Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada
Hubungan Angka Kematian Ibu Terhadap Kebijakan Pemerintah
-
Upload
atika-kautsar-ilafi -
Category
Documents
-
view
39 -
download
0
description
Transcript of Hubungan Angka Kematian Ibu Terhadap Kebijakan Pemerintah
![Page 1: Hubungan Angka Kematian Ibu Terhadap Kebijakan Pemerintah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082323/577c816e1a28abe054accf5c/html5/thumbnails/1.jpg)
Kebijakan Pemerintah di Bidang Kesehatan dalam Menanggapi
Angka Kematian Ibu di Indonesia
Abstrak
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu aspek yang diperhatikan oleh pemerintah, karena hal ini berhubungan dengan sejauh mana kebijakan pemerintah di bidang kesehatan. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui pengertian dan cara penghitungan AKI serta kebijakan yang diambil pemerintah dalam menanggulanginya. Metode yang digunakan adalah dengan studi mendalam pada beberapa jurnal dan Profil Kesehatan Indonesia 2012. Hasil dari studi mendalam ini adalah pengertian AKI dan cara penghitungannya serta kebijakan yang diambil pemerintah untuk menaggapi AKI di Indonesia. kesimpulan dari artikel ini adalah penggunaan AKI oleh pemerintah dalam mengambil kebijakan di bidang kesehatan berupa upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan program Jampersal (Jaminan Persalinan)
Kata Kunci : Morbiditas, Angka Kematian Ibu, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak, Program Jaminan Persalinan
Pendahuluan
Jumlah penduduk di suatu wilayah dapat berubah-ubah menurut
perkembangan waktu. Hal-hal yang mempengaruhi perubahan jumlah penduduk
antara lain fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan migrasi (perpindahan
penduduk). Salah satu aspek yang diamati dalam mortalitas adalah Angka
Kematian Ibu (AKI). Data angka kematian ibu ini digunakan pemerintah untuk
membuat kebijakan mengenai pengembangan program peningkatan kesehatan
reproduksi (pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman serta bebas
dari risiko tinggi), peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu tenaga kesehatan,
penyiapan sistem rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan
keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan data yang penting sebagai
indikator baik tidaknya pelayanan kesehatan bagi ibu hamil di Indonesia. AKI di
Indonesia sejak tahun 1994-2007 mengalami penurunan, pada tahun 1994 AKI
sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 AKI sebesar 334 per
![Page 2: Hubungan Angka Kematian Ibu Terhadap Kebijakan Pemerintah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082323/577c816e1a28abe054accf5c/html5/thumbnails/2.jpg)
100.000 kelahiran hidup, tahun 2003 AKI sebesar 307 per kelahiran hidup, dan
tahun 2007 AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup. AKI tahun 2007 sebesar 228
per 100.000 kelahiran hidup ini masih dibilang tinggi bagi negara-negara maju,
meskipun begitu penurunan ini merupakan hal positif bagi Indonesia jika dilihat
dari penentuan kebijakan oleh pemerintah.
Berdasar keadaan diatas penulis terrtarik untuk membahas secara
mendalam mengenai pengertian AKI dan cara penghitungannya, serta kebijakan
yang diambil pemerintah dalam menanggapi AKI di Indonesia tersebut.
Pembahasan
Mortalitas adalah kejadian kematian yang terjadi pada kurun waktu dan
tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit
maupun sebab lainnya1. Mortalitas atau biasa yang disebut kematian sangat
memengaruhi jumlah penduduk di suatu wilayah, karena kematian berpotensi
untuk mengurangi jumlah penduduk di suatu wilayah.
Kematian Ibu, menurut ICD 10 didefinisikan sebagai ”Kematian seorang
wanita yang terjadi saat hamil atau dalam 42 hari setelah akhir kehamilannya,
tanpa melihat usia dan letak kehamilannya, yang diakibatkan oleh sebab apapun
yang terkait dengan atau diperburuk oleh kehamilannya atau penanganannya,
tetapi bukan disebabkan oleh insiden dan kecelakaan”2.
Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup3. Dalam
1 Kemenkes RI, Profil Kesehatan Indonesia 2012 (Jakarta, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:2013), hlm 542 Bina Gizi dan KIA, Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu di Indonesia, (Jakarta, Direktorat Bina Kesehatan Ibu Ditjen Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan RI:2013), hlm 33 Kemenkes RI, op.cit, hlm 260.
![Page 3: Hubungan Angka Kematian Ibu Terhadap Kebijakan Pemerintah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082323/577c816e1a28abe054accf5c/html5/thumbnails/3.jpg)
penghitungannya Angka Kematian Ibu (AKI) menggunakan data jumlah kematian
ibu dari jumlah kelahiran hidup yang terjadi di suatu wilayah.
AKI= Jumlah kematian IbuJumlah kelahiran hidup
x 100.000
Keterangan :
Jumlah kematian ibu : kematian yang terjadi dari persalinan sampai 42 hari
pasca persalinan di waktu dan tempat tertentu
Jumlah kelahiran hidup : banyaknya bayi yang lahir hidup di waktu dan
tempat tertentu
Interpretasi dari AKI adalah adanya sejumlah kematian ibu melahirkan
dari sejumlah kelahiran hidup pada waktu dan tempat tertentu. Contohnya tahun
2007 AKI di Indonesia adalah 228, hal ini berarti terjadi 228 kematian ibu di tiap
100.000 kelahiran hidup di Indonesia pada tahun 2007.
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa upaya
kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu
melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian
ibu4. Uraian tersebut merupakan hak setiap ibu di Indonesia untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang layak bagi dirinya dan anak yang dikandungnya serta
terhindar dari komplikasi kehamilan yang bisa dialami para ibu di Indonesia.
Indikator angka kematian yang berhubungan dengan ibu dan anak adalah Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi
(AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA).
Penyebab kematian ibu dibedakan menjadi penyebab langsung dan
penyebab tidak langsung. Penyebab langsung obstetri kematian ibu adalah
kematian karena ada permasalahan di kehamilan dan proses persalinannya. Secara
global, lima penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan, hipertensi dalam
4 Kemenkes RI, Ibid hlm 119
![Page 4: Hubungan Angka Kematian Ibu Terhadap Kebijakan Pemerintah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082323/577c816e1a28abe054accf5c/html5/thumbnails/4.jpg)
kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet dan abortus5. Kematian ibu di
Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan,
hipertensi dalam kehamilan (HDK) dan infeksi. Sedangkan penyebab tidak
langsung kematian ibu adalah kematian yang disebabkan oleh penyakit, bukan
karena kehamilan dan proses persalinan si ibu.
Pada tahun 1994 AKI di Indonesia sangat tinggi, yaitu sebesar 390 per
100.000 kelahiran hidup, dalam menanggapi besarnya AKI ini pemerintah
melaksanakan program penempatan bidan di desa. Hal ini dilakukan untuk
menjangkau masyarakat kelas bawah dan daerah terpencil yang jauh dari akses
kesehatan yang layak. Program ini mulai dilaksanakan sejak 1990-an. Namun
demikian, oleh karena pendidikan bidan dilakukan dalam waktu yang pendek,
lebih kurang 54.000 dalam 6 tahun, kualitas sebagian Bidan masih perlu
ditingkatkan agar memenuhi standar kompetensi6.
Program penempatan bidan di desa kurang efektif, sehingga pemerintah
memutuskan untuk mengambil kebijakan yaitu upaya Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA). Upaya yang berhubungan dengan kesehatan ibu meliputi :
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil
2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
3. Pelayanan kesehatan ibu nifas
4. Pelayanan komplikasi maternal
5. Pelayanan komplikasi neonatal
Selain upaya KIA, pemerintah juga mengadakan program Jampersal
(Jaminan Persalinan) yang diadakan sejak tahun 2011. Program ini diperuntukkan
bagi seluruh ibu hamil, bersalin, dan nifas serta bayi baru lahir yang belum
memiliki jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan. Melalui program ini, pada
tahun 2012 Pemerintah menjamin pembiayaan persalinan sekitar 2,5 juta ibu
hamil agar mereka mendapatkan layanan persalinan oleh tenaga kesehatan dan
bayi yang dilahirkan sampai dengan masa neonatal di fasilitas kesehatan. Program 5 Bina Gizi dan KIA. Loc.cit.6 Bina Gizi dan KIA, op.cit, hlm 7
![Page 5: Hubungan Angka Kematian Ibu Terhadap Kebijakan Pemerintah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082323/577c816e1a28abe054accf5c/html5/thumbnails/5.jpg)
Jampersal memiliki slogan “Ibu Selamat, Bayi Lahir Sehat” dan diharapkan dapat
memberikan kontribusi besar dalam upaya percepatan penurunan angka kematian
ibu dan bayi baru lahir.
Upaya KIA ini memberi dampak yang baik bagi Indonesia yaitu adanya
penurunan jumlah kematian ibu di tiap 100.000 perkelahiran hidup, walaupun hal
ini masih bisa dikatakan lambat jika dibandingkan dengan negara lain.
Kesimpulan
Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan jumlah wanita yang
meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
dibutuhkan pemerintah untuk memantau jumlah kematian ibu yang disebabkan
oleh proses kehamilan, persalinan, dan nifas serta penentuan kebijakan bagi
masyarakat di bidang kesehatan. Kebijakan yang dipilih pemerintah antara lain
adalah upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan program Jampersal (Jaminan
Persalinan). Kebijakan ini memiliki hasil yang positif bagi Indonesia yaitu adanya
penurunan jumlah kematian ibu akibat proses kehamilan, persalinan, dan nifas
dari tahun ke tahun.
Daftar Pustaka
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta:
Kemernterian Kesehatan Republik Indonesia.
Bina Gizi dan KIA. 2013. Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian
Ibu di Indonesia. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Ibu Ditjen Bina Gizi
dan KIA Kementerian Kesehatan RI
![Page 6: Hubungan Angka Kematian Ibu Terhadap Kebijakan Pemerintah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082323/577c816e1a28abe054accf5c/html5/thumbnails/6.jpg)
Demsa S , Djazuli C , Ernawati. 2013. Determinan Kinerja Pelayanan Kesehatan
Ibu dan Anak di Rumah Sakit Pemerintah Indonesia (Analisis Data
Rifaskes 2011). Volume 02.
jurnal.ugm.ac.id/index.php/jkki/article/download/3204/2813. 5 Juli 2015.