Hiv

50
REFERAT HIV-AIDS Meitry Tiara Nanda 702010045 Pembimbing: dr. Yudi Fadilah, Sp.PD, FINASIM DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2015

description

PPT

Transcript of Hiv

  • REFERATHIV-AIDS

    Meitry Tiara Nanda702010045

    Pembimbing:dr. Yudi Fadilah, Sp.PD, FINASIM

    DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAMRUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANGFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG2015

  • PendahuluanKasus pertama di Indonesia 1987Dilaporkan dari warga negara belanda yang berlibur ke bali (+) HIVKasus kedua di Indonesia 1988Ditemukan di RSCM pada pasien hemofilia

    Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak Negara di seluruh dunia. Tidak ada satupun negara di dunia ini yang terbebas dari HIV.1

    obat dan vaksin penanggulangan HIV/AIDS belum ditemukan.

  • Pendahuluan

    Menurut WHO di tahun 2010 jumlah 33,3 juta, kasus baru 2,6 juta, per hari lebih dari 7000 orang telah terinfeksi HIV, 97 % dari Negara berpenghasilan rendah dan menengah. Penderitanya sebagian besar wanita sekitar 51 %

    Di Indonesia sendiri, jumlah odha terus meningkat. Data terakhir pada tahun 2008 menunjukkan bahwa jumlah odha di Indonesia telah mencapai 22.664 orang.3

    angka kejadian pasien yang menderita HIV/AIDS bertambah setiap harinya di Indonesia.

  • DEFINISI

  • HIV AIDS

  • EPIDEMIOLOGI

    EPIDEMIOLOGIPada tahun 1990, jumlah odha 8jt saat ini, jumlahnya sudah mencapai 33,2 juta orang. 67% diantaranya odha di kawasan sub Sahara, Afrika.2

    Saat ini, perkembangan epidemi HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. seperti pengguna narkotika suntik, wanita penjaja seks (WPS), dan waria.

    Di beberapa propinsi seperti DKI Jakarta, Riau, Bali, Jabar dan Jawa Timur telah tergolong sebagai daerah dengan tingkat epidemi terkonsentrasi (concentrated level of epidemic). Sedang tanah Papua sudah memasuki tingkat epidemi meluas (generalized epidemic).5

  • EPIDEMIOLOGI

  • ETIOLOGI

    HIV: virus RNA berbentuk sferis yang termasuk retrovirus dari famili Lentivirus.Dua tipe HIV: HIV1 dan HIV 2. yang paling sering terjadi adalah HIV 1

    ETIOLOGI

  • Struktur HIV

    STRUKTUR HIV

  • STRUKTUR HIV

    Retrovirus RNASecara mortologis HIV terdiri atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core) dan bagian selubung (envelop). Bagian inti berbentuk silindris tersusun atas dua untaian RNA (Ribonucleic Acid). Bagian selubung terdiri atas lipid dan glikoprotein (gp 41 dan gp 120). Gp 120 berhubungan dengan reseptor Lymfosit (T4) yang rentan. Karena bagian luar virus (lemak) tidak tahan panas, bahan kimia, maka HIV termasuk virus sensitif terhadap pengaruh lingkungan seperti air mendidih, sinar matahari dan mudah dimatikan dengan berbagai disinfektan seperti eter, aseton, alkohol, jodium hipoklorit dan sebagainya, tetapi telatif resisten terhadap radiasi dan sinar utraviolet.

  • Siklus hidup dibagi menjadi 2 fase :Fase Pertama Dimulai dari melekatnya HIV pada sel host melalui interaksi antara molekul gp120 dengan molekul CD4 dan reseptor kemokin (CXCR4 dan CCR5) (imunologi dasar). Kemudian diikuti dengan fusi membrane sel HIV dengan membrane sel host. Di dalam sel host terjadilah transkripsi DNA HIV dari RNA HIV oleh enzim RT. DNA HIV yang terbentuk kemudian berinteraksi dengan DNA sel host dengan bantuan enzim integrase. DNA yang terintegrasi disebut provirus.

  • Fase KeduaTranskrip DNA HIV yang telah terintegrasi menjadi RNA genom HIV dan mRNA kemudian ditransport kedalam sitoplasma untuk ditranslasi menjadi protein virus dengan bantuan enzim protease. Genom RNA dan protein yang terbentuk di rakit pada permukaan membrane sel host. Terjadilah partikel HIV melalui proses budding dengan membrane sel host sebagai bagian lipid sampul HIV.

  • Virus yang belum matang melepaskan diri dari sel yang terinfeksi. Setelah melepaskan diri, virus baru menjadi matang dengan terpotongnya bahan baku oleh enzim protease dan kemudian dirakit menjadi virus yang siap bekerja

  • Sel CD4 adalah jenis sel darah putih atau limfosit. Sel yang merupakan target utama HIV adalah sel yang mempunyai reseptor CD4, yaitu limfosit CD4+ (sel T helper atau Th) dan monosit/makrofag.

  • Cara penularan

    CARA PENULARAN

  • CARA PENULARAN

  • Faktor ResikoAIDSHeteroseksual/HeterosexuaL12717Homo-Biseksual/Homo-Bisexual724Transfusi Darah/Blood Transfusion48Transmisi Perinatal/Perinatal Trans.628Tak Diketahui/Unknown772

  • PENULARAN

  • PATOGENESISHIV secara selektif menginfeksi sel yang berperan membentuk zat antibodi pada sistem kekebalan yaitu sel lymfosit T4. Setelah HIV mengikat diri pada molekul CD 4, virus masuk kedalam target dan ia melepas bungkusnya kemudian dengan enzym reverse transcryptae ia merubah bentuk RNA agar dapat bergabung dengan DNA sel target. Selanjutnya sel yang berkembang biak akan mengandung bahan genetik virus. Infeksi HIV dengan demikian menjadi irreversibel dan berlangsung seumur hidup.

  • CD 8: Mmengikat sel yang terinfekai viruS HIV dan mengeluarkan perforin yang mengakibatkan kematian sel.

    NK cell: limfosit dengan granula kasar sebagai petanda CD 16 dan CD56. menhancurkan langsung sel-sel asing, sel tumor, sel terinfeksi virus

    Antibody dependent cell mediated cytotoxicity (ADCC)

  • Perjalanan penyakit hiv

  • Perkembangan Klinis

  • Manifestasi klinik

    MANIFESTASI KLINIS

    Manifestasi tumorManifestasi oportunistikManifestasi neurologisSarkoma kaposi Candidiasis oralEnsefalitisLimfoma ganasManifestasi paru-paru(pneumonia pneumocytics, CMV, mycobacterium tuberculosis, mycobacterium avilium)MeningitisManifestasi gastrointestinal ( nafsu makan, diare kronis, berat badan)DemensiaMielopatiNeuropati perifer

  • Stadium bedasarkan WHOStadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDSStadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernafasan atas yang berulangStadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS.

  • GAMBARAN KLINISStadium IAkutKGB membesarLimfadenopati generalisata yang persisten

    Stadium IIPersisten hepatosplenomegali tanpa sebab yang jelasErupsi pruritus papularAngular cheilitisEritema pada garis ginggivaMolluscum contangiosumPembesaran kelenjar parotis tanpa ada sebab yang jelasHerpes zosterInfeksi saluran pernapasan atas yang kronisPenurunan berat badan Gangguan kulit

  • GAMBARAN KLINISStadium IIIBerat badan menurun (>= 10% BB)Diare kronik > 1 bulan, disebabkan oleh infeksi patogen bakteri seperti spesies Salmonella, dan Shigella.Fever tidak terdiagnosis/tidak hilang > 1 bulan.Oral candidiasis persisten.infeksi oportunistik paru lainnya.AnemiaVulva vagina candidiasis, kronis (>= 3 bulan), tidak responsive pada pengobatan.TB paru.Pneumonia bacterial yang kambuh.Stadium IVMalnutrisi yang tidak membaik dengan terapi standar.Infeksi bakteri Pneumocytis cranii pneumonia (PCC)Candidiasis of oesophagus, trakea, lungs, bronchus.Gangguan kulit --> khas : bruntus-bruntus hitam.Leukoplakia hairy --> putih-putih dipinggir lidahTB extra paruToxoplasmosisHIV encephalopatyDrug reaction

  • DIAGNOSIS HIV AIDS

  • FAKTOR RISIKO Penjaja seks laki-laki atau perempuanPengguna napza suntikHomoseksual atau lesbianBerhubungan seks tanpa pelindungPernah atau sedang menderita penyakiut infeksi menular seksualPernah mendapat tranfusi darah atau resipient produk darahSuntik, tato, tindik dengan menggunakan alat non steril

  • PEMERIKSAAN FISIK

  • PEMERIKSAAN LABORATORIUMDeteksi virus: 1. menggunakan PCR untuk mendeteksi viral load2. hitung jumlah limfositTes hitung jumlah CD 4:
  • Penatalaksanaansecara umum penatalaksanaan ODHA terbagi menjadi: Pengobatan untuk menekan replikasi virus HIV dengan obat antiretroviral (ARV).Pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi oportunistik dan kanker yang menyertai infeksi HIV/AIDS.Pengobatan suportif

  • Terapi Antiretroviral (ARV)

  • NoNama GolonganFungsi1NRTI (nucleoside reverse-transcriptase inhibitor )penghambat kuat enzim reversetranscriptase dari RNA menjadi DNA yang terjadi sebelum penggabungan DNA virus dengan kromosom sel inang.2NNRTI (non-nucleoside reverse-transcriptase inhibitor (NNRTI)menghambat aktivitas enzim reverse-transcriptase dengan mengikat secara langsung tempat yang aktif pada enzim tanpa aktivasi sebelumnya.3PI (Protease Inhibitor )menghambat enzim protease HIV yang dibutuhkan untuk memecah prekursor poliprotein virus dan membangkitkan fungsi protein virus.

  • Nama DagangNama GenerikGolonganSediaanDosis (per hari)DuviralTablet, kandungan: zidovudin 300mg, lamivudin 150mg2x1 tabletStavir ZeritStavudin (d4T)NsRTIKapsul: 30mg, 40mg>60kg: 2x40mg

  • Stadium KlinisBila tersedia pemeriksaan CD4Jika tidak tersedia pemeriksaan CD41Terapi antiretroviral dimulai bila CD4

  • Kombinasi ARV

  • Terapi ARV tidak dianjurkan dimulai pada pasien dengan limfosit CD4+ lebih dari 350 sel/mm3 dan viral load kurang dari 100.000 kopi/ml.

    Kondisi khusus: pengobatan profilaksis pada orang yang terpapar cairan tubuh yang mengandung virus HIV (post exposure prophylaxis) dan pencegahan penularan dari ibu ke bayi

  • a Terdapat gejala klinis gangguan kognitif atau disfungsi motorik yang mengganggu kerja atau aktivitas sehari-hari, tanpa dapat dijelaskan oleh penyebab lain selain infeksi HIV. Untuk menyingkirkan penyakit lain dilakukan pemeriksaan lumbal pungsi dan pemeriksaan pencitraan otak (CT scan atau MRI)b Berulang lebih dari satu episode dalam 1 tahunc Terdapat penurunan berat badan lebih dari 10% ditambah diare kronik (minimal 2 kali selama > 30 hari), atau kelemahan kronik dan demam lama (>30 hari, intermiten, atau konstan) tanpa dapat dijelaskan oleh penyakit/ kondisi lain (missal kanker, tuberkulosis, enteritis spesifik) selain HIV.

  • PROGNOSIS

    Mortalitas pasien AIDS mendekati 100% tetapi dengan adanya pengobatan ARV bermanfaat menurunkan morbiditas & mortalitas dini akibat infeksi oportunistik.

  • PENANGGULANGANProgram yang dianjurkan oleh WHO :Pendidikan kesehatan reproduksiProgram penyuluhan sebayaPaket pencegahan komprehensif untuk pengguna narkotikProgram pendidikan agamaProgram layanan pengobatan infeksi menular seksualProgram promosi kondomProgram pengadaan tempat untuk tes HIVDukungan untuk anak jalananProgram pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak dengan pemberian obat ARV.

  • KesimpulanAIDS adalah kumpulan gejala atau penyakit yang diakibatkan karena penurunan kekebalan tubuh akibat adanya infeksi oleh Human Imunodeficiency Virus (HIV) yang termasuk famili retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. Infeksi HIV terjadi melalui tiga jalur transmisi utama yakni transmisi melalui mukosa genital (hubungan seksual) transmisi langsung ke peredaran darah melalui jarum suntik yang terkontaminasi atau melalui komponen darah yang terkontaminasi, dan transmisi vertikal dari ibu ke janin. Secara umum, obat ARV dapat dibagi dalam 3 kelompok besar yakni: nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTI) , non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTI), dan protease inhibitors (PI).Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak Negara di seluruh dunia. Tidak ada satupun negara di dunia ini yang terbebas dari HIV.

  • Daftar PustakaDjoerban Z, Djauzi S. HIV/AIDS di Indonesia. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, eds. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2006UNAIDS-WHO. Report on the global HIV/AIDS epidemic 2010: executive summary. Geneva. 2010.Depkes RI. Pedoman Pengembangan Jejaring Layanan Dukungan, Perawatan dan Pengobatan HIV dan AIDS. Jakarta. 2008.Djauzi S, Djoerban Z. Penatalaksanaan HIV/AIDS di pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2002. Mustikawati DE. Epidemiologi dan pengendalian HIV/AIDS. In: Akib AA, Munasir Z, Windiastuti E, Endyarni B, Muktiarti D, editors. HIV infection in infants and children in Indonesia: current challenges in management. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM 2009Merati TP, Djauzi S. Respon imun infeksi HIV. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, eds. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI 2006Laporan statistik HIV/AIDS di Indonesia. 2009 [cited 2015 April 10]. Available at url: http://www.aidsindonesia.or.id

  • Terimakasih

    *