Hubungan agama dan profesi kebidanan

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah mengatakan dalam al-Qur’an surah al-Ahqaaf : 10 “Katakanlah: Terangkanlah kepadaku bagaimana pendapatmu jika al-Qur’an itu dating dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui ( kebenaran ) yang serupa dengan ( yang dsebut ) dlaam al-Qur’an lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”. Allah juga mengatakan dalam surah al-An’am : 125 “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama ) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah sudah mendaki ke langit. Begitulah Allah melimpahkan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman”. Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika ii

Transcript of Hubungan agama dan profesi kebidanan

Page 1: Hubungan agama dan profesi kebidanan

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Allah mengatakan dalam al-Qur’an surah al-Ahqaaf : 10

“Katakanlah: Terangkanlah kepadaku bagaimana pendapatmu jika al-Qur’an itu dating

dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui

( kebenaran ) yang serupa dengan ( yang dsebut ) dlaam al-Qur’an lalu dia beriman, sedang

kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-

orang yang zalim”.

Allah juga mengatakan dalam surah al-An’am : 125

“Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya

Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama ) Islam. Dan barangsiapa yang

dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit,

seolah-olah sudah mendaki ke langit. Begitulah Allah melimpahkan siksa kepada orang-

orang yang tidak beriman”.

Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya

peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan

menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan dimasyarakat sangat dihargai dan

dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati,

mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu dapat merawat bayinya

dengan baik.

Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani

ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan

oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan

takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah,

yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi.

Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja

berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik

pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.

ii

Page 2: Hubungan agama dan profesi kebidanan

B    Tujuan Penulisan

Untuk mendapatkan bagaimana penerapan agama dalam kebidanan dan dapat

mengaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.

C. Manfaat

1. Dapat memberikan pengetahuan tentang Hubungan agama dan profesi kebidanan

2. Dapat menerapkan profesi kebidanan dalam pelayanannya sesuai agama dan etika

ii

Page 3: Hubungan agama dan profesi kebidanan

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Defenisi

Pengertian Bidan Dalam bahasa inggris, kata Midwife (Bidan) berarti

“withwoman”(bersama wanita, mid = together, wife = a woman. Dalam bahasaPerancis, sage

femme (Bidan) berarti “ wanita bijaksana”,sedangkan dalam bahasalatin, cum-mater (Bidan)

bearti ”berkaitan dengan wanita”.Menurut churchill, bidan adalah ” a health worker who may

or may not formallytrained and is a physician, that delivers babies and provides associated

maternalcare” (seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal ataupun tidak danbukan

seorang dokter, yang membantu pelahiran bayi serta memberi perawatanmaternal terkait).

Definisi Bidan (ICM) : bidan adalah seorang yang telah menjalaniprogram pendidikan bidan

yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telahberhasil menyelesaikan studi terkait serta

memenuhi persyaratan untuk terdaftardan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan.

Bidan merupakan salah satuprofesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia.

Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan, yangterakreditasi,

memenuhi kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sahmendapat lisensi untuk

praktek kebidanan. Yang diakui sebagai seorangprofesional yang bertanggungjawab, bermitra

dengan perempuan dalammemberikan dukungan, asuhan dan nasehat yang diperlukan selama

kehamilan,persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri

sertamemberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak.

Islam adalah dinu al-‘amal. Dalam arti bahwa Islam mengedepankan kebaikan amal

sebagai bukti dari keimanan dan pemahaman. Selanjutnya, penerapan amal justru akan

mempercepat dan memperkokoh bangunan keimanan dan pemahaman terhadap Islam. Tentu

saja semua ini dilakukan dengan menjaga agar setiap amal yang dilakukan senantiasa

dilandasi oleh al-ikhlas dan al-fahmu. Terutama mempunyai sifat at-tawaddu'.

Dalam jiwa setiap manusia, tidak peduli apakah dia dari Asia, Amerika, Afrika,

Australia atau Eropa, sangat perlu memiliki sifat tawaddu', yaitu sifat merendahkan diri yang

menjunjung tinggi integritas kesamaan derajat dan diwujudkan dalam kehidupan sosial. Hal

ini sejalan dengan Firman Allah SWT dan Hadist Nabi Muhammad saw. Yang berbunyi:

�ين� �مؤ�م�ن �ل ل �اح�ك� ن ج�             و�اخ�ف�ض�

Artinya: Dan Tundukkanlah sayapmu - yakni rendahkanlah dirimu -kepada kaum mu'minin."

(al-Hijr: 88)

)) : - - د� أح� �ف�خ�ر� ي � ال �ى ح�ت �و�اض�عوا ت أن� ��ل�ي إ أو�ح�ى الله �إن وسلم عليه الله صلى الله رسول ق�ال�

مسلم )) رواه أح�د1 ع�ل�ى أح�د� �غ�ي �ب ي � و�ال ، أح�د1 ع�ل�ى

ii

Page 4: Hubungan agama dan profesi kebidanan

Artinya: "Sesungguhnya Allah telah memberikan wahyu kepadaku, hendaklah engkau

semua itu bersikap tawadhu', sehingga tidak ada seseorang yang membanggakan dirinya di

atas orang lain dan tidak pula seseorang itu menganiaya kepada orang lain - kerana orang

yang dianiaya dianggapnya lebih hina dari dirinya sendiri." (Riwayat Muslim).

Bagi seorang bidan dalam menjalankan tugasnya tentu harus mempunyai sifat

tawaddu' (merendahkan diri), demi memberikan pelayanan yang baik bagi pasiennya. Hal ini

pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw ketika ada seorang hamba sahaya wanita dari

golongan hamba sahaya -wanita yang ada di Madinah mengambil tangan Nabi s.a.w. lalu

wanita itu berangkat dengan beliau s.a.w. ke mana saja yang dikehendaki oleh wanita itu." Ini

menunjukkan bahawa beliau s.a.w. selalu merendahkan diri. Mungkin ini adalah merupakan

sebuah motivasi yang perlu dijadikan pedoman bagi seorang bidan dalam menjalankan

tugasnya sebagai bidan. Seorang bidan harus memilih kata-kata yang paling sopan dan

disampaikan dengan cara yang lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah,

ketika berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang menyenangkan.

Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan, mempermalukan, serta hindari pula

nada suara yang keras dan berlebihan. Tawadlu', berendah hati adalah awal terbentuknya

cinta dan silaturakhim.  Sikap ini muncul atas kesadaran diri, betapa sebagai makhluk Allah,

seorang Muslim terbatas dalam banyak hal, termasuk juga ilmu pengetahuan. Allah lah Al-

Ilm, Al-Haq, sementara produk akal fikiran manusia hanyalah dzon (dugaan, rekaan, hipotesis

belaka). Allah lah sumber kebenaran, sedang dari manusia datang kesalahan. 

B.     Peran Agama dalam Kebidanan

        Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani

hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu umat

manusia dalam memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-

aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan

diantaranya :

1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya

2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan

perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga,

masyarakat serta bangsa.

3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa dalam segala aktivitasnya

4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang

bertentangan dengan ajarannya.

ii

Page 5: Hubungan agama dan profesi kebidanan

a. Upaya pemeliharaan kesehatan

Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu sejak

janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan

sehat begitu juga dengan ibunya. Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat manusia

untuk dapat melakukan/menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari berbagai

penyakit dan kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat

manusia untuk memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh agama antara lain :

1. Makan makanan yang bergizi

2. Menjaga kebersihan

3. Berolah raga

4. Pengobatan diwaktu sakit

b. Upaya pencegahan penyakit

Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu

sakit. Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:

1. Dengan pemberian imunisasi Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu

hamil, WUS, murid SD kelas 1 sampai kelas 3.

2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun

3. Memberikan penyuluhan kesehatan. Dapat dilakukan pada kelompok pengajian, atau

kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.

c. Upaya pengobatan penyakit

Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat yang

diturunkan-Nya.”

Dalam hati ini umat manusia dinjurkan untuk berobat jika sakit.

Pandangan agama  terhadap pelayanan Keluarga Berencana. Ada dua pendapat mengenai hal

tersebui yaitu memperbolehkan dan melarang penggunaan alat kontrasepsi. Karena ada

beberapa ulama yang .mengatakan penggunaan alat kontrasepsi itu adalah sesuatu/hal yang

sangat bertentangan dengan ajaran agama karena berlawanan dengan takdir/kehendak Allah.

Pendapat/pandangan agama  dalam pemakaian IUD. Ada dua pendapat yaitu

memperbolehkan / menghalalkan dan melarang / mengharamkan.

Pendapat / pandangan agama yang memperbolehkan/menghalalkan pemakaian

kontrasepsi IUD :

a. Pemakaian IUD bertujuan menjarangkan kehamilan.

Dengan menggunakan kontrasepsi tersebut keluarga dapat merencanakan jarak

kehamilan sehingga ibu tersebut dapat menjaga kesehatan ibu, anak dan keluarga dengan

baik.

ii

Page 6: Hubungan agama dan profesi kebidanan

b. Pemakaian IUD bertujuan menghentikan kehamilan.

Jika didalam suatu keluarga memiliki jumlah anak yang banyak, tentunya sangat

merepotkan dan membebani perekonomian keluarga. Selain itu bertujuan memberikan rasa

aman kepada ibu. Karena persalinan dengan factor resiko/resiko tinggi dapat mengancam

keselamatan jiwa ibu. Agar ibu dapat beristirahat waktu keseharian ibu tidak hanya

digunakan untuk mengurusi anak dan keluarga.

Pendapat/pandangan agama yang melarang/mengharamkan pemakaian kontrasepsi IUD

1. Pemakaian IUD bersifat aborsi, bukan kontrasepsi

2. Mekanisme IUD belum jelas, karena IUD dalam rahim tidak menghalangi pembuahan

sel telur bahkan adanya IUD sel mani masih dapat masuk dan dapat membuahi sel telur

(masih ada kegagalan).

3. Pemakaian IUD dan sejenisnya tidak dibenarkan selama masih ada obat-obatan dan alat

lainnya. Selain itu pada waktu pemasangan dan pengontrolan IUD harus dilakukan

dengan melihat aura wanita.

Pelayanan kotrasepsi system operasi yaitu MOP dan MOW juga mempunyai dua

pendapat/pandangan yaitu memperbolehkan dan melarang. Pendapat/pandangan yang

memperbolehkan:

a. Apabila pasangan suami istri dalam keadaan yang sangat terpaksa dalam kaedah

hukum mengatakan ” Keadaan darurat memperbolehkan hal-hal yang dilarang dengan

alasan kesehatan/keselamatan jiwa “.

b. Begilu. juga halnya mengenai melihat aura orang lain apabila diperlukan untuk

kepentingan pemeriksaan dan tindakan hal tersebut dapat dibenarkan.

Pandangan/pendapat yang melarang :

1. Sterilisasi berakhir dengan kemandulan. Hal ini bertentangan dengan tujuan utama

perkawinan yang mengatakan bahwa perkawinan bertujuan untuk mendapatkan

kebahagiaan dunia dan akhirat juga untuk mendapatkan keturunan.

2. Mengubah ciptaan Tuhan dengan cara memotong atau mengikat sebagian tubuh yang

sehat dan berfungsi (saluran mani/tuba).

3. Dengan melihat aura orang lain.

C. Larangan profesi dalam kebidanan yang bertentang dengan agama (Aborsi)

Pembunuhan  banyak macamnya, tetapi ulama fikih menyepakati dua macam

pembunuhan, yaitu pembunuhan sengaja dan pembunuhan tak sengaja, karena keduanya

disebutkan di dalam Al Quran dan Al Karim.

pembunuhan dengan sengaja terdapat di dalam banyak ayat, antara lain firman Allah,

“Dan barangsiapa yang mebunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya

ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya

serta menyediakan azab yang besar baginya.” (Qs. An-Nisaa’ (4): 93)

ii

Page 7: Hubungan agama dan profesi kebidanan

sedangkan pembunuhan dengan tidak sengaja ditunjukkan oleh firman Allah,

“Dan tidak layak bagi  seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali

karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena

tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta

membayar diat yang diserahkkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika

mereka (keluarga terbunuh) bersedekah…”(Qs. An-Nisaa’ (4) 92)

ulama fikih madzhab Hanafi, Syafi’i dan sebuah riwayaat dari Iman Malik, berpendapat

bahwa pembunuhan memiliki jenis ketiga, yaitu pembunuhan syibhul ‘amdi (serupa

kesengajaan).

meskipun tidak disebutkan di dalam Al Qur’an , tetapi jenis pembunuhan ini disebutkan

dalam sumber syariat kedua –Sunnah Nabawiyyah Muthahharah–, yaitu dalam sabda Nabi

SAW,

“Korban pembunnuhan karena kesalahan menyerupai sengaja, korban pembunuhan

dengan cambuk dan tongkat, (tebusannya) seratus unta, empat puluh di antara nya

mengandung anak unta didalam perutnya”

Sebagian ulama fikih madzhab Hanafi, berpendapat bahwa pembunuhan memiliki lima

jenis, tiga jenis diantaranya telah disebutkan yaitu sengaja, ttak sengaja, dan menyyerupai

kesengajaan. Lalu, pembunuhan yang terjadi karena suatu kesalahan yang tidak disengaja,

yaitu pembunuhan yang mencangkup alasan syar’i yang diterima, seperti orang tiidur

berbalik menimpa orang lain hingga membunuhnya.

yang kelima yaitu pembunuhan dengan sebab, yakni pembunuhan yang terjadi dengan

perantara, seperti orang menggali lubang atau sumur di tanah yang bukan miliknnya, atau

dijalan umum lalu ada seseorang jatuh kedalam nya dan mati. dalam hal ini, saksi-saksi

qishash (hukuman) saat menarik kesaksian mereka setelah si terdakwa dihukum mati akibat

kesaksian mereka, berarti mereka membunuhnya karena sebab.

D. Tugas Pokok Profesi Kebidanan

Hak, kewajiban dan tanggung jawab.hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik

dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang

diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien, sedangkan bidan

mempunyai kewajiban untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu yang diterima oleh pasien

sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan.

Kewajiban Bidan

1. Bidang wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara

bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.

2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi

dengan menghormati hak-hak pasien.

ii

Page 8: Hubungan agama dan profesi kebidanan

3. Bidan wajib meruju pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai

kemampuan dan kahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.

4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk di dampingi suami atau

keluarga

5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai

degnan keyakinannya.

6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.

7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan

serta resiko yang mungkin timbul

8. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atas tindakan yang dilakukan

9. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan

10. Bidan wajib mengetahui perkembangan IPTEK dan menambah ilmu pengetahuannya

melalui pendidikan formal, non formal

11. Bidan wajib bekerja sama denagn profesi lain dan pihak terkait secara timbal balik

dalam memberikan asuhan kebidanan.

E. Larangan Bagi Seorang Bidan Secara Umum Maupun Dalam Agama

1.Bidan di larang melakukan Aborsi

2.Bidan di larang memakai perhiasan saat menolong persalinan

3.Bidan di larang berkuku panjang karena berbahaya bagi keselamatan ibu dan bayi

4.Bidan di larang menceritakan apapun yang terjadi saat menolong persalinan kecuali di

mintai keterangan oleh pihak pengadilan.

5.Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada situasi yang tidak diperbolehkan,seperti:

Sekalipun upaya untuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa kasus pemberian

ASI tidak dibenarkan:

6.Tidak mau bekerja sama dengan Dukun beranak

7.Melaksanakan tugasnya yang bertentangan dengan UU kebidanan dan tidak sesuai dengan

kode etik kebidanan

F.Peran Bidan Menyelamatkan Ibu Dan Anak

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, menyangkut fisik, mental, maupun

sosial budaya dan ekonomi. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dilakukan

berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menyeluruh, terarah dan berkesinambungan.

Masalah reproduksi di Indonesia mempunyai dua dimensi. Pertama: yang laten yaitu

kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi akibat bebagai faktor termasuk pelayanan

kesehatan yang relatif kurang baik. Kedua ialah timbulnya penyakit degeneratif yaitu

menopause dan kanker.

ii

Page 9: Hubungan agama dan profesi kebidanan

Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global yang semakin

ketat yang menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi

sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik mungkin secara terencana,

terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak

dini yakni sejak janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa

bahkan sampai usia lanjut.

Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan

strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan dan

kematian Bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan

paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan

pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa

siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Untuk

menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan untuk melakukan

segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya

kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output.

Ada beberapa hambatan dalam penempatan bidan di desa antara lain:

1. Umur bidan relatif muda dan bukan dari desa sendiri.

2. Kesulitan menyesuaikan diri di tengah masyarakat.

3. Bidan bukan pegawai negeri sehingga tidak mempunyai penghasilan tetap.

4. Kemampuan desa untuk membangun Polindes masih terbatas sehingga banyak di antara

bidan desa tidak mendapat dukungan sarana dari masyarakat.

5. Perkawinan bidan desa yang segera meningkatkan desa dan pindah mengikuti suami.

6. Pendidikan belum mencukupi untuk mampu mandiri sehingga bidan kurang berfungsi.

7. Karena berusia muda, bidan belum mendapat kepercayaan masyarakat sehingga orientasi

kepada dukun masih dominan.

G. Bidan sebagai Profesi

Sebagai anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagaii pelayan

profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Bidan mempunyai

tugas yang sangat unik, yaitu:

1. Selalu mengedepankan fungsi ibu sebagai pendidik bagi anak-anaknya.

2. Memiliki kode etik dengan serangkaian pengetahuan ilmiah yang didapat melalui

proses pendidikan dan jenjang tertentu

2. Keberadaan bidan diakui memiliki organisasi profesi yang bertugas meningkatkan

mutu pelayanan kepada masyarakat,

3. Anggotanya menerima jasa atas pelayanan yang dilakukan dengan tetap memegang

teguh kode etik profesi.

ii

Page 10: Hubungan agama dan profesi kebidanan

Hal tersebut akan terus diupayakan oleh para bidan sehubungan dengan anggota profesi

yang harus memberikan pelayanan profesional. Tentunya harus diimbangi dengan

kesempatan memperoleh pendidikan lanjutan, pelatihan, dan selalu berpartisipasi aktif

dalam pelayanan kesehatan.

Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, perlu dibahas bahwa bidan tergolong

jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan struktural dan

jabatan fungsional. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur

berjenjang dalam suatu organisasi, sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang

ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan

negara.

Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional

juga berorientasi kwalitatif. Dalam konteks inilah jabatan bidan adalah jabatan fungsional

profesional, dan wajarlah apabila bidan tersebut mendapat tunjangan profesional.

ii

Page 11: Hubungan agama dan profesi kebidanan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan bidan yang diakui

oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi

persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan.Sebagai

anggota profesi, bidan mempunyai ciri khas yang khusus. Sebagai pelayan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan.

Kebidanan sebagai profesi merupakan komponen yang paling penting dalam

meningkatkan kesehatan perempuan.

B. Saran

a. Agar pemerintah terus berupaya mendukung profesi bidan dengan cara meningkatkan

kwalitas SDM bidan melalui penyediaan fasilitas pendidikan bagi bidan.

b. Bagi organisasi diharapkan agar terus berupaya mengembangkan pelayanan dan

pengetahuan bagi semua bidan secara adil dan merata.

c. Bidan sebagai tenaga profesional diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam

organisasi dan mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan etika

profesi.

ii

Page 12: Hubungan agama dan profesi kebidanan

DAFTAR PUSTAKA

Http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/04/pandangan-agama-terhadap-bidang-

medis-kebidanan/

http://web-kemal.blogspot.com/2012/05/bidan-sebagai-profesi.html

Http://viorenshaflody.blogspot.com/2011/09/makalah-peran-dan-fungsi-bidan-

uud.html

Http://dhezulva.blogspot.com/2011/10/bidan-sebagai-profesi.html

Http://marisisinaga.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-

ar.html

ii

Page 13: Hubungan agama dan profesi kebidanan

KATA PENGANTAR

 Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan karunia nya serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

“PERAN AGAMA DALAM PROFESI KEBIDANAN” , Makalah ini merupakan

tugas Individu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen serta semua pihak yang

ikut membantu dalam pembuatan makalah ini, sehingga akhirnya makalah ini dapat

terselesaikan.Penulis menyadari tidak ada gading yang tak retak’’ penulis mohon maaf

apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan kita

semua. Penulis juga mohon kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah

ini.

Raha, November 2013

Penulis

ii

Page 14: Hubungan agama dan profesi kebidanan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang..................................................................................................1

B.   Tujuan Penulisan...............................................................................................2

C.   Manfaat.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Devinisi .............................................................................................................3

B. Peran agama dalam kebidanan...........................................................................4

C. laranga profesi dalam kebidanan.........................................................................6

D. Tugas Pokok Profesi Kebidanan.........................................................................7

E. Larangan bagi seorang bidan...............................................................................8

F. Peran bidan menyelamatkan anak dan ibu..........................................................8

G. Bidan sebagai Profesi..........................................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................11

B. Saran.................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii

Page 15: Hubungan agama dan profesi kebidanan

TUGAS : INDIVIDU

MAKALAH

PERAN AGAMA DALAM PROFESI

KEBIDANAN

DI SUSUN OLEH:

NAMA : WA LIATI

NIM : 2013.IB.0042

TINGKAT : I A.

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA

2013 / 2014

ii