HSBFK- Biopsikososreligibud

download HSBFK- Biopsikososreligibud

of 20

description

Biologis-Psokologis-Sosial-Religius-Budaya

Transcript of HSBFK- Biopsikososreligibud

MAKALAH HIDUP SEHAT BERSAMA FARMASIS KELUARGAPERAN FARMASIS SEBAGAI MAKHLUK BIOLOGIS, PSIKOLOGIS, SOSIAL, RELIGIUS DAN PENCIPTA BUDAYA

OLEH

Dinar Famora A.201310410311153

Raramiyati Fitratunnisah201310410311166

Nabila Atma Utami201310410311181

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

KATA PENGANTARPuji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperdalam pemahaman tentang peran farmasis sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial, religius dan pencipta budaya. Dalam penyelesaian makalah ini ada beberapa kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Hal itu karena bantuan dari semua pihak dalam pencarian data dan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, cetak maupun elektronik, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Malang, 7 Oktober 2015

Penulis15DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUAN11.1.Latar Belakang11.2.Rumusan Masalah11.3.Tujuan1BAB II PEMBAHASAN32.1.Makluk Bioogis32.2.Makhluk Psikologi42.3.Makhluk Sosial72.4.Makhluk Religius112.5.Makhluk Pencipta Budaya13BAB III PENUTUP163.1. Kesimpulan16DAFTAR PUSTAKA17

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangManusia atau orang dapat diartikan berbeda dalam hal istilah biologi, spiritual, dan budaya, atau campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens, sebuah spesies primata dari mamalia yang mencakup otak sangat mampu. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan Tuhan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi budaya, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasa, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk dan perkembangan teknologi, dan terutama oleh kemampuan mereka untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk mendukung satu sama lain dan bantuan.Manusia mempunyai tingkatan yang lebih tinggi dari makhluk lainnya, manusia juga mempunyai akal yang dapat memperhitungkan tindakannya melalui proses belajar yang terus-menerus. Oleh karena itu manusia harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat membedakan antara yang hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan yang bukan kewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis dan seimbang. Agar hasil dari pendidikan, yakni kebudayaan dapat diimplementasikan dimasyarakat.1.2. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial, religius dan pencipta budaya?2. Apa saja peran manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial, religius dan pencipta budaya?3. Apa peran farmasi sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial, religius dan pencipta budaya?1.3. Tujuan1. Mengetahui definisi manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial, religius dan pencipta budaya2. Mengetahui peran manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial, religius dan pencipta budaya3. Mengetahui peran farmasi sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial, religius dan pencipta budaya.

BAB II PEMBAHASAN1. 2. 2.1. Makluk BioogisManusia sebagai makhluk biologis maksudnya manusia membutuhkan makan, minum dan seks layaknya makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Akan tetapi, disamping itu manusia juga dibekali akal untuk mengontrol hidupnya, sehingga selain sebagai makhluk biologis manusia juga sebagai makhluk ekonomi, politik, hukum, sosial dan psikologi. Sebagai mahkluk biologis manusia juga memiliki kewajiban yang perlu dilakukan. Kewajiban manusia ada 2 yaitu :a. Kewajiban terbatas Adalah kewajiban tanggung jawabnya sama dan tidak dibeda-bedakan. Contoh Undang-undang larangan membunuh dan b. Kewajiban tidak terbatas Adalah kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua orang dan tanggung jawab ini nilainya lebih tinggi sebab asal mulanya dari suara hati. Contoh : Keadilan, kebajikan

Peran Manusia sebagai Mahkluk Biologisa. Manusia saling membantu dalam memenuhi kebutuhan pokok makan dan minum dan tidak bersikap acuh terhadap orang lainb. Manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup c. Manusia ikut dalam kegiatan politik secara langsung dalam sebuah lembaga Negara atau secara tidak langsung dengan mengikuti pemilihan umum untuk memilih para pemimpin yang nantinya akan membantu kelangsungan Negara untuk kedepannya.d. Tidak acuh terhadap kejahatan yang terjadi dan sebisa mungkin ikut berperan dalam penegakan hukum.e. Saling membantu, menghargai, menolong dan berkasih saying dengan sesama manusia sebagai mahkluk sosialf. Dalam kehidupan manusia dibutuhkan pula seks seperti yang disebutkan di atas bahwa salah satu kebutuhan manusia adalah hal tersebut, namun sebagai seorang manusia yang hidup dalam lingkungan sosial maka perlu dibentuk kesadaran diri bahwa hubungan tersebut hanya boleh dilakukan setelah terbentuk sebuah pernikahan, jangan sampai terjadi hal yang buruk dalam masalah ini. Jangan sampai juga terjadi kejahatan seks pada anak-anak seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini, karena akan merusak masa depan para generasi muda berikutnya yang diharapkan akan membawa perubahan.

1. 2. Peran Manusia sebagai Mahkluk Biologis dalam FarmasiFarmasi adalah dunia yang berhubungan dengan obat-obatan dan masalah pelayanan obat dengan masyarakat. Di dalam sebuah kehidupan tidak mungkin ada orang yang selalu sehat, penyakit yang ringan maupun berat pasti dapat menyerang manusia, oleh sebab itu setiap manusia membutuhkan obat. Obat yang digunakan dalam kehidupan manusia tidak hanya obat jadi yang dibuat pabrik tetapi ada juga obat tradisional yang merupakan alternatif pengobatan dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini farmasis dapat berperan dalam penyediaan obat bagi masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan obat bagi yang sakit. Farmasis perlu juga memberikan pelayanan informasi obat bagi masyarakat agar tidak terjadi penyalahgunaan obat sehingga terbentuk kehidupan masyarakat yang sehat. Sebagai seorang farmasis yang juga mengetahui mengenai obat-obat tradisional juga dapat membagi ilmu yang dimiliki kepada masyarakat, hal yang dapat dilakukan adalah melakukan penyuluhan, dimana farmasis dapat membagi ilmu yang dimilikinya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga masyarakat juga dapat memanfaatkan tanaman di sekitarnya yang mungkin selama ini tidak diketahui fungsinya. Selain itu, farmasis juga dapat memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan lainnya tidak hanya mengenai obat-obatan saja. Materi yang dapat disampaikan dapat pula mengenai cara-cara menjaga kesehatan, cara mengenali sebuah penyakit dari gejala-gejala yang timbul, kesehatan remaja, bahaya merokok, dll. Farmasis merupakan seorang manusia yang berarti juga seorang mahkluk biologis dimana dapat pula berperan dalam membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan obat dan kesehatan bagi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan.

1. 2. 3. 3.1. 1. 2. 2.1. 2.2. Makhluk Psikologi3. 4. 4.1.

Psikologi berasal dari dua kata bahasa yunani psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu, secara harfiah psikologi dapat diartikan yaitu ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa. Menurut Branca menyatakaan bahwa psikologi sebagai ilmu tentang perilaku. Menurut Woodworth dan Marquis, menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang aktivitas individu, baik aktivitas motorik, kognitif maupun emosinonal. Definisi ini, lebih bersifat praktis karena langsung mengarah pada aktivitas kongkrit yang dilakukan manusia sebagai manifestasi kondisi kejiwaannya. Menurut Plato, manusia adalah jiwanya dan tubuhnya hanya sekadar alat saja. Sedangkan aristoteles mengatakan bahwa jiwa adalah fungsi dari badan sebagaimana penglihatan adalah fungsi dari mata. Psikologi atau ilmu jiwa yang mempelajari jiwa manusia, jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar, karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri. Walaupun jiwa itu tidak nampak, tetapi dapat dilihat keadaan-keadaan yang dapat dipandang sebagai gejala-gejala kehidupan kejiwaan, misalnya orang yang sedang menggerutu, suatu pertanda bahwa orang ini sedang tidak senang dalam hatinya. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang proses mental dan perilaku seseorang yang merupakan manifestasi atau penjelmaan dari jiwa itu.Manusia sebagai mahluk psikologi artinya bahwa manusia mahluk yang unik, yang memiliki harmoni jiwa, cinta, benci, stres, jinak, lupa dan sebagainya yang membedakan dengan makhluk yang lainnya. Hal tersebut tentunya dirasakan setiap manusia. Mengenai sifat makhluk yang bernama manusia itu sendiri yakni bahwa makhluk itu memiliki potensi lupa atau memiliki kemampuan bergerak yang melahirkan dinamisme, atau makhluk yang selalu atau sewajarnya melahirkan rasa senang, humanisme dan kebahagiaan pada pihak-pihak lain. Dan juga manusia itu pada hakikatnya merupakan makhluk yang berfikir, berbicara, berjalan, menangis, merasa, bersikap dan bertindak serta bergerak. Ada dua bentuk kemungkinan yang dapat terjadi pada diri manusia yaitu manusia baik dan manusia jahat. Manusia baik adalah manusia yang memiliki pandangan dan pedoman hidup yang baik sebagai makhluk individu, sosial, politik, ekonomi dan yang lainnya. Manusia jahat merupakan kebalikan dari manusia baik yang tidak menyikapkan karakter manusia melainkan sesekali menginginkan sesuatu yang berunsur karakter hewan.Dalam literatur psikologi pada umumnya para ahli ilmu ini berpendapat bahwa penentu perilaku utama manusia dan corak kepribadian adalah keadaan jasmani, kualitas kejiwaan, dan situasi lingkungan. Selain itu psikologi apapun alirannya menunjukkan bahwa filsafat yang mendasarinya bercorak antroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai pusat segala pengalaman dan relasi-relasinya serta penentu utama segala peristiwa yang menyangkut masalah manusia. Hingga kini ada empat mazhab pskilogi, yakni psikoanalisa, behaviorisme, kognitif dan humanisme.

Peran Manusia sebagai Makhluk PsikologisManusia sebagai makhluk psikologis pasti mempunyai emosi. Bagi manusia, emosi tidak hanya berfungsi untuk survival atau sekedar untuk mempertahankan hidup, seperti pada hewan. Akan tetapi, emosi juga berfungsi sebagai energizer atau pembangkit energi yang memberikan kegairahan dalam kehidupan manusia. Selain itu, emosi juga merupakan messenger atau pembawa pesan (DR. Nyayu Khodijah, 2006) Emosi dapat berfungsi sebagai survival, yaitu sebagai sarana untuk mempertahankan hidup. Manusia dapat membela dan mempertahankan diri terhadap adanya gangguan atau rintangan. Adanya perasaan cinta, sayang, cemburu, marah, atau benci, membuat manusia dapat menikmati hidup dalam kebersamaan dengan manusia lain. Emosi dapat berfungsi sebagai energizer, yaitu sebagai pembangkit energi. Emosi dapat memberikan kita semangat dalam bekerja bahkan juga semangat untuk hidup. Sebagai makhluk psikologis yang mempunyai emosi, manusia dapat memberikan semangat dalam bekerja bahkan juga semangat untuk hidup. Contohnya : perasaan cinta dan sayang. Namun, emosi juga dapat memberikan dampak negatif yang membuat kita merasakan hari-hari yang suram dan nyaris tidak ada semangat untuk hidup.Contohnya : perasaan sedih dan benci. Emosi dapat berfungsi sebagai messenger, yaitu sebagai pembawa pesan. Emosi memberitahu kita bagaimana keadaan orang-orang yang berada disekitar kita. Sebagai orang yang mempunyai emosi, kita dapat mengetahui keadaan orang-orang yang berada disekitar kita, terutama orang-orang yang kita cintai dan sayangi, sehingga kita dapat memahami dan melakukan sesuatu yang tepat dengan kondisi tersebut. Bayangkan jika tidak ada emosi, kita tidak tahu bahwa disekitar kita ada orang yang sedih karena sesuatu hal yang terjadi dalam keadaan seperti itu mungkin kita akan tertawa-tawa bahagia sehingga membuat seseorang yang sedang bersedih merasa bahwa kita bersikap empati terhadapnya.

Peran Manusia sebagai Makhluk Psikologis dalam FarmasiSebagai makhluk psikologis, manusia yang memiliki emosi dapat membela dan mempertahankan, serta mengendalikan diri terhadap adanya gangguan atau rintangan. Seorang farmasis harus dapat mengendalikan diri dan emosi ketika berhadapan atau berinteraksi dengan pasien, rekan sesama apoteker, atau tenaga kesehatan lain seperti dokter dan perawat. Dalam lingkungan kerja dan sehari, banyak masalah atau gesekan yang terjadi, sehingga seorang farmasis harus dapat mengendalikan emosi dan mempertahankan diri agar tidak terjadi sessuatu yang dapat merusak hubungan kerja.Manusia dapat memberikan semangat dalam bekerja bahkan juga semangat untuk hidup. Sebagai farmasis yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, selain memberikan obat dan konsultasi obat, seorang farmasis harus mampu memberikan semangar dan dukungan moral kepada pasien dan keluarga pasien agar dapat sembuh berjuang melawan sakit yang diderita. Dengan dukungan seperti itu, diharapkan akan menciptakan kondisi pemulihan kesehatan pasien yang lebih baik.Sebagai orang yang mempunyai emosi, kita dapat mengetahui keadaan orang-orang yang berada disekitar kita, terutama orang-orang yang kita cintai dan sayangi, sehingga kita dapat memahami dan melakukan sesuatu yang tepat dengan kondisi tersebut. Selain meracik dan menyerahkan obat, seorang farmasis diharapkan peka terhadap lingkungan disekitar. Apabila di lingkungan terdapat masalah yang berkaitan dengan bidang farmasi, seorang farmasis dapat memberikan bantuan untuk memecahkan masalah tersebut. Seorang farmasis yang memiliki rasa empati dapat juga membantu pasien selain membantu dengan tugas yang seharusnya. Bantuan yang diberikan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pasien.

1. 2. 2.1. 2.2. 2.3. Makhluk SosialPada hakekatnya, manusia merupakan makhluk sosial. Secara alami keberadaan manusia membutuhkan hubungan dengan orang lain, manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Untuk itu, perlu dilihat makna sosial itu sendiri baik secara kebahasaan maupun dari aktivitas simbolis yang dilakukannya. Secara etimologi, istilah "sosial" berasal dari bahasa Latin socius yang artinya teman atau perikatan. Jadi, secara etimologi manusia sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang berteman, memiliki perikatan antara satu orang dengan orang yang lain. Istilah sosial ini menekankan adanya relasi atau interaksi antar manusia, baik itu relasi seorang individu dengan seorang individu yang lain, individu dengan kelompok, atau. kelompok dengan kelompok.Interaksi sosial ini dapat terjadi di lingkungan keluarga maupun di masyarakat secara luas. Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting di masyarakat. Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk atas dasar hubungan pernikahan antara laki-laki dan wanita, yang berlangsung lama untuk mendapatkan keturunan dan membesarkan anak-anaknya. Oleh sebab itu, dalam hubungan keluarga ini memiliki lima macam sifat yang menjadi indikasi terbentuknya masyarakat dalam arti keluarga, yaitu: hubungan suami-istri, bentuk pernikahan untuk pemeliharaan hubungan suami-istri, memiliki susunan atau formulasi istilah untuk menghitung keturunan, memiliki harta benda yang menjadi milik keluarga, dan bertempat tinggal bersama. Masing-masing individu yang terhimpun dalam satu keluarga di samping memiliki hak dan kewajiban, juga bertanggung jawab atas keselamatan keluarganya.Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki tujuan dalam hidupnya. Lalu dengan semakin kompleksnya keinginan dan tujuannya, manusia berpikir mengenai konsep untuk mengubah gagasan-gagasan mereka. Proses berpikir tersebut menghasilkan suatu hal, yang disebut organisasi (Schein, 1991). Manusia merupakan makhluk sosial yang melakukan hubungan dengan orang lain. Manusi selalu berusaha berinteraksi dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain didasari atas kesamaan cirri atau kepentingannya. Manusia tidak akan hidup sebagai manusia apabila tidak hidup di tengah-tengah manusia. Manusia sebagai individu ternyata tidak mampu hidup sendiri. Dalam menjalani kehidupannya akan senantiasa bersama dan bergantung pada manusia lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus bersosialisasi dengan manusia lainnya.Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena :a. Manusia tunduk pada aturan dan norma sosialb. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lainc. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang laind. Potensi manusia akan berkembang apabila berada di tengah-tengah masyarakatCooley member nama looking glass self untuk menyatakan bahwa seseorang dipengaruhi oleh orang lain. Cooley berpendapat bahwa looking glass-self terbentuk melalui 3 tahap. Pada tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahapan berikutnya seseorang mempunya persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu. Menurut George Herbert Mead, pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya. Peranan orang dewasa lain dengan siapa ia sering berinteraksi. Game stage, seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Contoh dari Mead, ialah keadaan sebuah pertandingan : seseorang anak yang bermain dalam suatu pertandingan tidak hanya mengetahui apa yang diharapakan orang lain darinya, tetapi juga apa yang diharapkan dari orang lain yang ikut bermain. Pada tahap ketiga Sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil peranan-peranan yang dijalankan orang lain dalam masyarakat mampu mengambil peranan generalized others.Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat interaksi sosial diantara individu maupun kelompok. Bentuk interaksi yang biasa terjadi adalah berbicara, berjabat tangan, bercanda, bertanya, bekerja sama, dan berdiskusi. Interaksi antar manusia diperlukan karena dalam kehidupan manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Sebagai makhluk sosial maka seorang individu harus dapat membina hubungan yang baik diantara individu yang lainnya agar tidak trejadi perselisihan ataupun perpecahan. Sebagai makhluk sosial harus saling toleransi, saling menghargai, saling menolong tanpa pamrih, dan bersikap kasih sayang terhadap orang lain. Dalam sebuah interaksi sosial tidak boleh membeda-bedakan orang berdasarkan suku bangsa, agama, maupun ras.

Peran Manusia sebagai Makhluk Sosiala. Saling membantu dalam kehidupan masyarakat baik dalam bentuk materi maupun fisik. Dalam bentuk materi apabila ada tetangga yang mengalami kesulitan keuangan dapat member bantuan pinjaman uang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Fisik apabila terdapat kerja bakti membeersihkan desa, sebagi mahkluk sosial maka perlu ikut membantu untuk membnetuk interaksi sosial yang baikb. Mengikuti perkumpulan masyarakat biasanya ada arisan untuk para ibu-ibu, tahlilan untuk bapak-bapak dimana perkumpulan seperti ini mampu membentuk tali persaudaraan yang lebih erat. Biasanya dalam sebuah perkumpulan akan dilakukan iuran untuk membantu para tetangga yang sedang mengalami musibah. c. Salin bertegur sapa dengan tetangga dan tidak menjadi orang yang acuh dan sombong.d. Tidak menjadi individu yang egois karena kehidupan sosial terdiri dari banyak individu yang memiliki kepribadian dan cara berpikir yang berbeda sehingga harus saling menghormati satu sama lain.e. Menjenguk tetangga yang sakit f. Membantu tetangga dekat yang memiliki acara di rumahnya.

Peran Manusia sebagai Mahkluk Sosial dalam FarmasiFarmasis merupakan seorang individu tetapi dalam kehidupannya diperlukan pula interaksi sosial dalam kehidupannya sebagai mahkluk sosial. Seorang farmasis juga membutuhkan orang lain karena tanpa orang lain maka farmasis tidak dapat melakukan pekerjaanya di bidang jasa. Seorang farmasis membutuhkan seorang pasien untuk menjual obat dan memberikan pelayanan informasi tentang obat. Farmasis membutuhkan masyarakat untuk menyampaikan penyuluhan berdasarkan ilmu yang telah dimiliki. Oleh sebab itu, farmasis juga memerlukan interaksi sosial dalam kehidupannya. Namun, sebagai seorang farmasis tentu interaksi yang terbentuk dalam masyarakat tetap memiliki hubungan dengan obat-obatan. Secara umum yang diketahui masyarakat farmasis adalah seorang penjual obat yang bekerja di sebuah apotek. Maka sebagai seorang yang bekerja dalam bidang jasa seorang farmasis harus bersikap ramah kepada setiap pasien yang membutuhkan bantuan dalam hal obat-obatan. Memberi pelayanan informasi obat dengan ramah dan bertanggung jawab, menggunakan bahasa yang sopan ketika menjelaskan kepada pasien sehingga terbentuk interaksi sosial yang baik. Apabila memungkinkan dapat pula seorang farmasis menanyakan kondisi pasien yang telah berkunjung ke tempat Anda sehingga pasien akan merasa mendapat pelayanan yang baik dan dapat membentuk hubungan sosial yang lebih baik lagi ke depannya. Sebagai seorang farmasis yang hidup dalam masyarakat maka sebaiknya juga membagi ilmu yang dimiliki kepada tetangga sekitar, baik mengenai obat jadi maupun obat tradisional. Saling berbagi ilmu mengenai cara penyimpanan obat yang baik, bagaimana interaksi obat, cara penggunaan antibiotik, cara penggunaan obat sesuai dengan dosis yang seharusnya, dll. Ketika seorang farmasis mampu melakukan hal semacam itu maka dapat pula membantu menigkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama di wilayah tempat tinggalnya. Seorang farmasis juga harus mau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh tetangga yang bingung tentang obat-obatan dan mampu menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan dengan begitu peran farmasis dalam kehidupan sosial dapat benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Apabila seorang farmasis mampu memberikan peran dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan bidangnya maka kehadiran farmasis akan lebih mendapat apresiasi di mata masyarakat.

1. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. Makhluk ReligiusPada dasarnya manusia adalah makhluk religius. Sebagai makhluk religius, manusia sadar dan meyakini akan adanya kekuatan supranatural di luar dirinya. Sesuatu yang disebut supranatural itu dalam sejarah manusia disebut dengan berbagai nama sebutan, satu di antaranya adalah sebutan Tuhan. Sebagai orang yang beragama, manusia meyakini bahwa Tuhan telah mewahyukan kepada manusia pilihan yang disebut rasul yang dengan wahyu Tuhan tersebut, manusia dibimbing ke arah yang lebih baik, lebih sempurna dan lebih bertaqwa. Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang,agama menjadi sandaran vertikal manusia. Manusia adalah mahluk religius yang dianugerahi ajaran-ajaran yg dipercayainya yang didapatkan melalui bimbingan nabi demi kesehatan dan keselamatannya. Manusia sebagai mahluk beragama mempunyai kemampuan menghayati pengalaman diri dan dunianya menurut agama masing-masing. Pemahaman agama diperoleh melalui pelajaran agama, sembahyang, doa-doa maupun meditasi, komitmenaktif dan praktekritual.Jauh dekatnya hubungan ditandai dengan tinggi rendahnya keimanan dan ketaqwaan manusia yang bersangkutan.Di dalam masyarakat Pancasila, meskipun agama dan kepercayaan yang dianutnya berbeda-beda, diupayakan terciptanya kehidupan beragama yang mencerminkan adanya saling pengertian, menghargai, kedamaian, ketentraman, dan persahabatan.Peran Manusia sebagai Makhluk ReligiusSecara universal tujuan hidup manusia adalah memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Kebagiaan itu sendiri sangat relatif sehingga masing-masing orang akan berbeda dalam memaknai arti bahagia itu sendiri. Ada yang menilai kekayaan harta benda sebagai sumber kebahagiaan hidup, yang lain menitikberatkan pada keindahan, pengetahuan, kesusilaan, kekuasaan, budi pekerti, keshalehan hidup, keagamaan dan sebagainya. Namun sesungguhnya tugas utama manusia sendiri bukan mencari sebuah kebahagiaan. Secara tidak langsung manusia hanya menjalankan fungsi haknya dibandingkan dengan menjalankan fungsi kewajibannya. Karena jika kita ingat bahwa manusia di samping mempunyai status sebagai makhluk dan bagian dari alam, ia juga mempunyai tugas sebagai khalifah/penguasa di muka bumi ini. Dengan pengertian, bahwa manusia itu dibebani tanggung jawab dan anugerah kekuasaan untuk mengatur dan membangun dunia ini dalam berbagai segi kehidupan, dan sekaligus menjadi saksi dan bukti atas kekuasaan Allah Swt di alam semesta ini. Tugas kekhalifahan ini bagi manusia merupakan tugas suci karena merupakan amanah dari Allah Swt. Maka menjalankan tugas sebagai khalifah dibumi merupakan pengabdian (ibadah) kepada-Nya. Bagi mereka yang beriman akan menyadari statusnya sebagai khalifah (penguasa) di bumi, serta mengetahui batas kekuasaan yang dilimpahkan kepadanya.Tugas kekhalifahan yang dibebankan kepada manusia itu banyak sekali, tetapi dapat disimpulkan dalam tiga bagian pokok, sebagaimana yang ditulis oleh Abu Bakar Muhammad, yaitu:a. Tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri, meliputi menuntut ilmu yang berguna dan menghiasi diri dengan akhlak yang mulia.b. Tugas kekhalifahan dalam keluarga/rumah tangga, dengan jalan membentuk rumah tangga bahagia, menyadari dan melaksanakan tugas dan kewajiban rumah tangga sebagai suami istri dan orang tua.c. Tugas kekhalifahan dalam masyarakat, dengan mewujudkan persatuan dan kesatuan, menegakkan kebenaran dan keadilan sosial, bertanggung jawab dalam amar ma'ruf dan nahi munkar dan menyantuni golongan masyarakat yang lemah.

Peran Manusia sebagai Mahkluk Religius dalam FarmasiSeperti yang telah dijelaskan di atas, tugas/peran manusia adalah menuntut ilmu yang berguna dan menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Farmasis adalah seorang yang harus melakukan long-life learning atau harus selalu tetap belajar seumur hidup karena ilmu tentang obat-obatan selalu berkembang seiring berjalannya waktu. Dengan terus bertambahnya ilmu, harus diiringi dengan perilaku yang mulia. Misalnya, dengan terus berbagi ilmu tentang farmasi yang dimiliki kepada orang- orang yang membutuhkan. Selain itu, harus memiliki kepribadian yang baik terhadap pasien, rekan sejawat maupun dengan rekan- rekan di kesehatan seperti, dokter, perawat, bidan, dan lain- lain. Sikap- sikap terpuji seperti ramah, rendah hati, jujur, amanah harus selalu diterapkan sehari-hari dalam kehidupan pribadi dan kehidupan profesional di tempat kerja harus selalu ditunjukkan oleh seorang farmasis sesuai dengan perannya sebagai seorang makhluk religius.Farmasis sebagai makhluk religius juga mempunyai peranan penting dalam keluarga. Sebagi farmasis, harus bisa mengasihi dan menyayangi anggota- anggota keluarganya. Caranya antara lain dengan menerapkan ilmu yang telah didapatkan seorang farmasis dari masih berada dibangku kuliah. Seorang farmasis dapat menjaga dan mengasihi keluarganya dengan mencegah, memberi obat, atau memberi konsultasi mengenai obat atau kesehatan.Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia harus mewujudkan persatuan dan kesatuan, menegakkan kebenaran dan keadilan sosial, bertanggung jawab dalam amar ma'ruf dan nahi munkar dan menyantuni golongan masyarakat yang lemah. Seorang farmasis harus dapat menegakkan keadilan dan kebenaran dengan tidak menyalahgunakkan ilmu dan profesinya untuk hal- hal yang dilarang oleh agama dan negara. Misalnya, dengan tidak membuat obat-obatan terlarang atau narkotika. Seorang farmasis harus memiliki iman yang kuat agar tidak terjerumus untuk melakukan hal- hal yang dilarang walaupun dengan iming- iming uang yang besar. Selain itu, farmasis harus juga dapat mengajak agar melakukan hal-hal yang baik dan menjauhi hal-hal yang buruk sesuai dengan ajaran agama kepada orang- orang yang berada di sekitar kita, misalnya keluarga, pasien, rekan sejawat, dan lain-lain.

1. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. Makhluk Pencipta BudayaMenurut Koentjoroningrat (1983), kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan & hasil karya manusia dlm rangka kehidupan masyarakat yg dijadikan milik diri manusia dgn belajar. Manusia menciptakan kebudayaan untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia berbudaya karena manusia berjiwa (cipta, rasa, dan karsa). Suatu kebudayaan merupakan hasil interaksi antara manusia dengan isi alam ini. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal intelenjia, intuisi, perasaan dan emosi kemauan fantasi dan prilaku. Kebudayaan adalah pruduk manusia namun manusia adalah produk kebudayaan artinya kebudayaan ada karena ada manusia sebagai penciptanya dan manusia dapat hidup di tengah kebudayaan yang diciptakannya dan kebudayaan akan terus hidup bila ada manusia sebagai pendukungnya. Peran Manusia sebagai Makhluk Pencipta BudayaKebudayaan memilki kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya dengan akal budinya manusia dapat mengembangkan kebudayaannya. Manusia hidup tergantung pada kebudayaannya sebagai hasil ciptaannya. Budaya tercipta dari hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh Tuhan dengan di bekali akal dan pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Di samping itu manusia juga memiliki akal, pikiran, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka mamusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yamg diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendukungnya.Kebudayaan mempunyai nilai kebudayaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkunga alamnya. Sehingga kebudayaan memilikki peran sebagai:a. Suatu hubungam pedoman antara manusia atau kelompoknya.b. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.c. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.d. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.e. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimama seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.f. Sebagai modal dasar pembangun

Peran Manusia sebagai Mahkluk Pencipta Budaya dalam FarmasiManusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Hal ini disebabkan oleh karena mansia diciptakan Tuhan dibekali dengan akal dan budi yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Dengan akal dan budi yang dimiliki manusia akan dapat memanfaatkannya untuk kepentingan pemenuhan yang bersifat primer maupun yang bersifat sekunder dan akal budi tersebut juga manusia memiliki daya cipta rasa dan karsa sehingga manusia mempunyai kemampuan untuk menciptakan. Karya cipta manusia tersebut merupakan kebudayaan karena sesungguhnya manusia adalah makhluk budaya. Sebagai seorang farmasis yang juga menciptakan dan menggunakan kebudayaan kita harus mampu menjaga dan melestarikan kebudayaan yang diwariskan oleh leluhur kita, terutama di bidang kesehatan. Seorang farmasis harus mengetahui sejarah tentang obat-obatan dan sejenisnya sehingga ketika di lapangan bisa memberikan obat yang tepat kepada pasiennya. Perkembangan obat sekarang tidak lepas dari pengobatan masa lalu. Dahulu orang-orang melakukan pengobatan dengan menggunakan alat dan obat tradisonal saja. Namun, sekarang bisa dilihat bahwa manusia mampu menciptakan pengobatan modern yang kualitasnya lebih bagus melalui perkembangan tekhnologi. Selain itu, dulu pengolahan suatu obat membutuhkan waktu yang cukup lama dan tidak tahan lama, sekarang membuat suatu obat bisa dilakukan dengan mudah dan dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama. Tidak dipungkiri juga bahwa pengobatan modern juga dapat berdampak negatif bagi pasien. Maka disinilah peran seorang farmasis, yaitu untuk mengurangi dampak negatif dari pengobatan. Seorang farmasis harus tau alternatif obat apa saja yang bisa dikonsumsi sebagai ganti obat dengan efek negatif tinggi sehingga si pasien terhindar dari dampak negatifnya. Pengobatan yang diberikan bisa berupa pengobatan tradisional, seperti jamu, akupuntur dll. Selain itu seorang farmasis juga harus mampu menjelaskan dampak penggunaan obat baik itu obat tradisional yang sudah digunakan turun-temurun maupun obat modern.

1. 2. 3. 3.1. 3.2. BAB III PENUTUP3.1. Kesimpulan Manusia adalah makhluk bio psiko sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya. Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi. Dengan kelebihan yang dimilikinya manusia mampu menciptakan sesuatu sehingga manusia disebut juga makhluk berbudaya. Farmasis sebagai mahkluk biopsikososreligibud memiliki perannan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral, pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial, spiritual dan kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Prezi.com. Manusia sebagai Makhluk Biologis, Psikologis, dan Sosial (Diakses 10 Oktober 2015)Lpidb.um.ac.id (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015)File.upi. edu (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015)Waluyo,dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial : Kelas VII untuk SMP/MTs. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.Rajab, Wahyudin.2008. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGCAstuti, Siti Irene. Manusia Sebagai Individu dan Makhluk SosialSamsunuwiyati, Lieke I.K. 2005. Perilaku Manusia : Pengantar Singkat TentangPsikologi. Jakarta : Refika AditamaNugraha, Ali. 2005. Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.Safaria, Triantoro. 2009. Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi Aksara.Arya, Andhika. 2010. Pandangan Tentang Manusia sebagai Makhluk Spiritual. http://andhikaarya.wordpress.com. Diakses pada tanggal 31 Maret 2013.Jalaluddin, dan Idi, Abdullah. 1997.FILSAFAT PENDIDIKAN : Manusia, Filsafat dan Pendidikan. Jakarta Selatan: Gaya Media Pratama Jakartahttps://sites.google.com/site/deryindragandi/dimensi-dimensi-hakikat-manusia (Diakses pada tanggal 20 Okteober 2015)http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-makhluk-sosial/ (Diakses pada tanggal 20 Okteober 2015)