Homeostasis Mg Nia

7
2.2.1 Homeostasis Mg Magnesium merupakan kation terbanyak ke empat di dalam tubuh dan kation terbanyak kedua di dalam intraseluler setelah kalium. Magnesium (Mg) mempunyai peranan penting dalam struktur dan fungsi tubuh manusia. Magnesium dalam tubuh manusia kurang lebih 0,33 mg/kg (1,32 mmol/kg), atau untuk dewasa rata-rata 24 gram. Orang dewasa sehat memerlukan 200- 350 mg/hari. Distribusi magnesium dalam tubuh diperkirakan 66% di dalam tulang, 33% di dalam otot dan jaringan lunak seperti otot jantung, otot rangka dan hati, dan kurang lebih 1% dalam darah. Di dalam darah 55% magnesium dalam keadaan bebas (dalam bentuk ion) dan secara fisiologi aktif, 30% berikatan dengan protein (terutama albumin), dan 15% dalam bentuk anion kompleks (Dacey, 2001 ; Hernawati, 2004; Davalos dkk,2009). Homeostasis magnesium tergantung asupan diet. Sistem regulasi magnesium pada fungsi mobilisai tulang dan sirkulasi tidak diketahui. Beberapa faktor yang menyebabkan berubahnya rasio magnesium intraseluler dan ekstraseluler antara lain asidosis dan iskemia, dan stimulasi reseptor alfa dan beta

Transcript of Homeostasis Mg Nia

Page 1: Homeostasis Mg Nia

2.2.1 Homeostasis Mg

Magnesium merupakan kation terbanyak ke empat di dalam tubuh dan kation

terbanyak kedua di dalam intraseluler setelah kalium. Magnesium (Mg) mempunyai peranan

penting dalam struktur dan fungsi tubuh manusia. Magnesium dalam tubuh manusia kurang

lebih 0,33 mg/kg (1,32 mmol/kg), atau untuk dewasa rata-rata 24 gram. Orang dewasa sehat

memerlukan 200-350 mg/hari. Distribusi magnesium dalam tubuh diperkirakan 66% di dalam

tulang, 33% di dalam otot dan jaringan lunak seperti otot jantung, otot rangka dan hati, dan

kurang lebih 1% dalam darah. Di dalam darah 55% magnesium dalam keadaan bebas (dalam

bentuk ion) dan secara fisiologi aktif, 30% berikatan dengan protein (terutama albumin), dan

15% dalam bentuk anion kompleks (Dacey, 2001 ; Hernawati, 2004; Davalos dkk,2009).

Homeostasis magnesium tergantung asupan diet. Sistem regulasi magnesium

pada fungsi mobilisai tulang dan sirkulasi tidak diketahui. Beberapa faktor yang

menyebabkan berubahnya rasio magnesium intraseluler dan ekstraseluler antara lain asidosis

dan iskemia, dan stimulasi reseptor alfa dan beta yang menyebabkan magnesium keluar dari

sel. Pergeseran akut magnesium di dalam sel dapat terjadi pada perawatan di ICU, seperti

pada sindrom refeeding, Penggunaan insulin, infus glukosa dan asam amino (Dacey, 2001).

Magnesium sangat diperlukan dalam tubuh terutama terlibat dalam lebih 300

reaksi metabolik esensial. Hal tersebut diperlukan untuk metabolisme energi, penggunaan

glukosa, sintesis protein, sintesis dan pemecahan asam lemak, kontraksi otot, seluruh fungsi

ATPase, hampir seluruh reaksi hormonal dan menjaga keseimbangan ionik seluler.

Magnesium diperlukan untuk fungsi pompa Na/K-ATPase. Defisiensi magnesium

menyebabkan peningkatan natrium intraseluler dan kalium banyak ke luar dan masuk

Page 2: Homeostasis Mg Nia

ekstraseluler. Hal tersebut mengakibatkan sel mengalami hipokalemia dimana hanya dapat

ditangani dengan pemberian magnesium.

Selanjutnya magnesium juga mempengaruhi homeostasis kalsium dalam dua

mekanisme. Pertama, sebagian kalsium channel bergantung pada magnesium, ketika

konsentrasi magnesium intraseluler tinggi, kalsium ditranspor ke dalam sel dan dari retikulum

sarkoplasmik dihambat, sedangkan saat defisiensi magnesium kebalikan terjadi dan akibatnya

konsentrasi intraseluler kalsium meningkat. Kedua, magnesium diperlukan untuk pelepasan

dan aksi hormon paratiroid. Magnesium berhubungan dengan rata-rata kalsium dimana

pasien dengan hipomagnesemia mempunyai plasma kalsium yang rendah yang dapat

dikembalikan normal dengan pemberian suplementasi kalsium setelah defisiensi magnesium

diperbaiki (Hernawati, 2004).

2.2.2 Farmakokinetik

Konsentrasi magnesium akan selalu berada konstan dalam sirkulasi darah

pada kondisi tubuh normal. Homeostasis bergantung pada keseimbangan antara absorpsi di

usus dan ekskresi di ginjal dimana tubulus ginjal berperan utama dalam pengaturan

magnesium. Absorpsi magnesium dilakukan di usus halus yang diserap kurang lebih 24-76%,

dilakukan secara aktif mirip dengan sistem transport Ca; pada pemberian magnesium kadar

rendah akan terjadi peningkatan absorpsi Ca. Reabsorpsi magnesium dalam tubuh

dipengaruhi oleh berbagai faktor, faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Adapun

sumber magnesium dari berbagai jenis makanan dapat dilihat pada tabel 2 (Dacey, 2001 ;

Harsono dkk, 2003).

Page 3: Homeostasis Mg Nia

Tabel

Faktor-faktor Yang mempengaruhi Rabsorpsi Magnesium

Faktor Meningkatkan Reabsorpsi Mg Faktor Menurunkan Reabsorpsi Mg

Hormon Paratiroid Peningkatan volume intravaskular

Hipokalsemia Asidosis metabolik

Vitamin D Hiperkalsemia

Alkalosis Metabolik Deplesi Fosfat

Penurunan volume intravaskular Diuretik

Deplesi Magnesium Hipermagnesemia

Sumber: Dacey, 2001

Tabel 2

Sumber Diet Magnesium

Sumber Makanan Magnesium mg/100g

Kacang-kacangan 200

Sereal 66

Kacang polong 20

Sayuran 14

Page 4: Homeostasis Mg Nia

Produk susu 15

Air minum 30-90 (mg/liter)

Daging 14-30

Sumber: Harsono dkk, 2003

Pemeliharaan keseimbangan magnesium terutama tergantung pada ekskresi

di urin. Ekskresi dilakukan di ginjal, kurang lebih 120-140 mg/24 jam pada orang dengan

diet normal dan dalam keadaan tertentu ginjal dapat mensekresi sampai dengan 5000

mg/24jam tergantung konsentrasi magnesium plasma. Ginjal merupakan regulator utama

konsentrasi serum dan kandungan total magnesium tubuh. Magnesium difiltrasi oleh

glomerolus dan direabsorpsi di tubulus, 60-75% di tubulus asendens (Adelman dkk, 1999;

Harsono dkk, 2003).

2.2.3 Hipomagnesemia dan Hipermagnesemia

Hipomagnesemia

Hipomagnesemia terjadi pada berbagai keadaan klinis, termasuk sindrom

malabsorbsi, hipoparatiroidisme, terapi diuretik, hioperkalsemia, asidosis, aldosteronisme

primer, alkoholisme, dan terapi cairan intravena jangka panjang dengan cairan bebas

magnesium.

Gejala hipomagnesemia terutama adalah penungkatan iritabilitas

neuromuskular, termasuk tetani, kejang berat dan tremor. Dapat juga dijumpai perubahan

kepribadian, nausea, anoreksia, irama jantung abnormal dan perubahan elektrokardiografi.

Page 5: Homeostasis Mg Nia

Gejala tidak selalu berhubungan dengan kadar magnesium serum, mungkin karena kadar

serum tidak selalu menggambarkan kandungan magnesium tubuh, sebagai kation yang

terutama berada di intraseluler. Disamping itu, gejala hipomagnesemia mungkin relatif

tidak berarti dibanding grjala penyakit primer yang mengakibatkan hipomagnesemia.

Kemungkinan ketiga adalah gejala mungkin menggambarkan hipomagnesemia dengan

komplikasi hipokalsemia. Hipomagnesemia berat mempengaruhi pelepasan hormon

paratiroid dan menginduksi resistensi rangka terhadap kerja HPT. Hipomagnesemia dan

hipokalsemia sering terjadi bersamaan (Adelman dkk, 1999).