Hospitality

download Hospitality

of 15

Transcript of Hospitality

BAB IPENDAHULUAN Latar belakangHospitaly design merupakan mata kuliah yang berkaitan dengan pengetahuan dan prinsip-prinsip merancang fasilitas pariwisata atau hospitality fasilities. Hospitality merujuk hubungan antara guest / tamu dan host / pelayanan dan juga merujuk pada aktivitas/ kegiatan keramah-tamahan yaitu penerimaan tamu dan hiburan untuk para tamu dengan kebebasan dan kenyamanan. Hospitality services industri sangat berhubungan erat dengan entertainment dan tourist business. Hotel dalam kaitanya dengan hospitality sangat berkaitan erat. Hotel sendiri berasal dari akar kata hostel dalam bahasa perancis kuno yang berarti rumah besar, lambat laun hostel mulai lebih dikenal dengan kata hotel. Dalam versi yang berbeda hotel juga dikatakan berasal dari kata hospitium dalam bahasa latin yang berarti ruang tamu atau guest house. Agar pengertian terhadap hotel tidak rancu maka pemerintah mentri perhubungan merumuskan pengertian terhadap hotel pada SK Menhub RI No.PM10/PW-301/Phb.77, 1212-1977 yang menjelaskan Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum. Hospitality mencakup beberapa aspek antara lain : 1. Dari aspek fisik berupa Hospitality Facilities (HF) adalah : segala fasilitas yang berhubungan dengan fasilitas (sarana dan prasarana) pelayanan

wisatawan/tamu/tourist . 2. Dari aspek cakupan materi akan membahas : teori/pengetahuan dasar dan prinsipprinsip perancangan / merancang fasilitas pariwisata secara sistematis, terutama berupa tipologi Hotel dengan berbagai jenis dan klasifikasinya. Tipologi Hotel merupakan suatu bentuk/wujud lingkungan binaan dengan tingkat kompleksitas permasalahan sangat tinggi.

3. Untuk mengembangkan wawasan juga akan dibahas masalah hubungan antara fasilitas pariwisata dengan budaya dan lingkungan; dimana keduanya saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. 4. Isu-isu terkini tentang perkembangan Hospitality Facilities dan Design, sehingga wawasan menjadi up to date .

Untuk mendukung aspek-aspek diatas maka perlu dilakukanya studi lapangan ke fasilitas atau sarana dan prasarana pelayanan wisata/tamu/tourist sehingga dapat mendukung teori atau pengetahuan dasar dari mata kuliah ini. Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia memiliki berbagai macam fasilitas atau sarana dan prasarana pelayanan wisata/tamu/tourist sehingga studi lapangan dapat dengan mudah dilakukan serta memiliki banyak variasi jenis fasilitas wiasata. Mulai dari hotel resort sampai home stay. Sebagai salah satu contoh hospitality fasilities yang ada di Bali maka dilakukan studi lapangan ke salah satu hotel yang terdapat di kawasan BTDC yaitu J. W. Marriot Hotel. Rumusan Masalah Bagaimanakah tampilan luar dan interior dari hotel J. W. Marriot sebagai sebuah hospitality fasilities? Apakah hotel J. W. Marriot sudah memenuhi aspek kenyamanan untuk pengunanya? Bagaimanakah cara penerapan dari Hotel J. W. Marriot dalam rangka menjaga hubungan atara fasilitas pariwisata dengan budaya dan lingkungan Bagaimanakah tanggapan dari design J. W. Marriot Hotel terhadap isu-isu terkait Hospitality Fasilities.

Tujuan Untuk mengetahui tampilan luar maupun interior yang disajikan dari rancangan J. W. Marriot Hotel. Untuk mengetahui penerapan teori Hospitality dalam pemenuhan kenyamanan terhadap penggunanya.

Untuk mengetahui langkah-langkah yang diambil oleh J. W. Marriot Hotel dalam rangka menjaga hubungan antara fasilitas pariwisata dengan budaya dan lingkungan sekitar.

Mengetahui isu-isu yang terkait dengan kenyamanan Hospitality Fasilities

Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan pada penulisan laporan ini adalah metode observasi ke lapangan. Seluruh data yang diperoleh berdasarkan pengamatan langsung ke lapangan kemudian juga disesuaikan dengan teori hospitalit yang diperoleh selama perkuliahan.

BAB IIPENDAHULUAN LOKASI

Lokasi terletak di kawasan BTDC (bali tourism development corporation). Berbatasan dengan kawasan golf country di sebelah utara dan selatan. Dan berada di seberang hotel ayodya.

STRUKTUR.

Struktur yang digunakan dari tinjauan yang dilakukan terdapat 2 jenis struktur yaitu sistem core dan rangka. Sistem core merupakan sistem penguat yang sekaligus

sturktur yang menopang bangunan. Sistem core merupakan sistem beton yang dibuat kaku, untuk struktur tiang utama. Sistem core biasanya terbuat dari beton, terdapat beberapa jenis antara lain tabung, balok. Yang terdapat pada bangunan hotel marriot ini, sistem core diterapakan pada bagian lift dan tangga darurat. terdapat 4 buah core, dimana terdapat 2core berada di depan dan 2 lagi berada didalam. Betuk core nya berupa kolom setinggi 5 lantai sekitar 25 meter.desain dari core sendiri berbentuk simertis, terdapat jendela jendela yang memberikan penerangan langsung ke tangga.

Pandangannya langsung mengarah ke luar, dimana juga memberikan akses cahaya dari luar core. Cahaya yang masuk mengurangi penggunaan lampu disiang hari. Selain itu juga memberikan suasana pada tangga darurat. Untuk ekterior, penggunaan batu alam berwarna gelap menutupi setengah dari keseluruhan core tersebut. untuk bagian atas digunakan cat dengan warna abu-abu, coklat, abu muda. Bagian dalam core, digunakan untuk tangga darurat dan lift. Akses langsung dari tiap lantai kamar tamu di setiap lantainya.

Dibagian atap terdapat taman(roof garden), namun seperti yang dijelaskan taman atap ini tidak fungsional. Sehingga masih perlu dikaji aksesibilitas ke ruang atas tersebut. seperti yang dijelaskan bahwa taman ini belum termanfaatkan.

Sistem rangka. Untuk kamar tamu dan ruangan yang lain penggunan struktur rangka masih dapat dilihat dengan jelas. Penggunaan modul memberikan gambaran grid yang jelas pada tiap ruang. beberapa ruang tertentu semisal ballroom. Memerlukan struktur yang khusus, dimana ruag ini memerlukan betang yang luas untuk mengakomodasi fungsinya, sebagai ruang rapat dan pertemuan. Pada bagian atas dari ballroom terdapat guest room. Penggunaan struktur rangka ditambah dengan baja menghasilkan ruang yang besar. Terdapat penembahan kolom-kolom tempelan tiang terdapat di sekitar bangunan, terdapat di beberapa bangunan utama. Kolomkolom ini hanya sebagai penambah estetika belaka. TAMPILAN BANGUNAN EKSTERIOR.

Ekterior bangunan, memaknai dengan gubahan arsitektur bali dan mediterania. Kesan tropis menjadi tema yang konsep bangunannya. Memiliki lantai 4 memberikan proporsi yang unik dimana jika dilihat dari depan terlihat megah dan simetris memberikan kesan teratur seperti beberapa hotel antara lain ayodya. Dapat terlihat dari dapat recieving area untuk menurunkan penumpang dengan bagian yang lebih tinggi menjadikannya semacam point of interest, disamping kiri dan kanan berupa bentukan solid yang berfungsi sebangai lift dan tangga.

Warna yang terkesan monokrom mengesankan bentuk yang keras dan diperkuat dengan penggunaan batu alam dihampir seluruh bangunan. Menampilkan konsep alami pada bangunan. Pemakaian soft scape berupa pohon kelapa memberikan penampilan garis garis vertikal pada tampilan luarnya.

Terdapat teras yang menghadap keluar, sehingga memperkuat kesan void dan solid. Dengan penambahan beberapa bentukan yang fungsional seperti sunscreen, Memperkuat kesan garis da menimbulkan kesatuan/ unity. Balkon

balkon tampak menonjol dengan penggunaan warna putih yang memberikan warna kontras pada elemen lain seperti dinding yang di dominasi batu alam dan warna coklat. Untuk menuju tiap ruang juaga terdapat undakan terdapat juga taman di sekitar undakan memberikan kesan lembut.

INTERIOR.

Interior bangunan menekankan pada penggunaan bahan alami. Kita akan coba bahas 1 per satu. Receiving area yang pertama, area ini merupakan second gate yang akan dilalui oleh tamu hotel. Memberikan citra yang kuat kesan alami pada setiap sentuhannya. Penggunan tiang kayu yang menopang seluruh area ini.

Konstruksinya menggunakan rangka. Yang dimana kesan alami ini didapat dari tiang beton yang dilapis oleh kayu.

SISTEM UTILITASSistem utilitas merupakan unsur yang paling mendukung dalam pemenuhan pencapaian kenyamanan pada sebuah fasilitas. Sistem Utilitas sendiri mencakup pencahayaan dan penghawaan, transportasi dalam bangunan dan sistem pengolahan limbah Sistem pencahayaan dan penghawaan Hotel J. W. Marriot merupakan hotel yang dirancang dengan konsep bentuk dasar bangunan tradisional bali yang dipadukan dengan bentuk modern minimalis. Kesadaran dengan pengunaan bentuk tradisional tentu akan berpengaruh terhadap sistem pencahayaan dan penghawaan alami dimana bentuk tradisional Bali sudah beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan tropis dari segi pencahayaan dan penghawaan. Ini terbukti dengan luasnya bukaan guna mempermudah masuknya pencahayaan dan penghawaan alami.

Gambar : Bukaan yang luas pada salah satu kamar Hotel J. W. Marriot Sumber: dokumentasi pribadi

Penggunaan penghawaan dan pencahayaan alami akan berpengaruh terhadap kenyamanan dari pengguna nantinya. Pengguna akan merasa dampak yang diberikan dari lingkungan sekitar terhadap ruang dalam dari bangunan dimana angin dan cahaya matahari di siang hari dapat dimaanfaatkan dengan baik. Dilain hal penggunaan pencahayan dan penghawaan alami ini juga berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan selama pengoperasian bangunan. Selain pencahayaan dan penghawaan alami hotel J. W. Marriot juga menggunakan sistem pencahayaan dan penghawaan buatan.

Gambar : pencahayaan pada koridor hotel J. W. Marriot Sumber : dokumentasi pribadi

Sistem pencahayaan dan penghawaan buatan merupakan pendukung dari sistem yang alami. Sistem ini digunakan pada keadan tertentu sepeti keadaan tanpa cahaya matahari ataupun kurang baiknya penghawaan alami. Kelebihan dari sistem buatan adalah dapat diatur sesuai dengan keinginan namun tidak lepas dari tujuan untuk mencapai kenyaman pada pengguna hotel.

Sistem transportasi dalam bangunan Hotel J. W. Marriot merupakan hotel yang terdiri atas empat lantai. Untuk mempermudah akses ke setiap lantai bangunan maka digunakan lift atau elevator. Hal ini tentu sangat mendukung dalam pemenuhan aspek kenyamanan dari pengguna nantinya. Lift ditempatkan pada massa yang terpisah dengan bangunan sehingga dari tampilan luar lift akan terlihat jelas. Bentuk dari jalur sirkulasi lift ini sangat mencolok apabila dilihat dari luar karena bentuknya mengunakan bentuk dasar segiempat panjang dengan atap datar serta tampilan luar yang berwarna gelap.

Gambar : tampilan luar dari rumah lift Sumber : dokumentasi pribadi

Gambar : lift dan tangga darurat pada bagian dalam rumah lift

Sumber : dokumentasi pribadi

Sistem pengolahan limbah Air hujan merupakan air buangan yang dapat dimanfaat kembali sebagai sebagai air untuk menyiram tanaman ataupun air untuk berbagai keperluan. Namun apabila jumlah air hujan berlebihan akan menimbulkan kerugian seperti adanya genangan air yang kurang baik apabila dilihat oleh pengguna nantinya sehingga diperlukan penanganan dengan melakukan pencegahan terhadap hal tersebut. Pihak Hotel J. W. Marriot telah merencanakan hal tersebut dengan cukup baik

.Gambar : Atap hotel J. W. Marriot Sumber : dokumentasi pribadi

Pada bagian atap dari bangunan hotel terdapat semacam saluran air untuk mengalirkan air yang berlebih saat hujan mulai dari atap kemudian kesalruran yang ada pada bagian dalam bangunan kemudian disalurkan ke saluran bawah tanah kemudian dibiarkan diserap oleh tanah. Pada maintenance dari kolam renang yang terdapat pada Hotel J. W. Marriot digunakan alat khusus dalam pengolahan limbah air kotor.

Gambar : alat pengolahan limbah kolam air Sumber : dokumetasi pribadi

Pada kolam renang terdapat saluran air untuk mengalirkan air dengan menggunakan pipa saluran menuju ke alat pengolahan limbah untuk kembali digunakan sebagai air kolam renang.

Gambar : pipa saluran air kotor dan air bersih Sumber : dokumentasi pribadi

Apabila terjadi kekurangan air bersih untuk kolam maka suply air bersih akan ditambah dengan menggunakan air dari luar dengan pipa berwarna hijau anti karat.

MATERIAL

3 4 2 5

1KETERANGAN : 1 : Batu Marmer 2 : Batu Candi 3 : Atap Sirab 4 : Beton 5 : Kayu Merbau

BAB IIIPENUTUPKESIMPULAN Dari studi lapangan yang telah dilakukan pada hotel J.W. Marriott di nusa dua maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Dari segi tampilan bangunan hotel J.w. Marriott telah berusaha untuk menunjukan tampilan bangunan tradisional bali mengingat bangunannya sendiri di bangun di bali Pada sistem struktur dari bangunan dipergunakan system struktur modern namun tetap berusaha menampilkan sistem struktur tradisional (saka/tiang kayu) dengan tidak menggunakannya sebagai struktur utama. Penampialan saka tidak menumpu beban dari bangunan melainkan menggantung pada dinding terluar dari bangunan. System utilitas sudah direncanakan dengan baik, mulai dari perencanan pengolahan limbah atau pun pembuangan air hujan. Lift dari bangunan sengaja ditempatkan terpisah dengan bangunan dengan tampilan yang kontras dengan bangunan utama