.wordpress.com/2008/03/25/menghitung-tengah-malam-dan-

sepertiga-malam-yang-akhir.

http://www.faktor-penghambat-ketenteraman-jiwa.

http://www.ubudiyahtentang+Tahlilan+Dan+Dalilnya-phpx

Page 114: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

ANGKET

A. IDENTITAS SISWA

1. Nama lengkap : ..............................................

2. Kelas : ..............................................

3. No. Absen : ..............................................

B. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

1. Sebelum mengerjakan angket ini, isilah identitas siswa.

2. Kerjakanlah pertanyaan dibawah ini dengan cara memilih salah satu

diantara tiga alternatif yang tersedia.

3. Dalam mengerjakan angket ini tidak akan mempengaruhi prestasi adik

pada suatu mata pelajaran, untuk itu kejujuran adik sangat saya harapkan.

Dan saya akan selalu menjaga kerahasiaan yang ada dalam angket ini.

C. PERTANYAAN-PERTANYAAN YANG DIAJUKAN PADA

RESPONDEN

I. Intensitas Salat Malam

1. Apakah anda melaksanakan salat malam (salat tahajjud)?

a. Ya, selalu melaksanakan salat malam

b. Terkadang melaksanakan salat malam.

c. Tidak melaksanakan salat malam.

2. Apakah anda melaksanakan salat malam dengan khusyu‟?

a. Ya, saya melaksanakan dengan khusyu‟.

b. Saya terkadang melaksanakan dengan khusyu‟.

c. Saya melaksanakan meskipun dengan rasa malas

Page 115: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

3. Jika pondok mengadakan salat malam, apakah anda selalu mengikutinya?

a. Ya, saya selalu mengikuti salat malam.

b. Saya terkadang mengikuti salat malam.

c. Saya mengikuti karena takut dita'zir (dihukum).

4. Meskipun dalam keadaan mengantuk dan lelah, apakah anda tetap

bangun untuk melaksanakan salat tahajjud?

a. Ya, saya tetap bangun mengerjakan salat tahajjud

b. Terkadang saya bangun mengerjakan salat tahajjud.

c. Saya tidak bangun mengerjakan salat tahajjud.

5. Setelah melaksanakan salat tahajjud apa yang anda lakukan?

a. Berdzikir kemudian membaca Al Qur‟an.

b. Membaca buku.

c. Melanjutkan tidur lagi.

6. Pukul berapa anda melaksanakan salat tahajjud?

a. Sepertiga malam awal (pukul 18.00 - pukul 21.40).

b. Sepertiga malam kedua (pukul 21.40 - pukul 1.20).

c. Sepertiga malam ketiga (pukul 01.20 - pukul 04.00).

7. Dalam satu minggu berapa kali anda mengerjakan salat tahajjud?

a. Setiap malam mengerjakan karena sudah sebagai rutinitas.

b. Kadang-kadang mengerjakan 3- 4 kali dalam satu minggu.

c. Mengerjakan 1 kali dalam seminggu.

8. Ketika mempunyai masalah, apakah anda melaksanakan salat malam?

a. Ya, melaksanakan salat malam.

Page 116: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

b. Kadang – kadang melaksanakan salat malam.

c. Tidak melaksanakan salat malam.

9. Apa tujuan anda melakukan salat malam?

a. Supaya diberi kemudahan dalam setiap masalah

b. Agar dapat pujian dari ustad atau teman.

c. Ikut-ikutan teman

10. Apakah setelah melaksanakan salat malam anda masih melakukan

perbuatan maksiat?

a. Tidak melakukan perbuatan maksiat.

b. Kadang-kadang masih melakukan.

c. Ya, masih melakukan perbuatan maksiat.

II. Kegiatan Keagamaan

1. Apakah anda aktif mengikuti pengajian yang diadakan di pondok?

a. Ya, aktif mengikuti pengajian.

b. Kadang-kadang aktif mengikuti pengajian.

c. Tidak aktif mengikuti pengajian.

2. Apabila anda liburan dan pulang ke rumah, apakah anda mengikuti

kegiatan pengajian di rumah?

a. Ya, mengikuti pengajian di rumah.

b. Kadang-kadang mengikuti pengajian di rumah.

c. Tidak mengikuti pengajian di rumah.

Page 117: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

3. Apakah anda aktif berangkat mengaji kitab yang sudah dijadwalkan di

pondok?

a. Ya, aktif berangkat mengaji kitab.

b. Kadang-kadang aktif berangkat mengaji kitab.

c. Tidak aktif berangkat mengaji kitab.

4. Apakah anda mempelajari kembali kitab yang sudah diajarkan oleh para

ustadz?

a. Ya, mempelajari kembali kitab yang sudah diajarkan.

b. Kadang-kadang mempelajari kembali kitab yang sudah diajarkan.

c. Tidak mempelajari kembali kitab yang sudah diajarkan.

5. Apakah anda setelah sholat Fardhu selalu berdzikir?

a. Ya, selalu berdzikir.

b. Kadang-kadang berdzikir.

c. Tidak berdzikir.

6. Apakah anda mengikuti tadarus Al-Qur‟an ketika bulan Ramadhan?

a. Ya, mengikuti tadarus Al-Qur‟an.

b. Kadang-kadang mengikuti tadarus Al-Qur‟an.

c. Tidak mengikuti tadarus Al-Qur‟an

7. Jika anda melihat pengemis, apakah anda memberinya sedekah?

a. Ya, memberinya sedekah.

b. Kadang-kadang memberinya sedekah.

c. Tidak memberinya sedekah.

Page 118: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

8. Apakah anda berfikir dua kali ketika akan memberi sedekah?

a. Tidak, tapi langsung memberi tanpa berfikir dua kali.

b. Ya, berfikir dua kali.

c. Tidak memberi sedekah sama sekali.

9. Apakah anda ikut bakti sosial yang diadakan pondok dalam menolong

korban bencana?

a. Ya, mengikuti bakti sosial.

b. Kadang-kadang mengikuti bakti sosial.

c. Tidak mengikuti bakti sosial.

10. Apakah anda membantu sesama santri, ketika mengalami kesusahan?

a. Ya, membantu sesama santri ketika mengalami kesusahan.

b. Kadang-kadang membantu.

c. Tidak membantu sama sekali.

III. Ketentraman Jiwa

1. Apakah setelah melaksanakan salat malam dan ikut kegiatan

keagamaan, hati anda merasa tentram?

a. Ya, hati merasa tentram

b. Kadang-kadang merasa tentram

c. Tidak merasa tentram

2. Apakah anda dalam melaksanakan segala sesuatu selalu terburu-buru?

a. Tidak, melaksanakan segala sesuatu tanpa buru-buru.

b. Kadang-kadang melaksanakan dengan buru-buru.

c. Ya, melaksanakannya dengan buru-buru.

Page 119: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

3. Apakah dengan melaksanakan salat malam dan kegiatan keagamaan

anda mampu menahan hawa nafsu?

a. Ya, dapat menahan hawa nafsu.

b. Kadang-kadang dapat menahan hawa nafsu.

c. Tidak dapat menahan hawa nafsu.

4. Apakah anda selalu mengucap istighfar, jika diri anda merasa bersalah

atau berdosa?

a. Ya, selalu mengucap istighfar.

b. Kadang-kadang mengucapkan istighfar.

c. Tidak mengucapkan istighfar.

5. Jika anda mendapat musibah, apakah anda bersabar dan bertawakkal

kepada Allah SWT?

a. Ya, bersabar dan bertawakkal kepada Allah SWT.

b. Kadang-kadang bersabar dan bertawakkal kepada Allah SWT.

c. Tidak bersabar dan tidak bertawakkal kepada Allah SWT.

6. Apakah anda selalu bersyukur jika mendapat nikmat dari Allah SWT?

a. Ya, saya selalu bersyukur jika mendapat nikmat dari Allah

SWT.

b. Kadang-kadang saya bersyukur jika mendapat nikmat dari Allah

SWT.

c. Saya tidak bersyukur jika mendapat nikmat dari Allah SWT.

Page 120: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

7. Apakah anda selalu merasa puas setelah memberi sesuatu kepada orang

lain?

a. Ya, merasa puas setelah memberi sesuatu kepada orang lain.

b. Kadang-kadang merasa puas setelah memberi sesuatu kepada

orang lain.

c. Tidak merasa puas setelah memberi sesuatu kepada orang lain.

8. Jika tetangga sakit, apakah anda datang menjenguknya?

a. Ya, datang menjenguknya.

b. Kadang-kadang datang menjenguknya.

c. Tidak datang menjenguknya.

9. Apakah anda sering mengeluh jika mendapat tugas dari ustadz?

a. Saya tidak mengeluh jika mendapat tugas dari ustadz.

b. Kadang-kadang mengeluh jika mendapat tugas dari ustadz.

c. Ya, mengeluh jika mendapat tugas dari ustadz.

10. Apakah anda kecewa jika hasil kerja anda di tolak ustadz?

a. Tidak kecewa jika hasil kerja ditolak ustadz.

b. Kadang kecewa jika hasil kerja ditolak ustadz.

c. Ya, kecewa jika hasil kerja ditolak ustadz.

Page 121: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT
Page 122: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT
Page 123: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT
Page 124: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT
Page 125: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT
Page 126: HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT MALAM DAN KEGIATAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/168/1/Namqosim_11108085.pdf · HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENJALANKAN SALAT

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : NAMQOSIM

Tempat Tanggal Lahir: Kab. Semarang, 24 November 1984

Alamat : Slumut Rt 02/03 Kel. Kumpulrejo Kec. Argomulyo

Kota Salatiga

Pendidikan :

SDN Kumpulrejo 02 lulus tahun 1997.

SLTP Negeri 6 Salatiga lulus tahun 2000.

SMA Takhasus Al-Qur‟an Kalibeber Mojotengah Wonosobo lulus tahun

2003.

IAIN Salatiga, Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.