Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

26
1 7 Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum” BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hak Asasi Manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Penegakan HAM yang kuat terjadi ketika bangsa ini memperjuangkan hak asasinya, yaitu: “kemerdekaan”, yang telah berabad-abad dirampas oleh penjajah.Para pendiri negeri ini telah merasakan sendiri bagaimana penderitaan yang dialami karena hak asasinya diinjak-injak oleh penjajah. Oleh karena itu, tidak mengherankan setelah berhasil mencapai kemerdekaan, para pendiri negeri ini mencantumkan prinsip-prinsip HAM dalam Konstitusi RI (Undang-undang Dasar 1945 dan Pembukaannya) sebagai pedoman dan cita-cita yang harus dilaksanakan dan dicapai. Sejak memasuki era reformasi, Indonesia telah melakukan upaya pemajuan HAM, termasuk menciptakan hukum positif. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan dan tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh HAM di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia. Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik kita seharusnya menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

Transcript of Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

Page 1: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Hak Asasi Manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib

dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap

orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Penegakan HAM yang kuat terjadi ketika bangsa ini memperjuangkan hak

asasinya, yaitu: “kemerdekaan”, yang telah berabad-abad dirampas oleh penjajah.Para

pendiri negeri ini telah merasakan sendiri bagaimana penderitaan yang dialami karena

hak asasinya diinjak-injak oleh penjajah. Oleh karena itu, tidak mengherankan setelah

berhasil mencapai kemerdekaan, para pendiri negeri ini mencantumkan prinsip-prinsip

HAM dalam Konstitusi RI (Undang-undang Dasar 1945 dan Pembukaannya) sebagai

pedoman dan cita-cita yang harus dilaksanakan dan dicapai.

Sejak memasuki era reformasi, Indonesia telah melakukan upaya pemajuan HAM,

termasuk menciptakan hukum positif. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia memang

masih banyak yang belum terselesaikan dan tuntas sehingga diharapkan perkembangan

dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh

HAM di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju

Belanda dari Indonesia. Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik kita seharusnya

menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan,

keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

Makalah ini akan memperdalam pengetahuan kita tentang HAM dan kaitan antara

HAM dan Negara Hukum.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini memiliki tiga rumusan masalah, yaitu:

1. Apakah itu HAM ?

2. Apakah itu Negara Hukum ?

3. Bagaiman hubungan antara HAM dan Negara Hukum ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu:

1. Mendeskripsikan pengertian, jenis-jenis dan dasar konstitusional HAM.

2. Mendeskripsikan pengertian dan pendapat para ahli tentang Negera Hukum.

3. Mendeskripsikan hubungan antara HAM dan Negara Hukum.

Page 2: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

1.4 Ruang lingkup

Pendidikan

Makalah tentang kewarganegaraan bisa dijadikan pembelajaran dalam

pendidikan untuk menambah ilmu pengetahuan kita sebagai mahasiswa, karena

makalah ini sangat penting dalam mengetahui hubungan antara HAM dan Negara

Hukum.

Sosial

Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk memberi pengetahuan

tentang pengertian HAM dan hubungannya dengan Negara Hukum.

1.5 Teknik Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan

menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan referensi dan buku-buku

dan internet sebagai landasan teoritis mengenai masalah yang akan diselesaikan.

Page 3: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 HAM (Hak Asasi Manusia)

Hak Asasi Manusia atau sering kita sebut sebagai HAM adalah terjemahan dari

istilah human rights atau the right of human. Secara terminologi istilah ini artinya

adalah Hak-Hak Manusia. Namun dalam beberapa literatur pemakaian istilah Hak Asasi

Manusia (HAM) lebih sering digunakan dari pada pemakaian Hak-hak Manusia. Di

Indonesia hak-hak manusia pada umumnya lebih dikenal dengan istilah “hak asasi”

sebagai terjemahan dari basic rights (Inggris) dan grondrechten (Belanda), atau bisa

juga disebut hak-hak fundamental (civil rights).

Istilah hak-hak asasi secara monumental lahir sejak keberhasilan Revolusi

Perancis tahun 1789 dalam “Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen” (hak-

hak asasi manusia dan warga negara Perancis), dengan semboyan Liberte, Egalite,

Fraternite. Istilah HAM berkembang sesual dengan perkembangan zaman.

Perkembangan zaman dalam arti perubahan peradaban manusia dari masa ke masa.

Pada mulanya dikenal dengan sebutan natural rights (hak-hak alam), yang berpedoman

kepada teori hukum alam bahwa segala sesuatu berasal dari alam termasuk HAM.

Istilah ini kemudian diganti dengan the rights of man, tetapi akhirnya tidak diterima,

karena tidaak mewakili hak-hak wanita.

Setelah Perang Dunia II dan terbentuknya PBB, maka muncul istilah baru yang

lebih populer sekarang yaitu human rights di Amerika Serikat dikenal dengan sebutan

Civil Rights. Perancis menyebutnya Droit de L’ Homme, Belanda: Menselijke Rechten.

Namun dibalik beragamnya sebutan untuk Hak Asasi Manusia, secara pengertian masih

memiliki makna yang sama. Secara umum Hak Asasi Manusia dapat diartikan sebagai

seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk

Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,

dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi

kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Adapun jenis-jenis Hak Asasi Manusia yang dikenal di dunia adalah sebagai

berikut:

Hak asasi pribadi/Personal Right.

Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat.

Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.

Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan.

Page 4: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan

kepercayaan yang diyakini masing-masing.

Hak asasi politik/Political Right.

Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan

Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.

Hak membuat dan mendirikan parpol/partai politik dan organisasi politik lainnya.

Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.

Hak azasi hukum/Legal Equality Right:

Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.

Hak untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil/PNS.

Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.

Hak azasi Ekonomi/Property Rigths.

Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.

Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.

Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll.

Hak kebebasan untuk memiliki susuatu.

Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

Hak Asasi Peradilan/Procedural Rights.

Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.

Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan

penyelidikan di mata hukum.

Hak asasi sosial budaya/Social Culture Right.

Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan.

Hak mendapatkan pengajaran.

Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.

Sementara itu, dalam konstitusi kita UUD 1945, juga memuat jaminan

perlindungan atas Hak Asasi Manusia. Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. dalam

tulisannya Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, dari konstitusi kita, setidaknya dapat

dirangkum materi perlindungan Hak Asasi Manusia seperti berikut ini:

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan

kehidupannya.

Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui

perkawinan yang sah.

Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta

berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Page 5: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar

apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat

diskriminatif itu.

Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih

pendidikan dan pengajaran, memimih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,

memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak

kembali.

Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran

dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

pendapat.

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari,

memperoleh, memiliki, menyim-pan, mengolah, dan menyampaikan informasi

dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,

martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa

aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat

sesuatu yang merupakan hak asasi.

Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang

merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari

negara lain.

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh

pelayanan kesehatan.

Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk

memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan

keadilan.

Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan

dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak

boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.

Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan

dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu

Page 6: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas

hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya

secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.

Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum

yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang

adil dan layak dalam hubungan kerja.

Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

Negara, dalam keadaan apapun, tidak dapat mengurangi hak setiap orang untuk

hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak

beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di

hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku

surut.

Negara menjamin penghormatan atas identitas budaya dan hak masyarakat

tradisional selaras dengan perkem-bangan zaman dan tingkat peradaban bangsa.

Negara menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral kemanusiaan yang diajarkan

oleh setiap agama, dan menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk dan menjalankan ajaran agamanya.

Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah

tanggung jawab negara, terutama pemerintah.

Untuk memajukan, menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan

prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia

dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.

Untuk menjamin pelaksanaan Pasal 4 ayat (5) tersebut di atas, dibentuk Komisi

Nasional Hak Asasi Manusia yang bersifat independen menurut ketentuan yang

diatur dengan undang-undang.

Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada

pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata

untuk menjamin peng-akuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang

lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,

nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat

demokratis.

Page 7: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

Jika ke-27 ketentuan yang sudah diadopsikan ke dalam Undang-Undang Dasar

diperluas dengan memasukkan elemen baru yang bersifat menyempurnakan rumusan

yang ada, lalu dikelompokkan kembali sehingga mencakup ketentuan-ketentuan baru

yang belum dimuat di dalamnya, maka rumusan hak asasi manusia dalam Undang-

Undang Dasar dapat mencakup empat kelompok materi sebagai berikut:

1) Kelompok Hak-Hak Sipil yang dapat dirumuskan menjadi:

a. Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan

kehidupannya.

b. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, perlakuan atau

penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat

kemanusiaan.

c. Setiap orang berhak untuk bebas dari segala bentuk perbudakan.

d. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya.

e. Setiap orang berhak untuk bebas memiliki keyakinan, pikiran dan hati

nurani.

f. Setiap orang berhak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum.

g. Setiap orang berhak atas perlakuan yang sama di hadapan hukum dan

pemerintahan.

h. Setiap orang berhak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku

surut.

i. Setiap orang berhak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan

melalui perkawinan yang sah.

j. Setiap orang berhak akan status kewarganegaraan.

k. Setiap orang berhak untuk bebas bertempat tinggal di wilayah negaranya,

meninggalkan dan kembali ke negaranya.

l. Setiap orang berhak memperoleh suaka politik.

m. Setiap orang berhak bebas dari segala bentuk perlakuan diskriminatif dan

berhak mendapatkan perlindungan hukum dari perlakuan yang bersifat

diskriminatif tersebut.

Terhadap hak-hak sipil tersebut, dalam keadaan apapun atau bagaimanapun,

negara tidak dapat mengurangi arti hak-hak yang ditentukan dalam Kelompok 1

“a” sampai dengan “h”. Namun, ketentuan tersebut tentu tidak dimaksud dan tidak

dapat diartikan atau digunakan sebagai dasar untuk membebaskan seseorang dari

penuntutan atas pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang diakui menurut

ketentuan hukum Internasional. Pembatasan dan penegasan ini penting untuk

Page 8: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

memastikan bahwa ketentuan tersebut tidak dimanfaatkan secara semena-mena

oleh pihak-pihak yang berusaha membebaskan diri dari ancaman tuntutan. Justru

di sinilah letak kontroversi yang timbul setelah ketentuan Pasal 28I Perubahan

Kedua UUD 1945 disahkan beberapa waktu yang lalu.

2) Kelompok Hak-Hak Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya:

a. Setiap warga negara berhak untuk berserikat, berkumpul dan menyatakan

pendapatnya secara damai.

b. Setiap warga negara berhak untuk memilih dan dipilih dalam rangka

lembaga perwakilan rakyat.

c. Setiap warga negara dapat diangkat untuk menduduki jabatan-jabatan

publik.

d. Setiap orang berhak untuk memperoleh dan memilih pekerjaan yang sah dan

layak bagi kemanusiaan.

e. Setiap orang berhak untuk bekerja, mendapat imbalan, dan mendapat

perlakuan yang layak dalam hubungan kerja yang berkeadilan.

f. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi.

g. Setiap warga negara berhak atas jaminan sosial yang dibutuhkan untuk

hidup layak dan memungkinkan pengembangan dirinya sebagai manusia

yang ber-martabat.

h. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi.

i. Setiap orang berhak untuk memperoleh dan memilih pendi¬dikan dan

pengajaran.

j. Setiap orang berhak mengembangkan dan memperoleh manfaat dari ilmu

pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya untuk peningkatan kualitas

hidup dan kesejahteraan umat manusia.

k. Negara menjamin penghormatan atas identitas budaya dan hak-hak

masyarakat lokal selaras dengan perkembangan zaman dan tingkat

peradaban bangsa .

l. Negara mengakui setiap budaya sebagai bagian dari kebudayaan nasional.

m. Negara menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral kemanusiaan yang

diajarkan oleh setiap agama, dan menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk

untuk memeluk dan menjalankan ajaran agamanya .

3) Kelompok Hak-Hak Khusus dan Hak Atas Pembangunan

Page 9: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

a. Setiap warga negara yang menyandang masalah sosial, termasuk kelompok

masyarakat yang terasing dan yang hidup di lingkungan terpencil, berhak

men-dapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh

kesempatan yang sama.

b. Hak perempuan dijamin dan dilindungi untuk mencapai kesetaraan gender

dalam kehidupan nasional.

c. Hak khusus yang melekat pada diri perempuan yang dikarenakan oleh

fungsi reproduksinya dijamin dan dilindungi oleh hukum.

d. Setiap anak berhak atas kasih sayang, perhatian dan perlindungan orangtua,

keluarga, masyarakat dan negara bagi pertumbuhan fisik dan mental serta

per-kembangan pribadinya.

e. Setiap warga negara berhak untuk berperan serta dalam pengelolaan dan

turut menikmati manfaat yang diperoleh dari pengelolaan kekayaan alam.

f. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat.

g. Kebijakan, perlakuan atau tindakan khusus yang bersifat sementara dan

dituangkan dalam peraturan perundangan-undangan yang sah yang

dimaksudkan untuk menyetarakan tingkat perkembangan kelompok tertentu

yang pernah mengalami perlakuan diskriminasi dengan kelompok-

kelompok lain dalam masyarakat, dan perlakuan khusus sebagaimana diten-

tukan dalam ayat (1) pasal ini, tidak termasuk dalam pengertian diskriminasi

sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 ayat (13).

4) Tanggungjawab Negara dan Kewajiban Asasi Manusia

a. Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

b. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk pada

pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud semata-ma-

ta untuk menjamin pengakuan dan penghormatan atas hak dan kebebasan

orang lain serta untuk memenuhi tuntutan keadilan sesuai dengan nilai-nilai

agama, moralitas dan kesusilaan, keamanan dan ketertiban umum dalam

masyarakat yang demokratis.

c. Negara bertanggungjawab atas perlindungan, pemajuan, penegakan, dan

pemenuhan hak-hak asasi manusia.

Page 10: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

d. Untuk menjamin pelaksanaan hak asasi manusia, dibentuk Komisi Nasional

Hak Asasi Manusia yang bersifat independen dan tidak memihak yang pem-

bentukan, susunan dan kedudukannya diatur dengan undang-undang.

2.2 Negara Hukum

Istilah Negara Hukum baru dikenal pada Abad XIX tetapi konsep Negara Hukum

telah lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntutan keadaan. Dimulai dari jaman

Plato hingga kini, konsepsi Negara Hukum telah banyak mengalami perubahan yang

mengilhami para filsuf dan para pakar hukum untuk merumuskan apa yang dimaksud

dengan Negara Hukum dan hal-hal apa saja yang harus ada dalam konsep Negara

Hukum.

Perkembangan Negara Hukum sudah terjadi sejak jaman Plato dan Aristoteles.

Perkembangan konsep Negara Hukum dapat dibagi dalam 3 (tiga) bagian, yaitu:

1. Jaman Plato dan Aristoteles

Plato dan Aristoteles mengintrodusir Negara Hukum adalah negara yang

diperintah oleh negara yang adil. Dalam filsafatnya, keduanya menyinggung

angan-angan (cita-cita) manusia yang berkorespondensi dengan dunia yang

mutlak yang disebut:

a. Cita-cita untuk mengejar kebenaran (idée der warhead);

b. Cita-cita untuk mengejar kesusilaan (idée der zodelijkheid);

c. Cita-cita manusia untuk mengejar keindahan (idee der schonheid);

d. Cita-cita untuk mengejar keadilan (idée der gorechtigheid).

Plato dan Aristoteles menganut paham filsafat idealisme. Menurut

Aristoteles, keadilan dapat berupa komunikatif (menjalankan keadilan) dan

distribusi (memberikan keadilan). Menurut Plato yang kemudian dilanjutkan oleh

Aristoteles, bahwa hukum yang diharapkan adalah hukum yang adil dan dapat

memberikan kesejahteraan bagi msyarakat, hukum yang bukan merupakan

paksaan dari penguasa melainkan sesuai dengan kehendak warga Negara, dan

untuk mengatur hukum itu dibutuhkan konstitusi yang memuat aturan-aturan

dalam hidup bernegara.

2. Di Daratan Eropa (menurut paham Eropa Kontinental)

Diawali pendapat dari Immanuel Kant yang mengartikan Negara Hukum

adalah Negara Hukum Formal (Negara berada dalam keadaan statis atau hanya

Page 11: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

formalitas yang biasa disebut dengan Negara Penjaga Malam/Nachtwakestaat).

F.J. Stahl, kalangan ahli hukum Eropa Kontinental memberikan ciri-ciri Negara

hukum (rechtstaat) sebagai berikut:

a. Pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia;

b. Pemisahan kekuasaan Negara;

c. Pemerintahan berdasarkan undang-undang;

d. Adanya Peradilan Administrasi.

Perumusan ciri-ciri Negara Hukum yang dilakukan oleh F.J. Stahl kemudian

ditinjau ulang oleh International Commision of Jurist pada Konferensi yang

diselenggarakan di Bangkok tahun 1965, yang memberikan ciri-ciri sebagai

berikut:

a. Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individu

konstitusi harus pula menentukan cara procedural untuk memperoleh

perlindungan atas hak-hak yang dijamin;

b. Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak;

c. Pemilihan Umum yang bebas;

d. Kebebasan menyatakan pendapat;

e. Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi;

f. Pendidikan Kewarganegaraan.

3. Indonesia, dalam Seminar Nasional Indonesia tentang Indonesia Negara Hukum

Pada tahun 1966 di Jakarta diadakan Seminar Nasional Indonesia tentang

Indonesia Negara Hukum. Yang mana salah satu hasil Seminar adalah

dirumuskannya prinsip-prinsip Negara Hukum yang menurut pemikiran saat itu,

prinsip ini dapat diterima secara umum. Prinsip-prinsip itu adalah:

a. Prinsip-prinsip jaminan dan perlindungan terhadap HAM;

b. Prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak, artinya:

Kedudukan peradilan haruslah independen tetapi tetap membutuhkan

pengawasan baik internal dan eksternal.

Pengawasan eksternal salah satunya dilaksanakan oleh Komisi

Ombudsman (dibentuk dengan Keppres No. 44 Tahun 2000 tentang

Komisi Ombudsman) yaitu Lembaga Pengawas Eksternal terhadap

Lembaga Negara serta memberikan perlindungan hukum terhadap

publik, termasuk proses berperkara di Pengadilan mulai dari perkara

diterima sampai perkara diputus.

Page 12: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

Menurut Sri Soemantri yang terpenting dalam Negara hukum , yaitu:

Bahwa pemerintahan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya

harus berdasarkan hukum atau peraturan perundang-undangan;

Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (warganya);

Adanya pembagian kekuasaan dalam Negara;

Adanya pengawasan dari badan-badan peradilan (rechterlijke

controle).

Istilah negara hukum ada yang menyebutnya dengan Rechsstaat dan ada

pula disebut dengan Rule of Law. Sarjana Eropa Kontinental menyebutnya

dengan Rechsstaat. Sarjana Hukum Anglo Saxon (Inggris dan Amerika)

menyebutkan negara hukum dengan Rule of Law.

Jadi dapat disimpulkan bahwa negara yang berdasar atas hukum

(Rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (Machtsstaat) dan

Pemerintahannya berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat

absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Menurut Montesqueu, negara yang paling baik ialah negara hukum sebab di

dalam konstitusi di banyak negara mempunyai tiga inti pokok yaitu: Perlindungan

HAM, Ditetapkannya ketatanegaraan suatu Negara, Membatasi kekuasaan dan

wewenang organ-organ negara.

Disamping itu salah satu tujuan Negara Hukum adalah memperoleh

setinggi-tingginya kepastian hukum (rechtzeker heid) bagi warganya. Kepastian

hukum menjadi makin dianggap penting bila dikaitkan dengan ajaran negara

berdasar atas hukum. Telah menjadi pengetahuan klasik dalam ilmu hukum bahwa

hukum tertulis dipandang lebih menjamin kepastian hukum dibandingkan dengan

hukum tidak tertulis.

2.3 Hubungan Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia

Perumusan ciri-ciri Negara Hukum yang dilakukan oleh F.J. Stahl, yang

kemudian ditinjau ulang oleh International Commision of Jurist pada Konferensi yang

diselenggarakan di Bangkok tahun 1965, yang memberikan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individu konstitusi

harus pula menentukan cara procedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-

hak yang dijamin.

2. Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

3. Pemilihan Umum yang bebas.

Page 13: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

4. Kebebasan menyatakan pendapat.

5. Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi.

6. Pendidikan Kewarganegaraan.

Seperti dijelaskan di atas, jelaslah bahwa sebuah Negara Hukum haruslah

memiliki ciri atau syarat mutlak bahwa negara itu melindungi dan menjamin Hak Asasi

Manusia setiap warganya.

Dengan demikian jelas sudah keterkaitan antara Negara hukum dan Hak Asasi

Manusia, dimana Negara Hukum wajib menjamin dan melindungi Hak Asasi Manusia

setiap warganya.

2.4 Indonesia dan Hak Asasi Manusia

Pada tahun 1966 di Jakarta diadakan Seminar Nasional Indonesia tentang

Indonesia sebagai Negara Hukum. Yang mana salah satu hasil Seminar adalah

dirumuskannya prinsip-prinsip Negara Hukum yang menurut pemikiran saat itu, prinsip

ini dapat diterima secara umum. Prinsip-prinsip itu adalah:

1. Prinsip-prinsip jaminan dan perlindungan terhadap HAM.

2. Prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak.

Artinya Indonesia sebagai Negara Hukum amatlah menghormati prinsip-prinsip

penegakan HAM.

Dilihat dari segi hukum dan konstitusi, tekad bangsa Indonesia untuk menegakkan

HAM tercermin dari berbagai ketentuan yang tertuang dalam Pembukaan Undang-

undang Dasar 1945 (UUD 45), Pancasila, Undang-undang Dasar yang telah di

amandemen dan Undang-Undang:

1. Undang-undang Nomor 39/1999 tentang HAM.

2. Undang-undang Nomor 26/2000 tentang Pengadilan HAM, dan ratifikasi yang

telah dilakukan terhadap sejumlah instrumen HAM intemasional.

3. Dalam Pembukaan UUD 45 dengan tegas dinyatakan bahwa “pejajahan di atas

dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan

perikeadilan”.

4. Dalam amandemen kedua UUD 1945, pasal 28 telah dirubah menjadi bab

tersendiri yang memuat 10 pasal mengenai Hak Asasi Manusia.

5. Dalam Undang-undang Nomor 39/1999 tentang HAM telah dimuat hak asasi

manusia yang tercantum dalam instrumen utama HAM internasional, yaitu:

Deklarasi Universal HAM, Konvensi hak sipil dan politik, Konvensi hak,

ekonomi, sosial dan budaya, konvensi hak perempuan, konvensi hak anak dan

Page 14: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

konvensi anti penyiksaan. Undang-undang ini selain memuat mengenai HAM dan

kebebasan dasar manusia, juga berisi bab-bab mengenai kewajiban dasar manusia,

Komnas HAM, partisipasi masyarakat dan pengadilan HAM.

6. Dalam Undang-undang Nomor 26/2000 tentang Pengadilan HAM khususnya

dalam Bab III dinyatakan bahwa Pengadilan HAM bertugas dan berwenang

memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM berat.

Indonesia juga telah meratifikasi sejumlah konvensi HAM internasional, di

antaranya yang terpenting adalah:

1. Konvensi Penghapusan segala bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan

(CEDAW), diratifikasi dengan UU No.7 /1984.

2. Konvensi HAK Anak (CRC), diratifikasi dengan Keppres No.36/1990.

3. Konvensi Anti Penyiksaan (CAT), diratifikasi dengan UU No.5/1998.

4. Konvensi Penghapusan Diskriminasi Ras (CERD), diratifikasi dengan UU

No.29/1999.

5. Sejumlah (14) konvensi ILO (Hak pekerja).

Pembentukan konstitusi ini merupakan bentuk tanggung jawab bangsa Indonesia

sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selain itu pembentukannya juga

mengandung suatu misi mengemban tanggung jawab moral dan hukum dalam

menjunjung tinggi dan melaksanakan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia yang

ditetapkan oleh PBB sebagai Negara Hukum, serta yang terdapat dalam berbagai

instrument hukum lainnya yang mengatur hak asasi manusia yang telah disahkan dan

atau diterima negara Republik Indonesia.

Perlindungan Hak Asasi Manusia sudah menjadi asas pokok dalam kehidupan

bernegara di Indonesia. Hal ini terbukti dari pernyataan Undang-Undang Dasar

Republik Indonesia 1945 dalam pembukaannya di alinea pertama yang menyatakan

bahwa “kemerdekaan ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di

atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri

keadilan”. Hal ini berarti adanya “freedom to be free”, yaitu kebebasan untuk merdeka,

dan pengakuan atas pri kemanusiaan telah menjelaskan bahwa Bangsa Indonesia

mengakui akan adanya hak asasi manusia..

Prinsip-prinsip HAM secara keseluruhannya sudah tercakup didalam Undang-

Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Prinsip universalitas yang merupakan bentuk

menyeluruh, artinya setiap orang/tiada seorangpun tanpa memandang ras, agama,

bahasa, kedudukan maupun status lainnya, dimana setiap orang memiliki hak yang sama

dimata hukum, namun prinsip universalitas tidak keseluruhannya terkandung dalam

Page 15: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, hal ini dibuktikan dari pernyataan di

dalam pembukaannya yaitu: “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia”. Hal ini berarti Negara hanya bertanggung jawab kepada hak dari

seluruh warga Indonesia saja. Begitu juga dengan beberapa pasal yang mengistilahkan

“setiap warga Negara/tiap-tiap warga Negara”, seperti pada pasal 27 ayat (1), (2), pasal

30 ayat (1), pasal 31 ayat (1) Padahal yang dimaksudkan sebagai prinsip universal

adalah ketentuan hak yang berlaku bagi semua orang, bukan terbatas pada wilayah

tertentu.

Page 16: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

HAM/Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak

awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun.

Hak Asasi Manusia juga dapat dipandang sebagai seperangkat hak yang melekat pada

hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan

anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,

hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan

martabat manusia.

Negara hukum adalah Negara yang berdasar atas hukum (Rechtsstaat), tidak

berdasar atas kekuasaan belaka (Machtsstaat) dan Pemerintahannya berdasar atas sistem

konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Negara hukum dengan penegakan HAM ibarat dua sisi mata uang dengan sisi yang

berbeda. Negara Hukum dan HAM tidak bisa dipisahkan. Indonesia sebagai Negara

Hukum telah menetapkan pengertian HAM yang sebagaimana dimaksud dalam pasal 1

Undang-undang nomor 39/1999 yaitu Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang

melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan

merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh

negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan

harkat dan martabat manusia.

HAM di Indonesia untuk mewujudkan penghormatan dan penegak HAM yang

kuat ketika bangsa ini memperjuangkan hak asasinya, yaitu: “kemerdekaan”, yang telah

berabad-abad dirampas oleh penjajah. Oleh karena itu, tidak mengherankan setelah

berhasil mencapai kemerdekaan, para pendiri negeri ini mencantumkan prinsip-prinsip

HAM dalam Konstitusi RI (Undang-undang Dasar 1945 dan Pembukaannya) sebagai

pedoman dan cita-cita yang harus dilaksanakan dan dicapai.

3.2 Saran

HAM di Indonesia harus dihormati dan dilindungi oleh hukum, dalam hal ini yang

membuat kebijakan atas HAM itu sendiri (Pemerintah) harus benar-benar bisa

menjamin perlindungan atas HAM yang telah dimiliki setiap warga negara Indonesia.

Page 17: Hubungan Antara HAM Dan Negara Hukum

17

Makalah – Pendidikan Kewarganegaraan “Hubungan antara HAM dan Negara Hukum”

DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, Jimly. 2005. Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Jakarta: Mahkamah

Konstitusi.

Lubis, Todung Mulya. 2005. Jalan Panjang Hak Asasi Manusia. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.