Hotel
Transcript of Hotel
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan hasil penelitian
Untuk memperkuat pendapat yang ditulis oleh peneliti sebagai dasar
argumentasi dalam mengkaji persoalan, agar diperoleh jawaban yang dapat
diandalkan, diperlukan kajian teori yang mendalam dan penemuan penelitian
dilapangan
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Hotel
Hotel merupakan bagian suatu usaha pariwisata dan dapat dikatakan
sebagai suatu usaha akomodasi yang dikomersilkan dengan menyediakan
fasilitas-fasilitas yang lengkap dan dapat memuaskan konsumennya (tamu).
Akomodasi hotel merupakan salah satu jenis akomodasi yang paling
banyak di dunia, jumlah kamar yang terbanyak dari semua jenis akomodasi
adalah disediakan oleh hotel. Dan dalam hal ini ada dua definisi mengenasi
hotel:
Definisi hotel secara internasional
Menurut buku managing front office dari AHMA (Amerika Hotel &
Model Association) yang ditulis leh Chales E. Steadmon dan Michael
Kasanova, hotel dapat didefinisikan:
Sebagai sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan
memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan
sebagai berikut: pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanan
barang bawaan, pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas perabotan
dan menikmati hiasan-hiasan yang ada di dalamnya.
Menurut SK.Meanparpostel Nomor: KM34/HK103/MPPT-87
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian
atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan
dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial serta
memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan di dalam keputusan
pemerintah.
Menurut Dirjen. Pariwisata Pos dan Telekomunikasi
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagai atau
seluruh ruangan bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan
minum serta pelayanan lainnya untuk umum yang dikelola secara komersial.
Meskipun banyak sekali definisi tentang hotel, hotel tetap memberikan
pelayanan dan kepuasan kepada tamu. Jadi kesimpulannya bahwa hotel bukan
suatu usaha yang menjual jasa berupa kamar saja dalam melayani tamunya
tetapi juga jasa lainnya seperti makanan, minuman, dan sebagainya.
A. Klasifikasi Hotel
Untuk mengklasifikasikan sebuah hotel dapat ditinjau dati berbagai factor
yang satu sama lain ada kaitannya, factor-faktor pengklasifikasian hotel
tersebut antara lain:
a. Faktor tingkatan atau bintang dari hotel
1. Hotel berbintang satu (*)
2. Hotel berbintang dua (**)
3. Hotel berbintang tiga (***)
4. Hotel berbintang empat (****)
5. Hotel berbintang lima (*****)
B. Faktor tujuan pemakaian hotel selama menginap
1. Bisnis hotel (digunakan untuk para usahawan atau bisnisman)
2. Recreation Hotel (Untuk orang – orang yang akan santai atau berekreasi)
Faktor Lokasi
3. City Hotel (terletak di dalam kota)
4. Resort Hotel (terletak di kawasan wisata)
a. Mountain Hotel (berada di pegunungan)
b. Beach Hotel (berada di pinggir pantai)
c. Lake Hotel (berada di pinggir pantai)
d. Hill Hotel (berada di puncak bukit
e. Forest Hotel (berada di kawasan hutan lindung)
5. Suburb hotel (terletak di pinggir kota)
6. Urban Hotel (terletak di pedesaan dan jauh dari kota besar)
7. Airport Hotel (terletak di area pelabuhan udara atau di sekitar Bandar
udara)
a) Faktor ukuran hotel
1. Small Hotel (Jumlah kamar dibawah 150)
2. Medium Hotel
Average hotel dengan jumlah kamar antara 150-299
Above average hotel dengan jumlah kamar antara 300-
600
b) Faktor lamanya tamu menginap
a. Transit Hotel: Tamu yang menginap dalam waktu singkat rata-
rata hanya satu malam
b. Semi residential: Tamu yang menginap lebih dari satu malam
tetapi jangka waktu menginap tetap pendek
c. Residental hotel: tamu yang menginap dalam waktu cukup
lama, kira-kira paling sedikit satu bulan.
c) Berdasarkan jenis tamu
a. Family Hotel (Tamu yang menginap bersama keluarga)
b. Bisnis Hotel (tamu yang menginap para usahawan)
c. Tourist Hotel (Tamu yang menginap kebanyakan para
wisatawan)
d. Cure Hotel (Tamu yang menginap dalam proses pengobatan
dari suatu penyakit)
C. Pengertian Manajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusia sering dilihat sebagai suatu
mekanisme pengintegrasian antara kebijakan perusahaan dan penerapannya
sering dihubungkan dengan strategi mengelola orang-orang dalam suatu
organisasi atau perusahaan guna mencapai tujuan bisnis.
Manajemen sumber daya manusia yang merupakan bagian dari proses
organisasi (perusahaan) dalam mencapai tujuannya, menentukan apa yang
diperlukan oleh karyawan, bagaimana menggunakan karyawan, memperoleh
dan mengatur karyawan.
Manajemen sumber daya manusia menurut Barry Cushway adalah:
“Rangkaian strategi, proses dan aktifitas yang didesain untuk menunjang
tujuan perusahaan dengan cara mengintegrasikan kebutuhan perusahaan dan
individu (manusia)”
Human Resources Management seringkali disebut manajemen sumber
daya manusia, menurut sondang P. Siagan yaitu: “Manusia (perusahaan),
keberhasilan organisasi (perusahaan) mencapai tujuan dan berbagai
sasarannya serta kemampuannya menghadapi berbagai tantangan, baik yang
bersifat eksternal maupun internal, sangat ditentukan oleh kemampuan
mengelola sumber daya manusia setepat-tepatnya.
Manajemen sumber daya manusia menurut Flipo yaitu: “Perencanaan
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan
pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan
individu (karyawan), organisasi (perusahaan), dan masyarakat” Sedangkan
Manajemen sumber daya manusia menurut French yaitu: “Manajemen yang
diarahkan pada penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan, dan
pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi (perusahaan).”
Tujuan dari manajemen sumber daya manusia bervariasi antara satu
organisasi (perusahaan) dengan organisasi (perusahaan) yang lain, tergantung
pada tingkat perkembangan organisasi (perusahaan). Tujuan manajemen
sumber daya manusia mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Memberikan saran kepada manajemen tentang kebijakan
sumber daya manusia guna memastikan organisasi
(perusahaan) memiliki tenaga kerja (karyawan) yang
termotivasi dan berkinerja tinggi, serta dilengkapi dengan
sarana untuk mengahadapi perubahan dan dapat memenuhi
kebutuhan kerjanya.
Eksistensi organisasi (perusahaan) yang semakin
berkembang baik ukuran maupun kompleksitasnya dan
langkahnya semakin cepat, maka strategi dan proses organisasi
(perusahaan) secara luas harus dikembangkan untuk membantu
para manajemen khususnya departemen sumber daya manusia
dan memerlukan fungsi yang tepat bagi departemen sumber
daya manusia, yaitu: (1) Pencarian tenaga kerja yang
berkualitas (attracting); (2) pengembangan Kualitas tenaga
kerja (karyawan) atau mempertahankannya; (3) Mendukung
Karyawan bagi kelangsungan bidang pekerjaan dan menjadi
pendukung bagi Karyawan yang mempunyai permasalahan
yang timbul di pekerjaannya.
2.3.3 Pengertian pengembangan
Pengembangan sumber daya manusia ialah bahwa yang terpenting
mungkin dilakukan oleh suatu organisasi (perusahaan). Yang artinya pilihan
yang tersedia bukan antara pengembangan sumber daya manusia melainkan
bidang apa pengembangan dilakukan dengan intensitas yang bagaimana dan
melalui penggunaan serta teknik pengembangan apa. Sehingga bentuk
pengembangan yang harus dilakukan oleh organisasi (perusahaan) secara
mikro, akan tetapi juga harus dilakukan oleh setiap pemerintahan Negara secara
nasional dan makro.
Alasan yang sangat fundamental untuk mengatakan bahwa baik untuk
menghadapi tuntutan tugas yang sekarang maupun terutama untuk menjawab
tantangan masa depan. Pengembangan sumber daya manusia menurut Sondang
P. Siagian adalah: “ Peningkatan kemampuan pengetahuan serta keterampilan
yang lebih baik untuk meningkatkan produktifitas kerja yang merupakan
keharusan mutlak untuk dilakukan.”
Agar Human Resources Management mencapai tujuannya menilai asset
manusia maka perlu investasi dalam hal pengembangan. Investasi
pengembangan mengandung sikap positif terhadap organisasi (perusahaan)
yang karyawannya bekerja berdasarkan pengetahuan dasar yang dimiliki,
pengembangan sangat penting untuk memelihara kemampuan Karyawan dalam
memberikan nilai tambah pada Perusahaan yang para Karyawannya memiliki
banyak keterampilan serta bekerja atau berpartisipasi dalam kerja tim sehingga
Pengembangan menurut definisi Eugene Mc Kenna dan Nic Becch adalah :
“Pengembangan yang dicerminkan dalam komitmen terhadap banyaknya
ketrampilan (multi skilling) dan mode operasi (cara kerja yang fleksibel) serta
sumber daya manusia harus dikembangkan dan berharga jika organisasi
(perusahaan) ingin tetap mempekerjakan dan tetap mengharapkan komitmen
Karyawan saat bekerja.”
Sedangkan Pengembangan sumber daya manusia menurut Barry Cushway
adalah: “Pertumbuhan atau pelaksanaan kemampuan seseorang (Karyawan)
melalui belajar, secara sadar maupun tidak, program-program pengembangan
biasanya meliputi unsur-unsur studi yang terencana dan berpengalaman dan
seringkali ditunjang oleh fasilitas pengajaran dan konseIing.”
Tujuan Pengembangan merupakan penekanan khusus dalam mengajar
orang bagaimana cara mengembangkan diri mereka sendiri, sesuatu hal yang
harus melandasi semua pendekatan terhadap Manajemen. Sedangkan tujuan
pengembangan itu sendiri adalah Pengembangan yang berhubungan dengan
memberi Individu (karyawan) pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang
perlu supaya mereka (karyawan) dapat melaksanakan dan peranan tanggung
jawab yang lebih serta lebih menuntut kemampuan mereka (karyawan)
Jika dikatakan bahwa pengembangan mutlak atau perlu dilakukan,
kemutlakan itu tergambar pada berbagai jenis manfaat yang dapat dipetik dari
pengembangan, baik bagi orang, bagi para pegawai maupun penumbuhan dan
pemeliharaan hubungan yang serasi antara berbagai kelompok dalam suatu
organisasi
Bagi organisasi (perusahaan):
1. Peningkatan produktifitas kerja organisasi (perusahaan) sebagai
keseluruhan antara lain karena tidak terjadinya pemborosan, karena
kecermatan melaksanakan tugas, tumbuh suburnya kerja sama antara
berbagai satuan kerja yang melaksanakan kegiatan yang berbeda dan
bahkan spesialistik sehingga meningkatnya tekad untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan serta koordinasi organisasi (perusahaan)
yang lancar sebagai suatu kesatuan yang bulat dan utuh.
2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan antara
lain karena adanya pendelegasian wewenang sehingga interaksi yang
didasarkan pada sikap dewasa secara teknik maupun intelektual, saling
menghargai dan memberi kesempatan bagi bawahan untuk berpikir
dan bertindak secara inovatif.
3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat
karena melibatkan para pegawai yang bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan operasional dan tidak sekedar
diperintahkan oleh para manajer.
4. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi
(perusahaan) dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi.
5. Mendorong sikap keterbukaan Manajemen melalui penerapan gaya
Manajerial yang partisipasif
6. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang pada gilirannya
memperlancar proses perumusan kebijaksanaan organisasi
(perusahaan) dan operasionalnya.
7. Penyelesaian konflik secara fungsional yang dampaknya adalah
tumbuh suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan di kalangan
para anggota organisasi (perusahaan).
Manfaat bagi para anggota (karyawan):
1. Membantu para pegawai membuat keputusan dengan lebih baik.
2. Meningkatkan kemampuan para pekerja menyelesaikan berbagai
masalah yang dihadapi.
3. Terjadinya internalisasi dan operasional faktor-faktor motivasional.
4. Timbulnya dorongan dalam diri para pekerja untuk terus
meningkatkan kemampuan kerjanya.
5. Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stres, frustasi dan
konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya pada diri
sendiri.
6. Tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat
dimanfaatkan oleh para pegawai dalam rangka pertumbuhan masing-
masing secara teknikal dan intelektual.
7. Meningkatnya kepuasan kerja.
8. Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang.
9. Makin besarnya tekad pekerja untuk lebih mandiri.
10. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa depan.
Tuntutan atau pengaruh yang terasa kuat untuk melakukan pengembangan sumber
daya manusia pada dasarnya timbul karena:
1. Pengetahuan karyawan yang perlu pemutakhiran, kadaluwarsaan
pengetahuan dan ketrampilan pegawai terjadi apabila pengetahuan dan
ketrampilan pegawai tersebut tidak lagi sesuai dengan tuntutan zaman.
2. Tidak dapat disangkal bahwa di masyarakat selalu terjadi perubahan,
tidak hanya karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
akan tetapi juga karena pergeseran nilai-nilai sosial budaya.
3. Persamaan hak memperoleh pekerjaan
4. Kemungkinan perpindahan pegawai.
Agar berbagai manfaat pengembangan dapat dipetik
semaksimal mungkin berbagai langkah perlu ditempuh. Para pakar
pada umumnya sudah sependapat bahwa langkah –langkah yang di
maksud terdiri dari (1) penentuan kebutuhan (2) penentuan sasaran (3)
penetapan isi program (4) Identifikasi prinsip-prinsip belajar (5)
penilaian pelaksanaan program.
2.2.4 Pengertian Pelatihan
Pengertian pelatihan harus dapat di pahami oleh setiap karyawan
karena pelatihan dalam rangka mencari bukti dan keahlian yang di punyai
oleh setiap karyawan sebab kinerja yang efektif bukan saja tergantung pada
pemahaman karyawan tetapi tentang tujuan kerja karyawan. Tetapi karyawan
juga harus benar-benar terlatih dalam mencapai tujuan tersebut sehingga
menurut Barry Cushway definisi dari pelatihan adalah “proses mengajarkan
keahlian dan memberikan keahlian yang perlu, serta sikap supaya mereka
dapat melakukan tanggung jawabnya sesuai dengan standar “
Sedangkan menurut Eugene McKenna dan Nic Beech definisi dari
pelatihan adalah : “ Pelatihan yang mengandung perhatian yang lebih segera
dan di asosiasikan dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
karyawan no manajerial dalam pekerjaan mereka.”
Sulitnya untuk menilai pentingnya pelatihan yang efektif banyak
system (khususnya system komputer) jika tidak di operasionalkan dengan
efektif akan gagal karena pemakai tidak terlatih seperti yang di maksud
dengan tujuan pelatihan yaitu : memperbaiki kinerja dari tugas terakhir,
meminta untuk melaksanakan tugas yang karyawannya belum terbiasa atau
menyiapkan individu (karyawan) untuk perubahan yang mungkin terjadi.
Pelatihan sebagai alat pengembangan sumber daya manusia bertalian
dengan peningkatan keterampilan karyawan dan peningkatan kemampuan
untuk memenuhi tuntunan situasi kerja yang selalu berubah. Hal ini juga
memberikan kontribusi positif terhadap pemberdayaan para karyawan.
Manfaat dari pelatihan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pelatihan memungkinkan pemenuhan tuntutan-tuntutan kerja, dengan
cepat dan dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan.
2. Ketika hasil pelatihan menunjang kompetensi yang lebih besar dalam
pelaksanaan tugas oleh pegawai para bawahan, hal itu melepaskan
manajer dari tugas yang berhubungan dengan pekerjaan dan koreksi.
3. Pelatihan adalah proses yang tidak ternilai ketika organisasi (Perusahaan)
ingin memperkenalkan metode-metode kerja yang fleksibel dan ingin
menciptakan karyawan sikap-sikap karyawan yang sesuai untuk
menghadapi perubahan.
4. Pelatihan penting untuk hubungan masyarakat dan berguna untuk
memproyeksikan citra yang benar terhadap para karyawan atas prospektif
yang berkualitas.
5. Ketika pelatihan menggabungkan pelatihan keselamatan sebagai bagian
dari program yang integral, hasilnya bisa menunjang, terutama dalam
rangka kesehatan dan keselamatan kerja.
6. Pelatihan mempunyai pengaruh yang baik pada pergantian staf, dan
pemborosan biaya pada rencana dan rekrutmen pekerja bisa di kurangi
ketika staf yang diganti di latih kembali.
7. Pengaruh motifasi pelatihan terwujud ketika staf merasa mendapat
pengakuan saat di kirimkan ke kursus pelatihan dan setelah di latih
karyawan bermotivasi untuk memperoleh keterampilan baru.
8. Nilai pelatihan dalam konteks komunikasi terbukti ketika nilai-nilai inti,
seperti menghubungkan kualitas produk dengan pelayanan pelanggan.
9. Identifikasi terhadap organisasi (Perusahaan) dapat di pelihara ketika
pengertian yang lebih baik akan pernyataan misi dan tujuan perusahaan di
capai lewat program pelatihan.
10. Pelatihan ditujukan untuk mengoperasionalkan teknik-teknik manajemen
tertentu untuk memperoleh efek samping yang positif seperti keterampilan
di dalam memecahkan masalah dan presentasi secara analitis.
Manfaat yang sudah di jelaskan seperti di atas juga harus di sadari
beberapa factor yang mempengaruhi pelatihan adalah sebagai berikut : (1)
Perubahan staf; (2) Perubahan teknologi;(3) Perubahan pekerjaan;(4)
Perubahan peraturan hukum; (5) Perkembangan ekonomi; (6) Pola baru
pekerjaan; (7) Tekanan pasar; (8) Kebijakan sosial; (9) Aspirasi pegawai;
(10) Variasi kinerja; (11) Kesamaan dalam kesempatan.
Didalam merencanakan program pelatihan ada sejumlah factor
rencana pelatihan yaitu : (1) Tujuan pelatihan (2) Isi pelatihan;(3) Siapa
yang dilatih;(4) Biaya yang diperlukan; (5) Biaya jika tidak ada pelatihan
(6) Apa keuntungannya dan bagaimana pelatihan itu di evaluasi (7)
Berbagi macam metode pelatihan yang tersedia dan kesesuaiannya (8)
Lokasi dan waktu bagi setiap program (9) Siapa yang akan mengadakan
pelatihan.
Sedangkan pengertian training merupakan bagian manajemen
personalia. Adapun pengertian manajemen menurut S. Suprato (1988:80)
merumuskan sebagai berikut:” Latihan adalah proses pengertian dan
pengetahuan terhadap sekolompok fakta aliran serta metode yang
terorganisasikan dengan mengutamakan pembinaan kejujuran dan
keterampilan operasional .”
2.2.5 Pengertian Manajemen Personalia
Menurut Suad Husnan manajemen personalia adalah “Perencanaan,
pengawasan, pengarahan dengan pengawasan, dan pengadaan pengembangan,
pemberian kompensasi, pengintegrasian, dan pemeliharaan tenaga kerja.
Dengan maksud untuk membantu tujuan perusahaan, individu dan
masyarakat.”(Suad husnan, 1990:5 ).
Edwin B Flipo (1988:5) mengungkapkan bahwa :’ Personal
manajemen is the planning, organizing, directing dan controlling of the
procurement development compensation, integration, maintenance and
separation of human resaurced to the end tha individual organizational and
societal objective.”
“Artinta manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan,
kompensasi, integrasi, pemeliharaan, pemutusan hubunga kerja dengan
sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi dan
masyarakat.
2.2.6 Pengertian Produktivitas
Defenisi umum produktifitas menurut ILO (International Labor
Organization) “Produktivitas adalah merupakan hasil dari integrasi empat
elemen produksi yaitu tanah, modal, tenaga kerja, dan organisasi. Ratio
terhadap elemen-elemen tersebut terhadap produksi adalah ukuran
produktivitas.“ (J. Ravianto, 1986: 35). Minardi (1979: 1) “ produktivitas
adalah jumlah hasil yang di capai oleh seorang pekerja dalam unit factor
produksi lain dalam jangka waktu tertentu.
Produktivitas adalah suatu pendekatan inter disipliner untuk
menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan
cara yang produktif untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien dan
tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi, produktivitas mengikutsertakan
penyalahgunaan secara terpadu sumber daya manusia dan keterampilan
barang modal, teknologi, manajemen, informasi, energi dan sumber-sumber
lain menuju kepada pengembangan dan peningkatan standar hidup untuk
seluruh masyarakat melalui konsep produktivitas semesta total. ( Muchdarsah
Sinungan, 1995 : 17 )
Di Indonesia pengertian produktivitas telah di tetapkan oleh dewan
produktivitas nasional sebagai berikut : produktivitas mengandung pengertian
sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan lebih
baik dari hari kemarin, dan hasil esok lebih baik dari kemarin dan hari esok
lebih baik dari hari ini.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Selaras dengan tujuan penelitian yang diuraikan dalam bab
sebelumnya, maka di dalam rancangan penelitian ini adalah penelitian
deskriptif, menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Berusaha
mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai dengan
konteks( holistik kontekstual) melalui pengumpulan data dari latar alami
dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrument kunci.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui:
Faktor yang mempengaruhi kinerja sumber daya manusia di hotel
cendana Surabaya.
3.2 Variabel Penelitian
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi (1989: 3) mengemukakan
variabel adalah konsep yang memiliki variasi nilai. Berdasarkan permasalahan
yang telah dirumuskan dan hipotesis yang di ajukan maka variabel-variabel
yang akan di analisis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
X1 : Motivasi
X2 : Kemampuan
X3 : Strategi
3.3. Definisi Konseptual Variabel
Definisi konseptual dari variabel-variabel dalam penelitian agar tidak
terjadi kesalahan penafsiran. Adapun definisi konseptual pada masing-masing
variabel penelitian ini sebagai berikut :
3.3.1 Variabel bebas
Yang menjadi variabel bebas disini adalah motivasi, kemampuan dan
strategi. Dalam hal ini motivasi, kemampuan dan strategi di definisikan sebagai
suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia
(karyawan), terhadap usaha perhotelan. Sedangkan indicator yang perlu di teliti :
X1 : Motivasi
Suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, sikap serta tingkah laku sumber daya manusia (karyawan) agar
dapat dicapai standar tertentu sesuai dengan apa yang dituntut dengan
pekerjaanya.
X2 : Kemampuan
Suatu usaha yang di lakukan untuk meningkatkan prestasi kerja sumber
daya manusia (karyawan) di dalam usaha perhotelan.
X3 : Strategi
Di dalam usaha pengembangan sumber daya manusia untuk mencapai
tujuan, arah, target maupun rencana suatu perusahaan strategi SWOT (Strength-
Weakness-Opportunities-Threats).
3.3.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja sumber daya manusia
yang ada di hotel cendana Surabaya.
3.4 Subyek Penelitian, Responden dan Sumber Data.